peran kepala sekolah dalam melaksanakan ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/947/1/abstrak...
TRANSCRIPT
i
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MELAKSANAKAN TUGAS KEPENGAWASAN
TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI
(STUDI KASUS ATAS KEPENGAWASAN KEPALA
SEKOLAH DI SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN
SMP NEGERI 4 BUNTA KABUPATEN BANGGAI
SULAWESI TENGAH TAHUN 2016)
Oleh:
FERI SUSANTO
NIM. M2.14.025
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
ii
iii
iv
MOTTO
ااذ اي دا اآل ا اي لآاي ل ا ياي ل س ا آاي ن ا ايل ن ا الايا ايال اي نن ل ا اي ي اي ا ال ذ ياي اي ا اي ايل ن ا الايا ذولا الايا اي ذ سا ذاي ااياي ل اي ن وايا
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(Qur’an Surah Al- Hasyr Ayat 18)
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya terbaikku kepada :
1. Kedua orang tuaku dan Mertuaku tercinta yang mendidikku dan membimbingku
dengan sabar dan ikhlas dengan untaian kasih sayang.
2. Istriku tercinta yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka
maupun duka.
3. Buah Hatiku Awandha Rientan Syafira, Farid Alfian Nizhar, dan Adinda
Khanza Maharani yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku
4. Adik-adikku Edi Jatmiko dan Yeni Avrida Fitri
5. Untuk semua dosen Pascasarjana IAIN Salatiga
6. Keluarga, Sahabat-sahabat, teman kuliah Pascasarjana Beasiswa Supervisi
Pendidikan dan Keluarga besar SMP Negeri 2 Bunta.
7. Seluruh pembaca yang budiman.
vi
ABSTRAK
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI
(Studi kasus atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Tiahun 2016)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta,dan untuk mengetahui perbandingan (komparasi)
atas kepengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Rancangan yang
digunakan adalah studi kasus dengan seting penelitian dilakukan pada tiga sekolah di
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 4 Bunta dengan informan kunci adalah kepala sekolah kemudian
informan lain beberapa guru PAI di tiga sekolah. Data yang dikumpulkan melalui
wawancara, dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) peran kepala sekolah dalam
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik Guru PAI di SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta, Kepala Sekolah melakukan kegiatan pengawasan
pembelajaran dengan tahapan membuat perencanaan jadwal supervisi. Unsur-unsur
dalam pengawasan guru PAI meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran,
kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi
pembelajaran, (2) Perbandingan (komparasi) peran kepala sekolah dalam
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru PAI pada SMP Negeri 1,
pelaksanaan pengawasan pembelajaran membuat jadwal program supervisi
mendelagasikan guru senior dan langsung masuk ke kelas, SMP Negeri 2 sebelum
pelaksanaan pengawasan ada pertemuan pra supervisi adanya kesepakatan antara
guru dan kepala sekolah sebelum penilaian di kelas dengan menggunakan instrumen
diisi oleh guru yang bersangkutan. SMP Negeri 4 Bunta kepala sekolah telah
melaksakan supervisi pembelajaran dan dampak positifnya kompetensi guru, yaitu
dapat membuat perangkat secara mandiri dan dalam proses pembelajaran sudah
menggunakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).
vii
ABSTRACT
PRINCIPAL ROLE IN IMPLEMENTING THE TASKS OF PEDAGOGIC
SUPERVISORY TEACHERS PAI
(A case study on supervisory Principal of SMP Negeri 1 SMP Negeri 2
and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi 2016)
This study aimed at describing the role of the principal in supervisory tasks to the
pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 and SMP
Negeri 4 Bunta, and to determine the ratio (comparison) on oversight conducted by
the principal to the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP
Negeri SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi Province.
This study used descriptive qualitative approach. The design is a case study
by setting study was conducted at three schools in Banggai regency Central
Sulawesi Province, namely SMPN 1, SMPN 2 and SMPN 4 Bunta key informant
was the principal informant then another few PAI teachers in three schools. Data
were collected through interviews, documentation and observation.
The results showed that, (1) the principal's role in the oversight of teachers in
pedagogic supervision marked in learning activities with supervision schedule
planning stages at the three schools. Elements of PAI teacher supervision is the
ability to plan learning, ability to carry out the teaching and learning activities and
the ability of learning evaluation. (2) Comparison the principal's role in the oversight
of the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, supervision of
learning to make the program schedule supervision to delegate senior teachers and go
directly into the classroom, SMP Negeri 2 before supervision is no meeting pre
supervision agreement between teachers and principals before class assessments
using the instrument required by the teacher concerned. SMP Negeri 4 Bunta
principals have been fulfilling their instructional supervision and positive impact on
teacher competence, which can make the devices independently and in the learning
process is already using learning based on Information and Communication
Technology (ICT).
vii
PRAKATA
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“Peran Kepala sekolah dalam melaksanakan Tugas kepengawasan terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru PAI. (Studi Kasus Atas kepengawasan Kepala Sekolah
di SMP Negeri 1,SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai
Propinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016)” yang secara akademis menjadi syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.
Selanjutnya, dalam penyelesaian tesis ini, juga tidak terlepas dari bantuan dan
dorongan yang sangat konstruktif dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu secara
tulus dari lubuk hati yang terdalam penulis sampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.
3. Dr. Nafis Irkhami, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk menuntun dan membimbing penulis sehingga tesis ini selesai.
4. Seluruh Dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal
ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis
ini.
5. Bupati Banggai yang telah memberikan izin kepada kami untuk mengikuti Tugas
Belajar sehingga penulis dapat menyeleseikan Studi ini.
6. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Banggai yang
memberikan dukungan dan motivasinya kepada penulis dalam mengikuti studi.
7. Bapak I Dewa P Pariatna, S.Pd selaku kepala SMP Negeri 1 Bunta Kabupaten
Banggai sebagai tempat penelitian,dan Ibu Dra. Kusnul Khatimah, Ibu Mirnawati
Thalib, S.Ag serta Ibu Patrina Madusila,S.PdI Guru Pendikan Agama Islam
viii
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................ iii
MOTTO .................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
ABSTRAK .............................................................................................................. vi
PRAKATA .............................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 8
C. Signifikan Penelitian ............................................................................. 10
D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 11
E. Metode Penelitian.................................................................................. 18
F. Sistematika Penelitian .......................................................................... 25
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ......................................................................................... 28
1. Pengertian dan peran Kepala Sekolah ............................................... 28
2. Peran Kepala Sekolah di tinjau dari Manajemen Pendidikan .......... 31
x
3. Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran ....... 38
4. Ruang Lingkup Kegiatan Kepengawasan atau yang disupervisi kepala
sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam ............................. 41
B. Tinjauan Kompetensi Pedagogik Guru ................................................. 46
1. Pengertian Guru PAI ....................................................................... 46
2. Kompetensi Pedagogik Guru .......................................................... 52
BAB III PROFIL SMP NEGERI 1,SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA
DAN HASIL PENELITIAN…………………………………………… 58
A. Deskripsi Profil SMP Negeri 1 Bunta .................................................. 58
B. Deskripsi Profil SMP Negeri 2 Bunta ................................................... 63
C. Deskripsi Profil SMP Negeri 4 Bunta ................................................... 70
D. Paparan Data ......................................................................................... 74
1. Hasil Temuan Kegiatan Pengawasan di SMP Negeri 1 Bunta ........ 74
2. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran di SMP Negeri 2 Bunta .... 77
3. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran di SMP Negeri 4 Bunta .... 80
E. Ruang Lingkup supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah ................... 81
F. Strategi Pengawasan Kepala sekolah .................................................... 84
G. Tindak lanjut Kepengawasan Kepala sekolah....................................... 85
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERAN KEPENGAWASAN KEPALA
SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI
SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA
xi
A. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1, SMP Negeri 2,
SMP Negeri 4 ....................................................................................... 87
1. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Bunta ............ 88
2. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Bunta ............ 98
3. Peran Kepengawasan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Bunta ............ 106
B. Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan Kepala Sekolah SMP
Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 4 ............................................... 112
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................................. 116
B. Saran-saran ............................................................................................ 119
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. 121
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... .125
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Data tenaga Pendidik dan kependidikan SMP Neg 1 Bunta………... 64
Tabel 3.2. Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 2
Bunta.................................................................................................. 69
Tabel 3.3. Data Keadaan Siswa SMP Negeri 2 Bunta
Tahun Ajaran 2015 / 2016................................................................... 70
Tabel 3.4.Data Prestasi Akademik dan Non akademik SMP Negeri 2
Bunta…............................................................................................... 71
Tabel 3.5. Data Keadaan Guru dan Pegawai TU SMP Negeri 4 Bunta………… 75
Tabel 3.6. Data Keadaan Siswa SMP Negeri 4 Bunta Tahun Ajaran 2015 / 2016….76
Tabel 3.7. Data Prestasi Akademik dan Non akademik SMP Negeri 4 Bunta……...76
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran………………… 125
Lampiran 2. Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas……………………………… 126
Lampiran 3. Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah.............................. 127
Lampiran 4. Butir- butir soal Wawancara Kepala Sekolah…………………… 128
Lampiran 5. Pedoman Wawancara dengan Guru PAI........................................ 129
Lampiran 6. Butir-butir Instrumen Kompetensi Pedagogik Guru PAI……….. 130
Lampiran 7. Pedoman Observasi………………………………………………. 131
Lampiran 8. Daftar Informan Penelitian……………………………………….. 132
Lampiran 9. Bukti telah melakukan Wawancara Penelitian…………………… 133
Lampiran10. Surat Izin Penelitian dari Pascasarjana IAIN Salatiga……………. 134
Lampiran 11.Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari
Kepala SMP Negeri 1 Bunta…………………………………….. 135
Lampiran 12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari
Kepala SMP Negeri 2 Bunta……………………………………. 136
Lampiran 13. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari
Kepala SMP Negeri 2 Bunta.......................................................... 137
Lampiran 14. Foto-Foto Penelitian........................................................................ 138
Lampiran 15 Biografi Penulis…………………………………………………..
139
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepala sekolah merupakan pemimpin pada lembaga pendidikan yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan. Sebagai seorang pemimpin dan supervisor, kepala sekolah
mempunyai peran yang strategis dalam meningkatkan kompetensi guru. Peran
kepala sekolah dalam kepengawasan dimaksud merupakan salah satu upaya
dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di sekolah, karena berhasil
tidaknya program pengajaran di sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah
sebagai pemimpinnya. Kepala sekolah mengatur kebijaksanaan dan pelaksanaan
program pendidikan secara keseluruhan.
Kepala sekolah sebagai supervisor mempunyai kemampuan untuk
menciptakan situasi belajar mengajar sedemikian rupa sehingga tujuan
pendidikan dapat tercapai. Kepala sekolah berwenang dan bertanggung jawab
terhadap keberhasilan proses belajar mengajar, sebagai supervisor harus dapat
membaca dan mengatasi persoalan atau permasalahan yang dihadapi, sehingga
guru terlepas dari kemelut yang dapat mempengaruhi kelancaran tugasnya.
Menurut Pidarta, bahwa dalam perannya sebagai supervisor kepala
sekolah diharapkan dapat memperbaiki guru dalam melaksanakan proses
2
pembelajaran serta tugas-tugas yang lain berupaya meningkatkan pribadi guru,
memberi dorongan kepada guru-guru agar belajar terus mengembangkan
profesinya. 1 Kepala sekolah selaku supervisor pembelajaran dalam usahanya
memberikan bantuan atau pelayanan profesional kepada guru selalu menaruh
perhatian yang sungguh-sungguh terhadap aspek-aspek yang dapat mengganggu
tugas guru dalam proses belajar mengajar.
Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pendidikan
tidak diganti oleh pengawas atau pejabat lain yang bertugas khusus di bidang
supervisi yang ditetapkan untuk tugas itu. Pengawas atau pejabat lain dapat
memberikan pelayanan melalui bantuan tak langsung, sedang kepala sekolah
memberikan bantuan kepada guru secara langsung melalui kunjungan kelas,
wawancara (pembicaraan individu), pemberian saran tentang cara-cara
memajukan proses belajar mengajar, membantu merencanakan satuan pelajaran.
Kepala sekolah bertindak sebagai konsultan yang dinamis, mampu menyiapkan
dan mendorong bawahannya (guru-guru) dalam meningkatkan kemampuan
melaksanakan tugas dan menyesuikan diri dengan perkembangan.
Wahyu Sumidjo menyatakan bahwa apabila seorang kepala sekolah ingin
berhasil menggerakkan para guru, maka:
(1)Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan memaksa atau bertindak
keras terhadap guru. (2). Harus mampu melakukan perbuatan yang
melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya
diri terhadap guru dengan: meyakinkan (persuade) dan membujuk(induce)
bahwa apa yang dilakukan adalah benar. (3). Kemampuan untuk
1 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, 27.
3
mendengar pendapat guru-guru dan memberikan kesempatan untuk
berkembang dan memberi kesempatan dalam memecahkan problem yang
mereka hadapi. 2
Keinginan guru untuk tumbuh dan berkembang dalam kompetensi pedagogiknya
menuntut peranan kepala sekolah untuk dapat menjaring dan memenuhi
kebutuhan tersebut. Kepala sekolah dituntut membantu menciptakan iklim yang
kondusif bagi peningkatan kompetensi pedagogik guru. Untuk itu kepala sekolah
dapat menggunakan pola pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik guru.
Sebagai bentuk peran kepala sekolah dalam kepengawasan yaitu dapat
membantu memberikan petunjuk, layanan dan pengarahan kepada guru-guru,
sebagaimana seruan firman Allah surat As-Sajdah/32: 24.
ا صب روا ة ي هدون بمرن لم هم أئم وجعلنا من Artinya:
Dan kami jadikan diantara mereka itu pemimpin pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami selama mereka sabar. (As-Sajdah: 24). 3
Peran kepala sekolah dalam kepengawasan sangat menentukan
terlaksananya kegiatan pengawasan di sekolah masing-masing. Kompetensi ini
meliputi pengetahuan tentang kepengawasan, kemampuan dalam hubungan antar
pribadi dan keterampilan teknik dalam pengawasan. Ke tiga hal tersebut
2 Wahju Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1999,
105-106. 3Kementerian Agama RI, Al Qur'an dan Terjemahannya, Jakarta: PT Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012, 589.
4
merupakan faktor kemampuan mutlak dimiliki oleh setiap kepala sekolah sebagai
supervisor pembelajaran, apakah kepala sekolah cukup mampu atau kompeten
dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor pembelajaran. Menurut
Maunah kepala sekolah sebagai supervisor berperan dan bertanggung jawab
dalam memajukan pengajaran meningkatkan kompetensi pedagogik guru secara
terus menerus di antaranya membantu guru memperoleh kecakapan mengajar
menyiapkan bahan serta metode yang sesuai dengan sifat materinya.4
Berdasarkan kutipan di atas, secara teknis kepala sekolah sebagai
supervisor sangat terbatas kemampuannya di bidang studi yang diajarkan di
kelas, oleh karena itu kepala sekolah semestinya menggunakan pendekatan
supervisi yang sedemikian rupa sehingga dapat mendorong guru untuk
mengembangkan diri secara mandiri.
Tujuan supervisi pengajaran menurut Zapeda adalah untuk menolong para
guru belajar, sebagai upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang nyata bagi para siswanya. 5 Untuk mencapai
tujuan tersebut peran kepengawasan kepala sekolah menjadi urgen dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI.
Supervisi terhadap guru dimaksudkan untuk melakukan pembinaan
memberikan layanan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
yang dilakukan guru yang pada giliranya dapat meningkatkan kompetensi
4 Binti Maunah, Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Teras, 2009, 37.
5 Sally J. Zapeda, Intructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education,
Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19.
5
pedagogik guru PAI dalam meningkatkan kualitas belajar siswa. 6 Kepengawasan
terhadap guru bidang studi, terutama pada bidang studi Pendidikan Agama Islam,
merupakan supervisi yang sedemikian rupa dapat mengembangkan para guru
baik profesi maupun pribadinya. Dalam aspek profesi, memerlukan kemampuan
supervisor untuk mengembangkan kualitas profesional para guru, khususnya
yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik dalam penguasaan materi bidang
studi, metode mengajar, keterampilan melaksanakan proses belajar mengajar.
Dalam peran tersebut, kepala sekolah diharapkan mampu meningkatkan
kompetensi pedagogik guru PAI di sekolahnya.
Peningkatan kompetensi guru melalui supervisi dan monitoring pengawas
bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat aspek-aspek
administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan kemampuan
profesionalitas dan komitmen sebagai seorang guru. 7 Dengan demikian, pada
hakikatnya supervisi adalah kegiatan pembinaan terhadap guru PAI melalui
teknik-teknik tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
mereka dalam menjalankan tugasnya.
Supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru. Pada konteks penelitian ini, peran tersebut kaitannya dengan
6Piet A. Sahertian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, 19. 7E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda karya, 2007, 13.
6
studi kasus terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMPN 1, SMPN 2 dan
SMPN 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Hasil penelitian Liphan sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Sagala
berkaitan dengan peran kepala sekolah menyatakan bahwa kepala sekolah yang
berhasil adalah kepala yang memiliki komitmen yang kuat terhadap peningkatan
kualitas pengajaran. 8 Komitmen yang kuat menggambarkan adanya kemauan
dan kemampuan melakukan kepengawasan pada semua aktifitas personil sekolah,
misalnya dalam pengajaran dilakukan dengan cara memonitor waktu-waktu dan
proses pengajaran di kelas.
E. Mulyasa mengemukakan bahwa guru memegang peranan utama dalam
pembangunan pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal di
sekolah. 9 Guru juga sangat menentukan keberhasilan peserta didik terutama
kaitannya dengan proses belajar mengajar. Apalagi pekerjaan dan tanggung
jawab guru makin hari bukan semakin ringan. Sejalan dengan peningkatan
pengakuan dan penghargaan masyarakat dan pemerintah terhadap profesi guru,
maka ekpektasi mereka pun semakin tinggi. Guru diharapkan bekerja sungguh-
sungguh dan profesional. Maka salah satu kegiatan dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru di sekolah dengan bantuan bimbingan dari kepala
sekolah di antaranya adalah dalam bentuk kegiatan kepengawasan pembelajaran.
8Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2010, 134. 9E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008, 5.
7
Dengan demikian kepala sekolah memiliki peranan penting dalam melaksanakan
tugas kepengawasannya terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di sekolahnya.
Dalam hal penelitian ini, guru PAI SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta
Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Dalam pelaksanaannya, kepengawasan pembelajaran bukan semata-mata
mengawasi guru-guru atau tenaga kependidikan menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
berusaha bersama guru-guru mencari solusi bagaimana cara memperbaiki proses
pembelajaran. Ini berarti bahwa dalam kegiatan supervisi pembelajaran, guru
tidak dianggap sebagai subyek pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner
dari yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat dan pengalaman-pengalaman
yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha
perbaikan pendidikan, terutama perbaikan proses pembelajaran di sekolah. Hal
tersebut diharapkan dapat dilaksanakan terhadap guru PAI di SMP Negeri 1,
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Adapun alasan penulis memilih SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta
sebagai objek penelitian ini disebabkan beberapa hal. Pertama, SMP Negeri 1
sebagai sekolah Negeri yang pertama lahir di Kecamatan Bunta. Kedua, pada
awalnya SMPN 2 dan SMPN 4 berada pada wilayah Kecamatan Bunta, setelah
adanya pemekaran wilayah berada di Kecamatan Simpang Raya. Ketiga, di
wilayah Kecamatan Simpang Raya terdapat tiga SMP Negeri, namun salah satu
sekolah yaitu SMPN 7 Bunta tidak memiliki siswa yang beragama Islam
8
sehingga tidak ada guru PAI di sekolah tersebut. Keempat, karena terbatasnya
objek penelitian yaitu guru PAI maka, peneliti mengambil objek di tiga lokasi
SMP Negeri yang berbeda. Atas dasar pemikiran ini peneliti ingin mengungkap
kelebihan dan keberhasilan serta melakukan perbandingan komparasi atas
kepengawasan kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai, serta dampaknya dalam kompetensi pedagogik guru PAI,
berjudul “Peran Kepala Sekolah dalam Melaksanakan Tugas Kepengawasan
Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus
atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Tahun 2016). ”
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang penelitian di atas, berdasarkan pengamatan dan
apa yang peneliti rasakan bahwa peran kepala sekolah dalam kepengawasan
sangat diperlukan. Peran kepengawasan kepala sekolah kepada guru Pendidikan
Agama Islam sangatlah besar pengaruhnya, terutama terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI. Selanjutnya kurang efektifnya pelaksanaan
pengawasan yang dilakukan oleh pengawasan Pendidikan Agama dari
Kementrian Agama yang mengadakan kegiatan pengawasan ke sekolah-sekolah
binaan. Dari beberapa hal tersebut yang paling menarik untuk diteliti adalah studi
kasus atas peran kepala sekolah dalam tugas pengawasan terhadap kompetensi
9
pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.
Peran kepangawasan kepala sekolah adalah untuk melakukan fungsi
kepengawasan dalam kegiatan pembelajaran terhadap peningkatkan kompetensi
pedagogik guru PAI, dimana peran kepala sekolah untuk memiliki kemampuan
merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, memotivasi bawahan,
mengarahkan dan pengawasan (pengendalian) terhadap kegiatan pembelajaran
guru PAI. Kepengawasan yang dimaksudkan diartikan sebagai bagian dari
kegiatan supervisi atau pengawasan. Kompetensi pedagogik guru PAI yaitu
upaya yang dilakukan oleh guru untuk menguasai bahan pelajaran, mampu
menguasai bahan-bahan yang akan diajarkan tidak hanya menyuruh peserta didik
mencatat dan mengerjakan tugas saja. Selain itu guru harus mempunyai materi
bahan ajar pegangan yang buat sendiri (buku pegangan), guru harus menguasai
landasan kependidikan mampu melaksanakan fungsi dan tugas sebagai pendidik
dan pengajar.
2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada dua wilayah Kecamatan yaitu Bunta dan Simpang
Raya Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Periode penilaiannya
dilakukan pada tahun 2016. Obyek penelitian ini adalah Kepala sekolah dan guru
PAI SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta. Adapun fokus
penelitian ini dibatasi pada peran kepengawasan kepala sekolah dan
perbandingan komparasi atas kepengawasan kepala sekolah dan wakil kepala
10
sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah. Kompetensi pedagogik guru PAI yakni
kemampuan seorang pendidik (guru) dalam mengelola proses pembelajaran
peserta didik (siswa) yang dilaksanakan di sekolah.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, permasalahan yang hendak
diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan di
SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Tahun 2016?
b. Bagaimana Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI
di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai ?
C. Signifikan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeeri 2 dan SMP Negeri 4
Bunta Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui perbandingan ( komparasi ) atas kepengawasan yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru
11
PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Kegunaan penelitian
a. Kegunaan teoretis
Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi khasanah dalam
kajian teori tentang tugas kepengawasan kepala sekolah terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI.
b. Kegunaan Praktis
1) Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu rujukan pelaksanaan peran
kepala sekolah dalam tugas kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi
Tenggah.
2) Menambah wawasan penulis terutama yang berhubungan dengan peran
kepala sekolah dan dampaknya dalam kompetensi pedagogik guru PAI
SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai.
D. Kajian pustaka
Beberapa peneliti sebelumnya yang telah melakukan penelitian terdahulu
dengan tesis penulis sebagai berikut:
12
Zulkifli pembahasan dalam penelitian tentang, strategi kepala sekolah
dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. 10
Subyek penelitian adalah
kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, kepala tata usaha, wakil kepala
kesiswaan, dan guru bidang studi pada SMA Negeri 1 Peukan Bada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru yaitu: (1) Penguasaan materi
pembelajaran oleh guru; (2) Penggunaan metode pembelajaran dilaksanakan
dengan melibatkan guru dengan kegiatan pelatihan, kegiatan ilmiah, seperti
seminar, lokakarya dan menulis karya ilmiah dalam bentuk tindakan kelas, team
teaching, MGMP, memotivasi guru melanjutkan pendidikan dan melakukan
supervisi; (3) Strategi kepala sekolah melakukan evaluasi dengan supervisi kelas
kadang-kadang dilakukan secara tiba-tiba. Hasil evaluasi tersebut dikumpulkan
menjadi sebuah catatan kepala sekolah dan disampaikan pada kegiatan rapat dan
forum MGMP sebagai tindak lanjut evaluasi yang sudah dilaksanakan; (4).
Subtansi dalam hasil tesis tersebut dapat dipahami bahwa penelitian penulis
memiliki persamaan dan perbedaan subtansi dengan penelitian tersebut,
persamaanya objek dan kajianya kepala sekolah sebagai supervisor serta guru,
Subtansi perbedaan yang paling menonjol adalah tujuan dari pelaksanaan
supervisi tersebut adalah untuk peningkatan profesionalisme guru, sedangkan
tujuan dari pelaksanaan supervisi penelitian penulis adalah untuk meningkatkan
10
Zulkifli, “Strategi kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru Pada
SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Ilmiah Didaktika Vol. XIV, No. 2,
(Februari 2014).
13
kompetensi pedagogik guru PAI dan peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan serta perbandingan komparasi peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Lia Yuliana dalam penelitianya telah melakukan penelitian, mengkaji
peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam kematangan profesional guru.11
Pembahasan penelitian tersebut adalah upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah
sebagai supervisor dalam profesionalisme guru di antaranya yaitu; pertama
menciptakan iklim kelembagaan yang kondusif bagi efektifitas pencapaian tujuan
pembelajaran, di mana tercipta keterbuka antara guru dan kepala sekolah,
menciptakan kondisi kerja yang menyenangkan, mengoptimalkan kesejahteraan
guru agar mendukung efektifitas tujuan pendidikan. Kedua: kepala sekolah harus
memberikan peluang guru untuk melakukan kreatifitas agar guru tersebut dapat
mengaktualisasikan dirinya dalam menjalankan tugas secara profesional. Ketiga;
pengoptimalan peran kepemimpinan, seorang supervisor dalam memimpin guru
agar membina kerja sama yang harmonis sehingga membangkitkan semangat
serta motivasi kerja. Keempat: pelaksanaan supervisi klinis dilakukan merupakan
upaya kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan dasar guru yang berkaitan
dengan kompetensi mengajarnya. Persamaan dengan penelitiian penulis
subtansinya adalah peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam
11
Lia Yuliana,”Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Kematangan
Profesionalisme Guru”, Jurnal Manajemen Pendidikan, No.02/Th III,(Oktober 2007), 69.
14
melaksanakan tugas kepengawasan terhadap guru, perbedaan penelitian penulis
terletak pada tujuanya dalam peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI
setelah pelaksanaan supervisor oleh kepala sekolah serta studi komparasi hasil
peran kepala sekolah dalam kepengawasan pada objek sekolah yang peneliti
lakukan. Yaitu di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai.
Abdul Mu’in yang telah melakukan penelitian membahas peranan kepala
sekolah dalam meningkatkan profsionalisme guru. 12
Pembahasan penelitian
tersebut pertama, peranan kepala sekolah sebagai leader, educator, supervisor,
motivator, manajer cukup baik dilaksanakan. Kedua, dengan berbagai peranan
kepala sekolah yang cukup baik tersebut, maka dapat meningkatkan
profesionalisme guru di SDI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang. Merujuk pada
uraian tersebut dapat dipahami bahwa tesis tersebut memiliki perbedaan subtansi
dengan tesis penulis, karena dalam tesis tersebut yang dikaji adalah berbagai
peranan kepala sekolah sedangkan dalam tesis penulis berfokus pada peran
kepala sekolah dalam tugas kepengawasan. Selanjutnya arah dari peranan kepala
sekolah dalam tesis tersebut untuk meningkatkan profesionalisme guru sedang
dalam tesis penulis arahnya adalah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik
guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai.
12
Abdul Mu’in,” Peranan kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru di SDI
Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang”, Tesis Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011
(dipubllikasikan), xi.
15
Rawati melakukan penelitian dengan mengkaji peran kepala sekolah sebagai
supervisor. Pembahasan penelitian tersebut subtansinya adalah untuk mengkaji
dan menjelaskan pelaksanaan supervisi tentang dan teknik-teknik supervisi
kepala sekolah Ibtidaiyah Yayasan perguruan Islam sambung Jawa Makasar. 13
Sedangkan pada tesis penulis berimplikasi pada peran kepala sekolah dalam
tugas kepengawasan, kemudian tujuanya tesis tersebut arahnya adalah
meningkatkan mutu pembelajaran di Maadrasah, sedang pada proposal tesis
penulis arahnya adalah peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di SMP
Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai serta studi
komparasi peran kepala sekolah tersebut. Selanjutnya dapat dipahami bahwa
penelitian tersebut memiliki perbedaan subtansi dengan proposal tesis penulis.
Perbedaan tersebut terletak pada objek penelitian baik pada satuan tingkat
pendidikan maupun fokus kajian penelitian.
Ahmad Fatah Yasin melakukan penelitian berawal dari perhatian
masalah pengembangan kompetensi pedagogik guru di MIN Malang. 14
Penelitian ini mencoba untuk menjawab masalah tentang pengembangan
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MIN Malang 1, dan juga
implikasi positif dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Pengembangan
kompetensi pedagogik yang dilakukan adalah: (a) mengatur perencanaan
13
Rawati,”Peran Kepala sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran(studi kasus di MI Yayasan Perguruan Islam Sambung Jawa Makasar)”, Tesis
Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011( tidak dipublikasikan), vi. 14
Ahmad Fatah Yasin,”Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama
Islam Di sekolah (Studi Kasus di MIN Malang I)”, Jurnal eL-Qudwah, Volume 1 Nomor 5, (April
2011).
16
pengembangan berdasarkan evaluasi guru, (b) Melakukan pengembangan
kompetensi pedagogik melalui kegiatan apapun dan penelitian PTK, bertujuan
untuk meningkatkan guru dalam manajemen pembelajaran, (c) meningkatkan
usaha, dilakukan oleh pemerintah, sekolah islam dan terutama guru. Berkembang
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di MIN Malang 1
mengimplikasikan positif terhadap peningkatan kualitas dalam pembelajaran, ini
ditandai oleh indikator: a. ada perbaikan dari proses pembelajaran yang tepat
dengan tuntutan belajar yang modern, b. ada perbaikan dari guru saling belajar
sehingga berimplikasi pada prestasi hasil belajar siswa, baik akademik dan non-
akademik.
Pada uraian tersebut dapat dipahami bahwa penelitian tersebut memiliki
perbedaan subtansi dengan proposal tesis penulis. Perbedaan tersebut terletak
pada Peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi
pedagagik guru PAI dan objek penelitian baik pada satuan tingkat pendidikan
maupun fokus kajian penelitian. Pada penelitian di atas pengembangan
kompetensi pegagogik tanpa ada pelaksanaan kepengawasan yang dilakukan oleh
kepala sekolah.
Iskandar Hasan melakukan penelitian dengan mengkaji pelaksanaan
supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. 15
Hasil penelitiannya
menyimpulkan pelaksanaan supervisi akademik dapat meningkatkan kompetensi
15
Iskandar Hasan, ”Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam Menyusun
RPPMelalui Supervisi Akademik Di SMP Negeri Gorontalo”, Jurnal Penelitian dan Pendidikan,
Volume 8, Nomor 1,( Maret 2011), 20.
17
guru dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai standar. Semakin banyak
frekuensi supervisi Akademik, semakin meningkat kompetensi guru dalam
menyusun perangkat pembelajaranya. Perbedaan penelitian di atas dengan
penelitian ini adalah peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI dan melakukan perbandingan komparasi atas
peran kepengawasan tersebut pada dua objek sekolah berbeda yaitu di SMP
Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Cut Zahri Harun dan Nasir Usman melakukan penelitian, mengenai
pelaksanaan supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru. 16
Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penyusunan program supervisi akademik
kepala sekolah melibatkan sejumlah guru dan tenaga kependidikan; (2)
Pelaksanaan supervisi akademik dilakukan dengan pendekatan tehnik supervisi
akademik yang berbeda oleh masing-masing kepala sekolah, ada yang bersifat
kelompok dan ada yang bersifat individual; dan (3) Upaya kepala sekolah dalam
pelaksanaan supervisi akademik terhadap peningkatan kinerja guru-guru antara
lain melaksanakan rapat guru di sekolah, mengirimkan sejumlah guru untuk
mengikuti penataran, mewajibkan seluruh guru untuk membuat RPP, dan
mengumpulkan seluruh instrumen evaluasi selanjutnya dijabarkan dalam laporan
evaluasi akhir pembelajaran. Uraian hasil penelitian di atas berbeda dengan fokus
16
Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, “ Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala
Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I Uptd Dewantara Aceh
Utara”, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syah Kuala, ISSN 2302-0156,
Volume 3, No. 2, (Mei 2015).
18
penelitian yang penulis lakukan, perbedaanya terletak pada peran kepala sekolah.
Penelitian tersebut kepala sekolah sebagai supervisor melakukan pengawasan
pada supervisi akademik untuk meningkatkan kinerja guru, pada penelitian
penulis kepala sekolah sebagai supervisor melaksanakan kepengawasan terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru, dalam hal ini guru Pendidikan Agama
Islam dan melakukan perbandingan komparasi peran kepengawasan tersebut di
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Ali Sudin dalam penelitiannya mengarahkan pada pembahasan
implementasi supervisi akademik terhadap proses pembelajaran. 17
Pembahasan
penelitian tersebut memiliki subtansi bahwa pelaksanaan supervisi akademik
kepala sekolah mempunyai dampak terhadap proses pembelajaran. Terdapat
perbedaan dalam penelitian tersebut dengan tesis penulis yaitu pada faktor objek
tempat penelitiannya, objek pengawasnya, objek guru yang diteliti, dalam
penelitian belum secara spesifik meneliti pada aspek kompetensi pedagogik guru,
melainkan fokus penelitiannya pada pengawasnya. Sedang pada proposal tesis
penulis membahas peran kepengawasan kepala sekolah terhadap peningkatan
kompetensi pedagogik guru PAI dan studi komparasi pada peran kepengawasan
kepala sekolah pada objek penelitian penulis yaitu di SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
17
Ali Sudin, ” Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di Sekolah
Dasar Se Kabupaten Sumedang”, Jurnal, Pendidikan Dasar, Nomor: 9, (April 2008).
19
Dengan penjelasan penelitian-penelitian tentang tema yang sejenis di atas,
maka akan bisa dilihat perbedaan dan persamaannya dengan penelitian yang akan
penulis lakukan ini. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian-penelitian
yang ditampilkan di atas adalah membahas tentang supervisi akademik dan
kompetensi guru. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian
lainnya yang telah ada adalah bahwa di samping lokasi penelitian, penulis
berusaha untuk menjelaskan peran kepala sekolah dalam kepengawasan terhadap
peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI dan perbandingan komparasi peran
kepengawasan kepala sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri
4 Bunta Kabupaten Banggai tahun 2016.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif dimaksudkan untuk menyelidiki suatu keadaan,
kondisi atau lain-lain yang sudah disebutkan, hasilnya dipaparkan dalam
bentuk laporan penelitian. 18
Penelitian kualitatif menurut Nana Syaodih
Sukmadinata penelitian kualitatif (qualitative research) adalah suatu penelitian
yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
18
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Reneka Cipta,
2013, 3
20
aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. 19
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana dikutip
Moleong, bersifat generating theory bukan hypothesis testing sehingga teori
yang dihasilkan berupa teori subtantif dan teori-teori yang diangkat dari dasar.
20 Penelitian ini berusaha untuk mendreskripsikan atau menggambarkan data-
data yang telah diperoleh dari lapangan maupun literatur kepustakaan yang
berkaitan dengan pembahasan.
Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan fenomena yang ada secara
kualitatif yang dilakukan melalui observasi non partisipatif, wawancara dan
dokumentasi. Mengingat hakekat permasalaan penelitian untuk mengungkap
suatu fenomena dasar bagi penentuan pendekatan yang akan digunakan dalam
suatu penelitian, maka penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Data yang diugkap berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, paragraf-
paragraf, dokumen-dokumen dan bukan berupa angka-angka.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi komparasi, karena
penelitian ini meneliti dua atau lebih subyek, latar atau tempat penyimpanan
data. Komparasi (Comparation) yaitu perbandingan, makna dari kata tersebut
menunjukan bahwa dalam penelitian ini bermaksud mengadakan perbandingan
kondisi yang ada di tiga tempat, apakah ketiga kondisi itu sama atau ada
19
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007, 72. 20
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, 4.
21
perbedaan. 21
Studi komparasi berusaha mengkaji beberapa subyek tertentu
dan membandingkan atau mempertentangkan beberapa subyek tersebut.
Perbandingan tersebut mencakup persamaan dan perbedaan. Aturan umumnya
subyek yang diperbandingkan harus sejenis dan sebanding. 22
Menurut Aswarni Sudjud seperti dikutip Suharsimi Arikunto, penelitian
komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-
perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang
ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok terhadap suatu ide atau suatu
prosedur kerja. Dapat juga membandingkan kesamaan pandangan dan
perubahan-perubahan pandangan orang, group, terhadap kasus, terhadap
orang, peristiwa atau terhadap ide-ide. 23
Dari pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian studi
komparasi adalah digunakan untuk menguji teori sehingga ditemukan
perbedaan dan kesamaan.24
Penelitian komparasi juga bertujuan
membandingkan semua unsur atau komponennya, analisis diarahkan pada
menemukan persamaan dan perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan,
faktor-faktor pendukung dan hasil. 25
Berdasarkan penjelasan tujuan di atas maka, penelitian komparasi adalah
suatu bentuk penelitian yang membandingkan variabel-variabel yang saling
21
Suharsimi Arikunto, Prosedur …, 6. 22
Abdul Wahab, Menulis Karya Ilmiyah, Surabaya: Airlangga University Press, 1999, 92. 23
Suharsimi Arikunto, Prosedur …, 310. 24
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta: Referensi Ciputat mega
Mall, 2013, 63. 25
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode…, 79.
22
berhubungan dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan ataupun
persamaan-persamaanya.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di sekolah yang sama-sama sekolah
Negeri yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Subyek penelitian ini adalah
kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam.
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari kepala dan wakil kepala
SMP Negeri 1, kepala SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan sebagai subyek
dalam penelitian. Selain dari sumber tersebut penulis juga mengambil data dari
kegiatan atau aktifitas pembelajaran dalam kesehariannya yang dilaksanakan di
Sekolah.
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, dalam hal ini melalui guru-guru PAI serta dokumen
yang terkait dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari informasi lewat
penelitian lapangan meneliti pada obyek alamiah (sebagai lawannya adalah
23
eksperimen). Dalam hal ini, peneliti adalah sebagai instrumen kunci
pengambilan sampel sumber data. Metode penelitian kualitatif digunakan
untuk meneliti pada pada objek yang alamiah, Teknik pengumpulan data
dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat indukti/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.26
Sementara menurut Patton dalam penelitian kualitatif ada tiga cara yang
digunakan didalam pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi
langsung, dan pemanfaatan dokumen tertulis.27
Oleh karena itu dalam
penelitian ini, data kualitatif diambil lewat:
a. Tehnik Observasi
Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi yaitu
pengamatan dan pencatatan dengan sistematik tentang fenomena–fenomena
yang diselidiki secara sistematik. 28
Dalam hal ini observasi dilakukan dalam
penelitian ini meneliti tentang gambaran lokasi penelitian, aktivitas peran
kepala sekolah, dan aktivitas guru SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
b.Teknik Wawancara
26
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif),
Bandung: Alfabeta, 2014, 15. 27
Michel Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, Terjemahan Budi Puspo Priyadi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, 1. 28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian …, 129.
24
Dalam penelitian ini, penulis memilih bentuk wawancara semi terstruktur,
dilakukan secara terang-terangan (overted interview) dan menempatkan
responden sebagai sejawat (viewing one another as peers).
Alasan penulis menggunakan teknik wawancara semi terstruktur adalah
untuk memberikan kesempatan kepada seseorang atau responden untuk
menyatakan dan menangkap pernyataan secara mendetail.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah terdiri dari (1).
Kepala sekolah,(2) Wakil kepala sekolah dan (3) guru-guru PAI di SMP Negeri
1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Provinsi
Sulawesi Tengah.
c. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dikenal dengan penelitian dokumentasi (dokumentation
research) yang mencari data melalui beberapa arsip dan dokumen sejarah
sekolah, raport, surat kabar, majalah, jurnal, buku dan benda-benda tulis lainnya
yang relevan. 29
Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan
data tentang profil SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai data kepengawasan kepala sekolah dalam kegiatan
pembelajaran.
5. Pengecekan Keabsahan Data.
Dalam pengecekan data teknik pemeriksaan, pelaksanaan teknik pemeriksaan
didasarkan atas kreteria tertentu.
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian …, 200.
25
Peneliti menggunakan 4 kreteria di antaranya sebagai berikut:
a. Kredibilitas
Kreteria kredibilitas data digunakan untuk menjamin bahwa data yang di
kumpulkan peneliti mengandung nilai kebenaran, baik bagi pembaca pada
umumnya maupun subyek penelitian. Untuk menjamin kesahihan data, ada
lima teknik pencapaian kredibilitas data, perpanjangan keikutsertaan,
ketekunan pengamatan, pemeriksaan sejawat melalui diskusi, dan
pengecekan anggota.
b. Transferabilitas
Transferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai
dengan cara uraian rinci. Untuk kepentingan ini peneliti berusaha
melaporkan hasil penelitiannya secara rinci. Uraian rinci diusahakan untuk
mengungkap secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh peneliti
agar para pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh.
Penemuan itu sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsiran
yang diuraiakan secara rinci dan penuh tanggung jawab berdasarkan
kejadian-kejadian nyata. Dalam hal ini peneliti menguraikan temuan tiap
sub fokus secara rinnci mulai dari temuan berupa pelaksanaan supervisi
pembelajaran yang ada di tiga lokasi.
c. Dependabilitas (ketergantungan)
Pemeriksaan kualitas proses penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti
dengan maksud untuk mengetahui sejauhmana kualitas enelitian yang
26
dikerjakan oleh peneliti mulai dari mengkonseptualisasi penelitian,
menjaring data penelitian menjelaskan interprestasi temuan-temuan
penelitian hingga pada pelaporan hasil penelitian.
d. Konfirmabilitas
Pemeriksaan hasil penelitian. Cara ini dilakukan oleh peneliti untuk
melihat tingkat kesesuaian antara temuan-temuan dengan data yang telah
terkumpul sebagai pendukung. Jika hasilnya menunjukkan ada kesesuaian
maka dengan sendirinya temua-temuan tersebut dapat diterima, namun jika
ternyata tidak ada kesesuaian, maka temuan tersebut dengan sendirinya
gugur. Konsekuensinya adalah peneliti harus turun lapangan untuk
memperoleh data yang sesungguhnya.
Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah memeriksa kembali data lapangan
baik catatan maupun data yang telah direduksi, kemudian mencocokkan data
tersebut dengan temuan-temuan yang telah dirumuskan.
6. Teknik Analisis Data
Dalam hal ini ada empat tahap penting yang sangat berkaitan terkait dengan
analisa data, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan/verifikasi.
a. Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan dilakukan sejak peneliti memasuki lokasi
penelitian sampai semua data yang diperlukan terkumpul. Pengumpulan
data diperoleh dari hasil wawancara, observasi partisipan dan dokumen.
27
b. Reduksi Data
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengidentifikasi data
dan mengkode data. Dalam mengkodean data digunakan tiga kolom terdiri
dari nomor aspek pengkodean dan kode.
c. Penyajian Data
Pada tahap ini adalah mengorganisasikan data yang sudah direduksi.
Data tersebut mula-mula disajikan secara terpisah antara satu tahap dengan
tahapan yang lain, tetapi setelah kategori terakhir direduksi. Maka
keseluruhan data dirangkum dan disajikan secara terpadu.
d. Kesimpulan dan Verifikasi
Pada tahap ini dapat diketehui arti dari data yang telah diperoleh baik
melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi. Kesimpulan akhir
diharapkan dapat diperoleh setelah pengumpulan data selesai.
F. Sistematika Penelitian
Penulisan Tesis ini terdiri atas lima bab. Bab Pertama: Pendahuluan, yang
meliputi: Latar Belakang Masalah: Rumusan Masalah; Signifikan Penelitian yang
meliputi: Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian; Kajian pustaka terdahulu
Sistematika Penelitian.
Bab Kedua: Kajian Teori yang meliputi: Pengertian dan Peran Kepala
Sekolah dalam Tugas Kepengawasan meliputi: Peran Kepala Sekolah sebagai
Administrator, sebagai Edukator, sebagai Manajer, sebagai Leader, sebagai
Inovator, sebagai Motivator dan sebagai Supervisor dalam Pembelajaran,
28
Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah,
Unsur-unsur Kegiatan Kepengawasan atau yang disupervisi Kepala Sekolah
terhadap guru Pendidikan Agama Islam, Tinjauan tentang Kompetensi Pedagogik
Guru.
Bab Ketiga: Paparan Data dan hasil penelitian, Profil SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta yang meliputi: Profil Data SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai. Sub bab berikutnya yang
membahas Hasil penelitian atas Kepengawasan Kepala SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai. Ruang Lingkup supervisi
Pembelajaran kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam, Strategi
Kepengawasan Kepala sekolah dalam kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam,
Tindak lanjut kepengawasan Kepala sekolah dalam kompetensi pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam.
Bab ke empat hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi; pertama,
analisis serta hasil penelitian atas peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas
kepengawasan di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Tahun
2016. Pembahasan ke dua adalah analisis dan hasil penelitian tentang peran kepala
sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik
guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai. Pembahasan terakhir adalah hasil studi komparasi kepengawasan yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik
29
guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
Bab Kelima Penutup yang terdiri dari Simpulan dan Saran-saran.
Akhirnya penelitian ini juga dilengkapi dengan daftar pustaka dan beberapa
lampiran yang mendukung terhadap validitas data serta biografi penulis.
30
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian dan peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang mendapatkan tambahan tugas
sebagai kepala sekolah yang diberi tugas untuk memimpin sekolah Di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.30
Kompleksnya tugas-tugas kepala sekolah tidak mungkin membuat lembaga itu
berjalan dengan baik tanpa seorang kepala sekolah yang profesional dan berjiwa
inovatif. Untuk dapat disebut kepala sekolah yang profesional diperlukan
persyarat-persyarat khusus. Sebagai seorang pemimpin di lembaga pendidikan
maka, kepala memiliki tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkan kompetensi
guru-guru terutama dalam kegiatan belajar mengajar.
Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah kebijakan
sekolah yang akan menentukan tujuan-tujuan pendidikan serta direalisasinya. 31
Kepala sekolah merupakan padanan dari shcool principal, yang tugasnya
menjalankan principalship atau kekepala sekolahan. Istilah kekepala sekolahan
mengandung makna sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas pokok
30
Wahyu Samidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta:Raja Grafindo Perkasa, 2003, 83. 31
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 126.
31
dan fungsi sebagai kepala sekolah. Penjelasan dipandang penting, karena terdapat
beberapa istilah untuk menyebut jabatan kepala sekolah, seperti administrasi
sekolah, pimpinan sekolah, manajer sekolah dan lain-lain.32
Dalam hal ini ia memegang peranan terpenting, yakni sebagai penanggung
jawab semua kegiatan yang terdapat dalam sekolah. Mulai dari relokasi
kepegawaian sampai hal yang terkecil, seperti penyiapan kurikulum dalam proses
belajar mengajar. Menurut Slamet PH, ada 17 ciri kepala sekolah yang tangguh.
Ke tujuh belas ciri tersebut adalah memiliki (1) visi-misi dan strategi (2)
kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan sumberdaya (3)
kemampuan mengambil keputusan (4) toleransi terhadap perbedaan setiap
orang (5) memobilisasi sumber daya (6) menerangi musuh-musuh kepala
sekolah (7) menggunakan input manajemen (9) menjalankan perannya
yang berdimensi banyak seperti pemimpin, manajer pendidikan dan
lainlain, (10) melaksanakan dimensi-dimensi tugas, proses, lingkungan dan
ketrampilan personal (11) menjalankan gejala empat serangkai yaitu
merumuskan sasaran, melakukan analisis SWOT, dan mengupayakan
langkah-langkah untuk meniadakan persoalan, (12) menggalang team
work yang cerdas dan kompak (13) mendorong kegiatan-kegiatan kreatif
(14) menciptakan sekolah belajar (15) menerapkan manajemen berbasis
sekolah (16) memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar
mengajar dan (17) memperdayakan sekolah. 33
Semua ciri kepala sekolah yang tangguh di atas mendeskripsikan bahwa
seorang kepala sekolah harus mempunyai berbagai kemampuan untuk
memecahkan segala problematika yang muncul dalam organisasi.
Dalam realitanya, masih banyak dijumpai kepala sekolah yang tidak
berkapasitas mengenai hal tersebut. Ini menyebabkan terjadinya stagnasi
organisasi, misalnya saja karena ia kurang bijaksana dalam mengambil keputusan,
32
Sudarwan, Menjadi Komunitas Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 56. 33
Slamet PH, Kepemimpinan Kepala Sekolah , Makalah dan Lokakarya Nasional, 2002, 2.
32
tidak bisa memanajemen konflik. Dalam komunitas sekolah dan lain
sebagainya.Dan apabila 17 ciri kepala sekolah tangguh ini dalam penerapannya
dilaksanakan secara kontinu dan integratif, maka keberhasilan tujuan pendidikan
akan tercapai.
Jadi kepemimpinan kepala sekolah yaitu seseorang pemimpin sekolah
yang tidak hanya aktif berkecimpung dalam dunia pendidikan akan tetapi
sosialisasi yang baik terhadap masyarakat sekitar harus dilakukan juga.
Sebagaimana kedudukan yang sama seperti yang lainnya, sebab tidak hanya
mahluk individual ansich sekaligus makhluk sosial.
Dalam satuan pendidikan, menduduki dua jabatan penting untuk bisa
menjamin kelangsungan proses pendidikan sebagaimana yang telah digariskan
oleh peraturan perundang-undangan. Pertama, kepala sekolah dalam pengelola
pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, Kepala Sekolah adalah
pemimpin formal di sekolahnya. 34
Sebagai pengelola pendidikan, berarti kepala sekolah bertanggungjawab
terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara
melaksanakan administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. di samping itu,
kepala sekolah bertanggungjawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang
ada agar mereka mampumenjalankan tugas-tugas pendidikan. Sebagai pengelola,
34
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan,
Bandung: Alfabeta, 2003, 86.
33
kepala sekolah memiliki tugas untuk mengembangkan kinerja para personal
(terutama para guru) ke arah profesionalisme yang diharapkan. 35
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah
berfungsi sebagai koordinator yang mampu memberikan instruksi dan pengarahan
serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan ini
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinannya dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik guru.
2. Peran Kepala Sekolah di tinjau dari Manajemen Pendidikan
Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah bertanggungjawab atas
tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan para bawahan ke arah
pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini kepala sekolah
berfungsi sebagai koordinator yang mampu memberikan instruksi dan pengarahan
serta mampu melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya, dan ini
menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepemimpinannya.
Ditinjau dari manajemen Pendidikan tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan di sekolah adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat
dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan,
35
Moch. Idochi Anwar, Administrasi …, 87.
34
penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah. Secara spesifik,
kepala sekolah harus memiliki kemampuanuntuk mengelola kurikulum
mengelola administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia,
mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi
kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu
dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang produktifitas
sekolah.36
b. Kepala Sekolah sebagai Edukator (Pendidik)
Dalam melakukan fungsinya sebagai educator, kepala sekolah harus
memiliki strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga
kependidikan di sekolahnya. Menciptakan iklim yang kondusif, memberikan
nasehat kepada warga sekolah memberikan dorongan kepada seluruh tenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, seperti
team teaching, moving class, dan mengadakan program akselerasi
(acceleration) bagi peserta didik di atas normal.37
Untuk membantu terlaksananya fungsi ini, kepada sekolah bisa
mengadakan pelatihan-pelatihan tenaga kependidikan, studi komparasi antar
sekolah, dan juga mengadakan kerjasama pihak-pihak yang terkait dengan
masalah ini.
c. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
36
E. Mulyasa, Menjadi …,98 37
E. Mulyasa, Menjadi …,99
35
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada
para tenaga kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong
keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam berbagai kegiatan yang
menunjang program sekolah.
d. Kepala Sekolah Sebagai Leader
Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat
dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi
dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan dan kemampuan
berkomunikasi.
Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-
sifat (1) jujur (2) percaya diri (3) tanggungjawab (4) berani mengambil resiko
dan keputusan (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil (7) teladan.38
Dari analisa kepribadian tersebut dapat memberikan penjelasan bahwa
faktor kepribadian juga menentukan keberhasilan kepemimpinan kepala
sekolah dalam mengorganisir para anggotanya. Pribadi positif yang dimiliki
kepala sekolah akan memberikan efek positif pula, sebaliknya juga apabila
yang dimiliki adalah pribadi buruk, maka akan berdampak negatif terhadap
situasi dan kondisi sekolah.
38
E. Mulyasa, Menjadi …,115
36
e. Kepala Sekolah Sebagai Inovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala
sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap
kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di
sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif.
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan
pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan
objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptable dan fleksibel.
Kepala sekolah harus mempunyai gagasan-gagasan baru untuk memperkaya
khazanah pengetahuannya, yang diantaranya bermanfaat untuk kemajuan
sekolah, seperti penguasaan komputerisasi, mempunyai kemampuan untuk
berkomunikasi dengan pihak lain, selalu melakukan eksperimen-eksperimen
tentang penerapan system pendidikan.
f. Kepala Sekolah Sebagai Motivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat
untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam
melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan
melalui pengaturan lingkungan fisik, suasana kerja, disiplin, dorongan,
37
penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB).39
g. sebagai Supervisor dalam pengawasan Pembelajaran
Kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran mempunyai peran yang
sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai
salah satu tugas kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan
pendidikan melalui pembelajaran. Bimbingan profesional yang dilakukan
kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah sebagai usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional
sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para
guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan belajar peserta didiknya. Mengingat pentingnya bimbingan
profesional ini bagi guru, maka kepala sekolah harus meningkatkan dan
menyegarkan pengetahuannya beberepa tingkat lebih baik dibanding guru,
karena jika kemampuan kepala sekolah itu sama atau bahkan di bawah guru
kualitasnya, maka tugas bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak
berarti. Kepala sekolah sebagai supervisor dalam melakukan kepengawasan
harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan bagaimana
teknik yang digunakan. Peran kepala sekolah akan menentukan arah suatu
lembaga yang mengatur program yang ada di sekolah, sehingga nantinya
diharapkan kepala sekolah akan mengembangkan lembaga pendidikanya
39
E. Mulyasa, Menjadi …,103
38
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah tersebut di
antaranya adalah sebagai supervisor pembelajaran.
Kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran mempunyai peran yang
sangat strategis untuk meningkatkan kompetensi profesional guru sebagai
salah satu tugas kepemimpinannya yaitu sebagai supervisor dalam memajukan
pendidikan melalui pembelajaran. Bimbingan professional yang dilakukan
kepala sekolah sebagai supervisor terhadap guru adalah sebagai usaha yang
memberikan kesempatan bagi guru untuk berkembang secara profesional
sehingga mereka lebih maju lagi dalam melaksanakan tugas pokoknya. Para
guru tersebut menjadi mampu dan mau memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan belajar peserta didiknya. Mengingat pentingnya bimbingan
profesional ini bagi guru, maka kepala sekolah harus meningkatkan dan
menyegarkan pengetahuannya beberapa tingkat lebih baik dibanding guru,
karena jika kemampuan kepala sekolah itu sama atau bahkan di bawah guru
kualitasnya, maka tugas bimbingan dan pemberian bantuan bagi guru tidak
berarti. Maka kepala sekolah dituntut sebagai supervisor dalam melakukan
supervisi harus mengetahui secara jelas apa saja yang harus disupervisi dan
bagaimana teknik yang digunakan.
Menurut Ibrahim Bafadal, supervisor kepala sekolah dalam melakukan
kegiatan pengawasan atau melakukan supervisi pengajaran berupa
39
“Serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya
mengelola proses belajar mengajar demi mencapai tujuan pengajaran. ”40
Selanjutnya Alfonso dan kawan-kawan mengemukakan:
“Instructional supervision is herein defined as: Behavior officially designated
by the organization that directly affects teacher behavior in such a way as to
facilitate pupil learning and achieve the goals of the organization”. 41
Pendapat di atas mengandung makna bahwa: Sebagai seorang supervisor
kepala sekolah melakukan tugas kepengawasan dalam supervisi pembelajaran,
merupakan perbuatan yang secara langsung mempengaruhi prilaku guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar, melalui
pengaruhnya tersebut bertujuan untuk mempertinggi kualitas belajar siswa
demi pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah.
Senada dengan hal tersebut Oteng Sutrisna dalam Kimball Wiles
menjelaskan tugas supervisor dalam supervisi sebagai bantuan dalam
pengembangan situasi mengajar-belajar yang lebih baik dan suatu kegiatan
pelayanan yang disediakan untuk membantu para guru menjalankan pekerjaan
mereka dengan lebih baik. 42
Itu sebagai salah satu peran kepala sekolah untuk
memberikan petunjuk dan pengarahan kepada guru-guru.
Berdasarkan beberapa rumusan disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa
supervisor harus melakukan pelayanan atau bimbingan profesional bagi guru-
40
Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran, Teori dan Aplikasinya dalam Membina Profesional
Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, 2. 41
Allan A Glatthorn. Supervisory Leadership Introduction to Instructional Supervision,
United States of America: Harper Collins Plublisers, 1990, 84. 42
Oteng Sutrisna. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
Bandung: Angkasa, 1989, 264.
40
guru. Bimbingan dan pelayanan profesional dimaksud adalah segala bentuk
usaha yang sifatnya memberikan bantuan, dorongan dan kesempatan kepada
guru-guru untuk meningkatkan kompetensi profesinya agar mereka dapat
melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik, yaitu memperbaiki
proses belajar mengajar dan meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik.
Kualitas hasil belajar peserta didik ini erat kaitannya dengan kemampuan dan
ketrampilan mengajar guru yang bersangkutan.
Dengan demikian supervisor melakukan kegiatan supervisi pembelajaran
diarahkan untuk meningkatkan kompetensi (kemampuan) dan keterampilan
mengajar guru. Hal ini sesuai dengan rumusan supervisi pengajaran yang
dikemukakan oleh Alfonso, bahwa dengan meningkatnya kemampuan guru
akan mempertinggi kualitas belajar peserta didik sehingga tujuan sekolah
sekolah akan tercapai. Peningkatan kualitas mengajar guru tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: penataran, lokakarya, seminar,
kunjungan kelas, pertemuan individual, pemberian brosur-brosur dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang bertujuan meningkatkan kompetensi guru.
Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa peran kepala sekolah sebagai
supervisor pembelajaran adalah membantu dan memfasilitasi guru dalam
melakukan proses belajar mengajar dan melakukan penilaian menggunakan
teknik-teknik supervisi sesuai kebutuhan sehingga pada akhirnya terjadi
peningkatan kompetensi.
41
3. Perencanaan Program Kepengawasan Supervisi Pembelajaran Kepala
Sekolah
Kata perencanaan selalu berkaitan dengan pemikiran pada apa yang akan
dilakukan. Merencanakan program supervisi pembelajaran berarti memperkirakan
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pelaksanaan supervisi
pembelajaran. Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat pokok dan penting
dalam mencapai suatu tujuan. Supervisi sebagai usaha untuk mendorong para guru
mengembangkan kompetensinya agar dapat mencapai tujuan yang lebih baik.
Tanpa perencanaan yang baik maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai,
maka program supervisi (Pengawasan) pembelajaran harus dibuat sebagai
pedoman dalam melaksanakan tugas.
a. Hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun perencanaan supervisi
pembelajaran
1. Perencanaan supervisi bertujuan membantu guru-guru.
Setiap guru mempunyai kemampuan dan kelemahan berbeda-beda, maka
memerlukan bantuan yang berbeda dari guru lainnya dalam keadaan yang
tidak sama dengan guru lainnya. Supervisi merupakan usaha untuk
membantu guru meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kebutuhannya
dalam situasi bekerja. Karena itu setiap bantuan harus diberikan dan
direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan situasi tersebut.
2. Perecanaan supervisi memerlukan kreatifitas
42
Di setiap sekolah mempunyai cara tersendiri dengan keaadaan yang
berbeda dan masalah yang berlainan. Peningkatan pendidikan di sekolah
harus disesuaikan dengan kebutuhan perserta didik dengan tujuan khusus di
sekolah- sekolah itu, dengan keadaan dan kemampuan anggota staf lainnya
dengan kemampuan sekolah untuk mengadakan fasilitas yang diperlukan.
Semua hal-hal tersebut harus diperhatikan dan dijadikan faktor-faktor
penentu dalam menyusun program suprvisi di sekolah.
Dalam hal ini apakah kegiatan supervisi yang akan dilakukan dapat
meningkatkan kemampuan para guru dalam memilih dan menggunakan alat
pembelajaran. Peningkatan disiplin dan sikap profesional guru-guru harus
ditentukan oleh kretifitas supervisor dengan memperhatikan kebutuhan dan
situasi sekolah setempat.
3. Perencanaan Supervisi harus secara Konprehensif
Upaya peningkatan kegiatan pembelajaran mencakup berbagai segi
antara satu dengan yang lain tidak bisa dipisah-pisahkan. Guru, alat, metode,
keadaan fisik, siswa, sikap kepala sekolah. Semuai itu saling mempengaruhi.
Maka supervisor harus dapat mengatur kegiatan supervisinya agar tujuan
supervisi dapat tercapai, tahap demi tahap dilalui dan semua segi dan
tahapan yang akan dicapai harus mencakup keseluruhan satu kesatuan yang
menyeluruh.
4. Perencanaan Supervisi harus Fleksibel
43
Rencana supervisi harus memberikan kebebasan untuk melaksanakan sesuatu
sesuai keadaan dan perubahan yang terjadi. Seorang supervisor yang bijaksana
tidak terpaku pada cara-cara pencapain tujuan yang telah direncanakan, akan
tetapi selalu berusaha menyesuaiakan pada situasi dan kondisi. Bukan berarti
sifat perencanaan yang fleksibel ini tidak berarti bahwa tujuan yang telah
dirumuskan tidak boleh jelas dan kongkrit. Tapi tujuan harus jelas dan
kongkrit terperinci, cara pencapaiannya harus diperhitungkan secara saksama.
Untuk itu pada waktu menyusun perencanaan sudah harus difikirkan berbagai
alternatif pemecahannya, dan untuk itu pula perlunya pemecahan yang
kooperatif agar terhimpun ide sebanyak-banyaknya. 43
b. Faktor-faktor yang diperlukan dalam perencanaan supervisi pembelajaran
Dalam berbagai pengetahuan dan ketrampilan diperlukan penyusunan
rencana supervisi yang efektif dan efisien. Faktor mana yang lebih baik
diperlukan tergantung dari situasi dan kondisi dan tujuan yang akan dicapai.
Tiap supervisor harus menyadari kedudukannya, apakah sebagai kepala
sekolah, sebagai pengawas atau pemegang otoritas administrativ, sehingga
setiap supervisor dapat menentukan faktor mana yang sesuai dengan situasi
dan tujuan yang akan dicapainya.
Dari penjelasan diatas dapatlah dipahami hal-hal yang diperlukan dalam
perencanaan pengawasan kepala sekolah antara lain adalah:
1. Kejelasan tujuan pendidikan sekolah
43
Moh. Rifai, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1987, 81-84.
44
2. Pengetahuan tentang pembelajaran yang efektif
3. Pengetahuan tentang peserta didik
4. Pengetahuan tentang guru
5. Pengetahuan tentang sumber-sumber potensi untuk kegiatan supervisi
6. Kemampuan memperhatikan faktor waktu
Dengan adanya perencanan tersebut di atas maka tujuan supervisi
pembelajaran akan berjalan efektif dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Ruang Lingkup Kegiatan Kepengawasan atau supervisi Kepala Sekolah
terhadap guru Pendidikan Agama Islam
Untuk melaksanakan fungsi dan peranan guru supervi atau kepengawasan
untuk meningkattkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam hal ini
adalah kepala sekolah khususnya pengajaran, perlu pemahaman tentang landasan
dan siapa yang melaksanakan. Dalam usaha mempertinggi efesiensi dan
efektifitas proses pelaksanaan supervisi pendidikan dalam hal ini adalah kepala
sekolah, kegiatan tersebut perlu dilandasi oleh unsur-unsur dalam meningkatkan
kompetensi guru.
Menurut Uzer Usman mengutip pendapat Steller unsur-unsur dalam
meningkatkan kompetensi guru adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan merencanakan belajar mengajar
Perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang (what is)
dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan,
45
penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi sumber. 44
Perencanaan tersebut
seharusnya mengacu pada masa yang akan datang. Perencanaan di sini menekan
kepada usaha mengisi kesenjangan antara keadaan sekarang dengan apa yang
dicita-citakan, ialah menghilangkan jarak antara keadaan sekarang dengan
keadaan mendatang yang diinginkan.
Sementara itu definisi yang lain tentang perencanaan dirumuskan sangat
pendek, perencanaan adalah suatu cara untuk mengantisipasi dan
menyeimbangkan perubahan. 45
Dalam definisi ini ada asumsi bahwa perubahan
selalu terjadi. Perubahan lingkungan ini selalu diantisipasi, dan hasil antisipasi ini
dipakai agar perubahan itu berimbang. Atinya perubahan yang terjadi di luar
organisasi pengajaran tidak jauh berbeda dengan perubahan yang terjadi pada
organisasi itu, dengan harapan agar organisaasi tidak mengalami keguncangan.
Jadi makna perencanaan di sini adalah usaha mengubah organisasi agar sejalan
dengan perubahan lingkunganya.
Pendapat di atas mengindikasikan pula perlunya perencanaan
pembelajaran agar tercapai perbaikan pembelajaran upaya perbaikan pembelajaran
ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1) Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali perencanaan
pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desaign pembelajaran
2) Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan system.
44
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, 11 45
Hamzah B. Uno, Teori Belajar dan Pembelajaran (suatu Pengantar), STKIP Gorontalo:
Nurul Jannah, 1998, 128.
46
3) Perencanaan desaign pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar
4) Untuk merencanakan suatu design pembelajaran diacukan pada siswa secara
perorangan.
5) Pembelajaran yang dilakukan akan bermuara pada pencapaian tujuan
pembelajaran, dalam hal ini akan ada tujuan langsung pembelajaran, tujuan
penting dari pembelajaran.
6) Sasaran akhir dari perencanaan design pembelajaran adalah mudahnya siswa
untuk belajar.
7) Perencanaan pembelajaran harus melibatkan semua variable pembelajaran
8) Inti dari design pembelajaran yang dibuat adalah penetapan metode
pembelajaran yang optimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemampuan merencanakan pembelajaran yang harus di miliki oleh seorang
guru meliputi:
a. Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan
b. Menyesuaikan analisis materi pelajaran
c. Menyusun program semester
d. Menyusun program atau pembelajaran.
Prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Prinsip perkembangan
Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar di kelas berada dalam proses
perkembangan, dan akan terus berkembang yang berarti perubahan.
Kemampuan anak pada jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda sesuai
47
perkembangan. Anak pada jenjang atau kelas yang lebih tinggi, memiliki
kemampuan lebih tinggi dari yang dibawahnya. Pada waktu memilih metode
dan bahan mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan
dengan kemampuan anak. Oleh karena itu, guru hendaknya mengerti dan
bersabar dalam melaksanakan tugas pelayanan belajar bagi para siswanya.
b. Prinsip perbedaan individu
Untuk dapat memberi bantuan belajar bagi, maka guru harus dapat memahami
dengan benar ciri-ciri para siswanya tersebut. Baik dalam menyiapkan dan
menyajikan pelajaran maupun dalam memberi tugas-tugas dan pembimbingan
belajar siswa. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dengan ciri-ciri siswanya
masing-masing, dalam model pengajaran berprogram atau model, penyesuaian
belajar dengan perbedaan individu sepenuhnya dapat dilakukan oleh guru,
karena cara belajarnya individual.
c. Minat dan kebutuhan anak
Setiap anak memiliki minat dan kebutuhan sendiri-sendiri, anak di kota
misalnya berbeda minat dan kebutuhan dengan anak di desa, demikian juga
anak di daerah pantai berbeda minat dan kebutuhan dengan anak yang di
pegunungan, demikian seterusnya. Dalam hal pembelajaran bahan ajaran dan
penyampaian sedapat mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan
kebutuhan siswa tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin menyuaikan
pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, meskipun demikian
48
sedapat mungkin perbedaan-perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat di
penuhi.
Pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebabnya
keduanya akan menjadi sebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik
minat dan dibutuhkan anak, tentu akan menarik perhatianya, dengan demikian
mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.
d. Aspek motivasi dalam perencanaan pembelajaran
Motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya belajar. Tanpa
motivasi hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan belajar. Ada
beberapa upaya yang dapat membangkitkan belajar para siswa: mempersiapkan
untuk menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi,
merencakan dan memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan siswa,
memberi sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau naik kelas,
memberikan kesempatan untuk sukses.
b. Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan guru dalam melaksanakan
strategi mengajar yaitu: Tahapan mengajar, penggunaan model atau pendekatan
mengajar, dan penggunaan prinsip mengajar. 46
Secara umum yang harus di
lakukan oleh guru pada saat memulai kegiatan proses belajar mengajar yaitu
1). Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir. 2).
46Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010,
226-227.
49
Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya. 3).
Mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas, atau siiswa tertentu tentang
bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. 4). Memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum
dikuasainya dari pengajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. 5).
Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup
semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya.
c. Kemampuan Mengevaluasi kegiatan Belajar Mengajar
Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru kemampuan mengevaluasi
pembelajaran, kemampuan ini meliputi:
a. Evaluasi sumatif
b.Evaluasi formatif
c. Laporan hasil evaluasi
d.Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan.47
Berdasarkan penjelasan di atas evaluasi diperoleh balikan digunakan untuk
memperbaiki dan merevisi bahan atau metode pengajaran, atau untuk
menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Guru menilai
pengetahuan yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk memahami hasil belajar.
B. Tinjauan Kompetensi Pedagogik Guru
1. Pengertian Guru PAI
47
Uzer Usman, Menjadi…,10-19
50
Pendidikan dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap
perkembangan anak didik. Dalam Islam, orang yang paling bertanggung jawab
adalah orang tua (ayah dan ibu) anak didik. Tanggung jawab itu disebabkan oleh
dua hal yaitu yang pertama, karena kodrat yaitu karena orang tua ditakdirkan
menjadi orang tua anaknya, dan karena itu ia ditakdirkan pula bertanggung jawab
mendidik anaknya. Kedua, karena kepentingan kedua orangtua yaitu orangtua
berkepentingan terhadap kemajuan perkembangan anaknya. 48
Sedangkan pengertian guru dari bahasa Inggris ditemukan kata seperti
teacher/tutor. Sedangkan dalam bahasa Arab dapat ditemukan term Ustadz, atau
dalam pengertian lain muallim secara redaksional guru adalah membimbing,
mengarahkan dan memelihara peserta didiknya baik secara fisik maupun psikis
sehingga memudahkan dalam membangun peradaban manusia di tengah-tengah
masyarakat. 49
Istilah muallim lebih menekankan guru sebagai pengajar, penyampai
pengetahuan (knowladge), guru sebagai pembina moralitas dan akhlak peserta
didik dengan keteladanan, guru lebih menekankan pengembangan dan
pemeliharaan baik dari aspek jasmani maupun ruhani dengan kasih sayang. 50
48
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya,
1994, 74. 49
Abd. Rahman Getteng, Menuju Guru Profesional dan Ber-Eka Cet. III; Yogyakarta: Graha
Guru, 2011, 8. 50
Tobroni, Pendidikan Islam, Paradigma Teologis, filsafat dan Spritualitas , Malang: UMM:
Press, 2008, 25.
51
Dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang
guru dan dosen dinyatakan bahwa:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utamanya adalah
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah. 51
Ali Hasan dan Mukti Ali menyatakan bahwa pengertian guru secara
terbatas adalah sebagai satu sosok individu yang berada di depan kelas, dan dalam
arti luas adalah seseorang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk
mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya, baik yang
berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. 52
Pengertian di atas mengimplikasikan bahwa dalam pendidikan, guru
mempunyai tiga tugas pokok yang bisa dilaksanakan yaitu tugas profesional, tugas
kemasyarakatan dan tugas manusiawi. Tugas profesional adalah tugas yang
berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas untuk
mendidik, untuk mengajar dan tugas untuk melatih. Mendidik mempunyai arti
untuk meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar mempunyai
arti untuk meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan serta teknologi,
dan tugas melatih mempunyai arti untuk mengembangkan keterampilan.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa guru adalah
orang yang menjalankan tugas sucinya yakni, mendidik, mengajar, melatih, dan
51
Republik Indonesia, Undang-Undang Guru dan Dosen , Cet. II; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009, 3. 52
M. Ali Hasan dan Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2003, 81.
52
membimbing peserta didik agar memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang dapat mengantarkan dirinya menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal 39 ayat 2 dinyatakan bahwa:
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
bimbingan, pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. 53
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 tersebut, dapat menjelaskan bahwa
guru adalah tenaga profesional yang dipersyaratkan memiliki kompetensi dalam
melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Membedah aspek profesionalisme
guru berarti mengkaji kompetensi yang harus dimiliki seorang guru, guna
meningkatkan produktifitas kerjanya dalam kegiatan pendidikan dan
pembelajaran.
Moh. Uzer Usman, menjelaskan bahwa kemampuan atau kompetensi guru
merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-
kewajiban secara bertanggung jawab.54
Pengertian ini mengandung makna, bahwa
kompetensi itu dapat digunakan dalam dua konteks, yakni pertama, sebagai
indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua,
53
Tim Redaksi Pustaka Widyautama, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Widyatama, 2003, 27. 54
Mo User Usman, Menjadi Guru…, 14.
53
sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
secara bertahap dalam pelaksanaannya.
Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah keterampilan
mengelola pembelajaran pada saat berada di dalam kelas. Keterampilan yang
dimaksud adalah guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tersebut dapat
melaksanakan pekerjaan dengan benar, memanfaatkan waktu secara efektif dan
efisien. Sehingga pembelajaran yang telah diberikan kepada peserta didik akan
membuahkan hasil yang dapat memuaskan.
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus mampu menciptakan situasi
dan kondisi yang baik agar peserta didik dapat belajar, untuk mewujudkan suatu
sistem pengajaran yang benar-benar berorientasi kepada peningkatan kualitas
pemahaman atau kecerdasan intelektual serta perubahan pola sikap dan mental
spiritual. Seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus mampu
memposisikan dirinya, bukan hanya memberi ilmu pengetahuan, tetapi juga
menjadi seorang pendidik yang melekat pada dirinya.
Kegiatan mengajar merupakan profesi yang membutuhkan kemampuan
terhadap berbagai disiplin ilmu keagamaan sekaligus, secara psikologi harus
memiliki kemampuan untuk memahi berbagai situasi yang dialami oleh peserta
didik. Atas dasar ini, guru agama dituntut untuk lebih terampil dalam hal:
1. Mengenal dan mengikuti harkat dan potensi dari setiap individu. 2. Membina suatu suasana sosial yang meliputi interaksi pembelajaran sehingga
dapat menunjang secara moral (batiniyah) pada peserta didik guna terciptanya kesepahaman dan kesamaan arah dalam pikiran, serta sikap peserta didik dan guru agama bisa terbina.
54
3. Membina suatu perasaan saling hormat menghormati, bertanggung jawab dan saling mempercayai antara guru dan peserta didik.
55
Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) wajib menciptakan suasana belajar
yang menguntungkan bagi peserta didik, sehingga mereka dapat menikmatinya.
Situasi semacam ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya pembelajaran
yang efektif. Jika kondisi ini sudah dapat diciptakan, guru agama dituntut untuk
tetap memelihara dan mempertahankannya. Semua ini dilakukan dan
direncanakan sedemikian rupa oleh guru agama sebelum masuk pada tahapan
pengimplementasian di lapangan.
Pendapat Rogers sebagaimana dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono
mengemukakan saran tentang kompetensi guru dalam membuat langkah-langkah
pembelajaran bahwa hal yang mesti diperhatikan oleh guru adalah meliputi:
1. Guru memberi kepercayaan kepada peserta didik untuk memilih belajar
secara terstruktur.
2. Peserta didik membuat kontrak belajar.
3. Guru menggunakan metode inkuiri atau belajar menemukan (discovery
learning).
4. Guru menggunakan metode simulasi.
5. Guru mengadakan latihan kepekaan agar peserta didik mampu menghayati
perasaan dan berpartisipasi dengan kelompok lain.
6. Guru bertindak sebagai fasilitator.
7. Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram, agar tercipta peluang
bagi peserta didik untuk timbulnya kreativitas. 56
Petimbangan-pertimbangan tersebut haruslah menjadi perhatian guru agama
ketika mereka merencanakan dan mempersiapkan pembelajaran dalam satu
55
Zakiah Daradjat, Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Ed. I Cet. I, Jakarta: Bumi
Aksara, 1995, 263. 56
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, 17.
55
pertemuan dengan peserta didiknya. Hal ini dimungkinkan karena keberhasilan
dalam pembelajaran akan sangat tergantung kepada kemampuan guru agama
dalam merencanakan proses pembelajaran. Perencanaan yang dimaksudkan adalah
mengoptimalkan potensi yang dimiliki dalam menunjang seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran, baik yang berkaitan dengan perangkat keras maupun
perangkat lunak.
Kemampuan yang dibutuhkan oleh guru agama adalah kedalaman dan
keluasan pengetahuan, baik yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan
maupun disiplin ilmu guru agama. Carles dalam Nana Sudjana mengemukakan
empat hal yang harus dikuasai oleh guru agama, dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran yaitu:
1. Menguasai bahan pelajaran 2. Kemampuan mendiagnosa tingkah laku peserta didik 3. Kemampuan melaksanakan pembelajaran 4. Kemampuan mengukur hasil belajar peserta didik.
57
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat dianalisis bahwa
sesungguhnya kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam kegiatan
pembelajaran sangat menentukan hasil yang akan dicapai setiap program
pembelajaran yang berlangsung. Maksudnya, bahwa upaya untuk mewujudkan
tujuan yang akan dicapai mengakibatkan lahirnya berbagai persepsi dan
pemahaman, untuk menemukan sekaligus menetapkan berbagai strategi yang
harus dilakukan oleh guru Pendidikan Agama sebagai pemegang kendali utama
57
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. V; Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000, 18.
56
dalam pembelajaran. Berbagai kemampuan harus melekat secara mendasar pada
setiap guru, khususnya guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Melalui kegiatan
pembelajaran inilah dapat diketahui bahwa kompetensi guru Pendikan Agama
dalam mentransformasikan nilai-nilai pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-
nilai yang dapat menyebabkan tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang
lebih baik.
2. Kompetensi Pedagogik Guru
Pasal 28 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Stándar
Nasional Pendidikan secara tegas dinyatakan bahwa “Ada empat kompetensi yang
harus dimiliki guru sebagai agen pembelajaran. Keempat kompetensi tersebut
adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional
dan kompetensi sosial”. 58
Dalam kompetensi pedagogik ini seorang guru harus mampu mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi kepribadian menunjuk pada kemampuan kepribadian
yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta
didik. Ada beberapa ciri kepribadian yang mestinya dimiliki seorang guru yaitu
58
Direkrorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-Undang
dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan, Jakarta: 2007, 155.
57
kemampuan interaksi sosial yang hangat; memiliki rasa tanggung jawab; memiliki
kejujuran, objektif, tegas dan adil; serta demokratis.
Kompetensi profesional menunjuk pada kemampuan penguasaan materi
pelajaran secara luas dan mendalam. Kemampuan mengajar merupakan
kemampuan esensial yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kemampuan
mengajar guru sebenarnya mencerminkan guru atas kompetensi profesional
sebagai pengajar dan pendidik. Kemampuan menguasai bahan bidang studi atau
bahan mata pelajaran adalah kemampuan mengetahui, memahami,
mengimplikasikan, dan menguasai sejumlah pengetahuan keahlian yang akan
diajarkan.
Penguasaan ini akan menjadi landasan pokok seorang guru dalam
melaksanakan tugas pembelajaran. Sebelum melaksanakan pembelajaran maka
terlebih dahulu membuat silabus dan rencana pelaksanaan pelajaran (RPP) sebagai
acuan dalan pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan kemampuan melaksanakan
program belajar mengajar adalah kemampuan menciptakan interaksi belajar
mengajar sesuai dengan situasi dan kondisi serta program yang dibuatnya.
Kemampuan ini merupakan penerapan secara nyata rencana pengajaran yang telah
dibuat saat perencanaan pengajaran. Kompetensi sosial menunjuk pada
kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien
dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat
sekitar.
58
Moch. Uzer Usman secara lebih rinci lagi menjelaskan tentang kompetensi
personal guru yang mencakup hal-hal sebagai berikut: 59
a. Mengembangkan kepribadian, seperti:
Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Berperan dalam masyarakat
sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila dan 3) Mengembangkan sifat-sifat
terpuji yang dipersyaratkan bagi jabatan guru.
1) Berinteraksi dan berkomunikasi, seperti: Berinteraksi dengan sejawat
untuk meningkatkan kemampuan profesional; dan Berinterinteraksi
dengan masyarakat untuk pencapaian misi pendidikan.
b. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, seperti:
1) . Memebimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar; dan
2) Membimbing siswa yang mengalami permasalahan
c. Melaksanakan administrasi sekolah, seperti:
1) Mengenal pengadministrasian kegiatan sekolah; dan
2) Melaksanakan kegiatan admiistrasi sekolah
d. Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran, seperti:
1) Mengkaji kondep dasar penelitian; dan
2) Melaksanakan penelitian sederhana.
Kompetensi personal dan sosial seorang guru merupakan modal dasar bagi
guru yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas keguruan secara profesional.
59
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru…, 11.
59
Kegiatan pendidikan pada dasarnya merupakan kekhusususan komunikasi antara
guru dan siswa.
Standar inti kompetensi pedagogik guru mata pelajaran bisa dilihat sebagi
berikut:
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural,
emosional, dan intelektual. Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1)
Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik,
intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-
budaya. (2) Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang
diampu. (3) Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik dalam mata
pelajaran yang diampu. (4) Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik
dalam mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Memahami berbagai teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik terkait dengan mata
pelajaran yang diampu. (2) Menerapkan berbagai pendekatan, strategi,
metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata
pelajaran yang diampu.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.
Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Memahami prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. (2) Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu.
(3) Menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diampu. (4) Memilih materi pembelajaran yang diampu
yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran. (5) Menata
materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik. (6) Mengembangkan indikator dan instrumen
penilaian.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik. Kompetensi guru yang harus
dikuasai yaitu: (1) Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang
mendidik. (2) Mengembangkan komponen-komponen rancangan
pembelajaran. (3) Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik
untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan. (4)
Melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan. (5)
Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh. (6) Mengambil keputusan transaksional
dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang.
60
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu:
(1) Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta
didik mencapai prestasi secara optimal. (2) Menyediakan berbagai kegiatan
pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk
kreativitasnya.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Memahami berbagai strategi
berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun, secara lisan, tulisan,
dan/atau bentuk lain. (2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun
dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi
kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari (a)
penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam
permainan melalui bujukan dan contoh, (b) ajakan kepada peserta didik untuk
ambil bagian, (c) respons peserta didik terhadap ajakan guru, dan (d) reaksi
guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Memahami prinsip-prinsip
penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran yang diampu. (2) Menentukan aspek-aspek proses dan hasil
belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik
mata pelajaran yang diampu. (3) Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar. (4) Mengembangkan instrumen penilaian dan
evaluasi proses dan hasil belajar. (5) Mengadministrasikan penilaian proses
dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai
instrumen. (6) Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk
berbagai tujuan. (7) Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar. (2)
Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang
program remedial dan pengayaan. (3) Mengkomunikasikan hasil penilaian
dan evaluasi kepada pemangku kepentingan. (4) Memanfaatkan informasi
hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Kompetensi guru yang harus dikuasai yaitu: (1) Melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan. (2) Memanfaatkan hasil refleksi untuk
perbaikan dan pengembangan pembelajaran dalam mata pelajaran yang
61
diampu. (3) Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu. 60
Berdasarkan uraian standar inti kompetensi pedagogik guru di atas, maka
guru yang kompeten akan mempunyai sifat-sifat, antara lain kesungguhan,
efisiensi, keberanian, ketegasan, penuh motivasi, taktis, dan berkepribadian. Sifat-
sifat ini sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan proses belajar mengajar
mengingat bahwa guru berperan dalam kesuksesan belajar siswa.
60
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standa Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
62
BAB III
PROFIL SMP NEGERI 1, SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4
BUNTA DAN TEMUAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan dipaparkan data dan temuan hasil penelitian. Sesuai dengan
fokus penelitian ini membahas tentang peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam
studi kasus atas kepengawasan kepala sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai tahun 2016. Kegiatan penelitian
dimulai pada bulan maret sampai april dengan melakukan wawancara mendalam,
pengamatan, serta dokumentasi dengan para informan penelitian, yaitu: kepala
sekolah, wakil kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Peneliti secara langsung merencanakan dan melakukan wawancara dengan
informan secara intensif, ikut aktif dalam proses kegiatan kepengawasan kepala
sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam, serta
mencari kelengkapan data-data terkait dengan judul penelitian ini.
A. Deskripsi Profil SMP Negeri 1 Bunta
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 1 Bunta
SMP Negeri 1 Bunta adalah sekolah Menegah pertama Negeri yang berada
di wilayah kecamatan tertua yaitu kecamatan Bunta. Awalnya sebelum bersetatus
Negeri SMP Negeri 1 Bunta merupakan Filial dari SMP Negeri 1 Pagimana yang
secara geografis adalah sekolah yang berada diwilayah kecamatan Pagimana yaitu
63
kecamatan yang berada di berbatasan kecamatan Bunta yang jaraknya 70 km dari
kecamatan Bunta. Setelah dalam kurun 5 tahun menjadi sekolah filial akhirnya
pada bulan juni tahun pelajaran 1978 berubah status menjadi sekolah definitif
yaitu SMP Negeri 1 Bunta, dengan pimpinan Bapak D. M Sirung yang menjabat
Kepala sekolah.
Sejak bersetatus sekolah menjadi SMP Negeri 1 Bunta 1978 sampai 2016
mengalami periodesasi pergantian kepala sekolah. Adapun Kepala-kepala Sekolah
yang pernah memimpin sekolah ini adalah sebagai berikut:
a. D. M. Sirung dari tahun 1978 S/d 1996
b. Nasir Lasantu dari tahun 1996 S/d 2000
c. Hj. Sonia Laadjim dari tahun 2000 S/d 2004
d. H. Diko Thalib. S. Pd dari tahun 2004 S/d 2007
e. Usama. S. Pd. dari tahun 2006 S/d 2011
f. Ratman Abdullah. S. Pd dari tahun 2011 S/d 2013
g. Aminuddin. S. Ip. dari tahun 2013 S/d 2015
h. I Dewa P. Pariatna, S. Pd dari tahun 2015 sampai sekarang
2. Lokasi
SMP Negeri 1 Bunta terletak di Jl Siswa No 11 Kelurahan Bunta I
Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai. Suasana di lokasi ini sangat nyaman untuk
belajar karena tempatnya tidak di depan jalan raya utama. Tempatnya juga sangat
strategis karena akses jalan bisa dilewati berbagai kendaraan baik roda dua dan
roda empat.
64
Keberadaan SMP Negeri 1 Bunta ditandai adanya papan nama di depan sekolah
untuk memudahkan seseorang untuk menunjukannya. Sekolah ini sangat dikenal
masyarat Bunta dan sekitarnya di Kabupaten Banggai.
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Bunta Kabupaten Banggai.
a. Visi Sekolah
“Unggul Dalam Prestasi Berpijak Pada Budaya Bangsa Dan Nilai
Keimanan dan Ketakwaan”
b. Misi Sekolah
1) Menyelenggarakan pendidikan yang profesional dan bertanggung jawab.
2) Meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah.
3) Meningkatkan kualitas pendidikan.
4) Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang handal dan berkemampuan.
5) Memberikan bekal life skill pada siswa.
6) Meningkatkan sarana prasarana pendidikan.
7) Menjalin kerjasama yang baik, di antaranya: stake holder, Instansi lain
dan masyarakat.
c. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan
1) Mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang Maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
65
2) Memberikan kemampuan, ketrampilan bagi lulusan untuk melanjutkan
pendidikan dan hidup dalam masyarakat.
3) Menyiapkan peserta didik menuju masyarakat belajar pada masa yang
akan datang.
4) Menyiapkan lulusan agar menjadi anggota masyarakat yang memahami
dan menginternalisasi perangkat gagasan dan nilai nilai masyarakat
berada
4. Keadaan Sekolah
1) Ruang Belajar
Perkembangan SMP Negeri 1 Bunta dari waktu ke waktu mengalami
perkembangan yang cukup signifikan, hal ini bisa dilihat dari data yang ada di
buku Profil sekolah dalam waktu 4 tahun terahir yaitu pada tahun pelajaran
2013/2014 jumlah siswa 441 yang terdidri dari kelas I berjumlah 145 siswa,
kelas VIII berjumlah 153 siswa dan kelas IX berjumlah 143 siswa. Jumlah
ruangan kelas sebanyak 18 ruang, selanjutnya di Tahun Pelajaran 2014/2015
jumlah siswa 431 yang terdiri dari kelas VII berjumlah 145 siswa, kelas VIII
berjumlah 136 siswa dan kelas IX berjumlah 139 siswa. Jumlah ruangan kelas
sebanyak 18 ruang dan selanjutnya di tahun pelajaran 2015/2016 jumlah siswa
423 yang terdiri dari kelas I berjumlah 152 kelas VIII berjumlah 138 dan kelas
IX berjumlah 423 jumlah ruang kelas sebnyak 18 ruang.
b. Ruang Penunjang
66
Satu ruang Kepala Sekolah, 1 ruang wakil kepala Sekolah dan 1 ruang BK, 1
ruang guru, 1 buah ruang tata usaha dan keuangan serta ruang arsip, 1 buah
ruang Komputer, 1 buah ruang laboratorium bahasa, 1 buah ruang
Perpustakaan, 1 ruang Lab IPA, 1 buah ruang kesenian/sanggar, 1 buah ruang
OSIS, 1 buah ruang gudang, 1 buah ruang Unit Kesehatan Sekolah, 1 buah
ruang koperasi dan 1 buah ruang kantin, 1 buah Masjid.
c. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Bunta
b. NNS : 201180407007
c. Akreditasi : B
d. Alamat : Jl. Siswa No. 11 Bunta Kecamatan Bunta Kab.
Banggai Telepon 0463 – 21145
e. NPSN : 40201640
f. Nama Kepala : I Dewa P Pariatna, S. Pd
g. No Telp/Hp : 085396026242
h. Kepemilikan Tanah : Pemerintah.
i. Luas tanah : 17. 344 m2
j. Status Bangunan : Pemerintah
k. Luas Bangunan : 2. 857 m2
d. Personil Sekolah
1. Tenaga Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
67
Tabel 3. 1.
Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
NO TINGKAT
PENDIDIKAN
JUMLAH STATUS GURU JUMLAH
PNS NON PNS
1 S1 16 6 22
2 D4 - -
3 D3 1 1
4 SMA 6 7 13
JUMLAH 23 13 36
B. Deskripsi Profil SMP Negeri 2 Bunta
1. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 2 Bunta
SMP Negeri 2 Bunta pada awalnya merupakan sekolah yang dibangun di
wilayah transmigrasi pada tahun 1982 yang masih ber Ibu Kota Kecamatan Bunta,
seiring dengan waktu maka Kecamatan Bunta mengalami pemekaran wilayah
pada tahun 2010 menjadi Tiga Kecamatan sehingga SMP Negeri 2 Bunta ini
sekarang berada di wilayah Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai.
Namun SMP Negeri 2 Bunta belum mengalami perubahan nama.
SMP Negeri 2 Bunta kini akan memasuki usia ke-32 Tahun pada tahun
2015, oleh karena itu dari perkembangan yang ada sekolah ini mengalami prestasi,
baik akademik maupun non akademik dapat dilihat dari kejuaraan yang pernah di
ikuti selama sekolah ini berdiri dan ini bukti dari komitmen para pemimpin
sekolah yang memberikan yang terbaik untuk pendidikan. Sehingga sampai saat
68
ini SMP Negeri 2 Bunta merupakan SMP Favorit bagi orang tua siswa yang terus
mempercayakan pendidikan putra-putrinya dengan dasar pertimbangan bahwa
SMP Negeri 2 Bunta ini memiliki karakteristik tersendiri dan pengalaman dari
tenaga pengajar yang yang berkualitas dan professional.
Adapun keberadaan SMP Negeri 2 Bunta telah dioperasikan sejak Tahun
1983/2015 mengalami periodesasi pergantian Kepala Sekolah, adapun kepala
sekolah yang pernah memimpin sekolah ini adalah:
a. A. R. S. Ma’aroef dari tahun 1983 s/d 1987
b. Yahya Maatu dari tahun 1988 s/d 1992
c. Diko Thalib dari tahun 1993 s/d 2000
d. Janakir, S. Pd dari tahun 2001 s/d 2003
e. Drs. Mugi Setiyo, dari tahun 2004 s/d 2007
f. Sofyan Hengky Bane, dari tahun 2008 s/d 2009
g. Aminuddin, A, S. IP dari tahun 2010 s/d 2013
h. Usama, S. Pd dari tahun 2013 sampai dengan saat ini.
2. Lokasi dan Letak Geografis
SMP Negeri 2 Bunta berada dataran tinggi di Desa Sumber Mulya yang
berjarak ± 156 Km dari Ibu Kota Kabupaten Banggai, ± 19 Km dari Kecamatan
Bunta dan ± 7 Km dari Kecamatan Simpang Raya serta berada pada bagian Timur
Kecamatan Bunta Kabupaten Banggai.
Desa Sumber Mulya sebagai tempat lokasi SMP Negeri 2 Bunta
berbatasan dengan:
69
Sebelah Utara dengan Desa Dwipa Karya (Kec. Simpang Raya)
Sebelah Timur dengan Desa Lokait (Kec. Simpang Raya)
Sebelah Selatan dengan Kec. Batui (Kabupaten Banggai)
Sebelah Barat dengan Desa Jaya Makmur (Kec. Nuhon)
SMP Negeri 2 Bunta terletak di Jl Manggis No 5 Sumber Mulya
Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai. Suasana di lokasi di daerah
pedesaan sangat nyaman untuk belajar karena tempatnya tidak di depan jalan raya
utama. Tempatnya juga sangat strategis karena akses jalan bisa dilewati berbagai
kendaraan baik roda dua dan roda empat. Keberadaan SMP Negeri 2 Bunta
ditandai adanya papan nama di depan sekolah untuk memudahkan seseorang
untuk menunjukannya. Sekolah ini sangat dikenal menjadi sekolah favorit
masyarat Simpang Raya dan sekitarnya.
3. Profil Sekolah
NamaSekolah : SMP Negeri 2 Bunta
NPSN : 40201665
NSS : 201180467029
Alamat : Jl. Manggis, No. 5, Sumber Mulya, Kec.
Simpang Raya Kab. Banggai
Telp. : -
Koordinat : Longitude: -0. 9391, Latitude: 122. 2538
Desa / Kelurahan : Sumber Mulya
70
Kecamatan : Simpang Raya
Kabupaten : Banggai
Propinsi : Sulawesi Tengah
Nama KepalaSekolah : Usama, S. Pd
No. Telp. / HP : 085340080589
JenjangAkredasi : B
Tahun didirikan : 1983
Tahun Beroperasi : 1984 / 1985
Kepemilikian Tanah : MilikPemerintah
a. Status Tanah : Sertifikat HM
b. Luas Tanah : 15. 784m2
Status Pembangunan : MilikPemerintah
a. Surat Izin Bangunan : 12/SK/RSMP/XII/1983
b. LuasBangunan : 2. 857 m2
4. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah: “ Aktif, Kreatif, Antusias, Bersih dan Religius ”.
b. Misi Sekolah:
1) Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh
komponen sekolah terutama para siswa
71
2) Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan
keterampilan siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat
dibanggakan.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga
kecerdasan siswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual
dan emosional yang mantap.
4) Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5) Menanamkan cinta kebersihan dan keindahan kepada semua
komponen sekolah.
6) Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi
terhadap ajaran agama (Religi) sehinggan tercipta kematangan dalam
befikir dan bertindak.
5. Tujuan SMP Negeri 2 Bunta
Adapun tujuan SMP Negeri 2 Bunta sebagai berikut:
a. Perolehan Nilai Ujian Nasional rata-rata naik dan memenuhi standar
kelulusan
b. Memiliki kegiatan ekstra kurikuler yang maju dan berprestasi disegala
bidang
c. Terwujudnya disiplin yang tinggi dari seluruh warga sekolah.
d. Terwujudanya suasana pergaulan sehari-hari yang berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan
e. Terwujudnya manajemen sekolah yang transparan dan partisipatif,
melibatkan seluruh warga sekolah dan kelompok kepentingan yang
terkait.
f. Terwujudnya lingkungan sekolah yang bersih, indah, resik dan asri.
6. Potensi di Lingkungan Sekolah yang diharapkan mendukung Program Sekolah
72
a. Ruang kelas mencukupi kebutuhan
b. KBM berlangsung pagi hari
c. Kualitas tenaga edukatif cukup baik
d. Kerja sama antara warga sekolah cukup tinggi
e. Situasi keamanan sekolah baik
f. Kepedulian masyarakat disekitar sekolah baik
g. Dukungan Komite / Orang tua siswa cukup baik
h. Letak sekolah strategis berada didesa yang aman
i. Transportasi umum lancer.
7. Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 2 Bunta
8. Tabel 3.2
Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 2 Bunta
N
o Jabatan
Ijazah terakhir yang dimiliki
SD SLT
P
SLTA
/ SGO
PGSLP/
D. 1
D2/
A2
SM/
D3/
A3
S1/
A4 Jmlh
1 KepSek. - - - - - - 1 1
2 Wakasek - - - - - - 1 s1
3 Guru Tetap - - - - - - 16 16
4 G T T - - - - - - 7 7
5 Peg. Tetap - - 1 - - - 2 3
6 Peg. Honorer - - 4 - - - - 4
7 Honor
Perpustakaan - - - - - - - -
73
Jumlah - - 5 - - - 28 33
9. Data Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2015 / 2016
Tabel 3.3
Data Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2015/2016
Kelas Awal Tahun Pelajaran 2014/2015
L P Jumlah
VII 54 49 115
VIII 65 51 113
IX 44 64 94
Jumlah Total 163 164 322
10. Prestasi yang Pernah diraih
Tabel 3.4
Prestasi yang Pernah Diraih
No. Juara Kelompok Kegiatan
Lomba Tingkat Tahun
.
2.
3.
I
I
I
I
Putra
Putra
Putra
Putra
Sepak Bola
Bulutangkis
Tennis Meja
Sepak Bola
Kabupaten
Kecamatan
Propinsi
Kecamatan
2006
2006
2006
2009
74
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
I
II
III
I
I
I
I
I
I
Putra
Putra
Putra
Putra
Putra
Putra
Putra
Putri
Putra
Volly Ball
Tennis Meja
Tilawah
Atletik
Atletik
Takraw
Takraw
Gerak Jalan
Gerak Jalan
Kecamatan
Kecamatan
Kabupaten
Kecamatan
Kabupaten
Kecamatan
Kabupaten
Kecamatan
Kecamatan
2009
2007
2007
2008
2008
2008
2008
2009
2008
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
I
I
I
III
I
I
I
Putra
Putra
Juara Umum
Putri
Putri
Putra
Putri
Atletik
Gerak Jalan
Porseni
OSN
O2SN
OSN
O2SN
Provinsi
Kecamatan
Kecamatan
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
2009
2009
2010
2013
2013
2016
2016
C. Deskripsi Profil SMP Negeri 4 Bunta
1. Sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 4 Bunta
SMP Negeri 4 Bunta pada awalnya merupakan sekolah rintisan yang
dibangun atas kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah
Australia dibangun pada awal tahun pelajaran 2008 di wilayah Kecamatan Bunta.
Seiring dengan waktu maka Kecamatan Bunta mengalami pemekaran wilayah
pada tahun 2010 menjadi tiga Kecamatan, sehingga SMP Negeri 4 Bunta ini kini
75
berada di wilayah Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai. Namun SMP
Negeri 4 Bunta juga masih belum mengalami perubahan nama.
Sebagai sekolah rintisan yang dibangun di daerah eks transmigrasi SMP
Negeri 4 juga menjadi sekolah favorit yang menjadi pilihan siswa pada setiap
tahunnya untuk masuk mendaftarkan diri di sekolah ini. Karena selain letaknya
sangat strategis berada di jalan raya yang sangat mudah di jangkau juga berada
dekat dengan keberadaan sekolah sekolah pendung yaitu SDN 1 Beringin jaya
dan MIN Beringin Jaya juga di dukung oleh tenaga pengajar yang berpengalaman
dan professional.
Adapun keberadaan SMP Negeri 4 Bunta telah dioperasikan sejak Tahun
pelajaran 2008 S/d saat ini belum mengalami periodesasi pergantian Kepala
Sekolah, yaitu masih dipimpin oleh Bapak Suharyanto, S. IP, S. Pd, M. Pd
2. Profil Sekolah
a. NamaSekolah : SMP Negeri 4 Bunta
b. NPSN : 40204579
c. NSS : 201180407090
d. Alamat : Jl. Ahmad Yani No. 01, Beringin Jaya, Kec.
Simpang Raya Kabupaten Banggai
e. Telp. : -
f. Koordinat : Longitude: -0. 9391, Latitude: 122. 2145000
g. Desa / Kelurahan : Beringin Jaya
h. Kecamatan : Simpang Raya
76
i. Kabupaten : Banggai
j. Propinsi : Sulawesi Tengah
k. Nama KepalaSekolah: Suharyanto, S.IP, S.Pd, M.Pd
l. No. Telp. / HP : -
m. JenjangAkredasi : A
n. Tahun didirikan : 2007
o. Tahun Beroperasi : 2008
p. Kepemilikian Tanah : Milik Pemerintah
a. Status Tanah : Sertifikat HM
b. Luas Tanah : 9000m2
q. Status Pembangunan : MilikPemerintah
r. Surat Izin Bangunan : 593/278/DISPDK
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi Sekolah
“Unggul dalam prestasi, disiplin, berbbudaya berdasarkan keimanan
dan ketaqwaan”
Dengan indikator sebagai berikut:
1) Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, efiien dan
menyenangkan.
2) Terwujudnyya proses pembelajaran dengan media interaktif
3) Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif
77
4) Terwujudnya prestasi akademik dan no akademik sampai tingkat
nasional
5) Terwujudnya prasarana dan sarana pendidikan yang releven dan
mutakhir
6) Terwujudnya SDM Pendidikan yang memiliki displin dan kesanggupan
kerja yang tinggi
7) Terwujudnya manajemen sekolah yang tangguh
8) Terwujudnya kegiatan sekolah yang berlandaskan IMTAQ
b. Misi Sekolah.
1) Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif, efiien dan
menyenangkan.
2) Mewujudkan proses pembelajaran dengan media interaktif
3) Mewujudkan lulusan yang cerdas dan kompetitif
4) Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik sampai tingkat
nasional.
78
4. Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 4 Bunta
Tabel 3.5
Data Keadaan Guru dan Pegawai Tata Usaha SMP Negeri 4 Bunta
N
o Jabatan
Ijazah terakhir yang dimiliki
SD SLT
P
SLT
A/
SGO
PGSL
P/ D. 1
D2
/A
2
SM/
D3/
A3
S1
/
A4
Jmlh
1 KepSek. - - - - - - 1 1
2 Wakasek - - - - - - 1 1
3 Guru Tetap - - - - - - 10 10
4 G T T - - - - - - 6 6
5 Peg. Tetap - - - - - - - -
6 Tenaga.
Honorer - - - - - 6 6
7 Honor
Perpustakaan - - - - - - - -
Jumlah - - - - - 24 24
5. Data Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2015 / 2016
Tabel 3.6
Data Keadaan Siswa Tahun Ajaran 2015/2016
Kelas Awal Tahun Pelajaran 2014/2015
L P Jumlah
VII 30 35 65
79
VIII 31 30 61
IX 36 26 62
Jumlah Total 97 90 187
6. Prestasi yang Pernah diraih
7. Tabel 3.7
Prestasi yang pernah Diraih
No. Juara Kelompok Kegiatan
Lomba Tingkat Tahun
1.
2.
3
4
5
6
7.
8.
I
II
I
II
I
I
I
I
Putra
Putra
Putra
Putra
Putra
Putri
Putra
Putri
Tennis Meja
Sepak Bola
Takraw
Gerak Jalan
Atletik
OSN
O2SN
OSN
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kabupaten
Kabupaten
Kabupaten
2009
2009
2009
2009
2009
2014
2016
2016
D. Paparan Data
i. Hasil Temuan Kegiatan Pengawasan (Supervisi) Pembelajaran Oleh
Kepala SMP Negeri 1 Bunta
Dari hasil pengamatan peneliti dan studi dokumentasi Pengawasan
(supervisi) Kepala SMP Negeri 1 Bunta ditemukan beberapa temuan di antaranya:
80
a. Bahwa kepala sekolah telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran pada
semester ganjil dan genap dengan membuat jadwal supervisi kelas.Kepala
sekolah mendelegasikan wakil kepala sekolah untuk melaksanakan tugas
supervisi pembelajaran terhadap guru PAI.
b. Sebelum pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah telah memeriksa
persiapan melaksakan supervisi pembelajaran kepada guru-guru untuk
meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam
menyusun silabus dan RPP.
c. Pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap 3 guru PAI di
SMP Negeri 1 Bunta dilaksanakan oleh wakil kepala sekolah.Selanjutnya
dilakukan bimbingan secara individu dan kelompok dengan melalui metode
dan teknik serta pendekatan secara demokratis hasilnya disampaikan kepada
kepala sekolah.
Dari temuan di atas didasarkan pada penelusuran data baik diperoleh
melalui wawancara, pengamatan dan studi dokumentasi penulis dapat
mengungkapkan melalui analisa data supervisi pembelajaran yang telah dibuat
oleh kepala sekolah. Hal ini berdasarkan wawancara kepada kepala SMP Negeri 1
Bunta diungkapkan:
“Kegiatan supervisi kunjungan Kelas Kami laksanakan pada bulan oktober
dan Maret sebelum melaksanakan supervisi kelas, membuat perencanaan
menyusun jadwal supervisi kelas kepada guru-guru sebagai acuan dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran, tujuan supervisi bukan semata-mata
penilaian tapi sifatnya memberikan bantuan guru sehingga guru biasa
mengutaran dan Kepala sekolah menemukan kekurangan kelemahan
sehingga kami sharing mengadakan beberapa perbaikan sehingga adanya
81
peningkatan secara signifikan dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.”61
Dari penjelasan di atas penulis dapat memahami bahwa sebelum pelaksanaan
supervisi pembelajaran ke kelas kepala SMP Negeri 1 Bunta telah membuat
perencanaan supervisi pembelajaran dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Selanjutnya dalam rangka peningkatan kompetensi guru dalam hal ini tentang
proses pembelajaran guru tidak lepas meyiapkan perangkat pembelajaran sebelum
mengajar membuat silabus dan Rencana Pelansanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
acuan dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Kepala sekolah sebagai menejer di sekolah salah satu tugasnya di
antaranya adalah membina dalam rangka peningkatan mutu sekolah sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan dalam hal ini adalah Standar Proses. Maka Kepala
SMP Negeri 1 Bunta berkewajiban sebelum melakukan supervisi kunjungan kelas
untuk memeriksa perangkat pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 1 Bunta. Hal
ini juga dipertegas dan diungkapkan oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam
Ibu Mirnawati Thalib, S. Ag menurut pengakuan beliau:
“Sebelum kepala Sekolah melakukan supervisi pembelajaran kekelas telah
memeriksa kelengkapan administrasi perangkat pembelajaran terutama
silabus program semester, program tahunan dan RPP serta menandatangi
perangkat pembelajaran, ini dilakukan setiap tahun dua kali setelah itu
terus dilaksanakan pembinaan demi perbaikan proses pembelajaran
kedepan.” 62
61
Wawancara dengan I Dewa P. Pariatna, di SMP Negeri 1 Bunta, pada 15 Maret 2016. 62
Wawancara dengan Mirnawati Thalib,S.Ag, di Ruang guru SMP Negeri 1 Bunta, pada,
15 Maret 2016.
82
Dari ungkapan guru Pendidikan Agama Islam di atas bahwa kepala SMP Negeri 1
Bunta telah mengadakan pemeriksaan perangkat pembelajaran guru Pendidikan
Agama Islam sebagai salah satu bentuk kegiatan pengawasan terhadap guru dalam
peningkatan kompetensi pedagogik yaitu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Dra, Husnul khatimah guru
Pendidikan Agama Islam mengatakan:
“Sesuai dengan jadwal supervisi pembelajaran yang telah dibuat oleh
kepala SMP Negeri 1 Bunta, kami selama ditunggui kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi pembelajaran di kelas oleh wakil kepala sekolah,
dan setelah selesai kami dipanggil langsung dilakukan pembinan bukan
mencari kesalahan tapi diberi masukan terutama tentang kekurangan-
kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan proses pembelajaran.” 63
Dari ungkapan dan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa dengan adanya
supervisi kepala sekolah, guru Pendidikan Agama di SMP Negeri 1 Bunta dapat
melakukan pengelolaan pembelajaran di kelas dengan baik.
2. Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan
Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bunta
Kepala sekolah mempunyai salah satu tugas yaitu membina dan
melaksanakan supervisi pembelajaran terhadap guru Pendidikan Agama Islam
agar dalam pelaksanaan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dapat
terlaksana sesuai dengan Visi dan Misi serta tujuan yang telah dibuat untuk
diimplementasikan dalam pengelolaan satuan pendidikan dalam hal ini terutama
63
Wawancara dengan Dra. Husnul Khatimah, di Ruang guru SMP Negeri 1 Bunta, pada 15
Maret 2016.
