peran pemerintah pada petani belimbing

13
ANALISIS RANTAI NILAI BELIMBING DEWA (Studi Kasus Kelompok Tani Kalilicin, Pancoran Mas, Kota Depok) PENDAHULUAN Kota Depok mempunyai komoditas buah unggulan yang diberi nama Belimbing Depok atau dikenal sebagai Belimbing Dewa. Pengembangan belimbing sudah dilakukan sejak lama dan turun temurun, bahkan dikukuhkan sebagai maskot Kota Depok sejak tahun 2006 dengan dibentuknya Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa (PKPBDD). Belimbing Dewa sebagai komoditas yang berorientasi pada pasar ekspor, diperlukan penelitian yang mendalam sepanjang rantai nilai dari pengusahaan budidaya belimbing. Permintaan pasar baik domestik maupun manca negara masih berpeluang besar dan hal ini akan menjadi motor penggerak perekonomian lokal masyarakat Depok dalam membuka lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Potensi pasar yang terus berkembang dapat dijadikan dasar membangun daya tarik, daya tahan dan daya saing dari komoditas Belimbing Dewa. Rantai nilai komoditas Belimbing Dewa dimulai dari proses perencanaan dan desain produk; pembibitan, penanaman dan pemeliharaan, panen dan pasca panen, transformasi produk dan pemasaran sampai pada konsumen akhir. Setiap proses atau rantai nilai melibatkan pihak-pihak tertentu sampai konsumen akhir, dan secara teoritis sinyal informasi yang diberikan

Upload: riza-purbo-widiasto

Post on 02-Dec-2015

132 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

rantai nilai

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

ANALISIS RANTAI NILAI BELIMBING DEWA

(Studi Kasus Kelompok Tani Kalilicin, Pancoran Mas, Kota Depok)

PENDAHULUAN

Kota Depok mempunyai komoditas buah unggulan yang diberi nama Belimbing

Depok atau dikenal sebagai Belimbing Dewa. Pengembangan belimbing sudah dilakukan

sejak lama dan turun temurun, bahkan dikukuhkan sebagai maskot Kota Depok sejak tahun

2006 dengan dibentuknya Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing Dewa

(PKPBDD).

Belimbing Dewa sebagai komoditas yang berorientasi pada pasar ekspor, diperlukan

penelitian yang mendalam sepanjang rantai nilai dari pengusahaan budidaya belimbing.

Permintaan pasar baik domestik maupun manca negara masih berpeluang besar dan hal ini

akan menjadi motor penggerak perekonomian lokal masyarakat Depok dalam membuka

lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Potensi pasar yang terus berkembang dapat

dijadikan dasar membangun daya tarik, daya tahan dan daya saing dari komoditas Belimbing

Dewa.

Rantai nilai komoditas Belimbing Dewa dimulai dari proses perencanaan dan desain

produk; pembibitan, penanaman dan pemeliharaan, panen dan pasca panen, transformasi

produk dan pemasaran sampai pada konsumen akhir. Setiap proses atau rantai nilai

melibatkan pihak-pihak tertentu sampai konsumen akhir, dan secara teoritis sinyal informasi

yang diberikan oleh konsumen akhir akan menentukan pengembangan budidaya Belimbing

Dewa beserta produk turunannya.

Pendekatan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dalam mencapai

tujuan adalah pendekatan analisis value chain. Analisis value chain merupakan metode

penelitian yang sering digunakan dalam upaya melihat secara lebih mendalam obyek-obyek

pembangunan atau sektor ekonomi sehingga dapat memberikan dasar kuat untuk strategi

pengembangannya. Pada umumnya analisis value chain digunakan dalam proyek

pengembangan ekonomi lokal dan regional (Kaplinsky and Moris, 2000). Analisis value

chain bukan hanya menghasilkan konsep desain pengembangan kerjasama antar pelaku usaha

dalam rantai aliran barang/jasa, tetapi lebih jauh lagi menghasilkan analisis dalam rangka

peningkatan kompetitif advantage dari produk/jasa yang dipasarkan terutama di pasar global.

Page 2: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

Menurut Kaplinsky and Moris (2000), analisis rantai nilai setidaknya ada 3 (tiga)

aliran yang dapat ditangkap yaitu aliran produk/jasa, aliran pendapatan (income), dan aliran

informasi. Pada aliran produk/jasa akan dapat diketahui siapa saja dan dimana pelaku usaha

yang terlibat dalam rantai aliran barang/jasa tersebut sekaligus rantai nilai apa saja yang

terjadi selama barang/jasa tersebut mengalami perubahan nilai dari bahan mentah (produsen)

hingga menjadi barang/jasa siapa untuk dikonsumsi (konsumen). Pada aliran income akan

dapat diketahui distribusi keuntungan yang dinikmati oleh para pelaku pada masing-masing

tahapan. Pada aliran informasi akan diketahui bagaimana penerimaan barang/jasa (buyer)

mengatur perilaku dan kriteria produk yang dikirim pemasok (supplier) sehingga akan dapat

diketahui kriteria barang/jasa agar dapat dinikmati oleh pasar (buyer). Secara keseluruhan

analisis value chain akan dapat diketahui langkah yang dapat diambil terhadap aliran

barang/jasa agar dapat bersaing di pasar dan memberikan kesejahteraan secara merata bagi

para pelaku yang terlibat di dalamnya.

Industri pengolahan belimbing Dewa dapat menghasilkan nilai tambah (added value)

berupa keuntungan dari sisi finansial. Kesempatan lapangan kerja sangat terbuka luas dan

juga devisa atau penghasilan daerah, sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat.

Industri pengolahan akan terlaksana dengan baik dan mempunyai daya saing bila dibutuhkan

suatu alat yang dapat dengan mudah memberikan informasi mengenai semua yang

berhubungan dengan pertanian dan industri pengolahan belimbing Dewa. Alat ini harus dapat

memberikan solusi bagi petani, pelaku usaha pengolahan dalam hal ini kelompok Wanita

Tani (KWT), koperasi, pemerintah, masyarakat dan investor tentang Belimbing dewa dan

produk olahannya.

Page 3: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

1. Ketersediaan bahan baku, investor yang belum melirik potensi agroindustri

belimbing dewa, serta pemasaran yang masih belum luas dan terbuka.

2. Keberlanjutan Permodalan mempengaruhi perkembangan usaha agribisnis dan

agroindustri Belimbing Dewa

3. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang belimbing Dewa dan produk

olahannyayang mempengaruhi volume dan penerimaan pasar.

4. Sebagian besar petani belimbing Kalilicin menjual hasil produksinya kepada

tengkulak, hanya sebagian kecil yang menjual produksinya langsung ke pedagang

pengecer dan ke Puskop, sehingga saluran pemasaran belimbing dari petani hingga

konsumen akhir cukup panjang dan menciptakan sistem pemasaran yang tidak efisien.

5. Keberadaan Pusat Koperasi Belimbing Kota Depok diharapkan dapat meningkatkan

posisi tawar petani sehingga harga di tingkat petani tinggi.

6. Kelembagaan Asosiasi Petani Belimbing Depok (Apebede) yang masih lemah dan

belum berfungsi secara maksimal dalam pemasaran Belimbing Dewa.

Beberapa pihak yang memiliki kebutuhan pada rantai nilai Belimbing Dewa dan

permasalahan yang terkait adalah:

1. Petani belimbing Dewa

a. Pendapatan dan kesejahteraan meningkat

b. Kelangsungan usaha budidaya belimbing terjamin

c. Kemudahan dalam pemasaran

d. Komoditi yang berkualitas

e. Harga jual yang stabil dan sesuai

2. Koperasi

a. Kemudahan pemasaran

b. Kualitas dan kuantitas belimbing Dewa terjamin

c. Peningkatan potensi ekonomi masyarakat

d. Kemudahan pengumpulan dan penyaluran produk

3. UKM

a. Kelangsungan perusahaan terjamin

b. Harga bahan bak terjamin

c. Kontinuitas produksi

Page 4: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

d. Biaya produksi rendah

e. Permintaan pasar terpenuhi

f. Marjin keuntungan tinggi

g. Peningkatan potensi ekonomi masyarakat

h. Kemudahan pengumpulan dan penyaluran produk

4. Pemerintah

a. Produk memiliki standar sesuai yang telah ditetapkan oleh pemerintah

b. Meningkatkan devisa negara

c. Harga dan kontinuitas produk stabil

d. Memperluas kesempatan kerja

e. Taraf kehidupan petani meningkat

5. Lembaga keuangan

a. Mendapatkan kepastian usaha dalam pemberian kredit

b. Meminimumkan terjadinya kredit macet

c. Peningkatan jumlah nasabah

d. Jaminan kelancaran usaha

6. Investor

a. Pengembalian modal cepat

b. Resiko investasi rendah

c. Tingkat keuntungan dari yang diinvestasikan tinggi

7. Konsumen

a. Harga produk yang terjangkau dan stabil

b. Kualitas produk tinggi dan terjamin

c. Kemudahan memperoleh produk

Page 5: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

PERAN PEMERINTAH PADA PERTANIAN BELIMBING DEWA

a. Kementerian Pertanian

Kementerian mengeluarkan Keputusan Menteri pertanian no. 717/Kpts/ TP.240/8/98

mengenai Pelepasan Belimbing Dewi sebagai varietas unggul dengan nama Dewi Murni.

Dalam rangka usaha meningkatkan produksi belimbing, varietas unggul mempunyai

peranan penting. Belimbing Dewi mempunyai kemampuan berproduksi tinggi,

penampilan menarik dengan warna buah matang oranye mengkilap, rasa buah manis

segar, testur daging berserat, aroma buah agak harum, sudah ditanam petani secara luas

dan mempunyai nilai ekonomis tinggi.

Kebijakan pemerintah yang mendukung usahatani belimbing melalui program

pengembangan buah belimbing dengan varietas dewa meliputi pembinaan petani,

penelitian pembudidayaan sampai dengan pemasaran hasil produksi belimbing dari

petani.

b. Pemerintah Kota Depok

Varietas unggul belimbing dewi dirubah namanya menjadi Dewa oleh pemerintah Depok.

Pada tahun 2006, belimbing Dewa diresmikan sebagai Icon kota Depok. Pertanian

belimbing akan dijadikan Agrowisata buah Depok dan turut membantu mensosialisasikan

hasil pertanian buah belimbing kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.

Pemerintah Kota Depok telah membina 650 petani belimbing yang tergabung dalam 25

kelompok tani yang tersebar di enam kecamatan Kota Depok. Petani-petani belimbing

diberikan pembekalan-pembekalan tata cara pembudidayaan belimbing dengan varietas

dewa. Pada sektor pemasaran, telah difasilitasi terbentuknya Pusat Koperasi Pemasaran

Buah dan Olahan Belimbing Dewa atau yang dikenal dengan Puskop.

Peran Dinas pertanian di Kota Depok pada pertanian Belimbing melalui Pembinaan

kepada Petani, dilanjutkan dengan penelitian terhadap petani belimbing akan kesiapan

tenaga kerja kemudian perhatian dibidang pembudidayaan tanaman belimbing dan

Pemasaran hasil produksi belimbing.

Kegiatan penyuluhan oleh tenaga penyuluh bukan sekedar pemberian informasi tentang

teknologi pertanian tetapi tujuan paling penting adalah menyelenggarakan pendidikan

bagi masyarakat petani sebagai sumber daya penggerak pembangunan agar mau berubah

Page 6: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

perilakunya menjadi lebih baik, menyangkut perilaku berusahatani, yang menjadikan

usahataninya lebih berkembang dengan baik, dan berdampak pada peningkatan kualitas

dan kesejahteraan hidup.

c. Pusat Koperasi Pemasaran Belimbing Dewa Depok (PKPBDD)

Selain menjalankan fungsi pemasaran belimbing yang berpihak pada petani, koperasi juga

sebagai lembaga yang membantu petani dalam permodalan dan membimbing petani

dalam penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP).

Puskop diharapkan mampu memgatasi fluktuasi harga belimbing sehingga akan

berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani belimbing dan Puskop berupaya

menjangkau pasar nasional bahkan Internasional.

d. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan mempunyai peran penting dalam menunjang dunia usaha, khususnya

bagi pelaku usaha yang membutuhkan modal dalam rangka mengembangkan usahanya.

Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam mengembangkan usahanya selain memerlukan

dana juga membutuhkan adanya bimbingan dan pembinaan dalam pengelolaan

manajemen agar UMKM bisa berkembang serta mampu untuk memenuhi kewajibab bagi

UMKM yang mempunyai pinjaman ke Bank.

e. Kementerian UMKM

Pemerintah berperan dalam memberikan pembinaan dan pengembangan UKM untuk

mengangkat perekonomian rakyat. Berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja, dan

memakmurkan masyarakat secara keseluruhan. Dukungan terhadap program-program

pengembangan koperasi, pemerintah bantu untuk menggerakkan dalam hal fasilitas

kemudahan dan pengawasan, karena koperasi lebih kepada swadaya kelompok.

Page 7: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan-

batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.

Variabel-variabel yang akan diteliti pada penelitian analisis rantai nilai belimbing dewa

pada kelompok Tani Kalilicin di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok terdiri dari

Upgrading (Produk, Proses, Fungsional dan Interchain), perilaku rantai nilai dan fungsi

lembaga pemasaran.

B. Kerangka Pemikiran Operasional

Kelompok Usaha Tani (KWT) sangat berperan sebagai pelaku usaha dalam

mengembangkan produk olahan belimbing Dewa. Peningkatan kualitas produk olahan

memerlukan pembinaan serta inovasi sehingga terus berkelanjutan, selain itu pengetahuan

masyarakat akan produk olahan ditingkatkan melalui peran lembaga pemasaran yang

maksimal. Permintaan konsumen akan Belimbing Dewa yang baik kualitasnya serta

adanya peluang untuk memenuhi kebutuhan permintaan luar negeri menyebabkan

pentingnya usaha untuk meningkatkan kualitas Belimbing Dewa yang dihasilkan petani

Salah satu usaha yang sedang dilakukan oleh pemerintah saat ini untuk meningkatkan

taraf hidup petani dengan mengajak para investor bermodal besar untuk ikut bergerak

dalam usaha pertanian Belimbing bekerjasama dengan petani. Pemerintah dalam hal ini

perlu membina para petani mengenai cara bertani buah Belimbing Dewa yang baik yaitu

memberikan penyuluhan kepada para petani. Kerjasama yang baik dari semua pihak, baik

dari petani, investor maupun pemerintah akan membantu keberhasilan program kemitraan

dalam pertanian Belimbing Dewa. Investor turut berperan dalam bidang teknologi

pertanian Belimbing dalam hal penyediaan bibit, cara pemeliharaan, sarana produksi

sampai pemasarannya, sedangkan usaha pertanian tetap dikerjakan oleh petani.

Page 8: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

METODOLOGI

A. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang dilakukan dimulai dengan kajian pustaka mengenai value chain

pertanian Belimbing Dewa dan selanjutnya dilakukan tahapan pengembangan model.

Gambar. Tahapan Pengembangan Model

Permasalahan yang ditemui dalam perencanaan pertanian diformulasikan untuk

menetapkan tujuan permodelan. Pemilihan ahli dilakukan dengan melihat kemampuan

dan pengalaman seseorang yang bergerak di dalam bidang pertanian Belimbing Dewa.

Mulai

Formulasi Permasalahan

Penetapan Tujuan

Pemilihan Ahli

Akuisisi Pengetahuan

Pengumpulan Data dan Informasi

Permodelan Sistem (tidak)

Komputerisasi Model (tidak)

Verifikasi dan Validasi Model

Memuaskan (ya)

Selesai

Page 9: Peran Pemerintah Pada Petani Belimbing

Akuisisi pengetahuan dilakukan pada ahli yang terpilih. Pengalaman yang dialami oleh

seorang ahli dalam menangani suatu masalah dapat menghasilkan keputusan yang paling

baik untuk mengatasi masalah tersebut di masa yang akan datang. Pengumpulan data dan

informasi dilakukan dengan mengambil data sekunder dari badan atau instansi yang

terkait serta melakukan wawancara dengan ahli bidang pertanian Belimbing Dewa. Pada

tahap permodelan sistem, dilakukan pemilihan model-model matematik yang sesuai untuk

diterapkan pada sistem yang ada. Model yang telah selesai dibuat selanjutnya diverifikasi

dan jika memungkinkan dilakukan validasi. Verifikasi model adalah menguji model yang

dibuat agar sesuai dengan yang diinginkan, sedangkan validasi model adalah menguji

model pada keadaan sistem yang sebenarnya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Kalilicin, kecamatan Pancoran Mas, Kota

Depok, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(Purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Pancoran Mas adalah salah satu

sentra produksi belimbing dewa di Kota Depok.

C. Metode pengumpulan dan sumber data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan kuesioner. Data yang

diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data primer yang dibutuhkan adalah data

kuantitatif dan kualitatif mengenai upgrading, perilaku rantai nilai dan fungsi lembaga

pemasaran.

Data sekunder diperoleh dari lembaga atau instansi yang terkait yaitu bagian bidang

tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Dinas Pertanaian Kota Depok,

Perpustakaan MB IPB, dan literatur yang relevan baik dari jurnal, buku, internet, maupun

hasil penelitian terdahulu. Data yang dibutuhkan adalah mengenai karakteristik belimbing

Dewa, perkembangan marjin di setiap pelaku rantai nilai serta luas areal lahan budidaya

belimbing dewa di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.