peran komite sekolah dalam menunjang pelaksanaan

69
i PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I) Disusun oleh : ROSYIDAH 206011000077 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2011 M

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

i

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Disusun oleh :

ROSYIDAH

206011000077

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2011 M

Page 2: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

ABSTRAK

Nama : Rosyidah

Nim : 206011000077

Fak/jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam

Judul : Peran Komite Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran komite sekolah dalam

menunjang pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi.

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat

dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, efisiensi pengelolaan pendidikan

di satuan pendidikan, baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah,

maupun luar sekolah. Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

secara sadar dalam membimbing anak didik agar dapat membentuk pemahaman

terhadap ajaran agamanya, serta dapat menerapkan dan melaksanakan segala

perintah agama dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Sukawangi Bekasi. Adapun subyek

penelitiannya adalah guru yang berjumlah 21 orang dan komite sekolah 4 orang

dengan mengunakan metode penelitian deskriptif, teknik pengambilan data yang

digunakan adalah angket dengan mengunakan 4 alternatif jawaban dan wawancara

dengan kepala sekolah.

Teknik pengelolaan dan analisa data yang penulis lakukan adalah dengan

mentabulasi data jawaban kedalam bentuk tabel dan dinyatakan dalam bentuk

frekuensi dan prosentase kemudian penulis mendeskrifsikan hasil angket tersebut.

Hasilnya dapat diketahui bahwa Komite Sekolah sangat berperan dalam

menunjang pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Hal ini berdasarkan hasil

jawaban responden dan juga hasil wawancara dengan kepala sekolah yang

mengatakan bahwa Komite Sekolah sangat berperan serta dalam kegiatan yang

diadakan sekolah terutama dalam hal yang berkaitan dengan kewenangan Komite

Sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Peran Komite Sekolah dalam

Menunjang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi

dapat dikategorikan baik.

Page 3: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

UJI REFERENSI

No Judul Buku Halaman Paraf

Pembimbing

Bab I

1 UU RI. No 20 Tahun 2003 “Tentang

Sistem Pendidikan Nasional tahun

2003”, (Jakarta: CV Mini Jaya Abadi,

2003)

Hal 6

2 Zakiah Daradjat, “Ilmu Pendidikan

Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996)

Hal 20

3 Indra Djati Sidi, “Menuju Masyarakat

Belajar; Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan”, (Jakarta: PT Logos

Wacana Ilmu, 2001)

Hal 133-

134

4 Amiruddin Siahaan dkk, “Manajemen

Pendidikan Berbasisi Sekolah”,

(Ciputat: Quantum Teaching, 2006)

Hal 91-92

5 Amiruddin Siahaan dkk, “Manajemen

Pendidikan Berbasisi Sekolah”,

Hal 70

6 Amiruddin Siahaan dkk, “Manajemen

Pendidikan Berbasisi Sekolah”,

Hal 92-93

Bab II

1 Departemen Pendidikan Nasional,

“Kamus Besar Bahasa Indonesia”,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2007)

Hal 584

2 Departemen Pendidikan

Nasional,“Kamus Besar Bahasa

Indonesia”,

Hal 1013

3 Nanang Fattah, “Konsep Manajemen

Berbasis Sekolah dan Dewan sekolah”,

(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004)

Hal 118

4 Depdiknas, “Dewan Sekolah dan Komite

Sekolah”, (Jakarta: Komite Sekolah,

2003)

Hal 1

5 http://pakguruonline.pendidikan.net/ko

mitesekolah_bab2.html

6 Bedjo Sujanto M.Pd, “ Manajemen

Pendidikan Berbasis Sekolah”, (Jakarta:

Sagung Seto, 2007)

Hal 62

7 E. Mulyasa, M. Pd, “Menjadi Kepala

Sekolah Profesional”, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006)

Hal 189-

190

Page 4: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

8 Bedjo Sujanto M.Pd, “ Manajemen

Pendidikan Berbasis Sekolah”,

Hal 63

9 Bedjo Sujanto M.Pd, “ Manajemen

Pendidikan Berbasis Sekolah”,

Hal 63-64

10 Bedjo Sujanto M.Pd, “ Manajemen

Pendidikan Berbasis Sekolah”,

Hal 65

11 Sudirman dkk, “Ilmu pendidikan”,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1999)

Hal 4

12 Zakiah Daradjat, “Ilmu Pendidikan

Islam”,

Hal 25

13 Departemen Agama RI ”Al-Qur’an dan

terjemahnya”, (Bandung: PT Syaamil

Cipta Media, 2002)

Hal 284

14 Ibnu Majah, ”Kitab Adab: bab Birul

walad wal-ihsan ilal banat”

15 Ahmad tafsir, “Ilmu pendidikan dalam

Persfektif Islam”, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 1994)

Hal 32

16 Abdul Majid dan Dian Andayani,

Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (konsep dan Implementasi

Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004)

Hal 130

17 Abdul Majid dan Dian Andayani,

“Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (Konsep dan Implementasi

Kurikulum)”

Hal 132-

133

18 Abdul Majid dan Dian Andayani,

“Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (Konsep dan Implementasi

Kurikulum)”,

Hal 134-

135

19 Al-Rasyidin dkk, “Filsafat Pendidikan

Islam: Pendekatan Historis, Teoritis

dan Praktis” (Jakarta: PT Ciputat Press,

2005)

Hal 37

20 Abdul Majid dan Dian Andayani,

“Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi (Konsep dan Implementasi

Kurikulum)”,

Hal 135

21 Ramayulis. “Metodologi Pendidikan

Agama Islam” (Jakarta : Kalam Mulia,

2005)

Hal 22-23

22 Departemen Pendidikan Nasional,

Standar Kompetensi Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam SMP & MTs”,

Hal 9

Page 5: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

(Jakarta: Pusat Kurikulum, 2003)

23 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Perdasa, 2005)

Hal 93

24 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 103

25 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 110-

113

26 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 199-

201

27 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 235-

236

28 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 244-

245

29 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 346

30 Muhammad Daud Ali, “Pendidikan

Agama Islam”,

Hal 356

31 Zuhairini, “Pendidikan Islam”, (Jakarta

: Bumi Aksara, 1992)

Hal 1-2

Bab III

1 Cholid Narbuko, “Metodologi

Penelitian”, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2005)

Hal

2 Suharsini Arikunto, “Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”,

(Jakarta: Rineka Cipta, 1998)

Hal 145

3 Suharsini Arikunto, “Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”,

hal 140

Jakarta 31 Desember 2010

Pembimbing

Drs. Masan A.F, M.Pd

Nip. 195107161981031004

Page 6: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

No pernyataan SL SR KD TP

1 Pemungutan sumbangan di sekolah diadakan

secara teratur

2 Pemungutan sumbangan diadakan secara tidak

teratur

3 Pemungutan sumbangan dikoordinasikan oleh

orang tua, guru dan komite sekolah

4 Saran orang tua berpengaruh pada perkembangan

dan perubahan kurikulum sekolah

5 Penyusunan bahan ajar dilakukan secara teratur

dan dibahas bersama-sama antara guru

6 Guru berperan aktif dalam pembuatan RPP di

sekolah

7 Sekolah mengadakan kegiatan bakti sosial pada

waktu tertentu

8 “Jum’at Bersih” di sekolah diadakan secara teratur

bersama masyarakat

9 “Bazar Amal” merupakan kegiatan tahunan

sekolah

10 Membaca do’a sebelum pelajaran dimulai

merupakan keseharian sekolah

11 Sekolah mengadakan sholat dzuhur berjamaah

secara teratur

12 Sekolah mengadakan pengajian secara teratur di

sekolah

13 Irsa Mi’raj dan Maulid Nabi merupakan kegiatan

tahunan di sekolah

14 Sekolah melibatkan murid untuk mempersiapkan

Isra Mi’raj dan Maulid Nabi

15 Sekolah melibatkan murid menjadi panitia dalam

mempersiapkan kegiatan pesantren kilat di

sekolah

16 Sekolah mewajibkan bagi setiap murid untuk

mengikuti pelajaran ekstrakurikuler

17 Orang tua memberikan saran atau kritik guna

kemajuan kegiatan pembelajaran

18 Komite Sekolah memberikan motivasi kepada

masyarakat dalam memelihara ketertiban dan

keamanan sekolah

19 Kegiatan sekolah merupakan hasil kerja sama

antara guru, orang tua dan komite sekolah

20 Komite sekolah berfungsi sebagai perantara antara

guru dan orang tua demi meningkatkan mutu

kegiatan belajar mengajar di sekolah

21 Pertemuan antara guru, orang tua dan komite

Page 7: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

sekolah untuk peningkatan kegiatan belajar

mengajar diadakan secara teratur

22 Sekolah menjadikan buku komunikasi untuk

berhubungan antara guru dan wali murid

23 Komite sekolah, guru dan orang tua bekerja sama

mengelola keuangan sekolah

24 Kurangnya kerja sama yang baik antara komite

sekolah, guru dan orang tua dalam mengelola

keuangan sekolah

25 Pengelolaan keuangan sekolah tidak terorganisir

dengan baik

26 Guru mengawasi proses belajar mengajar di

sekolah selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung

27 Penerapan hukuman pada anak yang melakukan

perbuatan tercela berjalan dengan baik

28 Pendidikan Agama Islam di sekolah diberikan

setiap satu minggu dua kali

29 Pendidikan Agama Islam di sekolah diberikan

oleh guru yang sesuai dibidangnya

30 Pendidikan akhlak terpuji diterapkan di sekolah

Page 8: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

ii

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG

PELAKSANAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi

Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

Oleh :

Rosyidah

Nim: 206011000077

Di bawah Bimbingan

Drs. Masan, AF, M.Pd

NIP. 195107161981031004

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 9: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN PENNGUJI

Skripsi yang berjudul “Peran Komite Sekolah dalam Menunjang

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi”,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian

munaqasah pada tanggal 4 Februari 2011 dihadapan dewan penguji. Karna itu

penulis berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I). dalam bidang Pendidikan

Agama Islam.

Jakarta,11 Maret 2011

Panitia Sidang Munaqasah

Ketua Panitia/Jurusan Tanggal Tanda Tangan

Bahrissalim, M.Ag ………………. ……………….

NIP: 196803071998031002

Sekretaris Jurusan

Drs. Sapiudin Shidiq, MA ………………. ……………….

NIP: 19670328 2000031 001

Penguji I

Dr. Akhmad Sodiq, MA ………………. ……………….

NIP: 19710709 1998031 001

Penguji II Dr. Hj. Nurlena Rifa’I MA.Ph.D ………………. ……………….

