penyuluhan 2

3
SEMINAR NASIONAL “PERKEMBANGAN BARU STANDAR ANTROPOMETRI WHO 2005” KRIDANGGA BALLROOM, 1 st FLOOR HOTEL ATLET CENTURY JL. PINTU SATU SENAYAN JAKARTA 10270 TGL 21 MARET 2009 Diselenggarakan Oleh: DPP PERSAGI Latar Belakang Masalah gizi ganda merupakan masalah gizi yang dihadapi para ahli gizi di dunia. Berdasarkan data Susenas sampai tahun 2005, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita telah berhasil diturunkan dari 35,57% tahun 1992 menjadi 24,66% pada tahun 2000. Namun, terdapat kecenderung peningkatan kembali prevalensi pada tahun-tahun berikutnya (Susenas 2005). Pada tahun 2005, angka gizi kurang meningkat kembali menjadi 28%. (tidak termasuk Aceh). Dengan demikian terlihat bahwa terdapat kecenderungan jumlah balita penderita gizi buruk dan kurang cenderung meningkat. (Hidayat Syarief, 2005). Dilain pihak prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di kawasan Asia- Pasifik. Di Thailand, 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas. Selain itu masalah obesitas tidak saja terjadi pada orang dewasa tetapi telah dimulai pada masa anak anak. Penelitian yang dilakukan di Malaysia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa prevalensi obesitas mencapai 6,6% untuk kelompok umur 7 tahun dan menjadi 13,8% pada kelompok umur 10 tahun (Ismail & Tan, 1998 dalam Hamam, 2005). Diketahui juga bahwa lebih dari sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. (Hadi, Hamam 2005). Berdasarkan data-data tersebut, diketahui bahwa masalah gizi di Indonesia masih cukup banyak. Salah satu cara mengidentifikasi seseorang menderita gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, atau obesitas adalah melalui pengukuran antropometri, dan ahli gizi memiliki keahlian untuk melakukan pengukuran tersebut dan sekaligus merupakan kompetensi yang harus dimiliki. Dalam pelaksanan pengukuran antropometri, ahli gizi membutuhkan acuan pertumbuhan optimal anak. Beberapa pertemuan dilakukan untuk membahas standar baru antropometri yang dikeluarkan oleh WHO 2005 sebagai suatu bentuk sumbangsih PERSAGI terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi di dunia. Pada tahun 2006, Standar Antropometri WHO tersebut diperkenalkan di tingkat SEARO (South - East Asia Regional Office) dan Indonesia salah satu yang ikut serta di dalamnya. Di Indonesia, pertemuan pakar dari berbagai universitas dan profesi dilakukan oleh PERSAGI dan Direktorat Gizi (Ditzi) Diharapkan penggunaan Standar Antropometri WHO 2005 sudah dapat terealisir di tahun 2009. Antropometri WHO 2005 adalah didasarkan pada studi di 6 negara di dunia yaitu Brasil, Ghana, Norwey, Oman, USA, dan

Upload: phina-napitupulu

Post on 24-Jul-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: penyuluhan 2

SEMINAR NASIONAL

“PERKEMBANGAN BARU STANDAR ANTROPOMETRI WHO 2005”

KRIDANGGA BALLROOM, 1st FLOORHOTEL ATLET CENTURY

JL. PINTU SATU SENAYANJAKARTA 10270

TGL 21 MARET 2009

Diselenggarakan Oleh:

DPP PERSAGI

Latar Belakang

Masalah gizi ganda merupakan masalah gizi yang dihadapi para ahli gizi di dunia. Berdasarkan data Susenas sampai tahun 2005, prevalensi gizi buruk dan kurang pada balita telah berhasil diturunkan dari 35,57% tahun 1992 menjadi 24,66% pada tahun 2000. Namun, terdapat kecenderung peningkatan kembali prevalensi pada tahun-tahun berikutnya (Susenas 2005). Pada tahun 2005, angka gizi kurang meningkat kembali menjadi 28%. (tidak termasuk Aceh). Dengan demikian terlihat bahwa terdapat kecenderungan jumlah balita penderita gizi buruk dan kurang cenderung meningkat. (Hidayat Syarief, 2005). Dilain pihak prevalensi overweight dan obesitas meningkat sangat tajam di kawasan Asia-Pasifik. Di Thailand, 16% penduduknya mengalami overweight dan 4% mengalami obesitas. Selain itu masalah obesitas tidak saja terjadi pada orang dewasa tetapi telah dimulai pada masa anak anak. Penelitian yang dilakukan di Malaysia akhir-akhir ini menunjukkan bahwa prevalensi obesitas mencapai 6,6% untuk kelompok umur 7 tahun dan menjadi 13,8% pada kelompok umur 10 tahun (Ismail & Tan, 1998 dalam Hamam, 2005). Diketahui juga bahwa lebih dari sepertiga (36,1%) anak usia sekolah di Indonesia tergolong pendek ketika memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya kurang gizi kronis. (Hadi, Hamam 2005).Berdasarkan data-data tersebut, diketahui bahwa masalah gizi di Indonesia masih cukup banyak. Salah satu cara mengidentifikasi seseorang menderita gizi kurang, gizi baik, gizi lebih, atau obesitas adalah melalui pengukuran antropometri, dan ahli gizi memiliki keahlian untuk melakukan pengukuran tersebut dan sekaligus merupakan kompetensi yang harus dimiliki. Dalam pelaksanan pengukuran antropometri, ahli gizi membutuhkan acuan pertumbuhan optimal anak. Beberapa pertemuan dilakukan untuk membahas standar baru antropometri yang dikeluarkan oleh WHO 2005 sebagai suatu bentuk sumbangsih PERSAGI terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi di dunia. Pada tahun 2006, Standar Antropometri WHO tersebut diperkenalkan di tingkat SEARO (South - East

Asia Regional Office) dan Indonesia salah satu yang ikut serta di dalamnya. Di Indonesia, pertemuan pakar dari berbagai universitas dan profesi dilakukan oleh PERSAGI dan Direktorat Gizi (Ditzi) Diharapkan penggunaan Standar Antropometri WHO 2005 sudah dapat terealisir di tahun 2009. Antropometri WHO 2005 adalah didasarkan pada studi di 6 negara di dunia yaitu Brasil, Ghana, Norwey, Oman, USA, dan India. Melibatkan lebih dari 12.000 bayi sehat dan anak-anak dengan melakukan study longitudinal untuk anak usia 0-24 bulan dan cross-sectional pada anak-anak usia 18-71 bulan. Kriteria pemilihan bayi yang dimasukkan dalam studi ini adalah tidak adanya sakit dan hambatan sosial ekonomi yang dapat menghambat pertumbuhan anak, dan ibunya saat hamil tidak merokok dan menyusui bayinya saat lahir secara eksklusif sampai usia minimal 4 bulan. Penilaian pertumbuhan tidak saja didasarkan pada perkembangan ukuran tubuh tetapi juga pada perkembangan motorik anak dalam perkembangannya sejak lahir. Standar antropometri WHO 2005 didesain untuk seluruh anak di dunia yang berusia 0-5 tahun yang studinya saat ini masih berlanjut untuk usia yang lebih tua agar tumbuh dan berkembang secara optimal. (WHO 2005). PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), sebagai wadah perkumpulan ahli gizi mempunyai kewajiban untuk memperkenalkan Standar Antropometri WHO 2005 kepada ahli gizi seluruh Indonesia terlebih lagi kepada mereka yang bertugas langsung di masyarakat dan rumah sakit. Melalui kesempatan yang berbahagia ini, DPP PERSAGI akan mengadakan Seminar Nasional Pengenalan Standar Antropometri WHO 2005 dengan tema “Perkembangan baru standar antropometri WHO 2005“.

Tujuan:1. Mensosialisasikan standar antropometri WHO 2005

yang akan diterapkan secara nasional.

