penyusunan rencana pencegahan dan peningkatan …

122
PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) KABUPATEN PRINGSEWU

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMERINTAH KABUPATEN PRINGSEWU BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PENYUSUNAN RENCANA PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS

PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (RP2KPKP) KABUPATEN PRINGSEWU

ii

KATA PENGANTAR

Laporan Akhir ini merupakan bentuk laporan tahap akhir dari serangkaian

proses pekerjaan Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualtitas

Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu. Secara garis

besar materi yang terkandung dalam Laporan Akhir ini berisi uraian tentang

pendahuluan, gambaran umum, Tinjauan Kebijakan Penataan Ruang, Identifikasi

Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan, serta Konsep dan Strategi Penanganan

Kawasan Kumuh Kabupaten Pringsewu.

Kami ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Pringsewu yang

dalam hal ini adalah Bappeda Kabupaten Pringsewu atas kepercayaannya kepada

kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.

Semoga Laporan Akhir ini bermanfaat bagi pembangunan di Kabupaten

Pringsewu, khususnya dalam perencanaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

pembangunan dalam penanganan kawasan kumuh.

Tim Penyusun

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................ii

DAFTAR ISI ................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ............................................................... I-1

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN.............................................. I-3

1.2.1 Maksud .................................................................... I-3

1.2.2 Tujuan .................................................................... I-3

1.2.3 Sasaran ................................................................... I-3

1.3 RUANG LINGKUP ................................................................ I-4

1.3.1 Ruang Lingkup Substansi ............................................... I-4

1.3.2 Lingkup Wilayah ......................................................... I-4

1.4 KEDUDUKAN DOKUMEN RP2KPKP DALAM KERANGKA

PEMBANGUNAN KOTA .......................................................... I-4

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN ......................................................... I-9

BAB 2 KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

2.1 KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN

PRINGSEWU ..................................................................... II-1

2.1.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pringsewu ................... II-1

2.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu ....................... II-17

2.2 MATRIKS KEBIJAKAN KABUPATEN PRINGSEWU ............................ II-36

BAB 3 GAMBARAN PROFIL AWAL PERMUKIMAN KUMUH

3.1 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU UTARA .................... III-1

3.2 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU TIMUR ..................... III-2

3.3 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU BARAT .................... III-4

3.4 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU SELATAN .................. III-6

3.5 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH BANYUMAS .............................. III-8

3.6 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH GUMUK REJO ........................... III-10

iv

3.7 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH JATI AGUNG ............................ III-11

BAB 4 IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN KEBUTUHAN PENANGANAN

4.1 ISU DAN PERMASALAHAN KAWASAN KUMUH............................... IV-1

4.2 KLASIFIKASI DAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN ....................... IV-3

4.3 KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH ........................... IV-21

BAB 5 KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN

KUMUH

5.1 KONSEP PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH .................. V-1

5.1.1 Pringsewu Selatan ..................................................... V-1

5.1.2 Pringsewu Utara ........................................................ V-4

5.1.3 Pringsewu Barat ........................................................ V-6

5.1.4 Pringsewu Timur ....................................................... V-8

5.2 STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH .............. V-10

5.2.1 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur

Permukiman Drainase ................................................ V-10

5.2.2 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur

Permukiman Air Limbah ............................................. V-11

5.2.3 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur

Permukiman Persampahan .......................................... V-12

5.3 KONSEP PENCEGAHAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH ................. V-13

5.2.1 Pendekatan Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi

Pencegahan Permukiman Kumuh ................................... V-13

5.2.2 Pengawasan dan Pengendalian ..................................... V-14

5.2.3 Pemberdayaan Masyarakat .......................................... V-14

5.2.4 Kegiatan Pencegahan Kumuh ....................................... V-15

BAB 6 PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN

KUMUH

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pringsewu ....................... II-2

Tabel 2.2 Rencana Sistem Perdesaan di Kabupaten Pringsewu ................ II-3

Tabel 2.3 Nama Sungai/Anak Sungai di Kabupaten Pringsewu ................ II-15

Tabel 2.4 Rencana Pola Ruang di Kabupaten Pringsewu 2011-2031 .......... II-32

Tabel 4.1 Tabel SWOT Kawasan Kumuh Perkotaan Di Kab Pringsewu ........ IV-1

Tabel 4.2 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 2, RT 3 dan 4 Pringsewu Utara .. IV-3

Tabel 4.3 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 2,3 dan 4 Pringsewu

Timur ........................................................................... IV-5

Tabel 4.4 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 1 dan 2 Pringsewu Barat .. IV-7

Tabel 4.5 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2,7,8 dan 9 Pringsewu

Selatan ......................................................................... IV-9

Tabel 4.6 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 5, RT 6 Pringsewu Selatan ...... IV-10

Tabel 4.7 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2 Pekon Banyumas ........ IV-12

Tabel 4.8 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 7 dan 8 Pekon

Banyumas ..................................................................... IV-14

Tabel 4.9 Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 8 Pekon Gumukrejo ...... IV-16

Tabel 4.10Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 7 Pekon Gumukrejo ...... IV-12

Tabel 4.11Identifikasi Penilaian Lokasi RW 3, RT 5 dan 6 Pekon

Jatiagung ...................................................................... IV-19

Tabel4.12Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi dan

Permasalahan Kawasan Kumuh ............................................ IV-12

Tabel 6.1 Program dan Kegiatan Penanganan Kawasan Permukiman

Kumuh Kabupaten Pringsewu ............................................... VI-3

vi

DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Skala Prioritas Penanganan ......................................... IV-21

Gambar 5.1 Kawasan Kumuh Pringsewu Selatan .................................. V-1

Gambar 5.2 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Selatan ....................... V-2

Gambar 5.3 Kondisi Jalan Lingkungan Tampa Drainase Pringsewu

Selatan .......................................................................... V-2

Gambar 5.4 Kondisi Persampahan Pringsewu Selatan ............................ V-3

Gambar 5.5 Kawasan Kumuh Pringsewu Utara ................................... V-4

Gambar 5.6 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Utara .......................... V-4

Gambar 5.7 Kondisi Drainase Pringsewu Utara .................................... V-5

Gambar 5.8 Konsisi Persampahan Pringsewu Utara .............................. V-6

Gambar 5.9 Kawasan Kumuh Pringsewu Barat ................................... V-6

Gambar 5.10 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Barat ......................... V-7

Gambar 5.11 Kondisi Drainase Pringsewu Barat .................................. V-7

Gambar 5.12 Kawasan Kumuh Pringsewu Timur .................................. V-8

Gambar 5.13 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Timur ........................ V-8

Gambar 5.14 Kondisi Genangan Drainase Pringsewu Timur ..................... V-9

Gambar 5.15 Jalan Tanah Pringsewu Timur ....................................... V-9

Gambar 5.16 Skema Perumusan Pencegahan Kumuh ........................... V-13

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-1

1.1 LATAR BELAKANG

Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan memiliki fungsi yang

strategis dalam menunjang pertumbuhan ekonomi kota. Kontribusi

permukiman perkotaan melalui pemenuhan kebutuhan permukiman yang

layak, secara langsung akan memberikan kontribusi dalam peningkatan

produktivitas masyarakat sehingga mendorong pembangunan nasional yang

mampu berdaya saing.

Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya

mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat

Indonesia. Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai

dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan yang komprehensif dan

kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek permukiman sangat diperlukan

untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegrasi dengan

pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh

semua pelaku pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab

pengembangan perkotaan harus ditopang oleh kerjasama yang solid dari

pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-masing. Penanganan

permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama dalamkesetaraan

pelaku pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang

berkesinambungan.

Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan

perencanaan yang berkesinambungan dan terstruktur sebagai acuan

pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kota tanpa permukiman

kumuh. Pemerintah kab/kota sebagai nahkoda harus didorong untuk memiliki

dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan permukiman

PENDAHULUAN BAB

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-2

sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan

berada pada arah yang tepat menuju permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan. Produk dari dokumen perencanaan penanganan permukiman

kumuh perkotaan diharapkan memiliki kualitas yang bermutu tinggi, baik dari

segi konsep, strategi, kegiatan, sampai dengan konsep desain dan desain

teknis kawasan. Selain itu, aspek non-fisik diharapkan juga menjadi perhatian

dalam perencanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan untuk

mendukung aspek fisik yang dibangun..

Dengan berpatokan pada undang-undang, penanganan permukiman

kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan

lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Walikota/Bupati. Melalui

identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang No 1 tahun

2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII dan

VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan

kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan

dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran,

peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh

berdasarkan UU No.1/2011 mengamanatkan agar pemerintah kota/kabupaten

menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), sebagai

instrumen utama dalam upaya penanganan permasalahan permukiman

kumuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dipandang perlu

melakukan kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan

Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

yang merupakan salah satulangkah konkrit Pemerintah Kabupaten Pringsewu

untuk menyusun rencana yang akan digunakansebagai dasar pertimbangan

dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Pringsewuuntuk mendukung

penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan menuju permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-3

1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 Maksud

Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai pedoman sekaligus kebijakan

dalam pengambilan keputusan oleh Pemerintah Kabupaten Pringsewu dalam

upaya mencegah dan meningkatkan kualitas permukiman kumuh perkotaan di

Kabupaten Pringsewu.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah :

1. Tersajinya kondisi dan data profil Permukiman Kumuh Perkotaan di

Kabupaten Pringsewu.

2. Teridentifikasinya permasalahan-permasalahan yang signifikan

terhadap standar pelayanan minimal dan pengembangan wilayah

terkait Permukiman Kumuh Perkotaan di Kabupaten Pringsewu. .

3. Pengolahan data dan analisis dalam pencegahan dan peningkatan

kualitas permukiman perkotaan di Kabupaten Pringsewu.

4. terumuskannya kebutuhan dan rencana aksi dalam penanganan

kawasan kumuh perkotaan di Kabupaten Pringsewu.

1.2.3 Sasaran

sasaran yang dilakukan untukmencapai tujuan dalam kegiatan ini

adalah :

1. Menyiapkan data profil permukiman kumuh yang terdiri dari baseline

data kumuh atau data statistic terkait

2. Melaksanakan survei dan mengolah data permukiman kumuh

3. Mermuskan konsep tematik dan skenario pencegahan

4. dan peningkatan kualitas kawasan kumuh prioritas

5. Menyusun Daftar Rencana dan Pengukuran DetailKomponen

Infrastruktur

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-4

1.3 RUANG LINGKUP

1.3.1 Ruang Lingkup Substansi

Ruanglingkupkegiataninimeliputibeberapatahapan,mulaidarikoordinasid

anpersiapan, survey dan pengumpulan data awal, pengolahan, analisis data,

penyusunan rumusan yang secara garis besar meliputi;

1. Tahapan Koordinasi dan persiapan, meliputi data-data permukiman kumuh

perkotaan daerah yang akan disajikan.

2. Tahapan survey, meliputi:

• Survey primer dan wawancara ke dinas / instansi yang memiliki

kewenangan

• Survey sekunder untuk mencari data sekunder pada instansi terkait

1.3.2 Lingkup Wilayah

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Pemrukiman Kumuh

Perkotaan (RP2KPKP) disusun untuk lingkup wilayah Kabupaten Pringsewu

khususnya kawasan yang didefinisikan sebagai kawasan permukiman kumuh

perkotaan oleh SK Bupati dan hasil verifikasinya.

1.4 KEDUDUKAN DOKUMEN RP2KPKP DALAM KERANGKA

PEMBANGUNAN KOTA

Penyelenggaraan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) tidak dapat dipisahkan dari

kebijakan pengembangan dan pembangunan kabupaten/kota secara

keseluruhan. Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, tiap kabupaten/kota

diamanatkan memiliki dokumen perencanaan pembangunan yang tertuang

dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang kemudian

diterjemahkan dalam rencana 5 (lima) tahunan di dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Selain itu dari sisi ruang, UU

No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan tiap

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-5

kabupaten/kota memiliki dokumen rencana tata ruang yang tertuang dalam

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota berikut dengan rencana

rincinya. Dokumen sectoral Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang merupakan terjemahan, paduan dan

integrasi dua kelompok dokumen pilar pembangunan di Indonesia terkait

permukiman dan infrastruktur dan Rencana Pembangunan Kawasan

Permukiman Prioritas (RPKPP) yang merupakan dokumen teknis penanganan

kawasan permukiman prioritas pembangunan di suatu kabupaten/kota.

Dalam Undang-Undang No 23 tahun 2014 tentang pembagian

kewenangan pusat dan daerah mengamanatkan bahwa untuk mewujudkan

masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak,

terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman, harmonis dan

berkelanjutan terdapat pembagian kewenangan untuk pemerintah pusat,

provinsi maupun daerah. Dalam hal penyedian perumahan pemerintah pusat

mempunyai kewenangan untuk menyediakan rumah bagi MBR, korban

bencana nasional serta fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang

terkena dampak program pemerintah pusat. Untuk kewenangan pemerintah

propinsi dalam hal penyediaan rumah hanya pada kasus bencana provinsi

serta fasilitasi penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena dampak

program pemerintah provinsi. Sedangkan pemerintah daerah berwenang

dalam penerbitan izin pembangunan dan pengembangan perumahan, serta

penyediaan rumah bagi kasus bencana kabupaten/kota juga fasilitasi

penyediaan rumah bagi masyarakat yang terkena dampak program

pemerintah kabupaten/kota.

Kaitannya dengan penanganan dan pencegahan permukiman kumuh di

Indonesia berdasarkan penjelasan yang tertuang dalam UU no 23 Tahun 2014

tersebut dijabarkan pembagiankewenagan pemerintah pusat, provinsi serta

kabupaten/kota. Untuk menangani perumahan dan kawasan permukiman

kumuh pemerintah pusat hanya akan menangani penataan dan peningkatan

kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas 15 Ha atau lebih, untuk

pemerintah provinsi penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-6

kumuh dengan luas 10 (sepuluh) ha sampai dengan di bawah 15 (lima belas)

ha, dan untuk pemerintahdaerah kabupaten/kota berwenang melakukan

Penataan dan peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh dengan luas

di bawah 10 (sepuluh) ha serta melakukan pencegahanperumahan dan

kawasan permukiman kumuh pada Daerah kabupaten/kota.

Untuk menunjang pembangunan bidang permukiman di kawasan

perkotaan, berdasarkanPasal 15 huruf c, dalam UU No. 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu

menyusun dan memiliki rencana pembangunan dan Pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman. Rencana pembangunan dan

pengembangan perumahan dan kawasan permukiman ini merupakan

penjabaran dari arahan rencana pola ruang kawasan permukiman yang

tertuang di dalam RTRW kabupaten/kota, yang di dalamnya mengatur

perencanaan untuk 2 (dua) lingkup substansi, yaitu perumahan dan kawasan

permukiman.

UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan permukiman

mengamanahkan bahwa Negara bertanggung jawab melindungi segenap

bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan

permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni

rumah yang layak, terjangkau di dalam lingkungan yang sehat, aman,

harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam mewujudkan

fungsi permukiman, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap

permukiman kumuh dilakukan guna meningkatkan mutu kehidupan dan

penghidupan masyarakat penghuni serta menjaga dan meningkatkan kualitas

dan fungsi perumahan dan permukiman berdasarkan pada kepastian

bermukim dan menjamin hak bermukim menurut ketentuan peraturan dan

perundangundangan. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah berkomitmen

untuk mengentaskan permukiman kumuh dengan target 0 % kumuh hingga

tahun 2019, sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Langkah awal penanganan

permukiman kumuh untuk mencapai target 0% kumuh ini sudah dimulai sejak

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-7

tahun 2014 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat cq

Ditjen Cipta Karya melalui penyusunan Road Map penanganan kumuh dan

pemutakhiran data kumuh yang dilaksanakan secara koordinatif dengan

kementerian/lembaga terkait serta dengan pemerintah daerah di seluruh

Indonesia.

Selanjutnya untuk menunjang pembangunan bidang permukiman

khusunya dalam penanganan dan pencegahaan kawasan permukiman kumuh

sesuai amanah UU No.1 Tahun 2011 tentang perumahan dan kawasan

permukiman, pemerintah kabupaten/kota perlu menyusun dan memiliki

rencana aksi penanganan dan pencegahan permukiman kumuh. Untuk

mewujudkan rencana aksi aksi penanganan dan pencegahan permukiman

kumuh tersebut diperlukan skenario, konsep dan strategi penaganan yang

akan diisi oleh substansi RP2KPKP.

RP2KPKP yang menjabarkan kebijakan makro terkait pencegahan

perkembangan permukiman kumuh kabupaten/kota serta konsep penanganan

kawasan permukiman kumuh prioritas, dalam implementasinya akan menjadi

acuan bagi penyusunan strategi sector dan rencana induk system komponen-

komponen pembentuk permukiman.

