02 materi mbs april 2011

69
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah i

Upload: rachel-taylor

Post on 10-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mbs

TRANSCRIPT

Page 1: 02 Materi Mbs April 2011

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Materi Pelatihan Penguatan KemampuanKepala Sekolah

PUSAT PENGEMBANGAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

i

Page 2: 02 Materi Mbs April 2011

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

2011SAMBUTAN

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

PENDIDIKAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Dalam rangka pelaksanaan program penguatan kemampuan

kepala sekolah yang merupakan amanat Inpres No 1 tahun 2010,

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan

dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMP dan PMP) telah

menyusun materi pelatihan untuk penguatan kemampuan kepala

sekolah. Pengembangan materi tersebut telah mengacu pada

standar kepala sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam

Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala

Sekolah/Madrasah. Saya memberikan penghargaan yang tinggi

kepada Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan atas

dihasilkannya materi penguatan kemampuan kepala sekolah

dalam rangka meningkatkan kompetensi kepala sekolah.

Materi pelatihan ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi

individu kepala sekolah dan lembaga yang terkait dalam

penguatan kemampuan kepala sekolah di propinsi dan

kabupaten/kota. Berbagai pihak yang ingin berkontribusi

terhadap program penguatan kepala sekolah dapat memperkaya

dengan berbagai referensi dan khasanah bacaan lainnya untuk

mewujudkan kepala sekolah yang profesional dan akuntabel.

Semoga semua usaha kita untuk penguatan kemampuan

kepala sekolah sesuai dengan standar kepala sekolah

sebagaimana diamanahkan dalam Permendiknas No. 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dapat

diwujudkan sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan di

sekolahnya dan menghasilkan lulusan yang cerdas, kreatif,

inovatif, berpikir kritis, cakap menyelesaikan masalah, dan

bernaluri kewirausahaan.

Jakarta, Maret 2011Kepala Badan PSDMP dan PMP

ii

Page 3: 02 Materi Mbs April 2011

Prof. Dr. Syawal Gultom, M.PdNIP.196202031987031002

KATA PENGANTAR

Materi pelatihan yang telah disusun merupakan bagian dari

rencana pelaksanaan program penguatan kepala sekolah,

program kedua dari delapan program 100 hari Mendiknas.

Program penguatan kemampuan kepala sekolah sangat penting

mengingat peran strategis kepala sekolah di dalam proses

peningkatan mutu pendidikan.

Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di

dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran

yang mampu menumbuhkan berpikir kritis, kreatif, inovatif,

cakap menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan

bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Materi

pelatihan ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

peningkatan kompetensi kepala sekolah sesuai yang

diamanahkan Permendiknas No 13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah/Madrasah.

Kami menyadari bahwa materi pelatihan ini masih jauh dari

sempurna. Namun kami perlu menyampaikan penghargaan

kepada tim penyusun yang telah berusaha dan berhasil

menyiapkan materi pelatihan yang dapat dijadikan bahan

bacaan bagi usaha peningkatan kompetensi kepala sekolah.

Berbagai pihak yang terkait dengan penguatan kemampuan

kepala sekolah dapat memperkaya dengan materi yang lain

sepanjang mencapai tujuan yang sama yaitu meningkatkan

kompetensi kepala sekolah sesuai dengan Permendiknas No 13

Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Semoga materi pelatihan ini bermanfaat bagi usaha

penguatan kemampuan kepala sekolah di seluruh

kabupaten/kota di Indonesia.

iii

Page 4: 02 Materi Mbs April 2011

Jakarta, Maret 2011Kepala Pusat

PengembanganTenaga Kependidikan

Dr. Abi Sujak

NIP. 19621011 198601 1

001

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN .................................................................................

i

KATA PENGANTAR.......................................................................

ii

DAFTAR ISI.................................................................................

iii

PENDAHULUA

N............................................................................1

A. Latar

Belakang .....................................................................1

B. Kompetensi yang

Diharapkan ................................................1

C. Ruang Lingkup

Materi............................................................1

D. Langkah-langkah

Pembelajaran..............................................1

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP MANAJEMEN BERBASIS

SEKOLAH ..................................... 3

A. Penganta 3

iv

Page 5: 02 Materi Mbs April 2011

r ............................................................................

B. Materi

Pokok ..........................................................................3

C. Kasus …………………………………………....

……………………….............14

D. Rangkuman …………...……………………....

………………………............15

KEGIATAN BELAJAR 2

PELAKSANAAN

MBS ...................................................................... 16

A. Penganta

r ..............................................................................16

B. Materi

Pokok.........................................................................17

C. Latihan............................................................................

.......23

D. Rangkuman.......................................................................

......24

KEGIATAN BELAJAR 3

TATA KELOLA YANG

BAIK ............................................................. 25

A. Penganta

r ...........................................................................25

B. Materi

Pokok........................................................................25

C. Kasus

.....................................................................................31

D. Rangkuman....................................................................... 36

v

Page 6: 02 Materi Mbs April 2011

......

KEGIATAN BELAJAR 4

MONITORING DAN

EVALUASI ........................................................ 37

A. A.

Pengantar ........................................................................

......

37

B. Materi

Pokok..........................................................................38

C. Kasu

s.....................................................................................42

D. Rangkuman.......................................................................

......42

REFLEKSI .................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................44

vi

Page 7: 02 Materi Mbs April 2011

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menyatakan

bahwa seorang kepala sekolah/madrasah harus memiliki lima

dimensi kompetensi minimal yaitu kepribadian, manajerial,

kewirausahaan, supervisi, dan sosial. Untuk mencapai lima

kompetensi tersebut, lima materi pelatihan telah disusun

yaitu: (1) Manajemen Berbasis Sekolah/MBS, (2)

Kepemimpinan Pembelajaran, (3) Kewirausahaan, (4)

Supervisi Akademik, dan (5) Penelitian Tindakan Sekolah.

B. Kompetensi yang Diharapkan

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan belajar MBS, peserta

penguatan kepala sekolah diharapkan memiliki kompetensi-

kompetensi berikut:memahami konsep MBS, mengidentifikasi

tahap-tahap pelaksanaan MBS, menerapkan tata kelola yang

baik dalam MBS, danmelaksanakan monitoring dan evaluasi

MBS.

C. Ruang Lingkup Materi

Untuk mencapai empat kompetensi MBS terdapat empat

bahan pelatihan (kegiatan belajar), yaitu: Konsep MBS;

Pelaksanaan MBS;Tata Kelola yang Baik; dan Monitoring dan

Evaluasi.

D. Langkah-langkah Pembelajaran

Materi pelatihan ini dirancang untuk dipelajari oleh kepala

sekolah/madrasah dalam pelatihan. Oleh karena itu langkah-

langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari materi

pelatihan ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. 1

Page 8: 02 Materi Mbs April 2011

Aktivitas Kelompok

Aktivitas Individu

Membaca Materi Pelatihan

MendiskusikanMateri Pelatihan

Melaksanakan Latihan/Tugas/

Studi Kasus

Sharing dalam latihan

menyelesaikan masalah/kasus

Membuat Rangkuman

Membuat Rangkuman

Melakukan Refleksi

Aktivitas individual meliputi: (1) membaca materi pelatihan,

(2) melakukan latihan/mengerjakan tugas, menyelesaikan

masalah/kasus pada setiap kegiatan belajar, (3) membuat

rangkuman, dan (4) melakukan refleksi. Sedangkan aktivitas

kelompok meliputi: (1) mendiskusikan materi pelatihan, (2)

bertukar pengalaman (sharing) dalam melakukan latihan

menyelesaikan masalah/kasus, dan (3) membuat rangkuman.

Langkah-langkah pembelajaran dapat digambarkan seperti

berikut.

Gambar : Langkah-langkah Kegiatan Pelatihan

2

Page 9: 02 Materi Mbs April 2011

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!

A. Pengantar

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh

bangsa Indonesia adalah masih rendahnya mutu

pendidikan. Berbagai upaya telah dan sedang dilakukan

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, misalnya

pengembangan delapan standar nasional pendidikan,

alokasi dana pendidikan minimal 20% APBN dan APBD,

sertifikasi pendidik beserta tunjangan profesinya,

penerapan ujian nasional, peningkatan partisipasi

masyarakat dalam pendidikan, dan sejumlah terobosan

baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

B. Materi Pokok

Pada bagian ini akan diuraikan seperlunya mengenai

topik-topik berikut: (1) pola baru manajemen pendidikan

masa depan, (2) arti MBS, (3) tujuan MBS, (4) karakteristik

MBS, dan (5) urusan-urusan yang menjadi kewenangan dan

tanggungjawab sekolah.

