bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 gambaran...

26
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret April 2015. Pada tanggal 7 April dilakukan uji coba soal untuk validitas dan reliabilitas instrument di SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dari uji soal berjumlah 40 butir soal dan responden 33 siswa menghasilkan 35 butir soal yang valid dan 5 butir soal yang tidak valid. Penelitian ini dilaksanakan di kelas 3A dan 3B SD Negeri Karangtengah, yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas 3A dan sebagai kelas kontrol adalah kelas 3B. SD Negeri Karangtengah terletk di dusun Beran RT 05 RW 05 desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas eksperimen 20 yang terdiri dari 7 Siswa laki laki dan 13 siswa perempuan sedangkan jumlah siswa kelas kontrol 12 laki laki dan 8 perempuan. SDN Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9 kelas untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di SDN Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik, terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A, III B, dan kelas IV. Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk siswa laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru. Tenaga pengajar di SD N Karangtengah sudah cukup, yaitu terdapat1 kepala sekolah dan 14 guru yang terdiri dari 9 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 1 guru agama islam, 1 guru agama kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga.

Upload: dinhque

Post on 05-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

49

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret – April 2015. Pada tanggal

7 April dilakukan uji coba soal untuk validitas dan reliabilitas instrument di SD

Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dari uji soal berjumlah

40 butir soal dan responden 33 siswa menghasilkan 35 butir soal yang valid dan 5

butir soal yang tidak valid.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 3A dan 3B SD Negeri

Karangtengah, yang dijadikan sebagai kelas eksperimen adalah kelas 3A dan

sebagai kelas kontrol adalah kelas 3B. SD Negeri Karangtengah terletk di dusun

Beran RT 05 RW 05 desa Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang. Jumlah siswa kelas eksperimen 20 yang terdiri dari 7 Siswa laki – laki

dan 13 siswa perempuan sedangkan jumlah siswa kelas kontrol 12 laki – laki dan

8 perempuan.

SDN Karangtengah mempunyai 15 ruangan dengan rincian 9 kelas

untuk kelas 1 sampai kelas 6, 1 ruang kantor guru, 1 ruang Kepala Sekolah, 1

perpustakaan, 1 UKS, 1 ruang komputer dan 1 dapur. Keadaan ruang kelas di

SDN Karangtengah sudah baik dengan penerangan dan ventilasi yang cukup baik,

terdapat 3 kelas yang baru saja di renovasi yaitu kelas III A, III B, dan kelas IV.

Di SD N Karangtengah juga terdapat 3 toilet yang terdiri dari 2 toilet untuk siswa

laki-laki dan perempuan, dan 1 toilet guru. Tenaga pengajar di SD N

Karangtengah sudah cukup, yaitu terdapat1 kepala sekolah dan 14 guru yang

terdiri dari 9 guru kelas, 1 guru bahasa inggris, 1 guru agama islam, 1 guru agama

kristen, 1 guru agama budha, dan 1 guru olahraga.

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

50

Pada tanggal 10 April 2015 dilakukan pretest untuk kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Sebelumnya peneliti melakukan observasi terhadap subjek

peneliti yaitu seluruh siswa kelas 3 yang terbagi atas dua kelas tersebut.

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dikelas 3A dan 3B SD Negeri Karangtengah

dilakukan mulai dari bulan Februari – April pada semester dua tahun ajaran 2014

/ 2015. Berikut tabel jadwal pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan oleh

penliti.

Tabel 4.1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SDN Karang Tengah Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015

NO Hari/ Tgl Urian Kegiatan

1 Senin, 9 Maret 2015 Meminta izin kepada kepala sekolah dan

melakukan wawancara terhadap guru

kelas 3A dan 3B.

2 Kamis, 12 Maret 2015 Observasi pembelajaran pada kelas 3A

dan 3B.

3 Jumat, 10 April 2015 Memberikan pretes kepada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Menyerahkan RPP kepada guru kelas.

