peran audit internal dalam rangka meminimalisir...
TRANSCRIPT
PERAN AUDIT INTERNAL DALAM RANGKA
MEMINIMALISIR TINGKAT KESALAHAN TELLER
DI KSPPS BMT TUMANG CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
KHOIRUL MUSTOFA
NIM: 201-14-012
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
i
PERAN AUDIT INTERNAL DALAM RANGKA
MEMINIMALISIR TINGKAT KESALAHAN TELLER
DI KSPPS BMT TUMANG CABANG SALATIGA
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga untuk memenuhi salah satu syarat Guna Memperoleh
Gelar Ahli Madya Jurusan D III Perbankan Syariah
Oleh:
KHOIRUL MUSTOFA
NIM: 201-14-012
JURUSAN DIII PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya,
ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka
perbuatan itu buruk.”
(Imam An Nawawi)
“Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang
adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka keseluruhan
tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran hilang, maka seluruh
permasalahan akan rusak.”
(Khalifah „Ali)
“Mohon pertolonganlah kamu sekalian dengan sabar dan mengerjakan shalat.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al Baqarah:153)
vii
PERSEMBAHAN
“Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku dan tanda Bakti Kepada Kedua Orang
Tuaku”
Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada
Pertama
Kedua orang tuaku tercinta Ibuku “MU’INAH” dan Bapakku “KARSIMAN”
yang senantiasa membimbing, mendorong, mendukung dengan penuh
kesabaran, keikhlasan, kegigihan dan tidak ada henti-hentinya mendoakan anak-
anaknya supaya menjadi anak yang sholih dan sholihah bermanfaat bagi Agama,
Nusa dan Bangsa. Amin Ya Rabbal alamin.
Ke-dua
Agus Wahab Sabara selaku pengasuh yang selalu memberi nasehat dan
memberikan doa selama tiga tahun, serta Keluarga ndalem yang ikut serta
member dorongan, semangat, dan doanya dalam menyelesaikanTugas Akhir ini.
Ke-tiga
Teman-temanku program studi D-III Perbankan Syariah kelas A angkatan 2014
yang telah mengajarkanku apa arti kebersamaan, kemandirian, pengorbanan dan
persahabatan selama tiga tahun.
Ke-empat
Yang terakhir dan yang terspesial Almamaterku Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam jurusan D-III Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikumWr.Wb.
Pujisyukur kehadirat Allah SWT, Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang
atas segala limpahan nikmat, karunia, serta hidayah-nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa
terhaturkan dan tercurahkan kepada khatamulanbiya‟ walmursalin (penutup para
Nabi dan Rasul) baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
pengikut serta orang-orang yang mencintainya, hingga yaumulqiyamah. Semoga
kita semua, orang tua kita, keluarga kita, guru-guru kita diberi tetap Iman, Islam,
Ihsan, istiqomah dalam beribadah dan dibimbing oleh Allah SWT dan pada
akhirnya jika kita dipanggil menghadap Allah AWT menetapi „alaar-Ridha wa
khusnul khatimah. Amin
Penyusun Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk
memperolah gelar Ahli Madya Ekonomi Islam pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Berawal dari
kekurangan dan keterbatasan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul “PERAN AUDIT INTERNAL DALAM
RANGKAMEMINIMALISIR TINGKAT KESALAHAN TELLER DI KSPPS
BMT TUMANG CABANG SALATIGA” dengan baik. Sebagai hamba yang
lemah dan banyak kesalahan, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
Tugas Akhir ini banyak pihak yang ikut serta memberikan bantuan moril
maupun material. Oleh karenanya dengan kerendahan hati perkenankan penulis
untuk menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
ix
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga
3. Bapak H. Alfred L. M.Si. selaku Ketua Jurusan D-III Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga
4. Bapak Dr. Ahmad Mifdlol M, M.S.I. yang telah membimbing penulis
dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan kesantunan, kesabaran,
keikhlasan dan kebajikan.
5. Bapak Abdul Aziz NP, S.A.g., M.M. selaku dosen pembimbing
Akademik selama kuliah di jurusan D-III Perbankan Syariah IAIN
Salatiga yang selalu memberikan motivasi belajar bagi penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Karyawan Akademik IAIN Salatiga terlebih
kepada dosen-dosen di jurusan Perbankan Syariah IAIN Salatiga yang
banyak berjasa kepada penulis.
7. Para Staf Perpustakaan IAIN Salatiga terimakasih atas bantuan
penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya Tugas
Akhir ini.
8. Seluruh Karyawan BMT Tumang cabang Salatiga, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian
hingga akhir.
9. Semuapihak yang terkait dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
x
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa mendatang.
Pada akhirnya semua usaha dan upaya penulis atas karunia dari Allah
SWT. Tugas Akhir ini tidak mungkin terselesaikan dengan baik dan hanya
kepada Allah-lah semua urusan dikembalikan. Oleh karena itu penulis berharap
semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang bersangkutan.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Salatiga, Juni2017
Penulis,
Khoirul Mustofa
NIM. 201-14-012
xi
ABSTRAK
Mustofa, Khoirul. 2017. Peran Audit Internal Dalam Rangka Meminimalisir
Tingkat Kesalahan Teller di KSPPS BMT Tumangcabang Salatiga. Tugas
Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Ahmad Mifdlol M, M.Si
Kata Kunci: Audit Internal, Teller, BMT Tumang
Tujaun penelitian ini adalah untuk mengetahui peran, implementasi,
dampak dari audit internal di BMT Tumang. Metode yang penulis gunakan pada
Tugas Akhir ini yaitu penelitian kualitatif dengan berdasarkan pengumpulan data
di lapangan dan sumber-sumber lainya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa auditor internal merupakan suatu
penilian kinerja di perusahaan dan mengecek suatu kegiatan laporan keuangan
apabila terjadi kesalahan, guna untuk meningkatkan perkembangan agar lebih
maju. Pelaksanaan audit dilakukan dengan cara mengecek laporan keuangan di
BMT mulai dari kesusaian kas bekas, buku cadangan kas harian, kesesuaian kas
kecil dan lain sebagainya dan audit memberikan penilaian dari hasil pengecekan
tersebut. Dampak dari pelaksanaan audit yaitu meminimalisir dari terjadinya
kecurangan. Temuan hasil kesalahan tersebut oleh audit dibuat skoring, dimana
apabila semakin banyak kesalahan maka, skoring dari cabang BMT tersebut
semakin jelek.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ................................................................ v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 5
D. Metode Penelitian ................................................................................ 6
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 10
B. Kajian Teoritik ..................................................................................... 15
1. Pengertian Audit ............................................................................ 15
xiii
2. Tujuan Audit .................................................................................. 16
3. Fungsi Audit .................................................................................. 17
4. Jenis Audit ..................................................................................... 18
5. Pengertian Teller ............................................................................ 19
6. Pengertian BMT ............................................................................. 20
7. Sejarah dan Perkembangan BMT .................................................. 21
8. Badan Hukum yang Menyangkut SOP .......................................... 22
BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ................................................. 25
A. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 25
1. Sejarah ........................................................................................... 25
2. Visi dan Misi ................................................................................. 28
3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi .......................... 31
4. Struktur Organisasi ........................................................................ 33
5. Tugas dan Wewenang.................................................................... 35
6. Produk BMT .................................................................................. 48
B. Deskripsi .............................................................................................. 55
BAB IV ANALISIS DATA ................................................................................ 56
A. Peran Audit Internal dalam Meminimalisir Tingkat Kesalan
Teller .................................................................................................... 56
B. Implementasi Audit Internal ................................................................ 59
C. Dampak Dari pelaksanaan Audit Internal ............................................ 63
xiv
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 64
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran .................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Keberadaannya telah mulai menjamur dimana-mana di seluruh wilayah
Indonesia. Kesuksesan perbankan syariah diikuti oleh beberapa lembaga
keuangan syariah lainnya, antara lain pegadaian syariah, asuransi syariah, dan
koperasi syariah khususnya Baitul maal wa Tanwil (BMT) (Afifah dkk, 2013:
140). Kemajuan lembaga keuangan syariah tersebut salah satunya didukung
adanya peran komite audit internal. Dalam kerangka dasar hukum di
Indonesia menegaskan bahwa perusahaan publik diwajibkan untuk
membentuk komite audit (Zarkasyi, 2008: 36). Yang dimana dewan
komisaris dalam kapasitasnya sebagai pengawas operasi perusahaan bertindak
sekaligus sebagai pengawas dan memperhatikan kepentingan. Untuk
melaksanakan perannya sebagai pengawas, dewan komisaris dapat
menggunakan jasa penasehat profesional yang mandiri atau membentuk
komite khusus. Salah satu komite khusus yang dapat dibentuk dewan
komisaris adalah komite audit (Rini, 2014: 144).
Komite audit pada prinsipnya memiliki tugas pokok dalam membantu
dewan komisaris melakukan fungsi pengawasan atas perusahaan. Sesuai
dengan Bursa Efek Indonesia melalui Kep. Direksi BEJ No.
KEP315/BEJ/06/2000 menyatakan bahwa: Komite audit adalah komite yang
2
dibentuk oleh dewan komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan di
berhentikan oleh dewan komisaris serta anggota terdiri sekurang-kurangya
atas tiga anggota, yang bertugas untuk membantu melakukan pemeriksaan
atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi
dalam pengelolaan perusahaan (Listiana, 2014: 36). Dewan komisaris dapat
meminta kalangan luar perusahaan dari berbagai keahlian, pengalaman dan
kualifikasi lain yang dibutuhkan, untuk duduk sebagai anggota komite audit
guna mencapai tujuan peran komite audit (Rini, 2014: 144).
Peranan audit internal pada saat ini sangat diperlukan di berbagai
institusi, tidak terkecuali untuk perguruan tinggi. Peranan audit internal
diharapkan oleh manajemen dapat mencurahkan perhatian pada tugas
pengelolaan, sedangkan tugas pengawasan sehari-hari atas perusahaan dapat
dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi tanggung
jawabnya (Meikhati dkk, 2015: 77). Perusahaan yang memiliki sistem
pengendalian internal yang baik adalah perusahaan yang mampu memisahkan
tanggung jawab fungsional secara tegas, sistem otorisasi dan prosedur
pencatatan yang baik, dan sumber daya yang memadai (Zarkasyi, 2008: 17).
Sedangkan Seorang auditor intern dapat mempengaruhi baik buruknya kinerja
lembaga keuangan, hal ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaan secara
nyata dipengaruhi secara kumulatif oleh pengendalian intern yang efektif dan
kualitas auditor intern. Auditor intern bertanggung jawab untuk menyediakan
jasa analisis, informasi, evaluasi dan bahkan rekomendasi kepada manajemen.
Tanggung jawab auditor intern adalah memantau kinerja keuangan secara
3
objektif dan profesional (Wardayati, 2010: 48), sedangkan lembaga keuangan
tersebut dibebabkan oleh sebuah teller.
