penjabaran penilaian

4
5. Penjabaran penilaian Penilaian diarahkan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu melalui berbagai alternative penilaian yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, ulangan, penugasan, tes praktek, proyek dan portofolio yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi pemahaman konsep (comprehension), melakukan prosedur, representasi dan penafsiran, penalaran (reasononing), pemecahan masalah dan sikap. Pemahaman (comprehension): kemampuan untuk menangkap arti materi pelajaranyang dapat berupa kata, angka, simbol, menjelaskan sebab akibat.Contoh pada jenjang pemahaman adalah memberikan contoh lain dari yang telah dicontohkan, menjelaskan kembali dengan menggunakan kalimat yang disusun siswa sendiri, menggunakan penerapan pada kasus lain, atau menjelaskan hubungan antar unsur. Penilaian dalam aspek representasi melibatkan kemampuan untuk menyajikan kembali suatu permasalahan atau obyek matematika melalui hal-hal berikut: memilih, menafsirkan, menterjemahkan, dan menggunakan grafik, tabel, gambar, diagram, rumus, persamaan, maupun benda konkret untuk memotret permasalahan sehingga menjadi lebih jelas. Penilaian dalam aspek penafsiran meliputi kemampuan menafsirkan berbagai bentuk penyajian seperti tabel, grafik, menyusun model matematika dari suatu situasi. Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi contoh dan bukan contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture), menjelaskan hubungan, membuat generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat kesimpulan, merencanakan dan mengkonstruksi argumen- argumen matematis, menurunkan atau membuktikan kebenaran rumus dengan berbagai cara. Penilaian pemecahan masalah dalam matematika merupakan proses untuk menilai kemampuan menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam

Upload: izhra-althafunnitsa

Post on 29-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penjabaran penilaian.

TRANSCRIPT

5. Penjabaran penilaianPenilaian diarahkan untuk menilai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu melalui berbagai alternative penilaian yaitu observasi, penilaian diri, penilaian antar peserta didik, ulangan, penugasan, tes praktek, proyek dan portofolio yang disesuaikan dengan karakteristik kompetensi. Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi pemahaman konsep (comprehension), melakukan prosedur, representasi dan penafsiran, penalaran (reasononing), pemecahan masalah dan sikap.Pemahaman (comprehension): kemampuan untuk menangkap arti materi pelajaranyang dapat berupa kata, angka, simbol, menjelaskan sebab akibat.Contoh pada jenjang pemahaman adalah memberikan contoh lain dari yang telah dicontohkan, menjelaskan kembali dengan menggunakan kalimat yang disusun siswa sendiri, menggunakan penerapan pada kasus lain, atau menjelaskan hubungan antar unsur.Penilaian dalam aspek representasi melibatkan kemampuan untuk menyajikan kembali suatu permasalahan atau obyek matematika melalui hal-hal berikut: memilih, menafsirkan, menterjemahkan, dan menggunakan grafik, tabel, gambar, diagram, rumus, persamaan, maupun benda konkret untuk memotret permasalahan sehingga menjadi lebih jelas. Penilaian dalam aspek penafsiran meliputi kemampuan menafsirkan berbagai bentuk penyajian seperti tabel, grafik, menyusun model matematika dari suatu situasi.Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi contoh dan bukan contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture), menjelaskan hubungan, membuat generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat kesimpulan, merencanakan dan mengkonstruksi argumen-argumen matematis, menurunkan atau membuktikan kebenaran rumus dengan berbagai cara.Penilaian pemecahan masalah dalam matematika merupakan proses untuk menilai kemampuan menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal, baik dalam konteks matematika maupun di luar matematika. Masalah dalam matematika dapat berupa masalah rutin dan masalah non rutin. Masalah rutin dapat dipecahkan dengan metode yang sudah ada dan sering disebut sebagai masalah penerjemahan karena deskripsi situasi dapat langsung diterjemahkan dari kata-kata menjadi kalimat-kalimat matematika. Masalah nonrutin tidak dapat dipecahkan dengan prosedur rutin sehingga siswa harus menyusun sendiri strategi untuk memecahkan masalah tersebut. 6. Penentuan alokasi waktu dan sumber belajar didasarkan pada beban kedalaman materi pembelajaran dan kompetensi, pengalaman dan karakteristik guru dalam melaksanakan pembelajaran, kondisi dan potensi siswa, ketersediaan dan kapasitas satuan pendidikan dalam pengalokasian sumber belajar.Komponen-komponen RPP secara operasional diwujudkan dalam bentuk format berikut ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah:Mata pelajaran:Kelas/Semester:Materi Pembelajaran:Alokasi Waktu:

A. Kompetensi Inti (KI)B. Kompetensi Dasar1. KD pada KI-12. KD pada KI-23. KD pada KI-34. KD pada KI-3C. Indikator Pencapaian Kompetensi*)1. Indikator KD pada KI-12. Indikator KD pada KI-23. Indikator KD pada KI-34. Indikator KD pada KI-4D. Deskripsi Materi Pembelajaran (dapat berupa rincian, uraian, atau penjelasan materi pembelajaran)E. Kegiatan Pembelajaran1. Pertemuan Pertama: (...JP)a. Kegiatan Pendahuluanb. Kegiatan Inti**) Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi Menalar Mengomunikasikanc. Kegiatan Penutup2. Pertemuan Kedua: (...JP)a. Kegiatan Pendahuluanb. Kegiatan Inti**) Mengamati Menanya Mengumpulkan informasi Menalar Mengomunikasikanc. Kegiatan Penutup3. Pertemuan seterusnya.F. Penilaian 1. Teknik penilaian2. Instrumen penilaian dan pedoman penskorana. Pertemuan Pertamab. Pertemuan Keduac. Pertemuan seterusnyaG. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar1. Media/alat2. Bahan3. Sumber Belajar

*)Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda.Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-1 dan KI-2 dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati. Indikator untuk KD yang diturunkan dari KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik yang dapat diamati dan terukur.**)Pada kegiatan inti, kelima pengalaman belajar tidak harus muncul seluruhnya dalam satu pertemuan tetapi dapat dilanjutkan pada pertemuan berikutnya, tergantung cakupan muatan pembelajaran.