penyuluhan label

Upload: agus-andrianto

Post on 07-Mar-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengemasan

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGEMASAN

PELABELAN PANGAN/HASIL PERTANIAN

Oleh:SutriyaniA1H006015

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO2008I. PENDAHULUANA. Latar BelakangSebagian besar jenis makanan merupakan barang yang mudah rusak atau barang yang tak tahan lama, sehingga memerlukan perlindungan selama proses produksi hingga sampai ke tangan konsumen. Keberadaan kemasan dalam makanan tersebut untuk melindungi produk dari keperluan bahaya fisik, bahaya lingkungan, bahaya biologi dan bahaya sosial.Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya. Produk tidak hanya terdiri dari barang yang berwujud, tetapi definisi produk yang lebih luas meliputi objek fisik, jasa, kegiatan, orang, tempat, organisasi, ide atau campuran dari hal-hal tersebut.Keputusan produk telah banyak menarik perhatian masyarakat. Ketika membuat keputusan seperti itu, pemasar sebaiknya mempertimbangkan secara hati-hati masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan perolehan atau pembuatan produk, perlindungan hal paten, kualitas dan keamanan produk, dan jaminan atau garansi produk.Keputusan produk meliputi beberapa tahap, yaitu tentang keputusan mengenai atribut produk, pemberian merek, pengemasan, pelabelan, dan jasa pendukung publik. Di bawah ini gambar keputusan mengenai masing-masing produk.

B. Tujuan1. Mahasiswa mampu memahami praktek pelabelan yang benar dan baik.2. Mahasiswa mampu membaca dan menganalis fungsi-fungsi label yang tertera pada produk.3. Memahami mampu menganalisa dan mengapresiasi desain label.

II. TINJAUAN PUSTAKAInformasi tentang produk, pada umumnya tertera pada apa yang disebut sebagai label. Menurut definisinya label adalah tulisan, tag, gambar, atau deskripsi lain yang tertulis, dicetak, distentil, diukir, dihias, atau dicantumkan dengan jalan apapun, pemberian pesan yang melekat pada suatu wadah atau pengems. Ada juga definisi lain yang menyatakan bahwa pemberian kesan yang melekat pada atau termasuk di dalamnya menjadi bagiaan dari atau menemani setiap makanan termasuk dalam kriteria sebagai label produk.Tujuan pelabelan secara garis besar adalah sebagai berikut:1. Memberi informasi tentang isi produk yang diberi label tanpa harus membuka kemasan.2. Berfungsi sebagai sarana komunikasi produsen kepada konsumen tentang hal-hal yang perlu diketahui oleh konsumen tentang produk tersebut, terutama hal-hal yang kasat mata atau tak diketahui secara fisik.3. Memberi petunjuk yang tepat pada konsumen hingga diperoleh fungsi produk yang optimum.4. Sarana periklanan bagi produsen.5. Memberi rasa aman bagi konsumen.Peraturan pelabelan produk pangan olah di Indonesia diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 79/Menkes/PER/III/1978. Dalam peraturan tentang label dan periklanan makanan ini diatur tentang tata cara pelabelan serta ketentuan-ketentuan yang menyertainya. Peraturan ini telah dilengkapi dengan keputusan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM) No. 02240/B/S/SK/VII/1991 yang diterbitkan pada tanggal 2 Juli 1996.Berdasarkan peraturan yang berlaku, label harus dapat memberikan informasi yang tidak menyesatkan mengenai sifat, bahan kandungan, asal, daya tahan, nilai ataupun kegunaanya. Label dan periklanan harus jelas dan berisi keterangan yang lengkap serta mudah dibaca. Untuk itu dalam peraturan-peraturan tersebut, khususnya dalam surat keputusan Dirjen POM. Dimuat tata cara terperinci yang perlu dipatuhi oleh pembuatan tabel.Produk-produk pangan untuk tujuan ekspor, pelabelan tentunya harus juga memperhatiakan peraturan pelabelan yang berlakuya di negara tujuan ekspor, misalnya NLEA (the Nutrition Labelling and Education)untuk USA atau JAS (Japan Agriculture Safety) untuk Jepang, selain juga peraturan dari organisasi dunia, seperti Codex Alimentarius Commision (WHO).Pelabelan di Indonesia ditulis berdasarkan pedoman yang meliputi kriteria penulisan dan isi label. Kriteria penulisan label mencakup (a) tulisan dengan huruf Latin atau Arab, (b) ditulis dengan bahasa Indonesia dengan huruf lati atau Arab, (c) ditulis lengkap, jelas, mudah dibaca (ukuran huruf minimal 0,75mm, warna kontras), (d) tidak boleh dicantumkan kata, tanda, gambar dan sebagainya yang menyesatkan, (e) tidak boleh dicantumkan referensi, nasihat, pernyataan dari siapapun dengan tujuan menaikkan penjualan. Isi label mencakup (a) informasi yang harus dicantumkan pada label, (b) pernyataan (calim) pada labrl periklanan, dan (c) gambar pada label/iklan.

III. METODOLOGIA. Alat dan BahanAlat dan Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah:1. Label dari 10 macam produk2. Alat tulisB. Cara Kerja1. Tiap kelompok menyiapkan 10 macam kemasan produk yang berbeda dengan kelompok lain.2. Mencatat seluruh informasi yang tercantum pada label dengan format sebagai berikut:No.Macam InformasiInformasi pada sampel label

1.Nama makanan/Nama produk

2.Komposisi atau daftar Ingredien

3.Isi Netto

4.Nama dan alamat pabrik/Importir

5.Nomor Pendaftaran

6.Kode Progeksi

7.Tanggal kadaluarsa

8.Petunjuk atau Cara penggunaan

9.Petunjuk atau cara penyimpanan

10.Nilai Gizi

11.Sertifikasi (Halal, ISO, HACCP dll)

12.Tulisan atau pernyataan khusus

3. Menghitung prosentase kemasna yang mencantumkan 16 informasi.4. Menghitung prosentase kemasan yang mencatumakan label halal5. Mebuat penilaian kesukaan terhadap desain label.

IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil PengamatanTerlampirB. PembahasanKemasan dan labelling merupakan salah satu alat strategis yang umum digunakan perusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang optimal. Dalam praktek perdagangan, alat strategis dimanfaatkan tidak saja sebagai pelindung dalam kemasan atau sumber informasi tentang barang bagi konsumen, tetapi juga digunakan sebagai alat promosi untuk mendukung penampilan dan daya tarik barang.Penggunaan kemasan dan labelling juga telah berkembang sedemikian rupa sehingga menjadi salah satu bentuk yang harus diikuti dalam kegiatan perdagangan antar dunia. Penetapan standar kemasan dan labelling yang relatif sulit dipenuhi oleh pengusaha eksportir sering dimanfaatkan sebagai alat atau hambatan untuk membatasi atau mengendalikan masuknya barang tertentu ke negarra lain.Label kadang-kadang disebut juga etiket. Dalam pengertian perdagangan maka etiket didefinisikan sebagai label yang diletakkan, dicetak, diukir atau dicantumkan dengan jalan apapun pada wadah atau pembungkus. Etiket tersebut harus cukup besar agar dapat menampung semua keterangan yang diperlukan mengenai produk dan tidak boleh mudah lepas, luntur atau lekang karena air, gosokan atau pengaruh sinar matahari.Khusus untuk makanan dan minuman pada label kemasan sekurang-kurangnya dicantumkan hal-hal berikut (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 79/Menkes/Per/III/1978 tentang label dan periklanan makanan):1. Nama makanan atau merk dagang.2. Komposisi, kecuali untuk makanan yang cukup diketahui komposisinya secara umum.3. Isi netto4. Nama dan alamat perusahaaan yang memproduksi atau mengedarkan.5. Nomor pendaftaran.6. Kode produksi.Secara keseluruhan pernyataan atau keterangan yang terdapat pada label harus ditulis dengan jelas, ukuran angka dan huruf cukup besar serta warna yang cukup kontras dengan latar belakangnya. Pada makanan yang memerlukan cara penyimpanan, penggunaan atau penyimpanan secara khusus perlu dicantumkan petunjuk mengenai hal tersebut pada pelabelan. Informasi yang diberikan pada label tidak boleh menyesatkan konsumen.Produk dapat ditawarkan dengan berbagai fitur. Sebuah model awal tanpa tambahan yang menyertai produk tersebut menjadi titik awalnya. Perusahaan dapat menciptakan model tingkatan yang lebih tinggi dengan menambahkan berbagai fitur. Fitur merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen awal yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.Cara lain untuk menambahkan nilai bagi pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang khas. Desain dapat menjadi alat persaingan yang sangat baik bagi armada pemasaran perusahaan. Desain yang baik dapat memberikan kontribusi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Gaya dan desain yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, memotong biaya produksi dan memberikan keunggulan bersaing di pasar sasaran. Keahlian khas para pemasar profesional adalah kemampuan mereka menciptakan, memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek produk dan jasa mereka. Merek adalah suatu nama, kata, tanda, simbol, atau desain, atau kombinasi dari semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang penting dan merek dapat menambah nilai produk. Perusahaan mempunyai empat pilihan ketika harus memilih strategi merek. Perusahaan dapat memperkenalkan perluasan lini (merek yang telah ada diubah ke dalam bentuk, ukuran, dan rasa yang baru untuk kategori produk yang sudah ada), perluasan merek (nama merek yang ada diperkenalkan ke kategori produk baru), aneka merek (nama merek baru diperkenalkan ke kategori produk yang sama), atau merek baru (merek baru untuk kategori produk yang baru).Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau pembungkus produk. Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang dikhususkan untuk menyimpan, mengindentifikasi, dan mengirim produknya. Pelabelan, informasi yang dicetak pada atau di dalam kemasan juga termasuk bagian dari pengemasan.Label dapat bervariasi mulai dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga grafik rumit yang merupakan bagian dari kemasan. Label menampilkan beberapa fungsi. Pada tingkatan paling akhir, label mengidentifikasi produk atau merek. Label juga menjelaskan beberapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana dibuat, kapan dibuat, isinya, bagaimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana menggunakannya dengan aman. Terakhir, label dapat mempromosikan produk melalui gambar yang atraktif.Persyaratan umum tentang pernyataan (klaim) yang dicantumkan pada label kemasan adalah:1. Tujuan informasi gizi adalah memberikan informasi kepada konsumen meliputi informasi zat gizi yang terkandung bukan petunjuk berapa harus dimakan.2. Tidak boleh menyatakan seolah-olah makanan yang berlabel gizi mempunyai kelebihan daripada makan yang tidak berlabel.3. Tidah boleh membuat pernyataan adanya niai khusus, bila nilai khusus tersebut tidak sepenuhnya berasal dari bahan makanan tersebut, tetapi karena dikomendasikan dengan produk lain. Misalnya sereal disebut kaya protein, yang ternyata karena dicampur dengan susu pada saat dikonsumsi.4. Gambar atau logo pada label tidak boleh menyesatkan dalam hal asal, isi, bentuk, komposisi, ukuran dan warna.Praktikum kali ini mengamati pelabelan pada sepuluh produk makanan. Adapun nama produknya yaitu Kis Mint, You C-1000, Oreo, Gerry Salut,Pocari sweat, Vit C 1000 ml, Fruit Tea, Energen, Mizone dan Mie Sedap. Dari kesepuluh produk ini ada beberapa produk yang tidak terdapat cara atau petunjuk penggunaan. Hal ini dikarenakan produk-produk tersebut merupakan produk siap saji.Banyaknya persentase kemasan yang menyantumkan 16 informasi yaitu sebesar 0%. Persentase kemsan yang menyantumkan label halal yaitu sebesar 90%. Sedangkan untuk penilaian skoring, persentase sangat suka sebesar 183,33%, persentase suka sebesar 516,67%, persentase tidak begitu suka sebesar 200%, dan persentase tidak suka sebesar 100%. V. KESIMPULAN

1. Pelabelan dicantumkan pada suatu produk dengan tujuan memeri informasi mengenai produk tersebut baik tanggal kadaluarsa, kode produksi, informasi gizi, sertifikasi dan lainnya yang penting untuk para konsumen. 2. Banyaknya persentase kemasan yang menyantumkan 16 informasi yaitu sebesar 0%. Persentase kemsan yang menyantumkan label halal yaitu sebesar 90%. Sedangkan untuk penilaian skoring, persentase sangat suka sebesar 183,33%, persentase suka sebesar 516,67%, persentase tidak begitu suka sebesar 200%, dan persentase tidak suka sebesar 100%.

DAFTAR PUSTAKALabuza. 1982. Shelf-Life Datting of Food. Food and Nutrition Press Inc. Westport Connecticut, USA.

Rokhani, H. 2006. Teknologi Pengolahan Minimal. Majalah Food Review Vol 1. No 10. PT. Madia Pangan Indonesia. Bogor.

Syarief, R. S., Santausa, dan B. Isyana. 1988. Buku dan Monograf Teknologi Pengemasan Pangan. Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi. IPB, Bogor.

Tim Penyusun. 2007. Petunjuk Praktikum Teknik Pengemasan. Fakultas Pertanian UNSOED, Purwokerto.