1. Pola Baru Manajemen Pendidikan Masa Depan

Bukti-bukti empirik lemahnya pola lama manajemen

pendidikan nasional dan digulirkannya otonomi daerah

3

Page 10: 02 Materi Mbs April 2011

telah mendorong dilakukannya penyesuaian dari pola lama

manajemen pendidikan menuju pola baru.

Tabel Dimensi-Dimensi Perubahan Pola Manajemen

Pendidikan

2.

Arti MBS

MBS dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang

memberikan otonomi, dan keluwesan (fleksibilitas)

4

Pola Lama Menuju Pola Baru

Subordinasi Otonomi

Pengambilan

keputusan terpusat

Pengambilan keputusan

partisipatif

Ruang gerak kaku Ruang gerak luwes

Pendekatan

birokratik

Pendekatan professional

Sentralistik Desentralistik

Diatur Motivasi diri

Overregulasi Deregulasi

Mengontrol Mempengaruhi

Mengarahkan Memfasilitasi

Menghindari resiko Mengelola resiko

Gunakan uang

semuanya

Gunakan uang seefisien

mungkin

Individual yang

cerdas

Teamwork yang cerdas

Informasi terpribadi Informasi terbagi

Pendelegasian Pemberdayaan

Organisasi herarkis Organisasi datar

Page 11: 02 Materi Mbs April 2011

yang lebih besar kepada sekolah, dan

mendorongpartisipasiaktif langsung warga sekolah dan

masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah

berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Anonim, 2007).

3.Tujuan MBS

MBS bertujuan untuk meningkatkan kinerja sekolah melalui

pemberian kewenangan dan tanggungjawab yang lebih besar

kepada sekolah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-

prinsip tata kelola sekolah yang baik yaitu partisipasi,

transparansi, dan akuntabilitas. Peningkatan kinerja

sekolah yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas,

efektivitas, efisiensi, produktivitas, dan inovasi

pendidikan.Prinsip MBS menurut PP 19 Tahun 2005

tentang Standar Pendidikan Nasional, pasal 54 adalah

mandiri, efisien, efektif, dan akuntabel.

4.Karakteristik MBS

MBS memiliki karakteristik yang perlu dipahami oleh

sekolah yang akan menerapkannya.Pendekatan sistem

yaitu input-proses-outputdigunakan sebagai panduan

dalam menguraikan karakteristik MBS.

a. Output yang Diharapkan

Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output

sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh

proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada

umumnya, output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

prestasi akademik (academic achievement) dan prestasi

non-akademik (non-academic achievement).

b. Proses

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki 15

5

Page 12: 02 Materi Mbs April 2011

karakteristik proses sebagai berikut.

(1) Proses Pembelajaran yang Efektivitasnya Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki

efektivitas proses pembelajaran yang tinggi. Ini

ditunjukkan oleh sifat proses pembelajaran yang

menekankan pada pemberdayaan peserta didik.

Proses pembelajaran yang efektif juga lebih

menekankan pada belajar mengetahui (learning to

know), belajar bekerja (learning to do), belajar

hidup bersama (learning to live together), dan

belajar menjadi diri sendiri (learning to be).

(2) Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Kuat

Kepala sekolah merupakan salah satu faktor

yang dapat mendorong sekolah untuk dapat

mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran

sekolahnya melalui program-program yang

dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh

karena itu, kepala sekolah dituntut memiliki

kemampuan manajemen dan kepemimpinan yang

tangguh agar mampu mengambil keputusan dan

inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan mutu

sekolah.

(3) Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib

Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar

yang aman, tertib, dan nyaman sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman

(enjoyable learning).

6

Page 13: 02 Materi Mbs April 2011

Pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari

analisis kebutuhan, perencanaan, pengembangan,

evaluasi kinerja, hubungan kerja sehingga sampai

pada imbal jasa, merupakan garapan penting bagi

seorang kepala sekolah.

(4) Sekolah Memiliki Budaya Mutu

Budaya mutu memiliki elemen-elemen sebagai

berikut: (a) informasi kualitas harus digunakan

untuk perbaikan, bukan untuk

mengadili/mengontrol orang; (b) kewenangan harus

sebatas tanggungjawab; (c) hasil harus diikuti

penghargaan (rewards) atau sanksi (punishment);

(d) kolaborasi dan sinergi, bukan kompetisi, harus

merupakan basis untuk kerjasama; (e) warga

sekolah merasa aman terhadap pekerjaannya; (f)

atmosfir keadilan (fairness) harus ditanamkan; (g)

imbal jasa harus sepadan dengan nilai

pekerjaannya; dan (h) warga sekolah merasa

memiliki sekolah.

(5) Sekolah Memiliki “Teamwork” yang Kompak, Cerdas,

dan Dinamis

Budaya kerjasama antar fungsi dalam

sekolah, antar individu dalam sekolah, harus

merupakan kebiasaan hidup sehari-hari warga

sekolah.

(6) Sekolah Memiliki Kewenangan

Sekolah memiliki kewenangan untuk

melakukan yang terbaik bagi sekolahnya sehingga

dituntut untuk memiliki kemampuan dan

7

Page 14: 02 Materi Mbs April 2011

kesanggupan kerja yang tidak selalu

menggantungkan pada atasan.

(7) Partisipasi yang Tinggi dari Warga Sekolah dan

Masyarakat

Sekolah yang menerapkan MBS memiliki

karakteristik bahwa partisipasi warga sekolah dan

masyarakat merupakan bagian kehidupannya.

(8) Sekolah Memiliki Keterbukaan (Transparansi)

Manajemen

Keterbukaan ini ditunjukkan dalam

pengambilan keputusan, perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan

sebagainya, yang selalu melibatkan pihak-pihak

terkait sebagai alat kontrol.

(9) Sekolah Memiliki Kemauan untuk Berubah (psikologis

dan Fisik)

Perubahan harus merupakan sesuatu yang

menyenangkan bagi semua warga sekolah.

Perubahan merupakan peningkatan, baik bersifat

fisik maupun psikologis.Hasil perubahan diharapkan

lebih baik dari sebelumnya.

(10)Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara

Berkelanjutan

Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya

ditujukan untuk mengetahui tingkat daya serap dan

kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting

adalah bagaimana memanfaatkan hasil evaluasi

belajar tersebut untuk memperbaiki dan

8

Page 15: 02 Materi Mbs April 2011

menyempurnakan proses pembelajaran di sekolah.

(11) Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadap

Kebutuhan

Sekolah selalu tanggap (responsif) terhadap

berbagai aspirasi yang muncul bagi peningkatan

mutu, serta mampu mengantisipasi hal-hal yang

mungkin bakal terjadi.

(12) Memiliki Komunikasi yang Baik

Sekolah yang efektif umumnya memiliki

komunikasi yang baik, terutama antar warga

sekolah, dan antar sekolah dan masyarakat,

sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

masing-masing warga sekolah dapat diketahui.

(13) Sekolah Memiliki Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah bentuk

pertanggungjawaban yang harus dilakukan sekolah

terhadap keberhasilan program yang telah

dilaksanakan. Akuntabilitas ini berbentuk laporan

prestasi yang dicapai dan dilaporkan kepada

pemerintah, orangtua siswa, dan masyarakat.

(14) Manajemen Lingkungan Hidup Sekolah Bagus

Sekolah efektif melaksanakan manajemen

lingkungan hidup sekolah secara efektif. Sekolah

melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan kesadaran warga

sekolah tentang nilai-nilai lingkungan hidup dan

mampu mengubah perilaku dan sikap warga

sekolah untuk menuju lingkungan hidup yang

9

Page 16: 02 Materi Mbs April 2011

sehat.

(15) Sekolah memiliki Kemampuan Menjaga

Sustainabilitas

Sekolah yang efektif juga memiliki

kemampuan untuk menjaga kelangsungan

hidupnya (sustainabilitasnya) baik dalam program

maupun pendanaannya.

c. Input Pendidikan

(1) Memiliki Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu yang Jelas

Secara formal, sekolah menyatakan dengan

jelas tentang keseluruhan kebijakan, tujuan, dan

sasaran sekolah yang berkaitan dengan mutu.

Kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu tersebut

dinyatakan oleh kepala sekolah. Kebijakan, tujuan,

dan sasaran mutu tersebut disosialisasikan kepada

semua warga sekolah, sehingga tertanam

pemikiran, tindakan, kebiasaan, hingga sampai

pada kepemilikan karakter mutu oleh warga

sekolah.

(2) Sumberdaya Tersedia dan Siap

Sumberdaya merupakan input penting yang

diperlukan untuk berlangsungnya proses

pendidikan di sekolah. Sumberdaya dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumberdaya

manusia dan sumberdaya lainnya (uang,

peralatan, perlengkapan, bahan, dan sebagainya).

Secara umum, sekolah yang menerapkan MBS

harus memiliki tingkat kesiapan sumberdaya yang

10

Page 17: 02 Materi Mbs April 2011

memadai untuk menjalankan proses pendidikan.

