peran guru kelas v dalam membantu siswa gagal kkm...

124
PERAN GURU KELAS V DALAM MEMBANTU SISWA GAGAL KKM MATA PELAJARAN IPS MELALUI PROGRAM REMEDIAL TEACHING PADA SISWA MI ISLAMIYAH SENGGRONG ANDONG BOYOLALI TAHUN 2020 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) OLEH ZULIYANA KUSUMAWATI ROHMAH NIM: 23040160136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 15-Feb-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERAN GURU KELAS V DALAM MEMBANTU SISWA GAGAL KKM

    MATA PELAJARAN IPS MELALUI PROGRAM

    REMEDIAL TEACHING PADA SISWA MI ISLAMIYAH

    SENGGRONG ANDONG BOYOLALI TAHUN 2020

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    OLEH

    ZULIYANA KUSUMAWATI ROHMAH

    NIM: 23040160136

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • i

  • ii

    PERAN GURU KELAS V DALAM MEMBANTU SISWA GAGAL KKM

    MATA PELAJARAN IPS MELALUI PROGRAM

    REMEDIAL TEACHING PADA SISWA MI ISLAMIYAH

    SENGGRONG ANDONG BOYOLALI TAHUN 2020

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    OLEH

    ZULIYANA KUSUMAWATI ROHMAH

    NIM: 23040160136

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Teruntuk:

    Keluarga saya tercinta Bapak Suranto, Ibu Sunanti, adik-adik saya Anti Zunia Nur Habibah,

    Muhammad Anto Khoiri Rizal, Apriliya Nur Alifah dan keluarga besar bani Sastro Tukiman

    yang selalu mendukung, menyemangati dan mendoakan.

    Pengasuh Pondok Pesantren A.P.I Al-Maskur K.H Ahmad Afif Dimyati , Hj. Maftuhah

    Yang telah memberikan nasihat, ilmu yang bermanfaat, dan pembelajaran yang sangat

    berarti bagi saya.

    Keluarga besar Pondok Pesantren A.P.I Al-Maskur yang telah memberikan semangat dan

    do’a-do’a khususnya untuk teman-teman pengurus dan kamar Zainab, Hafsoh yang selalu

    mensuport saya untuk menggapai impian saya.

    Sahabat-sahabat saya yang turut berperan dalam penyusunan karya skripsi ini Fitri Asriyani,

    Siti Mariam, Faridatul Itriyah, Atik Rahmawati, Farida, Lukluk Uljanah, Sulasiatun Nafiah,

    Supri Hidayati, Endah Kurniawati, Nur Milati Azka Sekha Apriliana, Amelia Setianing

    Putri, Anisa Nurul Chanifah, Nabila Ahsani, Siti Nur Kholifah, Nurul Naimah, Nur Istiani,

    Tri Handayani, Nafiah Damayanti yang tiada henti menyemangati saya untuk segera

    menyelesaikan tugas akhir ini dan yang telah memberikan keceriaan.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrohmaanirohim

    Assalamuaalaikum wr. Wb

    Puji syukur alhamdulillah robbil’alamin, penulis panjatkan puji syukur kepada Allah

    SWT yang selalu memberikan nikamat, karunia, taufik, dan hidayahnya kepada penulis

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan dengan judul “Peran Guru Kelas V dalam

    Membantu Siswa Gagal KKM Mata Pelajaran IPS Melalui Program Remedial Teaching

    Pada Siswa MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020”.

    Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

    Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang selalu setia dan

    menjadikannya suri tauladan yang mana beliau satu-satunya umat manusia yang dapat

    mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang terang benderang

    yakni dengan ajaran agama Islam.

    Penulis skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak

    yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguran.

    3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

    Madrasah Ibtidaiyah IAIN Salatiga.

  • ix

    4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah

    membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis

    sehingga skripsi ini terselesaikan.

    5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd., selaku dosen pembibing akademik.

    6. Bapak Dr. Miftahuddin, M.Ag. selaku ketua penguji, Bapak Sutrisna, S.Ag., M.Pd.

    selaku penguji pertama dan ibu Fenny Widiyanti, M.Pd. selaku penguji kedua yang

    telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

    7. Bapak ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FTIK IAIN

    Salatiga, yang telah banyak memberikan bimbingan dan ilmu kepada peneliti selama

    menempuh pendidikan.

    8. Staf akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang telah

    melayani kami selaku mahasiswa dengan sabar dan ramah.

    9. Bapak Abdul Rohman, S.Pd.I., selaku kepala Madrasah MI Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian.

    10. Ibu Sri Hidayati, S.Pd.I., selaku wali kelas V MI Islamiyah Senggrong Andong

    Boyolali yang turut membantu dalam penelitian.

    11. Siswa – Siswi kelas V MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali yang telah

    membantu menyukseskan penelitian.

    12. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan baik secara moral

    maupun material.

    13. Teman-teman PGMI khususnya Angkatan 2016 institud Agama Islam Negeri

    Salatiga

  • x

    14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah terlibat dalam

    penulisan Skripsi

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari

    kata sempurna, semua itu karena keterbatasan penulis, Kritik dan saran sangat

    diharapkan guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

    bermanfaat.

    Salatiga, 23 September 2020

    Penulis

  • xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR BERLOGO IAIN…..............................................................................i

    HALAMAN SAMPUL DALAM............................................................................ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………..…iii

    PENGESAHAN KELULUSAN.............................................................................iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………………………..v

    MOTTO ................................................................................................................. vii

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

    ABSTRAK…………………………………………………………………….....xv

    BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

    E. Penegasan Istilah .......................................................................................... 7

    F. Sistematika Penulisan ................................................................................... 8

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 10

    A. LANDASAN TEORI ................................................................................. 10

  • xii

    1. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran ................................................. 10

    2. Peran Guru dalam Mengatasi Siswa Gagal (KKM) ................................ 19

    3. Pelaksanaan Program Remedial (Teaching) .......................................... 20

    B. Kajian Pustaka ............................................................................................ 32

    BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 35

    A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 35

    B. Lokasi Waktu Penelitian ............................................................................. 36

    C. Sumber Data ............................................................................................... 36

    D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 37

    E. Analisis Data .............................................................................................. 39

    BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA ................................................... 41

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................ 42

    B. Peran Guru Kelas dalam Pelaksanaan Program Remedial Teaching ......... 51

    C. Pelaksanaan Program Remedial Teaching MI Islamiyah Senggrong ......... 54

    D. Kendala Saat Program Remedial Teaching ................................................ 59

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 62

    A. Kesimpulan ................................................................................................. 62

    B. Saran ........................................................................................................... 63

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 64

    LAMPIRAN...........................................................................................................67

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 : Model Analis Interaktif

    Tabel 4.1 : Daftar Guru MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    Tabel 4.2 : Daftar Jumlah Siswa MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    Tabel 4.3 : Data Siswa Kelas V MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    Tabel 4.4 : Data Nilai PTS Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V MI Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali

    Tabel 4.5 : Gambaran Umum Pelaksanaan Remedial

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 : Lokasi MI Islamiyah senggrong Andong Boyolali

    Gambar 2 : Wawancara kepada kepala Madrasah mengenai profil Madrasah

    Gambar 3 : Wawancara dengan Ibu Sri Hidayati Wali Kelas V MI Islamiyah Senggrong

    Gambar 4 : Wawancara dengan siswa kelas V di MI Islamiyah Senggrong

    Gambar 5 : Pelaksanaan Remedial di kelas V MI Islamiyah Senggrong

  • xv

    ABSTRAK

    Rohmah, Zuliyana Kusumawati. 2020. Peran Guru Kelas V Dalam Membantu Siswa Gagal KKM Mata Pelajaran IPS Melalui Program Remedial Teaching Pada

    Siswa MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020. Skripsi, Program

    Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    Kata Kunci : Peran Guru Kelas; KKM; Remedial Teaching.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru kelas V dalam membantu

    siswa gagal KKM pada mata pelajaran IPS materi peta dan untuk mengetahui langkah-

    langkah guru dalam pelaksanaan program remedial teaching pada siswa Madrasah

    Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020.

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian kualitatif dimana penelitian ini

    tidak menggunakan prosedur statistik atau bentuk penghitungan lainnya, namun dengan

    memberikan rincian yang lebih kompleks. Teknik pengumpulan data menggunakan

    observasi, wawancara, analisis, dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan

    triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa, peran guru kelas V dalam membantu siswa gagal KKM mata pelajaran IPS melalui program remedial

    teaching pada siswa MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020 telah

    dilaksanakan oleh guru kelas sesuai dengan prosedur pembelajaran dimana pembelajaran

    remedial teaching dilaksanakan setelah penilaian terdapat siswa gagal KKM, kemudian

    menganalisa kesulitan yang dihadapi siswa kemudian melaksanakan pembelajaran remedial

    sesuai dengan kebutuhan siswa guna mencapai nilai ketuntasan.

    .

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dalam lembaga pendidikan formal terdapat komponen yang

    terorganisir meliputi pendidik peserta didik tenaga administrasi dan kepala

    sekolah. Dalam proses pembelajaran yang paling berperan adalah pendidik

    (Guru), dimana guru adalah sosok yang secara profesional mengantarkan

    siswanya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan oleh

    sekolah jadi peran guru sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan

    belajar mengajar. Peran guru dan peserta didik yang dimaksud disini

    adalah berkaitan dengan peran dalam proses pembelajaran. Guru dan

    peserta didik merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam

    pendidikan umumnya, karena guru dan peserta didik memegang peranan

    dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti

    dari proses pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan terjadinya

    perubahan tingkah laku anak (Kirom, 2017: 69).

