penulisan penyebab kematian berdasarkan icd 10 dan kepentingan hukum

32
TUGAS ARTIKEL TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM OLEH: KELOMPOK 6 KADEK SOGA PRAYADITYA PUTRA H1A010033 PUJI NURHIDAYATI H1A010034 MELINDA EKA SUSILARINI H1A010035 IDA BAGUS INDRA NUGRAHA S. H1A010036 1

Upload: kadeq-ditya-putra

Post on 03-Jan-2016

987 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

artikel penyebab kematian berdasarkan icd 10

TRANSCRIPT

Page 1: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

TUGAS ARTIKEL

TOPIK : PENULISAN PENYEBAB KEMATIAN

BERDASARKAN ICD 10 & KEPENTINGAN HUKUM

OLEH: KELOMPOK 6

KADEK SOGA PRAYADITYA PUTRA H1A010033

PUJI NURHIDAYATI H1A010034

MELINDA EKA SUSILARINI H1A010035

IDA BAGUS INDRA NUGRAHA S. H1A010036

NI PUTU GALUH MEGANTARI E. H1A010037

IDA AYU KRISNAYANTI H1A010038

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

1

Page 2: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat hidayah-Nya,

kami dapat menyelesaikan Laporan Penugasan artikel sebagai salah satu bagian dari aspek dari penilaian

pada Blok Tahap-Tahap Kehidupan ini.

Penugasan artikel kami berjudul “Penulisan Penyebab Kematian berdasarkan ICD 10 &

Kepentingan Hukum”. Membaca temanya, sudah cukup jelas bahwa materi yang akan dibahas

berkaitan dengan bagaimana prosedur dari penulisan penyebab kematian berdasarkan ICD 10 dan

kepentingan hukum.

Di dalam laporan ini, akan dibahas mengenai penjelasan tentang pengkodeandari ICD 10 itu dan

bagaimana prosedurnnya. Kami mohon maaf jika dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan, baik

dalam hal penulisan maupun materi yang disampaikan. Untuk itu, kami mohon kritik serta saran yang

membangun agar kami dapat memperbaikinya pada kesempatan selanjutnya. Kami berharap laporan ini

dapat memberikan pengetahuan dan manfaat positif bagi pembaca.

Mataram, 13 Desember 2011

Penyusun:

(Kelompok 6)

2

Page 3: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

DAFTAR ISI

Judul ………………………………………………………………………. 1

Kata pengantar…………………………………………………………………… 2

Daftar isi………………………………………………………………………. 3

BAB I

Pendahuluan………………………………………………………………………. 4

BAB II

Pembahasan……………………………………………………………………….

BAB III

kesimpulan……………………………………………………………………….

Daftar pustaka……………………………………………………………………….

3

Page 4: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Untuk mencapai tujuan pembelajaran pada semester 3 blok 9, Blok Tahap – Tahap kehidupan, banyak

kegiatan dan pembelajaran yang kami lalui sesuai dengan kurikulum yang berlaku, diantaranya adalah

penugasan artikel. Penugasan artikel merupakan salah satu tekhnik pembelajaran agar mahasiswa dapat

menguasai ilmu yang dibutuhkan untuk menjadi seorang sarjana kedokteran, disamping sarana

pembelajaran lain seperti tutorial, kuliah, kunjungan lapangan, praktikum dan lain-lain.

Kegiatan penugasan artikel ini dibagi menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok wajib

mencari dan membuat laporan sengan masing – masing 3 judul. Laporan penugasan artikel tersebut

sudah harus dikumpulkan 3 hari sebelum persentasi artikel pada minggu ketiga dan keempat.

4

Page 5: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Penulisan penyebab kematian berdasarkan ICD 10 dan kepentingan hukum

Definisi

ICD (international classification of diseases) merupakan klasifikasi diagnostic standar

internasional bagi kebutuhan manejerial kesehatan dan epidemiologi. Kebutuhan menejerial ini

mencakup situasi kesehatan umum kelompok – kelompok populasi serta pemantauan insidensi

dan prevalensi penyakit dan kesehatan lain yang berkaitan dengan variable lain seperti

karakteristik dan keadaan individu yang terkena.

International Classification of Diseases (ICD) adalah suatu sistem pengelompokan

penyakit berdasarkan pendekatan multiaksial yang telah ditentukan yang dilakukan oleh WHO.

Tujuan dari ICD ini adalah untuk melakukan pencatatan, analisis, interpretasi dan

membandingkan secara sistematik kejadian dan kematian akibat penyakit dari banyak negara

pada waktu yang berbeda. Sudah selayaknya semua data yang mencatat diagnosis penyakit

mengikuti tata cara koding dari ICD. Dalam perkembangannya, klasifikasi penyakit yang

tertuang dalam ICD mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga bertambah lengkap

dan sempurna seiring dengan makin canggihnya pemeriksaan untuk menunjang penetapan

diagnosis.

Edisi pertama ICD dinamakan international list of death diadopsi oleh international

statistical institute pada tahun 1893. WHO mengambil alih pengelolaan ICD sejak edisi keenam

yang untuk pertama kalinya mencakup data morbiditas pada tahun 1948. ICD-9 diterbitkan

pada tahun 1977 dan ICD 10 pada tahun 1992 oleh WHO. ICD 10 mulai digunakan oleh Negara

– Negara anggota WHO pada tahun 1994.

ICD digunakan untuk mengklasifikasikan penyakit dan masalah kesehatan lain untuk

dicatat pada berbagai tipe rekam kesehatan dan vital, termasuk sertifikat kematian dan rekam

medik rumah sakit. Selain memungkinkan pengambilan dan penyimpanan kembali informasi

5

Page 6: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

diagnostic untuk kebutuhan klinik dan epidemiologis, perekaman ini juga merupakan basis

pengumpulan statistik mortalitas dan morbiditas oleh Negara – Negara anggota WHO.

TUJUAN :

1. Mempermudah perekaman sistematis, untuk analisis, interpretasi, komparasi data

morbiditas/mortalitas

2. Menerjemahkan diagnosis penyakit & masalah kesehatan lain à kode alfanumerik

IMPLEMENTASI ICD-10

• WHO dalam sidang World Health Assembly ke-43 telah menetapkan ICD-10 sebagai

pedoman klasifikasi internasional tentang penyakit edisi terbaru yang harus dipakai oleh

seluruh negara anggotanya.

• Di Indonesia telah ditetapkan berlakunya ICD-10 untuk pedoman klasifikasi penyakit

melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 50/MENKES/SK/I/1998 tentang

Pemberlakuan Klasifikasi Statistik Internasional Mengenai Penyakit Revisi ke-Sepuluh

tertanggal 13 Januari 1998.

PERUBAHAN/PERBEDAAN ANTARA ICD-9 & ICD-10

No. Perbedaan ICD-9 ICD-10

1.

2.

3.

Volume Buku

Jumlah Bab

Karakter kode

2 Volume

17 Bab inti

Numerik

3 Volume

21 Bab

Alfa-numerik

6

Page 7: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

• VOLUME ICD-10

Volume 1 : Klasifikasi Utama

Isi : morfologi neopl, daft. tabulasi khusus, aturan nomenklatur

Volume 1 berisikan klasifikasi yang menunjukkan kategori-kategori di mana suatu

diagnosis akan dialokasikan guna mempermudah penyortiran dan penghitungan data

untuk tujuan statistik. Volume tersebut juga dilengkapi dengan definisi-definisi dari isi

tiap kategori, subkategori dan item dalam daftar tabulasi.

Volume 2 : Pedoman penggunaan

Isi : sejarah, instruksi, penggunaan

Volume 2 berisikan deskripsi tentang sejarah ICD berikut struktur dan prinsip klasifikasi;

aturan-aturan yang berkaitan dengan koding morbiditas dan mortalitas; presentasi

statistik serta petunjuk praktis bagi pengguna ICD agar dapat memanfaatkan klasifikasi

yang ada sebaik-baiknya. Pengetahuan dan pemahaman tentang tujuan dan struktur ICD

sangat penting artinya bagi statistisi dan analis informasi kesehatan, serta petugas

koding (koder).

