peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas … · nama : febrian adi nugroho nomor mahasiswa...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X SMA
NEGERI 1 PLAYEN MELALUI MODEL JOYFULL LEARNING
BERBANTU DENGAN MEDIA PUZZLE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
FEBRIAN ADI NUGROHO
NIM: 131314025
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Allah S.W.T yang tiada henti memberikan berkat dan rahmat-Nya yang
melimpah kepada saya.
2. Kepada kedua orang tua Bapak Haryadi dan Ibu Marilah, Kakak Muhammad
Irfan Hari Utomo, adik Luthfi Destrian yang sangat mencintai, menyayangi
saya dan memberikan kekuatan, dukungan, dan doa, serta untuk saudara-
saudara saya yang tercinta yang selama ini sangat menyayangi saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Bermimpi indahlah ketika kamu sukses, bukan bermimpi indah menjadi orang
sukes
(Febrian Adi Nugroho)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 31 Oktober 2017
Febrian Adi Nugroho
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Febrian Adi Nugroho
Nomor Mahasiswa : 131314025
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 PLAYEN MELALUI MODEL JOYFULL LEARNING
BERBANTU DENGAN MEDIA PUZZLE”
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya
dalam bentuk perangkat data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 31 Oktober 2017
Yang menyatakan
(Febrian Adi Nugroho)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS X
SMA NEGERI 1 PLAYEN MELALUI MODEL JOYFULL LEARNING
BERBANTU DENGAN MEDIA PUZZLE
Febrian Adi Nugroho
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa
dengan penerapan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle.
Metode penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Taggart
melalui empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X MIIA 2 yang berjumlah 22 siswa.
Objek penelitian ini adalah prestasi belajar dan model joyfull learning. Teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen observasi, wawancara dan tes.
Analisis data menggunakan teknik deskriptif komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan pada prestasi belajar
sejarah siswa, dari segi kognitif, dan psikomotorik. Dari segi kognitif, ada
peningkatan pada prestasi belajar sejarah dengan penerapan model joyfull learning
berbantu media puzzle. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata keadaan awal yaitu
59,09, pada siklus 1 menjadi 78,68 atau meningkat 19,59% dan pada siklus 2
meningkat lagi menjadi 82,72 atau meningkat 4,04%. Sedangkan siswa yang
memenuhi KKM pada keadaan awal yaitu 27,02% meningkat menjadi 90,90%
pada siklus 1 dan pada siklus 2 meningkat menjadi 95,45%. Dari segi
psikomotorik, ada peningkatan pada kegiatan belajar dan kemampuan siswa
dalam mempresentasikan hasil diskusi. Pada kegiatan belajar siswa kriteria aktif
di pra siklus dari 4,45% menjadi 81,81% di siklus 1 atau meningkat 77,36%. Pada
siklus 2, kriteria aktif siklus 1 yaitu 81,81% meningkat menjadi 95,45%. Pada
kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi dilihat dari kriteria aktif
yaitu dari 4,54% di pra siklus menjadi 45,45% atau meningkat 40,91%. Pada
siklus 2, kriteria aktif yaitu 45,45% di siklus 1 menjadi 63,63% di siklus 2 atau
meningkat 18,18%.
Kata kunci : Prestasi Belajar, Joyfull Learning, dan Media Puzzle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMPROVEMENT SCORES IN HISTORY SUBJECT OF 10 GRADE
STUDENTS OF SMA N 1 PLAYEN BY USING JOYFULL LEARNING
MODEL AND PUZZLE
Febrian Adi Nugroho
Sanata Dharma University
2017
This research describs the improvement of the students‘ learning outcomes
during the implementation of joyfull learning model with puzzle as the medium.
The methodology of this research used is Action research Cemmis and
Taggart theory which include four stages: planning, acting, observing and
reflecting. The subject of this research were 22 students of X MIIA 2. Object this
research were learning achievements and joyfull learning model. The instruments
used to collect the data in this research were observation sheets, interview lists
and tests sheets. The researcher used comparative descriptive techique with
percentage.
The research results show that there is an increase in students‘ learning
achievements on history subject, in terms of cognitive, affective and
psychomotoric. In terms of cognitive, there is an increase in students‘ learning
achievements in history subject. It is based on the average score at the pre cycle
which was 59,09, while in cycle 1 was 78,68 or 19,59 % of the increase and in
cycle 2 becomes better as 82,72 or an increase of 4,04 %. Meanwhile, students
who reached the minimum passing score in the pre cycle was 27,02 % increasing
to 90,90 % in cycle 1 and in increased to 95,45 % cycle 2. In terms of
psychomotoric, there is an increase on learning activities and the ability of
students in presenting the results of the discussion. In learning activities the active
criteria in pre cycle which was 4,54% and 81,81% in cycle 1 or an increase of
77,36%. While in cycle 2, the active criteria increased to 95,45% or increased
13,45% from cycle 1. In the ability of students in presenting the results of
discussion this can be seen from the active criteria from 4,54 % in pre cycle
became 45,45% or increased 40,91% from the pre cycle. In cycle 2 the active
criteria became 63,63% or increasing 18,18% from cycle 1.
Keywords: students' outcomes, joyfull learning, and puzzle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan yang maha kuasa karena
berkat dan kasih-Nya, skripsi yang berjudul ―Peningkatan Prestasi Belajar
Sejarah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Playen Melalui Model Joyfull Learning
Berbantu Dengan Media Puzzle‖ dapat diselesaikan oleh penulis. Penulis
menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
4. Bapak Drs. Y.R Subakti, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing I yang
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd. sebagai Dosen Pembimbing II yang
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Bapak Drs. S. Adisusilo J. R. M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing peneliti .
7. Dosen Prodi Pendidikan Sejarah yang sudah memberikan banyak ilmu
pengetahuan dan nilai – nilai kehidupan untuk penulis.
8. Kedua orang tua tercinta, yaitu Bapak Haryadi dan Ibu Marilah yang sangat
mencintai saya dan selalu mendukung dan memberi kekuatan.
9. Kakak Muhammad Irfan Hari Utomo dan adik Luthfi Destrian yang selalu
mendoakan yang terbaik untuk saya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Permasalahan ........................................................................... 7
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
E. Pemecahan Masalah ...................................................................................... 8
F. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8
G. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 10
A. Kajian Teori ............................................................................................ 10
1. Pengertian Belajar ..................................................................................... 10
2. Pembelajaran Sejarah ................................................................................... 14
3. Prestasi Belajar .............................................................................. 16
4. Pembelajaran Kooperatif ......................................................................... 17
5. Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme ........................................ 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
6.Pengertian Model Joyfull Learning ................................................................ 24
7. Pengertian Media Pembelajaran ................................................................ 25
8. Media Puzzle ................................................................................................. 27
9.Penelitian yang Relevan ......................................................................... 29
B. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 31
C. .Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 32
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 33
A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 33
B. Setting Penelitian .......................................................................................... 34
C. Subjek Penelitian ........................................................................................... 34
D. Objek Penelitian .......................................................................................... 34
E. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 34
F. Desain Penelitian ........................................................................................ 36
G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 37
1. Metode Pengumpulan Data ……………………………………………… 37
a. Observasi ………………………………………………………………….. 37
b. Wawancara ……………………………………………………………..... 37
c. Tes ………………………………………………………………………….. 38
d. Dokumentasi ……………………………………………………………..... 38
2. Instrumen Pengumpulan Data …………………………………………... 38
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ……………………………………… 39
1. Validitas …………………………………………………………………… 39
2. Reliabilitas ………………………………………………………………... 41
I. Teknik Analisis Data ……………………………………………………..... 42
1. Data Kuantitatif …………………………………………………………… 41
2. Data Kualitatif …………………………………………………………… 44
a. Ranah Afektif ……………………………………………………………... 44
b. Ranah Psikomotorik ………………………................................................. 45
J. Prosedur Penelitian ………………………………………………………… 46
K. Indikator Keberhasilan …………………………......................................... 49
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ......................... 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 50
1. Keadaan Awal ………………………………………………………… 50
a. Prestasi Belajar Siswa ……………………………………………….. 50
b. Aktivitas Belajar Siswa ……………………………………………….. 52
c. Kegiatan Presentasi Siswa ……………………………………………. 54
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 ……………………………………… 56
a. Perencanaan siklus 1 ………………………………………………….. 56
b. Pelaksanaan Siklus 1 ………………………………………………….. 58
c. Observasi ……………………………………………………………..... 60
d. Refleksi ………………………………………………………………... 68
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 ……………………………………… 70
a. Pelaksanaan Siklus 2 ………………………………………………….. 70
b. Observasi ……………………………………………………………..... 71
c. Refleksi ………………………………………………………………... 79
B. Komparasi Prestasi Belajar, Aktivitas Belajar dan Kegiatan Presentasi
Belajar Sejarah………………………………………………………………
81
1. Komparasi Prestasi Belajar Siswa………………………………………... 81
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1…………………………………... 81
b. Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2……………………………………... 84
2. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa………………………………………. 87
a. Komparasi Aktivitas Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1……………….. 87
b. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2…………. 89
3. Komparasi Kegiatan Prtesentasi Siswa………………………………….. 90
a. Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus 1…… 91
b. Komparasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2…………. 93
C. Pembahasan ………………………………………………………………. 94
1. Prestasi Belajar Siswa ……………………………………………... 94
2. Aktivitas Belajar Siswa ……………………………………………. 97
3. Presentasi Belajar Siswa ……………………………………………. 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………… 100
A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Saran ……………………………………………………………………... 101
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 103
LAMPIRAN .................................................................................................. 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 PAP 1 (Patokan Acuan Penelitian)………………………………... 43
Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa…………………………… 45
Tabel 3.3 Instrumen Pengamatan Presentasi…………………………………. 46
Tabel 3.4 Indikator Keberhasilan ………………………………………… 49
Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar Sejarah Pra Siklus…………………………... 50
Tabel 4.2 Data Persentase Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus …………….. 51
Tabel 4.3 Data Aktivitas Belajar di Kelas Pra Siklus …………………….. 52
Tabel 4.4 Data Persentase Aktivitas Pembelajaran Pra Siklus …………… 54
Tabel 4.5 Data Presentasi Belajar Siswa Pra Siklus …………………........ 55
Tabel 4.6 Data Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus………….... 56
Tabel 4.7 Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1 ………………….. 60
Tabel 4.8 Data Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1…………. 61
Tabel 4.9 Data Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Siklus 1…………………… 63
Tabel 4.10 Data Persentase Aktivitas Pembelajaran Siklus 1 …………….. 64
Tabel 4.11 Data Perbandingan Aktivitas Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1 65
Tabel 4.12 Data Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 ……………………… 65
Tabel 4.13 Data Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 ………..... 66
Tabel 4.14 Data Perbandingan Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2…………………………………………………………..
67
Tabel 4.15 Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus 2 ……………………….. 72
Tabel 4.16 Data Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus 2 ……………… 73
Tabel 4.17 Data Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Siklus 2………………… 74
Tabel 4.18 Data Presentase Aktivitas Pembelajaran Siklus 2 ………………. 75
Tabel 4.19 Data Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2…………………………………………………………..
76
Tabel 4.20 Data Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 2 …………………….. 77
Tabel 4.21 Data Persentase Kegiatan Presentasi Siklus 2 ……………….. 78
Tabel 4.22 Data Perbandingan Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Siklus 2…………………………………………….................... 79
Tabel 4.23 Data Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1…………………………………………………………...
82
Tabel 4.24 Data Komparasi Persentase Prestasi Belajar Sejarah Pra Siklus
dengan Siklus 1…………………………………………………..
83
Tabel 4.25 Data Komparasi Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2.. 84
Tabel 4.26 Data Komparasi Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus dengan
Siklus 2……………………………………………………….......
86
Tabel 4.27 Data Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1…………………………………………………………….
87
Tabel 4.28 Data Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1…………………………………………………………...
88
Tabel 4.29 Data Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2…………………………………………………………….
89
Tabel 4.30 Data Komparasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus
dengan Siklus 2…………………………………..........................
90
Tabel 4.31 Data Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1…………………………………………………………….
91
Tabel 4.32 Data Komparasi Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus
dengan Siklus 1………………………………………....................
92
Tabel 4.33 Data Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
siklus 2……………………………………………………………
93
Tabel 4.34 Data Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2...........................................................................................
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart …………………….. 37
Gambar 4.1 Diagram Persentase Prestasi Siswa Pra Siklus ……………… 52
Gambar 4.2 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ……………… 54
Gambar 4.3 Diagram Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus ……………… 56
Gambar 4.4 Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1 …………….. 62
Gambar 4.5 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 …………………... 64
Gambar 4.6 Diagram Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 ………………... 67
Gambar 4.7 Diagram Prestasi Belajar Siswa Siklus 2 …………………….. 73
Gambar 4.8 Diagram Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2 …………………... 76
Gambar 4.9 Diagram Kegiiatan Presentasi Siswa Siklus 2 ………………... 78
Gambar 4.10 Diagram Komparasi Prestasi Belajar Pra Siklus dengan
Siklus 1………………………………………………………..
84
Gambar 4.11 Diagram Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1 …………… 86
Gambar 4.12 Diagram Komparasi Aktivitas Belajar Sejarah Siswa Pra
Siklus dengan Siklus 1…………………………….....................
88
Gambar 4.13 Diagram Komparasi Aktivitas Belajar Sejarah Siswa Siklus 1
dengan Siklus 2…………………………………………………
90
Gambar 4.14 Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1………………………………………………………….
92
Gambar 4.15 Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2………………………………………………………..
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Kabupaten Gunung Kidul………….. 106
Lampiran 2 : Silabus ……………………………………......................... 107
Lampiran 3 : RPP Siklus 1………………………………………………. 110
Lampiran 4 : RPP Siklus 2………………………………………………. 117
Lampiran 5 : Lembar Observasi………………………………………… 128
Lampiran 6 : Kisi-kisi soal siklus 1…………………………………….. 129
Lampiran 7 : Kisi-kisi soal siklus 2………............................................... 131
Lampiran 8 : Soal Siklus 1………………………………………………. 134
Lampiran 9 : Soal Siklus 2………………………………………………. 142
Lampiran 10 : Wawancara……………………………………………….. 149
Lampiran 11 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus)………….. 152
Lampiran 12 : Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus 1 ............................. 153
Lampiran 13 : Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus 1 ............................... 154
Lampiran 14 : Validitas Essay Siklus 1 .................................................. 155
Lampiran 15 : Reliabilitas Soal Essay Siklus 1 ………………………….. 156
Lampiran 16 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1……………... 157
Lampiran 17 :Validitas Soal Pilihan Ganda Soal Siklus 2……………….. 158
Lampiran 18 : Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus 2 ...................... 159
Lampiran 19 : Validitas Soal Essay Siklus 2…………………………….. 160
Lampiran 20 : Reliabilitas Soal Essay Siklus 2………………………….. 161
Lampiran 21 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 2…………….. 162
Lampiran 22: Dokumentasi………………………………………………. 163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa.1Pendidikan merupakan sarana untuk seseorang
mengembangkan potensi dirinya, kepribadian, kecerdasan serta keterampilan yang
dibutuhkan untuk dirinya sendiri, masyarakat dan juga untuk negaranya.2Oleh
karena itu, pendidikan merupakan sarana yang sangat penting untuk seluruh
masyarakat karena dalam sebuah pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai,
yaituuntuk menciptakan masyarakat yang memiliki kualitas, maksudnya adalah
menjadi masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti, berkepribadian yang bertanggungjawab serta sehat jasmani
maupun rohani.3
Dalam sebuah pendidikan tidak terlepas dari pembelajaran. Pembelajaran
ialah proses transfer informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa.4Dalam
proses pembelajaran tentu memiliki unsur-unsur yang harus diperhatikan agar
proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien, salah satunya adalah
memilih model pembelajaran. Ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan
model pembelajaran sangat mempengaruhi proses pembelajaran.
1Tampubolon M,Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuan. Jakarta. Erlangga 2014, hlm 133 2Ramlah Ahmadi, Pengantar Pendidikan : Asas dan Filsafat Pendidikan, Yogyakarta,Ar-Ruzz
Media, 2014, hlm 38. 3Ibid, hlm 47-48
4Jemi Fantula, Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dan Pemanfaatan Media Audio Visual, 2016, hlm 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut pendekatan konstruktivisme, kegiatan mengajar bukan hanya
memindahkan ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa, akan tetapi siswa
sendirilah sumber pengetahuannya.5 Untuk menciptakan pembelajaran yang
sesuai dengan pendekatan konstruktivisme, tentu dalam proses pembelajaran
idealnya harus dapat menghadirkan suasana pembelajaran yang bermakna,
dinamis dan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan kewajiban pendidikan dalam
UU no. 20 tahun 2003 pasal 40 ayat 2 yang menjelaskan bahwa pendidikan
berkewajiban untuk menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,
menyenangkan, kreatif dan dialogis.
Setiap sekolah memiliki ciri khas tersendiri dibandingakan dengan sekolah
yang lainnya, misalkan saja SMA N 1 Playen. Di SMA N 1 Playen memiliki
lingkungan yang asri, sejuk, bersih dan nyaman. Terdapat tanaman-tanaman hijau
disetiap depan kelas membuat nyaman dipandang mata. Di SMA N 1 Playen juga
menyediakan rest area untuk siswa beristirahat saat jam istirahat, mengobrol
dengan teman, sharing tentang pelajaran dan ada juga yang belajar di area
tersebut. Mereka sangat senang disana karena suasananya nyaman dan sejuk.
Di SMA N 1 Playen juga terdapat perpustakaan yang menyediakan buku-
buku untuk kebutuhan belajar siswa. Sering terlihat siswa yang datang
keperpustakaan untuk belajar dan meminjam buku. Siswa sangat memanfaatkan
perpustakaan untuk menambah ilmu mereka saat jam istirahat atau saat jam
kosong pelajaran.
5Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1997, hlm .65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Selain menyediakan rest area dan perpustakaan,di SMA N 1 Playen juga
menyediakanMasjid untuk siswa yang beragama muslimberibadah mendekatkan
diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Kegiatan rutin dihari Jumat pun tidak
pernah ditinggalkan. Guru, karyawan serta siswa-siswinya semua tertib
menjalakan ibadah shalat jumat di Masjid tersebut secara berjamaah. Suasana
yang begitu kekeluargaan tercermin di SMA N 1 Playen yang membuat nyaman
ketika berada disana.
Seiring dengan perkembangan, keberhasilan demi keberhasilan dibidang non
akademik telah banyak dicapai oleh SMA N 1 Playen. Di SMA N 1 Playen telah
menjuarai lomba-lomba yang pernah diadakan pemerintah Gunungkidul.
diantaranya adalah juara 1 karate, juara 1 taekwondo, juara 1 desain grafis dan
masih banyak lagi prestasi yang diperoleh. Dengan keadaan lingkungan yang telah
dijelaskan di atas dan beberapa perolehan juara yang didapat, peneliti masih
melihat ada hal yang perlu ditingkatkan di SMA N 1 Playen. Hal tersebut adalah
prestai belajar siswa khusunya dalam pelajaran Sejarah.
Berdasarkan hasil wawancara (lampiran 10 halaman 149) dengan guru
Sejarah kelas X SMA N 1 PLAYEN menjelaskan bahwa siswa masih banyak
yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar yang telah ditentukan untuk mata
pelajaran sejarah yaitu 75. Hal tersebut dilihat dari nilai murni yang diperoleh
siswa kelas X dimana hanya ada 5 dari 22 siswa yang mencapai ketuntasan belajar
sesuai dengan ketuntasan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal ini
dikarenakan siswa merasa bosan dengan pembelajaran Sejarah hanya berisikan
ceramah saja sehingga membuat suasana pembelajaran membosankan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
berakibat siswa menjadi mengantuk. Dengan proses pembelajaran yang
sedemikian rupa membuat prestasi belajar siswa menjadi rendah. Rendahnya
prestasi belajar juga terjadi karena pelajaran sejarah dianggap bukan pelajaran
untuk ujian nasional, sehingga siswa hanya fokus mempelajari pelajaran yang
diujikan dalam ujian nasional. Sedangkan pelajaran yang tidak diujikan dalam
ujian nasional cenderung mereka abaikan salah satunya adalah pelajaran sejarah.
Dalam proses pembelajaran di sekolah, khususnya pembelajaran sejarah,
guru dibanyak sekolah cenderung masih menggunakan metode
ceramah/konvensional dan hanya sedikit diantaranya menggunakan media
pembelajaran. Seperti yang kita ketahui bahwa model pembelajaran konvensional
dinilai hanya guru saja yang aktif, sementara peserta didiknya pasif, sehingga
pelajarannya dinilai kurang menarik dan tidak menyenangkan.6Hal ini tentu juga
berlawanan dengan pendekatan kontruktivisme yang menuntut siswa untuk
memiliki sifat kritis dalam memecahkan suatu permasalahan.Pembelajaran yang
demikian menjadikan pembelajaran kurang menarik, kurang bergairah, siswa
terlihat kurang antusias, malas mengikuti pelajaran, daya kreativitasnya rendah,
aktivitas rendah, minat belajar rendah dan siswa bersikap acuh tak acuh yang
akhirnya menjadikan prestasi belajarnya rendah.
Agar pembelajaran Sejarah berlangsung secara aktif, kreatif dan
menyenangkan maka proses pembelajaran harus dibangun berdasarkan
kegembiraan siswa dan guru7 Sekarang ini ada berbagai macam model
pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk membuat siswa atau peserta
6Tasrial Daryanto, Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta. Gava Media, 2012, hlm. 111
7Susilo,.Penelitian Tindakan Kelas, Sleman, Pustaka Book Publisher,2007, hlm. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
didik menjadi lebih antusias dalam proses pembelajaran.Sebagai contohnya adalah
menggunakan model pembelajaran yang membuat siswa merasa nyaman dan
senang. Model pembelajaran tersebut adalah modeljoyfull learning.Model joyfull
learning adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Maksud pembelajaran menyenangkan adalah
adanya pola hubungan yang baik antara guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam
hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari siswanya.Selain dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan, model joyfull learning perlu
diterapkan karena didalam model ini juga menuntut keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dan guru sebagai fasilitator. Dengan menggunakan model
pembelajaran yang menyenangkan maka diharapkan siswa dapat aktif dan kreatif,
yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa8
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA N 1 Playen perlu
penggunaan model pembelajaran yang bisa membuat peserta didik tertarik dalam
proses pembelajaran dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Upaya yang dilakukan oleh peneliti adalah menerapkan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle dalam proses pembelajaran di kelas.
Dalam prakteknya, penggunaan model joyfull learning banyak menuntut
keaktifan belajar siswa. Dengan penerapan model joyfull learning berbantu
dengan media puzzle, proses belajar mengajar di kelas akan menjadi menarik,
menyenangkan dan lebih aktif. Suasana pembelajaran pasti berbeda dengan
8Tasrial Daryanto,op.cit hlm. 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pendekatan konvensional yang hanya mengandalkan ceramah. Hal ini juga
didukung oleh Fajar Arif Wijaya Latief dalam skripsinya yang berjudul
―Penerapan Strategi Pembelajaran Joyfull Learning Berbantu Dengan Humor
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi Pada Kelas XI IPS 3 Di MAN 2
Madiun Tahun Ajaran 2014/2015‖. Menurut Fajar pembelajaran yang
menyenangkan akan selalu menggugah rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
Rasa ingin tahu inilah yang akan membuat siswa aktif dan merasakan ilmu yang
mereka cari akan bermanfaat bagi mereka. Dia juga berpendapat bahwa apabila
pembelajaran dikondisikan dalam suasana yang menyenangkan maka siswa akan
kreatif dan inovatif. Hal ini akan berkaitan langsung dengan prestasi belajar siswa,
yang ditunjukkan dengan nilai kognitif9
Jika seorang pendidik mampu menguasai dan menentukan metode belajar
yang sesuai dengan kebutuhan siswa, maka proses belajar mengajar di kelas akan
berlangsung dengan baik. Hal tersebut juga akan berdampak baik terhadap
prestasi belajar yang dicapai siswa. Dengan demikian peranan seorang pendidik
(guru) dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena berhasil atau
tidaknya kegiatan belajar mengajar tersebut sangat ditentukan oleh kreativitas
guru dalam mengemas suatu mata pelajaran. Kreativitas guru dalam mengemas
suatu pelajaran akan menarik siswa untuk lebih mendalami dan mempelajari
pelajaran tersebut khususnya pelajaran sejarah.
Dengan penerapan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle
maka diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar, aktivitas belajar dan
9Fajar Arif Wijaya Latief, Penerapan Strategi Pembelajaran Joyful Learning Berbantu Dengan
Humor Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Akuntansi Pada Kelas Xi Ips 3 Di Man 2 Madiun
Tahun Ajaran 2014/2015, hlm 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
kegiatan presentasi belajar siswa dalam pembelajaran sejarah kelas X SMA N 1
Playen. Penerapan model joyfull learning juga diharapkan akan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Penelitian ini pun diharapkan mampu membawa perubahan
dalam pembelajaran sejarah yang saat ini dianggap monoton dan kurang vareatif
menjadi pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.
B. Identifikasi Permasalahan
Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikaan
permasalahan yaitu sebagai berikut :
1. Rendahnya prestasi belajar Sejarah siswa.
2. Pembelajaran Sejarah dinilai bukan sebagai pembelajaran yang menarik.
3. Kurangnya kreativitas guru dalam menggunakan model pembelajaran.
4. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran Sejarah.
5. Sejarah bukan mata pelajaran untuk ujian nasional.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi permasalahan yakni pada
peningkatan prestasi belajar sejarah melalui penerapan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle di kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen.
D. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah rendahnya prestasi
belajar siswa Kelas X SMA N 1 Playen dalam pembelajaran sejarah. Masalah
tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: ―Apakah model joyfull learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
berbantu media puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X
SMA N 1 Playen ?
E. Pemecahan Masalah
Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa hanya dimungkinkan jika
siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.
Menciptakan susasana yang menyenangkan dan tidak monoton. Dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa perlu diupayakan sebuah model atau
pendekatan yang lebih bervariasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat
mengatasi permasalahan tersebut adalah model joyfull learning berbantu dengan
media puzzle.
F. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus, masing-masing tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dengan penerapan
model joyfull learning berbantu dengan media puzzle.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk
meningkatkan prestasi siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Diharapkan dengan adanya metode belajar yang kreatif dari guru akan
mampu menumbuhkan semangat belajar siswa.
b. Diharapkan dengan guru yang kreatif dapat menjadikan sekolah yang
memiliki siswa yang kreatif dan cerdas serta berprestasi.
2. Bagi Guru
a. Dapat memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inovatif lagi sehingga
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan suatu
model dan metode pembelajaran.
3. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Dapat membuat siswa untuk aktif dalam pembelajaran sehingga siswa
tidak akan bosan saat mengikuti pembelajaran sejarah.
4. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan pengetahuan bahwa siswa akan lebih senang dan
akan mengerti dalam memahami dan mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode-metode yang kreatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang lain dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam
kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.Perubahan
tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan
(kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan
sikap (afektif).10
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sehingga jika kita sebagai manusia dan ingin mendapatkan sesuatu hal maka
kita harus berusaha agar apa yang kita inginkan dapat tercapai. Suatu usaha
dapat dilakukan secara individu ataupun kelompok. Selama usaha tersebut dapat
menjadikan tercapainya suatu hal yang diinginkan.11
Belajar adalah perubahan
tingkah laku yang dialami individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.12
10
Nara Siregar,Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia, 2011. Hlm. 3 11
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003,
hlm.13 12
Anisah Basleman dan Syamu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, Bandung. PT. Remaja
Rosdakarya, 2011, hlm. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Menurut para ahli pendidikan mendefinisikan belajar sebagai berikut:13
a) Gagne
Belajar adalah perubahan diposisi atau kemampuan yang dicapai
seseorang melalui aktivitas.
b) Traves
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku.
c) Cronbach
Belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman
d) Morgan
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai
hasil dari pengalaman
Menurut beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan proses perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang menyangkut
beberapa aspek kehidupan. Perubahan tingkah laku tersebut bersifat permanen
sebagai wujud dari pengalaman.
a. Ciri-ciri Belajar
Mengutip dari buku Baharuddin,dkk tentang ciri-ciri belajar menurut
para ahli disimpulkan sebagai berikut :14
1) Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change behavior).
Jadi hasil dari belajar seseorang dapat diamati dari tingkah lakunya.
Seperti misalnya ada perubahan tingkah laku yang semula tidak tahu
menjadi tahu. Tanpa kita mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak
akan pernah tau ada tidaknya hasil belajar.
2) Perubahan tingkah laku relative permanent. Maksudnya adalah ketika
terjadi perubahan tingkah laku disebabkan karena belajar dalam waktu
tertentu, maka perubahan tersebut sksn tetap dan tidk berubah-ubah
3) Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman.
