penyakit periodontal pada pasien menopouse

23
Penyakit Periodontal pada Pasien Menopouse I.1 Latar Belakang Penyakit perio dontal merupakan penyakit dalam mulut yang palin g banyak menyeran g orang dewasa. Periodontium mempunyai empat komponen yaitu gingival, periodontal, sementum dan tulang alveolar. Struktur ini berpadu dalam menjalankan fungsinya sebagai bagian vital dalam menyangga gigi. Jaringan periodontal ini merupakan bagian yang vital dalam menyangga gigi. Jaringan periodontal merupakan bagian yang vital dalam menyangga gigi. Oleh karena itu kondisinya harus selalu terjaga agar tetap sehat dan dapat memberikan ikatan yag kuat bagi gigi geligi. Penyakit periodontal merupakan suatu keadaan peradangan dan degenarasi dari jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Pen ya ki t infeksi ya ng disebabkan oleh bakteri ya ng terakumulasi didalam kalkulus yang biasanya terdapat di leher gigi. Penyakit ini dapat ringan ini dapat ringan seperti gingivitis yang biasanya ditandai dengan gusi berwarna merah dan mudah  berdarah. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang gigi dan juga abses  periodontal. Peny akit per iodont al mer upak an sekelo mpo k peny akit yan g bia sanya dis eba bkan karena meningkatnya jumlah bakteri yang terdapat dalam sulkus ginggiva. Secara umum ada 2  penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontitis. Penyakit periodontal bersifat kronis, kumulatif dan progresif. Dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang akan dilaksanakan nantinya,  perlu diketahui proses predisposisi yang mempengaruhi keadaan periodontal dalam tubuh. Secara garis besar terdapat dua macam faktor predisposisi penyakit periodontal, yakni: dari eksternal dan internal. Predisposisi eksternal merupakan faktor penyebab yang berasal dari luar li ngku ngan tubuh. Ole h kar ena itu , dipanda ng pent ing unt uk memapar kan ber baga i faktor  predisposisi sebagai dasar pelaksanaan kasus penyakit periodontal lebih lanjut. BAB II TINJAUAN PUSATAKA Faktor-faktor predisposisi eksternal jaringan periodontal, yaitu:

Upload: hayu-amaliadiarti

Post on 03-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 1/23

Penyakit Periodontal pada Pasien Menopouse

I.1 Latar Belakang

Penyakit periodontal merupakan penyakit dalam mulut yang paling banyak menyerang

orang dewasa. Periodontium mempunyai empat komponen yaitu gingival, periodontal, sementum

dan tulang alveolar. Struktur ini berpadu dalam menjalankan fungsinya sebagai bagian vital

dalam menyangga gigi. Jaringan periodontal ini merupakan bagian yang vital dalam menyangga

gigi. Jaringan periodontal merupakan bagian yang vital dalam menyangga gigi. Oleh karena itu

kondisinya harus selalu terjaga agar tetap sehat dan dapat memberikan ikatan yag kuat bagi gigi

geligi.

Penyakit periodontal merupakan suatu keadaan peradangan dan degenarasi dari jaringan

lunak dan tulang penyangga gigi. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang

terakumulasi didalam kalkulus yang biasanya terdapat di leher gigi. Penyakit ini dapat ringan ini

dapat ringan seperti gingivitis yang biasanya ditandai dengan gusi berwarna merah dan mudah

 berdarah. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang gigi dan juga abses

 periodontal.

Penyakit periodontal merupakan sekelompok penyakit yang biasanya disebabkan

karena meningkatnya jumlah bakteri yang terdapat dalam sulkus ginggiva. Secara umum ada 2

 penyakit periodontal yaitu gingivitis dan periodontitis. Penyakit periodontal bersifat kronis,kumulatif dan progresif.

Dalam menentukan diagnosis dan rencana perawatan yang akan dilaksanakan nantinya,

 perlu diketahui proses predisposisi yang mempengaruhi keadaan periodontal dalam tubuh.

Secara garis besar terdapat dua macam faktor predisposisi penyakit periodontal, yakni: dari

eksternal dan internal. Predisposisi eksternal merupakan faktor penyebab yang berasal dari luar 

lingkungan tubuh. Oleh karena itu, dipandang penting untuk memaparkan berbagai faktor 

 predisposisi sebagai dasar pelaksanaan kasus penyakit periodontal lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSATAKA

Faktor-faktor predisposisi eksternal jaringan periodontal, yaitu:

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 2/23

A.  Pubertas

Perubahan hormone seksual berlangsung semasa pubertas dan kehamilan,keadaan ini

dapat menimbulkan perubahnan jaringan gingival yang merubah respon terhadap produk-produk 

 plak. 1

Pada masa pubertas insides gingivitis mencapai puncaknya dan seperti dikatakan oleh

sutcliffe(1972). Perubahan ini tetap terjadi walaupun control plak tetap tak berubah. Oleh karena

itu, sejumlah kecil plak yang pada kelompok usia yang lain hanya menyebabkan terjadinya

sedikit inflamasi gingival, akan dapat menyebabkan inflamasi yang hebat pada masa pubertas

yang diikuti dengan pembengkakan gingival dan pendarahan. Bila masa pubertas sudah lewat,

inflamasi cendrung reda sendiri tetapi tidak dapat hilang sama sekali kecuali bila dilakukan

 pengkontrolan plak yang adekuat. 1 

Pada wanita, memasuki masa puber tidaklah mudah bagi para gadis remaja, tatkala

datang menstruasi untuk pertama kalinya, dan jerawat di wajah mulai bermunculan. Pada saat

 pubertas, terjadi peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron secara drastis.

Peningkatan ini menyebabkan meningkatnya aliran darah ke gusi, dan juga mengubah reaksi

 jaringan gusi terhadap bakteri dan iritan yang ada di dalam plak. Kondisi ini menyebabkan gusi

 berwarna lebih kemerahan, bengkak dan lebih mudahberdarah saat menyikat gigi atau

mengunyah makanan yang keras.2

Untuk menyikapinya, kebiasaan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut

idealnya sudah dibiasakan sejak dini sehingga pada datangnya masa puber yang juga membawa

 perubahan dalam rongga mulut tidak akan menjadi masalah yang berkelanjutan. 2 

Banyak orang memngalami gingivitis dengan derajat yang berbeda. Gingivitis biasanya

 berkembang sejalan dengan adanya pubertas atau masa remaja. Dimana terjadi perubahan

hormonal, yang menyebabkan frekuensi gingivitis tetap atau meningkat tergantung sebagiaman

sehat gigi dan gusinya.3 

Selama masa pubertas, terdapat peningkatan testosteron pada pria dan estradiol pada

wanita. Beberapa penelitian, terdapat peningkatan peradangan pada gingiva anak usia pubertas,

dengan tanpa disertai perubahan dalam tingkat plak. Pada studi longitudinal, didapatkan bahwa

rata-rata skor pendarahan papilla dan pendarahan interdental berkorelasi dengan perkembangan

karakteristik seksual sekunder pada masa puber, sementara penelitian lain tidak menemukan

korelasi yang signifikan antara masa pubertas dan perubahan gingiva pada wanita. Perbedaan ini

