satuan acara penyuluhan rb 2
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“PERAWATAN NIFAS”
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
OLEH :
KELOMPOK 1E :
Ana Megitati
Efika Wenny
Muhammad Junaid
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2012
PROFESI PROGRAM BXIII
KEPERAWATAN MATERNITAS
MAHASISWA FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG CENDRAWASIH RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
Tanggal 22 Juni 2012
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
Bidang studi : Ilmu Keperawatan Maternitas
Topik : Perawatan Nifas
Sasaran : Pasien dan keluarga di Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo
Tempat : Ruang PKMRS Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Jumat, 29 Juni 2012
Waktu : 09.00-09:45 WIB (45 menit)
I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum :
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang Perawatan Nifas selama 45 menit,
diharapkan pasien dan keluarga di Ruang Cendrawasih RSUD. Dr. Soetomo
Surabaya dapat mengerti dan memahami tentang Perawatan Nifas
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien dan keluarga di Ruang Cendrawasih RSUD
Dr. Soetomo Surabaya diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian masa nifas
2. Menjelaskan tujuan perawatan nifas
3. Menjelaskan tanda-tanda bahaya masa nifas
4. Menjelaskan perawatan masa nifas
5. Menjelaskan cara menyusui bayi
II. Materi
1. Pengertian masa nifas
2. Tujuan perawatan nifas
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas
4. Perawatan masa nifas
5. Cara menyusui bayi
III. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
IV. Media
LCD dengan Powerpoint
Leaflet
V. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta Penanggung
Jawab
1. Pembukaan
5 menit
Mengucapkan
salam.
Memperkenalkan
diri
Menjelaskan
tujuan dari penyuluhan
Kontrak waktu
Menjelaskan
mekanisme kegiatan
Menjawab
salam
Men
dengarkan
Me
mperhatikan
Me
mperhatikan
Moderator
2. Pelaksanaan
20 menit
Menggali pengetahuan dan
pengalaman peserta
Menjelaskan tentang
pengertian perawatan nifas
Menjelaskan tujuan
perawatan nifas
Menjelaskan tanda-tanda
bahaya masa nifas
Menjelaskan tentang
Memperhatikan
Me
mperhatikan
Me
mperhatikan
Me
Penyaji
Moderator
Fasilitator
perawatan nifas
Menjelaskan cara
menyusui bayi
mperhatikan
Me
mperhatikan
Bert
anya
3. Evaluasi
13 menit
Evaluasi materi
Menanyakan
kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan
Men
jawab
pertanyaan
Moderator
4. Penutup
2 menit
Membacakan
kesimpulan
Mengucapkan
terima kasih atas peran serta
peserta.
Mengucapkan
salam penutup
Membagi leaflet
Men
dengarkan
Men
jawab salam
Moderator
VI. Setting Tempat
Moderator Pembicara
Fasilitator Peserta Fasilitator
Fasilitator
Observer
Layar
VII. Pembagian Tugas
1. Moderator
Membuka acara penyuluhan
Membacakan susunan acara
Mengendalikan acara sesuai dengan jadwal
2. Pembicara
Menyajikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan peserta
3. Observer
Mengevaluasi pelaksanaan penyuluhan (peran panitia, proses, hasil)
Membuat laporan pelaksanaan penyuluhan.
VIII. Pengorganisasian
Pembimbing Akademik : Esty Yunitasari, S.Kp., M.Kes.
Pembimbing Klinik : Harjini, Amd. Keb
Pelaksanaan :
a. Moderator : Efika Weny
b. Pembicara : Ana Megitati
c. Observer : Muhammad Junaid
IX. Evaluasi
a. Evalusi Struktur
Pasien dan keluarga yang sedang dirawat di Ruang Cendrawasih RSUD Dr.
Soetomo
Penyelenggaraan penyuluhan di Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa S1
Keperawatan Unair dengan perawat Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo
b. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan
Peserta mengikuti penyuluhan sampai selesai
Peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
Kegiatan perencanaan dan pengorganisasian sesuai dengan job description.
c. Evaluasi Hasil
Peserta mengetahui tentang pengertian, tujuan, tanda bahaya, perawatan
masa nifas, dan cara menyusui bayi serta dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh moderator.
Antisipasi Masalah
Apabila keluarga tidak aktif dalam kegiatan (tidak ada pertanyaan) maka
panitia dapat menstimulasi dengan berdialog dengan audience tentang
pengalaman keluarga
Apabila pertanyaan yang sekiranya tidak dapat dijawab oleh penyaji
hendaknya dilakukan konfirmasi kepada pembimbing klinik atau pembimbing
akademik yang saat itu mendampingi
Bila pertanyaan diluar pokok bahasan saat itu maka jawaban diberikan hanya
sebatas kemampuan panitia dan pertanyaan audience diarahkan ke pokok
bahasan.
MATERI PENYULUHAN
“PERAWATAN NIFAS”
1. Pengertian
Masa nifas adalah periode setelah kelahiran bayi dan plasenta sekitar 6-8
minggu post partum. Selama masa nifas, seluruh organ secara fisiologis kembali lagi
pada keadaan sebelum hamil.
2. Tujuan Perawatan Nifas
Tujuan perawatan masa nifas :
1. Memulihkan kesehatan umum penderita
a. Menyediakan makanan sesuai kebutuhan
b. Mengatasi anemia
c. Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan sterilisasi
d. Mengembalikan kesehatan urnum dengan pergerakan otot untuk memperlancar
peredaran darah
2. Mempertahankan kesehatan psikologis
a. Mencegah infeksi dan komplikasi
b. Memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI)
c. Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas
selesai dan memelihara bayi dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang normal
3. Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas
Tanda-tanda bahaya yang sering terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
a. Perdarahan lewat jalan lahir
Adanya plasenta yang tertinggal di dalam rahim
b. Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
Hal ini merupakan salah satu tanda infeksi
c. Demam
Merupakan salah satu tanda infeksi.
d. Bengkak di muka, tangan, atau kaki disertai sakit kepala atau kejang
Merupakan gejala awal dari preeklampsia post partum.
e. Nyeri atau panas di daerah tungkai
Gejala-gejalanya adalah rasa sakit yang sangat parah, merah, lunak dan atau
pembengkakan pada kaki.
f. Payudara bengkak berwarna kemerahan dan sakit.
Hal ini dapat meningkatkan mordibitas ibu serta kesulitan dalam menyusui ini
dikarenakan adanya infeksi pada parenkim kelenjar mamaria (mastitis)
g. Putting lecet
Akibat isapan bayi yang terlalu kuat dan biasanya ibu tidak mengganti sisi
pengisapan pada payudaranya atau monoton pada salah satu sisi saja dapat
mengakibatkan nutrisi yang diterima bayi sedikit.
h. Ibu mengalami depresi (antara lain menangis tanpa sebab dan tidak peduli pada
bayinya).
Akan menggangu perawatan yang optimal terhadap bayi.
4. Perawatan Masa Nifas
Tindakan yang baik untuk perawatan masa nifas normal pada ibu, yaitu:
1. Kebersihan Diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh
tubuh
b. Mengajarkan ibu bagaimana
membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ia
mengerti untuk membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu dari
depan ke belakang baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus.
Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau
besar.
c. Sarankan ibu untuk mengganti
pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat digunakan
ulang jika telah dicuci dengan baik, dan dikeringkan di bawah matahari atau
disetrika.
d. Sarankan ibu untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya.
e. Jika ibu mempunyai luka
episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
daerah luka.
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya
sendiri.
3. Senam Nifas
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasakan lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya
menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada punggung.
b. Jelaskan bahwa latihan-latihan tertentu beberapa menit setiap hari dapat
membantu mempercepat mengembalikan otot-otot perut dasar panggul kembali
normal, seperti :
1) Tidur telentang dengan lengan di samping, menarik otot perut selagi
menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu
hitungan sampai lima. Rileks dan ulangi 10 kali.
2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan.
Kencangkan otot-otot pantat dan dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan.
Kendurkan dan ulangi latihan sebsnyak 5 kali.
3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke-6
setelah persalinan ibu harus mengerjakan latihan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
Ibu menyusui harus :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin
yang cukup
c. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui)
d. Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40
hari pasca bersalin
e. Minum kapsul vit. A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada
bayinya melalui ASInya.
f. Diet harus sangat mendapat perhatian dalam masa nifas karena makanan yang
baik mempercepat penyembuhan ibu, Selain itu makanan ibu sangat
mempengaruhi susunan air susu
5. Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Mengenakan BH yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet oleskan colostrums atau ASI yang keluar pada sekitar
puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusu tetap dilakukan dari putting
susu yang tidak lecet.
d. Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI dikeluarkan
dan diminumkan dengan sendok.
e. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit.
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju puting.
3) Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
4) Susukan bayi setiap 2-3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI keluarkan dengan tangan.
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.
6) Payudara dikeringkan.
6. Laktasi
Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan. Pada waktu ini buah dada belum mengandung susu, melainkan
kolostrum yang dapat dikeluarkan dengan memijat aerola mammae.
Kolostrum adalah cairan berwarna kuning tua seperti jeruk nipis yang
disekresi payudara pada awal masa nifas
Kolostrum lebih banyak mengandung protein dan mineral tapi lebih sedikit
mengandung gula dan lemak daripada ASI
Cairan kolostrum terdiri dari albumin, yang membeku kalau dipanaskan.
Kolostrum mengandung euglobulin yang mengandung antibodi sehingga
menambah kekebalan tubuh bayi.
7. Keluarga Berencana
Masa postpartum merupakan saat yang paling baik untuk menawarkan
kontrasepsi karena pada masa ini pasangan suami istri mempunyai motivasi tinggi
untuk menunda kehamilan. Pil dapat mempengaruhi sekresi air susu, biasanya
ditawarkan IUD, injeksi atau sterilisasi.
Mengapa ibu perlu ikut KB ?
Agar ibu tidak cepat hamil lagi (minimal 2 tahun)
Agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
8. Seksualitas Pasca Persalinan
Setelah persalinan, waktu serta perhatian ibu banyak tersita untuk mengurus
bayinya.
Bila terdapat cedera perineum akibat persalinan, maka vagina dan perineum
akan mengalami ketegangan selama beberapa minggu.
Gairah seksual seringkali mengalami penurunan.
Pada beberapa ibu yang memberikan ASI dapat terjadi penurunan libido dan
menderita kekeringan pada vagina.
Hubungan seksual bukan merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh
kenikmatan seksual dan wanita tersebut masih dapat menerima rangsangan
seksual dalam bentuk sentuhan atau rangsangan lain yang tak jarang berlanjut
dengan hubungan seksual intercourse dan dapat menyebabkan terjadinya
orgasmus pada wanita.
Konsultasi dan advis dari dokter kadang diperlukan bila terdapat penurunan
gairah seksual pasca persalinan yang terlalu berat.
9. Perawatan Bayi Baru Lahir
a. ASI (Air Susu Ibu) yang tidak keluar pada hari pertama dianggap masih normal.
Benar. Pada dua tiga hari pertama, produksi ASI masih sangat sedikit. Hal ini
sesuai dengan keadaan si bayi, dimana masih banyak terdapat cairan dalam
tubuh bayi sehingga bayi tidak banyak membutuhkan ASI atau PASI dalam dua
tiga hari pertama. Anda tidak perlu memberikan si kecil susu formula lantaran
kuatir si kecil akan kehausan karena tidak mendapatkan ASI.
b. ASI sebaiknya diberikan segera setelah lahir.
Dewasa ini, para dokter ahli kebidanan menganjurkan agar bayi yang baru lahir
segera disusui. Hal ini bernilai positif karena kondisi ini adalah kontak kulit
pertama bayi dengan ibunda tercinta. Sebuah kegiatan yang menciptakan ikatan
batin yang tak ternilai. Bayi baru lahir bayi sudah dapat menangis dan bernapas
dengan baik serta tubuhnya sudah dibersihkan dari darah dan lendir) diletakkan
di dada ibu. Ajaibnya, meski bayi belum dapat melihat dengan sempurna, ia
akan akan merangkak mencari puting ibunya dan akan mulai menyusu. Susui
sedari awal bayi Anda dalam 30 menit setelah lahir. Kegiatan pengenalan awal
dalam menyusui ini dikenal dengan istilah breast crawl atau dikenal juga dengan
Inisiasi Menyusui Dini. Pemberian ASI dini ini akan merangsang keluarnya ASI
selanjutnya.
c. ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi.
ASI memang terbukti paling unggul dan merupakan makanan terbaik bagi bayi.
Apa pasal? ASI adalah anugerah terindah dari Tuhan untuk bayi. Anda akan
tercengang karena begitu banyak kandungan gizi di dalam ASI. Apa saja yang
manfaat ASI? Pertama, ASI mengandung semua kebutuhan gizi yang diperlukan
bayi. Kedua, ASI mengandung zat gizi yang mudah dicerna bayi. Ketiga,
produksi ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Kemudian, yang keempat, ASI
mengandung berbagai zat anti sehingga bayi tidak mudah terkena infeksi.
Manfaat kelima adalah ASI tidak mengandung kuman. Keenam, ASI selalu
segar dan tidak pernah basi serta bisa diberikan kapan saja dan dimana saja.
Ketujuh, ASI dapat mencegah alergi. Dan kedelapan, yang merupakan bagian
terpenting, ASI akan mempererat hubungan batin antara Anda dan dirinya.
Masih adakah alasan kita untuk tidak memberikan ASI untuk si kecil?
Berikanlah ASI secara eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan.
d. Menyusui pun ada ilmunya.
Cara menyusui yang benar dapat dilakukan dengan cara-cara berikut. Letakkan
wajah bayi menghadap ke payudara Anda dengan cara menyangga kepala bayi
dengan satu tangan. Posisi ini akan membuat kepala bayi lebih tinggi daripada
dada dan perutnya (seperti posisi setengah duduk). Dekaplah bayi Anda dengan
lembut sehingga perutnya akan bersentuhan dengan perut Anda. Dengan tangan
Anda yang lain, sanggalah payudara agar mudah dicapai oleh mulut bayi.
Pastikan puting payudara dan bagian sekitar areola (bagian berwarna hitam yang
mengelilingi puting payudara Anda) masuk ke dalam mulut bayi. Biarkan ia
mengisap sampai kenyang dan penting pula, biasakan ia mengisap dari kedua
payudara Anda.
e. Pemberian ASI sebaiknya tidak boleh diselingi dengan susu formula.
Perlu dicatat bahwa bila tidak ada hal-hal yang menghalangi ibu memberikan
ASI pada bayi seperti kondisi ibu yang sakit berat, atau bila mendapat sedang
dalam tahap pengobatan dengan obat yang dapat dikeluarkan bersama ASI dan
dapat membahayakan kesehatan bayi atau bila ASI tidak dapat keluar sama
sekali, maka pemberian susu formula mendapat tempat.
Sebaliknya, bila ASI diselingi dengan pemberian PASI (Pengganti ASI,
misalnya susu formula) padahal ibu tidak ada halangan memberikan ASI, akan
memberikan dampak yang tidak baik. Produksi ASI akan berkurang karena tidak
selalu dikosongkan melalui rangsangan hisapan bayi. Segala kebaikan dan
manfaat ASI tentunya tidak akan diperoleh oleh bayi. Selain itu, bayi akan mulai
belajar minum dengan dot, yang bagi si kecil, kegiatan ini lebih menyenangkan
karena ia tidak perlu bersusah payah mengisap namun pancaran susu cukup
banyak.
f. Bayi tampak kuning pada minggu pertama masih dianggap normal.
Kuning pada bayi, atau istilah medisnya adalah ikterus, boleh jadi hal yang
normal dan bisa juga sebaliknya. Pada sebagian besar bayi, kondisi ini masih
normal. Kuning pada bayi biasanya muncul pada hari ketiga setelah lahir,
terlihat samar-samar Warna kuning ini disebabkan adanya kadar bilirubin –
suatu zat hasil pengolahan sel darah merah – yang meninggi di dalam darah. Bila
diperiksa, kadarnya mencapai 5 mg per 100 cc darah atau lebih. Normalnya,
kadarnya kurang dari 1 mg per 100 cc darah. Warna kuning ini harus
menghilang setelah minggu kedua. Jadi, bila kuning muncul sedari hari pertama
atau kuningnya tidak menghilang setelah 10 hingga 14 hari, sebaiknya perlu
diperiksa dengan teliti. Kadar bilirubin yang terlampau tinggi, pada bayi baru
lahir, dapat membahayakan bayi karena dapat merusak otak.
g. Bayi yang kuning tidak perlu dijemur dibawah sinar matahari.
