oleh: rahmi jumaera nim....
TRANSCRIPT
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN Lin/IA FAKTOR DENGAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA PADA
MAHASISWA MINANG
Oleh: RAHMI JUMAERA NIM. 103070029157
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satL1 persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA 1428H I 2007 M
HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN LIMA FAKTOR DENGAN MOTIVASI BERWIRAUS.lllHA PADA
MAHASISWA MINANG
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gehu Kesarjanaan Psikologi
Pembimbing I
\
~
Oleh RAHMI JUMAERA NIM.103070029157
Di bawah Bimbingan,
PEimbimbing II
D • S. Sulisti 0110 M.Si NIP. 131 472 258
Yunita Faela Nisa, M.Psi., Psi NIP. 150 368 748
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI {UIN) SYARIF
HIDA YATULLAH JAKART,A. 1428H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJl.AN
Skripsi yang berjudul Hubungan Tipe Kepribadian Lima Faktor dengan Motivasi Berwirausaha Pada Mahasiswa Minang telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 November 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Psikologi.
Jakarta, 29 November 2007
Sidang Munaqasyah
Sekretaris Merangkap Anggota
Ora. Zahrotun Ni NIP. 1502387i'3
Anggota: Penguji I
,fl ~ I l·t,/' . Neneng Tati Sumi ti. M.Si., Psi
NIP.150300679
Pembimbing I
Dr . S. Sulisti ono M.Si NIP. 131472258
Penguji II
Pembimbing II
Yunita Faela Nisa, M.Psi. Psi. NIP. 150~168748
<Persem6alian
7.(arya secferliana ini k,upersem6alik,an teruntuR..::
}lyafi, <Bunda d,}lcfik:;acfik,k,u
tercinta se6agai inspirasi ter6esarl~J.l yang se{alu mem6erikg.n
cfuk,ungan aan iringan cfo 'a atas setiap {c.mgkg.li k,u, cfengan
segenap kgsa6aran mem6esark,an, mencficfik,serta menaengarkg.n
setiap kg{ufiank,u cfan setiap saat sela{u acfa untuk,k,u.
''Sesunggufinyafl_((afi tiaak.,ak.gn meru6ali suatu k.gum seliingga merek.g
mengu6ali k§aaaan yang aaa paaa cfiri merek.g sencfiri"
(({}. fl_r-IJ(a 'ad': 11)
"'Tak.,per(u sesuatu yang 6esar untuk.,mengu6ali aunia
k.grena sesuatu yang 6esar 6erawa( aari fia( yang k§ci[ aan seaerfiana,
o(eft k.,arena itu tak.,ut ak.gn k§gagafan seliarusnya tiaak.,menjacfi afasan
untuk.,tiaak.,menco6a sesuatu k.grena yang terpenting aari liiaup
6uk.gnfafi k§menangan tetapi 6agaimana 6ertancfing aengan 6aiR.,,"
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) November 2007 (C) RAHMI JUMAERA (D) Hubungan Tipe Kepribadian Lima Faktor dengan Motivasi
Berwirausaha pada Mahasiswa Minang (E) xvi + 136 halaman (termasuk lampiran) (F) Tipe kepribadian lima faktor atau yang sering disebut dengan akronim
OCEAN merupakan struktur kepribadian yang terkait trait. Kepribadian lima faktor ini adalah lima komponen dominan dalam kepribadian wirausahawan, setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam yang ada dalam OCEAN tersebut dengan kadar yang bervariasi. Kelima komponen tersebut terdiri dari keterbukaan seseorang terhadap pengalaman hidup (Openness to experience), keterbukaan hati dan telinga (Conscientiousness), keterbukaan diri terhadap orang lain (Exstrovertness), keterbukaan terhadap kesepakatan-kesepakatan (Agreeableness) dan keterbukaan terhadap tekanan-tekanan (Neuroticism).
Motivasi berwirausaha adalah dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, serta memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil resiko yang benarbenar telah diperhitungkan. Jika seseorang memiliki motivasi berwirausaha yang tinggi maka motivasinya tersebut berkaitan dengan interaksi dari setiap komponen dari tipe kepribadian lima faktor yang ada dalam dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk rnencari hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa perantauan yang berasal dari suku Minang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan l<uantitatif dengan metode penelitian korelasional. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 375 orang. Dari jumlah tersebut dipilih ElO orang sebagai sampel penelitian dengan menggunakan tel<nik purposive sampling. Data dikumpull<an dengan skala kepribadian lima faktor dan skala motivasi berwirausaha. Skala kepribadian lima faktor terdiri dari 38 item dengan validitas butir antara 0, 323 sampai clengan 0, 691 dan reliabilitas ru = 0,911. Skala motivasi berwirausaha terdiri dari 47 item dengan validitas butir antara 0, 323sampai dengan 0, 763 dan reliabilitas ru = 0,941
Hasil analisis data dengan tel<nik korelasi kontingi:msi diperoleh C = 0,375 atau X2= 3, 139 < p. 0, 05. Dengan demikian disimpulkan
bahwa tidak ada korelasi antara tipe kepribadian 'iima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang. Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar dapat melengkapi pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif supaya diperoleh hasil yang lebih komprehensif.
(G) Bahan bacaan 43 (1978-2007)
KAT A PENGANT AR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kapada llahi Rabbi yang telah menganugerahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada baginda RAsulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terimakasih tak terhingga kepada: 1. lbu Ora. Hj Netty Hartati, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan.
2. Bapak Ors. S. Sulistiyono, M. Si sebagai pembimbin(J I dan lbu Yunita Faela Nisa, M. Si sebagai pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
3. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si dan lbu Natris, M. Si selaku pembimbing seminar yang tak pernah bosan memberikan saran dan kritik yang membangun selama proses bimbingan seminar.
4. Bapak Miftahuddin, M. Si, pembimbing akademik yang tak pernah bosan memberikan motivasi dan saran bagi penulis.
5. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Adrimas Sjamsu dan lbunda Yusri AS. lnspirator terbesar yang selalu memberikan dukungan dan iringan do'a atas setiap langkah penulis. Tak lupa kedua adik-adik penulis Yulina Oepita dan Susi Nova Yanti, pautan kasih yang tak p1arnah bosan mendengarkan keluhan dan tak hentinya memberikan semangat pada penulis.
6. Keluarga besar Syamsuddin-Rukayah dan Agus-Sauri alas setiap motivasi dan inspirasi yang telah mereka berikan dalam kehidupan penulis.
7. Uda Faizi El Abbasy, yang telah memberikan warna dalam kehidupan dan selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untul< membantu penulis.
8. Segenap keluarga besar KMM (Keluarga Mahasiswa Minang) Koorkom Ciputat: Boy (selaku ketua KMM). Q-Liank (keluarga besar rental MyCom), uda Datuak, lnat, Vicy, lmron, Yone, Cipuik, Ayu, Ulya (pujangga). keluarga besar RD (Rumah Dakwah) dan anggota KMM lainnya yang tidal< dapat disebutkan satu-persatu yang telah meluangkan waktunya untuk membantu penulis.
9. Sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada untuk membesarkan hati dan memotivasi penulis; Ayu, Fauzia, Cing, Mona. lja, Yuli dan Randi.
10. Teman-tern an di fakultas Psikologi angkatan 2003; lnong than k's berat buat kemurahan hatinya, lcha, Sun-sun, Enung, Ambar, anak-anak Garuda, anak-anak kosan. Chi-ul dan saudara-saudara kecilnya, Eti', seluruh teman-teman kelas D dan C atas persahabatan dan dukungan yang telah kalian berikan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan rnanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Jaka1ia, 1 November 2007
Penulis
DAFTAR ISi
Halaman Judul ........................................................................... .
Ha la man Persetujuan................................................................. ii
Halaman Pengesahan . . . . . . . . . . . .. . . . . .. . .. . .. . . . . .. . .. . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . .. . . . . . .. . iii
Persembahan.............................................................................. iv
Motto ........................................................................................... v
Abstrak........................................................................................ vi
Kata Pengantar ........................................................................... viii
Daftar lsi...................................................................................... x
Daftar Ta be I................................................................................. xiii
Daftar Garn bar............................................................................ xv
Daftar Lampi ran.......................................................................... xvi
BAB ·1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................... ............ 1
1.2. ldentifikasi Masalah......................................... ............ 7
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah .................................. 8
1.3.1. Batasan Masalah.................................................. 8
1.3.2. Rumusan Masalah .............................................. 10
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .... ... ... . .... .. .... ... . .. .. .. ... ... 10
1.4.1. Tujuan Penelitian..................................... ............ 11
1.4.2. Manfaat Penelitian ... .... .. .. .. .. .... .. .. ...... .. .. . .. .. . .. .. .. . 11
1.5. Teknik Penulisan .......................................................... 11
1.6. Sistematika Penulisan .................................................. 12
BAB2 KAJIAN TEORI
2.1. Kepribadian Lima Faktor ............................................. 14
2.1.1. Definisi kepribadian ......................................... 14
2.1.2. Kepribadian lima faktor .................................... 19
2.2. Motivasi Berwirausaha ................................................ 32
2.2.1. Definisi motivasi ............................................... 32
2.2.2. Definisi berwirausaha ...................................... 34
2.2.3. Motivasi berwirausaha .. . .. . .. . .. . . . .. . . . .. .. . . . . . . . . . . .. .. 37
2.2.4. Sikap-sikap yang menghambat kewirausahaan 42
2.2.5. Wirausaha dalam perspektif Islam................... 44
2.3. Mahasiswa Minang...................................................... 49
2.3.1. Definisi mahasiswa .......................................... 49
2.3.2. Merantau................................ .......................... 50
2.4. Kerangka Berpikir........................................................ 58
2.5. Hipotesis ..................................................................... 62
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3. 1. Pendekatan dan Desain Penelitian ............................. 63
3. 1. 1. Pendekatan dan metode penelitian ................. 63
3. 1.2. Definisi variabel dan operasional variabel........ 64
3.2. Pengambilan Sampel .................................................. 66
3.2.1. Populasi dan sampel ....................................... 66
3.2.2. Teknik pengambilan sampel ............................ 67
3.3. Pengumpulan Data...................................................... 67
3.3.1. lnstrumen penelitian ........................................ 67
3.3.2. Teknik uji instrumen penelitian......................... 72
3.4. Uji lnstrumen Penelitian .............................................. 74
3.4.1. Hasil uji validitas skala tipe kepribadian
lima faktor ........................................................ 75
3.4.2. Hasil uji validitas skala motivasi berwirausaha 75
3.4.3. Reliabilitas skala tipe kepribadian lirna faktor
dan rnotivasi berwirausaha ... ... .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. . 76
3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................... 77
3.6. Prosedur Penelitian ..................................................... 79
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISIS DATA
4.1. Garnbaran Urnurn Responden ..................................... 82
4.2. Uji Persyaratan............................................................. 82
4.2.1. Uji norrnalitas skala tipe kepribadian lirna faktor
dan rnotivasi berwirausaha .. .... .. .. . .. .. . .. . .... .. .. .. . 82
4.2.2. Hornogenitas skala tipe kepribadian lirna faktor
dan rnotivasi berwirausaha .............................. 85
4.2.3. ldentifikasi skor skala tipe kepribadian
lirna faktor ........................................................ 86
4.2.4. Uji hipotesis ..................................................... 87
4.3. Hasil Utama Penelitian .................................... ............. 92
BAB5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ..................................................... ............ 93
5.2. Diskusi.............. ................................................ ............ 93
5.3. Saran ........................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 103
LAMPI RAN
DAFT AR T ABEL
Tabel 2.1 Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman hidup) ........................................................... 23
Tabel 2.2 Conscientiousness (Keterbukaan hati dan telinga) .......... 25
Tabel 2.3 Extrovertness (Keterbukaan diri terhadap orang lain) ....... 27
Tabel 2.4 Agreeableness (Keterbukaan terhadap kesepakatan) ................................................................... 28
Tabel 2.5 Neuroticism (Keterbukaan terhadap tekanan - tekanan) ........................................................... 30
Tabel 2.6 Motivasi berwirausaha di luar Indonesia .......................... 41
Tabel 3.1 Blue Print Skala Tipe Kepribadian Openness to Experience........................................................................ 68
Tabel 3.2 Blue Print Skala Tipe Kepribadian Consciousness ........... 69
Tabel 3.3 Blue Print Skala Tipe Kepribadian Extrovettness .............. 69
Tabel 3.4 Blue Print Skala Tipe Kepribadian Agreea/Jleness ............ 70
Tabel 3.5 Blue Print Skala Tipe Kepribadian Neuroticism ................. 70
Tabel 3.6 Blue Print Skala Motivasi Berwirausaha ........................... 71
Tabel 3.7 Skor Untuk Pernyataan Positif Dan Negatif ...................... 72
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian Lima Faktor............................................................... ... ... . . 86
Table 4.2 Skor Motivasi Berwirausaha .. .. ...... .. .. .... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... 88
Tabel 4.3 fo ....................................................................................... 89
Tabel 4.4 fh ....................................................................................... 90
Tabel 4.5 Tabel Kerja untuk Menghitung Chi-Square ....................... 90
DAFT AR GAMBAR
Gambar 1 llustrasi Kerangka Berpikir Dalam Bagan ........................ 61
Gambar 2 P-P Plot Tipe Kepribadian Lima Faktor ............................ 83
Gambar 3 P-P Plot Motivasi Berwirausaha.... .. . . . .. .. . . . .. . . . . . .. . . . . . . . ... .. . . 84
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Hasil tryout Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 2 Uji Validitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 4 Data Hasil Penelitian Skala Kreativitas dan Skala Motivasi Berwirausaha
Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Motivasi Berwirausaha
Lampiran 6 Hasil Uji Homogenitas Skala Tipe Kepribaclian Lima Faktor dan Motivasi Berwirausaha
Lampiran 7 Hasil Klasifikasi Perolehan Nilai Dari Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Motivasi Berwirausaha
Lampiran 8 Tabel Nilai Z-Score
Lampiran 9 Tabel Nilai T-Score
Lampiran 10 Tabel Klasifikasi Kecenderungan Tipe Kepribadian
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Merantau sudah merupakan kelaziman bagi para pemuda Minang. Budaya
merantau bagi mereka sudah ditanamkan semenjak kecil'. Hal ini terlihat dari
pola pendidikan anak-anak Minang semenjak zaman dahulu di mana anak
lelaki saat mencapai usia sekolah sudah tidak tinggal atau tidur di rumah
orang tuanya lagi. Mereka tidur dan belajar agama di surau-surau di bawah
pengawasan seorang ustadz di kampung tersebut. Saat memasuki usia
remaja atau mencapai tahap baligh mereka berada di bawah pengawasan
mamak (saudara laki-laki ibu) untuk dididik tentang adat istiadat dan pergi
merantau untuk belajar berdagang serta mencari penghiclupan. Merantau
pada zaman dahulu hanya terbatas bagi para pemuda atau kaum laki-laki
saja.
Dewasa ini merantau tak hanya dilakukan oleh pemuda saja namun kaum
perempuan tak mau ketinggalan. Merantau tidak lagi sebatas mencari
penghidupan atau belajar berdagang, namun merantau yang dilakukan oleh
2
para pemuda-pemudi Minang bertujuan untuk menimba ilmu atau
melanjutkan pendidikan di berbagai universitas yang ada di berbagai daerah.
Perubahan waktu, perbedaan kultur dan pergeseran budaya yang ada di
daerah baru (perantauan), membuat mahasiswa perantau harus berusaha
melakukan berbagai penyesuaian. Tidak semua mahasiswa perantau berasal
dari kelas sosial ekonomi yang kuat. Sehingga gejolak perubahan situasi
ekonomi yang ada di daerah perantauan sangat terasa bagi mereka yang
berada jauh dari orang tua dan kampung halamannya. D•engan status mereka
sebagai mahasiswa mereka juga dituntut untuk lebih mandiri.
Ada semacam norma dalam diri mereka yang mendoron!l mereka untuk
terlepas secara finansial dari bantuan orang tua atau tidak lagi menjadi beban
orang tuanya. Untuk itu mereka sebagai seorang mahasiswa harus jeli
melihat segala kesempatan dan kemungkinan yang ada di sekitar mereka.
Berwirausaha saat ini menjadi salah satu pilihan bagi para mahasiswa
perantauan. Dari sekian banyak mahasiswa yang terjun rnenjadi
wirausahawan muda, sebagian besar merupakan mahasiswa perantauan
yang berasal dari suku Minang dengan persentase 64% dari keseluruhan
mahasiswa yang bergelut dalam dunia usaha. Tingginya minat para
mahasiswa perantauan tersebut untuk berwirausaha terlihat dari penelitian
awal yang peneliti lakukan pada salah satu komunitas mahasiswa perantau
yang ada di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yakni
komunitas mahasiswa Minang. Dari tahun ke tahun terlihat perubahan
orientasi para mahasiswa tersebut.
3
Bila dilihat sejak didirikannya komunitas Keluarga Mahasiswa Minang (KMM)
yakni pada tanggal 4 April 1971, tampak perubahan kece>nderungan pada
mahasiswa perantauan yang tergabung dalam KMM tersebut. Pada periode
awal berdirinya KMM Ciputat yang sebahagian besar an~1gotanya merupakan
mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah ini hanya datang ke .Jakarta sebatas
menuntut ilmu. Namun setelah tujuh tahun terakhir (periode 2000-2007)
mahasiswa yang tergabung dalam KMM tersebut sudah mulai melirik bidang
usaha atau berwirausaha. Dari 30 orang mahasiswa periode 2006-2007 yang
diwawancarai, sebanyak 25 responden memiliki motivasi yang tinggi untuk
berwirausaha dan beberapa di antara mereka ada yang telah berwirausaha
dan terjun langsung sebagai pewirausaha mengelola bisnis, mulai dari usaha
dengan modal kecil sampai usaha yang bermodalkan puluhan juta.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas
Bina Nusantara (BiNus). Dalam sebuah survey yang dilakukan oleh Center
for Entrepreneurship (CfE) pada mahasiswa Universitas Bina Nusantara pada
akhir Oktober 2005, terungkap bahwa ternyata sekitar 83% mahasiswa BiNus
memiliki minat yang tinggi untuk menjadi entrepreneur, si>dangkan sisanya
dapat disimpulkan memilih sebagai kaum profesional (pekerja). Dari
penelitian ini dapat diketahui bahwa minat untuk berwirausaha dikalangan
mahasiswa tidak terbatas pada kalangan tertentu saja (Tjendera, 2006).
4
Beberapa penelitian tersebut membuktikan stereotip yan9 sejak dahulu
sudah tertanam dalam masyarakat bahwa hanya orang-orang dari keturunan
Tiongkok, Yahudi, Cina dan suku bangsa Melayu yang cocok menjadi
pedagang dan untuk menjadi enterpreneur harus memili~:i modal yang besar,
koneksi dan sebagainya. Namun dari kecenderungan yang terlihat di
kalangan mahasiswa sekarang stereotip tersebut jelas ticlak terbukti. Saat ini
bayak bermunculan wirausahawan muda dari kalangan mahasiswa yang lahir
dari berbagai latar belakang keluarga, suku dan budaya. Mereka sukses
memulai bisnis dari kondisi apa adanya dan dan tanpa modal besar, seperti
yang terlihat dikalangan enterpreneur- enterpreneurmuda di lingkungan UIN
sekarang.
Bila ditelusuri lebih lanjut, di tanah kelahiran masing-masing ternyata mereka
tidak menjadi pedagang seperti yang diramalkan. Mereka menjadi
enterpreneur setelah berinteraksi dengan lingkungan dimana mereka
merantau. Tipe kepribadian lima faktor yang mereka mili~;i berinteraksi
dengan lingkungan, menghasilkan solusi dan menjadi tenaga pendorong
untuk melakukan sesuatu bahkan pilihan hidup untuk berwirausaha (Kasali,
2007). Hal ini menunjukkan bahwa tipe kepribadian lima faktor memiliki
pengaruh yang besar dalam motivasi berwirausaha pada seseorang
khususnya mahasiswa perantauan.
5
Pilihan untuk mulai menekuni dunia wirausaha merupakan upaya untuk
menjawab tantangan perubahan zaman yang serba cepat. Karena di
Indonesia menurut data dari Mennegkop dan UKM (Dprin, 2007),
menunjukkan bahwa pada tahun 2000 ada sekitar 38,99 juta usaha kecil atau
sekitar 99.85% dari perusahaan di Indonesia yang menyerap 66 juta tenaga
kerja atau sekitar 99.44% dari jumlah kesempatan kerja. Adapun sumbangan
usaha kecil Indonesia terhadap PDB nasional hampir sarna dengan Amerika
Serikat yaitu sekitar 40% (Awai, 2006). Dengan melihat data-data tersebut,
maka sangat layak jika bidang kewirausahaan adalah bidang yang perlu
mendapat perhatian semua pihak untuk dikembangkan.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini setiap pribadi bahkan
mahasiswa yang telah mengenyam pendidikan yang lebih baik pun setiap
saat akan berhadapan dengan bermacam - macam tantangan, baik dalam
bidang sosial ekonomi, kesehatan, politik maupun dalam bidang budaya.
Kemajuan teknologi yang meningkat di satu pihak dan ledakan penduduk
disertai berkurangnya persediaan sumber-sumber alami di lain pihak, semua
itu menuntut adaptasi dan kemampuan untuk mencari pemecahan yang
tepat. Sebagai mahasiswa sekaligus seorang entrepreneur agar dapat
menghasilkan suatu pemecahan yang tepat diperlukan pengenalan potensi
dan belajar mengembangkan potensi yang dimiliki sehin£1ga mampu
menangkap peluang dan mengorganisir usaha dalam mewujudkan cita-cita.
Pada dasarnya manusia sejak dilahirkan ke dunia ini telah dibekali sikap dan
jiwa kewirausahaan. Seseorang tidak akan pernah tahu potensi kewiraan
yang ada pada dirinya sebelum ia terjun langsung dalam suatu usaha. Saat
ia mulai mengetahui potensi yang ia miliki, pada saat itulah ia belajar keras
untuk memotivasi dirinya.
Dari penelitian lapangan yang dilakukan oleh Costa dan IV1cCrae (Ambadar,
2006) selama 10 tahun diketahui bahwa setiap dimensi dalam The Big Five
Personality atau Kepribadian Lima Faktor yang disingkat OCEAN memiliki
hubungan yang sangat erat dengan kesuksesan bidang usaha atau kerja
yang membutuhkan interaksi sosial. Dengan kata lain kei>esuaian
kepribadian dan tuntutan tugas akan mendorong seseora.ng untuk lebih
produktif.
6
Sebagai unsur yang dibawa sejak lahir, setiap tipe dari kHpribadian lima
faktor berperan penting dalam memacu dan memotivasi seseorang untuk
menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Pribadi dengan kadar tipe kepribadian
lima faktor yang tinggi cenderung menciptakan perubahan pada apa yang ia
kerjakan, berani menghadapi segala resiko dan perubahan yang terjadi
disekelilingnya, bekerja secara sistematis dan disiplin serta mampu
mengendalikan suasana. Hal-hal inilah yang menjadi syarat mutlak yang
harus dimiliki seseorang yang akan berkecimpung dalam dunia usaha
terutama bagi para mahasiswa perantauan. Karena oran9 dengan
kepribadian lima faktor rendah akan cenderung sulit untuk memulai sesuatu
(Kasali, 2007)
Untuk masuk dalam dunia usaha dibutuhkan orang-oran~1 yang tanggap
dengan situasi dan kondisi yang ada di sel<itarnya sehingga ia dapat dengan
mudah menemukan setiap peluang yang ada dan memanfaatl<an atau
mendayagunakan seluruh potensi yang dimilikinya dan menjawab segala
tantangan yang ada di depan matanya. Dari hal ini jelas terlihat bagaimana
pribadi-pribadi yang unggul menyikapi setiap kesulitan yaing menghadang
sedangkan pribadi-pribadi yang lemah akan cenderung menghindari setiap
kesulitan yang datang.
