bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...
TRANSCRIPT
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret – April 2015. Pada tanggal
7 April dilakukan uji coba soal untuk validitas dan reliabilitas instrument di SD
Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dari uji soal berjumlah
40 butir soal dan responden 33 siswa menghasilkan 35 butir soal yang valid dan 5
butir soal yang tidak valid.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 3A dan 3B SD Negeri
Karangtengah, yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas 3A dan
sebagai kelas kontrol adalah kelas 3B. SD Negeri Karangtengah terletk di dusun
Beran RT 05 RW 05 desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang. Jumlah siswa kelas eksperimen 20 yang terdiri dari 7 Siswa laki – laki
dan 13 siswa perempuan sedangkan jumlah siswa kelas kontrol 12 laki – laki dan
8 perempuan.
SDN Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9 kelas
untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1
perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di
SDN Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik,
terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A, III B, dan kelas IV.
Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk siswa
laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru. Tenaga pengajar di SD N
Karangtengah sudah cukup, yaitu terdapat1 kepala sekolah dan 14 guru yang
terdiri dari 9 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 1 guru agama islam, 1 guru agama
kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga.
50
Pada tanggal 10 April 2015 dilakukan pretest untuk kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Sebelumnya peneliti melakukan observasi terhadap subjek
peneliti yaitu seluruh siswa kelas 3 yang terbagi atas dua kelas tersebut.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dikelas 3A dan 3B SD Negeri Karangtengah
dilakukan mulai dari bulan Februari – April pada semester dua tahun ajaran 2014
/ 2015. Berikut tabel jadwal pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan oleh
penliti.
Tabel 4.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SDN Karang Tengah Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015
NO Hari/ Tgl Urian Kegiatan
1 Senin, 9 Maret 2015 Meminta izin kepada kepala sekolah dan
melakukan wawancara terhadap guru
kelas 3A dan 3B.
2 Kamis, 12 Maret 2015 Observasi pembelajaran pada kelas 3A
dan 3B.
3 Jumat, 10 April 2015 Memberikan pretes kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Menyerahkan RPP kepada guru kelas.
4 Senin, 13 April 2015 Menyerahkan hasil revisi RPP.
5 Selasa, 14 April 2015 Pertemuan 1: Pada kelas eksperimen
dilakukan penyampaian materi dan
perlakuan.
6 Jumat, 17 April 2015 Pertemuan 2: Pada kelas eksperimen
dilakukan penyampaian materi dan
perlakuan.
7 Sabru, 18 April 2015 Pertemuan 3 : memberikan posttest pada
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
51
4.3 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang
terkumpul juga data kuantitatif. Disebut metode kuantitatif data penelitian berupa
angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13). Oleh
karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu dengan uji validitas dan
reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji
hipotesis.
4.3.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas yang dipakai adalah nilai atau hasil soal pretest yang
diberikan peneliti kepada seluruh siswa kelas 3 sebelum mengadakan perlakuan
dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Karena syarat sebelum memberikan
perlakuan adalah nilai pretest kedua kelas tidak boleh ada perbedaan yang
signifikan. Varian yang dimiliki sampe-sampel tersebut dikatakan homogen
apabila pada hasil uji homogenitas menunjukan tingkat signifikansi ˃ 0,05.
Teknik analisis data digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean
anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data yang di gunakan yaitu uji
t-test. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS for
windows version 16.0.
Tabel 4.2
Uji Homogenitas Pretest
Berdasarkan hasil uji homogenitas dari data kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh signifikansi 0,084. Maka dari itu berdasarkan hasil uji
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.070 3 9 .084
52
homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat
signifikansi 0,084 ˃ 0,05.
4.3.2 Uji Normalitas
Untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak, uji
normalitas perlu dilakukan. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika
signifikansi atau nilai ρ > 0,05.
Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sample
Kolmogorov Smirnov Test dihitung dengan menggunakan SPSS for windows
version 16.0. Penghitungan uji normalitas menggunakan nilai posttest kelas
kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
eksperimen kontrol
N 20 20
Normal Parametersa Mean 82.55 67.80
Std. Deviation 4.236 8.017
Most Extreme Differences Absolute .276 .180
Positive .276 .137
Negative -.174 -.180
Kolmogorov-Smirnov Z 1.236 .807
Asymp. Sig. (2-tailed) .094 .534
a. Test distribution is Normal.
53
Dari data yang sudah ditunjukan pada tabel diatas kelas kontrol memiliki
Asym. Sig. (2-tailed) besarnya 0,534 > 0.05 sedangkan kelas eksperimen
memiliki Asym. Sig. (2-tailed) besarnya 0.94 > 0.05 sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan sudah memenuhi
syarat untuk dilakukan uji t.
Dibawah ini adalah gambar kurva kenormalan kedua kelas tersebut.
Gambar 4.1 Kurva Kenormalan Kelas Kontrol
Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas kontrol di atas terlihat kurva
lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas kontrol
berdistribusi normal.
54
Gambar 4.2 Kurva Kenormalan Kelas Eksperimen
Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas eksperimen di atas terlihat
kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas
kontrol berdistribusi normal.
Hasil pre-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan
sebagai nilai awal dengan rata-rata nila pada kelas kontrol 55,85 dan nilai rata-
rata pada kelas eksperimen 57,85 .
4.4 Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan
akibat dari suatu perlakuan. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan
metode konvensional ceramah dan kelas eksperimen menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA. Dalam pembelajaran ini waktu
yang digunakan adalah 3x pertemuan (6 jam pelajaran), baik pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas
eksperimen, maka dilakukan observasi.
55
Tabel 4.4
Keterlaksanaan Perlakuan Kelas Eksperimen
Indikator
Keterelaksanaan Aspek
Skor Item Terlaksananya
Pertemuan ke-
I II
Kegiatan Awal 5 5 5
Kegiatan Inti 27 25 27
Kegiatan Akhir 3 3 3
Jumlah 35 32 35
Presentase 91 % 100 %
Dari tabel 4.4 dapat dilihat keterlaksanaan dalam pembelajaran di kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD.
Untuk lebih jelasnya lembar observasi pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran
halaman 132 - 134 dan 137 - 139.
Pada pertemuan pertama siswa masih merasa kebingungan dengan adanya
suatu metode yang tidak biasa diterapkan oleh guru. Tetapi dengan bimbingan
dan penjelasan, akhirnya siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan
diri dengan metode yang digunakan. Pada saat pembagian kelompok, siswa masih
belum terbiasa berinteraksi dengan teman sekelompoknya. Sebagian siswa masih
merasa malu untuk mengerjakan tugas bersama teman sekelompoknya karena
siswa lebih sering mengerjakan tugas secara individu saja dan tidak terbiasa
mengerjakan tugas secara berkelompok. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran
keseluruhan 91% terlaksana dan 9% tidak terlaksana.
Pertemuan kedua tingkat keterlaksanaan pembelajaran keseluruhan 100%
terlaksana. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan sehingga
siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan teman sekelompoknya. Siswa menjadi
lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah
56
akhir pembelajaran, guru mengumumkan kelompok yang menjadi pemenang dan
memberikan sertifikat atau penghargaan sebagai kelompok super. Dapat dilihat
peningkatan keterlaksanaan pada pertemuan pertama dan kedua.
Dalam penelitian ini bukan hanya hasil belajar saja tetapi keaktifan siswa
juga dapat meningkat dengan menggunakan tipe STAD.
Tabel 4.5
Keterlaksanaan Perlakuan Siswa Kelas Eksperimen
Indikator
Keterelaksanaan Aspek
Skor Item Terlaksananya
Pertemuan ke-
I II
Pra Pembelajaran 2 2 2
Kegiatan Awal 3 3 3
Kegiatan Inti 14 11 14
Kegiatan Akhir 1 1 1
Jumlah 20 17 20
Presentase 85% 100 %
Dari tabel 4.5 dapat dilihat keterlaksanaan dalam pembelajaran di kelas
eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD.
Untuk lebih jelasnya lembar observasi pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran
halaman 135, 136 dan 140, 141 .
Pada pertemuan pertama keterlaksanaan keaktifan siswa terlaksana 85% hal
ini disebabkan karena pada pembelajaran pertama siswa masih belum terbiasa
dengan pembelajaran tipe STAD karena pemeblajaran ini adalah pemeblajaran
yang baru bagi mereka. Dalam pertemuan pertama ini siswa masih merasa malu
bertanya sehingga dalam pertemuan pertama ini yang aktif bertanya hanya guru
saja.
57
Pertemuan kedua keterlaksanaan keaktifan siswa 100% terlaksana. Pada
peretemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan
sehingga siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan teman sekelompoknya.
Siswa menjadi lebih aktif bertanya dan rasa ingin taunya semakin besar.pada
pertemuan kedua ini guru hanya sebagai fasilitator saja karena siswa sudah mulai
aktif dalam kegiatan dan mulai berkreasi dengan media pembelajaran yang ada.
Dapat dilihat peningkatan keaktifan siswa dalam pertemuan kedua.
4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
4.5.1 Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Hasil analisis data deskriptif melalui SPSS for windows version 16.0
tentang pertest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut ini table 4.7
destribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen
Tabel 4.6
Destribusi Frekunesi Nilai Pretes Kelas Kontrol Kelas 3B SDN
Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
2014 / 2015
NO Interval Frekuensi Presentase Katagori
1 22 – 31 1 5% Kurang
2 32 – 41 1 5% Kurang
3 42 – 51 4 20% Kurang
4 52 – 61 4 20% Kurang
5 62 – 71 10 50% Kurang
6 72 – 81 - - Baik
7 82 – 91 - - Baik Sekali
Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.6 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82
sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72
58
samapi dengan 81 terdiri dari 0 siswa dengan prsentase 0%. Siswa yang mendapat
nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 10 siswa dengan prsentase 50%. Siswa
yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 4 siswa dengan presentase
20%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 4 siswa dengan
presentase 20%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 1
siswa dengan presentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan
31 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%.
Tabel 4.7
Destribusi Frekunesi Nilai Pretes Kelas Eksperimen Kelas 3B SDN Karamg
Tengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015
NO Interval Frekuensi Presentase Katagori
1 22 – 31 1 5% Kurang
2 32 – 41 1 5% Kurang
3 42 – 51 2 10% Kurang
4 52 – 61 7 35% Kurang
5 62 – 71 8 40% Kurang
6 72 – 81 1 5% Baik
7 82 – 91 - - Baik Sekali
Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.7 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82
sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72
samapi dengan 81 terdiri dari 1 siswa dengan prsentase 5%. Siswa yang mendapat
nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 8 siswa dengan prsentase 40%. Siswa yang
mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 7 siswa dengan presentase 35%.
Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 2 siswa dengan
presentase 10%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 1
59
siswa dengan presentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan
31 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%.
Dari tabel 4.6 dan 4.7 disajikan gambaran visual menggunakan diagram
lingkaran hasil destribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Destribusi Frekuensi Nilai Pretest
Kelas Kontrol dan Eksperimen
Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif.
Dibawah ini merangkum data empirik hasil belajar siswa sebelum mengikuti
pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model Cooperative
Leraning tipe STAD yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran
skor minimum, maksimum, jumlah semua nilai, mean, dan standar deviasi
.
30%
50%
20%
Kelas Kontrol
22 – 31
32 – 41
42 – 51
52 – 61
62 – 71
72 – 81
82 – 91
30%
50%
20%
Kelas Kontrol
22 – 31
32 – 41
42 – 51
52 – 61
62 – 71
72 – 81
82 – 91
60
Tabel 4.8
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Kontrol 20 28 65 1101 55.05 9.644
Valid N (listwise) 20
Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang
mengikuti pretest adalah 55,05. Nilai maksimal hasil pretest kelas kontrol adalah
65 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 28. Dari tabel diatas juga
dapat dilihat bahwa jumlah dari semua nilai siswa adalah 1101.
Tabel 4.9
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Eksperimen 20 28 74 1157 57.85 10.654
Valid N (listwise) 20
Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang
mengikuti pretest adalah 57,85. Nilai maksimal hasil pretest kelas eksperimen
adalah 74 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 28. Dari tabel 4.7
juga dapat dilihat bahwa jumlah dari semua niali siswa adalah 1157.
61
Gambar 4.4 Diagram Batang Pretest Kelas kontrol dan
eksperimen
Dari diagram 4.4 dapat dilihat hasil pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dapat diketahui bahwa selisih rata-rata kedua kelas adalah 2,8.
4.5.2 Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Setelah kelas kontrol mendapat perlakuan dalam mengikuti
pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah,
siswa diberikan tes akhir atau posttest untuk mengukur indikator yang telah
dicapai Hasil analisis data deskriptif melalui program SPSS 16.0 (Statistic
Product and Service Solution) tentang posttest dari kelas kontrol dan
eksperimen. Berikut ini tabel 4.9 adalah destribusi frekuensi nilai posttest kelas
kontrol dan eksperimen.
53,5
54
54,5
55
55,5
56
56,5
57
57,5
58
58,5
Kontrol Eksperimen
Pretest
Kontrol
Eksperimen
57.85
55.85
62
Tabel 4.10
Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Kelas 3 SDN
Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013
NO Interval Frekuensi Presentase Katagori
1 22 – 31 - Kurang
2 32 – 41 - Kurang
3 42 – 51 - Kurang
4 52 – 61 6 30% Kurang
5 62 – 71 10 50% Kurang
6 72 – 81 4 20% Baik
7 82 – 91 - Baik Sekali
Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.10 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82
sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72
samapi dengan 81 terdiri dari 4 siswa dengan prsentase 20%. Siswa yang
mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 10 siswa dengan prsentase 50%.
Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 6 siswa dengan
presentase 30%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 0
siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41
terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Dan siswa yang mendapat nilai 22
sampai dengan 31 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%.
63
Tabel 4.11
Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Kelas 3 SDN
Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013
NO Interval Frekuensi Presentase Katagori
1 22 – 31 - - Kurang
2 32 – 41 - - Kurang
3 42 – 51 - - Kurang
4 52 – 61 - - Kurang
5 62 – 71 - - Kurang
6 72 – 81 11 55% Baik
7 82 – 91 9 45% Baik Sekali
Jumlah 20 100%
Dari tabel 4.11 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82
sampai dengan 91 terdiri dari 9 siswa dengan persentase 45%. Siswa yang 72
samapi dengan 81 terdiri dari 11 siswa dengan prsentase 55%. Siswa yang
mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 0 siswa dengan prsentase 0%.
Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 0 siswa dengan
presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 0
siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41
terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Dan siswa yang mendapat nilai 22
sampai dengan 31 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%.
Dari tabel 4.10 dan 4.11 disajikan gambaran visual menggunakan diagram
lingkaran hasil destribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.
64
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Posttest Kelas kontrol dan eksperimen
Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis
deskriptif. Berikut ini tabel 4.11 adalah analisis deskriptif hasil posstest kelas
kontrol dan eksperimen.
Tabel 4.12
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Kontrol 20 57 74 1327 66.35 6.141
Valid N (listwise) 20
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang
mengikuti posttest adalah 66.35. Nilai maksimal hasil posttest kelas kontrol
adalah 74 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 57. Jumlah
keseluruhan nilai dari 20 siswa adalah 1327.
30%
50%
20%
Kelas Kontrol
22 – 31
32 – 41
42 – 51
52 – 61
62 – 71
72 – 81
82 – 91
55%
45%
Kelas Eksperimen
22 – 31
32 – 41
42 – 51
52 – 61
62 – 71
72 – 81
82 – 91
65
Sesuai dengan hasil penelitian, terdapat 12 siswa yang nilai posttest
kurang dari batas KKM, sedangkan 11 siswa lainnya mendapat nilai di atas KKM
yaitu 72. Daftar nilai posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran
halaman 122.
Tabel 4.13
Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang
mengikuti posttest adalah 76. Nilai maksimal hasil posttest kelas eksperimen
adalah 90 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 55. Jumlah
keseluruhan nilai dari 20 siswa adalah 1520.
Sesuai dengan hasil penelitian, tidak terdapat siswa yang nilai postest
kurang dari batas KKM 72. Daftar nilai posttest kelas kontrol dapat dilihat pada
lampiran.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Eksperimen 20 77 91 1651 82.55 4.236
Valid N (listwise) 20
66
Gambar 4.6 Diagram Batang Posttest Kelas kontrol dan
eksperimen
Dari diagram 4.6 dapat dilihat selisih nilai rata-rata antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan menurut hasil posttest adalah
14,75.
4.5.3 Perbandingan Nilai Rata – rata Pretest – Posttest Kelas Kontrol dan
Eksperimen
Gambar 4. 7 Diagram Batang Pretest dan Posttest Kelas
kontrol
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kontrol Eksperimen
Posttest
Kontrol
Eksperimen
87.55
66.35
55,05
66,35
0
20
40
60
80
Pretest Posttes
Kelas Kontrol
Pretest
Posttes
67
Dari diagram 4.7 dapat dilihat bahawa rata – rata pretest kelas kontrol
sebelum mendapatkan perlakuan adalah 55,05. Setelah mendapatkan perlakuan
dengan pembelajaran konvensional yang diberikan oleh guru kelas nilai rata – rata
posttes meningkat menjadi 66,35. Peningkatan rata – rata nilai dari pretes ke
posttest kelas kontrol adalah 11,3.
Gambar 4.8 Diagram Batang Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen
Dari diagram, 4.8 dapat dilihat pada kelas eksperimen rata – rata pretest
kelas eksperimen sebelum mendapakan perlakuan adalah 57,85. Setelah mendapat
perlakuan dengan menggunakan Cooperative Learning tipe STAD yang diberikan
oleh peneliti nilai rata – rata posttest meningkat menjadi 87,55. Peningkatan rata
– rata nilai pretes ke posttest kelas eksperimen adalah 30,30.
Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPA pretest-posttest antara kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat melalui diagram batang sebagai berikut.
57,85
87,55
0
20
40
60
80
100
Pretest Posttest
Kelas Eksperimen
Pretest
Posttest
68
Gambar 4.9 Diagram Batang Peningkatan Pretest-Postest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
4.5.4 Ketuntasan KKM
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil posttest pada mata
pelajaran IPA di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Jika siswa mendapat
nilai di bawah KKM (nilai < 72) maka siswa tersebut hasil belajarnya tidak
tuntas, dan apabila siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan KKM
(nilai ≥ 72) maka siswa tersebut dikatakan hasil belajarnya tuntas.
Tabel penyajian ketuntasan KKM hasil posttest dari kelas kontrol dan
eksperimen:
Tabel. 4.14
Ketuntasan KKM Nilai posttest
Skor KKM
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Frekuensi Persent
ase (%)
Frekuensi Persentas
e (%) (N) (N)
≥ 72 Tuntas 8 40% 20 100%
< 72
Tidak
Tuntas 12 60% 0 0%
Jumlah 20 100% 20 100%
0
20
40
60
80
100
Kontrol Eksperimen
55,0557,85
66,35
87,55
Pretest Posttest
69
Dari tabel 4.14, disajikan gambaran visual menggunakan diagram
lingkaran hasil ketuntasan nilai posstest kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Gambar 4.10 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Pretest dan
Psottest Kelas Kontrol dan Eksperimen
4.6 Analisis Hasil Penelitian
Hasil pretest pada kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa diperoleh nilai
rata – rata 55,05. Sedangkan untuk kelas eksperimen dari jumlah 20 siswa nilai
rata – ratanya 57,85. Selisih nilai rata – rata pretest kedua kelompok tersebut
adalah 2,80. Nilai tertinggi pretest pada kelas kontrol adalah 65 dan nilai terendah
adalah 28. Sedangkan pada kelas kontrol adalah 65 dan nilai terendah 28.
Hasil posttest pada kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa diperoleh nilai
rata – rata 66,35. Sedangkan untuk kelas eksperimen dari jumlah 20 siswa nilai
rata – ratanya 87,55. Selisih nilai rata – rata posttest kedua kelompok tersebut
adalah 21,30. Nilai tertinggi posttest pada kelas kontrol adalah 77 dan nilai
terendah adalah 57. Sedangkan pada kelas kontrol adalah 91 dan nilai terendah
77.
Peningkatan rata – rata nilai dari pretest ke posttest kelas kontrol adalah
11,30 dan peningkatan rata – rata nilai prettest ke posttest pada kelas eksperimen
adalah 30,30.
40%60%
Kelas Kontrol
Tuntas
TidakTuntas
100%
Kelas Eksperimen
Tuntas
Tidak Tuntas
70
Menurut hasil posttest yang diperoleh kedua kelompok tersebut, dari
jumlah 20 siswa pada kelas kontrol terdapat 8 siswa yang nilainya berada di atas
KKM dan 12 siswa lain nilainya berada dibawah KKM, sedangkan dari jumlah
20 siswa pada kelas eksperimen seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM.
4.7 Hasil Uji Hipotesis
Uji hipotesis antara kelompok eksperimen dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok kontrol dengan pembelajaran
konvensional menggunakan Uji t. Uji t atau uji beda digunakan untuk mencari
perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah
dikemukakan pada bab sebelumnya untuk mendapatkan keputusan hipotesis
manakah yang diterima.
Tabel 4.15
Uji Perbedaan Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nila
i
Equal variances
assumed 5.343 .026 8.758 38 .000 21.850 2.495 16.800 26.900
Equal variances
not assumed
8.758
25.22
4 .000 21.850 2.495 16.714 26.986
Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata – rata dari tabel 4.16, nilai sig
(2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05 atau berdasarkan kriteria pengujian t hitung
71
sebesar 8,758 dan t tabel 5,343 maka H0 ditolak, berarti ada perbedaan yang
signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas
eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan
Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan
hasil belajar secara positif dan signifikan siswa kelas 3 SDN Karangtengah
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.
4.8 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan
diuraikan deskripsi data hasil penelitian. Deskripsi data dianalisis berdasarkan
model Cooperative Learning tipe STAD (Stident Teams Achievement Division)
dengan berbantuan media gambar dan praktikum pada mata pelajaran IPA dengan
materi pokok Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia terhadap hasil belajar siswa,
dari hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas
eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD hasilnya
lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional
metode ceramah.
Sesuai dengan pendapat Slavin (2005) STAD (student teams achievement
division) merupakan model yang sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam
Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan banyak subjek lainnya, dan pada
tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Gagasan utama STAD memacu
siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan yang diajarkan guru. Dalam STAD, siswa dibagi dalam kelompok
beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan
sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswi di dalam kelompok
itu bisa menguasai pelajaran tersebut. karena dalam pembelajaran ini, siswa
didorong untuk bagaimana memecahkan sebuah masalah bersama-sama dengan
kelompoknya. Selain itu, siswa secara individu dapat terbentuk menjadi siswa
yang aktif dan mencintai belajar, karena sebagai individu, siswa juga
72
dipercayakan untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh kelompok. Semboyan yang terkenal dalam pembelajaran model
kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) adalah kesuksesan
seseorang adalah kesuksesan kelompok, dan kesuksesan kelompok adalah
kesuksesan orang per orang di dalam kelompok tersebut.
Student Team Achievement Division (STAD) Model pembelajaran STAD
menempatkan siswa dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku Trianto (2010:73)
Secara garis besar pembelajaran STAD ini terdiri dari 6 langkah, yaitu
penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari
guru,kegiatan belajar dalam tim (kerja tim), kuis (evaluasi) dan penghargaan
prestasi tim.
Kelebihan dari pembelajarn ini adalah:
1. Pelajaran kooperatif tipe STAD membantu siswa mempelajari
isi materi pelajaran yang sedang dibahas.
2. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari
kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam
pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadikan siswa mampu
belajara berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain,
dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan
bersama-sama.
4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan pencapaian
belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan
memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.
5. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan
dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
6. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah
ilmu pengetahuannya.
73
7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru
untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.
Adapun kelemahan dari pembelajaran STAD adalah:
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling
mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam
kelompok kecil.
2. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir
tidak dapat berlatih belajar mandiri.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan waktu yang
lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat
dipenuhi.
4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak dapat menerapkan
materi pelajaran secara cepat.
5. Penilaian terhadap individu, kelompok dan pemberian hadiah
menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Menurut peneliti sendiri kelebihan dari pembelajaran STAD ini siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa lebih antusias dalam
pembelajaran karena dibagi dalam kelompok – kelompok. Dalam pemeblajaarn
ini juga ada kekuranganyan yaitu menyulitkan guru untuk melaksanakan
pemberian hadiah, siswa tidak bisa bekerja dengan cepat karena lebih asik dengan
diskusinya.
Dari hasil analisis uji beda nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yaitu 66,35 dan 87,55. Dari hasil uji-T terdapat perbedaan yang
signifikan pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada table
hasil uji-T terhadap hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
nilai t adalah 8.578 dan nilai signifikasinya adalah 0,000. Terlihat bahwa
signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1
diterima .
74
Hal yang sama dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu yaitu Nofitasari yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN
Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran
2012/2013”. Peneliti tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar
secara positif dan signifikan pada siswa kelas 4 SDN Kesongo 01 Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.
Hal yang sama dikemukakan penelitian yang dilakukan oleh Katalina yang
berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas V SD Negeri
Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menyatakan adanya pengaruh yang
signifikan dengan mengunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Konvensional, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran
Kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) kelas V SDN Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.
Hal yang sama dikemukakan penelitian yang dilakukan oleh Suryani Lilik
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students
Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Bagi Siswa Kelas
IV SD N Tanggung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012”. Peneliti
tersebut menyimpulkan bahwa terbukti ada pengaruh model pembelajaran STAD
terhadap hasil belajar IPA bagi siswa kelas IV SD N Tanggung.