Dalam konteks pembangunan permukiman, strategi sektor dan RIS yang

telah disusun secara sistematis dan sinergi ini nantinya akan menjadi masukan

dalam proses penyusunan memorandum program yang selanjutnya akan

diterjemahkan kedalam desain teknis.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-8

Gambar 1. 1 Skema Kedudukan RP2KPKP dalam Kerangka Perencanaan Pembangunan

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-9

1.5 SISTEMATIKA LAPORAN

Secara sistematis Laporan Pendahuluanini terdiri atas beberapa bagian,

antara lain :

Bab 1 Pendahuluan

Beriskan latar belakang penulisan, maksud, tujuan, dan sasaran,

lingkup pekerjaan, dan kedudukan dokumen RP2KPKP dalam

kerangka pembangunan kota.

Bab 2 Kajian Kebijakan Pembangunan Permukiman Perkotaan

Pada bagian ini mencerminkan karakter dan kekhasan penanganan

kawasan kumuh di Kabupaten Pringsewu. Rumusan bagian ini lebih

menggambarkan dan memaparkan secara jelas rumusan kebijakan

penanganan kumuh perkotaan.

Bab 3 Gambaran Profil Awal Permukiman Kumuh

Pada bagian ini berisi gambaran secara awal mengenai kondisi awal

permukiman kumuh hasil identifikasi awal.

Bab 4 Identifikasi Kekumuhan dan Kebutuhan Penanganan

Pada bagian ini akan menjelaskan proses penilaian tingkat

kekumuhan dan skala prioritas penanganan sebagai perumusan

kebutuhan penanganan sehingga dapat diketahui kontribusi program

penanganan permukiman kumuh sesuai cakupannya.

Bab 5 Konsep dan Strategi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas

Permukiman Kumuh

Pada bagian ini akan menjelaskan alur dan arah penyusunan

RP2KPKP sebagai suatu strategi pencapaian pada akhirnya berupa

Kota bebas kumuh.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

I-10

Bab 6 Program dan Kegiatan Penanganan Kualitas Permukiman Kumuh

Pada bagian ini akan menjelaskan penangana permukiman kumuh

secara rinci dan terprogtam seta konsep-konsepnya pada aspek fisik

dan non fisik.

Laporan Akhir II-1

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

2.1 KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN PRINGSEWU

Pada subbab ini akan dibahas mengenai kebijakan RTRW Kabupaten

Pringsewu yang terdiri Rencana Struktur Ruang, Rencana Pola Ruang,

danRencana Kawasan StrategisKabupaten Pringsewu.

2.1.1 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Pringsewu

Rencana struktur Kabupaten Pringsewu terdiri dari sistem pusat

kegiatan dan rencana sistem jaringan prasarana wilayah

A. Sistem Pusat Kegiatan

Semakin tinggi tingkat potensi perkembangan yang dimiliki, semakin

tinggi pula kemampuan pusat kegiatan dalam menerima perkembangan.

Selain itu dengan potensi berkembang yang lebih baik dibandingkan potensi

berkembang wilayah lainnya juga akan menaikkan tingkat kemampuan

pelayanan pusat kegiatan tersebut. Adapun pusat-pusat pelayanan di wilayah

Kabupaten Pringsewu berikut fungsi pelayanan yang diembannya selama 20

tahun kedepan dapat dilihat pada uraian dibawah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan Perda Provinsi Lampung No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung Tahun 2009-2029, Perkotaan

Pringsewu ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp),

2. Gadingrejo dan Sukoharjo akan dikembangkan sebagai Pusat Kegiatan

Lokal Promosi (PKLp), dimana berdasarkan hasil analisis menunjukkan

bahwa Gadingrejo dan Sukoharjo saat ini sudah berkembang menjadi PPK,

yang merupakan kawasan perkotaan hirarki II, di bawah hirarki kawasan

perkotaan Pringsewu (Berdasarkan Kepmen PU No. 16/PRT/M/2009

dinyatakan bahwa yang dapat ditetapkan menjadi PKLp hanyalah PPK)

KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN

BAB

2

Laporan Akhir II-2

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

3. Pagelaran danAmbarawaakan dikembangkan sebagai Pusat Pelayanan

Kawasan (PPK), dimana berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa

ke-5 (lima) pusat tersebut merupakan kawasan perkotaan hirarki III yang

akan dikembangkan menjadi pusat pelayanan dan menjadi simpul

transportasi bagi beberapa kecamatan dan beberapa desa lainnya.

4. Adiluwih, Banyumas dan Pardasuka akan dikembangkan sebagai Pusat

Pelayanan Lingkungan (PPL).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II.1 Rencana Sistem Kota di Kabupaten Pringsewu

No Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan

Peran

1. Pringsewu PKWp

▪ Ibukota Kabupaten ▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pusat Perdagangan dan Jasa Skala Regional ▪ Pusat Pelayanan Jasa Perkantoran ▪ Pusat Permukiman Perkotaan ▪ Pusat Pelayanan Kesehatan ▪ Pusat Pelayanan Pendidikan ▪ Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan ▪ Pengembangan Pariwisata dan Budaya ▪ Pengelolaan Kegiatan Pertambangan ▪ Simpul Transportasi Regional

2. Gadingrejo PKLp

▪ Pusat Pemerintahan Kabupaten ▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pusat Pengembangan Pendidikan Skala Regional ▪ Pusat Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan ▪ Pusat Pengembangan Peternakan ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan

3. Sukoharjo PKLp

▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pengembangan Peternakan ▪ Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Pertanian

dan Perkebunan ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan ▪ Pengembangan Industri Kecil

4. Pagelaran PPK

▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pusat Pergudangan Skala Regional ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pengembangan Pendidikan ▪ Pengembangan Pertanian Pangan ▪ Pusat Pengembangan Perikanan Air Tawar ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan ▪ Pengembangan Industri Pengolahan Hasil Pertanian

Laporan Akhir II-3

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

No Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan

Peran

dan Perkebunan ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan ▪ Pengembangan Kegiatan Wisata Alam (eco tourism) ▪ Kawasan Lindung

5. Ambarawa PPK

▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan,

▪ Pengembangan Perdagangan dan Jasa ▪ Pengembangan Permukiman Perkotaan ▪ Pengembangan Pertanian Pangan ▪ Pengembangan Perikanan Air Tawar ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan ▪ Pengembangan permukiman ▪ Pusat Pemasaran Produk Unggulan

Sumber: RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012

Tabel II.2 Rencana Sistem Perdesaan di Kabupaten Pringsewu

No. Kecamatan Fungsi Pusat Pelayanan

Peran

1. Adiluwih PPL

▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Permukiman Pedesaan ▪ Pengembangan Tanaman Pangan dan Hortikultura ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan ▪ Pengembangan Industri Kecil

2. Banyumas PPL

▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Permukiman Pedesaan ▪ Pengembangan Pertanian Hortikultura ▪ Pengembangan industri Rumah Tangga. ▪ Pengembangan Kegiatan Pertambangan

3. Pardasuka PPL

▪ Pelayanan Pemerintahan Kecamatan ▪ Pengembangan Permukiman Pedesaan ▪ Pengembangan Pertanian Tanaman Pangan ▪ Pengembangan Tanaman Perkebunan Kehutanan ▪ Pengembangan Kawasan Pariwisata dan Budaya

▪ Kawasan Hutan Lindung

Sumber: RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012

B. Rencana Jaringan Prasarana Wilayah

1. Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat

a. Sistem Jaringan Jalan

Rencana sistem jaringan jalan di Kabupaten Pringsewu akan

diuraikan di bawah ini, sebagai berikut:

1) Pengembangan jaringan jalan provinsi meliputi:

a) pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang

menghubungkan antara ibukota provinsi dan ibukota

Laporan Akhir II-4

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

kabupaten/kota (K-2) pada ruas jalan Aji Kagungan –

Padang Ratu – Pringsewu;

b) pengembangan jaringan jalan kolektor primer yang

menghubungkan antar ibukota kabupaten/kota (K-3) pada

ruas jalan Pringsewu – Padasuka; dan

c) rencana jaringan jalan dengan fungsi lokal primer pada

ruas jalan yang menghubungkan Pringsewu – Sukoharjo –

Kalirejo – Padang Ratu – Aji Kagungan – Lintas Tengah

Sumatera.

2) Pengembangan jaringan jalan kabupaten meliputi :

a) jaringan jalan lokal primer meliputi seluruh jaringan jalan

selain jalan provinsi di dalam Kabupaten Pringsewu

meliputi ruas jalan Pringsewu, Gadingrejo, Sukoharjo,

Adiluwih, Banyumas, Pagelaran, Ambarawa dan

Pardasuka;

b) jaringan jalan strategis kabupaten meliputi ruas jalan

Sukoharjo – Sukoharum menuju terminal induk Rejosari

dan Bandara Raden Intan melalui Negerikaton Kabupaten

Pesawaran;

c) pengembangan jalan dua jalur Kota Pringsewu dari Wates

Kecamatan Gadingrejo- Fajaresuk Kecamatan Pringsewu;

d) pengembangan jaringan jalan lingkar utara dan lingkar

selatan Kota Pringsewu;

e) pembangunan jalan akses yang menghubungkan

Kabupaten Pringsewu - Kabupaten Lampung Tengah yang

akan menghubungkan jalan lintas Barat dengan jalan

lintas tengah Padang Ratu; dan

f) perbaikan dan peningkatan kualitas seluruh jaringan jalan

dan jembatan di Kabupaten Pringsewu serta

pengembangan jalan usaha tani dan jalan produksi

khususnya pada kawasan agropolitan dan minapolitan.

b. Jaringan Pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan jalan

Laporan Akhir II-5

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

1) Pengembangan jaringan pelayanan lalu lintas dan angkutan

jalan meliputi jaringan trayek angkutan orang dan barang.

Pengembangan jaringan trayek angkutan orang meliputi

jaringan yang menghubungkan Pringsewu – Pagelaran,

Pringsewu – Gadingrejo, Trayek Pringsewu – Kalirejo, dan

Trayek Pringsewu – Pardasuka. Pengembangan jaringan trayek

angkutan barang meliputi Pengembangan dan pembangunan

terminal baik jaringan lintas angkutan barang antar wilayah

kabupaten/kota, wilayah kecamatan dan wilayah perdesaan.

2) Sistem transportasi antar moda adalah suatu sistem

transportasi yang secara berkesinambungan (single seamless

services) dapat memindahkan penumpang maupun barang dari

titik asal ke titik tujuan (dari pintu ke pintu), yang diarahkan

pada keterpaduan jaringan pelayanan dan jaringan prasarana

transportasi antar moda yang efektif dan efisien dalam bentuk

interkoneksi pada simpul transportasi yang berfungsi sebagai

titik temu yang memfasilitasi alih moda. Dalam hal ini, sistem

transportasi antar moda diperlukan untuk mendukung efisiensi

dan efektivitas pemanfaatan prasarana transportasi dan

pergerakan baik orang maupun barang di wilayah Kabupaten

Pringsewu melalui integrasi berbagai moda transportasi

didalamnya.

3) Sistem transportasi yang dapat diintegrasikan di wilayah

Kabupaten Pringsewu tersebut meliputi : terminal angkutan

penumpang Tipe B di Kecamatan Gadingrejo – stasiun kereta

api umum di Kecamatan Gadingrejo.

c. Jaringan Prasarana Jalan

Rencana terminal angkutan penumpang untuk Kabupaten

Pringsewu adalah:

Laporan Akhir II-6

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

• Pengembangan terminal tipe B di Sukoharjo mengantisipasi

akses jalan yang akan dikembangkan di ruas jalan sukoharjo

menuju termminal induk Rejosari dan bandara Raden Intan;

• Pemantapan dan peningkatan terminal Tipe C di Kecamatan

Gadingrejo; dan

• Membangun shelter atau tempat pemberhentian bus/angkutan

umum khususnya pada kawasan perkotaan.

• Selain terminal tipe B, rencana pengembangan terminal juga

akan mengarahkan pembangunan sub-sub terminal di dalam

wilayah Kabupaten Pringsewu yang berfungsi memberikan

dukungan aktivitas pergerakan kendaraan umum, sebagai

tempat menurunkan penumpang dan pergantian moda dengan

tingkat pelayanan yang lebih kecil. Lokasi sub-sub terminal

akan diarahkan pada pusat-pusat pelayanan dalam wilayah

Kabupaten Pringsewu sesuai dengan skala pelayanan yang

dimilikinya.

2. Sistem Jaringan Perkeretaapian

Rencana pengembangan rel kereta api di Kabupaten Pringsewu adalah

jaringan jalur kereta api regional yang melayani pergerakan orang

dan barang di dalam wilayah Provinsi Lampung. Berdasarkan jenisnya,

jaringan jalur kereta api yang dikembangkan di wilayah ini adalah

berupa jaringan perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus.

• Perkeretaapian umum adalah perkeretaapian antarkota yang

melayani angkutan orang dan barang yang menghubungkan Bandar

Lampung - Rejosari - Gedung Tataan – Pringsewu dengan jalur

angkutan penumpang mulai dari Tanjung Karang – Rejosari -

Gedungtatan – Gadingrejo – Pringsewu- Pagelaran.

Laporan Akhir II-7

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

• Perkeretaapian khusus melayani angkutan barang dari stasiun

Tanjung Karang ke stasiun Pringsewu.

Beberapa hal yang termuat dalam strategi pengembangan jaringan

jalur kereta api di wilayah Kabupaten Pringsewu ini antara lain :

• Mengembangkan jaringan transportasi kapasitas tinggi khususnya

untuk angkutan orang atau barang serta produk komoditas berskala

besar.

• Menyediakan moda transportasi massal penumpang dan barang,

yang terkoneksi dalam sistem jaringan kereta api Pulau Sumatera,

khususnya Provinsi Lampung.

• Mendukung pengembangan sistem kota-kota di sumatera yang

terpadu melalui pengintegerasian kota-kota pantai dan berbagai

kegiatan perekonomian, baik industri, pertambangan, maupun

pariwisata serta kota-kota Agropolitan, baik kehutanan, pertanian

maupun perkebunan.

• Pengembangan jalur rel kereta api yang menghubungkan ruas jalur

kereta melalui Bandar Lampung – Rejosari – Gedongtataan –

Pringsewu – Pagelaran.

Dalam rencana pengembangan jalur kereta api juga dimuat mengenai

rencana pengembangan stasiun kereta api umum antar kota.

Pengembangan jalur kereta api dengan rute Bandar Lampung –

Pringsewu akan didukung oleh alternatif penempatan stasiun

keberangkatan dan kedatangan di Kecamatan Gadingrejo dan di

Kecamatan Pagelaran.

3. Sistem Jaringan Energi dan Kelistrikan

Pengembangan sistem jaringan energi Kabupaten Pringsewu

direncanakan mampu meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan

jaringan listrik yang terpadu dan merata di seluruh wilayah

Kabupaten Pringsewu. Keterbatasan akan listrik menjadi pemicu

Laporan Akhir II-8

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

untuk mencari cara agar memperoleh energi listrik alternatif. Di

Kabupaten Pringsewu diharapkan dimasa yang akan datang sudah

memenuhi kebutuhan listrik ke seluruh wilayahnya dengan adanya

bantuan dari pemerintah. Rencana pengembangan jaringan energi

listrik di Provinsi Lampung adalah rencana pengembangan jaringan

pipa gas bumi, rencana pengembangan pembangkit tenaga listrik dan

rencana jaringan transmisi tenaga listrik.

a. Jaringan Pipa Gas Bumi

Pengembangan jaringan pipa gas bumi meliputi pengembangan

jaringan pipa gas bumi yang melalui Ulu Belu Kabupaten

Tanggamus dengan Kabupaten Pringsewu.

b. Pembangkit Tenaga LIstrik

Saat ini kebutuhan energi listrik di wilayah Kabupaten Pringsewu

dan sekitarnya dilayani oleh sumber listrik yang berasal dari

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batu Tegi, berada di wilayah

administrasi Kabupaten Tanggamus, yang memiliki kemampuan

kapasitas listrik dapat dihasilkan 100 GWh pertahun, dengan

sumber air disuplai dari Sungai Way Sekampung.

Sedangkan, penggunaan sumber listrik dengan pembangkit listrik

secara individual umumnya digunakan pada aktivitas-aktivitas

yang membutuhkan kontinuitas aliran listrik sehingga tidak

mentolerir putusnya aliran listrik, misalnya kegiatan perbankan,

kegiatan industri, kegiatan kesehatan/medis, dan lain-lain.

Namun sumber listrik seperti ini relatif lebih mahal, lebih rumit

dan lebih terbatas dibandingkan sumber PLN.

c. Jaringan Transmisi Tenaga Listrik

Tegangan yang sudah dinaikkan kemudian ditransmisikan melalui

jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) dengan

tegangan 500 kV atau Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

dengan tegangan 150 kV dan 275 kV ke Gardu Induk (GI), untuk

Laporan Akhir II-9

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

diturunkan voltasenya menjadi tegangan menengah 20 kV. Salah

satu gardu induk tersebut berada di wilayah Kabupaten Pringsewu

yaitu Gardu Induk (GI) Pagelaran yang berada di Kecamatan

Pagelaran.

Setelah voltase diturunkan menjadi tegangan menengah pada GI,

kemudian tegangan menengah tersebut disalurkan melalui

Jaringan Tegangan Menengah (JTM) ke Trafo-trafo Distribusi yang

tersebar di seluruh wilayah pelayanan PLN Kabupaten Pringsewu.

Di trafo-trafo distribusi tersebut, voltasenya diturunkan dari 20 kV

menjadi 220 volt. Lalu kemudian dari trafo-trafo distribusi

tersebut selanjutnya disalurkan melalui Jaringan Tegangan

Rendah (JTR) ke Pelanggan Listrik yang berada di wilayah

Kabupaten Pringsewu.

Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik yang

menghubungkan provinsi di Sumatera dan Pulau Jawa merupakan

transmisi yang terdiri atas Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi

(SUTET). Sedangkan untuk transmisi tenaga listrik dalam wilayah

kabupaten/kota di Provinsi Lampung digunakan Saluran Udara

Tegangan Tinggi (SUTT). Untuk lebih jelas mengenai jaringan

transmisi tenaga listrik yang mendukung kebutuhan energi listrik

di Kabupaten Pringsewu dapat dilihat di bawah ini.

1) Jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)

Rencana pengembangan transmisi listrik SUTET dengan

tegangan 500 kV merupakan interkoneksi provinsi-provinsi di

Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Dalam pengembangannya,

jaringan SUTET 500 kV akan dihubungkan melalui Kabupaten

Lampung Selatan, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Lampung

Tengah, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Way Kanan

dan menerus ke Provinsi Sumatera Selatan.

2) Jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Laporan Akhir II-10

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

SUTT adalah singkatan dari Saluran Udara Tegangan Tinggi

dengan kekuatan 150 kV dan 275 kV yang ditujukan untuk

menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit atau

pusat-pusat distribusi yang jaraknya cukup jauh menuju

pusat-pusat beban sehingga energi listrik bisa disalurkan

dengan efisien.

Rencana jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di

Kabupaten Pringsewu berdasarkan arahan dalam RTRW

Provinsi Lampung, meliputi :

a) Rencana pengembangan jaringan SUTT 275 kV merupakan

jaringan yang menghubungkan provinsi-provinsi di Pulau

Sumatera

b) Rencana pengembangan jaringan SUTT 150 kV merupakan

jaringan yang menghubungkan antar kabupaten/kota,

yang meliputi :

• Peningkatan jaringan eksisting

- Jaringan PLTA Batu Tegi – GI Pagelaran

- Jaringan GI Pagelaran – GI Tegineneng

• Pengembangan jaringan baru, yaitu jaringan GI

Pagelaran – GI Kota Agung

3) Pusat-Pusat Distribusi Tegangan

Pusat-pusat distribusi tegangan merupakan sebaran titik-titik

Gardu Induk (GI) yang berfungsi untuk menurunkan tegangan

listrik yang dialirkan oleh jaringan SUTET maupun SUTT

menggunakan trafo step down menjadi tegangan menengah 20

kV untuk kemudian tegangan menengah tersebut disalurkan

lagi melalui Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) ke

trafo-trafo Distribusi.

Adapun pusat distribusi tegangan berupa gardu Induk (GI)

yang akan direncanakan di wilayah Kabupaten Pringsewu

Laporan Akhir II-11

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

adalah berupa peningkatan gardu induk eksisting GI Pagelaran

dengan kapasitas 1 X 30 MVA dan 1 X 20 MVA.

Kebutuhan listrik di Kabupaten Pringsewu diperkirakan

berdasarkan jenis dan type bangunan yang akan dilayaninya.

Dalam hal ini menurut jenisnya terdiri dari bangunan komersial

dan bangunan non komersial/sosial, bangunan komersial terdiri

dari perdagangan dan jasa, sedangkan bangunan non komersial

terdiri dari perumahan dan fasilitas umum. Diharapkan hingga

akhir tahun perencanaan jumlah bangunan yang terlayani

penerangan listrik sudah mencapai 100 % karena saat ini sudah

menjadi kebutuhan utama dan vital bagi penduduk. Diperkirakan

kebutuhan listrik secara keseluruhan di wilayah Kabupaten

Pringsewu pada tahun 2031 sebesar 757 MW.

d. Energi Lainnya

Pengembangan sistem jaringan energi lainnya di Kabupaten

Pringsewu yang perlu dipertimbangkan bagi dukungan

pelaksanaan pembangunan wilayah kedepannya yaitu meliputi

ketersediaan SPPBE (Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk

Elpiji). Pengadaan SPPBE di wilayah Kabupaten Pringsewu perlu

melibatkan pihak swasta sebagai investor. Kebutuhan SPPBE di

Kabupaten Pringsewu hingga akhir tahun perencanaan adalah

ketersediaan SPPBE minimal di pusat pelayanan yang berfungsi

PKWp dan PKLp yaitu sejumlah 2 SPPBE.

Lokasi penempatan SPPBE dapat dibangun dimana saja pada

wilayah Kabupaten Pringsewu dengan syarat bukan merupakan

daerah permukiman yang padat dan tidak berada dekat di sekitar

SUTET. Selain itu keberadaan SPPBE harus didukung oleh lampu

penerangan yang mampu menerangi dengan jelas seluruh area

operasional dan dukungan keamanan 24 jam yang terjamin.

4. Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Laporan Akhir II-12

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten

Pringsewu direncanakan agar mampu meningkatkan kualitas dan

jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang terpadu dan

merata di seluruh wilayah Kabupaten Pringsewu. Untuk mencapai

tujuan tersebut, upaya yang dapat ditempuh adalah meningkatkan

kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi yang

terpadu dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Pringsewu.

Rencana pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi mencakup

kebijakan pengembangan jaringan prasarana telekomunikasi untuk

meningkatkan ketersediaan dan penyediaan informasi bagi kegiatan

sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Keberadaan

sistem jaringan telekomunikasi merupakan indikator tingginya

dinamika kegiatan suatu wilayah. Semakin tinggi permintaan

telekomunikasi juga menunjukkan tingginya pertumbuhan ekonomi

dan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.

Secara umum, rencana pengembangan prasarana telekomunikasi di

Provinsi Lampung diarahkan untuk memberikan pelayanan komunikasi

melalui jaringan telekomunikasi terestrial terdiri dari jaringan mikro

digital, serat optik, mikro analog serta kabel laut, yang akan

dikembangkan secara menerus. Pengembangan prasarana

telekomunikasi di Kabupaten Pringsewu akan meliputi pengembangan

jaringan mikro digital saja. Sedangkan untuk potensi permintaan

jaringan telepon bersumber pada jumlah rumah tangga dan jumlah

peruntukan lainnya seperti industri, fasilitas umum, fasilitas sosial,

sekolah, jasa dan perdagangan, dan sektor lainnya.

Rencana pengembangan prasarana telekomunikasi pada umumnya

berada pada kewenangan perusahaan telekomunikasi seperti PT.

TELKOM. Karenanya, dalam perencanaan ini rekomendasi hanya

diarahkan pada prediksi kebutuhan atau permintaan jaringan.

Sementara itu untuk pengembangan jaringan telekomunikasi satelit,

Laporan Akhir II-13

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

akan mengikuti arahan dari strategi pengembangan jaringan

telekomunikasi satelit nasional.

a. Sistem Jaringan Kabel

Pelayanan jaringan telepon kabel di wilayah Kabupaten Pringsewu

saat ini dilakukan oleh PT. TELKOM melalui Kantor Pelayanan

Telkom Pringsewu. Jenis sarana telekomunikasi yang telah

tersedia meliputi sambungan telepon rumah tangga dan warung

telekomunikasi. Pengembangan jaringan telepon di wilayah ini

akan diarahkan untuk menjangkau seluruh pusat pelayanan dan

wilayah pelayanannya di Kabupaten Pringsewu. Pembangunan

jaringan telepon akan dilakukan dengan mengikuti jaringan jalan

utama untuk mempermudah pemasangan dan penyambungan dan

berhirarki sesuai dengan klasifikasi jalan yang diikutinya. Untuk

merencanakan kebutuhan telepon di Kabupaten Pringsewu

digunakan pendekatan prosentase tingkat pelayanan berdasarkan

fungsi bangunan yang direncanakan, yaitu fungsi bangunan umum,

sosial, komersial dan perumahan.

b. Sistem Jaringan Nirkabel

• Mendorong pihak operator seluler untuk menyelenggarakan

pemanfaatan menara telekomunikasi bersama (sharing tower)

dalam rangka efisiensi ruang.

• Melakukan penataan menara BTS dengan penyusunan Master

Plan Menara BTS bersama pihak operator dan ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

• Mengeluarkan aturan mengenai alternatif jarak aman menara,

yaitu :

✓ Untuk tinggi menara maksimal 45 meter, jarak minimal 20

meter dari bangunan perumahan, 10 meter di daerah

komersial dan 5 meter bila di daerah industri.

✓ Untuk tinggi menara maksimal di atas 45 meter, jarak

minimal 30 meter dari bangunan perumahan, 15 meter

Laporan Akhir II-14

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

untuk daerah komersial dan 10 meter untuk daerah

industri.

✓ Untuk ketinggian menara di atas 60 meter, jarak dari

bangunan terdekat minimal adalah 40 meter.

• Membatasi pembangunan BTS untuk Kecamatan Pringsewu dan

Gadingrejo maks. 3 BTS/kecamatan, sedangkan pada

kecamatan lainnya, pembangunan dibatasi maks. 2

BTS/kecamatan dengan penggunaan BTS bersama.

c. Mikro Digital

Rencana pengembangan jaringan mikro digital di Provinsi

Lampung merupakan interkoneksi yang menyeluruh dan integral

secara nasional dari ujung timur (Provinsi Papua) sampai dengan

ujung barat (Provinsi NAD). Jaringan Mikro Digital yang

dikembangkan dari Pulau Jawa akan melalui Kabel Bawah Laut

dan melalui Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung,

Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten

Tanggamus, Kabupaten Lampung Barat, lalu menuju ke Provinsi

Sumatera Selatan.

5. Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya Air

Sistem jaringan sumberdaya air di Kabupaten Pringsewu meliputi

pengembangan wilayah sungai, cekungan air tanah, jaringan irigasi,

jaringan air baku untuk air bersih dan sistem pengendali daya rusak

air.

a. Sistem Pengelolaan Wilayah Sungai

Sistem pengelolaan wilayah sungai meliputi pengelolaan Wilayah

Sungai yang memiliki aliran terpanjang yang melalui wilayah

Kabupaten Pringsewu adalah Sungai Way Sekampung bagian

tengah dengan panjang 24 km dengan luas daerah aliran adalah

600 km2, sungai ini merupakan wilayah sungai strategis nasional

yang menjadi wewenang pusat yang terletak di Kabupaten

Laporan Akhir II-15

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Pringsewu. Wilayah Sungai semangka yang merupakan wilayah

sungai Provinsi Lampung. Pengelolaan Sumber Daya Air (SDA)

didasarkan pada pola pengelolaan SDA WS Way Seputih

Sekampung yang bersangkutan.

Pengembangan pengelolaan wilayah sungai meliputi :

1) sistem pengelolaan wilayah sungai direncanakan melalui

pendekatan DAS dan cekungan air tanah serta keterpaduannya

dengan pola ruang dengan memperhatikan keseimbangan

pemanfaatan sumber daya air permukaan dan air tanah;

2) pengelolaan wilayah sungai dilakukan melalui pengembangan

penatagunaan air pada DAS dan diselenggarakan melalui

kegiatan penyusunan dan penetapan neraca penatagunaan

sumberdaya air dengan mengacu pada peraturan perundang-

undangan; dan

3) pengembangan penatagunaan air pada DAS untuk Kabupaten

Pringsewu meliputi DAS Sekampung dan DAS Seputih.

Untuk mengetahui lebih jelas nama sungai yang melalui wilayah

Kabupaten Pringsewu berikut panjang dan daerah alirannya dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel II.3 Nama Sungai/Anak Sungai di Kabupaten Pringsewu

No. Nama Sungai/Anak Sungai Panjang (Km) Daerah Aliran

(Km2)

1. Way Seputih Sekampung Bagian Tengah

24 600

2. Way Gading 7 56

3. Way Apus 6,8 5.440

4. Way Wonokoro 8,8 7.040

5. Way Wayah 19 380

6. Way Sangsep 17 225

7. Way Marga Raharjo 2,5 15

8. Way Semah - -

9. Way Bulok - -

Sumber :RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012

Laporan Akhir II-16

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

b. Cekungan Air Tanah

Cekungan air tanah di Kabupaten Pringsewu dikembangkan pada

Cekungan air tanah Metro – Kota Bumi dan cekungan air tanah

Talang Padang. Pengembangan cekungan air tanah meliputi :

1) penentuan batas cekungan air tanah;

2) peningkatan kemanfaatan fungsi air tanah guna memenuhi

penyediaan air tanah;

3) pelaksanaan pengendalian daya rusak serta konservasi air

tanah; dan

4) pengembangan air tanah berkelanjutan untuk irigasi.

c. Jaringan Irigasi

Pemanfaatan sumberdaya air untuk pertanian diarahkan pada

sistem jaringan yang menjadi tanggungjawab Dinas PU Kabupaten,

terutama untuk pertanian lahan basah melalui upaya

pembangunan dan pengembangan saluran.

d. Jaringan Air Baku untuk Air Bersih

Kebutuhan sumberdaya air baku diperuntukkan bagi pemakaian

keperluan air minum, rumah tangga, industri, jasa, pertanian dan

lainnya. Pemanfaatan air baku diarahkan pada pemanfaatan mata

air, air tanah (sumur bor) dan air permukaan (air sungai).

Berdasarkan data, saat ini pemenuhan kebutuhan air minum di

wilayah Kabupaten Pringsewu sebagian sudah dilayani oleh PDAM,

sedangkan sebagian lainnya masih dilakukan secara pribadi.

Sumber air baku yang digunakan selain berasal dari mata air pada

daerah pegunungan di wilayah ini, juga berasal dari air sungai

yang melalui wilayah ini serta air tanah. Beberapa sumber air

baku bahkan telah dikomersilkan oleh sebagian penduduk, seperti

terdapat di Bukit Karawang, Kecamatan Ambarawa. Air yang

berasal dari sumber mata air tersebut didistribusikan ke beberapa

wilayah dalam hingga luar Kabupaten Pringsewu.

Laporan Akhir II-17

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

pengembangan jaringan air baku untuk air bersih di wilayah

Kabupaten Pringsewu adalah sebagai berikut :

• Mengembangkan sumberdaya air baru baik mata air maupun

air permukaan untuk meningkatkan kemampuan kapasitas

sumber air agar mampu memenuhi kebutuhan air minum

penduduk di masa yang akan datang.

• Meningkatkan produksi air baku dengan memanfaatkan secara

optimal sumberdaya air yang telah teridentifikasi,

diantaranya dengan meningkatkan kemampuan peralatan

produksi dengan peralatan yang mempunyai kemampuan lebih

besar dan modern.

• mempertahankan debit air Way Sekampung dan Way Seputih

yang merupakan sumber utama pasokan air bagi pemenuhan

kebutuhan air baku serta sumber air irigasi di wilayah

Kabupaten Pringsewu;

• Pembangunan jaringan distribusi air minum/jaringan

perpipaan yang pemasangannya diarahkan mengikuti jaringan

jalan sesuai dengan hirarki yang ada.

• Pengembangan sistem pelayanan dengan kran umum di

samping pelayanan dengan sambungan langsung. Hal ini lebih

bermanfaat karena penduduk yang akan dilayani oleh jaringan

air minum akan lebih banyak dibandingkan jika dilayani

dengan sambungan langsung.

• Kualitas air yang akan didistribusikan kepada konsumen harus

berkualitas sesuai dengan persyaratan air minum yang

berlaku.

2.1.2 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu

Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu terdiri dari Rencana Pola

Ruang Kawasan Lindung dan Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

A. Pola Ruang Kawasan Lindung

1. Kawasan Hutan Lindung

Laporan Akhir II-18

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

kawasan hutan lindung di Kabupaten Pringsewu diarahkan pada

wilayah-wilayah dengan kemiringan diatas 40% yang terdapat di

bagian Selatan (Kecamatan Pardasuka) dan di bagian Barat Laut

(Kecamatan Pagelaran) Kabupaten Pringsewu. Termasuk kedalam

kawasan ini adalah:

• Sebagian Hutan Lindung Register 21 Perentian Batu(yang masuk

kedalam wilayah administrasi Kecamatan Pardasuka) seluas

2.669Ha.

• Sebagian Hutan Lindung Register 22 Way Waya(yang masuk

kedalam wilayah administrasi Kecamatan Pagelaran) seluas

8.345Ha.

Luas total kawasan lindung eksisting mencapai 11.014 Ha atau sebesar

17,62% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu.

