modul peningkatan integritas, pencegahan bahaya …...pusdiklat manajemen dan pengembangan jabatan...

60

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan
Page 2: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional i

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas selesainya penyusunan Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan

Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender.

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan

Pengarusutamaan Gender terdiri dari 5 (lima) bab yang terbagi atas

Pendahuluan, Materi Pokok, dan Penutup. Penyusunan modul yang

sistematis diharapkan mampu mempermudah peserta pelatihan dalam

memahami pengertian integritas, mampu mencegah bahaya narkoba dan

mampu menerapkan pengarusutamaan gender sebagai bagian dari upaya

internalisasi nilai-nilai integritas, kewaspadaan terhadap bahaya narkoba,

dan pengarusutamaan gender dalam diri tiap ASN PUPR.

Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan

kepada Penyusun dan Narasumber sehingga modul ini dapat diselesaikan

dengan baik. Penyempurnaan modul akan senantiasa dilakukan untuk

mengakomodir perkembangan situasi, kebijakan dan peraturan yang terus

menerus terjadi. Diharapkan modul ini dapat memberikan manfaat bagi

peningkatan kompetensi ASN Kementerian PUPR.

Jakarta, April 2019

Kepala Pusat Diklat Manajemen dan

Pengembangan Jabatan Fungsional

Ir. Moeh. Adam, M.M

Page 3: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional ii

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1 1.2 Deskripsi Singkat .................................................................................... 4 1.3 Tujuan Pembelajaran.............................................................................. 4

1.3.1 Hasil Belajar ...................................... ............................................ 4 1.3.2 Indikator Hasil Belajar ................................................................... 4

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok...................................................... 5 BAB II INTEGRITAS 2.1 Dasar Hukum........................................................................................... 7 2.2 Definisi Integritas ...................................... ............................................ 8 2.3 Prinsip Integritas Publik ...................................... ................................... 9 2.4 Jati Diri Insan PUPR...................................... .......................................... 10 2.5 Korupsi ...................................... ...................................... ..................... 12 2.6 Budaya Integritas Kementerian PUPR ...................................... ............. 18 2.7 Latihan ...................................... ...................................... ..................... 21 2.8 Rangkuman ...................................... ...................................... .............. 22 2.9 Evaluasi ...................................... ...................................... ..................... 23 BAB III PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA 3.1 Dasar Hukum ...................................... ...................................... ............ 24 3.2 Pengertian Narkotika, psikotropika dan bahan adiktif ........................... 24 3.3 Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia ..................... 25 3.4 Tantangan dan Hambatan dalam Pembangunan Berwawasan Anti

Narkoba ...................................... ...................................... .................... 29

3.4.1 Tantangan ...................................... ............................................... 29 3.4.2 Hambatan ...................................... ............................................... 31

3.5 Latihan ...................................... ............................................................. 33 3.6 Rangkuman ...................................... ..................................................... 33 3.7 Evaluasi ...................................... ...................................... ..................... 34

Page 4: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional iii

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

BAB IV PENGARUSUTAMAAN GENDER 4.1 Dasar Hukum ...................................... ...................................... ............ 35 4.2 Definisi Pengarusutamaan Gender ........................................................ 35 4.3 Isu Gender Dalam Berbagai Bidang Pembangunan ................................ 36 4.4 Visi dan Misi Pengarusutamaan Gender Kementerian PUPR ................. 38 4.5 Tujuan dan Sasaran Pengarusutamaan Gender Kementerian PUPR 40

4.5.1 Wujud Kesetaraan Gender ...................................... ..................... 41 4.5.2 Unsur Infrastructure For All dalam Penyelenggaraan

Pembangunan Yang Responsif Gender ........................................ 42

4.6 Penerapan Pengarusutamaan Gender di lingkungan Kementerian PUPR...................................... ...................................... ..........................

42

4.7 Latihan ...................................... ...................................... ...................... 46 4.8 Rangkuman ...................................... ...................................... ............... 47 4.9 Evaluasi ...................................... ........................................................... 48 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ................................................................................................ 49 5.2 Tindak Lanjut .......................................................................................... 50 DAFTAR PUSTAKA 51

Page 5: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional iv

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Definisi Integritas 8 Gambar 2.2 Jati Diri Insan PUPR 10 Gambar 2.3 Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi per Desember 2018 15 Gambar 2.4 Dampak Korupsi Menurut UNCAC 16 Gambar 2.5 Perbedaan Gratifikasi, Suap, Pemerasan 17 Gambar 2.6 Skenario Pembangunan Budaya Integritas 19 Gambar 2.7 Membangun Unit Kerja Pelayanan Melalui Zona Integritas 19 Gambar 2.8 Tokoh di Indonesia yang memiliki integritas tinggi 20 Gambar 2.9 Kunci Diri Pencegahan Korupsi 21 Gambar 3.1 Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba 26 Gambar 3.2 Permasalahan Narkoba di Indonesia 27 Gambar 3.3 Kategori Penyalahguna Narkoba di Indonesia 28 Gambar 3.4 Keterlibatan Aparatur Dalam Penyalahgunaan Narkoba 29 Gambar 3.5 Flow Chart Implementasi Inpres No.6 Tahun 2018 32 Gambar 3.6 Rencana Aksi Nasional K/L dan Pemerintah Daerah Tahun

2018-2019 32

Gambar 4.1 Pembangunan Kesetaraan Gender dalam RPJPN 2005-2025 39 Gambar 4.2 Jembatan Penyeberangan 44 Gambar 4.3 Zebra Cross Ramah Gender di Semarang 45 Gambar 4.4 Perumahan 45 Gambar 4.5 Sanitasi dan Air Minum 46

Page 6: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional v

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Estimasi Jumlah Penyalahguna Narkoba 26

Page 7: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional a

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan

Pengarusutamaan Gender ini terdiri dari tiga kegiatan belajar mengajar.

Kegiatan belajar pertama membahas Peningkatan Integritas, kegiatan

belajar kedua membahas Pencegahan Bahaya Narkoba, dan Kegiatan belajar

ketiga membahas Pengarusutamaan Gender.

Peserta pelatihan mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang

berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk

memahami Konsep Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Infrastruktur PUPR. Setiap

kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat

ukur tingkat penguasaan peserta pelatihan setelah mempelajari materi

dalam modul ini.

Persyaratan

Dalam mempelajari modul pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan

dapat menyimak dengan seksama penjelasan dari pengajar, sehingga dapat

memahami dengan baik materi yang ada pada modul. Untuk menambah

wawasan, peserta diharapkan dapat membaca berbagai sumber lain yang

relevan.

Petunjuk penggunaan modul ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta

pelatihan dalam memahami materi yang berkaitan dengan Peningkatan

Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender.

Page 8: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Oleh karena itu, sebaiknya peserta pelatihan memperhatikan petunjuk

berikut ini:

1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini, sampai anda

mempunyai gambaran kompetensi yang harus dicapai, dan ruang

lingkup modul ini.

2. Baca dengan cermat bagian demi bagian, dan tandailah konsep-konsep

pentingnya.

3. Segeralah membuat rangkuman tentang hal-hal esensial yang

terkandung dalam modul ini.

4. Untuk meningkatkan pemahaman anda tentang isi modul ini,

tangkaplah konsep-konsep penting dengan cara membuat pemetaan

keterhubungan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya.

5. Untuk memperluas wawasan anda, bacalah sumber-sumber lain yang

relevan baik berupa kebijakan maupun subtansi bahan ajar dari media

cetak maupun dari media elektronik.

6. Untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman anda tentang isi

modul ini, cobalah untuk menjawab soal-soal latihan secara mandiri.

7. Apabila ada hal-hal yang kurang dipahami, diskusikanlah dengan teman

sejawat atau catat untuk bahan diskusi pada saat tutorial.

8. Peserta membaca dengan seksama setiap sub materi pokok dan

bandingkan dengan pengalaman anda yang dialami di lapangan.

9. Jawablah pertanyaan dan latihan, apabila belum dapat menjawab

dengan sempurna, hendaknya anda latihan mengulang kembali materi

yang belum dikuasai.

10. Buatlah rangkuman, buatlah latihan dan diskusikan dengan sesama

peserta untuk memperdalam materi.

Page 9: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional c

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Tujuan Kurikuler Khusus

Setelah mengikuti semua kegiatan pembelajaran dalam mata pelatihan ini,

peserta mampu menjelaskan konsep Integritas, Bahaya Narkoba dan

Pengarusutamaan Gender sehingga dapat terinternalisasi dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari sebagai insan PUPR.

Page 10: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 1

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kementerian PUPR sebagai Kementerian/Lembaga Negara

dengan anggaran terbesar memiliki komitmen untuk

mewujudkan Nawacita presiden RI melalui pembangunan

insfrastruktur PUPR dan telah dituangkan dalam Rencana

Strategis (Renstra) Kementerian PUPR Tahun 2015 – 2019.

Peran infrastruktur sangat penting dalam mewujudkan

pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang,

papan, rasa aman, pendidikan dan kesehatan. Selain itu,

infrastruktur juga memegang peranan penting dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing

global. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

yang menangani infrastruktur pekerjaan umum dan

perumahan rakyat sebagai bagian dari bidang infrastruktur,

berkewajiban untuk mendukung hal tersebut melalui

pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, responsif

gender, serta berlandaskan tata kelola pemerintahan yang

baik dalam proses pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik akan

mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,

pelayanan publik yang berkualitas, serta kapasitas dan

akuntabilitas kinerja birokrasi yang tinggi. Ketiga hal tersebut

merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan.

Pemerintahan yang bersih akan meningkatkan pengelolaan

Page 11: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 2

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

sumber daya pembangunan yang akuntabel, meningkatkan

kualitas pelayanan publik dan menumbuhkan kepercayaan

masyarakat. Selain itu, pelayanan publik yang baik dapat

menciptakan kondisi kehidupan masyarakat yang lebih aman,

nyaman meningkatkan kesejahteraannya serta dapat

mengekspresikan dirinya secara maksimal.

Dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur,

Kementerian PUPR harus didukung oleh ASN PUPR yang

kompeten dan juga memiliki mental dan moral yang tangguh.

Karena pada masa sekarang ini, Kementerian PUPR

menghadapi tantangan berat untuk menjaga integritas dan

budaya anti korupsi, mengantisipasi masuknya narkoba dan

perlunya perspektif gender dalam penyelenggaraan

infrastruktur.

Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor

81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi

yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi

birokrasi. Peraturan tersebut menetapkan tercapainya tiga

sasaran hasil utama yaitu peningkatan kapasitas dan

akuntabilitas organisasi, pemerintahan yang bersih dan bebas

KKN, serta peningkatan pelayanan publik. Dalam rangka

mengakselerasi pencapaian sasaran hasil tersebut, maka

instansi pemerintah perlu untuk membangun pilot project

pelaksanaan reformasi birokrasi yang dapat menjadi

percontohan penerapan pada unit – unit kerjanya. Untuk itu

perlu secara konkret dilaksanakan program reformasi

Page 12: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 3

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

birokrasi pada unit kerja melalui pembangunan zona

integritas.

Permasalahan penyalahgunaan narkotika sudah menjadi

masalah yang luar biasa di Indonesia, berdasarkan data dari

Badan Narkotika Nasional (BNN) angka prevelensi

penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebesar 1,77% atau

setara dengan 3.376.115 orang dan diproyeksikan menurun

sampai tahun 2022. Angka kematian akibat penyalahgunaan

narkoba pertahun sebesar 11.071 atau 30 orang per hari.

Karena permasalahan penyalahgunaan narkotika sudah

menjadi masalah yang luar biasa, maka diperlukan upaya-

upaya yang luar biasa pula dalam penanganannya. Maraknya

kasus penyalahgunaan narkotika juga melibatkan aparatur

negara, dengan kata lain para bandar narkoba membeli

intergitas para penyelenggara negara/penegak hukum.

Dalam setiap penyelenggaraan pembangunan, khusunya

pembangunan infrastruktur bidang PUPR, harus selalu

berlandaskan pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang

memperhatikan daya dukung agar hasil pembangunan selain

dapat dimanfaatka untuk generasi sekarang juga dapat

diwariskan pada generasi mendatang. Terkait perlunya

pengarusutamaan gender (PUG) menjadi hal yang harus

diperhatikan karena diartikan sebagai strategi yang dibangun

mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari

perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional

yang memperhatikan kualitas hidup, pengalaman, aspirasi

Page 13: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 4

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

kebutuhan dan permasalahan laki-laki dan perempuan (orang

lanjut usia, anak-anak di bawah umur, orang-orang dengan

kebiasaan berbeda/difable, serta orang-orang yang tidak

mampu secara ekonomi) yang diperoleh dari indikator

kesetaraan akses, kontrol, partisipasi dalam pembangunan

dalam memperoleh manfaat-manfaat hasil pembangunan.

Dalam kaitan tersebut maka diperlukan peningkatan

efektifitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) ke

dalam budaya internal organisasi, mewujudkan

penyelenggaraan infrastruktur bidang PUPR yang terintegrasi

dengan aspek gender, serta mewujudkan Perencanaan dan

Penganggaran Responsif Gender (PPRG) di seluruh organisasi.

1.2 Deskripsi Singkat

Mata pelatihan ini membahas berbagai materi tentang

Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan

Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Infrastruktur

PUPR.

1.3 Tujuan Pembelajaran

1.3.1 Hasil Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu

menjelaskan tentang peningkatan integritas, pencegahan

bahaya narkoba dan Pengarusutamaan Gender dalam

pembangunan infrastruktur PUPR.

Page 14: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 5

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

1.3.2 Indikator Hasil Belajar

Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta dapat :

a) Memahami konsep integritas

b) Mampu mencegah Bahaya Narkoba

c) Mampu Menerapkan Pengarusutamaan Gender

1.4 Materi Pokok dan Sub Materi Pokok

a) Materi Pokok 1 : Peningkatan Integritas

1) Dasar Hukum

2) Definisi integritas

3) Prinsip Integritas Publik

4) Jati Diri Insan PUPR

5) Korupsi

6) Budaya Integritas Kementerian PUPR

7) Latihan

8) Rangkuman

9) Evaluasi

b) Materi Pokok 2 : Pencegahan Bahaya Narkoba

1) Dasar Hukum

2) Definisi Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

3) Tantangan dan hambatan dalam pembangunan

berwawasan anti narkoba di Indonesia

4) Latihan

5) Rangkuman

6) Evaluasi

Page 15: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 6

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

c) Materi Pokok 3 : Pengarusutamaan Gender

1) Dasar Hukum

2) Definisi Pengarusutamaan Gender (PUG)

3) Isu Gender dalam berbagai Bidang Pembangunan

4) Visi dan Misi Pengarusutamaan Gender (PUG)

