penyuluhan 8 langkah

17
I. ANALISA MASALAH KESEHATAN DAN PERILAKU A. ANALISA MASALAH KESEHATAN - Masalah kesehatan yg akan dipecahkan adalah perilaku membuang sampah sembarangan. - Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai perilaku membuang sampah sembarangan serta dampak yang ditimbulkan akibat sampah yang dibiarkan begitu saja di sekitar pemukiman. - Sifat masalah o Beratnya : Meningkatnya angka kesakitan penyakit akibat pembuangan sampah sembarangan seperti diare, tifoid, cacingan, maupun penyakit kulit pada semua umur o Luasnya : sebagian besar penduduk desa tanjung pasir memiliki perilaku membuang sampah sembarangan - Epidemiologi masalah Acuan mengenai timbulan sampah kota di Indonesia adalah SNI S-04-1993-03 yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (SNI). Dalam SNI, ditetapkan bahwa timbulan sampah di kota sedang adalah 0,7-0,8 kg/orang.hari, sedangkan di kota kecil sebesar 0,5-0,6 kg/orang.hari. Besaran timbulan sampah ini berada pada kisaran timbulan sampah antara negara berpenghasilan rendah (0,5 kg/orang.hari) dan menengah (0,9 kg/orang.hari) 1

Upload: bayu-raharjo

Post on 30-Nov-2015

28 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: penyuluhan 8 langkah

I. ANALISA MASALAH KESEHATAN DAN PERILAKU

A. ANALISA MASALAH KESEHATAN

- Masalah kesehatan yg akan dipecahkan adalah perilaku membuang sampah

sembarangan.

- Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai perilaku membuang sampah

sembarangan serta dampak yang ditimbulkan akibat sampah yang dibiarkan begitu

saja di sekitar pemukiman.

- Sifat masalah

o Beratnya : Meningkatnya angka kesakitan penyakit akibat pembuangan

sampah sembarangan seperti diare, tifoid, cacingan, maupun penyakit kulit

pada semua umur

o Luasnya : sebagian besar penduduk desa tanjung pasir memiliki perilaku

membuang sampah sembarangan

- Epidemiologi masalah

Acuan mengenai timbulan sampah kota di Indonesia adalah SNI S-04-1993-03 yang

ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (SNI). Dalam SNI, ditetapkan bahwa

timbulan sampah di kota sedang adalah 0,7-0,8 kg/orang.hari, sedangkan di kota

kecil sebesar 0,5-0,6 kg/orang.hari. Besaran timbulan sampah ini berada pada

kisaran timbulan sampah antara negara berpenghasilan rendah (0,5 kg/orang.hari)

dan menengah (0,9 kg/orang.hari)

Pola pengelolaan sampah kota dapat digambarkan secara hierarkis (Gambar 1).

Gambar tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat hierarki kegiatan

pengelolaan sampah, semakin rendah biaya yang dibutuhkan. Tingkat hierarki

terendah dalam penanganan sampah kota konvensional adalah pembuangan akhir

(Gambar 1a). Pada hierarki ini, sampah dianggap tidak memiliki nilai dan harus

dibuang atau dimusnahkan. Sebagai konsekuensinya, dibutuhkan biaya investasi

dan operasional yang tinggi, termasuk biaya untuk mengatasi berbagai dampak

lingkungan yang terjadi. Penerapan pengelolaan sampah kota yang menekankan

semua bentuk buangan padat merupakan residu yang harus dibuang, tidak

1

Page 2: penyuluhan 8 langkah

mendukung MDGs keenam, yaitu sustainabilitas lingkungan. Teknologi

pembuangan sampah yang dilaksanakan di kebanyakan kota di Indonesia masih

menyebabkan terjadinya emisi bau, metana, serta gas-gas lainnya ke atmosfir.

Selain itu, juga timbul pencemaran tanah dan air tanah akibat lindi yang terbentuk,

serta terjadinya perkembang-biakan vektor-vektor penyakit, seperti lalat dan tikus.

(a) Konvensional (b) Trend masa depan

Gambar 1. Hierarki pengelolaan sampah kota

(Rudden, 2006, dimodifikasi dalam Trihadiningrum, 2008).