4) Pengalaman serta latihan dapat memberikan penguatan. Jadi, ketika
seseorang belajar, dengan adanya pengalaman serta latihan maka akan
memperkuat dalam perubahan tingkah laku.
13
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2009, hlm . 2-3 14
Baharuddin - Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta, Ar-Ruzz Media,
2015, hlm. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
b. Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam tugas melaksanakan proses pembelajaran di kelas, seorang guru
perlu memperhatikan beberapa prinsip belajar yaitu sebagai berikut :15
1) Dalam belajar siswa sendirilah yang harus belajar, bukan orang lain.
Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.
2) Siswa harus belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya. Sehingga
ketika guru memberikan materi pembelajaran harus disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
3) Siswa perlu mendapat penguatan langsung pada setiap langkah selama
proses belajar agar siswa dapat belajar dengan baik.
4) Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa,
nantinya akan membuat proses belajar siswa lebih berarti.
5) Guru juga peru memberikan tanggung jawab dan kepercayaan kepada
siswanya dalam belajar agar meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Tahap-tahap Belajar
Dalam proses belajar khususnya belajar yang terjadi di sekolah, itu
melalui tahap-tahap sebagai berikut :16
1) Tahap Motivasi
Tahap motivasi yaitu saat bangkitnya keinginan siswa untuk
melakukan kegiatan belajar. Misalnya ketika siswa antusias dalam
memperhatikan apa yang akan dipelajari, mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, dan mendengarkan apa yang di ucapkan guru.
2) Tahap Konsentrasi
Siswa harus memusatkan perhatian untuk tertuju pada hal yang akan
dipelajari. Biasanya pada tahap ini perhatian siswa hanya tertuju pada
penampilan guru.
3) Tahap Mengolah
Pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi yang didapatkan dari
guru kemudian siswa mengolah informasi tersebut untuk diberi makna
berupa inti-inti dari setiap materi sesuai penangkapan mereka.
4) Tahap Menyimpan
Siswa menyimpan informasi dari guru berupa inti-inti materi sesuai
dengan penangkapan mereka. Pada tahap ini hasil belajar sudah
diperoleh, baik baru sebagian maupun keseluruhan. Perubahan-
perubahan pun sudah terjadi, baik pengetahuan, sikap maupun
keterampilan. Untuk perubahan sikap dan ketrampilan diperlukan belajar
15
Ibid, hlm. 19 16
Ibid, hlm. 20-22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang tidak hanya sekali melainkan harus beberapa kali, baru kemudian
terlihat perubahannya.
5) Tahap Menggali
Setelah siswa melalui tahap menyimpan kemudian siswa menggali
informasi untuk dikaitkan dengan informasi yang baru yang dia terima.
Ini terjadi pada waktu pelajaran berikutnya yang merupakan kelanjutan
dari pelajaran sebelumnya.
6) Tahap Prestasi
Setelah informasi digali kemudian digunakan untuk menunjukkan
prestasi yang merupakan hasil dari belajar.
7) Tahap Umpan Balik
Siswa harus memperoleh penguatan walaupun prestasi yang
didapatkan memuaskan, agar pelajaran yang didapatkan benar-benar
dipahami.
d. Aktivitas Belajar
Berikut ini merupakan aktivitas-aktivitas saat seseorang belajar.
Aktivitas-aktivitas tersebut dijelaskan sebagai berikut :17
1) Mendengarkan
Mendengarkan merupakan suatu aktivitas dalam belajar. Ketika guru
menjelaskan pelajaran dengan berceramah, maka siswa dituntut untuk
mendengarkan materi yang disampaikan. Agar materi yang dijelaskan guru
dapat dipahami oleh siswa.
2) Memandang
Aktivitas memandang berhubungan dengan indra pengelihatan yaitu
mata. Memandang adalah mengarahkan indra pengelihatan kita untuk
tertuju pada suatu objek tertentu. Aktivitas memandang merupakan bagian
dari belajar. Ketika siswa melihat papan tulis yang berisi tulisan, hal
tersebut merupakan bagian dari transfer ilmu.
3) Meraba, membau dan mencicipi
Meraba, membau dan mencicipi merupakan alat indera manusia yang
dapat dijadikan sebagai alat untuk keperluan belajar. Aktivitas meraba,
membau dan mencicipi harus didasarkan oleh suatu tujuan. Dengan
demikian aktivitas tersebut dapat dikatakan belajar jika didorong oleh
kebutuhan.
4) Menulis atau Mencatat
Dalam dunia pendidikan, kegiatan menulis dan mencatat merupakan
kegiatan yang sering dilakukan seseorang ketika belajar. Dengan menulis
dan mencatat dapat digunakan seseorang untuk mengingat kembali
pelajaran yang sudah disampaikan guru melalui hasil menulis atau
mencatatnya.
17
Syaiful Bahari Djamariyah, Psikologi Belajar, Jakarta, Renika Cipta, 2011, hlm. 38-39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5) Membaca
Kegiatan membaca merupakan aktivitas yang banyak dilakukan
seseorang ketika belajar. Membaca dapat dilakukan dengan membaca buku,
koran, majalah dan lain sebagainya.
6) Mengingat
Mengingat merupakan suatu aktivitas belajar yang menimbulkan
kembali hal-hal yang telah lampau. Mengingat dilakukan jika seseorang
sedang mengingat-ingat kesan yang telah dimilikinya. Kegiatan mengingat
dapat terlihat ketika seseorang sedang menghafal bahan pelajaran.beberapa
dalil, kaidah, pengertian dan lain sebagainya
7) Berfikir
Dengan berfikir orang mendapatkan pengetahuan baru, setidaknya
seseorang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.
2. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran Sejarah tergolong dalam ilmu pengetahuan sosialkarena
didalamnya mempelajari asal-usul manusia dan sejarah tentang perkembangan
manusia. Istilah ―sejarah‖ sendiri berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata
―syajaratun‖ yang memiliki arti ―pohon kayu‖. Pengertian ―pohon kayu‖ di sini
bermakna sebagai ―pohon keluarga‖ ibarat pohon yang terbalik yang terlihat
seperti asal-usul atau silsilah keluarga pada zaman dahulu.18
Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa
lampau yang terkait dengan kehidupan manusia. Ilmu yang mempelajari tentang
kejadian-kejadian itu disebut ilmu sejarah.19
Dalam buku Widja, Sejarah
merupakan suatu studi keilmuan tentang segala sesuatu yang telah dialami oleh
manusia di waktu yang lampau dan telah meninggalkan jejak-jejaknya di waktu
sekarang. Sejarah juga berusaha mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu
18
HeliusSjamsuddin, 1996, Metodologi sejarah, Jakarta, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik,
hlm.2 19
Wahyudi Madjid, ilmu sejarah: sebuah pengantar, Jakarta, Prenada Media Group.2014, hlm. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang telah dialami oleh manusia di masa lampau. Hasilnya dapat kita lihat di masa
sekarang.20
Dengan mempelajari sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak
dimasa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan datang.21
Masa
lampau merupakan serangkaian kejadian yang sudah terlewati.Tetapi masa
lampau bukan menjadi sesuatu yang harus dilupakan. Akan tetapi masa lampau
harus dijadikan sebagai pembelajaran untuk masa mendatang. Sejarah merupakan
keterhubungan dari apa yang terjadi di masa lampau dengan gambaran di masa
sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Pembelajaran sejarah juga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pendidikan
karena mengandung unsur nasionalisme untuk mengembangkan jiwa karakter
peserta didik yang nantinya sebagai generasi penerus bangsa.22
Dalam
pembelajaran sejarah kita selalu diajarkan untuk tidak lupa akan perjuangan-
perjuangan pahlawan Indonesia yang telah gugur untuk mempertahankan
kemerdekaan. Dalam hal ini siswa diajarkan nilai-nilai nasionalisme Indonesia.
Pembelajaran sejarah juga mengajarkan kita untuk melihat masa lalu supaya dapat
dipelajari untuk masa depan yang lebih baik. Kita dapat bercermin dimasa lalu
untuk melihat mana hal yang positif dan mana hal yang negatif. Tentunya hal
positiflah yang dijadikan contoh untuk menciptakan masa depan yang indah.
20
L.G Widja, Ilmu Sejarah : Sejarah dalam Prespektif Pendidikan, Semarang, Setya Wacana,
1998, hlm . 8 21
Ibid hlm. 9 22
Sri Sutjianingsih, Pengajaran Sejarah, Jakarta: Cv Dwi Jaya Karta, 1995, hlm . 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
3. Prestasi Belajar
Menurut Arifin kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang
artinya adalah hasil usaha.23
Disisi lain,prestasi belajar juga diartikan sebagai
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan
kegiatan belajarnya sesuai bobot yang telah dicapainya.24
Berdasarkan prestasi belajar, siswa dapat mengetahui tingkat penguasaan
baik materi maupun pembelajaran dengan praktik yang telah siswa kuasai. Dari
uraian tersebut maksudnya bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran aspek
kognitif kemampuan dan pengetahuan siswa pada mata pelajaran sejarah yang
dinyatakan dalam nilai atau angka yang diperoleh dari tes.25
Prestasi belajar dapat pula didefinisikan sebagai ‖nilai merupakan perumusan
terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa
selama masa tertentu‖. Prestasi belajar siswa merupakan hasil dari kegiatan siswa
selama pembelajaran, yang dapat diukur melalui tes berupa soal.26
Prestasi belajar adalah suatu bukti seseorang mencapai keberhasilan dalam
belajar dan memiliki kemampuan dalam melakukan kegiatan belajar sesuai
dengan bobot yang dicapainya.27
Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan suatu usaha dari seseorang dan mendapatkan hasil berupa
perubahan.
23
Arifin M, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1984, hlm. 2 24
Wingkel, W.S, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT Gramedia, 1996, hlm. 67 25
Ibid, hlm. 67 26
SumadiSuryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 297 27
Wingkel, op.cit, 1996, hlm. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dibagi menjadi 2,
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Kedua faktor tersebut diuraikan sebagai
berikut :28
a) Faktor Intern
Faktor Intern berasal dari dalam diri setiap individu. Faktor yang
berasal dari dalam individu meliputi N.Ach (Need for Achievement) yaitu
dorongan atau motif intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal tertentu.
Faktor intern yang biasa menghambat tercapainya prestasi adalah rasa takut
atau gagal dalam diri setiap manusia.Hal tersebut berupa perasaan cemas
saat mencoba atau menghadapi hal baru.
b) Faktor Ekstern
Faktor ekstern berasal dari luar diri individu.Faktor ekstern meliputi
faktor lingkungan disekitar tempat tinggal individu tersebut, baik
lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Suatulingkungan yang
baik tentunya akan mempengaruhi individu kearah yang positif , dan juga
sebaliknya lingkungan yang kurang baik tentunya akan membuat diri
individu kearah yang kurang baik juga.
Faktor-faktor di atas memang berpengaruh dalam peningkatan prestasi
belajar siswa. Selain faktor-faktor di atas, rendahnya prestasi belajar siswa
juga dipengaruhi oleh penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai,
misalnya metode pembelajaran konvensional. Metode konvensional
dianggap mempengaruhi prestasi belajar siswa karena hanya berisikan
ceramah saja dan siswa pun terlihat pasif ketika pembelajaran berlangsung.
4. Pembelajaran Kooperatif
Dalam jurnalnya Y.R Subakti menyarankan agar dalam pembelajaran
digunakan pendekatan pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek,
dan penemuan. Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran kelas yang
menerapkan pembelajaran kooperatif secara ekstensif, atas dasar teori bahwa
28
Damyati M Mahmud, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Yogyakarta, BPFE,
1990, hlm. 84-85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah yang mereka hadapi
dengan temannya.29
Dalam pembelajaran kooperatif menyatakan bahwa interaksi
yang dilakukan secara intens berpengaruh terhadap pemahaman konseptual
siswa.30
Sehingga untuk mempermudah siswa dalam memahami sebuah materi
yang diajarakan maka guru perlu mengadakaan tugas secara kelompok agar siswa
bisa berdiskusi dengan teman kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas mencakup semua
jenis kerja sama kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru
atau diarahkan oleh guru. Dalam hal ini guru tidak serta merta hanya memimpin
jalannya kerjasama kelompok, akan tetapi guru bertugas sebagai pemberi arah,
memberi pertanyaan-pertanyaan, menyediakan bahan-bahan dan merancang
informasi untuk membantu siswa dalam menyelesaikan sebuah masalah.31
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang memperlihatkan
partisipasi siswa dalam kelompok kecil saling berinteraksi. Dalam pembelajaran
kooperatif siswa dituntut untuk saling bekerja sama dengan siswa yang lain. Agar
setiap siswa tidak hanya bekerja untuk dirinya sendiri melainkan bisa bekerja
sama dengan siswa yang lainnya.32
29
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PAR
ADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf di akses 17 Juli 2017 30
Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode , Teknik, Struktur, dan Model Terapan,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012, hlm. 20 31
Agus Suprijono, Cooperative Learning, Pustaka Pelajar, 2009, hlm .54 32
Yohanes Arga Pribadi, Penerapan Cooperatvie Learning Tipe Numbered Head Together untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akutansi SMK YPKK 2
Sleman. 2015 hlm. 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Pembelajaran kooperatif juga merupakan sistem pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling bekerjasama dengan
temannya dalam tugas-tugas yang diberikan oleh guru.33
Pembelajaran lebih
dikenal dengan pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok.Jadi, dalam
pembelajaran peserta didik bagi dalam beberapa kelompok, dan nantinya dalam
kelompok tersebut diberi tugas oleh guru. Peserta didik dituntut untuk berdiskusi
dalam kelompok untuk menjawab pertanyaan tersebut.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang membagi siswa
dalam kelompok-kelompok kecil/besar yang nantinya dalam suatu kelompok
tersebut siswa ditutut untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru. Maka diharapkan dengan diterapkannya model yang
dijelaskan di atas bisa menumbuhkan rasa sosial peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Dalam pembelajaran koperatif memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan tersebut dibagi menjadi 2 sifat, yaitu tujuan yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik.Tujuan tersebut diuraikan sebagai berikut:34
a) Tujuan intrinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam
kelompok perasaan menjadi senang.
b) Tujuan ekstinsik adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa untuk
mencapai sesuatu tidak bisa didapat dengan bekerja sendiri, melainkan harus
dikerjakan secara bersama-sama.
Dalam buku Agus Suprijono menjelaskan dalam proses belajar, lingkungan
belajar dan sistem pengelolaan belajar kooperatif diantaranya harus :35
33
Tukaran Taniredja, Model-model Pembelajaran Inovatif, Alfabeta, Bandung, 2011, hlm 55 34
Agus Suprijono, ibid, hlm .57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a) Memberikan kesempatan terjadinya belajar berdemokrasi
b) Meningkatkan penghargaan peserta didik pada pembelajaran akademik dan
mengunah norma-norma yang terkait dengan prestasi
c) Mempersiapkan peserta didik belajar mengenai kolaborasi dan berbagai
keterampilan sosial melalui peran aktif peserta didik dalam kelompok-
kelompok kecil.
d) Memberi peluang terjadinya proses partisipasi aktif peserta didik dalam
belajar dan terjadinya dialog interaktif.
e) Menumbuhkan produktivitas dalam kelompok
Dalam pembelajaraan kooperatif terdapat 8 aspek yang harus diamati sebagai
instrumen ketika melakukan observasi di kelas, yaitu sebagai berikut :
a) Kerjasama kelompok
b) Menanggapi giliran
c) Bertanya
d) Mengemukakan pendapat
e) Mempresentasikan hasil diskusi
f) Keaktifan dalam diskusi kelompok
g) Kemampuan menganalisis
h) Kecakapan memecahkan masalah
5. Pembelajaran Sejarah Berbasis Konstruktivisme
Pembelajaran konstruktivisme merupakan proses pembelajaran yang
menerangkan bagaimana pengetahuan disusun/dikonstruksi dalam diri
manusia.36
Konstruktivisme merupakan pendekatan yang menekankan siswa
untuk secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman. Proses
pembelajaran seharusnya memberikan ruang bagi siswa untuk aktif dan menjadi
pusat kegiatan pembelajaran di kelas. Tugas guru memfasilitasi kebutuhan siswa
di kelas saat proses pembelajaran.37
35
Ibid,hlm. 66-67 36
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/PAR
ADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf di akses 17 Juli 2017 37
Hendra Kurniawan,2013, Penanaman Karakter melalui Pembelajaran Sejarah dengan
Paradigma Konstruktivisme dalam Kurikulum 2013, 2010, hlm 41-42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Dalam pembelajaran sejarah hingga saat ini masih banyak guru yang
menggunakan metode konvensional, yaitu guru menjelaskan/menerangkan
materi, kemudian murid-murid yang mendengarkan. Metode pembelajaran sejarah
yang demikian membuat siswa merasa bosan ketika proses pembelajaran sejarah
berlangsung.
Pembelajaran sejarah yang berdasarkan pendekatan konstruktivistik dapat
digunakan untuk membangkitkan keaktifan dan kreatifitas siswa.Siswa diberikan
kesempatan untuk berfikir, mendiskusikan hasil analisis, menyajikannya dan
mengambil makna dari peristiwa sejarah.Peserta didik dituntun untuk berfikir
kritis terhadap peristiwa sejarah, menemukan berbagai masalah yang ada dalam
peristiwa tersebut dan mencoba untuk mencari jalan keluar dari permasalahan
bangsa pada masa lampau. Pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran,
khususnya pembelajaran sejarah membuat siswa yang berperan aktif dalam proses
belajar mengajar dan guru akan bertugas sebagai fasilitator.38
Di dalam aliran konstuktivisme mengemukakan bahwa guru bukanlah
seseorang yang serba tau dan siswa menjadi seseorang yang belum tahu yang
nantinya harus dikasih tahu.Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa harus
senantiasa aktif mencari sumber pengetahuannya sendiri. Seorang guru nantinya
dalam proses pembelajaran di kelas membantu agar dalam pencarian sumber
pengetahuan dapat berjalan dengan baik. Sehingga dapat disimpulkan dalam
38
Ibid, hlm. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pembelajaran konstuktivisme hubungan guru dan murid lebih sebagai mitra yang
bersama-sama membangun pengetahuan.39
Dalam pendekatan kostruktivisme, siswa tidak lagi dijadikan atau
diposisikan sebagai gelas kosong yang siap untuk diisi.Bukan juga siswa dituntut
pasrah diberi begitu banyak materi.Akan tetapi lebih kepada siswa diposisikan
sebagai mitra belajar guru. Guru diposisikan bukan satu-satunya sebagai sumber
belajar. Guru hanya sebagai fasilitator di dalam kelas. Walaupun guru sebagai
fasilitator di dalam kelas, akan tetapi guru tetap memiliki peran penting dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Ketika siswa telah menyimpang dari konteks
pembelajaran peran guru adalah meluruskan agar kembali ke topik pembahasan.
a. Implikasi Konstruktivisme Terhadap Proses Belajar
Mengutip dari buku Paul Suparno, menurut kaum konstruktivis,
belajar merupakan proses pelajar mengkonstruksi arti entah teks dialog,
pengalaman fisis, dan lain-lain. Belajar juga merupakan proses
mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang
dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga
pengertianya dikembangkan. Proses tersebut antara lain ;40
1) Belajar berarti membentuk makna. Makna diciptakan oleh siswa dari apa
yang mereka lihat,dengar,rasakan,dan alami. Konstruksi arti itu
dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
2) Konstruksi arti itu adalah proses yang terus menerus. Setiap kali
berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru.
3) Belajar bukan hanya sebuah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan
suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru.
4) Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman siswa dengan dunia fisik dan
lingkungannya.
39
Paul Suparno,op cit , hlm. 71 40
Ibid, hlm. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
5) Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahuinya.
b. Implikasi Konstruktivisme Terhadap Proses Mengajar
Menurut kaum konstruktivis, mengajar bukanlah kegiatan
memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan
yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Fungsi
guru sebagai fasilitator dan mediator dijelaskan sebagai berikut :41
1) Menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan murid
bertanggungjawab dalam membuat rancangan proses dan penelitian.
2) Menyediakan atau memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang
keingintahuan peserta didik dan membantu peserta didik untuk
mengekspresikan gagasan-gagasannya. Guru harus tetap mengamati
siswa yang tujuannya adalah mengarahkan siswa agar tetap sejalur
dengan proses belajar mengajar.
3) Memantau, mengevaluasi, dan menunjukkan apakah pemikiran siswa
jalan atau tidak. Guru membantu mengevaluasi hipotesis dan
kesimpulan murid.
Dalam proses belajar di kelas, siswa perlu dibiasakan untuk dapat
memecahkan masalah-masalah, menemukan sesuatu yang memiliki kegunaan
untuk dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Saat pembelajaran khususnya dalam
pelajaran sejarah, tentu guru tidak mampu menjelaskan materi secara menyeluruh
kepada siswa. Sehingga siswa harus mampu mengkonstruksi pengetahuan dibenak
mereka sendiri. Maksud dari teori konstrukivisme ini adalah ide. Siswa harus
menemukan dan mentransformasikan infromasinya sendiri. Dengan demikian
proses belajar bukan menjadi ―menerima‖ pengetahuan akan tetapi
―mengkonstruksi‖ pengetahuan.42
41
Ibid, hlm. 65-66 42
Baharuddin, Esa Nur Wahyun, op.cit hlm. 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
6. Pengertian Model Joyfull Learning
Joyfull learning yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain, dimana dalam pembelajaran tersebut seseorang yang
mengajarkannya tidak sebagai pemegang kendali di dalam kelas, sehingga orang
yang diajarinya selalu merasa senang dalam mengikuti pembelajaran.43
Joyfull learning yaitu model pembelajaran yang membuat suasana kelas
menjadi menyenangkan dan tidak monoton.44
Siswa juga harus bisa merasakan
bahwa belajar adalah suatu yang menyenangkan sehingga akan memicu rasa ingin
tahunya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan belajarnya dari hari
ke hari.45
Dalam skripsi Fajar menyatakan bahwa belajar menyenangkan (Joyful
Learning) adalah sistem pembelajaran yang berusaha untuk membangkitkan
minat, adanya keterlibatan penuh,dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang
membahagiakan padadiri siswa. Dalam hal ini siswa tidak hanya pasif
mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran akan tetapi siswa juga
turut aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan (joyfull
learning) adalah pola berpikir dan arah yang dibuat oleh guru untuk
mengkondisikan penyampaian materi yang mudah diterima oleh siswa, sehingga
mudah dipahami siswa dan memungkinkan tercapainya prestasi belajar yang
diharapkan.46
Dengan demikian siswa dapat dengan mudahnya memahami materi
43
Vera Etika, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Joyfull Learning Berbantuan Modul
Smart-Interaktif Pada Hasil Belajar Materi Gerak Lurus,2013, hlm. 17 44
Ibid, hlm. 18 45
Kosasih, Strategi Belajar dan Pembelajaran Bandung, Yrama Widya , 2014, hlm .114 46
Fajar Arif Wijaya, op.cit, hlm. 20-21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang telah diajarkan oleh guru dapat membuat perubahan bagi siwa, yaitu
meningkatkan prestasi belajarnya.
Dalam kegiatan belajar mengajar dalam prakteknya harus dapat berjalan
secara efektif. Jika ada siswa dalam keadaan stress/tertekan, dikarenakan proses
pembelajarnya membosankan, siswa tidak akan bisa belajar dengan efektif, karena
siswa cenderung akan memikirkan masalah yang dihadapi dan mengabaikan
pembelajaran. Oleh karena itu, syarat suatu pembelajaran agar efektif adalah
lingkungan yang mendukung dan menyenangkan47
Suasana belajar yang aman dan menarik akan membuat suatu pembelajaran
akan menyenangkan. Dengan terciptanya suasana pembelajaran yang
menyenangkan maka akan membuat siswa antusias dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Sehingga diharapkan siswa akan lebih berpusat terhadap suatu
pembelajaran dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.48
Kesimpulannya adalah model joyfull learning adalah suatu pembelajaran
yang menyenangkan. Model pembelajaran yang dapat membuat siswa tidak
tertekan dengan pembelajaran yang monoton. Siswa pun akan lebih antusias
dalam mengikuti pembelajaran karena model joyfull learning merupakan
pembelajaran yang efektif dan menarik.
7. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa Latin yakni medius yang secara harafiah berarti
tengah, pengantar, perantara.49
Dalam hal ini guru bukan sebagai satu-satunya
47
Ibid, hlm. 22 48
Nani dan Zainal Trimo, Praktik Pakem IPS SD JILID 3, Erlangga, 2010, hlm. 13 49
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, Jakarta, Gaung Persada Pers, 2010, hlm. 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sumber belajar akan tetapi guru harus bisa menciptakan sumber belajar lainnya
sehinga menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran.50
Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau suatu benda yang
digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dalam menyampaikan pesan
(informasi) pembelajaran dari sumber guru kepada peserta didik. Dapat
disimpulkan adalah media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu untuk
mempermudah guru dalam menyampaikan sebuah materi kepada peserta didik.51
Tujuan media pembelajaran menurut Hujair Sanaky adalah sebagai berikut :52
a) Mempermudah dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas
b) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran
c) Menjaga konsentrasi siswa saat proses pembelajaran berlangsung
d) Menjaga agar materi pembelajaran dengan tujuan pembelajaran tetap
relevan.
Dalam buku Yudhi Munadi menjelaskan dalam memilih media
pembelajaran harus berdasarkan kriteria-kriteria sebagai berikut :53
a) Karakterisitk Siswa
Karakteristik siswa adalah keseluruhan pola kelakuan dan
kemampuan yang ada pada siswa.
b) Tujuan Belajar
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai yaitu ada
tiga hal, yaitu kognitif, afektif atau psikomotorik.
c) Sifat Bahan Ajar
Setiap kategori pembelajaran menuntut aktivitas atau perilaku yang
berbeda-beda, dan dengan demikian akan mempengaruhi pemilihan media
beserta teknik pemanfaatannya.
50
Ibid, hlm. 7 51
Latuheru, JD, Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa. Kini. Jakarta:
DepdikbudMason. 1988, hlm 14 52
Hujair AH Snaky,2013, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakrta Kaukaba Dipantara
hlm 5 53
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta, Gaung Persada Press,
2010, hlm 185-192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
d) Pengadaan Media
Media yang dipakai harus sesuai dengan pembelajaran tertentu.Agar
tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Tentunya harus memperhatikan
ketersediaan waktu, tenaga fasilitas dan peralatan pendukung.
Dengan menggunakan media pembelajaran dalam KBM dapat
membangkitkan minat dan keinginan siswa dalam mengikuti poses belajar, dan
juga membangkitkan motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Dengan
menggunakan media yang baik dan tepat juga akan menghasilkan hasil yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Kesimpulanya jika menggunakan media pembelajaran yang dapat
menunjang suatu proses pembelajaran dan menghasilkan proses yang baik maka
suatu pembelajaran dapat dikatakan efektif. Misal ambil contoh adalah dengan
menggunakan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle. Dengan
menggunakan model joyfull learning dan berbantu dengan media puzzle maka
akan membuat siswa memiliki antusias dalam mengikuti pembelajaran dan siswa
cenderung akan memiliki konsentrasi dalam belajar dan siswa juga akan lebih
mudah memahami materi yang akan diajarkan oleh guru. Hal ini disebabkan
proses belajar mengajar menjadi menyenangkan tidak membosankan. Sehingga
dengan hal yang sedemikian rupa tujuan dari penggunaan media pembelajaran
dapat tercapai.
8. Media Puzzle
Dalam buku Sudono tentang sumber belajar dan alat perminan puzzle
merupakan Alat Permainan Edukatif (APE).54
Puzzle merupakan sebuah
permainan dimana para siswa disuruh untuk menyusun kepingan-kepingan
54
Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan, Jakarta, Grasindo, 2010, hlm 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
gambar menjadi sebuah gambar yang utuh. Siswa ditutunt untuk saling bekerja
sama dalam sebuah kelompok. Sehingga dalam menyususn kepingan gambar
tersebut akan melatih siswa dalam hal kerja sama tim.
Puzzle juga tergolong dalam sebuah teka teki yang dapat digunakan sebagai
sebuah media pembelajaran yang melibatkan partisipasi peserta didik secara
aktif.55
Sehingga dalam sebuah proses pembelajaran tidak monoton, hanya
berpusat pada guru saja dan tentunya siswa pun tidak bosan karena dalam
pembelajaranya yang bervareatif. Maksud bervareatif disini adalah guru dalam
menyampaikan sebuah pembelajaran tidak hanya menggunakan metode ceramah
dan media power point saja akan tetapi menggunakan media pembelajaran puzzle
sebagai alat bantu untuk menunjang sebuah pembelajaran.
a. Langkah-langkah dalam model joyfull learning berbantu media puzzle :
1) Siswa dibagi dalam 4 kelompok. Pengelompokan berdasarkan nomor acak
yang didapatkan masing-masing siswa.
2) Guru membagikan kepingan-kepingan puzzle kepada setiap kelompok.
3) Tugas siswa adalah saling bekerjasama menysusun kepingan-kepingan
puzzle menjadi bentuk yang utuh.
4) Setelah menjadi bentuk yang utuh, tugas kelompok untuk mendiskusikan
arti dari puzzle yang telah disusun.
5) Setelah berdiskusi, kelompok satu persatu mempresentasikian hasil diskusi
kedepan kelas.
6) Guru memastikan jawaban setiap kelompok sudah benar atau belum.
55
Hisyam Zaini dan Bermawy Munthe, , Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta, Insan Madani,
2008, hlm. 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
7) Kesimpulan
b. Kelebihan penggunaan media puzzle dalam pembelajaran
1) Siswa menjadi lebih antusias dalam belajar mengajar.
2) Suasana menjadi lebih hidup dan tidak monotone.
3) Meningkatkan kerjasama tim.
4) Melatih kekompakan,kesabaran dan ketelitian.
5) Siswa menjadi mudah memahai materi yang diajarkan.
c. Kekurangan penggunaan media puzzle dalam pembelajaran
1) Memerlukan waktu yang lama untuk membuat puzzle.
2) Jika tidak ada pengawasan dari guru saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung suasana kelas menjadi ramai.
3) Media pembelajaran puzzle tidak bisa diterapkan untuk setiap materi
pembelajaran.
9. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan untuk mendukung dan memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian yang relevan ini,
peneliti memilih variable-variabel yang ada pada judul penelitian seseorang yang
sesuai dengan variabel-variabel judul yang diteliti oleh peneliti. Penelitian yang
relevean ini juga nantinya bisa dijadikan acuan bagi peneliti lain yang ingin
meneliti tentang model joyfull learning dikemudian hari. Dalam hal ini, peneliti
mengambil penelitian yang relevan dari :
a. Fajar Arif Wijaya Latif mahasiswa prodi pendidikan akutansi Universitas
Negeri Yogyakarta yang berjudul penerapan strategi pembelajaran joyful
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
learning Berbantu dengan humor untuk meningkatkan prestasiBelajar
akuntansi pada kelas XI ips 3 di man 2 madiunTahun ajaran 2014/2015.
Dalam penelitian menggunakan model joyfull learning tersebut prestasi
belajar siswa kelas XI ips 3 di man Madiun dapat ditingkatkan yang dari
Siklus 1 sebesar 68,03 menjadi 83,03 pada siklus II, sedangkan dari tingkat
ketuntasan belajar terjadi peningkatan, terlihat dari siklus I ketuntasan belajar
kelas sebesar 57,58% menjadi 87,88% pada siklus II. Berdasarkan penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran joyfull
learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Khoirun Nisak mahasiswa prodi pendidikan sekolah dasar Univeristas
Muhammadiyah Surakarta dengan judul Peningkatan motivasi belajar
matematika melalui metode pembelajaran berbasis joyfull learning pada
siswa kelas V SD negeri Tangkil 4 Sragen tahun ajaran 2011/2012. Dalam
penelitian menggunakan model joyfull learning tersebut prestasi belajar siswa
kelas V SD Tangkil dapat ditingkatkan yaitu pada Pra Siklus data prestasi
belajar siswa kelas V diperoleh siswa tuntas sebanyak 16 siswa atau 64%.
Adapun hasil yang diperoleh pada Siklus I mengalami peningkatan dari Pra
Siklus yaitu siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa (72%). Data prestasi belajar
siswa pada Siklus II mengalami peningkatan pula. Pada Siklus II siswa yang
tuntas sebanyak 21 siswa (84%). Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran joyfull learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
B. Kerangka Berpikir
Model joyfull learning berbantu dengan media puzzle merupakan salah satu
strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran. Hal
ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
Mengingat pembelajaran dengan model joyfull learning berbantu media puzzle
memiliki kelebihan-kelebihan yaitu siswa menjadi mudah memahami konsep
yang diajarkan guru, siswa menjadi aktif, melatih siswa untuk bekerja sama dalam
tim dan tentunya membuat suasana kelas menjadi menyenangkan. Kelebihan
tersebut mampu mengatasi masalah dalam meningkatkan prestasi belajar sejarah
siswa.
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model joyfull
learning dalam pembelajaran sejarah. Model joyfull learning perlu diterapkan
karena model pembelajaran tersebut dapat membuat siswa tidak bosan dengan
konsep yang sedang dijelaskan guru. Dengan penerapan model joyfull learning
suasana kelas akan menjadi nyaman dan siswa pun akan antusias dengan proses
pembelajaran.
Pada dasarnya model joyfull learning adalah model pembelajaran yang
membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak monoton.56
Dengan
menciptakan suasana kelas yang menyenangkan maka dapat membuat siswa
merasa nyaman dan tentunya siswa lebih antusias dalam belajar. Siswa yang
antusias dalam proses belajar membuat siswa akan lebih aktif dan fokus dalam
56
Vera Etika, 2013, op.cit hlm 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
pembelajaran. Hal inilah akan berdampak pada meningkatnya prestasi belajar
siswa.
Dalam model joyfull learningini peneliti menggunakan media bantu puzzle
mengingat pembelajaran berbantu media puzzle memiliki kelebihan-kelebihan
yang mampu mengatasi keterbatasan pada pembelajaran sejarah. Dengan media
puzzle siswa akan terlibat aktif didalamnya dan dapat merangsang daya pikir
siswa. Dengan media puzzle dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa sehingga
siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Kondisi yang demikian, maka dengan digunakannya model joyfull learning
dapat mengatasi permasalahan rendahnya prestasi belajar siswa. Adapun alur
penelitian tindakan kelas digambarkan pada bagan berikut ini
Gambar 1.1 Kerangka Berfikir
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang dijelaskan di atas maka
hipotesis dalam penelitian yang dilaksanakan adalah penerapan model joyfull
learning berbantu dengan media puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar
sejarah siswa. Dengan materi ajar Islamisasi dan silang budaya di Nusantara.
Metode
Konvensional
PRESTASI
BELAJAR
SEJARAH
MENINGKAT
Prestasi Belajar
Rendah
Penggunaan model
joyfull learning
berbantu media
puzzle
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakanPenelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
secara kolaboratif. Peneliti tidak melakukan penelitiannya sendiri, peneliti
berkolaborasi atau bekerja sama dengan guru sejarah kelas X SMA N 1 Playen.
Peneliti juga membutuhkan partisipasi dari siswa kelas tersebut. Penelitian ini
menggunakan 2 siklus penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran sejarah.
Selain itu, tujuan peneliti melakukan penelitian tindakan kelas yaitu : a)
untuk memecahkan permasalahan yang benar-benar terjadi didalam kelas, b)
meningkatkan profesionalisme guru dalam suatu pembelajaran di kelas, d)
membantu guru dalam memperbaiki mutu pembelajaran c) peningkatan kualitas
praktik pembelajaran di kelas secara terus menerus,dan lain sebagainya.
Penelitian tindakan kelas juga bernanfaat bagi guru untuk menambah
wawasan dalam menerapkan model-model pembelajaran di kelas, memperbaiki
mutu pembelajaran, dan juga meningkatkan profesionalisme guru dalam
mengajar. Pada penelitian tindakan kelas ini difokuskan untuk memperbaiki
kualitas pelajaran khususnya dalam pelajaran sejarah, sehingga dapat
meningkatkan prestasi belajar, aktivitas belajar, dan kegiatan belajar sejarah siswa
kelas X MIIA 2 di SMA N 1 Playen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMA N 1 Playen yang berlokasi
Jl. Playen - Paliyan, Plembutan, Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55861.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei
2017.Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah
tahun 2017.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek adalah peserta didik
(siswa) kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen. Jumlah total siswa yang hadir ketika
penelitian adalah sebanyak 22siswa.
D. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah model joyfull learning berbantu media puzzle
untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
E. Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti,yaitu model joyfull
learning dan media puzzle. Kedua variabel tersebut adalah variabel bebas.
Sedangkan prestasi belajar sejarah adalah variabel terikat. Peneliti menjelaskan
definisi variabel oprasional sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil pengukuran aspek kognitif kemampuan dan
pengetahuan siswa pada mata pelajaran yang dinyatakan dalam nilai atau
angka yang diperoleh dari tes.57
Prestasi belajar dapat pula didefinisikan sebagai
: ‖nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru
mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu‖. Prestasi
belajar siswa merupakan hasil dari kegiatan siswa selama pembelajaran, yang
dapat diukur melalui tes berupa soal.58
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang
memperlihatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil saling berinteraksi.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk saling bekerja sama
dengan siswa yang lain. Agar setiap siswa tidak hanya bekerja untuk dirinya
sendiri melainkan bisa bekerjasama dengan siswa yang lainnya. Aspek-aspek
yang dinilai dalam pembelajaran kooperatif adalah kerjasama kelompok,
menanggapi giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, mempresentasikan
hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi kelompok, kemampuan menganalisis,
kecakapan memecahkan masalah.
3. Model Joyfull Learning
Joyfull learningyaitu model pembelajaran yang membuat suasana kelas
menjadi menyenangkan dan tidak monoton.59
Siswa juga harus bisa merasakan
57
Wingkel W.S op.cithlm. 67 58
Sumadi Suryabrata. 2006,op.cit, hlm. 297 59
Vera Etika, 2013, op.cit hlm. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
bahwa belajar adalah suatu yang menyenangkan sehingga akan memicu rasa
ingin tahunya, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesuksesan belajarnya
dari hari ke hari.60
4. Media Puzzle
Dalam buku Sudono tentang sumber belajar dan alat perminan puzzle
merupakan Alat Permainan Edukatif (APE).61
Puzzle merupakan sebuah
permainan dimana para siswa disuruh untuk menyusun kepingan-kepingan
gambar menjadi sebuah gambar yang utuh. Siswa dituntut untuk saling bekerja
sama dalam sebuah kelompok. Sehingga dalam menyususun kepingan gambar
tersebut akan melatih siswa dalam hal kerja sama tim.
F. Desain Penelitian
Dari penelitian yang dipilih oleh peneliti, yaitu penelitian tindakan kelas,
maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan model penelitian tindakan dari
Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Didalam setiap siklus terdiri dari planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Adapun desain
penelitian sebagai berikut :
60
Kosasih, 2014 op.cit hlm .114 61
Anggani Sudono, 2010, op.cit hlm. 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Gambar 3.1 Model Penelitian Kemmis dan Taggart
G. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk penelitian
tindakan kelas (PTK) ini adalah tes, observasi, wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi
Peneliti melakukan observasi terhadap kelas yang akan diteliti.
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data yaitu tentang aktivitas kelas
dalam proses pembelajaran berlangsung dan juga model pembelajaran yang
dipakai saat belajar mengajar.
b. Wawancara
Selain melakukan observasi dikelas, peneliti juga melakukan
wawancara terhadap guru untuk mendapatkan data.Wawancara digunakan
untuk memperoleh data informasi tentang prestasi belajar siswa terutama
dalam mata pelajaran sejarah.(lampiran 10 halaman 149)
Pelaksanaa
n
Perencanaan
Pelaksanaan
Perencanaa
n
Refleksi
Pengamtan
Refleksi
Pengamatan
Siklus 1
Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan pemahaman
siswa. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tes pilihan
ganda dan essay untuk mengetahui prestasi belajar siswa.(lampiran 8 dan
lampiran 9 halaman 134-142)
d. Dokumentasi
Data nilai ulangan harian siswa digunakan untuk mengetahui prestasi
belajar sejarah siswa. Selain itu,dokumentasi juga berupa foto-foto dan video
(rekaman) seluruh aktifitas siswa dikelas selama proses belajar mengajar di
kelas X MIIA 2
2. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data dilakukan peneliti adalah tes, non tes dan
observasi. Instrumen penelitian dijabarkan sebagai berikut :
a. Tes dan Non Tes
1) Tes
Tes prestasi belajar yang digunakan berupa pilihan ganda yang
berjumlah 25 item soal, dan soal esay 5 soal. Soal yang digunakan tersebut
berdasarkan dengan KD. Untuk melihat peningkatan prestasi belajar dapat
dilihat dengan menggunakan nilai keadaan awal, nilai siklus pertama dan
siklus kedua.
2) Non Tes
Non tes prestasi belajar berupa portofolio yang terdiri dari diskusi
kelompok dan tugas individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
b. Observasi
Observasi berupa lembar pengamatan aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung. Model joyfull learning merupakan bagian dari
pembelajaran kooperatif. Didalam pembelajaran kooperatif terdapat 8 aspek
yang harus diamati sebagai instrumen ketika melakukan observasi di kelas,
antara lain :
1) Kerjasama kelompok
2) Mengambil giliran
3) Bertanya
4) Mengemukakan pendapat
5) Mempresentasikan hasil diskusi
6) Keaktifan dalam diskusi kelompok
7) Kemampuan menganalisis
8) Kecakapan memecahkan masalah
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah
tes.62
Suatu tes dikatakan valid apabila alat ukur tersebut mampu melakukan
fungsi ukurnya degan baik.Validitas adalah sebuah tolak ukur untuk
menunjukan tingkat kevalidan suatu soal. Soal yang valid kemudian dapat
dijadikan sebuah instrumen tes untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Menurut Suharsimi Arikunto tingkat validitas item dapat diuji dengan
menggunakan rumus produk momen yaitu sebagai berikut: 63
62
Suharsimi Arikunto,Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara, 2012, hlm. 65 63
Ibid hlm. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Banyaknya subjek
= Nilai pembanding
Sedangkan untuk menguji taraf signifikan validitas instrumen maka dilakukan
uji t dengan rumus :64
Keterangaan :
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dan skor total
n = jumlah responden
Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan melebihi 0,75. Bila
taraf signifikan instrumentersebut berada di bawah 0,75 maka instrumen
dinyatakan gugur. Berdasarkan hasil pengujian validitas di lapangan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Pada soal pilihan ganda siklus 1 terdapat 25 item. Item yang valid berjumlah
20,sedangkan item yang tidak valid berjumlah 5 item. (lampiran 12 halaman
153). Soal tidak valid terdiri dari nomor 8, 9, 10, 12 dan 15, dikarenakan
signifikansi kurang dari 0,75. Untuk soal essay siklus 1 dari 5 soal yang diujikan,
hasilnya semua item soal sudah valid (lampiran 14 halaman 155) dikarenakan
64
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
1990, hlm. 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
taraf signifikansi lebih dari 0,75. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak
digunakan untuk penelitian.
Pada soal pilihan ganda siklus 2, terdapat 23 soal yang valid dan 2 soal yang
tidak valid (lampian 17 halaman 158). Dari data yang diperoleh, soal yang
dinyatakan tidak validterdiri dari nomor10 dan 12, hal tersebut dikarenakan
signifikansi kurang dari 0,75. Untuk soal essay siklus 2, dari 5 soal yang diujikan,
hasilnya semua item soal sudah valid (lampiran 19 halaman 160) dikarenakan
taraf signifikansi lebih dari 0,75. Soal yang tidak valid dianggap gugur dan tidak
digunakan dalam penelitian
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat kesenjangan (konsistensi) suatu tes. Jika tes
diujikan pada situasi yang berbeda-beda skor reliabilitasnya cenderung ajeg
tidak berubah. Sebuah item soal bisa saja reliabel tetapi tidak valid, sebaliknya
sebuah tes yang valid biasanya reliabel.65
Untuk mencari reliabilitas soal bisa
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha yaitu sebagai berikut :
65
Suharsimi Arikunto, op.cit, hlm 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Sedangkan untuk menguji taraf signifikan validitas instrumen maka
dilakukan uji t dengan rumus :66
Keterangaan :
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dan skor total
n = jumlah responden
Berdasarkan hasil pengujian instrumen prestasi di lapangan, tingkat
reliabilitas soal pilihan ganda siklus 1 (lampiran 13 halaman 154) adalah r = 0,69
dengan taraf signifikan 0,995 dan tingkat reliabilitas soal essay adalah r = 0,65
dengan taraf signifikan 0,995. Tingkat reliabilitas soal pilihan ganda siklus II
(lampiran 18 halaman 159) adalah r = 0,77dengan taraf signifikan 0,995. Untuk
tingkat reliabilitas soal essay siklus 1 (lampiran 15 halaman 156) adalah r = 0,65
dengan signifikan adalah 0,995. Untuk tingkat reliabilitas soal essay siklus 2
(lampiran 20 halaman 161) adalah r = 0,55 dengan signifikan adalah 0,99.
Berdasarkan hasil dari pengujian instrumen di atas dapat disimpulkan bahwa
instrumen penelitian ini layak digunakan untuk melakukan penelitian.
I. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menghasilkan data penelitian
disesuaikan dengan data yang sudah diperoleh sebelumnya. Teknik analisis data
dilakukan terhadap hasil observasi, wawancara dan data prestasi belajar siswa.
66
ibid, hlm 146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Data tersebut kemudian dikumpulkan selanjutnya peneliti melakukan perhitungan
data yang bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan analisis data.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek pengetahuan, sikap
dan keterampilan siswa yang dianalisis dengan menggunakan teknik
perhitungan statistika. Hal ini dikarenakan data hasil penelitian yaitu berupa
angka-angka. Data kuantitatif dianalisis dengan membandingkan persentase
skor setiap siklusnya, dimana dalam setiap siklus yang telah dilakukan peneliti
akan dibandingkan dengan siklus yang lainnya. Dari data pra siklus, peneliti
melakukan perbandingan antara kondisi awal (pra siklus) dengan siklus 1.
Setelah hasilnya sudah diketahui dan menunjukkan hasil yang belum mencapai
target maka peneliti melanjutkan ke siklus 2. Setelah itu, peneliti melakukan
perbandingan antara siklus 1 dan siklus 2. Karena dirasa pada siklus 2
didapatkan hasil yang sudah mencapai target yang diinginkan, maka penelitian
dianggap selesai.Data-data yang berupa skor akan dikonfersi menjadi nilai
berdasarkan patokan acuan penilaian (PAP I) dengan sekala 1-100 :
Tabel 3.1. PAP I ( Patokan Acuan Penilaian)
Persentase (%) Kriteria
90%-100% Sangat tinggi
80%-89% Tunggi
70%-79% Cukup
60%-69% Kurang
0%-59% Sangat kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Menghitung persentase siswa mencapai KKM dan siswa tidak mencapai
KKM
Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat dengan
menggunakan persentase siswa yang mencapai KKM dan siswa yang belum
mencapai KKM. Berikut rumus yang digunakan dalam menghitung
persentase :
Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
N=
Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM
N=
2. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan sebuah data yang penyusunanya berupa
kalimat atau kata-kata bukan berbentuk angka. Data kualitaitf digunakan untuk
menjelaskan data tentang gejala-gejala yang diamati ketika penelitian
dilakukan.
a. Ranah Afektif
Data hasil observasi dianalisis dengan mendeskripsikan aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle. Aspek yang diamati yaitu kerjasama kelompok,
mengambil giliran, beranya, mengemukakan pendapat, menghargai pendapat
teman, mempresentasikan hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi kelompok,
kemampuan menganalisis, kecakapan memecahkan masalah. Adapun tabel
penilaian aktivitas di kelas sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Aktivitas Siswa
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
Men
gam
bil
gil
iran
Ber
tanya
Men
gem
ukak
an p
endap
at
Mem
pre
senta
sikan
has
il
dis
kusi
Kea
kti
fandis
kusi
kel
om
pok
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
Kec
akap
an m
emec
ahkan
mas
alah
Jumlah
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-
4)
1
2
Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4
a) Skor 1 = kurang
b) Skor 2 = cukup
c) Skor 3 = baik
d) Skor 4 = amat baik
b. Ranah Psikomotorik
Dalam ranah psikomotorik, aspek yang dinilai adalah persentasi siswa
di kelas, meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan memvisualkan,
dan keterampilan merespon. Adapun instrumen persentasi dijelaskan sebagai
berikut :
1) Keterampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil
observasi dan diskusi secara baik dan meyakinkan
2) Keterampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan peserta
didik untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin,
semenarik mungkin, atau sekreatif mungkin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3) Keterampilan merespon adalah kemampuan peserta didik didik
menyampaikan tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari
pihak lain secara empatik.
Tabel 3.3 Instrumen Pengamatan Presentasi
No Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
1
2
Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4
a) Skor 1 = kurang
b) Skor 2 = cukup
c) Skor 3 = baik
d) Skor 4 = amat baik
J. Prosedur Penelitian
Dalam proses penelitian tindakan kelas ini, dilakukan menggunakan 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari perencanaan (planning),pelaksanaan (action) pengamatan
(observasi), dan refleksi (reflection). Prosedur pelaksanaan diuraikan sebagai
berikut :
1. Pra Siklus
a. Permitaan izin kepada sekolah dan kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen, Ketua
Jurusan IPS Universitas Sanata Dharma, Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, dan Kepala SMA
N 1 Playen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
b. Observasi dilakukan di kelas X MIA 2 SMA N 1 PLAYEN dengan jumlah
22 siswa yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa sebelum
penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan.
c. Wawancara dilakukan dengan guru sejarah SMA N 1 Playen, guna
mendapatkan informasi tentang kondisi awal prestasi belajar sejarah siswa.
d. Menyusun Silabus.
e. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
f. Membuat media pembelajaran.
g. Menyiapkan instrumen penelitian sesuai dengan model joyfull learning.
2. Siklus 1
a. Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti menyusun instrumen penelitian yang
dibutuhkan seperti, bahan ajar, media pembelajaran dan lain sebagainya yang
diibutuhkan ketika melakukan penelitian
b. Tindakan
Setelah melakukan perencanaan, peneliti kemudian melakukan
penelitian di kelas. 1) peneliti menyampaikan tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran, 2) menyampaikan materi pelajaran yaitu Islamisasi dan silang
budaya di Nusantara, 3) peneliti membagi siswa kedalam 4 kelompok, 4)
setiap kelompok diberikan kepingan puzzle dan tugas siswa menyusun
kepingan tersebut menjadi bentuk yang utuh. 5) siswa diberikan waktu untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompok, 6) kesimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
c. Pengamatan
Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan pengamatan
terhadap setiap kelompok. Peneliti mengamati siswa dalam hal kerjasama tim,
menanggapi giliran, bertanya, mengemukakan pendapat, menghargai
pendapat teman, mempresentasikan hasil diskusi, keaktifan dalam diskusi
kelompok, kemampuan menganalisis, kecakapan memecahkan masalah.
Dalam pengamatan, peneliti menggunakan instrumen observasi. Peneliti juga
melakukan pengamatan persentasi siswa yang meliputi keterampilan
menjelaskan, keterampilan memvisualkan, dan keterampilan merespon
dengan menggunakan instrumen persentasi.
e. Refleksi
Pada tahap refleksi digunakan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya
suatu pembelajaran menggunakan model joyfull learning. Peneliti juga
membuat rencana perbaikan pada siklus 1untuk memperbaiki siklus
berikutnya.
3. Siklus 2
Pada siklus 2 ini pada dasarnya sama dengan siklus 1. Bedanya dari siklus
1 adalah pada siklus 2 berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus 1.
a. Rencana
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
siklus pertama yaitu menyusun bahan ajar dan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
b. Tindakan
Peneliti melaksanakan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dari
siklus pertama dengan melihat hal apa perlu ditingkatkan. Di Siklus 2
peneliti masih menggunakan model joyfull learning berbantu dengan media
puzzle. Peneliti melakukan perbaikan dan penyempurnaan di siklus 2 agar
lebih baik daripada siklus1. Peneliti juga melakukan pengamatan terhadap
aktivitas belajar siswa dan presentasi siswa di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Refleksi
Refleksi pada siklus kedua dilakukan untuk mengetahui apakah dalam
siklus kedua sudah mencapai target yang diinginkan.
K. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk
menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dalam hal meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.Dalam penelitian ini,
terdapat target-target keberhasilan dalam melakukan penelitian guna menentukan
atau menarik suatu kesimpulan.
Tabel 3.4, Indikator Keberhasilan
Variabel Keadaan Awal Siklus 1 Siklus 2
Prestasi 59,09 70 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Keadaan Awal
Sebelum peneliti menerapkan modeljoyfull learning di SMA N 1
PLAYEN, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhdap aktivitas siswa
di kelas selama proses pembelajaran sejarah berlangsung. Observasi pra siklus
dilakukan pada hari senin, 17 Maret 2017 di kelas X MIIA 2. Jumlah siswa kelas
X MIIA 2 secara keseluruhan berjumlah 22 siswa.
a. Prestasi Belajar Siswa
Pada saat model joyfull learning belum diterapkan, keadaan awal prestasi
belajar siswa masih rendah. Adapun hasil prestasi belajar sejarah siswa
sebelum diterapkannya model joyfull learning berbantu dengan media puzzle
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Prestasi Belajar Sejarah Pra Siklus
NO NAMA Nilai
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
1 ANF 55 √
2 ASS 60
3 BS 75 √ √
4 BM 40 √
5 FNV 60 √
6 FDM 50 √
7 GIN 55 √
8 IHP 75 √
9 LSA 60 √
10 MS 55 √
11 MA 50 √
12 NNA 40 √
13 NH 45 √
14 NO 80 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, bisa dilihat bahwa dari 22 siswa, terdapat
17 siswa yang tidak memenuhi nilai KKM. Nilai KKM yang sudah ditentukan
sekolah dalam mata pelajaran sejarah adalah 75. Sementara rata-rata nilai yang
diperoleh oleh siswa kelas X SMA N 1 PLAYEN adalah 59,09. Hal ini dapat
dikatakan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X MIIA 2 masih tergolong
rendah.
Tabel 4.2: Data Persentase Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
Rata-
rata
1. Sangat tinggi 90%-100% 0 0%
59,09% 2. Tunggi 80%-89% 1 4,45%
3. Cukup 70%-79% 4 18,18%
4. Kurang 60%-69% 7 31,81 %
5. Sangat kurang 0%-59% 10 45,45%
Dari tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa pada pra
siklus kriteria tinggi yaitu 4,45%, kriteria cukup yaitu 18,18%, kriteria kurang
yaitu 31,81%, dan kriteria sangat kurang yaitu 45,45%. Untuk melihat prestasi
belajar sejarah siswa pra siklus dapat dilihat pada diagram berikut :
NO NAMA Nilai
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
15 PAS 60 √
16 RDK 50 √
17 RA 65 √
18 TAA 75 √
19 WAT 65 √
20 WIS 75 √
21 WTA 60 √
22 YDA 50 √
Jumlah 1300 5 17
Persentase 22,72% 77,27%
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Rata-rata 59,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 4.1 : Diagram Persentase Prestasi Siswa Pra Siklus
b. Aktivitas Belajar Siswa
Pada tahap pra siklus, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
belajar sejarah siswa di kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen dengan
menggunakan instrumen aktivitas belajar siswa. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui keadaan awal aktivitas belajar sejarah siswa. Berikut ini tabel
keadaan awal aktivitas belajar sejarah siswa :
Tabel 4.3 : Data Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Pra Siklus
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
(1-4
)
Men
gam
bil
gil
iran
(1-4
)
Ber
tanya
(1-4
)
Men
gem
ukak
an p
endap
at
(1-4
)
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
(1-4
)
Kea
kti
fandis
kusi
kel
om
pok
(1-4
)
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
(1-4
)
Kec
akap
an m
emec
ahkan
mas
alah
(1-4
)
Jum
lah
1 ANF 1 2 2 1 2 2 2 2 14
2 ASS 1 2 2 2 3 2 2 1 15
3 BS 2 1 2 3 2 2 2 1 15
4 BM 2 1 1 2 1 2 2 2 13
5 FNV 1 2 2 2 2 2 2 2 15
6 FDM 2 2 1 2 2 1 2 1 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
(1-4
)
Men
gam
bil
gil
iran
(1-4
)
Ber
tanya
(1-4
)
Men
gem
ukak
an p
endap
at
(1-4
)
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
(1-4
)
Kea
kti
fandis
kusi
kel
om
pok
(1-4
)
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
(1-4
)
Kec
akap
an m
emec
ahkan
mas
alah
(1-4
)
Jum
lah
7 GIN 2 2 2 1 1 2 2 2 14
8 IHP 2 1 2 2 2 2 2 2 15
9 LSA 1 2 2 2 2 2 2 2 15
10 MS 2 2 3 2 2 2 2 2 17
11 MA 1 2 3 2 1 2 2 2 15
12 NNA 2 3 2 2 2 2 2 2 17
13 NH 2 1 2 3 1 1 2 2 14
14 NO 2 1 2 1 2 2 2 2 14
15 PAS 2 1 1 2 2 2 1 2 13
16 RDK 2 2 1 2 1 2 2 1 13
17 RA 2 1 2 1 2 1 2 1 12
18 TAA 2 2 2 2 2 1 2 1 14
19 WAT 1 2 1 2 2 1 2 1 12
20 WIS 2 2 2 1 2 1 2 2 14
21 WTA 2 2 2 1 2 2 2 1 14
22 YDA 2 2 1 2 1 2 1 2 13
JUMLAH 38 38 40 40 39 38 42 36 311
Rata-rata 1,72 1,72 1,81 1,81 1,77 1,72 1,90 1,63
Dari tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa aktivitas belajar pra
sikluspada aspek kerjasama kelompok jumlah skor 38, mengambil giliran
jumlah skor 38, bertanya jumlah skor 40, mengemukakan pendapat jumlah skor
40, mempresentasikan hasil diskusi jumlah skor 39, keaktifan diskusi
kelompok jumlah skor 38, kemampuan menganalisis jumlah skor 42, dan
kecakapan memecahkan masalah jumlah skor 36. Dari penjelasan di atas dapat
disimpulkan jika pada aktivitas belajar pra siklus masih perlu ditingkatkan.
Meningat aktivitas belajar siswa masih kurang memuaskan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dikarenakan siswa belum terlibat aktif pada proses pembelajaran dan belum
timbul ketertarikan untuk belajar sejarah. Untuk melihat skala aktivitas belajar
siswa secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.4 : Data Persentase Aktivitas Pembelajaran Pra Siklus
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
1. Kurang Aktif 0-8 0 0%
2. Cukup Aktif 9-16 20 90,90%
3. Aktif 17-24 2 9,09%
4. Sangat Aktif 25-32 0 0 %
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada pra
siklus kriteria cukup aktif yaitu 90,90% dan kriteria aktif yaitu 9,09%. Untuk
melihat aktivitas belajar sejarah siswa pra siklus dapat dilihat pada diagram
berikut :
Gambar 4.2 : Diagram Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus
c. Kegiatan Presentasi Siswa
Selain melakukan pengamatan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa
di kelas, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap kegiatan presentasi
sejarah siswa di kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
instrumen pengamatan presentasi siswa. Berikut ini tabel keadaan awal
kegiatan belajar sejarah siswa :
Tabel 4.5 Data Presentasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus
No Nama
Men
jela
skan
1-4
Mem
vis
ual
kan
1-4
Mer
espon
1-4
Jum
lah s
kor
1 ANF 1 2 2 5
2 ASS 2 1 2 5
3 BS 1 1 2 4
4 BM 2 1 1 4
5 FNV 2 2 1 5
6 FDM 2 2 2 6
7 GIN 2 2 1 5
8 IHP 1 3 2 6
9 LSA 3 1 2 6
10 MS 1 1 1 3
11 MA 2 1 3 6
12 NNA 3 2 2 7
13 NH 2 1 3 6
14 NO 3 1 1 5
15 PAS 1 1 2 4
16 RDK 1 2 2 5
17 RA 1 2 1 4
18 TAA 1 3 2 6
19 WAT 2 1 1 4
20 WIS 1 1 3 5
21 WTA 1 3 2 6
22 YDA 1 2 2 5
Jumlah 36 36 40 112
Rata-rata 1.63 1,63 1,81
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat pada kolom menjelaskan jumlah skor
36, memvisualkan jumlah skor 36 dan merespon memperoleh jumlah skor 40.
Untuk melihat skala presentasi siswa secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel 4.6 : Data Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan
Frekuensi Persentase
1. Kurang Aktif 0-3 1 4,54%
2. Cukup Aktif 4-6 20 90,90%
3. Aktif 7-9 1 4,54%
4. Sangat Aktif 10-12 0 0 %
Dari tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kegiatan presentasi belajar
siswa pada pra siklus kriteria kurang aktif yaitu 4,54%, kriteria cukup aktif
yaitu 90,90% dan kriteria aktif yaitu 4,54%. Untuk melihat kegiatan presentasi
belajar sejarah siswa pra siklus dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.3 : Diagram KegiatanPresentasi Siswa Pra Siklus
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Siklus 1 dilakanakan pada hari jumat, 24 Maret 2017. Pada hari tersebut,
seluruh siswa yang berjumlah 22 orang hadir mengikuti kegiatan pembelajaran
sejarah. Materi yang diajarkan adalah ―Islamisasi dan silang budaya di
Nusantara‖. Berikut ini uraian penerapan model joyfull learning pada siklus 1.
a. Perencanaan Siklus 1
Pada tahap perencanaan, penulis menyusun perangkat pembelajaran.
Rangkaian perangkat pembelajaran tersebut berupa rencana pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, handout, media pembelajaran dan
instrumen pembelajaran. Berikut ini uraian masing-masing kegiatan:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan perangkat
pembelajaran yang berisikan langkah-langkah pembelajaran. RPP dibuat
dengan menerapakan model joyfull learning.
2) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran yang penulis rancang meliputi pengertian dari
Islamsiasi dan juga proses Islamisasi di wilayah Nusantara. Materi
pembelajaran yang disusun disesuaikan dengan kompetensi dasar yang
dilihat dari silabus. Dalam menyusun materi pembelajaran penulis
menggunakan buku paket dan buku-buku referensi lainnya.
3) Handout
Peneliti menyiapkan handout untuk dibagikan ke siswa agar siswa
dapat lebih mudah memahami materi ajar yang diajarkan ketika menerapkan
model joyfull learning.
4) Media pembelajaran
Media pembelajaran yang peneliti gunakan dalam proses
pembelajaran adalah video, power point dan puzzle. Power point yang
dibuat peneliti digunakan untuk menjelaskan konsep dasar mengenai
Islamisasi. Power point juga berisikan beberapa pertanyaan yang akan
dikerjakan siswa ketika model joyfull learning diterapkan. Video yang
ditayangkan peneliti digunakan untuk menunjukkan proses Islamisasi di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Nusantara. Puzzle digunakan untuk menjelaskan materi dengan cara
bermain menyusun kepingan gambar.
5) Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang dibuat peneliti dalam penelitian
tindakan kelas ini berupa soal tes, tabel aktivitas belajar siswa, dan tabel
pengamatan presentasi siswa.
b. Pelaksanaan Siklus 1
Pada tahap ini peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan sesuai
dengan RPP yang dibuat. Peneliti mulai menerapkan model joyfull learning.
Pelaksanaan Siklus 1 dilaksanakan melalui 2 pertemuan. Berikut ini merupakan
uraian dari pelaksanaan siklus 1:
1) Pertemuan 1
a) Kegiataan Awal
Pelaksanaan siklus 1 dimulai dengan peneliti masuk ke dalam kelas
dan melakukan kegiatan apersepsi. Setelah apersepsi dilakukan, peneliti
menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang Islamisasi dan
silang budaya di Nusantara. Sebelum membagi kelompok, peneliti
menjelaskan konsep materi Islamisasi dan silang budaya di Nusantara
terlebih dahulu kepada siswa. Peneliti melakukan penjelasan ini agar siswa
dapat mudah memahami tugas diskusi yang akan mereka kerjakan.
b) Kegiatan Inti
Setelah selesai menjelaskan materi pembelajaran, peneliti membagi
siswa ke dalam 4 kelompok. Kelompok sudah dibuat oleh peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sebelumnya berdasarkan hasil observasi sehingga kelompok yang dibuat
peneliti ini beranggotakan siswa yang beragam, baik dari yang memiliki
prestasi belajar yang baik maupun yang prestasi belajarnya belum cukup
baik dapat berbaur. Peneliti memberikan kepingan puzzle kepada setiap
kelompok. Kelompok tersebut diminta untuk menyusun kepingan-
kepingan puzzle menjadi bentuk yang utuh. Peneliti juga memberikan
handout kepada siswa. Handout tersebut diberikan untuk memudahkan
siswa ketika mengerjakan tugas diskusi. Masing-masing kelompok
diberikan waktu 15 menit untuk berdiskusi.
Setelah berdiskusi, keempat kelompok masing-masing diberikan
waktu 5 menit untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Selama
kelompok mempresentasikan hasil diskusinya peneliti juga membantu
siswa dengan menambahkan beberapa hal yang belum sempat disampaikan
oleh kelompok. Pada akhir diskusi, peneliti menentukan kelompok mana
yang menjadi kelompok terbaik. Kelompok terbaik kemudian diberi
penghargaan (achievement) berupa hadiah.
c) Kegiatan Penutup
Ketika diskusi sudah selesai peneliti memberikan penegasan dan
mengajak siswa untuk memberikan kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajari. Sebelum mengajak siswa untuk memberikan kesimpulan,
peneliti menayangkan video singkat yang berkaitan dengan materi
Islamisasi dan silang budaya di Nusantara. Video singkat yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
ditayangkan peneliti merupakan video yang dapat dijadikan bahan refleksi
bagi siswa.
2) Pertemuan 2
Pertemuan 2 dilaksanakan pada hari jumat, 7 April 2017. Pada
pertemuan ini peneliti melakukan evaluasi. Evaluasi ini berupa pemberian
soal tes kepada siswa. Soal ini terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal
essay. Evaluasi ini dilakukan peneliti untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari setelah menerapkan
model joyfull learning.
c. Observasi
Observasi atau pengamatan belajar siswa dilakukan untuk mengetahui
aktivitas dan kegiatan siswa saat proses pembelajaran sejarah. Selain itu,
peneliti juga melakukan pengamatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa.
Berikut merupakan uraian dari hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti :
1) Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen diukur
berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essay.
Adapun data prestasi belajar sejarah siswa siklus I dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.7 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1
NO NAMA Nilai
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
1 ANF 77 √
2 ASS 85 √
3 BS 76 √
4 BM 79 √
5 FNV 76 √
6 FDM 77 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berdasarkan data prestasi belajar sejarah siswa, pada siklus 1 terdapat
20 siswa atau 90,90% mencapai KKM, dan siswa yang tidak mencapai
KKM berjumlah 2 siswa atau 9,09%. Sehingga pada siklus 1 ini telah terjadi
peningkatan terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Berikut merupakan
kriteria prestasi belajar sejarah siswa :
Tabel 4.8 : Data Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
Rata-
rata
1. Sangat tinggi 90%-100% 0 0%
78,68% 2. Tunggi 80%-89% 8 38,09%
3. Cukup 70%-79% 13 61,90%
4. Kurang 60%-69% 0 0%
5. Sangat kurang 0%-59% 0 0%
Pada siklus ini dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar
sejarah siswa setelah peneliti menerapkan model joyfull learning berbantu
dengan media puzzle. Prestasi siswa pada siklus 1 kriteria tinggi
NO NAMA Nilai
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
7 GIN 78 √
8 IHP 76 √
9 LSA 82 √
10 MS 80 √
11 MA 81 √
12 NNA 84 √
13 NH 78 √
14 NO 77 √
15 PAS 80 √
16 RDK 72 √
17 RA 83 √
18 TAA 82 √
19 WAT 77 √
20 WIS 78 √
21 WTA 74 √
22 YDA 79 √
Jumlah 1731 20 2
Persentase 90,90% 9,09%
Nilai Tertinggi 84
Nilai Terendah 74
Rata-rata 78,68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
mengalami kenaikan yaitu 38,09%. Kriteria cukup juga mengalami
kenaikan yaitu 61,90%. Untuk melihat prestasi belajar sejarah siswa pada
siklus 1 dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.4: Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1
2) Aktivitas Siswa Kelas X MIIA 2 Siklus 1
Observasi aktivitas siswa dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan model joyfull learning berbantu dengan
media puzzle. Observasi aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi kooperatif yang memuat aspek-aspek yang sudah dibuat
peneliti. Adapun hasil yang diperoleh dalam siklus 1 sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 4.9 : Data Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Siklus 1
No
Nama K
erja
sam
a kel
om
pok
(1-4
)
Men
gam
bil
gil
iran
(1-4
)
Ber
tanya
(1-4
)
Men
gem
ukak
an p
endap
at
(1-4
)
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
(1-4
)
Kea
kti
fandis
kusi
kel
om
pok
(1-4
)
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
(1-4
)
Kec
akap
an m
emec
ahkan
mas
alah
(1-4
)
Jum
lah
1 ANF 2 2 2 2 2 2 2 1 15
2 ASS 2 1 3 3 2 2 2 3 18
3 BS 2 3 3 2 2 2 2 2 18
4 BM 2 2 2 2 3 3 3 2 19
5 FNV 3 3 2 1 2 2 2 1 16
6 FDM 3 2 1 2 2 3 2 3 18
7 GIN 2 3 2 3 2 2 2 1 17
8 IHP 2 2 2 2 3 2 3 2 18
9 LSA 2 3 2 3 2 1 2 3 18
10 MS 2 3 3 2 2 2 3 3 20
11 MA 2 2 2 2 2 3 3 3 19
12 NNA 2 2 1 2 2 2 2 2 15
13 NH 3 2 2 2 2 2 3 3 19
14 NO 2 2 3 2 2 2 3 3 19
15 PAS 2 3 1 3 3 1 2 2 17
16 RDK 2 2 3 2 2 2 2 2 17
17 RA 2 3 2 2 2 3 2 2 18
18 TAA 3 2 2 3 3 2 3 1 19
19 WAT 3 2 3 3 3 3 2 3 22
20 WIS 2 1 3 2 2 2 2 2 16
21 WTA 2 3 1 3 3 2 3 2 19
22 YDA 1 1 3 2 2 2 1 2 14
JUMLAH 48 49 48 50 50 47 51 48 391
Rata-rata 2,18 2,22 2,18 2,27 2,27 2,13 2,31 2,18
Pada siklus 1, aspek-aspek kooperatif mengalami peningkatan dari pra
siklus yaitu aspek kerjasama kelompok jumlah skor 48, mengambil giliran
jumlah skor 49, bertanya jumlah skor 48, mengemukakan pendapat jumlah
skor 50, mempresentasikan hasil diskusi jumlah skor 50, keaktifan diskusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kelompok jumlah skor 47, kemampuan menganalisis jumlah skor 51, dan
kecakapan memecahkan masalah jumlah skor 48. Peningkatan aktivitas
belajar siswa disebabkan karena siswa mulai terlibat aktif pada proses
pembelajaran dan siswa mulai timbul ketertarikian untuk belajar sejarah
dengan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle.
Tabel 4.10 : Data Persentase Aktivitas Pembelajaran Siklus 1
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
1. Kurang Aktif 0-8 0 0%
2. Cukup Aktif 9-16 4 8,18%
3. Aktif 17-24 18 81,81%
4. Sangat Aktif 25-32 0 0 %
Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa pada
siklus 1 kriteria cukup aktif yaitu 8,18% dan kriteria aktif yaitu 81,81%.
Untuk melihat aktivitas belajar sejarah siswa siklus 1 dapat dilihat pada
diagramberikut :
Gambar 4.5 : Diagram Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.11 : Data Perbandingan Aktivitas Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1
NO Kriteria Persentase
Naik Turun Pra Siklus Siklus 1
1 Kurang Aktif 4,54% 0% - 4,45%
2 Cukup Aktif 90,90% 8,18% - 82,75%
3 Aktif 4,54% 81,81% 77,36% -
4 Sangat Aktif 0 % 0 % - -
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dan penurunan
aktivitas belajar siswa. Pada kriteria kurang aktif yaitu dari 4,54% di Pra
Siklus menurun menjadi 0% di siklus 1 atau menurun 4,45%. Kriteria cukup
aktif di Pra Siklus yaitu dari 90,90% menurun menjadi 8,18% di Siklus 1
atau menurun 82,75%. Kriteria aktif di Pra Siklus dari 4,54% menjadi
81,81% di Siklus 1 atau meningkat 77,36%.
3) Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1
Pengamatan kegiatan presentasi siswa dilakukan saat proses
pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle. Pengamatan kegiatan presentasi siswa
dilakukan dengan menggunakan instrumen pengamatan presentasi yang
memuat aspek-aspek yang sudah dibuat peneliti. Adapun hasil yang
diperoleh dalam Siklus 1 sebagai berikut :
Tabel 4.12 : Data Kegiiatan Presentasi Siswa Siklus 1
No Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
1 ANF 2 2 2 6
2 ASS 2 2 3 7
3 BS 2 3 2 7
4 BM 2 3 2 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
No Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
5 FNV 2 2 2 6
6 FDM 1 3 2 6
7 GIN 2 1 3 6
8 IHP 2 3 2 7
9 LSA 3 2 2 7
10 MS 2 1 2 5
11 MA 1 2 2 5
12 NNA 3 3 2 8
13 NH 2 2 3 7
14 NO 3 2 2 7
15 PAS 2 1 2 5
16 RDK 3 2 1 6
17 RA 2 2 1 5
18 TAA 2 3 2 7
19 WAT 2 2 2 6
20 WIS 2 1 3 6
21 WTA 2 3 2 7
22 YDA 2 2 2 6
JUMLAH 46 47 46 139
Rata-rata 2,09 2,13 2,09 6,31
Pada siklus 1, terdapat beberapa aspek yang meningkat dari Pra
Siklus yaitu siswa menjelaskan jumlah skor 48, memvisualkan jumlah skor
47, dan merespon jumlah skor 46. Peningkatan kegiatan belajar siswa
disebabkan karena siswa mulai terlibat aktif pada proses pembelajaran dan
siswa mulai timbul ketertarikian untuk belajar sejarah dengan model
pembelajaranyang diterapkan.
Tabel 4.13 : Data Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
1. Kurang Aktif 0-3 0 0%
2. Cukup Aktif 4-6 12 54,54%
3. Aktif 7-9 10 45,45%
4. Sangat Aktif 10-12 0 0 %
Dari tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa kegiatan presentasi belajar
siswa pada Siklus 1 kriteria cukup aktif yaitu 54,54% dan kriteria aktif yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
45,45%. Untuk melihat kegiatan presentasi belajar sejarah siswa Siklus 1
dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.6 : Diagram Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1
Tabel 4.14 : Data Perbandingan Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus
dengan Siklus 1
NO Kriteria Persentase
Naik Turun Pra Siklus Siklus 1
1 Kurang Aktif 4,54% 0% - 4,45%
2 Cukup Aktif 90,90% 54,54% - 36,36%
3 Aktif 4,54% 45,45% 40.91% -
4 Sangat Aktif 0 % 0 % - -
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dan penurunan
pada kegiatan presentasi siswa. Pada kriteria kurang aktif dari Pra Siklus
yaitu 4,45% menjadi 0% di Siklus 1 atau menurun 4,45%. Kriteria cukup
aktif dari 90,90% menjadi 54,54% di Siklus 1 atau menurun
36,36%.Peningkatan terjadi pada kriteria aktif yaitu dari 4,54% di Pra Siklus
menjadi 45,45% atau meningkat 40,91%.
d. Refleksi
Refleksi siklus 1 dilakukan terhadap proses pembelajaran sejarah di
kelas X MIIA 2 dengan melihat hasil observasi aktivitas siswa di kelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
kegiatan siswa dan prestasi belajar siswa. Refleksi ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan yang diperoleh pada Siklus 1.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, proses pembelajaran dengan
menggunakan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle pada
Siklus 1 berjalan dengan lancar. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
peningkatan pada prestasi belajar, aktivitas belajar dan kegiatan belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan pada nilai rata-rata
keseluruhan siswa yaitu dari 59,09 pada pra penelitian menjadi 78,68 pada
Siklus 1. Siswa yang mencapai KKM juga mengalami peningkatan dari 5 siswa
atau 22,72% pada Pra Siklus menjadi 20 atau 90,90% pada Siklus 1.
Pada aktivitas belajar siswa Siklus 1, terdapat beberapa aspek-aspek
kooperatif yang meningkat dari pra siklus Pada kriteria cukup aktif pada Pra
Siklus dari 90,90 % menurun menjadi 8,18% di siklus 1. Peningkatan terjadi
pada kriteria aktif yaitu 9,09% di Pra Siklus meningkat menjadi 81,81% di
Siklus 1.
Dalam kegiatan presentasi siswa juga mengalami peningkatan dari aspek-
aspek yang diamati. Pada kriteria kurang aktif pada pra siklus dari 4,54 %
menurun menjadi 0% di siklus 1, kriteria cukup aktif dari Pra Siklus yaitu
90,90% menurun menjadi 54,54 di Siklus 1. Peningkatan terjadi pada kriteria
aktif yaitu 4,54% di Pra Siklus meningkat menjadi 45,45% di Siklus 1.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, menunjukkan peningkatan prestasi
belajar, aktivitas dan kegiatan presentasi siswa secara signifikan. Peningkatan
prestasi belajar, aktivitas belajar, dan kegiatan belajar siswa disebabkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
beberapa faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik:67
Faktor intrinsik,
adalah tujuan yang didasarkan pada alasan bahwa dalam kelompok perasaan
menjadi senang. Saat pembelajaran sejarah menerapkan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle, suasana kelas menjadi menyenangkan. Ketika
suasana kelas menjadi menyenangkan, siswa pun bisa menikmati pembelajaran
dengan baik. Terbukti saat proses belajar di kelas, siswa pun menjadi aktif
dalam proses pembelajaran sejarah. Faktor ekstrinsik, adalah tujuan yang
didasarkan pada alasan bahwa untuk mencapai sesuatu tidak bisa didapat
dengan bekerja sendiri, melainkan harus dikerjakan secara bersama-sama.
Ketika model joyfull learning diterapkan, siswa pun menjadi aktif dan mampu
bekerjasama dengan yang lainnya.
Hasil refleksi dengan guru menunjukkan bahwa pada Siklus 1 sudah
berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
Hal ini dibuktikan dengan siswa mulai antusias dalam mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar. Namun demikian, guru menyarankan kepada
peneliti agar pada saat Siklus 2 dilaksanakan untuk lebih memperhatikan siswa
ketika diberi tugas kelompok. Dengan adanya tugas kelompok guru
memperhatikan masih ada beberapa siswa yang tidak ikut serta pada saat
diskusi kelompok. Hal inilah yang menjadi masukan untuk peneliti dalam
perencanaan kegiatan Siklus 2.
Pada penelitian Siklus 1 sebenarnya sudah mencapai target yang
diharapkan yaitu 70%. Akan tetapi, peneliti tetap melanjutkan penelitian ke
67
Agus Suprijono, loc.cit hlm 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Siklus 2 untuk meyakinkan kembali bahwa dengan menerapkan model joyfull
learning berbantu dengan media puzzle dapat meningkatkan proses belajar dan
hasil belajar siswa.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
Pada Siklus 2 dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Jumat, 21 April 2017 dan pertemuan 2 dilaksanakan
pada hari, Jumat, 28 April 2017. Penelitian pada Siklus 2 ini didasarkan pada
hasil refleksi siklus 1. Tahapan yang dilakukan pada siklus 2 ini masih sama
dengan tahapan yang dilakukan pada siklus 1. Berikut ini uraian penerapan
model pembeljaran joyfull learning siklus 2:
a. Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 hampir sama dengan yang dilaksanakan pada
siklus 1. Pelaksanaan Siklus 2 juga diadakan 2 kali pertemuan. Uraian
pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Kegiatan Awal
Pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jumat, 21 April 2017. Pada
pertemuan 1 proses pelaksanaannya sama dengan Siklus 1 karena masih
menggunakan model joyfull learning.
b) Kegiatan Inti
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok kemudian siswa diberikan puzzle
yang masih berupa kepingan-kepingan gambar. Dalam kelompok
tersebut siswa disuruh untuk menyusun kepingan-kepingan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
menjadi bentuk yang utuh. Setelah kelompok selesai menyusun puzzle,
siswa disuruh untuk mempresentasikan hasil dari menyususn kepingan
gambar tersebut.
c) Kegiatan Penutup
Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil
menyusun kepingan tersebut, peneliti memberikan penguatan materi
kepada siswa agar siswa dapat lebih mudah memahami materi yang
dipelajari. Peneliti juga mengajak siswa untuk menarik kesimpulan dari
pembelajaran yang sudah dilakukan. Pada akhir pelajaran peneliti
mengingatkan siswa untuk mempelajarai kembali materi yang sudah
dipelajari agar dapat mengerjakan tes yang akan diberikan pada minggu
berikutnya.
2) Pertemuan 2
Pertemuan 2 pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Jumat 28 April
2017. Pada pertemuan ini peneliti melakukan evaluasi terhadap
pembelajaran yang menggunakan model joyfull learning berupa
memberikan soal tes yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan 5 soal
essay.
b. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas siswa di
kelas ketika model joyfull learning diterapkan. Peneliti melakukan observasi
terhadap hasil prestasi belajar siswa setelah dilaksanakannya model
pembelajaran model joyfull learning Observasi siswa juga dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
mengetahui aktivitas dan kegiatan siswa saat proses pembelajaran sejarah.
Berikut merupakan uraian dari hasil pengamatan yang telah dilakukan
peneliti:
1) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 2
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X MIIA 2 SMA N 1 Playen
diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan ganda dan soal essay.
Adapun data prestasi belajar sejarah siswa siklus 2 dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 4.15: Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 2
NO NAMA Nilai KKM 75
Tuntas Tidak Tuntas
1 ANF 78 √
2 ASS 86 √
3 BS 77 √
4 BM 82 √
5 FNV 81 √
6 FDM 84 √
7 GIN 85 √
8 IHP 82 √
9 LSA 83 √
10 MS 81 √
11 MA 83 √
12 NNA 85 √
13 NH 86 √
14 NO 78 √
15 PAS 86 √
16 RDK 69 √
17 RA 85 √
18 TAA 91 √
19 WAT 93 √
20 WIS 80 √
21 WTA 87 √
22 YDA 78 √
Jumlah 1820 21 1
Persentase 95,45% 4,54%
Nilai Tertinggi 93
Nilai Terendah 69
Rata-rata 82,72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Berdasarkan data prestasi belajar sejarah siswa, pada Siklus 2 terdapat
21 siswa atau 95,45% mencapai KKM, dan siswa yang tidak mencapai
KKM berjumlah 1 siswa atau 4,54%. Sehingga pada Siklus 2 ini telah
terjadi peningkatan dari Siklus 1 yaitu 90,90% mencapai KKM. Berikut
merupakan kriteria prestasi belajar sejarah siswa :
Tabel 4.16 : Data PersentasePrestasi Belajar Siswa Siklus 2
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase Rata-rata
1. Sangat tinggi 90%-100% 2 9,09%
82,72% 2. Tunggi 80%-89% 15 68,18%
3. Cukup 70%-79% 4 18,18%
4. Kurang 60%-69% 1 4,54%
5. Sangat kurang 0%-59% 0 0%
Pada siklus 2 dapat dilihat terjadi peningkatan prestasi belajar
sejarah siswa setelah peneliti menerapkan model joyfull learning berbantu
dengan media puzzle. Prestasi siswa pada Siklus 2 kriteria sangat tinggi
mengalami kenaikan yaitu 9,09%. Kriteria tinggi juga mengalami kenaikan
yaitu 68,18%. Untuk melihat prestasi belajar sejarah siswa pada Siklus 2
dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.7 : Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2) Aktivitas Belajar Siswa Kelas X MIIA 2 Siklus 2
Observasi aktivitas siswa dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan model joyfull learning berbantu dengan
media puzzle. Observasi aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi kooperatif yang memuat aspek-aspek yang sudah dibuat
peneliti. Adapun hasil yang diperoleh dalam Siklus 2 sebagai berikut
Tabel 4.17: Data Aktivitas Belajar Siswa di Kelas Siklus 2
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
(1-4
)
Men
gam
bil
gil
iran
(1-4
)
Ber
tanya
(1-4
)
Men
gem
ukak
an p
endap
at
(1-4
)
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
(1-4
)
Kea
kti
fandis
kusi
kel
om
pok
(1-4
)
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
(1-4
)
Kec
akap
an m
emec
ahkan
mas
alah
(1-4
)
Jum
lah
1 ANF 2 2 3 3 3 3 2 1 19
2 ASS 2 2 3 3 2 3 3 3 21
3 BS 2 2 3 3 3 3 2 2 20
4 BM 2 3 3 3 2 3 3 3 22
5 FNV 2 2 3 3 3 3 2 2 20
6 FDM 2 3 3 2 3 3 3 2 21
7 GIN 2 3 3 3 3 2 3 1 20
8 IHP 3 3 2 2 2 3 3 2 20
9 LSA 3 2 3 3 3 3 3 2 22
10 MS 3 2 2 2 3 3 3 2 20
11 MA 2 3 2 3 3 3 2 3 21
12 NNA 2 3 2 2 3 2 3 2 19
13 NH 2 3 2 3 3 3 2 2 20
14 NO 2 2 2 3 2 2 3 3 19
15 PAS 2 3 2 3 2 3 3 2 20
16 RDK 3 2 3 2 3 2 3 3 21
17 RA 2 3 2 3 2 3 2 2 19
18 TAA 2 3 2 3 2 3 2 3 20
19 WAT 2 2 2 2 2 2 2 2 19
20 WIS 3 3 2 2 3 3 2 2 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
(1-4
)
Men
gam
bil
gil
iran
(1-4
)
Ber
tanya
(1-4
)
Men
gem
ukak
an p
endap
at
(1-4
)
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
(1-4
)
Kea
kti
fandis
kusi
kel
om
pok
(1-4
)
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
(1-4
)
Kec
akap
an m
emec
ahkan
mas
alah
(1-4
)
Jum
lah
21 WTA 3 3 3 3 3 3 3 3 24
22 YDA 3 2 3 3 2 3 2 2 20
JUMLAH 51 56 55 59 57 61 56 49 447
Rata-rata 2,31 2,54 2,5 2,68 2,59 2,77 2,54 2,22
Pada Siklus 2, terdapat beberapa aspek-aspek kooperatif yang
meningkat dari Siklus 1 yaitu aspek kerjasama kelompok jumlah skor 51,
mengambil giliran jumlah skor 56, bertanya jumlah skor 55,
mengemukakan pendapat jumlah skor 59, mempresentasikan hasil diskusi
jumlah skor 57, keaktifan diskusi kelompok jumlah skor 61, kemampuan
menganalisis jumlah skor 56, dan kecakapan memecahkan masalah jumlah
skor 49. Peningkatan aktivitas belajar yang paling dominan adalah aspek
keaktifan diskusi kelompok dan aspek mempresentasikan hasil diskusi.