83
salah satunya adalah Standar Proses yaitu melaksanakan supervisi pembelajaran.
Dari langkah-langkah proses supervisi pembelajaran yang dilakukan oleh kepala
sekolah sebagai supervisor telah menyusun perencanaan pembelajaran, melakukan
dan menindaklanjuti supervisi.
Hal ini bisa dibuktikan dari hasil pengamatan peneliti melalui studi
dokumen dan wawancara di SMP Negeri 2 Bunta ditemukan bahwa: (1) Dalam
pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah sebelum melaksanakan
supervisi pembelajaran kepada guru PAI terlebih dahulu membuat perencanaan
yaitu membuat jadwal supervisi. (2) Dalam pembuatan jadwal kepala sekolah
tidak mendelegasikan wakil kepala sekolah untuk melaksanakan tugas supervisi
pembelajaran kepada guru PAI. Hal ini dapat diungkapkan oleh kepala SMP
Negeri 2 Bunta Bapak Usama, S. Pd melalui wawancara dalam penuturannya
mengatakan:
“Sebelum kami melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru-guru
saya sudah menyusun perencanaan juga jadwal supervisi pembelajaran
untuk disosialisasikan kepada seluruh guru, saya juga mendelegasikan
kepada wakil kepala sekolah dan guru senior untuk melaksanakan
supervisi pembelajaran di kelas. Untuk guru Pendidikan Agama Islam
saya sendiri yang melaksanakan supervisi kunjungan di kelas.”64
Sebagai seorang pimpinan Kepala sekolah mempunyai tugas sangat
komplek sehingga kepala sekolah juga mendelegasikan kepada wakil kepala
sekolah dan guru senior untuk melaksanakan supervisi pembelajaran kunjungan
kelas, untuk guru PAI kepala sekolah sendiri langsung yang melaksanakan .
64
Wawancara dengan Usama,S.Pd, di SMP Negeri 2 Bunta, pada18 Maret 2016
84
Dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran terhadap guru PAI kepala sekolah
sebelum melakukan penilaian dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas
terlebih dahulu memeriksa administrasi perangkat pembelajaran yang mau
diajarkan di kelas, selanjutnya guru yang bersangkutan diberitahu untuk
kunjungan kelas dan selama mengamati proses pembelajaran membawa instrumen
penilaian dan posisi kepala sekolah duduk dibelakang sambil mengamati guru dan
siswa dalam proses pembelajaran berlangsung selama 2x40 menit.
Setelah selesai guru yang disupervisi langsung diajak ke ruang kepala
sekolah untuk diberi arahan-arahan tentang kekurangannya dalam mengajar yang
untuk selanjutnya agar arahan-arahan tersebut dari kepala sekolah agar ditindak
lanjuti. Hal ini dapat terungkap oleh penuturan guru Pendidikan Agama Islam Ibu
Marlina S.Ag. S. Pd. I melalui wawancara kepada peneliti mengungkapkan:
“ …Pelaksanaan supervisi pembelajaran kepada saya beliau sendiri yang
melaksanakan, sebelum kepala sekolah melakukan supervisi ke kelas
sesuai dengan jadwal yang ada ditempelkan saya juga diingatkan bahwa
hari ini saya akan disupervisi, administrasi saya perangkat pembelajaran
pun dilihat dan dicermati oleh kepala sekolah, … dalam melaksanakan
supervisi pembelajaran kepala sekolah membawa intrumen penilaian, …
kepala sekolah mengamati saya, … Begitu juga setelah selesai proses
pembelajaran selesai lalu saya langsung dibina di ruang kepala sekolah
diberi masukan kelemahan kekurangan dalam kegiatan pembelajaran tadi
sehingga saya dapat mengerti apa yang seharusnya saya lakukan ketika
mengajar di kelas dengan baik.” 65
Dari ungkapan di atas perlu kita ketahui bahwa supervisi yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama Islam sangat
membantu guru dalam meningkatkan kompetensinya dalam kegiatan belajar
65
Wawancara dengan Marlina, S.Ag,S.PdI , di,SMP Negeri 2 Bunta, pada,18 Maret 2016
85
mengajar. Dengan adanya pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah
dapat membuat guru melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan baik.
Kemampuan pengelolaan pembelajaran yang mereka miliki di antaranya
merupakan peran supervisi kepala sekolah.
1) Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah dalam Pelaksanaan
Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah di SMP Negeri 4 Bunta
Kepala SMP Negeri 4 Bunta ketika melaksanakan supervisi pembelajaran
adalah datang ke kelas membawa instrumen yang sudah tersedia di buku pedoman
supervisi. Sebelum ke kelas kepala sekolah sudah siap dengan apa yang akan
dilakukan melakukan persiapan. Pelaksanakan supervisi pembelajaran kunjungan
kelas terhadap guru Pendidikan Agama Islam di delegasikan kepada wakil kepala
sekolah . Pendelagasian kepada wakil kepala sekolah disebabkan karena kepala
SMP Negeri 4 Bunta dari segi keyakinan beragama Kristen. Namun hasil
supervisi pembelajaran yang dilakukan wakil kepala sekolah langsung di
sampaikan kepada kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran.
Hal ini Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala SMP Negeri 4 Bunta
berikut ini:
“Selama ini kami dalam melaksanakan supervisi pembelajaran kepada
guru Pendidikan Agama Islam mulai dari membuat jadwal kegiatan sampai
dengan memeriksa kelengkapan administrasinya dan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar di kelas untuk melakukan supervisi pembelajaran, dalam
kegiatan supervisi saya delagasikan kepada wakil kepala sekolah untuk
86
melakukan supervisi pembelajaran kepada guru mata pelajaran tersebut
dan hasil supervisi pembelajaran langsung disampaikan kepada saya.”66
Di samping itu pembinaan kelompok secara rutin yang bertempat di ruang
guru yang dilakukan oleh kepala SMP Negeri 4 Bunta, ini dilakukan untuk
memberikan informasi dan pembinaan kepada guru terkait dengan peran guru
sangat menentukan keberhasilan sekolah untuk menghantarkan peserta didik
mencapai prestasi yang lebih baik dan dapat memotivasi guru-guru pentingnya
kedisiplinan dalam melaksanakan tugas pokoknya.
Dengan adanya pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah telah
dapat membuat guru melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan baik.
Mereka mengakui bahwa kemampuan pengelolaan pembelajaran yang mereka
miliki di antaranya merupakan hasil supervisi kepala sekolah melalui teknik
perorangan dengan melalui percakapan pribadi, diskusi, tukar pengalaman, dan
teknik kelompok melalui musyawarah guru. Hal ini diungkapkan oleh guru
Pendidikan Agama Islam Bapak Ropingi, S. Ag kepada peneliti berikut ini:
“…Kepala sekolah mendelagasikan wakil dalam supervisi pembelajaran
saya, namun sangat penting saya rasakan, ada peningkatan dalam
melaksakan proses pembelajaran baik materi, bahan ajar, metode, juga
evaluasi yang kami lakukan. Karena kepala sekolah melihat secara
langsung apa yang terjadi didalam kelas dapat diketahui dengan
sebenarnya sehingga adanya kekurangan dalam proses pembelajaran
tersebut dapat diberi arahan kearah perbaikan sehingga dalam proses
pembelajaran selanjutnya kami menindak lanjuti masukan-masukan dari
kepala sekolah.” 67
66
Wawancara dengan Suharyanto, S.IP, S.Pd, M.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 4 Bunta,
pada, 7 April 2016. 67
Wawancara dengan Ropingi S.Ag, di Ruang Guru SMP Negeri 4 Bunta, pada, 7 April
2016.
87
Dari penuturan guru Pendidikan Agama di atas bahwa kepala sekolah
mendelagasikan wakil kepala sekolah, dapat dipahami bahwa hasil supervisi
pembelajaran kepala sekolah sangat diperlukan dalam peningkatan kompetensi
guru.
E. Ruang Lingkup supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap Guru
Pendidikan Agama Islam
Dari pembahasan hasil temuan penelitian diatas, Supervisi yang dilakukan
kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta kepada guru
pendidikan Agama Islam terhadap peningkatan kompetensi pedagogik yang
berupa proses pembelajaran di antaranya:
1. Kemampuan merencanakan belajar mengajar
Dalam melakukan pengawasan kemampuan merencanakan proses belajar
mengajar kepala sekolah memperhatikan beberapa hal yang dilakukan antara
lain:
a. Kepala sekolah memeriksa guru Pendidikan Agama Islam dalam membuat
garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan, yaitu menyiapkan perangkat
pembelajaran.
b. Kepala sekolah melihat kesesuaian analisa materi pelajaran yang disampaikan
guru Pendidikan Agama Islam.
c. Kepala sekolah memeriksa penyusunan program semester dan program
tahunaan guru Pendidikan Agama Islam.
88
d. Kepala sekolah memeriksa RPP (Rancangan Penyelenggaraan Pembelajaran)
oleh guru Pendidikan Agama Islam.
Pemeriksaan perencanaan pembelajaran dilakukan setiap tahun pelajaran
baru sehingga sebelum proses belajar mengajar guru Pendidikan Agama Islam
sudah mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dilakukan semester itu.
Perencanaan pembelajaran ini dibuat sebagai pedoman seorang guru mengajar.
Pemeriksaan perencanaan pembelajaran dilakukan setiap tahun pelajaran baru
sehingga sebelum proses belajar mengajar guru Pendidikan Agama Islam sudah
mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada semester itu.
2. Kemampuan Melaksanakan Kegiatan Belajar mengajar
Kepala sekolah melaksanakan supervisi dalam kegiatan proses belajar
mengajar yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam meninjau:
a. Kemampuan proses belajar mengajar.
Kemampuan ini meliputi: tahap pra intruksional, tahap instruksional, tahap
evaluasi. Dalam tahap pra intruksional guru pendidikan Agama Islam memeriksa
kesiapan siswa, melakukan kegiatan apersepsi. Tahap instruksional guru
pendidikan Agama Islam menunjukan penguasaan materi pembelajaran,
mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang releven, menyampaikan materi
dengan jelas sesuai dengan hirarki belajar, mengaitkan materi dengan realitas
kehidupan, melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
melaksanakan pembelajaran secara runtut, menguasai kelas, melaksanakan
pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif dengan alokasi
89
waktu yang direncanakan, menggunakan media secara efektif dan efisien,
menghasiilkan pesan yang menarik, melibatkan siswa dalam pemanfaatan media,
menumbuhkan partisifasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukan sikap
terbuka terhadap respon siswa.
Tahap Evaluasi dan tindak lanjut guru pendidikan Agama Islam memantau
kemajuan belajar selama proses belajar selama proses, melakukan penilaian akhir
sesuai dengan kompetensi/tujuan, melakukan refleksi atau membuat rangkuman
dengan melibatkan siswa, melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan,
atau tugas sebagai bagaian remedial/pengayaan.
b. Kemampuan Evaluasi Pembelajaran
Kemampuan ini meliputi: evaluasi sumatif, evaluasi formatif, laporan hasil
evaluasi, program perbaikan dan pengayaan. Dalam evaluasi sumatif dilakukan
dengan melakukan ulangan harian setelah proses belajar mengajar dilakukan
dengan memberikan soal dari materi yang telah diberikan dalam satu semester,
laporan hasil evaluasi diberikan setelah melaksanakan ulangan harian, ulangan
akhir semester, program perbaikan dan pengayaan diberikan setiap ulangan
harian dan ulangan akhir semester yang nilainya belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal.
F. Strategi Pengawasan Kepala Sekolah dalam Kompetensi guru Pendidikan
Agama Islam
Strategi yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah dalam kegiatan kepengawasan
terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam adalah :
90
1. Strategi pengawasan kepala sekolah dalam kompetensi pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran yaitu :
a. Sharing dengan guru yang bersangkutan setelah melaksanakan monitoring
sambil memberikan masukan
b. Memberikan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan latihan.
2. Strategi pengawasan kepala sekolah kompetensi guru pendidikan Agama Islam
dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu :
a. Memberikan masukan setelah melaksanakan monitoring pelaksanaan
pembelajaran.
b. Memberikan kesempatan kepada sesama guru Pendidikan Agama Islam
untuk saling mengadakan pengamatan saat pembelajaran dan mendiskusikan
hasilnya serta saling memberikan masukan.
c. Memberikan motivasi dan pemahaman pentingnya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
d. Memberikan motivasi untuk selalu mengembangkan pengetahuan dan
penerapan masalah metode dan media pembelajaran dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi.
i. Strategi pengawasan kepala sekolah dalam Kompetensi guru Pendidikan
Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yaitu :
a. Memberikan pengetahuan tentang cara pembuatan soal yang baik
b. Mengadakan diklat dalam pembuatan soal yang standard dan baik.
91
G. Tindak lanjut Kepengawasan Kepala sekolah dalam Kompetensi Pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam
Tindak lanjut kepengawasan kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan
SMP Negeri 4 Bunta dalam kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di
antaranya:
a) Guru Pendidikan Agama Islam berusaha memperbaiki kemampuan
merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dengan cara observasi kepada guru guru Pendidikan Agama
Islam lainya.
b) Guru Pendidikan Agama Islam berusaha memperbaiki kemampuan
merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dengan cara mempelajari buku-buku tentang materi
pembelajaran.
c) Guru Pendidikan Agama Islam berusaqha memperbaiki kemampuan
merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dengan cara mengikuti musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP)Pendidikan Agama Islam.
Tindak lanjut kepala sekolah setelah melakukan pengawasan/ supervisi adalah
memberikan komentar tentang perencanaan pembelajaran yang telah
direncanakan, pelaksanaan pembelajaran, pembuatan evaluasi pembelajaran.
Pemberian masukan dengan memberikan contoh RPP yang baik, metode
pembelajaran yang baik, dan pembuatan evaluasi pembelajaran yang baik.
92
Apabila perencanaan pembelajaran yang telah dibuatnya kurang baik,
maka guru pendidikan Agama Islam diminta memperbaiknya dengan mencari
pengetahuan tentang pembuatan perencanaan pembelajaran yang baik. Kepala
sekolah memberiikan kesempatan kepada guru Pendidikan Agama Islam
mengiikuti pelatihan pembuatan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan pembuatan evaluasi pembelajaran.
93
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
PERAN KEPENGAWASAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMP NEGERI 1,
SMP NEGERI 2 DAN SMP NEGERI 4 BUNTA
Berikut ini kajian teoritik berdasarkan paparan data dan hasil temuan dan
pengamatan penelitian. Pada bagian ini peneliti berusaha membahas hasil paparan
data dan temuan penelitian dengan teori-teori yang dijadikan landasan berfikir
semua data yang diperoleh selama proses penelitian berlangsung. Berikut
pembahasanya.
A. Peran Kepengawasan Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 4
Bunta dalam Melaksanakan tugas Kepengawasan terhadap Kompetensi
Pedagogik Guru PAI
Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten
Banggai dalam melakukan supervisi sangat memperhatikan kemampuan yang
meliputi: 1) Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan
pembelajaran. Karena itu setiap tahun pelajaran baru Kepala sekolah mewajibkan
guru Pendidikan Agama Islam membuat silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, program semester, progam tahunan dan kreteria ketuntasan
94
minimal, 2) Kemampuan guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan
pembelajaran.
Guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki Kemampuan
melaksanakan evaluasi pembelajaran. Kemampuan ini meliputi: evaluasi sumatif,
formatif, laporan hasil evaluasi, perbaikan dan pengayaaan. Dalam kemampuan
ini guru Pendidikan Agama Islam melaksanakan dengan baik kemampuan tersebut
sehingga dapat diketahui kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran yang
diberikan guru.
1. Peran Kepengawasan Kepala SMP Negeri 1 Bunta dalam Melaksanakan
tugas Kepengawasan terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PAI
a. Penyusunan Program Supervisi Pembelajaran
Kepala sekolah menyusun program supervisi pembelajaran diawali
dengan menyusun tim supervisi. Tim supervisi terdiri dari kepala sekolah dan
wakil kepala sekolah serta satu guru senior yang diberikan surat tugas oleh
kepala sekolah untuk membantu melaksanakan supervisi pembelajaran. Tim
supervisi yang telah terbentuk selanjutnya merumuskan tujuan supervisi
akademik, menentukan indikator/sasaran supervisi akademik, dan membuat
jadwal supervisi, serta mempelajari instrumen supervisi yang akan digunakan
dalam monitoring. Tim supervisi menuangkan rumusan tujuan, sasaran, jadwal,
dan instrumen pada dokumen program supervisi akademik. Dokumen tersebut
akan menjadi dasar dan acuan kepala sekolah dan tim supervisi untuk
95
melaksanakan supervisi akademik. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan kepada kepala sekolah sebagai berikut:
“…Kami menyusun program supervisi itu setiap tahun, hal pertama yang
saya lakukan adalah menunjuk wakil kepala sekolah dan satu guru senior
untuk menjadi tim supervisi, selanjutnya saya bersama dengan tim akan
merumuskan tujuan dan sasaran supervisi akademik, kemudian membuat
jadwal dan mempelajari instrumen atau lembar pengamatan yang akan
digunakan saat supervisi nanti dilaksanakan, dan khusus terhadap guru
PAI saya mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah untuk melakukan
supervise pembelajaran di kelas ”68
Hasil wawancara dengan kepala sekolah tersebut diperkuat dengan hasil
wawancara yang penulis lakukan dengan Bapak Ahmad, S.Pd wakil kepala
sekolah berikut ini:
“Program supervisi pembelajaran kunjungan kelas ya, diadakan rutin pak,
pertama kali itu kepala sekolah menunjuk wakil kepala sekolah dan satu
orang guru, untuk membantu melaksanakan supervisi, selanjutnya kepala
sekolah bersama dua guru tersebut akan merumuskan tujuan yang perlu
dipersiapkan dalam supervisi akademik. Selanjutnya program itu akan
menjadi acuan kepala sekolah beserta tim untuk melaksanakan supervisi
akademik pak.”69
Tujuan supervisi pembelajaran dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bunta yaitu: (1)
Membantu guru dalam mengembangkan proses pembelajaran supaya tujuan
pembelajaran tercapai; (2) Meningkatkan manajemen dan administrasi guru kelas
maupun guru mata pelajaran; dan (3) Mengevaluasi kinerja guru dalam rangka
pembinaan guru.
68
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna, S.Pd, di ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta pada,
15 Maret 2016. 69
Wawancara dengan, Ahmad, S.Pd, di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bunta pada, 17 Maret
2015.
96
Dasar pertimbangan kepala sekolah dalam membantu guru adalah hasil
pengamatan terhadap kompetensi guru terkait dengan penguasaan kelas atau
metode mengajar, serta hasil penilaian terhadap pembelajaran yang dilakukan
guru mulai dari perencanaan pembelajaran hingga penilaian pembelajaran. Hal
tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah
sebagai berikut:
“Jadi konsep kita melakukan supervisi pembelajaran yang pertama itu
tujuannya adalah untuk memantau kinerja guru, kemudian apakah mereka
mengajar sesuai dengan SK dan KD nya, materi yang disampaikan ke
siswa apakah sudah sesuai apa belum. Yang kedua kita melihat kompetensi
guru terkait dengan penguasaan kelas, metode yang digunakan saat
mengajar pak.”70
Kepala sekolah menetapkan sasaran supervisi pembelajaran dengan
mencantumkan indikator-indikator yang menjadi perhatian dalam melaksanakan
supervisi akademik. Sasaran supervisi pembelajaran di SMP Negeri 1 Bunta yaitu
perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru, dan penilaian/tindak lanjut pembelajaran yang dilakukan
oleh guru. Hal tersebut sebagaimana tercantum pada dokumen Program Supervisi
pembelajaran Tahun Pelajaran 2015/2016 SMP Negeri 1 Bunta.
Secara sederhana, sasaran pelaksanaan supervisi pembelajaran adalah
proses kegiatan belajar mengajar, penguasaan kelas, pemilihan materi ajar dan
metode mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal tersebut sebagaimana hasil
wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:
70
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna, S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta
pada, 2 April 2016.
97
“ …Untuk sasaran pelaksanaan supervisi tentunya yang pertama itu
administrasi, Di mana hal ini berkaitan dengan urusan administrasi sekolah
yaitu laporan-laporan dan lain sebagainya…. dan untuk yang kedua
tentunya adalah guru, karena menurut saya bahwa prestasi sekolah itu
salah satu faktornya adalah guru, hal tersebut berkaitan dengan
kemampuan guru saat proses KBM, penguasaan kelas, pemilihan materi
ajar, pemilihan metode mengajar, dan lainnya yang pada akhirnya nanti
akan berpengaruh terhadap nilai siswa.”71
Hasil wawancara juga mengenai sasaran supervisi pembelajaran
disampaikan oleh Ibu Dra. Husnul Khatimah:
“ Dalam kegiatan pengawasan itu, kelengkapan guru untuk mengajar itu
pasti pak, RPP, silabus, buku kerja dan materi yang akan disampaikan saat
di kelas. Kemudian penampilan saat mengajar itu juga dinilai, metodenya
dan cara mengajarnya bagaimana, penguasaan kelasnya bagaimana. Satu
lagi itu biasanya soal-soal untuk ulangan itu selalu di cek kemudian saat
menyusun laporan hasil belajar siswa itu kami juga diteliti sama kepala
sekolah.”72
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan silabus yang disusun guru saat merencanakan
pembelajaran menjadi sasaran supervisi pembelajaran. Selain itu, proses guru
dalam melaksanakan penilaian pembelajaran yang meliputi soal-soal ulangan dan
laporan hasil belajar yang dibuat oleh guru juga menjadi sasaran supervisi
pembelajaran. Hal tersebut diperkuat oleh hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru sebagai berikut:
“Mulai dari administrasi guru, RPP, silabus, dan semua tentang rencana
pembelajaran, kemudian nanti metode mengajar dan cara mengajar di
kelas juga akan dinilai, kemudian sampai nanti evaluasi pembelajaran pak,
71
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna,S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta pada,
2 April 2016. 72
Wawancara dengan, Dra. Husnul Khatimah, di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bunta pada,
2 April 2015.
98
semua akan dinilai oleh kepala sekolah, kan instrumennya butirnya banyak
itu pak, untuk itu kepala sekolah yang mengetahui.”73
Selain merumuskan tujuan dan sasaran supervisi, kepala sekolah
selanjutnya menyiapkan sumber daya yang diperlukan dalam pelaksanaan
supervisi akademik. Sumber daya yang disiapkan yaitu guru yang diberi tugas
membantu kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik. Selain itu
menyiapkan seluruh guru yang akan menjadi objek supervisi akademik dan
menyiapkan dana guna keperluan penyusunan laporan atau tindak lanjut hasil
supervisi akademik serta menyiapkan instrumen supervisi yang akan digunakan
dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana hasil
wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:
“Sumber daya, jadi ada beberapa hal yang perlu saya persiapakan….
salah satunya saya sendiri sebagai kepala sekolah harus meluangkan
waktu di samping pekerjaan administrasi saya yang lainnya, kemudian
untuk kegiatan pengawasan kami menyiapkan instrumen,…ya, itu
instrumen supervisi dari dinas Pendidikan.”74
Kepala sekolah beserta tim supervisi setelah merumuskan tujuan dan
sasaran supervisi pembelajaran serta menyiapkan sumber daya, selanjutnya
membuat jadwal supervisi pembelajaran yang meliputi jadwal monitoring awal,
jadwal supervisi, dan jadwal evaluasi serta jadwal tindak lanjut hasil supervisi
pembelajaran. Tim supervisi yang berjumlah tiga orang akan berbagi tugas dalam
mensupervisi guru yang ada. Tiga guru yang menjadi tim supervisi disupervisi
73
Wawancara dengan, Patrina Madusila, S.Pd, di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bunta pada,
3 April 2015. 74
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna,S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta pada
tanggal 2 April 2016.
99
sendiri oleh kepala sekolah dan selanjutnya tiga guru tersebut akan mensupervisi
guru yang lain sesuai dengan surat tugas yang diberikan oleh kepala sekolah.
Jadwal supervisi pembelajaran dibuat oleh kepala sekolah diawal tahun
ajaran baru. Pembagian tugas dan jadwal supervisi yang telah disepakati oleh tim
supervisi selanjutnya akan disosialisasikan kepada guru melalui rapat. Hal tersebut
berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:
“Ya…, jadi saya membuat program supervisi kan di awal semester pak,
tahun ajaran baru. saya dalam menyusun jadwal selalu menyampaikan
terlebih dahulu pada saat rapat dewan guru tadi, nah disitu nanti akan
kami sepakati bersama mengenai pelaksanaan supervisi.”75
Hasil studi dokumen mengenai jadwal supervisi pembelajaran
menunjukkan pelaksanaan supervisi pembelajaran dilaksanakan satu kali setiap
tahun ajaran. Artinya, guru hanya mendapatkan jadwal supervisi pembelajaran
satu kali setiap tahun ajaran. Supervisi pembelajaran dilaksanakan pada
pertengahan awal semester ganjil dan pertengahan awal semester genap.
b. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran dalam perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
Kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran yaitu:
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan dalam melaksanakan
evaluasi pembelajaran. Pemeriksaan perencaan pembelajaran dilakukan settiap
tahun pelajaran baru sebelum proses belajar mengajar guru Pendidikan Agama
Islam sudah mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada
75
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna,S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta pada,
2 April 2016.
100
semester itu. Perencanaan pembelajaran ini dibuat sebagai pedoman guru
mengajar, pembuatan perencanaan pembelajaran ini diwajibkan oleh kepala SMP
Negeri 1 Bunta setiap tahun pelajaran baru sebelum proses belajar mengajar
dilakukan. Apabila guru Pendidikan Agama Islam tidak menyiapkan maka kepala
sekolah akan menegur dan memerintahkan untuk membuatnya.
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Ibu Mirnawati Thalib, S.Ag guru
Pendidikan Agama Islam berikut ini:
“Kepala sekolah selalu memeriksa kelengkapan administrasi
pembelajaran sebelum melakukan pembelajaran yang meliputi Silabus,
Program semester, Program tahunan, rencana pembelajaran kepada
kami.Apabila terdapat kekurangan dalam pembuatanya administrasinya
kepala sekolah melakukan pembinaan kepada kami. Pembinaan meliputi
pemberian cara perencanaan yang baik,cara memilih metode
pembelajaran yang baik ,menyiapkan media pembelajaran yang tepat dan
memberikan kesempatan untuk mendiskusikan dengan teman sejawat
melalui MGMP mata pelajaran.”76
Hal senada juga di ungkapkan oleh Ibu Dra. Husnul Khatimah dari Hasil
wawancara kepada penulis sebagai berikut:
“(sambil tersenyum) , Kelengkapan mengajar selalu diperiksa pak,
perangkat harus disiapkan , Alhamdulillah untuk saya kesulitan itu ada
tapi tidak begitu besar. Ya biasanya justru kepala sekolah yang akan
memberi tahu saya setelah beliau melakukan kunjungan kelas, nanti akan
disampaikan cara mengajar saya gimana, materi yang digunakan gimana
dan lain sebagainya, nah… disitu ada kekurangan apa nanti kepala sekolah
yang menilai. Namun suatu saat nanti jika saya menemukan hal yang
sifatnya membuat resah saya dalam mengajar, pasti saya akan melaporkan
hal tersebut kepada kepala sekolah. ”77
76
Wawancara dengan, Mirnawati Thalib, S.Ag, di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bunta pada,
3 April 2016. 77
Wawancara dengan, Dra, Kusnul Khatimah, di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bunta pada,
3 April 2016.
101
Beberapa hasil wawancara tersebut dapat menunjukkan bahwa kepala sekolah
menerapkan pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan
langsung ditunjukkan dengan kepala sekolah yang aktif mendekati guru untuk
mengetahui kendala guru dalam pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah
mengagendakan rapat setelah upacara guna menjaring masalah atau kendala yang
dialami guru saat mengajar. Selanjutnya, pendekatan tidak langsung ditunjukkan
oleh guru yang kadang-kadang melaksanakan konsultasi dengan kepala sekolah
apabila menemukan kendala dalam proses pembelajaran.