Volume 3 : Indeks alfabetik

Sect I : Diseases & nature of injury

Bagian I berisikan semua terminologi yang terklasifikasi dalam Bab I-XIX dan Bab XXI,

kecuali obat-obatan dan zat kimia lain

Sect II : External causes of injury

7

Page 8: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Bagian II merupakan indeks dari sebab luar morbiditas dan mortalitas; berisikan semua

terminologi yang terklasifikasi dalam Bab XX, kecuali obat-obatan dan zat kimia lain

Sect III: Table of drugs & chemicals

Pendahuluan dalam Volume 3 berisikan instruksi tentang penggunaan volume tersebut

yang merupakan indeks alfabetik dari ICD-10. Instruksi ini harus dimengerti dengan baik

sebelum mulai meng-kode

Bagian III, Tabel obat-obatan dan zat kimia lain, berisikan masing-masing substansi yang

digunakan dalam koding keracunan dan efek samping obat yang ada dalam Bab XIX dan

kode dalam Bab XX yang menunjukkan apakah keracunan tersebut tidak sengaja

dilakukan, sengaja (menyakiti diri-sendiri), tak ditentukan atau merupakan efek samping

dari substansi yang telah diberikan secara benar.

Contoh :

Berikut diperlihatkan contoh pengkodean ICD 10 untuk migraine, salah satu tipe nyeri kepala

primer yang cukup sering didapatkan dalam praktek klinik. Untuk memudahkan pengguna pada

tiap kelompok klasifikasi penyakit, kode dengan decimal ‘8’ digunakan untuk ‘other’ dan kode

decimal ‘9’ untuk ‘unspecified’. Untuk fasilitas kesehatan yang sederhana dengan kemampuan

medis petugas kesehatan yang terbatas, pengkodean kode penyakit seringkali dilakukan tanpa

digit decimal.

Contoh petikan pengkodean dan klasifikasi penyakit dengan ICD 10

Tabel 7.1

8

Page 9: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Sebab kematian studi mortalitas SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga) 2001 dicatat

pada sertifikat kematian umum atau sertifikat kematian perinatal. Sejak SKRT 1995, tata cara

koding diagnosis sebab kematian pada studi mortalitas telah menggunakan ketentuan sesuai

ICD-10, dimana penyakit dan masalah kesehatan lain dikelompokkan ke dalam 21 bab, dengan

rincian:

Daftar 1. Klasifikasi Penyakit Menurut Bab dalam ICD-10

No.

Bab

Nama Bab Kode

I Certain infectious and parasitic diseases A00-B99

II Neoplasm C00-D48

III Diseases of the blood and blood-forming organs and certain

disorders involving the immune mechanism

D50-D89

9

Page 10: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

IV Endocrine, nutritional and metabolic diseases E00-E90

V Mental and behavioral disorders F00-F99

VI Diseases of the nervous sistem G00-G99

VII Diseases of the eye and adnexa H00-H99

VIII Diseases of the ear and mastoid process H60-H95

IX Diseases of the circulatory sistem I00-I99

X Diseases of the respiratory sistem J00-J99

XI Diseases of the digestive sistem K00-K93

XII Diseases of the skin and subcutaneous tissue L00-L99

XIII Diseases of the musculoskeletal sistem and connective tissue M00-M99

XIV Diseases of the genitourinary sistem N00-N99

XV Pregnancy, childbirth and the puerperium O00-O99

XVI Certain conditions originating in the perinatal period P00-P96

XVII Congenital malformations, deformations and chromosomal

abnormalities

Q00-Q99

XVIII Symptoms, signs and abnormal clinical and laboratory findings, not

elsewhere classified

R00-R99

XIX Injury, poisoning and certain other consequences of external causes S00-T98

XX External causes of morbidity and mortality V01-Y98

XXI Factors influencing health status and contact with health services Z00-Z99

10

Page 11: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Bab XV khusus untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kematian maternal

yaitu kematian yang terjadi pada saat kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Di dalam bab ini

sebab kematian maternal dibedakan antara:

• Sebab kematian secara langsung berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan

masa nifas (O00-O97) dan

• Sebab kematian tidak langsung yaitu disebabkan karena penyakit infeksi, penyakit

sistem sirkulasi (Jantung), penyakit sistem pernapasan, anemia yang terjadi pada saat

kehamilan, persalinan, dan masa nifas (O98-O99).

Tiap bab terdiri dari beberapa blok dimana masing-masing blok merupakan kumpulan

penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Tiap-tiap blok terdiri dari beberapa penyakit dan

gangguan kesehatan lainnya yang mempunyai 3 kode karakter. Beberapa kategori 3 karakter

terbagi lagi dalam kategori 4 karakter yang menguraikan secara lebih rinci tentang penyakit dan

gangguan kesehatan lainnya seperti menguraikan letak anatomis, komplikasi, sifat dan lain lain.

Untuk beberapa keadaan bahkan sampai dengan 5 karakter (contoh patah tulang). Di bawah ini

akan disebutkan beberapa contoh:

• Penyakit Infeksi dan Parasit (A00-B99)…...….. ……………………. Bab

• Penyakit Infeksi Intestinal (A00-A09)…………….………………….Blok

• Tuberculosis (A15-A19)…………………………….…………. …….Blok

• Cholera (A00)………………………………………..…Kategori 3 karakter

• Typhoid dan paratyphoid fever…………………… .... ..Kategori 3 karakter

• Typhoid fever……………………………………..…….Kategori 4 karakter

Daftar 2. Level Koding ICD-10

11

Page 12: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Dalam ICD-10, diagnosis penyakit dapat mempunyai 2 kode, yaitu kode sebagai penyakit

utama (underlying diseases) dan kode sebagai manifestasi organ yang terkena penyakit. Dalam

ICD, kode untuk underlying diseases diberi tanda dengan + (dagger) dan untuk manifestasi

organ yang terkena penyakit diberi tanda * (asteric). Untuk kepentingan studi mortalitas

prioritas diberikan pada underlying diseases/etiologi daripada manifestasi organ. Sebagai

contoh, diagnosis sebab kematian adalah Meningitis tuberkulosa, maka kode ICD yang dipilih

adalah A17.0 + (Tuberculosis of nervous system) bukan G01* (Meningitis in bacterial diseases

classified elsewhere).

PENETAPAN DIAGNOSIS SEBAB KEMATIAN

Sebab kematian adalah semua penyakit, keadaan sakit atau cedera yang menyebabkan

atau berperan pada terjadinya kematian, dan keadaan kecelakaan atau kekerasan yang

mengakibatkan cedera. Dalam definisi ini tidak termasuk gejala dan cara kematian seperti gagal

jantung atau gagal pernafasan.

12

Page 13: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Ada 2 sertifikat kematian, yaitu sertifikat kematian umum untuk kematian yang berumur

8 hari ke atas dan sertifikat kematian perinatal untuk kematian janin dengan usia kehamilan 22

minggu sampai dengan umur 7 hari termasuk lahir mati. Ulasan selanjutnya adalah mengenai

sertifikat kematian umum, dan penetapan diagnosis untuk kematian yang berumur 8 hari ke

atas. Berikut ini adalah contoh sertifikat medis yang dipakai untuk sebab kematian umum

(Gambar 1) dan kematian perinatal (Gambar 2) yang dipakai secara international oleh WHO :

Gambar 1. International Form of Medical Certificate of Cause of Death

Kolom yang disebelah kanan berisi keterangan kira-kira lama waktu antara timbulnya

penyakit sampai orang tersebut meninggal untuk setiap penyakit/keadaan pada Ia, Ib, Ic, Id.

Bagian ini membantu menempatkan sebab kematian secara benar pada tempatnya.

Sertifikat sebab kematian umum (lihat Gambar 1) dalam bagian I atau II merupakan

penyakit, cedera, atau komplikasi suatu penyakit. Cara kematian seperti gagal jantung, gagal

napas dihindari sebagai penyebab kematian, karena tidak memberikan informasi yang baik dan

tepat yang dapat digunakan bagi pengelola program kesehatan.

13

Page 14: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Dalam Sertifikat sebab kematian perinatal (lihat Gambar 2), data tentang ibu dan anak

dibutuhkan, termasuk juga jumlah semua kelahiran dan kondisinya: lahir hidup, lahir mati, dan

aborsi. Variabel lain yang diperlukan adalah adalah penolong persalinan dan cara melahirkan.

Gambar 2. International Form of Medical Certificate of Cause of Perinatal Death

14

Page 15: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Sertifikat Kematian Umum Yang Dipakai Oleh Studi Mortalitas SKRT 2001

Untuk keperluan studi mortalitas sertifikat kematian umum mengacu pada International

Form of Medical Certificate of Cause of Death ditambah dengan keterangan riwayat sakit

sebelum meninggal dan lembar abstraksi gejala.

