maal edisi ke-6 vol. 1 tahun 2015

84
Alamat Redaksi: AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710 Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721 Website: www.majalahalbinaa.com Email: [email protected] Sms: 085285107991- 081398176123 Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd., Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. , Musthofa Aini, Lc., Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc., Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd. Editor: Suratman, S.Pd. Administrasi Keuangan: R. M. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Taufiq Al Farizi, M.PFis. Ilustrator: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan,. ST. وبركاته ورحمة ا عليكمم الس وبركاته ورحمة ا عليكمم السsalam redaksi P embaca yang dirahmati Allah. ALHAMDULILLAH. MAJALAH AL BINAA kembali berjumpa dengan pembaca yang baik hati. Usia MAJALAH AL BINAA hampir genap satu tahun. Itu berarti MAJALAH AL BINAA akan terus berbenah dari segala keterbatasan. Dan in sya ALLAH, redaksi MAJALAH AL BINAA terus menyajikan tulisan yang penting untuk diketahui oleh pembaca sekalian. Edisi keenam kali ini, kami menampilkan perwajahan sampul MAJALAH AL BINAA dengan warna kampus yang baru, yaitu hijau. Semoga perubahan warna kampus AL BINAA menjadi tanda perubahan ke arah yang lebih baik, terutama peningkatan kualitas, baik santri, asatidzah , karyawan, dan seluruh keluarga besar AL BINAA. Amin. Pembaca yang dirahmati Allah, Pesantren AL BINAA, "CORE VALUE" Dari Penuntut Ilmu Yang Sukses, kami jadikan tema untuk edisi kali ini. Setiap tahun AL BINAA selalu bertambah warga, terutama santri baru di tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini perlu disyukuri karena AL BINAA mendapatkan kepercayaan dari kaum muslimin untuk mendidik santri yang in sya ALLAH akan selalu haus akan ilmu, menjadi generasi yang saleh dan salehah, dan andal dalam menjalani kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat, in sya ALLAH. Oleh karena itu, tak lupa kami mengucapkan selamat datang di kampus tercinta kepada santri baru AL BINAA Islamic Boarding School. Pada edisi kali ini, redaksi menyajikan pembahasan masalah yang tak kalah menarik dari edisi-edisi sebelumnya yang tertuang dalam rubrik tetap kita: Sirah, Teladan Salaf, Sains, Aqidah, Hadits, Tafsir, Fiqh, Pendidikan, dan sajian menarik lainnya. Jangan pula lewatkan kado khusus untuk remaja, yaitu Paradigma tentang Kehidupan Remaja . Pembaca yang semoga selalu dirahmati Allah, Akhirnya, semoga MAJALAH AL BINAA edisi keenam ini dapat bermanfaat untuk pembaca sekalian. Pada edisi-edisi mendatang redaksi akan terus berupaya untuk hadir menjumpai pembaca dengan sajian yang lebih menarik lagi bi idznillah . Akhirnya kami ucapkan selamat membaca.

Upload: agussetiawan

Post on 11-Dec-2015

277 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

Majalah Al Binaa edisi 6

TRANSCRIPT

Page 1: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

1 Edisi 6 Vol.1edisi ke-3 vol11

Alamat Redaksi: AL BINAA IBS, Jl. Raya Pebayuran Kertasari Pebayuran Bekasi Jabar 17710

Telp/Fax: 021 89150720/021 89150721 Website: www.majalahalbinaa.com Email: [email protected] Sms: 085285107991- 081398176123

Penanggung Jawab: Aslam Muhsin Abidin, Lc., Pemimpin Umum: Sofyan Toha, S.Si., Pemimpin Redaksi: Agung Wahyu Adhy, Lc., Sekretaris Redaksi: Sulaeman, S.Pd.,

Staff Redaksi: Zaenal Arifin, Lc. , Musthofa Aini, Lc., Nuralim, Lc., Zaenal Abidin, Lc., Saepul Anwar, S.Pd., Hasyim Nur. S.Pd. Editor: Suratman, S.Pd.

Administrasi Keuangan: R. M. Syarief Rusdy. SE., Pemasaran dan Sirkulasi: Taufiq Al Farizi, M.PFis.Ilustrator: M.S. Haromain, S. Ikom., Web: Agus Setiawan,. ST.

السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته

السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته

salamredaksi

P embaca yang dirahmati Allah.ALHAMDULILLAH. MAJALAH AL BINAA kembali berjumpa dengan pembaca yang baik hati. Usia MAJALAH AL BINAA hampir genap satu tahun. Itu berarti

MAJALAH AL BINAA akan terus berbenah dari segala keterbatasan. Dan in sya ALLAH, redaksi MAJALAH AL BINAA terus menyajikan tulisan yang penting untuk diketahui oleh pembaca sekalian. Edisi keenam kali ini, kami menampilkan perwajahan sampul MAJALAH AL BINAA dengan warna kampus yang baru, yaitu hijau. Semoga perubahan warna kampus AL BINAA menjadi tanda perubahan ke arah yang lebih baik, terutama peningkatan kualitas, baik santri, asatidzah, karyawan, dan seluruh keluarga besar AL BINAA. Amin. Pembaca yang dirahmati Allah, Pesantren AL BINAA, "CORE VALUE" Dari Penuntut Ilmu Yang Sukses, kami jadikan tema untuk edisi kali ini. Setiap tahun AL BINAA selalu bertambah warga, terutama santri baru di tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini perlu disyukuri karena AL BINAA mendapatkan kepercayaan dari kaum muslimin untuk mendidik santri yang in sya ALLAH akan selalu haus akan ilmu, menjadi generasi yang saleh dan salehah, dan andal dalam menjalani kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat, in sya ALLAH. Oleh karena itu, tak lupa kami mengucapkan selamat datang di kampus tercinta kepada santri baru AL BINAA Islamic Boarding School. Pada edisi kali ini, redaksi menyajikan pembahasan masalah yang tak kalah menarik dari edisi-edisi sebelumnya yang tertuang dalam rubrik tetap kita: Sirah, Teladan Salaf, Sains, Aqidah, Hadits, Tafsir, Fiqh, Pendidikan, dan sajian menarik lainnya. Jangan pula lewatkan kado khusus untuk remaja, yaitu Paradigma tentang Kehidupan Remaja. Pembaca yang semoga selalu dirahmati Allah, Akhirnya, semoga MAJALAH AL BINAA edisi keenam ini dapat bermanfaat untuk pembaca sekalian. Pada edisi-edisi mendatang redaksi akan terus berupaya untuk hadir menjumpai pembaca dengan sajian yang lebih menarik lagi bi idznillah.Akhirnya kami ucapkan selamat membaca.

Page 2: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.12

Akhi al-Qoori….rubrik ini kami siapkan untuk antum semua para pembaca

yang budiman, sebagai ruang untuk menyampaikan kritik, saran, usul, komentar

yang membangun demi kelangsungan majalah al binaa tercinta dan untuk

menjadikan majalah lebih baik. Silakan kirim kritik, saran dan komentar antum

melalui email:

[email protected] atau sms ke: 081398176123 / 085285107991

dengan mencantumkan nama dan identitas diri antum.

Saya sangat suka majalah Albinaa edisi ramadhan karena di dalamnya banyak hal yang dapat dijadikan bahan pelajaran dan renungan saat menjalankan ibadah di bulan ramadhan.

Semoga di edisi selanjutnya majalah al-bina bisa berisi bahasan tentang bulan-bulan islam lainnya. terimakasih.

([email protected])

Syukran atas apresiasinya. In sya ALLAH, diupayakan berdasarkan momentum yang ada.

1.Alhamdulillah, syukran atas perhatiannya. Redaksi MAJALAH AL BINAA berkonsentrasi dan terus belajar untuk menampilkan yang terbaik untuk pembaca. Sehingga untuk saat ini belum terpikirkan untuk melakukan penjualan.

2.Insya ALLAH, rubrik kisah sahabat akan terus diupayakan dan ditambah pada edisi-edisi berikutnya.

Mohon doa, supaya istiqomah.

Alhamdulillah Majalah Albinaa Makin Lama,makin Meningkat,1. kenapa majalah albinaa tidak dijual saja ke orang lain2. kenapa Tidak di Perbanyak Rubrik Cerita Sahabat, seperti di edisi 5, tentang Rubrik Sirah,perang Ba'dar.(Radifan Kelas 9)

ROSAILUKUM

SURATPEMBACA

Red:

Red:

Page 3: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

3 Edisi 6 Vol.1

DAFTAR ISIEdisi ke-6 vol 1

[email protected]

Redaksi Majalah Albinaa

Redaksi Majalah Albinaa

REPORTASE SANTRI

REPORTASE SANTRI

REPORTASE SANTRI

REPORTASE SANTRI

ARTIKEL IT

REPORTASE

56FOR SYABAB

52

72

80

83

64

TSAQOFAH

68

75

AQIDAH

TAFSIR

HADITS

FIQIH

4

8

43

47

18

26

32

38

MENGENAL PERKARA-PERKARA JAHILIYAH

BEKAL PARA PENGHAFAL AL-QUR'AN

PUSAT KEHIDUPAN SEORANG REMAJA

RINDUKU UNTUK IBU

BUNGA MEKAR TERUS BERKEMBANG

USBU TASAQOFY DAN HAFLAH IKHTITAM

WEB,DESAIN GRAFIS,DAN ANIMASI

HAFLAH IFTITAH 2015

AL HINTEC 2015

TAFSIR AL FATIHAH

NIKMAT ITU JANGAN ENGKAU SIA-SIAKAN

FIQIH BERCANDA

PENDIDIKAN

SIRAH

TELADAN SALAF

SAINS

CORE VALUE DARI PENUNTUT ILMU YANG SUKSES

DAKWAH DI RUMAH ARQOM BIN ABIL ARQOM

MANHAJ SALAF DALAM MENTARBIYAH ANAK

JAGAD RAYA YANG LUAS

Page 4: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.14

Pembaca yang budiman.Dengan izin Allah l, mulai edisi ini rubrik

aqidah akan membahas secara berseri dan berkelanjutan sebuah kitab yang penuh manfaat “Masail Jahiliyah”

karya Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab vdengan tujuan kita bisa memahami apa saja yang termasuk perkara-perkara jahiliyah sehingga kita tidak terjatuh ke dalamnya dan bisa meninggalkannya serta menjauhinya.

Makna Jahiliyah Jahiliyah secara bahasa adalah isim muannats yang dinisbatkan kepada kata jaahil 'orang yang bodoh' dan ia juga merupakan mashdar shina’i dari kata jaahil,

maknanya yaitu; apa yang dilakukan oleh bangsa Arab sebelum datangnya Islam dari kejahilan (kebodohan) dan kesesatan serta menjadikan fanatisme dan paganisme sebagai hakim mereka. Istilah jahiliyah muncul bersama dengan munculnya Islam, ia mengisyaratkan kepada suatu fatroh (masa) sebelum Islam yang terikat dengan kejahilan/kebodohan dari sisi agama. Asy Syaikh Shalih bin Fauzan Al Fauzan mengatakan, "Jahiliyah adalah nisbat kepada jahl (kebodohan), sedangkan jahl adalah ketiadaan ilmu. Adapun jahiliyah, maka ia adalah (masa) yang tidak ada padanya seorang rasul, tidak pula kitab.

Bagian 1Oleh: Abu Usaid Al Banyumasi

AQIDAH

Page 5: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

AQIDAH

5 Edisi 6 Vol.1

Larangan Mengikuti Perkara Jahiliyah Allah l melarang kita untuk mengikuti adat dan kebiasaan jahiliyah. Di antaranya adalah ayat yang melarang para wanita keluar dari rumahnya dengan bersolek serta menggunakan parfum seperti apa yang biasa dilakukan oleh wanita-wanita jahiliyah zaman dahulu. Allah berfirman;

وقرن ف بيوتكن وال تبجن تبج الجاهلية

األول

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (Al Ahzab: 33) Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan dalam tafsirnya, “Janganlah kalian (para wanita) banyak keluar dengan berdandan atau menggunakan parfum seperti kebiasaan orang-orang Jahiliyah yang dahulu, yang mana mereka tidak memiliki ilmu tidak pula agama. Karena ini semua mendorong kepada keburukan dan sebab-sebabnya”.Allah juga berfirman:

إذ جعل الذين كفروا ف قلوبهم الحمية حمية الجاهلية

“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah” (Al Fath: 26) Ayat ini merupakan celaan karena hamiyyah jahiliyah (kesombongan jahiliyah) adalah perkara yang tercela. Larangan mengikuti perkara jahiliyah juga datang dari Nabi kita Muhammad n dalam banyak hadits beliau. Ketika Nabi mendengar terjadinya perselisihan dan pertikaian pada suatu pertempuran antara seorang dari kalangan Anshor dengan kalangan Muhajirin. Lalu orang Anshor ini berseru, “Wahai sekalian orang Anshor,” demikian pula orang Muhajirin ini pun berseru, “Wahai sekalian orang Muhajirin," di mana setiap dari mereka memanggil kaumnya, maka Nabi n bersabda;

أبدعوى الجاهلية وأنا بني أظهركم، دعوها

فإنها منتنة

“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan Jahiliyah”

Page 6: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

AQIDAH

Edisi 6 Vol.16

“Apakah dengan seruan jahiliyyah sedangkan aku di tengah-tengah kalian? Tinggalkan oleh kalian seruan jahiliyyah karena sesungguhnya dia adalah kejelekan”.

Nabi n melarang para sahabatnya untuk saling membanggakan kelompoknya (kabilahnya), karena kaum mukminin adalah ikhwah (bersaudara), tidak ada beda antara Anshori dengan Muhajirin, tidak ada beda antara satu kabilah dengan kabilah lainnya. Mereka seluruhnya adalah saudara seiman layaknya satu tubuh, layaknya satu bangunan yang saling mengokohkan satu dengan yang lain. Dalam suatu kesempatan, Nabi mendengar seseorang mencela saudaranya dengan mengatakan, “Wahai putra wanita yang hitam.” Maka Nabi berkata kepadanya, “Apakah kamu mencelanya dengan ibunya?! Sesungguhnya kamu

orang yang terdapat sifat jahiliyah dalam dirimu” (HR. Bukhori) Walhasil, perkara jahiliyah adalah perkara yang tercela dan kita dilarang untuk tasyabbuh (meniru) ahli jahiliyah dalam segala hal. Dan masa jahiliyah ini sudah berakhir dengan diutusnya Nabi kita Muhammad n, lantaran Al-Qur’an dan As Sunnah telah datang, demikian juga ilmu dan iman. Sehingga, ilmu menyebar dan hilanglah kebodohan dan kejahilan.

Mengapa Kita Harus Mengenal Perkara-Perkara Jahiliyah? Sebahagian orang mungkin bertanya, “Apa faktor yang mendorog kita untuk mengenal perkara-perkara jahiliyah, sementara masa jahiliyah sudah berakhir dan kita pun alhamdulillah muslimun?”. Maka jawabannya adalah:

1. Supaya waspada Seorang muslim yang mengenal

PERKARA JAHILIYAH adalah perkara yang tercela dan

kita dilarang untuk tasyabbuh (meniru) ahli jahiliyah

Page 7: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

AQIDAH

7 Edisi 6 Vol.1

perkara-perkara jahiliyah ini maka dia akan waspada. Adapun orang yang jahil dan tidak mengenalnya, maka dikhawatirkan ia akan terjatuh ke dalamnya. Seorang penyair mengatakan,

Aku mengenal keburukan bukan untuk keburukan.Akan tetapi, untuk membentengi diri darinyaBarangsiapa yang tidak mengenal keburukan,ia akan terjatuh di dalamnya.

2. Mengenal keutamaan Islam Dengan mengenal perkara-perkara jahiliyah,Anda akan lebih mengenal keutamaan Islam. Karena sesuatu akan terlihat lebih indah dengan mengenal lawan dari sesuatu tersebut. Umar bin

Al Khaththab z berkata, “Hampir saja tali simpul Islam itu terlepas seutas demi seutas, apabila tumbuh di tengah-tengah Islam orang-orang yang tidak mengenal Jahiliyah.” Orang yang tidak mengenal atau jahil terhadap perkara-perkara jahiliyah, ia lebih pantas untuk terjatuh di dalamnya, karena syaitan tidak akan pernah melupakannya dan tertidur darinya, apalagi meninggalkannya. Oleh karena itu, insya Allah pada tulisan-tulisan berikutnya kami akan menyajikan apa saja yang menjadi perkara jahiliyah supaya kita menjadi orang yang waspada dan tidak terjatuh ke dalamnya. Amin.

Sumber Bacaan:-Masail Jahiliyah Syaikhul Islam Muhammad

bin Abdul Wahhab, Syarh -nya oleh Syaikh Shalih

Fauzan Al Fauzan

-Taisir Karimir Rahman, Syaikh Nashir As

Sa’di

-https://ar.wikipedia.org/wiki/%D8%AC%D8%A7%D9

%87%D9%84%D9%8A%D8%A9

Umar bin Al Khoththob z berkata, “Hampir

saja tali simpul Islam itu terlepas seutas demi seutas, apabila tumbuh

ditengah-tengah Islam orang-orang yang tidak

mengenal Jahiliyah”.

Seorang Penyair mengatakan :Aku mengenal keburukan bukan untuk keburukan.Akan tetapi, untuk membentengi diri darinya.Barangsiapa yang tidak mengenal keburukan,ia akan terjatuh di dalamnya.

Page 8: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.18

Sebelum kita memulai membaca Al Quran kita disunnahkan membaca

ta’awudz. Bagaimana bacaan ta’awudz itu?

Bacaan Ta’awudz adalah

يطان الرجيم أعوذ بالله من الش

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”Maknanya, “Aku berlindung kepada

Allah dari kejelekan godaan syaitan agar dia tidak menimpakan bahaya kepadaku dalam urusan agama maupun duniaku.” Syaitan selalu menempatkan dirinya sebagai musuh bagi kalian. Oleh sebab itu, jadikanlah diri kalian sebagai musuh baginya. Syaitan bersumpah di hadapan Allah untuk menyesatkan umat manusia. Allah menceritakan sumpah syaitan ini di dalam Al Quran,

قال فبعزتك ألغوينهم أجمعني )٨٢(إال

عبادك منهم المخلصني )٨٣(

Tafsir Al FatihahTAFSIR

Oleh: Sofyan Toha, S.Si.

Page 9: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TAFSIR

9 Edisi 6 Vol.1

“Demi kemuliaan-Mu sungguh aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih (yang diberi anugerah keikhlasan).” (QS. Shaad: 82-83) Dengan demikian, tidak ada yang bisa selamat dari jerat-jerat syaitan kecuali orang-orang yang ikhlas. Isti’adzah/ta’awwudz (meminta perlindungan) adalah ibadah. Oleh sebab itu, ia tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Karena menujukan ibadah kepada selain Allah adalah kesyirikan. Orang yang baik tauhidnya akan senantiasa merasa khawatir kalau-kalau dirinya terjerumus ke dalam kesyirikan. Sebagaimana Nabi Ibrahim p yang demikian takut kepada syirik sampai-sampai beliau berdoa kepada Allah,

وإذ قال إبراهيم رب اجعل هذا البلد

آمنا واجنبني وبني أن نعبد األصنام

Artinya : "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata, 'Ya Tuhanku,

jadikanlah negeri ini (Mekah),

negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala'." Ini menunjukkan bahwasanya tauhid yang kokoh akan menyisakan kelezatan di

dalam hati kaum yang beriman. Yang bisa merasakan kelezatannya hanyalah orang-orang yang benar-benar memahaminya. Syaitan yang berusaha menyesatkan umat manusia ini terdiri dari golongan jin dan manusia. Hal itu sebagaimana disebutkan oleh Allah di dalam ayat,

ا شياطني وكذلك جعلنا لكل نبي عدو

اإلنس والجن يوحي بعضهم إل بعض

زخرف القول غرورا ولو شاء ربك ما

فعلوه فذرهم وما يفتون )١١٢( Artinya : "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. Al An’aam: 112). (Diringkas dari Syarhu Ma’aani Suuratil Faatihah,

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alus Syaikh hafizhahullah).

Tafsir Basmalahبسم الله الرحمن الرحيم

Page 10: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.110

TAFSIR

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Maknanya, “Aku memulai bacaanku ini seraya meminta barokah dengan menyebut seluruh nama Allah.” Meminta barokah kepada Allah artinya meminta tambahan dan peningkatan amal kebaikan dan pahalanya. Barokah adalah milik Allah. Allah memberikannya kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Jadi, barokah bukanlah milik manusia, yang bisa mereka berikan kepada siapa saja yang mereka kehendaki (Syarhu Ma’aani Suratil Fatihah,

Syaikh Shalih bin Abdul ‘Aziz Alus Syaikh hafizhahullah). Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak diibadahi dengan disertai rasa cinta, takut dan harap. Segala bentuk ibadah hanya boleh ditujukan kepada-Nya. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah dua nama Allah di antara sekian banyak Asma’ul Husna yang dimiliki-Nya. Maknanya adalah Allah memiliki kasih sayang yang begitu luas dan agung. Rahmat Allah meliputi segala sesuatu. Akan tetapi, Allah hanya melimpahkan rahmat-Nya yang sempurna kepada hamba-hamba yang bertakwa dan mengikuti ajaran para Nabi dan Rasul.

Mereka inilah orang-orang yang akan mendapatkan rahmat yang mutlak yaitu rahmat yang akan mengantarkan mereka menuju kebahagiaan abadi. Adapun orang yang tidak bertakwa dan tidak mengikuti ajaran Nabi, maka dia akan terhalangi mendapatkan rahmat yang sempurna ini. (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 19).

Penjelasan Kandungan SuratTafsir Ayat Pertama

الحمد لله رب العالم

Artinya: “Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam.”

Makna alhamdu adalah 'pujian kepada Allah karena sifat-sifat kesempurnaan-Nya'. Dan juga karena perbuatan-perbuatanNya yang tidak pernah lepas dari sifat memberikan karunia atau menegakkan keadilan. Perbuatan Allah senantiasa mengandung hikmah yang sempurna. Pujian yang diberikan oleh seorang hamba akan semakin bertambah sempurna apabila diiringi dengan rasa cinta dan ketundukan dalam dirinya kepada Allah. Karena, pujian semata yang tidak disertai dengan rasa cinta dan ketundukan, bukanlah pujian yang sempurna. Makna dari kata Rabb adalah Murabbi (yang mentarbiyah;

Page 11: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TAFSIR

11 Edisi 6 Vol.1

pembimbing dan pemelihara). Allahlah Zat yang memelihara seluruh alam dengan berbagai macam bentuk tarbiyah. Allahlah yang menciptakan mereka, memberikan rezeki kepada mereka, memberikan nikmat kepada mereka, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah bentuk tarbiyah umum yang meliputi seluruh makhluk, yang baik maupun yang jahat. Adapun tarbiyah yang khusus, hanya diberikan Allah kepada para Nabi dan pengikut-pengikut mereka. Di samping tarbiyah yang umum itu, Allah juga memberikan kepada mereka tarbiyah yang khusus yaitu dengan membimbing keimanan mereka dan menyempurnakannya. Selain itu, Allah juga menolong mereka dengan menyingkirkan segala macam penghalang dan rintangan yang akan menjauhkan mereka dari kebaikan dan kebahagiaan mereka yang abadi.

Allah memberikan kepada mereka berbagai kemudahan dan menjaga mereka dari hal-hal yang dibenci oleh syariat. Dari sini kita mengetahui betapa besar kebutuhan alam semesta ini kepada Rabbul ‘alamiin karena hanya Dialah yang menguasai itu semua. Allah satu-satunya Pengatur, Pemberi Hidayah dan Allah-lah Yang Mahakaya. Oleh sebab itu, semua makhluk yang ada di langit dan di bumi ini meminta kepada-Nya. Mereka semua meminta kepada-Nya, baik dengan ucapan lisannya maupun dengan ekspresi dirinya. Kepada-Nya lah mereka mengadu dan meminta tolong di saat-saat genting yang mereka alami. (Lihat Taisir Lathiifil Mannaan, hal. 20).

Tafsir Ayat Kedua

الرحمـن الرحيم

Artinya: “Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” Ar-Rahman dan Ar-Rahiim

adalah nama Allah. Sebagaimana diyakini oleh Ahlusunnah wal Jama’ah bahwa Allah memiliki nama-nama yang terindah. Allah l berfirman,

ولله األسمء الحسنى فادعوه بها وذروا

الذين يلحدون ف أسمئه سيجزون ما

Ar-Rahman dan Ar-Rahiim

adalah nama Allah. Sebagaimana diyakini oleh Ahlusunnah wal Jama’ah

bahwa Allah memiliki nama-nama yang terindah

Page 12: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TAFSIR

Edisi 6 Vol.112

كانوا يعملون )١٨٠(

Artinya : "Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al A’raaf: 180) Setiap nama Allah mengandung sifat. Oleh sebab itu, beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat Allah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keimanan kepada Allah. Dalam mengimani nama-nama dan sifat-sifat Allah ini kaum muslimin terbagi menjadi 3 golongan yaitu: (1) Musyabbihah, (2) Mu’aththilah dan (3) Ahlusunnah wal Jama’ah. Musyabbihah adalah orang-orang yang menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk. Mereka terlalu mengedepankan sisi penetapan nama dan sifat dan mengabaikan sisi penafian (peniadaan) keserupaan sehingga terjerumus dalam tasybih (peyerupaan). Adapun Mu’aththilah adalah orang-orang yang menolak nama atau sifat-sifat Allah. Mereka terlalu mengedepankan sisi penafian sehingga terjerumus dalam

ta’thil (penolakan). Ahlusunnah berada di tengah-tengah. Mereka mengimani dalil-dalil yang menetapkan nama dan sifat sekaligus mengimani dalil-dalil yang menafikan keserupaan. Sehingga mereka selamat dari tindakan tasybih maupun ta’thil. Oleh sebab itu, mereka menyucikan Allah tanpa menolak nama maupun sifat. Mereka menetapkan nama dan sifat tetapi tanpa menyerupakan-Nya dengan makhluk. Inilah akidah yang dipegang oleh Rasulullah l dan para sahabatnya serta para imam dan pengikut mereka yang setia hingga hari ini. Inilah aqidah yang tersimpan dalam ayat yang mulia yang artinya,“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy Syuura: 11). (Silakan baca Al ‘Aqidah Al Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan juga ‘Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama’ah karya Syaikh Ibnu Utsaimin v). Allah Maha Mendengar dan juga Maha Melihat. Akan tetapi pendengaran dan penglihatan Allah tidak sama dengan pendengaran dan penglihatan makhluk. Meskipun namanya sama akan tetapi hakikatnya berbeda. Karena Allah adalah Zat

Page 13: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TAFSIR

13 Edisi 6 Vol.1

Yang Mahasempurna sedangkan makhluk adalah sosok yang penuh dengan kekurangan. Sebagaimana sifat makhluk itu terbatas dan penuh kekurangan karena disandarkan kepada diri makhluk yang diliputi sifat kekurangan. Maka, demikian pula sifat Allah itu sempurna karena disandarkan kepada sosok yang sempurna. Sehingga, orang yang tidak mau mengimani kandungan hakiki nama-nama dan sifat-sifat Allah sebenarnya telah berani melecehkan dan berbuat lancang kepada Allah. Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebagaimana semestinya. Lalu adakah tindakan jahat yang lebih tercela daripada tindakan menolak kandungan nama dan sifat Allah ataupun menyerupakan-Nya dengan makhluk? Di dalam ayat ini Allah menamai diri-Nya dengan Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Di dalamnya terkandung sifat rahmah (kasih sayang). Akan tetapi, kasih sayang Allah tidak serupa persis dengan kasih sayang makhluk.

Tafsir Ayat Ketiga

ين مالك يوم الد

Artinya: “Yang Menguasai pada hari Pembalasan.”

Maalik adalah Zat yang memiliki kekuasaan atau Penguasa. Penguasa itu berhak untuk memerintah dan melarang orang-orang yang berada di bawah kekuasaan-Nya. Dia juga yang berhak untuk mengganjar pahala dan menjatuhkan hukuman kepada mereka. Dialah yang berkuasa untuk mengatur segala sesuatu yang berada di bawah kekuasaan-Nya menurut kehendak-Nya sendiri. Bagian awal ayat ini boleh dibaca Maalik (dengan memanjangkan mim) atau Malik (dengan memendekkan mim). Maalik maknanya penguasa atau pemilik. Sedangkan Malik maknanya 'raja'. Yaumid diin adalah 'hari Kiamat'. Disebut sebagai hari pembalasan karena pada saat itu seluruh umat manusia akan menerima balasan amal baik maupun buruk yang mereka kerjakan sewaktu di dunia. Pada hari itulah tampak dengan sangat jelas bagi manusia kemahakuasaan Allah terhadap seluruh makhluk-Nya. Pada saat itu akan tampak sekali kesempurnaan dari sifat adil dan hikmah yang dimiliki Allah. Pada saat itu seluruh raja dan penguasa yang dahulunya berkuasa di alam dunia sudah turun dari jabatannya. Hanya tinggal Allah

Page 14: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TAFSIR

Edisi 6 Vol.114

sajalah yang berkuasa. Pada saat itu semuanya setara, baik rakyat maupun rajanya, budak maupun orang merdeka. Mereka semua tunduk di bawah kemuliaan dan kebesaran-Nya. Mereka semua menantikan pembalasan yang akan diberikan oleh-Nya. Mereka sangat mengharapkan pahala kebaikan dari-Nya. Dan mereka sungguh sangat khawatir terhadap siksa dan hukuman yang akan dijatuhkan oleh-Nya. Oleh karena itu, di dalam ayat ini hari pembalasan itu disebutkan secara khusus. Allah adalah penguasa hari pembalasan. Meskipun sebenarnya Allah jugalah penguasa atas seluruh hari yang ada. Allah tidak hanya berkuasa atas hari Kiamat atau hari Pembalasan saja. (Lihat Taisir

Karimir Rahman, hal. 39).

Tafsir Ayat Keempat

إياك نعبد وإياك نستعني

Artinya: “Hanya kepada-Mu lah Kami beribadah dan hanya kepada-

Mu lah kami meminta pertolongan.”

Maknanya: “Kami hanya menujukan ibadah dan isti’anah (permintaan tolong) kepada-Mu.” Di dalam ayat ini objek kalimat yaitu iyyaaka diletakkan di depan. Padahal asalnya adalah na’buduka yang artinya 'kami menyembah-Mu'. Dengan mendahulukan objek kalimat yang seharusnya di belakang menunjukkan adanya pembatasan dan pengkhususan. Artinya, ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah, tidak boleh ditujukan kepada selain-Nya. Sehingga, makna dari ayat ini adalah, ‘Kami menyembah-Mu dan kami tidak menyembah selain-Mu. Kami meminta pertolongan kepada-Mu dan kami tidak meminta pertolongan kepada selain-Mu. Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Ibadah bisa berupa perkataan maupun perbuatan. Ibadah itu ada yang tampak dan ada juga yang tersembunyi. Kecintaan dan ridha Allah

Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah. Ibadah bisa berupa perkataan maupun perbuatan. Ibadah itu ada yang tampak dan ada juga yang tersembunyi. Kecintaan dan ridha Allah terhadap sesuatu bisa dilihat dari perintah dan larangan-Nya.

Page 15: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TAFSIR

15 Edisi 6 Vol.1

terhadap sesuatu bisa dilihat dari perintah dan larangan-Nya. Apabila Allah memerintahkan sesuatu, maka sesuatu itu dicintai dan diridai-Nya. Sebaliknya, apabila Allah melarang sesuatu, maka sesuatu yang dilarang tersebut berarti tidak dicintai dan tidak ridha-Nya. Dengan demikian, ibadah itu luas cakupannya. Di antara bentuk ibadah adalah do’a, berkurban, bersedekah, meminta pertolongan atau perlindungan, dan lain sebagainya. Dari pengertian ini, maka isti’anah atau meminta pertolongan juga termasuk cakupan dari istilah ibadah. Lalu, apakah alasan atau hikmah di balik penyebutan kata isti’anah sesudah disebutkannya kata ibadah di dalam ayat ini? Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahulah berkata, “Didahulukannya ibadah sebelum isti’anah ini termasuk metode penyebutan sesuatu yang lebih umum sebelum sesuatu yang lebih khusus. Juga, dalam rangka lebih mengutamakan hak Allah l di atas hak hamba-Nya….”Beliau pun berkata, “Mewujudkan ibadah dan isti’anah kepada Allah dengan benar itu merupakan sarana yang akan mengantarkan menuju kebahagiaan yang abadi. Dia adalah sarana menuju

keselamatan dari segala bentuk kejelekan. Sehingga tidak ada jalan menuju keselamatan kecuali dengan perantara kedua hal ini. Dan ibadah hanya dianggap benar apabila bersumber dari Rasulullah n dan ditujukan hanya untuk mengharapkan wajah Allah (ikhlas). Dengan dua perkara inilah sesuatu bisa dinamakan ibadah. Sedangkan penyebutan kata isti’anah setelah kata ibadah padahal isti’anah itu juga bagian dari ibadah maka sebabnya adalah, karena hamba begitu membutuhkan pertolongan dari Allah l di dalam melaksanakan seluruh ibadahnya. Seandainya dia tidak mendapatkan pertolongan dari Allah, maka keinginannya untuk melakukan perkara-perkara yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal yang dilarang itu tentu tidak akan bisa tercapai.” (Taisir Karimir Rahman, hal. 39).

Referensi :1. Al Qur’anul Karim2.Tafsir Kariimirohman fii Kalamil manan3. Jami’ Al Bayan Fii Ta’wiil Al Qur’an, 4. Tafsir Qur’an Al Azhim Libni Katsir, 5. Al Jami’ Li Ahkam Al Qur’an, 6. Ma’alim At Tanziil, 7. Maktabah Syamilah8. http://www.tafsir.web.id9. http://www.muslim.or.id

Page 16: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Kapan Waktu Untuk Menumbuhkan Cinta Kepada Allah pada Anak-anak

Pertanyaan:Kapan jenjang yang tepat pada anak-anak untuk mulai ditumbuhkan padanya

kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya serta kecintaan kepada semua jalan-jalan kebaikan?

Jawab:Apabila anak masuk usia tamyiz (bisa membedakan yang baik dan buruk), maka

mulai diajarkan. Sebelum itu, maka anak-anak ditalqinkan kalimat laa ilaaha illallah. Juga ditalqinkan kalimat-kalimat yang baik, sebagaimana yang sudah

dilakukan banyak orang –alhamdulillah-. Adapun setelah usia tamyiz, maka dia diajari, karena dia sudah siap untuk belajar. Misalnya dia sudah mulai disuruh shalat dan dididik untuk mengerjakannya. Diperintahkannya dia untuk shalat

dalah pendidikan baginya agar cinta Allah dan Rasul-Nya.Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/66262

HUKUMAN YANG TEPAT UNTUK ANAK

Pertanyaan:Apakah hukuman yang tepat bagi anak-anak dari sisi syar’i

Jawab:Hukuman hendaklah sebatas kesalahan. Anak-anak tentu berbeda-beda usia dan kesalahannya. Yang wajib dilakukan adalah menjauhi pemukulan sebisa mungkin. Kalaupun harus (dihukum) dengan pukulan, maka hendaklah pukulan yang tidak menimbulkan madlorot (keburukan), sebagaimana disebutkan dalam hadits, “Dan

pukullah mereka (para isteri yang membangkang) dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas/cacat”. Sehingga pukulan yang mendidik wajib dilakukan

sebatas keperluan saja dn tidak boleh menimbulkan madlorot.Adapun riwayat yang menyebutkan tentang dipukulnya anak-anak dalam hal sholat “Maka pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun”, jika ini dibutuhkan, maka

pukulan yang mewujudkan maslahat dan menolak madlorot. Anak kecil hendaklah diajari dengan ucapan dan hardikan. Lihat bagaimana Rasul berkata kepada Al

Hasan ketika mengambil kurma sedekah, beliau mengucapkan kalimat peringatan, “Uh, Uh apakah kamu tidak tahu bahwa sedekah tidak halal bagi kita.

Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/66225

FATAWASyaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak

FATAWA ULAMA

Page 17: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

17 Edisi 6 Vol.1

'' اللهم ال سهل إال ما جعلته سهال، وأنت تجعل

الحزن إذا شئت سهال''

-رواه ابن السني ف عمل اليوم والليلة )351(-

“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan )kesulitan(, jika

Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah”)Ibnus Suni dalam ‘Amal Yaum wal Lailah(

DOADI BERI

KEMUDAHAN

Page 18: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.118

Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash z. Beliau berkata, ''Saya

mendengar Rasulullah n bersabda,

'Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu agama ini dengan menariknya secara keseluruhan dari seluruh hamba. Namun, Ia mengangkatnya dengan mewafatkan para ulama. Hingga ketika Allah tidak lagi menyisakan seorang pun ulama, orang-orang pun mengangkat pempimpin-pemimpinnya dari kalangan orang-orang bodoh (dalam agama). Pemimpin-pemimpin bodoh ini lantas ditanya (persoalan-

persoalan agama), kemudian mereka berfatwa tanpa landasan ilmu, hingga mereka pun sesat dan menyesatkan''. (HR. Bukhari, 1/ 105)

Islam dan Ilmu Agama dan ilmu adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Untuk mengamalkan agama secara benar, seorang dituntut untuk berilmu. Agar ilmu yang dimiliki bermanfaat dan tidak malah menjadi bumerang, maka seorang dituntut beramal dengan agama yang dimilikinya itu (beragama secara menyeluruh). Dan, untuk mendakwahkan agama ini kepada orang lain, pun seorang harus memiliki ilmu agama. Allah berfirman menunjuki kaum muslimin agar meminta petunjuk-Nya kepada jalan yang benar, dan meminta perlindungan kepada Allah dari jalan orang-orang sesat dan orang-orang yang dimurkai;

NIKMAT ITUJANGAN ENGKAU SIA-SIAKAN

عن عبد الله بن عمرو بن العاص قال سمعت رسول الله صل الله

عليه وسلم يقول إن الله ال يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد

ولكن يقبض العلم بقبض العلمء حتى إذا لم يبق عالم اتخذ

اال فسئلوا فأفتوا بغي علم فضلوا وأضلوا الناس رءوسا جه

HADITS

Oleh: Muhammad Irfan Zain. Lc.

Page 19: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

19 Edisi 6 Vol.1

اط المستقيم )6( صاط }اهدنا الص

الذين أنعمت عليهم غي المغضوب

الني )7({ ]الفاتحة: 6، 7[ عليهم وال الض

''Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus. Yaitu jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat kepadanya. Bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat''. (Al Faatihah; 6-7). Imam Ibnu Katsir v berkata;

إن طريقة أهل اإلميان مشتملة عل

العلم بالحق والعمل به، واليهود فقدوا

العمل، والنصارى فقدوا العلم؛ ولهذا كان

الغضب لليهود، والضالل للنصارى، ألن

من علم وترك استحق الغضب، بخالف

من مل يعلم. والنصارى ملا كانوا قاصدين

شيئا لكنهم ال يهتدون إل طريقه، ألنهم

مل يأتوا األمر من بابه، وهو اتباع الرسول

الحق، ضلوا

''Sesungguhnya jalan yang ditempuh oleh orang beriman harus senantiasa diiringi dengan ilmu dan amal yang benar. Orang-orang Yahudi tidak beramal dengan ilmunya,

sedang orang-orang Nashrani tidak melandaskan amalannya dengan ilmu yang benar. Oleh karena itu,

murka Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi. Sementara kesesatan disematkan kepada orang-

orang Nashrani. Barangsiapa yang tidak melaksanakan ilmu yang dimilikinya, sungguh ia berhak mendapat murka; merekalah orang-

orang Yahudi. Adapun orang-orang Nashrani, ketika mereka ingin mendapatkan sesuatu tetapi tidak menempuh jalan yang benar, yaitu mengikuti jalannya Rasul yang benar; di saat itulah mereka menjadi sesat".(1/ 141). Dalam berdakwah, Allah berfirman menunjuki jalan yang seharusnya ditempuh oleh kaum muslimin;

}قل هذه سبيل أدعو إل الله عل

بصية أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما

أنا من المشكني{ ]يوسف: 108[

''Katakanlah wahai Muhammad kepada kaummu, "Inilah jalan yang aku tempuh. Di jalan ini aku mengajak manusia ke jalan Allah berdasarkan ilmu. Inilah jalanku dan jalan orang-orang yang mengikutiku. Mahasuci Allah, dan tidaklah aku masuk dalam golongan orang-orang yang musyrik''. (Yusuf; 108)

Pilar-Pilar Dunia Menelaah hadits tentang lenyapnya ilmu agama -sebagaimana yang telah

Page 20: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

Edisi 6 Vol.120

disampaikan di awal bahasan- diketahui bahwa ilmu agama ini adalah rukun penting dari keberlangsungan hidup di dunia. Bila ilmu agama ini lenyap, maka lenyaplah ilmu yang Allah jadikan sebagai penuntun hidup di dunia. Dan ketika orang-orang sudah tidak lagi mengenali landasan hidupnya yang benar, maka saat itulah tatanan sosial akan porak-poranda dan bencana demi bencana akan datang silih berganti, hingga puncaknya ketika sangkakala telah ditiup. Di saat itu, kebenaran telah menjadi sesuatu yang sangat kabur oleh derasnya gelombang pemikiran dan syubhat para penebar kejahatan dan fitnah. Kebenaran dianggap kejahatan dan kejahatan diklaim sebagai kebaikan. Anas zberkata, dari Rasulullah n;

اعة أن يرفع العلم إن من أشاط الس

ويثبت الجهل ويشب الخمر ويظهر الزنا.

''Di antara tanda-tanda Kiamat adalah diangkatnya ilmu agama,

merebaknya kebodohan (terhadap agama), khamar telah menjadi minuman legal, demikian juga zina telah menjadi fenomena yang biasa''. (HR. Bukhari, 1/ 84). Deskripsi kerusakan yang terjadi pada saat itu, lebih detail digambarkan oleh Rasulullah n dalam sebuah hadits shahih karena beberapa syahidnya, yang disampaikan oleh Abu Hurairah z; "Bilamana harta rampasan perang tidak lagi dibagikan kepada orang-orang yang berperang,

namun dikuasai oleh negara; amanah diabaikan; zakat telah dianggap sebagai sebuah beban yang merugikan; ilmu dipelajari tidak untuk mendekatkan diri kepada Allah l; seorang lelaki taat kepada istrinya dengan mendurhakai ibunya; berbuat baik kepada temannya dan berlaku kasar terhadap bapaknya; sebuah kaum dipimpin oleh seorang fasik dan hina; seorang lelaki dimuliakan -semata- karena ia ditakuti; bermunculan penyanyi-penyanyi wanita; alat-alat musik semakin banyak dimainkan; orang-

orang telah menjadikan khamar sebagai minumannya; ummat yang datang belakangan melaknat para

ilmu agama ini adalah rukun penting dari keberlangsungan hidup di dunia. Bila ilmu agama ini lenyap, maka lenyaplah ilmu yang Allah jadikan sebagai penuntun hidup di dunia.

Page 21: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

21 Edisi 6 Vol.1

pendahulu mereka yang shaleh; ketika hal tersebut telah terjadi, tunggulah kedatangan adzab berupa angin merah, gempa bumi, pengubahan rupa, dan turunnya hujan batu serta munculnya tanda-tanda kiamat lain secara berturut-turut." (HR. Tirmidzi, 4/ 495). Seluruh kerusakan yang diinformasikan dalam hadits ini, penyebab utamanya tiada lain adalah terangkatnya ilmu agama, ilmu yang sejatinya menjadi pedoman hidup seluruh manusia. Lantas adakah pengusung ilmu agama ini melainkan para ulama? Rasulullah n bersabda;

إن العلمء ورثة األنبياء وإن األنبياء لم

يورثوا دينارا وال درهم ورثوا العلم فمن

أخذه أخذ بحظ وافر

"Sesungguhnya para ulama adalah pewaris sekalian nabi. Dan sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham.

Namun, warisannya adalah ilmu agama. Maka, barangsiapa yang mengambil warisan itu, sungguh ia telah mengambil bagiannya yang banyak". (HR. Abu Daud, 3/354). Dalam hadits lain, Rasulullah n bersabda;

يحمل هذا العلم من كل خلف عدوله ينفون عنه تحريف الغالني وانتحال

املبطلني وتأويل الجاهلني

"Ilmu agama ini dari generasi ke generasi akan diemban oleh orang-

orang terpercaya dan berintegrasi. Merekalah generasi yang akan menampik penyimpangan beragama yang dilakukan oleh kelompok yang berlebihan; menjawab syubhat kelompok yang berusaha membatalkan syari'at; dan membatalkan takwil salah yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak paham agama". (HR. Baihaqi, lihat di Misykaatu al Mashaabiih, 1/53) ... Para ulama, mereka itulah pilar-pilar dunia ……

Awal Musibah Lenyapnya ilmu agama, itulah awal dari puncak seluruh musibah. Lenyapnya ilmu agama secara utuh ditandai dengan wafatnya para ulama. Rasulullah n bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu agama ini dengan menariknya secara keseluruhan dari seluruh hamba. Namun Ia mengangkatnya dengan mewafatkan para ulama". Dengan wafatnya para ulama, maka bersamaan dengan itu, lenyap pula ilmu yang dibawanya. Di samping itu, lenyapnya ilmu juga mungkin terjadi ketika para ulama diam dan enggan atau tidak berani tampil menyuarakan

Page 22: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

Edisi 6 Vol.122

kebenaran dan ilmu yang mereka miliki. Padahal, menyuarakan kebenaran dan ilmu, amar ma'ruf-nahi mungkar, adalah bagian yang sangat krusial dalam agama ini. Rasulullah n bersabda;

ين النصيحة الد''Agama itu adalah nasihat''. (HR. Muslim 1/ 53). Allah berfirman;

ة أخرجت للناس تأمرون }كنتم خي أم

بالمعروف وتنهون عن المنكر وتؤمنون

بالله{ ]آل عمران: 110["Kalian adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

yaitu ketika kalian menyeru kepada kebaikan, melarang dari hal mungkar dan beriman kepada Allah". (Ali Imraan: 110). Allah berfirman tentang sebab terlaknatnya Bani Israil,

}كانوا ال يتناهون عن منكر فعلوه لبئس

ما كانوا يفعلون{ ]املائدة: 79["Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu". (Al Maaidah; 79). Umar bin Abdul 'Aziz v berkata,

إن العلم ال يهلك حتى يكون رسا

"Tidaklah ilmu agama itu lenyap

melainkan jika ia tersembunyi dan tidak dinampakkan". (Shahih al Bukhari, 1/104)

Berilah Saham Positif Kewajiban mempelajari dan menyebarkan ilmu merupakan satu diantara pesan yang hendak disampaikan melalui hadits tentang lenyapnya ilmu, yang merupakan satu di antara tanda dekatnya hari kiamat. Sebagai muslim, tentu tidak seorang pun menginginkan atau bahkan pernah berfikir menjadi satu dari mereka yang berkontribusi dalam proses lenyapnya ilmu agama ini. Meski demikian, tidak sedikit dari mereka yang secara tidak sadar masuk dalam lingkaran proses tersebut, terbawa arus kekinian yang sarat dengan perkara-perkara samar dan menjebak. Tuntutan ekonomi misalnya, tidak jarang dijadikan sebab oleh beberapa saudara kita yang telah Allah karuniai kesempatan dan kemampuan mempelajari agama secara khusus untuk beralih status dari seorang ustadz, da'i atau peneliti hukum agama menjadi seorang yang full menekuni bisnis atau full menggeluti profesi keduniaannya yang lain. Tuntutan untuk selalu eksis dan menjadi yang terdepan dalam

Page 23: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

23 Edisi 6 Vol.1

penilaian wilayah kerja tertentu. Terkadang membuat pimpinan sebuah perusahaan memporsir seluruh potensi yang dimiliki oleh pekerjanya, hingga tidak lagi tersisa waktu bagi mereka untuk belajar agama melainkan diselipan-selipan waktu istirahatnya. Inilah beberapa hal yang terkadang tanpa atau kurang disadari dapat menjadi batu sandungan dari proses tetap eksisnya ilmu agama. Dan pemaparan ini, tidak sama sekali bertujuan untuk mengecilkan profesi keduniaan atau menyepelekan pentingnya profesionalisme kerja. Namun jangan sampai hal tersebut berimplikasi pada menghambat atau kurang maksimalnya kerja dan usaha kita untuk mempertahankan eksistensi ilmu agama, baik untuk pribadi ataupun untuk orang sekitar kita. Abu Hurairah v berkata, dari Rasulullah n bersabda

من تعلم الرمي ثم نسيه فهي نعمة

جحدها"Barangsiapa yang lupa teknik memanah setelah dipelajari dan diketahuinya, sungguh hal itu adalah (bagian dari) nikmat yang diingkarinya". (HR. Bazzar dan Thabraani, lihat di Shahih at Targhiib wa at Tarhiib, 2/ 48).

Dipahami dari hadits ini bahwa bila saja melupakan teknik memanah digolongkan masuk dalam kategori kufur nikmat, maka bagaimanakah dengan mereka yang lupa akan ilmu agama yang telah dipelajarinya karena sibuk dengan urusan keduniaan.

Manfaatkan dan Jangan Berikan Kepada Mereka Perkembangan teknologi yang berjalan sangat pesat, sungguh telah menjadikan arus informasi sangat cepat bisa diakses oleh siapa pun, di mana serta kapan pun mereka berada. Demikianlah ilmu agama yang benar, seharusnya turut terpublis dan mengalir bersama dengan derasnya aliran berbagai informasi lainnya. Kalau dahulu, ilmu agama itu terpusat di masjid-masjid, pada majelis-mejelis ilmu di dalamnya. Kalau dahulu, jika majelis-majelis itu tidak dipandu oleh orang-orang terpercaya, niscaya akan dipandu oleh para perusak dan penebar syubhat; maka demikianlah di era globalisasi saat ini. Berbagai media informasi saat ini, seharusnya tidak boleh kosong dari orang-orang yang secara tekun menghiasinya dengan "qaala Allahu wa qaala Rasuluhu wa qaala as Shahaabah" (firman Allah, sabda Rasul, dan penjelasan serta hikmah-hikmah

Page 24: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

Edisi 6 Vol.124

para sahabat dan para ulama). Acara kerohanian di televisi, seharusnya dipandu oleh para ulama; siaran kerohanian di radio, seharusnya dipandu oleh para ulama; grup-grup diskusi kerohanian di sosmed, seharusnya dipandu oleh para ulama; dan para ulama serta mereka yang memiliki pemahaman agama yang baik, seharusnya memiliki keterpanggilan untuk mengisi seluruh lini arus informasi itu dengan hal-hal positif dan bermanfaat. Olehnya, Umar bin Abdul 'Aziz v, dalam surat yang ditujukannya kepada Ibnu Hazm v berkata –sebagaimana yang telah dinukil sebahagiaannya sebelum ini

انظر ما كان من حديث رسول الله

صل الله عليه وسلم فاكتبه فإن خفت

دروس العلم وذهاب العلمء وال تقبل

إال حديث النبي صل الله عليه وسلم

ولتفشوا العلم ولتجلسوا حتى يعلم

من ال يعلم فإن العلم ال يهلك حتى

يكون رسا

"Periksalah informasi yang sampai kepadamu dan pilih serta tulislah hadits Rasulullah n. Sungguh saya khawatir tergerusnya ilmu agama

dan wafatnya para ulama. Jangan engkau terima melainkan hadits Rasulullah n saja. Sebarlah ilmu agama ini dan duduklah mengajar,

agar mereka yang tidak tahu agama menjadi tahu tentang agama mereka. Sesungguhnya ilmu agama tidaklah akan lenyap melainkan jika ia tersembunyi dan tidak dinampakkan". (Shahih al Bukhari, 1/104). Dan disaat ilmu agama ini telah tersembunyi, maka ketika itulah," orang-orang akan mengambil informasi keagamaan dari nara sumber-nara sumber yang bodoh (dalam agama). Para nara sumber itu lantas berfatwa tanpa landasan ilmu, hingga merekapun sesat dan menyesatkan".

Penutup Ilmu agama adalah nikmat besar yang Allah karuniakan kepada seorang. Para ulama yang merupakan pengusung-pengusung ilmu itu, –juga- adalah karunia agung yang Allah anugerahkan kepada seluruh alam. Olehnya, menjadi kewajiban seluruh pihak yang diberi nikmat dan keutamaan itu untuk bersyukur dengan sesungguhnya kepada Allah, yang telah mengaruniakannya; *) Bagi yang telah diberi kemudahan untuk mempelajari dan mendalami agama ini, tetapkanlah hati dan kokohkan

Page 25: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

HADITS

25 Edisi 6 Vol.1

jiwa untuk menempuh sebaik-baik jalan yang telah ditempuh oleh generasi-generasi terbaik, "Sebaik-

baik kalian adalah mereka yang belajar dan mengajarkan al Quran". Rabi'ah berkata;

ء من العلم ال ينبغي ألحد عنده ش

أن يضيع نفسه"Tidak seharusnya seorang yang telah dikaruniai sebagian dari ilmu agama ini, lantas menyia-nyiakan dirinya". (Shahih al Bukhari, 1/ 84). Mengomentari pernyataan Beliau, al Hafidzh berkata

ومراد ربيعة أن من كان فيه فهم

وقابلية للعلم ال ينبغي له أن يهمل

ي نفسه فيتك االشتغال به ، لئال يؤد

ذلك إل رفع العلم .

"Maksud dari pernyataan Rabi'ah, barangsiapa yang memiliki kemampuan untuk mempelajari dan memahami agama secara (lebih) baik, maka tidak sepantasnya ia menyia-nyiakan dirinya dengan meninggalkan kesibukan yang terkait dengan ilmu (dan beralih pada kegiatan-kegiatan lainnya). Fokus yang dituntut atasnya ini bertujuan agar kegiatan-kegiatannya yang lain tersebut tidak menjadi sebab lenyapnya ilmu (yang dimilikinya)". (Fathul Baari, 1/ 131) *) Bagi masyarakat awwam, yang memiliki keterbatasan ilmu

agama, hendaknya mereka giat menuntut ilmu agama dari para ulama dan membantu para ulama, serta mendukung mereka agar tetap dapat focus dengan amanah yang mereka emban. Pada akhirnya, semoga Allah menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba Nya yang senantiasa bersyukur. Dengan itu, semoga Ia berkenan menambahkan nikmat Nya kepada kita. Dan menjauhkan kita dan anak cucu kita dari segala fitnah yang membinasakan. Referensi :1.Al Quran al Kariim 2.Tafsiiru al Quran al <Adzhiim, oleh Imam Ismail bin Umar bin Katsiir.3.Al Jaami’e Al Musnad As Shahiih, oleh Imam Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al Bukhari.4.Al Jaami>u as Shahiih, oleh Abu al Husain Muslim bin Hajjaaj5.Al Jaami>e as Shahiih Sunan at Tirmidzi, oleh imam Muhammad bin <Isa at Tirmidzi6.Sunan Abi Daud, oleh Imam Sulaiman bin al Asy’ats Abu Daud as Sajastaani al Azdiy7.Misykaatu al Mashaabiih, oleh Muhammad bin Abdillah al Khathiib al <Umary, dengan pentahqiiq yaitu Muhammad Nashiruddin al Baani.8.Shahiih at Targhiib wa at Tarhiib, syaikh Muhammad Nashiruddin al Baani9.Fathul Baari, oleh al Haafidzh Ahmad bin <Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Hajar al <Asqalaani.

Page 26: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.126

Segala perbuatan harus memiliki aturan sehingga sesuai dengan syari’at. Kapan saja suatu amalan/perbuatan tidak

memiliki aturan maka terlarang. Betapa banyak orang yang lalai dari aturan-aturan tersebut sehigga ia terjatuh dalam larangan tanpa sadar. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan suatu amalan tanpa ada perintah dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim) Di antara amalan yang harus diatur dengan aturan-aturan syar’i adalah Mizah (Bercanda) yang

banyak terjadi dan sedikit sekali orang yang mengaturnya dan membatasainya dengan aturan syar’i. Mizah (bercanda/bergurau) adalah wasilah atau sarana untuk mendapatkan kesenangan. Bercanda bisa mendatangkan beberapa faidah diantaranya; dapat memberikan rasa gembira kepada teman, menghilangkan rasa kesendirian dan kesepian, mengakrabkan, melembutkan hati, menghilangkan rasa takut, marah dan stress. Di samping itu berguarau juga bisa

FIQIH BERCANDA

FIQIH

Oleh: Agung Wahyu Adhy, Lc.

Page 27: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

FIQIH

27 Edisi 6 Vol.1

menghilangkan kejemuan dan kebosanan. Kalau kita menilik kehidupan Rasulullah n dan para sahabatnya, maka akan kita temukan riwayat-riwayat bagaiman Rasul dan para sahabatnya terkadang juga bergurau satu dengan yang lainnya. Abu Dawud meriwayatkan dalam Sunannya dari hadits Anas;“Sungguh, ada seorang lelaki meminta kepada Nabi n sebuah kendaraan untuk dinaiki. Nabi n mengatakan, ‘Aku akan memberimu kendaraan berupa anak unta.’ Orang itu (heran) lalu berkata, ‘Apa yang bisa saya perbuat dengan anak unta itu?’ Nabi n bersabda, ‘Bukankah unta betina itu tidak melahirkan selain unta (juga)?’.”(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi) Walhasil, bercanda dan bergurau asalnya adalah perkara yang mubah dan boleh asalkan di lakukan dengan porsi yang tepat, pada waktu yang tepat dan tidak melanggar norma-norma agama. Bergurau pada waktu kita memang membutuhkannya, namun tetap tegas dan serius pada tempat yang memang menuntut kita untuk itu. Ibnu Umar pernah ditanya, “Apakah dahulu para sahabat suka tertawa? Beliau menjawab, “Ya, akan tetapi iman dalam hati mereka seperti gunung”. Bilal bin Sa’ad berkata, “Aku

mendapatkan para sahabat adalah orang yang tegas dalam masalah kehormatan, namun sebagian mereka juga tertawa dengan yang lainnya, dan apabila malam telah datang maka mereka menjadi ahli ibadah”. Agar bergurau dan canda mendatangkan manfaat, tidak melanggar norma dan etika agama serta tidak menimbulkan dosa, berikut kami sebutkan beberapa batasan fiqih dalam bercanda;

1. Tidak bercanda dengan cara memperolok-olok agama Tidak boleh menjadikan agama dan syiar-syiarnya sebagai bahan bercanda. Sebagaimana tidak boleh menjadikan ayat-ayat Allah dan hadits Rasulullah sebagai candaan dan gurauan. Perbuatan ini dikategorikan sebagai pembatal keislaman. Allah berfirman;

ا كنا نخوض ولئ سألتهم ليقولن إن

ونلعب قل أبالله وآياته ورسوله كنتم

تستهزئون )٦٥(ال تعتذروا قد كفرتم بعد

إميانكم

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya Kami hanyalah bersenda gurau dan

Page 28: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

FIQIH

Edisi 6 Vol.128

bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman” (At Taubah: 65-66) Ibnu Taimiyah v berkata, “Memperolok-olok Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya adalah kekufuran, yang mana pelakunya dihukumi kafir sesudah beriman”.Ibnu Abbas zberkata, “Barangsiapa yang berbuat dosa sambil tertawa, maka ia akan masuk neraka sambil menangis”.Termasuk dalam larangan ini adalah memperolok-olok sunnah meskipun hanya sekedar bercanda, seperti memperolok-olok orang yang tidak isbal, memanjangkan jenggot, atau wanita yang bercadar, atau bermain-main dengan hukum-hukum syar’i yang lain.

2.Tidak berdusta dalam bercandaNabi n bersabda:

ث فيكذب ليضحك ويل للذى يحد

به القوم، ويل له، ويل له

“Celakalah orang yang bercerita lalu berdusta untuk membuat tawa manusia, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan al-Hakim) Rasul n juga bersabda, “Sesungguhnya saya bercanda dan saya tidaklah mengatakan selain kebenaran.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Kabir)

3.Tidak boleh menghina, merendahkan dan mengejek orang lain Menghina orang lain atau mengejeknya meskipun hanya sebatas bercanda merupakan perbuatan haram bahkan dikategorikan dosa besar. Seperti mengejek nama, postur tubuh, kekurangan fisik, sifat dan lainnya. Allah berfirman:

ها الذين آمنوا ال يسخر قوم من يا أي

قوم عس أن يكونوا خيا منهم وال

نساء من نساء عس أن يكن خيا منهن

“Barangsiapa yang berbuat dosa sambil tertawa, maka ia akan masuk neraka sambil menangis”.

“Celakalah orang yang bercerita lalu berdusta untuk membuat tawa manusia, celakalah ia, celakalah ia.”

Page 29: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

FIQIH

29 Edisi 6 Vol.1

وال تلمزوا أنفسكم وال تنابزوا باأللقاب

بئس االسم الفسوق بعد اإلميان ومن

المون )١١( لم يتب فأولئك هم الظ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim” (Al Hujuroot: 11)

4.Tidak menakut-nakuti saudaranya Seorang muslim hendaklah selalu menciptakan suasana yang tenang, nyaman dan kondusif. Namun terkadang karena kebodohannya, ia pun berbuat iseng dan bercanda yang tidak tepat, yaitu dengan cara menakut-nakuti kawan dan saudaranya yang lain. Modusnya beragam, ada yang membuat-buat pocongan, suara-suara yang menyeramkan atau modus-modus lainnya. Perbuatan konyol dan keterlaluan ini berbahaya karena

bisa meninggalkan trauma pada si korban. Abu Dawud dalam Sunannya meriwayatkan dari Abu Laila, ia berkata, “Para sahabat Rasul telah menceritakan kepada kami, bahwa mereka pernah berjalan di malam hari bersama Nabi n. Lalu tatkala salah seorang dari mereka tertidur, sebagian dari mereka beranjak kepadanya dan mengambil talinya, sehingga ia pun ketakutan. Maka Rasulullah n bersabda, “Tidak boleh seorang muslim menakut-nakuti muslim yang lain” (HR. Abu Dawud)

5.Tidak mengacungkan/menodongkan senjata Hal lain yang perlu diperhatikan saat bercanda adalah tidak bolehnya bercanda dengan mengacungkan/menodongkan senjata kepada teman kita. Ini

Hal Lain yang perlu di perhatikan saat bercanda adalah:Tidak bolehnya bercanda dengan mengacungkan/menodongkan senjata kepada teman kita. Ini sangat berbahaya karena bisa jadi syaitan merebut tangan kita dan akhirnya senjata tersebut melukai atau bahkan membunuh.

Page 30: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

FIQIH

Edisi 6 Vol.130

sangat berbahaya karena bisa jadi syaitan merebut tangan kita dan akhirnya senjata tersebut melukai atau bahkan membunuh. Rasulullah n bersabda, “Janganlah salah seorang kalian menunjuk kepada saudaranya dengan senjata, karena dia tidak tahu, bisa jadi setan mencabut dari tangannya, lalu dia terjerumus ke dalam neraka.” (Muttafaqun ‘alaih dari Abu Hurairah z)

6. Mengambil harta orang lain sambil bercanda Kalau mengambil harta secara serius maka dinamakan pencurian. Adapun mengambil harta secara bercanda maka ini perbuatan yang tidak ada manfaatnya bahkan bisa menimbulkan kejengkelan dan permusuhan.Nabi n bersabda;

ال يأخذن أحدكم متاع صاحبه العبا

ا وإن أخذ عصا صاحبه وال جاد

ها عليه فليد

“Janganlah salah seorang kalian mengambil barang temannya (baik) bermain-main maupun serius. Meskipun ia mengambil tongkat temannya, hendaknya ia kembalikan kepadanya.” (HR. Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi).

7.Tidak berlebih

lebihan dalam bercanda Dibolehkannya bercanda adalah dalam rangka mengganti suasana, menghilangkan kejemuan dan kebosanan. Oleh karena itu, tidak boleh berlebih-lebihan dalam bercanda sehingga waktu kita habis dan terbuang hanya untuk tertawa dan tertawa. Apalagi kalau dibarengai dengan tawa terbahak-bahak, maka ini tidak boleh.Rasulullah n melarang kita sering tertawa sebagaimana sabdanya.

حك ة الض حك فإن كثر ث الض ال تكر

تيرت الرقلرب

“Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.” (Shahih Sunan Ibnu Majah no. 3400) Demikianlah beberapa aturan yang harus kita perhatikan saat kita ingin bercanda dan bergurau. Wallahu’alam.Sumber: http://www.saaid.net/arabic/ar27.htmAl Mizah Bainal Masyru’ wal Mamnu’- Abu Muhammad Al Hijazi(dengan penyesuaian)

“Janganlah engkau sering tertawa, karena sering tertawa akan mematikan hati.”

Page 31: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

USTADZ MOHAMAD ALAM NOVIAN, M.Pd( Pengajar Bidang Ekonomi di Al Binaa)

Atas PernikahannyaAhad, 9 Agustus 2015

Garut. Jawa Barat

USTADZ MUHAMMAD MUCHTAR, Lc( Pengajar Bidang Muhadatsah dan Aqidah di Al Binaa)

Atas PernikahannyaAhad, 9 Agustus 2015 Brebes. Jawa Tengah

KELUARGA BESAR YAYASAN BINAAUL MUSTAQBAL DAN

MA’HAD AL BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL

MENGUCAPKAN SELAMAT KEPADA :

"Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dalam

kebaikan"

1

2

Page 32: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.132

Para pembaca yang kami cintai. Pada edisi sebelumnya telah disampaikan

pembahasan tentang Potret Sifat Pendidik yang Sukses, yaitu suatu karakter atau sifat-sifat tertentu yang sebaiknya dimiliki oleh pendidik yang dengan sifat tersebut dapat diteladani dan mampu menginspirasi. Pada edisi kali ini akan dibahas tentang core value (nilai-nilai inti) yang melekat pada diri penuntut ilmu yang dengan nilai inti tersebut menjadi ciri yang membedakan dari orang lain untuk memperoleh ilmu yang tinggi. Kalau kita membaca biografi atau perjalanan hidup para sahabat Nabi n dalam mencari

ilmu hingga mencapai derajat keilmuan yang tidak dimiliki orang lain, maka suatu hal yang selalu melekat pada diri mereka adalah adanya kekuatan niat, keikhlasan, kesungguhan, kerja keras, dan kesabaran. Kekuatan niat, keikhlasan, kesungguhan, kerja keras, dan kesabaran merupakan core value atau nilai inti diantara sebab untuk mencapai kesuksesan. Tidak semua penuntut ilmu memiliki core value tersebut, meskipun mereka tahu kalau dengan memilikinya akan menjadi sebab untuk mendapatkan ilmu yang banyak. Namun untuk menanamkan core value tersebut dalam jiwa penuntut ilmu sehingga menjadi sumber motivasi yang dapat menjadi pemantik semangat agar penuntut ilmu selalu tegar

penuntutilmuyang sukses

dari CORE VALUE

PENDIDIKAN

Oleh: Ustadz Hasyim Nur, S.Pd.

