peran pihak dalam mbs

11
1 Tugas Makalah MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) “Peranan Masing- Masing Pihak Dalam Mbs” Oleh: Kelompok: 4 HUMIATI YUSNIATI ARIFUDDIN SULAIMAN SEMESTER IV JURUSAN TARBIYAH/PAI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SULTAN QAIMUDDIN KENDARI 2014

Upload: bagibagiilmu

Post on 06-Jul-2015

384 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Peranan Pihak dalam MBS

TRANSCRIPT

Page 1: Peran pihak dalam mbs

1

Tugas Makalah

MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH)

“Peranan Masing- Masing Pihak Dalam Mbs”

Oleh:

Kelompok: 4

HUMIATI

YUSNIATI

ARIFUDDIN

SULAIMAN

SEMESTER IV

JURUSAN TARBIYAH/PAI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SULTAN QAIMUDDIN

KENDARI

2014

Page 2: Peran pihak dalam mbs

2

DAFTAR ISI

Kata pengantar. .................................................................... ............................................i

Daftar isi ................................................................................. ........................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

Latar Belakang ....................................................................... ........................................1

Rumusan Masalah...........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

a. peranan Kantor Pendidikan Pusat Dan Daerah …………………………………….2

b. Peranan Dewan Sekolah dan Pengawas Sekolah …………………………………...2

c. Peranan Kepala Sekolah ……………............... ……………………………………3

d. Peranan Para Guru ............................................. …………………………………...4

e. Peranan Para Administrator ............................... …………………………………...4

f. Peranan Orang Tua dan Masyarakat ……………………………………………….4

g. Peranan komite sekolah .................................................... .......................................5

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................. ......................................6

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Peran pihak dalam mbs

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah salah satu dari Tripusat pendidikan yang dituntut untuk mampu

menjadikan output yang unggul. Gorton mengemukakan bahwa sekolah adalah suatu sistem

organisasi, di mana terdapat sejumlah orang yang bekerja sama dalam rangka mencapai

tujuan sekolah yang dikenal sebagai tujuan instruksional. Banyak upaya peningkatan mutu

pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya yaitu dengan menerapkan

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan konsep pengelolaan sekolah yang

ditujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di era desentralisasi pendidikan. Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) akan terlaksana apabila didukung oleh sumber daya manusia ( SDM

) yang memiliki kemampuan, integritas dan kemauan yang tinggi. Salah satu unsur SDM

yang dimaksud adalah guru, di mana guru merupakan faktor kunci keberhasilan peningkatan

mutu pendidikan karena guru ialah pengelola proses belajar mengajar bagi siswa,

B. Rumusan Masalah

a. Bagaiaman peranan Kantor Pendidikan Pusat Dan Daerah terhadap Mbs ?

b. Bagaimana Peranan Dewan Sekolah dan Pengawas Sekolah terhadap Mbs ?

c. Bagaimana Peranan Kepala Sekolah terhadap mbs ?

d. Bagaiamana Peranan Para Guru terhadap Mbs ?

e. Bagaimana Peranan Para Administrator terhadap Mbs ?

f. Bagaimana Peranan Orang Tua dan Masyarakat terhadap Mbs ?

g. Bagaiman peranan komite sekolah terhadap Mbs ?

Page 4: Peran pihak dalam mbs

4

BAB II

PEMBAHASAN

Peranan Masing-Masing Pihak Dalam MBS

Pihak-pihak yang dimaksud dalam manajemen berbasis sekolah adalah kantor pendidikan

pusat, kantor pendidikan daerah kabupaten atau kota, dewan sekolah, pengawas sekolah,

kepala sekolah, orang tua siswa dan masyarakat luas, komite sekolah. (lih. uraian

selengkapnya dalam Nurkolis, 2003: 115-128).

A). Peran Kantor Pendidikan Pusat dan Daerah

Peran dan fungsi Departemen Pendidikan di Indoensia di era otonomi daerah sesuai

dengan PP No.25 thn 2000 menyebutkan bahwa tugas pemerintah pusat antara lain

menetapkan standar kompetensi siswa dan warga, peraturan kurikulum nasional dan

sistem penilaian hasil belajar, peneytapan pedoman pelaksanaan pendidikan, penetapan

pedoman pembiayaan pedidikan, penetapan persyaratan, perpindahan, sertifikasi siswa,

warga belajar dan mahasiswa, menjaga kelangsungan proses pendidikan yang bermutu,

menjaga kesetaraan mutu antara daerah kabupaten/kota dan antra daerah provinsi agar

tidak terjadi kesenjangan yang mencolok, menjaga keberlangsungan pembentukan budi

pekerti, semangat kebangsaan dan jiwa nasionalisme melalui program pendidikan.