2. Kawasan Perlindungan Setempat

a. Sempadan Sungai

Berdasarkan Kriteria Kawasan Konservasi dari Menteri PU tahun

2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, ditetapkan besarnya

Garis Sempadan Sungai adalah sebagai berikut :

- Sungai besar (sungai yang mempunyai daerah pengaliran ≥ 500

km²) mempunyai sempadan sungai sebesar 100 m dikiri dan

kanan sungai.

- Sungai kecil (sungai yang mempunyai daerah pengaliran ≤ dari

500 km²) mempunyai sempadan sungai sebesar 50 m di kiri

dan kanan sungai.

- Untuk kawasan permukiman yang sudah ada di sepanjang

sungai dibatasi dengan jalan inspeksi sebesar 10 – 15 m dari

bibir sungai.

- sempadan saluran irigasi ditetapkan ditetapkan 5 (lima) meter

di kiri dan kanan saluran irigasi primer dengan luas kurang

lebih 3.195 (tiga ribu seratus sembilan puluh lima) hektar.

Laporan Akhir II-19

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Sedangkan Kawasan Sempadan Sungai adalah sebagai berikut:

- Sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan, lokasi

bangunan sekurang-kurangnya mempunyai jarak 3 m dari

tanggul sungai.

- Sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan, ditetapkan

sekurang-kurangnya 5 m dari tanggul sungai.

- Sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, jika

kedalaman sungai ≤ 3 m lokasi bangunan sekurang-kurangnya

10 m dari bibir sungai. Jika kedalaman sungai ≥ 3 m, maka

lokasi bangunan sekurang-kurangnya 15 m dari bibir sungai.

b. Kawasan Sekitar Mata Air

Di Kabupaten Pringsewu saat ini terdata 1 (satu) mata air, yaitu

mata air Selapan di Kecamatan Pardasuka dengan luas kurang

lebih 48 (empat puluh delapan) hektar serta sumber air yang

memanfaatkan sumur bor. Kondisi debit mata air yang ada relatif

kecil, dimana debitnya tidak lebih dari 5 liter/detik. Sedangkan

untuk sumur bor/pompa pun diketahui debitnya sekitar 5

liter/detik.

Pengelolaan kawasan sekitar mata air ditempuh dengan cara

diantaranya sebagai berikut :

- Perlindungan sekitar mata air untuk kegiatan yang

menyebabkan alih fungsi lindung dan menyebabkan kerusakan

kualitas sumber air;

- Pembuatan sistem saluran bila sumber dimanfaatkan untuk air

minum atau irigasi;

- Selain sebagai sumber air minum dan irigasi, sumber air juga

digunakan untuk pariwisata peruntukkannya diijinkan selama

tidak mengurangi kualitas tata air yang ada. Penggunaan

sumber air untuk rekreasi dan renang, perlu dibuat kolam

tersendiri;

Laporan Akhir II-20

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

- Pengembangan tanaman perdu, tanaman tegakan tinggi, dan

penutup tanah atau ground cover untuk melindungi

pencemaran dan erosi terhadap air; dan

- Membatasi dan tidak boleh menggunakan lahan secara

langsung untuk bangunan yang tidak berhubungan dengan

konservasi mata air.

c. Sempadan Saluran Irigasi

Sempadan saluran irigasi ditetapkan ditetapkan 5 (lima) meter di

kiri dan kanan saluran irigasi primer dengan luas kurang lebih

3.195 (tiga ribu seratus sembilan puluh lima) hektar.

3. Kawasan Rawan Bencana

Pola pemanfaatan ruang kawasan rawan bencana merupakan

pengaturan pemanfaatan kawasan yang sering atau berpotensi tinggi

mengalami bencana alam. Kawasan rawan bencana merupakan salah

satu kriteria yang akan dijadikan dasar untuk menentukan lokasi

pembangunan permukiman penduduk di wilayah Kabupaten

Pringsewu.

Dalam lingkup wilayah Kabupaten Pringsewu daerah rawan bencana

terdiri atas:

a. Kawasan Rawan Banjir

Terjadinya banjir merupakan salah satu dampak yang terjadi

akibat kerusakan hutan dan kurang teraturnya pola pemanfaatan

ruang di wilayah Kabupaten Pringsewu. Daerah yang

teridentifikasi sebagai daerah rawan banjir terdapat di beberapa

bagian wilayah Kabupaten Pringsewu yaitu : Kecamatan

Pagelaran, Kecamatan Banyumas, Kecamatan Sukoharjo dan

Kecamatan Gadingrejo.

Pola pemanfaatan ruang pada daerah kawasan rawan banjir

tersebut direncanakan akan diarahkan untuk dilakukan :

Laporan Akhir II-21

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

− Reboisasi pada hutan-hutan sekitar kawasan rawan banjir,

yaitu kawasan hutan register 21 dan register 22 yang kini telah

ditetapkan sebagai hutan kawasan lindung.

− Melakukan penanaman tanaman hutan non produktif di

kawasan sempadan sungai 0 – 10 meter dari tepi kiri dan kanan

sungai di yang akan difungsikan sebagai tanggul alami di

sepanjang aliran SWS Sekampung dan anak-anak sungainya,

seperti Way Sekampung Anak dan Way Tebu.

− Pembangunan embung atau kolam besar sebagai penampung

aliran air permukaan apabila melebihi debit rata-rata pada saat

tertentu.

− Perbaikan sistem kebersihan lingkungan masyarakat

disepanjang daerah-daerah aliran sungai.

− Perbaikan sistem drainase lingkungan melalui kegiatan

pembangunan dan peningkatan kualitas.

b. Kawasan Rawan Tanah Longsor

Daerah ini teridentikasi di wilayah yang tingkat kerusakan

kawasan hutan yang cukup tinggi, dan terletak pada kemiringan

lahan lebih dari 40%, dimana umumnya kondisi tanah pada

kawasan ini relatif buruk dengan permeabilitas (daya resap air)

tinggi, yaitu disekitar wilayah Kecamatan Pardasuka, Kecamatan

Pagelaran dan Kecamatan Banyumas. Bentuk penanggulangan

daerah rawan bencana ini adalah melalui kegiatan penghijauan.

c. Daerah Rawan Puting Beliung

Kawasan rawan bencana puting beliung hampir merata di seluruh

kecamatan di Kabupaten Pringsewu, terutama di Kecamatan

Sukoharjo, Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan Gadingrejo.

d. Daerah Rawan Gempa Bumi

Berdasarkan data dari RTRW Provinsi Lampung diketahui bahwa

sebagian besar wilayah Kabupaten Pringsewu termasuk ke dalam

Laporan Akhir II-22

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

kawasan dengan intensitas skala gempa MMI IV – V dan skala

gempa V – VI. Intensitas skala gempa yang dimiliki oleh Kabupaten

Pringsewu terkait dengan posisi wilayah ini yang berada di dalam

wilayah patahan sumatera (daratan), yang merupakan daerah

pertemuan antara lempeng Indo-Australia dan Patahan Mentawai,

dimana (beberapa tahun kebelakang) menjadi zona sumber gempa

cukup aktif dan mempengaruhi kejadian kegempaan di wilayah

ini. Meski tidak berada dekat pada zona sumber gempa, namun

wilayah ini memiliki potensi terkena dampak kegempaan, dimana

dampak tersebut dapat terlihat dari skala kegempaan yang

dimilikinya.

Kondisi lahan dengan kelerengan > 25% memiliki potensi

kelongsoran cukup tinggi. Selain itu jika ditunjang dengan kondisi

tingkat potensi pergerakan tanah yang tinggi, maka semakin

memperbesar dampak kebencanaan gempa bumi di wilayah ini.

Dengan demikian, keberadaan potensi dampak kebencanaan

gempa bumi yang perlu diwaspadai di wilayah Kabupaten

Pringsewu adalah di Kecamatan Pardasuka, Kecamatan Pagelaran,

Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan

Sukoharjo.

B. Pola Ruang Kawasan Budidaya

1. Kawasan Peruntukan Pertanian

a. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Ruang yang diperuntukkan bagi pertanian pangan tersebut

dominan tersebar di wilayah Timur, Barat dan Selatan Kabupaten

Pringsewu. Jenis tanaman yang dikembangkan meliputi padi

sawah. Untuk penyebarannya adalah sebagai berikut :

- Kecamatan Adiluwih : 688 Ha

- Kecamatan Ambarawa : 1.501 Ha

- Kecamatan Banyumas : 310 Ha

Laporan Akhir II-23

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

- Kecamatan Gadingrejo : 2.489 Ha

- Kecamatan Pagelaran : 1.182 Ha

- Kecamatan Pardasuka : 2.786 Ha

- Kecamatan Pringsewu : 819 Ha

- Kecamatan Sukoharjo : 1.050 Ha

Pengembangan pertanian pangan dimasa yang akan datang

diarahkan untuk tetap dipertahankan dan disesuaikan dengan

kebijakan pengembangan pertanian tanaman pangan

berkelanjutan di Kabupaten Pringsewu. Pertanian tanaman

pangan lahan basah ditetapkan sebagai lahan pertanian pangan

berkelanjutan seluas kurang lebih 6.494 (enam ribu empat ratus

Sembilan puluh empat) hektar atau 60% (enam puluh persen)

menyebar di Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Ambarawa,

Kecamatan Pringsewu dan Kecamatan Gadingrejo dan sebagian di

Kecamatan Pardasuka. Meskipun perkembangan kegiatan

perkotaan diprediksi akan berlangsung pesat, namun

pertimbangan bahwa daerah ini menjadi salah satu lumbung

pangan baik untuk Kabupaten Pringsewu maupun Provinsi

Lampung, akan membatasi pengembangan karakter perkotaan di

wilayah ini kedepannya. Berbagai kegiatan karakter perkotaan

akan dipertimbangkan pengembangannya apabila telah

bersinggungan dengan pemanfaatan ruang lahan pertanian yang

akan diarahkan untuk dipertahankan sebagai kawasan sawah

abadi (lahan pertanian berkelanjutan).

b. Kawasan Pertanian Hortikultura

Rencana pengembangan pertanian hortikultura dengan jenis

komoditi unggulan yang dikembangkan adalah Jagung, ubi-ubian,

sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Berdasarkan analisis

kesesuaian lahan untuk pengembangan lahan di wilayah

Kabupaten Pringsewu ini mencapai luas 3.706 Ha atau sekitar

5,93% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu. Rencana

Laporan Akhir II-24

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

pengembangan komoditas unggulan terhadap harus ditelusuri

melalui studi khusus dan diharapkan sebagai bahan baku kegiatan

agro industri diwilayah Kabupaten Pringsewu ini dimasa yang akan

datang. Untuk penyebarannya adalah sebagai berikut:

- Kecamatan Adiluwih : 341 Ha

- Kecamatan Ambarawa : 115 Ha

- Kecamatan Banyumas : 668 Ha

- Kecamatan Gadingrejo : 1.532 Ha

- Kecamatan Pagelaran : 909 Ha

- Kecamatan Pringsewu : 110 Ha

- Kecamatan Sukoharjo : 30 Ha

c. Kawasan Perkebunan

Luas lahan untuk perkebunan ini adalah 21.266 Ha atau sekitar

34,02% dari total luas wilayah Kabupaten Pringsewu, yang

tersebar di seluruh bagian wilayah Kabupaten Pringsewu,

meliputi:

- sentra pengembangan kelapa sawit antara lain Kecamatan

Pagelaran, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Adiluwih dan

Kecamatan Banyumas;

- sentra pengembangan kelapa meliputi Kecamatan Pardasuka,

Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan

Gadingrejo;

- sentra pengembangan perkebunan kopi di Kecamatan

Pagelaran dan Kecamatan Pardasuka;

- sentra pengembangan kakao di Kecamatan Banyumas,

Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Adiluwih dan Kecamatan

Pardasuka; dan

- sentra pengembangan karet di Kecamatan Pardasuka dan

Kecamatan Pagelaran.

d. Kawasan Peternakan

Laporan Akhir II-25

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Pengembangan kawasan peternakan dilakukan di seluruh wilayah

kabupaten yang memiliki potensi dan sesuai untuk pengembangan

peternakan, antara lain:

- pengembangan ternak sapi di Kecamatan Pringsewu dan

Kecamatan Gadingrejo;

- pengembangan ternak kambing di Kecamatan Sukoharjo dan

Kecamatan Banyumas;

- pengembangan ternak domba di Kecamatan Pringsewu dan

Ambarawa;

- pengembangan peternakan unggas di Kecamatan Gadingrejo

dan Kecamatan Pagelaran;

- pengembangan sentra bibit unggul akan dikembangkan di

Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Gadingrejo; dan

- pengembangan pengolahan pakan ternak akan dikembangkan

di Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Pagelaran.

2. Kawasan Peruntukan Perikanan

Kawasan peruntukan perikanan meliputi kawasan peruntukan

budidaya perikanan, kawasan pengolahan ikan dan kawasan

minapolitan.

a. Kawasan Peruntukan Budidaya Perikanan

Kawasan peruntukan budidaya perikanan berupa pengembangan

perikanan kolam air tawar dengan komoditas Ikan Karper, Ikan

Tawes, Ikan Nila Merah, Ikan Gurami, Ikan Lele di Kecamatan

Pagelaran, dan sebagian kecil di Kecamatan Pringsewu,

Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Gadingrejo.

b. Kawasan Pengolahan Perikanan

Pengembangan kawasan perikanan air tawar yang terdapat di

Kabupaten Pringsewu adalah berupa kolam air tenang dan lahan

sawah (minapadi). Adapun jenis ikan yang dapat dikembangkan

terdiri dari Karper, Tawes, Nila Merah, Gurami, Lele dan lainnya.

Laporan Akhir II-26

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Arahan lokasi pengembangan dari perikanan ini terkonsentrasi di

Kecamatan Pagelaran, sebagai wilayah yang produktifitasnya

sangat tinggi. Namun sebagian kecil juga berada di Kecamatan

Pringsewu, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Gadingrejo,

dengan skala pengembangannya adalah skala kecil/perikanan

rakyat. Sedangkan untuk pengolahan hasil perikanan akan

dikonsentrasikan di Kecamatan Pagelaran, berdekatan dengan

kawasan penghasil bahan bakunya. Dan pengembangan kawasan

minapolitan diarahkan di Kecamatan Pagelaran.

Kawasan pengolahan perikanan meliputi pengembangan teknologi

pengolahan hasil perikanan akan dikembangkan di Kecamatan

Pagelaran dan pengembangan balai benih induk akan

dikembangkan di Kecamatan Gadingrejo.

c. Kawasan Minapolitan

Pengembangan pusat minapolitan terdapat di Kecamatan

Pagelaran dengan komoditas Ikan Karper, Ikan Tawes, Ikan Nila

Merah, Ikan Gurami, Ikan Lele.

3. Kawasan Pertambangan

Arahan pemanfaatan ruang untuk bahan tambang sesuai dengan

perkiraan kandungan potensinya dapat dijabarkan sebagai berikut :

- Kecamatan Adiluwih : Silika, Mangan, Bijih Besi, Batuan.

- Kecamatan Ambarawa : Mangan, Bijih Besi, Batuan.

- Kecamatan Banyumas : Silika, Mangan, Bijih Besi, Batuan.

- Kecamatan Gadingrejo : Andesit, Pasir, Mangan, Bijih Besi,

Batuan.

- Kecamatan Pagelaran : Bentonit, Andesit, Lempuyan, Marmer,

Silika, Mangan, Bijih Besi, Batuan,

Emas, Batubara.

- Kecamatan Pardasuka : Pasir, Mangan, Bijih Besi, Batuan,

Emas.

Laporan Akhir II-27

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

- Kecamatan Pringsewu : Diorit, Granit, Silika, Mangan, Bijih

Besi, Batuan.

- Kecamatan Sukoharjo : Silika, Pasir, Mangan, Bijih Besi,

Batuan.

Kawasan ini diarahkan untuk dikembangkan didalam kawasan-kawasan

yang diperuntukkan bagi kawasan perkebunan dan tanaman

hortikultura.

Kegiatan pertambangan agar dilakukan melalui praktek pertambangan

yang ramah lingkungan sehingga dapat mengurangi terjadinya dampak

kerusakan lingkungan dan melakukan perbaikan lingkungan pasca

tambang melalui rehabilitasi dan reklamasi tambang.

4. Kawasan Peruntukan Industri

Beberapa kegiatan industri pengolahan yang dapat dikembangkan di

wilayah ini antara lain yaitu :

- Pengembangan kegiatan industri perikanan, berupa industri

pengolahan hasil-hasil perikanan seperti pengalengan ikan,

pindang ikan, tepung ikan, penggaraman ikan, dsb. Berdasarkan

arahan pengembangan kawasan budidaya, pengembangan

kegiatan perikanan air tawar akan diarahkan untuk dikembangkan

di Kecamatan Pagelaran. Sehingga, pengembangan industri

pengolahan hasil perikanan dapat memanfaatkan kedekatannya

dengan bahan baku. Selain itu, letak Kecamatan Pagelaran yang

strategis, pada koridor akses utama transportasi regional

memudahkan akses distribusi dan pemasaran produk-produk yang

dihasilkan.