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 3/23

mungkin disebabkan oleh faktor-faktor seperti status kesehatan gigi penduduk dan rancangan

 penelitian yang dilakukan.4

Prevalensi patogen periodontal tertentu dilaporkan selama masa pubertas mungkin

memiliki hubungan langsung dengan hormon yang sedang ada dan kemampuannya ditentukan

 patogen tertentu. Misalnya enzim prevotella intermedia mampu menggantikan progesteron dan

estrogen untuk menadione (vitamin K) sebagai elemen esensial. Hubungan antara gingivitis

 pubertas, prevotella intermedia dan serum kadar testosteron, estrogen dan progesteron telah

dilaporkan dalam sebuah studi longitudinal.4

Plak sebelumnya yang menginduksi gingivitis merupakan faktor penting dalam

mendeteksi perubahan yang disebabkan hormon selama siklus menstruasi. Suatu studi

menunjukkan bahwa perempuan dengan gingivitis mengalami peradangan dengan peningkatan

terkait cairan eksudat crevicular selama menstruasi dibandingkan dengan kontrol pada orang

sehat. Kebanyakan wanita tidak menyadari perubahan-perubahan pada gingiva mereka selama

siklus menstruasi, sementara beberapa pengalaman infamasi hemorragic gingiva pada siklus

menstruasi .hal ini sebelumnya telah dikaitkan dengan lebih gingivitis, peningkatan aliran fluida

dan mobilitas gigi. Studi awal menunjukkan penemuan serupa selama siklus menstruasi dalam

suatu populasi dengan radang gusi sudah ada sebelumnya, sebagai tanggapan terhadap fluktuasi

dalam tingkat estrogen dan progesteron.4

B.  Menopause

Memasuki usia lanjut yaitu akhir 40-an 50-an, seorang wanita akan mengalami proses

alamiah yang disebut menopause sebagai salah satu bentuk dari proses penuaan. Pada saat

seorang wanita sudah memasuki menopause, produksi estrogen terhenti. Akibatnya dapat terjadi

 perubahan rasa atau pengecapan, dan lebih sensitif terhadap makanan dan minuman yang panas

ataupun dingin, dan juga menurunnya aliran saliva (air liur) yang dapat menyebabkan xerostomia

(dry mouth). 5

Adanya kondisi mulut yang kering tersebut dapat mengarah kepada penyakit periodontal,

karena saliva (air liur) tidak cukup untuk membilas sisa makanan sehingga kalkulus (karang gigi)

lebih mudah terbentuk. Selain itu kurangnya saliva juga dapat menyebabkan karies lebih mudah

terjadi, karena saliva juga berfungsi untuk menetralkan keasaman asam yang dihasilkan dari

metabolisme bakteri yang ada di dalam mulut. 5

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 4/23

Oleh karena itu xerostomia (dry mouth) lebih sering dialami oleh wanita usia lanjut

dibandingkan pria, dan dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan yang sering diresepkan

 bagi para lansia. 5

Penurunan produksi estrogen yang terjadi saat menopause juga menyebabkan wanita

lebih beresiko untuk mengalami penurunan densitas/kepadatan tulang, yang dapat mengarah

kepada osteoporosis. Rusaknya tulang (dalam hal ini tulang rahang) dapat mengarah kepada

goyangnya gigi geligi, diperparah dengan banyaknya kalkulus (karang gigi) yang menjadi tempat

 pertumbuhan bakteri. 5

Dokter gigi berperan untuk deteksi osteoporosis secara dini, menurut penelitian yang

telah dilakukan oleh beberapa universitas. Pemeriksaan radiografis rutin yang dilakukan sebagai

 pemeriksaan penunjang pada perawatan gigi dapat membantu mendeteksi adanya penurunan

massa tulang yang menjadi indikasi osteoporosis. Namun hal ini membutuhkan sotware khusus

dan juga keterampilan khusus dari dokter gigi ahli radiologi. 5

Usia kehidupan wanita sangat penting untuk mengidentifikasi pengaruh hormonal dalam

rongga mulut. Adapun cirri-ciri dari wanita menopause sebagai berikut: 6

•  Terjadi perubahan keadaan rongga mulut

•  Penipisan lapisan mukosa oral

•  Rasa tidak nyaman (burning mouth)

•  Resesi gingiva (gusi melorot)

•  Xerostomia

•  Perubahan kemampuan pengecap

•  Resorbsi tulang alveolar 

•  Osteopenia dan osteoporosis

Selain itu, penanganan yang dapat dilakukan yaitu:6

•  Pada proses penipisan mukosa oral dan jaringan gingiva, dilakukan augmentasi jaringan lunak.

•  Menggunakan sikat gigi berbulu lunak 

•  Menggunakan pasta gigi dengan partikel abrasif yang minimal

•  Obat kumur dengan bahan yang kurang mengandung alkohol

•  Pemeliharaan jaringan periodontal degan debridement yang baik untuk mengurangi trauma

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 5/23

•  Pasien yang rentan dengan osteoporosis akan dikonsul ke dokter umum.

Situasi hormon di setiap fase itu berbeda-beda, sehingga masalah kesehatan gigi dan

mulut yang kita hadapi juga berbeda.7

Ketika perempuan sudah mengalami menopause, hormon seksual seperti estrogen akan

menurun. Ini membuat pematang epitel mulut terganggu. Kondisi ini memicu jumlah bakteri dan

erosi pada gigi yang merujuk pada produksi air liur yang berkurang, sehingga menimbulkan

 beberapa sebab yaitu: 7

1.  Mulut terasa kering, lidah seperti terbakar (oral cancerphobia), ada rasa aneh dalam mulut

(seperti rasa besi), lidah gatal-gatal, dan sering sariawan.

2.   Nyeri gusi saat menopause atau menopausal gingivostomatitis ditandai dengan warna gusi lebih

 pucat, licin, sakit, dan mudah berdarah.

3.  Kurangnya penyangga gigi yang baik membuat gigi mudah goyah. Karena seiring bertambahnya

usia membuat kepadatan tulang semakin berkurang, termasuk tulang rahang dan tulang

 penyangga gigi.

