peran gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan …

20
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017) 313 PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. HERANI ABADI SURABAYA Zam Zamiyah Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRAK Peranan Sistem Pengendalian Manajemen sangat signifikan dalam membentuk loyalitas karyawan tergantung pada gaya kepemimpinan dan budaya organisasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman mengenai peran gaya kepemimpinan, budaya organisasi dalam sistem pengendalian manajemen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitan penjelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan sistem pengendalian manajemen saling berhubungan satu sama lain dalam membentuk loyalitas karyawan. Jika suatu perusahaan memiliki gaya kepemimpinan dan budaya organisasi yang baik maka sistem pengendalian manajemen menjadi efektif. Semakin efektif sistem pengendalian manajemen yang karyawan akan merasa nyaman dan hal ini dapat meningkatkan loyalitas karyawan. Kata Kunci : Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Sistem Pengendaian Manajemen, Loyalitas Karyawan. ABSTRACT The role of Management Control Systems is significant shaping loyalty of employees who depend on the style of leadership and organizational culture. This study aims to improve understanding of the role of leadership styles, organizational culture in management control systems. This study uses descriptive qualitative research. This study is a research explanation. The results showed that the style of leadership, organizational culture and management control systems are interconnected to one another in the form of employee loyalty. If a company has a leadership style and organizational culture is good then becomes effective management control system. The more effective management control system that employees will feel comfortable and this can increase employees' loyalty. Keywords: Leadership, Organizational Culture, Management Control System, Employee Loyalty.

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

313

PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP

LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. HERANI ABADI

SURABAYA

Zam Zamiyah

Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya

[email protected]

ABSTRAK

Peranan Sistem Pengendalian Manajemen sangat signifikan dalam

membentuk loyalitas karyawan tergantung pada gaya kepemimpinan dan budaya

organisasi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman

mengenai peran gaya kepemimpinan, budaya organisasi dalam sistem pengendalian

manajemen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini merupakan penelitan penjelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan sistem pengendalian manajemen saling

berhubungan satu sama lain dalam membentuk loyalitas karyawan. Jika suatu

perusahaan memiliki gaya kepemimpinan dan budaya organisasi yang baik maka

sistem pengendalian manajemen menjadi efektif. Semakin efektif sistem

pengendalian manajemen yang karyawan akan merasa nyaman dan hal ini dapat

meningkatkan loyalitas karyawan.

Kata Kunci: Kepemimpinan, Budaya Organisasi, Sistem Pengendaian Manajemen,

Loyalitas Karyawan.

ABSTRACT

The role of Management Control Systems is significant shaping loyalty of

employees who depend on the style of leadership and organizational culture. This

study aims to improve understanding of the role of leadership styles, organizational

culture in management control systems. This study uses descriptive qualitative

research. This study is a research explanation. The results showed that the style of

leadership, organizational culture and management control systems are

interconnected to one another in the form of employee loyalty. If a company has a

leadership style and organizational culture is good then becomes effective

management control system. The more effective management control system that

employees will feel comfortable and this can increase employees' loyalty.

Keywords: Leadership, Organizational Culture, Management Control System,

Employee Loyalty.

Page 2: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

314

PENDAHULUAN

Kepemimpinan yaitu hubungan yang terdapat dalam diri seseorang atau

pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan

tugas untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan (Sutarto, 1998). Organisasi yang

berhasil dalam mencapai tujuan serta mampu memenuhi tanggug jawab sosialnya

akan tergantung pada para pemimpinnya (manajer). Apabila seorang pimpinan

mampu melaksanakan tugas dengan baik, maka sangat mungkin organisasi tersebut

akan mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang

efektif, yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak

buahnya. Jadi, seorang pemimpin akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila ia

dapat mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan bawahannya kearah

pencapaian tujuan organisasi.

Agar dapat meningkatkan kinerja dan agar dapat menimbulkan kepuasan

kerja yang tinggi bagi karyawan seorang pemimpin harus melakukan suatu

pembinaan yang sungguh-sungguh terhadap para karyawannya. Karyawan akan

berkesempatan untuk mempelajari perilaku yang tepat untuk behadapan pada

pemimpin mereka ketika seorang pemimpin menunjukkan kepemimpinannya dengan

baik kepada karyawannya (Nurjannah, 2016). Dalam menjalankan sebuah organisasi

dan dalam menjalankan operasional diperusahaan, seorang pemimpin dan karyawan

merupakan elemen yang penting. Sebagai aset perusahaan yang selalu dikendalikan

dan dimonitor seorang karyawan diharapkan mampu menghasilkan prestasi kerja

yang baik dan dapat mencapai tujuan suatu perusahaan. Untuk dapat mewujudkan

tujuan tersebut suatu perusahaan membutuhkan suatu alat pengendali untuk

mengarahkan para karyawan agar bertindak sesuai dengan tujuan yang diharapkan

oleh suatu perusahaan.