NIP: 19591020 1986032 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada

NIP: 19571005 198703 1003

Page 10: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

iv

DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA FORM (FR) Tgl. Terbit : 5 Januari 2009

FITK No. Revisi: : 00

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

N a m a : Rosyidah

Tempat/Tgl.Lahir : Bekasi, 01 Februari 1987

NIM : 206011000077

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : “Peran Komite Sekolah dalam Menunjang

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPN 2

Sukawangi Bekasi”

Dosen Pembimbing : Drs. Masan AF, M. Pd

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 16 Desember 2010

Mahasiswa Ybs.

Rosyidah

NIM. 206011000077

Page 11: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

v

ABSTRAK

Nama : Rosyidah

Nim : 206011000077

Fak/jur : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/Pendidikan Agama Islam

Judul : Peran Komite Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Komite Sekolah Dalam

Menunjang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi.

Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat

dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, efisiensi pengelolaan pendidikan

di satuan pendidikan, baik pada pendidikan prasekolah, jalur pendidikan sekolah,

maupun luar sekolah. Sedangkan Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

secara sadar dalam membimbing anak didik agar dapat membentuk pemahaman

terhadap ajaran agamanya, serta dapat menerapkan dan melaksanakan segala

perintah agama dalam kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Sukawangi Bekasi. Adapun subyek

penelitiannya adalah komite sekolah yang berjumlah 30 orang dengan

mengunakan metode penelitian deskriptif, teknik pengambilan data yang

digunakan adalah angket dengan mengunakan 4 alternatif jawaban dan wawancara

dengan kepala sekolah serta dengan ketua komite sekolah.

Teknik pengelolaan dan analisa data yang penulis lakukan adalah dengan

mentabulasi data jawaban kedalam bentuk tabel dan dinyatakan dalam bentuk

frekuensi dan prosentase kemudian penulis mendeskrifsikan hasil angket tersebut.

Hasilnya dapat diketahui bahwa Komite Sekolah sangat berperan dalam

menunjang pelaksanaan Pendidikan Agama Islam. Hal ini berdasarkan hasil

jawaban responden dan juga hasil wawancara dengan kepala sekolah yang

mengatakan bahwa Komite Sekolah sangat berperan serta dalam kegiatan yang

diadakan sekolah terutama dalam hal yang berkaitan dengan kewenangan Komite

Sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Peran Komite Sekolah dalam

Menunjang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi

dapat dikategorikan baik.

Page 12: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur tiada terhingga penulis sampaikan kehadirat Ilahi Rabbi

Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada baginda Nabi

Muhammad saw., keluarganya, sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang telah

mengenalkan Islam kepada seluruh umat manusia.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian skripsi ini

tidak sedikit mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan baik yang berasal dari

penulis sendiri maupun dari luar. Namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu dengan penuh ketulusan hati penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Bahris Salim, M.Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Drs. Sapiuddin Sidiq, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta

4. Bapak Drs. Masan, AF, M.Pd Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia

dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada peneliti

selama menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen serta seluruh staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

Page 13: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

vii

telah dengan sabar dan tekun, rela mentransfer ilmunya kepada penulis selama

penulis menempuh studi di UIN Jakarta ini.

7. Ayahanda H. Abd Rohman dan ibunda Hj. Rohmanih, kakak-kakaku yang

dengan penuh kasih sayang selalu mendidik, memberikan bantuan moril dan

materil, menyayangi dan mendo’akan penulis serta adik dan keponakan-

keponakanku yang mana canda tawa kalian yang membuat tante semangat

sehingga dapat menyelesaikan studi di UIN.

8. Untuk teman-temanku yang spesial (K’Ismala, Nursyamsiyah S.Pd. I Masning

S.Pd. I Faiz S.Pd. I Enab S.Pd.I, Etie, Zakiyah dan Jeng Vina Z), terima kasih

karena kalian selalu menghiasi hari-hari penulis sehingga rasa lelah dan penat

terasa hilang dengan adanya kehadiran kalian. Dan untuk teman-temanku

mahasiswa UIN anak-anak tarbiyah jurusan pendidikan agama Islam angkatan

2006 (khususnya kelas B PAI Ekstensi 2006), terima kasih atas motivasi yang

kalian berikan kepada penulis semoga kita menjadi generasi yang berguna

bagi bangsa dan Negara.

Bagi mereka semua, tiada untaian kata dan ungkapan hati selain

ucapan terima kasih penulis, semoga Allah SWT., membalas semua amal baik

mereka, dan akhirnya peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya

bagi peneliti dan umumnya kepada pembaca.

Jakarta, 16 Desember 2010

Penulis

Page 14: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ iv

ABSTRAK ........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………. viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 7

BAB II : ACUAN TEORITIK

A. Komite Sekolah .......................................................................... 8

1. Pengertian Komite Sekolah ................................................... 8

2. Tugas dan Sifat Komite Sekolah ........................................... 9

3. Tujuan, Peran dan Fungsi Komite Sekolah .......................... 10

4. Keanggotaan Komite Sekolah .............................................. 11

5. Kepengurusan Komite Sekolah ............................................. 12

6. Pembentukan Komite Sekolah .............................................. 13

B. Pendidikan Agama Islam ........................................................... 13

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 13

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ........................................... 15

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ......................................... 16

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................... 16

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ........................... 18

Page 15: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

ix

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 23

B. Metodo Penelitian ...................................................................... 24

C. Unit Analisis ............................................................................... 24

D. Teknnik Pengumpulan Data ....................................................... 24

E. Teknik Analisis Data .................................................................. 27

BAB IV : HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian ...................................................................... 28

1. Sejarah Berdirinya SMPN 2 Sukawangi Bekasi .................. 28

2. Visi dan Misi SMPN 2 Sukawangi Bekasi ........................... 29

3. Keadaan Guru dan Staf Karyawan SMPN 2 Sukawangi

Bekasi .................................................................................... 29

4. Keadaan Siswa/Siswi SMPN 2 Sukawangi Bekasi ............... 31

5. Keadaan Saran dan Prasarana SMPN 2 Sukawangi Bekasi .. 31

6. Struktur Organisasi SMPN 2 Sukawangi Bekasi .................. 32

7. Sejarah Pembentukan Komite Sekolah ................................ 33

8. Struktur Organisasi Komite Sekolah ..................................... 34

9. Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 35

B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .................................. 52

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 55

B. Saran ............................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

x

DAFTAR TABEL

1. Data Rincian Waktu ................................................................................... 23

2. Kisi-kisi Instrumen ..................................................................................... 25

3. Keadaan Guru dan Staf Karyawan ............................................................. 30

4. Keadaan Siswa/siswi .................................................................................. 31

5. Sarana dan Prasarana.................................................................................. 31

6. Komite sekolah memberikan dorongan moril pada siswa dan wali murid

apabila mendapatkan nilai kurang pada mata pelajaran pendidikan agama

Islam ........................................................................................................... 35

7. Komite sekolah mengusulkan pengadaan sarana ibadah kepada pihak sekolah

untuk siswa ................................................................................................. 35

8. Komite sekolah mengadakan pertemuan personal dengan wali murid ...... 36

9. Komite sekolah dan guru mendiskusikan materi pendidikan agama Islam

bekerja sama dengan pondok pesantren terdekat ....................................... 36

10. Komite sekolah memusyawarahkan rencana pembelajaran pendidikan agama

Islam dengan guru pendidikan agama Islam .............................................. 37

11. Komite sekolah berperan aktif dalam rencana pembelajaran pendidikan agama

Islam ........................................................................................................... 38

12. Komite sekolah membantu sekolah dalam memberantas penyebarluasan

narkoba di sekolah...................................................................................... 38

13. Komite sekolah ikut berperan dalam membangun masjid di sekolah ........ 39

14. Komite sekolah bekerja sama dengan sekolah mengadakan pengajian keliling

di rumah wali murid ................................................................................... 39

15. Komite sekolah ikut berperan dalam menentukan target pembelajaran

pendidikan agama Islam bekerja sama dengan sekolah dan guru .............. 40

16. Komite sekolah bekerja sama dengan sekolah, guru pendidikan agama Islam

dan pondok pesantren terdekat dalam mengadakan try out setiap semester 41

17. Komite sekolah membantu mengevaluasi hasil pembelajaran pendidikan

agama Islam dengan wali murid ................................................................ 41

18. Komite sekolah bekerja sama dengan osis mengadakan bakti sosial pada saat

libursekolah ................................................................................................ 42

Page 17: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

xi

19. Komite sekolah berperan serta membuat lembaga kajian Islam siswa bekerja

sama dengan guru pendidikan agam Islam ............................................... 42

20. Komite sekolah bekerja sama dengan sekolah melengkapi perpustakaan

sekolah dengan buku-buku Islami .............................................................. 43

21. Komite sekolah mengusulkan pengadaan materi keislaman pada pelajaran

ekstrakurikuler............................................................................................ 44

22. Komite sekolah bekerja sama dengan guru pendidikan agama Islam

memberikan materi akhlak pada setiap kegiatan pramuka ........................ 44

23. Komite Sekolah berperan serta dalam mengadakan islamik book fair di

sekolah........................................................................................................ 45

24. Komite sekolah bekerja sama dengan sekolah memberikan pelatihan

pendidikan agama Islam ............................................................................. 45

25. Komite sekolah melibatkan siswa dalam organisasi kepemudaan islam luar

sekolah kepada guru ................................................................................... 46

26. Komite sekolah mengadakan lomba cerdas cermat Islami pada perayaan hari

besar Islam ................................................................................................. 46

27. Komite sekolah dan sekolah mengadakan study tour dengan mengunjungi

situs-situs kebudayaan Islam Nusantara .................................................... 47

28. Komite sekolah bekerja sama dengan sekolah dan guru mengadakan studi

banding pendidikan agama Islam dengan pondok pesantren terdekat ....... 48

29. Komite sekolah mengundang tokoh agama pada perayaan hari besar Islam 48

30. Komite sekolah mengadakan acara dzikir bersama pada perayaan hari besar

Islam dengan wali murid dan masyarakat ................................................. 49

31. Komite sekolah bekerja sama dengan guru pendidikan agam Islam

mengadakan pesantren kilat pada bulan ramadhan .................................... 49

32. Komite sekolah bermusyawarah dengan guru pendidikan agama Islam tentang

materi yang diberikan pada acara pesantren kilat ................................... 50

33. Komite sekolah mewajibkan siswa membawa Al-Qur’an pada pelajaran

agama Islam ............................................................................................... 51

34. Komite sekolah mewajibkan siswa membaca Al-Qur’an sebelum memulai jam

pelajaran ..................................................................................................... 51

35. Komite sekolah mewajibkan siswa membawa perlengkapan shalat setiap

sekolah........................................................................................................ 52

Page 18: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

xii

Page 19: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama Islam merupakan suatu proses bimbingan jasmani

dan rohani berdasarkan Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijtihad yang dilakukan oleh

seorang pendidik kepada terdidik agar ia memiliki kepribadian muslim. Di

dalam undang-undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional pada pasal 3, disebutkan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi, agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan Islam tidak terbatas hanya pada pengajaran tentang ritus-

ritus dan segi-segi formalistik agama atau dapat pula dipahami bahwa

pendidikan Islam tidak terbatas hanya pada “Pengajaran Islam”. Karena itu

keberhasilan pendidikan Islam tidak cukup diukur hanya dari seberapa jauh

anak menguasai hal-hal yang bersifat kognitif atau pengetahuan tentang ajaran

agama atau ritus-ritus agama semata. Justru yang lebih penting adalah

tertanamnya nilai-nilai keagamaan tersebut dalam jiwa dan seberapa jauh pula

1 UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, (Jakarta:

CV Mini Jaya Abadi, 2003), hal. 6

Page 20: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

2

nilai-nilai itu terwujud nyata dalam tindakan dan budi pekerti sehari-hari akan

melahirkan budi luhur (akhlakul karimah).