    Guru sebagai perencana berkewajiban membuat rencana

    pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

    Rencana tersebut meliputi membuat KKM untuk setiap mata pelajaran,

    tujuan pembelajaran, perangkat pembelajaran. Guru dalam proses belajar

    mengajar adalah orang yang meberikan pelajaran. Dalam kamus Bahasa

    Indonesia, guru diartikan orang yang pekerjaanya mengajar. Yang ikut

  • 2

    berperan serta dalam usaha pembentuk sumberdaya manusia yang

    potensial dibidang pembangunan (Uno & Lamatenggo, 2016:2)

    Guru sebagai pelaksana pendidikan sangat menetukan

    keberhasilan dalam pembelajaran dimana sebagai pelaksana guru harus

    mengelola kelas dengan tepat, menguasai materi, yang didukung oleh

    media pembelajaran yang sesuai sehingga dapat memudahkan siswa dalam

    menerima setiap pelajaran yang disampaikan dengan demikian diharapkan

    bisa membantu siswa mecapai nilai KKM. Guru sebagai evaluator

    berkewajiban menyiapkan seperangkat alat evaluasi dalam setiap akhir

    pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur daya serap atau kemampuan

    siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu prinsip penilaian pada

    kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni

    menggunakan kriteria tertentu menentukan kelulusan peserta didik.

    Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai

    ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    Kriteria ketuntasan Minimal (KKM) harus ditetapkan sebelum

    awal tahun ajaran dimulai. Seberapapun besarnya jumlah peserta didik

    yang melampaui batas ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan

    pendidik dalam menyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan

    kriteria tidak diubah secara serta merta karena hasil empirik penilaian.

    Pada acuan norma, kurva, normal, sering digunakan untuk menentukan

    ketuntasan belajar peserta didi jika diperoleh hasil rata-rata kurang

    memuaskan. Nilai sering dikonversi dari kurva, normal, untuk

  • 3

    mendapatkan sejumlah peserta didik yang melebihi nilai 6, 0 sesuai

    proporsi kurva. Acuan kriteria meng haruskan pendidik untk melakukan

    tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu memberikan layanan

    remidial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang

    sudah melampaui kriteria ketuntasan minimal (Sulaiman, 2020 : 83).

    Berkaitan dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) telah terjadi

    pada beberapa siswa ketika dalam evaluasi terhadap proses pembelajaran

    pada suatu mata pelajaran ternyata terjadi gagal KKM oleh karena itu

    penulis berkeinginan untuk meneliti apa saja yang menjadi faktor

    penyebab terjadinya gagal KKM pada siswa didik ditingkat Madrasah

    Ibtidakiyah (MI).

    Keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran

    dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kemampuan guru dalam menguasai

    materi, kemampuan guru dalam pengelolaan kelas, ketepatan guru dalam

    menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran

    ketepatan guru dalam memilih metode pembelajaran dan kesiapan peserta

    didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan dalam proses pembelajaran

    yang telah disampaikan oleh guru. Dengan demikian bila terjadi gagal

    KKM oleh peserta didik dapat disimpulkan dikarenakan dua faktor utama

    yaitu guru dan siswa itu sendiri. Tugas maupun fungsi guru merupakan

    sesuatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Akan tetapi, tugas dan funsi

    sering kali disejajarkan sebagai peran. Menurut UU No.20 Tahun 2003

    dan UU No. 14 Tahun 2005, Seperti yang sudah kita lihat, peranan guru

  • 4

    merupakan pengorganisasi lingkungan belajar sekaligus sebagi fasilitator

    belajar peranan pertama meliputi peranan - peranan yang lebih sepesifik

    yaitu: Guru sebagai model, guru sebagai perencana, guru sebagai peramal,

    guru sebagi pemimpin, guru sebagai penunjuk jalan atau pembibing kearah

    pusat-pusat belajar (Zein, 2016:279).

    Pada pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kegagalan KKM sering

    terjadi pada mata pelajaran yang sifatnya pengetahuan seperti mata

    pelajaran IPS, PPKN, SKI, dan lain-lain. Pada penelitian ini penulis ingin

    mencoba meneliti gagal KKM pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

    Sosial (IPS) yang dialami oleh siswa MI Islamiyah Senggrong Andong

    Boyolali. Untuk mengatasi masalah siswa gagal KKM pada mata pelajaran

    IPS perlu dilakukan kegiatan pembelajaran yang dinamakan Program

    Remedial Teaching. Remedial Teaching adalah kegiatan pembelajaran

    yang sifatnya pengulangan terhadap kompetensi dasar yang gagal KKM .

    Dalam kegiatan ini siswa diberikan tugas berupa soal-soal latihan yang

    kemudian diberikan evaluasi madiri sesuai dengan KD yang akan dicapai.

    Dari latar belakang masalah di atas maka penulis mengambil

    judul: “PERAN GURU KELAS V DALAM MEMBANTU SISWA

    GAGAL KKM MAPEL IPS MELALUI PROGRAM REMEDIAL

    TEACHING PADA SISWA MI ISLAMIYAH SENGGRONG

    ANDONG BOYOLALI TAHUN 2020”.

  • 5

    Dalam penelitian ini peneliti memulai penelitian dari tanggal 12

    September 2020 sampai 15 September 2020 di MI Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan

    masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana peran guru kelas V dalam membantu siswa gagal KKM

    pada mata pelajaran IPS materi peta pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020?

    2. Bagaimana langkah-langkah guru dalam pelaksanaan Program Remidial

    Teaching pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali Tahun 2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan diadakan penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui peran guru kelas V dalam membantu siswa gagal KKM

    pada mata pelajaran IPS materi peta pada siswa Madrasah Ibtidaiyah

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020.

    2. Mengetahu langkah-langkah guru dalam pelaksanaan Program

    Remidial Teaching pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah

    Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020.

  • 6

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian dibagi dua yaitu:

    1. Manfaat teoritis

    Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

    pengetahuan dan menjadi nilai tambah dalam meningkatkan mutu

    pendidikan.

    2. Manfaat praktis

    a. Untuk menambah wawasan penulis dalam mengetahui

    bagaimana peran guru kelas V dalam membantu siswa gagal

    KKM mata pelajaran IPS pada MI Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali Tahun 2020.

    b. Bagi guru penelitian ini bermanfaat untuk memberikan

    motivasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah

    ditentukan sekolah, sehingga tidak terjadi siswa gagal KKM

    mata pelajaran IPS melalui program remedial teaching pada MI

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020.

    c. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan nilai

    tambah dalam peningkatan mutu pendidikan sehingga menjadi

    sekolah yang berkualitas dan pilihan masyarakat Pada MI

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020.

  • 7

    E. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari timbulnya berbagai interprestasi dan

    membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu di

    jelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi di atas,

    yaitu:

    1. Peran guru kelas dalam membantu siswa gagal KKM

    Guru merupakan salahsatu faktor penentu yang sangat dominan

    dalam mencapai tujuan pendidikan yang ditentukan oleh sekolah. Oleh

    karena itu peran guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

    ataupun kegagalan siswa dalam mencapai nilai KKM. Dalam mengatasi

    kesulitan siswa gagal KKM seorang guru harus bisa menganalisa apa

    penyebab siswa gagal KKM dengan demikian peran guru sebagai

    pebimbing belajar siswa akan dapat menentukan secara tepat sistem

    pembelajaran yang bisa diterima dan bisa dipahami oleh siswa sehingga

    tidak terjadi siswa gagal KKM.

    2. Remedial Teaching

    Pengajaran remedial (remedial teaching) secara etimologi

    berasal dari kata remedy (inggris) yang artinya menyembuhkan,

    membetulkan, perbaikan, pengulangan sedangkan teaching adalah

    mengajar, cara mengajar atau mengajarkan. Pengajaran remedial

    secara terminologis adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

    bersifat menyembuhkan atau perbaikan kearah pencapain hasil yang

    diharapkan (Raniry, 2012: 350).

  • 8

    Yang dimaksud remedial teaching adalah pembelajaran yang

    bertujuan untuk membantu mengatasi kesulitan belajar siswa yang

    bersifat khusus karena disusaikan dengan jenis kesulitan belajar yang

    dihadapi siswa. Proses remedial teaching lebih ditekankan pada cara

    belajar, cara mengajar, serta cara mengatasi kesulitan yang dihadapi

    siswa.

    F. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan berupa rencana pembagian bab dan sub sub

    dari laporan penelitian yang akan ditulis. Adapun skripsi ini disusun

    dengan sistematika penulisan disesuaikan dengan pedoman penulisan

    skripsi yang terdiri V (lima) bab yang masing-masing terdiri sub bab,

    antara satu dengan yang lain saling berhubungan. Adapun sistematika

    pembahasannya adalah sebagai berikut:

    Bab satu merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

    dan sistematika penelitian.

    Bab dua merupakan kajian pustaka dalam bab ini akan diuraikan

    mengenai peran guru kelas V dalam membantu siswa gagal KKM mata

    pelajaran IPS melalui program remedial teaching.

    Bab tiga merupakan metode penelitian Dalam bab ini terdiri dari

    jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur data,

    analisis data, keabsahan data.

  • 9

    Bab empat merupakan paparan dan analisis data. Dalam bab ini

    akan diuraikan pembahasan mengenai : peran guru kelas V dalam

    membantu siswa gagal KKM mata pelajaran IPS materi peta melalui

    program remedial teaching.

    Bab lima merupakan konsep akhir dari skripsi ini yang beriri

    kesimpulan dari kesimpulan dari seluruh kajian dan beberapa saran yang

    berkaitan Peran Guru Kelas V dalam Membantu Siswa Gagal KKM Mata

    Pelajaran IPS Melalui Program Remedial Teaching Pada Siswa MI

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali Tahun 2020.

  • 10

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

    a. Pengertian Guru

    Guru adalah seseorang yang membimbing, mengarahkan, dan

    mengajarkan ilmu pengetahuan kepada orang lain yang dimaksud guru

    dalam pendidikan formal adalah orang yang memberikan bimbingan

    pembelajaran kepada para siswanya dalam proses belajar mengajar.

    Sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang RI NO.14 tahun 2005

    tentang guru bab 1 pasal 1 dijelaskan Guru adalah pendidik profesional

    dengan tugas utama pendidik, mengajar, membibing, mengarahkan,

    melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

    usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

    menengah.

    b. Peran Guru

    Guru sebagai pengajar, pembimbing dan pendidik memiliki

    berbagai macam peran. Peran guru menggambarkan perilaku

    sebagaimana jenis perannya. Terkait dengan peran guru Dr. Oemar

    Hamalik dalam bukunya Psikologi Belajar dan Mengajar menulis

    peran guru yang pertama sebagai mengajar, salah satu tugas yang

    harus dilaksanakan oleh guru disekolah ialah memberikan pelayanan

    kepada para siswa agar mereka menjadi siswa atau anak didik yang

  • 11

    selaras dengan tujuan sekolah itu. Kedua sebagai pembimbing, guru

    memberikan bimbingan bantuan terhadap individu untuk mencapai

    pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan

    penyesuaian diri secara maksimum terhadap sekolah, keluarga, serta

    masyarakat menurut Hamalik (dalam Kirom, 2017:73).

    Senada dengan dengan pendapat di atas menurut Syaiful Bahri

    Djamarah guru memiliki banyak peran dalam proses pembelajaran

    diatantaranya adalah

    1) Korektor

    Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai

    yang baik mana yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus

    betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat kedua nilai

    ini mungkin telah anak didik memiliki dan mungkin pula telah

    memengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah. Latar

    belakang kehidupan anak didik yang berbeda-beda sesuai dengan

    sosio-kultural masyarakat di mana anak didik tinggal akan

    mewarnai kehidupanya. Semua nilai yang baik harus guru

    pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disisirkan dari jiwa

    dan watak anak didik. Bila guru membiarkannya, berarti guru telah

    mengabaikan peranannya sebagai seorang korektor, yang menilai

    dan mengoreksi semua sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak

    didik.

  • 12

    2) Inspirator

    Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham

    yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar

    adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan

    petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu

    tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari

    pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar

    yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana

    melepaskan masalah yang dihadapi anak didik.

    3) Informartor

    Sebagai informator, guru harus dapat memberikan

    informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain

    sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang di

    programnkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif

    diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak

    didik. Untuk menjadi informotor yang efektif, penguasaan

    bermasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan

    yang akan diberikan kepada anak didik. Informator yang baik

    adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak didik dan mengabdi

    untuk anak didik.

    4) Organisator

    Sebagai organisator, adalah sisi lain peranan yang

    diperlukan dari guru. Dalam bidang guru memiliki kegiatan

  • 13

    pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah,

    menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semua organisasi,

    sehingga dapat mencapai efektif dan efesiensi dalam belajar pada

    diri anak didik.

    5) Motivator

    Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak

    didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan

    motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang

    melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya

    di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator,

    karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di antara anak

    didik yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif

    bila dilakukan dengan memerhatikan kebutuhan anak didik.

    Penganekaragaman dengan cara belajar memberikan penguatan dan

    sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk

    lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator

    sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi

    pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial,

    menyangkut perfomance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.

    6) Inisator

    Dalam perananya sebagai inisiator, guru harus dapat

    menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan

    pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus

  • 14

    diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki.

    Keterampilan penggunaan media pendidikan dan pengajaran harus

    diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi abad

    ini. Guru harus menjadikan dunia pendidikan, khususnya interaksi

    edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan mengikuti terus tanpa

    mencetuskan ide-ide bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.

    7) Fasilitator

    Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan

    fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak

    didi. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan. Fasilitas

    belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas

    belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana

    menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar

    yang menyenangkan anak didik.

    8) Pembimbing

    Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran

    yang telah disebutkan di atas adalah sebagai pembimbing, peranan

    ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah

    adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa

    susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami

    kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.

    Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak

  • 15

    tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa,

    ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi bagaimanapun

    juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak didik

    belum mampu berdiri sendiri (mandiri).

    9) Demonstrator

    Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran

    dapat anak didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki

    intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar

    dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membantunya.

    Dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis,

    sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak

    didik, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak

    didik. Tujuan pengajaran pun dapat tercapai efektif dan efesien.

    10) Pengelola Kelas

    Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola

    kelas dengan baik. Karena kelas adalah tempat berhimpun semua

    anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari

    guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya

    interaksi edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan

    baik akan menghambat kegiatan pengajaran. Anak didik tidak

    mustahil akan merasa bosan untuk tinggal lebih lama di kelas. Hal

    ini akan berakibat mengganggu jalannya proses interaksi edukatif.

    Kelas yang terlalu padat dengan anak didik, pertukaran udara

  • 16

    kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak menguntungkan bagi

    terlaksananya interaksi edukatif yang optimal. Hal ini tidak sejalan

    dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas. Yaitu menyediakan

    dan menggunakan fasilitas kelas bermacam-macam kegiatan

    belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi,

    maksud dari pengelolaan yang tinggi untuk senantiasa belajar di

    dalamya.

    11) Mediator

    Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan

    dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam

    berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial maupun

    materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna

    mengefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan

    menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang

    disesuaikan dengan mencapai tujuan pengajaran. Sebagai mediator,

    guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak

    didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah,

    sebagai pengatur lalu lintas jalanya diskusi. Kemacetan jalanya

    diskusi akibat anak didik kurang mampu mencari jalan keluar dari

    pemasalahan masalahnya, dapat guru tengahi, bagaimana

    menganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan. Guru sebagai

    mediator dapat juga diartikan penyedia media.

    12) Supervisor

  • 17

    Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu,

    memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran,

    Teknik-teknik supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat

    melakukan dengan baik. Untuk itu kelebihan yang dimiliki

    supervisor bukan hanya karena posisi atau kedudukan yang

    ditempatinya, akan tetapi juga keterampilan -keterampilan yang

    dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian yang

    menonjol daripada orang-orang yang disupervisinya. Dengan

    semua kelebihan yang dimiliki, ia dapat melihat,menilai atau

    mengadakan pengawasan terhadap orang atau sesuatu yang

    disupervisi.

    13) Evaluator

    Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang

    evaluator yang baik dia jujur, dengan memberikan penilaian yang

    menyentuh pada aspek eksrinsik dan intrisik. Penilaian terhadap

    aspek intrisik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik,

    yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini, guru harus biasa

    memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap

    kebribadian anak didik lebih diutamakan daripada penilaian

    terhadap jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik yang

    berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Jadi,

    penilaian itu pada hakikatnya diarahkan pada perubahan

    kepribadian anak didik agar menjadi manusia susila yang cakap.

  • 18

    Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk, (hasil

    pengajaran), tetapi juga menilai proses (jalannya pengaajaran). Dari

    kedua kegiatan ini akan mendapatkan umpan balik (feedback)

    tentang pelaksanaan interaksi edukatif yang telah dilakukan

    (Djamarah, 2000: 43)

    Dengan demikian berdasarkan uraian peranan guru dalam

    proses pembelajaran yang terdiri dari peran sebagi korektor,

    inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator, fasilitator,

    pembibing, demonstator, pengelola kelas, mediator, supervisor dan

    evaluator diharaapkan hasil pembelajaraan bisa maksimal sesuai

    dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai.

    Sehubungan dengan peran guru dalam proses pembelajaran

    sebagaimana yang dibahas di atas masih ada peran guru yang sangat

    signifikan antara lain:

    1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan

    sumber norma kedewasaan; Inovator (pengembang)

    sistem nilai ilmu pengetahuan.

    2. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada

    peserta didik.

    3. Transformator (Penterjemah) sisstem-sistem nilai tersebut

    melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya,

    dalam proses interaksi dengan sasaran didik. (Sumiati,

    2018:149).

  • 19

    Dengan demikian jika seorang guru telah melaksanakan perannya

    sebagai konservator, transmitor, dan tranformator dalam proses

    pembelajaran maka diharapkan hasil pembelajaran lebih maksimal.

    2. Peran Guru dalam Mengatasi Siswa Gagal (KKM)

    a. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

    Dalam satuan Pendidikan agar guru dapat berkembang

    profesional maka salah satu yang harus dilakukan adalah mampu

    membuat ketetapaan tentang kriteria ketuntasan minimal (KKM).

    (Mesrawati, 2016:32) Penetapan Kriteria Ketutansan Minimal

    (KKM) merupakan tahapan awal pelaksanaan penilaian hasil

    belajar sebagai bagian dari langkah pengembangan Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum berbasis

    kompetensi yang menggunakan acuan kriteria dalam penilaian

    mengharuskan pendidik dan satuan pendidikan menetapkan KKM

    dengan analisis dan memerhatikan mekanisme yaitu prinsip dan

    langkah-langkah penetapan.

    Menurut DEPDINAS (dalam Mesrawati, 2016:32) salah

    satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah

    menggunakan acuan kriteria yakni menggunakan kriteria tertentu

    dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah

    untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

    b. Peran Guru dalam Mengatasi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

  • 20

    Berkaitan dengan pencapaian kelulusan yang didasarkan

    pada kriteria ketuntasan minimal yang sudah ditetapkan oleh

    satuan pendidikan maka dalam proses pembelajaran peran guru

    sangat menentukan keberhasilan atau kegagalan siswa dalam

    mencapai kelulusan. Mengigat kemampuan daya serap siswa

    dalam mengikuti proses pembelajaran itu berbeda-beda maka

    tidak menutup kemungkinan terdapat siswa mengalami gagal

    (KKM). Oleh karena itu seorang guru harus mengambil langkah-

    langkah yang tepat bagaimana mengatasi siswa yang mengalami

    gagal (KKM).

    3. Pelaksanaan Program Remedial (Teaching)

    a. Pengertian Remedial Teaching

    Remedial teaching terdiri dari dua kata yaitu remedial dan

    teaching. Remedial secara etimologis berasal dari kata remedy

    (inggris) yang artinya adalah menyembuhkan, membetulkan,

    perbaikan, pengulangan. Sedangkan teaching adalah mengajar,

    cara mengajar atau mengajarkan. Pengajaran remedial secara

    terminologis adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang bersifat

    menyembuhkan atau perbaikan kearah pencapaian hasil yang

    diharapkan (Raniry, 2012:350).

    Sama halnya dengan pendapat di atas menurut (Ahmadi, &

    Supriyono, 2013:152). Dalam bukunya yang berjudul “Psikologi

    Belajar” mengemukakan bahwa Remedial Teaching atau

  • 21

    pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat

    menyembuhkan atau membetulkan, atau dengan singkat

    pengajaran yang membuat menjadi baik.

    Kegiatan pembelajaran melalui program remedial teaching

    merupakan salah satu cara untuk mengatasi kesulitan yang dialami

    siswa dalam mencapai nilai sesuai dengan setandar (KKM) yang

    telah ditetapkan. Siswa yang mengalami gagal (KKM) melalui

    program remedial teaching diharapkan mampu mencapai nilai

    (KKM).

    b. Perbandingan Pengajaran Biasa Dengan Pengajaran Perbaikan

    Dalam kegiatan pembelajaran terdapat perbedaan dalam

    proses pembelajaran antara pembelajan biasa dan pembelajaran

    perbaikan. Pengajaran biasa prosesnya diikuti oleh semua siswa

    dalam mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang telah

    ditetapkan. Untuk pengajaran perbaikan dilakukan setelah siswa

    mengikuti pembelajaran biasa namun siswa tersebut mengalami

    kesulitan didalam mencapai tujuan pendidikan atau dengan kata

    lain siswa mengakami gagal (KKM). Dalam hal ini antara

    pengajaran biasa dengan perbaikan memiliki tujuh perbandingan

    yaitu:

    1) Kegiatan pengajaran biasa sebagai program belajar mengajar di

    kelas dan semua siswa ikut berpartisipasi. Pengajaran

  • 22

    perbaikan diadakan setelah diketahui kesulitan belajar

    kemudian diadakan pelayanan khusus.

    2) Tujuan pengajaran biasa dalam rangka mencapai tujuan

    pengajaran yang diterapkan sesuai dengan kurikulum yang

    berlaku dan sama untuk semua siswa.

    3) Metode dalam pengajaran biasa sama buat semua siswa.

    Sedangkan metode dalam pengajaran perbaikan berdeferensial

    (sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan).

    4) Pengajaran biasa dilakukan oleh guru , sedangkan pengajaran

    perbaikan oleh team (kerja sama).

    5) Alat pengajaran perbaikan lebih bervariasi (penggunaan tes

    diagnosa, sosiometri, alat-alat laboratorium, dan lain-lain).

    6) Pengajaran perbaikan lebih diferensial dengan pendekatan

    individual.

    7) Pengajaran perbaikan evaluasinya disesuaikan dengan kesulitan

    belajar yang dialami oleh siswa.

    Dengan demikian jelaslah bahwa terdapat perbedaan antara

    pengajaran biasa dan pengajaran perbaikan secara umum terletak pada

    proses pengajaran. Pengajaran perbaikan dilakukan seorang guru kepada

    siswa yang mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan pendidikan yang

    telah ditentukan, dengan kata lain pengajaran perbaikan diperuntukan

    siswa yang gagal mencapai nilai (KKM). Seorang guru dalam upaya

    pengajaran perbaikan lebih memerhatikan memilih metode yang tepat

  • 23

    serta lebih mengutamakan pendekatan individual sehingga siswa akan

    dapat dengan mudah menerima pelajaran yang disampaikan. Dengan

    demikian tercapailah tujuan pendidikan sesuai yang ditetapkan kurikulum

    yang berlaku.

    c. Tujuan Pelaksanaan Program Remedial Teaching

    Seorang guru dalam menjalankan fungsinya sebagai pengajar telah

    mempersiapkan seperangkat pembelajaran yang memuat tujuan

    pembelajaran. Dengan demikan juga dalam pengajaran perbaikan

    bertujuan untuk membantu kesulitan siswa mencapai tujuan belajar yang

    telah ditetapkan.

    Secara umum tujuan pengajaran perbaikan tidak berbeda dengan

    pengajaran biasa yaitu dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah

    diterapkan. Secara khusus pengajaran perbaikan bertujuan agar sisiwa

    yang mengalami kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang

    diharapkan sekolah melalui proses , perbaikan pembelajaran ini. Secara

    terperinci tujuan pengajaran perbaikan, yaitu:

    1) Agar siswa dapat memahami dirinya khususnya prestasi belajarnya.

    2) Dapat memperbaiki/mengubah cara belajar ke arah yang lebih baik.

    3) Dapat memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat.

    4) Dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan yang dapat mendorong

    tercapainya hasil yang lebih baik.

  • 24

    5) Dapat melaksanakan tugas belajar yang diberikan kepadanya

    (Ahmadi & Supriyono, 2013: 154).

    Dengan demikian tujuan pengajaran perbaikan adalah untuk

    membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar dapat mencapai

    nilai yang telah ditetapkan sekolah.

    d. Fungsi Pelaksanaan Program Remedial Teaching

    Segala sesuatu pasti mempunyai fungsi yang dapat membantu

    mengatasi masalah. Demikian juga dalam dunia pendidikan, pengajaran

    perbaikan mempunyai beberapa fungsi antara lain:

    1) Korektif

    Artinya dalam fungsi ini pengajaran remedial dapat diadakan

    pembetulan atau perbaikan antara lain:

    a) Perumusan tujuan

    b) Penggunaan metode

    c) Cara-cara belajar

    d) Materi dan alat pengajaran.

    e) Evaluasi

    f) Segi-segi pribadi, dan lain-lain

    2) Pemahaman

    Artinya dari pihak guru, siswa atau pihak lain dapat

    memahami siswa.

  • 25

    3) Penyesuaian

    Penyesuain pengajaran perbaikan terjadi antara siswa dengan

    tuntutan dalam proses belajarnya. Artinya siswa dapat belajar sesuai

    dengan kemampuannya sehingga peluang untuk mencapai hasil lebih

    baik lebih besar. Tuntutan disesuaikan dengan jenis, sifat, dan latar

    belakang kesulitan sehingga mendorong untuk lebih belajar.

    4) Pengayaan

    Maksudnya pengajaran perbaikan itu dapat memperkaya proses

    belajar mengajar. Pengayaan dapat melalui atau terletak dalam segi

    metode yang dipergunakan dalam pengajaran perbaikan sehingga

    hasil yang diperoleh lebih banyak, lebih dalam atau dengan singkat

    prestasi belajarnya lebih kaya.

    5) Akselerasi

    Maksudnya pengajaran perbaikan dapat mempercepat proses

    belajar baik dari segi waktu maupun materi.

    6) Terapsutik

    Secara langsung ataupun tidak pengajaran perbaikan dapat

    memperbaiki atau menyembuhkan kondisi pribadi yang menyimpang

    (Ahmadi & Supriyono, 2013: 154).

    Berdasarkan uraian di atas maka seorang guru dalam pengajaran

    perbaikan hendaknya melakukan perbaikan terhadap tujuan, metode, cara

    belajar, yang sesuai dengan kemampuan siswa yang mengikuti

  • 26

    pembelajaran remedial teaching sehingga diharapkan siswa akan mudah

    memahami materi yang disampaikan. Selain itu seorang guru juga perlu

    mengadakan pengayaan dalam proses perbaikan pengajaran sehingga

    diharapkan prestasi belajar siswa dapat diperoleh lebih cepat.

    e. Metode-metode yang digunakan dalam kegiatan perbaikan

    Kegiatan perbaikan merupakan kegiatan yang bersifat pemberian

    bantuan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Bantuan

    tersebut dapat berupa perlakuan pengajaran maupun berupa bimbingan.

    Dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan menggunakan beberapa metode

    yang dapat membantu mempermudah dalam proses belajar guna mencapai

    tujuan pengajaran. Banyak jenis metode yang digunakan dalam proses

    belajar mengajar antara lain adalah:

    1) Metode ceramah, memberikan pengertian dan uraian suatu masalah.

    2) Metode diskusi, memecahkan masalah dengan berbagai tanggapan.

    3) Metode eksperimen, mencoba mengetahui proses terjadinya suatu

    masalah.

    4) Metode demonstrasi, menggunakan alat peraga untuk memperjelas

    sebuah masalah.

    5) Metode pemberian tugas, dengan cara memberi tugas tertentu secara

    bebas dan bertanggung jawab.

    6) Metode sosiodrama, menunjukkan tingkah laku kehidupan.

    7) Metode drill, melatih menggukur daya serap terhadap mata pelajaran.

  • 27

    8) Metode kerja kelompok, memecahkan masalah secara bersama-sama

    dalam jumlah tertentu.

    9) Metode tanya jawab, memecahkan masalah dengan umpan balik.

    10) Metode proyek, memecahkan masalah dengan langkah-langkah

    secara ilmiah, logis dan sistematis (Kamsinah, 2008:107)

    f. Langkah-langkah (Remdial Teaching)

    Seorang guru dalam upaya memberikan bantuan remedial teaching

    kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat ditempuh melalui

    langkang-langkah sebagai berikut:

    1) Diagnosa Kesulitan Belajar

    Untuk mendapatkan bantuan yang tepat dari guru guna

    mengatasi kesulitan belajar, perlu mendapatkan s\\erangkaian

    diagnosis. Tahapan diagnosis dapat ditempuh dengan langkah-langkah

    sebagai berikut: indentifikasi siswa yang kesulitan belajar,

    indentifikasi sebab-sebab terjadinya kesulitan belajar, menyusun

    rekomendasi untuk remedial teaching.

    2) Pelaksanaan Pemberian Bantuan

    Berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan dalam tahap

    diagnosis kesulitan belajar, maka mulailah kita melaksanakan

    pemberian bantuan. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan

    pemberian bantuan adalah sebagai berikut: perumusan tujuan

    pembelajaran, penentuan materi pembelajaran, pemilihan metode yang

  • 28

    sesuai, pemilihan media yang sesuai, penentuan waktu remedial

    teaching.