Hal ini dikarenakan mulai tumbuhnya kesadaran siswa untuk terlibat aktif
dalam proses pembelajaran agar dapat memahami materi dengan baik.
Tabel 4.18 : Data Persentase Aktivitas Pembelajaran Siklus 2
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
1. Kurang Aktif 0-8 0 0%
2. Cukup Aktif 9-16 1 4,54%
3. Aktif 17-24 21 95,45%
4. Sangat Aktif 25-32 0 0 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas belajar siswa
pada Siklus 2 kriteria cukup aktif yaitu 4,54% dan kriteria kriteria aktif
yaitu 95,45%. Untuk melihat aktivitas belajar sejarah siswa Siklus 2 dapat
dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.8 : Diagram Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2
Tabel 4.19 : Data Perbandingan Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2
NO Kriteria Persentase
Naik Turun Siklus 1 Siklus 2
1 Kurang Aktif 0% 0% - -
2 Cukup Aktif 8,18% 4,54% - 3,75%
3 Aktif 81,81% 95,45% 13.64% -
4 Sangat Aktif 0 % 0 % - -
Dari tabel 4.19 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan dan
penurunan aktivitas belajar siswa. Pada kriteria cukup aktif terjadi
penurunan dari Siklus 1 yaitu 8,18% menjadi 4,45% di Siklus 2 atau
menurun 3,75%. Peningkatan yang cukup mencolok terjadi pada kriteria
aktif Siklus 1 yaitu 81,81% meningkat menjadi 95,45% atau meningkat
13,45%. Peningkatan terjadi karena siswa merasa senang ketika peneliti
menerapkan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
membuat siswa lebih berantusias ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung.
3) Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 2
Pengamatan aktivitas siswa dilakukan saat proses pembelajaran
berlangsung dengan menerapkan model joyfull learning berbantu dengan
media puzzle. Observasi aktivitas siswa dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi kooperatif yang memuat aspek-aspek yang sudah dibuat
peneliti. Adapun hasil yang diperoleh dalam Siklus 2 sebagai berikut :
Tabel 4.20 : Data Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 2
No Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
1 ANF 3 2 2 7
2 ASS 3 2 3 8
3 BS 2 3 2 7
4 BM 2 3 2 7
5 FNV 2 2 2 6
6 FDM 1 3 2 6
7 GIN 2 1 3 6
8 IHP 3 3 2 8
9 LSA 3 2 2 7
10 MS 2 1 2 5
11 MA 1 3 2 6
12 NNA 3 3 2 8
13 NH 3 2 3 8
14 NO 3 2 2 7
15 PAS 2 1 2 5
16 RDK 3 2 3 8
17 RA 2 2 1 5
18 TAA 2 3 2 7
19 WAT 3 2 2 7
20 WIS 2 1 3 6
21 WTA 2 3 2 7
22 YDA 2 2 3 7
Jumlah 51 48 49 148
Rata-rata 2,31 2,18 2,22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Pada Siklus 2, terdapat aspek-aspek yang meningkat dari Siklus 1
yaitu aspek menjelaskan jumlah skor 51, aspek memvisualkan jumlah skor
48, dan aspek merespon jumlah skor 49. Mulai tumbuhnya kesadaran
siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran agar dapat memahami
materi dengan baik juga menyebabkan meningkatnya kegiatan belajar
sejarah siswa.
Tabel 4.21: Data Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 2
No Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan Frekuensi Persentase
1. Kurang Aktif 0-3 0 0%
2. Cukup Aktif 4-6 8 36,36%
3. Aktif 7-9 14 63,63%
4. Sangat Aktif 10-12 0 0 %
Dari tabel 4.21di atas dapat dilihat bahwa kegiatan presentasi belajar
siswa pada Siklus 2 kriteria cukup aktif yaitu 36,36% dan kriteria aktif yaitu
63,63%. Untuk melihat kegiatan presentasi belajar sejarah siswa Siklus 2
dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.9 : Diagram Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel : 4.22: Data Perbandingan Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2
NO Kriteria Persentase
Naik Turun Siklus 1 Siklus 2
1 Kurang Aktif 0% 0% - -
2 Cukup Aktif 54,54% 36,36% - 18.18%
3 Aktif 45,45% 63,63% 18.18% -
4 Sangat Aktif 0 % 0 % - -
Dari tabel 4.22 dapat dilihat bahwa terjdi peningkatan dan penurunan
kegiatan presentasi belajar siswa. Pada kriteria cukup aktif di Siklus 1 yaitu
54,54% menurun menjadi 36,36% di Siklus 2 atau menurun 18,18%.
Peningkatan terjadi pada kriteria aktif yaitu 45,45% di Siklus 1 menjadi
63,63% di Siklus 2 atau meningkat 18,18%. Peningkatan terjadi karena
siswa mulai terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa juga
merasa senang karena mereka bisa bermain dan belajar menggunakan media
puzzle.
c. Refleksi
Refleksi siklus 2 dilakukan terhadap proses pembelajaran sejarah di
kelas X MIIA 2 dengan melihat hasil observasi aktivitas siswa, kegiatan siswa
dan prestasi belajar siswa. Refleksi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan yang diperoleh pada Siklus 2.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, proses pembelajaran dengan
menggunakan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle pada
Siklus 2 berjalan dengan lancar sesuai perencanaan yang telah dibuat. Hal ini
dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan pada prestasi belajar, aktivitas
belajar dan kegiatan belajar siswa. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa
ditunjukkan pada nilai rata-rata keseluruhan siswa yaitu dari 78,68 pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
penelitian siklus 1 menjadi 82,72 pada siklus 2. Siswa yang mencapai KKM
juga mengalami peningkatan dari 20 siswa atau 90,90% pada siklus 1 menjadi
21 atau 95,45% pada Siklus 2.
Pada aktivitas belajar siswa Siklus 1, terdapat beberapa aspek
kooperatif yang meningkat. Pada kriteria cukup aktif Siklus 1 dari 8,18%
menurun menjadi 4,54% di Siklus 2. Peningkatan terjadi pada kriteria aktif
yaitu 81,81% di siklus 1 meningkat menjadi 95,45% di Siklus 2.
Dalam kegiatan presentasi siswa juga mengalami peningkatan dari
aspek-aspek yang diamati. Pada kriteria cukup aktif dari Siklus 1 yaitu 54,54%
menurun menjadi 36,36% di Siklus 2. Peningkatan terjadi padakriteria aktif
yaitu 45,45% di Siklus 1 meningkat menjadi 63,63% di Siklus 2.
Hasil refleksi dengan guru menunjukkan saat Siklus 2 dilaksanakan,
sudah berjalan dengan baik. Kegiatan pada Siklus 2 dilaksanakan sesuai
perencanaan yang telah dibuat berdasarkan refleksi di siklus 1. Pada Siklus 2,
peneliti tidak menemukan kendala yang dihadapi. Hal ini ditunjukkan dengan
siswa sangat antusias dalam proses pembelajaran. Siswa pun terlibat aktif
terhadap semua kegiatan belajar mengajar seperti, kegiatan kelompok, tanya
jawab dan presentasi. Hal inilah berdampak pada peningkatan proses belajar
dan hasil belajar sejarah siswa. Pada kegiatan siklus 2 ini, indikator
keberhasilan sudah tercapai sehingga penelitian ini tidak dilanjutkan lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berdasarkan hasil refleksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan
penerapan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan aktivitas belajar
siswa dan kegiatan presentasi belajar siswa.
B. Komparasi Prestasi Belajar, Aktivitas Belajar dan Kegiatan Presentasi
Belajar Sejarah
Komparasi ini betujuan untuk membandingkan hasil dari pengamatan
peneliti sebelum penelitian dilakukan hingga sesudah penelitian dilakukan.
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang telah dilakukan di kelas X MIIA 2 SMA N
1 Playen dengan menggunakan model joyfull learning pada bulan Maret hingga
April 2017 ini dapat dikatakan telah berhasil. Keberhasilan ini dibuktikan dengan
adanya peningkatan prestasi belajar siswa, sekaligus meningkatkan aktivitas dan
kegiatan belajar siswa.
1. Komparasi Prestasi Belajar Siswa
a. Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1
Komparasi prestasi belajar siswa pada keadaan awal (sebelum
dilaksanakan penelitian) bertujuan untuk membandingkan antara prestasi
belajar sebelum penelitian dengan siklus 1. Perbandingan ini bertujuan untuk
melihat apakah antara prestasi belajar keadaan awal tiap siswa dengan prestasi
belajar siklus 1 mengalami peningkatan atau penurunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.23: Data Komparasi Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus dengan Siklus 1
No Nama
Pra siklus Siklus 1 Persentase
Nilai KKM Bawah
KKM Nilai KKM
Bawah
KKM Naik Turun
1 ANF 55 √ 77 √ 22%
2 ASS 60 85 √ 25%
3 BS 75 √ √ 76 √ 1%
4 BM 40 √ 79 √ 39%
5 FNV 60 √ 76 √ 16%
6 FDM 50 √ 77 √ 27%
7 GIN 55 √ 78 √ 23%
8 IHP 75 √ 76 √ 1%
9 LSA 60 √ 82 √ 22%
10 MS 55 √ 80 √ 25%
11 MA 50 √ 81 √ 31%
12 NNA 40 √ 84 √ 44%
13 NH 45 √ 78 √ 33%
14 NO 80 √ 77 √ 3%
15 PAS 60 √ 80 √ 20%
16 RDK 50 √ 72 √ 22%
17 RA 65 √ 83 √ 18%
18 TAA 75 √ 82 √ 7%
19 WAT 65 √ 77 √ 12%
20 WIS 75 √ 78 √ 3%
21 WTA 60 √ 74 √ 14%
22 YDA 50 √ 79 √ 29%
Jumlah 1300 5 17 1731 20 2
Persentase 22,72% 77,27% 90,90% 9,09%
Rata-rata 59,09 78,68
Tertinggi 80 84
Terendah 40 74
Berdasarkan hasil perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat
peningkatan dan juga penurunan terhadap nilai siswa kelas X MIIA 2. Pada
pra siklus rata-rata nilai adalah 59,09 dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 40. Siswa yang mencapai KKM pada pra siklus sebanyak 5 siswa atau
27,72% dan tidak mencapai KKM sebanyak 17 siswa atau 77,27%. Setelah
peneliti menerapkan model joyfull learning berbantu dengan media puzzle
pada siklus 1 terdapat peningkatan yang signifikan terhadap prestasi belajar
siswa. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus 1 adalah 78,68 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
nilai tertinggi 84 dan terendah 74. Jumlah siswa mencapai KKM sebanyak 20
siswa atau 90,90% dan di bawah KKM sebanyak 2 siswa atau 9,09%.
Peningkatan prestasi belajar di siklus 1 terjadi karena pada pra siklus siswa
masih pasif ketika pembelajaran berlangsung. Akan tetapi setelah diterapkanya
model joyfull learning berbantu dengan media puzzle siswa menjadi terlibat
aktif dalam proses pembelajaran.
Tabel 4.24 : Data Komparasi Persentase Prestasi Belajar Siswa Pra Siklus
dengan Siklus 1
No Kriteria
Nilai
Tingkat
Penguasaan
Pra Siklus Siklus 1
F % Rata-
rata F %
Rata-
rata
1. Sangat tinggi 90%-100% 0 0
59,09
%
0 0
78,68
%
2. Tunggi 80%-89% 1 4,45 8 38,09
3. Cukup 70%-79% 4 18,18 13 61,90
4. Kurang 60%-69% 7 31,81 0 0
5. Sangat kurang 0%-59% 10 45,45 0 0
Dari tabel 4.24 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar sejarah siswa setelah peneliti menerapkan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle. Prestasi siswa pada kriteria tinggi mengalami
kenaikan yaitu dari 4,45% di pra siklus menjadi 38,09% di siklus 1. Kriteria
cukup juga mengalami kenaikan yaitu dari 18,18% di pra siklus menjadi
61,90% di siklus 1. Adapun diagram komparasi prestasi belajar pra siklus
dengan siklus 1 sebagai berikut :.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.10 : Diagram Komparasi Prestasi belajar Pra Siklus dengan
Siklus 1
b. Komparasi Siklus 1 dengan Siklus 2
Komparasi prestasi belajar siswa pada tahap ini bertujuan untuk
membandingkan antara prestasi belajar silus 1 dengan siklus 2. Adapun
perbandingannya sebagai berikut:
Tabel 4.25 : Data Komparasi Prestasi Belajar Siswa Sklus 1 dengan Siklus 2
No Nama
Siklus 1 Siklus 2 Persentase
Nilai KKM Bawah
KKM Nilai KKM
Bawah
KKM Naik Turun
1 ANF 77 √ 78 √ 1%
2 ASS 85 √ 86 √ 1%
3 BS 76 √ 77 √ 1%
4 BM 79 √ 82 √ 3%
5 FNV 76 √ 81 √ 5%
6 FDM 77 √ 84 √ 7%
7 GIN 78 √ 85 √ 7%
8 IHP 76 √ 82 √ 6%
9 LSA 82 √ 83 √ 1%
10 MS 80 √ 81 √ 1%
11 MA 81 √ 83 √ 2%
12 NNA 84 √ 85 √ 1%
13 NH 78 √ 86 √ 8%
14 NO 77 √ 78 √ 1%
15 PAS 80 √ 86 √ 6%
16 RDK 72 √ 69 √ 4%
17 RA 83 √ 85 √ 2%
18 TAA 82 √ 91 √ 9%
19 WAT 77 √ 93 √ 16%
20 WIS 78 √ 80 √ 2%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
No Nama
Siklus 1 Siklus 2 Persentase
Nilai KKM Bawah
KKM Nilai KKM
Bawah
KKM Naik Turun
21 WTA 74 √ 87 √ 13%
22 YDA 79 √ 78 √ 1%
Jumlah 1731 20 2 1820 21 1
Persentase 90,90% 9,09% 95,45% 4,54%
Rata-rata 78,68 82,72
Tertinggi 84 93
Terendah 74 69
Berdasarkan hasil perbandingan di atas, dapat dilihat terdapat
peningkatan dan juga penurunan terhadap nilai siswa kelas X MIIA 2. Pada
siklus1 rata-rata nilai adalah 78,68 dengan nilai tertinggi 84 dan nilai terendah
74. Ssiwa yang mencapai KKM pada pra siklus sebanyak 20 siswa atau
90,90% dan tidak mencapai KKM sebanyak 2 siswa atau 9,09%. Pada siklus 2
terdapat peningkatan terhadap prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai yang
diperoleh siswa pada siklus 2 adalah 82,72 dengan nilai tertinggi 93 dan
terendah 69. Jumlah siswa mencapai KKM sebanyak 21 siswa atau 95,45% dan
di bawah KKM sebanyak 1 siswa atau 4,54%. Setelah siklus 2 diterapkan,
prestasi belajaran mengalami peningkatan dari siklus 1. Hal ini dikarenakan
siswa mulai terlibat aktif pada proses pembelajaran, ditambah lagi siswa begitu
menikmati proses pembelajaran karena ketika model joyfull learning berbantu
dengan media puzzle diterapkan, suasana kelas menjadi tidak monotone. Siswa
pun diajak untuk bermain sekaligus sambil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel 4.26 :Data Komparasi Persentase Prestasi Belajar Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2
No Kriteria
Nilai
Tingkat
Penguasaan
Siklus 1 Siklus 2
F % Rata-
rata
F % Rata-
rata
1. Sangat tinggi 90%-100% 0 0
78,68%
2 9,09
82,72%
2. Tunggi 80%-89% 8 38,09 15 68,18
3. Cukup 70%-79% 13 61,90 4 18,18
4. Kurang 60%-69% 0 0 1 4,54
5. Sangat kurang 0%-59% 0 0 0 0
Dari tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan prestasi
belajar sejarah siswa setelah peneliti menerapkan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle. Prestasi siswa pada kriteria sangat tinggi
mengalami kenaikan yaitu dari 0% di siklus 1 menjadi 9,09% di siklus 2.
Kriteria tinggi juga mengalami kenaikan yaitu dari 38,09% di siklus 1 menjadi
68,18%di siklus 2. Adapun diagram komparasi prestasi belajar siklus 1dengan
siklus 2 sebagai berikut :.
Gambar 4.11 : Diagram Komparasi Pra Siklus dengan Siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2. Komparasi Aktiviras Belajar Siswa
a. Komparasi Aktivitas Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1
Komparasi aktivitas belajar siswa Pra Siklus dengan Siklus 1 sebagai
berikut :
Tabel 4.27 : Data Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1
No Nama Pra Siklus Siklus 1 Keterangan
Jml Jml Naik Turun
1 ANF 14 15 1 -
2 ASS 15 18 3 -
3 BS 15 18 3 -
4 BM 13 19 6 -
5 FNV 15 16 1 -
6 FDM 13 18 5 -
7 GIN 14 17 3 -
8 IHP 15 18 3 -
9 LSA 15 18 3 -
10 MS 17 20 3 -
11 MA 15 19 4 -
12 NNA 17 15 - 2
13 NH 14 19 5 -
14 NO 14 19 5 -
15 PAS 13 17 4 -
16 RDK 13 17 4 -
17 RA 12 18 6 -
18 TAA 14 19 5 -
19 WAT 12 22 10 -
20 WIS 14 16 2 -
21 WTA 14 19 5 -
22 YDA 13 14 1 -
Jumlah 311 391
Berdasarkan tabel 4.27di atas analisis komparatif aktivitas belajar sejarah
siswa secara perorangan menunjukkan bahwa secara keseluruhan mengalami
peningkatan yang signifikan, meskipun terdapat penurunan pada perbandingan
aktivitas belajar siswa Pra Siklus dengan siklus 1. Pada Pra Siklus, sebelum
diterapkannya model joyfull learning berbantu dengan media puzzle jumlah
skor yang diperoleh adalah 311, sedangkan setelah diterapkanya model joyfull
learning berbantu dengan media puzzle jumlah skor meningkat menjadi 391.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Untuk mengetahui komparasi secara rinci skala aktivitas belajar sejarah siswa
dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel 4.28: Data Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1
No
. Kriteria
Nilai
Tingkat
Penguasaan
Pra Siklus Siklus 1
F % F %
1. Kurang Aktif 0-8 0 0 0 0
2. Cukup Aktif 9-16 20 90,90 4 8,18
3. Aktif 17-24 2 9,09 18 81,81
4. Sangat Aktif 25-32 0 0 0 0
Dari tabel 4.28di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas
belajar sejarah siswa. Pada kriteria cukup aktif pada Pra Siklus dari 90,90 %
menurun menjadi 8,18% di Siklus 1. Peningkatan terjadi pada kriteria aktif
yaitu 9,09% di Pra Siklus meningkat menjadi 81,81% di Siklus 1. Untuk
mengetahui peningkatan aktivitas belajar sejarah siswa dapat dilihat pada
diagram berikut :
Gambar 4.12 : Diagram Komparasi Aktivitas Belajar Sejarah Siswa Pra
Siklus dengan Siklus1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
b. Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2
Komparasi aktivitas belajar siswa Pra Siklus dengan Siklus 1 sebagai
berikut :
Tabel 4.29 : Data Komparasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2
No Nama Siklus 1 Siklus 2 Keterangan
Jml Jml Naik Turun
1 ANF 15 19 4 -
2 ASS 18 21 3 -
3 BS 18 20 2 -
4 BM 19 22 3 -
5 FNV 16 20 4 -
6 FDM 18 21 3 -
7 GIN 17 20 3 -
8 IHP 18 20 2 -
9 LSA 18 22 4 -
10 MS 20 20 - -
11 MA 19 21 2 -
12 NNA 15 19 5 -
13 NH 19 20 1 -
14 NO 19 19 - -
15 PAS 17 20 3 -
16 RDK 17 21 4 -
17 RA 18 19 1 -
18 TAA 19 20 1 -
19 WAT 22 19 - 3
20 WIS 16 20 4 -
21 WTA 19 24 5 -
22 YDA 14 20 6 -
Jumlah 391 447
Berdasarkan tabel 4.29di atas analisis komparatif aktivitas belajar sejarah
siswa secara perorangan menunjukkan bahwa secara keseluruhan mengalami
peningkatan yang signifikan. Pada Siklus 1, jumlahskor yang diperoleh adalah
391, sedangkan jumlah skor Siklus 2 meningkat menjadi 447. Untuk
mengetahui komparasi secara rinci skala aktivitas belajar sejarah siswa dapat
dilihat melalui tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.30: Data Komparasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
dengan Siklus 2 No
.
Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan
Siklus 1 Siklus 2
F % F %
1. Kurang Aktif 0-8 0 0 0 0
2. Cukup Aktif 9-16 4 8,18 1 4,54
3. Aktif 17-24 18 81,81 21 95,45
4. Sangat Aktif 25-32 0 0 0 0
Dari tabel 4.30 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan aktivitas
belajar sejarah siswa. Pada kriteria cukup aktif Siklus 1 dari 8,18% menurun
menjadi 4,54% di Siklus 2. Peningkatan terjadi pada kriteria aktif yaitu
81,81% di siklus 1 meningkat menjadi 95,45% di Siklus 2. Untuk mengetahui
peningkatan aktivitas belajar sejarah siswa dapat dilihat pada diagram berikut :
Gambar 4.13 : Diagram Komparasi Aktivitas Belajar Sejarah Siswa
Siklus1 dengan Siklus 2
3. Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa
Peningkatan kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan sesudah
penerapan model joyfull learning dapat dilihat menggunakan analisis
komparatif. Adapun penjelasan analisis komparatif kegiatan belajar sejarah
siswa sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
a. Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus dengan Siklus 1
Tabel 4.31 : Data Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus dengan
Siklus 1
No Nama Pra Siklus Siklus 1 Keterangan
Jml Jml Naik Turun
1 ANF 5 6 1 -
2 ASS 5 7 2 -
3 BS 4 7 3 -
4 BM 4 7 3 -
5 FNV 5 6 1 -
6 FDM 6 6 - -
7 GIN 5 6 1 -
8 IHP 6 7 1 -
9 LSA 6 7 1 -
10 MS 3 5 2 -
11 MA 6 5 - 1
12 NNA 7 8 1 -
13 NH 6 7 1 -
14 NO 5 7 2 -
15 PAS 4 5 1 -
16 RDK 5 6 1 -
17 RA 4 5 1 -
18 TAA 6 7 1 -
19 WAT 4 6 6 -
20 WIS 5 6 1 -
21 WTA 6 7 1 -
22 YDA 5 6 1 -
Jumlah 112 139
Berdasarkan tabel 4.31 di atas analisis komparatif kegiatan presentasi
siswa secara perorangan menunjukkan bahwa secara keseluruhan mengalami
peningkatan yang signifikan, meskipun terdapat penurunan pada perbandingan
kegiatan presentasi siswa pra siklus dengan siklus 1. Pada Pra Siklus, sebelum
diterapkannya model joyfull learning berbantu dengan media puzzlejumlah
skor yang diperoleh adalah 112, sedangkan setelah diterapkanya model joyfull
learning berbantu dengan media puzzlejumlah skor meningkat menjadi 139.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Untuk mengetahui komparasi secara rinci skala kegiatan presentasi sejarah
siswa dapat dilihat melalui tabel berikut ini :
Tabel. 4.32: Komparasi Persentase Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus
dengan Siklus 1
No. Kriteria Nilai Tingkat
Penguasaan
Pra Siklus Siklus 1
F % F %
1. Kurang Aktif 0-3 1 4,54 0 0
2. Cukup Aktif 4-6 20 90,90 12 54,54
3. Aktif 7-9 1 4,54 10 45,45
4. Sangat Aktif 10-12 0 0 0 0
Dari tabel 4.32 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan terhadap
kegiatan presentasi siswa. Pada kriteria kurang aktif pada pra siklus dari 4,54
% menurun menjadi 0% di Siklus 1, kriteria cukup aktif dari Pra Siklus yaitu
90,90% menurun menjadi 54,54 di Siklus 1. Peningkatan terjadi pada kriteria
aktif yaitu 4,54% di pra siklus meningkat menjadi 45,45% di Siklus 1. Untuk
mengetahui peningkatan kegiatan presentasi sejarah siswa dapat dilihat pada
diagram berikut :
Gambar 4.14 : Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Pra Siklus
dengan Siklus 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
b. Komparasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2
Tabel 4. 33: Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2
No Nama Siklus 1 Siklus 2 Keterangan
Jml Jml Naik Turun
1 ANF 6 7 1 -
2 ASS 7 8 1 -
3 BS 7 7 - -
4 BM 7 7 - -
5 FNV 6 6 - -
6 FDM 6 6 - -
7 GIN 6 6 - -
8 IHP 7 8 1 -
9 LSA 7 7 - -
10 MS 5 5 - -
11 MA 5 6 1 -
12 NNA 8 8 - -
13 NH 7 8 1 -
14 NO 7 7 - -
15 PAS 5 5 - -
16 RDK 6 8 2 -
17 RA 5 5 - -
18 TAA 7 7 - -
19 WAT 6 7 1 -
20 WIS 6 6 - -
21 WTA 7 7 - -
22 YDA 6 7 1 -
Jumlah 139 148
Berdasarkan tabel 4.33 di atas analisis komparatif kegiatan presentasi
siswa secara perorangan menunjukkan bahwa secara keseluruhan mengalami
peningkatan. Pada Siklus 1, jumlah skor yang diperoleh adalah 139 sedangkan
pada Siklus 2 jumlah skor meningkat menjadi 148. Untuk mengetahui
komparasi secara rinci skala kegiatan presentasi siswa dapat dilihat melalui
tabel berikut ini :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel . 4.34 : Data Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan
Siklus 2 No
. Kriteria
Nilai Tingkat
Penguasaan
Siklus 1 Siklus 2
F % F %
1. Kurang Aktif 0-3 0 0 0 0
2. Cukup Aktif 4-6 12 54,54 8 36,36
3. Aktif 7-9 10 45,45 14 63,63
4. Sangat Aktif 10-12 0 0 0 0
Dari tabel 4.34 di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan terhadap
kegiatan presentasi siswa. Pada kriteria cukup aktif dari psiklus 1 yaitu
54,54% menurun menjadi 36,36% di siklus 2. Peningkatan terjadi pada kriteria
aktif yaitu 45,45% di Siklus 1 meningkat menjadi 63,63% di Siklus 2. Untuk
mengetahui peningkatan kegiatan presentasi sejarah siswa dapat dilihat pada
diagram berikut :
Gambar 4.15 : Komparasi Kegiatan Presentasi Siswa Siklus 1 dengan Siklus 2
C. Pembahasan
1. Prestasi Belajar Siswa
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di kelas X
MIIA 2 SMA N 1 PLAYEN pada bulan Maret sampai April 2017, memperoleh
hasil data berupa data prestasi belajar siswa di kelas dalam mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
sejarah dengan menggunakan model joyfull learning. Data prestasi diperoleh
dari soal tes pilihan ganda dan soal essay yang diujikan peneliti.
Keberhasilan dalam prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai yang
diperoleh siswa dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan.KKM pada mata
pelajaran sejarah di SMA N 1 Playen adalah 75. Sebelum dilakukan penelitian
rata-rata nilai belajar sejarah siswa X MIIA 2 SMA N 1 Playen adalah 59,09
Setelah dilakukan penelitian, pada Siklus 1 siswa yang dapat memperoleh
nilai di atas KKM meningkat yakni dari 7 siswa menjadi 20 siswa. Rata-rata
nilai yang diperoleh siswa 78,68. Peningkatan terjadi karena model joyfull
learning sudah diterapkan.
Pada saat Siklus 2 dilaksanakan, ternyata juga mengalami peningkatan
yang memuaskan. Pada siklus II, siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 siswa
dari jumlah keselutuhan 22 siswa. Nilai rata-rata yang diperoleh meningkat
menjadi 82,71 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 69.
Peningkatan yang terjadi di setiap Siklus disebabkan karena tahap-tahap
dalam proses belajar dapat dilalui dengan baik. Seperti yang dikutip dalam buku
Baharuddin dan Esa Nur Wahyunimenjelaskan bahwa tahap-tahap proses belajar
adalah sebagai berikut : 68
(1) Tahap motivasi, yaitu saat bangkitnya keinginan
siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Misalnya ketika siswa antusias dalam
memperhatikan apa yang akan dipelajari, mengikuti proses pembelajaran dengan
baik, dan mendengarkan apa yang di ucapkan guru. (2) Tahap konsentrasi yaitu,
siswa harus memusatkan perhatian untuk tertuju pada hal yang akan dipelajari.
68
Baharuddin - Esa Nur Wahyuniloc.cit, hlm 20-22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Biasanya pada tahap ini perhatian siswa hanya tertuju pada penampilan guru. (3)
Tahap mengolah yaitu, pada tahap ini siswa mengumpulkan informasi yang
didapatkan dari guru kemudian siswa mengolah informasi tersebut untuk diberi
makna berupa inti-inti dari setiap materi sesuai penangkapan mereka. (4) Tahap
menyimpan yaitu, siswa menyimpan informasi dari guru berupa inti-inti materi
sesuai dengan penangkapan mereka. Pada tahap ini hasil belajar sudah diperoleh,
baik baru sebagian maupun keseluruhan. Perubahan pun sudah terjadi, baik
pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Untuk perubahan sikap dan
ketrampilan diperlukan belajar yang tidak hanya sekali melainkan harus
beberapa kali, baru kemudian terlihat perubahannya. (5) Tahap menggali yaitu,
setelah siswa melalui tahap menyimpan kemudian siswa menggali informasi
untuk dikaitkan dengan informasi yang baru yang dia terima. Ini terjadi pada
waktu pelajaran berikutnya yang merupakan kelanjutan dari pelajaran
sebelumnya. (6)Tahap prestasi yaitu, setelah informasi digali kemudian
digunakan untuk menunjukkan prestasi yang merupakan hasil dari belajar.
(7)Tahap umpan balik yaitu, siswa harus memperoleh penguatan walaupun
prestasi yang didapatkan memuaskan, agar pelajaran yang didapatkan benar-
benar dipahami.
Selain tahap-tahap proses belajar di atas dilaksanakan dengan baik,
peningkatan prestasi belajar juga terjadi karena dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor intern ( berasal dari dalam individu) dan faktor ekstern (berasal dari
luar individu).69
Faktor dari dalam individu pada dasarnya akan mendorong
69
Damyati M Mahmud, loc.cit hlm 84-85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
siswa untuk memunculkan keinginan untuk terus belajar dan keinginan
mendalami materi pembelajaran yang disampaikan. Sehingga siswa menjadi
antusias dalam pembelajaran di kelas untuk mendapatkan nilai yang mereka
inginkan. Sedangkan faktor dari luar lebih ditekankan pada penerapan model
joyfull learning berbantu dengan media puzzle.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilaksanakan oleh peneliti telah berhasil. Keberhasilan ini menjadi
suatu tanda bahwa model joyfull learning dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Pembelajaran ini membuat suasana menjadi lebih menyenangkan dan
siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa prestasi siswa meningkat dari
Pra Siklus, Siklus I sampai ke Siklus II. Penerapan model joyfull learning
mampu meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.
2. Aktivitas Belajar Siswa
Selain meningkatkan hasil belajar siswa, ternyata dengan penerapan model
joyfull learning berbantu dengan media puzzle juga dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa. Pada kriteria cukup aktif pada pra siklus dari 90,90 %
menurun menjadi 8,18% di Siklus 1. Peningkatan terjadi pada kriteria aktif
yaitu 9,09% di Pra Siklus meningkat menjadi 81,81% di siklus 1. Pada Siklus 2,
kriteria cukup aktif siklus 1 dari 8,18% menurun menjadi 4,54% di Siklus 2.
Peningkatan terjadi pada kriteria aktif yaitu 81,81% di Siklus 1 meningkat
menjadi 95,45% di Siklus 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Peningkatan pada aktivitas belajar siswa disetiap Siklus seperti yang
dijelaskan di atas dapat terjadi dikarenakan penerapan model joyfull learning
berbantu media puzzle. Pada dasarnya model joyfull learning adalah model
pembelajaran yang membuat suasana kelas menjadi menyenangkan dan tidak
monoton.70
Sehingga siswa tidak merasa bosan ketika belajar dan siswa pun
menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Salain itu juga, guru memberikan
hadiah berupa poin kepada siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Siswa pun berlomba untuk mendpatkan poin sebanyak-banyaknya.
3. Presentasi Belajar Siswa
Selain ranah kognitif dan afektif ternyata dalam ranah psikomotorik juga
mengalami peningkatan setelah diterapkanya model joyfull learning berbantu
dengan media puzzle. Pada kriteria kurang aktif pada Pra Siklus dari 4,54%
menurun menjadi 0% di Siklus 1, kriteria cukup aktif dari Pra Siklus yaitu
90,90% menurun menjadi 54,54 di Siklus 1. Peningkatan terjadi pada kriteria
aktif yaitu 4,54% di Pra Siklus meningkat menjadi 45,45% di Siklus 1
Pada siklus 2, kriteria cukup aktif dari siklus 1 yaitu 54,54% menurun
menjadi 36,36% di Siklus 2. Peningkatan terjadi pada kriteria aktif yaitu
45,45% di Siklus 1 meningkat menjadi 63,63% di Siklus 2. Sama halnya
dengan peningkatan pada aktivitas belajar siswa, peningkatan kegiatan belajar
siswa juga dapat terjadi karena siswa mulai berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Guru memberikan hadiah berupa poin kepada siswa yang
70
Vera Etika, 2013, op.cit hlm 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga siswa berlomba untuk
mendpatkan poin sebanyak-banyaknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti kelas X MIIA 2 SMA
N 1 PLAYEN dapat disimpulkan bahwa penerapan model joyfull learning
berbantu dengan media puzzle dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa,
sekaligus dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, dan kegiatan presentasi
belajar siswa.Hal ini dapat dibuktikan pada materi Islamisasi dan silang budaya di
Nusantara melalui model joyfull learning berbantu dengan media puzzle yang
diadakan 2 Siklus.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X MIIA 2
SMA N 1 Playen dengan diterapkannya model joyfull learning berbantu dengan
media puzzle dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pada prestasi belajar
sejarah siswa, dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Dari segi kognitif, ada
peningkatan pada prestasi belajar sejarah. Hal ini berdasarkan nilai rata-rata
keadaan awal yaitu 59,09, pada Siklus 1 menjadi 78,68 atau meningkat 19,59%
dan pada Siklus 2 meningkat lagi menjadi 82,72 atau meningkat 4,04%.
Sedangkan siswa yang memenuhi KKM pada keadaan awal yaitu 27,02%
meningkat menjadi 90,90% pada Siklus 1 dan pada Siklus 2 meningkat menjadi
95,45%. Dari segi afektif, ada peningkatan pada aktivitas belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat kriteria aktif di Pra Siklus dari 4,54% menjadi 81,81% di Siklus 1
atau meningkat 77,36%. Pada Siklus 2, kriteria aktif Siklus 1 yaitu 81,81%
meningkat menjadi 95,45% pada Siklus 2 atau meningkat 13,45%.Dari segi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
psikomotorik, ada peningkatan pada kemampuan siswa dalam mempresentasikan
hasil diskusi. Hal ini dapat dilihat dari kriteria aktif yaitu dari 4,54% di Pra Siklus
menjadi 45,45% atau meningkat 40,91%. Pada Siklus 2, kriteria aktif yaitu
45,45% di Siklus 1 menjadi 63,63% di Siklus 2 atau meningkat 18,18%.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model
joyfull learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan kegiatan presentasi belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti , ada beberapa saran
yang diberikan yaitu :
1. Bagi Sekolah
Terkait dengan penelitian yang dilakukan peneliti tentang model joyfull
learning diharapkan sekolah ikut mendukung setiap pelaksanaan penelitian demi
meningkatkan kualitas pendidikan kearah yang lebih baik dengan menggunakan
model-model pembelajarn yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
2. Bagi Guru
Dari penelitian yang telah dilakukan peneliti tentang model joyfull learning
diharapkan mampu menambah pengetahuan guru tentang model pembelajaran
yang bermacam-macam. Dengan model pembelajaran yang bermacam-macam
dan menyenangkan tentunya siswa akan menjadi lebih aktif dan juga nantinya
akan berpengaruh terhadap prestasi belajar sejarah siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
3. Bagi Siswa
Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan mampu menjadikan motivasi
bagi siswa agar lebih fokus dalam kegiatan pembelajaran. Siswa juga diharapkan
turut aktif dalam proses pembelajaran agar nantinya prestasi belajar khususnya
pada mata pembelajaran sejarah dapat memuaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono, 2009, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Anggani Sudono, 2010, Sumber Belajar dan Alat Permainan, Jakarta, Grasindo.
Anisah Basleman dan Syamu Mappa. 2011 Teori Belajar Orang Dewasa,
Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Arifin, M, 1984, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan Bintang.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2015, Teori Belajar & Pembelajaran,
Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.
Dimyati M Mahmud, 1990 , Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan,
Yogyakarta.
Hendra Kurniawan,2013, Penanaman Karakter melalui Pembelajaran Sejarah
dengan Paradigma Konstruktivisme dalam Kurikulum 2013.
HeliusSjamsuddin, 1996.Metodologi sejarah, Jakarta, Proyek Pendidikan Tenaga
Akademik.
Hisyam Zaini dan Bermawy Munthe, 2008, Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta, Insan Madani.
Hujair AH Snaky,2013, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, Yogyakrta
Kaukaba Dipantara.
Kosasih, 2014, Strategi Belajar dan Pembelajaran,Bandung, Yrama Widya.
Latuheru, JD. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa. Kini.
Jakarta: DepdikbudMason
Widja, L.G, 1998, Ilmu Sejarah : Sejarah dalam Prespektif Pendidikan,
Semarang,Setya Wacana.
Miftahul Huda, 2012, Cooperative Learning Metode , Teknik, Struktur, dan Model
Terapan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Siregar, Nara, 2011, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia.
Nani dan Zainal Trimo, 2010, Praktik Pakem IPS SD JILID 3, Erlangga.
Nana Sudjana, 1990, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Paul Suparno, 1997, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Yogyakarta,
Kanisius.
Ramlah Ahmadi,2014, Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan,
Yogyakarta, Ar-Ruzz Media.
Suharsimi Arikunto, 2012, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, Jakarta, Bumi
Aksara.
Sumadi Suryabrata, 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Susilo, 2007.Penelitian Tindakan Kelas, Sleman.Pustaka Book Publisher.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sri Sutjianingsih, 1995 Pengajaran Sejarah, Jakarta: Cv Dwi Jaya Karta.
Syaiful Bahari Djamariyah, 201 , Psikologi Belajar,Jakarta, Renika Cipta.
Tampubolon M, 2014. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Pengembangan Profesi
Pendidik dan Keilmuan. Jakarta. Erlangga
Tasrial Daryanto. 2012. Konsep Pembelajaran Kreatif. Yogyakarta. Gava Media.
Tukaran Taniredja, 2011,Model-model Pembelajaran Inovatif, Alfabeta, Bandung.
Wahyudi Madjid 2014. ilmu sejarah: sebuah pengantar , Jakarta,
Prenada Media Group.
Wingkel, W.S, 1996, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Yudhi Munadi,2010, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta,
Gaung Persada Press.
Sumber Internet :
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1a
pril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Suba
kti.pdf di akses 17 Juli 2017
Sumber Skripsi :
Fajar Arif Wijaya Latief, 2015 Penerapan Strategi Pembelajaran Joyful Learning
Berbantu Dengan Humor Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Akuntansi
Pada Kelas Xi Ips 3 Di Man 2 Madiun Tahun Ajaran 2014/2015
Jemi Fantula, 2016, Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Melalui
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pemanfaatan Media Audio
Visual.
Rohyana Nur Isnaeny. 2013. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament (Tgt) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Dan Prestasi Belajar Akuntansi Standar Kompetensi Mengelola Kartu
Aktiva Tetap Siswa Kelas XI Akuntansi 1 SMK Negeri 1 Godean Tahun
Ajaran 2012/2013. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Vera Etika, 2013, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Joyfull Learning
Berbantuan Modul Smart-Interaktif Pada Hasil Belajar Materi Gerak
Lurus.
Yohanes Arga Pribadi, 2015, Penerapan Cooperatvie Learning Tipe Numbered
Head Together untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Akutansi SMK YPKK 2 Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 1
(Surat Izin Penelitian Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 2
(Silabus)
SEJARAH INDONESIA
Satuan Pendidikan : SMA/MA
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas : X ( Sepuluh )
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.7 Menganalisisberbagai teori
tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan
kebudayaan Islam di
Indonesia.
Perkembangan
Kerajaan-Kerajaan
Islam di Indonesia
Teori-teori
masuk dan
Mengamati:
Membaca buku teks dan
melihat gambar-gambar
peninggalan zaman
perkembangan kerajaan-
Sikap:
Observasi
Tentang kegiatan peserta
didik dalam proses
mengumpulkan data,
24 jp
Buku
Paket
Sejarah
Indonesia
kelas X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
3.8 Menganalisis karakteristik
kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan
kebudayaan pada masa
kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia dan
menunjukan contoh bukti-
bukti yang masih berlaku
pada kehidupan
masyarakat Indonesia
masa kini.
4.7 Mengolah informasi
mengenai proses masuk
dan perkembangan kerajaan
Islam dengan menerapkan
cara berpikir kronologis,
dan pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini serta
mengemukakannya dalam
bentuk tulisan.
4.8 Menyajikan hasil
penalaran dalam bentuk
tulisan tentang nilai-nilai
dan unsur budaya yang
berkembang pada masa
kerajaan Islam dan masih
berkelanjutan dalam
kehidupan bangsa
berkembangnya
Islam
Kerajaan-
kerajaan Islam
di Indonesia
Bukti-bukti
Kehidupan dan
hasil-hasil
budaya
pengaruh Islam
yang masih ada
pada saat ini
kerajaan Islam di
Indonesia
Menanya:
Menanya untuk
mendapatkan klarifikasi
tentang zaman
perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia.
Mengumpulkan Informasi:
Mengumpulkaninformas
i terkait dengan
pertanyaan dan materi
tentang zaman
perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam di
Indonesia melalui
bacaan, internet,
pengamatan terhadap
sumber-sumber sejarah
yang ada di museum
dan atau peninggalan-
peninggalan yang ada di
lingkungan terdekat.
Menalar/Mengasosiasi:
Menganalisis informasi
dan data-data yang
didapat baik dari bacaan
maupun dari sumber-
analisis data dan
pembuatan laporan tentang
perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam dan hasil-
hasil kebudayaannya di
Indonesia (peduli, cinta
damai, responsif, proaktif,
jujur, tanggungjawab).
Pengetahuan:
Tes tertulis/lisan tentang
perkembangan kerajaan-
kerajaan Islam dan hasil-
hasil kebudayaannya di
Indonesia
Tugas membuat laporan
dalam bentuk tulisan
mengenai perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam di
Indonesia.
Keterampilan:
Portofolio
TentangLaporan-laporan
dan karya peserta didik
tentangperkembangan
kerajaan-kerajaan Islam
dan hasil-hasil
kebudayaannya di
Indonesia
Buku-
buku
lainya
Internet (
jika
tersedia)
Gambar
hasil-
hasil
peninggal
an zaman
Islam
Peta
letak
kerajaan-
kerajaan
Islam di
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Indonesia pada masa kini
sumber terkait untuk
mendapatkan
kesimpulan tentang
zaman perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam
di Indonesia.
Mengomunikasikan:
Melaporkan dalam
bentuk tulisan hasil
analisis dan kesimpulan
tentang Indonesia pada
zaman perkembangan
kerajaan-kerajaan Islam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 3
(RPP Siklus 1)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA NEGERI 1 Playen
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas / Semester : X / Genap
Materi Pokok : Islamisasi dan silang budaya di Nusantara
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI) KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
A. Kompetensi Dasar :
3.7 : Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
3.7.1 : Menganalisis teori-teori masuk dan berkembangnya Islam di
Nusantara
3.7.2 : Menganalisis kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
3.7.3 : Menganalisis bukti-bukti kehidupan dan hasil-hasil budaya
pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
B. Indikator pencapaian kompetensi
4.7 : Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan
kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
serta mengemukakannya
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan jaringan perdagangan regional dan Internasional di Nusantara
2. Menganalisis keterkaitan antaraperkembangan Islam dan jaringan
perdagangan antar pulau di Nusantara
3. Memiliki keterampilan mengolah informasi dan menyajikan dalam bentuk
tulisan tentang aktivitas perdagangan dan kaitannya dengan penyebaran Islam
di Nusantara.
E. Materi pembelajaran
1. Jaringan perdagangan regional dan internasional di Nusantara
2. Islamisasi dan jaringan perdagangan antar pulau
E. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Joyfull Learning
2. Metode Pembelajaran : Diskusi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media: a. Buku Paket : 1. Sejarah masuk dan berkembangnya islam di Indonesia –
A.Hasym 2. Sejarah nasional Indonesia Jiid I – Marwati Djoened
Poesponegoro
3. Indonesian Heritage – Anthony Reid b. Power point : Islamisasi dan silang budaya di Nusantara
2. Alat/Bahan: a. laptop
b. LCD
4.7.1 : Membuat laporan tertulis berbentuk artikel tentang pengaruh
islamisasi di Indonesia dalam bidang politik, sosial dan agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
3. Sumber Belajar: a. KemdikbudRI. 2013. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta:
Kemdikbud
b. Kemdikbud RI. 2013. Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta:
Kemdikbud
. G. Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan Memberikan salam
Menanyakan akan kesiapan untuk pembelajaran,
kebersihan ruangan kelas, kerapihan, presensi, dan
media dan alat serta buku yang diperlukan
Meminta seorang siswa berdoa
Menanya tentang materi yang telah dipelajari minggu
lalu
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
pembelajaran hari ini
20 Menit
Inti Mengmati
Guru menayangkan PPT tentang Islamisasi dan silang
budaya di Nusantara
Peserta didik membaca buku teks (siswa )untuk memahami tentang Islamisasi dan silang budaya di
Nusantara
Guru menyampaikan Topik ―Islamisasi dan silang budaya di nusantara‖.
Menanya
Dengan mengamati tayangan power point serta
membaca buku paket, guru mendorong peserta didik
untuk bertanya hal-hal yang sekiranya terkait dengan
materi dan gambar yang ditayangkan.
Guru secara singkat merespon setiap pertanyaan yang
muncul dari peserta didik dan menegaskan kembali
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Mengumpulkan Informasi
Siswa mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan
model pembelajaran joyfull learning berbantu dengan
media puzzle
Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, kemudian
Guru memberikan kepingan puzzle kepada masing-
masing kelompok.
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyusun
kepingan puzzle tersebut
Mengasosiasi
Setiap anggota kelompok berperan menyusun
kepingan gambar yag telah diberikan
Guru memfasilitasi siswa dengan handout yang telah
disiapkan.
Mengkomunikasikan
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja yang
sudah diberikan, sehingga mendapatkan kesimpulan
akhir.
Kelompok yang lain menyimak dan mencatat
informasi dari kelompok yang prsesntasi di depan
kelasserta dapat bertanya.
Penutup Guru dan Peserta didik menyimpulkan materi secara
bersama-sama
Guru menanyakan apa saja nilai-nilai yang dapat diambil dalam pembelajaran hari ini
Peserta didik diminta untuk mengumpulkan Lembar Kerja
Guru menutup pembelajaran hari ini dengan salam dan terima kasih
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
H. Penilaian
a. Teknik penilaian : Tes Tertulis
Soal:
1. Bagaimana pendapat kamu tentang berbagai teori masuknya islam ke
Indonesia?
2. Proses Islamisasi di Indonesia berlangsung dalam waktu yang panjang bahkan
masih terus berlangsung. Jelaskan !
3. Mengapa Islam bisa cepat diterima oleh masyarakat Indonesia?
b. Instrumen penilaian
1. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Setiap soal mempunyai bobot yang sama 20
Nilai = X 100
2. Instrumen Penilaian aktivitas belajar siswa
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
Men
gam
bil
gil
iran
Ber
tanya
Men
gem
ukak
an
pen
dap
at
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
Kea
kti
fan d
iskusi
kel
om
pok
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
Kec
akap
an
mem
ecah
kan
mas
alah
Jumlah
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4)
1
2
Dst
Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4
e) Skor 1 = kurang
f) Skor 2 = cukup
g) Skor 3 = baik
h) Skor 4 = amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
3. Instrumen pengamatan presentasi
No Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
1
2
Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4
e) Skor 1 = kurang
f) Skor 2 = cukup
g) Skor 3 = baik
h) Skor 4 = amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
LAMPIRAN
Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara
Islamisasi adalah proses sejarah yang panjang yang bahkan sampai kini masih
terus berlanjut… Kalau para ahli sejarah mempersoalkan tentang asal usul
nasionalisme Indonesia, atau integrasi bangsa, mereka menyebutkan Islam sebagai
salah satu faktor utama maka hal itu bisa diartikan pada sifat Islam yang universal
dan pada jaringan ingatan kolektif yaitu keterkaitan para ulama di Nusantara dalam
berbagai corak jaringan sosial guru-murid, murid sesama murid; penulis-dan-
pembaca, dan tak kurang pentingnya ulama-umara serta ulama dan umat.
Kedatangan Islam ke Nusantara mempunyai sejarah yang panjang.Satu di
antaranya adalah tentang interaksi ajaran Islam dengan masyarakat di Nusantara yang
kemudian memeluk Islam.Lewat jaringan perdagangan, Islam dibawa masuk sampai
ke lingkungan istana.Interaksi budaya Islam dengan budaya yang ada sebelumnya
memunculkan sebuah jaringan keilmuan, akulturasi budaya dan perkembangan
kebudayaan Islam. Uraian berikut akan mencoba menjabarkan proses Islamisasi di
Indonesia dan mengurai simpul dari silang budaya yang sampai kini masih terus
berlanjut.
Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan
Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama, sarjana-sarjana
Barat—kebanyakan dari Negeri Belanda—mengatakan bahwa Islam yang masuk ke
Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M atau abad ke-7 H.
Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian barat, berdekatan
dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada di jalur perdagangan antara
timur dan barat.PedagangArab yang bermahzab Syafi‘i telah bermukim di Gujarat
dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad ke-7 M).Orang yang menyebarkan
Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan
para pedagang Gujarat yang telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia
Timur.Pendapat J. Pijnapel kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P.
Moquetta (1912).Argumentasinya didasarkan pada.batu nisan Sultan Malik Al-Saleh
yang wafat pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu
nisan di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik,
Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di Kambay,
Gujarat. Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari
Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah
belajar kaligrafi khas Gujarat.
Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke
Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).Pendapatnya didasarkan pada kesamaan
budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi
tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi
tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan Bengkulu.
Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa
Islam berasaldari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung
pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada dengan pendapat Hamka, teori
yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan Anthony H. Johns.
Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang
datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum ini biasanya mengembara dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan motivasi hanya pengembangan agama Islam.
Semua teori di atas bukan mengada-ada, tetapi mungkin bisa saling
melengkapi.Islamisasi di Kepulauan Indonesia merupakan hal yang kompleks dan
hingga kini prosesnya masih terus berjalan.Pasai dan Malaka, adalah tempat di mana
tongkat estafet Islamisasi dimulai.Pengaruh Pasai kemudian diwarisi Aceh
Darussalam.Sedangkan Johor tidak pernah bisa melupakan jasa dinasti Palembang
yang pernah berjaya dan mengislamkan Malaka. Demikian pula Sulu dan
Mangindanao akan selalu mengingat Johor sebagai pengirim Islam ke wilayahnya.
Sementara itu Minangkabau akan selalu mengingat Malaka sebagai pengirim Islam
dan tak pernah melupakan Aceh sebagai peletak dasar tradisi surau di Ulakan.
Sebaliknya Pahang akan selalu mengingat pendatang dari Minangkabau yang telah
membawa Islam. Peranan para perantau dan penyiar agama Islam dari Minangkabau
juga selalu diingat dalam tradisi Luwu dan Gowa-Tallo
Awal masuknya Islam di Nusantara yaitu pada pertengahan abad ke-15, ibu
kota Campa, Wijaya jatuh ke tangan Vietnam yang datang dari utara. Dalam
kenangan historis Jawa, Campa selalu diingat dalam kaitannya dengan Islamisasi.Dari
sinilah Raden Rahmat anak seorang putri Campa dengan seorang Arab, datang ke
Majapahit untuk menemui bibinya yang telah kawin dengan raja Majapahit.Ia
kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel salah seorang wali tertua. Sunan Giri yang
biasa disebut sebagai ‗paus‘ dalam sumber Belanda bukan saja berpengaruh di
kalangan para wali tetapi juga dikenang sebagai penyebar agama Islam di Kepulauan
Indonesia bagian Timur. Raja Ternate Sultan Zainal Abidin pergi ke Giri (1495)
untuk memperdalam pengetahuan agama. Tak lama setelah kembali ke Ternate,
Sultan Zainal Abidin mangkat, tetapi beliau telah menjadikan Ternate sebagai
kekuatan Islam.Di bagian lain, Demak telah berhasil mengislamkan Banjarmasin.
Mata rantai proses Islamisasi di Kepulauan Indonesia masih terus berlangsung.
Jaringan kolektif keislaman di Kepulauan Indonesia inilah nantinya yang
mempercepat proses terbentuknya nasionalisme Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 4
(RPP Siklus 2)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan pendidikan : SMA NEGERI 1 Playen
Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia
Kelas / Semester : X / Genap
Materi Pokok : Islamisasi dan jaringan perdagangan antar
pulau
Alokasi Waktu : 2x 45 menit
A. Kompetensi Inti (KI) KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar :
3.7 : Menganalisis berbagai teori tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
3.7.1 : Menganalisis teori-teori masuk dan berkembangnya Islam di
Nusantara
3.7.2 : Menganalisis kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
3.7.3 : Menganalisis bukti-bukti Kehidupan dan hasil-hasil budaya
pengaruh Islam yang masih ada pada saat ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
C. Indikator pencapaian kompetensi 4.7 : Mengolah informasi mengenai proses masuk dan perkembangan
kerajaan Islam dengan menerapkan cara berpikir kronologis, dan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini
serta mengemukakannya
D. Materi pembelajaran
1. Jaringan perdagangan regional dan internasional di Nusantara,
2. Islam dan jaringan perdagangan antarpulau,
3. Dampak jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511) terhadap jalur
perdagangan di Nusantara.
E. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu:
1. Menjelaskan jaringan perdagangan regional dan internasional diNusantara;
2. Menganalisis keterkaitan antara perkembangan Islam dan
jaringanperdagangan antarpulau di Nusantara;
3. Menganalisis dampak jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511)terhadap
jalur peradagangan dan pelayaran di Nusantara; dan
4. Memiliki keterampilan mengolah informasi dan menyajikan dalambentuk
tulisan tentang aktivitas perdagangan dan kaitannya denganpenyebaran Islam
di Nusantara.
F. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : Joyfull Learning
2. Metode Pembelajaran : Diskusi
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media: a. Buku Paket : 1.Sejarah masuk dan berkembangnya islam di Indonesia –
A.Hasym 2.Sejarah nasional Indonesia Jiid I – Marwati Djoened
Poesponegoro
3. Indonesian Heritage – Anthony Reid b. Power point : Islamisasi dan silang budaya di nusantara
2. Alat/Bahan: a. laptop
b. LCD
4.7.1 : Membuat laporan tertulis berbentuk artikel tentang pengaruh
islamisasi di Indonesia dalam bidang politik, sosial dan agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
3. Sumber Belajar: a. KemdikbudRI. 2013. Buku Guru, Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta:
Kemdikbud
b. Kemdikbud RI. 2013. Buku Siswa, Sejarah Indonesia Kelas X. Jakarta:
Kemdikbud
. H. Kegiatan Pembelajaran:
KEGIATAN DESKRIPSI ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan Memberikan salam
Menanyakan akan kesiapan untuk pembelajaran,
kebersihan ruangan kelas, kerapihan, presensi, dan
media dan alat serta buku yang diperlukan
Meminta seorang siswa berdoa
Menanya tentang materi yang telah dipelajari minggu
lalu
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi
pembelajaran hari ini
20 Menit
Inti Mengmati
Guru menayangkan PPT tentang Islamisasi dan silang
budaya di Nusantara
Peserta didik membaca buku teks (siswa )untuk memahami tentang Islamisasi dan silang budaya di
Nusantara
Guru menyampaikan Topik ―Islam dan jaringan perdagangan antar pulau‖.