Riwayat sakit sebelum meninggal: Bagian ini merupakan wawancara/ ‘aloanamnesis’

dengan ART terdekat yang merawat almarhum yang sakit semasa hidupnya untuk

mendapatkan keterangan tentang faktor risiko, keluhan utama, keluhan tambahan,

15

Page 16: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

riwayat perjalanan penyakit, penyakit/kelainan yang pernah diderita,

kecacatan/abnormalitas yang pernah diderita, riwayat berobat maupun pemeriksaan

laboratorium yang mendukung penetapan diagnosis. Gejala-gejala yang ditemukan

dirinci atas kapan mulainya, berapa lama, jenis dan sifat dari gejala tersebut, dan

disusun secara kronologis. Khusus untuk kematian maternal, informasi pemeriksaan

kehamilan, kesehatan selama hamil, proses persalinan, masa nifas, penolong persalinan

sangat diperlukan untuk menegakan diagnosis.

Lembar Abstraksi Gejala: Pengelompokan gejala-gejala yang ditemukan ke dalam lembar

abstraksi. Setiap kelompok menunjukkan kumpulan gejala-gejala yang menunjang salah

satu rantai penyebab kematian yang ditemukan pewawancara. Uraikan setiap gejala

berdasar berapa lama gejala tersebut berlangsung, dan apabila memungkinkan dicatat

jenis/sifat gejala tersebut.

Format diagnosis sebab kematian pada sertifikat kematian sebagai berikut:

I. Penyakit-penyakit yang perjalanan penyakitnya berhubungan langsung dengan

sebab kematian.

Dengan format ini diharapkan dokter menulis secara sistematis penyakit-penyakit

yang menyebabkan kematian mulai dari penyebab kematian langsung (direct cause of

death), penyakit perantara (intervening antecedent cause of death), sampai dengan

penyebab utama (underlying cause of death). Untuk dapat mengisi secara berurutan

penyakit/keadaan/cedera yang berperan pada kematian perlu ditentukan terlebih

dahulu awal dari urutan peristiwa terjadinya sebab kematian. Awal dari urutan

peristiwa tersebut disebut sebagai Underlying Cause of Death.

Ia. Direct Cause of Death (Penyebab Kematian Langsung)

Adalah penyakit yang secara langsung menyebabkan kematian.

Contoh:

Penyebab kematian langsung adalah ‘Pulmonary Embolism’, penyebab perantara

adalah ‘Pathologikal Fracture’ dan ‘Secondary Carcinoma of Femur’, sedang

penyebab kematian utama adalah ‘Carcinoma of Breast’.

16

Page 17: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Ib & Ic. Intervening Antecedent Cause of Death (Penyebab Perantara)

Adalah penyakit yang menyebabkan terjadinya penyakit yang disebutkan pada Ia.

Id. Underlying Cause of Death (Penyebab Utama)

Adalah penyakit atau cedera yang merupakan awal dimulainya perjalanan

penyakit menuju kematian atau keadaan kecelakaan/kekerasan/ keracunan yang

menyebabkan cedera dan kematian.

II. Penyakit/keadaan lain yang berperan terhadap kematian, tetapi tidak berhubungan

dengan urutan peristiwa penyakit pada Bagian I.

Contoh:

Penyebab kematian langsung adalah ‘Bronchopneumonia’, penyebab kematian

utama adalah ‘Chronic Bronchitis, dan penyakit yang memperberat kesehatannya

adalah ‘Chronic Myocarditis’.

Contoh pengisian sertifikat kematian umum pada studi mortalitas:

Riwayat sakit sebelum meninggal:

Keluhan utama : kejang seluruh tubuh dan tidak sadarkan diri

Keluhan tambahan: -

Riwayat perjalanan penyakit:

Almarhum hamil 8 bulan. Dua hari sebelum meninggal almarhum kejang seluruh tubuh

kira-kira 15 menit dan pingsan. Keluarga memanggil dukun dan kemudian bidan, namun

ibu masih tetap tidak sadarkan diri. Keesokan hari dibawa ke rumah sakit, diputuskan

untuk dioperasi, namun belum sempat dilaksanakan pasien telah meninggal. Satu bulan

sebelum serangan kejang, kaki almarhum bengkak dan sering sakit kepala dan

17

Page 18: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

pandangan kabur, pernah berobat ke Puskesmas. Responden tidak mengetahui apakah

almarhum menderita tekanan darah tinggi.

Lembar abstraksi gejala:

Lembar abstraksi gejala membantu menetapkan diagnosis sebab kematian dari beberapa

kemungkinan diagnosis sebab kematian (diferensial diagnosis), dalam hal ini dibantu oleh

buku Glossary Gejala Penyakit .

Gejala Lamanya Jenis dan sifatnya

Kejang 15 menit Seluruh tubuh

Pingsan 15 menit

Kaki bengkak 1 bulan

Sakit kepala 1 bulan Seluruh kepala

Pandangan kabur 1 bulan

Sertifikat kematian l

I a. -

b. -

c. -

d. Eclampsia (O15)

II a -

b –

Tata cara memilih sebab kematian umum

Memakai Konsep Urutan Logik:

18

Page 19: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Dua atau lebih keadaan yang dituliskan berturut-turut pada bagian I (pertama) sertifikat

adalah penyakit/gangguan/cedera dimana masing-masing keadaan tersebut adalah penyebab

yang dapat diterima dari penyebab yang sebelumnya.

Contoh:

I a. Hepatic Failure

b. Bile duct obstruction

c. – (kosong, karena hanya satu sebab kematian

perantara)

d. Carcinoma of head of pancreas

Urutan logik yang dilaporkan adalah: Hepatic Failure disebabkan oleh Bile Duct

Obstruction dan obstruksi ini disebabkan oleh Carcinoma di pancreas. Dengan kata lain: Ca

pancreas menyebabkan obstruksi empedu, obstruksi empedu menyebabkan kegagalan hati.

Dengan demikian Ca Pancreas diambil sebagai Underlying Cause of Death karena Ca Pancreas

adalah awal dari rangkaian perjalanan penyakit yang berakhir dengan kematian. Ca Pancreas

ditempatkan pada bagian Id, Bile Duct Obstruction ditempatkan pada bagian Ib atau Ic sebagai

penyakit perantara, Hepatic Failure ditempatkan pada bagian Ia sebagai penyebab langsung.

Bila hanya terdapat ♦ satu sebab kematian maka sebab kematian ini dipilih untuk “Underlying

Cause of Death” dan ditempatkan pada bagian Id, sedangkan untuk bagian lainnya Ia, Ib, Ic

tidak diisi.

Bila lebih dari ♦ satu sebab kematian maka pilihan sebab kematian dilakukan sesuai dengan

konsep urutan logik Underlying Cause of Death yaitu penyakit utama yang merupakan dasar

dimulainya perjalanan penyakit yang berakhirnya kematian.

19

Page 20: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Bila sebab kematian adalah ♦ cedera maka keadaan yang menyebabkan cedera (Chapter XX)

dan sifat cedera (Chapter XIX) harus dituliskan. Pilihan sebab kematian untuk Underlying

Cause of Death adalah penyebab cedera (Chapter XX).

Contoh:

Penyebrang jalan ditabrak truk, meninggal ditempat kejadian, dibawa ke RS terdekat dan

oleh dokter dikatakan mengalami patah ke dua tulang tungkai atas, tulang lengan bawah

kanan. Pada sertifikat kematian dicatat sebagai berikut:

Ia. Traumatic Shock (T79)

b. Multiple Fractures (S72)

c. -

d. Pedestrian Hit by Truck (V04)

Bila ditemukan ♦ 2 rangkaian penyebab kematian, maka yang menjadi Underlying Cause of

Death adalah keluhan utama dari rangkaian penyakit sebelum almarhum meninggal dan

ditempatkan pada bagian Ia, sedangkan rangkaian penyakit lainnya ditempatkan pada bagian

II.

Contoh:

Dari autopsi verbal ditemukan ada riwayat chronic rheumatic heart diseases, congestive heart

failure, dan cirrhosis of the liver. Sebelum meninggal almarhum muntah darah/hematemesis.

Pada sertifikat kematian dicatat sebagai berikut:

I a. Oesophageal Varices (I85)

b. -

c. -

d. Cirrhosis of the liver (K74)

20

Page 21: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Sertifikat Kematian Perinatal Yang Dipakai Pada Studi Mortalitas Skrt 2001

Awal dari urutan peristiwa sebab kematian Underlying Cause of Death pada kematian

umum tidak dapat digunakan, karena pada kematian perinatal 2 individu dapat terlibat yaitu

anak dan ibu, selain itu sebab/keadaan yang tidak berkaitan dengan sebab utama dari anak

atau ibu juga dapat menyebabkan kematian.

