penyusunan rencana pencegahan dan peningkatan …
TRANSCRIPT
PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS
PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) KABUPATEN PRINGSEWU
ii
KATA PENGANTAR
Laporan Akhir ini merupakan bentuk laporan tahap akhir dari serangkaian
proses pekerjaan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualtitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu. Secara garis
besar materi yang terkandung dalam Laporan Akhir ini berisi uraian tentang
pendahuluan, gambaran umum, Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang, Identifikasi
Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan, serta Konsep dan Strategi Penanganan
Kawasan Kumuh Kabupaten Pringsewu.
Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang
dalam hal ini adalah Bappeda Kabupaten Pringsewu atas kepercayaannya kepada
kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Semoga Laporan Akhir ini bermanfaat bagi pembangunan di Kabupaten
Pringsewu, khususnya dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
pembangunan dalam penanganan kawasan kumuh.
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................ iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................... I-1
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN.............................................. I-3
1.2.1 Maksud .................................................................... I-3
1.2.2 Tujuan .................................................................... I-3
1.2.3 Sasaran ................................................................... I-3
1.3 RUANG LINGKUP ................................................................ I-4
1.3.1 Ruang Lingkup Substansi ............................................... I-4
1.3.2 Lingkup Wilayah ......................................................... I-4
1.4 KEDUDUKAN DOKUMEN RP2KPKP DALAM KERANGKA
PEMBANGUNAN KOTA .......................................................... I-4
1.5 SISTEMATIKA LAPORAN ......................................................... I-9
BAB 2 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
2.1 KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN
PRINGSEWU ..................................................................... II-1
2.1.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pringsewu ................... II-1
2.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu ....................... II-17
2.2 MATRIKS KEBIJAKAN KABUPATEN PRINGSEWU ............................ II-36
BAB 3 GAMBARAN PROFIL AWAL PERMUKIMAN KUMUH
3.1 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU UTARA .................... III-1
3.2 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU TIMUR ..................... III-2
3.3 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU BARAT .................... III-4
3.4 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU SELATAN .................. III-6
3.5 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH BANYUMAS .............................. III-8
3.6 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH GUMUK REJO ........................... III-10
iv
3.7 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH JATI AGUNG ............................ III-11
BAB 4 IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN KEBUTUHAN PENANGANAN
4.1 ISU DAN PERMASALAHAN KAWASAN KUMUH............................... IV-1
4.2 KLASIFIKASI DAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN ....................... IV-3
4.3 KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH ........................... IV-21
BAB 5 KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN
KUMUH
5.1 KONSEP PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH .................. V-1
5.1.1 Pringsewu Selatan ..................................................... V-1
5.1.2 Pringsewu Utara ........................................................ V-4
5.1.3 Pringsewu Barat ........................................................ V-6
5.1.4 Pringsewu Timur ....................................................... V-8
5.2 STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH .............. V-10
5.2.1 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur
Permukiman Drainase ................................................ V-10
5.2.2 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur
Permukiman Air Limbah ............................................. V-11
5.2.3 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur
Permukiman Persampahan .......................................... V-12
5.3 KONSEP PENCEGAHAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH ................. V-13
5.2.1 Pendekatan Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi
Pencegahan Permukiman Kumuh ................................... V-13
5.2.2 Pengawasan dan Pengendalian ..................................... V-14
5.2.3 Pemberdayaan Masyarakat .......................................... V-14
5.2.4 Kegiatan Pencegahan Kumuh ....................................... V-15
BAB 6 PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN
KUMUH
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pringsewu ....................... II-2
Tabel 2.2 Rencana Sistem Perdesaan di Kabupaten Pringsewu ................ II-3
Tabel 2.3 Nama Sungai/Anak Sungai di Kabupaten Pringsewu ................ II-15
Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang di Kabupaten Pringsewu 2011-2031 .......... II-32
Tabel 4.1 Tabel SWOT Kawasan Kumuh Perkotaan Di Kab Pringsewu ........ IV-1
Tabel 4.2 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 2, RT 3 dan 4 Pringsewu Utara .. IV-3
Tabel 4.3 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 2,3 dan 4 Pringsewu
Timur ........................................................................... IV-5
Tabel 4.4 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 1 dan 2 Pringsewu Barat .. IV-7
Tabel 4.5 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2,7,8 dan 9 Pringsewu
Selatan ......................................................................... IV-9
Tabel 4.6 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 5, RT 6 Pringsewu Selatan ...... IV-10
Tabel 4.7 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2 Pekon Banyumas ........ IV-12
Tabel 4.8 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 7 dan 8 Pekon
Banyumas ..................................................................... IV-14
Tabel 4.9 Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 8 Pekon Gumukrejo ...... IV-16
Tabel 4.10Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 7 Pekon Gumukrejo ...... IV-12
Tabel 4.11Identifikasi Penilaian Lokasi RW 3, RT 5 dan 6 Pekon
Jatiagung ...................................................................... IV-19
Tabel4.12Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi dan
Permasalahan Kawasan Kumuh ............................................ IV-12
Tabel 6.1 Program dan Kegiatan Penanganan Kawasan Permukiman
Kumuh Kabupaten Pringsewu ............................................... VI-3
vi
DAFTAR TABEL
Gambar 4.1 Skala Prioritas Penanganan ......................................... IV-21
Gambar 5.1 Kawasan Kumuh Pringsewu Selatan .................................. V-1
Gambar 5.2 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Selatan ....................... V-2
Gambar 5.3 Kondisi Jalan Lingkungan Tampa Drainase Pringsewu
Selatan .......................................................................... V-2
Gambar 5.4 Kondisi Persampahan Pringsewu Selatan ............................ V-3
Gambar 5.5 Kawasan Kumuh Pringsewu Utara ................................... V-4
Gambar 5.6 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Utara .......................... V-4
Gambar 5.7 Kondisi Drainase Pringsewu Utara .................................... V-5
Gambar 5.8 Konsisi Persampahan Pringsewu Utara .............................. V-6
Gambar 5.9 Kawasan Kumuh Pringsewu Barat ................................... V-6
Gambar 5.10 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Barat ......................... V-7
Gambar 5.11 Kondisi Drainase Pringsewu Barat .................................. V-7
Gambar 5.12 Kawasan Kumuh Pringsewu Timur .................................. V-8
Gambar 5.13 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Timur ........................ V-8
Gambar 5.14 Kondisi Genangan Drainase Pringsewu Timur ..................... V-9
Gambar 5.15 Jalan Tanah Pringsewu Timur ....................................... V-9
Gambar 5.16 Skema Perumusan Pencegahan Kumuh ........................... V-13
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-1
1.1 LATAR BELAKANG
Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan memiliki fungsi yang
strategis dalam menunjang pertumbuhan ekonomi kota. Kontribusi
permukiman perkotaan melalui pemenuhan kebutuhan permukiman yang
layak, secara langsung akan memberikan kontribusi dalam peningkatan
produktivitas masyarakat sehingga mendorong pembangunan nasional yang
mampu berdaya saing.
Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya
mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia. Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai
dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan yang komprehensif dan
kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek permukiman sangat diperlukan
untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegrasi dengan
pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh
semua pelaku pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab
pengembangan perkotaan harus ditopang oleh kerjasama yang solid dari
pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-masing. Penanganan
permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama dalamkesetaraan
pelaku pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang
berkesinambungan.
Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan
perencanaan yang berkesinambungan dan terstruktur sebagai acuan
pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kota tanpa permukiman
kumuh. Pemerintah kab/kota sebagai nahkoda harus didorong untuk memiliki
dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan permukiman
PENDAHULUAN BAB
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-2
sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan
berada pada arah yang tepat menuju permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan. Produk dari dokumen perencanaan penanganan permukiman
kumuh perkotaan diharapkan memiliki kualitas yang bermutu tinggi, baik dari
segi konsep, strategi, kegiatan, sampai dengan konsep desain dan desain
teknis kawasan. Selain itu, aspek non-fisik diharapkan juga menjadi perhatian
dalam perencanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan untuk
mendukung aspek fisik yang dibangun..
Dengan berpatokan pada undang-undang, penanganan permukiman
kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan
lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Walikota/Bupati. Melalui
identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang No 1 tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII dan
VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan
dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran,
peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh
berdasarkan UU No.1/2011 mengamanatkan agar pemerintah kota/kabupaten
menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), sebagai
instrumen utama dalam upaya penanganan permasalahan permukiman
kumuh.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dipandang perlu
melakukan kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
yang merupakan salah satulangkah konkrit Pemerintah Kabupaten Pringsewu
untuk menyusun rencana yang akan digunakansebagai dasar pertimbangan
dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Pringsewuuntuk mendukung
penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan menuju permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-3
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai pedoman sekaligus kebijakan
dalam pengambilan keputusan oleh Pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam
upaya mencegah dan meningkatkan kualitas permukiman kumuh perkotaan di
Kabupaten Pringsewu.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Tersajinya kondisi dan data profil Permukiman Kumuh Perkotaan di
Kabupaten Pringsewu.
2. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang signifikan
terhadap standar pelayanan minimal dan pengembangan wilayah
terkait Permukiman Kumuh Perkotaan di Kabupaten Pringsewu. .
3. Pengolahan data dan analisis dalam pencegahan dan peningkatan
kualitas permukiman perkotaan di Kabupaten Pringsewu.
4. terumuskannya kebutuhan dan rencana aksi dalam penanganan
kawasan kumuh perkotaan di Kabupaten Pringsewu.
1.2.3 Sasaran
sasaran yang dilakukan untukmencapai tujuan dalam kegiatan ini
adalah :
1. Menyiapkan data profil permukiman kumuh yang terdiri dari baseline
data kumuh atau data statistic terkait
2. Melaksanakan survei dan mengolah data permukiman kumuh
3. Mermuskan konsep tematik dan skenario pencegahan
4. dan peningkatan kualitas kawasan kumuh prioritas
5. Menyusun Daftar Rencana dan Pengukuran DetailKomponen
Infrastruktur
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-4
1.3 RUANG LINGKUP
1.3.1 Ruang Lingkup Substansi
Ruanglingkupkegiataninimeliputibeberapatahapan,mulaidarikoordinasid
anpersiapan, survey dan pengumpulan data awal, pengolahan, analisis data,
penyusunan rumusan yang secara garis besar meliputi;
1. Tahapan Koordinasi dan persiapan, meliputi data-data permukiman kumuh
perkotaan daerah yang akan disajikan.
2. Tahapan survey, meliputi:
• Survey primer dan wawancara ke dinas / instansi yang memiliki
kewenangan
• Survey sekunder untuk mencari data sekunder pada instansi terkait
1.3.2 Lingkup Wilayah
Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Pemrukiman Kumuh
Perkotaan (RP2KPKP) disusun untuk lingkup wilayah Kabupaten Pringsewu
khususnya kawasan yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman kumuh
perkotaan oleh SK Bupati dan hasil verifikasinya.
1.4 KEDUDUKAN DOKUMEN RP2KPKP DALAM KERANGKA
PEMBANGUNAN KOTA
Penyelenggaraan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) tidak dapat dipisahkan dari
kebijakan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara
keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota
diamanatkan memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian
diterjemahkan dalam rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu dari sisi ruang, UU
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan tiap
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-5
kabupaten/kota memiliki dokumen rencana tata ruang yang tertuang dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota berikut dengan rencana
rincinya. Dokumen sectoral Strategi Pembangunan Permukiman dan
Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang merupakan terjemahan, paduan dan
integrasi dua kelompok dokumen pilar pembangunan di Indonesia terkait
permukiman dan infrastruktur dan Rencana Pembangunan Kawasan
Permukiman Prioritas (RPKPP) yang merupakan dokumen teknis penanganan
kawasan permukiman prioritas pembangunan di suatu kabupaten/kota.
Dalam Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang pembagian
kewenangan pusat dan daerah mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan
masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak,
terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan
berkelanjutan terdapat pembagian kewenangan untuk pemerintah pusat,
provinsi maupun daerah. Dalam hal penyedian perumahan pemerintah pusat
mempunyai kewenangan untuk menyediakan rumah bagi MBR, korban
bencana nasional serta fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang
terkena dampak program pemerintah pusat. Untuk kewenangan pemerintah
propinsi dalam hal penyediaan rumah hanya pada kasus bencana provinsi
serta fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena dampak
program pemerintah provinsi. Sedangkan pemerintah daerah berwenang
dalam penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan, serta
penyediaan rumah bagi kasus bencana kabupaten/kota juga fasilitasi
penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena dampak program
pemerintah kabupaten/kota.
Kaitannya dengan penanganan dan pencegahan permukiman kumuh di
Indonesia berdasarkan penjelasan yang tertuang dalam UU no 23 Tahun 2014
tersebut dijabarkan pembagiankewenagan pemerintah pusat, provinsi serta
kabupaten/kota. Untuk menangani perumahan dan kawasan permukiman
kumuh pemerintah pusat hanya akan menangani penataan dan peningkatan
kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15 Ha atau lebih, untuk
pemerintah provinsi penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-6
kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas)
ha, dan untuk pemerintahdaerah kabupaten/kota berwenang melakukan
Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas
di bawah 10 (sepuluh) ha serta melakukan pencegahanperumahan dan
kawasan permukiman kumuh pada Daerah kabupaten/kota.
Untuk menunjang pembangunan bidang permukiman di kawasan
perkotaan, berdasarkanPasal 15 huruf c, dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu
menyusun dan memiliki rencana pembangunan dan Pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman. Rencana pembangunan dan
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman ini merupakan
penjabaran dari arahan rencana pola ruang kawasan permukiman yang
tertuang di dalam RTRW kabupaten/kota, yang di dalamnya mengatur
perencanaan untuk 2 (dua) lingkup substansi, yaitu perumahan dan kawasan
permukiman.
UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman
mengamanahkan bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap
bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan
permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni
rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman,
harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan
fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
permukiman kumuh dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupan dan
penghidupan masyarakat penghuni serta menjaga dan meningkatkan kualitas
dan fungsi perumahan dan permukiman berdasarkan pada kepastian
bermukim dan menjamin hak bermukim menurut ketentuan peraturan dan
perundangundangan. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah berkomitmen
untuk mengentaskan permukiman kumuh dengan target 0 % kumuh hingga
tahun 2019, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Langkah awal penanganan
permukiman kumuh untuk mencapai target 0% kumuh ini sudah dimulai sejak
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-7
tahun 2014 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat cq
Ditjen Cipta Karya melalui penyusunan Road Map penanganan kumuh dan
pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara koordinatif dengan
kementerian/lembaga terkait serta dengan pemerintah daerah di seluruh
Indonesia.
Selanjutnya untuk menunjang pembangunan bidang permukiman
khusunya dalam penanganan dan pencegahaan kawasan permukiman kumuh
sesuai amanah UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan
permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu menyusun dan memiliki
rencana aksi penanganan dan pencegahan permukiman kumuh. Untuk
mewujudkan rencana aksi aksi penanganan dan pencegahan permukiman
kumuh tersebut diperlukan skenario, konsep dan strategi penaganan yang
akan diisi oleh substansi RP2KPKP.
RP2KPKP yang menjabarkan kebijakan makro terkait pencegahan
perkembangan permukiman kumuh kabupaten/kota serta konsep penanganan
kawasan permukiman kumuh prioritas, dalam implementasinya akan menjadi
acuan bagi penyusunan strategi sector dan rencana induk system komponen-
komponen pembentuk permukiman.
