peran, fungsi dan kontribusi mahasiswa dalam masyarakat
DESCRIPTION
Peran, Fungsi dan Kontribusi Mahasiswa dalam Masyarakat sebagai intelektual muda dalam kemajuan bangsa dan negaraTRANSCRIPT
Peran, Fungsi dan Kontribusi Mahasiswa dalam Masyarakat
Posisi dan Peran Mahasiswa
“Berikanlah aku lima pemuda, niscaya aku akan merubah dunia.” Itulah
kiranya perkataan yang terucap dari lisan presiden pertama kita, Soekarno. Ketika
muda, Soekarno amat peduli dengan permasalahan bangsa. Beliau berusaha
mencari jalan keluar untuk menentang penjajahan asing yang menyengsarakan
rakyat. Semangat dan keberaniannya dalam perjuangan menuju kebangkitan
bangsa perlu ditiru mahasiswa di masa kini. Pidatonya yang berjudul “Indonesia
Menggugat” adalah sebagian kecil karya yang berpengaruh dalam kebangkitan
bangsa ini. Soekarno berhasil meraih cita-cita kemerdekaan Indonesia karena
memegang teguh idealisme, integritas dan konsistensi perjuangan yang tidak
pernah gentar terhadap kekejaman dari kekuasaan penjajah yang menyengsarakan
dan memiskinkan rakyat. Pola pikir dan sikap mental founding fathers sangat
perlu dimiliki oleh generasi muda saat ini terutama mahasiswa.
Mahasiswa adalah iron stock. Iron stock itu diartikan bahwa mahasiswa
diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan
moralitas baik yang nantinya dapat menggantikan generasi sebelumnya. Intinya
mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, dan harapan bangsa untuk masa depan.
Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir,
yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua kepada golongan
muda. Oleh karena itu, kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus
dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat
disayangkan apabila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Kita juga mengetahui bahwasanya mahasiswa merupakan garda terdepan sebagai
agent of change and agent of control.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti
tersirat dalam QS Al-Maidah: 54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang
sudah rusak dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada
orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir yang memerangi.
Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-
perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi,
pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa. Lantas sekarang
apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran iron stock tersebut?
Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai
pengetahuan, baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan. Kita juga
diharuskan untuk mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi pada masa
generasi sebelumnya. Kemudian ada pertanyaan, kenapa harus iron stock? kenapa
bukan golden stock yang mungkin lebih bagus dan mahal? Mungkin didasarkan
atas sifat besi itu sendiri yang akan berkarat dalam jangka waktu lama, sehingga
diperlukanlah penggantian dengan besi-besi baru yang lebih bagus dan kokoh. Hal
itu sesuai dengan kodrat manusia yang memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan
pikiran.
Secara fitrah, masa-masa mahasiswa merupakan jenjang kehidupan manusia
yang paling optimal dalam akselerasi kebangkitan masyarakat. Peran sosial yang
tercermin dalam kepekaan tinggi terhadap lingkungan, banyak dimiliki
mahasiswa. Pemikiran politik kritis terhadap pemerintahan sangat didambakan
oleh rakyat. Di mata masyarakat, mahasiswa seringkali disematkan dengan nama
agent of change (agen perubahan). Ketika masyarakat terkungkung oleh tirani
kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika
masyarakat melakukan proses pembangunan.
Sebagai mahasiswa, selain memiliki kelebihan intelektulalitasnya, kita juga
mendapat kesempatan untuk mendalami ilmu yang tidak semua orang
mendapatkannya. Mahasiswa juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan
pengetahuan lebih luas lagi yang didapatkan dari kesempatannya untuk
menjangkau pustaka-pustaka yang ada di kampus maupun dengan kesempatannya
yang lebih mudah, misalnya bertemu dengan tokoh-tokoh (stakeholder) kampus
dan masyarakat. Dinamika kampus juga mampu memberi hal positif karena
kampus terdiri dari mahasiswa yang beranekaragam asal, latar belakang, agama,
pandangan politik, kondisi finansial, dan lain-lain. Itulah sebabnya mengapa
kampus diistilahkan sebagai miniatur negara, sehingga mahasiswa akan dapat
lebih menghormati akan keragaman yang ada di dalam masyarakat nantinya.
Namun mahasiswa sering terjebak dalam kondisi dimana statusnya dalam
kampus hanya diartikan sempit dengan berkutat pada dunia kampus saja.
Mahasiswa seperti itu menganggap bahwa tugasnya adalah sekedar belajar di
kampus untuk pada akhirnya mencapai nilai IPK yang tinggi. Jika memang seperti
itu kondisinya, maka akan sangat sia-sia kelebihan yang dimiliki mahasiswa.
Sebenarnya memang tidak salah sebagai mahasiswa kita memiliki beban
untuk belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha untuk mendapat nilai yang
baik sebagai tanggung jawab terhadap orangtua yang telah membiayai kita dan
sebagai syarat untuk meniti karier setelah lulus. Akan tetapi, harus diingat bahwa
tanggung jawab mahasiswa tidak hanya itu saja. Menjadi seorang mahasiswa tidak
lantas terlepas dari dunia di luar kampus. Mahasiswa masih memiliki banyak
tanggung jawab lain yang harus dipenuhi. Mahasiswa memiliki tanggung jawab
untuk berkontribusi kepada masyarakat, di mana mahasiswa harus memiliki
kepekaan untuk berkontribusi terhadap permasalahan yang terjadi di luar dirinya
maupun kegiatan kampus, baik itu masyarakat umum di lingkungan kampus
maupun masyarakat sekitarnya atau bahkan permasalahan bangsanya. Terlebih
lagi bagi mereka yang berkuliah di universitas negeri, di mana kampusnya
dibangun dengan uang masyarakat kecil. Sudah sepatutnya mahasiswa itu lebih
memiliki tanggung jawab kepada masyarakat. Untuk itu, sebagai mahasiswa, kita
diharapkan mempunyai andil dan kontribusi nyata terhadap masyarakat.
Lantas, kontribusi seperti apa yang dapat dilakukan mahasiswa untuk
masyarakat? Ada banyak kontribusi yang dapat dilakukan mahasiswa untuk
masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kontribusi terpenting yang
harus dilakukan mahasiswa adalah belajar dan mengasah kemampuannya sebaik
mungkin dalam bidang/jurusan masing-masing. Jika hal itu dilakukan secara
sungguh-sungguh, maka diharapkan ia mampu mengimplementasikan ilmunya
dalam masyarakat dan memberi manfaat bagi orang banyak. Sebagai contoh,
mahasiswa jurusan ilmu pemerintahan, disiplin ilmu pascalulus nanti dapat
dimanfaatkan untuk mengupayakan proses penyelenggaraan good governance
(tata pemerintahan yang baik), pemberdayaan masyarakat, menjaga etika, norma
dan moralitas, meningkatkan SDM dan pendidikan masyarakat.
Di samping itu, seorang mahasiswa dapat berkontribusi dengan kemampuan
intelektualnya sehingga memberi perubahan kondisi masyarakat ke arah yang
lebih baik. Ini dapat dilakukan ketika masih menjadi mahasiswa. Hal penting yang
tidak bisa dilupakan adalah bahwa mahasiswa dapat berkontribusi sebagai alat
social control (kontrol sosial). Ia memiliki keleluasaan untuk memberi kendali
dan kritik terhadap pemerintah maupun masyarakat di saat terjadi pelanggaran dan
ketidakadilan yang merugikan kepentingan masyarakat. Seperti yang telah
dijelaskan di atas, bahwa sebagai mahasiswa tidak hanya belajar saja, tetapi juga
harus mampu memberikan kontribusi nyata terhadap masyarakat tanpa melupakan
tugasnya sebagai mahasiswa. Jadi, pada intinya harus tercipta keseimbangan
antara akademik dan sosial pada mahasiswa, sehingga nantinya mampu
menghadapi kehidupan masyarakat yang sesungguhnya serta berkontribusi penuh
di dalamnya.
Mereposisi Peran Mahasiswa
Peran mahasiswa dalam perjalanan bangsa Indonesia sangat besar dan
penting, seperti yang telah dipaparkan di atas, namun sebagian besar mahasiswa
masih berpikiran sempit. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengubah mindset
(pemikirannya) yang sempit menjadi terbuka, kritis, dan memiliki empati terhadap
masalah-masalah bangsa. Jika tidak, maka bangsa Indonesia akan terus terpuruk.
Tri Darma Perguruan Tinggi harus dipahami oleh semua kalangan
mahasiswa. Kalau hal itu dipahami, maka perguruan tinggi benar-benar
menghasilkan para sarjana yang berkualitas, berdedikasi, dan berintegritas.
Dimulai dari fungsinya sebagai insan akademis, insan agama, sampai pada insan
kemasyarakatan. Pendidikan adalah jembatan untuk menyalurkan kreatifitas,
keilmuan, pengembangan kemampuan, dan juga penanaman budi pekerti bagi
generasi yang akan memegang Negeri pada masa berikutnya. Lembaga
pendidikan tentunya sudah mengupayakan hal ini. Kemudian mahasiswa memang
harus benar-benar memahami tujuannya sebagai mahasiswa. Begitupun dengan
penelitian dan pengembangan yang akan mencetak insan yang kreatif, inovatif,
dan cemerlang. Sampai pada pengabdian masyarakat, itu akan menjadi tugas
mulia untuk memberikan hal-hal yang akan memberikan manfaat besar bagi
khalayak. Jika Tri Darma Perguruan Tinggi itu ditelaah, dipahami, dan
dilaksanakan, jadilah mahasiswa yang benar- benar agen pemberi harapan. Tetapi
apabila Tri Darma Perguruan Tinggi hanya sebuah landasan tanpa pemahaman
dan tidak diamalkan, maka mahasiswa sama halnya seperti sampah yang tidak
berguna bagi masyarakat.
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa
disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa.
Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran
mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga
mahasiswa, menurut saya, tepat bila dikatakan memiliki posisi diantara
masyarakat dan pemerintah. Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke
pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan
membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah
dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyalur aspirasi
rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan
analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan
realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab
dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat. Mahasiswa dalam
hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyampai lidah
pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu mensosialisasikan berbagai
kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan
pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat. Oleh karena
itu tugas mahasiswalah yang harus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai
kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat. Posisi
mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri diantara idealisme dan
realita. Tak jarang ia berat sebelah, saat membela idealisme ternyata ia melihat
realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata ia
secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme dan juga kadang sudah
meninggalkan watak ilmu yang seharusnya dimiliki. Contoh: kasusnya yang
paling gampang adalah saat terjadi kenaikkan BBM.
Inilah Mahasiswa
Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa
menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Dalam hal tersebut, insan akademis sebagai orang yang selalu mengikuti watak
ilmu, ini juga berhubungan dengan peran mahasiswa sebagai guardian of value
(penjaga nilai), dimana mahasiswa harus mencari nilai-nilai kebenaran itu sendiri,
kemudian meneruskannya kepada masyarakat, dan yang terpenting adalah
menjaga nilai kebenaran tersebut.
Demikianlah peran, fungsi, dan kontribusi mahasiswa. Kiprah mahasiswa
sangat didambakan dalam mengukir peradaban bangsa ini. Mahasiswa merupakan
tonggak kejayaan rakyat. Peranannya sangat didambakan oleh masyarakat sebagai
pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Seorang mahasiswa tidak layak hanya
berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran rakyat yang
sangat memprihatinkan ini. Seorang mahasiswa jangan sampai menjadi
penghalang kemajuan bangsa dan perjuangan menuju kebangkitan Indonesia.
Bersemangatlah dan lakukan yang terbaik.