Adapun cara mencegahnya yaitu rajin mengkonsumsi kalsium dan multivitamin, teratur 

 berolahraga, selalu melakukan perawatan gigi yang benar, dan mengganti setiap gigi tanggal

dengan gigi palsu. Karena kehilangan gigi yang cukup lama dapat mendorong terjadinya

kerapuhan tulang yang lebih cepat. 7

Memasuki masa menopause terjadi perubahan pada mulut wanita (indera perasa, rasa

 panas di mulut, sensitif terhadap makanan dingin dan panas, juga penurunan produksi air ludah

yang menyebabkan mulut kering) dikarenakan perubahan hormon atau pengaruh obat-obatan

yang telah dikonsumsi.8

Mulut kering dapat menyebabkan terjadinya penyakit gigi dan gusi karena air ludah tidak 

mampu melembabkan dan membersihkan mulut dengan menetralkan asam yang dihasilkan oleh

 plak. Disamping itu penurunan hormon estrogen mempertinggi resiko hilangnya densitas tulang.

Kehilangan densitas tulang, terutama pada tulang rahang dapat menyebabkan tanggalnya gigi

dan gusi turun, sehingga memungkinkan gigi lebih mudah busuk. 8

C.  Merokok 

Pada penelitian epidemiologi menunjukkan bahwa merokok merupakan masalah

kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit kanker, paru, kardiovaskuler, dan

gastrointestinal. Namun pada dua dekade terakhir ini ditandai dengan meningkatnya

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 6/23

kewaspadaan akibat merokok terhadap penyakit periodontal dan diikuti denganlepasnya gigi.

Pada penelitian yang mutakhir mengungkapkan bahwa merokok merupakan salah satu faktor 

risiko terbesar dalam penyakit periodontal. Oleh karena itu, merokok dan penyakit periodontal

 pada hakikatnya merupakan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena tembakau

mengandung beribu bahan kimia antara lain adalah nikotin, karbonmonoksid, dan tar. Nikotin

umumnya bersifat toksik dan dapat mempengaruhi jaringan periodontal. 9

Gambar. 1 : Manifestasi Rongga Mulut Pada Perokok 

Sumber : http://www.quitsmokingpainlesslynow.com/img/Oral%20Cancer.jpg 

Gambar. 2 : Manifestasi Rongga Mulut Pada Perokok 

Sumber : http://images.google.co.id/imgres?

imgurl=http://www.healthline.com/blogs/outdoor_health/uploaded_images/bad-teeth-

774317.jpg&imgrefurl=http://savechildfromsmoke.wordpress.com/2009/08/28/perokok-

 perokok-pasif-dan-kanker-rongga-

mulut/&usg=__Qb8WxYCp7D39DhlANJ1HLnKs1cw=&h=292&w=443&sz=39&hl=id&start=

2&um=1&tbnid=GvoIjVOHouDiEM:&tbnh=84&tbnw=127&prev=/images%3Fq%3Dmulut

%2Bperokok%26hl%3Did%26sa%3DG%26um%3D1 

 Nikotin adalah suatu alkaloid dari daun kering Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica.

 Nikotin adalah suatu amine tersier dari cincin piridin dan pirolidin. Nikotin adalah suatu basa

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 7/23

lemah (pka = 8). Pada ph fisiologis, 3 1 % tidak terionisasi sehingga dengan mudah menembus

sel membran. Nikotin mudah larut dalam air dan alkohol. 9

Merokok merupakan faktor penting dalam terjadinya periodontitis dan dapat mengubah

 patogenesisnya. Sebuah penelitian menunjukkan adanya penambahan rasio yang mengherankan ,

dari 2,0 menjadi 5,0 menggunakan kehilangan perlekatan sebagai alat perngukur. Perokok 

memiliki flora bakteri yang berbeda dan tidak merespons perawatan sebaik respons pada bukan

 perokok. Bila semua faktor lain ditiadakan, merokok sama merusaknya seperti plak bakteri.10

Efek buruk rokok terhadap gigi dan mulut dapat dijelaskan sebagai berikut : 11 

1.  Bau mulut.

Merokok  dapat menyebabkan timbulnya bau mulut (istilah medisnya halitosis). Ini tidak dapat

diatasi dengan menyikat gigi atau menggunakan obat kumur. Seorang perokok mudah diketahui

oleh para orang terdekatnya dengan memperhatikan perubahan mukosa rongga mulutnya.

2.  Mengubah warna gigi (menimbulkan staining).

Staining adalah perubahan warna yang terjadi pada gigi. Seorang perokok harus bersiap-siaplah

untuk menghadapi kenyataan bahwa warna gigi akan berubah. Gigi yang tadinya berwarna

 putih, maka akan menjadi lebih “kuning”. Perokok dalam waktu yang lebih lama lagi, mungkin

selama beberapa tahun, maka warna gigi akan berubah menjadi “cokelat”. Tentu akan sangat

mengganggu estetik atau penampilan bagi orang tersebut.

3.  Tartar lebih mudah berkembang.

Tartar atau yang biasa disebut kalkulus adalah plak berisi bakteri yang telah mengalami

 pengapuran atau kalsifikasi dan kadang menempel pada permukaan gigi anda. Tartar jika tidak 

dihilangkan dapat menyebabkan penyakit jaringan pendukung gigi (periodontitis). Tartar banyak 

ditemukan pada perokok . 

4.  Mempengaruhi perlekatan tulang dan jaringan lunak pada gigi.

Jika dalam mulut seorang perokok terdapat gusi yang turun (receeding gums), maka aktivitas

merokok akan memperparah keadaan tersebut yang akan menyebabkan  gigi menjadi lebih

sensitif terhadap rangsangan panas atau dingin karena terbukanya sebagian dentin.

5.  Menunda proses penyembuhan.

Merokok dapat menunda penyembuhan jaringan lunak rongga mulut anda karena rokok 

mengurangi pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan gusi.

6.  Menyebabkan penyakit periodontal (periodontitis).

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 8/23

Periodontitis adalah penyakit radang kronis yang terjadi akibat aktivitas plak bakteri, yang

diawali oleh timbulnya radang pada gusi dan berlanjut hingga terbentuknya poket gigi,

kehilangan perlekatan tulang dan berakhir pada “tanggal”nya  gigi. Perokok mempunyai resiko

yang besar untuk perkembangan penyakit periodontal menjadi lebih parah dibandingkan dengan

 bukan perokok. Ini dikaitkan dengan lemahnya mekanisme pertahanan tubuh para perokok 

sehingga lebih rawan terkena penyakit periodontal

7. Resiko tinggi terhadap kanker rongga mulut.

Ini adalah resiko yang paling menakutkan dari efek   merokok pada gigi  dan  mulut.

Dimana diketahui bahwa para perokok mempunyai resiko 6 kali lebih banyak menderita kanker 

rongga mulut. Ini dikaitkan dengan bahan kimia yang berjumlah sekitar 4.000 dalam sebatang

rokok. Kanker rongga mulut yang biasa dialami oleh para perokok adalah kanker mulut, lidah,

 bibir, dan tenggorokan. Kebanyakan pasien dengan kanker rongga mulut meninggal dalam

waktu 5 tahun, hal ini karena kanker rongga mulut ditemukan setelah dalam tahap lanjut dan

telah berkembang.

