penutup - sp2010.bps.go.id · pidato presiden republik indonesia susilo bambang yudhoyono,...
TRANSCRIPT
Penutup
Penyelenggaraan Sensus Penduduk 2010 merupakan hajatan besar bangsa yang hasilnya sangat penting dalam rangka perencanaan pembangunan. Pembangunan yang melalui proses perencanaan yang matang diperlukan agar hasil-hasil pembangunan dapat ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat. Diharapkan melalui publikasi Hasil Sementara Sensus Penduduk 2010 ini dapat tercermin gambaran umum penduduk Kabupaten Blora hasil SP 2010, sehingga dapat memberikan wacana awal bagi para pengambil kebijakan dalam merencanakan pembangunan.
Sekapur
Laporan Hasil Sensus Penduduk 2010 Angka Agregat Per Kecamatan ini menyajikan agregat data dasar penduduk. Cakupanya adalah meliputi jumlah penduduk menurut jenis kelamin, wilayah administrasi, beserta parameter turunannya seperti kepadatan penduduk , seks rasio, dan laju pertumbuhan penduduk.
Kami mengucapkan terima kasih atas segala daya upaya selama ini baik kepada Bupati Blora bersama jajarannya, dinas instasnsi terkait yang selama ini bergandengan tangan untuk dapat mensukseskan kegiatan ini. Penghargaan yang setinggi-tingginya juga kami sampaikan kepada masyarakat kabupaten blora yang dengan tulus ikhlas menjawab petugas SP2010 dengan baik dan benar. Publikasi ini merupakan momentum awal kami sebelum publikasi lain diterbitkan dari hasil pengolahan data final hasil SP2010.
Blora, Agustus 2010Kepala BPS Kab. Blora
Fenny Susanto, S.Si
Rata–rata anggota rumah tangga di Kabupaten Blora mencapai 3,49 yang berarti dalam setiap rumahtangga terdapat kurang dari 4 jiwa sedangkan tertinggi terdapat di Kecamatan Cepu mecapai 3,67, dan Kecamatan Blora 3,62. Rata-rata angota rumah tangga di kecamatan Cepu dan Blora tertinggi dikarenakan banyaknya penduduk yang bersifat sementara atau Kos untuk melakukan aktifitas menuntut ilmu maupun mencari nafkah yang didukung di kedua kecamatan ini adalah merupakan pusat dunia usaha dan pendidikan.
Rata-rata anggota rumah tangga terendah terdapat di Kecamatan Kunduran mencapai 3,32 dan kecamatan Jati 3,33 dan Japah 3,38.
Rata‐rata Anggota Rumah Tangga Dukungan Bupati Blora
“ Sensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama, umtuk
mewujudkan visi besar pembangunan 2010 – 2014. Kita telah mentapkan visi pembangunan
lima tahun ke depan, yaitu, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokrasi dan
Berkeadilan. Keberhasilan kita mencapai visi pembangunan itu, ikut ditentukan oleh
kemampuan kita dalam mengelola manajemen data dan informasi kependudukan yang
memadai, akurat, lengkap dan selalu termutakhirkan.”
PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO,
JUM’AT, 30 APRIL 2010
Distribusi Penduduk Kabupaten Blora
Gambaran Umum Penduduk Kabupaten Blora
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk kabupaten Blora mencapai 829.604 jiwa dimana penduduk laki-laki sebesar 408.853 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 420.751 jiwa dengan seks rasio 97,17 persen .
Jumlah rumah tangga sebanyak 237.774 ruta sehingga rata-rata muatan rumah tangga di kabupaten Blora mencapai 3,49 jiwa.
Penyebaran penduduk terbesar di kecamatan Blora mencapai 10,94 persen diikuti Kecamatan randublatung 8,91 dan Kecamatan Cepu 8,84 persen. Penyebaran terendah terdapat di kecamatan Bogorejo 2,84 ; Sambong 3,01 dan Japah 3,98 persen.
Laju Pertumbuhan secara umum di kabupaten Blora mencapai 0,21 persen dimana terdapat dua kecamatan yaitu Jati dan Todanan mengalami pertumbuhan negatif sebesar ( 0,21 ) dan ( 0,10 ) sedangkan pertumbuhan tertinggi terdapat di Kecamatan Jepon 0,48 persen; Jiken dan Tunjungan masing-masing mencapai 0,46 persen
Rata– rata anggota rumah tangga di kabupaten Blora mencapai 3,49 yang berarti dalam setiap rumahtangga terdapat 3,49 jiwa sedangkan untuk tertinggi terdapat di Kecamatan Cepu mecapai 3,67 dan Kecamatan Blora 3,62 dan terendah terdapat di Kecamatan Kunduran mencapai 3,32 dan kecamatan jati 3,33 dan Japah 3,38. Rata-rata art per rumah tangga di kecamatan Cepu dan Blora tertinggi dikarenakan banyaknya penduduk yang bersifat sementara atau Kos untuk melakukan aktifitas menuntut ilmu maupun mencari nafkah yang didukung di kedua kecamatan ini adalah merupakan pusat dunia usaha dan pendidikan.
-0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Jati
Randublatung
Kradenan
Kedungtuban
Cepu
Sambong
Jiken
Bogorejo
Jepon
Blora
Banjarejo
Tunjungan
Japah
Ngawen
Kunduran
Todanan
`
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Blora 2000‐2010
Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Blora
Secara Nasional laju pertumbuhan penduduk per tahun selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000—2010 mencapai 1,47 persen, sedangkan untuk tingkat Propinsi Jawa Tengah relatif rendah yaitu sebesar 0,39 persen dan untuk Kabupaten Blora sebesar 0.21 persen. Laju pertumbuhan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Jepon 0,48 persen diikuti Kecamatan Jiken dan Tunjungan mencapai 0,46 persen tetapi ada dua kecamatan di kabupaten Blora yang mempunyai pertumbuhan negatif yaitu Kecamatan Jati dan Todanan masing-masing (0,21) dan (0,10) persen. Dari analisa yang dilakukan oleh tim taskforce Kabupaten di dua kecamatan tersebut ternyata jumlah penduduk yang pergi dibanding pendatang lebih banyak yang pergi dengan berbagai alasan utamanya adalah alasan bekerja, sekolah dan lain-lain dan dari data yang kami kumpulkan dalam satu desa bisa tercatat sekitar 300 sampai 400 penduduk keluar wilayah untuk bekerja baik di Jakarta, Semarang maupun di Sumatra dan Kalimantan.
Selain itu dua kecamatan tersebut termasuk kecamatan yang mempunyai wilayah hutan yang cukup luas , mata pencaharian mengandalkan pertanian tadah hujan yang tidak bisa dipakai sebagai pegangan kehidupan keluarga. Fenomena lainnya bila kita perhatikan adalah Desa-desa yang lebih maju dibanding yang lainnya seperti desa /kelurahan di ibukotakecamatan ternyata banyak penduduk yang pergi atau keluar wilayah untuk memuntut ilmu ke perguruan tinggi diluar wilayah kabupaten blora.
Bila dibandingkan dengan kabupaten disekitarnya seperti Kabupaten Rembang dan Grobogan ternyata Kabupaten Blora mempunyai Laju Pertumbuhan yang paling rendah.
Jumlah Penduduk menurut Kecamatan
Penduduk Kecamatan
Laki-Laki Perempuan Laki-laki + Perempuan Sex ratio
[1] [2] [3] [4] [5]
01. Jati 22,260 23,030 45,290 97
02. Randublatung 36,441 37,453 73,894 97
03. Kradenan 19,254 19,423 38,677 99
04. Kedungtuban 26,808 27,460 54,268 98
05. Cepu 35,519 36,529 72,048 97
06. Sambong 12,257 12,697 24,954 97
07. Jiken 18,486 18,903 37,389 98
08. Bogorejo 11,616 11,945 23,561 97
09. Jepon 29,117 29,879 58,996 97
10. Kota Blora 44,501 46,221 90,722 96
11. Banjarejo 28,202 28,716 56,918 98
12. Tunjungan 22,116 22,742 44,858 97
13. Japah 16,233 16,802 33,035 97
14. Ngawen 27,798 28,160 55,958 99
15. Kunduran 30,541 31,429 61,970 97
16. Todanan 27,704 29,362 57,066 94
Jumlah 408,853 420,751 829,604 97
Sex Ratio Kabupaten Blora
Sex ratio penduduk Kabupaten Blora adalah sebesar 97, yang artinya jumlah penduduk laki‐laki 3 persen lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 97 laki‐laki. Sex ratio terbesar terdapat di Kecamatan Kradenan dan Ngawen yakni sebesar 99 dan yang terkecil terdapat di Kecamatan Todanan sebesar 94. Sedangkan untuk Kecamatan Cepu 97 dan Kota Blora 96.
Sex Ratio = 97
= 408.853 orang
= 420.751 orang
Seluruh jajaran Badan Pusat Statistik mengucapkan ribuanterima kasih atas bantuan dan dorongan yang diberikan oleh
berbagai pihak dalam rangka menyukseskan seluruh rangkaiankegiatan Sensus Penduduk 2010.
Dalam kesempatan ini secara khusus kami sampaikan terimakasih kepada : Bupati Blora Para Camat
Para Lurah/Kepala DesaSeluruh Warga Blora yang telah membantu
mensukseskan Sensus Penduduk 2010