1.2. ldentifikasi Masalah
Dari latar belakang permasalahan yang peneliti jadikan objek penelitian, ada
beberapa aspek yang dapat diidentifikasi sebagai beril<ut:
7
1. Apa yang melatar belakangi mahasiswa perantauan untuk
berwirausaha ?
2. Apakah mahasiswa Minang memiliki motivasi untuk berwirausaha?
3. Tipe kepribadian apa saja yang harus dimiliki oleh seorang
wirausahawan?
4. Tipe kepribadian mana yang lebih dominan dimilki oleh mahasiswa
Mlnang?
5. Apakah ada hubungan antara tipe kepribadian lima faktor dengan
motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang?
1.3. Batasan dan Rumusan Masalah
1.3.1. Batasan masalah
8
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang berkaitan dengan judul penelitian
di atas dibatasi sebagai berikut:
a. Motivasi berwirausaha
Mc Clelland (dalam Nugroho 2006:13) mengajukan konsep motivasi untuk
memberikan gambaran mengenai kewirausahaan yang diartikan sebagai
dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berlouat lebih baik dan
terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan rneingambil resiko yang
benar-benar telah diperhitungkan. Menurut Yuyun Wirasasmita (dalam
Suryana, 2003) motivasi berwirausaha seseorang dilandasi oleh beberapa
alasan yakni: 1) Alasan keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat
secara finansial). 2) Alasan sosial. 3) Alasan pelayanan (peluang untuk
berkontribusi kepada masyarakat). 4) Alasan pemenuhan diri (peluang untuk
memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang
dimiliki).
b. Kepribadian lima faktor
Kepribadian lima faktor adalah konsep kepribadian yang di pelopori oleh
Costa dan Mccrae yang menjelaskan tentang lima komponen dominan
9
dalam kepribadian wirausahawan yang disebut dengan "the big five". Kelima
komponen hasil kajian Costa & McCrae (1997) ini lebih dikenal dengan
akronim OCEAN. Menurut Kasali (2007:66) setiap orang pasti memiliki setiap
unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya bisa bervariasi.
Ada yang mempunyai kadar yang tinggi, ada yang sedang saja dan ada yang
rendah. Karena kelima komponen ini bukan biological, melainkan behavioral,
maka ia pun dapat ditumbuhkembangkan, dibentuk atau dibiarkan layu dan
terkubur.
OCEAN (Costa & McCrae, 1997) adalah akronim dari se!~ala jenis
keterbukaan. Masing-masing unsur OCEAN tersebut antara lain: Openness
to experience (keterbukaan terhadap pengalaman hidup), Conscientiousness
(keterbukaan hati dan telinga), Extrovertness (keterbukaan diri terhadap
10
orang lain), Agreeableness (keterbukaan terhadap kesepakatan), Neuroticism
(keterbukaan terhadap tekanan-tekanan).
c. Mahasiswa Minang
Merantau seperti yang dilakukan oleh mahasiswa Minan£1 yang ada di UIN
Syarif Hidayatulah Jakarta dapat dilihat sebagai proses rnenuju kedewasaan
dan merupakan bentuk kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki
untuk meninggalkan kampung halaman mencari harta kekayaan atau
menuntut ilmu pengetahuan agar bisa dengan lebih baik menjalani hidup.
Aktivitas merantau disini adalah aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa
Sumatera Barat atau Minang. Jadi mahasiswa Minang adlalah mahasiswa
yang melakukan aktivitas merantau kedaerah lain untuk tujuan menuntut
ilmu.
1.3.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan identifikasi masalah, maka
masalah dalam penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut:
Apakah ada korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor
dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan apakah ada hubungan
yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi
berwirausaha pada mahasiswa Minang.
1.4.2. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat teoritis.
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi khazanah pengetahuan serta
pengembangan teori-teori psikologi terutama yang berkaitan dengan
kepribadian lima faktor dan motivasi berwirausaha.
2. Manfaat praktis
11
Penelitian ini diharapkan sedikit banyaknya dapat memberikan informasi
dan gambaran tentang kompleksitas masalah yang dihadapi mahasiswa
perantau sehingga dapat dijadikan masukan dalam pengambilan
kebijaksanaan baik dalam instansi pendidikan, ekonomi, keagamaan dan
lain-lain. Terutama bagi fakultas psikologi agar dapat mengembangkan
wacana dan kajian tentang kewirausahaan bagi para rnahasiswa,
sehingga rnahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah dapat
rneningkatkan sumberdaya dan potensinya agar tidak lagi hanya
berorientasi untuk menjadi seorang pekerja atau karyawan semata
1.5. Teknik Penulisan
Teknik penulisan dalam penelitian ini berpedoman pada APA (American
Psychology Association) Style.
1.6. Sistematika Penulisan
12
Untuk memudahkan penulisan, maka dalam penulisan proposal penelitian ini
disusun menjadi beberapa bab, yang terangkum sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, pernbatasan dan perurnusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, se1rta sistematika
penulisan.
Bab II
Bab Ill
Bab IV
BabV
13
Kajian Teori
Meliputi teori teori yang berhubungan dengan kepribadian lima
faktor, motivasi berwira usaha, mahasiswa, merantau,
berwirausaha dalam Islam, kerangka berfikir, dan hipotesis
penelitian.
Metodologi Penelitian
Meliputi pendekatan dan metodologi penelitian, populasi dan
sampel, karakteristik sampel, instrumen pengumpulan data, uji
instrumen penelitian, teknik pengolahan data serta prosedur
penelitian.
Presentasi dan Analisis Data
Meliputi gambaran umum responden, uji persyaratan dan hasil
utama penelitian.
Kesimpulan, Diskusi dan Saran
Berisi simpulan, diskusi dan saran dari pern>litian yang telah
dilakukan.
BAB 2
KAJIAN TEORI
2.1 Kepribadian Lima Faktor
2.1.1 Definisi kepribadian
Selain merupakan makhluk biologis yang sama dengan rnakhluk hidup
lainnya manusia juga merupakan makhluk yang mempunyai sifat-sifat
tersendiri yang berbeda dari segala makhluk dunia lainnya. Manusia tidak
semata-mata tunduk pada kodratnya dan secara pasif menerima
keadaannya, tetapi la selalu secara sadar dan aktif menjadikan dirinya
sesuatu. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya untuk
masa-masa yang akan datang menentukan tingkah lal<U seseorang di masa
kini, dan karena tiap orang mempunyai pengalaman dan aspirasi yang
berbeda-beda, maka tingkah laku di masa kini pun berbeda-beda. Hal inilah
yang menjadi landasan dalam penelitian tentang perilaku atau kepribadian.
Studi tentang kepribadian merupakan pokok pembicaraan yang sangat luas.
Banyak psikolog telah memberikan perhatiannya dalam hal ini. Tak sedikit
pula para pakar baik dari bidang psikologi sendiri maupun dari berbagai latar
belakang ilmu yang berbeda mencoba memberikan definisi atas kepribadian
dari berbagai sudut pandang, sehingga lahirlah beragam definisi mengenai
kepribadian, di antaranya yaitu:
Bruno (1989:218) mendefinisikan kepribadian (personality) sebagai "konsep
yang menyeluruh, meliputi beberapa pengertian. Pertama, merupakan
karakter seseorang yaitu serangkaian ciri perilaku yang biasanya dikaitkan
dengan individu tertentu. Kedua, kepribadian dapat diartikan sebagai diri
yang sadar, atau ego. Ketiga, sebagai topeng sosial seseorang. Keempat,
kesan menyeluruh tentang diri seseorang, yang dilihat oleh orang lain.
Allport (dalam Sarwono, 2000) memberikan definisi kepribadian sebagai
berikut: "Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang
terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri
yang unik (khusus) dari individu tersebut terhadap lingkungannya."
15
Dari definisi yang diberikan oleh Allport tersebut terlihat bahwa ia berupaya
mensintesiskan atau melibatkan pandangan kontinental clan pandangan
Anglo-Amerika. Segi dalam maupun segi luar kepribadian telah dimasukkan
ke dalam definisi tersebut. Sistem jiwa raga menurutnya merupakan bagian
dalam dari kepribadian sedangkan penyesuaian diri merupakan segi luar dari
kepribadian. Ahmadi (2005:156) mencoba menganalisis definisi tersebut,
sehingga kepribadian menurutnya adalah:
16
a. Merupakan suatu organisasi dinamis, yaitu suatu kebulatan atau suatu
keutuhan. Organisasi atau sistem yang mengikat clan mengaitkan
berbagai macam aspek atau komponen kepribadian. Organisasi
tersebut dalam keadaan berproses, selalu mengalami perubahan dan
perkembangan. Sebagai contoh, kepribadian si A, walaupun 10 tahun
yang lalu dan 10 tahun mendatang tetap si A. Akan tetapi si A
sekarang akan berbeda dengan si A 10 tahun yan1~ lalu dan akan
berbeda pula dengan si A pada waktu 10 tahun yang akan datang. Si
A tetap menunjukkan ciri kepribadiannya sebagai suatu organisasi,
tetapi ciri-ciri tersebut mengalami perubahan karena bersifat dinamis.
b. Organisasi itu terdiri atas sistem-sistem pshychophysical atau jiwa
raga. Term ini menunjukkan bahwa kepribadian itu tidak hanya terdiri
atas mental, rohani, jiwa, atau hanya jasmani saja, tetapi organisasi itu
mencakup semua kegiatan badan dan mental yanig menyatu ke dalam
kesatuan pribadi yang berbeda dalam individu.
c. Organisasi itu menentukan penyesuaian dirinya. A.rtinya menunjukkan
bahwa kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan
secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang
berhubungan dengan dirinya sendiri dan dengan lingkungan
masyarakat. Kepribadian adalah sesuatu yang terletak di belakang
perbuatan khas yang berbeda pada individu.
17
d. Penyesuaian diri dalam hubungan dengan lingkungan itu bersifat unik,
khas, atau khusus, yakni mempunyai ciri-ciri tersendiri dan tidak ada
yang menyamainya. Tiap penyesuaian kepribadian tidak ada yang
sama dan karena itu berbeda dengan penyesuaian kepribadian yang
lain, walaupun seandainya dua kepribadian anak lkembar berasal dari
satu telur. Tiap-tiap penyesuaian terarah pada diri sendiri, lingkungan
masyarakat, ataupun kebudayaan.
Organisasi sistem jiwa raga merupakan komponen atau aspek struktur dalam
dari kepribadian. Sedangkan penyesuaian diri merupakan struktur luar dari
kepribadian yang lebih bersifat dinamis dalam menghadapi berbagai situasi,
kondisi, dan perubahan lingkungan. Tidak ada lingkungan yang mempunyai
efektifitas pengaruh yang sama terhadap dua orang atau lebih. Tiap individu
akan memberikan makna atau penghayatan yang berbecla terhadap
lingkungannya. Selain ada perbedaan faktor lingkungan juga ada perbedaan
faktor pembawaan.
18
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diperoleh pengertian sebagai berikut:
a. Kepribadian rnerupakan organisasi dinarnis, terdiri dari sejurnlah aspek
atau unsur-unsur yang terus turnbuh dan berkernbang.
b. Aspek-aspek dalarn kepribadian tersebut rnerupal<an sernua unsur
yang berhubungan dengan rohani dan jasrnani, antara lain sifat-sifat,
kebiasaan, sikap, tingkah laku, bentuk-bentuk tubuh, ukuran, warna
kulit, dan sebagainya. Seluruhnya turnbuh dan berkernbang sesuai
dengan kondisi yang ada pada seseorang.
c. Sernua aspek kepribadian rnerupakan suatu sistern (totalitas) dalarn
rnenentukan cara yang khas dalarn penyesuaian cliri terhadap
lingkungan. Hal ini rnenunjukkan bahwa setiap orang rnerniliki cara
yang khas dalarn rnenarnpilkan diri di tengah lingkungannya.
Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu rnencakup sernua aktualisasi dari
penarnpilan yang selalu tarnpak pada diri seseorang, mewpakan bagian yang
khas atau ciri dari seseorang. Misalnya ada orang yang mernilil<i sifat yang
pernarah tetapi jujur, tekun bekerja, suka rnenolong, rajin bel<erja, suka
berpakaian sederhana, dan sebagainya. Di lain pihak ada orang yang
rnemiliki sifat penyebar, tel<un, tenang namun pendiarn, kurang suka bergaul
19
dan sebagainya. Pola-pola sifat dan kebiasaan seperti yang telah disebutkan
di atas merupakan contoh pola atau bentuk kepribadian seseorang.
2.1.2 Kepribadian lima faktor
Kepribadian lima faktor merupakan bentuk tingkatan dari struktur kepribadian
yang terkait trait. Trait kepribadian didefinisikan sebagai suatu pola tingkah
laku yang relatif menetap secara terus menerus dan konsekuen yang
diungkapkan dalam satu deret keadaan. Trait menggambarkan kondisi relatif
menetap yang membedakannya dari suasana hati yang lebih bersifat
sementara (Costa, 1994).
Kepribadian dapat saja terbentuk dari sesuatu yang diturunkan secara
genetik dan setiap orang pada dasarnya merupakan kornbinasi dari beberapa
unsur bawaan. Beberapa orang ahli telah menemukan lirna komponen
dominan dalam kepribadian wirausahawan yang disebut dengan "the big
five". Kelima komponen hasil kajian Costa & Mccrae (19!~7) ini lebih dikenal
dengan akronim OCEAN.
Menurut Kasali (2007:66), setiap orang pasti memiliki setiap unsur dalam
OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya bisa bervariasi. Ada yang
mempunyai kadar yang tinggi, ada yang sedang saja dan ada yang rendah.
20
Karena kelima komponen ini bukan biologikal, melainkan behavioral, maka ia
pun dapat di tumbuh kembangkan, dibentuk atau dibiarkan layu dan terkubur.
OCEAN adalah akronim dari segala jenis keterbukaan. Masing-masing unsur
OCEAN tersebut antara lain:
1. Openness to experience (keterbukaan terhadap pen9alaman hidup).
Keterbukaan pikiran, khususnya terhadap hal-hal baru, hal-hal yang
dialami dan dilihat dengan mata sendiri. Tokoh-tokoh perubahan dalam
panggung bisnis di Indonesia dan dunia adalah tokoh-tokoh yang pola
perilakunya tidak dogmatis dalam berpikir, tetapi terbuka terhadap hal-hal
baru, disiplin dalam menyelesaikan setiap proses, bukan penyendiri,
terbuka terhadap kesepakatan, percaya terhadap orang lain, dan secara
emosional mampu menghadapi segala tekanan dengan kepala dingin.
Keterbukaan terhadap pengalaman hidup ini sering juga disebut dengan
keterbukaan pikiran. Tuhan memberi empat fungsi pada otak manusia,
yaitu mengambil, menyimpan (merekam), memproses, dan
mengeluarkan. Otak adalah mesin penggerak tubuh tapi yang paling
penting dari hal tersebut adalah apakah ia dipakai unituk berpikir atau
tidak. la tidak cukup untuk dipakai menjadi gudang saja, yaitu untuk
menyimpan dan mengambil.
21
Banyak manusia yang membiarkan semua ini terjadi begitu saja. Otaknya
hanya diisi pada saat ia muda, pada waktu mereka bersekolah, atau awal
awal meniti karir. Semua disusun rapi di dalam otak, bagian yang
bertentangan dengan pandangan yang paling awal ditanamkan akan
ditolak. Orang yang larut dengan keindahan masa lalu, membuat ia tidak
lagi mampu melihat kebenaran-kebenaran baru. Lama-lama pribadi
seperti ini akan tertinggal jauh dari perkembangan jaman. Manusia
manusia yang tak mampu mengambil pelajaran dari perjalanan hidupnya
tersebut cenderung mengurung diri dengan pikiran-pikirannya dan akan
terperangkap selamanya di sana.
Keterbukaan itu adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat
seseorang menjadi tidak kaku terhadap apapun yang sudah diketahuinya.
Semua itu tidak dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak. Perjalanan
hidup manusia, pada prinsipnya mirip dengan sebuah kegiatan eksplorasi.
Sebagian manusia hanya senang menjelajahi jalan yang sudah dirintis
oleh orang lain dan menyukai rutinitas. Sebab bagi mi:ireka kebenaran
internal (internal validity) jauh lebih penting dari pada kebenaran eksternal
(external validity). Padahal eksplorasi kehidupan san~1at memungkinkan
manusia untuk menjelajahi hal-hal baru.
22
Alex lnkeles dan David H. Smith 1974 (dalam Suryana, 2003) adalah
salah satu di antara ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap
orang modern. Menurut lnkeles, kualitas manusia modern tercermin pada
orang yang berpartisipasi dalam produksi modern yang dimanifestasikan
dalam bentuk sikap, nilai, dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Salah
satu ciri-cirinya adalah keterbukaan terhadap pengalaman baru dan selalu
membaca perubahan sosial.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-pengalaman baru akan lebih
siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan dan perubahan sosial,
misalnya dalam merubah standar hidupnya. Orang-orang yang terbuka
terhadap ide-ide baru ini merupakan wirausaha inovatif dan kreatif yang
ditemukan dalam jiwa kewirausahaan.
Keterbukaan pikiran adalah modal awal bagi pembaharuan. Seperti kata
orang-orang bijak, otak bekerja layaknya parasut, ia baru berfungsi kalau
terbuka. Keterbukaan terhadap pengalaman, bukan k:ata orang, bukan
menuruti dogma, atau old beliefs. Orang yang terbuka terhadap
pengalaman baru dan yang cenderung tertutup mempunyai ciri-ciri seperti
pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Openness to experience
(keterbukaan terhadap pen 1alaman hiduol (tcasali, 2007) Cara berpikir cenderung
Cara berpikir terbuka tertutup
Fokus pada "sekarang" dan "di lmajinatif dan kreatif
sini", apa yang kasat mata
Lebih menyukai hal-hal yang Lebih menyukai keberagaman rutin dan sudah dikenal (familiar) (variety) dan hal-hal baru (novelty)
Memiliki sedikit minat Banyak pilihan dan minat
Lebih menyukai hal-hal yang Mengutamakan hal-hal baru yang konvensional original
Tidak menganggap penting emosi Sangat menghar£1ai emosi
Cenderung dogmatik Cenderung fleksibel
Seorang wirausahawan sejati tidak menyukai pekerjaan yang mendatar
23
atau yang bersifat rutin. la lebih suka melakukan penyempurnaan dari apa
yang sudah ada sebelumnya dan senang menemukan dan
mengusahakan sesuatu yang belum pernah dibuat ok~h orang
sebelumnya. la senang memikirkan dan menciptakan hal-hal yang baru.
Biasanya, dalam usaha tidak mau ikut-ikutan, ia lebih menyukai
penemuan baru dan daya ciptanya.
Kalaupun ia membuat produk atau membuka jenis usaha yang sama
dengan orang lain, tapi bukan karena ikut-ikutan, itu karena ia melihat
24
peluangnya masih besar, ia akan melakukan modifikasi, pengembangan
dan penyempurnaan-penyempurnaan agar lebih menarik konsumen.
Tidak pernah merasa puas dengan apa yang telah dicapai, selalu ada ide
atau gagasan untuk mengembangkan apa yang telah ada. Dan ada
beberapa cara yang mungkin ditempuh. Bila satu cara tidak berjalan
sesuai dengan harapan maka ia akan mencoba cara yang lain.
2. Consciousness (Keterbukaan hati dan telinga)
Orang-orang yang menghargai perubahan adalah orang yang membuka
hati dan telinga mereka. Mereka bukan hanya mendengar, tetapi mereka
mendengar dan menyaringnya dalam hati dan pikiran mereka. Mereka
tidak asal mendengarkan, melainkan mendengar dengan cerdik dan tentu
saja menjalankannya dengan penuh disiplin dan dapat diandalkan. Orang
orang dengan kesadaran atau keterbukaan hati yang tinggi cenderung
termotivasi tinggi, tidak perlu di dorong-dorong, sangat menghargai waktu
dan bekerja dengan target.
Seorang pembaharu bekerja secara sistematis meski belum tentu tertulis,
mereka menghancurkan nilai-nilai lama dan sekaligus membangunnya
kembali dengan perkiraan waktu. Seorang entrepreneur sejati pada
dasarnya juga seorang change maker, bekerja dengan disiplin, sistematis,
dan mampu berpikir logis. Seorang entrepreneurmerupakan seseorang
25
yang dapat dipercaya, dan tumbuh dari masa ke masa. la menciptakan
perubahan pada apa yang ia kerjakan. Orang dengan keterbukaan hati
dan telinga dicirikan pada label berikut:
Tabel 2.2 Consciousness (Keterbukaan hati dan telin~al (Kasali, 20071
Keterbukaan hati yang rendah Keterbukaan hiati yang tinggi
cenderung cend1~rung
Spontan, Random Terpola, Metodologis
Tak terorganisir, Kacau Terorganisir, Tertata (secara
bertahap)
Terlambat, tidak tepat waktu Menghargai waktu, tepat
Kurang bertanggung jawab Dapat diandalkan
Semaunya Disiplin diri
Tidak berambisi Ada dorongan yang kuat
Menunda-nunda, Mengabaikan Persistency
tug as
Harus didorong-dorong Bergerak otomatis
Seorang wirausahawan sejati biasanya tidak mau diam dan tidak mudah
puas dengan yang sudah ada. la selalu memanfaatkan waktu sebaik-
baiknya dan bila dibutuhkan mereka siap bekerja sampai 24 jam sehari
dalam rangka mencapai prestasi usahanya. Waktu sangat penting dan
berharga bagi dirinya. Setiap waktu berarti untuk kep1entingan usahanya,
memikirkan, merencanakan, mempelajari data, membuat laporan,
melakukan negosiasi bisnis, membuat kontrak dan SE!terusnya. Seorang
wirausahawan sukses seolah-olah tampak seperti dikejar-kejar oleh
sesuatu, dan waktu terasa terlalu singkat untuk menyelesaikan segalanya.
Waktu baginya sangat berharga. Dalam pandangannya, orang yang
menyia-nyiakan waktu adalah orang yang merugi (Mudjiarto, 2006).
3. Extrovertness
26
Keterbukaan diri terhadap orang lain, kebersamaan clan hubungan -
hubungan. Seorang extroversion bukanlah seorang introverts yang
cenderung mengurung diri dan memisahkan diri dari orang banyak yang
hanya mampu bekerja sendiri atau menikmati kesenclirian. la tidak pernah
khawatir dengan orang lain, karena pengaruhnya be£1itu kuat. Pengaruh
itu datang karena kepeduliannya pada orang lain. la Gukup peka terhadap
setiap kesulitan dan berempati kepada orang lain. la bekerja dengan hati,
dan penuh percaya diri.
Dalam suasana saling tidak percaya, orang menjadi 9ampang marah dan
melakukan tekanan-tekanan. Hanya orang-orang yang exstrovert dengan
hati yang tulus yang punya keinginan menghadapi semua itu dalam
suasana yang lebih rileks. Mereka cenderung aktif, mendominasi dan
senang dengan petualangan-petualangan. ciri-ciri extroversion di atas
tertera pada tabel berikut:
27
Tabel 2.3 Extrovertness IKeterbukaan diri terhadao orana lain) (Kasali, 2007
Keterbukaan yang rendah Keterbukaan yang tinggi
cenderung cenderung
Senang menyendiri Senang berkawan, bekerja
dalam kelompok
Enggan mendatangi orang lain Senang mendatangi
Menjadi sangat pribadi Lugas
Bukan pencari kesenangan Mengukir pesta atau
kesenangan
Datar Tertantang dengan emosi-
emosi positif
Menghendaki ritme yang santai Berenergi, berilairah
Cenderung pasif, diam Mendominasi pembicaraan
Curiga pada siapapun Percaya orang lain
Rasa takut yang berlebihan Percaya diri, penuh keberanian
4. Agreeableness
Keterbukaan terhadap kesepakatan (tidak mudah mernilih konflik). Orang
dengan tipe ini tahu apa saja yang harus diperjuangkan dan mana yang
tidak, namun mereka cenderung tidak senang dengan keributan. Mereka
cinta damai, dan dapat berhari-hari memikirkan setiap konflik yang
dihadapinya. Sebisa mungkin menghindari setiap konfrontasi, namun bila
diperlukan mereka juga punya keberanian untuk menghadapinya. Berani
menghadapi segala bentuk konfrontasi dengan kepala dingin dan
memperoleh kesepakatan.
