penyimpangan perilaku anak jalanan dan dampaknya: … · 2018. 4. 13. · sosial ri, jumlah anak...

19
PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA: STUDI KASUS DI SALATIGA ARTIKEL TUGAS AKHIR Oleh Nehemia Gonta Ardianto 132013081 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA:

    STUDI KASUS DI SALATIGA

    ARTIKEL TUGAS AKHIR

    Oleh

    Nehemia Gonta Ardianto

    132013081

    PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2017

  • PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK JALANAN DAN DAMPAKNYA :

    STUDI KASUS DI SALATIGA

    Oleh : Nehemia Gonta Ardianto

    (Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

    Pembimbing :

    Drs. Tritjahjo Danny S, M.Si. dan Drs. Umbu Tagela, M.Si.

    (Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)

    ABSTRAK

    Anak jalanan, tekyan,arek kere, anak gelandangan. Sesungguhnya adalah

    anak-anak yang tersisih, marginal, dan terpinggirkan dari perlakuan kasih sayang

    karena banyak dari mereka dalam usia dini sudah harus berhadapan dengan

    lingkungan kota yang keras, dan bahkan sangat tidak bersahabat. Di berbagai

    sudut kota banyak dari mereka yang bertahan hidup dengan cara-cara yang secara

    sosial kurang atau bahkan tidak dapat diterima masyarakat umum. Subjek peneliti

    adalah AS yang sudah lebih 7 tahun menjadi anak jalanan. Penelitian ini bertujuan

    mengetahui penyimpangan perilaku yang dilakukan anak jalanan dengan teknik

    analisis Triangulasi data dari Miles dan Hubberman yaitu dengan teknik

    Wawancara, Observasi dan Dokumentas kemudian reduksi data dan penarikan

    kesimpulan. Berdasarkan dari hasil analisis data dari keempat aspek yaitu Norma

    Kepercayaan, Norma Kesusilaan, Norma Kesopanan dan Norma Hukum. Maka

    dihasilkan macam-macam penyimpangan perilaku dan dampaknya.

    Kata kunci : Anak Jalanan, Perilaku dan Dampaknya

    PENDAHULUAN

    Tiga hal yang membedakan antara anak

    sekolah, anak deliquen dan anak jalanan

    yaitu budaya mereka masing-masing, anak

    sekolah dengan budaya keseharian yang ada

    di sekolah , anak deliquen frustasi dengan

    status sosial yang membuat anak tersebut

    melakukan diluar norma status sosialnya

    yang tinggi, dan begitu pula anak jalanan

    yang memiliki budaya jalanannya dan

    terbiasa hidup di jalanan.

    Berdasarkan observasi penulis di

    salah satu tempat di Salatiga dimana anak-

    anak jalanan sering berkumpul , AS sudah

    lebih dari 7 tahun menjadi anak jalanan,

    hampir setiap harinya dihabiskan di jalanan

  • dari pukul 10.00 pagi dengan kegiatan

    ngamen di jalan terkhusus di lampu merah,

    semisal didapati pengamen yang lain AS

    harus bergantian dengan pengamen tersebut,

    uang yang didapatkan AS biasanya saat pagi

    hari digunakan untuk makan dan membeli

    rokok.

    Setelah selesainya AS beristirahat,

    dia melanjutkan aktivitasnya dengan

    mengamen keliling rumah makan yang ada

    di Salatiga, akan tetapi biasanya AS lebih

    sering pindah ke daerah Semarang bisa juga

    daerah Solo, daerah yang memungkinkan

    AS melakukan aktivitasnya dan terhindar

    dari SATPOL PP. Uang yang terkumpul dari

    siang hingga malam biasanya diakhiri

    dengan makan bersama teman jalanannya

    dan membeli minuman keras , hingga waktu

    yang tidak ditentukan.

    Hal ini penting untuk diteliti melihat

    Bimbingan dan Konseling memiliki empat

    bidang salah satunya adalah sosial, sebagai

    seorang konselor, guru Bimbingan dan

    Konseling harus dapat mengetahui dunia

    jalanan, agar saat kita menemui klien

    ataupun peserta didik yang latar

    belakangnya sebagai anak jalanan, kita

    sebagai konselor ataupun guru BK tidak

    asing akan hal ini, dan mampu membantu

    peserta didik terutama aspek sosialnya.

    Studi Kasus

    Menurut Yin (2009) Studi kasus

    adalah salah satu metode penelitian ilmu-

    ilmu sosial. Selain studi kasus masih ada

    beberapa metode yang lain seperti

    eksperimen, survai, historis, dan analisis

    informasi dokumenter (seperti dalam studi-

    studi ekonomi). Penggunaan setiap metode

    memiliki keuntungan dan kerugian

    tersendiri, tergantung kepada ketiga hal

    yaitu : 1) tipe pertanyaan penelitian, 2)

    control yang dimiliki peneliti, 3) fokus

    terhadap fenomena penelitianya (fenomena

    konteporer ataukah fenomena historis).

    Studi kasus adalah suatu inkuiri yang

    empiris yang menyelidiki fenomena di

    dalam konteks kehidupan nyata bilamana

    batas-batas antara fenomena dan konteks tak

    tampak dengan tegas dan dimana multi

    sumber bukti dimanfaatkan

    Sehubungan dengan luasnya bidang

    aplikasi studi kasus, dalam buku ini ( Studi

    Kasus, desain dan metode, Yin (2009) akan

    ditunjukan beberapa karakteristik yang

    membedakan strategi studi kasus dari

    strategi penelitian yang lain.

    Langkah Studi Kasus

    Tiga prinsip langkah pengumpulan data Yin

    (2009), yaitu:

  • Pertama, Menggunakan Multi

    Sumber Bukti, salah satu sumber bukti

    tertentu dari yang telah disebutkan terdahulu

    sering dijadikan satu-satunya landasan bagi

    suatu keseluruhan penelitian, sebagai

    contoh, beberapa penelitian hanya

    mengandalkan obeservasi partisipatif tetapi

    tidak menelaah satupun dokumen, dengan

    demikian pula ada sejumlah penelitian yang

    mengandalkan rekaman asrsip tetapi tidak

    memasukan wawancara.

    Kedua, Menciptakan Data Dasar

    Studi Kasus, prinsip kedua berkenaan

    dengan cara mengorganisasikan dan

    mendokumentasikan data yang telah

    terkumpul. Persoalan pengembangan data

    dasar digambarkan dalam kaitanya dengan

    empat komponen ; catatan, dokumen, bahan

    tabulasi, dan narasi.

    Ketiga, Memelihara Rangkaian

    Bukti, prinsip ini dimaksudkan untuk

    memungkinkan pengamat dalam lingkup

    yang lebih luas. Pembaca studi kasus

    misalnya, mengikuti asal-muasal bukti sejak

    dari pertanyaan awal peneliti hingga

    konklusi akhir studi kasus yang

    bersangkutan. Selain itu, pengamat luas

    harus dapat melacak langkah-langkah ke

    arah mana saja.

    Penyimpangan Perilaku

    Untuk memahami mengenai

    perilaku macam apa yang patut dinyatakan

    sebagai perilaku menyimpang, atau faktor-

    faktor apa yang diyakini sebagai penyebab

    penyimpangan, haruslah lebih dulu di

    fahami mengenai konsep penyimpangan

    atau perilaku menyimpang, dalam kaitannya

    dengan proses interaksi sosial yang

    berkesinambungan, sehingga penyimpangan

    menjadi kenyataan umum.

    Seperti yang dikemukakan oleh Jokie (2009)

    dalam bukunya yang berjudul “Perilaku

    Menyimpang, pendekatan sosiologi, Norma

    pada hakikatnya merupakan perumusan

    pandangan mengenai prilaku yang

    seharusnya dilakukan atau yang seharusnya

    tidak dilakukan, yang dianjurkan dan yang

    tidak dianjurkan untuk dilakukan atau yang

    dilarang dilakukan.

    Menurut Jokie (2009) Ada 4 jenis norma

    sosial yang dikenal dalam masyarakat, yaitu

    1. Norma Kepercayaan

    Norma ini berasal dari kata ajaran

    kepercayaan atau agama tertentu yang oleh

    pengikutnya dianggap sebagai perintah

    Tuhan. Dalam norma manusia diharapkan

    untuk melakukan perilaku yang dianggap

    sesuai dengan perintah Tuhan. Tujuan norma

    ini adalah untuk menyempumakan manusia

    dengan melakukan perbuatan baik dan

  • menghindari perbuatan jahat. Pelanggaran

    terhadap norma ini akan mendapatkan reaksi,

    yaitu dosa.

    Norma ini sebenamya lebih

    ditunjukan kepada sikap batin manusiaatau

    hubungannya dengan Tuhan. Jika sikap

    batinnya sesuai dengan norma ini

    makadiharapkan manusia akan berperilaku

    baik. Misalnya, dilarang mencuri barang

    milik orang lain, dilarang membunuh sesama

    manusia.

    2. Norma Kesusilaan

    Norma kesusilaan berasal dari diri

    manusia itu sendiri. norma ini bersifat

    otonom dan lebih menekankan pada sikap

    batin manusia ( hati nurani). Norma ini dapat

    melengkapi ketidak seimbangan hidup dan

    mencegah kegelisahan diri.

    Tujuan norma ini adalah agar dalam diri

    manusia dapat terbentuk kebaikan akhlak

    pribadi guna penyempurnaan manusia serta

    melarang manusia berbuat jahat. Pelanggaran

    terhadap normaini akan mendapatkan reaksi

    dalam diri sendiri yaitu, rasa takut,

    gelisah,rasa bersalah, penyesalan. contoh :

    berciuman didepan umum, free sex, bullying.

    3. Norma Kesopanan

    Norma kesopanan berasal dari

    kebiasaan, kepatutan,atau kepantasan yang

    berlaku dimasyarakat. Norma ini berfokus

    pada sikap lahir manusia yang kongkret derni

    penyempurnaan atau ketertiban masyarakat.

    Tujuan norma ini menciptakan ketertiban,

    perdamaian atau “sedap” lalu lintas antar

    manusia yang bersifat lahiria. Pelanggaran

    terhadap norma ini akan mendapatkan reaksi

    berupa pandangan negatif dari masyarakat

    dan sanksi sosial lainya sepedi menjadi

    pergunjingan, dijauhi, dikucilkan.

    Norma kesopanan lebih

    mementingkan sikap lahir yang terlihat

    secraa formal saja, bukan sikap batin (hati

    nurani. Sebagai contoh adalah

    membungkukkan badan ketika melewati

    orang yang lebih tua menunjukan rasa honnat

    yang lebih muda, berpakaian pantas dimuka

    umum.

    4. Norma Hukum

    Norma hukum merupakan norma

    yang berbentuk berbeda di antara ketiga

    norma lainya karena berbentuk teriulis.

    Norma ini merupakan penegasan penegasan

    formal negara terhadap aturan aturan perilaku

    masyarakat. Tujuan norma ini sama dengan

    norma kesopanan, wujudnya kongkret.

    Aturan perilaku ditulis sebagai aturan yang

    bersifat ketat dan tegas pelaksanaannya.

    Demikian juga dalam sanksi atas

    pelanggaranya yang dilakukan. Pelanggaran

    terhadap norma ini akan mendapat sanksi

    yang tegas. Beratnya hukuman sesuai dengan

    yang sudah tertulis dalam norma hukum

  • mengenai pelanggaran. Bentuk dapat berupa

    denda, kurungan,pembinaan atau penjara

    sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Contohnya Undang-Undang hukum pidana

    (KUHP).

    Anak Jalanan

    Dalam undang undang No.4 tahun

    1947 tentang kesejahteraan anak disebutkan

    bahwa anak adalah seorang yang belum

    mencapai usia 21 tahun dan belum pemah

    menikah. Konvensi Hak Anak (KHA),

    mendefisikan anak secara umum

    sebagaiyang umumnya belum mencapai usia

    18 tahun, namun diberikan juga pengakuan

    terhadap batasan umur yang berbeda yang

    mungkin dapat diterapkan dalam

    perundangan nasional. Di dalam Undang-

    undang No. 23 Tahun 2002 tentang

    perlindungan anak (UUPA), anak adalah

    seseorang yang belum bemsia 18 tahun,

    termasuk juga anak yang masih ada di dalam

    kandungan.

    Menurut Atwar Bajari (2012) dalam

    keunikannya, seorang anak jalanan

    memilikipersepsi yang berbeda dengan

    persepsi anak normal mengenai hubungan

    dengan orang dewasa, tanggung jawab

    terhadap keluarga dan saudaranya, hubungan

    dengan lawan jenis, uang, dan kepercayaan

    pada agama. Anak jalanan didefmisikan

    sebagai individu yang memiliki batas usia

    sampai 18 tahun, dan menghabiskan sebagian

    besar waktunya di jalan, baik untuk bermain

    maupun untuk mencari nafkah.

    Realitas pengalaman yang dihadapi

    tersebut, akan membangun skema kognitif

    yang unik dari anak jalanan tentang

    lingkungan dengan perilakunya. Realitas

    yang dimaksud adalah bagaimana mereka

    mendapatkan perlakuan dari lingkungan dan

    bagaimana peran yang harus dipilih (role

    taking) ketika mereka berinteraksi dengan

    lingkungan.

    Pemerintah dalam hal ini Kementerian

    Sosial mendeklarasikan Indonesia Bebas

    Anak Jalanan 2017 melalui peningkatan

    kerjasama lintas kementerian, lembaga,

    pemerintah daerah, dunia usaha, orang tua,

    anak dan masyarakat dalam penanganan

    anak jalanan. "Anak jalanan masih

    merupakan masalah Kesejahteraan Sosial

    yang serius di Indonesia. Jumlah anak

    jalanan tahun 2015 sebanyak 33.400 anak

    tersebar di 16 Provinsi. Sedangkan Anak

    jalanan yang mendapatkan layanan Program

    Kesejahteraan Sosial Anak (PKSA) baru

    mencapai 6.000 pada 2016. Belum semua

    anak jalanan ini mendapatkan penanganan

    oleh pemerintah, untuk itu saya mengajak

    berbagai pihak bersama-sama mendukung

    Indonesia Bebas Anak Jalanan 2017," kata

    Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa

  • dalam Deklarasi Menuju Indonesia Bebas

    Anak Jalanan (MIBAJ) 2017 yang

    berlangsung di Silang Monas Barat Daya

    (Patung Kuda) Jakarta Pusat, Minggu pagi.

    Mensos mengatakan situasi dan kondisi

    jalanan sangat membahayakan bagi

    kehidupan anak-anak. Ancaman kecelakaan,

    eksploitasi, penyakit, kekerasan,

    perdagangan anak, dan pelecehan seksual

    sering mereka alami. Kondisi ini juga sangat

    rentan terjadinya pelanggaran terhadap hak

    anak yang menjadi komitmen nasional

    maupun internasional.

    Berdasarkan data dari Pusat Data dan

    Informasi Kesejahteraan Sosial Kementerian

    Sosial RI, jumlah anak jalanan di seluruh

    Indonesia pada tahun 2006 sebanyak

    232.894 anak, tahun 2010 sebanyak 159.230

    anak, tahun 2011 turun menjadi 67.607

    anak, dan pada tahun 2015 menjadi 33.400

    anak.

    Banyak faktor yang berpengaruh terhadap

    fenomena anak jalanan. Faktor makro yang

    memunculkan masalah tersebut yaitu;

    pertumbuhan ekonomi yang tidak merata,

    partisipasi sekolah pada anak usia sekolah

    yang memunculkan drop-out, pembangunan

    kawasan dan perkotaan yang belum merata,

    dan masalah kultur. Sedangkan masalah

    mikro di dalamnyatercakup, ajakan teman,

    desakan orang tua untuk mencari nafkah,

    rumah tangga yang tidak harmonis, anak

    dengan orang tua single parent, dan

    ketidakpuasan terhadap sekolah atau guru.

    Bagong (2010) menyatakan

    Sesungguhnya ada banyak faktor yang

    menyebabkan anak-anak terjerumus dalam

    kehidupan di jalanan, seperti : kesulitan

    keuangan keluarga atau tekanan kemiskinan,

    ketidakharmonisan rumah tangga orangtua,

    dan masalah khusus menyangkut

    hubungan anak dengan orangtua.

    Kombinasi dari faktor-faktor ini seringkali

    memaksa anak-anak mengambil inisiatif

    mencari nafkah atau hidup mandiri

    dijalanan. Kadangkala pengaruh teman atau

    kerabat juga ikut menentukan keputusan

    untuk hidup dijalanan. Pada batas-batas

    tertentu, memang tekanan kemiskinan

    merupakan kondisi yang mendorong anak-

    anak hidup dijalanan. Namun, bukan berarti

    kemiskinan merupakan satu-satunya faktor

    determinan yang menyebabkan anak lari

    dari rumah dan terpaksa hidup dijalanan.

    Kebanyakan anak bekerja dijalanan

    bukanlah atas kemauan sendiri, meliankan

    sekitar 60% diantaranya karena dipaksa oleh

    orangtuanya.

    Dampak

    Penegertian dampak menurut Kamus

    Besar Bahasa Indonesia adalah benturan,

    pengaruh yang mendatangkan akibat baik

  • positif mapun negatif. Secara sederhana

    dapat diartiakn sebagai pengaruh yang

    disebabkan oleh sesuatu.

    Metode Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian

    kualitatif deskriptif dengan menggunakan

    model studi kasus. Pertimbangan penulis

    dalam menentukan AS sebagai subjek

    penelitian adalah seperti yang dirumuskan

    sebagai berikut, 1) AS adalah salah satu

    remaja yang hampir 7 tahun menjadi anak

    jalanan, di usia remaja tentunya banyak hal

    positif yang dapat dilakukan seperti sekolah

    dan mencapai banyak prestasi dan bukan

    malah menghabiskan waktunya di jalanan.

    Tentunya ada hal yang membuat AS seperti

    ini melihat kajian teori yang sudah di sajikan

    di bab II. 2) Salahsatu sample yang relevan

    dimana penulis dapat menemukan subjek

    yang tepat yaitu AS, karena hampir

    keseharianya dihabiskan di jalanan itu

    sebabnya yang membuat penulis tertarik

    terhadap AS.

    Desain dalam penelitian ini adalah

    menentukan alat atau instrument penelitian

    yang akan di gunakan untuk mengumpulkan

    data data-data yang akan di gunakan untuk

    membuat laporan setiap kegiatan penelitian

    penulis. Selain itu juga harus

    mengkolerasikan hasil data dengan teori

    yang sudah di sajikan, dan menggunakan

    alat itu untuk menggali data sedalam

    dalamnya jika masih kurang maka penulis

    juga melakukan kembali penggalian data.

    Definisi oprasional perilaku

    menyimpang adalah hasil ketidak

    seimbangan dalam masyarakat, dengan

    adanya banyak perubahan sosial dan konflik

    yang mempengaruhi perilaku individu.

    Teknik Pengumpulan data dengan teknik

    Triangulasi pada hakikatnya merupakan

    pendekatan memotret fenomena tunggal dari

    sudut pandang yang untuk memungkinkan

    diperoleh tingkat kebenaran yang handal,

    dengan menggunakan alat instrument

    Wawancara, Observasi Partisipatif dan

    Dokumentasi.

    Analisis Data dan Pembahasan

    Analisis data dilakukan berdasarkan

    hasil wawancara, observasi dan

    dokumentasi. Berikut hasil analisis dari

    penelitian data.

    1. Norma Kepercayaan

    Secara lisan subjek menjelaskan bahwa,

    sujek adalah individu yang kurang tekun

    dalam melakukan norma agamanya , yaitu

    kepercayaan muslim yang menekankan pada

    taat beribadah , baik taat kepada ajaran

    maupun orang tuanya. Mungkin banyak hal

    yang dapat peneliti tuliskan . karena semua

    sumber peraturan yang ada dan norma yang

  • berlaku intinya ditarik pada norma

    kepercayaan atau bisa dibilang norma

    agama.

    Dari segi ini kita dapat melihat

    penyimpangan perilaku anak jalanan , yang

    di peroleh dari hasil wawancara. Antara lain

    :

    - Tidak pernah melakukan sholat 5

    waktu, beribadah hanya pada waktu-waktu

    hari besar umat muslim. Karena pada

    umumnya umat islam menjalankan sholat

    lima waktu.

    - Mengambil barang orang lain, sering

    dilakukan degan alasan tidak memiliki uang

    untuk menyambung hidup. Akan tetapi hal

    ini jarang dilakukan subjek sekarang .

    - Tidak taat dengan orang tua, berani

    membantah dan melawan setiap yang ajaran

    orang tua.

    - Menyakiti orang asing, hal ini

    dilakukan, karena salah satu bentuk

    pertahanan anak jalanan. Menghindari

    premanisme di sekeliling mereka.

    - Berbohong, bersaksi dusta, marah ,

    dengki,dll. Peneliti akui setiap orang pun

    tidak akan lepas dari yang namanya.

    2. Norma Kesusilaan

    Norma kesusilaan adalah norma

    yang mengatur hidup manusia yang berlaku

    secar umum dan bersumber dari haati nurani

    manusia. Tujuan norma kesusilaan yaitu

    mewujudkan keharmonisan hubungan antar

    manusia.

    Tindak laku bullying yang dilakukan subjek

    biasanya dilakukan saat anak sekolah mulai

    selelsai belajar, mereka yang lewat dan

    terhadang oleh kelompok ini ( kelompok

    subjek ) biasanya diejek, disiksa dan bahkan

    dimintai uang, hal ini dikarenakan salah satu

    bentuk mereka ingin dianggap ada oleh

    lingkungandan uang yang didapat dari hasil

    meminta dikumpulkan untuk membeli

    makanan dan rokok.

    3. Norma kesopanan

    Adalah pertauran sosial yang

    berkenaan dengan cara individu bertingkah

    laku, kaitannya dengan subjek adalah

    dimana perilaku subjek yang menunjukan

    penyimpangan kesopanan ini, diantaranya

    adalah tidak hormat dengan orang tua dapat

    dilihat ketika observasi di rumah seubjek

    saat itu orang tua memberi tahu agar subjek

    lebih baik tinggal di rumah, akan tetapi

    membantah dengan nada yang tinggi dan

    kurang sopan, tutur kata subjek juga kurang

    baik dan kemudian pacaran di muka umum

    ini didapat saat subjek diwawancarai subjek

    pernah bercerita pacaran di tempat umum

    sehingga membuat orang lain resah.

    4. Norma Hukum

    Norma hukum adalah aturan sosial

    yang dibuat oleh lembaga-lembaga terkait,

  • misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas

    dapat melarang serta memaksaa orang untuk

    dapat berperilaku sesuai aturan.

    Subjek sendiri memperlihatkan bagaimana

    norma hukum ini dilanggar oleh subjek dan

    kelompoknya, secara observasi langsung

    dan dokumentasi terlihat subjek dan

    temannya menggunakan obat-obatan sejenis

    Distro, 3haig, menghisap lem dan

    mengkonsumsi minuman keras. Hal ini

    dikarenakan sudah menjadi kebiasaan subjek

    dan teman-temannya sehingga hal tersebut

    membuat output yang terkadang kurang baik

    bagi mereka sendiri. semisal, berkelahi yang

    dapat merugikan orang lain dan juga

    kesehatan yang kurang baik jika

    mengkonsumsi barang tersebut secara

    berangsur angsur.

    Dampak Penyimpangan Perilaku Anak

    Jalanan

    1. Norma Kepercayaan

    Dari hasil penyimpangan perilaku

    yang dilakukan oleh subjek dalam kaitannya

    norma kepercayaan atau yang disebut

    dengan aturan – aturan agama, tentunya

    dampak dari penyimpangan norma agama

    adalah dosa dan dampak sosial. Oleh sebab

    itu subjek akan mengalamai penurunan

    iman kepercayaannya sehingga

    mengesampingkan keberadaan Tuhan. Di

    sisi lain penyimpangan yang dilakukan

    subjek adalah mencuri, tidak hormat dengan

    orang tua, menyakiti orang asing, dan

    berbohong akan membuat subjek semakin

    dikucilkan dalam masyarakat umum .

    2. Norma Kesusilaan

    Norma ini adalah aturan yang

    mengatur hidup manusia sehingga

    mewujudkan keharmonisan antara manusia.

    Dari bullying yang dilakukan subjek akan

    menimbulkan stigma yang negatif pada diri

    subjek, terlebih seandainya para pelajar yang

    menjadi korban memiliki tingkat agresivitas

    yang tinggi maka perkelahian akan terjadi.

    Hasballah (2003)

    3. Norma Kesopanaan

    Kaitannya dengan subjek adalah

    dimana perilaku subjek yang menunjukan

    penyimpangan kesopanan ini, diantaranya

    adalah tidak hormat dengan orang tua dapat

    dilihat ketika observasi di rumah seubjek

    saat itu orang tua memberi tahu agar subjek

    lebih baik tinggal di rumah, akan tetapi

    membantah dengan nada yang tinggi dan

    kurang sopan, tutur kata subjek juga kurang

    baik dan kemudian pacaran di muka umum

    ini didapat saat subjek diwawancarai subjek

    pernah bercerita pacaran di tempat umum

    sehingga membuat orang lain resah.

    4. Norma Hukum

    Dari hasil yang diperoleh peneliti,

    norma hukumlah yang berdampak besar

  • bagi subjek, diantaranya mengkonsumsi

    barang yang dianggap hukum adalah barang

    ilegal. Seperti obat – obatan ( distro dan

    sabu – sabu ). Meskipun Panadol, Antimo,

    Tramadhol dan lem Fox legal dijual, akan

    teteapi penggunaan yang tidak tepat

    membuat menyalahi aturan. Hal ini

    berdampak pada kesehatan dan kondisi fisik

    subjek dan terlebih dampak kurungan

    penjara ketika subjek tertangkap pihak

    berwajib.

    Keabsahan Data

    Uji keabsahan data dengan teknik

    wawancara, observasi dan dokumentasi

    dengan mencocokan aspek-aspek

    penyimpangan perilaku berdasarkan teknik

    triangulasi maka dapat dijabarkan keabsahan

    data ini pada setiap indikator dari masing-

    masing aspek, yaitu :

    1. Norma kepercayaan

    Aspek ini teridentifikasi dari

    observasi partisipatif dimana subjek jarang

    sekali melakukan kegiatan keagamaannya,

    kemudian juga dari teknik wawancara

    terstruktur yang menjelaskan bahwa subjek

    subjek kurang melakukan nilai-nilai

    keagamaannya.

    2. Norma kesusilaan

    Dapat terlihat dan teridentifikasi dari

    observasi langsung dimana korban

    kesusilaan adalah anak-anak sekolah yang

    sedang pulang sekolah, dengan cara di bully

    dan di palak.

    3. Norma Kesopanan

    Dapat teridentifikasi keabsahannya

    karena dua teknik menunjukan bukti yang

    cukup dalam, secara observasi jelas subjek

    kurang gormat dengan orang tua dan tutur

    kata yang tidk enak di dengar bahasa subjek

    menunjukan bahwa kehidupan jalanan itu

    keras, dan dari wawancara subjek pernah

    melakukan pacaran di tempat umum.

    4. Norma Hukum

    Aspek norma hukumpun juga terlihat

    jelas bahwa anak jalanan mudah sekali

    melakukan tindak penyimpangan perilaku,

    dalam kaitan ini dapat diidentifikasi dari

    obervasi dan wawancara. Subjek dan

    kelompoknya mengkonsumsi barang-barang

    diluar legal, alias barang ilegal. Seperti

    menghisap lem hingga mabuk,

    mengkonsumsi obat-obatan ( Distro dan

    3haig ) dan berjudi.

    PENUTUP

    Subjek peneliti adalah AS yang

    sudah lebih 7 tahun menjadi anak jalanan.

    Penelitian ini bertujuan mengetahui

    penyimpangan perilaku yang dilakukan anak

    jalanan dengan teknik analisis Triangulasi

    data dari Miles dan Hubberman yaitu

    dengan teknik Wawancara, Observasi dan

  • Dokumentas kemudian reduksi data dan

    penarikan kesimpulan. Berdasarkan dari

    hasil analisis data dari keempat aspek yaitu

    Norma Kepercayaan, Norma Kesusilaan,

    Norma Kesopanan dan Norma Hukum.

    Saran

    Saran Bagi Keluarga

    Memberikan kasih sayang yang tepat bagi

    anak, mampu memahami perilaku dan

    tindakan anak baik di dalam rumah maupun

    di luar rumah, Tidak berperilaku otoriter

    terhadap anak.

    Saran Bagi Komunitas

    Mampu menjadi pengingat teman terdekat,

    Menciptakan keiatan yang positf.

    Saran Bagi Muda-Mudi

    Keluar dari keadaan yang membahayakan

    diri sendir, Temukan lingkungan yang

    mampu menjaga kita dalam situasi baik,

    terutama komunitas rohani.

    Saran Bagi Subjek

    Mau menerima keadaan keluarga, Lebih

    menjaga emosi saat berada di keluraga,

    Menjalin hubungan yang baik dan positif

    dengan masyarakat, Hindari kegiatan negatif

    di jalananan, ikut kerja bakti di

    lingkungan.,Terus bermimpi dan tidak patah

    semangat, Dapat mengasah potensi-poteansi

    yang ada dalam diri, Mulai mencari

    Pekerjaan yang dianggap orang halal.

    Daftar Pustaka

    Gudnanto, SusiloRaharjo. 2012 .

    Pemahaman Individu, Teknik Non

    Tes. Kudus : Badan Penerbit

    Universitas Muria Kudus.

    Herdiyansyah, Haris. 2015. Metodelogi

    Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu

    Psikologi. Jakarta : Salemba

    Humanika.

    http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handl

    e/123456789/1682/EKSPLOITASI

    %20ANAK%20JALANAN-

    NASRUDDIN%20S-SOSIOLOGI-

    FISIP.docx?sequence=1 diunduh

    pada tanggal 11 Januari 2017 pukul

    10.09

    https://atwarbajari.wordpress.com/category/

    atwar-bajari/ diunduh pada 23

    Januari 2017, pukul 19.43

    http://repository

    .uksw.edu/handle/123456789/4847

    diunduh pada tanggal 12 Mei 2017

    pukul 13.03

    http://www.depkop.go.id/uploads/media/02.

    _UU_No._23_Tahun_2002_tentang

    _Perlindungan_Anak_01.pdf

    diunduh pada tanggal 10 Januari

    2017 pukul 13.00

    Moleong, J. Lexy.2008. Metodologi

    Penelitian Kualitatif. Bandung:

    PT. Remaja Rosdakarya.

    http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1682/EKSPLOITASI%20ANAK%20JALANAN-NASRUDDIN%20S-SOSIOLOGI-FISIP.docx?sequence=1http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1682/EKSPLOITASI%20ANAK%20JALANAN-NASRUDDIN%20S-SOSIOLOGI-FISIP.docx?sequence=1http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1682/EKSPLOITASI%20ANAK%20JALANAN-NASRUDDIN%20S-SOSIOLOGI-FISIP.docx?sequence=1http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1682/EKSPLOITASI%20ANAK%20JALANAN-NASRUDDIN%20S-SOSIOLOGI-FISIP.docx?sequence=1http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/1682/EKSPLOITASI%20ANAK%20JALANAN-NASRUDDIN%20S-SOSIOLOGI-FISIP.docx?sequence=1https://atwarbajari.wordpress.com/category/atwar-bajari/https://atwarbajari.wordpress.com/category/atwar-bajari/http://www.depkop.go.id/uploads/media/02._UU_No._23_Tahun_2002_tentang_Perlindungan_Anak_01.pdfhttp://www.depkop.go.id/uploads/media/02._UU_No._23_Tahun_2002_tentang_Perlindungan_Anak_01.pdfhttp://www.depkop.go.id/uploads/media/02._UU_No._23_Tahun_2002_tentang_Perlindungan_Anak_01.pdf

  • Republik Indonesia. Undang-Undang 1945

    tentang Gepeng, Anak Jalanan

    dan Pemerinta pasal 34 ayat 1 (di

    amandemen). Jakarta : 2002.

    Saad, M. Hasballah. 2003. Perkelahian

    Remaja. Yogyakarta : Galang

    Press.

    Siahaan ,Jokie M.S .2009. Sosiologi

    Perilaku Menyimpang .Jakarta :

    Universitas Terbuka.

    Siahaan, JokieM.S .2007. Perilaku

    Menyimpang, Pendekatan

    Sosiologi. Jakarta : PT Malta

    Pritindo.

    Sugiyono, Prof. Dr. 2008. Metode

    Penelitian Pendidikan,

    Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

    dan R &D . Bandung : Penerbit

    Alfabeta.

    Suyanto, Dr. Bagong. 2010. Masalah Sosial

    Anak. Jakarta : PT. Fajar

    Interpratama Mandiri.

    http://www.kemsos.go.id/modules.php?nam

    e=News&file=article&sid=19297

    diunduh pada tanggal 12 Mei 2017,

    pukul 22.33

    Yin, Prof. Dr. Robert K. 2011. Studi Kasus :

    Desain dan Metode ( catatan ke-10

    ) . Jakarta : Rajawali Pers.

    Yin, Prof. Dr. Robert K. 2002. Studi Kasus :

    Desain dan Metode. Jakarta : PT

    Raja Grafindo Persada.

    http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=19297http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=19297