peran perawat dalam membimbing pasien sakit

40
JUDUL Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama Anggota : Adriati Ajeng Juliana 220110150093 Wina Winingsih 220110150094 Ammi Salamah 220110150095 Rifa Adinda N 220110150096 Annisa Suci Utami 220110150097 Siti Mustakimah 220110150098 Nabila Pasha Amelia 220110150099 Ichtiwa Aruni Putri 220110150100 Shelen Indah Tripriantini 220110150101 Vera Rosaria Indah 220110150102 Nenden Budiani Hanum 220110150103 Noviyanti Nurrahmah 220110150104 Farras Amalia A 220110150105

Upload: annisa-succi-utami

Post on 16-Feb-2016

125 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

tugas agama islam

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

JUDULDitujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama

Anggota :

Adriati Ajeng Juliana 220110150093Wina Winingsih 220110150094Ammi Salamah 220110150095Rifa Adinda N 220110150096Annisa Suci Utami 220110150097Siti Mustakimah 220110150098Nabila Pasha Amelia 220110150099Ichtiwa Aruni Putri 220110150100Shelen Indah Tripriantini 220110150101Vera Rosaria Indah 220110150102Nenden Budiani Hanum 220110150103Noviyanti Nurrahmah 220110150104Farras Amalia A 220110150105

Fakultas KeperawatanUniversitas Padjadjaran

2015

Page 2: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah.

Adapun makalah tentang “Membimbing Pasien Sakit dalam Beribadah”

telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai

pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami

tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam pembuatan makalah ini.

 

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada

kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena

itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi

pembaca yang ingin memberi saran dan kritik.

 

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah tentang

“Membimbing Pasien Sakit dalam Beribadah” ini dapat diambil hikmah dan

manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

 

Jatinangor, Desember 2015

 

Penyusun

Page 3: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................2

1.4 Kegunaan Makalah.....................................................................................2

BAB II KONSEP SECARA KEILMUAN DAN ISLAM......................................6

2.1 Konsep secara Keilmuan.............................................................................6

2.2 Konsep dalam Islam..................................................................................10

BAB III PERAN PERAWAT...............................................................................19

3.1 Peran Perawat saat Membimbing Pasien Beribadah.................................19

3.2 Peran Perawat saat Membantu Pasien untuk Bersuci................................19

3.3 Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Shalat....................................20

3.4 Peran Perawat Saat Mendampingi dan Membimbing Sakaratul Maut.....21

BAB IV PENUTUP...............................................................................................25

4.1 Simpulan ...................................................................................................25

4.2 Saran..........................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27

Page 4: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan

dengan merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi

cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad. Peran perawat sangat penting di dunia

kesehatan, sebagai perawat yang profesional harus mampu memberikan pelayanan

kesehatan kepada klien dengan memperhatikan kebutuhan dasar manusia (KDM),

dan mampu memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual

yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok, dan masyarakat.

Selain itu parawat yang profesional harus memiliki visi transcendental.

Visi transendental adalah sebuah cita-cita dan harapan suatu profesi

dimana semua aktivitas, pengabdian, dan tujuan hidupnya tidak hanya

beriorientasi kesuksesan dunia tetapi sampai akhirat. Bahkan kesuksesan akhirat

menjadi prioritas dibanding kesejahteraanya yang fana,sementara,sebentar

diibaratkan seperti sebuah titik. Sedangkan kehidupan akhirat berlangsung

selamanya seperti garis tak berujung.

Perawat yang holistik mempertimbangkan aspek spirituality dan religion

pasiennya, karena hal tersebut menjadi sumber kekuatan, kedamaian, ketabahan,

keyakinan, dan tata nilai dalam mengetahui tujuan hidup , sehingga pasien merasa

dekat dengan Allah.

Membantu pasien dalam melaksanan ibadah adalah bagian dari

pemenuhan kebutuhan spiritual. Perawat wajib membantu pasien dalam

memenuhi kewajiban ibadahnya sesuai dengan tingkat kemampuan pasien. Bila

pasien mampu menjalankan ibadah secara mandiri, perawat wajib memfasilitasi

ibadah pasien. Bila pasien tidak mampu menjalankan ibadah, maka perawat wajib

membantunya. Bantuannya dapat berupa memberikan pemahaman (ilmu) bila

pasien tidak mampu menjalankan ibadah karena tidak tau cara ibadah saat kondisi

sakit. Contohnya, mengajarkan cara tayamum dan cara sholat dengan posisi tidur.

Jika pasien tidak ibadah karena tidak mampu dalam artian secara fisik sangat

Page 5: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

lemah tetapi masih mampu mendengar, mengingat, dan berbicara, perawat wajib

membantunya untuk tetap melaksanakan ibadah secara maksimal sesuai

kemampuan pasien yang terbatas tersebut. Dalam pelaksanaanya, perawat harus

melibatkan keluarga pasien. Oleh karena itu, keluarga juga menjadi salah satu

sasaran intervensi keperawatan (menyiapkan mereka agar mampu membantu

pasien memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan ibadah dan kebutuhan

spiritual).

Dengan demikian, dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat tidak

hanya memperhatikan pasien dari aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual yang

dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhannya

dengan mendekatkan diri kepada Allah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

yang tepat dari penulisan makalah ini yaitu: “Bagaimana peran perawat dalam

membimbing pasien beribadah sesuai aturan agama Islam.”

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui ciri perawat yang memiliki visi transedental

2. Memahami peran perawat dalam membimbing pasien untuk beribadah.

3. Mengetahui cara-cara membimbing pasien sakit dalam beribadah.

1.4 Kegunaan Makalah

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu informasi

yang bermanfaat untuk pembaca dalam membimbing pasien beribadah sesuai

dengan aturan agama Islam.

Page 6: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

BAB II

KONSEP SECARA KEILMUAN

2.1 Konsep secara Keilmuan

Keperawatan dalam Islam adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan

dengan merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi

cinta kepada Allah dan Nabi Muhammad. Keperawatan sebagai profesi bukan hal

baru bagi Islam. Pada kenyataannya, itu adalah atributif untuk simpati dan

tanggung jawab terhadap yang bersangkutan membutuhkan. Usaha ini telah

dimulai selama pengembangan Islam sebagai agama, budaya, dan peradaban

Perawat professional pertama dalam sejarah Islam adalah seorang wanita

bernama, Rufaidah binti Sa’ad, dari Bani Aslam suku di Madinah. Ia hidup pada

masa Muhammad dan merupakan salah satu orang pertama di Madinah untuk

menerima Islam. Rufaidah menerima pelatihan dan pengetahuan di bidang

kedokteran dari ayahnya, seorang dokter, yang dia dibantu teratur. Setelah negara

Muslim didirikan di Madinah, dia akan memperlakukan sakit di tendanya

didirikan di luar masjid. Selama masa perang, ia akan memimpin sekelompok

relawan ke medan perang dan akan memperlakukan korban dan tentara yang

terluka. Rufaidah digambarkan sebagai seorang wanita yang memiliki kualitas

perawat yang ideal: penuh kasih, empati, pemimpin yang baik dan guru besar,

menyampaikan pengetahuan klinis kepada orang lain ia dilatih. Selanjutnya,

kegiatan Rufaidah sebagai seseorang yang sangat terlibat dalam masyarakat,

dalam membantu orang-orang di bagian yang lebih dirugikan masyarakat

melambangkan etos perawatan diidentifikasi di atas.

Page 7: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

Nilai – Nilai Islami dalam Peran dan Fungsi Perawat Profesional :

Peran Pelaksana

            Peran ini dikenal dengan istilah care giver. Peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung kepada

klien sebagai individu keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan peran ini

perawat bertindak sebagai comforter, protector, dan advokat, communicator, serta

rehabilitator.

1. Sebagai comforter, perawat berusaha memberi kenyamanan dan rasa aman

pada klien. Islam mengajarkan bagaimana umat manusia dapat menolong

terhadap sesamanya, pertolongan itu diberikan secara tulus ikhlas dan

holistic, sehingga kita dapat merasakan apa yang klien kita rasakan. Ibarat

orang mukmin saling mencintai kasih mengasihi dan saling menyayangi

adalah lukisan satu tubuh jika salah satu angggota tubuhnya sakit maka

selruh tubuh akan merasa sakit

2. Peran sebagai protector lebih berfokus pada kemampuan perawat

melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan

seimbang dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Misalnya, kewajiban

perawat memenuhi hak klien untuk menerima informasi dan penjelasan

tentang tujuan dan manfaat serta efek samping suatu terapi pengobatan

atau tindakan keperawatan. Dalam islam kita tidak boleh membuka aib

sausara kita sendiri karena jika kita membukanya sama saja kita memakan

bangkai saudara kita

3.  Peran sebagai communicator akan nampak bila perawat bertindak sebagai

mediator antara klien dengan anggota tim kesehatan lainnya. Peran ini

berkaitan erat dengan keberadaan perawat mendampingi klien sebagai

pemberi asuhan keperawatan selama 24 jam. Perawat dalam islam harus

memberikan dukungan

4. Rehabilitator berhubungan erat dengan tujuan pemberian askep yakni

mengembalikan fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat

berfungsi normal.

Page 8: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

Salah satu peran perawat yang lain adalah mampu menjadi perawat  yang

memiliki visi Transcendental . Maksudnya perawat yang memiliki visi

Transcendental ialah perawat yang bertujuan tidak hanya kesejahteraan di dunia

tetapi pengabdian dan perilakunya ditujukan untuk ibadah dan kesejahteraan

akhirat. Seperti seseorang dari kalian mencelupkan telunjuk kedalam lautan

kemudian mengangkatnya.Air yang menetes dari telunjuk tersebut itulah

kehidupan di dunia dan air yang ada di lautan itulah kehidupan di akhirat. (hadist

shohih muslim).

Perawat yang holistik mempertimbangkan aspek spirituality dan religion

pasiennya.Karena hal tersebut menjadi sumberkekuatan (energy), kedamaian,

ketabahan, keyakinan, dan tata nilai tujuan hidup ,merasa di bimbing Allah

keyakinan diri bahwa ada alam perhitungan.Definisi “terbaik” dalam konsep

keperawatan memberikan bantuan pemenuhan kebutuhan dasar manusia pasien

secara holistik/menyeluruh(mencakup bio-psiko-sosio-dan spiritual), paripurna

(tuntas), dan berkesinambungan (baik selama pasien dirawat sampai pasien

siap/mampu melakukan perawatan (mandiri/dibantu) keluarga dirumah. Terkait

bantuan pelaksanaan ibadah adalah bagian dari pemenuhan kebutuhan spiritual.

Perawat wajib memfasilitasi pasien memenuhi kewajiban ibadahnya sesuai

dengang tingkat kemampuan pasien.Bila pasien mampu menjalankan ibadah

secara mandiri perawat wajib memfasilitasi ibadah pasien tetap memenuhi kaidah

syar’i. Bila pasien tidak mampu menjalankan ibadah, maka perawat wajib

membantunya.

Bantuannya dapat berupa memberikan pemahaman (ilmu) bila pasien tidak

mampu menjalankan ibadah karena tidak tau cara ibadah saat kondisi sakit. Jika

pasien tidak ibadah karena tidak mampu dalam artian secara fisik sangat lemah,

tapi masih mampu mendengar, mengingat, berbicara, dst, perawat wajib

membantunya untuk tetap melaksanakan ibadah secara maksimal sesuai

kemampuan pasien yangg terbatas tersebut. Selain itu, perawat juga berkewajiban

mentalqinkan pasien saat menjelang kematian.Namun bukan berarti bahwa

perawat harus melakukan semua ini sendiri.

Page 9: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

Dalam pelaksanaanya perawat harus melibatkan keluarga pasien.Karenanya

keluarga juga menjadi salah satu sasaran intervensi keperawatan (menyiapkan

mereka agar mampu membantu pasien memenuhi kebutuhannya (termasuk

kebutuhan ibadah dan kebutuhan spiritual), keluarga juga perlu dipersiapkan

menghadapi kondisi yang mungkin tidak sesuai harapan (pasien meninggal

misalnya).

Ciri Perawat Yang Memiliki Visi Trascedential :

1. menghargai keunikan pasiennya, dan adil terhadap pasien yang berbeda

agama.

2. memulai tindakan keperawatan dengan basmalah

3. mampu membimbing pasien untuk bersuci dan sholat

4. mampu membimbing pasien saat sakaratul maut

5. melindungi pasien dari zat makanan dan minuman yang haram

6. memaknai hikmah sakit bagi pasien

7. memperkuat diri dan pasiennya untuk menuju husnul khotimah

8. mengutamakan kesejahteraan akherat di banding dunia

begitulah alloh subhanahu wa ta’ala menguji manusia ( dengan sakit ) ,

untuk melihat siapa di antara hambaNya yang memang benar-benar berada

dalam keimanan dan kesabaran. Karena sesungguhnya iman bukanlah

sekedar ikrar yang diucapkan melalui lisan, tapi juga harus menghujam di

dalam hati dan teraplikasian dalam kehidupan oleh seluruh anggota badan.

Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa Dia akan menguji setiap

orang yang mengaku beriman, “Apakah manusia itu mengira bahwa

mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang

mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-

orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui

orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang

yang dusta”. (QS. Al-Ankabuut: 2-3)

Page 10: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

2.2 Konsep Dalam Islam

Menurut Undang-undang Kesehatan No.23 tahun 1992 bahwa Perawat

adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui

pendidikan keperawatan. Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi

pemberian asuhan atau pelayanan keperawatan, praktek keperawatan, pengelolaan

institusi keperawatan, pendidikan klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta

kegiatan penelitian dibidang keperawatan (Gaffar, 1999). Dalam hal ini klien

dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim

kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi.

Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima

atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien

tergantung pada perawat/tim kesehatan. Jadi pada dasarnya tanggung jawab

seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien dalam

menjalankan pekerjaan-pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.

Perawat dapat melakukan beberapa hal yang dapat membantu kemampuan

untuk memenuhi kebutuhan klien, diantaranya : Menciptakan rasa kekeluargaan

dengan klien, berusaha mengerti maksud klien, berusaha untuk selalu peka

terhadap ekspresi non verbal, berusaha mendorong klien untuk mengekspresikan

perasaannya, berusaha mengenal dan menghargai klien.

Mengingat perawat merupakan orang pertama dan secara konsisten selama

24 jam sehari menjalin kontak dengan pasien, sehingga dia sangat 22 berperan

dalam membantu memenuhi kebutuhan spiritual pasien. Menurut Andrew dan

Boyle (2002) pemenuhan kebutuhan spiritual memerlukan hubungan

interpersonal, oleh karena itu perawat sebagai satu-satunya petugas kesehatan

yang berinteraksi dengan pasien selama 24 jam maka perawat adalah orang yang

tepat untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien.

Kebutuhan spiritual klien sering ditemui oleh perawat dalam menjalankan

perannya sebagai pemberi pelayanan atau asuahn keperawatan. Hal ini perawat

menjadi contoh peran spiritual bagi klienya. Perawat harus mempunyai pegangan

Page 11: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

tentang keyakianan spiritual yang memenuhi kebutuhanya untuk mendapatkan arti

dan tujuan hidup, mencintai, dan berhubungan serta pengampunan (Hamid, 2000).

Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari

peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik,

koordinator, kolaborator, konsultan, dan peneliti yang dapat digambarkan sebagai

berikut (Hidayat, 2008):

1. Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan

perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan keadaan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan

dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan

diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan

yang sesuai dengan kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi

tingkat perkembangannya.

2. Peran Sebagai Advokat Klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga

dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan

atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas

tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien, juga dapat berperan

mempertahankan dan melindungi hak-hak pasian yang meliputi hak atas

peleyanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak

atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk

menerima ganti rugi akibat kelalaian.

3. Peran Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan

tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang

diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah

mendapatkan pendidikan kesehatan.

4. Peran Koordinator

Peran ini dilaksakan dengan mengarahkan, merencanakan, serta

mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga

Page 12: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan

kebutuhan klien.

5. Peran Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalaui

tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fiisoterapis, ahli gizi dan lain-lain

dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang

diperlukan termasuk diskusi, atau bertukar pendapat dalam bentuk

pelayanan selanjutnya.

6. Peran Konsultan

Peran perawat sebagai konsultan adalah sebagai tempat konsultasi

terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.

Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang

tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

7. Peran Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan

perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai

dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. Peran perawat dalam

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien merupakan bagian dari peran dan

fungsi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan. Untuk itu

diperlukan sebuah metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah

keperawatan, yang dilakukan secara sitematis yaitu dengan pendekatan

proses keperawatan yang diawali dari pengkajian data, penetapan

diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Berikut ini akan diuraikan mengenai proses keperawatan pada aspek

spiritual (Hamid, 2000):

1. Pengkajian

Ketepatan waktu pengkajian merupakan hal yang penting yaitu

dilakukan setelah pengkajian aspek psikososial pasien. Pengkajian aspek

spiritual memerlukan hubungan interpersonal yang baik dengan pasien.

Oleh karena itu pengkajian sebaiknya dilakukan setelah perawat dapat

membentuk hubungan yang baik dengan pasien atau dengan orang

Page 13: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

terdekat dengan pasien, atau perawat telah merasa nyaman untuk

membicarakannya. Pengkajian yang perlu dilakukan meliputi:

a. Pengkajian data subjektif

Pedoman pengkajian yang disusun oleh Stoll (dalam Kozier, 2005)

mencakup

(a) Konsep tentang ketuhanan

(b) Sumber kekuatan dan harapan

(c) Praktik agama dan ritual, da

(d) Hubungan antara keyakinan spiritual dan kondisi kesehatan.

b. Pengkajian data objektif

Pengkajian data objektif dilakukan melalui pengkajian klinik yang

meliputi pengkajian afek dan sikap, perilaku, verbalisasi, hubungan

interpersonal dan lingkungan. Pengkajian data objektif terutama dilakukan

melalui observasi, Pengkajian tersebut meliputi:

1) Afek dan sikap

Apakah pasien tampak kesepian, depresi, marah, cemas, agitasi, apatis

atau preokupasi?

2) Perilaku

Apakah pasien tampak berdoa sebelum makan, membaca kitab suci atau

buku keagamaan? dan apakah pasien seringkali mengeluh, tidak dapat

tidur, bermimpi buruk dan berbagai bentuk gangguan tidur lainnya, serta

bercanda yang tidak sesuai atau mengekspresikan kemarahannya terhadap

agama?.

3) Verbalisasi

Apakah pasien menyebut Tuhan, doa, rumah ibadah atau topik keagamaan

lainnya?, apakah pasien pernah minta dikunjungi oleh pemuka agama? dan

apakah pasien mengekspresikan rasa takutnya terhadap kematian?

4) Hubungan interpersonal

Siapa pengunjung pasien? bagaimana pasien berespon terhadap

pengunjung? apakah pemuka agama datang mengunjungi pasien? Dan

bagaimana pasien berhubungan dengan pasien yang lain dan juga dengan

perawat?

Page 14: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

5) Lingkungan

Apakah pasien membawa kitab suci atau perlengkapan ibadah lainnya?

apakah pasien menerima kiriman tanda simpati dari unsur keagamaan dan

apakah pasien memakai tanda keagamaan (misalnya memakai jilbab?).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan masalah spiritual

menurut North American Nursing Diagnosis Association adalah distres

spiritual (NANDA, 2006). Pengertian dari distres spiritual adalah

kerusakan kemampuan dalam mengalami dan mengintegrasikan arti dan

tujuan hidup seseorang dihubungkan dengan din, orang lain, seni, musik,

literature, alam, atau kekuatan yang lebih besar dari dirinya (NANDA,

2006). Menurut North American Nursing Diagnosis Association

(NANDA, 2006) batasan karakteristik dari diagnosa keperawatan distres

spiritual adalah:

1) Berhubungan dengan diri, meliputi; pertama mengekspresikan

kurang dalam harapan, arti dan tujuan hidup, kedamaian,

penerimaan, cinta, memaafkan diri, dan keberanian. Kedua marah,

ketiga rasa bersalah, dan keempat koping buruk.

2) Berhubungan dengan orang lain, meliputi; menolak berinteraksi

dengan pemimpin agama, menolak berinteraksi dengan teman dan

keluarga, mengungkapkan terpisah dari sistem dukungan,

mengekspresikan terasing.

3) Berhubungan dengan seni, musik, literatur dan alam, meliputi;

tidak mampu mengekspresikan kondisi kreatif (bernyanyi,

mendengar / menulis musik), tidak ada ketertarikan kepada alam,

dan tidak ada ketertarikan kepada bacaan agama.

4) Berhubungan dengan kekuatan yang melebihi dirinya, meliputi;

tidak mampu ibadah, tidak mampu berpartisipasi 'alam aktifitas

agama, mengekspresikan ditinggalkan atau marah kepada Tuhan,

tidak mampu untuk mengalami transenden, meminta untuk

bertemu pemimpin agama, perubahan mendadak dalam praktek

Page 15: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

keagamaan, tidak mampu introspeksi dan mengalami penderitaan

tanpa harapan. Menurut North American Nursing Diagnosis

Association (NANDA, 2006) faktor yang berhubungan dari

diagnosa keperawatan distress spiritual adalah; mengasingkan diri,

kesendirian atau pengasingan sosial, cemas, deprivasi/kurang

sosiokultural, kematian dan sekarat diri atau orang lain, nyeri,

perubahan hidup, dan penyakit kronis diri atau orang lain.

3. Perencanaan

Setelah diagnosa keperawatan dan faktor yang berhubungan

teridentifikasi, selanjutnya perawat dan pasien menyusun kriteria hasil dan

rencana intervensi. Tujuan asuhan keperawatan pada pasien dengan distres

spiritual difokuskan pada menciptakan lingkungan yang mendukung

praktek keagamaan dan kepercayaan yang biasanya dilakukan. Tujuan

ditetapkan secara individual dengan mempertimbangkan riwayat pasien,

area beresiko, dan tanda-tanda disfungsi serta data objektif yang relevan.

Menurut (Kozier, 2005) perencanaan pada pasien dengan distres spiritual

dirancang untuk memenuhi kebutuhan spiritual pasien dengan:

1) Membantu pasien memenuhi kewajiban agamanya

2) Membantu pasien menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan

cara yang lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang

dialami

3) Membantu pasien mempertahankan atau membina hubungan

personal yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika sedang

menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan

4) Membantu pasien mencari arti keberadaannya dan situasi yang

sedang dihadapinya

5) Meningkatkan perasaan penuh harapan, dan

6) Memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.

Page 16: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

4. Implementasi

Pada tahap implementasi, perawat menerapkan rencana intervensi

dengan melakukan prinsip-prinsip kegiatan asuhan keperawatan sebagai

berikut :

1) Periksa keyakinan spiritual pribadi perawat

2) Fokuskan perhatian pada persepsi pasien terhadap kebutuhan

spiritualnya

3) Jangan beranggapan pasien tidak mempunyai kebutuhan spiritual

4) Mengetahui pesan non verbal tentang kebutuhan spiritual pasien

5) Berespon secara singkat, spesifik, dan aktual

6) Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti

menghayati masalah pasien, dan

7) Membantu memfasilitasi pasien agar dapat memenuhi kewajiban

agama

8) Memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit.

Pada tahap implementasi ini, perawat juga harus memperhatikan

10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia seperti yang

disampaikan oleh Clinebell (Hawari, 2002) yang meliputi:

a. Kebutuhan akan kepercayaan dasar

b. Kebutuhan akan makna dan tujuan hidup

c. Kebutuhan akan komitmen peribadatan dan hubungannya

dengan keseharian

d. Kebutuhan akan pengisian keimanan dengan secara teratur

mengadakan hubungan dengan Tuhan

e. Kebutuhan akan bebas dari rasa bersalah dan dosa

f. Kebutuhan akan penerimaan diri dan harga diri

g. Kebutuhan akan rasa aman terjamin dan keselamatan terhadap

harapan masa depan, 8) kebutuhan akan dicapainya derajat dan

martabat yang makin tinggi sebagai pribadl yang utuh

h. Kebutuhan akan terpeliharanya interaksi dengan alam dan

sesama manusia

Page 17: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

i. Kebutuhan akan kehidupan bermasyarakat yang penuh dengan

nilai-nilai religius.

Perawat berperan sebagai communicator bila pasien menginginkan untuk

bertemu dengan petugas rohaniawan atau bila menurut perawat memerlukan

bantuan rohaniawan dalam mengatasi masalah spirituahiya. Menurut McCloskey

dan Bulechek (2006) dalam Nursing Interventions Classification (NIC), intervensi

keperawatan dari diagnosa distres spiritual salah satunya adalah support spiritual.

Definisi support spiritual adalah membantu pasien untuk merasa seimbang dan

berhubungan dengan kekuatan Maha Besar. Adapun aktivitasnya meliputi :

a. Buka ekspresi pasien terhadap kesendirian dan ketidakberdayaan

b. Beri semangat untuk menggunakan sumber-sumber spiritual, jika

diperlukan

c. Siapkan artikel tentang spiritual, sesuai pilihan pasien

d. Tunjuk penasihat spiritual pilihan pasien

e. Gunakan teknik klarifikasi nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi

kepercayaan dan nilai, jika diperlukan

f. Mampu untuk mendengar perasaan pasien

g. Berekspersi empati dengan perasaan pasien

h. Fasilitasi pasien dalam meditasi, berdo'a dan ritual keagamaan lainnya

i. Dengarkan dengan baik-baik komunikasi pasien, dan kembangkan rasa

pemanfaatan waktu untuk berdo'a atau ritual keagamaan

j. Yakinkan kepada pasien bahwa perawat akan dapat men-support pasien

ketika sedang menderita

k. Buka perasaan pasien terhadap keadaan sakit dan kematian, dan

l. Bantu pasien untuk berekspresi yang sesuai dan bantu mengungkapkan

rasa marah dengan cara yang baik (McCloskey dan Bulechek, 2006).

5. Evaluasi

a. Untuk mengetahui apakah pasien telah mencapai kriteria hasil yang

ditetapkan pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data

Page 18: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

terkait dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan

keperawatan tercapai apabila secara umum pasien :

b. Mampu beristirahat dengan tenang

c. Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan

d. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama

e. Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya, dan

f. Menunjukkan afek positif, tanpa rasa bersalah dan kecemasan.

Page 19: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

BAB III

PERAN PERAWAT

3.1 Peran Perawat saat Membimbing Pasien Beribadah

Sebagai seorang perawat yang bertugas memenuhi kebutuhan manusia

secara utuh tidak boleh ada satu hal pun yang terewatkan, termasuk pemenuhan

spiritual. Spiritual sangatlah penting diperhatikan oleh perawat karena spiritual

dapat membuat perasaan pasien menjadi tenang dan aman.

Salah satu yang harus diperhatikan dalam spiritual pasien ialah agama.

Perawat dituntut mampu membimbing pasien agar dekat kepada pencipta-Nya.

Karena hanya Allah lah yang memegang peran dalam sakit maupun sehat umat-

Nya. Bimbingan spiritual ternyata berdampak pada peningkatan kesembuhan dan

motivasi pasien. Dengan demikian terdapat keyakinan antara keyakinan dengan

pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia melalui asuhan

keperawatan tidak hanya berupa aspek biologi, tetapi juga meliputi aspek spiritual

yang dapat membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan.Untuk

itulah perawat harus bisa membimbing pasien beribadah bahkan hingga pasien

sudah sakaratul maut.

Saat memberikan pelayanan saat pasien beribadah, pasien perempuan

harus dibantu oleh perawat perempuan dan pasien laki-laki harus dibantu oleh

perawat laki-laki. Hal ini agar meminimalisasi hal yang tidak diingikan dalam

islam.

3.2 Peran Perawat saat Membantu Pasien untuk Bersuci

Saat menghadap Allah SWT pastinya seorang umat haruslah dalam

keadaan suci atau bersih. Hal ini diperuntukan agar orang tersebut bersih dari najis

yang bisa membatalkan ibadahnya Shalat merupakan hal yang wajib dilakukan

oleh setiap umat islam. Namun, sebelum shalat seseroang harus dalam keadaan

suci terlebih dahulu.. Sebagai perawat wajib memfasilitasi pasien dimulai dari

menyiapkan pakaian dan tempat tidur yang bersih, memposisikan pasien kearah

Page 20: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

kiblat, juga keadaan ruangan yang tidak ribut agar pasien lebih khusyuk saat

beribadah. Akan tetapi, melihat keadaan pasien yang tidak mampu untuk

berwudhu seperti orang yang sehat, perawat pun harus bisa membimbing pasien

dengan memberitahu hal apa saja yang harus pasien lakukan

Jika pasien tidak bisa terkena air karena dikhawatirkan dapat

memperlambat kesembuhan, maka perawat boleh menyarankan pasien untuk

bertayamum. Perawat bisa memberitahu pasien untuk memulainya dengan niat

lalu menepuk sekali kedua tangan ke dinding yang mengandung debu kemudian

mengusap wajahnya dan mengusap telapak tangannya, bila tidak memungkinkan

untuk bertayamum pada dinding yang mengandung debu dapat diganti dengan

sapu tangan.

. Bila terdapat luka yang mengharuskan pasien untuk di gips, cukup

usapkan balutan itu dengan air dan bila dengan air dapt membahayakan cukup

diusap sekali saja. Perawat harus memastikan bahwa pakaian dan tempat tidur

pasien terhindar dari najis.

3.3 Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Shalat

Shalat merupakan ibadah yang yang sangat diwajibkan oleh semua umat

muslim. Bila seseorang meninggalkan shalatnya maka akan berdosalah umat

tersebut. Kewajiban shalat 5 waktu inilah yang mengharuskan perawat agar selalu

mengingatkan waktu shalat kepada pasien. Dan bila pasien tidak mampu untuk

menjalankan shalat maka perawat harus membantunya dengan memberikan

bimbingan beribadah shalat saat sakit.

Pasien tidak mampu beribadah dengan berdiri, maka bisa dibantu dengan

tongkat dan menyandarkannya pada tembok. Bila hal tersebut masih dikatakan

berat oleh pasien, maka perawat bisa membimbingnya agar pasien shalat dengan

posisi duduk bersimpuh (iftirosy), berbaring secara miring ke kanan agar pasien

menghadap kiblat.

Jika pasien masih belum sanggup juga maka boleh dengan posisi

terlentang dengan kedua kaki menghadap kiblat dan kepala diangkat agar dapat

Page 21: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

menghadap kiblat. Bila keadaan ruangan benar-benar tidak memungkinkan untuk

menghadap kiblat, dibolehkan shalat menghadap kea rah manapun selama pasien

merasa nyaman.

Mengingat keadaan yang demikian parahnya, orang yang terlentang bisa

menggunakan isyarat kepala (menunduk), lalu isyarat mata yang dijadikan tanda

ruku dan sujud. Caranya dengan memejamkan mata saat ruku dengan sekejap dan

relatif lama saat sujud. Bila perlu shalatlah dengan hati, pasien berniat untuk ruku,

sujud, berdiri serta duduk.

Bila pasien yang diharuskan untuk beristirahat dengan waktu sukup lama,

shalat boleh digabungkan atau jamak tadkim / jamak takhir. Menjamak shalat

dhuhur dengan shalat ashar dan shalat maghrib dengan shalat isya. Hal yang

penting adalah pasien tidak melewatkan kewajibannya dalam beribadah.

Allah SWT tidaklah mempersulit umat-Nya untuk mendekatkan diri

kepada-Nya. Dalam Al Quran Allah SWT berfirman, “artinya : Allah

menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”

(QS.Al-baqarah;185)

Jika pasien tidak mampu untuk beribadah dalam artian fisiknya yang

sangat lemah tetapi masih dapat mendengar, mengingat, bicara, dst. Perawat wajib

membantu pasien beribadah sesuai kemampuan pasien. Bila pasien dalam keadaan

koma, setidaknya perawat perlu membisikan bahwa waktu shalat sudah tiba,

mentayamumi, dan bila perlu membimbingnya shalat.

Pasien yang tidak mau untuk shalat, harus diketahui oleh perawat hal apa

yang mendasari sehingga pasien tidak mau untuk beribadah dan bisa meyakinkan

pasien jika Allah selalu didekatnya, mendengarkan orang-orang yang berdoa

kepada-Nya terutama seseorang yang sedang diberi cobaan.

3.4 Peran Perawat Saat Mendampingi dan Membimbing Sakaratul Maut

Kematian merupakan hal yang sangat dirahasiakan oleh manusia, tidak ada

yang dapat menghindari mau pun menyangkalnya. Hanya sedikir orang yang akan

meneriman pada kematian dan yang lainnya akan merasa ketakutan. Dalam QS Al

Page 22: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

Baqarah(2):96 “ Setiap orang di antara mereka menginginkan seandainya dia

diberi umur seribu tahun…”

Selain membantu saat beribadah perawat pun harus membimbing saat

pasien mendekati kematiannya atau sakaratul maut agar pasien bisa meninggalkan

dunia dengan keadaan tenang dan nyaman. Rasulullah SAW menyebutkan jika

proses sakaratul maut merupakan proses yang berat dan menyakitkan, dalam QS

Al Anfal ; 50 mengartikan bahwa, “ Dan sekiranya kamu dapat melihat malaikat

mencabut nyawa orang-orang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka

serta berkata “rasakan olehmu siksa neraka yang membakar”. Cara malaikat Izrail

mencabut nyawa seseorang bergantung pada amal perbuatan orang itu sendiri

yang ditinggalkan di dunia. Bila orang itu berdurhaka kepada Allah SWT akan

malaikat Izrail akan mencabutnya dengan kasar. Sebaliknya bila orang tesebut

beriman dan beramal sholeh, cara mencabutnya pun akan lemah lembuh dan

dengan hati-hati.

Namun tetap saja proses pemisahan jiwa denga raganya tetap

menyakitkan. Untuk itulah perawat harus membantu pasien saat proses itu terjadi.

Menurut Dadang Hawari (1977,53), “orang yang mengalami penyakit terminal

dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis

spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinann kerohanian saat klien

menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus,”

Pada fase akhir kehidupannya perawat harus selalu mendampinginya agar

kebutuhan spiritualnya terpenuhi. Selain spiritual, perawat pun harus memenuhi

kebutuhan psikisnya, Pasien terminal biasanya merasa depresi berat, perasaan

marah karena ketidakberdayaan dan keputusasaannya. Pemenuhan kedua aspek ini

dapat meningkatkan semangat hidup pasienyang diagnosis memiliki harapan

untuk hidup dan menyiapkan diri pasien saat mendekati kematian.

Peran perawat saat membimbing pasien saat sakaratul maut yaitu:

1. Membimbing pasien untuk selalu berbaik sangka kepada Allah SWT.

Sebagaimana HR Muslim yang menyebutkan, “Jangan sampai seorang

dari kamu mati kecuali dalam keadaan berbaik sangka kepada Allah”

Page 23: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

Dalam HR Qudsi pun menyebutkan, “Aku ada pada sangka-sangka

hambaku, oleh karena itu bersangkalah kepadaKu dengan sangkaaan yang

baik”. Tidak ada sesuatu yang Allah lakukan untuk keburukan umatnya,

maka sengan berbaik sangka pasien akan lebih bisa menerima

kematiannya dengan tenang dan damai.

2. Mentalkinkan dengan kalimat Laailahaillallah

Saat pasien menjelang ajalnya terutama saat melepaskan nafasnya yang

terakhir, perawat muslim wajib mentalkinkan pasien. Wotf, Weitzel,

Fruerst memberikan gambaran ciri-ciri pokok seorang klien terminal yang

akan melepaskan nafas terakhirnya. Penginderaan dan gerakan pasien

menghilang secara berangsur-angsur dimulai dari ujung kaki, meskipun

suhu tubuh pasien biasanya tinggi ia terasa dingin dan lembab juga kaku

pada kaki tangan dan unung hidung, kuliat Nampak kebiru-kelabuan atau

pucat. Nadi yang mulai tidak teratur juga lemah, terdengar suara ngorok

disertai gejala nafas cyene stokes. Menurunnya tekanan darah, peredaran

darah perifer menjadi terhenti dan rasa nyeri bila ada biasanya menjadi

hilang. Kesadaran dan tingkat kekuatan ingatan bervariasi tiap individu.

Otot rahang menjadi mengendur, wajah pasien yang awalnya cemas

menjadi pasrah menerima.

Dalam keadaan itulah peran perawat untuk mengupayakan agar pasien

meninggal dalam keadaan Husnul Khatmah. Perawat membimbing pasien

dengan mentalkinkan (membimbing dengan melafalkan secara berulang).

Rasulullah mengajarkan dalam HR Muslim, “Talkinkanlah olehmu orang

yang mati diantara kami dengan kalimat Laailahaillallah karena

sesungguhnya seseorang yang mengakhiri ucapannya dengan itu ketika

matinya maka itulah bekalnya menuju surga”

3. Berbicara yang baik an Doa untuk jenazah ketika menutup matanya

Di samping berusaha memberikan sentuhan (Touching) perawat muslim

perlu berkomunikasi terapeutik, antara lain diriwayatkan oleh Imam

Muslim Rasulullah SAW bersabda, “Bila kamu datang mengunjungi orang

sakit atau orang mati, hendaklah kami berbicara yang baik karena

sesungguhnya malaikat mengaminkan terhadap apa yang kamu ucapkan”.

Page 24: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

Selanjutnya diriwayatkan oleh Ibnu Majah Rasulullah bersabda, “apabila

kamu menghadiri orang yang meninggal dunia di antara kamu, maka

tutuplah matanya karena sesungguhnya mata itu mengikuti ruh yang

keluar dan berkatalah dengan kata-kata yang baik karena malaikat

mengaminkan terhadan apa yang kamu ucapkan,”.

4. Mengurus jenazah, menyampaikan kepada keluarga ketika kematian sudah

ditetapkan secara medis. Lepaskan semua peralatan pengobatan yang

terpasang pada klien seperti infus, NGT, kateter, masker O2, ventilator.

Bersihkan jika ada kotoran, letakan tangan pasien di atas tangan kiri

(posisi bersedekap), kemudian di fiksasi dengan kasa gulung, fiksasi juga

pada kaki dan rahang. Tetap menjada privasi jenazah atau menutup aurat,

menutup kain ke seluruh tubuh.

Perawat memang harus selalu mendampingi pasien dalam pemenuhan

spiritualnya. Namun bukan berarti bahwa perawat harus melakukannya sendiri,

keliarga klien pun harus terlibat di dalamnya. Hal itu dikarenakan keluarga juga

menjadi salah satu intervensi keperawatan (menyiapkan mereka agar mampu

membantu pasien memenuhi kebutuhannya, termasuk kebutuhan ibadah dan

spiritual). Keluarga juga perlu dipersiapkan menghadapi kondisi yang mungkin

tidak sesuai harapan (pasien meninggal dunia).

Page 25: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa perawat adalah mereka yang memiliki

kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

ilmu yang dimilikinya. Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi

pemberian asuhan atau pelayanan keperawatan, praktek keperawatan, pengelolaan

institusi keperawatan, pendidikan klien (individu, keluarga dan masyarakat) serta

kegiatan penelitian dibidang keperawatan. Tanggung jawab perawat pada intinya

adalah membantu pasiennya untuk belajar secara mandiri, agar pasien dapat

melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasa. Tentunya perawat diwajibkan untuk

memenuhi kebutuhan pasien secara fisik maupun spiritual. Dalam Islam sendiri,

peran perawat adalah memberikan pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan

merawat pasien, individu, keluarga, dan masyarakat sebagai manifestasi cinta

kepada Allah dan Nabi Muhammad. Perawat professional pertama dalam sejarah

Islam adalah seorang wanita bernama, Rufaidah binti Sa’ad, dari Bani Aslam suku

di Madinah. Ia hidup pada masa Muhammad. Salah satu yang harus diperhatikan

dalam spiritual pasien ialah agama. Perawat dituntut mampu membimbing pasien

agar dekat kepada pencipta-Nya. Karena hanya Allah lah yang memegang peran

dalam sakit maupun sehat umat-Nya. Bimbingan spiritual ternyata berdampak

pada peningkatan kesembuhan dan motivasi pasien. Dengan demikian terdapat

keyakinan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar

manusia melalui asuhan keperawatan tidak hanya berupa aspek biologi, tetapi juga

meliputi aspek spiritual yang dapat membangkitkan semangat pasien dalam proses

penyembuhan.Untuk itulah perawat harus bisa membimbing pasien beribadah

bahkan hingga pasien sudah sakaratul maut. Perawat memang harus selalu

mendampingi pasien dalam pemenuhan spiritualnya. Namun bukan berarti bahwa

perawat harus melakukannya sendiri, keluarga klien pun harus terlibat di

dalamnya. Hal itu dikarenakan keluarga juga menjadi salah satu intervensi

keperawatan

Page 26: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

4.2 Saran

Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan aspek-aspek

hati-hati, teliti, dan cekatan serta tanggung jawab terhadap semua tindakan yang

dilakukan. Mengingat bagaimana aspek spiritual, yaitu shalat 5 waktu tidak boleh

ditinggalkan bahkan dalam keadaan sakit, maka perawat harus menganjurkan

pasien untuk tidak lupa melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim maka

penting bagi perawat untuk mengetahui langkah-langkah, menguasai teknik

pendampingan shalat, dan mendampingi pasien melaksanakan kewajibannya itu.

Page 27: Peran Perawat dalam Membimbing Pasien Sakit

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4475

http://kreasimahasiswa.page.tl/MATERI-AGAMA-ISLAM.htm

http://www.slideshare.net/septianraha/makalah-perlakuan-terhadap-orang-sakit-

dan-sakaratul-maut-menurut-ajaran-islam-28781302?related=1

https://keperawatanreligionhilawati.wordpress.com/