Oleh sebab itu, diperlukan kepala sekolah yang

mampu memobilasi sumberdaya yang ada di

sekitarnya.

(3) Staf yang Kompeten dan Berdedikasi Tinggi

Sekolah yang efektif pada umumnya memiliki

staf yang mampu (kompeten) dan berdedikasi

tinggi terhadap sekolahnya.

(4) Memiliki Harapan Prestasi yang Tinggi

Sekolah yang menerapkan MBS mempunyai

dorongan dan harapan yang tinggi untuk

meningkatkan prestasi peserta didik dan

sekolahnya. Harapan tinggi dari kepala sekolah,

guru, dan peserta didik di sekolah merupakan

salah satu faktor yang menyebabkan sekolah

selalu dinamis untuk selalu menjadi lebih baik dari

keadaan sebelumnya.

(5) Fokus pada Pelanggan (Khususnya Siswa)

Pelanggan, terutama siswa, harus merupakan

fokus dari semua kegiatan sekolah.

(6) Input Manajemen

Kelengkapan dan kejelasan input manajemen

akan membantu kepala sekolah mengelola

sekolahnya dengan efektif. Input manajemen yang

dimaksud meliputi: tugas yang jelas, rencana yang

rinci dan sistematis, program yang mendukung

bagi pelaksanaan rencana, ketentuan-ketentuan

(aturan main) yang jelas.

11

Page 18: 02 Materi Mbs April 2011

5. Urusan-urusan yang Menjadi Kewenangan dan

Tanggung Jawab Sekolah

Desentralisasi urusan-urusan pendidikan di sekolah tidak

semua urusan dilimpahkan ke sekolah, tetapi sebagian

urusan masih merupakan kewenangan dan tanggungjawab

Pemerintah, pemerintah propinsi, pemerintah

kabupaten/kota, dan sebagian urusan lainnya diserahkan

ke sekolah. Urusan-urusan pendidikan yang sebagian

menjadi kewenangan dan tanggungjawab sekolah, yaitu:

(1) proses belajar mengajar, (2) perencanaan dan evaluasi

program sekolah, (3) pengelolaan kurikulum, (4)

pengelolaan ketenagaan, (5) pengelolaan peralatan dan

perlengkapan, (6) pengelolaan keuangan, (7) pelayanan

siswa, (8) hubungan sekolah-masyarakat, dan (9)

pengelolaan kultur sekolah.

(1)Pengelolaan Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama

sekolah. Secara umum, strategi/metode/teknik

pembelajaran dan pengajaran yang dipilih harus pro-

perubahan.

(2) Perencanaan dan Evaluasi

Sekolah diberi kewenangan untuk menyusun

rencana pengembangan sekolah (RPS) atau school-

based plan sesuai dengan kebutuhannya. Sekolah harus

membuat rencana peningkatan pemerataan, mutu,

relevansi dan efisiensi sekolah.Untuk itu, sekolah harus

melakukan evaluasi, khususnya evaluasi yang dilakukan

secara internal.

(3) Pengelolaan Kurikulum

12

Page 19: 02 Materi Mbs April 2011

Pengelolaan kurikulum yang dimaksud dinamakan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pemerintah

Pusat hanya menetapkan standar dan sekolah

diharapkan mengoperasionalkan standar yang

ditetapkan oleh pemerintah pusat. Selanjutnya sekolah

berhak mengembangkan KTSP ke dalam silabus, materi

pokok pembelajaran, proses pembelajaran, indikator

kunci kinerja, sistem penilaian, dan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

(4)Pengelolaan Ketenagaan (Pendidik dan Tenaga Kependidikan)

Pengelolaan ketenagaan, mulai dari analisis

kebutuhan, perencanaan, rekrutmen, pengembangan,

hadiah dan sanksi (reward and punishment), hubungan

kerja, sampai evaluasi kinerja tenaga kerja sekolah

(guru, tenaga administrasi, laboran, dan sebagainya)

dapat dilakukan oleh sekolah, kecuali pengupahan dan

rekrutmen pegawai negeri.

(5) Pengelolaan Fasilitas (Peralatan dan

Perlengkapan)

Pengelolaan fasilitas sekolah meliputi pengadaan,

pemeliharaan dan perbaikan, hingga pengembangan.

(6) Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan dan penggunaan keuangan menjadi

kewenangan sekolah sesuai kebutuhannya. Sekolah juga

harus diberi kebebasan untuk melakukan “kegiatan-

kegiatan yang mendatangkan penghasilan” (income

generating activities), sehingga sumber keuangan tidak

semata-mata tergantung pada pemerintah.

(7)Pelayanan Siswa

13

Page 20: 02 Materi Mbs April 2011

ProsesBelajarMengajar

Perencanaan dan evaluasiPengelolaan KurikulumPengelolaan KetenagaanPengelolaan peralatan dan perlengkapanPengelolaan KeuanganPelayanan siswaHumasPengelolaan kultur sekolah

Prestasi Siswa

Input Proses Output

Pelayanan siswa, mulai dari penerimaan siswa baru,

pengembangan/pembinaan/pembimbingan, penempatan

untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki dunia

kerja, hingga sampai pada pengurusan alumni.

(8) Hubungan Sekolah-Masyarakat

Esensi hubungan sekolah-masyarakat adalah untuk

meningkatkan keterlibatan, kepedulian, kepemilikan,

dan dukungan dari masyarakat terutama dukungan

moral dan finansial.

(9) Pengelolaan Kultur Sekolah

Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme

dan harapan/ekspektasi yang tinggi dari warga sekolah,

kesehatan sekolah, dan kegiatan-kegiatan yang terpusat

pada siswa (student-centered activities).

Uraian di atas dapat digambarkan sebagai berikut.

14

Page 21: 02 Materi Mbs April 2011

Gambar 1. Urusan-urusan yang Didesentralisasikan

C. Kasus

Kasus untuk semua Kepala Sekolah

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Buat

powerpointnya! Sajikan di depan kelompok lainnya untuk

mendapat komentar-komentar dan saran-saran sebagai

umpan balik!

15

Page 22: 02 Materi Mbs April 2011

Kemajuan Sekolah, sebenarnya tidak hanya berada di

pundak kepala sekolahnya saja, melainkan tim kerja yang

terdiri guru, karyawan, siswa, dan komite sekolah. Kepedulian

para guru terhadap materi yang diajarkan, kepedulian para

orang tua terhadap mutu pendidikan yang telah diterima

anaknya, dan juga kepedulian komite sekolah terhadap

kualitas sekolah yang turut mereka kelola. Disamping itu

terbuka kemungkinan untuk membuat jalur hubungan

dengan pihak di luar dinas pendidikan setempat, misalnya

mendorong pihak swasta untuk menyelenggarakan

pendidikan yang tidak jauh dari wilayah kerjanya.

Kontribusi pihak swasta bisa kita masukkan pada aneka

aspek. Mulai dari kontribusi fisik sampai pada peningkatan

mutu guru dan kepala sekolah melalui penyelenggaraan

pelatihan. Sponsor-sponsor utamanya dapat ditarik dari pihak

swasta. Dalam kenyataannya, semua cerita diatas belum

terjadi secara maksimal (dimodifikasi dari cerita Ade Hidayat,

Guru SD Cipayung, Bogor). Upaya-upaya apa yang harus

dilakukan agar teamwork yang kompak, cerdas, dinamis,

harmonis, dan lincah, baik di dalam sekolah maupun dengan

pihak di luar sekolah dapat diwujudkan secara ikhlas dan

amanah?

D. Rangkuman

MBS dapat diartikan sebagai model pengelolaan yang

memberikan otonomi, dan keluwesan (fleksibilitas) yang lebih

besar kepada sekolah, dan mendorongpartisipasiaktif

langsung warga sekolah dan masyarakat untuk

meningkatkan mutu sekolah.MBS bertujuan untuk

meningkatkan kinerja sekolah.mandiri, efisien, efektif, dan

akuntabel.Karakteristik MBS meliputi: (1) input,(2) proses,

dan (3) input pendidikan.

16

Page 23: 02 Materi Mbs April 2011

KEGIATAN BELAJAR 2

PELAKSANAAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!

A. Pengantar

Pelaksanaan MBS sudah sepantasnya menerapkan pendekatan

“idiograpik” (membolehkan adanya keberbagaian cara

melaksanakan MBS) dan bukan lagi menggunakan pendekatan

“nomotetik” (cara melaksanakan MBS yang cenderung

seragam/konformitas untuk semua sekolah). Oleh karena itu,

dalam arti yang sebenarnya, tidak ada satu resep pelaksanaan

MBS yang sama untuk diberlakukan ke semua sekolah. Tetapi

satu hal yang perlu diperhatikan bahwa mengubah

pendekatan manajemen berbasis pusat menjadi manajemen

berbasis sekolah bukanlah merupakan proses sekali jadi dan

bagus hasilnya (one-shot and quick-fix), akan tetapi

merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus

dan melibatkan semua pihak yang berwenang dan

bertanggungjawab dalam penyelenggaraan sekolah. Paling

tidak, proses menuju MBS memerlukan perubahan empat hal

pokok berikut.

