peran manajemen pembiayaan pendidikan dalam...
TRANSCRIPT
PERAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DALAM
MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MTS
JAMI’YYATUL KHAIR CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
TITIN SUHARTINI
1113018200064
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Titin Suhartini (NIM 1113018200064) Peran Manajemen Pembiayaan Pendidikan
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat
Tangerang Selatan, Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peran Manajemen Pembiayaan
Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair dan
hambatan-hambatan dalam pembiayaan pendidikan, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dimana pengumpulan data
menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. dalam penelitian ini,
penulis mewawancarai beberapa narasumber diantaranya: Kepala Sekolah, Bagian
Keuangan, dan Wakil Kurikulum.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Peran Manajemen Pembiayaan Pendidikan
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair dinilai masih kurang
baik, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara dan observasi bahwa penggunaan anggaran
masih terbatas sehingga program-program yang akan dilaksanakan tidak sesuai dengan apa
yang di tetapkan, kemudian sarana prasana masih kurang lengkap dan kurangnya kerja
sama dengan masyarakat (Orang Tua Siswa) karena masih banyak orang tua siswa yang
terlambat dalam membayar SPP sehingga terkadang gaji tenaga pendidik dan kependidikan
jadi terhambat.
Kata Kunci : Peran Manajemen Pembiayaan, Pembiayaan Pendidikan , Mutu
Pendidikan.
ii
ABSTRACT
Titin Suhartini (NIM 1113018200064) The Role of Financing Management in
Improving the Quality of Education in MTs Jam'iyyatul Khair Ciputat South
Tangerang , Department of Education Management, Faculty of Tarbiyah and Teacher
Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University, Jakarta.
The purpose of this study was to determine the Role of Funding Management in
Improving the Quality of Education in MTs Jam'iyyatul Khair and the obstacles in
education funding, The method used in this research is descriptive qualitative research
where data collection uses interview, observation and documentation study. In this study,
the authors interviewed several speakers including: Principal, Finance Department, and
Curriculum Representative.
Research shows that the role of the Management Financing Improving Quality of
Education in MTs Jam'iyyatul Khair still unwell, it is proved from interviews and
observations that the use of the budget is limited so that the programs to be carried out not
in accordance with what set, then means infrastructures are still incomplete and lack of
equal to the commnity (parents') because there are still many parents who are late in paying
tuition so sometimes salary teacher and education be hampered.
Keywords: Role of Financing Management, Financing Education, Quality of Education.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga
penulis mendapatkan kemudahan dan kekuatan untuk menyelesaikan penulisan
skripsi dengan judul “Peran Manajemen Pembiayaan dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat ”. Sholawat serta salam tak lupa
tercurahkan kepada junjungan alam, Nabi besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW,
seorang suri tauladan yang mulia beserta keluarga, sahabat, serta umatnya yang
setia kepada ajarannya hingga akhir zaman.
Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Studi Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan
selesainya penulisan skripsi ini, maka berakhirlah langkah awal dari sebuah
perjuangan yang penuh dengan kerja keras, kesabaran, dan do’a yang telah
memberikan banyak pelajaran hidup yang berarti bagi penulis.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan
bukanlah semata-mata diperoleh dari hasil usaha sendiri, melainkan berkat
dukungan, semangat, dan bimbingan yang tak ternilai harganya dari pihak-pihak
terdekat. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin
menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr, Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A. Selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang selalu
mendukung dan membimbing dalam penulisan skripsi.
4. Dr. Zahruddin, Lc. M.Pd, Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan
yang selalu memberikan arahan dalam penulisan skripsi.
iv
5. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd, Selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan arahan, nasehat, dan dorongan dalam penulisan skripsi.
6. Tri Harjawati, M.Si, dan Drs. Mu’arif SAM, M.Pd Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah senantiasa berkenan memberikan bimbingan, waktu,
arahan, petunjuk, dan sumbangan pikiran dalam penulisan, serta saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis, dari awal perkuliahan hingga skripsi ini selesai. Para
pegawai bidang akademik dan kemahasiswaan, bagian keuangan, bagian
umum, serta seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta perpustakaan lainnya yang telah
membantu penulis dalam menyediakan referensi guna terselesaikannya skripsi
ini.
9. Kepala MTs Jam’iyyatul Khair, Saenih, S.Ag. H. Sainah, S.Pd.I dan Ratu Ifa
Maftuchah, S.Ag. serta para guru, staf dan karyawan lainnya di MTs
Jam’iyyatul Khair Ciputat. yang telah membantu penulis mengerjakan skripsi
ini hingga selesai. Semoga MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat mampu
menghasilkan mutu pendidikan yang berkualitas.
10. Orang Tua Tercinta Terimakasih untuk cinta, kasih sayang, perhatian, dan
segala dukungan yang kalian berikan baik dari segi moril maupun materil. Atas
kesabaran dan do’a kalian, akhirnya skripsi ini terselesaikan. Semoga anakmu
ini kelak dapat membalas perjuangan dan pengorbanan kalian selama ini.
11. Kaka Perempuan, Abang dan Adik-adik tersayang. Terimakasih selalu
memberikan semangat dan motivasinya
12. Prabowo Try Hartono, yang selalu menyemangati penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini dan selalu setia mendengarkan keluh kesah penulis
dalam menyusun skripsi. Semoga niat baik kita diijabah Allah.
13. Sahabat-sahabatku, Herisfina Fauziah dan Windi Aprilianti. Terimakasih
untuk cerita, canda tawa, suka dan duka yang telah dibagi. Terimakasih untuk
v
segala kebaikan dan ketulusan yang kalian berikan kepada penulis. kisah kita,
akan ku ceritakan pada anakku kelak dikemudian hari.
14. Keluarga Besar Manajemen Pendidikan Angkatan 2013. Terimakasih atas
Do’a, dukungan dan kenang-kenangannya yang telah di lalui bersama.
15. Untuk sahabat-sahabat PMII Rayon Manajemen Pendidikan, Nur Indah
Kamilah, Nurul Fikri, Ade Andriana, Zikri, Chorul Ma’arif, yang telah
memberikan banyak dukungan kepada penulis.
16. Rekan – rekan Lembaga Survei Indonesia (LSI) Yang telah memberikan
semangatnya buat penulis.
17. Anggota KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016 kelompok 023, Rifda,
Wulan, Yulia, Yuli, Faqih, Ihsan, Riky, Wisnu, Esa. Terimakasih telah
memberi warna dikehidupan penulis. Semoga kebersamaan kita sebagai kawan
terus berlanjut.
18. Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu-persatu.
Hanya harapan dan do’a yang dapat penulis panjatkan, semoga semua pihak
yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridho dan balasan
yang berlipat dari Allah SWT. Aamiin.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang sangat
besar, khususnya bagi penulis pribadi dan umumnya bagi siapa saja yang membaca
dan berkeinginan untuk mengeksplornya lebih lanjut.
Jakarta, 5 November 2019.
Penulis
Titin Suhartin
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 5
D. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN ....................................................... 7
A. Landasan Teori ......................................................................... 7
1. Manajemen Pembiayaan Pendidikan ................................... 7
a. Hakikat Manajemen ........................................................ 10
b. Hakikat Pembiayaan ........................................................ 10
c. Hakikat Pendidikan ......................................................... 11
d. Masalah Umum Pembiayaan Pendidikan……………….13
e. Pembiayaan Pendidikan .................................................. 15
f. Manajemen Pembiayaan Pendidikan .............................. 29
2. Mutu Pendidikan ................................................................. 39
a. Kualitas/ Mutu Pendidikan ............................................ 39
b. Pengertian Mutu Pendidikan ......................................... 41
vii
c. Standar Mutu Pendidikan .............................................. 42
d. Ciri-Ciri Sekolah Berkualitas ........................................ 51
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Pendidikan ... 54
B. Review Penelitian Terdahulu .................................................... 57
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 60
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 63
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 63
B. Metode Penelitian ..................................................................... 64
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 64
D. Teknik Pengolahan Data .......................................................... 75
E. Teknik Analisi Data ................................................................. 75
F. Uji Validitas Data Kualitatif .................................................... 78
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 81
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 81
B. Deskripsi Hasil Penelitian ...................................................... 88
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 98
D. Keterbatasan Peneliti............................................................... 105
BAB V : PENUTUP............................................................................... 111
A. Kesimpulan..............................................................................111
B. Implikasi ..................................................................................111
C. Saran ........................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................113
LAMPIRAN............................................................................................116
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Penelitian Terdahulu..............................................................................57
Tabel 3.1 : Rencana Penelitian................................................................................81
Tabel 3.2 : Lembar Observasi ...............................................................................65
Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen................................................................................66
Tabel 3.4 : Instrumen Pedoman Wawancara...........................................................67
Tabel 3.5 : Studi Dokumentasi................................................................................74
Tabel 4.1 : Data Sarana Prasarana...........................................................................86
Tabel 4.2 ; Data Pendidik dan Kependidikan..........................................................86
Tabel 4.3 : Data Peserta Didik.................................................................................87
Tabel 4.5 : Lembar Observasi.................................................................................88
ix
DAFTAR GABAR
Gambar 2.2 : Kerangka Berpikir..........................................................................63
Gambar 3.6 : Model Analisis Miles dan Huberman.............................................78
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Study Dokumen
Lampiiran 2 : Instrumen Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Instrumen Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Rekap Hasil Studi Dokumen
Lampiran 5 : Hasil Observasi
Lampiran 6 : Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM)
Lampiran 7 : Hasil Wawancara
Lampiran 8 : Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Lampiran 9 : Data Peserta Didik
Lampiran 10 : Rekapitulasi Administrasi Guru
Lampiran 11 : Daftar Gaji Pendidik dan Kependidikan
Lampiran 12 : Foto MTs Jam’iyyatul Khair
Lampiran 13 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 14 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 15 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 16 : Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Education Development Index (EDI) Indonesia berada pada
posisi ke-69 berdasarkan data, perkembangan pendidikan di Indonesia
masih tertinggal bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang
lainnya. Menurut Education For All Global Monitoring Report 2011 yang
dikeluarkan oleh UNESCO setiap tahun dan berisi hasil pemantauan
pendidikan dunia dari 127 negara, Education Development Index (EDI)
indonesia berada pada posisi ke-69, dibandingkan malaysia (65) dan Brunei
(34). 34% sekolah di Indonesia kekurangan guru karena distribusi yang
kurang merata. 21% sekolah di perkotaan kekurangan Guru. 37% sekolah
di pedesaan kekurangan guru. 66% sekolah di daerah terpencil kekurangan
guru, sementara di banyak daerah terjadi kelebihan guru. Sumber: Teacher
Employment & Deployment, World Bank 2007 sebaran indeks kualitas guru
di Indonesia setengah nilai maksimal indeks sebaran indeks kualitas guru
di Indonesia setengah nilai maksimal indeks dimana nilai maksimal adalah
11.
Data Pendidikan tahun 2010 menyebutkan 1,3 juta anak usia 7-15 tahun
terancam putus sekolah, 54%, guru di Indonesia tidak memiliki kualifikasi
yang cukup untuk mengajar. Guru merupakan ujung tombak dalam
meningkatkan kualitas pendidikan, di mana guru akan melakukan interaksi
langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Melalui
proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan.
Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas. Secara kuantitas,
jumlah guru di Indonesia cukup memadai. Namun secara distribusi dan
mutu, pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat dibuktikan dengan
masih banyaknya guru yang belum sarjana, namun mengajar di
2
SMU/SMK, serta banyaknya guru yang mengajar tidak sesuai dengan
disiplin ilmu yang mereka miliki. Keadaan ini cukup memprihatinkan,
dengan presentase lebih dari 50% di seluruh Indonesia.1
Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai negara yang kaya raya,
namun sumber daya manusianya masih lemah dalam pendidikan. Hal ini
diakui oleh banyak orang di dunia, bahkan oleh masyarakat Indonesia
sendiri. Pendidikan di Indonesia adalah salah satu yang paling lemah dari
semua negara di dunia. Hal ini disebabkan karena banyaknya permasalahan
pendidikan di Indonesia yang masih sangat sulit untuk diatasi. adapun
beberapa masalah utama pendidikan di Indonesia misalnya: mahalnya
biaya pendidikan, inilah masalah utama pendidikan di negeri ini, yaitu
mahalnya biaya pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal
inilah yang kemudian banyak memunculkan fenomena putus sekolah di
kalangan anak-anak Indonesia. Jangankan untuk sekolah swasta, untuk
sekolah negeri pun biaya pendidikanya tetap tinggi. Opsi bantuan BOS
yang diberikan oleh pemerintah pun masih belum bisa mengatasi masalah
mahalnya biaya pendidikan ini.
Masalah lainnya yaitu, kurangnya pemerataan pendidikan di indonesia
karena pemerintah lebih fokus di wilayah-wilayah yang lebih potensial
sehingga menyebabkan kurangnya pemerataan dan menjadikan
kesenjangan dalam pendidikan, rendahnya kualitas sarana dan prasarana
pendidikan disebabkan kurangnya bantuan dari pemerintah sehingga masih
banyak sekolah yang kondisi bangunannya sudah rusak karena
bangunannya yang sudah lapuk, masih rendahnya kesejahteraan guru
dalam segi gaji atau tunjangan padahal salah satu acuan yang bisa diukur
untuk menentukan keberhasilan pendidikan. namun apa bisa dikata, di
1 Sumber: Analisis Data Guru 2009, Ditjen PMPTK 2009 Delapan Standar Nasional
Pendidikann diharapkan Mengangkat kualitas pendidikan di Indonesia, Diakses Pdata Tanggal 10
Januari 2018
3
Indonesia masih banyak guru yang dibayar dengan upah yang kurang layak
atau bahkan tidak layak, dan rendahnya prestasi siswa yang dipengaruhi
oleh banyak faktor, di antaranya kurangnya kepedulian dalam dunia
pendidikan dan juga masih kurangnya pengetahuan para siswa tentang arti
sebuah pendidikan.
Sekolah adalah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan
mampuh menghasilkan orang-orang berkualitas sehingga kelak dapat
berkonstribusi dalam membangun bangsanya. Berbagai sumber daya saling
mendukukung dalam menunjang pencapaian tujuan pendidikan yang
efektif dan efisien. Salah satu sumber daya yang memiliki peran penting
adalah uang. Karena uang adalah sebagai barang ekonomi yang cara
mendapatkannya membutuhan pengorbanan perlu pengelolaan atau
manajemen yang baik. Agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan seara
optimal.2
Dalam hal pendidikan sekolah perlu dukungan terutama dari segi biaya
pendidikan, sarana prasarana, manajemen yang baik dan penunjang
lainnya. karena peran biaya bagi manjemen adalah sangat penting.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu fungsi manajemen yang sangat
penting adalah fungsi perencanaan. Di dalam perencanaan, manajemen
dihadapkan pada kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan. Tapi
sayangnya setiap sekolah pasti terdapat masalah-masalah yang dihadapi.
Berdasarkan Hasil Wawancara Penulis pada hari kamis 23 November
2017 Pukul 10.12-10.56 wib yang bertempat di MTs Jamiyyatul Khair
diperoleh Informasi dari Ibu Saenah selaku kepala sekolah, beliau
menyatakan bahwa sumber keuangan sekolah berasal dari dana BOS dan
SPP, namun dana BOS yang diperoleh MTs Jamiyyatul Khair seringkali
mengalami keterlambatan pencairannya sehingga pihak sekolah
mengalami kesulitan dalam menutupi kekurangan dana yang diperlukan
2 Harsono, Pembiayaan Pendidikan Konsep Dasar Mikro Meso dan Makro, (Yogyakarta:
Surajaya Press, 2008), hlm.9
4
untuk kegiatan operasional sekolah, sehingga program-program yang
sudah dilaksanakan tidak semuanya berjalan dengan baik dikarenakan
keterbatasan dana. Selain itu, keterlambatan para orang tua siswa dalam
membayar SPP menyebabkan dana komite sering terhambat turun, karena
uang SPP seringkali digunakan untuk keperluan makan sehari-hari dan gaji
guru, bahkan uang SPP juga sewaktu-waktu digunakan untuk kegiatan
ekstrakulikuler karena ekstrakulikuler di MTs Jam’iyyatul Khair
jumlahnya cukup banyak sehingga menggunakan sebagian dari uang SPP.
Dari pemaparan di atas terdapat sebuah kesimpulan bahwa peran
manajemen pembiayaan pendidikan belum berjalan dengan efektif yang
menyebabkan lemahnya mutu pendidikan.3
Dari uraian di atas jelas sekali bahwa SPP sangat mempengaruhi
berjalan atau tidaknya kegiatan di sekolah. Untuk itulah maka pemasukan
dana SPP setiap tahun harus rutin, sedangkan sekolah hanya mendapatkan
bantuan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Masalah yang telah di paparkan sangat mendorong penulis untuk
melakukan penelitian yang berfokus pada manajemen pembiayaan
pendidikan dan mutu pendidikan dengan judul “Peran Manajemen
Pembiayaan Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di
MTS JAMIYYATUL KHAIR”
B. Identifikasi Masalah
1. Keterlambatan orang tua dalam membayar SPP
2. Bantuan BOS yang diberikan oleh pemerintah belum bisa
mengatasi masalah mahalnya pendidikan
3. Masih rendahnya tingkat ekonomi masyarakat sehingga komite
terhambat dalam melaksanakan tugasnya
4. Masih rendahnya peran manajemen pembiayaan pendidikan di Mts
Jam’iyyatul Khair
3 Hasil Observasi awal dengan kepala sekolah pada tanggal 23 November 2017
5
5. Mutu Pendidikan di Mts Jam’iyyatul Khair belum maksimal
C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan Identifikasi masalah di atas penulis memfokuskan dan
membatasi masalah pada rendahnya peran manajemen pembiayaan
Pendidikan dan mutu pendidikan di Mts Jam’iyyatul Khair belum
maksimal.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah yaitu:
Bagaimana Peran Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di Mts Jamiyyatul Khair?
E. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana peran manajemen pembiayaan
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Jamiyyatul Khair.
F. Manfaat Penelitian
Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Kegunaan teoritis
dilihat dari penggunaannya penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan tambahan referensi guna penelitian lebih lanjut
tentang manajemen pembiayaan dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
2. Kegunaan praktis
a. Bagi sekolah, terutama bagian manajemen pembiayaan
pendidikan penelitian ini diharapkan menjadi bahan dalam
meningkatkan mutu pendidikan
b. Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sarana belajar untuk menjadi seorang manajer (pimpinan)
6
manajemen pembiayaan Pendidikan dalam meningkatkan
mutu pendidikan
c. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan menjadi
informasi lebih lanjut sekolah yang bersangkutan.
7
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
a. Hakikat Manajemen
1) Pengertian Manajemen
Manajemen mengandung banyak arti, mulai dari
pengaturan, koordinasi, kepengurusan, dan pengorganisasian.
Untuk menghindari tafsiran yang berbeda-beda antara satu dengan
yang lainnya, maka penulis perlu menjelaskan secara
komprehensif.
Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu kata mamus
yang berarti tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata
tersebut kemudian digabung menjadi kata kerja manager yang
artinya menangani. Kata manager diterjemahkan kembali ke dalam
bahasa Inggris dengan bentuk kata kerja to manage, dengan kata
benda management, dan orang yang melakukan kegiatan
manajemen disebut manager. Akhirnya, management
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau
pengelolaan.4
Pengertian manajemen memang mengandung banyak
makna, para ahli pun mengemukakan pengertian yang berbeda.
Pengertian manajemen menurut para ahli diantaranya:
a) Mary Parker Follet mengatakan bahwa, manajemen sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.5
4 Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009, cet.ke- 1) hlm.5 5 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1999, Edisi 2) hlm.8
8
b) Stoner mengatakan bahwa, manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan.6
c) Daft mengatakan bahwa, manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.7
Jika dilihat dari pengertiannya, manajemen memiliki arti
yang sangat luas, dimana didalam manajemen itu mengandung
sebuah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
dan pemanfaatan segala sumber daya yang ada pada sebuah
organisasi dengan maksud mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan. Manajemen sebagai ilmu seni, dimana untuk mengatur
atau mengkoordinasikan itu memerlukan kemampuan dan
keterampilan dalam memimpin, dan manajemen merupakan proses
dimana didalamnya terdapat perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pekerjaan yang dilakukan dan kemudian di evaluasi.
2) Prinsip-prinsip Manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti
bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi
khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol,
seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis,
prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
a) Pembagian kerja (division of work)
b) Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
c) Disiplin (discipline)
6 Ibid.hlm.9 7 Malayu. S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm.54
9
d) Kesatuan perintah (unity of command)
e) Kesatuan pengarahan (unity of direction)
f) Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan
sendiri (subordination of individual interests to the general
interests)
g) Pembayaran upah yang adil (renumeration)
h) Pemusatan (centralization)
i) Hierarki (hierarchy)
j) Tata tertib (order)
k) Keadilan (equity)
l) Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)
m) Inisiatif (Inisiative)
n) Semangat kesatuan (esprits de corps)8
3) Fungsi Manajemen
Kegiatan manajemen pasti selalu mengarah pada
pencapaian hasil (output) yang diharapkan. Untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efisien, maka seseorang yang melakukan
kegiatan manajerial yang disebut sebagai manajer harus
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang disebut sebagai
fungsi manajerial.
Tak berbeda dengan pengertian manajemen, fungsi
manajerial saat ini belum mendapatkan kesamaan pendapat dari
para ahli, naum memiliki kandungan makna yang sama. Lebih
jelasnya penulis akan memaparkan beberapa fungsi manajerial
menurut para ahli.
Pertama, Harold Koontz dan O’Donnel berpendapat bahwa
fungsi-fungsi manajemen meliputi:
a) Planning;
b) Organizing;
8 Di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen#cite_note-13 (Jum’at, 28
Agustus 2017, pukul 10:00 WIB)
10
c) Staffing;
d) Directing;
e) Controlling.9
Kedua, Henry Fayol menjelaskan fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut:
a) Planning;
b) Organizing;
c) Commanding;
d) Coordinating;
e) Controlling.10
Ketiga, fungsi-fungsi manajemen sederhana dijelaskan oleh
George R. Terry meliputi:
a) Planning;
b) Organizing;
c) Actuating;
d) Controlling.11
b. Hakikat Pembiayaan
1) Pengertian Pembiayaan
Asal kata pembiayaan adalah ‘biaya’, yang artinya uang
yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan,
dsb) sesuatu. 12 Biaya adalah keseluruhan pengeluaran baik yang
bersifat uang maupun bukan uang sebagai ungkapan rasa tanggung
9 M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992) hlm. 17 10 Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000)
hlm.3 11 Husaini Usman, Loc.Cit., hlm.44 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia
11
jawab semua pihak terhadap upaya pencapaian tujuan yang sudah
ditentukan.13
Jadi, biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomis
maupun non ekonomis yang dikeluarkan demi mendapatkan
keuntungan dan mencapai tujuan dimasa depan yang telah
ditetapkan. Jika dilihat dari pengertiannya, pembiayaan memiliki
dua unsur, yakni pengelolaan dan pengendalian internal.
Pembiayaan harus dikelola guna sebagai pelaporan dimasa yang
akan datang. Pembiayaan pun harus dikendalikan secara internal,
jangan terlalu transparan. Karena segala sesuatu yang berhubungan
dengan pembiayaan sangatlah sensitif.
c. Hakikat Pendidikan
1) Pengertian Pendidikan
Dalam Undang-undang Nomor.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal
1, pendidikan adalah:
“Suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperulkan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara”.14
Berdasarkan definisi tersebut, peneliti menemukan tiga
pokok pikiran dalam mewujudkan pembangunan bangsa melalui
pendidikan, yakni: (1) usaha sadar dan terencana; (2) mewujudkan
suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya; dan (3) memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
13 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014) hlm.7 14 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003
12
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pertama, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana.
Artinya, setiap orang harus memiliki kesadaran bahwasannya
pendidikan itu penting untuk mendapatkan kesejahteraan hidup
yang lebih baik dimasa depan. Untuk mendapatkan pendidikan pun
harus direncanakan terlebih dahulu, terutama pada pendidikan
formal. Kedua, mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.
Artinya, pendidik dituntut mampu menciptakan situasi dan kondisi
dimana setiap peserta didik mau dan mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki. Ketiga, memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Artinya, ketika seseorang sudah melek akan
pendidikan, dan merencanakan untuk mendapatkan pendidikan,
maka orang tersebut memiliki segala sesuatu yang memang
dibutuhkan untuk dirinya.
2) Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan, sebagaimana yang di maksud dalam
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 3, yang berbunyi:15
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.”
15 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
13
Dari penjabaran pasal di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa fungsi pendidikan yaitu:
a) Sebagai wadah bagi peserta didik untuk mengembangkan
bakat dan kemampuan;
b) Sebagai alat pembentukan watak peserta didik;
c) Sebagai
d. Masalah Umum Pembiayaan Pendidikan
Pendidikan merupakan tanggungjawab orang tua siswa, masyarakat,
dan pemerintah. Ketiga unsur ini saling berkaitan dan bekerjasama
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Anggaran belanja pendidikan
selain berasal dari pemerintah juga dari orang tua siswa dan masyarakat
umum secara perorangan maupun melalui lembaga/organisasi, baik
untuk membiayai penyelenggaraan pendidikan yang dikelola
pemerintah (sekolah negeri) maupun yang dikelola oleh masyarakat
(sekolah swasta).
Orang tua siswa adalah sumber pembiayaan pendidikan yang cukup
potensial diluar pemerintah, orang tua siswa pada umumnya tidak
keberatan menyediakan sebagian biaya penyelenggaraan pendidikan
dengan harapan bahwa anaknya akan memperoleh pelayanan
pendidikan yang layak dengan kualitas baik.16
1. Sumbangan pembinaan pendidikan (SPP)
SPP merupakan kewajiban orang tua dalam membiayai
penyelenggaraan pendidikan anak-anaknya yang di bayar
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku baik di tingkat sekolah dasar maupun pada perguruan
tinggi. Besarnya SPP yang harus ditanggung orang tua siswa
pada setiap jenis dan jenjang pendidikan yang diselenggarakan
16 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2014) hlm.14-17
14
pemerintah (sekolah negeri) ditetapkan berdasarkan surat
keputusan bersama menteri pendidikan dan kebudayaan dengan
menteri keuangan. Sedangkan untuk lembaga pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat (sekolah swasta) ditetapkan
dan diatur oleh yayasan atau badan yang menyelenggarakan
pendidikan tersebut.
SPP yang dipungut dari orang tua siswa diperhitungkan
sebagai penerimaan negara. Dalam pengelolaannya, uang
tersebut dialokasikan seluruhnya untuk kembali kepada setiap
lembaga pendidikan dalam bentuk dana penyelenggaraan
pendidikan (DPP)
2. Sumbangan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan
(SBP3)
BP3 adalah organisasi persatuan orang tua siswa atau persatuan
orang tua murid dan guru (POMG) yang diharapkan dapat
membantu penyelenggaraan pendidikan bagi sekolah. Uang
yang di sumbangkan oleh BP3 atau POMG secara umum tidak
boleh melebihi besarnya kateggori SPP yang diberlakukan dalam
sekolah yang bersangkutan.
3. Sumbangan Linnya
Disamping SPP dan BP3 atau SPOMG ada juga sumbangan dari
orang tua siswa yang bersifat incidental, baik berupa uang
maupun berupa barang misalnya pengeluaran biaya untuk
keperluan praktikum, praktek keterampilan, kegiatan ekstra
kurikuler, peralatan laboratorium, pembangunan pagar sekolah,
peralatan pelajaran, dan lain-lain. Sumbangan seperti ini sangat
sulit ditelusuri dan didata.
Disamping dari pemerintah dan dari orang tua siswa, biaya
pendidikan dapat pua diperoleh dari sumbangan masyarakat,
baik sumbangan dari anggota masyarakat secara perorangan
15
maupun sumbangan melalui organsasi yang ada di dalam
maupun di luar negeri.
Dengan mencermati adanya berbagai sumber pembiayaan
pendidikan, sesungguhnya dapat diperkirakan besarnya biaya
pendidikan itu. Bahkan kalua semua itu diperhitungkan dan
dapat didata, maka biaya pendidikan dari rang tua siswa, dari
sumbangan BP3 dan dari anggota masyarakat cukup besar.
Masalahnya adalah sampai berapa jauh administrator dan
manajer pendidikan dapat mendata dan mengendalikan
pemanfaatnnya.
e. Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan terdiri dari dua kata, yaitu “pembiayaan” dan
“pendidikan”. Pembiayaan berasal dari kata “biaya” yang artinya
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang
telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.17
Sedangkan di dalam kamus Webster’s New World Dictionary (1962),
pendidikan adalah proses pengembangan dan latihan yang mencakup
aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan kepribadian
(character), terutama yang dilakukan oleh suatu bentuk formula (per
sekolahan) kegiatan pendidikan mencakup proses dalam menghasilkan
dan transfer ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh individu atau
organisasi belajar.18
Biaya pendidikan menurut Dedi Supriadi, merupakan salah satu
komponen instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan (disekolah).19 Maka dari itu, pembiayaan
pendidikan adalah pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh
17 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 2015, Edisi ke-2) hlm.339 18 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009) hlm.14 19 Agus Irianto, Pendidikan sebagai Investasi Pembangunan Suatu Bangsa, (Jakarta:
Kencana, 2011) hlm.96
16
sebuah lembaga pendidikan, baik itu pendidikan formal, informal,
maupun nonformal untuk mencapai tujuan pendidikan, guna
memberikan manfaat di masa yang akan datang bagi peserta didik.
Segala kegiatan pendidikan memerlukan biaya.
Nanang Fattah menjelaskan dalam bukunya, dalam arti yang luas
biaya pendidikan bersifat budgetair dan nonbudgetair.20 Biaya yang
bersifat budgetair merupakan biaya yang diperoleh dan dibelanjakan
oleh sekolah. Sedangkan biaya nonbudgetair merupakan biaya yang
dikeluarkan oleh orang tua peserta didik, maupun peserta didiknya itu
sendiri.
1) Sistem Pembiayaan Pendidikan
Sistem pembiayaan pendidikan bermula dari sumber-sumber
pembiayaan pendidikan, antara lain:
a) Anggaran Belanja Pemerintah
Total biaya pendidikan akan dipertimbangkan dalam menilai
kebutuhan pendidikan. Biaya ini akan mencakup biaya
pendidikan langsung ditambah tunjangan untuk barang-barang
hidup, transportasi, dan lain-lain. Sebuah metodologi standar
akan digunakan oleh satuan pendidikan untuk menentukan
anggaran biaya peserta didik yang digunakan dalam model
pembiayaan pendidikan:
(1) Dalam menyediakan informasi biaya kepada peserta didik
dan masyarakat;
(2) Dalam bantuan keuangan untuk peserta didik; dan
(3) Dalam pelaksanaan model pembiayaan pendidikan.
b) Kontribusi dari Orang Tua
Orang tua diharapkan dapat memberikan kontribusi ke dalam
anggaran satuan pendidikan, jika anak-anak mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam satuan pendidikan tersebut.
20 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009) hlm.23
17
Kontribusi dari orang tua adalah variable yang dapat dipengaruhi
oleh verifikasi satuan pendidikan yang bersangkutan dan
prosedur penilaian professional.
c) Kontribusi dari Pinjaman dan Kerja
Peserta didik diharapkan untuk memberikan kontribusi biaya
pendidikan mereka, baik dari pinjaman maupun dari penghasilan.
Kontribusi yang diharapkan harus memungkinkan peserta didik
untuk membuat kemajuan dalam penyelesaian masa studi.
d) Kontribusi dari Pemerintah Pusat ke Daerah
Tujuan organisasi pelayanan pendidikan adalah untuk
memberikan dukungan hibah untuk menutupi kesenjangan antara
anggaran biaya peserta didik dan kontribusi yang diharapkan dari
orang tua, pinjaman peserta didik, dan pekerjaan peserta didik.
e) Sumber Daya Lainnya
Contoh dari sumber daya lainnya adalah hadiah, hibah, dan
beasiswa dari lembaga yang dikecualikan dari kerangka model
pembiayaan pendidikan. Dana tersebut biasanya digunakan
dalam mendukung harapan upaya pendaftaran sekolah dan harus
tersedia untuk mengurangi harapan pinjaman dan karya peserta
didik. Satuan pendidikan didorong untuk meningkatkan dan
memanfaatkan beasiswa swasta dan hibah untuk mencapai tujuan
pendaftaran peserta didik dan mengurangi tingkat pinjaman dan
pekerjaan peserta didik.21
2) Siklus Pembiayaan Pendidikan
Siklus pembiayaan pendidikan terbagi menjadi 3 model,
yakni Model Pembiayaan Birokrasi (Bureaucratic Financing
Model), Model Pembiayaan Collegial, dan Model Pembiayaan Pasar
(Market Model of Financing).
a) Model Pembiayaan Birokrasi (Bureaucratic Financing Model)
21 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 2015, Edisi ke-2) hlm.297-
340
18
Prinsip utama dari model pembiayaan birokrasi ini adalah
pembiayaan anggaran satuan pendidikan dari sumber daya
negara. Dalam kasus ini, pemerintah pada dasarnya secara
langsung mempengaruhi semua bidang kegiatan organisasi
pelayanan pendidikan. Secara hukum dan keuangan, pemerintah
menentukan struktur organisasi pelayanan pendidikan, sejumlah
departemen tenaga pendidikan dan jumlah peserta didik yang
diterima, bentuk kebutuhan untuk bidang studi tertentu dan arah
untuk penelitian ilmiah.
Salah satu keuntungan utama dari model ini adalah dengan
cara ini pemerintah sepenuhnya memenuhi kebutuhan dengan
memastikan persiapan para peneliti yang dibutuhkan dan dengan
mengendalikan jumlah peneliti, pemerintah juga memperoleh
kemungkinan nyata dan mekanisme untuk menjamin kualitas
penelitian yang sesuai dengan standar kualitas.
b) Model Pembiayaan Collegial
Model kolegial ini biasanya berimplikasi pada aktivitas
organisasi pelayanan pendidikan yang di subsidi oleh pemerintah.
salah satu hak organisasi pelayanan pendidikan adalah menarik
dana swasta (dengan cara pembayaran untuk biaya
sekolah/perkuliahan, layanan yang disediakan, pelaksanaan
penelitian ilmiah untuk unit ekonomi lainnya, dan pembiayaan
program tertentu atau beasiswa). Selain itu, hak lembaga
akademis secara bebas mengelola sumber daya yang diberikan.
Struktur model seperti ini didasarkan pada gagasan tradisional
yang berupa ketergantungan keuangan dari organisasi pelayanan
pendidikan, dan hubungan yang terpercaya antar pemerintah dan
satuan pendidikan.
c) Model Pembiayaan Pasar (Market Model of Financing)
Kecenderungan daya saing dapat mempengaruhi harga biaya
pendidikan. Satuan pendidikan mungkin tidak lagi meningkatkan
19
harga pasar tanpa alasan yang tepat, karena peserta didik dapat
memilih program studi serupa di satuan pendidikan lain. Harga
program studi tertentu dipengaruhi harapan peserta didik, kualitas
studi dan motivasi. Jika harga untuk memperoleh suatu profesi
tertentu harus lebih tinggi dari potensi pengembalian setelah
selesai studi, program tersebut tidak akan diminati. Selain itu,
motivasi peserta didik untuk mendaftarkan, dapat ditingkatkan
dengan membebaskan peserta didik berperforma terbaik untuk
biaya pendidikan atau memberikan beasiswa.
3) Teknik Pembiayaan Pendidikan
a) Teknik Perhitungan Fee/ Unit Pembiayaan Pendidikan
(1) Unit Pembiayaan Pengajaran
Unit pembiayaan pengajaran berada dalam anggaran
biaya langsung, yaitu segala pengeluaran yang secara
langsung menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Anggaran biaya langsung terdiri dari semua pengeluaran
untuk pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar peserta
didik berupa pembelian alat-alat belajar, sarana belajar,
transportasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh
pemerintah, orang tua maupun peserta didik sendiri.
Anggaran biaya operasional pengajaran atau proses
belajar mengajar di satuan pendidikan dapat dipilah menjadi
anggaran biaya operasional personel dan anggaran biaya
operasional bukan personel.
(a) Anggaran biaya operasional personel
Anggaran biaya operasional personel meliputi
seluruh pengeluaran sekolah yang digunakan untuk
kesejahteraan personel satuan pendidikan.
Kesejahteraan personel mencakup gaji, tunjangan,
kesejahteraan, transportasi, termasuk perjalanan dinas,
seragam, kelebihan jam mengajar atau kerja, tunjangan
20
hari raya, dan sebagainya. Adapun personel sekolah
adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru,
pegawai TU, pesuruh sekolah, satpam, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, dan pengurus komite
sekolah. Pengembang personel meliputi: lokakarya,
seminar, magang, pelatihan, penataran dan pendidikan
untuk personel.
(b) Anggaran biaya operasional bukan personel
Anggaran biaya satuan pendidikan operasional
bukan personel meliputi seluruh pengeluaran sekolah
selain yang dimanfaatkan untuk keperluan kesejahteraan
pengajar dan staf disekolah. Komponen anggaran biaya
ini mencakup:
- Anggaran Alat Tulis Sekolah (ATS);
- Anggaran Buku-Buku;
- Anggaran Alat dan Bahan Habis Pakai;
- Anggaran Daya dan Jasa;
- Anggaran Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan;
- Anggaran Pembinaan Peserta Didik;
- Anggaran Hubungan Industri;
- Anggaran Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan, dan
Pelaporan;
- Anggaran Rapat; dan
- Anggaran Operasional Komite Sekolah.
(2) Unit Pembiayaan Penelitian
Unit pembiayaan penelitian berada dalam anggaran
biaya langsung, yaitu segala keperluan yang secara langsung
menunjang penyelenggaraan pendidikan, dalam hal ini
kegiatan penelitian. Anggaran biaya langsung terdiri dari
semua pengeluaran untuk pelaksanaan kegiatan penelitian,
21
yaitu berupa pembelian alat-alat penelitian, sarana penelitian,
transportasi/perjalanan, gaji peneliti dan staf penelitian.
Secara lebih detil, unit pembiayaan penelitian dapat
dilihat melalui rincian anggaran biaya penelitiannya. Rincian
biaya penelitian atau operasional penelitian mengacu kepada
kegiatan penelitian yang hendak dilakukan. Kegiatan
penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan. Secara rinci, anggaran biaya penelitian
tersebut diutamakan pada biaya-biaya antara lain: (1)
pengurusan izin penelitian; (2) bahan habis pakai; (3)
transportasi pengumpulan data/ honorarium tenaga
laboran/teknisi/pencacah; (4) analisa data; (5) seminar hasil
penelitian; dan (6) penyusunan dan penggandaan laporan
hasil penelitian.
(3) Unit Pembiayaan Infrastruktur
Infrastruktur pendidikan didefinisikan sebagai semua
fasilitas yang dibutuhkan untuk mengajar dan belajar yang
efektif seperti ruang kelas, belajar outdoor dan arena
bermain, furniture, air dan sanitasi, bangunan administrasi,
penyimpanan, memasak dan fasilitas asrama. Anggaran
biaya pengembangan infrastruktur yang dibutuhkan
digunakan untuk pengadaan dan pemeliharaan semua
fasilitas (bangunan dan non bangunan) tersebut.
b) Teknik Perhitungan Pembiayaan Pendidikan
(1) Investasi Infrastruktur Pembelajaran
Investasi adalah pemanfaatan sumber daya pada saat ini
untuk mendapatkan manfaat pada masa akan datang.
Investasi merupakan suatu alternatif penggunaan dana yang
beresiko, karena investor pada umumnya tidak mengetahui
dengan pasti tingkat kentungan yang diperoleh. Kegiatan
investasi infrastruktur adalah kegiatan memanfaatkan
22
sumber daya pada saat ini untuk mendapatkan manfaat
berupa peningkatan kegiatan ekonomi dan sosial suatu
masyarakat pada masa akan datang. Pada umumnya,
anggaran biaya investasi infrastruktur meliputi:
(a) Anggaran biaya proyek infrastruktur;
(b) Anggaran biaya operasional dan pemeliharaan
infrastruktur; dan
(c) Anggaran biaya peningkatan kualitas infrastruktur.
di dalam investasi infrastruktur pembelajaran, anggaran
biaya investasi pun terdiri dari anggaran biaya
pengadaan/pembuatan infrastruktur pembelajaran, anggaran
biaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur, dan
anggaran biaya peningkatan kualitas infrastruktur
pembelajaran.
(2) Investasi Infrastruktur Penelitian
Sama seperti anggaran biaya infrastruktur pembelajaran,
dalam investasi infrastruktur penelitian, anggaran biaya
investasi pun terdiri dari anggaran biaya
pengadaan/pembuatan infrastruktur penelitian, anggaran
biaya operasional dan pemeliharaan infrastruktur penelitian,
dan anggaran biaya peningkatan kualitas infrastruktur
penelitian.
(3) Investasi Pembelian Teknologi
Semua investasi teknologi yang telah dibuat oleh satuan
pendidikan harus dapat memberikan kepastian bahwa
sumber daya yang telah dikeluarkan tidak akan sia-sia,
karena investasi teknologi yang telah dilakukan dapat saja
tidak memberikan keuntungan yang diharapkan bila tidak
ada perubahan kepastian satuan pendidikan.
Proses pembelian teknologi dilakukan melalui proses
pengadaan barang, misalnya pengadaan alat peraga atau
23
pengadaan computer. Di organisasi pelayanan pendidikan
atau satuan pendidikan negeri, pengadaan barang teknologi
dapat dilakukan dengan proses pengadaan barang dan jasa
untuk instansi.
c) Teknik Rekap Anggaran Biaya Program Pendidikan dan
Operasional Sekolah
Kecukupan dana pendidikan menentukan jumlah uang yang
benar-benar dialokasikan untuk tersedianya layanan pendidikan
yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pendidikan negara
yang berlaku. teknik rekap anggaran biaya program pendidikan
dan operasional sekolah ini merupakan tata cara bagaimana
penyusunan seluruh rekapan anggaran, baik itu penerimaan
maupun pengeluaran yang dilakukan oleh tiap tingkat satuan
pendidikan. Dalam rekapan ini diketahui secara detil seberapa
besar tiap biaya yang telah dikeluarkan oleh tingkat satuan
pendidikan.
d) Teknik Penyusunan Harga
Standar harga dalam pembiayaan pendidikan ini
dimaksudkan sebagai alat pengontrol pengeluaran organisasi
pelayanan pendidikan. Standar harga digunakan sebagai acuan
perhitungan unit pembiayaan pendidikan.
Di dalam standar harga ini, acuan yang ditetapkan
diharapkan adalah harga wajar yang dapat di
pertanggungjawabkan. Pengertian dari harga yang dapat di
pertanggungjawabkan ini agak abstrak, akibatnya setiap orang
dapat menentukan besarnya yang wajar dan dapat di
pertanggungjawabkan tersebut sesuai versi masing-masing
(dipengaruhi latar belakang disiplin ilmu, bidang tugas dan
motivasinya).
di dalam pembiayaan pendidikan ini, teknik penyusunan
standar harga disusun berdasarkan harga pada biaya pendidikan
24
tahun-tahun sebelumnya, dengan mengambil harga tertinggi. Jika
diperkirakan harga unit biaya tersebut mengalami kenaikan
harga, maka harga tahun terakhir tersebut dapat dikalikan dengan
perkiraan persentase kenaikannya. Perkiraan persentase kenaikan
harga dapat diketahui dengan melihat rata-rata kenaikan harga-
harga barang sejenis atau lainnya dipasaran, atau sebesar inflasi,
dimana rata-ratanya sekitar 5-10%.
4) Jenis Biaya
Berdasarkan item anggaran, biaya dapat dibagi kedalam dua
jenis, yaitu:
a) Biaya investasi adalah biaya yang sifatnya lebih permanen dan
dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu relatif lama, lebih dari
satu tahun.
b) Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan organisasi untuk
menunjang proses operasional.
Sedangkan didalam Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
2008, menyebutkan bahwa biaya investasi dan biaya opersional
termasuk ke dalam biaya satuan pendidikan, yaitu:
a) biaya investasi, yang terdiri atas:
(1) biaya investasi lahan pendidikan; dan
(2) biaya investasi selain lahan pendidikan.
b) biaya operasi, yang terdiri atas:
(1) biaya personalia; dan
(2) biaya nonpersonalia22
5) Penggolongan dan Bentuk Biaya
Nanang Fattah, dalam bukunya yang berjudul “Ekonomi dan
Pembiayaan Pendidikan” menjelaskan bahwa biaya pendidikan
terbagi menjadi dua, yaitu:
22 Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan
25
a) Biaya langsung, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar
mengajar.23 Biaya langsung merupakan biaya yang secara
langsung berhubungan atau memiliki keterkaitan yang kuat
dengan kegiatan pendidikan disekolah. Contohnya adalah biaya
sewa gedung, biaya pembelian alat peraga, biaya pengadaan
sarana-prasarana sekolah, biaya gaji guru dan staf sekolah, dan
seterusnya.
b) Biaya tak langsung, yaitu biaya yang berupa keuntungan yang
hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang
dikorbankan oleh siswa selama belajar. Jadi biaya langsung
merupakan biaya yang secara tidak langsung mendukung proses
kegiatan belajar pembelajaran. Misalnya biaya transportasi siswa
dari rumah ke sekolah, biaya pembelian alat tulis sekolah, biaya
saku, dan lain sebagainya.
Sedangkan, Indra Bastian dalam bukunya Akuntansi Pendidikan
menambahkan bahwa bentuk-bentuk biaya pendidikan terdiri atas:24
a) Biaya-biaya Pribadi (Private Cost)
Individu di keluarga harus menanggung biaya individu
sebagai imbalan atas pendidikan yang diterima. Contoh
pengeluaran tersebut adalah: biaya kuliah dan pemeriksaan dan
biaya lain seperti kelembagaan persediaan; manual dan buku;
transportasi; seragam; kepastian penghasilan.
b) Biaya Sosial (Sosial Cost)
Biaya-biaya ini berasal dari kepedulian masyarakat dan
mengacu pada biaya tersebut (atau pengeluaran) yang harus
23 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009) hlm.23 24 Indra Bastian., Loc.Cit., hlm.341-350
26
ditanggung sebagai hasil dari semua kegiatan pendidikan dan
pelatihan dalam masyarakat pada waktu tertentu.
c) Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
Biaya peluang adalah biaya alternatif terdahulu. Unsur-unsur
biaya kesempatan adalah biaya sosial, biaya pribadi dan biaya
kesempatan yang dapat dikombinasikan. Biaya kesempatan ini
merupakan pilihann untuk mengambil siswa magang atau orang
lain sebagai pekerja di perusahaan manufaktur kulit tersebut.
d) Biaya Tetap dan Biaya Vaiabel
Apapun tingkat produksinya, organisasi pelayanan
pendidikan harus selalu memiliki dana untuk membayar
komponen biaya tetap seperti, sewa tempat, gaji staf, dan
abonemen utilitas. Sementara itu, dana unntuk biaya variabel
amat tergantung pada tingkat produksi yang dilakukan, seperti
jumlah yang diprodiksi. dalam kasus pendidikan, biaya tetap
sekolah meliputi biaya sewa tempat sekolah, biaya gaji pokok
pengajar, dan biaya listrik.
Biaya variabel sering dikontraskan dengan biaya serapan. di
bawah biaya variabel, biaya overhead tetap tidak dialokasikan
atau ditetapkan (tidak diserap oleh) pengerjaan produk
pendidikan. biaya variabel sering digunakan untuk pembuatan
keputusan manajemen. sedangkan, biaya serapan diperlukan
untuk pelaporan keuanngan eksternal dan untuk pelaporan pajak
pendapatan.
Biaya serapan membebankan biaya tetap dan biaya variabel
ke produk biaya tersebut digabungkan dengan cara tertentu
sehingga menyulitkan para manajer membedakannya. Biaya
variabel memfokuskan pada perilaku biaya. Keunggulannya
adalah bawa pendekatan variabel costing sesuai dengan
pendekatan kontribusi dan konsep biaya.
6) Penyusunan Sistem Biaya Pendidikan
27
a) Job Order Costing
(1) Pengertian Job Order Costing
Harga pokok pesanan (Job Order Costing) adalah cara
perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat
berdasarkan pesanan. Dalam dunia pendidikan, harga pokok
pesanan akan terkait dengan cara perhitungan harga pokok
kegiatan belajar mengajar untuk jenis dan jenjang pendidikan
tertentu.
(2) Manfaat Job Order Costing
(a) Menentukan harga yang akan diberikan kepada peserta
didik;
(b) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan
permintaan pelayanan pendidikan;
(c) Memantau realisasi/proses belajar mengajar;
(d) Menghitung laba atau rugi tiap-tiap pelayanan
pendidikan; dan
(e) Menentukan harga pokok bahan kegiatan pelayanan
pendidikan yang disajikan dalam neraca.
(3) Ciri Khusus Job Order Costing
(a) Tujuan produksi pelayanan pendidikan adalah untuk
memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta
didik/masyarakat yang bentuknya tergantung pada
spesifikasi layanan;
(b) Biaya pelayanan dikumpulkan untuk setiap layanan
dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pelayanan
dengan relatif teliti dan adil;
(c) Biaya produksi pendidikan terbagi menjadi 2 janis, yaitu
biaya langsung dan tidak langsung;
(d) Harga pokok pelayanan untuk tiap layanan pendidikan
dihitung pada waktu kegiatan pelayanan yang
bersangkutan selesai; dan
28
(e) Satuan harga pokok pelayanan ditetapkan dengan cara
membagi total biaya satuan pelayanan produk dengan
jumlah satuan produk layanan yang bersangkutan.
b) Process Costing
(1) Pengertian Process Costing
Harga pokok proses atau (processing cost) adalah
metode perhitungan harga pokok produk dari satuan
pendidikan yakni kegiatan belajar mengajar berdasarkan
pengumpulan biaya produksi atau operasional pendidikan
dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit
produksi periode yang bersangkutan.
(2) Manfaat Process Costing
(a) Penentuan harga jual pelayanan pendidikan yang tepat;
(b) Memantau realisasi biaya pelayanan pendidikan;
(c) Menghitung laba/rugi per periodic secara transparan;
dan
(d) Menentukan harga pokok persediaan bahan baku
pelayanan yang disajikan dalam neraca.
(3) Karakteristik Process Costing
(a) Sistem produksi merupakan sistem produksi yang
berjalan terus-menerus;
(b) Produk yang dihasilkan merupakan produksi massal dan
bersifat seragam (homogen); dan
(c) Tujuan produksinya adalah untuk membentuk
persediaan (inventory).
c) Activity Based Costing
Activity Based Costing merupakan suatu pendekatan
terhadap sistem akuntansi pelayanan pendidikan yang
memfokuskan pada aktivasi pelayanan yang dilakukan.
Perhitungan biaya berdasarkan aktivasi ini didasarkan pada
konsep pelayanan pendidikan yang mengkonsumsi aktivitas dan
29
aktivitas mengkonsumsi sumber daya organisasi pelayanan
pendidikan. Dengan metode ini, diharapkan manajemen dapat
mengurangi atau bahkan menghilangkan aktivitas yang tidak
bernilai tambah.
7) Sumber-sumber Pembiayaan Pendidikan
Dedi Supriadi mengungkapan sumber-sumber pembiayaan
pendidikan pada tingkat makro yaitu:
a) Pendapatan negara dari sektor pajak;
b) Pendapatan negara non-sektor pajak;
c) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa;
d) Usaha-usaha lainnya yang termasuk saham di BUMN; dan
e) Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri
(loan).
Semua sumber pembiayaan diatas dituangkan dalam RAPBN
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) setiap
tahunnya. Kemudian sumber pembiayaan pendidikan tingkat mikro
di dalam Peraturan Pemerintah Nomo 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan pasal 2 ayat 1:
“Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama
antara Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.”
Itu artinya, bahwa sumber pembiayaan pendidikan bisa berasal dari
berbagai pihak, baik itu dari kalangan pemerintah maupun
masyarakat. Maka dari itu, pihak sekolah semampu mungkin
mengatur pembiayaan agar mampu menggali bakat dan kreatifitas
peserta didik. Walau dalam keadaan apapun, negara tidak boleh
melepaskan tanggung jawabnya terhadap pembiayaan pendidikan.
f. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Manajemen pembiayaan pendidikan adalah segenap kegiatan
berkenaan dengan penataan sumber penggunaan dan
30
pertanggungjawaban dana pendidikan disekolah atau lembaga
pendidikan kegiatan yang ada dalam manajemen pembiayaan meliputi
sistem penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, menentukan
alokasi anggaran, penatausahaan keuangan pendidikan hingga
pertanggungjawaban dan pengawasan pendidikan.
1) Sistem Penganggaran Pendidikan
Untuk dapat menyusun anggaran pendidikan yang tepat, pada
administrator dan manajer pendidikan harus memahami dan
menguasai sistem penganggaran yang berlaku di suatu negara.
Paling sedikit ada enam sistem penganggaran pendidikan yang
dikenal dan dianut oleh suatu negara, yaitu: Line Item Budgeting
(LIB), Capital Budgeting (CAB), Performance Budgeting (PEB),
Program Budgeting (PROB), Planning Programming and
Budgeting System (PPBS), dan Zero Base Budgeting (ZBB).
a) Line Item Budgeting (LIB)
LIB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi kepada jenis barang yang diperlukan.
Pengalokasian anggaran pendidikan dilakukan berdasarkan
kepada barang-barang yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan
pendidikan. Biaya yang dianggarkan sesuai dengan harga atas
barang-barang yang dibutuhkan tersebut. LIB dapat dikatakan
sebagai sistem penganggaran untuk memenuhi kebutuhan yang
sifatnya rutin.
b) Capital Budgeting (CAB)
CAB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi pada jangka waktu yang lama. Dalam CAB,
pengalokasian anggaran pendidikan dilakukan dengan
memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang. CAB tidak lain merupakan sistem
31
pengalokasian anggaran untuk biaya modal atau biaya
pembangunan.
c) Performance Budgeting (PEB)
PEB ialah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi selain pada jenis barang yang diperlukan, dan pada
jangka waktu yang lebih lama, juga berorientasi pada keluaran.
Oleh sebab itu pada sistem penganggaran ini, perumusan tujuan
umum maupun tujuan khusus dan kriteria pengukuran keluaran
harus jelas dan dapat diukur. tujuan umum dalam hal ini sering
disebut sebagai rencana dan tujuan khusus adalah programnya.
d) Program Budgeting (PROB)
PROB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
dilaksanakan untuk menghindari terjadinya publikasi pelayanan
pada beberapa kegiatan yang dilaksanakan oleh unit yang
berbeda. Dalam sistem penganggaran ini, dibutuhkan
koordinasi yang mantap untuk mengurangi pemborosan dana.
e) Planning Programming and Budgeting System (PPBS)
PPBS adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi kepada mutu keluaran, dimana anggaran
pendidikan dialokasikan berdasarkan rencana dan program
pendidikan yang diusulkan. Sistem penganggaran ini hampir
sama dengan PEB, tetapi tujuan khusus pada PPBS dirinci lagi
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih operasional yang
membentuk satu atau beberapa rumpun kegiatan yang disebut
proyek.
f) Zero Base Budgeting (ZBB)
ZBB adalah sistem penganggaran pendidikan yang
berorientasi kepada keterbatasan sumber dana. Karena dana
terbatas maka dalam melakukan pengalokasian anggaran harus
ada penajaman prioritas baik mengenai program, kegiatan,
maupun sasaran yang ingin dicapai.
32
2) Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
a) Hakikat Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan anggaran pada hakikatnya merupakan kegiatan
penyesuaian anggaran dengan memerhatikan berbagai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik peraturan perundang-
undangan anggaran rutin maupun anggaran pembangunan.
(1) Anggaran Rutin
Anggaran rutin terdiri atas tiga sector yang masing-
masing sector dijabarkan ke dalam lima bagian, yaitu
subsector, program, kegiatan, jenis anggaran, dan mata
anggaran.
(2) Anggaran Pembangunan
Anggaran pembangunan bidang pendidikan yang
dituangkan dalam rencana lima tahunan terdiri atas 4 sektor.
Setiap sector dirinci ke dalam subsector dan program, yang
seluruhnya berjumlah 7 sektor dan 21 program.
b) Menentukan Besar Anggaran
Untuk menetapkan besar anggaran yang dibutuhkan dalam
suatu program, dibutuhkan informasi tentang biaya langsung dan
biaya tidak langsung.
Besar anggaran suatu program juga ditentukan oleh adanya
upaya untuk mempercepat penyelesaian setiap pekerjaan dalam
program tersebut. Misalnya dalam kontrak yang sudah
ditandatangani, karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
mungkin saja dipercepat waktu penyelesaiannya. Percepatan
waktu penyelesaian pekerjaan sering diistilahkan dengan cash
program. Cash program membawa dampak terhadap kenaikan
biaya operasional yang tidak sedikit.
c) Menganalisis Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan akan efektif jika dianalisis dengan
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu:
33
(1) Data dan informasi yang tepat dan akurat serta definisi yang
jelas tentang komponen sistem pendidikan;
(2) Rasa memiliki para pengelola pendidikan terhadap dunia
pendidikan;
(3) Pemahaman analisi terhadap data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif;
(4) Socially acceptability (tingkat penerimaan masyarakat
terhadap program yang diusulkan);
(5) Economically beneficial (program yang diusulkan secara
ekonomis menguntungkan);
(6) Organizationaly manageable (secara organisatoris program
yang diusulkan dapat dikelola); dan
(7) Ketersediaan sumber daya.
3) Menentukan Alokasi Anggaran
a) Inventarisasi Sumber Dana Pendidikan
Sumber dana pendidikan banyak macamnya, baik itu dari
pemerintah, dari masyarakat, dari orang tua siswa, maupun
bantuan dari negara lain. Agar sumber dana tersebut dapat dengan
mudah digunakan ketika dibutuhkan dalam menentukan alokasi
anggaran pendidikan, maka data dan informasi tentang sumber
dana itu harus diinventarisasikan dengan baik.
Artinya, segala sumber dana pendidikan yang didapatkan
oleh sekolah, harus digunakan sebaik mungkin demi tercapainya
tujuan pendidikan. Pencatatan mengenai penerimaan dan
pengeluaran dana harus dilakukan secara rinci. Penggunaan dana
anggaran pun harus jelas, siapa saja yang menggunakan, dan
untuk apa dana digunakan.
(1) Sumber dana dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan dibidang
pendidikan di daerah yang bersangkutan, baik untuk kegiatan
rutin maupun pembangunan.
34
(2) Sumber dana dari orang tua siswa berupa Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP), yang biasanya digunakan
untuk kegiatan rutin, namun saat ini SPP dari orang tua siswa
sudah tidak digunakan karena kebanyakan sekolah zaman
sekarang gratis, sebab mendapat bantuan dari pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
(3) Sumber dana dari bantuan negara lain berupa pinjaman dan
hibah, digunakan untuk membantu menunjang perwujudan
pembangunan pendidikan Indonesia.
(4) Sumber dana dari masyarakat mempunyai perhatian besar
dan berkepentingan terhadap pengembangan bidang
pendidikan di Indonesia.
b) Mengalokasikan Anggaran Pendidikan
(1) Pengalokasian Dana atas Dasar Siswa
Cara pengalokasian dana atas dasar siswa dilakukan
berdasarkan atas perhitungan banyaknya siswa yang
terdaftar. banyaknya siswa yang terdaftar bisa dihitung pada
awal tahun ajaran, pertengahan tahun ajaran, atau pada akhir
tahun ajaran.
(2) Pengalokasian Dana atas Dasar Guru
Dalam pengalokasian dana atas dasar guru perlu
dperhatikan bahwa karakteristik guru bermacam-macam.
Ada guru pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. hal ini
sangat perlu dipertimbangkan karena bisa berdampak negatif
terhadap rasio siswa.
(3) Pengalokasian Dana atas Dasar Ruang Belajar
Dana berupa modal dalam pendidikan sering dinyatakan
sebagai rata-rata pembuatan ruang belajar. Dengan demikian,
pengeluaran modal sering dialokasikan atas dasar jumlah
tertentu per ruang belajar.
(4) Pengalokasian Dana atas Dasar Tujuan Bobot Pendidikan
35
Suatu keragaman dalam jumlah uang yang dinyatakan
per satuan pendidikan dapat dipakai untuk mencapai tujuan-
tujuan yang berbeda. Angka bobot yang lebih besar dari satu,
berarti bahwa lebih banyak sumber dana yang harus
dialokasikan pada satuan pendidikan. Sedangkan angka
bobot yang kurang dari atau sama dengan satu maka sumber
dana yang harus dialokasikan untuk satuan pendidikan
tersebut dapat tetap tidak memerlukan penambahan atau
bahkan diturunkan jumlahnya.
(5) Pengalokasian Dana atas Dasar Peningkatan Angka
Partisipasi
Angka partisipasi merupakan perbandingan antara
jumlah siswa terhadap anak usian sekolah pada suatu wilayah
tertentu. ada dua angka partisipasi, yaitu Angka Partisipasi
Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK).
Pada umumnya angka partisipasi di daerah perkotaan
lebih tinggi daripada di pedesaan. Dalam kondisi seperti ini,
rumus pembiayaan yang semata-mata didasarkan kepada
keadaan siswa disekolah tidak dapat mengatasi
pembangunan pada wilayah-wilayah yang angka
partisipasinya rendah. Oleh sebab itu harus ada modifikasi
rumus.
(6) Pengalokasian Dana atas Dasar Peningkatan terhadap
Rumus-rumus Alokasi Keuangan
Jika rumus dimaksudkan sebagai penyediaan
perangsang untuk perubahan kurikulum, maka harus ada
penyedia perubahan yang bersamaan. Jika rumus itu
dimaksud adalah menyelenggarakan pembelajaran, maka
pejabat keuangan harus menjamin bahwa mata pelajaran
tersebut bukanlah syarat untuk kelulusan. Jika maksud rumus
itu adalah untuk mengingkatkan angka partisipasi, maka
36
pejabat keuangan harus menjamin bahwa ada tempat yang
cukup disekolah untuk menampung mereka yang akan masuk
sekolah.
c) Menentukan Skala Prioritas
Dalam menentukan skala prioritasada satu pola umum yang
digunakan sebagai pedoman, yaitu dengan melaksanakan lima
langkah kegiatan:
(1) Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan permasalahan;
(2) Menyusun kriteria untuk melakukan seleksi prioritas;
(3) Mengidentifikasi alternatif kebijaksanaan untuk mencapai
tujuan;
(4) Mengevaluasi alternatif kebijaksanaan; dan
(5) Menyusun prioritas kebijaksanaan.
4) Penatausahaan Keuangan Pendidikan
a) Pendataan dan Pelaporan Pelaksanaan Keuangan Pendidikan
(1) Mengidentifikasi dan Mengukur Data Keuangan Pendidikan
Dalam kegiatan ini, setiap transaksi pendidikan dicatat
secara kronologis dan sistematis selama satu periode tertentu
di dalam sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal. Tiap
catatan harus ditunjang oleh dokumen keuangan. Satuan
pengukur yang tepat digunakan adalah mata uang.
(2) Memproses Data Keuangan Pendidikan
Kegiatan ini mencakup pencatatan, pengelompokkan,
dan pengikhtisaran. Pencatatan transaksi adalah
pengumpulan data secara kronologis kemudian digolong-
golongkan ke dalam kategori tertentu agar penyajian dapat
diringkaskan.
(3) Pelaporan Data Keuangan Pendidikan
Data keuangan pendidikan yang sudah dicatat,
dikelompokkan, dan diikhtisarkan harus dilaporkan kepada
pihak-pihak yang terkait. Pelaporan harus dilaksanakan
37
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Agar laporan keuangan berguna dalam proses pengambilan
keputusan, maka laporan tersebut harus dianalisis dan
diinterpretasikan.
b) Pembukuan Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Pembukuan adalah kegiatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan teknis akuntansi yang melakukan pencatatan,
penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi keuangan.
Akuntansi selain melakukan pembukuan, juga melakukan
pemeriksaan, penyusunan laporan keuangan, penafsiran laporan,
dan lain sebagainya.
5) Pertanggungjawaban Keuangan Pendidikan
Pertanggungjawaban keuangan pendidikan adalah salah satu
aktivitas membuat laporan keuangan dari kegiatan pengelolaan
keuangan pendidikan yang disusun setelah semua bukti pengeluaran
diuji kebenarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, dan disajikan untuk atasan langsung
bendaharawan atau instansi yang terkait.
a) Meneliti Keabsahan Bukti Pengeluaran
Sesuai dengan Surat Edaran No. SE-28/A/53/1991 tanggal
27 Februari 1991 dijelaskan bahwa bukti pengeluaran atas
tagihan kepada negara dapat diterima jika memenuhi ketentuan
sebagai berikut.
(1) Nama instansi/ satuan kerja/ proyek yang melakukan
pembayaran;
(2) Nama yang berhak menerima pembayaran;
(3) Uraian pembayaran;
(4) Jumlah uang yang dibayarkan;
(5) Tahun anggaran dan mata anggaran;
(6) Bea materai tempel;
(7) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
38
(8) Pembelian barang dengan nilai yang relatif kecil;
(9) Coretan, hapusan, dan tindihan;
(10) Tanda tangan yang berhak menerima pembayaran;
(11) Tanda tangan lunas/ setuju dibayar; dan
(12) Bukti pengeluaran bentuk kwitansi, nota atau faktur.
6) Pengawasan Anggaran
a) Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilaksanakan
langsung oleh bawahannya, atau pengawasan terhadap kinerja
bawahan yang dilaksanakan oleh atasan langsung, bukan pihak
lain.
b) Pengawasan Fungsional
Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang
dilaksanakan oleh aparat yang berfungsi sebagai pengawas.
Aparat fungsional yang melakukan pengawasan keuangan
dilingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ialah
Inspektora Jenderal Kemendikbud, Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
dan Tim Koordinasi Pengawasan yang dipimpin oleh Presiden.
c) Pengawasan Legislatif
Pengawasan legislatif adalah pengawasan yang dilakukan
oleh badan legislative, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
terhadap pelaksanaan rencana dan program kerja pemerintah.
d) Pengawasan Masyarakat
Pengwasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan
oleh anggota masyarakat, baik individu maupun kelompok
dengan cara melihat, memerhatikan, memonitor, menilai, dan
melaporkan pelaksanaan kegiatan suatu unit kerja.
e) Evaluasi Penggunaan Anggaran Pendidikan
Evaluasi penggunaan anggaran pendidikan adalah aktivitas
melakukan pengukuran untuk menilai perkembangan atau tingkat
39
keberhasilan pelaksanaan rencana dan program berdasarkan
kriteria tertentu.
f) Pelaporan Penggunaan Anggaran Pendidikan
Pelaporan penggunaan anggaran pendidikan merupakan
bagian dari sistem pengawasan yang memuat hasil-hasil
pelaksanaan rencana dan program pendidikan, masalah-masalah
dan hambatan-hambatan yang dihadapi, dan alternatif- alternative
yang digunakan untuk mengatasi permasalahan.
Secara garis besar, laporan penggunaan anggaran pendidikan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: laporan pelaksanaan
proyek pembangunan yang terdiri atas laporan bulanan dan
laporan triwulan; dan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi yang
terdiri atas laporan tengah tahunan dan laporan tahunan.
Selain dua jenis laporan penggunaan anggaran pendidikan
diatas, ada pula laporan khusus keuangan rutin dana SPP/DPP
yaitu: laporan daya serap anggaran rutin per triwulan, laporan
penerimaan dan penyetoran SPP setiap bulan, dan laporan
bulanan data fisik pendidikan.
2. Mutu Pendidikan
a. Kualitas / Mutu Pendidikan
Kualitas merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh dari
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang ditetapkan. Dalam pendidikan kualitas mencakup input
proses, dan output pendidikan. Semakin tinggi tingkat kesiapan input
maka semakin berkualitas input pendidikan tersebut, bila input sekolah
(pendidik, peserta didik, kurikulum, uang, peralatan) dilakukan secara
harmonis dan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif maka
proses sekolah dikatakan memiliki kualitas yang tinggi sehingga output
sekolah khususnya peserta didik mencapai nilai akademik dan non
akademik yang tinggi.
40
Definisi kualitas menurut Crosby adalah conformace to
requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau di standarkan.
Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditentukan.25 Crosby lebih berfokus pada persyaratan yang
wajib di penuhi oleh suatu produk agar memiliki kualitas yang baik.
meleset sedikit saja dari persyaratannya, maka semua produk atau jasa
dikatakan tidak berkualitas. persyaratan itu dapat berubah sesuai dengan
keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber
pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.
Kemudian menurut Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk
penggunaan (fitnes for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa
hendaknya sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh
pelanggan.26 Konsep Juran lebih berfokus pada aspek kesesuaian antara
tujuan dan manfaat, yang diharapkan pelanggan maka produk atau jasa
tersebut dapat dikatakan berkualitas karena dapat memberikan kepuasan
serta sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan atas suatu produk
atau jasa.
Garvin dan Davis juga menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga
kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan atau konsumen.27 Konsep kualitas menurut Garvin
dan Davis yaitu bahwa kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk
maupun prosesnya. konsumen memiliki selera atau harapan pada suatu
produk berubah-ubah, oleh karena itu kualitas produk atau jasa harus
berubah atau disesuaikan dengan harapan konsumen
Berdasarkan pendapat para ahli konsep kualitas dapat diartikan
sebagai sesuatu yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan
25 Nur Nasution, manajemen mutu terpadu (Total Qualitty Management), (Bogor: Ghalia
Indonesia,2005), hlm.2 26 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama,2010),
hlm.226 27 Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor; Ghalia
Indonesia, 2005), hlm.3
41
terhadap kebutuhannya. terkadang keinginan konsumen terhadap
produk atau jasa selalu berubah dan cenderung meningkat hal ini tentu
mempengaruhi ekspektasi konsumen terhadap produk atau jasa yang
menjadi kebutuhannya yaitu kualitas yang baik, sehingga kualitas sering
diartikan sebagai kepuasan pelanggan. dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas adalah suatu keadaan untuk menilai tingkat
baiknya buruknya sesuatu yang berhubungan dengan produk atau jasa.
b. Pengertian mutu pendidikan/kualitas
Diungkap oleh Stanley J. Spanbauer (1992 :49) “Quality
Improvement in education should not be viewed as aquick fix process”.
It is a longterm effort which require organizational change and
restructuring”. Artinya peningkatan kualitas dalam pendidikan tidak
boleh dipandang sebagai banyak aspek yang berkaitan dengan kualitas
pendidikan, dan “proses perbaikan cepat” karena ini merupakan upaya
jangka panjang yang memrlukan perubahan dan restukturisasi
organisasi. Ini berarti bahwa suatu pandangan komprehensif mengenai
kualitas pendidikan merupakan hal yang penting dalam memetakan
kondisi pendidikan secara utuh, meskipun dalam tataran praktis, titik
tekan dalam melihat kualitas bisa berbeda-beda sesuai dengan maksud
dan tujuan suatu kajian atau tinjauan.
L.C. Salmon dalam tulisannya yang berjudul The Quality of
Education menyatakan bahwa untuk memahami kualitas pendidikan
dari sudut pandang ekonomi diperluukan pertimbangan tentang
bagaimana kualitas itu diukur. Dalam hubungan ini terdapat beberapa
sudut pandang dalam mengukur kualitas pendidikan, yaitu
1) Pandangan yang menggunakan pengukuran pada hasil pendidikan
(sekolah atau college)
2) Pandangan yang melihat pada proses pendidikan
42
3) Pendekatan pada teori ekonomi yang menekankan pada akibat positif
pada siswa atau pada penerima manfaat pendidikan lainnya yang
diberikan oleh institusi atau program pendidikan.28
Adapun jika dilihat dari sudut pandang korelasi mutu dengan
pendidikan, mutu dapat diartikan sebagaimana pengertian yang
dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad bahwa mutu pendidikan adalah
kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien
terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah
sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma/ standar yang berlaku.29
Dengan demikian pengertian kualitas pendidikan bersifat dinamis
yang artinya dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Pengertian
kualitas pendidikan biasanya diukur dari sisi pelanggannya baik
pelanggan internal (seperti kepala sekolah, guru, dan staf pendidikan)
atau pelanggan eksternal (yaitu peserta didik, orang tua, masyarakat,
dan pemerintah).
c. Standar Mutu Pendidikan
Sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 terdapat
Delapan Standar Nasional Pendidikan sebagaimana tertuang dalam
Pasal 2 Ayat (1), yaitu meliputi, standar kompetensi lulusan, standar isi,
standar proses, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan
standar penilaian.30
1) Standar Kompetensi Lulusan31
28 Uhar Suharsaputra, Ibid, hlm.230 29 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2011), hlm.328 30 Diakses dari http://perpustakaan.unitomo.ac.id/repository/1129-4239-1-PB.pdf
(senin,13 Agustus 2018. Pukul 20.08 Wib) 31 Diakses dari http://mr.mung.web.id/2015/04/8-standar-nasional-pendidikan-menurut -
BNSP.html (senin, 23 Agustus 2018, pukul 21.20 Wib)
43
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
Kelulusan Peserta Didik. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut
meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar
dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
2) Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi
minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang
Dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi tersebut memuat kerangka
dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan
pendidikan, dan kalender pendidikan.
3) Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu,
dalam proses
Pembelajaran pendidik memberikan keteladanan. setiap satuan
pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan
proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang
efektif dan efesien.
4) Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. kualifkasi akademik
yang dimaksud diatas adalah tingkat pendidikan minimal yang harus
dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau
44
sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undang
yang berlaku. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini.
Berdasarkan undang-undang guru dan dosen pasal 10 (1)
kompetensi guru ada 4 meliputi:
a) Kompetensi Pedagogik
Standar nasional pendidikan (SNP), penjelasan pasal 28 (3) butir
a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
kompetensi yang dimilikinya.32
Menurut selamet PH yang dikutip oleh syaiful sagala
mengatakan kompetensi pedagogik terdiri dari sub-kompetensi.
(1) berkonstribusi dalam pengembangan (KTSP) yang terkait
dengan mata pelajaran yang diajarkan, (2) mengembangkan
silabus mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD), (3) melaksanakan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan, (4) merancang manajemen pembelajaran dan
manajemen kelas, (5) melaksanakan pembelajaran pro-
perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif dan
menyenangkan), (6) menilai hasil belajar peserta didik secara
otentik, (7) membimbing peserta didik dalam berbagai aspek,
misalnya : pelajaran, kepribadian, bakat, minat dan karir, (8)
mengembangkan profesionalisme sebagai guru33
32 Himpunan Peraturan Perundang-undangan Repubik Indonesia Guru dan Dosen,
(Bandung: Nuansa Aulia 2006), hlm.75 33 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional guru dan tenaga kependidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2009), Cet.1, hlm.31-32
45
Kaitannya dengan kompetensi pedagogik seorang guru,
islam memberikan posisi yang mulia, sehingga posisi ini
menyebabkan mengapa islam menempatkan orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila
dibanding dengan lainnya. Sebagaimana firman allah swt dalam
Al-Qur’an surat Al-Mujadilah ayat 11
يَرْفَعِ لله الَّذِ ينَ آمَنوُْ ا مِنْكُمْ وَالَّذِ ينَ أوُْ توُْ ا الْعِلْمَ درََجَات
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara
kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat”. (Al-Mujaddilah :11)34
b) Kompetensi Profesional
Standar Nasional Pendidikan (SNP) penjelasan pasal 28 (3)
butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
profesioal adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing
peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam standar nasional pendidikan35
Kompetensi profesional seorang guru sekurang-kurangnya harus
memiliki penguasaan diantaranya:
1) Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan
kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
2) Konsep dan metode disiplin keilmuan teknologi atau seni
yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau
koheren dengan program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan kelompok mata pelajaran yang diampu36
34 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Sygma Examedia
Arkanleema, 2009), hlm.543 35E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2006), hlm.135 36 Siti Masruroh, Kompetensi Guru,
http://sitimasruroh.blgospot.com/2009/11/kompetensi-guru.html (diaskes tanggal 15 mei 2018)
46
c) Kompetensi Kepribadian
Istilah keperibadan digunakan dalam disiplin ilmu psikologi
yang mempunyai pengertian sebagai “sifat hakiki yang ercermin
pada sikap seseorang”. Kata keperibadian diambil dari
terjemahan kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu kata
personality yang mempunyai pengertian sebagai sifat dan
tingkahlaku khas seseorang yang membedakannya dengan orang
lain (Kartini Kartono dan Dali Gulo: 1987)37
Standar Nasional Pendidikan (SNP) penjeasan pasal 28 (3)
butir b dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi
keperibadian adalah kemampuan keperibadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta
didik dan berakhlak mulia.
Kompetensi keperibadian sangat besar pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik.
kompetensi keperibadian ini memiliki peran dan fungsi yang
sangat penting dalam membentuk keperibadian anak, guna
menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia serta
mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada
umumnya.38
d) Kompetensi Sosial
Standar Nasional Pendidikan (SNP) pejelasan pasal 28 ayat
(3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari
asyarakat unttuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif
dengan peserta didik, sesamma pendidik, tenaga kependidikan,
orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar39
37 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif memberdayakan dan mengubah jalan hidup
siswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Cet.2, hlm.36 38 E. Mulyasa, Op. Cit., hlm.117 39 E. Mulyasa, Op. Cit., hlm.173
47
Dengan demikian, seharunsya seorang tenaga pendidik
(guru) tidak hanya tanggungjawab di dalam kelas saja, tetapi
harus mewarnai perkembangan anak didik di luar kelas. Dengan
kata lain, tenaga pendidik (guru) tidak sekedar orang hadir di
depan kelas untuk menyampakan materi pengetahuan tertentu,
tetapi juga anggota masyarakat yang harus ikut aktif dalam
mengarahkan perkembangan anak didik menjadi anggoota
masyarakat.
5) Standar Sarana dan Prasarana
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan
pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah,
tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.
6) Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar
pengelolaan oleh satuan pendidikan, standar pengelolaan oleh
pemerintah daerah dan
Standar pengelolaan oleh pemerintah peraturan menteri pendidikan
nasional republik Indonesia yang berkaitan dengan standar
pengelolaan adalah peran No.19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan pendidikan oleh satuan pendidikan dasar dan menengah
7) Standar Pembiayaan Pendidikan
48
Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan
biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana
dimaksud di atas meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana,
pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. biaya
personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya
pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa
mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan. biaya
operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:
a) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan
yang melekat pada gaji,
b) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
c) Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa
telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur,
transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya
8) Standar Penilaian
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
terdiri atas:
a) Penilaian hasil belajar oleh pendidik;
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
c) Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri
atas:
a) Penilaian hasil belajar oleh Pendidik; dan
b) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Dalam implementasi manajemen mutu pendidikan terutama
jalur persekolahan terlebih dahulu perlu dikembangkan standar
mutu sekolah. Dalam menentukan standar mutu ini dilakukan
49
elaborasi komponen-komponen mutu pendidikan disekolah dengan
menganalisis peran dan fungsi sekolah40.
Dalam perkembangannya, sekolah merupakan lembaga
pendidikan modern yang berperan sebagai media dalam membantu
keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pendidikan.
dalam konteks ini, sekolah diharapkan dapat menyediakan layanan
pendidikan yang tidak dapat dilakukan oleh keluarga dan
masyarakat. Keluarga dan masyarakat menaruh harapan kepada
sekolah agar generasi selanjutnya memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sebagai warga masyarakat.
Hal ini yang dipersepsi oleh masyarakat sebagai fungsi sekolah
dalam memberikan layanan pendidikan. dalam senyatanya,
komponen-komponen yang dibutuhkan itu beragam. adanya
keberagaman persepsi dan pemahaman ini mendorong perlunya
digali komponen-komponen mutu untuk kepentingan
pengembangan konstruk mutu sekolah.
ada empat pilar pendidikan yang merupakan fungsi dari
pendidikan. Keempat pilar tersebut adalah:
a) Learning to know
b) Learning to do
c) Learning to live together
d) Learning to be
bila dikaitkan dengan fungsi sekolah maka sekolah memiliki
fungsi:
a) Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu memperoleh
pengetahuan atau kompetensi akademik yang dibutuhkan dalam
kehidupan.
40 Suryadi. manajemen mutu berbasis sekolah, (Bandung: PT SARANA PANCA
KARYA NUSA,2009), hlm.13-14
50
b) Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu
mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan (life skills).
c) Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu hidup
bersama atau bekerja sama dengan orang lain (team work)
d) Memberi layanan kepada peserta didik agar mampu mewujudkan
visi, misi dan tujuan pribadinya dalam mengaktualisasikan
dirinya sendiri.
Secara umum dipahami bahwa fungsi sekolah cukup
beragam. hal ini tidak lepas dari jenjang, jenis dan jalur sekolah itu
sendiri. sebagai contoh salah satu fungsi sekolah pada jenjang
menengah (SM) mempersiapkan lulusannya dalam mencapai
beberapa sasaran
Sasaran pertama adalah melanjutkan studi ke jenjang yang
lebih tinggi agar dapat memasuki dan berhasil studinya pada jenjang
yang lebih tinggi, para peserta didik sekolah menengah harus dibekali
dengan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan akademis yang
mendasari pengetahuan kecakapan akademis pada jejang di atasnya.
sasaran kedua, pengembangan kepribadian peserta didik
yang mengarah pada terbentuknya pribadi yang sehat, bermoral dan
mandiri, serta mampu memenuhi dan mengurus kebutuhan dirinya
dan mengembangkan potensi juga kekuatannya.
Sasaran ketiga, perkembangan peserta didik sebagai warga
masyarakat atau negara yang bertanggung jawab, mampu bekerja
sama dan hidup damai dengan sesama warga yang lain.
dari contoh fungsi sekolah menengah di atas, kita dapat
katakan bahwa secara umum fungsi sekolah dalam membantu peserta
didik untuk memperoleh dan mengembangkan kompetensi-
kompetensi yang terkait degan:
1) Moralitas (keberagamaan)
2) Akademik
51
3) Vokasional (ekonomik)
4) Sosial pribadi
Keempat kompetensi tersebut dapat diperoleh melalui
layanan yang harus diberikan oleh sekolah yaitu:
1) Implementasi kurikulum/proses belajar mengajar
2) Administrasi dan manajemen sekolah
3) Layanan penciptaan lingkungan dan budaya sekolah yang
kondusif
4) Layanan pembinaan organisasi dan kelembagaan sekolah
5) Kemitraan sekolah dan masyarakat
Dari kelima layanan tersebut, layanan implementasi
kurikulum dan proses belajar merupakan layanan inti yang menjadi
ciri khas sekolah sebagai lembaga pendidikan. Adapun keberhasilan
dari layanan sekolah tersebut di atas perlu memperoleh dukungan
dari:
1) Pembiayaan
2) Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
3) Sarana dan prasarana
4) Peserta didik yang memiliki kesiapan untuk belajar.
d. Ciri-ciri sekolah berkualitas
Dimensi-dimensi keunggulan sebagai ciri sekolah unggul adalah
sebagai berikut:
1) Masukan (Input) yaittu siswa diseleksi secara ketat dengan
menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kriteria yang dimaksud adalah
a) Prestasi belajar superior dengan indikator angka dengan indikator
angka rapor nilai Ebtamas Murni (NEM) dan hasil tes prestasi
akademik
b) Skor psikotes yang meliputi inteligensi dan kreativitas
52
c) Tes fisik, jika diperlukan
2) Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan
belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam
kegiatan kurikuler, maupun ekstra kurikurer
3) Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi
keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik
maupun sosial – psikologis
4) Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik
dari segi penguasaan materi pelajaran. Metode mengajar, maupun
komiten dalam melaksanakan tugas. Untuk ittu perlu disediakan
intensif tambahan bagi guru berupa ruang maupun fasilitas lainnya
seperti perumahan.
5) Kurikulumnya diperkaya dengan pengembangan secara maksimal
sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki kecepatan
belajar serta motivasi belajar yang lebih tinggi dibanding dengan
siswa seusianya.
6) Kurun waktu belajar lebih lama dibandingkan sekolah lain. Karena
itu perlu ada asrama untuk memaksimalkan pembinaan dan
menampung para siswa dari berbagai lokasi. Dikomplek asrama perlu
ada sarana yang biisa menyalurkan minat dan bakat siswa seperti
perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian dan lain-lain yang
diperlukan.
7) Proses belajar mengajar harus berkualitas dan hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan (accountable) baik kepada siswa, lembaga,
maupun masyarakat.
8) Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta
didik disekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial
kepada lingkungan sekitarnya.
9) Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan diluar
kurikulum nasional melalui pengembangan kurikuulum, program
pengayaan dan perluasan, pengajaran remedial, pelayanan bimbingan
53
dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas dan disiplin.
Adapun pendapat para ahli yang lain seperti yang dituturkan
Oleh Edward Sallis, Pendidikan yang bermutu dapat
didefinisikan melalui ciri-ciri berikut:
a) Berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun
eksternal
b) Berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul
dengan komitemen untuk bekerja secara benar dari awal.
c) Memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga
terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sulit
memperbaikinya.
d) Memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik ditingkat
pimmpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administrasinya.
e) Mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan baik
untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai
instrument untuk berbat benar pada masa berikutnya.
f) Memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai
kualitas, baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun
jangka panjang.
g) Memiliki proses perbaikan dengan melibatkan semua orang
sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan tanggungjawabnya.
h) Mendorong orang dipandang memiiliki kreativitas, mampu
menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat
bekerja secara berkualitas.
i) Memperjelas peran dan tanggungjawab setiap orang termasuk
kejelasan arah kerja secara vertical dan horizontal.
j) Memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas
k) Menempatkan kualitas yang telah di capai sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut
l) Memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
54
m) Menempatkan peningkatan kualitas secara terus-menerus
sebagai suatu keharusan.41
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) yang dikutip oleh Tobroni, sekolah dikatakan baik
apabila memiliki delapan ciri-ciri sebagai berikut:
a) Siswi yang masuk terseleksi dengan ketat dan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik,
psikotes dan tes fisik
b) Sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi dan kondusif bagi
proses pembelajaran
c) Iklim dan suasana mendukung untuk kegiatan belajar.
d) Guru dan tenaga kependidikan memiliki profesionalisme
yang tinggi dan tingkat kesehteraan yang memadai.
e) Melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi
kebutuhan siswa yang pada umumnya memiliki motivasi
belajar yang tinggi dibandingan dengan siswa seusianya.
f) Jam belajar siswa umumnya lebih lama karena tuntunan
kurikukulum dan kebutuhan belajar siswa.
g) Proses pembelajaran lebih berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada siswa maupun wakil siswa.
h) Sekolah unggul bermanfaat bagi lingkungannya.42
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pendidikan
Menurut Choirul Fuad Yusuf yang dikutip dalam artikel dengan
judul mengharapkan sekolah makin bermutu faktor kebermutuan
pendidikan dapat dilihat dari:
1) Aspek pelayanan penyelenggaraan pendidikannya (dimensi
proses)
41 Jamaludin Usman, Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah, (Tadris Volume 11 Nomor 2 Desember 2016), hlm.239 42 Asmuni, Konsep Mutu dan Total Quality Management (TQM) dalam Dunia Pendidikan,
(Ta’dib Volume 18 Nomor 01 Juni 2013), hlm.25
55
2) Ketersiadaan fasilitas sarana dan prasarana
3) Kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan.
4) Prestasi akademik siswa
5) Kepuasaan dan kepercayaan orang tua siswa pada sistem
pendidikan
6) Kemampuan kompetensi lulusannya dalam kehidupan.43
Sedangkan menurut Jamaludin Usman dalam Jurnalnya yang
berjudul “Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah”, pelaksanaan pendidikan dari suatu lembaga
pendidikan tidak lepas dari lima faktor pendidikan, dimana faktor yang satu
dengan lainnya saling melengkapi atau saling menunjang untuk menentukan
berhasil tidaknya lembaga itu dalam melaksanakan pendidikan sekaligus
upaya peningkatannya. Adapun kelima faktor yang dimaksud adalah:
1) Tujuan
Mutu suatu lembaga pendidikan yang berjalan tanpa berpegang pada
tujuan akan sulit mencapai apa yang diharapkan untuk meningkatkan
mutu pendidikan, sekolah harus berpegang pada tujuan sehingga
mampu menghasilkan output yang berkualitas. Tujuan merupakan
faktor utama yang harus dijadikan pedoman dalam melaksanakan
pendidikan nasional. Maupun tujuan yang lebih sempit.
2) Guru (Pendidik)
Guru merupakan faktor penentu dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan, sebab gurulah yang merupakan penggerak utama dalam
melaksanakan kegiatan.
3) Siswa
Anak didik atau siswa merupakan obyek dari pendidikan, sehingga
mutu pendidikan yang akan dicapai tidak akan lepas dengan
ketergantungan terhadap kondisi fisik tingkah laku dan minat serta
bakat dari anak didik.
43 Choirui Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan, (Jakarta: Pena
Citrasatia,2008), hlm.21
56
4) Alat / Sarana prasarana
Alat pendidikan adalah segala usaha atau tindakan dengan sengaja
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesuatu yang dapat
memenuhi pencapaian tujuan pendidikan dikategorikan sebagai alat
pendidikan yaitu, sarana, prasaran dan kurikulum.
5) Mengadakan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah
Kemajuan pendidikan adalah sedikit banyak dipengaruhi oleh
masyarakat termasuk orang tua siswa, sebab tanpa adanya bantuan dan
kesadaran dari masyarakat sulitnya kiranya peningkatan mutu
pendidikan itu akan terwujud. Sekolah dan masyarakat merupakan dua
kelompok yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Mengingat hubungan antara sekolah dan masyarakat,
disekolah dibentuklah suatu organisasi BP3 (Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan). Hal ini dilakukan dengan jalan
mengadakan secara langsung dari orang tua siswa dan tokoh
masyarakat, guna untuk menyelesaikan masalah pendidikan (termasuk
masalah siswa) dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan,
khususnya bagi anak-anak mereka dengan sekolah pada umumnya,
pada lembaga pendidikan, dengan itu masyarakat akan bisa
memberikan pemikiran yang bersifat materi atau biaya
penyelenggaraan pendidikan maupun bimbingan belajar bagi siswa
untuk membantu penyelengaraan pendidikan.44
Kemudian menurut Arif Rachman mengatakan bahwa ada empat
faktor yang dapat mempengaruhi mutu pembelajaran dan berlanjut
pada mutu pendidikan disekolah, yaitu:
1) Peningkatan mutu, yaitu sekolah harus memenuhi dan
meyesuaikan tuntutan dan harapan undang-undang Pendidikan,
visi misi, dan tuntutan zaan kearah Perbaikan/ Peningkatan mutu
Pendidikan.
44 Jamaludin Usman, Urgensi Mnajemen Pembiayaan dala Peningkatan Mutu Pendidikan
Madrasah, (Tadris Volume 11 Nomor 2 Desember 2016), hlm.241
57
2) Aspek peningkatan mutu meliputi lingkungan belajar yang
menyenangan, partisifasi aktif siswa, guru, orang tua, dan semua
pemangku pendidikan serta manajemen yang memiliki standar
sekolah.
3) Faktor utama peningkatan mutu adalah meliputi pendidik dan
tenaga kependidikan yang profesional, sarana prasarana,
parsitipasi siswa dan orang tua siswa kepada program sekolah,
dan adanya pengawasan.
4) Program penunjang perbaikan mutu, meliputi ekstrakurikuler
dan keadaan keuangan yang realistis serta sumber terpercaya.45
B. Review Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang
memiliki relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis yaitu Penelitian
dilakukan oleh Dewi Arianti yang melakukan penelitian pada tahun (2014)
dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan
di MAN Insan Cendekia Serpong. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode Deskriptif. Hasil penelitian Dewi Menyebutkan
bahwa manajemen keuangan pada MAN Insan Cendekia Serpong sudah
berjalan dengan baik dan lancar. Dari penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Arianti memiliki perbedaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu
meneliti mengenai peran manajemen pembiayaan pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan. serta jenis sekolah yang diteliti adalah
lingkup Madrasah Tsanawiyah
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Faisal Fahmi yang
melakukan penelitian pada tahun (2014) dalam penelitian skripsi yang
berjudul “Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Aliyah (MA)
Pembaharuan” Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode Deskriptif. Hasil Penelitiannya menunjukan bahwa implementasi
45 Moh. Saifulloh dkk, Strategi Peningkatan Mutu di Sekolah, (Jurnal Sosial Humainora,
Volume 5 Nomor 2012), hlm.209
58
pembiayaan pendidikan sudah berjalan akan tetapi belum tercapai secara
maksimal. Dari penelitian yang dilakukan yang dilakukan oleh Ahmad
Faisal Fahmi memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan yaitu meneliti mengenai peran manajemen pembiayaan
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun Persamaannya
yaitu Satu variabel penelitian yang sama yaitu manajemen pembiayaan
pendidikan dan Perbedaannya Tingkat satuan pendidikan yang diteliti
Madrasah Aliyah (MA)
Penelitian yang dilakukan Nurkhasanah yang melakukan penelitian
pada tahun (2013) dalam skripsi yang berjudul “Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan di SMK Nusatara Pisangan Ciputat-Tangerang Selatan”
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
Deskriptif. hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengelolaan pembiayaan
pendidikan di SMK Nusantara belum menerapkan prinsip-prinsip-
pengelolaan pembiayaan yang baik. Dari penelitian yang dilakukan yang
dilakukan oleh Nurkhasanah memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang peneliti lakukan yaitu meneliti mengenai peran manajemen
pembiayaan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun
persamannya Satu variabel penelitian yang sama yaitu manajemen
pembiayaan pendidikan. Perbedaannya Tingkat satuan Pendidikan yang
diteliti Aliyah
Penelitian yang dilakukan Muhlisin pada tahun (2007) dalam skripsi
yang berjudul “Study Tentang Manajemen Keuangan madrasah di
Madrasah Aliyah Futuhiyah 2 Mranggen Demak tahun pelajaran
2005/2006” Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode Deskriptif. hasil penelitiannya pelaksanaan manajemen keuangan
Madrasah dimadrasah Aliyah Futuhiyah 2 sudah berjalan dengan baik, hal
dapat dilihat melalui perencanaan keuangan madrasah, pelaksanaan
keuangan madrasah, evaluasi keuangan madrasah. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Muhlisin memiliki perbedaan dengan penelitian yang
peneliti lakukan yaitu meneliti mengenai peran manajemen pembiayaan
59
pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun persamannya
yaitu jenis sekolah yang diteliti adalah lingkup Madrasah Tsanawiyah
Penelitian yang dilakukan Fatur Rohman pada tahun (2009) dalam
skripsi yang berjudul “Studi Tentang Manajemen Pembiayaan Pendidikan
melalui Program BOS di MI Se-Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara”.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Deskriptif
Hasil penelitiannya menyatakan bahwa Perkiraan kebutuhan biaya yang
dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang
diperkirakan sangat mendesak dan tidak dapat dikurangi. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Fatur Rohman memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu meneliti mengenai peran
manajemen pembiayaan pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Adapun Persamaan pada variabel penelitian yaitu pembiayaan pendidikan.
Perbedaannya ada pada tingkat satuan pendidikan yang diteliti.
Tabel 2.1
Review Penelitian Terdahulu
No Penelitian
(Tahun)
Judul Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1 Dewi Arianti
(2013)
Penerapan Manajemen
Keuangan Pendidikan di
MAN Insan Cendekia
Serpong
- Persamaan
Satu variabel penelitian yang sama yaitu
mmanajemen pembiayaan pendidikan
- Perbedaan
Tingkat Satuan Pendidikan yang diteliti
adalah MA
2 Ahmad Faisal
Fahmi (2014)
Implementasi
manajemen pembiayaan
pendidikan di Madrasah
Aliyah (MA)
- Persamaan
Satu variabel penelitian yang sama yaitu
manajemen pembiayaan pendidikan
- Perbedaan
60
Tingkat satuan pendidikan yang diteliti
Madrasah Aliyah (MA)
3 Nurkhasanah
(2013)
Pengelolaan
Pembiayaan Pendidikan
di SMK Nusantara
Pisangan Ciputat-
Tangeran Selatan
- Persamaan
Satu variabel penelitian yang sama yaitu
manajemen pembiayaan pendidikan
- Perbedaan
Tingkat satuan pendidikan yang diteliti
SMK
4 Muhlisin
(2007)
Study tentang
manajemen keuangan
madrasah di Madrasah
Aliyah Futuhiyah
Mranggen Demak tahun
pelajaran 2005/2006
- Persamaan
Satu variabel penelitian yang sama yaitu
manajemen pembiayaan pendidikan
- Perbedaan
Tingkat satuan Pendidikan yang diteliti
Aliyah
5 Fathur
Rohman
(2009)
Manajemen pembiayaan
pendidikan melalui
Program BOS di MI
Sekecamatan Tahunan
Kabupaten Jepara
- Persamaan
Satu variabel penelitian yang sama yaitu
manajemen pembiayaan pendidikan
- Perbedaan
Tingkat Satuan pendidikan yang diteliti
MI
C. Kerangka Berpikir
Sekolah adalah sebagai lembaga Pendidikan formal yang diharapkan
mampuh menghasilkan orang-orang berkualitas sehingga kelak dapat
berkonstribusi dalam membangun bangsanya, sebuah sekolah diperlukan
sebuah manajemen karena di dalam manajemen terdapat manajemen
pembiayaan dan manajemen Mutu, Manajemen pembiayaan pendidikan
adalah segenap kegiatan yang berkenaan dengan penataan sumber
penggunaan dan pertanggungjawaban dana pendidikan di sekolah atau
61
lembaga pendidikan, biaya pendidikan yang teroganisir dengan baik akan
dapat mengoptimalisasikan layanan pendidikan kepada para konsumennya
baik konsumen internal seperti guru, siswa, Staff, dan para karyawan yang
terlibat dan konsumen eksternal seperti masyarakat, orang tua dan
pemerintah. Manajemen pebiayaan meliputi perencanaan, pelaksanaa,
pertanggujgjawaban dan Evaluasi/ Pelaporan.
Berbicara tentang mutu berarti berbicara tentang kualitas suatu
barang maupun jasa. Setiap institut pasti memerlukan mutu untuk dapat
membuat institusinya tetap berjalan. Baik itu dalam institusi pendidikan
maupun yang lainnya. Mutu pendidikan dikatakan baik, apabila pendidikan
tersebut mampu menyajikan jasa-jasa pendidikan yang baik dan berkualitas
serta bisa memuaskan pelanggan.
Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Madrasah pelaksanaan pendidikan dari suatu lembaga pendidikan tidak
lepas dari lima faktor pendidikan, dimana faktor yang satu dengan lainnya
saling melengkapi atau saling menunjang untuk menentukan berhasil
tidaknya lembaga itu dalam melaksanakan pendidikan sekaligus upaya
peningkatannya. Adapun kelima faktor yang dimaksud adalah: Tujuan,
Tenaga Pendidik Dan Kependidikan, Siswa, Alat/ Sarana Prasarana dan
Mengadakan kerja sama dengan masyarakat dan Pemerintah.
Maka dengan itu dapat kita simpulkan bahwa peran manajemen
pembiayaan sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu pendidikan
karna tanpa ada tujuan, sarana prasarana dan tekdik maka proses kegiatan
belajar mengajar tidak akan berjalan dengan maksimal
62
Manajemen Pembiayaan
di MTs Jam’iyyatul Khair
Manajemen mutu di MTs
Jam’iyyatul Khair
Sekolah
Manajemen
Pembiayaan
Pendidikan
Mutu Pendidikan
1. Sitem Penganggaran
Pendidikan
2. Pelaksanaan Anggaran
Pendidikan
3. Menentukan Alokasi
Anggaran
4. Penatausahaan Keuangan
Pendidikan
5. Pertanggungjawaban
keuangan
6. Pengawasan Keuangan
Peran Manajemen Pembiayaan Pendidikan
dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs
Jam’iyyatul Khair
1. Tujuan
2. Guru (Pendidik)
3. Fasilitas Sarana dan
Prasarana
4. Mengadakan kerja
sama dengan
masyarakat/orang tua
siswa
5. siswa
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
63
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Temapat dan Waktu Pnenelitian
Tempat Penelitian dilaksanakan di Mts Jam’iyyatul Khar Ciputat
Timur yang beralamat di Jl. WR Supratman No. 35 Rt 002/16 Cempaka
Putih Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Adapun waktu penelitian
dilaksanakan sejak bulan februari 2019 sampai dengan bulan juli 2019.
Tabel 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Bulan
Jan Feb mart Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Penyusunan
Instrumen
Penelitian
2 Pengambilan
Data
3 Pengolahan
Data
4 Penyusunan
BAB IV dan V
5 Kelengkapan
Laporan
6 Sidang
Munaqasah
7 Revisi Skripsi
64
B. Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian metode merupakan hal yang sangat penting,
karena dengan metode yang baik dan benar akan memungkinkan tercapainya
tujuan pebnelitian. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode dekriptif
analisis yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan, meringkas
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang
ada dimasyarakat yang menjadi obyek penelitian, dan berupaya menarik realitas
itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda, gambaran
tentang kondisi, situasi, atau fenomena tertentu.46
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang hasil penelitiannya
disimpulkan secara deskripsi, agar dapat memudahkan peneliti dalam
memperoleh data dan menyimpulkan hasil data yang diiperoleh dilapangan
nanti. Dengan metode ini, penulis akan menggambarkan mengenai “Peran
Manajemen Pembiayaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan”.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber,
dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat di simpulkan pada
setting alamiah (Natural Setting). Pada laboratorium dengan metode
eksperimen, dirumah dengan berbagai respnden, pada suatu seminar, diskusi, di
jalan dan lain-lain. 47 Pada umumnya seseorang yang ingin memperoleh data,
menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahan yang
akan di bahas. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tekni,
yaitu:
1). Observasi
46Pedoman Penulisan Skripsi, (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm.63
47Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif R & D, ( Bandung: Alfabeta, 2006), hlm.253
65
Observasi adalah pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. 48dalam observasi ini, penulis mengadakan
observasi secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan mutu pendidikan sembagai sumber peneliatan, penulis melakukan
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap objek yang dipandang
dapat dijadikan sumber data. dalam penelitian ini penulis melakukan
observasi lapangan. hasil pengamatan tersebut akan menjadi salah satu data
untuk bahan rujukan yang selanjutnya akan di analasisi dalam penelitian.
Tabel 3.2
Lembar Observasi
No Indikator Ada Tidak Ada Keterangan
1 Buku Kas Umum
2 Daftar Potongan-
Potongan
2 Daftar Gaji/
Honorarium
4 Buku Tabungan
5 Buku SPP
6 Daftar Guru
7 Daftar Siswa
8 Ruang BK
9 Tempat Ibadah
10 Pos Penjaga
Sekolah
2). Wawancara
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan
seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan
48 Pedoman Penulisan Skripsi, (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), hlm.66
66
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.49 Dalam
hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan cara bertatap
muka dengan informan penelitian sebagaimana yang telah di tetapkan di
atas sampai data-data yang diperlukan terkumpul. Hal-hal yang akan di
wawancarai adalah seputar anggaran pendidikan, mutu pendidikan.
Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen
No. Indikator Narasumber
1 Sistem Anggaran Bendahara
2 Pelaksanaan Anggaran Bendahara
3 Menentukan Alokasi
Anggaran
Bendahara
4 Penatausahaan Keuangan
Pendidikan
Bendahara
3 Pertanggungjawaban
Anggarann
Bendahara
4 Pengawasan Anggaran
Keuangan
Bendahara
5 Tujuan Wakil Bidang Kurikulum
6 Tenaga Pendidik dan
kependidikan
Kepala sekolah
7 Fasilitas Sarana Prasarana Kepala Sekolah
8 Mengadakan Kerja Sama
dengan Mayarakat
Wakil Bidang Kurikulum
9 Siswa Wakil Bidang Kurikulum
49 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. REMAJA
ROSDAKARYA,2010), hlm.180
67
Tabel 3.4
Instrumen Pedoman Wawancara
No
.
Indikator Sub Indikator Pertanyaan
1 Sistem
Penganggaran
Pendidikan
- Penganggaran
Pendidikan
1. Bagaimana sistem
penganggaran di
madrasah?
2. Siapa yang terlibat
dalam penganggaran
tersebut?
3. Bagaimana proses
penganggaran di
madrasah?
2 Pelaksanaan
Anggaran
Pendidikan
- Sistem Pelaksanaan
Anggaran
- Anggaran yang
dilakukan sesuai
dengan ketentuan
yang berlaku
- Hambatan atau
kendala dalam
penganggaran
- Keefektikan
penganggaran
dimadrasah
1. Apakah pelaksanaan
anggaran sudah
sesuai dengan
peraturan?
2. Bagaimana cara
menetukan besarnya
anggaran?
3. Apakah ada
hambatan saat
melakukan anggaran?
4. Apakah sudah efektif
penggunaan anggaran
di madrasah?
3 Menentukan
Alokasi Anggaran
- Mengalokasikan
Anggaran Pendidikan
- Menentukan Skala
Prioritas
1. Bagaimana cara
menentukan alokasi
anggaran?
68
2. Siapa yang terlibat
dalam
mengalokasikan
anggaran?
3. Darimana sumber
dana tersebut?
4. Apakah dana
Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) turun
tepat waktu? Jika tida
solusi apa yang
diterapkan?
5. Bagaimana cara
menetukan skala
prioritas?
4 Penatausahaan
Keuangan
Pendidikan
- Pendataan dan
Pelaporan
Pelaksanaan
Keuangan Pendidikan
- Pembukuan
Pelaksanaan
Anggaran Pendidikan
1. Bagaimana
penatausahaan
keuangan
pendidikan?
2. Siapa yang terlibat
dalam pendataan dan
pelaporan keuangan?
3. Bagaimana cara
melaksanakan
pembukuan
anggaran?
4. Apakah ada kendala
saat pembukuan
tersebut?
69
5 Peratnggungjawa-
ban Keuangan
- Pertanggungjawaban
Keuangan
- Pengendalian Pihak
Pimpinan
- Kendala Saat
Pertanggungjawaban
Keuangan
1. Siapa yang terlibat
dalam
mempertanggungjaw
abkan anggaran
pendidikan?
2. Apakah setiap
pengeluaran selalu
dikendalikan oleh
pimpinan?
3. Apakah kendala dari
pertanggungjawaban
anggaran pendidikan?
6 Pengawasan
Anggaran
- Penggunaan
Pengawasan
Anggaran Pendidikan
- Evaluasi Penggunaan
Anggaran Pendidikan
- Pelaporan
Penggunaan
Anggaran Pendidikan
1. Bagaimana
pelaksanaan
pengawasan anggaran
pendidikan di
madrasah?
2. Evaluasi apa yang
yang di lakukan
untuk meningkatkan
mutu pembiayaan
madrasah?
3. Bagaimana sistem
pelaporan anggaran
pendidikan?
4. Siapa yang terlibat
dalam pelaporan
tersebut?
7 Tujuan - Cara mengajar guru 1. Bagaimana cara guru
dalam mengajar agar
70
- Keterlibatan peserta
didik
- Kedisiplinan dalam
belajar
- Penyampaian materi
peserta didik mudah
memahami materi
tersebut?
2. Apakah guru selalu
melibatkan peserta
didik dalam kegatan
belajar?
3. Apakah guru selalu
menerapkan
kedisiplinan dalam
belajar?
4. Apahkah semua guru
menyampaikan
materi sesuai dengan
RPP?
8 Guru (Pendidik) - Jumlah Guru
- Kualifikasi
Perekrutan guru
- Jumlah guru dan staff
- Jumlah peserta didik
- Kualifikasi
perekrutan staff
- Pengawasan
madrasah
- Adm. Guru
1. Apakah semua guru
sudah memahami
penyusunan silabus
dan RPP?
2. Apakah semua guru
mampu
menyelesaikan
administrasinya
setiap tahun ajaran?
3. Apakah pengawas
selalu masuk ke kelas
untuk mengawasi
guru mmengajar?
4. Apakah guru yang
mengajar sudah
71
sesuai dengan bidang
studynya?
5. Bagaimana sistem
absen yang
diberlakukan bagi
guru dan staff?
6. Berapa jumlah tenaga
pendidik dan
kependidikan yang
ada di madrasah?
Data terlampir
7. Bagaimana sistem
atau prosedur
prekrutan tenaga
pendidik dan
kependidikan?
8. Upaya apa yang
dilakukan sekolah
untuk meningkatkan
kompetensi tenaga
pendidik dan
kependidikan?
9. Bagaimana
pengawasan yang
dilakukan oleh pihak
sekolah terhadap
kinerja tenaga
pendidik dan
kependidikan? Serta
bentuk reward dan
punishment seperti
72
apa yang diberikan
kepada tenaga
pendidik dan
kependidikan?
9 Sarana Prasarana - Pemeliharaan gedung
- Pemeliharaan kelas
- Pemeliharaan tempat
ibadah
- Sumber dana
1. Apa saja jenis sarana
prasarana yang ada di
madrasah?
2. Bagaimana kondisi
fisik sarana prasarana
yang ada di
madrasah?
3. Bagaimana sumber
dari kepemilikan
sarana prasarana?
4. Bagaimana
pemeliharaan sarana
prasarana?
5. Apakah ada petugas
khusus dalam
pemeliharaan sarana
prasarana?
6. Cara apa yang di
lakukan untuk
meningkatkan mutu
sarana prasarana?
7. Apakah pengawas
sekolah selalu
melakukan kontrol
mutu?
73
10 Mengadakan
kerjasama dengan
masyarakat/ orang
tua siswa
- Keterlibatan orang
tua siswa
- Keamanan siswa
- Pembayaran SPP
1. Apakah kepala
sekolah melibatkan
orang tua dalam
mendukung kegiatan
belajar mengajar?
2. Apakah sekolah
menjamin keamanan
lingkungan bagi
siswa?
3. Apakah siswa selalu
tepat waktu dalam
membayar uang SPP?
4. Apakah guru dan
orang tua siswa selalu
bekerjasama dalam
meningkatkan
motivasi kepada
siswa?
5. Apakah masyarakat
selalu dilibatkan
dalam kegiatan di
sekolah?
11 Siswa - Prestasi akademik
dan non akademik
1. Apakah sekolah
memberikan
beasiswa bagi siswa
berprestasi?
2. Apakah sekolah
membantu siswa
untuk mengikuti
perlobaan yang
sedang di adakan?
74
3. Apakah sekolah
membantu siswa
dalam
mengembangkan
bakatnya di bidang
non akademik?
4. Apakah kepala
sekolah memberikan
dukungan dalam
mengikuti berbagai
perlombaan?
5. Bagaimana cara
sekolah agar siswa
mendapatkan nilai
yang baik?
3). Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau gambar dari seseorang.
dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan,
biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentu gambar, misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Study dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.50
Tabel 3.5
Studi Dokumentasi
No. Dimensi Sumber Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Organisasi - Profil Madrasah
- Sejarah Madrasah
50 Sugiono, Loc,Cit.hlm.270
75
- Visi, Misi Dan Tujuan Madrasah
- Struktur Organisasi Madrasah
2 Anggaran - Laporan Keuangan Madrasah
- Laporan Anggaran Madrasah
- Daftar Gaji Guru Dan Staff
3 Sarana Dan
Prasarana
- Gedung Sekolah
- Ruang Kepala Sekolah
- Ruang Wakasek
- Ruang Guru
- Ruang Tata Usaha
- Ruang Kelas
- Ruang UKS
- Ruang BK
- Laboratorium Komputer
- Laboratorium IPA
- Koperasi
- Perpustakaan
- Musholla
- Lapangan Olahraga
- Kantin
4 Tenaga
Kependidikan
- Data Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
- Data Siswa
- Adm Guru
- Prestasi siswa
D. Teknik Pengolahan Data
Setelah data-data terkumpul lengkap, berikutnya yang penulis lakukan
adalah membaca, mempelajari, meneliti, menyeleksi, dan mengklarifikasi data-
data yang relevan dan yang mendukung pokok bahasan, unttu selanjutnya
penulis analisis dan simpulkan dalam satu pembahasan utuh.
76
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisi data yang dipergunakan dalam penelitian ini memakai tiga
jalur kegiatan yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data mmenunjukan kepada proses pemilihan, pemokusan,
penyederhanaan, pemisahan, pentransformasian, data “mentah” yang
terlihat dalam catatan tertulis lapangan (writer-up field noters). Oleh
karena itu, reduksi data berlangsung selama kegiatan penelitian di
laksanakan. Ini berarti pula reproduksi data ttelah dilakukan sebelum
pengumpulan data dilapangan, yaitu pada waktu penyusunan prooposal,
pada saat menentukan krangka konsepsual, tempat, perumusan
pertanyaan penelitian, dan pemilihan pendekatan dalam pengumpuulan
data. Juga dilakukan pada waktu pengumpulan data, seperti mmembuat
kesimpulan, pengkodean, membuat tema, embuat cluster, membuat
pemisahan dan menulis memo. Reduksi data dilanjutkan sesuai kerja
lapangan, sampai laporan akhir penelitian lengkkap dan seselai di susun.
Reduksi data sangatlah penting dilakukan agar memudahkan
penelliti dalam melakukan kegiatan penyimpulan dari hasil data
penelitian dan demi menghindari kesalahan dalam rangka penarikan
kesimpulan.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Kalau dalam penelitian kualitatif penyajian data ini
dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, phie card, pictogram dan
sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya disarankan, dalam
melakukan display data, selain dengan teks yang naratif, juga dapat
77
berupa grafik, matrik, network (Jejaring kerja) dan chart. Untuk
mengecek apakah peneliti telah memahami apa yang didisplaykan.
Dalam prakteknya tidak semudah ilustrasi yang diberikan, karena
fenomena sosial bersifat komplek, dan dinamis, sehingga apa yang
ditemukan pada saat memasuki lapangan dan setelah berlangsung agak
lama dilapangan akan mengalami perkembangan data. Untuk itu peneliti
harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki
lapangan yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila
setelah lama memasuki laangan ternyata hipotesis yang dirumuskan
selalu di dukung oleh data pada saat dikumpulkan di lapangan, maka
hiipotesis tersebut terbukti, dan akan berkembang menjadi teori yang
grounded. Teori Grounded Adalah teori yang ditemukan secara induktif,
berdasarkan data-data yang ditemukan dilapangan, dan selanjutnya diuji
melalui pengumpulan data terus menerus.51
3. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul reduksi dan selanjutnya disajikan,
maka langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik
kesimpulan atau verifikasi.52
Kegiatan utama ketiga dalam analisis data yaitu penarikan
kesimpulan/verifikasi. Sejak pengumpulan data, peneliti telah mencatat
dan memberi makna sesuatu yang dilihat atau diwawancarai. Memo dan
memo telah ditulis, namun kesimpulan akhir masih jauh. Penelitian harus
jujur dan menhindari bias subjektivitas dirinya.
51 Sugiono, Metodologi Penelitian Kuantitatif R & D, (Bandung: Alfabeta,2006),
hlm.280-281 52 Ibid,hlm.71
78
Gambar 3.6 Model Analisis Miles dan Huberman
F. Uji Validitas Data Kualitatif
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data yang berbeda antara data yang
dilaporkan ooleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian.53
Pengecekan keabsahan datta (trustworthiness) adalah bagian yang
sangat penting dan tidak terpisahkan dari penelitian kualitatif. Pelaksanaan
pengecekan keabsahan data didasarkan pada 4 (empat) kriteria yaitu
derajat kepercayan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Kredibilitas data merupakan upaya peneliti untuk menjamin bahwa
data yang dikumpulkan oleh peneliti mengandung nilai kebenaran, baik
bagi para pembaca pada umumnya, maupun subyek penelitian. Untuk
memperoleh data yang valid maka peneliti menggunakan teknik
53 Ibid,hlm.267
Pengumpulan
Data
Penyajian
Data
Reduksi Data
Kesimpulan :
Penarikan/
Verifikasi
79
pengecekan data perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,
member check, penggunaan bahan referensi, dan diskusi dengan teman
sejawat. Berikut teknik-teknik pengecekan data yang digunakan:
a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan di tempat penelitian merupakan
langkah antisipatif mengingat peneliti adalah pihak luar dan relative
mengalami kesulitan untuk memenuhi sumber data. Dengan
perpanjangan penelitian ini berarti hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk rapport.
b. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut,
maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
sistematis. Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan
dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil
penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan
kekurangannya, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data
yang akurat dan sistematis tentang hal-hal yang diamati.
c. Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check agar
informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan
laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
informan.
d. Penggunaan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi merupakan alat pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data
yang telah ditemukan memiliki bukti kuat agar penulisan laporan
dapat dipercaya, contohnya data hasil wawancara perlu didukung
dengan adanya rekaman wawancara.
2. Keteralihan (transferability)
80
Keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan cara
uraian rinci. Untuk kepentingan ini, peneliti berusaha melaporkan hasil
penelitian secara rinci. Uraian laporan diusahakan dapat mengungkap
secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca agar para
pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh dengan
penuh tanggungjawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
3. Kebergantungan (dependability)
Kebergantungan disebut juga dengan audit kebergantungan
menunjukkan bahwa penelitian memiliki sifat ketaatan dengan
menunjukan konsistensi dan stabilitas data atau temuan yang dapat
direflikasi54 Dependability dilakukan untuk menanggulangi kesalahan-
kesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian, pengumpulan data,
dan pelaporan hasil penelitian. Untuk itu diperlukan dependant auditor
atau para ahli dibidang pokok persoalan penelitian ini, sebagai
dependant auditor dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing
skripsi.
4. Kepastian (confirmability)
Kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak
kebenarannya dan sumber informasinya jelas55 Konfirmabilitas
berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Hasil penelitian
dikatakan memiliki derajat objektivitas yang tinggi apabila keberadaan
data dapat ditelusuri secara pasti dan penelitian dikatakan objective
bahwa hasil penelitian
54 Djam’am Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta, 2010), hlm.
166. 55 Ibid, Djam’am Satori, hlm. 167
81
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair
1. Sejarah Singkat Berdirinya Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair merupakan lembaga yang
dikelola oleh sebuah yayasan yang bernama “Yayasan Pendidikan
Jami’yyatul Khair”, yang pendidrinya dikukuhkan berdasarkan akta
notaris Nomor 70 Tanggal 31 Maret 1988 melalui notaris KGS Zainal
Arifin SH. Mts Jam’iyyatuul Khair berdiri ditanah wakaf seluas 1160
m2. Mulai beroperasi pada tahun 1987 berdasarkan izin operasional
yang dikeluarkan oleh kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi
Jawa Barat Nomor : Wi/Bg.010.1.3/205/1987 Tanggal 20 Juli 1987.
Berdasarkan izin tersebut, maka secara sah MTs Jam’iyyatul Khair
dapat menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dengan baik.
Kepercayaan yang besar yang diberikan masyarakat kepada
lembaga membuat MTs Jam’iyyatul Khair terus berusaha meningkatkan
kualitas lembaga pendidikannya. salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan menaikkan jenjang akreditasi madrasah. berdasarkan
keputusan kepala kantor wilayah departemen agama propinsi jawa barat
Nomor : Wi/I/PP/03.2/212/1999 Tanggal 17 juni 1999, Madrasah
Tsanawiyah Jam’iyyatul Khair berhasil mengubah statusnya menjadi
diakui. Pada tahun 2006 mengalami akreditasi ulang dan alhamdulillah,
berdasarkan surat keputusan kepala kantor Departeen Agama Republik
Indonesia Propinsi Banten, No : Kw.28/1/Dam.005351/2006, tanggal 9
juni 2006 ditetapkan sebagai madrasah terakreditasi sebagai peringkat
B (Baik).
Perubahan status tersebut membawa konsekuensi pada peningkatan
profesionalisme individu-indiviu yang terlibat di dalam lembaga. dalam
82
hal peningkatan sumber daya pendidikan MTs Jam’iyyatul Khair
memiliki strategi merekrutmen tenaga kependidikan yang seletif
berdasarkan kecakapan-kecakapan khusus yang dipersyaratkan. latar
belakan pendidikan, jenjang pendidikan, serta prestasi akademik calon
guru menjadi prasyarat yang diutamakan. Saat ini, MTs Jam’iyyatul
Khair memiliki 15 orang tenaga pendidik yang merupakan alumnus
beberapa perguruan tinggi baik negri maupun swasta. dan MTs
Jam’iyyatul Khair membimbing dan mendidik siswa yang sampai saat
ini berjumlah 166 siswa.
Selanjutnya, era informasi dan teknologi yang maju begitu pesat
menuntut MTs Jam’iyyatul Khair agar mampu beradaptasi dengan
segala bentuk kemajuan zaman. Penyesuaian diri pada perkembangan
diwujudkan dengan penambahan sarana pendukung kegiatan belajar
siswa. Lalu kemudian pada tahun 2004 Jam’iyyatul Khair bersama
dengan masyarakat melengkapi sarana laboratorium komputer untuk
lembaga pendidikannya. saat berdiri, sepuluh unit komputer
melengkapi laboratorium tersebut. berikutnya, dalam rangka
meningktakan mutu pendidikan agama (keislaman) madrasah
menambah kegiatan mulok dengan program baca tulis Qur’an (BTQ),
dan program pembiasaan dipagi hari dalam menghafal Al-Qur’an
(Tahfidz), shalat dhuha pada pukul 10.00 Wib (Iatirahat pertama), serta
shalat dhuha berjemaah (istirahat kedua). hal ini dilakukan agar siswa
terbiasa dengan kehidupan yang agamis.
Masih dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikannya, pada
tahun2005 Mts Jam’iyyatul Khair melengkapi lagi beberapa program
ekstrakurikuler bagi siswanya dalam bentuk kegiatan pramuka,
paskibra, olahraga (bela diri karate, Footsal, Volley Baal) dan seni
(marawis, tari daerah dan puisi) kegiatan ini merupakan suatu bentuk
pembinaan dan pengembangan diri potensi siswa, disamping juga
merupakan syiar bagi lembaga dalam mempromosikan eksistensinya
83
ditengah-tengah masyarakat. dan sebagai upaya meningkatkan rasa
cinta akan bangsanya. (Nasionalisme) dan kualitas disiplin siswa.
2. Profil Madrasah
1. Nama Madrasah : Mts Jam’iyyatul Khair
2. Alamat : Wr. Supratman, No.35 Rt 002/06
Kelurahan : Cempaka Putih
Kecamatan : Ciputat
Kota : Tangerang Selatan
Propnsi : Banten
3. Nama dan Alamat Yayasan/Penyelenggara Madrasah : Yayasan
Pendidikan Jam’iyyatul Khair.
4. Alamat Yayasan / Penyelenggara Madrasah : Jl.Wr supratman No.
35 Rt 002/06 Kelurahan Cempaka Putih – Ciputat Timur, Tangerang
Selatan – Banten.
5. NSM : 121236740036
6. NPSN : 20623029
7. Jenjang Akreditasi : Peringkat A (Baik) Tahun 2016
8. Tahun Didirikan : 1986
9. Tahun Beroperasi : 1986
10. Kepemilikan tanah : Milik Yayasan dan Menyewa
a. Surat Tanah : Sertifikat Wakaf
b. Luas tanah : wakaf : 580 M2 Sewa : 165 M2
11. Status Bangunan : Milik Yayasan dan Menyewa
12. Luas Bangunan : 376 M2
3. Visi,Misi, Tujuan dan Strategi Madrasah
a. Visi
Terwujudnya Warga Madrasah yang islami, Nasional dan
Cerdas
b. Misi
84
Mengintegrasikan Kurikuluum Naional dengan Nilai-
nilai Keislaman
Mengembangkan Kurikulum Muatan Lokal yang
Berbasis Keislaman
Memaksimalkan potensi dan daya nalar siswa dalam
proses pembelajaran
Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan
sebagai sumber belajar dan media pembelajaran yang
efektif
Menyelenggarakan pembinaan kebangsaan atau
nasionalisme melalui aktivitas belajar intra mauuk
ekstrakurikuler
Menyelenggarakan pembelajaran yang menumbuh
kembangkan kemampuan berpikir aktif, kreatif dalam
memecahkan masalah
Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga peserta
didik dapat berkembang sesuai dengan minat dan
bakatnya.
Menumbuh kembangkan lingkungan dan prilaku islami
sehingga peserta didik dapat mengamalkan dan
menghayati agamanya secara nyata
Menumbuh kembangkan prilaku terpuji (Akhlakul
Karimah) dan praktek nyata sehingga peserta didik dapat
nebjadi teladan bagi teman dan masyarakatnya.
c. Tujuan
Membantu pemerintah dalam mensukseskan program
wajib belajar 9 tahun
Melahirkan siswa indoonesia yang cerdas dan
berakhlakul karimah
85
Melahirkan siswa yang taat kepada agamanya (seperti
Shalat, membaca Al-Qur’an, Puasa dan Silaturrahim)
Mengantarkan peserta didik ke jenjang pendidikan
berikutnya
Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai ilmu
pengetahuan yang berbasis ke-Islaman.
Melahirkan siswa yang mencintai bangsa dan negaranya’
d. Strategi
Memaksimalkan kurikulum Nasional dan
mengembangkannya kedalam suatu program
pembelajaran.
Menyusun kurikulum dan materi muatan lokal yang
berbasis keislaman.
Mengadakan dan mengikuti pembinaan profesinalisme
keguruan
Melengkapi dan menyempurnakan faslitas media dan
multi media belajar
Memberdayakan tempat-tempat peribadatan dan
perpusttakaan serta laboratorium
Mengadakan pembinaan (pelatihan) yang mendorong
siswa cinta akan bangsa dan negaranya. Seperti melalui
paskibra, pramuka, tari daerah, lagu-lagu Nasional, olah
raga bela diri, dsb.
4. Struktur Organisasi
Pendiri yayasan : Drs. H.Sukirman MA
: H. Madali Hari
; H. Nawin
: H. Muhamad Yusuf Ridwan
: Drs. H. TB. Aman Syihabuddin
Pengurus yayasan :
Ketua : M. Yusuf HS, S.Ag
86
Sekretaris : H. Makhmud, S,Ag
Kepala Madrasah : Saenih S.Ag
Waka Kurikulum : Ratu Ifa Maftuchah, S.Ag
Waka Kesiswaan : Mualifatil Istianah, S.Pd.I
Bendahara : Sainah
Tata Usaha : Eko Cahyono
5. Keadaan Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1
No. Jenis Ruang Kondisi (unit)
Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1 Ruang Kepala Madrasah 1 - -
2 Ruang Wakasek 1 - -
3 Ruang Guru 1 - -
4 Ruang Tata Usaha 1 - -
5 Ruang Perpustakaan 1 - -
6 Ruang Lab Bahasa 1 - -
7 Ruang Lab Komputer 1 - -
8 Lab PAI 1 - -
9 Ruang UKS - - -
10 Ruang BK - - -
11 Kamar Mandi/Toilet 4 - -
12 Lapangan 1 - -
13 Tempat Ibadah - - -
14 Koperasi - - -
15 Pos Penjaga Sekolah - - -
6. Data Pendidik dan Kependidikan
Tabel 4.2
No. Nama Jenis kelamin Status
PNS Non PNS
87
1 Saenih,S,Ag Perempuan Non PNS
2 Ratu Ifa Maftuchah, S.Ag Peremuan PNS
3 Syamsiyah Perempuan Non PNS
4 Dra. Romlah Perempuan PNS
5 Siti Khairunnisa, SP Perempuan Non PNS
6 Sarim, S.Pd.I Laki-Laki Non PNS
7 Mualifatul Istianah, S.Pd.I Perempuan PNS
8 Dra. Rosyidah Perempuan PNS
9 Edeh Misrohah, S.Pd.I Perempuan PNS
10 Amelia, S.Pd Perempuan Non PNS
11 Eko Cahyono Laki-Laki Non PNS
12 Rina Marlina, S.Pd Perempuan Non PNS
13 Rahmatullah, S.Pd Laki-Laki Non PNS
14 Syifa Anisa, S.Pd Perempuan Non PNS
15 Sainah , S.Pd.I Perempuan Non PNS
16 Azmi Amrullah Laki-Laki Non PNS
17 Ahmad Laki-laki Non PNS
18 Abdurahman Laki-laki Non PNS
19 Nunung, HM.SH Perempuan Non PNS
20 Eko Susyanti, S.Pd Perempuan PNS
21 Nadih Laki-laki Non PNS
Sumber : Diolah dari Data Dapodik Mts Jam’iyyatul Khair
7. Data Peserta Didik Mts Jam’iyyatul Khair Tiga Tahun Terakhir
Tabel 4.3
No. Angkatan Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
1 2017/2018 120 110 230 siswa
2 2018/2019 126 111 237 siswa
3 2019/2020 95 107 202 siswa
Sumber : data Dapodik Peserta Didik Mts Jam’iyyatul Khair Tiga Tahun Terakhir
Terdapat penurunan data peserta didik pada tahun ajaran 2019/2020
disebabkan karena tahun sekarang ada Zonasi jadi peserta didik lebih
88
banyak masuk ke jenjang SMP, dengan adanya sistem Zonasi rumah yang
dekat dengan sekolah negeri bisa masuk karena sekarang masuk sekolah
negeri tidak menggunakan sistem NEM lagi
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di MTs Jam’iyyatul Khair Ciputat pada
hari Kamis 14 Februari 2019 pukul 9.30 -10.50 menunjukkan bahwa kas
umum ada, daftar potongan-potongan tidak ada, daftar gaji/honorium
ada, buku tabungan ada, buku iuran SPP ada, daftar guru ada, daftar
siswa ada, ruang BK tidak ada, tempat ibadah tidak ada, pos penjaga
sekolah tidak ada.
Buku kas umum digunakan untuk mencatat uang masuk ke
bendahara, daftar potongan-potongan tidak dipergunakan dalam
pembukuan keuangan, daftar gaji dipergunakan untuk mencatat gaji
para instructor dan tenaga kependidikan lainnya. Buku tabungan
dipergunakan untuk pemasukan keuangan, buku iuran SPP dipergunkan
untuk mencatat iuran pembayaran siswa tiap bulannya , daftar guru
dipergunakan untuk mencatat jumlah pendidik dan tenaga kependidikan
di MTs Jam’iyyatul Khair, Daftar siswa dipergunakan untuk mencatat
jumlah siswa di MTs Jam’iyyatul Khair, ruang BK tidak ada karena
tidak ada lahan, tempat ibadah tidak ada karena tidak ada lahan, Ruang
Pos Penjaga sekolah tidak ada karena tidak ada lahan
Tabel 4.5
Lembar Observasi
No Indikator Ada Tidak
Ada
Keterangan
1 Buku Kas
Umum
Buku kas umum dipergunakan
untuk mencatat uang masuk ke
bendahara
89
2 Daftar
Potongan-
Potongan
Daftar potongan-potongan tidak
dipergunakan dalam pembukan
keuangan
2 Daftar Gaji/
Honorarium
Daftar gaji dipergunakan untuk
mencatat gaji para instructor
rutin setiap bulannya.
4 Buku
Tabungan
Buku tabungan dipergunakan
untuk pemasukan keuangan.
5 Buku SPP Buku iuran SPP dipergunakan
untuk mencatat pembayaran
iuran siswa tiap bulannya.
6 Daftar Guru Daftar guru untuk mencatat
jumlah Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di MTs
Jam’iyyatul Khair
7 Daftar Siswa Daftar siswa dipergunakan untuk
mencatat jumlah siswa di MTs
Jam’iyyatul Khair
8 Ruang BK Ruang BK tidak ada karena dana
belum mencukupi
9 Tempat
Ibadah
Tempat ibadah tidak ada karena
melihat tempat yang kurang luas
10 Pos Penjaga
Sekolah
Pos penjaga sekolah tidak ada
karena dana belum mencukupi
2. Hasil Wawancara
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan MTs Jam’iyyatul
Khair menambah kegiatan pendidikan agama (keislaman) seperti mulok
dengan program baca tulis Qur’an (BTQ), dan program pembiasaan
dipagi hari dalam menghafal Al-Qur’an (Tahfidz), shalat dhuha pada
pukul 10.00 Wib (Iatirahat pertama), serta shalat dhuha berjemaah
90
(istirahat kedua). hal ini dilakukan agar siswa terbiasa dengan kehidupan
yang agamis maka dengan itu madrasah mampu mengasilkan lulusan
yang baik dari segi keagamaan.
Masih dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikannya, MTs
Jam’iyyatul Khair juga melengkapi beberapa program ekstrakurikuler
bagi siswanya dalam bentuk kegiatan pramuka, paskibra, olahraga (bela
diri karate, Footsal, Volley Baal) dan seni (marawis, tari daerah dan
puisi) kegiatan ini merupakan suatu bentuk pembinaan dan
pengembangan diri potensi siswa, disamping juga merupakan syiar bagi
lembaga dalam mempromosikan eksistensinya ditengah-tengah
masyarakat. dan sebagai upaya meningkatkan rasa cinta akan
bangsanya. (Nasionalisme) dan kualitas disiplin siswa.
Prestasi yang yang dihasilkan di MTs Jam’iyyatul Khair dari segi
non akademik yaitu selalu menjadi juara 1 Tahfiz
a. Kepala Sekolah MTs Jam’iyyatul Khair
Semua guru sudah memahami teknis penyusunan silabus dan RPP
dan semua guru mampu menyelesaikan administrasinya di setiap
tahun ajaran. Pengawas selalu masuk ke kelas dalam 1 tahun sekali
untuk mengawasi guru mengajar, guru yang mengajar di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah sesuai dengan bidang studynya dan absen
yang diterapkan bagi guru dan staff adalah absen SIMPATIKA.
sistem atau prosedur perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan
di MTs Jam’iyyatul Khair yaitu berdasarkan jumlah calon guru yang
melamar di sekolah ini akan kami filter terlebih dahulu berdasarkan
kebutuhan yang ada, semisal saat ini sedang membutuhkan guru
mata pelajaran PAI, maka kami akan memanggil dan meminta calon
guru tersebut untuk praktek mengajar terlebih dahulu. begitupun
untuk calon guru mata pelajaran yang lainnya. kemudian,
disesuaikan juga dengan waktu kapan ia sanggup mengajar, apakah
mengajar di sekolah lain, dan sebagainya. dalam rangka peningkatan
kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan, kami menginfokan
91
dan mengakomodir guru dan staf agar dapat mengikuti workshop
ataupun diklat yang diselenggarakan dalam tempo waktu dekat.
Kemudian, sewaktu-waktu sekolah juga mengadakan woskhop dan
diklat secara khusus yang bertujuan memfasilitasi guru dan staf agar
bisa lebih meningkat prestasi maupun kompetensinya. Dan hampir
setiap hari kami mengawasi guru dan staf, melalui absensinya,
kedisiplinannya, penampilannya, hingga cara mengajar dan
evaluasinya. kemudian, sekolah juga memberikan penghargaan
(reward) bagi guru dan staf yang memiliki prestasi pada saat
pembagian raport atau kenaikan kelas. Selanjutnya, bagi guru dan
staf yang dinilai kurang baik akan kami berikan teguran atau
punishment tertentu. Jadi, reward and punishment ini kami berikan
kepada guru dan staf dengan tujuan untuk peningkatan dan
perbaikan kompetensinya agar lebih baik di masa mendatang dan
seluruh guru juga mampu menyelesaikan administrasinya di tiap
tahun ajaran.
Jenis Sarana dan prasarana yang ada di MTs Jam’iyyatul
Khair diantaranya Ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang
guru, ruang TU, ruang perpustakaan, ruang lab bahasa, ruang lab
komputer, kamar mandi kondisi sarana prasarana baik. Mengenai
sumber kepemilikan dan pengadaan sarana prasarana didapatkan
melalui 3 sumber, yaitu dari Biaya Operasional Sekolah (BOS),
Komite, dan infaq siswa. Kemudian, uang infaq siswa berfungsi
untuk pengadaan komputer dalam rangka UNBK karena dana
terbatas dan pencairan dana BOS juga suka terlambat maka pihak
sekolah membuat program wajib bagi setiap siswa memberikan
infak sebesar RP.1000 setiap harinya untuk pengadaan komputer
tersebut . sedangkan untuk pemeliharaan saranan prasarana pihak
sekolah mengefektifkan peran petugas kebersihan, menghimbau
kepada anak untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada,
melakukan perbaikan terhadap Air Conditioner (AC) selama 3 bulan
92
sekali, mengecat kembali gedung sekolah tiap tahun ajaran baru,
membersihkan komputer tiap 1 bulan sekali. Terakhir, kami dari
pihak sekolah memantau dan merawat secara penuh keadaan sarana
dan prasarana yang ada di sekolah. dalam upaya meningkatkan mutu
sarana prasarana pihak sekolah biasanya mengadakan rapat setiap
bulan sekali, dengan mendengarkan laporan dari setiap bidang, lalu
melakukan tindakan-tindakan untuk melengkapi berbagai unsur
yang belum lengkap di sekolah. Contohnya, penambahan sarana dan
prasarana, memperbaiki yang rusak, dan lain sebagainya.
b. Bendahara MTs Jam’iyyatul Khair
Sistem penganggaran pendidikan di MTs jam’iyyatul khair
menggunakan LIB karena pihak sekolah biasanya membuat list
terlebih dahulu kira-kira jenis barang apa yang sedang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pendidikan dan biaya yang dianggarkan
sesuai dengan harga barang-barang yang dibutukan, setelah itu
membuat rencana anggaran keuangan madrasah (RKAM) kemudian
meminta persetujuan dari bagian keuangan. sistem penganggaran
keuangan dibuat berdasarkan kebutuhan peserta didik dan hal lain
yang menunjang pembelajaran peserta didik, dan yang terlibat
dalam penganggaran yaitu, pimpinan yayasan, kepala sekolah,
bendahara, guru.
Sistem pelaksanaan anggaran pendidikan di MTs
Jam’iyyatul kahir yaitu biasanya kita lakukan setelah anggaran itu
disetujui dan cairkan kemudian kita langsung menggunakannya
untuk kebutuhan yang pada saat itu sedang dibutukan misalnya
untuk anggaran rutin contohnya anggaran untuk biaya foto copy,
biaya cetak, biaya langganan air, biaya listrik, biaya alat tulis dsb.
dana yang dikeluarkan dilaporakan kebagian keuangan yang telah
disusun dengan bukti-bukti penggunaan dana tersebut. Cara
menentukan besarnya anggaran bias dilihat dari jenis barang yang di
butuhkan dan penggunaan anggaran madrasah sejauh ini sudah
93
efektif namun terkadang ada hambatan dari segi dana karena dana
operasioonal sekolah pencairannya suka terlambat padahal dana
tersebut sedang kita butuhkan.
Dalam menentukan alokasi anggaran MTs Jam’iyyatul Khair
biasanya kita hitung terlebih dahulu berdasarkan kebutuhan dan
memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang dan yang yang terlibat dalam
mengalokasikan anggaran tersebut yaitu semua pihak sekolah
karena sebelum kita mengalokasikan anggaran tersebut kita
mengadakan rapat terdahulu, sumber dana yang kita gunakan yaitu
dari dana Bantuan Operasional Sekolh (BOS) dan dana dari orang
tua siswa berupa sumbangan pembinaan pendidikan (SPP)
berhubung dana bos suka terlambat pencairannya maka kami
menggunakan sebagian uang iuran SPP terlebih dahulu, untuk
menentukan prioritas biasanya sebelum menggunakan anggaran kita
mengecek yang benar-benar di butuhkan itu yang akan dijadikan
prioritas.
Penatausahaan Keuangan Pendidikan MTs Jam’iyyatul
Khair dalam penatausahaan setiap transaksi dicatat secara sistematis
selama satu periode tertentu di dalam buku yang disebut jurnal, yang
terlibat dalam pelaporan keuangan yaitu pimpinan yayasan, kepala
sekolah dan bendahara. setelah itu kita melaksanakan pembukuan
dengan melakukan mencatatan terlebih dahulu kemudian kita
golongkan transaksi-transaksi keuangan tersebut, setiap
melaksanakan pasti ada kendala salah satunya dokumen yang tidak
lengkap jadi kita harus menunggu dokumen itu lengkap.
Pertanggungjawaban keuangan pendidikan di MTs
Jam’iyyatul Khair Penanggungjawab keuangan madrasah adalah
kepala sekolah dan bendahara semisal guru mengadakan kegiatan
untuk siswa, maka laporan kegiatannya dibuat sendiri oleh guru
penyelenggara kemudian diserahkan kepada bendahara atau kepala
94
sekolah. karena setiap pengeluaran madrasah kami kelola secara
penuh, dan tidak dikendalikan oleh yayasan, kendala saat
pertanggungjawaban keuangan yaitu terkadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
Pengawasan anggaran keuangan di MTs Jam’iyyatul Khair
biasanya kepala sekolah mengadakan pengawasan terhadap
penyusunan laporan keuangan sekolah, kemudian evaluasi yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu pembiayaan madrasah yaitu
dilakukan setiap 6 bulan sekali agar perkembangan kondisi
keuangan sekolah dapat terpantau dengan baik. Pelaporan anggaran
pendidikan dilakukan dengan cara memberikan kuitansi atau nota-
nota sebagai tanda bukti kemudian kita serahkan kebagian keuangan
untuk direkap anggaran-anggaran keluar dalam satu file, laporan
keuangan yang sudah selesai dibuat kemudian kita evaluasi untuk di
nilai perkembangan atau tingkat keberhasilan program tertentu. dan
yang terlibat dalam pelaoran tersebut yaitu pimpinan yayasan,
kepala sekolah, bendahara dan guru yang bersangkutan.
c. Wakil Kurikulum MTs Jam’iyyatul Khair
Tujuan MTs Jam’iyyatul khair, sekolah harus memliki
tujuan dalam mengajar misalnya adanya perubahan tingkahlaku,
sikap, dan kepribadian peserta didik setelah mengalami proses
pendidikan dan pada akhirnya potensi, pengetahuan dan
keterampilan dapat berkembang. Kita bisa melihat dari bagaimana
cara guru mengajar agar peserta didik mudah memahami meteri
tersebut biasanya guru menggunakan metode mengajar yang
bervariasi agar siswa mudah memahaminya dan guru juga harus
melibatkan pesrta didik dalam kegiatan belajar kemudian guru juga
menerapkan kedisiplinan dalam belajar misalnya masuk kelas harus
tepat waktu, sebelum belajar harus membaca do’a terlebih dahulu,
dan bagi siswa yang membawa hp , hp nya harus di matikan. Semua
guru sudah menyampaikan materi sesuai dengan RPP.
95
Mengadakan kerjasama dengan masyarakat atau orang tua
siswa, biasanya kepala sekolah selalu melibatkan orang tua siswa
dalam mendudukung kegiatan belajar dan sekolah juga menjamin
keamanan lingkungan bagi siswa sehingga orang tua tidak perlu
merasa cemas. Tetapi terkadang ada sebagian orang tua siswa yang
sulit di ajak kerjasama misalnya sering terlambat membayar SPP,
namun orang tua siswa dan guru selalu bekerjasama untuk
memotivasi siswa dalam belajar. dan sekolah selalu melibatkan
masyarakat dalam kegiatan diantaranya kegiatan hari besar nasional,
kegiatan hari besar agama, upaya peningkatan kesehjateraan siswa,
bentuk kerjasama yang dirancang dengan masyarakat antara lain
permintaan sekolah kepada orang tua murid untuk berparsitipasi
sesuai dengan keperluan.
Siswa, sekolah memberikan beasiswa bagi siswa yang
berprestasi misalnya bebas dari biaya SPP, Sekolah selalu
mambantu siswanya untuk mengikuti perlobaan-perlombaan yang
akan dilaksanakan misalnya ditingkat, Kecamatan, tingkat HAB
kemenag tangsel, tingkat kemenag RI, dan tingkat MTs
Sejabodetabek. pihak sekolah dapat membatu mengembangkan
bakat siswa dalam bidang akademik atau non akademik misalnya
siswa tertarik dengan ekstrakurikuler kami sebagai guru memotivasi
dan menyarankan untuk mengikuti ekstrakulikuler tersebut agar
siswa mendapatkan nilai yang baik guru selalu mengulang-ngulang
pelajaran gara mudah di pahami siswa kemudian guru juga
memberikan bimbel kepada siswa sebelum mereka pulang sekolah.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Peran manajemen pembiayaan di MTs Jam’iyyatul Khair yaitu
meliputi sistem penganggaran pendidikan, pelaksanaan anggaran,
menentukan alokasi anggaran, penatausahaan keuangan pendidikan,
pertanggungjawaban keuangan, dan pengawasan anggaran keuangan.
96
Menurut ibu sainah selaku bendahara di MTs Jam’iyyatul Khair
menyatakan bahwa
“…Sistem penganggaran pendidikan di MTs jam’iyyatul khair
menggunakan LIB karena pihak sekolah biasanya membuat list
terlebih dahulu kira-kira jenis barang apa yang sedang dibutuhkan
untuk penyelenggaraan pendidikan dan biaya yang dianggarkan
sesuai dengan harga barang-barang yang dibutukan, setelah itu
membuat rencana anggaran keuangan madrasah (RKAM) kemudian
meminta persetujuan dari bagian keuangan. sistem penganggaran
keuangan dibuat berdasarkan kebutuhan peserta didik dan hal lain
yang menunjang pembelajaran peserta didik, dan yang terlibat
dalam penganggaran yaitu, pimpinan yayasan, kepala sekolah,
bendahara, guru…”56
Matin dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Pembiayaan
Pendidikan” mengungkapkan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan
sama dengan pengelolaan anggaran pendidikan. Mulai dari sistem
penyusunan anggaran, pelaksanaan anggaran, pengawasan anggaran,
hingga evaluasi anggaran pendidikan.57
Untuk dapat menyusun sistem penganggaran pendidikan yang tepat,
pada administrator dan manajer pendidikan harus memahami dan
menguasai sistem penganggaran yang berlaku di suatu negara. Paling
sedikit ada enam sistem penganggaran pendidikan yang dikenal dan dianut
oleh suatu negara, yaitu: Line Item Budgeting (LIB), Capital Budgeting
(CAB), Performance Budgeting (PEB), Program Budgeting (PROB),
Planning Programming and Budgeting System (PPBS), Zero Base
Budgeting (ZBB)
Menurut ibu sainah selaku bendahara di MTs Jam’iyyatul Khair
bahwa Pelaksanaan anggaran pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair
“...Sistem pelaksanaan anggaran pendidikan di MTs Jam’iyyatul
kahir yaitu biasanya kita lakukan setelah anggaran itu disetujui dan
cairkan kemudian kita langsung menggunakannya untuk kebutuhan
yang pada saat itu sedang dibutukan misalnya untuk anggaran rutin
contohnya anggaran untuk biaya foto copy, biaya cetak, biaya
56Hasil wawancara dengan bendahara MTs Jam’iyyatul Khair 29 juli 2019 57 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan,(Jakarta: Rajawali Pers, 2014)
97
langganan air, biaya listrik, biaya alat tulis dsb. dana yang
dikeluarkan dilaporakan kebagian keuangan yang telah disusun
dengan bukti-bukti penggunaan dana tersebut. Cara menentukan
besarnya anggaran bias dilihat dari jenis barang yang di butuhkan
dan penggunaan anggaran madrasah sejauh ini sudah efektif namun
terkadang ada hambatan dari segi dana karena dana operasioonal
sekolah pencairannya suka terlambat padahal dana tersebut sedang
kita butuhkan…”
Menurut Matin dalam bukunya manajemen pembiayaan pendidikan
Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
d) Hakikat Pelaksanaan Anggaran
Pelaksanaan anggaran pada hakikatnya merupakan kegiatan
penyesuaian anggaran dengan memerhatikan berbagai peraturan
perundang-undangan yang berlaku, baik peraturan perundang-
undangan anggaran rutin maupun anggaran pembangunan.
(1) Anggaran Rutin
Anggaran rutin terdiri atas tiga sector yang masing-masing
sector dijabarkan ke dalam lima bagian, yaitu subsector,
program, kegiatan, jenis anggaran, dan mata anggaran.
(2) Anggaran Pembangunan
Anggaran pembangunan bidang pendidikan yang dituangkan
dalam rencana lima tahunan terdiri atas 4 sektor. Setiap sector
dirinci ke dalam subsector dan program, yang seluruhnya
berjumlah 7 sektor dan 21 program.
e) Menentukan Besar Anggaran
Untuk menetapkan besar anggaran yang dibutuhkan dalam suatu
program, dibutuhkan informasi tentang biaya langsung dan biaya
tidak langsung.
Besar anggaran suatu program juga ditentukan oleh adanya
upaya untuk mempercepat penyelesaian setiap pekerjaan dalam
program tersebut. Misalnya dalam kontrak yang sudah
ditandatangani, karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
mungkin saja dipercepat waktu penyelesaiannya. Percepatan waktu
98
penyelesaian pekerjaan sering diistilahkan dengan cash program.
Cash program membawa dampak terhadap kenaikan biaya
operasional yang tidak sedikit.
f) Menganalisis Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan akan efektif jika dianalisis dengan
mempertimbangkan beberapa faktor yaitu:
(1) Data dan informasi yang tepat dan akurat serta definisi yang jelas
tentang komponen sistem pendidikan;
(2) Rasa memiliki para pengelola pendidikan terhadap dunia
pendidikan;
(3) Pemahaman analisi terhadap data yang bersifat kuantitatif dan
kualitatif;
(4) Socially acceptability (tingkat penerimaan masyarakat terhadap
program yang diusulkan);
(5) Economically beneficial (program yang diusulkan secara
ekonomis menguntungkan);
(6) Organizationaly manageable (secara organisatoris program
yang diusulkan dapat dikelola); dan
(7) Ketersediaan sumber daya.
Menurut ibu sainah selaku bendahara di MTs Jam’iyyatul Khair
menyatakan bahwa
“…Dalam menentukan alokasi anggaran MTs Jam’iyyatul Khair
biasanya kita hitung terlebih dahulu berdasarkan kebutuhan dan
memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang dan yang yang terlibat dalam
mengalokasikan anggaran tersebut yaitu semua pihak sekolah karena
sebelum kita mengalokasikan anggaran tersebut kita mengadakan
rapat terdahulu, sumber dana yang kita gunakan yaitu dari dana
Bantuan Operasional Sekolh (BOS) dan dana dari orang tua siswa
berupa sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) berhubung dana
bos suka terlambat pencairannya maka kami menggunakan sebagian
uang iuran SPP terlebih dahulu, untuk menentukan prioritas
biasanya sebelum menggunakan anggaran kita mengecek yang
benar-benar di butuhkan itu yang akan dijadikan prioritas…”
99
Menurut Matin dalam bukunya yang berjudul peran manajemen
pembiayaan pendidik dalam menentukan alokasi anggaran meliputi:
d) Inventarisasi Sumber Dana Pendidikan
Sumber dana pendidikan banyak macamnya, baik itu dari
pemerintah, dari masyarakat, dari orang tua siswa, maupun
bantuan dari negara lain. agar sumber dana tersebut dapat dengan
mudah digunakan ketika dibutuhkan dalam menentukan alokasi
anggaran pendidikan, maka data dan informasi tentang sumber
dana itu harus diinventarisasikan dengan baik.
Artinya, segala sumber dana pendidikan yang didapatkan
oleh sekolah, harus digunakan sebaik mungkin demi tercapainya
tujuan pendidikan. Pencatatan mengenai penerimaan dan
pengeluaran dana harus dilakukan secara rinci. Penggunaan dana
anggaran pun harus jelas, siapa saja yang menggunakan, dan
untuk apa dana digunakan.
(1) Sumber dana dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah
digunakan untuk mendukung kegiatan-kegiatan dibidang
pendidikan di daerah yang bersangkutan, baik untuk kegiatan
rutin maupun pembangunan.
(2) Sumber dana dari orang tua siswa berupa Sumbangan
Pembinaan Pendidikan (SPP), yang biasanya digunakan
untuk kegiatan rutin, namun saat ini SPP dari orang tua siswa
sudah tidak digunakan karena kebanyakan sekolah zaman
sekarang gratis, sebab mendapat bantuan dari pemerintah
pusat dan pemerintah daerah.
(3) Sumber dana dari bantuan negara lain berupa pinjaman dan
hibah, digunakan untuk membantu menunjang perwujudan
pembangunan pendidikan Indonesia.
100
(4) Sumber dana dari masyarakat mempunyai perhatian besar dan
berkepentingan terhadap pengembangan bidang pendidikan
di Indonesia.
e) Mengalokasikan Anggaran Pendidikan
(1) Pengalokasian Dana atas Dasar Siswa
Cara pengalokasian dana atas dasar siswa dilakukan
berdasarkan atas perhitungan banyaknya siswa yang terdaftar.
Banyaknya siswa yang terdaftar bisa dihitung pada awal
tahun ajaran, pertengahan tahun ajaran, atau pada akhir tahun
ajaran.
(2) Pengalokasian Dana atas Dasar Guru
Dalam pengalokasian dana atas dasar guru perlu dperhatikan
bahwa karakteristik guru bermacam-macam. Ada guru
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Hal ini sangat perlu
dipertimbangkan karena bisa berdampak negatif terhadap
rasio siswa.
(3) Pengalokasian Dana atas Dasar Ruang Belajar
Dana berupa modal dalam pendidikan sering dinyatakan
sebagai rata-rata pembuatan ruang belajar. Dengan demikian,
pengeluaran modal sering dialokasikan atas dasar jumlah
tertentu per ruang belajar.
(4) Pengalokasian Dana atas Dasar Tujuan Bobot Pendidikan
Suatu keragaman dalam jumlah uang yang dinyatakan per
satuan pendidikan dapat dipakai untuk mencapai tujuan-
tujuan yang berbeda. Angka bobot yang lebih besar dari satu,
berarti bahwa lebih banyak sumber dana yang harus
dialokasikan pada satuan pendidikan. Sedangkan angka bobot
yang kurang dari atau sama dengan satu maka sumber dana
yang harus dialokasikan untuk satuan pendidikan tersebut
dapat tetap tidak memerlukan penambahan atau bahkan
diturunkan jumlahnya.
101
(5) Pengalokasian Dana atas Dasar Peningkatan Angka
Partisipasi
Angka partisipasi merupakan perbandingan antara jumlah
siswa terhadap anak usian sekolah pada suatu wilayah
tertentu. Ada dua angka partisipasi, yaitu Angka Partisipasi
Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK).
Pada umumnya angka partisipasi di daerah perkotaan
lebih tinggi daripada di pedesaan. Dalam kondisi seperti ini,
rumus pembiayaan yang semata-mata didasarkan kepada
keadaan siswa disekolah tidak dapat mengatasi
pembangunan pada wilayah-wilayah yang angka
partisipasinya rendah. Oleh sebab itu harus ada modifikasi
rumus.
(6) Pengalokasian Dana atas Dasar Peningkatan terhadap Rumus-
rumus Alokasi Keuangan
(7) Menentukan Skala Prioritas
Dalam menentukan skala prioritasada satu pola umum yang
digunakan sebagai pedoman, yaitu dengan melaksanakan lima
langkah kegiatan:
(a) Memeriksa, merumuskan, dan menjabarkan permasalahan;
(b) Menyusun kriteria untuk melakukan seleksi prioritas;
(c) Mengidentifikasi alternatif kebijaksanaan untuk mencapai
tujuan;
(d) Mengevaluasi alternatif kebijaksanaan; dan
(e) Menyusun prioritas kebijaksanaan
Menurut ibu sainah selaku bendahara di MTs Jam’iyyatul Khair bahwa
“...Penatausahaan Keuangan Pendidikan MTs Jam’iyyatul Khair
dalam penatausahaan setiap transaksi dicatat secara sistematis
selama satu periode tertentu di dalam buku yang disebut jurnal, yang
terlibat dalam pelaporan keuangan yaitu pimpinan yayasan, kepala
sekolah dan bendahara. setelah itu kita melaksanakan pembukuan
dengan melakukan mencatatan terlebih dahulu kemudian kita
102
golongkan transaksi-transaksi keuangan tersebut, setiap
melaksanakan pasti ada kendala salah satunya dokumen yang tidak
lengkap jadi kita harus menunggu dokumen itu lengkap...”
Menurut matin dalam bukunya yang berjudul manajemen
pembiayaan pendidikan sistem penatausahaan keuangan pendidikan
diantaranya: Penatausahaan Keuangan Pendidikan
c) Pendataan dan Pelaporan Pelaksanaan Keuangan Pendidikan
(1) Mengidentifikasi dan Mengukur Data Keuangan Pendidikan
Dalam kegiatan ini, setiap transaksi pendidikan dicatat secara
kronologis dan sistematis selama satu periode tertentu di dalam
sebuah atau beberapa buku yang disebut jurnal. Tiap catatan
harus ditunjang oleh dokumen keuangan. Satuan pengukur yang
tepat digunakan adalah mata uang.
(2) Memproses Data Keuangan Pendidikan
Kegiatan ini mencakup pencatatan, pengelompokkan, dan
pengikhtisaran. Pencatatan transaksi adalah pengumpulan data
secara kronologis kemudian digolong-golongkan ke dalam
kategori tertentu agar penyajian dapat diringkaskan.
(3) Pelaporan Data Keuangan Pendidikan
Data keuangan pendidikan yang sudah dicatat, dikelompokkan,
dan diikhtisarkan harus dilaporkan kepada pihak-pihak yang
terkait. Pelaporan harus dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Agar laporan keuangan
berguna dalam proses pengambilan keputusan, maka laporan
tersebut harus dianalisis dan diinterpretasikan.
(4) Pembukuan Pelaksanaan Anggaran Pendidikan
Pembukuan adalah kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
teknis akuntansi yang melakukan pencatatan, penggolongan, dan
pengikhtisaran transaksi-transaksi keuangan. Akuntansi selain
melakukan pembukuan, juga melakukan pemeriksaan,
103
penyusunan laporan keuangan, penafsiran laporan, dan lain
sebagainya
Menurut Ibu Sainah selaku bendahara di MTs Jam’iyyatul Khair bahwa
“…Pertanggungjawaban keuangan pendidikan di MTs Jam’iyyatul
Khair Penanggungjawab keuangan madrasah adalah kepala sekolah
dan bendahara semisal guru mengadakan kegiatan untuk siswa,
maka laporan kegiatannya dibuat sendiri oleh guru penyelenggara
kemudian diserahkan kepada bendahara atau kepala sekolah. karena
setiap pengeluaran madrasah kami kelola secara penuh, dan tidak
dikendalikan oleh yayasan, kendala saat pertanggungjawaban
keuangan yaitu terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan…”
Menurut matin dalam bukunya yang berjudul manajemen
pembiayaan pendidikan, pertanggungjawaban keuangan pendidikan adalah
salah satu aktivitas membuat laporan keuangan dari kegiatan pengelolaan
keuangan pendidikan yang disusun setelah semua bukti pengeluaran diuji
kebenarannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan disajikan untuk atasan langsung bendaharawan atau instansi
yang terkait.
b) Meneliti Keabsahan Bukti Pengeluaran
Sesuai dengan Surat Edaran No. SE-28/A/53/1991 tanggal 27
Februari 1991 dijelaskan bahwa bukti pengeluaran atas tagihan
kepada negara dapat diterima jika memenuhi ketentuan sebagai
berikut.
(1) Nama instansi/ satuan kerja/ proyek yang melakukan
pembayaran;
(2) Nama yang berhak menerima pembayaran;
(3) Uraian pembayaran;
(4) Jumlah uang yang dibayarkan;
(5) Tahun anggaran dan mata anggaran;
(6) Biaya materai dan tempel;
(7) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
(8) Pembelian barang dengan nilai yang relatif kecil;
104
(9) Coretan, hapusan, dan tindihan;
(10) Tanda tangan yang berhak menerima pembayaran;
(11) Tanda tangan lunas/ setuju dibayar; dan
(12) Bukti pengeluaran bentuk kwitansi, nota atau faktur
Menurut Ibu Sainah selaku bendahara di MTs Jam’iyyatul Khair bahwa
“...Pengawasan anggaran keuangan di MTs Jam’iyyatul Khair
biasanya kepala sekolah mengadakan pengawasan terhadap
penyusunan laporan keuangan sekolah, kemudian evaluasi yang
dilakukan untuk meningkatkan mutu pembiayaan madrasah yaitu
dilakukan setiap 6 bulan sekali agar perkembangan kondisi
keuangan sekolah dapat terpantau dengan baik. Pelaporan anggaran
pendidikan dilakukan dengan cara memberikan kuitansi atau nota-
nota sebagai tanda bukti kemudian kita serahkan kebagian keuangan
untuk direkap anggaran-anggaran keluar dalam satu file, laporan
keuangan yang sudah selesai dibuat kemudian kita evaluasi untuk di
nilai perkembangan atau tingkat keberhasilan program tertentu. dan
yang terlibat dalam pelaoran tersebut yaitu pimpinan yayasan,
kepala sekolah, bendahara dan guru yang bersangkutan…”
Menurut matin dalam bukunya yang berjudul manajemen
pembiayaan pendidikan
g) Pengawasan Melekat
Pengawasan melekat adalah pengawasan yang dilaksanakan
langsung oleh bawahannya, atau pengawasan terhadap kinerja
bawahan yang dilaksanakan oleh atasan langsung, bukan pihak
lain.
h) Pengawasan Fungsional
Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang
dilaksanakan oleh aparat yang berfungsi sebagai pengawas.
Aparat fungsional yang melakukan pengawasan keuangan
dilingkungan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ialah
Inspektora Jenderal Kemendikbud, Badan Pengawas Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
dan Tim Koordinasi Pengawasan yang dipimpin oleh Presiden.
i) Pengawasan Legislatif
105
Pengawasan legislatif adalah pengawasan yang dilakukan
oleh badan legislative, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
terhadap pelaksanaan rencana dan program kerja pemerintah.
j) Pengawasan Masyarakat
Pengwasan masyarakat adalah pengawasan yang dilakukan
oleh anggota masyarakat, baik individu maupun kelompok
dengan cara melihat, memerhatikan, memonitor, menilai, dan
melaporkan pelaksanaan kegiatan suatu unit kerja.
k) Evaluasi Penggunaan Anggaran Pendidikan
Evaluasi penggunaan anggaran pendidikan adalah aktivitas
melakukan pengukuran untuk menilai perkembangan atau tingkat
keberhasilan pelaksanaan rencana dan program berdasarkan
kriteria tertentu.
l) Pelaporan Penggunaan Anggaran Pendidikan
Pelaporan penggunaan anggaran pendidikan merupakan
bagian dari sistem pengawasan yang memuat hasil-hasil
pelaksanaan rencana dan program pendidikan, masalah-masalah
dan hambatan-hambatan yang dihadapi, dan alternatif- alternative
yang digunakan untuk mengatasi permasalahan.
Secara garis besar, laporan penggunaan anggaran pendidikan
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: laporan pelaksanaan
proyek pembangunan yang terdiri atas laporan bulanan dan
laporan triwulan; dan laporan pelaksanaan tugas dan fungsi yang
terdiri atas laporan tengah tahunan dan laporan tahunan.
Dari teori diatas di kaitkan dengan hasil penelitian di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah sesuai peraktek sistem penganggaran keuangan,
dari mulai sistem penganggaran pendidikan, sistem pelaksanaan anggaran,
menentukan alokasi anggaran, penatausahaan keuangan pendidikan,
pertanggungjawaban keuangan, dan pengawasan anggaran keuangan.
106
Menurut menurut Jamaludin Usman dalam Jurnalnya yang berjudul
“Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Madrasah”, pelaksanaan pendidikan dari suatu lembaga pendidikan tidak
lepas dari lima faktor pendidikan, dimana faktor yang satu dengan lainnya
saling melengkapi atau saling menunjang untuk menentukan berhasil
tidaknya lembaga itu dalam melaksanakan pendidikan sekaligus upaya
peningkatannya. adapun kelima faktor yang dimaksud adalah: tujuan, guru
(Pendidik), siswa, alat/ sarana prasarana, mengadakan kerjasama dengan
masyarakat atau pemerintah.58
Menurut Ibu Ratu Ifa Maftuchah sebagai wakil kurikulum di MTs
Jam’iyyatul khair menyatakan bahwa
“...Tujuan MTs Jam’iyyatul khair, sekolah harus memliki tujuan
dalam mengajar misalnya adanya perubahan tingkahlaku, sikap, dan
kepribadian peserta didik setelah mengalami proses pendidikan dan
pada akhirnya potensi, pengetahuan dan keterampilan dapat
berkembang. Kita bisa melihat dari bagaimana cara guru mengajar
agar peserta didik mudah memahami meteri tersebut biasanya guru
menggunakan metode mengajar yang bervariasi agar siswa mudah
memahaminya dan guru juga harus melibatkan pesrta didik dalam
kegiatan belajar kemudian guru juga menerapkan kedisiplinan dalam
belajar misalnya masuk kelas harus tepat waktu, sebelum belajar
harus membaca do’a terlebih dahulu, dan bagi siswa yang membawa
hp , hp nya harus di matikan. Semua guru sudah menyampaikan
materi sesuai dengan RPP…”59
Menurut Jamaludin Usman dalam jurnalnya Mutu suatu lembaga
pendidikan yang berjalan tanpa berpegang pada tujuan akan sulit mencapai
apa yang diharapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah harus
berpegang pada tujuan sehingga mampu menghasilkan output yang
berkualitas. Tujuan merupakan faktor utama yang harus dijadikan pedoman
dalam melaksanakan pendidikan nasional. Maupun tujuan yang lebih
sempit
58 Jamaludin Usman, Jurnal Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah 59 Hasil wawancara dengan wakil kurikulum 20 Februari 2019
107
Menurut Ibu Saenih selaku kepala sekolah di MTs Jam’iyyatul Khair
menyatakan bahwa
“…Semua guru sudah memahami teknis penyusunan silabus dan
RPP dan semua guru mampu menyelesaikan administrasinya di
setiap tahun ajaran. Pengawas selalu masuk ke kelas dalam 1 tahun
sekali untuk mengawasi guru mengajar, guru yang mengajar di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah sesuai dengan bidang studynya dan absen
yang diterapkan bagi guru dan staff adalah absen SIMPATIKA.
sistem atau prosedur perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan
di MTs Jam’iyyatul Khair yaitu berdasarkan jumlah calon guru yang
melamar di sekolah ini akan kami filter terlebih dahulu berdasarkan
kebutuhan yang ada, semisal saat ini sedang membutuhkan guru
mata pelajaran PAI, maka kami akan memanggil dan meminta calon
guru tersebut untuk praktek mengajar terlebih dahulu. begitupun
untuk calon guru mata pelajaran yang lainnya. kemudian,
disesuaikan juga dengan waktu kapan ia sanggup mengajar, apakah
mengajar di sekolah lain, dan sebagainya. dalam rangka peningkatan
kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan, kami menginfokan
dan mengakomodir guru dan staf agar dapat mengikuti workshop
ataupun diklat yang diselenggarakan dalam tempo waktu dekat.
Kemudian, sewaktu-waktu sekolah juga mengadakan woskhop dan
diklat secara khusus yang bertujuan memfasilitasi guru dan staf agar
bisa lebih meningkat prestasi maupun kompetensinya. Dan hampir
setiap hari kami mengawasi guru dan staf, melalui absensinya,
kedisiplinannya, penampilannya, hingga cara mengajar dan
evaluasinya. kemudian, sekolah juga memberikan penghargaan
(reward) bagi guru dan staf yang memiliki prestasi pada saat
pembagian raport atau kenaikan kelas. Selanjutnya, bagi guru dan
staf yang dinilai kurang baik akan kami berikan teguran atau
punishment tertentu. Jadi, reward and punishment ini kami berikan
kepada guru dan staf dengan tujuan untuk peningkatan dan
perbaikan kompetensinya agar lebih baik di masa mendatang dan
seluruh guru juga mampu menyelesaikan administrasinya di tiap
tahun ajaran…”60
Menurut Jamaludin Usman dalam Jurnalnya Guru/Pendidik
merupakan faktor penentu dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,
sebab gurulah yang merupakan penggerak utama dalam melaksanakan
kegiatan.
Menurut Ibu Ratu Ifa Maftuchah sebagai wakil kurikulum
menyatakan bahwa
60 Hasil wawancara dengan kepala sekolah 31 Juli 2019
108
“...Siswa, sekolah memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi
misalnya bebas dari biaya SPP, Sekolah selalu mambantu siswanya
untuk mengikuti perlobaan-perlombaan yang akan dilaksanakan
misalnya ditingkat, Kecamatan, tingkat HAB kemenag tangsel,
tingkat kemenag RI, dan tingkat MTs Sejabodetabek. pihak sekolah
dapat membatu mengembangkan bakat siswa dalam bidang
akademik atau non akademik misalnya siswa tertarik dengan
ekstrakurikuler kami sebagai guru memotivasi dan menyarankan
untuk mengikuti ekstrakulikuler tersebut agar siswa mendapatkan
nilai yang baik guru selalu mengulang-ngulang pelajaran gara
mudah di pahami siswa kemudian guru juga memberikan bimbel
kepada siswa sebelum mereka pulang sekolah…”
Menurut Jamaludin Usman dalam Jurnalnya Anak didik atau siswa
merupakan obyek dari pendidikan, sehingga mutu pendidikan yang akan
dicapai tidak akan lepas dengan ketergantungan terhadap kondisi fisik
tingkah laku dan minat serta bakat dari anak didik.
Menurut Ibu Saenih selaku kepala sekolah MTs Jam’iyyatul Khair
menyatakan bahwa
“...Jenis Sarana dan prasarana yang ada di MTs Jam’iyyatul Khair
diantaranya Ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang guru,
ruang TU, ruang perpustakaan, ruang lab bahasa, ruang lab
komputer, kamar mandi kondisi sarana prasarana baik. Mengenai
sumber kepemilikan dan pengadaan sarana prasarana didapatkan
melalui 3 sumber, yaitu dari Biaya Operasional Sekolah (BOS),
Komite, dan infaq siswa. Kemudian, uang infaq siswa berfungsi
untuk pengadaan komputer dalam rangka UNBK karena dana
terbatas dan pencairan dana BOS juga suka terlambat maka pihak
sekolah membuat program wajib bagi setiap siswa memberikan
infak sebesar RP.1000 setiap harinya untuk pengadaan komputer
tersebut . sedangkan untuk pemeliharaan saranan prasarana pihak
sekolah mengefektifkan peran petugas kebersihan, menghimbau
kepada anak untuk menjaga sarana dan prasarana yang ada,
melakukan perbaikan terhadap Air Conditioner (AC) selama 3 bulan
sekali, mengecat kembali gedung sekolah tiap tahun ajaran baru,
membersihkan komputer tiap 1 bulan sekali. Terakhir, kami dari
pihak sekolah memantau dan merawat secara penuh keadaan sarana
dan prasarana yang ada di sekolah. dalam upaya meningkatkan mutu
sarana prasarana pihak sekolah biasanya mengadakan rapat setiap
bulan sekali, dengan mendengarkan laporan dari setiap bidang, lalu
melakukan tindakan-tindakan untuk melengkapi berbagai unsur
109
yang belum lengkap di sekolah. Contohnya, penambahan sarana dan
prasarana, memperbaiki yang rusak, dan lain sebagainya…”
Menurut Jamaludin Usman dalam bukunya Alat pendidikan adalah
segala usaha atau tindakan dengan sengaja digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Sesuatu yang dapat memenuhi pencapaian tujuan
pendidikan dikategorikan sebagai alat pendidikan yaitu, sarana, prasaran
dan kurikulum.
Menurut Ibu Ratu Ifa Maftuchah selaku Wakil Kurikulum di MTs
Jam’iyyatul Khair menyatakan bahwa
“...Mengadakan kerjasama dengan masyarakat atau orang tua siswa,
biasanya kepala sekolah selalu melibatkan orang tua siswa dalam
mendudukung kegiatan belajar dan sekolah juga menjamin
keamanan lingkungan bagi siswa sehingga orang tua tidak perlu
merasa cemas. Tetapi terkadang ada sebagian orang tua siswa yang
sulit di ajak kerjasama misalnya sering terlambat membayar SPP,
namun orang tua siswa dan guru selalu bekerjasama untuk
memotivasi siswa dalam belajar. dan sekolah selalu melibatkan
masyarakat dalam kegiatan diantaranya kegiatan hari besar nasional,
kegiatan hari besar agama, upaya peningkatan kesehjateraan siswa,
bentuk kerjasama yang dirancang dengan masyarakat antara lain
permintaan sekolah kepada orang tua murid untuk berparsitipasi
sesuai dengan keperluan…”
Menurut Jamaludin Usman dalam Jurnalnya mengadakan kerjasama
dengan masyarakat dan pemerintah, kemajuan pendidikan adalah sedikit
banyak dipengaruhi oleh masyarakat termasuk orang tua siswa, sebab tanpa
adanya bantuan dan kesadaran dari masyarakat sulitnya kiranya
peningkatan mutu pendidikan itu akan terwujud. Sekolah dan masyarakat
merupakan dua kelompok yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan
yang lainnya. Mengingat hubungan antara sekolah dan masyarakat,
disekolah dibentuklah suatu organisasi BP3 (Badan Pembantu
Penyelenggara Pendidikan). hal ini dilakukan dengan jalan mengadakan
secara langsung dari orang tua siswa dan tokoh masyarakat, guna untuk
menyelesaikan masalah pendidikan (termasuk masalah siswa) dalam upaya
meningkatkan mutu pendidikan, khususnya bagi anak-anak mereka dengan
sekolah pada umumnya, pada lembaga pendidikan, dengan itu masyarakat
110
akan bisa memberikan pemikiran yang bersifat materi atau biaya
penyelenggaraan pendidikan maupun bimbingan belajar bagi siswa untuk
membantu penyelengaraan pendidikan.
Dari teori di atas dikaitkan dengan hasil penelitian di MTs
Jam’iyyatul Khair sudah sesuai namun sarana prasarana masih kurang
lengkap.
Berdasarkan hasil penelitian maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Peran Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung
dalam menjalankan proses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik sehingga biaya pendidikan sangat penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
dalam menunjang mutu pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair
pembiayaan pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan peserta
didik sehingga menunjang peningkatan mutu pendidikan disekolah tersebut.
Berdasarkan penelitian di MTs Jam’iyyatul Khair sumber pembiayaan dari
orang tua dan dana bos, hal ini membuktikan bahwa untuk
menyelenggarakan pendidikan diperlukan serta peran pembiayaan
pendidikan dengan begitu akan mampu meningkatkan mutu pendidikan di
MTs Jam’iyyatul Khair
D. Keterbatasan penelitian
1. Sulitnya mendapat izin bertemu dengan bagian keuangan dan kepala
sekolah karena banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh guru.
2. Data atau informasi yang di dapat peneliti tidak sepenuhnya di berikan
oleh pihak sekolah karen berkaitan dengan data pembiayaan madrasah
yang memang bersifat rahasia.
3. Sulit mencari informasi secara menyluruh
111
111
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di BAB IV maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Peran Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan di MTs Jam’iyyatul Khair di nilai belum
optimal hal ini dapat di lihat dari hasil wawancara dan observasi bahwa
penggunaan anggaran masih terbatas sehingga program-prgram yang akan
dilaksanakan tidak sesuai dengan apa yang di tetapkan, kemudian sarana
prasana masih kurang lengkap dan kurangnya kerja sama dengan
Masyarakat (Orang Tua Siswa) disebabkan sejauh ini masih banyak orang
tua siswa yang terlambat dalam membayar uang SPP sehingga terkadang
gaji tenaga pendidik dan kependidikan jadi terhambat,
B. IMPLIKASI
Ada beberapa implikasi yang perlu di perhatikan yaitu:
1. Implikasi Teoritis
Hasil Penelitian mengungkapkan bahwa Peran Manejemen
Pembiayaan Pendidikan sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu
pendidikan. hasil penelitian menunjukkan peran manajemen
pembiayaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu pendidikan apabila manajemen pembiayaan
pendidikan tidak di kelola sesuai dengan tahapan dan prosedur yang ada
maka kepala sekolah tidak akan mengerti dalam mengelola pembiayaan
sehingga akan berdampak pada mutu pendidikan.
2. Implikasi Praktis
a. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Implikasi penelitian ini untuk manajemen pembiayaan
pendidikan adalah jika kepala sekolah tidak mampu mengelola
pembiayaan pendidikan maka tujuan sekolah tidak akan tercapai
112
112
karena pembiayaan pendidikan di sekolah tidak di kelola secara
maksimal.dan akanterdampak terhadap mutu pendidikan.
b. Mutu pendidikan
Implikasi penelitian ini adalah untuk mutu pendidikan
adanya keterkaitan antara mutu pendidikan dengan manajemen
pembiayaan pendidikan dengan mempetimbangkan kebutuhan
peserta didik, tenaga pendidik dan sarana prasarana dalam mencapai
tujuan pendidikan sehingga akan menghasilkan mutu pendidikan.
C. SARAN
Berdasarkan Hasil Penelitian ada beberapa saran yang diajukan
Kepada pihak-pihak terkait yaitu:
1. Bagi sekolah MTs Jam’iyyatul Khair
a. Perlu ditingkatkan lagi sarana dan prasarana yang masih kurang
lengkap agar siswa nyaman dalam kegiatan belajar
b. Melakukan komunikasi secara langsung terhadap pihak pemerintah
agar proses pencairan dana dapat berjalan dengan semestinya.
c. Perlu di tingkatkan lagi dalam pengawasan di sekolah
2. Bagi orang tua siswa
a. Orang tua siswa lebih peduli terhadap kewajiban membayar SPP
karena hal ini berkaitan dengan aktivitas dari operasional sekolah
b. Adanya keterbukaan antara orang tua siswa dengan pihak sekolah
supaya bisa menjalin kerjasama dalam meningkatkan kegiatan
pembelajaran
c. Harus ada kesadaran yang lebih dari orang tua siswa dalam
membayar SPP
3. Bagi peneliti lain;
a. Jika ingin meneliti tentang manajemen pembiayaan perlu persiapan
matang tentang materi dan tempat penelitian.
b. Harus mencari waktu yang tepat dengan responden agar tidak
terhambat dalam pengambilan data
113
113
DAFTAR PUSAKA
Agus, Irianto. Pendidikan sebagai Investasi Pembangunan Suatu Bangsa,
Jakarta: Kencana, 2011
Asmuni, Konsep Mutu dan Total Quality Management (TQM) dalam
Dunia Pendidikan, Ta’dib Volume 18 Nomor 01 Juni 2013
Choirui Fuad Yusuf, Budaya Sekolah dan Mutu Pendidikan, Jakarta: Pena
Citrasatia 2008
Dedi, Supriadi. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, Bandung:
PT. Rosdakarya, 2003
Deddy, Mulyana. Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010
Djam’an Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung; Alfabeta, 2010
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: Sygma
Examedia Arkanleema, 2009
Di akses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen#cite_note-13
(Jum’at, 28 Agustus 2017, pukul 10:00 WIB)
Diakses melalui https://www.kompasiana.com/har_rangkuti/manajemen-
pembiayaan- pendidikan_54f67ce4a33311b07d8b4ddc
(Minggu 1 April 2018 Pukul 20.15 wib
Diakses melalui http://perpustakaan.unitomo.ac.id/repository/1129-4239-
1-PB.pdf
Senin,13 Agustus 2018. Pukul 20.08 wib
Diakses Melalui http://mr.mung.web.id/2015/04/8-standar-nasional-
pendidikan- menurut-BNSP.html
Senin 23 Agustus 2018, Pukul 21.2018 wib
Diakses Melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen#cite_note-13
Sabtu 20 Desember 2018, Pukul 20:49WIB
E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT.Remaja
114
Rosdakarya, 2006
Harsono, Pembiayaan Pendidikan Konsep Dasar Mikro Meso dan
Makro,Yogyakarta: Surajaya Press, 2008
Husaini Usman, Manajemen: Teori Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, 2009,
Hasibuan Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara, 2000
Himpunan Peraturan Perundang-undangan Repubik Indonesia Guru dan
Dosen, (Bandung: Nuansa Aulia 2006), hlm.75
Indra , Bastian. Akuntansi Pendidikan, Yogyakarta: BPFE, 2015.
Jamaludin, Usman. Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Madrasah, Tadris Volume 11
Nomor 2 Desember, 2016.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Malayu, S.P. Hasibuan. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi
Aksara,2004.
Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014.
M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1992.
Moh. Saifulloh dkk, Strategi Peningkatan Mutu di Sekolah, Jurnal Sosial
Humainora, Volume 5 Nomor 2012.
Nur, Nasution. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management),
Bogor: Ghalia Indonesia, 2005
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif memberdayakan dan mengubah
jalan hidup siswa, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Sarana Panca
115
Karya Nusa,2009.
Sugiono, Metodologi Penelitian Kualitatif R & D, Bandung: Alfabeta, 2006
Sri, Minarti. Manajemen Sekolah, Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2011
Sumber: Analisis Data Guru 2009, Ditjen PMPTK 2009 Delapan Standar
Nasional Pendidikann diharapkan Mengangkat kualitas
pendidikan di Indonesia, Diakses data Tanggal 10 Januari 2018
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional guru dan tenaga kependidikan,
Bandung: Alfabeta, 2009.
Siti Masruroh, Kompetensi Guru,
http://sitimasruroh.blgospot.com/2009/11/kompetensi-guru.html (diaskes
tanggal 15 mei 2018)
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1999
Uhar, Saputra. Administrasi Pendidikan, Bandung: PT. Refika Aditama,
2010.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Peraturan Pemerintah RI Nomor 48
Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan
Peraturan Pemerintah RI Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan
Lampiran 1
PEDOMAN DOKUMENTASI
Nama Sekolah : Mts Jam’iyyatul Khair
Alamat : Jalan.Wr.Supratman No.35 RT 002/06, Kelurahan Cempaka Putih,
Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
No. Dokumentasi Keterangan
Ada Tidak ada
1 Profil Sekolah
2 Struktur Organisasi
3 Pelaksanaan Anggaran
4 Pelaporan Anggaran
5 Data Tenaga Pendidik dan
Kependidikan
6 Data Peserta Didik
7 Data Sarana Prasarana
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Sekolah : Mts Jam’iyyatul Khair
Alamat :Jalan.Wr.Supratman No.35 RT 002/06, Kelurahan Cempaka Putih,
Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Lembar Observasi
No Indikator Ada Tidak
Ada
Keterangan
1 Buku Kas Umum
2 Daftar Potongan-
Potongan
2 Daftar Gaji/
Honorarium
4 Buku Tabungan
5 Buku SPP .
6 Daftar Guru
7 Daftar Siswa
8 Ruang BK
9 Tempat Ibadah
10 Pos Penjaga
Sekolah
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
Sitem Penganggaran Pendidikan
4. Bagaimana sistem penganggaran di madrasah?
5. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
6. Bagaimana proses penganggaran di madrasah?
Pelaksanaan Anggaran
5. Apakah pelaksanaan anggaran sudah sesuai dengan peraturan?
6. Bagaimana cara menetukan besarnya anggaran?
7. Apakah ada hambatan saat melakukan anggaran?
8. Apakah sudah efektif penggunaan anggaran di madrasah?
Menentukan Alokasi Anggaran
6. Bagaimana cara menentukan alokasi anggaran?
7. Siapa yang terlibat dalam mengalokasikan anggaran?
8. Dari mana sumber dana tersebut?
9. Apakah dana bantuan operasional sekolah (BOS) turun tepat waktu?jika
tidak solusi apa yang diterapkan?
10. Bagaimana cara menentukan prioritas?
Penatausahaan Keuangan Pendidikan
5. Bagaimana penatausahaan keuangan pendidikan?
6. Siapa yang terlibat dalam pendataan dan pelaporan keuangan?
7. Bagaimana cara melaksanakan pembukuan anggaran?
8. Apakah ada kendala saat pembukuan tersebut?
Pertanggungjawaban Keuangan
4. Apakah setiap pengeluaran selalu dikendalikan oleh pimpinan?
5. Siapa saja yang terlibat dalam mempertanggungjawabkan anggaran
pendidikan?
6. Apakah kendala dari pertanggungjawaban anggaran pendidikan?
Pengawasan Anggaran Keuangan
5. Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan di madrasah?
6. Evaluasi apa yang yang di lakukan untuk meningkatkan mutu pembiayaan
madrasah?
7. Bagaimana sistem pelaporan anggaran pendidikan?
8. Siapa yang terlibat dalam pelaporan tersebut?
Tujuan
1. Bagaiana cara guru dalam mengajar agar peserta didik mudah memahami
materi tersebut?
2. Apakah guru selalu melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar?
3. Apakah guru selalu menerapkan kedisiplinan dalam belajar?
4. Apakah semua guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan RPP?
Tenaga Pendidik dan Kependidikan
1. Apakah semua guru sudah memahami penyusunan silabus dan RPP?
2. Apakah semua guru mampu menyelesakan administrasinya setiap tahun
ajaran?
3. Apakah pengawas selalu masuk ke kelas untuk mengawasi guru mengajar?
4. Apakah guru yang mengajar sudah sesuai dengan bidang studynya?
5. Bagaimana sistem absen yang diberlakukan bagi guru dan staff?
6. Apakah peran manajemen pembiayaan sudah maksimal di madrasah?
7. Berapa jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di madrasah?
8. Bagaimana sistem atau prosedur perekrutan tenaga pendidik dan
kependidikan?
9. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kompetensi
tenaga pendidik dan kependidikan?
10. Bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap
kinerja tenaga pendidik dan kependidikan? Serta, bentuk reward and
punishment seperti apa yang diberikan kepada tenaga pendidik dan
kependidikan?
Sarana dan Prasarana
1. Apa jenis sarana prasarana yang ada di madrasah?
2. Bagaimana kondisi fisik sarana prasarana yang ada di madrasah?
3. Bagaimana sumber dari kepemilikian sarana prasarana?
4. Bagaimana pemeliharaan sarana prasarana ?
5. Apa kah ada petugas khusus dalam pemeliharaan sarana dan prasarana?
6. Cara apa yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sarana prasarana?
7. Apakah pengawas sekolah selalu melakukan kontrol mutu?
Mengadakan Kerjasama dengan masyarakat
1. Apakah fasilitas sekolah sesuai yang diharapkan oleh orang tua siswa?
2. Apakah kepala sekolah melibatkan orang tua dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar?
3. Apakah sekolah menjamin keamanan lingkungan bagi siswa?
4. Apakah guru dan orang tua siswa selalu bekerjasama dalam meningkatkan
motivasi kepada siswa?
5. Apakah masyarakat selalu dilibatkan dalam kegiatan di sekolah?
Siswa
1. Apakah sekolah memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi?
6. Apakah siswa selalu tepat waktu dalam membayar uang SPP?
2. Apakah sekolah membantu siswa untuk mengikuti perlombaan yang sedang
diadakan?
3. Apakah sekolah membantu siswa dalam mengembangkan bakatnya di
bidang non akademik?
4. Apakah kepala sekolah memberikan dukungan dalam mengikuti berbagai
perlobaan?
Lampiran 4
REKAP HASIL DOKUMENTASI
PERAN MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM MENINGKATKAN
MUTU PENDIDIKAN
DI MTS JAM’IYYATUL KHAIR
Nama Sekolah : Mts Jami’yyatul Khair
Alamat Sekolah : Jl. Wr.Supratan No.35 RT 002/06 Kelurahan Cempaka
Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang selatan.
No. Dimensi Sumber Dokumen Keterangan
Ada Tidak Ada
1 Organisasi Profil Madrasah
Sejarah Madrasah
Visi, Misi, dan Tujuan
Struktur Organisasi
2 Pembiayaan Laporan Keuangan
Laporan Anggaran
Madrasah
Daftar Gaji Guru dan Staff
3 Sarana dan
Prasarana
Gedung Sekolah
Ruang kepala sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruang Tata Usaha
Ruang Kelas
Ruang UKS
Laboratorium Komputer
Perpustakaan
Lapangan Olahraga
Lab PAI
Tempat Ibadah -
Ruang UKS
Lab Bahasa
Koperasi -
Pos Penjaga Sekolah -
4 Pendidik dan
Kependidikan
Data Guru dan Staff
Data Peserta Didik
Adm. Guru
Kualifikasi Guru dan Staff
Kedisiplinan
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
Nama Sekolah : Mts Jam’iyyatul Khair
Alamat :Jalan.Wr.Supratman No.35 RT 002/06, Kelurahan Cempaka Putih,
Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
No Indikator Ada Tidak
Ada
Keterangan
1 Buku Kas Umum Buku kas umum
dipergunakan untuk
mencatat uang masuk
ke bendahara
2 Daftar Potongan-
Potongan
Daftar potongan-
potongan tidak
dipergunakan dalam
pembukan keuangan
2 Daftar Gaji/
Honorarium
Daftar gaji
dipergunakan untuk
mencatat gaji para
instructor rutin setiap
bulannya.
4 Buku Tabungan Buku tabungan
dipergunakan untuk
pemasukan keuangan.
5 Buku SPP Buku iuran SPP
dipergunakan untuk
mencatat pembayaran
iuran siswa tiap
bulannya.
6 Daftar Guru Daftar guru untuk
mencatat jumlah
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan di MTs
Jam’iyyatul Khair
7 Daftar Siswa Daftar siswa
dipergunakan untuk
mencatat jumlah siswa
di MTs Jam’iyyatul
Khair
8 Ruang BK Ruang BK tidak ada
karena dana belum
mencukupi
9 Tempat Ibadah Tempat ibadah tidak
ada karena melihat
tempat yang kurang
luas
10 Pos Penjaga
Sekolah
Pos penjaga sekolah
tidak ada karena dana
belum mencukupi
Lampiran 6
Rencana Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM)
MTs Jam’iyyatul Khair
Tahun Ajaran 2019/2020
Pemasukan Pengeluaran
Nomor Sumber Dana Jml Nomor Uraian penggunaan / kegiatan Jml
Urut Kode Urut Kode
1 1.1 BOS Pusat 1 Pembiayaan pengembangan
perpustakaan
237 Siswa x
Rp. 1.000.000
237.000,000
1.1 Pembelian buku pelajaran
Pembelian buku piksi 2.500,000
1.2 Kegiatan dalam rangka peserta
didik baru
1.2.1 Pengadaan formulr
pendaftaran dan map
1.2.2 Pengadaan brosur dan spanduk
1.3 Kegiatan pembelajaran
ekstrakulikuler siswa
1.3.1 Transport pelatihan pramuka
Rp. 100.000x4 hr x 2 org x 8
bln
5.400.000
1.3.2 Transport pelatih marawis
Rp. 75.000 x 4 hari x 1 org x 8
bln
2.400.000
1.3.3 Transport pelatih saman
Rp. 75.000 x 4 hari x 1 org x 8
bln
2.400.000
1.3.4 Transport pelatih bulutangkis
Rp. 75.000 x 4 hari x 1 org x 8
bln
2.400.000
1.3.5 Transport pelatih tenis meja
Rp. 75.000 x 4 hari x 1 org x 8
bln
2.400.000
1.3.6 Transport pelatih futsal
Rp. 100.000 x 4 hari x 1 org x
8 bln
3.200.000
1.3.7 Transport pelatih panahan
Rp. 100.000 x 4 hari x 1 org x
8 bln
3.200.000
1.3.8 Transport pelatih taekwondo
Rp. 100.000 x 4 hari x 1 org x
8 bln
3.200.000
1.3.9 Penanggungjawab ekskul
Rp. 75.000 x 4 hari x 6 org x 8
bln
14.000.000
1.4 Kegiatan Ulangan dan Ujian
1.4.1 Kegiatan Ulangan Semester
Ganjil
Rp. 50.000 x 236 siswa 11.800.000
Kegiatan Ulangan Semester
Genap
Rp. 50.000 x 156 siswa 7. 800.000
1.5 Pembelan Bahan-bahan
habis pakai
1.5.1 ATK (Kantor)
Rp. 150.000 x 12 bln 1.800.000
1.6 Langganan Daya dan Jasa
1.6.1 Jasa Listrik
Rp. 1.000.000 x 12 bln 12.000.000
1.6.2 Jasa Internet
Rp, 450.0000 x 12 bln 5.400.000
1.7 Perawatan dan Pengadaan
Sarana Madrasah
1.7.1 Pengadaan Infokus 10.000.000
1.7.2 Printer Rp. 2.800.000 2.800.000
1.8 Pembayaran Honorarium
bukan guru PNS dan Tenaga
Kependidikan bukan PNS
1.8.1 Honor Guru Non PNS
Rp. 30.000 x 166 Jam = Rp.
4.800.000 x 12 bln
59.760.000
1.8.2 Honor Tenaga Kependidikan
Rp. 3.250.0000 x 12 bln 39.000.000
1.8.3 Honor Kepala Perpustakaan
Rp. 1.000.000 x 12 bln 12.000.000
1.8.4 Honor Petugas Kebersihan
Rp. 1.500.000 x 12 bln 18.000.000
1.8.5 Honor Satpam
Rp. 500.000 x 12 bln 6.000.000
1.8.6 Honor Operator
Rp. 200.000 x 12 bln 2. 400.000
1.8.7 Pengembangan Profesi Guru
dan Tenaga Kependidikan
1.8.8 Transport MGMP, Pelatihan,
Seminar
Rp. 100.000 x 10 org x 4 x 3.000.000
1.8.9 Pembiayaan Pengelolaan
BOS
1.8.1
0
Insentif Pengelolan Dana BOS
Rp. 200.000 x 12 bl 2.400.000
1.8.1
1
Transport Pengambilan dana
BOS
Rp. 100.000 x 2 tahap 240.000
Jumlah 237.000.000 Jumlah 237.000.000
2 Dana Komite 2 2.1 Transport Guru TT dan Tenaga
Kependidikan
1.1 Iuran Orang
Tua
Rp. 3.720.000 x 12 bln 44.640.000
Rp.100.000 x
167 siswa x1
bulan
16.700.000
2.2 Uang Makan Guru dan
Ketenaga Kependidikan
Rp. 25.000 x 240 hr x 12 bln 72.000.000
1.2 Iuran Orang
Tua
2.5 Tunjangan Tenaga
Kependidikan
Rp. 150.000 x
237 siswa x 11
bulan
391.050.000
Rp. 3.750.000 x 12 bln 45.000.000
2.6 Tunjangan Pengabdian
1.3 Iuran Orang
Tua
Rp. 314.000 x 12 bln 3.768.000
Rp.150.000 x
70 siswa x 1
bln
10.500.000
2.7 Tunjangan Fungsional
Rp. 675.000 x 12 bln 8.100.000
2.8 Honor PKM. Kepala Bidang
Rp. 300.000 x 2 org x 12 7.200.000
2.9 Honor Pembina OSIS
Rp. 200.000 x 1 org x 12 2.400.000
2.10 Honor Wali Kelas
Rp. 150.000 x 9 org x 12 bl 16.200.000
2.11 Pembina Upacara
Rp. 20.000 x 2 x 12 480.000
2.12 Honor Piket Guru
Rp. 15.000 x 10 = Rp. 600.000
x 12 bl
7.200.000
2.13 Transport PNS
Rp. 150.000 x 6 org x 12 10.800.000
2.14 Tahfiz
Rp. 5.000 x 39 hr Rp. 195.000
x 12 bln
2.340.000
2.15 Komite dan Mantan Kepala
Rp. 700.000 x 12 bln 8.400.000
2.16 Kegiatan Sosial
Rp. 300.000 x 12 bulan 3.600.000
2.17 Transport Rapat Guru
Rp. 25.000 x 20 org x 12 6.000.000
2.18 Konsumsi Rapat
Rp. 20.000 x 20 orang x 12
bulan
4.800.000
2.19 Transport Dinas Kepala
Sekolah
Rp. 250.00 x 12 3.000.000
2.20 Transport TU ke KKM dan
Kemenag
Rp. 50.000 x 24 bln 1.2.000.000
2.21 Supervisi
Rp. 300.000 x 6 bulan 1.800.000
2.22 Setor Yayasan
Rp. 500.000 x 12 bulan 6.000.000
2.23 Pembuangan Sampah
Rp. 500.000 x 12 bulan 6.000.000
2.24 Satpol PP
Rp. 50.000 x 12 bln 600.000
2.25 ATK (Kantor)
Rp. 450.000 x 12 bln 5.400.000
2.26 Tunjangan ke 13 7.000.000
2.27 Reward 3.000.000
2.28 Perbaikan Sarana 15.000.000
2.29 Kegiatan Raker 10.000.000
2.30 Konsumsi Harian/Aqua 3.772.000
2.31 THR dan Bingkisan 25.000.000
2.32 Tunjangan Pensiun Rp. 50.000
x 10 x 12
6.000.000
2.33 Program Pembinaan Ibadah
Kelas VII (Q.SMART)
17.600.000
2.34 Program Studi Komparatif 4.000.000
2.35 Pembayaran Tanah 60.000.000
Jumlah 418.250.000 Jumlah 418.250.000
III 3.1 Ekstra
Kulikuler/
Osis
III Kegiatan Kesiswaan
Rp. 200.000.,-
x 167 siswa
33.400,000
3.1 Keagamaan/
PHBI/Muharom/PHBN
7.400.000
3.2 Kegiatan Osis/LDK 9.000.000
Eskul dan Osis 3.3 Kegiatan Pramuka (Kemping) 10.000.000
Rp. 300.000 x
70 siswa
21.000.000
3.4 Kegiatan Olimpiade/OSSO 10.000.000
3.5 Kegiatan Lomba-lomba/
Kebersihan kelas
2.000.000
3.6 Kegiatan Pesantren Ramadhan 3.000.000
3.7 Kegiatan Muhasabah/
Kiamullail
4.000.000
3.8 ATK OSIS 2.000.000
3.9 Pembelian Baju Saman dan
Marawis
7.000.000
Jumlah 54.400.000 Jumlah 54.400.000
IV 4.1 Penerimaan
Lainnya
IV 4.1.1 Buku Paket
- Buku Paket Rp. 700.000x237 siswa 165.900.000
Rp.
700.000x237
siswa
165.900.000
4.1.2
Jumlah 165.900.000 Jumlah 165.900.000
4.2 Infaq
Bangunan
Infaq dari
PPDB Rp.
600.000.-x 60
siswa
36.000.000 4.2.1 Pembayaran Tanah 56.700.000
Infaq dari
PPDB Rp.
400.000,- x 10
siswa
4.000.000
Infaq dari
kelas VIII dan
IX Rp.
100.000 x 167
siswa
16.700.000
Jumlah 56.700.000 Jumlah 56.700.000
4.3 Seragam 4.3 Seragam
Rp. 650.000,-x
70 siswa
45.500.000
4.3.1 Rp. 650.000,- x 70 siswa 45.500.000
Jumlah 45.500.000 Jumlah 45.500.000
4.4 Buku, Raport,
Sampul,
Asuransi, Foto
4.4.1 Buku Raport, sampul,
Asuransi, Foto, buku guru,
RPP
Rp. 300.000,-
x70 siswa
21.000.000
Rp. 300.000,-x70 siswa 21.000.000
4.5 MPLM 4.4.2 MPLM
Rp. 100.000 x
70 siswa
7.000.000
Rp. 100.000x70 siswa 7.000.00
Jumlah 28.000.00 Jumlah 28.000.000
4.6 SEMESTER 4.6
Semester 1 Rp.
200.000,-x237
47.400.000
Semester 1 Rp. 200.000,-x 237 47.400.000
Semester II
Rp.250.000x1
57
39.250.000
Semester II Rp. 250.000x 157 39.250.000
Jumlah 86.650.000 Jumlah 86. 650.000
4.7 Kegiatan
OPL
4.7 Kegiatan OPL
Rp. 500.00.-
x87 siswa
43.500.000 Rp. 500.000.-x88 siswa 43.500.000
Jumlah 43.500.000 Jumlah 43.500.000
4.8 Kegiatan
Akhir Tahun
Kelas IX
4.8 Kegiatan Akhir Tahun Kelas
IX
Rp.3.300,00- x
80 siswa
264.00.000
4.8.1 Operasional/ Administrasi
Ujian
Rp. 345.000,- x 80 siswa 27.600.000
4.8.2 Buku Panduan UN dan
UAMBN
Rp. 230.000.000,-x 80 siswa 18.400.000
4.8.3 Kegiatan Praktek dan Smt
Genap
Rp.175.000,- x 80 Siswa 14.000.000
4.8.4 Kegiatan Try Out
Rp. 150.000,- x 80 siswa 12.000.000
4.8.5 Kegiatan UAM
RP. 175.000,- X 80 siswa 14.000.000
4.8.6 Kegiatan UAMBK
Rp.200.000,-x 80 siswa 16.000.000
4.8.7 Kegiatan UNBK
Rp.275.000,- x 80 siswa 22.000.000
4.8.8 Pembinaan UNBK dan
UAMBK
Rp.200.000,- x 80 siswa 16.000.000
4.8.9 Perpisahan Keluar/Jalan-jalan
Rp.1.200.000,- x 80 siswa 96.000.000
4.8.1
0
Perpisahan disekolah
Rp.150.000,- x 80 siswa 12.000.000
4.8.1
1
Insentif Guru dan Kepanitiaan
Rp. 175.000,- x 80 siswa 14.000.000
4.8.1
2
Yayasan Rp. 25.000 x 80 siswa 2.000.000
Jumlah 264,000,000 Jumlah 264.000.000
Jumlah 1,313,250,000 Jumlah 1.313,250,00
0
Lampiran 7
Hasil Wawancara
Informasi : Sainah
Jabatan : Bendahara
Hari / Tanggal : 29 – 30 Juli 2019
Waktu : 09.30
Tempat : Mts Jami’yyatul Khair
Sitem Penganggaran Pendidikan
1. Bagaimana sistem penganggaran pendidikan di madrasah? menggunakan
sitem LIB karena pihak sekolah biasanya membuat list terlebih dahulu kira-
kira jenis barang apa yang sedang dibutuhkan untuk penyelenggaraan
pendidikan dan biaya yang dianggarkan sesuai dengan harga barang-barang
yang dibutukan, setelah itu membuat rencana anggaran keuangan madrasah
(RKAM)
2. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
yang terlibat dalam penganggaran Pimpinan yayasan, kepala sekolah, guru,
komite, dan bendahara
3. Bagaimana proses penganggaran di madrasah?
biasanya pihak sekolah membuat list kebutuhannya untuk selama periode
tertetu setelah itu meminta persetujuan dari bagian keuangan.
Pelaksanaan Anggaran
1. Bagaimana sistem pelaksanaan anggaran di madrasah?
Sitem anggaran biasanya kita lakukan setelah anggaran itu disetujui dan
cairkan kemudian kita langung menggunakannya untuk kebutuhan yang pada
saat itu sedangkan dibutukan.
2 Apakah pelaksanaan anggaran sudah sesuai dengan peraturan?
Ya sejauh ini kami sudah melaksanakan anggaran sesuai dengan ketentuan
yang berlaku..
3 Apakah ada hambatan saat melakukan anggaran?
Hambatan pasti ada terutama dari segi dana, karena dana operasional sekolah
(BOS) pencairannya suka terlambat padahal dana tersebut sedang kita
butuhkan
4 Apakah sudah efektif penggunaan anggaran di madrasah?
Sudah efektif dan sesuai dengan RKAM yang telah disusun sebelumnya
4. Bagaimana cara menentukan besarnya anggaran?
Besarnya anggaran bisa dilihat dari jenis barang yang diperlukan
Menentukan Alokasi Anggaran
1. Bagaimana cara menentukan alokasi anggaran?
Biasanya untuk mengaloksikan dana anggaran kita hitung dulu berdasarkan
kebutuhan dan memperhitungkan jumlah anggaran yang diperlukan untuk
perencanaan jangka panjang.
2 Siapa yang terlibat dalam mengalokasikan anggaran? Semua pihak sekolah
terlibat karena sebelum kita mengalokasikan anggaran tersebut kita
mengadakan rapat terdahulu.
3 Dari mana sumber dana tersebut?
Dari orang tua siswa dan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Sumbangan dari orang tua siswa berupa sumbangan pembinaan pendidik
(SPP) biasanya digunakan untuk kegiatan rutin
4 Apakah dana bantuan operasional sekolah (BOS) turun tepat waktu?jika
tidak solusi apa yang diterapkan?
Terkadang dana bos suka terlambat pencairainnya sehingga program yang kita
jalankan kurang maksimal, solusi yang di terapkan ya kita menggunakan uang
yang ada terlebih dahulu misalnya kita menggunakan uang SPP dari siswa.
5 Bagaimana cara menentukan prioritas? Biasanya kita mengecek yang benar-
benar di butuhkan itu yang akan dijadikan prioritas
Penatausahaan Keuangan Pendidikan
1 Bagaimana penatausahaan keuangan pendidikan?
Setiap transaksi dicatat secara sistematis selama satu periode tertentu di
dalam buku yang disebut jurnal
2 Siapa yang terlibat dalam pendataan dan pelaporan keuangan? Pimpinan
yayasan, Kepala sekolah, dan bendahara
3 Bagaimana cara melaksanakan pembukuan anggaran?
Dalam melaksanakan pembukuan kita melakukan mencatatan terlebih dahulu
kemudian kita golongkan transaksi-transaksi keuangan
4 Apakah ada kendala saat pembukuan tersebut?
Ada, terkadang ada dokumen yang tidak lengkap jadi kita harus menunggu
sampai dokumen itu lengkap.
Pertanggungjawaban Keuangan
1 Apakah setiap pengeluaran selalu dikendalikan oleh pimpinan?
Setiap pengeluaran madrasah kami kelola secara penuh, dan tidak
dikendalikan oleh yayasan
2. Siapa yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembiayaan di madrasah?
Penanggungjawab keuangan madrasah adalah kepala sekolah dan bendahara.
Semisal guru mengadakan kegiatan untuk siswa, maka laporan kegiatannya
dibuat sendiri oleh guru penyelenggara kemudian diserahkan kepada
bendahara atau kepala sekolah.
3. Apakah kendala dari pertanggungjawaban anggaran pendidikan?
Terkadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
Pengawasan Anggaran Keuangan
1 Bagaimana pelaksanaan pengawasan anggaran pendidikan di madrasah?
Biasanya kepala sekolah mengadakan pengawasan terhadap penyusunan
laporan keuangan sekolah
2 Evaluasi apa yang yang di lakukan untuk meningkatkan mutu pembiayaan
madrasah?
Evaluasi dilakukan setiap 6 bulan sekali agar perkembangan kondisi keuangan
sekolah dapat terpantau dengan baik
3 Bagaimana pelaporan anggaran pendidikan?
Pelaporan keuangan dilakukan dengan cara memberikan kuitansi atau nota-
nota sebagai tanda bukti kemudian kita serahkan kebagian keuangan untuk
direkap anggaran-anggaran keluar dalam satu file
4 Siapa yang terlibat dalam pelaporan tersebut?
Yang terlibat dam membuat laporan anggaran yaitu bagian keuangan, kepala
sekolah, dan guru yang bersangkutan
Hasil Wawancara
Informasi : Ratu Ifa Maftuchah, S.Ag
Jabatan : Wakil Bidang Kurikulum
Hari / Tanggal : 20 Februari 2019
Waktu : 10.25
Tempat : Mts Jami’yyatul Khair
Tujuan
1. Bagaiana cara guru dalam mengajar agar peserta didik mudah memahami
materi tersebut?
Biasanya saya menggunakan metode mengajar yang bervariasi misalnya
memberikan pertanyaan kepada siswa bergiliran, membuat kelompok, dan
praktek langsung agar materi yang di pelajari mudah di pahami siswa
2. Apakah guru selalu melibatkan peserta didik dalam kegiatan belajar?
Ya saya biasanya kalau mengajar selalu melibatkan peserta didik, agar
peserta didik tidak mudah mengantuk
3. Apakah guru selalu menerapkan kedisiplinan dalam belajar?
Iya selalu misalnya masuk kelas harus tepat waktu, sebelum belajar harus
dimulai harus membaca Do’a terlebih dahulu dan bagi siswa yang
membawa HP, Hp nya harus di matikan.
4. Apakah semua guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan RPP?
Iya sudah karena memang di sini guru di wajibkan dalam menyampakan
materi sesuai harus dengan RPP
Hasil Wawancara
Informasi : Saenih, S.Ag
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : 31 Juli 2019
Waktu : 09.40 Wib
Tempat : Mts Jami’yyatul Khair
Pendidik dan kependidikan
1. Apakah semua guru sudah memahami penyusunan silabus dan RPP?
Ya, hampir seluruh guru memahami teknik menyusun silabus dan RPP
2. Apakah semua guru mampu menyelesakan administrasinya setiap tahun
ajaran?
Ya mampu, seluruh guru mampu menyelesaikan administrasinya di tiap
tahun ajaran. Hal ini dapat dibuktikan lewat dokumen terlampir.
3. Apakah pengawas selalu masuk ke kelas untuk mengawasi guru mengajar?
Ya, pengawas selama 1 tahun sekali masuk ke kelas untuk mengawasi
bagaimana cara guru mengajar
4. Apakah guru yang mengajar sudah sesuai dengan bidang studynya?
Ya tentu, guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah guru yang mampu
mengajar dalam bidang studi yang dibutuhkan.
5. Bagaimana sistem absen yang diberlakukan bagi guru dan staff?
Sistem absen yang digunakan oleh guru dan staf adalah absen SIMPATIKA,
yaitu dengan mengisi kehadiran secara online.
6. Berapa jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ada di madrasah?
Data terlampir
7. Bagaimana sistem atau prosedur perekrutan tenaga pendidik dan
kependidika?
Berdasarkan jumlah calon guru yang melamar di sekolah ini akan kami filter
terlebih dahulu berdasarkan kebutuhan yang ada, semisal saat ini sedang
membutuhkan guru mata pelajaran PAI, maka kami akan memanggil dan
meminta calon guru tersebut untuk praktek mengajar terlebih dahulu.
Begitupun untuk calon guru mata pelajaran yang lainnya. Kemudian,
disesuaikan juga dengan waktu kapan ia sanggup mengajar, apakah
mengajar di sekolah lain, dan sebagainya.
8. Upaya apa yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kompetensi tenaga
pendidik dan kependidikan?
Dalam rangka peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan,
kami menginfokan dan mengakomodir guru dan staf agar dapat mengikuti
workshop ataupun diklat yang diselenggarakan dalam tempo waktu dekat.
Kemudian, sewaktu-waktu sekolah juga mengadakan woskhop dan diklat
secara khusus yang bertujuan memfasilitasi guru dan staf agar bisa lebih
meningkat prestasi maupun kompetensinya.
9. Bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap
kinerja tenaga pendidik dan kependidikan? Serta, bentuk reward and
punishment seperti apa yang diberikan kepada tenaga pendidik dan
kependidikan?
Hampir setiap hari kami mengawasi guru dan staf, melalui absensinya,
kedisiplinannya, penampilannya, hingga cara mengajar dan evaluasinya.
Kemudian, sekolah juga memberikan penghargaan (reward) bagi guru dan
staf yang memiliki prestasi pada saat pembagian raport atau kenaikan
kelas. Selanjutnya, bagi guru dan staf yang dinilai kurang baik akan kami
berikan teguran atau punishment tertentu. Jadi, reward and punishment ini
kami berikan kepada guru dan staf dengan tujuan untuk peningkatan dan
perbaikan kompetensinya agar lebih baik di masa mendatang.
Hasil Wawancara
Informasi : Saenih, S.Ag
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari / Tanggal : 31 Juli 2019
Waktu : 10.10 Wib
Tempat : Mts Jami’yyatul Khair
Sarana dan Prasarana
1. Apa jenis sarana prasarana yang ada di madrasah?
Ruang kepala sekolah, ruang wakasek, ruang guru, ruang TU, ruang
perpustakaan, ruang lab bahasa, ruang lab komputer, lab PAI, kamar mandi..
2. Bagaimana kondisi fisik sarana prasarana yang ada di madrasah?
Kondisi fisik sarana dan prasarana tercatat di daftar inventaris sekolah.
3. Bagaimana sumber dari kepemilikian sarana prasarana?
Sumber kepemilikan dan pengadaan sarana prasarana didapatkan melalui 3
sumber, yaitu dari Biaya Operasional Sekolah (BOS), Komite, dan infaq
siswa. Kemudian, uang infaq siswa berfungsi untuk pengadaan komputer
dalam rangka UNBK karena dana terbatas dan pencairan dana BOS juga
suka terlambat maka pihak sekolah membuat program wajib bagi setiap
siswa memberikan infak sebesar RP.1000 setiap harinya untuk pengadaan
komputer tersebut
4. Bagaimana pemeliharaan sarana prasarana ?
Mengefektifkan peran petugas kebersihan, menghimbau kepada anak untuk
menjaga sarana dan prasarana yang ada, melakukan perbaikan terhadap Air
Conditioner (AC) selama 3 bulan sekali, mengecat kembali gedung sekolah
tiap tahun ajaran baru, membersihkan komputer tiap 1 bulan sekali.
Terakhir, kami dari pihak sekolah memantau dan merawat secara penuh
keadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah
5. Apa kah ada petugas khusus dalam pemeliharaan sarana dan prasarana?
Ada, kami memiliki office boy sebanyak 2 orang yang bertugas untuk
merawat dan memelihara sarana dan prasarana sekolah.
6. Cara apa yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sarana prasarana?
Cara apa yang dilakukan untuk Melalui rapat yang dilaksanakan setiap
bulan sekali, dengan mendengarkan laporan dari setiap bidang, lalu
melakukan tindakan-tindakan untuk melengkapi berbagai unsur yang belum
lengkap di sekolah. Contohnya, penambahan sarana dan prasarana,
memperbaiki yang rusak, dan lain sebagainya.
7. Apakah pengawas sekolah selalu melakukan kontrol mutu?
Ada dua kategori pengawas, di antaranya pengawas yayasan dan pengawas
Kemenag. Pengawas yayasan datang mengawas dalam waktu yang tidak
bisa ditentukan (temporer), kemudian pengawas Kemenag datang setiap 3
bulan sekali
Hasil Wawancara
Informasi : Ratu Ifa Maftuchah, S.Ag
Jabatan : Wakil Kurikulum
Hari / Tanggal : 20 Maret 2019
Waktu : 10.15 Wib
Tempat : Mts Jami’yyatul Khair
Mengadakan Kerjasama dengan masyarakat
1. Apakah kepala sekolah melibatkan orang tua dalam mendukung kegiatan
belajar mengajar?
2. Apakah sekolah menjamin keamanan lingkungan bagi siswa?
Iya, sekolah menjamin keamanan bagi siswa sehingga orang tua tidak
perlu merasa cemas
3. Apakah siswa selalu tepat waktu dalam membayar uang SPP?
Tidak, ada sebagian siswa yang suka telat dalam membayarkan uang SPP
biasanya kita membuat surat peringatan buat orang tua siswa yang
membayar uang SPP nya telat, kalau tidak kita cek langsung kerumahnya
kalau seandainya keluarganya kurang mampu kita memberikan keringanan
yaitu menggeratiskan uang SPP bagi siswa kurang mampu tersebut
4. Apakah guru dan orang tua siswa selalu bekerjasama dalam meningkatkan
motivasi kepada siswa?
Ya guru dan orang tua siswa selalu bekerja sama untuk memotivasi siswa
dalam belajar.
5. Apakah masyarakat selalu dilibatkan dalam kegiatan di sekolah? ya selalu,
misalnya kegiatan hari besar nasional, kegiatan hari besar agama, upaya
peningkatan kesehjateraan siswa, bentuk kerjasama yang dirancang
dengan masyarakat antara lain permintaan sekolah kepada orang tua murid
untuk berparsitipasi sesuai dengan keperluan
Hasil Wawancara
Informasi : Ratu Iffa Maftuchah, S.Ag
Jabatan : Wakil Kurikulum
Hari / Tanggal : 25 Maret 2019
Waktu : 09.50 Wib
Tempat : Mts Jami’yyatul Khair
Siswa
1. Apakah sekolah memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi?
Ya, sekolah mmemberikan beasiswa kepada siswa yang berprestasi yaitu
bebas dari biaya SPP
2. Apakah sekolah membantu siswa untuk mengikuti perlombaan yang sedang
diadakan?
Sekolah selalu mambantu siswanya untuk mengikuti perlobaan-perlombaan
yang akan dilaksanakan misalnya ditingkat, Kecamatan, tingkat HAB
Kemenag Tangsel, Tingkat Kemenag RI, dan Tingkat Mts Sejabodetabek.
3. Apakah sekolah membantu siswa dalam mengembangkan bakatnya di
bidang non akademik?
Iya sebisa mungkin kami semua guru berusaha mengembangkat bakat siswa
di non akademis, misalnya siswa tertarik dengan ekstrakurikuler kami
sebagai guru memotivasi dan menyarankan untuk mengikuti ekstrakulikurer
tersebut.
4. Apakah kepala sekolah memberikan dukungan dalam mengikuti berbagai
perlobaan? Saya selalu memberikan dukungan kepada siswa dalam
mengikuti perlombaan untuk melatih kemampuan mereka masing-masing
5. Bagaimana cara sekolah agar siswa mendapatkan nilai yang baik? Saya
selalu mengulang-ngulang pelajaran supaya siswa mudah memahami, dan
guru juga suka memberikan bimbel kepada siswa-siswa sebelum mereka
pulang sekolah.
Lampiran 8
Data Tenaga Pendidik
No. Nama Jenis kelamin Status
PNS Non PNS
1 Saenih,S,Ag Perempuan Non PNS
2 Ratu Ifa Maftuchah,
S.Ag
Peremuan PNS
3 Syamsiyah Perempuan Non PNS
4 Dra. Romlah Perempuan PNS
5 Siti Khairunnisa, SP Perempuan Non PNS
6 Sarim, S.Pd.I Laki-Laki Non PNS
7 Mualifatul Istianah,
S.Pd.I
Perempuan PNS
8 Dra. Rosyidah Perempuan PNS
9 Edeh Misrohah, S.Pd.I Perempuan PNS
10 Amelia, S.Pd Perempuan Non PNS
11 Eko Cahyono Laki-Laki Non PNS
12 Rina Marlina, S.Pd Perempuan Non PNS
13 Rahmatullah, S.Pd Laki-Laki Non PNS
14 Syifa Anisa, S.Pd Perempuan Non PNS
15 Sainah , S.Pd.I Perempuan Non PNS
16 Azmi Amrullah Laki-Laki Non PNS
17 Ahmad Laki-laki Non PNS
18 Abdurahman Laki-laki Non PNS
19 Nunung, HM.SH Perempuan Non PNS
20 Eko Susyanti, S.Pd Perempuan PNS
21 Nadih Laki-laki Non PNS
Lampiran 9
Data Peserta Didik
No. Angkatan Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
1 2017/2018 120 110 230 siswa
2 2018/2019 126 111 237 siswa
3 2019/2020 95 107 202 siswa
Sumber : data Dapodik Peserta Didik Mts Jam’iyyatul Khair Tiga Tahun Terakhir
Lampiran 9
Rekapitulasi Administrasi Guru
Daftar gaji Tenaga Pendidik dan Kependidikan Non PNS
Lampiran 10
Daftar Gaji Pendidik dan Tenaga Kependidikan PNS
Daftar gaji Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Lampiran 11
Lampiran 12