peran notaris dalam memberikan advice terhadap...

20
PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP ADANYA PERJANJIAN BAKU YANG DIBUAT OLEH PELAKU USAHA UNTUK MELINDUNGI KONSUMEN SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menempuh Ujian Sarjana Hukum OLEH: AMRULLAH FAJRI NIM. 502013 122 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG 2019

Upload: others

Post on 03-Dec-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

i

PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE

TERHADAP ADANYA PERJANJIAN BAKU YANG

DIBUAT OLEH PELAKU USAHA UNTUK

MELINDUNGI KONSUMEN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Menempuh Ujian

Sarjana Hukum

OLEH:

AMRULLAH FAJRI

NIM. 502013 122

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2019

Page 2: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

ii

Page 3: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : AMRULLAH FAJRI

NIM : 502013122

Program Studi : Ilmu Hukum

Program Kekhususan : Hukum Perdata

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

“ERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP

ADANYA PERJANJIAN BAKU YANG DIBUAT OLEH PELAKU USAHA

UNTUK MELINDUNGI KONSUMEN”

Adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, kecuali dalam bentuk kutipan

yang telah saya sebutkan sumbernya. Apabila pernyataan keaslian ini tidak benar

maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik.

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Page 4: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

iv

ABSTRAK

PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP

ADANYA PERJANJIAN BAKU YANG DIBUAT OLEH PELAKU

USAHA UNTUK MELINDUNGI KONSUMEN

OLEH

AMRULLAH FAJRI

Dalam hal perjanjian baku yang isi klausula terlanjur sudah dibuat/

dibakukan dalam bentuk dokumen berupa formulir oleh pelaku usaha. Selaku

notaris dapat memberikan advice dengan menunjuk pasal-pasal yang dianggap

bertentangan nilai-nilai luhur/tatanan yang hidup dalam masyarakat.

Untuk mengetahui dan menjelaskan peran notaris dalam memberikan

advice terhadap adanya perjanjian baku yang dibuat oleh pelaku usaha untuk

melindungi konsumen, dan juga untuk mengetahui dan memahami akibat hukum

yang timbul terhadap keberadaan perjanjian baku.

Berdasarkan hasil penelitian dipahami peran notaris dalam memberikan

advice terhadap adanya perjanjian baku yang dibuat oleh pelaku usaha untuk

melindungi konsumen adalah: bahwa notaris berperan dalam menyaring serta

meneliti secara cermat draf perjanjian baku yang dibuat oleh pelaku usaha yang

berfungsi dan bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen,

karena dalam hal ini notaris mempunyai fungsi sebagai advisory atau penasihat.

Dalam hal perjanjian bauku yang isi klausula terlanjur sudah dibuat/dibakukan

dalam bentuk dokumen berupa formulir, notaris dapat memberikan saran dan

merenvoi pasal-pasal yang dianggap bertentangan tersebut serta memberikan

paraf terhadap isi pasal tersebut.

Akibat hukum yang timbul terhadap keberadaan perjanjian baku adalah:

jika konsumen menyetujui dan menandatangani perjanjian baku tersebut, berarti

konsumen setuju dengan syarat-syarat perjanjian baku tersebut, dan berakibat

hukum perjanjian baku tersebut sah. Akan tetapi jika perjanjian baku tersebut

melanggar ketentuan Pasal 18 ayat (1) dan (2), maka perjanjian baku tersebut

sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 18 ayat (3) bahwa perjanjian baku tersebut

“batal demi hukum”, dan dianggap tidak pernah ada dan tidak mempunyai

kekuatan mengikat bagi kedua pihak.

Kata kunci: Peran notaris dalam memberikan advice terhadap perjanjian baku.

Page 5: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr. wb.

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta

shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta

keluarga dan para sahabat, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul:

“PERAN NOTARiS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP

ADANYA PERJANJIAN BAKU YANG DIBUAT OLEH PELAKU USAHA

UNTUK MELINDUNGI KONSUMEN”

Penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

Penulis menyadari bahwa hasil penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan, kekeliruan, dan kekhilafan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan pengalaman, serta literatur yang penulis miliki. Akan tetapi

berkat adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dan semangat dari berbagai

pihak, akhirnya kesukaran dan kesulitan tersebut dapat dilalui. Oleh karena itu,

dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Abid Djazuli, SE., MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Palembang.

2. Ibu Dr. Hj. Sri Suatmiati, SH., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang.

3. Bapak/Ibu Wakil Dekan I, II, III, dan IV Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Palembang.

Page 6: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

vi

4. Bapak Mulyadi Tanzili, SH., MH., selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

5. Ibu Reny Okprianti, SH., M.Hum, selaku Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan petunjuk-petunjuk dan arahan-arahan dalam

penulisan dan penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Atika Ismail, SH., MH, selaku Pembimbing Akademik pada Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf karyawan dan karyawati Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Palembang.

8. Ayahanda Kompol. Ahmad Zainalsyah dan Ibunda Poni, AMG, Kakakku

Irfan Ardiansyah, S.Kom dan Adikku Aldina Rahmadani, S.Si, serta

seluruh keluarga yang telah banyak memotivasi penulis untuk meraih gelar

kesarjanaan ini.

9. Terima kasih untuk sayang Rika Destiani, S.Pd yang telah memberikan

motivasi untuk keberhasilanku.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

membacanya, akhirnya segala kritik dan saran penulis terima guna perbaikan di

masa-masa mendatang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Palembang, Agustus 2019

Penulis,

AMRULLAH PAJRI

Page 7: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ........................................................ ii

PENDAFTARAN UJIAN SKRIPSI ............................................................... iii

PERNYTAAN KEASLIAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. vii

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

BAB. I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Permasalahan ............................................................................ 5

C. Ruang Lingkup dan Tujuan ...................................................... 5

D. Definisi Konseptual .................................................................. 6

E. Metode Penelitian ..................................................................... 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 9

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Asas dan Tujuan Undang-undang Perlindungan Konsumen .... 11

B. Hak dan Kewajiban Dalam Praktek Perjanjian Baku ............... 16

C. Cara Pemberlakuan Syarat-syarat Baku ................................... 23

D. Dasar Berlakunya Syarat-syarat Baku ...................................... 25

Page 8: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

viii

E. Kewajiban Notaris Untuk Memberikan Keseimbangan

Dalam Perjanjian Baku ............................................................. 26

BAB. III. PEMBAHASAN

A. Peran Notaris Dalam Memberikan Advice Terhadap Adanya

Perjanjian Baku Yang Dibuat Oleh Pelaku Usaha Untuk

Melindungi Konsumen ............................................................. 32

B. Akibat Hukum yang Timbul Terhadap Keberadaan

Perjanjian Baku ........................................................................ 35

BAB. IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 45

B. Saran-saran ............................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

1

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perjanjian baku disebut juga perjanjian standar, dalam Bahasa Inggris

disebut standart contract, standart agreement. Kata baku atau standar artinya

tolok ukur yang dipakai sebagai patokan atau pedoman yang setiap konsumen

yang mengadakan perjanjian baku ialah meliputi model, rumusan, dan ukuran.1

Sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat, maka ciri-ciri

perjanjian baku mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan tuntutan

masyarakat. Ciri-ciri tersebut mencerminkan prinsip ekonomi dan kepastian

hukum yang berlaku di negara-negara yang bersangkutan. Prinsip ekonomi dan

kepastian hukum dalam perjanjian baku dilihat dan kepentingan pengusaha bukan

dan kepentingan konsumen.

Pembakuan syarat-syarat perjanjian menjadi kepentingan ekonomi

pengusaha lebih terjamin karena konsumen hanya menyetujui syarat-syarat yang

disodorkan oleh pengusaha.2

Di era globalisasi pembakuan syarat-syarat perjanjian merupakan hal yang

tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai

tujuan ekonomi yang efisien, praktis, dan tidak merepotkan, tetapi bagi konsumen

hal ini justru merupakan suatu pilihan yang tidak menguntungkan, karena

1 Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan Perdagangan,

Citra Aditya, Bandung, 1992, hlm.6 2 Ibid, hlm. 8

Page 10: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

2

dihadapkan pada suatu pilihan yaitu: “menerima” walaupun dengan rasa berat

hati.

Jika konsumen bersedia menerima syarat-syarat perjanjian yang

disodorkan kepadanya, maka ditandatanganilah perjanjian itu. Penandatanganan

tersebut menunjukkan bahwa konsumen bersedia memikul beban tanggung jawab

walaupun mungkin ia tidak bersalah.

Jika konsumen tidak setuju dengan syarat-syarat perjanjian yang

disodorkan itu, ia tidak boleh menawar syarat-syarat yang sudah dibakukan itu,

menawar syarat-syarat baku berarti menolak perjanjian. Pilihan menerima atau

menolak mi dalam bahasa Inggris diungkapkan dengan “take it or leave if”.

Dalam membuat perjanjian, pihak pengusaha selalu berada pada posisi

kuat berhadapan dengan pihak konsumen yang umumnya berposisi lemah,

konsumen hanya dihadapkan pada dua pilihan, yaitu:3

a. Jika konsumen membutuhkan produksi atau jasa yang ditawarkan

kepadanya, setujuilah perjanjian dengan syarat-syarat dalam istilah bahasa

Inggris diungkapkan dengan sebutan “take if’ atau

b. Jika konsumen tidak setuju dengan syarat-syarat baku yang ditawarkan itu,

janganlah membuat perjanjian dengan pengusaha yang bersangkutan, yang

diungkapkan dengan sebutan “leave if".

Singkatnya, jika konsumen membutuhkan silahkan ambil, atau jika

keberatan tinggalkan saja “take it or leave if". Sebaliknya apabila konsumen tidak

menyetujui ini kalusula tersebut yang memberatkan dan tidak seimbang untuk

3 Ahmad Sofyan, Perlindungan Konsumen Dalam Perjanjian Baku Pada Praktek

Perusahaan Dagang Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999, Tesis Magister Kenotariatan

Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya, Palembang, 2011, hlm. 2

Page 11: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

3

mengadakan/melanjutkan transaksi, maka hal mi tidak berlanjut dan tidak dapat

dilanjutkan.

Dan segi bentuk perjanjian baku, perjanjian baku merupakan suatu

perjanjian yang konsepnya telah dipersiapkan terlebih dahulu oleh salah satu

pihak yang dalam hal ini tentunya “pelaku usaha”. Dengan kata lain pelaku usaha

memiliki posisi yang dominan dan menguntungkan. Karena tidak adanya posisi

tawar sehingga tidak ada, keseimbangan kedudukan dalam perjanjian.

Perjanjian baku memuat aturan-aturan yang umum biasanya tercantum

dalam suatu perjanjian, juga memuat persyaratan-persyaratan khusus, yang

berkenaan dengan pelaksanaan perjanjian yang menyangkut hal-hal tertentu dan

atau berakhirnya suatu perjanjian.4 Bentuk dan isi perjanjian baku sangat erat

dengan perlindungan konsumen.

Syarat-syarat perjanjian yang merupakan pernyataan kehendak ditentukan

sendiri secara sepihak oleh pengusaha atau organisasi pengusaha. Karena syarat-

syarat perjanjian itu dimonopoli oleh pengusaha, maka sifatnya cenderung lebih

menguntungkan pengusaha dan pada konsumen. Hal ini tergambar dalam

kalausula eksonerasi berupa pembebasan tanggung jawab pengusaha, tanggung

jawab tersebut menjadi beban konsumen. Pembuktian oleh pihak pengusaha yang

membebaskan diri dari tanggung jawab sulit diterima oleh konsumen karena

ketidak berdayaannya. Penentuan secara sepihak oleh pengusaha dapat diketahui

4 Djuhaenda Hasan. Et al, Pengkajian Masalah Hukum Kebebasan Berkontrak Dan

Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank Di Indonesia,

BPHN, Jakarta, 2002, hlm. 56

Page 12: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

4

melalui format perjanjian yang sudah siap pakai, jika konsumen setuju, tanda

tanganilah perjanjian tersebut.5

Dari apa yang tersebut di atas, menunjukkan bahwa dalam perjanjian baku

yang isi perjanjian tersebut sering terdapat ketidakseimbangan antara pelaku usaha

dan konsumen, maka sangat diperlukan adanya peran notaris dalam memberikan

saran dan arahan dalam pembuatan perjanjian baku, maka dalam hal ini peran

notaris sangatlah penting, dengan cara notaris membuatkan draft perjanjian baku

yang berfungsi atau bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.

Dalam hal ini notaris mempunyai fungsi sebagai advisory atau penasihat yang

mana dalam hal mi dimaksudkan adalah perjanjian tersebut tidak memihak.

Hendaknya notaris dapat memberikan advice (saran) dan atau masukan

terhadap isi klausula pada perjanjian baku yang pada gilirannya akan disodorkan

kepada konsumen (pengguna jasa), dalam menciptakan suatu keseimbangan para

pihak (khususnya konsumen) selanjutnya langkah-langkah yang harus dilakukan

oleh notaris adalah: menelusuri isi dan klausula yang dianggap sepihak

(menguntungkan) bagi pelaku usaha. Tentunya dengan argument yang mendasar

serta berdasarkan undang-undang yang spesifik seperti yang diatur oleh Undang-

undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dan dari sisi

kepatutan, tatanan berkehidupan di Republik mi baik pengaturan yang diatur pada

Pasal 6 UUPK tentang hak dan kewajiban pelaku usaha ataupun berdasarkan isi

Pasal 18 UUPK angka 1 dengan isi sub-subnya yang menjelaskan: bahwa pelaku

usaha tidak diperbolehkan atau dilarang memuat/mencantumkan klausula baku.

5 Ibid, hlm. 7

Page 13: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

5

Dalam hal perjanjian baku yang isi klausula terlanjur sudah dibuat/

dibakukan dalam bentuk dokumen berupa formulir oleh pelaku usaha. Selaku

notaris dapat memberikan advice dengan menunjuk pasal-pasal yang dianggap

bertentangan dengan nilai-nilai luhur/tatanan yang hidup dalam masyarakat. Maka

notaris dapat merenvoi pasal-pasal yang dianggap bertentangan tersebut dan

notaris juga dapat memberikan paraf terhadap isi pasal tersebut.

Bertitik tolak dan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih mendalam dimana hasilnya akan dituangkan ke dalam tulisan

yang berbentuk skripsi dengan judul: “PERAN NOTARIS DALAM

MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP ADANYA PERJANJIAN BAKU

YANG DIBUAT OLEH PELAKU USAHA UNTUK MELINDUNGI

KONSUMEN”

B. B. Permasalahan

Adapun yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Apa peran notaris dalam memberikan advice terhadap adanya perjanjian

baku yang dibuat oleh pelaku usaha untuk melindungi konsumen?

2. Apakah akibat hukum yang timbul terhadap keberadaan perjanjian baku?

C. Ruang Lingkup dan Tujuan

Ruang lingkup penelitian dititikberatkan pada penelusuran terhadap peran

serta notaris dalam memberikan advice terhadap adanya perjanjian baku yang

Page 14: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

6

dibuat oleh pelaku usaha untuk melindungi konsumen, tanpa menutup

kemungkinan menyinggung pula hal-hal lain yang ada kaitannya.

Tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui dan menjelaskan apa peran notaris dalam memberikan

advice terhadap adanya perjanjian baku yang dibuat oleh pelaku usaha

untuk melindungi konsumen.

2. Untuk mengetahui dan memahami apakah akibat hukum yang timbul

terhadap keberadaan perjanjian baku..

Hasil penelitian ini dipergunakan untuk melengkapi pengetahuan teoritis

yang diperoleh selama studi di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Palembang dan diharapkan bermanfaat sebagai tambahan informasi bagi ilmu

pengetahuan, khususnya hukum pidana, sekaligus merupakan sumbangan

pemikiran yang dipersembahkan kepada almamater.

D. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan pengertian dasar dalam suatu penulisan

yang memuat istilah-istilah, batasan-batasan serta pembahasan yang akan

dijabarkan dalam penulisan karya ilmiah. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran

penafsiran serta untuk mempermudah pengertian, maka dalam uraian di bawah ini

akan dikemukakan penjelasan dan batasan-batasan istilah yang berkaitan dengan

judul skripsi ini sebagai berikut:

1. Notaris adalah: Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta

otentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam

Page 15: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

7

undang-undang mi atau berdasarkan undang-undang lainnya ( Pasal 1

angka 1 UU No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris)

2. Perjanjian baku adalah: dialih bahasakan dan istilah asing yakni

“Standaard Contract” di mana baku atau standar memiliki arti sebagai

tolok ukur, yakni pedoman atau patokan bagi konsumen dalam

mengadakan hubungan hukum dengan pihak pengusaha. Dalam hal mi,

yang dibakukan adalah model, rumusan dan ukurannya. Artinya tidak

dapat diganti atau di ubah lagi, karena produsen telah membuat atau

mencetaknya dalam bentuk blanko tetap berupa naskah perjanjian lengkap

dengan syarat-syarat perjanjian dan syarat-syarat baku yang wajib

dipenuhi konsumen.6

3. Pelaku Usaha adalah: Setiap orang perorangan atau badan usaha, baik

yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum yang didirikan

dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian

menyelenggarakan kegiatan usaha dalam berbagai bidang ekonomi. (Pasal

1 angka 3 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen).

4. Konsumen adalah: Setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang

tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga,

orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

(Pasal 1 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen).

6 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2006.

Page 16: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

8

E. Metode Penelitian

Selaras dengan tujuan yang bermaksud menelusuri prinsip-prinsip hukum,

terutama yang bersangkut paut dengan wewenang jaksa penuntut umum dalam

membuat surat dakwaan, maka jenis penelitiannya adalah penelitian hukum

normatif yang bersifat deskriptif (menggambarkan) dan tidak bermaksud untuk

menguji hipotesis.

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data sekunder dititikberatkan pada penelitian

kepustakaan (library research) dengan cara mengkaji:

a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat

seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan semua ketentuan

peraturan yang berlaku.

b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan hukum seperti hipotesis, pendapat

para ahli maupun penelitian terdahulu, yang sejalan dengan

permasalahan dalam skripsi ini.

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang menjelaskan bahan

hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus bahasa,

ensiklopedia, dan lainnya.

2. Penelitian lapangan (field research) dalam upaya mendapatkan data

primer, dengan cara melakukan pengamatan dan mewawancarai pihak

terkait yakni notaris yang ada di kota Palembang.

Page 17: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

9

3. Teknik pengolahan data

Setelah data terkumpul maka data tersebut diolah guna mendapatkan data

yang terbaik. Dalam pengolahan data tersebut penulis melakukan kegiatan

editing, yaitu data yang diperoleh diperiksa dan diteliti lagi mengenai

kelengkapan, kejelasan dan kebenarannya, sehingga terhindar dari

kekurangan dan kesalahan.

4. Analisis data

“Analisis data dilakukan secara kualitatif yang dipergunakan untuk

mengkaji aspek-aspek normatif atau yuridis melalui metode yang bersifat

deskriptif analitis yang menguraikan gambaran dari data yang diperoleh

dan menghubungkan satu sama lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan

yang bersifat umum”.7

F. Sistematika Penulisan

Sesuai dengan buku pedoman penyusunan skripsi Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Palembang, penulisan skripsi ini secara keseluruhan

tersusun dalam 4 (empat) bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab. I. Pendahuluan, berisi mengenai latar belakang, permasalahan, ruang

lingkup dan tujuan, definisi konseptual, metode penelitian, dan

sistematika penulisan

Bab. II. Tinjauan Pustaka, memaparkan tinjauan pustaka yang menyajikan

mengenai asas dan tujuan Undang-undang Perlindungan Konsumen,

7Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997,

hlm. 129

Page 18: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

10

hak dan kewajiban dalam praktek perjanjian baku, cara memberlakukan

syarat-syarat baku, dasar berlakunya syarat-syarat baku, kewajiban

notaris untuk memberikan keseimbangan dalam perjanjian baku

Bab. III. Pembahasan, yang berisikan paparan tentang hasil penelitian secara

khusus menguraikan dan menganalisa permasalahan yang diteliti

mengenai peran notaris dalam memberikan advice terhadap adanya

perjanjian baku yang dibuat oleh pelaku usaha untuk melindungi

konsumen, dan juga mengenai akibat hukum yang timbul terhadap

keberadaan perjanjian baku.

Bab. IV. Penutup, pada bagian penutup ini merupakan akhir pembahasan skripsi

ini yang diformat dalam kesimpulan dan saran-saran.

Page 19: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

11

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku:

Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku Dalam Praktek Perusahaan

Perdagangan, Citra Aditya, Bandung, 1992

------------------------------, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung, 2006 Achmad Au,

Menguak Tabir Hukum, Chandara Pratama, Jakarta, 1996

Ahmad Sofyan, Perlindungan Konsumen Dalam Perjanjian Baku Pada Praktek

Perusahaan Dagang, Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999,

Tesis Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya,

Palembang, 2011

Ahmadi Miru, Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum Bagi Konsumen di Indonesia,

Disertasi Program Pascasarjana UNAIR, Surabaya, 2000

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

1997

Djuhaenda Hasan, Pengkajian Masalah Hukum Kebebasan Berkontrak Dan

Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit

Bank di Indonesia, BPHN, Jakarta, 2002

Himpunan Peraturan Perundang-undangan Jabatan Notaris dan PPAT, Indonesia

Legal Center Publishing, Karya Gemilang, Jakarta, 1998

Jerry J Philips, Products Liability, West Publishing, Company, St Paul Minnesota,

1993

Mariam Darus Badrulzzaman, Perlindungan Terhadap Konsumen Dilihat Dari

Sudut Perjanjian Baku, Hasil Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah

Perlindungan Konsumen Oleh BBPHN, Bina Cipta, Jakarta, 1986

Gustav Radbruch, Legal Philosophy, In The Legal Philosophies of Lask,

Radbruch, and Dabin, Translated by Kurt Wilk, Harvard University Press,

Massachusetts, 1950

Peter Mahmud Marzuki, Pembaharuan Hukum Ekonomi Indonesia, Universitas

Airlangga, Surabaya, Tanpa Tahun

Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia, Grasindo, Jakarta, 2004

Siahaan NHT, Hukum Konsumen, Perlindungan Konsumen dan Tanggung Jawab

Produk, Panta Rei, Jakarta, 2005

Page 20: PERAN NOTARIS DALAM MEMBERIKAN ADVICE TERHADAP …repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/6220/1...tidak dapat dihindari dan bagi pengusaha mungkin mi merupakan cara mencapai tujuan

12

Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, Intermasa, Jakarta, 1997

Peraturan Perundang-undangan:

Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

Jurnal:

Peter Mahmud Marzuki, The Need for Indonesia Economic Legal Framework,

dalam Jurnal Ekonomi, Edisi IX, Agustus, 1977

Himawan CII, Pendekatan Ekonomi Terhadap Hukum Sebagai Sarana

Pengembalian Wibawa Hukum, Dalam Majalah Hukum dan Pembangunan

No. 5 Tahun xxi, Oktober 1991

Internet:

http://aleichang.multiply.comljoumal/item/153, diakses tanggal 15 Mei 2018