Kementerian PUPR

5) Tujuan Pengarusutamaan Gender (PUG) Kementerian

PUPR

6) Penerapan Pengarusutamaan Gender (PUG) di

lingkungan Kementerian PUPR

7) Latihan

8) Rangkuman

9) Evaluasi

Page 16: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 7

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

BAB II

INTEGRITAS

2.1 Dasar Hukum

Dasar Hukum yang terkait pelaksanaan integritas adalah

sebagai berikut :

a. Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil

Negara;

b. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah;

c. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan

dan Pelatihan Jabatan Aparatur Sipil Negara;

d. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat

Daerah;

e. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen

Aparatur Sipil Negara;

f. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan

Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;

Indikator Hasil Belajar:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami

mengenai konsep integritas dan implementasinya di lingkungan

Kementerian PUPR

Page 17: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 8

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No.26/PRT/M/2017 Tentang Panduan Pembangunan Budaya

Integritas di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat;

h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Nomor 10/PRT/M/2017 Tentang Tata Cara Pengaduan Pelanggaran

Melalui Whistleblowing System di Kementerian PUPR;

i. SE Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No.18/SE/M/2017 Tentang Pedoman Penanganan Benturan

Kepentingan di Kementerian PUPR.

2.2 Definisi Integritas

Gambar 2.1. Definisi Integritas

Integritas berasal dari bahasa latin “Integer” yang berarti

keseluruhan dan lengkap. Kata integritas juga berasal dari

bahasa Inggris yakni integrity, yang berarti menyeluruh,

lengkap atau segalanya. Sedangkan dalam Kamus Besar

Page 18: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 9

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Bahasa Indonesia (KBBI) integritas dapat diartikan mutu, sifat

atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh

sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang

memancarkan kewibawaan. Selain itu menurut KBBI

integritas dapat juga diartikan sebagai kejujuran.

Integritas adalah keselarasan antara pikiran, perkataan, perbuatan

dengan nilai-nilai/hukum/norma/aturan yang berlaku serta tidak

menyalahgunakan wewenang serta pro aktif dalam upaya pencegahan

dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak

melibatkan diri dalam perbuatan tercela.

Berdasarkan Permen PUPR No.26 Tahun 2017 tentang

Panduan Pembangunan Budaya Integritas di Kementerian

PUPR, dijelaskan bahwa pembangunan budaya integritas

merupakan cara yang strategis dalam pencegahan KKN

(Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Dalam rangka pelaksanaan

cita- cita bangsa dan mewujudkan tujuan negara

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, perlu dibangun

aparatur sipil negara yang memiliki itegritas, profesional,

visioner, netral dan bebas dari praktik KKN.

2.3 Prinsip Integritas Publik

Dalam pelaksanaan pembangunan, perlu memperhatikan 7

prinsip integritas publik :

a. bertindak sesuai dengan prinsip legitimasi kekuasaan;

b. Menghargai hasil dari proses yang sah secara hukum dan

pertimbangan professional;

Page 19: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 10

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

c. Akuntabel terhadap semua tindakan baik terhadap atasan

maupun publik;

d. Bertindak secara kompeten dan efektif;

e. Mengindari favoritisme, berusaha independent dan

objektif;

f. Menggunakan dana publik secara hati-hati dan efisien

untuk tujuan publik;

g. Menjaga kepercayaan dan legitimasi lembaga-lembaga

negara.

2.4 Jati Diri Insan PUPR

Gambar 2.2. Jati Diri Insan PUPR

Untuk menjawab tantangan dalam melaksanakan

pembangunan infrastruktur PUPR, dan dalam rangka mewujudkan

visium Kementerian PUPR Tahun 2030 maka Menteri PUPR

Page 20: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 11

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

menetapkan iProve sebagai Jati diri insan PUPR, yang harus dimiliki

oleh ASN di lingkungan Kementerian PUPR dalam melaksanakan

pembangunan infrastruktur PUPR. JatI diri insan PUPR yang

terangkum dalam iProVe adalah Integritas, Profesional, Orientasi

Misi, Visioner dan Etika Akhlakul Karimah, sebagai berikut:

a. Integritas

Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas dengan jujur,

bersikap dan berperilaku sesuai antara perbuatan dan ucapan,

konsisten, disiplin, berani dan tegas dalam mengambil

keputusan, tidak menyalahgunakan wewenang serta pro aktif

dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, kolusi,

dan nepotisme serta tidak melibatkan diri dalam perbuatan

tercela.

b. Profesional

Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas perumusan

kebijakan, perencanaan dan program kegiatan, pengalokasian

anggaran dan pelaksanaan, serta pengawasan berdasarkan

kompetensi yang dimiliki, sesuai dan patuh dengan prosedur,

bersungguh-sungguh, mandiri serta memiliki komitmen

terhadap pencapaian hasil pekerjaan yang optimal dan

menghindari pertentangan kepentingan

c. Orientasi Misi

Insan Kementerian PUPR senantiasa berpijak pada visi dari

Kementerian PUPR yang merupakan acuan dalam melaksanakan

tugas melalui organisasi unit kerjanya sebagai arah dalam

mencapai sasaran dan kesuksesan dalam mencapai misi

pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi tersebut.

Page 21: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 12

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

d. Visioner

Insan Kementerian PUPR melaksanakan tugas untuk mencapai

tujuan yang lebih besar, melihat jauh ke depan, berbuat untuk

kemajuan masyarakat, bangsa dan negara, serta memberikan

makna dalam setiap kegiatan.

e. Etika Akhlakul Karimah

Insan Kementerian PUPR memiliki budi pekerti, akhlak dan

tingkah laku (tabiat) yang terpuji, baik dan yang mulia sesuai

dengan ajaran agama yang harus dimiliki oleh semua manusia

yang hidup di dunia. Dengan demikian keberadaan setiap

karyawan Kementerian PUPR dapat bermanfaat dan

memberikan kenyamanan bagi lingkungan, masyarakat, bangsa

dan negara.

2.5 Korupsi

Korupsi pada prinsipnya merupakan perbuatan yang secara

umum dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan.

Dalam uoaya untuk memperoleh keuntungan inlah cenderung

dipergunakan cara-cara yang kurang baik misalnya dengan

melakukan penyuapan, pemerasan, gratifikasi. Merujuk pada UU

No.31 Tahun 1999 jo UU No.20 Tahun 2001 dalam pasal-pasalnya,

dijelaskan mengenai definisi korupsi dan tindakan yang

dikategorikan sebagai perbuatan korupsi. Berdasarkan pasal – pasal

tersebut terdapat 33 jenis tindakan yang dikategorikan sebagai

korupsi yaitu:

1. Korupsi yang terkait merugikan keuangan negara

2. Korupsi yang terkait dengan suap menyuap

Page 22: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 13

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

3. Korupsi yang terkait dengan penggelapan dalam jabatan

4. Korupsi yang terkait dengan pemerasan

5. Korupsi yang terkait dengan perbuatan curang

6. Korupsi yang terkait dengan gratifikasi

7. Korupsi yang terkait dengan benturan kepentingan dalam

pengadaan.