(1)Perlu penyempurnaan peraturan-peraturan, ketentuan-

ketentuan, dan kebijakan-kebijakan bidang pendidikan

yang ada di daerah yang menjadikan sekolah bersifat

otonom dan mendudukkannya sebagai unit utama.

(2)Kebiasaan (routines) berperilaku warga (unsur-unsur)

sekolah perlu disesuaikan karena MBS menuntut

17

Page 24: 02 Materi Mbs April 2011

kebiasaan-kebiasaan berperilaku baru yang mandiri,

kreatif, proaktif, sinergis, koordinatif/kooperatif, integratif,

sinkron, luwes, dan professional.

(3)Peran sekolah yang selama ini biasa diatur (mengikuti apa

yang diputuskan oleh birokrat diatasnya) perlu disesuaikan

menjadi sekolah yang bermotivasi-diri tinggi (self-

motivator).

(4)Hubungan antar warga (unsur-unsur) dalam sekolah,

dengan instansi terkait.

B. Materi Pokok

1. Tahap-tahap Pelaksanaan

a. Melakukan Sosialisasi MBS

Sosialisasi konsep MBS dilakukan oleh sekolah kepada

semua warga/unsur sekolah (guru, siswa, wakil kepala

sekolah, guru BK, karyawan, orangtua siswa,

pengawas, pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,

pejabat Dinas Pendidikan Provinsi, dan sebagainya)

melalui berbagai mekanisme.

b. Memperbanyak Mitra Sekolah

Kemitraan dalam sekolah meliputi: kepala

sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan

siswa, siswa dengan siswa. Kemitraan sekolah dengan

masyarakat sekitarnya meliputi: kepala sekolah

dengan komite sekolah, guru dengan orangtua siswa,

kepala sekolah dengan instansi terkait.

c. Merumuskan Kembali Aturan Sekolah, Peran Unsur-

unsur Sekolah,Kebiasaan dan Hubungan antar Unsur-

unsur Sekolah

18

Page 25: 02 Materi Mbs April 2011

vvvvvDana

vvvvvSarpras

vvvvvKesiswaan

vvvvvPendidik & TK

vvvvvPenilaian

vvvvvKurikulum

vvvvvPBM

PengontrolanPengkoor-dinasian

Pelaksa-naan

Pengorgani-sasian

Perenca-naanFungsi

Aspek

Aturan sekolah perlu dirumuskan kembali agar sesuai

dengan tuntutan MBS yaitu otonomi, fleksibilitas, dan

partisipasi. Demikian juga, peran masing-masing

unsur sekolah perlu ditinjau kembali sesuai dengan

tuntutan MBS yaitu demokratisasi sekolah. Ini berarti

bahwa peran-peran yang semula lebih bersifat

otoriter perlu diubah agar menjadi egaliter.

d. Menerapkan Prinsip-prinsip Tata Kelola yang Baik

Prinsip-prinsip tata kelola yang baik meliputi:

partisipasi, transparansi, tanggung jawab,

akuntabilitas, wawasan kedepan, penegakan hukum,

keadilan, demokrasi, prediktibilitas, kepekaan,

profesionalisme, efektivitas, efisiensi, dan kepastian

jaminan hukum.

e. Mengklarifikasi Fungsi dan Aspek Manajemen Sekolah

Manajemen sekolah merupakan pengelolaan sekolah

yang dilakukan dengan dan melalui pendidik dan

tenaga kependidikan untuk mencapai tujuan sekolah

secara efektif dan efisien.Fungsi-fungsi manajemen

dan urusan-urusan sekolah (digabung menjadi

manajemen sekolah) perlu diklarifikasi secara

bersama-sama untuk menemukan pembagian urusan-

urusan tentang fungsi-fungsi manajemen dan urusan-

urusan pendidikan yang menjadi kewenangan dan

tanggungjawab sekolah, termasuk komite sekolah.

Matrik Manajemen Berbasis Sekolah

19

Page 26: 02 Materi Mbs April 2011

Kesesuaian Hasil dengan Desain RPS

Desain

RPS

ImplementasiRPS

EvaluasiRPS

- Cakupan Isi RPS- Kualitas RPS

Kepatuhan Implementasi dengan Desain RPS

f. Meningkatkan Kapasitas Sekolah

Keberhasilan MBS sangat tergantung pada

kesiapan kapasitas (kemampuan dan kesanggupan)

sekolah. Makin tinggi tingkat kesiapan kapasitas

sekolah dalam melaksanakan MBS, makin tinggi pula

tingkat keberhasilan MBS di sekolah yang

bersangkutan.

g. Meredistribusi Kewenangan dan Tanggung jawab

Dalam MBS, kewenangan dan tanggung jawab

tidak lagi terpusat pada kepala sekolah, tetapi

disebar/didistribusikan kepada para pemangku

kepentingan pendidikan sekolah. Kekuatan di sekolah

tidak lagi semata-mata di satu pundak kepala

sekolah, melainkan menjadi kekuatan kolektif (team

work).

h. Menyusun Rencana Pengembangan Sekolah

(RPS/RKAS), Melaksanakan, dan Memonitor serta

Mengevaluasinya

Sekolah pelaksana MBS diharapkan menyusun desain,

melaksanakan dan melakukan evaluasi RPS/RKAS secara

berkelanjutan setiap 5 tahun (renstra) dan rencana tahunan

seperti gambar berikut.

20

Page 27: 02 Materi Mbs April 2011

Feed Back

Gambar 2. Disain, Implementasi, dan Evaluasi RPS

2. Penyusunan RPS/RKAS berdasarkan tuntutan MBS

a. Menyusun Desain RPS/RKAS

RPS/RKAS disusun dengan tujuan untuk: (1)

menjamin agar perubahan/tujuan sekolah yang telah

ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian

yang tinggi dan resiko yang kecil; (2) mendukung

koordinasi antar pelaku sekolah; (3) menjamin

terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi, baik

antar pelaku sekolah, antar sekolah dan dinas

pendidikan kabupaten/kota, dan antar waktu; (4)

menjamin keterkaitan dan konsistensi antara

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan

pengawasan; (5) mengoptimalkan partisipasi warga

sekolah dan masyarakat, dan (6) menjamin

tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien,

efektif, dan berkeadilan dan berkelanjutan.

b. Melaksanakan RPS/RKAS

Dalam melaksanakan rencana peningkatan mutu

pendidikan, maka sekolah perlu mengambil langkah

proaktif untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan. Kepala sekolah dan guru bebas mengambil

inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program-

21

Page 28: 02 Materi Mbs April 2011

program yang diproyeksikan supaya dapat mencapai

sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi RPS/RKAS

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program,

sekolah perlu mengadakan evaluasi pelaksanaan

program jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam melaksanakan evaluasi, kepala sekolah harus

mengikutsertakan setiap unsur yang terlibat dalam

program, khususnya guru dan tenaga lainnya.

Demikian pula, orangtua peserta didik dan masyarakat

sebagai pihak eksternal harus dilibatkan untuk menilai

keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Hasil

evaluasi pelaksanaan MBS perlu dibuat laporan yang

terdiri dari teknis dan keuangan.

d. Tugas dan Fungsi Jajaran Birokrasi

Seiring dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah

Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

(Bidang Pendidikan) antara Pemerintah, Pemerintah

Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota (selanjutnya

disingkat PP 38/2007), maka tugas dan fungsi masing-

masing jajaran birokrasi pendidikan dalam

penyelenggaraan MBS dapat dituliskan sebagai

berikut.

1) Direktorat Pembinaan Sekolah (SD, SMP, SMA,

SMK)

Direktorat Pembinaan Sekolah (SD, SMP, SMA, SMK,

selanjutnya disingkat Direktorat Pembinaan)

mempunyai tugas dan fungsi menyusun norma-

norma (peraturan perundang-undangan), standar, 22

Page 29: 02 Materi Mbs April 2011

kriteria, prosedur, dan kebijakan, baik pada tataran

formulasi/penetapan, implementasi, maupun

evaluasinya pada tingkat nasional.

2) Dinas Pendidikan Provinsi

Tugas dan fungsi Dinas Pendidikan Provinsi adalah

menjabarkan kebijakan dan strategi MBS yang telah

digariskan oleh Direktorat Pembinaan untuk

diberlakukan di Provinsi masing-masing.

3) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota menjalankan

tugas dan fungsi utamanya memberikan pelayanan

dalam pengelolaan satuan pendidikan di

Kabupaten/Kota masing-masing yang menjalankan

MBS.

4) Sekolah

Tugas dan fungsi utama sekolah adalah

mengelolapenyelenggaraan MBS di sekolah masing-

masing. Sekolah menjalankan tugas dan fungsinya

sebagai berikut:Menyusun rencana dan program

pelaksanaan MBS dengan melibatkan pemangku

kepentingan, antara lain: wakil sekolah (kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tata usaha),

wakil siswa (OSIS), wakil orangtua siswa, wakil

organisasi profesi, wakil pemerintah, dan tokoh

masyarakat;Melaksanakan MBS secara efektif dan

efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip total

quality management (fokus pada pelanggan,

perbaikan secara terus-menerus, dan keterlibatan

total warga sekolah dalam meningkatkan mutu 23

Page 30: 02 Materi Mbs April 2011

sekolah) dan berpikir sistem (berpikir holistik/tidak

parsial, saling terkait, dan terpadu); Melaksanakan

pengawasan dan pembimbingan dalam

pelaksanaan MBS sehingga implementasi dapat

dijamin untuk mencapai sasaran MBS;Melakukan

evaluasi untuk menilai tingkat ketercapaian sasaran

program MBS yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi

digunakan untuk menentukan sasaran baru

program MBS tahun berikutnya;Menyusun laporan

penyelenggaraan MBS beserta hasilnya secara

lengkap untuk disampaikan kepada pihak-pihak

terkait; danMempertanggung jawabkan hasil

penyelenggaraan MBS kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan sekolah.

5) Komite Sekolah

Tugas dan fungsi utama Komite Sekolah dalam

pelaksanaan MBS di sekolah adalah: (1) memberi

masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada

sekolah mengenai kebijakan dan program

pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja sekolah, kriteria

pendidik dan tenaga kependidikan, kriteria fasilitas

pendidikan, dan hal-hal lain yang terkait dengan

pendidikan; (2) mendorong orangtua siswa dan

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan,

(3) menggalang dana masyarakat dalam rangka

pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, (4)

mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen

masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan

yang bermutu tinggi, (5) melakukan evaluasi dan

pengawasan terhadap

24

Page 31: 02 Materi Mbs April 2011

kebijakan/program/penyelenggaraan dan keluaran

pendidikan, (6) melakukan kerjasama dengan

masyarakat, dan (7) menampung dan menganalisis

aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan

pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

C. Latihan

Untuk semua kepala sekolah

(1) Diskusikan sistematika RKS/RKAS menurut Panduan

ESDM!

(2) Tuliskan garis besar isi setiap komponen RKS/RKAS!

(3) Lengkapi isi RKS/RKASdi atas pada saat on the job

learning dan kumpulkan pada saat in the job learning2!

D. Rangkuman

Pelaksanaan MBS memerlukandelapan tahapan. Agar

pelaksanaan MBS dapat berhasil dengan baik, masing-masing

jajaran birokrasi pendidikan tingkat pusat, propinsi,

kabupaten/kota, dan sekolah melakukan kegiatan sesuai

dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Pembagian

tugas dan fungsi jajaran birokrasi pendidikan dalam

penyelenggaraan MBS mengikuti PP 38/2007.

25

Page 32: 02 Materi Mbs April 2011

KEGIATAN BELAJAR 3

TATA KELOLA YANG BAIK

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat!

A. Pengantar

Sekolah diberi otonomi (kewenangan dan tanggung

jawab) yang lebih besar untuk mengelola sekolahnya.

Namun, kewenangan dan tanggung jawab yang lebih besar

hanya dapat dilaksanakan dengan baik apabila sekolah

menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik yaitu

partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi,

berwawasan ke depan, hukum dilaksanakan dengan baik,

26

Page 33: 02 Materi Mbs April 2011

keadilan, demokrasi/egaliterisme, prediktif, peka terhadap

aspirasi stakeholders, dan pasti dalam penjaminan mutu.

Berikut uraian singkat tentang partisipasi, transparansi, dan

akuntabilitas.

B. Materi Pokok

1.Partisipasi

a.Latar Belakang

MBS mensyaratkan adanya partisipasi aktif dari

semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan

pendidikan di sekolah (stakeholders), baik warga

sekolah seperti guru, kepala sekolah, siswa, dan tenaga-

tenaga kependidikan lainnya, maupun warga di luar

sekolah seperti orang tua siswa, akademisi, tokoh

masyarakat,dan pihak-pihak lain yang mewakili

masyarakat yang diwadahi melalui komite sekolah. Saat

ini, Komite Sekolah merupakan wadah formal bagi

stakeholdersuntuk berpartisipasi secara langsung

maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan sekolah.

b.Arti Partisipasi

Partisipasi adalah proses di mana stakeholders

(warga sekolah dan masyarakat) terlibat aktif baik

secara individual maupun kolektif, secara langsung

maupun tidak langsung, dalam pengambilan keputusan,

pembuatan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan/ pengevaluasian pendidikan sekolah.

Diharapkan, partisipasi dapat mendorong warga sekolah

dan masyarakat sekitar untuk menggunakan haknya

dalam menyampaikan pendapat dalam proses

pengambilan keputusan, pembuatan kebijakan,

27

Page 34: 02 Materi Mbs April 2011

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan/pengevaluasian

yang menyangkut kepentingan sekolah, baik secara

individual maupun kolektif, secara langsung maupun

tidak langsung.

c. Tujuan Partisipasi

Tujuan utama peningkatan partisipasi adalah untuk:

(1) meningkatkan dedikasi/ kontribusi stakeholders

terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, baik

dalam bentuk jasa (pemikiran/intelektualitas,

keterampilan), moral, finansial, dan material/barang; (2)

memberdayakan kemampuan yang ada pada

stakeholders bagi pendidikan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional; (3) meningkatkan peran

stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan di

sekolah, baik sebagai advisor, supporter, mediator,

controller, resource linker, and education provider, dan

(4) menjamin agar setiap keputusan dan kebijakan yang

diambil benar-benar mencerminkan aspirasi

stakeholders dan menjadikan aspirasi stakeholders

sebagai panglima bagi penyelenggaraan pendidikan di

sekolah.

d.Upaya-Upaya Peningkatan Partisipasi

Upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh sekolah dalam

rangka meningkatkan partisipasi stakeholders adalah

sebagai berikut.

(1) Menyediakan sarana partisipasi atau saluran

komunikasi agar stakeholders dapat mengutarakan

pendapatnya, keinginannya, dan aspirasinya melalui

pertemuan umum, temu wicara, konsultasi, dan

penyampaian pendapat secara tertulis.

28

Page 35: 02 Materi Mbs April 2011

(2) Melakukan advokasi, publikasi, komunikasi, dan

transparansi kepada stakeholders.

e.Indikator Keberhasilan Partisipasi

Keberhasilan peningkatan partisipasi stakeholders

dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dapat

diukur dengan enam indikator berikut.

(1) Kontribusi/dedikasi stakeholders meningkat dalam

hal jasa (pemikiran, keterampilan), finansial, moral,

dan material/barang.

(2) Meningkatnya kepercayaan stakeholders kepada

sekolah, terutama menyangkut kewibawaan dan

kebersihan.

(3) Meningkatnya tanggungjawab stakeholders terhadap

penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

(4) Meningkatnya kualitas dan kuantitas masukan (kritik

dan saran) untuk peningkatan mutu pendidikan.

(5) Meningkatnya kepedulian stakeholders terhadap

setiap langkah yang dilakukan oleh sekolah untuk

meningkatkan mutu.

(6) Keputusan-keputusan yang dibuat oleh sekolah

benar-benar mengekspresikan aspirasi dan pendapat

stakeholders dan mampu meningkatkan kualitas

pendidikan.

2.Transparansi

a.Latar Belakang

Sekolah adalah organisasi pelayanan yang diberi

mandat oleh publik untuk menyelenggarakan pendidikan

sebaik-baiknya. Mengingat sekolah adalah organisasi

pelayanan publik, maka sekolah harus transparan

kepada publik mengenai proses dan hasil pendidikan

29

Page 36: 02 Materi Mbs April 2011

yang dicapai. Transparansi dicapai melalui kemudahan

dan kebebasan publik untuk memperoleh informasi dari

sekolah.Pengembangan transparansi sangat diperlukan

untuk membangun keyakinan dan kepercayaan publik

kepada sekolah.Dengan transparansi yang tinggi, publik

tidak lagi curiga terhadap sekolah dan karenanya

keyakinan dan kepercayaan publik terhadap sekolah

juga tinggi.

b.Arti Transparansi

Transparansi sekolah adalah keadaan di mana

setiap orang yang terkait dengan kepentingan

pendidikan dapat mengetahui proses dan hasil

pengambilan keputusan dan kebijakan sekolah. Dalam

konteks pendidikan, istilah transparansi sangatlah jelas

yaitu kepolosan, apa adanya, tidak bohong, tidak curang,

jujur, dan terbuka terhadap publik tentang apa yang

dikerjakan oleh sekolah. Ini berarti bahwa sekolah harus

memberikan informasi yang benar kepada publik.