28
Keberanian menghadapi dengan tatap muka, dapat rnenyelesaikan
masalah, mengurangi kecurigaan, meski juga beresiko pertengkaran dan
keributan-keributan fisik. Namun yang terpenting dalam unsur ini adalah,
adanya keinginan yang besar untuk melakukan pengorbanan (self
sacrificing), menyerahkan wewenang pada pihak-pihak tertentu dan
umumnya mempercayai orang lain. Lebih jelasnya ciri-ciri orang yang
terbuka dengan kesepakatan tertera pada tabel berikut:
Tabel2.4 Ag reeableness (Keterbukaan terhadap kesepakatanl (Kasali, 20 07)
Keterbukaan yang rendah Keterbukaan lfang tinggi
cenderung cenderung
Skeptis (ragu-ragu) Mempercayai
Merasa super Sederhana
Aragan I tinggi hati lngin melimpahkan wewenang
Enggan bekerja sama Kooperatif
Menolak/kasar Altruistik, memberi, bersahabat
Agresif Menerima
Kompetitif Mengorbankan pribadi sendiri
Wirausahawan sejati adalah orang yang terbuka terhadap kritik, karena
kritik sangat berguna bagi dirinya dan usahanya. la tidak bangga terhadap
pujian. Baginya keberhasilan merupakan adalah sesuatu yang wajar
sebagai hasil kerja keras dan bukan untuk dibangga-banggakan.
Meskipun ada perasaan senang bila dipuji namun ia i;adar bahwa
29
keberhasilannya bukan sepenuhnya karena dirinya, tetapi berkat
dukungan dan kerjasama dengan orang lain. la juga sanggup
mengungkapkan penghargaan dan pengakuan atas kelebihan orang lain.
la mampu melahirkan kenyamanan, keakraban dan kehangatan dalam
persahabatan. la tidak dengan serta merta atau den£1an mudah menilai
negatif orang lain.
5. Neuroticism
Keterbukaan terhadap tekanan-tekanan. Dalam dunia ekonomi tekanan
tekanan sering terjadi. Kadang tekanan-tekanan tersebut dapat
mempermalukan, menyulitkan, mengambil sesuatu yang kita miliki bahkan
membunuhnya. Bagi yang sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu,
mungkin tidak akan menjadi terlalu sensitif. Tetapi bagi orang yang tidak
biasa, tekanan dapat sangat mengganggu keseimbangan emosinya.
Pada akhirnya emosi yang labil dapat mempengaruhi kejernihan berpikir,
penyelesaian berpikir dan proses pengambilan keputusan sehingga
hubungan dengan orang lain juga menjadi terganggu. Orang yang cemas
akan mengambil langkah-langkah yang salah dan beruntun.
Kemampuan mengelola emosi agar lebih terkendali, lebih stabil, dan tak
terlihat emosional sangat penting. Orang yang emosional akan tampak
gelisah, nervous, cemas, mudah bersedih dan mudah dikendalikan orang
30
lain. Dalam suasana yang kurang percaya diri orang-orang yang secara
emosional kurang stabil sangat ingin menguasai orang lain. Padahal yang
harus mereka lakukan adalah menguasai diri sendiri. Mereka bertarung
melawan diri sendiri, mampu menghancurkan nilai-nilai lama tetapi belum
bisa dipakai untuk membangun sesuatu yang baru.
Tabel2.5 Neu roticism (Keterbukaan terhada l tekanan - tekanan) (Kasali, 2 007)
Keterbukaan yang rendah Keterbukaan yang tinggi
terhadap tekanan terhadap tekanan
Mudah bersedih Tenang
Pencemas, gelisah Tidak kenal takut
Mudah marah tak terkendali Tidak sensitif/ emosional
Mudah ekspresi Terkendali
Galau dalam ketegangan Mampu mengendalikan diri
Impulsive Resisten terhadap godaan-
godaan
Nervous dalam situasi-situasi Tidak mudah cemas
tertentu
Apabila menghadapi suatu kepahitan, kurang atau be•lum berhasil
mencapai tujuan usahanya, seorang wirausaha sejati tidak mudah begitu
saja meloncat ke usaha lain yang sama sekali berbecla. la tidak begitu
mudah menyalahkan faktor-faktor di luar dirinya, sepHrti menyalahkan
orang lain, mesin atau peralatan kurang baik, persaingan yang tidak
31
sehat, krisis ekonomi, kebijakan pemerintah yang kal<u dan sebagainya.
la akan berusaha mengumpulkan informasi dan mempelajari faktor-fal<tor
apa saja dari dalam diri dan dari luar diri yang menyeibabkan
kegagalannya.
Selama faktor-faktor tadi masih dapat diatasinya baik sendiri maupun
dengan bantuan orang lain, maka ia al<an melanjutkan usahanya dengan
penyesuaian-penyesuaian baru. la senang mempelajari apa saja yang
menyebabkan dirinya berhasil atau gagal, dari waktu ke waktu dan
hasilnya dapat dipergunakan untuk lebih menyempurnakan usaha
selanjutnya. Walaupun tidak senang ketika menemui kegagalan, namun ia
tidak akan lama-lama larut dalam kesedihan.
Seorang wirausahawan tidak memandang pesaing sebagai musuh,
pesaing adalah teman seperjuangan, pesaing adalah teman bergaul.
Dengan bergaul ia akan mengetahui apa l<elemahan-kelemahan pesaing
dan apa keunggulannya. Semua dapat menjadi masukan untul< lebih
menyempurnakan usahanya.
2.2. Motivasi Berwirausaha
2.2.1. Definisi motivasi
Menurut Nasution dan Louis Allen (dalam Suryana, 200:3), ada tiga fungsi
motif, yaitu:
(1) Mendorong manusia untuk menjadi penggerak at.au sebagai motor
yang melepaskan energi.
32
(2) Menentukan arah perbuatan ke tujuan tertentu.
(3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dijalankan untuk mencapai suatu tujuan dengan
menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat bagi pencapaian tujuan
itu.
Menurut Munandar (2001 :323), motivasi adalah suatu proses di mana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian
kegiatan yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu. Terpenuhinya segala
tujuan akan mendatangkan kepuasan tersendiri. Sedangkan definisi motivasi
menurut Koontz (1980:115) adalah "keseluruhan dorongan-dorongan,
keinginan, kebutuhan, dan daya yang sejenis yang men~1arahkan perilaku."
Motivasi menurut Chaplin (2002:310) adalah: "suatu variabel penyelang
(yang ikut campur tangan) yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor
tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola,
mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran."
33
Mujib (2002: 244) mendefinisikan motivasi sebagai: "akumulasi daya dan
kekuatan yang ada di dalam diri seseorang untuk mendorong, merangsang,
menggerakkan, membangkitkan dan memberi harapan pada tingkah laku.
Motivasi menjadi pengarah dan pembimbing tujuan hidup seseorang,
sehingga ia mampu mengatasi inferioritas yang benar-bEmar dirasakan dan
mencapai superioritas yang lebih baik. Makin tinggi motivasi hidup seseorang
maka makin tinggi pula intensitas tingkah lakunya, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif."
Motivasi menurut Satrio (2006:21) adalah "daya dorong" yang muncul dari
dalam jiwa seseorang, yang bersifat abstrak, intangible, tetapi pengaruhnya
dapat dirasakan. Dengan motivasi yang tinggi seseorang dapat melejitkan
prestasinya melampaui kebanyakan orang.
Kemauan untuk melakukan sesuatu tergantung kepada sesuatu yang
mencetuskannya. Cetusan kemauan ini bisa kuat dan bisa pula lemah.
Cetusan inilah yang dinamakan motif. Motif akan mengarahkan seseorang
kepada suatu sasaran atau tujuan. Motivasi seseorang untuk melakukan
sesuatu, tergantung kepada besarnya motif untuk mencapai sasaran atau
tujuan yang dikehendakinya itu. Motif atau pencetusan kemauan seseorang
untuk melakukan sesuatu sangat bergantung pula kepada kepribadian
manusia itu sendiri.
34
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah dorongan untuk berbuat sesuatu (drive) dalam memenuhi kebutuhan.
Manusia biasanya akan melakukan sesuatu, jika ia mempunyai dorongan dan
kemauan untuk itu.
2.2.2. Definisi berwirausaha
Menurut Wardhana (2007:7) sebenarnya kata wirausaha dan wiraswasta
memiliki kesamaan makna. "Dari sudut etimologi kata, wira bermakna teladan
atau layak dicontoh, sedangkan usaha bermakna kemauan keras. Kata
swasta sendiri bermakna berdiri di atas kaki sendiri." Dengan begitu,
wirausaha atau wiraswasta adalah:
a. Suatu bentuk usaha untuk mewujudkan suatu "impian" dengan modal
kesanggupan dan kreativitas pribadi.
b. Suatu bentuk usaha berdiri di atas kaki sendiri, tidak bergantung pada
orang lain
c. Suatu bentuk usaha untuk mencapai sukses dengan menggunakan
segala kemampuan dan kepercayaan pada diri sendiri.
35
Pengertian wirausaha menurut Mudjiarto (2006: 2) adalah "seorang yang
mempunyai kemampuan dalam melihat peluang mencari dana, serta sumber
daya lain yang diperlukan untuk meraih peluang tersebut dan berani
mengambil resikonya dengan tujuan tercapainya kesejallteraan individu dan
nilai tambah bagi masyarakat."
Wirausaha dalam konteks manajemen menurut Usman (dalam Mudjiarto,
1997) adalah "seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan
sumber daya seperti finansial (money), bahan mentah (materials), dan
tenaga kerja (labors), untuk menghasilkan suatu produk baru, bisnis baru,
proses produksi atau pengembangan organisasi usaha.''
Dari beberapa pengertian mengenai wirausaha di atas dapat disimpulkan
bahwa wirausaha adalah suatu usaha untuk menciptakan nilai melalui suatu
peluang bisnis dengan segala keterampilan yang dimiliki mengatasi setiap
resiko, memanfaatkan segala sumber daya alam, manusia dan modal yang
ada untuk mencapai suatu keberhasilan.
36
Kewirausahaan sebenarnya bukan hanya diperlukan di lbidang bisnis yang
hanya berorientasi pada profit semata, namun juga layak diterapkan pada
semua bidang, termasuk dalam bidang non bisnis. Dalam kaitan ini,
kewirausahaan dapat diartikan dua hal, yaitu sebagai suatu sikap mental
yang dapat diterapkan di semua tempat dan bidang pekerjaan, dan juga
dapat berarti suatu bidang pekerjaan itu sendiri. Sikap mental kewirausahaan
itu merupakan prasyarat mutlak bagi seorang yang men9inginkan hidupnya
lebih berkualitas dan prestatif.
Enterpreneur adalah seorang yang menyukai perubahan, melakukan temuan
temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai
tambah, memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Karyanya dibangun
berkelanjutan, bukan ledakan sesaat, tetapi dilembagakan, agar lembaga itu
kelak dapat bekerja efektif di tangan orang-orang lain, termasuk kepada
generasi-generasi berikutnya.
Konsep dasar kewirausahaan menurut Kao (1987:29) adalah "Suatu proses
penciptaan sesuatu yang baru (kreasi) dan membuat sesuatu yang berbeda
dari yang sudah ada (inovasi), yang tujuannya adalah tercapainya
kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat".
2.2.3. Motivasi berwirausaha
Sebenarnya semua orang punya bakat menjadi wirausaha, tetapi tidak
semua orang menyadari kemampuan terpendam tersebut di dalam dirinya.
Setelah terlibat dalam suatu kegiatan usaha barulah orang tersebut akan
mengetahui potensi yang dimilikinya. Pada saat itulah ia membutuhkan
kemauan belajar yang sangat besar untuk membangkitkan semua potensi
yang belum sepenuhnya teraktifkan.
37
Mc Clelland (dalam Nugroho, 2006) mengajukan konsep motivasi untuk
memberikan gambaran mengenai kewirausahaan yang diartikan sebagai
dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan
terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan mengambil resiko yang
benar-benar telah diperhitungkan. Seseorang yang memiliki motivasi yang
tinggi biasanya lebih menyukai situasi-situasi kerja yang dapat mereka
ketahui apakah akan mengalami kemajuan atau tidak, uang bagi mereka
bukanlah tujuan.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya suatu motif tertentu. Faktor dasarnya adalah adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi. Teori motivasi ini pertama kali dikemukakan
oleh Maslow pada tahun 1934 (dalam Suryana,2003). la mengemukakan
hierarki kebutuhan yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu
bertingkat sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik
(physiological needs), kebutuhan akan keamanan (security needs),
kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan
kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization needs).
38
Seluruh kehidupan manusia tak terlepas dari proses tantangan dan jawaban
itu sendiri. Karena tanpa itu hidup menjadi tidak berarti. Bahkan interaksi
antar manusia pun tak terlepas dari proses ini. Mereka yang melarikan diri
dari tantangan hidup, akan merasakan kehidupan di muka bumi penuh
dengan kehampaan dan kesunyian.
Proses hidup inilah yang harus selalu diperhatikan setiap pribadi dalam
meningkatkan motivasi. Oleh karena itu, berdasarkan percobaan dan
perhitungan yang dilakukan oleh pakar di bidang ini, dapat dipaparkan
mengenai relasi positif antara kuatnya motivasi seseorang, dengan
kemungkinan keberhasilannya dalam mengatasi suatu tantangan hidup.
McClelland dan John W. Atkinson (tanpa tahun) (dalam Effendi, 1999)
menemukan grafik kenaikan motivasi seseorang seiring dengan keberhasilan
individu dalam mengatasi tantangan hidup, sampai menGapai nilai 50%. Jika
kemungkinan keberhasilan ditingkatkan secara kontinyu di atas 50%, maka
39
kadar motivasi itu secara perlahan-lahan akan menurun hingga mencapai titik
nol.
Dengan kata lain, apabila kebutuhan terpuaskan, maka kebutuhan tersebut
tidak lagi memotivasi perilaku. Dengan demikian, kebutuhan yang
mempunyai kekuatan tinggi di saat sudah terpuaskan, rnaka dengan
sendirinya kebutuhan tersebut sudah tercapai dan posisinya dalam
berkompetisi dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya al<an bergeser l<e tingl<at
yang lebih rendah.
Kepuasan atau tercapainya suatu l<ebutuhan dapat mengubah kel<uatan
motivasi seseorang dalam melal<ukan sesuatu dan beralih kepada kebutuhan
lainnya. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan tingka1t kebutuhan dalam
kehidupan manusia dapat merangsang daya dorong atau semangat untuk
memenuhi l<ebutuhan tersebut. Jadi, ketika suatu kebutuhan sudah
terpenuhi, pada saat itu pula kekuatannya akan berubah dan perilaku orang
pun otomatis berubah untul< mendapatkan kebutuhan-kebutuhan berikutnya.
Secara simplistis, menurut Effendi (1999) motivasi berwirausaha sangat
berpengaruh pada tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang sudah
termotivasi tidak selamanya dapat mempertahankan motivasinya. Hal ini
karena, perilaku seseorang berubah seiring dengan perubahan psil<ologis
40
yang dialarninya. Jalannya perubahan tersebut cepat atau larnbat bergantung
kepada sifat individu yang bersangkutan.
Dari banyak kasus orang-orang yang rnenjadi wirausahawan rnenurut
Arnbadar (2006:25) terjadi karena dilatarbelakangi oleh banyak alasan.
Diantaranya karena terbiasa dengan lingkungan usaha tersebut (pengalarnan
dari keluarga), belajar atau terpaksa rnenjadi wirausaha rnelalui perjuangan
penuh tantangan rnenghadapi seleksi alarniah. Apapun alasannya bila telah
rnenjadi atau rnelakukan rnaka seseorang akan berusaha untuk terus belajar
dari pengalarnannya untuk rnenjadi lebih baik.
Gitrnan dan McDaniel (dalarn Winarto, 2006) rnenyatakan bahwa rnotivasi
seseorang untuk rnenjalankan wirausaha ada berrnacam-rnacarn, ada yang
didorong karena ingin rnenjalankan usaha sesuai dengan keinginan,
rnendapatkan lebih banyak uang, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya berikut
hasil survey yang dilakukan Gitrnan dan McDaniel (1995) tentang rnotivasi
seseorang rnernilih berwirausaha di luar Indonesia:
anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau
isteri, untuk membahagiakan ayah dan ibu.
(4) Alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol alas
kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki)
Yaitu untuk menjadi atasan atau mandiri, untuk rnencapai sesuatu
yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain,
untuk menjadi lebih produktif, dan untuk menggunakan kemampuan
pribadi.
42
Salah satu kemungkinan yang makin terbuka lebar sejak satu dekade terakhir
ini adalah satu orang dapat menekuni beberapa karier S<:lkaligus, sehingga
kemampuannya untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraannya
semakin tinggi (Harefa, 2002).
2.2.4. Sikap-Sikap yang menghambat kewirausahaan
Kasali 2002 (dalam Nugroho, 2006) mengidentifikasikan beberapa sikap yang
berkembang dalam masyarakat yang menghambat tumbuhnya
kewirausahaan, yaitu:
1. Sikap terhadap usaha rumahan yang negatif, padahal banyak usaha
besar yang tumbuh dari garasi, dapur, dan sebagainya.
43
2. Sindrom formalitas, menyaratkan berbagai hal sebelum memulai suatu
usaha. Seperti, harus punya uang dulu jika berbisnis, harus
mempunyai kantor dulu serta harus memiliki sekretaris dulu.
3. Sindrom tidak akan berhasil
Tidak akan berhasil karena sudah ada orang yang melakukannya,
sudah ada produk serupa di pasaran, sayang terhadap penghasilan
tetap (gaji).
Kenyataannya: seorang wirausahawan berhasil karena visi yang sulit
dimengerti oleh kebanyakan orang pada mulanya. Contohnya Purdi
Chandra yang membuka Entrepreneur University di mana para
mahasiswanya belum dianggap lulus jika belum membuka usaha.
4. Sindrom "no-track-record': anggapan bahwa orang lain pasti tidak mau
bekerjasama dengan para pemula atau orang-orang yang belum
berpengalaman. Kenyataannya banyak usaha yang berhasil seperti
Microsoft dan Dell Computer dibangun para pendirinya pada usia
sangat muda.
44
5. Sindrom "priyayi": orang lebih dihargai jika bekerja sebagai karyawan
di perusahaan besar dari pada menjadi pemilik (bos) di
perusahaannya sendiri yang masih kecil.
2.2.5. Wirausaha dalam perspektif Islam
Islam adalah ajaran yang sangat menekankan amal. Penilaian terhadap
derajat seseorang lebih didasarkan pada amalannya. Amal seseorang tidak
saja menjanjikan kebahagiaan hidupnya di dunia, tapi juga di akhirat kelak.
Bekerja atau beramal dapat memperkuat eksistensi manusia. Artinya,
manusia akan terangkat harkat dan martabatnya bila ia bekerja. Islam sangat
mencela orang yang malas dan hanya menggantungkan hidupnya kepada
orang lain (Effendi, 1999).
QS. Al-Najm 53:39-41 t .,-,: ,.. .,. -.: ,.. .... .,, -;; f. } "' .... .... ,.. .... .... ,. ,.., -!' ,J _.,.,} -,.. ,.. .,,,.,
olj ~ ~~ ':i!J t.. ~ ~ olj J~ Jr l.;y1 ei (.-3 <Dy?: ~1_;..JI .... ., t ,,,,.,
J., )ti~ Artinya "Dan bahwasanya seorang manusia tiada mempero/eh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi ba/asan kepadanya dengan ba/asan yang paling sempurna"
45
Berdasarkan ayat ini jelaslah bahwa manusia baru diakui eksistensinya
apabila ia bekerja atau beramal. Sedang manusia dianggap merugi, bahkan
nilainya akan terpuruk kepada derajat yang sangat hina, apabila tidak
memiliki iman dan amal shalih. Oleh karena itu, manusia dianjurkan agar
dapat memanfaatkan waktunya dengan bekerja atau beramal guna mencapai
kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat. Hal ini seba9aimana yang
dijelaskan dalam ayat berikut:
Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Artinya: "Bagi manusia ada malaikat-ma/aikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya alas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
46
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia".
Dari ayat di atas dapat diketahui bahwa manusia yang tidak mampu
memanfaatkan waktu seoptimal mungkin di jalan kebaikan termasuk
ke dalam golongan orang-orang yang merugi karena dengan demikian berarti
ia telah berbuat aniaya kepada dirinya sendiri. Nasib seseorang itu
tergantung pada setiap perbuatannya, seseorang yang tidak pernah tergerak
untuk merubah nasibnya maka selamanya ia tidak akan pernah beranjak dari
problema kehidupan yang dihadapinya. Manusia akan terhindar dari kerugian
atau kehampaan makna hidupnya berkat iman dan karya yang dihasilkannya.
Manusia akan terhindar dari keterpurukan ke lembah kahinaan dan kerugian
karena iman dan amal salehnya. Karena iman dan amal saleh itulah yang
akan memberikan keuntungan yang berkesinambungan kepada dirinya
hingga kepada kehidupan di akhirat kelak.
Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya berhati-hati atau bertindak arif
dalam memanfaatkan waktu dan kesempatan yang telah diberikan oleh
Tuhan padanya untuk mengejar kehidupan dunia dan akhirat secara
seimbang. Hal ini disebutkan dalam hadist berikut:
"Bekerjalah (berama/lah) kamu untuk duniamu seakan kamu akan hidup abadi, dan bekerjalah (beramal/ah) kamu untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok."
47
Dalam kerangka ini, maka seorang muslim setelah menunaikan kewajiban
rutinnya kepada Allah, kemudian ia diperintahkan bertebaran di muka bumi
untuk mencari rizki yang telah disiapkan Allah untuk harnba-Nya agar mereka
memperoleh kesuksesan. Sebagaimana firman-Nya:
Qs. Al-Jumu'ah 62:10
l~J~.,;: :~ 3~T i3~_,.:.,t; J u:o:.;~\ i;::\j ~ J:a.~ ;&T i3j~Tj :&T ~ , ,
,Pi --f -- J "'J
~u~Q Artinya: "Apabi/a telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan cari/ah karunia Allah dan ingatlah Allah banyakbanyak supaya kamu beruntung"
Karunia Allah itu ada dalam setiap jenis usaha yang di upayakan manusia,
namun jenis usaha yang banyak mendapat sorotan dalam Islam adalah dunia
perdagangan atau berwirausaha. Islam sangat menganjurkan umatnya untuk
berwirausaha (dalam An-Nabhani, 2004). Himbauan unl:uk mencari rezki
yang halal dari dunia perdagangan dijelaskan dalam beberapa hadits.
Keutamaan berdagang seperti disebutkan dalam hadist berikut ini:
"Perhatikan/ah olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan itu ada sembilan dari sepuluh pintu rizki" (Hadist riwayat Ahmad).
Dari hadis di atas terlihat bahwa Allah membukakan sepuluh pintu rezki bagi
manusia, sembilan diantaranya (90%), berada di dunia perdagangan, dan
sisanya yang satu (10%) berada di luar dunia perdagangan. Dengan
48
persentase demikian maka wajar jika seorang pedagan!~ jauh lebih sejahtera
dibandingkan dengan orang-orang yang memilih memp1~rebutkan rezki di luar
dunia perdagangan.
Namun yang juga harus diperhatikan dalam menjalankan suatu usaha yakni
perintah dan dorongan untuk bersikap jujur dan benar. Islam sangat mencela
perbuatan curang dalam praktek usaha. Karena hal tersebut dapat membawa
kerugian dan bahaya bagi orang lain. Hal ini terdapat dalam firman Allah:
Qs. Al-Muthaffifin/83: 1-3
J J A,.. J ~J.