4 Senin, 13 April 2015 Menyerahkan hasil revisi RPP.

5 Selasa, 14 April 2015 Pertemuan 1: Pada kelas eksperimen

dilakukan penyampaian materi dan

perlakuan.

6 Jumat, 17 April 2015 Pertemuan 2: Pada kelas eksperimen

dilakukan penyampaian materi dan

perlakuan.

7 Sabru, 18 April 2015 Pertemuan 3 : memberikan posttest pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

51

4.3 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif maka data yang

terkumpul juga data kuantitatif. Disebut metode kuantitatif data penelitian berupa

angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2010:13). Oleh

karena itu dapat dilakukan analisis data kuantitatif yaitu dengan uji validitas dan

reliabilitas untuk menguji instrumen, uji normalitas, uji homogenitas dan uji

hipotesis.

4.3.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang dipakai adalah nilai atau hasil soal pretest yang

diberikan peneliti kepada seluruh siswa kelas 3 sebelum mengadakan perlakuan

dikelas eksperimen maupun kelas kontrol. Karena syarat sebelum memberikan

perlakuan adalah nilai pretest kedua kelas tidak boleh ada perbedaan yang

signifikan. Varian yang dimiliki sampe-sampel tersebut dikatakan homogen

apabila pada hasil uji homogenitas menunjukan tingkat signifikansi ˃ 0,05.

Teknik analisis data digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean

anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data yang di gunakan yaitu uji

t-test. Teknik analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan SPSS for

windows version 16.0.

Tabel 4.2

Uji Homogenitas Pretest

Berdasarkan hasil uji homogenitas dari data kelas eksperimen dan kelas

kontrol diperoleh signifikansi 0,084. Maka dari itu berdasarkan hasil uji

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.070 3 9 .084

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

52

homogenitas tersebut dapat dikatakan varians data yang dimilikki pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda atau homogen karena tingkat

signifikansi 0,084 ˃ 0,05.

4.3.2 Uji Normalitas

Untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak, uji

normalitas perlu dilakukan. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika

signifikansi atau nilai ρ > 0,05.

Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik One Sample

Kolmogorov Smirnov Test dihitung dengan menggunakan SPSS for windows

version 16.0. Penghitungan uji normalitas menggunakan nilai posttest kelas

kontrol dan kelas eksperimen siswa kelas 3 SDN Karangtengah Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut.

Tabel 4.3

Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

eksperimen kontrol

N 20 20

Normal Parametersa Mean 82.55 67.80

Std. Deviation 4.236 8.017

Most Extreme Differences Absolute .276 .180

Positive .276 .137

Negative -.174 -.180

Kolmogorov-Smirnov Z 1.236 .807

Asymp. Sig. (2-tailed) .094 .534

a. Test distribution is Normal.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

53

Dari data yang sudah ditunjukan pada tabel diatas kelas kontrol memiliki

Asym. Sig. (2-tailed) besarnya 0,534 > 0.05 sedangkan kelas eksperimen

memiliki Asym. Sig. (2-tailed) besarnya 0.94 > 0.05 sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan sudah memenuhi

syarat untuk dilakukan uji t.

Dibawah ini adalah gambar kurva kenormalan kedua kelas tersebut.

Gambar 4.1 Kurva Kenormalan Kelas Kontrol

Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas kontrol di atas terlihat kurva

lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas kontrol

berdistribusi normal.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

54

Gambar 4.2 Kurva Kenormalan Kelas Eksperimen

Berdasarkan grafik histogram nilai pre-test kelas eksperimen di atas terlihat

kurva lengkung pada grafik tersebut menunjukan bahwa data pre-test kelas

kontrol berdistribusi normal.

Hasil pre-test kelas eksperimen maupun kelas kontrol tersebut di tetapkan

sebagai nilai awal dengan rata-rata nila pada kelas kontrol 55,85 dan nilai rata-

rata pada kelas eksperimen 57,85 .