Page 33: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

PENDIDIKAN

33 Edisi 6 Vol.1

dan gigih untuk mencari ilmu, maka hal ini membutuhkan sumber inspirasi. Sumber inspirasi adalah yang dapat mendorong munculnya kekuatan niat, keikhlasan, kesungguhan, kerja keras, dan kesabaran.

1. Kekuatan niat. An Niat (niat) secara bahasa artinya adalah al qashdu (maksud) dan al iraadah (keinginan) atau dengan kata lain qashdul quluub wa iraadatuhu (maksud dan keinginan hati). Sedangkan definisi niat secara Istilah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di, beliau berkata, “Niat adalah maksud dalam beramal untuk mendekatkan diri kepada Allah, mencari ridha dan pahalaNya.” (Bahjah Quluubil Abraar wa Qurratu ‘Uyuunil Akhyaar Syarah Jawaami’ul Akhbar hal. 5). Kekuatan niat bagi penuntut ilmu adalah keinginan yang tidak tergoyahkan atau tidak terpalingkan tetapi menghunjam mengakar dengan sangat kuat. Fisik boleh saja lemah, panca indera mungkin tidak berfungsi dengan sempurna, namun hal tersebut tidak menyebabkan berkurangnya keinginan untuk terus menuntut ilmu.

2. Ikhlas dalam menuntut ilmu

Dalam menuntut ilmu, kita harus ikhlas karena Allah n, dan seorang tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. Rasulullah n bersabda, “Janganlah kalian mencari ilmu dengan tujuan berbangga-bangga dihadapan para ulama, membantah orang-orang bodoh, dan janganlah kalian memilih majelis untuk mencari perhatian orang. Barangsiapa yang melakukan itu,

maka tempatnya di neraka.” (HR. Ibnu Majah no. 254). Keikhlasan seseorang dalam menuntut ilmu akan menguatkan dan mengokohkan niatnya karena yang menjadi tujuan dan pengharapannya hanya kepada Allah pemilik segala kesempurnaan. Berbeda halnya jika menuntut ilmu atas dasar ingin dipuji atau ingin

Keikhlasan seseorang dalam menuntut ilmu akan menguatkan dan mengokohkan niatnya karena yang menjadi tujuan dan pengharapannya hanya kepada Allah pemilik segala kesempurnaan.

Page 34: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

PENDIDIKAN

Edisi 6 Vol.134

mendapatkan apa yang ada pada diri manusia, padahal manusia adalah mahluk Allah yang sangat lemah yang tidak bisa memberikan apapun kecuali apa yang dianugerahkan Allah kepadanya.

3. Kesunguhan dan kesabaran Dalam menuntut ilmu diperlukan kesungguhan dan kesabaran. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencari ilmu. Seorang penuntut ilmu tidak akan mendapatkan ilmu dengan cara yang santai. Sebagian orang mengira ilmu sangatlah mudah untuk didapatkan. Ia mengira cukuplah membeli beberapa buku, lalu membacanya satu dua jam sehari sambil bermalas-malasan. Kemudian ia meyakini setelah berlalu setahun dua tahun maka ia dapat menguasai ilmu. Yang demikian itu adalah

pandangan yang keliru, harapan yang mustahil, kerusakannya besar, dan bahayanya sangat nyata karena menggambarkan semangat yang rendah dan menunjukkan ketidaksabaran dalam menuntut ilmu yang mulia. Imam Syafi’I berkata, “Seseorang tidak akan mencapai hasil dalam bidang ini sampai kefakiran menimpanya, dan dia mendahulukan ilmu atas segala sesuatunya”. (Syiar A’lam an-nubala: 10/89, adzahabi).Yahya bin Abi Katsir berkata: “Ilmu tidak dapat diperoleh dengan bersantai-santai”. (Jami’ Bayanil ‘ilmi wa Fadhlihi:1/91, Ibnu Abdil Barr). Maka tiada kata lain bagi penuntut ilmu selain bersungguh-sungguh dan bersabar, hadapilah semua rintangan dalam belajar sesungguhnya penghalang utama menuntut ilmu berasal dari dalam

Imam Syafi’I berkata: “Seseorang tidak akan mencapai hasil dalam bidang ini sampai kefakiran menimpanya, dan dia mendahulukan ilmu atas segala sesuatunya”.

Yahya bin Abi Katsir berkata: “Ilmu tidak dapat diperoleh dengan bersantai-santai”. (Jami’ Bayanil ‘ilmi wa Fadhlihi:1/91, Ibnu Abdil Barr).

Page 35: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

PENDIDIKAN

35 Edisi 6 Vol.1

diri sendiri. Maka jadikanlah perkataan Ibnu Hisyam sebagai pegangan:

ومن يصطب للعلم يظفر بنيلهومن يخطب الحسناء يصب عل البذل

ومن مل يذل النفس ف طلب العاليسيا يعش دهرا طويال أخا ذل

“Barangsiapa berusaha untuk sabar dalam mencari ilmu niscaya ia akan mendapatkannya, (sebagaimana) barangsiapa meminang wanita yang cantik maka ia akan sabar dalam (membayar) maharnya. Barangsiapa tidak menghinakan dirinya dalam meraih kemuliaan sesaat saja, ia pasti akan hidup dalam masa yang panjang dalam keadaan hina dina.”

Kesungguhan dan kesabaran seseorang dalam menuntut ilmu tercermin pada cara dia untuk mengutamakan belajar dari kegiatan yang lain, waktu digunakan sebanyak-banyaknya untuk kegiatan belajar, meninggalkan aktivitas yang tidak produktif, mengutamakan beli buku dari beli yang lain, tawadhu dan rendah hati serta selalu merasa kurang dengan ilmunya sehingga selalu memohon pertolongan kepada Allah l agar ditambahkan ilmunya.Para pembaca yang kami cintai… Ada baiknya kita menyelami sebuah biografi singkat perjalan sahabat Nabi n didalam

menuntut ilmu, yaitu sahabat yang mulia Ibnu Abbas z untuk kita jadikan qudwah. Ibnu Abbas z adalah Abdullah bin Abbas. dia merupakan putera Abbas bin Abdul Mutthalib, paman rasulullah n. Dengan demikian dia masih saudara sepupu dengan rasulullah n. Sejak kecil rasulullah n sudah memberi perhatian besar dan memberikan bimbingan hikmah dan akhlakul karimah kepadanya. Rasulullah n wafat ketika Abdullah bin Abbas masih belum genap berusia tiga belas tahun. Sejak kecil tidak pernah satu hari pun terlewat tanpa hadir di majelis rasulullah n dan dia selalu menghafalkan dengan baik apa yang disampaikan rasulullah n. Abdullah bin Abbas mempunyai tekad yang besar untuk menuntut ilmu, apalagi pernah suatu hari Nabi n merengkuhnya sehingga dia duduk di dekat beliau. Kemudian dia menepuk-nepuk pundaknya seraya mendoakan:

ين وعلمه التأويل هه ف الد اللهم فق

“Ya Allah, berilah dia pemahaman dalam masalah agama dan ajarkanlah kepadanya tafsir.” ]H.R. Al-Bukhari, Muslim, dan lainnya, ini lafazh Imam Ahmad].

Page 36: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

PENDIDIKAN

Edisi 6 Vol.136

Setelah rasulullah n wafat, Ibnu Abbas semakin giat menuntut ilmu. Beliau mempelajari dengan sungguh-sungguh dari para sahabat, apa yang terlewatkan dari nabi n. Setiap kali dia mendengar ada seseorang yang mengetahui suatu ilmu atau seseorang hafal hadits, dengan segera dia menemui dan belajar kepada orang tersebut. Otaknya yang cerdas dan keingintahuannya yang besar membuat dia tidak segera puas dalam mendalami suatu ilmu. Dia tidak hanya mengumpulkan ilmu saja, tetapi sekaligus juga dia meneliti sumber-sumbernya. Begitulah Ibnu Abbas z yang selalu haus akan ilmu pengetahuan, selalu dia bertanya dan bertanya. Pada suatu kesempatan Ibnu Abbas menuturkan, “Pernah aku mendapatkan sebuah hadits dari seorang sahabat. Aku datangi rumahnya. Kebetulan dia sedang tidur siang, maka kubentangkan tikar di muka pintunya. Lalu duduk menunggu sementara angin menerbangkan debu kepadaku. Dan ketika dia sudah bangun dan keluar mendapati aku, ia pun berkata: “Wahai sepupu rasulullah, apa maksud kedatanganmu? Kenapa engkau tidak menyuruh orang saja untuk memanggilku. Tentu aku segera datang kepadamu.” Aku menjawab: “Tidak, bahkan aku yang harus datang kepada saudara.”

Kemudian kutanyakan kepadanya sebuah hadits. Dan aku pun belajar kepadanya.” Begitulah kegigihan Ibnu Abbas dalam menuntut ilmu. Dan dari hari ke hari ilmu pengetahuan yang dimilikinya semakin tinggi jua. Sehingga dalam usia yang relatif muda, dia telah memiliki pengetahuan dan hikmat layaknya seorang tua. Amirul Mukminin Umar bin Khattab z menjadikan Ibnu Abbas sebagai teman bermusyawarah dan memberikan gelar kepadanya sebagai ‘pemuda tua’. Saad bin Abi Waqqas zmemberikan gambaran Ibnu Abbas, katanya, “Tidak seorang pun yang aku temui lebih cepat mengerti, lebih tajam berfikir, lebih banyak menyerap ilmu dan lebih santun sifatnya, kecuali Ibnu Abbas. Sungguh aku melihat Umar z memanggilnya dalam urusan-urusan pelik. Padahal disekelilingnya banyak sahabat besar dari kalangan Muhajirin dan anshar. Dan ketika Ibnu Abbas menyampaikan pendapatnya, Umar z pun tidak ingin melampaui pendapatnya.” Seperti dalam suatu majelis, Umar z menanyakan kepada mereka, “Apa yang kalian ketahui tentang firman Allah l

إذا جاء نص الله والفتح )١(

“Apabila telah datang pertolongan

Page 37: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

PENDIDIKAN

37 Edisi 6 Vol.1

Allah dan penaklukan.” (QS. Al-Nashr:1) Sebagian tokoh Badr tersebut pun menjawab, “Allah memerintahkan kita untuk beristighfar setelah Allah menolong dan memudahkan kita untuk menaklukkan kota Mekah.” Sedang sebagian lainnya memilih diam. Sekarang giliran Ibnu Abbas, “Demikiankah?” kata Umar kepada Ibnu Abbas. Ibnu Abbas mengatakan, “Tidak.”“Lantas, apa menurutmu?” tanya Umar.Ibnu Abbas mengatakan, “Itu adalah wafatnya Rasulullah n, Allah memberitahukannya kepada beliau. ‘Jika datang kepadamu pertolongan dan penaklukan.’ ]Q.S. Al-Nashr:1] itu adalah tanda dari dekatnya wafat Nabi n` ‘Maka bertasbihlah dengan pujian kepada Rabbmu dan mintalah ampun. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun.’ ]Q.S. An-Nashr:3].Umar pun mengatakan, “Aku tidak mengetahuinya kecuali seperti apa yang engkau katakan.” Demikianlah ketajaman dan ketelitian Ibnu Abbas dalam memahami wahyu. Dia mengetahui bahwa perintah istighfar tidak biasa digunakan ketika terjadi kemenangan dan penaklukan. Dia mengetahui bahwa perintah istighfar dan

taubat biasanya digunakan untuk mengakhiri sesuatu, maka dia pun menafsirkan pertolongan dan penaklukan dalam ayat tersebut sebagai tanda akan diwafatkannya beliau. ]I’lamul Muwaqqi’in karya Ibnul Qayyim ]. Ibnu Abbas digelari dengan Al Bahru (lautan ilmu) dan Al Habru (orang yang sangat banyak ilmunya). Beliau termasuk tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits. Menurut As Suyuthi, jumlah hadits yang beliau riwayatkan dari Nabi n adalah 1660 hadits. Ibnu Abbas meninggal di Tha’if pada tahun 68 H pada pemerintahan Ibnu Zubair. Waktu itu umur beliau sekitar 70 tahun. Dari pemaparan diatas menjadi jelas, bahwa ilmu hanya akan didapatkan manakala kita memiliki niat yang kuat untuk mendapatkannya, keikhlasan, kesungguhan, kerja keras dan kesabaran. Semoga Allahl melimpahkan kemudahan kepada kita agar kita menjadi penuntut ilmu yang memiliki kekuatan niat, keikhlasan, kesungguhan, kerja keras dan kesabaran.Referensi:1. http://almanhaj.or.id

2. http://www.darussalaf.or.id/

Page 38: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.138

Dalam menafsirkan ayat di atas al imam Ibnu Katsir menjelaskan Alloh telah

menciptakan tujuh langit, yang mana menciptakan langit lebih besar dari menciptakan manusia, Nah … bagaimana ilmu sains dan pengetahuan menghitungnya?Baiklah, sekedar untuk berhitung dan yang penting adalah untuk menambah keimanan kita akan kebesaran Allah l, mari kita mencoba mengukurnya. Berdasarkan informasi dari Al-qur’an. Bahwa langit ini dicipta oleh Allah Subhanahu wata’ala sebanyak TUJUH lapis. Langit diciptakan oleh Alloh sebanyak tujuh lapis, sementara untuk langit terdekat saja yang masih mampu dipandang teropong manusia yang tercanggih sekalipun, sudah

membuat manusia ‘takluk’ tidak dapat membayangkan. Maka bumi sungguh ibarat debu jika dibandingkan dengan luasnya jagad raya. Demikian pula keindahan bumi beserta isinya, sungguh amat sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan keindahan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Sekedar ilustrasi matematis, mari kita bayangkan berapa luasnya jagad raya langit pertama itu. Garis tengah untuk langit pertama atau jagad raya ini diperkirakan sebesar 30 milyar tahun cahaya. Berarti garis tengah jagad raya kita ini sepanjang : 30.000.000.000 X 360 X 24 X 60 X 60 X 300.000 km = 279.936.000.000.000.000.000.000 km. Ini bukan luasnya langit, tetapi baru garis tengahnya saja.Yang sedang kita hitung inipun

Oleh: Sofyan Toha, S.Si.

JAGAD RAYA YANG SANGAT LUASولقد خلقنا فوقكم سبع طرائق وما كنا عن الخلق غافلني )١٧(

“dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (kami).

( QS. Al Mukminun : 17)

SAINS

Page 39: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

SAINS

39 Edisi 6 Vol.1

masih luas langit terdekat saja. Belum lagi langit lapis ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam, dan yang ke tujuh. Yang kesemuanya itu jauh lebih besar dibanding langit pertama.• Marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta dengan berangkat dari planet bumi tempat kita tinggal.

• Untuk memudahkan, marilah kita membuat asumsi bahwa perjalan kita dimulai tgl. 1 Januari dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik (=223.200 km/detik). Sebagai perbandingan, ukuran diameter planet bumi adalah 12.756 km. Jadi, satu detik kita melesat melakukan perjalanan = 17 lebih kita menembus bumi.• Dalam waktu 8 menit 19 detik, perjalanan kita sudah melewati Planet Venus dengan jarak dari bumi 93.000.000 mil (111,6 juta km).

• Setelah 5 jam, 31 menit, perjalanan kita telah melewati Planet Pluto dan kedua bulannya. Jarak perjalanan kita dari bumi sudah mencapai 3,5 milyar mil (=4,2 milyar km) sudah keluar dari batas luar sistem tata surya kita. Dan, kita masih di tgl. 1 Januari atau belum satu hari (baru lima jam lebih).• Kemudian perjalanan kita mulai menuju galaksi. Dibelakang kita, 9 planet dan matahari sudah hilang, sudah tidak kelihatan.

• Akhirnya setelah 5 tahun perjalanan kita di alam semesta (sekali lagi dengan kecepatan cahaya 223.200 km/detik), pada 19 April, barulah kita bisa melihat bintang Alpha Centauri, bintang terdekat dengan tata surya kita.

JAGAD RAYA YANG SANGAT LUAS

“ dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (kami). ( QS. Al Mukminun : 17)

Dalam menafsirkan ayat di atas al imam Ibnu Katsir menjelaskan Alloh telah menciptakan tujuh langit, yang mana menciptakan langit lebih besar dari menciptakan manusia, Nah … bagaimana ilmu sains dan pengetahuan menghitungnya?

Baiklah, sekedar untuk berhitung dan yang penting adalah untuk menambah keimanan kita akan kebesaran Allah Swt, mari kita mencoba mengukurnya. Berdasarkan informasi dari Al-qur’an. Bahwa langit ini dicipta oleh Allah Subhanahu wata’ala sebanyak TUJUH lapis.

Langit diciptakan oleh Alloh sebanyak tujuh lapis, sementara untuk langit terdekat saja yang masih mampu dipandang teropong manusia yang tercanggih sekalipun, sudah membuat manusia ‘takluk’ tidak dapat membayangkan. Maka bumi sungguh ibarat debu jika dibandingkan dengan luasnya jagad raya. Demikian pula keindahan bumi beserta isinya, sungguh amat sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan keindahan Surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Sekedar ilustrasi matematis, mari kita bayangkan berapa luasnya jagad raya langit pertama itu. Garis tengah untuk langit pertama atau jagad raya ini diperkirakan sebesar 30 milyar tahun cahaya. Berarti garis tengah jagad raya kita ini sepanjang : 30.000.000.000 X 360 X 24 X 60 X 60 X 300.000 km = 279.936.000.000.000.000.000.000 km. Ini bukan luasnya langit, tetapi baru garis tengahnya saja.

Yang sedang kita hitung inipun masih luas langit terdekat saja. Belum lagi langit lapis ke dua, ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam, dan yang ke tujuh. Yang kesemuanya itu jauh lebih besar dibanding langit pertama.

• Marilah kita melakukan perjalanan di alam semesta dengan berangkat dari planet bumi tempat kita tinggal. • Untuk memudahkan, marilah kita membuat asumsi bahwa perjalan kita dimulai tgl. 1 Januari dengan kecepatan cahaya yaitu 186.000 mil/detik (=223.200 km/detik). Sebagai perbandingan, ukuran diameter planet bumi adalah 12.756 km. Jadi, satu detik kita melesat melakukan perjalanan = 17 lebih kita menembus bumi.

Page 40: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

SAINS

Edisi 6 Vol.140

Dan jarak yang sudah kita tempuh adalah 25 trilliun mil (30 triliun km). Dan sekarang, perjalanan kita yang sangat jauh baru akan kita mulai. Allahu Akbar…..!!!!

• Pada jarak 10 tahun cahaya dari matahari kita, sangat jauh di alam semesta, satu persatu bintang-bintang yang membentuk galaksi kita bisa kita lewati.• Pada jarak 100 tahun cahaya (=500 triliun mil=600 triliun km), bahan-bahan gas dan nabula dari ujung-ujung galaksi Milky Way, mulai nampak dalam pandangan kita.

بع واألرض ومن موات الس تسبح له الس

ء إال يسبح بحمده فيهن وإن من ش

ولكن ال تفقهون تسبيحهم إنه كان حليم

غفورا )٤٤(

Artinya, “ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih

dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS. Al Isra’ : 44)Subhanalloh… bintang yang begitu banyak dan jagad raya yang sangat luas ternyata semua bertasbih kepada Alloh… Maha Suci Engkau Yaa Alloh…

• Setelah 1000 tahun cahaya, ekor-ekor galaksi dan bentuk disketnya mulai kelihatan.• Baru setelah perlanan kita menembus 100.000 tahun cahaya, bentuk spiral dari galaksi Milky Way bisa kelihatan seluruhnya.• Bila perjalanan diteruskan lebih jauh lagi, yang kita lihat kemudian bukan lagi individu-individu bintang atau bintang satu persatu tapi sudah gugusan-gugusan galaksi lain di alam semesta selain galaksi Milky Way, galaksi kita.

Page 41: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

SAINS

41 Edisi 6 Vol.1

• Jika kita tambahkan 22 angka nol di belakang angka 10 yaitu 100.000.000.000.000.000.000.000 (100 milyar triliun) tahun cahaya, baru kita bisa melihat banyaknya galaksi di alam semesta. Lain kata, mata kita hanya baru bisa melihat ternyata banyak galaksi lain di alam semesta, bila kita berada dalam jarak 100 milyar triliun dari matahari.• Setelah 5 juta tahun cahaya, nampaklah ternyata bahwa galaksi Milky Way kita hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang membentuk satu gugusan galaksi yang lebih besar. Lain kata, galaksi kita yang luasnya sudah tidak terjangkau oleh fikiran dan imajinasi kita, hanyalah salah satu dari 30 galaksi yang berkumpul. Ini dikenal baru sebagai kumpulan gugusan galaksi lokal. Ingat, baru LOKAL di alam semesta.

• Dari jarak 50 juta tahun cahaya, kita memasuki sebuah cluster maha raksasa yang terdiri dari 2000 gugusan galaksi. Perjalanan ini berarti kita memasuki lebih dalam dari kosmos.• Akhirnya, setelah 10 milyar tahun cahaya, pandangan teoritis tentang alam semesta harus dihentikan. Lain kata, pandangan teori tidak mampu lagi menjangkau luasnya alam semesta. Miliaran galaksi yang tak terhingga ternyata hanyalah sebuah titik di alam semesta. ALLAAHU AKBAR….

