strategi adaptasi pedagang pasar...
TRANSCRIPT
STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG PASAR
TRADISIONAL
(Studi Pada Pedagang Pasar Cisalak Kota Depok)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Rahmi Utami Zamri
NIM. 1112111000010
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017 M/ 1438 H
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisa strategi adaptasi pedagang pasar tradisional selama
proses revitalisasi pasar masih berlangsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan perubahan yang dialami pedagang dan strategi adaptasi yang
dilakukan pedagang pasca revitalisasi dan relokasi pasar tradisional Cisalak masih
berlangsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deksriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
wawancara dan observasi. Penelitian ini menemukan bahwa pasca revitalisasi pasar
Cisalak mengalami perubahan, hal tersebut sangat dirasakan para pedagang
terutama pasca relokasi pedagang ke pasar penampungan sementara. Perubahan
lingkungan berjualan menimbulkan permasalahan sosial-ekonomi bagi pedagang
dan berdampak pada penurunan pendapatan mereka. Strategi adaptasi yang
dilakukan pedagang pasar tradisional Cisalak ada tiga yaitu: penghematan
pengeluaran keluarga, melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi perdagangan dan
strategi diversifikasi usaha.
Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep
strategi penghidupan dan konsep modal (pentagon assets) untuk menganalisa. Dari
hasil analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa (i) Pedagang pasar tradisional
Cisalak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi karena strategi
penghidupan yang mereka lakukan. Strategi penghidupan yang dipilih pedagang
dipengaruhi penguasaan sumberdaya yang dimiliki. Selain itu tiga unsur strategi
penghidupan yaitu aset, kapasitas dan kegiatan berpengaruh terhadap pilihan
strategi penghidupan yang dilakukan pedagang; (ii) Aset penghidupan terdiri dari
modal (manusia, sosial, alam, fisik dan finansial). Semakin banyak penguasaan
terhadap aset penghidupan maka strategi penghidupan nya akan beragam.
Penghematan pengeluaran keluarga dilakukan dengan cara mengurangi
pengeluaran yang bukan kebutuhan primer, agar kebutuhan pokok dan kebutuhan
operasional toko dapat terpenuhi. Melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi
perdagangan, strategi ini dilakukan dengan meningkatkan kemampuan diri dan
finansial yang dimiliki untuk mengembangkan usaha mereka demi meningkatkan
pendapatan. Sedangkan Strategi diversifikasi usaha dilakukan pedagang dengan
mengembangkan usaha selain berdagang.
Kata kunci: revitalisasi dan relokasi pasar tradisional, strategi adaptasi, strategi
penghidupan, pentagon asset.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH SWT. Shalawat serta
salam penulis sampaikan kepada Rasulullah Saw, keluarga dan para sahabatnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi
Adaptasi Pedagang Pasar Tradisional (Studi pada Pedagang Pasar Cisalak
Kota Depok)”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana sosial dalam bidang ilmu sosiologi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarih Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini tentunya tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan, bimbingan,
arahan, semangat, dukungan dan kontribusi beberapa pihak. Oleh karena itu penulis
juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang telah
memberi inspirasi dan juga kontributif dalam memberikan sumbangan pemikiran,
pesan moral dan lain-lain sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan,
diantaranya:
1. Kedua orangtua ku tercinta, Bapak Zamri dan Ibu Danismar, yang telah
membesarkan dan menanamkan nilai-nilai kehidupan serta memberikan
pendidikan, kepercayaan, pengorbanan, semangat dan dukungan dan juga
segala doa yang terus mereka panjatkan untuk penulis agar sukses dan
berhasil dalam penulisan skripsi ini dengan nilai yang terbaik.
2. Adik ku dan keluarga besar Datuk Mangkuto Nan Kuniang, yang selalu
memberikan semangat dan dukungan bagi penulis untuk menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
vi
3. Prof. Dr. Zulkifli, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Cucu Nurhayati, M.Si, selaku Ketua Program Studi Sosiologi FISIP
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Joharatul Jamilah, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Sosiologi
dan sebagai dosen pembimbing penulis, yang selalu mendukung dan
berbaik hati dengan memberikan saran, kritik dan gagasan kepada penulis
selama proses penyusunan skripsi.
6. Seluruh dosen dan staff pengajar pada program studi sosiologi atas segala
motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang
mendorong penulis selama menempuh studi.
7. Bapak Nelson Da Silva, selaku Kepala Unit Pelayanan Terpadu (UPT)
Pasar Cisalak, yang telah bersedia untuk diwawancarai dan memberikan
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Segenap pedagang pasar tradisional Cisalak yang telah terpilih menjadi
informan dalam skripsi ini, yang telah berbaik hati meluangkan waktu
untuk diwawancarai dalam proses pengumpulan data.
9. Sahabat-sahabat ku, Nunki Widianti yang selalu menemani penulis sejak
zaman putih biru dan selalu menemani dari awal penyusunan skripsi ini
hingga sekarang, dan Erni Nurhasanah yang selalu berbagi pengalaman
dan mendukung penulis sampai saat ini. Kalian teman terbaik ku.
10. Kawan-kawan seperjuangan selama masa kuliah, Ara, Ayurose, Elita,
Aul, Yuni, Divya, Faizal, Tegar, Ojay, Galih, Reza, Alby, Rusydan,
vii
Saikhu, Ayu Fitri, Lukman, Arief, Neneng, Suki, Diwaw, Mega, Ella,
Runi, Ismi, Anisya Bella, Raka dan teman-teman Sosiologi 2012 lainnya.
Terimakasih sudah berbagi cerita, canda-tawa dan memberikan
kenangan selama masa perkuliahan yang tidak mudah untuk dilupakan.
11. Teman-teman KKN PILAR 2015, Ridopirmin Group, Bapau, Bennol
Fams yang telah memberikan support dan saran kepada penulis dalam
masa-masa penulisan skripsi ini
Semoga kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dicatat
dan diterima oleh Allah SWT., sebagai amal shalih dan mendapatkan balasan yang
berlipat ganda. Amin ya rabbal ‘alamin. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu
yang sempurna, begitu pula dengan skripsi ini yang masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai perbaikan di masa mendatang.
Jakarta, 10 Februari 2017
Rahmi Utami Zamri
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah .................................................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .................................................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 7
E. Kerangka Teoritis ...................................................................................... 16
1. Konsep Strategi Penghidupan (Livelihood Strategy) .......................... 16
2. Aset Penghidupan (Livelihood Assets) ............................................... 20
3. Strategi Adaptasi ................................................................................. 26
F. Metodologi Penelitian ............................................................................... 27
BAB II ................................................................................................................... 34
PASAR TRADISIONAL CISALAK
A. Sejarah Pasar Tradisional Cisalak ............................................................. 34
B. Karakteristik Pedagang Pasar Tradisional Cisalak .................................... 37
C. Revitalisasi Pasar Tradisional Cisalak ...................................................... 43
ix
BAB III ................................................................................................................. 48
STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL CISALAK
1. Perubahan yang Dialami Pedagang
Selama Proses Revitalisasi Berlangsung ................................................... 48
2. Strategi Adaptasi Pedagang Pasar Tradisional Cisalak ............................. 54
2.1. Penghematan Pengeluaran Keluarga .................................................. 55
2.2. Melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Perdagangan .................. 58
2.3. Strategi Diversifikasi Usaha ............................................................... 62
3. Analisis Konsep Strategi Penghidupan dan Pentagon Aset ....................... 64
BAB IV ................................................................................................................. 73
PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 73
B. Saran ......................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xiii
LAMPIRAN - LAMPIRAN .............................................................................. xvii
x
DAFTAR TABEL
Tabel I.D.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka .................................................... 11
Tabel I.F.2 Daftar Profil Informan ................................................................... 30
Tabel II.A.3 Pasar Tradisional di Kota Depok ................................................... 36
Tabel II.B.4 Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Cisalak ............................. 39
Tabel II.B.5 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Depok ............................ 42
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Pentagon Assets ............................................................................ 25
Gambar II.2 Peta Wilayah Pasar Tradisional Cisalak ........................................ 37
Gambar II.3 Lokasi Pasar Penampungan Sementara ......................................... 46
Gambar III.4 Pentagon Aset Penghidupan Pedagang Pasar Cisalak ................... 70
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Dokumentasi .............................................................................. xvii
Lampiran II Transcript Wawancara ............................................................. xxii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli serta tempat terjadinya
transaksi ekonomi. Menurut PERPRES RI Nomor 112 tahun 2007, pasar sebagai
area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut
sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat
perdagangan maupun sebutan lainnya. Aktivitas ekonomi pasar merupakan tempat
dimana proses transaksi antara pembeli dan penjual berlansung, serta sebagai
tempat untuk mendapatkan alat pemuas kebutuhan dengan harga yang sesuai
(Damsar, 2005: 14). Pasar selain memiliki fungsi ekonomi juga memiliki fungsi
sosial. Geoffrey Hodgson dalam Chalid (2009) mendefinisikan pasar sebagai
sebuah rangkaian intitusi sosial dimana sejumlah besar komoditas dari berbagai
macam tipe dan ukuran dipertukarkan secara regular dan terkadang diprasaranai
oleh institusi-institusi tersebut. Dengan kata lain pasar merupakan ekspresi dari pola
pertukaran dalam tatanan sosial tertentu yang mempertautkan berbagai kategori
sosial, seperti hubungan sosial, jaringan, nilai dan cara, etika dan budaya.
Ada beberapa jenis pasar yang digolongkan berdasarkan kegiatan, lokasi dan
kemapuan pelayanan, waktu kegiatan dan status kepemilikan. Berdasarkan status
kepemilikan pasar dibedakan menjadi dua yaitu, pasar pemerintah dan pasar swasta
namun masyarakat lebih mengenal dengan sebutan pasar tradisional dan pasar
modern. Pasar tradisional merupakan pasar yang dikelola oleh pemerintah dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dikelola oleh pedagang.
2
Sedangkan pasar modern merupakan toko dengan sistem pelayanan mandiri yang
menjual produk secara eceran dalam bentuk minimarket, hypermart atau
departement store. Booming pasar modern di era tahun 90-an telah menyedot
perhatian konsumen Indonesia. Berdasarkan hasil studi A.C. Nielsen (2005), pasar
modern di Indonesia tumbuh 31,4 persen per tahun. Sedangkan pasar tradisional
menyusut 8 persen per tahun (SMERU, 2007). Agresifitas pasar modern untuk
memperluas pangsa pasar telah menimbulkan kekhawatiran di pihak lain dalam
dunia ritel nasional yaitu pasar tradisional.
Asosisasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mencatat terdapat 2000
pasar tradisional tergerus keberadaannya karena hadirnya pasar modern
(http://liputan6.com). Seperti yang diutarakan Sekjen Kementrian Perdagangan, Sri
Agustina, bahwa saat ini masyarakat lebih memilih untuk berbelanja di pasar retail
modern dibandingkan pasar tradisional rakyat. Tercatat ada 9559 pasar tradisional
di negeri ini, 30 persen diantaranya sudah berumur lebih dari 25 tahun
(http://antaranews.com). Menurut data Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia
(Asparindo), pada 2010 masih terdapat sekitar 9000 pasar yang bangunannya sudah
tua dan lebih dari 20 tahun tidak tersentuh renovasi (http://sindonews.com). Dengan
kondisi tersebut membuat pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern,
untuk menyelamatkan keberadaan pasar tradisional pemerintah melalui Kementrian
Perdagangan memiliki program revitalisasi 5000 pasar rakyat yang akan dilakukan
dalam lima tahun kedepan.
Pasar tradisional Cisalak sudah berdiri sejak tahun 1993, pasar ini merupakan
pasar tradisional kelas I dengan jumlah pedagang 1300. Pasar Cisalak berada
3
diwilayah administratif Kota Depok Provinsi Jawa Barat. Dengan luas 1,9 hektare
pasar Cisalak menjual berbagai macam jenis kebutuhan sehari-hari, selain itu
pedagang nya pun bermacam-macam mulai dari pedagang kaki lima sampai
pedagang toko eceran dan grosir. Para pedagang melakukan aktifitas jual-beli
mereka secara normal dan jarang terjadi perselisihan antara sesama pedagang.
Seiring berjalannya waktu minimarket seperti Indomart dan Alfamart bahkan
supermarket seperti Hero/Giant mulai bermunculan yang mana lokasi nya tidak
jauh dari pasar Cisalak. Namun kemunculan mereka tidak berpengaruh besar
bahkan pasar Cisalak masih ramai di kunjungi pembeli dan para pedagang pun tidak
merasa terganggu dan tersaingi dengan keberadaan toko-toko modern tersebut.
Pada tahun 2013, pasar Cisalak mengalami kebakaran yang cukup besar, peristiwa
tersebut menghanguskan salah satu gedung pasar. Para pedagang menganggap
kebakaran tersebut bukan kecelakaan yang disebabkan korsleting seperti yang
diberitakan namun merupakan tindakan yang disengaja, karena sebelumnya pihak
pasar meminta para pedagang untuk pindah berjualan ke lokasi lain karena akan
dilakukan renovasi tetapi para pedagang menolak dengan alasan mendekati bulan
puasa dan meminta proses pemindahan dilakukan setalah lebaran. Dugaan tersebut
didukung dengan pernyataan dari Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional
(Ikappi), Abdullah Mansuri, “Penyebab resmi yang selalu muncul selalu sama,
korsleting listrik. Titik. Saya tahu susah untuk mempercayai bahwa semua
kebakaran pasar itu dikarenakan korsleting listrik apalagi jika kita sudah tahu
dengan pasti ada dana revitalisasi yang siap dieksekusi oleh investor”
(http://myrepro.wordpress.com).
4
Satu tahun pasca kebakaran aktifitas jual-beli di pasar Cisalak kembali normal
seperti biasanya, meskipun para pedagang korban kebakaran harus memulai
kembali usaha mereka dari nol. Selang beberapa bulan pihak UPT Pasar Cisalak
berencana untuk merelokasi para pedagang karena kegiatan revitalisasi gedung
pasar akan dimulai. Rencana tersebut sempat ditolak pedagang, mereka melakukan
aksi protes ke Kantor Walikota Depok dengan mengajukan dua tuntutan yaitu
revitalisasi pasar agar dilakukan dalam dua tahap supaya para pedagang tidak
vakum berjualan terlalu lama dan menolak relokasi pedagang selama kegiatan
revitalisasi berlangsung (http://sindonews.com). Setelah dilakukan sosialisasi
antara Pemerintah Kota Depok dengan pedagang pasar Cisalak, akhirnya para
pedagang setuju untuk direlokasi ke pasar penampungan yang berada di Jl. Radar
Auri. Sebanyak 1158 pedagang pasar Cisalak dipindahkan ke pasar penampungan
sementara, para pedagang tersebut terdiri dari penghuni kios sebanyak 312
pedagang dan penghuni los sekitar 846 pedagang (http://depok.go.id). Namun
kenyataannya tidak semua pedagang pindah berjualan di pasar penampungan,
beberapa pedagang memilih tetap berjualan diseputar lokasi pasar Cisalak.
Sehingga saat ini pedagang pasar Cisalak terbagi menjadi dua, pedagang di pasar
penampungan dan pedagang diseputar pasar Cisalak.
Para pedagang merasa dirugikan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pihak
pengelola pasar, hal ini secara langsung mempengaruhi pedagang dalam upaya
untuk memaksimalkan pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu perlu dilakukan
suatu bentuk strategi dalam upaya menjaga agar pedagang pasar tradisional di pasar
Cisalak dapat tetap bertahan atas usaha yang dilakukan. Para pedagang harus
5
memiliki strategi adaptasi yang digunakan untuk tetap menjaga kelangsungan hidup
guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Strategi merupakan cara yang
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan adaptasi merupakan suatu
perilaku responsif manusia terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi,
yang memungkinkan manusia untuk menata tingkah laku dan tindakannya agar
dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada (Bannet dan Pandley
dalam Helmi, 2012). Dalam hal ini strategi adaptasi pada intinya merupakan upaya
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan-kebutuhan untuk menghadapi lingkungan
dan kondisi sosial yang berubah-ubah agar tetap dapat bertahan. Sedangkan untuk
mencapai tujuan dan kebutuhan tersebut, individu atau kelompok dapat
memobilitas atau memanfaatkan sumber-sumber sosial, material, teknologi serta
pengetahuan-pengetahuan yang dimilikinya baik mengadakan hubungan-hubungan
sosial dengan pihak-pihak yang berada didalam ataupun diluar komunitasnya.
Maka menjadi menarik bagi penulis untuk mengetahui bagaimana perubahan
yang terjadi dan dialami para pedagang di pasar tradisional. Karena selama 20 tahun
beroperasi aktifitas jual-beli di pasar tradisional Cisalak berlangsung layaknya
pasar tradisional pada umumnya dan tidak pernah mengalami peristiwa yang
menyebabkan perubahan lingkungan sosial ekonomi yang berdampak besar bagi
pedagang seperti saat ini. Hal ini menjadi perhatian penulis untuk mengetahui
bagaimana cara atau strategi adaptasi yang dilakukan para pedagang untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi demi mempertahankan usaha dan
kelangsungan hidup keluarga mereka.
6
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pernyataan masalah yang sudah dipaparkan sebelumnya, maka
pertanyaan penelitian yang diajukan:
1. Bagaimana perubahan yang dialami pedagang selama proses revitalisasi
pasar tradisional Cisalak berlangsung?
2. Bagaimana strategi adaptasi yang digunakan pedagang pasar tradisional
Cisalak?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan
penelitian ini:
a. Untuk mendeskripsikan perubahan yang dialami pedagang selama
proses revitalisasi pasar tradisional Cisalak masih berlangsung.
b. Untuk mendeskripsikan strategi adaptasi yang digunakan pedagang
selama proses revitalisasi dan pasca relokasi pasar tradisional Cisalak.
2. Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memiliki nilai guna, baik secara
akademis maupun praktis:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian sosiologi dan dapat
menjadi bahan referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ingin
mengkaji masalah mengenai strategi adaptasi dalam sektor informal
khususnya pedagang pasar tradisional.
7
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi informasi bagi masyarakat umum
apabila mengalami permasalahan yang sama di masa mendatang. Dan
diharapkan menjadi evaluasi bagi kelompok sektor informal khususnya
pedagang pasar tradisional dalam mengembangkan strategi adaptasi.
D. Tinjauan Pustaka
Telah banyak penelitian yang membahas mengenai strategi adaptasi bagi
masyarakat maupun kelompok tertentu dalam berbagai macam perkembangan
permasalahan sosial yang dihadapi. Pengertian mengenai strategi adaptasi bagi
kelompok, organisasi atau komunitas yang penulis temui, umumnya menjadikan
pelaku sektor informal sebagai subjek dalam penelitian. Pertama, menjelaskan
tindakan sosial manusia yang terjadi dari interaksi-interaksi yang membentuk suatu
konsep jaringan sosial yang digunakan sebagai strategi adaptasi PKL di kota
Semarang (Irianto, 2014). Kedua, menjelaskan strategi adaptif yang dilakukan
keluarga miskin di kota Jakarta dalam memenuhi kebutuhan mereka (Kusnadi,
1992). Kedua penelitian ini memiliki fokus penelitian yang sama dengan penelitian
yang dilakukan penulis yaitu strategi adaptasi sebagai bentuk penyesuaian diri
dengan lingkungan sosial mereka. Namun perbedaan kedua penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan penulis adalah subjek penelitiannya.
Sementara itu penelitian dari Suryadi (2013), menjelaskan strategi bertahan
hidup yang dilakukan petani kopi pasca terjadinya konflik. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa para petani kopi di Kecamatan Kute Panang terancam
kehilangan matapencaharian mereka sebagai petani pasca konflik horizontal yang
8
terjadi antara RI – GAM beberapa tahun silam yang menyebabkan pengambilalihan
lahan kopi milik warga secara paksa. Untuk bertahan hidup para petani kopi
melakukan strategi bertahan hidup yang dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu
base livelihood dan livelihood diversification. Seluruh strategi yang dilakukan
petani kopi tersebut dilatar belakangi sebagai upaya untuk bertahan hidup dalam
memenuhi kebutuhan pokok (subsisten) mereka. Penelitian ini memiliki kesamaan
dalam kerangka analisis (strategi penghidupan) yang digunakan dalam penelitian
penulis. Namun penelitian ini memiliki perbedaan diantaranya subjek penelitian
dan fokus penelitian. Penelitian Suryadi ini tidak melihat strategi adaptasi terhadap
matapencaharian pedagang tradisional.
Penelitian selanjutnya mengenai strategi adaptasi yang diterapkan dalam
menghadapi perubahan ekologis. Penelitian pertama menjelaskan strategi adaptasi
yang dilakukan nelayan akibat eksploitasi sumber daya di kawasan pesisir Desa
Pulau Panjang, Kalimantan Selatan. Dampak yang dirasakan nelayan akibat
perubahan ekologis tersebut berpengaruh terhadap kondisi sosial-ekonomi mereka.
Sehingga rumah tangga nelayan melakukan strategi adaptasi agar mata pencaharian
mereka tidak hilang dan dapat bertahan hidup dalam kondisi perubahan ekologis
yang terjadi dilingkungan mereka (Alfian Helmi dan Arif Satria, 2012). Penelitian
kedua menjelaskan strategi adaptasi yang dilakukan para pendega (penjaga tambak)
pasca air sungai yang tercemar air lumpur lapindo. Kondisi perubahan ekologis ini
menyebabkan kerugian yang dialami pengusaha tambak khususnya pendega yang
merupakan mata pencaharian bagi masyarakat di Desa Tambak Kalisogo, Sidoarjo.
Para pendega melakukan strategi adaptasi sebagai upaya penyesuaian dengan
9
kondisi lingkungan yang berubah (Haq, 2012). Kedua penelitian ini memiliki
persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu fokus penelitian (strategi
adaptasi) dan kerangka analisis (strategi penghidupan). Namun perbedaan dari
kedua penelitian ini adalah subjek penelitian. Kedua penelitian ini tidak
menggambarkan strategi adaptasi pedagang pasar tradisional dalam menghadapi
perubahan ekologi.
Penelitian mengenai pedagang pasar tradisional berhasil penulis temui, yaitu
penelitian yang dilakukan Wahyu Dwi Sutami (2013). Banyaknya pedagang yang
menjual jenis dagangan yang sama di pasar tradisional menimbulkan persaingan
usaha dalam menarik pembeli antar pedagang. Hal ini menuntut para pedagang
untuk melakukan kreativitas dalam menarik konsumen demi meningkatkan
keuntungan. Strategi rasional dari popkin digunakan untuk menganalisis data dalam
penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para pedagang pasar tradisional
sangat menghindari kerugian, meskipun keuntungan yang mereka dapat tidak besar
namun mereka tetap berjualan dengan membangun relasi sebagai upaya untuk
meningkatkan keuntungan. Persamaan dari penelitian ini adalah subjek
penelitiannya. Sementara perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan penulis diantaranya fokus penelitian dan kerangka analisis. Penelitian ini
tidak menggambarkan strategi adaptasi sebagai matapencaharian utama pedagang
dalam menghadapi guncangan ekonomi..
Penelitian yang paling relevan berhasil penulis temui yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Agil Cahyo Nugroho, dkk (2013) “Strategi Survival Pedagang Pasar
Tradisional pada Pasar Relokasi Dinoyo Kota Malang”. Penelitian ini
10
menyimpulkan bahwa kebijakan yang ditetapkan pihak pengelola pasar
mempengaruhi pedagang dalam memaksimalkan pendapatan mereka. Untuk itu
para pedagang melakukan strategi survival (bertahan) dengan memanfaatkan
sumberdaya yang ada untuk mempertahankan usaha nya dan memaksimalkan
pendapatan. Upaya yang dilakukan para pedagang ialah dengan konsep interaksi,
kerjasama, strategi kepercayaan budaya kejawen dan diversifikasi pekerjaan.
Penelitian dari Nugroho (2013) mungkin memiliki relevansi besar terhadap
penelitian yang dilakukan penulis. Namun, meskipun menggunakan strategi survive
dalam kerangka analisis, penelitian ini lebih menggunakan konsep interaksi sosial
untuk menggambarkan bentuk-bentuk strategi bertahan yang dilakukan pedagang.
Dengan kata lain fokus penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
penulis. Penelitian ini fokus mendeskripsikan konsep penghidupan sebagai strategi
adaptasi pedagang tradisional ditengah perubahan linkungan sosial yang terjadi
pasca revitalisasi pasar tradisional.
Dari beberapa tinjauan pustaka yang disebutkan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa terdapat perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang
penulis lakukan. Perbedaan tersebut terletak pada subjek dan objek penelitian serta
teori yang digunakan dalam penelitian-penelitian tersebut. Seperti terlihat dalam
tabel perbandingan tinjauan pustaka:
11
Tabel I.D.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka
No
Peneliti dan
Judul Penelitian
Subjek Penelitian
dan Objek
Penelitian
Metode
Penelitian
Teori yang
digunakan
Hasil Penelitian
1 Agus Maladi
Irianto (2014)
Strategi Adaptasi
PKL Kota
Semarang: Kajian
Tentang Tindakan
Sosial
Pedaganga Kaki
Lima (PKL)
Strategi adaptasi
atau pola-pola
adaptasi
kualitatif Tindakan sosial a. Para petani yang datang ke
kota memilih menjadi PKL
karena terbatasnya lahan
pertanian.
b. Mereka memilih menjadi
PKL didasarkan pada
pertimbangan rasional dan
upaya untuk beradaptasi
c. Tindakan sosial yang
dilakukan para PKL
menjelaskan tentang
tindakan sosial yang
kemudian mengkonstruksi
konsep jaringan sosial dan
strategi adaptasi.
2 Kusnadi (1992) Rumah Tangga
Miskin.
Kualitatif Strategi adaptasi a. Peran pencari nafkah dalam
rumah tangga miskin bukan
12
Strategi Adaptif
Keluarga Miskin
di DKI Jakarta
Strategi Adaptif hanya dilakukan oleh
suami/kepala keluarga tetapi
isteri dan anak memiliki
peran penting dalam hal ini.
b. Strategi adaptif yang
dilakukan rumah tangga
miskin diantaranya:
membentuk pranata gotong-
royong, arisan dan
mengembangkan jaringan-
jaringan sosial budaya.
3 Suryadi, A
Humam Hamid
dan Agussabti
(2013)
Strategi Bertahan
Hidup Petani
Kopi Pasca
Konflik (Studi
Kasus di
Kecamatan Kute
Panang
Petani Kopi
Strategi Bertahan
Hidup
Kualitatif Strategi nafkah
dan bertahan
hidup
a. Pasca konflik, rumah tangga
petani kopi di Kecamatan
Kute Panang melakukan
strategi, salah satu faktor
pendukungnya ialah untuk
bertahan hidup dalam
mencukupi kebutuhan pokok
(subsisten) mereka.
b. Strategi yang mereka
lakukan ialah strategi
produksi, strategi solidaritas
13
Kabupaten Aceh
Tengah)
vertikal, strategi berhutang,
strategi akumulasi, strategi
serabutan, strategi
manipulasi komoditas dan
strategi migrasi kontemporer.
4 Alfian Helmi dan
Arif Satria (2012)
Strategi Adaptasi
Nelayan terhadap
Perubahan
Ekologis
Nelayan
Strategi Adaptasi
Kualitatif Strategi adaptasi a. Akibat pelabuhan khusus
pertambangan batubara yang
mengangkut hasil tambang
lewat jalur laut menyebabkan
perubahan kondisi ekologis
disekitar peisisr Desa Pulau
Panjang. Akibatnya nelayan
sulit mendapatkan tangkapan
dan berpengaruh pada
penghasilan mereka.
Sehingga para nelayan
melakukan strategi adaptasi
sebagai upaya untuk
bertahan hidup.
b. Strategi-strategi yang
dilakukan para nelayan
diantaranya melakukan
14
pekerjaan sampingan,
penganekaragaman alat
tangkap yang disesuaikan
dengan kawasan pesisir
setelah terjadi perubahan
ekologis, mencari lokasi
tangkapan ikan yang baru,
menjalin hubungan sosial
antar sesama nelayan dan
mendorong istri untuk ikut
mencari nafkah demi
membantu dalam memenuhi
kebutuhan pokok mereka.
5 Ainin Zuriyah
Haq (2014)
Strategi Adaptasi
Pendega Pasca
Bencana Lumpur
Lapindo (Studi
Deskriptif di Desa
Tambak Kalisogo
Kecamatan Jabon
Pendega (Penjaga
Tambak)
Strategi Adaptasi
Kualitatif Strategi adaptasi a. Sejak air sungai di Desa
Tambak Kalisogo tercemar
oleh air lumpur Lapindo,
terjadi perubahan
pengelolaan tambak.
b. Para pendega melakukan
beberapa strategi adaptasi
agar tambak mereka tetap
bertahan diantaranya dengan
15
Kabupaten
Sidoarjo)
melakukan beberapa upaya
dalam setiap tahap nya yaitu:
teknik persiapan tambak,
pengelolaan air tambak,
pemeliharaan ikan dan
udang, dan proses
permanenan dan penjualan
hasil tambak
6 Agil Cahyo
Nugroho,
Bambang Hari P
dan Sukidin
(2013)
Strategi Survival
Pedagang
Tradisional pada
Pasar Relokasi
Dinoyo Kota
Malang
Pedagang
Tradisional
Strategi Survival
Kualitatif Strategi survive a. Para pedagang di pasar
relokasi melakukan strategi
survive untuk
mempertahankan dirinya dan
juga memenuhi kebutuhan
pokok.
b. Strategi survive yang
dilakukan para pedagang
diantaranya: melakukan
interaksi dan kerjasama,
kepercayaan terhadap
budaya kejawen, dan
diversifikasi pekerjaan
16
7 Wahyu Dwi
Sutami (2013)
Strategi Rasional
Pedagang
Tradisional
Pedagang
Tradisional
Strategi Rasional
Kualitatif Strategi rasional
dari Popkin
a. Para pedagang mengalami
kendala-kendala seperti
pengiriman, pembayaran dan
pelayanan.
b. Untuk mengatasi kendala-
kendala tersebut para
pedagang melakukan strategi
rasional dengan cara
menjalin hubungan baik atau
relasi dengan tengkulak.
Selain itu juga relasi yang
dibangun pedagang juga
dilakukan kepada pelanggan,
antar sesama pedagang dan
petugas pasar.
E. Kerangka Teoritis
1. Konsep Strategi Penghidupan
Konsep penghidupan (livelihood) seringkali digunakan dalam tulisan-
tulisan tentang kemiskinan dan pembangunan pedesaan. Penghidupan
didefinisikan sebagai kemampuan, aset dan kegiatan yang digunakan untuk
menjalani kehidupan. Konsep penghidupan pertama kali dipopulerkan sekitar
pertengahan 1980an, ketika itu Robert Chambers bersama kolega para ahli dan
17
masyarakat perdesaan melakukan riset mengenai pendekatan partisipasif.
Kehidupan bukan sesuatu yang sementara, tetapi harus kuat dan dapat
berkelanjutan. Chambers dan Conway dalam Baiquni (2007) menuliskan
pengertian penghidupan sebagai berikut:
A livelihood comprises the capabilities, assets (including both material
and social resources) and activities required for a means of living. A
livelihood is sustainable when it can cope with and recover from stresses
and schocks and maintain or enhance its capabilities and assets both now
and in the future, while not undermining the natural resource base.
Para ahli mengembangkan konsep penghidupan dikaitkan dengan isu
mendasar mengenai penanggulangan kemiskinan dan pengelolaan
sumberdaya. Pengertian tentang penghidupan juga dikemukakan oleh Ellis
(1999), “A livelihood is defined here as the activities, the assets, and the access
that jointly determine the living gained by an individual or household”. Untuk
mempermudah pemahaman mengenai penghidupan (livelihood), Schoone
dalam Saleh (2014) membuat sebuah kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran
tersebut mencoba mengkaitkan antara kondisi, konteks dan berbagai
kecenderungan (trends) seperti (setting kebijakan politik, sejarah, agroekologi
dan kondisi sosial-ekonomi), mempengaruhi sumberdaya penghidupan.
Menurut Rijanta dalam Saleh (2014), konsep penghidupan bukanlah konsep
yang dapat berdiri sendiri, tetapi harus dipahami secara spesifik dan
kontekstual dalam hubungan dengan komponen lain dalam sistem
penghidupan. Dengan kata lain penghidupan merupakan upaya mencari nafkah
yang dilakukan seseorang maupun rumah tangga dengan memanfaatkan
berbagai sumberdaya yang dimilikinya untuk mendapatkan penghasilan
sehingga mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
18
Pendekatan penghidupan dapat diturunkan ke dalam keragaman strategi
penghidupan secara multi-level pada tingkatan rumahtangga, komunitas dan
kewilayahan secara dinamis. Strategi penghidupan sebagai kombinasi kegiatan
dan pilihan-pilihan yang dibuat oleh rumahtangga untuk mencapai
kesejahteraan sebagai perwujudan taraf penghidupan yang lebih baik. Strategi
penghidupan meliputi cara-cara rumahtangga merangkai berbagai kegiatan
untuk memperoleh pendapatan, cara-cara memanfaatkan berbagai aset, pilihan
aset untuk investasi serta bagaimana rumahtangga mempertahankan aset dan
pendapatannya (Schoones dalam Saleh, 2014).
Pilihan seseorang atau rumahtangga untuk menentukan strategi
penghidupannya, didasarkan atas aset yang dimiliki dan kondisi ‘iklim
kondusif’ yang diciptakan oleh struktur dan proses yang bekerja (Baiquni,
2007: 47). Pilihan tersebut dinamis dan fleksibel, dalam arti selalu ada
perubahan. Adakalanya muncul peluang dari kondisi eksternal atau adanya
perubahan internal berkaitan dengan misalnya siklus kehidupan (lifecycle) dan
dinamika demografi rumahtangga atau komunitas. Dengan demikian strategi
penghidupan merupakan pilihan yang dibentuk oleh aset, akses dan aktivitas
yang dipengaruhi pula oleh kapasitas seseorang atau rumahtangga untuk
melakukannya. Ada tiga aspek dalam strategi penghidupan, yakni kapabilitas,
aset dan aktifitas:
1) Kapabilitas menyangkut kemampuan atau kecakapan individu untuk
mewujudkan potensi dirinya dalam mendayagunakan sumberdaya lokal
dan eksternal yang dipadukan untuk mendukung penghidupannya.
19
Kapabilitas menunjukkan kemampuan individu untuk mewujudkan
potensi dirinya sebagai manusia dalam artian menjadi dan menjalankan,
melakukan yang bisa dilakukan dengan karakteristik ekonomi, sosial
dan personal manusia.
2) Aset terkait dengan akses dan penguasaan atas sumberdaya. Aset bisa
berupa sesuatu yang tampak (tangible assets) dan sesuatu yang tak
tampak (intangible assets). Akses adalah sebagai aturan atau norma
sosial yang mengatur atau mempengaruhi kemampuan yang berbeda
antara orang dalam memiliki, mengontrol, mengklaim atau
mengendalikan dalam artian menggunakan modal/sumberdaya. Dalam
hal ini aset meliputi modal alam, modal manusia, modal sosial, modal
fisik dan modal finansial.
3) Aktifitas merupakan usaha untuk mengubah diri dari kondisi yang
rentan (vulnerable) atau dalam situasi tekanan bahkan goncangan.
Aktifitas tercermin dari usaha mendayagunakan aset dengan
kemampuan yang dimiliki untuk menghasilkan pendapatan.
Menurut Ellis dalam Saleh (2014), pembentuk strategi penghidupan
dibedakan menjadi tiga yaitu, berasal dari on-farm, berasal dari off-farm dan
berasal dari non-farm. Sedangkan Schoones dalam Baiquni (2007),
menggolongkan strategi penghidupan menjadi tiga golongan besar yaitu,
intensifikasi maupun ekstensifikasi pertanian, diversifikasi pertanian maupun
non pertanian serta migrasi. Sementara White (1991) membedakan tiga strategi
penghidupan berdasarkan bagaimana rumahtangga mengelola dan
20
memanfaatkan aset sumberdaya dan modal yang dikuasainya melalui kegiatan
tertentu yang dipilih, diantaranya strategi survival, strategi konsolidasi dan
strategi akumulasi (Baiquni, 2007: 47).
2. Aset Penghidupan (Livelihood Assets)
Upaya untuk mewujudkan capaian penghidupan membutuhkan sejumlah
aset. Ellis dalam Saleh (2014), aset didefinisikan sebagai berbagai bentuk
modal yang dimiliki dan digunakan untuk kehidupan individu atau
rumahtangga atau untuk mempertahankan kesejahteraan materi pada tingkat
kelangsungan hidup yang berbeda-beda. Aset penghidupan diperinci menjadi
lima, yaitu:
1) Modal manusia
DFID (1999) modal manusia merupakan keterampilan, pengetahuan,
kemampuan kerja dan kesehatan yang mana diperlukan untuk melakukan
berbagai strategi penghidupan demi memenuhi kebutuhan hidup nya.
Pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kerja yang dimiliki manusia
diperlukan untuk mengolah empat aset penghidupan lainnya. Baiquni
(2007) menyatakan bahwa manusia sebagai modal rumahtangga yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk
mengusahakan penghidupan yang lebih baik. Pada dasarnya modal
manusia bukan hanya berupa ukuran rumahtangga dan ketersediaan tenaga
kerja, namun meliputi aspek keterampilan, pendidikan, pengetahuan,
pengalaman, kreatifitas, serta kesehatan yang memungkinkan manusia
21
untuk menerapkan berbagai macam strategi penghidupan guna memenuhi
kebutuhannya.
Potensi manusia dapat diperoleh dari hasil pengembangan diri melalui
pendidikan atau kualitas kesehatan, kecerdasan yang dimiliki serta faktor-
faktor demografis lainnya yang merupakan bagian dari sumberdaya yang
tak ternilai. Ditingkat rumahtangga, ukuran modal manusia meliputi
jumlah dan mutu tenaga kerja yang dimiliki. Sehingga modal manusia
yang dimiliki setiap rumahtangga bervariasi sesuai dengan keterampilan,
pendidikan dan kondisi kesehatan.
Dalam penelitian ini modal manusia adalah modal yang berupa
pekerjaan, keterampilan, pengetahuan dan tenaga kerja yang bisa
dimanfaatkan dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan keluarga.
2) Modal Sosial
Konsep modal sosial pertama kali diperkenalkan oleh James Coleman
(1988), menurutnya modal sosial sebagai entitas dengan dua karakteristik,
terdiri dari beberapa aspek struktur sosial yang memfasilitasi tindakan-
tindakan di dalam struktur tersebut (Chalid, 2009: 101). Putnam dalam
Saleh (2014) menyatakan bahwa modal sosial adalah bagian dari
kehidupan sosial-jaringan, norma dan kepercayaan—yang mendorong
partisipasi dan tindakan bersama secara lebih efektif untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam kerangka kerja pengidupan berkelanjutan
(sustainable livelihood) sumberdaya sosial digunakan banyak orang untuk
22
memenuhi penghidupan mereka. DFID (1999) menggambarkan
pemanfaatan modal sosial sebagai berikut:
- Network and connectedness, either vertical (patron/client) or
horizontal (between individual with shared interests) that increase
people’s trust and ability to work together and expand their access to
wider institutions, such as political or civic bodies.
- Membership of more formalised groups which often entails
adherence to mutually-agreed or commonly accepted rules, norms
and sanctions
- Relationships of trust, reciprocity and exchanges that facilitate co-
operation, reduce transaction costs and may provide the basis for
informal safety nets amongs the poor
Menurut Baiquni (2007), bahwa modal sosial sebagai suatu kekuatan
untuk mengusahakan penghidupan melalui jejaring dan keterkaitan yang
memungkinkan sumber sosial dipadukan seperti gotong royong juga
adanya hubungan saling percaya dan bekerjasama saling menguntungkan
seperti jaminan sosial.
Modal sosial dalam penelitian ini yakni interaksi sosial yang terjalin
antar sesama pedagang maupun pembeli sehingga membentuk jaringan
sosial. Norma-norma dan kepercayaan dapat membangun jaringan sosial
yang luas dan lebih kuat, karena pertukaran yang terjadi dalam interaksi
ini tidak mengharapkan balasan langsung namun mendambakan manfaat
jangka panjang.
3) Modal Alam
Modal alam bisa disebut dengan sumberdaya alam merupakan
persediaan alam yang menghasilkan daya dukung dan nilai manfaat bagi
23
penghidupan manusia. DFID (1999) mendefinisikan modal alam sebagai
berikut:
Natural capital is the term form used for the natural resource stocks
from which resource flows and service useful for livelihood are derived.
There is a wide variation in the resources that make up natural capital,
from intangible public goods such as the atmosphere and biodiversity
to divisible assets used direcly for production (trees, land, etc)
Modal alam dapat disebut juga sebagai lingkungan yang merupakan
gabungan dari berbagai faktor biotik dan abiotik di sekililing manusia.
Modal ini dapat berupa sumberdaya yang bisa diperbarui maupun tidak
bisa diperbarui. Contoh dari modal alam adalah air, pepohonan, tanah, ikan
dan sumber daya mineral seperti minyak, emas batubara dsb. Pada
akhirnya sumberdaya alam bisa menghasilkan keuntungan jika individu
atau kelompok mempunyai akses yang aman terhadap modal alam ini.
Dalam penelitian ini modal alam berupa akses terhadap kepemilikan lahan
dan tanaman sebagai sumber penghidupan keluarga.
4) Modal Fisik
Modal fisik adalah prasarana dasar dan fasilitas lain yang dibangun
untuk mendukung proses penghidupan masyarakat. Prasarana yang
dimaksud meliputi pengembangan lingkungan fisik yang membantu
masyarakat dalam melaksanakan tugas kehidupan lebih produktif.
Prasarana umumnya merupakan fasilitas umum yang digunakan tanpa
dipungut biaya langsung. Terkecuali prasarana tertentu seperti perumahan,
listrik, jalan tol dan air minum. Sarana tertentu seperti gedung, kendaraan,
dsb, umumnya dapat digunakan secara pribadi atau kelompok melalui
sistem sewa (DFID, 1999). Modal fisik memperlihatkan penguasaan lahan,
24
luas lahan, jenis tanaman budidaya, dan kepemilikan bangunan seperti
rumah, kendaraan, perabotan dan peralatan rumahtangga, pabrik serta
teknologi produksi. Dalam konteks kewilayahan modal fisik ini berupa
infrastruktur jalan, irigasi dan fasilits publik (Baiquni, 2007).
Dalam penelitian ini modal fisik berupa kepemilikan harta benda yang
bersifat ekonomi yang dapat menunjang penghidupan keluarga seperti
kepemilikan rumah, alat produksi, kendaraan.
5) Modal Finansial
Modal finansial adalah sumber-sumber keuangan yang dapat digunakan
dan dimanfaatkan masyarakat dalam mencapai tujuan penghidupan
mereka. Sumber keuangan meliputi tabungan, deposito atau barang
bergerak yang mudah diuangkan. Selain yang bersumber dari milik
pribadi, juga termasuk sumber keuangan yang disediakan oleh bank atau
lembaga perkreditan. Aliran dana teratur, sumber dana ini berupa uang
pensiun, gaji, bantuan dari negara, kiriman dari kerabat yang merantau
(DFID, 1999). Menurut Ellis dalam Baiquni (2007), modal finansial
mengacu pada rumahtangga yang memiliki akses terhadap sumber modal
keuangan, terutama tabungan dan akses terhadap kredit dalam bentuk
pinjaman.
Dari pengertian tersebut, modal finansial adalah sejumlah uang yang
dapat dipergunakan untuk membeli atau sejumlah uang yang dihimpun
atau ditabung untuk investasi dimasa depan oleh suatu rumahtangga.
Sumberdaya keuangan juga dapat digunakan secara langsung sebagai
25
modal usaha ataupun untuk dikonsumsi langsung secara pribadi. Modal
finansial dalam penelitian ini berupa akses terhadap sumber keuangan
untuk menunjang kehidupan seperti tabungan, kredit usaha, pinjaman
kerabat.
Dari kelima aset penghidupan ini penulis menggunakan konsep modal dari
DFID (1999) yang dikenal dengan pentagon asset. Pentagon asset ini melandasi
2 tujuan yang mengkaji tentang aset pedagang dalam hubungan dengan strategi
penghidupan.
Gambar I.1 Pentagon Assets
Sumber: Department for International Development (DFID)
Pentagon asset menekankan pentingnya pemahaman akan beragam
kondisi penghidupan rumahtangga dan jenis-jenis aset yang menopangnya.
Bentuk segilima ini menggambarkan bahwa antar komponen aset penghidupan
memiliki beragam hubungan dan keterkaitan satu sama lain. Bentuk segilima
dan garis yang saling menghubungkan dengan titik pusat ditengah bidang
tersebut menggambarkan variasi tingkat kepemilikan dan akses individu
terhadap aset. Dari bentuk segilima ini dapat dianalogikan bahwa titik pusat
26
atau garis terdalam dari segilima ini menunjukkan akses individu terhadap
aset/sumberdaya adalah nol atau tidak memiliki akses sama sekali. Sementara
bagian terluar dari segilima ini merupakan kondisi yang ideal, dimana individu
memiliki akses yang optimal terhadap aset/sumberdaya yang mereka butuhkan.
Tingkat aksesibilitas terhadap aset penghidupan berbeda-beda pada tiap
individu, rumahtangga dan masyarakat, demikian pula nilai manfaat dari aset
tersebut bagi penghidupan, banyak faktor yang mempengaruhinya.
Strategi penghidupan sangat terkait dengan aset yang dimiliki dan dapat
diakses untuk menjalankan penghidupan. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya aset merupakan modal untuk melaksanakan kegiatan untuk
mencapai tujuan penghidupan. Aset penghidupan terdiri dari lima modal
meliputi modal manusia, modal sosial, modal alam, modal fisik dan modal
finansial. Kelima modal tersebut menjadi aset utama bagi rumahtangga dalam
kehidupannya, sebagai sumber-sumber penghidupan rumah tangga, karena
ketersediaan aset tersebut sangat mendukung strategi penghidupan yang
beragam.
3. Strategi Adaptasi
Untuk menghindari kesalahpahaman antara maksud penulis dengan
pembaca, maka diperlukan batasan mengenai pengertian strategi adaptasi.
Adaptasi ialah suatu proses yang dialami oleh setiap individu dalam menghadapi
dan menyesuaikan diri dari suatu lingkungan, sehingga menghasilkan keserasian
dan keselarasan antara individu dengan lingkungan tersebut (Pudja, 1989:3).
Bennet dan Pandley dalam Helmi (2012) memandang adaptasi sebagai suatu
27
perilaku responsif manusia terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang
terjadi, yang memungkinkan manusia untuk menata tingkah laku dan
tindakannya agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada.
Perilaku yang dilakukan berkaitan dengan kebutuhan hidup mereka setelah
sebelumnya melewati keadaan-keadaan tertentu dan kemudian merencanakan
suatu strategi untuk menghadapi keadaan-keadaan selanjutnya. Keberhasilan
manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan hidup aman
ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki setiap individu sehingga cara yang
dilakukan seseorang berbeda-beda. Jadi dapat didefinisikan bahwa strategi
adaptasi merupakan upaya-upaya atau usaha yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mempertahankan dirinya dari kondisi sosial yang sedang
dihadapi.
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata,
2009). Neuman dalam Silalahi (2009) menerangkan “Qualitative researchers
are more concerned about issues of the richness, texture, and feeling of raw
data because their inductive approach emphasizes developing insights and
generalizations out of the data collected” (fokus penelitian kualitaitf lebih
kepada memahami masalah sosial, kata-kata, dan perasaan yang diperoleh dari
28
data mentah yang menenkankan pendekatan induktif dengan mengembangkan
wawasan dari generalisasi data yang dikumpulkan). Tujuan dari penelitian
kualitatif adalah untuk memperoleh pemahaman mendalam atas apa yang
masyarakat lakukan, dan menafsirkan perilaku mereka dengan cara-cara yang
mereka pahami sendiri (Pranowo, 2010:35). Sejalan dengan pendekatannya,
maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tan sebagaimana dikutip
Silalahi (2009):
Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat
sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk
menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya
hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat.
Dengan demikian, penelitian ini berangkat dari fenomena sosial yang
melanda pedagang di Pasar Tradisional Cisalak, Kota Depok, pasca kebakaran
dan revitalisasi gedung pasar. Para pedagang merasa dirugikan dengan
kebijakan tersebut, keberadaan usaha mereka terancam dan tidak dapat
memaksimalkan pendapatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan apa, mengapa dan bagaimana para pedagang mampu
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
2. Penentuan Informan
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah para pedagang pasar
tradisional Cisalak, baik pedagang yang pindah berjualan di pasar
penampungan sementara maupun pedagang yang masih berjualan diseputar
lokasi Pasar Cisalak. Kriteria penentuan informan dalam penelitian ini adalah
mereka yang hendak ditelusuri strategi adaptasinya. Peneliti tidak
memperhitungkan jumlah banyaknya populasi, melainkan melakukan
29
pertimbangan dan tujuan tertentu berkenaan dengan data yang dibutuhkan
dalam penelitian ini sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian. Dengan
kata lain, informan dalam penelitian ini merupakan para pedagang di pasar
tradisional Cisalak.
Penentuan informan dalam penelitian ini, pertama-tama peneliti melakukan
observasi untuk mencari tahu pedagang yang masih bertahan berjualan di
seputar pasar Cisalak dan pedagang di pasar penampungan sementara yang
mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan sosial yang terjadi pada
pasar Cisalak. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa informan tersebut
adalah informan OC, yang sudah lebih dari 20 tahun berjualan di pasar Cisalak
dan sampai saat ini mampu beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi
pada pasar tradisional Cisalak. Dari informan OC, peneliti mendapat saran
tentang siapa saja yang dapat memberikan informasi yang dapat menguatkan
data. Diharapkan data yang dikumpulkan mengalami perkembangan dan
kedalaman data demi menjawab pertanyaan penelitian yang diajukan.
Pencarian data akan dihentikan apabila data dirasa penulis sudah cukup dan
mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian ini.
30
Tabel I.F.2 Daftar Profil Informan
Nama Jenis Kelamin Usia Pendidikan Terakhir Lama Usaha
OC Perempuan 51 SD 28 Tahun
Y Perempuan 48 SD 26 Tahun
S Perempuan 44 SMA 16 Tahun
D Perempuan 42 SMP 21 Tahun
J Laki-laki 45 SMP 16 Tahun
O Laki-laki 36 SMA 10 Tahun
DW Perempuan 38 D3 13 Tahun
H Laki-laki 25 SD 11 Tahun
A Laki-laki 22 SD 11 Tahun
RR Perempuan 52 SMA 24 Tahun
N Perempuan 25 S1 24 Tahun
DY Laki-laki 41 SMP 18 Tahun
R Laki-laki 34 SMP 18 Tahun
DO Laki-laki 43 SMA 18 Tahun
SR Perempuan 40 SD 18 Tahun
Sumber: Data olahan peneliti
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa seluruh informan
berpendidikan terakhir hanya sampai SMA, informan N berpendidikan S1
sedangkan informan DW berpendidikan D3. Seluruh informan berprofesi
sebagai pedagang lebih dari 10 tahun, dan menjadi kan berdagang sebagai
matapencaharian utama keluarga mereka.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di pasar tradisional Cisalak yang terletak di
kelurahan Cisalak Pasar, kota Depok, provinsi Jawa Barat. Sedangkan waktu
penelitian yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data melalui teknik dokumen
31
berupa wawancara, observasi serta mengolah, menganalisis dan menyajikan
penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan Oktober 2016.
4. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini sumber data dibagi menjadi dua macam yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan
observasi di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen-
dokumen grafis yang berasal dari penelusuran secara online maupun offline.
Penelitian ini mencari data-data atau informasi melalui perkataan-perkataan
dan perilaku yang berasal dari wawancara dan observasi di lapangan terhadap
para pedagang pasar Cisalak.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan ialah
observasi dan wawancara.
Margono (1997), Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan observasi langsung, dimana
peneliti berada bersama subjek yang diselidiki. Peneliti turun langsung ke
lapangan untuk menyelidiki fenomena dengan cara melakukan pencatatan
secara cermat dan sistematik dalam beberapa waktu. Observasi langsung yang
dilakukan peneliti dapat direalisasikan dengan cara mencatat semua informasi
yang didengar dan dilihat peneliti di pasar tradisional Cisalak. Informasi yang
terkumpul selanjutnya diinterprestasi oleh penulis.
32
Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu
percakapan yang sistematis dan terorganisasi (Silalahi, 2009:312). Mengingat
subjek penelitian ini merupakan sekelompok individu yang banyak kita temui
dalam kehidupan sehari-hari maka tahap pertama dilakukan wawancara tidak
terstruktur. Hal ini bertujuan memberi kesan informal yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi subjek agar informan dapat menjawab pertanyaan secara
luwes. Tahap selanjutnya dilakukan wawancara terstruktur, yang mana peneliti
memberikan pertanyaan sesuai kebutuhan data yang diperlukan. Dengan kata
lain, peneliti menanyakan strategi apa yang dilakukan pedagang agar dapat
beradaptasi dan bertahan pasca revitalisasi dan relokasi pasar Cisalak.
Wawancara yang penulis lakukan menggunakan alat perekam elektronik
Handphone.
6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data kualitatif dilakukan apabila data empiris yang diperoleh adalah
data kualitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
angka serta tidak dapat disusun dalam kategori-kategori atau struktur
klasifikasi. Menurut Miles dan Huberman, kegiatan analisis terdiri dari tiga
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Silalahi, 2009:339). Kegiatan
pertama yang dilakukan seorang penganalisis kualitatif ialah reduksi data.
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang
33
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data ialah bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Selanjutnya proses analisis data kualitatif yang penting yaitu penyajian data.
Penyajian data sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Biasanya penyajian data yang sering digunakan dalam data kualitatif berbentuk
teks naratif, namun seiring berjalannya waktu dewasa ini penyajian data dapat
dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya
dirancang untuk menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk
yang padu dan mudah diraih. Kegiatan analisis terakhir ialah menarik
kesimpulan dan verifikasi. Mula-mula kesimpulan belum jelas, tetapi
kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci. Kesimpulan-kesimpulan
tersebut harus diuji kebenarannya, kekukuhannya dan kecocokannya yang
merupakan validitasnya.
34
BAB II
PASAR TRADISIONAL CISALAK
A. Sejarah Pasar Tradisional Cisalak
Pada tahun 1950 sekumpulan orang sekitar desa Cisalak berkumpul
disepanjang Jalan Raya Bogor dengan menggelar lapak untuk menjual hasil bumi
mereka. Jalan Raya Bogor merupakan akses jalan penghubung antara wilayah DKI
Jakarta dengan wilayah Bogor. Kumpulan orang-orang tersebut berada disepanjang
Jalan Koja sedangkan tidak jauh dari lokasi tersebut ada pula sekumpulan orang
yang menjual hewan ternak seperti kambing. Kumpulan orang-orang itu hanya ada
dihari-hari tertentu saja, mereka bukan hanya berasal dari sekitar Desa Cisalak
tetapi juga dari luar Desa Cisalak. Karena ada nya kebutuhan masyarakat akhirnya
pada tahun 1970 lokasi tersebut ditetapkan sebagai pasar tetap yang dikelola
pemerintah Desa Cisalak. Kemudian pada tahun 1987 dibentuk lah Unit Pelayanan
Terpadu (UPT) pasar Cisalak yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.
Ketika itu gedung pasar Cisalak belum ada, kios dan los posisi nya pun tidak
beraturan sehingga membuat keadaan pasar saat itu terlihat berantakan dan apabila
hujan pasar menjadi becek. Seperti yang diungkapkan Informan RR “Sudah jualan
disini dari tahun 1992, dari pasar masih becek, sebelum dibangun gedung yang
diruntuhkan kemarin” (wawancara pribadi dengan informan RR pada tanggal 2
Desember 2016). Sepanjang jalan Koja dipenuhi pedagang sayur yang sudah
memulai aktifitas nya sejak pagi sehingga pedagang jenis lain pun harus bergantian
menggunakan lapak untuk berjualan. Sebagaimana yang diungkapkan Informan D
“Kan belum punya tempat kita awalnya. Pasar pagi dulu, nungguin pasar sayur
35
dulu dikoja” (wawancara pribadi dengan informan D pada tanggal 29 November
2016). Kemudian pada tahun 1992 proses pembangunan gedung pasar Cisalak
mulai dibangun. Dan selanjutnya pengelolaan pasar Cisalak dialihkan ke
Pemerintah Kota Depok. Sebagaimana diungkapkan Bapak Nelson Da Silva Kepala
UPT Pasar Cisalak, yaitu:
Kemudian proses pembangunan gedung dimulai pada tahun 1992 dan
ditempati pada tahun 1993. Namun setelah kota Depok resmi berdiri dan
mengelola pemerintahan secara otonom maka Pasar Cisalak dialihkan
pengelolaannya ke Pemerintah Kota Depok dengan status kepemilikan
gedung beserta tanah dimiliki oleh pemerintah Kota Depok (wawancara
pribadi dengan Bapak Nelson Da Silva pada tanggal 25 Oktober 2016).