Peran pemerintah daerah adalah menfasilitasi dan membantu staf sekolah atas

tindakannya yang akan dilakukan sekolah, mengembangkan kinerja staf sekolah dan kinerja

siswa dan seleksi karyawan. Dalam kaitannya dengan kurikulum, menspesifikasi tujuan,

sasaran, dan hasil yang diharapkan dan kemudian memberikan kesempatan kepada sekolah

menentukan metode untuk menghasilkan mutu pembelajaran.

Pemerintah kabupaten/kota menjalankan tugas dan fungsi :

1). memberikan pelayanan pengelolaan atas seluruh satuan pendidikan negeri dan swasta;

2). memberikan pelayanan terhadap sekolah dalam mengelola seluruh aset atau sumber daya

pendidikan yang meliputi tenaga guru, prasarana dan sarana pendidikan, buku pelajaran, dana

pendidikan dan sebagainya;

3). melaksanakan pebertugas mbinaan dan pengurusan atas tenaga pendidik yang bertugas

pada satuan pendidikan. Selain itu dinas kab/kota bertugas sebagai evaluator dan inovator,

motivator, standarisator, dan informan, delegator dan koordinator.

Page 5: Peran pihak dalam mbs

5

B). Peran Dewan Sekolah dan Pengawas Sekolah

Dewan sekolah (komite sekolah) memiliki peran: menetapkan kebijakan-kebijakan

yang lebih luas, menyatukan dan memperjelas visi baik untuk pemerintah daerah dan

sekolah itu sendiri, menentukan kebijakan sekolah, visi dan misi sekolah dengan mengacu

kepada ketentuan nasional dan daerah, menganalisis kebijakan pendidikan, melakukan

komunikasi dengan pemerintah pusat, menyatukan seluruh komponen sekolah.

Pengawas sekolah berperan sebagai fasilitator antara kebijakan pemda kepada

masing-masing sekolah antara lain menjelaskan tujuan akademik dan anggarannya serta

memberikan bantuan teknis ketika sekolah menghadapi masalah dalam menerjemahkan

visi pemda. Mereka memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme staf

sekolah, melakukan eksperimen metode pengajaran, bertindak sebagai model dalam

melaksanakan MBS dengan cara melakukannya sendiri dan menciptakan jalur komunikasi

antara sekolah dan staf pemda.

c). Peran Kepala Sekolah

Pada tingkat sekolah, peran kepala sekolah sangat sentral sebagai figur pengambil

kebijakan dan keputusan strategis dalam pengembangan sekolah. Untuk itu dalam kerangka

MBS integritas dan profesionalitas kepala sekolah sangat dibutuhkan. Untuk itu peran

kepala sekolah memiliki banyak fungsi antara lain : Pertama, sebagai evaluator melakukan

pengukuran seperti kehadiran, kerajinan dan pribadi para guru, tenaga kependidikan,

administrasi sekolah dan siswa. Kedua, sebagai manajer memahami dan mampu

mengaplikasikan fungsi-fungsi manajerial (planning, organizing, actuating, dan controling

(lih. juga Ernie T. Sule dan Kurniawan Saefullah, 2005:6). Ketiga, sebagai administrator

bertugas, sebagai pengendali struktur organisasi (pelaporan dan kinerja sekolah),

melaksanakan administrasi substantif (kurikulum, siswa, personalia, keuangan, sarana, humas

dan administrasi umum). Keempat, sebagai supervisor (memberikan pembinaan atau

bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan). Kelima, sebagai leader (mampu

menggerakkan orang lain agar melakukan kewajibannya secara sadar dan sukarela). Keenam,

sebagai inovator (cermat dan cerdas melakukan pembaharuan pembaharuan dan inovasi-

inovasi baru). Ketujuh, sebagai motivator (memberikan semangat dan dorongan kepada para

guru dan staf untuk bergairah dalam pekerjaan).

Page 6: Peran pihak dalam mbs

6

Di samping enam fungsi di atas Wohlstetter dan Mohrman mengatakan bahwa kepala

sekolah adalah sebagai designer, motivator, fasilitator dan liasion. Sebagai designer membuat

rencana dengan memberikan kesempatan untuk terciptanya diskusidiskusi (secara

demokratis) menyangkut isu-isu dan permasalahan di seputar sekolah dengan tim

pengambil keputusan sekolah. Sebagai fasilitator mendorong proses pengembangan

kemampuan seluruh staf dan mampu menyediakan dan mempergunakan semua sumber

daya untuk pengembangan sekolah. Sebagai liasion atau penghubung sekolah dengan dunia

di luar sekolah, membawa ide-ide baru dan hasil-hasil penelitian di sekolah dan mampu

mengkomunikasikan kinerja dan hasil sekolah kepada stakeholder di luar sekolah

(Nurkolis, 2003: 119-122). Dari fungsi fungsi di atas E, Mulyasa (2005:97) menambahkan

satu fungsi lagi, yakni sebagai educator (pendidik), yakni mampu memberikan pembinaan

(mental, moral, fisik dan artistik) kepada para guru dan staf serta para siswa.

d). Peran Para Guru

Pedagogik reflektif menunjuk tanggung-jawab pokok pembentukan moral maupun

intelektual dalam sekolah terletak pada para guru. Karena dengan dan melalui peran para guru

hubungan personal autentik untuk penanaman nilai-nilai bagi para siswa berlangsung (Paul

Suparno, dkk, 2002:61-62). Untuk itu guru yang profesional dalam kerangka pengembangan

MBS perlu memiliki kompetensi antara lain kompetensi kepribadian (a.l. integritas, moral,

etika dan etos kerja), kompetensi akademik (a.l. sertifikasi kependidikan, menguasai bidang

tugasnya dan belajar belajar) dan kompetensi kinerja (a.l. terampil dalam pengelolaan

pembelajaran).

Pemberdayaan dan akuntabilitas para guru adalah syarat penting dalam MBS. Menurut

Cheng (1996) peran para guru adalah sebagai rekan kerja, pengambil keputusan, dan

pengimplementasi program pengajaran (Nurkolis, 2003:123).

e ). Peran Para Administrator

Cheng (1996) juga mengemukakan bahwa peran administrator sekolah dalam MBS

adalah pengembang dan pemimpin dalam mencapai tujuan. Mereka mengembangkan

tujuan-tujuan baru untuk sekolah secara kontekstual dan memimpin warga sekolah untuk

mencapai tujuan dan berkolaborasi dan terlibat penuh dalam fungsi-fungsi sekolah. Mereka

memperbesar sumber-sumber daya untuk mempromosikan perkembangan sekolah (Nurkolis,

2003: 23).

f). Peran Orang Tua dan Masyarakat

Page 7: Peran pihak dalam mbs

7

Karakteristik yang paling menonjol dalam konsep MBS adalah pemberdayaan

partisipasi para orang tua dan masyarakat. Peran orang tua dan masyarakat secara

kelembagaan adalah dalam dewan sekolah atau komite sekolah. Filosofi yang menjadi

landasan adalah bahwa pendidikan yang pertama dan utama adalah dalam keluarga (orang

tua) dan masyarakat adalah pelanggan pendidikan yang perkembangannya dipengaruhi

oleh kualitas para lulusan. Sekolah memiliki fungsi subsidier, fungsi primer pendidikan ada

pada orang tua (Piet Go, 2000: 46). Untuk itu orang tua dan masyarakat perlu dilibatkan

dalam pengelolaan dan pengembangan sekolah.

Menurut Cheng (1989) ada dua bentuk pendekatan untuk mengajak orang tua dan

masyarakat berpartisipasi aktif dalam pendidikan. Pertama, pendekatan school-based

dengan cara mengajak orang tua siswa datang ke skolah melalui pertemuan-pertemuan,

konferensi, diskusi guru-orang tua dan mengunjungi anaknya yang sedang belajar di

sekolah. Kedua, pendekatan home-based, yaitu orang tua membantu anaknya belajar di rumah

bersama-sama dengan guru yang berkunjung ke rumah (Nurkolis, 2003:126).

g). Peran Komite Sekolah

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan

pendidikan baik dari jalur pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun

pendidikan luar sekolah. Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor :

044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah tanggal 02 april 2002, maka

pengertian dan nama komite sekolah adalah sebagai berikut : 1. Komite sekolah adalah

badan mandiri yang mewadahi peran peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan

mutu, pemerataan, dan efesiensi penelolaan pendidikan di satuan pendidikan. 2. Nama komite

sekolah disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing satuan pendidikan. 3.

BP3, Komite sekolah atau majelis yang sudah ada dapat memperluas fungsi, peran, dan

keanggotaan sesuai dengan acuan. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat

terhadap kualitas pelayanan dan hasil pendidikan yang diberikan oleh sekolah, dan dalam

rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu.

Page 8: Peran pihak dalam mbs

8

BAB III

KESIMPULAN

Peran pemerintah daerah adalah menfasilitasi dan membantu staf sekolah atas

tindakannya yang akan dilakukan sekolah, mengembangkan kinerja staf sekolah dan kinerja

siswa dan seleksi karyawan. Dalam kaitannya dengan kurikulum, menspesifikasi tujuan,

sasaran, dan hasil yang diharapkan dan kemudian memberikan kesempatan kepada sekolah

menentukan metode untuk menghasilkan mutu pembelajaran.