Dalam keberhasilan suatu perusahaan perlu adanya peranan seorang

pemimpin, karena keberlangsungan suatu perusahaan dipegang kendali oleh seorang

pimpinannya. Perusahaan dapat berjalan dan berkembang apabila perusahaan

tersebut dikelola oleh seorang pemimpin yang professional. Keberlangsungan dan

kemajuan suatu perusahaan juga membutuhkan sumber daya manusia yang

merupakan aset berharga bagi perusahaan. Oleh karena itu antara pemimpin

Page 3: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

315

perusahaan dengan karyawan sangat diperlukan hubungan yang baik agar disuatu

perusaan tercipta keharmonisan dan dapat mencapai tujuan perusahaan. Seorang

pemimpin harus mengerti apa yang diinginkan oleh karyawannya, itu merupakan

cara agar dapat memenangkan hati para karyawan. Maka dengan adanya hubungan

baik tersebut, loyalitas karyawan akan muncul dengan sendirinya. Hal ini akan

memberikan suatu dampak positif bagi perusahaan. Maka dari itu loyalitas yang

muncul dalam diri karyawan untuk perusahaan akan berguna untuk menumbuhkan

dan meningkatkan kualitas kerja yang baik oleh karyawan sehingga perusahaan dapat

mencapai tujuannya (Experd, 2009).

Kepemimpinan dipandang sebagai pembawaan seseorang sebagai anugerah

Tuhan. Oleh karena itu orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang

sebagai syarat suksesnya seorang pemimpin akan sangat dibutuhkan oleh

perusahaan. Menurut tingkatan ilmiah kepemimpinan dipandang sebagai suatu

fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang. Maka

dijadikanlah suatu analisa tentang unsur-unsur dan fungsi yang dapat menjelaskan,

syarat-syarat apa saja yang diperlukan agar pemimpin dapat bekerja secara efektif

dalam situasi yang berbeda-beda. Pandangan baru ini membawa pembahasan besar,

konsep baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru yang harus dijalankan

oleh seorang pemimpin. Pemimpin memiliki kewajiban sebagai orang yang dapat

membuat suatu rencana, berfikir, mengambil tanggung jawab, menentukan keputusan

serta memberikan arah kepada orang-orang lain. Pada tingkatan pertama pemimpin

merupakan pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsi utamanya yaitu

membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara lebih efisien

dalam perannya.

Loyalitas karyawan terhadap pemimpin perusahaan merupakan kesadaran diri

karyawan atas nilai-nilai untuk mengerahkan sumber daya untuk kepentingan suatu

perusahaan (Efferin dan Hartono, 2012). Faktor terpenting untuk memastikan

keberhasilan jangka panjang suatu perusahaan yaitu dengan meningkatkan

penciptaan nilai perilaku dan sikap para karyawan. Seorang pemimpin perlu

menanamkan budaya organisasi yang telah diterapkan oleh perusahaan pada para

karyawannya dan memperlakukan karyawan sebagai bagian dari keluarga agar

Page 4: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

316

karyawan tersebut menciptakan kepedulian yang lebih terhadap perusahaan. Seorang

pemimpin juga harus mampu memberi motivasi dan kepuasan kerja terhadap

karyawan. Karyawan yang mendapat kepuasan dari pemimpinnya akan menjadi

nyaman dalam bekerja dan dapat menimbulkan sikap loyal ketika karyawan

menganggap dalam perusahaan tersebut mereka dapat berkesempatan untuk tumbuh,

belajar dan mendapatkan jalur karir yang sudah mapan.

Sistem pengendalian juga diperlukan oleh manajemen untuk membantu

memperlancar pencapaian tujuan suatu organisasi. Pada suatu sistem pengendalian

akan berbeda perlakuannya untuk organisasi yang berbeda pula, terutama apabila

dilihat dari budaya organisasi atau perbedaan kultur organisasi yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor organisasi, diantaranya : tipe kepemilikan (swasta/pemerintah), size,

sistem pengendalian, profil karyawan dan struktur organisasi. Dalam suatu

perusahaan memiliki budaya yang memiliki pengaruh kuat terhadap anggota

organisasi, dengan demikian budaya tersebut akan mendukung suatu keberhasilan

manajemen dalam menciptakan suatu strategi perusahaan, karena dalam

mengarahkan perilaku anggota organisasi dan untuk mencapai tujuan perusahaan

yaitu dengan meningkatkan koordinasi dan pengendalian suatu perusahaan di

butuhkan budaya perusahaan didalamnya (Hofstede et al, 1990).

Sejalan dengan pertumbuhan tekanan ekonomi, iklim industri, krisis

ekonomi, dan keadaan lingkungan eksternal lain seperti tingkat persaingan

konsumen, distributor, pemasok, pasar, sikap masyarakat dan pemerintah,

pengendalian manajemen menjadi salah satu hal penting dalam penelitian perilaku

organisasi. Hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian Anthony, 1966;

penelitian Miller, 1982; penelitian Govindarajan, 1988; penelitian Simon, 1990;

penelitian Fisher, 1998; penelitian Syafruddin 2001; penelitian Tugiman 2002; dan

penelitian Wasito, 2002 menyatakan bahwa pengendalian manajemen yang

digunakan dalam suatu organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap

peningkatan kinerja didalam perusahaan.

Di tengah ketatnya kondisi persaingan bisnis jasa konstruksi ini, para pelaku

bisnis jasa konstruksi di Indonesia, dalam hal ini yaitu kontraktor jasa konstruksi,

berupaya keras untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Kualitas yang

Page 5: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

317

baik akan tercipta apabila terdapat sinergi antara pimpinan, karyawan untuk

memberikan pelayanan terbaik bagi konsumennya. Hal ini akan terwujud apabila

CV.Herani Abadi menciptakan iklim, suasana kerja dan budaya organisasi yang

kondusif.