Berdasarkan data statistik KPK, penyuapan merupakan jenis

perbuatan korupsi yang paling banyak dijumpai, dilanjutkan

kemudian dengan korupsi pengadaan barang dan jasa menempati

posisi kedua dan posisi ketiga diempati oleh perbuatan

penyalahgunaan anggaran. Manusia melakukan perbuatan korupsi

dipengaruhi oleh faktor internal yang berasal dari dalam dirinya yang

terkait dengan aspek perilaku individu, aspek sosial yang bisa berasal

dari lingkungan keluarga dan juga faktor lingkungan, yang terakhir

faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku korupsi seseorang

adalah faktor aspek sikap masyarakat terhadap korupsi, aspek

ekonomi, aspek politis dan juga aspek organisasi.

Teori Mengenai penyebab korupsi :

Berikut ini terdapat beberapa teori mengenai penyebab korupsi :

1. Teori Means-Ends Scheme : Robert Merton

Menyatakan bahwa korupsi merupakan suatu perilaku manusia

yang diakibatkan oleh tekanan sosial sehingga menyebabkan

pelanggaran norma-norma.

Page 23: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 14

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

2. Teori Solidaritas Sosial : Emile Durkheim

Teori ini memandang bahwa watak manusia sebenarnya bersifat

pasif dan dikendalikan oleh masyarakatnya.

3. Gone Theory : Jack Bologne

Menurut Gone Theory, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

kecurangan meliputi greeds (keserakahan), Opportunities

(kesempatan), Needs (kebutuhan) dan Exposure (pengungkapan).

Korupsi di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius,

sebagaimana data yang diperoleh dari KPK menunjukkan

peningkatan kasus korupsi tiap tahunnya.

Page 24: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 15

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 2.3. Rekapitulasi Tindak Pidana Korupsi per Desember

2018

Apakah yang menjadi penyebab timbulnya masalah integritas dan

korupsi? Masalah integritas dan korupsi timbul ketika aktor (pemerintah,

swasta, masyarakat sipil) akan melanggar prinsip-prinsip integritas atau

melakukan korupsi jika jumlah insentif dan kemanfaatan (langsung atau

tidak langsung) yang didapat lebih besar dari hukuman atau sanksi. Selain

itu pelanggaran integritas dan korupsi terjadi karena monopoli kekuasaan

serta kewenangan menjalankan kebijakan (discretionary) yang begitu besar

tanpa adanya keterbukaan dalam tata pemerintahan dan lemahnya

ketanggung-gugatan (accountability).

Disebutkan dalam United Nation Convention Against Corruption

(UNCAC)/UU No.7 Tahun 2006 Dampak dari perbuatan korupsi sebagai

berikut ini :

Page 25: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 16

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 2.4. Dampak Korupsi Menurut UNCAC

Tindakan korupsi dan sistem integritas yang lemah baik berupa

gratifikasi, suap ataupun pemerasan merusak proses demokrasi,

meruntuhkan tatanan hukum, menurunkan kualitas hidup/pembangunan

berkelanjutan, menyebabkan kejahatan lain berkembang, pelanggaran hak

asasi manusia, merusak pasar, harga dan persaingan usaha yang sehat.

Sebagai aparatur pemerintahan, perlu pemahaman mengenai perbedaan

perbuatan gratifikasi, suap dan juga tindakan pemerasan. Setelah

memahami, sebagai aparatur negara harus meningkatkan integritas dan

Merusak Proses Demokrasi

Merusak harga pasar

dan persaingan yang

sehat

Meruntuhkan

Hukum DAMPAK KORUPSI

Pelanggaran HAM Menurunkan kualitas

hidup/Pembangunan

Berkelanjutan

Menyebabkan

Kejahatan Lain

Berkembang

Page 26: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 17

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

menghindari segala perbuatan yang mengarah kepada tindakan korupsi,

kolusi dan nepotisme.

Gambar 2.5. Perbedaan Gratifikasi, Suap, dan Pemerasan

Pahami Bedanya

Page 27: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 18

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

2.6 Budaya Integritas Kementerian PUPR

Pembentukan Komite dan Budaya Integritas Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat merupakan bagian dari pembangunan

integritas nasional, yang sekaligus juga merupakan upaya dalam

pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan budaya

integritas merupakan cara yang strategis dalam pencegahan perilaku

korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan budaya integritas dapat

dilakukan dengan internalisasi nilai, membangun sistem integritas dan

kepemimpinan yang berintegritas pada semua tatanan komponen.

Pembangunan budaya integritas bukan merupakan tujuan, namun sebagai

cara pencapaian tujuan sehingga upaya pembangunan integritas perlu

diselaraskan dengan tujuan atau sering disebut dengan visi dan misi yang

dibuat lebih spesifik dan terfokus menjadi visium.

Pembangunan budaya integritas di Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana

besar integritas nasional yaitu terwujudnya Indonesia yang berintegritas.

Pembangunan budaya integritas yang diselaraskan dengan tujuan nasional

dan tujuan setiap kementerian akan memberikan setiap upayanya memiliki

makna dan kekuatan spiritual sehingga akan memberikan daya tahan,

konsistensi serta keberanian yang tinggi untuk mewujudkannya.

Page 28: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 19

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 2.6. Skenario Pembangunan Budaya Integritasi

Gambar 2.7. Membangun Unit Kerja Pelayanan Melalui

Zona Integritas

Page 29: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 20

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Upaya Integritas Nasional merupakan upaya positif dari

pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), budaya integritas

naik maka KKN akan turun dan begitupun sebaliknya. Semakin besar suatu

rencana maka akan semakin besar pula resikonya, salah satu resiko yang

akan datang adalah resiko KKN. Ketika resiko KKN tidak dapat diatasi maka

akan menimbulkan bencana yang besar pula, untuk itu sangatlah tepat

untuk memastikan aspek-aspek strategis yang menentukan keunggulan

daya saing berkelanjutan dapat dipastikan bukan menjadi sarana untuk

KKN, namun menjadi sarana untuk integritas.

Di Indonesia, dikenal beberapa tokoh teladan yang mempunyai

integritas. Diantaranya adalah Ir. Sutami, Moehammad Hatta dan Jenderal

Sudirman.

Beberapa tokoh di Indonesia yang memiliki integritas tinggi

Gambar 2.8. Tokoh di Indonesia yang Memiliki Integritas Tinggi

Kesederhanaan Ir. Sutami bisa menjadi contoh para pejabat yang

kini banyak tersangkut kasus korupsi. Gedung DPR, Jembatan Semanggi

dan Waduk Jatiluhur telah dengan sukses dibangun dibawah

pengawasannya. Ir. Sutami pulalah yang memimpin proyek pembangunan

Page 30: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 21

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Bandara Ngurah Rai. Akan tetapi, menteri ini sama sekali tidak pernah

bermewah-mewahan, bahkan rumahnya di Jalan Imam Bonjol Jakarta

pusat dibelinya dengan cara mencicil. Barulah saat akan pensiun, rumah itu

lunas. Ir. Sutami yang bersahaja itupun tak pernah mau memanfaatkan

fasilitas negara secara berlebihan. Saat lengser tahun 1978, beliau

mengembalikan semua fasilitas negara. Kemudian seorang pengusaha

berniat memberinya mobil. Pengusaha itu tahu mobil dinas Ir.Sutami ikut

dikembalikan. Tetapi dengan halus Ir.Sutami menolak, dia hanya minta

diberi diskon sedikit saja dari pengusaha itu.

KUNCI DIRI PENCEGAHAN KORUPSI

Gambar 2.9. Kunci Diri Pencegahan Korupsi

Untuk menghindari perilaku korupsi, harus menginternalisasi nilai-

nilai integritas dalam diri sendiri agar terhindar menjadi korban ataupun

pelaku perbuatan korupsi. Selain itu, pendidikan juga memiliki peran

Page 31: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 22

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

penting dalam pembentukan karakter bangsa, karena pendidikan

merupakan salah satu sarana ideal dalam menumbuhkembangkan karakter

seseorang.

