penyembuhan luka
DESCRIPTION
idkTRANSCRIPT
Sebutan suatu proses peradangan sebagai akut, subakut, atau kronis mencerminkan lamanya
perbaikan. Peradangan akut, menurut definisi tidak memiliki segi-segi perbaikan; proses ini
hanya terdiri atas fenomena peradangan eksudatif. Pada peradangan subakut, ada permulaan
pertumbuhan ke arah dalam jaringan granulasi dan mungkin permulaan regenerasi. Pada
peradangan kronis, bukti adanya perbaikan lanjut meliputi proliferasi regeneratif yang luas dan
pembentukan parut yang luas disertai banyak kolagen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan
pada beberapa keadaan, proses peradangan sejak awal dapat terganggu, yaitu pada stadium
eksudatif. Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang
terkena. Jadi, jika suplai darah ke suatu daerah berkurang, akibatnya dapat berupa proses
peradangan yang sangat lambat, infeksi yang menetap, dan penyembuhan yang buruk. Syarat
lain agar peradangan eksudatif efisien adalah suplai leukosit yang bebas didalam sirkulasi
darah. Pasien-pasien yang mengalami kerusakan atau depresi sumsum tulang tidak mempu
memproduksi eksudat selular dengan fungsi normal dan sebagai akibatnya renatn terhadap
infeksi berat. Yang lebih jarang, fungsi leukosit dapat terganggu, walaupun jumlahnya normal
dan pasien dengan cara yang sama menjadi rentan terhadap infeksi agresif. Karena fungsi
leukosit dibantu oleh antibodi tertentu, maka reaksi peradangan juga secara normal kurang
efektif pada pasien-pasien immunodefisiensi. Akhirnya, obat-obatan tertentu dalam dosis yang
cukup tinggi dapat menghambat aspek-aspek penting respons peradangan. Sebagai contoh,
jikaseorang pasien menerima kortikosteroid dosis tinggi atau obat-obatan antiinflamasi lain,
peradangan dan penyembuhan dapat terganggu. Banyak faktor dapat mempengaruhi
penyembuhan luka atau peradangan lain. Proses penyembuhan, karena kebergantungannya
terhadap proliferasi selular dan aktivitas sintetik, terutama sensitif terhadap keadaan gizi
pasien. Pada pasien-pasien yang sangat kekurangan gizi, penyembuhan luka tidak optimal.
Penyembuhan luka juga diganggu oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik didalam luka,
adanya infeksi pada luka, dan imobilisasi serta pendekatan tepi luka yang tidak sempurna. Pada
kasus yang nya, dengan kegagalan pengobatan, luka bedah mungkin mengalami dehisensi, atau
terbuka.