Page 2: penyuluhan 2

2. Memberikan informasi dan cara penggunaan standar antropometri dan KMS (Kartu Menuju Sehat) terbaru.

Keluaran: Para ahli gizi dapat memahami standar antropometri

terbaru dan mengaplikasikan di masyarakat untuk mendeteksi masalah gizi masyarakat sedini mungkin sehingga masalah gizi dapat diatasi sesegera mungkin.

Peserta:- Ahli Gizi perwakilan dari DPP PERSAGI- Ahli Gizi perwakilan dari DPD PERSAGI- Ahli Gizi perwakilan dari DPC PERSAGI- AsDI- Ahli Gizi Seluruh Indonesia

Tempat dan Waktu Seminar:Hotel Atlet Century, Kridangga Ballroom, 1st FloorJl. Pintu Satu Senayan, JakartaHari Sabtu 21 Maret 2009

Biaya & Fasilitas:Biaya Rp 250.000,- (Dua ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) per orang. Biaya sudah termasuk: seminar kit, makalah, sertifikat, makan siang & snack.

Biaya seminar dapat ditransfer melalui: Bank MANDIRI Cabang RSPPNo Rekening 126- 00 - 0460692- 6a.n DPP PERSAGI

Batas akhir waktu pendaftaran:16 Maret 2009

Informasi Seminar dapat menghubungi:Sekretariat DPP PERSAGI (021) 7396403Nurilah : 085880792257Aruni : 081316816367

Susunan Acara

Waktu Acara

08.00-08.30 Registrasi

08.30-09.00 Coffee Break

09.00-09.30 Pembukaan :- Ka. Panitia :

Moesijanti Y.E. Soekatri, M.C.N, Ph.D.- Ketua Umum DPP

Persagi: Dr. Drs. Arum Atmawikarta, S.K.M., M.P.H.MC : Siti Mutia R., SKM, M.Si Marzuki Iskandar, S.T.P., M.T.P.

09.30-10.10 Sesi I Moderator : Ir. Basuki Budiman, M.Sc.P.H.“Aspek Genetik dan Lingkungan dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Balita”Pembicara : dr. Soedjatmiko, Sp.A., M.Psi

10.10-10.50 Pembicara : Dr. Minarto, M.P.S.“Latar belakang adanya standar baru antropometri WHO 2005, alasan Indonesia mengadopsinya, dan pengaruhnya ke Program Gizi”

10.50-11.30 Pembicara : Dr. Abas Basuni Jahari, M.Sc. “Apa dan bagaimana Standar Antropometri WHO 2005?”

11.30-12.30 Diskusi & Tanya Jawab

12.30-13.30 Lunch & Pray

13.30-14.10 Sesi II Moderator : Dr. Iman Sumarno, M.P.H.Pembicara : Idrus Jus’at, M.Sc., Ph.D.“Pengenalan dan Penggunaan KMS (Kartu Menuju Sehat) Terbaru”

14.10-14.50 Pembicara : Dr. Atmarita, M.P.H. “Implikasi penggunaan Standar Antropometri WHO 2005 pada Riset Kesehatan Dasar”

14.50-15.50 Diskusi & Tanya Jawab

15.50-16.00 PenutupanMC : Siti Mutia Rahmawati, S.K.M., M.Si.

Marzuki Iskandar, S.T.P., M.T.P.

16.00-16.15 Coffee Break

FORMULIR PENDAFTARAN

DATA PRIBADI:

Nama lengkap : ...............................................

Tempat/tgl lahir : ..............................................

Pekerjaan : ...............................................

Alamat kantor : ...............................................

Telp/Fax kantor : ...............................................

Alamat rumah : ...............................................

Telp/HP : ...............................................

E-mail : ...............................................

Pendaftar

.....................

Kirim atau fax formulir pendaftaran (per orang) dan bukti pembayaran ke:Sekretariat DPP PERSAGIJl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120Telp / Fax : (021) 7396403

Page 3: penyuluhan 2

Fax : (021) 7395383