peran perempuan terhadap ketahanan pangan skripsi …repository.ub.ac.id/4221/1/ivan...

86
PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA MELALUI PROGRAM KRPL DI DESA TERTEK KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Oleh: Ivan Veniawati UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2017

Upload: others

Post on 23-Aug-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN

RUMAH TANGGA MELALUI PROGRAM KRPL

DI DESA TERTEK KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

SKRIPSI

Oleh:

Ivan Veniawati

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

MALANG

2017

Page 2: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN

RUMAH TANGGA MELALUI PROGRAM KRPL

DI DESA TERTEK KECAMATAN PARE KABUPATEN KEDIRI

Oleh:

Ivan Veniawati

135040100111022

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

MALANG

2017

Page 3: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa segala pernyataan dalam skripsi ini merupakan

hasil penelitian saya sendiri, dengan bimbingan komisi bimbingan. Skripsi ini

tidak pernah diajukan untuk memperoleh gelar di perguruan tinggi manapun dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan

rujukannya dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Juli 2017

Ivan Veniawati

Page 4: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif
Page 5: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif
Page 6: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

i

RINGKASAN

Ivan Veniawati. 135040100111022. Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga melalui Program KRPL di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Dibawah Bimbingan Setiyo Yuli Handono, SP., MP., MBA.

Setiap individu selalu membutuhkan pangan untuk kelangsungan hidupnya. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yaitu program kawasan rumah pangan lestari (KRPL). Salah satu desa yang menjadi lokasi pengembangan program KRPL yaitu Desa Tertek. Program KRPL di Desa Tertek berdasarkan Data Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan tahun 2016 menunjukkan bahwa program KRPL telah berjalan selama 4 tahun namun jumlah anggota KRPL yang bergabung hanya sebesar 23 anggota. Desa Tertek sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan program KRPL menurut Data Potensi Desa dan Kelurahan 2016 namun belum dapat termanfaatkan dengan optimal karena rendahnya anggota KRPL yang tergabung. Potensi yang dimiliki oleh Desa Tertek yaitu luasnya lahan pekarangan sebesar 247.29 Ha melebihi luasan lahan pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif sebesar 4.244 juga mendukung untuk dikembangkannya program KRPL di Desa Tertek. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis peran perempuan dalam program KRPL di Desa Tertek, menganalisis ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek selama menerapkan program KRPL, dan menganalisis peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL di Desa Tertek. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri mulai dari bulan Maret hingga bulan April 2017. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif dengan model Miles dan Huberman. Pada penelitian ini juga dilakukan uji keabsahan yang meliputi uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji dependabilitas, dan uji konfirmabilitas. Penelitian ini memiliki 3 hasil.

Peran perempuan (anggota KRPL) dalam program KRPL di Desa Tertek meliputi peran dalam kegiatan pembekalan, persiapan budidaya, kegiatan budidaya, panen dan pasca panen, serta pemasaran. Peran perempuan dalam seluruh kegiatan program KRPL lebih didonimasi pada kategori aktif. Hal tersebut dikarenakan banyaknya ibu rumah tangga yang berpean sebagai ibu rumah tangga, selain itu program KRPL memang ditujukan bagi kaum perempuan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga

Ketahanan pangan rumah tangga terdiri dari 3 indikator yaitu aspek ketersediaan pangan, akses pangan, dan aspek penyerapan pangan. Pada aspek ketersediaan pangan, anggota KRPL memiliki ketersediaan pangan yang tinggi karena adanya penyediaan pangan melalui produksi sendiri atau tidak semuanya bergantung dari luar. Pada akses pangan anggota KRPL juga memiliki skor yang

Page 7: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

ii

tinggi, dikarenakan akses pangan anggota KRPL lebih besar dengan adanya program KRPL tersebut. Akses pangan dikatakan terjamin ketika semua rumah tangga dan semua individu dalam rumah tangga tersebut mempunyai sumber daya yang cukup untuk memperoleh pangan yang layak dan bergizi. Pada aspek penyerapan pangan, anggota KRPL juga memiliki nilai yang tinggi. Tingginya aspek penyerapan pangan tersebut dikarenakan kaidah-kaidah kesehatan, keamanan, dan keragaman pangan anggota KRPL sudah terpenuhi dengan adanya program KRPL.

Terdapat hubungan positif antara peran perempuan dalam KRPL terhadap ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek. Hal tersebut dikarenakan semakin aktif perempuan di dalam program KRPL maka keahlian mengenai teknik budidaya dan pengetahuan tentang konsumsi gizi juga semakin meningkat. Selain itu, hasil budidaya tanaman yang dihasilkan juga semakin meningkat sehingga ketersediaan pangan rumah tangga juga semakin meningkat.

Saran yang dapat dikemukakan penulis adalah sebagai berikut: (1) Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat terus memonitoring berjalannya program KRPL agar dapat berkelanjutan sehingga tujuan yang telah dikemukakan dapat terwujud serta berupaya mengembangkan program KRPL ke seluruh masyarakat yang memiliki potensi untuk dijalankannya program KRPL; (2) Bagi masyarakat khususnya anggota KRPL diharapkan dapat terus mengembangkan program KRPL guna meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga yang memiliki stabilitas dan keberlanjutan; dan (3) Bagi peneliti dan mahasiswa agar kedepannya dapat mengkaji lebih mendalam tentang KRPL, khususnya tujuan KRPL dalam meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga.

Page 8: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

iii

SUMMARY Ivan Veniawati. 135040100111022. The Role of Womens againts Household Food Security in KRPL Program in the village Tertek District of Pare Kediri. With Guidance Setiyo Yuli Handono, SP., MP., MBA.

Food is the basic need of every individual that must be fulfilled. One of the government programs to increase household food security through the utilization of local resources is the program of sustainable food home area (KRPL). One of the villages that became the location of the development of the KRPL program that is Tertek Village. The KRPL program in Desa Tertek based on Village and Sub-village Development Level data of 2016 shows that the KRPL program has been running for 4 years but the number of KRPL members who joined only 23 members. Tertek village actually has great potential to develop the KRPL program according to the Village Potential Data and Village 2016 but can not be utilized optimally because of the low number of KRPL members who joined. Potential owned by Desa Tertek is the size of the yard area of 247.29 Ha exceeding the agricultural land area of 137.46 Ha. The high number of productive female population of 4,244 also supports the development of KRPL program in Desa Tertek. Based on the description, the researcher is interested to do research on the role of women to household food security through KRPL program in Desa Tertek Kecamatan Pare Kediri.

The purpose of this study is to analyze the role of women in the KRPL program in Tertek Village, to analyze household food security in Tertek Village during the implementation of KRPL program, and to analyze the role of women to household food security through KRPL program in Tertek Village. This research was conducted in Tertek Village, Pare Sub-district, Kediri Regency, from March to April 2017. Determination of research location was done purposively. The data used in the form of primary data and secondary data. Data analysis method used is qualitative analysis with Miles and Huberman model. In this study also tested the validity that includes credibility test, transferability test, dependability test, and confirmability test. This study has 3 results.

The role of women in the KRPL program in Tertek Village includes roles in debriefing activities, cultivation preparation, cultivation activities, harvesting and post harvesting, and marketing. In all activities in the program KRPL more dominated by women. The high role of women in the program KRPL is based on the awareness of women to be able to improve household food security through the utilization of local resources.

The purpose of this study is to analyze the role of women in the KRPL program in Tertek Village, to analyze household food security in Tertek Village during the implementation of KRPL program, and to analyze the role of women to household food security through KRPL program in Tertek Village. This research was conducted in Tertek Village, Pare Sub-district, Kediri Regency, from March to April 2017. Determination of research location was done purposively. The data used in the form of primary data and secondary data. Data analysis method used is qualitative analysis with Miles and Huberman model. In this study also tested the validity that includes credibility test, transferability test, dependability test, and confirmability test. This study has 3 results.

Page 9: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

iv

There is a positive relationship between the role of women in KRPL towards household food security in Desa Tertek. This is because the more active women in the program KRPL the expertise on cultivation techniques and knowledge of nutrient consumption is also increasing. In addition, the yield of cultivated plants is also increasing so that the availability of household food is also increasing.

Based on the results of research on the role of womens to household food security through KRPL program, the suggestions that can be put forward are as follows: (1) For the government and related institutions, it is expected to continue monitoring the running of KRPL program to be sustainable so that the stated objectives can be realized As well as strive to develop the KRPL program to all communities that have the potential to run the program KRPL; (2) For the community, especially the members of KRPL, it is expected to continue to develop the KRPL program to improve household food security with stability and sustainability; And (3) For researcher and student in the future to be able to deepen more about KRPL, especially KRPL goal in increasing household food security.

Page 10: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia serta

hidayah-Nya, sehingga penulis selalu diberi kemudahan untuk menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah

Tangga melalui Program KRPL di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri”. Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

dalam jenjang perkuliahan Strata I Universitas Brawijaya Malang.

Penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini bertujuan untuk

menganalisis peran perempuan dalam program KRPL, menganalisis ketahanan

pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL, dan peran perempuan

terhadap peningkatan ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan

program KRPL di Desa Tertek. Penelitian skripsi ini merupakan proses belajar

yang dilakukan oleh penulis supaya dapat mengenal, mempelajari, dan

menganalisis fakta-fakta mengenai penyelenggaraan program pemberdayaan

masyarakat yang kemudian disajikan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi.

Demikian skripsi ini disusun dengan suatu tema tulisan yang dipandang cukup

relevan untuk ditelaan lebih lanjut saat ini. Semoga skripsi ini dapat berguna dan

memberikan manfaat bagi para akademisi dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Malang, Juni 2017

Penulis

Page 11: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kediri pada tanggal 2 April 1995 sebagai putri kedua

dari tiga bersaudara dari Bapak Sriyono dan Ibu Suharti. Penulis menempuh

pendidikan dasar di SDN 1 Kepung pada tahun 2001 sampai tahun 2007,

kemudian penulis melanjutkan ke SMPN 1 Kepung pada tahun 2007 sampai tahun

2010. Pada tahun 2010 sampai dengan 2013 penulis menempuh pendidikan di

SMKN 1 Plosoklaten. Pada tahun 2013 penulis terdaftar sebagai mahasiswa

Strata-1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Malang, Jawa Timur, melalui jalur SBMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis

pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Dasar Komunikasi pada tahun

2014-2016 dan Komunikasi Agribisnis 2015-2016.

Page 12: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

vii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN i

SUMMARY iii

KATA PENGANTAR v

RIWAYAT HIDUP vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

I. PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Batasan Masalah 5 1.4 Tujuan Penelitian 5 1.5 Manfaat Penelitian 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 2.1 Penelitian Terdahulu 7 2.2 Konsep Pemberdayaan 10 2.3 Perempuan dalam Pembangunan 10 2.4 Program Kawasan Rumah Pangan Lestari 11

2.4.1 Tujuan KRPL 12 2.4.2 Prinsip KRPL 13 2.4.3 Sasaran KRPL 13 2.4.4 Tahapan Kegiatan KRPL 13

2.5 Ketahanan Pangan 14 2.5.1 Konsep Ketahanan Pangan 14 2.5.2 Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga 14

2.6 Tinjauan Metode Penelitian 15 2.6.1 Metode Analisis Data Model Milles dan Huberman 15 2.6.2 Tabel Skoring Menggunakan Skala Likert 16 2.6.3 Tabel Silang 17

III. KERANGKA TEORITIS 18 3.1 Kerangka Pemikiran 18 3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 20

IV. METODE PENELITIAN 27 4.1 Jenis Penelitian 27 4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian 27 4.3 Metode Penentuan Responden 274.4 Metode Pengumpulan Data 28

Page 13: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

viii

4.5 Metode Analisis Data 29 4.5.1 Analisis Kualitatif 29 4.5.2 Analisis Kuantitatif 30

V Hasil dan Pembahasan 32 5.1 Gambaran Umum 32

5.1.1 Keadaan Wilayah 32 5.1.2 Keadaan Penduduk 32

5.1.2.1 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin 32 5.1.2.2 Komposisi penduduk berdasarkan usia 33 5.1.2.3 Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan 33 5.1.2.4 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian 34

5.1.3 Karakteristik Responden 35 5.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelompok Usia 36 5.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 37 5.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan 38 5.1.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 39 5.1.3.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Pekarangan 40

5.2. Peran Perempuan dalam Program KRPL di Desa Tertek 41 5.2.1 Pembekalan 42 5.2.2 Persiapan Budidaya 44 5.2.3 Kegiatan Budidaya 46 5.2.4 Panen dan Pasca Panen 47 5.2.5 Pemasaran 48

5.3 Ketahanan Pangan Rumah Tangga selama Menerapkan KRPL 50 5.3.1 Aspek Ketersediaan 50 5.3.2 Akses Pangan 54 5.3.3 Penyerapan Pangan 58

5.4 Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga melalui Program KRPL di Desa Tertek 61

VI PENUTUP 64 6.1 Kesimpulan 64 6.2 Saran 65

DAFTAR PUSTAKA 66

LAMPIRAN 69

Page 14: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Definisi Operasional Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga selama Menerapkan Program KRPL 20

2. Standar Pengklasifikasian Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga melalui Program KRPL di Desa Tertek 22

3. Komposisi Penduduk Desa Tertek berdasarkan Jenis Kelamin 32

4. Komposisi Penduduk Desa Tertek berdasarkan Usia 33

5. Komposisi Penduduk Desa Tertek berdasarkan Tingkat pendidikan 34

6. Komposisi Penduduk Desa Tertek berdasarkan Mata Pencaharian menurut Sektornya 34

7. Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok Usia 36

8. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan 37

9. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan 38

10. Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 39

11. Karakteristik Responden berdasarkan Luas Lahan Pekarangan 40

12. Peran Perempuan dalam Program KRPL 42

13. Aspek Ketersediaan Pangan Anggota KRPL di Desa Tertek 50

14. Akses Pangan Anggota KRPL di Desa Tertek 54

15. Akses Penyerapan Pangan Anggota KRPL di Desa Tertek 58

16. Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga selama Menerapkan Program KRPL di Desa Tertek 86

17. Kategori Peran Perempuan dalam KRPL di Desa Tertek 86

18. Kategori Ketersediaan Pangan Anggota dan Non Anggota KRPL di Desa Tertek 87

19. Kategori Akses Pangan Anggota dan Non Anggota KRPL di Desa Tertek 87

20. Kategori Penyerapan Pangan Anggota dan Non Anggota KRPL di Desa Tertek 88

Page 15: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman Teks

1. Model Miles dan Huberman

2. Skema Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga melalui Program KRPL 23

3. Presentase Peran pada Kegiatan Pembekalan dalam Program KRPL 28

4. Presentase peran perempuan pada Persiapan Budidaya dalam Program KRPL 45

5. Presentase Peran Perempuan pada Kegiatan Budidaya dalam Program KRPL 46

6. Presentase Peran Perempuan pada Panen dan Pasca Panen dalam Program KRPL 48

7. Presentase Peran Perempuan pada Kegiatan Pemasaran dalam Program KRPL 49

8. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Aspek Ketersediaan selama Menerapkan program KRPL 53

9. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Akses Pangan selama Menerapkan Program KRPL 57

10. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Akses Pangan selama Menerapkan Program KRPL 60

15

Page 16: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Peta Desa Tertek

2. Dokumentasi

3. Instrumen Wawancara Anggota KRPL 71

4. Instrumen Wawancara Non Anggota KRPL 78

5. Karakteristik Anggota KRPL dan Non Anggota KRPL 84

6. Tabel Skoring 86

69

70

Page 17: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

xi

Page 18: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap individu selalu membutuhkan pangan untuk kelangsungan hidupnya.

Pangan menurut PP RI Nomor 68 Tahun 2002 Bab I Pasal 1 adalah segala sesuatu

yang berasal dari sumber daya hayati dan air untuk digunakan sebagai makanan dan

minuman baik diolah maupun tidak diolah, seperti: bahan baku makanan, bahan

tambahan makanan, dan bahan lain. Pada PP RI Nomor 68 Tahun 2002 dijelaskan,

terpenuhinya pangan merupakan hak bagi setiap rumah tangga. Terpenuhinya pangan

tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, aman, merata, dan terjangkau.

Pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup agar tidak terjadi kerawanan

pangan. Kerawanan pangan menurut Sukesi et al. (2009) merupakan kondisi tidak

adanya pangan dalam jumlah yang cukup, dan sulit terjangkau dari segi harga

maupun aksesnya. Kerawanan pangan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

penurunan, baik ditinjau dari presentase jumlah penduduk yang mengalami

kerawanan pangan maupun ditinjau dari presentase konsumsi energi dan protein. Data

dari BKP (2015) menunjukan, jumlah penduduk Indonesia yang mengalami rawan

pangan berdasarkan perhitungan kategori konsumsi <70% AKG pada tahun 2011-

2015 berturut-turut sebesar 17,30%, 19,52%, 18,68%, 16,94%, dan 12,96%.

Sementara pertumbuhan konsumsi energi dan protein dari tahun 2010 hingga tahun

2015 masing-masing sebesar 0,18 % dan 0,01 %.

Penurunan kerawanan pangan secara nasional tidak selalu meningkatkan

ketahanan pangan tingkat mikro. Sukesi et al. (2009) menjelaskan, ketersediaan

pangan secara makro tidak sepenuhnya menjamin ketersediaan pangan pada tingkat

mikro. Masalah tersebut harus dapat diatasi dengan baik sehingga setiap penduduk

tidak mengalami kerawanan pangan. Kenyataanya, kerawanan pangan di Indonesia

belum dapat teratasi hingga saat ini. Peta Ketahanan Pangan dan Kerawanan Pangan

tahun 2015 menunjukkan, 27,7 juta penduduk Indonesia pada tahun 2014 masih

mengalami kerawanan pangan.

Page 19: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Kerawanan pangan harus dapat teratasi dengan meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga. Ketahanan pangan menurut Rianse (2009) diartikan sebagai

terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang cukup, aman untuk dikonsumsi, dan

terjangkau baik dari segi harga maupun lokasi. Ketahanan pangan rumah tangga skala

mikro menurut Sunarminto (2010) meliputi ketersediaan pangan, akses pangan dan

penyerapan/konsumsi pangan. Ketahanan pangan rumah tangga dipengaruhi oleh

daya beli rumah tangga, sehingga pendapatan merupakan faktor utama untuk

meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Sukesi et al. (2009) menjelaskan,

faktor keseimbangan pangan yang terefleksi pada harga sangat berkaitan erat dengan

daya beli rumah tangga terhadap pangan.

Ketahanan pangan rumah tangga dapat ditingkatkan dengan pemanfaatan

semberdaya lokal. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga melalui pemanfaatan sumberdaya lokal yaitu program kawasan

rumah pangan lestari (KRPL). KRPL menurut Kementan Nomor 12 Tahun 2016

merupakan sebuah konsep pemanfaatan pekarangan rumah penduduk secara bersama-

sama untuk dijadikan lahan budidaya sehingga menjadi sumber pangan secara

berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi

warga setempat. Kegiatan yang dilakukan dalam program KRPL yaitu

membudidayakan berbagai jenis tanaman maupun ternak sesuai kebutuhan pangan

keluarga.