Pendidikan juga merupakan salah satu faktor penting dalam upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan tingginya sumber daya

manusia akan menjadikan kemajuan dan peradaban suatu bangsa, dan

sebaliknya suatu bangsa akan sulit untuk maju jika sumber daya manusianya

rendah dan terbelakang. Oleh karena itu masalah pendidikan haruslah ada

perhatian yang sungguh-sungguh demi terciptanya perubahan dan kemajuan

mutu pendidikan.

Menurut Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu pendidikan Islam

mengatakan bahawa "Pendidikan akan menghasilkan mutu yang baik jika

semua komponen pendidikan itu dapat berjalan dengan baik, komponen-

komponen tersebut antara lain: tujuan pendidikan, peserta didik, orang tua,

orang dewasa, guru dan masyarakat serta isi pendidikan. Pada dasarnya

komponen-komponen pendidikan juga dituntut saling menunjang satu sama

lain sehingga dapat tercapai suatu hasil pendidikan optimal".2

Salah satu komponen pendidikan adalah partisipasi masyarakat

sebagai kekuatan kontrol dalam pelaksanaan berbagai program pemerintah

menjadi sangat penting. Di bidang pendidikan partisipasi ini lebih strategis

lagi. Karena partisipasi tersebut bisa menjadikan semacam kekuatan kontrol

bagi pelaksanaan dan kualitas pendidikan di sekolah-sekolah. Apalagi saat ini

Depdiknas mulai menerapkan konsep manajemen berbasis sekolah (school-

based management). Karena itulah gagasan tentang perlunya sebuah Komite

Sekolah yang berperan menjadi mitra sekolah yang menyalurkan partisipasi

masyarakat (semacam lembaga legislatif) menjadi kebutuhan yang sangat

nyata dan tak terhindarkan. Dengan adanya Komite Sekolah, kepala sekolah

dan para penyelenggara serta pelaksana pendidikan di sekolah secara

substansial akan bertanggung jawab kepada Komite Sekolah.

Kalau selama ini garis pertanggung jawaban kepala sekolah dan para

penyelenggara pendidikan di sekolah bertanggung jawab kepada pemerintah,

2 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 20

Page 21: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

3

dalam hal ini kepada Dirjen Dikdasmen, maka dengan konsep manajemen

berbasis sekolah pertanggung jawaban itu kepada Komite Sekolah. Pemerintah

dalam hal ini hanya memberikan legalitas saja. Selama ini Komite Sekolah

memang telah dibentuk oleh pemerintah, tapi perannya hanya terbatas untuk

mengawasi dana Jaring Pengaman Sosial (JPS). Kemite Sekolah yang baru ini

tentu tidak terbatas hanya untuk mengawasi dana JPS saja, melainkan juga

berperan bagi upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah, berfungsi untuk

terus menjaga transparansi dan akuntabilitas sekolah, serta menyalurkan

partisipasi masyarakat pada sekolah.

Tentu saja Komite Sekolah ini mesti diawali dengan melakukan upaya

optimal organisasi orang tua siswa di sekolah. Upaya ini menjdi sangat

penting lagi disaat keadaan budaya dan gaya hidup generasi kita sudah mulai

tidak jelas sekarang ini. Dengan adanya upaya ini jalinan antara satu sisi,

orang tua, dan sisi lain sekolah, bisa bersama-sama mengantisipasi dan

mengarahkan serta bersama-sama meningkatkan kepedulian terhadap anak-

anak di usia sekolah. Dengan demikian, pendidikan menjadi tanggung jawab

bersama mulai dari keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Komite sekolah yang baru ini bertujuan untuk membantu kelancaran

penyelenggaraan pendidikan di sekolah dalam upaya ikut memelihara,

menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan

Nasional. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tentu saja Komite

Sekolah mesti melakukan berbagai upaya dalam bentuk

mendayagunakan kemampuan yang ada pada orang tua, masyarakat

dan lingkungan sekitarnya, termasuk LSM-LSM yang memiliki

concern di bidang pendidikan.3

Namun pada kenyataannya sebagai badan yang mewakili masyarakat

Komite Sekolah belum berperan optimal. Komite Sekolah yang dibentuk pada

dasarnya hanya sebagai alat kelengkapan semata tanpa memberikan bantuan

yang bersifat signifikan terhadap kebutuhan sekolah. Pendidikan dasar belum

mendapat perhatian yang sama jika dibandingkan dengan pendidikan level

atasnya (sekolah menengah).

3 Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar; Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 2001), hal. 133-134

Page 22: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

4

Komite sekolah memang mengalami kesulitan melakukan kontrol

tentang penyelengraan manajemen pendidikan berbasis sekolah. "Hal ini

disebabkan karena pengurus Komite Sekolah tidak secara utuh memahami apa

sebenarnya manajemen pendidikan berbasis sekolah. Bahkan tidak tertutup

kemungkinan, bahwa pengurus Komite Sekolah tidak memahami apa

sebenarnya peran, fungsi dan tujuan Komite Sekolah".4

Kenyataan yang lain, bahwa yang dilakukan sekolah hanya

mengawasi kemampuan sekolah tanpa memberikan masukan, bagaimana

seharusnya manajemen keuangan yang baik, sehingga kehadiran komite

sekolah bukan membantu meningkatkan kualitas sekolah, malah membuat

kepala sekolah menjadi terganggu.

Amiruddin Siahaan dalam bukunya manajemen Pendidikan Berbasis

Sekolah "Salah satu tujuan Komite Sekolah berdasarkan Kepmendiknas No.

044/U/2002 tanggal 2 April 2002, adalah menciptakan suasana dan kondisi

transparan, akuntabel dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan

pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan".5

Manajemen pendidikan berbasis sekolah sampai saat ini, masih terbatas

dipahami oleh penyelenggara pendidikan (personil sekolah), sedangkan anggota

Komite Sekolah pada umumnya adalah warga masyarakat yang tidak terlibat

langsung dalam dunia pendidikan. Mereka hanyalah orang-orang yang dianggap

dapat diajak bicara tentang sekolah dan mungkin dapat mencari jalan keluar jika

sekolah memerlukannya. Sedangkan yang berkaitan dengan kebijakan sistem

pendidikan secara nasional, seperti dalam hal penerapan manajemen pendidikan

berbasis sekolah, pemahaman mereka sangatlah sedikit, mereka beranggapan

bahwa hal itu bukan menjadi kewenangan Komite Sekolah. Selain itu sebagian

dari pengurus komite sekolah adalah orang-orang yang sibuk ditempat kerjanya

masing-masing, sehingga waktu untuk memikirkan kemajuan sekolah sangat

sedikit.

4 Amiruddin Siahaan dkk, Manajemen Pendidikan Berbasisi Sekolah, (Ciputat:

Quantum Teaching, 2006), hal. 91-92 5 Amiruddin Siahaan dkk, Manajemen Pendidikan Berbasisi Sekolah, hal. 70

Page 23: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

5

Bukanlah suatu hal yang aneh jika ditemukan kenyataan bahwa

pengurus Komite Sekolah memberikan rekomendasi atau menyetujui apa saja

yang akan dilakukan kepala sekolah berkaitan dengan penggunaan dana

sekolah. Masih ditemukan adanya pengurus Komite Sekolah sama sekali tidak

memahami apa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan berbasis

sekolah, walaupun mereka pernah mendengarnya. Oleh karena itu, prinsip-

prinsip penyelenggaraannya tidak dipahami, mereka beranggapan bahwa hal

itu adalah menjadi tanggung jawab kepala sekolah.

Seharusnya, pengurus komite Sekolah mengetahui tugas dan

fungsinya. Komite Sekolah memiliki wewenang untuk mengontrol

pelaksanaan manajemen sekolah. Komite Sekolah pada saat ini telah menjadi

perangkat sekolah yang dapat memberikan masukan apa saja, apalagi

berkaitan dengan konsep manajemen pendidikan berbasis sekolah, yang pada

dasarnya akan dapat meningkatkan efektivitas manajemen sekolah.

Sepertinya, Komite Sekolah hanya melakukan kontrol terhadap

penggunaan dana atau keuangan saja. Padahal, dalam hal-hal lain, apalagi

berkaitan dengan kebijakan peningkatan manajemen mutu sekolah, Komite

Sekolah seharusnya dapat memberikan masukan sehingga efektivitas

penyelengaraan sekolah semakin meningkat.

Adanya kesan bahwa sebagian masyarakat yang tergabung dalam

Komite Sekolah tidak memahami pelaksanaan manajemen pendidikan

berbasis sekolah, merupakan salah satu kelemahan untuk menerapkannya

secara utuh dan konsekuen. Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa "Salah

satu kelemahan penerapannya adalah peran Komite Sekolah yang belum utuh

dalam memahami prinsip penyelenggaraan manajemen pendidikan berbasis

sekolah, sehingga tidak dapat memberikan kontrol terhadap pelaksanaannya".6

Berdasarkan uraian di atas menjadi pendorong dan sekaligus hal yang

melatar belakangi bagi penulis mengangkat judul ini dengan tema “PERAN

KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI”.

6 Amiruddin Siahaan dkk, Manajemen Pendidikan Berbasisi Sekolah, hal. 92-93

Page 24: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah

yang muncul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kesadaran masyarakat dalam keikutsertaan memajukan sekolah masih

rendah.

2. Konsep manajemen berbasis sekolah masih belum merata dipahami oleh

pihak sekolah dan masyarakat.