Pengawas sekolah berperan sebagai fasilitator antara kebijakan pemda kepada masing-

masing sekolah antara lain menjelaskan tujuan akademik dan anggarannya serta memberikan

bantuan teknis ketika sekolah menghadapi masalah dalam menerjemahkan visi pemda.

Mereka memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme staf sekolah,

melakukan eksperimen metode pengajaran, bertindak sebagai model dalam melaksanakan

MBS dengan cara melakukannya sendiri dan menciptakan jalur komunikasi antara sekolah

dan staf pemda.

Dewan sekolah (komite sekolah) memiliki peran: menetapkan kebijakan-kebijakan

yang lebih luas, menyatukan dan memperjelas visi baik untuk pemerintah daerah dan

sekolah itu sendiri, menentukan kebijakan sekolah, visi dan misi sekolah dengan mengacu

kepada ketentuan nasional dan daerah, menganalisis kebijakan pendidikan, melakukan

komunikasi dengan pemerintah pusat, menyatukan seluruh komponen sekolah.

Pengawas sekolah berperan sebagai fasilitator antara kebijakan pemda kepada

masing-masing sekolah antara lain menjelaskan tujuan akademik dan anggarannya serta

memberikan bantuan teknis ketika sekolah menghadapi masalah dalam menerjemahkan

visi pemda. Mereka memberikan kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme staf

sekolah, melakukan eksperimen metode pengajaran, bertindak sebagai model dalam

melaksanakan MBS dengan cara melakukannya sendiri dan menciptakan jalur komunikasi

antara sekolah dan staf pemda.

Pada tingkat sekolah, peran kepala sekolah sangat sentral sebagai figur pengambil

kebijakan dan keputusan strategis dalam pengembangan sekolah. Untuk itu dalam kerangka

MBS integritas dan profesionalitas kepala sekolah sangat dibutuhkan. Untuk itu peran

kepala sekolah memiliki banyak fungsi antara lain : Pertama, sebagai evaluator melakukan

Page 9: Peran pihak dalam mbs

9

pengukuran seperti kehadiran, kerajinan dan pribadi para guru, tenaga kependidikan,

administrasi sekolah dan siswa. Kedua, sebagai manajer memahami dan mampu

mengaplikasikan fungsi-fungsi manajerial (planning, organizing, actuating, dan controling

(lih. juga Ernie T. Sule dan Kurniawan Saefullah, 2005:6). Ketiga, sebagai administrator

bertugas, sebagai pengendali struktur organisasi (pelaporan dan kinerja sekolah),

melaksanakan administrasi substantif (kurikulum, siswa, personalia, keuangan, sarana, humas

dan administrasi umum). Keempat, sebagai supervisor (memberikan pembinaan atau

bimbingan kepada para guru dan tenaga kependidikan). Kelima, sebagai leader (mampu

menggerakkan orang lain agar melakukan kewajibannya secara sadar dan sukarela). Keenam,

sebagai inovator (cermat dan cerdas melakukan pembaharuan pembaharuan dan inovasi-

inovasi baru). Ketujuh, sebagai motivator (memberikan semangat dan dorongan kepada para

guru dan staf untuk bergairah dalam pekerjaan).

Pemberdayaan dan akuntabilitas para guru adalah syarat penting dalam MBS. Menurut

Cheng (1996) peran para guru adalah sebagai rekan kerja, pengambil keputusan, dan

pengimplementasi program pengajaran (Nurkolis, 2003:123).

Cheng (1996) juga mengemukakan bahwa peran administrator sekolah dalam MBS

adalah pengembang dan pemimpin dalam mencapai tujuan. Mereka mengembangkan

tujuan-tujuan baru untuk sekolah secara kontekstual dan memimpin warga sekolah untuk

mencapai tujuan dan berkolaborasi dan terlibat penuh dalam fungsi-fungsi sekolah. Mereka

memperbesar sumber-sumber daya untuk mempromosikan perkembangan sekolah (Nurkolis,

2003: 23). Peran orang tua dan masyarakat secara kelembagaan adalah dalam dewan sekolah

atau komite sekolah. Filosofi yang menjadi landasan adalah bahwa pendidikan yang

pertama dan utama adalah dalam keluarga (orang tua) dan masyarakat adalah pelanggan

pendidikan yang perkembangannya dipengaruhi oleh kualitas para lulusan. Sekolah

memiliki fungsi subsidier, fungsi primer pendidikan ada pada orang tua (Piet Go, 2000:

46). Untuk itu orang tua dan masyarakat perlu dilibatkan dalam pengelolaan dan

pengembangan sekolah.

Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam

rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan

pendidikan baik dari jalur pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah maupun

pendidikan luar sekolah.

Page 11: Peran pihak dalam mbs

11