Menanya
Dengan mengamati tayangan power point serta
membaca buku paket, guru mendorong peserta didik
untuk bertanya hal-hal yang sekiranya terkait dengan
materi dan gambar yang ditayangkan.
Guru secara singkat merespon setiap pertanyaan yang
muncul dari peserta didik dan menegaskan kembali
60 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Mengumpulkan Informasi
Siswa mendapatkan penjelasan tentang pelaksanaan
model pembelajaran joyfull learning berbantu dengan
media puzzle
Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok, kemudian
Guru memberikan kepingan puzzle kepada masing-
masing kelompok.
Masing-masing kelompok berdiskusi untuk menyusun
kepingan puzzle tersebut
Mengasosiasi
Setiap anggota kelompok berperan menyusun
kepingan gambar yag telah diberikan
Guru memfasilitasi siswa dengan handout yang telah
disiapkan.
Mengkomunikasikan
Peserta didik mempresentasikan hasil kerja yang
sudah diberikan, sehingga mendapatkan kesimpulan
akhir.
Kelompok yang lain menyimak dan mencatat
informasi dari kelompok yang prsesntasi di depan
kelasserta dapat bertanya.
Penutup Guru dan Peserta didik menyimpulkan materi secara
bersama-sama
Guru menanyakan apa saja nilai-nilai yang dapat diambil dalam pembelajaran tersebut.
Peserta didik diminta untuk mengumpulkan Lembar Kerja
Guru menutup pembelajaran hari ini dengan salam dan terima kasih
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
I. Penilaian
a. Teknik penilaian : Tes Tertulis
Soal:
1. Jelaskan tentang jaringan perdagangan regional dan internasional
2. Jelaskan tentang kaitan antara penyebaran budaya Islam dan perkembangan
jaringan perdagangan dunia dan antarpulau di Nusantara
3. Jelaskan tentang kedatangan Portugis dan dampak jatuhnya Malaka ke
Portugis terhadap perubahan jaringan perdagangan dan pelayaran di
Nusantara.
b. Instrumen penilaian
1. Instrumen Penilaian Pengetahuan
Setiap soal mempunyai bobot yang sama 20
Nilai = X 100
2. Instrumen Penilaian aktivitas belajar siswa
No
Nama
Ker
jasa
ma
kel
om
pok
Men
gam
bil
gil
iran
Ber
tanya
Men
gem
ukak
an
pen
dap
at
Mem
pre
senta
sikan
has
il d
iskusi
Kea
kti
fan d
iskusi
kel
om
pok
Kem
ampuan
men
gan
alis
is
Kec
akap
an
mem
ecah
kan
mas
alah
Jumlah
(1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4) (1-4)
1
2
Dst
Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4
i) Skor 1 = kurang
j) Skor 2 = cukup
k) Skor 3 = baik
l) Skor 4 = amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3. Instrumen pengamatan presentasi
No Nama Menjelaskan
1-4
Memvisualkan
1-4
Merespon
1-4
Jumlah
skor
1
2
Keterangan penilaian menggunakan skala 1-4
i) Skor 1 = kurang
j) Skor 2 = cukup
k) Skor 3 = baik
l) Skor 4 = amat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN
Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau
Islam dan Jaringan Perdagangan Antarpulau - Sudah ada perdagangan, sejak
abad pertama Masehi di kepulauan Indonesia berdasarkan data arkeologi berupa
prasasti-prasati serta data historis berupa berita-berita asing.Jalur – jalur pelayaran
maupun perdagangan Kerajaan Sriwijaya dengan beberapa negara di Asia Tenggara,
cina, dan India (Berdasarkan berita cina yang telah dikaji, diantaranya oleh
W.Wolters (1967).
Dari catatan-catatan di sejarah Indonesia dan Malaya yang telah di himpun dari
sumber Cina oleh W.P Groeneveldt, telah menunjukkan adanya jaringan perdagangan
antara kerajaan-kerajaan di Kepulauan Indonesia dengan berbagai negeri terutama
dengan Cina.Kontak dagang itu sudah berlangsung sejak abad-abad pertama Masehi
hingga abad ke-16.Kemudian kapal-kapal dagang Arab juga mulai berlayar ke
wilayah Asia Tenggara sejak permulaan abad ke-7. Dan dari literatur Arab juga
banyak sumber berita tentang perjalanan mereka ke Asia Tenggara.\
Adanya jalur pelayaran tersebut menyebabkan muncul jaringan perdagangan
dan pertumbuhan yang disertai perkembangan kota- kota pusat kesultanan dengan
kota- kota bandar pada abad ke-13 hingga abad ke-18 misalnya, Samudera Pasai,
Malaka, Banda Aceh, Palembang, Demak, Siak Indrapura, Jambi, Minangkabau,
Cirebon, Banten, Ternate, Tidore, Goa-Tallo, Kutai, Banjar, dan kota- kota lainnya.
Dari sumber literatur Cina, Cheng Ho mencatat terdapat kerajaan bercorak Islam atau
kesultanan, antara lain, Malaka dan Samudera Pasai yang tumbuh dan berkembang
sejak abad ke- 13 sampai abad ke- 15, sedangkan Ma Huan juga memberitakan ada
komunitas- komunitas Muslim di pesisir utara Jawa Timur. Berita Tome Pires dalam
Suma Oriental (1512-1515) juga memberikan gambaran terkait keberadaan jalur
pelayaran jaringan perdagangan, baik regional ataupun internasional. Ia menceritakan
tentang lalu lintas maupun kehadiran para pedagang di Samudra Pasai yang berasal
dari Bengal, Turki, Persia, Gujarat, Arab, Kling, Malayu, Jawa, dan Siam. Selain itu
Tome Pires juga telah mencatat kehadiran para pedagang di Malaka dari Kairo,
Mekkah, Aden, Abysinia, Kilwa, Malindi, Persia, Ormuz, Rum, Turki, Kristen
Armenia, Gujarat, Chaul, Dabbol, Goa, Keling, Dekkan, Malabar, Orissa, Ceylon,
Bengal, Arakan, Pegu, Siam, Kedah, Malayu, Pahang, Patani, Kamboja, Campa,
Cossin Cina, Cina, Lequeos, Bruei, Lucus, Tanjung Pura, Lawe, Bangka, Lingga,
Maluku, Banda, Bima, Timor, Madura, Jawa, Sunda, Palembang, Jambi, Tongkal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Indragiri, Kapatra, Minangkabau, Siak, Arqua, Aru, Tamjano, Pase, Pedir, dan
Maladiva.
Berdasarkan kehadiran sejumlah pedagang dari berbagai negeri dan bangsa di
Samudera Pasai, Malaka, dan bandar-bandar di pesisir utara Jawa dapat disimpulakan
adanya jalur- jalur pelayaran dan jaringan perdagangan antara beberapa kesultanan di
Kepulauan Indonesia baik yang bersifat regional maupun internasional. Hubungan
pelayaran yang disertai perdagangan antara Nusantara dengan Arab meningkat
menjadi hubungan langsung dan dalam intensitas tinggi.Dengan demikian aktivitas
perdagangan dan pelayaran di Samudera Hindia menjadi semakin ramai.Peningkatan
pelayaran tersebut berkaitan erat dengan semakin maju perdagangan di masa jaya
pemerintahan Dinasti Abbasiyah (750-1258).Dengan ditetapkan Baghdad menjadi
pusat pemerintahan yang menggantikan Damaskus (Syam) aktivitas pelayaran dan
perdagangan di Teluk Persia menjadi lebih ramai.Pedagang Arab yang selama ini
hanya berlayar sampai India, dari abad ke-8 mulai masuk ke Kepulauan Indonesia
dalam rangka perjalanan menuju ke Cina.Meskipun hanya transit, tetapi hubungan
Arab dengan kerajaan- kerajaan di Kepulauan Indonesia menjadi langsung.
Hubungan itu menjadi semakin ramai manakala pedagang Arab di larang masuk ke
Cina dan koloni mereka dihancurkan oleh Huang Chou, menyusul suatu
pemberontakan yang terjadi pada 879 H. Orang–orang Islam pun melarikan diri dari
pelabuhan Kanton dan meminta perlindungan dari Raja Kedah dan Palembang.
Ditaklukkannya Malaka oleh Portugis pada 1511, dan usaha Portugis selanjutnya
untuk menguasai lalu lintas di selat tersebut telah mendorong para pedagang untuk
mengambil jalur alternatif yakni dengan melintasi Semenanjung atau pantai barat
Sumatra ke Selat Sunda.
Pergeseran ini melahirkan pelabuhan perantara yang baru, seperti Aceh, Patani,
Pahang, Johor, Banten, Makassar serta lain sebagainya. Saat itu, pelayaran di Selat
Malaka sering diganggu oleh perompak laut (bajak laut) yang sering terjadi pada jalur
perdagangan yang ramai, akan tetapi kurang mendapat pengawasan oleh penguasa
setempat. Perompakan itu sendiri sesungguhnya merupakan bentuk kuno kegiatan
dagang.Kegiatan itu dilakukan karena merosotnya keadaan politik serta mengganggu
kewenangan pemerintahan yang berdaulat penuh atau kedaulatannya di bawah
penguasa kolonial.Akibat aktivitas bajak laut tersebut, rute pelayaran perdagangan
yang semula melalui Asia Barat ke Jawa lalu berubah melalui pesisir Sumatra dan
Sunda.Dari pelabuhan ini pula para pedagang singgah di Pelabuhan Barus, Tiku, dan
Pariaman.Perdagangan pada wilayah timur Kepulauan Indonesia lebih pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
perdagangan cengkih dan pala.Dari Ternate dan Tidore (Maluku) di bawa barang
komoditi itu menuju Somba Opu, yakni ibukota Kerajaan Gowa di Sulawesi
Selatan.Somba Opu pada abad ke-16 telah menjalin hubungan perdagangan dengan
Patani, Johor, Blambangan, Banjar, dan Maluku.Adapun Hitu (Ambon) menjadi
pelabuhan yang menampung komoditi cengkih dari Huamual (Seram Barat),
sedangkan komoditi pala pusatnya di Banda.Semua pelabuhan itu umumnya
didatangi oleh para pedagang Jawa, Arab, Cina, dan Makassar.Kehadiran pedagang
tersebut mempengaruhi corak kehidupan serta budaya setempat, misalnya ditemui
bekas koloninya seperti Maspait (Majapahit), Kota Jawa (Jawa) dan Kota
Mangkasare (Makassar).
Pada abad ke- 15, Sulawesi Selatan didatangi pedagang Muslim dari Malaka,
Sumatra, dan Jawa,. Dalam perjalanan sejarah, masyarakat Muslim di Gowa yakni
Raja Gowa Muhammad Said (1639-1653) serta putra penggantinya, Hasanuddin
(1653-1669) telah menjalin hubungan dagang yakni dengan bangsa Portugis. Bahkan
Sultan Muhammad Said dan Karaeng Pattingaloang juga turut memberikan saham
dalam perdagangan yang dilakukan Fr. Vieira, meskipun mereka beragama
Katolik.Kerjasama tersebut didorong oleh adanya usaha monopoli perdagangan
rempah- rempah yang dilancarkan oleh kompeni Belanda di Maluku. Hubungan
Ternate, Hitu dengan Jawa sangat erat. Dengan ditandai adanya seorang raja yang
dianggap benar-benar telah memeluk Islam yaitu Zainal Abidin (1486-1500) yang
pernah belajar di Madrasah Giri.Ia dijuluki sebagai Raja Bulawa yang artinya raja
cengkih, karena ia membawa cengkeh dari Maluku sebagai persembahan. Cengkih,
pala, dan bunga pala (fuli) itu, hanya terdapat di Kepulauan Indonesia bagian timur,
sehingga banyak barang yang sampai ke Eropa harus melewati jalur perdagangan
yang amat panjang dari Maluku sampai ke Laut Tengah. Cengkih yang
diperdagangkan yaitu putik bunga tumbuhan hijau (szygium aromaticum atau
caryophullus aromaticus) yang telah dikeringkan.Satu pohon tersebut ada yang
menghasilkan cengkih hingga 34 kg. Hamparan cengkih di tanam di perbukitan di
pulau- pulau kecil Ternate, Tidore, Makian, maupun Motir di lepas pantai barat
Halmahera dan baru berhasil di tanam di pulau yang relatif besar, yakni Bacan,
Ambon dan Seram.
Meningkatnya ekspor lada dalam perdagangan internasional, membuat
pedagang nusantara mengambil alih peranan India sebagai pemasok utama untuk
pasaran Eropa yang telah berkembang dengan cepat.Selama periode (1500- 1530)
banyak sekali terjadi gangguan di laut sehingga bandar- bandar Laut Tengah harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
mencari pasokan hasil bumi dari Asia ke Lisabon. Oleh karena itu secara berangsur-
angsur jalur perdagangan yang ditempuh pedagang muslim bertambah aktif, di
tambah dengan adanya perang di laut Eropa, penaklukan Ottoman atas Mesir (1517)
dan pantai Laut Merah Arabia (1538) memberikan dukungan yang besar untuk
berkembangnya pelayaran Islam di Samudera Hindia.
Meskipun banyak kota bandar, akan tetapi yang berfungsi hanya untuk
melakukan ekspor dan impor komoditi, pada umumnya adalah kota- kota bandar
besar yang beribu kota pemerintahan di pesisir, seperti Banten, Jayakarta, Cirebon,
Jepara - Demak, Ternate, Goa-Tallo, Tidore, Banjarmasin, Malaka, Samudera Pasai,
Kesultanan Jambi, Palembang dan Jambi. Kesultanan Mataram berdiri dari abad ke-
16 sampai ke-18.Meskipun kedudukannya sebagai kerajaan pedalaman namun
wilayah kekuasaannya meliputi sebagian besar pulau Jawa yang merupakan hasil
ekspansi Sultan Agung.Kesultanan Mataram juga memiliki kota-kota bandar, seperti
Jepara, Tegal, Kendal, Semarang, Tuban, Gresik, Sedayu, dan Surabaya.
Dalam proses perdagangan terjalin hubungan antar etnis yang sangat erat.
Berbagai etnis dari kerajaan- kerajaan itu kemudian berkumpul dan membentuk suatu
komunitas. Oleh karena itu, muncullah nama- nama kampung berdasarkan asal
daerah. Contohnya,di Jakarta terdapat perkampungan Keling, Pakojan, dan kampung-
kampung lainnya yang berasal dari daerah- daerah asal yang jauh dari kota- kota yang
dikunjungi, seperti Kampung Melayu, Kampung Ambon, Kampung Bandan, dan
Kampung Bali. Pada masa zaman pertumbuhan dan perkembangan Islam, sistem jual
beli barang dilakukan dengan cara barter. Sistem barter dilakukan antara pedagang-
pedagang dari daerah pesisir dengan daerah pedalaman, bahkan kadang- kadang
langsung kepetani. Transaksi tersebut dilakukan di pasar, baik di kota ataupun desa.
Tradisi jual- beli dengan sistem barter sampai saat ini masih dilakukan oleh beberapa
masyarakat sederhana yang berada jauh di daerah terpencil. Di beberapa kota pada
masa perkembangan Islam dan pertumbuhan telah menggunakan mata uang sebagai
nilai tukar barang. Mata uang yang dipergunakan tidak mengikat pada mata uang
tertentu, kecuali ada ketentuan yang diatur pemerintah daerah setempat.
Kemunduran perdagangan dan kerajaan yang berada di daerah tepi pantai
disebabkan karena kemenangan militer serta ekonomi dari Belanda, dan munculnya
kerajaan- kerajaan agraris di pedalaman yang tidak menaruh perhatian terhadap
perdagangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5
(Lembar Observasi)
Lembar Observasi Aktivitas
Siswa di Kelas
Satuan Pendidikan :……………
Mata Pelajaran :……………
Kelas : ……………
Alokasi Waktu : ……………
No Aspek yang diamati Jumlah Siswa Persentase
1 Bekerja sama dalam kelompok
2 Menanggapi giliran saat diskusi
3 Bertanya
4 Mengemukakan pendapat
5 Menghargai pendapat teman
6 Mempresentasikan hasil diskusi
7 Keaktifan dalam diskusi kelompok
8 Kemampuan menganalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 6
(Kisi-kisi soal siklus l)
KISI-KISI ULANGAN 1 Mapel : Sejarah Wajib
Kelas/Semester : X/2
Waktu : 1 X45 menit (1JP)
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk
soal
No
Soal
3.2 Menganalisis berbagai
teori tentang proses
masuk dan
berkembangnya agama
dan kebudayaan Islam di
Indonesia.
Islamisasi dan Silang
budaya antar pulau
Pengertian islamisasi
PG 1
Yang dimaksud akulturasi
PG 2
Sejarawan yang berpendapat masuknya islam ke Indonesia abad ke 7
PG 3
Teori masuknya islam ke nusantara
PG 4
Upacara Tabot PG 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Alasan agama Isalm bisa cepat diterima di Nusantara PG 6
Masuknya islam di Nusantara PG 7
Cara penyebaran islam ke Nusantara PG 8
Teori Arab PG 9
Nama asli Sunan Gersik PG 10
Ilmuwan yang menyatakan masuknya Islam ke nusantara
berasal dari pedagang gujarat
PG 11
Para pedagang gujarat menyebarkan islam PG 12
Sarjana-sarjana barat mengasumsikan letak gujarat PG 13
Kerajaan islam pertama PG 14
Tokoh yang berpendapat bahwa orang yang menyebarkan
islam ke nusantara bukan dari orang arab langsung
PG 15
Tokoh yang berpendapat islam masuk ke nusantara melalui
Gujarat
PG 16
Daerah asal pengaruh masuknya agama islam PG 17
Tokoh pendukung Pijnapel PG 18
Tokoh Alwi Sihab PG 19
Wujud keberlangsungan interaksi dari Islamisasi di Nusantara PG 20
Penjelasan tokoh Zainal Abidin PG 21
Alasan jalur laut digunakan untuk jalur perdagangan PG 22
Penjelasan tokoh Tome Pires PG 23
Pemberontakan yang terjadi pada 879 H PG 24
Komoditi diperdagangkan antar pulau PG 25
pengertian dari islamisasi ES 1
Alasan islam bisa cepat diterima di Indonesia ES 2
Pendapat mengenai proses islamisasi di Nusantara ES 3
Proses islamisasi dan silang budaya antar pulau di wilayah
Nusantara
ES 4
Nilai-nilai yang dapat diambil dari proses islamisasi dan silang
budaya antar pulau
ES 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 7
(Kisi-kisi Soal Siklus 2)
KISI-KISI ULANGAN 2 Mapel : Sejarah Wajib
Kelas/Semester : X/2
Waktu : 1 X45 menit (1JP)
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk
soal
No Soal
3.3 Menganalisis berbagai teori
tentang proses
masuk dan berkembangnya
agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia.
Islam dan perdagangan
antar pulau Ciri perdagangan PG 1
Terbentuknya jaringan antar pulau PG 2
Rasi bintang biduk PG 3
Arah angin untuk berlayar ke arah selatan PG 4
Keterangan Tome Pires PG 5
Raja Bulawa PG 6
Alasan memilih jalur laut PG 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Alasan Arab dilarang berdagang di Cina PG 8
Melarikan diri dari Pelabuhan Kanton kemudian
meminta bantuan
PG 9
Komoditi yang diperdagangkan antar pulau PG 10
Rasi bintang pari PG 11
Terlahir dengan nama Ma He pada tahun 1371
M
PG 12
Yang memberitakan adanya komunitas-
komunitas muslim
PG 13
Seorang Tiongkok muslim yang menulis Yingyai
Shenglan
PG 14
Tujuan para pedagang melakukan perdagangan PG 15
Para pedagang Islam dari Arab datang pertama
kali
PG 16
Komoditi utama dari Indonesia Timur PG 17
Cara interaksi jual-beli pada zaman pertumbuhan PG 18
Untuk berlayar dari barat ke timur PG 19
Sumber literatur Cina yang mencatat terdapat
kerajaan yang bercorak Islam
PG 20
Tokoh yang berpendapat islam masuk ke
nusantara melalui gujarat
PG 21
Daerah asal pengaruh masuknya agama islam PG 22
Tokoh pendukung Pijnapel PG 23
Tokoh Alwi Sihab PG 24
Wujud keberlangsungan interaksi dari Islamisasi
di Nusantara
PG 25
Jaringan perdagangan regional dan internasional ES 1
Kaitan antara penyebaran budaya Islam dan
perkembangan jaringan perdagangan dunia dan
ES 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
antarpulau di Nusantara Kedatangan Portugis dan dampak jatuhnya
Malaka ke Portugis terhadap perubahan jaringan
perdagangan dan pelayaran di Nusantara.
ES 3
Nilai-nilai yang terkandung dalam penyebaran
budaya Islam dan perkembangan jaringan
perdagangan dunia dan antarpulau di Nusantara
ES 4
Peryebaran budaya Islam dan perkembangan ES 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 8
(Soal Siklus 1)
LEMBAR SOAL
Mata pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X/IPA
Hari/Tanggal : Jum‘at 7 April 2017
Waktu : 90 Menit
I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A,B,C,D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-20
1. Dibawah ini yang dimaksud dengan pengertian Islamisasi adalah ….
A. Percampuran 2 budaya atau lebih tanpa mengilangkan budaya asli
B. Pengambilalihan suatu wilayah dari penjajah
C. Proses pengislaman suatu wilayah yang belum menganut agama
islam
D. Tradisi yang tidak bisa dihindarkan dari masyarakat Indonesia
E. Pertukaran 2 budaya antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya
2. Yang dimaksud dengan Akulturasi budaya adalah ….
A. Percampuran 2 budaya atau lebih tanpa mengilangkan budaya asli
B. Pengambilalihan suatu wilayah dari penjajah
C. Tradisi yang tidak bisa dihindarkan dari masyarakat Indonesia
D. Proses pengislaman suatu wilayah yang belum menganut agama islam
E. Pertukaran 2 budaya antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya
3. Sejarawan yang berpendapat bahwa masuknya agama Islam ke Indonesia
terjadi pada abad ke-7 M menunjuk daerah asal pengaruh Islam di Indonesia,
yaitu dari daerah ....
A. India
B. Arab
C. Cina
D. Persia
E. Gujarat
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 PLAYEN GUNUNGKIDUL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
4. Dibawah ini yang termasuk Teori masuknya Islam ke wilayah Nusantara
adalah ….
A. Gujarat, Persia, Arab
B. Gujarat, Persia, India
C. India, Gujarat, brahmana
D. Gujarat, Arab, Arus-balik
E. Arab, India, Gujarat
5. Adanya upacara Tabot di Sumatera Barat mendukung salah teori yang
mengemukakan bahwa Islam di nusantara di bawa oleh orang-orang …
A. Malaysia
B. Afrika
C. Persia
D. Gujarat
E. Arab
6. Alasan agama islam bisa cepat diterima oleh masyarakat Nusantara yaitu
karena ….
A. Prosesnya berbelit-belit
B. Budaya islam tidak jauh berbeda dengan budaya di nusantara
C. Kebanyakan masyarakat nusantara berasal dari Arab
D. Untuk mengharagai jasa pahlawan
E. Tidak ada syarat-syarat khusus apapun
7. Manakah di antara pernyataan di bawah ini yang tepat terkait masuknya
Islam ke Indonesia?
A. peran kerajaan Cina sangat penting dalam penyebarluasan Islam dalam
periode awalnya
B. kerajaan Majapahit berjasa dalam menyebarluaskan Islam di tanah Jawa
C. Islam masuk ke nusantara dengan cara penaklukan
D. proses penyebaran Islam berjalan secara bertahap
E. Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke VII
8. Di bawah ini yang tidak termasuk cara penyebaran Islam di Nusantara adalah
....
A. Perkawinan
B. Perdagangan
C. Peperangan
D. Pendidikan
E. Tasawuf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
9. Teori Arab dikemukakan oleh tokoh bernama ..
A. Buya Hamka dan Anthony H. Johns
B. Buya Hamka dan Pijnapel
C. Anthony H. Johns dan Hosein Djajadiningrat
D. C. Snouck Hurgonje dan J.P Moquetta
E. J.P Moquetta dan Anthony H. Johns
10. Nama asli sunan Gersik adalah ….
A. Maulana Malik Ibrahim
B. Arman Maulana
C. Sultan Malik Al-Saleh
D. Abdul Malik Kharim
E. Zainal Abidin
11. Ilmuwan yang menyatakan bahwa masuknya Islam ke Nusantara berasal dari
pedagang Gujarat adalah .....
A. Hoesain Djajadiningrat
B. Buya Hamka
C. J.P. Moquetta
D. J. Pijnapel
E. Sumato Al-Qurtuby
12. Para Gujarat menyebarkan agama islam di sepanjang….
A. Jalan kenangan
B. Daerah pesisir pantai
C. Masa zaman purba
D. Pesisir kota dan desa
E. Daerah terpencil
13. Sarjana-sarjana Barat mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India bagian
….
A. India bagian Timur, berdekatan dengan laut Arab
B. India bagian Tenggara, berdekatan dengan Indonesia
C. India bagian selatan, berdekatan dengan Arab
D. India bagian Barat, berdekatan dengan laut Arab
E. India bagian Utara, berdekatan dengan selat sunda
14. Kerajaan Islam pertama yang ada di Indonesia yaitu …
A. Kerajaan Mataram
B. Kerajaan Malaka
C. Kerajaan Demak
D. Kerajaan Aceh
E. Kerajaan Samudera Pasai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
15. Tokoh yang berpendapat bahwa orang yang menyebarkan islam ke Indonesia
bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang
telah memeluk Islam berdagang ke dunia Timur adalah ….
A. Husein Jayadiningrat
B. Pijnapel
C. Anthony H.Johns
D. Soetjipto Wirjosoeparto
E. Alwi Sihab
16. Perhatikan keterangan-keterangan berikut !
1) Berpendapat Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India
2) Bukti pendapatnya adalah salah satu makam raja islam di Samudera
pasai yang nisannya menggunakan batu yang berasal dari Gujarat,
India
Berdasarkan keterangan tersebut, tokoh yang dimaksud adalah ….
A. C.Snouk Hurgronye
B. Husein Jayadiningrat
C. J.P. Moquetta
D. Soetjipto Wirjosoeparto
E. Buya Hamka
17. Perhatikan nama-nama daerah berikut !
1) Arab 4)Persia
2) Gujarat 5) Cina
3) Cina
Daerah yang sering disebutkan oleh para sejarahwan sebagai daerah asal
pengaruhmasuknya agama islam di Nusantara ditunjukkan pada nomor….
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
18. Tokoh pendukung Pijnapel yang berpendapat bahwa orang yang
menyebarkan agama islam ke nusantara bukanlah dari orang Arab langsung
melainkan para pedagang Gujarat yang telah memeluk islam dan berdagang
ke dunia Timur adalah ….
A. Buya Hamka
B. Husein jayadiningrat
C. Ir. Soekarno
D. C.Snouck Hurgronye
E. Panembahan Yusuf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
19. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Berpendapat bahwa islam pertama kali masuk ke Nusantara pada abad
pertama Hijriah atau sekitar abad ke 7 SM dan dibawa oleh pedagang
Arab yang masuk ke Cina melalui jalur barat
2) Berpendapat bahwa jalur penyebaran Islam di Indonesia bukan berasal dari
jalur Arab, India, dan Persia melainkan dari Arab langsung
Berdasarka keterangan tersebut, tokoh yang dimaksud adalah ….
A. J.L.A.Brandes
B. Soetjipto Wirjosoeparto
C. Buya Hamka
D. Muh. Yamin
E. Alwi Sihab
20. Wujud keberlangsungan interaksi yang hingga kini terlihat dari Islamisasi di
Nusantara adalah …
A. Banyaknya umat muslim yang berpindah agama
B. Saling gotong royong membangun tempat ibadah
C. Banyaknya umat muslim Indonesia ibadah Haji dan Umrah
D. Memiliki rasa kekeluargaan terhadap sesama
E. Membantu orang yang sedang mengalami musibah
21. Terkenal dengan julukan sebagai Raja Bulawa ( Raja Cengkih ) adalah ….
A. Zainal Abidin
B. Marcopolo
C. Tome Pires
D. Ceng Ho
E. Ma Huan
22. Perhatikan keterangan-keterangan berikut
1) Karena aksesnya lebih mudah
2) Jalur darat masih terdiri dari pegunungan
3) Tidak ada kendaraan darat
4) Akses jalur laut lebih cepat
Berikut yang merupakan alasan para pedagang memilih laut sebagai jalur
perdagangan adalah ….