Petrus Lajor Ginting (2014: 2) menjelaskan bahwa teller adalah petugas
bank yang secara langsung bertanggung jawab untuk melakukan serangkaian
proses transaksi mulai dari menerima simpanan, mencairkan cek, dan
memberikan jasa pelayanan perbankan kepada pelanggan. Teller Bertanggung
jawab terhadap kesesuaian antara jumlah kas di sebuah sistem dengan kas di
terminalnya, apabila terdapat kecurangan atau kebohongan didalam suatu
pekerjaan
Margaretha Manoppo (2013: 107) Menjelaskan bahwa kecurangan
(Fraud) hingga saat ini merupakan salah satu hal yang fenomenal baik di
negara berkembang dan negara maju. Kecurangan merupakan penyimpangan
dan perbuatan hukum yang dilakukan secara sengaja, untuk keuntungan
pribadi atau kelompok secara langsung dan tidak langsung merugikan pihak
lain. Menurut Festi dkk (2014: 3) Ada tiga bentuk kecurangan, antara lain :
Pertama, penyalahgunaan atas aset adalah kecurangan yang melibatkan
pencurian aktiva entitas. Kedua, pernyataan palsu atas laporan keuangan salah
saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan
maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu. Ketiga, korupsi
penyalahgunaan jabatan di sektor pemerintah untuk keuntungan pribadi.
Dalam suatu lembaga keuangan syariah maupun konvensional, salah
satu aktiva yang menunjang peranan penting dalam perkembangan
perusahaan adalah kas. Dimana kas merupakan salah satu aset perusahaan
4
yang paling penting, karena kas merupakan aset yang paling cair (Margaretha
Manoppo, 2013: 107). Oleh sebab itu untuk mengetahui apakah laporan
keuangan yang telah disusun wajar atau belum sesuai dengan standar dalam
laporan keuangan, tentunya diperlukan pihak audit internal untuk melakukan
pemeriksaan. Hasil audit yang berkualitas dapat meningkatkan kredibilitas
laporan keuangan, karena itu laporan keuangan dijadikan dasar untuk
keputusan investasi. Investor dapat menuntut pertanggungjawaban auditor
bila terjadi kegagalan audit yang merugikan investor (Suhayati, 2014: 119)
Berangkat dari permasalahan tersebut, penulis tertarik mengkaji
tentang“Peran Audit Internal Dalam Rangka Meminimalisir Tingkat
Kesalahan Teller di KSPPS BMT Tumang Cabang Salatiga”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran audit internal dalam meminimalisir tingkat kesalahan
teller pada BMT Tumang Cabang Salatiga?
2. Bagaimana implementasi audit internal dalam meminimalisir tingkat
kesalahan teller terhadap anggota pada BMT Tumang Cabang Salatiga?
3. Bagaimana dampak dari pelaksanaan audit internal dalam meminimalisir
tingkat kesalahan teller terhadap lembaga pada BMT Tumang Cabang
Salatiga?
5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Tujuan penulisan yang hendak dicapai dalam pembahasan tugas
akhir ini dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui bagaimana peran audit internal dalam meminimalisir
tingkat kesalahan teller pada BMT Tumang Cabang Salatiga
b. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi audit internal dalam
meminimalisir tingkat kesalahan teller terhadap anggota pada BMT
Tumang Cabang Salatiga
c. Untuk mengetahui bagaimana dampak dari pelaksanaan audit internal
dalam meminimalisir tingkat kesalahan teller terhadap lembaga pada
BMT Tumang Cabang Salatiga.
2. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian terkait dengan peran audit internal dalam rangka
meminimalisir tingkat kesalahan teller di BMT Tumang,diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yaitu:
a. Peneliti
Manfaat dari hasil penelitian bagi peneliti sendiri dapat
menambah wawasan dan pengetahuan terkait peran audit internal dalam
rangka meminimalisir tingkat kesalahan teller. Manfaat khusus bagi
peneliti yaitu sebagai syarat menempuh Diploma 3 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di IAIN Salatiga.
6
b. IAIN Salatiga
Manfaat dari hasil penelitian bagi akademik diharapkan dapat
memperkaya literatur dan menjadi refrensi dalam penelitian selanjutnya
sebagai pembanding. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan
wawasan dan bukti empiris dari penelitian sebelumnya terkait peran
audit internal dalam rangka meminimalisir tingkat kesalahan teller.
c. Lembaga Keuangan
Manfaat dari hasil penelitian bagi lembaga keuangan diharapkan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait peran audit internal
dalam rangka meminimalisir tingkat kesalahan teller.
D. Metode Penelitian
1. Model Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan yakni dilakukan ditempat
observasi yaitu BMT Tumang. Jenis penelitian ini menggunakan model
kualitatif bersifat deskriptif. Menurut Wirartha (2006: 134), penelitian
kualitatif adalah penelitian yang lebih bersifat untuk mengembangkan
teori, sehingga akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan
kaidah non statistik. Peneliti akan menggambarkan secara terperinci
tentang peran audit intrenal dalam rangka meminimalisir tingkat kesalahan
teller. Hasil penelitian berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
7
2. Sumber Data
Sumber data terdiri dari sumber data primer dan data sekunder.
Sumber data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada pihak–
pihak yang bersangkutan yaitu dengan manajer, teller, anggota audit
internal yang menjadi responden. Sedangkan data sekunder adalah data
yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian dengan cara
mempelajari referensi dan dokumen yang terkait, yaitu dari data
dokumentasi dan publikasi.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
1) Wawancara
Pengumpulan data dengan teknik wawancara secara langsung,
dengan maksud mencari informasi dari subjek penelitian. Dengan
menyusun daftar pertanyaan yang akan diberikan terkait dengan
peran audit intrenal dalam rangka meminimalisir tingkat kesalahan
teller. Jenis wawancara yang dipilih adalah wawancara terbuka dan
terstruktur. Terbuka maksudnya para subyek tahu bahwa mereka
sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud wawancara
tersebut. Sedangkan tersetruktur berarti pewawancara yang
menetapkan sendiri masalah pertanyaan yang diajukan (Suryanto
dkk, 2006: 69-70). Wawancara akan dilakukan kepada sejumlah
responden, yakni manajer, teller, dan anggota audit internal.
8
2) Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan secara
langsung, mengamati situasi dan kondisi yang sedang terjadi di
lapangan, tepatnya di BMT Tumang, sesuai dengan tema yang
peneliti usung, yaitu peran audit intrenal dalam rangka
meminimalisir tingkat kesalahan teller di BMT Tumang. Menurut
Wirartha (2006: 37) tujuan pengamatan atau observasi adalah
mendeskripsikan objek peneletian serta memahaminya, atau hanya
ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian.
b. Data Sekunder
Melalui studi dokumentasi atau sumber pustaka, yaitu data yang
sudah tertulis dan diolah oleh orang lain, dengan kata lain, datanya
sudah jadi (Wirartha, 2006: 36). Penulis dapat informasi data tambahan
yang terkait dengan dokumen-dokumen audit internal terhadap teller,
selain itu penulis membaca buku–buku yang berisi teori mengenai tema
yang penulis usung, yang nantinya bisa menjadi data pelengkap.
E. Sistematika Penulisan
Pada penelitan Tugas Akhir ini, penulis akan membaginya dalam 5
(lima) Bab, setiap bab saling berkaitan satu sama lain.
BAB I adalah pendahuluan. Dalam bab ini dibahas tentang
beberapa sub bab antara lain adalah latar belakang, rumusan masalah,
9
tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II adalah landasan teori. Dalam bab ini akan dijelaskan
pengertian-pengertian serta teori-teori secara lebih spesifik. Dalam bab ini
juga dapat digunakan sebagai dasar acuan dalam melakukan penelitian.
BAB III adalah laporan penelitian. Pada bab ini menggambarkan
mengenai gambaran umum mengenai objek penelitian serta data-data
deskriptif. Gambaran umum ini menjelaskan tentang sejarah singkat
mengenai BMT Tumang, visi dan misi, struktur organisasi BMT Tumang,
serta produk-produk pada BMT Tumang.
BAB IV adalah analisis. Dalam bab ini memaparkan tentang peran
audit intrenal dalam rangka meminimalisir tingkat kesalahan teller di BMT
Tumang.
BAB V adalah penutup. Dalam bab ini berisi mengenai hasil-hasil
dari penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk kesimpulan dan saran
untuk lembaga yang bersangkutan dan untuk penelitian selanjutnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Menurut penelitian yang dilakukan oleh saudara Wardayati (2010)
yang berjudul “Analisis Personality Auditor Internal Serta Pengaruh
Terhadap Kiner Baitul Mal Wat Tamwil”. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode kuantitatif. Dalam penelitian tersebut,
menyimpulkan hubungan antara profesionalisme auditor intern dengan
kinerja lembaga keuangan syari’ah (BMT) positif artinya semakin
profesional auditor intern maka semakin baik kinerja perusahaan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh saudara Manoppo (2013)
yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Dan
Pengeluaran Kas Pada PT. Sinar Galesong Prima Cabang Manado”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif.
Dalam penelitian tersebut, menyimpulkanbahwa sistem pengendalian
intern pengeluaran kas di PT. Sinar Galesong Prima belum efektif, karena
masih terdapat unsur-unsur pengendalian intern di dalam perusahaan yang
belum sepenuhnya dilakukan, antara lain penempatan kasir yang berada
satu ruangan dengan karyawan lainnya, kas yang ada ditangan dan kasir
tidak di asuransikan, rekonsiliasi bank tidak dilakukan oleh bagian
pemeriksaan intern, stempel cek dipegang oleh pembuat cek tersebut.
11
Menurut penelitian yang dilakukan oleh saudara Rini (2014) yang
berjudul “Pengaruh Penerapan Peran Komite Audit, Peran Dewan
Pengawasan Syariah, Dan Efektifitas Pengendalian Intern Atas Laporan
Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan”. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metodedeskriptif. Dalam penelitian
tersebut, menyimpulkansecara partial Peran Komite Audit, dan Efektifitas
Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan berpengaruh signifikan
terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan, namun secara statistic Peran
Dewan Pengawas Syariah tidak signifikan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh saudara Suhayati (2014)
yang berjudul “Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi dalam
Laporan Keuangan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif. Dalam penelitian tersebut, menyimpulkan bahwa
auditing harus dilakukan secara kritis dimana pelaksana pemeriksaan
haruslah seorang yang mempunyai pendidikan, pengalaman dan keahlian
di bidang akuntansi, perpajakan, sistem akuntansi dan pemeriksaan
akuntansi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh saudara Festi dkk(2014)
yang berjudul “Pengaruh Peran Audit Internal Terhadap Pencegahan
Kecurangan”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Dalam penelitian tersebut, menyimpulkanbahwa peran audit
internal terhadap signifikan terhadap pencegahan kecurangan.
12
Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian
yang akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Beberpa perbedaan itu diantara lain objek penelitian yang akan dilakukan,
penelitian lebih fokus pada peran audit intrenal dalam rangka
meminimalisir tingkat kesalahan teller di kpps bmt tumang. Penelitian
mengunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan
data mengunakan metode wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
Dengan perbedaan-perbedaan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tentang peran audit terhadap teller dengan mengambil judul
“Peran Audit Internal Dalam Rangka Meminimalisir Tingkat
Kesalahan Teller di KSPPS BMT Tumang Cabang Salatiga” ini
berbeda dan belum pernah ada yang melakukanya. Sedangkan untuk
mengetahui perbedaan penelitiaan sebelumnya, maka disajikan dalam
bentuk tabel di bawah ini:
Tabel Perbedaan Dengan Penenlitian Terdahulu
Nama Judul Metode
Penelitian
Hasil
Wardayati,
(2010)
Analisis
Personality
Audirtor
Internal Serta
Pengaruh
Terhadap
Kiner Baitul
penelitian
kuantitatif.
hubungan antara
profesionalisme
auditor intern
dengan kinerja
lembaga keuangan
syari’ah (BMT)
positif artinya
13
Mal Wat
Tamwil.
semakin profesional
auditor intern maka
semakin
baik kinerja
perusahaan.
Manoppo,
(2013)
Analisis
Sistem
Pengendalian
Intern
Penerimaan
Dan
Pengeluaran
Kas Pada PT.
Sinar Galesong
Prima Cabang
Manado.
Penelitian
deskriptif.
Sistem pengendalian
intern pengeluaran
kas belum efektif,
karena masih
terdapat unsur-unsur
pengendalian intern
di dalam perusahaan
yang belum
sepenuhnya
dilakukan.
Rini, (2014) Pengaruh
Penerapan
Peran Komite
Audit, Peran
Dewan
Pengawasan
Syariah, Dan
Efektifitas
Pengendalian
Intrn Atas
Laporan
Keuangan
Terhadap
Kualitas
Metode
deskriptif.
Pelaporan Keuangan
berpengaruh
signifikan terhadap
Kualitas Pelaporan
Keuangan, namun
secara statistic Peran
Dewan Pengawas
Syariah tidak
signifikan.
14
Laporan
Keuangan.
Suhayati,
(2014)
Kajian
Kualitas Audit
Terhadap
Kualitas
Informasi
dalam Laporan
Keuangan.
Metode
penelitian
deskriptif.
Auditing harus
dilakukan secara
kritis dimana
pelaksana
pemeriksaan
haruslah seorang
yang mempunyai
pendidikan,
pengalaman dan
keahlian di bidang
akuntansi,
perpajakan, sistem
akuntansi dan
pemeriksaan
akuntansi.
Festi T, dkk
(2014)
Pengaruh
Peran Audit
Internal
Terhadap
Pencegahan
Kecurangan
metode
deskriptif.
Pengaruh peran
audit internal
terhadap pencegahan
kecurangan terdapat
pengaruh yang
signifikan dari peran
audit internal
terhadap pencegahan
kecurangan.
15
B. Kajian Teoritik
1. Pengertian Komite Audit
Berdasarkan kerangka dasar hukum di Indonesia perusahaan-
perusahaan publik diwajibkan untuk membentuk komite audit. Komite
audit tersebut di bentuk oleh dewan komisaris. Oleh karena itu, semua
perusahaan manufaktur publik merupakan perusahaan milik masyarakat
luas. Bahkan, perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas sehari-
hari di luar bursa efek juga terkena kewajiban untuk membentuk komite
audit yang salah satu tugasnya berkaitan dengan audit eskternal
berhubungan dengan audit internal.
Komite audit didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut
(Zarkasyi, 2008: 16)
a. Menurut Collier komite audit adalah suatu komite yang berpandangan
tentang masalah akuntasi, laporan keuangan dan penjelasanya, sistem
pengawasan internal dan auditor independen.
b. Menurut Arens Komite audit adalah suatu komite yang anggotanya
merupakan anggota Dekom yang terpilih yang pertanggungjawabanya
antara lain: membantu menetapkan auditor independen terhadap usulan
manajemen. Kebanyakan komite audit terdiri dari 3 smpai 5 kadang-
kadang sampai 7 orang yang bukan merupakan bagian manajemen
perusahaan.
c. Harapan (1995: 11) menjelaskan bahwa Alvin A. Arens dan James K.
Loebbecke mendefinisikan auditing adalah satu set prosedur yang
16
sesuai dengan norma pemeriksaan akuntansi yang memberikan
informasi sehingga akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang
apakah laporan keuangan yang diperiksa disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku.
d. Holmes dan Overmyers mendefinisikan auditing sebagai adalahh fungsi
penyaksi yang melakukan pemeriksaan secara objektifitas atas laporan
keuangan perusahaan yang disusun oleh manajer.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa
komite audit merupakan suatu kelompok yang sifatnya independen atau
tidak memiliki kepentingan terhadap manajemen dan diangkat secara
khusus serta memiliki pandangan antara lain bidang akuntansidan hal-hal
lain yang terkait dengan sistem pengawasan internal perusahaan (Zarkasyi,
2008: 16).
2. Tujuan Komite Audit
Menurut Kepmen Nomor 117 Tahun 2002, tujuan dibentuknya
komite audit adalah membatu Komisaris atau Dewan Pengawas dalam
mematiskan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas
pelaksanaan tugas audit ekternal dan audit internal. Badan Pengawasan
Pasar Modal (Bapepam) dalam Surat Edaranya (2013) mengatakan bahwa
tujuan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris untuk:
a. Meningkatkan kualitas Laporan Keuangan.
b. Menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapt mengurangai
kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan perusahaan.
17
c. Menungkatkan efektivitas fungsi audit internal maupun ekternal audit.
d. Mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris.
3. Fungsi Komite Audit
Dengan demikian, sejalan dengan kapasitasnya sebagai pihak yang
menghubungkan antara dewan direksi selaku wakil dari pemegang saham
dan auditor independen, makamenurut Amrizal fungsi komite audit
internal adalah: (Festi T dkk, 2014: 5-6):
a) Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari
sistem pengendalian manajemen, pengendalian intern dan pengendalian
oprasional lainnya serta mengambangkan pengandalian yang efektif
dengan biaya tidak terlalu mahal.
b) Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen.
c) Memastikan seberapa jauh harta perusahaan di pertanggung jawabkan
dan dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan.
d) Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam
organisasi dapat dipercaya.
e) Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang
diberikan oleh manajemen.
18
f) Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka
meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
4. Jenis-jenis Audit
Menurut Agoes (2012: 10) ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit
bisa dibedakan atas beberapa macam:
1. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
KAP independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksaan tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan audit entitas bisnis
kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik
Profesi Akuntan Publik serta Setandar Pengendalian Mutu.
2. Pemeriksaan Khusus (Spesial Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan audite) yang
dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaanya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada
pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang
dilakukan juga terbatas.
Dalam hal ini prosedur audit terbatas untuk memeriksa piutang
usaha, penjualan,dan penerimaan kas. Pada akhir pemeriksaan KAP
hanya memeberikan pendapat apakah terdapat kecurangan atau tidak
19
terhadap penagihan piutang usaha diperusahaan. Jika memang ada
kecurangan, berapa besar jumlahnya dan bagaimna modus operandinya.
5. Pengertian Teller
Teller merupakan seorang petugas bank yang bertugas untuk
melayani nasabah dalam hal transaksi keuangan kepada semua nasabah.
Tugas seorang teller secara umum yaitu manangani, membantu, dan
memberikan solusi bagi semua nasabah yang ingin melakukan transaksi
perbankan termasuk didalamnya nanti memberikan jasa layanan uang tunai
maupun non tunai (Mayangsari dkk, 2016: 54).
Sedangkan menurut Petrus Lajor Ginting, (2014: 2) teller adalah
petugas bank yang secara langsung bertanggung jawab untuk melakukan
serangkaian proses transaksi mulai dari menerima simpanan, mencairkan
cek, dan memberikan jasa pelayanan perbankan kepada pelanggan.
Teller atau yang bisa disebut dengan kasir, merupakan bagian yang
berkaitan langsung dengan masalah keuamgan. Pada setiap hari, kasir
harus melakukan pembukaan dan penutupan kas. Serta bertugas membuat,
merencanakan kebutuhan kas harian, mencatat semua transaksi kas dan
juga merekapnya dalam catatan uang keluar dan masuk. Staf khusus pada
kasir harus terpisah dengan bagian pembukaan. Pada tahap awal staf kasir
dapat berfungsi ganda yaitu sebagai fungsi pelayanan nasabah atau
anggota. Namun, pada perkembanganya, dapat dibentuk staf khusus yang
akan menangani masalah jasa pelayanan anggota. Bagian ini juga
merupakan bagian terpendam dari pelayanan BMT. Ia akan memberikan
20
penjelasan secukupnya terhadap berbagai hal tentang BMT kepada calon
anggota/nasabah (Ridwan, 2004: 146).
6. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil
Baitul Mal Wa Tanwil adalah lembaga keuangan non bank yang
bergerak dalam sekala mikro sebagaimana koperasi simpan pinjam (KSP).
BMT berdiri meruoakan gabungan dari kata baitul maal dan bait at-
tamwil. Secara simgkat, bait al-maal merupakan lembaga pengumpulan
dana masyarakat yang di salurkan tampa tujuan profit. Sedangkan bait at-
tamwil merupakan lembaga pengumpulan dana (uang) guna disalurkan
dengan orientasi profit dan komersial (Sumiyanto ,2008: 15).
Menurut Yunus (2009: 34-35) baitul Maal Wat Tamwil merupakan
dua kelembagaan yang menjadi satu, yaitu lembaga baitul maal dan
lembaga baitul tamwil.
a. Baitul maal (rumah uang), menerima titipan dana zakat, infaq dan
sedekah serta mengoptimalkan distribusinnya sesuai dengan peraturan
dan amanahnya.
b. Baitul tamwil (rumah pembiayaan), melakukan kegiatan pengembangan
usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
ekonomi pengusaha mikro dan kecil dengan mendorong kegiatan
menabung dan menunjang kegiatan pembiayaan ekonomi.
7. Sejarah dan Perkembangan BMT
Bank syariah berawal pada tahun 1991 yakni BPR Syariah Dana
Mardhotillah dan BPR Syariah Berkah Amal Sejahtera, keduanya
21
berlokasi di Bandung. Pada tahun 1992, mulai dikeluarkan UU Perbankan
No 7 tahun 1992 yang berisi tentang bank bagi hasil. Saat ini pula berdiri
Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang mayoritas menjamah masyarakat
Islam lapisan bawah, maka dibangunlah lembaga-lembaga simpan pinjam
yang disebut Baitul Mal Wat Tamwil (BMT) atau Bait al Qiradh seperti
istilah dari masyarakat Aceh.
Kemudian perbankan syariah di Indonesia berkembangsetelah ada
lagi revisi UU perbankan Nomor 7 tahun 1992 menjadi UU No. 10 tahun
1998. Dengan demikian pemerintah telah membuka peluang besar bagi
kegiatan usaha perbankan yang berdasarkan pada prinsip syariah. Revisi
UU tersebut membawa perkembangan BPR Syariah di Indonesia hingga
80 BPRS. UU No. 10 juga tidak menutup kemungkinan bagi pemilik bank
negara, swasta nasional, bahkan pihak asing sekalipun untuk membuka
cabang syariah di Indonesia (Muhammad, 2002: 19)
Menurut Sumiyanto (2008: 23) adanya BMT sangat menunjang
sistem perekonomian pada masyarakat Islam terutama di lapisan bawah
dan menengah karena di samping sebagai lembaga keuangan islam, BMT
juga memberikan pengetahuan-pengetahuan agama pada masyarakat yang
tergolong mempunyai pemahaman agama yang rendah. Dengan demikian,
fungsi BMT sebagai lembaga ekonomi sosial keagamaan betul-betul terasa
dan nyata hasilnya. Lahirnya BMT di antaranya dilatar belakangi oleh
beberapa alasan sebagai berikut:
22
a. Agar masyarakat terhindar dari pengaruh sistem ekonomi kapitalis dan
sosialis yang hanya memberikan keuntungan bagi mereka yang
memiliki modal banyak.
b. Melakukan pembinaan dan pendanaan pada masyarakat menengah ke
bawah secara intensif dan berkelanjutan.
c. Agar masyarakat terhindar dari rentenir-rentenir yang memberikan
pinjaman modal dengan sistem bunga yang sangat tidak manusiawi.
d. Agar ada alokasi dana yang merata pada masyarakat, yang fungsinya
untuk menciptakan keadilan sosial.
25
BAB III
LAPORAN OBJEK
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya BMT Tumang
Gagasan untukmendirikan koperasi berbasis Islam ini diawali dari
perbincangan ringan beberapa warga Tumang yang telah bekerja/
berdomisili di Jakarta di rumah Bapak Suryanto, SH pada bulan Februari
1997. Pada dasarnya pendirian BMT Tumang bukan hanya sekedar
meramaikan aktifitas perkoperasian waktu itu, namun didasari
keprihatinan pendiriannya atas sistem perekonomian dan tatanan
kehidupan yang dikedepankan pada masa orde baru ternyata tidak bisa
memberikan jawaban akan harapan terwujudnya masyarakat adil dan
makmur.
Keprihatinanakan nasib masyarakat desa yang justru merupakan
jumlah mayoritas penduduk di Indonesia, khususnya di daerah Boyolali
juga menjadi perhatian pendiri BMT Tumang. Masyarakat desa kesulitan
dalam mengakses permodalan pembiayaan dari perbankankarena
berbagai alasan penilaian yang tidak rasional.Perbankan dalam hal ini
dinilai lemah dalam komitmennya menciptakan lingkungan usaha yang
lebih adil dan lebih menyejahterakan masyarakat.
Sementara itu, terkait dengan bunga perbankan juga telah menjadi
kajian tersendiri di kalangan umat Islam. Hal-hal tersebut juga sangat
26
dirasakan oleh masyarakat Desa Tumang. Terutama beberapa orang yang
dalam menjalankan ekonominya terjerat masalah dengan rentenir atau
istilah masyarakat setempat adalah bank plecit. Persoalan riba atau
bunga dari rentenir itulah yang juga menjadi perhatian serius para
pengurus dan pengelola BMT.
Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, pemilihan calon
pengelola dan sosialisasi pendirian, pada tanggal 1 Oktober 1998 Baitul
Maal wat Tamwil (BMT) Tumang mulai beroperasi dengan modal awal
Rp. 7.050.000,-,dengan menggunakan kantor (pinjam) salah satu ruangan
tidak terpakai di Komplek Balai Desa Tumang, Cepogo, Boyolali. Pada
awalnya modal tersebut dikelola untuk pembiayaan kecil, tanpa jaminan,
pembukuan dan pelayanannya juga masih manual. Sedangkan untuk
mencari tambahan simpanan, menggunakan media bumbung dari bambu
dan kotak kayu, yang bertujuan agar anggota bisa menabung sedikit demi
sedikit dengan adanya bumbung tersebut, untuk penarikan simpanannya
dilakukan setelah jam kerja seminggu sekali.
Setelah beberapa saat operasional pada tanggal 10 April 1999,
BMT Tumang mendapatkan badan hukum dari departemen koperasi
dengan Nomor: 242/BH/KDK.11.25/IV/ 1999 yang kemudian lebih
dikenal dengan nama KSU “BMT Tumang”. Pada awalnya selain untuk
sektor pembiayaan, KSU BMT Tumang ada juga usaha sektor riil alat
penyewaan pemotong besi, jualan asitilin untuk pengrajin tembaga,
jualan perlengkapan jahit.
27
Pada tanggal 30 April 2002, BMT Tumang telah mendapatkan
pengesahan Perubahan Anggaran Dasar (PAD) dengan Nomor:
02/PAD/505/IV/2002.Dalam rentang waktu satu dasawarsa melayani
umat, BMT Tumang telah berkembang dengan sangat cepat, hingga akhir
september 2008 BMT ini mencatat pembiayaan yang diberikan ke
masyarakat anggota telah mencapai lebih dari Rp. 9.000.000.000,-.
Kemudian pada tanggal 12 Januari 2011, BMT Tumang telah
mendapatkan Pengesahan dengan Keputusan Gubernur Nomor:
02/PAD/XIV/I/2011 tentang Perubahan Anggaran Dasar dari Koperasi
Serba Usaha tingkat Kabupaten Boyolali menjadi Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (KJKS) tingkat Propinsi Jawa Tengah. Yang
kemudian lebih dikenal dengan nama KJKS BMT Tumang dan wilayah
operasional sebelumnya hanya di Kabupaten Boyolali meningkat di
tingkat Provinsi Jawa Tengah, sehingga mulai tahun 2011 KJKS BMT
Tumang sudah bisa membuka cabang di luar Kabupaten Boyolali.
Terakhir pada tanggal 26 Oktober 2016, BMT Tumang menerima
surat dari Kementrian Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Deputi
bidang Kelembagaan. Dimana Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan
(KSPPS) BMT Tumang telah teracatat dalam Daftar Umum
KoperasiNomor:155/Lap-PAD/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016.
Perubahan Anggaran Dasar meliputi:
28
1. Perubahan nama yang semula Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT
Tumang menjadi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah
(KSPPS) BMT Tumang,
2. Perubahan wilayah keanggotaan semula wilayah Provinsi Jawa
Tengah menjadi wilayah Lintas Provinsi. Sehingga mulai saat ini
KSPPS BMT Tumang sudah bisa membuka cabang baru di luar
Provinsi Jawa Tengah.
Sampai saat ini KSPPS BMT Tumang tercatat memiliki 17 cabang,
160 pengelola BMT Tumang, dan 22.000 anggota yang tergabung di
seluruh cabang BMT Tumang baik anggota funding maupun finance,
dengan aset saat inikurang lebih sebesar Rp. 120.000.000.000,-. Sungguh
pencapaian yang luar biasa dengan hanya diawali dari modal usaha
sebesar Rp. 7.050.000,- dan dengan slogan “BMT Tumang untuk
Indonesia” maka mulai tahun 2017 mulai dirancang dan berikhtiar untuk
mengembangkan sayap di luar Jawa Tengah, meskipun visi awal
pendirinya bersifat lokal dan spesifik (mengentaskan rentenir di desa
Tumang), sesuai dengan jati diri sebagai lembaga dakwah melalui
ekonomi syariah, mulai dirancang gagasan cabang jauh.
2. Visi dan Misi BMT Tumang
Dalam rangka melanjutkan keberlangsungan operasi BMT serta
untuk mengatasi permasalahan dan tantangan yang dihadapi BMT
Tumang di masa depan, maka dirumuskanlah Visi dan Misi
29
BMTTumang sebagai gambaran cita – cita, serta harapan yang ingin
diwujudkan dalam kurun waktu lima tahun kedepan, yaitu periode tahun
2016-2020. Berikut adalah visi dan Misi BMT Tumang:
a. Visi
BMT Tumang memiliki visi “Menjadi lembaga Keuangan
Syariah yang mandiri, terdepan dan sejahtera”.
Visi tersebut menggambarkan suatu semangat untuk
membangun ekonomi masyarakat (umat) dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan para anggota BMT melalui tata kelola yang baik,
tangguh, dan terdepan menuju kemandirian BMT dengan bercirikan
syariah yang diridhoi Allah SWT.
b. Misi
Untuk mencapai Visi tersebut telah dirumuskan 3 (tiga) Misi
sebagai berikut:
1) Mewujudkan lembaga keuangan syariah yang mandiri,
terdepan, amanah, dan sejahtera.
BMT Tumang berupaya mewujudkan sebuah lembaga
keuangan syariah yang terdepan (modern) dari segi pelayaan
dan daya dukung operasional. Mutu pelayanan dan daya dukung
operasial hendaknya sejajar atau lebih tinggi dengan lembaga
keuangan syariah/non syariah terkemuka.BMT Tumang akan
berupaya secara terus menerus meningkatkan lembaga BMT
Tumangtanpa tergantung pada pihak-pihak tertentu, namun
30
mengandalkan pada kekuatan yang dimiliki (mandiri) serta
mampu memanfaatkan peluang yang ada dengan bekerja cerdas
dan keras. Dalam melaksanakan jasa layanan keuangan syariah
kepada masyarakat BMT mengutamakan norma-norma kebaikan
(amanah), memiliki kepekaan sosial yang tinggi sehingga
keberadaan BMT dapat memberikan nilai tambah bagi pengguna
jasa keuangan syariah serta dapat meningkatkan kesejahteraan
bagi anggota BMT serta masyarakat luas.
2) Membangun kualitas SDM yang tangguh, profesional dan
berdaya saing tinggi
Untuk mencapai Visi yang telah ditetapkan, BMT
berupaya membangun kapasitas SDM yang profesional yang
memiliki tingkat keahlian tinggi pada masing-masing bidang
dan memiliki integritas yang baik (tangguh, jujur, pekerja keras,
bekerja dengan ikhlas dan berjiwa amanah), sehingga memiliki
daya saing tinggi dan mampu menghadapi tantangan masa kini
dan masa yang akan datang.
3) Mewujudkan pelayanan keuangan syariah yang unggul dengan
dukungan sistem informasi terkini dan sarana prasarana yang
memadai.
Untuk mendukung layanan keuangan syariah yang unggul,
BMT berupaya meningkatkan sarana prasarana yang memadai.
Selain tersedia sarana prasarana yang memadai layanan BMT
31
perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur teknologi
informasi terkini ( modern) sesuai perkembangan zaman .
