penyelesaian sengketa teluk benggala (bengal) anatara myanmar dan bangladesh berdasarkan unclos 1982

Upload: dewa-wade

Post on 07-Mar-2016

260 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

tinjauan hukum penyelesaian teluk benggala

TRANSCRIPT

  • Penyelesaian Sengketa Teluk Benggala (Bengal) anatara Myanmar

    dan Bangladesh Berdasarkan UNCLOS 1982

    Akhmad Sigit Arisandy1, Khomsin Asad1

    Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

    e-mail: [email protected]

    Abstrak

    Teluk Benggala adalah sebuah teluk yang terletak di bagian Timur Laut Lautan Hindia yang berada

    di sebelah utara dari Samudra Hindia yang terletak di bagian barat Semenanjung Malaya dan Timur India..

    Pada tanggal 8 Oktober 2009, Bangladesh secara resmi mengajukan sengketa di Teluk Benggala dengan

    cara arbitrase melawan Myanmar. Dimana Myanmar pada tanggal 4 November 2009 dan Bangladesh pada

    tanggal 12 Desember 2009 secara resiprokal menyepakati bahwa klaim ini akan dibawa ke ITLOS.

    Metode yang digunakan menggunakan metode penarikan garis normal pada titik koordinat dan garis

    pangkal Negara Maynmar dan Bangladesh. Penarikan laut territorial 12 Mil dan 200 mil ZEE Zona

    Ekonomi Eksklusif. Selain itu dengan Myanmar dan Bangladesh menunjuk The International Tribunal for

    the Law of the Sea-ITLOS (selanjutnya disebut Tribunal) sebagai konsiliator. The International Tribunal

    for the Law of the Sea-ITLOS (selanjutnya disebut Tribunal) diharapkan mampu menyelesaikan sengketa

    Teluk Benggala antara Myanmar dan Bangladesh.

    Hasil klaim 12 mill dan 200 mil myanmar dan bangladesh. Dari baseline yang digunakan di atas

    Myanmar melakukan klaim laut teretorial sebesar 13766.38 km2 dan Zona Ekonomi Ekslusif seluas

    156867,76 km2. Sedangkan Bangladesh melakukan klaim laut territorial sebesar 8686,35 km2 dan Zona

    Ekonomi Ekslusif seluas 101849,976 km2. Dengan metode Garis normal telah menyelesaikan sengketa

    Teluk Bengal antara Myanmar dan Bangladesh. Myanmar dengan luas awal 170634,140 km2 setelah

    penyelesain luas menjadi 181635,110 km2, sedangkan Bangladesh yang awal dengan luas 110536,326 km2

    menjadi 119521,296 km2.

    1. Pendahuluan eluk Benggala adalah sebuah teluk yang

    terletak di bagian Timur Laut Lautan Hindia

    yang berada di sebelah utara dari Samudra

    Hindia yang terletak di bagian barat

    Semenanjung Malaya dan Timur India. Teluk

    Benggala yang kaya akan sumber daya alam

    seperti minyak dan cadangan gas. Hal ini terbukti

    dengan ditemukannya cadangan gas sebanyak 4-

    6 triliyun kaki kubik didaerah blok A-1 Myanmar

    oleh perusahaan Korea Selatan. Dan India juga

    menemukan sekitar 100 triliyun kaki kubik

    deposit hidrokarbon di dalam samudera sungai,

    dan Myanmar juga menemukan 7 triliyun kaki

    kubik deposit hidrokarbon (Samarakoon, J :

    2004, 44).

    Sengketa antara Myanmar dan Bangladesh

    bermula dari usaha kedua negara untuk

    menguasai sebagian perairan di Teluk Benggala

    yang kaya dengan cadangan minyak dan gas.

    Sealain itu dengan Meningkatnya permintaan

    Bangladesh untuk energi sehingga telah

    menyebabkan operasi lepas pantai dan alokasi

    blok maritim untuk eksploitasi lebih meningkat

    dari sumber daya. Sehingga ketegangan militer

    terjadi pada tahun 2008-2009 antara kedua negara

    atas perbatasan maritime. Namun kedua negara

    yang bertetangga ini segera mengerahkan

    kekuatan militernya diperbatasan, sehingga

    ketegangan ini dengan cepat berakhir ketika

    T

  • perusahaan Deawoo pada tanggal 6 November

    2008 menghentikan pengeboran lepas pantainya

    (Guo, R : 2009, 174).

    The International Tribunal for the Law of the

    Sea (ITLOS) adalah badan peradilan independen

    yang dibentuk oleh UNCLOS. Badan ini

    ditujukan untuk mengadili sengketa-sengketa

    yang lahir dari pelaksanaan maupun penafsiran

    ketentuan-ketentuan dalam UNCLOS. Dibentuk

    pada tanggal 10 Desember 1982 dan mulai

    berlaku pada tanggal 16 November 1994, dengan

    tanggung jawab untuk pengaturan penambangan

    dasar laut di luar batas yurisdiksi nasional, yang

    berada di luar batas-batas laut teritorial, zona

    tambahan dan landas kontinen.

    Untuk lebih jauh lagi dalam rangka

    mengamankan cadangan gas dan minyak di

    perairan Teluk Benggala, para pihak juga

    menyelesaikan sengketa ini melalui Organisasi

    Internasional. Pada tanggal 8 Oktober 2009,

    Bangladesh secara resmi mengajukan sengketa di

    Teluk Benggala dengan cara arbitrase melawan

    Myanmar. Dimana Myanmar pada tanggal 4

    November 2009 dan Bangladesh pada tanggal 12

    Desember 2009 secara resiprokal menyepakati

    bahwa klaim ini akan dibawa ke ITLOS.

    2. Teori Untuk menjamin kepastian hukum dan

    pemahaman bersama negara negara mengenai luas dan cara/teknis pengukuran masing masing zona di atas, UNCLOS 1982

    menetapkan bahwa zona maritim tersebut harus

    diukur dari garis garis dasar atau garis garis pangkal. Ketentuan mengenai teknis penetapan

    garis garis pangkal tersebut diatur dalam Pasal 5, 7 dan Pasal 47 UNCLOS 1982. UNCLOS

    1982 memperkenalkan tiga bentuk garis pangkal

    di mana salah satunya dapat dipergunakan

    negara negara dalam menetapkan zona maritimnya sesuai dengan bentuk geografis

    wilayahnya. Tiga bentuk garis pangkal yang

    dimaksud adalah :

    1. Garis Pangkal Biasa (normal base line), dalam hal ini penetapan zona maritim

    didasarkan pada garis air terendah

    sepanjang pantai pada waktu air laut sedang

    surut dan mengikuti segala lekukan pantai.

    Pada mulut atau muara sungai, teluk yang

    lebar mulutnya tidak lebih dari 24 mil laut

    dan pelabuhan, garis air terendah tersebut

    dapat ditarik sebagai suatu garis lurus.

    2. Garis Garis Pangkal Lurus (straight base lines), metode ini menetapkan penetapan

    garis air terendah yang menghubungkan

    titik titik terluar dari garis pantai pulau pulau suatu negara dengan bentuk geografis:

    a. garis pantai yang menjorok dan menikung jauh ke dalam, atau

    b. deretan / gugusan pulau sepanjang pantai di dekatnya, atau

    c. delta, atau d. kondisi alam lainnya yang

    menyebabkan garis pantai sangat tidak

    tetap, dan

    e. e. kepentingan ekonomi khusus bagi negara tersebut, yang kenyataan dan

    pentingnya secara jelas dibuktikan oleh

    praktek yang telah berlangsung lama.

    3. Garis Garis Pangkal Lurus Kepulauan (straight archipelagic base lines), titik awal

    zona maritim dalam hal ini ditetapkan

    dengan menghubungkan garis air terendah

    pada titik titik terluar pada pulau pulau dan karang kering suatu negara kepulauan.

    namun metode ini mensyaratkan bahwa :

    a. garis garis pangkal lurus kepulauan harus meliputi pulau pulau utama dari negara kepulauan,

    b. perbandingan antara luas wilayah perairan dan luas daerah daratan harus

    berkisar antara 1 : 1 sampai 1 : 9,

    c. panjang setiap garis pangkal tidak boleh melebihi 100 mil laut kecuali

    3% dari jumlah seluruh garis garis pangkal yang terbentuk tidak lebih

    dari 125 mil laut,

    d. garis pangkal lurus kepulauan tidak boleh menyimpang terlalu jauh dari

    konfigurasi umum kepulauan

    tersebut,

    e. garis tidak boleh ditarik ke dan dari elevasi surut kecuali : 1). diatasnya

    telah dibangun mercusuar atau

    instalasi serupa yang secara tetap

    berada di atas permukaan laut, atau 2).

    elevasi surut tersebut terletak

  • seluruhnya atau sebagian pada jarak

    yang tidak melebihi lebar laut

    teritorial dari pulau yang terdekat, f.

    garis pangkal demikian tidak boleh

    memotong laut teritorial negara lain

    dari laut lepas atau zona ekonomi

    eksklusif.

    Selain perkenalan terhadap ketiga bentuk

    penentuan garis batas tersebut, UNCLOS 1982

    juga mengatur garis garis batas yang lebih spesifik pada zona zona tertentu yaitu :

    1. Garis Batas Laut Teritorial. Ketentuan mengenai penarikan dan

    penetapan garis batas laut teritorial baik bagi

    negara negara yang pantainya berdampingan atau berhadapan diatur dalam

    Pasal 15 UNCLOS 1982 yang berbunyi :

    Dalam hal dua negara yang letaknya berhadapan atau berdampingan satu sama

    lain, tidak satupun di antaranya berhak,

    kecuali ada persetujuan yang sebaliknya di

    antara mereka, untuk menetapkan batas laut

    teritorialnya melebihi garis tengah yang titik

    titiknya sama jaraknya dari titik titik terdekat pada garis garis pangkal dari mana lebar laut teritorial masing masing negara diukur.

    2. Garis Batas ZEE atau Landas Kontinen Pasal 74 dan Pasal 83 UNCLOS 1982

    mengatur tentang penetapan batas ZEE

    maupun Landa Kontinen antara negara negara yang secara geografis berdampingan

    ataupun berhadapan.

    3. Metodologi 3.1 Lokasi

    Lokasi penelitian tugas ini adalah Teluk

    Benggala yang terletak di anatara Negara

    Myanmar dan Bangladesh yang terletak pada

    koordinat 145616 N 872733 E. Batas Teluk Benggala adalah sebagai berikut :

    Sebelah Utara : Bangladesh

    Sebelah Timur : India dan Sri Lanka

    Sebelah Selatan : Andaman dan Laut India

    Sebelah Barat : Negara Myanmar dan Thailand

    Gambar 3.1 Teluk Benggala (Bengal)

    3.2 Alat dan Bahan

    1. Alat

    Laptop Asus

    Sofware Arcgis

    2. Bahan

    Peta BAC (British Admiralty

    Chart) No.827 dengan skala 1 :

    1500000

    3.3 Flowchart

    Gambar 3.2 Diagram Alir

  • 4. Hasil Proses yang dilakukan menggunakan peta dasar

    yaitu peta Laut BAC (British Admiralty Chart)

    No.827 dengan skala 1 : 1500000 ke dalam

    Sofware Arcgis. Peta raster yang dimasukkan

    adalah .jpeg, berarti kita melakukan rektifikasi

    sebelum mengolah data tersebut.

    Gambar 4.1 Peta British Admiralty Chart

    Melakukan rektifikasi menggunakan arcgis

    dan hasil RMS seperti gambar 4.2

    Gambar 4.2 Hasil Rektifikasi Menggunakan Arcgis

    4.1.1 Poligon Titik Dasar dan Garis Pangkal

    Langkah ini dilakukan dengan mengeplout

    titik dasar dan garis pangkal kedalam

    Arcgis berikut ini koordinat titik dalam

    Koordinat geografis:

    Nama E N

    BD1 89.146634 21.506331

    BD2 89.199934 21.523463

    BD3 89.239909 21.536788

    BD4 89.456915 21.601509

    BD5 89.565419 21.630063

    BD6 89.660597 21.647195

    BD7 90.155525 21.715723

    BD8 90.439157 21.753795

    BD9 90.768474 21.82042

    BD10 91.052106 22.024102

    BD11 91.223427 21.896562

    BD12 91.468988 21.706206

    BD13 91.868737 21.407345

    BD14 92.053383 21.075173

    MY1 92.309604 20.610131

    MY2 92.47807 20.397407

    MY3 92.802152 19.990519

    MY4 93.046285 19.679286

    MY5 93.260436 19.183882

    MY6 93.357518 18.961164

    MY7 93.478871 18.68134

    MY8 93.547399 18.410081

    MY9 93.617355 18.134539

    MY10 93.742991 17.61201

    MY11 93.780111 17.460676

    MY12 93.96904 16.697107

    MY13 93.964281 16.697107

    MY14 94.149879 15.992787

    MY15 94.192709 15.769117

    Tabel 1. Daftar Titik Koordinat

    Dari table Koordinat diatas maka akan

    di Ploud pada Sofware Arcgis seperti

    gambar 4.3. Setelah itu kita hubungkan

    titik koordinal dengan baseline maka

    akan menghasilkan garis pangkal antara

    Negara Myanmar dan Bangladesh.

    Gambar 4.3 Peta Ploting titik koordinat dan

    Garis pangkal

    Selanjutnya, dari hasil digitasi citra pulau

    maka titik dasar dan garis pangkal dari pulau

    dapat di konfigurasikan secara manual. Dalam

    laporan ini menggunakan 1 garis pangkal yaitu

    garis pangkal normal. Dalam melakukan

  • konfigurasi garis pangkal lurus untuk

    kepulauan mengacu pada UNCLOUS 1982

    PasalL 47. Pada konfigurasi base line antara

    Myanmar dan Bangladesh pada teluk Bengal

    (Teluk Benggala).

    Konfigurasi Baseline Negara Myanmar

    mengacu pada UNCLOUS 1982 PasalL 47.

    Dari proses konfigurasi dihasilkan beberapa

    luasan.

    4.1.2 Penarikan Klaim Zona Ekslusih dari masing-

    masing baseline

    Setelah Ploting titik dasar dan garis

    pangkal dilakukan, maka langkah selanjutnya

    adalah menentukan penarikan garis klaim

    ZEE sejauh 200 mil laut dari masing-masing

    baseline. Penarikan klaim Zona Ekonomi

    Ekslusif ini berdasarkan pada UNCLOUS

    1982 pasal 57.

    Gambar 4.4 Peta Ploting Garis 12 Mil dan ZEE 200

    Mil Laut dari baseline Myanmar dan Bangladesh

    Gambar diatas merupakan hasil klaim 12 mill

    dan 200 mil myanmar dan bangladesh. Dari

    baseline yang digunakan di atas Myanmar

    melakukan klaim laut teretorial sebesar

    13766,38 km2 dan Zona Ekonomi Ekslusif

    seluas 156867,76 km2. Sedangkan Bangladesh

    melakukan klaim laut territorial sebesar

    8686,35 km2 dan Zona Ekonomi Ekslusif

    seluas 101849,976 km2.

    Sedangkan Arean sengketa laut territorial

    anatara Myanmar dan Bangladesh pada Teluk

    Benggala. Kedua Negara pada PBB

    mengajukan Klaim masing-masing tanpa

    melakukan perundingan terlebih dahulu.

    Myanmar melakukan Klaim laut yang

    mengarah pada laut territorial Bangladesh,

    menurut Myanmar laut territorial tersebut

    milik Myanmar, Sedangkan sebaliknya

    Bangladesh juga melakukan Klaim mengarah

    pada laut Teritorial Maynmar yang menurut

    Bangladesh daerah territorial tersebut

    termasuk kawasan dari Zona Eklusif Ekonomi

    Bangladesh. Ini merupakan Peta menurut dua

    Negara.

    Gambar 4.5 Peta Klaim ZEE anatara

    Negara Myanmar dan Bangladesh

    Dari hasil batas yang diajukan Myanmar dan

    Bangladesh memiliki area sengketa seluas

    19985,94 km2.

    4.3 Penyelesain

    Hasil Penyelesain sengketa dengan Teluk

    Bengal antara Myanmar dan Bangladesh dengan

    metode garis normal penarikan laut territorial 12

    mil dan 200 mil ZEE Zona Ekonomi Eksklusif .

  • Gambar 4.6 Peta ZEE penyelesain sengketa

    Garis Hitam merupakan hasil penyelesain

    sengketa penarikan dari titik Myanmar dan

    Bangladesh sehingga menghasilkan seperti garis

    hitam (penyelesaian) dari area yang sebesar

    19985,94 km2, myamar mendapatkan luas

    11000,97 km2 dan Bangladesh mendapatkan

    luas 8984,97 km2 berdasarkan penarikan garis

    dan memiliki koordinat serti table dibawah ini :

    Nama E N

    SK1 90.3021 18.13599

    SK2 90.54228 18.42421

    SK3 90.94258 18.85654

    SK4 91.15074 19.04868

    SK5 91.42294 19.35291

    SK6 91.55104 19.48101

    SK7 91.66312 19.72119

    SK8 91.91932 20.08947

    SK9 92.12748 20.31364

    SK10 92.23956 20.47376

    SK11 92.2876 20.64989

    Tabel 2. Daftar Koodinat penyelesaiaan sengketa

    Penyelesain sengketa Teluk Bengala antara

    Myanmar dan Bangladesh menggunakan

    metode garis normal dengan penarikan 200 mil

    ZEE Zona Ekonomi Eksklusif, penarikan dari

    titik koordinat dari garis pangkal masing-masing

    Negara. Dari penyelesain tersebut telah di dapat

    luas area maritime anatara Myanmar dan

    Bangladesh adalah sebagai berikut :

    Negara Luas awal Luas Akhir

    Myanmar 170634.140 km2 181635.110 km2

    Bangladesh 110536.326 km2 119521.296 km2

    Tabel 3. Daftar Koodinat penyelesaiaan sengketa

    5 Kesimpulan

    Analisis Sengketa Myanmar dan

    Bangladesh termasuk sengketa wilayah,

    terutama wilayah laut. Upaya penyelesaian

    sengketa tersebut dengan cara damai yaitu

    penyelesaian secara diplomatik.

    Penyelesaian secara diplomatik yang dipilih

    adalah negosiasi dan konsiliasi.

    Segi positif negosiasi : 1. Para pihak sendiri

    yang melakukan perundingan secara

    langsung dengan pihak lain yang

    bersengketa. 2. Para pihak memiliki

    kebebasan untuk menentukan bagaimana

    penyelesaian secara negosiasi ini dilakukan

    menurut kesepakatan mereka. 3. Para pihak

    mengawasi atau memantau secara langsung

    prosedur penyelesaiannya.

    Myanmar dan Bangladesh menunjuk The

    International Tribunal for the Law of the

    Sea-ITLOS (selanjutnya disebut Tribunal)

    sebagai konsiliator. The International

    Tribunal for the Law of the Sea-ITLOS

    (selanjutnya disebut Tribunal) diharapkan

    mampu menyelesaikan sengketa Teluk

    Benggala antara Myanmar dan Bangladesh.

    Sengketa Teluk Benggala antara Myanmar

    dan Bangladesh sudah berlangsung

    bertahun-tahun (lebih dari 2 tahun) sehingga

    penyelesaian sengketa ini sangat diharapkan

    oleh semua negara, khususnya negara yang

    bersengketa.

    Hasil klaim 12 mill dan 200 mil myanmar

    dan bangladesh. Dari baseline yang

    digunakan di atas Myanmar melakukan

    klaim laut teretorial sebesar 13766,38 km2

    dan Zona Ekonomi Ekslusif seluas

    156867,76 km2. Sedangkan Bangladesh

    melakukan klaim laut territorial sebesar

  • 8686,35 km2 dan Zona Ekonomi Ekslusif

    seluas 101849,976 km2.

    Dengan metode Garis normal telah

    menyelesaikan sengketa Teluk Bengal

    antara Myanmar dan Bangladesh. Myanmar

    dengan luas awal 170634,140 km2 setelah

    penyelesain luas menjadi 181635,110 km2,

    sedangkan Bangladesh yang awal dengan

    luas 110536,326 km2 menjadi 119521,296

    km2.

    Daftar Pustaka LESZA LEONARDO LOMBOK, S. L.

    (2012, juni 4). Penentuan Batas Maritim

    (Maritime Delimitation) Menurut

    International Tribunal for The Law Of The

    Sea (ITLOS), Studi Kasus Sengketa Teluk

    Benggala Antara Bangladesh vs Myanmar,

    Putusan ITLOS No.16, 14 Maret 2012 .

    Retrieved from Hukum Internasional dan

    Hukum Ekonomi Internasional:

    www.hukummaritim.com

    SUKOWATI, K. S. (2009). SENGKETA

    TELUK BENGGALA ANTARA

    MYANMAR DAN BANGLADESH. Batas

    Maritim, 1-15.

    United Nations Convention on the Law of

    the Sea. (n.d.). pp. 1-203.

    Yunitasari, A. R. (2012, Desember 24).

    BABAK BARU SENGKETA BATAS

    MARITIM di TELUK BENGAL. Retrieved

    from Sengketa Batas Maritim di Teluk

    Bengal : www.sengketabatasmaritim.com