3. Komite sekolah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan agama Islam

masih kurang efektif.

4. Komite sekolah yang dibentuk belum optimal melaksanakan fungsi dan

tugasnya.

5. Sebagian dari pengurus komite sekolah tidak memiliki waktu memikirkan

kegiatan sekolah, karena sebagian mereka sibuk di tempat kerjanya

masing-masing.

6. Sebagian pengurus komite sekolah belum memahami secara benar makna

dari manajemen berbasis sekolah.

7. Ada anggapan dari pihak sekolah, bahwa komite sekolah hanya

mengawasi kegiatan sekolah, terutama masalah keuangan, sehingga

kehadiran komite sekolah, hanya merupakan kendala bagi kelancaran

kegiatan pendidikan.

8. Proses kegiatan pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Sukawangi Bekasi

masih perlu ditingkatkan.

C. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi di atas, penulis perlu membatasi terlebih dahulu

masalah-masalah tersebut agar pembahasannya lebih terarah.

Dalam penelitian ini penulis membatasi pada Peran komite sekolah

yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam.

Page 25: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

7

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan tersebut, penulis dapat merumuskan masalah

sebagai berikut: “Apakah komite sekolah berperan positif dalam menunjang

pelaksanaan pendidikan agama Islam?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana peran

komite sekolah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan agama Islam di

SMPN 2 Sukawangi Bekasi.

Sedangkan manfaat penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tentang “Peran Komite Sekolah dalam menunjang Pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam” dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi penulis, untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan serta

aplikasinya dari ilmu yang didapat selama menempuh pendidikan di

lapangan, khususnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan peran dan

fungsi komite sekolah.

2. Bagi institusi, sebagai sarana untuk menambah perbendaharaan dan bahan

referensi pada perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya dan masyarakat pada umumnya

dalam pengkajian hal-hal yang berhubungan dengan “Peran komite

sekolah dalam menunjang pelaksanaan pendidikan agama Islam”.

3. Bagi sekolah, Komite Sekolah dan bagi para guru, penelitian ini dapat

dijadikan bahan masukan dalam mengelola suatu lembaga pendidikan

untuk meningkatkan kualitas hasil dan proses pembelajaran.

Page 26: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Komite Sekolah

1. Pengertian Komite Sekolah

Komite sekolah berasal dari dua kata yaitu komite dan sekolah. Menurut

kamus besar bahasa Indonesia komite adalah “sejumlah orang yang ditunjuk

untuk melakukan tugas tertentu”.1 Kata “Sekolah” adalah “bangunan atau

lembaga untuk belajar mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran

(menurut tingkatannya: dasar, lanjutan dan tinggi atau menurut jurusannya:

dagang, guru, tehnik pertanian dan sebagainya)”.2

Menurut Nanang Fattah dikemukakan bahwa “Komite Sekolah

merupakan suatu badan atau lembaga non politis dan non profit, yang dibentuk

berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholders pendidikan

ditingkat sekolah sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung

jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan”.3

1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2007), hal. 584 2 Departemen Pendidikan Nasional,Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal. 1013

3 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah dan Dewan sekolah, (Bandung:

Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 118 8

Page 27: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

9

Dengan demikian, Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi

peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, efisiensi

pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan prasekolah,

jalur pendidikan sekolah, maupun luar sekolah. Nama dan ruang lingkup wadah

ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing satuan pendidikan

seperti Komite Sekolah, Komite Pendidikan, Komite Pendidikan Luar Sekolah,

Dewan Sekolah, Menejemen Sekolah, Manajemen Madrasah, Komite TK, atau

nama lain yang sesuai dengan kriteria pemberdayaan masyarakat dan

pemberdayaan sekolah dengan fokus pemenuhan mutu kompetitif.

Nama Komite Sekolah berdasarkan SK Mendiknas nomor 044/U/2002

merupakan peleburan dari Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3) atau

bentuk-bentuk organisasi sejenis yang ada disekolah, kewenangannya akan

berkembang sesuai dengan kebutuhan dalam wadah komite sekolah.

2. Tugas dan Sifat Komite Sekolah

Adapun tugas Komite Sekolah adalah sebagai berikut:

“Mengorganisasi sumbangan dari orang tua dan masyarakat, mengawasi

pengelolaan keuangan sekolah, ikut menyusun atau memilih kurikulum dan bahan

ajar, membentuk dan mengasawi proses belajar mengajar” 4

Sedangkan sifat Komite Sekolah merupakan badan yang bersifat mandiri,

tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan sekolah maupun lembaga

pemerintah lainnya. Komite Sekolah dan sekolah memiliki kemandirian masing-

masing, tetapi tetap sebagai mitra yang harus saling bekerja sama sejalan dengan

konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).5

4 Depdiknas, Dewan Sekolah dan Komite Sekolah, (Jakarta: Komite Sekolah, 2003), hal. 1

5 http://pakguruonline.pendidikan.net/komitesekolah_bab2.html

Page 28: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

10

3. Tujuan, Peran dan Fungsi Komite Sekolah

Tujuan dibentuknya Komite Sekolah adalah sebagai berikut:

a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat

dalam melahirkan kebajikan dan program pendidikan di satuan

pendidikan (untuk Komite Sekolah).

b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta aktif dari seluruh

lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.

c. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang

bermutu di satuan pendidikan.6

Sedangkan Peranan yang dijalankan Komite Sekolah sangat berpengaruh

dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Adapun peran yang dijalankan

Komite Sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah adalah sebagai

berikut:

a. Sebagai pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan

kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

b. Sebagai pendukung baik yang berwujud finansial, pemikiran, ataupun

tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

c. Sebagai pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan, serta

d. Sebagai mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di

satuan pendidikan.7

Kemudian untuk menjalankan perannya itu, Komite Sekolah memiliki

beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut:

a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat, baik perorangan maupun

organisasi, dunia usaha dan dunia indrustri, pemerintah dan DPRD

berkenaan dengan pennyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

c. Menampung dan menganalisis aspirasi, pandangan, tuntunan dan

berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

6 Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, (Jakarta: Sagung Seto, 2007), hal.

62

7 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), hal. 189-190

Page 29: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

11

d. Memberi masukan, pertimbangan dan rekomendasi satuan pendidikan

mengenai kebijakan dan program pendidikan; kriteria fasilitas

pendidikan; dan hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.

e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan

dan memegang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan

penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.8

Selain itu, Komite Sekolah merupakan wadah untuk menyampaikan

ketidakpuasan para orang tua murid kepada sekolah akan rendahnya prestasi yang

dicapai oleh suatu sekolah tersebut. Dewan pendidikan atau Komite Sekolah tidak

perlu melaksanakan kegiatan studi atau penilaian pendidikan, tetapi cukup dengan

menggunakan data-data yang tersedia atau hasil-hasil penilaian yang sudah ada

sebagai bahan untuk menyampaikan kepuasan atau ketidakpuasan masyarakat

terhadap Dinas Pendidikan atau kepada masing-masing sekolah. Dengan

demikian, diperlukan suatu mekanisme akuntabilitas pendidikan yang dibentuk

melalui suatu Peraturan Daerah di bidang pendidikan.

Dari beberapa penjelasan tentang peran dan fungsi Komite Sekolah di

atas, maka terlihat bahwa keberadaan Komite Sekolah diharapkan berperan aktif

terhadap kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan upaya menunjang

pelaksanaan pendidikan agama Islam.

4. Keanggotaan Komite Sekolah

Anggota Komite Sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada dalam

masyarakat. Di samping itu unsur pendidik atau guru, yayasan atau lembaga

penyelenggaraan pendidikan, Badan Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan

sebagai anggota.

Anggota Komite Sekolah dari unsur masyarakat dapat berasal dari

perwakilan orang tua atau wali peserta didik berdasarkan jenjang kelas yang

dipilih secara demokratis; tokoh masyarakt (ketua RT/RW/RK, ulama,

8 Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, hal. 63

Page 30: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

12

budayawan, pemuka adat); anggota masyarakat yang mempunyai perhatian untuk

meningkatkan mutu pendidikan; pejabat pemerintah setempat (Kepala Desa atau

lurah, kepolisian, koramil, Depnaker, Kadin dan instansi lain); dunia usaha atau

industri (pengusaha industri, jasa, asosiasi dan lain-lain); pakar pendidikan yang

mempunyai perhatian pada peningkatan mutu pendidikan; organisasi profesi

tanaga pendidik; perwakilan siswa bagi tingakt SLTP/SMU/SMK yang telah

dewasa dan mandiri. Anggota Komite Sekolah yang berasal dari unsur dewan

guru, yayasan atau lembaga penyelenggaraan pendidikan, Badan pertimbangan

Desa sebanyak-banyaknya berjumlah masing-masing tiga orang.

Jumlah anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya (sembilan) orang

dan jumlahnya harus ganjil. Syarat-syarat, hak dan kewajiban serta masa

keanggotaan Komite Sekolah ditetapkan di dalam AD/ART.

5. Kepengurusan Komite Sekolah

Menurut Bedjo Sujanto dalam bukunya manajemen pendidikan berbasisi

sekolah mengatakan bahwa "Pengurus Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

ditetapkan berdasarkan AD/ART yang sekurang-kurangnya terdiri atas seorang

ketua, sekretaris, bendahara. Apabila dipandang perlu, kepengurusan dapat

dilengkapi dengan bidang-bidang tertentu sesuai kebutuhan. Selain itu dapat pula

diangkat petugas khusus yang menangani urusan administrasi".9

Jadi kepengurusan Komite Sekolah ditetapkan berdasarkan AD/ART

yang biasanya hanya terdiri dari ketua, wakil dan sekretaris, tetapi jika dibutuhkan

kepengurusan yang lebih besar lagi, dapat dibentuk kepengurusan yang sesuai

dengan kebutuhan. Dengan demikian agar Komite Sekolah itu dapat berjalan

lebih baik sehingga tercapainya tujuan yaitu memajukan sekolah dengan peran

aktif masyarakat.

9Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, hal. 63-64

Page 31: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

13

6. Pembentukan Komite Sekolah

Pembentukan Komite Sekolah harus dilakukan secara transparan,

akuntabel dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa komite

sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas

mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, proses sosialisasi oleh panitia

persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi calon anggota, pengumuman

calon anggota, proses pemilihan dan penyampaian hasil pemilihan. Dilakukan

secara akuntabel adalah bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan

laporan pertanggungjawaban kinerjanya maupun penggunaan dana kepanitiaan.