4.4 Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan

akibat dari suatu perlakuan. Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan

metode konvensional ceramah dan kelas eksperimen menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPA. Dalam pembelajaran ini waktu

yang digunakan adalah 3x pertemuan (6 jam pelajaran), baik pada kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Untuk mengetahui keterlaksanaan penerapan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelas

eksperimen, maka dilakukan observasi.

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

55

Tabel 4.4

Keterlaksanaan Perlakuan Kelas Eksperimen

Indikator

Keterelaksanaan Aspek

Skor Item Terlaksananya

Pertemuan ke-

I II

Kegiatan Awal 5 5 5

Kegiatan Inti 27 25 27

Kegiatan Akhir 3 3 3

Jumlah 35 32 35

Presentase 91 % 100 %

Dari tabel 4.4 dapat dilihat keterlaksanaan dalam pembelajaran di kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD.

Untuk lebih jelasnya lembar observasi pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran

halaman 132 - 134 dan 137 - 139.

Pada pertemuan pertama siswa masih merasa kebingungan dengan adanya

suatu metode yang tidak biasa diterapkan oleh guru. Tetapi dengan bimbingan

dan penjelasan, akhirnya siswa mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan

diri dengan metode yang digunakan. Pada saat pembagian kelompok, siswa masih

belum terbiasa berinteraksi dengan teman sekelompoknya. Sebagian siswa masih

merasa malu untuk mengerjakan tugas bersama teman sekelompoknya karena

siswa lebih sering mengerjakan tugas secara individu saja dan tidak terbiasa

mengerjakan tugas secara berkelompok. Tingkat keterlaksanaan pembelajaran

keseluruhan 91% terlaksana dan 9% tidak terlaksana.

Pertemuan kedua tingkat keterlaksanaan pembelajaran keseluruhan 100%

terlaksana. Siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan sehingga

siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan teman sekelompoknya. Siswa menjadi

lebih bersemangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Setelah

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

56

akhir pembelajaran, guru mengumumkan kelompok yang menjadi pemenang dan

memberikan sertifikat atau penghargaan sebagai kelompok super. Dapat dilihat

peningkatan keterlaksanaan pada pertemuan pertama dan kedua.

Dalam penelitian ini bukan hanya hasil belajar saja tetapi keaktifan siswa

juga dapat meningkat dengan menggunakan tipe STAD.

Tabel 4.5

Keterlaksanaan Perlakuan Siswa Kelas Eksperimen

Indikator

Keterelaksanaan Aspek

Skor Item Terlaksananya

Pertemuan ke-

I II

Pra Pembelajaran 2 2 2

Kegiatan Awal 3 3 3

Kegiatan Inti 14 11 14

Kegiatan Akhir 1 1 1

Jumlah 20 17 20

Presentase 85% 100 %

Dari tabel 4.5 dapat dilihat keterlaksanaan dalam pembelajaran di kelas

eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran koopertaif tipe STAD.

Untuk lebih jelasnya lembar observasi pelaksanaan dapat dilihat pada lampiran

halaman 135, 136 dan 140, 141 .

Pada pertemuan pertama keterlaksanaan keaktifan siswa terlaksana 85% hal

ini disebabkan karena pada pembelajaran pertama siswa masih belum terbiasa

dengan pembelajaran tipe STAD karena pemeblajaran ini adalah pemeblajaran

yang baru bagi mereka. Dalam pertemuan pertama ini siswa masih merasa malu

bertanya sehingga dalam pertemuan pertama ini yang aktif bertanya hanya guru

saja.

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

57

Pertemuan kedua keterlaksanaan keaktifan siswa 100% terlaksana. Pada

peretemuan kedua siswa sudah mulai terbiasa dengan metode yang digunakan

sehingga siswa lebih aktif dalam berinteraksi dengan teman sekelompoknya.

Siswa menjadi lebih aktif bertanya dan rasa ingin taunya semakin besar.pada

pertemuan kedua ini guru hanya sebagai fasilitator saja karena siswa sudah mulai

aktif dalam kegiatan dan mulai berkreasi dengan media pembelajaran yang ada.

Dapat dilihat peningkatan keaktifan siswa dalam pertemuan kedua.

4.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.5.1 Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil analisis data deskriptif melalui SPSS for windows version 16.0

tentang pertest dari kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut ini table 4.7

destribusi frekuensi nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen

Tabel 4.6

Destribusi Frekunesi Nilai Pretes Kelas Kontrol Kelas 3B SDN

Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

2014 / 2015

NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

1 22 – 31 1 5% Kurang

2 32 – 41 1 5% Kurang

3 42 – 51 4 20% Kurang

4 52 – 61 4 20% Kurang

5 62 – 71 10 50% Kurang

6 72 – 81 - - Baik

7 82 – 91 - - Baik Sekali

Jumlah 20 100%

Dari tabel 4.6 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82

sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

58

samapi dengan 81 terdiri dari 0 siswa dengan prsentase 0%. Siswa yang mendapat

nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 10 siswa dengan prsentase 50%. Siswa

yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 4 siswa dengan presentase

20%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 4 siswa dengan

presentase 20%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 1

siswa dengan presentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan

31 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%.

Tabel 4.7

Destribusi Frekunesi Nilai Pretes Kelas Eksperimen Kelas 3B SDN Karamg

Tengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2014 / 2015

NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

1 22 – 31 1 5% Kurang

2 32 – 41 1 5% Kurang

3 42 – 51 2 10% Kurang

4 52 – 61 7 35% Kurang

5 62 – 71 8 40% Kurang

6 72 – 81 1 5% Baik

7 82 – 91 - - Baik Sekali

Jumlah 20 100%

Dari tabel 4.7 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82

sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72

samapi dengan 81 terdiri dari 1 siswa dengan prsentase 5%. Siswa yang mendapat

nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 8 siswa dengan prsentase 40%. Siswa yang

mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 7 siswa dengan presentase 35%.

Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 2 siswa dengan

presentase 10%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41 terdiri dari 1

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

59

siswa dengan presentase 5%. Dan siswa yang mendapat nilai 22 sampai dengan

31 terdiri dari 1 siswa dengan presentase 5%.

Dari tabel 4.6 dan 4.7 disajikan gambaran visual menggunakan diagram

lingkaran hasil destribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.

Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Destribusi Frekuensi Nilai Pretest

Kelas Kontrol dan Eksperimen

Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis deskriptif.

Dibawah ini merangkum data empirik hasil belajar siswa sebelum mengikuti

pembelajaran pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model Cooperative

Leraning tipe STAD yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran

skor minimum, maksimum, jumlah semua nilai, mean, dan standar deviasi

.

30%

50%

20%

Kelas Kontrol

22 – 31

32 – 41

42 – 51

52 – 61

62 – 71

72 – 81

82 – 91

30%

50%

20%

Kelas Kontrol

22 – 31

32 – 41

42 – 51

52 – 61

62 – 71

72 – 81

82 – 91

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

60

Tabel 4.8

Hasil Pretest Kelas Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Kontrol 20 28 65 1101 55.05 9.644

Valid N (listwise) 20

Dari tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

mengikuti pretest adalah 55,05. Nilai maksimal hasil pretest kelas kontrol adalah

65 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 28. Dari tabel diatas juga

dapat dilihat bahwa jumlah dari semua nilai siswa adalah 1101.

Tabel 4.9

Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Eksperimen 20 28 74 1157 57.85 10.654

Valid N (listwise) 20

Dari tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

mengikuti pretest adalah 57,85. Nilai maksimal hasil pretest kelas eksperimen

adalah 74 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 28. Dari tabel 4.7

juga dapat dilihat bahwa jumlah dari semua niali siswa adalah 1157.

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

61

Gambar 4.4 Diagram Batang Pretest Kelas kontrol dan

eksperimen

Dari diagram 4.4 dapat dilihat hasil pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dapat diketahui bahwa selisih rata-rata kedua kelas adalah 2,8.

4.5.2 Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Setelah kelas kontrol mendapat perlakuan dalam mengikuti

pembelajaran IPA menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah,

siswa diberikan tes akhir atau posttest untuk mengukur indikator yang telah

dicapai Hasil analisis data deskriptif melalui program SPSS 16.0 (Statistic

Product and Service Solution) tentang posttest dari kelas kontrol dan

eksperimen. Berikut ini tabel 4.9 adalah destribusi frekuensi nilai posttest kelas

kontrol dan eksperimen.

53,5

54

54,5

55

55,5

56

56,5

57

57,5

58

58,5

Kontrol Eksperimen

Pretest

Kontrol

Eksperimen

57.85

55.85

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

62

Tabel 4.10

Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol Kelas 3 SDN

Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013

NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

1 22 – 31 - Kurang

2 32 – 41 - Kurang

3 42 – 51 - Kurang

4 52 – 61 6 30% Kurang

5 62 – 71 10 50% Kurang

6 72 – 81 4 20% Baik

7 82 – 91 - Baik Sekali

Jumlah 20 100%

Dari tabel 4.10 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82

sampai dengan 91 terdiri dari 0 siswa dengan persentase 0%. Siswa yang 72

samapi dengan 81 terdiri dari 4 siswa dengan prsentase 20%. Siswa yang

mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 10 siswa dengan prsentase 50%.

Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 6 siswa dengan

presentase 30%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 0

siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41

terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Dan siswa yang mendapat nilai 22

sampai dengan 31 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

63

Tabel 4.11

Destribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen Kelas 3 SDN

Karangtengah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2012/2013

NO Interval Frekuensi Presentase Katagori

1 22 – 31 - - Kurang

2 32 – 41 - - Kurang

3 42 – 51 - - Kurang

4 52 – 61 - - Kurang

5 62 – 71 - - Kurang

6 72 – 81 11 55% Baik

7 82 – 91 9 45% Baik Sekali

Jumlah 20 100%

Dari tabel 4.11 diatas diketahui interval nilai siswa yang mendapat nilai 82

sampai dengan 91 terdiri dari 9 siswa dengan persentase 45%. Siswa yang 72

samapi dengan 81 terdiri dari 11 siswa dengan prsentase 55%. Siswa yang

mendapat nilai 62 sampai dengan 71 terdiri dari 0 siswa dengan prsentase 0%.

Siswa yang mendapat nilai 52 sampai dengan 61 terdiri dari 0 siswa dengan

presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 42 sampai dengan 51 terdiri dari 0

siswa dengan presentase 0%. Siswa yang mendapat nilai 32 sampai dengan 41

terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%. Dan siswa yang mendapat nilai 22

sampai dengan 31 terdiri dari 0 siswa dengan presentase 0%.

Dari tabel 4.10 dan 4.11 disajikan gambaran visual menggunakan diagram

lingkaran hasil destribusi frekuensi nilai posttest kelas kontrol dan eksperimen.

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

64

Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Posttest Kelas kontrol dan eksperimen

Setelah dilakukan analisis distribusi frekuensi dilakukan analisis

deskriptif. Berikut ini tabel 4.11 adalah analisis deskriptif hasil posstest kelas

kontrol dan eksperimen.

Tabel 4.12

Hasil Posttest Kelas Kontrol

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Kontrol 20 57 74 1327 66.35 6.141

Valid N (listwise) 20

Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

mengikuti posttest adalah 66.35. Nilai maksimal hasil posttest kelas kontrol

adalah 74 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 57. Jumlah

keseluruhan nilai dari 20 siswa adalah 1327.

30%

50%

20%

Kelas Kontrol

22 – 31

32 – 41

42 – 51

52 – 61

62 – 71

72 – 81

82 – 91

55%

45%

Kelas Eksperimen

22 – 31

32 – 41

42 – 51

52 – 61

62 – 71

72 – 81

82 – 91

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

65

Sesuai dengan hasil penelitian, terdapat 12 siswa yang nilai posttest

kurang dari batas KKM, sedangkan 11 siswa lainnya mendapat nilai di atas KKM

yaitu 72. Daftar nilai posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada lampiran

halaman 122.

Tabel 4.13

Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari 20 siswa yang

mengikuti posttest adalah 76. Nilai maksimal hasil posttest kelas eksperimen

adalah 90 sedangkan nilai minimal atau nilai terendah adalah 55. Jumlah

keseluruhan nilai dari 20 siswa adalah 1520.

Sesuai dengan hasil penelitian, tidak terdapat siswa yang nilai postest

kurang dari batas KKM 72. Daftar nilai posttest kelas kontrol dapat dilihat pada

lampiran.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Eksperimen 20 77 91 1651 82.55 4.236

Valid N (listwise) 20

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

66

Gambar 4.6 Diagram Batang Posttest Kelas kontrol dan

eksperimen

Dari diagram 4.6 dapat dilihat selisih nilai rata-rata antara kelas kontrol

dan kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan menurut hasil posttest adalah

14,75.

4.5.3 Perbandingan Nilai Rata – rata Pretest – Posttest Kelas Kontrol dan

Eksperimen

Gambar 4. 7 Diagram Batang Pretest dan Posttest Kelas

kontrol

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kontrol Eksperimen

Posttest

Kontrol

Eksperimen

87.55

66.35

55,05

66,35

0

20

40

60

80

Pretest Posttes

Kelas Kontrol

Pretest

Posttes

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

67

Dari diagram 4.7 dapat dilihat bahawa rata – rata pretest kelas kontrol

sebelum mendapatkan perlakuan adalah 55,05. Setelah mendapatkan perlakuan

dengan pembelajaran konvensional yang diberikan oleh guru kelas nilai rata – rata

posttes meningkat menjadi 66,35. Peningkatan rata – rata nilai dari pretes ke

posttest kelas kontrol adalah 11,3.

Gambar 4.8 Diagram Batang Pretest dan Posttest Kelas

Eksperimen

Dari diagram, 4.8 dapat dilihat pada kelas eksperimen rata – rata pretest

kelas eksperimen sebelum mendapakan perlakuan adalah 57,85. Setelah mendapat

perlakuan dengan menggunakan Cooperative Learning tipe STAD yang diberikan

oleh peneliti nilai rata – rata posttest meningkat menjadi 87,55. Peningkatan rata

– rata nilai pretes ke posttest kelas eksperimen adalah 30,30.

Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar IPA pretest-posttest antara kelas

eksperimen dan kontrol dapat dilihat melalui diagram batang sebagai berikut.

57,85

87,55

0

20

40

60

80

100

Pretest Posttest

Kelas Eksperimen

Pretest

Posttest

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

68

Gambar 4.9 Diagram Batang Peningkatan Pretest-Postest

Kelas Eksperimen dan Kontrol

4.5.4 Ketuntasan KKM

Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan hasil posttest pada mata

pelajaran IPA di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Jika siswa mendapat

nilai di bawah KKM (nilai < 72) maka siswa tersebut hasil belajarnya tidak

tuntas, dan apabila siswa mendapat nilai lebih besar atau sama dengan KKM

(nilai ≥ 72) maka siswa tersebut dikatakan hasil belajarnya tuntas.

Tabel penyajian ketuntasan KKM hasil posttest dari kelas kontrol dan

eksperimen:

Tabel. 4.14

Ketuntasan KKM Nilai posttest

Skor KKM

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Frekuensi Persent

ase (%)

Frekuensi Persentas

e (%) (N) (N)

≥ 72 Tuntas 8 40% 20 100%

< 72

Tidak

Tuntas 12 60% 0 0%

Jumlah 20 100% 20 100%

0

20

40

60

80

100

Kontrol Eksperimen

55,0557,85

66,35

87,55

Pretest Posttest

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

69

Dari tabel 4.14, disajikan gambaran visual menggunakan diagram

lingkaran hasil ketuntasan nilai posstest kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Gambar 4.10 Diagram Lingkaran Ketuntasan Nilai Pretest dan

Psottest Kelas Kontrol dan Eksperimen

4.6 Analisis Hasil Penelitian

Hasil pretest pada kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa diperoleh nilai

rata – rata 55,05. Sedangkan untuk kelas eksperimen dari jumlah 20 siswa nilai

rata – ratanya 57,85. Selisih nilai rata – rata pretest kedua kelompok tersebut

adalah 2,80. Nilai tertinggi pretest pada kelas kontrol adalah 65 dan nilai terendah

adalah 28. Sedangkan pada kelas kontrol adalah 65 dan nilai terendah 28.

Hasil posttest pada kelas kontrol yang berjumlah 20 siswa diperoleh nilai

rata – rata 66,35. Sedangkan untuk kelas eksperimen dari jumlah 20 siswa nilai

rata – ratanya 87,55. Selisih nilai rata – rata posttest kedua kelompok tersebut

adalah 21,30. Nilai tertinggi posttest pada kelas kontrol adalah 77 dan nilai

terendah adalah 57. Sedangkan pada kelas kontrol adalah 91 dan nilai terendah

77.

Peningkatan rata – rata nilai dari pretest ke posttest kelas kontrol adalah

11,30 dan peningkatan rata – rata nilai prettest ke posttest pada kelas eksperimen

adalah 30,30.

40%60%

Kelas Kontrol

Tuntas

TidakTuntas

100%

Kelas Eksperimen

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

70

Menurut hasil posttest yang diperoleh kedua kelompok tersebut, dari

jumlah 20 siswa pada kelas kontrol terdapat 8 siswa yang nilainya berada di atas

KKM dan 12 siswa lain nilainya berada dibawah KKM, sedangkan dari jumlah

20 siswa pada kelas eksperimen seluruh siswa mendapatkan nilai diatas KKM.

4.7 Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis antara kelompok eksperimen dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan kelompok kontrol dengan pembelajaran

konvensional menggunakan Uji t. Uji t atau uji beda digunakan untuk mencari

perbedaan nilai antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah

dikemukakan pada bab sebelumnya untuk mendapatkan keputusan hipotesis

manakah yang diterima.

Tabel 4.15

Uji Perbedaan Nilai Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Nila

i

Equal variances

assumed 5.343 .026 8.758 38 .000 21.850 2.495 16.800 26.900

Equal variances

not assumed

8.758

25.22

4 .000 21.850 2.495 16.714 26.986

Berdasarkan hasil perhitungan uji beda rata – rata dari tabel 4.16, nilai sig

(2-tailed) sebesar 0.000 < 0,05 atau berdasarkan kriteria pengujian t hitung

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

71

sebesar 8,758 dan t tabel 5,343 maka H0 ditolak, berarti ada perbedaan yang

signifikan antara nilai posttest kelas kontrol dengan nilai posttest kelas

eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

Cooperative Learning tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan

hasil belajar secara positif dan signifikan siswa kelas 3 SDN Karangtengah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun ajaran 2014/2015.

4.8 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini akan

diuraikan deskripsi data hasil penelitian. Deskripsi data dianalisis berdasarkan

model Cooperative Learning tipe STAD (Stident Teams Achievement Division)

dengan berbantuan media gambar dan praktikum pada mata pelajaran IPA dengan

materi pokok Cuaca dan Pengaruhnya Bagi Manusia terhadap hasil belajar siswa,

dari hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas

eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning tipe STAD hasilnya

lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional

metode ceramah.

Sesuai dengan pendapat Slavin (2005) STAD (student teams achievement

division) merupakan model yang sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam

Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan banyak subjek lainnya, dan pada

tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Gagasan utama STAD memacu

siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai

keterampilan yang diajarkan guru. Dalam STAD, siswa dibagi dalam kelompok

beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan

sukunya. Guru memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswi di dalam kelompok

itu bisa menguasai pelajaran tersebut. karena dalam pembelajaran ini, siswa

didorong untuk bagaimana memecahkan sebuah masalah bersama-sama dengan

kelompoknya. Selain itu, siswa secara individu dapat terbentuk menjadi siswa

yang aktif dan mencintai belajar, karena sebagai individu, siswa juga

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

72

dipercayakan untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi oleh kelompok. Semboyan yang terkenal dalam pembelajaran model

kooperatif STAD (Student Teams Achievement Division) adalah kesuksesan

seseorang adalah kesuksesan kelompok, dan kesuksesan kelompok adalah

kesuksesan orang per orang di dalam kelompok tersebut.

Student Team Achievement Division (STAD) Model pembelajaran STAD

menempatkan siswa dalam tim belajar beranggota 4-5 orang yang merupakan

campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku Trianto (2010:73)

Secara garis besar pembelajaran STAD ini terdiri dari 6 langkah, yaitu

penyampaian tujuan dan motivasi, pembagian kelompok, presentasi dari

guru,kegiatan belajar dalam tim (kerja tim), kuis (evaluasi) dan penghargaan

prestasi tim.

Kelebihan dari pembelajarn ini adalah:

1. Pelajaran kooperatif tipe STAD membantu siswa mempelajari

isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

2. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari

kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam

pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menjadikan siswa mampu

belajara berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain,

dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan

bersama-sama.

4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menghasilkan pencapaian

belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan

memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

5. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan

dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

6. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah

ilmu pengetahuannya.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

73

7. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru

untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

Adapun kelemahan dari pembelajaran STAD adalah:

1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD bukanlah obat yang paling

mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam

kelompok kecil.

2. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir

tidak dapat berlatih belajar mandiri.

3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD memerlukan waktu yang

lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat

dipenuhi.

4. Pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak dapat menerapkan

materi pelajaran secara cepat.

5. Penilaian terhadap individu, kelompok dan pemberian hadiah

menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

Menurut peneliti sendiri kelebihan dari pembelajaran STAD ini siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa lebih antusias dalam

pembelajaran karena dibagi dalam kelompok – kelompok. Dalam pemeblajaarn

ini juga ada kekuranganyan yaitu menyulitkan guru untuk melaksanakan

pemberian hadiah, siswa tidak bisa bekerja dengan cepat karena lebih asik dengan

diskusinya.

Dari hasil analisis uji beda nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen yaitu 66,35 dan 87,55. Dari hasil uji-T terdapat perbedaan yang

signifikan pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hal ini terlihat pada table

hasil uji-T terhadap hasil posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan

nilai t adalah 8.578 dan nilai signifikasinya adalah 0,000. Terlihat bahwa

signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak dan H1

diterima .

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16225/4/T1_292011128_BAB IV...anatara kelas ekperimen dan kelas kontrol analisis data

74

Hal yang sama dikemukakan oleh penelitian yang dilakukan oleh peneliti

terdahulu yaitu Nofitasari yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD Pada Mata Pelajaran IPA Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SDN

Kesongo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Ajaran

2012/2013”. Peneliti tersebut menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar

secara positif dan signifikan pada siswa kelas 4 SDN Kesongo 01 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2012/2013.

Hal yang sama dikemukakan penelitian yang dilakukan oleh Katalina yang

berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Siswa Kelas V SD Negeri

Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II

Tahun Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini menyatakan adanya pengaruh yang

signifikan dengan mengunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan

Konvensional, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD berpengaruh terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) kelas V SDN Kecandran 01 Gugus Gajahmada Kecamatan Sidomukti Kota

Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012.

Hal yang sama dikemukakan penelitian yang dilakukan oleh Suryani Lilik

yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students

Team Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar IPA Bagi Siswa Kelas

IV SD N Tanggung Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012”. Peneliti

tersebut menyimpulkan bahwa terbukti ada pengaruh model pembelajaran STAD

terhadap hasil belajar IPA bagi siswa kelas IV SD N Tanggung.