penjelasan perda rtrw temanggung
DESCRIPTION
PWKTRANSCRIPT
82
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG
NOMOR 1 TAHUN 2012
TENTANG
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG
TAHUN 2011-2031
I. UMUM
Sesuai dengan amanat Pasal 26 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW Kabupaten merupakan pedoman untuk penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah, maka
Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Kabupaten Temanggung Tahun 2008
– 2028 perlu disesuaikan.
RTRW Kabupaten Temanggung, adalah rencana yang berisi tentang arahan, strategi, dan kebijakan umum pengendalian serta pengaturan tata
ruang secara keseluruhan yang disusun untuk menjaga keserasian pembangunan antar sektor dalam rangka pengendalian program-program
Pembangunan Daerah. Rencana tersebut merupakan rumusan tentang kebijakan perkembangan penduduk, rencana pemanfaatan ruang wilayah daerah, rencana lokasi investasi, rencana perincian tata ruang daerah
serta pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagi kegiatan pembangunan. Selain itu, juga menetapkan kawasan strategis kabupaten, arahan pemanfaatan ruang yang merupakan indikasi program
utama jangka menengah lima tahunan, serta arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang terdiri atas indikasi arahan peraturan zonasi,
arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, dan arahan sanksi.
RTRW Kabupaten Temanggung disusun dengan memadukan antar program Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
guna memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata guna sumber daya alam lainnya dalam satu
kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan disusun melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam
dan lingkungan sosial.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
83
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Ayat (1)
Huruf a
Angka 1
Cukup jelas
Angka 2
Ruas jalan Pringsurat – batas
Kabupaten Semarang
Huruf b
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
84
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
Pasal 37
Ayat (1)
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 38
Ayat (1)
Kawasan resapan air adalah daerah yang
mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
85
Pasal 40
Ayat (1)
Huruf a
Sempadan sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kuangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki
tanggul;
Huruf b
Sempadan sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar
sepanjang kaki tanggul;
Huruf c
Sempadan sungai tidak bertanggul di luar
kawasan perkotaan untuk sungai besar ditetapkan sekurang-kurangnya 100 (seratus)
meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan dan sungai kecil ditetapkan sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) meter
dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan.
Huruf d
Sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan:
1. Pada sungai yang mempunyai kedalaman tidak lebih dari 3 (tiga) meter garis sempadan ditetapkan sekurang-
kurangnya 10 (sepuluh) meter dihitung dari tepi sungai pada waktu ditetapkan;
2. Pada sungai yang mempunyai kedalaman lebih dari 3 (tiga) meter sampai dengan 20 meter, garis sempadan ditetapkan
sekurang-kurangnya 15 (lima belas) meter dari tepi sungai pada waktu
ditetapkan; dan
3. Pada sungai yang mempunyai kedalaman maksimum lebih dari 20 (dua puluh)
meter, garis sempadan ditetapkan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) meter dihitung dari tepi sungai pada
waktu ditetapkan.
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
86
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup jelas
Pasal 63
Cukup jelas
Pasal 64
Cukup jelas
Pasal 65
Cukup jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
87
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
Cukup jelas
Pasal 71
Cukup jelas
Pasal 72
Cukup jelas
Pasal 73
Cukup jelas
Pasal 74
Cukup jelas
Pasal 75
Cukup jelas
Pasal 76
Cukup jelas
Pasal 77
Cukup jelas
Pasal 78
Cukup jelas
Pasal 79
Cukup jelas
Pasal 80
Cukup jelas
Pasal 81
Cukup jelas
Pasal 82
Cukup jelas
Pasal 83
Cukup jelas
Pasal 84
Cukup jelas
Pasal 85
Cukup jelas
Pasal 86
Cukup jelas
Pasal 87
Cukup jelas
Pasal 88
Cukup jelas
Pasal 89
Cukup jelas
Pasal 90
Cukup jelas
Pasal 91
Cukup jelas
88
Pasal 92
Cukup jelas
Pasal 93
Cukup jelas
Pasal 94
Cukup jelas
Pasal 95
Cukup jelas
Pasal 96
Cukup jelas
Pasal 97
Cukup jelas
Pasal 98
Cukup jelas
Pasal 99
Cukup jelas
Pasal 100
Cukup jelas
Pasal 101
Cukup jelas
Pasal 102
Cukup jelas
Pasal 103
Cukup jelas
Pasal 104
Cukup jelas
Pasal 105
Cukup jelas
Pasal 106
Cukup jelas
Pasal 107
Cukup jelas
Pasal 108
Cukup jelas
Pasal 109
Cukup jelas
Pasal 110
Cukup jelas
Pasal 111
Cukup jelas
Pasal 112
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Peraturan zonasi merupakan ketentuan yang
mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona
89
peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang.
Peraturan zonasi berisi ketentuan yang harus, boleh, dan tidak boleh dilaksanakan pada zona
pemanfaatan ruang yang dapat terdiri atas ketentuan tentang amplop ruang (koefisien dasar ruang hijau, koefisien dasar bangunan, koefisien
lantai bangunan, dan garis sempadan bangunan), penyediaan sarana dan prasarana, serta ketentuan
lain yang dibutuhkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
Pasal 113
Cukup jelas
Pasal 114
Cukup jelas
Pasal 115
Cukup jelas
Pasal 116
Cukup jelas
Pasal 117
Cukup jelas
Pasal 118
Cukup jelas
Pasal 119
Cukup jelas
Pasal 120
Cukup jelas
Pasal 121
Cukup jelas
Pasal 122
Cukup jelas
Pasal 123
Cukup jelas
Pasal 124
Cukup jelas
Pasal 125
Cukup jelas
Pasal 126
Cukup jelas
Pasal 127
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “izin prinsip“ adalah
izin yang diberikan oleh Pemerintah/pemerintah daerah untuk menyatakan suatu kegiatan secara prinsip
diperkenankan untuk diselenggarakan atau beroperasi atas dasar kesesuaian dengan peruntukan ruang.
Huruf b
Izin lokasi terdiri atas izin lokasi, izin
keterangan lokasi dan izin penetapan lokasi
90
merupakan izin yang diberikan kepada
pemohon untuk memperoleh ruang yang diperlukan dalam rangka melakukan
aktivitasnya.
Huruf c
Izin perubahan penggunaan tanah
merupakan izin yang diberikan untuk alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian.
Huruf d
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 128
Ayat (1)
Izin prinsip tidak diperlukan untuk rumah tinggal
dan usaha mikro/kecil yang telah sesuai peruntukannya
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 129
Cukup jelas
Pasal 130
Cukup jelas
Pasal 131
Cukup jelas
Pasal 132
Cukup jelas
Pasal 133
Cukup jelas
Pasal 134
Cukup jelas
Pasal 135
Cukup jelas
Pasal 136
Cukup jelas
Pasal 137
Cukup jelas
Pasal 138
Cukup jelas
Pasal 139
Cukup jelas
Pasal 140
Cukup jelas
Pasal 141
91
Cukup jelas
Pasal 142
Cukup jelas
Pasal 143
Cukup jelas
Pasal 144
Cukup jelas
Pasal 145
Cukup jelas
Pasal 146
Cukup jelas
Pasal 147
Cukup jelas
Pasal 148
Cukup jelas
Pasal 149
Cukup jelas
Pasal 150
Cukup jelas
Pasal 151
Cukup jelas
Pasal 152
Cukup jelas
Pasal 153
Cukup jelas
Pasal 154
Cukup jelas
Pasal 155
Cukup jelas
Pasal 156
Cukup jelas
Pasal 157
Cukup jelas
Pasal 158
Cukup jelas
Pasal 159
Ayat (1)
Huruf a
Masyarakat dapat mengetahui rencana tata ruang melalui Lembaran Negara atau
Lembaran Daerah, pengumuman, dan/atau penyebarluasan oleh pemerintah.
Huruf b
Pertambahan nilai ruang dapat dilihat dari sudut pandang ekonomi, sosial, budaya, dan
kualitas lingkungan yang dapat berupa dampak langsung terhadap peningkatan ekonomi masyarakat, sosial, budaya, dan
92
kualitas lingkungan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan penggantian yang
layak adalah bahwa nilai atau besarnya penggantian tidak menurunkan tingkat kesejahteraan orang yang diberi penggantian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 160
Ayat (1)
Huruf a
Mentaati rencana tata ruang yang telah
ditetapkan dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang untuk memiliki izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang sebelum pelaksanaan pemanfaatan ruang.
Huruf b
Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai
kewajiban setiap orang untuk melaksanakan pemanfaatan ruang sesuai dengan fungsi
ruang yang tercantum dalam izin pemanfaatan ruang.
Huruf c
Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang dimaksudkan sebagai kewajiban setiap orang
untuk memenuhi ketentuan kualitas ruang.
Huruf d
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 161
Cukup jelas
Pasal 162
Cukup jelas
Pasal 163
93
Cukup jelas
Pasal 164
Cukup jelas
Pasal 165
Cukup jelas
Pasal 166
Cukup jelas
Pasal 167
Cukup jelas
Pasal 168
Cukup jelas
Pasal 169
Cukup jelas
Pasal 170
Cukup jelas
Pasal 171
Cukup jelas
Pasal 172
Cukup jelas
Pasal 173
Cukup jelas
Pasal 174
Cukup jelas
Pasal 175
Cukup jelas
Pasal 176
Cukup jelas
Pasal 177
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR..