peran perbankan

Upload: muhammad-nur-aditya

Post on 04-Mar-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perbankan Indonesia

TRANSCRIPT

  • MAKALAH UJIAN AKHIR SEMESTER

    PERAN OTORITAS JASA KEUANGAN SEBAGAI PENGAWAS

    PERBANKAN YANG MEMILIKI KEWENANGAN PENYIDIKAN

    Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan

    Halaman Judul

    Disusun oleh :

    Danu Pradana

    13812141042

    Akuntansi B 2013

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2016

  • 2

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul .................................................................................................................... 1

    DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 2

    MAKALAH ........................................................................................................................ 3

    A. Latar Belakang ........................................................................................................ 3

    B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5

    C. Tujuan ..................................................................................................................... 5

    D. Pembahasan ............................................................................................................. 5

    Peran OJK dalam pengawasan Perbankan .................................................................. 5

    Peran OJK dalam Melakukan Penyidikan................................................................... 9

    E. Kesimpulan ........................................................................................................... 12

    Jawaban Soal UAS Perbankan .......................................................................................... 14

  • 3

    MAKALAH

    Peran Otoritas Jasa Keuangan sebagai Pengawas

    Perbankan yang Memiliki Kewenangan Penyidikan

    A. Latar Belakang

    Perkembangan ekonomi Indonesia yang sangat pesat saat ini telah

    membuat pertumbuhan yang sangat pesat dalam bidang lembaga keuangan,

    khususnya pada perbankan. Bank Indonesia sebagi bank sentral mempunyai peran

    dalam menetukan dan memberikan arah perkembangan perbankan serta dapat

    melindungi masyarakat, maka Bank Indonesia mempunyai kewenangan dan

    kewajiban untuk membina serta melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan

    perbankan. Secara umum, peran Bank Indonesia sebagai bank sentral sangat

    penting dan stategis dalam upaya menciptakan sistem perbankan yang sehat dan

    efisien. Hal ini diperlukan karena dunia perbankan adalah salah satu pilar utama

    dalam pembangunan ekonomi suatu Negara. Dalam perjalanannya, Bank

    Indonesia dalam menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank sering mengalami

    kesalahan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya terjadi kasus-kasus yang akhirnya

    merugikan masyarakat dan hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank.

    Untuk mengatasi tantangan tersebut, maka perlu dilakukan penyesuaian

    terhadap pengaturan kebijakan moneter dan penataan kembali kelembagaan

    keuangan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank

    Indonesia (UU BI) pada Pasal 34 ayat (1), maka dibentuklah suatu lembaga yang

    disebut dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memiliki kewenangan yang

    hampir sama dengan kewenangan Bank Indonesia, karena pada dasarnya

    merupakan kewenangan yang dimiliki oleh Bank Indonesia. Maka bukanlah hal

    yang tidak mungkin apabila nantinya dalam pelaksanaannya tersebut dapat

    menimbulkan konflik antara Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia,

    terutama dalam hal siapa yang berwenang dalam menjalankan tugas dan

    wewenang tersebut.

  • 4

    Dalam menjalankan tujuannya, bank antara lain mengajak masyarakat

    dapat berpartisipasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, bank

    membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana yang dibutuhkan bank tersebut dapat

    dihasilkan dari dana bank itu sendiri (dana intern) dan dana dari pihak ketiga

    (dana ekstern).Dana yang berasal dari bank itu sendiri dapat berupa setoran

    modal/penjualan saham, pemupukan cadangan, laba yang ditahan, dan lain-lain.

    Dana ini bersifat tetap. Sedangkan dana yang berasal dari dari luar bank seperti

    rekening giro dan rekening koran, deposito berjangka, sertifikat deposito,

    pinjaman dari lembaga keuangan bank lainnya dan lembaga keuangan bukan

    bank, penjualan surat berharga (efek-efek) dan sumber lainnya.

    Lembaga bank sebagai suatu lembaga keuangan merupakan salah satu

    pendukung dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari peran bank itu sendiri sebagai

    tempat dimana sirkulasi serta transaksi transaksi keuangan terjadi dan juga

    merupakan sarana pendukung dalam perkembangan perekonomian nasional.

    Lembaga bank dalam melaksanakan segala kegiatan lebih mengedepankan mutu

    pelayanan dengan memberikan perlindungan terhadap konsumen atau

    nasabahnya. Bentuk perlindungan yang diberikan bank itu sendiri antara lain:

    penjaminan keamanan terhadap nasabah, pelaporan keadaan keuangan nasabah

    dalam bentuk rekening Koran yang diberikan terhadap nasabah sebagai bentuk

    transparansi laporan keuangan, kerahasiaan terhadap segala sesuatu yang

    berhubungan dengan kondisi nasabah. Kejahatan di dunia perbankan masih saja

    terjadi, maka diperlukan pengawasan oleh suatu pihak secara independen dan

    memiliki ketetapan hukum dalam melakukan tugasnya untuk mengawasi dan

    menyelidiki terjadinya kecurangan ataupun kejahatan di dunia perbankan.

    Berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa

    Keuangan (yang untuk selanjutnya disebut dengan UU OJK), memperlihatkan

    bahwa Indonesia akan bergeser dalam menerapkan model pengawasan terhadap

    industri keuangannya. UU OJK mengamanatkan tugas dan wewenang cukup berat

    dan luas. Kewenangan OJK meliputi Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian,

    Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

  • 5

    Kehadiran OJK dalam perkembangan sektor keuangan di Indonesia diharapkan

    dapat membantu lancarnya kegiatan lembaga-lembaga jasa keuangan, sehingga

    pengaturan terhadap kegiatan jasa keuangan dapat berjalan dengan baik, yang

    pada akhirnya memberikan dampak yang positif bagi perkembangan

    perekonomian di Indonesia pada umumnya.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan yang

    akan penulis bahas dalam makalah ini adalah bagaimana pengawasan OJK

    terhadap perbankan dan bagaimana penyidikan OJK terhadap perbankan.

    C. Tujuan

    Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui peran

    OJK dalam melakukan pengawasan dan penyidikan terhadap perbankan.

    D. Pembahasan

    Peran OJK dalam pengawasan Perbankan

    Industri jasa keuangan ini pada umumnya bergerak di dua pasar yaitu

    Pasar Uang dan Pasar Modal (Sistem Keuangan). Bank, Perusahaan Asuransi,

    Perusahaan Pembiayaan Konsumen, Dana Pensiun dan Sekuritas adalah contoh

    lembaga keuangan menyediakan berbagai jasa yang terkait dengan uang dan

    investasi. Otoritas yang mengatur dan/atau mengawasi industri jasa keuangan

    terdiri dari : Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kementrian Keuangan dan

    Lembaga Penjamin Simpanan.

    Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK,

    maka seluruh fungsi pengaturan dan pengawasan sektor keuangan yang selama ini

    melekat pada Bank Indonesia dan lembaga lainnya, menyatu kedalam lingkup

  • 6

    kewenangan OJK. Dengan ini diharapkan masalah perizinan, pengaturan, dan

    pengawasan akan lebih mudah dan efektif karena berada dalam satu atap,

    sehingga permasalahan yang selama ini ada di sektor keuangan tidak akan terjadi

    lagi mengingat seluruh sistem tersebut telah dilakukan secara terintegrasi.

    Pada dasarnya OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di

    dalam sektor jasa keuangan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 4 Undang-

    undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan yaitu :

    1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

    2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan

    stabil;

    3. Mampu melindungi konsumen dan masyarakat;

    Berdasarkan Pasal 6 Undang-Undang OJK, kegiatan sector jasa keuangan

    yang menjadi tugas pengawasan dan pengaturan OJK meliputi :

    1. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan;

    2. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal;

    3. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga

    pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya;

    Terkait tugas pengaturan dan pengawasan tersebut, maka harus dilakukan

    secara terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan dengan

    di dasari atas prinsip prinsip independensi, akuntabilitas, pertanggung jawaban,

    transparansi, dan kewajaran. Secara kelembagaan OJK berada diluar

    pemerintahan, hal ini dimaknai bahwa OJK tidak menjadi bagian dari kekuasaan

    pemerintah. Konsep dibentuknya lembaga pengawasan di Indonesia yang dipilih

    adalah otoritas penuh. Kewenangan pengawasan terhadap perbankan, pasar

    modal, dan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) berada dalam satu lembaga,

    sehingga tiga otoritas pengawasan yaitu pasar modal, perbankan, dan LKBB akan

    bergabung menjadi satu otoritas yang bersifat independen. Anggaran OJK

    bersumber pada Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Independensi

    OJK tercermin dalam kepemimpinan OJK.Secara orang perorangan, pimpinan

  • 7

    OJK memiliki kepastian masa jabatan dan tidak dapat diberhentikan, kecuali

    memenuhi alasan yang secara tegas diatur dalam UU OJK.

    Dikutip dari situs internet resmi OJK (www.ojk.go.id), fungsi dan tugas

    pokok OJK dalam bidang pengawasan sektor perbankan mempunyai fungsi

    penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi pada sektor

    perbankan. Dalam melaksanakan fungsi Bidang Pengawasan Sektor Perbankan

    menyelenggarakan tugas pokok:

    Melakukan penelitian dalam rangka mendukung pengaturan bank dan

    pengembangan sistem pengawasan bank;

    Melakukan pengaturan bank dan industri perbankan;

    Menyusun sistem dan ketentuan pengawasan bank;

    Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pemeriksaan bank;

    Melakukan penegakan hukum atas peraturan di bidang perbankan;

    Melakukan pemeriksaan khusus dan investigasi terhadap penyimpangan yang

    diduga mengandung unsur pidana di bidang perbankan;

    Melaksanakan remedial dan resolusi bank yang memiliki kondisi tidak sehat

    sebagai tindak lanjut dari hasil pengawasan bank yang normal;

    Mengembangkan pengawasan perbankan;

    Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbankan; dan

    Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

    Pasal 39 UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK, mengatur bahwa OJK

    berkoordinasi dengan Bank Indonesia dalam menyusun pengaturan tertentu terkait

    dengan pengawasan di bidang perbankan.

    Wewenang OJK dalam Pasal 7 UU OJK adalah membuat pengaturan dan

    melakukan pengawasan terhadap bank meliputi :

    a. Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar,

    rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger,

    konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank; dan

  • 8

    b. Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk

    hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa.

    Pasal 7 UU OJK juga menentukan wewenang OJK dalam hal membuat

    pengaturan dan melakukan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:

    a. Likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal

    minimum, batas maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap

    simpanan, dan pencadangan bank;

    b. Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank;

    c. Sistem informasi debitur;

    d. Pengujian kredit; dan

    e. Standar akuntansi bank.

    Pasal 7 UU OJK berwenang dalam hal membuat pengaturan dan

    melakukan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen

    risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang; dan

    pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta melakukan

    pemeriksaan bank. OJK berwenang dalam hal perizinan untuk pendirian bank

    maupun pembukaan kantor bank baru, yang sebelumnya menurut UU BI menjadi

    kewenangan BI sebagaimana ditentukan pada Pasal 15 ayat (1) huruf b UU BI.

    Dalam hal ini OJK berwenang dalam hal memberikan izin untuk pendirian bank,

    pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan,

    kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank,

    serta pencabutan izin usaha bank.

    Melaksanakan dan memberikan persetujuan izin atas penyelenggaraan jasa sistem

    pembayaran, OJK dapat menetapkan peraturan memberikan dan mencabut izin

    atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan

    pengawasan bank dan mengenakan sanksi terhadap Bank sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan.

    Kewenangan OJK yang berkaitan dengan tugas pengawasan terhadap bank

    terdapat dalam Pasal 9 UU OJK sebagai berikut :

  • 9

    a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa

    keuangan;

    b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala

    eksekutif;

    c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen,

    dan tindakan lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang

    kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-

    undangan di sektor jasa keuangan;

    d. Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan/atau pihak

    tertentu;

    e. Melakukan penunjukan pengelola statuter;

    f. Menetapkan penggunaan pengelola statuter;

    g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran

    terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan

    h. Memberikan dan/atau mencabut: izin usaha; izin orang perseorangan;

    efektifnya pernyataan pendaftaran; surat tanda terdaftar; persetujuan

    melakukan kegiatan usaha; pengesahan; persetujuan atau penetapan

    pembubaran; dan penetapan lain.

    Kewenangan OJK untuk mengawasi dalam ketentuan ini berlaku untuk

    kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; kegiatan di sektor Pasar Modal; dan

    kegiatan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan

    Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

    Peran OJK dalam Melakukan Penyidikan

    Dalam rangka mewujudkan penegakan hukum di industri perbankan, OJK

    telah melakukan tindak lanjut hasil pengawasan bank berupa penanganan kasus-

    kasus yang diduga mengandung tindak pidana perbankan. Dalam Pasal 9 huruf c

    UU OJK ditentukan salah satu kewenangan OJK adalah melakukan penyidikan.

  • 10

    UU OJK membuka peluang luas bagi OJK di samping wewenangnya melakukan

    pengawasan, pemeriksaan, juga dapat melakukan penyidikan, perlindungan

    konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau

    penunjang kegiatan jasa keuangan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan

    perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

    Kewenangan penyidikan OJK meliputi kewenangan untuk : (Bambang,

    Mursadi, 40, 2012)

    a. menerima laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dari seseorang tentang

    adanya tindak pidana di sektor jasa keuangan;

    b. melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan

    dengan tindak pidana di sektor jasa keuangan;

    c. melakukan penelitian terhadap Setiap Orang yang diduga melakukan atau

    terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa keuangan;

    d. memanggil, memeriksa, serta meminta keterangan dan barang bukti dari Setiap

    Orang yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di

    sektor jasa keuangan;

    e. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain berkenaan

    dengan tindak pidana di sektor jasa keuangan;

    f. melakukan penggeledahan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap

    barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan

    penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara

    tindak pidana di sektor jasa keuangan;

    g. meminta data, dokumen, atau alat bukti lain, baik cetak maupun elektronik

    kepada penyelenggara jasa telekomunikasi;

    h. dalam keadaan tertentu meminta kepada pejabat yang berwenang untuk

    melakukan pencegahan terhadap orang yang diduga telah melakukan tindak

    pidana di sektor jasa keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan;

    i. meminta bantuan aparat penegak hukum lain;

  • 11

    j. meminta keterangan dari bank tentang keadaan keuangan pihak yang diduga

    melakukan atau terlibat dalam pelanggaran terhadap peraturan perundang-

    undangan di sektor jasa keuangan;

    k. memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang

    diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di sektor jasa keuangan;

    l. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

    pidana di sector jasa keuangan; dan menyatakan saat dimulai dan

    dihentikannya penyidikan.

    Penyidik yang bertindak menurut Pasal 49 ayat (1) UUOJK adalah Pejabat

    Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Pejabat Pegawai Negeri Sipil

    di jajaran OJK. Penyidik berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil. Menurut Pasal

    27 ayat (2) UUOJK, dalam OJK dipekerjakan pegawai negeri sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan. Menurut Pasal 49 ayat (2)

    diperuntukkan sebagai PPNS. Wewenang dari Penyidik PPNS menurut Pasal 49

    ayat (3) UUOJK antara lain: menerima laporan, pemberitahuan, atau pengaduan,

    melakukan penelitian atas kebenaran laporan, melakukan penelitian terhadap

    setiap orang yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana,

    memanggil, memeriksa, serta meminta keterangan dan barang bukti dari setiap

    orang yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di sektor

    jasa keuangan.

    Penyidik OJK berwenang dalam hal melakukan pemeriksaan atas

    pembukuan, catatan, dan dokumen, melakukan penggeledahan, meminta data,

    dokumen, atau alat bukti lain, meminta bantuan aparat penegak hukum lain,

    meminta keterangan dari bank tentang keadaan keuangan, memblokir rekening

    pada bank, dan meminta bantuan ahli. Hasil penyidikan disampaikan kepada

    pihak Kejaksaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 50 UUOJK dan pihak

    Kejaksaan wajib menindaklanjuti dan memutuskan tindak lanjut hasil penyidikan

    sesuai kewenangannya paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak diterimanya

    hasil penyidikan tersebut.

  • 12

    E. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pembahasan diatas, maka penulis menyimpulan bahwa

    independensi OJK dalam mengatur dan mengawasi bank ditegaskan dalam

    pengaturannya bebas dari campur tangan pihak lain dan tidak disebutkan bebas

    dari campur tangan Pemerintah. Pengaturan demikian ini berpotensi menimbulkan

    campur tangan dari pihak Pemerintah terutama dalam mengangani persoalan bank

    yang berdampak sistemik atau darurat. Untuk menjamin terwujudnya tujuan

    nasional ini maka pemerintah menerbitkan Undang Undang Nomor 21 tahun 2011

    tentang Otoritas Jasa Keuangan.

    Peranan OJK dalam pengaturan dan pengawasan terhadap bank mencakup

    pengaturan dalam hal: perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank,

    anggaran dasar, rencana kerja, kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya

    manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi bank, serta pencabutan izin usaha bank;

    dan kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk

    hibridasi, dan aktivitas di bidang jasa. Pengaturan mengenai kesehatan bank,

    pengaturan mengenai aspek kehati-hatian bank, serta pemeriksaan bank. Untuk

    pelaksanaan tugas pengawasan bank, OJK mengawasi pelaksanaan tugas

    pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan/atau penunjang

    kegiatan jasa keuangan. Termasuk mencabut izin usaha; izin orang perseorangan;

    efektifnya pernyataan pendaftaran; surat tanda terdaftar; persetujuan melakukan

    kegiatan usaha; pengesahan; persetujuan atau penetapan pembubaran.

    OJK juga melakukan penyidikan terkait-terkait adanya masalah yang

    terdapat di industri perbankan baik kecurangan maupun kejahatan perbankan.

    Penyidik adalah Pejabat Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan

    Pejabat Pegawai Negeri Sipil di jajaran OJK. Hasil penyidikan disampaikan

    kepada pihak Kejaksaan.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    Bambang Murdadi, 2012, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pengawas Lembaga

    Keuangan yang Memiliki Kewenangan Penyidika, jurnal.unimus.ac.id

    Lukman Hakim, dkk, 2013, Studi Dasar-Dasar Ekonomi Politik Indonesia OJK,

    Lembaga Studi Pengembangan Etika Usaha Indonesia (LSPEUI) Jakarta dan

    PPSK BI

    Syahmi, Afika Yumya. Pengaruh Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan

    Terhadap Kewenangan Bank Indonesia di Bidang Pengawasan Perbankan.

    Skripsi, Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Indonesia,

    2008

    Undang Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

    Zulfi Diane Zaini, Independensi Bank Indonesia dan Penyelesaian Bank

    Bermasalah, CV Keni Media, Bandung, 2012

  • 14

    Jawaban Soal UAS Perbankan

    JAWABAN

    SOAL UAS

    PERBANKAN