Salah satu desa yang menjadi lokasi pengembangan program KRPL yaitu

Desa Tertek. Program KRPL di Desa Tertek berdasarkan Data Tingkat

Perkembangan Desa dan Kelurahan tahun 2016 menunjukkan bahwa program KRPL

telah berjalan selama 4 tahun namun jumlah anggota KRPL yang bergabung hanya

sebesar 23 anggota. Desa Tertek sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk

mengembangkan program KRPL menurut Data Potensi Desa dan Kelurahan 2016

namun belum dapat termanfaatkan dengan optimal karena rendahnya anggota KRPL

yang tergabung. Potensi yang dimiliki oleh Desa Tertek yaitu luasnya lahan

pekarangan sebesar 247.29 Ha melebihi luasan lahan pertaniannya yaitu 137.46 Ha.

Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif sebesar 4.244 juga

1

Page 20: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

mendukung untuk dikembangkannya program KRPL di Desa Tertek. Berdasarkan

uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai peran

perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL di Desa

Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Penelitian mengenai peran perempuan dalam program KRPL telah banyak

dilakukan. Penelitian tersebut biasanya mengkaji tentang peran perempuan dalam

program KRPL untuk mendukung kemandirian pangan dengan menganalisis pola

konsumsi pangan berbasis pola pangan harapan (Annisahaq et al, 2014) ataupun

mengkaji ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan proporsi pengeluaran pangan

dan konsumsi energi (Arida et al, 2015). Penelitian lain yang banyak dilakukan yaitu

mengkaji tentang peran perempuan tani terhadap pendapatan rumah tangga (Bhastoni

dan Yuliati, 2016) (Fathonah dan Prasodjo, 2007) Meskipun penelitian mengenai

peran perempuan telah banyak dilakukan, namun masih jarang penelitian yang

mengkaitkannya dengan ketahanan pangan rumah tangga yang dianalisis dari seluruh

indikatornya sehingga penelitian ini menarik untuk dilakukan.

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena untuk mengetahui peran

perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Kementan Nomor 12 Tahu

2016 menjelaskan, pengembangan KRPL merupakan salah satu upaya pemerintah

dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga melalui

pemanfaatan sumberdaya lokal. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Desa Tertek mengenai

pentingnya penerapan program KRPL sehingga jumlah anggota KRPL yang

bergabung dapat semakin meningkat. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk terus mengembangkan

program KRPL kepada masyarakat yang memiliki potensi yang sama dengan Desa

Tertek.

1.2 Rumusan Masalah

Desa Tertek merupakan salah satu desa yang menerapkan program KRPL

dengan memberdayakan perempuan. KRPL mulai diimplementasikan di Desa Tertek

Page 21: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

pada tahun 2013 namun jumlah anggota KRPL hanya sebesar 23 anggota padahal

penduduk perempuan usia produktif di Desa Tertek sebanyak 4.244 jiwa. Rendahnya

jumlah perempuan yang berperan serta dalam program KRPL menyebabkan perlunya

dilakukan pengembangan program KRPL. Hal tersebut dikarenakan program KRPL

menurut Kementan (2016) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam

mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga melalui pemanfaatan

sumberdaya lokal dengan memberdayakan perempuan.

Data Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan Desa Tertek (2016)

menunjukkan, mata pencaharian di Desa Tertek pada sektor pertanian skala makro

yang meliputi perternakan, perikanan, dan pertanian memiliki presentase yang kecil.

Nilai presentase tiga sektor tersebut secara berurutan sebesar 0,91%, 1.06%, dan

2.65% dari keseluruhan jumlah penduduk Desa Tertek. Ketiga sektor tersebut

merupakan sektor yang paling penting di dalam pencapaian ketahanan pangan baik

dari aspek ketersediaan, aspek akses, dan penyerapan pangan. Sehingga dapat

dikatakan bahwa penduduk Desa Tertek pada kondisi-kondisi tertentu sangat rawan

terhadap ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan.

Rendahnya jumlah masyarakat yang bekerja di sektor pertanian

mengakibatkan rawannya ketahanan pangan rumah tangga. Hal tersebut diperkuat

dengan pendapat Suharjo et al (1986) bahwa pertanian sangat berpengaruh terhadap

gizi melalui produksi pangan untuk keperluan rumah tangga, jika pangan diproduksi

dalam jumlah dan ragam yang cukup, maka orang akan cenderung mengkonsumsi

makanan sehat. Sukesi et al (2009) menambahkan, masalah produksi yang hanya

terjadi di suatu tempat dan periode waktu tertentu, sementara pola konsumsi relatif

konstan pada setiap individu menyebabkan adanya masa-masa pada lokasi-lokasi

defisit mengalami kerawanan pangan. Dikembangkannya program KRPL diharapkan

dapat meningkatkan peran serta perempuan dalam program KRPL guna

meningkatkan ketahanan pangan rumah tangganya.

Berdasarkan permasalahan dan potensi yang telah dikemukakan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana peran perempuan dalam program KRPL di Desa Tertek?

Page 22: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

2. Bagaimana ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek selama menerapkan

program KRPL?

3. Bagaimana peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui

program KRPL di Desa Tertek?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dibuat batasan masalah dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian ini hanya berfokus pada peran perempuan terhadap ketahanan pangan

rumah tangga melalui KRPL di Desa Tertek dalam 12 bulan terakhir

2. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab tujuan dari penelitian ini

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis peran perempuan dalam program KRPL di Desa Tertek

2. Menganalisis ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek selama menerapkan

program KRPL

3. Menganalisis peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui

program KRPL di Desa Tertek

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat menjadi bahan masukan

untuk terus mengembangkan upaya dalam meningkatkan ketahanan pangan

rumah tangga yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan gizi masyarakat

2. Bagi masyarakat diharapkan dapat terus mengaplikasikan dan mengembangkan

program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) guna meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga.

Page 23: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Bagi peneliti dan mahasiswa diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan

pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, khususnya di Desa Tertek Kecamatan

Pare Kabupaten Kediri

Page 24: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dijadikan sebagai referensi dan pembanding dalam

penelitian ini. Penelitian terdahulu yang digunakan dalam penelitian ini,

diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Dewi et al. (2015), Mulyani dan

Mandamdari (2012) Bhastoni dan Yuliati (2016), Annisahaq et al. (2014),

Fathonah dan Prasodjo (2001), Arida et al. (2015) mengenai peran perempuan

terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL.

Pada penelitian Dewi et al. (2015), mengenai partisipasi anggota

kelompok Wanita Tani Pangan Sari pada program kawasan rumah pangan lestari

di Dusun Cengkilung Desa Peguyangan Kangin Kecamatan Denpasar Utara.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan skala ordinal (likert).

Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat partisipasi kelompok Wanita Tani

Pangan Sari dalam melaksanakan program KRPL tergolong dalam kategori sangat

tinggi. Terdapat beberapa kendala dalam mengembangkan program KRPL yaitu

(1) aspek teknis: ketersediaan lahan tetap; (2) pada aspek ekonomi: kekurangan

modal dalam mengembangkan program KRPL untuk memenuhi sarana produksi

tanaman dan penyediaan lahan tetap KBD; (3) aspek sosial: tidak terdapat

masalah karena hubungan anggota kelompok terjalin baik dengan pemerintah,

antar anggota dan pihak luar (ekstern).

Mulyani dan Mandamdari (2012) mengkaji peran perempuan dalam

mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga di Kabupaten Banyumas. Penelitian

tersebut menggunakan metode kuantitatif. Penelitian tersebut dilaksanakan di

Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa derajat ketahanan pangan keluarga

termasuk dalam kategori tahan pangan dengan nilai 59,77% sedangkan yang

termasuk rawan pangan berkisar 40,23%. Faktor-faktor yang mempengaruhi peran

perempuan tani dalam konsumsi bahan pangan di Kabupaten Banyumas adalah

pendapatan rumah tangga, pendapatan perempuan tani, jumlah anggota keluarga,

dan dummy perempuan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran bahan

6

Page 25: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

pangan pokok pada tingkat rumah tangga di Kabupaten Banyumas adalah harga

beras, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan.

Bhastoni dan Yuliati (2016) meneliti tentang peran wanita tani diatas usia

produktif dalam usahatani sayuran organik terhadap pendapatan rumah tangga di

Desa Sumberejo Kecamatan Batu. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian tersebut yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif

kuantitatif. Hasil dari penelitian tersebut yang pertama menunjukkan alasan

terbesar perempuan bekerja pada usahatani sayuran organik yaitu untuk

menambah penghasilan. Hasil kedua menunjukkan kegiatan usaha tani pada aspek

aktivitas didominasi oleh peran perempuan, aspek kontrol dan aspek manfaat

didominasi oleh laki-laki, dan aspek manfaat dirasakan bersama. Hasil ketisga

menunjukkan persentase curahan waktu kerja perempuan baik sebagai petani

maupun buruh tani lebih besar dibandingkan dengan pria. Total persentase

kontribusi pendapatan perempuan terhadap pendapatan rumahtangga sebesar 29%.

Pendapatan perempuan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap

pendapatan rumah tangga untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Persamaan penelitian ini dengan peneltian yang dilakukan Dewi et al.

(2015), Mulyani dan Mandamdari (2012), Bhastoni dan Yuliati (2016), sama-

sama mengkaji mengenai peran perempuan dalam suatu program pemberdayaan.

Ketiga penelitian tersebut dijadikan acuan dalam menentukan tujuan pertama

dalam penelitian ini yaitu peran perempuan dalam program KRPL dan juga

metode analisis data yang digunakan yaitu analisis kualitatif. Perbedaan antara

penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Mulyani dan Mandamdari (2012),

Bhastoni dan Yuliati (2016) yaitu analisis peran perempuan dalam penelitian

tersebut menggunakan analisis gender, sementara dalam penelitian ini analisis

peran perempuan didasarkan pada kegiatan yang ada di dalam pelaksanaan

program KRPL seperti pada penelitian Dewi et al. (2015). Jenis gap antara

penelitian ini dengan penelitian Dewi et al. (2015) adalah practical gap. Practical

gap merupakan gap yang menunjukkan perbedaan lokasi, kondisi dan situasi.

Penelitian Dewi et al. (2015) dilaksanakan di Bali, sementara penelitian ini

dilaksanakan di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri.

Page 26: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Annisahaq et al. (2014) mengkaji mengenai pengaruh program KRPL

dalam mendukung kemandirian pangan dan kesejahteraan rumah tangga di

Kecamatan Rejumulyo Kecamatan Kota Kabupaten Kediri. Alat analisis yang

digunakan yaitu: (1) analisis usaha tani dan uji beda rata-rata; (2) Analisis pola

konsumsi pangan berbasis pola pangan harapan (PPH); dan (3) analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi diversifikasi konsumsi pangan. Hasil dari penelitian

Annisahaq et al. (2014), yang pertama adalah pendapatan usahatani pekarangan

rumah tangga antara peserta KRPL berbeda nyata dengan non peserta KRPL.

Hasil kedua menunjukkan skor PPH rata-rata untuk peserta KRPL mencapai

80,53 dan non peserta sebesar 62,32. Skor tersebut masih dibawah skor PPH ideal,

yaitu 100. Hasil ketiga menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan

terhadap tingkat skor PPH adalah jumlah anggota keluarga dan luas pekarangan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fathonah dan Prasodjo (2001)

mengenai tingkat ketahanan pangan pada rumah tangga yang dikepalai pria

(RTKP) dan rumah tangga yang dikepalai wanita (RTKW) dapat dijadikan

sebagai acuan. Penelitian tersebut menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan tingkat ketahanan pangan RTKP

termasuk kategori tahan pangan sementara RTKW termasuk kategori lebih tidak

tahan pangan. Perbedaan ketahanan pangan tersebut tidak menimbulkan

ketimpangan. Tingkat ketahanan pangan rumah tangga tersebut dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan pengelola pangan dan pendapatan. Semakin tinggi tingkat

pendidikan dan pendapatan semakin tinggi pula tingkat ketahanan pangan rumah

tangga dan sebaliknya.

Arida et al. (2015) menganalisis tentang ketahanan pangan rumah tangga

berdasarkan proporsi pengeluaran pangan dan konsumsi energi. Penelitian

tersebut menggunakan metode kuantitatif dengan perhitungan proporsi

pengeluaran pangan terhadap pengeluaran total rumah tangga petani dan tingkat

konsumsi energi petani. Hasil penelitian ini menunjukkan proporsi pengeluaran

pangan dari pengeluaran total rumah tangga petani peserta DEMAPAN di

Kecamatan Indrapuri Kecamatan Aceh Besar yaitu sebesar 60%. Tingkat

kecukupan energi (TKE) rumah tangga sebesar 62,19% termasuk pada kategori

defisit (<70% AKG). Ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan proporsi

Page 27: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

pengeluaran pangan dan konsumsi energi sebesar 55% dan 45% termasuk dalam

kondisi rawan pangan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Annisahaq et al. (2014)

Fathonah dan Prasodjo (2001), Arida et al. (2015) adalah sama-sama menganalisis

ketahanan pangan rumah tangga. Terdapat conceptual gap antara penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya. Conceptual gap yaitu gap yang diperoleh dengan

cara menguji suatu teori dengan konteks yang berbeda. Pada penelitian

sebelumnya ketahanan pangan rumah tangga hanya dikaji dengan salah satu

indikator ketahanan pangan rumah tangga, sementara pada penelitian ini mengkaji

ketahanan pangan rumah tangga pada seluruh indikatornya. Selain itu pada

penelitian ini, ketahanan pangan rumah tangga dikaitkan dengan peran perempuan

dalam program KRPL, sehingga penelitian ini penting untuk dilakukan.

2.2 Konsep Pemberdayaan

Pemberdayaan menurut Surjono dan Nugroho (2007), mengacu pada kata

empowerment yaitu upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki

masyarakat lokal yang mandiri. Pemberdayaan harus didasarkan pada lingkungan

kehidupan sosial dilihat dari sudut pandang kerumahtanggan. Pendekatan

pemberdayaan masyarakat dengan penekanan pada pentingnya masyarakat lokal

yang mandiri sebagai suatu sistem yang mengorganisasikan diri mereka sendiri.

Pada dasarnya pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan

sosial. Pemberdayaan masyarakat seperti itu diharapkan memberikan peranan

kepada individu bukan sebagai objek tetapi sebagai pelaku yang menentukan

hidup mereka.

2.3 Perempuan dalam Pembangunan

Remiswal (2013) menjelaskan, perempuan memiliki peranan dalam

pembangunan bangsa, namun banyak perempuan yang masih sukar untuk

mengatualisasikan diri melalui program pemberdayaan. Hal tersebut disebabkan

oleh lima faktor penghambat, yaitu: (1) sistem tata nilai budaya yang masih

menggunakan pola patriarkhi; (2) kurang adanya perlindungan bagi kaum

perempuan karena banyak perundang-undangan yang bias gender; (3) perempuan

Page 28: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

kurang dalam mendapatkan kesempatan untuk mengakses, berpartisipasi,

mengontrol, dan menikmati hasil pembangunan; (4) adanya pemahaman dan

penafsiran agama yang kurang tepat; dan (5) dampak dari hal tersebut

mengakibatkan adanya persaingan antara perempuan yang akan membawa

kerugian pada diri perempuan sendiri.

Peran perempuan terhadap pembangunan menurut Nugroho (2011),

merupakan suatu pendekatan yang berfokus pada kekuatan-kekuatan sosial,

ekonomi, politik dan budaya yang menetukan bagaimana perempuan

berpartisipasi didalam memperoleh manfaat, dan mengontrol sumber daya dan

kegiatan proyek yang berbeda. Mufidah (2010) menambahkan, kebutuhan

perempuan yang harus direspon melalui program pembangunan menjadi salah

satu tolok ukur pembangunan di tingkat nasional dan internasional. Misalnya

pendidikan perempuan, kesehatan reproduksi perempuan, dan kemandirian

perempuan di bidang ekonomi dan keterwakilan perempuan dalam mengambil

keputusan. Keterlibatan perempuan dalam sektor publik akibat perbaikan

pendidikan bagi perempuan dan hak-haknya sebagai warga negara harus dapat

dimanfaatkan dengan baik.

Partisipasi perempuan bersama laki-laki merupakan sebuah kunci dalam

pembangunan. Partisipasi perempuan dalam pembangunan menurut Remiswal

(2013) dapat dilakukan dengan enam cara, yaitu: (1) adanya kontak dengan pihak

lain dan merupakan titik awal perubahan sosial; (2) menyerap atau memberikan

tanggapan terhadap informasi; (3) ikut serta dalam perencanaan pembangunan dan

pengambilan keputusan; (4) terlibat dalam operasional pembangunan; (5) ikut

menerima, memelihara, dan mengembangkan pembangunan; (6) Menilai

pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan hasilnya memenuhi

kebutuhan masyarakat.

2.4 Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menyatakan bahwa optimalisasi

pemanfaatan pekarangan dilakukan melalui upaya pemberdayaan perempuan

untuk mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi

keluarga. Upaya ini dilakukan dengan membudidayakan berbagai jenis tanaman

Page 29: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

sesuai kebutuhan pangan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta

budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan untuk ketersediaan pangan sumber

karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein bagi keluarga pada suatu lokasi

kawasan perumahan/warga yang saling berdekatan sehingga akan dapat terbentuk

sebuah kawasan yang kaya akan sumber pangan yang diproduksi sendiri dari hasil

optimalisasi pekarangan. Pendekatan pengembangan ini dilakukan dengan

mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), antara lain

dengan membangun kebun bibit dan mengutamakan sumber daya lokal disertai

dengan pemanfaatan pengetahuan lokal (local wisdom) sehingga kelestarian alam

pun tetap terjaga. Implementasi program ini disebut Kawasan Rumah Pangan

Lestari (KRPL).

Pengembangan KRPL merupakan salah satu upaya pemerintah dalam

mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan rumah tangga. Kegiatan

optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep KRPL dilakukan dengan

pendampingan oleh Penyuluh Pendamping KRPL, serta dikoordinasikan bersama

dengan aparat kabupaten/kota. Pemanfaatan pekarangan diarahkan pada

pelaksanaan pemberdayaan kelompok perempuan dalam membudayakan pola

konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman. Pemanfaatan pekarangan

juga diarahkan pada pelaksanaan kegiatan usaha pengolahan pangan rumah tangga

untuk menyediakan pangan yang lebih beragam. Pada setiap desa dibangun kebun

bibit untuk memasok kebutuhan bibit tanaman, ternak, dan ikan bagi anggota

kelompok dan masyarakat, sehingga tercipta keberlanjutan kegiatan.

2.4.1 Tujuan KRPL

Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menyatakan, tujuan pengembangan

program KRPL adalah:

1. Meningkatkan partisipasi kelompok perempuan dalam penyediaan sumber

pangan dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan

sebagai penghasil sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

2. Mendorong pengembangan usaha pengolahan pangan skala Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) sumber karbohidrat selain beras dan terigu

yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal.

Page 30: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

3. Meningkatkan kesadaran, peran, dan partisipasi masyarakat dalam

mewujudkan pola konsumsi pangan serta mengurangi ketergantungan

terhadap bahan pangan pokok beras.

2.4.2 Prinsip KRPL

Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menyatakan bahwa prinsip dasar

pengembangan KRPL adalah: (1) pemanfaatan pekarangan yang ramah

lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan; (2)

diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal; (3) konservasi sumberdaya

genetik pangan (tanaman, ternak, ikan); (4) menjaga kelestariannya melalui kebun

bibit desa menuju; dan (5) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

2.4.3 Sasaran KRPL

Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menyatakan bahwa sasaran

pengembangan KRPL adalah: (1) peningkatan pemanfaatan pekarangan sebagai

sumber pangan dan gizi untuk memenuhi kebutuhan keluarga; (2) berkembangnya

usaha pengolahan pangan skala UMKM sumber karbohidrat selain beras dan

terigu yang berbasis sumber daya dan kearifan lokal; dan (3) peningkatan

kesadaran dan peran serta masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan

serta menurunnya tingkat ketergantungan masyarakat terhadap bahan pangan

tertentu dengan pemanfaatan pangan lokal.

2.4.4 Tahapan Pelaksanaan KRPL

Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menyatakan, optimalisasi pemanfaatan

lahan pekarangan yang selama ini telah terbukti banyak memberikan manfaat bagi

masyarakat baik bagi anggota kelompok perempuan maupun lingkungan kawasan

di sekitarnya. Bagi pelaku anggota kelompok perempuan, kegiatan ini dapat

memberikan sumbangan pangan untuk dikonsumsi bagi keluarga, menghemat

pengeluaran keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari dan

terjadinya diversifikasi konsumsi pangan pada rumah tangga anggota. Bagi

lingkungan kawasan, kegiatan ini dapat membuat suasana asri dan lingkungan

lebih nyaman. Mekanisme pengembangan optimalisasi lahan pekarangan

dilakukan melalui beberapa tahapan berikut: (1) pembentukan kelompok

pelaksana kegiatan, (2) identifikasi kebutuhan, (3) penyusunan rencana kegiatan,

Page 31: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

(4) pendampingan dan pelatihan, (5) pembuatan dan pengelolaan kebun bibit, (6)

pengembangan demplot kelompok, dan (7) penataan kawasan.

2.5 Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan menurut PP RI Nomor 68 Tahun 2002 Bab I Pasal 1

adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari

tersediannya pangan yang cukup, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan

menurut Rianse (2009) adalah terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang

cukup, tersedia setiap saat di semua daerah, mudah diperoleh rumah tangga, dan

aman dikonsumsi dengan harga yang terjangkau. Sunarminto (2010)

menambahkan, ketahanan pangan merupakan kondisi ketika semua orang pada

segala waktu secara fisik, sosial dan ekonomi memiliki akses pangan yang cukup,

aman dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kehidupan yang

aktif dan sehat. Pada dasarnya pangan menyangkut hajat hidup masyarakat, baik

produsen maupun konsumen sehingga masyarakat beserta pemerintah mempunyai

hak untuk menentukan sistem ketahanan pangannya secara mandiri.

2.5.1 Konsep Ketahanan Pangan

Konsep ketahanan pangan menurut Sunarminto (2010) terdiri dari 5 bagian

yaitu: (1) terpenuhinya pangan yang cukup dari segi jumlah; (2) terpenuhinya

mutu pangan (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral); (3) aman (tidak

mengandung bahan yang membahayakan kesehatan); (4) merata (sehingga pangan

mudah diperoleh masyarakat); dan (5) terjangkau (pangan dapat diperoleh dengan

mudah dan murah).

2.5.2 Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Sunarminto (2010) menjelaskan, ketahanan pangan dipandang dari level

mikro/rumah tangga berkaitan dengan 3 indikator utama yaitu ketersediaan

pangan, akses pangan dan penyerapan pangan.

1. Aspek ketersediaan pangan dalam perspektif mikro pada skala rumah tangga

terdiri dari 3 sumber yaitu produksinya sendiri (own production), membeli di

pasar (market purchase), dan transfer (barter atau bantuan)

2. Akses pangan bagi masyarakat, dikatakan terjamin ketika semua rumah tangga

dan semua individu dalam rumah tangga tersebut mempunyai sumber daya

Page 32: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

yang cukup untuk memperoleh pangan yang layak dan bergizi. Akses pada

pangan terdiri dari 3 macam yaitu (1) akses ekonomi: berkaitan dengan

kemampuan rumah tangga dalam menyediakan sumber daya ekonomis untuk

dapat memperoleh bahan pangan, meliputi pendapatan, kesempatan kerja dan

harga pangan; (2) akses fisik: berkaitan pada sarana dan prasarana, meliputi

pasar, jalan dan alat transportasi; dan (3) akses sosial, pada kondisi normal

terkait pada pengetahuan dan tingkat pendapatan rumah tangga, dalam kondisi

tidak normal dipengaruhi oleh konflik sosial, perang dan bencana.

3. Aspek konsumsi/ penyerapan pangan

Subsistem konsumsi mempunyai fungsi dalam mengarahkan pola pangan agar

mampu memenuhi kaidah-kaidah keamanan, keragaman, kesehatan.

2.6 Tinjauan Metode Penelitian

2.6.1 Metode Analisis Dara Model Milles dan Huberman

Model analisis data menurut Miles dan Huberman (1994) dilakukan

melalui beberapa langkah yaitu reduksi data, penyajian data, dan mengambil

kesimpulan kemudian diverifikasi. Model Miles dan Huberman dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Model Miles dan Huberman (Miles dan Huberman, 1994)

Components of Data Analiysis: Flow Model

Data collection period

Data reduction

Anticipatory During Post

Data Display Analysis

During Post

Conclution drawing/Verification

During Post

Page 33: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

a. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan,

pengabstrakan, dan mentransformasikan data kasar dari lapangan. Reduksi

data akan memberikan data yang lebih jelas dan mempermudah untuk

mengumpulkan data selanjutnya, serta mempermudah untuk mencarinya

ketika data dibutuhkan.

b. Penyajian data merupakan penyusunan sekumpulan informasi yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Tujuan penyajian data adalah untuk memudahkan dalam membaca

dan menarik kesimpulan. Proses penyajian data dapat berupa bentuk uraian

naratif, gambar, matriks, tabel, dan grafik.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi adalah usaha untuk mencari dan

memahami makna, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau

proposisi. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi dilakukan setelah proses

reduksi data dan penyajian data selesai. Verifikasi dilakukan karena

kesimpulan awal masih bersifat sementara dan dapat berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang dapat dipercaya.

2.6.2 Tabel Skoring dengan menggunakan Skala Likert

Tabel skoring merupakan alat bantu analisis dengan cara menggunakan

skor yang didasarkan pada skala tertentu. Skala likert menurut Sugiyono (2014)

digunakan untuk mengukur suatu sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial. Nazir (2005) dalam

menentukan skala atau selang kelas maka perlu dilakukan tahap penentuan

sebagai berikut:

1) Menentukan kisaran

Kisaran adalah selisih nilai pengamatan tertinggi dengan nilai pengamatan

terendah. Dengan R merupakan kisaran yang diperoleh dengan rumus:

R = Xt – Xr

Page 34: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Keterangan:

R : Kisaran

Xt : Nilai pengamatan tertinggi

Xr : Nilai pengamatan terendah

2) Menentukan selang kelas

Selang kelas adalah jarak atau besarnya nilai antar kelas yang telah ditentukan.

Besarnya selang kelas diperoleh berdasarkan rumus berikut:

I = R/k

Keterangan:

I : Selang kelas

R : Kisaran

k : kelas

2.6.3 Tabel Silang

Tabel silang menurut Singarimbun dan Efendi (1982) merupakan alat

bantu analisis yang paling sederhana yang digunakan untuk mengamati hubungan

antar dua variabel. Tabel silang tidak akan ada artinya jika dalam penyusunannya

tidak memperhatikan beberapa prinsip sederhana agar hubungan antara dua

variabel dapat tampak dengan jelas. Pada tabel silang dihitung responden untuk

setiap kelompok agar mudah melihat hubungan antara dua variabel. Cara dalam

membuat silang yaitu:

1) Menentukan variabel independen dan variabel dependen

2) Membuat kelompok tiap variabel berdasarkan kategori

3) Meletakkan variabel independen pada samping kiri dan variabel dependen

pada kolom atas

4) Menentukan frekuensi pada setiap sel dan menghitung persentasenya searah

dengan diletakkannya variabel independen

5) Membandingkan pada setiap kategori

Page 35: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

1

III KERANGKA TEORITIS

3.1 Kerangka Pemikiran

Ketahanan pangan menurut Sukesi et al. (2009) adalah tersedianya pangan

dalam jumlah yang cukup dan terdistribusi dengan harga yang terjangkau oleh

masyarakat guna menopang kehidupan sehari-hari. Ketahanan pangan rumah

tangga dapat ditingkatkan dengan menerapkan program KRPL. Pengembangan

KRPL merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan kemandirian

dan ketahanan pangan rumah tangga. Pendekatan pengembangan ini dilakukan

dengan mengembangkan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture).

Kegiatan dalam program KRPL yaitu membudidayakan berbagai jenis tanaman

sesuai kebutuhan pangan keluarga seperti aneka umbi, sayuran, buah, serta

budidaya ternak dan ikan sebagai tambahan ketersediaan pangan bagi keluarga.

Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menyatakan bahwa optimalisasi

pemanfaatan pekarangan diimplementasikan melalui upaya pemberdayaan

perempuan. Pada penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisis peran

perempuan dalam program KRPL. Peran perempuan dalam program KRPL

meliputi peran dalam pembekalan, persiapan budidaya, kegiatan budidaya, panen

dan pasca panen, serta Perempuan diimplementasikan ke dalam program KRPL

sebagai upaya untuk mendukung ketahanan pangan rumah tangga.

Peran perempuan tersebut diharapkan dapat menciptakan ketahanan

pangan rumah tangga. Harapan tersebut sesuai dengan penyataan Kementan No

12 tahun 2016 bahwa penerapan KRPL dapat memberikan manfaat bagi

perempuan. Manfaat bagi perempuan dalam KRPL yaitu dapat memberikan

sumbangan pangan untuk dikonsumsi bagi keluarga, menghemat pengeluaran

keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi sehari-hari serta terjadinya

diversifikasi konsumsi pangan pada rumah tangga anggota.

Ketahanan pangan memiliki indikator yang digunakan sebagai dasar dalam

penentuan ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL.

Indikator ketahanan pangan rumah tangga menurut Sunarminto (2010) terdiri dari

3 indikator, yaitu aspek ketersediaan, aspek akses, dan aspek

konsumsi/penyerapan. Pada penelitian ini, penulis juga mencoba untuk

17

Page 36: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

2

menganalisis ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL

dan peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui program

KRPL. Peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga dapat dilihat

dari peran perempuan dalam KRPL dan ketahanan pangan rumah tangga selama

menerapkan KRPL.

Terlaksananya program KRPL di Desa Tertek diharapkan dapat

meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga dari aspek ketersediaan pangan,

aspek akses terhadap pangan dan aspek konsumsi/penerapan pangan melalui peran

perempuan. Berdasarkan uraian diatas, secara sistematis dapat dibuat alur

kerangka berpikir yang tertera pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga melalui Program KRPL

Keterangan: = alur pemikiran

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Pelatihan

Panen dan Pasca Panen

Kegiatan Budidaya

Persiapan Budidaya

Peran perempuan dalam Kawasan Rumah Pangan Lestari

Ketersediaan Pangan - Produksi sendiri - Membeli - Transfer

Akses pada Pangan - Akses ekonomi - Akses Fisik - Akses Sosial

Penyerapan Pangan - Keragaman - Kandungan

gizi

Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor 12/KPTS/KN.210/K/02/2016 tentang Petunjuk Teknis Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Tahun 2016

Ketahanan Pangan Rumah Tangga selama Menerapkan Program KRPL

Pemasaran

Page 37: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

3.2.1 Definisi Operasional

Variabel menurut Sarwono (2013), ialah sesuatu yang mewakili nilai tertentu, dapat berupa konsep yang digunakan untuk

menjelaskan suatu masalah yang sedang dikaji dalam suatu riset. Sementara indikator menurut Kasiram (2010) yaitu tanda atau petunjuk

yang menggambarkan variabel. Definisi operasional variabel beserta pengukuran variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Definisi Operasional Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga selama Menerapkan Program KRPL di Desa Tertek

No. Konsep Variabel Definisi Operasional Variabel 1.

Peran perempuan dalam Program KRPL

Pembekalan Suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota KRPL mengenai teknik budidaya dalam KRPL, pemberian peralatan dan sarana produksi, dan pemberian informasi mengenai pemasaran hasil budidaya.

Persiapan Budidaya Kegiatan dalam program KRPL yang meliputi penentuan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, penentuan peralatan dan bahan yang akan diguanakan, kegiatan pembuatan rak tanaman, kegiatan pembuatan media tanam, dan kegiatan penataan polibag di area pekarangan.

Kegiatan Budidaya Panen dan Pasca Panen

Kegiatan dalam program KRPL yang meliputi penyemaian benih, perawatan benih, pemindahan bibit, penyiraman, penyiangan, dan juga pengendalian hama dan penyakit tanaman.

Pemasaran Kegiatan menawarkan dan menjual hasil panen tanaman budidaya yang dihasilkan dalam program KRPL

2. Ketahanan Pangan Rumah Tangga

Ketersediaan pangan Kondisi tersedianya bahan pangan dalam jumlah, mutu, dan waktu yang terjangkau bagi rumah tangga yang ditentukan dari luas pekarangan, jenis tanaman yang dibudidayakan, pemenuhan kebutuhan pangan, dan jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung

19

Page 38: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Lanjutan Tabel 1

Akses Pangan Kemampuan rumah tangga menjangkau pangan yang terdiri dari akses ekonomi, akses fisik, dan akses sosial. Akses pangan meliputi pemasukan yang diperoleh dari penjualan tanaman pangan, pemasukan yang diperoleh dari penjualan sayuran, pemasukan dari penjualan tanaman obat, pemenuhan kebutuhan pangan keluarga, alokasi pendapatan dari program KRPL, kondisi jalan, tersedianya warung atau pasar, berperan serta dalam sosialisasu makanan sehat, dan memperoleh bantuan pangan.

Penyerapan Pangan Kemampuan rumah tangga dalam menyerap pangan yang aman, beragam, dan memiliki kandungan gizi yang baik. Penyerapan pangan rumah tangga dapat dilihat dari ketersediaan air bersih, fasilitas kesehatan yang tersedia, pengolahan sampah, keragaman pangan, dan keracunan pangan.

3.2.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

tiga kategori. Pemberian angka 3 apabila memiliki nilai positif/tinggi, angka dua apabila memiliki nilai netral/sedang, dan angka satu

apabila memiliki nilai negatif/rendah. Skala likert dalam tabel skoring digunakan untuk mengkategorikan ketahanan pangan rumah tangga

dan peran perempuan dalam program KRPL terhadap ketahanan pangan rumah tangga. Pengukuran variabel-variabel dalam penelitian ini

dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 39: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Tabel 2. Standar Pengklasifikasian Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga melalui Program KRPL di Desa Tertek

No. Variabel Pengukuran Sub Variabel

Skor Kriteria

1.

Pembekalan

Pelatihan teknik budidaya

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pelatihan teknik budidaya selalu diikuti oleh anggota Pelatihan teknik budidaya kadang-kadang diikuti oleh anggota Pelatihan teknik budidaya tidak pernah diikuti oleh anggota

Pemberian peralatan dan sarana produksi

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Peralatan dan sarana produksi selalu diterima oleh anggota Peralatan dan sarana produksi kadang-kadang diterima oleh anggota Peralatan dan sarana produksi tidak pernah diterima oleh anggota

Pemberian informasi pemasaran

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Informai pemasaran selalu diterima oleh anggota Informasi pemasaran kadang-kadang diterima oleh anggota Informasi pemasaran tidak pernah diterima oleh anggota

Persiapan Budidaya

Penentuan jenis tanaman

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Penentuan tanaman yang akan dibudidayakan selalu dilakukan oleh anggota Penentuan tanaman yang akan dibudidayakan kadang-kadang dilakukan oleh anggota Penentuan tanaman yang akan dibudidayakan tidak pernah dilakukan oleh anggota

Penentuan peralatan dan bahan

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Penentuan peralatan yang akan digunakan selalu dilakukan oleh anggota Penentuan peralatan yang akan digunakan kadang-kadang dilakukan oleh anggota Penentuan peralatan yang akan digunakan tidak pernah dilakukan oleh anggota

Pembuatan rak tanaman

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pembuatan rak tanaman selalu dilakukan oleh anggota Pembuatan rak tanaman kadang-kadang dilakukan oleh anggota Pembuatan rak tanaman tidak pernah dilakukan oleh anggota

Page 40: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Lanjutan Tabel 2 Pembuatan media

tanam 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pembuatan media tanam selalu dilakukan oleh anggota Pembuatan media tanam kadang-kadang dilakukan oleh anggota Pembuatan media tanam tidak pernah dilakukan oleh anggota

Penataan polibag di area pekarangan

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Penataan polibag di area pekarangan selalu dilakukan oleh anggota Penataan polibag di area pekarangan kadang dilakukan oleh anggota Penataan polibag di area pekarangan tidak pernah dilakukan oleh anggota

Kegiatan Budidaya

Penyemaian benih 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Penyemaian benih selalu dilakukan oleh anggota Penyemaian benih kadang-kadang dilakukan oleh anggota Penyemaian benih tidak pernah dilakukan oleh anggota

Penyiangan 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Penyiangan selalu dilakukan oleh anggota Penyiangan kadang-kadang dilakukan oleh anggota Penyiangan tidak pernah dilakukan oleh anggota

Perawatan benih 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Perawatan benih selalu dilakukan oleh anggota Perawatan benih kadang-kadang dilakukan oleh anggota Perawatan benih tidak pernah dilakukan oleh anggota

Pemindahan bibit 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pemindahan bibit selalu dilakukan oleh anggota Pemindahan bibit kadang-kadang dilakukan oleh anggota Pemindahan bibit tidak pernah dilakukan oleh anggota

Penyiraman 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Penyiraman selalu dilakukan oleh anggota Penyiraman kadang-kadang dilakukan oleh anggota Penyiraman tidak pernah dilakukan oleh anggota

Pengendalian hama dan penyakit tanama

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pengendalian hama dan penyakit tanaman selalu dilakukan oleh anggota Pengendalian hama dan penyakit tanaman kadang-kadang dilakukan oleh anggota Pengendalian hama dan penyakit tanaman tidak pernah dilakukan

Page 41: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

oleh anggota Lanjutan Tabel 2 Panen dan

Pasca Panen

Penentuan panen dan pasca panen

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pengambilan keputusan dalam panen dan pasca panen selalu dilakukan oleh anggota Pengambilan keputusan dalam panen dan pasca panen kadang-kadang dilakukan oleh anggota Pengambilan keputusan dalam panen dan pasca panen tidak pernah dilakukan oleh anggota

Kegiatan pemanenan

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Kegiatan pemanenan selalu dilakukan oleh anggota Kegiatan pemanenan kadang-kadang dilakukan oleh anggota Kegiatan pemanenan tidak pernah dilakukan oleh anggota

Pengelolaan hasil panen

3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Pengelolaan hasil panen selalu dilakukan oleh anggota Pengelolaan hasil panen kadang-kadang dilakukan oleh anggota Pengelolaan hasil panen tidak pernah dilakukan oleh anggota

Pemasaran Kegiatan pemasaran 3=Aktif 2=Cukup 1=Tidak Aktif

Kegiatan pemasaran selalu dilakukan oleh anggota Kegiatan pemasaran kadang-kadang dilakukan oleh anggota Kegiatan pemasaran tidak pernah dilakukan oleh anggota

2. Ketersedia an pangan

Luas lahan pekarangan

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Memiliki pekarangan >400 m2

Memiliki pekarangan 120-400 m2

Memiliki pekarangan <120 m2 Jenis tanaman yang dibudidayakan

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Terdapat >2 jenis tanaman yang dibudididayakan (sayuran, tanaman pangan, dan tanaman obat) Terdapat 1 jenis tanaman yang dibudidayakan Tidak ada tanaman

Pemenuhan kebutuhan pangan pengganti nasi

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Sudah, melalui pemanfaatan pekarangan Sedang, melalui pemenfaatan pekarangan dan membeli di pasar Belum, hanya membeli di pasar

Pemenuhan 3=Tinggi Sudah, melalui pemanfaatan pekarangan

Page 42: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

kebutuhan sayuran 2=Sedang 1=Rendah

Sedang, melalui pemenfaatan pekarangan dan membeli di pasar Belum, hanya membeli di pasar

Lanjutan Tabel 2 Pemenuhan

kebutuhan tanaman obat

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Sudah, melalui pemanfaatan pekarangan Sedang, melalui pemenfaatan pekarangan dan membeli di pasar Belum, hanya membeli di pasar

Memperoleh Pengetahuan teknik budidaya

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Sudah, melalui penyuluh dan anggota kelompok KRPL Sudah, melalui penyuluh atau anggota kelompok KRPL Belum mendapatkan pengetahuan teknik budidaya

Memperoleh bantuan peralatan dan sarana produksi

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Sudah, melalui pemerintah dan swadaya masyarakat Sudah, melalui pemerintah atau swadaya masyarakat Belum

Pengendalian hama dan penyakit tanaman

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Sudah, tidak ada tanaman yang terserang hama dan penyakit Sudah, namun masih ada tanaman yang terserang hama dan penyakit Belum

Jumlah anggota keluarga

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

≤ 2 orang 3 - 4 orang > 4 orang

Akses Pangan

Akses Ekonomi Pemasukan dari penjualan tanaman pangan

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

≤ 9 bulan sekali > 9 bulan sekali Tidak mendapatkan

Pemasukan dari penjualan sayuran

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

≤ 3 bulan sekali > 3 bulan sekali Tidak mendapatkan

Pemasukan dari penjualan tanaman obat

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

≤ 12 bulan sekali > 12 bulan sekali Tidak mendapatkan

Page 43: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Pemenuhan kebutuhan pangan keluarga

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Pendapatan dari budidaya tanaman di pekarangan Pendapatan dari budidaya tanaman di pekarangan dan dari luar Pendapatan diluar dari budidaya tanaman di pekarangan

Lanjutan Tabel 2 Alokasi pendatan

dari program KRPL 3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Untuk pangan Untuk non pangan Tidak mendapatkan pemasukan

Akses Fisik Kondisi jalan 3=Tinggi

2=Sedang Mudah (Aspal tidak bergelombang) Sedang (Aspal bergelombang)

1=Rendah Sulit (berpasir, berbatu, dan bergelombang) Tersedia warung/pasar

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Lebih dari 1 warung/ pasar 1 warung/pasar Tidak ada

Akses Sosial Sosialisasi makanan sehat

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Pernah, dari luar program KRPL dan dari dalam program KRPL Pernah, dari luar program KRPL/dari dalam program KRPL Belum pernah

Bantuan pangan 3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Sering (Satu bulan sekali) Jarang (Lebih dari 1 bulan sekali) Tidak pernah

Penyerapan Pangan

Ketersediaan air bersih

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Air tanah (Sumur) Air dari PDAM Air dari hujan/sungai

Fasilitas kesehatan yang tersedia

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Fasilitas dari desa dan dari swadaya masyarakat Fasilitas dari desa/swadaya masyarakat Tidak ada

Pengolahan sampah 3=Tinggi Memilah sampah organik dan anorganik dan didaur ulang

Page 44: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

2=Sedang 1=Rendah

Memilah sampah organik dan anorganik dan membuangnya di tempat pembuangan sampah Membuang di tempat pembuangan sampah tanpa memilah

Lanjutan Tabel 2 Keragaman pangan 3=Tinggi

2=Sedang 1=Rendah

Mengkonsumsi karbohidrat, protein, dan sayuran Mengkonsumsi karbohidrat dan protein/sayuran Mengkonsumsi karbohidrat

Keracunan makanan

3=Tinggi 2=Sedang 1=Rendah

Tidak pernah Jarang (3 - ≤ 1 kali dalam 1 tahun) Sering (> 3 kali dalam 1 tahun)

Page 45: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian mengenai peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah

tangga melalui program KRPL di Desa Tertek termasuk ke dalam jenis penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif (mix method). Pendekatan

kualitatif digunakan untuk menganalisis peran perempuan dalam program KRPL.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis ketahanan pangan rumah

tangga selama menerapkan program KRPL dan peran perempuan terhadap

ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL di Desa

Tertek.

4.2 Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tertek Kecasmatan Pare Kabupaten

Kediri mulai dari bulan Maret hingga bulan April 2017. Penentuan lokasi

penelitian dilakukan secara purposive. Singarimbun dan Efendi (1982)

menjelaskan, purposive merupakan penentuan lokasi penelitian secara sengaja

dengan didasarkan pada pertimbangan tertentu. Pertimbangan peneliti dalam

memilih lokasi di Desa Tertek adalah:

1. Terdapat program KRPL yang memberdayakan perempuan yang berorientasi

untuk meningkatkan ketahanan pangan

2. Banyak perempuan di Desa Tertek yang berperan sebagai ibu rumah tangga

3. Desa Tertek memiliki potensi berupa lahan pekarangan yang luas untuk

mengembangkan program KRPL

4. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai peran perempuan terhadap

ketahanan pangan melaui program KRPL di Desa Tertek sebelumnya

4.3 Metode Penentuan Responden

Proses penentuan responden merupakan cara memilih responden untuk

studi tertentu. Teknik penentuan responden pada penelitian ini menggunakan

teknik sampling non probability. Teknik tersebut menurut Kumalaningsih (2012)

27

Page 46: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

adalah penentuan responden yang tidak memperhatikan aspek peluang pada

pemilihan anggota responden. Jenis penentuan responden dari teknik sampling

non probability yang diggunakan yaitu sensus.

Sensus merupakan metode penentuan responden dengan menggunakan

seluruh populasi yang ada. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh anggota

KRPL yaitu sebayak 23 anggota. Selain anggota KRPL, responden dalam

penelitian ini juga berasal dari individu yang tidak mengikuti program KRPL.

Informasi dari non anggota KRPL hanya digunakan sebagai pembanding dalam

menentukan ketahanan pangan rumah tangga ketika menerapkan program KRPL

atau digunakan untuk menjawab tujuan kedua. Jumlah non anggota KRPL yang

dijadikan sebagai responden sebanyak 23 orang atau sama dengan responden yang

berasal dari anggota KRPL agar mempermudah dalam membandingkan ketahanan

pangan antar keduanya.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan

untuk mengumpulkan data. Pada penelitian ini, jenis data yang digunakan yaitu

data primer dan data skunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh

peneliti dari Badan Ketahanan Pangan, Kantor Balai Desa Tertek dan ketua

KRPL. Sementara data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara

langsung pada saat melakukan penelitian. Teknik pengumpulan data primer yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Pada penelitian ini, wawancara dilakukan dengan cara wawancara terstrukur.

Wawancara terstruktur menurut Basrowi dan Suwandi (2008) merupakan

teknik pengumpulan data dengan menggunakan pertanyaan yang telah

ditetapkan sebelumnya oleh peneliti. Wawancara terstruktur menggunakan

pertanyaan yang sama untuk seluruh responden. Wawancara terstruktur perlu

dilakukan untuk mengurangi variasi yang bisa terjadi antar responden. Alat

bantu yang digunakan dalam wawancara terstruktur yaitu instrumen

wawancara. Pada penelitian ini, wawancara ditujukan kepada anggota KRPL

dan non anggota KRPL di Desa Tertek. Data yang diambil dari anggota KRPL

Page 47: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

yaitu mengenai peran perempuan dalam KRPL, ketahanan pangan rumah

tangga selama menerapkan program KRPL, dan peran perempuan terhadap

ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL di Desa Tertek.

Sementara data yang diambil dari non anggota KRPL mengenai ketahanan

pangan rumah tangga yang digunakan sebagai pembanding dalam menentukan

ketahanan pangan rumah tangga anggota KRPL.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi terfokus.

Observasi terfokus menurut Basrowi dan Suwandi (2008) merupakan salah

satu jenis pengamatan yang cukup spesifik karena memiliki rujukan pada

rumusan masalah atau tema penelitian. Data observasi yang diperoleh peneliti

merupakan salah satu indikator dari peran perempuan dalam program KRPL

yaitu kegiatan budidaya yang meliputi penataan lingkungan, penanaman, dan

pemeliharaan tanaman.

3. Dokumentasi

Basrowi dan Suwandi (2008) menjelaskan, dokumentasi adalah suatu cara

pengumpulan data yang menghasilkan catatan-catatan penting yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti, sehingga diperoleh data yang

lengkap dan bukan didasarkan pada perkiraan. Dokumentasi dalam

pengumpulan data primer diperoleh dalam bentuk foto, film, ataupun video

yang diambil di lokasi penelitian.

4.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis

peran perempuan dalam KRPL, menganalisis ketahanan pangan rumah tangga

selama menerapkan program KRPL, dan menganalisis peran perempuan terhadap

ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL di Desa Tertek. Berikut

merupakan metode analisis data yang digunakan:

4.5.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan peneliti untuk menganalisis tujuan pertama

dalam penelitian yaitu peran perempuan dalam program KRPL di Desa Tertek.

Peran perempuan dalam KRPL yang dianalisis meliputi peran perempuan dalam

Page 48: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

kegiatan pembekalan, persiapan budidaya, kegiatan budidaya, panen dan pasca

panen hingga pemasaran. Analisis kualititatif dilakukan dengan menggunakan

model analisis Milles dan Huberman seperti yang telah disampaikan sebelumnya

pada tinjauan metode penelitian. Tahapan analisis data dalam penelitian ini

meliputi

a. Reduksi data

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data penelitian mulai dari hasil

wawancara, observasi, data yang diperoleh dari kelompok program KRPL,

dan data lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data yang telah

diperoleh dalam bentuk catatan-catatan lapang diseleksi untuk mendapatkan

data yang relevan dengan fokus masalah yang dikaji yaitu peran perempuan

terhadap ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL.

b. Penyajian data

Penyajian data digunakan untuk memudahkan peneliti dalam menarik

kesimpulan penelitian. Proses penyajian data pada penelitian ini berupa uraian

naratif, gambar, tabel, dan diagram.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Kesimpulan dalam penelitan ini mengarah pada peran perempuan dalam

KRPL. Verifikasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membandingan

pernyataan dari responden dengan kondisi nyata KRPL di Desa Tertek dan

juga literatur. Selain itu juga membandingkan data skunder yang diperoleh

dari Kantor Balai Desa, Badan Penyuluh Pertanian, dan Ketua Kelompok

KRPL agar kesimpulan yang disampaikan lebih valid.

4.5.2 Analisis Kuantitatif

Alat bantu analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tabel skoring dan tabel silang. Tabel skoring digunakan untuk menganalisis

ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL dan

menganalisis peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga selama

menerapkan program KRPL di Desa Tertek. Tabel skoring digunakan dengan

bantuan skala likert dan menggunakan tiga kelas agar mengurangi bias. Sementara

tabel silang digunakan untuk menganalisis peran perempuan terhadap ketahanan

Page 49: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL di Desa Tertek.

Tahapan pembuatan tabel skoring dan tabel silang telah dijelaskan pada tinjauan

metode penelitian pada bab sebelumnya.

Page 50: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten

Kediri. Gambaran umum pada lokasi penelitian meliputi keadaan wilayah dan

keadaan penduduk. Gambaran umum lokasi penelitian secara lebih rinci

dijelaskan sebagai berikut:

5.1.1 Keadaan Wilayah

Lokasi penerapan program KRPL yang dijadikan sebagai lokasi penelitian

ini yaitu di Desa Tertek Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Desa Tertek

merupakan salah satu dari beberapa desa yang termasuk dalam kecamatan Pare.

Luas wilayah yang dimiliki Desa Tertek yaitu sebesar 431,27 Ha yang terdiri dari

lahan sawah sebesar 89,16 Ha, lahan tegal 48,30 Ha, permukiman 46,52 Ha, dan

lahan pekarangan 247,29 Ha. Dari data tersebut menunjukkan bahwa luas

pekarangan yang dimiliki Desa Tertek melebihi luas lahan pertaniannya. Peta

Desa Tertek dapat dilihat pada Lampiran 1.

5.1.2 Keadaan Penduduk Desa Tertek

Keadaan penduduk pada penelitian ini digolongkan menjadi tiga yaitu

komposisi penduduk menurut jenis kelamin, komposisi penduduk berdasarkan

usia, dan komposisi penduduk berdasarkan sektor mata pencahariannya.

Penjelasan keadaan penduduk Desa Tertek secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

5.1.2.1 Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin

Desa Tertek memiliki jumlah penduduk sebesar 13.630 jiwa dan 3.686

kepala keluarga. Perincian jumlah penduduk Desa Tertek dapat dilihat di Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Tertek Tahun 2016

No. Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Presentase (%) 1. Laki-laki 6.920 50,77 2. Perempuan 6.710 49,23

Jumlah 13.630 100 Sumber: Data Potensi Desa dan Kelurahan di Desa Tertek, 2016

32

Page 51: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa penduduk yang ada di Desa Tertek

terdiri dari 6.920 laki-laki dengan presentase sebesar 50,77% dan 6.710

perempuan dengan presentase sebesar 49,23%. Besarnya jumlah penduduk

berjenis kelamin perempuan berpotensi untuk dapat meningkatkan jumlah anggota

KRPL yang bergabung.

5.1.2.2 Komposisi Penduduk berdasarkan Usia

Penduduk Desa Tertek terdiri dari berbagai macam usia. Pembagian

jumlah penduduk Desa Tertek berdasarkan usianya dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk berdasarkan Usia di Desa Tertek Tahun 2016

No. Usia (Tahun)

Laki-Laki (Jumlah)

Perempuan (Jumlah)

Jumlah (Jiwa)

Presentase (%)

1. 0-5 660 686 1.346 9,88 2. 6-11 660 686 1.346 9,88 3. 12-17 665 661 1.326 9,73 4. 18-64 4.538 4.244 8.782 64,43 5. ≥ 65 401 429 830 6,08

Jumlah 6.920 6.710 13.630 100 Sumber: Data Potensi Desa dan Kelurahan di Desa Tertek, 2016

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui jumlah penduduk Desa Tertek tahun

2016 sebanyak 13.630 jiwa yang terdiri dari balita (0-5 tahun), anak-anak (6-11

tahun), remaja (12-17 tahun), dewasa (18-60 tahun), dan lanjut usia (≥65 tahun).

Penduduk usia dewasa memiliki jumlah paling banyak yaitu sebesar 8.782 jiwa

atau sebesar 64,43%, sementara penduduk lanjut usia memiliki jumlah yang

paling sedikit yaitu 830 jiwa atau sebesar 6,08%. Penduduk usia dewasa termasuk

dalam penduduk usia produktif. Penduduk usia produktif menurut BPS yaitu

antara 15 tahun hingga 64 tahun. Tingginya jumlah penduduk usia produktif ini

maka potensi sumber daya manusia yang dimiliki Desa Tertek juga cukup besar,

sehingga pelaksanaan pembangunan desa khususnya dalam peningkatan

ketahanan pangan rumah tangga melalui program KRPL dapat tercapai.

5.1.2.3 Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang sangat menentukan tingkat keterbukaan dan

keikutsertaan dalam melaksanakan pembangunan sehingga sangat menentukan

tingkat ketahanan pangan rumah tangga. Tingkat pendidikan penduduk Desa

Tertek dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 52: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Tabel 5. Komposisi penduduk Desa Tertek berdasarkan tingkat pendidikan pada tahun 2016

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) 1. Tidak sekolah / tidak tamat SD - - 3. Tamat SD / sederajat 3.418 35,63 4. Tamat SLTP / sederajat 2.601 27,12 5. Tamat SLTA / sederajat 2.991 31,19 6. Tamat D1 / D2 / D3 119 1,24 7. Tamat S1 / S2 / S3 462 4,82

Jumlah 9.591 100 Sumber: Data Potensi Desa dan Kelurahan di Desa Tertek, 2016

Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap ketahanan pangan rumah

tangga. Pendidikan terakhir yang paling banyak dimiliki oleh masyarakat Desa

Tertek adalah SD sebesar 35,63% dari 9.591 penduduk. Pendidikan terakhir yang

paling sedikit dimiliki oleh masyarakat Desa Tertek adalah 1/S2/S3 sebanyak 462

jiwa atau sebesar 4,82%. Hal tersebut memungkinkan bahwa penduduk Desa

Tertek yang tamat SD memiliki ketahanan pangan yang rendah dibandingkan

dengan penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Penelitian

yang dilakukan Mulyani dan Mandamdari (2012) menjelaskan, salah satu faktor

yang mempengaruhi pengeluaran bahan pangan pokok pada tingkat rumah tangga

di Kabupaten adalah pendidikan. Fathonah dan Prasodjo (2001) juga menjelaskan

dalam penelitiannya bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan rumah tangga

semakin tinggi tingkat ketahanan pangannya dan sebaliknya.

5.1.2.4 Komposisi Penduduk berdasarkan Sektor Mata Pencaharian

Penduduk Desa Tertek memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda

sesuai dengan keahliaannya. Komposisi penduduk Desa Tertek yang didasarkan

pada mata pencaharian menurut sektornya dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Penduduk Desa Tertek berdasarkan Mata Pencaharian menurut Sektornya

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Presentase (%) 1. Pertanian 148 2,65 2. Perikanan 59 1,06 3. Peternakan 51 0,91 4. Industri kecil dan kerajinan 314 5,62 5. Industri menengah dan besar 721 12,92 6. Sektor jasa 4.290 76,84

Jumlah 5.583 100 Sumber: Data Potensi Desa dan Kelurahan di Desa Tertek, 2016

Page 53: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Tabel 6 menunjukkan bahwa mata pencaharian penduduk Desa Tertek

menurut sektornya terdiri enam sektor. Sektor tersebut yaitu pertanian, perikanan,

peternakan, industri kecil dan kerajinan, industri menengah dan besar, serta sektor

penyediaan jasa. Sebagian besar penduduk Desa Tertek memiliki mata

pencaharian di sektor jasa sebesar 4.290 orang atau sebesar 76,84%. Mata

pencaharian sektor perternakan, perikanan, dan pertanian memiliki presentase

yang kecil. Nilai presentase tiga sektor tersebut secara berurutan sebesar 0,91%,

1,06%, dan 2,65%.

Ketiga sektor tersebut merupakan sektor yang paling penting di dalam

pencapaian ketahanan pangan baik dari aspek ketersediaan, aspek akses, dan

penyerapan pangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Tertek pada

kondisi-kondisi tertentu sangat rawan terhadap ketersediaan, akses, dan

penyerapan pangan. Sukesi et al. (2009) menjelaskan, masalah produksi yang

hanya terjadi di suatu tempat dan periode waktu tertentu, sementara pola

konsumsi relatif konstan pada setiap individu menyebabkan adanya masa-masa

pada lokasi-lokasi defisit mengalami kerawanan pangan.

5.1.3 Karakteristik Responden

Responden yang dalam penelitian ini yaitu anggota KRPL untuk

menjawab ketiga tujuan dalam penelitian ini. Sementara non anggota KRPL

hanya digunakan sebagai pembanding dalam menentukan ketahanan pangan

rumah tangga ketika menerapkan program KRPL atau untuk mejawab tujuan

kedua dalam penelitian ini. Jumlah responden yang digunakan yaitu keseluruhan

anggota KRPL sebanyak 23 orang. Sementara non anggota KRPL sebanyak 23

orang yang jumlahnya disamakan dengan anggota KRPL agar dapat lebih mudah

dalam membandingkan tingkat ketahanan rumah tangga antara keduanya.

Keseluruhan responden dalam penelitian ini berasal dari Desa Tertek RT 1 RW

10.

Karakteristik responden merupakan salah satu aspek penting yang

berpengaruh dalam pelaksanaan program KRPL terutama dalam meningkatkan

ketahanan pangan rumah tangga. Penjelasan mengenai karakteristik responden

digunakan untuk memberikan gambaran tentang kondisi dan keadaan keluarga

responden di Desa Tertek. Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini

Page 54: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

adalah karakteristik demografi dari responden. Karakteristik demografi meliputi

karakteristik berdasarkan usia, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, jumlah

anggota keluarga, dan luas lahan pekarangan yang dimiliki. Berikut ini adalah

gambaran karakteristik responden secara rinci:

5.1.3.1 Karakteristik Responden berdasarkan Kelompok Usia

Pengelompokan usia responden dijadikan sebagai salah satu ukuran

kemampuan responden dalam menerapkan program KRPL untuk meningkatkan

ketahanan pangan rumah tangga. Usia responden yang relatif muda biasanya

bersifat lebih terbuka dan memiliki tenaga yang lebih kuat dibandingkan dengan

responden yang relatif tua, sehingga output yang dihasilkan juga lebih optimal.

Hal tersebut didukung oleh pernyataan dari salah satu anggota KRPL yang

memiliki usia lanjut sebagai berikut:

“Nggeh damel kegiatan niki mawon. Yo ora akeh koyok gone Bu RT, kan Bu RT banyak sampek belakang, kan tenaga masih muda, lek saya kan udah tuwo kan yo gak mungkin.” (Iya buat kegiatan ini saja. Ya tidak banyak seperti punya Bu RT, kan Bu RT banyak sampai belakang, kan tenaganya masih muda, kalau saya kan udah tua, ya tidak mungkin)

Jumlah keseluruhan responden (anggota KRPL dan non anggota KRPL)

berdasarkan kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Responden berdasarkan Kelompok Usia pada Tahun 2016 No. Kelompok Usia

(Tahun) Anggota KRPL Non Anggota KRPL

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1. 21-31 2 8,70 0 0 2. 32-42 6 26,08 10 43,48 3. 43-53 3 13,04 9 39,13 4. 54-64 11 47,83 3 13,05 5. ≥ 65 1 4,35 1 4,35

Jumlah 23 100 23 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Tabel 7 menunjukkan bahwa usia anggota KRPL paling banyak pada usia

54-64 tahun yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 47,83%, sementara non anggota

KRPL paling banyak pada usia 32-42 tahun yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar

43,48%. Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa usia anggota KRPL dan non

anggota KRPL sebesar 95,65% termasuk ke dalam usia produktif dan 4,35%

Page 55: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

termasuk ke dalam usia tidak produktif. Penduduk usia produktif menurut BPS

yaitu antara 15 tahun hingga 64 tahun.

Non anggota KRPL meskipun memiliki usia produktif namun tidak

berperan aktif di dalam program KRPL di Desa Tertek. Kurangnya keinginan dan

kesediaan perempuan untuk berperan aktif di dalam program KRPL merupakan

salah satu faktor penyebabnya. Remiswal (2013) menjelaskan, peningkatan

partisipasi perempuan dalam pembangunan dikarenakan adanya kesediaan

perempuan secara sukarela dalam menunjang program-program baik atas inisiatif

masyarakat lokal maupun pemerintah yang tercermin dalam pikiran, sikap, dan

tindakan mereka baik sifatnya individual maupun kolektif dalam tahapan

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan maupun pengambilan manfaat dari

program-program yang terdapat dalam tempat tinggal mereka.

5.1.3.2 Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan responden berpengaruh terhadap keterbukaan

responden dalam menerima pengetahuan baru. Sehingga tingkat pendidikan

sangat berpengaruh terhadap keputusan responden untuk berperan aktif di dalam

KRPL atau tidak. Tingkat pendidikan anggota KRPL dan non anggota KRPL

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Tahun 2016

No. Tingkat

Pendidikan Anggota KRPL Non Anggota KRPL

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1. SD 10 43,48 19 82,61 2. SLTP 5 21,74 3 13,04 3. SLTA 5 21,74 1 04,35 4. D3 2 8,68 0 0 5. S1 1 4,34 0 0

Jumlah 23 100 23 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan

keseluruhan responden adalah SD. Anggota KRPL yang memiliki pendidikan

terakhir SD sebanyak 10 orang atau sebesar 43,48%. Sementara non anggota

KRPL yang memiliki pendidkan terakhir SD sebanyak 19 orang atau sebesar

82,61%. Jumlah responden yang memiliki pendidikan terakir D3 dan S1 masing-

masing sebanyak 2 dan 1 responden yang berasal dari anggota KRPL. Data

Page 56: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden dari anggota KRPL

lebih baik dibandingkan tingkat pendidikan non anggota KRPL. Anggota KRPL

memiliki kesadaran untuk melanjutkan pedidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Tingkat pendidikan anggota KRPL cukup baik karena tidak terdapat

anggota yang buta huruf. Dengan adanya tingkat pendidikan yang cukup baik

diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga seperti penelitian

Fathonah dan Prasodjo (2011). Fathonah dan Prasodjo (2011) mengungkapkan

semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat ketahanan

pangan rumah tangga. Fakih (2012) juga menambahkan bahwa upaya

pembangunan dapat dilakukan melalui pendidikan baik formal maupun informal.

5.1.3.3 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keikutsertaan perempuan dalam program KRPL. Jenis pekerjaan sangat

berpengaruh terhadap kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh perempuan.

Apabila perempuan memiliki pekerjaan yang padat menyebabkan keikutsertaan

perempuan dalam program KRPL terbatas. Karakteristik responden Desa Tertek

berdasarkan jenis pekerjaannya dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga pada Tahun 2016

No.

Jenis Pekerjaan

Anggota KRPL Non Anggota KRPL Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1. Ibu Rumah Tangga/ tidak bekerja

20 86,96 21 91,30

2. PNS 1 4,34 0 0 3. Buruh 2 8.70 0 0 4. Wiraswasta 0 0 2 8,70

Jumlah 23 100 23 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaannya

menunjukkan bahwa 86,96% dari 23 anggota KRPL dan 91,30% dari non anggota

KRPL berperan sebagai ibu rumah tangga. Sementara responden yang bekerja

sebagai PNS dan buruh masing-masing sebesar 4,35% dan 8,70% dari 23 anggota

KRPL. Pada non anggota KRPL terdapat 8,70% dari 23 orang yang memiliki

pekerjaan sebagai wiraswasta. Tingginya jumlah ibu rumah tangga seharusnya

Page 57: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

dapat diberdayakan dengan baik. Banyaknya waktu luang ibu rumah tangga dapat

dialokasikan di dalam program KRPL sehingga dapat menekan biaya pengeluaran

untuk pangan. Namun pada non anggota KRPL belum dapat mengalokasikan

waktunya ke dalam program KRPL. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya

minat dan kesediaan untuk ikut serta di dalam program KRPL seperti yang telah

disampaikan sebelumnya.

5.1.3.4 Karakteristik Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Karakteristik responden dalam penelitian ini berdasarkan jumlah anggota

keluarga dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Responden berdasarkan Anggota Keluarga pada Tahun 2016 No. Jumlah Anggota

Keluarga (orang)

Anggota KRPL Non Anggota KRPL Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1. ≤ 2 3 13,04 2 8,70 2. 3 – 4 7 30,44 12 52,17 3. > 4 13 56,52 9 39,13

Jumlah 23 100 23 100 Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan tebel diatas dapat dilihat bahwa responden yang memiliki

jumlah anggota keluarga ≤ 2 sebanyak 3 orang atau sebesar 13,04% dari anggota

KRPL dan 2 orang atau sebesar 8,70%. Anggota KRPL yang memiliki jumlah

anggota keluarga sebanyak 3–4 sebanyak 7 orang atau sebesar 30,44% dari

anggota KRPL, sementara non anggota KRPL sebanyak 13 orang atau sebesar

52,17%. Anggota KRPL yang memiliki jumlah keluarga lebih dari empat

sebanyak 13 orang atau sebesar 56,52% dari anggota KRPL, sementara non

anggota KRPL sebanyak 9 orang atau sebesar 39,13%.

Jumlah anggota keluarga responden sangat mempengaruhi keadaan

perekonomian responden. Jumlah anggota keluarga sangat menentukan

pengeluaran rumah tangga baik untuk pemenuhan pangan, sandang, pendidikan,

maupun pengeluaran lainnya. Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka

tuntutan untuk memperoleh pendapatan guna memenuhi kebutuhan keluarga juga

semakin besar. Annisahaq dkk (2014) menjelaskan bahwa faktor yang

berpengaruh signifikan terhadap tingkat skor pola pangan harapan (PPH) adalah

jumlah anggota keluarga. Pola pangan harapan merupakan salah satu cara yang

digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan pangan rumah tangga.

Page 58: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

5.1.3.5 Karakteristik Responden berdasarkan Luas Lahan Pekarangan

Pembagian luas lahan dalam penelitian ini didasarkan pada Kementan

Nomor 12 Tahun 2016. Pembagian luas lahan tersebut dibagi menjadi tiga

kategori yaitu lahan luas apabila lebih dari 400 m2, lahan sedang apabila memiliki

luasan 120 m2 – 400 m2, dan lahan sempit apabila luasannya sebesar kurang dari

120 m2. Karakteristik responden berdasarkan luas lahan pekarangan di Desa

Tertek secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Jumlah Responden berdasarkan Luas Lahan Pekarangan pada Tahun

2016

No. Luas Lahan Pekarangan (m2)

Anggota KRPL Non Anggota KRPL Jumlah (Orang)

Presentase (%)

Jumlah (Orang)

Presentase (%)

1. < 120 m2 12 52,17 21 91,30 2. 120 m2 – 400 m2 11 47,83 2 8,70 3. > 400 m2 0 0 0 0 Jumlah 23 100 23 100

Data yang disajikan pada Tabel 11 menunjukkan bahwa tidak ada anggota

KRPL baik aktif maupun non aktif yang memiliki lahan luas. Kebanyakan

anggota KRPL memiliki lahan pekarangan yang sempit. Anggota KRPL aktif

yang memiliki lahan sempit sebanyak 12 orang atau sebesar 52,17%, sementara

anggota KRPL non aktif sebanyak 21 orang atau sebesar 91,30%. Anggota KRPL

aktif yang memiliki luas lahan sedang sebanyak 11 orang atau sebesar 47,83%

sedangkan anggota KRPL non aktif sebanyak 2 orang atau sebesar 8,70%.

Data tersebut menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki anggota KRPL

aktif antara lahan sempit dan lahan sedang jumlahnya seimbang, sementara pada

anggota KRPL non aktif lebih didominasi pada lahan sempit. Luas lahan

pekarangan merupakan faktor penting dalam program KRPL. Luas pekarangan

yang dimiliki menentukan banyaknya hasil panen tanaman. Semakin luas lahan

pekarangan semakin besar pula hasil panen yang diperoleh disamping faktor lain

yang mempengaruhinya. Anisahaq dkk (2014) menjelaskan bahwa luas lahan

pekarangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan

pangan rumah tangga.

Page 59: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

5.2 Peran Perempuan dalam Program KRPL di Desa Tertek

KRPL menurut Kementan Nomor 12 Tahun 2016 adalah konsep

pemanfaatan pekarangan rumah penduduk secara bersama-sama untuk dijadikan

lahan budidaya sehingga menjadi sumber pangan secara berkelanjutan dengan

mempertimbangkan aspek potensi wilayah dan kebutuhan gizi masyarakat

setempat. KRPL diterapkan melalui upaya pemberdayaan perempuan untuk

mengoptimalkan pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi

keluarga. Kegiatan KRPL yang dilaksanakan di Desa Tertek meliputi

pembudidayaan berbagai jenis tanaman seperti aneka tanaman pangan, sayuran,

dan juga tanaman obat.

Tujuan KRPL menurut Kementan Nomor 12 Tahun 2016 yaitu: (1)

meningkatkan partisipasi kelompok perempuan dalam penyediaan sumber pangan

dan gizi keluarga melalui optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai penghasil

sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral; (2) mendorong pengembangan

usaha pengolahan pangan skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

berbasis sumber daya dan kearifan lokal; dan (3) meningkatkan kesadaran, peran,

dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan serta

mengurangi ketergantungan terhadap beras. Kesimpulan dari tujuan KRPL

tersebut adalah peningkatan ketahanan pangan melalui pemberdayaan perempuan.

Peran perempuan di Desa Tertek diterapkan dalam program KRPL

bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Peran perempuan

dalam program KRPL meliputi peran serta dalam pembekalan, persiapan

budidaya, budidaya tanaman, panen dan pasca panen, serta pemasaran. Peran

perempuan dalam program KRPL secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 12.

Page 60: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Tabel 12. Peran Perempuan dalam Program KRPL

No. Kegiatan dalam KRPL Aktif (orang)

Cukup Aktif

(orang)

Kurang Aktif

(orang) 1. Pembekalan a Memperoleh pelatihan teknik

budidaya 23 0 0

b Memperoleh peralatan dan sarana produksi

22 0 1

c Memperoleh pelatihan pemasaran 20 1 2 2. Persiapan budidaya a. Penentuan jenis tanaman yang

akan dibudidayakan 21 1 1

b.Penentuan peralatan dan bahan yang akan dibudidayakan

20 1

2

c. Pembuatan rak tanaman 5 9 9 d.Kegiatan pembuatan media tanam 14 6 3 e. Kegiatan penataan polibag di area

pekarangan 14 6 3

3. Budidaya Tanaman a. Penyemaian benih 19 2 2 b.Perawatan benih 17 4 2 c. Pemindahan bibit 18 4 1 d.Penyiraman 20 2 1 e. Penyulaman 18 4 1 f. Penyiangan 19 2 2 g.Pengendalian hama dan penyakit 17 5 1 4. Panen dan pasca panen a. Penentuan panen dan pasca panen 20 1 2 b.Kegiatan pemanenan 18 2 3 c. Kegiatan pengelolaan hasil panen 21 1 1 5. Pemasaran 20 1 2

Total 346 52 39 Presentase (%) 79,18 11,90 8,92

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

5.2.1. Pembekalan

Pada kegiatan pembekalan dalam program KRPL meliputi pelatihan

mengenai teknik budidaya dalam KRPL, pemberian peralatan dan sarana

produksi, pemberian informasi mengenai pemasaran hasil budidaya. Pada

kegiatan pelatihan teknik budidaya tanaman semua anggota KRPL aktif dalam

mengikuti kegiatan tersebut. Adanya pelatihan mengenai teknik budidaya sangat

membantu dalam menambah wawasan bagi anggota, hal tersebut disampaikan

oleh salah satu anggota KRPL sebagai berikut:

Page 61: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

“Dengan adanya pelatihan paling tidak lebih tahu ya, menambah pengalaman. Kalau dulu kan gak tau ya cara nanam di polibag. Dengan adanya itu kan kita jadi lebih tau, akhirnya bisa menambah wawasan.”

Pelatihan tersebut dilakukan pada saat kegiatan Pembina

Keluarga (PKK) ataupun d

budidaya tanaman dapat meningkatkan

sehingga hasil tanaman yang diperoleh dari segi kualitas maupun kuantitas cukup

baik, hal tersebut sesuai dengan pendapat Remiswal. Remiswal (2013)

menjelaskan bahwa dengan mengikuti kegiatan pelatihan perempuan dapat

memperoleh wawasan dan peningkatan keterampilan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemandirian perempuan serta meningkatkan jiwa wirasw

sehingga kondisi ekonomi rumah tangga dapat meningkat.

Pada kegiatan pembagian

anggota yang memperoleh, sementara 1 anggota lainnya tidak memperoleh karena

tidak menghadiri pada saat pembagian peralatan dan sa

Pada kegiatan pelatihan pemasaran, terdapat 20 anggota yang aktif mengikuti

kegiatan tersebut, sementara 1 anggota cukup aktif dan 2 anggota lainnya tidak

aktif. Dengan adanya pelatihan mengenai pemasaran, anggota

senang karena dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki

dalam kegiatan budidaya tanaman.

pada kegiatan pelatihan

Gambar 3. Presentase

“Dengan adanya pelatihan paling tidak lebih tahu ya, menambah pengalaman. Kalau dulu kan gak tau ya cara nanam di polibag. Dengan adanya itu kan kita jadi lebih tau, akhirnya bisa menambah wawasan.”

Pelatihan tersebut dilakukan pada saat kegiatan Pembinaan Kesejahteraan

Keluarga (PKK) ataupun diberikan di kantor Balai Desa. P

dapat meningkatkan pengetahuan bagi para anggota KRPL

sehingga hasil tanaman yang diperoleh dari segi kualitas maupun kuantitas cukup

ut sesuai dengan pendapat Remiswal. Remiswal (2013)

menjelaskan bahwa dengan mengikuti kegiatan pelatihan perempuan dapat

memperoleh wawasan dan peningkatan keterampilan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemandirian perempuan serta meningkatkan jiwa wirasw

sehingga kondisi ekonomi rumah tangga dapat meningkat.

Pada kegiatan pembagian peralatan dan sarana produksi terdapat 22

anggota yang memperoleh, sementara 1 anggota lainnya tidak memperoleh karena

tidak menghadiri pada saat pembagian peralatan dan sarana produksi tersebut.

Pada kegiatan pelatihan pemasaran, terdapat 20 anggota yang aktif mengikuti

kegiatan tersebut, sementara 1 anggota cukup aktif dan 2 anggota lainnya tidak

aktif. Dengan adanya pelatihan mengenai pemasaran, anggota

karena dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki

dalam kegiatan budidaya tanaman. Berikut ini adalah diagram peran

pada kegiatan pelatihan dalam program KRPL di Desa Tertek:

. Presentase Peran pada Kegiatan Pembekalan dalam Program KRPL(Data Primer Diolah, 2017)

AktifTidak AktifCukup Aktif

1,45%

94,20%

4,35%

“Dengan adanya pelatihan paling tidak lebih tahu ya, menambah pengalaman. Kalau dulu kan gak tau ya cara nanam di polibag. Dengan adanya itu kan kita jadi lebih tau, akhirnya bisa

an Kesejahteraan

iberikan di kantor Balai Desa. Pelatihan teknik

pengetahuan bagi para anggota KRPL

sehingga hasil tanaman yang diperoleh dari segi kualitas maupun kuantitas cukup

ut sesuai dengan pendapat Remiswal. Remiswal (2013)

menjelaskan bahwa dengan mengikuti kegiatan pelatihan perempuan dapat

memperoleh wawasan dan peningkatan keterampilan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemandirian perempuan serta meningkatkan jiwa wiraswasta

dan sarana produksi terdapat 22

anggota yang memperoleh, sementara 1 anggota lainnya tidak memperoleh karena

rana produksi tersebut.

Pada kegiatan pelatihan pemasaran, terdapat 20 anggota yang aktif mengikuti

kegiatan tersebut, sementara 1 anggota cukup aktif dan 2 anggota lainnya tidak

aktif. Dengan adanya pelatihan mengenai pemasaran, anggota KRPL merasa

karena dapat menambah pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki

Berikut ini adalah diagram peran perempuan

Pembekalan dalam Program KRPL

Tidak AktifCukup Aktif

Page 62: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Gambar 3 menunjukkan presentase peran perempuan pada kegiatan

pembekalan dalam program KRPL. Presentase anggota yang aktif sebesar 94,20%

yang selalu mengikuti pembekalan dari anggota KRPL dan juga dari penyuluh

pertanian. Sementara anggota yang cukup aktif sebesar 4,35% yang dan yang

tidak aktif di dalam pembekalan program KRPL hanya sebesar 1,45%. Hal

tersebut dikarenakan ketika adanya pembekalan, anggota memiliki kesibukan lain

sehingga tidak dapat turut serta dalam pembekalan. Adanya pembekalan dalam

program KRPL ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan mengenai

teknik budidaya hingga pemasaran hasil budidaya.

Mosse (1996) menjelaskan bahwa pendekatan dalam pengentasan

kemiskinan adalah perempuan menjadi miskin karena tidak produktif sehingga

perlu diciptakan proyek peningkatan pendapatan bagi kaum perempuan. Jadi

apabila perempuan dalam program KRPL memiliki peran yang aktif hal tersebut

menandakan program KRPL sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Kementan

Nomor 12 Tahun 2016. Tingginya peran perempuan dalam program KRPL

menunjukkan bahwa perempuan di Desa Tertek memanfaatkan program tersebut

dengan baik.

5.2.2 Persiapan Budidaya

Pada kegiatan persiapan budidaya dalam program KRPL meliputi

penentuan jenis tanaman yang akan dibudidayakan, penentuan peralatan dan

bahan yang akan digunakan, kegiatan pembuatan rak tanaman, kegiatan

pembuatan media tanam, dan kegiatan penataan polibag di area pekarangan. Tabel

12 menunjukkan bahwa penentuan jenis tanaman yang dibudidayakan ditentukan

oleh anggota KRPL. Peran dalam menentukan jenis tanaman yang akan

dibudidayakan dapat dilihat bahwa 21 anggota aktif menentukan jenis tanaman

yang akan dibudidayakan, 1 anggota lainnya cukup aktif, sementara 1 anggota

lainnya tidak aktif. Penentuan jenis tanaman yang akan dibudidayakan ini

didasarkan pada kebutuhan pangan rumah tangga dan juga kebutuhan pasar.

Anggota KRPL (perempuan) lebih mengetahui kebutuhan pangan rumah tangga

dan kebutuhan pasar karena perempuan yang lebih banyak memperoleh informasi

mengenai pemasaran. Hal ini dipertegas oleh pernyataan dari salah satu

responden:

Page 63: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

“Ya saya mbak yang menentukan jenis tanamanya. Kalau anak-anak kan gak sukasama pengen strawberry ya jadinya saya nanam itu. Saya juga nanem pakcoy dan selada juga mbak soalnya itu lumayan mahal harga jualnya.”

Peran dalam menentukan peralatan/bahan yang digunakan

anggota yang aktif, sementara 5

yang tidak aktif. Pada

kegiatan pembuatan rak

Sementara 9 anggota lainnya cukup aktif dan han

tersebut dikarenakan pekerjaan pembuatan rak

sebagaimana yang dinyatakan oleh anggota KRPL:

“Kalau buat rak ya agak berat mbak, jadi butuh bantuan bapaknya juga. Kalau buat sendiri ya kewalahan, maku juga. Ya kalau saya paling cuma bantualatnya sama megangin bambunya gitu aja mbak.”

Berikut ini adalah diagram presentase per

budidaya dalam program

Gambar 4. Presentase peran perempuan

Gambar 4 menunjukkan bahwa

kegiatan persiapan budidaya sebesar

kategori cukup aktif, dan 15,65%

peran perempuan yang tercermin pada persiapan budidaya

ini dilandasi oleh keinginan

pangan rumah tangga. Kementan Nomor 12

“Ya saya mbak yang menentukan jenis tanamanya. Kalau anak kan gak suka sama kangkung, sukanya bayam, brokoli,

sama pengen strawberry ya jadinya saya nanam itu. Saya juga nanem pakcoy dan selada juga mbak soalnya itu lumayan mahal harga

Peran dalam menentukan peralatan/bahan yang digunakan

, sementara 5 anggota lainnya cukup aktif dan hanya

. Pada Tabel 12 juga menunjukkan peran perempuan dalam

pembuatan rak banyak yang tidak aktif yaitu sebesar 9 anggota.

Sementara 9 anggota lainnya cukup aktif dan hanya 5 anggota yang aktif.

tersebut dikarenakan pekerjaan pembuatan rak dianggap cukup sulit dan berat,

sebagaimana yang dinyatakan oleh anggota KRPL:

“Kalau buat rak ya agak berat mbak, jadi butuh bantuan bapaknya juga. Kalau buat sendiri ya kewalahan, kan butuh makumaku juga. Ya kalau saya paling cuma bantu-bantu ambilin alatalatnya sama megangin bambunya gitu aja mbak.”

Berikut ini adalah diagram presentase peran perempuan pada persiapan

program KRPL:

. Presentase peran perempuan pada Persiapan Budidaya dalam Program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

menunjukkan bahwa perempuan yang berperan aktif dalam

kegiatan persiapan budidaya sebesar 64,35%, sementara 20%

, dan 15,65% termasuk dalam kategori tidak aktif

yang tercermin pada persiapan budidaya dalam program KRPL

keinginan perempuan untuk dapat meningkatkan ketahanan

pangan rumah tangga. Kementan Nomor 12 Tahun 2016 menjelaskan bahwa

AktifTidak AktifCukup Aktif64,35% 15,65%

20%

“Ya saya mbak yang menentukan jenis tanamanya. Kalau sama kangkung, sukanya bayam, brokoli,

sama pengen strawberry ya jadinya saya nanam itu. Saya juga nanem pakcoy dan selada juga mbak soalnya itu lumayan mahal harga

Peran dalam menentukan peralatan/bahan yang digunakan terdapat 16

dan hanya 2 orang

peran perempuan dalam

banyak yang tidak aktif yaitu sebesar 9 anggota.

ya 5 anggota yang aktif. Hal

dianggap cukup sulit dan berat,

“Kalau buat rak ya agak berat mbak, jadi butuh bantuan kan butuh maku-

bantu ambilin alat-

an perempuan pada persiapan

pada Persiapan Budidaya dalam

perempuan yang berperan aktif dalam

20% termasuk dalam

termasuk dalam kategori tidak aktif. Tingginya

dalam program KRPL

perempuan untuk dapat meningkatkan ketahanan

Tahun 2016 menjelaskan bahwa

Tidak AktifCukup Aktif

Page 64: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

program KRPL ditujukan untuk perempuan sebagai upaya peningkatan ketahanan

pangan rumah tangga.

Nugroho (2012) menyatakan perempuan dalam pembangunan merupakan

suatu pendekatan yang berfokus pada kekuatan-kekuatan sosial, ekonomi, politik,

dan budaya yang menentukan bagaimana perempuan berpartisipasi untuk

memperoleh manfaat dan mengontrol sumber daya dalam kegiatan tertentu.

Remiswal (2013) menambahkan, peningkatan partisipasi perempuan dalam

pembangunan dikarenakan adanya kesediaan perempuan secara sukarela dalam

menunjang program-program baik atas inisiatif masyarakat lokal maupun

pemerintah yang tercermin dalam pikiran, sikap, dan tindakan mereka baik

sifatnya individual maupun kolektif dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan maupun pengambilan manfaat dari program-program yang terdapat

dalam tempat tinggal mereka.

5.2.3 Kegiatan Budidaya

Pada kegiatan budidaya dalam program KRPL meliputi penyemaian benih,

perawatan benih, pemindahan bibit, penyiraman, penyulaman, penyiangan, dan

juga pengendalian hama dan penyakit tanaman. Berikut ini adalah diagram

presentase peran perempuan dalam kegiatan budidaya dalam program KRPL.

Gambar 5. Presentase Peran Perempuan pada Kegiatan Budidaya dalam Program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

Gambar 5 menunjukkan perempuan yang berperan aktif pada kegiatan

budidaya dalam program KRPL sebesar 79,50%. Sementara perempuan yang

memiliki peran yang cukup aktif dan tidak aktif hanya sebesar 6,21% dan 14,29%.

Hal tersebut dikarenakan kegiatan budidaya dalam program KRPL juga dianggap

sebagai pekerjaan yang ringan sehingga sebagian besar perempuan dapat berperan

Aktif

Tidak Aktif

Cukup Aktif79,50 %

14,29 %

6,21 %

Page 65: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

aktif dalam program KRPL. Fakih (2012) juga menambahkan, dalam kenyataan

sehari-hari peran perempuan sangat besar baik dalam musim tanam,

pemeliharaan, sampai musim panen tiba. Selain itu anggota KRPL sebagian besar

berperan sebagai ibu rumah tangga. Anggota KRPL yang berperan sebagai ibu

rumah tangga sebanyak 86,96%. Banyaknya anggota KRPL yang berperan

sebagai ibu rumah tangga menyebabkan sebagian besar dari kegiatan KRPL

dikerjakan oleh perempuan yang sekaligus melaksanakan peran domestiknya yaitu

merawat dan mengurus rumah. Baik dan buruknya usaha tani yang dilaksanakan

juga berpengaruh terhadap keindahan rumah serta kandungan gizi pangan yang

dikonsumsi keluarga.

5.2.4 Panen dan Pasca Panen

Peran perempuaan di dalam panen dan pasca panen meliputi penentuan

panen dan pasca panen, kegiatan pemanenan, serta kegiatan pengelolaan hasil

panen. Berdasarkan Tabel 12, peran perempuan dalam penentuan panen dan pasca

panen yang tergolong dalam kategori aktif terdapat 20 anggota, sementara 1

anggota lainnya dalam kategori cukup, dan 2 anggota lainnya dalam kategori

rendah. Banyaknya anggota yang aktif dalam penentuan panen dan pasca panen

karena banyak anggota yang memiliki pengetahuan mengenai kapan waktu

tanaman siap dipanen dan kandungan gizi makanan yang dibutuhkan oleh

keluarga. Pengetahuan tersebut diperoleh perempuan ketika mengikuti

pembekalan mengenai budidaya dan sosialisasi mengenai makanan sehat.

Kegiatan panen dan kegiatan pasca panen juga lebih didominasi oleh

anggota yang berperan secara aktif. Hal tersebut dikarenakan kebanyakan anggota

KRPL berperan sebagai ibu rumah tangga sehingga memiliki waktu untuk

melakukan pemanenan dan pasca panen. Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan

dari salah satu responden.

“Ya kalau tanamannya sudah siap panen ya aku yang memanen. Nanti sebagian ada yang dijual, sebagian untuk konsumsi sendiri. Mesti aku setiap hari masak sayuran, tahu, telor, tempe juga ada. Tapi kalau pagi anak-anak mau berangkat sekolah mesti sarapan, seadanya ya tahu tempe goreng pasti.”

Pembagian peran secara keseluruhan pada panen dan pasca panen dalam

program KRPL dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 66: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Gambar 6. Presentase Peran Perempuan pada Panen dan Pasca Panen dalam Program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

Gambar 6 menunjukkan presentase peran perempuan pada panen dan

pasca panen dalam program KRPL di Desa Tertek secara keseluruhan didominasi

oleh perempuan yang memiliki peran aktif yaitu sebesar 85,51%. Peran yang

perempuan dalam ketegori cukup aktif hanya sebesar 8,69%, sementara peran

perempuan dalam kategori tidak aktif sebesar 5,80%. Hal tersebut dikarenakan 20

dari 23 perempuan yang dijadikan sebagai responden beperan sebagai ibu rumah

tangga seperti yang dijelaskan sebelumya, selain itu karena anggota KRPL aktif

untuk mengikuti pelatihan budidaya dan sosialisasi tentang makanan sehat.

5.2.5 Pemasaran

Pemasaran hasil budidaya dalam program KRPL berdasarkan Tabel 12

menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran didominasi oleh anggota KRPL yang

memiliki peran aktif. Presentase peran perempuan pada kegiatan pemasaran dalam

program KRPL dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Presentase Peran Perempuan pada Kegiatan Pemasaran dalam Program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

Aktif

Tidak Aktif

Cukup Aktif85,51%

5,80%

85,51%

8,69%

Aktif

Tidak Aktif

Cukup Aktif86,96%

8,70%4,34%

Page 67: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Berdasarkan Gambar 7 dapat diketahui bahwa dalam pemasaran hasil

pertanian lebih didominasi oleh peran perempuan dalam kategori aktif yaitu

sebesar 86,96%. Peran perempuan dalam ktegori cukup aktif dan tidak aktif dalam

pemasaran hanya sebesar 4,34% dan 8,70%. Pemasaran hasil pertanian

didominasi oileh peran perempuan dalam kategori aktif dikarenakan banyak

anggota yang mendapatkan informasi mengenai pemasaran hasil budidaya yang

diperoleh ketika mengikuti pelatihan ataupun kegiatan PKK. Pemasaran hasil

budidaya dilakukan dengan cara menitipkan ke swalayan secara kolektif. Cara

lainnya yaitu menjual tanaman berserta polibag kepada pembeli yang langsung

datang ke rumah.

5.3 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Tertek

selama Menerapkan Program KRPL

Ketahanan pangan menurut PP RI Nomor 68 Tahun 2002 Bab I Pasal 1

adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari

tersediannya pangan yang cukup, aman, merata dan terjangkau. Ketahanan pangan

menurut Rianse (2009) adalah terpenuhinya pangan dengan ketersediaan yang

cukup, tersedia setiap saat di semua daerah, mudah diperoleh rumah tangga, dan

aman dikonsumsi dengan harga yang terjangkau. Sunarminto (2010)

menambahkan, ketahanan pangan merupakan kondisi ketika semua orang pada

segala waktu secara fisik, sosial dan ekonomi memiliki akses pangan yang cukup,

aman dan bergizi untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi serta kehidupan yang

aktif dan sehat.

Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan

rumah tangga yaitu program KRPL. Program KRPL sudah diterapkan di Desa

Tertek dari tahun 2013. Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai

ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek dalam menerapkan program

KRPL selama 12 bulan terakhir. Responden yang digunakan sebanyak 23 anggota

KRPL, sementara 23 non anggota KRPL hanya digunakan sebagai pembanding

dalam menentukan ketahanan pangan anggota KRPL. Ketahanan pangan rumah

tangga yang dianilisis dalam penelitian ini meliputi tiga sub sistem yaitu aspek

ketersediaan, akses terhadap pangan, dan penyerapan pangan.

Page 68: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

5.3.1 Aspek Ketersediaan

Aspek ketersediaan pangan menurut Sunarminto (2010) adalah keberadaan

pangan secara fisik, baik berasal dari produksi sendiri maupun membeli di pasar.

Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi aspek ketersediaan pangan

dalam program KRPL meliputi: luas pekarangan, jenis tanaman yang

dibudidayakan, pemenuhan kebutuhan pangan pengganti nasi, pemenuhan

kebutuhan sayuran, pemenuhan kebutuhan tanaman obat, pengetahuan mengenai

teknik budidaya, bantuan peralatan yang diberikan kepada anggota KRPL,

pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta jumlah anggota keluarga.

Analisis aspek ketersediaan pangan anggota KRPL di Desa Tertek secara lebih

rinci dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Aspek Ketersediaan Pangan Anggota KRPL di Desa Tertek

No. Aspek Ketersediaan Anggota KRPL Skor 1 Skor 2 Skor 3 Total

1. Luas pekarangan 12 11 0 33 2. Jenis tanaman 0 8 15 61 3. Pemenuhan kebutuhan pangan

pengganti nasi 10 13 0 36

4. Pemenuhan sayuran 1 22 0 45 5. Pemenuhan tanaman obat 1 22 0 44 6. Pengetahuan teknik budidaya 0 3 20 66 7. Pengendalian hama dan penyakit 1 9 13 58 8. Bantuan peralatan dan sarana produksi 0 13 10 56 9. Jumlah keluarga 17 3 3 32 Total 432 Skor lapang rata-rata 18,78

Sumber: Data Primer Diolah (2017)

Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat luas pekarangan anggota KRPL

sebanyak 12 orang mendapatkan skor 1 atau memiliki lahan sempit dan 11 orang

lainnya mendapatkan skor 2 atau memiliki lahan sedang. Luas lahan pekarangan

merupakan faktor penting dalam program KRPL. Suhardjo et al. (1986),

menjelaskan bahwa lahan merupakan salah satu faktor yang menentukan

ketersediaan pangan. Semakin luas lahan pekarangan semakin banyak pula

ketersediaan pangan yang ada. Anisahaq et al. (2014) dalam penelitiannya juga

menjelaskan bahwa luas lahan pekarangan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga.

Page 69: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Tabel 13 juga menunjukkan jenis tanaman yang ditanam anggota KRPL

sebanyak 15 orang mendapatkan skor 3 yang artinya menanam ≥ 2 jenis tanaman

dan 8 orang lainnya mendapatkan skor 2 yang artinya menanam 1 jenis tanaman.

Tanaman yang ditanam dalam program KRPL di Desa Tertek meliputi sayur-

sayuran, tanaman obat, dan juga tanaman pangan. Semakin banyak jenis tanaman

yang ditanam maka semakin lengkap ketersediaan pangannya. Suhardjo et al.

(1986) menyatakan, apabila bertani dengan satu jenis tanaman saja

mengakibatkan ketersediaan pangan pada masa-masa tertentu akan mengalami

kekurangan. Namun dari hasil penelitian ini, belum ada rumah tangga yang dapat

memenuhi kebutuhan pangan hanya dari KRPL saja (dari KRPL dan membeli),

terutama pemenuhan kebutuhan pangan pengganti nasi. Terdapat 10 orang dari

anggota KRPL yang belum dapat memenuhi kebutuhan pengganti nasi atau hanya

diperoleh dengan cara membeli.

Dari Tabel 13 diketahui bahwa pengetahuan mengenai teknik budidaya

didapatkan oleh 20 anggota KRPL dari penyuluh pertanian dan juga sesama

anggota KRPL, sementara 3 lainnya hanya memperoleh dari penyuluh pertanian

saja. Hal tersebut didukung dengan pernyataan salah satu responden sebagai

berikut:

“Kalau ada penyuluh kesini bahas tentang tanaman, dan saya gak ngerti saya nanya. Supaya bagus tanamannya gimana? Cara ngilangin hamanya gimana? Gimana caranya mengaduk tanahnya, komposnya? Disini juga dibagi kelompok-kelompok kecil, nanti rapat gitu.”

Pengetahuan tentang teknik budidaya juga menentukan ketersediaan

pangan. Semakin banyak pengetahuan yang diperoleh anggota KRPL mengenai

teknik budidaya, maka tanaman yang dihasilkan juga semakin baik. Remiswal

(2013) menjelaskan bahwa dengan mengikuti kegiatan pelatihan, perempuan

dapat memperoleh wawasan dan peningkatan keterampilan yang bertujuan untuk

meningkatkan kemandirian perempuan serta meningkatkan jiwa wiraswasta

sehingga kondisi ekonomi rumah tangga dapat meningkat.

Salah satu pengetahuan teknik budidaya tanaman yang didapat dalam

program KRPL adalah pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengendalian

hama dan penyakit tanaman yang diterapkan oleh seluruh anggota KRPL adalah

Page 70: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

secara mekanik atau mengabilnya secara langsung. Pada Tabel 13 menunjukkan

bahwa anggota KRPL yang melakukan pengendalian hama dan penyakit secara

optimal sebanyak 13 orang, 9 orang lainnya sudah melakukan pengendalian hama

dan penyakit tanaman namun masih terdapat tanaman yang terserang hama dan

penyakit, sementara 1 orang lainnya tidak melakukan pengendalian hama dan

penyakit tanaman.

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa seluruh anggota KRPL

mendapatkan bantuan peralatan. Sebanyak 13 orang dari anggota KRPL

memperoleh bantuan dari penyuluh pertanian dan juga swadaya dari masyarakat,

sementara 10 orang lainnya hanya memperoleh dari penyuluh pertanian saja.

Pemberian bantuan berupa peralatan dan sarana produksi telah diatur pada

Kementan Nomor 12 Tahun 2016. Bantuan peralatan dan sarana produksi sangat

mendukung ketersediaan pangan. Sumodiningrat (2001) menjelaskan bahwa

pemberian aset produksi dapat membantu dalam meningkatkan produksi,

pendapatan, dan menciptakan tabungan yang dapat digunakan sebagai modal

dalam usaha berikutnya.

Jumlah anggota keluarga juga sangat menentukan kondisi ketersediaan

pangan rumah tangga. Tabel 13 menunjukkan bahwa 17 anggota KRPL memiliki

jumlah keluarga lebih dari 4 orang, 3 anggota KRPL memiliki jumlah keluarga 3-

4 orang, dan 3 anggota KRPL lainnya memiliki jumlah keluarga kurang dari 2

orang. Penelitian yang dilakukan Mulyani dan Mandamdari (2012) dan Anisahaq

et al. (2014) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan

adalah jumlah keluarga. Sunarminto (2010) menambahkan bahwa ketersediaan

pangan rumah tangga juga dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. Semakin

besar jumlah anggota keluarga semakin banyak biaya pangan yang dikeluarkan.

Kondisi ketahanan pangan rumah tangga dari aspek ketersediaan secara

keseluruhan selama menerapkan program KRPL di Desa Tertek dalam waktu 12

bulan terakhir dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 71: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Gambar 8. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Aspek Ketersediaan selama Menerapkan program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat bahwa tingkat ketahanan pangan

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarkan aspek

ketersediaan terdapat 20 anggota KRPL atau sebesar 86,95%. Pada kategori

sedang terdapat 2 anggota KRPL atau sebesar 8,69%. Pada kategori rendah

terdapat 1 anggota KRPL atau sebesar 4,35% dan 23 anggota non KRPL atau

sebesar 100%. Skor rata-rata anggota KRPL adalah 18,78, sementara skor rata-

rata non anggota KRPL hanya mencapai 10,04. Berdasarkan data tersebut

menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pagan rumah tangga berdasarkan aspek

ketersediaan pangan anggota KRPL lebih baik dibandingkan non anggota KRPL.

Hal tersebut dikarenakan non anggota KRPL tidak memiliki ketersediaan pangan

yang cukup karena ketersediaan pangannya hanya bergantung dari luar (membeli).

Penyediaan pangan tentunya dapat ditempuh melalui produksi sendiri

dengan cara memanfaatkan dan mengalokasi sumber daya alam, manajemen, dan

pengembangan sumber daya manusia, serta aplikasi dan penguasaan teknologi

yang optimal. Penyediaan pangan dengan produksi sendiri dapat meningkatkan

ketersediaan dan cakupan pangan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Anggota KRPL telah berhasil menempuh hal tersebut melalui program KRPL,

sehingga ketersediaan pangannya tinggi. Hal tersebut didukung oleh pendapat

Arifin (2005) yang menjelaskan bahwa ketersediaan dan kecukupan pangan juga

0

20

40

60

80

100

120

Anggota KRPL Non Anggota KRPL

TinggiSedangRendah

Kategori dan skor:86,95

8,69

: 17,02 - 21,02: 13,01 - 17,01: 9,00 - 13,00

4,35

100 %

Page 72: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

mencakup kuantitas dan kualitas bahan pangan agar setiap individu dapat

memenuhi standar dan energi untuk menjalankan aktivitas ekonomi dan

kehidupan sehari-sehari.

5.3.2 Akses pada Pangan

Akses pangan menurut Sunarminto (2010) berkaitan dengan kecukupan

sumber daya masyarakat untuk memperoleh pangan, kemampuan

memperoleh/membeli pangan pada musim tertentu, saat bencana dan keadaan

tidak menguntungkan lainnya. Akses pada pangan terdiri dari 3 macam yaitu

akses ekonomi, akses fisik, dan akses sosial. Analisis akses pada pangan dapat

dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Akses Pangan Anggota KRPL di Desa Tertek

No. Aspek pada Pangan Anggota KRPL Skor 1 Skor 2 Skor 3 Total

1. Memperoleh tambahan pemasukan dari penjualan tanaman pangan

10

1

12

48

2. Memperoleh tambahan pemasukan dari penjualan tanaman sayuran

1

1

21

66

3. Memperoleh tambahan pemasukan dari penjualan tanaman obat

5

4

14

55

4. Pemenuhan kebutuhan pangan 0 23 0 46 5. Alokasi tambahan pemasukan 0 2 21 67 6. Kondisi jalan 0 0 23 69 7. Banyaknya pasar/ warung dalam 1 Km 0 0 23 69 8. Sosialisasi makanan sehat 0 23 0 46 9. Bantuan pangan 0 20 3 49 Total 515 Skor lapang rata-rata 22,39

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan data dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa pada akses ekonomi

yang terdiri dari adanya tambahan pemasukan dari penjualan tanaman pangan,

tambahan pemasukan dari penjualan sayuran, tambahan pemasukan dari penjualan

tanaman obat, pemenuhan kebutuhan pangan, dan alokasi pemasukan yang

diperoleh. Akses ekonomi menurut Sunarminto (2010) berkaitan dengan

kemampuan rumah tangga dalam menyediakan sumber daya ekonomis untuk

dapat memperoleh bahan pangan. Dari akses ekonomi tersebut secara keseluruhan

memiliki skor 3, kecuali pada penjualan tanaman untuk pangan dan pemenuhan

kebutuhan pangan.

Page 73: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Pada akses ekonomi dari penjualan tanaman pangan 10 orang memiliki

skor 1 yang berarti belum dapat memperoleh tambahan pemasukan dari penjualan

tanaman pangan. Hal tersebut dikarenakan 10 orang anggota KRPL tidak

menanam tanaman pangan. Pada pemenuhan kebutuhan pangan 23 anggota KRPL

memperoleh skor 2 yang artinya kebutuhan pangan dipenuhi dari pendapatan yang

diperoleh dari KRPL dan luar KRPL. Arifin (2005) menjelaskan, proporsi

pengeluaran rumah tangga terhadap bahan pangan merupakan salah satu indikator

ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Semakin besar pangsa pengeluaran

rumah tangga terhadap pangan, semakin rendah ketahanan pangan rumah tangga.

Besarnya pendapatan yang digunakan untuk konsumsi pangan juga

menunjukkan kecilnya bentuk kekayaan lain yang dapat dipertukarkan untuk

memperoleh satu satuan bahan pangan. Hal tersebut menujukkan bahwa sebagian

besar anggota sudah dapat merasakan manfaat dari adanya KRPL dalam

membantu pemenuhan kebutuhan pangannya, seperti yang disampaikan oleh

beberapa anggota KRPL sebagai berikut:

Anggota KRPL 1: “Ya lumayan, kados lombok winginane muahal kulo nggeh

mbonten bingung. Ya alhamdulillah aku nduwe polibag songo” (Ya lumayan, seperti cabai kemarin sangat mahal, saya ya tidak bingung. Ya alhamdulillah saya punya polibag sembilan)

Anggota KRPL 2: “Membantu, kadang-kadang kan dijual. Kadang ya disetor di

swalayan “Top”.”

Anggota KRPL 3: “Lek disade nggeh didamel tambah-tambah blonjo, masuke

nggeh panggah pawon” (Kalau dijual ya dibuat tambah-tambah belanja, masuknya ya tetep di dapur)

Akses fisik menurut Sunarminto (2010) berkaitan dengan sarana dan

prasarana pendukung seperti adanya pasar, jalan, dan alat transportasi sehingga

memungkinkan rumah tangga untuk mengakses pangan dengan lebih baik. Dalam

penelitian ini akses fisik yang dianalisis yaitu kondisi jalan dan banyaknya

pasar/warung dalam 1 Km. Pada akses fisik yang berupa kondisi jalan

keseluruhan anggota KRPL memiliki skor 3 yang berarti jalan mudah (aspal dan

tidak bergelombang). Pada aspek fisik yang berupa banyaknya pasar/warung

Page 74: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

dalam 1 Km juga memiliki skor 3 yang berarti terdapat lebih dari satu

warung/pasar. Hal tersebut menunjukkan kondisi aspek fisik anggota KRPL sudah

baik, sehinga memungkinkan anggota KRPL untuk dapat mengakses pangan

dengan lebih baik.

Akses sosial menurut Sunarminto (2010) terkait dengan preferensi

individu/rumah tangga terhadap pangan. Preferensi itu sendiri tidak lepas dari

pengaruh pengetahuan dan tingkat pendapatan dari individu atau rumah tangga.

Suhardjo et al. (1986) menambahkan bahwa pengetahuan tentang gizi merupakan

faktor yang sangat mempengaruhi konsumsi pangan. Aspek sosial dalam

penelitian ini yaitu sosialisasi makanan sehat dan bantuan pangan. Pada aspek

sosial yang berupa sosialisasi makanan, 23 anggota KRPL mendapatkan skor 2

yang berarti pernah mengikuti sosialisasi makanan yang diperoleh dari luar

program KRPL yaitu dari Pos Pelayanan Keluarga Berencana-Kesehatan Terpadu

(Posyandu).

Pada akses sosial yang berupa bantuan pangan yang berasal dari

keluarga/masyarakat/pemerintah, menujukkan 20 anggota KRPL memperoleh

skor 2 yang artinya jarang mendapatkan bantuan (lebih dari 1 bulan sekali).

Sementara 3 anggota lainnya memperoleh skor 3 yang artinya sering mendapatkan

bantuan (satu bulan sekali). Hal tersebut dikarenakan pemberian Raskin (Beras

Miskin) di Desa Tertek sering terjadi kemacetan. Arifin (2005) menambahkan,

bantuan dari pemerintah melalui program Raskin merupakan salah satu cara untuk

membantu masyarakat kurang mampu meningkatkan status gizi keluarganya. Dari

data tersebut akses sosial dalam penelitian ini termasuk dalam kategori sedang.

Kondisi ketahanan pangan rumah tangga dari akses pangan secara

keseluruhan selama menerapkan program KRPL di Desa Tertek dalam waktu 12

bulan terakhir dapat dilihat pada Gambar 9.

Page 75: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Gambar 9. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Akses Pangan selama Menerapkan Program KRPL

Berdasarkan

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarka

pangan, pada kategori tinggi terdapat 20 anggota KRPL atau 86,96%. Pada

kategori sedang terdapat 3 anggota KRPL atau sebesar 13,04%. Sementara pada

kategori rendah terdapat 23 non anggota KRPL atau sebesar 100%. Skor rata

anggota KRPL sebesar

data tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga

berdasarkan akses pangan anggota KRPL dari segi akses ekonomi, akses fisik,

dan akses sosial lebih baik dibandingkan non anggota KRP

Tingginya akses pangan anggota KRPL dibandingkan non anggota KRPL

karena anggota KRPL dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangannya dari hasil

panen pekarangan. Hasil penjualan dari hasil panen tanaman dalam program

KRPL juga digunakan sebagai tambahan u

Sementara pemenuhan kebutuhan non anggota KRPL hanya bergantung dari luar

karena non anggota KRPL tidak ada yang berprofesi sebagai petani maupun

peternak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga

anggota KRPL dari aspek akses lebih terjamin dibandingkan non anggota KRPL.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Sunarminto (2010) yang menjelaskan

bahwa akses pangan dikatakan terjamin ketika semua rumah tangga dan semua

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

Anggota KRPL

86,96

13,04

. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Akses Pangan selama Menerapkan Program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat bahwa tingkat ketahanan pangan

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarka

pangan, pada kategori tinggi terdapat 20 anggota KRPL atau 86,96%. Pada

kategori sedang terdapat 3 anggota KRPL atau sebesar 13,04%. Sementara pada

kategori rendah terdapat 23 non anggota KRPL atau sebesar 100%. Skor rata

anggota KRPL sebesar 22,39 dan non anggota KRPL sebesar 14,26. Berdasarkan

data tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga

berdasarkan akses pangan anggota KRPL dari segi akses ekonomi, akses fisik,

dan akses sosial lebih baik dibandingkan non anggota KRPL.

Tingginya akses pangan anggota KRPL dibandingkan non anggota KRPL

karena anggota KRPL dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangannya dari hasil

panen pekarangan. Hasil penjualan dari hasil panen tanaman dalam program

KRPL juga digunakan sebagai tambahan untuk pemenuhan kebutuhan pangan.

Sementara pemenuhan kebutuhan non anggota KRPL hanya bergantung dari luar

karena non anggota KRPL tidak ada yang berprofesi sebagai petani maupun

peternak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga

ota KRPL dari aspek akses lebih terjamin dibandingkan non anggota KRPL.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Sunarminto (2010) yang menjelaskan

bahwa akses pangan dikatakan terjamin ketika semua rumah tangga dan semua

Anggota KRPL Non Anggota KRPL

TinggiSedangRendah

100

13,04

Kategori dan Skor:

. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Akses Pangan selama Menerapkan Program KRPL

dapat dilihat bahwa tingkat ketahanan pangan

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarkan akses

pangan, pada kategori tinggi terdapat 20 anggota KRPL atau 86,96%. Pada

kategori sedang terdapat 3 anggota KRPL atau sebesar 13,04%. Sementara pada

kategori rendah terdapat 23 non anggota KRPL atau sebesar 100%. Skor rata-rata

22,39 dan non anggota KRPL sebesar 14,26. Berdasarkan

data tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga

berdasarkan akses pangan anggota KRPL dari segi akses ekonomi, akses fisik,

Tingginya akses pangan anggota KRPL dibandingkan non anggota KRPL

karena anggota KRPL dapat memenuhi sebagian kebutuhan pangannya dari hasil

panen pekarangan. Hasil penjualan dari hasil panen tanaman dalam program

ntuk pemenuhan kebutuhan pangan.

Sementara pemenuhan kebutuhan non anggota KRPL hanya bergantung dari luar

karena non anggota KRPL tidak ada yang berprofesi sebagai petani maupun

peternak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ketahanan pangan rumah tangga

ota KRPL dari aspek akses lebih terjamin dibandingkan non anggota KRPL.

Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Sunarminto (2010) yang menjelaskan

bahwa akses pangan dikatakan terjamin ketika semua rumah tangga dan semua

TinggiSedangRendah

: 21,36 - 25,03: 17,68 - 21,35: 14,00 - 17,67

Kategori dan Skor:

Page 76: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

individu dalam rumah tangga tersebut mempunyai sumber daya yang cukup untuk

memperoleh pangan yang layak dan bergizi.

5.3.3 Penyerapan Pangan

Aspek penyerapan pangan menurut Nugroho (2010) merupakan pola

pangan yang memenuhi kaidah-kaidah kesehatan, keamanan, dan keragaman.

Aspek penyerapan pangan anggota KRPL di Desa Tertek secara lebih rinci dapat

dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Akses Penyerapan Pangan Anggota KRPL di Desa Tertek

No. Penyerapan Pangan Anggota KRPL Skor 1 Skor 2 Skor 3 Total

1. Ketersediaan air bersih 0 0 23 69 2. Fasilitas kesehatan 0 23 0 46 3. Penanganan sampah 2 1 20 64 4. Keragaman pangan 0 7 16 62 5. Keracunan makanan 0 1 22 69 Total 309 Skor lapang rata-rata 13,43

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Faktor-kator yang dapat mempengaruhi kesehatan pangan yaitu

ketersediaan air bersih, fasilitas kesehatan, dab penanganan sampah. Dalam

penelitian ini dilakukan analisis pada setiap faktor-faktor yang mempengaruhi

kesehatan/kandungan gizi makanan. Pada ketersediaan air bersih, semua anggota

KRPL mendapatkan skor 3 yang berarti ketersediaan air peserta berasal dari air

tanah/sumur. Sementara pada fasilitas kesehatan semua anggota KRPL

memperoleh skor 2 yang berarti bahwa fasilitas kesehatan diperoleh dari desa.

Pada penanganan sampah, 20 anggota KRPL melakukan pemilahan sampah

organik dan anorganik kemudian sampah organik tersebut dibuat kompos

sementara sampah anorganik dijual ke bank sampah seperti yang disampaikan

oleh salah satu anggota KRPL sebagai berikut:

“Sampah dipilah-pilah, yang organik dibuat pupuk, tapi yang kering-kering itu kadang dijual. Ada penampungannya. Sini tu sampah dikumpulkan ke Pak RT. Nanti disitu dijadikan tabungan.”

Keragaman pangan menurut Sunarminto (2010) adalah pangan yang

dikomsumsi oleh rumah tangga tidak hanya satu jenis pangan saja, sehingga

secara nasional tidak terjadi ketergantungan yang sangat besar pada jenis pangan

Page 77: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

tertentu yang dapat menyebabkan ketidakstabilan. Berdasarkan Tabel 15 dapat

dilihat keragaman pangan anggota KRPL terdapat 17 anggota yang memiliki skor

3 yang berarti mengkonsumsi karbohidrat, protein, dan sayuran. Sementara 6

lainnya memperoleh skor 2 yang artinya mengkonsumsi karbohidrat dan protein

atau sayuran saja. Berdasarkan data diatas dapat dikatakan keragaman pangan

anggota KRPL di Desa Tertek termasuk dalam kategori baik. Semakin banyak

macam tanaman yang ditanam maka semakin baik pula keragaman pangan rumah

tangga. Suhardjo et al. (1986) menjelaskan, salah satu faktor penting yang

mempengaruhi konsumsi pangan adalah jenis dan banyaknya pangan yang

diproduksi dan tersedia.

Keamanan pangan menurut Sunarminto (2010) adalah bahan pangan yang

dikonsumsi oleh rumah tangga tidak beracun, tidak mengandung zat berbahaya

yang dapat membahayakan rumah tangga yang mengkonsumsi serta tidak

basi/kadaluarsa. Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat kondisi keamanan pangan

anggota KRPL di Desa Tertek dapat dikategorikan sangat baik, karena dari dari

22 anggota KRPL memiliki skor 3 yang artinya tidak pernah mengalami

keracunan makanan, seperti yang disampaikan oleh salah satu anggota KRPL

sebagai berikut:

“Ndak pernah mbak. Jangan sampek mbak. Soale kesehatan kan mahal to mbak, jadi harus dijaga dengan baik.”

Sementara 1 anggota KRPL memperoleh skor 2 yang artinya pernah mengalami

keracunan makanan sekali dalam 12 bulan terakhir ini.

Kondisi ketahanan pangan rumah tangga dari penyerapan pangan secara

keseluruhan selama menerapkan program KRPL di Desa Tertek dalam waktu 12

bulan terakhir dapat dilihat pada Gambar 10.

Page 78: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Gambar 10. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Penyerapan Pangan selama Menerapkan program KRPL

Berdasarkan G

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarkan

penyerapan pangan pada kategori tinggi terdapat 20 orang atau 86,96% dari

anggota KRPL. Pada kategori sedang terdapat 2 anggota KRPL atau sebe

8,70% dan 9 non anggota KRPL atau sebesar 39,13%. Pada kategori rendah

terdapat 1 orang atau sebesar 4,34% dari anggota KRPL. Skor rata

KRPL yaitu 13,52 dan non anggota KRPL sebesar 14,08. Berdasarkan data diatas

menunjukkan bahwa tingkat

penyerapan pangan pada anggota KRPL lebih tinggi dibandingkan pada anggota

non KRPL.

Kondisi ketahanan pangan anggota KRPL berdasarkan aspek penyerapan

pangan memiliki nilai yang lebih baik dikarenakan banyak anggo

melakukan penanganan sampah sehingga kaidah kesehatan terpenuhi. Selain itu

anggota KRPL memiliki keragaman pangan yang lebih baik dibandingkan non

anggota KRPL. Keragaman pangan anggota KRPL lebih baik dikarenakan adanya

program KRPL, sehingg

pangan saja, sehingga tidak terjadi ketergantungan pada jenis pangan tertentu.

Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh anggota KRPL meliputi sayuran, tanaman

pangan, tanaman obat, dan juga tanaman buah. P

besar tidak melakukan penanganan sampah dan keragaman pangannya rendah.

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

Anggota KRPL

%

86,96

. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Penyerapan Pangan selama Menerapkan program KRPL

(Data Primer Diolah, 2017)

Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat bahwa tingkat ketahanan pangan

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarkan

penyerapan pangan pada kategori tinggi terdapat 20 orang atau 86,96% dari

anggota KRPL. Pada kategori sedang terdapat 2 anggota KRPL atau sebe

8,70% dan 9 non anggota KRPL atau sebesar 39,13%. Pada kategori rendah

terdapat 1 orang atau sebesar 4,34% dari anggota KRPL. Skor rata

KRPL yaitu 13,52 dan non anggota KRPL sebesar 14,08. Berdasarkan data diatas

menunjukkan bahwa tingkat ketahanan pangan rumah tangga dari aspek

penyerapan pangan pada anggota KRPL lebih tinggi dibandingkan pada anggota

Kondisi ketahanan pangan anggota KRPL berdasarkan aspek penyerapan

pangan memiliki nilai yang lebih baik dikarenakan banyak anggo

melakukan penanganan sampah sehingga kaidah kesehatan terpenuhi. Selain itu

anggota KRPL memiliki keragaman pangan yang lebih baik dibandingkan non

anggota KRPL. Keragaman pangan anggota KRPL lebih baik dikarenakan adanya

program KRPL, sehingga konsumsi pangan anggota KRPL tidak hanya satu jenis

pangan saja, sehingga tidak terjadi ketergantungan pada jenis pangan tertentu.

Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh anggota KRPL meliputi sayuran, tanaman

pangan, tanaman obat, dan juga tanaman buah. Pada non anggota KRPL, sebagian

besar tidak melakukan penanganan sampah dan keragaman pangannya rendah.

Anggota KRPL Non Anggota KRPL

TinggiSedangRendah

Kategori dan Skor:

4,34

39,13

60,87

. Kondisi Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Penyerapan Pangan selama Menerapkan program KRPL

dapat dilihat bahwa tingkat ketahanan pangan

ketika menerapkan program KRPL selama 12 bulan terakhir berdasarkan

penyerapan pangan pada kategori tinggi terdapat 20 orang atau 86,96% dari

anggota KRPL. Pada kategori sedang terdapat 2 anggota KRPL atau sebesar

8,70% dan 9 non anggota KRPL atau sebesar 39,13%. Pada kategori rendah

terdapat 1 orang atau sebesar 4,34% dari anggota KRPL. Skor rata-rata anggota

KRPL yaitu 13,52 dan non anggota KRPL sebesar 14,08. Berdasarkan data diatas

ketahanan pangan rumah tangga dari aspek

penyerapan pangan pada anggota KRPL lebih tinggi dibandingkan pada anggota

Kondisi ketahanan pangan anggota KRPL berdasarkan aspek penyerapan

pangan memiliki nilai yang lebih baik dikarenakan banyak anggota KRPL yang

melakukan penanganan sampah sehingga kaidah kesehatan terpenuhi. Selain itu

anggota KRPL memiliki keragaman pangan yang lebih baik dibandingkan non

anggota KRPL. Keragaman pangan anggota KRPL lebih baik dikarenakan adanya

a konsumsi pangan anggota KRPL tidak hanya satu jenis

pangan saja, sehingga tidak terjadi ketergantungan pada jenis pangan tertentu.

Jenis tanaman yang dibudidayakan oleh anggota KRPL meliputi sayuran, tanaman

ada non anggota KRPL, sebagian

besar tidak melakukan penanganan sampah dan keragaman pangannya rendah.

TinggiSedangRendah

Kategori dan Skor:

: 12,68 - 14,01: 11,34 - 12,67: 10,00 - 11,33

Page 79: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anggota KRPL

memiliki ketahanan pangan dari aspek penyerapan pangan yang tinggi karena

telah memenuhi kaidah-kaidah kesehatan, keamanan, dan keragaman pangan. Hal

tersebut diperkuat dengan pendapat Suharjdo et al. (1986) bahwa pertanian sangat

berpengaruh terhadap gizi melalui produksi pangan untuk keperluan rumah

tangga. Jika pangan diproduksi dalam jumlah dan ragam yang cukup, maka orang

akan cenderung mengkonsumsi makanan sehat.

5.4 Peran Perempuan terhadap Ketahanan Pangan Rumah Tangga

melalui Program KRPL di Desa Tertek

Rendahnya jumlah masyarakat yang bekerja di sektor pertanian

mengakibatkan rawannya ketahanan pangan rumah tangga. Sukesi et al. (2009)

menjelaskan, masalah produksi yang hanya terjadi di suatu tempat dan periode

waktu tertentu, sementara pola konsumsi relatif konstan pada setiap individu

menyebabkan adanya masa-masa pada lokasi-lokasi defisit mengalami kerawanan

pangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa penduduk Desa Tertek pada kondisi-

kondisi tertentu rawan terhadap ketersediaan, akses, dan penyerapan pangan.

KRPL merupakan salah satu program pemerintah yang dapat mengatasi

permasalahan ketahanan pangan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal yang

ada. KRPL diimplementasikan di Desa Tertek melalui pemberdayaan perempuan.

Program KRPL ini merupakan wadah bagi perempuan untuk dapat meningkatkan

ketahanan pangan rumah tangga. Ketahanan pangan menurut Sunarminto (2010)

merupakan suatu sistem yang menyangkut ketersediaan pangan, distribusi pangan,

dan konsumsi pangan yang terefleksikan dalam pasokan pangan, akses

masyarakat terhadap pangan, serta pemanfaatan atas produk pangan.

Untuk melihat adanya hubungan antara peran perempuan dan ketahanan

pangan rumah tangga ketika menerapkan program KRPL dapat dilakukan dengan

menggabungkan atau membuat tabel silang. Hubungan peran perempuan terhadap

ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL di Desa

Tertek dapat dilihat pada Tabel 16.

Page 80: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Tabel 16. Peran perempuan terhadap ketahanan pangan rumah tangga selama menerapkan program KRPL di Desa Tertek

Peran Perempuan

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Jumlah (%) Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)

Tidak Aktif (%) 4,34 (1) 0 0 4,34 Cukup Aktif (%) 0 8,70 (2) 0 8,70 Aktif (%) 0 0 86,96 (20) 86,96 Jumlah (%) 4,34 8,70 86,96 100

Sumber: Data Primer Diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 16 dapat dilihat bahwa terdapat 1 anggota KRPL atau

sebesar 4,34% yang memiliki peran yang pasif (tidak aktif) di dalam program

KRPL, sehingga ketahanan pangan rumah tangga yang dihasilkan juga rendah.

Pada kategori perempuan yang memiliki peran cukup aktif terdapat 2 anggota

KRPL atau sebesar 8,70% dan ketahanan pangan yang dihasilkan juga dalam

kategori sedang. Sementara pada kategori perempuan yang memiliki peran aktif

terdapat 20 anggota KRPL atau sebesar 86,96% dan ketahanan pangan yang

dihasilkan juga tinggi. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan positif antara peran perempuan dalam KRPL terhadap

ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek.

Tingginya peran perempuan dalam program KRPL ini dilandasi oleh

kesadaran perempuan untuk dapat meningkatkan ketahanan pangan rumah

tangganya. Remiswal (2013) menjelaskan, peningkatan partisipasi perempuan

dalam pembangunan dikarenakan adanya kesediaan perempuan secara sukarela

dalam menunjang program-program baik atas inisiatif masyarakat lokal maupun

pemerintah yang tercermin dalam pikiran, sikap, dan tindakan mereka baik

sifatnya individual maupun kolektif dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan maupun pengambilan manfaat dari program-program yang terdapat

dalam tempat tinggal mereka.

Adanya peran perempuan dalam program KRPL di Desa Tertek dapat

meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga baik dari ketersediaan pangan,

akses pangan, hingga penyerapan pangan. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian

Mulyani dan Mandamdari (2012) yang menyatakan bahwa pendapatan perempuan

tani merupakan salah satu faktor yang memepengaruhi ketahanan pangan rumah

tangga. Annisahaq et al. (2014) dalam penelitiannya juga menjelaskan bahwa

pendapatan usahatani pekarangan rumah tangga antara peserta KRPL berbeda

Page 81: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

nyata dengan non anggota KRPL. Hasil penelitian dari Bhastoni dan Yuliati

(2016) menjelaskan bahwa pendapatan perempuan dari usahatani sayuran organik

memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pendapatan rumah tangga

untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan adanya peran

perempuan dalam program KRPL dapat meningkatkan ketahanan pangan rumah

tangga. Hal tersebut dikarenakan semakin aktif perempuan di dalam program

KRPL maka keahlian mengenai teknik budidaya dan pengetahuan tentang

konsumsi gizi juga semakin meningkat. Selain itu, hasil budidaya tanaman yang

dihasilkan juga semakin meningkat sehingga ketersediaan pangan rumah tangga

juga semakin meningkat. Meskipun peran perempuan dalam program KRPL telah

berhasil meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga, namun anggota KRPL

hanya berjumlah 23 orang. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya masyarakat Desa Tertek

mengenai pentingnya penerapan program KRPL sehingga jumlah anggota KRPL

yang bergabung dapat semakin meningkat. Hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pemerintah untuk terus

mengembangkan program KRPL kepada masyarakat yang memiliki potensi yang

sama dengan Desa Tertek.

Page 82: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran perempuan terhadap ketahanan

pangan rumah tangga melalui program KRPL di Desa Tertek Kecamatan Pare

Kabupaten Kediri dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Peran perempuan (anggota KRPL) dalam program KRPL di Desa Tertek

meliputi peran dalam kegiatan pembekalan, persiapan budidaya, kegiatan

budidaya, panen dan pasca panen, serta pemasaran. Peran perempuan dalam

seluruh kegiatan program KRPL lebih didonimasi pada kategori aktif. Hal

tersebut dikarenakan banyaknya ibu rumah tangga yang berpean sebagai ibu

rumah tangga, selain itu program KRPL memang ditujukan bagi kaum

perempuan untuk meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga.

2. Ketahanan pangan rumah tangga terdiri dari 3 indikator yaitu aspek

ketersediaan pangan, akses pangan, dan aspek penyerapan pangan. Pada aspek

ketersediaan pangan, anggota KRPL memiliki ketersediaan pangan yang

tinggi karena adanya penyediaan pangan melalui produksi sendiri atau tidak

semuanya bergantung dari luar. Pada akses pangan anggota KRPL juga

memiliki skor yang tinggi, dikarenakan akses pangan anggota KRPL lebih

besar dengan adanya program KRPL tersebut. Akses pangan dikatakan

terjamin ketika semua rumah tangga dan semua individu dalam rumah tangga

tersebut mempunyai sumber daya yang cukup untuk memperoleh pangan yang

layak dan bergizi. Pada aspek penyerapan pangan, anggota KRPL juga

memiliki nilai yang tinggi. Tingginya aspek penyerapan pangan tersebut

dikarenakan kaidah-kaidah kesehatan, keamanan, dan keragaman pangan

anggota KRPL sudah terpenuhi dengan adanya program KRPL.

3. Terdapat hubungan positif antara peran perempuan dalam KRPL terhadap

ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek. Hal tersebut dikarenakan

semakin aktif perempuan di dalam program KRPL maka keahlian mengenai

teknik budidaya dan pengetahuan tentang konsumsi gizi juga semakin

meningkat. Selain itu, hasil budidaya tanaman yang dihasilkan juga semakin

64

Page 83: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

meningkat sehingga ketersediaan pangan rumah tangga juga semakin

meningkat.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian peran perempuan terhadap ketahanan pangan

rumah tangga melalui program KRPL, maka saran yang dapat dikemukakan

adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait, diharapkan dapat terus memonitoring

berjalannya program KRPL agar dapat berkelanjutan serta berupaya

mengembangkan program KRPL ke seluruh masyarakat yang memiliki

potensi untuk menjalankan program KRPL.

2. Bagi masyarakat khususnya masyarakat Desa Tertek diharapkan dapat terus

mengembangkan program KRPL sehingga jumlah anggota KRPL dan

ketahanan pangan rumah tangga di Desa Tertek dapat semakin semakin

meningkat serta memiliki stabilitas dan berkelanjutan.

3. Bagi peneliti dan mahasiswa agar kedepannya dapat mengkaji lebih mendalam

mengenai ketahanan pangan rumah tangga baik melalui program KRPL atau

program lainnya.

Page 84: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

DAFTAR PUSTAKA

Agus, T. S. (2007). Paradigma. Malang: Bayumedia.

Annisahaq, A., Hanani, N., & Syafrial. (2014). Pengaruh Program Kawasan Rumah Pagan Lestari (KRPL) dalam Mendudkung Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Rumah Tangga: Study Kasus di Kelurahan Rejomulyo, Kecamatan Kota, Kota Kediri. Habitat , 25 (1). http://www.habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/view/138

Arida, A., Sofyan, & Fadhiela, K. (2015). Analisis Ketahanan Pangan Rumah Tangga berdasarkan Proporsi Pengeluaran Pangan dan Konsumsi Energi: Studi Kasus pada Rumah Tangga Petani Peserta Program Desa Mandiri Pangan di Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Agrisep , 16 (1). https://media.neliti.com/media/publications/13198-ID-analisis-ketahanan-pangan-rumah-tangga-berdasarkan-proporsi-pengeluaran-pangan-d.pdf

Arifin, B. (2005). Ekonomi Kelembagaan Pangan. Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia.

Badan Ketahanan Pangan. (2015). Laporan Tahunan Badan Ketahanan Pangan 2015. http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/LAPORAN_TAHUNAN_2015.pdf.

Basrowi, & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Bhastoni, K., & Yuliati, Y. (2016). Peran Wanita Tani di Atas Usia Produktif dalam Usahatani Sayuran Organik terhadapat Pendapatan Rumah Tangga di Desa Sumberejo Kecamatan Batu. Habitat , 26 (2). http://habitat.ub.ac.id/index.php/habitat/article/view/206

Data Potensi Desa dan Kelurahan Desa Tertek. (2016). Kantor Kelurahan Desa Tertek.

Data Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan Desa Tertek. (2016). Kantor Kelurahan Tertek.

Dewan Ketahanan Pangan, Kementrian Pertanian, dan World Food Programme. (2015). Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia. http://documents.wfp.org/stellent/groups/public/documents/ena/wfp285130.pdf?iframe

Dewi, P., Sudarta, W., & Putra, G. (2015). Partisipasi Anggota Kelompok Wanita Tani Pangan Sari pada Program Kawasan Rumah Pangan Lestari: Studi Kasus di Dusun Cengkilung, Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. E-Journal Agribisnis dan Agrowisata , 4 (5). http://download.portalgaruda.org/article.php?article=367078&val=992&tit

le=Partisipasi%20Anggota%20Kelompok%20Wanita%20Tani%20Pangan

66

Page 85: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

%20Sari%20pada%20Program%20Kawasan%20Rumah%20Pangan%20L

estari%20%20(Studi%20kasus%20%20di%20Dusun%20Cengkilung,%20

Desa%20Peguyangan%20Kangin,%20Kecamatan%20Denpasar%20Utara,

%20Kota%20Denpasar)

Fakih, M. (2012). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fathonah, T., & Prasodjo, N. (2011). Tingkat Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga yang Dikepalai Pria dan Rumah Tangga yang Dikepalai Wanita. Transdisiplin Sosisologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia , 5 (2). http://download.portalgaruda.org/article.php?article=83500&val=223

Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia. (2016). Petunjuk Teknis Gerakan Percepatan Penganekaragaman Pangan. Meteri Pertanian republik Indonesia. http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PERMENTAN_P2KP_2

016(1).pdf

Kumalaningsih, S. (2012). Metodologi Penlitian: Kupas Tuntas Untuk Mencapai Tujuan. Malang: UB Press.

Milles, M., & Huberman, M. (1994). Qualitative Data Analysis: Second Edition . 1994: SAGE Publication, Inc.

Mosse, J. (1996). Gender dan Pembangunan . Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Mufidah. (2010). Isu-Isu Gender Kontemporer. Malang: UIN Maliki Press.

Mulyani, A., & Mandamdari, A. (2012). Peran Wanita dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Banyumas. Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis , 8 (2). http://googleweblight.com/?lite_url=http://www.academia.edu/21034916/Jurnal_SEPA_59_PERAN_WANITA_TANI_DALAM_MEWUJUDKAN_KETAHANAN_PANGAN_RUMAH_TANGGA_DI_KABUPATEN_BANYUMAS&ei

Nugroho, R. (2011). Gender dan Strategi Pengarus Utamanya di Indonesia . Yogyakarta: Pustaka Belajar.

PP RI Nomor 68 Tahun 2001. Ketahanan Pangan . Lembaga Informasi Nasional.

Remiswal. (2013). Menggugah Partisipasi Gender di Lingkungan Komunitas Lokal. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rianse, U. (2009). Membangun Agribisnis Terbaru dan Berkelanjutan. Kendari: Unhalu Press.

Singarimbun, M., & Effendi, S. (1982). Metode Penelitian Survey. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Suharjo, Harper, L., Brady, D., & Driskel, J. (1986). Pangan Gizi dan Pertanian. Jakarta: UI Press.

Page 86: PERAN PEREMPUAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN SKRIPSI …repository.ub.ac.id/4221/1/Ivan Veniawati.pdf · pertaniannya yaitu 137.46 Ha. Tingginya jumlah penduduk perempuan usia produktif

Sukesi, K., Sugiyono, Shinta, A., & Wisaptiningsih, U. (2009). Laporan Akhir Penyusunan Peta Rawan Pangan dan Gizi. Malang: FPUB.

Sumodiningrat, G. (2001). Menuju Swasembada Pangan Revolusi Hijau. Jakarta: RBI.

Sunarminto, B. (2010). Pertanian Terpadu untuk mendukung Kedaulatan Pangan Nasional. Yogyakarta: BPFE.

Surjono, A., & Nugroho, T. (2007). Paradigma, Model, Pendekatan Pembangunan, dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang: Bayumedia Publishing.