~.i-'JJu~Q Artinya: "Kece/akaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orangorang yang apabila menerima takaran dari orang lam mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menlmbang untuk orang lain, mereka mengurangi."
Allah SWT sangat menghargai pedagang yang jujur dan maanah, karena
pedagang merupakan salah satu pofesi wirausaha. Rasulullah bersabda:
"Pedagang yang jujur dan amanah akan tinggal bersama para Nabi, para shiddiq dan para syuhada' di hari kiamat." (Hadits Riwayat Turmudzi dan lbnu Majah).
lni adalah suatu penghargaan yang luar biasa yang disediakan bagi para
pedagang yang jujur dan amanah, karena mereka akan ditempatkan di
samping para Nabi dan para shiddiq di akhirat bersama para manusia pilihan
dan kekasih Allah.
49
Membicarakan bisnis sebenarnya membicarakan tentang "menjual sesuatu".
Menjual di sini dapat berarti menjual produk, menjual jasa, menjual gagasan,
ide dan yang menjadi pain penting adalah menjual nilai. Nilai-nilai yang
dimaksud di sini adalah nilai-nilai spiritual seperti contoh riil yang telah
diperlihatkan oleh nabi Muhammad SAW sebagai pedagang jauh sebelum
munculnya Bill Gates dan ribuan pebisnis sukses lainnya.
Dari beberapa ayat di atas jelaslah bahwa dalam jual-be,li atau praktek usaha
harus dilakukan secara transparan. Begitu pula dalam berbagai pekerjaan
lainnya, harus dilakukan secara jujur, jauh dari kecurangan dan penipuan
apapun bentuknya.
2.3. Mahasiswa Minang
2.3.1. Definisi mahasiswa
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988: 543) mahasiswa adalah:
"orang yang belajar di perguruan tinggi". Sedangkan menurut Salim
(1991 :906), mahasiswa yaitu "orang yang terdaftar dan rnenjalani pendidikan
pada perguruan tinggi."
Sedangkan menurut Gani dalam pidato Dies Natalis Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya (Febria, 1994), "mahasiswa adalah setiap individu yang
sedang menuntut ilmu pengetahuan dalam suatu perguruan tinggi secara
formal fungsional".
50
Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa Minang adalah:
indvidu dengan latar belakang suku Minang yang dengan sengaja melakukan
kegiatan merantau dengan tujuan untuk menuntut ilmu pada suatu perguruan
tinggi secara formal.
2.3.2. Merantau
W.J.S, Poerwadarminta (dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1966)
menyebutkan bahwa merantau adalah;"pergi ke negeri lain untuk mencari
penghidupan. Sedangkan menurutAsnan (2003:174) ada dua pengertian
merantau yang dipahami di Minangkabau (Sumatera Barat). Pengertian
pertama adalah: "pergi meninggalkan kampung halaman untuk berbagai
keperluan serta dilatarbelakangi oleh berbagai faktor. Pemgertian kedua
adalah perubahan pemikiran atau transformasi pemikiran dari suatu kondisi
ke kondisi yang lain."
Ada tiga bentuk merantau pada pengertian pertama, yaitu:
51
1). Merantau untuk mendirikan nagari yang baru (merantau periode awal
hingga abad ke - 19). Perantau tipe ini terjadi karena makin
berkurangnya lahan pertanian di negeri asal serta bertambahnya
jumlah penduduk. Perantauan ini biasanya dilakukan secara bersama
sama oleh warga paruik atau jurai di bawah pimpinan seorang
penghulu. lkatan dengan nagari asal kadang-kadang tetap terpelihara,
namun keberadaan nagari asal tidak begitu signifikan di nagariyang
baru.
2). Marantau Babelok, berlaku sejak akhir abad ke-1:9 hingga tahun 1930-
an. Umumnya dilakukan oleh lelaki lajang, tetapi ada juga yang telah
kawin. Perantauan tipe ini biasanya dilakukan oleh karena berbagai
persoalan yang ada di dalam nagari sebagai faktor pendorong atau
oleh berbagai daya tarik rantau.
Faktor pendorong misalnya masalah adat yang mendorong lelaki
muda atau para suami yang tidak punya tempat di rumah istri untuk
pergi meninggalkan kampung. Faktor penarik adalah tersedianya
banyak kemungkinan (fasilitas) di daerah rantau yang bisa
memperbaiki kedudukan sosial dan ekonomi para perantau. Faktor
penarik ini umumnya berada di lapangan non-pertanian. Tipe
merantau yang kedua ini biasanya ditujukan ke kota-kota yang tidak
begitu jauh dari kampung. Lelaki yang pergi merantau bisa
mendatangi istri dan anaknya yang tinggal di kampung.
52
3). Merantau Cina sejak tahun 1950-an hingga dewasa ini. Dilakukan
dengan dua cara, pertama kaum lelaki pergi dahulu kemudian baru
menjemput anak isterinya. Kedua, sebuah keluarga inti pergi secara
bersama-sama. Alasan pergi juga hampir identik dengan merantau
babe/ok. Beda yang paling prinsip adalah daerah perantauan itu relatif
jauh, misalnya Medan dan Jakarta dan perantauan jenis ini membuat
kunjungan ke kampung relatif jarang.
Merantau dalam pengertian kedua berhubungan erat dengan dunia
pendidikan yang dijalani serta pengalaman hidup yang dialami. Dari definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa perantau adalah orang (pelaku kegiatan
merantau) yang pergi ke negeri lain dengan tujuan tertentu, sedangkan jenis
perantauan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah perantauan yang
berhubungan erat dengan dunia pendidikan yang dijalani serta pengalaman
hidup yang dialami oleh generasi muda Minang yang be1·status mahasiswa.
Menurut Brouwer (1979:153), cara-cara membesarkan anak pada permulaan
abad ke-20, merupakan cara-cara silam yang tidak akan kembali lagi. Dahulu
anak laki-laki yang telah memasuki umur sekolah atau rnengaji, dia akan
pindah tidur ke surau (langgar). Di situlah dia pada malam hari bersama
53
teman-teman sebayanya mendapat pelajaran mengaji, bersilat dan
sebagainya, di bawah bimbingan orang yang memiliki kemampuan dalam hal
tersebut. Siang hari anak-anak tersebut bekerja atau bersekolah. Saat
meningkat dewasa, ia dibawa oleh mamaknya (paman) untuk belajar
berdagang atau merantau. Ada semacam norma sosial yang membuat
mereka tidak akan pulang sebelum berhasil. Namun sekarang semua hal itu
telah lewat. Sekarang anak di didik oleh bapak dan ibunya, tidak ada lagi
yang tinggal di surau atau langgar.
Zaman sekarang pemuda pergi merantau untuk sekolah, melanjutkan
pendidikannya di universitas, akademi dan lain-lain. Sekurang-kurangnya
sekali setahun ia akan pulang ke kampung, berhasil atau tidak. Malu yang ia
rasakan kalau gaga! di universitas atau dalam usaha adalah malu yang
umum dirasakan oleh setiap orang yang gaga! mencapai suatu tujuan."
Jadi mahasiswa perantauan adalah para pemuda yang rnelakukan aktivitas
merantau (pergi meninggalkan kampung halaman menuju dan menetap
dalam kurun waktu tertentu di daerah lain) dengan tujuan dasar untuk
menuntut ilmu di daerah yang dituju.
Nairn (1984:3) menyebutkan bahwa dari sudut sosiologi merantau sedikitnya
mengandung enam unsur pokok, yaitu:
a. Meninggalkan kampung halaman.
b. Dengan kemauan sendiri.
c. Untuk jangka waktu tertentu.
d. Dengan tujuan untuk mencari penghidupan, menuntut ilmu atau
mencari pengalaman.
e. Dengan maksud kembali pulang.
f. Merupakan lembaga sosial yang membudaya.
54
Lebih lanjut dijelaskan oleh Nairn (1984:3) bahwa kampung halaman yang
tersebut dalam hal tersebut di atas adalah daerah Sumatera Barat, yaitu
kampung halaman orang Minang dan merupakan tempat asal budaya
Minang. Jadi orang Minangkabau tersebut dikatakan merantau jika ia keluar
dari daerah budayanya, dengan kemauannya sendiri.
Merantau sendiri merupakan proses sosial yang ditujukan untuk membekali
kaum muda terutama yang Jaki-laki agar nantinya dapat berguna bagi negeri
asalnya dan kaum kerabatnya. Tujuan ini dengan jelas mengatakan bahwa
ada harapan bahwa orang yang berada di rantau tidak akan melupakan
daerah asal dan keluarganya.
Merantau juga dapat dilihat sebagai proses menuju kedewasaan dan
merupakan bentuk kewajiban sosial yang dipikulkan ke bahu laki-laki untuk
rneninggalkan karnpung halarnan rnencari harta kekayaan atau rnenuntut
ilrnu pengetahuan agar bisa dengan lebih baik rnenjalani hidup.
Nairn juga rnenyebutkan beberapa faktor yang rnenyebabkan orang Minang
rnerantau, yaitu:
• Faktor ekologi dan lokasi
55
Daerah Minangkabau bukanlah daerah yang rnenguntungkan. Dari
bentuk fisik dan topografinya, daerah Minang terletak disepanjang
pegunungan bukit barisan yang rnernbentang dari utara ke selatan.
Walaupun lingkungan fisiknya sangat cocok untuk pertanian, narnun
perkernbangannya telah rnencapai tahap optimal dalarn arti sernua lahan
yang potensial telah dipakai untuk pertanian sehing!~a tidak lagi cukup
untuk rnernenuhi kebutuhan rnasyarakat yang jurnlahnya senantiasa
bertarnbah. Kondisi sernacarn ini rnendorong orang Minang untuk pergi
rnerantau.
Dari segi lokasi daerah Minangkabau adalah daerah yang terpencil
dalarn arti berada di luar kegiatan politik dan ekonorni, keadaan ini
rnenjadikan situasi di rnana dunia luar tidak rnendatangi daerah Minang,
sebaliknya orang Minanglah yang harus rnendatangi dunia luar yaitu
dengan rnerantau.
56
• Faklor ekonomi
Merupakan faklor ulama yang mendorong orang Minang unluk meranlau
baik dahulu maupun masa sekarang. Dorongan ilu akan semakin kual
jika sawah lak mencukupi lagi. Beberapa benluk alasan ekonomi anlara
Jain adalah lekanan ekonomi, sulilnya hidup di kampung, lerbalasnya
pekerjaan di kampung, mencari pekerjaan alau berdagang.
• Faklor pendidikan
Pendidikan merupakan salah salu faklor yang penting dalam merantau,
lerutama selelah dibangunnya sekolah-sekolah sejak awal abad ke dua
puluh. Biasanya merantau karena alasan ini hanya terbalas pada
segolongan penduduk alau golongan tertentu saja.
• Daya tarik kola
Sejalan dengan kemajuan di bidang pendidikan dan modernisasi juga
lerdapat kecenderungan lerhadap urbanisasi. Karena di kolalah segala
macam ide dan kemajuan dapat dilaksanakan alau dicapai dan di kola
juga lersedia kesempalan kerja yang lebih banyak. Daya larik kola lidak
hanya lerbalas pada kalangan pedagang semala letapi juga pada
kalangan terpelajar.
57
Daya tarik utama Jakarta semenjak tahun 50-an adalah bahwa Jakarta
telah berkembang dari rantau elite menjadi rantau untuk semua orang.
Munculnya perguruan-perguruan tinggi negeri di daerah, seperti
Universitas Andalas, IKIP, dan IAIN semenjak tahun 1956, tidaklah
cukup membendung arus kepergian mahasiswa ke Jakarta atau Jawa
pada umumnya karena banyak yang lebih menyukai untuk melanjutkan
sekolah di sana, yang sebahagian disebabkan oleh karena sarana yang
lebih baik dan standar yang lebih tinggi yang dimiliki oleh universitas di
Jawa.
• Faktor-faktor sosial
Kebanyakan orang Minangkabau menerima warisan sosiokultural
mereka sebagaimana adanya. Mereka tidak mempertanyakan lagi
secara introspektif hal-hal yang berhubungan dengan sosiokultural,
ditambah lagi dengan mengidealkan budaya dan adat yang telah mereka
warisi.
Merantau di Minangkabau menurut Abidin (2004:16) adalah "sesuatu
pelajaran dalam perjalanan hidup, "Karatau madang di hulu babuah babungo
balun. Marantau buyuang dahulu di rumah paguno balun. Filosofi merantau di
Minangkabau, sama halnya dengan pergi menuntut ilmu dan mencari harta.
Menuntut ilmu bagaimana cara hidup, dan membekali hidup dengan ilmu.
Sementara di kampung halaman tenaga belum banyak bermanfaat. Makna
"merantau" dimaksudkan menambah perbekalan hidup, ilmu, pengalaman
dan harta yang tujuan akhirnya adalah untuk disumban9kan kembali ke
kampung halaman."
2.4. Kerangka Berpikir
Sudah menjadi stereotip di tengah masyarakat bahwa hanya orang-orang
dengan usia atau tingkat kematangan serta ras dan suku-suku tertentu saja
yang cocok berkecimpung dalam dunia usaha. Namun hal ini jelas bertolak
belakang dengan kecenderungan yang terlihat di kalangan mahasiswa UJN
khususnya mahasiswa perantauan. Saat ini banyak berrnunculan
wirausahawan muda yang juga berstatus sebagai mahasiswa dengan latar
belakang keluarga, suku dan budaya yang berbeda. Dari sekian banyak
mahasiswa yang terjun menjadi wirausahawan muda, sebagian besar
merupakan mahasiswa perantauan yang berasal dari suku Minang dengan
persentase 64% dari keseluruhan mahasiswa yang bergelut dalam dunia
usaha.
58
59
Fenomena semacam ini dalam dunia usaha merupakan hal yang wajar,
karena di dalam dunia usaha dikenal sebentuk kompon1~n behavioral yang
ada dalam setiap pribadi. Unsur atau komponen tersebut yakni"The Big Five"
atau lazim disebut dengan tipe kepribadian lima faktor (Costa dan McCrae,
1997). Tipe kepribadian lima faktor ini dapat disebut sebagai segala bentuk
keterbukaan, karena setiap komponen di dalamnya terdiri dari; keterbukaan
pikiran, keterbukaan hati dan telinga, keterbukaan diri terhadap orang lain,
keterbukaan terhadap kesepakatan serta keterbukaan terhadap tekanan
tekanan. Setiap orang memiliki setiap unsur yang ada di dalam tipe
kepribadian lima faktor ini namun berbeda dalam hal maupun kadarnya.
Orang yang tidak mengasah dan menumbuhkembangkan tipe kepribadian
lima faktor tersebut akan cenderung merasa sulit untuk memulai segala
sesuatu. Hal inilah yang membuat tipe kepribadian lima faktor menjadi salah
satu motivator penting yang berperan dalam diri manusia untuk berbuat atau
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, khususnya dalam dunia
enterpreneur.
McClelland dan John W. Atkinson (tanpa tahun) (dalam Effendi, 1999)
menjelaskan bahwa grafik kenaikan motivasi seseorang seiring dengan
keberhasilan individu dalam mengatasi tantangan hidup, sampai mencapai
nilai 50%. Jika kemungkinan keberhasilan ditingkatkan S<:lcara kontiniu di atas
50%, maka kadar motivasi itu secara perlahan-lahan akan menurun hingga
mencapai titik nol.
60
Dengan kata lain, apabila kebutuhan terpuaskan, maka kebutuhan tersebut
tidak lagi memotivasi perilaku. Dengan demikian, kebutuhan yang
mempunyai kekuatan tinggi di saat sudah terpuaskan, maka dengan
sendirinya kebutuhan tersebut sudah tercapai dan posis.inya dalam
berkompetisi dengan kebutuhan-kebutuhan lainnya akan bergeser ke tingkat
yang lebih rendah.
Secara simplistis, menurut Effendi (1999) motivasi berwirausaha sangat
berpengaruh pada tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang sudah
termotivasi tidak selamanya dapat mempertahankan motivasinya. Karena,
perilaku seseorang berubah seiring dengan perubahan psikologis yang
dialaminya. Jalannya perubahan tersebut cepat atau lambat bergantung
kepada sifat individu yang bersangkutan.
Dari pendapat di atas dapat terlihat pola pergeseran atau tinggi rendahnya
motivasi berwirausaha ditinjau dari tipe kepribadian yan(l dimiliki oleh setiap
wirausahawan. Berdasarkan beberapa hal tersebut maka peneliti berasumsi
bahwa ada korelasi yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor
dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
Gambar 1
llustrasi Kerangka Berpikir dalam Bagan
Teori Costa & Mccrae (1997): • Keterbukaan terhadap pengalaman
hidup (Openness to experience) • Keterbukaan hati dan telinga
(Conscientiousness) • Keterbukaan diri terhadap orang lain
(Extrovettness) • Keterbukaan terhadap kesepakatan -
kesepakatan (Agreeableness) • Keterbukaan terhadap tekanan
tekanan (Neuroticism)
'---------.. / _____ / Tipe Kepribadian Lima Faktor
D IVlotivasi Berwirausaha
Dorongan yang menyebabkan seseorang ingin selalu berbuat lebih
baik dan terus maju, dan memiliki tujuan yang realistis dengan
mengambil resiko yang benar-benar telah diperhitungkan
61
2.5. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritis di atas maka dalam penelitian ini penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho Tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima
faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
Ha Ada hubungan yang signifikan antara tipe kepribadian lima faktor
dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa Minang.
62
BAB 3
METODOLOGI PENELITIANI
3.1 Pendekatan dan Desain Penelitian
3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena dalam
menyimpulkan hasil penelitian, peneliti mengacu pada angka yang diperoleh
dalam bentuk rumusan statistik (Husaini, 1995). Sedangkan metode
penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitian
korelasional.
Metode deskriptif adalah kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam
rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan. Sedangkan penelitian
korelasi adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat
hubungan antara variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Sifat
sifat perbedaan kritis adalah usaha menaksir hubungan dan bukan deskripsi
saja (Fox, dalam Sevilla, 1993). Pengukuran dengan korelasi ini digunakan
untuk menentukan besarnya arah hubungan antara satu variabel dengan
variabel lain (Sevilla, 1993).
3.1.2. Definisi Variabel dan Operasional Variabel
Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Arikunto (2002:94) mendefinisikan variabel
sebagai gejala yang bervariasi atau objek penelitian yang bervariasi. Jadi
variabel adalah objek yang akan diteliti atau yang menjcidi fokus perhatian
dalam suatu penelitian.
64
Dalam penelitian ini terdapat independent variabel dan dependent variabel.
Independent variabel ialah variabel bebas, dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebasnya adalah kepribadian lima faktor. Sedangkan yang menjadi
variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi
berwirausaha.
Adapun definisi operasional dari variabel kepribadian lirna faktor adalah
keterbukaan seseorang terhadap pengalaman hidup (Openness to
experience), keterbukaan hati dan telinga (Conscientiousness), keterbukaan
diri terhadap orang lain (Extrovertness), keterbukaan terlhadap kesepakatan
kesepakatan (Agreeableness) dan keterbukaan terhadap tekanan-tekanan
(Neuroticism). Batasan operasionalnya adalah skor yan~1 diperoleh atas skala
yang diisi oleh subyek tentang sikap keterbukaan seseorang terhadap
pengalaman hidup (Openness to experience), keterbukaan hati dan telinga
(Conscientiousness), keterbukaan diri terhadap orang lain (Extrovertness),
keterbukaan terhadap kesepakatan-kesepakatan (Agre1~ableness) dan
keterbukaan terhadap tekanan-tekanan (Neuroticism).
65
Sedangkan definisi operasional dari variabel motivasi berwirausaha menurut
Mc Clelland (dalam Satrio 2006:13) adalah dorongan yang menyebabkan
seseorang ingin selalu berbuat lebih baik dan terus maju, dan memiliki tujuan
yang realistis dengan mengambil resiko yang benar-benar telah
diperhitungkan. Yuyun Wirasasmita (dalam Suryana, 2003) memberikan
batasan berdasarkan alasan yang menyebabkan seseorang memiliki
dorongan yang kuat untuk terjun ke dalam dunia usaha, yakni: 1) Alasan
keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial). Yaitu untuk
mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan,
sebagai jaminan stabilitas keuangan. 2) Alasan sosial, yaitu untuk
memperoleh gengsi atau status, untuk dapat dikenal dan dihormati, untuk
menjadi contoh bagi saudara di desa, agar dapat bertemu dengan orang
banyak. 4) Alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada
masyarakat), yaitu untuk memberi pekerjaan pada masyarakat, untuk
menatar masyarakat, untuk membantu ekonomi masyarakat, demi masa
depan anak-anak dan keluarga, untuk mendapatkan kesetiaan suami atau
istri, untuk membahagiakan ayah dan ibu. 4) Alasan pernenuhan diri (peluang
untuk memperoleh kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi
yang dimiliki).
66
Batasan operasionalnya adalah skor yang diperoleh atas skala yang diisi oleh
subyek tentang alasan seseorang untuk berwirausaha yaitu: alasan
keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial), alasan
sosial, alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada masyarakat)
serta alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh kontrol atas
kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki).
3.2 Pengambilan Sampel
3.2.1. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Penelitian populasi dilakukan
jika peneliti ingin melihat semua liku-liku yang ada di dalam populasi
(Suharsimi, 2002:108). Menurut Soehartono (1999:57), sampel adalah suatu
bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat
menggambarkan populasinya. Suatu sampel dikatakan representatif apabila
ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan sama atau hampir sama
dengan ciri-ciri populasinya. Berdasarkan hal tersebut, subyek yang akan
dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa perantau asal
Sumatera Barat (Minang) yang tergabung dalam organisasi KMM baik laki
laki maupun perempuan dan terdaftar sebagai mahasiswa jenjang strata satu
(S1) pada tahun ajaran 2007-2008 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
67
3.2.2. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah yakni
secara purposive sampling di mana sampel diambil berclasarkan ciri-ciri, sifat
sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri pokok populasi (Arikunto,
2002:117). Menurut Gay (dalam Sevilla, 1993) ukuran minimum sampel yang
dapat diterima untuk penelitian deskriptif minimal sebanyak 30 orang.
Berdasarkan hal tersebut maka jumlah total sampel dalam penelitian ini
adalah sebanyak 60 orang.
3.3 Pengumpulan Data
3.3.1 lnstrumen penelitian
Adapun afat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
skala kepribadian lima faktor dan motivasi berwirausaha.
lnstrumen pengumpul data yang digunakan adalah:
1. Skala tipe kepribadian lima faktor (OCEAN). Skala ini disusun
berdasarkan aspek-aspek yang terkandung dalam kepribadian lima faktor
menurut Costa & McCrae (dalam Kasali, 2007) yang telah dikembangkan
oleh John (2002). Faktor-faktor tersebut antara lain:
68
a. Openness to experience (keterbukaan terhadap pengalaman hidup)
Adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat seseorang
menjadi tidak kaku terhadap apapun yang sudah diketahuinya,
sehingga semua itu tidak dianggap sebagai suatu kebenaran mutlak.
Tipe kepribadian ini diwakili oleh indikator-indikator sebagai berikut:
Tabel 3.1 Bl P . t Sk I T" K 'b d' 0 t ue rm aa 1pe epr1 a 1an 1penness o expenence
Nomor item lndikator Favorable Unfavorable Total
lmajinatif dan kreatif 9,33 5 3
Lebih menyukai keberagaman 26 53 2 dan hal-hal baru
Banyak pilihan dan minat 4,23 2
Sangat menghargai emosi 2:5, 51 2
Cenderung fleksibel 41 18 2
total 4 7 11
b. Consciousness (Keterbukaan hati dan telinga)
Menghargai pentingnya perubahan dengan menyaringnya dengan hati
dan pikiran sehingga lahirlah sikap menghargai konsep, bergerak
secara sistematis dan menerapkan skala prioritas. lndikator-indikator
yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut:
69
Tabel 3.2 Bl P . t Sk I r K "b d" C ue rm aa ipe epn a ian onscIOusness
Nomor item lndikator Favorable Unfavorable Total
Terpola, metodologis 46,47 34 3
Menghargai waktu, tepat 21 1 2
Dapat diandalkan 54 11 2
Disiplin diri 40 55, 12 3
Memiliki dorongan yang kuat 22 1
total 5 6 11
c. Extrovertness
Kepekaan atau kepedulian serta mampu berempati atas kesulitan
yang dialami orang lain. lndikator-indikator dari tipe kepribadian ini
sebagai berikut:
Tabel 3.3 B I T K "b lue Prmt Ska a ipe epri ad1an Extroverlness
Nomor item lndikator Favorable Unfavorable Total
Senang berkawan, percaya orang lain, bekerja dalam 16 30,6 3 kelompok
Senang mendatangi 31 :3 2
Lugas 17 1 Percaya diri, penuh 13 50,28 3 keberanian Tertantang dengan emosi-
37 19 2 emosi positif
total 5 () 11
d. Agreeableness
Kelenturan atas setiap kesepakatan-kesepakatan dan adanya
keinginan yang besar untuk melakukan pengorbanan, menyerahkan
wewenang kepada pihak tertentu dan mempercayai orang lain.
Tabel 3.4 "b Blue Print Skala Tipe Kepri adian Agreeableness
Nomor item lndikator Favorable Unf.:ivorable Total
Mempercayai, Kooperatif 29,43 2
Sederhana 36 1
Altruistik, memberi, bersahabat 10, 15,38 32 4
Rela berkorban 14,27 44, 7 4
total 7 4 11
e. Neuroticism
Kelenturan atas setiap tekanan-tekanan sehingga orang dengan tipe
kepribadian ini mampu mengendalikan dirinya walau berada dalam
situasi sesulit apapun. Berikut tabel yang memuat indikator-indikator
dari tipe kepribadian ini:
Tabel 3.5 Bl P . t Sk I T" K "b d" N t" . ue rm aa 1pe epn a 1an euro 1c1sm
Nomor item lndikator Favorable Unfcrvorable Total
Tenang 48,24 42,45 4
Mampu mengendalikan diri 49, 35, 20 2, 4
Resisten terhadap godaan- 39 a, 52 3 godaan
total 6 5 11
70
71
2. Skala motivasi berwirausaha. Skala ini disusun berdasarkan motivasi
berwirausaha Yuyun Wirasasmita (dalam Suryana, L'.003), yaitu: Alasan
keuangan (peluang untuk memperoleh manfaat secara finansial), alasan
sosial, alasan pelayanan (peluang untuk berkontribusi kepada
masyarakat), dan alasan pemenuhan diri (peluang untuk memperoleh
kontrol atas kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki).
Tabel 3.6 Blue Print Skala Motivasi Berwirausaha
No lndikator NOMOR ITEM TOTAL
Favourable Unfavourable 1 Alasan keuangan 11, 23, 24, 26, 6, 1:1, 21, 36,
(peluang untuk 27, 30, 34,38 37 13
memperoleh manfaat secara finansial)
2 Alasan sosial 4, 7,22, 50 9, 10, 18, 40, 46,48 9
3 Alasan pelayanan 3,8,39,41, 28,29,42,44 (peluang untuk 43,45,47,49
12 berkontribusi kepada masvarakat)
4 Dan alasan pemenuhan 1, 2, 14, 16, 5, 12,15, 20, diri (peluang untuk 17, 19, 31, 32, 25, 3,3 memperoleh kontrol atas 35
15 kemampuan diri dan memanfaatkan potensi yang dimiliki)
Total 29 21 50
72
Ketiga skala ini disusun menggunakan model Likert dengan mengetengahkan
4 kategori jawaban. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
pemusatan (central tendency) atau menghindari jawaban responden yang
bersifat netral. Masing-masing jawaban menunjukkan kesesuaian pernyataan
yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan responden sendiri. Setiap
kategori memiliki nilai sebagai berikut:
Tabel 3.7 Sk U or ntuk ern ataan p p osrtif Dan N1egatif
KATEGORI FAVOURABLE Ul~FAVOURABLE
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
3.3.2 Teknik uji instrumen penelitian
Dalam penelitian ini teknik uji instrumen penelitian yang dilakukan yakni:
1. Uji Validitas
Untuk mengetahui apakah skala yang telah dibuat mampu menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka diperlukan
pengukuran validitas. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
73
variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, 2002:145). Untuk
menguji validitas dari skala yang telah dibuat teknik l<orelasi yang dapat
digunakan adalah Product Moment Pearson (Suharsimi, 2002).
nZ:XY -(z:xXz:Y) r = ~[nz:x' -(z:x)2 }[nz:Y 2 -(z:Y)2
]
Keterangan: r = Koefisien korelasi Pearson product moment n = jumlah subjek X = skor item Y = skor total
2. Uji Reliabilitas
Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. lnstrumen
yang reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik
sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya (Suharsimi,
2002). Untuk mencari nilai estimasi reliabilitas instrurnen peneliti
menggunakan teknik Alpha Cronbach (Azwar, 2003).
Keterangan: a n
Si St
= koefisien reliabilitas = banyaknya bagian (potongan tes) = varians tes bagian I yang panjangnya tak ditentukan = varians skor total (perolehan)
Penghitungan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi
12.0 yang akan diinterpretasikan dengan mengacu pada tabel koefisien
korelasi Product Moment. Jika hasil perhitungannya lebih besar dari r
74
tabel, maka korelasinya dianggap signifikan, dengan kata lain Ha diterima
dan Ho ditolak. Tetapi jika hasil perhitungannya lebih kecil dari r tabel
maka korelasi dianggap tidal< signifikan atau Ha ditolak dan Ho diterima.
3.4. Uji lnstrumen Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan peneliti melakukan uji instrumen yang
berjumlah 105 item dari dua skala yaitu skala tipe kepribadian lima faktor
sebanyak 55 item dan skala motivasi berwirausaha 50 item. Uji instrumen
diberikan kepada 40 orang mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Uji instrumen ini dilakukan dengan maksud:
a. Mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan responden dalam
menyelesaikan pengisian instrumen.
b. Mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item
item yang diberikan.
c. Mengetahui validitas instrumen di mana skor tiap item dikorelasikan
dengan skor total.
d. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang di~1unakan untuk
mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.4.1. Hasil uji validitas skala tipe kepribadian lima faktor
75
Berdasarkan uji validitas instrumen dengan teknik pada korelasi Product
Moment Pearson pada skala tipe kepribadian lima faktm terhadap 60
mahasiswa perantauan pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dari 55 item yang diujicobakan diperoleh 38 item yang valid dan 17
item yang gugur. Item-item yang valid antara lain: 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 13, 14,
16, 17, 18, 19, 21,23,24,25,26,27, 28,29,30, 31, 32, 34, 35, 36,39,40,
41, 42, 44, 47, 49, 51, 52, 53 dan item-item yang gugur yakni item nomor; 6,
10, 11, 12, 15,20, 22, 33, 37,38,43,45,46,48,50,54, 55.
3.4.2. Hasil uji validitas skala motivasi berwirausaha
Berdasarkan uji validitas instrumen dengan teknik korelasi Product Moment
Pearson pada skala motivasi berwirausaha terhadap 40 mahasiswa
76
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dari 50 item yang
diujicobakan diperoleh 47 item yang valid dan 3 item yang gugur. Item-item
yang valid antara lain; 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11,12, 13,14, 15, 16, 17,
18,19,20,21,22, 23,24, 25, 26,27,28,29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 38,39,
40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50. Sedangkan item yang gugur adalah
item nomor; 6, 36, 37.
3.4.3. Reliabilitas skala tipe kepribadian lima faktor dan motivasi
berwirausaha
Dari hasil uji coba diperoleh hasil reliabilitas dengan menggunakan formula
Alpha Cronbach untuk skala tipe kepribadian lima faktor diperoleh koefisien
korelasi sebesar 0,911 dan skala motivasi berwirausaha sebesar 0,941.
dengan demikian galat baku pengukuran dari kedua skala tersebut masing
masing adalah 3, 742 untuk tipe kepribadian lima faktor dan 3.541 untuk
motivasi berwirausaha.
77
3. 5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan data dalarn penelitian ini rnenggunal<an analisis statistik
non-parametrik dengan jenis deskriptif yang bertujuan untuk rnernberikan
garnbaran urnurn responden sedangkan bentuk analisis data yang digunakan
adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yakni jenis analisis yang
rnernpergunakan alat analisis berupa rnetode statistik, hasilnya disajikan
dalarn bentuk angka yang selanjutnya dijelaskan dalarn suatu uraian (Hasan,
2002).
Berikut beberapa teknik perhitungan yang digunakan untuk rnengolah data
dalarn penelitian ini:
a. Untuk kategori tipe kepribadian, hasil skor skala tipe kepribadian
distandarisasikan dengan rnenggunakan rurnus Z-score (Sulistiyono,
2003) yaitu:
Keterangan:
Z = skor baku X = skor kasar M = nilai rata-rata SD = standar deviasi
Z=-X_-_M_ SD
b. Untuk rnendapatkan kategori tingkat rnotivasi berwirausaha digunakan
rurnus kategorisasi berpatokan pada mean dari data ke dalarn tinggi-
78
rendah. Mean digunakan sebagai nilai pemisah clua kelompok bila
ditemukan kemungkinan banyaknya kelompok atas tidak sama dengan
kelompok bawah. Kelompok atas adalah mereka yang skornya lebih
besar dari mean, sedangkan kelompok bawah aclalah mereka yang
skornya sama atau lebih kecil dari mean. Banyaknya subjek untuk
setiap kategori kemudian dihitung dan dimasukkan ke dalam tabel
kontingensi.
c. Untuk menganalisis variasi beda skor motivasi berwirausaha yang
dilihat dari tipe kepribadian lima faktor digunakan rum us One Way
Anova dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
RKant F=--
RKdal
F = lndeks perbedaan RK ant = Rerata kuadrat antara RK dal = Rerata kuadrat dalam kelompok
Menurut Kerlinger dan Fergusson (dalam Supratilmya, 2000), anova
merupakan metode untuk memilah, mengisolasi, dan mengidentifikasi
variasi yang teramati dalam suatu variabel terikat (dependent variabel)
akibat satu atau lebih variabel bebas (independen) ke dalam beberapa
bagian.
79
d. Untuk menjawab hipotesis penelitian yakni mengetahui hubungan
antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada
mahasiswa Minang digunakan rumus kore/asi kontingensi.
Keterangan: C = koefisien kontingensi ·x2= chi-quadrat N = jumlah sampel
3.6 Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
a. Dimulai dengan perumusan masalah
b. Menentukan variabel yang akan diteliti
c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan
landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian.
d. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur atau instrumen
penelitian berupa skala model Likert yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1). Skala Kepribadian Lima Faktor
2). Skala Motivasi berwirausaha
80
2. Melakukan uji coba ala! ukur (try out)
lni dilakukan untuk mengetahui sejauh mana item-item pernyataan yang
telah dibuat dapat menggali dan mewakili data-data1 yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Uji coba ala! ukur dilakukan pada tanggal 30 Juli 2007.
3. Pelaksanaan Penelitian
a. Menentukan sampel penelitian dan melakukan konfirmasi dengan
subjek penelitian
b. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta
kesediaan subjek untuk mengisi kuesioner penelitian.
c. Melaksanakan pengambilan data dengan memberikan alat ukur yang
telah disiapkan kepada subjek penelitian. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 6 Agustus 2007.
4. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan skoring setiap hasil angket yang telah diisi oleh masing
masing subyek penelitian.
b. Menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh kemudian
dibuat tabel data.
c. Melakukan analisis data dengan menggunakan rnetode statistik untuk
menguji hipotesis penelitian dan kornparasi antar variabel penelitian.
5. Tahap Pembahasan
a. Menginterpretasikan data dan membahas hasil analisis statistik
berdasarkan teori.
b. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian dengan memperhitungkan
data penunjang yang diperoleh.
81
BAB4
PRESENT ASI DAN ANALISIS DAT A
4.1. Gambaran Umum Responden
Untuk memperoleh data peneliti melakukan penyebaran angket kepada 80
responden. Dari 80 angket yang disebar hanya kembali sejumlah 72 angket.
Setelah dilakukan pemeriksaan ulang sebanyak 12 angket tidak dapat
digunakan atau diolah karena tidak sempurnanya pengisian angket yang
dilakukan oleh responden sehingga hanya data dari 60 responden yang
dapat digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya dari identifikasi yang
dilakukan atas 60 responden diketahui bahwa 30 responden (50%) berjenis
kelamin laki-laki, dan 30 responden lainnya (50%) berjenis kelamin
perempuan.
4.2. Uji Persyaratan
4.2.1. Uji normalitas
Data-data berskala interval hasil suatu pengukuran pada umumnya mengikuti
asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti
asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh
83
harus dilakukan uji normalitas atas data yang bersangkutan (Nurgiyantoro
dkk, 2000).
Pada penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah Kolmogorov-
Smirnov untuk menguji kebaikan sesuai (goodness of fit) suatu data. Yang
diperhatikan dalam hal ini adalah tingkat kesesuaian distribusi nilai sampel
(skor yang di observasi) dengan distribusi teoritis tertentu (normal, uniform,
atau poison). Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai uji
normalitas data pada skala tipe kepribadian lima faktor sebesar 1,235 dengan
menggunakan taraf signifikansi alpha 5%, maka diketahui bahwa nilai
probabilitas 0,095 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal. Berikut gambar diagram P-P plot sl<ala tipe l<epribadian
lima faktor keluaran SPSS versi 12, 0.
Gambar2 P-P Plot Tipe Kepribadian Lima Faktor (TKLF)
Normal P-P Plot of TKLF
"°'-i-------------------c71
0.8
.0 e "-E o.6 ~
'-'
~ 8. 0.4
x w
0.2
0.0
0
0
0
0
0 0
0 0
0 0
0.2 0.4 0.6 0.8
Observed Cum Prob 1,0
84
Dari gambar di atas terlihat bahwa sebaran data dari variabel tipe kepribadian
lima faktor berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan
demikian data tersebut dapat dikatakan normal.
Selanjutnya hasil uji normalitas data pada skala motivasi berwirausaha
diperoleh koefisien Kolmogorov-Smirnov sebesar 1,337 dan angka
probabilitas sebesar 0.056, dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5%
maka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,056 > 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Berikut ini gambar diagram P-P
plot skala motivasi berwirausaha keluaran SPSS versi 12, 0.
Gambar3 P-P Plot Motivasi Be1wirausaha (MB)
Normal P-P Plot of MB
,,0-,----------------
0.6
0 0
0
0.2
0
0 0
0
0 0
0 0
o.o-1-"--------------~-----1 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8
Observed Cum Prob
Dari gambar di atas terlihat sebaran data variabel motivasi berwirausaha
berada di sekitar garis uji yang mengarah ke kanan atas. Dengan demikian
data tersebut dapat dikatakan normal.
4.2.2. Homogenitas
85
Homogenitas digunakan untuk mengetahui variabel mean dari data dalam
suatu kelompok. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui homogenitas
dilakukan dengan menggunakan rumus One-Way Anova, dengan ketentuan
jika F hitung lebih besar dari F tabel maka varian data bersifat tidal< homogen
dan jika F hitung lebih kecil dari F tabel maka varian data bersifat homogen.
Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah:
Ha = Varians data bersifat tidak homogen
Ho= Varians data bersifat homogen
Berdasarkan hasil analisa homogenitas yang dilakukan melalui program
SPSS versi 12, 0 diperoleh hasil sebagai berikut:
Dari uji hipotesis yang dilakukan maka diperoleh nilai F hitung dari tipe
kepribadian lima faktor sebesar 0,339 < dari nilai F tabel pada taraf
signifikansi 5% yakni 4, 00. Dan pada skala motivasi berwirausaha diperoleh
nilai F hitung sebesar 1, 193 < dari nilai F tabel pada taraf signifikansi 5%
86
yakni 4, 00. Karena nilai F hitung < dari nilai F tabel, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa varians data dari kedua skala tersebut bersifat homogen.
4.2.3. ldentifikasi Skor Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Dari pengklasifikasian yang dilakukan atas responden diperoleh
kecenderungan tipe kepribadian yang dominan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Klasifikasi Responden
B d k T" K "b d" L" F kt er asar an 1pe epri a 1an 1ma ·a
Tipe Kepribadian Frekuensi
Openness to experience 14
Consciousness 11
Extrovertness 6
Agreeableness 13
Neuroticism 16
Total 60
or
%
23
18
10
22
27
100
Secara umum dari lima tipe kepribadian yang dievaluasi, diperoleh bahwa
tipe kepribadian neuroticism merupakan tipe kepribadian yang mendominasi,
yaitu sebanyak 16 responden atau sebesar 27% dan tipH kepribadian yang
memiliki pHrsentase terendah adalah extrovertness. Pengidentifikasian tipe
kepribadian tersebut diperoleh dari nilai masing-masing tipe kepribadian yang
dominan, hasil skor skala tipe kepribadian distandarisasikan dengan
menggunakan nilai Z- Score dan T-Score. Setiap responden memiliki lima
87
nilai T yang mewakili lima tipe kepribadian yang diteliti. Nilai T- score tiap tipe
kepribadian terangkum dalam lampiran 9.
Pengklasifikasian skala tipe kepribadian lima faktor berdasarkan pada
penjelasan dari Kasali (2007:66) yang menyatakan bahvva setiap orang pasti
memiliki setiap unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau kadarnya
bisa bervariasi. Ada yang mempunyai kadar yang tinggi, ada yang sedang
saja dan ada yang rendah. Hal tersebut melatarbelakan!Ji peneliti untuk
mengidentifikasi kepribadian responden berdasarkan nilai T- Score yang
dominan dari kelima tipe kepribadian seperti yang ada pada lampiran 9.
Tabel berikut menunjukkan jumlah responden menurut tipe kepribadian yang
dominan.
4.2.4. Uji hipotesis
Untuk menguji hipotesis penelitian, digunakan rumus korelasi kontingensi.
Koefisien kontingensi digunakan apabila variabel yang dikorelasikan
berbentuk kategori (gejala ordinal). Koefisien kontingensi sangat erat
kaitannya dengan chi-kuadrat dan dihitung dengan tabel kontingensi. Hal ini
dikarenakan data populasi dan data sampel diklasifikasikan ke dalam
berbagai atribut (Putri, 2005). Untuk menghitung koefisien kontingensi,
terlebih dahulu dihitung nilai chi-kuadrat.
88
Rumus chi-kuadrat digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan frekuensi
yang diobservasi fo (frekuensi yang diperoleh berdasarkan data), dengan
frekuensi yang diharapkan fh. Apabila dari penghitungan ternyata
harga x' sama atau lebih besar dari harga kritik x' yang tertera dalam tabel,
sesuai dengan taraf signifikansi yang telah ditetapkan dapat ditarik
kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara fo dengan fh atau
sebaliknya (Arikunto, 2002).
Sebelum melakukan penghitungan dengan koefisien kontingensi, terlebih
dahulu dilakukan pengklasifikasian pada motivasi berwirausaha di mana
responden dikelompokkan l<e dalam kecenderungan masing-masing tipe
kepribadian seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Skar Motivasi Berwirausaha
No Kecenderuni:1an Tipe Ke >ribadian
0 c E A N 1 152 143 135 1137 155 2 146 183 162 149 162 3 184 146 155 166 160 4 151 155 137 150 146 5 153 171 152 159 154 6 152 142 156 152 172 7 156 142 1154 149 8 132 153 1150 147 9 151 188 1:>8 147 10 136 138 1:>9 153 11 184 179 1159 163 12 140 1!50 138 13 151 1153 137 14 152 151 15 153 16 139 L 2140 1740 897 1976 2426
Mean 152.86 158.18 149.5 1!i2 151.63
89
Dari data di atas, kemudian motivasi berwirausaha dikelompokkan ke dalam
tingkatan tinggi dan rendah dengan menggunakan tolok ukur mean teoritis
yakni sebesar 152.98. Bila skor dari motivasi berwirausaha;:: mean, maka
responden digolongkan ke dalam tingkatan motivasi berwirausaha yang tinggi
sedangkan skor motivasi berwirausaha yang s dari mean maka responden
digolongkan ke dalam tingkatan yang rendah. Data hasil pengelompokkan
tersebut dapat dilihat pada label f0 berikut:
Tabel 4.3 fo
Motivasi Berwirausaha Tipe Kepribadian
Tinggi Rendah r openness to experience 4 10 14
consciousness 4 7 11
extrovertness 4 2 6
agreeableness 6 7 13
neuroticism 8 8 16
r 26 34 60
90
Dari tabel f0 di atas kemudian dilanjutkan dengan tabel ft, sebagai berikut:
Tabel 4.4
fh Motivasi Berwirausaha
Tipe Kepribadian Tinggi Rendah r
openness to experience 6.07 7.93 14
consciousness 4.77 6.23 11
extrovertness 2.60 3.40 6
agreeableness 5.63 7.37 13
neuroticism 6.93 9.07 16
r 26 34 60
Berdasarkan tabel yang ada, yakni tabel f0 dan tabel fh, dapat dihitung nilai
Chi-kuadrat sebagaimana yang terlampir pada tabel berikut:
Tabel 4.5 a e eria nu en 1tun ~ c l··sciruare T b I K . U t k M h' h"
Tipe Kepribadian Klasifikasi fo fe fo-fe (fo-fe)2 (fo-fe)2/fe
Openness to Tinggi 4 6.07 -2.07 4.28 0.71 experience Rend ah 10 7.93 2.07 4.28 0.54
Tinggi 4 4.77 -0.77 0.59 0.12 Consciousness
Rendah 7 6.23 0.77 0.59 0.10
Tinggi 4 2.60 1.40 1.96 0.75 Extrovertness
Rendah 2 3.40 -1.40 1.96 0.58
Tinggi 6 5.63 0.37 0.14 0.02 Agreeableness
Rendah -0.37 0.02 7 7.37 0.14
Tinggi 8 6.93 Neuroticism
1.07 1.14 0.17
Rendah 8 9.07 -1.07 1.14 0.13
r 60 60 0.00 16.24 3.13
91
Berdasarkan perbandingan chi-kuadrat hitung dengan tabel chi-kuadrat
(Rahayu, 2004) berlaku aturan berikut: jika chi-square hitung > chi-square
tabel, maka Ha diterima dan jika chi-square hitung < chi-square tabel, maka
Ha ditolak. Dari penghitungan yang dilakukan diperoleh nilai x2 hitung =3, 13 <
dari nilai x2 tabel yakni sebesar 9, 49.
Dari hasil penghitungan juga diperoleh nilai koefisien kontingensi antara tipe
kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha sebesar 0,375 dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
c = 3. 13 2
----- = 0.375 3 .13 2 + 60
Dengan demikian Ho diterima, yang artinya tidak ada hubungan yang
signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha
pada mahasiswa Minang.
92
4.3 Hasil Utama Penelitian
Dari uji hipotesis yang telah dilakukan pada skala tipe kepribadian lima faktor
dengan motivasi berwirausaha diperoleh nilai koefisien chi-kuadrat sebesar
3, 13 dan nilai koefisien korelasi kontingensi sebesar 0,:175. Nilai koefisien
korelasi kontingensi yang diperoleh lebih kecil dari nilai ;r2 tabel pada taraf
signifikansi 5% yakni 9, 49. Maka dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa
Ho yang menyatakan "tidak ada hubungan yang signifikan antara tipe
kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa
Minang" diterima. Sehingga Ha yang berbunyi "ada hubungan yang signifikan
antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi be1V11irausaha pada
mahasiswa Minang tidak dapat ditegakkan.
BAB5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan interpretasi data yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara tipe
kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa
Minang. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya motivasi
berwirausaha pada seseorang tidak ada kaitannya dengan kecenderungan
dari tipe kepribadian lima faktor yang ada pada dirinya. Artinya seorang
mahasiswa yang memiliki kecenderungan pada salah satu tipe kepribadian
tertentu yang ada dalam tipe kepribadian lima faktor (openness to
experience, consciousness, extrovertness, agreeableness, neuroticism)
dalam kadar yang tinggi sekalipun tidak memiliki hubun9an dengan tinggi
rendahnya motivasi berwirausaha yang ia miliki.
5.2 Diskusi
Dari fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa saat ini terlihat
kecenderungan dan minat yang besar untuk memulai atau terjun ke dalam
94
dunia usaha. Dari sejumlah mahasiswa yang juga berprofesi sebagai
wirausahawan muda di Universitas Islam negeri Syarif iHidayatullah Jakarta,
posisi terbanyak dipegang oleh mahasiswa perantauan. Minat usaha yang
cukup besar ini tak lahir dengan mudah karena harus melalui proses yang
panjang dari sekedar keinginan hingga terwujudnya usaha yang diinginkan.
Semua rangkaian panjang dalam merintis usaha itu juga tidak ditempuh
dalam waktu yang singkat. Untuk dapat merealisasikan keinginannya
seorang mahasiswa perantauan itu harus memiliki motivasi yang kuat dan ia
juga dituntut untuk mampu mempertahankan, menjaga dan meningkatkan
motivasinya tersebut.
Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif tertentu. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan
yang harus dipenuhi. Teori motivasi ini pertama kali dikemukakan oleh
Maslow 1934 (dalam Suryana,2003). la mengemukakan hierarki kebutuhan
yang mendasari motivasi. Menurutnya, kebutuhan itu bertingkat sesuai
dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological needs),
kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan sosial (social needs),
kebutuhan harga diri (esteem needs), dan kebutuhan akan aktualisasi diri
(self actualization needs).
95
Setelah semua keinginan yang ada telah terealisasi pun seseorang akan
dihadapkan pada penurunan motivasionalnya. Berdasarkan percobaan dan
perhitungan yang dilakukan oleh pakar di bidang ini, dapat dipaparkan perihal
relasi positif antara kuatnya motivasi seseorang, dengan kemungkinan
keberhasilannya dalam mengatasi suatu tantangan hidup. David C.
McClelland dan John W. Atkinson (tanpa tahun) (dalam Effendi, 1999)
menyatakan adanya grafik kenaikan motivasi seseorang seiring dengan
keberhasilan individu dalam mengatasi tantangan hidup, sampai mencapai
nilai 50%. Jika kemungkinan keberhasilan ditingkatkan secara kontinyu di
alas 50%, maka kadar motivasi itu secara perlahan-lahan akan menurun
hingga mencapai titik nol.
Kepuasan atau tercapainya suatu kebutuhan dapat mengubah kekuatan
motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu dan beralih pada kebutuhan
lainnya. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan tingkat kebutuhan dalam
kehidupan manusia dapat merangsang daya dorong atau semangat untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Jadi, ketika suatu kebutuhan sudah
terpenuhi, pada saat itu pula kekuatannya akan berubah dan perilaku orang
pun otomatis berubah untuk mendapatkan kebutuhan-kebutuhan berikutnya.
Effendi (1999) menjelaskan bahwa motivasi berwirausaha sangat
berpengaruh pada tujuan yang ingin dicapai. Seseorang yang sudah
termotivasi tidak selamanya dapat mempertahankan motivasinya. Karena,
perilaku seseorang berubah seiring dengan perubahan psikologis yang
dialaminya. Jalannya perubahan tersebut cepat atau lambat bergantung
kepada sifat individu yang bersangkutan.
96
Beberapa orang ahli telah menemukan lima komponen dominan dalam
kepribadian wirausahawan yang disebut dengan "the big five". Kelima
komponen hasil kajian Costa & Mccrae (1997) (dalam K.asali, 2007) ini lebih
dikenal dengan akronim OCEAN. The Big Five atau model kepribadian lima
faktor merupakan pembentuk kepribadian yang bersifat highly inheritable
(sangat terbawa pada keturunan). Dari penelitian mereka dipercaya bahwa
dalam kepribadian wirausaha tersebut terkandung komponen seperti
keterbukaan, kelenturan, kesiapan menghadapi tekanan-tekanan dan
sebagainya yang akan mendorong seseorang untuk melakukan perubahan
terutama dalam bidang wirausaha. Menurut Kasali (2007':66) setiap orang
pasti memiliki setiap unsur dalam OCEAN tersebut namun besar atau
kadarnya bisa bervariasi.
Kepribadian lima faktor merupakan konsep kepribadian yang membentuk diri
seseorang sehingga ia mampu melihat dan bergerak melakukan perubahan.
Hal ini merupakan ciri-ciri yang dimiliki oleh wirausahawan sejati.
97
Entrepreneur menciptakan sesuatu yang baru. Mereka tidak mengeksplorasi
jalan yang sudah ada, melainkan mencari jalan-jalan yang baru.
Namun pendapat dari beberapa orang ahli tersebut bertolak belakang atau
tidak sejalan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara tipe
kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha pada mahasiswa
perantauan khususnya yang ada di Universitas Islam NEigeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Motivasi berwirausaha yang dimiliki oleh mahasiswa
Minang ternyata tidak ada hubungannya dengan salah satu tipe kepribadian
lima faktor paling dominan yang mereka miliki.
Dari kelima tipe kepribadian yang diteliti diketahui bahwa mahasiswa
Minang memiliki kecenderungan tipe kepribadian neuroticism, tipe
kepribadian ini dimiliki oleh sebanyak 16 orang dari keseluruhan jumlah
mahasiswa Minang yang menjadi responden dan sisanya memiliki
kecenderungan tipe kepribadian openness to experienc!~ sebanyak 14 orang,
agreeableness sejumlah 13 orang, consciousness sebanyak 11 orang dan
extrovertness sebanyak 6 orang. Dan dari penelitian juga terungkap alasan
alasan mahasiswa Minang tersebut untuk berwirausaha. Hasil penelitian ini
hanya berlaku terbatas pada setiap pribadi yang menjadi responden dan
tidak dapat digeneralisasiskan. Artinya hasil penelitian yang diperoleh
98
merupakan deskripsi dari pribadi dalam ruang lingkup terbatas yaitu
mahasiswa perantauan yang tergabung dalam komunitas mahasiswa Minang
di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang menjadi sampel
dalam penelitian ini.
Perbedaan hasil pada penelitian ini dengan pendapat dan hasil penelitian dari
para ahli sebelumnya yakni Costa dan Mccrae (dalam Kasali, 2007), hal
tersebut bisa saja disebabkan oleh berbagai faktor baik yang berasal dari
dalam dan dari luar diri responden. Diantaranya disebabkan oleh beberapa
hal yakni; keterbatasan dalam jumlah pada sampel penelitian ini sehingga
hasil penelitian ini hanya belaku sebatas pribadi yang diteliti dan tidak dapat
digeneralisasikan untuk lingkup kelompok yang lebih besar.
Selanjutnya masalah keterbatasan waktu yang dimiliki oleh para mahasiswa
yang juga berprofesi sebagai wirausahawan muda tersebut jug a menjadi
kendala tersendiri. Penelitian yang dilakukan di sela-sela rutinitas usaha yang
mereka lakukan sehingga responden kesulitan dalam proses pengisian data
sehingga data yang diberikan atau yang diperoleh dirasa belum optimal.
Keterbatasan waktu yang dimiliki responden membuat responden sulit
berkonsentrasi dalam mengisi angket di antara waktu senggang mereka.
99
Pada penelitian ini, skala yang digunakan adalah skala yang di adaptasi dari
skala yang sudah ada dan telah dikembangkan oleh ,John (2002) dalam
format bahasa lnggris. Penggunaan skala terjemahan dari skala yang sudah
ada tersebut dirasa masih kurang sempurna dan belum dapat menggali data
yang ingin di peroleh dari responden dengan latar belakang suku dan budaya
yang berbeda dari alat ukur yang digunakan.
Selain itu teknik pengumpulan data yang menggunakan pendekatan
kuantitatif dirasa masih kurang mendalam untuk mendapatkan data dari para
responden. Penggunaan angket dirasa masih belum mewakili apa yang ingin
digali dari para responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Boeree (2003)
yang menyatakan bahwa teori-teori yang bertujuan memprediksi kepribadian
seseorang memiliki sedikit kekurangan dalam hal penernpatan seseorang
pada satu tipe kepribadian tertentu. Teori kepribadian pada umumnya hanya
mengklasifkasikan seseorang berdasarkan kondisi dan ciri-ciri umum yang
ditonjolkan oleh seseorang sedangkan kondisi yang ada sekitarnya kurang
diperhitungkan. Misalnya saja pada orang-orang yang diklasifikasikan
sebagai orang dengan tipe kepribadian introvert pada situasi asing atau
suasana yang penuh tekanan seperti saat wawancara kl~rja, mungkin
kepribadian extrovert terse but dapat terlihat sepenuhnya1. Na mun bila orang
tersebut ditempatkan atau berada dalam situasi yang berbeda misalnya
dengan teman-teman dekat maka tak jarang mereka akan menampilkan
100
kepribadian yang bertolak belakang dengan situasi sebelumnya. Dengan
demikian maka jelaslah bahwa penggunaan metode kuantitatif dalam
penelitian mengenai kepribadian belum cukup untuk memberikan data yang
akurat. Disinilah pentingnya penggunaan pendekatan dengan menggunakan
metode kualitatif untuk menyempurnakan perolehan data dari metode
kuantitatif agar hasilnya lebih optimal.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa tidak terdapat korelasi yang
signifikan antara tipe kepribadian lima faktor dengan motivasi berwirausaha
pada mahasiswa perantauan karena beberapa faktor yang mempengaruhi
diantaranya keluarga, lingkungan dan diri mahasiswa itu sendiri. Maka untuk
penelitian selanjutnya disarankan:
1. Untuk mengambil sampel yang lebih umum atau l·ebih banyak dalam
artian ruang lingkup yang lebih luas serta memperhitungkan faktor
faktor yang berpengaruh supaya hasil yang dipemleh lebih
komprehensif.
2. Selanjutnya bagi penelitian berikutnya disarankan bagi peneliti untuk
memilih sampel yang bersedia meluangkan waktu atau mampu
IOI
menyesuaikan jadwal yang tidak akan mengganggu rutinitas
responden dalam menjalankan usahanya sehing~1a responden tidak
merasa terganggu dan mereka dapat memberikan data secara optimal
sesuai dengan yang peneliti harapkan.
3. Agar memperoleh data yang lebih komprehensif disarankan kepada
peneliti berikutnya untuk dapat menggunakan pendekatan kualitatif
selain dari pendekatan dengan metode kuantitatif yang telah dilakukan
pada penelitian-penelitian sebelumnya.
4. Agar dapat mengakomodir segala perbedaan yang ada pada
penelitian yang berkaitan dengan latar belakang budaya, suku atau
etnis, disarankan pada peneliti yang menggunakan skala hasil
adaptasi dari skala yang dikembangkan dengan latar belakang budaya
yang berbeda dari sampel penelitian untuk melakukan teknik adaptasi
alat ukur yang ideal. Proses yang dilakukan sedapat mungkin harus
melalui beberapa tahapan sebagai berikut: skala yang berbahasa lain
misalnya berupa bahasa lnggris diterjemahkan ke~ dalam bahasa
Indonesia, kemudian hasil terjemahan tersebut diterjemahkan lagi ke
dalam bahasa awalnya atau bahasa lnggris. Hasil terjemahan akhir
tersebut kemudian dicocokkan dengan skala aslinya, bila hasilnya
102
sama maka berarti hasil terjemahannya sudah bagus dan skala sudah
layak digunakan sebagai alat ukur.
5. Saran praktis bagi fakultas psikologi agar dapat rnengembangkan
wacana dan kajian tentang kewirausahaan bagi para mahasiswa,
sehingga mahasiswa fakultas psikologi UIN Syarif Hidayatullah dapat
meningkatkan sumberdaya dan potensinya agar tidak lagi hanya
berorientasi untuk menjadi seorang pekerja atau karyawan semata.
103
Daftar Pustaka
Abidin, M. 2004. lmplementasi adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM).
Alsa, A. 2003. Pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta kombinasinya dalam penelitian Psiko/ogi. Yogykarta: Pustaka Pelajar.
Ambadar, J. 2006. Siapa takutjadi pengusaha. Bekasi: Britz Publisher.
Amelia, R. 2005. Pendekatan strategis dalam mengurangi tingkat pengangguran melalui kewirausahaan pemuda. Medan: PS. Psikologi FK. USU.
An-Nabhani, Y. 2003. Sudah untung masuk surga /a9i. Bandung: Pustaka Hidayah.
Arikunto, S. 2002. Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Gipta.
Asnan, G. 2003. Kamus sejarah Minangkabau. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau (PPIM).
Azwar, S. 2003. Penyusunan ska/a Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Boediono & Koster W. 2002. Teori dan ap/ikasi statistika dan probabilitas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Boeree, C. G. 2003. Strengths and Criticisms of Trait Theory. http.www [email protected]. uk.
Brouwer, M. A. W. 1979. Kepribadian dan perubahannya. Jakarta: PT. Gramedia.
Bruno, F. J. 1989. Kamus istilah kunci Psiko/ogi. Yogyakarta: Kanisius.
Chaplin, J. P. 2002. Kamus /engkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dprin. (2007). Wirausaha. http://www.dprin.go.id.
Efendi, F. 1999. Nilai dan makna kerja dalam Islam. Ciputat: Nuansa Madani.
104
Febria, I. 1994. Perbedaan tipe kepribadian dan sikap terhadap aksi unjuk rasa mahasiswa,. Depok: Skripsi Fakultas Psikologi UI.
Gitman & McDaniel. 1995. The world of business. Cincinati: South Western College Publising Company.
Harefa, A. 2002. Berwirausaha dari no/: 10 kiat sukses dengan modal seadanya. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Harre, R & Roger L. 1996. Ensik/opedi Psikologi, Jakarta: Arcan.
Hasan, M. I. 2002. Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Husaini, U & Purnomo. 1995. Pengantar statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
John, 0. D. 2002. The Big Five Personality Test U.C. Berkeley Psychologist Copyright by Atof Inc. http://www.google.co.id.
Kao, R. 1987. Enterpreneurship and new venture management. Prentice-Hal Canada: Scarborough. Toronto
Kasali, R. 2007. Recode your change DNA. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Kotler, P. 1997.Manajemen pemasaran. Jakarta: PT. Pn3nhallindo.
Mudjiarto & Wahid, A. 2006. Membangun karakter dan l<epribadian kewirausahaan. Yogyakarta: Graha llmu.
Mujib, A. 2002. Nuansa-nuansa Psikologi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad a.
Nairn, M. 1984. Merantau: po/a migrasi suku Minangkabau, Yogyakarta: Gajah Mada Univ. Press.
Nugroho., M. A. S. 2006. Kewirausahaan berbasis spiritual. Yogyakarta: Ka yon
Nurgiyantoro, 13. 2000. Statistik terapan untul< peneltian i/mu-ilmu sosial. Yogyakarta: Gajahmada University Press.
Putri, L. S. E dan Sulistyono,S. 2005. Pengantar statistik Psikologi. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah.
105
Rahayu, S. 2004. Be/ajar mudah spss versi 11,5. Bandung: CV. Alfabeta.
Salim. 1991. Kamus bahasa Indonesia kontemporer. Jakarta: Balai Pustaka.
Sarwono, S. W. 2000. Pengantar umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang.
Sevilla, G. C, et.al. 1993. Penerjemah, Alimmudin Tuwu Pengantar metode penelitian. Jakarta: UI Press.
Siagian, S. P. 2005. Teori motivasi dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Soehartono, I. 1999. Metode penelitian sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sulistiyono, S. 2003. Statistika -1. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Suryana. 2003. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Tjendera, E. 2006. B-Enterpreneur. http://[email protected].
Wardhana, D S. 2007. Cara cerdas cari uang. Jakarta: Kawan Pustaka.
--.----· ta Hasil Try Out Skor Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Item ).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 4 2 4 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 1 2 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 1 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 4 3 3
) 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 3 4 3 3 3 4 3 I 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 1 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 ) 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 ; 2 3 2 1 2 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 4 2 4 1 2 2 3 3 2 3 3 3 4 4 3 I 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 ; 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 i 4 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2 4 3 3 3 3 3 4
' 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 l 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 1 4 3 4 3 3 3 ) 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 ) 3 2 2 4 3 3 2 2 2 2 4 3 1 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 1 3 3 4 3 4 1 I 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 l 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 ! 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 ; 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 2 1 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 i 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 0 0 3 2 ' ' 0 0 0 0 4 2 ' 1 4 2 3 ' 4 4 4 4 2 3 2 1 1 1 4 I 3 1 4 4 0 v ' ' < v v v ~
l 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 ) 2 1 3 2 2 2 3 1 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 2 4 1 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 2 4 2 2 2 4 1 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 2 2 2 3 3 4 3 4 3 2 4 2 2 1 3 3 3 3 3 3 5 3 4 4 1 1 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 3 1 2 2 4 3 2 2 3 1 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 1 3 3 3 3 4 3 7 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 4 3 3 9 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 1 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3
'J---··
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 Total
3 4 3 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 161 2 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 192 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 182 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 177 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 182 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 193 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 152 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 188 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 173 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 4 173 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 179 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 174 2 3 3 2 3 4 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 j 3 3 148 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 173 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 186 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 162 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 188 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 1 4 4 165 4 4 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 173 3 3 4 1 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 155 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 194 3 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 152 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 183 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 192 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 156 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 178 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 184 4 i 4 4 1 2 4 3 4 4 4 4 3 4 • ' ' • 4 ' 155 ~ ~ ~ ~ ~
3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 180 3 4 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 146 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 193 2 2 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 156 3 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 3 1 3 168 3 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 152 1 4 4 2 4 3 1 4 4 3 4 3 2 2 2 4 2 1 4 4 164 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 159 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 193 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 173 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 187 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 180
36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Total
4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 163 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 171 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 152 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 156 3 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 190 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 144 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 172 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 155 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 170 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 180 1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 151 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 164 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 173 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 162 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 146 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 159 2 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 159 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 151 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 144 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 194 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 148 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 162 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 156 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 161 3 3 3 4 2 3 3 4 2 3 2 3 2 4 4 160 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 158 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ·i46 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 158 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145 2 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 146 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 178 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 163 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 149 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 162 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 196 2 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 166 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 172 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 139 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 190
Lampiran 2 Uji Validitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Correlations Correlations
I TOTX1 , VAR00001 I TOTX1 VAR00006
rOTX1 Pearson Correlation 1 .374(')
Sig. (2-tailed) .017
TOTX1 Pearson 1 .305 Correlatic)n
Sig. (2-tailed) .055 N 40 40 N 40 40
/AR00001 Pearson Correlation .374(.) 1
Sig. (2-tailed) .017
N 40 40
VAR00006 Pearson .305 1
Correlation Sig. (2-tailed) .055 N 40 40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-taited). Correlations
Correlations
I TOTX1 VAR00002
rOTX1 Pearson 1 .471( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .002 N 40 40
/AR00002 Pearson .471( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .002 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
I TOTX1 VAR00007
TOTX1 Pearson 1 .454(0
) Correlation Sig. (2-tailed) .003 N 40 40
VAR00007 Pearson .454( .. ) 1
Correlation Sig. (2-tailed) .003 N 40 40
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2~talled).
Correlations
I TOTX1 VAR00003 r0Tx1 Pearson
1 .426( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .006 N 40 40
/AR00003 Pearson .426( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .0061 N 40 40
Correlations
I TOTX1 VAROOOOB TOTX1 Pearson
1 .614( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
VAROOOOB Pearson .614( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
.. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlation 1s s1gn1ficant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations I TOTX1 VAR00009
I TOTX1 VAR00004
rOTX1 Pearson Correlation 1 .370(.)
Sig. (2-tailed) .019
N 40 40
/AR00004 Pearson Correlation .370(') 1
TOTX1 Pearson 1 .615( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
VAR00009 Pearson .615(") 1
Correlation Sig. (2-tailed) 019 i
' ' N 40 I 40
" Correlation rs significant at the 0.05 level (2-ta!!ed).
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
•• Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTX1 VAR00005
Correlations
I TOTX1 VAR00010
r0Tx1 Pearson 1 .655( .. )
Correlation
TOTX1 Pearson 1 .303
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .057 N 40' 40
/AR00005 Pearson .655( .. ) I 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 I N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tarled).
N 40 40 VAR00010 Pearson
.303 1 Correlation Sig. (2-tailed) .057 N 40 40
Correlations Correlations
I TOTX1 i VAR00011 I TOTX1 VAR00016
fOTX1 Pearson Correlation 1 .103 Sig. (2-tailed) .526
TOTX1 Pearson 1 .516( .. )
Correlatit)n Sig. (2-tailed) .001
N 40 40 N 40 40 /AR00011 Pearson Correlation .103 1
Sig. (2-tailed) .526
VAR00016 Pearson .516( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .001
N 40 40 N 40 40
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-taited). Correlations
I TOTX1 I VAR00012
fOTX1 Pearson .277 Correlation Sig. (2-tailed) .084
Correlations
I TOTX1 VAR00017 TOTX1 Pearson
1 .609( .. ) Correlatinn
N 40 40 Sig. (2-tailed) .000 /AR00012 Pearson .277
Correlation Sig. (2-tailed) .084
N 40 40 VAR00017 Pearson .609( .. ) 1 Correlation
N 40 40 Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
Correlations
I TOTX1 . VAR00013 ** Correlation 1s s1gmf1c<~nt at the 0.01 level (2-tailed).
r0Tx1 Pearson 1 .591( .. )
Correlation Correlations
I TOTX1 VAR00018 Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
TOTX1 Pearson 1 .549('')
Correlation /AR00013 Pearson .591 , .. ) 1
Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
VAR00018 Pearson .549( .. ) 1 Correlation Correlatmn 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). Sig. (2-tailed) .000
N 40 40 Correlations
I TOTX1 VAR00014 ** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-taited).
"OTX1 Pearson 1 .543( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
l"'orrelations -I TOTX1 VAR00019
TOTX1 Pearson 1 .391 (')
Correlation IAR00014 Pearson .543( .. ) 1
Correlation Sig. (2-tailed) .ooo I N 40 40
Sig. (2-tailed) .013 N 40 40
VAR00019 Pearson .391 (') 1 Correlation
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). Sig. (2-tailed) .013
Correlations
I TOTX1 I VAR00015
N 40 40 . Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.05 level (2-tailed) .
"OTX1 Pearson 1 .283
Correlation Sig. (2-tailed) .077 N 40 40
IAR00015 Pearson .283 1
Correlation Sig. (2-tailed) .077
Correlations
I TOTX1 VAR00020 TOTX1 Pearson 1 .304
Correlation Sig. (2-tailed) .056 N 40 40
N 40 40 VAR00020 Pearson .304 1 Correlation Sig. (2-tailed) .056 N 40 40
Correlations Correlations
I TOTX1 I VAR00021 I TOTX1 VAR00026 rorx1 Pearson
1 .488( .. ) Correlation
TOTX1 Pearson 1 .371(') Correlation
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .018 N 40 40 N 40 40
/AR00021 Pearson .488( .. ) 1 Correlation VAR00026 Pearson
.371(') 1 Correlatit)n Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .018 N 40 40 N 40 40
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-tai!ed), . . * Correlation 1s s1gn1f1cant at the 0.05 level (2-talled) .
Correlations Correlations
I TOTX1 VAR00022 I TOTX1 VAR00027 rOTX1 Pearson
1 .090 Correlation TOTX1 Pearson
1 .351(') Correlation Sig. (2-tailed) .581 Sig. (2-tailed) .027 N 40 40 N 40 40
IAR00022 Pearson .090 1 Correlation
VAR00027 Pearson .351(') 1 Correlation Sig. (2-tailed) .581 Sig. (2-tailed) .027 N 40 40 N 40 40 . Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-talled).