    3) Evaluasi dan tindak lanjut

    Langkah ini merupakan penilaian terhadap langkah-langkah

    yang telah ditempuh baik dalam menepatkan kasus, jenis kesulitan,

    latar belakang maupun tindakan bantuan yang telah dilaksanakan.

    Langkah ini sangat berguna untuk mengetahui keberhaasilan guru

    dalam membantu siswa yang mengami kesulitan kegiatan evaluasi ini

    dilaksanakan selama bantuan dan sesudahnya (Widodo, 2006: 222).

    Dengan melakukan langkah-langkah remedial teaching

    sebagaimana tersebut di atas maka dihapkan dapat membantu

    mengatasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. Dengan demikian

    maka tercapailah ketuntasan belajar sebagaimana kriteria yang telah

    ditentukan.

    g. Perubahan Kurikulum Pendidikan dan Pengajaran Remedial

    Perubahan kurikulum pendidikan dan pengajaran remedial

    bersumber dari dua subtansi yaitu (1) latar belakang historis, (2)

    perubahan konsep pendidikan dan pengajaran remedial. Berdasarkan

    fakta historis, bentuk kurikulum pertama, kurikulum khusus untuk

    murid-murid yang berkemampuan intelektual rendah. Kedua, bentuk

    kurikulum muatan ambulan untuk murid-murid yang gagal menghadapi

    kurikulum sekolah. Menurut kurikulum seperti itu keterampilan

  • 29

    membaca dan menghitung merupakan keterampilan dasar untuk bekal

    mempelajari pengetahuan lainnya (Wijaya, 2010: 48).

    Dengan demikian siswa yang berkesulitan belajar dapat

    dikelompokan pada kelompok-kelompok tertentu dan jenis remidiasi

    yang diberikan bergantung pada macam materi pembelajaran yang mau

    disembuhkan. Konsep ini berpegang pada prinsip pemertaan kesempatan

    maka kurikulum pendidikan remedial dibuat berdasarkan kelompok-

    kelompok homogen menurut abilitas, kelas-kelas khusus dan

    pengelompokan kelas lain. Efek sikologis dan pedagogis dari kurikulum

    baru itu adalah tiada batas antara mata pelajaran yang satu dengan lainya

    (integraited). Berdasarkan kurikulum baru tersebut siswa dapat

    mencapai setandar minimal pengetahuan dan pemahamannya pada setiap

    tahapan pelajaran yang disampaikan.

    h. Peranan Guru Pendidikan Remedial

    Sebagaimana dikemukakan sebelum ini, bahwa semua guru

    bidang studi harus dipersiapkan dengan baik agar berkemampuan dalam

    melaksanakan tugas-tugas pendidikan dan pengajaran remedial. Untuk

    keperluan itu diharapkan setidak-tidaknya semua guru bidang studi dapat

    menjadi guru pendidikan remedial. Mereka harus mempunyai

    pandangan yang sama dengan guru pendidikan remedial lainnya dan

    memahami dengan baik tentang perubahan konsep pendidikan remedial

    serta perubahan-perubahan tuntutan kurikulum yang cocok dengan

  • 30

    hakikat remedial. Peranan yang dipikul guru pendidikan remedial itu

    adalah:

    1) Manusia Pelayan

    Dengan terkuasainya pemahaman kesulitan-kesulitan belajar

    siswa dan keterampilan mengidentifikasi kesulitan-kesulitan itu, guru

    pendidikan remedial diharapkan mampu menepatkan dirinya sebagai

    pelayan ambulan untuk membantu siswa dalam memecahkan

    kesulitan menyesuaikan daripada tuntutan kurikulum sekolah.

    Manusia pelayan adalah manusia sabar, ikhlas, dan bertanggung-

    jawab dalam mengeban tugasnya sebagai guru penddikan remedial,

    dan memiliki keterampilan dalam melayani setiap kebutuhan siswa

    yang sedang mengami kesulitan belajar. Manusi pelayan selalu

    bersedia mengorbankan waktu sebanyak-banyaknya hanya untuk

    kepentingan siswa yang sedang dihadapinya, sehingga tugas

    pekerjaanya dapat diselesaikan dengan sempurna. Keberhasilan

    siswa kembali ke kelas biasa, sangat bergantung kepada

    keterampilan gurunya, selain lingkungan keluarga dan masyarakat.

    2) Motivator

    Guru pendidian remedial berperan pula sebagai pendorong

    para ilmuwan untuk melakukan penelitian -penelitian yang dapat

    membantu memudahkan mencari dan menemukan sebab-sebab

    kesulitan belajar siswa, pengetahuan memrediksinya, latihan-latihan

  • 31

    yang relevan dengan kebutuhan siswa. Makalah yang sungguhkan

    dalam forum seminar dapat menjadi bahan masukan bagi para

    ilmuwan dalam melakukan penelitian.

    3) Pencegah

    Guru Pendidikan remedial dapat berperan pula sebagai

    pencegah terjadinya kesulitan belajar siswa. Pengetahuannya di

    bidang psikometri guru harus sanggup menyampaikan

    pengalaman-pengalaman yang harus dilakukannya dalam

    menyembuhkan kesulitan siswa dalam menghadapi pelajaran di

    sekolah, paling tidak pengetahuan tentang cara-cara mencegah

    kemungkinan terjadinya kegagalan.

    4) Pemberi Resep

    Guru Pendidikan remedial berperan juga sebagai pemberi

    resep untuk menyembuhkan siswa lamban belajar. Dengan

    pengalaman-pengalamanya guru harus bersedia memberi catatan

    itu menjadi pegangan guru bidang studi lainnya dalam menghadapi

    siswa yang sama di sekolah lain (Wijaya, 2010: 49).

    Berdasarkan ulasan ringkas tentang peranan guru pendidikan

    remedial di atas maka apabila seorang guru telah menerapkan

    peranannya antara lain adalah sebagai manusia pelayan yang sabar

    ikhlas dan bertanggung jawab dalam mengembang tugas serta bersedia

    berkorban untuk kepentingan siswa yang membutuhkan perhatian

    khusus. Sebagai motivator guru memberikan dorongan dan

  • 32

    penyemangat kepada siswa dan memberikan latihan-latihan yang

    relefan kebutuhan siswa. Sebagai pencegah guru berperan untuk

    melakukan langkah-langkah pencegahan terjadinya kesulitan belajar

    siswa guna untuk penyembuhan terhadap kesulitan siswa dalam

    menghadapi pelajaran disekolah. Sebagai pemberi resep guru berperan

    memberikan penyembuhan terhadap siswa lamban belajar. Dengan

    demikian maka akan dapat meningkatkan dan mengembangkan mutu

    sumber daya manusi dan dapat mengurangi jumlah siswa yang

    menderita kesulitan belajar di sekolah sehingga dapat meningkatkan

    prestasi siswa dan terbentuklah masyarakat yang cerdas.

    B. Kajian Pustaka

    Berdasarkan penelusuran terhadap literatur-literatur yang ada,

    peneliti menemukan beberapa tentang peran guru kelas dalam

    membantu siswa gagal KKM melalui program remedial teaching.

    Berikut skripsi yang penulis jadikan telaah pustaka antara lain adalah:

    Penelitian Aninsa Noor Indah Sari Fakultas ilmu tarbiyah dan

    keguruan Universitas Islam Negeri Mulana Mlik Ibrahim Malang yang

    bejudul “Peran Guru Kelas Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa

    Berkebutuhan Khusus (AUTIS) Di Kelas V SDN Merjosari 04 Kota

    Malang Tahun 2017”. Dalam penelitian ini diketahui bahwa guru

    kelas berperan sebagai pengelola kelas, mediator, fasilitator,

    pembimbing, motivator dan evaluasi didalam mengatasi kesulitan

  • 33

    belajar siswa (AUTIS). Dengan peran guru demikian kesulitan siswa

    autis dalam menghadapi pembelajaran dapat diatasi.

    Penelitian yang kedua yaitu Fitri Sarumaha Fakultas ilmu

    tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

    Medan yang berjudul “Pelaksanaan Program Remedial Dalam

    Menuntasan Hasil Belajar Siswa Tahun Ajaran 2017/2018” Dalam

    penelitian ini diketahui bahwa program remedial dapat membantu

    mengatasi siswa yang kesulitan mencapai nilai KKM melalui

    pembelajan ulang, bimbingan belajar, pemberian tugas-tugas dan

    peningkatan fasilitas pendukung belajar, dukungan keluarga dan teman

    sebaya dapat membantu siswa mencapia nilai KKM.

    Peneliti yang ketiga yaitu Indah Pratiwi Fakultas dan Ilmu

    Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro “Pelaksanaan

    Program Remedial Dalam Pencapaian Ketuntasan Hasil Belajar PAI

    di SMP IT Insan Mulia Batanghari Lampung Timur 1440 H/ 2019M”

    Dalam penelitian ini diketahui bahwa guru melaksanakan program

    remedial terhadap siswa yang mengalami kesulitan mencapai nilai

    KKM melalui soal remedial pada KD yang siswa belum mencapai nilai

    standar KKM tertentu.

    Dari sejumlah telaah pustaka yang dilakukan penulis

    menemukan bahwa kegiatan program remedial taeaching dapat

    membantu mengatasi siswa yang mengalami kesulitan mencapai nilai

  • 34

    setandar KKM dengan kata lain siswa gagal KKM. Penulis tidak

    menemukan kajian mengenai Implementasi peran guru kelas V dalam

    membantu siswa gagal KKM mata pelajaran IPS melalui program

    remedial teaching di MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali.

    Sehingga penelitian ini berbeda dengan peneliti sebelumnya.

  • 35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian untuk pembahasan judul skripsi ini penulis

    menggunakan jenis penelitian pendekatan kualitatif yang mana penelitian

    lebih menekankan pada pengumpulan data yang tidak berbentuk angka

    dan menggunakan analisis kualitatif dalam pemaparan data, analisis data,

    dan pengambilan kesimpulan. Menurut Brenen dalam bukunya Rasimen

    yang berjudul metodologi penelitian pendekatan praktis kualitatif

    penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya

    tidak diperoleh melalui prosedur statistika atau bentuk hitungan lainnya.