Transparansi menjamin bahwa data sekolah yang

dilaporkan mencerminkan realitas.

c. Tujuan Transparansi

Pengembangan transparansi bertujuan untuk

membangun kepercayaan dan keyakinan publik kepada

sekolah bahwa sekolah adalah organisasi pelayanan

pendidikan yang bersih dan berwibawa. Bersih dalam

arti tidak KKN dan berwibawa dalam arti profesional.

d.Upaya-Upaya Peningkatan Transparansi

Transparansi sekolah perlu ditingkatkan agar publik

memahami situasi sekolah dan dengan demikian

mempermudah publik untuk berpartisipasi dalam

30

Page 37: 02 Materi Mbs April 2011

penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Upaya-upaya

yang perlu dilakukan dalam kerangka meningkatkan

transparansi sekolah kepada publik antara lain melalui

pendayagunaan berbagai jalur komunikasi, baik secara

langsung melalui temu wicara, maupun secara tidak

langsung melalui jalur media tertulis (brosur, leaflet,

newsletter, pengumuman melalui surat kabar) maupun

media elektronik (radio dan televisi lokal), serta

handphone.

e.Indikator Keberhasilan Transparansi

Keberhasilan transparansi sekolah ditunjukkan oleh

beberapa indikator berikut: (a) meningkatnya keyakinan

dan kepercayaan publik kepada sekolah bahwa sekolah

adalah bersih dan wibawa, (2) meningkatnya partisipasi

publik terhadap penyelenggaraan sekolah, (3)

bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik

terhadap penyelenggaraan sekolah, dan (4)

berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku di sekolah.

3.Akuntabilitas

a.Latar Belakang

MBS memberi kewenangan yang lebih besar kepada

penyelenggara sekolah yaitu kewenangan untuk

mengatur dan mengurus sekolah, mengambil keputusan,

mengelola, memimpin, dan mengontrol sekolah. Agar

penyelenggara sekolah tidak sewenang-wenang dalam

menyelenggarakan sekolah, maka sekolah harus

bertanggungjawab terhadap apa yang dikerjakan. Untuk

itu, sekolah berkewajiban mempertanggungjawabkan

31

Page 38: 02 Materi Mbs April 2011

kepada publik tentang apa yang dikerjakan sebagai

konsekwensi dari mandat yang diberikan oleh publik/

masyarakat.

b.Arti Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan

menerangkan kinerja dan tindakan penyelenggara

organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau

berkewenangan untuk meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

Akuntabilitas meliputi pertanggungjawaban

penyelenggara sekolah yang diwujudkan melalui

transparansi dengan cara menyebarluaskan informasi

dalam hal: (a) pembuatan dan pelaksanaan kebijakan

serta perencanaan, (b) anggaran pendapatan dan

belanja sekolah, (c) pengelolaan sumberdaya pendidikan

di sekolah, dan (d) keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan rencana sekolah dalam mencapai tujuan

dan sasaran yang telah ditetapkan.

Menurut jenisnya, akuntabilitas dapat dikategorikan

menjadi 4: (1) akuntabilitas kebijakan, yaitu akuntabilitas

pilihan atas kebijakan yang akan dilaksanakan, (2)

akuntabilitas kinerja (product/quality accountability),

yaitu akuntabilitas yang berhubungan dengan

pencapaian tujuan sekolah, (3) akuntabilitas proses,

yaitu akuntabilitas yang berhubungan dengan proses,

prosedur, aturan main, ketentuan, pedoman, dan

sebagainya., dan (4)akuntabilitas keuangan (kejujuran)

atau sering disebut (financial accountability), yaitu

akuntabilitas yang berhubungan dengan pendapatan dan

pengeluaran uang (cash in and cash out). Sering kali

32

Page 39: 02 Materi Mbs April 2011

istilah cost accountability juga digunakan untuk kategori

akuntabilitas ini.

c. Tujuan Akuntabilitas

Tujuan utama akuntabilitas adalah untuk

mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja sekolah

sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya sekolah

yang baik dan terpercaya. Selain itu, tujuan akuntabilitas

adalah untuk menilai kinerja sekolah dan kepuasan

publik terhadap pelayanan pendidikan yang

diselenggarakan oleh sekolah, untuk mengikutsertakan

publik dalam pengawasan pelayanan pendidikan, dan

untuk mempertanggungjawabkan komitmen pelayanan

pendidikan kepada publik.

Sekolah dikatakan memiliki akuntabilitas tinggi jika

proses dan hasil kinerja sekolah dianggap benar dan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.

d.Indikator Keberhasilan Akuntabilitas

Keberhasilan akuntabilitas dapat diukur dengan

beberapa indikator berikut, yaitu: (a) meningkatnya

kepercayaan dan kepuasan publik terhadap sekolah, (b)

tumbuhnya kesadaran publik tentang hak untuk menilai

terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah, (c)

berkurangnya kasus-kasus KKN di sekolah, dan (d)

meningkatnya kesesuaian kegiatan-kegiatan sekolah

dengan nilai dan norma yang berkembang di

masyarakat.

C. Kasus

Kasus untuk Kepala SD

33

Page 40: 02 Materi Mbs April 2011

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Selesaikan

kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan MBS. Buat

powerpointnya untuk disajikan di depan kelompok lain!

Kelompok lain memberi komentar-komentar dan saran-saran

untuk masukan!

Kurangnya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan sekolah antara lain disebabkan tidak berjalannya

mekanisme pengawasan. Agar pengawasan dapat berjalan,

maka komite sekolah yang sesungguhnya dibentuk untuk

melaksanakan fungsi kontrol atas sekolah harus diperkuat

dan diberdayakan.

“Selain itu, peran supervisi atau pengawas sekolah perlu

ditingkatkan kompetensinya”, kata Unifah Rosyidi, dosen

manajemen pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Kamis

(1/9).

Diingatkan bahwa munculnya konsep komite sekolah

antara lain dilandaskan pada kebutuhan untuk mengontrol

penyelenggara sekolah di era otonomisasi pendidikan.

Kontrol ini menjadi penting karena akuntabilitas merupakan

bukti keotonomian sekolah, termasuk dalam hal

pertanggungjawaban keuangan kepada stakeholder

pendidikan.

Selama ini, sulitnya mewujudkan transparansi pengelolaan

keuangan sekolah terjadi karena komite dan penyelenggara

sekolah belum memahami tugasnya masing-masing di era

otonomi sekolah. Selain itu, pengangkatan anggota dan

pengurus belum sepenuhnya terbuka.

“Ada kecenderungan anggota komite sekolah yang dipilih

merupakan orang yang punya jabatan dan hidup mapan

34

Page 41: 02 Materi Mbs April 2011

sehingga secara finansial tidak kesulitan atau tidak terlalu

peduli. Sementara waktu, mereka bekerja sebagai anggota

komite sekolah juga terbatas”, kata Unifah.

Kendala lain, anggota komite sekolah dipilih dari antara

orang tua murid yang anaknya menempuh pendidikan di

sekolah tersebut. Akibatnya, anggota komite sekolah enggan

atau tak mampu menjalankan fungsi kontrolnya.

Kasus untuk Kepala SMP

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Selesaikan

kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan MBS! Buat

powerpointnya untuk disajikan di depan kelompok lain.

Kelompok lain memberi komentar-komentar dan saran-saran

untuk masukan.

Pak Nanang (nama samaran) adalah salah satu orang

tua murid SMP XXX di salah satu kabupaten di Indonesia. Ia

mengetahui bahwa sesuai dengan yang disosialisasikan

pemerintah, pemakaian dana Biaya Operasional Sekolah

(BOS) harus dibicarakan dengan seluruh orang tua/wali

murid. Tetapi saya dan orang tua/wali murid lainnya sampai

saat ini tidak pernah mendapat undangan mengenai

penggunaan dana BOS tersebut. Besarnya pun kami tidak

mengetahui, apalagi penggunaannya. Hanya dua pihak yang

mengetahui detail penggunaan dana BOS yakni kepala

sekolah dan Tuhan. Demikian keluhan orang tua/wali murid

dan wakil kepala sekolah.Kenyataannya, meski pun katanya

sekolah mendapatkan BOS, kami sebagai orang tua/wali

murid masih saja dibebani untuk membeli LKS dan buku

paket yang katanya untuk membantu murid dalam belajar.