3. Identitas Lembaga dan Kelengkapan Organisasi
Identitas Lembaga BMT Tumang:
a. Nama Lembaga : KSPPS BMT TUMANG
b. Diresmikan pada tanggal : 30 September 1998,
c. Alamat Kantor Pusat :Jl.Boyolali–Magelang Km.10,
Cepogo, Boyolali, Jawa Tengah 57362,
d. Telepon/Fax : (0276) 323454 / 323336 ,
e. Website : www.bmttumang.com
f. Logo : :
Gambar 3.1. Logo BMT Tumang
g. Alamat Kantor Cabang :
1) Tumang, Jl. Melati 12 Tumang, Cepogo, Boyolali, Telp. 0276
323 335,
2) Cepogo, Jl. Boyolali – Magelang Km.10 Cepogo, Boyolali,
Telp. 0276 323 454,
3) Boyolali, Jl. Pandanaran No. 299, Boyolali, Telp. 0276 323
034,
4) Ampel, Jl. Raya Ampel (Depan Pasar Ampel), Ampel,
Boyolali, Telp. 0276 330 626,
32
5) Andong, Jl. Raya Kacangan Andong, Boyolali, Telp. 0271
7893025,
6) Kartasura, Jl. Ahmad Yani No.83, Kartasura, Telp. 0271
784385,
7) Salatiga, Jl. Sukowati No.9, Salatiga Telp. 0298 312729,
8) Delanggu, Jl. Raya Solo–Jogja KM 21(selatan pasar delanggu)
Delanggu, Klaten,Telp. 0272554358,
9) Selo, Jl. Boyolali-Magelang KM.18,Selo Boyolali, Telp. 0276
3295240,
10) Suruh, Jl. Raya Suruh-Salatiga, Kab. Semarang (Timur Pasar
Suruh), Telp. (0298) 317434,
11) Solo, Jl. Brigjen Sudiarto 5/2, Joyosuran, Pasar Kliwon,
Surakarta, Telp. (0271) 642257,
12) Grabag, Jl.KH Siraj, Desa Krajan I, Grabag, Magelang, Telp.
(0293) 310830,
13) Simo, Jl. Singoprono Raya, Km. 01 Pelem Simo, Boyolali,
Telp. (0276) 3260086,
14) Karangpandan, Jl. Lawu No. 85 Karangpandan, Karanganyar.
15) Jatinom, Barat Pasar Gabus, Krajan Jatinom, Klaten.
16) Musuk, Jl. Raya Boyolali-Drajitan KM 5, Tampir Barat,
Musuk, Boyolali, Telp. (0276) 3280340.
17) Sragen, Jl. Raya Sukowati No. 323, Kauman Rt. 25 Rw. 08
Sragen Wetan, Sragen. Telp. (0271) 8961279.
33
Kelengkapan Organisasi BMT Tumang:
a. Badan Hukum : 242/BH.KDK.11.25/IV/1999,
b. Perubahan Anggaran Dasar : 02/PAD/XIV/I/2011,
c. Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.014.0381.4-527.000,
d. SIUP : 063/11.32/PK/X/2012,
h. TDP : 113324600215,
i. Jangkauan pelayanan : Lintas Provinsi,
j. Waktu Operasional : Hari Senin–Jum’at, jam 07.30–
16.00 WIB.
4. Struktur Organisasi
Organisasi BMT Salah satu penunjang untuk tercapainya tujuan
organisasi/perusahaan secara efektif dan efisien adalah dibentuknya
struktur organisasi. Struktur organisasi ini harus disesuaikan dengan
keadaan, kemampuan, dan perkembangan dari organisasi tersebut.
Dengan adanya struktur organisasi dapat diketahui sampai dimana
wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang dalam
menjalankan tugasnya. Berikut adalah struktur organisasi BMT Tumang.
34
a. Struktur Organisasi BMT Tumang
Gambar 3.2. Struktur Organisasi BMT Tumang
35
b. Struktur Organisasi Baitul Maal BMT Tumang
Gambar 3.3. Struktur Organisasi BMT Tumang
5. Penjabaran Tugas dan Wewenang Masing-Masing Bagian
Struktur organisasi dibentuk agar dapat memperjelas jalur
komunikasi, wewenang dan tanggung jawab yang memungkinkan adanya
kerjasama yang terkoordinasi antara satu sama lain untuk mencapai satu
tujuan umum perusahaan. Berikut ini komponen struktur organisasi BMT
Tumang:
a. Rapat Anggota
Rapat Anggota merupakan kekuasaan tertinggi dalam lembaga
koperasi. Keanggotaan diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Koperasi. Keanggotaan koperasi melekat pada diri
anggota sendiri dan tidak dapat dipindahkan kepada orang lain
dengan dalih apapun. Setiap anggota harus tunduk kepada ketentuan
dalam AD/ART Koperasi, peraturan khusus dan keputusan-
keputusan rapat anggota. Tugas Rapat Anggota BMT Tumang antara
lain:
36
1) Mengevaluasi kinerja Koperasi secara keseluruhan selama 1
(satu) tahun
2) Memberikan catatan hasil kinerja selama 1 (satu) tahun kepada
pemangku kepentingan.
Wewenang Rapat Anggota BMT Tumang antara lain:
1) Mengesahkan Rencana Kerja dan Rencana anggaran dan
Pendapatan Koperasi untuk tahun buku berikutnya dan
peninjauan Anggaran belanja untuk tahun buku yang berjalan.
2) Penetapan pembaian Sisa Hasil Usaha (SHU)
3) Pemilihan dan pengangkatan anggota pengurus (jika masa
jabatannya telah selesai).
Rapat Anggota yang dilaksanakan tiap tahun setelah tutup
buku tahunan disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang biasanya
dilaksanakan pada bulan Maret tahun berikutnya dan pelaksanaan
RAT tahun ini dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2017.
b. Pengurus
Pengurus adalah penerima amanat anggota untuk menjalankan
organisasi dan usaha koperasi dengan berlandaskan pada RK–RAPB
(Rencana Kerja–Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja) yang
diputuskan atau ditetapkan dalam rapat anggota. Tugas pengurus
BMT Tumang antara lain :
37
1) Menyelenggarakan RAT,
2) Menyusun/ merumuskan kebijakan umum untuk mendapat
persetujuan Rapat Anggota,
3) Menyelenggarakan Rapat Pengurus untuk:
a) Evaluasi bulanan dan perkembangan kinerja BMT Tumang
b) Menentukan da membuat kebijakan strategi BMT Tumang
4) Menandatangani dokumen dan surat yang berhubungan dengan
BMT Tumang.
Wewenang pengurus BMT Tumang antara lain:
1) Bersama pengurus yang lain mengangkat, member sanksi dan
memberhentikan pengelola BMT Tumang,
2) Menyetujui/ menolak mengenai:
a) Pembiayaan yang nilainya diatas wewenang Manajer
Utama,
b) Kebijakan baru BMT Tumang dengan pertibangan dari
sekretaris dan bendahara,
c) Kerjasama dengan pihak lain (investor dari luar) yang
diusulkan Manajer.
3) Mengesahkan laporan bulanan yang diajukan Manajer Utama.
38
c. Pengawas
Pengawasan memiliki peranan mengawai atas aktivitas
koperasi baik tentang keorganisasian ataupun usaha dilakukan
dengan terencana atau mendadak.
1) Pengawas Manajemen
Tugas pengawas manajemen BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal
minimal satu kali dalam satu tahun,
b) Memberikan pengarahan terhadap pengangkatan Pengelola,
penyusunan anggaran dan rencana kerja,
c) Memberikan pengarahan terhadap permohonan pembiayaan
yang tidak dapat diputuskan oleh pengurus.
Wewenang pengawas manajemen BMT Tumang, yaitu
mengawasi dan memeriksa laporan keuangan dan aspek
manajemen ainnya.
2) Pengawas Syariah
Tugas pengawas syariah BMT Tumang antara lain:
a) Melakukan monitoring setiap saat dan audit internal
minimal satu kali dalam satu tahun,
b) Memberikan masukan dan pengarahan terhadap
pengangkatan pengelola, penyusunan anggaran dan rencana
kerja,
39
c) Memonitor kegiatan BMT dan memberikan arahan yang
berkaitan dengan aspek syariah.
Wewenang pengawas syariah BMT Tumang
adalahmemotivasi dan memeriksa kegiaan BMT agar sesuai
dengan kaidah syariah Islam.
d. Manajer Utama
Manajer utama adalah orang yang memiliki wewenag yang
tinggi dalam pelaksanaan kegiatan diseluruh cabang BMT Tumang.
Manajer Utama di BMT Tumang adalah Bapak Adib Zuhari, S.Sos,
M.Si. Fungsi Manajer Utama adalah menampung aspirasi, saran,
kritik dan menentukan sikap untuk kemajuan BMT Tumang.
Tugas manajer utama BMT Tumang antara lain :
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui
Pengurus, dan untuk hal-hal prinsipil disetujui oleh Pengawas atau
Rapat Anggota,
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT dan
rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada pengurus
yang selanjutnya akan dibawa pada rapat anggota,
3) Menyusun dan memninta persetujuan Pengurus tentang pembukaan
Rekening Bank dan penandatanganan Rekening simpanan BMT
pada Bank secara bersama-sama,
4) Membuat laporan secara periodi kepada pengurus,
40
5) Menyampaikan laporan keuangan dan laoran tingkat kesehatan
BMT secara periodic kepada Pengawas Manajemen.
Wewenang manajer utama BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp. 150.000.000,-,
dan lebih dari jumlah tersebut harus dengan persetujuan Rapat
Pengurus.
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan.
3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian
Pengelola.
e. Audit Internal
Audit internal BMT Tumang memiliki peran mengontrol dan
meneliti aliran kas dan pendapatan BMT diseluruh cabang,
sedangkan tugas audit internal BMT Tumang antara lain:
1) Pengumpulan data atau informasi mengenai pencatatan,
klarifikasi, penyusunan laporan keuangan yang terdiri dari
Neraca, Daftar Laba/Rugi, Arus Kas, Perubahan Modal, Car,
serta laporan lain yang diperlukan.
2) Memastikan bahwa semua kebijakan, rencana dan prosedur
koperasi telah benar-benar ditaati.
3) Memastikan bahwa semua harta milik koperasi telah
dipertanggung jawabkan dan dijaga dari semua kerugian.
41
4) Menerima pemberitahuan tentang adanya proses nota debet/nota
kredit.
Wewenang audit internal BMT Tumang antara lain:
1) Dapat menggunakan fungsi pengawasan sebagai alat kontrol
mekanisme operasional.
2) Meminta data/informasi yang berkaitan dengan hal audit kepada
manajemen koperasi.
f. Manajer Operasional
Fungsi dari manajer operasional adalah Merencanakan,
mengarahkan, mengontrol serta mengevaluasi seluruh aktivitas di
bidang operasional baik yang berhubungan dengan pihak internal
maupun eksternal yang dapat meningkatkan profesionalisme BMT
khususnya dalam pelayanan terhadap mitra maupun anggota BMT.
Tugas dari manajer operasional BMT Tumang adalah sebagai
berikut:
1) Terselenggaranya pelayanan yang memuaskan (service
excellence) kepada mitra atau anggota BMT Tumang,
2) Terevaluasi dan terselesaikannya seluruh permasalahan yang
ada dalam operasional BMT Tumang,
3) Terarsipnya surat masuk dan keluar serta notulasi rapat
manajemen dan rapat operasional. (Buku Standart Operasional
Prosedur).
42
Wewenang manajer operasional BMT Tumang antara lain:
1) Mengeluarkan biaya operasional rutin dalam batas wewenang,
2) Menyetujui pengeluaran kas untuk penarikan tabungan dalam
batas weweanang,
3) Melakukan kontrol terhadap kehadiran pengelola,
4) Memeriksa seluruh laporan dalam bidang operasional.
g. Manajer Marketing
Peran manajer marketing adalah untuk memimpin dan
bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan marketing agar
target perusahaan tercapai.Tugas manajer marketing BMT Tumang
antara lain:
1) Pencapaian target marketing baik funding maupun lending,
2) Penyelenggaraan rapat marketing dan penyelesaian
permasalahan ditingkat marketing,
3) Penilaian dan evaluasi kinerja bagian marketing.
Wewenangmanajer marketing BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan usulan untuk pengembangan pasar,
2) Menentukan target funding dan lending bersama dengan
Manajer Utama.
43
h. Manajer Cabang
Manajer cabang adalah seorang yang memiliki wewenang
tertinggi di suatu cabang BMT Tuamang. Fungsi dari manajer
cabang adalah melaksanakan kegiatan pelayanan kepada anggota
serta melakukan pembinaan agar pembiayaan yang diberikan tidak
macet. Adapun tugas manajer cabang BMT Tumang adalah sebagai
berikut:
1) Menjabarkan kebijaksanaan umum BMT yang telah disetujui
Manajer Utama,
2) Menyusun dan mengusulkan rancangan anggaran BMT cabang
dan rencana kerja untuk tahun buku yang akan datang kepada
Manajer Utama,
3) Menyusun dan meminta persetujuan Manajer Utama tentang
peraturan wewenang Komite Pembiayaan,
4) Mengajukan usul kepada Manajer Utama tentang jenis atau
produk baru untuk disetujui penggunaannya,
5) Membuat laporan secara periodik kepada Manager Utama.
Wewenang manajer cabang BMT Tumang antara lain:
1) Menyetujui pembiayaan sampai dengan jumlah Rp 25.000.000,-,
dan lebih dari jumlah tersebut harus mendapatkan persetujuan
Manajer Utama,
2) Mengajukan usulan produk baru pembiayaan dan tabungan,
44
3) Mengusulkan promosi, mutasi, demosi dan pemberhentian
Pengelola BMT cabang.
i. Marketing (Funding dan Finance)
Merupakan salah satu bagian pekerjaan di perbankan yang
memiliki fungsi dan tugas memperkenalkan, mempromosikan,
meluaskan jaringan/relasi, untuk memasarkan produk dana. Adapun
Tugas marketing (funding dan finance) antara lain:
1) Menjalankan tugas lapangan yaitu menawarkan produk BMT.
2) Mengatur rute kunjungan harian.
3) Melaporkan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan kepada
Manajer cabang.
4) Menyimpan dokumen terkait sesuai dengan standar baku.
Wewenang marketing (funding dan finance) antara lain:
1) Mengusulkan strategi pemasaran untuk jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang.
2) Melakukan negosiasi bagi hasil kepada anggota sesuai dengan
kebijaksanaan pemasaran.
j. Kasir/Teller
Fungsi dari teller adalah bertindak sebagai penerima uang dan
juru bayar, serta diharuskannya mengetahui semua jenis pekerjaan.
Adapun tugas teller BMT Tumang antara lain:
45
1) Menerima atau menghitung uang dan membuat bukti
penerimaan,
2) Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah keluar,
3) Melayani dan membayar pengambilan simpanan,
4) Membuat buku kas harian,
5) Bertanggung jawab penuh pada aset BMT yaitu uang brankas,
surat jaminan nasabah dan teller room,
6) Melaporkan hasil progress harian,
7) Membuat input data, daftar kolektibilitas pembiayaan dan surat
akad pembiayaan,
8) Setiap akhir kerja menghitung uang yang ada dan meminta
pemeriksaan kepada manajer cabang.
Wewenang teller BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi yang efektif.
2) Mengajukan pengeluaran kas kepada manajer cabang.
k. Customer Service (CS)
Customer service atau sering di sebut dengan CS adalah salah
satupekerjaan yang ada di perbankan atau perkantoran yang
berperanmemberikan informasi kepada pengunjung atau nasabah.
Adapun Tugascustomer service BMT Tumang antara lain:
1) Memberikan pelayanan paripurna kepada anggota sesuai dengan
tugas dan kewenangannya.
46
2) Memberikan informasi kepada anggota baik penarikan maupun
penyetoran (simpanan atau angsuran).
Wewenangcustomer service BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola administrasi CS yang efektif.
2) Mengusulkan pola pelayanan yang efektif dan efisien kepada
Manajer Cabang.
l. Manajer Maal
BMT selain bertugas menghimpun dana untuk mendapatkan
provit juga menghimpun dana dan menyalurkan dana yang bersifat
non profit. Maka dari itu setiap BMT memiliki devisi maal, adapun
tugas manajer maal BMT Tumang antara lain:
1) Menyiapkan konsep pengelolaan baitul maal secara tepat yang
disesuaikan dengan kondisi ummat yang ada disetiap lingkungan
dengan tetap mengacu pada kaidah baku syariah Islam, dan
menjadikan sebagai bagian dari dakwah.
2) Menyiapkan seluruh dokumen yang diperlukan agar setiap
transasksi tercatat dengan baik, rapi dan dapat dipertanggung
jawabkan.
3) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal, serta
membuat laporan secara teratur kepada Manajer Utama atau
donatur bila diperlukan.
47
Wewenang manajer maal BMT Tumang antara lain:
1) Menghubungi anggota masyarakat untuk dakwah.
2) Menetapkan pendistribusian Maal kepada yang berhak.
m. Staf Bidang Maal
Adapun tugas staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengupayakan penggalian dana dari masyarakat dalam hal
zakat, infaq dan shodaqoh.
2) Mengatur pemasukan dan pengeluaran dana Maal.
3) Mengupayakan pengembangan sumber dana Maal.
Wewenang staf bidang maal BMT Tumang antara lain:
1) Mengatur pola pendistribusian dana Maal.
2) Mengajukan anggara kepada Manajer Utama untuk kebutuhan
dana Maal.
Dalam staf bidang maal di BMT Tumang terdapat 4 staf
bidang, yaitu:
1) Staf Bidang Administrasi
2) Staf Bidang Pendidikan dan Sosial Dakwah
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program
kerja pelatihan, beasiswa dhuafa pendidikan, bantuan madrasah,
media sosialisasi BMT melalui majalah buletin, tanggap
bencana, bakti sosial, bantuan masjid, santunan fakir miskin,
santunan anak yatim, dan santunan kesehatan.
48
3) Staf Bidang Pemberdayaan Umat
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program
kerja POKUSMA yaitu program pendampingan dan usaha
kepada kelompok dhuafa, dan pondok entrepreneuryaitu
program mencetak para entrepreneurdari kalangan dhuafa.
4) Staf Bidang MKU
Staf bidang pendidikan dan dakwah memiliki program
kerja MKU (membangun keluarga utama), yaitu program yang
bertujuan untuk membentuk keluarga utama yang sejahtera
secara finansial maupun spiritual baik untuk pengelola maupun
anggota.
6. Produk-produk BMT Tumang
Di dalam BMT Tumang terdapat berbagai jenis macam produk
yang ditawarkan.Mulai dari produk untuk pendanaan dan juga produk
untuk tabungan, macam-macamnya adalah sebagai berikut:
a. Produk Simpanan BMT Tumang
Simpanan merupakan sarana untuk menggali potensi dana dari
masyarakat, untuk kemudian difungsikan secara profesional guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat lainnya, sehingga saling
menguntungkan. Beberapa bentuk simpanan maupun tabungan dari
BMT Tumang, yaitu:
49
1) Simpanan Mudharabah Al Mutlaqah
Simpanan mudharabah al mutholaqah adalah simpanan
berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-muthlaqah, dimana
mudharib memberikan kepercayaan kepada BMT Tumang untuk
memanfaatkan dana yang dapat digunakan dalam bentuk
pembiayaan secara produktif, dapat memberikan manfaat pada
anggota yang lain secara halal dan profesional. Laba dari
pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT sesuai nisbah
(bagi hasil) yang disepakati di awal. Simpanan ini dapat diambil
sewaktu-waktu.
Dalam simpanan mudharabah al mutlaqah terdapat
beberapa produk yang ditawarkan BMT Tumang, yaitu:
Simpanan Sukarela (Sikala), Simpanan Idul Fitri, Simpanan Idul
Qurban, Simpanan Pendidikan, Simpanan Haji, dan Simpanan
Menikah.
2) Simpanan Mudharabah Berjangka
Simpanan mudharabah berjangka (deposito) adalah
simpanan berdasarkan kaidah syari’ah mudharabah al-
muthlaqah, dimana mudharib memberikan kepercayaan kepada
BMT Tumang untuk memanfaatkan dana yang dapat digunakan
dalam bentuk pembiayaan secara produktif, dapat memberikan
manfaat pada anggota yang lain secara halal dan profesional.
50
Laba dari pembiayaan dibagi antara anggota dengan BMT
sesuai nisbah (bagi hasil) yang disepakati di awal.
3) SiMudaMaPan
Si Muda MaPan adalah produk simpanan di BMT Tumang
dengan prinsip akad mudharabah mutlaqah, yaitu perjanjian
mudharabah yang tidak mensyaratkan perjanjian tertentu
(investasi tidak terikat). Simpanan tersebut direncanakan khusus
untuk kebutuhan anggota di waktu yang akan datang.
b. Produk Pembiayaan BMT Tumang
Sebagai lembaga keuangan syariah BMT Tumang tidak hanya
menampung dana dari masyarakat, tetapi juga menyalurkan dana ke
masyarakat. Penyaluran dana ini biasanya dilakukan oleh BMT
Tumang dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan terhadap usaha yang
dijalankan oleh masyarakat. Beberapa jenis pembiayaan yang
dikeluarkan oleh BMT Tumang yaitu:
1) Pembiayaan Investasi
Transaksi pembiayaan investasi di BMT Tumang dapat
dilakukan dalam 2 jenis transaksi, yakni:
a) Pembiayaan Mudharabah
Mudharabah adalah akad kerjasama suatu usaha
antara dua pihak, dimana pihak pertama yang menyediakan
seluruh modal (BMT) dan pihak kedua yang bertindak
51
selaku pengelola (anggota). Keuntungan usaha dibagi
diantara mereka sesuai kesepakatan yang dituangkan
kedalam kontrak.
b) Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah merupakan bentuk kerjasama pengkongsian
dana yang dilakukan oleh dua atau lebih anggota untuk
melakukan usaha tertentu, masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi
berdasarkan nisbah yang telah disepakati, sedangkan kerugian
ditanggung oleh semua pihak sebesar modal yang disertakan
dalam usaha tersebut. Dalam aplikasinya digunakan untuk
modal kerja dan investasi, dana dari BMT merupakan
pertisipasi BMT dalam usaha yang dikelola anggota dan BMT
berhak ikut serta dalam mengelola usaha.
2) Pembiayaan Jual Beli
Ada beberapa konsep jual beli yang diperbolehkan dalam
Islam, berikut adalah pembiayaan dengan konsep jual beli yang
ditawarkan BMT Tumang:
a) Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah salah satu produk pembiayaan
BMT Tumang, dimana nasabah menjalin kerja sama dengan
pihak BMT untuk memenuhi kebutuhan pembelian barang
atau peminjaman uang, dengan jaminan dan ketentuan yang
telah disepakati bersama didalam akad. Margin pembiayaan
52
dan harga pokok barang diketahui kedua belah pihak secara
terang-terangan atau transparan. Besarnya angsuran
disesuaikan dengan kemampuan nasabah.
b) Pembiayaan Salam
Salam adalah akad pembelian (jual-beli) yang
dilakukan dengan cara, pembeli melakukan pemesanan
pembelian terlebih dahulu atas barang yang dipesan/
diinginkan dan melakukan pembayaran dimuka atas barang
tersebut, baik dengan cara pembayaran sekaligus ataupun
dengan cara mencicil, yang keduanya harus diselesaikan
pembayarannya (dilunasi) sebelum barang yang dipesan/
diinginkan diterima kemudian. (Penghantaran barang/
delivery dilakukan dengan cara ditangguhkan).
c) Pembiayaan Istishna
Istishna adalah akad bersama pembuat (produsen) untuk
suatu pekerjaan tertentu dalam tanggungan, atau akad jual
beli suatu barang yang akan dibuat terlebih dahulu oleh
pembuat (produsen) yang juga sekaligus menyediakan
kebutuhan bahan baku barangnya. Jika bahan baku
disediakan oleh pemesan, akad ini menjadi akad Ujrah
(Upah)
53
3) Pembiayaan Jasa/Sewa
Selain pembiayaan investasi dan jual-beli, dari BMT
Tumang juga menyediakan produk pembiayaan jasa atau sewa
yang terdiri dari:
a) Pembiayaan Ijarah
Ijarah adalah pemilikan hak atas manfaat dari
penggunaan sebuah asset sebagai ganti dari pembayaran.
Pengertian Sewa (Ijarah) adalah sewa atas manfaat dari
sebuah asset.
b) Pembiayaan Muntahiyah Bittamlik
Pembiayaan ini adalah bentuk kerjasama perjanjian
antara pihak bank sebagai lessor (pihak yang menyewakan)
dengan nasabah sebagai lessee (pihak penyewa). Dalam
aplikasinya pihak penyewa bersedia untuk membayar uang
sewa atas barang atau jasa yang telah diterimanya, dan pada
akhir masa sewa terjadi pemindahan hak kepemilikan dari
pihak bank kepada penyewanya tersebut.
4) Pembiayaan Qardh
Selain mencari keuntungan dengan akad tijarah, BMT
Tumang juga menerapkan akad tabaru’ akad kebaikan dalam
pembiayaan, salah satunya akad qardhul hasan. Qardhul hasan
merupakan bentuk perjanjian pemberian pinjaman dari bank
54
kepada nasabah dengan kewajiban nasabah mengembalikan
pinjaman tersebut sebesar pokok sesuai dengan jangka waktu
baik secara tunai maupun angsuran. Dalam BMT Tumang akad
Dari beberapa produk pembiayaan yang ditawarkan oleh BMT
Tumang, semuanya diaplikasikan dalam pembiayaan yang diajukan
anggota sesuai kegunaannya, akan tetapi yang sering digunakan
adalah akad murabahah dan ijarah. Besarnya margin/nisbah
ditentukan bersama antara anggota dan pihak BMT, anggota
diperbolehkan menawar margin yang ditetapkan BMT. Berikut
adalah syarat pengajuan produk pembiayaan yang ditawarkan oleh
BMT Tumang:
1. Menjadi anggota KSPPS BMT Tumang,
2. Mempunyai usaha produktif,
3. Mengisi formulir permohonan dilampiri fotocopy suami istri dan
kartu keluarga, fotocopy agunnan, rekening pembayaran listrik,
4. Bersedia di survey,
5. Mempunyai agunan/jaminan (sertifikat atau BPKB), kecuali
akad qardhul hasan tidak menggunakan agunan.
55
B. Deskripsi
Deskripsi Karakteristik Responden
Deskripsi karakterstik responden adalah menguraikan atau memberikan
gambaran mengenai karakteristik identitas responden. Uraian tentang
karakteristik responden penelitian ini antara lain, Teknik audit internal BMT
Tumang dalam menganalisis data dan pencocokan pembuktian kebenaran.
Berikut ini hasil pengelompokan responden berdasarkan kuesioner yang telah
disebar.
Teknik audit internal BMT Tumang dalam menganalisis data di lakukan
dengan berbagaicara, cara yang pertama dengan memperbandingkan. Dimana
usaha mencari persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih data atau
informasi. Cara yang selanjutnya yaitu dengan Pemeriksaan atas bukti
tertulis, artinya memeriksa autentik tidaknya serta lengkap tidaknya bukti-
bukti yang mendukung transaksi. Berikutnya dengan Konfirmasi, yaitu upaya
untuk memperoleh informasi atau penegasan dari sumber lain baik lisan
maupun tulisan dalam rangka pembuktian pemeriksaan. Dan yang selanjutnya
yaitu dengan analisis, yang dimana analisis memecah dan menguraikan suatu
keadaan atau masalah kedalam beberapa bagian dan memisahkan bagian
tersebut untuk di hubungkan dengan keseluruhan atau dibandingkan dengan
lainya. Dan yang terakhir yaitu dengan cara rekomputasi yaitu menghitung
kembali kalkulasi yang telah ada untuk menetapkan kecermatanya.
56
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Peran Audit Internal Dalam Meminimalisir Tingkat Kesalahan Teller.
Audit memiliki peran yang sangat strategis, banyak pendapat yang
menyatakan bahwa auditor akan berguna bagi pihak penguna laporan
keuangan, hasil auditor akan membuat keputusan ekonomi. Auditor berfungsi
melindungi pihak yang berkepentingan dengan menyediakan informasi yang
relevan dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak luar perusahaan
maupun bagi manajemen dalam mendukung pertanggung jawaban kepada
pemilik dan memberikan kepastian bahwa laporan keuangan tidak
mengandung informasi yang menyesatkan pemakainya. Terdapat beberapa
kategori utama dalam memerangi suatu kecurangan menurut Tri Joko
(26/04/2017), yaitu:
1. Pencegahan kecurangan
Apabila pihak auditor mengenali sebuah kecurangan tersebut
sebelum diadakanya auditoring, maka pihak audit dapat mencegahnya
terlebih dahulu.
2. Pendeteksi dini kecurangan
Sebuah proses pengungkapan terdahulu yang di mana akan adanya
kemungkinan suatu kesalahan atau kecurangan.
57
3. Penegakan hukum atau menjatuhkan sanksi
Apabila auditoring menemukan suatu kesalahan yang sangat besar,
maka perlu diadakanya sanksi-sanksi yang dijatuhkan.
Di dalam SOP BMT Tumang sebenarnya telah menjelaskan sedikit
tentang audit terhadap teller. Audit teller atau kas adalah audit terhadap saldo
kas yang terdiri dari total persediaan fisik uang tunai baik yang dikuasai
teller, kas kecil maupun BUS (main vault), dengan tujuan:
a. Untuk mengetahui posisi kas pada neraca yang telah disajikan dengan
benar dan wajar.
b. Untuk menilai sistem pengendalian manjemen pada kegiatan teller cukup
memadai.
Dalam operasional BMT Tumang, selain audit terhadap saldo kas
sebagai upaya untuk meminimalisir tingkat kesalahan teller. Salah satu upaya
BMT Tumang adalah menggunakan pengendalian berlapis yaitu pengendalian
diri sendiri dan pengendalian menyatu dengan sistem dan prosedur. Adapun
hal-hal khusus yang dilakukan dalam audit (Tri Joko26/04/2017) yaitu:
a. Pengungkapan kewajaran laporan keuangan dan kepatuhan syariah.
b. Perbedaan akunting yang menyangkut aspek produk baik sumber dana
maupun pembiyayaan.
c. Pemeriksaan distribusi profit.
d. Pengakuan pendapatan cash basis serta riil.
58
e. Pengakuan pendapatan dalam hubungan dengan bank koresponden (tetap
mengunakan prinsip bagi hasil, jika tidak maka pendapatan atas bunga
tidak boleh dicatat sebagai pendapatan).
f. Adanya pemeriksaan atas sumber dan penggunaan zakat.
g. Ada tidaknya transaksi yang mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai
dengan syariah.
Tri Joko (26/04/2017) juga mengatakan bahwa Audit internal sangat
berperan penting dalam meningkatkan perkembangan BMT Tumang agar
lebih maju. Audit internal berperan sebagai penilain suatu kinerja, khususnya
di dalam teller sendiri.
Audit Internal BMT Tumang dalam tugasnya untuk meminimalisir
tingkat kesalahan teller adalah dengan memberikan standar khusus dalam
berbagai aspek kinerja teller, berikut adalah standar khusus SOP Audit
Internal BMT Tumang terkait kinerja teller agar lebih baik.
a. Audit sebagai suatu penilaian laporan keuangan yang mendeteksi tentang
kesesuaian kas besar,
b. Kesesuian kas kecil dengan transaksi software per cut off,
c. Kelengkapan pengisian logbook khasanah,
d. Buku kas cadangan yang diisi setiap hari,
e. Penanggung kunci brangkas berbeda dengan yang mengetahui kode
brangkas,
59
f. Manajer mengecek uang secara global (mencocokkan antara sofware, buku
kas cadangan dengan jumlah riil fisik),
g. Pecahan uang 100 lembar harus dibendel,
h. Pembuatan rekap penyerahan uang (RPU) setiap hari,
i. Penyimpanan uang setiap istirahat,
j. Penerimaan setoran setelah tutup kas.
Dengan semua pendeteksian itu BMT Tumang memberikan standar
khusus agar kinerjanya lebih baik.
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa audit sangat berperan penting
untuk lembaga BMT Tumang, khususnya di dalam kinerja teller supaya
kesalahan yang terdapat di teller dapat diminimalisir dan menjadikan BMT
Tumang lebih maju khususnya di bagian teller dan umumnya untuk kinerja
yang lain.
B. Implementasi Audit Internal
Implementasi audit internal merupakan tindakan dari suatu rencana
yang telah disusun secara matang atau bisa dikatakan penerapan sesuatu yang
telah dirancang dan dibuat secara matang. Ada pun pelaksanaan audit di BMT
Tumang cabang salatiga sendiri menurut Niam Al Mumtaz “Auditing
dilaksanakan kurang lebih 1 bulan sekali di setiap cabang BMT Tumang,
dengan ketentuan tanggal yang tidak di tentukan oleh pihak auditor”
60
Implementasi audit internal di BMT Tumang secara umum dijelaskan
dalam SOP BMT Tumang, yaitu:
1. Menentukan jenis audit.
a. Audit laporan, yaitu memeriksa laporan-laporan priodik yang harus
disampaikan.
b. Audit setempat, yaitu memeriksa lokasi objek dengan cara memeriksa
secara langsung catatan-catatan yang ada, yaitu: Keuangan (financial),
ketaatan (compliance), operasional (audit operasional).
2. Melakukan audit sesuai dengan tujuan audit. Subyek-subyek audit/check-
list.
3. Mengumpulkan bukti-bukti audit, yaitu: Bukti fisik, bukti dokumentasi,
bukti kesaksian, bukti analisis dan bukti dari spesialis.
4. Membuat laporan, berisi hal-hal yang penting berupa temuan yang
obyektif, kesimpulan dari rekomendasi yang meyakinkan. Penulis laporan
harus jelas, sederhana, singkat, lengkap serta bersifat konstruktif serta
dilengkapi bukti-bukti yang cukup relevan dan obyektif.
5. Obyek yang diperiksa harus mengambil langkah dan tindakan perbaikan.
Tindakan lanjut ini juga harus dipantau oleh pemeriksa.
6. Menyimpan dan mendokumentasikan berkas audit, karena mempunya
fungsi yang penting yaitu: Pusat ingatan, sumber informasi, alat
pengawasan, pembuktian, penelitian dan sumber sejarah.
61
Di dalam pelaksanaan kegiatan audit tentunya harus dengan persiapan
dan perencanaan sesuai dengan prosedur SOP yang sudah diterangkan di atas,
berikut adalah kegiatan sebelum audit dilaksanakan di BMT Tumang:
a. Pemberitahuan terlebih dahulu terhadap cabang BMT Tumang yang akan
di audit.
b. Mempersiapakan semua berkas yang akan diteliti oleh pihak audit
Setelah persiapan audit dipersiapkan dengan matang, dilanjutkan
dengan pelaksanaan audit ke cabang yang akan dilakukan proses auditoring.
Tri Joko mengungkapkan tentang pelaksanaan audit “Dalam pelaksanaan
audit sendiri dilaksanakan kurang lebih selama 2 hari, bahkan bisa lebih
apabila terdapat banyak kesalahan” .
Tugas utama audit internal adalah mencari kesalahan karyawan BMT
Tumang, agar dalam kinerjanya karyawan BMT Tumang dapat bekerja
dengan maksimal. Akan tetapi dalam realitanya karyawan tak lepas dari
kesalahan dalam bekerja, khususnya bagian teller, berperan sangat penting di
suatu lembaga keuangan syariah. Maka dari itu audit internal ini melakukan
proses audit secara berkala untuk setiap cabangnya. Dalam Pelaksanaan audit
BMT Tumang khususnya di teller, tim audit internal BMT Tumang lebih
menekankan di bagian kas yang akan di audit, berikut adalah langkah-lagkah
atau prosedur audit di bagian kas teller:
a. Auditor meminta data-data BMT Tumng cabang seperti kas besar, buku
kas cadangan harian dan lain-lain.
b. Mencocokkan hasil pembukuan teller yang ada di cabang BMT Tumang.
62
c. Mendokumentasi kegiatan yang dilakukan di BMT Tumang cabang
salatiga.
d. Proses penilaian bagi auditor, (selama proses audit dilaksanakan audit
mengecek semua laporan keuangan yang ada di teller maupun kinerja
kariyawan).
Dalam kinerja teller sehari-hari berpeluang melakukan kesalahan,
walaupun sudah tertulis dengan jelas prosedur kinerja teller di SOP dan pihak
audit internal pun sudah berupaya dengan memberikan standar kinerja khusus
untuk teller, berikut adalah salah satu kasus yang pernah terjadi di BMT
Tumang menurut Niam Al Mumtaz (10/04/2017) terkait kesalahan kinerja
teller: contoh pada audit kas. Pada tanggal 8 bulan maret 2017 tentang obyek
pemeriksaan audit kas, pada saat itu pihak audit menemukan suatu masalah
yaitu, ditemukan pintu di ruang teller belum terdapat kuncinya. Tanggapan
dari teller sendiri yaitu, pada saat jam istirahat sudah dikunci pintu utamanya.
Dan pihak audit merekomendasi agar segera dibuatkan kunci ruang kasir, itu
mungkin sepele tetapi dampaknya sangat berbahaya.
Kasus tersebut menjadi pelajaran bahwa komunikasi menjadi salah satu
faktor yang dapat memberikan dampak pada suatu perusahaan. Kesalahan
sepele tersebut bisa ditangani sejak awal jika pihak teller berkomunikasi
langsung dengan audit maupun ATK di BMT Tumang.
63
C. Dampak Dari Pelaksanaan Audit Internal
Adapun dampak dari audit internal setelah dilakukanya auditor di
cabang BMT Tumang menurut Tri Joko (26/04/2017):
1. Dengan diadakanya pengauditan di setiap cabang BMT Tumang bisa
meminimalisir dari resiko dari terjadinya kecurangan atau pengambilan
keputusan yang salah akibat informasi yang tidak objektif.
2. Dengan adanya audit internal kesalah dari semua teller menjadi tidak
banyak penyimpangan.
Dan apabila pihat auditor menemukan suatu kesalahan maka harus
ditindak lanjuti, agar sesuai dengan standar kinerja teller yang telah
ditentukan oleh pihak BMT Tumang. Tindak lanjut hasil temuan terjadi jika
ada kesalahan, sehingga pihak dari audit BMT Tumang dapat mengetahui
kesalahan dan dapat memperbaiki kesalahan tersebut dimasing-masing
cabang.
Temuan hasil kesalahan tersebut, biasanya audit BMT Tumang
membuatkan skoring, di mana apabila semakin banyak terjadi kesalahan
maka, skoring dari cabang BMT Tumang tersebut semakin jelek. Begitu juga
dengan kebalikanya, apabila pihak auditor sedikit menemukan kesalahan pada
pihak teller, maka skoring dari pihak internal akan semakin bagus. Dengan
adanya skoring tersebut, maka audit internal dalam BMT Tumang berharap
agar saling berlomba-lomba antar cabang, guna mendapatkan skoring yang
tinggi dari pihak audit, sehingga resiko kecurangan pun semakin minimalis
atau semakin berkurang.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai peran audit
internal dalam rangka meminimalisir tingkat kesalahan teller di kspps bmt
tumang cabang salatiga maka dapat disimpulkan:
1. Audit Internal merupakan suatu penilaian kinerja di perusahaan dan
mengecek suatu kegiatan laporan keuangan apabila terjadi kesalahan.
Guna untuk meningkatkan perkembangan BMT agar lebih maju.
2. Pelaksanaan audit dilakukan dengan cara mengecek laporan keuangan
di BMT mulai dari kesesuaian kas besar, buku cadangan, kas harian,
kesesuaian kas kecil dan lain sebagainya. Selanjutnya, audit
memberikan penilaian dari hasil pengecakan tersebut.
3. Dampak dari pelaksanaan audit internal yaitu meminimalisir dari
terjadinya kecurangan. Temuan hasil kesalahan tersebut oleh audit
dibuat skoring, di mana apabila semakin banyak terjadi kesalahan
maka, skoring dari cabang BMT Tumang tersebut semakin jelek.
65
B. Saran
Beberapa saran yang dapat penulis berikan sebagai bahan pertimbangan
bagi BMT Tumang, antara lain:
1. Dalam pelaksanaan audit internal seharusnya pihak audit harus bisa jeli
atau teliti dalam menemukan kesalahan, baik itu kesalahan di bagian teller
maupun di bagian kinerja yang lainya.
2. Pihak dari berbagai cabang BMT Tumang harus berhati-hati dalam suatu
proses kinerjanya, terutama di bagian teller. Karena di pihak teller sendiri
rawan terjadi suatu kesalahan tentang proses masuk dan keluarnya suatu
laporan keuangan.
3. Dari pihak audit sendiri seharusnya ditambahkanya personil audit,
sehingga bisa mengimbangi BMT Tumang yang sekarang bertambah
maju.
66
Daftar Pustaka
Afifah, Siti dan Ahmad Sobari, Hilman Hakiem. 2013. Analisis Produk
Deposito Mudharabah dan Penerapannya pada PT BPRS Amanah
Ummah. Jurnal al-Muzara‟ah. Vol 1. No. 2: 139-159.
Agoes, Sukrisno. 2012. AUDITING Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan
oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Festi T, Theresa dan Andreas, Riska Natariasari. 2014. Pengaruh Peran Audit
Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan. JOM FEKOM. Vol. 1. No.
2: 1-16.
Harapan, Sofyan Syafri. 1995. Auditing Perusahaan Kecil. Jakarta: BUMI
AKSARA.
Manoppo, Rannita Margaretha. 2013. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT. Sinar Galesong Prima
Cabang Manado. Jurnal EMBA. Vol. 1. No. 4: 1007-1015.
Mayangsari, Yashinta dan Estik Hari Prastiwi. 2016. Sistem Antrian Teller
Bank Mandiri Sebagai Upaya Meningkatkan Efisiensi Kecepatan
Transaksi. Jurnal Ekonpomi & Bisnis. . Vol 1. No. 1: 49-60.
Meikhati, Ety dan Istiyawati Rahayu. 2015. Peranan Audit Internal Dan
Pencegahan Fraud Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal.
Jurnal Paradigma. Vol. 13. No. 1: 77-91.
67
Petrus Lajor Ginting, Rahardjo. 2004. Analisis Sistem Antrian dan
Optimalisasi Layanan Teller. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi
11. No 58– 66.
Rini. 2014. Pengaruh Penerapan Peran Komite Audit, Peran Dewan
Pengawasan Syariah, Dan Efektifitas Pengendalian Intrn Atas Laporan
Keuangan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Islam. Vol 2. No. 2: 143-155.
Suhayati, Ely. 2014. Kajian Kualitas Audit Terhadap Kualitas Informasi
dalam Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi, Keuangan dan
Perbankan. Vol 1. No. 2: 118-125.
Suryanto, Bagong dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial Berbagai
Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana.
Wardayati, siti Maria. 2010. Analisis Personality Audirtor Internal Serta
Pengaruh Terhadap Kiner Baitul Mal Wat Tamwil. Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Ekonomi Islam. No 1I. Edisi II.
Wirartha, I Made. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Zarkasyi, Moh Wahyudin. 2008. Good Corporate Governance Pada Badan
Usaha Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya. Bandung:
Alfabeta.
LAMPIRAN