Sejauh ini pemimpin dari CV.Herani Abadi memiliki gaya kepemimpinan

yang otoriter yaitu gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan

yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan

tanggung jawab dipegang oleh pimpinan CV.Herani Abadi, sedangkan para

bawahannya hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh pimpinan. Dingin

dan sedikit kejam merupakan kelemahan dari pemimpin dengan kepribadian otoriter

ini. Mereka hanya mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara.

Makan atau dimakan merupakan prinsip hidupnya. CV. Herani juga belum lagi

memiliki budaya organisasi yang khas yang akan di jadikan pedoman dan arahan

untuk ditaati dalam mencapai tujuan organisasi. Namun secara informal telah muncul

budaya-budaya dalam organisasi tersebut, seperti sikap kurang menghargai rekan

kerja ataupun pimpinan, dan kurang disiplin. Kondisi ini mengakibatkan kinerja

karyawan tidak optimal, seperti pekerjaan tidak selesai tepat waktu dan kualitas

pekerjaan yang kurang memenuhi standar, sehingga menimbulkan banyak keluhan

bagi kliennya.

Dari fenomena yang telah dijelaskan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian

dengan judul “PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN TERHADAP LOYALITAS

KARYAWAN”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk meneliti.

“Bagaimana peranan gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan sistem

pengendalian manajeman yang ada di CV.Herani Abadi dalam mewujudkan loyalitas

karyawan”

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari

penelitian ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman mengenai peran gaya

Page 6: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

318

kepemimpinan, budaya organisasi dan sistem pengendalian manajemen terhadap

loyalitas karyawan yang ada di CV. Herani Abadi.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pihak CV.Herani Abadi

sehingga memahami bagaimana menerapkan gaya kepemimpinan, budaya organisasi

dan sistem pengendalian manajemen yang baik dan dapat menerapkan gaya

kepemimpinan, budaya organisasi dan sistem pengendalian manajemen yang selama

ini dilakukan dengan karyawan agar lebih baik lagi.

KAJIAN PUSTAKA

Gaya Kepemimpinan

Kartono (2003) kepemimpinan merupakan suatu kegiatan atau seni

mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan

orang tersebut untuk membimbing orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan suatu kelompok. Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya

serta mampu memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para

pimpinannya (manajer). Apabila seorang pemimpin mampu melaksanakan tugas-

tugasnya dengan baik, maka sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat

mencapai pada. Oleh karena itu suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang

efektif, yang memiliki kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak

buahnya. Jadi, seorang pemimpin akan diakui sebagai seorang pemimpin apabila

seorang pemimpin tersebut mempunyai pengaruh dan mampu mengarahkan

bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi.

Robbin (2006) menyatakan kepemimpinan merupakan kemampuan untuk

mempengaruhi kelompok menuju pencapaian sasaran. Siagian (2002) berpendapat

kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain

dalam hal ini yaitu para bawahannya sedemikian rupa sehingga orang lain itu akan

melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak

disenangi. Sedangkan Yukl (2001) menyatakan kepemimpinan yaitu suatu proses

untuk mempengaruhi orang lain, memahami dan setuju dengan apa yang perlu

Page 7: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

319

dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk

memfasilitasi upaya individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

Syarat utama untuk memelihara komitmen organisasi yaitu peran seorang

pemimpin dengan kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan dengan cara itu dapat

membantu suatu organisasi untuk batahan dalam situasi apapun di masa yang akan

datang (Mowday et. al., 1974). Kepemimpinan yaitu suatu usaha dengan

menggunakan pengaruh agar dapat memotivasi individu dalam mencapai beberapa

tujuan perusahaan (Gibson et.al, 2006). Dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin,

terdapat tiga pola gaya kepemimpinan yaitu pemimpin yang mementingkan

pelaksanaan tugas, yang mementingkan hubungan kerjasama, dan yang

mementingkan hasil yang dapat dicapai (Rivai, 2004).

Rivai (2004) menyatakan gaya kepemimpinan yaitu suatu pola menyeluruh

dari tindakan seorang pemimpin, baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh

karyawannya. Gaya kepemimpinan menggambarkan sifat, sikap dan keterampilan

yang mendasari perilaku seseorang. Gaya kepemimpinan akan menunjukkan secara

langsung maupun tidak langsung tentang keyakinan seorang karyawan terhadap

kemampuan atasannya. Dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan yaitu suatu

strategi atau perilaku, sebagai hasil kombinasi dari sifat, sikap, dan keterampilan

yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika pemimpin tersebut mencoba

mempengaruhi kinerja bawahannya.

Gaya kepemimpinan yaitu suatu pola perilaku yang dirancang untuk

memadukan kepentingan-kepentingan organisasi dan personalia guna mengejar

beberapa sasaran (Flippo, 1994). Thoha (1983) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan yaitu norma perilaku yang digunakan oleh seseorang

pada saat seseorang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti

yang dilihat. Sehingga persepsi antara orang yang akan mempengaruhi perilaku

dengan orang yang perilakunya akan dipengaruhi akan menjadi amat penting

kedudukannya.