35

Page 42: 02 Materi Mbs April 2011

Namun, LKS anak saya tidak pernah sekali pun diperiksa

guru.Pada hal hasil pemeriksaan guru sangat penting bagi

anak saya dan saya sebagai umpan balik membimbing dan

memotivasi belajar anak saya agar prestasi belajarnya

meningkat secara berkelanjutan.Satu hal lagi yang membuat

saya bertanya, “Mengapa masih ada pungutan sekolah dan

berapa anggaran pembelian buku pelajaran?” sering tidak

dijawab oleh Pak Nanang. Apakah pungutan untuk membeli

LKS dan buku paket sudah mendapat persetujuan Dinas

Pendidikan setempat?Sebaliknya, orang tua/wali murid dan

guru justru mendapat ancaman jika sering bertanya

mengenai pengelolaan BOS, dari anak dikeluarkan sampai

kenaiakan pangkat guru yang dihambat.

Kasus untuk Kepala SMA

Diskusikan kasus berikut selama 10 menit! Selesaikan

kasus tersebut dengan menggunakan pendekatan MBS! Buat

powerpointnya untuk disajikan di depan kelompok lain!

Kelompok lain memberi komentar-komentar dan saran-saran

untuk masukan.

Selain komite sekolah, yang harus disegarkan adalah peran

para pengawas sekolah. ”Para pengawas sekolah harus

diperhatikan dan ditingkatkan kompetensinya agar mereka

dapat menjalankan fungsinya dengan benar”, kata Unifah.

Para pengawas sekolah seharusnya mampu mengawasi

sekolah secara keseluruhan. Unifah mengatakan, ada

sembilan komponen di sekolah yang harus berjalan dengan

baik sehingga perlu diawasi. Komponen itu mulai dari sarana,

36

Page 43: 02 Materi Mbs April 2011

proses pembelajaran sampai dengan masalah keuangan yang

harus memenuhi asas transparansi dan akuntabilitas.

Sayangnya, pengawas sekolah cenderung mengawasi

sekolah secara normatif saja dan tidak mendetail. Termasuk

dalam hal transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan sekolah.

Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)

Suparman mengatakan, ketidaktransparan pengelolaan

keuangan sekolah merupakan kebiasaan buruk kepala

sekolah yang akhirnya menjadi budaya. Untuk menciptakan

mekanisme pengawasan, perlu keterlibatan pengurus komite

sekolah, orang tua, dan guru. Pengawasan tidak hanya cukup

oleh komite sekolah karena usianya masih terbilang baru dan

masih membutuhkan pencerahan.

Keterlibatan stakeholder pendidikan itu harus dilandasi

keterbukaan kepala sekolah. “Kalau tidak demikian maka

tidak akan terjadi perubahan. Sulit mengandalkan

pengawasan dari birokrasi”, katanya. Ketidakterbukaan

penyelenggaraan kepala sekolah kerap menciptakan

kecurigaan di kalangan guru. “Iklim kecurigaan tentu tidak

kondusif”, kata Suparman.

Kasus untuk Kepala SMK

Diskusikan kasus di atas selama 10 menit! Selesaikan

dengan pendekatan MBS! Hasilnya tuliskan di powerpoint.

Sajikan di depan kelompok lainnya untuk mendapat

komentar-komentar dan saran-saran sebagai umpan balik!

37

Page 44: 02 Materi Mbs April 2011

Ani (nama samaran), orang tua siswa di SMK

berpendapat bahwa SMK menggunakan standar ganda. Di

satu pihak, Kepala SMK mengklaim bahwa seluruh usaha di

Unit Produksi Sekolah (UPS) sebagai usaha untuk menunjang

biaya operasional sekolah dan tempat proses menjadikan

lulusan sebagai wirausahawan/wirausahawati. Tetapi, di

pihak lain, Kepala SMK yang bersangkutan tidak mau

menggunakan keuntungan usaha UPS untuk biaya

operasional sekolah. Menurut Ani, “Kalau ada keuntungan

diambil oleh Kepala SMK dan kroni-kroninya saja. Ada

kecenderungan pengelolaan keuangan tidak transparan.”

Akibatnya, timbul kecemburuan dan kecurigaan bagi mereka

yang tidak termasuk kroni-kroni. Selanjutnya, Ani berkata,

“jika UPS ingin dibisniskan, harus jelas dasar hukumnya dan

juga aturan mainnya”.

D. Rangkuman

MBS dapat dilaksanakan dengan baik apabila sekolah

menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Prinsip-

prinsip tata kelola yang baik meliputi partisipasi,

transparansi, akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, berwawasan

ke depan, hukum dilaksanakan dengan baik, keadilan,

demokrasi/egaliterisme, prediktif, peka terhadap aspirasi

stakeholders, dan pasti dalam penjaminan mutu. Dalam

materi pelatihan ini hanya diuraikan tiga tata kelola yang baik

yaitu partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.

38

Page 45: 02 Materi Mbs April 2011

KEGIATAN BELAJAR 4

MONITORING DAN EVALUASI

Bacalah materi di bawah ini dengan cermat

A. Pengantar

Monitoring dan Evaluasi (ME) merupakan bagian integral

dari pengelolaan pendidikan, baik di tingkat mikro (sekolah),

meso (dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan

provinsi), maupun makro (kementerian).

Monitoring adalah suatu proses pemantauan untuk

mendapatkan informasi tentang pelaksanaan MBS. Jadi, fokus

monitoring adalah pemantauan pada pelaksanaan MBS,

bukan pada hasilnya. Tepatnya, fokus monitoring adalah

pada komponen proses MBS, baik menyangkut proses

pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan,

pengelolaan program, maupun pengelolaan proses belajar

39

Page 46: 02 Materi Mbs April 2011

mengajar. Sedang evaluasi merupakan suatu proses untuk

mendapatkan informasi tentang hasil MBS. Jadi, fokus

evaluasi adalah pada hasil MBS. Informasi hasil ini kemudian

dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan.

ME pada MBS bertujuan untuk mendapatkan informasi

yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Hasil

monitoring dapat digunakan untuk memberi masukan (umpan

balik) bagi perbaikan pelaksanaan MBS. Sedang hasil evaluasi

dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk

memberi masukan terhadap keseluruhan komponen MBS,

baik pada konteks, input, proses, output, maupun

outcomenya. Masukan-masukan dari hasil monitoring dan

evaluasi akan digunakan untuk pengambilan keputusan.

B. Materi Pokok

1.Komponen-Komponen MBS yang Dimonitor dan

Dievaluasi

MBS sebagai sistem, memiliki komponen-komponen

yang saling terkait secara sistematis satu sama lain, yaitu

konteks, input, proses, output, dan outcome.

Konteks adalah eksternalitas sekolah berupa demand and

support(permintaan dan dukungan) yang berpengaruh

pada input sekolah. Dalam istilah lain, konteks sama

artinya dengan istilah kebutuhan. Dengan demikian,

evaluasi konteks berarti evaluasi tentang kebutuhan. Alat

yang tepat untuk melakukan evaluasi konteks adalah

penilaian kebutuhan (needs assessment).

Input adalah segala “sesuatu” yang harus tersedia

dan siap karena dibutuhkan untuk berlangsungnya

40

Page 47: 02 Materi Mbs April 2011

proses.Secara garis besar, input dapat diklasifikasikan

menjadi tiga, yaitu harapan, sumberdaya, dan input

manajemen. Harapan-harapan terdiri dari visi, misi, tujuan,

sasaran. Sumberdaya dibagi menjadi dua yaitu

sumberdaya manusia dan sumberdaya selebihnya (uang,

peralatan, perlengkapan, bahan). Input manajemen terdiri

dari tugas, rencana, program, regulasi (ketentuan-

ketentuan, limitasi, prosedur kerja, dan sebagainya), dan

pengendalian atau tindakan turun tangan. Esensi evaluasi

pada input adalah untuk mendapatkan informasi tentang

“ketersediaan dan kesiapan” input sebagai prasyarat untuk

berlangsungnya proses.

Proses adalah berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang

lain. Dalam MBS sebagai sistem, proses terdiri dari: proses

pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan,

proses pengelolaan program, proses belajar mengajar,

proses evaluasi sekolah, dan proses akuntabilitas. Dengan

demikian, fokus evaluasi pada proses adalah pemantauan

(monitoring) implementasi MBS, sehingga dapat ditemukan

informasi tentang konsistensi atau inkonsistensi antara

rancangan/disain MBS semula dengan proses

implementasi yang sebenarnya. Dengan didapatkan

informasi inkonsistensi tersebut, segera dapat dilakukan

koreksi/pelurusan terhadap pelaksanaan.