Dilakukan secara demokratis adalah bahwa dalam proses pemilihan anggota dan

pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat. Jika dipandang perlu pemilihan

anggota dan pengurus dapat dilakukan melalui pemungutan suara.10

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembentukan Komite

Sekolah harus dilakukan secara transparan, akuntabel dan demokratis agar dapat

menghasilkan pengurus Komite Sekolah yang dapat bertanggung jawab dalam

pekerjaannya.

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Sudirman dalam bukunya ilmu pendidikan mengatakan bahwa Istilah

pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu Paedagogie.

Paedagogie asal katanya adalah pais yang artinya “anak”, dan again yang

terjemahannya adalah ”membimbing”. Dengan demikian maka

paedagogie berarti ”bimbingan yang diberikan kepada anak”. Orang yang

memberikan bimbingan kepada anak disebut paedagog. Dalam

perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie tersebut berarti

bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang

dewasa agar ia menjadi dewasa.11

10

Bedjo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah, hal. 65 11

Sudirman dkk, Ilmu pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hal. 4

Page 32: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

14

Kata pendidikan yang digunakan sekarang dalam bahasa arabnya adalah

“Tarbiyah” dengan kata kerja “rabba” yang berarti mendidik. Kata kerja rabba

(mendidik) sudah digunakan sejak awal perkembangan agama Islam seperti

terlihat dalam salah satu ayat Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut:12

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya yang penuh kasih sayang

dan ucapkanlah, Wahai Tuhanku! sayangilah keduanya (ibu bapakku)

sebagaimana mereka berdua telah mengasuhku (mendidik) sejak kecil”.

(QS, Al-Isra’: 24)13

Sedangkan secara istilah pendidikan dalam Islam menurut Ahmad Tafsir,

adalah “Bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia

berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran agama Islam”.14

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati dan

mengamalkan ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.

Sedangkan menurut Zakiyah Darajat yang telah dikutip oleh Abdul Majid

dalam bukunya Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004), mengatakan bahwa ”Pendidikan Agama Islam

adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa

12

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 25 13

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media,

2002), hal. 284 14

Ahmad tafsir, Ilmu pendidikan dalam Persfektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1994), hal. 32

Page 33: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

15

dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang

pada akhirnya mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.15

Maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam ialah suatu

usaha secara sadar dalam membimbing peserta didik agar dapat membentuk

pemahaman terhadap ajaran agamanya, serta dapat menerapkan dan

melaksanakan segala perintah agama dalam kehidupan sehari-hari.

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan

kerja. Dengan dasar tersebut akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan

yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan

pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan

yang dapat mengantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan.

Pendidikan Agama Islam di Indonesia mempunyai dasar-dasar yang

cukup kuat. Dasar tersebut dapat ditinjau dari segi:

a. Yuridis atau hukum: yang dimaksud dasar hukum (yuridis) dalam

pelaksanaan pendidikan adalah berasal peraturan perundang-undangan

yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan Pendidikan Agama Islam di sekolah secara formal.

b. Religius: yang dimaksud dasar religius dalam uraian ini adalah dasar-

dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam. Menurut ajaran Islam

pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan

ibadah kepada-Nya.16

15

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), Cet, I, hal. 130 16

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum), hal. 132-133

Page 34: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

16

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam lingkungan

keluarga.

b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.

c. Penyesuaian Mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dari lingkungan

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-

kekurangan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,

pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-

hari.

e. Pencegahan, menangkal hal-hal negatif dari lingkungan atau dari

budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat

perkembangannya menuju manusia yang seutuhnya.

f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir- nyata), sistem dan fungsionalnya.

g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memilki bakat

khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut berkembang secara

optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi

orang lain.17

Dari beberapa fungsi di atas pendidikan agama terfokus pada penyadaran,

pemahaman, pemaknaan, perbaikan dan pemberdayaan peserta didik agar mampu

menjalankan hablumminallah dan hablumminannas secara mandiri, berkembang

dan bertanggung jawab.

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam sekaligus juga menjadi arah pendidikan

agama dalam rangka pembangunan bangsa dan manusia Indonesia seutuhnya.

Pendidikan agama akan membawa dan mengantar serta membina anak didik

17

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum), hal. 134-135

Page 35: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

17

menjadi umat yang taat beragama dan sebagai warga Negara Indonesia yang baik

serta terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim sempurna (Insan Kamil).

Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi yang telah dikutip oleh Dr. Al-

Rasyidin dalam bukunya ”Filsafat Pendidikan Islam” mengatakan bahwa

pendidikan Islam memilki 5 tujuan pokok, antara lain:

a. Sebagai pembentuk akhlak mulia

b. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat

c. Persiapan untuk mencari rizki dan pemeliharaan segi-segi

pemanfaatan, keterpaduan antara agama dan ilmu akan dapat

membawa manusia kepada kesempurnaan.

d. Menumbuhkan roh ilmiah para pelajar dan memenuhi keinginan untuk

mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk mengkaji ilmu sekedar

sebagai ilmu.

e. Mempersiapka para pelajar untuk suatu profesi tertentu hingga ia

mudah mencari rizki.18

Sedangkan menurut Abdul Majid dalam bukunya Pendidikan Agama

Islam Berbasis Kompetensi (konsep dan Implementasi Kurikulum 2004), tujuan

Pendidikan Agama Islam adalah untuk ”menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi”.19

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pendidikan Islam merupakan pengalaman nilai-nilai Islami yang hendak

diwujudkan dalam pribadi manusia terdidik yang diikhtiarkan oleh pendidik

muslim melalui proses akhir yang dapat membuat peserta didik memiliki

kepribadian Islami yang beriman, bertaqwa dan berilmu pengetahuan serta

sanggup mengembangkan dirinya menjadi hamba Allah yang taat.

18

Al-Rasyidin dkk, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis,

(Jakarta: PT Ciputat Press, 2005), hal. 37 19

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum), hal. 135

Page 36: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

18

5. Materi/Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Adapun ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP meliputi

keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, diantaranya:

a. Hubungan manusia dengan Allah SWT

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia

c. Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

d. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.

Ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi lima

unsur pokok, yaitu:

a. Al-qur’an

b. Aqidah

c. Syari’ah

d. Akhlak

e. Tarikh.20

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Menengah Pertama dalam buku yang dikeluarkan oleh departemen

pendidikan Nasional terfokus pada aspek:

a. Al Quran/Hadits.

b. Akhlak.

c. Fiqh/Ibadah.

d. Tarikh.21

Adapun penjelasan mengenai materi dalam pendidikan agama Islam

adalah sebagai berikut:

20

Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2005), hal. 22-

23 21

Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam SMP & MTs, (Jakarta: Pusat Kurikulum, 2003), hal. 9

Page 37: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

19

a. Al Quran/Hadits.

Al-Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan utama.

Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah,

al-Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama

benar dengan yang disampaikan oleh malaikat jibril kepada Nabi Muhammad

sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-

mula di Mekkah kemudian di Madinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau

petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya mencapai

kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak.22

Adapun isi al-Qur’an itu antara lain adalah :

1) Petunjuk mengenai akidah yang harus diyakini oleh manusia.

2) Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti manusia dalam

berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup

manusia di dunia ini dan di akhirat kelak.

3) Petunjuk tentang akhlak, mengenai yang baik dan buruk yang harus

diindahkan oleh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual

maupun kehidupan sosial.

4) Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau.

5) Berita-berita tentang zaman yang akan datang.

6) Benih dan prinsip-prinsip ilmu pengetahhuan.

7) Sunatullah atau hukum Allah yang berlaku di alam semesta.23

Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Apa yang telah

disebut dalam al-Qur’an di atas, dijelaskan atau dirinci lebih lanjut oleh

Rasulullah dengan sunnah beliau.

Ada tiga peranan al-hadits di samping al-Qur’an sebagai sumber agama

dan ajaran Islam diantaranya:

1) Menegaskan lebih lanjut ketentuan yang terdapat dalam al-Qur’an.

2) Sebagai penjelasan isi al-Qur’an.

22

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Perdasa,

2005), hal. 93 23

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 103

Page 38: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

20

3) Menambahkan atau mngembangkan sesuatu yang tidak ada atau samar-

samar ketentuannya di dalam al-Qur’an.24

b. Aqidah

Akidah, menurut etimologi, adalah ikatan, sangkutan. Dalam pengertian

teknis artinya adalah iman atau keyakinan. Aqidah Islam (aqidah Islamiyah),

karena itu, ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam.

Adapun pokok-pokok keyakinan Islam yang terangkum dalam istilah

Rukun Iman itu antara lain:

1) Keyakinan kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa,

2) Keyakinan pada Malaikat-malaikat,

3) Keyakinan pada para Nabi dan Rasul Allah.

4) Keyakinan akan adanya Hari akhir

5) Keyakinan pada Qada’ dan Qadar Allah.25

c. Syari’ah/syari’at

Makna asal syari’at adalah jalan ke sumber (mata) air. Secara harfiah

berarti jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Dilihat dari segi hukum,

syari’at adalah norma hukum dasar yang diwahyukan Allah, yang wajib diikuti

oleh orang Islam, baik dalam berhubungan dengan Allah maupun dalam

berhubungan dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat.26

d. Ibadah

Ibadah menurut bahasa, artinya taat, tunduk, turut, ikut, dan do’a. Dilihat

dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat dibagi tiga, yakni:

1) Ibadah jasmaniah-rohaniah, yaitu ibadah yang merupakan perpaduan

jasmani dan rohani, seperti shalat dan puasa

2) Ibadah rohiah dan maliah, yaitu ibadah perpaduan rohani dan harta, seperti

zakat.

24

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 110-113 25

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 199-201 26

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 235-236

Page 39: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

21

3) Ibadah jasmaniah, rohiah dan maliah (harta) sekaligus, contohnya ibadah

haji. 27

e. Akhlak

Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab

akhlak, bentuk jamak kata khuluq atau al-khulq, yang secara etimologis

(bersangkutan dengan cabang ilmu bahasa yang menyelidiki asal usul kata serta

perubahan-perubahan dalam bentuk dan makna) antara lain berarti budi pekerti,

perangai, tingkah laku atau tabi’at.28

Akhlak dalam pembagiannya di bagi menjadi 2:

1) Akhlak terhadap Allah (Khalik)

2) Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua: akhlak terhadap manusia dan akhlak

terhadap bukan manusia (lingkungan hidup).29

f. Tarikh

Tarikh dalam bahasa arab disebut sejarah, yang menurut bahasa berarti

ketentuan masa. Sedangkan menurut istilah berarti ”keterangan yang telah terjadi

dikalangannya pada masa yang telah lampau atau pada masa yang masih ada”.

Kata tarikh juga dipakai dalam arti perhitungan tahun, seperti keterangan

mengenai tahun sebelum atau sesudah Masehi dipakai sebutan sebelum atau

sesudah tarikh Masehi.

