penyelesain perkara wali ‘adal di pengadilan...

65
PENYELESAIAN PERKARA WALI ‘AD AL DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) Oleh: ADE PUSPITA SARI NIM : 104044201456 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429/2008

Upload: hoangdan

Post on 31-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

PENYELESAIAN PERKARA WALI ‘ADAL

DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

ADE PUSPITA SARI

NIM : 104044201456

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429/2008

Page 2: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

PENYELESAIAN PERKARA WALI ‘ADAL

DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (SHI)

Oleh:

Ade Puspita Sari

Nim: 104044201456

Di bawah Bimbingan

Pembimbing

Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. NIP. 150 299 479

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1429/2008

Page 3: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Jakarta, 21 Agustus

2008

Ade Puspita Sari

Page 4: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala nikmat, rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam

semoga selalu tetap tercurahkan kepada baginda Nabi pembawa perubahan di dalam

segala aspek kehidupan , yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para

sahabatnya dan juga orang-orang yang tetap istiqomah menegakan dinul Islam hingga

akhir zaman.

Skripsi berjudul PENYELESAIAN PERKARA WALI ‘ADAL DI

PENGADILAN AGAMA CIBINONG ini ditulis untuk memenuhi dan sekaligus

melengkapi syarat-syarat dalam mencapai gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada

fakultas Syari’ah dan Hukum Iniversitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan karena mendapat

bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat

yang dalam penulis menyampaikan terimakasih serta penghargaan sedalam-dalamnya

kepada :

Page 5: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

1. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH, MA, MM.

2. Ketua Jurusan Ahwal Al-Syakhshiyah Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. H. A. Basiq

Djalil, SH, MH. Dan Sekertaris Jurusan Akhwal Al-Syakhshiyah,

Kamarusdiana, S.Ag., M.Hum. yang selalu memberikan motivasi dan

kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UIN Jakarta.

3. Dr. Syahrul A’dam, M.Ag., selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta petunjuk-petunjuk

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ketua Pengadilan Agama Cibinong, serta Hakim dan Pegawai Pengadilan

Agama Cibinong yang telah memberikan nasehat dan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Drs.H. Ace Ma’mun, MH. dan Drs. H. Fajri Hidayat, MH., selaku Hakim

Pengadilan Agama Cibinong yang telah sudi penulis ganggu untuk dimintai

waktunya dalam wawancara dan diskusi.

5. Bapak Ibu Dosen UIN Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengarahan

kepada penulis selama menjalani studi di UIN jakarta.

6. Ibu pimpinan dan seluruh karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

serta Perpustakaan Utama UIN Jakarta yang telah memberikan pelayanan

dengan ramah dalam meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

Page 6: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

7. Kepada keluarga besar Yayasan Al-Ittihad khususnya Ibu Vila, atas bantuannya

baik secara materil dan inmateril selama ini kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan perkuliaan.

8. Semua teman-teman diskusi konsentrasi Administrasi Keperdataan Islam

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan

2004, terutama kepada Ibu Nursiah, Faridah, Puji, Hanna, Lilis, Tita, Diah,

Iis, Mara, Rijal, Dede dan Kasih. ”Mudah-mudahan jalinan persahabatan ini

tidak akan luntur dikekang waktu dan semoga persahabatan ini bisa terjalin

sampai kapanpun dan dimanapun kita berada”. Amin.

9. Juga kepada semua yang telah mencurahkan ide, memberikan saran, bimbingan

dan bantuan tulus dan ikhlas, maaf penulis tidak bisa menyebutkan satu

persatu, tapi itu tidak mengurangi rasa hormat penulis.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan, semoga Allah

membalas semua kebaikan dengan balasan yang berlipat ganda. Terakhir penulis

berharap semoga kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan

pembaca pada umumnya. Oleh karen itu, kritik yang sifatnya membangun senantiasa

penulis harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Ciputat, 4 Rajab 1429 H 7 Juli 2008 M.

Penulis

Page 7: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

DAFTAR ISI

PERSEMBAHAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR................................................................................................vi

DAFTAR ISI.............................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ................................................ 4

C. Tujuan dan Manfaat............................................................................ 5

D. Kajian Terdahulu ................................................................................ 6

E. Metode Penelitian............................................................................... 8

F. Sistimatika Penulisan.......................................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG WALI

A. Pengertian Wali Dan Dasar Hukum Wali Nikah................................ 12

B. Syarat-Syarat Wali.............................................................................. 17

C. Macam-Macam Wali Dalam Pernikahan ........................................... 22

D. Wali ‘Adal .......................................................................................... 28

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Letak dan Sejarah Kelahiran ............................................................. 32

B. Wilayah Yuridiksi .............................................................................. 35

Page 8: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

C. Susunan Pengadilan............................................................................ 41

D. Data Perkara Yang Diterima Dan Diputus Tiga Tahun Terakhir....... 44

BAB IV ANALISIS DAN PENGELOLAAN DATA

A. Data Permohonan Penetapan Wali ‘Adal Tiga Tahun Terakhir ........ 45

B. Prosedur Penetapan Permohonan Wali ‘Adal .................................... 45

C. Kasus Posisi....................................................................................... 54

D. Analisis Penyelesaian Perkara Wali ‘Adal........................................ 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 65

B. Saran ................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 67

LAMPIRAN ............................................................................................................ 75

Page 9: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

ABSTRAK

Ade Puspita Sari : Penyelesaian Perkara Wali ‘Adal Di Pengadilan

Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag.

Perkawinan merupakan rahmat dan karunia Allah yang sangat besar. Allah

menciptakan manusia di dunia ini berpasang-pasangan yaitu pria dan wanita dengan

dilengkapi rasa cinta, kasih dan sayang di antara keduanya. Untuk menghalalkan

hubungan kedua insan tersebut Allah memerintahkan keduanya untuk melangsungkan

pernikahan agar dapat melestarikan keturunannya.

Di Indonesia hukum yang mengatur mengenai perkawinan terdapat di dalam

Undang-undang No.1 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Hukum Perkawinan dan

Kompilasi Hukum Islam (KHI). Di dalam suatu perkawinan doa orang tua dari kedua

orang tua sangatlah penting, terlebih izin dari orang tua mempelai wanita. Karena

wanita memerlukan wali di dalam melangsungkan perkawinan sebagaimana salah

satu syarat sahnya suatu perkawinan. Namun apabila orang tua menolak untuk

memberikan izin dengan alasan yang tidak jelas, padahal calon mempelai pria telah

memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan terlebih pria beragama Islam, maka

wanita tersebut dapat mengajukan permohonan ke Pengadilan Agama apabila jalan

kekeluargaan tidak dapat di tempuh. Pengajuan permohonan ini dilakukan untuk

memperoleh penetapan wali ‘adal /enggannya seorang wali. Hal ini dilakukan agar

wanita tersebut tetap dapat melangsungkan perkawinan dengan wali hakim sebagai

walinya dan pernikahan tersebut sah dalam hukum negara dan hukum Islam.

Page 10: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Suatu kenyataan dalam keberadaan makhluk hidup di bumi adalah terdiri

dari dua jenis laki-laki dan perempuan. Kedua jenis makhluk hidup itu baik segi

fisik maupun dari segi psikis mempunyai sifat-sifat berbeda. Namun secara

biologis kedua jenis makhluk tersebut saling membutuhkan, sehingga mereka

menjadi berpasang-pasangan atau berjodohan, yang secara harfiah di sebut

perkawinan: “Perkawinan merupakan salah satu sunnah yang umum berlaku pada

semua makhluk Tuhan baik bagi manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan.1

Allah SWT tidak mau manusia seperti makhluk lain yang hidupnya bebas

mengikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan betina secara anarki tanpa

adanya suatu aturan. Tetapi demi menjaga martabat dan kehormatannya, Allah

SWT adakan perinsip-perinsip dan hukum yang sesuai martabatnya sehingga

hubungan pria dan wanita diatur secara terhormat didasarkan saling ridho-

meridhoi dengan ucapan ijab kabul2 sebagai lambang dari adanya rasa ridho-

1 M. Tholib, 40 Petunjuk Menuju Perkawinan Islami, (Bandung : Irsyad Baitu Salam),

1995, h. 21. 2 Ijab kabul adalah ikrar yang menyatakan kerelaan dan keinginan dari calon suami dan

istri untuk mengikatkan diri masing-masing dalam pernikaahan. Ijab adalah pernyataan pihak pertama dari salah satu pihak. Qabul adalah penerimaan sepenuhnya dari pihak ke dua atas pihak pertama.

Page 11: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

meridhoi serta dihadiri oleh para saksi yang menyaksikan bahwa sepasang pria

dan wanita itu saling terikat.

Dengan pernikahan manusia akan berkembang biak sehingga kehidupan

umat manusia dapat dilestarikan. Sebaliknya tanpa pernikahan regenerasi akan

terhenti, kehidupan manusia akan terputus dan duniapun akan sepi dan tidak

berarti.

Akan tetapi diketahui bahwa kedua belah pihak melangsungkan

perkawinan terlebih dahulu harus ada persetujuan yang bebas dari kedua orang

tua ataupun kedua belah pihak yang akan mengadakan perkawinan yang telah

disepakati karena menurut syari’at Islam perkawinan merupakan ikatan

persetujuan atas dasar keridhoan kedua belah pihak yang dilakukan oleh pihak

wali perempuan maupun wakilnya.

Namun dalam pelaksanaannya perkawinan tidak menutup kemungkinan

adanya ketidaksetujuan dari pihak perempuan. Dalam hal ini ayah kandung dari

wanita tersebut untuk menjadi wali nikah dengan berbagai alasan padahal pihak

laki-laki telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dan tidak ada

halangan hukum bagi mereka untuk menikah terlebih antara mereka berdua tidak

ada unsur paksaan dari pihak manapun. Hal ini murni dari keinginan mereka

berdua karena adanya rasa cinta dan kasih sayang dari keduanya.

Hadirnya wali dalam sebuah pernikahan merupakan suatu rukun dalam

sebuah pernikahan sehinggga apabila tidak ada wali maka pernikahan itu dapat

dianggap tidak sah. Menurut Kompilasi Hukum Islam ditentukan rukun dan syarat

Page 12: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

perkawinan, dalam pasal 14 disebutkan bahwa untuk melaksanakan perkawinan

harus ada : calon suami, calon istri, wali nikah, dan dua orang saksi, dan ijab

kabul.3

Tertarik terhadap masalah diatas maka Penulis akan mencoba mengangkat

permasalahan dan menuangkannya dalam tulisan yang diberi judul

“PENYELESAIAN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN AGAMA

CIBINONG”

Pembatasan dan Perumusan Masalah

Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya kasus mengenai wali yang enggan menikahkan

(wali‘adal) yang terjadi di masyarakat beberapa daerah dan atas pertimbangan

terbatasnya waktu, biaya dan tenaga yang dimiliki, dengan ini penulis

membatasi diri untuk meneliti dan mengkaji suatu kasus yang berhubungan

dengan wali ‘adal yang terjadi di lingkungan Pengadilan Agama Cibinong.

Perumusan Masalah

Ketentuan wali dalam pelaksanaan suatu pernikahan adalah

merupakan salah satu rukun sebuah pernikahan. Kenyataannya kadang terjadi

pernikahan tanpa persetujuan wali dimana akhirnya pihak-pihak yang ingin

menikah terpaksa mencari wali dalam koridor yang dibenarkan oleh hukum

3 Departemen Agama R.I, Undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan

dan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 serta Kompilasi Islam di Indonesia, ( Jakarta: Direktorat Jendral Agama Islam, 2004. h. 132.

Page 13: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Islam. Oleh karena itu penulis terpokus untuk mengetahui status perkawinan

seorang wanita yang tidak mempunyai wali (wali ‘adal).

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa

perumusan masalah yang dapat dirinci dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut:

1. Bagaimana status pernikahan wanita bila walinya menolak menikahkan

(‘adal) ?

2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan timbulnya wali yang menolak

untuk menikahkan (‘adal ) ?

3. Bagaimana cara penyelesaian apabila terjadi wali yang menolak

menikahkan (‘adal ) ?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian:

a. Untuk mengetahui status pernikahan wanita bila walinya menolak

menikahkan anaknya.

b. Untuk memberikan gambaran dan uraian mengenai faktor yang

menyebabkan timbulnya wali yang menolak untuk menikahkan.

c. Untuk memberikan gambaran atau uraian cara penyelesaian apabila terjadi

wali yang enggan menikahkan.

2. Manfaatnya Penelitian:

a. Kegunaan akademik untuk memenuhi satu syarat guna memperoleh gelar

S1 dalam bidang Hukum Islam.

Page 14: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

b. Pengembangan dan pengaktualisasian dalam konteks Hukum Islam

(Syariah) umumnya dan Hukum Perkawinan pada khususnya.

c. Sumbangsih kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman tentang

wali ‘adal.

Kajian Terdahulu

Wali merupakan salah satu rukun sebuah pernikahan sehingga wali

menjadi salah satu hal yang sangat penting. Permasalahan-permasalahan tentang

wali juga kadang kita temui di masyarakat. Dalam review terdahulu penulis

meringkas skripsi yang ada kaitannya dengan wali. Dalam khazanah penelitian

hanya sedikit yang membahas wali diantaranya adalah:

1. Lukmanul Hakim (NIM. 0044219380). Pengangkatan Wali Hakim Bagi Anak

Perempuan Yang Dilahirkan Diluar Nikah (Studi Kasus di KUA Kebayoran

Baru). Skripsi ini membahas tentang pengangkatan wali hakim karena alasan

bahwa pihak wanita tidak mempunyai wali karena merupakan anak luar nikah

yang mengakibatkan terputusnya hubungan nasab antara wali (ayahnya).

Sehingga wali hakimlah yang menikahkan. Bagi anak perempuan yang

dilahirkan di luar nikah hanya memiliki hubungan dengan ibunya saja.

2. Neneng Soraya (NIM. 0043219201). Kedudukan Wali Nikah Menurut KHI

Dan Mazhab Empat. Skripsi ini membahas tentang masalah wali secara umum

menurut KHI dan beberapa pandangan mazhab empat. Di jelaskan bahwa

terdapat perbedaan mengenai kedudukan wali dalam pernikahan menurut

beberapa mazhab. Manurut jumhur ulama nikah tanpa wali adalah tidak sah.

Page 15: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Sedangkan menurut mazhab Hanafi, wali tidak termasuk salah satu syarat

sahnya suatu pernikahan. Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam wali

merupakan rukun dari suatu perkawinan sehingga apabila dalam suatu

pernikahan tidak ada wali dari pihak wanita maka secara otomatis pernikahan

itu adalah tidak sah.

3. Neng Irma Purnamasari (NIM. 10204422512). Wali Angkat Dalam

Pernikahan Presfetif Fiqih. Skripsi ini menerangkan tentang pernikahan yang

dilakukan oleh wali angkat presfektif fiqih yang terjadi di Desa Cibening

Kecamatan Pamijahan Bogor. Menjelaskan tentang hukum perkawinan yang

diwakilkan oleh wali angkat dalam pernikahan anak angkatnya adalah

dilarang atau tidak boleh, karena wali menyangkut dalam rukun nikah. Jika

memang keluarga kandung si anak yang berhak menjadi wali tidak ada atau

tidak diketahui keberadaannya dari urutan pertama sampai akhir maka hak

perwalian diserahkan kepada wali hakim. Bapak angkat dapat menjadi wakil

wali nasab bila bapak kandung si anak masih hidup tetapi tidak memenuhi

syarat menjadi wali dengan ketentuan ada keikhlasan dari wali nasab.

4. Lukman Hakim (NIM. 0044219379). Status Wali Nikah bagi Anak

Perempuan yang Berbeda Agama Dengan Bapak Kandung. Skripsi ini

membahas tentang hukum haramnya perwalian beda agama sehingga

pernikahannya adalah fasid atau tidak sah, karena Islam telah tegas tentang

perwalian dan urutan-urutan perwalian jika terjadi, maka yang menikahkan

harus mencari saudaranya berdasarkan urutan wali yang masih muslim.

Page 16: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Apabila saudaranya yang boleh menjadi wali tidak ada yang muslim maka

bisa mengangkat wali hakim.

Di samping karya-karya yang disebutkan di atas yang membahas

tentang wali, menurut pengamatan penulis bahwa belum dijumpai karya

ilmiah yang membahas secara langsung tentang wali ‘adal secara detail.

Skripsi ini akan memperdalam permasalahan wali ‘adal menyangkut status

pernikahan wanita yang walinya menolak menikahkan dan proses

penyelesaian yang harus ditempuh apabila terjadi permasalahan tersebut

ditambah lagi menyangkut pemaparan beberapa kasus-kasus yang terjadi di

masyarakat sehingga inilah yang membuat tulisan ini memiliki karakteristik

dan nuansa tersendiri yang pada akhirnya membedakan tulisan ini dengan

karya-karya sebelumnya.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini adalah metode-metode yang umumnya berlaku dalam

penelitian, yaitu :

1. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field

research) dan juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research).

2. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh data yang berkaitan dengan permasalahan yang

diangkat maka dalam penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif

Page 17: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

dengan metode deskriptif. Menurut Bodgan dan Taylor metode kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau prilaku yang.4

3. Jenis Data

Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer yaitu data-data yang diperoleh langsung dari sumbernya,

dalam hal ini data yang akan diperolah berasal dari para informan yang

terdiri dari hakim yang berwenang menangani kasus wali ‘adal dan

putusan penetapan kasus wali ‘adal .

b. Data Skunder yaitu data-data yang memberikan penjelasan mengenai data

primer yang mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-buku dan

literatur-literatur yang berhubungan dengan wali ‘adal.

4. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah:

a. Studi Dokumentasi (library Research)

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara menelusuri

buku-buku dan literature yang berhubungan dengan permasalahan yang

dibahas.

4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), Ce Ke-18, h. 3.

Page 18: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

b. Wawancara

Penulis mencoba melakukan penelitian melalui wawancara dengan

pihak-pihak terkait guna memperoleh informasi tentang wali yang

menolak menikahkan. Pihak-pihak yang diwawancarai penulis adalah

hakim yang berwenang terhadap permasalahan ini yaitu hakim Pengadilan

Agama Cibinong.

5. Metode Pengelolaan

Pengelolaan data dilakukan dengan cara pertama mengedit data yaitu

memeriksa data yang terkumpul, apakah jawaban-jawaban dari pertanyaan

yang diajukan dalam wawancara sesuai atau tidak dengan yang dibutuhkan.

Kedua, mengklasifikasikan data berdasarkan masing-masing permasalahan

yang dirumuskan.

Dari data yang diperoleh selanjutnya diolah dan di analisis secara

kualitatif artinya menjabarkan dengan bahasa penulis sendiri sehingga

menghasilkan kesimpulan dengan menggunakan uraian kalimat yang mudah

dimengerti.

Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis mengadakan penulisan yang secara

keseluruhan bab terbagi menjadi lima bab dan tiap bab terbagi lagi kedalam

beberapa sub bab yang lebih kecil. Adapun pembagiannya sebagai berikut.

Page 19: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian terdahulu, metode penelitian, dan sistimatika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG WALI

Dalam bab ini berisi pengertian wali dan dasar hukum wali

nikah, syarat-syarat wali, macam-macam wali dalam

pernikahan, dan wali ‘adal.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum Pengadilan

Agama Cibinong yang meliputi letak dan sejarah kelahiran,

wilayah yuridiksi, susunan Pengadilan Agama Cibinong dan

data perkara yang diterima dan diputus tiga tahun terakhir di

Pengadilan Agama Cibinong.

BAB IV ANALISIS DAN PENGELOLAAN DATA

Dalam bab ini berisi tentang data yang didapatkan penulis

mengenai banyaknya orang yang mengajukan permohonan

penetapan wali ‘adal pada tiga tahun terakhir, prosedur

pemohonan yang dilaksanakan di Pengadilan Agama Cibinong,

kasus posisi dan analisis penulis tentang penyelesaian perkara

wali ‘adal.

Page 20: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan mengemukakan kesimpulan dari

semua uraian yang telah penulis buat, selanjutnya penulis juga

akan memberikan sumbang saran sesuai dengan kemampuan

ilmu yang penulis miliki untuk menyelesaikan permasalahan

yang terjadi.

Page 21: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

Kedua Orang Tua (Alm) Ayahanda M Romli dan Ibunda Zaenab; untuk segala doa, cinta, kasih sayang, didikan, kepercayaan dan pengorbanan.

Kepada Keluarga besarku: Ibu Indah (Almh), Abang, Teh Sri, Teh

Anduy, Bang Nanang, Teh Iyam, Mas Toto, Teh Dadah, Om Rudi, Teh Ine, Om Heru, Elly, dan adiku Fitri; untuk segala doa dan semangat

yang selalu mengalir untukku

Kepada keponakan-keponakanku: Indah, Nova, Bagus, Ijal, Dede Fajar, Cha-Cha, Faruq, Dzaki; untuk senyum yang selalu kalian suguhkan.

Kepada Guru, Dosen, Teman, Sahabat, Saudara, Senior, dan Adik-adik;

untuk segenap tetes pengetahuan, ilmu, inspirasi, kesetiaan, kebaikan, bantuan , bimbingan dan pengalaman.

Page 22: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

BAB III

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Letak dan Sejarah Pengadilan Agama5

Pengadilan Agama Cibinong berkedudukan di Jalan Bersih Komplek

Pemda Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, Tlp. (021) 87907651, Fax. (021)

87907651. Gedung PA Cibinong dibangun diatas tanah seluas 1650 m dengan

luas bangunan tanah 419,70 m. terdiri dari 2 lantai yang dibangun pada tahun

2002 dengan keadaan gedung kantor yang demikian besar dan volume pekerjaan

5 Profil Pengadilan Agama Cibinong, (Cibinong : 2007), h.3.

Page 23: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

yang cukup padat, begitu pula dengan karyawan yang berjumlah 39 orang di

tambah dengan pegawai honorer 4 orang maka kantor itu cukup memadai.

Sejarah kelahiran PA Cibinong erat kaitannya dengan sejarah

pembentukan PA pada umumnya di seluruh Indonesia khususnya di daerah

Bogor Jawa Barat. Dasar hukum pembentukan Pengadilan Agama Cibinong

adalah berdasarkan Kepres No. 85 Tahun 1996 tentang pembentukan 9 (sembilan)

Pengadilan Agama.

Pengadilan Agama Cibinong terbentuk sejalan dengan perjalanan singkat

Kabopaten Bogor pada tahun 1075, dimana pemerintahan pusat mengintruksikan

bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki pusat pemerintahan wilayah Kabupaten

sendiri dan pindah dari pusat pemerintahan Kota Madya Bogor. Atas dasar

tersebut, Pemerintah Tingkat II Bogor mengadakan penelitian di beberapa

wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor untuk dijadikan sebagai calon Ibu

Kota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan

dipilih diantaranya adalah Ciawi (Rancamayu) Leuwiliang, Parung, dan

Kecamatan Cibinong (desa Tengah), maka dari hasil penelitian tersebut sidang

Pleno DPRD Kabupaten daerah Tingkat I Bogor pada tahun 1980 ditetapkan

bahwa calon Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor terletak di Desa

Tengah Kecamatan Cibinong.

Penetapan calon Ibu Kota diusulkan kembali ke Pemerintahan Pusat dan

mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun

1982 yang menegaskan bahwa Ibu Kora Pusat Pemerintahan Kabupaten Daerah

Page 24: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Tingkat II Bogor berkedudukan di Desa Tengah Kecamatan Cibinong di wilayah

Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor. Atas dasar tersebut Pengadilan Agama

Cibinong dibentuk berdasarkan Kepres No. 85 Tahun 1996 tanggal 1 November

1996 dimana pengoprasiannya diresmikan oleh Bapak Direktur DIRBIN

BAPERA ISLAM pada tanggal 25 Juni 1997.

Adapun dasar hukum pembentukan daerah tingkat II di wilayah

Pengadilan Agama Cibinong Kabupaten Bogor adalah :6

1. Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 1995 tentang perubahan batas wilayah

Kota Madya dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor

2. Keputusan Mentri Dalam Negeri No. 49 tahun 1989 tentang Pedoman

perubahan Batas Wilayah Kota Madya daerah Tingkat II Bogor.

3. Keputusan DPRD Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor No.

650/03/KPTS/DPRD/1986 tanggal 3 Juli 1986 tentang Persetujuan Prinsip

Terhadap Rencana Perluasan Wilayah Kota Madya Daerah Tingkat II Bogor.

4. Surat Keputusan Pimpinan DPR tanggal 12 Oktober Kabupaten Daerah

Tingkat II Bogor No. 650/SK.Pem.21/DPRD/1990 tanggal 12 Oktober 1990

tentang Persetujuan Pengembangan Bogor Raya.

5. Kesepakatan bersama antara Pemerintah Kota Madya Daerah Tingkat II

Bogor dan Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor.

Visi dan Misi Pengadilan Agama Cibinong 7

6 Ibid., h. 6 7 Ibid., h. 6-7

Page 25: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

1. Visi Pengadilan Agama Cibinong adalah mewujudkan citra dan wibawa serta

kemandirian Pengailan Agama Cibinong dalam melaksanakan tugas pokok

dan kewenangannya sebagai Peradilan negara yang sejajar dengan peradilan

lainnya, bermartabat dan dihormati demi tegaknya hukum dan keadilan,

ketertiban dan kepastianh hukum di tengan masyarakat Kabupatn Bogor yang

religius menuju terlaksananya syariat Islam yang evektif.

2. Misi Pengadilan Agama Cibinong adalah

a. Pemberdayaan peran, kedudukan dan kewenangan Peradilan Agama

sebagai Peradilan Negara dan sebagai lembaga penegak hukum agar lebih

mampu dalam memberikan pelayanan hukum dan kedilan terhadap

masyarakat melalui putusan yang berkwalitas.

b. Pembinaan moralitas dan pengangkatan profesionalisme sumber daya

aparatur Peradilan Agama, sarana dan prasarana penegakan hukum.

c. Pengembangan budaya dan kepastian hukum sehingga mampu

menberikan kontribusi positif dalam membangum masyarakat yang

religius berdasarkan syari’at Islam.

B. Wilayah Yuridiksi

Wilayah yuridiksi dimaksud di dalam pembahasan ini bermuara pada

istilah memeriksa, memutuskan dan menyelesaikan suatu perkara bagi

pengadilan. Dalam istilah “kewenangan” sinonim dari kata “ kekuasaan”. Adapun

yang dimaksud kewenangan dan kekuasaan itu terdapat dalam HIR yang dikenal

dengan istilah kompetensi.

Page 26: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Adapun pembahasan kopetensi ini terbagi pada dua aspek, yaitu:

1. Kopetensi absolut, yaitu kewenangan atau kekuasaan Pengadilan yang

berhubungan dengan jenis perkara atau jenis Pengadilan perkara atau

tingkatan Pengadilan, dalam perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis

Pengadilan atau Pengadilan lainnya8. Pada UU No. 3 Tahun 2006 jo UU No. 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama disebutkan BAB III mengenai

Kekuasaan Pengadilan pasal 29 yang berbunyi : “Pengadilan Agama bertugas

dan berwenang memeriksa, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama

antara orang-orang yang beragama Islam di bidang :

a. Perkawinan;

b. Waris;

c. Wasiat;

d. Hibah;

e. Wakaf;

f. Zakat;

g. Infaq;

h. Shadaqoh;

i. Ekonomi syariah;

Semua kompetensi yang disebutkan di atas diatur berdasarkan Undang-

undang Perkawinan, Kewarisan dan Perwakafan yang berlaku, yaitu berdasarkan

8 H. Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama, (Jakarta : Rajawali Pers,

1991), Cet ke- 1, h. 27.

Page 27: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Undang-undang Perkawinan, Peraturan Pemerintah dan Kompilasi Hukum Islam

(KHI). Adapun pelaksanaan tugas-tugas pokok-pokok ini pembinaannya

dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Khusus mengenai bidang perkawinan, maka dalam penjelasan pasal 49

ayat (2) UU No. 3 tahun 2006 jo. No.7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang

dimaksud dengan perkawinan antara lain adalah:

Page 28: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

a. izin beristri lebih dari seorang;

b. izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 tahun,

dalam hal orang tua wali, atau keluarga dalam garis lurus ada perbedaan

pendapat;

c. dispensasi perkawinan;

d. pencegahan perkawinan;

e. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;

f. pembatalan perkawinan;

g. gugatan kelalain atas kewajuban suami dan istri;

h. perceraian karena talak;

i. gugatan percerain;

j. penyelesaian harta bersama;

k. penguasaan anak-anak;

l. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;

m. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada

bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri.

n. putusan tentang sah tidaknya seorang anak;

o. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

p. pencabutan kekuasaan wali;

q. penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal

kekuasaan seorang wali dicabut;

Page 29: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

r. penunjukan seorang wali dalam hal belum cukup umur (delapan

belas)tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;

s. pembentukan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di

bawah kekuasaannya;

t. penetapan asal usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam;

u. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campuran;

v. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum undan-

undang No. 7 tahun 1974 tentang Perkawinan dan dijalankan menurut

peraturan lain

3. Kompetensi relatif, yaitu kewenangan atau kekuasaan untuk memeriksa,

memutuskan dan menyelesaikan suatu perkara bagi pengadilan yang

berhubungan dengan wilayah atau domisili pihak-pihak pencari keadilan. Hal

demikian tersebut terdapat pada ketentuan sebagai berikut :

a. HIR pasal 118 ayat (1 s/d 4) / 142 R.B.g dan

b. UU No. 3 Tahun 2006 jo UU No. 7 Tahun 1989 tentang Undang-Undang

Peradilan Agama Pasal 66 ayat (1 s/d 5) dan pasal 73 ayat (1 s/d 3 )

tentang kompetensi relatif. Adapun kompetensi relatif Pengadilan Agama

Cibinong adalah melingkupi 39 wilayah kecamatan, 423 Desa dan 7

Page 30: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Kelurahan. Wilayah kecamatan terdiri dari desa dan kelurahan sebagai

berikut:9

1) Kecamatan Ciawi 13 Desa

2) Kecamatan Cisarua 9 Desa

3) Kecamatan Caringin 11 Desa

4) Kecamatan Cijeruk 12 Desa

5) Kecamatan Taman Sari 18 Desa

6) Kecamatan Ciomas 11 Desa

7) Kecamatan Cibinong 12 Desa

8) Kecamatan Dramaga 10 Desa

9) Kecamatan Gunung Putri 10 Desa

10) Kecamatan Citeureup 12 Desa

11) Kecamatan Babakan Madang 3 Desa

12) Kecamatan Sukaraja 13 Desa

13) Kecamatan Mega Mendung 10 Desa

14) Kecamatan Suka Makmur 14 Desa

15) Kecamatan Jonggol 12 Desa

16) Kecamatan Cileungsi 9 Desa

17) Kecamatan Kelapa Nunggal 20 Desa

18) Kecamatan Cariu 9 Desa

19) Kecamatan Parung 10 Desa

9 Profil Pengadilan Agama Cibinong, h.10-11

Page 31: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

20) Kecamatan Ciseeng 9 Desa

21) Kecamatan Kemang 16 Desa

22) Kecamatan Bojong Gede 6 Desa

23) Kecamatan Ranca Bungur 10 Desa

24) Kecamatan Gunung Sindur 19 Desa

25) Kecamatan Leuliang 15 Desa

26) Kecamatan Pamijahan 13 Desa

27) Kecamatan Rumpin 15 Desa

28) Kecamatan Cibungbulang 19 Desa

29) Kecamatan Ciampea 15 Desa

30) Kecamatan Jasinga 9 Desa

31) Kecamatan Tenjo 11 Desa

32) Kecamatan Parung Panjang 11 Desa

33) Kecamatan Nanggung 9 Desa

34) Kecamatan Sukajaya 9 Desa

35) Kecamatan Cigudeg 15 Desa

36) Kecamatan. Leuisedang 8 Desa

37) Kecamatan Tajur Halang 7 Desa

38) Kecamatan Tenjolaya 57 Desa

39) Kecamatan Cigombong 8 Desa

Page 32: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

C. Susunan Pengadilan Agama CIbinong

Adapun susunan Pengadilan Agama Cibinong adalah sebagai berikut:10

1. Pegawai Teknis

a. Daftar Nama Hakim di Pengadilan Agama Cibinong

No. Nama Jabatan

1 Drs. H. Arief Saefuddin, S H Hakim / Ketua

2 Drs. Chazim Maksalina, MH Hakim / Wakil

3 Drs. Ahmad Dimyati, AR Hakim

4 Drs. Ismet Ilyas, SH Hakim

5 Drs. Yusran Hakim

6 Drs. Abdul Hamid Mayeli, SH Hakim

7 Drs. Ace Ma’mun Hakim

8 Drs. Ace Ma’mun Hakim

9 Dra. Hj. Nuroniah, SH Hakim

10 Dra. Luluk Arifah Hakim

11 Drs. H. Fajri Hidayat Hakim

12 Dra. Ida Nursaadah, SH Hakim

13 Dra. Fauziah Hakim

14 Drs. Muslikin, MH Hakim

10 Profil Pengadilan Agama Cibinong, h.14-15.

Page 33: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

b. Daftar Nama Tenaga Kepaniteraan Pengadilan Agama Cibinong11

No Nama Jabatan

1 Nanang Patoni, SH Panitera

2 Aswadi, S.Ag Wakil Panitera

3 Sumaryati, SH Wakil Sekertaris

4 Nuryani, S. Ag PanMud Hukum

5 Nani Nuuraeni PanMud Permohonan

6 A. Saepurrahman, BA PanMud Gugatan

7 Dra. Barkah Salim Panitera Pengganti

8 Rahmat Fiemansyah Panitera Pengganti

9 Drs. Nanang Juanda Panitera Pengganti

10 Dra. Siti Mariam Adam Panitera Pengganti

11 Suryadi, S.ag Panitera Pengganti

12 Hidayah, S.Ag Panitera Pengganti

2. Daftar Nama Tenaga Kejurusitaan Pengadilan Agama Cibinong

No Nama Jabatan

1 Aceng Nasrudin, SHI Juru sita

2 Holid, SH Juru sita

3 Iskandar Fuadi Juru sita

11 Ibid.,

Page 34: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

4 Firmansyah Maruyuana Juru sita

5 Emon Kusman, SH Juru sita

3. Pegawai Administrasi12

Daftar Nama Pegawai Tenaga Administrasi PA Cibinong

No Nama Jabatan

1 Sumaryati, SH Wakil Sekertaris

2 Supartini, SH Kasubag. Kepegawaian

3 Holid, SH Kasubag Keuangan

4 Emon Kusmon, SH Kasubag. Umum

5 Firmansyah Mariyuana Bendahara

6 Hilda Fitriyanti, SH Pengadministrasian Keuangan

7 Iskandar FuadiPengadministrasian Perkara

Gugatan

8 Dicky Mulyawarman, AmdPengadministrasian Perkara

Permohonan

12 Ibid.,

Page 35: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Struktur Organisasi PA Cibinong

D. Perkara Yang Diterima Dan Diputus Oleh Pengadilan Agama Cibinong

Sejak Tiga Tahun Terakhir (2005, 2006, 2007)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Cibinong

perkara yang diterima dan yang diputus oleh Pengadilan Agama Cibinong selama

kurun waktu tiga tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai 2007 sebanyak 2.523 kasus

yang diterima dan 2.464 kasus yang diputus. Sebagaimana tabel dibawah ini:

Page 36: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Tabel I

Perkara yang Diterima dan Diputus PA Cibinong Tiga Tahun Terakhir

No. Tahun Jumlah Perkara

Yang Masuk

Jumlah Perkara

Yang di Putus

1 2007 1.005 952

2 2006 775 778

3 2005 743 734

Jumlah 2.523 2.464

Sumber : Laporan Tahunan PA Cibinong

Tahun 2005-2007

Dari banyaknya kasus yang diterima dan diputus di Pengadilan Agama

Cibinong perkara yang lebih mendominasi adalah perkara perceraian. Jumlah perkara

perceraian yang diterima PA Cibinong sejak tiga tahun terakhir berjumlah 2.213

perkara yang diterima sedangkan keseluruhan jumlah perkara perceraian yang diputus

sebanyak 1.968 kasus. Adapun rincian banyaknya perkara perceraian yang diterima

dan diputus adalah sebagai berikut: pada tahun 2007 terdapat 824 perkara yang

diterima dan 713 perkara yang diputus, pada tahun 2006 terdapat 754 perkara yang

diterima dan 618 perkara yang diputus. Sedangkan pada tahun 2005 sebanyak 702

perkara yang diterima dan 637 perkara yang diputus. .menurut Panitera Muda

Pengadilan Agama Cibinong hal ini disebabkan karena perkawinan merupakan

persoalan yang sering dihadapi oleh pasangan suami istri dalam kehidupan sehari-

Page 37: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

hari, dibandingkan permasalahan lainnya. Perkawinan merupakan persoalan yang

sangat sensitif karena menyangkut kebutuhan lahiriah dan batiniah.13.

Pada perkara-perkara lain yang diajukan di Pengadilan Agama Cibinong

selama tiga tahun terakhir tidak didapati jumlah yang cukup banyak selain perkara

perceraian . Perkara selanjutnya yang jumlahnya berada dibawah perkara perceraian

adalah perkara isbat nikah yaitu sebanyak 267 perkara yang diterima dan 264 perkara

yang diputus. Sedangkan untuk keseluruhan perkara-perkara selain perceraian dan

isbat nikah yang diterima dan diputus di Pengadilan Agama Cibinong sebanyak 82

perkara, dimana 43 perkara yang diterima dan 39 perkara yang diputus. Perkara-

perkara itu meliputi perkara izin poligami, pencegahan perkawinan, pembatalan

perkawinan, harta bersama, penguasaan anak, pengesahan anak, perwalian, hadhonah,

pembatalan perwalian anak, pencabutan kekuasaan wali, isbat nikah, izin kawin, wali

‘adal, kewarisan, hibah dan wakaf..

13 Nani Nura’eni, Panitera Muda Permohonan Pengadialan Agama Cibinong,

Wawancara Pribadi, Cibinong 18 Juni 2008.

Page 38: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

BAB IV

ANALISIS MASALAH PENYELESAIAN PERKARA WALI ‘ADAL

DI PENGADILAN AGAMA CIBINONG

A. Data Permohonan Penetapan Wali ‘Adal Tiga Tahun Terakhir

Berdasarkan data yang diperoleh dari Pengadilan Agama Cibinong maka

perkara wali ‘adal yang diterima oleh Pengadilan Agama Cibinong selama kurun

waktu tiga tahun, yaitu dari tahun 2005 sampai 2007 sebanyak 7 kasus.

Tabel II.

No. Tahun No. Perkara Pemohon Faktor

Penyebab

1 2007 114/Pdt.P/2007/PA.Cbn. Dwi Ria Wulandari Ekonomi

2 2006 02/ Pdt.P/2006/PA.Cbn. Mira Kusmiranti Sosial

3

4

5

6

7

2005 01/ Pdt.P/2005/PA.Cbn.

04/ Pdt.P/2005/PA.Cbn.

11/ Pdt.P/2005/PA.Cbn.

16/ Pdt.P/2005/PA.Cbn

25/ Pdt.P/2005/PA.Cbn.

Sri Wahyuni

Elah Nurlaela

Susanti

Susi Shorayasari Z

Mirawati

Sosial

Ekonomi

Ekonomi

Dendam

Ekonomi

Sumber : Laporan Perkara Permohonan PA Cibinong

Tahun 2005-2007

Page 39: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Data di atas menjelaskan bahwa faktor yang dominan menjadi alasan

seorang wali atau orang tua menolak menikahkan anaknya (‘adal) adalah faktor

ekonomi, setelah itu adalah faktor sosial dan yang selanjutnya adalah faktor

dendam. Faktor ekonomi disini melingkupi kekhawatiran seorang wali dimana

apabila anaknya menikah dengan orang yang ekonominya kurang mampu atau

miskin disebabkan pekerjaannya yang dirasa oleh wali belum sukses atau mapan

sehingga apabila pernikahan itu tetap dilakukan maka akan membuat

keturunannya sengsara.. Padahal untuk mengukur ke suksesan seseorang atau

kemapanan seseorang adalah bersifat relatif. Faktor sosial, biasanya

dilatarbelakangi oleh status sosial di masyarakat misalnya saja seorang perwira

TNI tidak mau anaknya menikah selain dengan perwira TNI juga, karena dirasa

perwira TNI lebih mempunyai kelas tersendiri., masalah pendidikan seorang wali

menolak menikahkan karena calon menantunya didapati berpendididikan formal

di bawah pendidikan anaknya misalnya saja calon menantunya berpendidikan

hanya sampai tingkat SMA, sedangkan calon pengantin wanita (anaknya)

berpendidikan sarjana. Faktor Dendam biasanya dilatarbelakangi oleh permusuhan

yang terjadi antara wali dengan keluarga calon mempelai laki-laki atau

permusuhan yang tejadi antara wali dengan calon pengantin wanita (anaknya)

dengan sebab-sebab tertentu.

B. Prosedur Permohonan Penetapan Wali ‘Adal

Sebelum mengajukan permohonan, seseorang harus terlebih dulu

mengetahui pengadilan mana yang berhak mengadili, memeriksa dan memutus

Page 40: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

perkaranya. Dalam bahasa hukumnya disebut dengan kekuasaan absolut

(kompetensi absolut) dalam hal perkawinan yang diajukan oleh orang Islam yang

berhak mengadili adalah Pengadilan Agama.

Selanjutnya dalam hal pembagian kekuasaan berdasarkan wilayah hukum

disebut (kompetensi relatif). Hal ini secara umum dalam pasal 112 HIR/142 RBG

dan secara khusus diatur dalam berbagai peraturan Perundang-undangan. Pada

dasarnya gugatan diajukan ke Pengadilan Agama tempat tinggal Tergugat oleh

pihak yang berkepentingan dan mempunyai ikatan hukum. Sedangkan

permohonan diajukan di Pengadilan agama di tempat tinggal Pemohon, kecuali

Undang-undang menentukan lain.14

Dari peraturan di atas cukup jelas bahwa seseorang harus mengerti tata

cara pengajuan perkara dengan memperhatikan dan memahami istilah tersebut di

atas yaitu kompetensi absolut dan relatif yang bertujuan agar gugatan dapat

diterima dan terhindar dari eksepsi.15

Secara garis besar perkara yang masuk ke Pengadilan Agama ada dua

macam, yaitu:

1. Perkara yang sifatnya permohonan yang didalamnya tidak terdapat sengketa

disebut juga dengan Voluenteir. Perkara Voluenteir yang diajukan ke

Pengadilan Agama diantaranya :

14 A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2003), Cet ke-4, h. 45.

15 Eksepsi adalah sanggahan terhadap suatu gugatan atau permohonan yang tidak

mengenai pokok perkara.

Page 41: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

a. Penetapan pengangkatan anak

b. Penetapan pengangkatan wali

c. Penetapan pengesahan nikah (Isbat Nikah)

d. Penetapan dispensasi nikah.16

2. Perkara yang sifatnya gugatan (Contentiosa), yaitu perkara yang didalamnya

tedapat sengketa antara pihak-pihak contohnya saja pada perkara cerai gugat,

cerai talak, permohonan poligami, sengketa waris, dan sebagainya.

Dalam kasus pengajuan wali adhal ini berarti bentuk pengajuannya adalah

berupa permohonan (voluenteir). Surat pemohonan adalah suatu permohonan yang

di dalamnya berisi tuntutan hak perdata oleh suatu pihak yang berkepentingan

terhadap suatu hal yang dianggap sebagai suatu proses peradilan yang bukan

sebenarnya.17

Dalam prosedur berperkara dalam mengajukan permohonan wali ‘adal,

penulis akan membagi 2 bagian, yaitu proses penerimaan perkara dan proses

pemeriksaan sampai putusan perkara yang rincinya adalah sebagai berikut:

1. Proses Penerimaan Perkara

16 Nani Nura’eni, Panitera Muda Permohonan Pengadialan Agama Cibinong,

Wawancara Pribadi, Cibinong 18 Juni 2008. 17 Ibid, h. 39.

Page 42: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Sebelum mengajukan permohonan penetapan wali adhal maka seorang

pemohon harus membuat surat permohonan yang isinya:18

a. Identitas para pihak ( Pemohon ), mencakup:

1). Nama (beserta binti dan aliasnya);

2). Umur;

3). Agama;

4). Pekerjaan;

5). Tempat tinggal;

6). Kewarganegaraan (jika diperlukan).

b. Posita, yaitu penjelasan tentang keadaan / peristiwa dan penjelasan yang

berhubungan dengan hukum yang dijadikan dasar / alasan. Posita memuat:

1). Alasan yang berdasarkan fakta / peristiwa hukum;

2). Alasan yang berdasarkan hukum, tetapi hal ini bukan merupakan

merupakan keharusan. Hakimlah yang harus melengkapinya dalam

putusan nanti.

c. Petitum, yaitu isi tuntutan yang ingin diminta untuk dikabulkan oleh

hakim19

d. Memasuki kawasan proses penerimaan perkara pada pengadilan Agama,

pertama-tama si penggugat atau pemohon membawa surat gugatan atau

18 H. A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, h. 40-41 19 Roihan A. Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama. (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2003), Cet. Ke-10, h. 61.

Page 43: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

permohonan, ditunjukan langsung ke Pengadilan Agama, kemudian

menghadap pada ruang kasir untuk membayar Surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM) dan dilanjutkan datang menghadap pada ruang

kepanitraan untuk mendaftarkan perkaranya. Namun untuk lebih

khususnya lagi tentang proses penerimaan perkara adalah sebagai berikut :

1). Pengajuan perkara di kepanitraan (Meja I)

Untuk mengajukan suatu perkara, baik perkara permohonan

maupun perkara gugatan, si penggugat atau pemohon harus membawa

surat gugatan atau permohonan yang telah dibubuhi tanda tangan

penggugat atau pemohon, dan langsung dibawa pada bagian

kepanitraan. Masing-masing surat tersebut diberikan pada sub. gugatan

jika bentuknya contentiosa dan sub. permohonan jika bentuk suratnya

permohonan. Setelah itu menghadap pada kasir untuk membayar panjar

biaya perkara.

2). Pembayaran panjar biaya perkara (Kasir)

Pembayaran panjar biaya perkara dilakukan oleh pihak yang

akan berperkara dengan menaksir beban biaya harus mencukupi untuk

melangsungkan persidangan. Kemudian penggugat atau pemohon

membawa surat gugatan atau permohonannya yang diserahkan Surat

Kuasa Untuk Membayar (SKUM) ayng ditujukan kepada bagian kasir

untuk melunasi seluruh beban biaya tersebut dan dicatat pada buku

register jurnal biaya perkara, selanjutnya kasir menandatangani dan

Page 44: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

memberi nomor perkara dengan. Tanda lunas pada SKUM tersebut dan

dilanjutkan untuk didaftarkan pada bagian pendaftaran perkara.

3). Pendaftaran Perkara (Meja II)

Untuk mendaftarkan perkara hendaknya penggugat atau

pemohon harus menandatangani Panitera Muda Gugatan, jika bentuk

contentiosa dan Panitera Muda Permohonan, apabila bentuknya

voluenteir. Setelah itu masing-masing Panitera Muda tersebut akan

memberi nomor pada surat gugatan atau permohonan, dan membubuhi

tanda tangan sebagai bukti.

4). Penetapan Majelis Hakim (PMH)

Dalam jeda waktu minimal 7 (tujuh) hari Ketua Pengadilan

Agama menunjuk majelis hakim untuk melakukan pemeriksaan dan

mengadili perkara dalam sebuah “Penetapan” majelis hakim (Pasal 121

HIR jo pasal 93 UU PA), kemudian ketua memberikan tugas kepada

majelis hakim untuk menyelesaikan surat-surat yang berhubungan

dengan perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama.20

Kemudian setelah itu Ketua Pengadilan Agama menetapkan

perkara yang harus diadili berdasarkan nomor urut, akan tetapi jika ada

perkara yang menyangkut kepentingan umum, maka perkara itu harus

20 H. A. Mukti Arto, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama,

h. 59.

Page 45: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

didahulukan seiring dengan pasal 94 Undang-Undang No. 3 tahun 2006

tentang Peradilan agama, penetapan majelis hakim dibuat dalam bentuk

penetapan dan ditandatangani oleh ketua Pengadilan Agama dan

dicatat dalam Buku Register Perkara yang bersangkutan.21

5). Penunjukan Panitera Sidang (PPS)

Agar persidangan dapat berjalan dengan lancar dan evektif

maka dalam hal ini ditunjuklah seorang panitera, wakil panitera,

panitera pengganti untuk membantu hskim dalam menghadiri guna

memcatat jalannya persidangan, membuat berita persidangan dan

melaksanakan semua perintah hakim dalam menyelesaikan suatu

perkara.

6). Penetapan Hari Sidang Oleh Ketua Majlis (PHS)

Setelah ketua majelis menerima berkas perkara tersebut

bersama hakim anggotanya, maka kemudian ditetapkanlah hari dan

tanggal serta jam kapan perkara tersebut dapat disidangkan juga

memerinahkan agar para pihak dipanggil untuk datang pada hari,

tanggal dan jam yang telah ditentukan.

7). Pemanggilan pihak-pihak

Langkah selanjutnya dalam proses penerimaan perkara di

Pengadilan Agama, adalah pemanggilan pihak-pihak yang dilaksanakan

21 Ibid.,

Page 46: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

oleh jurusita atau jurusita pengganti, sebagaimana tugas dan wewenang

jurusita atau jurusita pengganti adalah menyampaikan Relaas

(panggilan) kepada pihak yang berperkara.

2. Proses Pemeriksaan Perkara Dalam Persidangan

Adanya proses pemeriksaan dalam persidangan tentunya harus

melewati tahap-tahap proses penerimaan perkara pada Pengadilan Agama.

Kemudian barulah sampai pada proses pemeriksaan akan berlangsungnya,

untuk itu penulis akan mencoba untuk menjelaskan mengenai langkah-

langkah proses pemeriksaan perkara dalam persidangan antara lain yaitu :

a. Pedamaian

Pertama-tama setiap awal persidangan majelis hakim selalu

membacakan surat gugatan atau permohonan wajib mengadakan upaya

perdamaian diantara kedua belah pihak, dimaksudkan agar kedua belah

pihak kiranya terjadi perdamaian (islah).

b. Pembacaan Permohonan.

c. Apabila pihak wali sebagai saksi utama telah dipanggil secara resmi dan

patut namun tetap tidak hadir sehingga tidak dapat didengar

keterangannya, maka hal ini dapat memperkuat ‘adalnya wali.22

22 Ace Ma’mun dan Fajri Hidayat, Hakim Pengadilan Agama Cibinong, Wawancara

Pribadi, Cibinong 30 Juni 2008.

Page 47: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

d. Apabila pihak wali telah hadir dan memberikan keterangannya maka harus

dipertimbangkan oleh hakim dengan mengutamakan kepentingan

pemohon.

e. Untuk memperkuat adhalnya maka perlu didengar keterangan saksi-saksi.

(pembuktian). Pada tahap ini, pihak yang berperkara diberikan

kesempatan untuk mengajukan bukti-bukti, sebagaimana dalam pasal 164

HIR.

f. Apabila wali yang enggan menikahkan tersebut mempunyai alasan-alasan

yang kuat menurut hukum perkawinan dan sekiranya perkawinan tetap

dilangsungkan justru akan merugikan Pemohon atau terjadinya

pelanggaran terhadap larangan perkawinan, maka permohonan Pemohon

akan ditolak.

g. Kesimpulan Para pihak

Pada tahap ini, pihak yang berperkara diberikan kesempatan untuk

mengajukan pendapat akhir yang merupakan kesimpulan hasil

pemersidangan. Apabila hakim berpendapat bahwa wali benar-benar adhal

dan Pemohon tetap pada permohonannya maka hakim akan mengabulkan

permohonan Pemohon dengan menetapkan ‘adalnya wali dan menunjuk

Kepala KUA Kecamatan setempat, selaku Pegawai Pencatatan Nikah

(PPN), di tempat tinggal Pemohon untuk bertindak sebagai wali hakim.

h. Putusan

Page 48: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Sesudah majelis hakim memeriksa isi gugatan atau permohonan yang

diajukan dan berkesimpulan bahwa alasan yang diajukan cukup beralasan

dan dapat diterima terbukti serta tidak dimungkinkan lagi tercapainya

perdamaina antara keduanya, maka pengadilan agama dapat memutuskan

dengan putusan dalam bentuk penetapan.

i. Terhadap penetapan tersebut dapat dimintakan upaya hukum kasasi.

j. Memberitahukan kepada Meja II dan Kasir yang bertalian dengan tugas

mereka.

k. Meja III

1). Menerima berkas yang telah di minutasi dari Majelis hakim.

2). Memberitahukan isi putusan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

3). Memberitahukan kepada Meja II dan Kasir yang bertalian dengan

tugas mereka.

4). Menetapkan Kekuatan Hukum.

5). Menyerahkan salinan kepada Penggugat dan Tergugat / Pemohon dan

Instansi terkait.

6). Menyerahkan berkas yang telah diminutasi kepada Panitera Muda

Hukum.

l. Panitera Muda Hukum

1). Mendata Perkara

2). Melaporkan perkara

3). Mengarsipkan Berkas.

Page 49: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

C. Kasus Posisi

1. Putusan Pengadilan Agama Cibinong No : 114/Pdt.P/2007/PA.Cibinong.

Pengadilan Agama Cibinong yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan

sebagaimana tersebut di bawah ini :

Pada tanggal 13 Agustus 2007, DWI RIA WULANDARI BINTI

TOMI, umur 20 tahun, agama Islam, bertempat tinggal di Kampung

Cibanteng, Rt 02/01, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor,

melayangkan surat permohonan penetapan wali ‘adal ke Pengadilan Agama

Cibinong yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Cibinong. Nomor:

114/Pdt.P/2007/PA.Cibinong. Surat permohonan itu berbunyi sebagai

berikut:23

1. Bahwa Pemohon bermaksud melangsungkan pernikahan dengan seorang

laki-laki yang bernama MUHAMAD YUSRIL BIN SUMINTA, umur 24

tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Kampung

Cibanteng Rt.02/01, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten

Bogor;

23 Putusan Perkara No. 114/Pdt.P/2007/PA.Cibinong, h.1-2

Page 50: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

2. Bahwa Pemohon telah menjalankan hubungan dengan calon suami

(MUHAMAD YUSRIL BIN SUMINTA) dengan penuh rasa cinta dan

kasih sayang dan sulit untuk dipisahkan;

3. Bahwa Pemohon telah menyampaikan dan mengutarakan niat untuk

melangsungkan pernikahan Pemohon dengan calon suami (MUHAMAD

YUSRIL BIN SUMINTA) kepada orang tua Pemohon dengan harapan

maksud tersebut dapat diterima, akan tetapi orang tua Pemohon tidak

merestui dan tidak mau menjadi wali pernikahan Pemohon dengan calon

suami;

4. Bahwa alasan orang tua Pemohon tidak bersedia menjadi wali bagi

pernikahan Pemohon dengan calon suami karena faktor ekonomi calon

suami dan juga orang tua Pemohon terlalu banyak menuntut dari diri calon

suami diluar kemampuan calon suami Pemohon;

5. Bahwa Pemohon dengan calon suami Pemohon tetap akan melanjutkan

hubungan dan akan melanjutkan perkawinan;

6. Bahwa meskipun sikap orang tua Pemohon sebagaimana tersebut di atas,

akan tetapi Pemohon dan calon Pemohon akan tetap menjaga hubungan

baik;

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka mohon kiranya

Pengadilan Agama Cibinong menjatuhkan penetapan:24

1. Mengabulkan permohonan Pemohonan;

24 Ibid.

Page 51: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

2. Menetapkan adhalnya wali TOMI BIN SUJOKO atas pernikahan

Pemohon dengan laki-laki yang bernama MUHAMMAD YUSRIL BIN

SUMITA;

3. Menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciampea Kabupaten

Bogor untuk bersedia sebagai wali hakim;

4. Menetapkan biaya perkara menurut hakim;

Maka dengan alasan dan dasar tersebut Pengadilan Agama Cibinong

dengan memeriksa bukti-bukti tertulis dan saksi-saksi yang ada mengabulkan

permohonan Pemohon.

2. Putusan Pengadilan Agama Cibinong No : 02/Pdt.P/2006/PA.Cibinong.

Pengadilan Agama Cibinong yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan

sebagaimana tersebut di bawah ini :

Pada tanggal 04 Januari 2006, MIRA KUSMIRANTI BINTI

KUSMIADI, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak bekerja, bertempat

tinggal di Kampung Sentul, Rt. 02/02, Desa Sukairna, Kecamatan Jonggol,

Kabupaten Bogor, melayangkan surat permohonan penetapan wali ‘adal ke

Pengadilan Agama Cibinong yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Cibinong. Nomor : 02/Pdt.P/2006/PA.Cibinong. Surat permohonan itu berbunyi

sebagai berikut :25

25 Putusan Perkara No. 02/Pdt.P/2006/PA.Cibinong, h. 1-2

Page 52: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

1. Bahwa Pemohon bermaksud melangsungkan pernikahan dengan seorang

laki-laki yang bernama ZAENAL MUSLIM BIN H. MA’MUR, umur 29

tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Kampung

Menan, Rt.03/02, Desa Sukamaju, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor;

2. Bahwa Pemohon telah menjalankan hubungan dengan calon suami

(ZAENAL MUSLIM BIN H. MA’MUR) dengan penuh rasa cinta dan

kasih sayang dan sulit untuk dipisahkan;

3. Bahwa Pemohon telah menyampaikan dan mengutarakan niat untuk

melangsungkan pernikahan Pemohon dengan calon suami kepada orang

tua Pemohon dengan harapan maksud tersebut dapat diterima, akan tetapi

orang tua Pemohon tidak merestui dan tidak mau menjadi wali pernikahan

Pemohon dengan calon suami;

4. Bahwa alasan orang tua Pemohon tidak bersedia menjadi wali bagi

pernikahan Pemohon dengan calon suami karena status pekerjaan calon

suami tidak sesuai dengan keinginan orang tua Pemohon yang

menghendaki calon suami Pemohon dari angkatan seperti orang tua

Pemohon;

5. Bahwa Pemohon dengan calon suami Pemohon tetap akan melanjutkan

hubungan dan akan melanjutkan perkawinan;

6. Bahwa meskipun sikap orang tua Pemohon sebagaimana tersebut di atas,

akan tetapi Pemohon dan calon Pemohon akan tetap menjaga hubungan

baik;

Page 53: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Berdasarkan alasan alasan tersebut di atas, maka mohon kiranya

Pengadilan Agama Cibinong menjatuhkan penetapan:26

1. Mengabulkan permohonan Pemohonan;

2. Menetapkan adhalnya wali KUSMIADI BIN USUP atas pernikahan

Pemohon dengan laki-laki yang bernama ZAENAL MUSLIM BIN H.

MA’MUR;

3. Menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jonggol Kabupaten

Bogor untuk bersedia sebagai wali hakim;

4. Menetapkan biaya perkara menurut hakim;

Maka dengan alasan dan dasar tersebut Pengadilan Agama Cibinong

dengan memeriksa bukti-bukti tertulis dan saksi-saksi yang ada mengabulkan

permohonan Pemohon.

3. Putusan Pengadilan Agama Cibinong No : 16/Pdt.P/2005/PA.Cibinong.

Pengadilan Agama Cibinong yang memeriksa dan mengadili perkara-

perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan

sebagaimana tersebut di bawah ini :

SUSI SHORAYASARI Z BINTI ZUHRON AMALI, umur 26 tahun,

agama Islam, pekerjaan karyawati swasta, bertempat tinggal di Kampung

Pabuaran Kulon No. 1, Rt. 02/05, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea,

Kabupaten Bogor, melayangkan surat permohonan penetapan wali ‘adal l ke

26 Ibid.

Page 54: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Pengadilan Agama Cibinong yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama

Cibinong. Nomor : 02/Pdt.P/2006/PA.Cibinong. Surat permohonan itu berbunyi

sebagai berikut :27

1. Bahwa Pemohon bermaksud melangsungkan pernikahan dengan seorang

laki-laki yang bernama HERI IRAWAN BIN UDIN, umur 31 tahun,

agama Islam, pekerjaan PNS, bertempat tinggal di Jalan Rawa Buntu Rt.

03/12 Kecamatan Serpong, Tanggerang;

2. Bahwa Pemohon telah menjalankan hubungan dengan calon suami (HERI

IRAWAN BIN UDIN) dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang dan sulit

untuk dipisahkan;

3. Bahwa Pemohon telah menyampaikan dan mengutarakan niat untuk

melangsungkan pernikahan Pemohon dengan calon suami kepada orang

tua Pemohon dengan harapan maksud tersebut dapat diterima, akan tetapi

orang tua Pemohon tidak merestui dan tidak mau menjadi wali pernikahan

Pemohon dengan calon suami;

4. Bahwa alasan orang tua Pemohon tidak bersedia menjadi wali bagi

pernikahan Pemohon dengan calon suami karena adanya dendam antara

Ayah Pemohon dengan Ibu Pemohon – yang telah bercerai- mengingat

juga pemohon selalu membela dan berpihak kepada Ibunya. Ayah

Pemohon mau menjadi wali dengan syarat yaitu Ibu Pemohon harus

meninta maaf secara langsung dengan disaksikan oleh orang-orang

27 Putusan Perkara No. 16Pdt.P/2005/PA.Cibinong, h. 1-2

Page 55: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

sekampung san aparat Desa, dan syarat inilah yang tidak mungkin untuk

dipenuhi oleh Pemohon;

5. Bahwa Pemohon dengan calon suami Pemohon tetap akan melanjutkan

hubungan dan akan melanjutkan perkawinan;

6. Bahwa meskipun sikap orang tua Pemohon sebagaimana tersebut di atas,

akan tetapi Pemohon dan calon Pemohon akan tetap menjaga hubungan

baik;

Berdasarkan alasan alasan tersebut di atas, maka mohon kiranya

Pengadilan Agama Cibinong menjatuhkan penetapan:28

1. Mengabulkan permohonan Pemohonan;

2. Menetapkan adhalnya wali ZUHRON AMALI BIN ASRORI atas

pernikahan Pemohon dengan laki-laki yang bernama HERI IRAWAN

BIN UDIN ;

3. Menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ciampea Kabupaten

Bogor untuk bersedia sebagai wali hakim;

4. Menetapkan biaya perkara menurut hakum;

Maka dengan alasan dan dasar tersebut Pengadilan Agama Cibinong

dengan memeriksa bukti-bukti tertulis dan saksi-saksi yang ada mengabulkan

permohonan Pemohon.

28 Ibid.,

Page 56: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

D. Analisis Penyelesaian Wali ‘dal di Pengadilan Agama Cibinong

Dalam analisis penyelesaian kasus wali ‘adal, pada dasarnya apabila ada

permasalah dimana wali menolak untuk menikahkan anak perempuannya, cara

penyelesaian yang pertama adalah melakukan pendekatan kekeluargaan antara

calon mempelai wanita dan mempelai laki-laki dengan pihak wali, dan apabila

tidak dapat dilakukan secara kekeluargaan maka perkara tersebut akan diproses

sesuai dengan hukum yang berlaku untuk menemukan jalan keluar yang terbaik

melalui penetapan atau keputusan hakim yang dikeluarkan Pengadilan Agama.

Terhadap penetapan Pengadilan Agama Cibinong atas perkara No.

114/Pdt.P/2007/PA.Cibinong dengan pemohon Dwi Ria Wulandari Binti Tomi,

dimana penetapannya mengabulkan segala permohonan Pemohon untuk,

menetapkan adhalnya wali Kusmiadi Bin Usup (ayahnya) atas pernikahan

Pemohon dengan laki-laki yang bernama Zaenal Muslim Bin H. Ma’mur,

menunjuk Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor

untuk bersedia sebagai wali hakim dan menetapkan biaya perkara menurut

hukum. Adapun faktor yang menyebabkan adhalnya wali yaitu dimana orang tua

pemohon (ayah) tidak bersedia menjadi wali bagi pernikahan Pemohon dengan

calon suami karena faktor ekonomi calon suami dan juga orang tua Pemohon

terlalu banyak menuntut dari diri calon suami diluar kemampuan calon suami.

Sehingga alasan orang tua pemohon ‘adal tidak dapat dapat dibenarkan.

Terhadap penetapan Pengadilan Agama Cibinong atas perkara No :

02/Pdt.P/2006/PA.Cibinong Mira Kusmiranti Binti Kusmiadi dimana

Page 57: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

penetapannya mengabulkan segala permohonan Pemohon untuk menetapkan ‘dal

nya wali Kusmiadi Bin Usup (ayahnya) atas pernikahan Pemohon dengan laki-

laki yang bernama Zaenal Muslim Bin H. Ma’mur, menunjuk Kepala Kantor

Urusan Agama Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor untuk bersedia sebagai wali

hakim dan menetapkan biaya perkara menurut hukum. Adapun faktor yang

menyebabkan adhalnya wali yaitu karena status pekerjaan calon suami tidak

sesuai dengan keinginan orang tua Pemohon yang menghendaki calon suami

Pemohon dari angkatan seperti orang tua Pemohon. Sehingga alasan orang tua

pemohon ‘adal tidak dapat dapat dibenarkan.

Terhadap penetapan Pengadilan Agama Cibinong atas perkara No :

16/Pdt.P/2005/PA.Cibinong. dengan pemohon Susi Shorayasari Z Binti Zuhron

dimana penetapannya mengabulkan segala permohonan Pemohon untuk

menetapkan ‘adalnya wali Zuhron Amali Bin Asrori atas pernikahan Pemohon

dengan laki-laki yang bernama Heri Irawan Bin Udin , menunjuk Kepala Kantor

Urusan Agama Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor untuk bersedia sebagai

wali hakim dan dan menetapkan biaya perkara menurut hukum. Adapun faktor

yang menyebabkan adhalnya wali yaitu karena adanya dendam antara Ayah

Pemohon dengan Ibu Pemohon –yang telah bercerai- mengingat juga pemohon

selalu membela dan berpihak kepada Ibunya. Ayah Pemohon mau menjadi wali

dengan syarat yaitu Ibu Pemohon harus meninta maaf secara langsung dengan

disaksikan oleh orang-orang sekampung dan aparat Desa, dan syarat inilah yang

Page 58: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

tidak mungkin untuk dipenuhi oleh Pemohon. Sehingga alasan orang tua

pemohon ‘adal tidak dapat dapat dibenarkan.

Menurut pengamatan penulis dari ketiga Pemohon yang melayangkan

permohonan penetapan wali ‘adal layak mendapatkan penetapan karena alasan-

alasan yang dikemukakan oleh orang tua Pemohon yang adhal tidak dapat

dibenarkan oleh hukum yang berlaku. ‘adalnya wali baru dapat dibenarkan

Apabila wali yang enggan menikahkan tersebut mempunyai alasan-alasan yang

kuat menurut hukum perkawinan dan sekiranya perkawinan tetap dilangsungkan

justru akan merugikan Pemohon atau terjadinya pelanggaran terhadap larangan

perkawinan, seperti alasan-alasan calon suami didapati beda agama, calon suami

pemohon mempunyai penyakit yang membahayakan pemohon dan calon suami

pemohon mempunyai akhlak yang rusak seperti penjudi, pengkonsumsi narkoba

dan pemabuk maka permohonan Pemohon akan ditolak dengan catatan apa yang

dijadikan alasan enggannya wali itu dapat dibuktikan di dalam persidangan.

Terkait faktor-faktor lain seperti didapatinya calon suami belum

mempunyai pekerjaan (ekonomi), calon suami berasal dari kalangan bukan dari

keluarga terpandang, berpendidikan rendah (sosial) dan juga kondisi pemusuhan

yang terjadi antara wali terhadap pihak calon suami atau Pemohon (dendam)

tidak dapat dibenarkan karena hal itu bukan alasan-alasan yang kuat menurut

hukum perkawinan dan sekiranya perkawinan tetap dilangsungkan tidak akan

terjadinya pelanggaran terhadap larangan perkawinan dan merugikan Pemohon

Page 59: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

selama pemohon ikhlas menjalani pernikahan tersebut karena alasan-alasan

tersebut masih bersifat relatif dan masih bisa dicari jalan keluar yang lebih baik.

Dengan demikian bila didapati wali nasab tidak mau menikahkan maka

dapat diganti oleh wali hakim, pada umumnya adalah Kepala Kantor Urusan

Agama (KUA) setempat, hal itu baru dapat dilakukan setelah adanya penetapan

dari Pengadilan Agama tentang ‘adalnya wali. Penetapan yang dikeluarkan oleh

hakim tersebut dalam perkara ini dibuat dengan telah memenuhi ketentuan

ketentuan yang berlaku dimana penetapan itu dibuat berdasarkan permohonan

pemohon, keterangan saksi-saki, bukti-bukti dan ketentuan-ketentuan lain yang

terdapat di dalam hukum acara Pengadilan Agama sehingga dikeluarkannya

penetapan untuk menunjuk wali hakim yang akan menikahkan pemohon dengan

calon suaminya. Sehingga pernikahan yang dilakukan oleh pihak pemohon

dengan calon suaminya tersebut adalah sah dimata hukum dan agama meskipun

yang menjadi wali adalah wali hakim.

Page 60: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tersebut di atas dapatlah diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Status pernikahan wanita yang walinya menolak menikahkan (wali ‘adal)

adalah sah. Hal ini disebabkan karena adanya penetapan yang dikeluarkan

oleh Pengadilan Agama tentang ‘adal nya seorang wali. Sehingga dengan

adanya penetapan itu maka pihak calon pengantin wanita dapat

melangsungkan pernikahan dengan menggunakan wali hakim.

2. Sebab-sebab orang tua atau wali ‘adal (enggan, menghalang-halangi)

menikahkan anaknya adalah karena calon yang akan menjadi menantunya

adalah beda agama, akhlaknya kurang baik, status sosialnya tidak sederajat

baik pendidikan, keturunan, maupun ekonominya. Dan alasan yang tidak

dibenarkan seorang wali menolak menikahkan anaknya dengan calon

suaminya adalah masalah status sosial, pendidikan, keturunan, dan ekonomi.

3. Penyelesaian perkara wali adhal langkah pertama yang harus dilakukan adalah

melakukan pendekatan kekeluargaan apabila dengan jalan kekeluargaan

Page 61: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

permasalah tersebut belum dapat diselesaikan, maka sebaiknya permasalahan

tersebut diselesaikan melalui Pengadilan Agama melalui proses persidangan .

B. SARAN

1. Sebelum melangsungkan perkawinan hendaknya dilakukan proses pengenalan

keluarga yaitu keluarga dari pihak wanita dan dari pihak laki-laki. Hal ini

dimaksudkan untuk mengenal lebih jauh pribadi dan asal usul masing-masing

keluarga agar tidak terjadi kesalah pahaman .

2. Bagi para orang tua, untuk jangan khawatir menikahkan anaknya walaupun

dia belum pekerjaan tetap. Para orang tua hendaknya jangan menjadi

penghalang bagi anaknya untuk menikah kalau memang anaknya sudah sangat

ingin menikah dan takut terjatuh ke dalam perbuatan dosa. Terlebih lagi

karena alasan-alasan yang tidak di benarkan oleh agama.

3. Bagi para pihak – pihak terkait seperti para pejabat Kantor Urusan Agama dan

praktisi-praktisi Hukum Islam agar mensosialisasikan kepada masyarakat

masalah wali adhal melalui kajian-kajian, ceramah-ceramah di majlis ta’lim,

khutbah jum’at, dan lain-lain.

Page 62: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 1990. Al-Asy’ats As-Sajastani. Imam Abu Daud Sulaiman. Sunah Abi Daud, Beirut: Dar al-

Fikr, 1994, juz II. Al-Imam Taqiyuddin, Abi Bakr ibn Muhammad Al-Husaini. Khifayatul Akhyar

(Terj.), (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1997), Cet. Pertama

Ahmad Sukardja, dan Bakri A. Rahman. Hukum Perkawinan Menurut Islam, Undang-Undang Perkawinan Dan Hukum Perdata. Jakarta: Hidakarya Agung,1981.

Aminuddin dan Abidin, Slamet. Fiqih Munakahat I. Bandung : Pustaka Setia, 1999,

Cet. Ke- I. Arto, Mukto. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama Yogyakarta :

Pustaka Pelajar, 2003., Cet ke-4. Ayyub, Syaikh Hasan. Fiqih Keluarga. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2006. Dahlan, Abdul Azis. Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT. Ictiar Baru Van Hoeve,

1996, Cet. Ke-1. Daly, Peonoh. Hukum Perkawinan Islam (Studi Perbandingan Dalam kalangan

Ahlus-Sunnah dan Negara-Negara Islam). Jakarta : Bulan Bintang, 1998. Departemen Agama R.I, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan

dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 serta Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Depag R.I, 2004.

Departemen Agama RI, Pedoman Pembantu Pegawai Pencatat Nikah. Jakarta:

Proyek Pembinaan sarana Keagamaan Islam,1985/1986

Ghazali, Abd. Rahman. Fiqih Munakahat. Jakarta : Kencana, 2003, Cet. Ke- I. Hakim, Rahmat. Hukum Perkawinan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000, Cet.

Ke-1

Page 63: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Husen, Ibrahim. Fiqih Perbandingan dalam Masalah Nikah, Thalaq, Rujuk dan

Kewarisan Jakarta : Yayasan Ihya Ulumiddin, 1971.

Ibnu Rusyd. Bidayatul Mujtahid, (terj), Semarang ; CV. Asy-syifa, 1990, Cet. Ke-1.

Ma’luf, Louis. al-Munjid. Beirut : Darul Masyriq, 1975. Manan, Abdul dan Fauzan. M. Pokok-pokok Hukum Perdata Wewenang Peradilan

Agama. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2002. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), Ce Ke-18, Muhammad Al Syaukaniy, Muhammad bin Ali. Nail al-Authar, (Mesir), Juz 6 Muhtar, Kamal. Azaz-azaz Dalam Hukum Islam Tentang Perkawinan. Jakarta:Bulan

Bintang, 1987, Cet ke II. Mujieb, M. Abdul, dkk. Kamus Istilah Fiqih. Jakarta ; Pustaka Firdaus, 1994, Cet ke-

3. Nura’eni, Nani. Panitera Muda Permohonan Pengadialan Agama Cibinong,

Wawancara Pribadi.

Rofiq, Ahmad. Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2000, Cet ke-4.

Romulyo, Moh. Idris. Hukum Perkawinan, Hukum Kewarisan, Hukum Acara

Peradilan Agama dan Zakat Menurut Hukum Islam. Jakarta:Sinar Grafika, 2006.

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah. Alih bahasa : Mohammad Thalib. Bandung : PT. Al-

Ma’arif, 1997, Cet ke-13, Jilid-7. Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia Antara Fiqih Munakahat

Dan Undang-Undang Perkawinan. Jakarta : Prenada Media, 2006 Thalib, M. 20 Prilaku Durhaka Orang Tua Terhadap Anak, Bandung : Irsyad Baitus

Salam, 1996, cet.ke-12.

Page 64: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan

Tholib, M. 40 Petunjuk Menuju Perkawinan Islami. Bandung : Irsyad Baitus Salam, 1995.

Thalib, Sayuti. Hukum Kekeluargaan Indonesia, Jakarta: UI Press, 1974, Cet ke-1 Umar, Abdurahman. Kedudukan Saksi Dalam Peradilan Menurut Hukum Islam,

Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986. Putusan Perkara No. 114/Pdt.P/2007/PA.Cibinong.

Putusan Perkara No. 02/Pdt.P/2006/PA.Cibinong.

Putusan Perkara No. 16/Pdt.P/2005/PA.Cibinong.

Yunus, Mahmud. Hukum Perkawinan Dalam Islam Menurut Empat Mazhab, Jakarta : Hudakarya agung, 1996.

Page 65: PENYELESAIN PERKARA WALI ‘ADAL DI PENGADILAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19865/1/ADE... · Agama Cibinong, dibimbing oleh: Dr. Syahrul A’dam, M.Ag. Perkawinan