Dalam teori jalur tujuan (path goal theory) menyatakan suatu pemimpin

mendorong kinerja yang lebih tinggi dengan cara memberikan kegiatan-kegiatan

yang mempengaruhi bawahannya agar percaya bahwa hasil berharga yang

Page 8: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

320

didapatkan akan bisa dicapai dengan usaha serius (House, 1971). Tingkat kinerja dan

kepuasan bawahan akan tinggi apabila kepemimpinan yang diterapkan berlaku secara

menyeluruh. Didalam teori jalur tujuan ini (path goal theory) juga menggambarkan

bagaimana persepsi harapan dipengaruhi oleh hubungan kontijensi diantara empat

gaya kepemimpinan dan berbagai sikap dan perilaku karyawan. Perilaku pemimpin

memberikan motivasi sampai tingkat (1) mengurangi halangan jalan yang

mengganggu keberhasilan tujuan, (2) memberikan panduan serta dukungan yang

dibutuhkan (3) memberikan penghargaan yang berarti terhadap keberhasilan tujuan.

Selain itu House (1971) menyatakan seorang pemimpin dapat menunjukkan lebih

dari satu gaya kepemimpinan, dan mengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan,

yaitu:

1. Kepemimpinan yang mengarahkan (kepemimpinan direktif).

Kepemimpinan ini memberikan cara kepada para karyawan mengenai apa saja

yang seharusnya dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, menjadwalkan

pekerjaan, dan mempertahankan standar kerja.

2. Kepemimpinan Supportive.

Kepemimpinan ini menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan

kebutuhan yang dibutuhkan oleh karyawan, sikap ramah dan dapat didekati, serta

meperlakukan para karyawan seperti keluarga sendiri.

3. Kepemimpinan Partisipatif.

Kepemimpinan ini menunjukkan sikap berkonsultasi dengan karyawan dan secara

serius mempertimbangkan gagasan mereka pada saat mengambil suatu keputusan.

4. Kepemimpinan yang berorientasi pada pencapaian (kepemimpinan prestasi).

Kepemimpinan ini mendorong karyawan untuk berprestasi pada tingkat tertinggi

mereka dengan menetapkan tujuan yang menantang, menekankan pada

kesempurnaan, dan memperlihatkan kepercayaan diri atas kemampuan karyawan.

Dengan mempergunakan salah satu dari empat gaya tersebut di atas, pemimpin

berusaha mempengaruhi persepsi bawahannya dan memotivasinya, dengan cara

mengarahkan mereka pada kejelasan tugas-tugasnya, pencapaian tujuan, kepuasan

kerja, dan pelaksanaan kerja yang efektif

5. Kepemimpinan Otoriter.

Page 9: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

321

Kepemimpinan ini merupakan gaya pemimpin yang memusatkan segala

keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala

pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh pemimpin tersebut,

sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

6. Kepemimpinan Demokratis.

Kepemimpinan ini merupakan gaya pemimpin yang memberikan wewenang

secara luas kepada para bawahan. Jika terjadi suatu permasalahan selalu

mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya

kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas

dan tanggung jawab para bawahannya.

7. Kepemimpinan Bebas.

Kepemimpinan ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para

bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang

dihadapi.

Budaya Organisasi

Wood et. al., (2001) menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan sistem

yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu

menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri. Schein (1992) budaya

organisasi yaitu pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan

memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan

lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Maka dari itu harus

diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar

dalam mengkaji, berpikir serta merasakan masalah yang dihadapi.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan

budaya organisasi dalam penelitian ini yaitu suatu sistem nilai organisasi yang dianut

oleh anggota organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku

dari para anggota organisasi.

Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen yaitu suatu proses dimana manajemen atau bagian

yang mempunyai kewenangan untuk menggerakkan perusahaan mempengaruhi

anggotanya untuk mencapai tujuan perusahaan. Pada dasarnya sistem pengendalian

Page 10: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

322

manajemen ini merupakan alat bagi manajemen untuk membangun masa depan

perusahaan. Dalam menjalankan sejumlah aktivitas untuk memulai kegiatannya

setiap entitas perusahaan melakukan proses perencanaan untuk mencapai tujuannya.

Tujuan perusahaan dapat selaras dengan tujuan pribadi seseorang namun bisa juga

tidak selaras. Akibat dari ketidakselarasan tujuan ini yang membuat tujuan suatu

perusahaan atau tujuan pribadi seseorang tidak dapat tercapai. Dengan adanya sistem

pengendalian manajemen yang baik inilah merupakan suatu cara untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Ada 2 benntuk sistem pengendalian manajemen yaitu antara lain system

formal dan system informal, (1) sistem formal yaitu sistem yang lebih terstruktur

dimana sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus

diikuti oleh anggota organisasi. Pendokumentasian dengan struktur, kebijakan dan

prosedur secara formal ini akan membantu anggota organisasi dalam menjalankan

tugas-tugasnya. (2) sistem informal yaitu sistem yang lebih berdimensi, hubungan

antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal, bersifat lebih fleksibel

sesuai dengan kebutuhan.

Pengendalian manajemen tidak berarti bahwa setiap tindakan harus sama

dengan rencana yang ditetapkan. Pada prosesnya bisa saja berubah karena adanya

perbedaan waktu antara rencana dengan kegiatan. Tujuan pengendalian manajemen

yaitu untuk menjamin bahwa strategi yang dijalankan telah sesuai dengan tujuan

organisasi yang diharapkan. Sistem pengendalian manajemen mempunyai ciri

penting, diantaranya : (1) sistem pengendalian manajemen digunakan untuk

mengendalikan seluruh organisasi, termasuk pengendalian terhadap seluruh sumber

daya yang akan digunakan, baik manusia, teknologi, dan hasil yang diperoleh

organisasi, sehingga proses pencapaian tujuan organisasi dapat berjalan lancar. (2)

pengendalian manajemen bertolak dari strategi dan teknik evaluasi yang berintegrasi

dan menyeluruh, serta kurang perhitungan yang pasti dalam mengevaluasi sesuatu.