Dalam bahasa Inggris sejarah disebut history, yang berarti ”pengalaman

masa lampau daripada umat manusia” the past experience of mankind. Pengertian

selanjutnya memberikan makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan

kejadian-kejadian masa silam yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan

dalam ruang lingkup yang luas.30

Dari penjelasan diatas dapat dikemukakan bahwa materi pendidikan

agama Islam yaitu Al-Qur’an/hadits (isi dan kandungannya tentang akidah,

27

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 244-245 28

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 346 29

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, hal. 356 30

Zuhairini, Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1992), hal. 1-2

Page 40: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

22

syari’ah, sejarah, ilmu pengetahuan, dll), aqidah (yang berisi tentang keyakinan

yang terangkum dalam rukun Islam), Syari’ah; (yang berisi tentang norma hukum

dasar dalam berhubungan dengan siapapun), akhlak (berisi tentang tingkah laku

dan tabi’at), dan tarikh (sejarah pada masa lampau).

Page 41: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian penulis adalah SMPN

2 Sukawangi Bekasi. Untuk memperoleh data yang diperlukan dan masukan

yang berhubungan dengan objek penelitian, penulis memerlukan waktu

sebagai berikut:

Tabel 1

Data Rincian Waktu

Waktu Kegiatan

Desember 2009 Pengajuan proposal skripsi kepada jurusan

Penyerahan bab I, II dan III kepada dosen pembimbing

Januari 2009 Izin penelitian ke SMPN 2 Sekawangi Bekasi

Februari-April

2010

Perbaikan bab I, II dan III

Mei 2010 Penulisan Instrumen Penelitian

Juni 2010 Perbaikan Instrumen dan Wawancara

Juli-September

2010

Melakukan penelitian

Oktober 2010 Mengelola hasil penelitian

November 2010 Penulisan hasil penelitian

Desember 2010 Penyelesaian penulisan skripsi

Page 42: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

24

B. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah, metode

deskriptif, yaitu peneliti yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari

fenomena objek yang diteliti, melalui penelitian lapangan dan penelitian

kepustakaan. Jenis penelitian lapangan ini dimaksudkan agar dapat

memperoleh fakta, data dan informasi yang lebih obyektif dan akurat

mengenai Peran Komite Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam. Dan penelitian kepustakaan penulis lakukan dengan

mempelajari atau menelaah dan mengkaji buku-buku yang erat kaitannya

dengan masalah yang akan dibahas.

C. Unit Analisis

Unit analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: komite

sekolah yang berjumlah 30 orang. Terdiri dari ketua, wakil ketua, sekretaris,

bendahara dan anggota komite sekolah.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa

teknik untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan permasalahan yang

sedang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data tersebut adalah:

1) Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena-fenomena yang diteliti, observasi merupakan metode yang

secara langsung mengamati prilaku sabjek penelitiannya dan metode yang

pertama-tama digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan

dengan penelitian, guna untuk mengamati keberadaan dan peran komite

sekolah.1

1 Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), hal. 70

Page 43: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

25

2) Wawancara, yaitu suatu dialog yang dilakukan untuk memperoleh

informasi dari orang yang diwawancara. Pada tahap ini peneliti

mewawancarai Kepala Sekolah dan Ketua Komite Sekolah.2

3) Kuesioner, yaitu pertanyaan tertulis, yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden.3 Dalam penelitian ini penulis menggunakan

kuesioner yang berhubungan dengan peran komite sekolah dalam

menunjang pelaksanan pendidikan agama Islam di SMPN 2 Sukawangi

Bekasi.

Tabel 2

Kisi-kisi Instrumen Peran Komite Sekolah dalam Menunjang

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Variabel Sub Variabel Indikator No

Butir

Jumlah

Soal

Peran

Komite

Sekolah

- Pemberi

pertimbangan

dalam penentuan

dan pelaksanaan

kebijakan

pendidikan

- Mewadahi dan

menyalurkan aspirasi

dan prakarsa

masyarakat dalam

melahirkan kebijakan

dan program

pendidikan di satuan

pendidikan

- Ikut menyusun atau

memilih kurikulum

dan bahan ajar

1, 2, 3

4, 5, 6

3

3

2 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hal. 145 3 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hal. 140

Page 44: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

26

- Pendukung baik

finansial,

pemikiran

ataupun tenaga

dalam

penyelenggaraan

pendidikan

- Pengontrol

dakam rangka

tranparansi,

akuntabilitas dan

keluaran

pendidikan

- Mediator antara

pemerintah

dengan

masyarakat di

satuan

pendidikans

- Meningkatkan

tanggung jawab dan

peran serta aktif dari

seluruh lapisan

masyarakat.

- Membentuk dan

mengawasi proses

belajar mengajar

- Menciptakan suasana

dan kondisi

transparan,

akuntabel, dan

demokratis dalam

penyelenggaraan dan

pelayanan

pendidikan

7, 8, 9

10, 11,

12

13, 14,

15

3

3

3

Page 45: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

27

Pendidikan

Agama

Islam

- Pemahaman

- Mengamalkan

- Penanaman nilai

sebagai pedoman

hidup.

- Pengajaran tentang

ilmu pengetahuan.

- Persiapan untuk

kehidupan dunia dan

akhirat.

16, 17,

18, 19

20, 21,

22

23, 24,

25, 26,

27, 28,

29, 30

4

3

8

E. Teknik Analisis Data

Setelah data selesai dikumpulkan dari lapangan, tahap berikutnya

adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh hasil

akhir dalam penelitian. Adapun beberapa langkah yang penulis tempuh dalam

analisis data ini adalah:

1. Editing atau verifikasi yaitu meneliti semua angket satu-persatu tentang

kelengkapan pengisian dan kejelasannya.

2. Tabulating yaitu mentabulasi data jawaban yang telah diberikan kedalam

bentuk tabel selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan prosentase.

Untuk memperoleh nilai frekuensi sdan presentase, penulis menggunakan

rumus sebagai berikut:

%100xN

FP

Keterangan:

P= Presentase

F= Frekuensi

N= Jumlah responden

Page 46: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMPN 2 Sukawangi Bekasi

SMPN 2 Sukawangi Bekasi merupakan salah satu SMPN yang terletak di

Sukatenang Sukawangi Bekasi yang pada saat itu banyak sekali anak-anak

usia SMP yang memerlukan tempat belajar di sekolah negeri, dikarenakan

SMPN Babelan terlalu jauh dari Sukatenang, sehingga membutuhkan waktu

yang cukup lama untuk sampai di SMPN Babelan, maka tokoh masyarakat

Sukatenang menginginkan adanya SMPN disekitar wilayahnya, keinginan

tersebut disambut gembira oleh para orang tua. Mereka terpanggil dan ikut

bertanggung jawab terhadap pendidikan. Akhirnya para orang tua dan

masyarakat lainnya sepakat untuk mengajukan permohonan tersebut melalui

proposal yang diajukan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dan juga

mendapat sambutan hangat dari Kepala Desa Sukatenang Sukawangi Bekasi

dengan ditanda tangani proposal tersebut yang Alhamdulillah permohonan

tersebut dikabulkan.

Pada tahun 2006 disepakati untuk mendirikan suatu lembaga pendidikan

yang bernama “SMPN 2 Sukawangi Bekasi yang lokasinya diwilayah

Sukatenang di tanah bengkok Desa Sukatenang Kecamatan Sukawangi

Bekasi.

Page 47: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

25

Tabel 3

KEADAAN NAMA GURU SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI

NO

NAMA GURU NIP

01 SANDI HARDINAWAN, S.Pd 19710912 200012

1 002

02 TOTO SUYANTO, S.Pd 197402

03 ABDUL HAMID, S.Ag

04 AHMAD BAIHAKI, S.Pd

05 ABDILAH, S.Pd

06 DEDI MULYADI, S.Pd

07 LILI RUSAMSI, S.PdI

08 MAIT MARDIANSYAH, S.PdI

09 MUHAMAD TUMRIN, S.PdI

10 YUDI NUGRAHA, S.Pd

11 AHMAD MISBAH, S.Ag

12 ROHIMUDIN, S.Sos.i

13 Hj. NUNUNG, S.Ag

14 SAPRUDIN, S.Pd

15 SUSILOWATI, S.Pd

16 MOHAMMAD SUMONO, S.Pd

17 ELIS SURYATI, S.Pd

18 TITIN, S.Pd

19 AHMAD ANWAR, S.Pd

20 MIGAN, S.Pd

21 WASTATI BR. LUMBAN GAOL,

S.E

Tabel 4

KEADAAN SISWA/SISWI SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI

No Kelas Jumlah

01 VII 165 Orang

02 VIII 226 Orang

03 IX 156 Orang

Page 48: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

26

VISI DAN MISI SMPN 2 SUKAWANGI BEKASI

Visi

Unggul dalam prestasi, santun dalam berbicara, tanggap terhadap

perubahan, berdasarkan keimanan dan ketaqwaan.

Misi

1) Menciptakan suasana yang kondusif dalam kegiatan belajar mengajar

2) Menanamkan sopan santun dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat

3) Meningkatkan kompetensi siswa sesuai dangan kemampuannya

4) Melaksanakan perubahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada

5) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang agamis

2. Sejarah Pembentukan Komite Sekolah

Komite sekolah terbentuk sejak tahun 2006 yang diketuai oleh bapak H.

Abd Rohman, beliau salah satu tokoh masyarakat Sukatenang Sukawangi

bekasi. Komite sekolah tersebut memiliki anggota sebanyak 4 orang yang

terdiri dari ketua 1 orang, wakil ketua 1 orang, sekretaris 1 orang dan

bendahara 1 orang.

3. Deskripsi Data Penelitian

Sebagaimana telah di jelaskan di bab sebelumnya bahwa untuk

mengetahui Peran Komite Sekolah dalam Menunjang Pelaksanaan Pendidikan

Agama Islam, maka penulis menyebarkan angket kepada 21 orang guru dan 4

orang pengurus komite sekolah. Dari hasil angket tersebut dikemukakan

deskripsi data sebagai berikut:

Page 49: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

27

Tabel 5

Pemungutan sumbangan di sekolah diadakan secara regular

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

1 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

-

7

15

3

-

28%

60%

12

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 0% responden yang menyatakan

selalu, 28% menyatakan sering, 60% menyatakan kadang-kadang mengadakan

pemungutan bantuan di sekolah yang diadakan secara regular dan 12%

menyatakan tidak pernah. Hal ini menyatakankan bahwa Komite Sekolah

kadang-kadang melakukan pemungutan bantuan di sekolah secara reguler.

Tabel 6

Pemungutan sumbangan dikoordinasikan oleh orang tua, guru dan komite

sekolah

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

2 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

19

6

-

-

76%

24%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 76% responden yang

menyatakan selalu, 24% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang

dan 0% menyatakan tidak pernah pemungutan bantuan dikoordinasikan oleh

orang tua, guru dan komite sekolah. Dengan demikian menunjukan bahwa

mayoritas pemungutan bantuan dikoordinasikan oleh orang tua, guru dan

komite sekolah.

Page 50: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

28

Tabel 7

Pemungutan sumbangan diadakan secara ireguler

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

3 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

2

18

5

-

8%

72%

20%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 8% responden yang menyatakan

selalu, 72% menyatakan sering mengadakan pemungutan bantuan di sekolah

yang diadakan secara iregular, 20% menyatakan kadang-kadang dan 0%

menyatakan tidak pernah. Hal ini dapat diketahui bahwa pemungutan bantuan

di sekolah diadakan secara iregular.

Tabel 8

Guru berperan aktif dalam pembuatan RPP di sekolah

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

4 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

25

-

-

-

100%

-

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 100% responden yang

menyatakan guru selalu berperan aktif dalam pembuatan RPP di sekolah, 0%

menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak

pernah. Maka menunjukan bahwa semua guru melaksanakan tugasnya dalam

pembuatan RPP di sekolah, sehingga proses pembelajaran dapat terlaksanah

dengan baik dan terarah.

Page 51: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

29

Tabel 9

Saran orang tua berpengaruh pada perkembangan dan perubahan

kurikulum sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

5 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

13

8

4

-

52%

32%

16%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa 52% responden yang menyatakan

saran orang tua selalu berpengaruh pada perkembangan dan perubahan

kurikulum sekolah, 32% menyatakan sering, 16% menyatakan kadang-kadang

dan 0% menyatakan tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa saran orang

tua selalu berpengaruh pada perkembangan dan perubahan kurikulum sekolah.

Sehingga dapat diartikan bahwa sekolah selalu menerima kritik dan saran dari

orang tua murid untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan di sekolah.

Tabel 10

Penyusunan bahan ajar dilakukan secara reguler dan dibahas bersama-sama

antara guru

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

6 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

20

5

-

-

80%

20%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa 80% responden yang menyatakan

selalu, 20% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan 0%

menyatakan tidak pernah Penyusunan bahan ajar secara reguler dan dibahas

Page 52: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

30

bersama-sama antara guru. Dengan demikian menunjukan bahwa mayoritas

penyusunan bahan ajar dilakukan secara reguler dan dibahas bersama-sama

antara guru.

Tabel 11

Sekolah mengadakan kegiatan bakti sosial pada waktu tertentu

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

7 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

9

13

3

-

36%

52%

12%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 36% responden yang

menyatakan sekolah selalu mengadakan kegiatan bakti sosial pada waktu

tertentu, 52% menyatakan sering, 12% menyatakan kadang-kadang dan 0%

menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sekolah mengadakan kegiatan bakti sosial pada waktu tertentu.

Tabel 12

“Jum’at Bersih” di sekolah diadakan secara reguler bersama masyarakat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

8 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

-

8

17

-

-

32%

68%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas dapat dipahami bahwa 0% responden yang menyatakan

selalu, 32% menyatakan sering mengadakan jum’at bersih di sekolah diadakan

secara reguler bersama masyarakat, 68% menyatakan kadang-kadang dan 0%

menyatakan tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa sekolah hanya

Page 53: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

31

kadang-kadang mengadakan jum’at bersih yang diadakan secara reguler

bersama masyarakat.

Tabel 13

“Bazar Amal” merupakan kegiatan tahunan sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

9 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

19

4

2

-

76%

16%

8%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 76% responden yang

menyatakan sekolah selalu mengadakan bazar amal sebagai kegiatan tahunan,

16% menyatakan sering, 8% menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan

tidak pernah. Ini menunjukan bahwa bazar amal merupakan kegiatan tahunan

sekolah.

Tabel 14

Komite Sekolah memberikan motivasi kepada masyarakat dalam

memelihara ketertiban dan keamanan sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

10 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

16

9

-

-

64%

36%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 64% responden yang

menyatakan selalu, 36% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang

dan 0% menyatakan tidak pernah komite sekolah memberikan motivasi

kepada masyarakat dalam memelihara ketertiban dan keamanan sekolah.

Page 54: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

32

sehingga dapat diketahui bahwa komite sekolah memberikan motivasi kepada

masyarakat dalam memelihara ketertiban dan keamanan sekolah.

Tabel 15

Komite sekolah, guru dan orang tua bekerja sama mengelola keuangan

sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

11 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

19

6

-

-

76%

24%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 76% responden yang

menyatakan selalu, 24% menyatakan sering komite sekolah, guru dan orang

tua bekerja sama mengelola keuangan sekolah, 0% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan sangat tidak pernah. Dengan demikian

menunjukan bahwa komite sekolah, guru dan orang tua bekerja sama

mengelola keuangan sekolah.

Tabel 16

Kurangnya kerja sama yang baik antara komite sekolah, guru dan orang tua

dalam mengelola keuangan sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

12 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

-

-

2

23

-

-

8%

92%

Jumlah 25 100%

Page 55: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

33

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 0% responden yang menyatakan

selalu, 0% menyatakan sering, 8% menyatakan kadang-kadang dan 92%

menyatakan tidak pernah kurangnya kerja sama yang baik antara komite

sekolah, guru dan orang tua dalam mengelola keuangan sekolah. Maka dapat

disimpulkan bahwa komite sekolah bekerja sama dengan pihak sekolah dalam

mengelola keuangan sekolah.

Tabel 17

Pengelolaan keuangan sekolah tidak terorganisir dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

13 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

-

-

-

25

-

-

-

100%

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 0% responden yang menyatakan

selalu, 0% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan 100%

menyatakan tidak pernah pengelolaan keuangan sekolah tidak terorganisir

dengan baik. Hal ini dapat diketahui bahwa pengelolaan keuangan sekolah

tidak terorganisir dengan baik.

Tabel 18

Pertemuan antara guru, orang tua dan komite sekolah untuk peningkatan

kegiatan belajar mengajar diadakan secara regular

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

14 e. Selalu

f. Sering

g. Kadang-kadang

h. Tidak Pernah

22

3

-

-

88%

12%

-

-

Page 56: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

34

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 88% responden yang

menyatakan pertemuan antara guru, orang tua dan komite sekolah untuk

peningkatan kegiatan belajar mengajar selalu diadakan secara regular, 12%

menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak

pernah. Sehingga menunjukan bahwa pertemuan antara guru, orang tua dan

komite sekolah untuk peningkatan kegiatan belajar mengajar diadakan secara

regular.

Tabel 19

Komite sekolah berfungsi sebagai perantara antara guru dan orang tua demi

meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

15 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

25

-

-

-

100%

-

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 100% responden yang

menyatakan komite sekolah selalu berfungsi sebagai perantara antara guru dan

orang tua demi meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar di sekolah, 0%

menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak

pernah. Maka dapat diketahui bahwa komite sekolah aktif menjadi perantara

antara guru dan orang tua demi meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar

di sekolah.

Tabel 20

Guru selalu mengawasi proses belajar mengajar di sekolah hanya selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

Page 57: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

35

16 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

10

13

2

-

40%

52%

8%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 40% responden yang

menyatakan guru selalu mengawasi proses belajar mengajar di sekolah hanya

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, 52% menyatakan sering, 8%

menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa guru selalu mengawasi proses belajar

mengajar di sekolah hanya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Tabel 21

Sekolah menjadikan buku komunikasi untuk berhubungan antara guru dan

wali murid

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

17 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

14

10

1

-

56%

40%

4

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 56% responden yang

menyatakan sekolah selalu mempunyai buku komunikasi untuk berhubungan

antara guru dan wali murid, 40% menyatakan sering, 4% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Data tersebut menyatakan bahwa

sekolah mempunyai buku komunikasi dan berfungsi sebagai media

penghubung antara guru dan wali murid.

Page 58: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

36

Tabel 22

Orang tua memberikan Saran atau kritik guna kemajuan kegiatan

pembelajaran

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

18 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

14

8

3

-

56%

32%

12%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 56% responden yang

menyatakan selalu, 32% menyatakan sering orang tua memberikan saran dan

kritik guna membangun kegiatan pembelajaran, 12% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Dengan demikian menunjukan

bahwa jarang orang tua memberikan saran dan kritik guna membangun KBM

di sekolah.

Tabel 23

Kegiatan sekolah merupakan hasil kerja sama antara guru, orang tua dan

komite sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

19 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

12

13

-

-

48%

52%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 56,6% responden yang

menyatakan bahwa kegiatan sekolah selalu bekerja sama antara guru, orang

tua dan komite sekolah, 43,3% menyatakan sering mengadakan pemungutan

bantuan di sekolah yang diadakan secara regular, 0% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Hal ini dapat diketahui bahwa

Page 59: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

37

komite sekolah senantiasa bekerja sama dengan guru dan orang tua dalam

berbagai kegiatan yang dilaksanakan sekolah

Tabel 24

Membaca do’a sebelum pelajaran dimulai merupakan keseharian sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

20 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

23

2

-

-

92%

8%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 92% responden yang

menyatakan selalu membaca do’a sebelum pelajaran dimulai merupakan

keseharian sekolah, 9% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang

dan 0% menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukan bahwa membaca

do’a sebelum pelajaran dimulai merupakan keseharian sekolah.

Tabel 25

Penerapan hukuman pada anak yang melakukan perbuatan tercela berjalan

dengan baik

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

21 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

12

12

1

-

48%

48%

4%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 48% responden yang

menyatakan selalu menerapkan hukuman pada anak yang melakukan

perbuatan tercela berjalan dengan baik, 48% menyatakan sering, 4%

Page 60: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

38

menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa sekolah mengadakan penerapan hukuman pada anak

yang melakukan perbuatan tercela berjalan dengan baik.

Tabel 26

Sekolah mengadakan sholat dzuhur dan pengajian secara reguler

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

22 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

10

9

6

-

40%

36%

26

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 40% responden yang

menyatakan sekolah selalu mengadakan sholat dzuhur dan pengajian secara

regular, 36% menyatakan sering, 26% menyatakan kadang-kadang dan 0%

menyatakan tidak pernah sekolah mengadakan sholat dzuhur dan pengajian

secara reguler. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sekolah mengadakan sholat

dzuhur dan pengajian secara regular.

Tabel 27

Pendidikan agama Islam di sekolah diberikan oleh guru yang sesuai

dibidangnya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

23 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

25

-

-

100%

-

-

-

Jumlah 25 100%

Page 61: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

39

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 100% responden yang

menyatakan selalu pendidikan agama Islam di sekolah diberikan oleh guru

yang ahli dibidangnya, 0% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. Ini menunjukan bahwa pendidikan

agama Islam di sekolah diberikan oleh guru yang ahli dibidangnya.

Tabel 28

Pendidikan agama Islam di sekolah diberikan setiap satu minggu sekali

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

24 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

23

2

-

-

92%

8%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 92% responden yang

menyatakan selalu pendidikan agama Islam di sekolah diberikan setiap satu

minggu sekali, 8% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan

0% menyatakan sangat tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa pendidikan agama Islam di sekolah diberikan setiap satu minggu sekali.

Tabel 29

Pendidikan akhlak terpuji diterapkan di sekolah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

25 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

8

10

7

32%

40%

28%

Jumlah 25 100%

Page 62: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

40

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa % responden yang menyatakan

bahwa pendidikan akhlak terpuji selalu diterapkan di sekolah, 28%

menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-kadang dan 0% menyatakan tidak

pernah. Hal ini dapat diketahui bahwa sekolah memperhatikan penerapan

akhlak terpuji kepada siswa.

Tabel 30

Sekolah mewajibkan bagi setiap murid untuk mengikuti pelajaran

ekstrakurikuler

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase %

26 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

18

7

-

-

72%

28%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 72% responden yang

menyatakan sekolah selalu mewajibkan bagi setiap murid untuk mengikuti

pelajaran ekstrakurikuler, 28% menyatakan sering, 0% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan tidak pernah. sehingga dapat disimpulkan bahwa

sekolah mewajibkan bagi setiap murid untuk mengikuti pelajaran

ekstrakurikuler.

Tabel 31

Sekolah mengadakan pengajian reguler di sekolah

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

27 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

9

5

11

-

36%

20%

44%

-

Jumlah 25 100%

Page 63: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

41

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 36% responden yang

menyatakan selalu, 20% menyatakan sering, 44% menyatakan kadang-kadang

sekolah mengadakan pengajian reguler di sekolah dan 0% menyatakan tidak

pernah. Maka dapat diketahui bahwa sekolah jarang mengadakan pengajian

reguler di sekolah.

Tabel 32

Irsa Mi’raj dan Maulid Nabi merupakan kegiatan reguler di sekolah

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

28 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

22

3

-

-

88%

12%

-

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 88% responden yang

menyatakan selalu Irsa Mi’raj dan Maulid Nabi merupakan kegiatan reguler di

sekolah, 12% menyatakan sering mengadakan pemungutan bantuan di sekolah

yang diadakan secara regular, 0% menyatakan kadang-kadang dan 0%

menyatakan tidak pernah. Data tersebut menunjukan bahwa Irsa Mi’raj dan

Maulid Nabi merupakan kegiatan reguler di sekolah.

Tabel 33

Sekolah melibatkan murid untuk mempersiapkan Isra Mi’raj dan Maulid

Nabi

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase %

29 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

15

10

-

-

60%

40%

-

-

Jumlah 25 100%

Page 64: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

42

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 60% responden yang

menyatakan selalu, 40% menyatakan sering sekolah melibatkan murid untuk

mempersiapkan Isra Mi’raj dan Maulid Nabi mengadakan pemungutan

bantuan di sekolah yang diadakan secara regular, 0% menyatakan kadang-

kadang dan 0% menyatakan sangat tidak pernah. sehingga dapat disimpulkan

bahwa sekolah selalu melibatkan murid untuk mempersiapkan Isra Mi’raj dan

Maulid Nabi.

Tabel 34

Sekolah melibatkan murid menjadi panitia dalam mempersiapkan kegiatan

pesantren kilat di sekolah

No Alternatif Jawaban frekuensi Prosentase

(%)

30 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak Pernah

13

9

3

-

52%

36%

12%

-

Jumlah 25 100%

Dari tabel tersebut dapat dipahami bahwa 52% responden yang

menyatakan selalu sekolah melibatkan murid menjadi panitia dalam

mempersiapkan kegiatan pesantren kilat di sekolah, 36% menyatakan sering ,

0% menyatakan kadang-kadang dan 12% menyatakan tidak pernah. Dengan

demikian menunjukan bahwa mayoritas sekolah selalu melibatkan murid

menjadi panitia dalam mempersiapkan kegiatan pesantren kilat di sekolah.

B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian

Sesuai dengan peran dan fungsinya Komite Sekolah di SMPN 2

Sukawangi Bekasi, telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini dapat

dilihat dari deskripsi data penelitian yang dilaksanakan pada bab IV.

Pada tabel 6 berkaitan dengan permintaan sumbangan. Komite Sekolah

selalu turut serta dalam hal permintaan uang sumbangan. Hal ini dilakukan

Page 65: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

43

Komite Sekolah karena masalah permintaan keuangan adalah masalah yang

sensitif. Data tersebut didukung pula oleh hasil wawancara dengan kepala

sekolah yang mengatakan bahwa….

Adapun dalam hal pendanaan sekolah, permintaan sumbangan di sekolah

kadang-kadang diadakan secara teratur dan sering pula diadakan secara tidak

teratur. Terbukti dengan hasil jawaban guru dan komite sekolaah pada tabel 5,

6 yang mengatakan 60 % yang menjawab kadang-kadang teratur dan 72 %

yang mengatakan sering.

Dalam hal perkembangan dan perubahan kurikulum sekolah, saran dari

orang tua sangat berpengaruh, hal ini terbukti pada tabel 8 yang mengatakan

selalu sebanyak 52 %. Dengan saran dari orang tua diharapkan dapat

memberikan perubahan dan perkembangan pada anak didik. Sedangkan dalam

hal penyusunan bahan ajar dan pembuatan RPP, guru sangat berperan aktif

dan saling bekerja sama. Hal ini dapat dilihat dari tabel 9 dan 10 yang

mengatakan 80 % selalu bekerja sama dalam penyusunan bahan ajar dan 100

% yang mengatakan guru selalu berperan aktif dalam pembuatan RPP.

Untuk menumbuhkan IMTAQ dan mengisi waktu luang siswa, maka

SMPN 2 Sukawangi Bekasi sering mengadakan kegiatan keagamaan

diantaranya kegiatan jum’at bersih, bazaar amal, pengajian, isra’ mi’raj dan

maulid Nabi serta pesantren kilat. Hal ini berdasarkan tabel 11, 12, 13, 14, 15,

16, 17, 18, dan 19 dengan banyaknya yang mengatakan selalu. Sedangkan

untuk kegiatan ekstrakurikuler SMPN 2 Sukawangi Bekasi mewajibkan siswa

untuk mengikutinya. Hal ini dapat dilihat dari tabel 20. Dengan mewajibkan

siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa dapat

berkembanng dalam kreatifitas dan bakat yang dimiliki serta siswa dapat

terhindar dari pergaulan bebas.

Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik

jika didukung oleh komite sekolah. Dalam hal ini komite sekolah selalu

memberikan saran, kritik, motivasi dan bekerja sama dengan semua pihak

guna memellihara ketertiban, keamanan dan untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 21, 22, 23. Berkaitan dengan

Page 66: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

44

KBM komite sekolah selalu berfungsi sebagai perantara guru dan orang tua.

Pertemuan antara guru, orang tua dan komite sekolah selalu diadakan secara

teratur. Hal tersebut berdasarkan tabel 24 dan 25. Sedangkan untuk

memperlancar komunikasi antara sekolah dan orang tua, maka buku

komunikasi dijadikan sebagai penghubung antara guru dan orang tua. Ini

terbukti dengan banyaknya guru dan komite sekolah yang mengatakan selalu

pada tabel 26

Mengenai pengelolaan keuangan sekolah, sekolah, guru dan komite

sekolah bekerja sama dengan baik dan dapat terorganisir secara transparan. Ini

terbukti dari hasil jawaban tabel 27, 28, dan 29. Sedangkan guru dalam hal

KBM sering mengawasi proses belajar mengajar di sekolah selama KBM

berlangsung. Guru juga selalu menerapkan hukuman bagi siswa yang

melakukan pelanggaran, hal tersebut berdasarkan tabel 30 dan 31.

Untuk menjadikan siswa / siswi yang berakhlakul karimah, maka

Pendidikan Agama Islam harus diajarkan dan ditanamkan sejak dini. SMPN 2

Sukawangi Bekasi memberikan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

setiap satu minggu sekali dengan guru yang sesuai bidangnya, dan pendidikan

akhlak terpuji selalu diterapkan di sekolah. Sehingga siswa / siswi diharapkan

dapat berakhlak terpuji. Hal ini berdasarkan pada tabel 32, 32 dan 34.

Dengan demikian Komite Sekolaah dan sekolah sangat berperan aktif

dalam menunjang pelaksanaan Pendidikan Agama Islam guna untuk

meningkatkan mutu pendidikan yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan

tujuan pendidikan Nasional.

Page 67: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

45

Page 68: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab terdahulu, dapat

disimpulkan sebagai berikut:

Kegiatan pembelajaran, khususnya Pendidikan Agama Islam di SMPN 2

Sukawangi Bekasi telah berjalan dengan baik. Keadaan tersebut antara lain

adalah karena adanya peran serta Komite Sekolah. Diantaranya dalam hal

keuangan, dan hal tersebut berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan

bahwa 92% Komite Sekolah ikut andil dalam mengelola keuangan sekolah.

Adapun dalam hal kegiatan belajar mengajar, Komite Sekolah mendukung

setiap kegiatan yang diadakan di sekolah, memberikan motivasi, saran dan

kritik guna meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, dan hal ini juga

didasarkan pada hasil penelitian yang menyatakan bahwa 56% Komite

Sekolah juga berperan dalam kegiatan belajar mengajar baik dari segi

pembuatan RPP, evalluasi dan lain sebagainya.

Page 69: PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN

46

B. Saran

1. Sekolah diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dengan Komite

Sekolah, terutama dalam hal…..

2. Komite Sekolah diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam

meningkatkan mutu pendidikan di SMPN 2 Sukawangi bekasi.

3. Orang tua siswa agar memanfaatkan keberadaan Komite Sekolah sebagai

representasi dari seluruh orang tua atau wali siswa untuk mendukung

peningkatan mutu sekolah. Jika ada permasalahan, terutama dengan

kebijakan yang diterapkan disekolah, agar tidak segan-segan

menyampaikan melalui Komite Sekolah. Begitu pula halnya dengan

pembentukan akhlak terpuji pada siswa.