Pendekatan supervisi yang diterapkan di SMP Negeri 1 Bunta merupakan
pendekatan kolaboratif yaitu menerapkan pendekatan langsung maupun
pendekatan tidak langsung. Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan
pendekatan langsung lebih dominan diterapkan dalam pelaksanaan supervisi
pembelajaran.
Penerapan pendekatan langsung juga dilaksanakan oleh kepala SMP
Negeri 1 Bunta, dalam pelaksanaan pembelajaran guru Pendidikan Agama(PAI)
dalam kemampuan tahap pra intruksional guru memeriksa kesiapan siswa,
melakukan apersepsi. Dalam intruksional guru Pendidikan Agama Islam
memperlihatkan penguasaan materi pembelajaran dengan baik, mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan, menyampaikan materi dengan jelas
sesuai dengan hirarki belajar, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan,
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
melaksanakan pembelajaran secara runtut, menggunakan media efektif dan
102
efisien, menumbuhkan parsipasi aktif siswa dalam pembelajaran, menunjukan
sikap terbuka terhadap respon siswa, memantau kemajuan belajar siswa,
menggunakan bahasa , lisan dan tulis secara jelas baik dan benar, menyampaikan
pesan dengan gaya yang sesuai.
Pelaksanaan pengawasan dalam pembelajaran dapat dilihat dari cara
kepala sekolah melaksanakan monitoring. Hasil wawancara mengenai
pelaksanaan pengawasan pembelajaran oleh kepala sekolah sebagai berikut:
“Kalau untuk monitoring dalam pembelajaran , kita dengan para guru
melakukan kesepakatan sejak awal. Namun terkadang saya melakukan
secara mendadak tanpa memberitahu guru yang bersangkutan, karena
untuk mengetahui kesiapan guru apakah benar-benar siap atau hanya siap
saat akan dilakukan pengawasan. Sedangkan untuk analisis dan evaluasi
kita lakukan bersama dengan para guru pada saat rapat guru misalnya. ”78
Hasil wawancara tersebut menunjukkan kepala sekolah kadang-kadang
melaksanakan pengawasan terhadap guru yang sedang melaksanakan proses
pembelajaran di kelas tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada guru yang
bersangkutan. Hal tersebut dilakukan kepala sekolah untuk mengetahui kesiapan
dan kelengkapan guru dalam mengajar. Pelaksanaan pengawasan secara
mendadak tersebut dilakukan untuk mengantisipasi guru hanya menampilkan
kemampuan secara maksimal jika hanya ada jadwal pengawasan.
Tahap pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut guru Pendidikan Agama
Islam (PAI) SMP Negeri 1 Bunta, memantau kemajuan belajar selama proses,
melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi / tujuan, melakukan refleksi
78
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna, S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta pada,
2 April 2016.
103
atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa, melakukan tindak lanjut
dengan memberi arahan, sebagai bagian remedial atau pengayaan.
Kepala sekolah menerapkan beberapa teknik pengawasan pada kemapuan
guru dalam evaluasi pembelajaran. Teknik yang pertama adalah rapat antara
kepala sekolah dengan guru. Rapat dilaksanakan untuk membahas hal yang terkait
dengan pelaksanaan supervisi pembelajaran. Hal tersebut sebagaimana hasil
wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut:
“Jadi seperti yang saya jelaskan di depan tadi, kalau kami selalu
menyampaikan program kami saat rapat dewan guru, kemudian kita
sepakati bersama mengenai jadwal kunjungan kelas pada saat guru
mengajar. Kemudian saat di kelas saya memperhatikan guru saat
mengajar selama dua jam pelajaran, saya catat mengenai kekurangan
ataupun kelebihan guru tersebut, dan kemudian hari kita panggil guru
tersebut untuk menyampaikan hasil kunjungan kelas saya tersebut.
Selain kunjungan kelas, tentunya juga kami kadang melaksanakan rapat
dengan para dewan guru untuk membahas terkait pembelajaran.”79
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah saat
melaksanakan kunjungan kelas akan mengamati guru saat mengajar selama dua
jam pelajaran. Selama pengamatan dilaksankan, kepala sekolah akan melakukan
pencatatan terkait dengan penampilan guru saat mengajar mulai dari pembukaan
hingga penutup. Selain itu, kepala sekolah saat rapat kadang-kadang
menyampaikan hal-hal yang terkait dengan pembelajaran untuk didiskusikan
bersama dengan guru. Diskusi tersebut dilaksanakan dalam rangka untuk
membenahi dan meningkatkan keterampilan guru saat menagajar.
79
Wawancara dengan, I Dewa P. Pariatna, S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 1 Bunta pada,
2 April 2016.
104
Hasil wawancara tersebut menunjukkan jika kepala sekolah akan melihat
administrasi yang perlu dipersiapkan guru sebelum melaksanakan pembelajaran
di kelas dan menyiapkan dokumen instrument pengawasan. Dokumen yang
digunakan kepala sekolah meliputi lembar monitoring dan evaluasi perencanaan
pembelajaran, lembar monitoring dan evaluasi proses pembelajaran, lembar
monitoring dan evaluasi penilaian/tindak lanjut pembelajaran, lembar pra
observasi dan pasca observasi, serta lembar pengamatan dan pemantauan.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa hasil supervisi pembelajaran
dilaporkan kepada pengawas dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banggai juga
pengawas Kementerian Agama Kabupaten Banggai, laporan itu disampaikan
untuk melaporkan pelaksanaan supervisi pembelajaran dan hasil supervisi
pembelajaran yang telah dilaksanakan sekolah.
Kepala sekolah setelah melakukan analisis dan evaluasi serta melaporkan
hasil supervisi pembelajaran, selanjutnya hasil supervisi pembelajaran akan
dijadikan dasar pertimbangan dan dimanfaatkan kepala sekolah untuk melakukan
pembinaan terhadap guru dalam rangka meningkatkan kompetensi pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
a. Peran Kepengawasan Kepala SMP Negeri 2 Bunta dalam Melaksanakan
tugas Kepengawasan terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PAI
Keberhasilan sekolah pengelolaannya ditentukan oleh kemampuan kepala
sekolahnya, yaitu melakukan pengorganisasian secara sistematis, dan
komitmennya terhadap perbaikan pengelolaan sekolah dalam wewenangnya dan
105
tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Kepemimpinan bukanlah serangkaian
kompetensi yang dibuat oleh seseorang, melainkan pendekatan atau cara kerja
dengan manusia dalam suatu organisasi untuk menyelesaikan tugas bersama dan
tanggung jawab bersama. Kemampuan memahami kondisi yang demikian ini bagi
kepala sekolah amat penting artinya, yaitu kemampuan melihat secara tajam apa
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembelajaran di Sekolah.
Kepengawasan tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap
kegiatan kepengawasan terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai
dan hal itu terakumulasi dalam tujuan kepengawasan/ supervisi. Tujuan dapat
berfungsi sebagai arah atau penuntun dalam melaksanakan supervisi, tujuan
supervisi berkaitan erat dengan tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi pada
dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar
melaksanakan tugasnya secara lebih baik sehingga tujuan pembelajaran yang
diharapkan bisa tercapai secara optimal.
Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis di SMP Negeri 2 Bunta, ada
beberapa hal atau informasi yang penulis peroleh berkenaan dengan judul
penelitian diatas. Dari penelitian tersebut penulis berusaha meneliti beberapa
Narasumber yaitu 2 orang, Kepala Sekolah dan 1 guru PAI.
1. Supervisi kepala sekolah dalam kegiatan pembelajaran
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan tujuan utama pendidikan.
Keberhasilan pembelajaran memang banyak aspek yang dapat mempengaruhi.
106
Salah satu aspek tersebut adalah guru yang memiliki kompetensi. Sebagaimana
hasil wawancara dengan Ibu Marlina, S.Ag, guru PAI berikut ini :
“Ya…benar Pak, dalam mengaplikasikan hasil dari supervisi
pembelajaran kita sebagai guru sebaiknya memiliki kompetensi sesuai
standar kompetensi pedagogik guru mulai dari menguasai karekteristik
siswa sampai melakukan tindakan refleksi. Hasil dari supervisi, kita
sebagai Guru PAI, tentunya kita selalu berusaha semaksimal mungkin
dalam kelas memberikan arahan-arahan yang sifatnya membentuk
karakter yang berakhlak. di samping itu kita juga memberikan
kesempatan siswa juga memahami karektristik yang dimiliki siswa pada
saat pembelajaran berlangsung.80
Hal senada disampaikan oleh Bapak Usama, S.Pd, kepala SMP Negeri 2
Bunta sebagai berikut :
“…Memang benar, dalam proses pembelajaran kompetensi seorang guru
bisa saya katakan sebagai ujung tombak dalam mencapai keberhasilan.
Olehnya saya selaku pimpinan di sekolah ini tidak henti-hentinya
memonitoring proses pembelajaran yang dilakukan guru di SMP 2 Bunta
Akan tetapi khusus kepada guru PAI saya langsung sendiri yang
melakukan supervisi kunjungan kelas dan setelah selesei langsung saya
berikan arahan, pada prinsipnya semua model supervisi pembelajaran
yang saya lakukan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik
guru PAI dalam mencapai tujuan pembelajaran.”81
Dari penjelasan kepala sekolah maka, dampak positif dalam pelaksanaan
supervisi pembelajaran guru PAI dapat diketahui bagaimana kemampuan dalam
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan kemampuan dalam
evaluasi pembelajaran.
80
Wawancara dengan, Marlina, S.Ag, di Ruang Guru SMP Negeri 2 Bunta pada, 20 Maret
2015. 81
Wawancara dengan, Usama, S.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 2 Bunta pada, 20 Maret
2016.
107
Manfaatnya ketika proses pembelajaran berlangsung yaitu siswa tidak merasa
terganggu ketika kepala sekolah langsung terjun ke kelas dalam melaksanakan
supervisi pembelajaran, karena sebelum kepala sekolah melakukan supervisi
terlebih dahulu memberikan informasi kepada guru bahwa beliau akan turun ke
kelas untuk melakukan supervisi. Namun dampak negatifnya itu ketika kepala
sekolah tidak mampu melakukan sepenuhnya supervisi pembelajaran, dan
terkadang ada sebagian guru yang menganggap bahwa ketika kepala sekolah
melakukan supervisi pembelajaran dalam mengawasi guru saat pembelajaran
ada kesan bahwa kepala sekolah menggurui. Padahal tujuannya untuk
memperbaiki mitra belajar dan melihat langsung seperti apa proses
pembelajarannya .
2. Pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah untuk mengetahui permasalahan dan
kebutuhan siswa
Kepala Sekolah memberi arahan kepada guru untuk melakukan
pendekatan terhadap murid, agar tetap terjalin komunikasi antar guru dan murid.
Pelaksanaan supervisi bertujuan untuk menghasilkan guru yang profesional dan
bertanggung jawab secara profesi serta memiliki komitmen yang tinggi
memperbaiki diri sendiri atas bantuan orang lain. Sebelum melakukan program
supervisi, ada beberapa perencanaan yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Bunta.
Kepala Sekolah memberi arahan kepada guru untuk melakukan pendekatan
terhadap siswa, agar tetap terjalin komunikasi antar guru dan siswa. Ada beberapa
108
pendekatan dan supervisi yang disarankan Kepala Sekolah kepada guru untuk
dapat membangkitkan minat belajar dalam berprestasi pada siswa, sebagaimana
wawancara peneliti bersama kepala Sekolah SMP 2 Bunta:
“saya selalu mendorong semua guru-guru di sekolah kami agar dapat
menanamkan cara berpikir aktif sedini mungkin pada siswa,
membiasakan siswa belajar mandiri, menciptakan lingkungan yang
kondusif, mengembangkan jiwa kompetitif pada anak, mengembangkan
rasa percaya diri anak dan mengembangkan mutu pergaulan pada anak.”82
Karena proses pembelajaran adalah proses transaksional, maka membina
hubungan dengan peserta didik mutlak diperlukan. Untuk mengetahui
permasalahan kebutuhan siswa, kepala sekolah senantiasa memberi arahan kepada
guru di kelas. Karena gur merupakan orang yang lebih mengetahui perkembangan
siswa melalui pertemuan dalam kegiatan belajar mengajar. Seolah
mengkonfirmasi informasi tersebut, salah satu Guru menyatakan:
“…Salah satu kompentensi pedagogik yaitu menguasai karekteristik
peserta didik pak , maka jika ada permasalahan dengan siswa, di sekolah
ini penanganannya sangat serius. Pertama melihat ketidakhadiran siswa,
melalui laporan dari guru mata pelajaran yang diserahkan ke wali kelas.
Kemudian wali kelas menyerahkan absen bulanan kepada guru BK. Jika
ternyata siswa ada masalah, maka siswa tersebut akan dipanggil oleh guru
BK, kemudian panggilan orang tua, setelah itu ke kepala sekolah. Jika
memang masalah belum bisa diatasi, tinggal kesepakatan guru BK, orang
tua dan siswa itu sendiri.”83
Dapat ditangkap bahwa peranan guru pada dasarnya adalah membantu
siswa mengubah perilakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
82
Wawancara dengan, Usama, S.Pd. di Kantor Kepala SMP Negeri 2 Bunta pada, 15 Maret
2016. 83
Wawancara dengan, Marlina, S.Ag. di Ruang Guru SMP Negeri 2 Bunta pada, 15 Maret
2016.
109
Sehubungan dengan ini, tugas guru adalah berinteraksi dengan siswa, dengan cara
menciptakan kondisi dan menyusun bahan, dengan memanipulasi situasi yang
memungkinkan siswa mengubah tingkah laku sesuai dengan keinginan itu. Jika
terjadi permaslahan pada siswa, guru kelas adalah orang pertama yang menangani
masalah tersebut.
Menurut analisa penulis tentang aspek-aspek pelaksanaan program
supervisi pembelajaran Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bunta sudah sesuai
dengan konsep ideal dan prinsip sebagai pelayanan pengembangan
profesionalistas guru dalam menjalankan tugasnya. Akan tetapi program supervisi
yang dilakukan Kepala Sekolah kurang sesuai dengan konsep manajemen, yaitu
adanya perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, terutama dalam mengetahui
permasalahan dan kebutuhan siswa. Untuk merumuskan bentuk pembinaan dan
pelatihan dalam pelaksanaan tugas supervisi, maka langkah awal yang ditempuh
oleh Kepala Sekolah adalah menyusun program kerja supervisi berdasarkan misi
dan tujuan yang ditetapkan. Misi dari tugas supervisi adalah meningkatkan
kompetensi guru dalam kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan yang meliputi;
aspek-aspek supervisi.
Selain itu juga dalam pengawasan supervisi kepala Sekolah masih kurang,
karena kepala Sekolah hanya memberi masukan dan motivasi kepada guru dalam
pelaksanaan supervisi tersebut. Setelah Kepala Sekolah memberi pengarahan dan
motivasi kepada para guru, kemudian kepala Sekolah memberi kepercayaan
sepenuhnya kepada guru untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan
110
siswa.Hal ini dilakukan untuk meminalisir permasalahan yang dihadapi oleh guru
Pendidikan Agama Islam diantaranya minimnya pengetahuan dalam membuat
perencanaan pembelajaran, juga metode yang tepat dalam pembelajaran.
3. Pelaksanaan supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap guru PAI
dalam memilih metode pengajaran dan menggunakan media pembelajaran
Salah satu faktor penting pendidikan adalah guru. Karena, guru adalah
sosok yang langsung berinteraksi dengan peserta didik, memberikan berkarya
dan berprestasi peran kepala sekolah sebagai supervisor menuntut kemampuan
kepala sekolah dalam melakukan pengawasan dan pengendalian untuk
meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan. Kegiatan supervisi pembelajaran
dapat dilakukan melalui teknik individu dan teknik kelompok. Dalam kegiatan
belajar mengajar, guru dan siswa adalah faktor utama dalam peningkatan kualitas
pendidikan. Guru yang memiliki kompetensi dan siswa yang berprestasi.
Supervisi pembelajaran kepala sekolah kepada guru ketika proses
pembelajaran harus semaksimal mungkin. Hal terpenting dalam proses
pembelajaran adalah seorang guru mampu menggunakan metode dan strategi
pembelajara, serta mampu memberdayakan dan menfungsikan alat dan media
pembelajaran. Guru dalam memilih metode atau media pembelajaran secara
umum memang harus diamati, tetapi Kepala Sekolah tidak bisa terus menerus
melihat apa yang harus dipersiapkan oleh setiap guru. Ini jelas seperti apa yang
sudah diungkapkan oleh kepala sekolah dalam wawancara bersama penulis:
111
“…Kalau ada kesulitan dalam memilih bahan ajar, biasanya para guru
akan sharing dengan guru lain tidak harus bertanya pada kepala sekolah.
Tetapi bila diperlukan boleh seorang guru minta pertimbangan Kepala
Sekolah dalam memilih bahan ajar. Dalam merancang kegiatan, guru juga
dilatih menyusun rancangan-rancangan kegiatan siswa, guru dilatih
menyusun rancangan setting pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi
dasar dan kondisi dunia nyata. Dengan demikian, maka siswa belajar
dengan mengadopsi situasi dan kondisi nyata di masyarakat menjadi
situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah.”84
Guru bertanggung jawab atas hasil kegiatan belajar siswa, khususnya
melalui interaksi belajar mengajar. Guru dituntut untuk untuk memiliki
kemampuan utama yaitu mengetahui seperangkat materi yang akan ditransfer
kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar. yaitu tehnik pembinaan guru yang
lebih mengoptimalkan kreatifitas dan potensi guru dalam pengajaran, maka fokus
dari pembinaan adalah pada peningkatan mengajar melalui siklus yang sistematis
dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan cermat tentang
penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan mengadakan perubahan dengan
cara yang rasional.
Dari analisis penulis terhadap hasil laporan tengah tahunan dan
pelaksanaan tugas program Supervisi masih belum sepenuhnya menerapkan
prinsip-prinsip, ciri-ciri sikap perilaku supervisor dan pendekatan dari model
supervisi klinis. Hal tersebut terlihat dari kunjungan atau observasi Kepala sekolah
di setiap kelas yang terkadang tidak sesuai dengan jadwal program supervisi.
Dalam kunjungan kelas berdasarkan model supervisi klinis tahapan-tahapan yang
84
Wawancara dengan, Usama, S.Pd. di Ruang Kepala SMP Negeri 2 Bunta pada,15 Maret
2016.
112
ditempuh meliputi; tahap pertemuan awal, obsevasi kelas dan tahap observasi
balikan. Sesuai dengan teori supervisi Kepala Sekolah, yakni merencanakan
program supervisi pembelajaran terhadap kompetensi pedagogik guru, seharusnya
kepala sekolah membuat jadwal rencana kegiatan supervisi sebagai acuan dalam
kepengawasan terhadap kompetensi guru Pendidikan Agama Islam.
4. Pelaksanaan supervisi pembelajaran Kepala Sekolah terhadap guru dalam
melakukan evaluasi pembelajaran
Dalam melaksanakan evaluasi dipastikan ada konsultasi atau musyawarah
antara guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah selalu memantau proses guru
dalam melaksanakan penilaian siswa meskipun kepala sekolah hanya menerima
hasil. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala
sekolah sebagai berikut:
“Peran kepala sekolah di sini hanya memfasilitasi waktu bahwa perlu
diadakan ulangan dan lain-lain. Begitu juga ketika mengevaluasi
kurikulum yang digunakan di SMP Negeri 2 Bunta, kepala sekolah
bersama dengan dewan guru juga tim kurikulum mengadakan
musyawarah bersama untuk mengetahui apa saja yang perlu dibenahi.
Dari situ akan diketahui kekurangan dan kelebihan kurikulum yang pada
saat itu digunakan.”85
Efektifitas pembelajaran tidak dapat diketahui tanpa melalui evaluasi
hasil belajar. Sesuai dengan karakteristik KTSP yang memuat evaluasi atau
penilaian hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam hal ini ada
beberapa bentuk peilaian yang digunakan. Penilaian berupa evaluasi proses belajar
85
Wawancara dengan, Usama, S.Pd. di Ruang Kepala SMP Negeri 2 Bunta pada, 15 Maret
2016.
113
terhadap partisipasi peserta didik baik secara individu maupun kelompok selama
proses pembelajaran berlangsung.
Standar yang digunakan di SMP Negeri 2 Bunta dalam penilaian proses
dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif baik fisik, mental, maupun
sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan keinginan belajar
tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya diri sendiri. Selain
memperhatikan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran dalam
satuan bahasan tertentu. Penilaian proses secara kognitif dapat dilakukan dengan
adanya test tertulis yang berbentuk pilihan ganda (objektif) dan berbentuk uraian
(subjektif).
Selain penilaian berbentuk test juga menggunakan instrumen lain yaitu
portofolio. Hal ini diselenggarakan agar kompetensi setiap mata pelajaran yang
mencakup pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang tercermin dalam tindakan dan
perilaku, sehingga guru mata pelajaran dapat memantau peserta didik dan
mengevaluasi secara menyeluruh pada saat proses pembelajaran maupun
keseharian siswa.
b. Peran Kepengawasan Kepala SMP Negeri 4 Bunta dalam melaksanakan
tugas Kepengawasan terhadap Kompetensi Pedagogik Guru PAI
a. Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran Oleh Kepala Sekolah
Ditinjau dari keefektifannya sebagai lembaga pendidikan secara formal,
seringkali muncul masalah pendidikan akibat dari pengelolaan pembelajaran yang
tidak tepat. Oleh karena itu salah satu faktor kunci yang dianggap penting dalam
114
pencapaian tujuan pembelajaran adalah peran kepala sekolah sebagai supervisor
melakukan pemantauan dari aspek administrasi guru sebagai bagian dari
manajemen pendidikan di sekolah sebagaimana yang telah dibuat. Berdasarkan
wawancara kepada kepala sekolah diungkapkan:
“Kami pada awal semester ganjil sebelum melaksanakan supervisi kelas,
membuat perencanaan menyusun jadwal supervisi kelas kepada guru-guru
sebagai acuan dalam melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru
Pendikan Agama Islam saya serahkan kepada wakil kepala sekolah.”86
Dari penjelasan di atas penulis dapat memahami bahwa sebelum pelaksanaan
supervisi pembelajaran ke kelas kepala SMP Negeri 4 Bunta telah membuat
perencanaan supervisi pembelajaran dalam rangka peningkatan kompetensi guru.
Selanjutnya dalam rangka kompetensi pedagogik guru dalam hal ini tentang
proses pembelajaran guru tidak lepas meyiapkan perangkat pembelajaran sebelum
mengajar membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
acuan dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Kepala sekolah sebagai menejer di sekolah salah satu tugasnya di
antaranya adalah membina dalam rangka peningkatan mutu sekolah sesuai dengan
Standar Nasional Pendidikan dalam hal ini adalah Standar Proses. Maka Kepala
sekolah berkewajiban sebelum melakukan supervisi kunjungan kelas untuk
memeriksa perangkat pembelajaran guru-guru di SMP Negeri 4 Bunta, Terhadap
guru Pendidikan Agama Islam kepala SMP Negeri 4 mendelagasikan kepada
wakil. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Ropingi,S.Ag guru PAI, berikut ini:
86
Wawancara dengan, Suharyanto, S.IP,S.Pd,M.Pd, di ruang Kepala SMP Negeri 4 Bunta
pada, 17 Maret 2016.
115
“Sebelum kepala sekolah melakukan supervisi pembelajaran ke kelas telah
memeriksa perangkat pembelajaran terutama silabus dan RPP serta
menandatangi perangkat pembelajaran, ini dilakukan setiap tahun ajaran
baru namun pelaksanaan supervisi kunjungan kelas wakil kepala sekolah
yang masuk kelas Pak, ya… itu dikarenakan adanya perbedaan keyakinan
saja Pak .”87
Dari ungkapan guru tersebut di atas bahwa kepala sekolah SMP Negeri 4
Bunta telah mengadakan pemeriksaan perangkat pembelajaran guru sebagai salah
satu bentuk kinerja guru dalam peningkatan kompetensi menyusun perangkat
pembelajaran walaupun untuk pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala
sekolah mendelagasikan kepada wakil kepala sekolah.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dan studi dokumentasi ditemukan
beberapa temuan di antaranya:
1) Bahwa kepala sekolah telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran
pada semester ganjil dan dengan membuat jadwal supervisi kelas.
2) Kepala sekolah mendelegasikan wakil kepala sekolah untuk melaksanakan
tugas supervisi pembelajaran terhahap guru PAI.
3) Sebelum pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah telah memeriksa
persiapan melaksakan supervisi pembelajaran kepada guru untuk
meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam
menyusun silabus dan RPP.
87
Wawancara dengan, Ropingi, S.Ag, di Ruang Guru SMP Negeri 4 Bunta pada, 17 Maret
2016.
116
4) Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui observasi pembelajaran
di kelas menggunakan instrumen penilaian kinerja guru dalam proses
pembelajaran.
5) Bimbingan yang dilakukan kepala sekolah baik secara individu dan
kelompok. dengan melalui metode dan teknik serta pendekatan secara
demokratis.
6) Hasil observasi pembelajaran guru ditindaklanjuti.
b. Tinjauan Teori-teori Supervisi Pelaksanaan Supervisi Oleh Kepala SMP
Negeri 4 Bunta
Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah dalam
meningkatkan kompetensi guru ditinjau dari segi teori supervisi dapat
diungkapkan bahwa pada dasarnya kepala sekolah telah berupaya dalam
meningkatkan kompetensinya sebagai supervisor telah menjalankan secara
maksimal, namun karena keterbasan waktu sehingga baru sebagian saja.
Sebagaimana diungkapkaan oleh kepala SMP Negeri 4 Bunta melalui wawancara
kepada peneliti:
“…. Memang betul selama kami melaksanakan supervisi pembelajaran
dalam meningkatkan kompetensi guru dalam proses pembelajaran
langsung masuk kelas tanpa ada kesepakatan dulu pada guru yang mau
disupervisi sebagai mana yang ada dalam teori supervisi…..”88
Di samping itu kepala sekolah selaku sebagai supervisor telah
melakukan supervisi pembelajaran ini dapat diungkap melalui pengamatan dan
88
Wawancara dengan, Suharyanto, S.IP,S.Pd,M.Pd, di Ruang Kepala SMP Negeri 4 Bunta
pada tanggal 17 Maret 2016.
117
informasi melalui wawancara serta studi dokumen yang diperoleh selama peneliti
SMP Negeri 4 Bunta, bahwa secara teori sudah sesuai dengan teori supervisi,
yaitu kepala sekolah telah membuat
perencanaan jadwal supervisi, melaksanakan dan menindaklanjuti
supervisi pembelajaran. Namun dalam pelaksanaan kunjungan kelas untuk
menilai kompetensi guru dalam proses pembelajaran langsung masuk kelas tanpa
ada kesepakatan terlebih dahulu antara guru dengan kepala sekolah apa yang mau
diajarkan, metoda apa yang digunakan sehingga supervisor dalam menilai kinerja
guru baru sebagian bila ditinjau dari segi teori-teori supervisi, terutama pada pra
supervisi pembelajaran.