Merokok merupakan aksi mekanisme dari salah satu faktor psikososial yang berdampak 

terhadap jaringan periodontal. Penelitian di filandia menemukan bahwa merokok setiap hari

 berhubungan dengan meningkatnya penggunaan gula dalam the atau kopi, dan menjadi lebih

sering minum minuman beralkohol . Juga berkaitan dengan perubahan perilaku. Sedangkan

secara klinis ditemukan perokok berespondens terhadap perawatan periodontal, bahkan terjadi

 penyembuhan lambat setelah skeling dan penghalusan akar. Secara psikiatri, shizukuishi

menemukan adanya gaya hidup yang lebih negatif pada perokok.12

Berbagai macam rokok dan intensitas kebiasaan merokok telah terbukti mempunyai

hubungan kuat dengan status jaringan gingival,kerusakan jaringan periodontal, serta berat badan

keadaan periodontitis. Perokok mempunyai risiko periodontitis atau kerusakan jaringan

 periodontal 2-7 kali lebih besar daripada bukan perokok. Bukti terlihat berupa kerusakan

 perlekatan periodontal berat dengan adanya pokot-poket yang dalam, dan risiko lebih tinggi

terjadi pada perokok dewasa muda berusia 20-33 tahun. 12

Ditemukan hubungan positif berat penyakit periodontal dengan dosis atau jumlah batang

rokok yang dihisap setiap hari. Menghisap cerutu maupun pipa juga memberikan dampak yang

sama dengan merokok terhadap kesehatan periodontal yaitu lebih pada kerusakan tulang alveolar 

dan kehilangan gigi. Sedangkan mengunyah tembakau ( smokelesstobacco) memberikan dampak 

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 9/23

yang terbbatas dan lebih terlokasir yaitu berupa resesi gingival dan adanya lesi putih pada

mukosa pipi dan bibir. 12

Tidak ada perbedaan yang jelas dari mikroflora periodontal dalam plak bakteri gigi

 perokok dengan bukan perokok. Namun ditemukan kaitan merokok dengan perubahan sistem

vaskularisasi dan imun inang gingival. Terjadi perubahan saturasi oksigen dalam hemoglobin di

gingival, sehingga terjadi gangguan fungsional dalam mikrosirkulasi gingival. Juga terjadi

modifikasi dalam sistem imun humoral maupun selular, serta tata kerja sitokin dan molekul

adesin. Selain itu nikotin dari tembakau menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast

ligament periodontal , serta menyebabkan penurunan isi protein fibroblast dan merusak 

membrane sel. Bentuk fibroblast menjadi tidak spesifik dan terbentuk vakuola di dalamnya. 12

Sekitar 25% dari populasi amerika serikat cigarattes merokok, dan dalam bagian-bagian

lain dunia persentase perokok tampaknya lebih tinggi.merokok dikaitkan dengan prevalensi

 Necrotizing Ulcerative Gingivitis (NUG) pada awal 1947. Dalam penyelidikan di mana tingkat

 plak itu dijaga agar tetap minimum untuk merokok dan tidak merokok baik kelompok atau data

disesuaikan untuk perbedaan ini, perokok telah lebih situs dengan kantong yang lebih dalam dan

lebih besar kerugian lampiran. Prevalensi di kalangan perokok keterlibatan pencabangan lebih

tinggi seperti tingkat kehilangan tulang alveolar. Dapat disimpulkan bahwa perokok memiliki

lampiran besar kerugian dan kehilangan tulang, jumlah peningkatan dalam saku dan jumlah

 pembentukan kalkulus. Namun, perokok menunjukkan bervariasi plak dan radang dengan bias

terhadap peradangan berkurang. 13

Dua penjelasan yang mungkin bagi perokok dan mengalami lebih banyak penyakit

 periodontal parah adalah bahwa mereka lebih patogenik subgingival pelabuhan microflora atau

flora mereka mungkin akan lebih mematikan. Namun, beberapa penyelidikan gagal menemukan

 perbedaan yang signifikan dalam persentase patogen periodontal pulih dari peckets mendalam

 pada perokok dan bukan perokok. Merokok telah terbukti menurunkan kadar serum Ig2 kaukasia

dewasa subyek dan berkorelasi dengan penurunan dramatis tingkat Ig2 serum anti-a.

Actinomycetemcomitans di afrika-amerika perokok dengan umum, periodontitis agresif. Perokok 

 juga telah dilaporkan menunjukkan penurunan igg serum antibodi untuk P.intermedia dan

F.nucleatum. Berkurang netrophils dengan chemotaxis, fagositosis, atau keduanya mungkin

menjadi konsekuensi dari titer antibodi yang lebih rendah, yang membatasi opsonization. Nikotin

telah terbukti dapat mengurangi aliran darah gingiva. Penyembuhan luka periodontal mungkin

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 10/23

terpengaruh oleh exprosure untuk tembakau atau nikotin, yang dapat mengganggu

revaskularisasi dalam jaringan lunak dan keras.13

Peningkatan prevalensi dan tingkat keparahan kerusakan periodontal yang berhubungan

dengan merokok menunjukkan bahwa interaksi bakteri host biasanya terlihat pada periodontitis

kronis diubah, yang mengakibatkan kerusakan periodontal lebih agresif. Ketidakseimbangan ini

disebabkan oleh perubahan dalam komposisi plak subgingival, dengan peningkatan jumlah dan /

atau virulensi organisme patogen, perubahan-perubahan dalam respon host terhadap tantangan

 bakteri atau kombinasi keduanya. 13

D.  Stress

Gangguan mental atau kejiwaan umumnya memerlukan terapi obat, yang kadang-kadang

memberikan komplikasi oral berupa  xerostomia atau mulut menjadi kering. Sebagai contoh,

 penderita sindroma munchausen yaitu orang yang sangat ingin mendapatkan perawatan tepat

medis atau dental, berusaha mengunjungi sejumlah spesialis atau dokter gigi untuk mendapatkan

informasi yang dibutuhkan. 14

Faktor-faktor psikososial lingkungan pada tahap kehidupan kritis memberikan dampak 

terhadap kesehatan. Rendahnya mekanisme pertahanan tubuh terhadap keberadaan plak bakteri

menyebabkan perkembangan gingivitis. 14

Dalam jaringan periodonsium ada jaringan serat-serat neurofilament-imunoreaktif.

Penglepasan local bahan-bahan neuropeptida mempermudah terjadinya mekanisme modifikasi

neural dari perubahan inflamatori, yang berarti memediasi efek substansi P dan neurokinin A

yang berkaitan dengan neoropeptida tahikinin pada periodontitis. 14

Ditemukan bukti kuat bahwa stress emosi merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya

acute necrotizing ulcerative gingivitis (ANUG). Adapun penelitian pada tentara amerika yang

menimbulkan bukti bahwa adanya hubungan bermakna antara stress pekerjaan dan status

kesehatan periodontal. 14

E.  Gaya Hidup

Setiap manusia mempunyai gaya hidup masing-masing. Gaya hidup didapatkan dari

 pendidikan dan kebiasaan sehari-hari. Gaya hidup ini didapatkan dari pendidikan dan kebiasaan

sehari-hari dalam keluarga, berkat terpapar lingkungan, maupun pengalaman buruk dalam

kehidupannya. Gaya hidup dapat normal maupun tidak normal. Gaya hidup yang tidak normal

merupakan gambaran dari gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian yang memberi dampak 

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 11/23

negatif terhadap diri yang bersangkutan seperti malukai diri sering dipicu oleh perasaan tidak 

ada yang menolong atau perduli dan tidak ada harapan.15

Gaya hidup yang terlihat sebagai kebiasaan dan banyaknya merokok serta

mengkonsumsi alkohol, Nyata dapat memperburuk penyakit periodontal. Seperti diketahui

 bahwa rokok dapat merusak mikrosikulasi didalam ginggiva sehingga secara kronis bagian

 jaringan ginggiva yang di vaskularisasi kapiler-kapiler tersebut akan kekurangan oksigen dan

 bahan-bahan nutrisi yang diperlukan. Mekanisme ini dinayatakan oleh Nunn (2003)

menyebabkan tinggi tulang alveolar perokok lebih rendah bermakna daripada bukan perokok 

demikian pula penderita priodontitis yang terbiasa merokok lebih mempunyai kerusakan tulang

alveolar dan perlekatan jaringan periodontal bukan perokok. 15

Mengkonsumsi alkohol berlebihan setiap hari menyebabkan sangat rendahnya aktivitas

limfosit killer (Sel NK) dan rusaknya kromosom dalam limfosit. Sehingga adanya antigen tidak 

dapat tertanggulangi dengan benar. Walaupun mengkonsumsi alkohol berlebihan berkaitan

dengan meningkatnya resiko klinis kerusakan perlekatan jaringan dan resiko perdarahan

ginggiva, ternyata ditemukan bahwa tidak ada hubungannya dengan kerusakan tulang alveolar . 15

 Nikolau dkk(2003) juga mengatakan bahwa prilaku yang berdampak terhadap

kesehatan seperti merokok dan peminum berat alkohol cenderung ditemukan banyak pada

keluarga dengan keadaan social ekonomi rendah. Nyata bahwa gaya hidup dapat berpengaruh

terhadap kualitas hidup. Penghentian kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol tampaknya

 berperan penting dalam pencegahan penyakit periodontal.dianjurkan membuat standarisasi terapi

intervensi, diikuti untuk kunjungan untuk pemeliharaan kesehatan periodontal yang sering

efektif dalam program recall setiap tiga bulan. Dengan demikian diharapkan akan didapatkan

 pendangkalan pocket periodontal yang sama dengan pada bukan perokok. Dalam hal ini

dirasakan pentingnya untuk selalu mengulangi pemberian motivasi dalam praktek penjagaan

hygiene mulut. 15

F.  Diabetes mellitus

Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang sangat berpengaruh terhadap

kesehatan jaringan periodontal. Ada beberapa hal yang terjadi pada pasien diabetes sehingga

 penyakit ini cenderung untuk memperparah kesehatan dari jaringan periodontal.16

a.  Bacterial Pathogens

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 12/23

Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada pasien diabetes dapat

mengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi perubahan kualitatif bakteri yang berpengaruh

terhadap keparahan dari penyakit periodontal.

 b.  Polymorphonuclear Leukocyte Function

Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. Hal ini dihipotesiskan sebagai akibat

dari polymorphonuclear leukocyte deficiencies yang menyebabkan gangguan chemotaxis,

adherence, dan defek phagocytosis.

Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan pada fungsi PMN

( polymorphonuclear leukocytes) dan monocytes/macrophage yang berperan sebagai pertahanan

terhadap bakteri patogen.

c.  Altered Collagen Metabolism

Pada pasien diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi kronis terjadi pula

 perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan aktivitas collagenase dan

 penurunan collagen synthesis.

Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan akibat

infeksi periodontal. Hal ini mempengaruhi integritas jaringan tersebut.

G.  Kehamilan

Pada saat ini ibu hamil betul-betul harus menjaga kondisi kesehatan dengan baik,

mengonsumsi berbagai jenis makanan dan vitamin demi kesehatan ibu dan bayinya. Kehamilan

adalah suatu proses fisiologis yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada tubuh wanita,

 baik fisik maupun psikis.17

Gambar.3 : Manifestasi Rongga Mulut pada Ibu Hamil

Sumber : http://rumahkusorgaku.multiply.com/journal/item/16 Keadaan ini disebabkan adanya perubahan hormon estrogen dan progesteron. Saat

kehamilan disertai berbagai keluhan lain seperti ngidam, mual, muntah termasuk keluhan sakit

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 13/23

gigi dan mulut. Kondisi gigi dan mulut ibu hamil seringkali ditandai dengan adanya pembesaran

gusi yang mudah berdarah karena jaringan gusi merespons secara berlebihan terhadap iritasi

lokal. 17

Bentuk iritasi lokal ini berupa karang gigi, gigi berlubang, susunan gigi tidak rata atau

adanya sisa akar gigi yang tidak dicabut. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan ibu pada saat

tidak hamil. 17

Pembesaran gusi ibu hamil biasa dimulai pada trisemester pertama sampai ketiga masa

kehamilan. Keadaan ini disebabkan aktivitas hormonal yaitu hormon estrogen dan progesteron.

Hormon progesteron pengaruhnya lebih besar terhadap proses inflamasi/peradangan.

Pembesaran gusi akan mengalami penurunan pada kehamilan bulan ke-9 dan beberapa hari

setelah melahirkan. Keadaannya akan kembali normal seperti sebelum hamil. 17

Pembesaran gusi ini dapat mengenai/menyerang pada semua tempat atau beberapa tempat

(single/multiple) bentuk membulat, permukaan licin mengilat, berwarna merah menyala,

konsistensi lunak, mudah berdarah bila kena sentuhan. 17

Pembesaran gusi ini di dunia kedokteran gigi disebut gingivitis gravidarum/pregnancy

gravidarum/hyperplasia gravidarum sering muncul pada trisemester pertama kehamilan. Keadaan

di atas tidaklah harus sama bagi setiap ibu hamil. 17

Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat dibagi 2 bagian, yaitu

 penyebab primer dan sekunder. 17

1.  Penyebab primer 

Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama halnya

seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai kehamilan dapat

memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah

kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi

tiruan yang kurang baik.

Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang bisa

disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi karena

timbul perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga ibu malas

menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga

memperburuk keadaan.

2.  Penyebab sekunder 

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 14/23

Kehamilan merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan

hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi

hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada

 jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran

darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami perdarahan.Akan

tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan mencolok 

 pada jaringan gusi jarang terjadi.

Keadaan klinis jaringan gusi selama kehamilan tidak berbeda jauh dengan jaringan gusi

wanita yang tidak hamil, di antaranya; 17

•  Warna gusi, jaringan gusi yang mengalami peradangan berwarna merah terang sampai kebiruan,

kadang-kadang berwarna merah tua.

•  Kontur gusi, reaksi peradangan lebih banyak terlihat di daerah sela-sela gigi dan pinggiran gusi

terlihat membulat.

•  Konsistensi, daerah sela gigi dan pinggiran gusi terlihat bengkak, halus dan mengkilat. Bagian

gusi yang membengkak akan melekuk bila ditekan, lunak, dan lentur.

•  Risiko perdarahan, warna merah tua menandakan bertambahnya aliran darah, keadaan ini akan

meningkatkan risiko perdarahan gusi.

•  Luas peradangan, radang gusi pada masa kehamilan dapat terjadi secara lokal maupun

menyeluruh. Proses peradangan dapat meluas sampai di bawah jaringan periodontal dan

menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada struktur tersebut.

Tindakan penanggulangan/perawatan radang gusi pada ibu hamil dibagi dalam 4 tahap,

yaitu: 17

•  Tahap jaringan lunak, iritasi lokal merupakan penyebab timbulnya gingivitis. Oleh karena itu,

tujuan dari penanggulangan gingivitis selama kehamilan adalah menghilangkan semua jenis

iritasi lokal yang ada seperti plak, kalkulus, sisa makanan, perbaikan tambalan, dan perbaikan

gigi tiruan yang kurng baik.

•  Tahap fungsional, tahap ini melakukan perbaikan fungsi gigi dan mulut seperti pembuatan

tambalan pada gigi yang berlubang, pembuatan gigi tiruan, dll.

•  Tahap sistemik, tahap ini sangat diperhatikan sekali kesehatan ibu hamil secara menyeluruh,

melakukan perawatan dan pencegahan gingivitis selama kehamilan. Keadaan ini penting

diketahui karena sangat menentukan perawatan yang akan dilakukan.

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 15/23

•  Tahap pemeliharaan, tahap ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya penyakit periodontal

setelah perawatan. Tindakan yang dilakukan adalah pemeliharaan kebersihan mulut di rumah dan

 pemeriksaan secara periodik kesehatan jaringan periodontal. Sebagai tindakan pencegahan agar 

gingivitis selama masa kehamilan tidak terjadi, setiap ibu hamil harus memperhatikan kebersihan

mulut di rumah atau pemeriksaan secara berkala oleh dokter gigi sehingga semua iritasi lokal

selama kehamilan dapat terdeteksi lebih dini dan dapat dihilangkan secepat mungkin.

Sejumlah bukti menegaskan bahwa penyakit periodontal, yakni sebuah infeksi bakteri

yang berdampak pada gusi dan tulang yang menopang geligi dapat menyebabkan kelahiran

 prematur pada janin dan bayi dengan berat lahir rendah. Faktanya, sebuah kajian besar 

menemukan bahwa perempuan yang mengidap penyakit periodontal kemungkinan berisiko tujuh

kali lipat memiliki bayi prematur. Studi lain lagi menunjukkan ada hubungan antara penyakit

gusi dan peningkatan preeclampsia,sebuah komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan

darah tinggi, penimbunan cairan dan protein dalam urin.18 

Selain gingivitis, masalah lain yang cukup sering dijumpai pada wanita hamil adalah

 pembesaran gingiva (gusi) yang menyerupai benjolan sehingga sering disebut sebagai pregnancy

tumor, atau epulis gravidarum. Biasanya terjadi di gusi di antara dua gigi (interdental), dan

dilaporkan terjadi pada 10 % wanita hamil. Lesi ini paling sering terjadi pada daerah anterior 

yaitu di daerah gigi depan selama trimester kedua dan dapat berkembang dengan cepat meskipun

umumnya diameter lesi ini berukuran tidak lebih dari 2 cm.

19

Lesi ini umumnya tidak disertai rasa sakit, dan akan menghilang dengan sendirinya

setelah melahirkan. Namun seringkali dibutuhkan prosedur pembedahan minor yaitu dengan cara

eksisi untuk menghilangkan lesi ini dengan sempurna. 19

Telah banyak literatur dan penelitian yang menyebutkan kaitan penyakit gusi dan

kehamilan, di mana dikatakan ibu hamil yang menderita penyakit gusi dan periodontal lebih

rentan untuk melahirkan bayi secara prematur dan berat badan lahir bayi kurang dari normal.

Bakteri yang menyebabkan penyakit periodontal tidak hanya bertempat di dalam rongga mulut

saja namun dapat terbawa ke aliran darah. Bakteri tersebut berpotensi untuk menyebabkan

masalah kesehatan di bagian tubuh yang lain, termasuk rahim ibu yang sedang mengandung. 19

Perawatan gigi pada ibu yang sedang hamil sebisa mungkin dihindari, terutama pada saat

trimester pertama saat sedang terjadi proses pembentukan janin. Selain itu prosedur perawatan

yang memerlukan rontgen foto dan konsumsi obat-obatan juga sebaiknya dihindari karena

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 16/23

 beresiko terhadap kesehatan janin dan ibu. Bila ibu sudah memasuki trimester akhir di mana

 perut sudah semakin membesar, perawatan gigi tidak boleh terlalu lama karena ibu akan berada

 pada posisi berbaring dalam waktu yang cukup lama. 19

Berat badan rahim dan janin dalam kandungan dapat menekan pembuluh darah balik,

sehingga dapat terjadi penurunan tekanan darah dan berujung kepada hilangnya kesadaran.

Dengan demikian, bagi para ibu yang merencanakan kehamilan sebaiknya lebih memperhatikan

kesehatan rongga mulutnya. Pemeriksaan rutin ke dokter gigi sebaiknya dilakukan agar masalah

gigi terdeteksi secara dini dan dapat dirawat sebelum ibu hamil. 20

Infeksi periodontal merupakan salah satu infeksi yang dapat mempengaruhi proses

kehamilan, dimana infeksi periodontal dapat mempengaruhi proses kehamilan dengan menjadi

sumber bakteri anaerobik gram negatif dan komponen bakteri seperti lipopolisakarida. Bakteri

dan komponennya dapat memicu pelepasan modulator sistem imun seperti PGE2 dan TNF-α,

yang normalnya berperan dalam proses kelahiran normal, sehingga secara tidak langsung bakteri

dan komponennya berperan dalam lamanya masa kehamilan.21

Berikut ini ada beberapa studi yang mengevaluasi hubungan antara periodontitis dengan

kelahiran bayi berberat badan rendah (PLBW).20 

1. Studi mengenai periodontitis sebagai faktor risiko PLBW

Tujuan : untuk mengevaluasi penyakit periodontal sebagai faktor risiko PLBW.

Metode :

• Melibatkan 48 ibu, dimana 20 ibu mengalami persalinan prematur dengan bayi BBLR.

• Seluruh partisipan menjalani pemeriksaan periodontal yaitu pemeriksaan kedalaman

 periodontal pocket, penghitungan skor indeks gingiva Loc dan Sillness, dan analisa foto

 panoramik.

• Seluruh informasi mengenai faktor risiko lainnya yang dapat menyebabkan PLBW

didapat dari dokter keluarga.

Hasil :

• Periodontitis (Odd Ratio [OR] 3,6; 95% Confidence Interval  [CI] 1,06-12,18) bersama

dengan vaginosis bakterial (OR 11,57; 95% CI 1,26-105,7) merupakan faktor risiko

independen terhadap PLBW.

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 17/23

• Berdasarkan data yang diperoleh dalam studi ini, usia ibu, merokok, dan tinggi badan ibu

 bukan merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap PLBW.

• Kesimpulan : ibu dengan status kesehatan periodontal yang buruk merupakan faktor 

risiko potensial terhadap PLBW.

2. Studi meta analisis PLBW dan status periodontal ibu.

Tujuan : untuk menilai efek penyakit periodontal ibu terhadap persalinan preterm

dan/atau bayi dengan BBLR.

Metode :

•  Review meta analisis dilakukan terhadap 5 database medik (MEDLINE, EMBASE,

LILACS, BIOSIS and PASCAL) mengenai studi observasional pada manusia yang

menghubungkan persalinan preterm dan/atau bayi dengan BBLR dan penyakit

 periodontal ibu.

• Mengikuti MOOSE guideline untuk meta analisis terhadap studi observasional.

Hasil :

• Menemukan 17 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi.

• 7151 wanita terlibat dalam 17 studi tersebut, dimana 1056 wanita mengalami persalinan

 preterm dan/atau bayi dengan BBLR.

• OR secara keseluruhan adalah 2,83 (95% CI 1,95-4,10; p< 0,0001).

Kesimpulan : terdapat hubungan antara penyakit periodontal ibu dengan persalinan preterm

dan/atau bayi dengan BBLR, namun perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan large, well-

designed, multicenter trials.

3. Studi mengenai peningkatan risiko persalinan prematur dan BBLR pada wanita dengan

 penyakit periodontal.

Tujuan : untuk mengetahui apakah perawatan kesehatan periodontal ibu setelah masa kehamilan

28 minggu dapat menurunkan risiko PLBW.

Metode :

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 18/23

• Melibatkan 639 wanita, dimana 406 wanita menderita gingivitis dan mendapatkan terapi

sebelum masa kehamilan 28 minggu, dan 233 wanita menderita penyakit periodontal dan

diberikan terapi setelah persalinan.

• Informasi mengenai kehamilan saat ini dan sebelumnya serta faktor risiko yang diketahui

didapatkan dari rekam medik pasien.

• Parameter yang dinilai : persalinan sebelum masa kehamilan 37 minggu atau bayi yang

dilahirkan dengan berat badan < 2500 g.

 

Hasil :

• Insiden PLBW adalah 2,5% pada wanita dengan status kesehatan periodontal normal, dan

8,6% pada wanita dengan penyakit periodontal (p=0,0004; risiko relatif =3,5; 95% CI

1,7-7,3).

• Faktor risiko yang berhubungan secara signifikan dengan PLBW adalah riwayat PLBW

sebelumnya, penyakit periodontal, ANC < 6 kali, dan berat badan ibu yang rendah.

Kesimpulan : penyakit periodontal berhubungan dengan kelahiran prematur dan BBLR, dimana

 penyakit periodontal tidak terkait dengan faktor risiko yang lainnya.20 

Faktor-faktor predisposisi external jaringan periodontal:

A.  Pubertas

Pada wanita, memasuki masa puber tidaklah mudah bagi para gadis remaja, tatkala

datang menstruasi untuk pertama kalinya, dan jerawat di wajah mulai bermunculan. Pada saat

 pubertas, terjadi peningkatan produksi hormon estrogen dan progesteron secara drastis.

Peningkatan ini menyebabkan meningkatnya aliran darah ke gusi, dan juga mengubah reaksi

 jaringan gusi terhadap bakteri dan iritan yang ada di dalam plak. Kondisi ini menyebabkan gusi

 berwarna lebih kemerahan, bengkak dan lebih mudahberdarah saat menyikat gigi atau

mengunyah makanan yang keras.

Untuk menyikapinya, kebiasaan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut

idealnya sudah dibiasakan sejak dini sehingga pada datangnya masa puber yang juga membawa

 perubahan dalam rongga mulut tidak akan menjadi masalah yang berkelanjutan. 

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 19/23

Banyak orang memngalami gingivitis dengan derajat yang berbeda. Gingivitis biasanya

 berkembang sejalan dengan adanya pubertas atau masa remaja. Dimana terjadi perubahan

hormonal, yang menyebabkan frekuensi gingivitis tetap atau meningkat tergantung sebagiaman

sehat gigi dan gusinya.

B.  Menopause

Memasuki usia lanjut yaitu akhir 40-an 50-an, seorang wanita akan mengalami proses

alamiah yang disebut menopause sebagai salah satu bentuk dari proses penuaan.

Ketika perempuan sudah mengalami menopause, hormon seksual seperti estrogen akan

menurun. Ini membuat pematang epitel mulut terganggu. Kondisi ini memicu jumlah bakteri dan

erosi pada gigi yang merujuk pada produksi air liur yang berkurang, sehingga menimbulkan

 beberapa sebab yaitu: 

4.  Mulut terasa kering, lidah seperti terbakar (oral cancerphobia), ada rasa aneh dalam mulut

(seperti rasa besi), lidah gatal-gatal, dan sering sariawan.

5.   Nyeri gusi saat menopause atau menopausal gingivostomatitis ditandai dengan warna gusi lebih

 pucat, licin, sakit, dan mudah berdarah.

6.  Kurangnya penyangga gigi yang baik membuat gigi mudah goyah. Karena seiring bertambahnya

usia membuat kepadatan tulang semakin berkurang, termasuk tulang rahang dan tulang

 penyangga gigi.

C.  Merokok 

Merokok merupakan faktor penting dalam terjadinya periodontitis dan dapat mengubah

 patogenesisnya. Sebuah penelitian menunjukkan adanya penambahan rasio yang mengherankan ,

dari 2,0 menjadi 5,0 menggunakan kehilangan perlekatan sebagai alat perngukur. Perokok 

memiliki flora bakteri yang berbeda dan tidak merespons perawatan sebaik respons pada bukan

 perokok. Bila semua faktor lain ditiadakan, merokok sama merusaknya seperti plak bakteri.

D.  Stress

Ditemukan bukti kuat bahwa stress emosi merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya

acute necrotizing ulcerative gingivitis (anug). Adapun penelitian pada tentara amerika yang

menimbulkan bukti bahwa adanya hubungan bermakna antara stress pekerjaan dan status

kesehatan periodontal.

E.  Gaya Hidup

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 20/23

Gaya hidup yang terlihat sebagai kebiasaan dan bayaknya merokok serta mengkonsumsi

alkohol, nyata dapat memperburuk penyakit periodontal. Seperti diketahui bahwa rokok dapat

merusak mikrosikulasi didalam ginggiva sehingga secara kronis bagian jaringan ginggiva yang

di vaskularisasi kapiler-kapiler tersebut akan kekurangan oksigen dan bahan-bahan nutrisi yang

diperlukan. Mekanisme ini dinayatakan oleh Nunn (2003) menyebabkan tinggi tulang alveolar 

 perokok lebih rendah bermakna daripada bukan perokok demikian pula penderita priodontitis

yang terbiasa merokok lebih mempunyai kerusakan tulang alveolar dan perlekatan jaringan

 periodontal bukan perokok 

F.  Diabetes mellitus

Ada beberapa hal yang terjadi pada pasien diabetes sehingga penyakit ini cenderung

untuk memperparah kesehatan dari jaringan periodontal.15

a.  Bacterial Pathogens

Kandungan glukosa yang terdapat di dalam cairan gusi dan darah pada pasien diabetes dapat

mengubah lingkungan dari mikroflora, meliputi perubahan kualitatif bakteri yang berpengaruh

terhadap keparahan dari penyakit periodontal.

 b.  Polymorphonuclear Leukocyte Function

c.  Penderita diabetes rentan terhadap terjadinya infeksi. Hal ini dihipotesiskan sebagai akibat

dari polymorphonuclear leukocyte deficiencies yang menyebabkan gangguan chemotaxis,

adherence, dan defek phagocytosis.

Pada pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol terjadi pula gangguan pada fungsi PMN

(polymorphonuclear leukocytes) dan monocytes/macrophage yang berperan sebagai pertahanan

terhadap bakteri patogen.

d.  Altered Collagen Metabolism

Pada pasien diabetes yang tidak terkontrol yang mengalami hiperglikemi kronis terjadi pula

 perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan aktivitas collagenase dan

 penurunan collagen synthesis.

Kolagen yang terdapat di dalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan akibat

infeksi periodontal. Hal ini mempengaruhi integritas jaringan tersebut.

G.  Kehamilan

Faktor penyebab timbulnya gingivitis pada masa kehamilan dapat dibagi 2 bagian, yaitu

 penyebab primer dan sekunder. 16

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 21/23

1.  Penyebab primer 

Iritasi lokal seperti plak merupakan penyebab primer gingivitis masa kehamilan sama

halnya seperti pada ibu yang tidak hamil, tetapi perubahan hormonal yang menyertai kehamilan

dapat memperberat reaksi peradangan pada gusi oleh iritasi lokal. Iritasi lokal tersebut adalah

kalkulus/plak yang telah mengalami pengapuran, sisa-sisa makanan, tambalan kurang baik, gigi

tiruan yang kurang baik.

Saat kehamilan terjadi perubahan dalam pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut yang

 bisa disebabkan oleh timbulnya perasaan mual, muntah, perasaan takut ketika menggosok gigi

karena timbul perdarahan gusi atau ibu terlalu lelah dengan kehamilannya sehingga ibu malas

menggosok gigi. Keadaan ini dengan sendirinya akan menambah penumpukan plak sehingga

memperburuk keadaan.

2. Penyebab sekunder 

Kehamilan merupakan keadan fisiologis yang menyebabkan perubahan keseimbangan

hormonal, terutama perubahan hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan konsentrasi

hormon estrogen dan progesteron pada masa kehamilan mempunyai efek bervariasi pada

 jaringan, di antaranya pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan bertambahnya aliran

darah sehingga gusi menjadi lebih merah, bengkak dan mudah mengalami perdarahan.Akan

tetapi, jika kebersihan mulut terpelihara dengan baik selama kehamilan, perubahan mencolok 

 pada jaringan gusi jarang terjadi.

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 22/23

mbar. 4 : Skema Faktor-faktor Predisposisi External Jaringan Periodontal

III. 1. Simpulan

Dari makalah diatas dapat di tarik kesimpulan, yaitu:

  Penelitian menemukan korelasi yang signifikan antara masa pubertas dan perubahan gingiva pada

wanita.

7/29/2019 Penyakit Periodontal Pada Pasien Menopouse

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-periodontal-pada-pasien-menopouse 23/23

  Pada saat seorang wanita sudah memasuki menopause, produksi estrogen terhenti akan menurunkan

aliran saliva (air liur) yang dapat Adanya kondisi mulut yang kering tersebut dapat mengarah

kepada penyakit periodontal.

  Merokok merupakan faktor penting dalam terjadinya periodontitis dan dapat mengubah

 patogenesisnya.

  stress emosi merupakan faktor predisposisi untuk terjadinya acute necrotizing ulcerative gingivitis

(anug). Adapun penelitian pada tentara Amerika yang menimbulkan bukti bahwa adanya

hubungan bermakna antara stress pekerjaan dan status kesehatan periodontal.

  Gaya hidup yang terlihat sebagai kebiasaan dan bayaknya merokok serta mengkonsumsi alkohol,

nyata dapat memperburuk penyakit periodontal.

  Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan

 jaringan periodontal.

  Pada Kehamilan terdapat perubahan hormon estrogen dan progesteron. Saat kehamilan disertai

 berbagai keluhan lain seperti ngidam, mual, muntah termasuk keluhan sakit gigi dan mulut.

Kondisi gigi dan mulut ibu hamil seringkali ditandai dengan adanya pembesaran gusi yang

mudah berdarah karena jaringan gusi merespons secara berlebihan terhadap iritasi lokal.  

IV. 2 Saran

Adapun saran atau masukan kepada paper ini sangat di harapkan, demi bertambah

luasnya wawasan yang dapatditerima dari pembelajaran ini. Serta memohon maaf apabila

terdapat kekurangan atau kesalahan dalam makalah ini dikarenakan kurangnya referensi yang

kelompok kami miliki dan sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan.