peran penyuluh keluarga berencana (pkb) di …

165
PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI KECAMATAN KASEMEN, KOTA SERANG. (Studi Kasus pada Penyuluh KB dalam kegiatan Penyuluhan dan Konseling) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Strata Satu (S1) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Ilmu Humas Program Studi Ilmu Komunikasi Oleh: ARIEF RIZKI NIM: 6662100215 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI

KECAMATAN KASEMEN, KOTA SERANG.

(Studi Kasus pada Penyuluh KB dalam kegiatan Penyuluhan dan Konseling)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Strata Satu (S1)

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Konsentrasi Ilmu Humas

Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh:

ARIEF RIZKI

NIM: 6662100215

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

Page 2: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …
Page 3: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …
Page 4: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …
Page 5: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

JANGAN PERNAH

Katakan kepada Tuhan bahwa kita mempunyai Masalah,

Tapi katakan kepada Masalah bahwa kita mempunyai

Tuhan.

-Arief Rizki-

Bismillah…

kupersembahkan hasil jerih payah dan kesabaranku ini

spesial untuk kedua orang tuaku, Yerutama Ibu

yang selalu mendukungku dan mendoakanku

baik dalam kondisi apapun.

Semoga Allah SWT meridhoinya.

Page 6: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

ABSTRAK

Arief Rizki. NIM. 6662100215. Skripsi. Peran Penyuluh Keluarga Berencana

(PKB) Di Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Dosen pembimbing satu Dr.

Rahmi Winangsih, M.S dan Dosen pembimbing dua Puspita Asri Praceka,

S.Sos., M.I.Kom

Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali mengakibatkan permasalahan yang

sangat kompleks di Indonesia, program KB menjadi salah satu jalan dalam

menyeimbangkan permasalahan aspek kependudukan tersebut. Di Kecamatan

Kasemen yang berada di Kota Serang masih banyak permasalahan yang berhubungan

dengan aspek kependudukan misalnya banyaknya keluarga yang memiliki anak lebih

dari 2 yang tidak dimbangi dengan aspek ekonomi yang baik, kemiskinan, pendidikan

yang rendah disebabkan oleh kekurangan faktor ekonomi. Penyuluh Keluarga

Berencana (PKB) mempunyai peran untuk mensosialisasikan program KB dengan

baik di Kecamatan Kasemen, maka dari hal tersebut peran PKB sangatlah penting di

Kecamatan Kasemen. Teori Atribusi dapat mendefinisikan perilaku melalui cara

mengamati dari faktor internal dan faktor eksternal, dalam hal ini peran PKB akan

dilihat efektif atau tidak dan faktor apa saja yang menjadi pendukung dan

penghambat dalam melakukan perannya. Metode Kualitatif digunakan dalam

pencarian data meliputi beberapa cara misalnya wawancara, observasi dan

dokumentasi dari metode tersebut lalu data dianalisis menggunakan tringulasi untuk

mendapatkan suatu kesimpulan. Hasil dari penelitian ini didapati bahwa PKB sudah

melakukan beberapa peran diantaranya; mengelola, menggerakan, memberdayakan

masyarakat atau keluarga dan melakukan kemitraan hanya saja masih kurang

maksimal.

Kata Kunci

Komunikasi Interpersonal, Peran Penyuluh KB

Page 7: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

ABSTRACT

Arief Rizki. NIM. 6662100215. Thesis. The Role Of Family Planning Extension

Officers (PKB) In Kasemen Sub-district, Serang. A supervising lecturer Dr. Rahmi

Winangsih, M.Si and professors supervising the two Beautiful Puspita Praceka, s.

Sos.,M.I.Kom

Uncontrolled population growth resulted in a very complex problems in Indonesia,

program KB being one way in balancing these aspects of population issues. In

Kasemen located in Serang still many problems associated with population aspects

such as the number of families which have children more than 2 that is not balanced

by good economic aspects, poverty, low education was caused by lack of economic

factors. Family planning extension officers (PKB) has the role to socialize the

program well in KB Kasemen, then the role of the PKB is important in district

Kasemen. Attribution theory can define behavior through observing of internal

factors and external factors, in this case the role of the PKB would be seen as

effective or not and what factors become advocates and a barrier in doing its part.

Qualitative methods are used in searches of the data include some way for example

interviews, observation and documentation of these methods then the data were

analyzed using tringulasi to get a conclusion. The results of this study found that PKB

has already done several roles including; manage, control, empowering the

community or family and just partnerships do still less maximal.

Keywords

Interpersonal communication, Extension officers (PKB)

Page 8: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan nikmat yang tak terhingga kepada penulis, terutama nikmat sehat

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Penyuluh

KB (PKB) Dalam Meningkatkan Pencapaian KB-Baru Di Kecamatan Kasemen,

Kota Serang” dengan baik. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah mengajarkan begitu banyak ilmu, selain

hablumminallah juga hamblumminannas seperti dibidang ilmu pengetahuan,

akhlak, sosial, hingga politik. Semoga kita sebagai umatnya mendapatkan

syafaatnya. Aamiin.

Adapun penelitian ini dilakukan dan di susun dengan tujuan untuk

memenuhi salah satu syarat ujian sarjana pada Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam

penelitian ini, penulis tetap berlandaskan pada teori komunikasi untuk mengupas

dan menjelaskan hasil penelitian, sehingga menjadi karya ilmiah yang diharapkan

dapat bermanfaat dan memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu

komunikasi, khususnya yang berkenaan dengan komunikasi antarpribadi.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak sekali

kekurangan, karena penulis sendiri hanyalah manusia yang tidak luput dari

kesalahan. Dan selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapatkan

bantuan, dorongan, dan motivasi dari semua pihak. Maka dalam kesempatan ini

Page 9: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

viii

dengan ketulusan hati yang paling dalam, penulis ingin mengucapkan banyak-

banyak terimakasih kepada:

1. ALLAH SWT.

2. NABI Muhammad SAW.

3. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., selaku Rektor Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa

4. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi.

6. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.Ikom., selaku Sekretaris Jurusan

Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan

selaku dosen pembimbing II dan selaku dosen penguji III yang “kritis”

dalam mendidik saya agar lebih baik.

7. Dra. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku dosen pembimbing I saya yang

memberikan banyak ilmu, sabar dalam membimbing saya dan selalu

memotivasi saya dalam keadaan apapun.

8. Ibu R. Nia Kania K, S,Ip, M.Si sebagai dosen penguji I sidang skripsi.

9. Ibu Uliviana Restu H, S.Sos, M.Si sebagai dosen penguji II sidang

skripsi.

10. Serta Ibu Mia Dwianna, S.Sos, M.Ikom sebagai dosen penguji sidang

komprehensif.

Page 10: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

ix

11. Bapak Rangga Galura Gumelar, Dipl. Ing. (FH) selaku dosen

pembimbing akademik yang telah membimbinga saya dari semester I

hingga akhirnya menyelesaikan skripsi ini.

12. Para Dosen dan Staf TU Ilmu Komunikasi FISIP Untirta

13. Kedua Orang tua saya yang selalu mendukung, menyayangi dan selalu

mendoakan saya dalam situasi apapun. Baarakallah, semoga Allah

selalu memberi kesehatan. Terutama ibu yang terus memotivasi saya

untuk maju sekalipun dalam keadaan sakit.

14. Seluruh saudara yang turut memberikan dukungan motivasi dan tenaga

dalam mengerjakan skripsi.

15. Ayub Nurfitria sebagai seorang perempuan yang mampu menemani

saya disaat saya jatuh, terus memotivasi saya agar menjadi pribadi

yang lebih baik dan terus memberikan dukungan kepada saya untuk

menyelesaikan skripsi.

16. Venny Damayanti C, S.Sos sebagai Penyuluh KB (PKB) Kecamatan

Kasemen. Yang mau memberikan izin dan informasi penunjang

penelitian saya sebagai key informan.

17. Bapak Apai Supardi Sebagai Ka. Subbid KB BPMPKB Kota Serang.

18. Pos dan Sub KB Kecamatan Kasemen yaitu Ibu Rumsiah, Ibu

Rohimah, Ibu Sudarti, Ibu Nurhayati, Ibu Istiharoh dam Ibu Sam’ah

yang mau memberikan informasi berkenaan dengan penelitian saya.

19. Ustad Tarjo yang mau memberikan pandangan tentang program KB di

Kecamatan Kasemen.

Page 11: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

x

20. Seluruh Informan penelitian. Karena telah bersedia meluangkan

waktunya sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar

21. Sahabat-sahabat di Starnet yang kadang sering menghibur saya disaat

penat akan tugas skripsi dan terus memberikan dukungan. Kususnya

Lya, Zein, Jaka, Ryan dan Ilham

22. Sahabat-sahabat di Weapon Community, X7 Community, 711

Stayreal, teman-teman dunia maya yang kadang lebih dari sekedar

keluarga. Dan seluruh teman-teman E-Gaming World.

23. Teman-teman satu dosen bimbingan, semoga yang belum lulus, di

segerakan. Aamiin

24. Teman-teman Humas Ilkom dan teman-teman angkatan 2010.

Semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan semua pihak yang telah

membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat, tidak hanya diri sendiri

namun untuk pembaca pada umumnya.

Serang, 09 Juli 2015

Penulis

Page 12: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 9

1.3. Identifikasi Masalah .................................................................................... 9

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 10

1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 12

2.1.Komunikasi ................................................................................................... 12

2.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi ................................................................... 13

Page 13: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xii

2.1.2 Fungsi Komunikasi ............................................................................. 17

2.1.3 Komunikasi Interpersonal .................................................................. 20

2.1.4 Karakteristik Komunikasi Interpersonal ............................................. 23

2.1.5 Tujuan Komunikasi Interpersonal ....................................................... 26

2.2 Penyuluh KB (PKB) ..................................................................................... 28

2.2.1 Peran PKB ......................................................................................... 31

2.2.2 Tugas PKB ........................................................................................ 32

2.3 Teori Atribusi ................................................................................................ 33

2.4 Kerangka Berfikir.......................................................................................... 37

2.6 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 39

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 45

3.1 Metodelogi Penelitian ................................................................................... 45

3.2 Paradigma Penelitian .................................................................................... 46

3.3 Teknik Penelitian ......................................................................................... 48

3.4 Informan Penelitian ...................................................................................... 49

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 52

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 54

3.6.1 Uji Validitas Data ............................................................................... 55

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian ....................................................................... 57

BAB IV : PEMBAHASAN ............................................................................... 59

4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................................... 59

Page 14: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xiii

4.2 Deskripsi Subyek Penelitian ........................................................................ 62

4.3. Pembahasan ................................................................................................. 63

4.3.1 Pengelola Pelaksana Program KB ....................................................... 66

4.3.2 Penggerak Partisipasi Masyarakat....................................................... 73

4.3.3 Memberdayakan Keluarga dan Masyarakat ........................................ 82

4.3.4 Menggalang Kemitraan dengan Masyarakat ....................................... 85

BAB V : KESIMPULAN ................................................................................. 92

5.1. Kesimpulan .......................................................................................... 92

5.2. Saran .................................................................................................... 93

5.2.1. Saran Teoritis ............................................................................ 93

5.2.2. Saran Praktis .............................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 95

LAMPIRAN ...................................................................................................... 97

Page 15: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Data Perkembangan KB-Baru di Kecamatan Kasemen ................... 4

Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu ........................................................................ 42

Tabel 3.1 : Jadwal Penelitian ............................................................................. 58

Page 16: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.2 : Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Kasemen .................... 5

Gambar 2.1 : Model Teori Atribusi dari Heider ................................................ 34

Gambar 2.2 : Kerangka Berfikir ........................................................................ 38

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen ......... 61

Page 17: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Biodata Informan ........................................................................... 97

Lampiran 2: Pedoman Wawancara .................................................................... 98

Lampiran 3: Biodata Key Informan (PKB) ........................................................ 100

Lampiran 4: Transkrip Wawancara (PKB) ........................................................ 101

Lampiran 5: Biodata Informan Sekunder (BPMPKB Kota Serang) ................... 106

Lampiran 6: Transkrip Wawancara (BPMPKB Kota Serang) ............................ 107

Lampiran 7: Biodata Informan Sekunder (Pos KB) ............................................ 111

Lampiran 8: Biodata Informan Sekunder (Pos KB) ............................................ 112

Lampiran 9: Biodata Informan Sekunder (Pos KB) ............................................ 113

Lampiran 10: Biodata Informan Sekunder (Sub Pos KB) .................................. 114

Lampiran 11: Biodata Informan Sekunder (Sub Pos KB) .................................. 115

Lampiran 12: Biodata Informan Sekunder (Sub Pos KB) .................................. 116

Lampiran 13: Transkrip Wawancara (Pos dan Sub KB) ..................................... 117

Lampiran 14: Biodata Informan Pendukung (Akseptor) .................................... 123

Lampiran 15: Transkrip Wawancara (Akseptor) ................................................ 124

Lampiran 16: Biodata Informan Pendukung (Akseptor) .................................... 126

Page 18: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

xvii

Lampiran 17: Transkrip Wawancara (Akseptor) ................................................ 127

Lampiran 18: Biodata Informan Pendukung (Akseptor) .................................... 129

Lampiran 19: Transkrip Wawancara (Akseptor) ................................................ 130

Lampiran 20: Biodata Informan Pendukung (Akseptor) .................................... 132

Lampiran 21: Transkrip Wawancara (Akseptor) ................................................ 133

Lampiran 22: Biodata Informan Pendukung (Akseptor) .................................... 135

Lampiran 23: Transkrip Wawancara (Akseptor) ................................................ 136

Lampiran 24: Biodata Informan Pendukung (Tokoh Agama) ............................ 138

Lampiran 25: Transkrip Wawancara (Tokoh Agama) ........................................ 139

Lampiran 26: Kartu Bimbingan Skripsi .............................................................. 141

Lampiran 27: Surat Izin Penelitian ...................................................................... 143

Lampiran 28: Surat Penerimaan Penelitian ......................................................... 144

Lampiran 29: Dokumentasi ................................................................................. 145

Lampiran 30: Daftar Riwayat Hidup ................................................................... 147

Page 19: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kependudukan yang dihadapi oleh Negara-Negara yang sedang

berkembang termasuk Indonesia pada umumnya yakni jumlah penduduk yang

besar, pertumbuhan yang tinggi, persebaran tidak merata, dan kualitas rendah.1

Untuk mengatasi masalah perkembangan bidang kependudukan, perlu adanya

suatu peraturan dan kebijakan pemerintah. Agar pembangunan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan rakyat dapat terlaksana dengan baik harus diimbangi

dengan peraturan pertumbuhan jumlah penduduk melalui keberhasilan program

keluarga berencana yang harus dilaksanakan, karena jika program tersebut tidak

terlaksana dengan baik akan mengakibatkan laju penduduk yang tidak seimbang

dan berimbas pada berbagai aspek penting pembangunan sumber daya manusia

dan pembangunan nasional.

Permasalahan sangat kompleks dan berkaitan satu sama lain sehingga

mengakibatkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak seimbang, permasalahan

tersebut terurai seperti disuatu daerah dan kota-kota besar, umumnya masih sangat

banyak masyarakat yang kurang memamahi penting program Keluarga Berencana

Nasional. Jika kita telaah secara lebih mendalam permasalahan kependudukan di

suatu daerah dapat diurai seperti, ketika penduduknya semakin banyak karena

1 Hadapi Empat Permasalahn Kependudukan.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/06/15/n7745d-indonesia-hadapi-empat-masalah-kependudukan (Diakses tanggal 1 Mei 2015)

Page 20: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

2

tingkat pendudukan yang semakin tinggi dan rendahnya kesadaran masyarakat

akan Program KB, daerah tersebut akan mengalami sebuah kondisi dimana

penduduk akan sangat padat, ketika penduduk sangat padat dan tidak dimbangi

dengan aspek mobilitas yang baik misalnya seperti aspek kesehatan, aspek

ekonomi dan bahkan lapangan kerja yang terbatas tentunya akan mengakibatkan

kemiskinan dan bahkan lebih dari itu masyarakat akan hidup dengan kondisi yang

tidak kondusif kedepannya. Hal tersebut menjadi sebuah evaluasi penting dan

tugas yang berat bagi pemerintah, maka dari itu pemerintah sangat mengharapkan

sebuah kontribusi masyarakat mengenai program Keluarga Berencana Nasional

demi terealisasi dengan baik.2

Kota Serang, dalam hal permasalahan kependudukan Badan

Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota

Serang memliki tanggung jawab untuk mengendalikan jumlah penduduk.

BPMKB Kota Serang memiliki peran untuk melaksanakan kebiajakan yang dibuat

pemerintah mengenai kependudukan dan bekerjasama dengan BKKBN Provinsi

Banten yang memberikan fasilitas kepada BPMPKB Kota Serang baik membina,

membimbing, memberikan sarana dan prasarana untuk menunjang program

Keluarga Berencana Nasional di Kota Serang.3

BPMPKB menjadi sebuah praktik nyata untuk melakukan penelitian guna

mengetahui bagaimana masyarakat Kota Serang melaksanakan program Keluarga

2 Pentingnya Masalah Kependudukan!

http://www.koran-jakarta.com/?6330-pentingnya-masalah-kependudukan (Diakses tanggal 1 Mei 2015) 3 Observasi, BPMPKB Kota Serang pada tanggal 11 Agustus 2014.

Page 21: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

3

Berencana (KB) dan tentunya turut memberikan sebuah kontribusi untuk terus

memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai program Keluarga

Berencana. BPMPKB Kota Serang meliputi 6 Kecamatan yaitu, Kec.Serang, Kec.

Cipocok Jaya, Kec. Kasemen, Kec. Taktakan, Kec. Curug, dan Kec. Walantaka.4

Dalam setiap kecamatan terdapat Penyuluh Keluarga Berencana, Penyuluh

Keluarga Berencana (PKB) berperan penting sebagai pengelola, penggerak,

memberdayakan serta memberikan pendekatan kepada masyarakat dan seluruh

pihak-pihak yang ikut ambil dalam pelaksanaan program KB. Dalam praktiknya

PKB sering banyak sekali menemukan banyak permasalahan di lingkungan

masyarakat. Permasalahan umum yang sering dijumpai adalah kurangnya

pemahaman masyarakat tentang program keluarga berencana dengan baik.

Permasalahan komunikasi pun sering menjadi ulasan, misalnya bagaimana

seorang PKB harus mampu mengubah mindset masyarakat di sebuah daerah/desa

untuk menggunakan program KB.

Terdapat beberapa program KB yang diberikan kepada masyarakat

melalui Penyuluh Keluarga Berencana diantaranya ; Intra Uterine Device (UID),

Metode Operasi Wanita (MOP), Metode Operasi Wanita (MOW), Implan, Suntik,

Pil dan Kondom. Program-program tersebut diharapkan mampu menyeimbangkan

dan menahan laju penduduk yang berlebihan dari waktu ke waktu. Masyarakat

berhak memilih programnya sendiri agar mengikuti program KB.

4 Observasi wawancara, Pak Apai Supardi. BPMPKB Kota Serang. 11 Agustus 2014.

Page 22: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

4

Di Kecamatan Kasemen misalnya, bagaimana PKB mampu menekan laju

pertumbuhan penduduk jika masyarakatnya masih banyak yang tidak

menggunakan program KB, dan bagaimana seorang PKB harus mampu

menegaskan sebuah pemahaman masyarakat yang kadang masih bersifat

tradisional. Secara geografis Kecamatan Kasemen terletak di Banten. Banten

termasuk kedalam tempat yang sangat sakral dan kuat akan kebudayaan, istiadat

dan agamanya.5

Menurut PKB di Kecamatan Kasemen, peserta KB-Baru yang semakin

lama semakin mengalami penurunan berikut data perbandingan peserta KB-Baru

dari tahun 2013 sampai dengan 2014 di Kecamatan Kasemen.6

Tabel 1.1 Data Perkembangan KB-Baru di Kecamatan Kasemen

NO Alat Kontrasepsi Peserta KB-Baru

2013 2014

1 Intrauterine Device (IUD) 46 36

2 Metoda Operasi Wanita (MOW) 0 8

3 Metoda Operasi Pria (MOP) 5 0

4 Implan 140 200

5 Suntik 1855 1226

6 Pil 853 643

7 Kondom 174 234

Total Peserta KB-Baru 3073 2347

Sumber : Arsip hasil rekapitulasi data jumlah peserta KB-Baru

tahun 2013 dan 2014. UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen 2014.

5 Observasi lapangan, Kecamatan Kasemen pada tanggal 8 Desember 2014

6 Wawancara, Venny Damayanti Penyuluh KB (PKB), Kecamatan Kasemen, 8 Desember 2014.

Page 23: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

5

Dari tabel 1.1 diperoleh pada tahun 2013 peserta KB-Baru mencapai 3073

akseptor dengan target yang diharapkan sebesar 2505 akseptor, dan pada tahun

2014 jumlah peserta KB-Baru mencapai 2347 akseptor dengan target yang

diharapkan 3005 akseptor7. Dengan demikian perbandingan dari tahun ke tahun di

Kecamatan Kasemen semakin tahun semakin menurun. Menurut hasil observasi

lapangan di Kecamatan Kasemen pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun

semakin meningkat:

Gambar 1.2 Data Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Kasemen

Sumber : Arsip dokumen jumlah laju pertumbuhan penduduk

Kecamatan Kasemen tahun 2012 sampai 2014. UPT. BPMPKB

Kecamatan Kasemen 2014.

Dari tabel 1.2 diperoleh pada tahun 2012 jumlah penduduk di Kecamatan

Kasemen sebesar 88.271 jiwa, pada tahun 2013 diperoleh 88.301 jiwa dan pada

7 Observasi, UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen, Arsip hasil rekapitulasi data jumlah peserta KB-

Baru tahun 2013 dan 2014. 8 Desember 2014.

88150

88200

88250

88300

88350

88400

88450

88500

2012 2013 2014

Rekapitulasi Hasil Pendataan …

Page 24: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

6

tahun 2014 diperoleh 88.463, hal ini mengindikasi bahwa dari tahun ketahun

jumlah penduduk di Kecamatan Kasemen mengalami kenaikan8.

Di Kecamatan Kasemen masih sering dijumpai keluarga yang memiliki

anak lebih dari dua, contohnya saja di desa Trumbu dan Bendung, bahkan usia 30

tahun ada yang sudah memili anak 89. Ini sangat bertolak belakang dengan visi

yang diusung oleh Pemerintah dalam Program Keluarga Nasional yaitu “dua anak

cukup”. Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) harus memiliki wawasan yang luas

dan mampu memiliki karisma agar dipercaya oleh masyarakat ketika melakukan

sebuah penyuluhan atau konseling.

Menurut Venny Damayanti PKB Kecamatan Kasemen ada beberapa

hambatan dalam melakukan sosialisasi program KB di Kecamatan Kasemen,

diantaranya ; masyarakat awam yang masih kolot dengan image “banyak anak

adalah anugrah”. Hal tersebut yang sering menjadi permasalahan di Kecamatan

Kasemen, Program KB saja bisa diibaratkan “haram” karena masyarakat yang

masih bersifat terlalu agamais.10

Secara georgrafis Kecamatan Kasemen meliputi beberapa desa/kelurahan

diantaranya: Kelurahan Banten, Kelurahan Margaluyu, Kelurahan Kasunyatan,

Kelurahan Kasemen, Kelurahan Warung Jaud, Kelurahan Mesjid Priyai,

Kelurahan Bendung, Kelurahan Terumbu, Kelurahan Sawah Luhur dan Kelurahan

Kisalah.

8 Observasi, UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen, Arsip dokumen jumlah laju pertumbuhan

penduduk Kecamatan Kasemen. 8 Desember 2014. 9 Observasi lapangan Kelurahan Terumbu dan Kelurahan Bendung ,12 Desember 2014

10 Wawancara, Venny Damayanti Penyuluh KB (PKB), Kecamatan Kasemen, 8 Desember 2014.

Page 25: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

7

Dibanding kelurahan lain Kelurahan Banten adalah kelurahan yang masih

sangat memegang teguh aspek keagamaan, tokoh agama masih sangat disegani

oleh masyarakat Kecamatan Kasemen, dan Banten adalah tempat yang dipandang

oleh masyarakat sebagai tempat yang sangat sakral karena sangat mengutamakan

aspek keagaamaan dan budaya. Budaya menjadi salah satu pandangan yang sangat

perlu diperhatikan dan diikuti peraturannya oleh masyarakat di Kecamatan

Kasemen, ini yang menjadi sebuah gesekan antara program KB dan sifat budaya

masyarakat yang sangat kental.

Menurut Venny Damayanti Penyuluh KB (PKB) Kecamatan Kasemen pun

masih kurang, seharusnya 1 PLKB/PKB idealnya membina 1-2 desa/kelurahan,

akan tetapi kenyataan PKB di Kecamatan Kasemen hanya memiliki satu

PKB/Kecamatan yang terdiri dari 10 kelurahan11

. Menurut Pak Apay (Kasubid

Bidang KB BPMPKB) kota Serang sendiri pada tahun 2015 hanya mempunyai 4

PKB, kota Serang terdiri dari 6 Kecamatan dan 66 Kelurahan. Mengapa hal ini

terjadi karena banyak dari PKB sebelumnya yang lebih mementingkan kenaikan

jenjang karier dalam pekerjaan dibidang kerjanya. PKB juga harus memiliki ilmu

bidang psikologi, dia harus berjiwa kepemimpinan, kemudian berjiwa luwes

kepada masyarakat sehingga merangkul masyarakat untuk ikut KB agar program

KB ini dinilai tidak menakutkan. 12

11

Wawancara, Venny Damayanti Penyuluh KB (PKB), Kecamatan Kasemen, 8 Desember 2014. 12

Wawancara, Apai Supardi. BPMPKB Kota Serang. 14 Juli 2015.

Page 26: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

8

Komunikasi dinilai sebagai aspek yang penting ketika melakukan

penyuluhan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh

komunikator kepada komunikan. Orang yang memberi pesan (Komunikator)

dalam hal ini adalah Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) dan yang menerima

pesan (Komunikan) adalah masyarakat. Dalam praktiknya PKB melakukan

sosialisasi program KB di Kecamatan Kasemen dengan beberapa metode,

contohnya: Sosialisasi seperti penyuluhan, konseling dan kunjungan ke rumah

masyarakat atau Door to door. Dalam sistem kerjanya BPMPKB untuk

melakukan sosialisasi di kecamatan bekerja sama dengan Penyuluh Keluarga

Berencana (PKB) dan bidan-bidan yang terdapat di Puskesmas atau Posyandu.

Komunikasi menjadi sebuah modal awal yang sangat penting dalam sebuah

sosialisasi mengenai program Keluarga Berencana dari Penyuluh Keluarga

Berencana (PKB) kepada masyarakat. Disamping cara penyuluh melakukan

komunikasi tentunya pesan yang disampaikan kepada masyarakat oleh Penyuluh

Keluarga Berencana harus memiliki muatan pesan yang baik dan tentunya bersifat

persuasif. Persuasif sendiri lebih bersifat seperti mengajak, inilah yang ditekankan

oleh Penyuluh Keluarga Berencana yang berada di Kecamatan Kasemen agar

masyarakat yang terdapat di Kecamatan Kasemen mau untuk mengikuti program

Keluarga Berencana Nasional, peran serta Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

terkadang selalu mendapatkan beberapa hambatan ketika mensosliasikan program

Keluarga Berencana di Kecamatan Kasemen. Wawasan masyarakat yang dinilai

masih awam dan kurang mengenal program Keluarga Berencana Nasional

menjadikan sebuah indikasi yang sangat besar dalam hambatan Penyuluh

Page 27: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

9

melakukan Sosialisasi. Dalam penelitian ini penulis melihat banyak sekali faktor

yang memiliki dampak peran seorang PKB di Kecamatan Kasemen, peneliti ingin

mengetahui lebih spesifik mengenai beberapa faktor internal maupun eksternal

yang memiliki dampak yang besar kepada Peran PKB di Kecamatan Kasemen.

1.2 Rumusan Masalah

Dari penelitian ini didapati rumusan masalah yaitu Bagaimana Peran

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

1.3 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah mengidentifikasi kaitannya dengan topik,

tema, judul dan fenomena yang akan diteliti. Oleh sebab itu setelah menyimak

latar belakang diatas, maka Penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana PKB mengelola pelaksanaan kegiatan Program KB

Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen?

2. Bagaimana PKB menjadi penggerak partisipasi masyarakat dalam

program KB Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen?

3. Bagaimana PKB memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam

pelaksanaan program KB Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan

Kasemen?

4. Bagaimana PKB menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan

berbagai pihak dalam pelaksanaan program KB Nasional di

desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen?

Page 28: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

10

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka diperlukannya tujuan

penelitian sebab tanpa adanya tujuan yang jelas makan peneliti akan mengalami

kesulitan. Sesuai idenfikasi masalah, tujuan penelitian dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Mengetahui bagaimana PKB mengelola pelaksanaan kegiatan Program

KB Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen?

2. Mengetahui bagaimana PKB mengerakan partisipasi masyarakat dalam

program KB Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen?

3. Mengetahui cara PKP memberdayakan keluarga dan masyarakat dalam

pelaksanaan program KB Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan

Kasemen?

4. Mengetahui bagaiamana PKB menggalang dan mengembangkan

kemitraan dengan berbagai pihak dan siapa saja pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan program KB Nasional di desa/kelurahan,

Kecamatan Kasemen?

1.5 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar berlakang, penelitian ini diharpkan menghasilkan hal

yang bermanfaat guna pihak terkait penelitian dan para pembaca, manfaat

penelitian terbagi menjadi 2 yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara

praktis:

Page 29: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

11

1. Secara teoritis: Penelitian dapat mengaplikasikan materi-materi

pembelajaran mengenai komunikasi, serta dapat memberikan

sumbangan pemikiran guna melakukan pengembangan teori-teori

komunikasi. Teori yang digunakan dalam penelitian adalah Teori

Atribusi Heider.

2. Secara praktis: Penelitian ini dapat berguna bagi Badan Pemberdayaan

Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Kota

Serang dan Penyuluh KB (PKB) di Kecamatan Kasemen sehingga

menjadi umpan balik (feed back) dalam meningkatkan peserta KB-

Baru, serta para pembaca dan masyarakat.

Page 30: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah

komunikasi atau comunication berasal dari bahasa Latin yaitu commnunicatio

yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang

bermakna umum atau bersama-sama.

Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik

individu maupun kelompok. Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak

komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri. Manusia sejak

dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya. Selain itu komunikasi

diartikan pula sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya

dengan masalah hubungan Atau dapat diartikan bahwa komunikasi adalah saling

menukar pikiran atau pendapat.

Carl. I. Hovland: Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang

memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk

mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan demikian komunikasi itu adalah

persamaan pendapat dan untuk kepentingan itu maka orang harus mempengaruhi

12

Page 31: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

13

orang lain terlebih dahulu, sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, dan

bertingkah laku yang sama dengan kita.13

Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) Komunikasi adalah suatu

proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran

informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling

pengertian yang mendalam14

.

2.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi memiliki unsur-unsur penting didalamnya. Unsur

tersebut sangat berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah interaksi

komunikasi. Berikut beberapa unsur-unsur yang terdapat di dalam

komunikasi15

:

1. Sumber

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan

dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat

berupa orang, lembaga, buku, dan dokumen, ataupun sejenisnya.

2. Komunikator

Komunikator adalah setiap orang ataupun kelompok dapat

menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimana

13

H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta . 2000.

p.26

14 Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

1998. p.20 15

H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi. Ibid.p.60

Page 32: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

14

komunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya. Komunikator

sebagai pemberi pesan kepada komunikan. Komunikan sebagai penerima

pesan dari komunikator.

3. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan (tema) yang sebenarnya

menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan ingkah

laku komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai

segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada

tujuan akhir komunikasi itu. Bentuk-bentuk pesan komunikasi antara lain:

a) Informatif

Informative communication adalah suatu pesan yang

disampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal

baru yang diketahuinya. Teknik ini berdampak kognitif pasalnya

komunikan hanya mengetahui saja. Seperti halnya dalam penyampaian

berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini

berlaku komunikasi satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya

bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta

komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan

oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan

penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik

perhatian khalayak.

Page 33: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

15

Dalam penelitian ini terlihat penyampaian pesan secara

informatif seperti dalam penyampaian pesan oleh PKB dalam

kegaiatan penyuluhan di Posyandu, PKB menjelaskan kepada

masyarakat dengan cara memberikan informasi secara kelompok

kepada masyarakat tentang cara penggunaan alkon yang dapat dipilih

oleh calon peserta KB-Baru.

b) Persuasif

Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis

komunikan. Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes,

yang mengandung sifat-sifat manusiawi sehingga mengakibatkan

kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar

komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka perlu

dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan

komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan,

media, dan komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan,

dan hasil penginderaannya terorganisasi secara mantap dan terpadu.

biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi

tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.

Page 34: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

16

Seperti diungkapkan dalam penjelasan komunikasi persuasif

lebih menekankan pada penyampaian pesan yang memiliki tujuan

untuk mengubah sikap seseorang melalui pesan yang disampaikan.

Komunikasi persuasif terlihat disaat kegiatan penyuluhan yang bersifat

kunjungan door to door. Dalam penyuluhan secara door to door

terlihat bahwa kegiatan komunikasi lebih menekankan pada aspek

komunikasi interpersonal, dalam hal ini biasanya seorang komunikator

dan komunikan akan lebih menjalin hubungan secara interpersonal dan

persuasif karena pesan dimuat dan diarahkan lebih fokus kepada

seseorang.

c) Koersif / Instruktive Communication (Komunikasi Bersifat

Perintah)

Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa

perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan,

sehingga orang-orang yang dijadikan sasaran (komunikan)

melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini

bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau

menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat red-

herring, yaitu interest atau muatan kepentingan untuk meraih

kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan dengan menepis

argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan.

Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya yang

menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya.

Page 35: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

17

Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa pesan yang

disampaikan secara koersif tidak ada. Tentunya program KB tidak

bersifat menekan dan memaksa seseorang untuk wajib mengikuti

programnya. Paksaan itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang

dibuat dalam program KB yang lebih menekankan pada aspek

pendekatan kekeluargaan.

4. Channel/Saluran

Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa jg disebut

dengan media. Media digunakan sebagai alat untuk menyampaian pesan

kepada komunikan.

5. Efek

Efek adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah komunikasi. Efek

adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Efek tersebut misalnya perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan lain

sebagainya (Mulyana, 2007:69-71)

2.1.2 Fungsi komunikasi

Komunikasi mempunyai beberapa fungsi didalamnya, fungsi-

fungsi tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda. Diantaranya adalah

sebagai berikut 16

:

16

H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi. Ibid.p.64

Page 36: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

18

1. Informasi

Informasi tentu adalah nilai yang diberikan oleh seorang PKB

kepada akseptor. Melalui informasi PKB memberikan masukan untuk

masyarakat akan program KB.

2. Sosialisasi

Sosialisasi adalah bentuk dari penyampaian informasi yang

diberikan oleh PKB, sosialisasi umumnya berbentuk seperti

penyuluhan posyandu dan penyuluhan door to door.

3. Motivasi

Motivasi adalah hal yang dilakukan PKB untuk menciptakan

keadaan yang lebih baik dan kondusif di masyarakat Kecamatan

Kasemen. Dengan cara PKB memberikan motivasi kepada masyarakat

untuk menjadi peserta KB-Baru, PKB mengharapkan adanya

perubahan yang lebih baik dalam aspek kependudukan.

4. Diskusi

Diskusi adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh PKB dalam

melakukan penyuluhan, diskusi ini terlihat dalam komunikasi

interpersonal yang dilakukan PKB dengan akseptor mengenai berbagai

macam kegiatan berKB.

Page 37: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

19

5. Pendidikan

Tentunya aspek pendidikan pula ditekankan pada kegiatan

penyuluhan, masyarakat diberikan ilmu oleh PKB mengenai seluk

beluk tentang program KB.

6. Memajukan kehidupan

Dari tujuan program KB pula sudah terlihat gunanya untuk

memajukan kehidupan masyarakat. Dimana angka kelahiran suatu

keluarga harus diatur dan diimbangi dengan aspek lain seperti aspek

ekonomi. Jika tidak seimbang akan mengakibatkan permasalahan

seperti kemiskinan.

7. Hiburan

Dalam bahasan hiburan kegiatan KB mungkin kurang begitu

dominan karena program KB bersifat untuk lebih mengarahkan

masyarakat kepada aspek kependudukan yang lebih baik.

8. Integrasi

Integrasi adalah tujuan dari program KB itu sendiri dimana

program KB mengaharapkan masyarakat agar mau berKB dan

menekan angka pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.

Page 38: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

20

2.1.3 Komunikasi Antarpribadi (Komunikasi Interpersonal)

Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang

berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang

dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa “interpersonal communication is

communication involving two or more people in a face to face setting.”17

Scharamm (1974) diantara manusia yang saling bergaul, ada yang

saling membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan

sikap. Proses pengaruh tersebut merupakan suatu proses yang bersifat

psikologis yang pada gilirannya membentuk proses sosial. Komunikasi

antarpribadi itu mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses

hubungan yang bersifat psikologis, dan proses psikologis selalu

mengakibatkan ketergantungan18

.

Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam

percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung. Jadi

komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga,

komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia

kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif. Jika

tidak diterima maka komunikator akan memberi kesempatan seluas-

luasnya kepada komunikan untuk bertanya.

17

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Ibid. p.32 18

Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi. Kupang: P.T Citra Adiyta Bakti. 1997.p.11-12

Page 39: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

21

Evert M. Rogers dalam Depari (1988) menyebutkan beberapa ciri

komunikasi antarpribadi19

:

1. Arus pesan cenderung dua arah

2. Konteks komunikasi adalah tatap muka

3. Tingkat umpan balik yang tinggi

4. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas

5. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban

6. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap

Komunikasi antarpribadi dapat dibedakan menjadi dua macam,

yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi

Kelompok Kecil (Small Group Communication).

Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung

antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut

Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan

wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan

informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam,

dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni

adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lain pada posisi

menjawab20

. Konseling menjadi salah satu bagian dari komunikasi

interpesonal secara diadik, konseling dilakukan secara tatap muka dan

lebih serius membahas suatu hal yang akan dilakukan atau dibicarakan

secara lebih mendalam oleh komunikan dan komunikator. Contohnya saja

ketika seorang penyuluh KB (PKB) melakukan konseling dengan aseptor

19

ibid.p.13 20

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 1998. p.32

Page 40: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

22

KB (komunikan) untuk memberikan pemahaman mengenai alat

kontrasepsi KB.

a. Komunikasi Antarpribadi, Masalah Hasil

Komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila komunikasi itu

menghasilkan sesuatu yang diharapkan. Sebagaimana telah diurai bahwa

komunikasi antarpribadi selalu melibatkan dua orang yang dengan sengaja

atau tidak sengaja secara bebas bercakap-cakap21

. Dalam komunikasi

antarpribadi tentunya mengasilkan sebuah pemahaman dan kesepakan

untuk memecahkan suatu permasalahan, contohnya konseling KB yang

berisikan tentang suatu keluhan dan bahan masukan dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat tentang program keluarga berencana.

b. Komunikasi Antarpribadi, Tindakan Persuasif

Ciri terakhir dari komunikasi antarpribadi adalah suatu kegiatan

komunikasi harus selalu mengandung tindakan persuasi. Senarjo (1983)

yang mengutip dari perbagai sumber menyebutkankan persuasi merupakan

teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan/

menggunakan data dan fakta psikologis maupun sosiologis dari

komunikan yang hendak dipengaruhi. Demikikan, persuasi bukan sekedar

menampilkan bukti bahwa suatu pendapat sudah diterima komunikan,

tetapi persuasi harus mampu menyatukan suasana sosiologis, psikologis

anatar komunikator dengan komunikan. Oleh karena itu peranan

21

Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi.Ibid.p.18

Page 41: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

23

komunikator dalam komunikasi antarpribadi senantiasa melibatkan usaha

yang bersifat persuasif. Apabila seorang komunikator sudah cukup

mengenal keadaan sosiologis dan psikologis komunikan makan dia dapat

menyiapkan pesan yang sesuai dengan kebutuhan komunikan. Seluruh

proses komunikasi yang disertai dengan tindakan persuasi senantiasa

diarahkan untuk mengubah cara berfikir, pandangan dan wawasan,

perasaan, sikap dan tindakan komunikan22

. Dalam tidakan konseling

tentunya seorang PKB harus mampu meberikan pemahaman dengan baik

mengenai apa yang ditanyakan dan masukan yang dibutuhkan oleh

aseptor/komunikan, akan tetapi seorang PKB harus mampu memberikan

sebuah pemahaman secara lebih persuasif agar terciptanya suatu tindakan,

agar aseptor mau menggunakan program KB.

2.1.4 Karakteristik Komunikasi Interpersonal

Yoseph DeVito mengemukakan karakteristik-karakteristik

efektivitas komunikasi interpersonal ini oleh dilihat dari 2 perspektif23

,

yaitu:

1.Humanistis, meliputi sifat-sifat:

A. Keterbukaan (openness)

Sifat keterbukaan menunjuk paling tidak pada 2 aspek

tentang komunikasi interpersonal. Asepek pertama adalah

22

Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi.Ibid.p.40 23

Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. p.84

Page 42: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

24

bahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi

dengan kita. Aspek kedua, dari keterbukaan menunjuk pada

kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain

dengan jujur terus terang tentang segala sesuatu yang

dikatakannya.

B. Perilaku suportif (supportiveness)

Jack R. Gibb menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan

perilaku suportif, yakni:

a) Dekriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap

positif dibanding dengan suasana yang evaluatif.

b) Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi

adalah orang yang terbuka dan teus terang tentang apa yang

dipikirkannya.

c) Profisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah

orang yang memiliki sikap berpikir terbuka, ada kemauan

untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia

menerima pendapat orang lain, bila memang pendapatnya

keliru.

C. Perilaku positif

Komunikasi interpersonal akan berkembangan bila ada

pandangan positif terhadap orang lain dalam berbagai situasi

komunikasi.

Page 43: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

25

D. Empati (empathy)

Kemauan seseorang untuk menempatkan dirinya pada

peranan atau posisi orang lain.

E. Kesamaan (equality)

Hal ini mencakup dua hal, pertama kesamaan bidang

pengalaman di antara para pelaku komunikasi. Kedua

kesamaan dalam percakapan di antara para pelaku komunikasi

memberi pengertian bahwa dalam komunikasi interpersonal

harus ada kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.

2. Pragmatis, meliputi sifat-sifat:

A. Bersikap yakin

Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila seseorang

mempunyai keyakinan diri. Orang yang mempunyai sifat

semacam ini akan bersikap luwes dan tenang, baik secara

verbal maupun non verbal.

B. Kebersamaan

Seseorang bisa meningkatkan efektivitas komunikasi

interpersonal dengan orang lain bila ia bisa membawa rasa

kebersamaan. Orang dengan sifat ini, akan memperhatikan dan

Page 44: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

26

merasakan kepentingan orang lain. Sikap kebersamaan ini

dikomunikasikan baik secarra verbal maupun non verbal.

C. Manajemen interaksi

Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif

akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan

kedua belah pihak. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi,

kelancaran dan arah pembicaraan secara konsisten.

D. Perilaku ekspresif

Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang

secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain.

E. Orientasi pada orang lain

Seringkali dalam berkomunikasi kita berorientasi pada diri

kita sendiri. Untuk mencapai efektivitas komunikasi, seseorang

harus memiliki sifat berorientasi pada orang lain. Artinya,

kemampuan seseorang untuk beradaftasi dengan orang lain

selama berkomunikasi interpersonal.

2.1.5 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. Di sini

akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) :

Page 45: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

27

1. Menemukan personal atau pribadi.

Dalam komunikasi interpersonal ada kesempatan kita untuk

berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita yang

membuat komunikasi tersebut sangat menarik dan mengasyikkan

untuk didiskusikan. Dengan membicarakan diri kita terhadap orang

lain, kita memberikan seumber balikan yang luar biasa terhadap

perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

2. Menemukan dunia luar.

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami

lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi

dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari

komunikasi interpersonal.

3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti.

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk

dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu

dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk

membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

4. Berubah sikap dan tingkah laku.

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah

laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh

menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet

yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca

Page 46: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

28

buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar

atau salah, banyak waktu yang terlibat dalam posisi interpersonal.

5. Untuk bermain dan kesenangan.

Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir

pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita

lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan untuk

menghabiskan wkatu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal

semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam

pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan

kita.

6. Untuk Membantu.

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan

komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk

mengarahkan kliennya. Ini juga berfungsi membantu orang lain dalam

interaksi interpersonal kita seari-hari. Kita berkonsultasi dengan

seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa

tentang mata kuliah, dan sebagainya.

2.2 Penyuluh KB (PKB)

Penyuluh Keluarga Berencana (KB) merupakan ujung tombak pengelola

KB di lini lapangan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 52 tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Peraturan

Presiden No. 62 tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana Nasional menyatakan bahwa BKKBN mempunyai tugas melaksanakan

Page 47: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

29

tugas pemerintah di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga

berencana, agar amanat tersebut dapat terimplemntasikan perlu ditetapkan Norma,

Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang pengendalian penduduk dan

penyelenggaraan keluarga berencana.

Salah satu NSPK sesuai amat UU 52/2009 adalah Pedoman Penyediaan

dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana di

Lingkungan Pemerintahan Daerah, hal ini telah sesuai dengan pasal 38, yakni di

BKKBN ditetapkan Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

sesuai dengan kebutuhan.

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Propinsi dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota pada lampiran Peraturan Pemerintah

tersebut pada Sub Bidang Penguatan Pelembagaan Keluarga Kecil Berkualitas.

Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota diamanatkan menetapkan formasi dan

Sosialisasi Jabatan Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana, dan dilanjutkan

Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Pemerintah Daerah

dimana dalam program keluarga berencana merupakan urusan wajib dan masuk

dalam rumpun Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana24

.

Dalam merencanakan dan menetapkan kebutuhan formasi Jabatan

Fungsional Penyuluh KB tiap Kabupaten dan Kota harus mempertimbangkan dari

berbagai aspek, beban kerja, aspek demografi yaitu jumlah kepala keluarga, aspek

24

Drs.H.M.. Ilham Jafar, Msi.Pedoman Penyediaan Dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB). Jakarta : 2011.p.1

Page 48: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

30

teritori jumlah desa/kelurahan dan aspek geografis yaitu luas wilayah.

Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan oleh BKKBN tahun 2010,

jumlah Petugas Lapangan secara nasional berjumlah 21.600 orang, jika dilihat

secara kuantitas setiap tahun tenaga PLKB/PKB trendnya selalu menurun, hal ini

disebabkan karena proses penerimaan jabatan fungsional (PLKB/PKB) selama 15

tahun terakhir mulai tahun 1996 tidak ada formasi, dilanjutkan dengan penyerahan

otonomi daerah banyak PLKB/PKB yang mutasi ke instansi lain, meninggal dunia

dan pensiun.

Seperti diketahui rasio antara petugas lapangan KB dengan jumlah

kelurahan/desa adalah 1 PLKB/PKB idealnya membina 1 – 2 desa/kelurahan,

sampai tahun 2010 1 PLKB/PKB membina sampai dengan 4 desa/kelurahan.

Hasil evaluasi dan capaian secara nasional Program KB Nasional tahun 2004-

2009 cenderung stagnan Keberhasilan pelaksanaan Program KB Nasional telah

memberikan sumbangan yang berarti terhadap pembangunan nasional, khususnya

dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Salah satu aspek yang

menunjang keberhasilan tersebut adalah sumber daya manusia yang petensial

terutama ada tingkat lini lapangan yang selama ini telah melaksanakan tugas

dengan baik yaitu Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)25

.

Bila dilihat dari kacamata Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) jabatannya,

para Penyuluh KB adalah juru penerang ataupun agent of change pada keluarga

dan masyarakat luas menuju perubahan mentalitet dari tidak mendukung menjadi

25

Drs.H.M.. Ilham Jafar, Msi.Pedoman Penyediaan Dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional Penyuluh Keluarga Berencana (PKB). ibid.p.2

Page 49: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

31

mendukung program KB, dari yang dulu tidak peduli menjadi peduli, dari yang

dulu tidak mau berpartisipasi menjadi aktif berperan serta, dan sebagainya.

Penyuluh KB juga merupakan salah satu komponen penting dalam upaya

peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, juga sebagai indikator

kemajuan yang telah dicapai oleh suatu daerah. Penyuluh KB bersentuhan

langsung dengan masyarakat dalam memberikan berbagai penyuluhan program.

2.2.1 Peran PKB

Penyuluh KB tentunya memiliki beberapa peran dalam program

kerjanya hal ini perlu dilakukan agar target program KB setiap tahunnya

tercapai, peran PKB dapat diurai sebagai berikut :

1. Pengelola pelaksanaan kegiatan Program KB Nasional di

desa/kelurahan.

2. Penggerak partisipasi masyarakat dalam program KB Nasional di

desa/kelurahan.

3. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan program

KB Nasional di desa/kelurahan.

4. Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak

dalam pelaksanaan program KB Nasional di desa/kelurahan.26

26

Ibid.p.27

Page 50: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

32

2.2.2 Tugas PKB

Selain peran yang harus dilaksanakan oleh PKB, PKB pula

memiliki tugas pokok yang harus dilaksanakan pada sistem kerjanya,

antara lain:

1. Perencanaan PKB/PLKB dalam bidang perencanaan bertugas

meliputi penguasaan potensi wilayah kerja sejak pengumpulan data,

analisa penentuan masalah prioritas, penyusunan rencana kerja dan

memfasilitasi penyusunan jadwal kegiatan tingkat RT, RW dan

Desa/Kelurahan

2. Pengorganisasian Tugas PLKB dibidang pengorganisasian meliputi

memperluas pengetahuan dan wawasan program, rekruitmen kader,

mengembangkan kemampuan dan memerankan kader/IMP dan mitra

kerja lainnya dalam program KB Nasional. Bila di wilayah kerjanya

tidak ada kader, PLKB/PKB diharapkan dapat membentuk kader,

memberikan pelatihan/orientasi untuk meningkatkan pengetahuna

dan ketrampilan kader, memfasilitasi dan memberikan kesempatan

yang lebih besar kepada kader untuk berperan sampai dengan

pengembangan kemitraan dan jaringan kerja dengan berbagai

instansi yang ada.

3. Pelaksana dan Pengelola Program Tugas PLKB/PKB sebagai

pelaksana dan pengelola melakukan berbagai kegiatan mulai

penyiapan IMP dan mitra kerja lainnya dalam melaksanakan

program, memfasilitasi peran IMP dan mitra lainnya penyiapan

Page 51: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

33

dukungan untuk terselenggaranya program KB Nasional di

desa/kelurahan serta Advokasi, KIE/Konseling maupun pemberian

pelayanan program KB (KB-KR) dan program KS-PK.

4. Pengembangan Tugas PLKB/PKB melaksanakan pengembangan

kemampuan teknis IMP dan mitra lainnya dalam penyelenggaraan

program KB Nasional di desa/kelurahan

5. Evaluasi dan Pelaporan Tugas PLKB/PKB dalam evaluasi dan

pelaporan progam KB Nasional sesuai dengan sistem pelaporan yang

telah ditentukan secara berkala.

Pola operasional, tehnik, strategi Langkah langkah peran PKB

yang di tuangkan dalam pelaksanaan operasional program KB KS nasional

di Desa Kelurahaan, yang langsung dekat dngan masyarakat.

2.3 Teori Atribusi

Teori atribusi bermula dengan gagasan bahwa setiap individu mencoba

untuk memahami perilaku mereka sendiri dan orang lain dengan mengemati

bagaimana sesungguhnya setiap individu berperilaku. Sebagai pelaku komunikasi,

kita harus berfikir logis kenapa kita berperilaku demikian, dan kadang-kadang kita

ingin agar kita dapat menjelaskan kenapa orang lain juga berperilaku seperti itu27

.

Heider menyimpulkan bahwa manusia cenderung untuk menghubungkan

perilaku seseorang dengan pengaruh internal dan eksternal. Faktor lingkungan

adalah faktor-faktor dalam suatu situasi yang “menekan” pada pemunculan tipe

27

Ibid.p.102

Page 52: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

34

perilaku tertentu. Sedangkan faktor personal dipandang sebagai hasil dari

kemampuan (atau kekuasaan) dan usaha yang ditunjukan seseorang28

. Jika

kemampuan atau usaha yang dilakukan tidak cukup, kekuatan dari faktor personal

akan menjadi nol seperti model di bawah ini:

Gambar 2.1 Model Teori Atribusi dari Heider

Sumber : Komunikasi Persuasi, Naniek Afrilla F.,S.Sos., M.Si.

(2011:51)

Beberapa penelian telah menempatkan posisi bahwa orang dapat

memproses informasi dengan cara-cara yang logis maupun non logis, bergantung

pada keadaan-keadaan, misalnya seperti motivasi. Jika motivasi untuk

meningkatkan dirinya tinggi, seperti saat kita perlu menyelamatkan harga diri,

mungkin terdapat kecenderungan untuk menjadi bias untuk kepentingan diri

sendiri, hal ini berkenaan dengan atribusi situasional. Teori atribusi kemudian

berhubungan dengan cara kita menyimpulkan hal yang menyebabkan perilaku

tersebut – perilaku kita dan perilaku orang lain.

Penemu teori atribusi Fritz Heider, menyebutkan beberapa atribusi kausal

yang biasa dibuat setiap orang. Semua ini mencakup penyebab situasional

(dipengaruhi oleh lingkungan), pengaruh pribadi (mempengaruhi secara pribadi),

28

Naniek Afrilla F. 2011. Komunikasi Persuasi, Serang Banten: SAYUTI.COM 2011.p.51

Page 53: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

35

kemampuan (dapat melakukan sesuatu), usaha (mencoba melakukan sesuatu),

hasrat (keinginan untuk melakukannya), perasaan (merasa menyukainya),

keterlibatan (setuju dengan sesuatu), kewajiban (merasa harus), dan perizinan

(telah dizinkan)29

.

Dalam teori atribusi, jika peneliti berpikir bahwa seseorang melakukan

sesuatu dengan maksud tertentu, maka peneliti akan mengtahui dua dasar

hubungan yaitu kemampuan dan motivasi. Misalnya, umpamakan seorang rekan

anda tidak dapat menghadiri rapat. Anda berfikir dan menebak bahwa (1) ia tidak

dapat hadir karena beberapa alasan; atau (2) ia tidak berusaha menghadiri rapat30

.

Kelley membenarkan teori Heider bahwa atribusi adalah proses persepsi

dan bahwa atribusi bisa ditunjukan pada orang atau lingkungan. Contoh: A senang

menonton acara Extravaganza di televisi, maka ada dua kemungkinan: ia bisa

menyatakan bahwa acara itu menyenangkan (atribusi eksternal) atau bisa

menyatakan bahwa dirinya sedang dalam keadaan senang sehingga menyukai

acara tersebut (tribusi internal)31

.

Dalam penelitian ini sangat berkenaan dengan teori yang diberikan oleh

Heider karena faktor internal dan eksternal mampu mempengaruhi masyarakat di

Kecamatan Kasemen untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dengan Penyuluh KB

(PKB). Penulis ingin mendefinisikan bagaimana Peran seorang PKB dalam

29

Stephen W.Littlejohn & Karen A.Fross. 2009. Teori Komunikasi Theories of Human Communication Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.p.102 30

Ibid.p.103 31

Naniek Afrilla F.,S.Sos., M.Si, Komunikasi Persuasi, Serang Banten: SAYUTI.COM. Ibid. 53

Page 54: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

36

melakukan kegiatan punyuluhan dan konseling di Kecamatan Kasemen lalu faktor

apa saja yang memberikan dampak kepada peran-peran tersebut.

Berikut skema teori dan kaitan dalam mendefinisikan perilaku masyarakat

akan gambaran terhadap perserta KB-Baru. Heider beranggapan bahwa manusia

cenderung untuk menghubungkan perilaku seseorang dengan pengaruh internal

dan eksternal, Heider seperti yang dikutip oleh Rachmat (1998) ada dua jenis

atribusi yaitu atribusi kualitas dan atribusi kejujuran. Atribusi kualitas mengacu

kepada sikap seseorang ketika mempertanyakan perilaku seseorang apakah

dipengaruhi faktor situasional atau personal. Sedangkan atribusi kejujuran maka

ada dua hal yang harus diamati yaitu sejauh mana pertanyaan itu menyimpang

dari pendapat umum dan sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan dari

anda akibat pertanyaan anda. Semakin besar jarak antara pendapat pribadi dengan

pendapat umum maka kita akan semakin percaya bahwa orang tersebut berkata

jujur.

PKB memiliki 4 peran dalam melakukan kegiatan yang berhubungan

dengan tanggung jawabnya sebagai petugas lini lapangan di daerah. Dalam hal ini

peran tersebut tentunya memiliki hubungan baik dari faktor internal maupun

faktor eksternal. Dalam bahasan faktor internal penulis memberikan penjelasan

dimana faktor internal adalah rasa atau dorongan yang ada dalam diri seorang

PKB itu sendiri, dimana faktor internal sangat berkenaan dengan tanggung jawab

dan motivasi seorang PKB untuk mensukseskan program KB di Kecamatan

Kasemen, lalu faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar diri seorang

PKB, faktor eksternal pula memiliki dampak kepada peran-peran seorang PKB

Page 55: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

37

dimana faktor eksternal membentuk sebuah jawaban akan tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh seorang PKB. Faktor eksternal seperti kondisi lingkungan, budaya,

dan bahkan sarana prasarana mampu menjadi hambatan seorang PKB dalam

melakukan perannya.

2.4 Kerangka Berfikir

Penyuluh KB memiliki peranan penting dalam suksesnya program KB di

Kecamatan Kasemen, PKB memiliki 4 peran yaitu mengelola, menggerakan,

memberdayakan dan menggalang kemitraan dengan seluruh lapisan masyarakat

dalam pelaksanaan program KB.

Teori atribusi memiliki peranan dalam melihat perilaku seseorang, dengan

menggunakan teori atribusi yang ditemukan oleh Fritz Heider, penulis membagi

klasifikasi dalam penentuan faktor yang mempengaruhi peningkatan peserta KB-

Baru, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri seseorang PKB,

seperti dalam penjelasan sebelumnya, faktor internal meliki fungsi bagaimana

seorang PKB harus berperan sesuai dengan dorongan dalam dirinya ketika

melakukan tanggung jawabnnya di Kecamatan Kasemen.

Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri seorang PKB,

contohnya faktor lingkungan dan budaya yang terdapat di Kecamatan Kasemen,

faktor tersebut dapat memberikan dampak kepada peran-peran seorang PKB

dalam melakukan tanggung jawabnnya.

Page 56: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

38

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Peran Penyuluh Keluarga Berencana

PKB memiliki peran sebagai pengelola,

penggerak, pemberdayakan masyarakat

dalam kegiatan program KB dan sebagai

penggalang kemitraan dengan berbagai pigak

dalam pelaksanaan program KB.

Teori Atribusi

Memiliki perananan dimana peneliti mampu

melihat perilaku yang dilakukan oleh PKB,

bagaimana PKB berperan di masyarakat

sesuai dengan tanggung jawab bidang

kerjannya.

Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang terdapat

diluar diri seorang PKB yang

mampu memberikan dampak

kepada peran seorang PKB di

Kecamatan Kasemen seperti

Lingkungan dan Budaya.

Penulis menyimpulkan bahwa faktor internal

dan eksternal memiliki dampak dalam peran

yang dilakukan PKB di Kecamatan Kasemen.

Faktor Internal

Faktor internal yang

berhubungan dalam diri seorang

PKB. Seperti motivasi dan

tanggung jawab.

Page 57: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

39

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian pertama dibuat oleh Abraham Wahyu Nugroho, Universitas

Sebelas Maret Surakarta, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial

Dan Ilmu Politik dengan judul skrpsi “Komunikasi Interpersonal Antara Perawat

Dengan Pasien” skripsi ini dimuat pada tahun 2009.

Skripsi ini membahas tentang bagaimana sebuah proses komunikasi antara

perawat dengan pasien, dalam bahasan skripsi tersebut peneliti menggunakan

Komunikasi Terapetik, Dalam dunia psikologi khususnya psikoterapi, digunakan

teknik penyembuhan yang disebut Komunikasi Terapeutik (Therapeutic

Communication). Dengan metode ini pasien sebagai komunikan diarahkan begitu

rupa sehingga terjadi pertukaran pesan yang dapat menimbulkan hubungan sosial

yang bermanfaat. Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan

perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan

patologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. (Northouse,

1998).

Menurut Stuart GW (1998) mengatakan komunikasi terapeutik merupakan

hubungan interpersonal antara perawat dengan klien dalam memperbaiki klien

dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama

dalam rangka memperbaiki pengalaman emosi klien.

Peneliti menggunakan metode kualitatif untuk melakukan analisis

mengenai penelitian yang dia lakukan, dengan cara kuanlitatif peneliti

Page 58: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

40

mengumpulkan datanya dengan menggunakan metode wawancara lalu mengolah

hasil wawancara menjadi sebuah kesimpulan.

Hasil dari penelitian tersebut Komunikasi terapeutik yang diterapkan di

RS Dr. Moewardi dilaksanakan berdasarkan aturan-aturan baik yang bersifat

intrinsik maupun ekstrinsik. Dengan menggunakan Komunikasi dibidang

perawatan peneliti menemukan indikasi bahwa komunikasi terapeutik seperti,

sapaan, interaksi non verbal, dan komunikasi terapeutik mengandung umpan

balik, interaksi dan koherensi, mampu memberikan sebuah efek baik bagi para

pasien yang berada dirumah sakit.

Penelitian kedua dibuat oleh Dea Fidela Amadea, Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik dengan judul skrpsi “Kecakapan Komunikasi Interpersonal Konselor

Sebaya dalam Program Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja

(PIK-KRR)” skripsi ini dimuat pada tahun 2012.

Skripsi ini membahas tentang bagaimana pelaksanaan PIK Remaja serta

seperti apa kecakapan yang dimiliki konselor sebaya dalam melaksanakan

konseling.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara melakukan

wawancara mendalam dengan beberapa konselor sebaya, observasi tempat

pelaksanaan PIK Remaja ADEM dan studi dokumentasi. Dengan melakukan

pendekatan secara interpersonal peneliti mampu mengidentifikasi beberapa hal

yang berkenaan dengan kegiataan konseling. Dengan menggunakan metode

Page 59: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

41

penelitian kualitatif peneliti melakukan tringulasi data untuk mendapatkan

kesimpulan dari data yang diperoleh di lapangan.

Hasil penelitian Kecakapan Komunikasi Interpersonal Konselor Sebaya

dalam Program Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-

KRR), menunjukkan bahwa PIK Remaja ADEM dapat dijadikan sarana oleh

siswa untuk melakukan konseling, menemukan faktor-faktornya dan menemukan

solusi pemecahan permasalahan siswa berkenaan dengan bidang pendidikan seks

remaja dan NAPZA.

Page 60: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

42

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian Terdahulu

No Jenis Penelitian 1 Penelitian 2 Penelitian

Terkait

1 Judul Komunikasi

Interpersonal

Antara Perawat

Dengan Pasien.

Kecakapan

Komunikasi

Interpersonal

Konselor Sebaya

dalam Program

Informasi dan

Konseling

Kesehatan

Reproduksi

Remaja (PIK-

KRR)

Peran Penyuluh

Keluarga

Berencana (PKB)

di Kecamatan

Kasemen, Kota

Serang.

2 Nama Abraham Wahyu

Nugroho

Dea Fidela

Amadea

Arief Rizki

3 Universitas Universitas

Sebelas Maret

Surakarta

Universitas

Sultan Ageng

Tirtayasa

Universitas

Sultan Ageng

Tirtayasa

4 Tujuan Mengetahui

tentang

bagaimana

sebuah proses

komunikasi

antara perawat

dengan pasien

dengan

menggunakan

perspektif

Komunikasi

Terapeutik

Mengetahui

bagaimana

pelaksanaan PIK

Remaja serta

seperti apa

kecakapan yang

dimiliki konselor

sebaya dalam

melaksanakan

konseling.

Mengetahui peran

Penyuluh KB

(PKB) di

Kecamatan

Kasemen, Kota

Serang.

5 Teori Komunikasi

Terapeutik

Teori Atribusi Teori Atribusi

6 Metode Kualitatif Kualitatif Kualitatif

7 Hasil

Penelitian

Mampu

menemukan

kontribusi

PIK Remaja

ADEM menjadi

salah satu wadah

Menemukan

pemahaman

tentang

Page 61: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

43

komunikasi

terapuetik anatar

perawat dengan

pasien.

untuk siswa

melakukan

kegiatan

konseling.

Kopetensi

konselor sebaya

terdiri dari

beberapa faktor.

Menemukan

pola

penyelesaian

dalam Konseling

PIK ADEM

bagaimana peran

PKB di

Kecamatan

Kasemen dalam

melakukan

penyuluhan dan

konseling.

8 Kelebihan

Penelitian

Fokus kepada

komunikasi

terapeutik yang

mampu

mempengaruhi

interaksi positif

dengan pasien di

Rumah Sakit.

Dengan

menggunakan

aspek

komunikasi

interpersonal

dalam konseling

dan

menggunakan

teori atribusi

peneliti mampu

menjelaskan

mekanisme

konseling PIK

ADEM,

kecapakan

konselor, dan

solusi.

Dengan

menggunakan

teori atribusi

peneliti mampu

memetakan

factor-faktor

internal dan

eksternal yang

memberikan

dampak kepada

peran seorang

PKB di

Kecamatan

Kasemen, Kota

Serang.

9 Kekurangan

Penelitian

Kurang

menyeluruhnya

teknik-teknik

komunikasi para

perawat dari hasil

penelitian.

Lebih banyak

membahas

mengenai

komunikasi

interpersonal

dalam konseling

Terfokus

membahas peran

seorang PKB

dinilai dari sisi

faktor internal

dan eksternal.

10 Perbedaan

Penelitian

Lebih membahas

tentang

komunikasi

terapeutik.

Membahas

mengenai

kecakapan

konselor.

Membahas

mengenai peran

PKB.

Page 62: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

44

11 Kontribusi

Penelitian

Karena

komunikasi

terapeutik

termasuk

kedalam

komunikasi

interpersonal,

penelitian yang

dilakukan

menjadi bahan

masukan dalam

bidang keilmuan

komunikasi

interpersonal.

Bahan masukan

sebagai

penelitian

sebelumnya.

Sama-sama

membahas

mengenai teori

atribusil dan

bidang

komunikasi

interpersonal

Memberikan

bahan evaluasi

kepada pihak

PKB agar lebih

mempersuasi

melalui peran-

peran seorang

PKB

Sumber : Jurnal Skripsi, Abraham Wahyu Nugroho, Komunikasi Interpersonal

Anatara Perawat Dengan Pasien, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2009. Jurnal Skripsi, Dea Fidela Amadea, Kecakapan Komunikasi

Interpersonal Konselor Sebaya dalam Program Informasi dan

Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja (PIK-KRR), Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa, 2012.

Page 63: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

45

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metodelogi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode penelitian

Kualitatif, metode penelitian kualitatif dinilai sebagai metode yang tepat untuk

digunakan dalam penelitian ini karena menghasilkan penemuan-penemuan yang

tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan

cara kuantitatif lainnya, peneliti ingin memperoleh sebuah jawaban secara

mendalam melalui wawancara yang akan dilakukan.

Bogdan dan Taylor menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah salah

satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau

tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Melalui penelitian kualitatif

peneliti dapat menggali subyek, merasakan apa yang mereka alami dalam

kehidupan sehari-hari (Rurchan, 1992: 21-22).

Penelitian kualitatif deskriptif menurut Kenneth D. Bailey adalah suatu

penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang suatu fenomena

secara detil (untuk menggambarkan apa yang terjadi). Penelitian deskriptif

bermaksud memberikan gambaran suatu gejala sosial tertentu, sudah ada

informasi mengenai gejala sosial seperti yang dimaksudkan dalam suatu

permasalahan penelitian namun belum memadai. Penelitian deskriptif menjawab

pertanyaan apa dengan penjelasan yang lebih terperinci mengenai gejala sosial

45

Page 64: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

46

seperti yang dimaksudkan dalam suatu permasalahan penelitian yang

bersangkutan. Penelitian deskriptif dilakukan terhadap variabel mandiri, yaitu

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain.32

Peneliti ingin mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap

kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan

terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan

sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkan analisis tersebut kemudian

ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang

kenyataan-kenyataan33

. Peneliti memilih menggunakan metode penelitian

kualitatif karena peneliti ingin menggali informasi dengan menggunakan cara

yang digunakan dalam penelitian kualitatif seperti wawancara secara mendalam

dan observasi. Dalam penelitian ini peneliti mengharapkan penggunaan metode

wawancara menjadi salah satu kunci, wawancara dilakukan dengan PKB sebagai

informan kunci dan beberapa orang yang terdiri dari informan sekunder dan

informan pendukung.

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas

dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan

praktisinya. Paradigma menunjukan pada mereka apa yang penting, absah dan

masuk akal. Paradigma yang bersifat normatif, menunjukan kepada praktisinya

32

Manasse Malo dan Sri Trisnoningtias. 1986. Metode penelitian masyarakat , Jakarta : pusat antar universitas ilmu ilmu sosial universitas indonesia.p.28 33

Dr. Basrowi, M.Pd. & Dr. Suwandi, M.Si. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Ibid.p.30

Page 65: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

47

apa yang harus dilakukan tanpa melakukan pertimbangan eksistensial atau

epistemologis yang panjang.

Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivis sebagai acuan

kerangka berfikir. Dengan menunggunakan paradigma post-positivis ini, peneliti

berusaha untuk memahami lebih dalam dan menyeluruh mengenai komunikasi

interpersonal terhadap suksesnya program KB, di Kecamatan Kasemen. Kota

Serang.

Paradigma post-positivis sebagai dasar kerangka berfikir. Post-positivis

berbicara bukan hanya yang terlihat, terasa dan teraba tetapi mencoba memahami

makna dibalik yang ada. Realitas sosial menurut paradigma ini adalah suatu gejala

yang utuh terkait dengan konteks, bersifat kompleks, dinamis dan penuh makna

oleh karena itu, mengetahui keberadaannya tidak dalam ukuran tetapi dalam

bentuk eksplorasi untuk dapat mendeksripsikan secara utuh.34

Paradigma post-positivis digunakan dalam penelitian ini berawal dari

realitas sosial mengenai program KB yang masih kurang diminati bagi sebagian

masyarakat di Kecamatan Kasemen, padahal program KB memiliki beberapa

keuntungan dan menjaga keseimbangan pertambahan penduduk.

Disamping itu alasan menggunakan post-positivis karena menuntut

bersatunya peneliti dengan obyek yang diteliti serta subyek pendukungnya.

Peneliti melihat dibalik masyarakat turut serta dalam program KB terdapat unsur

34

Djam’an Saori dan Aan Komariah. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.p.12

Page 66: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

48

komunikasi, perasaan dan sifat tersembunyi yang dimengerti, dipahami dan

dirasakan apabila peneliti berbaur dalam suana masyarakat Kecamatan Kasemen.

3.3 Teknik Penelitian

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik penelitian studi

kasus. Studi kasus merupakan strategi yang cocok bila pokok pertanyaan suatu

penelitian berkenaan dengan how dan why.35

Penulis menggunakan studi kasus

karena penulis beranjak dari sebuah permasalahan yang berada di Kecamatan

Kasemen yang berhubungan dengan program KB. Dimana program KB masi

dinilai tabu bahkan haram, lalu meningkatnya jumlah penduduk dari tahun ke

tahun dan jumlah peserta KB-Baru yang menurun dari tahun ke tahun.

Studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data

yang bisa digunakan untuk meneliti, mengurai dan menjelaskan secara

komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau

peristiwa secara sistematis. Karena itu peneliti dapat menggunakan wawancara

mendalam, kuosioner, hasil survei, rekaman dan bukti-bukti fisik lainnya. Studi

kasus memiliki ciri-ciri antara lain; a) partikularlistik yang artinya terfokus pada

situasi, peristiwa, program atau fenomena tertentu, b) deskriptif, dimana hasilnya

berupa deskripsi detail dari obyek yang diteliti c) heuristik, metode ini membantu

khalayak memahami apa yang sedang diteliti dengan tujuan melahirkan

interpretasi, perspektif, makna baru dan d) induktif, dimana metode ini berangkat

35

Robert Yin. 2002. Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta : Raja Grafindo Persada.p.1

Page 67: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

49

dari fakta-fakta dilapangan, kemudian menyimpulkan kedalam tataran konsep atau

teori.36

Teknik studi kasus dianggap cocok dalam penelitian ini karena berkaitan

dengan kasus itu sendiri. Situasi ini muncul manakala peneliti mempunyai

kesempatan untuk mengamati dan menganalisis suatu fenomena yang tak

mengizinkan penelitian ilmiah. Seperti halnya penelitian ini, dimana nantinya

akan mengamati sendiri secara langsung bagaimana tingkah laku obyek penelitian

didalam kehidupan sehari-hari untuk kemudian menganalisisnya.

3.4 Informan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif, tentunya

peneliti akan menggunakan informan dalam pemenuhan aspek tujuan penelitian.

Informan diperlukan untuk memperoleh informasi secara akurat dan tepat.

Informan digolongkan menjadi 2 jenis yaitu key informan dan informan

pendukung. Key informan tentunya adalah Penyuluh KB Kecamatan Kasemen,

kriteriannya sebagai berikut:

1. Menjabat aktif sebagai Penyuluh KB di UPT. BPMPKB Kecamatan

Kasemen.

2. Mengetahui seputar informasi mengenai perkembangan peserta KB-Baru

di Kecamatan Kasemen.

36

Rachmat Kriyantoro. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.p.94

Page 68: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

50

3. Mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan program KB di

Kecamatan Kasemen.

Disamping key informan, adapula informan lain yang ikut terlibat dalam

penelitian ini yang biasa disebut dengan informan pendukung, informan

pendukung perlu karena informan tersebut mampu memberikan data tambahan

untuk dilakukan tringulasi data.

Disamping key informan, guna penambahan data yang lebih akurat lagi

penulis menambahkan informan sekunder. Dimana informan ini bertindak sebagai

orang-orang yang terlibat dalam lembaga. Diantaranya adalah perwakilan dari

BPMPKB yaitu bapak Apay sebagai Ka. Sub KB BPMPKB Kota Serang dan para

Pos dan Sub Pos KB desa. Adapun krtiteria yang harus dipenuhi adalah sebagai

berikut:

1. Menjabat aktif sebagai Ka. Sub KB BPMPKB Kota Serang, Pos/Sub KB

di Kecamatan Kasemen.

2. Mengetahui seluk beluk tetang kegiatan KB yang dilakukan oleh PKB di

Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

3. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dilapangan berhubungan dengan

kegiatan berKB.

Selanjutnya yang digolongkan sebagai informan pendukung adalah

akseptor peserta KB-Baru. Adapun beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh

informan pendukung sebagai berikut:

1. Sudah menjadi peserta KB-Baru selama satu tahun terakhir.

Page 69: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

51

2. Sudah memasuki Pasangan Usia Subur (PUS).

3. Mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program KB di Kecamatan

Kasemen.

4. Terdiri dari 7 orang yang mewakili setiap alkon peserta KB-Baru.

Informan pendukung yang terakhir adalah tokoh agama, tokoh agama

penting karena peneliti menemukan indikasi dalam latar belakang permasalahan

program KB di Kecamatan Kasemen banyak sekali bersinggungan dengan

Agama. Berikut beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh tokoh agama:

1. Memiliki latar belakang keagamaan yang kuat, contohnya seperti ustad.

2. Mengetahui program KB.

3. Mengetahui permasalahan keagaaman yang bersinggungan dengan

program KB.

Kriteria tersebut penting agar penelitian terarah dengan baik dan peneliti

mendapatkan informan yang teapi guna untuk menggali informasi. Berbeda

dengan penelitian kuantitatif yang lebih menekankan kepada jumlah angka, pada

penelitian kualitatif tidak terpaku kepada jumlah angka atau banyaknya informan

penelitian. Informan tersebut terdiri dari key informan yaitu yang menjadi

informan utama dalam penelitian terkait, lalu informan sekunder dan pendukung

yang menjadi penegas dalam pengumpulan data.

Dalam penelitian kualitatif informasi diperoleh secara wawancara

mendalam dengan informan penelitian. Dalam penelitian terkait, yang termasuk

key informan adalah Penyuluh KB (PKB) di Kecamatan Kasemen yang bernama

Page 70: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

52

Venny Damayanti. Penyuluh KB sudah jelas menjadi informan utama,

dikarenakan PKB Kecamatan Kasemen menjadi kunci dalam terlaksananya

program KB di Kecamatan Kasemen dan PKB harus bertanggung jawab atas

peran-peran yang harus dilakukan olehnya agar mampu mensukseskan program

KB di Kecamatan Kasemen.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan beberapa metode guna

untuk mengumpulkan data di Kecamatan Kasemen, teknik pengumpulan data

meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi:

1. Wawancara

Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dengan key informan

yaitu Penyuluh KB (PKB) di Kecamatan Kasemen (Venny Damayanti) lalu

informan sekunder yaitu perwakilan BPMPKB Kota Serang, Pos dan Sub Pos KB

Kecamatan Kasemen dan informan pendukung yaitu akseptor peserta KB-Baru

dan beberapa tokoh masyarakat. Dalam wawancara tersebut terjadi sebuah tanya

jawab guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Kedua pihak

dalam wawancara mengajukan dan menjawab pertanyaan, tetapi yang paling

sering adalah pewawancara mengajukan pertanyaan dan pihak yang diwawancara

(interviewe) menjawab37

. Wawancara mempunya tujuan tertentu. Tujuan-tujuan

ini menuntun dan mengatur wawancara baik dalam hal isi maupun format.

37

Josep A.Devito. 1997. Komunikasi Antarmanusia Edisi Kelima. Jakarta: Hunter College City of the City Universiry of New York. Proffessional Books.p.281

Page 71: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

53

2. Observasi

Dalam penelitian metode kualitatif peneliti akan menggunakan pula

metode observasi untuk mengumpulkan beberapa data dan informasi guna

tercapainya tujuan penelitian. Kali ini peneliti akan melakukan observasi lapangan

di Kecamatan Kasemen, melihat bagaimana kondisi masyarakat di sana, apa saja

permasalah yang berhubungan dengan program KB di Kecamatan Kasemen, lalu

peneliti akan melakukan observasi di kantor BPMPKB Kecamatan Kasemen

untuk memperoleh informasi data yang akan diolah guna bahan masukan

penelitian.

Semua yang dilihat dan didengan asalkan sesuai dengan tema penelitian,

semua dicatat dalam kegiatan observasi yang terenana secara fleksibel dan

terbuka. Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh

bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan dan informasi yang dapat

dipercaya38

.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari instrumen penelitian kali ini, dalam

penelitiannya peneliti akan melakukan wawancara dengan para informan

penelitian PKB, informan sekunder dan informan pendukung, dalam interaksi

wawancara tersebut peneliti melakukan record untuk merekam semua apa yang

mereka katakan agar menjadi sebuah fakta dalam melakukan penelitian. Foto

38

Dr. Basrowi, M.Pd. & Dr. Suwandi, M.Si. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.p.93

Page 72: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

54

dokumentasi pun harus dilakukan, foto dinilai penting agar menjadi sebuah hal

absah telah dilakukannya penelitian ini. Metode ini digunakan untuk

mengumpulkan data yang sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam

penelitian sosial, fungsi data yang berasal dari dokumentasi lebih banyak

digunakan sebagai data pendukung dan pelengkap bagi data primer yang

diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam39

.

3.6 Teknik Analisis Data

Setelah dilakukannya tahap pencarian informasi menggunakan informan

penelitian yaitu wawancara bersama key informan (PKB) , informan sekunder dan

informan pendukung dan penulis sudah menggunakan metode observasi dan

dokumentasi, penulis akan melakukan teknik analisis data. Dalam hal analisis data

kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan lain-lainnya, sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat

diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun ke pola, memilih nama yang penting dan nama yang akan dipelajari

dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain. Proses

analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga kegiatan yang berlangsung

39

Dr. Basrowi, M.Pd. & Dr. Suwandi, M.Si. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Ibid.p.108

Page 73: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

55

secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan40

.

Ada tiga jalur analisis data kualitatif;

1. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakkan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan, proses ini berlangsung terus

menerus. Reduksi data meliputi; meringkas data, mengkode, menelusur

tema, membuat gugus-gugus.

2. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif, dapat berupa teks

naratif, maupun matrik, grafik, jaringan dan bagan.

3. Upaya penarikan kesimpulan atau verifikasi dilakukan peneliti secara terus

menerus selama berada di lapangan. Dari permulaan pengumpulan data,

mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola (dalam

catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin, alur sebab akibat, dan proposal41

3.6.1 Uji Validitas Data

Jika semua data sudah dikumpulkan oleh penulis, penulis melakukan uji

validitas, uji validitas melingkupi penarikan kesimpulan data yang terdapat

dilapangan. Data dikumpulkan dan dilakukan crossing data, agar menemukan

40

Matthew.B.Miles, Analisis Data Kualitatif Buku Tentang Metode-Metode Baru, UI-PRESS, p.16 41

Mile, M.B. Dan Huberman, A.M,, Analisis Data Kualitatif, Penerjemah Tjetjep Rohendi, Jakarta: UI Press, 1992, cet.3,p.32

Page 74: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

56

kesimpulan. Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Menurut Sugiyono (2015:127)

tringulasi memiliki 3 bentuk, diantaranya42

:

1. Tringulasi Sumber

Tringulasi sumber dapat dilakukan dengan mengecek data yang sudah

diperoleh dari berbagai sumber. Data dari berbagai sumber tersebut

kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel matriks.

Data dari sumber yang berbeda dideskripsikan, dikatagorisasikan, mana

pandangan yang sama, berbeda, dan mana yang lebih spesifik.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan tringulasi sumber

berdasarkan informasi yang diperoleh dari penyuluh KB (PKB),

Perwakilan BPMPKB Kota Serang, Pos dan Sub Pos KB Kecamatan

Kasemen, Akseptor, dan tokoh masyarakat yang mempunyai pengaruh

budaya besar di Kecamatan Kasemen.

2. Tringulasi Teknik

Tringulasi teknik dapat dilakukan dengan melakukan cek data dan

berbagai macam teknik pengumpulan data. Misalnya dengan

menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi.

42

Anis Fuad dan Kandung Sapto Nugroho. 2014. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.p.20

Page 75: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

57

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan tringulasi teknik

dengan cara membandingkan informasi yang didapat sesuai dengan teknik

informasi. Misalnya wawancara mendalam dengan para narasumber lalu

hasil observasi dilapangan dan studi dokumentasi yang dipeloreh di

BPMPKB Kecamatan Kasemen.

3. Tringulasi Waktu

Perolehan data dalam waktu tertentu juga memiliki pengaruh yang

besar terhadap kredibilitas data. Tringulasi waktu digunakan untuk

mendapatkan sebuah hasil apakah data bersifat konsisten dari waktu

kewaktu ataukah data berubah-ubah dari waktu kewaktu. Peneliti akan

menggunakan tringulasi waktu karena peneliti ingin mengetahui apakah

informasi yang didapat dari informan bersifat konsisten atau tidak.

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Sesuai dengan batasan penelitian kualitatif, penelitian ini memiliki batasan

tempat. Terkait dengan penelitian yang akan di laksanakan. Penelitian ini akan

mencakup tempat di Kecamatan Kasemen karena ditemukannya beberapa

permasalahan dilapangan yang berhubungan dengan program KB daerah, hal ini

mengharuskan peneliti untuk langsung terjun kelapangan karena berkenaan

dengan cara partisifan observasi.

Page 76: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

58

Disini penulis bertindak sebagai fasilitator dan realitas konstruksikan oleh subjek

penelitian. Selanjut penulis bertindak sebagai aktivis yang ikut memberi makna

secara kritis pada realitas yang dikontriksikan subyek penelitian43

.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No Tahapan Pengerjaan

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Bab Bimbingan I-III

3 Pembuatan Bab I-III

4 Sidang Outline

5 Riset Lapangan

6 Pembuatan Bab IV-V

7 Sidang Skripsi

43

Kroyantono Rachmat, 2008, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Prenada Media Group,p.67

Page 77: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian tentang peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB)

dilaksanakan di Kecamatan Kasemen. Peneliti memutuskan melakukan penelitian

di tempat tersebut dikarenaka peneliti menemukan beberapa indikasi masalah

yang sangat berkaitan erat dengan program KB diantaranya sudah jelas

pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah. Kecamatan Kasemen adalah

sebuah kecamatan yang terletak di sebelah utara Kota Serang, Provinsi Banten

dengan luas wilayah 66,52 km. Wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi 10

Desa/Kelurahan, 64 Rukun Warga (RW), dan 227 Rukun Tetangga (RT). Jumlah

penduduk pada Kecamatan Kasemen sampai dengan akhir Desember 2014 adalah

sebanyak 88.463 jiwa Penduduk Kecamatan Kasemen yang bermata pencaharian

sebagai petani, pedagang, nelayan, buruh dan sebagainya bergerak di sektor jasa

angkutan, ternak, kerajinan, industri, dan lain-lain44

. Kecamatan Kasemen

merupakan wilayah pembangunan bagian utara dari Kota Serang yang diarahkan

dengan fungsi utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan,

perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum.

Peneliti mendapati data laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Kasemen pada tahun 2012 jumlah penduduk di Kecamatan Kasemen sebesar

44

Observasi data dan lapangan, UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen, Hasil rekapitulasi jumlah penduduk. 8 Desember 2014.

59

Page 78: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

60

88.271 jiwa, pada tahun 2013 diperoleh 88.301 jiwa dan pada tahun 2014

diperoleh 88.463. Ini mengindikasi bahwa di Kecamatan Kasemen tersebut

mengalami kenaikan jumlah penduduk. Pada tahun 2013 peserta KB-Baru

mencapai 3073 akseptor dengan target yang diharapkan sebesar 2505 akseptor,

dan pada tahun 2014 jumlah peserta KB-Baru mencapai 2347 akseptor dengan

target yang diharapkan 3005 akseptor45

. Dengan demikian perbandingan dari

tahun ke tahun di Kecamatan Kasemen semakin tahun semakin menurun.

Selain bertempat di Kecamatan Kasemen sendiri, peneliti melakukan

penelitian di kantor UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen, kantor tersebut

biasanya dipakai sebagai tempat umum mengevaluasi, rapat rutin, diskusi dan

tempat penyimpanan data yang berhubungan dengan program KB. Selain akan

diselenggrakannya penelitian seperti wawancara di kantor tersebut, peneliti pula

mencari data seperti studi dokumentasi yang disimpan di kantor. Data

dokumentasi perlu dikarenakan data tersebut pula akan menjadi penunjang

sumber informasi agar mendapatkan fakta di lapangan.

45

Observasi, UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen, Arsip dokumen jumlah laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Kasemen. 8 Desember 2014.

Page 79: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

61

Gambar 4.1 Struktur Organisasi UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen

Sumber : Papan Struktur Organisasi. UPT. BPMPKB Kecamatan

Kasemen 2014.

Untuk menunjang kinerjanya penyuluh KB berkoordinasi dengan Pos KB

dan Sub Pos KB disetiap Desa/Kelurahan untuk melakukan beberapa kegiatan

kerja dan penyuluhan mengenai program KB kepada masyarakat guna

mendapatkan peserta KB-Baru di Kecamatan Kasemen.

Kepala UPT

Lilis Ernaningsih

Petugas Fungsional

Venny Damayanti C, S.Sos

Kasubag TU

V. Ratu Mamah Salamah, SE.

Sub Pos KB

Kelurahan/Desa

Kecamatan Kasemen

Pos KB

Kelurahan/Desa

Kecamatan Kasemen

Page 80: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

62

4.2 Deskripsi Subyek Penelitian

Subyek penelitian mengacu pada informan atau responden dalam

pengumpulan data. Pada penelitian ini, peneliti mulanya akan mengumpulkan data

dari hasil wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang terlibat penelitian,

utamanya adalah penyuluh KB itu sendiri sebagai key informan, melalui

informasi yang didapatkan peneliti dari PKB, peneliti akan menemukan beberapa

hal yang akan menjadi kajian dalam proses penelitian. Lalu informasi akan

didukung dengan data-data yang diperoleh dilapangan dan wawancara dengan

para informan pendukung.

Informasi selanjutnya didapat melalui informan sekunder dan informan

pendukung. Penulis mengharapkan adanya sinkronisasi apa yang diucapkan oleh

pihak PKB. Tentunya PKB tidak dapat bekerja sendiri dalam hal kesuksesan

program KB di Kecamatan Kasemen dikarenakan di Kecamatan Kasemen hanya

memiliki seorang 1 PKB. Informan pendukung seperti Pos KB dan Sub Pos KB

perlu dikarenakan Pos KB bertanggung jawab atas akseptor disetiap kelurahan

yang mereka pegang. Beberapa hal yang dilakukan oleh PKB dan Pos KB adalah

menyelenggarakan kegiatan rutin yaitu kegiatan posyandu yang bekerjasama

dengan bidan desa sekaligus melakukan komunikasi untuk sosialisasi program KB

di masyarakat agar mendapatkan akseptor.

Page 81: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

63

4.3 Pembahasan

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga cara yaitu wawancara

mendalam, observasi lapangan dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data.

Dalam wawancara mendalam sudah dijelaskan sebelumnya mekanisme yang akan

dilakukan oleh peneliti.

Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan PKB UPT Kecamatan

Kasemen, Perwakilan BPMPKB Kota Serang, Pos KB, Sub Pos KB dan akseptor.

Dari informasi yang didapatkan peneliti ingin menemukan sebuah pemahaman

bagaimana peran PKB. Wawancara dilakukan dalam beberapa waktu, karena

peneliti menginginkan informasi dan keterbukaan para pihak yang terlibat

penelitian untuk mengemukakan fakta yang terdapat di lapangan berkenaan

dengan topik penelitian.

Setelah peneliti mendapatkan informasi melalui wawancara mendalam,

peneliti akan melakukan observasi, melalui observasi peneliti memperoleh

gambaran yang cukup jelas mengenai kondisi lapangan di Kecamatan Kasemen.

Observasi dinilai penting karenakan peneliti akan menumukan fakta dilapangan

bagaimana kondisi yang dialami sebenarnya dimasyarakat.

Langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan studi dokumentasi berupa

informasi tambahan seperti data tertulis yang didapat dari lapangan/kantor, data

tersebut tidak hanya beruba informasi yang didapat dari lapangan saja, akan tetapi

seperti arsip, buku dan dokumen pula bisa menjadi bahan ulasan guna menambah

informasi yang akan didapat oleh peneliti.

Page 82: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

64

PKB mempunyai peran penting guna meningkatkan peserta KB-Baru dan

melakukan pendekatan terhadap masyarakat agar mau dan ikut menggunakan

program KB. Banyak sekali indikasi jika program KB tidak terlaksana dengan

baik akan menimbulkan efek yang tidak baik terhadap beberapa aspek.

PKB melakukan pendekatan kepada masyarakat menggunakan beberapa

cara diantaranya adalah melakukan penyuluhan rutin di posyandu, baik pada

waktu seperti hari-hari besar keluarga nasional ataupun penyuluhan yang

dilakukan sebulan sekali. PKB pula mekakukan penyuluhan kepada masyarakat

tidak sendiri, dibantu dengan beberapa Pos/Sub KB disetiap Kelurahan dan Bidan

Desa, PKB memberikan pemahaman dan masukan kepada masyarakat yang mau

dan baru masuk pasangan usia subur (PUS). Dalam penyuluhan PKB menjelaskan

setiap alkon yang akan digunakan sebagai alat kontrasepsi, setelah dijelaskan ibu-

ibu berhak memilih alkon yang akan digunakan untuk mengikuti program KB.

Beberapa hal yang dilakukan dalam kegiatan penyuluhan, diantaranya

pengenalan alat kontrasepsi kepada pasangan usia subur, kontrol alat kontrasepsi

bagi peserta KB-Tetap dan beberapa kegiatan seperti konseling. Jika penyuluhan

bersifat kelompok, konseling lebih bersifat komunikasi secara interpersonal.

Banyak dari beberapa ibu-ibu atau pasangan usia subur sangat enggan untuk

mengetahui informasi mengenai alkon pada forum-forum umum seperti

penyuluhan karena mereka menilai KB bersifat pribadi.

Disamping kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara kelompok seperti

penyuluhan, PKB pula melakukan beberapa kegiatan atau terjun langsung

Page 83: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

65

kelapangan, contohnya adalah kunjungan door to door yang dilakukan untuk lebih

mendekatkan program kepada masyarakat. Mengapa kunjungan door to door

dilakukan ? dikarenakan tidak semua masyarakat sadar akan pentingnya program

KB. Di Kecamatan Kasemen sendiri terkenal dengan masyarakat yang masih

berpegang teguh dengan aspek adat istiadat dan keagamaan. Ini yang

mengindikasi bahwa seorang PKB harus mau dan terjun kelapangan langsung

guna lebih mengenal masing-masing karakter masyarakat, bagi sebagian orang di

Kecamatan Kasemen program KB sangat berbenturan dengan aspek keagamaan.

Ini menjadi tugas yang sangat berat dijalani oleh seorang PKB.46

Dalam kegiatan door to door tidak jauh berbeda dengan kegiatan

penyuluhan yang dilakukan di pusyandu/puskesmas hanya saja lebih bersifat

pribadi karena dilakukan di rumah-rumah warga yang sudah memasuki pasangan

usia subur (PUS). Dalam penyuluhan secara door to door PKB umumnya

didampingi oleh Pos/Sub KB di setiap Kelurahan.

Keberadaan seorang PKB sangat penting dalam mensukseskan program

KB, akan tetapi terkadang sifat beberapa masyarakat yang memandang bahwa

program KB termasuk “haram” sering memberikan efek yang cukup besar kepada

masyarakat. Masyarakat akan takut kepada apa yang mereka pilih karena ikut

program KB. Ditambah permasalah mengenai KB sering diangkat oleh beberapa

tokoh agama yang tidak mendukung program KB.

46

Observasi lapangan Kecamatan Kasemen, 12 Desember 2014

Page 84: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

66

Sebagai seorang komunikator PKB harus mampu memberikan

pemahaman secara baik dan akurat kepada komunikan yaitu aseptor, banyak

sekali aspek internal dan eksternal yang berhubungan dengan peran seorang PKB.

Hal tersebut sangat berkenaan sekali dalam teori atribusi yang dibahas oleh

Heider, ketika seseorang melakukan sesuatu pasti terpengaruh oleh faktor dalam

dirinya sendiri atau faktor lingkungannya.

4.3.1 Pengelola Pelaksana Program KB

Peran pertama yang dimiki oleh seorang PKB adalah sebagai

Pengelola pelaksanaan kegiatan Program KB Nasional di desa/kelurahan.

Dalam hal ini penulis melakukan konfirmasi terbelih dahulu kepada PKB

untuk mengetahui bagaimana pandangan seorang PKB dalam peran yang

pertama tersebut. Venny Damayanti (PKB Kecamatan Kasemen)

mengemukakan:

“Tentunya PKB itu adalah orang yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan program KB di UPT Kecamatan Kasemen. Nah di sini

ibu itu bertindak sebagai orang yang mengelola program tersebut

dibantu dengan beberapa kader dan seluruh lapisan masyarakat

yang terlibat didalamnya. Ibu disini mengolah informasi dan

bagaimana caranya program itu dapat diterima di masyarakat.47

Dalam hal ini penulis menemukan bahwa peran yang pertama

membahas mengenai pengelola program lebih kepada tanggung jawab atau

jobdess seorang PKB itu sendiri, dimana PKB lah yang bertanggung jawab

47

Wawancara dengan Venny Damayanti Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 3 Agustus 2015. Lampiran 4. Hal 104.

Page 85: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

67

atas program-program yang dilakukan di Kecamatan Kasemen. Venny

Damayanti menambahkan:

“Nah untuk programnya ibu sudah menjelaskan kepada arief

kemarin yaitu programnya hanya penyuluhan dan konseling door

to door saja. Untuk PIK Remaja itu bukan sistem kerjanya pihak

Kecamatan tetapi itu di lakukan oleh pihak Kota.48

Untuk bentuk programnya itu sendiri contohnya adalah penyuluhan

dan konseling, dimana ini adalah hal umum yang dilakukan oleh seorang

PKB untuk mensosialisasikan program KB di Kecamatan Kasemen. Untuk

program seperti Genre dan PIK Remaja itu adalah program penamaan

yang dipelopori oleh pihak BPMPKB Kota. Venny Damayanti

menjelaskan:

“Hmm... kalo untuk penamaan program mungkin lebih kepada

Bina Keluarga Remaja (BKR) yaitu program dimana anak-anak

remaja yang orang tuanya mengikuti program KB diberikan

pembinaan untuk mengetahui seluk beluk tentang program KB,

lalu ada Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS) nah disini banyak tuh ibu-ibu yang ikut KB diberikan

modal untuk membuat suatu usaha guna memperoleh profit.49

Adapun penamaan program yang dilakukan di wilayah Kecamatan

contohnya program Bina Keluarga Remaja (BKR) dan Upaya Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS). Program tersebut ditunjukan

tentunya bertujuan untuk memperoleh keluarga yang lebih sejahtera dan

baik ketika ibu-ibu atau masyakat yang mengikuti program KB. Venny

Damayanti menambahkan :

48

Wawancara dengan Venny Damayanti Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 3 Agustus 2015. Lampiran 4.h.104 49

Wawancara dengan Venny Damayanti Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 3 Agustus 2015. Lampiran 4.h.104

Page 86: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

68

“Tugas PKB itu meliputi, pendataan, penentuan sasaran, dan

pengelompokan PUS (Pasangan Usia Subur). PKB bekerjasama

dengan Pos/Sub KB setiap kelurahan melakukan penyuluhan dan

kunjungan door to door kepada setiap masyarakat agar mengajak

masyarakat mau ikut KB.50

Dalam hal ini PKB bertindak sebagai penanggung jawab dari

pengelolaan pelaksaan kegiatan yang berhubungan dengan peran seorang

PKB itu sendiri. Penyuluhan tersebut dilakukan untuk memberikan

pemahaman mengenai bertapa pentingnya mengikuti program KB,

penyuluhan biasanya dilakukan sebulan sekali mengikuti jadwal posyandu,

akan tetapi pelayanan KB tidak hanya dilakukan pada saat jadwal

posyandu saja, umumnya UPT BPMPKB bekerjasama dengan BPMPKB

Kota Serang dan provinsi kadang melakukan pelayanan sesuai program

kerja. Disamping kegiatan tersebut Venny Damayanti sebagai PKB

melakukan pula kunjungan door to door kepada warga secara langsung.

Beberapa alasan yang dikemukakan oleh Venny Damayanti sebagai PKB

mengatakan bahwa penyuluhan menggunakan sistem door to door dinilai

lebih efektif diperjelas dengan pernyataan:

“Lebih banyak ibu-ibu menggunakan komunikasi interpersonal

secara pribadi, dikarenakan jika dalam tanya jawab sosialisasi di

posyandu masih banyak sekali ibu-ibu yang agak segan untuk

bertanya lebih lanjut mengenai alat kontrasepsi.51

50

Wawancara dengan Venny Damayanti Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 3 Agustus 2015. Lampiran 4.h.104 51

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 87: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

69

Alasan tersebut dikemukakan oleh PKB karena memang banyak

dari beberapa masyarakat Kecamatan Kasemen masih sangat segan untuk

menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan beberapa faktor.

Penulis melakukan konfirmasi kepada pihak BPMPKB dalam hal

ini membahas mengenai peran seorang PKB secara umum. Informasi

didapatkan dari informan sekunder yaitu perwakilan pihak BPMPKB Kota

bapak Apai Supardi (Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang) memberikan

pendapatnya:

“PKB kan sudah mencari akseptor dan dia melakukan pendekatan

dengan masyarakat misalnya tokoh agama dan tokoh masyarakat,

sehingga PKB dapat dikenal di masyarakat. Biasanya kita ada

momentum yah, seperti hari Ikatan Bidan Indonesia (IBI) atau hari

jadi kota serang. Nah kami mengadakan pelayanan. PKB kami

kerahkan untuk mencari akseptor untuk pelayanan program KB.52

Dalam hal ini ditemukan bahwa definisi membahas mengenai

pengelola program adalah PKB bertugas dalam mencari akseptor dan dia

melakukan pendekatan dengan masyarakat contohnya tokoh agama dan

tokoh masyarakat. Dalam hal ini terjadi penyempurnaan data dimana jika

secara teoritis peran sebagai pengelola program lebih kepada tanggung

jawab seorang PKB dalam mendapatkan seorang akseptor di wilayah

Kecamatan. PKB menggunakan cara seperti penyuluhan dan konseling

guna untuk mencari akseptor lalu akseptor dikumpulkan dan dilakukan

pelayanan ketika momentum.

52

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h,108

Page 88: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

70

Setelah penulis melakukan pengumpulan informasi melalui

wawancara, penulis menyingkronkan data tersebut dengan data observasi

dilapangan untuk melihat apakah PKB melakukan pengelolaan program

kepada masyarakat atau tidak, ternyata pada tanggal 20 Mei 2015 penulis

mengikuti kegiatan penyuluhan dan konseling yang dilakukan di rumah

salah satu Kader yaitu Pos KB ibu Rumsiah Kelurahan Kasemen. ini

merupakan indikasi bahwa PKB sudah melakukan peran dalam hal

pengelolaan program KB.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori atribusi Fritz

Heider, teori atribusi adalah bagaimana kita mencoba memahami perilaku

dengan cara mengamati orang tersebut. Dalam teori atribusi dibagi

menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Membahas mengenai faktor internal apa indikasi yang mendorong

seorang PKB melakukan pengelolaan program KB di Kecamatan

Kasemen. Berikut wawancara dengan Venny Damayanti :

“Untuk motivasi tentunya berkenaan dengan tanggung jawab saya

dong karena sebagai seorang PKB, lalu saya pula menilai di

Kecamatan Kasemen ini sangat membutuhkan program KB karena

masih banyak masyarakatnya yang hidupnya kurang kondusif dari

sisi aspek keluargaan dan ekonomi.53

Membahas mengenai faktor internal dalam hal ini penulis

menemukan indikasi dimana PKB mengemukakan kenapa dia melakukan

pengelolaan program. Yang pertama terdapat dorongan dari dirinya sendiri

53

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 89: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

71

mengenai tanggung jawabnnya sebagai seorang pekerja PKB. Lalu PKB

melihat faktor eksternal dari dirinya yaitu lingkungan yang membutuhkan

program KB agar menjadi lebih kondusif.

Selanjutnya peneliti mengemukakan beberapa hambatan dalam

peran PKB ketika melakukangan pengelolaan program KB. Lingkuhan

tergolong kepada faktor eksternal dalam teori atribusi, banyak dari

masyarakat Kecamatan Kasemen yang enggan mengukuti kegiatan

penyeluhan dan konseling.

Lalu apa saja hambatan yang ditemukan dilapangan yang berhubungan

dengan pengelolaan program KB? Venny Damayanti Mengemukakan :

“Banyak sekali beberapa hambatan yang ditemui dilapangan yang

berhubungan dengan program KB, contohnya sudah jelas aspek

keagamaan yang dipandang berbanding terbalik dengan program

KB, lalu aspek dari keluarganya sendiri yaitu banyak beberapa

suami yang tidak begitu mengizinkan istrinya untuk berKB, itu

adalah hambatan dari faktor eksternal. Lalu faktor bahasa menjai

faktor hambatan aspek komunikasi, contohnya banyak sekali

masyarakat yang menggunakan bahasa daerah seperti jawa serang,

ketika kita menggunakan bahasa indonesia saja masih banyak

masyarakat yang kurang paham.54

Dari kutipan wawancara tersebut ditemukan bahwa ada beberapa

hambatan yang ditemukan oleh PKB ketika seorang PKB melakukan

pengelolaan program. Utamanya membahas mengenai aspek keagaaman

yang kontra terhadap program KB, lalu faktor di internal keluarga akseptor

itu sendiri yang kurang mendukung seorang istri untuk berKB. Lalu

54

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 90: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

72

hambatan selanjutnya adalah hambatan mengenai bahasa, Venny

Damayanti mengemukakan:

“Faktor bahasa menjadi faktor hambatan aspek komunikasi,

contohnya banyak sekali masyarakat yang menggunakan bahasa

daerah seperti jawa serang, ketika kita menggunakan bahasa

indonesia saja masih banyak masyarakat yang kurang paham.55

Tentunya hambatan mengenai aspek komunikasi harus

diperhatikan, ketika seorang komunikator menemukan hambatan dalam

komunikasi kepada komunikan maka akan terjadi ketidakpahaman pesan.

Pesan yang diberikan akan tidak dimengerti dengan jelas sehingga

komunikan akan sulit untuk mencerna pesan yang diberikan oleh

komunikator. Permasalah seperti inilah yang dihadapi oleh PKB dalam

melakukan beberapa kegiatan konseling.

Banyak dari beberapa masyarakat di Kecamatan Kasemen yang

masih kurang menguasai bahasa formal atau bahasa umum Indonesia.

Banyak dari beberapa warganya masih sering menggunakan bahasa

daerahnya masing-masing. Letak permasalahan bukan hanya di

komunikan tentunya, sebagai komunikator hendaknya memiliki keahlian

berbahasa, seorang komunikator hendaknya melakukan penyesuainya

komunkasi dalam kegiatan berkomunikasi. Maka dari hal tersebut seorang

komunikator harus segera melakukan tindakan untuk memberikan solusi

akan hambatan aspek komunikasi.

55

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 91: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

73

Pos KB menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh PKB untuk

memberikan pemahaman mengenai bahasa, Pos KB umumnya terdiri dari

masyarakat pribumi atau asli masyarakat Kecamatan Kasemen pula, jadi

mereka memiliki kemampuan untuk menyesuaikan bahasa daerah mereka

kepada masyarakat sehingga permasalahan aspek komunikasi bisa

diselesaikan.

4.3.2 Penggerak Partisipasi Masyarakat

Peran PKB yang kedua adalah penggerak partisipasi masyarakat

dalam program KB Nasional di desa/kelurahan. Poin kedua berkaitan

dengan poin pertama dimana poin pertama lebih membahas contoh

bagaimana PKB melakukan pengelolaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

oleh PKB. Dalam poin kedua ini lebih membahas menganai bagaimana

mekanisme seorang PKB menjadi penggerak partisipasi masyarakat dalam

program KB. Dalam menunjang program kerjanya PKB tidak sendirian

melakukan beberapa kegiatan penyuluhan, PKB di Kecamatan Kasemen

hanya terdapat 1 orang saja, sedangkan Kecamatan Kasemen sangat luas

memiliki 10 Kelurahan, maka dari itu PKB bekerjasama dengan Pos/Sub

KB melakukan kerjasama untuk melakukan sosialisasi program KB

kepada masyarakat Kasemen di setiap Kelurahannya, Venny Damayanti

mengemukakan:

Page 92: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

74

“PKB tentunya tidak dapat bekerja seorang diri dilapangan

dikarenakan di Kec. Kasemen sendiri terdiri dari 10 Kelurahan

sedangkan PKB di Kec. Kasemen hanya satu orang tentunya ada

beberapa Pos KB/Kader yang membantunya dilapangan.56

Kecamatan Kasemen terdiri dari 10 Kelurahan, terdapat 1 orang

Pos KB disetiap kelurahannnya, dan beberapa orang Sub Pos KB,

umumnya Sub Pos KB terdiri dari 3 sampai 4 orang di setiap kelurahan.

Mekanismenya ketika akan dilakukan penyuluhan posyandu PKB

melakukan komunikasi dengan para Pos dan Sub KB. Lalu informasi

disebar melalui publkasi yang biasanya dilakukan di masjid, dan

masyarakat dikumpulkan di posyandu atau balai desa untuk dilakukan

penyuluhan KB. Hal ini tentunya PKB menjadi ujung tombak penggerak

masyarakat dimana dalam kegiatan program KB seperti penyuluhan

posyandu dan door to door tentu melibatkan masyarakatnya. Pernyataan

tersebut diperjelas dengan beberapa data yang didapat melalui wawancara

dengan Pos KB Kelurahan Terumbu, Rohimah:

“Sosialisasi dimasyarakat biasanya dilakukan dengan dua cara,

yaitu dilakukannya penyuluhan yang dilakukan di posyandu dan

sosialisasi door to door atau kunjungan langsung kerumah

masyarakat yang sudah memiliki anak atau sudah menikah. Dalam

sistem penyuluhan di posyandu biasanya PKB hadir dan

memberikan beberapa materi dan contoh alkon yang akan di

sosialisasikan, dalam penyuluhan tersebut pula dilibatkan bidan

desa.57

Dari kutipan wawancara tersebut didapatkan bahwa PKB dan

Pos/Sub KB saling bekerjasama dalam penyuluhan yang dilakukan di

56

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101 57

Wawancara dengan Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu, 16 Maret 2015. Lampiran 13.h.117

Page 93: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

75

posyandu, kegiatan penyuluhan di posyandu lebih banyak melibatkan

masyarakat secara banyak. Kegiatan ini tergolong dalam komunikasi

kelompok kecil. Dalam kegiatan tersebut terjadi proses interaksi

komunikasi dimana pesan disampaikan kepada masyarakat mengenai

bagaimana baiknya mengikuti program KB, agar masyarakat mau menjadi

peserta KB-Baru. Disamping kegiatan seperti penyuluhan mengajak

masyarakat untuk berKB, penyuluhan di posyandu pula menyediakan

layanan konseling agar masyarakat lebih nyaman berkomunikasi secara

interpersonal, dan beberapa pelayanan pengecekan alkon bekerjasama

dengan bidan desa bagi peserta KB-Tetap.

Disamping penyuluhan posyandu, penyuluhan pula dilakukan

secara door to door pelayanan tersebut termasuk dari strategi yang

diberikan oleh pihak BKKBN, penyuluh diharapkan terjun lansung kepada

masyarakat untuk mengetahui bagaimana kondisi dilapangan yang

berkenaan dengan aspek keluarga secara langsung, karena tidak semua

masyarakat pergi untuk mencaritahu mengenai program KB ke posyandu.

Penyuluhan door to door dilakukan tidak terjadwal atau tidak rutin

karena menimbang banyak sekali pekerjaan PKB baik dikantor ataupun

kegiatan lain, pelayanan door to door dilakukan berkoordinasi dengan

Pos/Sub KB. Umumnya sama saja apa yang disampaikan dari kegiatan

penyuluhan posyandu dan penyuluhan door to door, penyuluhan door to

door lebih bersifat interpersonal.

Page 94: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

76

Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang

berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang

dinyatakan R. Wayne Pace (1979)58

. Dengan penyuluh sebagai

komunikator melakukan komunikasi interpersonal kepada masyarakat

penyuluh akan mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga,

komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia

kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif. Jika

tidak diterima maka komunikator akan memberi kesempatan seluas-

luasnya kepada komunikan untuk bertanya. Dalam kegiatan bertanya

jawab, penyuluh berusaha menjadi pendengar yang baik bagi masyarakat,

mendengarkan permasalahan yang berkenaan dengan aspek keluarga

berencana dan memberikan masukan serta saran mengenai alat kontrasepsi

yang baik dan cocok digunakan oleh masyarakat yang ingin menjadi

aksepstor.

Jadi secara langsung PKB tentunya menjadi penggerak partisipasi

masyarakat, PKB memberikan arahan kepada pos dan sub pos KB

kelurahanan, mereka saling berkoordinasi dengan baik dan pada akhirnya

mengadakan penyuluhan baik posyandu ataupun penyuluhan door to door,

dalam penyuluhan-penyuluhan tersebut masyarakat digerakan untuk mau

mengikuti program KB karena program KB memiliki banyak keuntungan

dalam menyeimbangkan laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan

Kasemen tentunya.

58

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Ibid. p.32

Page 95: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

77

Pernyataan yang berhubungan peran PKB di Kecamatan Kasemen

sebagai penggerak partisipasi masyarakat di tegaskan oleh bapak Apai

(Ka. Subid KB BPMPKB Kota Serang):

“Karena PKB itu menggerakan bersatu dengan kader, ada bidan

desa dan kader, karena informasi dari kader itu sangat membantu,

kader butuh informasi pula dari PKB dan begitu sebaliknya. Lalu

PKB berkordinasi dengan bidang kesehatan jadi nanti jelas

misalnya sekian yang membutuhkan alkon. Sehingga pekerjaan

kami tidak keteter sesuai dengan jumlah yang ada.59

Dari kutipan wawancara diatas perlu dijelaskan bahwa PKB adalah

sebagai sumber informasi. Dimana PKB harus memiliki pola interaksi

komunikasi yang saling berhubungan dengan para kader dan sehingga

tidak terjadi miss komunikasi dan pesan publikasi mengenai kegiatan

program KB dapat tersampaikan dengan baik. Lalu bapak Apai

menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang

PKB agar peran sebagai penggerak partisipasi masyarakat menjadi lebih

efektif:

“PKB tahu nomor HP kader tersebut. Jatuhnya kepada pola

publikasi informasi, sehingga informasi terus berjalan. Misalnya

abis pelayanan ada akseptor yang tidak mau minum obat. Nah

disitu kader dan PKB itu bergerak. Jadi memberikan pemahaman

dan informasi. Sederhananya sebagai seorang Komunikator.”60

Perlu adanya koordinasi dengan baik ketika seorang PKB

melakukan pelayanan. Bukan hanya sekedar menjadi pusat informasi PKB

pula dituntut menjadi seseorang yang mampu menyatu dengan masyakat.

59

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h.109 60

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h.109

Page 96: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

78

Karena itu PKB harus mampu mengetahui informasi mengenai

akseptornya dengan baik.

Adapun beberapa hambatan yang ditemukan dilapangan berkenaan

dengan peran PKB sebagai penggerak partisipasi masyarakat. Ibu Rumsiah

(Pos KB Kelurahan Kasemen) mengemukakan:

“Misalnya, akan diadakannya kegiatan pelayanan di posyandu

yang berhubungan pula dengan pelayanan program KB,

tentunyakan kami sebagai pos KB melakukan publikasi informasi

kepada masyarakat melalui pengeras suara yang terdapat di mesjid

atau mushola. Dan ternyata tiba-tiba saya di protes oleh satu

masyarat ya kita sebut saja seorang tokoh agama yang sangat

menjunjung tinggi nilai keagamaan. Dan disitu terjadi cekcok

antara saya dengan beliau membahas mengenai pro dan kontra

program KB. “61

Dalam contoh kasus yang dipaparkan oleh salah satu Pos KB dapat

ditemukan bahwa permasalah yang dihadapi disalah satu Kelurahanan di

Kecamatan Kasemen cukup begitu rumit. Bagaimana seorang PKB

memberikan informasi kepada Pos KB untuk dilakukan pelayanan dan

disebarkan kembali kepada masyarakat malah menemukan hambatan

seperti yang sudah dijelaskan tadi.

Dalam hal ini tokoh agama tentunya akan menjadi panutan dalam

kehidupan bermasyarakat, tokoh agama dipandang seseorang yang

memiliki nilai lebih berpandangan mengenai nilai-nilai keagamaan. Bagi

sebagian masyarakat tentunya akan segan dengan beberapa informasi yang

mereka berikan kepada masyarakat. Hal tersebut sangat berdampak pada

61

Wawancara dengan Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen, 16 Maret 2015. Lampiran 13.h.121

Page 97: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

79

terealisasinya program KB, masyarakat yang masih sangat minim

informasi mengenai program KB akan terpengaruh dan menelan begitu

saja apa yang dipikirkan dan diucapkan oleh tokoh agama tersebut,

contohnya dalam kegaiatan pengajian ibu-ibu biasanya kan banyak sekali

tokoh agama yang memimpin jalannya acara tersebut, disitulah terjadi

kesalahpahaman informasi mengenai pembahasan program KB.

Selanjutnya membahas mengenai faktor hambatan berkenaan

dengan peran PKB sebagai penggerak partisipasi masyarakat yaitu

membahas mengenai terbatasnya sarana dan prasarana, karena sarana dan

prasarana sangat menunujang kinerja dan gerak tubuh seorang PKB itu

sendiri dilapangan, sarana dan prasarana sangat diharapkan oleh PKB guna

menunjang suksesnya program KB di Kecamatan Kasemen, diucapkan

oleh Venny Damayanti (PKB Kecamatan Kasemen):

“Jika menyinggung mengenai anggaran, sarana dan prasarana yang

disediakan oleh pihak atas kadang masih tergolong sulit. Tapi

dalam sosialisasian program kami tentunya membutuhkan alkon

guna menjadi contoh nah dalam hal ini BPMPKB sering

menyediakan.”62

Dalam melakukan kegiatan seperti sosialisasi program KB

tentunya ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh PKB untuk menunjang

fasiltas, fasilitas disini meliput aspek sarana dan prasarana. Diungkap oleh

Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen:

62

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 98: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

80

“Untuk bantuan dari pihak atas/kota , ya seadanya saja. Maksudnya

seadanya untuk fasilitas pengadaan transport saja kadang memakai

dana sendiri-sendiri.”63

Setelah peneliti mendapatkan informasi mengenai hambatan-

hambatan yang mempengaruhi kurang efektifnya program KB. Peneliti

melakukan peganggalian informasinya kembali membahas mengenai

hambatan-hambatan yang terjadi dilapangan, lalu didapatilah ternyata ada

hambatan internal itu sendiri yang berhubungan dengan PKB itu sendiri,

dimana pada bahasan sebelumnya PKB kurang melakukan pendekatan dan

tidak turun langsung ke lapangan. Penyataan ini di perjelas dengan alasan

yang di ungkapkan oleh Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen:

“Mungkin jika membahas turun kelapangan mengenai Ibu Venny

terhambat oleh beberapa faktor yaitu, Ibu Venny tidak dapat

mengendarai motor jadi agak sulit kelapangan padahal inventaris

sudah disediakan.”64

Dari penyataan diatas ditemukan bahwa ternyata bukan seorang

PKB tidak bekerja secara profesional, akan tetapi PKB sendiri memiliki

kekurangan didalam dirinya sendiri karena tidak bisa mengendarain

kendaraan, apalagi ditambah medan yang cukup jauh dari kelurahan satu

ke kelurahan yang lain.

Dalam hal ini penulis melakukan konfirmasi kepada BPMPKB

Kota Serang untuk menanyakan perihal fasilitas sarana dan prasarana,

bapak Apai menjelaskan:

63

Wawancara dengan Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu, 16 Maret 2015. Lampiran 13.h.117 64

Wawancara dengan Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen, 19 April 2015. Lampiran 13.h.121

Page 99: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

81

“Kami sudah memberikan motor untuk sarana dan prasarana,

kemudian kalo untuk pelayanannnya seperti Mupen atau mobil

pelayananan. Itu untuk membantu penyediaan alkon. Insallah pada

tahun ini akan diadakan mobil pengangkut akseptor sedang

diproses.”65

Dalam hal ini membas mengenai sarana dan prasana yang

menunjang peran PKB sebagai penggerak ternyata dikonfirmasi oleh

BPMPKB sudah diberikan. Lalu peneliti melakukan observasi lapangan

guna menemukan jawaban mengenai hal tersebut dan ternyata memang

sudah ada sarana dan prasarana yang menunjang seperti motor untuk PKB,

akan tetapi karena Venny Damayanti sebagai PKB tidak bisa mengendarai

motor akhirnya motor tersebut kurang maksimal penggunaanya.

Membahas penyediaan alkon penulis menemukan indikasi kesamaaan

pernyataan dari kedua belah pihak yaitu PKB dan BPMPKB karena

memang benar untuk penyediaan alkon dipenuhi dengan baik oleh pihak

BPMPKB Kota Serang. Membahas mengenai beberapa faktor internal dan

eksternal mengenai peran PKB sebagai penggerak partisipasi masyarakat

ada beberapa faktor yang memberikan dampak kepada seorang PKB.

Dimana internal, PKB bersifat sebagai top management yang berfungsi

sebagai sumber informasi kepada Pos dan Sub KB untuk dilakukannya

kegiatan penyuluhan ini tergolong terhadap tanggung jawab PKB, lalu

faktor eksternal, eksternal meliputi sarana dan prasarana lalu pos dan sub

KB yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan. Peran sebagai penggerak

65

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h.108

Page 100: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

82

partisipasi masyarakat akan berjalan dengan baik manakala semua faktor

tersebut saling berkoordinasi dengan baik.

4.3.3 Memberdayakan Keluarga dan Masyarakat

Peran penyuluh KB yang ketiga membahas mengenai bagaimana

seorang PKB melakukan pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini

tentunya berkenaan dengan tujuan program KB itu sendiri yaitu

mensejahterakan masyarakat. Bentuk dari pemberdayaan masyarakat bisa

dilihat dari lapangan dimana ada beberapa masyarakat yang ikut KB

menjadi masyarakat yang lebih mandiri dengan beberapa usaha-usaha

yang dibuat oleh akseptor sendiri. Venny Damayanti mengemukakan:

“Bina Keluarga Remaja (BKR) yaitu program dimana anak-anak

remaja yang orang tuanya mengikuti program KB diberikan

pembinaan untuk mengetahui seluk beluk tentang program KB,

lalu ada Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera

(UPPKS).66

Dalam hal ini program KB bukan hanya terpaku kepada tujuan

untuk menekan angka kelahiran, ternyata program KB tentunya memiki

tujuan dimana membuat para akseptornya menjadi lebih sejahtera, dengan

akseptor mengikuti program KB, akseptor diajarkan untuk menjadi pribadi

yang lebih mandiri, guna kemajuan taraf hidup yang lebih layak agar

menunjang perekonomian keluarga. Bapak Apai menjelaskan:

“Program KB kan tujuannya 2 anak cukup. Nah dengan faktor

kemiskinan bisa dikurangi. Lalu ibu-ibu diarahkan untuk bidang

UPPKS. Bidang UPPKS itu mengajarkan bahwa ibu-ibu diberikan

66

Wawancara dengan Venny Damayanti Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 3 Agustus 2015. Lampiran 4.h.104

Page 101: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

83

pemahaman tentang bagaimana cari supaya hidup lebih mandiri.

Contohnya ada yang bikin kue, makanan, dan kerajinan atau apa

lalu diberdayakan oleh pihak KB. Sehingga keluarganya mampu

menjadi lebih sejahtera. Kalo dulu kami berikan modal, sehingga

ada kesibukan yang bersifat positif. Dengan banyaknya relasi

mereka bisa maju dan berhasil.”67

Penulis menemukan beberapa kesamaan informasi yang diperoleh

dilapangan membahas mengenai pemberdayaan keluarga dan masyarakat.

Hal ini ditegaskan oleh pihak BPMPKB mengenai seberapa efektif solusi

pembedayaan masyarakat tersebut:

“Ada kok yang sukses, contohnya ketika seorang akseptor yang

sudah mandiri mampu bersosialisasi dan mampu berkomunikasi

dengan baik menghasilkan relasi dengan baik.”68

Dalam hal ini pemberdayaan masyarakat dinilai sukses karena

dengan menggunakan usaha seperti UPPKS, akseptor mampu menjadi

pribadi yang lebih maju, mampu menunjang ekonomi keluarga, bahkan

mampu membina relasi dengan baik dengan orang lain. Contoh realitasnya

di Kecamatan Kasemen adalah Ibu Rumsiah sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Venny Damayanti.

Bagaimana PKB melakukan pembinaan? Umumnya berawal dari

beberapa kegiatan rutin seperti penyuluhan dan konseling yang dilakukan

oleh PKB dan Pos KB dilapangan, lalu dilakukanlah komunikasi untuk

mengetahui minat masyarakat dalam hal menunjang perekonomiannnya,

apa keahlian dan seberapa besar minat dan bakat seorang akseptor lalu

67

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h.108 68

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h.108

Page 102: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

84

pihak BPMPKB memberikan beberapa bantuan misalnya mengenai

penyediaan modal. Seiring berjalannya waktu akseptor mampu menjadi

seseorang yang lebih kompeten dan mandiri. Dengan diadakannya

pemberdayaan masyarakat seperti ini masyarakat menjadi lebih tahu

mengenai program KB bukan hanya berputar dalam menekan laju

pertumbuhan penduduk saja melaikan peningkatan taraf hidup yang lebih

baik

Jika berbicara hambatan tentunya akan kembali pada pembahasan

mengenai kepada permasalahan utama dimasyarakat. Banyaknya dari

beberapa masyarakat yang sangat kuat memegang teguh aspek keagamaan

maka dari itu menghambat seorang PKB untuk melakukan beberapa

pendekatan dengan masyarakat itu sendiri.

Berkanaan dengan teori atribusi membagi menjadi beberapa faktor

diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Berkenaan dengan peran

yang pemberdayaan masyarakat perilaku yang dilakukan oleh PKB

dibentuk dari sisi lingkungan yang dilihat dari Kecamatan Kasemen:

“Saya pula menilai di Kecamatan Kasemen ini sangat

membutuhkan program KB karena masih banyak masyarakatnya

yang hidupnya kurang kondusif dari sisi aspek keluargaan dan

ekonomi. Maka dari itu perlunya masyarakat diberdayakan dengan

baik.69

Dari penggalan wawancara diatas lingkungan memberikan

motivasi kepada seorang PKB untuk melakukan pemberdayaan kepada

69

Wawancara dengan Venny Damayanti Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 3 Agustus 2015. Lampiran 4.h.104

Page 103: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

85

masyarakat agar kondisi keluarga mereka menjadi lebih kondusif dan

perekonomian menjadi lebih baik sehingga terhindar dari kemiskinan.

4.3.4 Menggalang Kemitraan dengan Masyarakat

Dalam peran yang keempat penulis akan lebih membahas

bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh seorang PKB untuk

melakukan pendekatan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam program

KB. Pihak-pihak yang terlibat dalam kemitraan umumnya lebih berpaku

kepada pihak-pihak luar dari UPT BPMPKB Kecamatan Kasemen itu

sendiri. Umumnya seperti Pos KB, bidan desa, tokoh masyarakat, tokoh

agama ataupun beberapa instansi yang dilibatkan didalamnya.

Untuk Pos KB dan bidan desa sendiri sudah kita bahas mengenai

koordinasinya dalam poin-poin sebelumnya dimana PKB bekerjasama

dengan Pos/Sub KB dan bidan desa untuk sama-sama mensosialisasikan

program KB seperti penyuluhan di posyandu ataupun dalam kegiatan

konseling seperti door to door.

Ada pun beberapa instansi yang dilibatkan dalam peran KB

sebagai penjalin kemitraan yaitu dengan beberapa pihak seperti Abri dan

tokoh agama, lalu ikatan bidan Indonesia (IBI) berikut beberapa

wawancara yang dilakukan dengan bapak Apai:

Page 104: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

86

“Maksudnya berkoordinasi dengan berbagai pihak contohnya

dengan rumah sakit pemerintah, lalu bidang Abri, nah Abri sendiri

ada program(TMKK).70

Dalam hal ini PKB dan pihak BPMPKB saling bekerjasama

menjalin kemitraan dengan beberapa pihak yang turut ikut ambil serta

dalam program pemerintah. Contohnya Abri sebagai harus mau

mendukung program yang diusung oleh pemerintah dan beberapa rumah

sakit pemerintah harus mampu membantu dalam hal pelayanan program

KB.

Kembali kedalam permasalahan di Kecamatan Kasemen. Banyak

dari beberapa hal yang sulit dikomunikasikan membahas mengenai

kemitraan terutama dengan beberapa tokoh masyarakt/agama yang fanatik

dengan aspek keagamaan dan lingkungan itu sendiri, lingkungan menjadi

salah satu faktor yang sangat penting dalam menumbuhkan pemahaman

masyarakat mengenai manfaat program KB. Seperti yang dibahas dalam

teori atribusi yang dikemukakan Heider bahwa, faktor eksternal

memberikan ambil alih sangat besar dalam membentuk pemahaman dan

mainstet masyarakat mengenai program KB. Berikut beberapa pernyataan

Venny Damayanti sebegai PKB dalam wawancara:

“Lalu ada beberapa tokoh masyarakat yang terlibat dan mendukung

program KB contohnya, Lurah Kelurahan Warungjaud, lalu PKB

pun membutuhkan kader posyandu.71

70

Wawancara dengan Apai Supardi. Ka.Subid. KB BPMPKB Kota Serang, 14 Juli 2015. Lampiran 6.h.108 71

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 105: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

87

Dari penggalan pernyataan yang diucapkan oleh PKB, faktor

eksternal meliputi dari beberapa hal seperti tokoh masyarakat, tokoh

agama bahkan kader posyandu seperti bidan. Mengapa mereka memiliki

ambil alih dalam suksesnya program KB ? Untuk tokoh masyarakat,

seperti Lurah tentunya memiliki posisi yang sangat penting bagi

masyarakat, Lurah dipandangan sebagai individu yang disegani oleh

masyarakat, jika PKB mampu menjalin komunikasi yang baik dengan

Lurah dan memberikan pemahaman yang baik mengenai program KB,

Lurah tersebut akan memberikan masukan kepada masyarakat akan

baiknya program tersebut dan bermuara pada peningkatan jumlah peserta

KB-Baru. Dan begitupun sebaliknya jika seorang PKB tidak dapat

bekerjasama dan kurang menjalin komunikasi yang baik dengan Lurah,

akan menimbulkan sebuah efek dimana Lurah akan kurang begitu

memperhatikan program KB kepada masyarakat sehingga beberapa

kegiatan yang dilakukan oleh PKB akan tidak efektif.

Tokoh agama seperti kita kenal dalam pembahasan sebelumnya,

Kecamatan Kasemen masih sangat terkenal dengan aspek adat istiadat

yang erat serta faktor keagamaan yang sangat kuat. Dalam aspek

keagamaan tokoh agama memiliki posisi penting sebagai pengaruh yang

besar kepada masyarakat di Kecamatan Kasemen. Banyak dari beberapa

tokoh agama masih memandang program KB sebagai program yang tidak

sejalan dengan pemahaman agama Islam, bahkan ada beberapa tokoh

agama menilai bahwa mengikuti program KB adalah “haram”. Pernyataan

Page 106: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

88

ini dijelaskan pada waktu wawancara dengan Rumsiah Pos KB Kelurahan

Kasemen:

“Memang umumnya permasalahan yang dihadapi di Kecamatan

Kasemen dalam mensosialisasikan program KB adalah masyarakat

yang masih awam, contohnya di Kelurahan Kasemen, ada seorang

tokoh agama yang tidak setuju dengan program KB dan dia sangat

mengkaitkan dengan aspek keagamaan yang tidak

memperkenankan masyarakatnya untuk ikut program KB karena

tokoh tersebut menilai bahwa menghalangi apa yang Tuhan beri

kepada manusia itu bertentangan dengan agama. Karena menilai

bahwa anak adalah anugrah.”72

Dari pernyataan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa

tokoh agama memiliki ambil alih yang besar dalam kegiatan

bermasyarakat di Kecamatan Kasemen, ini dapat menjadi sebuah masalah

yang sangat urgent yang harus lebih diperhatikan oleh pihak PKB itu

sendiri, karena masalah ini sudah sangat klasik ditemui di Kecamatan

Kasemen. Masukan atas solusi agar tidak terjadi hal seperti ini diujarkan

oleh Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen:

“Harapan saya adalah setidaknya PKB seharusnya mampu

menjalin hubungan baik dengan tokoh masyarakat dan mampu

memberikan pemahaman dan pengertian dengan baik kepada tokoh

masyarakat.”73

Meskipun hal tersebut tergolong sulit dalam menjalin kerjasama

yang baik dengan tokoh agama tidak menutup kemungkinan bahwa

permasalahan klasik tersebut mampu hilang sedikit demi sedikit jika PKB

mau terjun langsung kepada masyarakat dan menjalin komunikasi yang

baik dan bertahap kepada tokoh agamanya, karena tidak semua tokoh

72

Wawancara dengan Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen, 16 Maret 2015. Lampiran 13.h.118 73

Wawancara dengan Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen, 16 Maret 2015. Lampiran 13.h.118

Page 107: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

89

agama di Kecamatan Kasemen menilai bahwa KB sebagai hal yang

bertentangan dengan agama, contohnya seperti yang diucapkan oleh Ustad

Tarjo, Kelurahan Kasemen:

“Jika dilihat dari programnya, KB memiliki tujuan yang baik bagi

masyarakat, misalnya banyak anak kan pasti pula banyak yang

harus di penuhi kebutuhannya oleh anak tersebut nah disitu

program KB berperan.”74

Dengan demikian tidak semua tokoh agama memandang bahwa

program KB sebagai program yang bertentangan dengan agama, masih ada

pula beberapa tokoh agamanya yang memandang KB sebagai program

yang baik bagi masyarakat. Diharapkan tokoh agama yang mendukung

program KB, dapat memberikan masukan kepada masyarakat dan

memberikan pemahaman kepada masyarakat akan baiknya program KB.

Dalam permasalahan ini solusi mengenai hambatan lingkungan dan

kebudayaan berhubungan dengan kemitraan, yang membahas mengenai

sifat beberapa masyarakat yang sangat erat kaitannya dengan adat istiadat,

adat istiadat sangat dipegang teguh oleh masyarakat di Kecamatan

Kasemen. Sudah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya bagaimana

agama mengalami beberapa gesekan dengan program KB. Banyak dari

beberapa masyarakat yang menilai KB adalah program yang haram, ini

umum terjadi kepada masyarakat-masyarakat yang sangat fanatik dengan

nilai-nilai keagamaan. Lalu bagaimana PKB menghadapinya? Menurut

Venny Damayanti dalam penggalan wawancara:

74

Wawancara dengan Ustad Tarjo, 20 Maret 2015.Lampiran 25.h.139

Page 108: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

90

Tentunya kami akan selalu menjunjung tinggi aspek kekeluargaan

dalam menghadapi setiap masalah yang berhubungan dengan

tanggung jawab kami.75

Tidak dipungkiri bahwa pasti ada beberapa penolakan masyarakat

yang tidak mendukung program KB dikarenakan berbenturan dengan

aspek keagamaan, sangat sulit PKB masuk dalam ranah seperti itu,

misalnya untuk berkunjung kerumah warga yang sangat memegang teguh

aspek keagaaman. Dalam hal ini PKB bertindak sesuai dengan progream

yang diusungnya yaitu program Keluarga Berencana dimana dalam

program tersebut sangat erat kaitannya dengan aspek kekeluargaan.

Bagaimana aspek kekeluargaan itu dilakukan? Misalnya ketika PKB akan

melakukan penyuluhan kepada masyarakat, PKB tidak semena-mena

melakukan penyuluhan seperti menjual produk KB. PKB terlebih dahulu

melakukan pendekatan dengan santun dan sopan, lalu menanyakan

bagaimana kondisi keluarga masyarakat tersebut, apakah ada yang

berkaitan dengan permasalahan kependudukan/kekeluargaan atau tidak,

setelah PKB melakukan pendekatan dan mengetahui permasalahan yang

dihadapi oleh keluarga tersebut barulah PKB melakukan anjuran kepada

masyarakat tersebut untuk menggunakan alkon sesuai dengan

permasalahan yang dihadapi. Permasalahan yang ditemui bukan hanya

membahas dengan aspek kependudukan atau jumlah anak yang ada di

keluarga tersebut, akan tetapi membahas pula mengenai aspek-aspek lain

seperti kelayakan pemenuhan kebutuhan atau aspek ekonomi.

75

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 109: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

91

Bagaimana dengan masyarakat yang sudah sangat teguh dengan

pendirian akan mainset program KB haram? Sering terjadi beberapa

penolakan mengenai permasalahan tersebut. Contohnya ketika akan

diadakannya sosialisasi lalu dipublikasikan dimasjid menggunakan

pengeras suara, ada beberapa tokoh agama yang melakukan penolakan

terhadap hal tersebut dan terkesan “sangat mengganggu” berikut beberapa

solusi yang dikemukakan oleh Venny Damayanti sebagai PKB

menanggapi permasalah seperti itu:

“Akan tetapi jika ada beberapa pihak yang bertindak secara

berlebihan kami tidak segan-segan memanggil pihak yang

bekerjasama dengan pemerintah dalam program KB yaitu

Babinsa.”76

Berkenaan dengan hal tersebut PKB mengemukakan akan

menggunakan cara tegas dalam melakukan pemecahan masalah. Cara

tegas ini diambil jika permasalahan sudah tergolong kepada tindakan yang

berlebihan dan sudah sulit untuk dilakukannya pendekatan dengan

masyarakat-masyarakat tersebut

76

Wawancara dengan Venny Damayanti. Penyuluh KB Kecamatan Kasemen, 20 Maret 2015. Lampiran 4.h.101

Page 110: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

92

BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam pembahasan di bab-bab sebelumnya, maka

penulis menyimpulkan bahwa Peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di

Kecamatan Kasemen, Kota Serang, adalah sebagai berikut:

1. PKB mengelola pelaksanaan kegiatan Program KB Nasional di

desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen, dengan cara melakukan beberapa

kegiatan penyuluhan dan konseling yang berisikan mengenai program-

program guna mensejahterakan kehidupan keluarga dan masyarakat

peserta KB.

2. PKB menjadi penggerak partisipasi masyarakat dalam program KB

Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen. Ini terlihat dari pola

penyampaian pesan dimana PKB merupakan top management untuk

memberikan informasi mengenai program-program kepada masyarakat

melalui Pos KB untuk dipublikasikan kepada masyarakat. Tetapi peran

sebagai penggerak masih kurang maksimal karena kopetensi seorang PKB

yang kurang diantaranya penguasaan bahasa dan keahlian berkendara

untuk pergi ke masing-masing kelurahan.

3. PKB memberdayakan masyarakat secara baik sesuai dengan perannya.

Dimana ada beberapa program yang di usung oleh program KB yang

bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat seperti BKR dan UPPKS.

92

Page 111: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

93

Program tersebut termasuk sebagai program pemberdaya masyarakat

karena akseptor dianjarkan untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan

mampu menunjang perekonomian keluarganya sehingga menjadi keluarga

yang sejahtera.

4. PKB masih kurang maksimal dalam melakukan menggalang dan

mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan

program KB Nasional di desa/kelurahan, Kecamatan Kasemen. Ini terlihat

dari masih kurangnya komunikasi dan pendekatan dengan beberapa tokoh

agama di Kecamatan Kasemen. Pendekatan dengan tokoh agama dinilai

penting karena program KB dinilai program yang kontra dengan aspek

keagamaan bagi sebagian masyarakat di Kecamatan Kasemen.

5.2. Saran

Adapun saran-saran yang penulis berikan setelah meneliti dalam penelitian

ini adalah:

5.2.1 Saran Teoritis

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat mencari dan

membaca referensi yang lebih banyak lagi. Selain itu juga disarankan

untuk mengambil objek penelitiannya lebih banyak lagi. Sehingga

diharapkan hasil penelitiannya lebih bervariasi. Dengan begitu dapat

menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru. Terutama yang

berkaitan dengan Teori Atribusi.

Page 112: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

94

5.2.2. Saran Praktis

Berdasarkan penelitian tersebut, penulis memberikan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Untuk PKB, PKB sebagai ujung tombak di daerah, diharapkan

harus mampu bekerja sesuai koridor dan proksi seorang PKB

dimana PKB harus memiliki wawasan dan kemampuan dalam

berkomunikasi yang baik dengan masyarakat. PKB harus

mampu menjadi seorang komunikator yang berperan

mengantarkan pesan/informasi secara efektif agar masyarakat

mampu memberikan efek yang baik. PKB harus mampu

menjalankan perannya secara maksimal agar terlaksananya

program KB dengan baik di Kecamatan Kasemen.

2. Untuk Pos dan Sub KB, harus mampu bekerjasama dan

kompak dengan PKB dalam melakukan sosialisasi program KB

di setiap kelurahanan.

3. Untuk pihak BKKBN Provinsi dan BPMPKB Kota harus

melakukan koordinasi dan melakukan evaluasi program KB

dengan baik. Sarana dan prasarana sangat dibutuhkan oleh

pihak daerah dalam menunjang program KB di kedaerahan.

Page 113: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

95

DAFTAR PUSTAKA

Afrilla F, Naniek. 2011. Komunikasi Persuasi. Serang: SAYUTI.COM.

Andre, Kukla. 2003. Konstruktivisme Sosial dan Filsafat Ilmu. Yogyakarta.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka

Cipta.

BKKBN. 2003. Buku Panduan Praktis Prlayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Devito, Josep A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Proffessional Books.

Fuad, Anis dan Sapto Nugroho, Kandung. 2014 Panduan Praktis Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Garna, Yudistira K. 2009. Metode Pelitian Kualitatif. Bandung: The Judistira

Foundation dan Primaco.

Jafar, Ilham. 2011. Pedoman Penyediaan Dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional

Penyuluh Keluarga Berencana (PKB). Jakarta.

Liliweri, Alo. 1997. Komunikasi Antarpribadi. Kupang: PT. Citra Adiyta Bakti.

Marhaeni Fajar. 2009. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha

Ilmu

Mulyana, Dedi. 2001. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rachmat, Kriyantono. 2008, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Prenada

Media Group.

Saori, Djam’an dan Aan Komariah. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung :

Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. ALFABETA, cv.

Widjaya. 1988. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo Persada.

Page 114: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

96

Yin Robert. 2002. Studi Kasus, Desain dan Metode. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Jurnal

Huberman dan Miles, Matthew.B. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI-

PRESS.

Miles, Matthew.B. Analisis Data Kualitatif Buku Tentang Metode-Metode Baru.

Jakarta: UI-PRESS.

Internet

www.republika.co.id/berita/koran/pendidikan-koran/14/05/30/n6dnk45-saatnya-

mahasiswa-jadi-agen-kependudukan

www.koran-jakarta.com/?6330-pentingnya-masalah-kependudukan

Page 115: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

97

LAMPIRAN 1

BIODATA INFORMAN

1. Biodata Informan

Nama Informan :

Tempat, Tanggal Lahir :

Usia Informan :

Agama :

Status :

Alamat :

Page 116: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

98

LAMPIRAN 2

PEDOMAN WAWANCARA

1. Key Informan

A. Penyuluh KB

- Bagaimana PKB mengelola program

- Bagaimana PKB menjadi penggerak program

- Bagaimana PKB memberdayakan masyarakat

- Bagaimana PKB Menjalin Kemitraan

- Bagaimana PKB memberikan pemahaman mengenai program

KB kepada masyarakat di Kecamatan Kasemen.

- Faktor apa saja yang mendukung PKB.

- Hambatan PKB di Kecamatan Kasemen.

- Solusi yang di lakukan menghadapi permasalahan.

2. Informan Sekunder

B. Perwakilan BPMPKB Kota Serang, Pos KB dan Sub Pos KB

- Peran apa saja yang dilakukan PKB

- Kerjasama PKB dan Pos KB dalam meningkatkan peserta KB-

Baru.

- Intensitas penyuluhan yang dilakukan.

- Komunikasi yang dilakukan oleh PKB.

- Masalah mengenai sulitnya mensosialisasikan program KB di

beberapa kelurahan

Page 117: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

99

- Saran Pos KB dan Sub Pos KB kepada PKB.

C. Akseptor

- Alat Kontrasepsi apa yang digunakan dan alasannya.

- Sudah berapa lama menggunakan alat kontrasepsi.

- Mengenal sosok PKB.

- Intensitas penyuluhan dan penyuluhan door to door.

- Pandangan permasalahan program KB di Kecamatan Kasemen.

- Intensitas dan frekuensi komunikasi keluarga pasca

pengungkapan diri

3. Informan Pendukung

A. Tokoh Agama (Ustad)

- Tanggapan mengenai program KB.

- Dukungan/tidak terhadap program KB.

- Mengenai keberadaan program KB di Kecamatan Kasemen.

- Solusi pemecahan masalah program KB di Kecamatan

Kasemen.

- Aspek sosial dan aspek keagamaan

- Mengenal sosok PKB atau tidak.

Page 118: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

100

LAMPIRAN 3

BIODATA KEY INFORMAN

1. Nama Informan : Venny Damayanti C, S.Sos

2. Tempat, Tanggal Lahir : Padang, 21 Juni 1979

3. Usia Informan : 35 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Penyuluh KB Kecamatan Kasemen

6. Alamat : Sariwangi Residen, Taktakan.

Page 119: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

101

LAMPIRAN 4

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : UPT. BPMPKB Kecamatan Kasemen.

1. Penulis : Bu minta waktunya sebentar untuk melakukan wawancara?

Jawab : Tentu rief silahkan duduk.

2. Penulis : Bahasan wawancara berkenaan tentunya dengan penelitian yang

akan Arief lakukan.

Jawab : Iya ibu paham.

3. Penulis : Langsung saja apa saja langkah yang sudah dilakukan oleh PKB

di Kecamatan Kasemen dalam meningkatkan jumlah peserta KB-Baru?

Jawab : Tugas PKB meliputi, pendataan, penentuan sasaran, dan

pengelompokan PUS (Pasangan Usia Subur). PKB bekerjasama dengan

kader setiap kelurahan melakukan penyuluhan dan kunjungan door to door

kepada setiap masyarakat agar mengajak masyarakat mau ikut KB.

4. Penulis: Sejauhmana PKB sudah memberikan pemahaman mengenai

program KB kepada masyarakat di Kecamatan Kasemen ?

Jawab : Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mau

menjadi peserta KB-Baru saya lebih menekankan pada aspek komunikasi,

contohnya saja dalam kunjungan door to door dan penyuluhan. Saya

memberitahukan berbagai informasi mengenai berbagai macam alkon.

5. Penulis : Komunikasi apa yang ibu lakukan untuk melakukan

sosialisasinya ?

Jawab : Lebih banyak ibu-ibu menggunakan komunikasi interpersonal

secara pribadi, dikarenakan jika dalam tanya jawab sosialisasi di posyandu

masih banyak sekali ibu-ibu yang agak segan untuk bertanya lebih lanjut

mengenai alat kontrasepsi.

6. Penulis : Sudah berapa lama PKB memberikan kontribusi mengenai

program KB di Kecamatan Kasemen ?

Jawab : Untuk saya pribadi, saya baru menjabat sebagai PKB Kec.

Kasemen pada tahun 2012.

7. Penulis : Seberapa sering PKB melakukan penyuluhan kepada

masyarakat? Apakah ada jadwal rutin atau menunggu waktu-waktu besar?

Jawab : Jika dalam penyuluhan, biasanya rutin dilakukan sebulan sekali

atau menunggu timing acara-acara seperti adanya pelayanan posyandu dan

adanya hari besar yang berhubungan dengan Keluarga Berencana, dalam

penyuluhan tersebut PKB dibantu oleh Pos KB, Sub Pos KB dan Bidan.

Nah dalam hal ini pula sering menjadi bahasan, ketika seorang Pos

KB/Kader mensosialisasikan program KB akan tetapi Pos KB/Kader

Page 120: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

102

banyak yang tidak menggunakan alat kontrasepsi atau alat kontrasepsi

seperti Implan dan IUD yang bersifat jaka waktu panjang.

8. Penulis : Bagaimana cara PKB melakukan pendekatan kepada pihak

masyarakat dalam meningkatkan peserta KB-Baru, dikarenakan

masyarakat di Kec. Kasemen masih sangat agamis dan mindset beberapa

masyarakat tidak mendukung program KB?

Jawab : ini yang sering menjadi sebuah hal yang sulit dilakukan, untuk

saya pribadi ketika melakukan kunjungan door to door tidak langsung

kepada topic yang akan dibahas atau langsung kepada poin-poin seperti

langsung mensosialisasikan alat kontrasepsi, saya pribadi menggunakan

pendekatan secara perlahan-lahan agar dapat diterima masyarakat secara

baik. Seperti memulai bahasan ringan dan lainnya, baru saya menjelaskan

maksud dan tujuan saya datang ke rumah warga untuk melakukan dan

mengajak masyarakat agar ikut KB.

9. Penulis : Faktor apa saja yang mendukung PKB dalam meningkatkan

peserta KB-Baru di Kec. Kasemen? Ini berhubungan dengan apa yang ibu

harapkan bagi pihak-pihak yang membantu dan berkontribusi dalam

melaksanakan tugas seorang PKB untuk mensosialisasikan program KB.

Jawab : PKB tentunya tidak dapat bekerja seorang diri dilapangan

dikarenakan di Kec. Kasemen sendiri terdiri dari 10 Kelurahan sedangkan

PKB di Kec. Kasemen hanya satu orang tentunya ada beberapa Pos

KB/Kader yang membantunya dilapangan. Yang saya harapkan adalah

kader yang lincah dan giat dalam mencari akseptor, jika seorang Pos KB

menemukan sebuah hambatan tentunya PKB akan turun membantu dalam

penyelesaian masalah yang dihadapi di lapangan.

10. Penulis : Siapa saja yang terlibat untuk membantu dalam

mensosialisasikan program KB di Kecamatan Kasemen guna

meningkatkan peserta KB-Baru?

Jawab : Tentunya Kader/Pos KB dan Sub Pos KB yang sudah jelas. Lalu

ada beberapa tokoh masyarakat yang terlibat dan mendukung program KB

contohnya, Lurah Kelurahan Warungjaud, lalu PKB pun membutuhkan

kader posyandu.

11. Penulis : Fasilitas apa saja yang diberikan oleh BPMPKB (Kota Serang)

dalam meningkatkan sosialisasi program KB untuk meningkatkan peserta

KB-Baru? Dalam hal ini BPMPKB kedudukannya kan diatas dari

Kecamatan bagaimana koordinasinya?

Jawab : Jika menyinggung mengenai anggaran, sarana dan prasarana yang

disediakan oleh pihak atas kadang masih tergolong sulit. Tapi dalam

sosialisasian program kami tentunya membutuhkan alkon guna menjadi

contoh nah dalam hal ini BPMPKB sering menyediakan.

12. Penulis : Hambatan apa saja yang ditemui dalam meningkatkan peserta

KB-Baru di Kecamatan Kasemen?

Jawab : Banyak sekali beberapa hambatan yang ditemui dilapangan yang

berhubungan dengan program KB, contohnya sudah jelas aspek

keagamaan yang dipandang berbanding terbalik dengan program KB, lalu

aspek dari keluarganya sendiri yaitu banyak beberapa suami yang tidak

Page 121: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

103

begitu mengizinkan istrinya untuk berKB, itu adalah hambatan dari faktor

eksternal. Lalu faktor bahasa menjai faktor hambatan aspek komunikasi,

contohnya banyak sekali masyarakat yang menggunakan bahasa daerah

seperti jawa serang, ketika kita menggunakan bahasa indonesia saja masih

banyak masyarakat yang kurang paham.

13. Penulis : Hambatan apa yang paling sulit dihadapi oleh PKB dalam

meningkatkan peserta KB-Baru?

Jawab : Hambatan yang paling sulit tentunya dari aspek keagamaan,

karena keagamaan bersifat adat istiadat dan pasti sangat dipertahankan

oleh masyarakat itu sendiri. Lalu ada beberapa bidan yang malah tidak

menganjurkan beberapa alat kontrasepsi jangka panjang, mereka hanya

menganjurkan untuk memakai pil dan suntik.

14. Penulis : Seberapa sulit PKB dalam mensosialisasikan program KB untuk

meningkatkan peserta KB-baru?

Jawab : Sangat sulit, dimana masyarakat masih sangat banyak yang kolot

dengan agama dan masih awam mengenai program KB.

15. Penulis : Bagaimana tanggapan PKB menghadapi beberapa hambatan

dalam meningkatkan peserta KB-Baru?

Jawab : Sangat sulit seperti diujar sebelumnya, jika berkaitan dengan

harapan PKB ya tentunya PKB menginginkan masyarakat ikut program

KB dan mau menjadi peserta KB-Baru.

16. Penulis : Apa tindakan yang sudah dilakukan oleh PKB dalam menghadapi

hambatan di Kecamatan Kasemen ?

Jawab : Tentunya kami akan selalu menjunjung tinggi aspek kekeluargaan

dalam menghadapi setiap masalah yang berhubungan dengan tanggung

jawab kami, akan tetapi jika ada beberapa pihak yang bertindak secara

berlebihan kami tidak segan-segan memanggil pihak yang bekerjasama

dengan pemerintah dalam program KB yaitu Babinsa.

17. Penulis : Ya sudah cukup bu.. mungkin cukup sekian untuk beberapa

pertanyaan yang arief sampaikan kepada ibu.

Jawab : Ia rief gapapa.. kalo emang arief butuh informasi lagi nanti bisa

diskusikan lagi ya rief.

Page 122: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

104

Hari/tanggal : Senin, 3 Agustus 2015

Tempat : BPMPKB Kecamatan Kasemen

1. Penulis : Assalamualaikum Wr. Wb.

Jawab : Waalaikumsalam Wr. Wb.

2. Penulis : Bu maaf menggagu waktunya sebentar ini mengenai penambahan

informasi data, karena kemarin sidang arief diharuskan untuk melakukan

revisi ulang.

Jawab : Ya, apa yang ibu bisa bantu rief ?

3. Penulis : Begini bu, ada beberapa pertanyaan yang arief akan ajukan

kepada ibu. Diantaranya mengenai peran seorang PKB. Langsung saja ya

bu, menurut ibu sebagai pengelola program KB itu seperti apa yah ?

Jawab : Tentunya PKB itu adalah orang yang bertanggung jawab dalam

pengelolaan program KB di UPT Kecamatan Kasemen. Nah di sini ibu itu

bertindak sebagai orang yang mengelola program tersebut dibantu dengan

beberapa kader dan seluruh lapisan masyarakat yang terlibat didalamnya.

Ibu disini mengolah informasi dan bagaimana caranya program itu dapat

diterima di masyarakat.

4. Penulis : Programnya apa saja bu ? ada engga misalnya penamaan seperti

program PIK Remaja atau Genre bu ?

Jawab : Nah untuk programnya ibu sudah menjelaskan kepada arief

kemarin yaitu programnya hanya penyuluhan dan konseling door to door

saja. Untuk PIK Remaja itu bukan sistem kerjanya pihak Kecamatan tetapi

itu di lakukan oleh pihak Kota.

5. Penulis : Lalu tidak adakah program yang berlabel bu?

Jawab : Hmm... kalo untuk penamaan program mungkin lebih kepada Bina

Keluarga Remaja (BKR) yaitu program dimana anak-anak remaja yang

orang tuanya mengikuti program KB diberikan pembinaan untuk

mengetahui seluk beluk tentang program KB, lalu ada Usaha Peningkatan

Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) nah disini banyak tuh ibu-ibu

yang ikut KB diberikan modal untuk membuat suatu usaha guna

memperoleh profit.

6. Penulis : Oh jadi untuk selain penyuluhan dan konseling ada juga beberapa

program yang di usung oleh KB ya bu ? seperti UPPKS dan BKR. Kira-

kira ibu hapal siapa saja yang terlibat dalam program UPPKS contohnya ?

Jawab : Nah kamu kan sering berkoordinasi dengan ibu Rumsiah, nah ibu

rum itu contohnya yang ikut dalam UPPKS.

7. Penulis : Lalu bu bicara mengenai koodinasi dengan pihak kota seperti apa

bu ?

Jawab : Koordinasi sih banyak rif, seperti penyediaan alkon dan lain lain.

Lalu setiap bulan kepala UPT diikut sertakan dalam kegiatan rakor,

membahas mengenai seluk beluk program dan penyelenggaraan program.

8. Penulis : Lalu bu, membahas mengenai dorongan diri ibu sebegai PKB di

Kecamatan Kasemen, apa motivasinya bu ?

Jawab : Untuk motivasi tentunya berkenaan dengan tanggung jawab saya

dong karena sebagai seorang PKB, lalu saya pula menilai di Kecamatan

Page 123: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

105

Kasemen ini sangat membutuhkan program KB karena masih banyak

masyarakatnya yang hidupnya kurang kondusif dari sisi aspek keluargaan

dan ekonomi. Maka dari itu perlunya masyarakat diberdayakan dengan

baik.

9. Penulis : Lalu membahas mengenai dorongan dari luar bu ?

Jawab : Dorongan dari luar mah tergantung masyarakatnya juga, di sini

kan masyarakatnya sangat agamis dan budaya islam yang sangat kental

nah itu yang bikin agak susah program KB masuk. Lalu dorongan dari luar

tentunya kerjasama dengan antar pihak seperti kader, bidan dan tokoh

masyarakat.

Page 124: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

106

LAMPIRAN 5

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

1. Nama Informan : Hj. Apai Supardi. S.Ip,.M.Si

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 12 Desember 1964

3. Usia Informan : 51 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Ka.Subbid KB BPMPKB Kota Serang.

6. Alamat : Komplek Puri Kartika. Banjarsari. Cipocok

Page 125: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

107

LAMPIRAN 6

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Selasa, 14 Juli 2015

Tempat : Kantor BPMPKB Kota Serang.

1. Penulis : Assalamualaikum Wr. Wb.

Jawab : Waalaikumsalam Wr. Wb.

2. Penulis : Nama saya Arief Rizki izin melakukan wawancara guna

penambahan data informasi dan perbaikan revisian pada skripsi saya.

Dalam penelitian saya membahas tentang peran penyuluh KB di

Kecamatan Kasemen.

Jawab : ya

3. Penulis : Langsung saja pertanyaan yang pertama ya pak?

Bismillahirohmanirohim, Menurut bapak penyuluh KB itu apa pak ?

Jawab : Terimakasih arief atas kepercayaannya, PKB itu posisinya yang

terbawah yang tugasnya memberikan penyuluhan di desa-desa atau

kampung-kampung atau kelurahan agar merayu kemudian membujuk agar

warga khususnya ibu-ibu mau masuk KB. Karena kami di target oleh

BKKBN untuk mendapatkan akseptor.

4. Penulis : Apa faktor yang dimiliki oleh seorang PKB dalam melakukan

tugasnya ? baik internal maupun eksternal ?

Jawab : Setiap PKB diberikan bimbingan teknis yaitu CTU jadi pelatihan

BKKBN provinsi Banten. PKB juga harus memiliki ilmu bidang

spikologi, dy harus berjiwa kepemimpinan, kemudian berjiwa luwes

kepada masyarakat sehingga merangkul masyarakat untuk ikut KB agar

program KB ini dinilai tidak menakutkan.

5. Penulis : Apa yang sudah dilakukan oleh BPMPKB untuk menunjang

kinerja seorang PKB ?

Jawab : Kami sudah memberikan motor untuk sarana dan prasarana,

kemudian kalo untuk pelayanannnya seperti Mupen atau mobil

pelayananan. Itu untuk membantu penyediaan alkon. Insallah pada tahun

ini akan diadakan mobil pengangkut akseptor sedang diproses.

6. Penulis : Apa hambatan menurut BPMPKB dalam melakukan sosialisasi

program KB ? Maksudnya apa pak hambatan seorang PKB dalam

melakukan penyuluhan di Kecamatan ? karena posisi PKB kan berada

dibawah BPMPKB otomatis PKB akan curhat dengan BPMPKB mengenai

apa saja yang ditemukan di lapangan. Utamanya di Kecamatan Kasemen

Jawab : Kalo hambatan di lapangan itu biayasanya masih banyak

masyarakat yang pemahaman agamanya masih bersifat fanatik, jadi

mereka masih belum membukan wawasan keluar sehingga program KB

itu haram. Mereka masih perpegang pada asas banyak anak banyak rezeki

Page 126: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

108

“mangan ora mangan sing penting ngumpul”. Sehingga ini harus

dilakukan pendekatan. Kemudian apapula janji-janji walikota yang tidak

terealisasi contohnya, jika masuk MOP akan diberi uang 2 juta. Nah ini

tidak terealisasi.

7. Penulis : Hambatan yang paling sulit apa pak?

Jawab : Yang paling sulit itu janji walikota. Janji politik.

8. Penulis : Lalu bagaimana jika ada keluhan dari masyarakat ?

Jawab : Alhamudilillah jika di Kecamatan Kasemen ini, ada salah satu

orang anak tokoh yang melakukan pendekatan kepada masyarakat dan

melakukan klarifikasi.

9. Penulis : Ada berapa PKB di Kota Serang ?

Jawab : Sekarang ada 4 PKB untuk 66 Kelurahan dan 6 Kecataman.

Idealnya 1 PKB membina 1 Kelurahan. Maka Dapat disimpulkan kami

kekurangan 62 orang PKB.

10. Penulis : Kenapa bisa jadi 62 orang pak kurangnya ?

Jawab : Karena banyak dari PKB yang beranjak mengenai kenaikan

jenjang karier misalnya awalnya PKB menjadi Kasi menjadi Kasubag dan

lain-lain sehingga posisi PKB menjadi berkurang setiap waktunya. PKB

itu kan pegawai negeri sipil (PNS) dan waktu masuknya untuk penerimaan

pegawai negeri sipil itu terbatas sehingga banyak posisi PKB yang kosong

dilapangan. (Moratorium)

11. Penulis : Bagaimana klasifikasi seorang untuk menjadi seorang PKB ?

Jawab : Mendaftarkan sebagai PNS biasa, sesuai dengan farmasi jabatan

PLKB. Latar belakangnya seperti sarjana hukum, sarjana psikologi atau

sarjana agama sesuai dengan kebutuhan. Alurnya pendaftaran lalu tes, lalu

pra jabatan, lalu menjadi PLKB lalu dilakukan pelatihan CTU lalu di

tempatkan sesuai dengan kebutuhan.

12. Penulis : Lalu untuk evaluasi program BPMPKB sesuai target atau tidak ?

Jawab : Sesuai target, kami selalu bekerja sesuai target disetiap tahun. Jadi

kami melakukan evaluasi setiap sebulan sekali. Kalau target itu tidak

sesuai sasaran kami menegur PKB atau kepala UPT dan Kasubagnya.

Agar kita sama-sama mencapai sasaran tersebut. Untuk evaluasi kami

sering mengadakan pertemuan untuk melakukan koordinasi apa saja yang

ditemukan dilapangan guna memecahkan masalah-masalah tersebut

bersama UPT di Kecamatan.

13. Penulis : Oke pak yang tadi kan membahas pertanyaan umum, lalu arief

ingin memberikan pertanyaan kusus, sumbernya dari buku pedoman

penyediaan pemberdayaan tenaga fungsional penyuluh keluarga

berencana. Ada empat peran PKB pak diantaranya pengelolaan

pelaksanaan kegiatan KB Nasional, penggerak partisipasi masyarakat,

pemberdayaan keluarga dan masyarakat lalu yang keempat membahas

mengenai menggalang dan kemitraan dengan pihak-pihak dalam

pelaksanaan program KB. Langsung saja ya pak untuk yang pertama

membahas mengenai pelelolaan pelaksanaan kegiatan KB Nasional itu apa

ya pak maksudnya ?

Page 127: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

109

14. Penulis : Dalam poin pertama adalah pengelola pelaksanaan program KB

nasional di desa dan kelurahan pak, maksudnya di sini apa pak?

Jawab : Biasanya kita ada momentum yah, seperti hari Ikatan Bidan

Indonesia (IBI) atau hari jadi kota serang. Nah kami mengadakan

pelayanan. PKB kami kerahkan untuk mencari akseptor untuk pelayanan

program KB.

15. Penulis : Apa yang sudah dilakukan PKB dalam pengelola program KB?

Jawab : PKB kan sudah mencari akseptor dan dia melakukan pendekatan

dengan masyarakat misalnya tokoh agama dan tokoh masyarakat, sehingga

PKB dapat dikenal di masyarakat.

16. Penulis : Sudah maksimal belum pak?

Jawab : Belum karena faktor kami pula masih kekurangan PKB. Dimana

PKB latar pendidikannya adalah sarjana, sehingga berbeda dengan SLA

atau SMP mereka itu lebih ulet, lebih bermasyarakat. Sarjana itu baru 4

tahun sudah menuntut untuk naik jabatan, kordinasi melalui HP,

penyuluhan pake mobil mewah, sehingga kan ini kurang bersahaja dan

dekat dengan masyarakat.

17. Penulis : Kalo di Kecamatan Kasemen sendiri sudah maksimal belum pak

?

Jawab : Belum, karena di situ agak kumuh, banyak keluarga yang masih

miskin, lalu kasemen kan masuk kedalam masyarakat pesisir. Apalagi

antar wilayah agak jauh jadi ini menjadi kendala.

18. Penulis : Siapa saja yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut pak? Misalnya

dalam lembaga atau diluar lembaga? Dalam kegiatan penyuluhan.

Jawab : Tentunya PKB. Dalam lembaga BMPKB seperti Kasubid

Pelayanan, Kasubid Advokasi, kalo dari luarnya kami melibatkan unsur

Babinsa, Koramil, Guru-guru, Bidan dan Kyai.

19. Penulis : Untuk kegiatannya pak rutin atau momentum ?

Jawab : Rutin jika seperti di Puskesmas nanti kita ambil laporannya, untuk

momentum biasanya isidentil, momentum pula terjadwal misalnya hari-

hari besar pemerintah yang berhubungan dengan keluarga terjadwal

pertahun.

20. Penulis : Lalu poin kedua, di sini membahas tentang penggerak partisipasi

masyarakat dalam program KB. Ini maksudnya apa pak ?

Jawab : Karena PLKB itu menggerakan bersatu dengan kader, ada bidan

desa dan kader, karena informasi dari kader itu sangat membantu, kader

butuh informasi pula dari PKB dan begitu sebaliknya. Lalu PKB

berkordinasi dengan bidang kesehatan jadi nanti jelas misalnya sekian

yang membutuhkan alkon. Sehingga pekerjaan kami tidak keteter sesuai

dengan jumlah yang ada.

21. Penulis : Untuk peran penggerak partisipasi masyarakat sudah maksimal

belum?

Jawab : Belum

22. Penulis : Bagaimana PKB menggerakan partisipasi masyarakat agar efektif

pak?

Page 128: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

110

Jawab : PKB tahu nomor HP kader tersebut. Jatuhnya kepada pola

publikasi informasi, sehingga informasi terus berjalan. Misalnya abis

pelayanan ada akseptor yang tidak mau minum obat. Nah disitu kader dan

PKB itu bergerak. Jadi memberikan pemahaman dan informasi.

Sederhananya sebagai seorang Komunikator.

23. Penulis : Lalu masuk poin ketiga disini terdapat peran sebagai pemberdaya

keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan program KB. Ini

maksudnya apa pak?

Jawab : Program KB kan tujuannya 2 anak cukup. Nah dengan faktor

kemiskinan bisa dikurangi. Lalu ibu-ibu diarahkan untuk bidang UPPKS.

Bidang UPPKS itu mengajarkan bahwa ibu-ibu diberikan pemahaman

tentang bagaimana cari supaya hidup lebih mandiri. Contohnya ada yang

bikin kue, makanan, dan kerajinan atau apa lalu diberdayakan oleh pihak

KB. Sehingga keluarganya mampu menjadi lebih sejahtera. Kalo dulu

kami berikan modal, sehingga ada kesibukan yang bersifat positif. Dengan

banyaknya relasi mereka bisa maju dan berhasil.

24. Penulis : Apakah sudah maksimal pak ? maksudnya disini adakah seorang

akseptor yang sudah mandiri dan sukses ketika diberdayakan oleh program

KB ?

Jawab : Ada kok yang sukses, contohnya ketika seorang akseptor yang

sudah mandiri mampu bersosialisasi dan mampu berkomunikasi dengan

baik menghasilkan relasi dengan baik.

25. Penulis : Poin ke empat yaitu menjalin kemitraan dengan berbagai pihak

dalam pelaksanaan program KB. Maksudnya seperti apa pak, menurut

bapak ?

Jawab : maksudnya berkoordinasi dengan berbagai pihak contohnya

dengan rumah sakit pemerintah, lalu bidang Abri, nah Abri sendiri ada

program(TMKK).

26. Penulis : Kalau untuk pemuka agama bagaimana pak ?

Jawab : Nah kalo pemuka agama, itu pelatihan dan pendekatan

dianggarkan oleh provinsi, pemuka agama itu tentu sangat berpotensi

dalam terlaksananya program KB.

27. Penulis : Di Kecamatan Kasemen sendiri aspek KB dan keagamaan itu kan

sangat kontras. Menurut bapak bagaimana pak ?

Jawab : Nah jika ada hal seperti itu kami tentu memberikan pendekatan

kepada para pemuka agama yang fanatik sesuai aspek keagamaan pula.

Seperti hadist atau ayat yang berhubungan dengan aspek Keluarga

Berencana. KB itu bukan untuk membunuh keturunan, KB itu membatasi

maksudnya membatasi itu memberikan jarak dalam kelahiran. Karena

kenapa? Jika tidak diatur dengan baik kesehatan ibunya akan terbengkalai,

anak tumbuh kembang kurang baik dan bahkan mengakibatkan

kemiskinan nantinya jika anaknya banyak tidak seimbang dengan aspek

ekonomi yang baik.

Page 129: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

111

LAMPIRAN 7

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

7. Nama Informan : Rohimah

8. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 10 Januari 1957

9. Usia Informan : 55 Tahun

10. Agama : Islam

11. Status : Pos KB Kelurahan Terumbu

12. Alamat : Kelurahan Terumbu

Page 130: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

112

LAMPIRAN 8

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

1. Nama Informan : Rumsiah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 3 Mei 1971

3. Usia Informan : 44 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Pos KB Kelurahan Kasemen

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 131: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

113

LAMPIRAN 9

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

1. Nama Informan : Suparti

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 2 Desember 1976

3. Usia Informan : 41 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Pos KB Kelurahan Warungjaud

6. Alamat : Kelurahan Warungjaud

Page 132: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

114

LAMPIRAN 10

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

1. Nama Informan : Nurhayati

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 2 Februari 1986

3. Usia Informan : 29 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Sub Pos KB Kelurahan Terumbu

6. Alamat : Kelurahan Terumbu

Page 133: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

115

LAMPIRAN 11

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

1. Nama Informan : Istiharoh

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 29 September 1994

3. Usia Informan : 21 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Sub Pos KB Kelurahan Terumbu

6. Alamat : Sariwangi Residen, Taktakan.

Page 134: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

116

LAMPIRAN 12

BIODATA INFORMAN SEKUNDER

1. Nama Informan : Sam’ah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 17 Juni 1990

3. Usia Informan : 25 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Sub Pos KB Kelurahan Warungjaud

6. Alamat : Kelurahan Warung Jaud

Page 135: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

117

LAMPIRAN 13

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Senin, 16 Maret 2015

Tempat : Kantor Kecamatan Kasemen

Kronologi

Pada tanggal 16 Maret 2015 pada jam 20.30 WIB peneliti melakukan

wawancara dengan Pos/Sub KB. Wawancara dilakukan di kantor Kecamatan

Kasemen, wawancara dilakukan malam hari karena pada hari tersebut Pos/Sub

KB sedang melaksanakan kegiatan MTQ yang berlangsung di Kabupaten Lebak,

peneliti melakukan komunikasi dan membuat janji dengan salah satu Pos KB

Kelurahan Kasemen yaitu Ibu Rumsiah dan menyepakati bahwa wawancara

dilakukan setelah acara MTQ dan para Pos/Sub KB pulang ke kantor Kecamatan

Kasemen sekitar jam 19.00 WIB . peneliti menunggu mulai dari jam 18.00 WIB

di Kantor Kecamatan Kasemen, sambil menunggu peneliti melakukan diskusi

ringan dengan seorang masyarakat dan ternyata melalui pengenalan dan diskusi

peneliti menemukan bahwa orang tersebut adalah suami dari Pos KB Kelurahan

Terumbu yaitu Ibu Rohimah. Setibanya para Pos/Sub KB di kantor Kecamatan

Kasemen penelitipun melakukan perkenalan dengan kader-kader lain pada jam

20.00 WIB dan menyepakati pembuatan forum diskusi dan dilakukan wawancara

bertempat dikantor Kecamatan Kasemen.

Wawancara dalam forum

1. Penulis : Bagaimana seorang Pos KB bekerjasama dengan PKB dalam

mensosialisasikan program agar tercapainya peserta KB-Baru ?

Ibu Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu

Jawab : Sosialisasi dimasyarakat biasanya dilakukan dengan dua cara,

yaitu dilakukannya penyuluhan yang dilakukan di posyandu dan sosialisasi

door to door atau kunjungan langsung kerumah masyarakat yang sudah

memiliki anak atau sudah menikah. Dalam sistem penyuluhan biasanya

PKB hadir dan memberikan beberapa materi dan contoh alkon yang akan

di sosialisasikan, dalam penyuluhan tersebut pula dilibatkan bidan desa.

2. Penulis : Berapa kali intensitas yang dilakukan oleh PKB melakukan

sosialisasi tersebut ?

Ibu Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu

Jawab : Biasanya dilakukan sebulan sekali, contohnya pada saat akan

diadakannya kegiatan posyandu dan kadang pada acara-acara/hari

Keluarga Berencana.

3. Penulis : Seharusnya Komunikasi apa yang harus dilakukan oleh PKB

dalam melakukan penyuluhan ?

Page 136: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

118

Ibu Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu

Jawab : Seharusnya PKB harus lebih meningkatkan kedekatan kepada

masyarakat dan beberapa tokoh masyarakat contohnya lurah dan tokoh

agama yang terdapat di Kecamatan Kasemen.

4. Penulis : Memangnya PKB kurang melakukan pendekatan kepada tokoh

agama ?

Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen

Jawab : Memang umumnya permasalahan yang dihadapi di Kecamatan

Kasemen dalam mensosialisasikan program KB adalah masyarakat yang

masih awam, contohnya di Kelurahan Kasemen, ada seorang tokoh agama

yang tidak setuju dengan program KB dan dia sangat mengkaitkan dengan

aspek keagamaan yang tidak memperkenankan masyarakatnya untuk ikut

program KB karena tokoh tersebut menilai bahwa menghalangi apa yang

Tuhan beri kepada manusia itu bertentangan dengan agama. Karena

menilai bahwa anak adalah anugrah. Harapan saya adalah setidaknya PKB

seharusnya mampu menjalin hubungan baik dengan tokoh masyarakat dan

mampu memberikan pemahaman dan pengertian dengan baik kepada

tokoh masyarakat.

5. Penulis : Seperti apa contoh kejadiannya bu, yang berkenaan dengan aspek

keagamaan tersebut ?

Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen

Jawab : Misalnya, akan diadakannya kegiatan pelayanan di posyandu yang

berhubungan pula dengan pelayanan program KB, tentunyakan kami

sebagai pos KB melakukan publikasi informasi kepada masyarakat melalui

pengeras suara yang terdapat di mesjid atau mushola. Dan ternyata tiba-

tiba saya di protes oleh satu masyarat ya kita sebut saja seorang tokoh

agama yang sangat menjunjung tinggi nilai keagamaan. Dan disitu terjadi

cekcok antara saya dengan beliau membahas mengenai pro dan contra

program KB.

6. Penulis : Kususnya di Kelurahan Terumbu, menurut PKB dari data di

Kelurahan tersebut sangat sulit melakukan penyuluhan mengapa demikian

bahkan jumlah KB-Baru yang sangat sedikit?

Ibu Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu

Jawab : Memang jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di Kelurahan

Terumbu masih sangat sulit melakukan dan mengajak masyarakatnya

untuk mengikuti program KB. Aspek keagaaman masih sangat kuat di

Kelurahan Terumbu yang sangat berbentrokan dengan program KB.

7. Penulis : Lalu bagaimana seorang PKB dan Pos KB menanggapi

permasalahan tersebut dan bagaimana solusinya ?

Ibu Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu

Jawab : Memang dalam kegiatan penyuluhan di posyandu sering

menghadiri dan memberikan beberapa pengenalan alkon, akan tetapi

dalam pelayanan door to door masih kurang ikut berparsipasi, PKB hanya

memberikan target dalam pencapaian peserta KB-Baru. Dan yang saya

harapkan PKB ikut turun kelapangan dan membantu melakukan

pendekatan kepada tokoh agamanya. Kalo saya pribadi, umumnya pihak

Page 137: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

119

yang kontra dengan program KB biasanya berbicara di forum keagamaan

seperti banyak ibu-ibu yang melakukan pengajian dan mengundang Kyai,

nah Kyai tersebut membahas bagaimana program tersebut dan tidak setuju

dengan program tersebut. Dalam hal ini ketika saya mendapati sebuah

kelompok pengajian yang sudah terbentur dengan pembicaraan KB haram,

saya akan mencari sebuah kelompok baru yang membutuhkan pemahaman

lebih jauh mengenai program KB, dan begitu seterusnya.

8. Penulis : Jika dari Kelurahan lain bagaimana caranya untuk menyikapi hal

tersebut ?

Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen

Jawab : Memang permasalahan umum seperti itu, bahkan pengalaman

yang saya alami ketika kami ingin melakukan sosialisasi dan di publikasi

di masjid saya malah dimarahi oleh beberapa tokoh agama, padahal tidak

ada hadist yang menerangkan dengan jelas dan rinci bagaimana program

KB dikatakan “haram”.

9. Penulis : Pekerjaan Pos KB tergolong sulit, adakah kontribusi dari pihak

lain misalnya, Kecamatan kan dalam naungan Kota, untuk aseptor calon

peserta KB-Baru kan di butuhkan beberapa fasilitas untuk pemasangan

alkon?

Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen

Jawab : Untuk bantuan dari pihak atas/kota , ya seadanya saja. Maksudnya

seadanya untuk fasilitas pengadaan transport saja kadang memakai dana

sendiri-sendiri.

10. Penulis : Jika dikaitkan dengan apa yang sedang saya bahas mengenai

kontribusi PKB dalam meningkatkan peserta KB-Baru, apa saran dan

harapan dari Pos KB dan Sub Pos KB ?

Ibu Rumsiah Pos KB Kelurahan Kasemen

Jawab : Untuk saya pribadi, saya mengharapkan PKB mampu turun

langsung kepada masyarakat guna untuk memberikan pemahaman

contohnya pada kegiatan penyuluhan secara door to door. Soalnya yang

saya tahu pihak atas hanya memberikan tugas kepada Pos KB untuk

membawa atau menemukan aseptor yang ingin berKB tanpa mengetahui

seberapa sulit hal-hal yang dihadapi oleh Pos KB dilapangan.

Ibu Supardi Pos KB Kelurahan Warungjaud

Jawab : Hampir sama dengan Ibu Rumsiah, saya menginginkan pula hal

tersebut dan saya minta tolong PKB melakukan pendekatan kepada tokoh-

tokoh masyarakat, karena mau tidak mau tokoh-tokoh masyarakat seperti

Kyai dan Lurah memiliki ambil alih yang kuat di Kecamatan Kasemen

kususnya.

Ibu Rohimah Pos KB Kelurahan Terumbu

Jawab : Untuk hal-hal yang saya alami saya pula menginginkan PKB lebih

memperhatikan posisi seorang Pos KB, dibalik kontribusinya dalam

mencari aseptor pekerjaan Pos KB sangat merangkap di Kecamatan

Kasemen ini, contohnya saja kepengurusan BPJS banyak sekali

masyarakat yang meminta tolong kepada kami dalam pembuatannya.

Page 138: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

120

Wawancara ke 2

Sumber : Rumsiah (Pos KB Kelurahan Kasemen)

Hari/tanggal : Minggu, 19 April 2015

Tempat : Rumah Ibu Rumsiah

Kronologi

Pada tanggal 19 April 2015 peneliti melakukan wawancara tambahan,

mengapa wawancara tambahan perlu dilakukan? Peneliti mendapati bahwa ada

beberapa data yang diperoleh pada wawancara sebelumnya kurang lengkap.

Sasaran wawancara kali ini adalah Pos KB Kelurahan Kasemen yaitu Ibu

Rumsiah. Peneliti menargetkan wawancara lanjutan kepada Ibu Rumsiah karena

peneliti memiliki kedekatan leih dengan Pos KB Kelurahan Kasemen, lalu

pertanyaan-pertanyaan memiliki beberapa indikasi terhadap Ibu Rumsiah.

Wawancara kali ini akan membahas lebih secara terperinci mengenai bagaimana

posisi seorang Pos KB dan PKB di Kecamatan Kasemen, beberapa pertanyaan

yang berhubungan dengan seluk beluk Pos KB dan pertanyaan yang berhubungan

dengan permasalahan yang dihadapi mengenai program KB di Kelurahana

Kasemen. Awal mula peneliti melakukan konfirmasi pada pagi hari melalui

telephone dengan Pos KB. Dan pada akhirnya ditentukan pada jam 12.00 siang

akan dilakukan wawancara dengan Ibu Rumsiah dirumahnya.

Wawancara

1. Penulis : Sudah berapa lama ibu menjadi seorang Pos KB di Kecamatan

Kasemen ?

Jawab : Sudah 15 Tahun

2. Penulis : Venny tergolong baru menjabat seorang PKB pada tahun 2012.

Bagaimana perbandingannya dengan PKB sebelumnya?

Jawab : Banyak sekali sih perbandingannya dengan PKB sebelumnya,

akan tetapi bukan berarti Ibu Venny tidak baik pula dalam prakteknya

ketika menjabat seorang PKB di Kecamatan Kasemen. Ibu Venny pula

cukup cekatan dalam melakukan penyuluhan apalagikan dia tergolong

seorang sarjana jadi pintar, kadang sekalipun daerah yang tergolong sulit

dalam melakukan kegiatan KB , Ibu Venny kadang turun langsung ke

lapangan contohnya ke Kelurahan Warung Jaud dan Terumbu, akan tetapi

jika ke Terumbu masih kurang komunikasi dengan kader posyandunya.

3. Penulis : Jadi ibu sudah menjabat selama 15 tahun, sebelumnya nama-

nama PKB di Kecamatan Kasemen siapa bu ? lalu bagaimana mereka

melakukan sosialisasi program KB di Kecamatan Kasemen?

Jawab : Nama PKB sebelumnya itu Pak Yuyu didampingi dengan Ibu

Ratu Mamah, selanjutnya digantikan dengan Pak Cece dan Ibu Herlis, lalu

Ibu Venny baru masuk menjabat sebagai PKB sampai sekarang dari tahun

2012. Jika dibandingkan dengan Pak Cece dan Ibu Herlis itu tidak seperti

Ibu Venny yang lebih banyak menghabiskan waktu dikantor saja.

Page 139: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

121

Mungkin jika membahas turun kelapangan mengenai Ibu Venny terhambat

oleh beberapa faktor yaitu, Ibu Venny tidak dapat mengendarai motor jadi

agak sulit kelapangan padahal inventaris sudah disediakan, Pak Cece dan

Ibu Herlis lebih sering turun ke lapangan jadi masyarakat itu mengetahui

PKB. Jadi tidak semua PKB itu diam dikantor.

4. Penulis : Biasanya masa jabat seorang PKB itu berapa tahun ya bu?

Jawab : Itu tidak tentu, yang saya tau rencananya PKB kan hanya terdapat

2 orang di Kota Serang. Setahu saya, ini rencana dari pihak provinsi yaitu

BKKBN akan mengganti PKB dengan Pos KB yang memiliki potensi agar

lebih efektif.

5. Penulis : Ibu bekerja sebagai seorang Pos KB, pertanyaan ini agak sensitif

mohon maaf, kira-kira ibu diberikan gaji berapa selama sebulan? Soalnya

yang saya tahu Pos KB berbeda dengan pegawai PNS.

Jawab : Kurang tentu jika membahas mengenai gaji, kadang 1 tahun 3 kali,

kadang 4 kali, dan yang saya tahu kebijakan sekarang itu 1 tahun 6 kali,

lalu nominalnya adalah 50 ribu rupiah setiap pemberian biasanya.

Sebenarnya Pos KB tidak terlalu berpatokan kepada gaji, sistem yang

diterapkan adalah sistem reward. Misalnya jika saya membawa akseptor

untuk berKB Implan 5 ribu, kalo IUD 20 ribu, ibarat itu adalah uang

ongkos ibu dalam membawa akseptor. Tetapi kadang ada pertemuan

kumpul evaluasi program kerja, ada uang amplopnya dan tidak rutin.

6. Penulis : Misalnya ada seorang akseptor yang membutuhkan sarana dan

prasarana, contohnya dari Kasemen akan diantar ketempat pemasangan

alkon. Itu apakah disediakan uang transport atau bagaimana ?

Jawab : Tidak ada, intinya kader itu ihklas. Contohnya misalkan akan

diadakan pemasangan alkon di provinsi, provinsi dari Kasemen tentu jauh,

nah ongkos transport itu dari uang pribadi kami sendiri.

7. Penulis :. Maaf sebelumnya, ibu kan tahu bu seorang Pos KB itu digajinya

tidak seberapa, dan pekerjaannya tergolong sulit yah. Apa motifasi ibu

yang mendorong ibu sampai sekarang mau menjadi seorang Pos KB?

Jawab : Jadi begini, mengapa saya ingin menjadi seorang kader Pos KB itu

karena saya memiliki seorang anak yang sakit, karena sakit-sakitan terus

jika saya dekat dengan dokter yang dipuskesmas dekat dengan bidan-bidan

berarti saya lebih mudah untuk mengobati anak saya karena saya tergolong

keluarga yang tidak punya. Untuk memberi sedekah kepada masyarakat

tidak bisa, jadi saya hanya bisa memberikan tenaga.

8. Penulis : Selanjutnya membahas mengenai permasalahan agama yang

terjadi di Kecamatan Kasemen, kemarin ibu sempat memberikan contoh

mengenai permasalahan aspek keagamaan ketika ibu memberikan

publikasi informasi, lalu kronologinya seperti apa?

Jawab : orangnya datang menemui saya dan berbicara “sekalian saja kalo

ada ilang sendal diumumkan dimesjid”. Lalu saya bertanya kepada ustad

tersebut “begini saja pak, saya meminta hadist yang membahas larangan

masyarakat untuk berKB jika dilarang”.

9. Penulis : Ada tidak kejadian yang lebih sensitif misalnya diadakan

penyuluhan lalu terjadi penolakan ditempat?

Page 140: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

122

Jawab : Jika kejadian seperti itu alhamdulillah tidak ada, bahkan setelah

kejadian seperti penolakan-penolakan saya tidak memusuhi mereka, saya

datang kerumahnya saya deketin dan saya mohon maaf, setelah itu

yasudah cair lagi dan masing-masing saja sudah. Ibadahku ibadahku dan

ibadahmu ibadahmu.

Page 141: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

123

LAMPIRAN 14

BIODATA INFORMAN PENDUKUNG

1. Nama Informan : Nuraeni

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 5 Mei 1991

3. Usia Informan : 24 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : KB-Baru Suntik

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 142: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

124

LAMPIRAN 15

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen

1. Penulis : Selamat siang ibu ?

Jawab : Selamat siang mas

2. Penulis : Boleh saya minta waktunya sebentar ?

Jawab : Boleh..

3. Penulis : Saya Arief dari Untirta saya lagi penelitian skripsi bu.. mau

topicnya tentang KB-Baru ibu..

Jawab : Oh ia silahkan masnya mau tanya apa? Saya KB-Baru Suntik

4. Penulis : Nama ibu siapa ya ? umurnya berapa bu ?

Jawab : Nama saya nuraeni umur 24 tahun mas

5. Penulis : Ia bu langsung saja kenapa ibu menggunakan alat kontrasepsi KB

Suntik dibanding alat kontrasepsi lain?

Jawab : Dikarenakan alat kontrasepsi KB suntik nyaman ketika digunakan,

saya baru memiliki 1 anak menurut anjuran bidan desa, KB suntik

mempunya efek yang baik untuk ASI. Makannya saya mau menggunakan

alat kontrasepsi KB suntik dibanding alat kontrasepsi lain.

6. Penulis : Kapan Ibu menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik ?

Jawab : Setelah lahiran saya langsung menggunakan alat kontrasepsi KB

Suntik atas anjuran bidan desa.

7. Penulis :Adakah anjuran atau bahkan keluhan orang sekitar ketika ibu

menggunakan alat kontrasepsi KB?

Jawab : Jika berbicara keluhan tidak ada yang mengeluhkan saya memakai

alat kontrasepsi dikarenakan sayang menggunakan alat kontrasepsi

menurut hak saya, bahkan pihak suami mendukung saya untuk

menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik.

8. Penulis : Apakah anda mengenal sosok seorang Penyuluh KB (PKB)

Kecamatan Kasemen?

Jawab : Jika secara terperinci saya kurang begitu mengenal sosok seorang

PKB, tapi saya sempat bertemu dengan PKB Kecamatan Kasemen di

dampingi dengan Post KB. Melakukan sosialisasi alat kontrasepsi untuk

menganjurkan menggunakan alat kontrasepsi implan.

9. Penulis : Dalam hal penyuluhan menurut PKB sering dilakukan di

posyandu apakah ibu sering atau rutin datang ke posyandu ?

Jawab : Sering saya sering mengikuti beberapa acara penyuluhan di

posyandu dan saya melakukan cek untuk pil dalam jangka waktu 3 bulan

sekali suntik.

Page 143: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

125

10. Penulis : Seberapa sering PKB melakukan kunjungan door to door?

Jawab : tidak tentu jika melalui PKB, hanya saja warga di sini lebih dekat

dengan Pos Kbnya. Baik kapanpun kami ingin memasang alat kontrasepsi

atau melakukan sharing, kami tinggal datang ke rumah Pos KB.

11. Penulis : Untuk pandangan mengenai KB haram di kecamatan Kasemen,

menurut informasi sebelumnya yang saya dapat ada beberapa orang yang

kurang mendukung program KB di Kecamatan Kasemen contohnya

beberapa tokoh masyarakat yang lebih mengutamakan aspek keagamaan.

Apakah ibu terpengaruh dengan isu tersebut?

Jawab : Untuk saya pribadi saya tidak merasa terpengaruh dengan isu

tersebut, untuk tidak atau mau berKB adalah hak saya bukan orang lain.

Page 144: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

126

LAMPIRAN 16

BIODATA INFORMAN PENDUKUNG

1. Nama Informan : Rumsiah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 7 Agustus 1989

3. Usia Informan : 26 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : KB-Baru Pil

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 145: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

127

LAMPIRAN 17

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen

1. Penulis : Assalamualaikum, Selamat siang bu?

Jawab : Waalaikumsalam..

2. Penulis : Boleh saya minta waktunya sebentar bu untuk ngobrol?

Jawab : Oh ia tentu

3. Penulis : Saya Arief dari Untirta saya lagi penelitian skripsi bu.. topicnya

tentang KB-Baru bu..

Jawab : Ia

4. Penulis : Nama ibu siapa ya ? umurnya berapa bu ? Ikut KB alat

kontrasepsi apa?

Jawab : Saya Rumsiah, umurnya 26 Tahun menggunakan KB Pil.

5. Penulis : Kenapa ibu menggunakan alat kontrasepsi KB Suntik dibanding

alat kontrasepsi lain?

Jawab : Karena pil enak kebadan, enak makan dan enak tidur. Sebelumnya

saya memakai implant saya merasa kurang nyaman karena haid saya

kurang lancar.

6. Penulis : Kapan Ibu menggunakan alat kontrasepsi KB Pil ?

Jawab : Sudah sekitar hampir 1 tahun menggunakan KB Pil.

7. Penulis : Adakah anjuran atau bahkan keluhan orang sekitar ketika ibu

menggunakan alat kontrasepsi KB?

Jawab : Keluhan dari orang sekitar tidak ada, anjuran atas keinginan saya

tersendiri. Pada awalnya suami menginginkan saya memakai implan akan

tetapi dengan segala keluhan yang saya rasakan akhirnya saya

memutuskan untuk pindah menggunakan KB Pil.

8. Penulis : Apakah anda mengenal sosok seorang Penyuluh KB (PKB)

Kecamatan Kasemen?

Jawab : Saya kurang mengenal sosok PKB. Saya lebih mengenal kepada

post KB dan bidan yang sering melayani dan memberikan informasi

mengenai program KB.

9. Penulis : Dalam hal penyuluhan menurut PKB sering dilakukan di

posyandu apakah ibu sering atau rutin datang ke posyandu ?

Jawab : Sering saya keposyandu untuk kumpul dan mendapatkan

informasi mengenai program KB.

10. Penulis : Seberapa sering PKB melakukan kunjungan door to door?

Jawab : Kadang 1 bulan sekali atau ada acara-acara kusus mengenai KB,

kader dan bidan melakukan kunjungan door to door untuk melakukan

sosialisasi program KB, tetapi Penyuluh KB kurang sering saya lihat.

Page 146: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

128

11. Penulis : Untuk pandangan mengenai KB haram di Kecamatan Kasemen,

menurut informasi sebelumnya yang saya dapat ada beberapa orang yang

kurang mendukung program KB di Kecamatan Kasemen contohnya

beberapa tokoh masyarakat yang lebih mengutamakan aspek keagamaan.

Apakah ibu terpengaruh dengan isu tersebut?

Jawab : Untuk isu isu seperti buat saya pribadi tidak terpengaruh.

Page 147: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

129

LAMPIRAN 18

BIODATA INFORMAN PENDUKUNG

1. Nama Informan : Aiengkas

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 8 Janurari 1979

3. Usia Informan : 37 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : KB-Baru Implant

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 148: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

130

LAMPIRAN 19

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen

1. Penulis : Assalamualaikum

Jawab : Waalaikumsalam..

2. Penulis : Boleh saya minta waktunya sebentar bu untuk ngobrol?

Jawab : Ia bisa

3. Penulis : Saya Arief dari Untirta saya lagi penelitian skripsi bu.. topicnya

tentang KB-Baru bu..

Jawab : Oh ia

4. Penulis : Nama ibu siapa ya ? umurnya berapa bu ? ibu menggunakan alat

kontrasepsi apa?

Jawab : Nama saya Aiengkas, umur 37 tahun, memakai alat kontrasepsi

implan.

5. Penulis : Kenapa ibu menggunakan alat kontrasepsi KB Implan dibanding

alat kontrasepsi lain?

Jawab : Ketika saya menggunakan implan, haid saya merasa lancar dan

kebadan itu enak. Sudah klop lah tidak ada keluhan dalam penggunaan KB

Implan.

6. Penulis : Kapan Ibu menggunakan alat kontrasepsi KB Implan?

Jawab : Sejak tahun 2014 akhir saya sudah menggunakan implan

7. Penulis :. Adakah anjuran atau bahkan keluhan orang sekitar ketika ibu

menggunakan alat kontrasepsi KB?

Jawab : Suami saya yang menganjurkan untuk menggunakan implan. Kalo

keluhan tidak ada, mungkin untuk anjuran saya lebih banyak melakukan

sharing dengan post KB yaitu ibu Rumsiah dan Bidan.

8. Penulis : Apakah anda mengenal sosok seorang Penyuluh KB (PKB)

Kecamatan Kasemen?

Jawab : Saya kurang menganal sosok PKB, mungkin jika dalam suatu

acara seperti sosialisasi di posyandu mungkin saya tau, tapi tidak begitu

mengenal dengan jelas sosok PKB seperti apa.

9. Penulis : Dalam hal penyuluhan menurut PKB sering dilakukan di

posyandu apakah ibu sering atau rutin datang ke posyandu ?

Jawab : Saya sering mengikuti kegiatan posyandu yang diumumkan

terlebih dahulu oleh Pos KB.

10. Penulis : Seberapa sering PKB melakukan kunjungan door to door?

Jawab : Saya pribadi kurang begitu mengenal sosok seorang PKB, jika ada

kunjungan pun saya hanya mengetahui sosok seorang Pos KB.

Page 149: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

131

11. Penulis : Untuk pandangan mengenai KB haram di Kecamatan Kasemen,

menurut informasi sebelumnya yang saya dapat ada beberapa orang yang

kurang mendukung program KB di Kecamatan Kasemen contohnya

beberapa tokoh masyarakat yang lebih mengutamakan aspek keagamaan.

Apakah ibu terpengaruh dengan isu tersebut?

Jawab : Saya kurang begitu menanggapi hal tersebut. Pada dasarnya KB

memiliki tujuan yang baik dalam mensejahterakan masyarakat. Maka dari

hal tersebut saya mau ikut untuk KB.

Page 150: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

132

LAMPIRAN 20

BIODATA INFORMAN PENDUKUNG

1. Nama Informan : Apong Fatimah

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 21 Oktober 1959

3. Usia Informan : 56 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : KB-Baru MOW

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 151: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

133

LAMPIRAN 21

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen

1. Penulis : Assalamualaikum bu

Jawab : Waalaikumsalam..

2. Penulis : Boleh saya minta waktunya sebentar mau ngobrol?

Jawab : Oh boleh

3. Penulis : Saya Arief dari Untirta saya lagi penelitian skripsi bu.. topicnya

tentang KB-Baru bu..

Jawab : Oh ia

4. Penulis : Nama ibu siapa ya ? umurnya berapa bu ? ibu menggunakan alat

kontrasepsi apa?

Jawab : Nama saya Apong Fatimah, umur 64 tahun, kalo sekarang

menggunakan MOW. Sebelumnya saya sudah mencoba beberapa alat

kontrasepsi, Cuma yang cocok itu MOW.

5. Penulis : Kenapa ibu menggunakan alat kontrasepsi KB MOW dibanding

alat kontrasepsi lain?

Jawab : Saya sudah mencoba beberapa alat kontrasepsi diantaranya

Implant dan Suntik. Dikarenakan agak kurang nyaman dan harus

melakukan cek setiap beberapa bulan saya memutuskan untuk melakukan

MOW. Alasan saya ingin melakukan MOW karena anjuran dari Pos KB

dan bidan karena umum yang tergolong sudah tua. Efek dari MOW yang

saya rasakan cukup baik untuk badan dan saya nyaman menggunakan

MOW. Dalam pemasangan MOW saya di gratiskan karena menggunakan

BPJS. Saya memutuskan menggunakan MOW karena saya pun sudah

meliki 4 anak.

6. Penulis : Kapan Ibu menggunakan alat kontrasepsi KB MOW?

Jawab : Sudah hampir beberapa bulan hampir setahun.

7. Penulis : Adakah anjuran atau bahkan keluhan orang sekitar ketika ibu

menggunakan alat kontrasepsi KB?

Jawab : Keinginan saya sendiri untuk menggunakan MOW.

8. Penulis : Apakah anda mengenal sosok seorang Penyuluh KB (PKB)

Kecamatan Kasemen?

Jawab : Saya tidak mengenal sosok seorang penyuluh KB, saya hanya

mengenal ibu Rumsiah (Post KB)

9. Penulis : Dalam hal penyuluhan menurut PKB sering dilakukan di

posyandu apakah ibu sering atau rutin datang ke posyandu ?

Jawab : Saya sering mengikuti kegiatan posyandu tapi kurang mengetahui

PKB itu siapa.

Page 152: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

134

10. Penulis : Seberapa sering PKB melakukan kunjungan door to door?

Jawab : Saya kurang tahu. Karena kalo ada apa-apa saya langsung ke Post

KB

11. Penulis : Untuk pandangan mengenai KB haram di Kecamatan Kasemen,

menurut informasi sebelumnya yang saya dapat ada beberapa orang yang

kurang mendukung program KB di Kecamatan Kasemen contohnya

beberapa tokoh masyarakat yang lebih mengutamakan aspek keagamaan.

Apakah ibu terpengaruh dengan isu tersebut?

Jawab : Saya kurang tahu isu-isu tersebut. Yang penting saya hidup

dengan tenang dan nyaman keluarganya.

Page 153: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

135

LAMPIRAN 22

BIODATA INFORMAN PENDUKUNG

1. Nama Informan : Neneng Hartini

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 12 September 1988

3. Usia Informan : 27 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : KB-Baru IUD

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 154: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

136

LAMPIRAN 23

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen

1. Penulis : Assalamualaikum bu selamat siang

Jawab : Waalaikumsalam..ya mas

2. Penulis : Boleh saya minta waktunya sebentar saya ingin menanyakan

beberapa hal?

Jawab : Oh boleh mas siapa ya? Dan dari mana?

3. Penulis : Saya Arief dari Untirta saya lagi penelitian skripsi bu.. judulnya

tentang KB-Baru bu..

Jawab : Oh ia

4. Penulis : Nama ibu siapa ya ? umurnya berapa bu ? ibu menggunakan alat

kontrasepsi apa?

Jawab : Nama saya Neneng Hartinim, umur 27 tahun, KB-Baru IUD

5. Penulis : Kenapa ibu menggunakan alat kontrasepsi KB IUD dibanding

alat kontrasepsi lain?

Jawab : Dikarenakan IUD tidak menimbulkan efek yang macam-macam

seperti pusing dan efek hormonal seperti jerawat. Dan IUD memiliki

jangka waktu yang panjang dalam penggunaannya. Saya baru memiliki 1

anak. Pemasangan IUD pun gratis karena saya menggunakan BPJS.

6. Penulis : Kapan Ibu menggunakan alat kontrasepsi KB IUD?

Jawab : sudah 6 bulan menggunakan IUD

7. Penulis : Adakah anjuran atau bahkan keluhan orang sekitar ketika ibu

menggunakan alat kontrasepsi KB?

Jawab : Saya menggunakan IUD atas kemauan saya sendiri dan dukungan

suami

8. Penulis : Apakah anda mengenal sosok seorang Penyuluh KB (PKB)

Kecamatan Kasemen?

Jawab : Saya kurang mengenal sosok seorang PKB. Yang saya tau dan

jika mau konsultasi langsung ke Pos KB yaitu ibu rumsiah atau bidan.

9. Penulis : Dalam hal penyuluhan menurut PKB sering dilakukan di

posyandu apakah ibu sering atau rutin datang ke posyandu ?

Jawab : Saya sering ke posyandu untuk melakukan kontrol IUD dan

mengikuti penyuluhan tetapi kurang begitu mengenal sosok seorang PKB.

Saya biasanya melakukan kontrol ke bidan.

10. Penulis : Seberapa sering PKB melakukan kunjungan door to door?

Jawab : Saya rasa engga pernah

11. Penulis : Untuk pandangan mengenai KB haram di Kecamatan Kasemen,

menurut informasi sebelumnya yang saya dapat ada beberapa orang yang

Page 155: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

137

kurang mendukung program KB di Kecamatan Kasemen contohnya

beberapa tokoh masyarakat yang lebih mengutamakan aspek keagamaan.

Apakah ibu terpengaruh dengan isu tersebut?

Jawab : Memang ada beberapa orang bahkan tokoh agama yang contra

terhadap program KB. Akan tetapi saya tetap mendukung porgram

tersebut dikarenakan melihat dari beberapa aspek dan ekonomi.

Page 156: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

138

LAMPIRAN 24

BIODATA INFORMAN PENDUKUNG

1. Nama Informan : Ustad Tarjo

2. Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 7 November 1977

3. Usia Informan : 37 Tahun

4. Agama : Islam

5. Status : Tokoh Agama

6. Alamat : Kelurahan Kasemen

Page 157: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

139

LAMPIRAN 25

TRANSKRIP WAWANCARA

Hari/tanggal : Jum’at, 20 Maret 2015

Tempat : Kelurahan Kasemen, Kecamatan Kasemen

28. Penulis : Assalamualaikum pak maaf mengganggu waktunya sebentar

Jawab : Waalaikumsalam..ya dek

29. Penulis : Boleh saya minta waktu bapak sebentar?

Jawab : Boleh ada apa ya dek ?

30. Penulis : Begini pak.. saya Arief dari Untirta sedang menjalani tugas

skripsi, saya ingin menanyakan tentang beberapa informasi yang bapak tau

mengenai program KB

Jawab : Oh ia tentu, sialahkan duduk

31. Penulis : Bapak ustad namanya siapa ? umurnya berapa ?

Jawab : Nama saya Tarjo. 37 Tahun.

32. Penulis : Langsung saja ya pak. bagaimana tanggapan bapak tentang

program KB di Kecamatan Kasemen ?

Jawab : Jika dilihat dari programnya, KB memiliki tujuan yang baik bagi

masyarakat, misalnya banyak anak kan pasti pula banyak yang harus di

penuhi kebutuhannya oleh anak tersebut nah disitu program KB berperan.

33. Penulis :Sebagai tokoh agama, bapak sebenarnya mendukung atau tidak

prgram KB ?

Jawab : Tentu saja saya mendukung program tersebut.

34. Penulis : Lalu bagaimana dengan keadaan program KB di Kecamatan

Kasemen ?

Jawab : Saya kurang begitu mengetahui mengenai keadaan program KB di

Kasemen, yang saya tahu memang ada beberapa masyarakat yang masih

teramat memegang teguh aspek keagamaan di banding aspek sosial.

Makannya ada beberapa masyarakat yang menilai KB itu haram atau

bertentangan dengan agama. Ditambah dengan mainset beberapa orang di

kasemen anak adalah rezeki.

35. Penulis : Jadi bagaimana solusi menghadapi hal yang berhubungan dengan

agama dan KB pak ?

Jawab : Ya kembali kepada pribadi masyarakat masing-masing, namanya

manusia pasti mempunyai pemikiran masing-masing atas hidupnya. Ada

masyarakat yang kuat dan mendahulukan aspek agama dan ada pula

masyarakat yang memilikirkan aspek sosial.

36. Penulis : Untuk bapak sendiri, bapak lebih mementingkan aspek sosial apa

agama?

Page 158: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

140

Jawab : Kalo saya ya pasti dua-duanya. Aspek agama dimana

melaksanakan apa yang harus dijalankan dalam agama akan tetapi harus

diimbangi pula dengan aspek sosial didalamnya.

37. Penulis : Apakah bapak mengenal sosok seorang penyuluh KB ?

Jawab : Saya kurang tahu bahkan malah tidak tahu seorang PKB

38. Penulis : Ok pak mungkin beberapa informasi dari bapak sudah cukup

untuk menambah data saya.. sebelumnya jika saya ada salah kata mohon

maaf ya pak. Terimakasih banyak atas waktu yang sudah bapak sediakan

untuk ngobrol dengan saya

Jawab : oh ia dek sama-sama bapak juga senang membantu.

Page 159: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

141

LAMPIRAN 26

KARTU BIMBINGAN SKRIPSI

Page 160: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

142

Page 161: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

143

LAMPIRAN 27

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 162: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

144

LAMPIRAN 28

SURAT PENERIMAAN PENELITIAN

Page 163: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

145

LAMPIRAN 29

DOKUMENTASI

Foto 1 : Wawancara Penyuluh KB Foto 2 : BPMPKB Kota Serang

Foto 3 : Wawancara Tokoh Agama Foto 4 : Wawancara Akseptor

Page 164: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

146

Foto 5 : Kegiatan Penyuluhan Posyandu (Bertempat di Rumah Pos KB)

Foto 6 : Kegiatan Penyuluhan door to door di salah satu rumah warga

Page 165: PERAN PENYULUH KELUARGA BERENCANA (PKB) DI …

147

LAMPIRAN 30

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

Nama : Arief Rizki

Tempat & Tanggal Lahir : Serang, 09 November 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Tb Suwandi. Gang Perintis 3. No 27

RT 03 RW 06. Ciracas,Serang Banten.

Kode Pos 42116

E-Mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN

2010 – 2015 : Ilmu Komunikasi FISIP UNTIRTA

2006 – 2009 : SMA Negeri 1 Serang

2003 – 2006 : SMP Negeri 1 Serang

1997 – 2003 : SDN 11 Serang

1995 – 1997 : TK Kartika

C. PENGALAMAN ORGANISASI

2010 – 2012 : GMNI Untirta

2010 – Sekarang : E-Gaming World Indonesia