Correlations
I TOTX1 VAR00023 ·oTX1 Pearson
1 .431( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .005
Correlations
I TOTX1 VAR00028 TOTX1 Pearson
1 .647( .. ) Correlation
N 40 40 Sig. (2-tailed) .000
1AR00023 Pearson .431( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .005
N 40 40 VAR00028 Pearson
.647(°') 1 Correlaticin N 40 40
Sig. (2-tailed) .000
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tar!ed). N 40 40
** Correlation is srgn1ficant at the 0.01 level (2-tatled). Correlations
I TOTX1 I VAR00024 ·orx1 Pearson
1 .639( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
1AR00024 Pearson .639( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
Correlations
I TOTX1 VAR00029 TOTX1 Pearson
1 .397(') Correlation Sig. (2-tailed) .011 N 40 40
VAR00029 Pearson .397(') 1 Correlation
Sig. (2-ta!led) .011 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
I TOTX1 VAR00025 OTX1 Pearson
1 .494( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) 001 N 40 40
'AR00025 Pearson .494( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .001 N 40 40
Correlations
I TOTX1 VAR00030 TOTX1 Pearson 1 .323(') Correlation
Sig. (2-tailed) .042 N 40 40
VAR00030 Pearson .323(') 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .042
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-ta!led). N 40 40
* Correlation 1s s1gn1f1cant at the 0.05 level (2-talled).
Correlations f'orrelations ,
I TOTX1 I VAR00031 I TOTX1 VAR00036 "OTX1 Pearson
1 .345(.) Correlation
TOTX1 Pearson 1 .398(') Correlation
Sig. (2-tailed) .029 Sig. (2-tailed) .011 N 40 40 N 40 40
IAR00031 Pearson .345(.) 1 Correlation VAR00036 Pearson
.398(') 1 Correlation Sig. (2-tailed) .029 Sig. (2-tailed) .011 N 40 40 N 40 40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-talled). * Correlation is stgmficant at the 0.05 level (2-ta11ed).
Correlations 1--orrelations , I TOTX1 . VAR00032 I TOTX1 VAR00037
"OTX1 Pearson 1 .327(.)
Correlation TOTX1 Pearson
1 .110 Correlation Sig. (2-tailed) .040 Sig. (2-tailed) .497 N 40 40 N 40 40
IAR00032 Pearson .327(.) 1 Correlation VAR00037 Pearson
.110 1 Correlation Sig. (2-tailed) .040 Sig. (2-tailed) .497 N 40 40 N 40 40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-ta!led). Correlations
Correlations
I TOTX1 , VAR00033 "OTX1 Pearson 1 -.149 Correlation
Sig. (2-tailed) .358 N 40 40
IAR00033 Pearson -.149 1 Correlation Sig. (2-tailed) .358 N 40 40
I TOTX1 VAR00038 TOTX1 Pearson
1 .255 Correlation Sig. (2-tailed) .113 N 40 40
VAR00038 Pearson .255 1 Correlation Sig. (2-tailed) .113 N 40 40
Correlations t .. orrelations ,
I TOTX1 VAR00034 "OTX1 Pearson 1 .368(')
Correlation Sig. (2-tailed) .020 N 40 40
IAR00034 Pearson .368(') 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .020 N 40 40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tailed).
I TOTX1 VAR00039 TOTX1 Pearson
1 .627( .. ) Correlaticin Sig. (2-tailed) .ODO N 40 40
VAR00039 Pearson .627( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations
I TOTX1 i VAR00035 "OTX1 Pearson
1 .489( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .001 N 40 40
1AR00035 Pearson .489( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .001 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTX1 VAR00040 TOTX1 Pearson
1 .486( .. ) Correlatic1n Sig. (2-ta1led) .001 N 40 40
VAR00040 Pearson .486( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .001 N 40 40
** Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations
I TOTX 1 I VAR00041
rorx1 Pearson .547( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .000
I TOTX1 VAR00046 TOTX1 Pearson
1 .207 Correlati!)n N 40 40 Sig. (2-tailed) .200
/AR00041 Pearson .547( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .ODO
N 40 40 VAR00046 Pearson
.207 1 Correlation N 40 40 Sig. (2-tailed) .200
Correlation is s1gnif1cant at the 0.01 level (2·ta1!ed). N 40 40
Correlations Correlations I TOTX1 I VAR00042 I TOTX1 VAR00047
rorx1 Pearson 1 I .691( .. ) Correlation
TOTX1 Pearson 1 .342(") Correlation Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .031 N 40 40 N 40 40
/AR00042 Pearson .691( .. ) Correlation
VAR00047 Pearson .342(") 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .031 N 40 40 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2·ta1led). Correlation 1s significant at the 0.05 level (2·talled).
Correlations Correlations I TOTX1 I VAR00043 I TOTX1 VAR00048
rorx1 Pearson 1 .200 Correlation
TOTX1 Pearson 1 .277 Correlatii)n
Sig. (2-tailed) .217 Sig. (2-tailed) .084 N 40 40 N 40 40
/AR00043 Pearson .200 1 Correlation
VAR00048 Pearson .277 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .217 Sig. (2-tailed) .084 N 40 40 N 40 40
Correlations Correlations
I TOTX1 I VAR00044 I TOTX1 VAR00049
rorx1 Pearson 1 .371(") Correlation
TOTX1 Pearson 1 .452( .. ) CorrelatiDn
Sig. (2-tailed) ,,-' .018 N 40 40
Sig. (2-tailed) .003 N 40 40
/AR00044 Pearson .371 (") 1 Correlation Sig. (2-tailed) .018 N 40 40
VAR00049 Pearson .452("") 1 Correlation Sig. (2-tailed) .003 N 40 40
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.05 level (2-tailed). "" Correlation 1s significant at the 0.01 level (2·ta11ed).
Correlations
I TOTX1 VAR00045
rOTX1 Pearson 1 .268
Correlation Sig. (2-tailed) .094 N 40 40
Correlations
I TOTX1 VAR00050 TOTX1 Pearson
1 .239 Correlati1)n Sig. (2-tailed) .137 N 40 40
/AR00045 Pearson .268 1 Correlation Sig. (2-tailed) .094
VAR00050 Pearson .239 1 Correlation Sig. (2-tailed) .137
N 40 40 N 40 40
Correlations
I TOTX1 VAR00051
rOTX1 Pearson .356(.) Correlation Sig. (2-tailed) .024 N 40 40
/AR00051 Pearson .356(.) Correlation Sig. (2-tailed) .024 N 40 ' 40
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
I TOTX1 I VAR00052
rorx1 Pearson 1 .421( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .007 N 40 40
/AR00052 Pearson .421 , .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .007 N 40 40
Correlation 1s s1gn1f1cant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Correlations
I TOTX1 VAR00053
rOTX1 Pearson 1 .432( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .005 N 40 40
/AR00053 Pearson .432( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .005 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-ta11ed).
Correlations
I TOTX1 I VAR00054
rorx1 Pearson 1 .179 Correlation Sig. (2-tailed) .268
N 40 40
/AR00054 Pearson .179 1 Correlation Sig. (2-tailed) .268 N 40 40
Correlations
I TOTX1 i VAR00055
rorx1 Pearson 1 .117
Correlation Sig. (2-tailed) .471
N 40 40
/AR00055 Pearson .117 1 Correlation Sig. (2-tailed) .471 N 40 40
Lampiran 2 Uji Validitas Skala Motivasi Berwirausaha
Correlations Correlations
I TOTY VAR00001 I TOTY VAR00006 roTY Pearson
1 .647( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) I .000 N 40' 40
TOTY Pearson Correlation 1 -. 106 Sig. (2-tailed) .514 N 40 40
/AR00001 Pearson .647( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000
VAR00006 Pearson Correlation -. 106 1 Sig. (2-tailed) .514
N 40 40 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations
Correlations
I TOTY VAR00002 ;QTY Pearson
1 .727( .. ) Correlation
I TOTY VAR00007 TOTY Pearson
1 .457(") Correlation Sig, (2-tailed) .003
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
/AR00002 Pearson .727( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 I N 40 i 40
VAR00007 Pearson .457( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .003 N 40 40
** Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-talled). Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
I TOTY VAR00003 -oTY Pearson 1 .576( .. )
Correlation
I TOTY VAR00008 TOTY Pearson
1 .570(") Correlation Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
/AR00003 Pearson .576( .. ) 1 Correlation
VAR00008 Pearson .570(") 1 CorrelatiQn
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40 ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Correlations I TOTY VAR00009 I TOTY VAR00004
-oTY Pearson 1 .409( .. ) Correlation
TOTY Pearson 1 .525( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .009 N 40 40 N 40 40
IAR00004 Pearson .409( .. ) 1 Correlation
VAR00009 Pearson .525( .. ) 1 Correlatit>n Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .009 N 40 40 N 40 40 ** Correlation ts significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tai!ed). Correlations
Correlations I TOTY I VAR00005
-oTY Pearson 1 .604(") Correlation
I TOTY VAR00010 TOTY Pearson Correlation 1 .372(')
Sig, (2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
IAR00005 Pearson .604( .. ) 1 Correlation
VAR00010 Pearson Correlation .372(') 1 Sig. (2-tailed) .018
Sig, (2-tailed) .000 N 40 40
N 40 40
" Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-ta1led). * Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-talled).
Correlations Correlations
I TOTY I VARD0011 I TOTY VAR00016
rOTY Pearson 1 .666( .. ) Correlation
TOTY Pearson 1 .712( .. )
CorrelatiQn Sig. (2-tailed) .ODD Sig. (2-tailed) .DOD
N 40 40 N 40 40
/AROD011 Pearson .666( .. ) 1 Correlation
VAR00016 Pearson .712( .. ) 1 CorrelatiQn
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 40 40 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-ta!led). ** Correlation 1s s1g111ficant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations
I TOTY i VAR00012 I TOTY VAR00017
roTY Pearson 1 .628( .. )
Correlation TOTY Pearson
1 .560( .. ) Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 40 40 N 40 40 /AR00012 Pearson .628( .. ) 1 Correlation
VAROD017 Pearson .560( .. ) 1 Corre!ati!Jn Sig. (2-tailed) .DOD Sig. (2-tailed) .ODO N 40 40 N 40 40
Correlation 1s srgmficant at the 0.01 level (2-tailed). ** Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations I TOTY VAR00013 I TOTY VAR00018
roTY Pearson 1 .465( .. )
Correlation TOTY Pearson
1 .323(.) Correlation
Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .042 N 40 40 N 40 40
/AR00013 Pearson .465( .. ) 1 Correlation
VAR00018 Pearson .323(') 1 CorrelafrJn
Sig. (2-tailed) .002 Sig. (2-tailed) .042 N 40 40 N 40 40
Correlation 1s s1gmf1cant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tai!ed).
Correlations Correlations I TOTY VAROOD14 I TOTY VAROD019
roTY Pearson 1 .663( .. )
Correlation TOTY Pearson
1 .437( .. ) Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .005 N 40 40 N 40 40
/AR00014 Pearson .663( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 I 40
VAR00019 Pearson .437( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .005 N 40 40
Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-tailed). •• Correlation 1s s1gnif1cant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTY I VAR00015 roTY Pearson .524( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .001 N 40 40
/AR00015 Pearson .524( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .001 N 40 j 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTY VAR00020
TOTY Pearson 1 .763( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
VAR00020 Pearson .763( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
" ** Correlation 1s s1gn1f1c;3nt at the 0.01 level (2-taded).
Correlations rorrelations ,
I TQTY VAR00021 I TQTY VAR00026
'QTY Pearson Correlation 1 .330(.)
Sig. (2-tailed) .038
TQTY Pearson Correlation
1 .581( .. )
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
'AR00021 Pearson Correlation .330(.) 1
Sig. (2-tailed) .038
VAR00026 Pearson Correlation
.581( .. ) 1
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
Correlation is significant at the 0.05 level (2-ta!led). .. Correlation 1s s1grnficc1nt at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations f'orrelations ,
I TQTY . VAR00022 I TQTY VAR00027 QTY Pearson
Correlation .515( .. ) TQTY Pearson
Correlaticin 1 .585( .. )
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
'AR00022 Pearson .515( .. ) Correlation
VAR00027 Pearson .585( .. ) Correlation 1
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000
N 40' 40 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-ta!led). .. ..
Correlation 1s s1gn1f1cc1nt at the 0.01 level (2-tailed) .
Correlations
I TQTY . VAR00023
<'orrelations , I TOTY VAR00028
'QTY Pearson Correlation
1 .469( .. )
Sig. (2-tailed) .002
TOTY Pearson Correlation
1 .517( .. )
Sig. (2-tailed) .001
N 40 40 N 40 40
'AR00023 Pearson .469( .. ) Correlation
1
Sig. (2-tailed) .002 N 40 40
VAR00028 Pearson .517( .. ) Correlation
1
Sig. (2-tailed) .001 N 40 40 ..
Correlat1on 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). -Correlation 1s s1grnficdnt at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations ,
I TQTY I VAR00024 QTY Pearson
1 .641( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .000
I TQTY VAR00029 TQTY Pearson
1 Correlation .402(')
Sig. (2-tailed) .010
N 40 40 N 40 40
'AR00024 Pearson .641( .. ) Correlation
1
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
VAR00029 Pearson .402(.) Correlation 1
Sig. (2-tailed) .010 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). . Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-talled) .
Correlations
I TQTY VAR00025 QTY Pearson Correlation 1 .382(•)
Correlations ' I TQTY VAR00030
TQTY Pearson 1 .685( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .015 Sig. (2-tailed) .000
N 40 40 N 40 40
'AR00025 Pearson Correlation .382(.) 1
Sig. (2-tailed) .015
VAR00030 Pearson .685("')
Correlation 1
Sig. (2-tailed) .000 N 40 40 N 40 40
' .... orrelat1on 1s significant at the 0.05 level (2-tailed). .. .. -Correlation ts s1gn1f1ccmt at the 0.01 level (2-tailed) .
Correlations
I TOTY I VAR00031 "OTY Pearson Correlation 1 .353(")
Sig_ (2-tailed) .026
N 40 40 IAR00031 Pearson Correlation .353(") 1
Sig. (2-tailed) .026
N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.05 level (2-ta!led).
Correlations
l TOTY I VAR00032 "OTY Pearson Correlation 1 .333(')
Sig_ (2-tailed) .036
N 40 i 40
1AR00032 Pearson Correlation I .333(') 1
Sig_ (2-tailed) .036
N 40 40
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
I TOTY , VAR00033 'OTY Pearson
1 -475( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .002 N 40 40
'AR00033 Pearson .475( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .002 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
I 'OTY
Correlations
Pearson Correlation Sig_ (2-tailed)
N
TOTY , VAR00034
.663( .. )
.000
40 40 'AR00034 Pearson .663( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) _ooo N 40 I 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTY ! VAR00035
'QTY Pearson 1 .430( .. )
Correlation Sig_ (2-tailed) .006 N 40 40
'AR00035 Pearson .430( .. ) 1 Correlation Sig_ (2-tailed) .006 N 40 40
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTY VAR00036 TOTY Pearson Correlation 1 .002
Sig. (2-tailed) .991
N 40 40 VAR00036 Pearson Correlation .002 1
Sig. (2-tailed) .991
N 40 40
Correlations
I TOTY VAR00037 TOTY Pearson Correlation 1 .164
Sig_ (2-tailed) .313
N 40 40 VAR00037 Pearson Correlation .164 1
Sig_ (2-tailed) .313
N 40 40
Correlations
I TOTY VAR00038 TOTY Pearson
1 .640( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
VAR00038 Pearson .640( .. ) 1 Correlation Sig_ (2-tailed) .000 N 40 40
** Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
I TOTY VAR00039 TOTY Pearson
1 .581( .. ) Correlatic1n Sig_ (2-tailed) .000 N 40 40
VAR00039 Pearson 581( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tailed) .000 N 40 40
- . ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations
I TOTY VAR00040 TOTY Pearson
1 .705( .. ) Correlation Sig_ (2-tailed) .000
N 40 40
VAR00040 Pearson .705( .. ) 1 Correlation Sig. (2-tarled) .000 N 40 40
- . ** Correlation 1s s19n1f1cant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations
I TOTY J VAR00041 I TOTY VAR00046
'OTY Pearson !
Correlation 1 . .659( .. ) TOTY Pearson
1 .454( .. ) Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .003
N 40 40 N 40 40
'AR00041 Pearson .659( .. ) Correlation
VAR00046 Pearson .454( .. ) 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .003
N 40 40 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). .. Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed) .
Correlations Correlations ,
I TOTY I VAR00042 I TOTY VAR00047
'QTY Pearson 1 : .595( .. ) Correlation
TOTY Pearson 1 .513( .. )
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 40 40 N 40 40
'AR00042 Pearson .595( .. ) Correlation
VAR00047 Pearson .513( .. ) 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 40 40 N 40 40
Correlation 1s s1gn1ficant at the 0.01 level (2-tailed).S .. Correlation 1s s1gmficant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations Correlations ,
I TOTY VAR00043 I TOTY VAR00048
'QTY Pearson 1 .657( .. ) Correlation Sig. (2-tailed) .000
TOTY Pearson 1 .427( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .006
N 40 40 N 40 40
'AR00043 Pearson .657( .. ) 1 Correlation
VAR00048 Pearson .427( .. ) 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .006
N 40 40 N 40 40
Correlation 1s sigrnficant at the 0.01 level (2-tailed). ** Correlation is s1gn1ficant at the 0.01 level (2-talled).
Correlations Correlations
I TOTY VAR00044 l TOTY VAR00049
'QTY Pearson 1 .609( .. ) Correlation
TOTY Pearson 1 .472( .. )
Correlation Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-ta:led) .002
N 40 40 N 40 40
'AR00044 Pearson .609( .. ) 1 Correlation
VAR00049 Pearson .472( .. ) 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .002 N 40 40 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). .. Correlation 1s sigmficant at the 0.01 level (2-tatled).
Correlations Correlations
I TOTY I VAR00045 I TOTY VAR00050 'OTY Pearson .554( .. )
Correlation TOTY Pearson 1 .340(')
Correlation Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .032 N 40 40 N 40 40
'AR00045 Pearson .554( .. ) Correlation
VAR00050 Pearson .340(') 1 Correlation
Sig. (2-tailed) .000 ! N 40 40
Sig. (2-tailed) .032 N 40 40
Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed). . Correlation 1s s1gmficant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 3 Reliabilitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Item-Total Statistics
!
Corrected Squared Cronbach's Scale Mean I Scale Variance Item-Total Multiple Alpha if Item
if Item Deleted if Item Deleted Correlation Correlation Deleted VAR00001 115.2000 153.138 .277 .910 VAR00002 115.5500 150.510 .409 .909 VAR00003 115.3000 152.985 .336 .910 VAR00004 115.5500 149.741 .354 .910 VAR00005 115.5000 144.564 .670 .905 VAR00007 115.4500 149.485 .426 .909 VAR00008 115.5750 145.943 .607 .906 VAR00009 115.4500 148.100 .565 .907 VAR00013 115.5750 147.379 .555 .907 VAR00014 115.3750 149.369 .516 .908 VAR00016 115.2250 150.076 .487 .908 VAR00017 115.2750 148.051 .599 .907 VAR00018 115.5750 146.199 .593 .906 VAR00019 115.6500 148.746 .425 .909 VAR00021 115.2500 151.218 .451 .908 VAR00023 115.4750 149.128 .433 .909 VAR00024 115.4750 147.384 .627 .906 VAR00025 115.5500 151.741 .420 .909 VAR00026 116.2000 149.805 .295 .912 VAR00027 115.6750 152.994 .322 .910 VAR00028 115.5750 142.558 .614 .906 VAR00029 115.2750 152.307 .347 .910 VAR00030 115.4000 154.349 .238 .911 VAR00031 115.2250 153.051 .266 .911 VAR00032 115.2750 152.922 .263 .911 VAR00034 115.4500 152.613 .306 .910 VAR00035 115.3000 151.497 .449 .909 VAR00036 115.4250 150.046 .433 .909 VAR00039 115.4500 145.997 .625 .906 VAR00040 115.3500 149.208 .412 .909 VAR00041 115.2500 149.782 .514 .908 VAR00042 115.5750 143.481 .684 .905 VAR00044 115.3750 154.189 .242 .911 VAR00047 114.9000 153.785 .281 .910 VAR00049 115.2750 151.333 .451 .909 VAR00051 115.1500 153.362 .306 .910 VAR00052 115.4500 151.074 .439 .909 VAR00053 115.7750 150.281 .411 .909
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
118.5500 157.792 12.56154 38
Reliabilitas Skala Motivasi Berwirausaha
Item-Total Statistics Scale Scale Corrected Cronbach's
Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
VAR00001 149.7500 202.397 .625 .939 VAR00002 149.7750 200.487 .697 .938 VAR00003 149.7500 203.833 .530 .939 VAR00004 149.8750 206.830 .412 .940 VAR00005 149.7250 203.538 .602 .939 VAR00007 149.8750 204.522 .407 .940 VAR00008 149.5250 204.461 .548 .939 VAR00009 150.2000 203.036 .492 .940 VAR00010 150.1750 204.866 .300 .941 VAR00011 149.9000 203.067 .645 .939 VAR00012 149.8750 203.958 .637 .939 VAR00013 149.9750 202.281 .391 .941 VAR00014 149.8500 203.208 .677 .939 VAR00015 150.0750 203.507 .524 .939 VAR00016 149.8250 201.789 .691 .938 VAR00017 149.9500 203.638 .524 .939 VAR00018 150.2000 205.190 .309 .941 VAR00019 149.8000 205.395 .401 .940 VAR00020 150.0500 200.459 .753 .938 VAR00021 149.8500 206.079 .296 .941 VAR00022 149.7000 204.421 .485 .940 VAR00023 149.9250 204.225 .439 .940 VAR00024 149.8500 202.797 .634 .939 VAR00025 149.8250 205.994 .369 .940 VAR00026 149.8000 203.549 .562 .939 VAR00027 150.2500 201.115 .536 .939 VAR00028 149.8000 205.138 .507 .940 VAR00029 150.1250 204.625 .327 .941 VAR00030 149.8750 201.651 .663 .939 VAR00031 149.8750 206.933 .323 .941 VAR00032 149.8750 206.728 .285 .941 VAR00033 150.5750 201.430 .396 .941 VAR00034 149.8500 203.567 .650 .939 VAR00035 150.0750 202.430 .377 .941 VAR00038 149.9000 201.733 .617 .939 VAR00039 149.8250 204.661 .553 .939 VAR00040 149.8750 200.369 .688 .938 VAR00041 149.8750 203.856 .645 .939 VAR00042 149.8250 203.379 .582 .939 VAR00043 149.8000 201.703 .629 .939 VAR00044 149.9750 202.897 .587 .939 VAR00045 149.8250 204.046 .537 .939 VAR00046 149.9000 204.297 .460 .940 VAR00047 149.6000 204.246 .496 .940 VAR00048 149.7500 204.962 .419 .940 VAR00049 149.7500 205.167 .443 .940 VAR00050 149.6000 205.785 .316 .941
Scale Statistics ' Mean Variance i Std. Deviation N of Items
153.1500 212.387 I 14.57351 47
Lampiran 4 Data Hasil Penelitian Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Rsp. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1i' 18 19 20 21 22 23 24 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 4 5 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 6 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 2 4 4 1 2 3 4 3 4 7 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 8 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 4 4 4 3 9 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 3 10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 1 3 3 4 3 3 11 3 3 3 4 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 12 4 2 4 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 4 3 4 4 13 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 3 14 4 3 3 1 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 15 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 1 3 4 4 4 4 16 2 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3 17 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 18 4 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 1 4 3 4 19 3 3 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 4 2 2 1 3 3 3 20 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 4 1 3 3 3 21 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 23 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 25 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 26 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 28 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 29 3 2 1 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 30 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 31 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 32 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 33 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 34 4 2 4 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 2 2 35 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 36 3 4 4 1 1 4 2 2 4 3 4 3 1 2 4 2 2 3 1 3 4 3 4 4 37 4 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 4 3 3 3 38 4 3 3 3 2 1 2 3 2 4 4 2 3 1 4 4 2 3 2 1 1 1 4 3 39 3 2 2 4 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 3 3 4 40 2 1 3 2 2 3 1 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 41 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 42 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 43 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 44 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 45 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 1 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 46 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 47 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 48 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 49 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 50 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 51 3 4 4 1 4 3 1 4 4 4 3 3 3 1 4 3 2 4 3 4 4 4 4 4 52 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 54 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 55 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 56 3 3 3 2 2 2 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 57 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Lanjutan
Item Total
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 120 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 121 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 137 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 122 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 125 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 128 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 124 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 131 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 124 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 2 119 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 103 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 106 4 3 3 2 2 3 4 2 3 2 3 4 2 1 96 3 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 126 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 133 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 119 4 3 3 3 2 3 3 2 2 4 3 3 2 2 99 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 1 108 3 3 3 3 2 1 2 3 3 4 3 3 3 3 101 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 105 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 126 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 119 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 116 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 125 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 123 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 118 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 124 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 122 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 121 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 124 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 135 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 127 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 128 2 1 3 2 2 3 3 2 4 4 3 3 3 3 101 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 106 4 4 3 1 2 4 3 1 4 3 2 4 2 1 106 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 108 1 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 110 3 1 2 3 1 3 3 2 3 4 3 4 3 3 100 3 3 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 97 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 134 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 129 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 130 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 121 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 120 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 138 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 136 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 126 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 122 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 121 4 3 2 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 126 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 119 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 122 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 130 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 124 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 120 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 116
Lampiran Data Hasil Penelitian Skala Motivasi Berwirausaha
Rsp. Item
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 4 3 2 4 3 3 4 3 4 2 5 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 6 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 7 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 8 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 " 4 3 3 10 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 12 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 13 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 14 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 1 4 3 3 3 3 3 3 15 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 1 4 3 16 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 17 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 21 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 22 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 25 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 26 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 27 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 28 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 30 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 2 3 4 4 2 3 4 33 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 34 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 35 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 2 36 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 1 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 37 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 1 4 3 3 4 38 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41 2 2 4 3 4 3 4 2 3 3 3 1 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 4 42 3 3 3 4 4 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 43 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 44 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 46 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 47 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 48 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 50 3 3 3 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 51 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 52 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 53 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 54 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 55 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 56 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 'i7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 3 3 3 3
Lanjutan
Item Total 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47
3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 155 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 135 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 152 4 2 4 2 4 4 4 3 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 162 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 160 3 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 146 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 143 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 146 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 154 4 4 3 4 4 2 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 172 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 183 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 162 4 4 4 2 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 167 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 146 4 3 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 155 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 149 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 171 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 142 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 184 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 149 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 151 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 153 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 4 142 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 156 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 150 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 147 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 159 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 153 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 152 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 188 3 3 4 2 4 4 3 2 3 2 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 152 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 154 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 156 3 2 3 3 3 3 3 3 4 1 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 2 4 153 4 2 4 3 3 4 4 1 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 155 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 163 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 138 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 137 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 138 4 2 4 2 3 3 3 1 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 150 4 3 3 2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 152 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 138 4 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 2 3 2 3 2 4 4 151 3 2 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 136 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 184 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 140 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 137 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 139 3 3 3 2 3 3 3 2 4 1 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 159 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 151 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 151 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 153 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 150 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 156 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 139
Lampiran 5
Hasil Uji Normalitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
dan Skala Motivasi Berwirausaha
Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum TKLF 60 119.6333 10.57654 96.00 '138.00
One-Sample Kolmoaorov-Smirnov Test
N
Normal Parameters(a,b) Mean
Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differences
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test d1stnbulion 1s Normal. b Calculated from data.
TKLF
eo 119.6333
10.57654
.159
.085
-.159
1.22.5
.OS•5
Skala Motivasi Berwirausaha
MB
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
60 152.9833 12.66985 132.00 188.00
One-Sample Kolmoaorov-Smirnov Test
N
Mean Normal Parameters(a,b) Std. Deviation
Most Extreme Absolute Differences Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
MB
60
152.9833
12.66985
.173
.173
-.063
1.337
.056
Lampiran 6
Hasil Uji Homogenitas Skala Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Skala Motivasi Berwirausaha
ANOVA
Ti Je Kepribadian Lima Faktor
Antar Kelompok
Dalam Kelompok
Total
Antar Kelompok
Dalam Kelompok
Total
Sum of Squares df Mean Sauare
38.400 1 38.400
6561.533 58 113.130
6599.933 59
ANOVA
Motivasi Berwirausaha
JK df MK
190.817 1 190.817
9280.167 58 160.003
9470.983 59
F Sia.
.339 .562
F Sia.
1193 .279
1piran 7 ;ii Klasifikasi Perolehan Nilai Dari Tipe Kepribadian Lima Faktor Motivasi Berwirausaha
0 c E A N Mot1vas1
p. Berwirausaha
30 17 23 23 27 155 29 17 27 23 25 135 37 18 29 24 29 152 31 16 26 22 27 162
' 31 17 27 23 27 160 30 18 27 23 30 146 32 18 27 22 25 143 36 18 29 23 25 146
' 31 18 26 23 26 154
) 28 17 25 22 27 172 I 27 16 20 17 23 183 2 23 15 27 21 20 162 l 23 12 21 21 19 167 I 32 18 27 22 27 146 ; 33 19 29 24 28 155 l 28 15 26 22 28 149 r 25 17 20 18 19 171 l 27 17 21 21 22 142 l 28 14 18 19 22 184 ) 26 16 20 22 21 149 I 35 17 25 23 26 151 2 35 15 24 21 24 153 l 30 17 24 21 24 142 I 32 17 26 25 25 156 ; 32 16 24 24 27 150 l 31 16 24 21 26 147 r 31 17 27 24 25 159 l 31 17 25 23 26 147 l 31 18 25 22 25 153 ) 32 17 26 25 24 152 I 32 20 30 26 27 188 2 35 17 27 22 26 152 l 34 18 26 25 25 154 I 27 15 21 19 19 156 ; 26 14 23 20 23 153 l 19 18 29 22 18 155 r 24 16 25 18 25 163 l 30 17 20 16 27 138 l 29 13 20 20 18 132 l 25 14 23 20 15 137 1 34 20 29 24 27 138 2 33 17 26 25 28 150 l 33 17 30 24 26 152 I 30 16 25 24 26 138 5 32 17 23 22 26 151 5 37 16 30 25 30 136 7 37 18 28 24 29 184 l 34 17 27 23 25 140 l 32 16 25 22 27 137 l 31 15 25 24 26 139 1 33 16 27 26 24 159 2 31 17 24 21 26 151 l 35 17 24 22 24 151 4 34 18 27 23 28 153 5 32 16 26 24 26 150 5 29 16 27 23 25 156 7 30 16 24 21 25 139 B 31 16 24 21 24 152 - -- ,_ 00 o" 0, '70
1piran 8 1el Nilai Z-Score
L score 0 c E A N Motivasi
-0.17 0.25 -0.77 0.33 0.68 0.16 -0.44 0.25 0.65 0.33 0.03 -1.42 1.75 0.91 1.36 0.80 1.33 -0.08 0.11 -0.42 0.30 -0.14 0.68 0.71 0.11 0.25 0.65 0.33 0.68 0.55 -0.17 0.91 0.65 0.33 1.66 -0.55 0.38 0.91 0.65 -0.14 0.03 -0.79 1.47 0.91 1.36 0.33 0.03 -0.55 0.11 0.91 0.30 0.33 0.35 0.08 -0.72 0.25 -0.06 -0.14 0.68 1.50 -0.99 -0.42 -1.84 -2.50 -0.63 2.37 -2.09 -1.09 0.65 -0.61 -1.61 0.71 -2.09 -3.09 -1.48 -0.61 -1.93 1.11 0.38 0.91 0.65 -0.14 0.68 -0.55 0.65 1.58 1.36 0.80 1.01 0.16 -0.72 -1.09 0.30 -0.14 1.01 -0.31 -1.54 0.25 -1.84 -2.03 -1.93 1.42 -0.99 0.25 -1.48 -0.61 -0.95 -0.87 -0.72 -1.75 -2.55 -1.56 -0.95 2.45 -1.26 -0.42 -1.84 -0.14 -1.28 -0.31 1.20 0.25 -0.06 0.33 0.35 -0.16 1.20 -1.09 -0.42 -0.61 -0.30 0.00 -0.17 0.25 -0.42 -0.61 -0.30 -0.87 0.38 0.25 0.30 1.27 0.03 0.24 0.38 -0.42 -0.42 0.80 0.68 -0.24 0.10 -0.42 -0.42 -0.61 0.35 -0.47 0.10 0.25 0.65 0.80 0.03 0.48 0.10 0.25 -0.06 0.33 0.35 -0.47 0.10 0.91 -0.06 -0.14 0.03 0.00 0.38 0.25 0.30 1.27 -0.30 -0.08 0.38 2.25 1.72 1.75 0.68 2.76 1.20 0.25 0.65 -0.14 0.35 -0.08 0.93 0.91 0.30 1.27 0.03 0.08 -0.99 -1.09 -1.48 -1.56 -1.93 0.24 -1.27 -1.75 -0.77 -1.08 -0.63 0.00 -3.18 0.91 1.36 -0.14 -2.26 0.16 -1.81 -0.42 -0.06 -2.03 0.03 0.79 -0.17 0.25 -1.84 -2.97 0.68 -1.18 -0.44 -2.42 -1.84 -1.08 -2.26 -1.66 -1.54 -1.75 -0.77 -1.08 -3.24 -1.26 0.93 2.25 1.36 0.80 0.68 -1.18 0.65 0.25 0.30 1.27 1.01 -0.24 0.65 0.25 1.72 0.80 0.35 -0.08 -0.17 -0.42 -0.06 0.80 0.35 -1.18 0.38 0.25 -0.77 -0.14 0.35 -0.16 1.75 -0.42 1.72 1.27 1.66 -1.34 1.75 0.91 1.01 0.80 1.33 2.45 0.93 0.25 0.65 0.33 0.03 -1.02 0.38 -0.42 -0.06 -0.14 0.68 -1.26 0.10 -1.09 -0.06 0.80 0.35 -1.10 0.65 -0.42 0.65 1.75 -0.30 0.48 0.10 0.25 -0.42 -0.61 0.35 -0.16 1.20 0.25 -0.42 -0.14 -0.30 -0.16 0.93 0.91 0.65 0.33 1.01 0.00 0.38 -0.42 0.30 0.80 0.35 ' -0.24 -0.44 -0.42 0.65 0.33 0.03 0.24 -0.17 -0.42 -0.42 -0.61 0.03 -1.10 0.10 -0.42 -0.42 -0.61 -0.30 -0.08 -0.17 1.58 0.30 1.27 0.68 2.05 - ·- - ·- - ·- --- --- ---
1piran 9 1el Nilai T-Score
ticore 0 c E A N Motivasi
8.31 52.47 42.28 53.30 56.80 51.59 5.57 52.47 56.51 53.30 50.26 35.81 ·7.49 59.13 63.63 58.02 63.33 49.23 ·1.05 45.80 52.95 48.58 56.80 57.12 ·1.05 52.47 56.51 53.30 56.80 55.54 8.31 59.13 56.51 53.30 66.60 44.49 13.79 59.13 56.51 48.58 50.26 42.12 i4.75 59.13 63.63 53.30 50.26 44.49 11.05 59.13 52.95 53.30 53.53 50.81 2.83 52.47 49.40 48.58 56.80 65.01 0.09 45.80 31.60 25.00 43.73 73.69 :9.13 39.13 56.51 43.87 33.92 57.12 '9.13 19.13 35.16 43.87 30.65 61.07 ·3.79 59.13 56.51 48.58 56.80 44.49 ·6.53 65.80 63.63 58.02 60.07 51.59 2.83 39.13 52.95 48.58 60.07 46.86 4.61 52.47 31.60 29.72 30.65 64.22 0.09 52.47 35.16 43.87 40.46 41.33 2.83 32.47 24.48 34.43 40.46 74.48 17.35 45.80 31.60 48.58 37.19 46.86 12.01 52.47 49.40 53.30 53.53 48.44 12.01 39.13 45.84 43.87 46.99 50.02 8.30 52.47 45.84 43.87 46.99 41.33 •3.78 52.47 52.95 62.74 50.26 52.38 •3.78 45.80 45.84 58.02 56.80 47.65 11.04 45.80 45.84 43.87 53.53 45.28 11.04 52.47 56.51 58.02 50.26 54.75 11.04 52.47 49.40 53.30 53.53 45.28 11.04 59.13 49.40 48.58 50.26 50.02 •3.78 52.47 52.95 62.74 46.99 49.23 13.78 72.47 67.19 67.45 56.80 77.64 12.00 52.47 56.51 48.58 53.53 49.23 19.26 59.13 52.95 62.74 50.26 50.81 ·0.08 39.13 35.16 34.43 30.65 52.38 17.34 32.47 42.28 39.15 43.73 50.02 8.16 59.13 63.63 48.58 27.39 51.59 11.86 45.80 49.40 29.72 50.26 57.91 18.30 52.47 31.60 20.28 56.80 38.18 15.56 25.80 31.60 39.15 27.39 33.44 14.60 32.47 42.28 39.15 17.58 37.39 19.26 72.47 63.63 58.02 56.80 38.18 i6.52 52.47 52.95 62.74 60.07 47.65 i6.52 52.47 67.19 58.02 53.53 49.23 18.30 45.80 49.40 58.02 53.53 38.18 i3.78 52.47 42.28 48.58 53.53 48.44 i7.48 45.80 67.19 62.74 66.60 36.60 i7.48 59.13 60.07 58.02 63.33 74.48 i9.26 52.47 56.51 53.30 50.26 39.76 i3.78 45.80 49.40 48.58 56.80 37.39 i1.04 39.13 49.40 58.02 53.53 38.97 i6.52 45.80 56.51 67.45 46.99 54.75 11.04 52.47 45.84 43.87 53.53 48.44 i2.00 52.47 45.84 48.58 46.99 48.44 i9.26 59.13 56.51 53.30 60.07 50.02 i3.78 45.80 52.95 58.02 53.53 47.65 15.56 45.80 56.51 53.30 50.26 52.38 18.30 45.80 45.84 43.87 50.26 38.97 i1.04 45.80 45.84 43.87 46.99 49.23 18.30 65.80 52.95 62.74 56.80 70.54 . ~ ,.. . H"' ,.,,.... •,. n • ~" ""' At'> l"li"I C,'.(\ ,......,
piran 10 el Klasifikasi Kecenderungan Tipe Kepribadian
l 1pe Kepribad1an Lima Faktor
N Tine Frekuensi % v 14 L,j
J c 11 18 J E 6 10
N A 13 22 N N 16 27 -c Total 60 100 []
N l N
c 1 E l A I -c ) c ) N r c l T ) []
) A I u 1 fl
l c I A ) A ) -N I A l N l T ) A
I c
' fl
l A 4 0 ) N ) E
7 N N
. 1 ~ A
-E A 0
5 0 7 (]
8 0 g N J 1 .
2 ~ -o 4 N
5 A 5 E 7 N
B 0 -
nualaikum Wr.Wb.
puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya sehingga 1at melakukan aktivitas dengan lancar hingga saat ini.
Ii mahasiswa fakultas Psikologi, saya bermaksud melakukan p13nelitian tentang Hubungan 1pribadian Lima Faktor dan Kreativitas Dengan Motivasi Berwinausaha Pada Mahasiswa 1u. Sehubungan dengan hal itu saya mengharapkan kesediaan teman-teman untuk 1sipasi mengisi angket ini sesuai dengan suasana hati, perasaan dan pikiran. Seluruh data dan jawaban teman-teman akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan dipergunakan eperluan penelitian saja. Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.
, Juli 2007
Jumaera
Surat Pernyataan
mg bertanda tangan di bawah ini:
Celamin
likan
akan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang bertujuan untuk tahui "Hubungan Tipe Kepribadian Lima Faktor dan Kreativitas dengan Motivasi 1usaha pada Mahasiswa Perantau".
cla
)
Cara Mengisi Angket
1h ini terdapat sejumlah pernyataan, bacalah setiap pernyataan dengan teliti kemudian 1 jawaban dengan cara memberi ceklis pada kolom yang terseclia berdasarkan ketentuan
BS, apabila anda merasa sangat setuju dengan pernyataan B, apabila anda merasa setuju dengan pernyataan TS, apabila anda merasa tidak setuju dengan pernyataan BTS, apabila anda merasa tidak setuju dengan pernyataan
. k I h d"b nengis1 o om dapat anda Ii at I awa h .. 1rn: No Pernyataan 1. Saya senang membantu orang lain
SS I '1 I
da ingin mengganti jawaban, cukup silangi jawaban awal anda.
s I I
TS I STS I
epribadian Lima Faktor
PERNYATAAN SS s TS STS iaya selalu terlambat iaya terlalu mudah sedih dan kecewa iaya lebih senang menyendiri dan berada di tem12at yang se12i >aya sangat mengagung-agungkankan logika >alam bertindak saya selalu harus sesuai dengan teori ~ebahagiaan dan kesuksesan saya lebih penting dari pada :ebahagiaan dan kesuksesan orang lain >aya sangat mudah tersinggung dan terluka >aya sangat tertarik untuk memecahkan masalah yang rumit >aya tidak merasa terganggu bila menjadi 12usat 12erhatian )aya akan melakukan a12a12un untuk membantu orang lain )aya senang bersosialisasi dan mengikuti bermacam kegiatan .ugas dalam menyampaikan ide atau gagasan )aya lebih nyaman dengan pekerjaan yang kesehariannya >erhubungan dengan riset >aya menghendaki 12ekerjaan dengan ritme santai )aya menjalani rutinitas sesuai skedul yang telah saya buat )aya hanya tertarik dengan hal-hal yang bersifat intelektual libanding yang lain 11enurut saya, saya adalah orang yang tenang 11enurut saya hal-hal yang kasat mata dan teoritis jauh lebih nenarik )aya tidak menyenangi rutinitas )aya mendahulukan kepentingan orang lain di atas kepentingan >ribadi saya :>aya tidak nyaman menjadi 12usat i:ierhatian ( :>aya meletakkan kepentingan bersama di atas kepentingan \ >ribadi :>aya sedikit sekali berbicara dengan orang-orang di sekitar '-
;a ya 3aya sering berkomunikasi dengan orang-orang di sekitar saya 3aya adalah orang yang sangat tidak sim[latik ~ola hidu[l saya sangat tidak terencana 3aya mam12u dan selalu berusaha mengendalikan emosi 3aya sering menggunakan kata-kata sulit dalam berkomunikasi 3aya tidak mudah terganggu oleh ai:iai:iun 3aya tidur lebih awal jika merasa sakit Saya senang menganalisa suatu hal dari berbagai perspektif Saya selalu khawatir atas segala hal /
Saya meletakkan ke12entingan saya di atas orang lain \
Saya menyukai kera12ian dan lingkungan yang tertata Saya mam12u mengendalikan diri Saya tidak 12eduli dengan 12erasaan orang lain ' Saya mudah tertekan )
Saya hanya mau menerima sesuatu yang bersifat ilmiah Ii. ,)
rotivasi Berwirausaha PERNYATAAN SS s TS STS
3anyaknya peluang usaha membuat saya bebas menentukan enis usaha yang akan saya geluti \11enurut saya dunia usaha jauh lebih menantang 3aya percaya bahwa saya mampu menciptakan lapangan kerja ;endiri \11enurut saya tidak ada batasan pendapatan dalam dunia rvirausaha 3aya tidak miliki [!Otensi a[!a[!un untuk merintis suatu usaha 3aya merasa senang bila pekerjaan yang saya jalani sesuai lengan disiplin ilmu yang saya miliki \11enurut saya kuliah dan merintis usaha sedari dini sangat nembantu untuk meringankan beban orang tua 3aya tidak mam[!u berbuat a[!a[!un tan[!a bantuan orang lain \11enurut saya berwirausaha membuat seseorang terikat dalam 1al waktu 3aya yakin usaha yang saya rintis akan sangat diminati dan nendatangkan [!enghasilan yang tak terbatas 3aya tidak sia[! untuk berkom[!elisi dalam dunia usaha 3aya tidak pernah menemukan orang yang mampu memenuhi cebutuhan hiduenya dengan berwirausaha \11enurut saya orang-orang yang berwirausaha adalah orang-irang yang mandiri 3aya tidak mampu memutuskan sendiri jalan yang akan saya empuh 3erwirausaha memberi kebebasan dalam menentukan nasib ;endiri 3aya mampu mencari solusi alas setiap masalah yang saya 1ada[!i dalam usaha 3aya tidak mam[!u bekerja diluar bidang yang saya kuasai \11aju mundurnya suatu usaha ditentukan oleh orang-orang yang .erlibat didalamnya 3egala sesuatu yang akan saya lakukan harus berdasarkan iersetujuan orang lain 3aya merasa cuku[! dengan gaji sebagai seorang [!egawai Nirausaha melatih seseorang untuk belajar mandiri 3aya yakin berwirausaha tidak dapat membuat saya mandiri ;ecara ekonomi dari orang tua 3aya bebas menentukan jenis usaha yang akan saya jalankan 3aya lebih senang bekerja di bawah pengawasan dan iengaturan orang lain atau atasan \llenurut saya berwirausaha itu mendidik seseorang untuk nam[!u membagi waktu semaksimal mungkin Jalam dunia usaha untuk menjadi sejahtera tidak butuh waktu rang lama \llenurut saya berwirausaha malah makin mere[!otkan orang tua ~~"~ +irl~t.- ~v~n m.o.l".:!ilrr tlr-:::ln c.-oc:-11".:llti 1 iil.--:::t tirl!lk' rlict:i.fi 1i11i nloh
~erwirausaha menurut saya menjanjikan peluang yang besar intuk mendaeatkan eenghasilan )'.'.ang tak terbatas >a)'.'.a bebas melakukan a[Ja[>un )'.'.ang terbaik bagi sa)'.'.a >aya lebih senang memanfaatkan ilmu yang saya punya libidang )'.'.ang sa)'.'.a gemari ~ompetisi yang tidak sehat dalam perusahaan/ institusi nembuat sal'.'.a menjadi tertekan >aya yakin resiko yang dihadapi dalam usaha seimbang dengan 1asil )'.'.ang di[Jeroleh >aya tidak suka bekerja dibawah pengawasan dan tekanan 1rang lain >aya mampu memutuskan sendiri jalan hidup yang akan saya empuh )a)'.'.a lebih tertarik untuk menci[Jlakan la[Jangan kerja sendiri >a)'.'.a tidak berani menghadai:;>i segala resiko dan tantangan )a)'.'.a eerca)'.'.a bahwa sal'.'.a mami:;>u mencietakan laeangan kerja Jsaha yang saya rintis tidak akan memberikan manfaat apapun 1agi orang lain )aya yakin berwirausaha merupakan solusi atas permasalahan :etenagakerjaan sekarang )aya tidak yakin usaha yang saya jalankan akan menyerap enaga kerja )engan kemampuan yang saya miliki saya yakin saya dapat nerintis suatu usaha )'.'.ang dai:;>at meny:erae tenaga kerja )aya yakin konsep kewirausahaan sangat tidak sesuai jika literai:;>kan eada kondisi ekonomi )'.'.ang ada-di negara kita I
..
)aya merasa senang jika usaha saya punya mampu me,mberi . I .. :
nanfaat bagi orang lain .
' .ebih baik menganggur/ menunggu dari pada harus jadi >edagang )aya percaya dengan disiplin ilmu yang saya miliki saya dapat .. •········
nembantu eemerintah untuk mengatasi masalah eengangguran )aya merasa lebih berharga bila di usia yang masih muda ini elah mampu membiayai kuliah sendiri