(3) pengendalian manajemen lebih berorientasi pada manusia, karena pengendalian

manajemen lebih ditujukan untuk membantu manajer dalam mencapai strategi

organisasi dan bukan untuk memperbaiki detail (Anthony dan Reece, 1989).

Page 11: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

323

Maka dari itu dalam pengendalian manajemen, peranan pertimbangan-

pertimbangan psikologis lebih dominan. Berdasarkan ciri-ciri diatas, dapat diketahui

berusaha mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien merupakan tugas

terpenting dari manajemen melalui pengendalian manajemen.

Loyaitas Karyawan

Oxford Dictionary loyalitas karyawan merupakan mutu dari sikap setia,

sedangkan loyal didefinisikan sebagai tindakan memberi atau menunjukkan

dukungan dan kepatuhan yang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi.

Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Agar bisa mendapatkan

sikap loyal dari seseorang, ada banyak faktor yang memengaruhinya. Sikap loyal

seseorang dapat diterapkan oleh setiap orang dalam berbagai hal. Setiap perusahaan

pasti akan menginginkan adanya sikap loyal pada karyawan mereka. Pengertian

loyalitas karyawan tidak jauh berbeda dengan pengertian loyalitas secara umum.

Dalam pengertian loyalitas karyawan, kesetiaan merupaka poin utama yang dapat

diberikan karyawan kepada perusahaan tempatnya bekerja. Namun, pengertian

loyalitas karyawan kadang masih disalahartikan oleh beberapa orang, baik oleh pihak

karyawan, manajemen, maupun oleh pimpinan perusahaan.

Seringkali orang-orang menyangkut pautkan pengertian loyalitas dengan

seberapa lama dan banyaknya waktu serta tenaga yang dicurahkan oleh seorang

karyawan untuk bekerja tanpa mengharapkan imbalan apapun dari perusahaan

tempatnya bekerja. Padahal pada kenyataannya, banyak karyawan yang bertahan di

suatu perusahaan hanya karena gaji atau bonus yang diterimanya. Pengertian

loyalitas merupakan kesetiaan yang semestinya dilakukan dalam berbagai kondisi

tanpa syarat dan tanpa mengharapkan adanya balasan. Loyalitas merupakan suatu

kondisi psikologis yang mengikat karyawan dan perusahaannya, karenanya

pengertian loyalitas karyawan bukan hanya sekadar kesetiaan fisik yang tercermin

dari seberapa lama seseorang berada di dalam organisasi, namun dapat dilihat dari

seberapa besar pikiran, perhatian, gagasan, serta dedikasinya tercurah sepenuhnya

kepada perusahaan tersebut.

Page 12: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

324

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

ini merupakan penelitan penjelasan (explanatory research). Deskriptif kualitatif

merupakan penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk

kata-kata dan gambar, kata-kata disusun dalam kalimat, misalnya kalimat hasil

wawancara antara peneliti dan informan.

Informan

Informan penelitian merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Informan yaitu orang

yang benar-benar mengetahui permasalahan yang akan diteliti (Milman, 2009).

Informan yang di pilih dalam penelitian ini yaitu general manajer sekaligus pendiri

dari CV.Herani Abadi.

Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data primer. Yaitu

merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Diperoleh melalui

pengamatan berpartisipasi, wawancara mendalam dengan para informan,

dokumentasi dan observasi. Wawancara dilakukan melalui tatap muka secara

langsung dengan informan dan dengan menggunakan metode semi structured

interview. Peneliti juga melakukan observasi langsung ke tempat yang menjadi objek

penelitian yaitu CV.Herani Abadi. Observasi dilakukan dengan menggunakan

metode non-participant observation, karena peneliti hanya mengamati dari dekat dan

melihat langsung aktivitas yang terjadi sehari-hari di CV.Herani Abadi tanpa terlibat

dalam kegiatannya. Peneliti juga melakukan analisis dokumen yang bertujuan untuk

mendapatkan data-data yang digunakan sebagai pendukung bahan analisis.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Badan Usaha

Pak Ismoko adalah general manajer sekaligus pendiri CV.Herani Abadi. Pak

Ismoko pemegang kekuasaan tertinggi dalam perusahaan. CV.Herani Abadi adalah

perusahaan swasta nasional berbadan hukum, semenjak tahun 1990 telah ikut

Page 13: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

325

berperan di bidang usaha jasa pelaksanaan konstruksi (kontraktor). Dengan

kapabilitas, pengalaman perusahaan, didukung oleh tenaga ahli dari berbagai

disiplin ilmu serta kepercayaan dari para pemberi pekerjaan, telah menjadi modal

utama perusahaan dalam menghasilkan hasil pekerjaan yang tepat guna, tepat

waktu dan tepat kualitas, sehingga didalam perkembangannya telah bayak

mendapat kepercayaan untuk mengerjakan proyek-proyek berskala besar, baik dari

pihak perusahaan swasta nasional maupun pihak pemerintah.

Gaya Kepemimpinan Pemimpin CV. Herani Abadi

Kepemimpinan yang dimiliki oleh Pak Ismoko dalam menjalankan

perusahannya untuk memimpin para anggotanya dengan menerapkan gaya

kepemimpinan yang suportif dan memiliki kepemimpinan yang otoriter. Pak

Ismoko menerapkan karakteristik kepemimpinan suportif yang dimilikinya yaitu

dengan meningkatkan motivasi para karyawan dan mengarahkan karyawan untuk

menyelesaikan pekerjaannya dengan baik sehingga para karyawan dapat

memenuhi target yang telah ditentukan. Pak Ismoko memberikan imbalan yang

sesuai dan memberi bonus, tunjangan-tunjangan bagi karyawan yang mengerjakan

sesuai dengan usaha-usaha yang dilakukan. Dengan ini karyawan akan lebih

bersemangat untuk menciptakan tujuan yang diinginkan. Maka dengan sendirinya

akan menciptakan hubungan yang selaras antara bawahan dengan atasannya dan

dengan organisasinya. Pak Ismoko menerapkan karakteristik kepemimpinan

suportif yaitu memiliki sikap idealis dan sikap optimis yang tinggi. Pak Ismoko

memiliki pemikiran yang positif dan mempunyai keyakinan terhadap keadaan

yang lebih baik di masa yang akan datang. Pak Ismoko memiliki harapan yang

tinggi untuk mencapai tujuannya sehingga Pak Ismoko selalu memberikan

dorongan kepada para karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

memberikan motivasi kepada para karyawan. Sehingga para karyawan akan

terpacu dalam melakukan pekerjaan yang lebih baik dengan dorongan yang

diberikan oleh Pak Ismoko.

Pak Ismoko juga memiliki kepemimpinan bersifat otoriter. Yaitu pemimpin

yang memusatkan segala keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri

secara penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab dipegang oleh Pak

Page 14: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

326

Ismoko, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.

Pak Ismoko memiliki kekuasaan yang mutlak atas karyawan. Pak Ismoko hanya

menerapkan pola komunikasi satu arah. Pak Ismoko lebih banyak bicara sedangkan

karyawannya lebih banyak mendengarkan dan mengikutinya.

Sistem Pengendalian Manajemen di CV. Herani Abadi

CV. Herani yang menjadi objek penelitian ini bergerak di bidang jasa

kontruksi. Jadi aktivitas utama dan sumber pendapatan utama dari CV.Herani

Abadi ini yaitu pembangunan proyek. CV. Herani menerapkan pengendalian

informal (pengendalian budaya organisasi) dan pengendalian formal (pengendalian

hasil dan proses) dalam mengawasi dan mengendalikan para karyawan untuk

bekerja sesuai yang diinginkan, untuk mencapai tujuan CV.Herani Abadi.

1. Pengendalian Budaya Organisasi CV. Herani Abadi

Dalam pengendalian budaya organisasinya CV. Herani belum memiliki

budaya organisasi yang khas yang akan dijadikan pedoman dan arahan untuk di

taati dalam mencapai tujuan organisasi. Namun secara informal telah muncul

budaya-budaya dalam organisasi tersebut seperti sikap kurang menghargai rekan

kerja, dan kurang disiplin. Kondisi ini mengakibatkan kinerja karyawan tidak

optimal, seperti pekerjaan tidak selesai tepat waktu sehingga menimbulkan

keluhan bagi kliennya.

Namun untuk pembagian wewenang telah ditetapkan oleh Pak Ismoko,

untuk bagian administrasi, bagian mandor dan bagian tukang. Pembagian

wewenang ini telah ditetapkan dan telah diberi tugas sesuai dengan masing-

masing bagian yang di tetapkan.

2. Pengendalian Hasil CV. Herani Abadi

Pengendalian hasil di CV. Herani Abadi ini mengendalikan pada hasil

proyek. Dalam setahun CV. Herani mampu mengerjakan proyek kurang lebih 3

sampai 4 proyek. Jumlah penetapan karyawan setiap proyek berbeda-beda

tergantung pada klasifikasi proyek kecil, menengah atau besar. Setiap karyawan

yang hasil kerjanya maksimal maka akan ada intensif yang di berikan kepada

karyawan tersebut berupa penghargaan atas kerja keras karyawan, yang biasa

dibentukkan sebagai komisi kepada karyawan.

Page 15: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

327

3. Pengendalian Proses CV.Herani Abadi

Pengendalian proses di CV.Herani ini menerapkan standard operating

prosedures. CV.Herani Abadi mendorong karyawan untuk patuh terhadap

organisasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan menggunakan standard

operating prosedures. Standard operating prosedures merupakan intruksi kerja

yang terstandarisasi yang sedang bertugas melakukan pekerjaan proyek.

Tujuannya yaitu membantu pekerjaan menjadi lebih terstruktur dan lebih disiplin.

Bebepara Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Karyawan

1. Kompensasi

Kompensasi diberikan secara langsung yaitu berupa gaji, bonus, tunjangan

maupun insentif. Dengan memberikan kompensasi kepada karyawan merupakan

suatu cara yang paling efektif bagi perusahaan guna meningkatkan motivasi

kerja, prestasi kerja dan kepuasan kerja karyawan serta merupakan salah satu

faktor penting yang mendorong sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

2. Hubungan dengan Rekan Kerja

Kepedulian antar karyawan sangat kuat, dapat dilihat dari kerjasama yang

baik antar karyawan dengan saling membantu antar karyawan satu dengan

karyawan yang lain ketika mereka kesulitan dalam melakukan pekerjaannya.

Dengan kerjasama yang solid dari para karyawan maka akan tercapai target kerja

yang maksimal. Hal ini menunjukan bahwa pentingnya menjaga hubungan yang

baik dengan rekan sesama kerja.

3. Suasana Kerja

Karyawan akan bekerja dengan lebih baik apabila suasana kerja yang

dirasakan nyaman, suasana kerja yang nyaman akan menjadi acuan bagi

karyawan. Loyalitas karyawan juga dapat dipengaruhi oleh suasana kerja yang

menyenangkan Hal ini menunjukan bahwa pentingnya suasana kerja yang

mendukung karyawan agar dapat bekerja secara optimal.

4. Tersedianya Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja sangat mempengaruhi pada kinerja karyawan. Semakin

lengkapnya fasilitas maka karyawan akan lebih nyaman dan akan cenderung

memiliki loyalitas terhadap perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa fasilitas kerja

Page 16: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

328

yang memadai penting untuk menunjang semua pekerjaan agar dapat

memperoleh output yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

5. Gaya Kepemimpinan

Kualitas pemimpin yang dapat dilihat dari gaya kepemimipinannya akan

mempengaruhi baik buruknya dan tercapainya tujuan yang di inginkan oleh suatu

perusahaan.

Dalam menciptakan kelangsungan dan kesuksesan suatu perusahaan sangat

dibutuhkan kepemimpinan yang efektif. Kepemimpinan mempunyai peranan

yang sangat penting, karena dengan keberhasilan seorang pemimpin perusahaan

dalam menggerakkan karyawan akan menciptakan loyalitas anggotanya.

Gaya Kepemimpinan terhadap Loyalitas Karyawan

Pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting bagi kesuksesan suatu

perusahaan. Karena dengan gaya kepemimpinan yang baik maka karyawan akan

nyaman dan loyal kepada perusahaan. Kepemimpinan yang mengarahkan,

memberikan panduan kepada para karyawan mengenai apa yang seharusnya

dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, menjadwalkan pekerjaan, dan

mempertahankan standar kerja, kepemimpinan yang mendukung, menunjukkan

kepedulian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan para karyawannya, sikap ramah

dan dapat didekati, serta meperlakukan para karyawan sebagai orang yang setara

dengan dirinya merupakan kepemimpinan yang baik yang akan membawa

perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Loyalitas Karyawan

1. Pengendalian Budaya

Loyalitas karyawan akan muncul dengan sendirinya seiring dengan

pengendalian budaya yang diterapkan oleh perusahaan. Untuk membangun rasa

kekeluargaan, kedekatan antara atasan dan anggota sangat penting sehingga akan

membuat karyawan merasa menjadi bagian dari perusahaan. Sikap loyalitas dari

karyawan kepada atasan juga akan muncul dengan sendirinya ketika atasan

tersebut dapat bergaul dengan karyawannya. Sikap atasan yang seperti itulah akan

dapat mempererat hubungan dengan karyawannya. Ini merupakan suatu strategi

untuk mengikat karyawan yang bekerja dalam perusahaan.

Page 17: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

329

Budaya organisasi yang ditransmisikan oleh seorang pemimpin pada

perusahaan kepada anggotanya dapat berpengaruh kuat pada kinerja karyawan.

Budaya organisasi saling menghargai antar atasan atau rekan kerja, kedisiplinan

waktu datang saat bekerja maupun penetapan waktu hasil jadi proyek harus

ditanamkan kepada karyawan agar kinerja perusahaan dapat berjalan dengan

efektif. Menanamkan budaya organisasi yang ada kepada karyawan dan

menjadikan karyawan menjadi bagian dari keluarga inilah yang menjadi tugas

seorang pemimpin sehingga akan meningkatkan loyalitas karyawan dan dapat

mencapai tujuan suatu perusahaan.

2. Pengendalian Hasil

Sebagai seorang pemimpin, pemimpin tidak boleh lepas tangan dan tidak

boleh menjadikan suatu beban terhadap anggotanya, hal ini yang dapat

menentukan target perusahaan yang akan dicapi. Sikap kepemimpinan suportif

sangat diperlukan untuk mendorong motivasi karyawan. Motivasi dan adanya

penghargaan yang diberikan pemimpin kepada karyawan akan berdampak baik

pada kinerja karyawan. Karena karyawan akan merasa puas dengan penghargaan

yang diterimanya atas hasil pekerjaan yang selama ini dikerjakan

3. Pengendalian Proses

Agar karyawan dapat patuh terhadap organisasi yang diterapkan oleh suatu

perusahaan pengendalian proses yang dilakukan yaitu dengan menggunakan

standard operating produres. Standard operating procedures merupakan suatu

prosedur atau bias disebut suatu aturan yang berlaku untuk mempermudah

karyawan menjalankan tugas-tugasnya, sehingga karyawan akan menjalankan

tugas-tugasnya tanpa ada rasa ragu-ragu. Tujuan perusahaan membuat standard

operating prosedures untuk mempermudah kinerja karyawan dan dapat menjadi

alat pengendali untuk menilai suatu kinerja karyawan dari proses pekerjaan yang

talah mereka kerjakan. Apabila sikap loyalitas kepada perusahaan sudah tumbuh

pada diri karyawan maka dengan sendirinya karyawan tersebut akan patuh

terhadap penetapan standard operating prsedures.

Page 18: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

330

SIMPULAN

Loyalitas karyawan tidak akan muncul dengan sendirinya, namun diperlukan

perananan seorang pemimpin, budaya organisasi dan sistem pengendalian

manajemen yang baik untuk meningkatkan loyalitas karyawan tersebut. Nilai-nilai

budaya organisasi yang ditanamkan oleh pimpinan menjadi alat pengendali bagi para

karyawan di suatu perusahaan, karena semakin baik dan kuat budaya organisasi yang

ditanamkan oleh perusahaan maka peraturan yang dibutuhkan pun juga akan semakin

sedikit.

Kepemimpinan, budaya organisasi dan sistem pengendalian manajemen

memiliki hubungan satu sama lain, apabila suatu kepemimpinan dan budaya

organisasi baik maka akan menjadikan sistem pengendalian manajemen menjadi

efektif dan efisien. Apabila sistem pengendalian manajemen sudah efektif dan efisien

maka para karyawan akan nyaman dalam melakukan pekerjaannya dan hal tersebut

dapat meningkatkan loyalitas para karyawan. Jadi untuk meningkatkan loyalitas

karyawan perusahaan harus menyeimbangkan antara kepemimpinan yang baik,

budaya organisasi yang baik dan sistem pengendalian yang efektif. Karena loyalitas

karyawan sangat penting dan sangat berpengaruh bagi kemajuan dan keberhasilan

suatu perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Anthony. 1966. “Management Planning dan Control Systems : A Framework for

Analysis“ Harvard Business Scholl Press.

Anthony dan Reece, J.S. 1989. “Accounting, Text, and Cases.“ 8th ed. Romewood,

Richard D. Irwin.

Efferin, Sujoko dan Hartono. 2012. “Management Control and Leadership Styles in

Family Business.“ Papper presented at the 3rd GAOC coference. Sunway

University, Malaysia.

Fisher. 1998. “Contingency Theory, Management Control Systems dan Firm

Outcomes : Past Results dan Future Directions.“ Behavioral Research in

Accounting (10): 47-64.

Page 19: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

331

Filippo, Edwin, B. 1994. Manajemen Personalia. Terjemahan oleh Moh.Masud. Edisi

keenam. Erlangga, Jakarta

Gibson et al. 1996. Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses jilid 1 dan jilid 2.

Tangerang: Binarupa Aksara

Govindarajan. 1988. “A Contingency Approach to Strategy Implementation at the

Business-Unit Level : Integrating Administrative Mechanisms with Strategy.“

Academy of Management Journal 31(4): 828-851.

Hofstede, G., B et al. 1990. “Measuring Organizational Cultures : A Qualitative dan

Quantitative Study Across Twenty Cases.“ Administrative Science Quarterly

(35): 286-316.

House, R.J. 1971. “A Path Goal Theory of Leader Effectiveness.“ Administrative

Science Quarterly 321-338

Kartono. 2003. “Pemimpin Dan Kepemimpinan.“ Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Miller, D. dan P. Friesen. 1982. “Innovation in Concervative dan Entrepreneurial

Firms: Two Models of Strategic Momentum.“ Strategic Management Journal

(3): 1-25.

Milman. 2010. Pengertian Kemampuan. blogspot.com/pengertian kemampuan.html

Mowday et al. 1974. “Unit Performance, Situational Factor, and Employee Attitudes

in Spatially Separated Work Units”. Organizational Behavior and Human

Performance 231-248.

Nurjanah et. al., 2016. Panduan Pelatihan UKM. Inamedia. Bandung.

Rivai, V. dan Basri. 2004. “Sistem Yang Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan

Daya Saing Perusahaan.“ Prenada Media. Jakarta.

Robbins, P Stephen. 2006. Diterjemakan oleh Tim Index. Prilaku Organisasi.

2 (10) Jakarta: Gramedia.

Schein. 1992. ”Organizational Culture and Leadership.” Jossey Bass, San Francisco.

Siagian. 2002. “Management Sumber Daya Manusia.“ Jakarta: PT Bumi Aksara

Simons. 1990. “The Role of Management Control Systems in Creating Comperative

Advantage : New Perspectives.“ Accounting, Organizations dan Society

15(1): 127-143.

Sutarto. 1998. “Dasar-Dasar Kepemimpinan Administrasi.“ Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Page 20: PERAN GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN …

Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3. Issue. 3 (2017)

332

Syafruddin, M. 2001. “Pengaruh Moderasi Dinamika Lingkungan Sistem Kontrol

Akuntansi dan Kinerja Perusahaan.” Jurnal Riset Akuntansi Indonesia 4(1):

99-110.

Thoha. 1983. Perilaku Organisasi, Rajawali, Jakarta.

Tugiman, H. 2002. “Pangaruh Auditor Internal dan Faktor-Faktor Pendukungnya

Terhadap Peningkatan Pengendalian Internal serta Kinerja Perusahaan.”

Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 6(1): 33-48.

Wasito dan I. Ghozali. 2002. “Pengaruh Sistem Pengendalian Terhadap Prestasi

Kerja: Uji Langsung dan Uji Tidak Langsung.“ Jurnal Ekonomi dan Bisnis

8(2): 147-172.

Wood et al. 2001. “Organizational Behaviour: A Global perspective 2nd Edition.“

Australia: John Wiley and Sons Australia, Ltd.

Yulk. 2001. “Leadership in Organization.“ New Jersey: Prentice-Hall,In