kajian faktor-faktor penyebab kematian bayi di …

14
KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG Shantrya Dhelly Susanty 1 , Salmiah Agus 2 , 1 Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Fort De Kock, Bukittinggi, Sumatera Barat,Jl.Balai Bahar Kamil Bukittinggi s h a n t r y a d h el l y @g m ail.c o m Submitted: 26-07-2017, Reviewer: 23-08-2017, Accepted: 31-03-2018 ABSTRAK Kematian bayi adalah kelmatian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun(0-12 buan). Jumlah kematian bayi tahun 2014 di Kota Padang adalah 108 bayi, tahun 2015 kematian bayi sebanyak 96 bayi. Penelitian ini dengan metode mixed methods, dengan sequential explanatory design. Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kematian bayi(0-12 Bulan) di Kota Padang bulan Januari –Agustus tahun 2016. Sampel penelitian secara total populasi. Informan ibu yang mengalami kematian bayi dan kepala bidang KIA di Puskesmas. Analisis data digunakan analisis univariat, bivariat, multivariat dan analisis kualitatif Hasil penelitian ini terdapat hubungan status gizi ibu, usia kehamilan < 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Sedangkan kualitas ANC tidak ada hubungan. Variabel paling berpengaruh BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap, kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal. Suami dan keluarga memberikan dukungan kehamilan dan persalinan.Kesimpulan terdapat hubungan status gizi, usia kehamilan < 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Variabel berpengaruh adalah BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap , kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal .Diharapkan kepada Puskesmas lebih menjalankan promosi kesehatan, meningkatkan pelayanan, dan kegiatan untuk menurunkan kematian bayi. Kata kunci : bayi , Kematian ABSTRACK Infant mortality is death what happened between when after the baby birth to baby have not aged exactly one year ( 0-12 months ). The number of deaths babies in 2014 in the city the is 108 baby , while in 2015 the number of deaths baby 96 baby. The research by a method of mixed methods , with the design sequential explanatory design. The purpose of know the factor-factor cause of death baby in the Padang city of the january - august 2016. The study sample in total population. Informants was the mother that experienced the death of infants and head of the KIA puskesmas. An analysis of the data used was an analysis univariat , bivariat , multivariate and analysis of qualitative.Result of this research there is the relationship between nutritional status of mothers , the gestational age & it; 37 weeks of gestation , and bblr to the cause the death of an infant. While the quality of the ANC there was no connection . Variable has the most influence is BBLR. The results of in-depth interviews health facilities has been fully and midwives provide this service in accordance standard , but activities and program is not yet optimal. Husband and family in support of the pregnancy and childbirth. Conclusion there are the nutritional status of relations , the gestational age it; 37 weeks of gestation , and bblr to the cause the death of an infant .Variable most influential is bblr .The results of interviews health facilities are complete , but activities and program executed optimalv not yet . Expected to the public health center is run promotion of health , improve the service, and activities to lower infant mortality. For health department in order to monitoring and supervision to lower infant mortality Keywords : Infant, Mortality 105 e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.2(June,2018): 105-117 Jurnal Human Care

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DIKOTA PADANG

Shantrya Dhelly Susanty1 , Salmiah Agus2, 1Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, STIKes Fort De Kock, Bukittinggi,

SumateraBarat,Jl.Balai Bahar Kamil Bukittinggi

s h a n t r y a d h el l y @g m ail.c o m

Submitted: 26-07-2017, Reviewer: 23-08-2017, Accepted: 31-03-2018

ABSTRAK

Kematian bayi adalah kelmatian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepatsatu tahun(0-12 buan). Jumlah kematian bayi tahun 2014 di Kota Padang adalah 108 bayi, tahun 2015kematian bayi sebanyak 96 bayi. Penelitian ini dengan metode mixed methods, dengan sequential explanatorydesign. Tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kematian bayi(0-12 Bulan) di Kota Padang bulanJanuari –Agustus tahun 2016. Sampel penelitian secara total populasi. Informan ibu yang mengalamikematian bayi dan kepala bidang KIA di Puskesmas. Analisis data digunakan analisis univariat,bivariat, multivariat dan analisis kualitatif Hasil penelitian ini terdapat hubungan status gizi ibu, usiakehamilan < 37 minggu, dan BBLR dengan penyebab kematian bayi. Sedangkan kualitas ANC tidak adahubungan. Variabel paling berpengaruh BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudah lengkap, kegiatandan program yang dilakukan belum optimal. Suami dan keluarga memberikan dukungan kehamilan danpersalinan.Kesimpulan terdapat hubungan status gizi, usia kehamilan < 37 minggu, dan BBLR denganpenyebab kematian bayi. Variabel berpengaruh adalah BBLR. Hasil wawancara fasilitas kesehatan sudahlengkap , kegiatan dan program yang dilakukan belum optimal.Diharapkan kepada Puskesmas lebihmenjalankan promosi kesehatan, meningkatkan pelayanan, dan kegiatan untuk menurunkan kematian bayi.Kata kunci : bayi , Kematian

ABSTRACK

Infant mortality is death what happened between when after the baby birth to baby have not aged exactly oneyear ( 0-12 months ). The number of deaths babies in 2014 in the city the is 108 baby , while in 2015 thenumber of deaths baby 96 baby. The research by a method of mixed methods , with the designsequential explanatory design. The purpose of know the factor-factor cause of death baby in the Padangcity of the january - august 2016. The study sample in total population. Informants was the mother thatexperienced the death of infants and head of the KIA puskesmas. An analysis of the data used was ananalysis univariat , bivariat , multivariate and analysis of qualitative.Result of this research there is therelationship between nutritional status of mothers , the gestational age & it; 37 weeks of gestation , and bblrto the cause the death of an infant. While the quality of the ANC there was no connection . Variable hasthe most influence is BBLR. The results of in-depth interviews health facilities has been fully and midwivesprovide this service in accordance standard , but activities and program is not yet optimal. Husband andfamily in support of the pregnancy and childbirth. Conclusion there are the nutritional status of relations ,the gestational age it; 37 weeks of gestation , and bblr to the cause the death of an infant .Variablemost influential is bblr .The results of interviews health facilities are complete , but activities andprogram executed optimalv not yet. Expected to the public health center is run promotion of health ,improve the service, and activities to lower infant mortality. For health department in order to monitoringand supervision to lower infant mortality Keywords : Infant, Mortality

105

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.2(June,2018): 105-117 Jurnal Human Care

Page 2: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan padahakekatnya adalah upaya yang dilakukanoleh semua komponen bangsa Indonesiayang bertujuan untuk meningkatkankesadaran, kemauan dan kemampuanhidup sehat bagi setiap orang agarterwujud derajat kesehatan masyarakatyang setinggi-tingginya, sebagai investasibagi pembangunan sumber daya manusiayang produktif bagi sosial dan ekonomis.Keberhasilan kesehatan sangat ditentukanoleh kesinambungan antar berbagai pihakyang telah dilaksanakan periode sebelumnya(Kemenkes.2015).

Salah satu tujuan MilleniumDevelop-ment Goals (MDGs) adalahmengurangi kematian anak sebesar dua pertiga jumlahnya selama periode tahun 1990sampai dengan tahun 2015.Target SDGspada goals ketiga tahun 2030 adalahmengakhiri kematian bayi 12 per 1000Kelahiran hidup. (Dirjen Bina Gizi.2015).

Tahun 2012 AKB di Indonesia adalah32/1000 kelahiran hidup,5 (Handayani.2013,Kemenkes.2015). . Pada tahun 2014 datakematian bayi di Sumatera Barat adalah681 orang. ( Dinas Kesehatan SumateraBarat.2013).

Menurut Dinas Kesehatan KotaPadang pada tahun 2016 jumlah kelahiranbayi dari bulan Januari – Agustus 2016adalah 11179, dan jumlah kematian bayi dariJanuari –Agustus 2016 adalah 65 bayi (Dinas Kesehatan Kota Padang.2015)

Penyebab kematian bayi ada 2 yaitulangsung (endogen) dan tidak langsung(eksogen). Kematian bayi endogen ataukematian neonatal disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yangdiperoleh dari orang tuanya pada saatkonsepsi . Kematian bayi yang berasal darikondisi bayinya sendiri yaitu BBLR, bayiprematur, dan kelainan koagenital. Kematianbayi yang dibawa sejak lahir adalahasfiksia. Kematian bayi eksogen ataukematian post-neonatal disebabkan

oleh faktor-faktor yang berkaitan denganpengaruh lingkungan luar( Manuaba.2007).

Hasil penelitian Gholam R,S tahun2008 bahwa penyebab kematian bayi diBirjand ada hubungan dengan orang tuayaitu tingkat pendidikan , ibu kecanduan ,usia ibu pada kehamilan , prematur ,BBLR , jenis melahirkan dan menyusuisecara ekklusif. Menurut Washington StateDepartment of Health tahun 2013penyebab kematian bayi di NegaraWhasington adalah kualitas antenatal care(ANC) yang rendah, pelayanan preventif,dan sosial ekonomi yang rendah. Hasilpenelitian Ferial.W.Eddyman tahun 2011hasil pengujian statistik hubungan antarastatus gizi ibu berdasarkan ukuran LingkarLengan Atas (LILA) dengan berat badanlahir bayi diperoleh bahwa terdapathubungan yang bermakna antara status giziibu berdasarkan ukuran Lingkar LenganAtas (LILA) dengan berat badan lahirbayi. Menurut penelitian Kiplogat M.K.tahun 2009 di Kenya bahwa yangmempengaruhi kualitas ANC adalahfrekuensi kunjungan, waktu tunggu, bebanpasien, kepatuhan standar penyediaanlayanan dan jumlah pelatihan.

Hasil penelitian Zubaidah (2005) yangmenunjukkan bahwa terdapat hubunganyang signifikan antara berat bayi lahirrendah dengan kematian neonatal dinidengan OR= 1,32, yang artinya bayi beratlahir rendah mempunyai risiko 1,32 kalimengalami kematian neonataldibandingkan tidak BBLR. Hasilpenelitian di atas sejalan juga dengan yangdikatakan oleh More tahun 2011, tentangpemanfaatan pelayanan kesehatan oleh ibuhamil saat melahirkan di Nigeria, bahwa darifaktor jarak rumah ke Puskesmas, saranatransportasi, biaya transportasi, pelayanan difasilitas kesehatan, sikap petugas danketersediaan tenaga yang memberipelayanan, faktor yang sangat berpengaruhadalah faktor jarak dan biaya (ekonomi).penelitian dari Burhaeny tahun2013, didapatkan dari 48 responden yangmemanfaatkan pelayanan antenatal

106

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.2(June,2018): 105-117 Jurnal Human Care

Page 3: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

terdapat 67,4% responden yang mendapatdukungan dari keluarga, sedangkan dari 39responden yang kurang memanfaatkanpelayanan antenatal terdapat 56,8 % yangtidak mendapat dukungan darikeluarga.Berdasarkan latar belakang diatas,maka peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian tentang “Kajian Faktor-faktorpenyebab kematian bayi di KotaPadang Bulan Januari- Agustus Tahun2016.

METODE PENELITIANMetode penelitian dengan metode

penelitian kombinasi, dengan desainsequential explanatory design (urutanpembuktian) Tempat penelitian dilakukan diKota Padang. Penelitian dilakukan mulaibulan Maret tahun 2016 sampai februaritahun 2017. Pengumpulan data dari bulanNovember-Desember 2016. Sampelpenelitian adalah total populasi dari semuaIbu yang mengalami kematian bayi di KotaPadang bulan Januari- Agustus 2016 yangberjumlah 65 responden. Informan dalampenelitian adalah ibu yang mengalami

kematian bayi dan kepala bidang KIA diPuskesmas, dengan teknik purposivesampling. Analisis data yang digunakanadalah analisis data kuantitatif ( univariat,bivariat, multivariat ) dan analisis datakualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil penelitian pada 65 Ibu yang

mengalami kematian bayi di wilayah kerjadinas kesehatan Kota Padang berdasarkankejadian kematian bayi ditemukan 58 (89,2%)bayi yang meninggal usia 0-12 bulan.Menurut data di Tennesse tahun 2012,terdapat 60 % kematian terjadi pada bayi.