Pasar cisalak didirikan pada tahun 1993 dan mulai beroperasi sepenuhnya
pada 1996. Pasar ini merupakan pasar terbesar kedua di Kota Depok setelah pasar
Kemiri Muka, berdiri diatas tanah dengan luas 1,9 hektare dan luas bangunan 6000
𝑚2, pasar Cisalak merupakan pasar tradisional kelas I dengan jumlah pedagang
1300. Sejak kota Depok berdiri tahun 1999 kepemilikan pasar Cisalak beralih dari
sebelumnya dikelola Pemerintah Kabupaten Bogor kemudian dikelola Pemerintah
Kota Depok dibawah pengelolaan Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar (DKUP) Kota
Depok.
36
Table II.A.3 Pasar Tradisional di Kota Depok
No Nama Kelas Pemilik Area (±) Dibangun/
Berdiri
1 Kemiri Muka I Pemerintah 26.000 𝑚2 1989
2 Agung I Pemerintah 10.000 𝑚2 2004
3 Musi II Pemerintah 10.000 𝑚2 1988
4 Palsigunung/Tugu II Pemerintah 1.890 𝑚2 1991
5 Cisalak I Pemerintah 19.000 𝑚2 1993
6 Sukatani II Pemerintah 2.989 𝑚2 1984
7 Reni Jaya III Pemerintah 1.000 𝑚2 1987
8 Sentra UKM III Swasta 8.300 𝑚2 2006
9 Depok Jaya III Swasta 700 𝑚2 -------
Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar (DKUP) Kota Depok
Pasar Cisalak terletak di RT 04 RW 03 dan RT 03 RW 06, Kelurahan Cisalak
Pasar, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Letak pasar
Cisalak cukup strategis karena berada tidak jauh dari Jalan Raya Jakarta-Bogor,
sehingga akses transportasi menuju pasar Cisalak pun tidak sulit karena banyak
dilalui angkutan umum 37 jurusan Kp. Rambutan – Simpangan Depok, angkutan
umum 41 jurusaan Gandaria – Cibinong dan angkutan umum 79 jurusan Cisalak –
Leuwinanggung. Selain itu jalan tersebut juga dilalui oleh bus metromini M.06
jurusan Kp. Rambutan – Bogor. Ada dua bangunan utama di pasar Cisalak dan
setiap bangunan berlantai dua. Lantai dasar dihuni oleh pedagang jenis dagangan
basah seperti ikan, ayam potong, sayur mayur sedangkan lantai atas dihuni oleh
pedagang jenis dagangan kering seperti pakaian, sepatu, kosmetik, alat tulis,
perhiasaan dsb. Kios yang tersedia berkurang 3 meter x 3 meter dan 3 meter x 2
meter, namun kios yang disediakan tidak terisi penuh. Disamping itu ada beberapa
toko di seputar gedung pasar Cisalak dan PKL yang berdiri disepanjang jalan masuk
menuju gedung pasar.
37
Gambar II.2. Peta Wilayah Pasar Tradisional Cisalak
Sumber: www.google.co.id/maps
Keterangan:
a. (A) adalah gedung utama pasar Cisalak
b. (B) adalah toko atau kios yang bukan milik pasar Cisalak
c. (C) adalah pemukiman warga
B. Karakteristik Pedagang Pasar Tradisional Cisalak
Pedagang pasar tradisional merupakan salah satu bentuk dari kegiatan
ekonomi informal. Hans-Dieter dalam Challid (2009), meletakkan ekonomi
informal sebagai sub-unit dari ekonomi bayangan. Hal ini didasari karena sektor
informal adalah bagian dari ekonomi bayangan yang beroperasi dalam unit-unit
kecil yang berorientasi pada pasar dan jasa sehingga menawarkan efisiensi
pelayanan (Chalid, 2009: 200). Ekonomi infomal dicirikan dengan: 1). Mudah
memasuki nya, dalam arti keahlian, modal dan organisasi; 2). Beroperasi pada skala
kecil; 3). Menggunakan teknologi sederhana; 4). Pasar yang tidak teratur dan
38
kompetitif; 5). Bersifat padat karya; 6). Kekeluargaan; 7). Pendidikan formal
rendah; 8). Tidak ada proteksi pemerintah; 9). Tidak stabil dan tingkat penghasilan
rendah. Dengan demikian menjadi pedagang di pasar tradisional saat ini merupakan
salah satu alternatif pekerjaan ditengah kondisi banyaknya pengangguran di
Indonesia khususnya di kota-kota besar. Pedagang merupakan sekelompok orang
yang memaki tempat untuk berjualan barang maupun jasa secara tetap atau tidak
tetap dipasar milik pemerintah daerah.
Menurut Damsar (2002) pedagang adalah orang atau institusi yang menjual
belikan produk atau barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak
langsung. Bermacam-macam pedagang dapat dibedakan menurut jalur distribusi,
skala usaha maupun jenis barang dagangan. Menurut jalur distribusi nya pedagang
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Pedagang distributor (tunggal), yaitu pedagang yang memegang hak
distribusi satu produk dari perusahaan tertentu
b. Pedagang partai (besar), yaitu pedagang yang membeli produk dalam
jumlah besar yang dimaksudkan untuk dijual kepada pedagang lainnya
seperti grosir.
c. Pedagang eceran, yaitu pedagang yang menjual produk langsung kepada
konsumen (Damsar, 2002).
Berdasarkan jalur distribusi pedagang pasar Cisalak terdiri dari pedagang
grosir dan juga pedagang eceran. Sedangkan skala usaha pedagang pasar Cisalak
terdiri dari skala kecil hingga menengah. Hal ini dibedakan menurut modal usaha
yang dimiliki pedagang berdasarkan jalur distribusi nya yaitu lebih didominasi
39
pedagang eceran dan grosir. Beberapa pedagang melakukan pinjaman uang ke bank
dengan jenis kredit usaha rakyat (KUR) sebagai upaya tambahan modal usaha
mereka. Pasar Cisalak memiliki total pedagang 1300 yang terdiri dari jenis
dagangan basah dan dagangan kering, mereka berjualan di gedung utama pasar
Cisalak dan juga seputar gedung pasar. Pedagang jenis dagangan basah terdiri dari,
pedagang sayur mayur, tahu tempe, ayam potong, ikan air tawar, ikan air asin,
daging sapi, kelapa, buah, bumbu, sembako bakso dan gilingan bakso. Sedangkan
pedagang jenis dagangan kering terdiri dari pakaian, sepatu, sandal, tas, perabot
rumah tangga, emas, perak, plastik, kosmetik, obat-obatan, alat tulis, jam dll.
Tabel II.B.4 Jumlah Pedagang di Pasar Tradisional Cisalak
No Komoditi Jumlah
1 Pedagang sayur mayur 280
2 Sembako umum 80
3 Sembako bakso 60
4 Gilingan bakso 14
5 Tahu tempe 60
6 Ayam potong 120
7 Bumbu 40
8 Ikan air tawar 30
9 Ikan air laut 50
10 Daging sapi 60
11 Ikan asin 15
12 Kelapa 51
13 Buah 50
14 Pakaian, sepatu, sandal, tas dan perabot rumah tangga 250
15 Warung nasi 20
16 Warung kopi 30
17 Emas 20
18 Kosmetik, obat-obatan, alat tulis 15
19 Plastik 30
20 Perak 15
21 Jam/counter HP 5
22 Elektronik 5
Jumlah 1300
Sumber: Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar (DKUP) Kota Depok
40
Dalam memasarkan barang dagangan para pedagang pasar Cisalak
menggunakan sarana berjualan berupa kios dan los. Kios adalah lahan dasaran
berbentuk bangunan tetap, beratap dan dipisahkan dengan dinding pemisah mulai
dari lantai sampai dengan langit-langit serta dilengkapi dengan pintu atau rolling
door. Sementara los adalah lahan dasaran berbentuk bangunan tetap, beratap tanpa
dinding yang penggunaannya terbagi dalam petak-petak. Ukuran kios maupun los
bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan pedagang, namun dipasar Cisalak
ukuran sebuah kios yaitu 3 meter x 2,5 meter sedangkan ukuran sebuah los yaitu 2
meter x 2 meter. Pasar Cisalak juga memiliki pedagang kaki lima (PKL), mereka
berjualan disepanjang jalan menuju gedung pasar Cisalak bahkan apabila
menjelang Hari Raya Idul Fitri mereka berjualan dipinggiran sepanjang Jalan Raya
Jakarta-Bogor.
Pasar Cisalak identik dengan gilingan bakso nya. Karena pasar Cisalak
merupakan pasar tradisional pertama di Kota Depok yang memiliki tempat khusus
untuk menggiling daging sapi menjadi bakso. Selain itu pasar Cisalak juga dikenal
sebagai pasar sayur mayur dan daging. Hal ini disebabkan karena jumlah pedagang
jenis dagangan ini lebih banyak dan harga yang ditawarkan lebih murah
dibandingkan dengan pasar tradisional lainnya. Banyaknya pedagang sayur di Pasar
Cisalak disebabkan karena lokasi nya tidak jauh dari Pasar Induk Kramat Jati yang
menjadi tempat para pedagang tersebut memperoleh pasokan dagangan nya. Seperti
yang diungkapkan Informan RR pedagang sayur mayur “Saya belanja nya dipasar
induk kramat jati berangkat malem. Abis belanja dari sana langsung buka disini”
(wawancara pribadi dengan informan RR pada tanggal 2 Desember 2016). Selain
41
itu pasar Cisalak juga memiliki tempat pemotongan hewan yang lokasi nya tidak
jauh. Hal tersebut dijelaskan Bapak Budi Kabag TU UPT Pasar Cisalak, yaitu:
Ciri khas dari pedagang pasar Cisalak yaitu pasar sayur-mayur dan daging,
karena pedagang jenis ini banyak ditemui. Selain itu pedagang sayur-mayur
dan daging di pasar Cisalak harga nya terbilang lebih murah dibandingkan
dengan pasar tradisional lain. Bahkan untuk daging bisa dibilang pasar
Cisalak sebagai pusat penjualan daging karena tempat pemotongan hewan itu
sendiri berada di pasar Cisalak (wawancara pribadi dengan Bapak Budi pada
tanggal 1 November 2016).
Aktifitas dipasar Cisalak sudah dimulai sejak pukul 02:00 dini hari. Pada jam
tersebut sudah terlihat para pedagang sayur mayur, buah, daging sapi dan jenis
dagangan basah lainnya mulai menata barang dagangan mereka untuk ditawarkan
kepada pembeli dan tidak jarang pula sudah ada pembeli yang datang untuk
berbelanja diwaktu tersebut. Sedangkan pedagang jenis dagangan kering seperti
pakaian, sepatu, alat tulis, dsb. Mulai beraktifitas sejak pukul 06:00 pagi. Tidak ada
aturan yang mengatur waktu pedagang untuk membuka atau menutup kios dan los
mereka, pengelola pasar Cisalak membebaskan hal tersebut asalkan para pedagang
dapat menjaga ketertiban, keamanan dan kebersihan lingkungan sekitar lokasi
tempat mereka berdagang. Namun begitu pengelola pasar menerapkan aturan main
yang harus dipatuhi pedagang apabila ingin berjualan di pasar Cisalak. Aturan main
tersebut dijelaskan dalam Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 23 Tahun 2003
tentang Pengelolaan Pasar Di Kota Depok Pasal 10 mengenai kewajiban dan
larangan pedagang.
Selain itu selama aktifitas perdagangan berlangsung para pedagang pasar
Cisalak setiap hari nya diwajibkan membayar retribusi atas pelayanan dan
penyediaan fasilitas pasar yang digunakan. Sebagaimana di atur dalam Peraturan
Daerah Kota Depok Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Pasar Di Kota
42
Depok. Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan luas, jenis, tempat dan kelas
pasar yang digunakan.
Tabel II.B.5 Tarif Retribusi Pelayanan Pasar di Kota Depok
Kelas Pasar Jenis Fasilitas Luas 𝒎𝟐 Tarif (Rp)
Kelas I a. Kios
b. Los / Counter
c. Tenda / Lemprakan
d. Radius 300 M
e. MCK
f. Kebersihan
0 – 5
6 – 10
11 – 15
16 – 20
-
-
-
-
-
1.5000,-/hari
2.000,-/hari
2.500,-/hari
3.000,-/hari
2.000,-/hari
1.500,-/hari
1.000,-/hari
500,-/satu kali
1.000,-/hari
Kelas II a. Kios
b. Los / Counter
c. Tenda / Lemprakan
d. Radius 300 M
e. MCK
f. Kebersihan
0 – 5
6 – 10
11 – 15
16 – 20
-
-
-
-
-
1.000,-/hari
1.500,-/hari
2.000,-/hari
2.500,-/hari
1.500,-/hari
1.000,-/hari
750,-/hari
500,-/satu kali
1.000,-/hari
Kelas III a. Kios
b. Los / Counter
c. Tenda / Lemprakan
d. Radius 300 M
e. MCK
f. Kebersihan
0 – 5
6 – 10
11 – 15
16 – 20
-
-
-
-
-
750,-/hari
1.000,-/hari
1.500,-/hari
2.000,-/hari
1.000,-/hari
750,-/hari
500,-/hari
500,-/satu kali
1.000,-/hari
Sumber: Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 23 Tahun 2003
Para pedagang menawarkan barang dagangannya dengan berbagai macam
cara yaitu, lebih aktif dalam mempromosikan barang dagangannya, menggunakan
alat bantu seperti poster atau banner dengan tulisan yang unik, dsb. Tujuannya agar
dapat menarik pembeli untuk datang berbelanja. Selanjutnya pedagang dan pembeli
43
akan melakukan proses tawar menawar harga hingga terjadi kesepakatan harga.
Interaksi yang terjadi di pasar Cisalak antara pedagang dan pembeli bukan hanya
transaksi jual-beli namun bisa lebih dari itu. Selama proses transaksi jual-beli topik
pembicaraan yang terjadi dapat bersifat umum, sehingga apabila pembeli terus
berbelanja dengan pedagang yang sama maka interaksi secara terus menerus
tersebut bukan lagi hubungan antara penjual dan pembeli saja tetapi lebih kepada
hubungan kekerabatan. Ikatan silahturahmi yang terjalin di pasar Cisalak bukan
hanya terhadap pembeli saja namun antar pedagang tercipta hubungan kekerabatan
layaknya keluarga. Seperti pada saat penulis melakukan observasi di tempat
penelitian, salah satu pedagang sedang berkeliling mengunjungi pedagang lain
untuk dimintai sumbangan karena ada yang meninggal dunia yaitu salah satu
anggota keluarga dari pedagang yang ada disana. Selain itu tidak ada konflik atau
persaingan yang tidak sehat antar pedagang di pasar Cisalak, mereka semua hidup
rukun meskipun jenis barang dagangan yang dijual sama tetapi mereka saling
membantu bahkan jika ada yang mendatangi salah satu kios atau los namun barang
yang dicari pembeli tidak ada maka pedagang tersebut akan mencarikan barang
tersebut di toko lain atau menunjukkan toko lain kepada pembeli yang menjual
barang yang sama.
C. Revitalisasi Pasar Tradisional Cisalak
Setalah 20 tahun beroperasi tepatnya tanggal 20 Mei 2013, gedung pasar
Cisalak mengalami peristiwa kebakaran yang cukup besar. Peristiwa tersebut
terjadi pada malam hari dan menyebabkan seluruh kios dan los yang berada di
gedung A pasar Cisalak beserta PKL yang berjarak ±100 M dari gedung A ikut
44
hangus terbakar. Dalam persitiwa tersebut tidak ada korban jiwa namun kerugian
materil yang dialami para pedagang cukup besar dan mereka sudah tidak memiliki
tempat lagi untuk berdagang. Akhirnya pihak UPT Pasar Cisalak menempatkan
para pedagang korban kebakaran digedung B pasar Cisalak. Namun kondisi gedung
B yang lebih kecil menyebabkan banyak pedagang yang tidak tertampung sehingga
mereka mulai memadati sepanjang jalan Koja dengan membangun los atau
membuat lapakan. Setelah setahun berlalu sejak peristiwa kebakaran, pemerintah
kota Depok berencana membangun kembali gedung yang terbakar agar dapat
ditempati para pedagang untuk beraktifitas seperti semula. Menanggapi rencana
revitalisasi pasar Cisalak para pedagang menolak karena kegiatan revitalisasi
tersebut menyebabkan mereka harus direlokasi ke pasar penampungan sementara.
Sebagai bentuk penolakan para pedagang Cisalak melakukan demonstrasi di depan
Kantor Walikota Depok dengan tuntutan pembangunan gedung pasar Cisalak
dilakukan dalam dua tahap dan menolak relokasi pedagang ke pasar penampungan
sementara yang berada di Jl. Radar Auri. Akibat penolakan tersebut pembangunan
pasar Cisalak mengalami keterlambatan hingga 2 tahun pasca kebakaran. Relokasi
pedagang yang akan dilakukan selama proses revitalisasi berlangsung dianggap
pedagang akan menurunkan pendapatan mereka, karena lokasi pasar penampungan
sementara yang jauh sehingga pedagang mengkhawatirkan akan sepi dari
pengunjung yang datang.
Setelah melakukan beberapa kali sosialisasi antara pemerintah kota Depok
dengan para pedagang Cisalak, akhirnya para pedagang mau untuk direlokasi ke
pasar penampungan sementara yang berlokasi di lahan milik Tentara Nasional
45
Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Pada bulan Januari 2016 sebanyakan 1158
pedagang pasar Cisalak dipindahkan ke pasar penampungan sementara di jalan
Radar Auri. Para pedagang tersebut terdiri dari penghuni kios sebanyak 312
pedagang dan penghuni los sekitar 846 pedagang (depok.go.id, 2016). Dengan
ukuran kios yang disediakan berukuran 2 meter x 2 meter dan ukuran los 1,5 meter
x 1,5 meter, para pedagang memulai aktifitas jual beli seperti biasa pada tanggal 20
Januari 2016. Namun pada kenyataannya kios dan los yang sudah disediakan
dipasar penampungan sementara tidak semua terisi penuh, beberapa pedagang
memilih kembali berjualan dilokasi pasar Cisalak lama hal tersebut dilakukan
karena letak pasar penampungan sementara dianggap kurang strategis. Berdasarkan
data pengelola pasar Cisalak sampai pada bulan Oktober 2016 jumlah pedagang
pasar Cisalak hanya berjumlah 778. Seperti yang dikatakan Bapak Nelson Da Silva
Kepala UPT Pasar Cisalak “Jumlah 778 pedagang yang didata setelah peristiwa
kebakaran” (wawancara pribadi dengan Bapak Nelson Da Silva pada tanggal 25
Oktober 2016). Para pedagang yang kembali berjualan dilokasi pasar Cisalak lama
menyewa lahan kosong milik warga untuk didirikan kios maupun los sebagai
tempat berjualan dan ada juga yang memilih menyewa bangunan kios milik pribadi
disekitar lokasi pasar Cisalak lama.
46
Gambar II.3 Lokasi Pasar Penampungan Sementara
Sumber: www.google.co.id/maps
Keterangan:
a. (A) adalah lokasi pasar Cisalak lama
b. (B) adalah lokasi pasar penampungan sementara pasar Cisalak
Sampai saat ini proses pembangunan pasar Cisalak masih berlangsung,
diperkirakan akhir tahun 2016 gedung tersebut sudah rampung dan ditahun 2007
para pedagang sudah dapat menempati gedung baru dengan standar nasional
Indonesia (SNI) tersebut. Gedung ini terdiri dari 4 lantai dengan jumlah sarana
berdagang yang dibangun yaitu, 774 untuk kios dan 242 untuk los. Selain itu
gedung ini dilengkapi dengan sarana dan prasarana primer, sekunder dan juga
tersier. Nanti nya bagi pedagang yang ingin berjualan digedung baru pasar Cisalak,
pihak UPT memberikan persyaratan untuk pedagang yaitu, kios dan los yang ada
47
digedung baru lebih diprioritaskan bagi pedagang yang berjualan di pasar Auri
kemudian para pedagang tersebut harus membayar uang sewa terlebih dahulu
sesuai dengan sarana berdagang yang mereka pilih. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 11 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksaan Peraturan Daerah
Kota Depok Nomor 03 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pasar Tradisional
Pemerintah Kota Depok, menerangkan bahwa sistem sewa yang berlaku digedung
pasar Cisalak baru yaitu berjangka minimal 1 tahun dan uang sewa tersebut
termasuk kedalam retribusi pelayanan umum yang mana akan disetorkan kepada
kas daerah.
48
BAB III
STRATEGI ADAPTASI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL
CISALAK
1. Perubahan yang Dialami Pedagang Selama Proses Revitalisasi
Berlangsung
Kebakaran pasar Cisalak yang terjadi pada tahun 2013 menyebabkan kerugian
materil yang mencapai miliaran rupiah. Para pedagang korban kebakaran harus
menerima toko beserta barang dagangannya hangus terbakar tanpa ada sisa
sedikitpun. Pasca kebakaran para pedagang kembali memulai usaha dari awal
dengan memanfaatkan tabungan yang dimiliki sebagai modal usaha. Seperti yang
diungkapkan Informan DO pedagang aksesoris dan kosmetik yaitu:
Setelah kebakaran kemarin dagangan habis semua mulai dari nol lagi. Untung
ada tabungan jadi dibikin modal lagi udah gitu dagangan engga ditaro dipasar
semua tapi sebagian ditaro dirumah buat jaga-jaga kalau kebakaran lagi barang
dagangannya engga habis kayak dulu lagi (wawancara pribadi dengan
informan DO pada tanggal 4 Desember 2016).
Pasca kebakaran pihak UPT Pasar Cisalak menyediakan tempat penampungan
bagi pedagang korban kebakaran untuk berjualan yang lokasi nya masih berada
diarea pasar Cisalak. Posisi berjualan pedagang yang berubah menyebabkan
beberapa pedagang kehilangan pelanggan dan berpengaruh terhadap penghasilan
mereka saat itu. Sebagaimana diutarakan Informan N pedagang ikan laut, yaitu:
Drastis banget sih. Dulu kan langganan pada banyak yaa semenjak kebakaran
jadi pada engga tau deh. Yaa berkurang lah pendapatannya (wawancara pribadi
dengan informan N pada tanggal 2 Desember 2016)
49
Pasca kebakaran Pemerintah Kota Depok berencana melakukan renovasi ulang
terhadap gedung pasar yang terbakar. Gedung pasar Cisalak akan dibangun empat
lantai yang mana sebelumnya hanya dua lantai. Pasar ini akan menjadi pasar
tradisional pertama di Kota Depok yang berkonsep pasar rakyat modern dan
berstandar nasional Indonesia (SNI) dengan dilengkapi sarana dan prasarana
primer, sekunder dan tersier. Sebagaimana diungkapkan Bapak Nelson Da Silva
Kepala UPT Pasar Cisalak:
Pasar SNI itu merupakan sebuah ketetapan yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat dibawah Kementrian Perdagangan bahwa sebuah pasar harus memiliki
masjid/musholah, bank, ruang khusus menyusui, tempat penitipan anak, jarak
antara jalan dilorong dengan kios atau los standart nya 1,8 meter, harus
memiliki alat ukur yang akurat (meterlogi) dan harus ada fasilitas olahraga
(wawancara pribadi dengan Bapak Nelson Da Silva pada tanggal 25 Oktober
2016).
Kegiatan revitalisasi pasar Cisalak sempat ditolak pedagang, mereka
beranggapan jika proses pembangunan dilakukan maka akan mematikan mata
pencaharian mereka karena harus vakum berdagang. Sebagai bentuk protes, para
pedagang mendatangi kantor walikota Depok untuk menyampaikan tuntutan
mereka yakni agar revitalisasi pasar dilakukan dua tahap dan menolak relokasi ke
pasar penampungan sementara. Akhirnya pada bulan Oktober 2016 kegiatan
pembangunan gedung pasar Cisalak tahap pertama dimulai, aktifitas jual-beli
dipasar Cisalak terlihat seperti biasanya.
Meskipun proyek berlangsung hal tersebut tidak menjadi hambatan pedagang.
Sebagaimana diungkapkan Informan DW pedagang sepatu, tas dan DVD,
“Aktivitas engga terlalu mengganggu. Kita maklumin karena ada proyek yaaah
pasti ada pelebaran jalan itu aja. Engga ada hambatan” (wawancara pribadi
50
dengan informan DW pada tanggal 1 Desember 2016). Tahap pertama
pembangunan gedung pasar Cisalak selesai pada bulan Desember 2016, tahap
kedua akan dilakukan renovasi pada gedung B yang saat itu menjadi tempat
penampungan pedagang korban kebakaran. Untuk itu para pedagang akan
direlokasi ke pasar penampungan yang telah disediakan pihak UPT Pasar Cisalak
di Jl. Radar Auri. Rencana tersebut sempat ditolak pedagang, namun setelah
melakukan sosialisasi antara pemerintah kota depok dengan para pedagang
akhirnya didapati kesepakatan dan para pedagang mau berjualan di pasar
penampungan.
Aktifitas perdagangan di pasar penampungan yang berada di Jl. Radar Auri
sudah dimulai sejak bulan Januari 2016. Belum genap setahun pedagang menempati
pasar penampungan namun sudah banyak perubahan yang dialami para pedagang.
Setelah pindah berjualan ke pasar penampungan para pedagang mengeluh karena
lokasi berjualan mereka lebih jauh daripada sebelumnya. Selain itu untuk menuju
lokasi pasar penampungan akses transportasi menjadi bertambah, para pedagang
atau pembeli harus menggunakan angkutan umum ataupun ojek pangkalan menuju
lokasi pasar. Seperti yang diungkapkan Informan OC pedagang pakaian anak, yaitu:
... sejak pindah ke pasar Auri lokasi jualan jadi jauh, harus ongkos biasanya
kalau dulu masih dipasar Cisalak dari rumah ke pasar bisa jalan kaki, kalau
sekarang di pasar Auri akses nya jauh mesti ongkos (wawancara pribadi dengan
informan OC pada tanggal 29 November 2016).
Para pedagang menyesalkan akses transportasi menuju lokasi pasar
penampungan yang bertambah, berbeda dengan akses transportasi menuju lokasi
pasar Cisalak yang mudah karena memang letak nya strategis di Jl. Raya Jakarta-
Bogor. Seperti yang diungkapkan Informan N, “Kalau disini karena mungkin akses
51
nya kurang tepat kalau disana kan enak yaa orang naik angkot langsung turun
kalau disini kan harus masuk lagi” (wawancara pribadi dengan informan N pada
tanggal 2 Desember 2016). Meskipun begitu aktifitas jual-beli di pasar
penampungan berjalan seperti biasanya. Namun beberapa pedagang mengeluhkan
kondisi pasar penampungan yang sepi dari pengunjung, mereka merasakan
perubahan terutama pada penghasilan mereka. Seperti yang diungkapkan Informan
S pedagang pakaian, yaitu:
Engga ada sama aja. Mau tanggal muda, sama aja. Kalau dulu sabtu minggu
bisa diandelin, sekarang mah engga ada. Sabtu aja kadang jam 10 jam 11 belum
ada penglaris (wawancara pribadi dengan informan S pada tanggal 29
November 2016).
Selain itu posisi berjualan di pasar penampungan diatur secara berderet sesuai
dengan jenis dagangan mereka. Para pedagang berpendapat bahwa posisi berjualan
berpengaruh terhadap pendapatan mereka. Sebagaimana diungkapkan Informan RR
pedagang sayur mayur, “Ada peningkatan. Maksudnnya dari sebelumnya
mendingan sesudah kebakaran karena posisi saya berubah. Semenjak pindah ke
Auri malah lebih bagus” (wawancara pribadi dengan informan RR pada tanggal 2
Desember 2016). Pedagang yang berada ditepi jalur penghubung antar kios/los akan
berbeda dengan pedagang yang menempati kios/los yang berada di dalam pasar.
Biasanya pedagang yang berada di tepi jalur akan ramai dikunjungi pembeli.
Sebagaimana diungkapkan Informan DY, “Alhamdulillah tempat disini dikasih
gratis jadi kita engga bayar ngontraknya, posisi nya pas engga jauh dari pintu
masuk jadi pembeli juga banyak yang lewat” (wawancara pribadi dengan informan
DY pada tanggal 2 Desember 2016). Namun hal berbeda justru dirasakan pedagang
52
yang menempati kios/los yang berada didalam pasar yang jarang dilewati pembeli.
Sebagaimana diutarakan Informan N, yaitu:
Yaaa lebih sepi kalau disini terus apa nama nya yaa berkurang aja
pengunjungnya. Iya disini tempat jualannya dikasih jadi gratis. Tapi yaa gitu
posisi nya kita dapet paling belakang jadi pembeli sedikit yang lewat kalau
engga tahu mah (wawancara pribadi dengan informan N pada tanggal 2
Desember 2016).
Kendala lain yang dirasakan pedagang selama berjualan di pasar penampungan
sementara yaitu ukuran kios maupun los yang lebih kecil dibandingkan sebelumnya
sehingga kurang memadai dalam menunjang aktifitas pedagang. Seperti yang
diutarakan Informan DO, “Yaa itu mi, keluhannya di pasar Auri cuma sempit doang
tempat dagangannya dan kurang memadai buat majang dagangan” (wawancara
pribadi dengan informan DO pada tanggal 4 Desember 2016). Ukuran kios dan los
yang disediakan pihak UPT Pasar Cisalak di pasar penampungan hanya berukuran
2 meter x 2 meter untuk kios dan 1,5 meter x 1,5 meter untuk los. Sementara
sebelum kebakaran ukuran kios yang ada di pasar Cisalak yakni 3 meter x 2,5 meter
dan ukuran los 2 meter x 2 meter. Setiap turun hujan dengan intensitas sedang
maupun besar, pasar penampungan selalu banjir. Hal ini disebabkan karena saluran
air yang ada terlalu kecil dan dipenuhi sampah-sampah pasar yang menyumbat
sehingga air meluap dan menyebabkan banjir. Seperti yang diungkapkan Informan
DY pedagang bakso, sosis dan tahu, yaitu:
Disini pernah banjir semata kaki pernah masuk. Kalau udah begitu mau engga
mau kita tutup dagangannya (wawancara pribadi dengan informan DY pada
tanggal 2 Desember 2016).
Dengan pertimbangan untuk memaksimalkan pendapatan demi memenuhi
kebutuhan keluarga, beberapa pedagang memilih kembali berjualan diseputar
lokasi pasar Cisalak. Hal ini dilatarbelakangi karena kendala-kendala yang dialami
53
selama berjualan di pasar penampungan dianggap pedagang kurang dapat
memakmisalkan pendapatan mereka. Sebagaimana diungkapkan Informan O,
pedagang makanan ringan yaitu:
Kalau pasar sana kan cuma tampungan yaa. Kalau suatu saat pasar ini udah jadi
kan dipindah kesini semua. Kalau disini mungkin bagi saya bagus, prospek nya
bagus. Dalam arti bagus tuh, alhamdulillah pendapatannya lumayan
(wawancara pribadi dengan informan O pada tanggal 1 Desember 2016).
Kondisi pasar Cisalak yang belum tertata rapi selama proses revitalisasi
berlangsung menyebabkan jumlah pedagang berkurang dari sebelum nya ada 1300
pasca kebakaran jumlah nya menjadi 778 pedagang. Namun tidak semua pedagang
memilih kembali berjualan diseputar lokasi pasar Cisalak. Sampai saat ini pedagang
yang berjualan di pasar penampungan masih bertahan dengan alasan tidak memiliki
tempat lain untuk berdagang. Seperti yang diungkapkan Informan OC, yaitu:
Yaa mau gimana lagi setuju aja kalau emang itu bermanfaat buat pedagang
setelah gedung baru dibangun. Tadinya mah engga mau dipindahin kesini yaa
tapi karna engga ada tempat lagi buat jualan yaa mau engga mau setuju aja
dipindahin ke sini (wawancara pribadi dengan informan OC pada tanggal 29
November 2016).
Dengan demikian saat ini pedagang pasar Cisalak terbagi menjadi dua di lokasi
yang berbeda yaitu di seputar lokasi pasar Cisalak dan di pasar penampungan
sementara. Hal ini sangat berpengaruh bagi pedagang, karena pembeli terpecah
menjadi dua. Seperti yang diungkapkan Informan J, pedagang tempe, “Sekarang
pasar ada dua, berpengaruh banget sama penghasilan. Pelanggan nya jadi kebagi
dua” (wawancara pribadi dengan informan J pada tanggal 30 November 2016).
Kondisi ini sangat merugikan pedagang, karena sebelumnya pasar Cisalak hanya
ada disatu lokasi. Sehingga meskipun jenis dagangan mereka sama dengan
pedagang lain namun itu tidak berpengaruh besar terhadap penghasilan mereka,
54
berbeda dengan saat ini pedagang pasar Cisalak terbagi dua di lokasi yang berbeda
dan menyebabkan pendapatan mereka menurun. Seperti yang diunkapkan Informan
DW, yaitu:
Berpengaruh pasti. Sebab kan lokasi menentukan juga. Kalau dulu mungkin
dia disana engga ada pasti dia belanja nya kesini. Karena sekarang jarak
tempuhnya lebih jauh konsumen berpikir dua kali karena ongkos transportasi
yaa berpengaruh nya di omset aja, ada penurunan (wawancara pribadi dengan
informan DW pada tanggal 1 Desember 2016).
Perubahan kondisi pasar Cisalak selama proses revitalisasi dan relokasi
tersebut secara tidak langsung mengharuskan pedagang untuk menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan baru tempat mereka berjualan. Penyesuaian diri
penting untuk dilakukan karena saat ini keberadaan pedagang pasar Cisalak terbagi
menjadi dua, hal ini menyebabkan mereka tidak dapat memaksimalkan pendapatan
dan mengancam keberadaan usaha mereka. Dengan demikian pedagang harus bisa
melakukan upaya agar dapat mempertahankan usaha mereka dan memenuhi
kebutuhan hidup keluarga.
2. Strategi Adaptasi Pedagang Pasar Tradisional Cisalak
Dalam setiap kehidupan pasti tidak lepas dari masalah, permasalahan yang
dimaksud disini adalah permasalahan ekonomi dan permasalahan sosial.
Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan upaya pemenuhan
kebutuhan yang diwujudkan melaui kegiatan-kegiatan perekonomian. Hal ini
merupakan dasar perspektif dalam “strategi adaptasi” bagaimana manusia mengatur
hidupnya untuk menghadapi berbagai kemungkinan didalam kehidupannya sehari-
hari. Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, manusia mempergunakan strategi
adaptasi. Sebagaimana telah dijelaskan Pudja (1989) bahwa adaptasi ialah suatu
55
proses yang dialami oleh setiap individu dalam menghadapi dan menyesuaikan diri
dari suatu lingkungan, sehingga menghasilkan keserasian dan keselarasan antara
individu dengan lingkungan tersebut.
Strategi adaptasi merupakan upaya yang dilakukan oleh individu atau
kelompok untuk mempertahankan hidupnya melalui kegiatan atau pekerjaan yang
dilakukannya. Masalah ekonomi merupakan masalah yang sangat penting bagi
setiap manusia. Karena masalah ekonomi merupakan problem yang menyangkut
pada kesejahteraan dan pemenuhan kebutuhan hidup orang banyak. Maka setiap
individu atau kelompok melakukan berbagai upaya atau usaha sebagai bentuk
strategi adaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam konteks
kehidupan sosial ekonomi yang dihadapi oleh pedagang pasar tradisional selama
proses revitalisasi berlangsung, ada sejumlah strategi adaptasi yang mereka lakukan
untuk bertahan hidup antara lain:
2.1. Penghematan Pengeluaran Keluarga
Secara umum pengeluaran dalam rumahtangga terdiri dari kebutuhan
pangan dan non pangan. Namun bagi pedagang pengeluaran rumahtangga
mereka dibagi menjadi dua yaitu untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari dan
modal operasional toko. Pasca revitalisasi dan relokasi pasar tradisional
Cisalak, terjadi perpecahan diantara pedagang yang menyebabkan pengunjung
menjadi berkurang. Hal ini sangat dirasakan para pedagang di pasar
penampungan sementara yang harus bersaing dengan pedagang yang masih
berjualan di seputar lokasi pasar Cisalak. Akibatnya terjadi penurunan
pendapatan yang dialami pedagang, terutama pedagang di pasar penampungan
56
karena berkurang pengunjung. Sebagaimana diungkapkan Informan A “Jadi
menurun sejak pindah kesini mah. Pelanggan terbelah dua, ada yang kesono
ada yang kesini” (wawancara pribadi dengan informan A pada tanggal 2
Desember 2016). Hal yang sama juga dirasakan Informan J, yaitu:
Yaa kendala nya itu sepi, engga ada orang lewat. Pasar ada dua jadi
berpengaruh lah. Penghasilannya berkurang. Pengaruh banget pasar ada
dua begini. Pelanggannya jadi kebagi dua (wawancara pribadi dengan
informan J pada tanggal 30 November 2016)
Memenuhi kebutuhan hidup merupakan hal yang terasa sulit dilakukan
oleh beberapa anggota masyarakat jika apa yang mereka hasilkan dari
pekerjaan mereka tidak sesuai dengan besarnya kebutuhan yang ingin
dipenuhi. Hal ini pun dialami oleh keluarga pedagang tradisional di pasar
Cisalak, pemenuhan kebutuhan sehari-hari terutama konsumsi saat ini menjadi
sulit terpenuhi begitu juga dengan kebutuhan yang lain karena penurunan
pendapatan yang mereka alami. Sebagaimana diungkapkan informan OC,
yaitu:
Sebenernya sih gimana yak, kita dapet duit disini cuma buat beli sayur
sama buat jajan anak sekolah. Buat hari-hari doang, kalau buat diputerin
belanja lagi repot. Kalau ibarat sayur lauk itu kan harus walaupun penglaris
sepotong dua potong tetep aja sayur cabe harus dibeli (wawancara pribadi
dengan informan OC pada tanggal 29 November 2016).
Saat ini mereka mengalami penurunan pendapatan rata-rata mencapai 30-
50%. Hal ini berbeda dengan pendapatan yang diperoleh sebelum direlokasi ke
pasar penampungan yang berada di Jl. Radar Auri. Seperti yang diungkapkan
Informan Y, yaitu:
Kalau dulu sebelum pindah kesini sih sehari bisa dapet 200 ribu kadang
kalau rame 300 ribu dapet. Tapi sejak pindah kalau lagi ada rejeki mah
57
engga ngurangin juga kadang 100 dapet, kadang penglaris doang 20 ribu
(wawancara pribadi dengan informan Y pada tanggal 29 November 2016).
Kondisi ini membuat mereka harus melakukan penghematan pengeluaran
dengan lebih mementingkan kebutuhan primer dibanding kebutuhan sekunder
maupun tersier. Seperti yang diungkapkan Informan N “Lebih berhemat aja.
Harus yang primer-primer aja yang dipenuhi. Kebutuhan yang bener-bener,
sampai pasar nya jadi” (wawancara pribadi dengan informan N pada tanggal
2 Desember 2016). Cara penghematan yang berbeda dilakukan oleh Informan
DO, yaitu:
Berhemat nya begini mi, yang dulu biasanya makan beli lauk beli ini itu
sekarang masak jadi kan hemat. Jadi pengeluarannya lebih sedikit, ditekan
dikit. Terus menabung, kalau lagi sepi dikurangin menabung nya tapi tetep
nabung. Yaaa penglarisnya agak lumayan banyak, nabung nya dilebihin
dikit juga. Jadi engga harus royal (wawancara pribadi dengan informan
DO pada tanggal 4 Desember 2016).
Hal diatas menunjukkan strategi penghematan yang dilakukan oleh
pedagang dengan mengurangi pengeluaran yang bukan kebutuhan primer.
Selain itu strategi penghematan yang dilakukan pedagang dengan mengurangi
pengeluaran terhadap konsumsi keluarga dengan cara lebih memilih memasak
sendiri makanan yang di konsumsi keluarga kemudian sebisa apapun
menabung meskipun pendapatan yang diperoleh tidak banyak.
Strategi penghematan yang lain nya yaitu pedagang melakukan
penghematan bukan hanya agar dapat memenuhi kebutuhan primer maupun
konsumsi keluarga, melainkan hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
operasional toko agar mereka dapat terus berjualan. Seperti yang diungkapkan
Informan DW, yaitu:
58
Mengurangi pengeluaran. Terus disiplin dalam keuangan. Misalkan kita
untuk kontrak per tahun sekian juta jadi satu bulan itu sekian yaa harus.
Jadi kita punya deposit sekian untuk kontrakan, diutamakan. Setelah itu
diputerin. Yang paling penting kebutuhan pokok itu biaya pendidikan.
Terus untuk kita biaya operasional kayak toko yang paling kita utamakan
biaya kontrak, setelah itu perputaran uang ditoko itu harus sehat
(wawancara pribadi dengan informan DW pada tanggal 1 Desember
2016).
Berdasarkan beberapa penuturan informan diatas menunjukkan bahwa
setiap pedagang melakukan penghematan pengeluaran dengan berbagai
strategi. Tujuan utama mereka selain untuk memenuhi kebutuhan pokok
terutama konsumsi juga kebutuhan operasional toko paling penting bagi
pedagang. Apabila tidak memiliki biaya untuk operasional toko maka dasat
dipastikan pedagang tersebut tidak bisa berjualan karena tidak ada produk yang
dapat mereka jual. Hal ini justru akan menambah kesulitan pedagang dalam
memenuhi kebutuhan pokok keluarga.
2.2. Melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Perdagangan
Penurunan pendapatan dan kondisi pasar yang sepi, membuat para
pedagang melakukan berbagai cara agar barang dagangan yang mereka jual
dapat laku. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan usaha untuk
meningkatkan hasil produksi atau yang disebut dengan intensifikasi.
Intensifikasi dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan atau
memaksimalkan produktivitas faktor-faktor produksi yang telah ada. Kegiatan
produksi adalah suatu produk, Damsar (2009) mendefinisikan produk menjadi
tiga yaitu, barang atau jasa yang dibuat ditambah gunanya atau nilainya dalam
proses produksi dan menjadi hasil akhir, benda atau yang bersifat kebendaan,
dan hasil kerja. Dari ketiga definisi dari produk tersebut dapat dipahami bahwa
59
produk berkait dengan suatu proses yang bernama kerja. Untuk itu intesifikasi
perdagangan perlu dilakukan pedagang sebagai usaha memaksimalkan
kemampuan untuk meningkatkan pendapatan.
Cara yang dilakukan pedagang yaitu melakukan sesuatu agar dapat
menarik perhatian pembeli untuk datang berbelanja ke toko mereka. Seperti
yang diungkapkan Informan D “Yaaa pinter-pinter kita nya aja nawarin. Yaaa
gimana kalau kita nawarin, kita tawarin dulu, kita panggil-panggil ‘belanja
dong’” (wawancara pribadi dengan informan D pada tanggal 29 November
2016). Hal yang sama juga dilakukan Informan N, yaitu:
Cara-cara khusus yaaa kita harus aktif yaaa ngomongnya kayak misalkan
“nyari ikan apa?” “ini bagus” pokoknya harus kitanya yang aktif sampai
orang itu jadi beli (wawancara pribadi dengan informan N pada tanggal 2
Desember 2016)
Hal diatas menunjukan strategi yang dilakukan pedagang untuk menarik
pembeli ialah melakukan komunikasi yang aktif kepada pembeli yang lewat
disekitar tempat berjualan mereka. Selain itu cara lain untuk menarik pembeli
dengan menambah tempat berjualan diposisi yang berbeda. Seperti yang
diungkapkan Informan S “Engga ada cara khusus buat narik pembeli, palingan
nambah tempat dagangan. Satu disini sama disitu tuh. Jaraknya sih engga
jauhan yang penting ada pembeli yang bisa liat” (wawancara pribadi dengan
informan S pada tanggal 29 November 2016). Cara lain yang dilakukan
pedagang yaitu dengan memberikan pelayanan kepada pembeli. Seperti yang
diungkapkan Informan H Yaaa kita harga nya miringin lah. Sama pelayanan
harus puas. Kepuasan hati. Jadi sama-sama enak” (wawancara pribadi dengan
60
informan H pada tanggal 2 Desember 2016). Hal yang sama juga dilakukan
pedagang lain. Seperti yang diungkapkan Informan SR, yaitu:
Kalau pelayanannya lebih ramah istilahnya, yaa pinter ngerayu. Yang
penting kualitas dagangannya bagus, jangan sampe dagangan punya
kemaren. Yaa bagus engga nya bilang sama pembeli nya, dia engga
bakalan kapok. Yaaa alhamdulillah besok dia balik lagi (wawancara
pribadi dengan informan SR pada tanggal 5 Desember 2016).
Hal tersebut dilakukan sebagai strategi pedagang umtuk menarik pembeli
dengan memberikan pelayanan terbaik agar nanti nya pembeli tersebut datang
kembali untuk berbelanja di tempat mereka. Cara lain yang dilakukan
pedagang untuk menarik pembeli yaitu dengan melakukan inovasi dalam
produk yang dijual. Seperti yang diungkapkan Informan R “Cari barang-
barang lain yang beda sama orang biasa jual” (wawancara pribadi dengan
informan R pada tanggal 4 Desember 2016). Hal yang sama juga diungkapkan
Informan DO, yaitu:
Kalau siasatnya itu, kalau kita nyari barang harus pinter-pinter nyari nya
yang harga nya beda. Biar jual nya bisa murah. (wawancara pribadi dengan
informan DO pada tanggal 4 Desember 2016).
Cara lain yang dilakukan pedagang yaitu meningkatkan jam kerja mereka.
Seperti yang diungkapkan Informan S “Buka jam 5 pagi nutup jam 4 sore.
Sama kayak dulu, yang lain mah buka pada siang. Etek doang yang buka
duluan. Kita udah biasa buka jam 5” (wawancara pribadi dengan informan S
pada tanggal 29 November 2016). Selain strategi lain yang dilakukan dengan
menambah waktu kerja mereka setiap hari minggu. Seperti yang diungkapkan
Informan OC, yaitu:
Cara lain setiap hari minggu ke lapangan ubad Jatijajar. Kayak pasar kaget,
kalau engga ada dari situ kita tambah sulit. Tiap hari minggu dari jam 6
61
pagi sampe jam 11 siang, dagangan ini dibawa ke sana (wawancara pribadi
dengan informan OC pada tanggal 29 November 2016).
Dari beberapa penuturan yang diungkapkan informan diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa bentuk intesifikasi perdagangan yang dilakukan pedagang
pasar tradisional Cisalak dengan memaksimalkan kemampuan yang mereka
miliki. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk meningkatkan pendapatan dengan
memanfaatkan potensi diri yang dimiliki. Selain itu pedagang bukan hanya
melakukan intensifikasi perdagangan saja, mereka juga melakukan
ekstenfikasi perdagangan. Ekstensifikasi adalah usaha meningkatkan hasil
produksi dengan cara menambah atau memperluas faktor produksi yang
digunakan. Sebagaimana yang telah dijelaskan mengenai produksi, dalam hal
ini bentuk ekstensifikasi yang dilakukan pedagang yaitu memanfaatkan
kelebihan finansial yang dimiliki untuk membuka cabang usaha mereka
ditempat atau lokasi lain. Seperti yang diungkapkan Informan O “Iyaaa kita
buka usaha juga dipasar pal. Jualan kerudung. Ditempat yang satu nya lagi”
(wawancara pribadi dengan informan O pada tanggal 1 Desember 2016).
Relokasi pedagang pasar Cisalak ke pasar penampungan juga dimanfaat
sebagai usaha untuk membuka cabang usaha. Seperti yang diungkapkan
Informan DO, yaitu:
Karena dengan pindah ke pasar Auri istri saya bisa jualan sendiri jadi dia
punya penghasilan sendiri. Karena saya kan masih jualan di pasar Cisalak.
Disini saya ngontrak toko per tahunnya 5 juta (wawancara pribadi dengan
informan DO pada tanggal 4 Desember 2016).
Hal yang sama juga dilakukan Informan R dengan membuka cabang toko
nya di lokasi yang jaraknya jauh dari pasar Cisalak, yaitu:
62
Kalau timbang satu toko engga cukup. Kalau kita engga ada pemasukan
lain. Yaa buka toko juga cuma daerah lain. Buka cabang lain didaerah lain.
Alhamdulillah disana penghasilannya lumayan ketimbang disini
(wawancara pribadi dengan informan R pada tanggal 4 Desember 2016).
Hal tersebut dilakukan sebagai strategi adaptasi pedagang selama proses
renovasi gedung pasar berlangsung. Dengan ekstensifikasi yang dilakukan
pedagang ini, mereka berharap pendapatan mereka bisa meningkat
dibandingkan dengan pendapatan selama berjualan di pasar penampungan
Cisalak.
Berdasarkan penuturan beberapa informan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa para pedagang pasar tradisional melakukan intensifikasi
dan ekstensifikasi perdagangan dengan meningkatkan kemampuan dan
memperluas usaha mereka. Cara-cara tersebut dilakukan sebagai strategi
adaptasi para pedagang dalam menghadapi kondisi perubahan lingkungan
sosial yang terjadi di pasar Cisalak. Kemampuan untuk memanfaatkan potensi
diri dan potensi finansial adalah sesuatu yang penting yang harus dimiliki
pedagang untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi perdagangan.
2.3. Strategi Diversifikasi Usaha
Untuk memulai suatu usaha diperlukan modal usaha. Dalam prinsip
ekonomi suatu usaha dilakukan dengan meminimalkan modal yang digunakan
namun memaksimalkan pendapatan untuk memperoleh keuntungan yang
berlipat ganda. Melakukan investasi dalam bentuk harta bergerak maupun tidak
bergerak dapat disebut sebagai usaha. Berdagang dapat disebut sebagai usaha,
namun biasanya indivdu tidak hanya melakukan satu usaha saja. Mereka dapat
melakukan berbagai jenis usaha dibidang yang berbeda-beda, kegiatan ini
63
dapat disebut sebagai diversifikasi. Diversifikasi usaha adalah usaha untuk
meningkatkan produksi dengan cara menambah jenis atau kenanekaragaman
hasil produksi. Tujuan dilakukannya diversifikasi usaha untuk meningkatkan
keuntungan. Beberapa pedagang yang berhasil penulis wawancarai, melakukan
diversifikasi usaha selain berdagang. Seperti yang diungkapkan Informan N,
yaitu:
Ada sih usaha lain kontrakan punya kontrakan. Dikampung juga punya
sawah tapi disewain. Kalau kontrakan kan ada 10 pintu, tiap pintu nya itu
sebulannya 850 ribu. Kalau sawah itu disewain ke petani yang engga
punya lahan buat diolah sama mereka. sistem pembayarannya setelah
mereka panen” (wawancara pribadi dengan informan N pada tanggal 2
Desember 2016).
Diversifikasi usaha ini dilakukan dengan pemupukan modal ketika
mengalami surplus pendapatan untuk mengembangkan usaha. Diversifikasi
usaha juga dapat dilakukan dalam bentuk investasi. Sebagaimana yang
diungkapkan Informan DW, yaitu:
Investasi dalam usaha lain. Misalkan temen saya ada usaha lain saya ikut
investasi sama dia terus saya dapet profit. Iyaaa nanem saham. Dari situ
kita juga ada penghasilan selain dari toko. Pencaharian dari sini kan sedang
menurun drastis tapi kan kita punya investasi dari yang lain profitnya tiap
bulan masuk juga ke rekening (wawancara pribadi dengan informan DW
pada tanggal 1 Desember 2016).
Berdasarkan penuturan tersebut, diversifikasi usaha dilakukan sebagai
strategi adaptasi pedagang dalam mengatasi penurunan pendapatan yang
dialami selama pasar masih direnovasi. Strategi diversifikasi usaha yang
dilakukan pedagang di pasar Cisalak bukan hanya memanfaatkan sumberdaya
finansial saja untuk mengembangkan usaha nya namun sumberdaya lain seperti
64
pelibatan anggota keluarga dalam mencari nafkah juga dimanfaatkan untuk
meningkatkan pendapatan. Seperti yang diungkapkan Informan D, yaitu:
Ada anak etek yang narik uber, bawa mobil, kadang-kadang dia juga ikut
main lenong betawi, kayak sanggar-sanggar gitu. udah ke Cina, udah ke
Eropa, udah ke Jepang. Panggilan. Udah tamat sekolah. Kadang bantu
juga, kadang ngasih duit juga (wawancara pribadi dengan informan D pada
tanggal 29 November 2016).
Betapun besarnya dampak perubahan yang terjadi di pasar Cisalak selama
proses revitalisasi terhadap pendapatan para pedagang. Sebisa mungkin mereka
memiliki jalan keluar untuk mengatasi hal tersebut. Mereka dengan sekuat
tenaga melakukan berbagai upaya agar tetap eksis dalam mencukupi kebutuhan
seluruh anggota keluarga nya sehingga mereka tidak ‘terdepak’ dari lingkaran
kehidupan yang setiap saat selalu berubah dan mengancam eksistensi
kehidupan manusia.
3. Analisis Konsep Strategi Penghidupan dan Pentagon Aset
Dari hasil penelitian diatas, penulis mencoba menganalisis hasil penemuan
dilapangan dengan konsep strategi penghidupan sebagai upaya adaptasi pedagang
pasca revitalisasi dan relokasi pasar tradisional. Strategi penghidupan yang dipilih
oleh pedagang dipengaruhi oleh penguasaan aset penghidupan yang dimiliki.
Berdasarkan hal tersebut, penulis juga menggunakan konsep pentagon aset sebagai
kerangka analisis untuk menentukan strategi penghidupan yang dilakukan
pedagang di pasar tradisional Cisalak. Semakin banyak penguasaan aset oleh
pedagang maka strategi penghidupan akan semakin beragam.
65
3.1. Analisis Aset Penghidupan Pedagang Pasar Tradisional Cisalak
a. Modal Manusia
DFID (1999) modal manusia merupakan keterampilan, pengetahuan,
kemampuan kerja dan kesehatan yang mana diperlukan untuk melakukan
berbagai strategi penghidupan demi memenuhi kebutuhan hidup nya. Baiquni
(2007) menyatakan bahwa manusia sebagai modal rumahtangga yang memiliki
pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk mengusahakan
penghidupan yang lebih baik. Penilaian modal manusia dalam penelitian ini
meliputi pekerjaan, keterampilan, pengetahuan dan tenaga kerja yang bisa
dimanfaatkan dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan keluarga. Dalam
pekerjaan memang profesi sebagai pedagang merupakan mata pencaharian
utama namun tidak menutup kemungkinan beberapa pedagang maupun
anggota keluarga pedagang yang melakukan pekerjaan lain sebagai pedagang.
Memang tenaga kerja yang digunakan pedagang ialah anggota keluarga dewasa
seperti istri dan anak. Namun dengan pengembangan diri yang diperoleh
melalui pendidikan membentuk potensi diri sehingga memiliki keterampilan
dan kecerdasan untuk memperoleh pekerjaan lain sebagai bentuk strategi
penghidupan pedagang.
Dalam kualitas pedagang memang ditentukan berdasarkan tingkat
pendidikan mereka, semakin tinggi pendidikan yang diperoleh maka strategi
penghidupan yang dilakukan pun akan semakin beragam. Selain itu proses
pengembangan diri tidak hanya diperoleh melalui proses pendidikan,
66
pengalaman selama menjadi pedagang lebih dari 10 tahun juga bisa dijadikan
penentuan pedagang dalam strategi penghidupan mereka saat ini.
b. Modal Sosial
Konsep modal sosial pertama kali diperkenalkan oleh James Coleman
(1998), menurutnya modal sosial sebagai entitas dengan dua karakteristik
terdiri dari beberapa aspek struktur sosial yang memfasilitasi tindakan-
tindakan di dalam struktur tersebut (Chalid, 2009). DFID (1999), modal sosial
merupakan gambaran kemudahan dalam jaringan sosial yang dimanfaatkan
rumahtangga baik formal maupun informal yang menjadi tumpuan untuk dapat
bertahan hidup. Modal sosial dalam penelitian ini yakni interaksi sosial yang
terjalin antar sesama pedagang maupun pembeli sehingga membentuk jaringan
sosial.
Interaksi sosial yang terjalin antara pedagang dengan pembeli di pasar
tradisional Cisalak mampu menciptakan jaringan sosial yang didasarkan pada
kebutuhan ekonomi. Norma-norma masyarakat yang mengatur hubungan antar
sesaama manusia menimbulkan keterkaitan yang didasarkan pada
kepercayaan. Dalam hal ini aktifitas jual-beli yang dilakukan pedagang
didasarkan pada norma-norma seperti kejujuran dan sikap saling menghormati
antar sesama dalam melakukan pelayanan terhadap pembeli mereka. Atas dasar
ini lah muncul rasa percaya dari pembeli sehingga hal itu dapat membangun
jaringan sosial yang kuat dan lebih luas. Hal ini terjadi karena pertukaran dalam
jaringan tersebut berbasis norma sosial yang tidak mengharapkan balasan
langsung tetapi mendambakan manfaat jangka panjang. Dengan kata lain
67
pembeli tersebut akan menjadi pelanggan setia bagi pedagang tersebut. Yang
mana nanti nya pembeli datang dan berharap mendapat potongan harga dari
pedagang jika kembali berbelanja dan sebaliknya pedagang memberikan
potongan harga agar pembeli tersebut kembali untuk berbelanja dalam jangka
waktu yang panjang.
c. Modal Alam
DFID (1999), manusia memiliki modal alam yang dapat dimanfaatkan
untuk memperoleh akses terhadap penghidupan yang lebih baik. Modal alam
dapat berupa sumberdaya yang bisa diperbarui maupun tidak bisa diperbarui.
Modal alam bersumber dari penguasaan rumahtangga akan lahan, air dan
kemudahan lain yang mendukung kehidupan rumahtangga dalam bertahan
hidup. Dalam penelitian ini modal alam berupa akses terhadap kepemilikan
lahan dan tanaman sebagai sumber penghidupan keluarga.
Modal alam dalam penelitian ini tentang kepemilikan lahan dan tanaman
sebagai modal produksi utama dalam usaha. Kepemilikan lahan merupakan
salah satu bentuk aset tidak bergerak. Lahan yang dimiliki pedagang berupa
lahan sawah yang dibeli dari penghasilan selama berjualan. Lahan sawah
tersebut tidak diolah pedagang untuk ditanami padi atau tanaman lain akan
tetapi sawah itu disewakan kepada petani yang tidak memiliki lahan.
Sedangkan tanaman sebagai modal produksi utama, dalam hal ini yang
dimaksud adalah kacang kedelai. Bagi pedagang tempe, kacang kedelai
merupakan komoditas utama dalam usaha mereka. Keberadaanya sangat
berpengaruh terhadap penjualan mereka. Kacang kedelai yang digunakan para
68
pedagang tempe ialah kacang kedelai impor, biasanya untuk mendapatkan nya
harus membeli dahulu ke koperasi. Namun tidak menutup kemungkinan
keberadaan kacang kedelai ada setiap waktu, untuk mencegahnya pedagang
membeli kacang kedelai dalam jumlah yang banyak agar mereka dapat terus
memproduksi tempe untuk mereka jual sebagai sumber penghidupan keluarga.
d. Modal Fisik
DFID (1999), penguasaan aset sumberdaya fisik merupakan gambaran
kemudahan akses berupa sarana dan prasarana yang mendukung rumah tangga
dalam bertahan hidup. Modal fisik adalah prasarana dasar dan fasilitas lain
yang dibangun untuk mendukung proses penghidupan masyarakat. Prasarana
yang dimaksud meliputi pengembangan lingkungan fisik yang membantu
masyarakat dalam melaksanakan tugas kehidupan lebih prodktif. Dalam
penelitian ini modal fisik berupa kepemilikan harta benda yang bersifiat
ekonomi seperti kepemilikan rumah, alat produksi dan kendaraan.
Dalam penelitian ini seluruh informan memiliki rumah meskipun beberapa
informan lain masih menyewa rumah untuk tempat tinggal. Kemudian
informan memiliki kendaraan pribadi berupa motor dan mobil, yang saat ini
digunakan sebagai sumber penghidupan baru bagi pedagang. Dan kepemilikan
atas alat produksi bagi pedagang tempe sangat mendukung penghidupan
mereka, karena jika tidak memiliki alat produksi produksi tempe mereka akan
terhambat dan itu berpengaruh terhadap hasil penjualan yang mereka peroleh.
69
e. Modal Finansial
Modal finansial mengacu pada sumber-sumber keuangan yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan masyarakat dalam mencapai tujuan penghidupan
mereka. DFID (1999), modal finansial biasanya mengacu pada rumahtangga
yang memiliki akses terhadap modal keuangan yang terdiri dari tabungan,
upah, kredit dan hutang ataupun barang yang bernilai ekonomis. Akses
pedagang terhadap modal finansial tergantung pada jenis kebutuhannya. Untuk
modal usaha pedagang lebih memanfaatkan tabungan pribadi atau bahkan
pinjaman uang dari Bank dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) sedangkan
untuk kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan mendesak mereka lebih
memanfaatkan tetangga, kerabat dan saudara sebagai tempat berhutang.
3.2. Pentagon Aset dalam Strategi Penghidupan Pedagang Pasar Cisalak
Pentagon aset (lihat gambar I.1) menggambarkan hubungan kelima aset
penghidupan (modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial dan
modal fisik) terhadap akses aset yang dimiliki. Titik tengah pada pentagon aset
menggambarkan nilai nol (0), menunjukkan tidak ada akses ke aset. Titik yang
semakin mendekati titik terluar menunjukkan akses maksimum untuk menjangkau
aset. Untuk menentukan akses pedagang terhadap aset penghidupan dapat
diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu kelas sangat rendah, rendah, sedang, tinggi
dan sangat tinggi. Kategori aset penghidupan pedagang baik modal manusia,
modal sosial, modal alam, modal finansial dan modal fisik memiliki kategori
bervariasi. Modal alam dan modal fisik termasuk kategori sedang. Sedangkan
modal manusia, modal finansial dan modal sosial termasuk kategori tinggi.
70
Gambar III.4. Pentagon Aset Penghidupan Pedagang Pasar Cisalak
Modal Manusia
Modal Sosial Modal Alam
Modal Fisik Modal Finansial
Sumber: Hasil olahan analisis peneliti
Keterangan:
a. Akses terhadap aset penghidupan Sangat Tinggi
b. Akses terhadap aset penghidupan Tinggi
c. Akses terhadap aset penghidupan Sedang
d. Akses terhadap aset penghidupan Rendah
e. Akses terhadap aset penghidupan Sangat Rendah
Informan memiliki akses yang tinggi terhadap modal manusia adalah
pengetahuan, keterampilan dan tenaga kerja yang bisa dimanfaatkan dalam
kegiatan pemenuhan kebutuhan keluarga. Adanya hasil dari pengembangan diri
melalui proses pendidikan formal dan pendidikan informal merupakan semangat
bagi pedagang untuk bekerja dan menghasilkan uang. Kejujuran dan sikap saling
menghargai antar sesama meningkatkan akses terhadap modal sosial untuk
membangun jaringan sosial yang luas dan kuat, yang mana sikap ini diterapkan
71
oleh semua pedagang baik yang berpenghasilan rendah maupun tinggi. Sikap ini
pula dimanfaatkan pedagang untuk mengakses modal finansial berupa pinjaman
kredit usaha kepada Bank (KUR) sebagai modal untuk mengembangkan usaha
mereka. Selain itu juga dimanfaatkan untuk melakukan pinjaman kepada kerabat
dan saudara. Akses terhadap modal finansial tersebut berpengaruh terhadap
pengembangan usaha pedagang demi meningkatkan pendapatan mereka.
Sedangkan akses pedagang terhadap modal fisik dikategorikan sedang. Hal
ini ditunjukan dengan kepemilikan rumah dan kendaraan pribadi, masih ada
pedagang yang menyewa rumah untuk tempat tinggal keluarga mereka namun
kendaraan pribadi seperti motor banyak dimiliki pedagang namun mobil belum
banyak dimiliki pedagang. Beberapa pedagang memanfaatkan kepemilikan rumah
dan kendaraan pribadi dengan menyewakan sebagai rumah kontrakan atau
menjadikan kendaraan pribadi seperti angkutan umum berbasis online untuk
meningkatkan pendapatan mereka. Sementara modal alam yang dimiliki
pedagang berupa kepemilikan lahan sawah yang berada di kampung halaman.
Dengan kepemilikan lahan sawah tersebut mereka memanfaatkannya untuk
meningkatkan pendapatan dengan menyewakannya pada penduduk yang tidak
memiliki lahan untuk ditanami padi atau jenis tanaman lainnya.
Kepemilikan akses terhadap aset penghidupan tersebut dapat
mempengaruhi strategi yang digunakan pedagang. Setiap pedagang memiliki
permasalahan yang berbeda sehingga butuh strategi yang berbeda juga untuk
mengatasinya. Semakin tinggi akses pedagang terhadap aset penghidupan maka
mereka akan melakukan strategi adaptasi berupa ekstensifikasi perdagangan
72
bahkan diversifikasi usaha demi mencapai keuntungan yang maksimal. Namun
sebaliknya apabila akses pedagang terhadap aset penghidupan rendah maka
strategi adaptasi yang dilakukan berupa penghematan pengeluaran dan
intensifikasi perdagangan menjadi lebih optimal dalam eksistensi usaha mereka.
73
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan dan dianalisis oleh penulis berdasarkan data
dilapangan yang telah dikumpulkan, ditemukan bahwa pasar tradisional Cisalak
mengalami peristiwa kebakaran sehingga kegiatan revitalisasi dilakukan bertujuan
untuk mengembalikan kondisi pasar seperti semula dengan membangun gedung
berkonsep standar nasional Indonesia (SNI) yang dilengkapi dengan berbagai
fasilitas primer, sekunder maupun tersier. Selama proses revitalisasi pasar
tradisional Cisalak, pedagang direlokasi ke pasar penampungan sementara yang
berada di Jalan Radar Auri. Dari pengamatan penulis proses revitalisasi dan relokasi
menyebabkan perubahan sosial ekonomi yang dialami pedagang. Dengan kata lain,
penjelasan lebih rinci untuk menjawab pertanyaan penelitian ialah sebagai berikut:
1. Pasca revitalisasi dan relokasi pasar tradisional Cisalak para pedagang
mengalami perubahan lingkungan. Lokasi pasar penampungan yang akses
transportasi nya sulit menjadi kendala bukan hanya pedagang tetapi juga
bagi pembeli. Jaraknya yang jauh dari jalan raya utama Jakarta-Bogor
menyebabkan akses transporatasi menuju pasar menjadi bertambah, hal ini
justru menurunkan jumlah pengunjung yang datang. Selain penurunan
pengunjung yang datang, fasilitas dan posisi berjualan pedagang yang
diatur pihak pengelola pasar secara berderet dianggap pedagang justru
dianggap tidak adil. Karena tidak semua pedagang merasakan manfaat dari
relokasi tersebut. Perubahan ekonomi paling dirasakan oleh pedagang
74
terutama penurunan pendapatan. Karena kondisi inilah menyebabkan
beberapa pedagang memilih kembali untuk berjualan di seputar lokasi
pasar Cisalak. Sehingga perubahan sosial pun terjadi karena pedagang
pasar Cisalak menjadi terpecah dua. Hal ini justru berdampak besar
terhadap para pedagang yang masih bertahan berjualan di pasar
penampungan yang disediakan pihak pengelola. Mereka mengeluh dengan
masih bertahannya pedagang di seputar lokasi pasar Cisalak, mengancam
keberadaan para pedagang di pasar penampungan.
2. Untuk menanggulangi permasalahan sosial ini para pedagang melakukan
strategi adaptasi yang bertujuan untuk menyesuaikan diri dengan
melakukan tindakan-tindakan yang dapat menjaga eksistensi usaha mereka.
Terdapat tiga strategi adaptasi yang dilakukan pedagang pasar Cisalak,
yaitu:
- Penghematan Pengeluaran Keluarga, strategi adaptasi ini dilakukan
dengan cara mengurangi pengeluaran selain kebutuhan primer dan juga
lebih memilih untuk memasak sendiri untuk kebutuhan konsumsi
keluarga. Penghematan ini dilakukan bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan pokok keluarga mereka saja melainkan dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan operasional toko. Karena apabila kebutuhan
operasional toko tidak bisa dipenuhi maka selanjutnya mereka akan sulit
untuk memenuhi kebutuhan pokok, karena matapencaharian mereka
adalah berdagang.
75
- Melakukan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Perdagangan, strategi
adaptasi ini dilakukan dengan memaksimalkan kemampuan untuk
meningkatkan usaha mereka karena berdagang merupakan
matapencaharian utama maka para pedagang melakukan berbagai upaya
untuk menjaga eksistensi usaha nya. Bentuk intensifikasi perdagangan
yang dilakukan dengan cara mengembangkan potensi diri yang dimiliki
seperti kemampuan komunikasi kepada pembeli, memberikan
pelayanan yang baik dan melakukan inovasi untuk mengembangkan
usaha mereka. Sedangkan bentuk ekstensifikasi perdagangan yang
dilakukan yaitu dengan memperluas usaha mereka ke tempat atau lokasi
lain yang berbeda dari lokasi sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan
memanfaatkan modal finansial yang dimiliki pedagang yang bertujuan
untuk meningkatkan keuntungan mereka.
- Strategi Diversifikasi Usaha, strategi ini dilakukan dengan cara
mengembangkan usaha dibidang lain. Dalam hal ini bentuk diversifikasi
yang dilakukan pedagang pasar Cisalak yaitu usaha dibidang sewa
rumah dan sewa tanah, selain usaha lainnya yaitu dalam bentuk
penanaman modal atau saham pada usaha lain, dan memanfaatkan
sumberdaya yang dimiliki keluarga dalam usaha sewa angkutan umum.
Diversifikasi ini dilakukan oleh pedagang karena dianggap dapat
membantu mereka dalam meningkatkan pendapatan disaat kondisi pasar
yang sedang tidak menentu seperti saat ini.
76
B. Saran
Dengan temuan hasil penelitian ini, penulis menyarankan bagi peneliti
selanjutnya dalam bidang studi sosiologi lebih mengembangkan penelitian
mengenai fenomena revitalisasi dan relokasi pasar tradisional dan strategi adaptasi
pedagang. Hal ini didasarkan pada masih minimnya hasil penelitian tentang strategi
adaptasi pedagang pasca revitalisasi dan relokasi pasar yang dikaji dengan metode
sosiologi, keterbatasan referensi mengenai konsep strategi penghidupan dan
pentagon aset yang digunakan menjadi hambatan yang dialami penulis selama
proses pengerjaan penelitian ini. Nantinya diharapkan peneliti lain yang mengkaji
strategi adaptasi pedagang pasar tradisional dapat menjelaskan lebih rinci mengenai
upaya yang dilakukan pedagang dalam menghadapi guncangan ekonomi selama
revitalisasi dan relokasi pasar tradisional, sehingga akan memperkaya referensi
pada bidang sosiologi dalam melihat strategi adaptasi sebagai upaya untuk bertahan
di dalam menghadapi perubahan dan perkembangan pada kehidupan masyarakat.
Penulis juga ingin memberikan saran kepada pemerintah sebagai institusi
pembuat kebijakan untuk mengambil langkah-langkah aktif dan strategi dalam
mengatur dan menertibkan pedagang liar diseputar area gedung agar tidak
menghambat jalan angkutan umum untuk masuk. Selain itu menyediakan kredit
atau pinjaman kepada pedagang sebagai modal usaha dengan bunga rendah dan
tanpa agunan.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Baiquni, M. 2002. Strategi Penghidupan di Masa Kritis. Yogyakarta: Idea Media
Chalid, Pheni. 2009. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Center for Social Economics
Studies (CSES) Press
Damsar. 2005. Sosiologi Pasar. Padang: Laboratorium Sosiologi. FISIP-
Universitas Andalas
Damsar dan Indrayani. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana
Prenamedia Group
DFID (Department for International Development). 1999. Sustainable Livelihoods
Guidence Sheets. DFID, London
Margono, James. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Pranowo, M Bambang, et.al. 2010. Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan
Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam. Tangerang: Laboratorium Sosiologi
Agama
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Refika Aditami
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Jurnal dan Laporan Penelitian
Ellis, Frank. “Rural Livelihood Diversity in Developing Countries: Evidence and
Policy Implications”. Natural Resource Perspektif, Number 40, 1999
Helmi, Alfian dan Arif Satria. “Strategi Adaptasi Nelayan terhadap Perubahan
Ekologis”. Makara, Sosial Humaniora. Vol. 16, Nomor 1, Juli 2012
Irianto, Agus Maladi. “Strategi Adaptasi PKL Kota Semarang: Kajian Tentang
Tindakan Sosial”. Jurnal Komunitas. Vol. 6, Nomor 1, Juli 2012
Kusnadi. “Strategi Adaptif Keluarga Miskin di DKI Jakarta”. Analisis CSIS. Vol
25, Nomor 1, 1996:28-35
Saleh, Sri Endang. 2014. Strategi Penghidupan Penduduk di Sekitar Danau
Limbato Provinsi Gorontalo. Program Studi Administrasi Perkantoran,
Universitas Negeri Gorontalo
xiv
Suryadarma, Daniel, et.al. “Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang
Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia”. Laporan Penelitiaan,
jakarta: Lembaga Penelitian SMERU
Suryadi, et.al. “Strategi Bertahan Hidup Petani Kopi Pasca Konflik (Studi kasus di
Kecamatan Kute Panang Kabupaten Aceh Tengah)”. Agrisep. Vol 14, Nomor
1, 2013
Sutami, Dwi Wahyu. 2012. “Strategi Rasional Pedagang Pasar Tradisional”.
Biokultur. Vol. 1, Nomor 2, Juli – Desember 2012
Sumber Internet atau Jurnal Online
Haq, Ainin Zuhriyah. 2014. “Strategi Adaptasi PendegaI Pasca Bencana Lumpur
Lapindo (Studi Deskriptif di Desa Tambak Kalisogo Kecamatan Jabon
Kabupaten Sidoarjo)”. Tersedia di http://journal.unair.ac.id/download-
fullpapers-aunc33f97bd8full.pdf. Diunduh pada tanggal 25 September 2016
Indonesian Commercial Newsletter. 2011. “Perkembangan Bisnis Ritel Modern”.
Diakses via http://www.datacon.co.id/ritel-2011ProfilIndustri.html pada
tangga 23 Oktober 2016
Nugroho, Agil Cahyo, et.al. 2013. “Strategi Survival Pedagang Pasar Tradisional
pada Psar Relokasi Dinoyo Kota Malang”. Tersedia di
http://reporsitory.unej.ac.id/handle/123456789/62992. Diunduh pada tanggal
25 Juni 2016
Wawancara
Wawancara pribadi dengan Kepala UPT Pasar Cisalak, pada 25 Oktober 2016
Wawancara pribadi dengan Kepala UPT Pasar Cisalak, pada 25 Oktober 2016
Wawancara pribadi dengan Kabag TU UPT Pasar Cisalak, pada 1 November 2016
Wawancara pribadi dengan Informan OC pada 29 November 2016
Wawancara pribadi dengan Informan Y pada 29 November 2016
Wawancara pribadi dengan Informan S pada 29 November 2016
Wawancara pribadi dengan Informan D pada 29 November 2016
Wawancara pribadi dengan Informan J pada 30 November 2016
xv
Wawancara pribadi dengan Informan O pada 1 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan DW pada 1 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan H pada 2 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan A pada 2 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan RR pada 2 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan N pada 2 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan DY pada 2 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan informan R pada 4 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan DO pada 4 Desember 2016
Wawancara pribadi dengan Informan SR pada 5 Desember 2016
Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007, tentang Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 03 Tahun 2012, tentang Pengelolaan Pasar
Tradisional Pemerintah Kota Depok
Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 11 Tahun 2012, tentang Petunjuk
Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 03 Tahun 2012 Tentang
Pengelolaan Pasar Tradisional Pemerintah Kota Depok
Berita Online
http://bisnis.liputan6.com/read/2363212/2000-pasar-tradisional-lenyap-dari-
peredaran. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016
http://www.antaranews.com/berita/537553/30-persen-pasar-tradisional-di-
indonesia-tidak-layak. Diakses pada tanggal 10 Juni 2016
http://www.depok.go.id/20/01/2016/01-berita-depok/1158-pedagang-pasar-
cisalak-direlokasi-ke-radar-auri. Diakses pada tanggal 25 September 2016
https://nasional.sindonews.com/read/1027146/149/mimpi-program-revitalisasi-
1000-pasar-rakyat-1438136045. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017
xvi
https://myrepro.wordpress.com/2016/04/21/fenomena-kebakaran-pasar-
tradisional/. Diakses pada tanggal 10 Maret 2017
xvii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I
Dokumentasi
1. Lokasi Pasar Penampungan Sementara di Jl. Radar Auri
Pasar penampungan sementara pedagang pasar tradisional Cisalak yang berdiri
diatas lahan milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
xviii
2. Fasilitas yang ada di Pasar Penampungan Sementara
Ukuran kios dan los yang ada di pasar penampungan sementara lebih kecil
dibanding ukuran sebelumnya, sehingga pedagang menjajakan atau memajang
barang dagangan mereka secara bertumpuk karena space yang tidak
mencukupi.
xix
Atap dari pasar penampungan sementara memiliki celah sehingga ketika turun
hujan, air masuk melalui celah-celah tersebut dan membuat pedagang harus
melindungi barang dagangan mereka agar tidak terkena air.
xx
Pedagang yang posisi berjualan nya paling belakang.
Kios dan los yang ada di pasar penampungan sementara tidak terisi penuh oleh
pedagang, bahkan beberapa pedagang memilih tidak berjualan setiap hari dan
menutup dagangan mereka.
xxi
3. Aktivitas sehari-hari di Pasar Penampungan Sementara Cisalak
Aktivitas yang dilakukan para pedagang di pasar penampungan sementara
tidak berbeda jauh dibanding sebelumnya. Namun kondisi pasar yang sepi di
kunjungi pembeli membuat mereka lebih banyak mengobrol untuk mengisi
waktu luang sambil menunggu pembeli datang.
xxii
Lampiran II
Transcript Wawancara
Transcript wawancara 1
Informan : OC (51 Tahun)
Lama usaha : 28 tahun
Jenis usaha : Pedagang pakaian anak-anak
Waktu wawancara : 29 November 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Jualan dipasar Cisalak dari tahun
berapa?
- Dari tahun 1988. Belum lahir situ mah
- Kenapa memilih jualan dipasar
Cisalak?
- Yaaa menclok nya disitu, langsung dari
kampung merantau ke Cisalak
- Dulu pasar Cisalak belum ada
gedung nya kan?
- Belum. Masih pasar lama udah dua kali
renov.
- Awal nya memang jualan ini apa
sebelumnya beda lagi?
- Dulu pernah jual aksesoris abis itu ganti
lagi sampe dua kali dan jualan baju yang
terakhir
- Jualan ini sebagai mata
pencaharian utama atau ada usaha
lain?
- Iyaaaa. Dapat duitnya dari sini, engga ada
usaha lain.
- Merasa tersaingi kah dengan
Alfamart, Indomart?
- Engga lah, rezeki masing-masing
- Belanja dagangannya dari mana?
Itu seminggu sekali atau gimana?
- Belanja di Jatinegara kadang Tanah
Abang. Kadang belanja dua minggu sekali
- Setelah kebakaran kemarin ada
perubahan yang dialamin engga
sih?
- Iyaaaa ada lah, pendapatan jadi
berkurang.
- Penghasilan sehari nya itu sendiri
tetap atau jauh beda?
- Jauh beda. Perbandingannya 2/3 lebih
kali, gimana itu ngitungnya seperlima nya
kali. Perbandingannya dulu bisa belanja
dua kali seminggu, kalau sekarang
seminggu sekali aja susah. 50-75% lah
- Sejak pindah kesini
penghasilannya sama aja kayak
abis kebakaran kemarin?
- Abis kebakaran kan masih jualan dipasar
Cisalak, penghasilannya masih tetap aja.
Tapi sejak pindak ke sini penghasilan
engga menentu. Buka jam 7 sampe jam 9
ini belum pecah telor. Kalau perbandingan
sebelum dan sesudah pindah kesini sih
menurun lah 50-75%. Kalau dulu sehari
bisa dapet 300 ribu, kalau rame bisa dapet
500 ribu. Tapi sejak pindah kesini sehari
xxiii
kadang dapet 150 ribu kalau rame 200 ribu
itu juga engga setiap hari.
- Penghasilan yang didapat dari sini
itu masih bisa buat beli sayur,
makan
- Sebenernya sih gimana yaak. Itu tadi kita
dapet duit disini cuma buat beli sayur sama
buat jajan anak sekolah. Buat hari-hari
doang, kalau buat diputerin belanja lagi
repot. Buat ngumpulin duit belanja lagi,
kalo ibarat sayur lauk itu kan harus
walaupun penglaris sepotong dua potong
tetep aja sayur cabe harus dibeli, habis
kan. Kalau kita penglaris sepotong dua
potong disimpen aja kita engga ada yang
dimakan. Ada buat makan engga ada buat
belanja ada buat belanja engga ada buat
makan.
- Kalau ibu pernah engga penglaris
berapa hari?
- Empat hari pernah engga penglaris. Sehari
25 ribu, buat ongkos kerja kayak bensin 20
ribu bayar iuran listrik 5 ribu. Abis deh
- Kenapa ibu setuju direlokasi ke
pasar penampungan sementara?
- Yaaa mau gimana lagi, setuju aja kalau
emang itu bermanfaat buat pedagang
setelah gedung baru dibangun. Tadinya
mah engga mau dipindahin kesini yaaa tapi
karna engga ada tempat lagi buat jualan
yaaa mau engga mau setuju aja dipindahin
ke sini
- Ada cara-caranya engga sih biar
pembeli banyak dateng?
- Engga ada cara lain. Nungguin pembeli aja
- Ada penghasilan lain? - Engga ada, emang mata pencaharian nya
dari sini, berharap nya dari sini
- Ibu berdua suami yang jualan ini? - Iyaaa berdua suami yang jualan, engga
ada anggota keluarga lain yang bantuin
- Anggota keluarga yang masih
sekolah?
- Ada dua orang.
- Cara lain buat nambah
penghasilan gimana?
- Cara lain setiap hari minggu ke lapangan
ubad Jatijajar. Kayak pasar kaget, kalau
engga ada dari situ kita tambah sulit. Tiap
hari minggu dari jam 6 pagi sampe jam 11
siang, dagangan ini dibawa ke sana.
- Tapi ini pasar keliatan rame?
- Yang rame yang dagang, yang belanja
sayur mah rame. Kalau yang kering-kering
ini kayak pakaian mah sepi.
- Perbandingan dulu sebelum
kebakaran sama sekarang gimana?
Jauh?
- Jauh banget
xxiv
- Punya tabungan?
- Sekarang mah boro-boro nabung. Buat
hari-hari doang bersyukur udah dapet,
yang ada utang nambah.
- Kan pasar Cisalak ada dua?
Berpengaruh engga sih sama
penghasilan?
- Berpengaruh lah. Soalnya pasar terbagi
dua, orang disono belanja kalau kesini
kaga ada.
- Kalau pelanggan meskipun pindah
kesini masih ada yang nyariin?
- Engga ada. Orang males kesini, akses nya
jauh. Ongkosnya mahal, jauh dari jalan
raya, ojek mahal.
- Ada anggota keluarga yang
bantuin memenuhi kebutuhan
engga?
- Ada anak yang udah kerja sama nikah,
palingan dia bantu buat bayar sekolah
adek nya
- Buka nya jam berapa?
- Jam 7 pagi. Sampe sekarang jam 9 belum
ada penglaris ini, paling nutup jam 4 kalau
engga ada orang yang lewat setengah hari
doang jam 1 udah nutup
- Sehari paling banyak penglaris
berapa?
- Paling empat potong tapi engga setiap hari
juga sih
- Penghasilan jualan disini sama
jualan yang tiap minggu itu
besaran mana?
- Kalau per hari mending disana.
- Kan anak ibu masih ada dua,
mereka suka bantu-bantu jualan
disini juga?
- Engga
- Sebelum pasar kebakaran dan
penghasilannya masih lumayan,
apakah ibu punya tabungan atau
sudah memiliki rumah?
- Engga ada. Ini cuma cukup untuk
kebutuhan sehari-hari saja. Engga ada
rumah. Engga ikut BPJS
- Selama pasar Cisalak lagi kayak
gini, hambatan selain penghasilan
yang didapat lebih kecil ada lagi
masalah nya?
- Kendala nya yaa itu sejak pindah ke pasar
Auri lokasi jualan jadi jauh, harus ongkos
biasanya kalau dulu masih dipasar Cisalak
lama dari rumah ke pasar bisa jalan kaki,
kalau sekarang di pasar Auri akses nya
jauh mesti ongkos..
- Selain itu ada kendala lain yang
ibu rasakan?
- Kendala nya waktu sebelum direlokasi itu
harus mikir gimana cara nya dapat modal
untuk jualan dipasar Auri.
- Apa pendapat ibu tentang gedung
baru yang sudah mau selesai ini?
- Yaaa menguntungkan pedagang juga. Tapi
duit buat ngontrak lagi belum ada ini
- Apakah nanti ibu akan pindah
mengontrak digedung baru?
Dengan syarat harus membayar
lunas terlebih dahulu
- Yaaa jualan disana kalau ada buat
ngontrak. Mau kemana lagi pindahnya.
Mau pindah lagi tempat lain banyak lagi
duit nya
xxv
Transcript wawancara 2
Informan : Y (48 Tahun)
Lama usaha : 26 tahun
Jenis usaha : Pedagang perabotan rumah tangga
Waktu wawancara : 29 November 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Gimana penghasilannya selama
disini?
- Yaaa penglaris mah ada. Sehari mah ada
kadang 50 ribu dapet
- Penghasilan segitu cukup buat
makan?
- Buat makan engga dapet. Paling buat
jajan bocah doang
- Berarti penghasilan disini cuma
buat kebutuhan sehari doang?
- Iyaaa. Kita kan mikirnya gini engga
keluar ngapain kan.
- Engga jualan-jualan diluar? - Kaga. Cuma disini doang
- Sejak pindah kesini, ada
pelanggan-pelanggan yang nyari
kesini?
- Ada juga. Yang pas ketemu “oh disini”.
Kalau belanja ini kan engga habis sehari
- Perbandingan jualan dulu sama
sekarang?
- Perbandingannya sih. Sekarang kan
enaknya bisa majang kalau dulu engga.
Tempatnya kan kemaren dipinggir jalan.
Kalau sekarang kan bisa majang,
dagangan engga dibawa pulang. Enaknya
sih itu aja
- Kendala-kendala lain selain
penghasilan, ada kendala lain
engga?
- Engga juga. Listrik disini cuma terbatas
cuma lampu doang tapi kan kita engga
pake listrik juga engga apa-apa kan
terang. Tapi iuran listrik tiap hari tetep
ditagih. Kan engga dimatiin, kalau malem
engga gelap soalnya kan engga dimatiin
lampu nya.
- Ada usaha lain engga? - Kalau saya engga ada. Paling bapak nya
aja sambilan
- Sambilannya kalau boleh tau apa?
- Yaaa apa aja, kayak kuli proyek gitu.
Anak saya yang pertama juga kadang
sambilan jualan ayam kadang jual
petasan tapi engga setiap hari, kalau
modalnya ada aja.
- Yang masih ditanggung ada
berapa?
- Masih semua ada empat orang
- Apa dibantu sama anak yang
sudah kerja juga?
- Anak saya yang kedua kerja tapi sekarang
buat dia aja semuanya. Kalau dulu
bantuin buat iuran rumah.
- Kalau pasar ini udah jadi, nanti
bakalan pindah?
- Ikut pindah, orang-orang pindah mah.
xxvi
- Tapi kan denger-denger biaya nya
lumayan juga tuh.
- Iyaaa kita yang perhitungin sih kalau kita
dagangan rame fokus nya sih yaaa kejual.
Kalau dagangan rame, kalau dagangan
engga rame yaaa engga tau dah
- Ada rencana mau pindah kesana?
- Ada rencana. Kalau dagangan rame mah
intinya engga setengah hari jualannya
kayak sekarang.
- Disini jualannya cuma setengah
hari?
- Setelah dzuhur saya pulang. Saya mah
orangnya engga sabaran males. Kalau
ada yang belanja mah kita engga rugi, ini
sepi begini mikirin yang dirumah juga
- Ada cara-cara lain menarik
pembeli?
- Engga juga buat narik pembeli mah,
nunggu aja. Pinter-pinter kita layanin
aja. Rata-rata orang belanja orang udah
kenal semua. Namanya udah puluhan
tahun jualan disini
- Emang jualan disini sejak kapan? - Masih jaman dipager. Sebelum gedung
pasar yang pertama jadi.
- Engga buka dipasar lama? - Disana engga ada tempatnya
- Kenapa milih jualan disini?
- Kan disana engga ada tempatnya. Dulu
kita jualannya dijalur jalanan,
jalanannya dipake buat masuk mobil
proyek. Kalau mundur lagi belakang
udah toko orang.
- Kenapa engga jualan ditempat
yang lama aja?
- Jalur yang itu kan nanti kena gusur.
Prosesnya bertahap dibongkarnya, pasar
dulu dibangun berjalan waktu jalur
sekitar pasar mau digusur sambil nunggu
pembebasan lahan sama penduduk sana.
- Tapi kira-kira kalau pindah kesana
bakal rame apa engga?
- Gatau. Soalnya kan liat tempatnya kita
tergantung nasib juga, kalau sekarang ini
tempatnya kecil-kecil. Udah gitu kalau
dapat kayak begini deket pintu masuk mah
lumayan. Kalau yang pas lorong
belakang gitu, engga tau kejamah orang
apa engga. Misalkan empat toko ada
gang, kalau itu kan fokusnya gang sampe
ujung. Yang belakang ini kasian kurang
idup, aturan dibanyakin pintu masuk.
Yaaa nanti engga tau juga, tergantung
nasib aja lah. Yaaaa dipikir enaknya
nanti tutupnya rolling door kalau pindah
kesana.
- Jadi hambatannya modal buat
jualan disana nanti yaa?
- Hambatannya modal bayar
kontrakannya. Tau dah rolling door
engga ngerti. Tapi kan kita bikin meja
xxvii
juga sama rak—rakan buat majangin
dagangan masa nanti digelar gitu aja
- Kalau dipikir-pikir penghasilan
lebih baik disana atau disini?
- Disana sih. Tapi kalau lagi ada rejeki
mah engga ngurangin juga kadang 100
dapet. Kadang kalau penglaris doang
sekali
- Emang dulu waktu masih disana
penghasilannya berapa kalau
boleh tau?
- Kalau dulu sebelum pindah kesini sih
sehari bisa dapet 200 ribu kadang kalau
rame 300 ribu dapet
- Biasanya penglaris ada hari-hari
tertentu?
- Haha kadang namanya rejeki kadang
penglaris doang 20 ribu, udah abis buat
jajan sendiri doang. Saya jajan disini,
karcis 5 ribu kita jajan 10 ribu. Buka
cuma setengah hari. Pulang saya jalan
xxviii
Transcript Wawancara 3
Informan : S (44 Tahun)
Lama usaha : 16 tahun
Jenis usaha : Pedagang pakaian
Waktu wawancara : 29 November 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Selain jualan disini jualan apa aja
tek?
- Engga ada lagi, disini doang
- Emang jualan di Cisalak udah
dari kapan?
- Udah lama lah. Kalau engga salah dari
tahun 2000 udah di Cisalak
- Ada cara-cara khusus buat narik
pembeli?
- Iyaaa engga ada biasa aja. Majang biasa
aja kayak gini.
- Buka nya sampe sore? Apa
setengah hari juga?
- Buka jam 5 pagi nutup jam 4 sore. Sama
kayak dulu, yang lain mah buka pada
siang. Etek doang yang buka duluan. Kita
udah biasa buka jam 5, kalau udah terang
dari rumah gimana gitu.
- Yang ini juga punya etek? - Iyaaaa ini punya etek. Iyaa buka dua laris
sama aja. Yang penting orang bisa liat
- Hari minggu engga jualan di
Jatijajar juga?
- Iyaaa saya juga jualan dilapangan
Jatijajar. Kalau disana buka disini tutup.
- Yang nyari uang etek doang? - Etek berdua suami aja yang nyari.
- Selain jualan disini. Ada
pekerjaan sambilan?
- Engga ada. Mau nyambi kemana? Ini
doang mi. Engga ada yang lain
- Perbandingannya jauh beda sama
dulu sebelum kebakaran?
- Kalau sekarang-sekarang ini jauh beda
nya. Kalau baru-baru pindah mah
lumayan disini rame, mungkin karena
baru orang pengen tahu dan penasaran
sama pasar Auri, lumayan sih
alhamdulillah. Makin lama makin kesini
makin begini jadinya.
- Kan sebentar lagi bakal pindah?
- Iyaaa walaupun sebentar lagi pindah kita
mikirin duit buat disono. Mending dari
sini ke sono engga mikirin kontrak. Kita
emang seneng pindah kesono namanya
pasar baru, kita mikirin kontrak lagi
kesono. kalau engga ada duit engga dapet
tempat. Lagi itu aja bilang ke Pa Harun
(pengelola pasar) aja, misalnya 5 juta
pertahun kita cicil 500 per bulan. Engga
boleh katanya mesti dibayar lunas baru
kita dapet kunci. Gimana engga puyeng
kepala? Kalau dari sono dulu ibaratnya
xxix
kita pindah walaupun dipenampungan,
kita kan engga bayar engga ngeluarin
duit. Palingan buat betulin ini doang.
Sekarang kalau dari sini pindah kesana,
emang enak pindah ke pasar baru, tapi
mikirin bayarannya. Kalau yang udah
ada persiapan kalau yang belum ada
gimana? Nih kayak gini istilahnya, kita
engga megang duit. Jangankan buat
simpen-simpen buat kontrak, buat disini
aja udah begini kan
- Misalkan engga dapet tempat
gimana?
- Yaaa engga tau deh mi, gimana nanti nya.
kalau engga ada tempat yaaa mau gimana
lagi, kaki lima udah engga ada. istilahnya
kalau dulu kan kita walaupun toko engga
ke kontrak sama kita yaa kaki lima, kalau
sekarang kita mau lari kemana lagi?
kalau misalkan toko kita engga bisa
ngontrak, kaki lima udah engga boleh.
Engga tau deh nasib nya gimana.
- Udah gitu sistem nya minimal
satu tahun lagi yaaa?
- Iyaaa. Misalkan kita mau pindah kesana,
nama kita dikocok. Keluar nama kita,
dapet disini. Mau dibayar apa engga? yaa
kalau ada duit kita bayar. Kalau engga
dibayar yaaa dikasih ke orang lain.
Engga boleh kasih DP, kita bayar lunas
dulu nanti kita dapet kunci. Udah gitu
engga bisa dicicil harus lunas. Gimana
engga mikirin, kalau seandainya kita
engga megang duit tempat engga kebayar
sama kita tempat dikasih ke orang.
- Padahal pihak pasar bilang yang
dipentingin pedagang dipasar
Auri
- Iyaaa emang yang dipentingin yang aktif
disini, yaaa walaupun mereka mentingin
kita engga ada duit gimana? Nama kita
dikocok kita dapet tempat, tapi kalau kita
engga ada duit buat nebusnya gimana?
Emang dia bilang yang dipentingin yang
aktif disini. Kalau kita ada saudara yang
ada duitnya mau minjemin istilahnya kita
nyicil sama dia kan enak, kalau engga ada
gimana?
- Kalau yang minjem uang di Bank
gitu ikut engga?
- Kita mah BRI doang. Udah minjem. Iyaaa
kalau pas hari itu nya abis, kalau belum.
Etek aja abisnya oktober masih setahun
lagi. seandainya orang jadi pindah bulan
4 besok, mana duitynya? Masih lama ke
xxx
oktober. Kalau misalkan sebulan dua
bulan ditutup minjem sama saudara. Ini
masih satu tahun, mau ditutup gimana?
- Minjem ke BRI doang, makanya
walaupun bagaimana jangan sampe
nama kita jelek di BRI. Kalau jelek
selamanya nanti kita engga bisa minjem
lagi. yaaa dipaksain tiap bulan jangan
sampe telat, kadang saya suka pinjem
sama temen buat bayar BRI nya, asal
jangan telat bayar nya, kalau udah telat
kan besok-besok susah lagi. itu buat
andalan juga buat kita
- Selain itu penghasilan disini juga
mikirin buat bayar cicilan utang?
- Iyaaa buat bayar BRI tiap bulan
- Anak etek yang masih sekolah
ada berapa?
- Ada satu, ini mau keluar udah kelas 3 mau
masuk SMA.
- Tapi ini kalau diliat pasar nya
rame pengunjung?
- Belanja sayur itu yang rame tiap pagi.
- Perubahan apa lagi yang
dirasakan setelah pindah kesini?
- Perubahan nya kayak gitu aja, biasanya
kita belanja berapa kali seminggu kadang
bisa dua kali tapi kalau sekarang sekali
aja susah. Apalagi kita jualan dilapangan
juga butuh stok dagangannya yang
banyak, engga nambah dagangan males
buat kesono engga ada yang dijual.
Kadang ada duit 600-700 dibawa aja
yang penting nambah lah sedikit.
- Kalau belanja dagangannya
kemana aja tek?
- Suka ke mester suka ke cipulir.
- Yang penting gimana cara biar
bisa tetep jualan yaa tek?
- Yaa makanya gitu aja, pinter-pinter kita
aja mi.
- Duit kayak gini kalau kita engga pinter
jalaninnya yaaa susah kan. Kadang
orang kan udah begini yang engga perlu-
perlu dibeli juga, pinter-pinter nya kita
ngatur pengeluarannya aja
- Apakah etek punya tabungan?
- Yaaa biasa nya sih ada. Nabung dikit-
dikit. Yaaa sekarang udah engga ada lagi.
kadang belanja akhirnya kepake terus
engga keganti. Kalau duit sendiri mah
gantinya udah susah lagi, mending
minjem duit orang. Jadi terpaksa kita
bayar, kalau duit kita yaa nanti-nanti aja
akhirnya engga kebayar. Kita anggep nya
xxxi
engga punya utang karna pake uang kita
sendiri, engga pernah dibayar.
- Kadang-kadang etek pergi belanja kata
temen ada nih duit 200 ribu bawa dulu,
hari minggu dibayar. Yaaa alhamdulillah
keluar sih karna kita merasa ada utang,
yang penting utang dulu dibayar. Yaaa
kalau duit sendiri yaa susah justru malah
engga pernah dibayar. Jadi sekarang
udah engga ada lagi tabungan
- Disini ada hari-hari tertentu yang
rame?
- Engga ada sama aja. Mau tanggal muda.
Sama aja. Kalau dulu sabtu minggu bisa
diandelin, sekarang mah engga ada.
Sabtu aja kadang jam 10 jam 11 belum
ada penglaris. Yaaa engga tentu namanya
kita jualan, kadang alhamdulillah jam
segini dapet 200 kadang belum sama
sekali kadang baru satu potong. Tiap hari
orang kan beda-beda kebutuhannya, yaaa
namanya kita usaha.
- Jadi ada cara untuk menahan diri?
- Kalau istilahnya sekarang lebih
penglarisnya jangan royal lah, belum
tentu besok kita kayak gini lagi. kalau
misalkan hari ini banyak penglaris, kita
belanja yang engga penting. Kita kan
mikirinnya ngumpulin buat belanja lagi.
gimana cara nya bisa jualan terus, kita
kalau engga jualan mau apa? Yang lain
engga ada. Kecuali bapak kerja engga
apa-apa
- Etek engga coba buka dipasar
lama?
- Engga. Engga ada buka disana.
- Kalau disini kebanyakan duduk, kalau
engga ngobrol suka ngumpul-ngumpul
kalau engga gitu mah udah ngantuk.
Bentar doang duduk gini udah ngantuk.
Kadang ngumpul sini, pindah-pindah aja
- Beda sama dulu kali yaaak
sebelum pindah kesini?
- Kalau dulu disono kan duduk ditempat
masing-masing. Kalau sekarang kita ada
yang engga buka kita suka ngumpul
disitu, dia tuh sebentar lagi tutup. Nanti
kita ngumpul disana. Buat isi waktu
kosong biar engga ngantuk, kalau engga
ngobrol-ngobrol gitu ngantuk duduk
bentar udah ngantuk.
- Nih liat aja mana ada orang? Kosong
melompong gini. Dari ujung sini sampe
xxxii
ujung kesono aja plong aja, engga ada
orang keliatan. Yang keliatan orang yang
orang yang pedagang doang.
- Makanya kita disini mikirnya buat pindah
kesono itu, seneng kita mau pindah
kesana cuma dari mana duitnya. Kan
engga semua orang punya simpenan.
Apalagi kadang kondisi kayak gini,
simpenan keambil-ambil mulu. Dagangan
engga ditambah, tambah engga laris. Ada
simpenan juga, kalau engga belanja-
belanja akhirnya simpenan kepake buat
belanja kalau disimpen terus dagangan
yang engga ada.
- Jadi cara etek untuk nambah
penghasilan itu apa aja?
- Jualan setiap hari minggu dilapangan
Jatijajar. Pengennya sih setiap minggu
buka disini sama dilapangan juga. Jadi
suami etek dilapangan etek jualan disini
tapi gimana? Stok dagangannya engga
cukup. Cuma dagangan engga bisa
dibag-bagi, nanti dinding aja engga
ketutup lagi
- Tapi parkiran selalu penuh?
- Nah maka nya itu yang dibilang. Kok
kalau kita liat keluar disana penuh, disitu
penuh. Nyampe disini mana orangnya?
Kok diluar parkiran penuh? Kita sering
liat keluar, liat tuh parkiran penuh. Jadi
yang punya motor pedagang semua kali.
- Tapi ini masih banyak yang nutup
dagangan?
- Iyaaa itu mah yang suami nya pada kerja
mi. Jadi dia buka sesuka, kalau lagi mau
dia buka kalau engga ya engga. Kalau
kita bagaimana mau kayak gitu?
Andalannya cuma disini doang.
- Apalagi kasian yang posisi nya
paling belakang
- Yang paling belakang juga suka cerita
begitu kadang dua hari kadang tiga hari
engga ada penglaris. Yang ditoko-toko itu
kan.
- Tapi penghasilan sekarang cukup
buat kebutuhan sehari-hari?
- Yaaaa dibilang cukup mah mesti dicukup-
cukupin. Apalagi buat makan mah harus
kan? Kalau hari ini engga ada penglaris
yaaa terpaksa pake uang kemarin-
kemarin buat beli sayur atau lauk
- Jadi cara etek buat nambah
penghasilan itu gimana?
- Yaaa cara buat nambah-nambah
pemasukan tiap hari minggu kan jualan
dilapangan udap Jatijajar. Kalau engga
xxxiii
dikejar kayak gitu gimana buat bayar
uang sekolah sama utang mi?
- Kalau cara buat narik pembeli ada
engga?
- Engga ada cara khusus buat narik
pembeli, palingan nambah tempat
dagangan. Satu disini sama disitu tuh.
Jaraknya sih engga jauhan yang penting
ada pembeli yang bisa liat
- Selain itu apa lagi?
- Yaaa engga ada cara lain selain nunggu
aja. Kalau ada pembeli yang lewat atau
berhenti deket sini kita tanyain “cari apa
mba?” gitu aja.
- Tapi kasih potongan harga engga
tek buat pembeli?
- Kalau dia belanja nya banyak sih kita
kasih tapi kalau cuma sepotong dua
potong sih engga, apalagi kan kondisi
pasar sepi kayak begini mi engga
mungkin kita kasih diskon besar yang ada
rugi kita nanti nya.
xxxiv
Transcript Wawancara 4
Informan : D (42 Tahun)
Lama usaha : 21 tahun
Jenis usaha : Pedagang pakaian
Waktu wawancara : 29 November 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Sudah berapa lama etek jualan
dipasar Cisalak?
- Sudah 21 tahun dipasar Cisalak.
- Setelah kebakaran kemaren
ngalamin perubahan engga?
- Perubahan rame yang sepi gitu? yaaa
alhamdulillah. Ada perbandingannya
- Lebih baik sebelum kebakaran
apa setelah kalau dari segi
penghasilannya yaa?
- Waktu kebakaran kan mau puasa. Yaaa
alhamdulillah rame
- Masalah-masalah yang dialami
setelah pindah kesini gimana
selain penghasilan?
- Pasti penurunan dulu. Soalnya kan
langganan kita belum pada ketemu,
sesudah itu baru alhamdulillah ketemu
pelanggan nya
- Jadi pelanggan-pelanggan masih
nyariin?
- Masih tetep nyariinn
- Kalau penghasilannya lebih baik
sekarang atau gimana?
- Yaaa kadang biasa aja, ada sepi ada rame
nya.
- Kalau dipikir-pikir
perbandingannya gimana?
- Lebih baik disana
- Kalau yang disini penghasilannya
cukup buat kebutuhan?
- Yaaa alhamdulillah ada buat belanja
- Yang jualan itu etek sama suami
atau gimana?
- Dua-dua nya. gantian
- Selain disini ada usaha lain? - Ada anak etek yang narik uber, bawa
mobil.
- Anak etek masih ada yang masih
sekolah?
- Ada satu masih SMP.
- Pendapat etek tentang pasar yang
lagi dibangun?
- Yaaa makanya kira-kira ada rame nya
engga, ada orang engga yang naik ke atas
engga? Naik engga orang, rame engga
kan gitu? apalagi kita mau nebus disana,
kalau disini kan gratis kan, kalau disono
nebus duit lagi
- Jadi yang khawatir itu bakal rame
apa engga nanti nya disana?
- Iyaaaa. Apalagi kan sekarang sistem nya
bayar dulu baru dapet tempat.
- Selain buka disini, ada usaha
lain?
- Engga ada. Ini doang
- Ada cara-cara buat narik
pembeli? Contohnya gimana?
- Yaaa pinter-pinter kita nya aja nawarin.
Yaaa gimana kalau kita nawarin, kita
xxxv
tawarin dulu, kita panggil-panggil
“belanja dong”
- Selain dari sini kalau penghasilan
disini kurang, ada usaha lain
engga?
- Engga ada. Cuma bergantung dipasar.
Cuma andelin dari sini doang
- Hambatan selama disini selain
penghasilan apa?
- Sepi, ujan, panas
- Awalnya setuju engga sih
dipindahin kesini?
- Yaaa abisan mau gimana. Kita ikutin aja,
tempat lain kita engga punya kan. Yaaa
kita mah ikutin aja mana jalan yang
terbaik aja
- Planning nya kedepan, kalau
pasar udah jadi mau pindah
kesana?
- Yaaa kita liat dulu. Kalau bagus
tempatnya kita ambil. Mau gimana lagi
yaa tempat kita disitu, mau engga mau
yaaa diambil kan
- Kalau belanja barang dagangan
ini dimana?
- Ditanah abang, cipulir sama jatinegara
- Frekuensi nya gimana? Sama aja
sebelum dan sesudah?
- Iyaaa seminggu sekali. Sama aja sebelum
dan pindah belanja tetep seminggu sekali
- Tadi kan etek bilang anak etek
jadi driver uber gitu. kadang dia
ngebantu juga?
- Iyaaa kadang-kadang ikut main lenong
betawi, kayak sanggar-sanggar gitu.
udah ke Cina, udah ke Eropa, udah ke
Jepang. Panggilan. Udah tamat sekolah.
Mau nya sekolah musik sekarang.
Kadang bantu juga, kadang ngasih duit
juga
- Dari hasil berdagang udah punya
rumah?
- Rumah udah punya alhamdulillah biar
kecil-kecil udah ada engga ngontrak. Itu
hasil dari berdagang. Alhamdulillah udah
punya mobil itu yang suka dipake anak
etek buat jadi uber car gitu deh
- Kalau tabungan punya?
- Yaaa walaupun kita punya tabunga kita
kan buat modal. Diputerin, nabung
diputerin diambil buat modal dagang.
Jadi tabungan sekarang bermanfaat buat
modal dagangan
- Etek engga pake karyawan kan? - Engga. Berdua aja sama suami gantian
- Sebelum jualan ini, pernah jualan
apa aja?
- Pertama awal jualan celana hawai,
celana pendek. Obral-obralan gitu. kan
belum punya tempat kita awalnya. Pasar
pagi dulu, nungguin pasar sayur dulu
dikoja. Awal belum punya tempat, awal
kesini. Kebakaran bongkaran baru tuh
nenteng-nenteng tempat di penampungan.
- Kalau pasar Cisalak udah berapa kali
kebakaran, Cuma engga pernah abis
xxxvi
kayak gini. Paling Cuma dua toko tiga
toko. Yang abis kebakaran semua yaaaa
ini bener-bener dihabisin.
- Jadi pendapatan yang sekarang ini
sama aja?
- Yaaa ada sepi nya. kadang-kadang kalau
dateng langganan alhamdulillah kalau
ada rame nya sabtu minggu kadang
alhamdulillah lebihin. Kalau seperti gini
yaa tetep aja sepi-sepi juga
- Jadi penghasilan yang didapet
cukup kan buat kebutuhan sehari-
hari?
- Yaa kalau buat beli beras yaaa
alhamdulillah ada, buat makan, buat
sehari-hari mah ada aja. Yaa maksudnya
alhamdulillah engga pernah penglaris
alhamdulillah ada aja
- Engga buka toko dipasar yang
lama?
- Disini ambil dua toko. Engga ambil toko
disana
xxxvii
Transcript Wawancara 5
Informan : J (45 Tahun)
Lama usaha : 16 tahun
Jenis usaha : Pedagang tempe
Waktu wawancara : 30 November 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Sudah berapa lama mas jualan
dipasar Cisalak?
- Awalnya tahun 1995 jualan di Bogor
dulu, terus pindah ke Cisalak tahun 1997
tapi masih jadi kuli dulu. Terus jualan
tempe mulai sejak tahun 2000an.
- Dari awal udah produksi tempe
sendiri apa cuma jualin aja?
- Iyaaaa dari awal udah produksi sendiri.
Tadi nya produksi manual sekarang udah
mulai canggih. Udah punya alat sendiri.
- Modal awalnya dapet dari mana?
- Ini kan saya dapet pinjeman modal dari
PT PELINDO. Bunga nya murah kalau
disono, kalau 10 juta itu bunga nya cuma
160 ribu sebulan, kalau 50 juta cuma 250
sebulan. Jadi kalau minjem 50 juta
balikinnya cuma 56 juta selama 2 tahun
Orang pada engga tau ada kayak gini.
Pertama wawancara itu ada 80 orang,
meja nya ada banyak kayak di DPR gitu
muter. Kalau Pelindo di transfer dari
Bank Mandiri, ini gara-gara kasus crane
kemarin itu saya udah 2 tahun engga
dipanggil-panggil buat diperpanjang
lagi.
- Tahu nya itu dari mana?
- Ada kakak yang dijawa yang kasih tahu.
Kalau dulu kan masuk langsung tanda
tangan. Kalau disono mah gampang
kalau udah tau mau nemuin siapa. Waktu
dulu saya ajuin ada 80 orang, ada yang
mau minjem sampe 3 miliar. Yang minjem
mah orang-orang jauh, orang bandung,
orang-orang daerah. Sebenernya kalau
yang tahu kayak Jasamarga gitu juga
ada, Jasamarga juga murah cuma
dapetnya 25 juta doang maksimalnya.
Kalau dulu engga pake jaminan, kalau
sekarang pake jaminan sertifikat.
- Sehari produksi tempe nya
berapa?
- Sehari abis 50 Kg kacang kedelai. Dari 50
Kg ngehasilin berapa tempe yang udah
dibungkus-bungkus yaaa sekitar 100
xxxviii
bungkus lebih yang harga nya 5000 ribu.
Jadi ada yang 3000 dibuat nya dari daun
sama yang 8000.
- Kalau produksi tempe gini,
hambatannya apa aja sih mas?
- Hambatannya kalau cuaca lagi musim
ujan kayak gini, proses ferementasi tempe
lama. Soalnya cucanya kan lembab.
Tempe jadinya lama, terus engga ada stok
buat dijual pagi nya. diakalin aja jualin
tempe yang kemarin atau engga sore nya
kita masukin ke warung-warung. Soalnya
kan kalau tempe dibikin hari ini buat
dijual 3 hari lagi, makanya kalau hari ini
tempe nya sisa banyak produksi
selanjutnya kita kurangin. Soalnya kan
kita beli bahan kacang sekaligus banyak
tiap bulan jadi bisa dikira-kira mau
produksi berapa banyak nantinya biar
engga mubazir.
- Jadi emang udah punya stock
kacang kedelai yang banyak
yaaa?
- Iyaaaa. Kita stock kacang kedelai
sekaligus banyak, tuh liat aja berkarung-
karung, tiap karung nya 50 Kg. Pokoknya
kita stock buat sebulan. Soalnya kalau
beli banyak kan murah juga. Apalagi kan
kacang kedelai suka langka tuh, jadi kita
masih tetep bisa produksi meskipun
kacang engga ada.
- Abis kebakaran mas ngerasain
perubahan-perubahan apa aja?
Contohnya kayak gimana?
- Penghasilannya jadi sepi
- Gara-gara pasar pindah,
pelanggan-pelanggan gimana?
- Tetep aja kesini. Engga ada perubahan.
Sebelum pasar kebakaran mah lumayan,
masih banyak orang mondar-mandir.
Tapi kalau sekarang walaupun dikasih
payung biar engga kena ujan walaupun
engga laku mau ngapain, mending kita
pulang bisa kerjain yang lain.
- Emang disini sepi yaa mas?
- Kita nunggu sampai sore juga bingung
soalnya orang jarang lewat kalau dulu sih
suka nunggu pembeli sampai sore bahkan
siang tempe kita udah abis
- Produksi nya tetep dikurangin apa
gimana?
- Dikurangin produksi nya dari pada
mubazir
- Menurut mas pembangunan
gedung baru itu gimana?
- Yaa terlalu mewah yaaa.
xxxix
- Tapi kan nanti semua pedagang
yang dari pasar pal mau
dipindahin ke sini semua?
- Kurang yakin. Masa pasar mau
dikurangin. Fasilitas umum masa
dikurangin? Kalau bisa ditambahin.
Kalau pasar dikurangin gimana, orang
tambah banyak kan
- Itu cuma strategi pihak pasar aja
berarti yaaa?
- Iyaaaa biar pada mau masuk. Itu cuma
akal-akalan kepala pasar aja, biar laku
dan pada mau masuk. Biar bisnis nya
laku. Gedung yang dulu aja engga keiisi
penuh, separoh aja engga.
- Setelah pembangunan gedung ini,
kendala lain yang dirasa selain
sepi?
- Yaaa kendala nya itu sepi, engga ada
orang lewat
- Menurut mas pasar ada dua itu
berpengaruh jauh?
- Berpengaruh jauh lah
- Selama pasar ada dua gini,
penghasilannya gimana?
- Penghasilannya berkurang. Kalau kita
kan boleh juga jadi binggung, nunggu
juga engga laku. Mau bawa pulang stok
nya berkurang takut laku. Tapi kalau
ditungguin takut udah beli disono
- Jadi berpengaruh ada dua
pasarnya?
- Iyaaa berpengaruh lah. Pelanggan nya
jadi kebagi dua
- Dengan penurunan omset. Tapi
cukup kan kebutuhannya hiudp?
- Yaaaa mau engga mau dicukup-cukupin.
Biaya hidup ditekan
- Selain jualan tempe ada usaha
lain?
- Engga ada. Berpaku tangan dari jualan
tempe ini
- Engga coba-coba kayak
investasi?
- Duit nya engga ada. Kalau tabungan mah
punya
- Kalau modal usaha nya sendiri,
kira-kira modal yang keluar sama
penghasilan ketutup engga?
- Yaaa ketutup lah, kalao engga ketutup
kita rugi dong? Kan alat produksinya
sekali doang beli nya. kalau orang-orang
beli alat ini udah pada ganti berapa kali,
kalau saya dari beli awal belum pernah
ganti. Paling keropos-keropos doang
- Ada cara-cara khusus engga mau
buat narik pembeli?
- Kalau dari segi pelayanan suka saya
anter langsung ke pelanggan.
- Cara mas untuk menghadapi
kondisi saat ini gimana?
- Berdoa dan pasrah
- Tapi tetep produksi tempe nya
sama apa dikurangin?
- Dikurangin lah. Kan kita perhitungan nya
sekarang diwaktu. Kalau tempe kayak
gini kan, kalau nungguin istri pulang kita
taro. Kalau sekarang engga ada. Kalau
tempe sekarang sisa produksinya tetep
tapi dikurangin berapa.
- Biar engga mau mubazir yaa mas
nanti jadinya?
- Iyaaa biar engga mubazir
xl
- Selama jualan udah punya apa
saja?
- Rumah udah punya dari hasil jualan
tempe, itu motor. Sama tabungan buat
sekolah anak
- Walaupun keadaan kayak gini
masih disisihin buat nabung?
- Yaaa istilahnya nabung nya kalau lagi
sepi kita berani-berani pisahin buat bayar
utang. Misalkan bulan ini engga bisa
bayar nanti jadinya nunggak
- Terus jadinya minjem-minjem
buat modal dari mana?
- Saya Cuma minjem dari PELINDO. Tapi
sekarang udah engga keluar lagi, kalau
sekarang yaaa minjem, kalau engga pake
tabungan.
- Mas bikin tempe ini engga pake
karyawan?
- Engga. Semua dari awal proses produksi
tempe sampai penjualan saya yang
lakuin, kdang dibantu sama istri saya
buat ngejualin tempe nya
- Anak mas ada berapa?
- Anak saya ada dua. Semua nya masih
sekolah. Yang pertama kelas 2 SMK yang
kedua masih SD.
- Kalau tempat jualannya di toko
atau los mas?
- Kalau saya kan karena jualan tempe jadi
engga butuh tempat yang luas yang
penting bisa buat majang sama potong-
potongin tempe aja. Pake meja kayak gini
aja udah cukup.
xli
Transcript Wawancara 6
Informan : O (36 Tahun)
Lama usaha : 10 tahun
Jenis usaha : Pedagang snack/ makanan ringan
Waktu wawancara : 1 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Sudah berapa lama om berjualan
dipasar Cisalak?
- Kalo jualan dipasar Cisalak baru sekitar
dua bulan
- Sebelumnya jualan dimana om? - Dipasar Pal. Dipal juga buka dua toko
- Kalau yang disana siapa yang
jagain?
- Itu udah diganti sama adek. Udah jadi
hak milik adek saya
- Kenapa alasannya pindah kesini
om?
- Kan disana udah dipake adek jadi kan
saya nyari tempat lagi disini. Ngalah
sama adek
- Yang dipasar pal juga sama
jualan ini juga?
- Kalau di pal ada tiga kios. Yang didepan
ada toko ciki kayak gini, yang belakang
ciki campur sembako yang satu nya
khusus bumbu.
- Berarti itu toko semua yang
megang adek nya om?
- Iyaaa semua yang megang adek. Tapi ada
karyawan, ada 5-6 karyawan
- Pendapat om tentang
pembangunan pasar Cisalak yang
baru gimana?
- Yaaaa kita kan liat nya kedepannya.
Dalam arti kedepannya itu, kalau
sekarang kan mungkin masih agak sepi
siapa tau mungkin kedepannya kalau
umpama nya, katanya pasar-pasar yang
mana dipindah kesini kan mungkin rame
gitu
- Berfikir positif aja gitu? - Iyaaa berfikir positif aja
- Katanya kan daerah sini mau
digusur buat jalan, om mau
pindah ke sana?
- Iyaaa inshaallah sih. Yaaa kayakanya sih
kalau umpama ini katanya digusur
mungkin kan butuh proses yak. Masih
lama
- Misalkan proses nya udah selesai,
om tetep mau pindah? Tetep pilih
dipasar Cisalak?
- Pindah. Iyaaa tetep milih dicisalak
- Kondisi pasar Cisalak kan lagi
begini, sejak berjualan dipasar
Cisalak pendapatannya gimana
om?
- Kalau disini mungkin bagi saya bagus,
prospek nya bagus. Dalam arti bagus tuh,
alhamdulillah pendapatannya lumayan.
Kalau kayak gini kan namanya orang
pertama kan engga mikir untung yang
penting muter dulu aja. Masuk langsung
dagangan langsung belanja
xlii
- Yang penting dapet langganan
dulu yaa?
- Nah iyaaaa. Nyari pelanggan dulu
- Om kan baru jualan disini, ada
cara-cara khusus buat narik
pembeli?
- Yaaaa mungkin kita pelayanannya aja
agak ramah gitu aja
- Kasih potongan harga gitu?
- Iyaaa ngasih. Umpama dia belanja sekian
ada potongan sedikit, biarpun serenceng
per renceng nya entah 500 perak entah
berapa
- Kalau dalam jam usaha sendiri,
om buka dari jam berapa?
- Kalau buka kan dari pagi jam 6 udah
beres-beres. Palingan jam 4, setengah
lima paling mentok jam setengah udah
nutup
- Stock dagangan ini didapet dari
mana om? Ada sales masuk?
- Belanja. Sebagian belanja sendiri
sebagian sales masuk
- Kan jualan udah lama nih, selama
jualan ini udah punya aset apa aja
om?
- Yang dari saya motor udah kebeli, rumah
juga udah kebeli. Kalau selama di adek
saya kalau sekarang mobil nih baru
kebeli, punya adek saya. Kalau saya
sekarang baru motor sama rumah
- Anak om yang masih sekolah ada
berapa?
- Ada. Emapt orang. Yang pertama SMP
kelas 3, yang kedua kelas 5 SD, yang
ketiga kelas 3 SD yang keempat kelas 2
SD
- Kalau yang bantuin ada om?
- Engga ada. Berdua sama istri aja ganti-
gantian. Rencana nya sih mau cari
karyawan buat jagain toko di pasar Pal.
- Om buka usaha juga dipasar pal?
- Iyaaa kita buka usaha juga dipasar pal.
Jualan kerudung. Ditempat yang satu nya
lagi
- Tapi yang jagain toko itu ada
karyawaan?
- Engga ada karyawan, kalau sekarang
kerudung nya tutup. Biasanya kan istri
saya pagi bantuin kesini sekitar jam
setengah 8 buka kerudung disana nanti
jam 1 tutup. Buka nya setengah hari
- Bentuk nya disana toko apa los?
- Toko. Tapi Cuma buka setengah hari.
Soalnya belum nyari karyawan,
rencananya mau cari karyawan buat
disana. Kalau disini sih masih bisa
sendiri ke handle
- Kalau pendapatan nya disini
lumayan yaaa om?
- Alhamdulillah. Liat kondisi pasar. Kalau
disini intinya muter dulu, kita kan punya
harapannya kalau pasar itu jadi kan yaa
kemungkinan besar ngarepinnya kan
yang positif aja
xliii
- Tapi denger-denger yang buka
disana harus bayar lunas dulu,
gimana pendapat om?
- Wah mungkin belum bisa berfikir saya
kalau masalah itu. Kalau setahu saya
kalau pasar kayaknya engga bisa kalau
kayak begitu, kalau setahu saya itu kita
punya DP sekian jadi tuh perbulannya
ada. Setahu saya loh ini, kalau disini
sistem nya lain yaa saya engga tau
- Jadi belum kepikiran buat sewa
toko digedung baru yaa om?
- Belum kepikiran. Kita mungkin jalanin
aja dulu
- Pendapat om tentang adanya
pasar Auri sama pasar Cisalak,
ngaruh engga sih sama
penghasilan disini?
- Kalau pasar sana kan cuma tampungan
yaaa. Kalau suatu saat kalau pasar ini
udah jadi kan dipindah kesini semua.
Yaaa mungkin karena disini kurang
tempat yaaaa ditampung kesana
- Tapi engga merasa tersaingi kan
sama pasar yang disana?
- Engga lah. Rejeki kan udah ada yang
ngatur.
- Kalau disini toko nya ngontrak
nya berapa om?
- Kalau disini setahun nya 15 juta
xliv
Transcript Wawancara 7
Informan : DW (38 Tahun)
Lama usaha : 13 tahun
Jenis usaha : Pedagang sepatu, tas dan DVD
Waktu wawancara : 1 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Kalau jualan dipasar Cisalak ini
dari kapan?
- Kalau toko ini udah dari tahun 2003.
Kalau mulai terjun langsungnya mulai
tahun 2008 saya yang pegang sendiri.
- Buka toko ini sebagai mata
pencaharian utama?
- Kalau sekarang mata pencaharian utama
- Engga ada usaha lain?
- Kalau penghasilan lain kan ada, tapi itu
kan penghasilan kayak investasi. Engga
ada usaha lain cuma toko ini aja
- Pasar Cisalak kan 3 tahun lalu
kebakaran, perubahan apa yang
teteh rasain?
- Perubahannya paling penurunan omset
aja
- Walaupun engga kena kebakaran
kena dampaknya?
- Iyaaa kena dampaknya . apalagi pasar
kan lagi direlokasi, pasti kan daya beli
nya pasti menurun. Kalau untuk
penurunan omset udah pasti
- Selain penurunan omset engga
ada perubahan lain yang dirasain?
- Engga ada lagi. itu yang jadi problem
utama
- Kalau menurut teteh pendapat
tentang pembangunan gedung
baru ini gimana?
- Kalau untuk pembangunan gedung ini,
kita berharap nya sih semoga pasar lebih
baik dari yang dulu dan sekarang.
Mudah-mudahan dengan pembangunan
pasar ini omset nya bisa ditingkatkan.
soalnya kan pedagangnya lebih banyak.
Lebih banyak pilihan buat konsumen
otomatis kan kalau banyak kunjungan
lebih banyak yang belanja otomatis omset
kita meningkat.
- Berharap nya lebih baik gitu? - Iyaaa berharapnya lebih baik aja dari
yang lalu dan sekarang
- Selama gedung ini dibangun ada
kendala yang dirasakan selain
penurunan omset? Apa aktivtas
pembangunan gedung ini
mengganggu?
- Aktivitas engga terlalu menggangu. Kita
maklumin karena ada proyek yaaah pasti
ada pelebaran jalan itu aja. Engga ada
hambatan
- Kalau sejak pasar direvitalisasi
sama direlokasi, pendapatan teteh
gimana?
- Pendapatan untuk sekarang setelah pasar
direlokasi standar aja, statis. Sama aja
xlv
- Kalau pendapatan itu sendiri
cukup untuk kebutuhan?
- Kalau untuk kebutuhan pokok masih
mencukupi engga ada minus
- Engga ada cara lain untuk
meningkatkan pendapatan?
- Dari investasi. Dari investasi kan masih
dapet profit
- Investasi dalam bentuk apa?
- Investasi dalam usaha lain. Misalkan
temen saya ada usaha lain saya ikut
investasi sama dia terus saya dapet profit.
Iyaaa nanem saham. Dari situ kita juga
ada penghasilan selain dari toko.
Pencaharian dari sini kan sedang
menurun drastis tapi kan kita punya
investasi dari yang lain profitnya tiap
bulan masuk juga ke rekening
- Jadi ada tambahan sedikit dari
situ?
- Hmmm iyaaa.
- Ada cara khusus teteh buat
menarik pembeli?
- Kalau untuk menarik pembeli paling dari
pelanggan-pelanggan tetap aja. Seperti
misalkan belanja itu kita kasih diskon
atau engga kita kasih bonus. Misalkan
harganya dari penjualan ini dia belanja
banyak kita kasih pengurangan harga
kalau engga kita kasih bonus dari
belanjaan yang lain
- Jadi dari sistem pelayanan yaaa?
- Iyaaa dari sistem pelayanan aja. Kalau
disini kan karena sistem nya kan
langganan. Jadi cara kita
mempertahankan konsumen yaa begitu
- Biar konsumen engga lari yaa? - Iyaaaa. Biar mereka balik lagi
- Pendapat teteh bagaimana, pasar
kan ada dua disini sama disana.
Berpengaruh engga sih?
- Berpengaruh pasti. Sebab kan karena
lokasi kan menentukan juga. Kalau dulu
mungkin dia disana engga ada pasti dia
belanja nya kesini. Kan karena sekarang
jarak tempuhnya lebih jauh konsumen
berpikir dua kali karena ongkos
transportasi yaaa berpengaruh nya di
omset aja, penurunan
- Walaupun pasar pindah-pindah,
pelanggan tetap belanja disini?
- Tapi kalau untuk pelanggan tetep sih
mereka konsisten. Cuman kalau yang
pelanggan yang engga tetap yang mereka
dateng nya harian pasti ada penurunan.
Kebanyakan sih konsisten kalau disini.
Mereka masih ekstrim yaa, kalau disini
yaa disini kalau disana yaaa disana jadi
orang nya masih loyal
- Anak teteh ada berapa? - Ada dua masih sekolah. Tapi
alhamdulillah semua kebutuhan kedua
xlvi
anak saya itu masih ditanggung sama
mantan suami saya. Kebetulan saya
single parents tapi kebutuhan pendidikan
anak-anak saya masih dibantu sama
mantan suami.
- Kalau tempat usaha ini milik
pribadi apa ngontrak? Berapa?
- Kontrak. Kontrak per tahun 15 juta.
Bayarnya setahun
- Ada cara khusus untuk mengatasi
kondisi saat ini?
- Mengurangi pengeluaran. Terus disiplin
dalam keuangan. Misalkan kita untuk
kontrak per tahun sekian juta jadi satu
bulan itu sekian yaa harus. Jadi kita
punya deposit sekian untuk kontrakan,
diutamakan. Setelah itu diputerin. Yaaa
untuk pengeluaran juga harian yaa
mungkin kita harus lebih hemat dengan
kondisi sekarang jangan sampe besar
pasak dari pada tiang. Yaaa gitu aja
- Lebih ke penghematannya? - Iyaaa lebih mengukur kebutuhan pokok
lah
- Ada skala prioritas nya?
- Skala prioriats yang paling penting
kebutuhan pokok itu biaya pendidikan.
Terus untuk kita biaya operasional kayak
toko yang paling kita utamakan biaya
kontrak, setelah itu perputaran uang
ditoko itu harus sehat.
- Jadi minimal barang dagangan
ada terus yaaa?
- Minimal kita kalau ada omset itu berarti
80% nya harus kita puterin lagi. biar ada
barang dagangan yang bisa dijual. Jadi
kalau bisa jangan sampai barang habis
uang habis, berarti engga ada yang kejual
lagi besok. Mengukur kemampuan kita
aja dalam mengelola keuangan, lebih
hati-hati dala kontrol keuangan
- Kalau teteh ikut nabung di Bank
keliling engga?
- Kalau nabung bank keliling sih engga.
Saya lebih seneng saving sendiri.
Misalkan untuk target bulan ini kontrakan
berapa, berarti saya saving sendiri baru
masukin ke Bank. Kecuali arisan
- Kalau jam buka nya sendiri jam
berapa?
- Dari jam 8 sampai jam 4 sore. Paling
sore. Yaaa mengikuti orang-orang disini
aja mungkin orang-orangnya pada
sampai jam 5 yaa mungkin kita ikut. Tapi
kalau orang-orang udah pada tutup kan
kita buka sendiri kan gimana, yaa
ngikutin waktu pasar aja gimana.
Fleksibel.
xlvii
- Berjualan kan dari tahun 2008.
Udah punya aset apa aja?
- Kendaraan pribadi hasil dari toko motor
alhamdulillah udah ada 2, mobil ada
terus sama investasi aja.
xlviii
Transcript Wawancara 8
Informan : H (25 Tahun)
Lama usaha : 11 bulan
Jenis usaha : Pedagang bumbu giling
Waktu wawancara : 2 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Kalau jualan dipasar Cisalak
sejak kapan om?
- Dari pas pindahan ke Auri
- Yang dulu pas pasar lama belum
jualan?
- Masih jadi karyawan
- Jadi karyawan dari tahun berapa? - Cuma 2 tahun doang dari tahun 2014
- Sejak pindah kesini kan buka
usaha sendiri tuh, pendapatannya
gimana?
- Yaaa alhamdulillah
- Cukup engga buat kebutuhan? - Cukup
- Kalau pindah kesini ada
hambatan atau kendala, ada
penurunan omset gitu?
- Engga ada kendala apa-apa sih,
penurunan omset biasa-biasa aja tetep
stabil
- Cara untuk menarik pembeli apa? - Yaaa kita harga nya miringin lah
- Selain itu ada lagi? - Sama pelayanan harus puas. Kepuasan
hati. Jadi sama-sama enak
- Kalau pendapat sendiri tentang
pembangunan gedung baru itu
gimana? Bagus apa engga?
- Yaaa kalu dibilang bagus mah bagus.
Cuma istilahnya itu itungannya gedong,
udah gitu istilahnya engga keliatan dari
jalan raya
- Ada rencana mau pindah kesana? - Ada
- Pendapat om pasar Cisalak ada
dua nih disini sama disana,
berpengaruh engga sama
penghasilan om?
- Yaa mungkin berpengaruh lah. Mungkin
kalau yang pejalan kaki banyakan disono.
- Tapi om engga buka disana? - Engga. Kan kita ngikutin pemerintah
- Sempet nolak engga awalnya
dipindahin kesini?
- Engga nurut. Ngikutin pemerintah
- Om sudah berkeluarga? - Sudah berkeluarga. Punya anak 1 masih
kecil belum sekolah
- Kalau disini pake karyawan?
Kadang istri suka bantu?
- Masih sendiri. Kadang istri suka bantu
- Selama jualan disini ikut
tabungan keliling gitu?
- Engga. Punya tabungan sendiri
- Kalau rumah? - Rumah masih punya orang
- Kalau akses nya jarak dari sini
kerumah? Bawa kendaraan
sendiri?
- Yaaa kira-kira 5 Km, bawa kendaraan
sendiri
xlix
- Kalau buka usaha nya ini dari jam
berapa?
- Dari jam setengah 3 pagi sampe jam 11
siang
- Kalau belanja bumbu ini dari
mana?
- Kalau belanja ini paling sore dikirim
sama sales nya
- Semenjak pindah kesini dan buka
usaha sendiri, ngerasain
perubahan engga?
- Kalau saya ngerasain perubahan. Istilah
nya yang tadi nya digaji kalau sekarang
dapet banyak atau sedikit buat sendiri
- Kalau bos yang dulu buka disini
atau pindah?
- Buka disini dia
- Kenapa engga kerja lagi sama
dia?
- Yaaa kan istilahnya kita harus mandiri
- Tapi dia engga merasa tersaingi
om buka usaha yang sama juga?
- Yaaa intinya kita disini engga nyari
musuh, sama-sama cari makan dan engga
ngerugiin satu sama lain
- Selain usaha disini ada usaha
lain?
- Bergantung dari sini aja. Belum ada
bisnis lain
- Engga buka ditempat lain?
- Engga. Untuk saat ini saya kembangin
dulu karena masih awal masih cari-cari
langganan
- Pelanggan waktu om jadi
karyawan, masih suka belanja
sama om?
- Alhamdulillah kalau istilahnya cocok
yaaa kesini
l
Transcript Wawancara 9
Informan : A (22 Tahun)
Lama usaha : 11 tahun
Jenis usaha : Pedagang tahu
Waktu wawancara : 2 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Kalau jualan dipasar Cisalak udah
lama? Dari sejak kapan bang?
- Udah lama. Dari 2005
- Jualan nya jualan apa? - Jualan tahu
- Itu tahu produksi sendiri apa
jualin doang?
- Jualin doang
- Ini ada usaha lain apa jualan tahu
doang?
- Engga ada tahu doang. Cuma bergantung
dari tahu
- Waktu pasar Cisalak kebakaran
sempet kena?
- Iyaaa kena kebakaran
- Perubahan apa yang dirasain? - Anjlok dagangnya. Jadi merosot
pendapatannya
- Selain pendapatan ada lagi? - Apa yaaa? Engga ada. Keuangan nya
merosot drastis
- Perbandingannya gimana? - Jauh banget sama yang dulu
- Kalau pendapat nya tentang
gedung baru yang lagi dibangun
gimana?
- Hebat. Jadi ada peningkatan jadi keliatan
mewah. Kalau penghasilannya engga tau
deh
- Sejak pindah jualan kesini
pendapatannya gimana?
- Jadi menurun sejak pindah kesini mah
- Kalau pelanggan kesini masih
banyak yang nyariin?
- Terbelah dua. Ada yang kesono ada yang
kesini
- Tapi disana engga buka? - Engga disini doang buka nya
- Abang udah nikah? Tapi mata
pencahariannya dari sini?
- Belum. Mata pencahariannya dari sini
doang
- Kalau pendapatan disini cukup
engga buat kebutuhan sehari-
hari?
- Dicukup-cukupin. Ada sih kurang nya
mah yang penting hidup. Yang jelas jauh
anjlok. Pelanggan jadi terbelah dua, ada
kesono ada kesini.
- Ada cara lain biar pembeli mau
belanja? Kasih diskon engga?
- Engga ada. Engga kalau dikasih diskon
atuh kita makin melorot. Udah engga ada
untungnya
- Jadi Cuma nunggu aja? - Iyaaa nunggu aja
- Kalau jam buka nya dari jam
berapa?
- Dari jam setengah 1 pagi sampe tahu nya
habis
- Ini posisi nya disini aja apa ada
diposisi lain?
- Engga disini doang
li
- Pendapat nya tentang ada nya dua
lokasi pasar Cisalak selain
berpengaruh sama penghasilan
ada yang lain engga?
- Hmmm gimana yaaa. Kalau disini pasar
nya bersih kalau pendapatannya juga
ludes. Pengennya sih secepat nya jadi
pasar jadi satu lagi
- Tapi nanti bakal pindah kesana? - Iyaaa pindah. Kalau orang lain pindah
ikut pindah. Ikut aja aturan nya
- Ada upaya buat bertahan
dikondisi sekarang?
- Belum ada
- Jadi cuma pasrah aja? - Iyaaaa pasrah aja. Yang penting bisa
hidup aja
- Engga ada buka usaha lain, atau
jadi driver ojek online gitu?
- Engga. Udah dari sini doang
- Disini pakai karyawan? Berapa
orang?
- Iyaaa pake, 1 orang
- Kalau gaji nya gimana? - Gaji nya per hari. Kalau karyawan engga
masuk yaaa saya bodo amat.
lii
Transcript Wawancara 10
Informan : RR (52 Tahun)
Lama usaha : 24 tahun
Jenis usaha : Pedagang sayur mayur
Waktu wawancara : 2 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Tante jualannya apa? - Sayur mayur
- Kalau jualan dipasar Cisalak udah
berapa lama?
- Udah dari tahun 1992. Udah berapa
tahun tuh? Dari pasar masih becek,
sebelum bangun gedung yang
diruntuhkan kemarin. Udah dua kali
bangun pasar Cisalak masih jualan disini
- Kalau jualan ini sebagai mata
pencaharian utama keluarga
tante?
- Sebagai mata pencaharian. Sekeluarga
disini semua, dari sini penghasilan
utamanya
- Perubahan yang tante rasakan
setelah kebakaran apa?
- Hmmmm ada peningkatan. Adalah
maksudnya dari sebelumnya mendingan
sesudah kebakaran. Karena posisi saya
berubah.
- Jadi semenjak pindah kesini
malah lebih bagus?
- Semenjak pindak ke Auri malah lebih
bagus
- Jadi pendapatan nya gimana? - Income nya jadi lebih naik
- Kalau pendapatnya tentang
gedung baru gimana?
- Saya setuju aja seneng. Ibaratnya kita kan
namanya Depok kan kita ingin bersih
rapih pedagang juga rapih seperti kota
lain lah seperti daerah-daerah lain lah
kita juga pengen berubah lebih bagus.
- Tante mikirnya nanti gedung baru
sana dampaknya bakal positif
atau negatif buat pedagang?
- Kalau saya menilai nya positif aja, saya
sih menanggapi positif aja. Nama nya
rejeki masing-masing
- Ada cara khusus untuk menarik
pembeli?
- Pembeli saya dari dulu ibaratnya tetep
aja yang dulu ada cuma ada yang
bertambah
- Walaupun pindah kesini
pelanggan-pelanggan masih
nyariin tante?
- Tetep nyariin saya
- Kalau tante buka nya jam berapa? - Saya buka nya jam 12 malem sampe jam
12 siang
- Kalau belanja gimana? Sore,
siang malam?
- Saya belanja nya dipasar induk kramat
jati berangkat malem. Abis belanja dari
sana langsung buka disini
liii
- Pendapat tante tentang adanya
dua pasar Cisalak ini,
berpengaruh tidak?
- Berpengaruh. Kalau itu mau nya saya
pribadi kalau pasar ini sudah dibangun
harusnya dihapuskan merata lah masuk
lah semua masuk supaya merata
pendapatan kita semua
- Jadi walaupun ada dua
berpengaruh terhadap penghasilan
tante?
- Berpengaruh lah. Jelas pengaruh. Kalau
nanti kita ke gedung baru yang di koja
masih tetep sangat berpengaruh yang
kedalem itu
- Pinginnya yang didepan-depan itu
dihapuskan?
- Pengennya dihapuskan semua. Kita udah
pengalaman pasar lama dulu, kita
dibawah sebelum kebakaran haduh.
Kalau bukan pelanggan yang datang,
kami kadang-kadang suka menanggis.
Lebaran orang-orang diatas udah pada
abis, kami dibawah jalan kedalam udah
susah. Pengennya kalau bisa pemerintah
bertindak tegas lah supaya pasar satu aja
jangan bercabang-cabang
- Jadi tante engga setuju sama
pasar yang disana?
- Kalau itu saya engga setuju karna saya
udah ngalamin dampaknya
- Tante punya usaha lain untuk
meningkatkan pendapatan?
- Semua bergantung kami dari sini
sekeluarga
- Ada karyawan? Upah nya per
hari?
- Karyawan saya ada 1. Upahnya per hari
- Jumlah anak tante yang masih
sekolah?
- Anak saya cuma 1 itu pun masih SMP,
saya terlambat nikah dan terlambat
punya anak hahaha
- Dia suka bantuin jualan dipasar? - Engga dirumah aja sekolah aja. Dirumah
ada pembantu satu buat ngurus dia
- Kalau tante merasa terhambat
engga sih jualan disini, karena
akses nya jauh?
- Saya pake kendaraan pribadi, jadi engga
merasa kebeban dipindah kesini
walaupun akses nya jauh
- Sebelum pindah kesini awalnya
nolak atau setuju-setuju aja?
- Saya setuju sekali. Karena demi kita
semua demi kebaikan kita semua. Saya
dari awal nurut aja, nama nya untuk kita
kok. Niat pemerintah engga pernah jelek
kok untuk kita semua
liv
Transcript Wawancara 11
Informan : N (25 Tahun)
Lama usaha : 24 tahun
Jenis usaha : Pedagang ikan laut
Waktu wawancara : 2 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Kalau jualan disini udah berapa
lama?
- Aku sih misalkan bantuin mama udah
hampir 2 tahun
- Sejak lulus kuliah? - Iyaaa sejak lulus kuliah belum dapet kerja
yaudah bantuin jualan ikan
- Ini udah usaha sendiri apa berdua
sama orang tua?
- Iyaaa masih usaha orang tua
- Berarti penghasilan utama orang
tua?
- Iyaaa penghasilan utama mama sama
abah
- Kemarin pas kebakaran kena
engga kak?
- Iyaaa lapak nya kena. Semua nya kena
- Setelah kebakaran perubahan
yang dirasain apa?
- Drastis banget sih. Dulu kan langganan
pada banyak yaaa semenjak kebakaran
jadi pada engga tau deh. Yaa berkurang
lah pendapatannya
- Kalau pendapatnya tentang
pembangunan gedung baru ini
apa?
- Kalau menurut aku gedung baru bagus
besar ada tempat parkir. Tapi kalau buat
masuk mobil atau motor agak susah
karena masih ada pedagang asongan gitu
yang dijalan itu
- Gedung baru itu berdampak
positif apa engga?
- Yaaa kalau menurut aku berdampak
positif. Yaa karena muatannya banyak
orang nya yaa kan pasar Cisalak emang
luas
- Pendapat kakak tentang relokasi
pasar ini gimana? Setuju engga?
- Setuju engga setuju. Tapi kita mau
dimana lagi disana kan lagi dibangun
tapi kan kalau disini karena mungkin
akses nya kurang tepat kalau disana kan
enak yaa orang naik angkot langsung
turun kalau disini kan harus masuk lagi.
jadi kendala nya aksesnya jauh
- Pendapatan sejak berjualan disini
gimana?
- Kalau dari kebakaran sih berubah yaaa,
tapi dari sana ke sini sih stabil
- Jadi penurunan setelah
kebakaran?
- Iyaaa setelah kebakaran. Walaupun
pindah kesini tetep penghasilannya
- Kalau pelanggan-pelanggan
sendiri sejak pindah kesini ada
yang masih nyari?
- Iyaaa ada yang masih nyari ada yang
engga tau kemana.
lv
- Kalau kebutuhan dari sini cukup
engga sih buat menuhin
kebutuhan sehari-hari?
- Cukup cukup
- Ada cara lain buat ningkatin
penghasilan? Ada usaha lain?
- Ada sih usaha lain kontrakan punya
kontrakan. Dikampung juga punya sawah
tapi disewain
- Kalau boleh tau kontrakan itu
biaya sewa nya berapa?
- Kalau kontrakan kan ada 10 pintu, tiap
pintu nya itu sebulannya 850 ribu.
- Kalau sawah nya disewain
berapa?
- Kalau sawah itu disewain ke petani yang
engga punya lahan buat diolah sama
mereka. sistem pembayarannya setelah
mereka panen
- Berarti keluarha kakak disini
ibaratnya merantau?
- Iyaaa merantau
- Ada cara-cara khusus engga sih
buat narik pembeli?
- Cara-cara khusus yaaa kita harus aktif
yaaa ngomongnya kayak misalkan “nyari
ikan apa?” “ini bagus” pokoknya harus
kitanya yang aktif sampai orang itu jadi
beli
- Dari pelayanan gitu?
- Iyaa dari pelayanan. Kita harus siap
kalau ada orang yang minta bersihin ikan
yaa pokoknya harus ramah lah
- Kayak kasih potongan harga gitu
engga?
- Engga sih kalau disini harga nya engga
kurang lagi biasanya sih. Karena emang
harga pas sih lebih enak jadi lebih cepet
- Kakak jualan ini dari jam berapa?
- Kalau mama sama karyawan ini dari
malem. Kalau aku jadwal nya dari subuh
sampe jam 11
- Ini berarti pake karyawan? Kalau
upahnya gimana?
- Iyaaaa. Upahnya per bulan itu pokoknya
aja kalau makan nya ikut rumah
- Kalau pendapat tentang pasar
Cisalak yang ada dua. Itu
berpengaruh engga sama
penghasilan kakak?
- Pengaruh banget. Orang kan pada
bingung yaaa karena langganan nya ada
disana salah satu nya ada disini. Kadang-
kadang ada yang belanja sebelah sana
aja kadang-kadang belanja sebelah sini.
Pokoknya ngaruh banget deh soalnya kan
pasar ada dua udah gitu deketan lagi
- Ada upaya untuk mengatasi
kondisi saat ini?
- Lebih berhemat aja. Harus yang primer-
primer aja yang dipenuhi. Kebutuhan
yang bener-bener, sampai pasar nya jadi.
kita kan juga belum tau disana nanti rame
apa engga
- Jadi yang masih khawatir itu
disana nanti bakal rame apa
engga?
- Iyaaa masih jadi khawatir juga
lvi
- Sejak jualan ikan ini, orang tua
kakak udah punya apa aja dari
penghasilan?
- Mama udah lama jualan ada 24 tahunan
lah jualannya.. Dari hasil jualan mama
udah punya rumah dikampung sama
disini punya sawah punya mobil 2 punya
motor 3
- Kakak masih punya adik yang
biayanya masih ditanggung?
- Ada adek aku masih kuliah di malang
- Selain penurunan omset,
hambatan apa lagi yang kakak
rasakan selama jualan disini?
- Yaaa lebih sepi kalau disini terus apa
nama nya yaaa berkurang aja
pengunjungnya
- Kalau belanja nya dari mana kak?
- Dari muara baru Jakarta Utara. Abah
yang belanja dari magrib, mama yang
jualin
- Kalau disini tempat jualannya
gratis yaa kak?
- Iyaaa disini sih tempat jualannya dikasih
jadi gratis. Tapi yaaa gitu posisi nya kita
dapet paling belakang jadi pembeli
sedikit yang lewat kalau engga tau mah
lvii
Transcript Wawancara 12
Informan : DY (41 Tahun)
Lama usaha : 18 tahun
Jenis usaha : Pedagang bakso, sosis dan tahu
Waktu wawancara : 2 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Kalau jualan dipasar Cisalak udah
berapa lama?
- Engga inget yaaa pokoknya dari anak
kedua
- Kalau anak yang pertama umur
nya berapa?
- Umur 18 tahun
- Jualan disini bapak aja apa sama
istri?
- Sama istri berdua. Mata pencaharian
bareng-bareng
- Waktu pas kebakaran bapak kena
engga?
- Kena
- Emang bapak dimana dulu? - Dibawah toko mas kemenangan. Iyaaa
ketiban brangkas nya
- Setelah kebakaran ngeras ada
perubahan penurunan omset
engga?
- Waktu itu pernah ada juga sih cuma
sebentar naik lagi
- Sejak pindah kesini pendapatan
bapak gimana?
- Stabil lah
- Menurut bapak pembangunan
gedung baru itu gimana? Bagus?
- Bagus. Malah lebih mewah. Semoga jalan
deh pasar nya
- Apa yang diharapkan dari gedung
baru?
- Mudah-mudahan lancar, nyari rejeki
gampang lagi. soalnya orang-orang
engga pada kompak sih susah. Tapi
tergantung pemerintah nya sih kalau mau
kompak mah. Jadi pasar masuk semua
- Bapak setuju dipindahin ke sini?
- Yaaa tadinya pada berontak engga mau
engga mau. Yaa mau gimana lagi orang
pasar udah kejadian kebakaran kan tadi
nya pada engga mau. Orang yang bikin
meja terakhir kita doang, engga ada
ginian nya
- Selain penurunan omset ada
masalah lain engga pak yang
dirasain selama pembangunan
gedung baru?
- Yaa engga ada
- Kalau pendapatan bapak itu
cukup untuk kebutuhan sehari-
hari?
- Alhamdulillah sih cukup
- Anak bapak yang masih sekolah
ada berapa?
- Yang gede kuliah, nomer dua SMA, ketiga
SD terakhir TK
lviii
- Bapak engga punya usaha lain? - Engga ada. Jadi bergantung dari sini aja
- Ada cara-cara khusus engga buat
narik pembeli?
- Engga ada murni murni. Engga pake apa-
apa
- Pelanggan-pelanggan masih pada
dateng?
- Alhamdulillah pelanggan yang lama-
lama masih pada dateng, tergantung kita
nya lah
- Kasih potongan harga buat
pembeli engga pak?
- Engga ada biasa aja. Masih sama kayak
dulu
- Kalau pendapat bapak tentang ada
nya dua lokasi pasar?
Berpengaruh engga sama
penghasilan?
- Yaa engga ngaruh sih biasa aja. Cuma
emang ada yang ngomong pindah kesini
ada yang mati ada yang kaga maju, tapi
alhamdulillah kalau kita ada aja jadi
engga ngaruh sih
- Selama berjualan udah punya
rumah atau apa? Kalau kendaraan
pribadi ada?
- Belum punya rumah masih ngontrak.
Cuma ada motor doang. Pengennya sih
punya rumah punya mobil
- Disini pernah banjir pak?
- Disini pernah banjir semata kaki pernah
masuk. Kalau udah begitu mau engga
mau kita tutup dagangannya
- Ini bapak belanja ini dari mana
bu?
- Ada yang ngirim dari pasar gangseng
Pondok Rangon. Naro barang dulu nanti
setoran. Ada bos nya. yang penting kan
kepercayaan. Kalau sekarang kan susah
nyari kejujuran kan yaa? Banyak orang
yang tukang bohong iyaa ntar bayar-
bayar, akhirnya engga bayar-bayar. Kita
mau nagih juga engga enak dia juga
susah.
- Pendapat bapak tentang pasar
baru gimana?
- Berharapnya lebih maju. Denger-denger
pasar kemiri mau digabungin katanya.
Makanya dibikin mewah. Angkot katanya
bisa lewat, nanti parkir mobil diatas
kayak di graha-graha gitu.
- Bapak ikut tabungan keliling gitu
engga?
- Aku engga berani. Takut. Kadang minjem
sodara gitu aja. Soalnya ada bunga nya
besar-besar, minjem sodara yaa tempo
seminggu dua minggu kita pulangin.
- Jadi ini bapak modal nya orang
nitip aja gitu?
- Hooh iyaa gitu. orang mau minjem Bank
engga cair-cair tuh kenapa tuh ada aja
yaa? Takut engga bisa bayar.
Alhamdulillah buat makan bisa, buat
nyekolahin anak bocah bisa. Yang
penting kesehatan gitu aja
- Kalau ujan kayak gini
berpengaruh engga sih pak buat
pembeli?
- Yaaa kadang-kadang ada aja yang nekat
ke pasar juga.
lix
- Bapak engga punya upaya lain
buat ningkatin penghasilan?
- Yaaa paling rencana nya kalau pasar
pindah kesono mau naro-naro ke temen-
temen lain gitu. kita kan udah tau tempat
pabrik-pabrik nya udah tau jadi kita yang
masuk-masukin
- Bapak ikut kayak pasar kaget gitu
engga?
- Engga
- Kalau menurut bapak posisi
tempat jualan bapak ini gimana?
- Alhamdulillah tempat disini dikasih gratis
jadi kita engga bayar ngontrak nya. posisi
nya pas engga jauh dari pintu masuk jadi
pembeli juga banyak yang lewat
lx
Transcript Wawancara 13
Informan : R (34 Tahun)
Lama usaha : 18 tahun
Jenis usaha : Pedagang mainan anak-anak
Waktu wawancara : 4 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Jualan dipasar Cisalak udah dari
kapan?
- Dari 1998
- Waktu itu jualannya apa? - Dulu jualannya baju bayi, udah gitu
setelah nikah baru jualan mainan
- Kalau jualan sekarang itu sebagai
mata pencaharian utama?
- Iyaa sama istri dua-dua nya jualan.
Sebagai mata pencaharian utama
- Waktu pas kebakaran kena
engga?
- Kena
- Perubahan yang dirasain apa? - Ya iyalah sepi
- Selain itu?
- Apalagi yaaa? Berkurang pendapatannya
pasti, penjualannya berkurang pembeli
nya juga berkurang
- Tapi pelanggan-pelanggan masih
nyariin?
- Masih nyariin
- Pendapatnya pembangunan
gedung baru sekarang itu bakal
positif apa negatif buat pedagang?
- Engga tau juga kita belum tau itu mah
- Dipasar Auri kan cuma setahun.
Bakal ikut pindah apa cari tempat
lain?
- Pindah juga. Tetep di Cisalak
- Walaupun ada gosip-gosip yang
harus bayar dulu?
- Yaaa disitu lagi, ikutin aja
- Selama jualan disini ada masalah-
masalah selain sepi dan
penurunan omset?
- Yaaa banjir kalau ujan. Kalau udah ujan
banjir itu, kalau ujan nya kecil kena
tampias air
- Sejak pindah ke pasar Auri
pendapatannya gimana?
- Berkurang drastis
- Dari pendapatan itu cukup buat
menuhin kebutuhan sehari-hari?
- Kalau timbang satu toko engga cukup.
Kalau kita engga ada pemasukan lain
- Emang pemasukan lain nya apa?
- Yaa buka toko juga cuma daerah lain.
Buka cabang lain didaerah lain.
Alhamdulillah disana penghasilannya
lumayan ketimbang disini
- Yang disana ada karyawan? - Ada satu doang. Digaji per hari sama per
bulan
- Punya cara lain buat ningkatin
penghasilan?
- Engga. Bergantung dari dua toko ini aja
lxi
- Ada cara-cara khusus buat narik
pembeli?
- Yaaa mungkin dimurahin kali harga nya
- Selain itu ada lagi? - Cari barang-barang lain yang beda sama
orang
- Kalau pendapat nya tentang pasar
Cisalak yang ada dua ini?
berpengaruh engga sama
penghasilan?
- Berpengaruh lah kalau pecah begitu
- Lalu harapannya apa? - Cepet pindah biar bersatu lagi
- Punya cara untuk bertahan
ditengah kondisi penurunan
pendapatan ini?
- Cara nya mungkin irit-irit aja belanja
nya. ada pengiritan lah kalau gitu
- Selama jualan dari tahun 1998.
Udah punya apa aja? Tabungan ?
- Kendaraan ada paling motor, tabungan
ada dikit
- Tabungan itu untuk saat ini
bermanfaat engga?
- Yaaa bermanfaat banget buat nambah
modal
- Anak nya ada berapa? - 2. Masih sekolah semua
- Kalau tempat yang disana milik
pribadi apa ngontrak?
- Disana ngontrak per tahun
- Biaya nya berapa? - Per tahunnya 25 juta
- Pendapat tentang relokasi pasar
gimana? Lebih baik apa
mematikan pedagang?
- Yaa mungkin lebih baik kalau bersatu
yaaa. Cepet pindah bersatu, orang
dagang disitu. Pasar nya kan mecah
- Kenapa setuju pindah jualan
disini?
- Yaaa abis kalau disana kita bayar kalau
di Auri gratis. Banyak orang yang
ngambil disini tapi engga dipake
- Kalau belanja mainan ini dari
mana?
- Belanja sendiri di daerah Jakarta
- Frekuensi nya dalam seminggu
berapa? Tetep sama walaupun
udah pindah?
- Paling engga dua kali lah seminggu. Itu
yang disana sering belanja kalau disini
mah seminggu sekali aja engga
- Ikut tabungan keliling gitu engga? - Ikut. Kalau saya di swamitra
- Kalau disini jaga toko nya sendiri
apa ada yang bantu?
- Kalau toko di Auri ngelola nya berdua
sama istri saya, jadi ganti-gantian aja.
Pagi saya nanti siang kalau urusan
rumah udah beres dia bantuin. Nanti saya
juga cek toko yang disana
lxii
Transcript Wawancara 14
Informan : DO (43 Tahun)
Lama usaha : 18 tahun
Jenis usaha : Pedagang kosmetik dan aksesoris
Waktu wawancara : 4 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Jualan dipasar Cisalak udah
berapa lama?
- Dari tahun 1998
- Abis kebakaran apa yang
dirasain?
- Setelah kebakaran kemarin dagangan
habis semua mulai dari nol lagi. Terus
untung ada tabungan jadi dibiikin modal
lagi udah gitu dagangan engga ditaro
dipasar semua tapi sebagian ditaro
dirumah buat jaga-jaga kalo kebakaran
lagi barang dagangannya engga habis
kayak dulu lagi
- Pendapat tentang pembangunan
gedung baru?
- Gedung baru bagus. Karena kita dari kaki
lima ke gedung baru jadi disamakan lah
kita tempatnya, engga ada lagi kaki lima
- Kalau pendapatnya tentang
relokasi ini gimana?
- Karena dengan pindah ke pasar Auri istri
saya bisa jualan sendiri jadi dia punya
penghasilan sendiri. Karena saya kan
masih jualan di pasar Cisalak. Engga tau
yaa mi, kalau saya biasa aja. Kalau orang
lain kan ngeluh, engga enak segala
macem. Disamping itu langganan kita
yaa bukan kita sombong, langganannya
pada nyariin. Dimana pun kita dateng
tetep dicariin. Karena kita punya
langganan tetap
- Engga merasa dirugiin dipindahin
ke Auri?
- Engga
- Masalah-masalah yang dialamin
selama pembangun dan relokasi?
- Engga ada. Jadi orang selalu ngiri liat
kita laku terus, apa karena dagangan kita
apa karena langganan kita apa karena
jenis dagangan kita
- Penghasilan nya gimana? Lebih
baik?
- Stabil. Pertama-tama emang menurun,
dua bulan tiga bulan menurun. Karena
orang belum tau posisi jualan kita
dimana. Yang di Auri dimana yang di
Cisalak dimana, Orang pada belum tau.
Empat bulan jalan yaaa stabil lagi. jadi
lxiii
meskipun disana sedikit disini sedikit jadi
stabil lagi
- Kalau dari pendapatan itu cukup
buat kebutuhan sehari-hari?
- Cukup. Penghasilannya cukup untuk
makan, bisa menabung, bisa bayar anak
sekolah, sehari-hari jajan anak semua
nya, bayar kontrakan. Masih bisa
menabung ada lebih nya menabung setiap
hari
- Cara lain untuk menambah
penghasilan?
- Kalau sekarang mah belum mikirin cara
lain. Tapi nanti kalau udah pindah ke
pasar baru mungkin ditambah
dagangannya biar lebih banyak lagi
- Menurut om dengan om dan istri
ini buka dua usaha disini sama
dipasar Auri apakah bisa
ningkatin penghasilan?
- Bisa. Karena gedung tempat berdagang
kan beda. Kalau dipasar baru kan jatoh
nya pasar mewah yaa pasar mall. Jadi
harga nya beda udah engga bisa murah
lagi soalnya kontrak mahal.
Persaingannya juga ketat nanti disana
nya. kita harus mempertahankan yang
dibawah, karena yang dibawah masih
bersifat tradisional. Jadi masih
terjangkau buat masyarakat harga nya.
Orang engga takut buat belanja
walaupun pasar keliatannya mewah,
karena dikira nya mahal banget. Jadi
nanti kasih harga nya normal. Jadi nanti
rencana kita kalau udah pindah kayak
gitu, tetep kasih harga murah dan
terjangkau
- Keluhannya apa selama jualan
dipasar Auri?
- Yaaa itu mi, keluhannya dipasar Auri
cuma sempit doang tempat dagangnya
dan kurang memadai buat majang
dagangan
- Ada cara khusus buat narik
pembeli?
- Yaa itu tadi. Harganya dimurahin, ambil
untungnya engga banyak-banyak kayak
orang-orang kan dua kali lipat tiga kali
lipat. Kita yang penting sedikit tapi
perputarannya, masih bisa diputer lagi.
makanya dari situ langganan kita engga
pada lari. Jadi orang engga kapok
belanja. Misalkan kita jual nya murah
jadi orang besok balik lagi kalu kita jual
semena-mena semau kita orang besok
engga mau balik. Jadi dari dulu sampe
sekarang cara kita itu begitu mi. Terus
pelayanannya juga kita, orang mau nuker
lxiv
silahkan orang mau nyobain silahkan
kayak lipstik dicoret-corret aja biarin.
Yang patah kasih orang, itung-itung jadi
ladang amal buat kita kasih orang yang
patah-patah. Engga marah kita gitu.
kalau orang mana boleh, lipstik dicoret-
coret ke tangan. Kita bebas gitu doang,
yang penting pembeli puas. Makanya
disitu orang balik-balik mulu dicari lah
- Pasar Cisalak kan ada dua nih,
ngaruh engga sama penghasilan?
- Iyaaaa ngaruh. Ngaruhnya gini mi, dulu
dipasar sono dibuletin aja.
Pendapatannya misalnya sehari sejuta,
nah kalau sekarang dipasar Auri dapet
300 di pasar Cisalak dapet 700. Nah sama
aja kan? Nah ngaruh nya gitu. sedikit aja
di Auri, dicisalak juga sedikit. Itu
misalkan sebelum pindah
kepenampungan sejuta, nah sekarang
karena istri saya buka di Auri dapet 300
saya disini dapet 700. Jadi hasilnya sama
aja kayak sebelumnya, cuma ada
pembagiannya ngaruh juga
- Jadi engga kayak orang-orang
dong?
- Iyaa kalau orang-orang sejak pindah
turun langsung malah ada yang engga
penglaris sama sekali. Yaaa tergantung
pelanggan sama tergantung posisi juga
- Kondisi saat ini agar bisa
bertahan ada cara-cara nya
engga?
- Menabung berhemat. Berhemat nya
begini mi, yang dulu biasanya makan beli
lauk beli ini itu sekarang masak jadi kan
hemat. Jadi pengeluarannya lebih sedikit,
ditekan dikit. Terus menabung, kalau lagi
sepi dikurangin menabung nya tapi tetep
nabung. Yaaa penglarisnya agak lumayan
banyak, nabung nya dilebihin dikit juga.
Jadi engga harus royal
- Kalau tabungan ada? - Ada BRI
- Kalau tempat ini ngontrak?
- Ngontrak per tahun nya 5 juta. Hampir
sama lah kayak dulu, sebelum pindah
juga kita ngontrak. 3,5 juta. Kalau orang
yang engga biasa ngontrak kan kaget,
kalau kita biasa aja
- Siasat nya apa lagi?
- Kalau siasatnya itu, kalau kita nyari
barang harus pinter-pinter nyari nya
yang harga nya beda. Biar jual nya bisa
murah. Pinter nyari barang, pandai
ngelayanin orang, kasih harga jangan
lxv
terlalu mahal. Itu kiat nya biar pelanggan
balik lagi
- Apakah om menanamkan
kepercayaan kepada pembeli?
Apalagi kan ada pelanggan yang
bawel tuh, nanggepinnya gimana
tuh? Tetep kasih kepercayaan?
- Kalau langganan yang bawel kita tahan
aja marah kita, mau semarah apa kita.
Yaa kalau dia bukan langganan yaa kita
jawab aja “yaudah cari aja sono” kadang
kalau kesel yaa kesel juga kalau yang
bawel tapi kalau langganan tetep biar dia
bawel kita layanin. Yaaa sebisa kita biar
dia engga lari ke yang lain
- Pernah sekali ada langganan yang
diomelin sama suami saya karena bawel.
Terus lari dia belanja ke Auri. Terus dia
cerita sama saya, dia kaget kalau itu
suami saya. Yaudah saya minta maaf ke
dia. Emang dia bawel. Tapi dia
ngangkutin orang mulu, dia nyariin
pelanggan buat kita mulu. Cuma dia
bawel orang nya. yaaa pinter-pinter kita
aja ngelayanin nya
- Pernah waktu itu saya nitip dagangan ke
temen saya karena mau solat. Temen saya
ngasih harga nys mahal. Kalau orang lain
kan engga tau, apalagi temen saya itu
jualan baju, kalau baju harus banyak
ambil untungnya engga perlu langganan
kan? Orang itu besok balik dia, ngadu ke
saya kalau dikasih mahal sama temen
saya. Akhirnya saya balikin uang nya
sambil minta maaf bilang temen saya
engga tau. Dia kira harga nya naik, kalau
naik harga nya yaa saya bilang aja naik
kalau engga yaa engga
- Yang penting jujur yaa?
- Yang pertama sekali juur. Barang kan
ada barang yang asli sama yang KW. Kita
bilangin nih yang KW nih yang ori, kalau
yang original segini harganya kalau KW
segini harga nya. nah orang tinggal pilih.
Kalau orang lain kan engga, pensil alis
viva yang KW dijual harganya sama
kayak yang original. Kalau kita engga nih
yang ori ini, ini yang KW mau nya yang
mana? kalau KW nya separoh harga yang
asli.
lxvi
- Selama jualan ini, udah punya apa
aja dari hasil jualan? Kayak aset-
aset, tabungan?
- Motor beli kontan. Pulang kampung
berapa kali naik pesawat. Terus nabung
yaaa udah bisa buat beli rumah cuman
belum ada yang cocok. Udah punya
tabungan
- Kalau anak om yang masih
sekolah ada berapa?
- Ada dua nih. Yang pertama baru masuk
SMA yang kedua juga masuk SMP. Jadi
kemarin keluar duit gede juga buat biaya
sekolah, soalnya sama-sama keluar yang
satu keluar SD yang satu keluar SMP.
lxvii
Transcript Wawancara 15
Informan : SR (40 Tahun)
Lama usaha : 18 tahun
Jenis usaha : Pedagang ayam potong
Waktu wawancara : 5 Desember 2016
Pertanyaan Jawaban Informan
- Kalau jualan dipasar Cisalak udah
berapa lama? Dari tahun berapa?
- Berapa ya? Dari tahun 1998. Jualan ayam
- Kalau jualan ayam ini sebagai
mata pencaharian utama?
- Ini mah sampingan ibu rumah tangga, kan
suami saya kerja. Jadi cuma buat bantu-
bantu aja
- Kemaren pas kebakaran kena
engga?
- Yaa diluar sih kita kemarin. Yaa
tempatnya kena
- Abis kebakaran perubahan yang
dirasain apa?
- Yaaa omsetnya menurun lah
- Pendapat ibu tentang
pembangunan gedung baru ini
gimana?
- Gimana yaaa. Harapannya mungkin
dengan gedong gini mudah-mudahan
inshaallah rame yaaa. Pertama-tama pasti
penasaran, pengunjung gimana sih? Posisi
pasar nya, kalau misalkan lebih rapih
lebih ini kan mudah-mudahan rame. Yaaa
positif lah dampak nya.
- Pendapatan selama jualan
dipenampungan gimana?
- Penghasilannya menurun. Soalnya
sebagian kan belanja dipasar lama,
jangkauan kendaraannya kalau pagi
angkot susah. Jadi langganan terpecah
- Tapi langganan masih dateng? - 75 % langganan kembali lagi.
- Hambatan yang dihadapi selama
pindah di Auri selain penurunan
omset yang dirasain apa?
- Kayak nya engga ada, namanya tempat
yaa lebar yaa lega kalau bagian belakang
sih. Kalau bagian depan katanya sih
sempit karena ada penambahan-
penambahan aja. Kalau tempat yang
belakang sih yaaa lega. Tapi itu sepi
pembeli jarang yang masuk sini karena
paling belakang
- Posisi nya dimana?
- Paling belakang. Deket parkiran, bareng
blok ikan. Rencana nya tadi sebelahnya
itu blok daging. Tapi karena daging engga
mau masuk, truck nya engga bisa masuk
akhirnya dia ambil depan sendiri. Tadinya
mah bareng-bareng, ayam daging sama
ikan satu lokasi harusnya.
lxviii
- Dari penghasilan itu cukup engga
buat menuhi kebutuhan sehari-
hari?
- Yaa cukup aja, kan ini cuma sampingan
doang buat tambahan aja.
- Ada cara-cara supaya pembeli
mau beli lagi ditempat ibu?
- Kalau pelayanannya lebih ramah
istilahnya, yaa pinter ngerayu. Yang
penting kualitas dagangannya bagus,
jangan sampe dagangan punya kemaren.
Yaa bagus engga nya bilang sama pembeli
nya, dia engga bakalan kapok. Yaaa
alhamdulillah besok dia balik lagi
- Pasar Cisalak kan ada dua,
menurut ibu berpengaruh engga
sama penghasilan?
- Pengaruhnya gimana yaaa? Yang belanja
itu jadi kebagi dua. Jadinya penurunan
omset. Ada yang kebuka rezeki disini ada
yang kurang. Yaa kita sikapi gimana yaaa.
- Kalau ngadepin kondisi kayak
gini, ada cara-cara khusus engga?
- Kita berjalan apa adanya kita jalanin.
Namanya kita orang pasar jualan dipasar,
nurut aja
- Selama jualan ibu ikut Bank
keliling?
- Engga sih
- Kalau tabungan ada?
- Nabung juga engga kredit juga engga.
Yaa buat kebutuhan sehari aja.
Untungnya masih ada penghasilan dari
suami saya
- Anak ibu yang masih sekolah ada
berapa?
- Ada dua. Masih sekolah semua
- Ibu pake karyawan? - Engga pake karyawan, kerja sama bareng
abang saya
- Modal nya dari mana? - Modalnya sendiri-sendiri
- Kalau ayam potong itu sistem nya
gimana?
- Per kilo. Kita dimodalin. Ditaro dulu nanti
setoran
- Walaupun engga laku engga bisa
dibalikin?
- Tetep. Itu resiko nya engga bisa dibalikin.
Setoran segitu harus dibayar, kan ada
catetannya kita ambil berapa kilo ayam
- Kalau tempat nya itu ambil satu
apa dua?
- Tempatnya gratis. Kita ambil dua, aku
satu kakak ku satu tapi sebelah-sebelahan