Dalam kaitannya dengan pencegahan korupsi, maka pembentukan

karakter haruslah menjadi dasar utama pendidikan anti koruptif.

Pembentukan karakter anti koruptif yang dilakukan melalui pendidikan anti

koruptif akan mempertajam integritas.

2.7 Latihan

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar !

1. Sebutkan prinsip – prinsip integritas publik !

2. Jelaskan mengenai budaya integritas Kementerian PUPR !

2.8 Rangkuman

Intergitas adalah keselarasan antara pikiran, perkataan, perbuatan

dengan nilai-nilai/hukum/norma/aturan yang berlaku serta tidak

menyalahgunakan wewenang serta pro aktif dalam upaya pencegahan dan

pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak melibatkan diri

dalam perbuatan tercela.Sebagai insan PUPR harus menginternalisasi nilai-

nilai integritas dalam rangka pembangunan infrastruktur PUPR.

Pembentukan Komite dan Budaya Integritas Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat merupakan bagian dari pembangunan

integritas nasional, yang sekaligus juga merupakan upaya dalam pencegahan

korupsi, kolusi dan nepotisme.

Page 32: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 23

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

2.9 Evaluasi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang paling

benar!

1. Di bawah ini, yang termasuk jati diri insan PUPR adalah, kecuali :

a) Visioner

b) Orientasi Misi

c) Profesional

d) Integritas

e) Loyalitas

2. Dampak dari perbuatan korupsi menurut United Nation Convention

Against Corruption (UNCAC)/UU No.7 Tahun 2006 adalah dibawah ini

kecuali :

a) Pelanggaran Hak asasi manusia

b) Menurunkan Kualitas Hidup/Pembangunan berkelanjutan

c) Menyebabkan kejahatan lain berkembang

d) Merusak proses demokrasi

e) Menyebabkan kesenjangan sosial

3. Yang dikategorikan sebagai perbuatan korupsi dibawah ini adalah

sebagai berikut ini :

a) Perbuatan gratifikasi

b) Perbuatan menggelapkan keuangan negara

c) Perbuatan penyalahgunaan wewenang

d) Perbuatan yang terkait dengan suap menyuap

e) Semua benar

Page 33: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 24

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

BAB III

PENCEGAHAN BAHAYA NARKOBA

3.1 Dasar Hukum

a. Undang – undang RI nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

b. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

c. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi

Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkotika dan Preskutor Narkotika (P4GN)

d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2018 Tentang

Perubahan Penggolongan Narkotika

3.2 Pengertian Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif

Dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika,

ditegaskan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari

tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya

rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat

menimbulkan ketergantungan. Istilah narkotika yang digunakan disini,

bukanlah narcotics pada farmacologie (farmasi), melainkan sama

artinya dengan drug, yaitu sejenis zat yang apabila dipergunakan akan

Indikator Hasil Belajar:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami bahaya

narkoba sehingga dapat menghindarinya

Page 34: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 25

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

membawa efek dan pengaruh-pengaruh tertentu pada tubuh si

pemakai.

Pada dasarnya, narkotika memiliki khasiat dan bermanfaat

digunakan dalam bidang ilmu kedokteran, kesehatan dan pengobatan

serta berguna bagi penelitian dan pengembangan ilmu farmasi atau

farmakologi. Akan tetapi karena penggunaannya diluar pengawasan

dokter atau dengan kata lain disalahgunakan, maka narkotika telah

menjadi suatu bahaya internasional yang mengancam terutama

generasi muda yang akan menjadi tulang punggung pembangunan

bangsa.

Sedangkan yang dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau

obat alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat

psikoaktif melelui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan

adiktif.

Dalam Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 Tentang

Kesehatan juga dijelaskan pengertian mengenai bahan adiktif yaitu

bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis.

3.3. Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia

Berdasarkan data yang diperoleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

Jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai hampir 3,5 juta

orang pada tahun 2017, dimana 1,4 juta adalah pengguna biasa dan

hampir 1 juta orang telah menjadi pecandu narkoba. Selain itu, setiap

tahunnya terjadi lebih dari 12 ribu kematian terkait narkoba. Hal ini

tidak hanya merugikan penyalahgunanya sendiri. Penggunaan narkoba

Page 35: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 26

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

merugikan negara baik dari sisi ekonomi dan sosial. Pembuatan,

penyelundupan dan penyalahgunaan narkoba terus berlanjut dan

bertumbuh di Indonesia. Hal ini menciptakan sejumlah dampak negatif

meliputi ekonomi, kesehatan, sosial dan generasi muda.

Gambar 3.1. Angka Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba

Prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2017 sebesar 1,77%

atau setara dengan 3.376.115 orang dan diproyeksikan menurun

sampai tahun 2020. Angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba

per tahun sebesar 11.071. atau 30 orang per hari.

Tabel 3.1. Estimasi Jumlah Penyalahguna Narkoba

Sumber : BNN, 2019

Page 36: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 27

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 3.2. Permasalahan Narkoba di Indonesia

Permasalahan narkoba di Indonesia terdiri dari penyalahgunaan

narkoba dan juga peredaran narkoba. Peredaran narkoba di Indonesia saat

ini sangat mengkhawatirkan, menurut data BNN narkoba tidak hanya

beredar di kota besar. Daerah terpencilpun sudah ternodai oleh narkoba

dan para pengedar juga tidak pandang bulu ketika mengedarkan narkoba,

mereka juga menyasar perempuan dan anak-anak.

PENYALAHGUNAAN

NARKOBA

PERMASALAHAN

NARKOBA

PEREDARAN GELAP

NARKOBA

Page 37: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 28

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

PELAJAR

24%

PEKERJA 59%

POPULASI UMUM 17%

Gambar 3.3. Kategori Penyalahguna Narkoba di Indonesia

Maraknya kasus penyalahgunaan narkotika juga

melibatkan aparatur negara, dengan kata lain para bandar

narkoba membeli intergitas para penyelenggara negara/penegak

hukum. Selain penyalahgunaan narkotika, terdapat beberapa

kasus juga dimana aparatur negara ikut menjadi pengedar

Kategori Penyalahguna Narkoba di Indonesia

Page 38: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 29

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

narkoba. Padahal seharusnya para aparatur negara inilah yang

menjadi pengayom bagi masyarakat.

Gambar 3.4. Keterlibatan Aparatur dalam Penyalahgunaan

Narkoba

3.4 Tantangan dan Hambatan dalam Pembangunan Berwawasan Anti

Narkoba

Program Pembangunan berwawasan anti narkoba di Indonesia, belum

efektif karena mengalami banyak tantangan dan hambatan sebagai

berikut ini :

3.4.1 Tantangan

Kebijakan di beberapa negara tetangga yang sangat tegas dan keras

terhadap para sindikat narkoba berimplikasi pada pergerakan

ancaman sindikat narkoba yang mengarah ke Indonesia.

Page 39: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 30

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Kondisi geografis Indonesia yang terbuka menjadi “surga” bagi para

sindikat narkoba dalam menyelundupkan narkoba, terutama melalui

jalur Selat Malaka.

Modifikasi teknis (modus) penyelundupan narkoba yang terus

berkembang dan semakin sulit terdeteksi aparat.