Serupa dengan penelitian Tumondomercy dkk tahun 2011 jumlah kematian bayidi RSUP Prof.R.D.Kandau Manado adalah164 kasus. Sedangkan hasil penelitian DjajaSarimawar tahun 2001 dari hasil surveykesehatan tahun 2001 didapatkan bahwajumlah kematian bayi yaitu 466 kasus.Menurut hasil penelitian Scharlotte dkk diAfrika terdapat 1,16 juta bayi di Afrikayang meninggal pertama kehidupan.

107

e-ISSN:2528-66510;Volume 3;No.2(June,2018): 105-117 Jurnal Human Care

Page 4: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …
Page 5: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

Sedangkan menurut penelitian MarianF dkk tahun 2010 bahwa kematian bayi diAmerika 38% lebih tinggi dari pada diSwedia karena angka kelahiran anakyang masih tinggi. Menurut Unicef tahun2009 bahwa sebanyak 86% kematian bayiyang terjadi di Ibukota Newborn. Menurutpeneliti kematian bayi di Kota Padangmasih tinggi, walaupun belum sampai1 tahun. Dari hasil penelitian faktorpenyebab kematian bayi di Kota Padangyaitu faktor endogen yang terdiri dariBBLR, usia kehamilan < 37 minggu danstatus gizi Ibu. Menurut hasilwawancara penyebab kematian bayi diKota Padang adalah BBLR, ibu yangjarang mengikuti posyandu, status gizi ibu,faktor persalinan dengan letak sungsangdan ibu yang tidak mau dirujuk ke rumahsakit. Agar target SDGs tercapai maka kitaharus tahu apa penyebab dan caramengatasinya. Tindakan yang dilakukanadalah melakukan Continuum of caredengan melakukan kegiatan berkelanjutanyang dimulai dari sebelum masa hamil,masa kehamilan, persalinan dan nifas.

Komponen model persalinanberkelanjutan dapat dilakukan denganpersalinan di fasilitas kesehatan yangmemenuhi standar, menjamin pendudukmiskin untuk bersalin di fasilitas kesehatan,membangun jaringan rujukan antarafasilitas kesehatan ( BPS danPuskesmas) dengan Rumah Sakitpemerintah ataupun swasta,menerapkan penjaminan kualitaspelayanan di Puskesmas, menjalankanstrategi promosi, menjalankan systemsurveilens kematian neonatal, danmembangun system akreditasi untuk standarpelayanan persalinan dan rujukan difasilitas kesehatan.

Hasil penelitian didapatkan pada 65Ibu yang mengalami kematian bayi diwilayah kerja dinas kesehatan KotaPadang berdasarkan status gizi ibu dari 65responden terdapat 42 (64,6%) respondendengan gizi tidak baik yang dilihat dariLILA ibu. Serupa dengan penelitian Ferialdi Makassar tahun 2011 menunjukkan

bahwa dari 192 ibu terdapat 148 ibu (77,1%)non kek (lila ≥ 23,5 cm), dan 44 ibu (22,9%)kekurangan energi kronik (lila < 23,5).Hasil penelitian Mariyatul dkk tahun 2012menjelaskan bahwa sebanyak 50% Ibuhamil yang mengalami kejadian lahir matimemiliki LILA berisiko.

Menurut peneliti tidak baiknya statusgizi Ibu yang dilihat dengan LILAdikarenakan oleh Ibu yang tidak menjagaasupan makanan saat hamil. Ini terbuktidari wawancara mendalam yang dilakukanbahwa informan menjawab selama hamilnafsu makannya berkurang. Padahal statusgizi ibu hamil adalah makanan atau zat-zatgizi yang di butuhkan oleh seorang ibuyang sedang hamil baik pada trimester I,trimester II, dan trimester III dan haruscukup jumlah dan mutunya dan harus dipenuhi dari kebutuhan makan sehari-harisehingga janin yang dikandungnya dapattumbuh dengan baik serta tidak mengalamigangguan dan masalah.

Oleh karena itu untuk mengurangistatus gizi tidak baik ibu hamil harusmenjaga nutrisi selama kehamilan denganmakan makanan yang bergizi dan bagitenaga kesehatan memberikan penyuluhanyang dilakukan sejak awal pemeriksaankehamilan dan setiap kali periksakehamilan, menganjurkan Ibu rutinmelakukan pemeriksaan kehamilan,menganjurkan Ibu istirahat cukup danpemberian leaflet tentang gizi seimbangbagi Ibu hamil.

Berdasarkan Hasil penelitian pada 65Ibu yang mengalami kematian bayi diwilayah kerja dinas kesehatan KotaPadang berdasarkan usia kehamilan < 37minggu terdapat 45 (69,2%) respondendengan berisiko. Hasil penelitian Frilasaridkk tahun 2016 menunjukkan bahwasebagian besar usia kehamilan kurangbulan yaitu sebanyak 13 orang (59,1%).menurut Unicef tahun 2009 bahwa 27 %bayi yang meninggal di Newbornpenyebabnya adalah usia kehamilan < 37minggu.

Menurut peneliti Usia kehamilan yang

109

Page 6: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

mengalami kejadian kematian bayiterbanyak yaitu pada <37 minggu. Bayilahir kurang bulan mempunyai organ danalat-alat tubuh yang belum berfungsinormal untuk bertahan hidup diluar rahim.Makin muda umur kehamilan, fungsiorgan tubuh bayi makin kurang sempurna,prognosis juga semakin buruk.

Untuk mengurangi kematian bayidengan usia kehamilan < 37 minggumaka kita anjurkan ibu hamil untukmenjaga nutrisi selama kehamilan. Apabilanutrisi ibu baik maka perkembangan janinjuga baik dan akan terhindar dari beratbadan bayi kurang dan tidakmengalami kematian bayi.