- Pengembangan kegiatan industri peternakan, berupa industri

pengolahan hasil-hasil peternakan seperti susu sapi segar,

yoghurt, kulit sapi, pupuk kandang, dsb. Berdasarkan arahan

pengembangan kawasan budidaya, pengembangan kegiatan

peternakan sapi potong akan diarahkan untuk dikembangkan di

Laporan Akhir II-28

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Kecamatan Gadingrejo. Sehingga, pengembangan industri

pengolahan hasil peternakan dapat memanfaatkan kedekatannya

dengan bahan baku dan bahan pangan bagi ternak sapi yang dapat

diperoleh dari wilayah sekitarnya yang telah diarahkan sebagai

kawasan pertanian lahan kering. Selain itu, letak Kecamatan

Gadingrejo yang strategis, pada koridor akses utama transportasi

regional memudahkan akses distribusi dan pemasaran produk-

produk yang dihasilkan.

- Pengembangan kegiatan industri berbasis agribisnis (agroindustri),

berupa industri pengolahan hasil-hasil pertanian dan perkebunan

seperti popcorn atau tepung jagung yang diolah dari tanaman

jagung, tepung tapioka atau keripik singkong yang diolah dari

tanaman singkong, nata de coco yang diolah dari tanaman kelapa,

bubuk coklat yang diolah dari tanaman kakao, kopi bubuk yang

diolah dari tanaman kopi, dsb. Berdasarkan arahan

pengembangan kawasan budidaya, pengembangan kegiatan

pertanian lahan kering serta perkebunan ini akan diarahkan untuk

dikembangkan di wilayah yang menjadi lumbung hasil pertanian

hortikultura, seperti Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Adiluwih,

Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Banyumas dan Kecamatan

Gadingrejo.

5. Kawasan Pariwisata

Beberapa potensi daya tarik wisata diantaranya adalah :

a. Wisata Alam.

− Check Dam Tegalsari, di Kecamatan Gadingrejo, yang

membendung aliran Way Sekampung untuk digunakan bagi

keperluan pertanian.

− Telaga Gupit, di Kecamatan Gadingrejo, yang merupakan

waduk (tempat penampungan air) peninggalan zaman Belanda,

yang dimanfaatkan sebagian petani Desa Pujorahayu,

Kecamatan Negeri Katon, Pesawaran, sebagai sumber irigasi

Laporan Akhir II-29

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

sawah.

b. Check Dam Way Ngison, di Kecamatan Ambarawa, yang

membendung aliran Way Tebu yang mengalir ke arah Way Bulok,

untuk digunakan bagi keperluan pertanian.

c. Obyek wisata yang bernuansa religi atau agamis.

− Pura Giri Sutra Mandala, merupakan tempat ibadah umat Hindu

yang terletak di perbatasan Desa Tegalsari dengan Desa

Mataram, Kecamatan Gadingrejo. Pura ini berdiri sejak 1977

dan saat ini dikelola oleh Bpk. Nyoman Jawi. Selain daya tarik

arsitektur bangunan, pelaksanaan upacara agama, nuansa

spiritual juga didukung oleh keindahan panorama alam, dimana

di depan pura ini terdapat Telaga Gupit yang dapat menjadi

kelebihan daya tarik tempat ini.

− Goa Maria Padang Bulan, merupakan tempat ibadah umat

Katolik yang terletak di Kecamatan Pringsewu. Selain daya

tarik nuansa spiritual juga didukung oleh keindahan panorama

alam, yang menjadi daya tarik tempat ini.

− Makam KH. Ghalib, merupakan tempat ziarah bagi umat muslim

yang terletak di Kecamatan Pringsewu, dalam mengenang jasa-

jasa beliau sebagai seorang ulama dan sekaligus tokoh pejuang

kemerdekaan yang menjadikan wilayah Kabupaten Pringsewu

sebagai basis perjuangannya saat melawan Belanda. Selain

daya tarik artistik bangunan juga didukung oleh nuansa

spiritual serta keindahan panorama alam, yang menjadi daya

tarik tempat ini.

d. Obyek wisata buatan meliputi:

− Bukit Silitonga, di Kecamatan Sukoharjo, tempat ini pada

zaman perang kemerdekaan pernah menjadi tempat

pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan Republik

Indonesia. Saat ini telah dimanfaatkan sebagai tempat

pemancingan dan rekreasi keluarga, berupa tempat makan dan

permainan anak.

Laporan Akhir II-30

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

− Bukit Sari Nongko, di Kecamatan Sukoharjo, saat ini telah

dimanfaatkan sebagai tempat wisata/rekreasi keluarga, berupa

tempat makan, hotel, kolam renang, panggung hiburan,

pemancingan dan permainan anak.

− Villa Novi, di Kecamatan Sukoharjo, yang dilengkapi dengan

fasilitas rumah makan, tempat pertemuan, pemancingan dan

tempat penginapan.

− Balong Kuring, di Kecamatan Pringsewu, yang dilengkapi

dengan fasilitas rumah makan, tempat pertemuan, kolam

renang, outbond dan permainan keluarga lainnya.

− Kolam renang Grojogan Sewu, di Kecamatan Pringsewu, yang

dilengkapi dengan fasilitas rumah makan, tempat pertemuan

dan permainan anak lainnya.

− Wisata minapolitan berada di Kecamatan Pagelaran dan Rawa

Kijing Kecamatan Ambarawa.

e. Wisata Budaya.

− Pura Giri Sutramandala di Desa Mataram Kecamatan

Gadingrejo;

− Makam Kyai Haji Gholib di Kecamatan Pringsewu;

− Goa Maria Padang Bulan di Kecamatan Pringsewu;

− Rumah Adat di Marga Kaya Kecamatan Pringsewu; dan

− Rumah Adat di Pardasuka Kecamatan Pardasuka.

6. Kawasan Permukiman

Arahan kawasan permukiman di Kabupaten Pringsewu, terdiri dari :

a. Kawasan permukiman berlokasi tersebar di seluruh kecamatan

seluas 9.964 Ha (15,94%).

b. Pengembangan kawasan permukiman skala perkotaan akan

diarahkan pada kecamatan yang memiliki jumlah penduduk relatif

lebih tinggi dan fasilitas perkotaan yang lengkap yaitu pada

Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan

Pagelaran, Kecamatan Ambarawa dan Kecamatan Sukoharjo

Laporan Akhir II-31

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

dengan jumlah total seluas 7.939 Ha (80% luas rencana kawasan

permukiman). Bahkan untuk Kecamatan Ambarawa yang

diprediksi 20 (duapuluh) tahun kedepan akan mengalami

kelebihan daya tampung jumlah penduduk, direncanakan untuk

dapat diarahkan membangun hunian vertikal, atau menyiapkan

lahan permukiman di wilayah lain sebagai antisipasi hal tersebut.

Untuk kawasan permukiman perkotaan akan direncanakan untuk

pengembangan permukiman yang dapat menampung kepadatan

penduduk tinggi yaitu > 400 jiwa/ha.

c. Pengembangan kawasan permukiman skala pedesaan akan

diarahkan pada pusat-pusat wilayah pengembangan lainnya yang

memiliki jumlah penduduk relatif lebih rendah dan fasilitas

perkotaan yang cukup lengkap yaitu Kecamatan Adiluwih,

Kecamatan Banyumas dan Kecamatan Pardasuka dengan jumlah

total seluas 2.025 Ha (20% luas rencana kawasan

permukiman).Untuk kawasan permukiman perdesaan akan

direncanakan untuk pengembangan permukiman yang dapat

menampung kepadatan penduduk sedang yaitu 200 - 400 jiwa/ha.

C. Pola Ruang Kawasan Peruntukan Lainnya

1. Kawasan Perdagangan dan Jasa

Alokasi ruang bagi peruntukkan kawasan perdagangan dan jasa ini

direncanakan adalah seluas 1.402 Ha atau sekitar 2,24% dari total luas

wilayah kabupaten, yang meliputi Kecamatan Pringsewu, Kecamatan

Pagelaran dan Kecamatan Sukoharjo.

2. Kawasan Peruntukan Pertahanan dan Keamanan

Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan meliputi.

- zona latihan militer pertahanan di Kecamatan Pagelaran;

- komplek markas Kepolisian Resor (POLRES) Kabupaten Pringsewu di

Kecamatan Gadingrejo;

Laporan Akhir II-32

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

- komplek maskas komando Distrik Militer (Makodim) di Kecamatan

Gadingrejo; dan

- komplek markas Kepolisian Sektor (POLSEK) yang berada di setiap

kecamatan di wilayah Kabupaten.

- Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Laporan Akhir II-33

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Tabel II.4 Rencana Pola Ruang Kabupaten Pringsewu 2011-2031

Kecamatan

Peruntukkan Adiluwih Ambarawa Banyumas Gadingrejo Pagelaran Pardasuka Pringsewu Sukoharjo Jumlah (%)

A. KAWASAN LINDUNG : 15,348 Ha (24,55%)

1. Hutan Lindung

-

-

- - 8.345 2.669

-

-

11.014 17,62

2. Kawasan Perlindungan Setempat :

~ Sempadan Sungai 333 263 301 662 1.140 561 610 464 4.334 6,93

Jumlah A. 333 263 301 662 9.485 3.230 610 464 15.348 24,55

B. KAWASAN BUDIDAYA : 47,162 Ha (75,45%)

1. Pertanian

a. Pertanian Pangan 688 1.501 310 2.489 1.182 2.786 819 1.050 10.823 17,31

b. Pertanian Hortikultura 341 115 668 1.532 909 - 110 30 3.706 5,93

2. Perkebunan 5.007 471 2.117 1.881 4.723 3.136 328 3.604 21.266 34,02

3. Permukiman 1.113 749 589 2.007 940 323 2.103 2.140 9.964 15,94

4. Kawasan Perdagangan & Jasa

-

-

- - 36

-

1.360 6 1.402 2,24

Jumlah B. 7.149 2.836 3.684 7.909 7.789 6.244 4.719 6.831 47.162 75,45

Jumlah Total (A + B) 7.482 3.099 3.985 8.571 17.275 9.474 5.329 7.295 62.510 100,00

Sumber : RTRW Kabupaten Pringsewu, 2012

Laporan Akhir II-34

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Laporan Akhir II-35

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Pengembangan kawasan permukiman di perkotaan memiliki fungsi yang

strategis dalam menunjang pertumbuhan ekonomi kota. Kontribusi

permukiman perkotaan melalui pemenuhan kebutuhan permukiman yang

layak, secara langsung akan memberikan kontribusi dalam peningkatan

produktivitas masyarakat sehingga mendorong pembangunan nasional yang

mampu berdaya saing.

Upaya perwujudan permukiman yang layak huni sejalan dengan upaya

mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat

Indonesia. Perwujudan permukiman perkotaan yang layak huni dimulai

dengan penanganan permukiman kumuh perkotaan yang komprehensif dan

kolaboratif. Keterpaduan antar berbagai aspek permukiman sangat diperlukan

untuk menjamin penanganan secara tuntas yang terintegrasi dengan

pengembangan skala kota. Sistem yang terintegrasi ini perlu didukung oleh

semua pelaku pembangunan secara kolaboratif. Tanggung jawab

pengembangan perkotaan harus ditopang oleh kerjasama yang solid dari

pemangku kepentingan sesuai dengan peran masing-masing. Penanganan

permukiman kumuh perkotaan merupakan upaya bersama dalamkesetaraan

pelaku pembangunan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi kota yang

berkesinambungan.

Penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan memerlukan

perencanaan yang berkesinambungan dan terstruktur sebagai acuan

pelaksanaan pembangunan untuk mewujudkan kota tanpa permukiman

kumuh. Pemerintah kab/kota sebagai nahkoda harus didorong untuk memiliki

dokumen perencanaan sebagai dasar pengembangan kawasan permukiman

sehingga penyelenggaraan pembangunan permukiman kumuh perkotaan

Laporan Akhir II-36

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

berada pada arah yang tepat menuju permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan. Produk dari dokumen perencanaan penanganan permukiman

kumuh perkotaan diharapkan memiliki kualitas yang bermutu tinggi, baik dari

segi konsep, strategi, kegiatan, sampai dengan konsep desain dan desain

teknis kawasan. Selain itu, aspek non-fisik diharapkan juga menjadi perhatian

dalam perencanaan penanganan permukiman kumuh perkotaan untuk

mendukung aspek fisik yang dibangun..

Dengan berpatokan pada undang-undang, penanganan permukiman

kumuh diawali dengan identifikasi lokasi permukiman kumuh dan penetapan

lokasi permukiman kumuh tersebut melalui SK Walikota/Bupati. Melalui

identifikasi tersebut, penanganan dilakukan sesuai Undang-undang No 1 tahun

2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman khususnya di pasal VII dan

VIII yang menjelaskan berbagai hal tentang pemeliharaan dan perbaikan

kawasan permukiman, serta pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan

dan permukiman kumuh dengan tiga pola penanganan yaitu pemugaran,

peremajaan dan pemukiman kembali. Tahapan penanganan kawasan kumuh

berdasarkan UU No.1/2011 mengamanatkan agar pemerintah kota/kabupaten

menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman (RP3KP), serta menyusun Rencana Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP), sebagai

instrumen utama dalam upaya penanganan permasalahan permukiman

kumuh.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka dipandang perlu

melakukan kegiatan penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan

Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

yang merupakan salah satulangkah konkrit Pemerintah Kabupaten Pringsewu

untuk menyusun rencana yang akan digunakansebagai dasar pertimbangan

dalam perencanaan pembangunan di Kabupaten Pringsewuuntuk mendukung

penyelenggaraan permukiman kumuh perkotaan menuju permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan.

Laporan Akhir II-37

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

2.2 MATRIKS KEBIJAKAN KABUPATEN PRINGSEWU

NO SUMBER/

DOKUMEN MUATAN

KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

A. DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

1. RENSTRA PUPR 2015-2019 (PERMEN PUPR NO. 13.1/PRT/2015)

VISI : TERWUJUDNYA INFRASTRUKTUR PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT YANG HANDAL DALAM MENDUKUNG INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG MISI: Mempercepat pembangunan

infrastruktur sumberdaya air termasuk sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan energi, guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi

Mempercepat pambangunan infrastruktur jalan mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada keterpduan konektivitas daratan dan maritim;

Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan prinsip ‘infrastruktur untuk semua’

Mempercepat pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat secara terpadu dari pinggiran didukung industri konstruksi yang berkualitas untuk keseimbangan pembangunan antar daerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan dalam kerangka NKRI;

Meningkatkan tata kelola sumber daya organisasi bidang pekerjaan umum dan oerumahan rakyat yang meliputi sumber daya manusia, pengendalian dan

Memperluas akses terhadap tempat tinggal yang layak dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai untuk seluruh kelompok masyarakat secara berkeadilan, melalui pengembangan multi-sistem penyediaan perumahan secara utuh dan seimbang yang meliputi: pengendalian Perumahan Komersial, penguatan Perumahan Umum, Rumah Susun, pemberdayaan Perumahan Swadaya dan fasilitasi perumahanKhusus

Meningkatkan harmonisasi, sosialisasi dan koordinasi pelaksanaa nregulasi dan kebijakan pembangunan Perumahan yang implementatif dan berpihak kepada seluruh kelompok masyarakat secara proporsional dan berimbang,sehingga tercipta iklim yang kondusif untuk mempercepat penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau bagi MBR Memberdaya kan seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mewujudkan pembangunan Perumahan yang sinergis, efektif dan efisien, yaitu pemerintah sebagai regulator dan enabler, sedangkan masyarakat dan dunia usaha sebagai provider Meningkatkan kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan Perumahan

Laporan Akhir II-38

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

NO SUMBER/

DOKUMEN

MUATAN

KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

pengawasan, kesekretariatan serta penelitian dan pengembangan untuk mendukup fungsi manajemen meliputi perencanaan yang terpadu, pengorganisasian yang efisien, pelaksanaan yang tepat, dan pengawasan yang ketat.

2. RENSTRA DINAS PENGAIRAN DAN PEMUKIMAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015-2019

- Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan SDA lainnya

Tanggap Darurat Infrastruktur

Pengendalian Banjir PengembanganWilayah

Strategis dan Cepat Tumbuh

Pembangunan Infrastruktur Pedesaan

Pengembangan Perumahan

Lingkungan Sehat Perumahan

Pengembangan Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Prasarana dan Sarana Bangunan Gedung dan Lingkungan

Membangun, memperbaiki dan memelihara infrastruktur bangunan air dan bangunan pelengkap lainnya, yaitu berupa : bendung, waduk dan embung, untuk meningkatkan konservasi sumber daya air.

Memelihara dan mempertahankan kinerja pelayanan jaringan irigasi pada 19 Daerah Irigasi (DI) kewenangan Provinsi yang sudah ada, melalui kegiatan-kegiatan Operasi dan Pemeliharaan.

