peran komunitas uinpreneurs dalam ......menjadi daya jual untuk bersaing di dunia internasional....
TRANSCRIPT
1
PERAN KOMUNITAS UINPRENEURS DALAM MEMOTIVASI
MAHASISWA UNTUK MELAKUKAN WIRAUSAHA DI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Ardhana Erviani
NIM. 1112015000015
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
2
3
4
5
6
ABSTRAK
ARDHANA ERVIANI. 1112015000015. Peran Komunitas UINPreneurs dalam
Memotivasi Mahasiswa untuk Melakukan Wirausaha di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. SKRIPSI. Jakarta: Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2019.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran dari pengurus komunitas
UINPreneurs dalam memotivasi mahasiswa melakukan kegiatan wirausaha di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Objek penelitiannya adalah program kerja dan fasilitas
yang ada di Komunitas UINPreneurs yaitu kelas Milionare Student Program dan kelas
Milionare Student Program. Data di kumpulkan dengan metode Tringualasi yaitu
dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi yang selanjutnya di analisis dengan
analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa peran komunitas UINPreneurs ini memiliki cukup dampak bagi
mahasiswa yang menjadi anggota UINPreneurs. Dengan fasilitas dan program kerja
yang di sediakan akan menunjang dan membantu mahasiswa dalam melakukan
wirausaha. Dalam tahapan berwirausaha ada tahap memulai, tahan menjalankan usaha,
tahap mempertahankan usaha dan tahap mengembangkan. Semua tahap dapat di
fasilitasi oleh UINPreneurs dengan anggota yang di bagi menjadi 2 kelas sesuai dengan
tahapan yang telah di capai oleh anggota.
Kata kunci : Komunitas, Motivasi Wirausaha.
7
ABSTRACT
ARDHANA ERVIANI. 1112015000015. The Role of the UINPreneurs
Community in Motivating Students to Do Entrepreneurship at Syarif
Hidayatullah UIN Jakarta. ESSAY. Jakarta: Department of Social Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2019.
This study aims to analyze the role of UINPreneurs community administrators in
motivating students to conduct entrepreneurial activities at Syarif Hidayatullah State
Islamic University in Jakarta. The object of the research is work programs and facilities
in the UINPreneurs Community, namely the Milionare Student Program class and the
Milionare Student Program class. The data is collected by the Tringualation method,
which is by interview, observation, and documentation which is then analyzed by
qualitative descriptive analysis. Based on the results of research that has been
conducted, it shows that the role of the UINPreneurs community has enough impact on
students who are members of UINPreneurs. With facilities and work programs that are
provided will support and assist students in conducting entrepreneurship. In the stage
of entrepreneurship there is a stage to start, hold the business, hold the stage of
maintaining the business and developing stage. All stages can be facilitated by
UINPreneurs with members divided into 2 classes according to the stages achieved by
the members.
Keywords: Community, Entrepreneurial Motivation.
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya yang tiada batas sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi ini berjudul “Peran Komunitas UINPreneurs dalam Memotivasi
Mahasiswa Melakukan Wirausaha di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
Penulis menyadari sepenuhya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan. Tanpa bantuan serta dorongan dari berbagai pihak yang
secara moril maupun materiil, dimungkinkan skripsi ini tidak akan bisa selesai
sebagaimana harusnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya dan menghaturkan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya yang menjadikan
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc, M.A., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Sururin, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
4. Dr. Iwan Purwanto, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
5. Drs. Syaripulloh, M. Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
6. A. Banajid, M. Pd., sebagai dosen Penasihat Akademik yang banyak membantu
serta membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di Unversitas ini.
7. Dr. Teuku Ramli Zakaria M. A., selaku dosen pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan pemikirannya demi selesainya skripsi ini.
8. Tri Harjawati, M. Si., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan pemikirannya demi selesai skripsi ini.
9. Seluruh Dosen yang berada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya
jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki peran sangat besar
9
bagi saya dalam proses perkuliahan.
10. Seluruh Staf Akademik Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan yang telah bekerja
dengan baik melayani mahasiswa.
11. Orang tua saya, yaitu Bapak Abdurrohim dan Ibu Eria Laila, yang saya sayangi
yang telah membesarkan, mendidik, memberikan dukungan moril dan materiil
dalam menyelesaikan skripsi pada saya hingga menjadi seperti sekarang ini.
12. Kepada Nenek tercinta Ibu Sutinah, yang sangat saya sayangi yang telah
membesarkan, mendidik, dan memberikan motivasi dalam menjalani kehidupan
maupun dalam bidang pendidikan.
13. Adikku tersayang, Luthfi Adrian yang selalu berbagi suka dan duka serta
memotivasi saya agar segera menyelesaikan studi S1 ini.
14. Kepada Rizwari Yudha Bathila, selaku calon pendamping hidup saya yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan studi S1, serta selalu
menjadi orang untuk berbagi suka dan duka.
15. Kepada kak Muhammad Fikry Romdhoni dan kakak-kakak pengurun harian
Komunitas UINPreneurs yang telah membantu dalam pengumpulan data dan
wawancara selama penelitian ini.
16. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan saya Nurits Nadia Khafiyah, Nita
Chairunnisa, Aida Sri Rahayu, Sheila Muria Prihatini, Mega Dhaniswara Arifa,
Hanni Khairunnisa, Muhammad Fadilah, Fikry Kautsar Afdloli dan Ikhsan Tila
Mahendra yang selalu menjadi penyemangat selama 5 tahun masa kuliah.
17. Kepada sahabat-sahabat saya di komunitas Crayon Social Art, Febriani
Ramadhana, Winda Agnes, Radita Milati, Desty Rahmayanti, Amry Al
Mursaalaat, Fakhurrozi, dan Amar Rasyidillah yang menjadi teman berbagi
inspirasi selama kuliah dan banyak memberikan pengalaman berharga dalam
hidup saya.
18. Kepada teman sebimbingan, Nurits Nadia Khafiyah, Mega Dhaniswara Arifa dan
Mutia Anggraeni yang selalu menjadi teman bertukar pikiran dalam
menyelesaikan skripsi.
19. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
10
2012 semoga kita bisa meraih sukses kedepannya.
20. Kepada teman-teman di Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR), khususnya elemen tari
tradisional yang telah memberikan banyak pengalaman semasa saya kuliah.
21. Pihak-pihak lain, yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu oleh penulis.
Begitu panjang perjalanan untuk menempuh sebuah proses yang dinanti untuk
mendapatkan sebuah kebanggaan. Lika-liku perjuangan, pengorbanan, harapan yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini mendapatkan balasan yang
berlipat ganda dari Allah SWT, aamiin.
Jakarta, 21 April 2019
Penulis
Ardhana Erviani
11
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................... iii
ABSTRAK ............................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalalah ............................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................ 9
D. Rumusan Masalah ............................................ 9
E. Tujuan Penelitian ............................................... 9
F. Manfaat Penelitian ...........…................................ 9
1. Secara Teoritis ............................................ 9
2. Secara Praktis ........................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ......................................................... 11
1. Motivasi ………………………………......... 11
2. Wirausaha ………............................................. 17
3. Komunitas .....…................................................ 30
4. Peran ……………………………………...35
B. Penelitian Relevan ............................................. 39
C. Kerangka Berpikir ................................................ 45
12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................. 46
1. Tempat Penelitian ............................................. 46
2. Waktu Penelitian ............................................. 46
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................. 47
C. Sumber Data ..........................................................48
1. Data Primer ......................................................... 49
2. Data Sekunder ............................................. 49
D. Teknik Pengumpulan Data ................................. 50
1. Wawancara ......................................................... 50
2. Observasi ......................................................... 54
3. Dokumentasi ......................................................... 55
E. Teknik Analisis Data ............................................. 55
1. Reduksi Data ......................................................... 56
2. Penyajian Data ............................................. 57
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi ......... 57
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................. 58
1. Uji Credibility ......................................................... 58
2. Uji Transferability ............................................. 59
3. Uji Depenability ............................................. 59
4. Uji Konfirmability ............................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Latar Penelitian ......................................................... 61
1. Profil UINPreneurs………...................................... 61
2. Visi dan Misi UINPreneurs..................................... 62
B. Data Penelitian ......................................................... 62
1. Hasil Observasi .................................................... 62
13
2. Dokumentasi ……............................................... 64
C. Analisis dan Pembahasan ............................................. 66
1. Perekrutan Anggota ..............................................66
2. Program Unggulan UINPreneurs ..........................68
3. Tahap-tahap Kewirausahaan ……………………..70
D. Keterbatasan Penelitian ..............................................70
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ................................................................... 72
B. Implikasi .………………………………………...…72
C. Saran ..................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 74
LAMPIRAN
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Jurusan Yang Mendapat Mata Kuliah Kewirausahaan ……….3
Tabel 2.1 Penelitian Relevan ........................................................................ 35
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ........................................................................ 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen ........................................................................ 46
Tabel 3.3 Pedoman Observasi ........................................................................ 49
Tabel 3.4 Lembar Dokumentasi ........................................................................ 50
Tabel 4.1 Hasil Observasi ............................................................ 58
Tabel 4.2 Hasil Dokimentasi …..……………………….................. 60
Tabel 4.3 Nama-nama anggota yang berhasil lulus seleksi …......................... 60
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................ 39
Gambar 3.1 Teknik Analisis Data ............................................................ 51
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Observasi
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Transkip Wawancara (Dengan dengan Kak Supriyadi)
Lampiran 4 Transkip Wawancara (Dengan dengan Kak Abet)
Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara
Lampiran 6 Lembar Uji Referensi
Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 8 Permohonan Izin Penelitian
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan suatu negara salah satunya di ukur dari perekonomian negara yang
maju dan rakyatnya yang memiliki penghasilan tinggi. Semakin tinggi penghasilan
rakyat, maka negara di katakan sebagai negara yang maju. Masalah pengagguran
menjadi masalah perekonomian yang terjadi sejak dulu. Selama beberapa tahun
terakhir, angka pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Lapangan pekerjaan
yang tersedia tidaklah banyak sedangkan orang yang mencari pekerjaan semakin
banyak setiap tahun nya. Mahasiswa sebagai penerus bangsa turut meyumbangkan
angka pengangguran di Indonesia karena mahasiswa merupakan calon angkatan kerja
yang belum pasti mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan atau keinginan
mereka. Berbeda dengan masyarakat yang berpendidikan rendah yang mau menerima
pekerjaan apa saja.
Di Indonesia angka pengangguran terbilang tinggi, bisa dilihat dari data Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam tingkat pengangguran terbuka jumlah
pengangguran sarjana atau lulusan universitas pada Agustus 2018 adalah 5,89 persen
disbanding dengan bulan Agustus 2016. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1
18
Sumber : Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik (BPS)
Mereka yang lulus dari perguruan tinggi umumnya semakin sulit mendapatkan
pekerjaan sehingga keadaan seperti ini menimbulkan masalah pengangguran yang
berdampak negative terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan. Sementara minat
berwirausaha masih sangat rendah termasuk pada lulusan perguruan tinggi. Pada
umumnya lulusan perguruan tinggi lebih siap sebagai pencari kerja dibandingkan
dengan pencipta lapangan kerja.
Kewirausahaan memainkan peran yang sangat berpengaruh dalam pertumbuhan
ekonomi dan standar kehidupan negara. Kewirausahaan (bahasa Inggris:
entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan,
dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang,
cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Wirausaha diartikan sebagai seorang
inovator dan penggerak pembangunan. Kewirausahaan bukanlah sesuatu yang baru
dalam ekonomi. Istilah kewirausahaan telah dilakukan setidaknya sejak 150 tahun yang
lalu, dan konsepnya telah ada sejak 200 tahun lalu1. Peningkatan jumlah wirausaha
menyebabkan peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ada lima alasan yang
1 http://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-peningkatan-
jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/ diakses pada 3 Maret 2019
19
melatarbelakangi gagasan Schumpeter ini, yakni: (1) wirausaha yang mengenalkan
produk baru dan kualitas baru dari suatu produk, (2) wirausaha yang mengenalkan
metode baru berproduksi yang lebih komersial, (3) wirausaha yang membuka pasar
baru, (4) wirausaha yang menggali sumber pasokan bahan baku baru bagi industri
setengah jadi atau industri akhir, dan (5) wirausaha yang menjalankan organisasi baru
dari industri apapun. Kelima hal inilah mengapa wirausaha mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara, karena adanya peningkatan produktivitas.
Beberapa aspek kewirausahan dapat ditinjau dari segala penjuru, dimulai dari sektor
makro dan mikro di bidang ekonomi. Makro ekonomi dilihat dari bagaimana Negara
menjamin mutu kualitas barang yang dihasilkan untuk ekspor keluar negeri serta
barang-barang kreatif lainnya yang dapat
20
menjadi daya jual untuk bersaing di dunia internasional. Sektor mikro dapat dilihat dari
beberapa macam aspek, mulai dari pedagang kecil, bisnis online, maupun kios-kios
yang menjajakan dagangannya.
Kewirausahaan adalah salah satu cabang ekonomi yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan mutu kualitas sumber daya manusia saat ini. Menkop Puspayoga
menjelaskan, berdasarkan data BPS 2018 dengan jumlah penduduk 260 juta, jumlah
wirausaha yang menetap mencapai 8,06 juta orang atau 3,1 persen.2 Dengan demikian
tingkat kewirausahaan Indonesia telah melampaui 2 persen dari populasi penduduk,
sebagai syarat minimal suatu masyarakat akan sejahtera.3 Namun jumlah tersebut
masih terlihat sedikit jika di bandingkan oleh negara lain seperti Singapura, Amerika
Serikat, Malaysia, Jepang dan China. Jumlah wirausaha negara tetangga, seperti
Singapura yang sudah mencapai 7 persen dari total 4 juta penduduknya,
serta Malaysia yang sudah berada di level 5 persen.4 Bertumbuhnya wirausaha tak lepas
dari peran masyarakat bersama pemerintah yang terus mendorong secara langsung
maupun tidak langsung, juga swasta dan kalangan kampus dalam bidang
pendidikannnya. Berikut adalah peran Kewirausahaan dalam membangun ekonomi
Indonesia dan hal penting yang dimainkan oleh wirausahawan dalam pembangunan
ekonomi suatu negara: 1. Penciptaan Kekayaan dan Berbagi, 2. Menghasilkan
Pekerjaan, 3. Pembangunan Regional yang Seimbang, 4. Pendapatan PDB dan Per
Kapita, 5. Standar Hidup, 6. Ekspor, 7. Pengembangan Masyarakat, 8. Berinvestasi
Dalam Produk dan Layanan, 9. Perdagangan dan Integrasi Ekonomi Regional, 10.
Teknologi Baru Mempromosikan Efisiensi, 11. Mengatasi Tantangan Lingkungan5.
2 https://www.liputan6.com/bisnis/read/3216536/jumlah-wirausaha-ri-siap-kejar-malaysia di akses
pada 1 Mei 2019 3 http://www.depkop.go.id/content/read/ratio-wirausaha-indonesia-naik-jadi-31-persen/ diakses
pada 3 Maret 2019 4https://foto.wartaekonomi.co.id/files/arsip_foto_2018_03_20/digital_economy_2018_03_20_164541_
big.jpg di akses pada 1 Mei 2019 5https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-mikro/peran-kewirausahaan-dalam-
membangun-ekonomi-indonesia diakses pada 3 Maret 2019
21
Namun kondisi di masyarakat saat ini belum memenuhi harapan dari pemerintah
dalam pemenuhan angka pertumbuhan wirausaha. Banyak alasan dikalangan
masyarakat yang melatarbelakangi mereka takut melakukan usaha sendiri. Dari modal
yang di miliki sedikit, pemasaran yang kurang meluas,serta produk yang di hasilkan
kurang di minati di kalangan masyarakat sendiri. "Negara kita membutuhkan
entrepreneur yang tiap tahun meningkat. Di negara maju standarnya kalau bikin
entrepreneur itu sekitar 14 persen," kata Jokowi di sela sesi bersama Hipmi di
tangga Istana Merdeka Jakarta. Kepala Negara menyebutkan angka entrepreneur
di Indonesia saat ini baru sekitar 3,01 persen atau masih jauh dari angka ideal. 6
Saat ini jumlah penduduk usia produktif sebesar 133.939.099 orang dengan
angka pengangguran sebesar 6.871.264 orang. Untuk mengurangi angka
pengangguran dan meningkatkan angka wirausaha di Indonesia pemerintah
berupaya dengan berbagai cara. Dengan membuat program peminjaman dana
usaha untuk rakyat kecil hingga memasukan pendidikan wirausaha sedini
mungkin. Mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi.
Dengan ini di harapkan para pelajar dan mahasiswa bisa memulai berwirausaha
dan membuka lapangan pekerjaan.
Di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pendidikan wirausaha sudah di ajarkan di
beberapa fakultas dan jurusan.
6 https://www.suara.com/bisnis/2018/04/05/152916/jokowi-jumlah-entrepreneur-di-indonesia-baru-301-persen diakses pada 18 maret 2019
22
Tabel 1.2
Daftar Jurusan Yang Mendapat Mata Kuliah Kewirausahaan Atau
Entrepreneurship
No. Fakultas Jurusan Semester
1. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan
Keguruan
Pendidikan Agama Islam VII
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial III
Manajemen Pendidikan V
Pendidikan Biologi VII
Pendidikan Fisika VI
Pendidikan Kimia VI
2. Fakultas Syariah dan
Hukum
Muamalat (Konsentrasi Perbankan
Syariah)
V
Muamalat (Konsentrasi Asuransi
Syariah
V
Muamalat (ZISWAF) V
3. Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi
Jurnalistik VI
Manajemen Dakwah IV
Pengembangan Masyarakat Islam II
23
4. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
Manajemen IV
Akuntansi V
5. Fakultas Sains dan
Teknologi
Teknik Informatika VII
Agribisnis V
Matematika II
6. Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan
Kesehatan Masyarakat (Peminatan
Kesehatan Lingkungan)
VI
Sumber : Pedoman Akademik Program Strata 1 2012/2013 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Dari tabel 1.2 dapat di lihat bahwa hanya 18 Jurusan yang mendapatkan mata
kuliah kewirausahaan atau entrepereneurship. Sedangkan Fakultas Adab dan
Humaniora, Fakultas Psikologi, Fakultas Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik tidak ada jurusan yang mendapatkan mata kuliah kewirausaan. Setelah
belajar di dalam kelas mahasiswa di harapkan mempunyai motivasi untuk
mempraktekkan teori yang sudah di ajarkan dan mengaplikasikan dalam
mengembangkan usaha. Menurut Agustina dari penelitiannya mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mendapatkan pendidikan kewirausahaan, pada
sebagian kecil yaitu 6 dari 10 mahasiswa mengatakan bahwa tidak memiliki minat
untuk berwirausaha ditambah pengajar mata kuliah pendidikan kewirausahaan kurang
memberikan motivasi untuk minat berwirausaha, mereka hanya menuntut mahasiswa
nya paham dengan apa yang mereka jelaskan dan mempraktekannya hanya untuk
memenuhi syarat sks saja. Sehingga mempengaruhi kemampuan dirinya dalam
24
menghadapi masalah yang lebih luas dan bervariasi.7 Gagal dalam berwirausaha
menjadi salah satu kurangnya keyakinan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk menjalankan wirausaha. Dengan kurang nya keyakinan dan sedikitnya
pengalaman berwirausaha akan berdampak kesulitan dalam menjalani usaha yang di
bangun nya.
Komunitas wirausaha yang menjadi wadah berkumpulnya para wirausaha belum
pernah ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan pada Juni 2015 beberapa orang
dari Fakultas Ekonomi Bisnis berinisiatif membuat satu komunitas yang dapat
menampung mahasiswa-mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah
mempunyai wirausaha maupun yang belum mempunyai tetapi berminat untuk
membuat suatu wirausaha. Komunitas ini di namai “UINPreneurs” yang memiliki
motto “lebih baik berbagi”. Di komunitas ini sekarang sudah memiliki anggota 150
orang. Hampir dari 50% anggotanya sudah memiliki wirausaha dan sisanya belum ada.
Komunitas ini juga sudah banyak melakukan sharing-sharing ilmu dengan para
wirausahawan yang sudah lebih lama menjalaninya dan sukses. Acara terbesar yang
baru saja diselenggarakan adalah Seminar Entrepreneurs dengan mendatangkan para
wirausahawan sukses. Di harapkan dengan ada nya komunitas ini dapat menjadi
jembatan mahasiswa yang ingin berwirausaha tetapi masih belum punya keyakinan
yang kuat. Melalui program pendidikan dan fasilitas yang di sediakan oleh
UINPreneurs membimbing anggota menjadi wirausaha yang stabil dan dapat
membantu masyarakat sekitar mengurangi pengangguran. Peran dari komunitas
UINPreneurs diharapkan menjadi solusi mahasiswa meningkatan perekonomian
bangsa Indonesia.
Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan di atas, penulis tertarik untuk
mengkaji/membahas permasalahan dan menuangkan ke dalam bentuk skripsi dalam
judul “Peran komunitas UINPreneurs dalam memotivasi mahasiswa untuk
7 Permatasari Agustina,”Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi Diri Terhadap Minat
Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2016, hal 7
25
melakukan wirausaha di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Hasil dari penelitian
ini diharapkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang besar dari sebelum dan
sesudah adanya komunitas UINPreneurs ini
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada alasan pemilihan judul di atas maka timbul beberapa
permasalahan di antara lain :
1. Kurangnya lapangan pekerjaan menyebabkan tingkat pengangguran semakin
tinggi setiap tahunnya.
2. Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat dalam tingkat pengangguran terbuka
menurut pendidikan tertinggi jumlah pengangguran sarjana atau lulusan
universitas semakin banyak .
3. Lulusan perguruan tinggi lebih siap sebagai pencari kerja dibandingkan pencipta
kerja.
4. Jumlah wirausaha di Indonesia sudah memenuhi syarat minimum masyarakat
sejahtera, tetapi jika di bandingkan jumlah wirauusaha negara tetangga masih
tertinggal jauh.
5. Peran UINPreneurs dalam memotivasi mahasiswa melalulan wirausaha di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diutarakan, maka peneliti akan
membahas masalah pada Peran UINPreneurs dalam memotivasi mahasiswa
melalulan wirausaha di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
D. Rumusan Masalah
Rumusan dalam masalah ini adalah bagaimana Peran komunitas UINPreneurs
dalam memotivasi mahasiswa untuk melakukan wirausaha di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta?
26
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui Peran komunitas
UINPreneurs dalam memotivasi mahasiswa untuk melakukan wirausaha di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan dalam mempelajari Peran komunitas UINPreneurs dalam
memotivasi mahasiswa mengembangkan wirausaha di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta..
b. Dapat menjadi bahan dasar kajian untuk penelitian yang lebih lanjut dan
mendalam dengan permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Komunitas UINPreuner, hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai
penilaian kinerja komunitas UINPreneur dalam membimbing anggotanya untuk
mengembangkan usaha mereka.
b. Bagi Dosen Kewirausahaan, hasil penelitian ini dapat menjadi acuan mengajar
dalam kelas. Tidak hanya belajar teori dan praktek singkat saja, tetapi diadakan
pelatihan menjadi wirausaha yang handal. Agar setelah lulus mahasiswa dapat
melanjutkan wirausaha nya.
c. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hasil penelitian ini dapat menjadi latar
belakang kampus dalam membuat kebijakan untuk komunitas-komunitas yang
ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini sebagai salah satu referensi dalam melanjutkan
penelitian dalam bidang kewirausahaan yang lebih luas.
27
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Motivasi
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal.8 G.R. Terry dalam mengemukakan bahwa motivasi
adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang merangsangnya
untuk melakukan tindakan-tindakan. Menurut Wahjosumidjo motivasi merupakan
proses psikologi yang mencerminkan interaksi sikap, kebutuhan, persepsi, dan
keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Proses psikologi timbul akibat faktor dari
dalam diri seseorang berupa kepribadian, sikap, pengalaman dan pendidikan,
sedangkan dari luar diri seseorang berbagai faktor lain yang sangat kompleks.9
a. Teori Hierarki Maslow
Teori Hierarki ini dikemukakan oleh seorang psikolog yang bernama Abraham Maslow
pada tahun 1943. Teori ini mengemukakan 5 kebutuhan hidup manusia berdasarkan
Hirarkinya yaitu mulai dari kebutuhan yang mendasar hingga kebutuhan yang lebih
tinggi. Teori ini kemudian dikenal dengan Teori Maslow atau Teori Hirarki Kebutuhan.
Hirarki kelima Kebutuhan tersebut diantaranya adalah :
Kebutuhan Fisiologis (Physiological needs), yaitu kebutuhan terhadap
makanan, minuman, air, udara, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan untuk
bertahan hidup. Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan yang paling
mendasar.
8 Hasibuan, M.S.P. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi.( Jakarta: PT. Bumi
Aksara.) 9 Rusdiana, H.A. 2014. Kewirausahaan Teori dan Praktik, Cetakan ke 1. (Bandung: Pustaka Setia)
28
Kebutuhan Keamanan (Safety needs), yaitu kebutuhan akan rasa aman dari
kekerasan baik fisik maupun psikis seperti lingkungan yang aman bebas polusi,
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja serta bebas dari ancaman.
Kebutuhan Sosial (Social needs), yaitu kebutuhan untuk dicintai dan
mencintai. Manusia merupakan makhluk sosial, Setiap orang yang hidup di
dunia memerlukan keluarga dan teman.
Kebutuhan Penghargaan (Esteem needs), Maslow mengemukan bahwa
setelah memenuhi kebutuhan Fisiologis, Keamanan dan Sosial, orang tersebut
berharap diakui oleh orang lain, memiliki reputasi dan percaya diri serta
dihargai oleh setiap orang.
Kebutuhan Aktualisasi diri (Self-Actualization), Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan tertinggi menurut Maslow, Kebutuhan Aktualisasi diri adalah
kebutuhan atau keinginan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadinya.
b. Teori Motivator-Hygiene Herzberg
Frederick Herzberg adalah seorang Psikolog Amerika Serikat yang mengemukan Teori
Motivator-Hygiene Herzberg. Teori tersebut didapat dari penelitian terhadap 203
akuntan dan teknisi di area Pittsburgh, Amerika Serikat. Dari hasil penelitian tersebut
ditemukan dua faktor yang berbeda yaitu kepuasan dan ketidakpuasan dalam bekerja.
Teori Motivator-Hygiene Herzberg juga dikenal dengan Teori Dua Faktor.
Kepuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan pengakuan, prestasi,
tanggung jawab yang memberikan kepuasan positif. Faktor ini sering disebut
juga dengan Faktor Motivator.
Ketidakpuasan bekerja, yaitu faktor yang berkaitan dengan gaji, keamanan
bekerja dan lingkungan kerja yang seringkali memberikan ketidakpuasan.
Faktor ini sering disebut dengan Faktor Hygiene.
Tujuan Motivasi
29
Menurut Hasibuan, pemberian motivasi terhadap seorang individu akan menghasilkan
tujuan seperti berikut ini
Memberikan dorongan atau semangat terhadap bawahannya
Meningkatkan produktivitas seorang pegawai dalam bekerja
Mempertahankan tingkat loyalitas karyawan sehingga tetap bertahan dalam perusahaan
Meningkatkan kedisiplinan karyawan untuk mengurangi angka absensi karyawan
Menciptakan suasana kerja yang kondusif dan hubungan kerja yang baik antar rekan
kerja
Menjadikan karyawan lebih kreatif dan selalu berpartisipasi dalam kegiatan kantor
Menumbuhkan rasa tanggung jawab bagi karyawannya terhadap tugas-tugas yang
diterima
Faktor Motivasi
Maslow mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan nama teori hierarki,
dimana menurutnya terdapat 2 faktor utama yang menjadikan munculnya suatu
motivasi. Faktor tersebut yaitu :
1. Faktor Pemuas
Faktor pemuas yang disebut sebagai satisfier atau intrinsic motivaton. Faktor ini
bersumber dari dalam diri individu yang akan mendorong seseorang untuk
menghasilkan suatu prestasi. Contoh faktor ini adalah :
1. Kepuasan kerja. Hal ini menjadi salah satu faktor penentu adanya stabilitas
dalam sebuah faktor kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kepribadian.
2. Tanggung jawab. Hal ini dapat menjadikan seorang individu dalam bekerja
mengedepankan kehati hatian guna menghasilkan suatu output yang
berkualitas, tidak hanya soal kuantitas.
3. Prestasi yang diraih. Hal ini tentunya dapat memberikan dorongan kepada
seseorang untuk lebih mengembangkan kreativitas dan kemampuan serta
30
energinya untuk dapat menggapai prestasi yang lebih tinggi selama ada
kesempatan.
2. Faktor Pemelihara
Faktor pemelihara yang disebut sebagai disatisfier atau extrinsic motivation.
Faktor ini juga dikenal sebagai hygene factor. Faktor yang satu ini bersifat
ekstrinsik yang bersumber dari luar diri seorang individu. Faktor ini dapat berupa:
1. Hubungan interpersonal diantara teman sejawat, atasan, ataupun bawahan.
2. Kondisi kerja.
3. Keamanan dan keselamatan kerja.
Sedangkan menurut seorang ahli bernama Chatab, faktor motivasi dapat pula
terdiri atas :
1. Hasil kerja, keberhasilan ataupun prestasi.
2. Pekerjaan yang penuh dengan berbagai macam tantangan.
3. Pengakuan ataupun penghargaan.
4. Kemajuan serta adanya perihal pertumbuhan.
5. Tanggung jawab yang lebih besar dari hal hal lainnya.
Menurut Wikanso, motivasi adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi atau
mendorong seseorang yang merupakan energi pada diri seseorang untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Motivasi dapat pula dikatakan serangkaian usaha untuk
menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin
melakukan sesuatu dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang dari luar tetapi
motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.10
10 Wikanso. 2013. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha Mahasiswa
STKIP PGRI Ngawi. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Media Prestasi, Vol. XI, No. 1.
31
Masih menurut Wikanso, dalam konteks entrepreneur, maka motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seorang entrepreneur yang
menimbulkan kegiatan entrepreneur yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
entrepreneur dan yang memberi arah pada kegiatan entrepreneur tersebut sehingga
tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi berwirausaha adalah dorongan kuat
dari dalam diri seseorang untuk memulai mengaktualisasi potensi diri dalam berfikir
kreatif dan inovatif untuk menciptakan produk baru dan bernilai tambah guna
kepentingan bersama. Wirausaha akan muncul ketika seseorang berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Membuat seseorang menjadi berani
mengembangkan usaha dan idenya melalui motivasi berwirausaha yang kuat. Dua hal
tersebut harus saling berhubungan agar tercipta wirausaha yang kuat dan tangguh serta
berkualitas.
Menurut Siregar dan Nara, motivasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:11
1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam
diri individu tanpa adanya rangsangan dari luar, antara lain :
a) Pembawaan individu
b) Tingkat pendidikan
c) Pengalaman masa lampau
d) Keinginan atau harapan masa depan
2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar
misalnya pemberian hadiah dan faktor-faktor eksternal lainnya yang memiliki
daya dorong motivasional, antara lain :12
a) Lingkungan kerja
b) Pemimpin dan kepemimpinannya
11 Ibid 12 Siregar, Eveline, & Nara, Hartini. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran, Cetakan ke 2. (Bogor:
Ghalia Indonesia.)
32
c) Tuntutan perkembangan organisasi atau tugas
d) Dorongan atau bimbingan atasan
Di Indonesia motivasi seseorang untuk menekuni bidang kewirausahaan agak
lain, menurut Winarto, ada .beberapa alasan yang dikemukan ketika seseorang memilih
menjadi wirausaha, yaitu :
a. Ingin kaya secara materi
Setinggi-tinggi gaji di suatu perusahaan, tetapi bersifat terbatas. Meskipun
kinerja seorang pegawai sangat baik dan membuat perusahaan untung besar, gaji
pegawai tersebut tidak akan meningkat seperti meningkatnya laba perusahaan.
b. Ingin lebih bebas
Dengan berwirausaha, seorang wirausahawan bias lebih leluasa,ia bisa bebas dari
jam kantor , sikap like and dislike atasan, dan memiliki lebih banyak waktu luang.
c. Ingin mewujudkan impian
Dengan berwiarausaha, seseorang dapat secara langsung mengaplikasikan idea
tau ilmu yang di milikinya dengan lebih leluasa takut pada peraturannya.
d. Kepepet
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “orang yang kepepet cenderung menjadi
kreatif “. Data dari Departemen Tenaga Kerja mennjukkan pada bulan Mei 2002
ada 58,7 juta pencari kerja, satu juta di antaranya adalah golongan sarjana. Oleh
karna itu berwirausaha adalah salah satu pilihan yang menarik. Alas an terakhir
inilah yang menjadi penyebab terbesar seseorang menekuni bidang
kewirausahaan.
33
2. Wirausaha
a. Pengertian Wirausaha
Ilmu kewirausahaan adalah suatu displin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin di hadapinya.13
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencarinpeluang menuju sukses. Inti dari
kewirausahaan menurut Drucker adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang14. Pengertian wirausaha adalah seseorang yang mejalankan kegiatan
kewirausahaan, atau seseorang yang memulai dan atau mengoperasikan bisnis. (dalam
hal ini adalah seorang pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, berani mengambil
resiko untuk mulai mengelola bisnisdemi mendapatkan laba)15
Peter F Drucker, Sebuah kemampuan untuk membuat atau menciptakan sesuatu
yang baru & berbeda.16
Thomas W Zimmerer, Kewirausahaan ialah penerapan keinovasian & kreativitas
untuk pemecahan masalah & memanfaatkan berbagai peluang yang dihadapi orang lain
setiap hari.17
Obyek studi kewirausahaan menurut Soeparman Soemahamidjaya, kemampuan
seseorang yang menjado obyek kewirausahaan meliputi:
1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha
2) Kemampuan memotivasi diri
3) Kemampuan untuk berinisiatif
4) Kemampuan berinovasi
13 Daryanto, pengantar Ilmu Kewirausahaan, (Tangerang: Tira Smart. 2018), hal. 60 14 Suryana, Kewirausahaan Pedoman dan Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta: PT.
Salemba. 2009). Hal 2 15 Daryanto, pengantar Ilmu Kewirausahaan, (Tangerang: Tira Smart. 2018), hal. 61 16 Kasmir, Kewirausahaan, (Rajawali Pers : Jakarta, 2012), h. 20 17 Ibid h. 20
34
5) Kemampua untuk membentuk modal uang atau barang modal
6) Kemampuan untuk mengatur waktu
7) Kemampuan untuk belajar dari pengalaman
8) Hakekat kewirausahaan
b. Karakteristik Wirausaha
Di antara karakteriristik wirausaha yang menonjol adalah18
1) Proaktif
Salah satu karakter yang menonjol dari seorang wirausaha ini adalah proaktif,
suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang digelutinya.
2) Produktif
Salah satu karakter kunci sukses menjadi seorang wirausaha adalah selalu ingin
mengeluarka uang untuk hal-hal yang produktif. Ia tidak sembarangan
mengeluarkan uang, teliti, cermat, dan penuh perhitungan dalam memutuskan
pengeluaran.
3) Pemberdaya
Karakter lain yang dimiliki seorang wirausaha adalah pemberdaya atau
memberdayakan orang lain. Seorang wirausaha sejati biasanya sangant
memahami manajemen, bagaimana menangani pekerjaan dengan membagi tugas
dan memberdayakan orang lain yang ada dalam pembinaannya untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.
4) Tangan di atas
Seorang entrepreneur sejati umumnya mempunyai karakter tangan di atas (suka
memberi). Salah satu cara yang dilakukannya adalah memperbanyak sedekah.
5) Rendah hati
18 Abdullah, M. Ma’ruf, 2011, Wirausaha Berbasis Syari’ah , Antasari Press, Banjarmasin hal 3
35
Seorang entrepreneur sejati menyadari keberhasilan yang dicapai bukan
sepenuhnya karena kehebatannya, tetapi ia sadar betul disamping upayanya yang
sungguh-sungguh ia juga tak terlepas dari pertolongan Allah.
6) Kreatif
Seorang wirausaha juga mempunyai karakter kreatif, yaitu mampu menangkap
dan menciptakan peluang-peluang bisnis yang bisa di kembangkan. Ditengah
persaingan bisnis yang ketat sekalipun seorang wirausaha tetap mampu
menangkap dan menciptakan peluang baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak
pernah khawatir kehabisan lahan.
7) Inovatif
Seorang wirausaha juga mempunyai karakter inovatif, yaitu mampu melakukan
pembaruan-pembaruan dalam menangani bisnis yang digelutinya, sehingga
bisnis yang dilakukan tidak pernah using dan selalu dapat dapat mengikuti
perkembangan zaman. Sifat inovatif ini akan mendorong bangkitnya kembali
gairah untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.
c. Sikap dan Perilaku Wirausaha
Dengan menggabungkan pandangan Timmons dan McClelland, Thomas F.
Zimmerer memperluas karakteristik sikap dan perilaku wirausaha yang berhasil
sebagai berikut :
1) Commitment and determination, yang memiliki komitmen dan tekad yang bulat
untuk mencurahkan semua perhatian terhadap usaha. Sikap yang tengah hati
mengakibatkan besarnya kemungkinan yang gagal dalam berwirausaha.
2) Desire for responsibility, yaitu memilikirasa tanggung jawab dalam
menendalikan sumber daya yang digunakan dan keberhasilan berwirausaha, oleh
karna itu wirausaha akan mawas diri secara internal.
3) Opportunity obsession, yaitu berambisi untuk selalu mencari peluang.
Keberhasila wirausaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk menjcapai
tujuan. Pencapaian tujuan terjadi apabila terdapat peluang.
36
4) Tolerance for risk, ambiguity, and uncertainty, yaitu tahan terhadap resiko dan
ketidakpastian. Wirausaha harus belajar mengelola risiko dengan cara
mengtransfernya ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok, dan
lain-lain. Wirausaha yang berhasil biasanya memiliki toleransi terhadap
pandangan yang berbeda dan ketidakpastian.
5) Self confidence, percaya diri. Wirausaha cendrung optimis dan memiliki
keyakinan yang kuat terhadap kemampuan yang dimilikinya untuk berhasil.
6) Creativity and flexibility, yaitu berdaya ciota dan luwes. Salahsalah satu kunci
penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan permintaan. Kekauan
dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali
membawa kegagalan. Kemampuan untuk menanggapi perubahan yang cepat dan
fleksibel tentu saja memerlukan kreativitas yang tinggi.
7) Desire for immediate feedback, yaitu selalu memerlikan umpan balik dengan
segera. Wirausaha selalu ingin mengetahui hasil dari apa yang telah
dikerjakannya. Oleh karna itu, dalam memperbaiki kinerjanya, wirausaha selalu
memiliki kemauan untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah dimilkinya
dan beljar dari kegagalan.
8) High level of energy, yaitu memiliki tingkat energi yang tinggi. Wirausaha yang
berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi, dibandingkan banyak
orang, sehingga ia lebih suka bekerja keras walaupun dalam waktu yang relatif
lama.
9) Motivation for excel, yaitu memiliki dorongan untuk selalu unggul. Wirausaha
selalu ingin lebih unggul dan berhasil dalam mengaerjakan apa yang
dilakukannya dengan melebihi standar yang ada. Motivasi ii muncul dari dalam
diri (intermal) dan marang dari faktor eksternal.
10) Orientation to the future, yaitu berorientasi pada masa depan. Untuk tumbuh
dan berkembang, wirausaha selalu berpandangan jauh ke masa depan yang lebih
baik.
37
11) Willingness to learn from failure, yaitu selalu belajar dari kegagalan. Wirausaha
yang berhasil tidak pernah takut akan kegagalan. Ia selalu memfokuskan
kemampuannya pada keberhasilan.
12) Leadership ability, yaitu kemapuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang
berhasil memiliki kemampuan untuk mrnggunakan pengaruh tanpa kekuatan
serta harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktator.19
d. Ciri-ciri dan Sifat Kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan
ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha
adalah:20
1) Percaya diri
2) Berorientasikan tugas dan hasil
3) Berani mengambil risiko
4) Kepemimpinan
5) Keorisinilan
6) Berorientasi ke masa depan
7) Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
1) Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2) Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan
dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan
memiliki inisiatif.
3) Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
4) Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka
terhadap saran dan kritik yang membangun.
19 Suryana, Kewirausahaan Pedoman dan Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (PT. Salemba,
Jakarta, 2009) Hal. 28 20 https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan di akses pada 13 oktober 2018
38
5) Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki
jaringan bisnis yang luas.
6) Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
7) Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
e. Jenis-jenis Wirausaha
Wirausaha dapat ditelaah dari berbagai latar belakang individu yang membentuk
struktur kewirausahaan. Beberapa jenis wirausaha dapat dijelaskan seperti berikut ini:21
1) Wirausaha Muda
Kita dapat memahami bahwa generasi muda adalah sebuah generasi yang
energik, penuh semangat, menyukai tanyangan, berhasrat untuk
mengekspresikan dirinya dan sering kali memiliki banyak ide kreatif yang dapat
direalisasikan menjadi sebuah bentuk usaha.
2) Wirausaha Perempuan
Pada era kesetaraaan gender saat ini masih saja dapat ditemui praktik-praktik
diskriminasi terhadap perempuan diberbagai situasi, termasuk di lingkungan
keraja.
3) Wirausaha Minoritas
Kaum minoritas dapat dijumpai di berbagai wilayah di dunia ini, umumnya
berdasarkan suku dan ras yang komunitasnya paling kecil dibandingkan dengan
komunitas dari suku dan ras lainnya di daerah tertentu.
4) Wirausaha Imigran
Beberapa sifat positif yang dapat ditemui pada kaum imigran hampir setiap
negara di dunia adalah tahan banting, kerja keras, berani menghadapi berbagai
tantangan dan resiko, serta kemauan untuk beradaptasi dengan lingkungan asing.
5) Wirausaha Paruh Waktu
Wirausaha ini menggunakan waktu luang diantara pekerjaannya untuk mengelola
usaha sebagai keinginan pribadi untuk memperoleh penghasilan tambahan.
21 Franky Slamet; Hetty Karunia; Mei Ie,Dasar-Dasar Kewirausahaan: Teori Dan Praktik, (Jakarta:
Indeks,2014) H. 8-10
39
6) Wirausaha Rumah Tangga
Kegiatan usaha yang dijalankan dalam rumah tangga memiliki porsi yang sangat
besar dibandingkan jenis-jenis usaha lainnya.
7) Usaha keluarga
8) Wirasutri
9) Wirausaha korban PHK perusahaan dan karyawan yang mengundurkan diri dari
perusahaan
10) Wirausaha Sosial
Wirausaha sosial adalah mereka yang memiliki jiwa sosial dan menggunakan
keahlainnya untuk memulai sebuah usaha sebagai solusi pemecahan masalah-
masalah sosial yang ada di lingkungannya.
f. Tahap-tahap Kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:22
1) Tahap Memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan
segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang
mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan
‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah
di bidang pertanian, industri, atau jasa.
2) Tahap Melaksanakan Usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan
mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
3) Tahap Mempertahankan Usaha
22 Ibid hal. 12
40
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan
analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi
yang dihadapi.
4) Tahap Mengembangkan Usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu
pilihan yang mungkin diambil
g. Sikap Wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita
identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-
hari, sebagai berikut:23
1) Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki
kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan
komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang
dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina
dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai
macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan
meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan
dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen
tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika
wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah
ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang
23 Ibid hal. 16
41
dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem
kerja.
2) Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang,
baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap
konsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3) Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.
Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan,
kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan
purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait
dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
4) Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki
daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh
42
cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda
dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang
kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru
seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia
usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya
mustahil.
5) Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan
keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa
adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak
yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang
wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan
usahanya.
6) Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan
fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan
keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. Banyak seorang calon wirausahawan
yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena
wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan
keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi
terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan
tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
h. Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Dalam Wirausaha
43
Keberhasilan seorang wirausaha ditentukan beberapa faktor, yaitu :24
1) Kemampuan dan kemauan. Orang yang tidak memiliki kemampuan tetapi
banyak kemauan dan orang yang memiliki kemauan tetapi tidak memiliki
kemampuan, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
2) Tekad yang kuat dan kerja keras. Orang yang memiliki tekad yang kuat tetapi
tidak mau bekerja keras dan orang suka bekerja keras tetapi tidak memiliki tekad
yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausaha yang sukses.
3) Mengenal pelaung yang ada dan berusaha meraihnya ketika ada kesempatan.
Menurut Zimmerer ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal
dalam menjalankan usaha barunya:
1) Tidak kompeten dalam manajerial.Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab
utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan
baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas.
Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara
aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan
tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan,
sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan.
24 Suryana, Kewirausahaan Pedoman dan Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (PT. Salemba,
Jakarta, 2009) Hal. 67-69
44
5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor
yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat
mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat berhubungan dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat
tidak efisien dan tidak efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-
setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil
dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan
menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa
diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan
setiap waktu.
i. Fungsi dan Peran Wirausaha
Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara
mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu
(innovator) dan perencana (planner). Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan
menciptakan sesuatu yang baru, seperti produk, teknologi, cara, ide, organisasi, dan
sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha
baru,merencanakan strategi usaha yang baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam
meraih sukses, menciptakan organisasi perusahaan yang baru, dan lain-lain. Secara
makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan
kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu
negara.25Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara
internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan
terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli
25 Ibid Hal 4
45
pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan
kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja
yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional
menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan
perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional.
Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya
ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran
wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:26
1) Menciptakan lapangan kerja
2) Mengurangi pengangguran
3) Meningkatkan pendapatan masyarakat
4) Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan
keahlian)
5) Meningkatkan produktivitas nasional
j. Keuntungan dan Kerugian Berwirausaha
Keuntungan dan kerugian berwirausaha identik dengan keuntungan dan kerugian
pada usaha kecil milik sendiri. Peggy Lambing dan Charles L. Kuehl mengemukkan
keuntungan dan kerugian berwirausaha sebagai berikut:27
1) Keuntungan berwirausaha
a) Otonomi. Pengelollan yang bebas dan tidak terikat membuat wirausaha menjadi
seorang “bos” yang penuh kepuasaan.
b) Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau perasaan
bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan. Peluang untuk
26 Ibid hal 7 27 Ibid hal. 70
46
mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat
memotivasi wirausaha.
c) Kontrol financial. Wirausaha memiliki kebebasan untuk mengelola keuangan
dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.
2) Kerugian berwirausaha
Disamping beberapa keuntungan seperti di atas, dalam berwirausaha kuga
terdapat beberapa kerugian, yaitu:
a) Pengorbanan personal. Pada awalnya, wirausaha bekerja dengan waktu yang
lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu yang tersedia untuk kepentingan keluarga
ataupun berekreasi karena hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis.
b) Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
c) Kecilnya margin keuntungan dan besarnya kemungkinan gagal. Karena
wirausaha menggunakan sumber dana miliknya sendiri, maka margin
laba/keuntungan yang diperoleh relative kecil.
3. Komunitas
a. Pengertian Komunitas
Pengertian komunitas adalah suatu kelompok sosial di suatu masyarakat yang
terdiri dari beberapa individu yang saling berinteraksi di lingkungan tertentu dan
umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.Ada juga yang menyebutkan
bahwa arti komunitas adalah suatu kelompok di dalam masyarakat, dimana para
anggotanya memiliki kesamaan kriteria sosial sebagai ciri khas. Misalnya kesamaan
minat, kesamaan profesi, kesamaan agama, kesamaan tempat tinggal, dan lain-lain.
Suatu komunitas terbentuk karena adanya keinginan dari para anggotanya untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Selain itu, komunitas juga
47
bertujuan untuk saling memberikan bantuan sesama anggotanya sehingga dapat
berkembang bersama-sama.28
b. Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli
Komunitas adalah kelompok sosial yang berasal dari beberapa organisme yang
saling berinteraksi di dalam daerah tertentu dan saling berbagi lingkungan. Biasanya
mempunyai ketertarikan dan habitat yang sama. Atau definisi Komunitas yang lainnya
adalah sebuah kelompok yang menunjukkan adanya kesamaan kriteria sosial sebagai
ciri khas keanggotaannya, misalnya seperti: kesamaan profesi, kesamaan tempat
tinggal, kesamaan kegemaran dan lain sebagainya. Seperti contohnya: kelompok
petani, karyawan pabrik, kelompok warga, kelompok suporter sepak bola dan lain
sebagainya.
Tujuan dibentuknya komunitas yaitu untuk dapat saling membantu satu sama lain
dalam menghasilkan sesuatu, sesuatu tersebut adalah tujuan yang telah di tentukan
sebelumnya.
Pengertian komunitas menurut para beberapa ahli sebagai berikut ini:29
1) Hendro Puspito
Menurut Hendro Puspito, pengertian komunitas adalah suatu kelompok sosial
atau kumpulan nyata, teratur, dan tetap dari individu-individu yang
melaksanakan peran-perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan
bersama.
2) Soenarno
Menurut Soenarno, pengertian komunitas adalah suatu identifikasi dan
interaksi sosial yang dibentuk dengan berbagai dimensi kebutuhan fungsional.
3) Kertajaya Hermawan
Menurut Kertajaya Hermawan, komunitas adalah sekelompok orang yang
saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah
28 https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunitas.html di akses pada 1 maret 2019 29 Ibid
48
komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas
tersebut karena adanya kesamaan interest atau values.
4) Etienne Wenger
Menurut Etienne Wenger, pengertian komunitas adalah kelompok sosial yang
memiliki habitat lingkungan dan ketertarikan yang sama dalam ruang lingkup
kepercayaan ataupun ruang lingkup yang lainnya.
5) Paul B. Horton dan Chaster L. Hunt
Menurut Paul B. Horton & Chaster L. Hunt, arti komunitas adalah suatu
kelompok sosial atau sekumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan
keanggotaannya dan saling berinteraksi.
6) Christensson dan Robinson
Menurut Christensson dan Robinson, pengertian komunitas adalah orang-
orang yang tinggal di daerah yang terbatas secara geografis, mereka
berkomunikasi dengan satu sama lain dan memiliki ikatan antara orang-orang
yang tinggal di daerah tempat tinggalnya.
c. Jenis-Jenis Komunitas
Secara umum, komunitas dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis. Adapun
beberapa jenis komunitas adalah sebagai berikut:30
1) Komunitas Berdasarkan Minat
Ini adalah jenis komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan minat atau
ketertarikan para anggotanya. Biasanya komunitas yang terbentuk berdasarkan
minat jumlahnya anggotanya akan besar karena komunitas tersebut dapat
mendukung minat atau hobi mereka.
2) Komunitas Berdasarkan Lokasi
Ini adalah jenis komunitas yang terbentuk karena adanya kesamaan lokasi atau
tempat secara geografis. Pada umumnya komunitas berdasarkan lokasi ini
30 Ibid
49
terbentuk karena adanya keinginan untuk saling mengenal satu sama lain
sehingga tercipta interaksi yang dapat membantu perkembangan lingkungannya.
3) Komunitas Berdasarkan Komuni
Ini adalah suatu komunitas yang terbentuk karena adanya keinginan dan
kepentingan bersama. Dengan kata lain, komunitas ini terbentuk atas dasar
kepentingan di dalam organisasi sosial dalam masyarakat.
d. Manfaat Komunitas
Pembentukan komunitas tentu memiliki manfaat bagi para anggotanya. Adapun
beberapa manfaat komunitas adalah sebagai berikut:31
1) Sarana Informasi, penyebaran informasi tertentu dapat menyebar dengan cepat
di suatu komunitas. Misalnya komunitas pecinta burung, segala informasi yang
berhubungan dengan burung akan sangat cepat beredar di dalam komunitas ini.
2) Menjalin Hubungan, manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan manusia
lainnya dalam hidupnya. Dengan adanya komunitas maka antar sesama anggota
dapat menjalin relasi yang lebih baik satu sama lainnya.
3) Salin Mendukung, karena adanya minat atau ketertarikan pada bidang tertentu
maka setiap anggota komunitas dapat saling memberikan dukungan. Selain
mendukung sesama anggotanya, suatu komunitas juga dapat membantu orang
lain di luar komunitas tersebut.
e. Contoh Komunitas
Ada banyak sekali contoh komunitas di sekitar kita, baik itu komunitas di dunia
nyata maupun komunitas online. Adapun beberapa contoh komunitas adalah sebagai
berikut:
1) Komunitas Blogger
Ini adalah komunitas yang muncul karena adanya ketertarikan dan kebutuhan
pada dunia blogging. Biasanya para anggotanya adalah orang yang aktif di dunia
31 Ibid
50
maya dan saling memberikan dukungan satu sama lain, baik dalam hal teknis
maupun non teknis di bidang blogging.
2) Komunitas Petani/ Peternak
Komunitas petani/ peternak muncul karena adanya ketertarikan dan kebutuhan
pada dunia pertanian atau peternakan. Melalui komunitas tersebut, para petani
atau peternak dapat saling berbagai informasi dan dukungan satu sama lain guna
meningkatkan hasil pertanian/ peternakan mereka.
3) Komunitas Seni
Komunitas seni terbentuk karena adanya ketertarikan di bidang seni, baik itu seni
musik, tari, lukis, dan lainnya. Komunitas ini dapat digunakan untuk
menyalurkan bakat dan kemampuan di bidang seni.
4) Komunitas Photography
Komunitas photography terbentuk karena adanya ketertarikan para anggotanya
pada bidang photography. Komunitas ini dapat dimanfaatkan sebagai media
untuk belajar, berbagi tips, dan saling bertukar informasi di bidang photography.
5) Komunitas Kewirausahaan
Komunitas ini terbentuk karena adanya ketertarikan anggota dalam berbagi
informasi dan tips-tips dalam menjalankan usaha yang dibangunnya, serta dapat
memperluas jaringan pemasaran produk-produk yang dihasilkan.
f. Beberapa Pertimbangan dalam Pembentukan Komunitas
Dalam pembentukan komunitas, pemrakarsa komunitas sebaiknya
mempertimbangkan beberapa hal berikut ini :32
1) Anggota – anggora yang diajak untuk bergabung ke dalam sebuah komunitas
hendaknya berasal dari bidang/minat yang sama.
2) Media Komunitas – untuk mendukung keberlangsungan komunitas, pemrakarsa
komunitas sebaiknya mempertimbangkan media-media yang akan digunakan
32 https://pengertiandefinisi.com/pengertian-komunitas-manfaat-komunitas-dan-beberapa-
pertimbangan-dalam-pembentukan-komunitas/ di akses 1 Maret 2019
51
untuk melancarkan seluruh program kerja yang telah dibentuk di dalam
komunitas.
4. Peran
a. Pengertian Peran
Para ahli menyatakan bahwa secara umum pengertian Peran adalah aspek
dinamis dari kedudukan atau status. Menurut Kozier Barbara peran adalah seperangkat
tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya
dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari
seesorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah deskripsi sosial tentang siapa kita
dan kita siapa. Peran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan orang lain, komunitas
sosial atau politik. Peran adalah kombinasi adalah posisi dan pengaruh.Seseorang
melaksanakan hak dan kewajiban, berarti telah menjalankan suatu peran. kita selalu
menulis kata peran tetapi kadang kita sulit mengartikan dan definisi peran tersebut.
peran biasa juga disandingk an dengan fungsi. Peran dan status tidak dapat dipisahkan.
Tidak ada peran tanpa kedudukan atau status, begitu pula tidak ada status tanpa peran.
Setiap orang mempunyai bermacam-macam peran yang dijalankan dalam pergaulan
hidupnya di masyarakat. Peran menentukan apa yang diperbuat seseorang bagi
masyarakat. Peran juga menentukan kesempatan-kesempatan yang diberikan oleh
masyarakat kepadanya. Peran diatur oleh norma-norma yang berlaku.33
Peran lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian diri, dan sebagai sebuah
proses. Peran yang dimiliki oleh seseorang mencakup tiga hal antara lain:34
1) Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang di
dalam masyarakat. Jadi, peran di sini bisa berarti peraturan yang membimbing
seseorang dalam masyarakat.
2) Peran adalah sesuatu yang dilakukan seseorang dalam masyarakat.
33 http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/06/pengertian-peran-secara-umum.html di akses pada 10 Maret 2019 34 Ibid
52
3) Peran juga merupakan perilaku seseorang yang penting bagi struktur sosial
masyarakat.
a) Persepsi Peran
Pandangan kita mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak dalam
situasi tertentu adalah persepsi peran (role perception). Berdasarkan pada
sebuah iterprestasi atas apa yang kita yakini mengenai bagaimana
seharusnya kita berperilaku, kita terlibat dalam jenis-jenis perilaku tertentu.
b) Ekspektasi Peran
Ekspektasi peran (role expectation) didefinisikan sebagai apa yang diyakini
orang lain mengenai bagaimana anda harus bertindak dalam suatu situasi.
Bagaimana anda berperilaku sebagian besar ditentukan oleh peran yang
didefinisikan dalam konteks dimana anda bertindak.
c) Konflik Peran
Ketika seorang individu dihadapkan dengan ekspektasi peran yang
berlainan, hasilnya adalah konflik peran (role conflict). Konflik ini muncul
ketika seorang individu menemukan bahwa untuk memenuhi syarat satu
peran dapat membuatnya lebih sulit untuk memenuhi peran lain.
Baca juga Tingkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Objek Pembangunan
Teori Peran Menurut Para Ahli35
1) Peran menurut Soekanto adalah proses dinamis kedudukan (status). Apabila
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan
dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya
tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya.
35 Ibid
53
2) Sedangkan menurut Merton mengatakan bahwa peranan didefinisikan
sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari orang yang
menduduki status tertentu. Sejumlah peran disebut sebagai perangkat peran
(role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah kelengkapan dari
hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki oleh orang karena
menduduki status-status social khusus.
3) Selanjutnya Menurut Dougherty & Pritchard tahun 1985 teori peran ini
memberikan suatu kerangka konseptual dalam studi perilaku di dalam
organisasi. Mereka menyatakan bahwa peran itu “melibatkan pola
penciptaan produk sebagai lawan dari perilaku atau tindakan” .
b. Jenis-Jenis Peran Secara Umum36
Adapun jenis-jenis peran menurut Soerjono Soekanto dibagi atas 3 macam yaitu
“Peran Aktif”, “Peran Partisipatif”, dan “Peran Pasif“. Pengertian dari ketiga macam
peran ini yaitu:
1) Peran Aktif
Yang dimaksud dengan Peran aktif adalah suatu peran seseorang yang aktif pada
suatu organisasi yang diukur pada kontribusi yang diberikannya.
2). Peran Partisipasif
Jenis peran ini diartikan sebagai peran yang dilakukan seseorang yang
disebabkan dari kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.
3). Peran Pasif
Arti dari Peran pasif adalah sebagai suatu peran yang tidak dilaksanakan oleh
individu yang difungsikan sebagai simbol dalam kondisi tertentu di dalam kehidupan
masyarakat.
36 https://www.artikelsiana.com/2019/02/Pengertian-peran-fungsi-jenis-peran-ciri-syarat-para-Ahli.html diakses pada 10 Maret 2019
54
c. Jenis-Jenis Peran Menurut Cohen
Menurut Cohen bahwa terdapat jenis-jenis peran. Adapun maksud dari Peran
atau rolenya yaitu:
1) Peranan nyata (An acted Role) adalah suatu cara yang betul-betul akan
dijalankan seseorang untuk menjalankan suatu peranan.
2) Kegagalan Peran (Role Failure) adalah jenis peran yang dijalankan dengan
terjadinya suatu kagagalan seseorang dalam menjalankan peranan tertentu.
3) Model peranan (Role Model) adalah seseorang yang tingkah lakunya kita
contoh, tiru, diikuti.
4) Rangkaian atau lingkup peranan (Role Set) adalah suatu hubungan individu
dengan individu saat menjalankan suatu perannya.
5) Ketegangan peranan (Role Strain) adalah suatu kondisi yang muncul ketika
seseorang mengalami sedang kesulitan dalam memenuhi harapan atau tujuan
peranan yang dijalankan dikarenakan adanya ketidakserasiaan yang
bertentangan satu sama lain.
6) Peranan yang dianjurkan (Prescribed Role) adalah jenis peran yang diharapkan
masyarakat dari kita yang berfungsi untuk menjalankan peranan tertentu.
7) Konflik peranan (Role Conflict) adalah suatu kondisi yang dialami seseorang
yang memiliki kedudukan suatu status atau lebih yang dapat menuntut adanya
harapan dan tujuan peranan yang saling bertentangan satu sama lain.
8) Kesenjangan Peranan (Role Distance) adalah suatu jenis pelaksanaan peranan
yang dilakukan secara emosional.
d. Jenis-Jenis Peran Berdasarkan Pelaksanaannya
Selain itu, Menurut Narwoko dan Suyanto bahwa terdapat macam-macam peran
berdasarkan pelaksanaan peran. Adapun jenis peran menurutnya antara lain:
1) Peran yang diharapkan (expected roler) adalah suatu peran seseorang yang
diharapkan dilaksanakan secara cermant yang tidak dapat ditawar dan harus
dilaksanakan sesuai yang ditentukan. Contonya jenis peran ini adalah hakim,
diplomatic, bupati dan lainnya.
55
2) Peranan yang disesuaikan (actual roler) adalah suatu peranan yang
dilaksanakan berdasarkan kesesuaian akan situasi dan keadaan tertentu.
Contoh jenis peran ini adalah imam dan makmum, penolong dan ditolong, dan
lainnya.
e. Jenis-Jenis Peran Berdasarkan Cara Memperolehnya
Sedangkan, cara memperoleh peran menurut Narwoko dan Suyanto terdiri atas
dua macam. Adapun jenis peran tersebut yaitu:
1) Peranan bawaan (ascribed roles), diartikan sebagai peranan yang didapatkan
secara otomatis, bukan karena usaha, contohnya peranan sebagai nenek, anak,
ketua RT, kyai dan sebagainya.
2) Peranan pilihan (achieve roles), maksud dari peranan yang didapatkan atas
keputusannya sendiri, contohnya seseorang yang memutuskan untuk memilih
Fakultas Dakwah UIN Walisongo semarang.
f. Jenis-Jenis Peran Menurut Biddle dan Thomas
Menurut Biddle dan Thomas (1966) yang menjelaskan bahwa terdapat teori
peran yang membagi ke dalam empat golongan yaitu:
1) Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial.
2) Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut.
3) Kedudukan orang-orang dalam perilaku.
4) Kaitan antara orang dan perilaku.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Pada penelitian yang berjudul “Minat Berwirausaha Siswa SMK Triguna
Utama Ciputat Tangerang Selatan Dilihat Dari Status Pekerjaan Orangtua”
yang disusun oleh Ermaleli Putri (2010) menguji minat-minat berwirausaha
yang timbul pada siswa SMK Triguna Utama Ciputat apakah ada kaitannya
latar belakang pekerjaan dari orang tua mereka. Karna selain pendidikan
yang terjadi sekolah pendidikan juga terjadi di rumah, dari sana peneliti ingin
56
tahu peran keluarga dirumah mempengaruhi dari minat siswa melakukan
wirausaha setelah siswa melakukan pembelajaran wirausaha disekolah.
Perbedaan penelitian ini penelitian ermaleli putri menempatkan wirausaha
pada variable bebas, sedangkan penulis menempatkannya di variable terikat
dan persamaan penelitian ini metode yang digunakan sama yaitu deskriptif
kualitatif.
2. Pada penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Dan
Efikasi Diri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” yang di susun oleh Agustina Permatasari (2016)
menguji adanya pengaruh yang positif antara pendidikan kewirausahaan dan
efikasi diri terhadap minat berwirausaha mahasiswa dengan program
pendidikan seperti praktek langsung, magang, menulis, dan diskusi dengan
para wirausaha yang telah sukses sehingga meningkatkan minat dan efikasi
diri. Persamaan pada penelitian ini populasi dan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sama seperti yang digunakan penulis dan perbedaan
penelitian ini metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan
kuantitatif sedangkan penullis menggunakan deskriptif kualitatif.
3. Pada penelitian ini yang berjudul “Membangun Motivasi Kewirausahaan
Mahasiswa Untuk Meningkatkan Kemandirian Di Studentpreneur Academy
Yogyakarta” yang di susun oleh Rachmawati Slamet (2016) menguji
dampak membangun motivasi kewirausahaan di studentpreneur academy
adalah menciptakan lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitar dan
menghasilkan peningkatan pendapatan ekonomi bagi para mahasiswa serta
peningkatan keterampilan dalam berusaha. Persamaan pada penelitian ini
metode yang digunakan dalam penelitian ini sama seperti yang digunakan
oleh penulis dan variable yang digunakan sama-sama membahas tentang
motivasi wirausaha dan perbedaan nya dalam penelitian ini variable
terikatnys adalah meningkatkan kemandirian, sedangkan penulis membahas
tentang peran dari komunitas UINPreneurs.
57
4. Pada penelitian ini yang berjudul “Peran Komunitas Wirausaha Muda
Surakarta (WMS) Sebagai Wahana Komunikasi Bisnis” yang disusun oleh
Endang Saputri (2016) menguji adanya berbagai kegiatan yang dilakukan
WMS mempermudah para anggotanya dalam melakukan komunikasi bisnis
seperti informasi terkait peluang bisnis, marketing bisnis, media informasi,
mendapat solusi dalam menghadapi persaingan bisnis, menjalin hubungan
yang baik dengan relasi bisnis, wahana komunikasi bisnis dan sosial.
Persamaan penelitian ini variabel yang digunakan sama yaitu membahas
tentang peran komunitas wirausaha dan perbedaan penelitian ini penelitian
ini ingin melihat hasil peran komunitas wirausaha sebagai wahana
komunitas bisnis sedangkan penulis terhadap motivasi dalam berwirausaha.
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
No Nama
Peneliti
(Tahun
Peneliti)
Judul
Penelitian
Hasil
Penelitian
Persamaan Perbedaan
1. Ermaleli
Putri (2010)
Minat
Berwirausaha
Siswa Smk
Triguna Utama
Ciputat
Tangerang
Selatan Dilihat
Dari Status
Pekerjaan
Orang Tua
Minat
Berwirausaha
Yang Tinggi
Di Latar
Belakangi
Berbagai
Faktor Salah
Satunya
Pekerjaan
Orang Tua,
Minat
Metode Yang
Digunakan
Sama Yaitu
Deskriptif
Kualitatif
Penelitian
Ermaleli Putri
Menempatkan
Wirausaha
Pada Variable
Bebas,
Sedangkan
Penulis
Menempatkan
nya Di
58
Dipengaruhi
Oleh Faktor
Psikis, Faktor
Fisik, Faktor
Lingkungan
Variable
Terikat
2. Agustina
Permatasari
(2016)
Pengaruh
Pendidikan
Kewirausahaan
Dan Efikasi
Diri Terhadap
Minat
Berwirausaha
Mahasiswa
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Adanya
Pengaruh Yang
Positif Antara
Pendidikan
Kewirausahaan
Dan Efikasi
Diri Terhadap
Minat
Berwirausaha
Mahasiswa
Dengan
Program
Pendidikan
Seperti Praktek
Langsung,
Magang,
Menulis, Dan
Diskusi
Dengan Para
Wirausaha
Yang Telah
Sukses
Sehingga
Meningkatkan
Populasi Dan
Sampel Yang
Digunakan
Dalam
Penelitian Ini
Sama Seperti
Yang
Digunakan
Penulis
Metode Yang
Digunakan
Dalam
Penelitian Ini
Yaitu
Pendekatan
Kuantitatif
Sedangkan
Penullis
Menggunakan
Deskriptif
Kualitatif
59
Minat Dan
Efikasi Diri
3. Rachmawati
Slamet
(2016)
Membangun
Motivasi
Kewirausahaan
Mahasiswa
Untuk
Meningkatkan
Kemandirian
Di
Studentpreneur
Academy
Yogyakarta
Dampak
Membangun
Motivasi
Kewirausahaan
Di
Studentpreneur
Academy
Adalah
Menciptakan
Lapangan
Pekerjaan
Untuk
Lingkungan
Sekitar Dan
Menghasilkan
Peningkatan
Pendapatan
Ekonomi Bagi
Para
Mahasiswa
Serta
Peningkatan
Keterampilan
Dalam
Berusaha
Metode Yang
Digunakan
Dalam
Penelitian Ini
Sama Seperti
Yang
Digunakan
Oleh Penulis
Dan Variable
Yang
Digunakan
Sama-Sama
Membahas
Tentang
Motivasi
Wirausaha
Dalam
Penelitian Ini
Variable
Terikatnys
Adalah
Meningkatkan
Kemandirian,
Sedangkan
Penulis
Membahas
Tentang Peran
Dari
Komunitas
Uinpreneurs
60
4. Endang
Saputri
(2016)
Peran
Komunitas
Wirausaha
Muda
Surakarta
(WMS)
Sebagai
Wahana
Komunikasi
Bisnis
Adanya
Berbagai
Kegiatan Yang
Dilakukan
WMS
Mempermudah
Para
Anggotanya
Dalam
Melakukan
Komunikasi
Bisnis Seperti
Informasi
Terkait
Peluang Bisnis,
Marketing
Bisnis, Media
Informasi,
Mendapat
Solusi Dalam
Menghadapi
Persaingan
Bisnis,
Menjalin
Hubungan
Yang Baik
Dengan Relasi
Bisnis,
Wahana
Variabel
Yang
Digunakan
Sama Yaitu
Membahas
Tentang Peran
Komunitas
Wirausaha
Penelitian Ini
Ingin Melihat
Hasil Peran
Komunitas
Wirausaha
Sebagai
Wahana
Komunitas
Bisnis
Sedangkan
Penulis
Terhadap
Motivasi
Dalam
Berwirausaha
61
Komunikasi
Bisnis Dan
Sosial
C. KERANGKA BERPIKIR
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Wirausaha Muda
Komunitas Wirausaha
Mahasiswa
UINPreneurs
Peran Aktif Peran Partisipatif
Memotivasi Mahasiswa
dalam Berwirausaha
Peran Pasif
62
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini nanti akan dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta jalan Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat, Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan proses yang bertahap yaitu mulai dari tahap
perencanaan, persiapan penelitian yang dilanjutkan dengan pengumpulan data
lapangan sebagai kegiatan inti penelitian dan diakhiri dengan laporan penelitian.
Peneliti datang langsung ke lapangan dengan maksud observasi, wawancara serta
dokumentasi terhadap objek yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan
terhitung dari November 2018 sampai April 2019, penelitian ini akan berakhir bila
seluruh data yang diperlukan telah cukup lengkap diolah oleh penulis. Adapun jadwal
penelitian dengan pembagian waktu dalam penyusunan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1. Revisi
Proposal √
2. Menyusun
instrumen
penelitian
√
63
3. Pengurusan
surat izin
penelitian
√
4. Pengambilan
data
√
5. Pengolahan
data
√
6. Penyusunan
laporan (Bab
IV dan V)
√
7. Kelengkapan
lampiran
√
8. Sidang
Munaqosah
√
9. Revisi skripsi √
10. Wisuda √
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dalam masalah manusia.
Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial,
hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.37 Metode penelitian kualitatif
37 Juliansyah Noor, Metodologi Peneltian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 33.
64
sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada
kondisi yang alamiah.38 Penelitian ini dilakukan pada obyek yang alamiah, maksudnya
adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan
kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Metode
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna. Penelitian
kualitatif juga lebih fleksibel dalam artian langkah selanjutnya akan ditentukan oleh
temuan selama proses penelitian.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripisikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada
masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Melalui
penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripiskan peristiwa dan kejadian yang
menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut.39 Data yang diperoleh (berupa kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan
bilangan atau statistik, melainkan dengan bentuk kualitatif yang dipenuhi dengan
makna.
Sedangkan teknik penulisan dalam penelitian ini adalah dengan studi kasus.
Bogdan mendefinisikan studi kasus sebagai kajian yang rinci atas suatu latar atau
peristiwa tertentu. Dalam pendekatan studi kasus, biasanya peneliti akan meneliti satu
individu atau unit sosial tertentu secara lebih mendalam dan berusaha untuk
menemukan semua variabel penting terkait dengan diri subjek yang diteliti.40
C. Sumber Data
38 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 8. 39 Juliansyah Noor, Metodologi Peneltian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 34-35. 40 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 57.
65
Seperti telah diketahui, untuk menjawab problematika penelitian dalam
mencapai tujuan dan membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan dalam rancangan
penelitian, diperlukan data. Untuk memperoleh data yang dimaksud, seorang peneliti
biasanya menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Dengan demikian,
kedudukan suatu skala/instrumen pengumpul data dalam proses penelitian sangat
penting karena kondisi data tergantung alat (instrumen) yang dibuat.41 Data artinya
sesuatu yang diketahui. Sekarang diartikan sebagai informasi yang diterimanya tentang
suatu kenyataan atau fenomena empiris, wujudnya dapat merupakan seperangkat
ukuran (kuantitatif) atau berupa ungkapan kata-kata (kualitatif).
Dalam penelitian kualitatif data dapat diartikan sebagai fakta atau informasi yang
diperoleh dari aktor (subjek penelitian, informan, pelaku), aktivitas, dan tempat yang
menjadi subjek penelitiannya. Jika langsung dari sumbernya (tentang diri sumber data)
disebut data primer. Jika adanya telah disusun, dikembangkan, dan diolah, kemudian
tercatat disebut data sekunder.42 Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data Primer
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, data primer didapatkan peneliti
langsung dari sumbernya. Maka data primer pada penelitian ini adalah data yang
diperoleh langsung oleh peneliti melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi
kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tergabung dalam komunitas
UINPreneurs dan pengurus harian UINPreneurs.
2. Data Sekunder
Data sekunder digunakan sebagai penunjang data primer dalam penelitian ini.
Data sekunder pada umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah
tersusun dalam arsip sehingga dapat memberikan gambaran lebih jelas berkaitan
41 Ibid., h. 61. 42 Juliansyah Noor, Metodologi Peneltian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2012), h. 137.
66
dengan lokasi yang sedang diteliti. Adapun data sekunder ini akan diperoleh dari data
yang dimiliki oleh pengurus harian komunitas UINPreneurs.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk mengumpulkan,
menghimpun, mengambil, atau menjaring data penelitian.43 Teknik pengumpulan data
merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.44 Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam.45
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang
akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama, dan pengumpul data dapat menggunakan beberapa
pewawancara sebagai pengumpul data.
43 Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), h. 41. 44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 224. 45Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 231
67
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu
seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar.46
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam wawancara,
yaitu pewawancara, responden, pedoman wawancara dan situasi wawancara.
a. Pewawancara adalah petugas pengumpul informasi yang diharapkan dapat
menyampaikan pertanyaan dengan jelas dan merangsang responden untuk
menjawab semua pertanyaan dan mencatat semua informasi yang dibutuhkan
dengan benar.
b. Responden adalah pemberi informasi yang diharapkan dapat menjawab semua
pertanyaan dengan jelas dan lengkap dalam pelaksanaan wawancara, diperlukan
kesediaan dari responden untuk menjawab pertanyaan dan keselarasan antara
responden dan pewawancara. Dalam memilih responden, peneliti memilih
responden yang mempunyai wewenang dalam menganalisis motivasi yang di
berikan dari para pengurus komunitas UINPreneurs kepada anggota
UINPreneurs. Selain itu, yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah
beberapa pengurus komunitas UINPreneurs dan anggota UINPreneurs dengan
sejelas-jelasnya.
c. Situasi wawancara berhubungan dengan waktu dan tempat wawancara. Waktu
dan tempat wawancara yang tidak tepat dapat menjadikan pewawancara merasa
canggung untuk mewawancarai dan responden pun enggan untuk menjawab.
46 Ibid., h. 233.
68
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
No. Indikator Sub Indikator Sumber Data
1. Peran Komunitas terhadap
a. Tahap Memulai Usaha
Memilih jenis usaha yang
akan dilakukan
Pengurus
UINPreneurs
b. Tahap Melaksanakan
Usaha
Dalam mengelola usaha
aspek yang terkait :
pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan dalam
mengambil keputusan dan
resiko, pemasaran dan
melakukan evaluasi
Pengurus
UINPreneurs
c. Tahap Mempertahankan
Usaha
Analisis mempertahankan
usaha
Pengurus
UINPreneurs
d. Tahap Mengembangkan
Usaha
Analisis mengembangkan
dan peluasan usaha
Pengurus
UINPreneurs
2. Motivasi Terhadap
Mahasiswa
Kegiatan yang dijalankan
pengurus dan anggota
Pengurus
UINPreneurs
69
Pedoman wawancara
Pelaksanaan wawancara
Nama informan :
Jabatan :
Hari/tanggal :
Tempat :
A. Pertanyaan-pertanyaan :
1. Bagaimana awal berdirinya UINPreneurs?
2. Siapa saja pendiri UINPreneurs dan kapan UINPreneurs didirikan?
3. Bagaimana proses perekrutan anggota di UINPreneurs?
4. Berapa jumlah anggota UINPreneurs yang telah bergabung dan setiap
tahun nya berapa orang yang di terima sebagai anggota?
5. Kegiatan apa saja yang telah berhasil dilaksanakan oleh UINPreneurs?
6. Apakah anggota di UINPreneurs harus sudah memiliki usaha ketika mau
bergabung?
7. Ketika anggota belum memiliki usaha, apakah UINPreneurs membantu
anggota memilih jenis usaha dan membantu mempersiapkan kebutuhan
yang diperlukan ketika ingin membuka usaha?
8. Dalam menjalanka usaha, kiat-kiat seperti apa yang diberikan
UINPreneurs kepada anggota agar usahanya berjalan lancar?
9. Dalam pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, adakah saran-saran
yang diberikan kepada anggota?
10. Dalam menjalankan usahanya, adakah evaluasi atau mentoring yang
dilakukan UINPreneurs terhadap usaha anggotanya?
70
11. Ketika usaha anggota mengalami masalah, apakah UINPreneurs
membantu mencarikan solusinya?
12. Untuk mengembangkan usaha anggota, apakah UINPreneurs memberi
bantuan seperti penambahan modal atau memberikan ide-ide kreatif untuk
kemajuan usaha anggota?
13. Ketika mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin bergabung di
UINPreneurs, biasa nya motivasi seperti apa yang melatarbelakangi
mahasiswa tersebut?
14. Menurut pengurus, kegiatan atau program apa yang menjadi unggulan di
UINPreneurs yang membuat mahasiswa ingin bergabung di UINPreneurs?
15. Program kerja apa saja yang akan dilaksanakan kedepan nya?
B. Respon Informan
1......................................................................................................................
2. ....................................................................................................................
3. ....................................................................................................................
C. Catatan Tambahan Peneliti
1. ..................................................................................................................
2. Observasi
Observasi adalah suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis47. Dalam penelitian ini penulis
melakukan observasi dengan mengamati program kerja yang di rancang oleh pengurus
UINPreneurs, mengamati kegiatan apa saja yang sudah dijalankan selama ini,
47Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, (Bandung : PT Refika
Aditama, 2014 Cet 2 ), h. 209
71
mengamati motivasi dari anggota dalam mengikuti setiap kegiatan dilihat dari
banyaknya anggota yang datang.
Tabel 3.3
Pedoman Obseravasi
No. Kegiatan yang di observasi Keterangan
1. Ketersediaan sekertariatan
2. Kegiatan tahunan, bulanan, mingguan
3. Perekrutan anggota
4. Seminar wirausaha
5. Peminjaman modal usaha untuk anggota
6. Evaluasi kegiatan di setiap akhir tahun
7. Berbagi kiat-kiat usaha bersama pengusaha
(workshop)
8. Pelatihan manajemen waktu
9. Pelatihan pemasaran produk atau jasa
10. Pelatihan pengelolaan keuangan
3. Dokumentasi
Dokumen atau dokumentasi adalah segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis
yang dibuat oleh manusia. Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik
berbentuk catatan (hardcopy) dalam kertas maupun elektronik (softcopy). Dokumen
72
dapat berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang,
notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya.48
Dalam penelitian dokumentasi ini menggunakan data primer yang berupa
dokumen atau data yang diperoleh secara langsung dari pengurus harian UINPreneurs
dan kemudian data tersebut diolah dengan baik.
Tabel 3.4
Lembar Dokumentasi
No. Dokumen yang di observasi
Ketersedian
Keterangan
Ya Tidak
1. Profil UINPreneurs
2. Visi dan misi UINPreneurs
3. Struktur Organisasi UINPreneurs
4. Data Anggota-anggota UINPreneurs
E. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan saat proses dan setelah
selesainya pengumpulan data. Pada saat melakukan wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban dari informan atau narasumber. Bila jawaban
tersebut setelah dianalisis belum memuaskan maka peneliti akan melanjutkan
pertanyaannya lagi sampai data yang diperoleh dianggap kredibel.
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
48 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, ( Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 61
73
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.49 Adapun aktivitas dalam teknik analisis data
pada kualitiatif adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1
Teknik Analisis Data
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data berjalan terus-menerus sejalan pelaksanaan
penelitian berlangsung. Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis
sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang dikode, dibuang, pola-
pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebut, cerita-cerita apa yang
berkembang, merupakan pilihan-pilihan analistis.
Lazimnya hasil observasi penelitian kualitatif akan diperoleh banyak data yang
berupa catatan-catatan narasi di lapangan. Catatan-catatan itu bukanlah data yang akan
ditampilkan begitu saja dalam laporan penelitian, tetapi harus melalui proses reduksi
49 Ibid., h. 246.
Koleksi Data
Reduksi Data
Penyajian Data
(Display data)
Kesimpulan/Verifikas
i
74
sehingga banyaknya catatan narasi di lapangan bukan mnejadi sekadar alasan bagi
peneliti untuk menebalkan jumlah halaman laporan peneltian kualitiatif.50
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dalam
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.51 Yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
Penyajian data dimaknai sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.52 Dengan
mencermati penyajian data, peneliti akan lebih mudah memahami yang sedang terjadi
dan apa yang akan dilakukan.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Tahap terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Beberapa cara yang dilakukan dalam proses ini adalah dengan melakukan
pencatatan pola-pola dan tema yang sama, pengelompokkan, dan pencarian kasus-
kasus negatif (kasus khas, berbeda, mungkin pula menyimpang dari kebiasaan yang
ada di masyarakat.53
Proses verifikasi hasil temuan dapat dilakukan secara singkat dan dilakukan oleh
peneliti tersendiri, yaitu dilakukan secara selintas dengan mengingat hasil-hasil temuan
terdahulu dan melakukan cek silang (cross check) dengan temuan lainnya. Namun,
proses verifikasi dapat juga berlangsung lebih lama jika peneliti melakukannya dengan
anggota peneliti lain dengan koleganya.
50 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 150-151. 51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 249. 52 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 151. 53 Ibid. hal 152,
75
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti.54 Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data, peneliti
menggunakan uji credibility (validitas interbal), transferbility (validitas eksternal),
depenability (reliabilitas), dan confirmability (obyektivitas).
1. Uji Credibility
a) Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.55 Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan metode triangulasi sumber.
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data
yang diperoleh melalui beberapa sumber.56 Data dari berbagai sumber akan
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, mana yang berbeda,
mana yang spesifik dari sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
akan menghasilkan suatu kesimpulan yang akan dimintakan kesepakatan dengan
sumber data tersebut.
b) Menggunakan Bahan Referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara.. Data tentang interaksi
manusia, atau gambaran suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto. Alat-alat bantu
perekam data dalam penelitian kualitatif seperti kamera, handycam, alat rekam suara
sangat diperlukan untuk mendukung kredibilitas data yang telah ditemukan oleh
54 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 268-
269. 55 Ibid., h. 273 56 Ibid., h. 274
76
peneliti. Dalam laporan penelitian, sebaiknya data-data yang dikemukakan perlu
dilengkapi dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih dapat
dipercaya.57
2. Uji Transferability
Seperti telah dikemukakan bahwa transferability ini merupakan validitas
eksternal dalam penelitian kuantitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajat
ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel
tersebut diambil.
Nilai transfer ini berkenaan dengan pernyataan, hingga mana hasil penelitian
dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai
transfer bergantung pada pemakai, hingga manakala hasil penelitian tersebut dapar
digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain. Peneliti sendiri tidak menjamin
“validitas eksternal” itu.
Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif
sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti
dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya. Dengan demikian maka pembaca menjadi jelas, sehingga dapat
memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di
tempat lain. Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian
jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan (transferability),
maka laporan tersebut memenuhi standar tranferabilitas.58
3. Uji Depenability
Dalam penelitian kuantitatif, depenability disebut reliabilitas. Suatu penelitian
yang reliabel adalah apabila orang lain dapat mengulangi/mereplikasi proses penelitian
tersebut. Dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan melakukan
57 Ibid., h. 275 58 Ibid.,
77
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Sering terjadi peneliti tidak melakukan
proses penelitian ke lapangan, tetapi bisa memberikan data. Peneliti seperti ini perlu
diuji depenabilitynya. Kalau proses penelitian tidak dilakukan tetapi datanya ada, maka
penelitian tersebut tidak reliabel atau dependable. Untuk itu pengujian depenability
dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
Caranya dilakukan oleh auditor yang independen, atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai
menentukan masalah/fokus, memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan
analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat
ditunjukkan oleh peneliti. Jika peneliti tak mempunyai dan tak dapat menunjukkan
“jejak aktivitas lapangannya”, maka depenabilitas penelitiannya patut diragukan.59
4. Uji Konfirmability
Pengujian konfirmability dalam penelitian kuantitatif disebut dengan uji
objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji konfirmability mirip dengan
uji depenability, sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji
konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang
dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang
dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar konfirmability. Dalam
penelitian, jangan sampai proses tidak ada, tapi hasilnya ada.60
59 Ibid., h. 277 60 Ibid.,
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Profil UINPreneurs
UINPreneurs merupakan salah satu komunitas mahasiswa UIN yang menjadi
wadah berkumpulnya mahasiswa yang memiliki wirausaha. Dengan adanya komunitas
ini, mahasiswa UIN yang memiliki usaha mampu bersinergi untuk memasarkan usaha
mereka. Komunitas ini dibentuk pada tanggal 5 Mei 2015 dengan pendirinya yaitu
Supriyadi (Pondok Sepeda), Edy Fajar (Ebi Bag), Deni (Ini Sablon) dan Iqbal Zaenal
(Sahabat Bimbal). UINPreneurs memiliki slogan yaitu “Karena Berkolaborasi Jauh
LebihBernilai Daripada Sekedar Berkompetisi”.
UINPreneurs memiliki proses pembinaan dan struktur kepengurusan . proses
pembinaan atau seleksi ini dimulai dari perekrutan dan dilanjutakan Sharing Bisnis,
Mentoring Group, E-Camp dan Reward. Saat ini komunitas UINPreneurs memiliki
target pengembangan komunitas dimana tidak hanya beranggotakan dari UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta saja melainkan juga dari kampus lain seperti UNPAM, Pelita
Bangsa, UNHAS, pelajar SMA dan masyarakat yang masih memiliki jiwa muda dalam
berwirausaha.
Stuktur kepengurusan di UINPreneurs melingkupi Dewan Kehormatan
Pengurus, Direktur Eksekutif, Sekretaris, Manajer HRD, Manajer Operasional Usaha,
Manajer Keuangan dan manajer Marcomm. Dan pada kepengurusan tahun 2018-2019
ini, direktur eksekutif nya Iqbal Zaenal Mutaqin dengan dewan kehormatan pengurus
yaitu Supriyadi, Annisa Febrinel, Edy Fajar dan Ahmad Ismatullah.
Saat ini program yang dijalani UINPreneurs berbeda dari tahun sebelumnya,
tahun ini program menjadi unggulan di UINPreneurs yaitu kelas Milionaire student
Program yang berisikan 18 orang terdiri dari anggota yang belum memiliki usaha dan
yang sudah memiliki usaha tetapi dengan omset dibawah 10 juta dan kelas
FridayBusiness School Program yang berisikan 7 orang terdiri dari anggota yang sudah
memiliki usaha dan omset nya di atas 10 juta. Setelah menjalani kelas masing-masing
selama 8 minggu, diharapkan para anggota dapat memiliki usaha dan mengembangkan
usahanya menjadi lebih baik lagi.
2. Visi dan Misi UINPreneurs
a. Visi
Menajadi wadah untuk membentuk pengusaha-pengusaha muslim yang berdaya
saing tinggi dan berkompeten serta dapat diperhitungkan.
b. Misi
1). Memotivasikan dan menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship mahasiswa.
2). Berbagi pengalaman sukses menjadi entrepreneur dari para pengusaha sukses.
3). Menjadi aset sumber daya manusia nasional dan kebanggan masyarakat
4). Membentuk mahasiswa mandiri, kreatif dan inovatif
5). Menanamkan nilai-nilai etika bisnis dan kepedulian terhadap sesame pada
mahasiswa.
B. Deskripsi Data
1. Hasil Observasi
Hari/Tanggal : Rabu, 21 April 2019
Waktu : 12.00 - 13.00 WIB
Tempat : Office UINPreneurs Academy (disamping kampus UIN
Jakarta) Jl. Pesanggrahan No. 63A, Cempaka Putih, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan, Banten
Tabel 4.1
Hasil Obseravasi
No. Kegiatan yang di observasi Keterangan
1. Ketersediaan sekertariatan Terdapat sekretariatan yang terletak di
samping kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Luas tidak terlalu
besar tetapi cukup untuk kegiatan
setiap minggu nya. Fasilitas nya juga
cukup memadai
2. Kegiatan tahunan, bulanan, mingguan Kegiatan tahunan yang dilakukan
perekrutan anggota, sedangkan
kegiatan bulanan yaitu mengadakan
workshop dan kegiatan mingguan yaitu
kelas bisnid dasar dan bisnis lanjutan.
3. Perekrutan anggota Perekrutan anggota di lakukan setiap
tahun dan anggota angkatan tahun ini
25 orang
4. Seminar wirausaha Seminar wirausaha dilakukan setiap
bulan tetapi tidak rutin dan bikan
seminar yang besar.
5. Peminjaman modal usaha untuk
anggota
Untuk sekarang belum ada program
peminjaman modal untuk anggota,
adanya bentuk kerjasama dengan pihak
lain.
6. Evaluasi kegiatan di setiap akhir tahun Evaluasi kegiatan di lakukan dia khir
masa periode untuk terus
meningkatkan dan menghasil
wirausaha muda yang mandiri.
7. Berbagi kiat-kiat usaha bersama
pengusaha (workshop)
Workshop bersama pengusaha
beberapa kali dilaksanakan tetapi tidak
di jalankan secara rutin setiap bulan
nya.
8. Pelatihan manajemen waktu Pelatihan manajemen waktu di
masukan menjadi materi di dalam
kelas.
Sumber : Hasil Pengolahan Data
2. Hasil Dokumentasi
Dari penelitian yang telah di lakukan UINPreneurs sekarang memiliki anggota
sebanyak 25 orang yang terdiri dari 18 orang yang mengikuti kelas Milionaire student
Program (Bisnis Dasar) dan 7 orang yang mengikuti kelas FridayBusiness School
Program (Bisnis Lanjutan). Kelas ini masing-masing memiliki waktu 8 minggu untuk
semua materi yang akan di sampaikan.
Tabel 4.2
Hasil Dokumentasi
No. Dokumen yang di observasi
Ketersedian
Keterangan
Ya Tidak
1. Profil UINPreneurs √ Tersedia
2. Visi dan misi UINPreneurs √ Tersedia
3. Struktur Organisasi UINPreneurs √ Tersedia
4. Data Anggota-anggota UINPreneurs √ Tidak
tersedia,
karna belum
9. Pelatihan pemasaran produk atau jasa Pelatihan pemasaran produk juga
menjadi salah satu materi di dalam
kelas yang mengajarkan pemasaran
secara online.
10. Pelatihan pengelolaan keuangan Pelatihan pengelolaan keuangan juga
menjadi materi pembelajaan di kelas
bisnis lanjutan.
membuat
database
Tabel 4.3
Nama-nama anggota yang berhasil lulus seleksi :
No. Nama-nama
1 Chepi Setiawan
2 Sulthon Awal Barkah
3 Sufyan Saifulloh
4 Ririn Riani
5 Ristya Nuroktavia Sari
6 Valiant Octo Karada
7 Aufa Ahda
8 M. Dimas Anugrah
9 Abdullah Dzulfikri
10 Rizka Rahmayanti
11 Sarah Fahmiyah
12 Nadia Az – Zahra
13 Ahmad Fadillah
14 Ellya Fajriani Hasibuan
15 Baidatun Muklisah
C. Analisis dan Pembahasan
1. Perekrutan Anggota di UINPreneurs
Di setiap tahun nya UINPreneurs mengadakan perekrutan anggota untuk
mewadahi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta belajar berwirausaha dan
menjadi tempat berbagi informasi seputar wirausaha. Tak hanya mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta saja yang dapat bergabung dalam Komunitas UINPreneurs.
Tetapi mahasiswa kampus lain, pelajar dan masyarakat yang masih berjiwa muda dan
memiliki jiwa wirausaha yang tinngi dapat bergabung dengan Komunitas
UINPreneurs. Tujuan nya agar siapa pun dapat belajar menjadi wirausahawan yang
sukses di masa depan.
Pada perekrutan tahun pertama instrument yang digunakan adalah dengan
mengajak mahasiswa yang sudah memiliki usaha untuk bergabung menjadi anggota
komunitas UINPreneurs. Tidak ada seleksi khusus yang diterapkan pada waktu itu.
Tujuan nya agar Komunitas UINPreneurs dapat di dengar dan di lihat di kalangan
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil nya terkumpul sekitar 100 orang yang
menjadi anggota UINPreneurs. Tetapi hal ini menjadi kekurangan dari Komunitas
UINPreneurs. Setelah berjalan nya waktu, anggota berkurang terus menerus dan hanya
beberapa orang yang dapat bertahan. Di akhir peroide anggota mengadakan evaluasi
untuk meyelesaikan masalah yang terjadi di Komunitas UINPreneurs. Hingga pada
perekrutan tahun kedua instrument yang di gunakan berbeda dari tahun sebelum nya.
Di tahun kedua perekrutan berjalan lebih selektif dan terstruktur. Calon anggota
di haruskan membuat proposal usaha untuk di ajukan kepada Komunitas
UINPereneurs. Bagi yang sudah lulus seleksi proposal, di lanjutkan dengan mengikuti
campreneur di Pulau Tidung. Hasil nya anggota yang lulus seleksi hingga akhir
terdapat 13 orang. Di tahun ketiga perekrutan masih sama seperti tahun kedua. Tetapi
karna terdapat kekurangan biaya dan masalah yang lain nya, anggota yang bertahan
sampai akhir hanya tinggal 5 orang. Di akhir periode tahun ketiga para pengurus dan
pendiri mengundang pengusaha yang berpengalam dalam berwirausaha di sebuah
workshop di Puncak untuk membahas masalah yang terjadi di Komunitas
UINPreneurs. Hingga dapat di simpulkan masalah yang terjadi dan solusi yang akan di
jalani.
Pada tahun ke empat UINPreneurs akhir nya mengubah nama menjadi
UINPreneurs Academy. Dan membuat 2 program unggulan nya menjadi daya tarik
untuk calon anggota. Seleksi yang diterapkan juga berbeda dari tahun sebelumnya.
Pada tahun ini para calon anggota di wajibkan mengikuti tes tulis, tes IQ dan
wawancara. Setelah semua di lewatkan anggota di minta untuk membayar uang
investasi sebesar Rp. 350.000 untuk kelas Milionare Student Program (kelas dasar
bisnis) dan sebesar Rp. 750.000 untuk kelas Friday Business School Program (Bisnis
Lanjutan). Uang tersebut di bayarkan untuk memenuhi kebutuhan anggota sendiri
seperti membayar sewa sekretariatan dan membayar WIFI.
a. Kriteria yang harus di penuhi untu calon anggota:
1). Pelajar, mahasiswa dan pemuda Indonesia
2). Berusia maksimal 30 tahun ketika mendaftar
3). Berencana memilih profesi sebagai pengusaha
4). Pernah memiliki atau sedang menjalankan usaha sendiri
b. Persyaratan yang harus dibawa:
1). Mengisi form online
2). Mengirim CV dan foto
3). Mengirim transkrip nilai dan ijazah terakhir
c. Tahapan Rekrutmen:
1) Tahap seleksi administrasi
2) Tahap tes psikologi dan kompetensi
3) Tahap wawancara
4) Pengumuman
2. Program Unggulan UINPreneurs
Di tahun ini UINPreneurs memiliki 2 program kerja unggulan yang berbeda dari
tahun sebelumnya. Periode waktu yang di buat UINPreneurs untuk kedua kelas ini
selama 8 minngu. Setelah selesai pembahasan materi di dalam kelas, di harapkan
anggota dapat menerapkan materi yang telah disamapikan di kelas dan dapat
dipraktekan dalam menjalankan usaha mereka.
1) Fasilitas yang di berikan dalam program yaitu :
a) Mentoring Bisnis
b) Training Bisnis
c) Coaching Personal
d) Networking
e) Scholarship
f) Kaos Program
g) Fasilitator Berpengalaman
h) Ruang Belajar dan Meeting
i) Highspeed WIFI
j) Booklet Angkatan
2). Target yang ingin di capai dari program tersebut yaitu:
a) Memiliki pendapatan
b) Memiliki bisnis yang tersistematis
c) Bermanfaat bagi masyarakat sekitar dengan menjadinTrainer/Motivator
d) Trip ke luar negeri di akhir program
e) Membangun peradaban sholat subuh berjamaah
a. Kelas Milionare Student Program (Kelas Dasar Bisnis)
Millionaire Student adalah program kelas bisnis dasar yang di khususkan
untuk pelajar mahasiswa dan pemuda Indonesia, yang ingin belajar memulai
bisnis dan menciptakan keran penghasilan secara mandiri. Di dalam kategori
kelas ini terdiri dari anggota yang belum memiliki usaha dan anggota yang
sudah memiliki usaha tetapi hanya memiliki omset berusaha di bawah 10 juta
rupiah. Anggota yang belajar di kelas ini berjumlah 18 orang. Waktu
pembelajaran nya setiap hari selasa, pukul 05.30-09.00 WIB bertempat di
sekretariatan UINPreneurs. Kelas ini sudah di mulai dari tanggal 9 April 2019
dan akan berjalan selama 8 minggu. Materi yang di sampaikan setiap minggu
berbeda-beda. Mulai dari pemilihan jenis usaha yang akan di jalankan,
pemilihan pasar yang ditujukan, cara pemasaran dan iklan, manajemen SDM,
Manajemen waktu serta manajemen keuanagan. Untuk yang menyampaikan
materi tersebut biasanya di pilih dari pengusaha yang sudah lama
menjalankan usaha nya dan terbilang sukses. Melalui pendekatan revolusi
industri, target awal dari kelas ini di harapkan anggota dapat memiliki
penghasilan bersih sebesar 1 juta rupiah setiap bulan nya. Di akhir
pemebelajaran, nanti nya anggota akan di evaluasi dan di mentoring usaha
nya agar tetap dapat berjalan.
b. Kelas Friday Business School Program (Bisnis Lanjutan)
Friday Business School adalah program kelas bisnis lanjutan dengan metode
Problem-Solving, yang di khususkan untuk pelajar, mahasiswa dan pemuda
Indonesia yang sudah memiliki bisnis sendiri dan ingin memperbaiki
organisasi bisnisnya agar lebih tersistematis (auto pilot). Sehingga mampu
menjadi mesin pencetak uang tanpa kehadiran parsial atau penuh si pemilik
bisnis. Di dalam ketegori kelas ini terdiri dari anggota yang sudah memiliki
usaha yang beromset di atas 10 juta rupiah. Anggota yang belajar di kelas ini
berjumlah 7 orang. Waktu pembelajaran setiap hari jum’at, pukul 14.00 –
16.00 WIB bertempat di sekretariatan UINPreneurs. Kelas ini sudah di mulai
dari tanggal 12 April 2019 dan akan berjalan selama 8 minggu. Berbeda
dengan kelas hari selasa, pada kelas hari jumat ini pembahasan yang di
ajarkan lebih mengarah sharing antar anggota. Dan menyelesaikan masalah
bersama di dalam kelas.
3. Tahap-tahap kewirausahaan
5) Tahap memulai
Pada tahap ini anggota yang belum mempunyai usaha akan mengikuti kelas
Milionare Student Program (Kelas Dasar Bisnis). Di dalam kelas anggota di
arahkan untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan anggota dan di bantu
dalam mempersiapkan kebutuhan untuk memulai usaha.
6) Tahap melaksanakan usaha
Anggota yang sudah memiliki usaha tetapi belum besar juga akan mengikuti
kelas Milionare Student Program (Kelas Dasar Bisnis). Di dalam kelas materi
yang di sampaikan setiap minggu berbeda-beda. Mulai dari pemilihan pasar
yang ditujukan, cara pemasaran dan iklan, manajemen SDM, Manajemen
waktu serta manajemen keuanagan.
7) Tahap mempertahankan usaha dan Tahap mengembangkan usaha
Dalam tahai ini anggota akan mengikuti kelas Friday Business School adalah
program kelas bisnis lanjutan dengan metode Problem-Solving, yang di
khususkan untuk pelajar, mahasiswa dan pemuda Indonesia yang sudah
memiliki bisnis sendiri dan ingin memperbaiki organisasi bisnisnya agar lebih
tersistematis (auto pilot). Sehingga mampu menjadi mesin pencetak uang tanpa
kehadiran parsial atau penuh si pemilik bisnis.
D. Keterbatasan Penelitian
Tidak ada penelitian yang sempurna. Dalam penelitian ini, penulis mengalami
hambatan-hambatan dalam melaksanakan prosedur penelitiannya. Diantara hambatan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dalam mencari referensi buku dan jurnal tentang komunitas masih sangat jarang
dan sulit untuk di temukan. Buku yang ditemukan tidak membahas tentang teori
dasar dari komunitas, tetapi lebih membahas tentang komunitas itu sendiri.
Penelitian yang sebelumnya juga tidak memiliki kesamaan yang mendekati.
Penelitian yang penulis ambil adalah penelitian yang baru dan jarang untuk di
bahas.
2. Saat ingin melakukan wawancara penulis kesulitan menemui narasumber yang
ingin di wawancarai. Dikarnakan jadwal narasumber yang sibuk dengan penulis
yang tidak sesuai. Sehingga ada keterlambatan waktu dalam megumpulkan data.
3. Website dari Komunitas UINPreneurs sedang dalam perbaikan dikarnakan
terkena hack oleh pihak asing. Dan membuat penulis sedikit kesulitan untuk
mendapatkan data yang diperlukan.
89
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan oleh penulis,
peran komunitas UINPreneurs dalam memotivasi mahasiswa untuk melakukan
wirausaha mempunyai peran yang cukup berpengaruh. Bagi mahasiswa yang telah
bergabung dan menjadi anggota UINPreneurs akan di fasilitasi dengan program kerja
dan fasilitas yang lain untuk menunjang anggota untuk melakukan wirausaha. Seperti
tempat untuk diskusi, pemateri dan tutor yang handal dalam setiap bidangnya, jaringan
pemasaran yang lebih luas, materi belajar yang memadai baik teori maupun juga
praktek.
Anggota akan dibina dan diberi materi selama 8 minggu dengan pertemuan
seminggu sekali. Selama masa itu anggota akan di beri bekal untuk menjalankan
usahanya dan dibuatkan ruang diskusi untuk saling bertukar informasi dan pengalaman
berwirausaha. Dalam pelaksanaan nya banyak anggota yang semangat dalam
mengikuti program nya, tapi ada juga yang masih kurang semangat di lihat dari anggota
yang masih terlambat datang ke tempat belajar.
B. Implikasi
Adanya peran yang cukup besar yang di lakukan Komunitas UINPreneurs dalam
menumbuhkan motivasi berwirausaha mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
terlebih bagi mahasiswa yang sudah bergabung sebagai anggota. Bentuk pemberian
motivasi seperti di adakan nya seminar, berbagi informasi, dan materi serta mentoring
wirausaha.
90
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran atau
rekomendasi yang dapat berguna bagi pengurus dan anggota dari Komunitas
UINPreneurs. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Untuk Komunitas UINPreneurs
Setelah pembelajaran di kelas selesai di harapkan ada program lanjutan yang
membuat para anggota tetap bisa berkumpul dan saling tukar informasi mengenai
masalah usaha yang di jalaninya. Dan juga dapat memperat tali silaturahim antar
anggota
2. Untuk anggota Komunitas UINPreneurs
Di harapkan anggota dapat menjaga kebersihan seketariatan dan dapat lebih
displin dalam mengikuti kelas setiap minggunya. Agar materi yang di sampaikan
oleh fasilitator dapat diterima dari awal.
3. Untuk Peneliti Lain
Diharapkan adanya penelitian lanjutan terkait dengan kinerja komunitas
UINPreneurs memberikan pengaruh yang cukup besar bagi mahasiswa yang
ingin mencari tempat berbagi informasi tentang wirausaha.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Ma’ruf,, Wirausaha Berbasis Syari’ah , Antasari Press, Banjarmasin
2011
Daryanto, pengantar Ilmu Kewirausahaan , Tira Smart Tangerang 2018
Eveline, & Nara, Hartini. Teori Belajar dan Pembelajaran, Cetakan ke 2. Ghalia
Indonesia. Bogor 2014
Franky Slamet; Hetty Karunia; Mei Ie,Dasar-Dasar Kewirausahaan: Teori Dan
Praktik, Indeks Jakarta 2014
Hasibuan, M.S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. PT. Bumi
Aksara. Jakarta 2016
Juliansyah Noor, Metodologi Peneltian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
Kencana, Jakarta. 2012
Kasmir, Kewirausahaan, Rajawali Pers Jakarta, 2012
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009
Rusdiana, H.A. Kewirausahaan Teori dan Praktik, Cetakan ke 1. Bandung: Pustaka
Setia. 2014
Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar, Jakarta: PT Indeks, 2012
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2013
Suryana, Kewirausahaan Pedoman dan Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Jakarta: PT. Salemba. 2009
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Offset, 2014
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan, Bandung
: PT Refika Aditama, 2014 Cet 2
Artikel/ Jurnal :
Mahasiswa STKIP PGRI Ngawi. Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Media Prestasi,
Vol. XI, No. 1.
Saputri Endang, Peran Komunitas Wirausaha Muda Surakarta (WMS) Sebagai
wahana Komunikasi Bisnis, Jurnal Skripsi pada FISIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta 2016
Wikanso. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Motivasi Berwirausaha
Siregar, 2013
Website :
http://burhan.staff.ipb.ac.id/2012/01/24/mendorong-pertumbuhan-ekonomi-melalui-
peningkatan-jumlah-wirausaha-sebuah-kerangka-penelitian/ , 3 Maret 2019
http://www.depkop.go.id/content/read/ratio-wirausaha-indonesia-naik-jadi-31-persen/
, 3 Maret 2019
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-mikro/peran-kewirausahaan-
dalam-membangun-ekonomi-indonesia , 3 maret 2019
https://www.suara.com/bisnis/2018/04/05/152916/jokowi-jumlah-entrepreneur-di-
indonesia-baru-301-persen, 18 maret 2019
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan, 13 oktober 2018
https://www.maxmanroe.com/vid/sosial/pengertian-komunitas.html, 1 maret 2019
https://pengertiandefinisi.com/pengertian-komunitas-manfaat-komunitas-dan-
beberapa-pertimbangan-dalam-pembentukan-komunitas/, 1 Maret 2019
http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/06/pengertian-peran-secara-umum.html,
10 Maret 2019
https://www.artikelsiana.com/2019/02/Pengertian-peran-fungsi-jenis-peran-ciri-
syarat-para-Ahli.html,10 Maret 2019
LAMPIRAN
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen
No. Indikator Sub Indikator Sumber Data
1. Peran Komunitas terhadap
e. Tahap Memulai Usaha
Memilih jenis usaha yang
akan dilakukan
Pengurus
UINPreneurs
f. Tahap Melaksanakan
Usaha Dalam mengelola usaha
aspek yang terkait :
pembiayaan, SDM,
kepemilikan, organisasi,
kepemimpinan dalam
mengambil keputusan dan
resiko, pemasaran dan
melakukan evaluasi
Pengurus
UINPreneurs
g. Tahap Mempertahankan
Usaha Analisis mempertahankan
usaha
Pengurus
UINPreneurs
h. Tahap Mengembangkan
Usaha Analisis mengembangkan
dan peluasan usaha
Pengurus
UINPreneurs
2. Motivasi Terhadap
Mahasiswa
Kegiatan yang dijalankan
pengurus dan anggota
Pengurus
UINPreneurs
Pedoman wawancara
Pelaksanaan wawancara
Nama informan :
Jabatan :
Hari/tanggal :
Tempat :
Pertanyaan-pertanyaan :
1. Bagaimana awal berdirinya UINPreneurs?
2. Siapa saja pendiri UINPreneurs dan kapan UINPreneurs didirikan?
3. Bagaimana proses perekrutan anggota di UINPreneurs?
4. Berapa jumlah anggota UINPreneurs yang telah bergabung dan setiap tahun nya
berapa orang yang di terima sebagai anggota?
5. Kegiatan apa saja yang telah berhasil dilaksanakan oleh UINPreneurs?
6. Apakah anggota di UINPreneurs harus sudah memiliki usaha ketika mau
bergabung?
7. Ketika anggota belum memiliki usaha, apakah UINPreneurs membantu anggota
memilih jenis usaha dan membantu mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan
ketika ingin membuka usaha?
8. Dalam menjalanka usaha, kiat-kiat seperti apa yang diberikan UINPreneurs
kepada anggota agar usahanya berjalan lancar?
9. Dalam pemasaran produk atau jasa yang dihasilkan, adakah saran-saran yang
diberikan kepada anggota?
10. Dalam menjalankan usahanya, adakah evaluasi atau mentoring yang dilakukan
UINPreneurs terhadap usaha anggotanya?
11. Ketika usaha anggota mengalami masalah, apakah UINPreneurs membantu
mencarikan solusinya?
12. Untuk mengembangkan usaha anggota, apakah UINPreneurs memberi bantuan
seperti penambahan modal atau memberikan ide-ide kreatif untuk kemajuan
usaha anggota?
13. Ketika mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin bergabung di
UINPreneurs, biasa nya motivasi seperti apa yang melatarbelakangi mahasiswa
tersebut?
14. Menurut pengurus, kegiatan atau program apa yang menjadi unggulan di
UINPreneurs yang membuat mahasiswa ingin bergabung di UINPreneurs?
15. Program kerja apa saja yang akan dilaksanakan kedepan nya?
Respon Informan
1. .......................................................................................................................
2. .......................................................................................................................
3. .......................................................................................................................
4. .......................................................................................................................
5. .......................................................................................................................
Catatan Tambahan Peneliti
1. .......................................................................................................................
2. ......................................................................................................................
Tabel 3.3
Pedoman Obseravasi
No. Kegiatan yang di observasi Keterangan
1. Ketersediaan sekertariatan
2. Kegiatan tahunan, bulanan, mingguan
3. Perekrutan anggota
4. Seminar wirausaha
5. Peminjaman modal usaha untuk anggota
6. Evaluasi kegiatan di setiap akhir tahun
7. Berbagi kiat-kiat usaha bersama pengusaha
(workshop)
8. Pelatihan manajemen waktu
9. Pelatihan pemasaran produk atau jasa
10. Pelatihan pengelolaan keuangan
Tabel 3.4
Lembar Dokumentasi
No. Dokumen yang di observasi Ketersedian Keterangan
Ya Tidak
1. Profil UINPreneurs
2. Visi dan misi UINPreneurs
3. Struktur Organisasi UINPreneurs
4. Data Anggota-anggota UINPreneurs
LAMPIRAN GAMBAR
TRANSKIP WAWANCARA
(DENGAN KOMUNITAS UINPRENEURS)
Hari/Tanggal : Senin, 13 April 2019
Tempat : Sekretariatan UINPreneurs
Waktu : 12.00 WIB
Narasumber : Supriyadi
Keterangan:
P : Peneliti
N : Narasumber
Responden Pertama
P : Silahkan perkenalkan diri dulu?
N : Assallamu’allaikum, Perkenalkan nama saya Supriyadi alias cuplis,
saya salah satu inisiator di komunitas UIN Preneur
P : Bagaimana sejarah UIN Preneur?
N : Ini sejarahnya menarik, karena di UIN itu di kampus saya, saya
Alumni UIN masuk 2010 selesai 2014, karena dari zaman sekolah saya senang
jualan, dan sampai kampus di UIN saya mencari komunitas yang memang
fokus di entrepreneurship, nanya-nanya dengan senior kanan kiri dan teman-
teman ternyata tidak ada, hanya ada Kopma tapi lebih ke Koperasi. Sebagai
Mahasiswa Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Tulisan Bisnis besar sekali
kalau datang ke FEB itu merasa kok ada yang tidak sesuai karena materi-materi
yang saya dapat dikampus memang ada mata kuliah Kewirausahaan tapi hanya
sebatas kulit pointnya disitu. Menariknya UIN itu untuk masalah islami
memang terkenal sekali, tapi untuk masalah entrepreneurship itu masih sangat
kurang. Lalu dari situ saya gelisah, akhirnya saya coba buat komunitasnya yaitu
UIN Preneurship, saya menginisiasi dengan mengajak beberapa teman-teman
yang memang nasibnya sama seperti saya. Pengen belajar tapi tidak ada
menthor, pengen belajar tapi tidak ada komunitas, pengen belajar tapi tidak ada
wadahnya. Singkatnya seperti itu.
P : Siapa pendiri UIN Preneurship?
N : Pendiri UIN Preneurship ada 4 orang yaitu pertama ada Iqbal,
Mahasiswa KPI Fakultas Dakwah, lalu ada Edy Fajar, Fakultas Sains dan
Teknologi Jurusan Agri Bisnis, dan Denny, Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Kimia. Saya bertemu dengan mereka saat sedang ada forum-forum
yang memang tema bertajuk kewirausahaan lalu diajak-ajakinlah untuk
membuat komunitas
P : Kapan terbentuknya UIN Preneurs?
N : Terbentuknya di Tahun 2015, itu setelah saya selesai sidang dan
wisuda, tapi saya ingin meninggalkan sesuatu untuk kampus, kebetulan ada
Iqbal yang masih Semester 3, lalu untuk Edy dan Denny itu se-angkatan dengan
saya, tahun 2010 dan 2011. Agar tonggak estafet tetap berjalan maka diambil
anak yang masih ditengah-tengah. Berdirinya UIN Preneurship tanggal 5 Mei
2015. Dan angkanya sangat mudah sekali untuk diingat.
P : Lalu untuk sekarang, Bagaimana proses perekrutan anggota di UIN
Preneurs?
N : Kalau di UIN Preneurs itu di angkatan pertama, ini unik karena kita
tidak punya instrumen rekrutmen, tidak ada senior karena untuk senior itu ada
di kita, tidak punya percontohan, yang memang masih buka hutan atau rimba
sendiri, jadi ketika ada moment wirausaha dikampus dan lihat ada bazar, dan
peserta bazarnya adalah mahasiswa, lalu kita datangi satu-satu dan kita ajakin
satu-satu untuk bergabung ke grup Komunitas UIN Preneurs, jadi waktu
angkatan pertama kita tinggal masuk-masukin kedalam grup Whatsaps. Dan
kita tidak kenal, lalu jadi viral saat itu ada saya, iqbal, denny, edy dan ada
teman-teman, jadi kita instruksikan kalau ada yang jualan dikampus dan suka
berwirausaha langsung dimasukan ke dalam grup Komunitas UIN Preneurs,
kita tidak tahu orangnya siapa, belum pernah ketemu dan belum kopdar dan lain
sebagainya itu adalah perekrutan di angkatan pertama. Lalu untuk angkatan
kedua baru instrumennya berubah, memang ada proses seleksi yang kita buat
ada tes tertulis, tes wawancara, setelah itu mereka entrepreneurkan di pulau
tidung selama 4 hari 3 malam, itu berjalan di angkatan kedua dan angkatan
ketiga dan berlanjut sepert itu. Karena ini Best In Comunity jadi memang semua
aktivitas kita tanpa ada donatur itu rasanya berat sekali, semua program kita
selama 3 tahun berjalan itu kita gratiskan dan selama evaluasi ternyata teman-
teman yang memang kita gratiskan secara program dan pembelajaran mereka
tidak disiplin. Akhirnya kita coba evaluasi di masuk tahun ketiga transisi tahun
keempat kita workshop kita evaluasi 3 hari 2 malam, saya mengundang salah
satu Alumni UIN yang memang fokus di Entreprenurship dan memang sudah
punya banyak perusahaan. Saya minta tolong sama beliau untuk membantu
saya untuk mencari sebab akar masalahnya apa dan akhirnya ketemulah.
Setelah pulang baru ternyata kita merubah semua haluan, merubah nama
branding dari UIN Preneurs jadi UIN Preneurs Akademik. Setelah pulang
evaluasi untuk angkatan keempat kita punya produk baru tidak seperti angkatan
1, 2, dan 3, terbentuklah sekret, terbentuklah mahasiswa-mahasiswa UIN
Preneurs Akademik. Instrumennya juga berubah, instrumen yang kita pakai
untuk angkatan keempat adalah instrumen yang saya gunakan untuk seleksi
karyawan di perusahaan saya jadi memang agak ketat, tes tertulis, tes iq, lalu
tes interview, kalau lolos baru masuk, kalau tidak lolos silahkan dicoba lagi.
P : Kalau jumlah anggota yang telah bergabung dan setiap tahunnya
berapa anggota yang dierima?
N : Kalau jumlah sebenarnya kita tidak mencari Quantity, Quantity itu kita
cari hanya di angkatan pertama, angkatan pertama itu kurang lebih ada 100
orang, dan itu kita tidak kenal semua, termasuk saya sebagai pendiri inisiasinya
saya tidak tahu ini siapa tiba-tiba ada disini. Tapi yang kita coba buat saat itu
memang carinya banyakin saja dulu orangnya yang penting nanti kedengeran
sama teman-teman dikampus. Angkatan kedua yang daftar itu kurang lebih ada
150 orang yang kita terima itu sampai jadi kurang lebih ada 17 orang. Angkatan
ketiga saya sudah tidak dikampus, jadi memang controlling saja dari jauh saat
itu, yang ada dikampus hanya teman-teman ternyata siklus kepengurusan, yang
aktifin itu dengan tidak adanya anggaran dan donatur itu sulit sekali untuk
dijalankan akhirnya yang jadi kurang lebih hanya 3 sampai 5 orang dari jumlah
pendaftar 90 orang jadi menurun. Saya tinggal di kediri selama 7 sampai 8
bulanan setelah kembali lagi kesini, lalu tidak sesuai dengan harapan dan
ekspetasi saya. Akhirnya saya undang teman-teman untuk workshop yang itu
tadi di puncak itu untuk mencari sebab akar masalahnya. Untuk sekarang
kurang lebih ada 25 orang jadi ada di program kelas bisnis dasar di setiap hari
selasa dan nama programnya millionare student, itu kurang lebih ada 17 orang
kalau yang hari jumat kelas bisnis lanjutan orangnya tidak banyak hanya kurang
lebih ada 7 orang.
P : Kegiatan apa saja yang sudah UIN Preneurs buat selama ini?
N : Untuk kegiatan kita banyak sekali bisa dilihat di website UIN
Preneurs, jadi untuk kegiatan yang biasa kita lakukan adalah Bisnis Sharing,
untuk programnya tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga itu programnya
satu tahun biasanya setiap bulan kita selalu membuat workshop-workshop atau
seminar-seminar yang tidak besar tapi yang kecil-kecil yang memang kelas-
kelas intensif saja. Dan banyak juga kita belajar memasang iklan di facebook,
digital marketing, memasang iklan di instagram, memasang iklan di google,
dan lain sebagainya perangkat medsos segala macamnya.
P : Untuk bergabung di UIN Preneurs apakah harus punya usaha atau
memang hanya punya minat tapi bisa gabung?
N : Jadi untuk gabung di akademik ini di UIN Preneurs tidak harus punya
bisnis karena program ini ada 2 kelas, programnya berbeda jadi yang millionare
student ini untuk orang yang belum punya bisnis dan sudah punya bisnis dengan
pendapatan dibawah 10 juta atau maksimal 10 juta jadi siapapun boleh ikut
selama omsetnya itu maksimal 10 juta dia masuk kelas yang di setiap hari
selasa. Untuk kelas yang di setiap hari jumat (Friday Bisnis School) mereka
wajib memiliki bisnis dan sudah memiliki pendapatan minimal 10 juta untuk
setiap satu bulannya. Jadi bisa untuk siapapun.
P : Ketika belum memiliki usaha, lalu usaha yang dilakukan UIN Preneurs
dalam membantu memilih jenis usaha dan mempersiapkan kebutuhan yang
diperlukan itu seperti apa?
N : Banyak sekali, contohnya di hari selasa ini ada beberapa teman-teman
yang sudah memilki usaha idealnya mereka ini punya rasa gengsi, rasa bangga
ketika dia punya bisnis tapi sebenarnya bisnisnya itu masih sangat rawan, jadi
kita membantu scannning bisnisnya diawal bagi yang punya bisnis, kita bantu
scanning dan kita sadarkan mereka kalau anda mau jalankan bisnis ini anda
harus megeluarkan modal yang cukup besar atau pilihannya anda ganti bisnis.
Ada opsi yang ketiga biasanya kita bantu dengan produk-produk senior yang
memang sudah berjalan lebih dulu yang notabene lebih mudah menghasilkan
uang. Jadi fokusnya untuk di hari selasa itu bukan untuk berbisnis tapi fokusnya
untuk menghasilkan uang. Untuk membicarakan bisnis itu di hari jumat.
P : Untuk dalam menjalankan usaha kiat-kiat yang paling ampuh yang
diberikan kepada anggota agar usahanya tetap lancar?
N : Semuanya kembali kepada pesertanya, kita hanya membantu dengan
memfasilitasi dengan program-program yang kita punya. Jadi di zaman 2019
sekarang itu dipermudah dengan namanya digital marketing itu yang memang
memudahkan para kaum-kaum milennial yang ingin berwirausaha. Untuk
teknisnya kita ajarkan semua keterampilannya dari A sampai Z, tapi untuk
eksekusinya kita kembalikan lagi kepada para pesertanya. Rata-rata teman-
teman yang memang mental atau bisnisnya tidak jalan atau tidak berkembang
karena faktor personality, dari mulai kedisiplinannya kita disini mulai habis
shubuh atau setengah enam pagi, sampai setengah sembilan pagi, kadang
mereka datang jam delapaan pagi, kadang mereka datang jam enam pagi,
sedangkan kita fasilitator datangnya lebih awal.
P : Berarti seperti kita punya produk, anggota punya produk lalu kita
meminta tolong bagaimana cara memasarkannya apakah diajarkan?
N : Diajarkan, dan caranya ya itu tadi melalui digital marketing itu.
P : Saat sedang menjalani usaha apakah ada evaluasi atau menthoring
yang datang ke usaha anggotanya?
N : Ada, karena memang menthoring dan pendampingan ini adalah
sesuatu hal yang paling penting dalam berbisnis dan dalam membangun usaha,
kenapa program ini berjalan selama delapan pekan? Karena kita berharapnya
setiap minggunya itu ada progress kemajuan, jadi kalau teman-teman lihat di
luaran sana workshop atau seminar satu hari selesai atau dua hari selesai paling
lama tiga hari selesai setelah itu tidak ada follow-up nya. Disini kita memang
sengaja membuat programnya menjadi delapan pekan agar pendampingannya
itu terus berkala. Karena mindseat entrepreneur ini kaitannya sama dengan
waktu tidak bisa instan, itu yang kita gembleng sama teman-teman.
P : Apabila anggota punya masalah di bisnis atau di usahanya ada tidak
sih solusi yang diberikan dari UIN Preneurs?
N : Kita biasanya di setiap forum rutin maka dari itu mejanya selalu
berbentuk lingkaran, agar mereka berani mengungkapkan masalahnya, biar
teman-teman di kanan kirinya memberikan solusi untuk masalahnya tersebut.
Jadi kita memang open mindear disini, kita biasanya kalau ada masalah kita
share sama-sama, kita kasih rekomendasi, rekomendasi itu, saya
merekomendasikan ini, teman yang lain merekomendasikan ini nanti
keputusannya dikembalikan kepada anggota yang punya masalah.
P : Kalau untuk membangun usaha, misalkan anggota kekurangan modal
atau ide apalagi yang kurang nih, kira-kira ada tidak solusi yang diberikan dari
UIN Preneurs?
N : Untuk sekarang kita pribadi dari lembaga akademiknya sendiri belum
ada, karena kita memang tidak punya bapak angkat dan semua aset yang kamu
lihat sendiri adalah independen dari temen-temen yang ada seperti sewa tempat,
kipas angin, kursi, meja, wifi, dan lain sebagainya itu memang fasilitas
independen dari kita untuk kita itu pertama. Lalu kedua modal ini biasanya kita
belum sampai tahapan itu tapi kita berpartnership, partnership ini maksudnya
biasanya kita bekerjasama, tahun lalu itu teman-teman dapat gerobak dari
kerjasama kita dengan BRI . Biasanya kita juga menyarankan buat teman-teman
yang memang belum punya modal itu untuk mengikuti komba-lomba Business
Plan, jadi hadiahnya bisa dijadikan untuk modal usaha.
P : Kalau untuk anggotanya sendiri, biasanya apa yang melatarbelakangi
mereka mau masuk di UIN Preneurs?
N : Pastinya mereka ingin jadi pengusaha sukses, kalau sekarang ini kita
lebih diperluas lagi dulu UIN Preneurs hanya untuk UIN Jakarta, tapi sekarang
untuk masyarakat umum dengan target market Pelajar, jadi anak didiknya mau
bergabung disini juga bisa, Pelajar, Mahasiswa dan Pemuda Indonesia jadi tiga
ini notabene latarbelakang apapun itu bisa masuk. Diangkatan sekarang itu
angkatan keempat ada teman-teman dari alumni Unpam, alumni Pelita Bangsa,
alumni Universitas Hasanudin, mahasiswa atau alumni UIN, alumni Tantri
Abeng.
P : Apakah ada batasan umur untuk masuk di UIN Preneurs?
N : Tidak ada, kita bebas selama dia memiliki jiwa muda, standarisasi
ukurnya sebenarnya dibawah 30 tahun, tapi bila umurnya diatas 30 tetapi gairah
belajarnya masih tinggi ya silahkan. Dikelas hari jumat ada yang sudah
memiliki anak, sudah ibu dan bapak.
P : Menurut anda kegiatan atau program yang menjadi unggulan di UIN
Preneurs itu apa?
N : Pertama programnya dua-duanya unggulan karena programnya
berbeda dengan yang lain, kalau di kelas MS itu kita fokus untuk mendapatkan
uang jadi kita targetnya adalah minimal punya pendapatan satu juta rupiah satu
bulan. Kita tidak muluk-muluk yang penting anda bisa hidup dan makan, sudah
tahu pola mekanisme kerjanya habis itu anda bisa hidup. Sukses atau tidaknya
kembali lagi kepada anda sendiri. Di program yang di hari jumat ini lebih unik
lagi, karena kita tidak memberikan teknis materi lagi, tidak seperti dosen yang
kasih materi atau apapun itu, tapi anda datang, anda punya masalah apa
diperusahaan anda, baru kita discurt bersama-sama, rekomendasi itu keluar,
pulang membawa PR anda kerjakan di perusahaan masing-masing, jumat
depannya kita evaluasi. Jadi programnya Problem Soulving metodenya. Jadi
kalau ditanya kurikulum materinya apa? Kurikulum materinya adalah
menyesuaikan dengan problem mereka masing-masing dari kita utuk di kelas
hari jumat itu adalah kurikulumnya adalah Sistematika Bisnis agar bisnisnya
bisa ditinggalkan sebagian atau seutuhnya oleh pemiliknya jadi Sistematika
Bisnis sama Pendelegasian itu fokus kita di hari jumat. Jadi memang unik. Jadi
programnya dua-duanya unik, hari selasa kelasnya untuk mencari uang. Di hari
jumat itu kelasnya tantangan berbeda lagi yaitu di growing up bisnis
tantangannya adalah untuk membangun tim jadi fokusnya di hari jumat adalah
Pendelegasian untuk membangun tim bisnis.
P : Menurut anda untuk program kedepannya yang ingin segera
dilaksanakan itu apa?
N : Untuk sekarang keinginan tidak ada, untuk sekarang kita memang
social cort, dasarnya kita social corporate, social corporate responbility kita
sama dengan lingkungan kita, jadi memang kalau dana coba ikut kelas bisnis
itu harganya mahal sekali untuk program materi yang sejenis aja saya
berinvestasi untuk satu materi itu bisa sampai sepuluh juta, disini belajarnya
tiga ratus lima puluh ribu untuk dua bulan selama delapan pekan itu sudah gratis
semuanya dan itu sudah diskon, untuk harga normalnya tujuh ratus ribu. Untuk
kelas di hari jumat itu investasinya murah sekali dari harga satu juta lima ratus
ribu diskon sampai lima puluh persen jadi tujuh ratus lima puluh ribu untuk dua
bulan selama delapan pekan. Jadi program dasar kita untuk mendampingi dan
menemani teman-teman yang ingin berwirausaha. Kita punya program lain
yang memang kita fokus dengan bisnisnya, jadi kita mencari uangnya dengan
engine bisnisnya di tempat lain, jadi akademik ini punya prinsipnya sendiri,
sekarang kita sedang garap untuk membuat aplikasi, tapi masih dalam tahap
perancangan design prototapenya belum selesai dari situ kita mencari uangnya.
P : Terima kasih untuk informasinya.
TRANSKIP WAWANCARA
(DENGAN KOMUNITAS UINPRENEURS)
Hari/Tanggal : Senin, 13 April 2019
Tempat : Sekretariatan UINPreneurs
Waktu : 13.00 WIB
Narasumber : Muhammad Fikry Rhomdoni
Keterangan:
P : Peneliti
N : Narasumber
1. Responden Kedua
P : Silahkan Perkenalkan diri?
N : Halo, nama saya Muhammad Fikry Rhomdoni biasa dipanggil Abet,
saya anggota UIN Preneur di tahun 2013 dan saya pengurus di UIN Preneur di
tahun 2015
P : Bagaimana berdirinya UIN Preneur?
N : UIN Preneur berdri pada tanggal 5 Mei 2015
P : Siapa Pendiri UIN Preneurs dan Kapan didirikan?
N : UIN Preneurs berdiri tahun 2015 bulan Mei, didirikan oleh empat
orang Cuplis Supriyadi, Edy Fajar Prasetyo, Denny Kurnia dan Iqbal
P : Bagaimana proses perekrutan anggota di UIN Preneurs?
N : Angkatan pertama itu direkrut dengan cara menyebar formulir secara
bebas, dengan menawarkan program yaitu membuat usaha bersama-sama, siapa
yang mau bergabung tinggal daftar, saat itu terkumpul 100 anggota. Bagi yang
mau patungan usaha dia otomatis terdaftar dan tergabung di UIN Preneurs.
P : Berapa jumlah anggota UIN Preneurs yang bergabung di setiap
tahunnya?
N : Di angkatan pertama 100 anggota, di angkatan kedua kita program
berbeda sudah tidak menggunakan patungan usaha lagi, modelnya itu adalah
pendidikan yaitu menthoring dan workshop series, saat itu terkumpul calon
anggota 100 orang lebih, lalu kita saring melalui empat proses, akhirnya
tersaringlah menjadi berjumlah 13 orang anggota.
P : Kegaiatan apa yang telah berhasil dilaksanakan?
N : Yang jelas berhasil melakukan kegiatan menthoring dan workshop
series tetapi tidak sampai tuntas hanya sampai setengah tahun saja
P : Apakah anggota UIN Preneurs harus memiliki usaha?
N : Tidak, jadi boleh memiliki usaha atau tidak memiliki usaha. Intinya
siapapun yang memiliki ketertarikan untuk berhimpun bersama untuk belajar
berwirausaha
P : Ketika belum memiliki usaha, lalu usaha yang dilakukan UIN Preneurs
dalam membantu memilih jenis usaha dan mempersiapkan kebutuhan yang
diperlukan itu seperti apa?
N : Iya tentu saja, sebagai wadah kewirausahaan mahasiswa, intinya
membantu teman-teman dalam menentukan arah perkembangan usaha atau
juga bagi yang belum kita arahkan supaya dia bisa menemukan usaha yang
cocok untuk dia. Untuk memberikan kebutuhan yang diperlukan, Iya tapi
khususnya kita memberikan dari segi keilmuannya.
P : Untuk dalam menjalankan usaha kiat-kiat yang paling ampuh yang
diberikan kepada anggota agar usahanya tetap lancar?
N : Kalau untuk di angkatan pertama diselipkan program sharing itu rutin
setiap dua minggu, di angkatan kedua yang 13 anggota sudah ada program
menthoring jadi mereka tinggal bertanya ke menthornya, lalu setiap dua minggu
sekali ada workhsop series dengan tema tertentu. Ini yang berhubungan dengan
teknik atau strategi dalam mengembangkan bisnisnya.
P : Berarti seperti kita punya produk, anggota punya produk lalu kita
meminta tolong bagaimana cara memasarkannya apakah diajarkan?
N : Dengan program marketing, program branding, program fiqih
muamalah, ada program keuangan, program permodalan dan sebagai
macamnya, jadi untuk memasarkan didapatkan di tema marketing dan juga
materi dari menthornya.
P : Saat sedang menjalani usaha apakah ada evaluasi atau menthoring
yang datang ke usaha anggotanya?
N : Iya itu ada di angkatan kedua jadi menthornya mengevaluasi ke usaha
anggota kelompoknya masing-masing
P : Apabila anggota punya masalah di bisnis atau di usahanya ada tidak
sih solusi yang diberikan dari UIN Preneurs?
N : Itu tergantung dari anggotanya dia aktif atau tidak di program
menthoring, kalau dia tidak curhat kita tidak ada yang tahu masalah anggotanya
apa.
P : Kalau untuk membangun usaha, misalkan anggota kekurangan modal
atau ide apalagi yang kurang nih, kira-kira ada tidak solusi yang diberikan dari
UIN Preneurs?
N : Tidak memberikan modal. Tetapi kalau untuk memberikan ide-ide
kreatif untuk memajukan usaha anggotanya itu Iya. Hanya ilmu dan fasilitas-
fasilitas
P : Kalau untuk anggotanya sendiri, biasanya apa yang melatarbelakangi
mereka mau masuk di UIN Preneurs?
N : Kemauan ingin mandiri dari orang tua, ingin mendapatkan penghasilan
tambahan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempunyai mimpi-mimpi
tertentu yang dia yakini akan didapatkan ketika dia berbisnis.
P ; Apakah ada batasan umur untuk masuk di UIN Preneurs?
N : Tidak ada batasan umur untuk menjadi anggota UIN Preneurs
P : Menurut anda kegiatan atau program yang menjadi unggulan di UIN
Preneurs itu apa?
N : Tiap tahunnya memiliki program unggulan, yang pertama itu program
unggulannya itu patungan usaha tetapi tidak terealisasi, yang kedua itu program
menthoring dan workshop series tetapi tidak tuntas, dan untuk yang ketiga akan
dijelaskan pengurus UIN Preneurs.
P : Menurut anda untuk program kedepannya yang ingin segera
dilaksanakan itu apa?
N : Ini langsung ditanyakan kepada Pengurus UIN Preneurs.
P : Terima kasih untuk informasinya.
HASIL WAWANCARA TAMBAHAN
3. Responden Ketiga (Bang Darwis)
P : Silahkan perkenalkan diri dulu?
N : Saya Darwis di UIN Preneur saya anggota bidang divisi pendidikan
setelah itu saya jadi anggotanya saja.
P : Bagaimana sejarah UIN Preneur?
N : Awal berdirinya digagas empat orang yaitu Cuplis, Deny, Edi Fajar
Prasetyo, dan Muhammad Iqbal mereka berkumpul untuk membuat satu
komunitas dengan nama Dewan Pengusaha Kampus (DPK) dengan
mereka sebagai Founder dari komunitas tersebut, setelah itu mulai
merekrut anggota-anggota bagi temen-temen yang minat bisnis untuk
dibina menjadi pengusaha muda. Dan saat saya bergabung saya sudah
punya usaha yaitu Tour Travel sampai sekarang masih berjalan.
P : Siapa pendiri UIN Preneurship?
N : Berdirinya digagas empat orang yaitu Cuplis, Deny, Edi Fajar
Prasetyo, dan Muhammad Iqbal
P : Kapan terbentuknya UIN Preneurs?
N : Berdiri tanggal 5 Mei 2015
P : Lalu untuk sekarang, Bagaimana proses perekrutan anggota di UIN
Preneurs?
N : Untuk perekrutan angota seperti yang sudah kita lakukan selama 2
kali selama 2 tahun yaitu pertama kita memberikan Seminar Umum,
setelah itu mereka mau tidak mengikuti prosesinya itu kita lakukan di
Pulau Tidung, dengan cara mereka tidak diberikan bekal apapun, jalan
kaki dari uin ke muara angke, diberikan uang hanya 2000 rupiah,
gimana caranya mereka bisa sampai, karena dari selatan ke utara itu
cukup jauh, dan kebetulan itu saya yang membuat konsepnya. Sampai
di Pulau Tidung diisi dengan materi-materi yang cukup berbobot
seperti mental pengusaha, komunikasi efektif, dan bagusnya UIN
Preneurs karena UIN banyak juga materi-materi tentang Muamalah
tentang menghindari riba, menghindari kecurangan-kecurangan yang
biasa terjadi dalam perdagangan dengan mottonya saat itu modal
sekecil-kecilnya untung sehalal-halalnya.
P :Kalau jumlah anggota yang telah bergabung dan setiap tahunnya
berapa anggota yang diterima?
N : Banyak. Tidak bagi yang mau saja karena tren entrepeneur untuk
anak-anak muda sekarang sedang naik jadi kalau kita menghimpun
mereka ya seleksi alam lama-lama uyang aktif siapa saja karena
mungkin ada komunitas lain yang mereka lebih gelutin. Jadi untuk
anggota per base itu ada 30 sampai 40 orang. Tetapi tetap untuk
pendidikan dan pembinaan tetap berjalan bagi yang mau.
P : Kegiatan apa saja yang sudah UIN Preneurs buat selama ini?
N : Workshop tentang UIN Preneurs Akademik itu bentukan Bang Cuplis
bagi anak-anak pemula dan anak-anak scale up. Dan juga semiar-
seminar.
P : Untuk bergabung di UIN Preneurs apakah harus punya usaha atau
memang hanya punya minat tapi bisa gabung?
N : Tidak. Kita malah senang yang bener-bener dari nol lebih enak
ngebinanya dan ngarahinnya juga enak, kalau yang sudah punya usaha
juga itu tantangannya lebih berat.
P : Ketika belum memiliki usaha, lalu usaha yang dilakukan UIN
Preneurs dalam membantu memilih jenis usaha dan mempersiapkan
kebutuhan yang diperlukan itu seperti apa?
N : Ada. Pertama Bisnis Plan (Perancangan Bisnis) atau bisnis modal
kanvas, itu kita adakan cara buatnya, ini barangnya beli produknya
gimana, cara penjualannya gimana, cara tingkatin omsetnya gimana,
cara dapetin profit gedenya gimana, itu arahan-arahan yang sudah
berjalan selama ini dan Kedua juga ada posisi mentoring anak-anak
yang belum punya bisnis dibina oleh temen-temen yang sudah punya
bisnis besar seperti bang cuplis, bang deni, bang ismed, bang edi
termasuk saya juga belajar dari mereka-mereka itu.
P : Untuk dalam menjalankan usaha kiat-kiat yang paling ampuh yang
diberikan kepada anggota agar usahanya tetap lancar?
N : Intinya hanya satu yaitu Fokus. Fokus dengan bisnis yang sedang kita
jalanin saat ini sampai waktu gagalnya kita habis.
P : Berarti seperti kita punya produk, anggota punya produk lalu kita
meminta tolong bagaimana cara memasarkannya apakah diajarkan?
N : Diajarkan. Kita lebih mengajarkan lebih ke arah Digital Marketing.
P : Saat sedang menjalani usaha apakah ada evaluasi atau menthoring
yang datang ke usaha anggotanya?
N : Pasti Ada. Karena evaluasinya dari bisnis plannya bagaimana
pencapaiannya. Itu diukur sudah sampai belum sampai kita kupas
tuntas habis.
P : Apabila anggota punya masalah di bisnis atau di usahanya ada tidak
sih solusi yang diberikan dari UIN Preneurs?
N : Flashback kembali, harus direview kembali bila sudah maksimal tapi
belum menghasilkan berarti harus ganti bisnis yang lain atau ganti
dagangan lain.
P : Kalau untuk membangun usaha, misalkan anggota kekurangan modal
atau ide apalagi yang kurang nih, kira-kira ada tidak solusi yang
diberikan dari UIN Preneurs?
N : Kalau untuk ide bisa sharing-sharing dan berdiskusi dengan anggota
senior-senior dan temen-temen bisnisnya. Kalau untuk modal tidak
akan dapat dari senior-senior di UIN Preneurs karena kakak-kakak di
UIN Preneurs memulai usaha tanpa modal sama sekali tidak ada
modal.
P : Kalau untuk anggotanya sendiri, biasanya apa yang melatarbelakangi
mereka mau masuk di UIN Preneurs?
N : Motivasinya anak-anak biasanya mereka lihat anak-anak uin preneurs
bisnisnya sudah enak, gak perlu kerja nyari sana-sini, duitnya banyak
segala macam, rata-rata mungkin mereka melihatnya seperti itu, tapi
mereka tidak melihat perjuangan berdarah-berdarahnya kita seperti
apa. Tidak ada sesuatu yang mereka dapatkan secara instan, mereka
harus berjuang, mereka harus berdarah-darah untuk mendapatkan hal-
hal yang udah kita dapatkan hari ini.
P : Apakah ada batasan umur untuk masuk di UIN Preneurs?
N : Tidak ada batasan umur. Semua kalangan yang mau jadi pengusaha
bisa ikut bergabung di UIN Preneurs.
P : Menurut anda kegiatan atau program yang menjadi unggulan di UIN
Preneurs itu apa?
N : Mungkin program ketika ada lomba-lomba bisnis plan, mendapatkan
modal usaha sekian juta, hibah dana, ataupun beasiswa pendidikan
gratis atau workshop gratis itu adalah program-program yang jadi daya
tarik
P : Menurut anda untuk program kedepannya yang ingin segera
dilaksanakan itu apa?
N : Saya inginkan itu kita punya Markas atau seperti Pondok atau
Pesantren yang dimana anak-anak anggota uin preneurs itu dibina
dalam satu rumah selama satu atau dua semester. Dimana ketika
mereka pagi kuliah, sorenya mereka ngaji, iya ngajinya bisnis, sore
sampai malam itu mereka memang terus dipantau, ketika mereka
selama satu tahun sudah digojrok, ketika mereka sudah pelepasan
ataupun mereka sudah kita oh ya bisnisnya sudah bisa mulai jalan
silahkan jalanin ya. Jadi jangan disepelekan tentang teori bisnis dan
praktek bisnis.
P : Peran UIN Preneurs untuk anggotanya sudah efektif atau belum? Dan
untuk masyrakat peran UIN Preneurs bagaimana?
N : Sudah Cukup Efektif. Ketika mereka mau belajar banget, karena
dalam komunitas itu freedeem, kalau mereka belajar ayuk, mereka gak
belajar juga tidak apa-apa, tidak ada paksaan. Kembali kepada
anggotanya sendiri mau skses atau tidak. Untuk masyarakat secara
kasat mata tidak kelihatan. Tapi untuk secara personal anggota itu pasti
kelihatan. Masing-masing anggota uin preneurs itu kan jadi
pengusaha. Pengusaha pasti butuh karyawan berarti kepake untuk
masyarakat kita setidaknya kita membuka lahan pekerjaan untuk orang
lain. Tapi kalau untuk kegiatan seperti kegiatan bakti segala
macamnya itu tidak kelihatan. Tapi untuk peran ke masyarakatnya
untuk mengurangi pengangguran.
P : Saran untuk jadi pengusaha sukses tanpa modal atau minim modal itu
bagaimana?
N : Pertama harus bisa membaca peluang, harus rela merugi, orientasikan
diri untuk kita terus belajar. Semua akan ada prosesnya dan mau
berjuang karena keuntungan akan datang dengan sendirinya.
P : Terima kasih untuk informasinya.
4. Responden Keempat (Edi Fajar Prasetyo)
P : Silahkan perkenalkan diri dulu?
N : Saya Edi Fajar Prasetyo, SE. Saya sempat menjadi inisiator bersama
teman-teman dari beberapa fakultas di UIN.
P : Bagaimana sejarah UIN Preneur?
N : Terbentuknya UIN Preneurs awalnya karena kegelisahan teman-
teman atau mahasiswa ada yang punya beberapa bisnis tapi kita tidak
punya wadah, tidak punya tempat atau sharing belajar dan tidak punya
menthor. Akhirnya singkat cerita daripada kita susah, temen-temen
yang punya bisnis kita membuat komunitas atau wadah buat sharing
bareng dan ngobrol bareng, mungkin kalau ada koneksi networking
kita bisa saling lebih banyak dan circlenya lebih banyak. Saat itu ada
Saya, Bang Deny (Sablon), Bang Cuplis (Pondok Sepeda), dan Iqbal
Muttaqim (Bimbel). Awal mula kita berempat menjalani menginisiasi
itu. Lambat laun karena banyak mahasiswa yang bisnis di UIN kita
menjadi corong untuk menarik mereka terlibat, kemudian muncul
sosok-sosok seperti Bang Darwis yang punya usaha travel ke pulau
dan sekarang usaha daging potong segar dan Bang Ismed yang punya
usaha Sop Duren Kepo, kemudian banyak temen-temen di UIN yang
sudah punya bisnis akhirnya ikut terlibat jadi member, anggota, jadi
pengurus dan membesarkan ini bersama-sama.
P : Siapa pendiri UIN Preneurship?
N : Berdirinya digagas empat orang yaitu Saya, Bang Cuplis, Bang Deny,
dan Muhammad Iqbal Muttaqim
P : Kapan terbentuknya UIN Preneurs?
N : Berdiri tanggal 5 Mei 2015
P : Lalu untuk sekarang, Bagaimana proses perekrutan anggota di UIN
Preneurs?
N :Untuk perekrutan awal saat angkatan saya kan awalnya kita berempat
saat itu kita terbuka saja siapapun yang punya bisnis, yang punya usaha
dagang karena sifatnya untuk wadah, forum komunikasi, silahturahmi
dan saling belajar kita terbuka saja siapapun itu selama dia mahasiswa
UIN kami persilahkan. Lalu lambat laun setiap tahunnya itu kan ada
pergantian Ketua UIN Preneurs sempat Iqbal kemudian Bang Cuplis
sampai sekarang, mulai dibuat sistematika yang lebih bagus, waktu itu
tidak begitu intens ngedalamin konsepnya. Tapi intinya kita bagi per
tahun jadi kita buat seleksinya sedemikian ketat jadi orang yang ingin
masuk, kemudian harapannya mereka punya komitmen dan konsistensi
untuk mereka lebih aktif jadi sempat ada beberapa chapter, dua atau tiga
chapter, terus ada fasenya, ada interviewnya, nanti ada semacam
pembekalan di pulau yang kita pakai pulau wisatanya Bang Darwis, kita
ada bounding disana, jadi kita pakai kombinasi antara beberapa sistem
pendidikan kewirausahaan, kan ada yang dari pengalaman di ikut-ikut
program-program diluar wirausaha bina mandiri, ada yang yang pernah
ikut program di Umar Usman jadi semua konsepnya di kombinasikan.
P : Kalau jumlah anggota yang telah bergabung dan setiap tahunnya
berapa anggota yang diterima?
N : Kalau awal tidak ada karena siapapun yang punya bisnis kami
persilahkan, tapi kemudian karena ada proses regenerasi, kita akhirnya
buat perchapter berapa puluh gitu, saya kurang begitu hafal pasti,
sempat beberapa chapter memang kita seleksi dibawah 30-an orang
jadi tiap tahun itu dan sekarang bertransformasi jadi UIN Preneur
Akademik, jadi memang harapannya diciptakan untuk membantu
akselerasi mereka yang belum punya bisnis jadi punya bisnis, mereka
yang punya bisnis yang omsetnya 10 juta keatas dibantu untuk naik
kelas. Jadi ada beberapa termasuk ada Bang Falah senior UIN yang
jadi coach disana karena diantara kami ini yang secara pengalaman
bisnis bersamaan dengan nilai profit yang paling besar adalah beliau.
P : Kegiatan apa saja yang sudah UIN Preneurs buat selama ini?
N : Dulu awal-awal sebenarnya kita bareng kolaborasi dengan PEKRAF
(Pusat Ekonomi Kreatif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) kerjasama
dengan Mas Rizal waktu itu, jadi kita bantu akomodasi misalkan
mereka mahasiswa yang tidak punya akses permodalan, jadi kita bantu
untuk akses tersebut, jadi ada permodalan yang bisa diakses tanpa
agunan, tanpa adanya jaminan apa-apa, jadi modalnya bisa didapatkan,
dan minimal bisa bantu support usaha mereka jalan (Running). Itu
salah satunya, lalu yang kedua itu lebih ke arah kita saling Sharing
Knowledge (Open Networking), jadi yang bisnisnya yang sudah
berjalan lama bisa nularin ke temen-temen pemula, temen-temen yang
pemula bisa belajar dari senior-seniornya gimana caranya merintis
bisnisnya.
P : Untuk bergabung di UIN Preneurs apakah harus punya usaha atau
memang hanya punya minat tapi bisa gabung?
N : Itu bisa, justru harapannya di UIN Preneursnya jadi wadah temen-
temen mahasiswa jadi punya motivasi untuk jadi entrepreneur
walaupun kondisi nyatanya itu susah susah gampang kalau sudah
memang punya bisnis sendiri banyak resikonya. Itu sangat
diperbolehkan justru kita ada program tadi, jadi kita pisahkan mereka
yang belum punya bisnis nanti kita arahkan minimal mereka punya
bisnis, atau yang kedua dia sudah punya bisnis dengan minimum omset
berapa, nanti ada beberapa senior yang omsetnya lebih tingi dibantu
percepatan omsetnya dan manajemennya.
P : Ketika belum memiliki usaha, lalu usaha yang dilakukan UIN
Preneurs dalam membantu memilih jenis usaha dan mempersiapkan
kebutuhan yang diperlukan itu seperti apa?
N : Biasanya yang dibantu basic awal gimana caranya bisa punya bisnis
plan, dibantu bikin model kanvasingnya, kira-kira apa potensi
bisnisnya, peluang yang bisa dikembangkan apa, terus kapasitas kita
dimana, fashion kita dimana, jadi kita mulai bisnis yang memang kita
siap memulai bisnis tersebut jadi tidak langsung yang besar. Misalnya
kita mau bisnis rumah atau properti sementara daya jangkau kita SDM
atau Source yang kita miliki belum memadai. Jadi dimulai dari hal
yang bisa diakses oleh diri kita sendiri.
P : Untuk dalam kiat-kiat yang paling ampuh yang diberikan kepada
mahasiswa yang belum memiliki usaha?
N : Buat mereka yang belum punya usaha, sebenarnya peluang usaha itu
banyak asalkan kita cermat, maksudnya ketika seseorang memiliki
masalah kita hadir dan menghadirkan solusi itu jadi peluang bisnis.
Dulu waktu saya kuliah saya eceran jual-jualan gorengan, sistemnya
dagang tidak harus bisnis, karena kalau bisnis itu arahnya ke sistem,
sistemays, akselarasi, reftright. Jadi kalau di dagang ya saya dagang
dari mulai jualan ke jurusan-jurusan terus punya beberapa marketer
yang jual ke fakultas-fakultas, jual ke asrama-asrama, jadi sekedar
jualan Tahu Pedes itu sehari sampai ratusan penjualan. Jadi ternyata
kita melihat sebuah peluang dan kita mau melakukan sedikit Approve
maksudnya ya mau tidak apa yang kita sediakan sesuai dengan
kebutuhan pasar. Sekedar buka jasa print online beli sat mesin print,
temen-temen minimal dikelas kita jadi customer, karena tuugas kuliah
pasti ada, jadi ngeprint online 24 jam, tinggal kirim emailnya besok
kita sajikan diruang kelas, jadi itu sangat memudahkan dari segi
pemakai atau konsumen. Jadi mulai dari hal yang kecil yang ada
dikampus saja, itu sebenarnya ngelatih buat kita punya opportunity,
jadi harapannya kan depannya jadi bisa lebih besar lagi untuk melihat
potensi yang lebih luas lagi.
P : Berarti seperti kita punya produk, anggota punya produk lalu kita
meminta tolong bagaimana cara memasarkannya apakah diajarkan?
N : Di UIN Preneurs banyak diberikan bentuk Workshop, terutama
gimana caranya bangun ekosistem digital. Jadi kita biasanya ada
beberapa yang mengajar fokus tentang bagaimana cara menjual
marketing produknya online maupun offline. Kemarin sempat buka
kelas membuat website, gimana ceonya, gimana biar kita di landing
facenya di searching di google yang muncul pertama adalah produk
kita sendiri. Nanti diajarkan semuanya berdasarkan pengalaman
senior, ataupun kita mengajak pembisnis dari luar misalkan punya
lingkungan, atau misalkan saya punya menthor atau punya guru kita
undang dia buat mengajar disana.
P : Saat sedang menjalani usaha apakah ada evaluasi atau menthoring
yang datang ke usaha anggotanya?
N : Evaluasi dari menthor-menthor ada. Dulu sempat ada program
menthoring jadi junior ikut sama senior empat orang, jadi harus lapor,
harus report apa progresnya. Tapi seiring berjalannya waktu itu tidak
konsisten tapi tetap ada evaluasi. Intinya ketika ada coachnya ada yang
bisa kontrol, ada yang bisa mengarahkan, itu penting juga memberikan
reporting rutin.
P : Apabila anggota punya masalah di bisnis atau di usahanya ada tidak
sih solusi yang diberikan dari UIN Preneurs?
N : UIN Preneurs tidak bisa membantu. Yang bisa membantu
memecahkan masalah adalah si pemilik masalah itu sendiri. Jadi tugas
kita hanya memfasilitasi memberikan beberapa alternatif solusi, dan
kita kembalikan kembali kepada eksekutornya.
P : Kalau untuk membangun usaha, misalkan anggota kekurangan modal
atau ide apalagi yang kurang nih, kira-kira ada tidak solusi yang
diberikan dari UIN Preneurs?
N : Bentuk dalam Ide, kita punya tapi kita kembalikan ke pribadi masing-
masing. Tapi kita sajikan apa yang kita punya informasi kita berikan
bahkan beberapa temen-temen itu justru dapat akses price pilace lebih
misalkan saya pernah salah satu alumni program wirausaha bank
mandiri kadang akses informasi langsung masuk ke saya tapi orang
lain tidak tahu. Jadi saya kadang share ke ring satunya itu misalkan
UIN Preneurs, UIN Preneurs akan dapat info lebih awal ketimbang
teman-teman yang lain, jadi secara informasi, ide-ide gagasan yang
paling fresh, potensi-potensi ekspetasi, ada investor yang mau
memberikan suntikan modal mungkin akan lebih besar juga. Bahkan
ada sesama anggota UIN Preneurs justru membuat bisnis baru karena
bisa kolaborasi bareng.
P : Kalau untuk anggotanya sendiri, biasanya apa yang melatarbelakangi
mereka mau masuk di UIN Preneurs?
N : Kalau motivasinya beragam yang pertama dia mau belajar, dia mau
punya bisnis, untuk yang sudah punya bisnis, dia mau profitnya naik,
dia mau belajar sistem, dia mau auto pilot, beragam sih, baik yang
sifatnya materialistik ataupun mungkin yang lebih dalam filosofi
bisnisnya, dia mau lebih bermanfaat dan dia ingin memberikan
dampak jadi sangat bervariatif.
P : Apakah ada batasan umur untuk masuk di UIN Preneurs?
N : Tidak ada batasan umur. Semua kalangan yang mau jadi pengusaha
bisa ikut bergabung di UIN Preneurs.
P : Menurut anda kegiatan atau program yang menjadi unggulan di UIN
Preneurs itu apa?
N : Banyak sih. Program pertama sempat kita mau membuat satu PT
bareng, jadi ini harapannya mentriger yang belum punya bisnis jadi
minimal belajar dulu punya bisnis, lalu yang program kedua ada
semacam sistem magang jadi misalkan ada Kak Firda bisnis jilbab ya
belajar dulu tentang bisnis jilbab, jadi sistem magang itu bisa membuat
calon wirausaha ini bisa tahu persis bagaimana cara dan konsepnya A
sampai Z nya bagaimana.
P : Menurut anda untuk program kedepannya yang ingin segera
dilaksanakan itu apa?
N : Dari sisi saya sebagai inisiator inginnya Program Kerja UIN Preneurs
jadi acuan untuk kampus-kampus nasional karena berawal dari
kampus UIN kampus islam minimal se PTIN (Perguruan Tinggi Islam
Negeri) menduplikasikan atau se Nasional. Jadi kita jadi corong, jadi
orang-orang yang ingin mencari calon pengusaha yang tangguh, yang
sudah teruji, yang sudah kredibel, ya lulusnya dari rahim-rahim UIN
Preneurs. Iya itu salah satu program yang sepertinya bagus kalau kita
punya regenerasi pengusaha-pengusaha muslim.
P : Peran UIN Preneurs untuk anggotanya sudah efektif atau belum? Dan
untuk masyrakat peran UIN Preneurs bagaimana?
N : Perannya itu secara moril maupun non materil, pertama jadi kan kita
ada yang mendampingi terus, disaat lagi lesu bisnisnya bisa ada yang
komunikasi, bisa ada yang memotivasi, bisa ada yang memberikan
solusi, jadi mendampingi proses yang sangat penting, karena mungkin
membuka bisnis di awal itu mudah tetapi menjaga bisnis agar tetap
konsisten dan terus membesarkannya itulah menjadi tantangan,
bahkan itu menjadi masukan untuk diri saya pribadi. Bahkan saat
ketika berada di komunitas atau ketika di forum vibrasi energinya
sama. Ketika kita gabung dikomunitas setidaknya jadi ingin terus
berada disana. Intinya jadi ada yang lebih menguatkan dan
mengarahkan kita controlling untuk eksternalnya lebih kuat. Kalau
kemudian mahasiswa ini adalah bagian masyarakat mereka ikut
terpapar, kalau untuk masyarakat secara luas harapannya dari temen-
temen yang memiliki bisnis kan mereka memiliki karyawan. Dan
karyawannya adalah masyarakat umum jadi lebih banyak masyarakat
yang kemudian terbantu secara lapangan pekerjaan karena terserap
alumni-alumni UIN Preneurs yang sudah memiliki bisnis.
P : Saran untuk jadi pengusaha sukses tanpa modal atau minim modal itu
bagaimana?
N : Cari menthor, cari coach, cari circle, cari komunitas yang relevan
dengan bisnisnya tersebut, atau kumpulkan lintas komunitas bisa jadi
menemukan satu metode baru, jadi bisisnya itu bisa berkembang,
update innformasi jangan merasa cukup, dan fokus dengan bidang
bisnis kita saja.
P : Terima kasih untuk informasinya.
Responden Kelima (Deny Kurnia Putra)
P : Silahkan perkenalkan diri dulu?
N : Perkenalkan nama saya Deny Kurnia Putra. Salah satu Alumni UIN
Jakarta Fakultas Sains dan Teknologi Angkatan 2011.
P : Bagaimana sejarah UIN Preneur?
N : Di UIN Preneurs kebetulan saya sebagai salah satu Pendirinya. Awal
berdirinya UIN Preneurs itu didirikan oleh kami berempat, lalu ketemu
lagi ada satu orang. Dari kami berempat itu memang kami suka
berwirausaha, terus kami banyak belajar itu diluar, akhirnya kesamaan
visi kenapa sih kita didalam kampus itu tidak membuat wadah sendiri.
Lalu dari situ ada saya, ada bang Edy dari Agri Bisnis dan Iptek, ada
Bang Cuplis dari Manajemen FEB, ada Iqbal dari Fakultas Dakwah,
dan Kak Lala dari Fakultas Dakwah juga. Jadi berlima itu kita mulai
mengobrol-ngobrol, dan akhirnya terbentuklah UIN Preneurs. Tapi
nama pertama kali itu bukan UIN Preneurs, kalau tidak salah Dewan
Pengusaha Kampus.
P : Siapa pendiri UIN Preneurship?
N : Pendirinya ada saya, ada bang Edy dari Agri Bisnis dan Iptek, ada
Bang Cuplis dari Manajemen FEB, ada Iqbal dari Fakultas Dakwah,
dan Kak Lala dari Fakultas Dakwah juga.
P : Kapan terbentuknya UIN Preneurs?
N : Berdiri 5 Mei 2015
P : Lalu untuk sekarang, Bagaimana proses perekrutan anggota di UIN
Preneurs?
N : Untuk perekrutan awal kita sebarkan informasi saja, tidak ada
tahapan perekrutan secara resmi, yang penting kita punya anggota
sama dengan minatnya. Cuma saat tahapan angkatan kedua dan
angkatan ketiga kita coba buat sistem perekrutan dari wawancara, lalu
mereka buat ide bisnis, proposal bisnis dan lain-lainnya. Jadi begitu
angkatan kedua dan angkatan ketiga mulai terstruktur supaya
bagaimana anggota kita tidak hanya banyak tetapi juga berkualitas
yang terpenting niat belajarnya.
P :Kalau jumlah anggota yang telah bergabung dan setiap tahunnya
berapa anggota yang diterima?
N : Tidak. Jadi untuk awal-awal terbentuk yang terpenting anggotanya
banyak, itu lebih dari 100 anggota, lalu mulai angkatan kedua dan
angkatan ketiga, masing-masing per tahun itu 20 anggota.
P : Kegiatan apa saja yang sudah UIN Preneurs buat selama ini?
N : Untuk kegiatan sendiri kita lebih fokus ke internal, melatih anggota
ini supaya bisa lebih berkembang dalam bisnisnya. Diantaranya
menthoring. Menthoringnya itu ada beberapa temen-temen yang
bisnisnya sudah lumayan bagus, jadi anak-anak baru ini sebagai
idenya, ya temen-temen yang sudah senior sebagai menthornya
mereka ketika mereka sudah punya bisnis kendalanya itu dimana.
P : Untuk bergabung di UIN Preneurs apakah harus punya usaha atau
memang hanya punya minat tapi bisa gabung?
N : Justru boleh, karena kita memang wadah untuk belajar berwirausaha,
jadi bukan untuk harua yang sudah berwirausaha saja, yang penting
niatnya kuat buat temen-temen ingin belajar berwirausaha
P : Ketika belum memiliki usaha, lalu usaha yang dilakukan UIN
Preneurs dalam membantu memilih jenis usaha dan mempersiapkan
kebutuhan yang diperlukan itu seperti apa?
N : Tahapan kita awal untuk temmen-temen yang baru ini pertama
berikan materi atau saling sharing masalah bisnis plannya, nanti
mereka sendiri yang buat bisnis plannya, nanti juga termasuk rencana
keuangannya sebagaimananya, titik dan pointnya seperti apa itu pasti
kita bantu. Tapi kalau untuk bantu secara permodalan belum bisa kita
bantu.
P : Untuk dalam menjalankan usaha kiat-kiat yang paling ampuh yang
diberikan kepada anggota agar usahanya tetap lancar?
N : Motivasi yang kuat saja karena memang banyak juga akhirnya yang
tumbang di tengah jalan. Karena apalagi namanya mahasiswa bentrok
dengan kuliah dan kendala kita setiap kita mau mengadakan
menthoring dan pelatihan per minggu untuk internal kadang
pesertanya yang hadir yang sedikit dan ataupun ya itu-itu saja. Seperti
misalnya saat angkatan kedua yang berjumlah 20 anggota paling
kadang yang hadir hanya 10 orang. Jadi kembali ke dirinya masing-
masing.
P : Berarti seperti kita punya produk, anggota punya produk lalu kita
meminta tolong bagaimana cara memasarkannya apakah diajarkan?
N : Iya kalau dari pemasaran, iya salah satunya kita bantu promosikan
juga di media sosial kita, ini produknya temen-temen. Kita belajar juga
tentang digital marketing. Jadi pelatihan-pelatihan yang kita buat
untuk temen-temen dalam satu bulan dua kali salah satunya ada
internet marketing.
P : Saat sedang menjalani usaha apakah ada evaluasi atau menthoring
yang datang ke usaha anggotanya?
N : Kendalanya misalkan satu menthornya ada dua sampai tiga orang
menthinya sendiri. Cuma kendalanya dari mereka sendiri kadang tidak
menemui si menthor, jadi ketika menthor mau mengevaluasi juga
bingung. Jadi seperti saya waktu ada dua atau tiga orang dan itu hanya
satu orang yang menemui saya dan itupun hanya sekali pertemuan, jadi
saat saya tanyain akhirnya mereka hilang, itu kendala di semua
komunitas tidak di UIN Preneurs saja. Untuk evaluasi sendiri dari
menthoring tetap ada seperti bagaimana perkembangan usaha mereka
sampai mana, dan pr-pr sudah dikerjakan atau belum.
P : Apabila anggota punya masalah di bisnis atau di usahanya ada tidak
sih solusi yang diberikan dari UIN Preneurs?
N : Kalau solusi kita tarik benang masalahanya dahulu. Apalagi namanya
menthor kita membantu mereka bukan berarti apa yang mereka
katakan selalu benar, makanya sebenarnya menthoring ini lebih seperti
coaching juga. Kita harus tahu dahulu permasalahan mereka ada
dimana misalkan kendala ada diproduknya atau kendala
dimarketingnya kita sebagai menthoring kita memberikan saran nanti
tergantung mereka mau menjalani atau tidak.
P : Kalau untuk membangun usaha, misalkan anggota kekurangan modal
atau ide apalagi yang kurang nih, kira-kira ada tidak solusi yang
diberikan dari UIN Preneurs?
N : Kalau untuk ide biasanya kita berikan kebebasan ke mereka
maksudnya sekreatif mereka kalau misalkan idenya bagus nanti kita
bantu agar lebih kreatif misalkan ditambah ini atau ini.
P : Kalau untuk anggotanya sendiri, biasanya apa yang melatarbelakangi
mereka mau masuk di UIN Preneurs?
N : Yang pertama ingin belajar berwirausaha, kebutuhan jajan,
kebutuhan kuliah, untuk hidup mandiri, mereka ingin mandiri dengan
cara berwirausaha, sebagian mahasiswa ada yang mengajar. Untuk
kendalanya ada dimasalah waktunya saja sih.
P : Apakah ada batasan umur untuk masuk di UIN Preneurs?
N : Tidak ada batasan umur. Semua kalangan yang mau jadi pengusaha
bisa ikut bergabung di UIN Preneurs.
P : Menurut anda kegiatan atau program yang menjadi unggulan di UIN
Preneurs itu apa?
N : Tahapan program menhoring. Karena komunitas kita berdiri untuk
media sharing temen-temen baik yang sudah punya usaha atau belum.
Jadi programnya bagaimana caranya anggota ini semuanya bisa maju
bareng-bareng makanya kita buat sistem diskusi. Jadi bukan hanya
seminar orang lain. Jadi tujuan kita gimana anggota ini sama-sama
maju.
P : Menurut anda untuk program kedepannya yang ingin segera
dilaksanakan itu apa?
N : Kita sempat buat Sekolah Bisnis dan itu juga baru angkatan pertama
dan itu sedang ada beberapa kendala, kebetulan leadernya Bang Cuplis
sendiri. Jadi kemarin sebelum ramadhan, itu kita buat angkatan
pertama dua bulan itu bener-bener program sekolah bisnis. Inginnya
sebenarnya Program Sekolah Bisnis ini bisa lebih besar lagi memang
yang kita inginkan.
P : Peran UIN Preneurs untuk anggotanya sudah efektif atau belum? Dan
untuk masyrakat peran UIN Preneurs bagaimana?
N : Kalau untuk buat anggota sendiri saya rasa belum maksimal. Karena
memang banyak kendala namanya komunitas kadang angot-angot tahi
ayam kayak gitu, kalau lagi semangat ya anggotanya semangat, tapi
kalau tidak seperti pelatihan yang kita buat saja dari mereka sendiri
yang tidak hadir. Menurut kita juga peranan kita masih perlu banyak
evaluasi. Ini kenapa temen-temen kenapa susah untuk hadir, atau
memang ada kendalanya ada dimana, atau ada masalah waktu dan
sebagainya. Kalau untuk peranan terhadap masyarakat masih belum
begitu besar karena tujuan kita masih lingkup kecil disekitar kampus.
P : Saran untuk jadi pengusaha sukses tanpa modal atau minim modal itu
bagaimana?
N : Yang terpenting adalah Kemauan dahulu. Kalau untuk berbicara
modal diri kita sendiri sebenarnya adalah modal. Kalau kita sudah
mau, sudah kuat apapaun bisa kita lakukan. Kalau berbicara modal
tentang keuangan, diluar sana ada banyak orang punya uang yang tidak
tahu uangnya mau dikemanain, mending kita punya ide, kita
presentasiin, dengan cara analisisnya, iya insha allah modal pasti akan
dapat kalau bicara keuangan. Tapi yang terpenting adalah kemauan
diri sendiri dahulu.
BIODATA PENULIS
ARDHANA ERVIANI terlahir pada 19 Mei 1994 di Jakarta. Merupakan anak
pertama dari dua bersaudara, adik laki-laki bernama Luthfi Adrian, dari Pasangan
Abdurrohim dan Eria Laila.Pendidikan diawali pada tahun 1999 yaitu di TK Islam
Kusuma Indria, Jakarta. Kemudian pada tahun 2000 melanjutkan ke jenjang sekolah
dasar yaitu di SDN Kramat Pela 01 Pagi, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah
pertama yaitu di SMP Negeri 11 Jakarta, kemudian melanjutkan ke sekolah menengah
atas yaitu di SMAN 46 Jakarta hingga akhir lulus tahun 2012, setelah itu melanjutkan
pendidikan perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) konsentrasi Ekonomi-
Akuntansi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) hingga sekarang sejak tahun
2012.
Pengalaman organisasinya diawali dengan megikuti Ekstrakulikuler Paskibra
saat kelas VII dan menjadi pengurus menjabat sebagai anggota divisi perlengkapan.
Kemudian selama masa SMA tercatat aktif di ekstrakulikuler Paskibra dan Teater.
Ketika dalam bangku perkuliahan, tercatat telah aktif menjadi pengurus di Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) masa jabatan 2013-2014 sebagai anggota divisi sosial. Saya
juga aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fakultas yaitu di Pojok Seni Tarbiyah
(POSTAR) elemen tari tradisional dan khusus mempelajari tarian Ratoeh Jaroe yang
berasal dari Aceh.
Prestasi yang pernah saya raih ketika sekolah dasar adalah mengikuti
Olimpiade Matematika tingkat Kecamatan Kebayoran baru. Di bangku SMP saya
meraih Juara III Lomba Paskibra antar Sekolah. Dan saat dibangku SMA Juara
Harapan I Lomba Paskibra antar sekolah dan mengikuti pementasan teater Lomba antar
terater sekolah. Saat di bangku perkuliahan pernah meraih juara pertama dalam lomba
tari Ratoeh Jaroe untuk tingkat SMA/Kampus/sederajat dalam acara Saman Festival
(SAMFEST) 2015 Agribisnis, dan mendapatkan juara runner-up 2 dalam acara saman
festival (SAMFEST) di SQ Dome.
Pengalaman berharga adalah ketika bisa mengikuti tari Ratoeh Jaroe Massal
dengan sebanyak 6600 penari dalam rangka memperingati HUT Taman Mini Indonesia
Indah (TMII) ke-41 tanggal 24 April 2016 yang disaksikan langsung oleh Gubernur
Aceh.
Banyak pengalaman saya menuntut ilmu di UIN Jakarta, manis dan pahit, baik
dan buruk, duka dan gembira yang dapat diambil hikmahnya, semua saya lalui untuk
kesuksesan. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini selagi kita mau berusaha dan
berdo’a. Semoga masa depan menjadi lebih baik, dan sukses dunia akhirat. Aamiin.