Berdasarkan Hasil penelitian pada 65Ibu yang mengalami kematian bayi diwilayah kerja dinas kesehatan KotaPadang, dari 65 responden terdapat 36(55.4 %) responden dengan kualitas ANCtidak baik.

Serupa dengan penelitian AnwarM.C tahun 2005 bahwa proporsi respondenyang mendapatkan kualitas ANC baikpada kelompok kasus 52,6% lebih kecildibandingkan kelompok control 86,3%.

Menurut asumsi peneliti masih

adanya kualitas ANC yang tidak baikdikarenakan kualitas pelayanan kesehatandisamping dapat dilihat dari sudutpemanfaatan jasa pelayanan, juga dapatdiukur dari kualitas pemberi pelayanan.Kesehatan pelayanan antenatal yangdiberikan oleh petugas yang dijabarkandalam jenis-jenis pemeriksaan ataupelayanan yang diperoleh ibu hamilselama memanfaatkan pelayanan antenatal,Untuk mengurangi kualitas ANC yangtidak baik maka sebagai tenagakesehatan kita harus lebih meningkatkanpersalinan difasilitas kesehatan yangmemenuhi standar, menjalankan strategipromosi kesehatan, dan melakukankunjungan rumah bagi Ibu- Ibu yang tidakdatang ke posyandu.

Berdasarkan Hasil penelitian pada 65Ibu yang mengalami kematian bayi diwilayah kerja dinas kesehatan KotaPadang, terdapat dari 65 respondenterdapat 44 bayi ( 67,7%) bayi denganBBLR.

Hasil penelitian ini juga sebandingdengan penelitian di Afrika denganprevelensi BBLR sebesar 8% tahun 2000.

Sedangkan menurut UNICEF dan

110

Page 7: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

WHO 2009 hasil penelitian di Johanburg,Afrika selatan prevelensi BBLRsebesar 15% yang artinya mempunyaiangka kematian bayi yang masih tinggi.Menurut penelitian Sonia L.dkk tahun2014 di Brazil terdapat 8,2 % bayi yanglahir dengan premature dan BBLR. Serupadengan penelitian di Negara Nepal denganstudi retrospektif pada 816 persalinanbulan April –Maret 2008 terdapat 76,5%kematian perinatal dini pada bayi denganBBLR.

Menurut asumsi peneliti untukmengurangi bayi yang lahir dengan BBLRtenaga kesehatan harus lebih memberikanpromosi kesehatan tentang gizi yang baikbagi Ibu hamil, risiko kehamilan kecil 37minggu. Untuk ibu hamil agar selalumenjaga asupan makanan selamakehamilan dan menjaga kehamilan agartidak melahirkan berisiko.

1. Hubungan status gizi Ibu dengankematian bayi di Kota Padangbulan Januari –Agustus 2016

Hasil analisis hubungan status giziIbu dengan kematian bayi diperolehdiperoleh p= 0,006 maka dapatdisimpulkan ada hubungan yangsignifikan antara status gizi Ibu denganpenyebab kematian bayi 0-12 bulan. Dari

hasil OR= 14,471 yang artinya Ibuyang mempunyai status gizi tidak baikmempunyai peluang 14 kali untukmengalami kematian bayi (0-12 bulan),dibandingkan dengan Ibu yang memilikistatus gizi baik.

Penelitian ini sejalan dengan hasilpenelitian Ferial.W.Eddyman tahun 2011hasil pengujian statistik hubunganantara status gizi ibu berdasarkan ukuranLingkar Lengan Atas (LILA) denganberat badan lahir bayi diperoleh hasil ujikorelasi koefisien dengan tingkatsignifikansi p = 0,0005 (p < 0,05).

Bertolak belakang dengan penelitianErna Kusrini tahun 2012 hasil uji ChiSquare dengan Confidence Interval 95%(0,222-2,257) menunjukkan nilai psebesar 0,557 ( p > α 0,05), maka Ha

ditolak. Dapat disimpulkan bahwatidak ada hubungan antara LingkarLengan Atas (LILA) pada ibu hamildengan kejadian kematian bayi diKabupaten Sukoharjo. hasil wawancarayang dilakukan informan menjelaskannafsu makan maka LILA ibu tidakbertambah dan asupan untuk janin akanberkurang.

2. Hubungan usia kehamilan penyebabkematian bayi < 37 minggu di KotaPadang bulan Januari –Agustus2016.Hasil uji analisis hubungan usia

kehamilan ibu < 37 minggu denganpenyebab kematian bayi diperolehp=0,025 maka dapat disimpulkan adahubungan yang signifikan usia kehamilandengan penyebab kematian bayi 0-2 bulan.Dari hasil OR= 7,167 yang artinya Ibuyang usia kehamilan berisiko mempunyai7 kali mengalami kematian bayi 0-12bulan dibandingkan dengan Ibu yangmemiliki usia kehamilan tidak berisiko..

Serupa dengan penelitian Juliana dkktahun 2009 berdasarkan hasil perhitunganOdds Ratio diperoleh OR= 6,750 tingkatkepercayaan 95% dengan interval 2,065-22,060 yang berarti bayi dengan usiakehamilan <37 minggu memiliki risiko6,750 kali mengalami kematian neonataldibandingkan bayi dengan usia kehamilan37-41 minggu. Menurut hasil penelitianHaksari,E.L dan Sarjono,A tahun 2001bahwa persalinan kurang bulanmempunyai kontribusi kematian neonataldini yang sangat penting. Penelitianmenunjukkan adanya hubungan yang kuatantara usia kehamilan dan kematianneonatal.

Usia kehamilan berhubungan dengannutrisi ibu saat hamil. Apabia ibu menjaganutrisi saat hamil maka tidak berisikomelahirkan kecil 37 minggu. Masalahkesehatan seorang ibu berpengaruh dengankualitas anak yang di kandungnya. Anakyang dilahirkan dari rahim ibunya yangsehat mempunyai pertumbuhan danperkembangan yang sehat, sebaliknya jika

111

Page 8: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

kesehatan ibu memiliki gangguan makaanak akan mengalami petumbuhan danperkembangan

3. Hubungan kualitas ANC denganpenyebab kematian bayi di KotaPadang bulan Januari –Agustus 2016

Hasil uji analisis hubungan kualitasANC dengan kematian bayi 0-12 bulandidapatkan p= 1,000. Maka dapatdisimpulkan tidak ada hubungan yangsignifikan antara kualitas ANC dengankematian bayi 0-12 bulan. Dari hasil OR=0,923, yang artinya Ibu yang kualitasANC tidak baik berpeluang 0 kali untukmengalami kematian bayi 0-12 bulandibandingkan ibu dengan kualitas ANCbaik.

Penelitian ini bertolak belakangdengan penelitian yang dilakukan olehKiplogat M.K. tahun 2009 di Kenyabahwa yang mempengaruhi kualitas ANCadalah frekuensi kunjungan, waktu tunggu,beban pasien, kepatuhan standar,penyediaan layanan dan jumlah pelatihan.Penelitian Wulansari dan Sulistiowatitahun 2012 bahwa adanya hubungan antarakualitas ANC dengan kepuasan pasien,dimana pelayanan ANC baik 27 orang(55%), tingkat kepuasan pasien adalah55%.

Menurut peneliti tidak ada hubunganantara kualitas ANC dengan penyebabkematian bayi di Kota Padang karena darihasil wawancara mendalam denganinforman pemegang program KIAmenjelaskan bahwa standar pelayananantenatal di Kota Padang menggunakanstandar 10T yang mana sudah berlakupada semua Puskesmas, Puskesri dan BPS.Ada salah satu Puskesmas yang telahmenerapkan standar pelayananpemeriksaan HIV/AIDS. Untukpemeriksaan ANC yang dilakukan olehIbu hamil pun mereka tidak hanyamelakukan pemeriksaan di Puskesmas atauBPS tetapi ke Dokter spesialis.

4. Hubungan BBLR kematian bayi diKota Padang bulan Januari –

Agustus 2016.

Berdasarkan analisis diperoleh hasildari 44 responden yang BBLR terdapat 43(39,3%) yang mengalami kematian bayi 0-12 bulan. Sedangkan dari 21 respondenyang tidak BBLR terdapat 15 ( 18,7%)responden yang mengalami kematian bayi0-12 bulan. Dari hasil uji statistikdiperoleh p=0,004. Maka ada hubunganyang signifikan antara bayi BBLR denganpenyebab kematian bayi 0-12 bulan,dimana p=0,004<0,05. Dari hasil OR =17,200 yang artinya Ibu yang bayi denganBBLR mempunyai peluang 17 kali untukmengalami kematian bayi 0-12 bulandibandingkan dengan ibu yang tidakBBLR.

Serupa dengan penelitianChowdhury et.all tahun 2005, bahwaBBLR merupakan penyebab utama yangmembeikan kontribusi sekitar sepertigadari semua kematian bayi dini pada daerahpedesaan di Bangladesh. Selain itu suatupenelitian Lancet tahun 2010 di India yangmenghasilkan bahwa 78 % kematian bayidi India disebabkan oleh BBLR,prematuritas, inspeksi neonatal danasfiksia.

Menurut peneliti BBLR berhubungandengan penyebab kematian bayikarena bayi dengan BBLR merupakankeadaan yang sangat rentan dan memilikipotensi yang sangat besar untuk mudahmengalami gangguan, seperti gangguanmental dan fisik sehingga mengganggutumbuh kembang. Jika tidak ditanganidengan benar maka akan terjadi kematianBerdasarkan tabel 5.6, maka dapatdisimpulkan bahwa variabel –variabelyang masuk ke tahap selanjutnya adalahstatus gizi Ibu, usia kehamilan, dan BBLRdikarenakan mempunyai p-value < 0,25.Dan setelah dilakukan analisis multivariatdidapatkan variabel yang palingberpegaruh dengan kematian bayi di Kota

112

Page 9: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

Padang bulan Januari-Agustus 2016adalah BBLR dengan nilai p-value yangpaling rendah yaitu 0,001. Hasilpenelitian lain yang sesuai oleh Yunuspada tahun 2009 di Konawe Selatan yangmenyatakan bahwa neonatal yangdilahirkan dengan berat badan lahir kurang2500 gram berisiko 12,732 kali lebih besaruntuk mengalami kematian neonataldibanding neonatal yang dilahirkandengan berat badan lahir ≥2500 gram(OR=12,732;CI95%: 4,197-38,622).

Hasil penelitian lain yang mendukungyaitu penelitian yang dilakukan olehPrabamurti di Kecamatan LosariKabupaten Brebes (2008) menyatakanbahwa analisis dengan OR diperoleh nilaiOR=6,12 yang berarti bahwa bayi yanglahir dengan berat lahir kurang dari 2500gram memiliki risiko kematian neonatal

6,12 kali lebih besar dibanding bayi yanglahir dengan berat lahir 2500 gram ataulebih. Serupa dengan penelitian yangdilakukan oleh Haque tahun 2008 yangmeneliti Role of zink in low birth weightneonatal , berdasarkan hasil penelitianinsiden BBLR merupakan penyebab utamakematian bayi dan morbilitas.

Hasil penelitian Scharlotte W et.all diAfrika bahwa penyebab banyaknya bayiyang meninggal di Afrika faktor yangpaling mempengaruhi adalah BBLR. DiNegara afrika untuk menangani kematianbayi dengan BBLR ini tenaga kesehatanmelakukan tindakan sepetimengidentifikasi masalah BBLR, menilaitanda bahya untuk merujuk kasus,

memberikan piala bagi yang maumenyusui, melakukan metode kanggurukepada ibu terhadap bayi yang BBLR, danmemberikan promosi kesehatan bagi ibuyang bayi tidak mau menyusui. Menuruthasil penelitian Unicef tahun 2009 bahwa60-80% kematian bayi faktor yang palingdominan dengan kematian bayi adalahbayi dengan BBLR.

Menurut peneliti banyaknya bayiyang lahir dengan BBLR di sebabkan

oleh status gizi ibu dan usia kehamilankecil 37 minggu masih yang masih tinggi.Apabila status gizi ibu yang tidak baik danusia kehamilan yang kecil 37 minggumaka bayi tersebut akan rentan denganBBLR. Berdasarkan wawancara mendalammenjelaskan bahwa Ibu hamil jarangmelakukan kegiatan Posyandu yangdiadakan Puskesmas. Dengan kurangnyakunjungan Posyandu berarti ibu hamilkurang mendapatkan informasi danpengetahuan tentang kehamilannya.,sehingga Ibu kurang menjaga asupanmakanan dan kesehatan bayinya.

Hal inilah yang menyebabkanbanyaknya bayi yang lahir dengan BBLR.Kesehatan bayi yang dilahirkan oleh ibuberhubungan dengan bagaimana ibu hamilmenjaga asupan makanan dankandungannya. Cegah kelahiran bayi beratlahir rendah dengan peduli pada dirisendiri, yaitu perbaiki status gizi prahamildan lakukan pemeriksaan antenatal(kehamilan) secara rutin. Status giziprahamil merupakan faktor yang sangatmemengaruhi kenaikan berat badan selamakehamilan. Dengan status gizi yang

113

Page 10: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

normal, ibu akan lebih mudah mencapaiberat badan yang pas. Perbanyaklahkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.Penuhi asupan dari karbohidrat, protein,lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu,cukupi kebutuhan air. Selama proseskehamilan, kebutuhan energi dan zat giziibu meningkat seiring bertambahnya usiakehamilan. Meskipun volume makananrendah, kandungan zat gizi tinggi dapatmenjadi salah satu solusi untuk mencukupikebutuhan energi dan zat gizi ibu. Jikakonsumsi ibu baik, potensi outcomekehamilan seperti bayi berat lahir rendahtentu berkurang .

Selain itu untuk mengurangi bayiBBLR Ada baiknya ibu untuk melakukanperencanaan keluarga, termasukperencanaan untuk memberi jarakkelahiran pada anak. Jarak ideal adalahkurang lebih 2 tahun dari jarak kehamilansebelumnya. Cara lainnya adalah Adabaiknya pasangan menikah menundakehamilan jika usia istri belum genap 20tahun. sia ibu yang terlalu muda, usiaibu di atas 40 tahun juga memiliki risikoyang sama. Hal ini karena kondisi badanserta kesehatannya sudah mulai menurunsehingga dapat memengaruhiperkembangan janin dalam rahim yangbisa mengakibatkan bayi berat lahirrendah

Fasilitas kesehatanTenaga kesehatan dan kelengkapan alat

Tenaga kesehatan adalah setiaporang yang mengabdikan diri dalambidang kesehatan serta memilikipengetahuan dan keterampilan melaluipendidikan di bidang kesehatan yanguntuk jenis tertentu memerlukankewenangan untuk melakukan upayakesehatan. Fasilitas suatu alat atau saranauntuk mendukung melaksanakan tindakanatau kegiatan, pengelolaan logistik yangbaik dan mudah diperoleh serta pencatatandan pelaporan yang lengkap dan konsisten

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihatbahwa untuk fasilitas kesehatan yang

mencakup tenaga kesehatan dankelengkapan alat yang ada di PuskesmasKota Padang sudah berperan aktif dengankegiatan yang diberikan tetapi belumberjalan secara optimal. Sedangkan untukkelengkapan alat yang ada sudah sesuaidengan standar dan sudah lengkap.

Hasil penelitian sejalan denganpenelitian Ariyanti tahun 2010 dari hasilpengamatan tentang sarana dan prasaranayang ada di Puskesmas yang mendukungpelaksanaan pelayanan antenatal sudahlengkap dan pelayanan yang diberikanbidan sesuai dengan standa yang ada.Menurut penelitian Lansky Sonia dkktahun 2014 di Brazil bahwa kematian bayidan bayi premature di Brazil dapatdicegah dengan kualitas layanan kesehatanyang baik, perawatan selama kelahiranoleh tenaga kesehatan.

Menurut peneliti agar semuaprogram dan kegiatan berjalan denganlancar sebagai tenaga kesehatan kitamelakukan kegiatan berkelanjutan (continuum of care) dari sejak sebelummasa hamil, masa kehamilan, persalinandan nifas. Kegiatan dapat berupameningkatkan status gizi perempuan danremaja, meningkatkan pendidikankesehatan reproduksi remaja dimulai darilingkup keluarga, meningkatkan konselingpra nikah untuk calon pengantin, danmeningkatkan peran aktif suami, keluarga,kader dan masyarakat dalam menjagamutu kesehatan keluarga, sebelum dan saathamil termasuk perencanaan persalinandan pencegahan komplikasi (P4K) sertapemenuhan pelayanan keuarga berencana(KB).

Peran petugasPeran bidan yang diharapkan, harus

sesuai dengan kewenangan profesi bidan.Hubungan antara petugas kesehatandengan pasien dalam hal ini masyarakat,sangat menentukan kualitas pelayananyang diberikan oleh petugas kesehatan.Petugas kesehatan di Puskesmas harusmampu memberikan pelayanan yangoptimal pada masyarakat sebagai pasien

114

Page 11: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwaperan yang diberikan oleh petugaskesehatan sudah baik.

Serupa dengan penelitian RahayuPurwatiningsih tahun 2008 bahwa dariserangkaian data yang diperoleh dilapangan dapat menarik sebuahkesimpulan bahwa Puskesmas Jatinomtelah memberikan pelayanan yang sangatbaik kepada pasien, sarana dan prasaranayang ada dan diberikan sangatmemuaskan, dalam proses pelayanan yangdiberikan kepada pasien pun sangat ramah,bertindak cepat dan sesuai prosedur yangada.

Menurut asumsi peneliti sebagaiseorang tenaga kesehatan sangatlahpenting untuk memberikan pelayanansebelum hamil karena akan berpengaruhterhadap 1000 hari pertama kehidupanbagi anak yang dimulai sejak masakonsepsi sampai balita. Memberikanpelayanan kesehatan ibu dan anak harusmenjadi kewajiban sebagai pelaksanakebidanan karena keadaan kesehatan ibudan anak memiliki peranan yang besarsebagai indikator tingkat kesejahteraanbangsa. pelayanan kesehatan bukan hanyapengobatan secara medis saja melainkanjuga berorientasi pada komunikasi karenakomunikasi sangat penting dan bergunabagi pasien. Bidan harus memberikankonseling kepada Ibu hamil agar ibu hamilmengetahui apa yang dibutuhkan selamakehamilan dan mengetahui perkembanganbayi dalam kandungannya. Dengan bidanmemberikan peran yang sesuai dengantugas seorang tenaga kesehatan merupakansalah satu cara untuk menurunkankematian bayi.

LingkunganDukungan adalah suatu upaya yangdiberikan kepada orang lain, baik

moril maupun materil untuk memotivasiorang tersebut dalam melaksanakankegiatan. Ibu yang mendapatkan dukungandari suami akan lebih bersemangat dansering memanfaatkan pelayanan antenatal.Dukungan keluarga merupakan kesediaan,

kehadiran dan kepeduliaan dari keluargauntuk membantu individu merasa nyamandan tentram dalam menjalani kehidupansehari-harinya. Dalam upayamemanfaatkan fasilitas pelayanankesehatan, walaupun pengetahuan dansikap ibu baik, tetapi jika tidak adadukungan dari keluarga maka pemanfaatanfasilitas kesehatan tidak tercapai sepertiyang diharapkan. Hal ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan oleh Nilasaritahun 2013, menyatakan bahwa terdapathubungan antara dukungan keluargadengan pemanfaatan pelayanan antenatal.Hal tersebut sejalan juga dengan penelitiandari Burhaeny tahun 2013 faktordeterminan pemanfaatan pelayananantenatal, didapatkan dari 48 respondenyang memanfaatkan pelayanan antenatalterdapat 67,4% responden yang mendapatdukungan dari keluarga, sedangkan dari 39responden yang kurang memanfaatkanpelayanan antenatal 56,8 % yang tidakmendapat dukungan dari keluarga.

Ini berarti masih ada hubunganyang erat antara dukungan keluargaterhadap pemanfaatan pelayanan antenatal.Selain dukungan keluarga, hal yang sangatberpengaruh juga adalah dukungan daritokoh-tokoh atau pemimpin masyarakatbaik tokoh formal.

Serupa dengan penelitian Danfort etall tahun 2009 menjelaskan bahwapentingnya peran suami dalampengambilan keputusan terkait denganproses persalinan dan tempat bersalin.Menurut penelitian Kim et all tahun 2010bahwa ibu hamil yang menerima dukungandari suami dan keluarga akanmeningkatkan pelaku ibu dalam menjagakehamilannya, sehingga ibu tidak rentanpada kehamilannya.

Penelitian Tyas tahun 2013menunjukkan bahwa ada hubungan antaradukungan suami dan keluarga terhadapprilaku ibu hamil dalam melakukankunjungan kehamilan. Sedangkan menurutpenelitian Wahn dan Eva tahun 2008 padakomunitas wanita Swedia menyatakanbahwa wanita hamil di Swedia

115

Page 12: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

mengharapkan dukungan dari keluargaterutama dari ibu dan suami pada masakehamilannya.

Menurut asumsi peneliti dari hasilwawancara penelitian pada informan dikota Padang terlihat bahwa dukungan yangdiberikan oleh suami dan keluarga sudahbaik. Dimana suami dan keluarga selalumemberikan dukungan baik selama hamilatau bersalin. Dukungan suami dankeluarga merupakan suatu keadaan yangbermanfaat bagi ibu hamil .

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yangdilakukan terhadap 65 orang respondenyaitu ibu yang mengalami kematian bayidi Kota Padang bulan Januari sampaiAgustus tahun 2016 dan dapat ditarikkesimpulan yaitu Lebih dari separoh Ibuyang mengalami kematian bayi usia 0-12bulan.

Lebih dari separoh Ibu yangmengalami kematian bayi mempunyai gizitidak baik di Kota Padang bulan Januai-Agustus 2016.

Lebih dari separoh Ibu berisikomengalami kematian bayi usia kehamilankecil 37 minggu. Lebih dari separohIbu yang mengalami kematian bayimemiliki kualitas ANC yang tidak baik.

Lebih dari separoh Ibu yangmengalami kematian bayi dengan BBLRkecil 2500 gram.

Ada hubungan yang signifikanantara status gizi ibu dengan, usiakehamilan kecil 37 minggu dan berat bayiBBLR dengan penyebab kematian bayi.Tidak ada hubungan yang signifikan antarakualitas ANC dengan penyebab kematianbayi.

Terdapat variabel yang palingberpengaruh dengan penyebab kematianbayi di kota Padang tahun 2016 yaitubayi dengan BBLR.

Fasilitas kesehatan yang terdiritenaga kesehatan sudah memberikanpelayanan yang sesuai dengan standar

dan tanggung jawab sebagai bidan.Kegiatan dan program yang dilakukan olehtenaga kesehatan sudah berjalan tetapibelum optimal.

B. Saran

Bagi Puskesmas di Kota Padangdapat Melakukan kegiatan UPGK ( upayaperbaikan gizi keluarga) melalui kegiatanPMT( Pemberian Makanan Tambahan)bagi Ibu hamil. Meningkatkan peranmasyarakat agar program pemerintahdapat berjalan lancar dengan memberikanedukasi tentang kesehatan, khususnyatentang status gizi ibu hamil, BBLR dankualitas ANC.

Meningkatkan edukasi antaratenaga kesehatan, pemerintah danmasyarakat agar kegiatan berjalan secaraoptimal dan efektif. Melakukan home care(kunjungan rumah) bagi ibu yang tidakmelakukan pemeriksaan ANC , ibu yangberisiko bayi BBLR dan tidak mengikutiPosyandu.

Menganjurkan ibu hamil untukperbaiki status gizi prahamil dan lakukanpemeriksaan antenatal (kehamilan) secararutin agar bayi tidak BBLR. Bidankoordinator setiap Puskesmas membentukkegiatan kelas remaja untuk mengurangikehamilan < 37 minggu dan status giziyang tidak baik.

Bidan koordinator setiapPuskesmas mencatat alat-alat kesehatanyang dibutuhkan untuk melengkapiperalatan kesehatan di Puskesmas agartidak tidak mengalami kendala saatpemeriksaan antenatal care dan persalinanBagi dinas kesehatan agar dapatmeningkatkan pelayanan secara optimal disetiap Puskesmas melalui bidankoordinator agar tercapainya targetpenurunan kejadian kematian bayi.Meningkatkan jenjang pendidikan bidankoordinator disetiap Puskesmas.

Dinas kesehatan lebihmeningkatkan evaluasi dan monitoringterhadap semua kegiatan dan kinerjabidan disetiap Puskesmas, dan

116

Page 13: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

melakukan supervisi ke setiapPuskesmas agar semua kegiatan berjalandengan optimal dan target penurunankematian bayi tercapai.

UCAPAN TERIMA KASIHPuji syukur yang tak terhingga penulis

ucapkan kehadirat allah SWT yang telahmelimpahkan rahmat dan hidayatnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepadakedua orang tua ayah dan Ibu yang telahmemberikan penulis cinta dan kasihsayang yang tulus. Selain itu penulisucapkan kepada Ibu dan Bapakpembimbing dan penguji yang telahmembantu dalam menyelesaikan tesis ini.Beserta ucapan terima kasih kepadaseluruh teman-teman angkatan 1 magisterkesehatan yang telah memberikansemangat sehingga bisa menyelesaikantesis ini.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.2007.Mortalitas.

Direktorat Analisis danPengembangan Statistik; (online),(http:/ / d a ps.bps. g o.id, diakses tanggal11januari 2017)

Chanthanom Manithip. (2012). QualityAnd Util Is Ation Of Antenatal CareServices In Rural Lao Pdr. From TheDepartment Of Women’S AndChildren’s HeaLth Division OfObstetri Cs And Gyn A Ecolog

Care of the Newborn in DevelopingCountries Book 2 Chapter 2.PerinatalMortalit. ht t ps: / /ww w .o x fo r djour n a ls.or g /o u r_j ourn a ls / trop e j / onl i n e /ch a pte r 2_bk2.pd f diaks es tanggal 12 oktober 2016

Cut.Sri.Wahyuni.2008.hubungan faktoribu dan pelayanan kesehatan dengankematian perinatal di Pidietahun2008. Tesis: Universitas SumateraUtara

Chowdhurry,M.S.et all. 2005. Neonatalmortality in Rural Bangladesh .jurnalan exploatorry study

Dinas kesehatan Sumbar. (2012:13-37).

Profil kesehatan provinsisumaterabarat Tahun 2012. Padang:Dinas kesehatan Sumatera Barat

Dinas Kesehatan Kota Padang. ( 2013:14-15). Profil kesehatan kota Padang:Padang:Dinkes Kota Padang

Dirjen Bina Gizi KIA RI.(2015).Kesehatan Dalam SDGS.Jakarta:Kemenkes

Danfort.E.J et.all.(2009: 696-703).Household decision making aboutdelivery in health facilities:evidence from Tanzania,international centrre fordiarrrrrhoel disease researchBangladesh J health population

Heisier, J.E. (2012:1-13). The u.s. infantmortality rate: internationalcomparisons, underlying factors andfederal program: Congressionalresearch

Hoque A.(2009). Role of zink in low birthweight neonatal banglades medicaljournal.vo;.38 no 1 januari 2009.Institute of nutrrion and food science:university of Dhaka Bangladesh

Kementerian Kesehatan RI. (2015:5-9).Rencana Strategis kementriankesehatan tahun 2015-1019. Jakarta :Kementerian Kesehatan

Kiplogat M.K.(2009).factor influencingthe quality of antenatal care in publicmaternal and child health facilities inneorabi province Kenya. Kenya:Kunyatta university.

Kim et.all.(2010). Social support stressand practice of prenatal carrre inmarrrid immigrant wonzen in korea:jornal of transcultural nursing

Lansky Sonia et.all (2014). Birth in Brazil survey: neonatal mortality,pregnancy and childbirth quality ofcare.journal

Lancet.2010.cause of neonatal and childmortalyty in India: Anationallyreprresentative in belo horizonte:Brazil

Moore.2011.Unitization Of Health CareServise By Pregnant Mothers During

117

Page 14: KAJIAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMATIAN BAYI DI …

Delivery: a community based study inNegeria .east African of public health

Nila,S.( 2013). Faktor DeteminanPemanfaatan Pelayanan AntenatalDiwilayah Kerja Puskesmas BatuaKecamatan Manggaga tesis :Makassar

Nur,I, Ansariad,dan Dwinata,I.( 2016)Kualitas Antenatal Care Pada IbuHamil Yang Berkunjung KepuskesmasTogo-Togo Kabupaten Jeneponto.Tesis.Fakultas Kesmas: UniversitasIndonesia

Nwaokoro, J,C.dkk. 2015. Risk FactorsAssociated with Infant Mortality inOwerriMetropolis, Imo State,Southeastern Nigeria. Nigeria:Science Journal of Public Health

Unicef. (2012:1-6). Ringkasan Kajian IbuDan Anak. united for children: Jakarta

Upadyay R.D et all (2012: 291-294).determinans of neonatalmortality in rrural Haryana .Aretrospective population basedstudy:indian pediactric

Wolfe, I.et all. (2014:3-25). Why childrendie: death in infants children andyaoung people in the UK. British association for child an adolescent

Washington State Department of Health.2013. Infant Mortality. Health ofWashington State

Wright et all.2014. ending newbron deathensurrring every baby survives, savechildren 1 st john”s Lane LondonECIM 4AR UK+44(0)207012

118