Outputadalah hasil nyata dari pelaksanaan MBS. Hasil

nyata yang dimaksud dapat berupa prestasi akademik

(academic achievement), misalnya, nilai NUN, dan

peringkat lomba karya tulis, maupun prestasi non-

akademik (non-academic achievement), misalnya, IMTAQ,

kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi olahraga, kesenian,

41

Page 48: 02 Materi Mbs April 2011

dan kerajinan. Fokus evaluasi pada output adalah

mengevaluasi sejauhmana sasaran (immediate objectives)

yang diharapkan (kualitas, kuantitas, waktu) telah dicapai

oleh MBS. Dengan kata lain, sejauhmana “hasil nyata

sesaat” sesuai dengan “hasil/sasaran yang diharapkan”.

Tentunya makin besar kesesuaiannya, makin besar pula

kesuksesan MBS.

Outcome adalah hasil MBS jangka panjang, yang

berbeda dengan output yang hanya mengukur hasil MBS

sesaat/jangka pendek. Karena itu, fokus evaluasi outcome

adalah pada dampak MBS jangka panjang, baik dampak

individual (siswa), institusional (sekolah), dan sosial

(masyarakat). Untuk melakukan evaluasi ini, pada

umumnya digunakan analisis biaya-manfaat (cost-benefit

analysis).ME dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perubahan konteks, input, proses, output, dan outcome

pada waktu sebelum dan sesudah melaksanakan MBS.

Selain memonitor dan mengevaluasi komponen-komponen

konteks, input, proses, output, dan outcome sekolah, yang

tidak kalah penting untuk dimonitor dan dievaluasi adalah

pelaksanaan prinsip-prinsip MBS yang baik (tata

pengelolaan yang baik), seperti disebut sebelumnya yaitu

meliputi: partisipasi, transparansi, tanggungjawab,

akuntabilitas, wawasan ke depan, penegakan hukum,

keadilan, demokrasi, prediktif, kepekaan, profesionalisme,

efektivitas dan efisiensi, dan kepastian jaminan hukum.

Setiap tata pengelolaan harus dievaluasi apakah sebelum

dan sesudah MBS ada perubahan tata pengelolaan

sekolah.Berikut adalah visualisasi ME pada saat sebelum

dan pada saat sesudah melaksanakan MBS.

42

Page 49: 02 Materi Mbs April 2011

MBS

SEBELUMSESUDAH

PRA & PASCA MPMBS ?

Konteks Input

ProsesOutput

OutcomeTata Pengelolaan yang Baik

(Good Governance)

? ?

Gambar 3: Monitoring dan Evaluasi MBS

2.Jenis Monitoring dan Evaluasi: Internal dan Eksternal

Ada dua jenis monitoring dan evaluasi sekolah, yaitu

internal dan eksternal. Yang dimaksud monitoring dan

evaluasi internal adalah monitoring dan evaluasi yang

dilakukan oleh sekolah sendiri. Pada umumnya, pelaksana

monitoring dan evaluasi internal adalah warga sekolah

sendiri yaitu kepala sekolah, guru, siswa, orangtua siswa,

guru bimbingan dan penyuluhan, dan warga sekolah

lainnya. Tujuan utama monitoring dan evaluasi internal

sekolah adalah untuk mengetahui tingkat kemajuan dirinya

sendiri (sekolah) sehubungan dengan sasaran-sasaran

yang telah ditetapkan. Sedang yang dimaksud monitoring

dan evaluasi eksternal adalah monitoring dan evaluasi

yang dilakukan oleh pihak eksternal sekolah (external

institution), misalnya Dinas Pendidikan, Pengawas, dan

Perguruan tinggi, atau gabungan dari ketiganya. Hasil

43

Page 50: 02 Materi Mbs April 2011

monitoring dan evaluasi eksternal dapat digunakan untuk:

rewards system terhadap individu sekolah, meningkatkan

iklim kompetisi antar sekolah, kepentingan akuntabilitas

publik, memperbaiki sistem yang ada secara keseluruhan,

dan membantu sekolah dalam mengembangkan dirinya.

3.Tonggak-tonggak Kunci Keberhasilan MBS

Untuk mengevaluasi keberhasilan MBS, sekolah-

sekolah yang melaksanakan MBS harus membuat tonggak-

tonggak kunci keberhasilan untuk kurun waktu tertentu.

Tonggak-tonggak kunci keberhasilan MBS merupakan

target-target hasil MBS yang akan dicapai dalam jangka

menengah (5 tahun) dan jangka pendek (1 tahun). Target-

target tersebut bersumber dari pemerataan kualitas

pendidikan, dan tata kelola sekolah yang baik (good

governance) yang meliputi: partisipasi, transparansi,

tanggungjawab, akuntabilitas, wawasan kedepan,

penegakan hukum, keadilan, demokrasi, prediktif,

kepekaan, profesionalisme, efektivitas dan efisiensi, dan

kepastian jaminan hukum. Sebaiknya, tonggak-tonggak

kunci keberhasilan dibuat tabuler yang terdiri dari

program-program strategis dan tonggak-tonggak kunci

keberhasilan dari setiap program strategis.

C. Kasus

Tugas Individu untuk semua Kepala Sekolah

44

Page 51: 02 Materi Mbs April 2011

SMP Perdana menetapkan sasaran kinerja tahun 2014

antara lain:

a. Nilai UN = 7,50 ; b. Juara Olimpiade dan c. Guru Teladan

Nasional

Susunlah Rencana Kerja berbasis MBS untuk mewujudkan

sasaran tersebut!, Gunakan format program berbasis Target,

untuk dua tahun yakni tahun 2012 dan tahun 2013

Tugas Kelompok untuk semua kepala sekolah

1) Rumuskan pokok permasalahan dalam kasus di atas.

2) Tuliskan 3 rencana kegiatan pokok dalam menyelesaiakan

masalah

3) Susun uraian dari masing masing dari tiga rencana

kegiatan sebagai tahapan penyelesaian!

D. Rangkuman

Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan bagian

integral dari pengelolaan pendidikan, baik di tingkat mikro,

meso maupun makro. Monev dapat mengukur tingkat

kemajuan pendidikan pada tingkat sekolah, dinas pendidikan

kabupaten/kota, dinas pendidikan propinsi, dan kementerian.

Dengan monev, kita dapat menilai apakah MBS benar-benar

mampu meningkatkan mutu pendidikan. Monev MBS

bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat

digunakan untuk memperbaiki/mengembangkan MBS. Ada

dua jenis monev sekolah, yaitu internal dan eksternal. Untuk

mengevaluasi keberhasilan MBS, sekolah-sekolah yang

melaksanakan MBS harus membuat tonggak-tonggak kunci

keberhasilan untuk kurun waktu tertentu. Tonggak-tonggak

kunci keberhasilan MBS merupakan target-target hasil MBS

yang akan dicapai dalam jangka menengah (5 tahun) dan

jangka pendek (1 tahun).

45

Page 52: 02 Materi Mbs April 2011

1. Apa yang Saudara pahami setelah mempelajari materi ini?

2. Pengalaman penting apa yang Saudara peroleh setelah mempelajari materi ini?

3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Saudara sebagai kepala sekolah?

4. Apa rencana tindak lanjut yang akan Saudara lakukan setelah kegiatan ini?

REFLEKSI

Mata Diklat : Manajemen Berbasis Sekolah

Nama Peserta :_____________,Tanggal: _______________

Setelah kegiatan berakhir saudara dapat melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut ini!

46

Page 53: 02 Materi Mbs April 2011

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama, Ditjen Mandikdasmen. Depdiknas (rujukan utama dari materi pelatihan ini).

BACAAN YANG DIANJURKANDornseif, A. 1996.Pocket Guide to School-Based Management.

Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

E.Mulyasa. 2004.Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT.Remaja

Rosda.

Ibtisam Abu & Duhou. 2002. School-Based Management (Manajemen

Berbasis Sekolah) (terjemahan: Noryamin Aini, Suparto & Abas Al-

Jauhari). Jakarta: Logos.

Odden,A.1994. School-Based Management Organizing for High Performance.San Francisco: Jossey-Bass Publishers.

Reynold, Larry. 1997. Successful Site-Based Management. Thousand

Oaks, California: Corwin Press, Inc.

Rutmini & Jiyono. 1999. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep dan

Kemungkinan Strategi Pelaksanaannya di Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.Juni Tahun Ke-5.No.017. h.77-107.

Wohlstetter, P., Kirk, A.N.V., Robertson, P.J. & Mohrman (1997). Succesful

School-Based Management.Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development.

Zuldan K.Prasetyo & Slamet.2003. Manajemen Berbasis Sekolah dalam Mengembangkan dan Mewujudkan Budaya Mutu dalam Pendidikan.Cakrawala pendidikan.Juni, Th.XXII.No. h.17.

47