Dalam konteks pembangunan permukiman, strategi sektor dan RIS yang
telah disusun secara sistematis dan sinergi ini nantinya akan menjadi masukan
dalam proses penyusunan memorandum program yang selanjutnya akan
diterjemahkan kedalam desain teknis.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-8
Gambar 1. 1 Skema Kedudukan RP2KPKP dalam Kerangka Perencanaan Pembangunan
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-9
1.5 SISTEMATIKA LAPORAN
Secara sistematis Laporan Pendahuluanini terdiri atas beberapa bagian,
antara lain :
Bab 1 Pendahuluan
Beriskan latar belakang penulisan, maksud, tujuan, dan sasaran,
lingkup pekerjaan, dan kedudukan dokumen RP2KPKP dalam
kerangka pembangunan kota.
Bab 2 Kajian Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan
Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan
kawasan kumuh di Kabupaten Pringsewu. Rumusan bagian ini lebih
menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan
penanganan kumuh perkotaan.
Bab 3 Gambaran Profil Awal Permukiman Kumuh
Pada bagian ini berisi gambaran secara awal mengenai kondisi awal
permukiman kumuh hasil identifikasi awal.
Bab 4 Identifikasi Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan
Pada bagian ini akan menjelaskan proses penilaian tingkat
kekumuhan dan skala prioritas penanganan sebagai perumusan
kebutuhan penanganan sehingga dapat diketahui kontribusi program
penanganan permukiman kumuh sesuai cakupannya.
Bab 5 Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh
Pada bagian ini akan menjelaskan alur dan arah penyusunan
RP2KPKP sebagai suatu strategi pencapaian pada akhirnya berupa
Kota bebas kumuh.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
I-10
Bab 6 Program dan Kegiatan Penanganan Kualitas Permukiman Kumuh
Pada bagian ini akan menjelaskan penangana permukiman kumuh
secara rinci dan terprogtam seta konsep-konsepnya pada aspek fisik
dan non fisik.
Laporan Akhir II-1
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
2.1 KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN PRINGSEWU
Pada subbab ini akan dibahas mengenai kebijakan RTRW Kabupaten
Pringsewu yang terdiri Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang,
danRencana Kawasan StrategisKabupaten Pringsewu.
2.1.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pringsewu
Rencana struktur Kabupaten Pringsewu terdiri dari sistem pusat
kegiatan dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah
A. Sistem Pusat Kegiatan
Semakin tinggi tingkat potensi perkembangan yang dimiliki, semakin
tinggi pula kemampuan pusat kegiatan dalam menerima perkembangan.
Selain itu dengan potensi berkembang yang lebih baik dibandingkan potensi
berkembang wilayah lainnya juga akan menaikkan tingkat kemampuan
pelayanan pusat kegiatan tersebut. Adapun pusat-pusat pelayanan di wilayah
Kabupaten Pringsewu berikut fungsi pelayanan yang diembannya selama 20
tahun kedepan dapat dilihat pada uraian dibawah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Berdasarkan Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009-2029, Perkotaan
Pringsewu ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp),
2. Gadingrejo dan Sukoharjo akan dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan
Lokal Promosi (PKLp), dimana berdasarkan hasil analisis menunjukkan
bahwa Gadingrejo dan Sukoharjo saat ini sudah berkembang menjadi PPK,
yang merupakan kawasan perkotaan hirarki II, di bawah hirarki kawasan
perkotaan Pringsewu (Berdasarkan Kepmen PU No. 16/PRT/M/2009
dinyatakan bahwa yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanyalah PPK)
KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
BAB
2
Laporan Akhir II-2
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
3. Pagelaran danAmbarawaakan dikembangkan sebagai Pusat Pelayanan
Kawasan (PPK), dimana berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa
ke-5 (lima) pusat tersebut merupakan kawasan perkotaan hirarki III yang
akan dikembangkan menjadi pusat pelayanan dan menjadi simpul
transportasi bagi beberapa kecamatan dan beberapa desa lainnya.
4. Adiluwih, Banyumas dan Pardasuka akan dikembangkan sebagai Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.1 Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pringsewu
No Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan
Peran
1. Pringsewu PKWp
▪ Ibukota Kabupaten ▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Regional ▪ Pusat Pelayanan Jasa Perkantoran ▪ Pusat Permukiman Perkotaan ▪ Pusat Pelayanan Kesehatan ▪ Pusat Pelayanan Pendidikan ▪ Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan ▪ Pengembangan Pariwisata dan Budaya ▪ Pengelolaan Kegiatan Pertambangan ▪ Simpul Transportasi Regional
2. Gadingrejo PKLp
▪ Pusat Pemerintahan Kabupaten ▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pusat Pengembangan Pendidikan Skala Regional ▪ Pusat Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan ▪ Pusat Pengembangan Peternakan ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan
3. Sukoharjo PKLp
▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pengembangan Peternakan ▪ Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Pertanian
dan Perkebunan ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan ▪ Pengembangan Industri Kecil
4. Pagelaran PPK
▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pusat Pergudangan Skala Regional ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pengembangan Pendidikan ▪ Pengembangan Pertanian Pangan ▪ Pusat Pengembangan Perikanan Air Tawar ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan ▪ Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Pertanian
Laporan Akhir II-3
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
No Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan
Peran
dan Perkebunan ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan ▪ Pengembangan Kegiatan Wisata Alam (eco tourism) ▪ Kawasan Lindung
5. Ambarawa PPK
▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan,
▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pengembangan Pertanian Pangan ▪ Pengembangan Perikanan Air Tawar ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan ▪ Pengembangan permukiman ▪ Pusat Pemasaran Produk Unggulan
Sumber: RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012
Tabel II.2 Rencana Sistem Perdesaan di Kabupaten Pringsewu
No. Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan
Peran
1. Adiluwih PPL
▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Permukiman Pedesaan ▪ Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan ▪ Pengembangan Industri Kecil
2. Banyumas PPL
▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Permukiman Pedesaan ▪ Pengembangan Pertanian Hortikultura ▪ Pengembangan industri Rumah Tangga. ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan
3. Pardasuka PPL
▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Permukiman Pedesaan ▪ Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan Kehutanan ▪ Pengembangan Kawasan Pariwisata dan Budaya
▪ Kawasan Hutan Lindung
Sumber: RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012
B. Rencana Jaringan Prasarana Wilayah
1. Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat
a. Sistem Jaringan Jalan
Rencana sistem jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu akan
diuraikan di bawah ini, sebagai berikut:
1) Pengembangan jaringan jalan provinsi meliputi:
a) pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang
menghubungkan antara ibukota provinsi dan ibukota
Laporan Akhir II-4
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
kabupaten/kota (K-2) pada ruas jalan Aji Kagungan –
Padang Ratu – Pringsewu;
b) pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang
menghubungkan antar ibukota kabupaten/kota (K-3) pada
ruas jalan Pringsewu – Padasuka; dan
c) rencana jaringan jalan dengan fungsi lokal primer pada
ruas jalan yang menghubungkan Pringsewu – Sukoharjo –
Kalirejo – Padang Ratu – Aji Kagungan – Lintas Tengah
Sumatera.
2) Pengembangan jaringan jalan kabupaten meliputi :
a) jaringan jalan lokal primer meliputi seluruh jaringan jalan
selain jalan provinsi di dalam Kabupaten Pringsewu
meliputi ruas jalan Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo,
Adiluwih, Banyumas, Pagelaran, Ambarawa dan
Pardasuka;
b) jaringan jalan strategis kabupaten meliputi ruas jalan
Sukoharjo – Sukoharum menuju terminal induk Rejosari
dan Bandara Raden Intan melalui Negerikaton Kabupaten
Pesawaran;
c) pengembangan jalan dua jalur Kota Pringsewu dari Wates
Kecamatan Gadingrejo- Fajaresuk Kecamatan Pringsewu;
d) pengembangan jaringan jalan lingkar utara dan lingkar
selatan Kota Pringsewu;
e) pembangunan jalan akses yang menghubungkan
Kabupaten Pringsewu - Kabupaten Lampung Tengah yang
akan menghubungkan jalan lintas Barat dengan jalan
lintas tengah Padang Ratu; dan
f) perbaikan dan peningkatan kualitas seluruh jaringan jalan
dan jembatan di Kabupaten Pringsewu serta
pengembangan jalan usaha tani dan jalan produksi
khususnya pada kawasan agropolitan dan minapolitan.
b. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan jalan
Laporan Akhir II-5
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
1) Pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan
jalan meliputi jaringan trayek angkutan orang dan barang.
Pengembangan jaringan trayek angkutan orang meliputi
jaringan yang menghubungkan Pringsewu – Pagelaran,
Pringsewu – Gadingrejo, Trayek Pringsewu – Kalirejo, dan
Trayek Pringsewu – Pardasuka. Pengembangan jaringan trayek
angkutan barang meliputi Pengembangan dan pembangunan
terminal baik jaringan lintas angkutan barang antar wilayah
kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah perdesaan.
2) Sistem transportasi antar moda adalah suatu sistem
transportasi yang secara berkesinambungan (single seamless
services) dapat memindahkan penumpang maupun barang dari
titik asal ke titik tujuan (dari pintu ke pintu), yang diarahkan
pada keterpaduan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana
transportasi antar moda yang efektif dan efisien dalam bentuk
interkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi sebagai
titik temu yang memfasilitasi alih moda. Dalam hal ini, sistem
transportasi antar moda diperlukan untuk mendukung efisiensi
dan efektivitas pemanfaatan prasarana transportasi dan
pergerakan baik orang maupun barang di wilayah Kabupaten
Pringsewu melalui integrasi berbagai moda transportasi
didalamnya.
3) Sistem transportasi yang dapat diintegrasikan di wilayah
Kabupaten Pringsewu tersebut meliputi : terminal angkutan
penumpang Tipe B di Kecamatan Gadingrejo – stasiun kereta
api umum di Kecamatan Gadingrejo.
c. Jaringan Prasarana Jalan
Rencana terminal angkutan penumpang untuk Kabupaten
Pringsewu adalah:
Laporan Akhir II-6
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
• Pengembangan terminal tipe B di Sukoharjo mengantisipasi
akses jalan yang akan dikembangkan di ruas jalan sukoharjo
menuju termminal induk Rejosari dan bandara Raden Intan;
• Pemantapan dan peningkatan terminal Tipe C di Kecamatan
Gadingrejo; dan
• Membangun shelter atau tempat pemberhentian bus/angkutan
umum khususnya pada kawasan perkotaan.
• Selain terminal tipe B, rencana pengembangan terminal juga
akan mengarahkan pembangunan sub-sub terminal di dalam
wilayah Kabupaten Pringsewu yang berfungsi memberikan
dukungan aktivitas pergerakan kendaraan umum, sebagai
tempat menurunkan penumpang dan pergantian moda dengan
tingkat pelayanan yang lebih kecil. Lokasi sub-sub terminal
akan diarahkan pada pusat-pusat pelayanan dalam wilayah
Kabupaten Pringsewu sesuai dengan skala pelayanan yang
dimilikinya.
2. Sistem Jaringan Perkeretaapian
Rencana pengembangan rel kereta api di Kabupaten Pringsewu adalah
jaringan jalur kereta api regional yang melayani pergerakan orang
dan barang di dalam wilayah Provinsi Lampung. Berdasarkan jenisnya,
jaringan jalur kereta api yang dikembangkan di wilayah ini adalah
berupa jaringan perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus.
• Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian antarkota yang
melayani angkutan orang dan barang yang menghubungkan Bandar
Lampung - Rejosari - Gedung Tataan – Pringsewu dengan jalur
angkutan penumpang mulai dari Tanjung Karang – Rejosari -
Gedungtatan – Gadingrejo – Pringsewu- Pagelaran.
Laporan Akhir II-7
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
• Perkeretaapian khusus melayani angkutan barang dari stasiun
Tanjung Karang ke stasiun Pringsewu.
Beberapa hal yang termuat dalam strategi pengembangan jaringan
jalur kereta api di wilayah Kabupaten Pringsewu ini antara lain :
• Mengembangkan jaringan transportasi kapasitas tinggi khususnya
untuk angkutan orang atau barang serta produk komoditas berskala
besar.
• Menyediakan moda transportasi massal penumpang dan barang,
yang terkoneksi dalam sistem jaringan kereta api Pulau Sumatera,
khususnya Provinsi Lampung.
• Mendukung pengembangan sistem kota-kota di sumatera yang
terpadu melalui pengintegerasian kota-kota pantai dan berbagai
kegiatan perekonomian, baik industri, pertambangan, maupun
pariwisata serta kota-kota Agropolitan, baik kehutanan, pertanian
maupun perkebunan.
• Pengembangan jalur rel kereta api yang menghubungkan ruas jalur
kereta melalui Bandar Lampung – Rejosari – Gedongtataan –
Pringsewu – Pagelaran.
Dalam rencana pengembangan jalur kereta api juga dimuat mengenai
rencana pengembangan stasiun kereta api umum antar kota.
Pengembangan jalur kereta api dengan rute Bandar Lampung –
Pringsewu akan didukung oleh alternatif penempatan stasiun
keberangkatan dan kedatangan di Kecamatan Gadingrejo dan di
Kecamatan Pagelaran.
3. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan
Pengembangan sistem jaringan energi Kabupaten Pringsewu
direncanakan mampu meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan
jaringan listrik yang terpadu dan merata di seluruh wilayah
Kabupaten Pringsewu. Keterbatasan akan listrik menjadi pemicu
Laporan Akhir II-8
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
untuk mencari cara agar memperoleh energi listrik alternatif. Di
Kabupaten Pringsewu diharapkan dimasa yang akan datang sudah
memenuhi kebutuhan listrik ke seluruh wilayahnya dengan adanya
bantuan dari pemerintah. Rencana pengembangan jaringan energi
listrik di Provinsi Lampung adalah rencana pengembangan jaringan
pipa gas bumi, rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik dan
rencana jaringan transmisi tenaga listrik.
a. Jaringan Pipa Gas Bumi
Pengembangan jaringan pipa gas bumi meliputi pengembangan
jaringan pipa gas bumi yang melalui Ulu Belu Kabupaten
Tanggamus dengan Kabupaten Pringsewu.
b. Pembangkit Tenaga LIstrik
Saat ini kebutuhan energi listrik di wilayah Kabupaten Pringsewu
dan sekitarnya dilayani oleh sumber listrik yang berasal dari
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batu Tegi, berada di wilayah
administrasi Kabupaten Tanggamus, yang memiliki kemampuan
kapasitas listrik dapat dihasilkan 100 GWh pertahun, dengan
sumber air disuplai dari Sungai Way Sekampung.
Sedangkan, penggunaan sumber listrik dengan pembangkit listrik
secara individual umumnya digunakan pada aktivitas-aktivitas
yang membutuhkan kontinuitas aliran listrik sehingga tidak
mentolerir putusnya aliran listrik, misalnya kegiatan perbankan,
kegiatan industri, kegiatan kesehatan/medis, dan lain-lain.
Namun sumber listrik seperti ini relatif lebih mahal, lebih rumit
dan lebih terbatas dibandingkan sumber PLN.
c. Jaringan Transmisi Tenaga Listrik
Tegangan yang sudah dinaikkan kemudian ditransmisikan melalui
jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan
tegangan 500 kV atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
dengan tegangan 150 kV dan 275 kV ke Gardu Induk (GI), untuk
Laporan Akhir II-9
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
diturunkan voltasenya menjadi tegangan menengah 20 kV. Salah
satu gardu induk tersebut berada di wilayah Kabupaten Pringsewu
yaitu Gardu Induk (GI) Pagelaran yang berada di Kecamatan
Pagelaran.