Berdasarkan analisis BNN, Pperedaran gelap narkoba yang diungkap

selalu mengarah kepada para penghuni Lapas.

Para bandar narkoba membeli integritas para penyelenggara

negara/penegak hukum.

Perkembangan narkoba jenis baru yang dikemas dalam berbagai

bentuk seperti permen, makanan ringan, suplemen, obat kuat dll

yang semakin sulit diidentifikasi.

Kecenderungan perilaku madat di kalangan remaja dengan

menggunakan obat – obatan legal yang diracik dengan berbagai

macam obat-obatan.

Merebaknya fenomena narkoba masuk kampung dengan

penggunanya kalangan pimpinan lembaga pemerintahan desa

(lurah, sekdes). Bergulirnya anggaran dana desa ditengarai turut

menjadi salah satu faktor.

Fenomena strategis perang asimetris yang dimainkan oleh negara-

negara asing melalui “operasi candu” yang bertujuan melemahkan

atau menghancurkan generasi dan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Page 40: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 31

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

3.4.2 Hambatan

Pendidikan anti narkoba di seluruh strata pendidikan belum dapat

dilaksanakan dengan baik, secara masif dan komprehensif.

Masih kuatnya mind set bahwa penyalah guna narkoba merupakan

aib.

Masih rendahnya kesadaran melaporkan diri ke IPWL (Institusi

Penerima Wajib Lapor) untuk mendapatlan perawatan.

Masih rendahnya komitmen seluruh komponen bangsa untuk turut

berpartisipasi melaksanakan P4GN.

Keterbatasan pelayanan rehabilitasi pecandu narkoba baik yang

dikelola pemerintah maupun masyarakat. Para pecandu narkoba

yang akan menjalani rehabilitasi atau pemulihan harus menunggu

karena keterbatasan fasilitas dan kapasitas.

Belum dilakukannya pemulihan kawasan-kawasan merah (sarang

narkoba) secara komprehensif seperti Kampung Ambon dan

Kawasan Berland di Jakarta, Kampung Beting di Pontianak,

Kampung Kubur di Medan dll.

Untuk menghadapi tantangan dan hambatan dalam dalam

pembangunan berwawasan anti narkoba, terbitlah Instruksi Presiden

Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan

Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan

Preskutor Narkotika (P4GN) menjadi payung hukum bagi bagi semua

Kementerian dan lembaga negara untuk bersama-sama melaksanakan

kegiatan tersebut.

Page 41: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 32

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 3.5. Flowchart Implementasi Inpres No. 6 Tahun 2018

Gambar 3.6. Rencana Aksi Nasional K/L dan Pemerintah Daerah Tahun

2018-2019

Page 42: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 33

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Agenda utama yang dapat diselenggarakan seluruh kementerian

dan lembaga negara di bidang pencegahan antara lain : sosialisasi

bahaya narkoba kepada pegawai, pembentukan regulasi tentang

P4GN, pelaksanaan tes urine, pembentukan satuan tugas anti

narkoba, dan pengembangan potensi masyarakat pada kawasan

rawan nakoba.

3.5 Latihan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar !

1. Jelaskan pengertian narkotika, psikotropika dan bahan adiktif !

2. Jelaskan mengapa kondisi geografis Indonesia menjadi tantangan dalam

pembangunan berwawasan anti narkoba !

3. Jelaskan hubungan antara penyalahgunaan narkoba dan integritas para

aparatur negara !

3.6. Rangkuman

Berdasarkan data yang diperoleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

Jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai hampir 3,5 juta

orang pada tahun 2017, dimana 1,4 juta adalah pengguna biasa dan

hampir 1 juta orang telah menjadi pecandu narkoba. Selain itu, setiap

tahunnya terjadi lebih dari 12 ribu kematian terkait narkoba. Hal ini

tidak hanya merugikan penyalahgunanya sendiri. Penggunaan narkoba

merugikan negara baik dari sisi ekonomi dan sosial. Pembuatan,

penyelundupan dan penyalahgunaan narkoba terus berlanjut dan

bertumbuh di Indonesia. Hal ini menciptakan sejumlah dampak

negatif meliputi ekonomi, kesehatan, sosial dan generasi muda.

Page 43: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 34

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

3.7 Evaluasi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang

paling benar!

1. Dibawah ini adalah dasar hukum mengenai narkotika, kecuali

a) Undang – undang RI nomor 23 Tahun 1992

b) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009

c) Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018

d) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2018

e) Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000

2. Dibawah ini termasuk tantangan dalam melaksanakan

pembangunan berwawasn anti narkoba, kecuali :

a) Kondisi geografis Indonesia yang terbuka menjadi “surga” bagi

para sindikat narkoba dalam menyelundupkan narkoba,

terutama melalui jalur Selat Malaka.

b) Kecenderungan perilaku madat di kalangan remaja dengan

menggunakan obat – obatan legal yang diracik dengan

berbagai macam obat-obatan.

c) Para bandar narkoba membeli integritas para

penyelenggara negara/penegak hukum.

d) Masih kuatnya mind set bahwa penyalah guna narkoba

merupakan aib.

e) Perkembangan narkoba jenis baru yang dikemas dalam

berbagai bentuk seperti permen, makanan ringan,

suplemen, obat kuat dll yang semakin sulit diidentifikasi.

Page 44: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 35

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

BAB IV

PENGARUSUTAMAAN GENDER

4.1 Dasar Hukum

a. Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN

b. Instruksi presiden Nomor 9 Tahun 2000 Tentang Pengarusutamaan

Gender

c. Pemendagri Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan

Pengarusutamaan Gender di Daerah

4.2 Definisi Pengarusutamaan Gender

Berdasarkan Inpres No.9 Tahun 2000, yang dimaksud

Pengarusutamaan Gender adalah suatu strategi untuk mencapai

kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang

memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan

perempuan dan laki-laki ke dalam proses perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan dan evaluasi atas seluruh kebijakan dan program di berbagai

bidang kehidupan dan sektor pembangunan.

Indikator Hasil Belajar:

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat memahami

mengenai konsep pengarusutamaan gender dan implementasinya

dalam penyelenggaraan infrastruktur bidang PUPR

Page 45: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 36

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Konsep Gender

Jenis Kelamin Gender

Tidak bisa berubah Dapat berubah

Tidak bisa dipertukarkan Dapat dipertukarkan

Berlaku sepanjang Masa Tergantung budaya masing-masing

Berlaku dimana saja Berbeda antara kelompok masyarakat dan

antar satu kelas dengan kelas lainnya.

Berlaku bagi siapa saja Ditentukan oleh manusia (masyarakat)

Ditetapkan oleh Tuhan Non-kodrat

Kodrat

Gender mengacu pada peran dan tanggung jawab sebagai

Perempuan dan Laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat sehingga gender

berbeda-beda sesuai dengan nilai dan budaya setempat. Gender tidak akan

menjadi masalah apabila dilakukan secara adil dan menguntungkan kedua

belah pihak, tidak terjadi diskriminasi terhadap perempuan maupun laki-

laki di rumah, tempat kerja atau masyarakat.

Gender akan menjadi masalah ketika terjadi ketimpangan dan satu

pihak dirugikan, satu jenis kelamin dibedakan derajatnya, satu jenis

kelamin dianggap tidak mampu dan diperlakukan lebih rendah serta

mengalami ketidakadilan gender.

4.3 Isu Gender Dalam Berbagai Bidang Pembangunan

a. Kesehatan

Indonesia termasuk negara ASEAN dengan Angka Kematian Ibu (AKI)

tertinggi. Menurut data SDKI pada 2012 sebesar 359 per 100.000

Page 46: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 37

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

kelahiran hidup. Sementara itu , menurut SUPAS pada tahun 2015

sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup.

b. Kekerasan terhadap perempuan

1 dari 3 perempuan usia 15-64 tahun pernah mengalami kekerasan fisik

dan atau seksual sepanjang hidupnya. Dan 1 dari 10 perempuan

mengalaminya dalam 12 bulan terakhir.

c. Perkawinan Anak

Tahun 2016, sekitar 22,4% perempuan usia 20-24 tahun yang pernah

kawin menikah pertama kali.

d. Ekonomi

Berdasarkan data BPS Tahun 2016 diperoleh keterangan bahwa

Tahun 2016, tingkat partisipasi angka kerja perempuan sebesar

50,8%

Perempuan lebih banyak menjadi penganggur terbuka (5,5%)

dibandingkan laki-laki (5,7%)

Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan sebanyak 50,8% dan

laki-laki 82%

e. Politik

Berdasarkan data BPS Pada tahun 2015 diperoleh data bahwa

Keterwakilan perempuan di DPR mengalami penurunan dari sekitar

17,9% pada periode 2009 – 2014, menjadi 17,3% pada periode

(2014-2019).

Keterwakilan perempuan dalam jabatan Eselon I sebanyak 18% dan

eselon II sebanyak 13% (BKN 2015).

Page 47: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 38

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

4.4 Visi dan Misi Pengarusutamaan Gender Kementerian PUPR

Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Indonesia, sejalan

dengan komitmen nasional dan internasional yang dimiliki yaitu :

Komitmen Nasional

Secara filosofis, untuk mewujudkan cita-cita negara sebagaimana

diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.

Secara yuridis, pelaksanaan Pengarusutamaan Gender didasarkan pada

peraturan perundangan (Inpres No.9 Tahun 2000 tentang PUG dalam

pembangunan nasional, Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN, PMK

tentang penyusunan RKAKL.

Komitmen internasional

Sustainable Development Goals (SDGs) tentang kesetaraan gender,

Beijing platform for Action (BPfA) 12 kritis area, Planet 50 : 50 gender

equality pada tahun 2030.

Di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

(tahun 2005 – 2025), pembangunan kesetaraan gender menjadi tujuan

pembangunan yang dilaksanakan dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 1 s.d 4 .

Dapat diambil kesimpulan, bahwa pengarusutamaan gender (PUG)

dalam kerangka RPJMN adalah sebagai berikut :

a. Meningktanya Indeks Pembangunan Gender (IPG)

b. Meningkatnya Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Pembangunan Kesetaraan Gender Dalam RPJPN 2005-2025

Page 48: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 39

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

c. Meningkatnya kualitas hidup dan peran perempuan di berbagai

bidang pembangunan

d. Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindakan

kekerasan, termasuk TPPO

e. Meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan kelembagaan

perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan di tingkat

nasional.

Gambar 4.1. Pembangunan Kesetaraan Gender dalam RPJPN 2005-

2025

Visi Pengarusutamaan Gender PUPR adalah terwujudnya kebijakan PUG

dalam penyelenggaraan infrastuktur PUPR yang responsif gender untuk

mendukung pencapaian Visi Kementerian PUPR Tahun 2025.

Page 49: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 40

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Sedangkan Misi PUG PUPR adalah :

a. Menyamakan pola/pandangan/persepsi/pemahaman tentang

penyelenggaraan infrastruktur PUPR yang responsif gender

b. Mewujudkan terselenggaranya penyelenggaranya infrastruktur yang

responsif gender.

c. Mewujudkan terselenggaranya industri konstruksi yang kompetitif dan

responsif gender

d. Mewujudkan terselenggaranya penelitian dan pengembangan serta

penerapan : IPTEK, norma dan standar pedoman dan kriteria yang

responsif gender.

4.5 Tujuan dan Sasaran Pengarustamaan Gender (PUG) Kementerian

PUPR

Tujuan

Tujuan Pengarustamaan Gender (PUG) Kementerian PUPR adalah

untuk memastikan bahwa penyelenggaraan infrastruktur PUPR telah

mengintegrasikan perspektif gender, dengan mempertimbangkan

kebutuhan, kesulitan, aspirasi perempuan, laki-laki, anak-anak,

penyandang disabilitas dan kelompok rentan.

Memastikan bahwa penyelenggaraan infrastruktur PUPR telah

mengintegrasikan perspektif gender, dengan mempertimbangkan

kebutuhan, kesulitan, apirasi perempuan, laki-laki, anak-anak,

penyandang disabilitas dan kelompom rentan.

Sasaran

Page 50: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 41

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Terintegrasinya perspektif gender dalam budaya internal Kementerian

PUPR dan penyelenggaraan infrastruktur oleh seluruh pelaku

pembangunan, baik para pemangku kepentingan maupun masyarakat.

Pemanfaatan infrastruktur yang memenuhi kebutuhan sosial gender

4.5.1 Wujud Kesetaraan Gender

Wujud kesetaraan gender meliputi beberapa hal :

a. Akses

Kesempatan yang sama yang diberikan kepada perempuan dan laki-

laki pada sumber daya pembangunan. Contoh : Memberikan akses

yang sama bagi anak perempuan dan anak laki-laki untuk dapat

mengikuti pendidikan sesuai dengan jenjang usianya, tanpa ada

pengecualian.

b. Partisipasi

Perempuan dan laki-laki dapat berpartisipasi dalam seluruh proses

pembangunan melalui tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan

dan pemantauan pembangunan.

c. Kontrol

Perempuan dan laki-laki disertakan dalam proses pengambilan

keputusan untuk penguasaan sumber daya pembangunan. Contoh :

memberikan kesempatan yang sama pada perempuan dan laki-laki

untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan kesempatan

yang sama untuk duduk dalam posisi pimpinan organisasi.

d. Manfaat

Pembangunan harus dapat memberikan manfaat yang sama bagi

perempuan dan laki-laki. Contohnya, program pendidikan dan

Page 51: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 42

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

pelatihan (diklat) harus memberikan manfaat yang sama bagi PNS

laki-laki dan perempuan.

4.5.2 Unsur Infrastructure for All dalam penyelenggaraan pembangunan

yang responsif gender. :

Universal utilization

Dapat dimanfaatkan oleh perempuan, laki-laki dan kelompok

berkebutuhan khusus lainnya (lansia, disable, anak-anak) sesuai

dengan kebutuhannya.

Safety, security, convinience

Memberikan keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna

(misalnya : penerangan jalan, bebas banjir, desain bangunan yang

aman, desain trotoar yang bebas halangan).

Gender Equity for basic needs

Memberikan kesetaran aksesibilitas terhadap layanan dasar laki-laki

dan perempuan, lansia, disable, anak-anak, safety, security, health

(human needs).

Environmental friendly

Dilengkapi dengan fasilitas infrastruktur yang ramah lingkungan

sesuai dengan kebutuhan perempuan, laki-laki dan kelompok

berkebutuhan khusus lainnya.

4.6 Penerapan Pengarusutamaan Gender (PUG) di lingkungan

Kementerian PUPR

Kebijakan Kementerian PUPR yang menerapkan pengarusutamaan

gender antara lain tersedianya 31 ruang laktasi di gedung

Page 52: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 43

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Kementerian PUPR dan Taman Penitipan Anak di Kampus PUPR.

Lingkungan Kampus PUPR juga didesain ramah bagi penyandang

difabel dengan dibangunnya jalur landai dan jalur kuning tuna netra di

area pejalan kaki dan memiliki taman dengan bangku-bangku sebagai

ruang terbuka hijau, lift dan rauang parkir khusus bagi difabel.

Sebagai bukti kesetaraan peran pria dan wanita di Kementerian PUPR

dalam pembangunan infrastruktur, saat ini dari 16 Pejabat tinggi

madya, 4 diantaranya merupakan wanita.

Kementerian PUPR juga telag berhasil menerbitkan berbagai

peraturan yang bersifat responsif gender, antara lain Pedoman

pelaksanaan program Sanitasi berbasis Masyarakat (SANIMAS),

Pengelolaan air minum dan Sanitasi berbasis Masyarakat (PAMSIMAS),

Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Selain itu peraturan tentang

kemudahan dan/atau bantuab untuk mendapatkan rumah subsidi

menyertakan bahwa penghasilan yang diperhitungkan tidak hanya

suami namun juga penghasilan istri.

Penerapan Aspek Gender Pada Infrastruktur Bidang PUPR juga dapat

dilihat dalam hal-hal berikut ini :

a. Bidang Jalan/Bina Marga

Pendekatan : seminimal mungkin adanya tangga, sebanyak mungkin

adanya ruang terbuka publik.

b. Bidang Jalan/Bina Marga

Pendekatan : seminimal mungkin adanya tangga, sebanyak mungkin

adanya ruang terbuka publik.

Page 53: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 44

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

c. Jalan Raya

Tersedia tempat peristirahatan untuk publik dengan fasilitas

toiletnya, tersedia tempat penyebrangan yang dapat diakses oleh

semua kelompok gender.

d. Jalan Lingkungan

Tersedianya penerangan jalan yang cukup untuk pejalan kaki di

malam hari.

Gambar 4.2. Jembatan Penyeberangan

Page 54: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 45

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 4.3. Zebra Cross Ramah Gender di Semarang

Gambar 4.4. Perumahan

Penyediaan rumah untuk kelompok disabilitas, baik akses mendapatkan

rumah murah maupun akses pendanaan perumahan.

Fasilitas di dalam rumah aman bagi kelompok disabilitas

Sarana di Lingkungan perumahan aman bagi berbagai kelompok

masyarakat termasuk anak-anak.

Page 55: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 46

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

Gambar 4.5. Sanitasi dan Air Minum

Masyarakat mendapatkan akses air minum dan sanitasi melalui keran

umum, toilet umum atau MCK umum dengan cara cicilan atau discount

untuk biaya sambungan rumah.

Tersedia saluran pengaduan pelayanan air minum dan sanitasi yang

responsive.

4.7 Latihan

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar !

1. Jelaskan definisi pengarusutamaan gender berdasarkan Inpres No.9

Tahun 2000 !

2. Jelaskan mengenai isu gender dalam berbagai bidang pembangunan !

3. Jelaskan mengenai wujud kesetaraan gender !

Page 56: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 47

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

4.8 Rangkuman

Dalam setiap penyelenggaraan pembangunan, khususnya

pembangunan infrastruktur bidang PUPR, harus selalu berlandaskan pada

prinsip pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan daya dukung

agar hasil pembangunan selain dapat dimanfaatkan untuk generasi

sekarang juga dapat diwariskan pada generasi mendatang. Tekait perlunya

pengarusutamaan gender (PUG) menjadi hal yang harus diperhatikan

karena diartikan sebagai strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan

gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan,

pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan nasional yang memperhatikan kualitas hidup, pengalaman,

aspirasi, kebutuhan dan permasalahan laki-laki dan perempuan (orang

lanjut usia, anak-anak di bawah umur, orang-orang dengan kebiasaan

berbeda/difable, serta orang-orang yang tidak mampu secara

ekonomi),yang diperoleh dari indikator kesetaraan akses, kontrol,

partisipasi dalam pembangunan dalam memperoleh manfaat hasil-hasil

pembangunan.

Dalam kaitan tersebut, maka diperlukan peningkatan efektifitas

kelembagaan Pengarusutamaan Gender (PUG) ke dalam budaya internal

organisasi, mewujudkan penyelenggaraan infrastruktur bidang PUPR yang

terintegrasi dengan aspek gender, serta mewujudkan Perencanaan dan

Penganggaran Responsif Gender (PPRG) di seluruh unit organisasi.

Page 57: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 48

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

4.9 Evaluasi

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih jawaban yang

paling benar!

1. Dibawah ini adalah kelompok masyarakat yang responsif gender,

kecuali :

a) Wanita

b) Lansia

c) Anak kecil dan pemuda

d) Person with disabilities

e) Anggota kepolisian

2. Yang termasuk konsep gender adalah sebagai berikut ini :

a) Tidak bisa berubah

b) Berlaku sepanjang masa

c) Berlaku dimana saja

d) Tergantung budaya masing-masing

e) Ditetapkan oleh Tuhan

3. Konsep kesetaraan gender adalah sebagai berikut ini, kecuali :

a) Akses

b) Partisipasi

c) Kontrol

d) Fleksibiltas

e) Manfaat

Page 58: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 49

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Peran infrastruktur sangat penting dalam mewujudkan

pemenuhan hak dasar rakyat seperti pangan, sandang,

papan, rasa aman, pendidikan dan kesehatan. Selain itu,

infrastruktur juga memegang peranan penting dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan daya saing

global. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

yang menangani infrastruktur pekerjaan umum dan

perumahan rakyat sebagai bagian dari bidang infrastruktur,

berkewajiban untuk mendukung hal tersebut melalui

pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan, responsif

gender, serta berlandaskan tata kelola pemerintahan yang

baik dalam proses pencapaian tujuan pembangunan nasional.

Dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur,

Kementerian PUPR harus didukung oleh ASN PUPR yang

kompeten dan juga memiliki mental dan moral yang tangguh.

Karena pada masa sekarang ini, Kementerian PUPR

menghadapi tantangan berat untuk menjaga integritas dan

budaya anti korupsi, mengantisipasi masuknya narkoba dan

perlunya perspektif gender dalam penyelenggaraan

infrastruktur.

Page 59: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 50

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

5.2 Tindak Lanjut

Peserta pelatihan diharapkan dapat mengimplementaskan materi

peningkatan integritas, pencegahan bahaya narkoba dan

pengarusutamaan gender. Peserta dapat memperkaya informasi

untuk mendukung pelaksanaan tugas melalui pendalaman materi

terhadap literatur mauun kebijakan yang tertera dalam Daftar Pustaka

modul ini.

Page 60: Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya …...Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional b Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan

Pusdiklat Manajemen dan Pengembangan Jabatan Fungsional 51

Modul Peningkatan Integritas, Pencegahan Bahaya Narkoba dan Pengarusutamaan Gender

2019

DAFTAR PUSTAKA

Undang – undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara;

Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan

Pelatihan Jabatan Aparatur Sipil Negara;

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah;

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen

Aparatur Sipil Negara;

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona

Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No.26/PRT/M/2017 Tentang Panduan Pembangunan Budaya Integritas di

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor

10/PRT/M/2017 Tentang Tata Cara Pengaduan Pelanggaran Melalui

Whistleblowing System di Kementerian PUPR;

SE Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.18/SE/M/2017

Tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di Kementerian

PUPR.