Hal ini juga dibenarkan oleh seorang guru PAI Ropingi, yang pernah disupervisi
pembelajaran di kelas oleh kepala Sekolah SMP Negeri 4 Bunta mengungkapkan
melalui wawancara dengan peneliti:
“…Selama kami disupervisi oleh kepala SMP Negeri 4 Bunta,mengutus
wakil kepala sekolah yang telah di tunjuk langsung masuk ke kelas belum
pernah ada pertemuan awal untuk membicarakan kesepakan SK dan KD
apa yang mau diajarkan, metode apa yang akan digunakan dan evaluasi
apa yang digunakan.”89
Dari penemuan di atas dapat disimpulkan bahwa Kepala sekolah dalam
pelaksanakan supervisi pembelajaran dari segi membuat perencanaan
pembelajaran ditinjau dari segi teori-teori supervisi cukup baik ini dibuktikan
dengan adanya perencanan membuat jadwal sehingga tujuan arah secara jelas
89
Wawancara dengan, Ropingi, S.Ag. di Ruang Guru SMP Negeri 4 Bunta pada,17 Maret
2016.
118
kapan dan di kelas berapa melaksanakan observsi kelas dalam rangka menilai
kinerja guru dalam proses pembelajaran. Namun dalam melaksanakan supervisi
pembelajaranbaru terhadap guru Pendidikan Agama Islam kepala sekolah
mendelagasikan kepada wakil kepala sekolah.
3. Dampak Peran Supervisi Pembelajaran Terhadap Kompetensi Guru
Peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam hal ini supervisi
pembelajaran yang dilakukan oleh kepala Sekoalah SMP Negeri 4 bunta
berdampak positif dan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik guru, Dengan
adanya supervisi pembelajaran dapat memberikan masukan dan kekurangannya
terhadap guru yang disupervisi terutama dalam pengelolaan kelas, penggunakan
teknik dan metode yang tepat dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Hal
ini diungkapkan oleh Bapak Ropingi, S.Ag, guru PAI kepada peneliti:
“…Ya dengan kepala sekolah mengadakan supervisi pembelajaran
terhadap guru kami sangat merasakan ada peningkatan dalam melaksakan
proses pembelajaran karena kepala sekolah melihat secara langsung apa
yang terjadi didalam kelas dapat diketahui dengan sebenarnya sehingga
adanya kekurangan dalam proses pembelajaran tersebut dapat diberi
masukan-masukan sehingga dalam proses pembelajaran selanjutnya
menindak lanjuti masukan-masukan dari kepala sekolah.”90
Supervisi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah adalah bantuan
kepada para guru sehingga mereka terus menerus mengembangkan kompetensinya
untuk meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan supervisi
pembelajaran guru akan mendapatkan masukan-masukan yang berhubungan
90
Wawancara dengan, Ropingi, S.Ag, di Ruang Guru SMP Negeri 4 Bunta pada, 17 Maret
2016.
119
dengan pembelajaran, baik yang berhubungan dengan peguasaan materi dan cara
pengembangan penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Dengan
memahami segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran maka guru
tersebut memiliki kompetensi kemampuan profesional, guru dituntut untuk bisa
aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini juga dipertegas
dengan penuturan Bapak Agus Riyanto, SE, M.Pd, wakil kepala sekolah yang
menyatakan:
“ Seperti yang telah didelagasikan oleh kepala sekolah kepada kami,
sesuai jadwal yang ada kami mengamati guru Pendidikan Agama Islam
dalam proses pembelajaran di kelas, bahkan mulai dari perencanaan
pembelajaran,pelaksanaan pembelajaran,dan evaluasi pembelajaran,
kemudian setelah selesai kami beri masukan dan selajutnya saya lihat lagi
ternyata ada peningkatan dalam pengembangan kompetensi diantaranya
dalam pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan TIK, setelah itu
hasilnya langsung kami laporkan kepada Bapak Kepala Sekolah.”91
Supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap guru dapat
memberikan pengaruh dampak positif dalam pengembangan kompetensi guru
dalam meningkatkan pembelajaran terhadap siswa sehingga salah dari hasil
supervisi pembelajaran kepala sekolah dapat dilihat dalam meraih prestasi dalam
bidang akademik di samping hasil penilaian dari Badan Akreditasi Sekolah, juga
guru-gurunya dalam proses pembelajaran sebagaian sudah menggunakan TIK. Ini
semua adalah salah satu tugas kepala sekolah tidak lepas dari hasil supervisi
pembelajaran.
91
Wawancara dengan, Agus Riyanto, SE, M.Pd. di Ruang wakil Kepala SMP Negeri 4 Bunta
pada, 17 Maret 2016.
120
Dengan ini maka kompetensi kepala sekolah terutama pada supervisi
pembelajaran sebagai supervisor sangat mempengaruhi terhadap guru dalam
melaksanakan salah satu tugas pokok dan kompetensi guru-gurunya sebagian
besar sudah menguasai TIK dengan dibuktikan pada waktu mengajar memakai
pembelajaran berbasis TIK. Dampak supervisi kepala sekolah dalam
pengembangan kompetensi guru juga melalui kegiatan MGMP mata pelajaran
yang telah tertuang dalam dalam standar isi. Dan mengikut sertakan guru PAI
melalui workshop.
B. Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan yang dilaksanakan oleh
kepala sekolah terhadap peningkatan kompetensi pedagogik guru PAI di
SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi yang dimliki oleh
guru Pendidikan Agama Islam (PAI), agar menjadi guru yang mempunyai
kompetensi baik, seorang guru Pendidikan Agama Islam(PAI) harus mempunyai
keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada temuan per kasus tentang peran
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap kompetensi
pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4
Bunta. Selanjutnya peneliti memadukan dan membandingkan dari temuan
pelaksanaan adalah untuk mengukur pelaksanaan kepengawasan pembelajaran
kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta terhadap
121
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam pada Perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Perbandingan pelaksanaan kepengawasan pembelajaran kepala SMP Negeri
1, SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta, terhadap kompetensi pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah sebagai berikut:
1. Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta
mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengelola pendidikan dalam
terutama terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kepala sekolah dituntut untuk
kreatif mengembangkan mutu pendidikan. Salah satu peran kepala sekolah
dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai supervisor berkewajiban untuk
membina guru Pendidikan Agama Islam, adalah melalui kepengawasan
pembelajaran oleh kepala sekolah. Namun Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta kurang melakukan pengawasan terhadap guru PAI
di sekolahnya.
2. Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi
supervisi pembelajaran intinya adalah pengawasan guru dalam meningkatkan
kompetensi pembelajaran. Sasaran supervisi pembelajaran adalah guru dalam
melaksanakan perencanaan pembelajaran, Proses pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran. yang terdiri dari materi pokok dalam proses
perencanaan pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknolog
122
informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan evaluasi hasil pembelajaran
serta penelitian tindakan kelas, di SMP Negeri 1 belum di laksanakan hal ini
dapat terjadi karena masih ada guru Pendidikan Agama yang copy paste dalam
penyiapan perangkat pembelajaran.
3. Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bunta dalam pelaksanaan supervisi
pembelajaran terhadap guru PAI mendelagasikan kepada wakil kepala sekolah
sebelumnya telah membuat rencana jadwal program supervisi pembelajaran
dalam kompetensi pedagogik guru. Kebijakan kepala sekolah ini mengandung
arti satu sisi kepala sekolah sebagai manejer harus secara keseluruhan mengatur
dan mengelola seluruh komponen yang ada di sekolah dan satu sisi harus
membina guru terutama dalam proses pembelajaran.
4. Kepala di SMP Negeri 2 Bunta pelaksanaan supervisi pembelajaran terhadap
guru PAI dilaksanakan sendiri tidak mendelegasikan kepada wakil kepala
sekolah, sebelum pelaksanaan ada pertemuan pra supervisi yaitu adanya
kesepakatan antara guru dan kepala sekolah sebelum pelaksanaan penilaian di
kelas dengan menggunakan instrumen kemudian diisi oleh guru yang
bersangkutan. Kemudian sesuai jadwal kepala sekolah masuk ke kelas
mengamati proses pembelajaran berlangsung sampai selesai. Setelah selesai
ditindak lanjuti dengan diadakan pertemuan guru yang bersangkutan diberi
masukan tentang kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kelemahanya kepala sekolah tidak meninjak lanjuti pada kegiatan
pembelajaran selanjutnya di kelas yang berbeda.
123
5. Kepala SMP Negeri 4 Bunta, dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mendelagasikan kepada wakil
kepala sekolah. Hal ini disebabkan kepala sekolah dari segi keyakinan
beragama bukan beragama Islam, namun hasil supervisi pembelajaran tersebut
dapat memberikan dampak positif yaitu dapat meningkatkan kompetensi guru.
Ini bisa di dilihat pada guru PAI sudah bisa membuat silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara mandiri dan dalam proses
pembelajaran dapat menggunakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK).
6. Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah baik di SMP Negeri 1,
SMP Negeri 2 Bunta dan SMP Negeri 4 Bunta ditinjau dari teori-teori
supervisi ketiga sekolah tersebut bervariasi artinya baru sebagian teori
supervisi dilaksanakan dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah baik dari segi prinsip-prinsip supervisi
pembelajaran pendekatan supervisi, metode dan teknik supervisi
pembelajaran.Hal ini di buktikan hasil dokumentasi kepala sekolah di tiga
sekolah melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru Pendidikan Agama
Islam hanya satu kali dalam semester.
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan di paparkan, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap
Komptensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta Tahun 2016
a. SMP Negeri 1 Bunta
Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap
kompetensi pedagogik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran guru PAI di SMP Negeri 1 Bunta di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah menyusun dokumen program supervisi pembelajaran
terhadap guru PAI dengan mencantumkan tujuan dan sasaran supervisi,
jadwal supervisi, dan instrumen supervisi pembelajaran. Kepala sekolah
dalam pelaksanaanya mendelegasikan wakil kepala sekolah.
2. Kepala sekolah setelah melakukan analisis dan evaluasi serta melaporkan
hasil supervisi pembelajaran, selanjutnya hasil supervisi pembelajaran
akan dijadikan dasar pertimbangan dan dimanfaatkan kepala sekolah
125
untuk melakukan pembinaan terhadap guru dalam rangka meningkatkan
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
b.SMP Negeri 2 Bunta
Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan
terhadap kompetensi pedagogik dakam perencanaan
pembelajaran,pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran guru
PAI di SMP Negeri 2 Bunta di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah sebelum
melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru PAI terlebih dahulu
membuat perencanaan yaitu membuat jadwal supervisi. Dalam pembuatan
jadwal kepala sekolah tidak mendelegasikan wakil kepala sekolah untuk
melaksanakan tugas supervisi pembelajaran kepada guru Pendidikan Agama
Islam, kepala sekolah sendiri yang melaksanakanya .
2. Kepala Sekolah memberikan pengarahan guru Pendidikan Agama Islam
untuk memilih strategi dan metode serta penerapan media pembelajaran,
yaitu observasi kelas, lebih menguasai karekteristik peserta didik
mengetahui perkembangan siswa melalui pertemuan dalam kegiatan belajar
mengajar.Menganjurkan guru untuk mempelajari lebih dalam tentang KKM
dalam pengembangan Kurikulum dan mengirim guru PAI pada kegiatan
pelatihan MGMP.
126
c. SMP Negeri 4 Bunta
Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan
terhadap kompetensi pedagogik dakam perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran guru PAI di SMP
Negeri 4 Bunta di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran pada
semester ganjil dan dengan membuat jadwal supervisi kelas. Sebelum
pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala sekolah telah memeriksa
persiapan melaksakan supervisi pembelajaran kepada guru untuk
meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam
menyusun silabus dan RPP. Kepala sekolah mendelegasikan wakil kepala
sekolah untuk melaksanakan tugas supervisi pembelajaran terhahap guru
PAI.
2. Supervisi Pembelajaran kepala sekolah dampaknya terhadap pengembangan
Kompetensi guru PAI di SMP Negeri 4 Bunta menunjukkan hasil positif
yaitu ditandai dengan adanya peningkatan dalam pembuatan silabus dan
RPP secara mandiri dan dalam proses pembelajaran sebagian besar sudah
menggunakan TIK.
H. Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan yang dilaksanakan oleh
kepala sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1,
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai
127
2) Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bunta dalam pelaksanaan supervisi
pembelajaran terhadap guru PAI mendelagasikan kepada wakil kepala
sekolah sebelumnya telah membuat rencana jadwal program supervisi
pembelajaran dalam kompetensi pedagogik guru.
3) Kepala di SMP Negeri 2 Bunta pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru PAI dilaksanakan sendiri tidak mendelegasikan kepada wakil
kepala sekolah, sebelum pelaksanaan ada pertemuan pra supervisi yaitu
adanya kesepakatan antara guru dan kepala sekolah sebelum pelaksanaan
penilaian di kelas dengan menggunakan instrumen kemudian diisi oleh guru
yang bersangkutan. Kemudian sesuai jadwal kepala sekolah masuk ke kelas
mengamati proses pembelajaran berlangsung sampai selesai. Setelah selesai
ditindak lanjuti dengan diadakan pertemuan guru yang bersangkutan diberi
masukan tentang kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
4) Kepala SMP Negeri 4 Bunta, dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mendelagasikan kepada wakil
kepala sekolah. Hal ini disebabkan kepala sekolah beragama non muslim,
namun hasil supervisi pembelajaran tersebut dapat memberikan dampak
positif yaitu dapat meningkatkan kompetensi guru. Ini bisa di dilihat pada
guru PAI sudah bisa membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) secara mandiri dan dalam proses pembelajaran dapat
menggunakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK).
128
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapatlah disampaikan beberapa
saran sebagai berikut :
1. Kepala Sekolah hendaknya membuat perencanaan pelaksanaan supervisi
sebagai acuan melaksanakan proses supervisi terhadap kompetensi guru.
Kepada guru Pendidikan Agama Islam melakukan inovasi terhadap
pengembangan kurikulum.
2. Kepala Sekolah hendaknya memperhatikan masalah yang dihadapi guru
Pendidikan Agama Islam dalam aspek kompetensi pedagogik, sehingga
supervisi pembelajaran akan lebih baik dengan sering mengadakan komunikasi
antara kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembahasan
masalah pembelajaran. Kepada guru Pendidikan Agama Islam harus
mengedepankan kualitas pembelajaran.
3. Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 dalam melakukan
pembinaan hendaknya memperhatikan lima langkah pembinaan kemampuan
guru melalui supervisi pembelajaran, yaitu: (1) menciptakan hubungan –
hibungan yang harmonis, (2) analisis kebutuhan,(3) mengembangkan strategi
dan media,(d) menilai dan(e) revisi.
4. Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta, agar
memberikan penghargaan kepada guru yang di nilai baik dalam pembuatan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan evaluasi pembelajaran karena
129
penghargaan ini akan membuat guru merasa diperhatikan sehingga guru
Pendidikan Agama Islam akan lebih meningkatkan kompetensinya. Kepada
guru Pendidikan Agama Islam harus menyediakan pengalaman pembelajaran
yang menghasilkan output yang baik.
5. Penelitian ini hanya meneliti peran kepengawasan kepala SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta terhadap kompetensi pedagogik guru PAI.
Oleh karena itu masih perlu penelitian lebih lanjut dari aspek kompetensi guru
yang lain, agar peran kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran lebih
optimal dalam pembinaan guru pada pelaksanaan pembelajaran.
130
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta:
Renika Cipta, 2013.
Bafadal Ibrahim. Supervisi Pengajaran. Teori dan Aplikasinya dalam Membina
Profesional Guru. Jakarta: Bumi Aksara, 1992.
Daradjat, Zakiah. Metode Khusus Pengajaran Agama Islam, Ed. I Cet. I. Jakarta:
Bumi Aksara,1995.
Direkrorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Kumpulan Undang-
Undang dan Peraturan Pemerintah RI Tentang Pendidikan. Jakarta: 2007.
Fatah Ahmad Yasin, “Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan
Agama Islam di sekolah (Studi Kasus di MIN Malang I)”, Jurnal eL-
Qudwah. Volume 1 Nomor 5, (April 2011).
Glatthorn, A. Supervisory Leadership Introduction To Instructional Supervision.
Printed in The United States of America: Harper Collins Plublisers, 1990.
Hasan, Iskandar. ”Upaya Meningkatkan Kompetensi Guru MIPA dalam Menyusun
RPP Melalui Supervisi Akademik Di SMP Negeri Gorontalo”, Jurnal
Penelitian dan Pendidikan. Volume 8. Nomor 1, ( Maret 2011).
Hasan M. Ali dan Mukti Ali. Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam. Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2003.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Referensi Ciputat
Mega Mall, 2013.
Idochi, Moch Anwar. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan.
Bandung: Alfabeta
Kementerian Agama RI. Al Qur'an dan Terjemahannya. Jakarta: PT Sinergi Pustaka
Indonesia, 2012.
Lippham, James A. The Principalship Concept, Competencies and Cases. New
York: Longmars, 1985.
131
Maunah, Binti. Supervisi Pendidikan Islam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Teras,
2009.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007.
Mudjiono, dan Dimyati. Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Mu’in, Abdul. “Peranan kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesionalisme Guru
di SDI Al-Ihsan Bambu Apus Pamulang”, Tesis, Universitas Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2011.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008.
Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda karya, 2007.
Nasution, S. Dikdaktis Asas-asas Mengajar, Cet. V. Bandung: Jemmars, 1986.
Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Cet. V. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standa Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Pidarta, Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Quinn, Michel Patton. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan Budi Puspo Priyadi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Rahman Abd. Getteng. Menuju Guru Profesional dan Ber-Eka Cet. III. Yogyakarta:
Graha Guru, 2011.
Rawati, “Peran Kepala sekolah Sebagai Supervisor dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran (studi kasus di MI Yayasan Perguruan Islam Sambung Jawa
Makasar)”, Tesis, Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2011.
Republik Indonesia. Undang-Undang Guru dan Dosen . Cet. II. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
Rifai, Moh. Administrasi dan Supervisi Penididkan. Bandung: Jemmars, 1987.
132
Sagala, Syaiful. Konsep dan Makana Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2010
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar &Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sudarwan. Menjadi Komunitas Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Sudin, Ali, “Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran di
Sekolah Dasar Se Kabupaten Sumedang”, Jurnal, Pendidikan Dasar. Nomor:
9 ( April 2008).
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif).
Bandung: Alfabeta, 2014.
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Cet. V. Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2000.
Syaodih, Nana Sukmadinata. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007.
Sumidjo, Wahju. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grapindo Persada,
1999.
Sutrisna Oteng. Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional.
Bandung: Angkasa, 1989.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994.
Tim Redaksi Pustaka Widyautama. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003.
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Pustaka Widyatama,
2003.
Tobroni. Pendidikan Islam Paradigma Teologis, filsafat dan Spritualitas . Malang:
UMM: Press, 2008.
Uno, Hamzah. Teori Belajar dan Pembelajaran (suatu Pengantar). STKIP
Gorontalo: Nurul Jannah, 1998.
Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional . Cet. XXIV. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010
Wahab, Abdul. Menulis Karya Ilmiyah. Surabaya: Airlangga University Press, 1999.
133
Yuliana, Lia, “Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor dalam Kematangan
Profesionalisme Guru”, Jurnal Manajemen Pendidikan No. 02/Th
III.(Oktober 2007).
Zahri, Cut Harun dan Nasir Usman, “Pelaksanaan Supervisi Akademik Oleh Kepala
Sekolah Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Sekolah Dasar Pada Gugus I
Uptd Dewantara Aceh Utara” Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana
Universitas Syah Kuala, ISSN 2302-0156. Volume 3, No. 2, (Mei 2015).
Zapeda, Sally J. Intructional Supervision Applying Tools and Concepts. Eye On
Education, Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003.
Zulkifli, “Strategi kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional
Guru Pada SMA Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar”, (Jurnal
Ilmiah Didaktika Vol. XIV, No. 2 (Februari 2014).
1
2
3
4
5
6
7
Lampiran : 4
BUTIR-BUTIR SOAL WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
1. Bagamana cara kepala sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap kegiatan
perencanaan pembelajaran guru PAI ?
2. Bagamana kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan
belajar mengajar guru PAI?
3. Bagaimana kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap evaluasi
pembelajaran yang d laksanakan oleh guru PAI?
4. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam pengawasan kompetensi pedagogik
guru PAI dalam merencanakan pembelajaran?
5. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam kompetensi pedagogic guru PAI dalam
melaksanakan pembelajaran?
6. Bagaimana strategi kepala sekolah dalam pengawasan kompetensi pedagogic
guru PAI dalam evaluasi pembelajaran?
7. Bagaimana tindak lanjut kepala sekolah dalam memperbaiki kemampuan
pembelajaran guru PAI ?
8. Bagaimana tindak lanjut kepala sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap
Observasi guru PAI dengan guru PAI lainya?
9. Apakah dalam kompetensi pedagogic guru PAI meningkatkan kemampuanya ?
10. Apakah kepala member kesempatan guru PAI dalam meningkatkan kompetensi
untuk mengikuti MGMP PAI ?
8
9
10
Lampiran : 6
BUTIR-BUTIR INSTRUMEN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI
1.Apakah Bapak/ Ibu guru menguasai karekteristik peserta didik dari aspek
fisik,moral,sosial,cultural,emosional dan intelektual ?
2. Apakah Bapak/Ibu guru memahami sedikitnya dua teori belajar yang mendidik
terkait dengan mata pelajaran PAI?
3. Apakah Bapak/Ibu guru menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran PAI?
4. Apakah Bapak/Ibu guru menentukan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum?
5. Apakah Bapak/Ibu guru menerapkan berbagai metode pembelajaran yang
mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran PAI?
6. Apakah Bapak/Ibu guru menyusun materi pembelajaran secara benar dengan
pendekatan yang dipilih?
7. Apakah Bapak/Ibu guru menyusun materi pembelajaran secara benar sesuai
dengan karekteristik peserta didik?
8. Apakah Bapak/Ibu guru menyusun rancangan pembelajaran yang benar?
11
9. Apakah Bapak/Ibu guru menyusun perangkat yang mengandung aspek
pengembangan kemampuan siswa yang meliputi aspek kognitif?
10. Apakah Bapak/Ibu guru menyusun perangkat yang mengandung aspek
pengembangan kemampuan siswa yang meliputi aspek afektif?
11. Apakah Bapak/Ibu melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas dengan
memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan?
12. Apakah Bapak/Ibu guru menggunakan sumber belajar selain buku untuk
mendorong peserta didik dalam mencapai prestasi secara optimal?
13.Apakah Bapak/Ibu guru memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dalam pembelajaran PAI?
14. Apakah Bapak/Ibu guru menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran selain di
ruang kelas untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal?
15.Apakah Bapak /Ibu guru memahami berbagai strategi berkomunikasi yang
efektif,empatikdan santun,secara lisan,tulisan,atau bentuk lain dalam setiap
mengajar?
12
Lampiran : 5
PEDOMAN OBSERVASI PEMBELAJARAN GURU PAI
Pada Hari :
Tanggal :
Waktu :
Kelas/Jam Ke :
1. Kompetensi dasar apa yang Bapak/Ibu ajarkan?
2. Kemampuan apa yang diharapkan dimilik Siswa?
3. Nilai-nilai apa yang akan dikembangkan dalam pembelajaran tadi?
4. Persiapan apa yang Bapak/Ibu buat?
5. Adakah materi yang diperkirakan sulit dipahami oleh Siswa?
6 . Adakah pengembangan Kurikulum terkait mata pelajaran yang Bapak/Ibu
sampaikan tadi?
6. Metode apa yang akan bapak/Ibu gunakan dalam pembelajaran tadi?
7. Apa yang Bapak/Ibu gunakan sebagai alat bantu pembelajaran tadi ?
8. Apakah dalam pembelajaran tadi Bapak/Ibu sudah memanfaatkan Teknologi
informasi dan Komunikasi dalam pembelajaran tadi?
9. Apakah Bapak/ Ibu sudah memanfaatkan penilaian dan evaluasi untuk
kepentingan pembelajaran tadi?
10. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan refleksi dalam pembelajaran tadi?
13
14
15
16
17
18
19
20
Lampiran : 14
DUKUMENTASI PENELITIAN
Doc Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Bunta
Doc. Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Bunta
21
Doc. Lokasi Penelitian SMP Negeri 4 Bunta
Doc. Wawancara Peneliti dengan Kepala SMP Negeri 1 Bunta
Bapak I Dewa P. Pariatna,S.Pd
22
Doc. Wawancara Peneliti dengan Guru PAI SMP Negeri 1 Bunta
Ibu Dra Husnul Khatimah
Doc. Wawancara Peneliti dengan Guru PAI SMP Negeri 1 Bunta
Ibu Mirnawati Thalib,S,Ag
23
Doc. Wawancara Peneliti dengan Kepala SMP Negeri 2 Bunta
Bapak Usama, S.Pd
Doc. Wawancara Peneliti dengan Guru PAI SMP Negeri 1 Bunta
Ibu Patrina Madusila,S,PdI
24
Doc. Wawancara Peneliti dengan Guru PAI SMP Negeri 2 Bunta
Ibu Marlina, S.Ag, S,PdI
Doc. Wawancara Peneliti dengan Kepala SMP Negeri 4 Bunta
Bapak Suharyanto, S.IP,S.Pd,M.Pd
25
Dukumen Wawancara Peneliti dengan Guru PAI SMP Negeri 4 Bunta
Bapak Ropingi, S.Ag
Doc. Kepala Sekolah melakukan Pengawasan terhadap Guru PAI dalam KBM
26
Doc. Peneliti melakukan pengamatan Guru PAI Sedang Melakukan KBM di kelas
Doc. Peneliti melakukan kegiatan Pengamatan Guru PAI dalam KBM
27
Doc. Pengamatan siswa sedang melakukan KBM di Kelas
Doc. Pengamatan siswa sedang melakukan KBM di Kelas
28
Doc. Kegiatan Supervisi Pembelajaran di Kelas yang di laksanakan
Kepala SMP Negeri 2 Bunta, terhadap Guru PAI
Doc. Kegiatan Supervi Pembelajaran terhadap Guru PAI
29
BIOGRAFI PENULIS
Feri Susanto. S. S.Ag dilahirkan tanggal 26 Januari
1974 di Blitar , Putra pertama dari tiga bersaudara
pasangan Bapak Suwadi Surya dan Ibu Sriyani
Sumarto .
Penulis adalah merupakan Tenaga Pengajar
sebagai Guru Bidang Study Pendidikan Agama Islam
pada SMP Negeri 2 Bunta Kabupaten Banggai
Propinsi Sulawesi Tengah, sejak tahun 1999 dan masih aktif sampai saat ini .
Menikah dengan Ning Yuliana pada tanggal 21 maret 2001 dan telah
dikaruniai tiga Buah hati yang menjadi Investasi dunia Akherat. Berdomisili di Desa
Sumber Mulya RT 01/ RW 02 Kecamatan Simpang Raya Kabupaten Banggai
Propinsi Sulawesi Tengah. Pendidikan SD, SMP, dan SMA di tempuh Kota
Kendari. Menyelesaikan Pendidikan Strata Satu (S-1) pada Fakultas Tarbiyah IAIN
Alauddin Kendari tahun 1997. Dan pada tahun 2016 telah menyelesaikan
Pendidikan Magister Pendidikan Agama Islam Konsentrasi Supervisi Pendidikan di
IAIN Salatiga.
Alamat email [email protected]
Motto : “Lihatlah segala sesuatu dari sisi baiknya, dan ambillah nilai positifnya”.
30
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MELAKSANAKAN KEPENGAWASAN TERHADAP
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI DI SMP
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
FERI SUSANTO
NIM. M2.14.025
Diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
31
ABSTRAK
PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
KEPENGAWASAN TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI
(Studi kasus atas Kepengawasan Kepala Sekolah di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Tiahun 2016)
FERI SUSANTO
Alamat: Jl. A. Yani No 02 Sumber Mulya RT 01/RW 02 Kec. Simpang Raya
Kab. Banggai Propinsi Sulawesi Tengah ([email protected])
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kepala sekolah dalam tugas
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta,dan untuk mengetahui perbandingan (komparasi)
atas kepengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah terhadap kompetensi
pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Rancangan yang
digunakan adalah studi kasus dengan seting penelitian dilakukan pada tiga sekolah di
Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah yaitu SMP Negeri 1, SMP Negeri 2
dan SMP Negeri 4 Bunta dengan informan kunci adalah kepala sekolah kemudian
informan lain beberapa guru PAI di tiga sekolah. Data yang dikumpulkan melalui
wawancara, dokumentasi dan observasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) peran kepala sekolah dalam
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik Guru PAI di SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta, Kepala Sekolah melakukan kegiatan pengawasan
pembelajaran dengan tahapan membuat perencanaan jadwal supervisi. Unsur-unsur
dalam pengawasan guru PAI meliputi kemampuan merencanakan pembelajaran,
kemampuan melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kemampuan mengevaluasi
pembelajaran, (2) Perbandingan (komparasi) peran kepala sekolah dalam
kepengawasan terhadap kompetensi pedagogik guru PAI pada SMP Negeri 1,
pelaksanaan pengawasan pembelajaran membuat jadwal program supervisi
mendelagasikan guru senior dan langsung masuk ke kelas, SMP Negeri 2 sebelum
pelaksanaan pengawasan ada pertemuan pra supervisi adanya kesepakatan antara
guru dan kepala sekolah sebelum penilaian di kelas dengan menggunakan instrumen
diisi oleh guru yang bersangkutan. SMP Negeri 4 Bunta kepala sekolah telah
melaksakan supervisi pembelajaran dan dampak positifnya kompetensi guru, yaitu
dapat membuat perangkat secara mandiri dan dalam proses pembelajaran sudah
menggunakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).
Kata Kunci: Peran Kepala Sekolah, tugas Kepengawasan, Kompetensi Pedagogik
Guru PAI.
32
ABSTRACT
PRINCIPAL ROLE IN IMPLEMENTING THE TASKS OF PEDAGOGIC
SUPERVISORY TEACHERS PAI
(A case study on supervisory Principal of SMP Negeri 1 SMP Negeri 2
and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi 2016)
FERI SUSANTO
Alamat: Jl. A. Yani No 02 Sumber Mulya RT 01/RW 02 Kec. Simpang Raya
Kab. Banggai Propinsi Sulawesi Tengah ([email protected])
This study aimed at describing the role of the principal in supervisory tasks to the
pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 and SMP
Negeri 4 Bunta, and to determine the ratio (comparison) on oversight conducted by
the principal to the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, SMP
Negeri SMP Negeri 2 and SMP Negeri 4 Bunta Banggai, Central Sulawesi Province.
This study used descriptive qualitative approach. The design is a case study
by setting study was conducted at three schools in Banggai regency Central
Sulawesi Province, namely SMPN 1, SMPN 2 and SMPN 4 Bunta key informant
was the principal informant then another few PAI teachers in three schools. Data
were collected through interviews, documentation and observation.
The results showed that, (1) the principal's role in the oversight of teachers in
pedagogic supervision marked in learning activities with supervision schedule
planning stages at the three schools. Elements of PAI teacher supervision is the
ability to plan learning, ability to carry out the teaching and learning activities and
the ability of learning evaluation. (2) Comparison the principal's role in the oversight
of the pedagogical competence of teachers PAI in SMP Negeri 1, supervision of
learning to make the program schedule supervision to delegate senior teachers and go
directly into the classroom, SMP Negeri 2 before supervision is no meeting pre
supervision agreement between teachers and principals before class assessments
using the instrument required by the teacher concerned. SMP Negeri 4 Bunta
principals have been fulfilling their instructional supervision and positive impact on
teacher competence, which can make the devices independently and in the learning
process is already using learning based on Information and Communication
Technology (ICT).
Keywords : Role of Principals, Supervisory Duties, Pedagogic Competence
Teacher of PAI
1
A. Pendahuluan
Kepala sekolah merupakan pemimpin pada lembaga pendidikan yang memiliki
wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan
pendidikan. Sebagai seorang pemimpin dan supervisor, kepala sekolah
mempunyai peran yang strategis dalam meningkatkan kompetensi guru. Peran
kepala sekolah dalam kepengawasan dimaksud merupakan salah satu upaya dalam
kompetensi pedagogik guru Pendikan Agama Islam di sekolah.
Menurut Pidarta, bahwa dalam perannya sebagai supervisor kepala sekolah
diharapkan dapat memperbaiki guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
serta tugas-tugas yang lain berupaya meningkatkan pribadi guru, memberi
dorongan kepada guru-guru agar belajar terus mengembangkan profesinya. 92
Kedudukan kepala sekolah sebagai supervisor dan pemimpin pendidikan
tidak diganti oleh pengawas atau pejabat lain yang bertugas khusus di bidang
supervisi yang ditetapkan, kepala sekolah memberikan bantuan kepada guru
secara langsung melalui kunjungan kelas, wawancara, pemberian saran tentang
cara-cara memajukan proses pembelajaran, membantu merencanakan satuan
pelajaran.
Wahyu Sumidjo menyatakan bahwa apabila seorang kepala sekolah ingin
berhasil menggerakkan para guru, maka:
(1)Menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan memaksa atau bertindak
keras terhadap guru. (2). Harus mampu melakukan perbuatan yang
melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan percaya
92
Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, 27.
2
diri terhadap guru dengan: meyakinkan (persuade) dan membujuk(induce)
bahwa apa yang dilakukan adalah benar. (3). Kemampuan untuk
mendengar pendapat guru-guru dan memberikan kesempatan untuk
berkembang dan memberi kesempatan dalam memecahkan problem yang
mereka hadapi. 93
Menurut Zapeda supervisi pembelajaran adalah untuk menolong para guru
belajar, sebagai upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang nyata bagi para siswanya. 94
Untuk mencapai
tujuan tersebut peran kepengawasan kepala sekolah menjadi urgen dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI.
Supervisi terhadap guru dimaksudkan untuk melakukan pembinaan
memberikan layanan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar
yang dilakukan guru yang pada giliranya dapat meningkatkan kompetensi
pedagogik guru PAI dalam meningkatkan kualitas belajar siswa 95
.
Kepengawasan terhadap guru bidang studi, terutama pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam (PAI), merupakan supervisi yang sedemikian rupa
dapat mengembangkan para guru baik profesi maupun pribadinya. Dalam aspek
profesi, memerlukan kemampuan supervisor untuk mengembangkan kualitas
profesional para guru, khususnya yang berkaitan dengan kompetensi pedagogik
dalam penguasaan materi bidang studi, metode mengajar, keterampilan
melaksanakan proses belajar mengajar. Dalam peran tersebut, kepala sekolah
93
Wahju Sumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta: Raja Grapindo Persada, 1999,
105-106. 94
Sally J. Zapeda, Intructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education,
Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19. 95
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar &Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka
Pengembangan Sumber daya Manusia, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, 19.
3
diharapkan mampu meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI di
sekolahnya.
Peningkatan kompetensi guru melalui supervisi dan monitoring
pengawasan bukan sekedar diarahkan kepada pembinaan yang lebih bersifat
aspek-aspek administratif kepegawaian tetapi harus lebih kepada peningkatan
kemampuan profesionalitas dan komitmen sebagai seorang guru. 96
Dengan
demikian, pada hakikatnya supervisi adalah kegiatan pembinaan terhadap guru
melalui teknik-teknik tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik mereka dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian kepala
sekolah memiliki peranan penting dalam melaksanakan tugas kepengawasannya
terhadap kompetensi pedagogik termasuk guru PAI di sekolahnya. Dalam hal
penelitian ini, guru PAI SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 4 Bunta Kabupaten
Banggai Sulawesi Tengah.
Penelitian sebelumnya telah mengungkap beberapa kegiatan supervisi
pembelajaran oleh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kompetensi guru.
Dan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas kepengawasannya terhadap kompetensi pedagogik guru PAI
dalam melaksanakan pembelajaran.
96
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosda karya, 2007, 13.
4
B. Metode Penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif.
Penelitian ini berusaha untuk mendreskripsikan atau menggambarkan data-
data yang telah diperoleh dari tiga SMP Negeri melalui wawancara mendalam
dengan Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru Pendidikan Agama
Islam di tiga sekolah tersebut maupun literatur kepustakaan yang berkaitan
dengan pembahasan.
Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus, meneliti tiga lebih
subyek, latar atau tempat penyimpanan data. Pendekatan penelitian ini
menggunakan pendekatan studi komparasi, karena penelitian ini meneliti dua
atau lebih subyek, latar atau tempat penyimpanan data yaitu di SMP Nrgeri 1,
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta.
Langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan peneliti menganalisa
kemudian menyusun temuan dan membandingkan atau memadukan kasus yang
dikumpulkan dari hasil wawancara mendalam, observasi dan dukumentasi
setelah dilakukan verifikasi data.
Hasil temuan Kepengawasan pembelajaran Kepala SMP Negeri 1,
SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta
Hasil Temuan Kegiatan Pengawasan Pembelajaran Oleh Kepala SMP
Negeri 1 Bunta diantaranya: (1). Bahwa kepala sekolah telah membuat
perencanaan supervisi pembelajaran pada semester ganjil dan genap dengan
5
membuat jadwal supervisi kelas, (2). Kepala sekolah mendelegasikan wakil
kepala sekolah untuk melaksanakan tugas supervisi pembelajaran terhadap guru
Pendidikan Agama Islam, (3) Sebelum pelaksanaan supervisi pembelajaran
kepala sekolah telah memeriksa persiapan melaksakan supervisi pembelajaran
kepada guru-guru untuk meningkatkan kompetensi dalam pembelajaran di
sekolah terutama dalam menyusun silabus dan RPP,(4) Pembinaan yang
dilakukan kepala Sekolah dilaksanakan setelah upacara setiap hari senin, (5).
Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah melalui observasi pembelajaran di
kelas menggunakan instrument penilaian kompetensi guru dalam proses
pembelajaran,(6). Bimbingan yang dilakukan kepala sekolah baik secara individu
dan kelompok dengan melalui metode dan teknik serta pendekatan secara
demokratis.
Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran Kepala sekolah dalam
Pelaksanaan pengawasan supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah di SMP Negeri
2 Bunta diantaranya:(1).Dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran kepala
sekolah sebelum melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru Pendidikan
Agama Islam terlebih dahulu membuat perencanaan yaitu membuat jadwal
supervisi, (2). Supervisi pembelajaran Kepala sekolah terhadap guru Pendidikan
Agama Islam dilaksanakan langsung oleh kepala sekolah, tidak mendelegasikan
kepada wakil kepala sekolah.
Hasil Temuan Supervisi Pembelajaran Kepala sekolah Dalam Pelaksanaan
Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah Di SMP Negeri 4 Bunta diantaranya:(1).
6
Kepala SMP Negeri 4 Bunta ketika melaksanakan supervisi pembelajaran adalah
datang ke kelas membawa instrumen yang sudah tersedia di buku pedoman
supervisi, (2). Pelaksanaan supervisi pembelajaran terhadap guru Pendidikan
Agama Islam di delegasikan kepada wakil kepala sekolah hal ini dilakukan
karena kepala sekolah bukan beragama Islam.
Ruang Lingkup supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap Guru
Pendidikan Agama Islam.
Ruang Lingkup Pengawasan Kepala Sekolah terhadap terhadap
Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam adalah:
(1). Kemampuan merencanakan Pembelajaran
Peran Kepala SMP Negeri 1 Bunta
Pemeriksaan perencaan pembelajaran dilakukan setiap tahun pelajaran
baru sebelum proses belajar mengajar guru Pendidikan Agama Islam sudah
mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada semester itu.
Perencanaan pembelajaran ini dibuat sebagai pedoman guru mengajar,
pembuatan perencanaan pembelajaran ini diwajibkan oleh
kepala SMP Negeri 1 Bunta setiap tahun pelajaran baru sebelum proses
pembelajaran dilakukan. Apabila guru Pendidikan Agama Islam tidak
menyiapkan maka kepala sekolah akan menegur dan memerintahkan untuk
membuatnya.
Peran Kepala SMP Negeri 2 Bunta
7
Kepala Sekolah memberi pengarahan dan motivasi kepada para guru,
kemudian memberi kepercayaan sepenuhnya kepada guru untuk merancang
perangkat dalam perencanaan pembelajaran mengetahui permasalahan dan
kebutuhan siswa, Kepala Sekolah terhadap guru dalam memilih metode
pengajaran dan menggunakan media pembelajaran , Guru dituntut untuk
untuk memiliki kemampuan utama yaitu mengetahui seperangkat materi yang
akan ditransfer kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Peran Kepala SMP Negeri 4 Bunta
Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran Oleh Kepala SMP Negeri 4 Bunta,
sebelum pelaksanaan supervisi pembelajaran ke kelas kepala SMP Negeri 4
Bunta telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran. Pelaksanaan
pembelajaran guru harus meyiapkan perangkat pembelajaran dan
mengembangkan kurikulum dengan teknik, metode dan media pembelajaran
yang sesuai .
(2). Kemampuan Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran.
Peran Kepala SMP Negeri 1 Bunta
Kepala sekolah menyusun program supervisi pembelajaran diawali dengan
menyusun tim supervisi. Tim supervisi terdiri dari kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah serta satu guru senior yang diberikan tugas oleh kepala
sekolah untuk membantu melaksanakan supervisi pembelajaran. Pelaksanaan
supervise pembelajaran terhadap guru didelegasikan kepada wakil kepala
sekolah.
8
Peran Kepala SMP Negeri 2 Bunta.
Kepala di SMP Negeri 2 Bunta pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru PAI dilaksanakan sendiri tidak mendelegasikan kepada wakil
kepala sekolah, sebelum pelaksanaan ada pertemuan pra supervisi. Kemudian
sesuai jadwal kepala sekolah masuk ke kelas mengamati proses pembelajaran
berlangsung sampai selesai. Setelah selesai ditindak lanjuti dengan diadakan
pertemuan guru yang bersangkutan diberi masukan tentang kekurangan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Peran Kepala SMP Negeri 4 Bunta.
Pelaksanaan Supervisi Pembelajaran Oleh Kepala SMP Negeri 4 Bunta,
sebelum pelaksanaan supervisi pembelajaran ke kelas kepala SMP Negeri 4
Bunta telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran dalam rangka
peningkatan kompetensi guru, proses pembelajaran guru harus meyiapkan
perangkat pembelajaran.Pelaksanaan supervisi pembelajaran kepada guru PAI
di delegasikan kepada wakil kepala sekolah.
(3). Kemampuan melakukan Evaluasi Pembelajaran.
Peran Kepala SMP Negeri 1 Bunta
Kepala sekolah setelah melakukan analisis dan evaluasi serta melaporkan
hasil supervisi pembelajaran, selanjutnya hasil supervisi pembelajaran akan
dijadikan dasar pertimbangan dan dimanfaatkan kepala sekolah untuk
melakukan pembinaan terhadap guru dalam rangka meningkatkan
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
9
Peran Kepala SMP Negeri 2 Bunta
Pelaksanaan supervisi Kepala Sekolah terhadap guru PAI dalam
melakukan evaluasi pembelajaran, Kepala sekolah selalu memantau proses
guru dalam melaksanakan penilaian siswa meskipun kepala sekolah hanya
menerima hasil.
Peran Kepala SMP Negeri 4 Bunta
Supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap guru Pendidikan Agama
Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran dapat memberikan masukan
terutama dalam pengelolaan kelas, penggunakan teknik dan metode yang
tepat dalam melakukan proses pembelajaran di kelas, pembelajaran
menggunakan TIK dan untuk pengembangan kompetensi guru di ikutkan
kegiatan MGMP workshop.
Strategi Kepengawasan kepala sekolah dalam Kompetensi Pedagogik guru
Pendidikan Agama Islam.
Strategi Pengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan Kompetensi
Pedagogik guru Pendidikan Agama Islam adalah . (1). Kompetensi pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam dalam merencanakan pembelajaran yaitu:Sharing
dengan guru yang bersangkutan setelah melaksanakan monitoring sambil
memberikan masukan, Memberikan kesempatan guru untuk mengikuti pendidikan
dan latihan. (2). Kompetensi guru pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan
pembelajaran yaitu: Memberikan masukan setelah melaksanakan monitoring
pelaksanaan pembelajaran, Memberikan kesempatan kepada sesama guru
10
Pendidikan Agama Islam untuk saling mengadakan pengamatan saat
pembelajaran dan mendiskusikan hasilnya serta saling memberikan masukan,
Memberikan motivasi dan pemahaman pentingnya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran, Memberikan motivasi untuk selalu mengembangkan pengetahuan
dan penerapan masalah metode dan media pembelajaran dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi. (3). Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam
melakukan evaluasi pembelajaran yaitu: Memberikan pengetahuan tentang cara
pembuatan soal yang baik, Mengadakan diklat dalam pembuatan soal yang
standar dan baik.
Tindak lanjut Kepengawasan Kepala sekolah dalam Kompetensi Pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam
Tindak lanjut supervisi kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta dalam meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di
antaranya: (1). Guru Pendidikan Agama Islam berusaha memperbaiki kemampuan
merencanakan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran
dengan cara observasi kepada guru guru Pendidikan Agama Islam lainya. (2).
Guru Pendidikan Agama Islam berusaha memperbaiki kemampuan merencanakan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dengan cara
mempelajari buku-buku tentang materi pembelajaran. (3). Guru Pendidikan
Agama Islam berusaha memperbaiki kemampuan merencanakan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dengan cara mengikuti
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) Pendidikan Agama Islam.Pelaksanaan
11
supervisi Kepala Sekolah terhadap guru PAI dalam melakukan evaluasi
pembelajaran, Kepala sekolah selalu memantau proses guru dalam melaksanakan
penilaian siswa meskipun kepala sekolah hanya menerima hasil.
Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan Kepala SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi yang dimiliki oleh
guru Pendidikan Agama Islam (PAI), agar menjadi guru yang mempunyai
kompetensi baik, seorang guru Pendidikan Agama Islam(PAI) harus mempunyai
keinginan yang tinggi untuk mengerjakan serta mengetahui pekerjaannya.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan pada temuan per kasus tentang peran
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pengawasan terhadap kompetensi
pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, di SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4
Bunta. Selanjutnya peneliti memadukan dan membandingkan dari temuan
pelaksanaan adalah untuk mengukur pelaksanaan kepengawasan pembelajaran
kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta terhadap
kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam pada Perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Perbandingan pelaksanaan kepengawasan pembelajaran kepala SMP Negeri 1,
SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta, terhadap kompetensi pedagogik
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah sebagai berikut:
7. Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan kepala SMP Negeri 4 Bunta
mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengelola pendidikan dalam
12
terutama terhadap kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam.
Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) kepala sekolah dituntut untuk
kreatif mengembangkan mutu pendidikan. Salah satu peran kepala sekolah
dalam menjalankan tugasnya adalah sebagai supervisor berkewajiban untuk
membina guru Pendidikan Agama Islam, adalah melalui kepengawasan
pembelajaran oleh kepala sekolah. Namun Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta kurang melakukan pengawasan terhadap guru PAI
di sekolahnya.
8. Kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi
supervisi pembelajaran intinya adalah pengawasan guru dalam meningkatkan
kompetensi pembelajaran. Sasaran supervisi pembelajaran adalah guru dalam
melaksanakan perencanaan pembelajaran, Proses pelaksanaan pembelajaran,
dan evaluasi pembelajaran. yang terdiri dari materi pokok dalam proses
perencanaan pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan
strategi,metode,teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknolog
informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan evaluasi hasil pembelajaran
serta penelitian tindakan kelas, di SMP Negeri 1 belum di laksanakan hal ini
dapat terjadi karena masih ada guru Pendidikan Agama yang copy paste dalam
penyiapan perangkat pembelajaran.
9. Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bunta dalam pelaksanaan supervisi
pembelajaran terhadap guru PAI mendelagasikan kepada wakil kepala sekolah
sebelumnya telah membuat rencana jadwal program supervisi pembelajaran
13
dalam kompetensi pedagogik guru. Kebijakan kepala sekolah ini mengandung
arti satu sisi kepala sekolah sebagai manejer harus secara keseluruhan mengatur
dan mengelola seluruh komponen yang ada di sekolah dan satu sisi harus
membina guru terutama dalam proses pembelajaran.
10. Kepala di SMP Negeri 2 Bunta pelaksanaan supervisi pembelajaran terhadap
guru PAI dilaksanakan sendiri tidak mendelegasikan kepada wakil kepala
sekolah, sebelum pelaksanaan ada pertemuan pra supervisi yaitu adanya
kesepakatan antara guru dan kepala sekolah sebelum pelaksanaan penilaian di
kelas dengan menggunakan instrumen kemudian diisi oleh guru yang
bersangkutan. Kemudian sesuai jadwal kepala sekolah masuk ke kelas
mengamati proses pembelajaran berlangsung sampai selesai. Setelah selesai
ditindak lanjuti dengan diadakan pertemuan guru yang bersangkutan diberi
masukan tentang kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Kelemahanya kepala sekolah tidak meninjak lanjuti pada kegiatan
pembelajaran selanjutnya di kelas yang berbeda.
11. Kepala SMP Negeri 4 Bunta, dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mendelagasikan kepada wakil
kepala sekolah. Hal ini disebabkan kepala sekolah dari segi keyakinan
beragama non muslim, namun hasil supervisi pembelajaran tersebut dapat
memberikan dampak positif yaitu dapat meningkatkan kompetensi guru. Ini
bisa di dilihat pada guru PAI sudah bisa membuat silabus dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara mandiri dan dalam proses
14
pembelajaran dapat menggunakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK).
12. Pelaksanaan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah baik di SMP Negeri
1, SMP Negeri 2 Bunta dan SMP Negeri 4 Bunta ditinjau dari teori-teori
supervisi ketiga sekolah tersebut bervariasi artinya baru sebagian teori
supervisi dilaksanakan dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran yang
dilaksanakan oleh kepala sekolah baik dari segi prinsip-prinsip supervisi
pembelajaran pendekatan supervisi, metode dan teknik supervisi
pembelajaran.Hal ini di buktikan hasil dokumentasi kepala sekolah di tiga
sekolah melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru Pendidikan Agama
Islam hanya satu kali dalam semester.
A. Simpulan
3. Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap
Komptensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP
Negeri 4 Bunta Tahun 2016
a. SMP Negeri 1 Bunta
Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap
kompetensi pedagogik dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran guru PAI di SMP Negeri 1 Bunta di
antaranya adalah sebagai berikut:
Kepala sekolah menyusun dokumen program supervisi pembelajaran
terhadap guru PAI dengan mencantumkan tujuan dan sasaran supervisi,
15
jadwal supervisi, dan instrumen supervisi pembelajaran. Kepala sekolah
dalam pelaksanaanya mendelegasikan wakil kepala sekolah. Hasil supervisi
pembelajaran akan dijadikan dasar pertimbangan dan dimanfaatkan kepala
sekolah untuk melakukan pembinaan terhadap guru dalam rangka
meningkatkan kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
d. SMP Negeri 2 Bunta
Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan terhadap
kompetensi pedagogik dakam perencanaan pembelajaran,pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran guru PAI di SMP Negeri 2 Bunta di
antaranya adalah sebagai berikut:
Kepala di SMP Negeri 2 Bunta pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru PAI dilaksanakan sendiri tidak mendelegasikan kepada wakil
kepala sekolah, sebelum pelaksanaan ada pertemuan pra supervisi.
Kemudian sesuai jadwal kepala sekolah masuk ke kelas mengamati proses
pembelajaran berlangsung sampai selesai. Setelah selesai ditindak lanjuti
dengan diadakan pertemuan guru yang bersangkutan diberi masukan
tentang kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
e. SMP Negeri 4 Bunta
Peran kepala sekolah dalam melaksanakan tugas kepengawasan
terhadap kompetensi pedagogik dakam perencanaan pembelajaran,
16
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran guru PAI di SMP
Negeri 4 Bunta di antaranya adalah sebagai berikut:
Kepala sekolah telah membuat perencanaan supervisi pembelajaran pada
semester ganjil dan dengan membuat jadwal supervisi kelas. memeriksa
persiapan melaksakan supervisi pembelajaran kepada guru untuk menyusun
dan menyiapkan perangkat pembelajaran. Kepala sekolah mendelegasikan
wakil kepala sekolah untuk melaksanakan tugas supervisi pembelajaran
terhahap guru PAI.
2. Perbandingan (komparasi) peran kepengawasan yang dilaksanakan oleh kepala
sekolah terhadap kompetensi pedagogik guru PAI di SMP Negeri 1, SMP Negeri
2 dan SMP Negeri 4 Bunta Kabupaten Banggai
5) Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Bunta dalam pelaksanaan supervisi
pembelajaran terhadap guru PAI mendelagasikan kepada wakil kepala
sekolah sebelumnya telah membuat rencana jadwal program supervisi
pembelajaran dalam kompetensi pedagogik guru.
6) Kepala di SMP Negeri 2 Bunta pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru PAI dilaksanakan sendiri tidak mendelegasikan kepada wakil
kepala sekolah, sebelum pelaksanaan ada pertemuan pra supervisi.
Kemudian sesuai jadwal kepala sekolah masuk ke kelas mengamati proses
pembelajaran berlangsung sampai selesai. Setelah selesai ditindak lanjuti
dengan diadakan pertemuan guru yang bersangkutan diberi masukan
tentang kekurangan dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
17
7) Kepala SMP Negeri 4 Bunta, dalam pelaksanaan supervisi pembelajaran
terhadap guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mendelagasikan kepada wakil
kepala sekolah. Hal ini disebabkan kepala sekolah beragama bukan
beragama Islam, namun hasil supervisi pembelajaran dapat memberikan
dampak positif yaitu dapat meningkatkan kompetensi guru. Guru PAI sudah
dapat membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
secara mandiri dan dalam proses pembelajaran dapat menggunakan
pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
B. Saran-saran
6. Kepala Sekolah hendaknya memperhatikan masalah yang dihadapi guru
Pendidikan Agama Islam dalam aspek kompetensi pedagogik, sehingga
supervisi pembelajaran akan lebih baik dengan sering mengadakan komunikasi
antara kepala sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam dalam pembahasan
masalah pembelajaran. Kepada guru Pendidikan Agama Islam harus
mengedepankan kualitas pembelajaran.
7. Kepala SMP Negeri 1, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta, agar
memberikan penghargaan kepada guru yang di nilai baik dalam pembuatan
perencanaan, pembelajaran, evaluasi pembelajaran. Kepada guru Pendidikan
Agama Islam harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang
menghasilkan output yang baik.
8. Penelitian ini hanya meneliti peran kepengawasan kepala SMP Negeri 1, SMP
Negeri 2 dan SMP Negeri 4 Bunta terhadap kompetensi pedagogik guru PAI.
18
Oleh karena itu masih perlu penelitian lebih lanjut dari aspek kompetensi guru
yang lain, agar peran kepala sekolah sebagai supervisor pembelajaran lebih
optimal dalam pembinaan guru pada pelaksanaan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Reneka Cipta, 2013.
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosda karya, 2007.
Pidarta. Made. Supervisi Pendidikan Kontekstual. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Sahertian Piet A. Konsep Dasar &Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010.
Sumidjo Wahju. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grapindo Persada,
1999.
Wahab Abdul. Menulis Karya Ilmiyah. Surabaya: Airlangga University Press, 1999.
Zapeda Sally J. Intructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On
Education. Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003.