    Selanjutnya, dipilihnya penelitian kualitatif karena kemantapan peneliti

    berdasarkan pengalaman penelitiannya dan metode kualitatif dapat

    memberikan rincian yang lebih komleks tentang fenomena yang sulit yang

    diungkap oleh metode kualitatif (Rasimin, 2018: 65).

    Dalam penelitian ini apabila ditinjau dari segi tempat maka

    termasuk jenis penelitian lapangan (Field research) karena peneliti terjun

    langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data. Data primer peneliti

    dapatkan dari hasil observasi dan wawancara di lapangan, sedangkan data

    sekunder didapatkan dari buku referensi, jurnal, dan catatan-catatan lain

    yang mendukung penelitian.

  • 36

    B. Lokasi Waktu Penelitian

    Peneliti ini dilakukan di MI Islamiyan Senggrong Andong

    Boyolali. Lokasi ini dipilih karena madrasah tersebut menerapkan program

    pembelajaran remedial teaching dalam membantu siswa yang mengalami

    kesulitan dalam mencapai nilai (KKM)

    C. Sumber Data

    Secara keseluruhan, yang dipandang sebagai sumber data

    penelitian dapat dibagi menjadi dua yaitu:

    a. Data Primer

    Sumber primer merupakan salah satu sumber data yang

    bersifat pokok dan didapat secara langsung saat pengumpulan data.

    Jadi yang dimaksud sumber primer adalah sumber data yang langsung

    memberikan data kepada pengumpulan data. Sumber data pokok

    dalam sebuah penelitian ini adalah wawancara secara langsung kepada

    guru kelas V terkait dengan mata pelajaran IPS pada pembelajaran

    materi peta di MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah merupakan sumber yang tidak langsung

    memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

    atau lewat dokumen. Sumber data sekunder yang tidak langsung

    memberikan kepada 2 siswi tentang bagaimana pelaksanaan program

    remedial guna tercapainya hasil belajar (Sugiyono, 2015: 137).

  • 37

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Adapun Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Pengamatan (observasi)

    Observasi adalah: tehnik yang digunakan untuk menggali data

    dari sumber data yang berupa peristiwa, aktifitas, perilaku, perilaku,

    tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006:75).

    (Sugiyono, 2015: 145) Jenis-jenis observasi:

    a. Observasi beperan serta (Participant observation)

    b. Observasi nonpartisipan

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi

    nonpartisipan. Yang dimaksud dengan observasi partisipan adalah

    observasi dimana peneliti tidak terlibat tetapi hanya sebagai

    pengamaat independent. Dalam hal ini penulis mengadakan

    pengamatan dan pencatatan dilokasi penelitian dengan tidak turut

    berpartisi dengan kegiatan objek yang diobservasi yaitu guru dan

    siswa. Dalam kegiatan ini penulis ingin mendapatkan data tentang

    pelaksanaan program remedial teaching mata pelajaran IPS materi

    tentang peta pada MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali.

    2. Wawancara (interview)

    Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui

    percakapan antara pewancara dengan terwawancara. Pewawancara

    mengaajukan berbagai pertanyaan dan terwawancara yang

  • 38

    memberikan jawaban atas pertanyaan yang disampaikan. Sehingga

    wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

    peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

    permasalahan yang harus diteliti (Sugiyono, 2015:137).

    Teknik pengumpulan data melalui wawancara bertujuan untuk

    mendapatkan data-data di lapangan yang faktual. Dalam wawancara ini

    melibatkan guru dan siswa mengenai kegiatan remedial teaching mata

    pelajaran IPS materi tentang peta. Pelaksanaan wawancara

    menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin dimana penulis

    hanya membawa pedoman secara garis besarnya saja tentang hal-hal

    yang akan ditanyakan kepada guru dan siswa di MI Islamiyah

    Senggrong Andong Boyolali

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang berupa

    catatan peristiwa yang sudah berlalu biasanya dokumen berbentuk

    tulisan gambar/ karya-karya monumental. Dokumen yang berbentuk

    tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (live histories),

    ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan (Sugiyono, 2015:240).

    Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,

    seketsa. Dalam penelitian penulis ingin mendapatkan dokumen berupa

    data guru, data siswa dan profil MI Islamiyah Senggrong Andong

    Boyolali.

  • 39

    Penyajian Data

    Keabsahan Data

    Verificatio

    Reduksi Data

    E. Analisis Data

    Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini

    adalah sebagimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

    Gambar. 3.1 Model Analis Interaktif

    1. Reduksi data

    Mereduksi data berarti merakum, memilih hal-hal yang pokok,

    memfokuskan pada hal-hal yang penting dicari tema dan polanya.

    Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

    gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

    pengumpulan data selanjutnya.

    2. Penyajian data

    Penyajian data dalam penelitian dapat dilakukan dalam bentuk

    tabel, grafik, phi chard, pictogram, dan sejenisnya. Melalui penyajian

    data tersebut maka data terorganisasikan tersusun dalam pola

    hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian

    kualitatif peneliti menggunakan penyajian data dalam bentuk teks yang

    bersifat naratif.

  • 40

    3. Verification (Menarik kesimpulan)

    Verification atau menarik kesimpulan merupakan kegiatan yang

    dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang teruji kebenaranya

    berdasarkan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

    mengumpulan data dilapangan sehingga menjadi kesimpulan yang

    kredibel (Sugiyono, 2015: 247)

    4. Pengecekan keabsahan data

    Untuk melakukan pengecekan terhadap keabsahan data

    penelitian dengan kriteria keabsahan tertentu yang nantiya akan

    dirumuskan secara tepat. Dalam penelitian data yang diperoleh tidaklah

    selalu benar sesuai yang diharapkan oleh karena itu peneliti melakukan

    pemeriksaan terhadap keabsahan data dengan menggunakan teknik

    trinagulasi. Triangulasi adalah tekhnik pemerisaan keabsahaan data

    yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Meleong 2007: 330). Teknik

    triangulasi digunakan untuk menjamin validitas data oleh karena itu

    dengan teknik ini dilakukan pemerisaan keabsahan data dengan cara

    memanfaatkan suatu data tersebut dari sumber lain untuk pengecekan

    dan pembanding data tersebut.

    Adapun Teknik triangulasi yang peneliti gunakan dalam

    penelitian ini adalah:

    a) Triangulasi Sumber

  • 41

    Triangulasi sumber adalah berarti untuk mendapatkan data.

    (satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data

    A, B, C ).

    b) Triangulasi Teknik

    Triangulasi Teknik adalah pengumpulan data menggunakan

    Teknik yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

    yang sama (Sugiyono, 2015: 241).

  • 42

    BAB 1V

    DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian

    1. Sejarah Singkat MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    Sejarah singkat Madrasah Ibtidaiyah Senggrong kami sarikan

    dari hasil wawancara dengan bapak Abdul Rohman selaku kepala

    Madrasah Ibtidaiyah Senggrong. Madrasah Ibtidaiyah Senggrong

    adalah salah satu Madrasah sebagai sarana untuk menyiapkan generasi

    penerus yang Islami dan Ilmiyah. Pada tahun 1966 tempatnya pada

    tanggal 1 Januari 1966 secara resmi Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah

    Senggrong didirikan. Pendidikannyapun mendapat dukungan dari

    masyarakat sekitar.

    Tanggal 26 Januari 1991 Pendidikan Madrasah tersebut

    mendapat pengakuan atau diakui Depertemen Agama Kabupaten

    Boyolali dikuatkan dengan piagam No. WK/5-6/646/PGM/MI/1991.

    Dengan adanya perkembangan pendidikan, menuntut Madrasah

    Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong lebih memacu diri seiring dengan

    perkembangan pendidikan yang dilaksanakan oleh Depertemen

    Pendidikan Nasional lewat jalur sekolah dasar.Akhirnya pada tanggal

    3 januari 1995, Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong resmi diakui

    keberadaanya oleh tim akreditasi Kabupaten Boyolali dengaan status

    “DIAKUI” dengan piagam No. MK.31/5/175/PGM/MI/1995.

  • 43

    Pada tanggal 29 Mei 2006 Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah

    Senggrong mengikuti akreditasi yang diadakan oleh dewan akreditasi

    dari kantor Departemen Agama Kabupaten Boyolali pada tanggal 29

    Mei 2006, 24 agustus 2011, 13 Agustus 2018 semua dengan hasil nilai

    katagori “B”.

    2. Letak Geografis

    Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    terletak di Dukuh Sendang Sari, Desa Senggrong Kecamatan Andong

    Kabupaten Boyolali. Lokasi Madrasah dari Jalan Raya 300 meter

    jaraknya. Dengan demikian sangat strategis sekali untuk proses

    kegiatan belajar mengajar, karena jauh dari kebisingan kendaraan

    bermontor, namun juga mudah mencapianya.

    Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    menempati tanah seluas 2100 meter persegi dengan status tanah hak

    pakai dan status bangunan hak milik.

    3. Visi Dan Misi Sekolah di MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    a. Visi

    Terwujudnya generasi yang berakhlaqul karimah, santun,

    berprestasi, dan sehat berlandaskan Iman dan taqwa.

    b. Misi

    1) Menanamkan akhlaq mulia.

  • 44

    2) Melaksanakan KBM dan bimbingan secara efektif dan inovatisi

    serta mampu memberikan motivasi yang tinggi terhadap anak

    didik.

    3) Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler di sekolah.

    4) Menumbuhkan aktifitas yang bernuansa agamis.

    c. Tujuan Madrasah

    1) Meningkatkan kesadaran senang membaca buku.

    2) Peningkatan prestasi akademis.

    3) Peningkatan rata-rata nilai UASBN.

    4) Menguasai salah satu bidang olahraga.

