peran pemerintah pada petani belimbing
DESCRIPTION
rantai nilaiTRANSCRIPT
ANALISIS RANTAI NILAI BELIMBING DEWA
(Studi Kasus Kelompok Tani Kalilicin, Pancoran Mas, Kota Depok)
PENDAHULUAN
Kota Depok mempunyai komoditas buah unggulan yang diberi nama Belimbing
Depok atau dikenal sebagai Belimbing Dewa. Pengembangan belimbing sudah dilakukan
sejak lama dan turun temurun, bahkan dikukuhkan sebagai maskot Kota Depok sejak tahun
2006 dengan dibentuknya Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa
(PKPBDD).
Belimbing Dewa sebagai komoditas yang berorientasi pada pasar ekspor, diperlukan
penelitian yang mendalam sepanjang rantai nilai dari pengusahaan budidaya belimbing.
Permintaan pasar baik domestik maupun manca negara masih berpeluang besar dan hal ini
akan menjadi motor penggerak perekonomian lokal masyarakat Depok dalam membuka
lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Potensi pasar yang terus berkembang dapat
dijadikan dasar membangun daya tarik, daya tahan dan daya saing dari komoditas Belimbing
Dewa.
Rantai nilai komoditas Belimbing Dewa dimulai dari proses perencanaan dan desain
produk; pembibitan, penanaman dan pemeliharaan, panen dan pasca panen, transformasi
produk dan pemasaran sampai pada konsumen akhir. Setiap proses atau rantai nilai
melibatkan pihak-pihak tertentu sampai konsumen akhir, dan secara teoritis sinyal informasi
yang diberikan oleh konsumen akhir akan menentukan pengembangan budidaya Belimbing
Dewa beserta produk turunannya.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dalam mencapai
tujuan adalah pendekatan analisis value chain. Analisis value chain merupakan metode
penelitian yang sering digunakan dalam upaya melihat secara lebih mendalam obyek-obyek
pembangunan atau sektor ekonomi sehingga dapat memberikan dasar kuat untuk strategi
pengembangannya. Pada umumnya analisis value chain digunakan dalam proyek
pengembangan ekonomi lokal dan regional (Kaplinsky and Moris, 2000). Analisis value
chain bukan hanya menghasilkan konsep desain pengembangan kerjasama antar pelaku usaha
dalam rantai aliran barang/jasa, tetapi lebih jauh lagi menghasilkan analisis dalam rangka
peningkatan kompetitif advantage dari produk/jasa yang dipasarkan terutama di pasar global.
Menurut Kaplinsky and Moris (2000), analisis rantai nilai setidaknya ada 3 (tiga)
aliran yang dapat ditangkap yaitu aliran produk/jasa, aliran pendapatan (income), dan aliran
informasi. Pada aliran produk/jasa akan dapat diketahui siapa saja dan dimana pelaku usaha
yang terlibat dalam rantai aliran barang/jasa tersebut sekaligus rantai nilai apa saja yang
terjadi selama barang/jasa tersebut mengalami perubahan nilai dari bahan mentah (produsen)
hingga menjadi barang/jasa siapa untuk dikonsumsi (konsumen). Pada aliran income akan
dapat diketahui distribusi keuntungan yang dinikmati oleh para pelaku pada masing-masing
tahapan. Pada aliran informasi akan diketahui bagaimana penerimaan barang/jasa (buyer)
mengatur perilaku dan kriteria produk yang dikirim pemasok (supplier) sehingga akan dapat
diketahui kriteria barang/jasa agar dapat dinikmati oleh pasar (buyer). Secara keseluruhan
analisis value chain akan dapat diketahui langkah yang dapat diambil terhadap aliran
barang/jasa agar dapat bersaing di pasar dan memberikan kesejahteraan secara merata bagi
para pelaku yang terlibat di dalamnya.
Industri pengolahan belimbing Dewa dapat menghasilkan nilai tambah (added value)
berupa keuntungan dari sisi finansial. Kesempatan lapangan kerja sangat terbuka luas dan
juga devisa atau penghasilan daerah, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat.
Industri pengolahan akan terlaksana dengan baik dan mempunyai daya saing bila dibutuhkan
suatu alat yang dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai semua yang
berhubungan dengan pertanian dan industri pengolahan belimbing Dewa. Alat ini harus dapat
memberikan solusi bagi petani, pelaku usaha pengolahan dalam hal ini kelompok Wanita
Tani (KWT), koperasi, pemerintah, masyarakat dan investor tentang Belimbing dewa dan
produk olahannya.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
1. Ketersediaan bahan baku, investor yang belum melirik potensi agroindustri
belimbing dewa, serta pemasaran yang masih belum luas dan terbuka.
2. Keberlanjutan Permodalan mempengaruhi perkembangan usaha agribisnis dan
agroindustri Belimbing Dewa
3. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang belimbing Dewa dan produk
olahannyayang mempengaruhi volume dan penerimaan pasar.
4. Sebagian besar petani belimbing Kalilicin menjual hasil produksinya kepada
tengkulak, hanya sebagian kecil yang menjual produksinya langsung ke pedagang
pengecer dan ke Puskop, sehingga saluran pemasaran belimbing dari petani hingga
konsumen akhir cukup panjang dan menciptakan sistem pemasaran yang tidak efisien.
5. Keberadaan Pusat Koperasi Belimbing Kota Depok diharapkan dapat meningkatkan
posisi tawar petani sehingga harga di tingkat petani tinggi.
6. Kelembagaan Asosiasi Petani Belimbing Depok (Apebede) yang masih lemah dan
belum berfungsi secara maksimal dalam pemasaran Belimbing Dewa.
Beberapa pihak yang memiliki kebutuhan pada rantai nilai Belimbing Dewa dan
permasalahan yang terkait adalah:
1. Petani belimbing Dewa
a. Pendapatan dan kesejahteraan meningkat
b. Kelangsungan usaha budidaya belimbing terjamin
c. Kemudahan dalam pemasaran
d. Komoditi yang berkualitas
e. Harga jual yang stabil dan sesuai
2. Koperasi
a. Kemudahan pemasaran
b. Kualitas dan kuantitas belimbing Dewa terjamin
c. Peningkatan potensi ekonomi masyarakat
d. Kemudahan pengumpulan dan penyaluran produk
3. UKM
a. Kelangsungan perusahaan terjamin
b. Harga bahan bak terjamin
c. Kontinuitas produksi
d. Biaya produksi rendah
e. Permintaan pasar terpenuhi
f. Marjin keuntungan tinggi
g. Peningkatan potensi ekonomi masyarakat
h. Kemudahan pengumpulan dan penyaluran produk
4. Pemerintah
a. Produk memiliki standar sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah
b. Meningkatkan devisa negara
c. Harga dan kontinuitas produk stabil
d. Memperluas kesempatan kerja
e. Taraf kehidupan petani meningkat
5. Lembaga keuangan
a. Mendapatkan kepastian usaha dalam pemberian kredit
b. Meminimumkan terjadinya kredit macet
c. Peningkatan jumlah nasabah
d. Jaminan kelancaran usaha
6. Investor
a. Pengembalian modal cepat
b. Resiko investasi rendah
c. Tingkat keuntungan dari yang diinvestasikan tinggi
7. Konsumen
a. Harga produk yang terjangkau dan stabil
b. Kualitas produk tinggi dan terjamin
c. Kemudahan memperoleh produk
PERAN PEMERINTAH PADA PERTANIAN BELIMBING DEWA
a. Kementerian Pertanian
Kementerian mengeluarkan Keputusan Menteri pertanian no. 717/Kpts/ TP.240/8/98
mengenai Pelepasan Belimbing Dewi sebagai varietas unggul dengan nama Dewi Murni.
Dalam rangka usaha meningkatkan produksi belimbing, varietas unggul mempunyai
peranan penting. Belimbing Dewi mempunyai kemampuan berproduksi tinggi,
penampilan menarik dengan warna buah matang oranye mengkilap, rasa buah manis
segar, testur daging berserat, aroma buah agak harum, sudah ditanam petani secara luas
dan mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Kebijakan pemerintah yang mendukung usahatani belimbing melalui program
pengembangan buah belimbing dengan varietas dewa meliputi pembinaan petani,
penelitian pembudidayaan sampai dengan pemasaran hasil produksi belimbing dari
petani.
b. Pemerintah Kota Depok
Varietas unggul belimbing dewi dirubah namanya menjadi Dewa oleh pemerintah Depok.
Pada tahun 2006, belimbing Dewa diresmikan sebagai Icon kota Depok. Pertanian
belimbing akan dijadikan Agrowisata buah Depok dan turut membantu mensosialisasikan
hasil pertanian buah belimbing kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pemerintah Kota Depok telah membina 650 petani belimbing yang tergabung dalam 25
kelompok tani yang tersebar di enam kecamatan Kota Depok. Petani-petani belimbing
diberikan pembekalan-pembekalan tata cara pembudidayaan belimbing dengan varietas
dewa. Pada sektor pemasaran, telah difasilitasi terbentuknya Pusat Koperasi Pemasaran
Buah dan Olahan Belimbing Dewa atau yang dikenal dengan Puskop.
Peran Dinas pertanian di Kota Depok pada pertanian Belimbing melalui Pembinaan
kepada Petani, dilanjutkan dengan penelitian terhadap petani belimbing akan kesiapan
tenaga kerja kemudian perhatian dibidang pembudidayaan tanaman belimbing dan
Pemasaran hasil produksi belimbing.
Kegiatan penyuluhan oleh tenaga penyuluh bukan sekedar pemberian informasi tentang
teknologi pertanian tetapi tujuan paling penting adalah menyelenggarakan pendidikan
bagi masyarakat petani sebagai sumber daya penggerak pembangunan agar mau berubah
perilakunya menjadi lebih baik, menyangkut perilaku berusahatani, yang menjadikan
usahataninya lebih berkembang dengan baik, dan berdampak pada peningkatan kualitas
dan kesejahteraan hidup.
c. Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD)
Selain menjalankan fungsi pemasaran belimbing yang berpihak pada petani, koperasi juga
sebagai lembaga yang membantu petani dalam permodalan dan membimbing petani
dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Puskop diharapkan mampu memgatasi fluktuasi harga belimbing sehingga akan
berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani belimbing dan Puskop berupaya
menjangkau pasar nasional bahkan Internasional.
d. Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan mempunyai peran penting dalam menunjang dunia usaha, khususnya
bagi pelaku usaha yang membutuhkan modal dalam rangka mengembangkan usahanya.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mengembangkan usahanya selain memerlukan
dana juga membutuhkan adanya bimbingan dan pembinaan dalam pengelolaan
manajemen agar UMKM bisa berkembang serta mampu untuk memenuhi kewajibab bagi
UMKM yang mempunyai pinjaman ke Bank.
e. Kementerian UMKM
Pemerintah berperan dalam memberikan pembinaan dan pengembangan UKM untuk
mengangkat perekonomian rakyat. Berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan
memakmurkan masyarakat secara keseluruhan. Dukungan terhadap program-program
pengembangan koperasi, pemerintah bantu untuk menggerakkan dalam hal fasilitas
kemudahan dan pengawasan, karena koperasi lebih kepada swadaya kelompok.
KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka pemikiran teoritis dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-
batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.
Variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian analisis rantai nilai belimbing dewa
pada kelompok Tani Kalilicin di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok terdiri dari
Upgrading (Produk, Proses, Fungsional dan Interchain), perilaku rantai nilai dan fungsi
lembaga pemasaran.
B. Kerangka Pemikiran Operasional
Kelompok Usaha Tani (KWT) sangat berperan sebagai pelaku usaha dalam
mengembangkan produk olahan belimbing Dewa. Peningkatan kualitas produk olahan
memerlukan pembinaan serta inovasi sehingga terus berkelanjutan, selain itu pengetahuan
masyarakat akan produk olahan ditingkatkan melalui peran lembaga pemasaran yang
maksimal. Permintaan konsumen akan Belimbing Dewa yang baik kualitasnya serta
adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan permintaan luar negeri menyebabkan
pentingnya usaha untuk meningkatkan kualitas Belimbing Dewa yang dihasilkan petani
Salah satu usaha yang sedang dilakukan oleh pemerintah saat ini untuk meningkatkan
taraf hidup petani dengan mengajak para investor bermodal besar untuk ikut bergerak
dalam usaha pertanian Belimbing bekerjasama dengan petani. Pemerintah dalam hal ini
perlu membina para petani mengenai cara bertani buah Belimbing Dewa yang baik yaitu
memberikan penyuluhan kepada para petani. Kerjasama yang baik dari semua pihak, baik
dari petani, investor maupun pemerintah akan membantu keberhasilan program kemitraan
dalam pertanian Belimbing Dewa. Investor turut berperan dalam bidang teknologi
pertanian Belimbing dalam hal penyediaan bibit, cara pemeliharaan, sarana produksi
sampai pemasarannya, sedangkan usaha pertanian tetap dikerjakan oleh petani.
METODOLOGI
A. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian yang dilakukan dimulai dengan kajian pustaka mengenai value chain
pertanian Belimbing Dewa dan selanjutnya dilakukan tahapan pengembangan model.
Gambar. Tahapan Pengembangan Model
Permasalahan yang ditemui dalam perencanaan pertanian diformulasikan untuk
menetapkan tujuan permodelan. Pemilihan ahli dilakukan dengan melihat kemampuan
dan pengalaman seseorang yang bergerak di dalam bidang pertanian Belimbing Dewa.
Mulai
Formulasi Permasalahan
Penetapan Tujuan
Pemilihan Ahli
Akuisisi Pengetahuan
Pengumpulan Data dan Informasi
Permodelan Sistem (tidak)
Komputerisasi Model (tidak)
Verifikasi dan Validasi Model
Memuaskan (ya)
Selesai
Akuisisi pengetahuan dilakukan pada ahli yang terpilih. Pengalaman yang dialami oleh
seorang ahli dalam menangani suatu masalah dapat menghasilkan keputusan yang paling
baik untuk mengatasi masalah tersebut di masa yang akan datang. Pengumpulan data dan
informasi dilakukan dengan mengambil data sekunder dari badan atau instansi yang
terkait serta melakukan wawancara dengan ahli bidang pertanian Belimbing Dewa. Pada
tahap permodelan sistem, dilakukan pemilihan model-model matematik yang sesuai untuk
diterapkan pada sistem yang ada. Model yang telah selesai dibuat selanjutnya diverifikasi
dan jika memungkinkan dilakukan validasi. Verifikasi model adalah menguji model yang
dibuat agar sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan validasi model adalah menguji
model pada keadaan sistem yang sebenarnya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Kalilicin, kecamatan Pancoran Mas, Kota
Depok, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(Purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pancoran Mas adalah salah satu
sentra produksi belimbing dewa di Kota Depok.
C. Metode pengumpulan dan sumber data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan kuesioner. Data yang
diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan adalah data
kuantitatif dan kualitatif mengenai upgrading, perilaku rantai nilai dan fungsi lembaga
pemasaran.
Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait yaitu bagian bidang
tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Dinas Pertanaian Kota Depok,
Perpustakaan MB IPB, dan literatur yang relevan baik dari jurnal, buku, internet, maupun
hasil penelitian terdahulu. Data yang dibutuhkan adalah mengenai karakteristik belimbing
Dewa, perkembangan marjin di setiap pelaku rantai nilai serta luas areal lahan budidaya
belimbing dewa di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.