A. 1), 2), dan 3)
B. 2), 3), dan 4)
C. 2) dan 3)
D. 1), 2,) dan 4)
E. 3) saja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
23. Perhatikan keterangan-keterangan berikut !
1) Dalam Suma Oriental menggambarkan keberadaan jalur pelayaran
jaringan perdagangan, baik yang regional maupun yang internasional
2) Menceritakan tentang lalulintas dan kehadiran para pedagang di
Samudera Pasai yang berasal dari Bengala, Turki, Arab, Persia,
Gujarat, Keling, Melayu, Jawa, dan Siam
Berdasarka keterangan tersebut, berita yang dimaksud adalah berita dari
….
A. Marcopolo
B. Ibnu Battuta
C. Ceng Ho
D. Tome Pires
E. Ma Huan
24. Manakala pedagang Arab dilarang masuk ke Cina, menyusul suatu
pemberontakan yang terjadi pada 879 H. Orang-orang Islam melarikan diri
dari Pelabuhan Kanton dan meminta perlindungan kepada ….
A. Raja Arab
B. Raja Kedah dan Pelembang
C. Zinal Abidin (Raja Bulawa)
D. Sultan Malik Al-Saleh
E. Raja Ternate
25. Perhatikan keterangan-keterangan berkut !
1) Lada
2) Cengkih
3) Kapur Barus
4) Beras
5) Rotan
Berikut yang termasuk komoditi diperdagangkan antar pulau adalah ….
A. 1), 2), 4) dan 5)
B. 3), 4) dan 5)
C. 1), 2), 3), 4) dan 5)
D. 4) dan 5)
E. A, B, C dan D salah
SOAL ESSAY :
1. Jelaskan pengertian dari islamisasi !
2. Mengapa Islam bisa cepat diterima oleh masyarakat Indonesia?
3. Jelaskan tentang beberapa pendapat masuknya Islam di Nusantara!
4. Jelaskan proses kedatangan islam di Nusantara !
5. Nilai-nilai yang dapat diambil dari proses islamisasi dan silang budaya
antar pulau !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Jawaban
1. Islamisasi adalah proses konversi masyarakat yang semula belum memeluk
agama islam menjadi memeluk agama Islam.
2. Karena masyarakat Indonesia pada saat itu memiliki budaya/pemikiran yang
sama dengan ajaran islam sehingga proses islamisasi mudah diterima oleh
masyarakat Indonesia.
3. Terdapat berbagai pendapat mengenai proses masuknya Islam ke Kepulauan
Indonesia, terutama perihal waktu dan tempat asalnya. Pertama, sarjana-
sarjana Barat—kebanyakan dari Negeri Belanda—mengatakan bahwa Islam
yang masuk ke Kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 M
atau abad ke-7 H. Pendapat ini mengasumsikan bahwa Gujarat terletak di India
bagian barat, berdekatan dengan Laut Arab. Letaknya sangat strategis, berada
di jalur perdagangan antara timur dan barat. PedagangArab yang bermahzab
Syafi‘i telah bermukim di Gujarat dan Malabar sejak awal tahun Hijriyah (abad
ke-7 M). Orang yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel
bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan para pedagang Gujarat yang
telah memeluk Islam dan berdagang ke dunia Timur. Pendapat J. Pijnapel
kemudian didukung oleh C. Snouck Hurgronye, dan J.P. Moquetta (1912).
Argumentasinya didasarkan pada. batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat
pada 17 Dzulhijjah 831 H atau 1297 M di Pasai, Aceh. Menurutnya, batu nisan
di Pasai dan makam Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik,
Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan batu nisan yang terdapat di
Kambay, Gujarat. Moquetta kemudian berkesimpulan bahwa batu nisan
tersebut diimpor dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau
orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat.
Kedua, Hoesein Djajadiningrat mengatakan bahwa Islam yang masuk ke
Indonesia berasal dari Persia (Iran sekarang).Pendapatnya didasarkan pada
kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Parsi dan
Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi merayakan 10 Muharram atau
Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti
yang berkembang dalam tradisi tabot di Pariaman di Sumatra Barat dan
Bengkulu.
Ketiga, Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa
Islam berasaldari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini
berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Senada dengan
pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah
dikemukakan Anthony H. Johns. Menurutnya, proses Islamisasi dilakukan oleh
para musafir (kaum pengembara) yang datang ke Kepulauan Indonesia. Kaum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
ini biasanya mengembara dari satu tempat ke tempat lainnya dengan motivasi
hanya pengembangan agama Islam.
4. Kedatangan Islam ke Nusantara mempunyai sejarah yang panjang.Satu di
antaranya adalah tentang interaksi ajaran Islam dengan masyarakat di
Nusantara yang kemudian memeluk Islam.Lewat jaringan perdagangan, Islam
dibawa masuk sampai ke lingkungan istana.Interaksi budaya Islam dengan
budaya yang ada sebelumnya memunculkan sebuah jaringan keilmuan,
akulturasi budaya dan perkembangan kebudayaan Islam.
5. Nilai perjuangan : Perjuangan untuk menyebarkan agama islam di wilayah
nusantara
Nilai pengetahuan : Masyarakat bisa mengenal adanya agama islam di
Nusantara, selain agama Budha, Hindu, Kong hu cu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lempiran 9
(Soal Siklus 2)
LEMBAR SOAL
Mata pelajaran : Sejarah
Kelas/Program : X/IPA
Hari/Tanggal : Jum‘at 28 April 2017
Waktu : 40 Menit
II. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A,B,C,D, atau E pada lembar jawaban yang tersedia untuk
nomor 1-20
1. Di bawah ini yang merupakan ciri dari perdagangan adalah ….
A. Adanya penjual dan pembeli yang saling berinteraksi
B. Adanya penjual dan barang yang akan dijual
C. Saling menukar barang satu sama lainnya
D. Adanya penjual, pembeli, dan barang yang akan dijual
E. A,B,C,D salah
2. Jaringan perdagangan antar pulau terbentukkarena ….
A. Antar pulau saling membutuhkan barang yang tidak ada
ditempatnya
B. Adanya rasa ingin bersilaturahmi
C. Suatu Negara tidak bisa berdiri sendiri
D. Untuk menjalin hubungan dengan Negara lain
E. Kerjasama antara ke dua belah pihak
3. Dalam berlayar, pedagang menggunakan rasi bintang biduk untuk menuju
arah….
A. Utara B. Selatan
C. Timur
D. Tenggara
E. Barat
4. Pedagang dalam berlayar memanfaatkan arah angin dan musim untuk
berlayar ke arah selatan yaitu pada bulan….
A. Maret dan April
B. Mei dan Juni
C. Juli dan Agustus
D. September dan Oktober
E. Januari dan Februari
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA, DAN OLAHRAGA
SMA NEGERI 1 PLAYEN GUNUNGKIDUL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
5. Perhatikan keterangan-keterangan berikut !
3) Dalam Suma Oriental menggambarkan keberadaan jalur pelayaran
jaringan perdagangan, baik yang regional maupun yang internasional
4) Menceritakan tentang lalulintas dan kehadiran para pedagang di
Samudera Pasai yang berasal dari Bengala, Turki, Arab, Persia,
Gujarat, Keling, Melayu, Jawa, dan Siam
Berdasarka keterangan tersebut, berita yang dimaksud adalah berita dari
….
A. Marcopolo
B. Ibnu Battuta
C. Ceng Ho
D. Tome Pires
E. Ma Huan
6. Terkenal dengan julukan sebagai Raja Bulawa ( Raja Cengkih ) adalah ….
A. Zainal Abidin
B. Marcopolo
C. Tome Pires
D. Ceng Ho
E. Ma Huan
7. Perhatikan keterangan-keterangan berikut
5) Karena aksesnya lebih mudah
6) Jalur darat masih terdiri dari pegunungan
7) Tidak ada kendaraan darat
8) Akses jalur laut lebih cepat
Berikut yang merupakan alasan para pedagang memilih laut sebagai jalur
perdagangan adalah ….
A. 1), 2), dan 3)
B. 2), 3), dan 4)
C. 2) dan 3)
D. 1), 2,) dan 4)
E. 3) saja
8. Saat dinasti Ming dan dinasti King berkuasa di Cina, pedagang Arab tidak
diperbolehkan berdagang di Cina karena ….
A. Cina takut kalah bersaing dengan pedagang Arab
B. Kualitas barang yang di jual pedagang Arab tidak sesuai
C. Pedagang Arab dituduh membawa pengaruh buruk terhadap
Cina
D. Arab dan Cina berbeda kepercayaan
E. Kebduayaan di Cina yang masih sangat kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
9. Manakala pedagang Arab dilarang masuk ke Cina, menyusul suatu
pemberontakan yang terjadi pada 879 H. Orang-orang Islam melarikan diri
dari Pelabuhan Kanton dan meminta perlindungan kepada ….
A. Raja Arab
B. Raja Kedah dan Pelembang
C. Zinal Abidin (Raja Bulawa)
D. Sultan Malik Al-Saleh
E. Raja Ternate
10. Perhatikan keterangan-keterangan berkut !
1) Lada
2) Cengkih
3) Kapur Barus
4) Beras
5) Rotan
Berikut yang termasuk komoditi diperdagangkan antar pulau adalah ….
A. 1), 2), 4) dan 5)
B. 3), 4) dan 5)
C. 1), 2), 3), 4) dan 5)
D. 4) dan 5)
E. A, B, C dan D salah
11. Rasi bintang pari sebagai pedoman untuk menentukan arah ….
A. Utara
B. Timur
C. Tenggara
D. Selatan
E. Barat
12. Terlahir dengan nama Ma He pada tahun 1371 M, dan merupakan anak
kedua dari Ma Hazhi dan Wen. Terlahir dari kedua orang tua yang berasal
dari Yunnan dan bersuku Hui yang mayoritas beragama Islam, dimana
ayahnya dikenal dengan nama Haji Ma. Yang dimaksud dalam keterangan
tersebut adalah ….
A. Laksamana Ceng Ho
B. Zainal Abidin
C. Tome Pires
D. Ma Huan
E. Marcopolo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
13. Yang memberitakan adanya komunitas-komunitas Muslim di Pesisir jawa
adalah ….
A. Zainal Abidin
B. Laksamana Ceng Ho
C. Tome Pires
D. Marcopolo
E. Ma Huan
14. Seorang Tiongkok muslim yang menulis Yingyai Shenglan, kronik
perjalanan ekspedisi Cheng Ho pada abad ke-15.
Dari pernyataan diatas yang, beliau adalah ….
A. Tome Pires
B. Laksamana Ceng ho
C. Marcopolo
D. Ma Huan
E. Zainal Abidin
15. Tujuan para pedagang melakukan perdagangan antar pulau adalah, kecuali
….
A. Memperluas wilayah
B. Menyebarkan agama Islam
C. Memenuhi kebutuhan hidup
D. Menjalin kerjasama antar Negara
E. Membentuk kontak dagang
16. Para pedagang Islam dari Arab datang pertama kali ke Indonesia pada
zaman berkuasanya kerajaan …..
A. Sriwijaya
B. Samudra Pasai
C. Mataram
D. Majapahit
E. Tarumanegara
17. Berikut ini yang menjadi komoditas utama dalam perdagangan rempah-
rempah di Indonesia timur adalah….
A. cengkeh dan pala
B. lada dan sutera
C. kayu cendana dan kapur barus
D. beras dan gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
E. kopi dan kelapa
18. Berikut ini yang merupakan cara transaksi jual-beli pada zaman
pertumbuhan dan perkembangan Islam adalah ….
A. Mata uang
B. Barter
C. Simpan pinjam
D. Jasa
E. Sewa menyewa
19. Untuk berlayar dari barat ke timur para pelaut berlayar pada bulan ….
A. Maret-April
B. Mei-Juni
C. Juli-Agustus
D. September-Oktober
E. November-Desember
20. Sumber literatur Cina yang mencatat terdapat kerajaan yang bercorak
Islam di nusantara adalah….
A. Hwining
B. Ma Huan
C. Dante
D. Marcopolo
E. Cheng Ho
21. Perhatikan keterangan-keterangan berikut !
1) Berpendapat Islam masuk ke Indonesia melalui Gujarat, India
2) Bukti pendapatnya adalah salah satu makam raja islam di Samudera pasai
yang nisannya menggunakan batu yang berasal dari Gujarat, India
Berdasarkan keterangan tersebut, tokoh yang dimaksud adalah ….
A. AC.Snouk Hurgronye
B. Husein Jayadiningrat
C. J.P. Moquetta D. Soetjipto Wirjosoeparto
E. Buya Hamka
22. Perhatikan nama-nama daerah berikut !
1) Arab 4)Persia
2) Gujarat 5) Cina
3)Cina
Daerah yang sering disebutkan oleh para sejarahwan sebagai daerah asal
pengaruhmasuknya agama islam di Nusantara ditunjukkan pada nomor….
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 2), dan 4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 3), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
23. Tokoh pendukung Pijnapel yang berpendapat bahwa orang yang menyebarkan
agama islam ke nusantara bukanlah dari orang Arab langsung melainkan
para pedagang Gujarat yang telah memeluk islam dan berdagang ke dunia
Timur adalah ….
F. Buya Hamka
G. Husein jayadiningrat
H. Ir. Soekarno
I. C.Snouck Hurgronye
J. Panembahan Yusuf
24. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Berpendapat bahwa islam pertama kali masuk ke Nusantara pada abad
pertama Hijriah atau sekitar abad ke 7 SM dan dibawa oleh pedagang
Arab yang masuk ke Cina melalui jalur barat
2) Berpendapat bahwa jalur penyebaran Islam di Indonesia bukan berasal dari
jalur Arab, India, dan Persia melainkan dari Arab langsung
Berdasarka keterangan tersebut, tokoh yang dimaksud adalah ….
A. J.L.A.Brandes
B. Soetjipto Wirjosoeparto
C. Buya Hamka D. Muh. Yamin
E. Alwi Sihab
25. Wujud keberlangsungan interaksi yang hingga kini terlihat dari Islamisasi di
Nusantara adalah …
A. Banyaknya umat muslim yang berpindah agama
B. Saling gotong royong membangun tempat ibadah
C. Banyaknya umat muslim Indonesia ibadah Haji dan Umrah D. Memiliki rasa kekeluargaan terhadap sesame
E. Membantu orang yang sedang mengalami musibah
Soal Essay
1. Jelaskan tentang jaringan perdagangan regional dan internasional
2. Jelaskan tentang kaitan antara penyebaran budaya Islam dan
perkembangan jaringan perdagangan dunia dan antarpulau di Nusantara
3. Jelaskan tentang kedatangan Portugis dan dampak jatuhnya Malaka ke
Portugis terhadap perubahan jaringan perdagangan dan pelayaran di
Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
4. Sebutkan dan jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam penyebaran
budaya Islam dan perkembangan jaringan perdagangan dunia dan
antarpulau di Nusantara
5. Jelaskan tentang hikmah peryebaran budaya Islam dan perkembangan
jaringan perdagangan dunia dan antarpulau di Nusantara.
Jawab :
1. Jaringan perdagangan regional adalah jaringan yang dilakukan antar daerah
saja. Jaringan internasional adalah jaringan yang dilakukan antar Negara.
2. Penyebaran agama islam salah satunya adalah melalui perdagangan. Mereka
berdagang antar daerah dan antar pulau sehingga terciptalah jaringan
perdagangan.
3. Kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia mempunyai tiga tujuan sebagai
berikut.
A. Tujuan ekonomi, yaitu mencari keuntungan yang besar dari hasil
perdagangan rempah - rempah. Membeli dengan harga murah di Maluku,
dan menjualnya dengan harga tinggi di Eropa.
B. Tujuan agama, yaitu menyebarkan agama Nasrani.
C. Tujuan petualangan, yaitu mencari daerah jajahan.
Dampak terhadap perdagangan Kerajaan Malaka, para pedagang yang
kurang simpatik dengan orang-orang Portugis yang ada di Malaka menjadi
mengubah haluannya ke wilayah kerajaan Demak.Dan hal ini membuat
bidang perdagangan di kerajaan Demak menjadi maju pesat.
4. Nilai pantang menyerah : para pendahulu tanpa mengenal lelah
menyebarkan syariat-syariat islam di seluruh Nusantara
Nilai kerjasama: Para pendahulu saling bekerjasama untuk menyebarkan
agama islam
5. Untuk menyebarkan agama islam ke wilayah Nusantara tentu tidak mudah,
Kita diajarkan untuk menghargai jasa pahlawan yang telah menyebarkan
agama islam di wilayah Nusantara. Agama islam mengajarkan kita untuk
saling menghargai sesama umat manusia tolong menolong dan bersedekah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 10
(Wawancara)
HASIL WAWANCARA
1. Menurut Bapak bagaimana keadaan siswa kelas X secara umum apakah sudah
cukup baik?
Jawab;
Keadaan siswa baik dan bisa menaati peraturan sekolah walaupun ada juga anak
yang sedikit bandel tapi dimakiumi saja karena masih labil, masih menead jati diri
2. Bagaimana prestasi dan nilai sejarah kelas X secara umum apakah sudah rata-rata
KKM?
Jawab;
Nilai sejarah pada anak-anak juga sudah cukup baik, walaupun ada juga beberapa
anak yang nilainya masih kurang.
3. Bagaimana prestasi belajar sejarah di kelas X MIIA 2 ?
Jawab:
Untuk kelas X MIIA 2 ada 5 siswa yang nilai dikatakan tuntas karena sudah
mencapai KKM. Dan sisanya masih belum tuntas.
4. Bagaimana mengenai fasilitas untuk menunjang kegiatan belajar mengajar?
Jawab;
Untuk fasilitas masih biasa saja. Ada alat-alat peraga juga berkaitan dengan mata
pelajaran sejarah seperti peta, gambar-gambar, globe, serta LCD walaupun LCD
hanya ada beberapajadi untuk menggunakan LCD guru hams bergantian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
5. Metode apa yang biasa Bapak gunakan dalam pembelajaran sejarah?
Jawab;
Metode atau model belajar seperti ceramah, tanya jawab, serta penugasan. Sering
bapak gunakan untuk mengajar dan juga metode yang membuat siswa tertarik atau
berminat untuk belajar sejarah
6. Apakah ada kendala ketika bapak mengajar?
Jawab;
Ada pastinya, anak-anak suka ribut sendiri, ada yang menyanyi, menganggu
teman yang lain. Ini hal yang biasa dihadapi oleh guru. Jadi, kalau siswa begitu,
bapak hanya menjelaskan kedepan tentang mata pembelajaran dan apa yang
mereka belum pahami.
7. Apakah bapak sering menggunakan media?
Jawab;
Tidak begitu sering,. Karena keterbatasan LCD yang juga hams bergantian
dengan guru lain. Saat menggunakan media bapak menyajikan gambar-gambar
dan juga peta agar siswa memiliki gambaran tentang sejarah
8. Àpakah siswa selalu mengumpulkan tugas yang bapak berikan?
Jawab;
Mereka selalu mengumpulkan setiap tugas-tugas yang saya berikan dan sebelum
UTS atau UAS, bapak alcan memeriksa catatan siswa untuk melihat apakah
siswatersebut aktif dan mengikuti pembelajaran sejarah yang bapak ajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
9. Bagaimana cara bapak untuk menaikan prestasi siswa dan agar siswa tertarik
untuk belajar sejarah?
Jawab;
Usaha untuk menaikan prestasi siswa saya memberi semangat, pengarahan,
masukan dan dorongan untuk belajar bahwa belajar itu penting supaya tidak main-
main dalam belajar.
10. Apakah bapak setuju jika dilaksanakan penelitian ini?
Jawab;
Sangat setuju, supaya siswa bisa lebih antusias, aktif, memberikan
pengalaman bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah dengan
metode pembelajaran yang bervariasi dan membuat karakter siswa bisa lebih baik
serta siswa juga dapat memilih model pembelajaran untuk meningkatkan
belajarnya, dan memaknai nilai-nilai yang terkandung dalam belajar sejarah itu
sendiri.
11. Sebagai guru sejarah apakah harapan bapak dari penelitian di sekolah ini?
Jawab;
Adanya cara untuk mengemas pelajaran sejarah supaya lebih menarik dan mampu
meningkatkan minat serta prestasi belajar siswa di kelas sehingga siswa meraih
prestasi dan bisa mencapai kriteria ketuntasan minimum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 11
(Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus)*
*Sumber dari guru sejarah SMA N 1 Playen
NO NAMA Nilai
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
1 ANF 55 √
2 ASS 60
3 BS 75 √ √
4 BM 40 √
5 FNV 60 √
6 FDM 50 √
7 GIN 55 √
8 IHP 75 √
9 LSA 60 √
10 MS 55 √
11 MA 50 √
12 NNA 40 √
13 NH 45 √
14 NO 80 √
15 PAS 60 √
16 RDK 50 √
17 RA 65 √
18 TAA 75 √
19 WAT 65 √
20 WIS 75 √
21 WTA 60 √
22 YDA 50 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 12
(Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus 1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 13
2 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
3 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 13
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 15
6 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
9 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 14
10 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 20
11 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 14
12 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21
14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 18
15 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20
16 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 21
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 22
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
20 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 12
21 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
22 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 12
∑ 19 16 14 16 17 19 17 13 15 13 19 15 12 20 11 17 13 16 18 12 20 19 16 17 16 400
Valid 0.449 0.416 0.45 0.471 0.642 0.485 0.44 0.090 -0.1 -0.0 0.48 -0.2 0.44 0.4 -0.2 0.437 0.441 0.471 0.469 0.61 0.44 0.628 0.416 0.466 0.637
t 2,513 2,230 2,485 2,696 4,890 3,503 2,413 0,4093 --0,690 -0,152 2,833 -1.169 2,414 2,129 -1.16 2,4147 1,486 2,709 2,688 4,636 2,373 4,640 2,251 2,664 4,790
s 0,99 0,98 0,99 0,99 0,995 0,995 0,99 0,99 0,99 0,95 0,99 0,90 0,99 0,99 0,995 0,975 0,995 0,975 0,99 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 13
(Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Siklus 1)
RELIABILITAS SOAL PILIHAN GANDA SOAL SIKLUS 1
=
=
=
=
= (1,041667) (0,6630488)
= 0,69067
Nilai t dan signifikan :
5,9051
Sig = 1 - 0.005 = 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Lampiran 14
(Validitas Essay Siklus 1)
VALIDITAS SOAL ESSAY SIKLUS 1
No
Nama
Nilai yang diperoleh Skor
Total
(y) 1 2 3 4 5
1 ANF 13 15 11 13 13 65
2 ASS 13 13 10 13 10 59
3 BS 13 13 12 13 12 63
4 BM 11 12 11 11 11 56
5 FNV 11 10 13 13 13 60
6 FDM 10 10 13 10 13 56
7 GIN 12 13 10 10 10 55
8 IHP 13 10 10 10 10 53
9 LSA 12 15 12 12 15 66
10 MS 12 10 12 12 12 58
11 MA 15 12 15 12 12 66
12 NNA 15 15 12 15 10 67
13 NH 13 10 10 10 12 55
14 NO 15 11 10 12 12 60
15 PAS 15 10 10 10 12 57
16 RDK 8 12 12 10 10 52
17 RA 13 14 13 13 10 63
18 TAA 12 12 12 12 10 58
19 WAT 10 15 9 9 10 53
20 WIS 15 15 14 9 12 65
21 WTA 12 13 8 12 10 55
22 YDA 15 15 12 13 12 67
Jumlah 278 275 251 254 251 1309
Rxy 0.644 0.556 0.583 0.642 0.453
T 4,93 3,605 3,962 4,888 2,556
S 0,995 0,995 0,995 0,995 0,99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Lampiram 15
(Reliabilitas Soal Essay Siklus 1)
RELIABILITAS SOAL ESSAY SIKLUS 1
=
=
=
= (1,25) (0,5238)
= 0,6547
Nilai t dan signifikan :
5,124
Sig = 1 - 0.005 = 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 16
(Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 1)
NO NAMA
SKOR
PILIHAN
GANDA
SKOR
ESSAY NILAI
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
1 ANF 8 65 77 √
2 ASS 19 59 85 √
3 BS 9 63 76 √
4 BM 19 56 79 √
5 FNV 12 60 76 √
6 FDM 17 56 77 √
7 GIN 19 55 78 √
8 IHP 19 53 76 √
9 LSA 12 66 82 √
10 MS 18 58 80 √
11 MA 11 66 81 √
12 NNA 12 67 84 √
13 NH 19 55 78 √
14 NO 13 60 77 √
15 PAS 19 57 80 √
16 RDK 17 52 72 √
17 RA 16 63 83 √
18 TAA 20 58 82 √
19 WAT 20 53 77 √
20 WIS 9 65 78 √
21 WTA 16 55 74 √
22 YDA 8 67 79 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 17
(Validitas Soal Pilihan Ganda Siklus 2) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Skor
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 12
2 1 1 0 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24
3 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 13
4 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 20
5 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 14
6 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 23
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 20
9 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 13
10 1 1 1 1 1 1 0 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 21
11 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15
12 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 16
13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 21
14 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 15
15 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21
16 1 1 1 1 1 1 1 2 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 22
17 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 18
18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24
20 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 11
21 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 21
22 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 13
∑ 14 19 14 16 17 19 17 18 18 13 19 15 13 20 16 17 13 16 18 14 18 17 15 16 11 403
Valid 0.432 0.46 0.43 0.47 0.497 0.401 0.44 0.41 0.421 -0.1 0.49 -0.2 0.429 0.430 0.427 0.39 0.40 0.59 0.448 0.476 0.39 0.47 0.46 0.427 0.49
t 2,371 2,414 2,372 2,741 2,948 2,136 2,489 2,230 2,285 -0,705 2,920 -1,293 2,352 2,359 2,336 2,094 2,185 4,106 2,508 2,766 2,079 2,770 2,620 2,336 2,973
s 0,975 0,99 0,975 0,99 0,99 0,975 0,99 0,975 0,975 0,99 0,975 0,975 0,975 0,975 0,975 0,995 0,99 0,99 0,975 0,99 0,99 0,975 0,99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 18
(Reliabilitas Pilihan Ganda Siklus 2)
RELIABILITAS SOAL SIKLUS 2
=
=
=
= (1,041667) (0,7471469)
= 0,7782
Nilai t dan signifikan :
8,807
Sig = 1 - 0.005= 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 19
(Validitas Soal Essay Siklus 2)
VALIDITAS SOAL ESSAY SIKLUS 2
No Nama
Nilai yang diperoleh Skor
Total
(y) 1 2 3 4 5
1 ANF 15 11 10 15 15 66
2 ASS 12 15 10 15 10 62
3 BS 13 10 15 13 12 63
4 BM 15 10 10 15 10 60
5 FNV 15 13 12 12 15 67
6 FDM 13 13 10 13 13 62
7 GIN 10 15 10 10 15 60
8 IHP 12 12 12 12 13 61
9 LSA 15 13 13 13 15 69
10 MS 15 15 10 9 10 59
11 MA 14 15 11 13 13 66
12 NNA 15 13 13 13 15 69
13 NH 15 11 12 14 12 64
14 NO 15 12 12 11 13 63
15 PAS 13 11 13 12 14 63
16 RDK 8 7 10 10 10 45
17 RA 15 12 12 14 14 67
18 TAA 12 13 14 15 13 67
19 WAT 12 14 15 12 15 68
20 WIS 15 13 13 13 15 69
21 WTA 13 14 12 13 13 65
22 YDA 14 12 12 12 15 65
Jumlah 296 274 261 279 290 1400
Rxy 0.667 0.511 0.535 0.469 0.681
T 5,388 3,440 3,358 2,695 5,680
S 0,995 0,99 0,99 0,99 0,995
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 20
(Reliabilitas Soal Essay Siklus 2)
RELIABILITAS SOAL ESSAY SIKLUS 2
=
=
=
= (1,25) (0,4455)
= 0,5581
Nilai t dan signifikan :
3,6242
Sig = 1 - 0.01 = 0,99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 21
(Data Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus 2)
NO NAMA
SKOR
PILIHAN
GANDA
SKOR
ESSAY NILAI
KKM 75
Tuntas Tidak
Tuntas
1 ANF 10 66 78 √
2 ASS 22 62 86 √
3 BS 12 63 77 √
4 BM 20 60 82 √
5 FNV 12 67 81 √
6 FDM 21 62 84 √
7 GIN 21 60 85 √
8 IHP 19 61 82 √
9 LSA 12 69 83 √
10 MS 20 59 81 √
11 MA 15 66 83 √
12 NNA 14 69 85 √
13 NH 20 64 86 √
14 NO 13 63 78 √
15 PAS 21 63 86 √
16 RDK 22 45 69 √
17 RA 16 67 85 √
18 TAA 22 67 91 √
19 WAT 23 68 93 √
20 WIS 9 69 80 √
21 WTA 20 65 87 √
22 YDA 11 65 78 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 22
(Dokumentasi)
(Proses Pembelajaran di Kelas)
(Kegiatan Presentasi)
(Kegiatan Presentasi)
(Foto Bersama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
(Peneliti mengajar di kelas )
(Siswa menyusun puzzle)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI