peran pemerintah daerah kabupaten tulungagung …repository.ub.ac.id/2660/1/putra, henery...

103
PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG DALAM PELESTARIAN KESENIAN TRADISIONAL (Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Disusun Oleh : HENERY GUSTIKHA PUTRA 135030101111093 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017

Upload: others

Post on 25-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN

TULUNGAGUNG DALAM PELESTARIAN KESENIAN

TRADISIONAL

(Studi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Gelar Sarjana

pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Disusun Oleh :

HENERY GUSTIKHA PUTRA

135030101111093

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2017

Page 2: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

i

MOTTO

“Don’t lose the faith, keep praying,keep trying cause the

faith can make you succeses”

"Jangan kehilangan keyakinan, teruslah berdoa, teruslah berusaha karena

keyakinan bisa membuatmu sukses"

Page 3: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

ii

Page 4: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

iii

Page 5: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

iv

RINGKASAN

Henery Gustikha Putra, 2017, Peran Pemerintah Dareah Kabupaten

Tulungagung Dalam Melestarikan Kesenian Tradisional, Dr. Riyanto,

M.Hum, Drs. Sukanto, MS

Kebudayaan merupakan suatu identitas bangsa, ciri khas suatu bangsa,

karakter bangsa maupun sebagai tanda negara tersebut mempunyai sejarah

perjalanan hidup dari awal sebuah negara itu bisa terbentuk. Maka melestarikan

kebudayaan sangat diperlukan demi mencegah hilangnya kebudayaan yang telah

ada bertahun-tahun. Salah satu bagian dari kebudayaan adalah Kesenian tradisional.

Mengingat kesenian tradisional ini merupakan salah satu identitas dari suatu daerah,

maka kegiatan pelestarian kesenian tradisional sudah menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah, dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat.

Penelitian ini dilakukan pada peran pemerintah daerah Kabupaten

Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata. Analisis atas Pelestarian ditinjau dari perlindungan kesenian tradisional

yang berupa penataan sistem informasi dan menegakkan peraturan, serta

pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan dengan cara pelatihan dan

pagelaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Sumber dan jenis diperoleh dari dinas kebudayaan dan pariwisata

Kabupaten Tulungagung, serta dokumen dan catatan yang menunjang penelitian.

Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi, wawancara kepada pihak

yang terkait dengan penelitian, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini yaitu peran pemerintah daerah Kabupaten

Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata pada perlindungan tradisional adalah mencatat organisasi kesenian yang

ada serta menyebar luaskan informasi dengan memanfaatkan pamflet, aplikasi pada

smartphone dan website. Menegakkan peraturan masih belum memiliki peraturan

tertulis mengenai kesenian tradisional. Pada pengembangan kesenian tradisional,

pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop dan melakukan

pagelaran kesenian tradisional secara rutin setiap tahunnya.

Kata Kunci: Kebudayaan, Pelestarian, kesenian tradisional, Perlindungan

dan pengembangan kesenian tradisional, peran pemerintah daerah.

Page 6: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

v

SUMMARY

Henery Gustikha Putra, 2017, Role Local Government Tulungagung In

Preserving Traditional Arts, Dr. Riyanto, M. Hum, Drs. Sukanto, MS.

Culture is a national identity, characteristic of a nation, national character

and as a sign of the country has a history of life journey from the beginning of a

country that can be formed. So preserving the culture is necessary to prevent the

loss of culture that has existed for many years. One part of culture is traditional Art.

Considering this traditional art is one of the identity of an area, the traditional art

conservation activities have become the responsibility of local government, and

supported by all components of society.

This research was conducted on the role of local government of

Tulungagung Regency in the preservation of traditional arts in the Department of

Culture and Tourism. Analysis of Conservation in terms of traditional art protection

in the form of arranging information systems and enforcing regulations, as well as

the development of traditional arts conducted by way of training and performances.

This research uses descriptive method with qualitative approach. Sources and types

are obtained from the cultural and tourism office of Tulungagung Regency, as well

as documents and records that support the research. Data collection techniques used

are observation, interviews to parties related to research, and documentation.

The result of this research is the role of local government of Tulungagung

Regency in the preservation of traditional arts in Culture and Tourism Office on

traditional protection is to record the existing art organization and disseminate

information by utilizing pamphlet, application on smartphone and website.

Enforcing regulations still does not have a written regulation on traditional art. In

the development of traditional arts, local government conducted training with

workshops and perform traditional performances regularly every year.

Keywords: Culture, Conservation, traditional art, Protection and

development of traditional art, local government role.

Page 7: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat,

kemudahan, dan kelancaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung dalam Melestarikan

Kesenian Tradisional”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini

banyak kekurangan mengingat terbatasanya kemampuan penulis namun berkat

rahmat Allah SWT serta pengarahan berbagai pihak akhirnya skrpsi ini

terselesaikan. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk

kepentingan bersama. Atas terselesaikannya penulisan skripsi ini, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bentuk bantuan dan

dorongan yang diberikan.

Ucapan terima kasih sedalam-dalamnya penulis ucapkan kepada Prof. Dr.

Bambang Supriyono, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Brawijaya Malang. Dr. Choirul Saleh, M.Si, selaku ketua jurusan Ilmu Administrasi

Publik. Dr. Leli Indah Mindarti ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik. Dr.

Riyanto, M.Hum dan Drs. Sukanto, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membagikan ilmunya, memberikan pencerahan dan bimbingan untuk

menyelesaikan skripsi ini, atas kemurahan hati bapak ibu akhirnya skripsi ini

berhasil terselesaikan.

Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak dari dinas

pendidikan dan kebudayaan kabupaten Tulungagung yang telah bermurah hati

memfasilitasi dan membantu dalam proses penelitian, berkat bantuanya penulis

berhasil melakukan penelitian dan mendapatkan data yang dibutuhkan untuk

penyelesaian skripsi ini.

Skripsi ini penulis dedikasikan kepada keluarga, ucapan terimakasih penulis

berikan kepada kedua orangtua Bapak Agus Wibowo dan Ibu Karmiati, kakak

Hengky Wicaksana Saputra dan Yales Aryuni Putri serta seluruh keluarga besar

yang telah senantiasa mendukung dan memberikan fasilitas yang penulis butuhkan

selama menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

vii

Terimakasih penulis berikan kepada orang-orang terdekat yang sampai sejauh

ini selalu memberikan dukungan Friska Putrisari, Jalu Sora, Endrey Satriyo, Heppy

Pimadani, Hulam yang telah dengan sabar dan setia mendampingi penulis,

mendengarkan keluhan serta selalu memberikan semangat kepada penulis. Ucapan

terimakasih tidak lupa penulis ucapakan kepada teman seperjuangan, teman-teman

FIA Publik 2013 yang telah mendukung dan membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bentuk bantuan dan dukungan yang diberikan kepada penulis

dibalas oleh Allah SWT. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak yang membutuhkan.

Malang, Juli 2017

Penulis

Page 9: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

viii

DAFTAR ISI

MOTTO .................................................................................................... i

TANDA PENGESAHAN ......................................................................... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ......................................... iii

RINGKASAN ........................................................................................... iv

SUMMARY .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................. vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5

E. Sistematika Pembahasan ................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 8

A. Administrasi Publik ......................................................................... 8

1. Definisi Administrasi Publik ..................................................... 8

2. Ruang Lingkup Administrasi Publik ......................................... 11

3. Peran Administrasi Publik......................................................... 12

B. Pemerintah Daerah .......................................................................... 15

1. Definisi Pemerintah Daerah ...................................................... 15

2. Urusan Pemerintah Daerah ....................................................... 18

C. Kebudayaan ..................................................................................... 20

D. Pelestarian Kesenian Tradisional .................................................... 23

1. Pengertian Kesenian .................................................................. 23

2. Pengertian Tradisional .............................................................. 24

3. Pengertian Kesenian Tradisional............................................... 25

4. Pelestarian Kesenian Tradisional .............................................. 25

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 33

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 33

B. Fokus Penelitian .............................................................................. 34

C. Lokasi dan Situs Penelitian ............................................................. 35

D. Sumber dan Jenis Data .................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37

F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 42

G. Keabsahan Data ............................................................................... 42

H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 43

Page 10: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 47

A. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung ................................... 47

B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung ......... 57

C. Penyajian Data................................................................................. 67

D. Pembahasan ..................................................................................... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 86

A. Kesimpulan ..................................................................................... 86

B. Saran ................................................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ xii

LAMPIRAN

Page 11: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Urusan Pemerintahan ................................................................... 18

Tabel 2 : Distribusi Penyebaran Penduduk Per Kecamatan Tahun 2014.... 50

Tabel 3 : PDRB Perkapita Kabupaten Tulungagung .................................. 53

Tabel 4 : Perjenis Kesenian Tradisional...................................................... 71

Tabel 5 : Kebijakan Workshop ................................................................... 75

Tabel 6 : Kebijakan pemanfaatan kesenian tradisional tahun 2016 ............ 76

Tabel 7 : Kegiatan Kesenian Tradisional tahun 2016 ................................. 78

Page 12: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Komponen – komponen Analisis Data Model Interaktif ......... 44

Gambar 2 : Peta Administrasi Kabupaten Tulungagung............................. 47

Gambar 3 : Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata .......... 61

Gambar 4 : Papan pamflet sebebelah barat alun-alun Kabupaten ..............

Tulungagung ............................................................................ 69

Gambar 5 : Aplikasi Tulungagung Tourism................................................ 70

Gambar 6 : Website Tulungagung Turism .................................................. 70

Page 13: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop
Page 14: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia salah satu negara yang memiliki berbagai macam kebudayaan,

dan setiap daerah memiliki kebudayaan tersendiri. Suatu kebanggaan bagi bangsa

Indonesia yang memiliki kebudayaan yang bermacam-macam serta masyarakat

tetap menjunjung tinggi perbedaan. Berbagai daerah mempunyai kebudayaan

tersendiri dan sangat disayangkan jika itu tidak dikelola dengan baik.

Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah

melahirkan berbagai implikasi yaitu perubahan sosial serta fasilitas yang cukup

signifikan melahirkan kesempatan bagi daerah untuk dapat mengembangkan

potensi daerah, membangun daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

Pembangunan Nasional. Menyikapi kondisi tersebut yang didasari dari pemahaman

bhineka tunggal ika sebagai keberagaman suku, agama serta budaya yang tersebar

keseluruh pelosok nusantara, maka setiap daerah mempunyai budaya yang berbeda-

beda yang mencirikan daerahnya masing-masing.

Kebudayaan merupakan suatu identitas bangsa, ciri khas suatu bangsa,

karakter bangsa maupun sebagai tanda negara tersebut mempunyai sejarah

perjalanan hidup dari awal sebuah negara itu bisa terbentuk. Kebudayaan

merupakan sebuah simbol kebanggaan bagi suatu masyarakat tertentu bahkan

menjadi penentu dari maju tidaknya suatu negara. Setidaknya kebudayaan di setiap

daerah dapat terus ada dan tetap menjadi ciri khas bangsa, sehingga kebudayaan di

Page 15: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

2

daerah dapat menjadi aset penting bagi bangsa yang memilikinya. Maka

melestarikan kebudayaan sangat diperlukan demi mencegah hilangnya kebudayaan

yang telah ada bertahun-tahun.

Melestarikan kebudayaan erat kaitannya dengan apa yang telah dicita-

citakan oleh kemerdekaan bangsa ini yaitu cita-cita untuk “mencerdaskan

kehidupan bangsa”, mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan suatu konsepsi

kebudayaan. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan upaya untuk

meningkatkan kadar kebudayaan bangsa, sebagai suatu proses humanisasi untuk

mengangkat harkat dan derajat insan dari bangsa kita.

Salah satu bagian dari kebudayaan adalah Kesenian tradisional. Kesenian

tradisional memiliki bobot besar dalam kebudayaan. Kemajuan kebudayaan bangsa

dan peradabannya membawa serta, dan secara timbal-balik dibawa serta,oleh

kemajuan keseniannya. Kesenian daerah (tradisional) pada dasarnya adalah

anonim,ia tidak bisa dibatasi atas klaim wilayah. Ia menjadi tak terbatasi oleh garis

yang pasti, untuk itulah kesenian bisa ditempatkan sebagai sarana menciptakan

ketahanan budaya yang harus disikapi sebagai ketahanan nasional. Kesenian

tradisional juga merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa

keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari

dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, kesenian

dapat menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan

nilai-nilai kebudayaan. Selain itu kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas di

dalam masyarakat.

Page 16: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

3

Pelestarian kesenian Tradisional merupakan bagian dari pembangunan

daerah yang pada hakekatnya merupakan proses perencanaan, pelaksanaan maupun

pengendalian yang dilakukan secara berkesinambungan. Pembangunan ini

dilakukan dalam rangka meningkatkan popularitas kesenian tradisional. Mengingat

kesenian tradisional ini merupakan salah satu identitas dari suatu daerah, maka

kegiatan pelestarian kesenian tradisional sudah menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah, dan didukung oleh seluruh komponen masyarakat.

Keberhasilan pelestarian kesenian daerah (tradisional) sangat ditentukan

oleh kemampuan para aktor pemerintah dalam merumuskan program atau

kebijakan. Program atau kebijakan tersebut melibatkan organisasi kesenian yang

ikut serta bersama-sama melaksanakan program atau kebijakan. Program atau

kebijakan yang telah diputuskan harusnya didukung atau ditunjang oleh sarana dan

prasarana yang ada.

Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 10 tahun 2014 tentang

pedoman pelestarian tradisi menjelaskan bahwa pemerintah daerah kabupaten/kota

melaksanakan pelestarian tradisi di wilayah kerjanya. Bentuk-bentuk pelestarian

tradisi meliputi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan. Pemerintah daerah

kabupaten Tulungagung telah mengeluarkan kebijakan yang terkait dengan

kesenian daerah (tradisional), seperti yang tertera pada Peraturan Bupati kabupaten

Tulungagung No 60 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan

fungsi serta tata kerja Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung

Bab II Pasal 11 sub bagian seksi pembinaan kesenian, peraturan daerah nomor 16

tahun 2010 tentang pajak daerah bab V pasal 23 bagian pagelaran kesenian

Page 17: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

4

tradisional objek pajak hiburan (pertunjukan kesenian tradisional). Pengelolaan

pajak yang telah dialokasikan ke hiburan yaitu berupa pertujukan kesenian

tradisional, maka kesenian tradisional di Tulungagung ini memiliki daya tarik bagi

masyarakat atau wisatawan untuk menyaksikan pertunjukan ini berlangsung.

Pertunjukan kesenian tradisional ini merupakan salah satu bentuk

pelestarian kesenian. Sangat disayangkan ketika suatu pertunjukan kesenian

tradisional ini berlangsung di kabupaten Tulungagung hanya masyarakat di

kabupaten Tulungagung yang menyaksikan. Kurangnya informasi dari Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata membuat pertunjukan ini tidak sampai ke telinga luar

daerah maupun turis mancanegara. Dapat diketahui dari website yang berupa

blogspot dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Tulungagung yang

beraalamat web www.disbudparporatulungagung.blogspot.co.id telah berhenti

posting pada bulan januari tahun 2013. Hal ini membuat masyarakat luar daerah

tidak begitu mengetahui agenda pertunjukan kesenian tradisional yang akan

berlangsung.

Dari Penjelasan di atas penulis mengambil Judul “Peran Pemerintah Daerah

Kabupaten Tulungagung dalam Pelestarian Kesenian Tradisional (Studi Pada Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung)”

Page 18: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

5

B. Rumusan Masalah

Dari uraian yang telah diuraikan dalam Latar Belakang Penelitian mengenai

Peran Pemerintah Kabupaten Tulungagung dalam Pelestarian Kesenian Tradisional

Tulungagung dapat ditentukan rumusan masalah bagaimanakah peran Pemerintah

Daerah Kabupaten Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, melalui penelitian ini diharapkan

dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, yaitu mendiskripsikan dan

menganalisis. Peran pemerintah daerah kabupaten Tulungagung dalam Pelestarian

kesenian tradisional.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan Tujuan Penelitian di atas, melalui penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis, yaitu sebagai

berikut.

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan

atau sumber informasi bagi pihak lain khususnya pihak akademisi yang akan

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai peranan pemerintah daerah

kabupaten Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional. Penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu

administrasi publik yang kaitannya dengan komitmen pemerintah daerah

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

Page 19: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

6

2. Secara praktis

a. Diharapkan mampu memberikan wawasan dan gambaran bagi kalangan

pemerintah dan pelaku (stakeholder) yang terlibat untuk pelestarian

kesenian tradisional.

b. Dapat memberikan manfaat bagi pemerintah daerah khususnya Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata yang dapat dipergunakan sebagai dasar, atau

pedoman dalam pelestarian kesenian tradisional berikutnya.

E. Sistematika Pembahasan

Garis besar yang memberikan gambaran secara menyeluruh tentang isi skripsi

ini, semua disampaikan melalui pokok-pokok pembahasan sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang dilakukannya

penelitian ini, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi

penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan tinjauan teoritis yang digunakan dalam

hubungannya dengan pembahasan masalah yang disajikan pada BAB

IV. Teori-teori yang digunakan analisis penelitian ini.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang jenis, objek, lokasi dan situs

penelitian, kemudian dilanjutkan dengan penetapan sumber data,

metode pengumpulan data, serta instrumen penelitian dan diakhiri

dengan analisis data penelitian.

Page 20: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

7

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini penulis menguraikan dan menganalisa hasil penelitian

tersebut dengan teori-teori yang berkaitan degan pokok-pokok

bahasan mengenai peran pemerintah daerah dalam pelestarian

kesenian tradisional di Kabupaten Tulungagung.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan yang didapat dari

penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah di

paparkan pada bab sebelumnya. Selain itu pada bab ini penulis juga

memberikan saran terhadap peran pemerintah daerah Kabupaten

Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional agar dapat

terlaksana dengan baik.

Page 21: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

1. Pengertian Administrasi Publik

Administrasi secara etimologi berasal dari bahasa latin (Yunani) yang terdiri

dari dua kata yaitu “ad” dan “ministrate” yang berarti “to serve” apabila dalam

bahasa Indonesia berarti melayani, membantu, memenuhi. Istilah administasi di

Indonesia dipahami dari dua bahasa yang berbeda dengan makna yang berbeda

pula. Pertama yaitu istilah administratie yang berasal dari Bahasa Belanda yang

mencakup pengertian stelselmatige verkrijging, en verwerking van gegevens yang

berarti tata usaha atau administrasi dalam arti sempit. Selanjutnya bestuur en beheer

yang berarti bestuur adalah manajemen akan kegiatan-kegiatan organisasi dan

beheer adalah manajemen akan sumber dayanya (finansial, personel,materiil,

gudang dan sebagainya. Kedua yaitu administration yang berasal dari Bahasa

Inggris yang sering disebut sebagai administrasi dalam arti luas yakni proses

(rangkaian) kegiatan usaha kerja sama sekelompok orang secara terorganisasi untuk

mencapai tujuan tertentu secara efisien. Dalam hal ini dalam pengertian administasi

terkandung hal-hal seperti: kelompok orang, kegiatan, kerja sama, tujuan dan

efisiensi.

Page 22: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

9

Menurut Siagian dalam Pasolong (2011) mengatakan bahwa “Administrasi

merupakan keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang

didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya.” Sementara menurut Dwight Waldo dalam Syafri (2012)

menyebutkan bahwa “ Administrasi sebagai usaha kerjasama yang rasional dimana

tindakan rasional merupakan tindakan yang diperhitungkan dengan cermat untuk

merealisasikan tujuan tertentu yang dikehendaki dengan kerugian/pengorbanan

yang minimal untuk mewujudkan tujuan lain yang dikehendaki.” Dari disisi lain

Pasolong (2011) mengungkapkan bahwa “ Administrasi adalah pekerjaan terencana

yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan

atas dasar efektif, efisien, dan rasional.” menurut Syafri (2012) bahwa “

Administrasi adalah rangkaian kegiatan atau proses usaha kerja sama sekelompok

orang dalam wadah organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi

merupakan suatu proses kerja sama yang dilakukan antara dua orang atau lebih

dalam wadah organisasi untuk mecapai tujuan secara efektif dan efisien dengan

memanfaatkan sumber daya yang ada.

Publik berasal dari Bahasa Inggris “public” yang berarti umum, rakyat

umum, orang banyak dan rakyat. Menurut Frederickson dalam Pasolong (2011)

menjelaskan konsep publik menjadi 5 perspektif,yaitu:

“(1) Publik sebagai kelompok kepentingan yaitu publik dilihat sebagai

manifestasi dari interaksi kelompok yang melahirkan kepentingan

masyarakat, (2) publik sebagai pemilih yang rasional, yaitu masyarakat

terdiri atas individu-individu yang berusaha memenuhi kebutuhan dan

kepentingan sendiri, (3) publik sebagai perwakilan kepentingan masyarakat,

yaitu kepentingan publik diwakili oleh suara, (4) publik sebagai konsumen,

Page 23: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

10

yaitu konsumen sebenarnya tidak terdiri dari individu-individu yang tidak

berhubungan satu sama lain, namun dalam jumlah yang cukup besar mereka

menimbulkan tuntutan pelayanan birokrasi, (5) publik sebagai warga

negara, yaitu warga negara dianggap sebagai publik karena partisispasi

masyarakat sebagai keikutsertaan warga negara dalam seluruh proses

penyelenggaraan pemerintahan dipandang sebagai sesuatu yang paling

penting.”

Scott M. Cutlip dalam Syafri mengungkapkan bahwa “publik merupakan

kelompok individu yang terikat oleh kepentingn bersama dan berbagai rasa atas

dasar kebersamaan. Berbeda dengan Mayor Polak dalam Rendra (2012)

mengatakan bahwa “Publik merupakan sejumlah orang yang berminat sama dan

merasa tertarik terhadap suatu masalah dan berhasrat mencari suatu jalan keluar

dengan mewujudkan tindakan yang konkret.”

Beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa publik

merupakan sejumlah atau sekelompok orang yang memiliki kepentingan yang sama

dimana kepentingan itu saling mengikat satu sama lain sehingga muncul perasaan

bersatu karena memiliki kepentingan yang sama.

Administrasi publik atau public administration merupakan suatu ilmu sosial

yang meliputi lembaga legislatif, yudikatif dan eksekutif serta hal-hal lain yang

berkaitan dengan publik yang meliputi kebijakan publik, manajemen publik,

administrasi pembangunan, tujuan negara dan etika yang mengatur

penyelenggaraan negara. Menurut Chandler dan Plano dalam Pasolong (2011)

mengatakan bahwa:

“Administrasi publik merupakan suatu proses dimana sumberdaya dan

personal public di organisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan,

mengimplementasikan, dan mengelola keputusan dan kebijakan publik.

Selain itu, administasi publik juga merupakan seni dan ilmu yang ditujukan

untuk mengatur kebijakan publik untuk memecahkan permasalahan publik

yang terjadi dalam suatu organisasi atau lainnya.”

Page 24: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

11

Menurut Dwight Waldo dalam Syafri (2012) menyebutkan bahwa “

Administrasi publik merupakan organisasi dan manajemen manusia dan material

(peralatannya) untuk mencapai tujuan-tujuan pemerintah.” Tetapi menurut

Nicholas Henry dalam Pasolong (2011) menyebutkan bahwa “ Administrasi publik

merupakan suatu kombinais yang kompleks antara teori dan praktik dengan tujuan

mempromosikan pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan

masyarakat yang diperintah dan mendorong kebijakn publik agar responsif terhadap

kebutuhan sosial.” Selanjutnya menurut Nigro & Nigro dalam Syafri (2012)

mengatakan bahwa:

“ (a). administrasi publik adalah usaha kerja sama antara kelompok dalam

kerangka organisasi negara, (b) meliputi tiga cabang eksekutif, legislatif dan

yudikatif dan hubungan timbal balik ketiganya, (c) memiliki peran penting

dalam pembuatan kebijakan publik sehingga merupakan bagian dari proses

politik, (d) berbeda secara signifikan dengan adminitrasi swasta, (e)

berhubungan erat dengan sejumlah kelompok swasta dan individu dalam

pemberian pelayanan kepada masyarakat.”

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi publik

merupakan suatu proses kerja yang sama yang dilakukan dua orang atau lebih

(sekelompok orang) atau lembaga yang berkewajiban menjalankan tugas-tuganya

dalam rangka memenuhi kebutuhan publik secra efektif dan efisien dengan

memanfaatka sumberdaya yang ada.

2. Ruang Lingkup Administrasi Publik

Permasalahn yang dihadapi studi ilmu adminitrasi publik Menurut Syafri

(2012) bersifat multidimensi dalam arti meliputi seluruh aspek hidup dan kehidupan

warganya mulai yang bersifat fisik, material dan sosial. Maka dari itu untuk

Page 25: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

12

menyelesaikannya dibutuhkan bantuan dari cabang ilmu lain oleh karena itu

lingkup adminitrasi publik bersifat multidisiplin.

Menurut Lembaga administrasi Negara dalam Syafri (2012) menyebutkan

bahwa Ruang lingkup administrasi publik meliputi:

a. Tata nilai: menyangkut nilai kultural, spiritual, etika, falsafah hidup

yang menjadi dasar dan tujuan serta acuan perilaku dari sistem dan

proses administrasi publik.

b. Organisasi pemerintahan negara: terdiri dari organisasi lembaga

eksekutif, legislatif, yudikatif dan lembaga-lembaga negara lainnya

yang diperlukan serta saling hubungannya dalam rangka

penyelenggaraan negara, termasuk kesekretariatan lembaga-lembaga

tersebut.

c. Manajemen pemerintahan negara: meliputi kegiatan pengelolaan

pelaksanaan tugas pemerintahan umum dan pembangunan dalam

berbagai bidang kehidupan dan wilayah pemerintahan merupakan

fungsi-fungsi dari manajemen pemerintahan.

d. Sumber daya aparatur: merupakan sumberdaya manusia sebagi unsur

dominan dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan negara,

pengelolaan dan pembinaannya mendapatkan perhatian dalam

keseluruhan aspek dan dimensinya mulai dari perekrutan,

pengembangan kompetensi, pengembangan karir dan kesejahteraannya

dan pemensiunannya.

Page 26: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

13

e. Sistem dan Proses Kebijakan Negara: peran administrasi publik

terutama dalam hal fungsi dan proses yaitu: perumusan kebijakan,

penetapan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pengawasan dan

pengendalian pelaksanaan kebijakan, penilaian hasil.

f. Posisi, kondisi dan peran masyarakat bangsa dalam bernegara: negara

didirikan untuk mencapai tujuan bersama dimana rakyat pemilik

kedaulatan. Maka dari itu, organisasi dan manajemen pemerintahan

tidak dapat mengabaikan aspirasi dan peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pemerintahan negara.

g. Hukum administrasi publik: meyangkut dimensi hukum yang bertalian

dengan pengaturan sistem dan proses penyelenggaraan negara yang

dimaksudkan agar kelembagaan negara tersusun dan terselenggara

secara efisien, proporsionall efektif dan legitimate.”

Ruang lingkup administrasi publik menurut Nicholas Henry dalam

Pasolong (2011) yaitu meliputi: “ organisasi publik yang berkenaan dengan model-

model organisasi dan perilaku organisasi, manajemen publik yang berkaitan dengan

sistem dan ilmu manajemen, evaluasi program, produktivitas, anggaran publik dan

manajemen sumberdaya manusia, serta implementasi yang berkaitan dengan

kebijakan,privatisasi dan etika birokrasi.” Sementara Keban dalam Pasolong (2011)

menyatakan bahwa “Ruang lingkup administrasi publik meliputi: kebijakan,

organisasi, manajemen,moral dan etika, lingkungan dan akuntabilitas.”

Page 27: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

14

Dari beberapa penjelasan ruang lingkup administrasi diatas dapat diketahui

bahwa ruang lingkup administrasi publik yang paling penting yaitu

berkaitan dengan kepentingan publik. Ruang lingkup administrasi publik

dapat dikategorikan meliputi: kebijakan publik, birokrasi publik,

manajemen publik, kepemimpinan, pelayanan publik, etika administrasi,

kinerja, administrasi kepegawaian negara.

3. Peran Administrasi Publik

Peran administrasi publik dalam suatu negara sangatlah vital. Menurut

Thoha (2011) menyebutkan bahwa “Administrasi sangatlah perhatian terhadap

terwujudnya tata pemerintahan yang demokratis dan amanah serta diarahkan

kepada kepentingan dan kekuasaan pada rakyat.” Hal ini berarti administrasi publik

lebih menekankan dan lebih berorientasi kepada kepentingan publik. Kemudian

Menurut Gray dalam Pasolong (2011) menjelaskan bahwa:

“Administrasi publik berperan dalam menjamin pemerataan distribusi

pendapatan nasional kelompok masyarakat miskin secara berkeadilan,

melindungi hak-hak masyarakat atas kepemilikan kekayaan serta menjamin

kebebasan bagi masyarakat untuk melaksanakan tanggungjawab atas diri

mereka sendiri dalam bidang kesehatan, pendidikan dan pelayanan bagi

kelompok masyarakat lanjut usia, melestarikan nilai-nilai tradisi masyarakat

yang sangat bervariasi dari generasi ke generasi berikutnya, serta

memberikan jaminan dan dukungan sumber-sumber sehingga nilai-nilai itu

mampu tumbuh dan berkembang sesaui dengan perubahan zaman.”

Menurut Frederik dalam Pasolong (2011) menyebutkan bahwa

“Administrasi publik diadakan untuk memberikan pelayanan publik dan

manfaatnya dapat dirasakan masyarakat setelah pemerintah meningkatkan

profesionalismenya, menerapkan teknik efisiensi dan efektivitas sehingga

mampu membuat masyarakat menerima dan menjalankan sebagian dari

tanggung jawab administrasi publik.”

Page 28: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

15

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa peran

administrasi publik yaitu untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien guna

meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah. Maka dari itu setiap kegiatan yang dilakukan dalam administrasi publik

harus dipertimbangkan secara matang antara input dan outpunya sehingga setiap

kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan mencapai sasaran atau tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

B. Pemerintah Daerah

1. Pengertian Pemerintah Daerah

Indonesia merupakan suatu bangsa yang merdeka dan berdaulat, dimana

pemerintah di daerah merupakan bagian integralnya. Dasar hukum dari adanya

pemerintahan daerah terdapat dalam Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945). Pasal 18 ayat (1) UUD 1945, menyebutkan

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah

provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan

kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

Kemudian mengenai pemerintah di daerah diatur lebih rinci dengan

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Menurut

Victor M. Situmorang (1994) melihat sangat luasnya wilayah negara serta luasnya

persoalan yang ada, pada umumnya pemerintah daerah (local government)

bertingkat-tingkat, yaitu pemerintah tingkat provinsi, pemerintah tingkat

kabupaten, pemerintah tingkat kotamadya, pemerintah tingkat kecamatan dan

pemerintah tingkat desa atau tingkat kelurahan.

Page 29: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

16

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah, Pemerintah daerah merupakan kepala daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan daerah otonom. Sedangkan Pemerintahan Daerah

adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan

prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

Setiap pemerintah daerah dipimpin oleh Kepala Daerah yang dipilih secara

demokratis. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai Kepala

Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Kepala daerah dibantu oleh satu

orang wakil kepala daerah, untuk provinsi disebut wakil Gubernur, untuk kabupaten

disebut wakil bupati dan untuk kota disebut wakil wali kota. Kepala dan wakil

kepala daerah memiliki tugas, wewenang dan kewajiban serta larangan. Kepala

daerah juga mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan

pemerintahan daerah kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan

pertanggungjawaban kepada DPRD, serta menginformasikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat.

Gubernur yang karena jabatannya berkedudukan juga sebagai wakil

pemerintah pusat di wilayah provinsi yang bersangkutan, dalam pengertian untuk

menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan tugas dan fungsi

Pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan

Page 30: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

17

urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota.Dalam

kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat sebagaimana dimaksud, Gubernur

bertanggung jawab kepada Presiden.

Selain itu, peran pemerintah daerah juga dimaksudkan dalam rangka

melaksanakan desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas perbantuan sebagai wakil

pemerintah di daerah otonom yaitu untuk melakukan:

1. Desentralisasi yaitu melaksanakan semua urusan yang semula adalah

kewewenang pemerintahan menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

2. Dekonsentrasi yaitu menerima pelimpahan wewenang pemerintahan oleh

Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada

instansi vertikal di wilayah tertentu untuk dilaksanakan; dan

3. Tugas pembantuan yaitu melaksanakan semua penugasan dari Pemerintah

kepada daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada

kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada

desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Dalam rangka melaksanakan peran desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas

pembantuan, Pemerintah daerah menjalankan urusan pemerintah konkuren,

berbeda dengan pemerintah pusat yang melaksanakan urusan pemerintahan

absolut. Urusan Pemerintahan konkuren dibagi antara Pemerintah Pusat dan

Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. pembagian urusan tersebut

didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta

Page 31: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

18

kepentingan strategis nasional Urusan pemerintahan tersebutlah yang menjadi

dasar pelaksanaan Otonomi Daerah.

2. Urusan Pemerintah Daerah

Urusan pemerintahan konkuren terdiri dari urusan pemerintahan wajib dan

pilihan. Urusan pemerintahan wajib terbagi lagi menjadi Urusan Pemerintahan

yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan yang tidak

berkaitan dengan Pelayanan Dasar.

Tabel 1 Urusan Pemerintahan

Urusan Wajib Yang

Berkaitan Dengan

Pelayanan Dasar

Urusan Wajib Yang

Tidak Terkait Dengan

Pelayanan Dasar

Urusan Pilihan

Pendidikan

Kesehatan

Pekerjaan umum dan penataan ruang

Perumahan rakyat dan kawasan

permukiman

Ketentraman,

ketertiban umum

dan perlindungan

masyarakat

Sosial

Tenaga kerja

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Pangan

Pertanahan

Lingkungan hidup

Administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil

Pemberdayaan masyarakat dan desa

Pengendalian penduduk

dan keluarga berencana

Perhubungan

Komunikasi dan informatika

Koperasi, usaha kecil dan

menengah

Penanaman modal

Kepemudaan dan olah raga

Statistik

Persandian

Kebudayaan

Perpustakaan

Kearsipan

Kelautan dan

perikanan

Pariwisata

Pertanian

Kehutanan

Energi dan sumber

daya mineral

Perdagangan

Perindustrian

Transmigrasi

Sumber : Undang-undang no 23 tahun 2014

Page 32: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

19

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah telah

ditetapkan untuk mengganti UU 32 Tahun 2004 yang tidak sesuai lagi dengan

perkembangan keadaan, ketatanegaraan, dan tuntutan penyelenggaraan

pemerintahan daerah. Muatan UU Pemerintahan Daerah tersebut membawa banyak

perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Salah satunya adalah pembagian

urusan pemerintahan daerah.

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan

terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan

konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut adalah

urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

Urusan pemerintahan konkuren adalah urusan pemerintahan yang dibagi antara

Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota. Urusan

pemerintahan umum adalah urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

Presiden sebagai kepala pemerintahan.

Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintahan yang dibagi antara

Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dibagi menjadi

urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan

wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan oleh semua Daerah.

Sedangkan urusan pemerintahan pilihan adalah urusan pemerintahan yang wajib

diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.

Page 33: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

20

C. Kebudayaan

Kebudayaan, kata yang telah sangat sering didengar,adalah sebuah

terminology yang berakar dari kata budaya yang berasal dari bahasa sansekerta

buddhayah, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Menurut

Koentjaraningrat dalam Wibowo, dkk (2004) kebudayaan dengan kata dasar

budaya berasal dari bahasa sangsakerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi

yang berarti budi atau akal. Jadi Koentjaraningrat, mendefinisikan budaya sebagai

daya budi yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil

dari cipta, karsa dan rasa itu.

Pada awalnya, konsep kebudayaan pertama kalinya di perkenalkan oleh Sir

Edward Brnett Taylor. Seorang ahli Antropologi Inggris pada tahun 1871,

mendefinisikan kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, kebiasaan, dan lain-lain.

Teori kebudayaan menurut Abdullah (2006) adalah kebudayaan yang

timbul sebagai suatu usaha budi daya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan di

daerahdaerah seluruh Indonesia, terhitung sebagai kebudayaan bangsa. Usaha

kebudayaan harus menuju kearah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan

tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat

mengembangkan atau memperkaya kebudayaan itu sendiri, serta mempertinggi

derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.Ada tiga wujud kebudayaan menurut

Wibowo,dkk (2004) yaitu:

1. Ideas. Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya

abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di

Page 34: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

21

alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu

hidup. Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan

memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam

masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut

adat istiadat.

2. Activities. Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut

tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa

diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini

terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta

bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam

wujud perilaku dan bahasa.

3. Artifacts. Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya

merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan

didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.

Sedangkan menurut C.Kluckhon (Wibowo, dkk ,2004) terdapat tujuh unsur

kebudayaan antara lain :

1. Bahasa

2. Sistem pengetahuan

3. Organisasi sosial

4. Sistem peralatan hidup dan teknologi

5. Sistem mata pencarian hidup

6. Sistem religi

7. Kesenian

Page 35: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

22

Menurut Wibowo,dkk (2004) Kebudayaan memiliki wilayah atau ruang

lingkup yang tidak hanya terbatas antar individu,tetapi jauh melampaui batas-batas

tersebut. Kebudayaan meliputi berbagai segi kehidupan manusia baik secara

individual sekaligus keseluruhan bersama individu lain yang berada dalam

masyrakatnya. Menurut Geert,1973 dalam Abdullah (2006) kebudayaan itu pola

dari pengertian – pengertian atau makna – makna yang terjalin secara menyeluruh

dalam simbol – simbol dan ditransmisikan secara historis.

Menurut Abdullah (2016) Istilah kebudayaan hampir selalu terikat pada

batas – batas fisik yang jelas. Batas – batas fisik telah menjadi dasar dalam

pendefinisian keberadaan suatu kebudayaan,khususnya pada saat sesuatu yang

bersifat fisik masih dianggap paling penting dan menentukan. Namun perubahan

masyarakat menunjukkan kecenderungan lain dalam pendefinisian suatu praktik

yang menunjukkan proses mencairnya batas – batas ruang (fisik). Mobilitas

fisik,misalnya,telah dilengkapi dengan mobilitas sosial dan intelektual yang jauh

lebih padat dan intensif. Media komunikasi yang semakin canggih telah

menyebabkan masyarakat terintegrasi ke dalam suatu tatanan yang lebih luas,dari

yang bersifat lokal menjadi global.

Abdullah (2006) mengatakan bahwa :

“memahami kebudayaaan harus dimulai dengan mendefinisikan ulang

kebudayaan itu sendiri,bukan sebagai kebudayaan generic ( yang meupakan

pedoman yang diturunkan),tetapi sebagai kebudayaan diferensial (yang

dinegoisasikan dalam keseluaruhan interaksi sosial).kebudayaan bukanlah

suatu warisan yang secara turun temurun dibagi bersama atau dipraktikkan

secara kolektif,tetapi menjadi kebudayaan yang lebih bersifat situasionl yang

keberadaannya tergantung pada karakter kekuasaan dan hubungan –

hubungan yang berubah dari waktu ke waktu.”

Page 36: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

23

Mattulada (1988) berpendapat bahwa :

“kalau kita mau bertumbuh dengan satu kepribadian yang kuat,maka nilai

nilai utama kebudayaan tradisional itulah yang sepatutnya menjadi potensi

yang dikembangkan. Sesungguhnya pembangunan atau perubahan

itu,bermula dari apa yang sudah ada sebagai potensi. Dengan potensi itulah

perkembangan, perubahan atau pembangunan itu akan memiliki akarnya

untuk memperkokoh kepribadian suatu kebudayaan.”

D. Pelestarian Kesenian Tradisional

1. Pengertian Kesenian

Pengertian seni menurut para ahli budaya :Drs. Popo Iskandar berpendapat,

seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin disampaikan kepada orang lain dalam

kesadaran hidup bermasyarakat / berkelompok,sedangkan Ahdian Karta Miharja,

mengemukakan seni adalah kegiatan rohani yang merefleksikan realitas dalam

suatu karya yang bentuk dan isinya mempunyai untuk membangkitkan pengalaman

tertentu dalam rohaninya,lain halnya dengan Ki Hajar Dewantara yang berpendapat

baahwa seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat

indah, hingga menggerakan jiwa perasaan manusia dan menurut Plato dan

Rousseau seni adalah hasil peniruan dari alam dengan segala seginya.

Menurut Bastomi (1990) Kesenian adalah bagian dari budaya dan

merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspreseikan rasa keindahan dari

dalam jiwa manusia melalui media rupa (gambar, lukis, patung, dll.), suara (musik:

nyanyian, instrumental), gerak (tari, teater), dan bahasa (sastra, ceritera).Kesenian

juga mempunyai fungsi lain, misalnya mitos berfungsi untuk menentukan norma

untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai – nilai kebudayaan.

Secara umumkesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat.

Page 37: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

24

2. Pengertian Tradisional

Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena

kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Hampir disetiap penjuru

dunia,komunitas dan orang mempunyai pengetahuan yang diturunkan dari generasi

ke generasi,dikembangkan dan dilestarikan dengan cara – cara yang tradisional

(traditional manner).

Pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang sangat dasar,berasal dari

pengalaman kehidupa sehari – hari dan pada umumnya ditandai dengan suatu ciri

yaitu tradisional.

Menurut Daulaly (2011) Pengetahuan tradisional mempunyai nilai manfaat

yang tinggi tidak hanya bagi masyarakat tradisional,tetapi juga untuk masyarakat

modern,bahkan seluruh penduduk dunia juga dapat mengambil manfaat dari

pengetahuan tradisional.

Pengetahuan tradisional merupakan bagian integral dari warisan budaya dari

komunitas tradisional yang memilikinya. Bagi masyarakat suku asli,budaya adalah

suatu konsep yang terkait secara integral,produk dari interaksi dan hubungan yang

terus menerus antara manusia dan leluhurnya. Menurut Daulaly (2011)

Pengetahuan tradisional selalu mempunyai nilai budaya (culture value) dan manfaat

(utilitarian value) bagi masyarakat asli.Alexandra Xanthaki.

Menurut Daulaly (2011) bahwa :

“Pengertian pengetahuan tradisional dapat dipandang dari dua sisi yang

berlainan,yakni pengetahuan tradisional dipandang sebagai warisan budaya

(traditional knowledge as cultural heritage) dan pengetahuan tradisional

sebagai sumber daya ( traditional knowledge as resources)”

Page 38: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

25

Modernitas mendorong dinamika dan kreativitas dalam kehidupan. Adapun

tradisionalitas memberikan kekokohan dan stabilitas kehidupan,untuk kemantapan

pola – pola kebudayaan yang menjadi ciri kepribadian bangsa dan kebudayaannya.

3. Pengertian Kesenian Tradisional

Menurut Bastomi (1990) Kesenian tradisional adalah suatu hasil ekspresi

hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang tradisi atau sistem budaya

masyarakat pemilik kesenian tersebut. Dalam karya seni tradisional tersirat pesan

dari masyarakatnya berupa pengetahuan, gagasan, kepercayaaan dan nilai norma.

4. Pelestarian Kesenian Daerah (Tradisional)

Menurut Muis (2009) Pelestarian adalah suatu usaha atau kegiatan untuk

merawat, melindungi dan mengembangkan objek pelestarian yang memiliki nilai

guna untuk dilestarikan. Definisi dari ketiga bentuk pelestarian menurut kamus

besar Bahasa Indonesia (2012) :

1. Merawat : kegiatan mengurus,menjaga dan memelihara

2. Melindungi : kegiatan menjaga, merawat, memelihara dan

menyelamatkan (contoh kesenian rakyat)

3. Mengembangkan : kegiatan menjadikan suatu hal lebih maju,baik dan

sempurna.

Filosofi pelestarian didasarkan pada kecenderungan manusia untuk

melestarikan nilai-nilai budaya pada masa yang telah lewat namun memiliki arti

penting bagi generasi selanjutnya. Namun demikian tindakan pelestarian makin

menjadi kompleks jika dihadapkan pada kenyataan sebenarnya. Tindakan

Page 39: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

26

pelestarian yang dimaksudkan guna menjaga karya seni sebagai kesaksian sejarah.

Menurut Limbeng Dalam rangka melestarikan kesenian tradisional strategi utama

yang dilakukan yaitu:

1. Mengidentifikasi, menginventarisasi, dan pemetaan terhadap jenis-jenis

kesenian tradisional, sumberdaya pendukung, serta hambatan keberadaan

kesenian tradisional dalam wilayah tertentu.

2. Workshop yang melibatkan stakeholders kelompok kesenian untuk

mengkaji dan menganalisis jenis-jenis kesenian tradisional, sumberdaya

pendukung, serta hambatan keberadaan kesenian tradisional guna

menentukan prioritas kelompok kesenian yang akan dikembangkan.

3. Mengembangkan dan memberdayakan kelompok kesenian tradisional

sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan sebagai wadah bagi

masyarakat/generasi muda dalam mengembangkan keterampilan

berkesenian, agar kesenian tradisional tetap eksis.

4. Mengembangkan minat dan bakat generasi muda khususnya dalam bidang

seni tradisional.

5. Meningkatkan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar instansi/lembaga

yang melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan kelompok kesenian

tradisional.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengembangkan dan

melestarikan kesenian tradisional.

7. Meningkatkan pementasan kesenian dalam rangka sosialisasi dan

menumbuhkan motivasi belajar serta penguatan kelembagaan kesenian.

Page 40: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

27

8. Meningkatkan mutu prosen pembelajaran kesenian tradisional dalam

pendidikan formal, mulai dari muatan local di tingkat Sekolah Dasar,

Pendidikan Seni Budaya tingkat Sekolah Menengah Lanjutan dan

Perguruan Tinggi Seni yang mengakomodasi pendidikan kesenian

tradicional.

9. Penyediaan modul pembelajaran jenis-jenis kesenian tradisional serta

panduan pengelola kesenian tradisional dalam membina kesenian

tradisional di daerah.

Menurut peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 10 tahun 2014

tentang pedoman pelestarian tradisi menjelaskan bahwa Pelestarian Tradisi adalah

upaya pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan suatu kebiasaan dari

kelompok masyarakat pendukung kebudayaan yang penyebaran dan pewarisannya

berlangsung secara turunternurun. Secara lebih rinci upaya pelestarian tradisi

adalah sebagai berikut :

1. Perlindungan

Pelindungan adalah upaya pencegahan dan penanggulangan yang dapat

menimbulkan kerusakan, kerugian, atau kepunahan kebudayaan yang berkaitan

dengan bidang tradisi berupa ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya termasuk

harkat dan martabat serta hak budaya yang diakibatkan oleh perbuatan manusia

ataupun proses alam. Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib melindungi tradisi

daerah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerjanya.

Pelindungan tradisi dilakukan melalui:

Page 41: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

28

a. Mencatat, menghimpun, mengolah, dan menata sistem informasi.

Pemerintah daerah disini wajib melakukan manajemen sistem

informasi. Definisi sistem informasi manajemen menurut Jogiyanto (2000)

adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung

jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi

yang berguna untuk semua tingkat manajemen didalam kegiatan

perencanaan dan pengendalian.

Pada dasarnya sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama

yaitu: menerima data sebagai masukan, kemudian memprosesnya dengan

melakukan perhitungan, penggabungan unsur-unsur data dan akhirnya

dapat diperoleh informasi yang diperlukan sebagai keluaran. Prinsip

tersebut berlaku baik bagi sistem informasi manual maupun sistem

informasi modern dengan penggunaan perangkat komputer.

Sistem informasi manajemen yang efektif menurut Raymond

Coleman dalam Moekijat (1991) adalah bahwa sistem tersebut dapat

memberikan data yang cermat, tepat waktu, dan yang penting artinya bagi

perencanaan, analisis, dan pengendalian manajemen untuk

mengoptimalkan pertumbuhan organisasi. George M. Scott yang

diterjemahkan oleh Budiman (2001), mengemukakan Sistem Informasi

Manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan

terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi

data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara.

Page 42: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

29

b. Registrasi sebagai hak kekayaan intelektual komunal.

Registrasi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2012) adalah

pencatatan maupun pendaftaran.

c. Mengkaji nilai tradisi dan karakter bangsa.

d. menegakan peraturan perundang-undangan.

Menurut Soerjono Soekanto (1983), penegakan hukum adalah kegiatan

menyerasikan hubungan nila-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah

mantap dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir. untuk

menciptakan, memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup.

Penegakan hukum merupakan suatu sistem yang menyangkut penyerasian

antara nilai dengan kaidah serta prilaku nyata manusia. Kaidah-kaidah tersebut

kemudian menjadi pedoman atau patokan bagi perilaku atau tindakan yang

dianggap pantas atau seharusnya. Perilaku atau sikap tindak itu bertujuan

untuk menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian.

Menurut Moeljatno (1993) menguraikan berdasarkan dari pengertian

istilah hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku

disuatu negara yang mengadakan unsur-unsur dan aturan-aturan, yaitu:

1) Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh di lakukan dengan di

sertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang

melanggar larangan tersebut.

2) Menentukan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar larangan-

larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah

diancamkan.

Page 43: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

30

3) Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat

dilaksanakan apabila orang yang disangkakan telah melanggar larangan

tersebut.

2. Pengembangan

Pengembangan adalah upaya dalam berkarya, yang memungkinkan

terjadinya penyempurnaan ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya berupa

perubahan, penambahan, atau penggantian sesuai aturan dan norma yang berlaku

pada komunitas pemiliknya tanpa mengorbankan orisinalitasnya. Pernerintah

daerah kabupaten/kota wajib mengembangkan tradisi daerah yang berkembang

dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerjanya. Pengembangan tradisi dilakukan

melalui :

a. Revitalisasi nilai tradisi.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2012) Revitalisasi adalah

proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali.Apresiasi

pada pelestari tradisi.

b. Diskusi, seminar, dan sarasehan pengembangan tradisi dan pernbinaan

karakter dan pekerti bangsa.

c. Pelatihan bagi pelaku tradisi dalam rangka penguatan nilai tradisi dan

karakter bangsa.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2012) berasal dari kata

Latih yaitu belajar dan membiasakan diri agar mampu (dapat) melakukan

sesuatu. Sedangkan pelatihan adalah proses, cara, perbuatan, kegiatan atau

pekerjaan melatih.

Page 44: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

31

3. Pemanfaatan

Pemanfaatan adalah upaya penggunaan karya budaya untuk kepentingan

pendidikan, agama, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan

itu sendiri. Pernerintah daerah kabupaten/kota wajib memanfaatkan tradisi daerah

yang berkembang dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerjanya. Pemanfaatan

tradisi dilakukan melalui :

a. penyebarluasan informasi nilai tradisi dan karakter dan pekerti bangsa;

b. pergelaran dan pameran tradisi dalam rangka penanaman nilai tradisi dan

pembinaan karakter dan pekerti bangsa; dan

c. pengemasan bahan kajian dalam rangka penanaman nilai tradisi dan

pembinaan karakter dan pekerti bangsa.

Perlunya menumbuhkan kesadaran akan pentingnya akan pentingnya

budaya/kesenian daerah (tradisional) adalah kewajiban setiap lapisan

masyarakat,dimana peran setiap meraka adalah terus berusaha untuk mewarisi

kesenian daerah (tradisional) dan menjadi kekuatan budaya / kesenian tradisional

itu untuk tetap ada. Menurut Bastomi (1990) Kesenian daerah (tradisional dapat

dilestarikan dalam dua bentuk :

1. Culture Experience

Merupakan pelestarian kesenian daerah yang dilakukan dengan cara terjun

langsung kedalam sebuah pengalaman cultural. Contohnya,jika kesenian tersebut

berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam

menguasai tarian tersebut.

Page 45: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

32

2. Culture Knowledge

Merupakan pelestarian kesenian daerah (tradisional) yang dilakukan

dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat

difungsionalisasi kedalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun

untuk kepentingan pengembangan kesenian daerah (tradisional) itu sendiri.

Pemerintah juga harus gencar dalam melakukan upaya pelestarian dan

promosi budaya budaya local kepada dunia internasional. Upaya pemerintah ini

akan menghadapi kendala besar jika tidak didukung sinergisitas aktif berbagai

pihak, baik para akademisi,maupun dari kalangan industri. Selain itu upaya

pelestarian dan pengembangan sebaiknya melibatkan generasi muda sebagai

penerus tradisi bangsa.

Upaya pelestarian kesenian tradisional tidak bisa bersifat top down, tapi

harus bottom up, melibatkan masyarakat secara aktif. Salah satu strateginya adalah

melibatkan komunitas-komunitas aktif yang tersebar di berbagai masyarakat.

Dalam hal ini komunitas pemuda menjadi salah satu sasaran utama.

Page 46: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif memiliki beberapa istilah

yang sering digunakan yaitu: penelitian naturalistik, fenomenologis, ekologis,

fenomenologis, studi kasus dan deskripstif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam

Moleong (2012) menyebutkan bahwa “ metode kualitatif sebagai prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan

dari orang dan perilaku yang dapat diamati”. Penelitian kualitatif merupakan

penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subyek penelitian seperti halnya tindakan, persepsi, motivasi perilaku dan lain-

lain secara holistik dan dengan cara mendeskripsikan dengan kata-kata dan bahasa

dalam suatu konteks serta memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Menurut Sugiyono (2014) Jenis penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian

yang mendeskripsikan apa yang terjadi pada saat melakukan penelitian, dimana di

dalamnya terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisa dan

menginterpestasikan kondisi yang sekarang terjadi di lapangan. Penelitian ini

bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini serta tidak

menguji hipotesa melainkan hanya mendeskripsikan informasi apa adanya secara

objektif.

Page 47: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

34

Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini

yaitu untuk mendeskripsikan, menggambarkan dan mengungkapkan suatu masalah

sebagaimana adanya sesuai dengan fakta di lapangan kemudian menyajikannnya

dalam bentuk laporan mulai dari penggambaran, penguraian dan penarikan

kesimpulan dari data yang telah diperoleh secara runtut serta memiliki nilai akurasi

yang tinggi. Sedangkan menggunakan metode penelitian kualitatif karena

pendekatan kualitatif yang tidak saja berambisi mengumpulkan data dari sisi

kuantitasnya, tetapi lebih ingin memperoleh pemahaman yang mendalam dibalik

fenomena yang direkam terkait dengan peran pemerintah daerah kabupaten

Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif diperlukan suatu fokus penelitian yang dijadikan

acuan agar permasalahan yang dikaji tidak mengalami pelebaran dan terpusat pada

tujuan penelitian yang sedang dilakukan. Menurut Moleong (2012) penetapan fokus

dalam sebuah penelitian kualitatif dapat dijadikan alat untuk membatasi studi dan

dapat digunakan untuk memenuhi kriteria inklusi-ekslusi atau keluar masuk

informasi baru yang diperoleh di lapangan.

Menurut Sugiyono (2014) Penentuan fokus pada penelitian kualitatif

didasarkan pada kebaruan informasi yang diperoleh dari fenomena sosial. Kebaruan

fenomena sosial yang telah diperoleh dikaji secara lebih luas dan mendalam guna

menghasilkan temuan – temuan baru dari fenomena sosial yang diteliti.

Page 48: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

35

Fokus dalam penelitian ini diambil dari peraturan menteri pendidikan dan

kebudayaan no 10 tahun 2014 tentang pedoman pelestarian tradisi adalah Peran

pemerintah daerah kabupaten Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional.

1. Perlindungan kesenian tradisional

a. Penataan sistem informasi.

b. Menegakkan peraturan.

2. Pengembangan kesenian tradisional

a. Pelatihan kesenian tradisional.

b. Pagelaran Kesenian Tradisional

C. Lokasi dan Situs Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat untuk melaksanakan penelitian secara

general, sedangkan situs penelitian adalah tempat yang dijadikan sasaran utama

untuk mendapatkan data yang valid, akurat dan benar- benar dibutuhkan dalam

penelitian. Peneliti juga diharapkan dapat menangkap keadaan yang sebenarnya

terjadi di lapangan sesuai dengan objek yang diteliti termasuk ciri-ciri lokasi,

lingkungan, serta segala kegiatan yang ada di dalamnya. Lokasi penelitian dalam

penelitian ini adalah Kabupaten Tulungagung sedangkan situs penelitian dalam

penelitian ini yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung.

Berdasarkan pada situs inilah peneliti mendapatkan data dan informasi yang

berkaitan dengan peran pemerintah daerah kabupaten Tulungagung dalam

pelestarian kesenian tradisional.

Page 49: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

36

D. Sumber dan Jenis Data

Sumber data memiliki peran penting dalam sebuah penelitian. Maka dari itu

didalam penelitian ini, peneliti menentukan siapa saja dan data apa saja yang harus

didapatkan oleh peneliti untuk menjawab fokus dan tujuan dari penelitian yang

dilakukan. Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2012) menyebutkah

bahwa “ sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.”

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif. Oleh

karena itu, untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode wawancara,

sehingga sumber data dalam penelitian ini disebut informan. Sementara untuk data

sekunder peneliti mendatangi situs penelitian secara langsung untuk mencari data-

data sekunder yang dianggap dapat dijadikan data pendukung dalam penelitian

yang dilakukan.

Berdasarkan pada sumber data yang telah diuraikan diatas, maka dalam

penelitian ini peneliti membagi data menjadi 2 (dua) jenis,yaitu:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti dari informan. Dari

primer merupakan data yang digunakan sebagai pendukung dalam

melakukan analisis. Adapun yang menjadi subyek data primer adalah:

a. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

b. Kepala Bidang Nilai Budaya dan Kesenian Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Tulungagung

c. Seksi Penghayat dan Tradisi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Tulungagung

Page 50: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

37

d. Seksi Pembinaan Kesenian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Kabupaten Tulungagung

e. Seksi Usaha Hiburan dan Kelembagaan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Tulungagung

f. Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung

g. Seniman

h. Masyarakat

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen,

arsip-arsip, buku-buku ilmiah, peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan fokus penelitian, dan data pendukung lainnya yang

akurat dan bersumber dari internet.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan beberapa faktor penunjang dan pendukung utama dalam

suatu penelitian. Tujuan dari penelitian adalah untuk mendapatkan data yang valid

sesuai dengan fokus penelitian. Maka dari itu, teknik pengumpulan data merupakan

langkah paling strategis di dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2014) Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standart data yang dibutuhkan. Adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini agar memperoleh data yang relevan dan valid

yaitu sebegai berikut:

Page 51: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

38

1. Pengamatan (Observasi)

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2014) Observasi merupakan dasar dari

semua ilmu pengetahuan dimana melalui observasi para ilmuan dapat bekerja

dengan memperoleh data yang sesuai dengan fakta di lapangan. Menurut Marshall

dalam Sugiyono (2014) menyebutkan bahwa “ through observation, the researcher

learn about behavior and the meaning attached to those behavior. Maksudnya yaitu

melalui observasi, peneliti belajar tentang perilkau dan makna dari perilaku.”

Spradley dalam Sugiyono (2014) menyatakan bahwa obyek penelitian yang

diobsevasi dalam penelitian kualitatif disebut sebagai situasi sosial yang terdiri dari

tiga bagian, yaitu:

a. Place, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang

berlangsung.

b. Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu.

c. Activity, atau kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial

yang sedang berlangsung.

Ada dua macam observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu:

a. Observasi partisipatif

Observasi partisipatif melibatkan peneliti dalam kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Menurut Stainback dalam Sugiyono (2014) mengatakan: “in participant

observation, the researcher observes what people do, listen to what they sa, and

participates in their activities”. Dalam observasi partisipatif, peneliti

mengamati apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam kegiatan

mereka.

Page 52: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

39

Sugiyono, (2014) menyatakan bahwa observasi partisipatif yang dilakukan

adalah temasuk dalam bentuk observasi partisipasi pasif dan moderat.

Observasi partisipasi pasif berarti bahwa peneliti datang di tempat objek yang

diamati tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Sedangkan observasi

partisipasi moderat berarti bahwa peneliti dapat menjadi orang dalam sekaligus

orang luar. Hal ini ditunjukkan dalam mengumpulkan data peneliti mengikuti

beberapa kegiatan sumber data akan tetapi tidak semuanya.

b. Observasi terus terang

Sugiyono (2014) berpendapat bahwa dalam observasi ini peneliti

mengumpulakan data dengan terus terang menyatakan kepada sumber data,

bahwa dia sedang melukan penelitian. Jadi objek penelitian mengetahui

kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir. Tetapi pada suatu

saat peneliti juga melakukan tindakan tidak terus terag atau tersamar, hal ini

untuk mndapatkan data atu informasi yang disembunyikan atau dirahasiakan.

Pada penelitian ini observasi dilakukan pada Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kabupaten Tulungagung untuk mengetahui peran pemerintah daerah

kabupaten Tulungagung dalam pelestarian kesenian tradisional.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah suatu proses memperoleh informasi untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan informan

atau narasumber. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2014) menyatakan bahwa

“wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui

tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.”

Page 53: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

40

Menurut Lincon dan Guba dalam Moleong (2012) maksud mengadakan

wawancara adalah untuk mengkontruksikan mengenai orang, kejadian, motivasi,

tuntutatan, kepedulian. Memproyeksikan kebulatan yang dilakukan dalam masa

lalu dan dijadikan pembelajaran untuk masa depan serta untuk memverifikasi,

mengubah dan memperluas informasi dan konstruksi yang dikembangkan oleh

peneliti. Menurut Sugiyono (2014) wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti serta apabila peneliti ingin

mengetahui hal – hal dari reponden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan

data ini mendasarkan pada self- report atau laporan diri sendiri dan pengetahuan

atau keyakinan pribadi.

Dalam penelitian ini peniliti menggunakan bentuk wawancara semi

terstruktur dan tidak terstruktur. Wawncara semi terstruktur memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Pertanyaan terbuka, namun ada batasan tema dan alur pembicaraan

b. Kecepatan wawancara dapat diprediksi

c. Fleksibel, tetapi terkontrol

d. Ada pedoman wawancara yang dijadikan patokan dalam alur, urutan

dan penggunaan kata

e. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.

Sedangkan wawancara tidak terstruktur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Pertanyaan sangat terbuka, jawaban lebih luas dan bervariasi

b. Kecepatan wawncara sulit diprediksi

Page 54: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

41

c. Sangat fleksibel

d. Pedoman wawancara sangat longgar urutan pertanyaan, pengunaan

kata, alur pembicaraan

e. Tujuan wawancara adalah untuk memahami suatu fenomena.

3. Dokumentasi

Menurut Moleong (2012) didalam penelitian kualitatif dokumen sudah lama

digunakan sebagai sumber data karena dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan

untuk menguji, menfsirkan bahkan untuk meramalkan suatu fenomena. Menurut

Sugiyono (2014) Pengumpulan data melalui teknik ini dilakukan dengan cara

mencari data-data dari beberapa dokumen, penelitian terdahulu, catatan, laporan,

gambar, maupun arsip yang berhubungan dengan fokus penelitian. Metode

observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif harus didukung oleh studi

dokumen sebagai pelengkap untuk mencari data yang valid dan akurat dalam

penelitian yang dilakukan.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk

melakukan penelitian. Berdasarkan teknik pengumpulan penelitian diatas maka

instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Peneliti sendiri

Peneliti sendiri merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data,

terutama dalam proses wawancara dan analisis data. Menurut Sugiyono (2014)

menyatakan bahwa yang menjadi instrumen utama di dalam penelitian kualitatif

Page 55: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

42

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti merupakan instrumen kunci

dalam penelitian kualitatif.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara bertujuan agar pencarian data dapat terarah sesuai

dengan tujuan penelitian. Instrumen ini berisi daftar pertanyaan yang disusun

peneliti guna memudahkan dan mengarahkan wawancara agar sesuai dengan dalam

fokus penelitian

3. Catatan lapangan

Catatan lapangan dipergunakan untuk mencatat apa saja yang didengar,

dilihat dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data di lapangan.

4. Perangkat penunjang

Perangkat penunjang yang digunakan peneliti meliputi alat tulis atau alat

pencatat lainnya yang digunakan untuk menangkap informasi yang diperoleh baik

dari sumber primer maupun sumber sekunder berdasarkan fenomena di lapangan.

5. Alat dokumentasi

Alat dokumentasi yang digunakan bisa seperti perekam suara yang dapat

digunakan saat wawancara, kamera yang dapat digunakan untuk menggambarkan

suatu proses kegiatan yang berkenaan dengan penelitian.

G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian menurut Sugiyono (2014) sering hanya

ditekankan pada uji validitas dan rebilitas. Pengujian keabsahan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengujian kredibiltias. Pengembangan

validitas yang digunakan oleh peneliti adalah teknik triangulasi. Triangulasi dalam

Page 56: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

43

menguji kredibilitas sebagi pengecekan data dari berbagai sumber, cara, dan waktu.

Sugiyono (2014) triangulasi dibagi menjadi tiga, antara lain sebagai berikut:

a. Triangulasi sumber: menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik: menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu: waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data.

Pengambilan data harus disesusikan dengan kondisi narasumber.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi sumber, dengan arti

peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari satu sumber dengan sumber

lain. Menggali satu sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dan menentukan

waktu yang berbeda (tepat).

H. Teknik Analisis Data

Data diperlukan oleh peneliti untuk menjawab fokus penelitian yang telah

ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif data diperoleh dari berbagai

sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

dan dilakukan secara terus menerus sehingga data yang didapatkan jenuh. Bogdan

dalam Sugiyono (2014) menyatakan bahwa “ analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga dapat mudah difahami dan

temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.”

Page 57: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

44

Menurut Sugiyono (2014) metode analisis yang digunakan adalah metode

deskriptif yang meliputi analisis-analisis berdasarkan obyek penelitian yang telah

disusun. Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak pada saat

memasuki lapangan dan setelah selesai di lapangan dalam periode tertentu.

Dalam menganalisis data penelitian, peneliti mengacu pada teori yang

dikemukakan oleh Miles,Huberman,Saldana (2014) yang mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung

secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Dalam analisis

interaktif, analisis data dilakukan dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara

bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kegiatan

analisisnya dimulai dengan mengumpulkan data lapangan, mereduksi data,

menyajikan data dan akhirnya menarik kesimpulan. Adapun model analisa data

interaktif dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:

Gambar 1. Komponen – komponen Analisis Data Model Interaktif

Sumber: Analisis Miles, Huberman, Saldana 2014

Pengumpulan

Data

Reduksi

Data

Penyajian

Data

Kesimpulan (Conclusion

Drawing/ Verification)

Page 58: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

45

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan semakin lama jumlahnya semakin

banyak dan kompleks. Oleh karena itu, perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Menurut Sugiyono (2014) mereduksi data berarti merangkum,

memfokuskan pada hal-hal penting, memilih hal-hal pokok serta dicari tema dan

polanya. Sehingga data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti ketika mencari data yang diperlukan dan serta

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data pada tahap

selanjutnya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan suatu langkah yang harus dilakukan setelah

mereduksi data. Pada penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dengan

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Miles and Huberman dalam Sugiyono (2014) menyatakan bahwa “yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif”. Dengan mendisplay data maka akan memudahkan

peneliti untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah difahami sebelumnya.

3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan setelah mereduksi data dan

mendisplay data yaitu penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Page 59: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

46

Begitupula sebaliknya kesimpulan yang telah ditetapkan diawal akan menjadi

kredibel apabila didukung oleh data-data dan bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali kelapangan untuk mengumpulkan data.

Pada penelitian kualitatif, kesimpulan merupakan temuan yang baru atau

sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu

obyek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga setelah diteliti

menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Page 60: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung

1. Kondisi Fisik

Kondisi Kabupaten Tulungagung dilihat dari aspek fisik wilayah dapat

diidentifikasi atas beberapa kriteria fisik. Kriteria fisik tersebut yang akan

menentukan ciri-ciri wilayah yang ada diberbagai kawasan Kabupaten

Tulungagung. Secara geografis wilayah administratif Kabupaten Tulungagung

memiliki luas wilayah sebesar 1.055,65 Km2 yang terletak diantara 111o43’ – 112o

07’ Bujur Timur dan 7o51’ – 8o18’ Lintang Selatan. Wilayah administrasi

Kabupaten Tulungagung dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kabupaten Kediri

b. Sebelah Timur : Kabupaten Blitar

c. Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

d. Sebelah Barat : Kabupaten Trenggalek

Wilayah Kabupaten Tulungagung dibagi kedalam beberapa wilayah

administratif yang lebih kecil didalamnya berupa 19 kecamatan, 257 desa dan 14

kelurahan.

Page 61: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

48

Gambar 2 : Peta Administrasi Kabupaten Tulungagung

Sumber: RPJMD Kabupaten Tulungagung 2014-2019

Luas Wilayah Kabupaten Tulungagung secara keseluruhan sebesar

105.565 Ha dengan kondisi topografi bervariasi, yang meliputi :

a. Kawasan seluas ± 35.353,72 ha atau 33,49% dari wilayah

Tulungagung berketinggian 0-100 meter diatas permukaan air laut.

b. Kawasan seluas ± 58.926,38 Ha atau 55,82% dari wilayah

Tulungagung berketinggian 100-500 meter diatas permukaan air laut.

c. Kawasan seluas ± 8.096,84 Ha atau 7,67% dari wilayah Tulungagung

berketinggian 500-1.000 meter diatas permukaan air laut.

d. Kawasan seluas ± 3.188,06 Ha atau 3,02% dari wilayah Tulungagung

berketinggian lebih dari 1.000 meter diatas permukaan air laut.

Kabupaten Tulungagung memiliki wilayah dataran rendah, sedang, dan

Page 62: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

49

tinggi dengan konfigurasi datar, perbukitan, dan pegunungan. Dataran rendah

merupakan daerah dengan ketinggian di bawah 500 m dari permukaan laut. Daerah

ini hampir di semua wilayah Kabupaten Tulungagung, kecuali di Kecamatan

Pagerwojo dan Kecamatan Sendang yang dataran rendahnya hanya 4 desa. Dataran

sedang dengan ketinggian 500 – 700 m dari permukaan laut meliputi Kecamatan

Pagerwojo sebanyak 6 desa dan Kecamatan Sendang 5 desa. Dataran tinggi dengan

ketinggian di atas 700 m dari permukaan laut terdiri dari 1 desa di Kecamatan

Pagerwojo dan 2 desa di Kecamatan Sendang.

Secara garis besar wilayah Kabupaten Tulungagung ini dapat

dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yakni :

a. Bagian Utara (Barat Daya) merupakan daerah pegunungan yang relatif

subur, yang merupakan bagian tenggara dari pegunungan Wilis;

mencakup areal seluas ± 25 %;

b. Bagian Selatan merupakan daerah pegunungan yang relatif tandus,

namun kaya akan potensi hutan dan bahan tambang, yang merupakan

bagian dari pegunungan kapur selatan Jawa Timur; mencakup areal

seluas ± 40 %;

c. Bagian Tengah merupakan dataran rendah yang subur, yang dilalui

oleh Sungai Brantas dan Kali Ngrowo (Parit Agung) beserta cabang-

cabangnya; meliputi areal seluas ± 35 %.

Secara umum luasan yang merupakan dataran rendah berada di tengah

kabupaten, sedangkan dataran tinggi dengan kondisi tanah bergelombang ataupun

bukit/pegunungan berada di sebelah barat laut dan selatan.

Page 63: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

50

Jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung tahun 2014 sebanyak 1.204.014

jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sejumlah 605.305 jiwa atau sebesar 50,27%

dan penduduk perempuan sejumlah 598.709 jiwa atau sebesar 49,73%. Jumlah

penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Kedungwaru dengan jumlah jiwa

100.348 jiwa atau sebesar 8,33%, sedangkan Kecamatan Tanggunggunung

merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terendah, yaitu sebesar

28.085 jiwa atau 2,33% dari total jumlah penduduk Kabupaten Tulungagung.

Tabel 2 : Distribusi Penyebaran Penduduk Per Kecamatan Tahun 2014

No Kecamatan Laki-

laki Perempuan

Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(Orang/Km2)

1 Besuki 21.529 21.493 43.022 524

2 Bandung 26.443 26.461 52.904 1261

3 Pakel 29.221 29.211 58.432 1620

4 Campurdarat 32.320 31.401 63.721 1611

5 Tanggunggunung 13.992 14.093 28.085 239

6 Kalidawir 41.392 40.592 81.984 838

7 Pucanglaban 14.517 14.665 29.182 352

8 Rejotangan 45.428 44.774 90.202 1357

9 Ngunut 47.073 46.160 93.233 2473

10 Sumbergempol 39.225 38.299 77.524 1974

11 Boyolangu 45.316 44.245 89.561 2330

12 Tulungagung 37.658 38.200 75.858 5550

13 Kedungwaru 50.549 49.799 100.348 3374

14 Ngantru 31.923 31.761 63.684 1720

15 Karangrejo 24.841 24.478 49.319 1388

Page 64: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

51

16 Kauman 28.622 28.383 57.005 1849

17 Gondang 32.556 32.063 64.619 1468

18 Pagerwojo 17.183 17.070 34.253 388

19 Sendang 25.517 25.561 51.078 530

Jumlah 605.305 598.709 1.204.014

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

Tulungagung

2. Kondisi Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial budaya masyarakat Kabupaten Tulungagung sebagian

besar diwarnai oleh budaya dan bahasa Jawa. Melestarikan budaya masyarakat

yaitu Upacara tradisional seperti Siraman Pusaka Kyai Upas, Temanten Kucing,

Upacara Adat Ulur-Ulur, Upacara Adat Labuh Laut, Lingkungan Budaya seperti

makanan dan minuman khas Tulungagung dan pakaian adat Tulungagung, kesenian

seperti Jaran Kepang, Tiban, Teater Tradisional seperti ludruk, ketoprak, wayang,

teater tutur seperti kentrung, jemblung, karawitan, dan lain-lain. Peninggalan

budaya di Kabupaten Tulungagung dimana wujudnya berupa Candi Penampihan

(Asmara Bangun), Candi Miri Gambar, Candi Gayatri, Candi Dadi, Candi

Cungkup, Candi Jaho/Ngampel, Situs Mbah Bodho, Situs Rejotangan, Situs

pakuwuhan/ Padepokan Aryojeding, Situs Sumberringin, Situs Tulungrejo, Makam

Ngadirogo, Makam Mbah Wali, Makam Mbah Jayeng Kusumo, Musium Daerah,

makam Srigading, Masjid dan Makam Sunan Kuning, Makam Patih Tulungagung

R.M. Ngabei Sastrodimedjo, Makam Surontani, Makam Ngujang, dan Hutan

Wisata Kandung. Kaitannya dengan Hari Jadi Kabupaten Tulungagung, erat

hubungannya dengan Prasasti Lawadan. Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani

Lawadan di selatan Kabupaten Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja

Page 65: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

52

Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika

terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam

Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa"

yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut

akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.

Berkenaan dengan hal diatas, diperlukan adanya pengamanan terhadap kawasan

atau melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs

purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu dengan membuat

ketentuan-ketentuan yang perlu diperhatikan.

3. Kondisi Ekonomi

Salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk melihat hasil-hasil

pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah adalah Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB). PDRB mencerminkan kinerja perekonomian suatu daerah.

Dari data PDRB dapat dilihat tingkat pertumbuhan dan struktur ekonomi suatu

wilayah. Struktur ekonomi suatu wilayah biasanya disajikan dari pertumbuhan

PDRB atas dasar harga berlaku. Sedangkan pertumbuhan ekonominya biasanya

dihitung dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan.

PDRB sebagai salah satu indikator makro ekonomi di Kabupaten

Tulungagung menunjukkan peningkatan dalam kurun beberapa tahun terakhir.

Selanjutnya besaran PDRB tersebut perlu diberi penimbang yaitu jumlah penduduk,

karena penduduk merupakan pelaku pembangunan yang menghasilkan output

(PDRB).

Page 66: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

53

PDRB Kabupaten Tulungagung tahun 2014 mengalami kenaikan

dibandingkan tahun 2013, yaitu dari Rp.23,326 trilyun menjadi Rp.26,378 trilyun,

atau sebesar 13,08%. Sedangkan PDRB perkapita Kabupaten Tulungagung Tahun

2014 mengalami kenaikan dibandingkan Tahun 2013 yaitu dari Rp.23,109 juta

menjadi Rp.25,964 juta, atau naik 12,35%.

Tabel 3 : PDRB Perkapita Kabupaten Tulungagung

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

PDRB

ADHB

(Rp.Juta)

16.298.065 18.337.587 20.634.456 23.326.970 26.378.781

PDRB

ADHB

Perkapita

(Rp.)

16.424.252 18.361.328 20.537.703 23.109.487 25.964.032

PDRB

ADHB

Perkapita

(Rp.)

16.424.252 18.361.328 20.537.703 23.109.487 25.964.032

Sumber : BPS Kabupaten Tulungagung

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan ekonomi yang terjadi di suatu

daerah, seperti pertambahan jumlah industri, pertambahan produksi sektor-sektor

ekonomi, pertambahan jumlah fasilitas infrastruktur (sekolah, jalan, rumah sakit,

dan fasilitas-fasilitas umum), pertambahan produksi kegiatan-kegiatan ekonomi

yang sudah ada dan perkembangan-perkembangan lainnya. Pertumbuhan ekonomi

suatu wilayah yang diperoleh dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan

mencerminkan kenaikan produksi barang dan jasa di suatu wilayah. Pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Tulungagung dihitung dari pertumbuhan PDRB Tulungagung

yang didasarkan atas dasar harga konstan tahun 2000. Distribusi persentase PDRB

Kabupaten Tulungagung menurut sektor selama kurun waktu lima tahun terakhir

disajikan dalam tabel berikut :

Page 67: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

54

Tabel 3 : Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Tulungagung Atas Dasar

Harga Berlaku Tahun 2010-2014 (%)

Sumber : BPS Kabupaten Tulungagung

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2014 secara umum mengalami kenaikan

dibandingkan tahun 2013. Hal ini dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 terjadi

kenaikan produksi barang dan jasa yang merata di semua sektor ekonomi. Hal ini

membuktikan bahwa kondisi Kabupaten Tulungagung cukup kondusif dan stabil

sehingga masyarakat umum dan dunia usaha dapat mengoptimalkan kontribusinya

dalam perekonomian.

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

1 Pertanian 16,60 16,20 16,10 15,85 15,56

2 Pertambangan dan Penggalian 2,45 2,37 2,28 2,21 2,13

3 Industri Pengolahan 19,54 19,57 19,71 19,53 19,48

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,09 1,05 1,02 0,97 0,92

5 Bangunan 1,81 1,84 1,88 1,91 1,94

6

Perdagangan, Hotel dan

Restoran 30,31 30,92 31,24 32,01

32,79

7 Pengangkutan dan Komunikasi 7,17 7,31 7,27 7,34 7,29

8

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan 9,07 8,95 8,87 8,88

8,91

9 Jasa-jasa 11,97 11,79 11,63 11,29 10,98

PDRB dengan Migas 100 100 100 100 100

PDRB tanpa Migas 100 100 100 100 100

Page 68: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

55

4. Visi Misi Kabupaten Tulungagung

Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir

periode perencanaan. Berdasarkan pengertian dimaksud serta dengan

berlandasakan kepada dasar filosofis yang dianut oleh masyarakat maka ditetapkan

Visi Pemerintah Kabupaten Tulungagung pada Tahun 2014-2018 adalah :

“Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung Melalui

Peningkatan Sumberdaya Manusia Yang Profesional Berdasarkan Iman dan

Taqwa”

Pada hakekatnya Visi ini menggambarkan Kabupaten Tulungagung dalam

mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya akan dicapai melalui peningkatan

sumberdaya manusia yang profesional yang berpegang teguh pada iman dan taqwa.

Makna dari visi tersebut dapat diartikan sebagai berikut :

a. Visi Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Tulungagung adalah

sebuah kondisi masyarakat yang ayem, tentrem, mulya lan tinoto.

b. Visi Meningkatkan Sumberdaya Manusia Yang Profesional adalah

manusia yang melaksanakan pembangunan lebih mengedepankan

kualitas kinerja, dengan etos kerja yang tinggi yang bermoral dan

beretika.

c. Visi Berdasarkan Iman dan Taqwa adalah melandaskan setiap tindakan

berdasarkan norma dan kaidah agama.

Dalam rangka mewujudkan visi maka perlu disusun misi yang merupakan

rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan

keinginan kondisi tentang masa depan. Sesuai dengan visi di atas maka dirumuskan

Page 69: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

56

Misi Pemerintah Kabupaten Tulungagung untuk periode 2014 – 2018, sebagai

berikut:

a. Peningkatan pelayanan pendidikan yang murah dan berkualitas serta

pelestarian/pengembangan kebudayaan.

b. Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan yang murah dan berkualitas.

c. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan baik, transparan, akuntabel,

responsif dan demokratis.

d. Peningkatan pembangunan infrastruktur yang berbasis pemerataan

pembangunan dan pengembangan wilayah untuk mendorong percepatan

pembangunan sektor-sektor yang lain.

e. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis (UKM, pertanian,

peternakan, perikanan, dan pariwisata serta perkebunan) melalui

kegiatan kewirusahaan.

f. Pengentasan dan penanggulangan kemiskinan dengan pola terpadu.

Misi pertama, ditujukan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan

pendidikan yang murah dan berkualitas sehingga terjangkau oleh seluruh

masyarakat terutama usia sekolah. Selain itu juga adanya usaha untuk terus

melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang ada di Kabupaten

Tulungagung.

Misi kedua, ditujukan untuk mewujudkan peningkatan pelayanan di bidang

kesehatan yang murah dan berkualitas.

Misi ketiga, ditujukan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan

baik, transparan, akuntabel, responsif dan demokratis.

Page 70: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

57

Misi keempat, ditujukan untuk peningkatan pembangunan infrastruktur

yang berbasis pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah untuk

mendorong percepatan pembangunan sektor-sektor yang lain.

Misi kelima, ditujukan untuk pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis

(UKM, pertanian, peternakan, perikanan, dan pariwisata serta perkebunan) melalui

kegiatan kewirausahaan.

Misi keenam, ditujukan untuk pengentasan dan penanggulangan

kemiskinan dengan pola terpadu.

B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung terletak pada

kompleks GOR lembu peteng yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No 1. Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata terletak di gedung bagian belakang GOR Lembu

peteng. Gedung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ini termasuk gedung yang masih

baru, kompleks GOR lembu peteng ini mulai dibangun sejak tahun 2013 sampai

sekarang masih ada tahap tahap perbaikan dan penambahan fasilitas-fasilitas.

Selain dipakai untuk sarana olahraga serta kantor dinas kebudayaan dan pariwisata

GOR lembu peteng ini juga dipakai sebagai sarana pagelaran seni yang ada di

kabupaten tulungagung.

1. Visi dan Misi

Visi dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten tulungagung adalah

“Terwujudnya Kabupaten Tulungagung Sebagai Daerah budaya dan Tujuan Wisata

yang Layak Jual”. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, dalam

Page 71: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

58

memberikan pelayanan publik di bidang Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai

misi:

a. Melestarikan, membina dan mengembangkan museum, kebudayaan,

peninggalan sejarah dan purbakala museum serta seni dan perfilman.

b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengembangan produk dan

sumberdaya pariwisata.

c. Mempersiapkan kader pemimpin bangsa yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memiliki wawasan kebangsaan serta

peduli terhadap lingkungan.

d. Meningkatkan produktivitas, kewirausahaan dan kreativitas generasi

muda di Kabupaten Tulungagung.

e. Meningkatkan data, penyusunan program, pelaporan, serta evaluasi

kegiatan.

2. Tugas Pokok dan Fungsi

Pada Peraturan Bupati Tulungagung nomor 60 tahun 2016 tentang

kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas kebudayaan

dan pariwisata kabupaten Tulungagung merumuskan bahwa dinas kebudayaan dan

pariwisata mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah di bidang kebudayaan dan pariwisata dan tugas

pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten. Dinas dalam melaksanakan tugas

menyelenggarakan fungsi :

Page 72: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

59

a. Perumusan kebijakan bidang kebudayaan, pariwisata dan ekonomi

kreatif.

b. Pelaksanaan kebijakan bidang kebudayaan, pariwisata dan ekonomi

kreatif.

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang kebudayaan, pariwisata dan

ekonomi kreatif.

d. Pelaksanaan administrasi dinas.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas

Susunan organisasi dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten

Tulungagung disesuaikan pada Peraturan Bupati Tulungagung nomor 60 tahun

2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja dinas

kebudayaan dan pariwisata kabupaten Tulungagung yang terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat, membawahi :

1) Sub Bagian Perencanaan.

2) Sub Bagian Keuangan.

3) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Nilai Budaya dan Kesenian, membawahi :

1) Seksi Penghayat Kepercayaan dan Tradisi.

2) Seksi Pembinaan Kesenian.

3) Seksi Usaha Hiburan dan Kelembagaan.

Page 73: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

60

d. Bidang Sejarah dan Purbakala, membawahi :

1) Seksi Registrasi Cagar Budaya, Museum dan Purbakala.

2) Seksi Pelestarian Cagar Budaya, Museum dan Purbakala.

3) Seksi Sejarah.

e. Bidang Pemasaran Pariwisata, membawahi :

1) Seksi Promosi;

2) Seksi Pelayanan dan Informasi;

3) Seksi Kerjasama.

f. Bidang Pengembangan Pariwisata, membawahi :

1) Seksi Obyek dan Daya Tarik Wisata.

2) Seksi Industri dan Jasa.

3) Seksi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan.

g. Bidang Ekonomi Kreatif, membawahi :

1) Seksi Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek.

2) Seksi Ekonomi Kreatif Berbasis Seni Budaya.

3) Seksi Fasilitasi Ekonomi Kreatif.

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas;

i. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 74: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

61

Gambar 3 : Susunan Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

KE

LO

MP

OK

JA

BA

TA

N

FU

NG

SIO

NA

LS

EK

RE

TA

RIA

T

KE

PA

LA

DIN

AS

SU

B B

AG

.S

UB

BA

G.

SU

B B

AG

.

PE

RE

NC

AN

AA

N

KE

UA

NG

AN

UM

UM

DA

N

KE

PE

GA

WA

IAN

NIL

AI B

UD

AY

A D

AN

KE

SE

NIA

NS

EJA

RA

H D

AN

PU

RB

AK

ALA

PE

MA

SA

RA

N P

AR

IWIS

ATA

PE

NG

EM

BA

NG

AN

PA

RIW

ISA

TA

EK

ON

OM

I KR

EA

TIF

.

BID

AN

G B

IDA

NG

BID

AN

G B

IDA

NG

BID

AN

G

PE

NG

HA

YA

T K

EP

ER

CA

YA

AN

DA

N T

RA

DIS

I

RE

GIS

TR

AS

I CA

GA

R

BU

DA

YA

, MU

SE

UM

DA

N

PU

RB

AK

ALA

PR

OM

OS

IO

BY

EK

DA

N D

AY

A T

AR

IK

WIS

ATA

EK

ON

OM

I KR

EA

TIF

BE

RB

AS

IS

ME

DIA

, DE

SA

IN D

AN

IPTE

K

SE

KS

IS

EK

SI

SE

KS

IS

EK

SI

SE

KS

I

PE

MB

INA

AN

KE

SE

NIA

N

PE

LE

STA

RIA

N C

AG

AR

BU

DA

YA

, MU

SE

UM

DA

N

PU

RB

AK

ALA

PE

LA

YA

NA

N D

AN

INF

OR

MA

SI

IND

US

TR

I DA

N JA

SA

EK

ON

OM

I KR

EA

TIF

BE

RB

AS

IS

SE

NI B

UD

AY

A

SE

KS

IS

EK

SI

SE

KS

IS

EK

SI

SE

KS

I

SE

KS

IS

EK

SI

US

AH

A H

IBU

RA

N D

AN

KE

LE

MB

AG

AA

NS

EJA

RA

HK

ER

JAS

AM

A

PE

MB

ER

DA

YA

AN

SU

MB

ER

DA

YA

MA

NU

SIA

KE

PA

RIW

ISA

TA

AN

FA

SIL

ITA

SI E

KO

NO

MI K

RE

ATIF

U P

T D

SE

KS

IS

EK

SI

SE

KS

I

BU

PA

TI T

UL

UN

GA

GU

NG

SY

AH

RI

MU

LY

O

Page 75: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

62

4. Kesenian yang ada di Tulungagung

a. Kentrung

Banyak di antara kita yang tidak lagi mengenal Kentrung, salah satu

kesenian yang dimainkan oleh sebuah grup dengan seperangkat alat musik

yang terdiri dari kendang, ketipung dan jidor. Kentrung adalah salah satu

kesenian bertutur, seperti layaknya wayang kulit. Hanya saja Kentrung

tidak disertai adegan wayang. Sepanjang pementasanya Kentrung hanya

diisi oleh seorang dalang yang merangkap sebagai penabuh gendang dan

ditemani oleh penyenggak yang menabuh rebana (jidor). Dulu Kentrung

banyak dipentaskan pada berbagai hajatan masyarakat seperti syukuran

kelahiran anak, khitanan, pitonan, maupun mudun lemah.

Kentrung sarat akan nilai-nilai dakwah. Materi lakon-nya pada

umumnya menceritakan tentang ketauladanan zaman Khalifah Empat, Wali

Songo dan zaman Mataram Islam. Ada juga yang terkait dengan sejarah di

Pulau Jawa yang banyak dipengaruhi oleh Hindu dan Budha. Di antara

lakon-lakonnya yang populer adalah Nabi yusuf, Syeh Subakir, Amad

Muhammad, Kiai Dullah, Amir Magang, Sabar-Subur, Marmaya

Ngentrung, Sunan Kalijaga, Ajisaka dan Babad Tanah Jawa. Selain itu

kerap juga membabarkan mengenai nilai-nilai tasawuf dengan mengupas

berbagai topik seperti Purwaning Dumadi, Keutaman, Kasampurnan Urip,

dan Sangkan Paraning Dumadi. Kentrung juga sarat dengan pesan-pesan

moral yang tercermin pada tembang-tembang Kentrung, diantaranya

Kembang-Kembangan; Kembang Terong Abang Biru Moblong-Moblong,

Page 76: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

63

dan Sak Iki Wis Bebas Ngomong, Ojo Clemang-Clemong (bunga terong

berwarna merah biru mencorong, sekarang ini sudah bebas berbicara, tetapi

jangan celometan).

b. Reog Kendhang

Reog Tulungagung merupakan gubahan tari rakyat,

menggambarkan arak-arakan prajurit Kedhirilaya tatkala mengiringi

pengantin “Ratu Kilisuci“ ke Gunung Kelud, untuk menyaksikan dari dekat

hasil pekerjaan Jathasura, sudahkah memenuhi persyaratan pasang-girinya

atau belum. Dalam gubahan Tari Reog ini barisan prajurit yang berarak

diwakili oleh enam orang penari. Yang ingin dikisahkan dalam tarian

tersebut ialah, betapa sulit perjalanan yang harus mereka tempuh, betapa

berat beban perbekalan yang mereka bawa, sampai terbungkuk-bungkuk,

terseok-seok, menuruni lembah-lembah yang curam, menaiki gunung-

gunung, bagaimana mereka mengelilingi kawah seraya melihat melongok-

longok ke dalam, kepanikan mereka, ketika “Sang Puteri“ terjatuh masuk

kawah, disusul kemudian dengan pelemparan batu dan tanah yang

mengurug kawah tersebut, sehingga Jathasura yang terjun menolong “Sang

Puteri“ tewas terkubur dalam kawah, akhirnya kegembiraan oleh

kemenangan yang mereka capai. Semua adegan itu mereka lakukan melalui

simbol-simbol gerak tari yang ekspresif mempesona, yang banyak

menggunakan langkah-langkah kaki yang serempak dalam berbagai variasi,

gerakan-gerakan lambung badan, pundak, leher dan kepala, disertai mimik

yang serius, sedang kedua tangannya sibuk mengerjakan dhogdhog atau

Page 77: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

64

tamtam yang mereka gendong dengan mengikatnya dengan sampur yang

menyilang melalui pundak kanan. Tangan kiri menahan dhogdhog, tangan

kanannya memukul-mukul dhogdhog tersebut membuat irama yang

dikehendaki, meningkahi gerak tari dalam tempo kadang-kadang cepat,

kadang-kadang lambat. Demikian kaya simbol-simbol yang mereka

ungkapkan lewat tari mereka yang penuh dengan ragam variasi, dalam

iringan gamelan yang monoton magis, dengan lengkingan selompretnya

yang membawakan melodi terus-menerus tanpa putus, benar-benar

memukau penonton, seakan-akan berada di bawah hipnose.

c. Tiban

Kesenian Tiban semakin jarang dimainkan. Jumlah pemain juga

semakin sedikit. Alunan berirama mangiringi puluhan pemain yang beradu

cambuk. Masing-masing telanjang dada sambil membawa cambuk lidi

pohon aren. Kelompok Tiban Suron Tani merupakan anggota Banser

Kecamatan Boyolangu, mulai dari pemain hingga pemukul gamelan.

Kelompok ini sering kali tampil di beberapa daerah. Biasanya, merekan di

undang untuk ritual agar segera turun hujan atau tolak balak (usir bencana).

Dalam kesenian Tiban dibutuhkan nyali atau keberanian. Jika canggung

lebih baik jangan, sangat berbahanya. Jika tidak mengerti strateginya, kulit

punggung bisa robek terkena ujung cambuk lidi pohon aren. Biasanya, jika

kulit terkena cambuk lidi pohon aren, sakit terasa sekali. Perihnya minta

ampun. Setelah itu sembuh dengan sendirinya. Pemain Tiban sejati akan

Page 78: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

65

merasa gatal dan ingin bermain jika mendengar alunan music gamelan khas

Tiban. Istilahnya krejutan (bernafsu untuk bermain).

d. Jaranan Sentherewe

Jaranan merupakan salah satu bentuk kesenian Daerah, seperti

halnya Jaranan Sentherewe yang konon lahir di Kediri. Mitos Asal Mula

Jaranan Sentherewe berawal pada zaman Kerajaan Kediri diperintah

oleh Prabu Airlangga, Prabu Airlangga memiliki seorang putri yang

bernama Dewi Sangga Langit, Dewi Sangga Langgit adalah Putri yang

sangat Cantik sehingga banyak sekali para Raja yang ingin

mempersuntingnya, oleh sebab itu Prabu Airlangga mengadakan

sayembara, sayembara berasal dari keinginan putri sangga langit dimana

Putri sangga langit meminta; barang siapa yang bisa membuat kesenian

yang belum pernah ada di dunia maka dewi sangga langit siap menjadi

istrinya.

Akan tetapi sebelum para pelamar sampai di hadapan Prabu

Airlangga mereka beradu kesaktian ketika mereka bertemu ditengah jalan,

para pelamar semuanya sakti. Dan memiliki ilmu kedigjayaan yang sangat

hebat, Para pelamar tersebut diantaranya adalah Klono Sewandono dari

Wengker, Toh Bagus Utusan Singo Barong Dari Blitar, kalawraha seorang

adipati dari pesisir kidul, dan 4 prajurit yang berasal dari Blitar, mereka

bertemu dijalan dan bertengkar , dalam peperangan itu dimenangkan oleh

Klana Sewandono atau Pujangganom, Pujangganom unggul yudo melawan

Prabu Singo Ludoyo dari Blitar namun Klono swandono tidak membunuh

Page 79: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

66

Prabu Singo Luhdoyo, Prabu Singo luhdoyo yang berubah menjadi Singa

ber cunduk bulu merak di kunci ilmunya sehingga tidak bisa berubah

menjadi Manusia dan Prabu Singo Luhdoyo dipakai irning iring temanten

Klanao Swandono dengan Dewi Sangga Langit, Iring-iringan temanten itu

berjalan melewati bawah tanah dengan diiringi oleh jaran jaran dan alat

musik yang berasal dari bambu serta besi, dalam perjalanan mengiringi

temantenya Dewi Songgo Langit dengan Pujangganom Singo Ludoyo

beranggapan bahwa dirinya sudah sampai ke Wengker padahal dia masih

sampai di Gunung Liman, Singo luhdoyo marah-marah dan mengobrak-

abrik Gunung Liman yang akirnya tempat tersebut di kenal dengan nama

Simoroto.

Setelah Dewi Sangga Langit diboyong oleh Pujangganom ke daerah

Wengker melewati Bantar Angin, di Bantar Angin Dewi Sangga Langit

berhenti sejenak melihat joget dari iring iring temanten, Dewi sangga Langit

sangat gembira dan mengubah nama tempat itu menjadi Ponorogo.

Begitulah Jaranan Sentherewe awalnya terjadi untuk

menggambarkan boyongnya dewi Songgo langit dari kediri menuju

Wengker Bantar Angin. Pada saat boyongan ke Wengker, Dewi Sangga

Langit dan Klana Sewandana dikarak oleh Singo Barong beserta Jaran

Kepang Prajurit Singo Barong dan sesampainya di Wengker bantar angin

barulah Singo Barong dan Jaran Kepang berjoget pada akirnya munculah

Kesenian Reog Ponorogo, jadi bisa disimpulkan kalau Jaranan Senthe rewe

dengan Reog pono rogo punya hubungan historis.

Page 80: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

67

e. Tayub Langgen Beksan

Tari Langen Beksan Tayub ini terdiri dari beberapa Waranggana

(penari sekaligus penyanyi), Pramugari(piñata acara), seperangkat gamelan

lengkapbniyaga(pemusik gamelan), dan penari pria. Biasanya dimainkan

dalam acara pernikahan atau sunatan. Kadang juga pada peresmian bagunan

atau syukuran. Di Tulungagung terdapat kelompok langen beksan tayub

bernama Paguyuban Tayub Tulungagung disingkat Guyub Agung.

Paguyuban ini yang menata dan membina para penari penari tayub agar

lebih sopan dan berbudaya. Karena tidak jarang saat menari ada beberapa

orang dalam keadaan mabuk minuman keras. Bahkan sempat mengganggu

jalannya langen beksan tayub. Kostum atau pakaian yang digunakan

Waranggana yaitu kebayak buka dada dan Pramugari memakai pakaian adat

Jawa,begitu pula para Niyaga. Sedangkan pakaian penari tamu(pria)

pakaian yang bebas dan sopan.

C. Penyajian Data

Kesenian Tradisional suatu daerah adalah salah satu aspek dari kebudayaan

yang mempunyai potensi yang besar dalam pembangunan kebudayaan dan

pariwisata di suatu daerah. Keberhasilan pelestarian kesenian tradisional suatu

daerah sangat ditentukan oleh kemampuan pemerintah daerah dalam merumuskan

program dan kebijakan berkaitan dengan pelestarian kesenian tradisional yang

nantinya akan dilaksanakan oleh instansi terkait di pemerintah daerah bersama

kelompok – kelompok kesenian tradisional. Pada bagian ini akan dibahas dan

Page 81: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

68

diuraikan hasil temuan dari lapangan mengenai peran pemerintah daerah kabupaten

Tulungagung dalam melestarian Kesenian Tradisional.

Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung dalam menjalankan kebijakan

mengenai pelestarian kesenian tradisional tentunya tidaklah berjalan dengan mudah

sesuai dengan apa yang diharapkan, Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung

akan mendapatkan tantangan sebagai penghambat dari tugas dan fungsinya dalam

rangka melestarikan kesenian tradisional, namun dilain pihak Pemerintah Daerah

Kabupaten Tulungagung juga mendapatkan beberapa faktor pendukung untuk

melaksanakan tugas dan fungsinya dalam rangka melestarikan kesenian tradisional.

Pelestarian kesenian tradisional menurut peraturan menteri pendidikan dan

kebudayaan no 10 tahun 2014 tentang pedoman pelestarian tradisi menyebutkan

bahwa pelestarian tradisi meliputi perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan.

Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung membuat kebijakan dalam rangka

melestarikan kesenian tradisional adalah sebagai berikut :

1. Perlindungan Kesenian Tradisional di Kabupaten Tulungagung.

Perlindungan Kesenian Tradisional dilakukan dengan mencatat,

mengolah, menghimpun, dan menata sistem informasi serta menegakkan

peraturan perundang-undangan. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Tulungagung pada bidang Nilai budaya dan kesenian telah menata sistem

informasi. Hasil wawancara langsung dengan Kepala Seksi Kesenian Dinas

Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung :

Page 82: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

69

“Kami memberikan suatu informasi adanya acara kesenian tradisional

melalui pamflet yang ada pada sebelah barat alun-alun serta masyarakat

dapat yang memiliki smartphone android dapat mengunduh aplikasi

Tulungagung Tourism yang ada di dalam Playstore, disitu berisi acara-

acara yang akan dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Tulungagung Tourism juga hadir dalam bentuk website yang ber alamat

http://www.tulungagungtourism.com.” (wawancara,Tulungagung, 22

april 2017).

Hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa kabupaten

Tulungagung membuat sebuah pamflet yang berada di sebelah barat alun-alun

Kabupaten Tulungagung. Pamflet tersebut berisi acara penampilan kesenian

tradisional serta kegiatan lain yang akan dilaksanakan di Kabupaten

Tulungagung. Selain dari pamflet ini, masyarakat yang memiliki smartphone

android dapat mengunduh aplikasi Tulungagung Tourism di dalam playstore.

Tulungagung Tourism juga hadir dalam bentuk website yang ber alamat

Aplikasi tersebut berisi tentang pariwisata yang ada di Kabupaten

Tulungagung, juga berisi tentang acara-acara yang akan dilaksanakan oleh

dinas kebudayaan dan pariwisata dengan hanya menyentuh kolom jadwal

event.

Gambar 4 : Papan pamflet sebebelah barat alun-alun Kabupaten Tulungagung

Page 83: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

70

Sumber : Dok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Gambar 5 : Aplikasi Tulungagung Tourism

Sumber: Data Primer Penulis 2017

Gambar 6 : Website Tulungagung Turism

Sumber : Data Primer Penulis 2017

Page 84: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

71

Perlindungan kesenian tradisional selain dilakukan dengan cara menata

sistem informasi, juga melakukan pendataan kesenian tradisional. Hasil

wawancara langsung dengan Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayaan Dan

Pariwisata Kabupaten Tulungagung :

“... Untuk pendataan organisasi kesenian tradisional kami telah

mencatat pada buku induk organisasi. Pencatatan tersebut telah

diberikan izin dan harus memperbaharui nomor induk setiap 5 tahun

sekali. Jika tidak ada laporan dari organisasi tersebut maka kami

nyatakan organisasi tersebut sudah tidak aktif lagi.”

(wawancara,Tulungagung, 22 april 2017).

Dari hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa kesenian tradisional

yang ada di Kabupaten Tulungagung sudah terdata ke dalam buku Induk

organisasi kesenian. Wawancara tersebut juga didukung dengan data kesenian

tradisional yang sudah tercatat pada Tabel 4. Data tersebut menginformasikan

nama organisasi yang telah tercatat pada buku induk organisasi kesenian

tradisional diantaranya kesenian Jaranan, Karawitan, Reog, dan Tiban.

Organisasi kesenian yang sudah terdata telah diberikan izin dan harus

memperbaharui no induk setiap 5 tahun sekali. Jika tidak di perbaharui maka

organisasi kesenian tersebut dianggap sudah tidak aktif lagi.

Tabel 4: Perjenis Kesenian Tradisional

a. Kesenian Jaranan Senterewe

No No.

Induk Nama Organisasi Alamat

1 817 Trg.Setyo Budoyo Kel.Kepatihan Kec.Tulungagung

2 833 Mulyo Putro Joyo Jl.P.Sudirman Gg.5 RT.07 Rw.1

3 862 Putra Budoyo Ds.Karangrejo Kec.Boyolangu

4 863 Wahyu Budoyo Ds.Tulungrejo Kec.Karangrejo

5 898 Trg.Darmo Budoyo Kel.Kepatihan Kec.Tulungagung

6 910 Turonggo Wahyu budoyo Jl.Arjuno RT 04 RW 01 Dsn Sawahan

Page 85: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

72

7 935 Putra Birawa Ds.Tapan kec.Kedungwaru

8 939 Turonggo Purwo Ds.Beji Kec.Boyolangu

9 949 Samboyo Mudo Ds.Moyoketen Kec.Boyolangu

10 968 Putra Birawa Ds.Batangsaren Kec.Kauman

11 984 Taruna Budaya Ds.Nyawangan Kec.Sendang

12 992 Bayu Turonggo Kel.Botoran Tulungagung

13 993 Turonggo Sakti Ds.Moyoketen Kec.Boyolangu

14 995 Putro Taruno Ds./ Kec.Kedungwaru

15 1043 Turonggo Saputro Mudho Ds.Ngunut Kec.Ngunut RT.02 RW.05

16 1044 Wahyu Kridho Asmoro Ds.bendosari RT.03 RW.03

17 1090 Turonggo Asmoro Mudo Ds. Kates, Kec. Kauman

18 1092 Karya Budaya Ds. Pinggirsari, Kec. Ngantru

19 1094 Sekar Budoyo Ds. Ngrendeng, Kec. Gondang

20 1127 Klono Jati Mudo Dsn. Secang RT 03 RW 01 Ds. Pojok

b. Kesenian Karawitan

No No.

Induk Nama Organisasi Alamat

1 793 Wargo Budoyo mudo Ds.Sumberejo Kulon Kec.Ngunut

2 794 Sekar Gati Budoyo Ds.Tugu Kec.Sendang

3 806 Wahyu Setyo Budoyo Ds.J.Harjo Kec.Tanggunggunung

4 807 Sekar Arum Ds.J.Harjo Kec.Tanggunggunung

5 808 Sido Asih Ds./Kec.Pucanglaban

6 811 Wiromo Lokononto Ds./ Kec.Tanggunggunung

7 816 Tri Budoyo Ds. Kalibatur Kec.Kalidawir

8 821 Asmoro Laras Ds.Notorejo Kec.Gondang

9 859 Sastro Wiromo Ds.Tg.Rejo Kec.Tanggunggunung

10 865 Somplor Budoyo Ds.Bono Kec.Boyolangu

11 873 Ngesti Pangrawit Ds.Ngujang Kec.Kedungwaru

12 884 Setyo Wiromo Ds.Sidorejo Kec.Kauman

13 892 Putra Jati Mudo Ds.Jatimulyo Kec.Kauman

14 894 Marsudi Laras Ds.Kepuh Kec.Boyolangu

15 941 Setyo Budoyo Ds.Batangsaren Kec.Kauman

16 946 Puspo Budoyo Dongdowo Sukorejo Kulon

17 956 Suko Laras Ds.Kradinan Pagerwojo

18 962 Mardi Laras Ds.Picisan Kec.Sendang

19 965 Agung Manggolo Laras Ds.Sumberagung Kec.Rejotangan

20 966 Sambung Roso Ds.Rejoagung kec.Kedungwaru

21 981 Among Roso Ds./Kec.Boyolangu

Page 86: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

73

22 987 Sekar Rinonce Ds.Gilang Kec.Ngunut

23 989 Wahyu Agung Budoyo Dsn.Klampok Tanggunggunung

24 990 Lokamanta Dsn.Klampok Tanggunggunung

25 1000 Ngudi Wiromo Ds.Pucangan Kec.kauman

26 1003 Condong Budoyo Ds.Wonorejo Kec.Pagerwojo

27 1048 Sekar Setaman Ds.Kresikan Kec.Tanggungunung

28 1054 Mulyo Iromo Ds./Kec.Kalidawir

29 1063 Swara Saguntala Ds. Jengglungharjo, Tanggunggunung

30 1066 Wahyu Larasati Ds. Kresikan, Kec. Tanggunggunung

31 1069 Mustiko Laras Ds. Pucung Kidul, Kec. Boyolangu

32 1078 Purbo Laras Ds. Jengglungharjo, Tanggunggunung

33 1079 Wahyu Sekar Arum Ds. Kresikan, Kec. Tanggunggunung

34 1082 Krido Laras Ds. Kresikan, Kec. Tanggunggunung

35 1087 Paguyuban Kerawitan Ds. Jengglungharjo, Tanggunggunung

36 1110 Ngudi Laras Ds. Pelem Kec. Campurdarat

37 1130 Laras Arum Jln. Pahlawan III/21 Kedungwaru

38 1133 Argo Budoyo Dsn. Wonokoyo, Ds. Ngrejo

39 1142 Kumoro Laras Utomo Ds. Wonorejo, Kec. Pagerwojo

c. Kesenian Reog Kendhang

No No.

Induk Nama Organisasi Alamat

1 835 Cempaka Putih Ds.Majan / Jl.Kh.Hasan Mimbar

2 926 Ki Dandang Sentiko Jl.Mayjend Sungkono I/75B RT.02

RW.01

3 945 Eko Budoyo Ds.Nglurup Kec.Sendang

4 970 Songgo Budoyo Ds.Picisan Kec.Sendang

5 1012 Kusumaningati Ds.Sidorejo Kauman

d. Kesenian Tayub

No No.

Induk Nama Organisasi Alamat

1 847 Mini Dsn.Ploso Ds.Ngrance Kec.Pakel

2 954 Pesswaragung Ds.Plandaan Kec.Kedungwaru

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Page 87: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

74

Disini dapat terlihat beberapa kesenian tradisional yang telah tercatat

pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Disini terliha ada 20 organisasi

jaranan shenterewe, ada 39 organisasi kesenian karawitan, 5 organisasi

kesenian reog kendhang dan 2 organisasi kesenian tayub. Data yang lebih

lengkap dapat dilahat pada Lampiran 1 mengenai buku induk organisasi

kesenian.

Menegakan peraturan perundang-undangan dalam perlindungan

kesenian tradisional juga tidak kalah pentingnya. Pemerintah Kabupaten

Tulungagung memiliki peraturan yang dikutip melalui hasil wawancara

langsung dengan Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata

Kabupaten Tulungagung :

“ kami memiliki peraturan bahwa kesenian tradisional yang ada di

Tulungagung harus ditampilkan pada pembukaan disetiap acara yang

dilaksanakan daerah, disini berguna juga memperkenalkan kesenian

tradisional di Kabupaten Tulungagung.” (wawancara,Tulungagung, 22

april 2017).

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa kesenian

tradisional harus di tampilkan pada pembukaan acara-acara yang

diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Kabupaten Tulungagung sampai saat

ini belum memiliki peraturan daerah atau peraturan bupati yang tertulis

dikhususkan kepada kesenian tradisional. Pemerintah daerah masih

berpedoman kepada peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 10 tahun

2014 tentang pedoman pelestarian tradisi untuk melestarikan kesenian

tradisional.

Page 88: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

75

2. Pengembangan Kesenian Tradisional di Kabupaten Tulungagung.

Pengembangan kesenian tradisional di Kabupaten Tulungagung

dilakukan dengan bentuk workshop. Dapat diketahui dari hasil wawancara

langsung dengan Kepala Seksi Kesenian Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata

Kabupaten Tulungagung :

“kami melakukan pembinaan dengan melakukan workshop. Kami

melakukan workshop pada tahun 2016 sebanyak 2 kali yaitu workshop

seni karawitan dan workshop seni tari. Workshop ini diikuti oleh guru-

guru seni se-Kabupaten Tulungagung dan diisi oleh tim ahli dari

provinsi. Workshop ini juga merupakan embrio dari festival karawitan

pelajar. Pelatihan secara rutin dilakukan oleh sanggar seni masing-

masing.” (wawancara,Tulungagung, 22 april 2017).

Tabel 5 : Kebijakan Workshop

Kebijakan Lokasi APBD Rp. .000

Workshop seni budaya daerah Kabupaten Tulungagung 100.000

Sumber : RKPD 2016 Bidang Kebudayaan

Hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa pemerintah

Kabupaten Tulungagung melakukan pelatihan kesenian tradisional dengan

melakukan workshop. Wawancara tersebut juga di dukung oleh kebijakan

pemerintah berupa workshop kesenian daerah pada RKPD tahun 2016.

Workshop tersebut memanfaatkan guru-guru seni SD,SMP,SMA guna

mengembangkan kesenian tradisional yang ada di tulungagung khususnya

kesenian karawitan serta tari. Workshop ini diisi oleh tim ahli dari Propinsi

Jawa Timur. Pelatihan yang dilakukan selain dari workshop juga dari

oraganisasi seni masing-masing. Latihan rutin oleh pemerintah daerah

diserahkan pada sanggar masing-masing.

Page 89: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

76

Pengembangan juga dilaksanakan dengan melakukan pertunjukan dan

festival kesenian tradisional di Kabupaten Tulungagung. Tabel di bawah ini

menunjukkan beberapa kebijakan mengenai kesenian tradisional.

Tabel 6 : Kebijakan pemanfaatan kesenian tradisional tahun 2016

No Kebijakan Indikator Kinerja APBD

(Rp. .000)

1

Festival Kesenian

Tradisional

Tulungagung

Terlaksananya festival kesenian

tradisional se-Tulungagung

150.000 Menambah wawasan bagi para seniman

untuk lebih berkreatif dalam ajang

kompetisi yang akhirnya bisa menam

bah pengetahuan dan lebih profesional

2 Pelestarian Nilai

Budaya Daerah

Festival karya tari dan festival lagu

daerah

150.000

Terwujudnya pelestarian seni budaya

daerah yang ada di Tulungagung melalui

festival di tingkat Provinsi sekaligus

Meningkatkan keprofesioalisme para

seniman

3

Festival Kesenian

Kawasan Selatan

(FKKS) Jawa

Timur

Kesenian daerah sebagai aset wisata

budaya dapat terus dilestarikan sekaligus

mengenalkan kesenian tradisional di

tingkat regional

150.000 Terwujudnya pelestarian kesenian tradisi

jalur lintas selatan dan meningkatkan

kwalitas /profesi para seniman

meningkatkan keprofesioalisme para

seniman

4

Pergelaran

Wayang Kulit

Jum'at Legi

Terlaksananya pergelaran wayang kulit

Jum'at Legi

350.000

Dengan pergelaran wayang kulit Jum'at

Legi seniman dalang lokal semakin

bertambah wawasannya serta lebih

dikenal dan lebih profesional dan sekitar

lokasi pergelaran dapat meningkatkan

ekonomi kerakyatan dengan banyaknya

PK5 yang berjualan

Page 90: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

77

5 Ekshebisi Seni di

TMII Jakarta

Terlaksananya pergelaran seni budaya

daerah di TMII

250.000

Dengan pergelaran seni budaya di TMII

sebagai kekayaan kasanah budaya kita

dapat melestarikan dan mempromosikan

ragam budaya yang ada di Tulungagung

sekaligus dapat meningkatkan

keprofesionalisme para seniman

seniwati yang ada di Tulungagung

6

Gelar Seni

Budaya Daerah

(GSB) di

Surabaya

Pergelaran seni budaya, Pameran produk

unggulan, Pameran kuliner Dapat

meningkatkan omset dan penggemar

bagi para peserta pameran maupun karya

budayanya karena selain promosi juga

pelestarian dalam pengelolaan kekayaan

budaya

250.000

7

Fasilitasi

Penyelenggaraan

Karya Seni

Budaya

Festival Dalang, Pawai Budaya,

Pergelaran Seni yang hampir punah,

Festival Ngamen 250.000

Kita dapat menghasilkan dalang-dalang

remaja yang handal serta dapat

melestarikan karya budaya yang

Sumber : RKPD 2015-2016

Terlihat dari data pada Tabel 6 Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata

memiliki kebijakan berupa pagelaran, pertunjukan dan festival seni

tradisional yang di miliki kabupaten Tulungagung bekerjasama dengan

organisasi seni dan pelajar yang tersebar di Kabupaten Tulungagung sebagai

pengisi acara tersebut. Seperti dikutip dari hasil wawancara Kepala Bidang

Kebudayaan dan Kesenian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Tulungagung :

“Penampilan-penampilan kesenian tradisional dilakukan secara

rutin setiap tahunnya, kami bekerja sama degan organisasi-

organisasi seni dan pelajar yang ada di Kabupaten Tulungagung.

Selain untuk melestarikan kesenian tradisional, acara ini juga

diharapkan dapan menambah kreatifitas para seniman.”

(wawancara, 22 Desember 2016)

Page 91: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

78

Tabel 7 : Kegiatan Kesenian Tradisional tahun 2016

No Kegiatan Uraian

1. Gelar seni Budaya di

TMII bulan April 2016

Menampilkan theater kolaborasi kesenian yang

ada di Tulungagung berupa Tiban, Reog, jaranan

dan ketoprak yang dilatih oleh Bimo Wijayanto

dari sanggar seni purnama aji

2 Pelestarian kesenian

Tradisional bulan Juni

2016

Menampilkan Uyon-uyon oleh organisasi seni

karawitan sido laras.

3 Festival Langen Beksan

bulan Oktober 2016

Menampilkan tayub yang diikuti oleh 19

kecamatan, setiap kecamatan memiliki grup yang

berisi 3 orang.

4 Gelar seni budaya di

taman budaya Surabaya

bulan Oktober 2016

Mengenalkan seni budaya yang ada di tulungagung

yaitu berupa pameran produk unggulan, kerajinan

dan pertunjukan kesenian. Pada acara ini

Tulungagung mengusung reog kendhang dan

jaranan.

5 Festival Jaranan Pelajar

bulan November

Diikuti oleh Pelajar se-Kabupaten Tulungagung.

Selain untuk pengenalan karawitan terhadap

pelajar, juga untuk memeriahkan hari jadi

Kabupaten Tulungagung yang ke 71.

6 Festival Karawitan

Pelajar bulan November

2016

Kegiatan dilaksanakan di Taman Budaya, Jln. R.A

Kartini, utara Aloon–aloon Tulungagung, diikuti

1.584 paserta yang tergabung dalam 19 grup

karawitan SD, 30 grup karawitan SMP dan 17 grup

karawitan SMA se-Kabupaten Tulungagung.

7 Festival Kesenian

Kawasan Selatan

(FKKS) di Banyuwangi

bulan November 2016

FKKS dilaksanakan di Taman Blambangan

Banyuwangi. Peserta adalah kab/kota yang

memiliki pantai Selatan yaitu Banyuwangi,

Tulungagung, Blitar, Malang, Jember, Lumajang,

Trenggalek, dan Pacitan. Pada acara ini

Tulungagung menampilkan tradisi Ulur-ulur

8 Wayang Kulit Jumat

Legi

Menampilkan Wayang kulit, pemain dari Sanggar

bhakti pramuka

9 Parade Reog Kendhang

Agustus 2016

Parade reog kendhang ini dilaksanakan di Istana

Negara pada saat acara penurunan bendera.

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung.

Page 92: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

79

Dari tabel 7 dapat di simpulkan bahwa pada tahun 2016 ada 9 kali

pagelaran kesenian tradisional yang telah terlaksana. Selain sebagai sarana

hiburan acara ini dapat menjadi pengenalan kesenian tradisional yang ada

di Kabupaten Tulungagung bagi masyarakat di dalam daerah maupun di luar

daerah. Acara ini juga dapat membuat Kabupaten Tulungagung semakin

menarik untuk dikunjungi wisatawan di dalam negara maupun turis-turis

asing. Selain acara pagelaran tersebut pada organisasi kesenian juga sering

pentas di acara-acara seperti pernikahan, hajatan, dan sebagainya. Seperti

dikutip dari wawancara bapak Suwanto selaku pendiri sanggar seni jaranan

sentherewe Turonggo Darmo Budoyo.

“Sering sekali sanggar ini diminta untuk tampil di acara-acara

hajatan warga. Biasanya di acara nikahan, tujuh belas agustusan,

malam takbiran, hari raya qurban seperti itu.” (wawancara, 22 Juni

2017)

Dapat dikatakan bahwa sanggar seni sendiri memiliki agenda atau acara

tersendiri selain dari pemerintah daerah.

D. Pembahasan

Peran pemerintah daerah sangat diperlukan dalam melestarikan

kebudayaan. Kebudayaan itu sendiri sudah tercantum di dalam undang-undang

nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, disitu tertulis bahwa

kebudayaan termasuh urusan wajib yang harus diselenggarakan oleh pemerintah

daerah. Salah satu bentuk dari kebudayaan adalah kesenian tradisional. Kesenian

tradisional ini juga termasuk urusan wajib bagi pemerintah daerah, dimana kesenian

Page 93: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

80

ini perlu dilestarikan oleh pemerintah daerah. Pelestarian itu sendiri menurut muis

(2009) adalah suatu usaha atau kegiatan untuk merawat, melindungi dan

mengembangkan objek pelestarian yang dimiliki guna untuk dilestarikan. Menurut

peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan no 10 tahun 2014 tentang pedoman

pelestarian tradisi menjelaskan bahwa Pelestarian Tradisi adalah upaya

pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan suatu kebiasaan dari kelompok

masyarakat pendukung kebudayaan yang penyebaran dan pewarisannya

berlangsung secara turun-temurun.

1. Perlindungan Kesenian Tradisional

Pelindungan adalah upaya pencegahan dan penanggulangan yang dapat

menimbulkan kerusakan, kerugian, atau kepunahan kebudayaan yang berkaitan

dengan bidang tradisi berupa ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya termasuk

harkat dan martabat serta hak budaya yang diakibatkan oleh perbuatan manusia

ataupun proses alam. Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib melindungi tradisi

daerah yang berkembang dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerjanya.

Pelindungan tradisi dilakukan melalui:

a. Mencatat, menghimpun, mengolah, dan menata sistem informasi.

Pemerintah daerah disini wajib melakukan manajemen sistem informasi.

Definisi sistem informasi manajemen menurut Jogiyanto (2000) adalah

kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang bertanggung jawab

mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang berguna

untuk semua tingkat manajemen didalam kegiatan perencanaan dan

pengendalian.

Page 94: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

81

Pada dasarnya sistem informasi mempunyai tiga kegiatan utama yaitu:

menerima data sebagai masukan, kemudian memprosesnya dengan melakukan

perhitungan, penggabungan unsur-unsur data dan akhirnya dapat diperoleh

informasi yang diperlukan sebagai keluaran. Prinsip tersebut berlaku baik bagi

sistem informasi manual maupun sistem informasi modern dengan penggunaan

perangkat komputer.

Sistem informasi manajemen yang efektif menurut Raymond Coleman

dalam Moekijat (1991) adalah bahwa sistem tersebut dapat memberikan data

yang cermat, tepat waktu, dan yang penting artinya bagi perencanaan, analisis,

dan pengendalian manajemen untuk mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.

George M. Scott yang diterjemahkan oleh Budiman (2001), mengemukakan

Sistem Informasi Manajemen adalah serangkaian sub-sistem informasi yang

menyeluruh dan terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu

mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara.

Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung melakukan manajemen sistem

Informasi dengan memberikan informasi ke pada publik berupa papan pamflet

yang ada di barat alun-alun Kabupaten Tulungagung. Untuk masyarakat yang

memiliki smartphone android dapat mengunduh aplikasi Tulungagung Tourism

di dalam Playstore dan untuk masyarakat yang memiliki HP yang masih berbasis

website dapat membuka Tulungagung Turism yang ber alamat

http://www.tulungagungtourism.com/. Disini dapat terlihat bahwa Pemerintah

Kabupaten Tulungagung telah memanfaatkan teknologi terbaru guna menambah

Informasi Kepada masyarakat. Tetapi sayangnya aplikasi dan website yang

Page 95: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

82

dimiliki oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kurang begitu update. Pada

aplikasi ini juga masih belum ada informasi mengenai kesenian tradisional yang

dimiliki oleh Kabupaten Tulungagung. Padahal Kabupaten sendiri sudah

memiliki catatan kesenian tradisional dan sejarah-sejarah kesenian tradisional.

b. Registrasi sebagai hak kekayaan intelektual komunal.

Registrasi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2012) adalah pencatatan

maupun pendaftaran. Pemerintah derah Kabupaten Tulungagung Telah mencatat

organisasi kesenian tradisional didukung dengan data pada buku induk kesenian

tradisional pada Tabel 4. Data tersebut menginformasikan nama organisasi yang

telah tercatat pada buku induk organisasi kesenian tradisional diantaranya

kesenian Jaranan, Karawitan, Reog, dan Tayub.

c. menegakan peraturan perundang-undangan.

Menurut Soerjono Soekanto (1983), penegakan hukum adalah kegiatan

menyerasikan hubungan nila-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah mantap

dan sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir. untuk menciptakan,

memelihara dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup. Penegakan hukum

merupakan suatu sistem yang menyangkut penyerasian antara nilai dengan kaidah

serta prilaku nyata manusia. Kaidah-kaidah tersebut kemudian menjadi pedoman

atau patokan bagi perilaku atau tindakan yang dianggap pantas atau seharusnya.

Perilaku atau sikap tindak itu bertujuan untuk menciptakan, memelihara, dan

mempertahankan kedamaian.

Page 96: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

83

Menurut Moeljatno (1993) menguraikan berdasarkan dari pengertian istilah

hukum pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara

yang mengadakan unsur-unsur dan aturan-aturan, yaitu:

1) Menentukan perbuatan-perbuatan yang tidak boleh di lakukan dengan di

sertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang

melanggar larangan tersebut.

2) Menentukan dan dalam hal apa kepada mereka yang melanggar larangan-

larangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yang telah

diancamkan.

3) Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat

dilaksanakan apabila orang yang disangkakan telah melanggar larangan

tersebut.

Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung belum memiliki peraturan daerah

maupun peraturan bupati mengenai kesenian tradisional. Tanpa peraturan kesenian

tradisional ini berjalan tanpa aturan, larangan dan cara kesenian tradisional ini

berjalan. Dimana Kabupaten Tulungagung pada pelestarian kesenian tradisional ini

masih berpedoman kepada peraturan menteri no 10 tahun 2014 tentang pedoman

pelestarian tradisi yang cangkupannya masih begitu luas. Dapat dikatahan

pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung belum sepenuhnya memperhatikan

kesenian tradisional.

2. Pengembangan

Pengembangan adalah upaya dalam berkarya, yang memungkinkan

terjadinya penyempurnaan ide/gagasan, perilaku, dan karya budaya berupa

perubahan, penambahan, atau penggantian sesuai aturan dan norma yang berlaku

Page 97: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

84

pada komunitas pemiliknya tanpa mengorbankan orisinalitasnya. Pernerintah

daerah kabupaten/kota wajib mengembangkan tradisi daerah yang berkembang

dalam kehidupan masyarakat di wilayah kerjanya. Pengembangan tradisi dilakukan

melalui :

a. Pelatihan bagi pelaku tradisi dalam rangka penguatan nilai tradisi dan

karakter bangsa.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2012) Pelatihan adalah proses,

cara, perbuatan, kegiatan atau pekerjaan melatih. Pemerintah daerah Kabupaten

Tulungagung melakukan pelatihan dengan melakukan workshop sebanyak 2 kali

yaitu workshop seni dan karawitan. Mengundang guru-guru seni SD, SMP, dan

SMA se-Kabupaten Tulungagung untuk melatih para pelajar se-Kabupaten

Tulungagung. Workshop ini adalah cikal bakal dari acara pagelaran karawitan.

Fungsi dari pelatihan ini adalah memperkenalkan kesenian karawitan yang ada

di Kabupaten Tulungagung agar para pelajar tahu bagaimana kesenian karawitan

ini berjalan dengan semestinya.

b. pergelaran dan pameran tradisi dalam rangka penanaman nilai tradisi dan

pembinaan karakter dan pekerti bangsa

Kabupaten Tulungagung telah memiliki kebijakan atau program yang

memanfaatkan kesenian tradisional agar lebih eksis lagi. Disini pemerintah

Kabupaten Tulungagung memiliki 7 kebijakan yang ada pada tahun 2016,

dengan melaksanakan pagelaran kesenian tradisional sebanyak 9 kali pada

periode 2016. Pagelaran ini dilakukan oleh Kabupaten Tulungagung guna

meningkatkan daya tarik wisatawan baik di daerah sendiri maupun luar daerah.

Page 98: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

85

Dari pagelaran ini Kabupaten Tulungagung juga dapat memperkenalkan

kesenian-kesenian daerah yang ada di Kabupaten Tulungagung dengan

mengikuti acara-acara yang ada di luar daerah.

Page 99: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada Bab IV yang menyajikan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai peran pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung dalam

Pelestarian kesenian tradisional, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung dalam Pelestarian

Kesenian Tradisional

a. Perlindungan Kesenian Tradisional

1. Penataan Sistem Informasi

Peran Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung dalam menata

sistem informasi mengenai kesenian tradisional sudah baik dengan

memanfaatkan pamflet, aplikasi, dan Website Tulungagung Turism

sebagai sarana informasi kesenian tradisional. Hal lain yang dilakukan

adalah mencatat organisasi kesenian tradisional yang ada di seluruh

Kabupaten Tulungagung.

2. Menegakkan Peraturan

Peran pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung dalam menegakkan

peraturan disini kesenian tradisional harus di tampilkan pada pembukaan

acara-acara yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Sampai saat ini

masih memakai peraturan menteri. Pemerintah daerah Kabupaten

Page 100: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

87

Tulungagung sendiri sampai saat ini belum memiliki perda khusus yang

tertulis mengatur tentang kesenian tradisional.

b. Pengembangan Kesenian Tradisional

1. Pelatihan Kesenian tradisional

Peran pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung di dalam pelatihan

dengan cara melakukan workshop terhadap guru seni se-Tulungagung.

Pelatihan juga diserahkan kepada organisasi-organisasi kesenian sendiri.

2. Pagelaran Kesenian Tradisional

Memberikan bantuan alat-alat kesenian tradisional bagi organisasi

seni yang mengajukan permohonan bantuan. Pemerintah daerah

Kabupaten Tulungagung melakukan kegiatan rutin setiap tahunnya yang

berupa pagelaran, pertunjukan dan festival seni tradisional. Kegiatan ini

berguna sebagai sarana promosi dan pengenalan kesenian tradisional.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka

terdapat beberapa saran yang direkomendasikan untuk pemerintah daerah

Kabupaten Tulungagung serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Saran yang

dimaksudkan tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Berdasarkan proses pelestarian kesenian tradisional. Pemerintah daerah

Kabupaten Tulungagung sangat memerlukan peraturan daerah atau peraturan

bupati yang mengkhususkan untuk kesenian tradisional. Seperti yang telah

dibahas, tanpa adanya peraturan kesenian tradisional tidak memiliki aturan

dan larangan.

Page 101: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

88

2. Sebaiknya Kabupaten Tulungagung mematenkan kesenian tradisional yang

khas dari Kabupaten Tulungagung supaya kesenian tradisional disini tidak di

klaim oleh negara lain atau diambil oleh daerah lain. Seperti halnya reog

kendhang yang sekarang sudah menjadi khas milik Kabupaten Tulungagung.

3. Dalam urusan sistem informasi pemerintah daerah khususnya dinas

kebudayaan dan pariwisata lebih memaparkan kesenian daerah/tradisional

sebagai daya tarik Kabupaten Tulungagung. Aplikasi dan website

Tulungagung Tourism sampai saat ini hanya memperlihatkan wisata alam,

wisata kuliner, wisata buatan, dan wisata alam belum ada wisata budaya pada

kesenian tradisional. Sebaiknya ditambahkan mengenai wisata budaya pada

kesenian tradisional juga memberikan informasi lebih update lagi.

Page 102: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

xii

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Irwan. 2006. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Jogjakarta:

Pustaka pelajar.

Bastomi Suwaji. 1990. Wawasan Seni. Semarang: Ikip Semarang Press.

Budiman. 2001. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Manajemen, Jakarta: Raja

Grafindo Persada

Daulay Zainul. 2011. Pengetahuan Tradisional konsep,dasar hukum dan

praktiknya. Jakarta: PT RajaGrafindo persada.

Jogiyanto, dkk. 2000. Pengertian Sistem Informasi. Jakarta:PT. Elek Media

Komputindo

Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. 2012. Yogyakarta: INSISTPress.

Limbeng Julianus. 2009. Pemberdayaan Kesenian Tradisional Dalam Rangka

Pelestarian Kebudayaan. Medan

Mattulada. 1988. Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta: Djambatan.

Moekijat. 1991. Pengantar sistem informasi manajemen. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Moeljatno. 1993. Asas-asas Hukum Pidana. Surabaya: Putra Harsa.

Moleong, Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

Muis Asdar RMS. 2009. Bukan Hanya Fisik Kita Bangun Peradaban.

Jogjakarta:Citra Puc staka.

Pasolong, Harbani. 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung: CV Alfabeta.

Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Kebudayaan Dan

Pariwisata Nomor : 42 Tahun 2009 / Nomor : 40 Tahun 2009 Tentang

Pedoman Pelestarian Kebudayaan

Peraturan Bupati Tulungagung Nomor 60 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan

Dan Pariwisata Kabupaten Tulungagung

Peraturan Daerah Kabupaten Tulungagung Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pajak

Daerah

Page 103: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG …repository.ub.ac.id/2660/1/Putra, Henery Gustikha.pdf · 2020. 7. 8. · pemerintah daerah melakukan pelatihan dengan bentuk workshop

xiii

Soerjono Soekanto. 1983. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum.Jakarta: UI Press.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV

Alfabeta.

Syafri, Wirman H.. 2012. Studi tentang Administrasi Publik. Jakarta: Erlangga

Undang - Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Wibowo, dkk. 2004. Kebijakan Publik Dan Kebudayaan. Jogjakarta: YPAPI.

www.tulungagung.go.id (diakses pada tanggal 07 Januari 2017)

www.tulungagungtourism.com (diakses pada tanggal 23 april 2017)