Setelah voltase diturunkan menjadi tegangan menengah pada GI,
kemudian tegangan menengah tersebut disalurkan melalui
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ke Trafo-trafo Distribusi yang
tersebar di seluruh wilayah pelayanan PLN Kabupaten Pringsewu.
Di trafo-trafo distribusi tersebut, voltasenya diturunkan dari 20 kV
menjadi 220 volt. Lalu kemudian dari trafo-trafo distribusi
tersebut selanjutnya disalurkan melalui Jaringan Tegangan
Rendah (JTR) ke Pelanggan Listrik yang berada di wilayah
Kabupaten Pringsewu.
Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik yang
menghubungkan provinsi di Sumatera dan Pulau Jawa merupakan
transmisi yang terdiri atas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET). Sedangkan untuk transmisi tenaga listrik dalam wilayah
kabupaten/kota di Provinsi Lampung digunakan Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT). Untuk lebih jelas mengenai jaringan
transmisi tenaga listrik yang mendukung kebutuhan energi listrik
di Kabupaten Pringsewu dapat dilihat di bawah ini.
1) Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
Rencana pengembangan transmisi listrik SUTET dengan
tegangan 500 kV merupakan interkoneksi provinsi-provinsi di
Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Dalam pengembangannya,
jaringan SUTET 500 kV akan dihubungkan melalui Kabupaten
Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung
Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan
dan menerus ke Provinsi Sumatera Selatan.
2) Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)
Laporan Akhir II-10
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
SUTT adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Tinggi
dengan kekuatan 150 kV dan 275 kV yang ditujukan untuk
menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit atau
pusat-pusat distribusi yang jaraknya cukup jauh menuju
pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan
dengan efisien.
Rencana jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di
Kabupaten Pringsewu berdasarkan arahan dalam RTRW
Provinsi Lampung, meliputi :
a) Rencana pengembangan jaringan SUTT 275 kV merupakan
jaringan yang menghubungkan provinsi-provinsi di Pulau
Sumatera
b) Rencana pengembangan jaringan SUTT 150 kV merupakan
jaringan yang menghubungkan antar kabupaten/kota,
yang meliputi :
• Peningkatan jaringan eksisting
- Jaringan PLTA Batu Tegi – GI Pagelaran
- Jaringan GI Pagelaran – GI Tegineneng
• Pengembangan jaringan baru, yaitu jaringan GI
Pagelaran – GI Kota Agung
3) Pusat-Pusat Distribusi Tegangan
Pusat-pusat distribusi tegangan merupakan sebaran titik-titik
Gardu Induk (GI) yang berfungsi untuk menurunkan tegangan
listrik yang dialirkan oleh jaringan SUTET maupun SUTT
menggunakan trafo step down menjadi tegangan menengah 20
kV untuk kemudian tegangan menengah tersebut disalurkan
lagi melalui Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ke
trafo-trafo Distribusi.
Adapun pusat distribusi tegangan berupa gardu Induk (GI)
yang akan direncanakan di wilayah Kabupaten Pringsewu
Laporan Akhir II-11
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
adalah berupa peningkatan gardu induk eksisting GI Pagelaran
dengan kapasitas 1 X 30 MVA dan 1 X 20 MVA.
Kebutuhan listrik di Kabupaten Pringsewu diperkirakan
berdasarkan jenis dan type bangunan yang akan dilayaninya.
Dalam hal ini menurut jenisnya terdiri dari bangunan komersial
dan bangunan non komersial/sosial, bangunan komersial terdiri
dari perdagangan dan jasa, sedangkan bangunan non komersial
terdiri dari perumahan dan fasilitas umum. Diharapkan hingga
akhir tahun perencanaan jumlah bangunan yang terlayani
penerangan listrik sudah mencapai 100 % karena saat ini sudah
menjadi kebutuhan utama dan vital bagi penduduk. Diperkirakan
kebutuhan listrik secara keseluruhan di wilayah Kabupaten
Pringsewu pada tahun 2031 sebesar 757 MW.
d. Energi Lainnya
Pengembangan sistem jaringan energi lainnya di Kabupaten
Pringsewu yang perlu dipertimbangkan bagi dukungan
pelaksanaan pembangunan wilayah kedepannya yaitu meliputi
ketersediaan SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk
Elpiji). Pengadaan SPPBE di wilayah Kabupaten Pringsewu perlu
melibatkan pihak swasta sebagai investor. Kebutuhan SPPBE di
Kabupaten Pringsewu hingga akhir tahun perencanaan adalah
ketersediaan SPPBE minimal di pusat pelayanan yang berfungsi
PKWp dan PKLp yaitu sejumlah 2 SPPBE.
Lokasi penempatan SPPBE dapat dibangun dimana saja pada
wilayah Kabupaten Pringsewu dengan syarat bukan merupakan
daerah permukiman yang padat dan tidak berada dekat di sekitar
SUTET. Selain itu keberadaan SPPBE harus didukung oleh lampu
penerangan yang mampu menerangi dengan jelas seluruh area
operasional dan dukungan keamanan 24 jam yang terjamin.
4. Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Laporan Akhir II-12
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten
Pringsewu direncanakan agar mampu meningkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang terpadu dan
merata di seluruh wilayah Kabupaten Pringsewu. Untuk mencapai
tujuan tersebut, upaya yang dapat ditempuh adalah meningkatkan
kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang
terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Pringsewu.
Rencana pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi mencakup
kebijakan pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi untuk
meningkatkan ketersediaan dan penyediaan informasi bagi kegiatan
sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Keberadaan
sistem jaringan telekomunikasi merupakan indikator tingginya
dinamika kegiatan suatu wilayah. Semakin tinggi permintaan
telekomunikasi juga menunjukkan tingginya pertumbuhan ekonomi
dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Secara umum, rencana pengembangan prasarana telekomunikasi di
Provinsi Lampung diarahkan untuk memberikan pelayanan komunikasi
melalui jaringan telekomunikasi terestrial terdiri dari jaringan mikro
digital, serat optik, mikro analog serta kabel laut, yang akan
dikembangkan secara menerus. Pengembangan prasarana
telekomunikasi di Kabupaten Pringsewu akan meliputi pengembangan
jaringan mikro digital saja. Sedangkan untuk potensi permintaan
jaringan telepon bersumber pada jumlah rumah tangga dan jumlah
peruntukan lainnya seperti industri, fasilitas umum, fasilitas sosial,
sekolah, jasa dan perdagangan, dan sektor lainnya.
Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi pada umumnya
berada pada kewenangan perusahaan telekomunikasi seperti PT.
TELKOM. Karenanya, dalam perencanaan ini rekomendasi hanya
diarahkan pada prediksi kebutuhan atau permintaan jaringan.
Sementara itu untuk pengembangan jaringan telekomunikasi satelit,
Laporan Akhir II-13
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
akan mengikuti arahan dari strategi pengembangan jaringan
telekomunikasi satelit nasional.
a. Sistem Jaringan Kabel
Pelayanan jaringan telepon kabel di wilayah Kabupaten Pringsewu
saat ini dilakukan oleh PT. TELKOM melalui Kantor Pelayanan
Telkom Pringsewu. Jenis sarana telekomunikasi yang telah
tersedia meliputi sambungan telepon rumah tangga dan warung
telekomunikasi. Pengembangan jaringan telepon di wilayah ini
akan diarahkan untuk menjangkau seluruh pusat pelayanan dan
wilayah pelayanannya di Kabupaten Pringsewu. Pembangunan
jaringan telepon akan dilakukan dengan mengikuti jaringan jalan
utama untuk mempermudah pemasangan dan penyambungan dan
berhirarki sesuai dengan klasifikasi jalan yang diikutinya. Untuk
merencanakan kebutuhan telepon di Kabupaten Pringsewu
digunakan pendekatan prosentase tingkat pelayanan berdasarkan
fungsi bangunan yang direncanakan, yaitu fungsi bangunan umum,
sosial, komersial dan perumahan.
b. Sistem Jaringan Nirkabel
• Mendorong pihak operator seluler untuk menyelenggarakan
pemanfaatan menara telekomunikasi bersama (sharing tower)
dalam rangka efisiensi ruang.
• Melakukan penataan menara BTS dengan penyusunan Master
Plan Menara BTS bersama pihak operator dan ditetapkan
dengan Peraturan Bupati.
• Mengeluarkan aturan mengenai alternatif jarak aman menara,
yaitu :
✓ Untuk tinggi menara maksimal 45 meter, jarak minimal 20
meter dari bangunan perumahan, 10 meter di daerah
komersial dan 5 meter bila di daerah industri.
✓ Untuk tinggi menara maksimal di atas 45 meter, jarak
minimal 30 meter dari bangunan perumahan, 15 meter
Laporan Akhir II-14
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
untuk daerah komersial dan 10 meter untuk daerah
industri.
✓ Untuk ketinggian menara di atas 60 meter, jarak dari
bangunan terdekat minimal adalah 40 meter.
• Membatasi pembangunan BTS untuk Kecamatan Pringsewu dan
Gadingrejo maks. 3 BTS/kecamatan, sedangkan pada
kecamatan lainnya, pembangunan dibatasi maks. 2
BTS/kecamatan dengan penggunaan BTS bersama.
c. Mikro Digital
Rencana pengembangan jaringan mikro digital di Provinsi
Lampung merupakan interkoneksi yang menyeluruh dan integral
secara nasional dari ujung timur (Provinsi Papua) sampai dengan
ujung barat (Provinsi NAD). Jaringan Mikro Digital yang
dikembangkan dari Pulau Jawa akan melalui Kabel Bawah Laut
dan melalui Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung,
Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten
Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, lalu menuju ke Provinsi
Sumatera Selatan.
5. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air
Sistem jaringan sumberdaya air di Kabupaten Pringsewu meliputi
pengembangan wilayah sungai, cekungan air tanah, jaringan irigasi,
jaringan air baku untuk air bersih dan sistem pengendali daya rusak
air.
a. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai
Sistem pengelolaan wilayah sungai meliputi pengelolaan Wilayah
Sungai yang memiliki aliran terpanjang yang melalui wilayah
Kabupaten Pringsewu adalah Sungai Way Sekampung bagian
tengah dengan panjang 24 km dengan luas daerah aliran adalah
600 km2, sungai ini merupakan wilayah sungai strategis nasional
yang menjadi wewenang pusat yang terletak di Kabupaten
Laporan Akhir II-15
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Pringsewu. Wilayah Sungai semangka yang merupakan wilayah
sungai Provinsi Lampung. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)
didasarkan pada pola pengelolaan SDA WS Way Seputih
Sekampung yang bersangkutan.
Pengembangan pengelolaan wilayah sungai meliputi :
1) sistem pengelolaan wilayah sungai direncanakan melalui
pendekatan DAS dan cekungan air tanah serta keterpaduannya
dengan pola ruang dengan memperhatikan keseimbangan
pemanfaatan sumber daya air permukaan dan air tanah;
2) pengelolaan wilayah sungai dilakukan melalui pengembangan
penatagunaan air pada DAS dan diselenggarakan melalui
kegiatan penyusunan dan penetapan neraca penatagunaan
sumberdaya air dengan mengacu pada peraturan perundang-
undangan; dan
3) pengembangan penatagunaan air pada DAS untuk Kabupaten
Pringsewu meliputi DAS Sekampung dan DAS Seputih.
Untuk mengetahui lebih jelas nama sungai yang melalui wilayah
Kabupaten Pringsewu berikut panjang dan daerah alirannya dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel II.3 Nama Sungai/Anak Sungai di Kabupaten Pringsewu
No. Nama Sungai/Anak Sungai Panjang (Km) Daerah Aliran
(Km2)
1. Way Seputih Sekampung Bagian Tengah
24 600
2. Way Gading 7 56
3. Way Apus 6,8 5.440
4. Way Wonokoro 8,8 7.040
5. Way Wayah 19 380
6. Way Sangsep 17 225
7. Way Marga Raharjo 2,5 15
8. Way Semah - -
9. Way Bulok - -
Sumber :RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012
Laporan Akhir II-16
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
b. Cekungan Air Tanah
Cekungan air tanah di Kabupaten Pringsewu dikembangkan pada
Cekungan air tanah Metro – Kota Bumi dan cekungan air tanah
Talang Padang. Pengembangan cekungan air tanah meliputi :
1) penentuan batas cekungan air tanah;
2) peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi
penyediaan air tanah;
3) pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air
tanah; dan
4) pengembangan air tanah berkelanjutan untuk irigasi.
c. Jaringan Irigasi
Pemanfaatan sumberdaya air untuk pertanian diarahkan pada
sistem jaringan yang menjadi tanggungjawab Dinas PU Kabupaten,
terutama untuk pertanian lahan basah melalui upaya
pembangunan dan pengembangan saluran.
d. Jaringan Air Baku untuk Air Bersih
Kebutuhan sumberdaya air baku diperuntukkan bagi pemakaian
keperluan air minum, rumah tangga, industri, jasa, pertanian dan
lainnya. Pemanfaatan air baku diarahkan pada pemanfaatan mata
air, air tanah (sumur bor) dan air permukaan (air sungai).
Berdasarkan data, saat ini pemenuhan kebutuhan air minum di
wilayah Kabupaten Pringsewu sebagian sudah dilayani oleh PDAM,
sedangkan sebagian lainnya masih dilakukan secara pribadi.
Sumber air baku yang digunakan selain berasal dari mata air pada
daerah pegunungan di wilayah ini, juga berasal dari air sungai
yang melalui wilayah ini serta air tanah. Beberapa sumber air
baku bahkan telah dikomersilkan oleh sebagian penduduk, seperti
terdapat di Bukit Karawang, Kecamatan Ambarawa. Air yang
berasal dari sumber mata air tersebut didistribusikan ke beberapa
wilayah dalam hingga luar Kabupaten Pringsewu.
Laporan Akhir II-17
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
pengembangan jaringan air baku untuk air bersih di wilayah
Kabupaten Pringsewu adalah sebagai berikut :
• Mengembangkan sumberdaya air baru baik mata air maupun
air permukaan untuk meningkatkan kemampuan kapasitas
sumber air agar mampu memenuhi kebutuhan air minum
penduduk di masa yang akan datang.
• Meningkatkan produksi air baku dengan memanfaatkan secara
optimal sumberdaya air yang telah teridentifikasi,
diantaranya dengan meningkatkan kemampuan peralatan
produksi dengan peralatan yang mempunyai kemampuan lebih
besar dan modern.
• mempertahankan debit air Way Sekampung dan Way Seputih
yang merupakan sumber utama pasokan air bagi pemenuhan
kebutuhan air baku serta sumber air irigasi di wilayah
Kabupaten Pringsewu;
• Pembangunan jaringan distribusi air minum/jaringan
perpipaan yang pemasangannya diarahkan mengikuti jaringan
jalan sesuai dengan hirarki yang ada.
• Pengembangan sistem pelayanan dengan kran umum di
samping pelayanan dengan sambungan langsung. Hal ini lebih
bermanfaat karena penduduk yang akan dilayani oleh jaringan
air minum akan lebih banyak dibandingkan jika dilayani
dengan sambungan langsung.
• Kualitas air yang akan didistribusikan kepada konsumen harus
berkualitas sesuai dengan persyaratan air minum yang
berlaku.
2.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu
Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu terdiri dari Rencana Pola
Ruang Kawasan Lindung dan Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
A. Pola Ruang Kawasan Lindung
1. Kawasan Hutan Lindung
Laporan Akhir II-18
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
kawasan hutan lindung di Kabupaten Pringsewu diarahkan pada
wilayah-wilayah dengan kemiringan diatas 40% yang terdapat di
bagian Selatan (Kecamatan Pardasuka) dan di bagian Barat Laut
(Kecamatan Pagelaran) Kabupaten Pringsewu. Termasuk kedalam
kawasan ini adalah:
• Sebagian Hutan Lindung Register 21 Perentian Batu(yang masuk
kedalam wilayah administrasi Kecamatan Pardasuka) seluas
2.669Ha.
• Sebagian Hutan Lindung Register 22 Way Waya(yang masuk
kedalam wilayah administrasi Kecamatan Pagelaran) seluas
8.345Ha.
Luas total kawasan lindung eksisting mencapai 11.014 Ha atau sebesar
17,62% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu.
2. Kawasan Perlindungan Setempat
a. Sempadan Sungai
Berdasarkan Kriteria Kawasan Konservasi dari Menteri PU tahun
2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, ditetapkan besarnya
Garis Sempadan Sungai adalah sebagai berikut :
- Sungai besar (sungai yang mempunyai daerah pengaliran ≥ 500
km²) mempunyai sempadan sungai sebesar 100 m dikiri dan
kanan sungai.
- Sungai kecil (sungai yang mempunyai daerah pengaliran ≤ dari
500 km²) mempunyai sempadan sungai sebesar 50 m di kiri
dan kanan sungai.
- Untuk kawasan permukiman yang sudah ada di sepanjang
sungai dibatasi dengan jalan inspeksi sebesar 10 – 15 m dari
bibir sungai.
- sempadan saluran irigasi ditetapkan ditetapkan 5 (lima) meter
di kiri dan kanan saluran irigasi primer dengan luas kurang
lebih 3.195 (tiga ribu seratus sembilan puluh lima) hektar.
Laporan Akhir II-19
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Sedangkan Kawasan Sempadan Sungai adalah sebagai berikut:
- Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, lokasi
bangunan sekurang-kurangnya mempunyai jarak 3 m dari
tanggul sungai.
- Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, ditetapkan
sekurang-kurangnya 5 m dari tanggul sungai.
- Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, jika
kedalaman sungai ≤ 3 m lokasi bangunan sekurang-kurangnya
10 m dari bibir sungai. Jika kedalaman sungai ≥ 3 m, maka
lokasi bangunan sekurang-kurangnya 15 m dari bibir sungai.
b. Kawasan Sekitar Mata Air
Di Kabupaten Pringsewu saat ini terdata 1 (satu) mata air, yaitu
mata air Selapan di Kecamatan Pardasuka dengan luas kurang
lebih 48 (empat puluh delapan) hektar serta sumber air yang
memanfaatkan sumur bor. Kondisi debit mata air yang ada relatif
kecil, dimana debitnya tidak lebih dari 5 liter/detik. Sedangkan
untuk sumur bor/pompa pun diketahui debitnya sekitar 5
liter/detik.
Pengelolaan kawasan sekitar mata air ditempuh dengan cara
diantaranya sebagai berikut :
- Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang
menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan
kualitas sumber air;
- Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air
minum atau irigasi;
- Selain sebagai sumber air minum dan irigasi, sumber air juga
digunakan untuk pariwisata peruntukkannya diijinkan selama
tidak mengurangi kualitas tata air yang ada. Penggunaan
sumber air untuk rekreasi dan renang, perlu dibuat kolam
tersendiri;
Laporan Akhir II-20
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
- Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan
penutup tanah atau ground cover untuk melindungi
pencemaran dan erosi terhadap air; dan
- Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara
langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan
konservasi mata air.
c. Sempadan Saluran Irigasi
Sempadan saluran irigasi ditetapkan ditetapkan 5 (lima) meter di
kiri dan kanan saluran irigasi primer dengan luas kurang lebih
3.195 (tiga ribu seratus sembilan puluh lima) hektar.
3. Kawasan Rawan Bencana
Pola pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana merupakan
pengaturan pemanfaatan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi
mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana merupakan salah
satu kriteria yang akan dijadikan dasar untuk menentukan lokasi
pembangunan permukiman penduduk di wilayah Kabupaten
Pringsewu.
Dalam lingkup wilayah Kabupaten Pringsewu daerah rawan bencana
terdiri atas:
a. Kawasan Rawan Banjir
Terjadinya banjir merupakan salah satu dampak yang terjadi
akibat kerusakan hutan dan kurang teraturnya pola pemanfaatan
ruang di wilayah Kabupaten Pringsewu. Daerah yang
teridentifikasi sebagai daerah rawan banjir terdapat di beberapa
bagian wilayah Kabupaten Pringsewu yaitu : Kecamatan
Pagelaran, Kecamatan Banyumas, Kecamatan Sukoharjo dan
Kecamatan Gadingrejo.
Pola pemanfaatan ruang pada daerah kawasan rawan banjir
tersebut direncanakan akan diarahkan untuk dilakukan :
Laporan Akhir II-21
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
− Reboisasi pada hutan-hutan sekitar kawasan rawan banjir,
yaitu kawasan hutan register 21 dan register 22 yang kini telah
ditetapkan sebagai hutan kawasan lindung.
− Melakukan penanaman tanaman hutan non produktif di
kawasan sempadan sungai 0 – 10 meter dari tepi kiri dan kanan
sungai di yang akan difungsikan sebagai tanggul alami di
sepanjang aliran SWS Sekampung dan anak-anak sungainya,
seperti Way Sekampung Anak dan Way Tebu.
− Pembangunan embung atau kolam besar sebagai penampung
aliran air permukaan apabila melebihi debit rata-rata pada saat
tertentu.
− Perbaikan sistem kebersihan lingkungan masyarakat
disepanjang daerah-daerah aliran sungai.
− Perbaikan sistem drainase lingkungan melalui kegiatan
pembangunan dan peningkatan kualitas.
b. Kawasan Rawan Tanah Longsor
Daerah ini teridentikasi di wilayah yang tingkat kerusakan
kawasan hutan yang cukup tinggi, dan terletak pada kemiringan
lahan lebih dari 40%, dimana umumnya kondisi tanah pada
kawasan ini relatif buruk dengan permeabilitas (daya resap air)
tinggi, yaitu disekitar wilayah Kecamatan Pardasuka, Kecamatan
Pagelaran dan Kecamatan Banyumas. Bentuk penanggulangan
daerah rawan bencana ini adalah melalui kegiatan penghijauan.
c. Daerah Rawan Puting Beliung
Kawasan rawan bencana puting beliung hampir merata di seluruh
kecamatan di Kabupaten Pringsewu, terutama di Kecamatan
Sukoharjo, Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan Gadingrejo.
d. Daerah Rawan Gempa Bumi
Berdasarkan data dari RTRW Provinsi Lampung diketahui bahwa
sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu termasuk ke dalam
Laporan Akhir II-22
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
kawasan dengan intensitas skala gempa MMI IV – V dan skala
gempa V – VI. Intensitas skala gempa yang dimiliki oleh Kabupaten
Pringsewu terkait dengan posisi wilayah ini yang berada di dalam
wilayah patahan sumatera (daratan), yang merupakan daerah
pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Patahan Mentawai,
dimana (beberapa tahun kebelakang) menjadi zona sumber gempa
cukup aktif dan mempengaruhi kejadian kegempaan di wilayah
ini. Meski tidak berada dekat pada zona sumber gempa, namun
wilayah ini memiliki potensi terkena dampak kegempaan, dimana
dampak tersebut dapat terlihat dari skala kegempaan yang
dimilikinya.
Kondisi lahan dengan kelerengan > 25% memiliki potensi
kelongsoran cukup tinggi. Selain itu jika ditunjang dengan kondisi
tingkat potensi pergerakan tanah yang tinggi, maka semakin
memperbesar dampak kebencanaan gempa bumi di wilayah ini.
Dengan demikian, keberadaan potensi dampak kebencanaan
gempa bumi yang perlu diwaspadai di wilayah Kabupaten
Pringsewu adalah di Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Pagelaran,
Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan
Sukoharjo.
B. Pola Ruang Kawasan Budidaya
1. Kawasan Peruntukan Pertanian
a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Ruang yang diperuntukkan bagi pertanian pangan tersebut
dominan tersebar di wilayah Timur, Barat dan Selatan Kabupaten
Pringsewu. Jenis tanaman yang dikembangkan meliputi padi
sawah. Untuk penyebarannya adalah sebagai berikut :
- Kecamatan Adiluwih : 688 Ha
- Kecamatan Ambarawa : 1.501 Ha
- Kecamatan Banyumas : 310 Ha
Laporan Akhir II-23
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
- Kecamatan Gadingrejo : 2.489 Ha
- Kecamatan Pagelaran : 1.182 Ha
- Kecamatan Pardasuka : 2.786 Ha
- Kecamatan Pringsewu : 819 Ha
- Kecamatan Sukoharjo : 1.050 Ha
Pengembangan pertanian pangan dimasa yang akan datang
diarahkan untuk tetap dipertahankan dan disesuaikan dengan
kebijakan pengembangan pertanian tanaman pangan
berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu. Pertanian tanaman
pangan lahan basah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan
berkelanjutan seluas kurang lebih 6.494 (enam ribu empat ratus
Sembilan puluh empat) hektar atau 60% (enam puluh persen)
menyebar di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Ambarawa,
Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan Gadingrejo dan sebagian di
Kecamatan Pardasuka. Meskipun perkembangan kegiatan
perkotaan diprediksi akan berlangsung pesat, namun
pertimbangan bahwa daerah ini menjadi salah satu lumbung
pangan baik untuk Kabupaten Pringsewu maupun Provinsi
Lampung, akan membatasi pengembangan karakter perkotaan di
wilayah ini kedepannya. Berbagai kegiatan karakter perkotaan
akan dipertimbangkan pengembangannya apabila telah
bersinggungan dengan pemanfaatan ruang lahan pertanian yang
akan diarahkan untuk dipertahankan sebagai kawasan sawah
abadi (lahan pertanian berkelanjutan).
b. Kawasan Pertanian Hortikultura
Rencana pengembangan pertanian hortikultura dengan jenis
komoditi unggulan yang dikembangkan adalah Jagung, ubi-ubian,
sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Berdasarkan analisis
kesesuaian lahan untuk pengembangan lahan di wilayah
Kabupaten Pringsewu ini mencapai luas 3.706 Ha atau sekitar
5,93% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu. Rencana
Laporan Akhir II-24
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
pengembangan komoditas unggulan terhadap harus ditelusuri
melalui studi khusus dan diharapkan sebagai bahan baku kegiatan
agro industri diwilayah Kabupaten Pringsewu ini dimasa yang akan
datang. Untuk penyebarannya adalah sebagai berikut:
- Kecamatan Adiluwih : 341 Ha
- Kecamatan Ambarawa : 115 Ha
- Kecamatan Banyumas : 668 Ha
- Kecamatan Gadingrejo : 1.532 Ha
- Kecamatan Pagelaran : 909 Ha
- Kecamatan Pringsewu : 110 Ha
- Kecamatan Sukoharjo : 30 Ha
c. Kawasan Perkebunan
Luas lahan untuk perkebunan ini adalah 21.266 Ha atau sekitar
34,02% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu, yang
tersebar di seluruh bagian wilayah Kabupaten Pringsewu,
meliputi:
- sentra pengembangan kelapa sawit antara lain Kecamatan
Pagelaran, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Adiluwih dan
Kecamatan Banyumas;
- sentra pengembangan kelapa meliputi Kecamatan Pardasuka,
Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan
Gadingrejo;
- sentra pengembangan perkebunan kopi di Kecamatan
Pagelaran dan Kecamatan Pardasuka;
- sentra pengembangan kakao di Kecamatan Banyumas,
Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Adiluwih dan Kecamatan
Pardasuka; dan
- sentra pengembangan karet di Kecamatan Pardasuka dan
Kecamatan Pagelaran.
d. Kawasan Peternakan
Laporan Akhir II-25
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Pengembangan kawasan peternakan dilakukan di seluruh wilayah
kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan
peternakan, antara lain:
- pengembangan ternak sapi di Kecamatan Pringsewu dan
Kecamatan Gadingrejo;
- pengembangan ternak kambing di Kecamatan Sukoharjo dan
Kecamatan Banyumas;
- pengembangan ternak domba di Kecamatan Pringsewu dan
Ambarawa;
- pengembangan peternakan unggas di Kecamatan Gadingrejo
dan Kecamatan Pagelaran;
- pengembangan sentra bibit unggul akan dikembangkan di
Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Gadingrejo; dan
- pengembangan pengolahan pakan ternak akan dikembangkan
di Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Pagelaran.
2. Kawasan Peruntukan Perikanan
Kawasan peruntukan perikanan meliputi kawasan peruntukan
budidaya perikanan, kawasan pengolahan ikan dan kawasan
minapolitan.
a. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan
Kawasan peruntukan budidaya perikanan berupa pengembangan
perikanan kolam air tawar dengan komoditas Ikan Karper, Ikan
Tawes, Ikan Nila Merah, Ikan Gurami, Ikan Lele di Kecamatan
Pagelaran, dan sebagian kecil di Kecamatan Pringsewu,
Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Gadingrejo.
b. Kawasan Pengolahan Perikanan
Pengembangan kawasan perikanan air tawar yang terdapat di
Kabupaten Pringsewu adalah berupa kolam air tenang dan lahan
sawah (minapadi). Adapun jenis ikan yang dapat dikembangkan
terdiri dari Karper, Tawes, Nila Merah, Gurami, Lele dan lainnya.
Laporan Akhir II-26
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Arahan lokasi pengembangan dari perikanan ini terkonsentrasi di
Kecamatan Pagelaran, sebagai wilayah yang produktifitasnya
sangat tinggi. Namun sebagian kecil juga berada di Kecamatan
Pringsewu, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Gadingrejo,
dengan skala pengembangannya adalah skala kecil/perikanan
rakyat. Sedangkan untuk pengolahan hasil perikanan akan
dikonsentrasikan di Kecamatan Pagelaran, berdekatan dengan
kawasan penghasil bahan bakunya. Dan pengembangan kawasan
minapolitan diarahkan di Kecamatan Pagelaran.
Kawasan pengolahan perikanan meliputi pengembangan teknologi
pengolahan hasil perikanan akan dikembangkan di Kecamatan
Pagelaran dan pengembangan balai benih induk akan
dikembangkan di Kecamatan Gadingrejo.
c. Kawasan Minapolitan
Pengembangan pusat minapolitan terdapat di Kecamatan
Pagelaran dengan komoditas Ikan Karper, Ikan Tawes, Ikan Nila
Merah, Ikan Gurami, Ikan Lele.
3. Kawasan Pertambangan
Arahan pemanfaatan ruang untuk bahan tambang sesuai dengan
perkiraan kandungan potensinya dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Kecamatan Adiluwih : Silika, Mangan, Bijih Besi, Batuan.
- Kecamatan Ambarawa : Mangan, Bijih Besi, Batuan.
- Kecamatan Banyumas : Silika, Mangan, Bijih Besi, Batuan.
- Kecamatan Gadingrejo : Andesit, Pasir, Mangan, Bijih Besi,
Batuan.
- Kecamatan Pagelaran : Bentonit, Andesit, Lempuyan, Marmer,
Silika, Mangan, Bijih Besi, Batuan,
Emas, Batubara.
- Kecamatan Pardasuka : Pasir, Mangan, Bijih Besi, Batuan,
Emas.
Laporan Akhir II-27
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
- Kecamatan Pringsewu : Diorit, Granit, Silika, Mangan, Bijih
Besi, Batuan.
- Kecamatan Sukoharjo : Silika, Pasir, Mangan, Bijih Besi,
Batuan.
Kawasan ini diarahkan untuk dikembangkan didalam kawasan-kawasan
yang diperuntukkan bagi kawasan perkebunan dan tanaman
hortikultura.
Kegiatan pertambangan agar dilakukan melalui praktek pertambangan
yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi terjadinya dampak
kerusakan lingkungan dan melakukan perbaikan lingkungan pasca
tambang melalui rehabilitasi dan reklamasi tambang.
4. Kawasan Peruntukan Industri
Beberapa kegiatan industri pengolahan yang dapat dikembangkan di
wilayah ini antara lain yaitu :
- Pengembangan kegiatan industri perikanan, berupa industri
pengolahan hasil-hasil perikanan seperti pengalengan ikan,
pindang ikan, tepung ikan, penggaraman ikan, dsb. Berdasarkan
arahan pengembangan kawasan budidaya, pengembangan
kegiatan perikanan air tawar akan diarahkan untuk dikembangkan
di Kecamatan Pagelaran. Sehingga, pengembangan industri
pengolahan hasil perikanan dapat memanfaatkan kedekatannya
dengan bahan baku. Selain itu, letak Kecamatan Pagelaran yang
strategis, pada koridor akses utama transportasi regional
memudahkan akses distribusi dan pemasaran produk-produk yang
dihasilkan.
- Pengembangan kegiatan industri peternakan, berupa industri
pengolahan hasil-hasil peternakan seperti susu sapi segar,
yoghurt, kulit sapi, pupuk kandang, dsb. Berdasarkan arahan
pengembangan kawasan budidaya, pengembangan kegiatan
peternakan sapi potong akan diarahkan untuk dikembangkan di
Laporan Akhir II-28
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Kecamatan Gadingrejo. Sehingga, pengembangan industri
pengolahan hasil peternakan dapat memanfaatkan kedekatannya
dengan bahan baku dan bahan pangan bagi ternak sapi yang dapat
diperoleh dari wilayah sekitarnya yang telah diarahkan sebagai
kawasan pertanian lahan kering. Selain itu, letak Kecamatan
Gadingrejo yang strategis, pada koridor akses utama transportasi
regional memudahkan akses distribusi dan pemasaran produk-
produk yang dihasilkan.
- Pengembangan kegiatan industri berbasis agribisnis (agroindustri),
berupa industri pengolahan hasil-hasil pertanian dan perkebunan
seperti popcorn atau tepung jagung yang diolah dari tanaman
jagung, tepung tapioka atau keripik singkong yang diolah dari
tanaman singkong, nata de coco yang diolah dari tanaman kelapa,
bubuk coklat yang diolah dari tanaman kakao, kopi bubuk yang
diolah dari tanaman kopi, dsb. Berdasarkan arahan
pengembangan kawasan budidaya, pengembangan kegiatan
pertanian lahan kering serta perkebunan ini akan diarahkan untuk
dikembangkan di wilayah yang menjadi lumbung hasil pertanian
hortikultura, seperti Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Adiluwih,
Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Banyumas dan Kecamatan
Gadingrejo.
5. Kawasan Pariwisata
Beberapa potensi daya tarik wisata diantaranya adalah :
a. Wisata Alam.
− Check Dam Tegalsari, di Kecamatan Gadingrejo, yang
membendung aliran Way Sekampung untuk digunakan bagi
keperluan pertanian.
− Telaga Gupit, di Kecamatan Gadingrejo, yang merupakan
waduk (tempat penampungan air) peninggalan zaman Belanda,
yang dimanfaatkan sebagian petani Desa Pujorahayu,
Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, sebagai sumber irigasi
Laporan Akhir II-29
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
sawah.
b. Check Dam Way Ngison, di Kecamatan Ambarawa, yang
membendung aliran Way Tebu yang mengalir ke arah Way Bulok,
untuk digunakan bagi keperluan pertanian.
c. Obyek wisata yang bernuansa religi atau agamis.
− Pura Giri Sutra Mandala, merupakan tempat ibadah umat Hindu
yang terletak di perbatasan Desa Tegalsari dengan Desa
Mataram, Kecamatan Gadingrejo. Pura ini berdiri sejak 1977
dan saat ini dikelola oleh Bpk. Nyoman Jawi. Selain daya tarik
arsitektur bangunan, pelaksanaan upacara agama, nuansa
spiritual juga didukung oleh keindahan panorama alam, dimana
di depan pura ini terdapat Telaga Gupit yang dapat menjadi
kelebihan daya tarik tempat ini.
− Goa Maria Padang Bulan, merupakan tempat ibadah umat
Katolik yang terletak di Kecamatan Pringsewu. Selain daya
tarik nuansa spiritual juga didukung oleh keindahan panorama
alam, yang menjadi daya tarik tempat ini.
− Makam KH. Ghalib, merupakan tempat ziarah bagi umat muslim
yang terletak di Kecamatan Pringsewu, dalam mengenang jasa-
jasa beliau sebagai seorang ulama dan sekaligus tokoh pejuang
kemerdekaan yang menjadikan wilayah Kabupaten Pringsewu
sebagai basis perjuangannya saat melawan Belanda. Selain
daya tarik artistik bangunan juga didukung oleh nuansa
spiritual serta keindahan panorama alam, yang menjadi daya
tarik tempat ini.
d. Obyek wisata buatan meliputi:
− Bukit Silitonga, di Kecamatan Sukoharjo, tempat ini pada
zaman perang kemerdekaan pernah menjadi tempat
pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan Republik
Indonesia. Saat ini telah dimanfaatkan sebagai tempat
pemancingan dan rekreasi keluarga, berupa tempat makan dan
permainan anak.
Laporan Akhir II-30
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
− Bukit Sari Nongko, di Kecamatan Sukoharjo, saat ini telah
dimanfaatkan sebagai tempat wisata/rekreasi keluarga, berupa
tempat makan, hotel, kolam renang, panggung hiburan,
pemancingan dan permainan anak.
− Villa Novi, di Kecamatan Sukoharjo, yang dilengkapi dengan
fasilitas rumah makan, tempat pertemuan, pemancingan dan
tempat penginapan.
− Balong Kuring, di Kecamatan Pringsewu, yang dilengkapi
dengan fasilitas rumah makan, tempat pertemuan, kolam
renang, outbond dan permainan keluarga lainnya.
− Kolam renang Grojogan Sewu, di Kecamatan Pringsewu, yang
dilengkapi dengan fasilitas rumah makan, tempat pertemuan
dan permainan anak lainnya.
− Wisata minapolitan berada di Kecamatan Pagelaran dan Rawa
Kijing Kecamatan Ambarawa.
e. Wisata Budaya.
− Pura Giri Sutramandala di Desa Mataram Kecamatan
Gadingrejo;
− Makam Kyai Haji Gholib di Kecamatan Pringsewu;
− Goa Maria Padang Bulan di Kecamatan Pringsewu;
− Rumah Adat di Marga Kaya Kecamatan Pringsewu; dan
− Rumah Adat di Pardasuka Kecamatan Pardasuka.
6. Kawasan Permukiman
Arahan kawasan permukiman di Kabupaten Pringsewu, terdiri dari :
a. Kawasan permukiman berlokasi tersebar di seluruh kecamatan
seluas 9.964 Ha (15,94%).
b. Pengembangan kawasan permukiman skala perkotaan akan
diarahkan pada kecamatan yang memiliki jumlah penduduk relatif
lebih tinggi dan fasilitas perkotaan yang lengkap yaitu pada
Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan
Pagelaran, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Sukoharjo
Laporan Akhir II-31
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
dengan jumlah total seluas 7.939 Ha (80% luas rencana kawasan
permukiman). Bahkan untuk Kecamatan Ambarawa yang
diprediksi 20 (duapuluh) tahun kedepan akan mengalami
kelebihan daya tampung jumlah penduduk, direncanakan untuk
dapat diarahkan membangun hunian vertikal, atau menyiapkan
lahan permukiman di wilayah lain sebagai antisipasi hal tersebut.
Untuk kawasan permukiman perkotaan akan direncanakan untuk
pengembangan permukiman yang dapat menampung kepadatan
penduduk tinggi yaitu > 400 jiwa/ha.
c. Pengembangan kawasan permukiman skala pedesaan akan
diarahkan pada pusat-pusat wilayah pengembangan lainnya yang
memiliki jumlah penduduk relatif lebih rendah dan fasilitas
perkotaan yang cukup lengkap yaitu Kecamatan Adiluwih,
Kecamatan Banyumas dan Kecamatan Pardasuka dengan jumlah
total seluas 2.025 Ha (20% luas rencana kawasan
permukiman).Untuk kawasan permukiman perdesaan akan
direncanakan untuk pengembangan permukiman yang dapat
menampung kepadatan penduduk sedang yaitu 200 - 400 jiwa/ha.
C. Pola Ruang Kawasan Peruntukan Lainnya
1. Kawasan Perdagangan dan Jasa
Alokasi ruang bagi peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa ini
direncanakan adalah seluas 1.402 Ha atau sekitar 2,24% dari total luas
wilayah kabupaten, yang meliputi Kecamatan Pringsewu, Kecamatan
Pagelaran dan Kecamatan Sukoharjo.
2. Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan
Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi.
- zona latihan militer pertahanan di Kecamatan Pagelaran;
- komplek markas Kepolisian Resor (POLRES) Kabupaten Pringsewu di
Kecamatan Gadingrejo;
Laporan Akhir II-32
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
- komplek maskas komando Distrik Militer (Makodim) di Kecamatan
Gadingrejo; dan
- komplek markas Kepolisian Sektor (POLSEK) yang berada di setiap
kecamatan di wilayah Kabupaten.
- Kawasan Pertanian Tanaman Pangan
Laporan Akhir II-33
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Tabel II.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu 2011-2031
Kecamatan
Peruntukkan Adiluwih Ambarawa Banyumas Gadingrejo Pagelaran Pardasuka Pringsewu Sukoharjo Jumlah (%)
A. KAWASAN LINDUNG : 15,348 Ha (24,55%)
1. Hutan Lindung
-
-
- - 8.345 2.669
-
-
11.014 17,62
2. Kawasan Perlindungan Setempat :
~ Sempadan Sungai 333 263 301 662 1.140 561 610 464 4.334 6,93
Jumlah A. 333 263 301 662 9.485 3.230 610 464 15.348 24,55
B. KAWASAN BUDIDAYA : 47,162 Ha (75,45%)
1. Pertanian
a. Pertanian Pangan 688 1.501 310 2.489 1.182 2.786 819 1.050 10.823 17,31
b. Pertanian Hortikultura 341 115 668 1.532 909 - 110 30 3.706 5,93
2. Perkebunan 5.007 471 2.117 1.881 4.723 3.136 328 3.604 21.266 34,02
3. Permukiman 1.113 749 589 2.007 940 323 2.103 2.140 9.964 15,94
4. Kawasan Perdagangan & Jasa
-
-
- - 36
-
1.360 6 1.402 2,24
Jumlah B. 7.149 2.836 3.684 7.909 7.789 6.244 4.719 6.831 47.162 75,45
Jumlah Total (A + B) 7.482 3.099 3.985 8.571 17.275 9.474 5.329 7.295 62.510 100,00
Sumber : RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012
Laporan Akhir II-34
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Laporan Akhir II-35
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan memiliki fungsi yang
strategis dalam menunjang pertumbuhan ekonomi kota. Kontribusi
permukiman perkotaan melalui pemenuhan kebutuhan permukiman yang
layak, secara langsung akan memberikan kontribusi dalam peningkatan
produktivitas masyarakat sehingga mendorong pembangunan nasional yang
mampu berdaya saing.
Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya
mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat
Indonesia. Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai
dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan yang komprehensif dan
kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek permukiman sangat diperlukan
untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegrasi dengan
pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh
semua pelaku pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab
pengembangan perkotaan harus ditopang oleh kerjasama yang solid dari
pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-masing. Penanganan
permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama dalamkesetaraan
pelaku pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang
berkesinambungan.
Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan
perencanaan yang berkesinambungan dan terstruktur sebagai acuan
pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kota tanpa permukiman
kumuh. Pemerintah kab/kota sebagai nahkoda harus didorong untuk memiliki
dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan permukiman
sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan
Laporan Akhir II-36
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
berada pada arah yang tepat menuju permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan. Produk dari dokumen perencanaan penanganan permukiman
kumuh perkotaan diharapkan memiliki kualitas yang bermutu tinggi, baik dari
segi konsep, strategi, kegiatan, sampai dengan konsep desain dan desain
teknis kawasan. Selain itu, aspek non-fisik diharapkan juga menjadi perhatian
dalam perencanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan untuk
mendukung aspek fisik yang dibangun..
Dengan berpatokan pada undang-undang, penanganan permukiman
kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan
lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Walikota/Bupati. Melalui
identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang No 1 tahun
2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII dan
VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan
kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan
dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran,
peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh
berdasarkan UU No.1/2011 mengamanatkan agar pemerintah kota/kabupaten
menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana Pencegahan dan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), sebagai
instrumen utama dalam upaya penanganan permasalahan permukiman
kumuh.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dipandang perlu
melakukan kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan
Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
yang merupakan salah satulangkah konkrit Pemerintah Kabupaten Pringsewu
untuk menyusun rencana yang akan digunakansebagai dasar pertimbangan
dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Pringsewuuntuk mendukung
penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan menuju permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan.
Laporan Akhir II-37
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
2.2 MATRIKS KEBIJAKAN KABUPATEN PRINGSEWU
NO SUMBER/
DOKUMEN MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
A. DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1. RENSTRA PUPR 2015-2019 (PERMEN PUPR NO. 13.1/PRT/2015)
VISI : TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG MISI: Mempercepat pembangunan
infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi
Mempercepat pambangunan infrastruktur jalan mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpduan konektivitas daratan dan maritim;
Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’
Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan dalam kerangka NKRI;
Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan oerumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan
Memperluas akses terhadap tempat tinggal yang layak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk seluruh kelompok masyarakat secara berkeadilan, melalui pengembangan multi-sistem penyediaan perumahan secara utuh dan seimbang yang meliputi: pengendalian Perumahan Komersial, penguatan Perumahan Umum, Rumah Susun, pemberdayaan Perumahan Swadaya dan fasilitasi perumahanKhusus
Meningkatkan harmonisasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaa nregulasi dan kebijakan pembangunan Perumahan yang implementatif dan berpihak kepada seluruh kelompok masyarakat secara proporsional dan berimbang,sehingga tercipta iklim yang kondusif untuk mempercepat penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi MBR Memberdaya kan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan pembangunan Perumahan yang sinergis, efektif dan efisien, yaitu pemerintah sebagai regulator dan enabler, sedangkan masyarakat dan dunia usaha sebagai provider Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan Perumahan
Laporan Akhir II-38
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
NO SUMBER/
DOKUMEN
MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukup fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.
2. RENSTRA DINAS PENGAIRAN DAN PEMUKIMAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015-2019
- Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya
Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan SDA lainnya
Tanggap Darurat Infrastruktur
Pengendalian Banjir PengembanganWilayah
Strategis dan Cepat Tumbuh
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan
Pengembangan Perumahan
Lingkungan Sehat Perumahan
Pengembangan Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
Prasarana dan Sarana Bangunan Gedung dan Lingkungan
Membangun, memperbaiki dan memelihara infrastruktur bangunan air dan bangunan pelengkap lainnya, yaitu berupa : bendung, waduk dan embung, untuk meningkatkan konservasi sumber daya air.
Memelihara dan mempertahankan kinerja pelayanan jaringan irigasi pada 19 Daerah Irigasi (DI) kewenangan Provinsi yang sudah ada, melalui kegiatan-kegiatan Operasi dan Pemeliharaan.
Membangun dan memperbaiki infrastruktur pengaman banjir untuk meningkatkan pengamanan terhadap bahaya banjir, yaitu berupa : tanggul, perkuatan tebing, normalisasi dan lainnya.
Membangun, memperbaiki dan memelihara infrastruktur pada wilayah strategis dan cepat tumbuh, yaitu berupa : penataan kawasan agropolitan/ minapolitan, jalan poros, jalan produksi/usaha tani, dan lainnya.
Menata, membangun, memperbaiki dan memelihara prasarana dan sarana pemukiman terutama pada kawasan kumuh, yaitu berupa : jalan lingkungan, drainase lingkungan, dan lainnya.
Membangun dan memelihara prasarana dan sarana air bersih/air minum baik di pedesaan dan atau masyarakat berpenghasilan rendah.
Membangun dan memelihara prasarana dan sarana sanitasi melalui MCK+, IPAL, Persampahan Terpadu 3R, dan lainnya.
Membangun dan memelihara prasarana dan sarana gedung dan lingkungan, yaitu berupa: gedung milik pemerintah dan gedung lainnya, cagar budaya, relief, ornamen, tugu, monumen, taman, lansekap, dan lainnya.
Mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia baik masyarakat maupun aparatur, dalam menangani masalah pada sumber
Laporan Akhir II-39
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
NO SUMBER/
DOKUMEN
MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
daya air, pemukiman, bangunan gedung dan lingkungan, serta tata ruang.
3. RPJMD KAB. PRINGSEWU TAHUN 2011-2016
VISI : PRINGSEWU UNGGUL, DINAMIS DAN AGAMIS MISI : Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai dengan tata ruang wilayah. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik denganmenerapkan kaidah-kaidah ”Good Governance and Clean Government”. Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan harmonis
Penataan ruang sesuai dengan indikasi program prioritas lima tahunan RTRW;
Penyusunan rencana pengembangan dan rencana operasional pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan peruntukan masing-masing kawasan mengacu pada RTRW dan memperhatikan dokumen perencanaan pembangunan daerah terkait lainnya serta melibatkanseluruh pemangku kepentingan (stake holder);
Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan
Pemantapan sistem transportasi wilayah;
Peningkatkan kinerja pelayanan sistem transportasi melalui pendekatan terpadu (lintas wilayah dan lintas sektor).
Peningkatan tatakelola sumber daya air;
Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang
Penataan kawasan, bangunan dan lingkungan permukiman sesuai RTRW;
Penyediaan dan perbaikan kerangka regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas penyelenggaraan dan pemanfaatan kawasan permukiman.
Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas melalui pendekatan tanggap kebutuhan dan pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.
Perluasan cakupan layanan telekomunikasi dan informasi;
Peningkatan kapasitas jaringan telekomunikasi dan informasi yang menjangkau seluruh pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya
Pembangunan perkantoran pemerintahan daerah
Pembangunan perkantoran pemerintahan daerah dilakukan secara bertahap dengan mengupayakan dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, swasta, dan masyarakat
B. DOKUMEN PENATAAN RUANG
Laporan Akhir II-40
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
NO SUMBER/
DOKUMEN
MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
4.
RTRW KAB. PRINGSEWU TAHUN 2011 - 2031
VISI : PRINGSEWU UNGGUL, DINAMIS DAN AGAMIS MISI : Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai dengan tata ruang wilayah. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah Good Governance and Clean Government. Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan harmonis.
Perkuatan dan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah yang seimbang dan terarah
mengembangkan pusat-pusat kegiatan perkotaan melalui penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang fungsi regional
meningkatkan dan mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah melalui penyediaan infrastruktur jaringan jalan dan fasilitas penghubung, jaringan air bersih, jaringan energi, telekomunikasi, dan jaringan sumber daya air yang merata
C. DOKUMEN KEBIJAKAN/ STUDI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR LAINNYA
5. MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KAB. PRINGSEWU TAHUN 2015-2019
- - Pembangunan Jamban Keluarga Pembangunan MCK Umum Pembangunan MCK ++ Pembangunan IPAL / Septic Tank
Komunal Rehabilitasi / optimalisasi IPLT Pengembangan Kebijakan dan Kinerja
Pengelolaan Persampahan Pelatihan 3R bagi aparat pengelola
persampahan Pembangunan TPS - 3 R Pembangunan Landasan Kontainer Pengadaan Alat Angkut Stasiun antara
dan TPA Rehabilitasi / Optimalisasi TPA Perencanaan Umum Drainase Pembangunan Saluran Drainase
Primer Rehabilitasi Saluran Drainase Primer Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Peningkatan Kader PHBS Peningkatan Kader KESLING
6. MASTERPLAN RTH KAB. PRINGSEWU TAHUN 2014
- pengembangan RTH jalur jalan
pengembangan RTH pekarangan rumah dan pada halaman fasilitas umum di Kabupaten Pringsewu
-
7. RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)
- - Mengoptimalkan kapasitas terpasang 75 lpd dengan mengembangkan daerah pelayanan ke wilayah Gading Rejo dan Pringsewu.
Laporan Akhir II-41
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
NO SUMBER/
DOKUMEN
MUATAN
KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2014
Memanfaatkan sumber air baku baru dengan sistem pelayanan ke daerah pelayanan dengan sistem gravitasi, yaitu pada wilayah yang belum ada jaringan perpipaan air minum.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-1
3.1 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU UTARA
Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Utara ini menjadi
prioritas utama untuk ditangani berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu
Tahun 2015. Kelurahan Pringsewu Utara ini memiliki luas sebesar 1,68 km2
atau 168 ha dengan jumlah populasi sebanyak 7001 jiwa dan kepadatan
4167,3 jiwa/km. 6,7% kawasan di Kelurahan Pringsewu Utara ini berada di
kawasan kumuh dengan jumlah populasi 911 jiwa (182 KK) yang tersebar di LK
2 RT 3 dan 5. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut
angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%. Diperkirakan jumlah
penduduk RT 3 dan 4 ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 929 jiwa.
Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan Pringsewu utara adalah 182
rumah dan diprediksi meningkat menjadi 232 rumah pada tahun 2019.
Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai 155.369 liter. Produksi
limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 108.759 liter dan 1.541 liter.
GAMBARAN PROFIL AWAL PERMUKIMAN KUMUH
BAB
3
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-2
Sumber: Profil Permukiman Kumuuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Utara
3.2 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU TIMUR
Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Timur ini menjadi
prioritas kedua berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.
Kelurahan Pringsewu Timur ini memiliki luas sebesar 1,66 km2 atau 166 ha
dengan jumlah populasi sebanyak 7.433 jiwa dan kepadatan 5.477,7
jiwa/km2. Sebanyak 2,8% atau 2,66 ha kawasan di Kelurahan Pringsewu Timur
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-3
ini berada di kawasan kumuh dengan jumlah populasi 990 jiwa (198 KK) yang
tersebar di LK 03 RT 2, 3 dan 5. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi
kumuh ini mengikut angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%.
Diperkirakan jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019)
berjumlah 1.009 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan
Pringsewu Timur adalah 198 rumah dan diprediksi meningkat menjadi 252
rumah pada tahun 2019. Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai
168.843 liter. Produksi limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 118.190
liter dan 1.675 liter.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-4
Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Timur
3.3 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU BARAT
Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Barat ini menjadi
prioritas ketiga berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.
Kelurahan Pringsewu Barat ini memiliki luas sebesar 1,68 km2 atau 166 ha
dengan jumlah populasi sebanyak 7.472 jiwa dan kepadatan 5.447,6
jiwa/km2. Sebanyak 1,65% atau 2,78 ha kawasan di Kelurahan Pringsewu
Barat ini berada di kawasan kumuh dengan jumlah populasi 972 jiwa (195 KK)
yang tersebar di LK 1 RT 1,2. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh
ini mengikut angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%.
Diperkirakan jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019)
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-5
berjumlah 991 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan
Pringsewu Barat adalah 195 rumah dan diprediksi meningkat menjadi 248
rumah pada tahun 2019. Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai
165.773 liter. Produksi limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 116.041
liter dan 1.644 liter.
Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Barat
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-6
3.4 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU SELATAN
Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Selatan ini menjadi
prioritas keempat berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.
Kelurahan Pringsewu Selatan ini memiliki luas sebesar 1,66 km2 atau 168 ha
dengan jumlah populasi sebanyak 9.456 jiwa dan kepadatan 5.696,4
jiwa/km2. Sebanyak 7,78% atau 13,084 ha kawasan di Kelurahan Pringsewu
Selatan ini berada di kawasan kumuh dengan jumlah populasi 1230 jiwa (308
KK) yang tersebar di LK 1RT 2,7,8,9. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi
kumuh ini mengikut angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%.
Diperkirakan jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019)
berjumlah 1254 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan
Pringsewu Selatan adalah 308 rumah dan diprediksi meningkat menjadi 314
rumah pada tahun 2019. Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai
209.774 liter.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-7
Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Selatan
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-8
3.5 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH BANYUMAS
Permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Banyumas ini menjadi
prioritas kelimaberdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.
Kelurahan Banyumas ini memiliki luas sebesar 2,50 km2 atau 250 ha dengan
jumlah populasi sebanyak 5.477 jiwa dan kepadatan 2.190,8 jiwa/km2.
Sebanyak 3,21% atau 8,035 ha kawasan di Kelurahan Banyumas ini berada di
kawasan kumuh dengan jumlah populasi 713 jiwa (142 KK) yang tersebar di LK
01RT 2,7,8. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut angka
pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,023%. Diperkirakan jumlah
penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 820 jiwa. Pada
tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan Banyumas adalah 142 rumah dan
diprediksi meningkat menjadi 205 rumah pada tahun 2019. Penggunaan air
bersih pada tahun 2014 mencapai 125.068 liter.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-9
Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Banyumas
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-10
3.6 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH GUMUK REJO
Permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Gumuk Rejo ini menjadi
prioritas keenamberdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.
Kelurahan Gumuk Rejo ini memiliki luas sebesar 2,29km2 atau 229 ha dengan
jumlah populasi sebanyak 2.734 jiwa dan kepadatan 1.193,9 jiwa/km2.
Sebanyak 2,17% atau 4,98 ha kawasan di Pekon Gumuk Rejo ini berada di
kawasan kumuh dengan jumlah populasi 262 jiwa (89 KK) yang tersebar di RW
1RT 7,8. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut angka
pertumbuhan penduduk kecamatan Pagelaran yaitu 1,008%. Diperkirakan
jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 273
jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Pekon Gumuk Rejo adalah 89
rumah dan diprediksi meningkat menjadi 205 rumah pada tahun 2019.
Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai 45.558 liter. Produksi
limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 31.190 liter dan 442 liter.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-11
Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Gumuk Rejo
3.7 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH JATI AGUNG
Permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Jati Agung ini menjadi
prioritas ketujuhberdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.
Kelurahan Jati Agung ini memiliki luas sebesar 3,60km2 atau 360 ha dengan
jumlah populasi sebanyak 2.734 jiwa dan kepadatan 759,4 jiwa/km2.
Sebanyak 3,16% atau 11,39 ha kawasan di Kelurahan Jati Agung ini berada di
kawasan kumuh dengan jumlah populasi 377 jiwa (90 KK) yang tersebar di LK
2RT 3,5. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut angka
pertumbuhan penduduk Kecamatan Ambarawa yaitu 1,058%. Diperkirakan
jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 501
jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan Gumuk Mas adalah 89
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
III-12
rumah dan diprediksi meningkat menjadi 125 rumah pada tahun 2019.
Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai 65.067 liter.
Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015
Kondisi Permukiman Kumuh Jati Agung
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-1
4.1 ISU DAN PERMASALAHAN KAWASAN KUMUH
Berbagai issu potensi dan pemasalahan kawasan kumuh perkotaan di
Kabupaten Pringsewu dapat dilihat dalam tabel SWOT berikut ini:
Tabel IV.1 Tabel SWOT Kawasan Kumuh Perkotaan di Kabupaten Pringsewu
FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN/STRENGHT KELEMAHAN/WEAKNESS
• Masyarakat antusias terhadap rencana-rencanan perbaikan dan peningkatan infrastruktur dasar permukiman
• Kawasan perencanaanmerupakankawasan perkotaan yang memilikipotensi perikanan (minapolitan), pertanian dan perdagangan dan jasa
• Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang cepat berkembang karena dilalui jalan provinsi maupun jalan kabupaten
• Sebagian kawasan sudah memiliki saluran drainase permanen
• PDAM telah memasuki kawasan-kawasan kumuh khususnya di wilayah perencanaan
• Kawasan perencanaan memiliki sumber mata air yang sangat potensial
• Kawasan perencanaan sering terjadi kekurangan air bersih karena masyarakat mayoritas menggunakan air sumur yang tergantung terhadap iklim
• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan
• Konstruksi bangunan masih banyak yang non permanen
• Masih banyak kawasan yang memiliki saluran drainase non permanen
• Masyarakat membuang limbah rumah tangga di saluran drainase
• Mayoritas ruas jalan masih belum memiliki perkerasan dan saluran drainase
• Masyarakat menumpuk dan membakar sampah di ruang terbuka
IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN
KEBUTUHAN PENANGANAN
BAB
4
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-2
baik air tanah maupun mata air dari gunung yang bisa dikembangkan
PELUANG/OPPORTUNITY STRATEGI (KEKUATAN-
PELUANG) STRATEGI (KELEMAHAN-
PELUANG)
• Bentuk alam (kemiringan) bisa menjadi potensi untuk dikembangkan system aliran air yang terintegrasi
• Pemerintah berupaya mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak huni dengan mewujudkan regulasi-regulasi yang mengarahkan pada penanggulangan kawasan kumuh
• Pusat perkotaan yang ditetapkan menjadi pemicu perkembangan permukiman dan perekonomian masyarakat yang terpusat
• Kondisi drainase sudah dalam keadaan permanen dengan adanya perawatan drainase maka fungsi drainase dapat berjalan dengan baik dan lancar.
• Telah adanya jaringan pipa PDAM menjadi peluang dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih
• Pengembangan dan peningkatan infrastruktur dasar dalam mendukung perbaikan kawasan permukiman kumuh
• Penjagaan dan pengelolaan sumber-sumber air bersih yang memiliki potensi
• Peningkatan kerjasama dan peran swasta dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman secara terpadu, sinergi dan berkelanjutan
• Pengadaan infrastruktur dasar permukiman
• Pengelolaan sampah terpadu dari tingkat RT (3R)
• Peningkatan kualitas dan pengawasan terhadap infrastruktur yang ada
• Pembugaran rumah non permanen
ANCAMAN/THREAT STRATEGI (KEKUATAN-
ANCAMAN) STRATEGI (KELEMAHAN-
ANCAMAN)
• Pola pikir dan gaya hidup masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya lingkungan permukiman yang layak huni
• Banyaknya tumpukan sampah akibat aktifitas perekonomian seperti pasar-pasar yang belum tertata dengan baik
• Aktifitas masyarakat yang membakar sampah sehingga mampu merusak lingkungan
• Pembuangan limbah-limbah rumah tangga di saluran drainase menjadi ancaman kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat serta menjadi sumber wabah penyakit
• Pengembangan jalan-jalan besar mampu mengancam permukiman masyarakat yang telah ada
• Pengelolaan infrastruktur permukiman berbasis masyarakat
• Transparansi dan peningkatan kualitas perencanaan yang komprehensif
• Masyarakat diberikan pelatihan untuk pengelolaan sumber air
• Pemerintah memberi subsidi untuk pengadaan air minum
• Penguatan kelembagaan pembiayaan perumahan dan permukiman
• Pengoptimalan pengawasan dan evaluasi hasil program kegiatan penanganan permukiman kumuh dengan melibatkan masyarakat
• Penyuluhan dan kampanye mengenai hidup sehat secara berkesinambungan
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-3
4.2 KLASIFIKASI DAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN
Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi
terhadap aspek:
1. Kondisi Kekumuhan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri
atas klasifikasi:
a. Kumuh kategori ringan;
b. Kumuh kategori sedang; dan
c. Kumuh kategori berat.
2. Legalitas Lahan
Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas
klasifikasi:
a. Status lahan legal; dan
b. Status lahan tidak legal.
3. Pertimbangan Lain
Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:
a. Pertimbangan lain kategori rendah;
b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan
c. Pertimbangan lain kategori tinggi.
Tabel IV.2
Identifikasi Penilaian Lokasi LK 2, RT 3 dan 4 Pringsewu Utara
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki lkepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
3
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Playanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-4
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
50% Area tidak tersedia drainase lingkungan
3
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
80% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
5
Tidak Terpeliharanya Drainase
50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
5
Kualitas Konstruksi Drainase
80% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
5
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
3
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik
+
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-5
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
milik sendiri atau milik pihak lain
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Tabel IV.3 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 2, 3, dan 4 Pringsewu Timur
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki lkepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Playanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-6
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
60% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
3
Tidak Terpeliharanya Drainase
50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
3
Kualitas Konstruksi Drainase
80% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
5
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
3
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada 3
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-7
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Tabel IV.4 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 1 dan 2 Pringsewu Barat
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
3
Kualitas Konstruksi Drainase
80% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
5
5 KONDISI Sistem Pengelolaan Air 55% area memiliki sistem 3
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-8
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
air limbah yang tidak sesuai standar teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha
3
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-9
Tabel IV.5 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2, 7, 8, dan 9 Pringsewu Selatan
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
3
Kualitas Konstruksi Drainase
50% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
3
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
3
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan 25% area memiliki system 1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-10
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
persampahan tidak sesuai standar
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Tabel IV.6 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 5, RT 6 Pringsewu Selatan
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis
20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-11
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Bangunan persyaratan teknis
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
3
Kualitas Konstruksi Drainase
50% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
3
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
3
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-12
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Tabel IV.7 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2 Pekon Banyumas
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-13
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
1
Kualitas Konstruksi Drainase
30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
1
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
3
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada +
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-14
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Tabel IV.8 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 7 dan 8 Pekon Banyumas
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
3
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-15
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Tidak Terpeliharanya Drainase
30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
1
Kualitas Konstruksi Drainase
30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
1
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
3
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, Lokasi memiliki potensi 5
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-16
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
dan Budaya sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
Tabel IV.9 Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 8 Pekon Gumukrejo
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
30% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
1
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
30% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
1
Kualitas Konstruksi Drainase
30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
1
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
30% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
1
Prasarana dan Sarana 55% area memiliki sarpras 3
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-17
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-18
Tabel IV.10 Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 7 Pekon Gumukrejo
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
30% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
1
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
30% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
1
Kualitas Konstruksi Drainase
30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
1
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
30% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
1
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
3
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan 25% area memiliki system 1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-19
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
persampahan tidak sesuai standar
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran
5
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Tabel IV.11
Identifikasi Penilaian Lokasi RW 3, RT 5 dan 6 Pekon Jatiagung
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan
1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG
Ketidakteraturan Bangunan
50% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan
3
Tingkat Kepadatan Bangunan
30% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan
1
Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan
30% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis
1
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-20
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN
Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan
25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan
1
Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan
40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk
1
3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM
Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum
20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan
20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya
1
4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN
Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air
25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun
1
Ketidaktersediaan Drainase
30% Area tidak tersedia drainase lingkungan
1
Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan
20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya
1
Tidak Terpeliharanya Drainase
30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau
1
Kualitas Konstruksi Drainase
30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk
1
5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis
30% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis
1
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan
30% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis
1
6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis
3
Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis
25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar
1
Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan
25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara
1
7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran
90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran
5
Ketidaktersediaan 90% Area tidak memiliki 5
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-21
NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI
Sarana Proteksi Kebakaran
sarana proteksi kebakaran
B. Identifikasi Legalitas Lahan
1 LEGALITAS LAHAN
Kejelasan Status Penguasaan Lahan
Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain
+
Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR
+
C. Identifikasi Pertmbangan Lain
1 PERTIMBANGAN LAIN
Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota
5
Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha
1
Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya
Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara
5
Gambar 4.1 Skala Prioritas Penanganan
1. Pringsewu Utara: Lokasi kumuh Sedang dengan pertimbangan lain sedang
(nilai strategis lokasi; kepadatan penduduk), status lahan dominan tidak
legal
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-22
2. Pringsewu Timur: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain
sedang (nilai strategis lokasi; kepadatan penduduk), status lahan
dominan tidak legal
3. Pringsewu Barat: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain
sedang( nilai strategis lokasi; kepadatan penduduk sedang), status lahan
dominan tidak legal
4. Pringsewu Selatan: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain
sedang (nilai strategis lokasi), status lahan domain tidak legal
5. Banyumas: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang (nilai
strategis lokasi), status lahan domain tidak legal
6. Gumuk Rejo: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang
(nilai strategis lokasi), status lahan domain tidak legal
7. Jati Agung: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang (nilai
strategis lokasi), status lahan domain tidak legal
4.3 KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH
Pendekatan dalam merumuskan strategi pembangunan permukiman
kumuh perkotaan di Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tulang Bawang
dan Kabupaten Pringsewu didasarkan atas komponen kebijakan, identifikasi
profil sebelumnya.
ARAH PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK KEBUTUHAN PENANGANAN
OPTIMALISASI
KAWASAN PUSAT KOTA
• Tingkat kepadatan tinggi
• Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan
• Tumbuhnya kawasan kumuh
PENATAAN dan PEMELIHARAAN kawasan permukiman dan infrastruktur
REVITALISASIkawasan permukiman
PEREMAJAAN kawasan kumuh
OPTIMALISASI pelayanan infrastruktur permukiman
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-23
KAWASAN
PERMUKIMAN
KEPADATAN SEDANG
• Tingkat kepadatan bangunan
transisi dari kepadatan tinggi ke kepadatan rendah
• Terdapat permukiman yang berbasis industri
• Berdekatan dengan kawasan pertanian dan pengembangan minapolitan
• Pelayan infrastruktur belum menyeluruh
Pengendalian pembangunan perumahan
terutama pada kawasa-kawasan yang bertbatasan dengan kawasan lindung, kawasan minapolitan, sempadan sungai. & pertanian
Pengembangan permukiman berbasis industri
Optimalisasi pelayanan & pembangunan infrastruktur
Pengembangan perumahan baru dengan pendekatan
KAWASAN
PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN BARU
• Tipologi permukiman pedesaan dengan kepadatan sangat rendah
• Minim layanan infrastruktur
• Berdekatan dengan kawasan
lindung dan rawan gerakan tanah
Realisasi pusat pengembangan baru di daerah selatan kota
Pengembangan permukiman baru sengan kepadatan sedang-rendah melalui LISIBA
Pembangunan infrastruktur permukiman
Pembangunan perumahan harus adaptif terhadap potensi gerakan tanah & dengan tetap mempertahankan kawasan lindung
Adapun komponen-komponen kebijakan pembangunan permukiman
kumuh perkotaan yang akan diterjemahkan lebih lanjut kedalam langkah-
langkahriil dan terukur berupa strategi, yaitu terdiri dari:
Kelompok strategi bidang permukiman, yang terdiri dari :
• Pengembangan permukiman baru,
• Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman.
Kelompok strategi bidang infrastruktur, yang terdiri dari :
• Sistem jaringan air bersih,
• Sistem jaringan air limbah,
• Sistem jaringan drainase
• Sistem jaringan jalan lingkungan,
• Sistem pengelolaan persampahan.
Komponen – komponen kebijakan tersebut di atas secara berhierarki
digunakan untuk pemecahan permasalahan-permasalahan permukiman dan
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-24
infrastruktur pada skala kota maupun skala kawasan yang menjadi prioritas
dalam penanganan permukiman kumuh perkotaan di daerah.
Komponen-komponen kebijakan yang telah dirumuskan tersebut,
diidentifikasi lebih lanjut sebagai landasan kebutuhan perlunya strategi
penanganan permukiman kumuh perkotaan. Beberapa langkah pendekatan
yang dilakukan yaitu:
• Identifikasi fakta-fakta terkait permukiman dan infrastruktur skala kota
dan kawasan.
• Identifikasi isu strategis, potensi, dan permasalahan permukiman dan
infrastruktur skala kota dan kawasan.
• Analisis kebutuhan pembangunan dan pengembangan permukiman dan
infrastruktur skala kota dan kawasan.
• Perumusan konsepsi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala
kota dan kawasan.
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-25
Permukiman (P)
Infrastruktur
Perkotaan (IP)
Sistem Jaringan
Air Bersih
Peningkatan
Kualitas Kawasan
Permukiman
Sistem Jaringan
Air Limbah
Drainase & Jalan
Lingkungan
Persampahan
Pengembangan
Perumahan Baru
Komponen Kebijakan
Pembangunan Permukiman
& Infrastruktur Perkotaan
Fakta-Fakta Terkait
Permukiman & Infrastruktur
Skala Kota & Kawasan
Isu Strategis, Potensi, &
Permasalahan Permukiman &
Infrastruktur Skala Kota dan
Kawasan
Analisis Kebutuhan
Pembangunan & Pengembangan
Permukiman & Infrastruktur
Skala Kota dan Kawasan
Konsepsi Pembangunan
Permukiman & Infrastruktur
Skala Kota dan Kawasan
TIPOLOGI PERMUKIMAN KUMUH
PERKOTAAN
STRATEGI PEMBANGUNAN
PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN KUMUH
PERKOTAAN
Strategi Penanganan
Kawasan Permukiman
Prioritas
Laporan Akhir
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
IV-26
Tabel 12 Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi dan Permasalahan Kawasan Kumuh
Laporan Akhir V-1
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.1 KONSEP PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Konsep penanganan kualitas permukiman kumuh pada Kabupaten
Pringsewu yaitu “Peremajaan Kawasan Permukiman Kumuh” yang merupakan
perbaikan, peningkatan dan inovasi kualitas fisik infrastruktur dasar
permukiman.
5.1.1 Pringsewu Selatan
Gambar 5.1 Kawasan Kumuh Pringsewu Selatan
KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
BAB
5
Laporan Akhir V-2
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Konsep Penanganan Kawasan:
• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:
Gambar 5.2 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Selatan
Sebanyak 314 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Selatan
sebesar 20% atau 63 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi
dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah
swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.
• Pembuatan dan Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan
Gambar 5.3 Kondisi Jalan Lingkungan Tanpa Drainase Pringsewu Selatan
Laporan Akhir V-3
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Pembangunan drainase pada jalan lingkungan dibutuhkan mengingat
limpasan air hujan yang masih sering tergenang terutama pada jalan
akses masuk menuju ermukiman dengan lahan sempit.
• Pengelolaan Persampahan
Gambar 5.4 Kondisi Persampahan Pringsewu Selatan
Perlu adanya pengadaan alat-alat persampahan seperti bak sampah
sebagai tempat pembuangan sementara sehingga tidak terjadi lagi
sampah yang dibuang di lahan kosong
Laporan Akhir V-4
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.1.2 Pringsewu Utara
Gambar 5.5 Kawasan Kumuh Pringsewu Utara
Konsep Penanganan Kawasan:
• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:
Gambar 5.6 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Utara
Sebanyak 232 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Utara
sebesar 50% atau 116 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi
Laporan Akhir V-5
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah
swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.
• Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan
Gambar 5.7 Kondisi Drainase Pringsewu Utara
Penanganan drainase pada Pringsewu Utara dibutuhkan dalam hal
pemeliharaan karena adanya pendangkalan pada beberapa spot lokasi.
• Pengelolaan Persampahan
Laporan Akhir V-6
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Gambar 5.8 Kondisi Persampahan Pringsewu Utara
Kontainer sampah sebagai tempat pembuangan sementara perlu
dilakukan penambahan kapasitas.
5.1.3 Pringsewu Barat
Gambar 5.9 Kawasan Kumuh Pringsewu Barat
Konsep Penanganan Kawasan:
• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:
Laporan Akhir V-7
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Gambar 5.10 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Barat
Sebanyak 248 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Barat
sebesar 20% atau 50 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi
dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah
swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.
• Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan
Gambar 5.11 Kondisi Drainase Pringsewu Barat
Pembangunan drainase pada jalan lingkungan dibutuhkan mengingat
limpasan air hujan yang masih sering tergenang terutama pada jalan
akses masuk menuju ermukiman dengan lahan sempit.
Laporan Akhir V-8
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.1.4 Pringsewu Timur
Gambar 5.12 Kawasan Kumuh Pringsewu Timur
Konsep Penanganan Kawasan:
• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:
Gambar 5.13 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Timur
Laporan Akhir V-9
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Sebanyak 252 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Timur
sebesar 50% atau 126 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi
dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah
swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.
• Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan
Gambar 5.14 Kondisi Genangan Drainase Pringsewu Timur
Penanganan drainase pada Pringsewu Utara dibutuhkan dalam hal
pemeliharaan karena adanya pendangkalan pada beberapa spot lokasi.
• Perkerasan Jalan Lingkungan
Gambar 5.15 Kondisi Jalan Tanah Pringsewu Timur
Laporan Akhir V-10
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Perlu adanya perkerasan jalan lingkungan yang masih berupa jalan
tanah
5.2 STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
5.2.1 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman
Drainase
Perbaikan, peningkatan dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur Dasar
Permukiman (DRAINASE BERWAWAASAN LINGKUNGAN)
Laporan Akhir V-11
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.2.2 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman
Air Limbah
Perbaikan, Peningkatan dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur Dasar
Permukiman (SISTEM LIMBAH RUMAH TANGGA)
Laporan Akhir V-12
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.2.3 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman
Persampahan
PERBAIKAN, PENINGKATAN dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur
Dasar Permukiman (SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN)
PERBAIKAN, PENINGKATAN dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur
Dasar Permukiman (SARANA PERSAMPAHAN)
Laporan Akhir V-13
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.3 KONSEP PENCEGAHAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
Penanganan permukiman kumuh tidak hanya mengatasi kekumuhan
yang sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru.
Tindakan pencegahan kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan
berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru. Tindakan
pencegahan meliputi pengawasan dan pengendalian serta pemberdayaan
masyarakat. Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian
terhadap perizinan (misal: izin prinsip, izin lokasi, izin mendirikan bangunan,
dan izin lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan), standar teknis, dan
kelaikan fungsi melalui pemerikasaan secara berkala sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Pemberdayaan dilakukan terhadap pemangku
kepentingan bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui
pendampingan dan pelayanan informasi.
5.2.1 Pendekatan Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pencegahan
Permukiman Kumuh
Kegiatan pencegahan kumuh di Pringsewu dilaksanakan di seluruh
kelurahan dan atau kawasan/kecamatan Perkotaan diluar kelurahan/desa
kawasan yang teridentifikasi kumuh termasuk lokasi kawasan permukiman
potensi rawan kumuh. Strategi yang dilakukan pada upaya pencegahan secara
skematik seperti yang ditampilakan berikut :
Gambar 5.16 Skema Perumusan Pencegahan Kumuh
Laporan Akhir V-14
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
5.2.2 Pengawasan dan Pengendalian
Lingkup kegiatan pengawasan dan pengendalian (Wasdal) dilakukan
terhadap rencana pengembangan perumahan dan permukiman, mencakup
perizinan terhadap : izin prinsip; izin lokasi; izin penggunaan pemanfaatan
tanah; izin mendirikan bangunan; dan izin lainnya. Tahap pembangunan
pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap kelayakan teknis
pembangunan 8 indikator kumuh yang meliputi pengawasan dan pengendalian
kesesuaian terhadap standar teknis, dan tahap pemanfaatan Pengawasan dan
pengendalian kesesuaian terhadap kelayakan fungsi, untuk menjadim kondisi
sistem pelayanan, kuantitas kapasitas dan dimensi serta kualitas bahan atau
material yang digunakan masih sesuai dengan fungsinya; kondisi
keberfungsian bangunan beserta prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU)
bangunan beserta PSU tidak mengurangi keberfungsiannya.
5.2.3 Pemberdayaan Masyarakat
Lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan
kumuh dilakukan melalui 2 (dua) kegiatan meliputi ;
1. Pendampingan
a) Penyuluhan; Penyuluhan merupakan kegiatan untuk memberikan
informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat terkait pencegahan terhadap tumbuh dan
berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh
b) Pembinaan; Pembimbingan merupakan kegiatan untuk
memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai cara untuk
mengerjakan kegiatan atau larangan aktivitas tertentu terkait
pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan
kumuh dan permukiman kumuh
c) Bantuan Teknis; Bantuan teknis yang bersifat fisik, diarahkan
pada upaya pemeliharaan/ perbaikan atau melengkapi
komponen fisik yang menjadi paramater kekumuhan, Bantuan
Laporan Akhir V-15
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
teknis non fisik, diarahkan pada kegiatan penyusunan elemen
software pengaturan dan perencanaan, meliputi : fasilitasi
penyusunan perencanaan; norma, standar, prosedur, dan
kriteria; penguatan kapasitas kelembagaan; kerjasama
pemerintah dengan swasta.
2. Pelayanan Informasi
Pelayanan informasi yang diberikan meliputi informasi baik melalui
media elektronik, cetak maupun secara langsung kepada
masyarakat, terkait dengan:
a) rencana tata ruang;
b) penataan bangunan dan lingkungan;
c) perizinan; dan
d) standar perumahan dan permukiman.
5.2.4 Kegiatan Pencegahan Kumuh
Lingkup kegiatan pencegahan kumuh dilakukan melalui 2 (dua)
kegiatan meliputi ;
1. Pengawasan dan Pengendalian
Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan
sesuai dengan peraturan perundang undangan
2. Pemberdayaan Masyarakat
Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi
Laporan Akhir VI-1
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
Program penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas merupakan
program penanganan kawasan permukiman kumuh yang dirinci sesuai dengan
permasalahan, kebutuhan penanganan kawasan yang lebih detil, serta konsep
penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas. Program penanganan
kawasan permukiman kumuh prioritas meliputi aspek fisik dan aspek non
fisik, hal ini mengingat penanganan kawasan permukiman kumuh tidak hanya
dilakukan dengan pendekatan fisik, tapi juga dengan pendekatan non fisik.
Adapun program fisik yang diusulkan meliputi pengembangan perumuhan,
jaringan jalan lingkungan, jaringan drainase, jaringan air minum,
persampahan, dan air limbah, serta lainnya. Sedangkan dalam aspek non fisik
meliputi pemberdayaan masyarakat di kawasan permukiman kumuh. Program
dan kegiatan penanganan kumuh diutamakan pada potensi dampak negatif
yaitu :
• Erosi dari jalan yang sedang melakukan pengerukan dan penimbunan
(cut and fills) dan menyebabkan sedimentasi di saluran
• Saluran drainase yang tersumbat karena kesalahan perencanaan dan
pemeliharaan yang menyebabkan genangan air yang berdampak ke
kesehatan
• Jalan dan jembatan di lokasi yang rawan erosi dan longsor
• Permukaan air sumur hampir sama dengan rembesan, sumur terlalu
dekat dengan tanki septik
• Sumur dalam kakus tidak diperkenankan karena rawan kontaminasi
• Pipa sanitasi di permukaan tanah yang sangat rawan terhadap sinar
matahari, terinjak, dan mungkin rusak karena terinjak atau dampak
lainnya. Tangki septik yang tidak bagus strukturnya
PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
BAB
6
Laporan Akhir VI-2
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
• MCK yang tidak memenuhi syarat
• Saluran limbah manusia mengandung limbah patogen harus dilakukan
pengolahan sebelum dibuang ke saluran air yang ada
• Lindi dan bau dari pengelolaan limbah padat rumah tangga sementara
harus dirawat sehingga tidak mencemari air tanah dan air
Laporan Akhir VI-3
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
TABEL PROGRAM DAN KEGAITAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN PRINGSEWU
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Penyesuaian
Terhadap RTR
Program Perencanaan Tata Ruang Review RTRW Kab. Pringsewu Seluruh Kawasan • BAPPEDA
• Dinas PU
APBD KAB. X
Penyesuaian lahan sesuai dengan
arahan pola ruang
Ganti rugi biaya lahan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BAPPEDA
• BPN
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
Penataan Bangunan
dan Lingkungan
Program
penataanBangunandanLingkungan
Penyusunan RTBL Koridor Jalan
Arteri Primer - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
• Dinas PU APBN, APBD
PROVINSI,AP
BD KAB.
X X
Peningkatan
pelayanan air bersih
system jaringan
perpipaan
Program
pengembangankinerjapengelolaan
Air BersihSistemPerpipaan
Pembangunan sarana dan
prasarana air bersih
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BAPPEDA
• Dinas PU – Cipta
Karya, dan
• PDAM
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X
Rehabilitasi sarana penyediaan air
bersih - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
transmisi dan distribusi
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X
Penggantian pipa yang rusak - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X
Perbaikan bocoran - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X
Laporan Akhir VI-4
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Perluasan jaringan pipa distribusi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Perluasan jaringan pipa retikulasi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Pembuatan jaringan pipa distribusi
dan retikulasi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pemasangan sambungan baru - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
transmisi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X
Pembuatan WTP, Intake, Pipa
transmisi, dan bangunan
operasional
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
induk
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
retikulasi
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
induk distribusi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
APBN, APBD
KAB.
X X X X X
Laporan Akhir VI-5
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
Pembangunan sarana dan
prasarana air bersih
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X X
Pemanfaatanpotensi
– potensisumberair
bersihsetempatuntuk
pelayanandengansist
em non perpipaan
Inventaris data base system potensi
air baku
Data base system penyediaan air
bersih - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BAPPEDA
• Dinas PU – Cipta
karya, dan
• PDAM
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan air bersih
Fasilitasi pembinaan dan
pengelolaan system pengelolaan
air bersih
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
KAB.
X X
Program penyelenggaraan air bersih
non perpipaan
Pembebasan tanah sumber air
baku
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Pembebasan tanah untuk
bangunan operasional
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Pembuatan bangunan operasional - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
distribusi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Pengadaan dan pemasangan pipa
retikulasi - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Penyediaansaranada
nprasaranapersampa
han
Pengembangankebijakanpengelolaan
persampahan
Penyusunan masterplan
persampahan
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BAPPEDA
• Dinas
KebersihandanPer
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Laporan Akhir VI-6
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Penyusunan naskah akademis
pengeloaan persampahan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
tamanan, dan
• Dinas PU – Cipta
karya
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Penyusunan ranperda pengelolaan
persampahan
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
KAB.
X X X X X
Bantek penyusunan kelembagaan
persampahan
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan pelayanan
persampahan
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pelatihan bagi pengelola TPS - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD KAB. X
Pembinaandanpemberdayaanmasyar
akat
Penyuluhan tentang persampahan
kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BAPPEDA
• Dinas Kebersihan
dan Pertamanan,
• BPBD
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pelatihan 3R untuk kader desa dan
RT/RW
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengembangankinerjapengelolaanper
sampahan
Pengadaan alat – alat kebersihan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• DinasKebersihand
anPertamanan
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Laporan Akhir VI-7
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Pengadaan bak sampah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan tempat sampah 3R - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan container sampah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan pencacahan sampah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan gerobak sampah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X
Pengadaan gerobak sampah
bermotor bersekat - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X
Pembangunan TPS - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Rehabilitasi TPS - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Laporan Akhir VI-8
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Pengadaan alat – alat kebersihan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD KAB. X X
Pembangunan
saluran Drainase
Program Pengembangan Kebijakan
Saluran Drainase
Penyusunan Masterplan Drainase - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BAPPEDA,
• Dinas PU – Cipta
karya
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Penyusunan naskah akademis
drainase
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Penyusunan PERBUP/SK Bupati
tentang masterplan drainase - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Perencanaan teknis
pembangunan/rehabilitasi saluran
drainase
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Program pembangunan dan
rehabilitasi saluran drainase
Pembangunan saluran dan gorong-
gorong drainase - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
• Dinas PU – Cipta
karya
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Rehabilitasi saluran dan gorong-
gorong drainase
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pemeliharaan saluran dan gorong –
gorong
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengerukan sedimen saluran dan
gorong-gorong drainase - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengerukan sedimen sungai - Pringsewu Utara APBN, APBD X
Laporan Akhir VI-9
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
PROVINSI,
APBD KAB.
Inovasisistemdraina
seberkelanjutansecar
amandiridanswadaya
Program pengembangan system
drainase berkelanjutan secara
swadaya
Pengadaan sarana pembuatan
sumur resapan
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Bappeda
• Dinas PU – Cipta
karya
• Dinas
KebersihandanPer
tamanan
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan sarana pembuatan
sumur biopori - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD KAB. X X X X X
Pembinaan dan pemberdayaan
masyarakat
Penyuluhan tentang rehabilitasi
system drainase kepada
masyarakat dan kelompok
masyarakat
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD KAB. X X X X X
Pelatihan Pembuatan Bipori dan
Sumur Resapan untuk kader desa
dan RT/RW
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD KAB. X X
Peningkatankualitasj
alanlingkungan
Pembangunan infrastruktur Jalan
Lingkungan
Pembuatan jalan lingkungan di
kawasan permukiman
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Dinas PU Bina
Marga
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pembangunan jalan setapak/gang
di kawasan permukiman
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pengadaan penerangan jalanumum
(PJU) lingkungan permukiman
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X
Penyediaan RTH
SkalaLingkungan
Peningkatanperanmasyarakatdalamp
engelolaan RTH
Sosialisai - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat • Dinas Kebersihan APBD
PROVINSI,
X X X X X
Laporan Akhir VI-10
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
dan Pertamanan APBD KAB.
Fasilitiasi Urban Farming - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
Pemeliharaan taman secara
swadaya - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pembangunan sarana dan prasarana
penataan RTH
Pengadaan lahan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Pembangunan taman skala
lingkungan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Pengadaan komponen taman
lingkungan
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
Pengadaan penerangan taman - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X
Perbaikan Rumah
Tidak Layak Huni
(RTLH)
Program Pengembangan Perumahan Sosialiasi rencana pembangunan
SPAL terpusat/komunal
- Pringsewu Selatan • Dinas PU – Cipta
Karya,
• Dinas Sosial, dan
• Dinas Kesehatan
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Fasilitasi pembangunan,
operasional dan pemeliharaan
SPAL
- Pringsewu Selatan APBN, APBD
PROV,
APBD KAB.
X X X X X
Laporan Akhir VI-11
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Pembentukan Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) - Pringsewu Selatan • BPBD,
• Dinas Sosial, dan
• Dinas Kesehatan
APBD KAB. X X X X X
Program perumahan swadaya Penyediaan lahan untuk
infrastruktur MCK/IPAL komunal - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Bappeda,
• Dinas Sosial
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pembangunan infrastruktur septic
tank komunal - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Dinas PU – Cipta
karya
APBN, APBD
PROV, APBD
KAB.
X X X X X
Pengadaan jaringan perpipaan - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Pembangunan sambungan rumah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X X
Bantuan operasional penyeedotan
lumpur - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X X
Pembangunan jambansekolah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Dinas PU,
• Dinas Pendidikan,
• Dinas Kesehatan,
• BLHD
APBD KAB. X X
Program sanitasi permukiman Penyuluhan, sosialisasi, kampanye
pengelolaan air limbah rumah
tangga
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BPBD
• Dinas Sosial,
• Dinas Kesehatan
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X
Laporan Akhir VI-12
Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu
STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH
PENANGGUNG
JAWAB
PROGRAM/
PELAKU
SUMBER
PEMBIAYAAN
TAHUN PELAKSANAAN
1 2 3 4 5
Pelatihan, supervisi, monitoring
operasional dan pemeliharaan
MCK umum, septic tank
komunal/IPAL komunal
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBN, APBD
PROV,
APBD KAB.
X X X
Pelatihan manajemen air limbah - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
APBD PROV,
APBD KAB.
X X X
Fasilitasi,
pemberdayaan dan
stimulasi dana RTLH
untuk MBR
Program Faslitasi, pemberdayaan Sosialiasi fasilitasi, pemberdayaan
dan stimulasi dana RTLH
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Dinas PU,
• Dinas Sosial,
• Dinas Kesehatan
APBD KAB. X X X
Fasilitasi pemberdayaan dan
stimulasi dana RTLH untuk MBR - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Dinas PU,
• Dinas Sosial,
• Dinas Kesehatan
APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X X X
Pembentukan Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• Dinas PU,
• Dinas Sosial,
• Dinas Kesehatan
APBD KAB. X X X
Proteksi Terhadap
Kebakaran
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pembangunan titik – titik hydrant - Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BPBD APBD
PROVINSI,
APBD KAB.
X
Pemberdayaan masyarakat dengan
membentuk kelompok satuan
pemadam kebakaran local
- Pringsewu Utara
- Pringsewu Barat
- Pringsewu Selatan
- Pringsewu Timur
• BPBD
• DinasSosial
APBD KAB X