Untuk keperluan studi mortalitas, sertifikat kematian perinatal ditambah dengan

keterangan riwayat sakit sebelum meninggal dan lembar abstraksi gejala. Pewawancara

menulis keterangan responden pada bagian A, sedang bagian B dan C diisi tidak dihadapan

responden.

Riwayat sakit sebelum meninggal: Bagian ini merupakan wawancara/aloanamnesa

dengan ART terdekat yang merawat almarhum/bayi yang meninggal yang sakit semasa

hidupnya untuk mendapatkan keterangan baik dari almarhum/ bayi maupun keterangan

dari ibu yang melahirkan. Keterangan keadaan bayi adalah usia bayi, riwayat/proses

kelahiran (partus normal/dengan bantuan, letak bayi ketika lahir, tunggal/kembar,

keadaan plasenta/ tali pusat, siapa yang menolong), berat ketika lahir, keadaan

kesehatan bayi baru lahir, serta riwayat sakit selama 0-7 hari. Keterangan keadaan ibu

adalah mengenai kesehatan ibu selama hamil, riwayat antenatal care, imunisasi, semua

informasi mengenai ibu yang berhubungan dengan kesehatan janin dicatat. Gejala-

gejala yang ditemukan pada janin/bayi dirinci lamanya, jenis dan sifat dari gejala disusun

secara kronologis untuk menetapkan diagnosis.

Lembar Abstraksi Gejala: Pengelompokan gejala-gejala yang ditemukan ke dalam lembar

abstraksi. Setiap kelompok menunjukkan kumpulan gejala-gejala yang menunjang salah

satu rantai penyebab kematian yang ditemukan pewawancara. Uraikan setiap gejala

berdasar berapa lama gejala tersebut berlangsung, dan apabila memungkinkan dicatat

jenis/sifat gejala tersebut.

Format diagnosis sebab kematian pada sertifikat kematian perinatal sebagai berikut:

(a). Penyakit atau keadaan janin/bayi utama sehingga menyebabkan kematian.

21

Page 22: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

(b). Penyakit atau keadaan janin/bayi lain yang menyebabkan kematian.

(c). Penyakit atau keadaan ibu utama yang mempengaruhi kematian janin/bayi.

(d). Penyakit atau keadaan ibu lain yang turut mempengaruhi kematian janin/bayi.

(e). Keadaan relevan lain yang menyebabkan kematian janin/bayi, tetapi tidak

berkaitan dengan penyakit atau keadaan janin/bayi atau ibu, misalnya bersalin

tanpa penolong.

Contoh pengisian sertifikat kematian perinatal pada studi mortalitas:

Riwayat sakit sebelum meninggal

Keadaan bayi: Bayi laki-laki lahir kurang bulan (7 bulan), di Puskesmas, berat badan bayi

2000 gram. Ari-ari kecil, lengkap. Bayi dirujuk ke RS PMI Bogor. Dirawat 4 hari di RS,

karena kehabisan biaya dibawa pulang ke rumah. Setelah 1 hari di rumah bayi

meninggal.

Keadaan ibu: waktu hamil ibu tidak sehat tidak ada nafsu makan, penambahan berat

badan hanya 4 kg, ANC di Puskesmas, tekanan darah normal.

Lembar abstraksi gejala

Gejala Lamanya Jenis dan sifatnya

Penyakit utama janin/bayi

Premature dan BBLR 7 bulan

Penyakit utama ibu

Ibu PEM 7 bulan Penambahan BB 4 kg

• Sertifikat Kematian

22

Page 23: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

(a) Disorders related to short gestation and low birth weight (P07)

(b) -

(c) Fetus and newborn affected by maternal nutritional disorders (P00.4)

(d) -

Definisi dan peraturan diagnosis kematian perinatal

Penyakit atau keadaan janin utama sehingga menyebabkan kematian adalah suatu

keadaan patologis pada janin yang mempunyai kontribusi terbesar terhadap kematian

janin/bayi tersebut. Penyakit/kelainan utama pada janin/bayi dicantumkan dalam (a).

Seperti kematian umum, cara meninggal seperti gagal jantung, asphyxia atau anoxia,

prematuritas tidak boleh dicatat sebagai diagnosis di dalam bagian ini, kecuali keadaan tersebut

merupakan satu-satunya penyebab kematian yang diketahui.

Penyakit atau keadaan ibu utama yang mempengaruhi kematian bayi adalah penyakit

atau keadaan ibu yang paling besar pengaruhnya terhadap janin/bayi. Penyakit/ kelainan utama

pada ibu dicantumkan dalam (c).

Penyakit/kelainan pada ibu yang menurut pendapat pemeriksa (dokter) juga dapat

mempengaruhi keadaan janin/bayi, dicantumkan dalam (d). Keadaan yang ada hubungannya

dengan kematian janin/bayi, tetapi tidak termasuk baik penyakit/kelainan pada ibu maupun

pada janin/bayi, maka keadaan tersebut dicantumkan dalam (e), misalnya persalinan tanpa

penolong.

Pemberian kode sebab kematian perinatal

Chapter XVI adalah Certain Conditions originating in the perinatal period. Chapter ini

dipakai khusus untuk memberi kode sebab kematian yang terjadi pada masa perinatal

(kehamilan 22 minggu sampai bayi berumur 7 hari).

• Kode P00-P04 (Keadaan janin dan bayi yang dipengaruhi oleh factor ibu dan

komplikasi pada kehamilan dan persalinan), hanya dapat diletakkan pada (c) dan (d)

23

Page 24: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

sebagai penyakit/kelainan pada ibu yang mempengaruhi janin/ bayi. Kode P00-P04

tidak boleh dicantumkan dalam (a) dan (b).

• Dalam (a) dan (b) boleh dicantumkan kode P lain diluar kode P00-P04, tetapi

umumnya adalah kode P05-P96 (Keadaan perinatal) atau kode Q00-Q99 (Kelainan

bawaan).

• Dalam (a) dan (c) hanya dapat dicantumkan satu diagnosis atau kode, tetapi dalam

(b) dan (d) dapat dicantumkan lebih dari satu diagnosis atau kode.

• Dalam (e) biasanya tercantum keadaan yang relevan dengan kejadian kematian,

tetapi tidak perlu diberi kode. Bila akan diberi kode maka pilihlah salah satu dari

kelompok kode V01-Y98 (Chapter XX: Penyebab luar dari morbiditas dan mortalitas)

atau kode Z00-Z99 (Chapter XXI: Faktor yang mempengaruhi status kesehatan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan).

SIMPULAN

Dari penjelasan yang kami bahas, dapat disimpulkan bahwa ICD-10 dipakai secara global untuk

mengelompokan jenis penyakit dengan pengkodean yang tepat. Tujuan dari ICD-10 ini adalah

untuk melakukan pencatatan, analisis, interpretasi dan membandingkan secara sistematik

kejadian dan kematian akibat penyakit dari banyak negara pada waktu yang berbeda. Sistem

ICD-10 yang dibuat oleh WHO ini sangat memudahkan kerja dalam bidang forensik kedokteran,

terutama dalam penulisan sertifikat kematiannya. Semua telah diatur dalam sistem tersebut,

sehingga dapat diterima oleh pihak yuridisme (hukum) terkait mengenai penulisan penyebab

kematian tersebut.

24

Page 25: Penulisan Penyebab Kematian Berdasarkan ICD 10 Dan Kepentingan Hukum

Daftar Pustaka

World Health Organization. (2004). International Classification of Diseases, Tenth Revision,

volume 1 Geneva: WHO.

Anonym. (2000). pencatatan dan pelaporan.( Dikases pada 11 Desember 2011 at

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/epidemiologi_kebidanan/bab7-

pencatatan_dan_pelaporan.pdf )

Santoso, dian budi. ( 2010 ). pengembangan modul pembelajaran icd-10 pada e-learning terminologi medis. (diakses pada 14 desember 2011 at http://dianbudisantoso.net/Pengembangan%20modul%20pembelajaran%20ICD-10.pdf )

Rooney, Cleo. (2001). The implementation of ICD-10 for cause of death coding – some preliminary results from the bridge coding study. (accesed on 14 december 2011 at http://www.ons.gov.uk/ons/rel/hsq/health-statistics-quarterly/no--8--winter-2000/implementation-of-icd-10-for-mortality-data-in-england-and-wales-from-january-2001.pdf )

25