Sebenarnya tidak perlu menjemur bayi kuning di bawah sinar matahari karena
memang tidak ada manfaatnya. Kuning pada bayi akan menghilang dengan
sendirinya pada minggu kedua. Namun bukan berarti hal ini dilarang. Silahkan
lakukan bila hal ini dapat memberikan efek psikologis pada Anda dengan
catatan, jangan terlalu lama. Lakukan selama kurang lebih 15menit dibawah
sinar matahari pagi tatkala matahari belum terlalu tinggi.
h. Tali pusat butuh perawatan yang tepat.
Tali pusat bayi bukan hiasan semata. Perawatan perlu dilakukan agar tidak
terjadi infeksi sebelum talipusat lepas dengan sendirinya (istilahnya disebut
dengan puput). Prinsipnya adalah menjaga puntung talipusat supaya tetap bersih
dan kering hingga dapat lepas dengan sendirinya. Anda tidak perlu mengoleskan
apapun pada puntung. Bila keadaannya tetap kering, Anda dapat membersihkan
setiap selesai mandi atau buang air dengan menggunakan cotton bud (pembersih
liang telinga) yang diolesi alkohol 70%. Sebaiknya tidak menggunakan
antiseptik karena kandungan yodium di dalamnya dapat mengganggu
pertumbuhan kelenjar gondoknya. Bila menggunakan popok, lipat popok
dibawah pusat, tidak membalut talipusat. Hal ini dimaksudkan agar ketika si
kecil buang air kecil, talipusat tidak basah terkena air kencing. Talipusat
umumnya lepas dalam waktu 5 hari hingga 7 hari meski kadang ada yang sampai
dua minggu.
i. Cara bijak memandikan bayi.
Sebenarnya, bayi tidak perlu dimandikan (yakni dengan mencelupkan ke dalam
bak mandinya) dalam 1 – 2 minggu pertama. Namun bayi harus tetap
dibersihkan dan dikeringkan setiap kali pipis atau buang air besar. Kalau
puntung talipusat belum puput, bayi cukup dibersihkan dengan lap saja karena
puntung talipusat yang basah, cenderung menimbulkan infeksi. Gunakan air
hangat-hangat kuku. Bukalah pakaiannya dan segera selimuti dengan handuk.
Buka daerah tubuh bayi yang akan dilap saja agar bayi tidak kedinginan. Untuk
wajah, tidak perlu menggunakan sabun. Gunakan sabun untuk mengelap bagian
tubuh lainnya. Jangan lupa bersihkan juga daerah selangkangannya.
Kalaupun Anda lebih memilih untuk memandikannya, tidak mengapa. Yang
penting, tahu caranya. Bila talipusat belum puput, Anda dapat menyelupkan ke
dalam bak mandi kecil khusus si kecil. bayi boleh dimandikan di dalam bak
mandi kecil. Gunakan air hangat-hangat kuku. Masukkan bayi secara perlahan-
lahan. Mula-mula, basuhlan wajah, bagian kepala, kemudian seluruh tubuhnya
tanpa menggunakan sabun. Lalu basuh kembali tubuh dan bagian lainnya dengan
sabun, kemudian dibilas. Bila talipusat belum puput, segera keringkan
talipusatnya seusai mandi dan olesi dengan alkohol 70%.
j. Napas bayi berbunyi grok-grok tidak selalu berarti pilek.
Pada bayi hingga usia beberapa bulan, rongga hidungnya masih sempit terutama
saat pagi hari atau udara dingin. Alhasil, napasnya menjadi berbunyi grok-grok.
Jadi, bukan berarti pilek. Tidak perlu diobati karena akan hilang dengan
sendirinya dalam beberapa minggu.
Penyebab lainnya, adalah adanya peningkatan produksi lendir yang biasanya
dialami bayi dengan bakat alergi atau bila ada infeksi misalnya influensa. Jadi,
yang perlu dicermati adalah apakah bayi ada alergi atau infeksi yang biasanya
ditandai dengan adanya demam.
k. Keluarnya bercak darah dari kemaluan dapat terjadi pada bayi perempuan.
Bercak darah kadang disertai lendir dari liang kemaluan bayi perempuan seperti
menstruasi memang dapat terjadi. Hal ini disebabkan masih adanya pengaruh
hormon estrogen ibu yang banyak diproduksi oleh ibu semasa bayi dalam
kandungan. Hormon estrogen ini mempengaruhi kelenjar pada rahim bayi
perempuan. Tidak perlu dikuatirkan dan hal ini tidak membutuhkan pengobatan
karena akan hilang dengan sendirinya seiring dengan penurunan kadar hormon
estrogen pada bayi.
l. Pemakaian gurita atau bedong pada bayi tidak dianjurkan.
Sejatinya, bayi dipakaikan gurita dengan tujuan untuk menghangatkan bayi dan
mencegah pusar bodong. Hal ini tidak dianjurkan karena memang tidak
beralasan. Pemakaian gurita, apalagi bila dipakaikan terlalu ketat, dapat menekan
dinding perut bayi sehingga tidak dapat secara bebas mengembang sewaktu
bernapas. Alhasil, gurita akan menghalangi pernapasan bayi. Selain itu, gurita
yang terlalu ketat juga akan menekan dinding perut sehingga dapat menyebabkan
bayi lebih mudah muntah ataupun gumoh.
Sedangkan pemakaian bedong biasanya dengan tujuan mencegah kaki bayi
bengkok. Hal ini juga tidak ada pembenarannya. Pembedongan bayi, sebenarnya
lebih tepat bila ditujukan agar bayi merasa hangat dan tidur dengan tenang,
namun dengan catatan, kenakan bedong dengan longgar. Yang sering terjadi
adalah bayi dibedong terlalu rapat dan kuat. Padahal ini tidak boleh karena dapat
mengganggu peredaran darah, menghambat pernapasan, dan juga dapat
mengganggu perkembangan gerakan (motorik) bayi karena tangan dan kakinya
tidak dapat bergerak dengan leluasa.
m. Makanan tambahan selain ASI tidak dianjurkan diberikan sebelum usia 6 bulan.
Makanan tambahan baru boleh diberikan setelah bayi berusia 6 bulan. Sampai
usia 6 bulan, sebenarnya ASI saja sudah cukup memenuhi semua kebutuhan
nutrisi bayi. Kondisi ini juga berlaku untuk yang mendapatkan susu formula
(karena tidak bisa mendapatkan ASI), makanan tambahan tetap diberikan pada
usia 6 bulan. Memberikan makanan tambahan sebelum usia 6 bulan
memberikan risiko tersedak yang lebih besar dan lebih mudah terjadi alergi.
Kematangan saluran cerna bayi umumnya terjadi pada usia 4 hingga 6 bulan
termasuk kematangan mekanisme menelan.
Sejenak, kalau kita mencermati, sebelum usia 6 bulan, bayi akan menunjukkan
penolakan terhadap makanan bila Anda suapi. Bayi akan melakukan refleks
mendorong dengan lidahnya semua benda padat yang masuk mulutnya, kecuali
puting susu atau dot yang sudah dikenal sebelumnya. Refleks ini akan
menghilang sendirinya saat usia 6 bulan. Artinya, secara alami, bayi memang
tidak perlu diberikan makanan tambahan selain ASI.
n. Madu tidak boleh diberikan pada bayi kurang dari 1 tahun.
Hal ini disebabkan karena madu merupakan tempat yang baik untuk kuman
yang disebut Clostridium botulinum tumbuh. Kuman ini menyebabkan
keracunan makanan yang disebut botulisme. Gejalanya dapat bervariasi mulai
dari ringan hingga dapat menyebabkan kematian. Sembelit yang
berkepanjangan, kelemahan pada lengan dan tungkai, lemah saat menangis dan
mengisap susu, adalah gejala yang sering terjadi.
o. Bayi akan tampak sering tertidur.
Tidak perlu terlalu kuatir. Pada bulan-bulan pertama kehidupannya, bayi lebih
banyak menghabiskan waktunya dengan tidur. Ia biasanya hanya bangun
bilamana lapar atau ada hal yang membuatnya tidak nyaman misalnya basah
karena buang air kecil atau buang air besar. Bayi baru lahir memang belum
mengenal perbedaan siang dan malam. Anda pun tidak perlu kuatir karena bayi
tidur sesuai dengan kebutuhannya. Rata-rata, bayi baru lahir tidur 16 jam sehari.
Kemudian hingga usia 6 bulan, kebutuhan tidurnya mulai bervariasi antara 10
hingga 18 jam sehari. Namun, bila si kecil sudah tidur lebih dari dua jam, tidak
ada salahnya Anda bangunkan untuk diberikan ASI.
p. Amati jumlah biji kemaluan bayi lelaki Anda.
Pada sebagian bayi yang lahir cukup bulan, satu atau kedua testis (buah
zakarnya) belum teraba pada kantung kemaluan. Secara medis, istilahnya disebut
kriptorkismus. Keadaan ini paling sering terjadi pada bayi yang lahir prematur.
Makin prematur bayi dilahirkan, makin sering pula dijumpai. Biasanya, sekitar
66% kasus kriptorkismus akan mengalami penurunan testis sebelum usia 6
bulan. Setelah usia ini, biasanya testis tidak akan turun sendiri sehingga
memerlukan pengobatan. Jika masih tidak turun hingga usia 2 tahun, tindakan
bedah sebaiknya dilakukan. Sebaiknya, diskusikan dengan dokter Anda untuk
merencanakan pengobatan yang tepat dan terbaik. Jangan pernah melakukan
tindakan sendiri seperti memijat atau berusaha mencari letak testis.
q. Mata bayi tampak selalu berair meski tidak sedang menangis.
Memang benar, mata bayi tampak berair. Hal ini masih normal,dan ini terjadi
karena saluran air matanya yang belum berfungsi sempurna. Hal ini membuat
kotoran mata yang seharusnya terbuang mengikuti saluran air mata menjadi
sedikit menumpuk dan terjadi belekan. Keadaan ini akan hilang dengan
sendirinya meski membutuhkan waktu yang bervariasi hingga berbulan-bulan.
Ada kalanya, orangtua, dianjurkan melakukan pijatan lembut pada sudut mata di
dekat pangkal hidung untuk membantu melancarkan aliran. Namun, bila terlihat
berlebihan, bahkan kotoran matanya banyak dan lengket, sebaiknya Anda perlu
berkonsultasi ke dokter.
r. Bayi dapat menangis tiba-tiba karena kolik.
Kolik adalah nyeri perut yang munculnya hilang timbul. Biasanya terjadi pada
bayi lelaki, gemuk, usia berkisar 2-6 bulan. Gejalanya bayi tiba-tiba menangis,
rewel, bahkan tangisannya melengking sehingga membuat orangtuanya panik.
Padahal sebelumnya, si kecil tampak sehat saja. Bujuk rayu orangtua untuk
mendiamkan tangisan seringkali tidak berhasil, malahan justru orangtuanya yang
menjadi gelisah. Bayi terus menangis dan menangis bahkan kadang wajahnya
dapat memerah. Namun, setelah serangan kolik ini selesai, bayi pun akan diam
dengan sendirinya dan akhirnya tidur seolah tidak terjadi apa-apa.
Kuncinya di sini adalah orangtua harus tetap tenang. Tidak usahlah
menggendong bayi hilir mudik berlebihan untuk menenangkan, apalagi bila ikut-
ikutan menangis atau bahkan marah. Boleh saja menggendong, namun lakukan
dengan lembut. Bila memang benar serangan kolik, maka ini akan berhenti
dengan sendirinya dan bayi akan tertidur karena kelelahan.
s. Bayi sebaiknya tidak ditidurkan dalam keadaan tengkurap.
Di negara kita, kebanyakan bayi ditidurkan dalam posisi yang alami yakni
terlentang. Dulu, kerap dianjurkan agar bayi ditidurkan dalam posisi tengkurap
atau telungkup. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya tersedak atau
aspirasi, yakni istilah untuk masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan
saat bayi gumoh atau muntah. Padahal, yang dapat terjadi justru sindrom
kematian mendadak pada bayi yang ditidurkan telungkup. Lain hal bila bayi
sudah dapat tengkurap dengan sendirinya, biarkan ia mencari sendiri posisi
tidurnya yang nyaman. Jadi dianjurkan, sebelum bayi berusia 4 bulan, sebaiknya
tidak menidurkan bayi dalam posisi telungkup atau tengkurap.
t. Jangan lupa berikan imunisasi untuk bayi Anda.
Imunisasi diperlukan untuk memberikan perlindungan bagi bayi Anda dari
penyakit infeksi. Sebaiknya, Anda memastikan bayi Anda telah diimunisasi,
bahkan semenjak baru dilahirkan. Bayi yang baru lahir perlu mendapat imunisasi
BCG, polio, dan hepatitis B. Ikuti program imunisasi yang diwajibkan
pemerintah kita antara lain: vaksin BCG, polio, hepatitis B, DTP dan campak,
yang bisa diperoleh gratis di puskesmas atau posyandu. Dan program imunisasi
yang dianjurkan seperti Hib, MMR, Tifoid, Hepatitis A, Varisela, IPD
(pneumokokus) dan influensa, penting juga Anda ikuti. Hanya saja, untuk
program imunisasi yang dianjurkan ini, Anda harus menyediakan dana sendiri
karena tidak bisa didapatkan secara gratis.
Daftar Pustaka
1. Markum AH, dkk, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
2. Sastroasmoro S, 2007, Membina tumbuh kembang bayi dan balita. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
3. Sigit IP, 2004, Bahan bacaan manajemen laktasi. Jakarta: Perkumpulan
Perinatologi Indonesia.
4. Staa Karel A & Meiliasari M, 2005, Menjadi dokter anak di rumah. Jakarta: Puspa
Swara.
5. Satgas Imunisasi, 2007, Jadwal imunisasi anak Indonesia.
CHECK LIST OBESERVASI
Ruang : Ruang Cendrawasih
Topic penyuluhan : Perawatan Nifas
Hari/ tanggal : Jumat, 29 juni 2011
Waktu : 09.00- 09.30 WIB
Tempat : Bangsal Ruang Cendrawasih
struktur √ Proses √ Hasil √
1.Persiapan
1)Flip chart
2)Tempat PKRS
3)Kontrak 1hari
sebelum
PKRS
4)Leaflet
2. Perencanaan
1) Acara
penyuluhan
berlangsung
di Ruang
cendrawasih
RSUD
Dr.Soetomo.
2) Acara
berlangsung
selama 30
menit.
3) Metode yang
digunakan
adalah
ceramah
1. Pembukaan
1) Mengucapkan salam dan
mempersiapkan diri
2) Melakukan kontrak waktu
3) Menyebutkan maksud dan
tujuan kegiatan penyuluhan
2. Isi
1) Menggali pengetahuan dan
pengalaman keluarga
2) Menyampaikan materi oleh
penyaji
3) Memberikan kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang diberikan
4) Memberikan jawaban dan
penjelasan dari pertanyaan
yang diajukan oleh penyaji
dan fasilitator
3. Pengorganisasian
1) Moderator
Mengorganisasi acara
1. Penyuluhan diikuti
oleh minimal 75%
dari jumlah pasien
dan keluarga yang
dirawat di Ruang
Cendrawasih
RSUD
Dr.soetomo.
2. Peserta
penyuluhan dapat
menjawab
pertanyaan
mengenai
pengertian, tujuan,
tenda-tanda
bahaya nifas,
perubahan
fisiologis dan
perawatan masa
nifas
3. Peserta dapat
memahami dan
penyuluhan
Membuka acara
Mengendalikan keadaan
jika ada pertanyaan yang
melenceng
2) Penyaji
Menyajikan materi
Menjawab pertanyaan
3) Fasilitator
Memfasilitasi keluarga
jika ada pertanyaan
Menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh
keluarga
4) Observer
Mengobservasi jalannya
penyuluhan serta job
description masing-
masing
5) Peserta
Mengajukan pertanyaan
Memperhatikan materi
yang disampaikan
Memperhatikan jawaban
yang diberikan
melakukan
perawaan masa
nifas
Pertanyaan
DAFTAR HADIR PESERTA KEGIATAN PKRS RUANG CENDRAWASIH
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
Topik : Perawatan Nifas
Tempat : Ruang Cendrawasih RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Hari/Tanggal : Jum’at, 29-06-2012
Waktu : 09.00 - selesai
No Nama Tanda Tangan1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.29.30.