bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari...

22
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Pasar Cik Puan A. Letak geografis Pasar Cik Puan terletak di jalan di Jl.Tuanku Tambusai, Kelurahan Jadirejo ,Kecamatan Sukajadi. Kecamatan sukajadi merupakan salah satu dari 12 kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru. Luas wilayah kecamatan sukajadi adalah 3,76 km2 yng terdiri dari 7 kelurahan dengan luas masing masing kelurahan sebagai berikut: (1) Kelurahan Jadirejo dengan luas wilayah 0,60km2 persegi (2) Kelurahan Kampung Tengah dengan luas wilayah 0,55 km2 persegi (3) Kelurahan Kampung Melayu dengan luas wilayah 0,93km2 persegi (4) Kelurahan Kedung Sari dengan luas wilayah 0,41 km2 persegi (5) Kelurahan Harjosari dengan luas wilayah 0,39 km2 persegi (6) Kelurahan Sukajadi dengan luas wilayah 0,44 km2 persegi (7) Kelurahan Pulau Karomah dengan luas wilayaah 0,44 km2 persegi Pasar Cik Puan mempunyai batas wilayah yakni sebagai berikut: 1) Sebelah Timur berbatasan dengan Panti Asuhan Putra Muhammadiyah 2) Sebelah Barat berbatasan dengan jalan Terminal Mayang Terurai 3) Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan Tuanku Tambusai 4) Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Kusuma

Upload: others

Post on 04-Dec-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Pasar Cik Puan

A. Letak geografis

Pasar Cik Puan terletak di jalan di Jl.Tuanku Tambusai, Kelurahan

Jadirejo ,Kecamatan Sukajadi. Kecamatan sukajadi merupakan salah satu

dari 12 kecamatan di wilayah Kota Pekanbaru. Luas wilayah kecamatan

sukajadi adalah 3,76 km2 yng terdiri dari 7 kelurahan dengan luas masing

masing kelurahan sebagai berikut:

(1) Kelurahan Jadirejo dengan luas wilayah 0,60km2 persegi

(2) Kelurahan Kampung Tengah dengan luas wilayah 0,55 km2

persegi

(3) Kelurahan Kampung Melayu dengan luas wilayah 0,93km2

persegi

(4) Kelurahan Kedung Sari dengan luas wilayah 0,41 km2 persegi

(5) Kelurahan Harjosari dengan luas wilayah 0,39 km2 persegi

(6) Kelurahan Sukajadi dengan luas wilayah 0,44 km2 persegi

(7) Kelurahan Pulau Karomah dengan luas wilayaah 0,44 km2

persegi

Pasar Cik Puan mempunyai batas wilayah yakni sebagai berikut:

1) Sebelah Timur berbatasan dengan Panti Asuhan Putra

Muhammadiyah

2) Sebelah Barat berbatasan dengan jalan Terminal Mayang

Terurai

3) Sebelah Selatan berbatasan dengan jalan Tuanku Tambusai

4) Sebelah Utara berbatasan dengan jalan Kusuma

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

41

B. Sejarah Pasar Cik Puan

Pasar Cik Puan Pekanbaru merupakan salah satu pasar yang

berada di kota Pekanbaru tepatnya di wilayah Kelurahan Kampung

Melayu Kecamatan Sukajadi Pekanbaru. Kalau dilihat dari letak posisinya

Pasar Cik Puan Pekanbaru berada pada posisi yang sangat strategis yaitu

berada ditengah-tengah kota Pekanbaru dan dekat dengan pusat

perbelanjaan modern.

Pasar Cik Puan Pekanbaru sebelum menjadi salah satu pasar

tradisional yang besar di kota Pekanbaru pada awalnya hanyalah berupa

pasar lingkungan Kecamatan dengan sarana dan prasarana seadanya, yaitu

berupa kios-kios, los dan kaki lima, untuk menampung atau memenuhi

kebutuhan masyarahat sekitarnya dan berada dibawah wewenang

Kecamatan Sukajadi, namun seiring dengan berkembangnya kota

Pekanbaru, secara otomatis Pasar Cik Puan Pekanbaru berkembanpula

menjadi besar seperti yang ada pada saat sekarang ini, hal tersebut sangat

membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin besar

pula jumlahnya.

Pasar Cik Puan Pekanbaru didirikan diatas tanah milik Pemerintah

Daerah Kotamadya Pekanbaru, dengan luas tanah 1965 m. Pada saat

sekarang Pasar Cik Puan Pekanbaru memiliki 570 kios, 235 los dan 75

pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti :

pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan minuman, ikan,

ayam potong, semua jenis barang-barang yang umumnya ada di pasar

tradisional.

Nama lain dari Pasar Cik Puan yaitu Pasar Inpres yang didirikan

pada tahun 1978, sesuai dengan wawancara yang dilakukan penulis

dengan kepala UPTD (Unit Pelaksana Teknik Dinas) Pasar Cik Puan

Pekanbaru bapak Weli Amrul, Pasar Cik Puan adalah Pasar yang berada

di Kecamatan Sukajadi yang didirikan pada awal tahun 1978 dengan

nama Pasar Inpres. Namun setelah terjadi musibah kebakaran pada tahun

1988, kemudian pasar ini dibangun dengan swadaya pedagang dan

menjadi Pasar tradisional dengan nama Pasar Cik Puan.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

42

Pasar Cik Puan Pekanbaru yang dikenal oleh kebanyakan

masyarakat pekanbaru sebenarnya memiliki arti, Cik Puan dalam bahasa

melayu merupakan panggilan kesayangan bagi anak dara yang belum

menikah, cik puan juga menjadi salah satu ikon perjuangan wanita

melayu. Cik Puan merupakan pejuang perempuan yang berasal dari

Tembelan (Bintan). Ia bergabung bersama Laksamana Raja Dilaut dalam

menaklukkan Sambas, Kalimantan Barat, pada masa Pemerintahan Raja

Siak Assayyidis Sarif Ali Abdul Jalil Syaifuddin Balaw.

Semangat perjuangan inilah yang mengilhami Pemerintah Kota

Pekanbaru memberikan nama tersebut sebagai salah satu nama pasar yang

ada di Kota Pekanbaru yang diharapkan mampu menjadi salah satu

simbol perjuangan kaum perempuan terutama kaum ibu untuk lebih

mandiri. Terlebih mayoritas pedagang merupakan kaum ibu, yang

membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya.

Tabel 4.1

Data Pasar Pemilik Pemerintah Kota Pekanbaru

Pasar Pemerintah Kota Pekanbaru yang di Kelola Oleh Dinas

Pasar Kota Pekanbaru

No Nama Pasar Alamat

1 Pasar pusat Jalan H. Agus Salim,

Kecamatan Pekanbaru

Kota

2 Pasar Cik Puan Jalan Tuanku Tambusai,

Kecamatan Sukajadi

3 Pasar Labuh Baru Jalan Durian, kecamatan

Payung Sekaki

4 Pasar Rumbai Jalan Khayangan/Sekolah,

Kecamatan Rumbai

5 Pasar Selasa Jalan H.R. Subrantas,

Kecamatan Tampan

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

43

6 Pasar Lima Puluh Jalan Sultan Syarif Qasim,

Kelurahan Lima Puluh

Sumber data: Dinas Pasar Kota Pekanbaru

Karena perkembangan Kota Pekanbaru semakin Pesat, maka

sebagai pasar Kota seperti Kota-kota besar lainnya, perlu dibangun pasar-

pasar modern atau semi modern sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Untuk mewujudkannya hal tersebut diatas perlu dilaksanakn kerjasama

dengan pihak ketiga (investor) sebagai penyandang dana untuk

membangun pasar tersebut, karena untuk mewujudkan semua itu

membutuhkan dana yang tidak sedikit, saat ini ada empat pasar

Pemerintah Kota Pekanbaru yang dibangun oleh Investor dari Pasar

Tradisional menjadi Pasar Modern dan Pasar semi modern yaitu:

Tabel 4.2

Pasar Pemerintah Kota Pekanbaru yang di Kelola Oleh Pihak III (Investor)

No Nama Pasar Alamat

1 Pasar Bawah Jalan Saleh Abbas, Kecamatan

Senapelan

2 Plaza Sukaramai Jalan Jendral Sudirman, Kecamatan

Pekanbaru Kota

3 Pasar Sail Jalan Hangtuah, Kecamatan Sail

4 Pasar Senapelan/Pasar

Kodim

Jalan Ahmad Yani, Kecamatan

Senapelan

Sumber data: Dinas Pasar Kota Pekanbaru

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

44

Selain Pasar milik Pemerintah Kota, Juga terdapat beberapa Pasar

milik Swasta antara lain seperti di bawah ini:

Tabel 4.3

Data Pasar Swasta di Kota Pekanbaru

No Nama Pasar Swasta Alamat

1 Pasar Palapa Jl. Jendral Sudirman, kecamatan

Marpoyan Damai

2 Pasar Arengka Jl. Soekarno Hatta, Kecamatan

Marpoyan Damai

3 Pasar Tangor Jl. Lintas Timur, Kecamatan Tenayan

Raya

4 Pasar sago Jl. Ir. Juanda, Kecamatan Senapelan

5 Pasar Jondul Jl. Lokomotif, Kecamatan Lima Puluh

6 Pasar Yos Sudarso Jl. Yos Sudarso, Kecamatan Rumbai

Pesisir

7 Pasar Maronan/Palas Jl. Siak II, Kecamatan Rumbai

8 Pasar Teleng Jl. Pepaya, Kecamatn Sukajadi

9 Pasar Kartini Jl. Kartini, Kecamatan Pekanbaru

Kota

Sumber data: Dinas Pasar Kota Pekanbaru

Pasar merupakan salah satu tempat bertemunya antara pedagang

dan pembeli, sebagai tempat yang mempertemukan antara penjual dan

pembeli tentunya pasar menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang

terdiri dari berbagai suku bangsa. Sebagaimana yang terdapat di Pasar

Cik Puan, keadaan masyarakatnya sangat majemuk yang terdiri dari

berbagai suku bangsa diantaranya yaitu suku Minang dan suku Batak.

c. Struktur Organisasi

Sistem pengelolaan pasar yang ada di Kota Pekanbaru pada

umumnya dikelola langsung oleh Dinas Pasar, yaitu sejak adanya Dinas

Pasar tingkat II Pekanbaru, berdasarkan surat Keputusan Wali Kota KDH

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

45

Tingkat II Pekanbaru No. SK. 130.30/HOT-35/1982 Tanggal 13

September 1982 serta tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Tingkat II Kota Pekanbaru No. SK.061.2/HOT-36/1982,

dikukuhkan pula dengan Peraturan Daerah (PERDA) No. 15 Tahun 1983,

maka terhitung sejak adanya peraturan daerah tersebut, Pasar Cik Puan

dikelola langsung oleh Dinas Pasar.

Dari sistem pengelolaannya Pasar Cik Puan Pekanbaru pada saat

sekarang ini mengacu pada peraturan baru yang dikeluarkan oleh

pemerintahan daerah tingkat II kota Pekanbaru, adapun peraturan daerah

yang dikeluarkan oleh wali kota Pekanbaru diantaranya adalah:

a. Peraturan Daerah (PERDA) No. 04 Tahun 2000 Tentang Retribusi

Kebersihan.

b. Peraturan Daerah (PERDA) No. 06 Tahun 2000 Tentang Retribusi

Pasar.

c. Peraturan Daerah (PERDA) No. 05 Tahun 2001 Tentang Ketertiban

Umum.

d. Peraturan Daerah (PERDA) No. 11 Tahun 2001 Tentang K-5.

yang ditempati oleh pedagang yang ada di Pasar Cik Puan

Pekanbaru, sistem pengelolaannya adalah sebagai berikut:

a. Kios/los dibangun oleh pedagang dengan dana swadaya setelah

mendapat persetujuan dari pemerintah daerah tingkat II Pekanbaru.

b. Pembangunan kios/los dikoordinir oleh Developer dengan

pertimbangan:

1) Agar tercipta keseragaman bentuk bangunan

2) Mempermudah bagi pedagang yang kurang mampu yaitu

membayar dengan cicilan

3) Mempermudah koordinasi pengurusan administrasi

c. Sebagai konpensasi, kepada para pedagang diberikan hak prioritas

pengelolaan selama 5 (Lima) tahun

e. Setelah batas waktu tersebut Kios/Los dikembalikan kepada

pemerintah daerah dan status pedagang menjadi penyewa

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

46

f. Untuk Kios /Los yang berada dibawah Puskopol (dibelakang kantor

polisi) tanahnya merupakan tanah milik Puskopol dan sepenuhnya

dikelola oleh Puskopol

Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwasanya pengelolaan

pasar yang ada di wilayah kota Pekanbaru dikelola langsung oleh dinas

pasar pemerintah kota Pekanbaru. Secara struktural Organisasi Dinas

Pasar Kotamadya Pekanbaru adalah sebagai berikut:

a. Organisasi dinas pasar terdiri dari:

1) Pemimpin yaitu Kepala Dinas

2) Pembantu Pemimpin yaitu bagian Tata Usaha (TU)

3) Unsur pelaksanaan yaitu seksi-seksi dan sub seksi dan Unit

Pelaksanaan Teknik Dinas (UPTD).

b. Sub bagian Tata Usaha (TU) terdiri dari:

1) Urusan Umum

2) Urusan Kepegawaian

3) Urusan keuangan

4) Urusan Perlengkapan dan Kerumahtanggaan.

c. Seksi Perencanaan, Pengawasan, Penelitian dan Pembangunan

terdiri dari:

1) Sub-Seksi Perencanaan

2) Sub-SeksiPengawasan

3) Sub-Seksi Penelitian dan Pengembangan Teknik Administrasi.

d. Seksi ketertiban dan kebersihan pasar terdiri dari:

1) Sub-Seksi Ketertiban

2) Sub-seksi Kebersihan Pasar.

e. Seksi Retribusi Pasar terdiri dari:

1) Sub-Seksi Tata Usaha (TU)

2) Sub-Seksi Penghitungan dan Pendapatan daerah

3) Sub-Seksi Pembukuan dan Penerimaan.

f. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) terdiri dari:

1) Urusan Tata Usaha (TU)

2) Urusan Juru Tagih.

Sebagai pengelola Pasar, kepala UPTD mempunyai fungsi untuk

mengawasi dan mengkoordinir pelaksanaan retribusi pasar dalam wilayah

kewenangannya, selanjutnya menyampaikan laporan priodik tentang

pemasukan keuangan serta bertanggungjawab atas keamanan, ketertiban

dan keindahan pasar.

Sesuai dengan fungsinya yaitu bertanggungjawab atas keamanan,

ketertiban dan keindahan pasar, maka kantor UPTD tidak berada dalam

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

47

lingkup kantor dinas pasar melainkan berada ditengah-tengah pasar dan

begitu pula yang ada di Pasar Cik Puan Pekanbaru, kantor UPTD terletak

ditengah-tengah Pasar Cik Puan itu sendiri, selain letaknya yang cukup

strategis juga dimaksudkan untuk memudahkan dalam memantau keadaan

disekeliling Pasar.

Untuk kepengurusan UPTD Pasar Cik Puan Pekanbaru adalah

sebagai berikut:

Sumber: Kantor UPTD Pasar Cik Puan

Gambar 4.1

KEPALA DINAS

Drs. H. Samsul Bahri

TataUsaha UPTD

Toto Setiadi

Kepala Keamanan

Bagindo Ismail

Kepala UPTD Pasar

Cik Puan

Weli Amrul

Seksi Kebersihan

Pasar

1. Samidi 2. Antoni

3. Firman

Seksi Retribusi

1. Harapan Hutahusut

2. Eriyana

2. Jasmadi

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

48

d. Sosial Ekonomi Sekitar Pasar Cik Puan

Pasar merupakan salh satu tempat bertemunya antara pedagang

dan pembeli, sebagaimana tempat yang mempertemukan antara penjual

dan pembeli tentunya pasar menjadi tempat berkumpulnya orang-orang

yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Sebagaimana yang terdapat pada

pasar Cik Puan, keadaan masyarakat sangat majemuk terdiri dari

berbagai suku bangsa diantaranya suku Minang dan Batak.

Bahasa daerah dan bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sering

digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahasa daerah digunakan

pedagang ketika berinteraksi dengan pedagang atau pembeli yang

memiliki suku yang sama, namun ketika berinteraksi dengan pedagang

atau pembeli yang memiliki suku yang berbeda biasanya mereka

menggunakan bahasa Indonesia.

Pasar Cik Puan selalu dipenuhi berbagai jenis pedagang yang

datang dari berbagai daerah di pekanbaru, seperti dari Bangkinag,Pasir

Pangaraian, Duri, Tapung, Danau Bingkuang, dan pedagang musiman.

Banyaknya jumlah pedagang yang berjualan berbagai kebutuhan sehari-

hari juga memiliki poin tersendiri yang membuat ketertarikan pada

pembeli yang dating dari berbagai daerah yang memang bertujuan untuk

berbelanja kebutuhan sehari harinya. Para konsumen/pembeli merasa

barang yang diperdagangkan dipasar Cik Puan cukup lengkap untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik dari kebutuhan rumah tangga,

sayur-sayuran, dan jenis-jenis makanan, smua tersedia ada

diperdagangkan oleh pedagang dengan kualitas segar.

Adapun jenis-jenis pedagang yang selalu ada dipasar Cik Puan yaitu

diantaranya:

1) Pedagang sayuran

2) Pedagang buah

3) Pedagang rempah-rempah

4) Pedagang ikan

5) Pedagang pakaian

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

49

6) Pedagang makanan

7) Pedagang daging sapi dan ayam.

4.2 pembahasan

4.2.1 Deskripsi subjek Penelitian

Dalam rangka untuk mendapatkan data yang akurat dan dijamin

kualitasnya maka sebelum menentukan subjek/informan penelitian akan

dilakukan overview atau penjajakan terhadap anggota masyarakat yang

dianggap repepresentatif memberikan informasi dengan mengajukan

beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan

diteliti. Selanjutnya barulah ditentukan subjek/informan. Informasi awal

pilih orang dapat membuka jalan untuk menentukan informan berikutnya

dan berhenti apabila data yang dibutuhkan sudah cukup.

Penelitian ini akan dilakukan dengan cara pilih secara sengaja yaitu

orang yang dianggap dapat memberikan informasi terhadap masalah,

melalui wawancara mendalam dengan total informan sebanyak enam (6)

orang yang berjuaan di Pasar Cik Puan Pekanbaru dengan perincian:

a. Etnis Minang : Tiga (3)

b. Etnis Batak : Tiga (3)

Informan etnis Minang yaitu tiga orang pedagang etnis

Minang,sedangkan etnis Batak yaitu tiga orang pedagang etnis Batak.

a. Syahrial merupakan pedagang etnis Minang yang terlah berjualan di

Pasar Cik Puan Pekanbaru lebih dari lima tahun lamanya. Pada

awalanya bapak syahrial berjualan di Pasar Cik Puan bersama istinya,

namun pada saat ini dia melanjutkan usahanya tersebut seorang diri

dikarenakan istrinya telah meninggal 3 tahun lalu. Saat ini syahrial

berusia 61 tahun dan menganut agama islam. Syahrial lahir dan besar

di keluarga yang berkebudayaan Minang kabau.

b. Nurmi merupakan pedagang sayuran yang berasal dari Etnis Minang

asli dan sudah lama tinggal di pekanbaru. Nurmi berjualan di pasar

Cik Puan kurang lebih 30 tahun lamanya. Saat ini usia Nurmi 65 tahun

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

50

dan menganut agama islam. Nurmi lahir dan besar dari keluarga yang

berkebudayaan Minang asli.

c. Afrizal/Romo merupakan pedagang ayam potong yang beretnis

Minang. Romo berjualan di pasar Cik Puan sudah 10 tahun dan

sangatlah dekat dengan pedagang etnik Batak. Romo merupakan

pedagang etnis minang yang berasal dari Pesisir Selatan, Sumatera

Barat. Romo lahir dan besar dari keluarga minang dan beragama

Islam.

d. Midaria Hutapea merupakan pedagang Etnis Batak yang berasal dari

Simalungun . Midaria merupakan pedagang sayuran sejak tahun 1984

hingga saat ini. Midaria beragama Kristen Protestan yang lahir dan

besar dari keluarga yang bebudaya batak asli.

e. Inang Tembok/Nainggolan merupakan pedagang sayuran yang

berasal dari etnik Batak. Nainggolan berjualan di Pasar Cik Puan lebih

dari 30 tahun. Nainggolan lahir dan besar dari keluarga Batak dan

memeluk agama Kristen Protestan .

f. Mamak Rotua merupakan pedagang sayuran di pasar Cik Puan

Pekanbaru. Rotua merupakan pedagang yang berasal dari etnik Batak

di pasar Cik Puan. Mamak Rotua pada saat ini berusia 65 tahun.

Mamak Rotua berjualan sayuran di Pasar Cik Puan selama 20 tahun

lebih. Mamak Rotua lahir dan besar dari keluarga etnis Batak dan

memeluk agama Kristen Protestan

Tabel 4.1 : Profil Informan

No Nama Jenis

Kelamin

Usia Pekerjaan Etnik

1 Syahrial Pria 61

Tahun

Pedagang

sayuran

Minang

2 Nurmi Wanita 65

Tahun

Pedagang

Sayuran

Minang

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

51

3 Afrizal/Romo pria 45

Tahun

Pedagang

Ayam

potong

Minang

4 Midaria Hutapea Wanita 60

Tahun

Pedagang

Sayuran

Batak

5 Inang

Tembok/Nainggolan

Wanita 60

Tahun

Pedagang

sayuran

Batak

6 Mamak Rotua Wanita 65

Tahun

Pedagang

Sayuran

Batak

4.2.2 Deskripsi Data Penelitian

Pada hari kamis 18 juli 2019, peneliti telah turun kelapangan dalam

upaya mencari data yang sesuai dengan focus penelitian melalui proses

wawancara. Peneliti bertanya tentang apa saja proses komunikasi yang

terjadi diantara Etnik Minang dan Etnik Batak kepada informan yang

bersangkutan di Pasar Cik Puan pekanabaru yang berlatar belakang beraneka

ragam budaya. Wawancara dilakukan terhadap beberapa pedagang yang

peneliti pilih. Sejumlah pedagang ini merupakan perwakilan dari berbagai

informan yang terpilih untuk mendapatkan informasi yang jelas dan akurat

susuai dengan judul peneliti.

1. Syahrial

Wawancara pertama saya tujukan kepada syahrial sebagai

perwakilan Etnis minang untuk mendapatkan informasi.

“namanya suku batak ya keraslah orangnya”

Menurutnya pedangang etnis Batak itu keras orangnya ,

maksudnya yaitu intonasi nada dari orang batak itu memang tinggi dan

mereka sangat memahami sekali masing-masing dari setiap individu.

Terkadang syahrial sekali-kali bergaul dengan mereka dikarenakan

syahrial masih berhubungan kontak dalam berlangganan. Peneliti melihat

pola komunikasi yang terjadi diantara dua etnik ini berlangung aman dan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

52

damai , tetapi dari segi lain syahrial mengatakan pertikaian sering terjadi

di subuh hari seperti dikatakanya sebagai berikut:

“ya, saya lihat kalau pagi-pagi subuh tu ada Cuma kalau

dibelakang ini kan rata-rata yang jual ayam,jual sayur itukan

orang minang dan orang bangkinang , nampaknya akur, kalau

didepan itu seringlah cekcok mulut”

Sejauh ini tidak ada terjadi pertikaian dalam pola berkomunikasi

antar pedagang , akan tetapi syahrial mengatakan cekcok mulut sering

terjadi pada pagi hari diantara etnik Minang dan Batak di bagian depan

Pasar Cikpuan dikarenakan perebutan tempat dan barang dagangan.

2. Nurmi

Informan kedua yaitu Nurmi yang mewakili pedagang etnis

Minang di Pasar Cik Puan, ia mengatakan dalam berkomunikasi terhadap

etnik batak tidak ada terjadi perselisihan , akan tetapi Nurmi mengatakan

watak dari etnik batak itu memang keras pada dasarnya dikarenakan

mereka sudah kenal lebih dari 20 tahun, seperti pernyataan berikut:

“kami sama-sama berjuang untuk menyambung kehidupan kami,

baik baik saja, tidak ada terjadi perselisihan”

Selama ini tidak pernah terjadi persielisihan antara Nurmi dengan

pedagang lain di karenakan Nurmi sudah memahami watak dari orang

Batak yang keras seperti dikatanya sebagai berikut:

“Dia omongannya memang kasar tetapi jiwanya baik,memang

wataknya baik, dasar watak ngomongnya emang gitu”

Sejauh ini Nurmi sudah memahami pola komunikasi dari etnik

batak, dan pada saat ini komunikasi nurmi dengan pedagang etnik batak

tidak ada terjadi pertikaian. Apabila terjadi petikaian atau keributan

diantara etnik Minang dan Etnik Batak maka cara nurmi mengatasinya

dengan cara memberitahu pihak keamanan dan diserahkan kepada pihak

yang berwajib agar permasalahan bisa di selesaikan dengan cara

kekeluargaan seperti dikatakan nurmi sebagai berikut:

“ya masalah itu kan ada ketua pasar atau pengurus pasar ini,ya

kita komunikasikanlah kepada yang dituakan di pasar ini.”

Sejauh ini tidak ada terjadi perselisihan yang terjadi pada Nurmi

terhadap pedagang etnik Batak dan lainnya.

3. Afrizal/Romo

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

53

Informan terakhir yang mewakili pedagang etnik Minang. Romo

mengatakan bahwa para pedagang disini semuanya bersaudara, berasal

dari suku manapun tidak ada yang dia bedakan seperti yang dia katakana

berikut ini:

“tidak ada yang saya bedakan, mau dia batak,jawa,atau minang .

semua sama saja, Cuma iya kalau orang batak itukan emang dari

awal saya jumpa emang tinggi nadanya, sayapun takut waktu itu

kalau lagi ngomong sama orang batak, akan tetapi lama-lama

saya sudah beradaptasilah dengan mereka, apalagi tetangga saya

di rumah ada orang batak juga kok”

Bahasa yang di gunakan oleh Romo adalah bahasa minang, dia

tidaklah lancar menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa lain.

Tetapi itu tidaklah menjadi hal sulit bagi Romo, dikarenakan pedagang

lainnya jauh sudah memahami bahasa minang.

“tidak, saya tidak pandai bahasa Indonesia, sama siapa saja saya

menggunakan bahasa minang, saya sudah lama tinggal di tanah

minang dan itu sudah jadi bahasa saya sehari hari, bahkan sama

orang Batak saja saya menggunakan bahasa minang mereka

paham dengan bahasa saya”

Romo dengan pedagang Batak sangatlah dekat. Dikarenakan dia

tidak membeda-bedakan teman ketika bergaul. Peneliti melihat

kedekatan Romo dengan pedagang batak sangat akrab, dikarenakan

bahasa minangnya yang totok menjadikan obrolan yang menarik bagi

etnik batak sehingga bisa di jadikan bahan candaan kecil dengan etnik

batak.

4. Midaria Hutapea

Informan selanjutnya yaitu Midaria Hutapea mewakili pedagang

etnik Batak di pasar Cik Puan merupakan pedagang sayuran. Midaria

mengatakan bahwa komunikasi antara pedagang etnik minang dan

pedagang etnik batak sejauh ini lancar dan aman-aman saja, jika terjadi

pertikaian atau perbedaan pendapat mereka saling memahaminya satu

dengan yang lainnya seperti dikatakan Midaria Hutapea berikut ini:

“bagus, sungguh bagus karna ada kesatuan hati, ya harus saling

mengerti , dan sudah biasa menghadapi perbedaan pendapat

dengan orang minang, tidak perlu diambil pusing”

Sejauh ini Midaria Hutapea tidak ada terjadi perbedaan pendapat

dikarenakan mereka sudah saling memahami satu dengan yang lainnya.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

54

Pada pola bahasa Midaria tidak kesulitan di karenakan Midaria sudah

lama berdagang di pasar Cik Puan seperti dikatakannya berikut ini:

“ya, saya berjualan di Pasar Cik Puan sudah lama sejak tahun

1984, saya bisa bahasa minang , tidak sulit kok. Sudah lama saya

pandai bahasa minang , ya saya gunakan untuk menawarkan

dagangan saya kalau pembelinya orang minang, apalagi tetangga

saya banyak orang minang, kita bersaudara”

Midaria Hutapea sangat akrab dengan pedagang etnik minang

dikarenakan ,midaria tinggal bertetanggaan dengan orang minang

dirumahnya, di pasar bahasa minang dia gunakan untuk menawarkan

barangnya ke pembeli dan digunakan untuk membeli barang pada

pendagang Minang lainnya.

5. Inang Tembok/Nainggolan

Informan ke lima yaitu Nainggolan/Inang Tembok pedagang

sekitar menyebutnya. Nainggolan merupakan pedagang sayuran yang

berjualan dari pukul 6.00 pagi hingga pukul 16.00. Nainggolan

merupakan perwakilan dari pedagang etnik Batak. Nainggolan

mengatakan komunikasi diantara Pedagang Batak dengan Pedagang

Minang tidak ada terjadi perselisihan. Bahkan yang ada , mereka saling

membantu satu dengan lainnya seperti dikatakannya berikut ini:

“baik bah, tidak ada pertikaian kami disini saudara, tidak,tidak

ada terjadi perselisihan diantara kami, orang batak emang keras

nadanya, itu sudah bawaan dari kami orang batak, mereka pun

paham dengan kami, aman kok”

Selama berdagang nainggolan tidak pernah malukan pertengkaran

sesama pedagang , baik pedagang minang ataupun sesame pedagang

batak seperti yang Nainggolan katakana berikut ini:

“ah gak suka aku kelahi-kelahi sama siapapun itu gak mau aku,

aku emang keras kalau bicara, tapi maksud aku baik, kalau ada

yang bertengkar kami selesaikan dengan baik baik, tak ada

masalah dari aku bah”

Interksi pola komunikasi Nainggolan dengan pedagang minang

tidak pernah terjadi peselisihan. Kalau terjadi keributan itu hal biasa di

pasar ini, semua masalah bisa kami selesaikan dengan cara kekeluargaan

menurut Nainggolan. Hubungan Nainggolan dengan Pedagang Etnik

minang sangalah dekat, terkadang Nainggolan sering melakukan canda

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

55

gurau dengan logat Bataknya yang keras kepada pedagang etnik minang

dan etnik lainnya.

6. Mamak Rotua

Informan terakhir mewakili pedagang etnik Batak yaitu Mamak

Rotua merupakan pedagang sayuran di Pasar Cik Puan Pekanbaru. Rotua

mengatakan Pedagang etnik minang sangatlah baik, mereka tidak pernah

melakukan kesalahan dalam berkomunikasi, tetapi terkadang ada terjadi

perselisihan dikarenakan perebutan kekuasaan serta kesalahan dalam

berucap seperti informan katakana berikut ini

“gak apa sama aja semuanya, awak sudah lebih 20 tahun

berjualan enggak pernah ada pertengkaran gitu,kalau melihat

orang ya pernah, kalau ibuk gak pernah, saya gak pernah cekcok

mulut dengan siapa aja.pernah sih terjadi pertengkaran

dikarenakan kesalahan dalam berucap , akupun marah , tapi iya

kan di pasar wajar aja itu”

Mamak Rotua juga beranggapan jika terjadi pertikaian maka akan

di selesaikan dengan cara kekeluargaan, kalau tidak selesai dengan cara

itu maka di serahakan kepada ketua pasar atau keamanan pasar seperti

dikatakan Rotua berikut ini:

“kalau saya melihat terjadi perkelahian , ya saya lerai

langsunglah, turun saya, tapi kalau masalahnya besar ya kami

serahkan saja ke ketua pasar atau keamanan pasar, saya gak mau

rebut orangnya”

Pada saat ini hubungan Mamak Rotua dengan pedagang minang

tidak pernah terjadi perselisihan , akan tetapi pedagang lainnya pernah

melakukan hal tersebut. Selain itu pedagang enik Batak dan pedagang

etnik Minang sejauh ini tidak pernah terjadi perselisihan. Akan tetapi

tingkah laku para pedagang batak memang terdengar kasar padahal itu

tidaklah benar. Para pedagang pasar Cik Puan amatlahn ramah dan

terbuka terhadap peneliti, dikarenakan Peneliti merupakan salah satu

pedagang di pasar Cik Puan.

Berdasarkan apa yang telah diungkapkan oleh informan, peneliti

menemukan beberapa hal pada saat melakukan observasi bahwa pedagang

minang ketika berkomunikasi dengan pedagang etnik batak sangat lancar

dan tidak ada terjadi pertikaian seperti peneliti duga. Akan tetapi

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

56

kesalahan dalam berkomunikasi pernah terjadi tetapi tidak menimbulkan

dampak yang sangat negative begitu juga dengan pedagang etnik Batak.

Kemudian para pedagang di pasar Cik Puan sangatlah ramah

terhadap siapa saja yang datang , baik muda maupun tua para pedagang

melayani pendatang sangatlah terbuka dan relatif aman dan terkendali.

Pada umumnya pedagang etnik Minang berjualan kuliner,

kebutuhan pokok makanan, pakaian, daging sapi, ayam pedaging, dan

lainnya.sedangkan pedagang dari etnik Batak pada umunyanya berjualan

sayuran, ikan asin, ikan basah, buah buahan, rempah-rempah, dan lain

sebagainya.

4.2.3 Analisis Faktor pemghambat dan pendukung dalam melakukan

Proses Komunikasi Antarbudaya Antara Pedagang Etnik

Minang dan Pedagang etnik Batak di Pasar Cik Puan Pekanbaru

a. faktor penghambat

faktor penghambat merupakan hal penting yang harus di perhatikan ketika

melakukan komunikasi antarbudaya, karena dengan memperhatikan faktor

penghambat maka dapat menjadi tolak ukur keberhasilan Komunikasi

Antarbudaya itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat menyimpulkan beberapa

faktor penghambat dalam berkomunikasi diantara pedagang etnik minang

dan pedagang etnik batak di Pasar Cik Puan sebagi berikut:

1) Bahasa

Semakin banyak suatu budaya yang terdapat dalam suatu

komunitas mengakibatkan banyaknya bahasa yang ada. Bahasa

merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi.

Dari hasil wawancara peneliti dapat menemukan beberapa faktor

yang menjadi pembiasan ketika berkomunikasi. Sebab pola bahasa

yang digunakan oleh beberapa informan yang peneliti jumpai

masihlah fasih dengan logat bahasa daerahnya, terlebih bahasa

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

57

minang seperti menjadi bahasa utama ketika peneliti berada di pasar

Cik Puan.

Bahkan peneliti menjumpai beberapa pedagang nonminang sudah

lancar menggunakan bahasa minang. Akan tetapi pedagang batak

yang sudah berumur tidaklah paham dengan bahasa minang begitu

juga sebaliknya dengan orang minang, bahkan beberapa pedagang

Minang tidaklah pandai menggunakan bahasa Indonesia dikarenakan

status bahasa ibu sering digunakan dalam kehidupan sehari-harinya

begitu juga dengan beberapa pedagang Batak yang tidak memahami

bahasa Indonesia.

2) Streotip

Streotip adalah adanya suatu pemikiran atau persepsi terhadap

pelaku komunikasi baik tentang kebudayaan atau yang lain, mau

tidak mau ikut mempengaruhi cara orang dalam berkomunikasi di

dalamnya. Selain itu streotip yang buruk akan berdampak kurang

baik bagi proses komunikasi yang dilakukan.

Seperti peneliti temukan ketika malakukan observasi dan

wawancara. Peneliti menemukan beberapa kendala ketika melakukan

komunikasi dengan Syahrial yang kurang menyukai karakter dari

pedagang etnik Batak dikarenakan sifat dari orang batak itu yang

keras, kadang kala perkataanya dapat menyinggung perasaan

sehingga menimbulkan keributan. Begitu juga dengan orang batak

yang tidak menyukai etnik minang dikarenakan enik minang lebih

mudah berbaur dengan pedagang dan pembeli dari suku lain dikarena

faktor kepercayaan yang sama.sehingga kedua belah etnik terjebak

dalam streotip etnis masing masing.

3) Karakteristik dari Individu

Setiap komunikasi pada umunya di pengaruhi oleh watak

komunikator dan komunikan itu sendiri. Jika komunikator

menunjukan sikap keakraban maka komunikannya akan melakukan

feedback yang serupa. Namun sebaliknya jika komunikator

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

58

menunjukan sikap yang kurang baik maka bisa saja komunikan juga

memberikan respon yang kurang baik.

Selain watak, karakteristik komunikator dan komunikan juga perlu

di perhatikan. Karakteristik ini meliputi tingkat pendidikan, usia,

jenis kelamin, dan sebagainya yang perlu di pahami oleh pelaku

komuniksai.hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa pedagang

Minang maupun Pedagang etnik Batak yang sudah berumur dan yang

tidak pernah mengeyam pendidikan tinggi, sehingga kesulitan

berkomunikasi dengan sesame pedagang maupun orang lain.

b. Faktor pendukung

Faktor yang berpengaruh terhadap proses komunikasi antara pedagang

enik Minang dan Pedagang etnik Batak sekaligus menjadi faktor pendukung

adalah:

Pertama, ketika keduanya dapat saling memahami dan saling menghargai

budaya masing-masing. Hal tersebut dapat dilihat tidak adanya terjadi

konflik pada setiap informan yang peneliti wawancarai, bahkan proses

penelitian yang peneliti lakukan berjalan lancar dan tidak ada kendala.

Kedua, dari segi bahasa para pedagang disini menggunakan bahasa

Indonesia pada umumnya dan sebagian lagi menggunakan bahasa Daerah

menjadikan bahasa kedua untuk memeperat komunikasi diantara dua etnik,

apalagi bahasa Minang menjadi bahasa Favorit diantara dua etnik ini.

Ketiga, yaitu dari segi keakraban diantara dua etnik ini sangatlah kompak

diakarenakan kawasan pasar Cik Puan sangatlah terbuka dan luas, sehingga

para pedagang sudah saling kenal satu dengan yang lainnya walaupun jarak

mereka saling berjauhan.

4.2.4 proses komunikasi antarbudaya pedagang etnik Minang dan Pedagang

etnik Batak di Pasar Cik Puan Pekanbaru

Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi antara satu

orang yang berbeda budaya dengan orang yang berbeda kebudayaannya.

Komunikasi yang terjadi diantara pedang etnik Minang dan Pedagang etnik

Batak sangatlah baik. Hal itu bisa di saksikan ketika Pedagang Batak yang

melakukan komunikasi dengan Pedagang minang dengan menggunakan

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

59

bahasa minang. Dan itu tentu hal sangat mustahil dilakukan oleh orang yang

memiliki kebudayan yang berbeda.

Jika kita merasakan jadi salah satu pedagang di pasar Cik Puan , maka

kita akan merasaka apa itu rasanyanya punya keluarga dipasar. Hal itu telah

peneliti rasakan ketika melakukan observasi secara langsung.

Berdasarkan penyajian data yang di peroleh oleh peneliti dapat dipastikan

serta di analisis bahwa proses komunikasi yang terjadi di Pasar Cik Puan

Pekanbaru antara etnik Minang dan etnik Batak yang memiliki latar

belakang kebudayaan yang berbeda di lakukan melalui tatap muka secara

langsung. Hal ini agar dapat memberikan proses komunikasi Antarbudaya

bisa berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.

Perbedaan budaya bukanlah menjadi hambatan bagi setiap pedagang

etnik Minang maupun etnik Batak, perbedaan itu bisa menjadi acuan bagi

mereka untuk saling berbagi kebudayaan di pasar Cik Puan Pekanbaru.

Dalam hal ini masing-masing individu juga memberikan respon secara

nonverbal jika seandainya salah satu pihak tidak memahami pola bahasa

yang digunakan oleh salah satu pedagang dari kebudayaan yang berbeda itu

sendiri

Komunikasi verbal yang digunakan oleh setiap etnik itu sangatlah

berbeda tidak terkecuali bagi etnik Minang. Bahasa Minang merupakan salah

satu bahasa utama yang digunakan oleh para pedagang di pasar Cik Puan dan

sebagiannya lagi menggunakan bahasa Indonesia jika tidak memahami

dalam menggunakan bahasa minang. Akan tetapi pedagang Etnik batak

sebagian kecil sudah mengerti dan memahami dari cara tata bahasa pedagang

Minang , tentu saja ini menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang

berbelanja di pasar Cik Puan ini

Komunikasi non verbal yang digunakan dalam proses adaptasi ini

adalah lambang dan simbol yang dapat mendukung komunikasi verbal

dilakukan hal itu dapat dilihat dari para pedagang yang baru pertama kali

berdagang di pasar Cik Puan, baik pedagang etnik Minang, Maupun dari

Etnik Batak. Komunikasi non verbal akan terjadi serta terlihat dari Para

pedagang Minang maupun Batak yang sudah lama berjualan di pasar Cik

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

60

Puan. Hal itu bisa terlihat dari mimik wajahnya terlihat kusam, serta

melakukan penggusuran terhadap pedagang baru.

Proses komunikasi yang terjadi diantara pedagang etnik Minang dan

pedagang etnik Batak untuk menjaga silahturahmi mereka yaitu dengan cara

saling menghormati satu dengan yang lainnya. Hal ini terlihat ketika pada

hari jum‟at para pedagang Minang yang ingin melaksanakan shalat Jum‟at ,

maka para pedagang minang menitipkan barang daganganya kepada para

pedagang etnik Batak yang mana sebagian besar pedagang etnik Batak itu

beragama Kristen protestan dan khatolik. Begitu juga sebaliknya pada hari

minggu para pedagang Batak juga melakukan hal yang sama, yaitu

menitipkan dagangannya kepada para pedagang etnik Minang yang mana

sebagian besar pedagang etnik Minang beragama islam dan tidak

melaksanakan ibadah pada hari minggu tersebut, sehingga proses

komunikasi diantara dua pedagang yang berlatar belakang kebudayaan

berbeda terlihat saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

Setiap hari pedagang etnik Minang dan Pedagang etnik Batak

melakukan interaksi dan komunikasi antarpribadi berdasakan atas kebutuhan

informasi, pengetahuanyang dimiliki, pengalaman pribadinya, dalam

menyagkut kehidupan sehari harinya. Hal itu terlihat ketika peneliti

melakukan observasi, dimana para pedagang Minang dan Batak terlihat

saling bercanda dalam hal kecil maupun hal besar.

Dengan melakukan komunikasi antarpribadi bagi setiap pedagang etnik

Minang maupun Batak bisa memberikan solusi atas apa saja permasalahan

yang terjadi baik menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan diluar,

sehingga rasa kekeluargaan pada setiap pedagang Minang dan Batak terlihat

harmonis dan saling berbagi. Akan tetapi sebagian kecil pedagang Minang

dan pedagang Batak melakukan hal yang sangat merugikan dikarenakan

sebagian pedagang minang menilai bahwa pedagang batak itu mempunyai

nalar yang kasar, dan sebagian pedagang etnik Batak menilai para pedagang

Minang itu licik, cerdik, dan pelit sehingga faktor itu menjadikan beberapa

pedagang masih memiliki karakteristik streotip yang buruk dari masing

masing etnik tersebut.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ... · pedagang kaki lima yang terdiri dari bermacam-macam pedagang seperti : pedagang pakaian, sepatu, barang harian, makanan dan

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

61

Berdasarkan hasil penyajian data yang diperoleh dapat di temukan dan

dianalisis bahwa proses komunikasi antarbudaya yang berlangsung pada para

pedagang yang memeiliki latar belakng kebudayaan yang berbeda dilakukan

melalui proses tatap muka secara langsung. Hal ini dilakukan agar masing-

masing pihak yang berkomunikasi bisa berjalan lancar dan terus menerus,

selain itu proses komunikasi juga menggunakan simbol-simbol komunikasi

verbal dan nonverbal. Serta beberapa faktor budaya,streotip dan karakteristik

masing-masing budaya mempengaruhi terhadap kinerja komunikasi

antarbudaya itu sendiri.

4.2.4 Akulturasi Budaya

Proses akulturasi merupakan salah satu proses komunikasi yang dapat di

temukan pada para pedagang Minang dan Pedagang Batak di Pasar Cik Puan

Pekanbaru. Akulturasi budaya ini mereka lakukan agar mereka bisa

mengenal lebih dekat dengan pedagang yang meiliki latar belakang budaya

yang berbeda. Para pedagang di pasar Cik Puan Pekanbaru mereka

mempelajari kebudayaan dari kebudayaan lain mulai dari tata bahasa, logat,

ilmu pengetahuan. Hal itu bisa terlihat dari beberapa pedagang yang juga

memahami bahasa dari kebudayaan yang berbeda darinya seperti yang di

ungkapakan oleh Midaria Hutapea berikut ini:

“ya, saya berjualan di Pasar Cik Puan sudah lama sejak

tahun 1984, saya bisa bahasa minang , tidak sulit kok. Sudah

lama saya pandai bahasa minang , ya saya gunakan untuk

menawarkan dagangan saya kalau pembelinya orang

minang, apalagi tetangga saya banyak orang minang, kita

bersaudara”

Dalam hal ini terlihat bahwa seiring berjalannya waktu akulturasi

budaya bisa terjadi dengan sendirinya tergantung dari masing-masing

individu dalam menjalin komunikasinya. Hal ini bertujuan agar para

pedagang agar bisa saling mengenal satu dengan lainnya, sehingga

memperkecil terjadinya konflik dikarenakan perbedaan makna bahasa yang

terjadi.

.