penyembuhan luka

2
Sebutan suatu proses peradangan sebagai akut, subakut, atau kronis mencerminkan lamanya perbaikan. Peradangan akut, menurut definisi tidak memiliki segi-segi perbaikan; proses ini hanya terdiri atas fenomena peradangan eksudatif. Pada peradangan subakut, ada permulaan pertumbuhan ke arah dalam jaringan granulasi dan mungkin permulaan regenerasi. Pada peradangan kronis, bukti adanya perbaikan lanjut meliputi proliferasi regeneratif yang luas dan pembentukan parut yang luas disertai banyak kolagen. Faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan pada beberapa keadaan, proses peradangan sejak awal dapat terganggu, yaitu pada stadium eksudatif. Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang terkena. Jadi, jika suplai darah ke suatu daerah berkurang, akibatnya dapat berupa proses peradangan yang sangat lambat, infeksi yang menetap, dan penyembuhan yang buruk. Syarat lain agar peradangan eksudatif efisien adalah suplai leukosit yang bebas didalam sirkulasi darah. Pasien-pasien yang mengalami kerusakan atau depresi sumsum tulang tidak mempu memproduksi eksudat selular dengan fungsi normal dan sebagai akibatnya renatn terhadap infeksi berat. Yang lebih jarang, fungsi leukosit dapat terganggu, walaupun jumlahnya normal dan pasien dengan cara yang sama menjadi rentan terhadap infeksi agresif. Karena fungsi leukosit dibantu oleh antibodi tertentu, maka reaksi peradangan juga secara normal kurang efektif pada pasien-pasien

Upload: shelly-yoshianne-a

Post on 08-Apr-2016

8 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

idk

TRANSCRIPT

Page 1: Penyembuhan Luka

Sebutan suatu proses peradangan sebagai akut, subakut, atau kronis mencerminkan lamanya

perbaikan. Peradangan akut, menurut definisi tidak memiliki segi-segi perbaikan; proses ini

hanya terdiri atas fenomena peradangan eksudatif. Pada peradangan subakut, ada permulaan

pertumbuhan ke arah dalam jaringan granulasi dan mungkin permulaan regenerasi. Pada

peradangan kronis, bukti adanya perbaikan lanjut meliputi proliferasi regeneratif yang luas dan

pembentukan parut yang luas disertai banyak kolagen.

Faktor-faktor yang mempengaruhi peradangan dan penyembuhan

pada beberapa keadaan, proses peradangan sejak awal dapat terganggu, yaitu pada stadium

eksudatif. Seluruh proses peradangan bergantung pada sirkulasi yang utuh ke daerah yang

terkena. Jadi, jika suplai darah ke suatu daerah berkurang, akibatnya dapat berupa proses

peradangan yang sangat lambat, infeksi yang menetap, dan penyembuhan yang buruk. Syarat

lain agar peradangan eksudatif efisien adalah suplai leukosit yang bebas didalam sirkulasi

darah. Pasien-pasien yang mengalami kerusakan atau depresi sumsum tulang tidak mempu

memproduksi eksudat selular dengan fungsi normal dan sebagai akibatnya renatn terhadap

infeksi berat. Yang lebih jarang, fungsi leukosit dapat terganggu, walaupun jumlahnya normal

dan pasien dengan cara yang sama menjadi rentan terhadap infeksi agresif. Karena fungsi

leukosit dibantu oleh antibodi tertentu, maka reaksi peradangan juga secara normal kurang

efektif pada pasien-pasien immunodefisiensi. Akhirnya, obat-obatan tertentu dalam dosis yang

cukup tinggi dapat menghambat aspek-aspek penting respons peradangan. Sebagai contoh,

jikaseorang pasien menerima kortikosteroid dosis tinggi atau obat-obatan antiinflamasi lain,

peradangan dan penyembuhan dapat terganggu. Banyak faktor dapat mempengaruhi

penyembuhan luka atau peradangan lain. Proses penyembuhan, karena kebergantungannya

terhadap proliferasi selular dan aktivitas sintetik, terutama sensitif terhadap keadaan gizi

pasien. Pada pasien-pasien yang sangat kekurangan gizi, penyembuhan luka tidak optimal.

Penyembuhan luka juga diganggu oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik didalam luka,

adanya infeksi pada luka, dan imobilisasi serta pendekatan tepi luka yang tidak sempurna. Pada

kasus yang nya, dengan kegagalan pengobatan, luka bedah mungkin mengalami dehisensi, atau

terbuka.