2

Biaya tinggi

Pembuangan akhir

Energy recovery

Recycling

Reuse

Minimisasi

PencegahanPencegahan

Minimisasi

Reuse

Recycling

Energy recovery

Pembuangan akhir

Biaya rendah

Page 3: penyuluhan 8 langkah

B. ANALISA MASALAH PERILAKU

1. Perilaku ideal

o Mengetahui pentingnya cara pembuangan sampah dan pengelolaannya

o Membuat tempat pembuangan sampah yang ideal.

o Perilaku membuang sampah di tempat yang ideal.

2. Perilaku sekarang

a. Perilaku membuang sampah di pinggir jalan atau di pekarangan rumah

b. Tempat pembuangan sampah ideal yang tidak tersedia.

c. Sampah dan limbah rumah tangga yang tidak dikelola dengan baik.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ideal

a. Perilaku membuang sampah pada tempatnya akan menurunkan angka

kesakitan

b. Dapat mencegah terjadinya tempat perkembangbiakan serangga sebagai

vektor penyakit.

c. Dengan adanya perilaku bersih akan terlindungi dari pencemaran udara

dan air bersih

d. Akan berdampak kepada keluarga dan tetangga apabila menjaga

kebersihan diri.

e. Pengetahuan masyarakat yang tinggi dapat menyadarkan masyarakat

akan pentingnya perilaku membuang sampah pada tempatnya dan

pentingnya perilaku pengelolaan sampah yang baik.

4. Analisa untung rugi :

Keuntungan :

Apabila Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) berhasil dilakukan, maka

timbulan sampah dapat dikurangi hingga 68,3%. Kondisi ini sekaligus

3

Page 4: penyuluhan 8 langkah

menciptakan sanitasi lingkungan yang lebih baik, sehubungan dengan

berkurangnya dampak negatif sampah terhadap kesehatan masyarakat dengan

berkurangnya timbulan sampah. Dengan demikian, Program 3R sekaligus

menunjang target MDGs ke 4-6 yang terkait dengan peningkatan kesehatan anak

dan ibu, serta anggota masyarakat lainnya.

Daur ulang sampah memberikan keuntungan-keuntungan sebagai

berikut, sebagaimana diuraikan dalam USEPA (2006):

a. menghemat penggunaan sumber daya alam

b. mengurangi emisi gas-gas pencemar udara dan polutan lain

c. menghemat penggunaan energi

d. menyediakan bahan baku untuk industri

e. menyediakan lapangan kerja

f. menstimulasi perkembangan teknologi ramah lingkungan

g. mengurangi kebutuhan akan lahan TPA dan insinerator

Kerugian :

Sampah kota yang bersifat beracun apabila dibuang bersama jenis

sampah lainnya dapat masuk ke dalam lingkungan tanah, air dan udara, yang

pada akhirnya menembus rantai makanan. Kontaminan beracun yang masuk

dalam rantai makanan pada akhirnya dapat memengaruhi kesehatan manusia,

termasuk ibu dan anak. Upaya untuk mengurangi efek tersebut adalah dengan

memisahkannya dari sampah kota, dan mengelolanya dengan benar. Upaya ini

turut menunjang tercapainya tujuan keempat hingga ketujuh MDGs, yaitu

berkurangnya tingkat kematian anak, meningkatnya kesehatan Ibu, pengendalian

penyakit, dan tercapainya sustainabilitas lingkungan.

4

Page 5: penyuluhan 8 langkah

5. Faktor-faktor yang melatar belakangi perilaku sekarang

a. Tingkat pengetahuan yang rendah

b. Ketidaktersediaan tempat pembuangan sampah

c. Kebiasaan di keluarga

d. Kurangnya informasi mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

e. Kurangnya biaya untuk pembuatan tempat pembuangan sampah

6. Tahap-tahap adopsi perilaku

a. Kurangnya kesadaran diri terhadap perilaku membuang sampah

sembarangan.

b. Kurangnya pengetahuan masyarakat

c. Tidak memiliki niat untuk melakukan perilaku membuang sampah pada

tempatnya.

d. Tidak adanya upaya untuk mengubah perilaku

e. Meneruskannya kepada masyarakat sekitar

7. Skala analisa perilaku

a. Potensi untuk bisa berdampak pada masalah

- Tidak memberikan dampak pada masalah

- Memberikan dampak pada masalah

- Memberikan dampak yang besar

b. Feasibility

- Tidak memberikan hasil yang tepat.

- Memberi hasil yang agak cepat, positif, yang dirasakan oleh orang-

orang yang melaksanakan perilaku yang disarankan.

- Memberi hasil yang segera, positif dan cukup besar yang dirasakan

oleh orang – orang yang melaksanakan perilaku yang disarankan.

5

Page 6: penyuluhan 8 langkah

c. Approximation

- Sangat berbeda

- Agak serupa

- Sangat serupa dengan apa yang dilakukan saat ini

d. Complex

- Perlu banyak langkah dan latihan

- Agak gampang

- Sangat gampang dilaksanakan dan tidak perlu latihan

e. Cost

- Tinggi

- Sedang

- Rendah

8. Perilaku yang diharapkan

a. Mengetahui pentingnya membuang sampah pada tempatnya.

b. Perilaku membuang sampah pada tempatnya

c. Membuat tempat pembuangan sampah yang ideal dan pengelolaannya.

9. Analisa sumber daya

a. Dari pemerintah

Penyediaan jasa pengambilan sampah yang rutin.

b. Dari Lembaga Swadaya Masyarakat

Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya perilaku membuang

sampah pada tempatnya

c. Dari Masyarakat

Bersama-sama membuat tempat pembuangan sampah.

10. Pokok-pokok strategi perubahan untuk mencapai perilaku yang diharapkan

6

Page 7: penyuluhan 8 langkah

a. Penyuluhan mengenai perilaku membuang sampah pada tempatnya

b. Menggerakan masyarakat untuk mengelola sampah

II. MENETAPKAN SASARAN

A. SASARAN PRIMER

Masyarakat yang menjadi sasaran langsung yakni para warga Desa Tanjung Pasir

Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.

B. SASARAN SEKUNDER

Para Kader, ketua RT dan RW, tokoh masyarakat yang berperan dalam membantu

memberikan pendidikan serta contoh atau acuan perilaku kesehatan kepada warga

Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang Propinsi Banten.

III. MENETAPKAN TUJUAN

A. TUJUAN UMUM

Terciptanya perilaku membuang sampah pada tempatnya dikalangan masyarakat serta

berperan serta dalam pembangunan kesehatan dan kebersihan lngkungan

B. TUJUAN KHUSUS

1. Memberikan penjelasan dengan pendekatan kepada masyarakat mengenai

pengelolaan sampah.

2. Mengubah perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan.

IV. STRATEGI UMUM

1. ADVOCACY

a. Pendekatan kepada kepala puskesmas

b. Pendekatan kepada ketua RT dan ketua RW

c. Pendekatan kepada tokoh masyarakat

2. SOCIAL SUPPORT

7

Page 8: penyuluhan 8 langkah

a. Adanya contoh positif dari petugas kesehatan

b. Tersedianya tempat pembuangan sampah

c. Mengembangkan kemitraan dengan sektor lain

3. EMPOWERMENT

a. Peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan

4. PENDEKATAN DALAM PEMBERDAYAAN

a. RDD ( Research Development Dissemination)

Mengkaji masalah dan perilaku yang berkaitan dengan masalah ketersediaan

pembuangan dan pengelolaan sampah.

b. Problem solving

Masyarakat dilibatkan dalam proses pemecahan masalah

c. Social interaction

Memberdayakan petugas kesehatan untuk mengintervensi masalah perilaku

membuang sampah yang tidak pada tempatnya.

8

Page 9: penyuluhan 8 langkah

V. MENETAPKAN PESAN POKOK

1. PERILAKU YANG DIHARAPKAN : Kebiasaan perilaku Membuang sampah

Pada tempatnya

2. KEUNTUNGAN BAGI SASARAN : Kesehatan tubuh dan kebersihan

lingkungan

3. ALASANNYA : dapat terhindar dari berbagai macam penyakit

4. NADA PESAN : berupa selogan untuk mengajak masyarakat untuk Membuang

sampah pada tempatnya

5. SUMBER INFORMASI : berasal dari Depkes

6. CONTOH PESAN POKOK

“ AYO membiasakan diri membuang sampah pada tempatnya agar terhindar dari

berbagai macam penyakit dan untuk menjaga kebersihan lingkungan “

9

Page 10: penyuluhan 8 langkah

VI. MENETAPKAN SALURAN KOMUNIKASI

10

JENIS APA SASARAN TUJUAN BERAPA BESAR / BANYAK

1. INTERPERSONAL a. Visit rumah b. Wawancara

Seluruh anggota keluarga Binaan

Perilaku membuang sampah

Keluarga

2. CETAKAN a. Pamflet b. Slide

Seluruh anggota keluarga Binaan

Perilaku membuang sampah Keluarga

3. MEDIA MASSA - -

4. TRADISIONAL - -

Page 11: penyuluhan 8 langkah

VII. MENETAPKAN KEGIATAN OPERASIONAL

NO.JENIS

KEGIATANTEMPAT SASARAN TUJUAN WAKTU

YANG BERTANGGUNG

JAWABKET.

1.

Menghadap kepala

puskesmas

Puskesmas Tegal angus

Kepala puskesmas

Memperoleh dukungan

5 september

2013Dr.Taufit -

2.Melakukan penyuluhan

Kampung Empang

Keluarga Binaan di Kampung

Empang

Memberikan penyuluhan mengenai perilaku

membuang sampah

12 september

2013Ibu Ipon -

VIII. Tahap Pemantauan dan Penilaian

1. Pemantauan.

Untuk mengetahui program Kesehatan Dasar (Kesehatan lingkungan) telah berjalan dan memberikan hasil atau dampak

seperti yang diharapkan, maka perlu dilakukan pemantauan.11

Page 12: penyuluhan 8 langkah

Waktu pemantauan dapat dilakukan secara berkala atau pada pertemuan bulanan,

topik bahasannya adalah kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan dikaitkan

dengan jadwal kegiatan yang telah disepakati bersama. Selanjutnya kendala-kendala

yang muncul perlu dibahas dan dicari solusinya.

Cara pemantauan dapat dilaksanakan dengan melakukan kunjungan lapangan ke

tiap tatanan atau dengan melihat buku kegiatan/laporan kegiatan intervensi

penyuluhan perilaku membuang sampah pada tempatnya

.

2. Penilaian

Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen yang sudah dirancang sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai. Penilaian dilaksanakan oleh pengelola program kesehatan dasar ( kesehatan lingkungan ) lintas

program dan lintas sektor. Penilaian Kesehatan lingkungan meliputi masukan, proses dan luaran

kegiatan. Misalnya jumlah tenaga terlatih kesehatan lingkungan media yang telah dikembangkan,

frekuensi dan cakupan penyuluhan.

Waktu penilaian dapat dilakukan pada setiap tahun atau setiap dua tahun Caranya

dengan membandingkan data dasar program kesehatan dasar ( kesehatan lingkungan) dibandingkan dengan data program kesehatan dasar ( kesehatan lingkungan) hasil

12

Page 13: penyuluhan 8 langkah

evaluasi selanjutnya menilai kecenderungan masing-masing indikator apakah

mengalami peningkatan atau penurunan, mengkaji penyebab masalah dan

melakukan pemecahannya, kemudian merencanakan intervensi berdasarkan data

hasil evaluasi Program kesehatan dasar ( kesehatan lingkungan).

Menganalisis data kesehatan lingkungan oleh kader/koordinator kesehatan lingkungan

Melakukan analisis laporan rutin di Dinas Kesehatan kabupaten/kota (SP2TP)

Observasi. wawancara mendalam. diskusi kelompok terarah kepada petugas,

kader dan keluarga.

Hasil yang dicapai pada tahap pemantauan dan penilaian adalah :

1. Pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan perilaku membuang sampah sesuai rencana

2. Adanya pembinaan untuk mencegah terjadinya penyimpangan

3. Adanya upaya jalan keluar apabila terjadi kemacetan/hambatan

4. Adanya peningkatan program Kesehatan lingkungan perilaku membuang sampah

13