الذي خلق سبع سموات طباقا ما ترى

ف خلق الرحمن من تفاوت فارجع

البص هل ترى من فطور )٣(

Artinya, “ Dia Alloh Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak

Page 42: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

SAINS

Edisi 6 Vol.142

seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, Adakah kamu Lihat sesuatu yang tidak seimbang? (QS. Al Mulk : 3)Sungguh Maha Sempurna Engkau Yaa Alloh…

هو الذي خلق لكم ما ف األرض جميعا

اهن سبع مء فسو ثم استوى إل الس

ء عليم )٢٩( سموات وهو بكل ش

Artinya, “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Baqoroh : 29)

بع ورب موات الس قل من رب الس

العرش العظيم )٨٦(سيقولون لله قل

أفال تتقون )٨٧(

Artinya, "Katakanlah Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?". mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kamu tidak bertakwa?" (QS. Al Mukminun : 86-87)Setelah kita membayangkan luasnya jagad raya yang ternyata tidak bisa dibayangkan saking luasnya, dan setelah kita berhitung matematis tentang luasnya ciptaan Alloh berupa Alam semesta ini,

yang ternyata juga tidak bisa kita bayangkan betapa banyaknya makhluk ciptaan Alloh berupa bintang-bintang di angkasa, masihkah kita mau menunda amal akhirat kita untuk suatu masalah dunia yang ternyata sangat kecil dan tidak abadi ini.“Tafakkaru fi khalqillah, wa la tatafakkaru fi dzatillah!” artinya “Pikirkanlah makhluk Allah (ciptaan-Nya), dan janganlah memikirkan dzat Allah!” semoga keimanan kita lebih meningkat lagiYa Allah, berilah kami kebaikan di atas dunia ini, dan berilah kami kebaikan di akhirat nanti, hindarkanlah kami dari siksaMu yang amat pedih…

Referensi ;

1.Al Qur’anul karim

2.Tafsir Ibnu Katsir

3.THE BIG BANG THEORY (TEORI

TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA)

Penulis Heru Apriyono

4.http://id.wikipedia.org

5.http://quran.al-islam.com

6.www.mahardhikainstitute.wordpress.com

7.http://tujuhlapislangit.blogspot.com

“Tafakkaru fi khalqillah, wa la tatafakkaru fi dzatillah!”“Pikirkanlah makhluk Allah (ciptaan-Nya), dan janganlah memikirkan dzat Allah!”

Page 43: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

43 Edisi 6 Vol.1

Mendarahdagingnya kesyirikan, menyebarnya

kemunkaran dan masih sedikit dan lemahnya kaum muslimin mendorong Beliau n untuk menyusun strategi dakwah yang tepat. Dengan kondisi seperti itu, maka dengan hikmah Beliau n, dakwah dilakukan dengan tertutup dan tersembunyi demi kebaikan dakwah dan juga keselamatan kaum muslimin dari gangguan para musuh-musuh Allah.

Rumah Arqom Bin Abil Arqom z Beliau n juga kemudian menjadikan salah satu rumah seorang shahabat yang mulia sebagai markaz dan pusat dakwah. Shahabat yang mendapat kemuliaan tersebut adalah Arqom bin Abil Arqom. Beliau termasuk Assaabiqunal Awwaluun (Golongan yang pertama masuk Islam). Nama Beliau adalah Abdul Manaf Bin Asad bin ‘Abdillah bin ‘Amru bin Makhzum, sering dipanggil dengan Abu ‘Abdillah. Beliau juga yang ikut bergabung dalam perang Badr. Rasulullah n , dengan tertutup mengumpulkan para shahabatnya di rumah ini dan menjadikannya sebagai pusat dakwah dan pengkaderan bagi kaum muslimin.

Arqom bin Abil ArqomDAKWAH DI RUMAH

Oleh : Abu Zakaria, Lc

Rasulullah n adalah orang yang paling hikmah dalam segala hal, termasuk dalam dakwah mengajak kepada tauhidullah (mengesakan Allah).

SIRAH

Page 44: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

SIRAH

Edisi 6 Vol.144

Rumah Dakwah Rasulullah n Di rumah yang mulia inilah Rasulullah n mendidik para Shahabatnya dengan penuh kesabaran, telaten dan kasih sayang. Beliau kuatkan hubungan kehidupan nyata dengan petunjuk wahyu Alqur’an. Setiap turun ayat kepada Beliau, Beliau kumpulkan para Shahabat dan Beliau bacakan kepada mereka. Di rumah tersebut, Beliau juga menerima segala keluh – kesah dan pengaduan sahabat atas segala cobaan keras yang mereka dapatkan dari orang orang Quraisy. Keluh – kesah para Shahabat tersebut kemudian dijawab oleh Nabi dengan nasihat agar tetap kokoh dan tegar di atas iman dan tauhid.

Rumah yang berkah ini benar –benar menjadi tempat pengokohan iman kaum muslimin dan juga pengkaderan bagi mereka. Layaknya sebuah pesantren di masa kini, di tempat inilah dikokohkan iman dan tauhid, dieratkan hubungan antara seorang hamba dengan Rabbnya, dikuatkan kesabaran dan tawakkal kepada Allah serta keyakinan dengan iman dan tauhid itulah akan datang kemenangan. Inilah yang dilakukakan oleh Rasulullah n, sebagaimana firman Allah tentang tugas dan kemuliaaan Beliau n :

﴿ كم أرسلنا فيكم رسوال منكم يتلو عليكم

يكم ويعلمكم الكتاب والحكمة آياتنا ويزك

Page 45: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

SIRAH

45 Edisi 6 Vol.1

ويعلمكم ما لم تكونوا تعلمون ﴾

“Sebagaimana kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” ( QS. Albaqoroh : 151)

Mengapa Rumah Arqom Bin Abil Arqom z ? Terpilihnya rumah Arqom Bin Abil Arqom sebagai pusat berkumpulnya kaum muslimin bukanlah tanpa perhitungan. Rumah ini terpilih dengan hikmah dan perhitungan dari Nabi n karena beberapa alas an, diantaranya yaitu :1. Keislaman Arqom bin Abil Arqom z belum banyak diketahui, maka kecurigaan orang-orang kafir bahwa rumah Beliau digunakan untuk tempat persembunyiaan dan perkumpulan kaum muslimin bisa terkikis.2. Usia Arqom bin Abil Arqom z yang masih muda belia yang membuat orang-orang berpandangan mustahil rumahnya dijadikan sebagai pusat pergerakan Islam. Justru pandangan orang-orang terpaku pada shahabat – shahabat yang sudah berumur

3. Dekatnya rumah Arqom bin Abil Arqom z dengan Ka’bah Baitullah.

Buah dan Pelajaran yang Bisa Dipetik 1. Kemuliaan yang diraih oleh Arqom Bin Abil Arqom, yang mana rumah Beliau digunakan untuk pusat dakwah Rasulullah n2. Terpatrinya dalam pandangan para Shahabat bahwa setiap dari mereka mempunyai peran dalam dakwah Islam ini, seperti peran Arqom bin Abil Arqom z dan Shahabat lainnya. 3. Rasulullah n adalah hamba yang paling hikmah dalam segala hal, termasuk dalam dakwah4. Terikatnya dakwah dengan hikmah5. Tidak terpisahnya antara dakwah dan pengkaderan dan bahwa diantara sebab berhasilnya dakwah adalah berhasilnya pengkaderan dan pengokohan bagi juru dakwah itu sendiri

Maroji :- Ar Rahiiq Almakhtuum : Syaikh Shafiyurrohman Almubarokfurie- Situs : http://islamqa.info/ar/222347- Situs : http://islamstory.com/ar/تربية-الصحابة-يف-دار-األرقم-بن-أيب-األرقم

Page 46: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.146

Putri ke- 2 dari Abu Abdillah Said

Putri ke- 2 dari Ust. Mochamad Dhany N., S.Pd.

Putri ke- 2 dari Ust. Yunus,S.Pd.

MUHAMMAD AL FUDHAIL

FATIMAH HALIIMATUDZ DZAKIYYAH

MARYAM BINTI MUHAMMAD YUNUS

RAIHANAH SAID ALI AL MARJUWWAH

Putra ke- 4 dari Ust. Sulaeman,S.Pd.

“Semoga menjadi anak shaleh shalehah, bertaqwa dan berbakti kepada orang tua.

Amin...''

Ucapan Selamat

KELUARGA BESAR YAYASAN BINAAUL MUSTAQBAL DAN

MA’HAD AL BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOLMENGUCAPKAN

SELAMAT ATAS KELAHIRAN :

Page 47: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

47 Edisi 6 Vol.1

Tidak ada seorangpun dari kita saat membaca bagaimana kaum salaf

bersama anak-anak mereka kecuali akan kagum, takjub, terkesima, iri dan diliputi rasa gembira. Tarbiyah yang mereka persiapkan untuk anak-anaknya begitu universal. Dan itulah yang menjadi sebab nyata bagaimana tarbiyah mereka telah melahirkan orang-orang besar dan generasi yang bijak. Sehingga pantaslah kalau manhaj terbiyah mereka selalu manjadi percontohan dan cita-cita. Tarbiyah mereka mulai dengan mengajarkan keimanan sebagaimana dalam hadits Jundub,

ia mengatakan; “Kami bersama Nabi n dan kami adalah para pemuda yang mendekati usia dewasa. Kami belajar iman sebelum belajar al Qur’an, kemudian kami belajar al Qur’an, maka bertambahlah keimanan kami” (Su’abul Iman 1/76). Adapun bab-bab iman yang mereka ajarkan kepada anak-anaknya sebelum pengajaran al Qur’an adalah seperti yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh z, ia mengatakan: Rasulullah n “Iman itu enam puluh sekian atau tujuh puluh sekian bab, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan dan yang paling tinggi adalah mengucapkan laa ilaaha illallah dan

Oleh: Fauziyah Al KhulaewiAnggota Al Jam’iyyah Al Ilmiyah

As Su’udiyah Lis Sunnah

MANHAJ SALAF

TELADAN SALAF

DALAM MENTARBIYAH ANAK

Page 48: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TELADAN SALAF

Edisi 6 Vol.148

malu itu bagian dari iman” (HR. Bukhori). Berikut beberapa hal yang menjadi tarbiyah salaf kepada anak-anaknya:

1.Muroqobatulloh )selalu merasa dalam pengawasan Allah( Lihatlah kepada taujih tarbawi dan hadits yang agung berikut, bagaimana Rasulullah n telah mentarbiyah sahabat-sahabatnya diatas sikap muroqobatulloh, sebagaimana yang beliau lakukan kepada salah seorang anak, beliau bersabda, “Wahai anak kecil, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya kamu akan menjumpai Allah ada dihadapanmu. Apabila kamu memohon, maka mohonlah kepada Allah. Apabila kamu minta pertolongan maka mintalah kepada Allah. Ketahuilah, seandainya

seluruh umat berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali apa yang sudah Allah tuliskan untukmu. Dan seandainya

mereka berkumpul untuk memberikan madlorot kepadamu, niscaya mereka tidak akan bisa memberikan madlorot kecuali apa yang sudah Allah tetapkan menimpamu. Pena-pena (pencatat) sudah mongering, dan lembaran-lembaran (amal) sudah diangkat” (HR. At Tirmidzi). Al Imam As

Sulami tatkala ingin menunaikan ibadah haji ia berkata: Aku ijin kepada ibuku untuk berhaji, maka beliau (sang ibu) berkata, “Kamu akan menghadap ke Baitullah, maka jangan sampai dua malaikat yang menjagamu menulis keburukan sediktpun atas dirimu yang dengannya kamu akan malu di hari kiamat” (Siyar A’laam An Nubalaa, Adz Dzahabi 17/249). Ibnu Rajab mengatakan, makna “Jagalah Allah” yaitu (menjaga Allah) dengan cara mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, serta tidak melampaui apa yang menjadi batasan-batasan-Nya pada apa yang Allah perintahkan dan ijinkan padanya sehingga tidak melewati apa yang dilarang-Nya” (Jami’ul Ulum wal Hikam 1/492).

Page 49: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TELADAN SALAF

49 Edisi 6 Vol.1

Sungguh tarbiyah seperti ini sangat pantas untuk selalu kita umumkan di rumah-rumah kita, sekolah-sekolah kita saat mereka menghadapi ujian sekolah. Kita ulang-ulang hadits yang mulia di telinga anak-anak kita sehingga tertanamlah sikap muroqobatullah pada diri mereka.

2. Menjauhi ahli kufur dan orang-orang yang menyimpang Kaum salaf telah mentarbiyah generasi mereka untuk mencintai ahli iman. Anas bin Malik mengatakan, “Dahulu (kaum salaf) mengajarkan kepada anak-anaknya untuk mencintai Syaikhoin (Bukhori dan Muslim) sebagaimana mereka mengajarkan surat dalam al Qur’an” (As Sunnah, Al Khollal). Shlaih bin Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Apabila datang orang yang zuhud, maka ayahku mengutusku untuk mengikutinya supaya aku melihatnya. Beliau ingin supaya aku bisa seperti dia” (Siyar A’laam An Nubalaa, Adz Dzahabi 12/529). Adapun tarbiyah kaum salaf dalam menanamkan kebencian kepada pelaku penyimpangan dan kesesatan diantaranya dihikayatkan oleh Muhammad bin Ammar, ia berkata,

“Aku datang ke Baghdad tahun 215 H, dan Al Muroisi (seorang pentolan ahli bid’ah saat itu) telah mati disana. Sementara jasadnya berada di rumahnya selama tiga hari dan tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya. Maka orang-orangpun datang kepada Sultan dan berkata kepadanya, “Ia membusuk dan mengganggu kami”. Beliau lalu mengirim para polisi dan aku melihat anak-anak kecil melempari Al Muroisi dengan batu hingga jatuh di ranjangnya. (As Sunnah, Al Khollal 5/114) Al Harits Al Muhasibi ditinggal mati ayahnya dan ia mewariskan harta yang banyak, namun beliau (Al Harits) tidak mengambil sepeserpun, ia berkata; “Pemeluk dua agama yang berdeda tidak boleh saling mewarisi”, lantaran ayahnya seorang Syi’ah Rofidloh. Ibnu Iyadh seorang yang shalih dan penguasa belahan timur Andalus, saat kematian datang kepadanya, orang-orang berkata kepadanya, “Kepada siapakah engkau akan menyerahkan urusan kami?” Sedangkan beliau memiliki seorang anak. Maka orang-orangpun menunjuk ke arah anaknya. Maka berkatalah Ibnu Iyadh, “Dia tidak pantas, karena aku mendengar bahwa ia minum khomer dan melalaikan

Page 50: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TELADAN SALAF

Edisi 6 Vol.150

sholat”. (Al Mu’jab Fii Talkhish Akhbaaril Maghrib, Abdul Wahid Al Marokisyi 279).3. Mengagugkan syiar-syiar Allah dan larangan-laranganNya Ibnu Umar berkata, Nabi n bersabda, “Janganlah kalian melarang para wanita untuk mengerjakan shalat di masjid”, lalu berkatalah putranya, “Demi Allah, sungguh kami akan melarang mereka”. Ibnu Umar pun marah besar kepada putranya seraya berkata, “Aku sampaikan kepadamu hadits dari Rasulullah, sementara kamu justru mengatakan “Kami akan melarang meraka”. (HR. Ibnu Majah) Dari Abdullah bin Mughoffal, bahwa ia pernah duduk disamping keponakannya, lalu ia malakukan khodzaf (melempar batu atau kerikil antara dua jari telunjuk atau antara ibu jari dan jari telunjuk atau antara bagian luar jari tengah dan bagian dalam ibu jari), beliau pun melarangnya dan berkata, sesungguhnya Rasulullah n melarang hal tersebut dan beliau bersabda, “Sesungguhnya ia tidak bisa digunakan memburu buruan dan tidak menyakiti musuh. Akan tetapi ia hanya bisa meretakkan gigi dan membutakan mata. ” Muttafaqun ‘alaih. Ternyata keponakannya mengulangi perbuatannya, sehingga beliau pub berkata, “Aku sampaikan

kepadamu bahwa Rasulullah n melarang hal tersebut, namun kamu justru mengulanginya. Aku tidak akan mengajak bicara kamu selamanya” (HR. Ibnu Majah).

4.Mengahafal Kitabullah Ibnu Abbas berkata, “Barangsiapa yang membaca (hafal) al Qur’an sebelum baligh, maka dia termasuk diantara orang yang diberikan hikmah dimasa kecil” (Al Aadab Asy Syar’iyyah, Ibnul Muflih 1/244) Ibnu Abbas juga berkata, “Aku mengumpulan Al Muhkam pada masa Rasulullah. Lalu aku bertanya kepadanya, Apa itu Al Muhkam? Beliau menjawab; “Al Mufashshol (yaitu dari surat Al Hujuroot sampai akhir al Qur’an). Beliau juga berkata, “Tanyakan kepadaku tentang tafsir, sungguh aku telah hafal al Qur’an saat masih kecil”. Diantara cerita menarik dalam masalah menghafal al Qur’an adalah hikayat Al Firozdaq tatkala ia masuk bersama ayahnya menemui Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, kemudian ayahnya berkata kepada beliau, “Sesungguhnya anakku ini hampir saja menjadi penyair”. Ali berkata, “Bacakan al Qur’an kepadanya, itu lebih baik baginya”. Ia menuturkan, “Ucapan Ali terus saja terngiang dalam jiwaku, sehingga iapun mengikat dirinya dengan ikatan dan bersumpah tidak akan melepas

Page 51: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

TELADAN SALAF

51 Edisi 6 Vol.1

ikatan tersebut sampai ia menghafal al Qur’an. Dan benar ia tidak melepas ikatan tersebut sampai menghafalnya. (Khazanatul Adab 1/222) 5.Mendidik mereka untuk mengulang-ulang doa Nabi n sangat semangat menjaga doa-doa baik dzikir pagi dan petang hari atau doa-doa dan dzikir lainnya yang beragam. Bahkan saking semangatnya Nabi terhadap sebagian doa, sehingga sebagian Sahabat mengatakan, “Adalah Nabi mengajarkan kepada kami doa ini seperti Beliau mengajarkan surat Al Qur’an kepada kami”. Seperti doa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab Jahannam, dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur….“ (Al Adab Al Mufrod, Al Bukhori). Nabi mengajarkan doa

istikhoroh seperti yang diriwayatkan oleh Jabir bahwa Nabi dahulu mengajarkan kepada kami istikhoroh dalam segala urusan seperti beliau mengajarkan surat al Qur’an (Al Adab Al Mufrod, Al Bukhori). Kaum salaf sering mengulang-ulang dzikir dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka. Adalah Abdullah bin Az Zubair apabila mendengar suara guruh, beliau tinggalkan perbincangan dan mengucapkan,

سبحان الذي سبح الرعد بحمده

واملالئكة من خيفته Demikianlah kaum salaf mentarbiyah anak-anak mereka dalam manhaj iman, sehingga pantas kalau generasi yang mereka lahirkan adalah generasi yang luar biasa. Semoga Allah memberikan kepada kita semua kekuatan untuk bisa mencontoh dan meneladani para salaf dalam mentarbiyah anak. Amin

Diterjemahkan oleh:Agung Wahyu Adhy, LcTerjemah bebas dengan beberapa penyesuaian, sumber: http://www.saaid.net/daeyat/fauzea/54.htm

Nabi n sangat semangat menjaga doa-doa baik dzikir pagi dan petang hari atau doa-doa dan dzikir lainnya yang beragam.

Page 52: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.152

TSAQOFAH

Pembaca yang budiman ...!Al Qur'an merupakan mukjizat Nabi Muhammad

n yang terbesar yang menjadi pedoman hidup dan petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah l berfirman,

امل )1( ذلك الكتاب ال ريب فيه هدى

. )البقرة: 2-1( لمتقني لل“Alif laam miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al Baqarah: 1-2)Nabi Muhammad n sangat menekankan dan menganjurkan agar kita senantiasa membiasakan untuk membacanya, menghafalnya, mempelajarinya, mengajarkannya, dan mentadabburinya. Bahkan membacanya saja sudah dinilai ibadah yang mendatangkan pahala di sisi Allahl. Rasulullah n bersabda,

ال أقول امل حرف ولكن ألف حرف والم حرف وميم حرف. )رواه التمذي(

“Saya tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR. At Turmudzi)

Pembaca yang budiman ... Allah l telah menurunkan Al Qur’an dan Dia-lah yang akan menjaganya. Al Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci samawi yang masih asli dan terjaga kemurniaannya. Salah satu sebab terjaganya Al Qur’an adalah dengan adanya para penghafal Al Qur’an. Oleh karena itu, para penghafal Al Qur’an mendapatkan kedudukan yang mulia di sisi Allah l. Agar menjadi para penghafal Al Qur’an yang sejati, maka perlu menyiapkan bekal yang cukup. Berikut ini beberapa bekal para penghafal Al Qur’an:1. IkhlashDi antara syarat diterimanya ibadah seorang hamba adalah apabila didasari karena

BEKAL PARA PENGHAFAL

Oleh : Abu Abdillah Said

AL QUR’AN

Page 53: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

53 Edisi 6 Vol.1

TSAQOFAH

mengharapkan wajah Allah l, bukan karena mengharapkan sedikit dari keuntungan duniawi. Menghafal Al Qur’an adalah aktifitas yang mulia, maka hindarilah sesuatu yang dapat merusak kemuliaannya. Jadikanlah tujuan menghafal Al Qur’an adalah untuk taqarrub ilallah (mendekatkan diri kepada Allah l). Allah l berfirman

وما أمروا إال ليعبدوا الله مخلصني له

ين حنفاء. )البينة: 5( الد“Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali agar menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus”. (QS. Al Bayyinah: 5)

2. Meninggalkan Perbuatan Dosa dan Maksiat Tidak syak lagi bahwa perbuatan dosa dan maksiat merupakan salah satu faktor penghalang bagi para penghafal Al Qur’an. Perbuatan dosa dan maksiat dapat mengurangi ruang dalam hatinya bagi cahaya Al Qur’an. Perbuatan dosa dan maksiat juga dapat mengurangi insijam (loyalitas) terhadap Al Qur’an, karena hatinya telah tersibukkan dengan yang lainnya. Maka tinggalkanlah perbuatan dosa dan maksiat agar hafalan Al Qur’an tidak mudah lupa.

Alangkah bagusnya pelajaran yang dapat kita ambil dari Al Imam Asy Syafi’i rahimahullah, dimana beliau adalah orang yang terkenal dengan kecepatannya dalam menghafal. Pada suatu hari beliau mengadu kepada gurunya yaitu Al Imam Waki’ bin Jarrah rahimahullah tentang jeleknya hafalan, maka beliau menasihatinya agar meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat, serta mengosongkan hatinya dari segala faktor yang dapat memalingkannya dari mengingat Rabbnya. Berikut ini bunyi bait sya’irnya

شكوت إل وكيع سوء حفظي فأرشدن

إل ترك المعاص وأعلمني بأن العلم نور

ونور الله ال يهدى لعاص“Aku mengadu kepada Al Imam Waki’ tentang jeleknya hafalanku, maka beliau menasihatiku agar aku meninggalkan perbuatan maksiat. Beliau mengajariku bahwasannya ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat”.

3. Memanfaatkan Masa Kecil dan Masa Muda Meskipun tidak ada batasan umur bagi seseorang yang ingin menghafal Al Qur’an, tetapi mulai menghafal di masa kecil lebih baik. Karena saat masih kecil, hati belum disibukkan dengan urusan duniawi. Oleh karena

Page 54: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.154

TSAQOFAH

itu, anak kecil bisa menghafal beranekaragam bahasa sekaligus. Lain halnya jika mulai menghafal setelah dewasa. Karena orang dewasa meskipun lebih banyak akalnya, tetapi lebih sibuk hatinya. Sebagaimana dikatakan dalam pepatah Arab

غر كالنقش عل الحجر التعلم ف الص

والتعلم ف الكب كالنقش عل المء

“Belajar di masa kecil, ibarat mengukir di atas batu. Dan belajar setelah dewasa, ibarat mengukir di atas air.”

4. Tekad dan Kemauan Sendiri Tekad yang benar dan kemauan yang kuat sangat mempengaruhi kualitas hafalan. Berbeda halnya jika seseorang yang menghafal karena keinginan orang tua atau gurunya, tanpa adanya motivasi dari diri sendiri, maka tidak akan mampu bertahan lama. Pada saatnya akan terkena penyakit futur (penurunan semangat). Indikasinya adalah malas memperbaiki bacaan, malas menghafal, malas muraja’ah, malas menghadiri halaqah tahfizh Al Qur’an dan sebagainya. Maka perbaikilah tekad dan kemauan dengan mengingat akan pahala dan kedudukan para penghafal Al Qur’an yang mulia.

5. Tidak Gonta Ganti Cetakan Mush-haf Gonta ganti cetakan mush-haf sangat mempengaruhi kualitas hafalan. Karena termasuk yang diingat ketika menghafal Al Qur’an adalah posisi ayat pada setiap halaman. Maka jika cetakan mush-haf berbeda-beda, akan mengakibatkan ingatan posisi ayat pada setiap halaman berbeda-beda pula, dan akan mengacaukan serta membuyarkan hafalannya. Oleh karena itu, sangat ditekankan kepada para penghafal Al Qur’an agar memiliki mush-haf sendiri dan membatasi hanya satu cetakan mush-haf saja.

6. Membetulkan Bacaan Sebelum Menghafal Al Qur’an Sebelum mulai menghafal, wajib untuk mengoreksi, membetulkan, dan memperbaiki bacaan kepada seorang guru atau pembimbing tahfizh Al Qur’an. Atau dengan cara mendengarkannya melalui murattal seorang qari’ yang telah direkomendasikan. Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan bacaan. Karena apabila ada kalimat yang salah setelah dihafal, maka akan sangat sulit untuk membetulkannya. Maka bersemangatlah untuk menghadiri halaqah tahfizh Al

Page 55: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

55 Edisi 6 Vol.1

TSAQOFAH

Qur’an, bermuwajahah (bertatap muka) dengan seorang guru atau pembimbing, agar terhindar dari kesalahan bacaan. Dan kepada para guru atau pembimbing, agar bersungguh-sungguh membetulkan bacaan para santrinya, sehingga mereka dapat menghafal dengan bacaan yang benar.

7. Sering Membaca dan Mendengarkan Al Qur’an Sering membaca Al Qur’an merupakan metode yang utama untuk menghafalnya. Maka hendaklah para penghafal Al Qur’an mempunyai target tertentu untuk membaca Al Qur’an dalam setiap harinya. Misalnya dalam sehari minimal harus membaca 1 juz Al Qur’an, sehingga dalam sebulan khatam membaca 30 juz Al Qur’an. Dengan demikian, maka akan terasa lebih mudah untuk menghafalnya. Berbeda halnya, bagi yang jarang membaca atau tidak mempunyai target tertentu untuk membaca Al Qur’an dalam setiap harinya, maka akan terasa lebih sulit untuk menghafalnya.Begitu pula sering mendengarkan Al Qur’an dapat memudahkan untuk menghafalnya. Dahulu kita mudah menghafal surat Al Fatihah, karena sering kita dengar dari

bacaan imam ketika shalat lima waktu. Demikian pula kita mudah menghafal surat Al A’la dan surat Al Ghasyiyah, karena sering kita dengar dari bacaan imam ketika shalat Jum’at dan shalat dua hari raya. Maka jika surat-surat atau ayat-ayat Al Qur’an sering kita dengar setiap hari, sebagaimana surat Al Fatihah, tentu akan lebih mudah untuk menghafalnya. Mendengarkan Al Qur’an juga bisa melalui murattal seorang qari’. Oleh karena itu, anak kecil dapat menghafal Al Qur’an, karena sering mendengarkan Al Qur’an dari kedua orang tuanya atau dari murattal seorang qari’ yang diperdengarkan kepadanya.

Pembaca yang budiman ...! Demikianlah beberapa bekal para penghafal Al Qur’an. Semoga bermanfaat dan semoga kita termasuk golongan para penghafal Al Qur’an yang mendapatkan kemuliaan di sisi Allah l.

Referensi:1. Al Qur’an dan Terjemahnya2. Al Qasim, Cara Mudah Menghafal Al Qur’an Dalam 1 Tahun, Oleh: M. Mas’udi Fathurrohman.3. Pedoman Daurah Al Qur'an, Kajian Ilmu Tajwid Disusun Secara Aplikatif, Oleh:

Abdul Aziz Abdur Rauf, Al Hafizh, Lc.

Page 56: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.156

Apa pun yang paling penting bagimu akan menjadi paradigmamu,

kacamatamu, atau "pusat kehidupanmu". Pilihan pusat kehidupan yang tetap membuat kamu tetap konsisten (istiqomah) dalam mengarungi lautan kehidupanmu.

Beberapa pusat kehidupan yang kerap melanda kalangan remaja:

1. Terpusat pada Teman Tidak ada yang lebih baik selain menjadi bagian dari sebuah kelompok/organisasi/club, dan tidak ada yang lebih buruk daripada merasa terbuang dan dikucilkan. Teman itu penting tetapi tidak boleh menjadi pusat kehidupanmu.

Mengapa? Ya, kadang mereka berubah. Kadang juga mereka tidak tulus. Terkadang mereka membicarakanmu di belakangmu atau punya teman baru dan melupakanmu. Suasana hati mereka kan berubah-ubah. Percaya atau tidak, akan datang harinya ketika teman-temanmu bukanlah hal terpenting dalam hidupmu. Ketika SMA saya punya banyak teman. Kami melakukan segalanya bersama-sama. Main bola ketika jam KBM berlangsung, loncat pagar belakang sekolah karena terlambat, berjemur bareng-bareng karena bolos tidak ikut upacara Senin, ... segalanya deh. Saya suka teman-teman saya. Saya kira kami akan bersahabat

Apa sih motivasi dalam hidupmu?Apa saja sih yang sering kau hayalkan dalam pikiranmu?Siapa sih tokoh favoritku?Smartphone merek apa sih yang paling keren menurutku?

‘PUSAT KEHIDUPAN’

Oleh: Edi Siswanto, M. Pd

SEORANG REMAJA

Page 57: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

57 Edisi 6 Vol.1

FOR SYABAB

selamanya. Tetapi setelah lulus SMA, kuliah di tempat yang berbeda-beda, tempat tinggal yang berjauhan, hubungan persahabatan yang baru, pekerjaan, keluarga, membuat jarang bertemu dan jarang sekali komunikasi. Ketika remaja, saya tidak mungkin memahami hal ini. Bersahabatlah sebanyak mungkin, tetapi janganlah kaubangun hidupmu di atasnya. Itu landasan yang tidak stabil.

2. Terpusat pada Barang Terkadang kita memandang hidup ini lewat lensa “harta benda”. Kita hidup di dunia materialistis yang mengajarkan bahwa “dia yang mati dengan harta paling banyak, dialah yang paling sukses”. Kita harus punya kendaraan keluaran terbaru, pakaian paling keren, smartphone 6G kalau ada, gaya rambut terbaik dan hal-hal lainnya yang seharusnya membuat kita bahagia. Harta benda di sini kadang tidak berwujud sebuah barang tapi berupa gelar dan prestasi. Kebanggaan menjadi Tim OSN, ketua di organisasi sekolah, selalu tampil di depan teman-teman dan guru, menjuarai lomba-lomba sekolah, dan hal-hal lain berupa prestasi. Berprestasi atau menikmati barang-barang kita sih tidak

ada salahnya. Namun, kita tidak boleh memusatkan hidup kita pada barang-barang yang akhirnya memang tidak abadi atau kebanggaan berlebihan dengan prestasi yang membuat sombong. Kepercayaan diri pun hendaknya berasal dari dalam diri kita, bukannya dari luar diri kita, dari kualitas diri kita, bukannya dari kuantitas barang-barang yang kita miliki. Dan kualitas diri pun dibarengi dengan rendah hati, tidak sombong.

3. Terpusat pada Pacar Pemuda yang labil paling mudah jatuh ke dalam perangkap yang satu ini (moga Allah memberi hidayah kepada para pemuda kaum muslimin). Semakin kamu memusatkan hidupmu pada seseorang, semakin kamu jadi tidak menarik bagi orang itu. Kok bisa, ya? Pertama, kalau kamu terpusat pada seseorang, kamu tidak lagi sulit didapat. Kedua, menyebalkan bukan kalau seseorang menggantungkan seluruh kehidupan emosionalnya padamu? Karena ketenteraman bukan berasal dari orang lain, tapi dari diri kita sendiri.4.Terpusat pada Sekolah Di kalangan remaja, memusatkan kehidupan pada sekolah jauh lebih umum terjadi.

Page 58: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.158

FOR SYABAB

Pendidikan sungguh penting bagi masa depan kita dan seharusnya menjadi prioritas utama. Tetapi, kita harus hati-hati jangan sampai di dikte cuma mengejar nilai atau angka saja. Para remaja yang terpusat pada sekolah sering kali terobsesi untuk mendapatkan nilai-nilai yang bagus, yang lebih salah lagi jika menggunakan segala cara untuk memperoleh nilai bagus itu. Ingat tujuan utama dari bersekolah bukanlah mencari nilai, tapi untuk proses belajar itu sendiri.

5.Terpusat pada Orang tua

Orang tuamu adalah sumber utama kasih sayang dan bimbingan. Hormat dan berbakti kepada mereka sudah pasti merupakan kewajiban yang mulia. Akan tetapi, memusatkan hidupmu pada orang tuamu untuk menyenangkan mereka di atas segalanya jika bertentangan dengan syar’i tentulah tidak boleh kita patuhi. Maka, siapkan diri untuk

hidup mandiri tanpa tergantung dengan orang tua. Belajar untuk memutuskan sesuatu sendiri dan siap dengan segala tanggung jawabnya. Mencoba untuk mencari solusi sendiri terhadap permasalahanmu tanpa membebani pikiran orang tua yang sudah terlalu sering kauganggu dengan masalah-masalahmu.

6.Terpusat pada Hal-hal yang Lain )Olahraga, Hero, Game, Medsos, dll( Daftar pusat-pusat lainnya yang mengelilingi hidupmu mungkin bisa tiada habis-habisnya.

Bagaimana kita lihat seorang remaja membangun identitasnya dengan figur seorang atlet olahraga, atau artis terkenal, atau tokoh dunia yang dianggap hero (pahlawan), maka gaya hidupnya tidak jauh dari panutannya yang menjadi pusat hidupnya. Coba bayangkan jika tokoh yang kamu jadikan contoh itu tiba-tiba

Page 59: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

59 Edisi 6 Vol.1

FOR SYABAB

berperilaku bertolak belakang dengan apa yang menjadi prinsip hidupmu, maka kau pasti akan berhenti mengidolakannya. Kenyataan lainnya yang kita lihat hari ini pada diri remaja adalah pusat hidup remaja berputar pada game dan medsos. Bagaimana sebagian besar aktivitas sehari-hari mereka serta apa yang menjadi bahan pembicaraan di kalangan remaja tidak lepas dari game dan yang sejenisnya. Khayalannya tentang game yang kamu mainkan menjadi pengganti cita-cita masa depan yang mestinya dipikirkan oleh remaja seusiamu. Tangan mereka tidak lepas dengan smartphone dan kepalanya terus menunduk menikmati medsos di dalamnya. Remaja tidak menjadi insan yang produktif dengan menghasilkan karya-karya imajinatif tapi hanya jadi person yang konsumtif dengan melahap semua apa yang dia sukai. Coba bayangkan bagaimana kamu kan hidup di dunia nyata, tapi alam pikiranmu didominasi oleh dunia khayal. Kehidupan sosialmu ‘begitu baik’ tapi hanya berlangsung di dunia maya. Kecerdasaan terkuras bukan untuk menciptakan sebuah karya tapi berkutat pada permainan dari satu level ke level berikutnya tanpa menghasilkan apa pun.

7.Terpusat pada Diri Sendiri Mungkin kamu ada yang menganggap dunia berputar hanya di sekelilingmu dan masalah-masalahmu. Ini sering kali mengakibatkan kamu begitu menguatirkan kondisimu sehingga lupa dengan kondisi orang lain di sekelilingmu. Kau selalu mengkhawatirkan pakaianmu, wajahmu, kemampuanmu, dan segala hal tentang dirimu karena takut dinilai oleh teman-temanmu, orang tuamu, gurumu, dan orang-rang disekelilingmu. Kekhawatiranmu meluluhlantahkan kepercayaan dirimu. Padahal, kepercayaan diri bisa kamu bangun dengan tawakal pada Allah, dengan percaya bahwa selama Allah tidak mengizinkan, maka tidak ada seorang makhluk pun yang dapat memudharatkan dirimu apa pun kondisi dan kekuranganmu.

8.Terpusat pada Prinsip Ini pusat kehidupan yang sejati. Inilah pusat yang paling efektif. Hidup menurut prinsip membutuhkan iman, terutama kalau kamu lihat orang-orang di sekelilingmu maju hidupnya dengan berbohong, menipu, memanipulasi, dan hanya

Page 60: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.160

FOR SYABAB

mementingkan diri mereka sendiri. Ketika nilai-nilai agama luntur dalam lingkungan kita, kita harus punya prinsip penjaga agar iman kita tidak ikut luntur. Dan, prinsip hidup kita sebagai muslim adalah sebagaimana yang Allah kabarkan kepada kita :Allah berfirman,

وما خلقت الجن واإلنس إال ليعبدون

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56). Ibnul Qayyim mengatakan, bahwa hukum-hukum yang berlaku dalam kerangka ibadah itu terbagi lima : wajib, mustahab/sunnah, haram, makruh, dan mubah. Tiap-tiap hukum ini berlaku meliputi: isi hati, ucapan lisan, dan perbuatan anggota badan.” Maka, menjadikan prinsip “ibadah pada Allah” menjadi pusat kehidupan dalam segala aktivitas lisan, anggota badan, dan bahkan hatimu adalah yang paling tepat. Tidak seperti semua pusat yang telah kita bahas, prinsip ini takkan pernah mengecewakanmu. Prinsip ini tidak akan membicarakanmu di belakang karena kau memilih teman

atas prinsip ibadah pada Allah, prinsip ini tidak akan pernah menjadi idola yang mengecewakan karena idolamu adalah idola yang hakiki, prinsip ini tidak akan membuat jenuh hidupmu karena kehidupanmu didasari oleh asas yang paling sejati. Maka, kau tidak akan tersibukkan oleh game yang melalaikanmu dari menuntut ilmu dan berkarya, kau tidak akan menghabiskan masa mudamu di medsos 24 jam, atau kau akan berani terjun ke dalam pergaulan yang terlarang dengan bukan mahrom. Dan, kau selalu menghormati kedua orang tuamu karena itu ibadah yang Allah perintahkan. So, para remaja muslim, pilihlah pusat hidupmu!Pilihlah prinsip hidupmu!Pilihan ini di tanganmu bukan di tangan orang lain.

*Kutulis khusus untuk anak kesayanganku yang meninggalkan keutamaan menuntut ilmu karena memilih pusat kehidupan bernama “DOTA”, moga Allah menjagaku dan menjagamu

Sumber :Al Qur’anul Kariimhttp://muslim.or.id/aqidah/menguak-hakikat-ibadah.htmlhttps://zetaforce.wordpress.com/2010/01/06/pengaruh-game-online-di-kalangan-remaja/The 7 Habits of Highly Effective Teens, Sean Covey

Page 61: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

61 Edisi 6 Vol.1

B. Pendahuluan Jika kita tengok suasana belajar dan kelakuan para pelajar secara umum di Indonesia saat ini, banyak kita temukan hal-hal yang memprihatinkan. Misalnya, pacaran, menyontek, ngerjain gurunya, dan lain-lain perilaku yang sebenarnya tak pantas dilakukan pelajar, sudah menjadi rahasia umum. Padahal, kalau ditilik dari agama yang mereka anut, pasti sebagian besar adalah beragama Islam karena di negeri ini sebagian besar penduduknya beragama Islam yang di dalam ajarannya sangat memperhatikan adab dan akhlak. Jika hal-hal seperti di atas sudah dianggap biasa, wajarlah jika negara ini semakin hari semakin mengalami krisis multidimensi. Lalu, apa hubungannya antara sikap belajar dan krisis multidimensi? Ya, tentu ada hubungannya karena pelajar atau penuntut ilmu yang tidak

mengenal adab dan akhlak ketika belajar akan berakibat tidak berkah dalam kehidupannya. Oleh karena itu, betapa sangat penting bagi seorang pelajar muslim khususnya, untuk beradab dan berakhlak islami dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, ilmu yang ia peroleh akan membawa berkah baik untuk dirinya maupun untuk masyarakat dan bangsanya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Untuk itu, penting kiranya setiap pelajar muslim khususnya untuk mengetahui adab dan akhlak dalam menuntut ilmu. C.Ringkasan Isi Buku Buku ini terbagi ke dalam sebelas bab setelah diawali muqadimah (pendahuluan). Kesebelas bab tersebut diawali dengan membicarakan keutamaan mempelajari adab-adab dalam menuntut ilmu. Kemudian dilanjutkan dengan adab-adab

A.Identitas Buku1.Judul buku : Adab dan Akhlak Penuntut Ilmu2.Penulis : Yazid bin Abdul Qadir Jawas3.Penerbit, Kota : Pustaka At-Taqwa, Bogor4.Tahun terbit : 2013 Masehi (September 2013), cetakan ke-75.Ukuran buku : 14 cm X 21 cm, 114 halaman

Rujukan Adab dan Akhlak bagi Penuntut IlmuOleh: Abu Zamirta

RESENSI BUKU

Page 62: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.162

seorang muslim dalam menuntut ilmu, adab terhadap Rasulullah, adab terhadap kedua orang tua, adab terhadap diri sendiri, adab terhadap kerabat, tetangga, dan masyarakat. Selanjutnya, adab terhadap ustadz atau gurunya, adab ketika di masjid, di rumah, adab penuntut ilmu terhadap waktu, dan diakhiri dengan beberapa kesalahan yang wajib dijauhi penuntut ilmu. Adab-adab bagi penuntut ilmu yaitu niat ikhlas karena Allah, memohon ilmu yang bermanfaat, bersungguh-sungguh, menjauhi dosa dan maksiat, tidak sombong dan tidak malu, mendengarkan yang disampaikan guru, diam ketika pelajaran disampaikan. Kemudian, berusaha memahami ilmu yang disampaikan, menghafalkan, dan menuliskannya, mengamalkan ilmu, dan diakhiri dengan mengajarkan atau mendakwahkannya. Hal-hal penting yang harus dihindari oleh penuntut ilmu antara lain: hasad (dengki), berfatwa tanpa ilmu, sombong, fanatik madzhab, merasa mampu sebelum layak, buruk sangka, dan debat kusir, serta futur atau malas. D.Resensi BukuBuku ini sangat bagus karena nilai keilmiahannya sangat

terpercaya. Dalil-dalinya diambil dari sumber-sumber terpercaya lengkap dengan tahrij (dikelurkan, maksudnya diambil dari kitab apa, halaman berapa) bahkan disertai derajat hadisnya. Bukan hanya itu, jika menyebut nama seorang ulama, sekaligus disertakan masa hidupnya atau wafatnya. Selain hal-hal tersebut, kelebihan dari buku ini adalah sumber rujukan tulisan atau daftar pestaka yang sangat lengkap. Buku setebal viii dan 144 halaman ini menggunakan buku rujukan sebanyak 61 buku karya ulama-ulama terkemuka. Dengan demikian, kelengkapan dan kedalaman pembahasan buku ini tidak diragukan lagi. Kelebihan lain dari buku ini adalah dari segi bahasa yang tidak terlalu sulit dipahami. Dengan deminkian, materi yang disajikan dalam buku akan mudah diserap oleh pembaca. Buku ini juga sangat mudah didapatkan di toko-toko buku agama (Islam), khususnya di sekitar wilayah Jabodetabek. Dengan demikian, bagi pembaca yang bermaksud ingin mendalami adab dan akhlak yang harus dimiliki oleh (muslim) penuntut ilmu, dapat segera mencarinya di toko-toko buku agama Islam. Wallahu a’lam bishowwab. ]]

RESENSI BUKU

Page 63: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

KARYA SANTRI

63 Edisi 6 Vol.1

"Perjuangan yang tiada lelah"

Oleh: ©Nabil Rei /Santri Kelas IX SMP IT ALBINAA

Deskripsi : Foto ini saya ambil ketika berada di UPI, bandung. Foto yang saya ambil dengan apperture f/5.6, shutter speed sebesar 1/80 dan ISO 500 ini sangan menampakkan arti kesabaran seorang pedagang cilok yang tengah berjalan pulang melewati derasnya guyuran hujan dan dinginnya hembusan angin. Ditambah gaya berjalan seorang pedagang itu menampakkan keikhlasannya dengan cara gaya berjalannya dan pakaian yang dipakainya. Background yang sangat luas menambah sebuah arti bahwa, kesabaran itu butuh perjuangan yang sangat besar.

Page 64: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.164 65 Edisi 6 Vol.1

Cerita ini berawal saat aku duduk di bangku SMP, tepatnya di kelas delapan.

Aku menjalani hari-hariku di sini seperti biasa. Halaqoh, belajar, study club dan lain-lain. Sama seperti yang lain, pada hari Ahad aku dijenguk oleh orangtuaku. Suatu hari, di mana itu adalah hari penjengukan bagiku. Aku merasa ada yang aneh, hanya ayah yang menjengukku. Ibu ke mana? “Ibu pusing jadi tidak bisa ikut,” jelas Ayah. ‘Mungkin Ibu kecapekan,’ pikirku. Hari itu adalah hari pertama kalinya aku dijenguk tanpa ibu di sampingku. Penjengukan selanjutnya aku dikabari Ayah bahwa ibu sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Semenjak saat itu aku selalu menangis di saat aku berdoa. Memohon kesembuhan untuk Ibu.

Hingga hari Jumat tiba. Pagi hari di saat aku hendak mengambil makan, aku melihat mobil ayahku datang. Aku heran mengapa beliau datang hari Jumat? Tidak seperti biasanya. Ayah keluar dan menghampiriku. “Ayo kita jenguk ibu di rumah sakit," ajak Ayah. Aku mengikuti apa yang dikatakan Ayah. Aku hanya bisa menangis dalam diam saat berada di dalam mobil yang berjalan menuju rumah sakit di daerah Bekasi Timur. “Ibu dirawat di ICU,” suara Ayah melepas keheningan. Membuat hatiku semakin bergetar, aku ingin segera sampai dan memeluk tubuh ibu yang sangat aku rindukan. Sesampainya di rumah sakit, ayah berjalan menuju lantai 2 aku hanya mengikutinya hingga sampai di ruang tunggu ICU. Di ruangan

tersebut sangat ramai, banyak saudaraku yang datang. Aku harus bergegas masuk, karena waktu jenguk pasien sangat singkat. Aku bersama kakakku masuk ke ruangan tersebut, dingin dan sangat steril. Kulihat seseorang terbaring di kasur dengan pancaran wajah teduhnya yang tidak pernah hilang walaupun dengan selang yang berada di hidungnya dan mata yang terpejam. Air mataku tak dapat terbendungkan, aku menangis saat itu juga. Aku merindukanmu, Ibu. Aku mendekat ke arah kasur, dengan air mata yang terus mengalir. Aku menggenggam tangannya erat. Tak lama suster datang dan membangunkan ibu. Ketika ibu membuka matanya, aku langsung memeluk tubuh ibu yang lemah itu. Saudara-saudaraku pun menangis melihat kondisi ibu. Bude (baca: saudara perempuan ibu atau bapak) menyuruhku untuk membacakan Ayat Kursi di telinga ibu. Aku pun membacakan di telinganya. Aku tak kuat menahan rasa sedihku, aku kembali menangis dipelukan seseorang yang sangat kucinta. Kami harus segera keluar dari ruangan karena waktu jenguk sudah habis. Aku dan kakakku akhirnya keluar, diikuti saudara-saudaraku yang lain. Kami pun

masuk di ruang tunggu dan duduk di bangku yang telah disediakan. Aku masih membayangkan, betapa tersiksanya Ibu dengan penyakitnya. Ibu, aku akan selalu berdoa untuk kesembuhanmu. Beberapa saat kemudian, Ayah keluar dari ruang ICU dengan wajah sembab tetapi tetap terlihat tegar di hadapanku. Matahari mulai terik, sinarnya menelusup masuk melalui jendela yang bercelah, jamku menunjukkan pukul 12 siang. Kakakku mengusulkan untukku makan sebelum balik ke Al Binaa. Aku menuruti saja apa yang dikatakannya, aku pun turun ke bawah dan makan bersama kakakku, sedangkan Ayah? Ya, beliau masih di atas mencemaskan kondisi ibu. Selesai makan aku sholat, tak lupa doaku selalu kusertakan untukmu, Ibu. Setelah itu, ayah menyuruhku untuk pulang. Sesampainya di Al Binaa, aku langsung menuju kamar. Teman-temanku menanyakan pergi ke mana saja aku tadi. Aku hanya menjawab menjenguk ibu di rumah sakit dengan wajah sedih. Mendengar itu, mereka terlihat iba melihatku. Mereka berkata, “Kami akan mendoakan kesembuhan untuk ibumu." Aku

RINDUKU

UNTUK IBUDia adalah sosok hebat dari yang kita bayangkan. Dia selalu memberikan senyum cerahnya walaupun lelah dirasakan. Dia melakukan seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan rumah bagaimanapun kondisinya. Tak pernah mengeluh mengerjakannya. Ya, dia adalah wanita yang selalu kita banggakan. IBU.

Pemenang Juara 2 ‘BALITA’ Lomba Menulis dan Cerita–Tia-

REPORTASE SANTRI

Page 65: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

KISAH MEREKA

Edisi 6 Vol.164 65 Edisi 6 Vol.1

Cerita ini berawal saat aku duduk di bangku SMP, tepatnya di kelas delapan.

Aku menjalani hari-hariku di sini seperti biasa. Halaqoh, belajar, study club dan lain-lain. Sama seperti yang lain, pada hari Ahad aku dijenguk oleh orangtuaku. Suatu hari, di mana itu adalah hari penjengukan bagiku. Aku merasa ada yang aneh, hanya ayah yang menjengukku. Ibu ke mana? “Ibu pusing jadi tidak bisa ikut,” jelas Ayah. ‘Mungkin Ibu kecapekan,’ pikirku. Hari itu adalah hari pertama kalinya aku dijenguk tanpa ibu di sampingku. Penjengukan selanjutnya aku dikabari Ayah bahwa ibu sedang sakit dan dirawat di rumah sakit. Semenjak saat itu aku selalu menangis di saat aku berdoa. Memohon kesembuhan untuk Ibu.

Hingga hari Jumat tiba. Pagi hari di saat aku hendak mengambil makan, aku melihat mobil ayahku datang. Aku heran mengapa beliau datang hari Jumat? Tidak seperti biasanya. Ayah keluar dan menghampiriku. “Ayo kita jenguk ibu di rumah sakit," ajak Ayah. Aku mengikuti apa yang dikatakan Ayah. Aku hanya bisa menangis dalam diam saat berada di dalam mobil yang berjalan menuju rumah sakit di daerah Bekasi Timur. “Ibu dirawat di ICU,” suara Ayah melepas keheningan. Membuat hatiku semakin bergetar, aku ingin segera sampai dan memeluk tubuh ibu yang sangat aku rindukan. Sesampainya di rumah sakit, ayah berjalan menuju lantai 2 aku hanya mengikutinya hingga sampai di ruang tunggu ICU. Di ruangan

tersebut sangat ramai, banyak saudaraku yang datang. Aku harus bergegas masuk, karena waktu jenguk pasien sangat singkat. Aku bersama kakakku masuk ke ruangan tersebut, dingin dan sangat steril. Kulihat seseorang terbaring di kasur dengan pancaran wajah teduhnya yang tidak pernah hilang walaupun dengan selang yang berada di hidungnya dan mata yang terpejam. Air mataku tak dapat terbendungkan, aku menangis saat itu juga. Aku merindukanmu, Ibu. Aku mendekat ke arah kasur, dengan air mata yang terus mengalir. Aku menggenggam tangannya erat. Tak lama suster datang dan membangunkan ibu. Ketika ibu membuka matanya, aku langsung memeluk tubuh ibu yang lemah itu. Saudara-saudaraku pun menangis melihat kondisi ibu. Bude (baca: saudara perempuan ibu atau bapak) menyuruhku untuk membacakan Ayat Kursi di telinga ibu. Aku pun membacakan di telinganya. Aku tak kuat menahan rasa sedihku, aku kembali menangis dipelukan seseorang yang sangat kucinta. Kami harus segera keluar dari ruangan karena waktu jenguk sudah habis. Aku dan kakakku akhirnya keluar, diikuti saudara-saudaraku yang lain. Kami pun

masuk di ruang tunggu dan duduk di bangku yang telah disediakan. Aku masih membayangkan, betapa tersiksanya Ibu dengan penyakitnya. Ibu, aku akan selalu berdoa untuk kesembuhanmu. Beberapa saat kemudian, Ayah keluar dari ruang ICU dengan wajah sembab tetapi tetap terlihat tegar di hadapanku. Matahari mulai terik, sinarnya menelusup masuk melalui jendela yang bercelah, jamku menunjukkan pukul 12 siang. Kakakku mengusulkan untukku makan sebelum balik ke Al Binaa. Aku menuruti saja apa yang dikatakannya, aku pun turun ke bawah dan makan bersama kakakku, sedangkan Ayah? Ya, beliau masih di atas mencemaskan kondisi ibu. Selesai makan aku sholat, tak lupa doaku selalu kusertakan untukmu, Ibu. Setelah itu, ayah menyuruhku untuk pulang. Sesampainya di Al Binaa, aku langsung menuju kamar. Teman-temanku menanyakan pergi ke mana saja aku tadi. Aku hanya menjawab menjenguk ibu di rumah sakit dengan wajah sedih. Mendengar itu, mereka terlihat iba melihatku. Mereka berkata, “Kami akan mendoakan kesembuhan untuk ibumu." Aku

RINDUKU

UNTUK IBUDia adalah sosok hebat dari yang kita bayangkan. Dia selalu memberikan senyum cerahnya walaupun lelah dirasakan. Dia melakukan seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan rumah bagaimanapun kondisinya. Tak pernah mengeluh mengerjakannya. Ya, dia adalah wanita yang selalu kita banggakan. IBU.

Pemenang Juara 2 ‘BALITA’ Lomba Menulis dan Cerita–Tia-

REPORTASE SANTRI

Page 66: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

KISAH MEREKA

hanya tersenyum, bermaknakan terima kasihku kepada mereka. Pada sore harinya, suara adzan menggema. Dengan lantangnya seorang muadzin memperdengarkan adzan di tengah keramaian yang ada, memberitahukan kepada seluruh penghuni jagad raya akan masuknya waktu sholat. Mendengar kalimat Allah diagungkan, aku merasakan ada rasa yang menusuk hati. Sesak, sedih yang kurasakan. Rindu ini datang lagi, mata ini mulai mengeluarkan butirannya dan membiarkannya jatuh meluncur di pipiku. Ibu, aku mencemaskanmu. Kuharap kaucepat sembuh. Liburan Bulan Ramadhan pun tiba. Aku menjenguk Ibu lagi di rumah sakit. Alhamdulillah, keadaannya sudah membaik. Ibu sudah keluar dari ruang ICU dan dipindahkan ke ruang perawatan. Tetapi Ibu masih belum bisa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya. Di rumah aku hanya berdua dengan nenek, sepi sekali rumah pada saat itu. Hingga pada saat hari raya ‘Idul fitri' datang, aku hanya seorang diri tanpa ibu yang bisa menemaniku. Ibu, aku ingin bersamamu, sholat di sebelahmu, disaat yang bahagia ini. Sepulang sholat, aku pulang

dan berkumpul bersama keluarga. Aku merasa bahagia, walaupun kaubelum seutuhnya sembuh. Tetapi engkau telah hadir di hadapanku kembali, setelah lama di rumah sakit engkau berbaring lemah. Keadaan Ibu sudah membaik. Ibu mulai bisa menggerakkan mata dan mulutnya. Setelah keluar dari rumah sakit, pengobatannya masih terus berlanjut. Seminggu dua kali, ibu selalu dibawa ke pengobatan tradisional. Obat-obatan banyak memenuhi meja, tersusun rapih di atasnya. Aku sedih melihat Ibu harus mengonsumsi obat-obatan itu. Setiap malamnya Ibu sering menyuruhku untuk menemaninya tidur, aku dengan senang hati mengiyakan permintaan itu. ‘kesempatanku untuk bersama dengannya’ batinku senang. Hingga aku di Al Binaa, aku selalu berdoa yang terbaik untuknya. Tak jarang pula doa tersebut diiringi dengan tangisan. Aku percaya, Ibu akan sembuh dari penyakitnya. Aku yakin cobaan ini pasti ada hikmahnya. Setiap hari Jumat aku selalu menyempatkan waktuku untuk menelefon ayah, dan terkadang ayahku menawarkanku untuk berbicara dengan ibu, tetapi itu

Edisi 6 Vol.166

Page 67: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

KISAH MEREKA

jika ayah berada di rumah. Jika tidak, ya, mungkin aku tidak akan mendengar suara ibu untuk waktu yang cukup lama. Senang bagiku untuk bisa mendengar suara Ibu meski hanya di telefon, walaupun terkadang aku kurang paham dengan apa yang ia katakan dikarenakan suaranya yang kurang jelas mengucapkan setiap kalimat yang ia ucapkan. Pada saat pembagian rapor semester dua, mungkin kebanyakan santri rapornya diambil oleh orangtuanya masing-masing. Tetapi tidak untukku; kakakku lah yang mengambilkannya dan membawaku pulang ke rumah. Liburan kemarin, aku dan kakakku libur secara bersamaan, lengkaplah sudah keluarga kami saat itu. Ditambah dengan keadaan ibu yang semakin membaik, meskipun jika ia ingin duduk, ia masih membutuhkan bantuan kami. Setiap harinya kakakku selalu mengajaknya untuk mengobrol, mengajarkannya untuk berhitung. Jika kakakku berkata satu huruf saja, ibu akan mengulang perkataan itu berkali-kali. Saat kami sedang menonton acara comedy di televisi, ibu akan ikut tertawa, walaupun tawanya selalu telat dibandingkan kami.

Namun aku cukup senang melihat wajah ibu yang begitu ceria. Ayahku dengan sabar merawat Ibuku dan menuruti setiap permintaanya, walaupun seharian penuh ia lelah membanting tulang untuk keluargaku, terutama untuk pengobatan Ibu. Ayah tidak pernah mengenal kata putus asa demi mencari tempat-tempat pengobatan untuk Ibu. Ayah merelakan waktunya demi mengantarkan ibu berobat, sehingga tak jarang pula Ayah telat datang ke kantor. Ketika aku, kakakku, dan ayahku tidak berada di rumah. Budeku lah yang dengan setia berada di samping ibu dan menemaninya sampai sekarang. Dengan tulus Ia selalu membantu keperluan ibu, seperti, memandikannya, menyiapkan makanan untuknya, memberikannya obat dan buah segar, hingga mengantikan popok untuknya. Aku sangat berterimakasih kepadanya. Semoga kesembuhan Ibuku adalah pilihan yang terbaik dari Allah untuk Ibuku. Bagi kalian yang membaca cerita ini, aku berharap kalian turut mendoakan yang terbaik untuk Ibu. ]]

67 Edisi 6 Vol.1

Page 68: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE SANTRI

Edisi 6 Vol.168

Namun, hanya segelintir dari mereka yang berhasil merealisasikan

mimpi-

mimpinya. Maka dari itu, semakin banyaknya duri hambatan yang ingin menghentikan, seharusnya, semakin kuatlah tekad dan usaha yang ada. Dan kali ini, biarkanlah

kami berbagi tentang satu dari 1000 mimpi yang berhasil terwujud atas segala izin Allah yang diberikan kepada kami. Ketika semakin banyaknya kemajuan teknologi, makin banyak pula informasi yang beredar. Seiring berkembangnya zaman, masuklah kita kedalam zona modernisasi, saat ilmu agama dianggap sebagai nomor sekian setelah segala kepentingan duniawi. Menyebarnya segala media komunikasi yang ada pada era ini, seperti majalah….

Majalah adalah media baca yang cukup bagus, dengan berbasis tulisan yang berisi

“BUNGA MEKAR

TERUS BERKEMBANG”Remaja, penuh dengan mimpi dan cita-cita. Remaja,

penuh dengan khayalan akan masa depan yang

gemilang.

Page 69: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

KISAH MEREKAREPORTASE SANTRI

69 Edisi 6 Vol.1

rangkaian informasi. Namun, kita sebagai kaum muslimin harus selektif dalam memilih informasi yang ada Maka dari itu, karena ketidakpuasan kami akan minimnya ilmu agama yang kami temukan dan sekaligus sebuah keinginan untuk mewujudkan sebuah harapan, kami berangkat dari mimpi kecil. Kami memulai dengan langkah awal kami pada kelas 10 semester 2 (tahun ajaran 2013/2014), yaitu membuat proposal perizinan pengadaan majalah untuk Ustadz Mustofa Aini selaku kepala pengasuhan Albinaa Putri yang akhirnya menjadi penasihat majalah kami dan untuk Ustadz Edi Siswanto kepala sekolah SMA Albinaa Putri serta Ustadz Ahwan Rohis kepala sekolah SMP Albinaa Putri. Kami juga mulai konsultasi dengan pembimbing kami Ustadz Nur Alim yang selalu memberikan solusi terbaik dan membantu kami tanpa pamrih. Alhamdulillah, membawa sebuah perizinan majalah kami. Kami pun mulai membentuk susunan organiasi dan judul majalah. Maka terpilihlah “FAAZA” sebuah kata dari bahasa arab (faaza-yafiizu-fauzan) yang artinya ‘menang’. Karena proses pembuatan hingga terbit majalah FAAZA

merupakan suatu proses yang cukup memakan waktu yang lama bagi kami, maka ketika telah terbit rasanya seperti menjadi salah satu pemenang. Yaa, berarti menang melawan segala tantangan, Bagaimana tidak? Mengerjakan majalah sebelum menjadi JAMFAT merupakan hambatan yang besar untuk kami, teringat ketika tim reporter dan editor mengerjakan content majalah dengan komputer tabung tanpa mouse yang terletak di kantor musyrifah, susahnya mengakses internet dan ditambah lagi dengan minimnya pengetahuan kami tentang pembuatan majalah. Selain tim reporter dan editor mengerjakan isi, tim marketing juga sudah menyiapkan proposal donatur dan iklan yang dibagikan kepada orang tua ketika waktu penjengukan. Ada-ada saja respon mereka, ada yang senyum lalu menerima, ada yang senyum lalu menolaknya, ada juga yang malah memperbaiki kalimat pembukaan di proposal kami. Namun kami menerima semua dengan senyuman dan usaha yang keras. Dan Alhamdulillah, dana yang dibutuhkan melebihi apa yang direncanakan. Semangat kami juga makin terus bertambah. Setelah tim editor selesai

Page 70: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE SANTRI

Edisi 6 Vol.170

mengedit artikel, tim desain mulai mendesain halaman demi halaman dengan segala kreativitas mereka. Lalu, masalah pun mulai datang, laptop yang kami gunakan, yang sudah berisi setengah dari isi majalah yang sudah siap, hilang. Sudah berkali-kali kamar kami digeledah namun tidak memberikan hasil. Kami hanya bisa berdoa dan memohon petunjuk dari Allah. Akhirnya, pengerjaan majalah pun sempat berhenti, semangat kami pun menurun, karena disibukan dengan tugas sekolah dan lomba perpustakaan, kami lupa akan amanah para donatur yang kami pegang. Kami lupa akan majalah ini. Singkat cerita, tiba-tiba salah satu tim desain dipanggil oleh musyrifah kami,

dan beliau mengembalikan laptop yang kami cari selama ini. Semangat kami secara bombastis naik kembali, namun kami tetap memperhatikan kualitas kami dalam menuntut ilmu, karena memang tujuan awal kami ke Albinaa adalah menuntut ilmu, dan menerbitkan majalah akan menjadi bumbu kenangan bagi kami selama menuntut ilmu di Albinaa ketika sudah lulus nanti. Pengerjaan tim

desain pun kembali berjalan dan hampir mendekati final. Tak terasa, kami telah naik ke kelas 11 dan mengemban amanah menjadi pengurus Jam`iyyatul Fathayaat. Kesibukan kami dalam program kerja tidak mengganggu proses majalah ini, hingga soft file majalah kami pun sampai ke tangan percetakan yang kami percaya. Sebelum liburan pergantian semester kemarin, Albinaa sekolah kami tercinta telah memproduksi Majalah Albinaa. MasyaAllah, majalah Albinaa menjadi salah satu referensi kami untuk FAAZA edisi kedua nanti, insyaaAllah. Kemudian tiap edisi baru majalah Albinaa semakin menarik, apalagi ketika ditambah rubrik “for

MasyaAllah, majalah Albinaa menjadi salah satu referensi kami untuk FAAZA edisi kedua nanti, insyaa Allah . dan tiap edisi, majalah Albinaa semakin menarik, apalagi ketika ditambah rubric “for syabab” di edisi ketiga.

Page 71: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

KISAH MEREKAREPORTASE SANTRI

71 Edisi 6 Vol.1

syabab” di edisi ketiga. Semoga majalah Albinaa terus berinovasi dalam menyebarkan dakwah kepada masyarakat luas. Setelah liburan pergantian semester, majalah FAAZA telah selesai dicetak dan dibawa ke Albinaa, karena kebetulan pemilik percetakan yang kami percaya itu merupakan orang tua santri Albinaa sehingga memudahkan kami dalam mencetak. Pada tanggal 14 februari selepas sholat isya, JAMFAT mengadakan Grand Launching FAAZA MAGAZINE 1stedition. Pemilihan tanggal itu dipilih dikarenakan jadwal acara JAMFAT lainnya yang sudah menumpuk sehingga tidak mungkin mengganggu jadwal yang telah ditetapkan dan bukan maksud hati untuk merayakan Valentine`s Day, wal`iyadzubillah. Semoga Allah

selalu menjaga kita dari perbuatan tercela. Acara pun berlangsung dengan meriah, berkat kerjasama panitia ditambah dengan konsumsi yang membuat santri-santri lainnya menunggu ada sisa dari panitia, dan acara diakhiri dengan pembagian majalah ke setiap santri per kamar. Alhamdulillah semuanya antusias dan tidak sabar untuk membaca majalah pertama JAMFAT FENER ini, serta melewati keputusan bersama santri kelas 11, majalah FAAZA ini menjadi salah satu program JAMFAT yang insyaa Allah akan turun menurun ke JAMFAT selanjutnya. IBARAT “BUNGA MEKAR TERUS BERKEMBANG” Pada akhirnya, kami JAMFAT FENER mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Ustadz Mustofa Aini, Ustadz Nur`alim, Ustadz Suratman, Ustadz Chevi, Ustadz Irfan Zein, dan beberapa ustadz dan santri lainnya yang telah mendukung majalah FAAZA ini, juga kepada orang tua santri yang telah menjadi donator untuk majalah FAAZA ini, semoga Allah membalas jasa-jasa kalian atas kedermawanannya, ~amiiinnnnn….

AlmiratenrifadaSiregar-FTF

Pada tanggal 14 februari selepas sholat isya, JAMFAT mengadakan Grand Launching FAAZA MAGAZINE 1stedition

Page 72: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE

Edisi 6 Vol.172

Mengawali pembukaan tahun pelajaran baru Albinaa telah menjaring

siswa baru SMP putra 183 siswa dan Putri 108 siswa. Dengan didampingi oleh wali masing-masing mereka hadir dalam acara haflah iftitah, upacara pembukaan tahun pelajaran 2015/2016 di Gedung Serba Guna (02/08/2015). Sebelum acara dimulai ditayangkan video dokumenter yateem fair yang cukup menyedot perasaan hadirin. Acara dimulai dengan sambutan oleh Kepala SMP Albinaa Ustaz Hasyim, S.Pd. Setelah menyapa hadirin, Beliau mengucapan selamat kepada santri yang lulus seleksi Albinaa. Menurutnya, pengintegrasian dua kurikulum, yaitu kurikulum

pesantren dan kurikulum Diknas, diharapkan dapat menggali, memfasilitasi, mengarahkan, dan mengembangkan potensi santri. Pembinaan juga nantinya akan dilakukan di luar kelas, baik pembinaan akademik seperti study club atau nonakademik seperti ekstrakurikuler, termasuk study tour rekreasi akademik serta mukayyam tarbawie. Setelah sambutan kepala SMP Albinaa, dr. Kardimin yang sudah mempercayakan tujuh buah hatinya untuk dididik di Albinaa, didaulat untuk memberikan sambutan sebagai perwakilan wali santri. Menurutnya, seandainya beliau memiliki anak yang kedelapan, inshaAllah akan terus disekolahkan di Albinaa, meski

HAFLAH IFTITAHOleh: Abu Fahmi

Page 73: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE

73 Edisi 6 Vol.1

dari istri kedua, candanya. ketika anak pertamanya masuk menjadi angkatan yang kedua tahun 2006, beliau sempat pesimis dan khawatir apakah Albinaa bisa bersaing ditingkat nasional. Tetapi kemudian kekhawatiran tersebut pupus setelah anak pertamanya diterima pada Fakultas Kedokteran UGM. Dengan pembawaannya yang ramah, beliau mengingatkan kisah Nabi Ibrahim ketika meninggalkan istrinya Siti Hajar dan anaknya di gurun pasir atas perintah Allah; agar jangan khawatir dan ragu. Alih-alih mengingatkan wali santri agar tidak perlu khawatir meninggalkan buah hatinya di Mahad Albinaa. Beliau juga menyampaikan Sabda Rasulullah yang membenci orang yang pintar dalam urusan dunia dan bodoh dalam urusan akhirat. Oleh karena itu, dengan integrasi dua kurikulum tersebut, beliau berharap agar Albinaa dapat menjembatani hal itu. Beliau menambahkan agar setelah serah terima santri tersebut, wali siswa harus ikhlas melepas anaknya dengan tetap menjalin dukungan dan kerjasama memonitor perkembangan anaknya. Terakhir, beliau mengucapkan terima kasih atas kesediaan Albinaa dan segenap ustaznya

membimbing anaknya dengan bingkai tauhid dalam manhaj yang benar dan seluruh harapan positif lainnya. Setelah itu, serah terima santri secara simbolis oleh dr. Kardimin kepada Ustaz Pimpinan Mudirul Ma’had Albinaa Ustaz Aslam, Lc.. Dalam tausiahnya, Mudirul Ma’had memulai dengan hamdalah dan salawat kepada Nabi Muhammad Salallahu’alaihi wassalam, kemudian menyapa hadirin, serta iringan doa kebaikkan. Lulusan Universitas Madinah tersebut mengucapkan dan menjelaskan selamat datang dan selamat tinggal di Albinaa. Menurutnya, isi akad serah terima tersebut bermakna seolah seperti pengalihan tanggung jawab secara fakta, formal, dan realita. Karena beratnya amanah tersebut, Albinaa tidak sepenuhnya senang atau gembira. Beliau juga sempat mempertanyakan apakah wali santri sempat berpikir ulang mengamanahkan anaknya; apakah mereka sudah settle yakin 100 %. Beliau menuturkan wajibnya menjadikan Alquran dan Assunah dalam mendidik santri. Salah satu hal yang menjadi berat tanggung jawab tersebut juga karena bertalian dengan ayat, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah

Page 74: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE

Edisi 6 Vol.174

dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allâh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ]At-Tahrîm/66:6] Menurut beliau, Proses mengajar merupakan proses mencari ilmu, harus dimulai dan bersumber dari ilmu agama; mengenal Allah dan Rasul-Nya yg menjadi modal yang utama. Kemudian proses mendidik merupakan proses yang panjang; misalnya perintah bersifat didikan yang dimulai dengan ilmu seperti bersuci atau wudhu sebelum salat, malu dan menjaga aurat, dan serta berbagai nilai islam secara bertahap dan menyeluruh dalam banyak sisi. Beliau menuturkan, dalam urusan mendidik sebaiknya tidak mengenal taklif, tetapi dimulai dari anak kecil. Hal tersebut berkaca pada larangan Rasulullah kepada cucunya, Hasan, yang masih belia memakan sedekah kurma, padahal dari segi umur belum terkena beban taklif. Namun begitulah, Nabi yang Mulia melarang ahlul baitnya memakan harta sedekah. Pimpinan pesantren asal Garut itu memahami betul harapan dr. Kardi agar para ustaz dan

karyawan Albinaa bersabar dalam membimbing anaknya dalam berbagai amanah atau program kepesantrenan karena tugas itu berat; salah satunya setiap ustadz di Albinaa diharapkan minimal mengemban 24 jam mengajar sepekan. Selain itu, Salah satu yang paling utama adalah pembiasaan salat berjamaah, membaca Alquran, menutup aurat, dan lainnya. Semua itu adalah pekerjaan berat dan cukup berisiko. Ringkasnya, menurut beliau, perlu taawun atau kerjasama, utamanya dalam hal penerapan dan menjalankan aturan. Dengan ujian sabar bertahan dalam menerapkan aturan mudah-mudahan keharmosisan akan singkronisasi langkah dapat mengantarkan Albinaa dan wali santri pada cita-cita yang diinginkan. Lebih jauhnya serta menjadi sebab atau wasilah berkurangnya kebatilan di sekitar kita. Kemudian beliau mengakhiri dengan doa dan beliau memperkenalkan dewan assatidz sebagai pemotivasi dan memunculkan rasa aman. Kemudian pembacaan Ikrar santri oleh Zaki Azhari hampir mengakhiri rangkaian ceremony. []

ALHINTEC

Page 75: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE SANTRIREPORTASE SANTRI

75 Edisi 6 Vol.1

We were here, because we had a BIG PROGRAM after National

Examination 2015. That’s the 5thALHINTEC (Al Binaa Holiday Intensive English Course) that was held from 13th of May until 10th of June 2015. First of all, we must pray and thank unto our God الله عزوجلWho always gives us not only the mercies and blessings, but also body comfort and spiritual comfort, sothat we can write this articles and finish our English program.Excellency, Ust. Aslam Muhsin Abidin, Lc. as the director of our

beloved school Al Binaa Islamic Boarding School. All of the honorable teachers and staffs of Al Binaa IBS, and all of our beloved and unforgettable friends from 7th grade until 12th grade. We the 9th grade of JHS of 2014 – 2015 period want to say thank you very much to our school, Al Binaa IBS who has given us an opportunity to improve our English. And we also want to give special thanks to our instructors from Mahesa Institute Pare that have patiently taught us how to speak English during our National

Created by : Hanif Al Ghiffari, Obbie Aufansyah, Rifqi Asyraf

(from the 9th generation)

ALHINTEC2015

part I

“GREAT” This word is the best word that can explain all of our activities here, in Al Misykat Islamic Boarding

School – Garut.

Page 76: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.176

Examination holidays. They have come from Pare – Kediri, a very far place from Al – Misykat, for one big reason: to improve our English skill language. ALHINTEC is one of many programs from Al Binaa that has been designated only for the ninth grade of Junior High School every after National Examination. Alhintec program has been held since 2011 with the

participants from 6th generation of Al BinaaIBS. Since the 1stup to 3rdAlhintec, Alhintec had been conducted in cooperation with Genta, but since last year, Alhintec has been in cooperation with Mahesa Institute from Pare. Since last year, actually from 4th until 5thAlhintec, Al Binaahasmade a corporation with Mahesa Institute. In this program, we felt different atmosphere

Page 77: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

77 Edisi 6 Vol.1

because we had to speak English everywhere and every time even if we stood in line to take a bath. If we spoke Indonesian or other language we would for sure get a punishment from the Instructor. We went to Al Misykat from Anyer at 2 p.m, with two buses and one ELF. It took approximately nine or eight hours to get to this place. Actually students using ELF already arrived at 9 p.m.

And Qoddarallah the 1st and 2nd bus had a problem when they were on the way to Al Misykat. The 2nd bus arrived at 11 p.m because it had to cool down the machine, and the 1st bus arrived at 2 a.m (13/05/15) because it had mechanical problem. The delays made a big consequence: we woke up late to pray Subuh because we did not have enough sleep. Some of our

Page 78: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE SANTRI

Edisi 6 Vol.178

friends were getting sick because they were very exhausted. And on the 2nd day (Wednesday, May 13th 2015) we got a free day; we didn’t want to miss the chance and used it to take a rest although for some of our friends, they used it for sightseeing around the Al Misykat IBS. Almost all of us felt very cold every morning because we temperature, but it didn’t were not used to having such low deteriorate our spirit to improve our English. Al Misykat IBS is located in the mountainous area, and surrounded by rice field, and river.

On the 2nd day of the Alhintec, all of instructors from Mahesa Institute came to Al Misykat IBS. Mahesa Institute has assigned seven instructors, they were five instructors for male students, and two instructors for female students. We held opening ceremony of 5th Alhintec after Ashar prayer. All of us wore green batik uniform which is now no longer our uniform. After the opening ceremony, all of instructors from Mahesa institute introduced themselves. They were Mr. Azwan as the leader, Mr. Ary Vanderson as master of pronounce, Mr. Rofiq Pelu as master of speech, Mr.

Widhi Antonoe, and Mr. Iwan. The initial programs were completed in the afternoon. Then in the evening, after Isya prayer we together with all of our tutors gathered in the masjid to continue our program. The agendum of the next program is introduction of Mahesa Institute to all of through a short movie. And the program ended at 21.00, so all of us were back to our dorm to take a rest, and prepared for pre-test next day. “Oh my God, it’s very cold here.” Almost all of us said the words in the early morning. In the 3rd day of Alhintec (Thursday, May 14th 2015), we were notused to having very cold weather, especially when Shubuh prayer. In the evening, our instructors told us that on the next day, we would have the first morning study club and night study club. We studied together about “vocabularies in the bathroom”, for an hour. On 08.00, we gathered again in the mosque to have a pre-test. There will be A class until E class, based on our English capacity. At 13.30, our instructors announced the result of class distribution, and we entered our classroom immediately. Our instructors had given us a handbook, Basic Speaking 1, and a notebook of Mahesa.

Page 79: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

REPORTASE SANTRI

79 Edisi 6 Vol.1

Being encourage motto of ALHINTEC created by Ustadz Dhany Wardhiman,“LEARNING IS A TREASURE THAT WILL FOLLOW ITS OWNER EVERYWHERE” we enthusiastically learned English. On the next day, Friday (May, 15th 2015) we were curious whether or not there would be a game as we were expecting there would be a game. After Shubuh prayer, Mr. Azwan, the muscular one, announced that there will be games. Binggo! Here we go!!. When we were in the field, Mr. Azwan asked us to form a large circle, and all instructors were standing inside the circle. This activity began with the usual warm, and continued with games namely “the tsunami, tress and squirrels”. Pursuant to rules of the game, if one of us did not get a partner in the games, he would get “a punishment” in the form of powder slightly splashed out in his face. After the game was over, we took a rest in each room, and prepared for our first Friday prayers led by Ust. Suaidi.

“English Zone will start from today until the end of Alhintec. All of you, must speak English, or you’ll get a punishment.” said

Mr. Azwan after Friday prayer. “Yaaaaahhh,” we replied although. We eventually enjoyed the rules. For us, this is a challenge where we can improve our English skill.

On Saturday, May 16th 2015 we started by morning study club and the 1st, 2nd, and 3rd class period. “There are 15 students who will get vocabularies punishment because they spoke Bahasa,” said Mr. Azwan in front of mosque after ashar prayer. In the evening we had night study club that we had to memorize some vocabularies.

Today is Sunday... “Half day! Half day! This is Sunday, Sir” Almost of us reminded their instructors to consider having free time after 12.00 since in Al Binaa, studying is just until 12.00. After Zhuhur prayer, Mr. Azwan told us that there would be free activity after Zhuhur. All of us felt glad! Some of them used it to take a rest, and for some others they take the opportunity to play football in the field. On the 8th day, Ust. Rosyid and Ust. Ade Saepul replaced Ust. Suaidi position to take care of us here. They also brought some Al Binaa Magazines for us. TO BE CONTINUE.. IN SHAA ALLAH.

Page 80: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.180

Berakhirlah kepenatan ujian kenaikan kelas tahun ajaran 2014 - 2015 yang dilaksanakan

kurang lebih selama sepuluh hari di tengah bulan yang penuh berkah, Bulan Ramadhan. Meskipun Bulan Ramadhan, tak menghalangi semangat belajar para santri ALBINAA untuk mengakhiri tahun ajaran ini dengan prestasi demi membanggakan kedua orang tua mereka. Sambil menunggu pembagian rapot, hasil belajar

selama satu tahun, diadakanlah Usbu' Tsaqofy dan Haflah Ikhtitam.

USBU' TSAQOFY 2015 Kamis (25/06) event akbar ini diawali dengan kegiatan bakti sosial untuk santri yatim SD Al Binaa. Panitia menyiapkan satu paket bingkisan yang berisi satu pasang baju koko, sosis so nice, dan susu real good yang dibungkus dengan paper bag toyota. Kegiatan ini diikuti oleh 96 santri kelas 1

Oleh : Afifi Marzuki Muslim

dan

Usbu' Tsaqofy

Haflah Ikhtitam

REPORTASE SANTRI

Page 81: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

81 Edisi 6 Vol.1

sampai kelas 6. Betapa indahnya berbagi. Event berlanjut pada hari Sabtu (26/06). Ba'da shubuh diadakan final khitobah arabiyyah, pidato bahasa arab, tingkat SMP dan SMA di Masjid Riyadhusshalihin. Sementara itu, diadakan pula babak penyisihan Musabaqah Ramadhaniyyah 1436 H, sebagai variasi kegiatan Musabaqah Ilmiah Usbu' Tsaqofy cabang syar'i yang terdiri dari Musabaqah Hifzhul Qur'an (MHQ), Musabaqah Hifzhul Hadits (MHH), dan juga Musabaqah Qiroatul Kutub (MHQ, lomba membaca kitab bahasa arab gundul, tanpa harakat, khusus SMA). Untuk peserta SMA dilaksanakan di masjid Riyadhussalihin bagian luar karena pelaksanaan musabaqah itu bertepatan dengan kegiatan i'tikaf santri SMA. Adapun untuk peserta SMP dilaksanakan di kampus lantai bawah. Ba'da dzuhur, diumumkan para semifinalis dari masing

- masing cabang musabaqah Ramadhaniyyah, baik kategori SMP maupun SMA. Setelah itu, diadakan final pidato bahasa Indonesia yang bertempat di RSG II. Ditutup dengan penampilan para finalis puisi yang sangat ekspresif dengan masing - masing karyanya yang bertema Indonesia dan Ramadhan. Setelah babak penyisihan musabaqah ramadhaniyyah usai, dilaksanakanlah babak semifinal pada Ahad (28/06). Diawali dengan MHQ yang dilaksanakan pada ba’da shubuh dan MHH yang dilaksanakan pada ba'da dzuhur. Adapun semifinal MHQ dilaksanakan pada Senin (29/06) ba’da shubuh. Kegiatan dilanjutkan ba’da dzuhur dengan final lomba pidato bahasa daerah, yang diikuti oleh santri yang berasal dari Pontianak dan Sulawesi dengan bahasa mereka masing – masing. Meskipun kita tak paham maknanya, penyampaian mereka menjadi daya tarik tersendiri. Finalis musabaqah pun

Page 82: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

Edisi 6 Vol.182

diumumkan. Dengan persiapan yang matang, para finalis bersaing cukup ketat untuk memperebutkan juara pada Selasa (30/06) dan Rabu (01/07). Kegiatan musabaqah Ilmiah Usbu’ Tsaqofy diakhiri dengan lomba News Casting. Selain kegiatan musabaqah ilmiah, diadakan pula bazar dan J-Cave (Jamthol Cave). Kegiatan bazar diikuti oleh perwakilan setiap angkatannya, dari kelas 7 sampai kelas 11, yang diadakan setelah shalat tarawih sampai pukul 22.00. Adapun J-Cave, merupakan pameran seni karya santri AL BINAA, yang menampilkan hasil lomba kaligrafi, handmade contest, dan juga APH (Al Binaa Photo Hunting, Lomba fotografi). Semua karya murni buatan santri AL BINAA. Tidak hanya kegiatan intern saja yang dilaksanakan dalam rangkaian event Usbu’ Tsaqofy 2015. Diadakan pula bakti sosial untuk ibu – ibu laundry sekitar AL BINAA pada Rabu (01/07). Panitia memberikan satu paket sembako Ramadhan, yang terdiri dari beras, mie instant, minyak goreng, dan gula pasir. Rangkaian kegiatan Usbu’ Tsaqofy pun telah semua terlaksana dan diumumkanlah para pemenang dari setiap cabang lomba, baik itu cabang olah raga,

ilmiah, maupun games. Acara pembagian hadiah dilaksanakan pada Kamis (02/07) ba’da shalat Tarawih di halaman depan kampus.

Haflah Ikhtitam Menutup KBM tahun ajaran 2014 – 2015, diadakanlah acara Haflah Ikhtitam. Dengan design panggung yang cukup menawan hasil perjuangan yang cukup menguras tenaga dan pikiran, kegiatan ini diadakan di halaman depan kampus pada malam terakhir sebelum kepulangan santri, Sabtu (04/07). Persiapan pun diadakan selama tiga hari untuk menyiapkan lokasi acara. Terik matahari tak mengubur semangat panitia dengan berbagai ekspektasi dan mimpi.Inti acara Haflah Ikhtitam adalah ajang kreasi dan apresiasi. Kreasi, menampilkan ide – ide keluarga besar AL BINAA dengan kreasi mereka. Apresiasi, bentuk penghargaan kepada keluarga besar AL BINAA, tidak hanya santri, tetapi juga asatidz, dan karyawan yang tak pernah berhenti untuk berprestasi. Alhamdulillah, seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan baik. Selesailah kegiatan tahun ajaran 2014 - 2015. ]]

REPORTASE SANTRI

Page 83: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

83 Edisi 6 Vol.1

ARTIKEL IT

Tujuannya banyak, mereka bisa dijadikan sebagai marketer di dunia maya,

sebagai alat komunikasi jarak jauh dengan konsumen atau wali murid, dsb. Namun, pada dasarnya, setiap orang memiliki kecenderungan di dalam menguasai komputer, terutama pada bidang software. Ada 3 bidang komputer pada ruang lingkup software yang akan dibahas pada kesempatan kali ini, yaitu Web, Desain Grafis, dan Animasi. Tujuan pembahasan ini, agar santri AL BINAA dan juga siswa-siswi di lingkungan umum, lebih mengenal jurusan sistem informasi yang diselenggarakan oleh beberapa universitas pada umumnya. Web didefinisikan sebagai salah satu layanan informasi yang

disebarkan melalui internet. Web merupakan singkatan dari World Wide Web atau WWW. Dengan adanya web, pengguna komputer dapat menemukan berbagai macam informasi, baik yang penting maupun yang hanya sekedar gosip belaka. Saat ini, pengguna internet, terutama web yang berkaitan dengan media sosial dari seluruh dunia mencapai 1.86 miliar yang aktif . Jumlah yang sangat banyak ini, membuat banyak perusahaan yang berlomba-lomba untuk membuat aplikasi web yang dapat menarik minat konsumen, walaupun ada saja perusahaan yang menyebarkan iklan kepada konsumen dengan cara-cara yang tidak beretika, seperti spamming dan iklan pada aplikasi tertentu. Oleh sebab itu, umumnya universitas mengajarkan

Oleh : Muhammad Ihrom(Alumni Albinaa Angkatan 2)

Komputer merupakan kebutuhan setiap individupada zaman ini. Setiap perusahaan maupun sekolahan sekalipun, biasanya memiliki tenaga IT atau ahli komputer di lingkungannya.

Web, Desain Grafis, dan Animasi

Page 84: Maal Edisi Ke-6 Vol. 1 Tahun 2015

ARTIKEL IT

Edisi 6 Vol.184

kepada mahasiswa jurusan sistem informasi dan teknik informatika mata kuliah etika profesi teknologi informasi dan komunikasi, agar mahasiswa memahami betapa pentingnya etika di masyarakat luas. Perancang web butuh pada seorang designer grafis agar gambar yang ditempatkan pada web tersebut lebih enak dipandang mata. Tentu hal ini bertujuan agar daya jual web tersebut meningkat dan meluas di masyarakat. Desain grafis merupakan sebuah rumpun dari ilmu seni yang dipadukan dengan teknologi komputer. Pada dasarnya, desain grafis adalah perpaduan antara kata, gambar, warna, angka, dan karakter yang dibuat dengan menggunakan intuisi seni seseorang yang disalurkan melalui media komputer. Inti dari ilmu desain grafis adalah seni menggambar di komputer. Banyak orang yang bisa membuat slide presentasi dengan baik, namun hanya segelintir orang yang dapat menghidupkan aura seni pada presentasinya, baik hanya menggunakan tulisan ataupun menggunakan ilusi gambar. Setelah web didesain oleh designer grafis, tibalah saatnya web tersebut diberi efek animasi. Tujuan pemberian animasi adalah

mempermudah pengguna web tersebut di dalam memahami isi web. Animasi, secara teori merupakan rangkaian gambar yang disusun secara berurutan. Rangkaian gambar yang berurutan inilah yang membuat seseorang dapat memahami dengan mudah bagaimana suatu proses berjalan pada web tersebut. Ketiga kombinasi ini, didapat dengan kerjasama dari ketiga belah pihak, baik perancang web, designer web, maupun animator. Setiap orang, bisa jadi mempunyai tiga keahlian tersebut, namun pada umumnya seseorang lebih menyukai salah satu dari ketiga hal tersebut dan sifat saling bekerja sama mutlak diperlukan. Karena, setiap orang adalah spesial di bidangnya, sebagaimana firman Allah l"و تعاونوا عل الب و التقوى و ال تعاونو

عل اإلثم و العدوان"

“Dan hendaklah kalian saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan dan janganlah kalian saling tolong menolong dalam keburukan dan permusuhan (Al-Maidah, 5:2)”. Oleh karena itu, jangan berkecil hati apabila anda belum mampu mendesain web dengan baik, bisa jadi andalah animator yang telah ditunggu oleh masyarakat luas. ]]