Membangun dan memperbaiki infrastruktur pengaman banjir untuk meningkatkan pengamanan terhadap bahaya banjir, yaitu berupa : tanggul, perkuatan tebing, normalisasi dan lainnya.

Membangun, memperbaiki dan memelihara infrastruktur pada wilayah strategis dan cepat tumbuh, yaitu berupa : penataan kawasan agropolitan/ minapolitan, jalan poros, jalan produksi/usaha tani, dan lainnya.

Menata, membangun, memperbaiki dan memelihara prasarana dan sarana pemukiman terutama pada kawasan kumuh, yaitu berupa : jalan lingkungan, drainase lingkungan, dan lainnya.

Membangun dan memelihara prasarana dan sarana air bersih/air minum baik di pedesaan dan atau masyarakat berpenghasilan rendah.

Membangun dan memelihara prasarana dan sarana sanitasi melalui MCK+, IPAL, Persampahan Terpadu 3R, dan lainnya.

Membangun dan memelihara prasarana dan sarana gedung dan lingkungan, yaitu berupa: gedung milik pemerintah dan gedung lainnya, cagar budaya, relief, ornamen, tugu, monumen, taman, lansekap, dan lainnya.

Mendorong peningkatan kompetensi sumber daya manusia baik masyarakat maupun aparatur, dalam menangani masalah pada sumber

Laporan Akhir II-39

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

NO SUMBER/

DOKUMEN

MUATAN

KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

daya air, pemukiman, bangunan gedung dan lingkungan, serta tata ruang.

3. RPJMD KAB. PRINGSEWU TAHUN 2011-2016

VISI : PRINGSEWU UNGGUL, DINAMIS DAN AGAMIS MISI : Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai dengan tata ruang wilayah. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik denganmenerapkan kaidah-kaidah ”Good Governance and Clean Government”. Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan harmonis

Penataan ruang sesuai dengan indikasi program prioritas lima tahunan RTRW;

Penyusunan rencana pengembangan dan rencana operasional pemanfaatan ruang wilayah berdasarkan peruntukan masing-masing kawasan mengacu pada RTRW dan memperhatikan dokumen perencanaan pembangunan daerah terkait lainnya serta melibatkanseluruh pemangku kepentingan (stake holder);

Pengendalian pemanfaatan ruang dan pengawasan penataan ruang sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta melibatkan seluruh pemangku kepentingan

Pemantapan sistem transportasi wilayah;

Peningkatkan kinerja pelayanan sistem transportasi melalui pendekatan terpadu (lintas wilayah dan lintas sektor).

Peningkatan tatakelola sumber daya air;

Pengelolaan sumber daya air dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah, antara pengelolaan demand dan pengelolaan supply, serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang

Penataan kawasan, bangunan dan lingkungan permukiman sesuai RTRW;

Penyediaan dan perbaikan kerangka regulasi untuk menjamin kepastian hukum atas penyelenggaraan dan pemanfaatan kawasan permukiman.

Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas melalui pendekatan tanggap kebutuhan dan pendekatan terpadu dengan sektor sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, serta kesehatan.

Perluasan cakupan layanan telekomunikasi dan informasi;

Peningkatan kapasitas jaringan telekomunikasi dan informasi yang menjangkau seluruh pusat pelayanan dan wilayah pelayanannya

Pembangunan perkantoran pemerintahan daerah

Pembangunan perkantoran pemerintahan daerah dilakukan secara bertahap dengan mengupayakan dukungan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, swasta, dan masyarakat

B. DOKUMEN PENATAAN RUANG

Laporan Akhir II-40

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

NO SUMBER/

DOKUMEN

MUATAN

KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

4.

RTRW KAB. PRINGSEWU TAHUN 2011 - 2031

VISI : PRINGSEWU UNGGUL, DINAMIS DAN AGAMIS MISI : Pembangunan sarana dan prasarana wilayah serta utilitas dasar sesuai dengan tata ruang wilayah. Meningkatkan perekonomian daerah melalui pemberdayaan masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan potensi daerah yang berwawasan lingkungan. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing. Membangun tata kelola pemerintahan yang baik dengan menerapkan kaidah-kaidah Good Governance and Clean Government. Membangun masyarakat religius, berbudaya, tentram dan harmonis.

Perkuatan dan pengembangan struktur dan pola ruang wilayah yang seimbang dan terarah

mengembangkan pusat-pusat kegiatan perkotaan melalui penyediaan sarana dan prasarana yang menunjang fungsi regional

meningkatkan dan mengembangkan sistem jaringan prasarana wilayah melalui penyediaan infrastruktur jaringan jalan dan fasilitas penghubung, jaringan air bersih, jaringan energi, telekomunikasi, dan jaringan sumber daya air yang merata

C. DOKUMEN KEBIJAKAN/ STUDI PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR LAINNYA

5. MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KAB. PRINGSEWU TAHUN 2015-2019

- - Pembangunan Jamban Keluarga Pembangunan MCK Umum Pembangunan MCK ++ Pembangunan IPAL / Septic Tank

Komunal Rehabilitasi / optimalisasi IPLT Pengembangan Kebijakan dan Kinerja

Pengelolaan Persampahan Pelatihan 3R bagi aparat pengelola

persampahan Pembangunan TPS - 3 R Pembangunan Landasan Kontainer Pengadaan Alat Angkut Stasiun antara

dan TPA Rehabilitasi / Optimalisasi TPA Perencanaan Umum Drainase Pembangunan Saluran Drainase

Primer Rehabilitasi Saluran Drainase Primer Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Peningkatan Kader PHBS Peningkatan Kader KESLING

6. MASTERPLAN RTH KAB. PRINGSEWU TAHUN 2014

- pengembangan RTH jalur jalan

pengembangan RTH pekarangan rumah dan pada halaman fasilitas umum di Kabupaten Pringsewu

-

7. RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM)

- - Mengoptimalkan kapasitas terpasang 75 lpd dengan mengembangkan daerah pelayanan ke wilayah Gading Rejo dan Pringsewu.

Laporan Akhir II-41

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

NO SUMBER/

DOKUMEN

MUATAN

KEBIJAKAN STRATEGI PROGRAM

KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2014

Memanfaatkan sumber air baku baru dengan sistem pelayanan ke daerah pelayanan dengan sistem gravitasi, yaitu pada wilayah yang belum ada jaringan perpipaan air minum.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-1

3.1 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU UTARA

Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Utara ini menjadi

prioritas utama untuk ditangani berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu

Tahun 2015. Kelurahan Pringsewu Utara ini memiliki luas sebesar 1,68 km2

atau 168 ha dengan jumlah populasi sebanyak 7001 jiwa dan kepadatan

4167,3 jiwa/km. 6,7% kawasan di Kelurahan Pringsewu Utara ini berada di

kawasan kumuh dengan jumlah populasi 911 jiwa (182 KK) yang tersebar di LK

2 RT 3 dan 5. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut

angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%. Diperkirakan jumlah

penduduk RT 3 dan 4 ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 929 jiwa.

Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan Pringsewu utara adalah 182

rumah dan diprediksi meningkat menjadi 232 rumah pada tahun 2019.

Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai 155.369 liter. Produksi

limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 108.759 liter dan 1.541 liter.

GAMBARAN PROFIL AWAL PERMUKIMAN KUMUH

BAB

3

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-2

Sumber: Profil Permukiman Kumuuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Utara

3.2 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU TIMUR

Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Timur ini menjadi

prioritas kedua berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.

Kelurahan Pringsewu Timur ini memiliki luas sebesar 1,66 km2 atau 166 ha

dengan jumlah populasi sebanyak 7.433 jiwa dan kepadatan 5.477,7

jiwa/km2. Sebanyak 2,8% atau 2,66 ha kawasan di Kelurahan Pringsewu Timur

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-3

ini berada di kawasan kumuh dengan jumlah populasi 990 jiwa (198 KK) yang

tersebar di LK 03 RT 2, 3 dan 5. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi

kumuh ini mengikut angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%.

Diperkirakan jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019)

berjumlah 1.009 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan

Pringsewu Timur adalah 198 rumah dan diprediksi meningkat menjadi 252

rumah pada tahun 2019. Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai

168.843 liter. Produksi limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 118.190

liter dan 1.675 liter.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-4

Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Timur

3.3 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU BARAT

Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Barat ini menjadi

prioritas ketiga berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.

Kelurahan Pringsewu Barat ini memiliki luas sebesar 1,68 km2 atau 166 ha

dengan jumlah populasi sebanyak 7.472 jiwa dan kepadatan 5.447,6

jiwa/km2. Sebanyak 1,65% atau 2,78 ha kawasan di Kelurahan Pringsewu

Barat ini berada di kawasan kumuh dengan jumlah populasi 972 jiwa (195 KK)

yang tersebar di LK 1 RT 1,2. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh

ini mengikut angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%.

Diperkirakan jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019)

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-5

berjumlah 991 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan

Pringsewu Barat adalah 195 rumah dan diprediksi meningkat menjadi 248

rumah pada tahun 2019. Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai

165.773 liter. Produksi limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 116.041

liter dan 1.644 liter.

Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Barat

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-6

3.4 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH PRINGSEWU SELATAN

Permukiman kumuh yang berada di Pringsewu Selatan ini menjadi

prioritas keempat berdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.

Kelurahan Pringsewu Selatan ini memiliki luas sebesar 1,66 km2 atau 168 ha

dengan jumlah populasi sebanyak 9.456 jiwa dan kepadatan 5.696,4

jiwa/km2. Sebanyak 7,78% atau 13,084 ha kawasan di Kelurahan Pringsewu

Selatan ini berada di kawasan kumuh dengan jumlah populasi 1230 jiwa (308

KK) yang tersebar di LK 1RT 2,7,8,9. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi

kumuh ini mengikut angka pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,003%.

Diperkirakan jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019)

berjumlah 1254 jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan

Pringsewu Selatan adalah 308 rumah dan diprediksi meningkat menjadi 314

rumah pada tahun 2019. Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai

209.774 liter.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-7

Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Pringsewu Selatan

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-8

3.5 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH BANYUMAS

Permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Banyumas ini menjadi

prioritas kelimaberdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.

Kelurahan Banyumas ini memiliki luas sebesar 2,50 km2 atau 250 ha dengan

jumlah populasi sebanyak 5.477 jiwa dan kepadatan 2.190,8 jiwa/km2.

Sebanyak 3,21% atau 8,035 ha kawasan di Kelurahan Banyumas ini berada di

kawasan kumuh dengan jumlah populasi 713 jiwa (142 KK) yang tersebar di LK

01RT 2,7,8. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut angka

pertumbuhan penduduk kecamatan yaitu 1,023%. Diperkirakan jumlah

penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 820 jiwa. Pada

tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan Banyumas adalah 142 rumah dan

diprediksi meningkat menjadi 205 rumah pada tahun 2019. Penggunaan air

bersih pada tahun 2014 mencapai 125.068 liter.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-9

Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Banyumas

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-10

3.6 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH GUMUK REJO

Permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Gumuk Rejo ini menjadi

prioritas keenamberdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.

Kelurahan Gumuk Rejo ini memiliki luas sebesar 2,29km2 atau 229 ha dengan

jumlah populasi sebanyak 2.734 jiwa dan kepadatan 1.193,9 jiwa/km2.

Sebanyak 2,17% atau 4,98 ha kawasan di Pekon Gumuk Rejo ini berada di

kawasan kumuh dengan jumlah populasi 262 jiwa (89 KK) yang tersebar di RW

1RT 7,8. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut angka

pertumbuhan penduduk kecamatan Pagelaran yaitu 1,008%. Diperkirakan

jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 273

jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Pekon Gumuk Rejo adalah 89

rumah dan diprediksi meningkat menjadi 205 rumah pada tahun 2019.

Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai 45.558 liter. Produksi

limbah dan sampah pada tahun 2014 berkisar 31.190 liter dan 442 liter.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-11

Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Gumuk Rejo

3.7 KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH JATI AGUNG

Permukiman kumuh yang berada di Kelurahan Jati Agung ini menjadi

prioritas ketujuhberdasarkan keputusan Bupati Pringsewu tahun 2015.

Kelurahan Jati Agung ini memiliki luas sebesar 3,60km2 atau 360 ha dengan

jumlah populasi sebanyak 2.734 jiwa dan kepadatan 759,4 jiwa/km2.

Sebanyak 3,16% atau 11,39 ha kawasan di Kelurahan Jati Agung ini berada di

kawasan kumuh dengan jumlah populasi 377 jiwa (90 KK) yang tersebar di LK

2RT 3,5. Angka pertumbuhan penduduk di lokasi kumuh ini mengikut angka

pertumbuhan penduduk Kecamatan Ambarawa yaitu 1,058%. Diperkirakan

jumlah penduduk dilokasi ini lima tahun mendatang (2019) berjumlah 501

jiwa. Pada tahun 2014 jumlah rumah hunian Kelurahan Gumuk Mas adalah 89

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

III-12

rumah dan diprediksi meningkat menjadi 125 rumah pada tahun 2019.

Penggunaan air bersih pada tahun 2014 mencapai 65.067 liter.

Sumber: Profil Permukiman Kumuh Pringsewu dalam RKPKP, 2015

Kondisi Permukiman Kumuh Jati Agung

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-1

4.1 ISU DAN PERMASALAHAN KAWASAN KUMUH

Berbagai issu potensi dan pemasalahan kawasan kumuh perkotaan di

Kabupaten Pringsewu dapat dilihat dalam tabel SWOT berikut ini:

Tabel IV.1 Tabel SWOT Kawasan Kumuh Perkotaan di Kabupaten Pringsewu

FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN/STRENGHT KELEMAHAN/WEAKNESS

• Masyarakat antusias terhadap rencana-rencanan perbaikan dan peningkatan infrastruktur dasar permukiman

• Kawasan perencanaanmerupakankawasan perkotaan yang memilikipotensi perikanan (minapolitan), pertanian dan perdagangan dan jasa

• Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang cepat berkembang karena dilalui jalan provinsi maupun jalan kabupaten

• Sebagian kawasan sudah memiliki saluran drainase permanen

• PDAM telah memasuki kawasan-kawasan kumuh khususnya di wilayah perencanaan

• Kawasan perencanaan memiliki sumber mata air yang sangat potensial

• Kawasan perencanaan sering terjadi kekurangan air bersih karena masyarakat mayoritas menggunakan air sumur yang tergantung terhadap iklim

• Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan

• Konstruksi bangunan masih banyak yang non permanen

• Masih banyak kawasan yang memiliki saluran drainase non permanen

• Masyarakat membuang limbah rumah tangga di saluran drainase

• Mayoritas ruas jalan masih belum memiliki perkerasan dan saluran drainase

• Masyarakat menumpuk dan membakar sampah di ruang terbuka

IDENTIFIKASI KEKUMUHAN DAN

KEBUTUHAN PENANGANAN

BAB

4

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-2

baik air tanah maupun mata air dari gunung yang bisa dikembangkan

PELUANG/OPPORTUNITY STRATEGI (KEKUATAN-

PELUANG) STRATEGI (KELEMAHAN-

PELUANG)

• Bentuk alam (kemiringan) bisa menjadi potensi untuk dikembangkan system aliran air yang terintegrasi

• Pemerintah berupaya mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak huni dengan mewujudkan regulasi-regulasi yang mengarahkan pada penanggulangan kawasan kumuh

• Pusat perkotaan yang ditetapkan menjadi pemicu perkembangan permukiman dan perekonomian masyarakat yang terpusat

• Kondisi drainase sudah dalam keadaan permanen dengan adanya perawatan drainase maka fungsi drainase dapat berjalan dengan baik dan lancar.

• Telah adanya jaringan pipa PDAM menjadi peluang dalam upaya pemenuhan kebutuhan air bersih

• Pengembangan dan peningkatan infrastruktur dasar dalam mendukung perbaikan kawasan permukiman kumuh

• Penjagaan dan pengelolaan sumber-sumber air bersih yang memiliki potensi

• Peningkatan kerjasama dan peran swasta dalam penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur permukiman secara terpadu, sinergi dan berkelanjutan

• Pengadaan infrastruktur dasar permukiman

• Pengelolaan sampah terpadu dari tingkat RT (3R)

• Peningkatan kualitas dan pengawasan terhadap infrastruktur yang ada

• Pembugaran rumah non permanen

ANCAMAN/THREAT STRATEGI (KEKUATAN-

ANCAMAN) STRATEGI (KELEMAHAN-

ANCAMAN)

• Pola pikir dan gaya hidup masyarakat yang kurang menyadari akan pentingnya lingkungan permukiman yang layak huni

• Banyaknya tumpukan sampah akibat aktifitas perekonomian seperti pasar-pasar yang belum tertata dengan baik

• Aktifitas masyarakat yang membakar sampah sehingga mampu merusak lingkungan

• Pembuangan limbah-limbah rumah tangga di saluran drainase menjadi ancaman kenyamanan dalam kehidupan bermasyarakat serta menjadi sumber wabah penyakit

• Pengembangan jalan-jalan besar mampu mengancam permukiman masyarakat yang telah ada

• Pengelolaan infrastruktur permukiman berbasis masyarakat

• Transparansi dan peningkatan kualitas perencanaan yang komprehensif

• Masyarakat diberikan pelatihan untuk pengelolaan sumber air

• Pemerintah memberi subsidi untuk pengadaan air minum

• Penguatan kelembagaan pembiayaan perumahan dan permukiman

• Pengoptimalan pengawasan dan evaluasi hasil program kegiatan penanganan permukiman kumuh dengan melibatkan masyarakat

• Penyuluhan dan kampanye mengenai hidup sehat secara berkesinambungan

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-3

4.2 KLASIFIKASI DAN SKALA PRIORITAS PENANGANAN

Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi

terhadap aspek:

1. Kondisi Kekumuhan

Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri

atas klasifikasi:

a. Kumuh kategori ringan;

b. Kumuh kategori sedang; dan

c. Kumuh kategori berat.

2. Legalitas Lahan

Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas

klasifikasi:

a. Status lahan legal; dan

b. Status lahan tidak legal.

3. Pertimbangan Lain

Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas:

a. Pertimbangan lain kategori rendah;

b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan

c. Pertimbangan lain kategori tinggi.

Tabel IV.2

Identifikasi Penilaian Lokasi LK 2, RT 3 dan 4 Pringsewu Utara

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki lkepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

3

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Playanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-4

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

50% Area tidak tersedia drainase lingkungan

3

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

80% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

5

Tidak Terpeliharanya Drainase

50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

5

Kualitas Konstruksi Drainase

80% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

5

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik

+

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-5

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

milik sendiri atau milik pihak lain

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Tabel IV.3 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 2, 3, dan 4 Pringsewu Timur

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki lkepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

50% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Playanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-6

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

60% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

3

Tidak Terpeliharanya Drainase

50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

3

Kualitas Konstruksi Drainase

80% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

5

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada 3

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-7

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Tabel IV.4 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 1 dan 2 Pringsewu Barat

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

3

Kualitas Konstruksi Drainase

80% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

5

5 KONDISI Sistem Pengelolaan Air 55% area memiliki sistem 3

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-8

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

air limbah yang tidak sesuai standar teknis

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha

3

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-9

Tabel IV.5 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2, 7, 8, dan 9 Pringsewu Selatan

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

3

Kualitas Konstruksi Drainase

50% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

3

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan 25% area memiliki system 1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-10

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

persampahan tidak sesuai standar

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Tabel IV.6 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 5, RT 6 Pringsewu Selatan

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis

20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-11

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Bangunan persyaratan teknis

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

50% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

3

Kualitas Konstruksi Drainase

50% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

3

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-12

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Tabel IV.7 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 1, RT 2 Pekon Banyumas

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-13

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

1

Kualitas Konstruksi Drainase

30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

1

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada +

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-14

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Tabel IV.8 Identifikasi Penilaian Lokasi LK 3, RT 7 dan 8 Pekon Banyumas

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

75% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

3

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

20% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-15

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Tidak Terpeliharanya Drainase

30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

1

Kualitas Konstruksi Drainase

30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

1

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

55% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

3

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, Lokasi memiliki potensi 5

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-16

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

dan Budaya sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

Tabel IV.9 Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 8 Pekon Gumukrejo

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

30% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

1

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

30% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

1

Kualitas Konstruksi Drainase

30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

1

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

30% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

1

Prasarana dan Sarana 55% area memiliki sarpras 3

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-17

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-18

Tabel IV.10 Identifikasi Penilaian Lokasi RW 1, RT 7 Pekon Gumukrejo

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

70% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

30% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

1

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

30% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

1

Kualitas Konstruksi Drainase

30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

1

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

30% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

1

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

55% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

3

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan 25% area memiliki system 1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-19

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

persampahan tidak sesuai standar

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki sarana proteksi kebakaran

5

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Tabel IV.11

Identifikasi Penilaian Lokasi RW 3, RT 5 dan 6 Pekon Jatiagung

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

A. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

1 KONDISI BANGUNAN GEDUNG

Ketidakteraturan Bangunan

50% bangunan pada lokasi tidak memiliki keteraturan

3

Tingkat Kepadatan Bangunan

30% bangunan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan

1

Ketidaksesuaian Dengan Persyaratan Teknis Bangunan

30% bangunan pada lokasi tidak memenuhi persyaratan teknis

1

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-20

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

2 KONDISI JALAN LINGKUNGAN

Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan

25% area tidak terlayani oleh jaringan jalan lingkungan

1

Kualitas Permukaan Jalan Lingkungan

40% area memiliki kualitas permukaan jalan yang buruk

1

3 KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

Ketidaktersediaan Akses Aman Air Minum

20% Populasi tidak dapat mengakses air minum yang aman

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Air Minum Perkotaan

20% Populasi tidak terpenuhi kebutuhan air minum minimalnya

1

4 KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN

Ketidakmampuan mengalirkan Limpasan Air

25% Area terjadi genangan >30cm, > 2 jam dan > 2 x setahun

1

Ketidaktersediaan Drainase

30% Area tidak tersedia drainase lingkungan

1

Ketidakterhubungan dengan Sistem Drainase Perkotaan

20% drainase lingkungan tidak terhubung dengan hirarki di atasnya

1

Tidak Terpeliharanya Drainase

30% area memiliki drainase lingkungan yang kotor dan berbau

1

Kualitas Konstruksi Drainase

30% area memiliki kualitas kontrsuksi drainase lingkungan buruk

1

5 KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai Standar Teknis

30% area memiliki sistem air limbah yang tidak sesuai standar teknis

1

Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai dengan Persyaratan

30% area memiliki sarpras air limbah tidak sesuai persyaratan teknis

1

6 KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis

60% Area memiliki sarpras pengelolaan persampahan yang tidak memenuhi persyaratan teknis

3

Sistem Pengelolaan Persampahan yang Tidak Sesuai Standar Teknis

25% area memiliki system persampahan tidak sesuai standar

1

Tidak terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan

25% Area memiliki sarpras persampahan yang tidak terpelihara

1

7 KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN

Ketidaktersediaan prasarana Proteksi Kebakaran

90% Area tidak memiliki prasarana proteksi kebakaran

5

Ketidaktersediaan 90% Area tidak memiliki 5

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-21

NO ASPEK KRITERIA PARAMETER NILAI

Sarana Proteksi Kebakaran

sarana proteksi kebakaran

B. Identifikasi Legalitas Lahan

1 LEGALITAS LAHAN

Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Keseluruhan lokasi memiliki kejelasan status penguasaan lahan, baik milik sendiri atau milik pihak lain

+

Keseluruhan lokasi berada pada zona peruntukan perumahan/permukiman sesuai RTR

+

C. Identifikasi Pertmbangan Lain

1 PERTIMBANGAN LAIN

Nilai Strategis Lokasi Lokasi terletak pada fungsi strategis kabupaten/kota

5

Kependudukan Kepadatan Penduduk pada Lokasi sebesar <150 Jiwa/Ha

1

Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya

Lokasi memiliki potensi sosial, ekonomi dan budaya untuk dikembangkan atau dipelihara

5

Gambar 4.1 Skala Prioritas Penanganan

1. Pringsewu Utara: Lokasi kumuh Sedang dengan pertimbangan lain sedang

(nilai strategis lokasi; kepadatan penduduk), status lahan dominan tidak

legal

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-22

2. Pringsewu Timur: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain

sedang (nilai strategis lokasi; kepadatan penduduk), status lahan

dominan tidak legal

3. Pringsewu Barat: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain

sedang( nilai strategis lokasi; kepadatan penduduk sedang), status lahan

dominan tidak legal

4. Pringsewu Selatan: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain

sedang (nilai strategis lokasi), status lahan domain tidak legal

5. Banyumas: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang (nilai

strategis lokasi), status lahan domain tidak legal

6. Gumuk Rejo: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang

(nilai strategis lokasi), status lahan domain tidak legal

7. Jati Agung: Lokasi kumuh sedang dengan pertimbangan lain sedang (nilai

strategis lokasi), status lahan domain tidak legal

4.3 KEBUTUHAN PENANGANAN KAWASAN KUMUH

Pendekatan dalam merumuskan strategi pembangunan permukiman

kumuh perkotaan di Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Tulang Bawang

dan Kabupaten Pringsewu didasarkan atas komponen kebijakan, identifikasi

profil sebelumnya.

ARAH PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK KEBUTUHAN PENANGANAN

OPTIMALISASI

KAWASAN PUSAT KOTA

• Tingkat kepadatan tinggi

• Kecenderungan penurunan kualitas lingkungan

• Tumbuhnya kawasan kumuh

PENATAAN dan PEMELIHARAAN kawasan permukiman dan infrastruktur

REVITALISASIkawasan permukiman

PEREMAJAAN kawasan kumuh

OPTIMALISASI pelayanan infrastruktur permukiman

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-23

KAWASAN

PERMUKIMAN

KEPADATAN SEDANG

• Tingkat kepadatan bangunan

transisi dari kepadatan tinggi ke kepadatan rendah

• Terdapat permukiman yang berbasis industri

• Berdekatan dengan kawasan pertanian dan pengembangan minapolitan

• Pelayan infrastruktur belum menyeluruh

Pengendalian pembangunan perumahan

terutama pada kawasa-kawasan yang bertbatasan dengan kawasan lindung, kawasan minapolitan, sempadan sungai. & pertanian

Pengembangan permukiman berbasis industri

Optimalisasi pelayanan & pembangunan infrastruktur

Pengembangan perumahan baru dengan pendekatan

KAWASAN

PENGEMBANGAN

PERMUKIMAN BARU

• Tipologi permukiman pedesaan dengan kepadatan sangat rendah

• Minim layanan infrastruktur

• Berdekatan dengan kawasan

lindung dan rawan gerakan tanah

Realisasi pusat pengembangan baru di daerah selatan kota

Pengembangan permukiman baru sengan kepadatan sedang-rendah melalui LISIBA

Pembangunan infrastruktur permukiman

Pembangunan perumahan harus adaptif terhadap potensi gerakan tanah & dengan tetap mempertahankan kawasan lindung

Adapun komponen-komponen kebijakan pembangunan permukiman

kumuh perkotaan yang akan diterjemahkan lebih lanjut kedalam langkah-

langkahriil dan terukur berupa strategi, yaitu terdiri dari:

Kelompok strategi bidang permukiman, yang terdiri dari :

• Pengembangan permukiman baru,

• Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman.

Kelompok strategi bidang infrastruktur, yang terdiri dari :

• Sistem jaringan air bersih,

• Sistem jaringan air limbah,

• Sistem jaringan drainase

• Sistem jaringan jalan lingkungan,

• Sistem pengelolaan persampahan.

Komponen – komponen kebijakan tersebut di atas secara berhierarki

digunakan untuk pemecahan permasalahan-permasalahan permukiman dan

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-24

infrastruktur pada skala kota maupun skala kawasan yang menjadi prioritas

dalam penanganan permukiman kumuh perkotaan di daerah.

Komponen-komponen kebijakan yang telah dirumuskan tersebut,

diidentifikasi lebih lanjut sebagai landasan kebutuhan perlunya strategi

penanganan permukiman kumuh perkotaan. Beberapa langkah pendekatan

yang dilakukan yaitu:

• Identifikasi fakta-fakta terkait permukiman dan infrastruktur skala kota

dan kawasan.

• Identifikasi isu strategis, potensi, dan permasalahan permukiman dan

infrastruktur skala kota dan kawasan.

• Analisis kebutuhan pembangunan dan pengembangan permukiman dan

infrastruktur skala kota dan kawasan.

• Perumusan konsepsi pembangunan permukiman dan infrastruktur skala

kota dan kawasan.

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-25

Permukiman (P)

Infrastruktur

Perkotaan (IP)

Sistem Jaringan

Air Bersih

Peningkatan

Kualitas Kawasan

Permukiman

Sistem Jaringan

Air Limbah

Drainase & Jalan

Lingkungan

Persampahan

Pengembangan

Perumahan Baru

Komponen Kebijakan

Pembangunan Permukiman

& Infrastruktur Perkotaan

Fakta-Fakta Terkait

Permukiman & Infrastruktur

Skala Kota & Kawasan

Isu Strategis, Potensi, &

Permasalahan Permukiman &

Infrastruktur Skala Kota dan

Kawasan

Analisis Kebutuhan

Pembangunan & Pengembangan

Permukiman & Infrastruktur

Skala Kota dan Kawasan

Konsepsi Pembangunan

Permukiman & Infrastruktur

Skala Kota dan Kawasan

TIPOLOGI PERMUKIMAN KUMUH

PERKOTAAN

STRATEGI PEMBANGUNAN

PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR

PERMUKIMAN KUMUH

PERKOTAAN

Strategi Penanganan

Kawasan Permukiman

Prioritas

Laporan Akhir

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

IV-26

Tabel 12 Kebutuhan Penanganan Berdasarkan Potensi dan Permasalahan Kawasan Kumuh

Laporan Akhir V-1

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.1 KONSEP PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

Konsep penanganan kualitas permukiman kumuh pada Kabupaten

Pringsewu yaitu “Peremajaan Kawasan Permukiman Kumuh” yang merupakan

perbaikan, peningkatan dan inovasi kualitas fisik infrastruktur dasar

permukiman.

5.1.1 Pringsewu Selatan

Gambar 5.1 Kawasan Kumuh Pringsewu Selatan

KONSEP DAN STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

BAB

5

Laporan Akhir V-2

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Konsep Penanganan Kawasan:

• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:

Gambar 5.2 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Selatan

Sebanyak 314 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Selatan

sebesar 20% atau 63 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi

dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah

swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.

• Pembuatan dan Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan

Gambar 5.3 Kondisi Jalan Lingkungan Tanpa Drainase Pringsewu Selatan

Laporan Akhir V-3

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Pembangunan drainase pada jalan lingkungan dibutuhkan mengingat

limpasan air hujan yang masih sering tergenang terutama pada jalan

akses masuk menuju ermukiman dengan lahan sempit.

• Pengelolaan Persampahan

Gambar 5.4 Kondisi Persampahan Pringsewu Selatan

Perlu adanya pengadaan alat-alat persampahan seperti bak sampah

sebagai tempat pembuangan sementara sehingga tidak terjadi lagi

sampah yang dibuang di lahan kosong

Laporan Akhir V-4

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.1.2 Pringsewu Utara

Gambar 5.5 Kawasan Kumuh Pringsewu Utara

Konsep Penanganan Kawasan:

• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:

Gambar 5.6 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Utara

Sebanyak 232 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Utara

sebesar 50% atau 116 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi

Laporan Akhir V-5

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah

swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.

• Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan

Gambar 5.7 Kondisi Drainase Pringsewu Utara

Penanganan drainase pada Pringsewu Utara dibutuhkan dalam hal

pemeliharaan karena adanya pendangkalan pada beberapa spot lokasi.

• Pengelolaan Persampahan

Laporan Akhir V-6

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Gambar 5.8 Kondisi Persampahan Pringsewu Utara

Kontainer sampah sebagai tempat pembuangan sementara perlu

dilakukan penambahan kapasitas.

5.1.3 Pringsewu Barat

Gambar 5.9 Kawasan Kumuh Pringsewu Barat

Konsep Penanganan Kawasan:

• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:

Laporan Akhir V-7

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Gambar 5.10 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Barat

Sebanyak 248 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Barat

sebesar 20% atau 50 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi

dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah

swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.

• Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan

Gambar 5.11 Kondisi Drainase Pringsewu Barat

Pembangunan drainase pada jalan lingkungan dibutuhkan mengingat

limpasan air hujan yang masih sering tergenang terutama pada jalan

akses masuk menuju ermukiman dengan lahan sempit.

Laporan Akhir V-8

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.1.4 Pringsewu Timur

Gambar 5.12 Kawasan Kumuh Pringsewu Timur

Konsep Penanganan Kawasan:

• Penanganan Rumah Tidak Layak Huni:

Gambar 5.13 Rumah Tidak Layak Huni Pringsewu Timur

Laporan Akhir V-9

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Sebanyak 252 rumah yang ada di kawasan kumuh Pringsewu Timur

sebesar 50% atau 126 unit rumah dalam kondisi tidak layak huni. Solusi

dari penanganan ini yaitu melalui program bantuan stimulant rumah

swadaya (BSPS), Bedah Rumah, atau melalui bantuan CSR lainnya.

• Pemeliharaan Drainase Jalan Lingkungan

Gambar 5.14 Kondisi Genangan Drainase Pringsewu Timur

Penanganan drainase pada Pringsewu Utara dibutuhkan dalam hal

pemeliharaan karena adanya pendangkalan pada beberapa spot lokasi.

• Perkerasan Jalan Lingkungan

Gambar 5.15 Kondisi Jalan Tanah Pringsewu Timur

Laporan Akhir V-10

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Perlu adanya perkerasan jalan lingkungan yang masih berupa jalan

tanah

5.2 STRATEGI PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

5.2.1 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman

Drainase

Perbaikan, peningkatan dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur Dasar

Permukiman (DRAINASE BERWAWAASAN LINGKUNGAN)

Laporan Akhir V-11

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.2.2 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman

Air Limbah

Perbaikan, Peningkatan dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur Dasar

Permukiman (SISTEM LIMBAH RUMAH TANGGA)

Laporan Akhir V-12

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.2.3 Strategi Peremajaan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Permukiman

Persampahan

PERBAIKAN, PENINGKATAN dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur

Dasar Permukiman (SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN)

PERBAIKAN, PENINGKATAN dan Invonasi Kualitas Fisik Infrastuktur

Dasar Permukiman (SARANA PERSAMPAHAN)

Laporan Akhir V-13

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.3 KONSEP PENCEGAHAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH

Penanganan permukiman kumuh tidak hanya mengatasi kekumuhan

yang sudah ada, namun juga untuk mencegah tumbuhnya kekumuhan baru.

Tindakan pencegahan kumuh dilakukan untuk mencegah tumbuh dan

berkembangnya perumahan dan permukiman kumuh baru. Tindakan

pencegahan meliputi pengawasan dan pengendalian serta pemberdayaan

masyarakat. Pengawasan dan pengendalian dilakukan atas kesesuaian

terhadap perizinan (misal: izin prinsip, izin lokasi, izin mendirikan bangunan,

dan izin lainnya sesuai ketentuan perundang-undangan), standar teknis, dan

kelaikan fungsi melalui pemerikasaan secara berkala sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Pemberdayaan dilakukan terhadap pemangku

kepentingan bidang perumahan dan kawasan permukiman melalui

pendampingan dan pelayanan informasi.

5.2.1 Pendekatan Perumusan Tujuan, Kebijakan dan Strategi Pencegahan

Permukiman Kumuh

Kegiatan pencegahan kumuh di Pringsewu dilaksanakan di seluruh

kelurahan dan atau kawasan/kecamatan Perkotaan diluar kelurahan/desa

kawasan yang teridentifikasi kumuh termasuk lokasi kawasan permukiman

potensi rawan kumuh. Strategi yang dilakukan pada upaya pencegahan secara

skematik seperti yang ditampilakan berikut :

Gambar 5.16 Skema Perumusan Pencegahan Kumuh

Laporan Akhir V-14

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

5.2.2 Pengawasan dan Pengendalian

Lingkup kegiatan pengawasan dan pengendalian (Wasdal) dilakukan

terhadap rencana pengembangan perumahan dan permukiman, mencakup

perizinan terhadap : izin prinsip; izin lokasi; izin penggunaan pemanfaatan

tanah; izin mendirikan bangunan; dan izin lainnya. Tahap pembangunan

pengawasan dan pengendalian dilakukan terhadap kelayakan teknis

pembangunan 8 indikator kumuh yang meliputi pengawasan dan pengendalian

kesesuaian terhadap standar teknis, dan tahap pemanfaatan Pengawasan dan

pengendalian kesesuaian terhadap kelayakan fungsi, untuk menjadim kondisi

sistem pelayanan, kuantitas kapasitas dan dimensi serta kualitas bahan atau

material yang digunakan masih sesuai dengan fungsinya; kondisi

keberfungsian bangunan beserta prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU)

bangunan beserta PSU tidak mengurangi keberfungsiannya.

5.2.3 Pemberdayaan Masyarakat

Lingkup kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan

kumuh dilakukan melalui 2 (dua) kegiatan meliputi ;

1. Pendampingan

a) Penyuluhan; Penyuluhan merupakan kegiatan untuk memberikan

informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terkait pencegahan terhadap tumbuh dan

berkembangnya perumahan kumuh dan permukiman kumuh

b) Pembinaan; Pembimbingan merupakan kegiatan untuk

memberikan petunjuk atau penjelasan mengenai cara untuk

mengerjakan kegiatan atau larangan aktivitas tertentu terkait

pencegahan terhadap tumbuh dan berkembangnya perumahan

kumuh dan permukiman kumuh

c) Bantuan Teknis; Bantuan teknis yang bersifat fisik, diarahkan

pada upaya pemeliharaan/ perbaikan atau melengkapi

komponen fisik yang menjadi paramater kekumuhan, Bantuan

Laporan Akhir V-15

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

teknis non fisik, diarahkan pada kegiatan penyusunan elemen

software pengaturan dan perencanaan, meliputi : fasilitasi

penyusunan perencanaan; norma, standar, prosedur, dan

kriteria; penguatan kapasitas kelembagaan; kerjasama

pemerintah dengan swasta.

2. Pelayanan Informasi

Pelayanan informasi yang diberikan meliputi informasi baik melalui

media elektronik, cetak maupun secara langsung kepada

masyarakat, terkait dengan:

a) rencana tata ruang;

b) penataan bangunan dan lingkungan;

c) perizinan; dan

d) standar perumahan dan permukiman.

5.2.4 Kegiatan Pencegahan Kumuh

Lingkup kegiatan pencegahan kumuh dilakukan melalui 2 (dua)

kegiatan meliputi ;

1. Pengawasan dan Pengendalian

Kesesuaian terhadap perizinan, standar teknis dan pemerikasaan

sesuai dengan peraturan perundang undangan

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pelaksanaan melalui pendampingan dan pelayanan informasi

Laporan Akhir VI-1

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

Program penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas merupakan

program penanganan kawasan permukiman kumuh yang dirinci sesuai dengan

permasalahan, kebutuhan penanganan kawasan yang lebih detil, serta konsep

penanganan kawasan permukiman kumuh prioritas. Program penanganan

kawasan permukiman kumuh prioritas meliputi aspek fisik dan aspek non

fisik, hal ini mengingat penanganan kawasan permukiman kumuh tidak hanya

dilakukan dengan pendekatan fisik, tapi juga dengan pendekatan non fisik.

Adapun program fisik yang diusulkan meliputi pengembangan perumuhan,

jaringan jalan lingkungan, jaringan drainase, jaringan air minum,

persampahan, dan air limbah, serta lainnya. Sedangkan dalam aspek non fisik

meliputi pemberdayaan masyarakat di kawasan permukiman kumuh. Program

dan kegiatan penanganan kumuh diutamakan pada potensi dampak negatif

yaitu :

• Erosi dari jalan yang sedang melakukan pengerukan dan penimbunan

(cut and fills) dan menyebabkan sedimentasi di saluran

• Saluran drainase yang tersumbat karena kesalahan perencanaan dan

pemeliharaan yang menyebabkan genangan air yang berdampak ke

kesehatan

• Jalan dan jembatan di lokasi yang rawan erosi dan longsor

• Permukaan air sumur hampir sama dengan rembesan, sumur terlalu

dekat dengan tanki septik

• Sumur dalam kakus tidak diperkenankan karena rawan kontaminasi

• Pipa sanitasi di permukaan tanah yang sangat rawan terhadap sinar

matahari, terinjak, dan mungkin rusak karena terinjak atau dampak

lainnya. Tangki septik yang tidak bagus strukturnya

PROGRAM DAN KEGIATAN PENANGANAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH

BAB

6

Laporan Akhir VI-2

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

• MCK yang tidak memenuhi syarat

• Saluran limbah manusia mengandung limbah patogen harus dilakukan

pengolahan sebelum dibuang ke saluran air yang ada

• Lindi dan bau dari pengelolaan limbah padat rumah tangga sementara

harus dirawat sehingga tidak mencemari air tanah dan air

Laporan Akhir VI-3

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

TABEL PROGRAM DAN KEGAITAN PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KABUPATEN PRINGSEWU

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Penyesuaian

Terhadap RTR

Program Perencanaan Tata Ruang Review RTRW Kab. Pringsewu Seluruh Kawasan • BAPPEDA

• Dinas PU

APBD KAB. X

Penyesuaian lahan sesuai dengan

arahan pola ruang

Ganti rugi biaya lahan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BAPPEDA

• BPN

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

Penataan Bangunan

dan Lingkungan

Program

penataanBangunandanLingkungan

Penyusunan RTBL Koridor Jalan

Arteri Primer - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

• Dinas PU APBN, APBD

PROVINSI,AP

BD KAB.

X X

Peningkatan

pelayanan air bersih

system jaringan

perpipaan

Program

pengembangankinerjapengelolaan

Air BersihSistemPerpipaan

Pembangunan sarana dan

prasarana air bersih

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BAPPEDA

• Dinas PU – Cipta

Karya, dan

• PDAM

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X

Rehabilitasi sarana penyediaan air

bersih - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

transmisi dan distribusi

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X

Penggantian pipa yang rusak - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X

Perbaikan bocoran - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X

Laporan Akhir VI-4

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Perluasan jaringan pipa distribusi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Perluasan jaringan pipa retikulasi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Pembuatan jaringan pipa distribusi

dan retikulasi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pemasangan sambungan baru - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

transmisi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X

Pembuatan WTP, Intake, Pipa

transmisi, dan bangunan

operasional

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

induk

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

retikulasi

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

induk distribusi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

APBN, APBD

KAB.

X X X X X

Laporan Akhir VI-5

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

Pembangunan sarana dan

prasarana air bersih

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X X

Pemanfaatanpotensi

– potensisumberair

bersihsetempatuntuk

pelayanandengansist

em non perpipaan

Inventaris data base system potensi

air baku

Data base system penyediaan air

bersih - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BAPPEDA

• Dinas PU – Cipta

karya, dan

• PDAM

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Peningkatan peran serta masyarakat

dalam pengelolaan air bersih

Fasilitasi pembinaan dan

pengelolaan system pengelolaan

air bersih

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

KAB.

X X

Program penyelenggaraan air bersih

non perpipaan

Pembebasan tanah sumber air

baku

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Pembebasan tanah untuk

bangunan operasional

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Pembuatan bangunan operasional - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

distribusi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Pengadaan dan pemasangan pipa

retikulasi - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Penyediaansaranada

nprasaranapersampa

han

Pengembangankebijakanpengelolaan

persampahan

Penyusunan masterplan

persampahan

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BAPPEDA

• Dinas

KebersihandanPer

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Laporan Akhir VI-6

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Penyusunan naskah akademis

pengeloaan persampahan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

tamanan, dan

• Dinas PU – Cipta

karya

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Penyusunan ranperda pengelolaan

persampahan

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

KAB.

X X X X X

Bantek penyusunan kelembagaan

persampahan

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan pelayanan

persampahan

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pelatihan bagi pengelola TPS - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD KAB. X

Pembinaandanpemberdayaanmasyar

akat

Penyuluhan tentang persampahan

kepada masyarakat dan kelompok

masyarakat

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BAPPEDA

• Dinas Kebersihan

dan Pertamanan,

• BPBD

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pelatihan 3R untuk kader desa dan

RT/RW

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengembangankinerjapengelolaanper

sampahan

Pengadaan alat – alat kebersihan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• DinasKebersihand

anPertamanan

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Laporan Akhir VI-7

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Pengadaan bak sampah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan tempat sampah 3R - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan container sampah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan pencacahan sampah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan gerobak sampah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X

Pengadaan gerobak sampah

bermotor bersekat - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X

Pembangunan TPS - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Rehabilitasi TPS - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Laporan Akhir VI-8

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Pengadaan alat – alat kebersihan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD KAB. X X

Pembangunan

saluran Drainase

Program Pengembangan Kebijakan

Saluran Drainase

Penyusunan Masterplan Drainase - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BAPPEDA,

• Dinas PU – Cipta

karya

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Penyusunan naskah akademis

drainase

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Penyusunan PERBUP/SK Bupati

tentang masterplan drainase - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Perencanaan teknis

pembangunan/rehabilitasi saluran

drainase

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Program pembangunan dan

rehabilitasi saluran drainase

Pembangunan saluran dan gorong-

gorong drainase - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

• Dinas PU – Cipta

karya

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Rehabilitasi saluran dan gorong-

gorong drainase

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pemeliharaan saluran dan gorong –

gorong

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengerukan sedimen saluran dan

gorong-gorong drainase - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengerukan sedimen sungai - Pringsewu Utara APBN, APBD X

Laporan Akhir VI-9

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

PROVINSI,

APBD KAB.

Inovasisistemdraina

seberkelanjutansecar

amandiridanswadaya

Program pengembangan system

drainase berkelanjutan secara

swadaya

Pengadaan sarana pembuatan

sumur resapan

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Bappeda

• Dinas PU – Cipta

karya

• Dinas

KebersihandanPer

tamanan

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan sarana pembuatan

sumur biopori - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD KAB. X X X X X

Pembinaan dan pemberdayaan

masyarakat

Penyuluhan tentang rehabilitasi

system drainase kepada

masyarakat dan kelompok

masyarakat

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD KAB. X X X X X

Pelatihan Pembuatan Bipori dan

Sumur Resapan untuk kader desa

dan RT/RW

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD KAB. X X

Peningkatankualitasj

alanlingkungan

Pembangunan infrastruktur Jalan

Lingkungan

Pembuatan jalan lingkungan di

kawasan permukiman

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Dinas PU Bina

Marga

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pembangunan jalan setapak/gang

di kawasan permukiman

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pengadaan penerangan jalanumum

(PJU) lingkungan permukiman

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X

Penyediaan RTH

SkalaLingkungan

Peningkatanperanmasyarakatdalamp

engelolaan RTH

Sosialisai - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat • Dinas Kebersihan APBD

PROVINSI,

X X X X X

Laporan Akhir VI-10

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

dan Pertamanan APBD KAB.

Fasilitiasi Urban Farming - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

Pemeliharaan taman secara

swadaya - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pembangunan sarana dan prasarana

penataan RTH

Pengadaan lahan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Pembangunan taman skala

lingkungan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Pengadaan komponen taman

lingkungan

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

Pengadaan penerangan taman - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X

Perbaikan Rumah

Tidak Layak Huni

(RTLH)

Program Pengembangan Perumahan Sosialiasi rencana pembangunan

SPAL terpusat/komunal

- Pringsewu Selatan • Dinas PU – Cipta

Karya,

• Dinas Sosial, dan

• Dinas Kesehatan

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Fasilitasi pembangunan,

operasional dan pemeliharaan

SPAL

- Pringsewu Selatan APBN, APBD

PROV,

APBD KAB.

X X X X X

Laporan Akhir VI-11

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Pembentukan Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) - Pringsewu Selatan • BPBD,

• Dinas Sosial, dan

• Dinas Kesehatan

APBD KAB. X X X X X

Program perumahan swadaya Penyediaan lahan untuk

infrastruktur MCK/IPAL komunal - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Bappeda,

• Dinas Sosial

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pembangunan infrastruktur septic

tank komunal - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Dinas PU – Cipta

karya

APBN, APBD

PROV, APBD

KAB.

X X X X X

Pengadaan jaringan perpipaan - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Pembangunan sambungan rumah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X X

Bantuan operasional penyeedotan

lumpur - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X X

Pembangunan jambansekolah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Dinas PU,

• Dinas Pendidikan,

• Dinas Kesehatan,

• BLHD

APBD KAB. X X

Program sanitasi permukiman Penyuluhan, sosialisasi, kampanye

pengelolaan air limbah rumah

tangga

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BPBD

• Dinas Sosial,

• Dinas Kesehatan

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X

Laporan Akhir VI-12

Penyusunan Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kabupaten Pringsewu

STRATEGI PROGRAM KEGIATANJ LOKASI KUMUH

PENANGGUNG

JAWAB

PROGRAM/

PELAKU

SUMBER

PEMBIAYAAN

TAHUN PELAKSANAAN

1 2 3 4 5

Pelatihan, supervisi, monitoring

operasional dan pemeliharaan

MCK umum, septic tank

komunal/IPAL komunal

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBN, APBD

PROV,

APBD KAB.

X X X

Pelatihan manajemen air limbah - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

APBD PROV,

APBD KAB.

X X X

Fasilitasi,

pemberdayaan dan

stimulasi dana RTLH

untuk MBR

Program Faslitasi, pemberdayaan Sosialiasi fasilitasi, pemberdayaan

dan stimulasi dana RTLH

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Dinas PU,

• Dinas Sosial,

• Dinas Kesehatan

APBD KAB. X X X

Fasilitasi pemberdayaan dan

stimulasi dana RTLH untuk MBR - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Dinas PU,

• Dinas Sosial,

• Dinas Kesehatan

APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X X X

Pembentukan Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM) - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• Dinas PU,

• Dinas Sosial,

• Dinas Kesehatan

APBD KAB. X X X

Proteksi Terhadap

Kebakaran

Pencegahan Bahaya Kebakaran Pembangunan titik – titik hydrant - Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BPBD APBD

PROVINSI,

APBD KAB.

X

Pemberdayaan masyarakat dengan

membentuk kelompok satuan

pemadam kebakaran local

- Pringsewu Utara

- Pringsewu Barat

- Pringsewu Selatan

- Pringsewu Timur

• BPBD

• DinasSosial

APBD KAB X