    5) Peningkatan kesadaran beperilaku disiplin

    6) Tumbuh kesadaran menjalankan ibadah sesuai agama yang

    dianut

    7) Berbudi pekerti luhur.

    4. Keadaan Guru karyawan dan Siswa

    a. Keadaan Guru karyawan dan Siswa

    Guru merupakan unsur yang sangat vital bagi kelangsungan

    dan kemajuan sebuah lembaga pendidikan sehingga kualitas dan

    kuantitas tenaga pendidikan selalu diupayakan peningkatannya

    oleh pihak lembaga yang mengelola pendidikan dengan tujuan

    akhir agar kualitas output yang dihasilkan bagus dan daapat

    dipertanggungjawabkan. Demikian juga pada Madrasah Ibtidaiyah

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali sangat memerhatikan

  • 45

    kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan. Madrasah tersebut

    memiliki tenaga idukatif sembilan orang termasuk kepala

    madrasah untuk kelacaran adminitrasi dipegang langsung oleh

    kepala madrasah dibantu beberapa guru yang ditunjuk. Untuk lebih

    lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.1 Daftar Guru MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    No Nama Jabatan

    1 ABDUL ROHMAN S.Pd.I Kepala Madrasah

    2 RAHAYU NINGSIH S.Pd Guru Kelas

    3 FATONAH S.Pd.I Guru Kelas

    4 PATONI S.Pd.I Guru Kelas

    5 LINA NAFI HIDAYATI S.Pd.I Guru Kelas

    6 SRI HIDAYATI S.Pd.I Guru Kelas

    7 SUNANTI S.Ag Guru Kelas

    8 FARIDA S.Pd,I TU/ Administrasi

    9 Sulastri Perpustakaan

    b. Keadaan Siswa

    Kondisi siswa Madrasa Ibtiiyah Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali sebagai berikut:

  • 46

    Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    No Nama Jumlah Siswa

    1 I 14

    2 II 8

    3 III 10

    4 IV 9

    5 V 12

    6 VI 17

    Jumlah 70

    5. Sruktur Organisasi MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    Struktur organisasi pada suatu lembaga pendidikan sangat

    diperlukan, dengan upaya penggabungan kerja beberapa orang atau

    kelompok dapat mencapai tujuan bersama. Tujuan Pendidikan

    Nasional pada umumnya dan tujuan pendidikan pada lembaga tersebut

    khususnya. Adapun bagian struktur organisasi Madrah Ibridaiyah

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali, adalah sebagai berikut

  • 47

    STRUKTUR ORGANISASI MI ISLAMIYAH SENGGRONG

    SISWA

    WALI KELAS I

    RAHAYU NINGSIH

    S.Pd

    WALI KELAS II

    FATONAH S.Pd.I

    WALI KELAS IV

    LINA NAFI

    HIDAYATI S.Pd.I

    WALI KELAS III

    PATONI S.Pd.I

    WALI KELAS V

    SRI HIDAYATI

    S.Pd.I

    WALI KELAS VI

    SUNANTI S.Ag

    KETUA LPM-NU

    SUNARTO S.Pd

    KEPALA MADRASAH

    ABDUL ROHMAN S.Pd.I

    KOMITE MADRASAH

    TACHRIR

    TU/ADMINISTRASI

    FARIDA S.Pd,I

    PERPUSTAKAAN

    SULASTRI

    BIDANG KURIKULUM

    SUNANTI S.Ag

    BIDANG KESISWAAN

    LINA NAFI HIDAYATI S.Pd.I

    BIDANG SARPRAS

    RAHAYU NINGSIH S.Pd

    BIDANG HUMAS

    FATONAH S.Pd.I

  • 48

    6. Sarana dan Prasarana

    Merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam upaya

    untuk menunjang tujuan pendidikan pada Madrasa Ibtiiyah Islamiyah

    Senggrong Andong Boyolali. Oleh karena itu diperlukan sarana dan

    prasarana yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara optimal.

    Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali antara lain:

    a. 6 ruang teori/kelas

    b. 1 ruang guru

    c. 1 ruang kepala sekolah merangkap ruang tamu

    d. 1 ruang tata usaha

    e. 1 kamar mandi/ WC guru

    f. 3 kamar mandi/ WC Siswa

    g. 1 ruang ibadah

    h. 1 ruang perpustakaan

    i. 1 ruang UKS

    j. 1 ruang gudang

    Sarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong

    Andong Boyolali selain ruangan sebagaimana tersebut diatas, ditambah

    peralatan olah raga, 1 set perangkat drum band, sarana Ibadah, dan alat

    administrasi seperti komputer dan lain sebagainya.

  • 49

    Berdasarkan diskripsi lokasi penelitian di atas bahwasannya MI

    Islamiyah Senggrong memiliki yang kualitas yang cukup bagus bagi siswa

    yang menempuh pendidikan pada tingkat sekolah Madrasah Ibtidaiyah hal

    ini dapat kita lihat pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia dimana

    anak-anak mampu berpidato dengan baik, program unggulan menghafal

    jus 30, kegiatan ekstra marching band yang sangat bagus dan penuh kreasi

    serta kegiatan bermacam tarian yang penuh kreasi yang sering ditampilkan

    acara-acara tertentu. Hal ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi

    masyarakat di lingkungan madrasah untuk mendukung kemajuan MI

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali menjadi berkembang lebih baik

    dengan mempercayakan putra putrinya belajar di madrasah tersebut.

    Berkaitan dengan pelaksanaan program pembelajaran di MI Islamiyah

    Senggrong Andong Boyolali sudah cukup bagus dimana para guru dalam

    mengajar sangat kreatif dan inovatif dalam membimbing, mendidik serta

    mengajarkan ilmu pengetahuan kepada siswa sehingga secara akademik

    termasuk hasilnya baik. Namun demikian mengingat kemampuan masing-

    masing siswa dalam menyerap ilmu pengetahuan yang disampaikan oleh

    guru itu berbeda-beda maka terdapat beberapa anak yang tidak berhasil

    mencapai nilai ketuntasan minimal dengan kata lain siswa gagal KKM.

    Dalam hal ini untuk mengatasi membantu siswa mencapai nilai ketuntasan

    minimal para guru di madrasah ini melaksanakan program pembelajaran

    remedial teaching dimana dengan program tersebut diharapkan siswa

    dapat mencapai nilai standar KKM yang telah ditentukan oleh madrasah.

  • 50

    Terkait dengan program remedial teaching khususnya pada matapelajaran

    IPS materi peta siswa kelas V MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    terdapat beberapa siswa yang tidak mencapi ketuntasan minimal. Oleh

    karena itu siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPS materi peta

    mengikuti proram remedial teaching.

    Berikut ini penulis sajikan data siswa kelas V MI Islamiyah

    senggrong Andong Boyolali:

    Tabel 4.3 Data Siswa Kelas V MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    No Nama

    1. Ananda Rizky Febriyanto

    2. Afifa Kesfa Rulis Astuti

    3. Aqila Okta Rina

    4. Inies Arianggi Putri Latifah

    5. Muhammad Azzam Alfandi

    6. Muhammad Ageng Prayogo

    7. Nasila Alun Septiana Ramadani

    8. Najya Putri

    9. Rafa Afif Ahfasy

    10. Ramadhan Limggar Mahadika

    11. Sifa Nur Cahyani

    12. Tulus Maulida

    13. Trisna Setyana Mardiyana Putri

  • 51

    14. Zahra Nanda Febriyana

    B. Peran Guru Kelas dalam Pelaksanaan Program Remedial Teaching

    Dalam pelaksanaan pembelajaran remedial teaching peran guru

    kelas sangat dominan dimana guru harus secara tepat menyusun strategi

    pembelajaran sehingga dapat membantu mengatasi kesulitan-kesulitan

    yang dihadapi oleh siswa gagal mencapai kriteria ketuntasan minimal

    (KKM).

    Guru kelas memposisikan diri sebagai seorang yang bisa melayani

    siswanya dengan telaten, menjadi pembibing yang kreatif dan inovatif,

    menjadi pencegah terjadinya kesulitan belajar pada siswa dan juga

    berperan sebagai penyembuh bagi siswa yang lamban belajar. Dengan

    demikian apabila guru kelas telah melaksanakan peran tersebut maka

    diharapkan dapat mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa

    dalam mencapai nilai ketuntasan.

    Berikut ini penulis sajikan data nilai PTS mata pelajaran IPS siswa

    kelas V MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali:

    Tabel 4.4 Data Nilai PTS Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V

    MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    No Nama KKM 67

    1. Ananda Rizky Febriyanto 80

    2 Afifa Kesfa Rulis Astuti 75

  • 52

    3 Aqila Okta Rina 70

    4 Inies Arianggi Putri Latifah 85

    5 Muhammad Azzam Alfandi 60

    6 Muhammad Ageng Prayogo 70

    7 Nasila Alun Septiana Ramadani 60

    8 Najya Putri 85

    9 Rafa Afif Ahfasy 75

    10 Ramadhan Limggar Mahadika 85

    11 Sifa Nur Cahyani 80

    12 Tulus Maulida 75

    13 Trisna Setyana Mardiyana Putri 65

    14 Zahra nanda Febriyana 65

    Berdasarkan tabel di atas terdapat 4 siswa yang mengikuti program

    remedial dikarenakan siswa tersebut mendapat nliai kurang dari standar

    ketuntasan minimal (KKM).

    Sekolah : MI Islamiyah Senggrong Andong Boyolali

    Kelas : V/ Semester 1

    Mata pelajaran : IPS

    PTS : 1

    Bentuk soal : pilihan ganda

    KKM : 67

  • 53

    Tabel 4.5 Gambaran Umum Pelaksanaan Remedial

    No Nama siswa Nilai

    PTS

    Butir soal yang

    tidak terjawab

    Bentuk

    pelaksanaan

    Remedial

    1 Muhammad Azzam

    Alfandi

    60 5,6,713,14,15,19,20 Memberikan

    tugas khusus

    2 Nasila Alun Septiana

    Ramadani

    60 4,5,6,12,13,14,19,20 Memberikan

    tugas khusus

    3 Trisna Setyana

    Mardiyana Putri

    65 5,6,7,14,1519,20 Memberikan

    tugas khusus

    4 Zahra Nanda

    Febriyana

    65 6,7,13,14,15,19,20 Memberikan

    tugas khusus

    a. Beberapa cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan

    pembelajaran remedial: Memberikan pembelajaran dan bimbingan secara

    khusus untuk siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal atau

    siswa yang mengalami kesulitan pada materi tertentu.

    b. Memberikan perlakuan secara khusus yang bersifat penyederhanaan dari

    pelaksanaan kegitan pembelajaran secara reguler. Penyederhanaan yang

    dimaksud meliputi:

    1) Penyederhanaan strategi pembelajaran

    2) Penyederhanaan metode pembelajaran (menggunakan gambar, skema)

  • 54

    3) Penyederhanaan soal

    Materi dan waktu yang dipersiapkan untuk pelaksanaan remedial :

    a) Materi yang diberikan pada program remedial hanya materi

    tertentu dimana siswa belum mencapi ketuntasan.

    b) Pelaksanaan program remedial setelah siswa mengikuti tes.

    c) Teknik pelaksanaan penugasan pembelajaran remedial dilakukan

    dengan pemberian tugas individu dengan tes tulis (jumlah peserta

    didik yang mengikuti remedial maksimal 20%)

    C. Pelaksanaan Program Remedial Teaching MI Islamiyah Senggrong

    Pelaksanaan program remedial teaching merupakan salah satu

    bentuk bimbingan belajar yang dapat dilaksanakan prosedur, mengamati,

    menganalisa kasus permasalahan sebagai tolak ukur kegiatan-kegiatan

    remedial selanjutnya. Mengamati dan menganalisa kembali kasus

    permasalahan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

    permasalahan tersebut sekaligus menentukan cara-cara yang

    memungkinkan dapat memecahkan permasalahan yang ditentukan untuk

    siswa-siswa yang mengikuti kegiatan remedial teaching.

    Pelaksanaan remedial teaching diperlukan tindakan-tindakan

    seperti menentukan karakteristik permasalahan (kasus) yang akan

    ditangani katagori kasus terdiri dari kasus ringan yaitu kasus yang terjadi

    jika siswa belum menemukan cara belajar yang tepat, kasus cukup kasus

    yang terjadi jika siswa mampu menemukan pola belajar namun belum

  • 55

    berhasil karena adanya hambatan, kasus berat yaitu kasus yang terjadi jika

    siswa belum memiki cara belajar yang tepat dan adanya hambatan.

    Setelah menentukan karakteristik permasalahan yang terjadi pada

    siswa maka guru mengambil tindakan untuk memecahkan permasalahan

    harus disesuaikan kebutuhan siswa dengan memberikan remedial teaching

    menggunakan metode yang sesuai kebutuhan siswa. Sasaran remedial

    teaching yang hendak dicapai adalah tercapainya peningkatan kemampuan

    siswa terhadap kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.

    Untuk mendapatkan data yang valid tentang pelaksanaan program

    remedial teaching di Madrasah Ibtidaiyah Islamiyah Senggrong Andong

    Boyolali penulis melakukan observasi, wawancanra, dokumentasi kepada

    guru dan siswa kelas V. Sehubungan dengan masalah penelitian tesrsebut

    peneliti melakukan wawancara dengan 3 informan yang menjadi subjek

    penelitian. 3 Informan terdiri dari:

    2. Informan yang menjadi sumber primer yaitu guru kelas V

    3. Informan yang menjadi sumber skunder yaitu 2 orang siswa kelas V.

    Dari informasi data yang didapat ada 3 kriteria pelaksanan

    remedial teaching:

    1. Pembelajaran remedial dilakukan pada materi yang terkait dengaan

    butir soal yang tidak terjawab oleh siswa yang menyebabkan siswa

    tidak mencapai nilai ketuntasan.

    2. Remedi dilakukan 1 kali, bila siswa belum mecapai nilai ketuntasan

    minimal diberikan penugasan.

  • 56

    3. Pelaksanaan remedial berbentuk pembelajaran ulang dengan

    metode yang sesuai dengan kondisi siswa

    4. Setelah melalui pembelajaran remedial menetapkan hasil dari

    remedial tidak boleh melebihi (KKM)

    Setelah melalui proses analisis terhadap kesulitan belajar yang dialami

    oleh siswa maka langkah selanjutnya memberikan pembelajaran remedial

    sebagai berikut:

    a. Guru melakukan pembelajaran ulang pada siswa gagal KKM.

    Dalam pemberian pembelajaran ulang hendaknya guru

    menggunakan metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan

    kondisi dan kemampuan siswa. Dengan metode yang tepat,

    penyerderhanaan cara penyampaian materi dan penyederhanaan penyajian

    soal remidial diharapkan dapat mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa

    dan dapat meningkatkan pencapaian nilai standar KKM.

    Dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V yang

    masih di bawah standar KKM, maka Ibu Sri Hidayati selaku wali kelas

    “memberikan pengulangan pembelajaran, memberikan latihan soal yang

    tingkat kesulitanya sederajat. menggunakan metode ceramah untuk

    menjelaskan materi yang belum bisa dipahami oleh siswa dan untuk

    meningkatkan daya ingat siswa Ibu Sri Hidayati menggunakan media

    gambar yang mendukung terkait dengan materi yang sedang dibahas” kata

    Ibu Sri Hidayati

  • 57

    Pada hari senin pukul 07:00 peneliti masuk grup WA kelas V

    untuk mengamati pelaksanaan remedial teaching yang diadakan Ibu Sri

    Hidayati pada mata pelajaran IPS.Pembelajaran remedial dilaksanakan

    setelah hasil tes siswa diperiksa dan dianalisis tingkat keberhasilan

    pencapaian nilai sesuai dengan standar ketuntasan yang telah ditetapkan.

    Melalui proses tersebut dapat diketahui siswa yang berhasil mencapai nilai

    KKM dan siswa yang belum mencapai nilai KKM. Selanjutnya Ibu Sri

    Hidayati melaksanakan program remedial teaching untuk membantu

    mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Ibu Sri Hidayati ketika

    memberikan pembelajaran remedial beliau menyampaikan dengan cara

    sederhana dengan menggunakan media gambar peta dan penjelasan secara

    singkat menggunakan pesan suara sehingga mempermudah bagi siswa

    untuk mempelajari ulang dari yang disampaikan Ibu Sri Hidayati. Ibu Sri

    Hidayati mempersilahkan bagi siswa yang belum paham untuk bertanya

    sebelum ibu memberikan soal remedial. Langkah selanjutnya Ibu Sri

    Hidayati meberikan soal remidial sederhana untuk mengetahui daya serap

    siswa yang mengikuti program pembelajaran remedial sekaligus untuk

    pencapaian nilai KKM. Setelah melalui proses analisis terhadap hasil

    ulangan remidi siswa apa bila masih terdapat siswa yang belum mencapi

    nilai batas ketuntasan minimal maka Ibu Sri Hidayati memberikan

    penugasan tambahan kepada siswa tersebut agar mencapai nilai KKM.

    Sehubungan dengan kegiatan pembelajaran remedial hal tersebut

    juga disampaikan oleh 2 siswa kelas V “bahawa Ibu Sri Hidayati selalu

  • 58

    mengadakan kegiatan remidial pada siswa yang belum mencapai nilai

    ketuntasan minimal agar para siswa dapat mencapai nilai KKM” kata

    siswa Zahra dan Naila

    Ibu Sri Hidayati memberikan pembelajaran ulang kepada siswa

    yang kurang paham atau kurang jelas pada pelajaran IPS materi peta agar

    siswa dapat lebih memahami materi tersebut.

    b. Pemberian Bimbingan Khusus

    Bimbingan perorangan dilakukan bila terdapat siswa yang

    mengalami kesulitan ketika pembelajaran klasikal. Guru berperan sebagai

    tutor. Akan tetapi dalam hal ini ibu Sri Hidayati tidak melakukan

    bimbingan secara khusus namun bimbingan dilakukan secara bersama

    kepada semua siswa yang kurang paham. Melalui media gambar peta dan

    penjelasan secara singkat menggunakan pesan suara sehingga

    mempermudah bagi siswa untuk mempelajari ulang dari yang

    disampaikan Ibu Sri Hidayati

    c. Faktor Yang Mendorong Dilakukan Program Remedial Teaching

    Dalam setiap satuan pendidikan mempunyai tujuan pembelajaran

    yang telah ditetapkan sebagai standar pendidikan yang hendak dicapai.

    Dalam hal ini dinamakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Oleh karena

    itu sudah menjadi kewajiban bagi seorang guru berusaha semaksimal

    mungkin dalam membimbing siswanya agar tuntas dalam belajar.

    Sehubungan dengan hal di atas Ibu Sri Hidayati menyampaikan

    “harapan yang sangat besar bahwa tidak ada istilah gagal dalam belajar

  • 59

    namun yang ada adalah keberhasilan yang tertunda dimana ada

    kesempatan dan kemauan untuk mencapai yang lebih baik oleh karena itu

    saya punya harapan yang besar bahwa siswa yang gagal KKM dapat

    diusahakan mencapi nilai KKM melalui program remedial teaching

    meskipun pada saat ini belum bisa tatap muka ketika pembelajaran” kata

    Ibu Sri Hidayati.

    Hal senada juga disampaikan oleh siswa yang mengalami kesulitan

    belajar dalam mencapi ketuntasal minimal. “Faktor yang mendorong siswa

    mengikuti program remedial adalah Keinginan yang besar untuk menjadi

    lebih baik dan paham materi yang diajarkan ibu guru dan senang

    mendapatkan nilai yang bagus” kata siswa Zahra dan Naila.

    Dengan demikian betapa besar manfaat program remedial dalam

    upaya peningkatan mutu atau kualitas pendidikan bagi siswa di MI

    Islamiyah Senggrong Andong Boyolali.

    D. Kendala Saat Program Re