peningkatan pemahaman wacana...

89
1 PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1) Oleh AHMAD FAUZIE NIM: 106013000286 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: vothien

Post on 01-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

1

PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI

MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R

(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Oleh

AHMAD FAUZIE

NIM: 106013000286

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

2

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui

Penerapan Strategi PQ4R”, disusun oleh Ahmad Fauzie, NIM 106013000286,

diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada

tanggal 18 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak

memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Jakarta, 18 Maret 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd ………. ……………...

NIP: 19640212 199703 2 001

Penguji I

Dr. Alek, S.S.,M.Pd ………. ………………

NIP: 19690912200901 1 008

Penguji II

Drs. E. Kusnadi ………. ………………

NIP: 19460201 196510 1 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

NIP: 19571005 198703 1 003

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

3

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI

PENERAPAN STRATEGI PQ4R

(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Islam Al-Mukhlisin

Ciseeng, Bogor)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

AHMAD FAUZIE

NIM: 106013000286

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd

NIP 19640212 199703 2 001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011 M/1431 H

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

4

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ahmad Fauzie

NIM : 106013000286

Jurusan/program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia/Pendidikan Bahasa

Angkatan Tahun : 2006/2007

Alamat : Kp. Baru Rt 01/01 Desa Jampang Kec.

Gunungsindur Kab. Bogor 16340

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan

Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R” adalah hasil

karya sendiri di bawah bimbingan:

Nama : Dra. Mamudah Fitriyah, ZA. M. Pd

NIP : 19460201 196510 1 001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia

menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 11 Maret 2011

Yang menyatakan,

(Ahmad Fauzie)

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

5

MOTTO

Persembahan Untuk:

“Bapak dan Umi, kakak-kakak, adik dan dua keponakanku,

dalam ketulusan hati dan keluhuran budi. Para guru, sahabat-

sahabat serta orang-orang yang pernah ada dalam risalah

perjalanan hidupku”

Motto:

“Setiap manusia adalah malaikat bersayap

satu, dan hanya bisa terbang jika saling

merangkul”

Aku takkan berhenti sampai disini, tentunya

aku akan selalu meminjam sayap kalian untuk

tetap bisa terbang, dan tentunya sayapku akan

selalu ada jika kalian membutuhkannya.

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

6

ABSTRAK

AHMAD FAUZIE, 106013000286: Peningkatan Pemahaman Wacana

Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R. Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2011.

Bidang studi bahasa Indonesia merupakan satu dari tiga mata pelajaran

yang ditetapkan pemerintah sebagai tolak ukur kelulusan siswa mulai tingkat

menengah ke bawah. Dalam pengamatan awal peneliti di sekolah SMA Islam Al-

Mukhlisin Ciseeng, menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi guru

diantaranya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap bacaan. Indikator

pencapaian hasil yang ditetapkan sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM) yang cukup (65) dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan

permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk membantu meningkatkan

pemahaman siswa terhadap bacaan dengan metode belajar melalui penerapan

strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review). Teori yang

digunakan peneliti adalah teori membaca, teori wacana argumentasi, dan teori

PQ4R.

Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK),

bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam

Al-Mukhlisin Ciseeng pada kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa laki-laki 16,

sedangkan jumlah siswa perempuan 20, jumlah keseluruhan 36 siswa.

Kesimpulan dari perolehan hasil dalam siklus dengan penerapan strategi

PQ4R menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada siklus I, nilai yang diperoleh

64,3. Pada siklus II meningkat menjadi 72,2, melebihi nilai KKM yang ditetapkan

(65). Perolehan nilai pada pengisian lembar kuesioner menunjukkan bahwa siswa

lebih semangat dan antusias dalam kegiatan belajar dengan menerapkan strategi

PQ4R di kelas.

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

7

ABSTRACT

AHMAD Fauzie, 106013000286: Improved Understanding Through

Argumentation Discourse PQ4R Implementation Strategy. Indonesian Language

and Literature Education, Faculty of Knowledge and Teacher Training Tarbiyah,

Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011.

Areas of study Indonesian is one of three subjects by the government as a

measure students' graduation from middle to lower level. In the initial

observations of researchers in high school of Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, found

that the problems faced by teachers include lack of understanding of the readings.

Indicators of achievement standards established under the Minimum Criteria for

completeness (KKM) is sufficient (65) with various considerations. Based on these

problems, researchers are interested to help improve students' understanding of

reading with the method of learning through the implementation of the strategy

PQ4R (preview, question, read, Reflect, recite, and review). Researchers used

theory is the theory of reading, argumentation discourse theory, and theory

PQ4R.

The method used in research is a classroom action research (PTK), aims

to provide solutions to the problems faced by teachers and students in classroom

teaching and learning activities. This research was conducted at SMA Islam Al-

Mukhlisin Ciseeng in class XI IPS 1 with the number of boys of 16, while the

number of female students of 20, the total number of 36 students.

Conclusion of the acquisition results in a cycle with the implementation of

the strategy PQ4R showed an average increase in value. In the first cycle, the

value obtained 64.3. In the second cycle increased to 72.2, exceeding the value

specified KKM (65). Acquisition value at the charge sheet of the questionnaire

showed that students are more spirit and enthusiasm in learning activities by

applying PQ4R strategies in the classroom.

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt berkat rahmat

dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam

semoga selalu tercurah pada baginda alam, rasululloh dan junjungan nabi besar

Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun

materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua dan keluarga. Terbaik dari yang terbaik. Perjuangan,

pengorbanan, kesabaran, dan pengertian yang kalian berikan sampai saat ini

takkan sanggup penulis balas dengan apapun. Semoga Allah meridhoi dan

membalas dengan kebaikan dan pahala yang berlipat.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus dosen

pembimbing bagi penulis. Bersamamu selalu ada jalan dan kemudahan dalam

setiap problema. Sungguh beruntung PBSI memiliki kajur seperti ibu. Semoga

Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan bagi ibu Mahmudah.

4. Bpk. Drs. E. Kusnadi sebagai dosen penasehat akademik. Mantan kajur dan

bapaknya anak-anak PBSI angkatan 2006. Bapak yang terlihat tegas dan

garang secara penampilan, namun memiliki hati yang lembut dan bijak dalam

mengambil setiap keputusan. Terima kasih atas ilmu, kesabaran, dan

pengertian selama ini hingga kami (PBSI 2006) selesai kuliah.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah

mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga

Allah membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan.

6. Bpk. Alek Abdullah, the best in lecture PBSI. Dosen yang memberikan

inspirasi bagi penulis untuk meraih mimpi dan cita-cita.

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

9

7. Bpk. Sapri. Luar biasa untuk bapak yang satu ini, meski secara fisik sudah tua,

namun semangat dan dedikasinya pada pekerjaan sangat tinggi. Terima kasih

untuk bantuan dan pelayanan Pak Sapri selama kami kuliah.

8. Bpk Yaya Suhaya S.Ag. M.Pd selaku kepala SMA Islam Al-Mukhlisin.

Terima kasih atas pengetahuan, bantuan, dan kerjasamanya.

9. Bpk. Dadang Suhendar, S.Pd. Selaku guru SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng.

Terima kasih untuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.

10. Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006, Fahru, Rusfi, Mu‟min, Yudi, dan

Firman (untuk keceriaan dan kebersamaan, bersama kalian tersenyum dan

tertawa seperti sebuah keharusan, bumbu dalam setiap perkumpulan), Andi

(untuk pengalaman dan pengetahuannya), Ifa, Ratu, Hastri, dan Ani (untuk

masukkan dan support nya), kumpulan anak-anak kantin dan kampoeng seni

(teruslah berkreasi dan berekspresi), serta semua teman-teman yang tak bisa

penulis sebutkan satu per satu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa

penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga

Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Akhirnya

penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat

memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca

umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan lurus ridho Allah

Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Jakarta, Maret 2011

Ahmad Fauzie

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

10

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6

F. Manfaat Peneltian ................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

PENELITIAN .................................................................................. 7

A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian ...................................................... 7

1. Proses Pembelajaran ........................................................................ 7

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................................... 7

B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih ............ 10

1. Peningkatan Pemahaman Bacaan .................................................... 10

a. Proses Memahami Bacaan ........................................................... 10

b. Tujuan Membaca ......................................................................... 11

2. Wacana Argumentasi ...................................................................... 12

a. Pengertian wacana ....................................................................... 12

b. Konteks wacana .......................................................................... 13

c. Jenis wacana ................................................................................ 13

d. Unsur-unsur wacana .................................................................... 15

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

11

e. Ciri-ciri wacana ........................................................................... 15

f. Pengertian argumentasi ................................................................ 15

g. Tujuan wacana argumentasi ........................................................ 16

i. Ciri-ciri argumentasi ................................................................... 17

3. Penerapan Strategi PQ4R ................................................................ 17

a. Pengertian strategi ....................................................................... 17

b. Hakikat strategi PQ4R ................................................................ 19

c. Langkah-langkah strategi PQ4R ................................................. 20

C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 25

D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 26

E. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28

A. Tujuan Khusus Penelitian .................................................................... 28

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 28

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................................... 28

D. Subjek yang Terlibat ........................................................................... 30

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................... 30

F. Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 30

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................................... 31

H. Data dan Sumber Data ......................................................................... 32

I. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 32

J. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................. 34

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...................................... 35

1. Tes Hasil Belajar ............................................................................. 35

2. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran

Strategi PQ4R ................................................................................. 35

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................... 36

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 38

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ....................................................... 38

1. Gambaran Sekolah .......................................................................... 38

a. Profil sekolah ............................................................................... 38

b. Identitas kepala sekolah .............................................................. 39

c. Penyelenggaraan ujian nasional .................................................. 39

d. Tujuan ......................................................................................... 39

e. Visi, misi, dan strategi sekolah .................................................... 41

f. Data fisik sekolah ........................................................................ 42

2. Penelitian Pendahuluan ................................................................... 45

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I ...................................................... 46

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II .................................................... 51

B. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 59

C. Analisis Data ....................................................................................... 60

1. Data hasil tes siklus ......................................................................... 60

2. Lembar observasi ............................................................................ 61

3. Kuesioner ........................................................................................ 63

D. Interpretasi Hasil Analisis ................................................................... 65

E. Pembahasan Temuan Penelitian .......................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 67

A. Simpulan .............................................................................................. 67

B. Saran .................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69

LAMPIRAN ................................................................................................... 72

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 9

2.2 Wacana Sebagai Wahana Komunikasi ..................................................... 13

2.3 Jenis- jenis Wacana .................................................................................. 14

2.4 Varian Strategi-strategi Belajar ................................................................ 19

2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................... 27

3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 29

4.1 Suasana Kelas IPS 1dalam KBM ............................................................. 47

4.2 Siswa Mengerjakan dengan Metode PQ4R ............................................. 53

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

14

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R ............................................................. 24

3.1 Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................. 30

3.2 Perencanaan Tindakan ............................................................................ 36

4.1 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ................. 47

4.2 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I............................... 49

4.3 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I .............................. 50

4.4 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II ............................. 53

4.5 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus II ............................. 55

4.6 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ................. 56

4.7 Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R .............................. 58

4.8 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus ............................................................ 60

4.9 Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa ....................... 62

4.10 Apersepsi Siswa terhadap PQ4R ............................................................. 63

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

15

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Surat Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN 2 Surat Izin Observasi

LAMPIRAN 3 Surat Izin Penelitian

LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 5 Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1

LAMPIRAN 6 Observasi Siswa Terhadap Guru

LAMPIRAN 7 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

LAMPIRAN 8 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus II

LAMPIRAN 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

LAMPIRAN 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

LAMPIRAN 11 Lembar Kuesioner

LAMPIRAN 12 Catatan Lapangan

LAMPIRAN 13 Wawancara Guru

LAMPIRAN 14 Wawancara Siswa

LAMPIRAN 15 Bahan Bacaan Siklus I

LAMPIRAN 16 Bahan Bacaan Siklus II

LAMPIRAN 17 Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran

LAMPIRAN 18 Format Penilaian Siklus I

LAMPIRAN 19 Format Penilaian Siklus II

LAMPIRAN 20 Hasil Kerja Siswa Siklus I

LAMPIRAN 21 Hasil Kerja Siswa Siklus II

LAMPIRAN 22 Pengisian Lembar Kuesioner Siswa

LAMPIRAN 23 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus I

LAMPIRAN 24 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus II

LAMPIRAN 25 Pengisian Lembar Observasi Siswa

LAMPIRAN 26 Catatan Lapangan Siklus I

LAMPIRAN 27 Catatan Lapangan Siklus II

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, berfungsi

sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk

kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya

pada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan

menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku teks serta

penyajian pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dilakukan dengan

menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu

mata pelajaran wajib dan tolak ukur dalam ujian kelulusan siswa di lembaga

pendidikan (sekolah).

Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar

mengajar di sekolah, memiliki empat aspek penting yang harus dimiliki siswa

sehingga siswa yang memiliki ke empat aspek tersebut dapat dikatakan terampil

dalam berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu; keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis. Dari ke empat keterampilan itu, kiranya keterampilan membaca

memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Perhatian

khusus tersebut di dasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya siswa di

Indonesia malas membaca buku. Siswa lebih suka bermain play station atau

mengunjungi warnet untuk sekedar mengakses dunia maya. Hal tersebut tentunya

akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang

rendah di masa depan.

Kenyataan di atas semakin menambah dan menggenapkan permasalahan

pendidikan. Masalah pokok dalam pembelajaran pendidikan formal (sekolah) saat

ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Teori belajar (tabularasa)

yang menganggap peserta didik (siswa) seperti halnya kertas putih yang dapat

ditulisi apa saja sudah sepatutnya dihilangkan, karena anggapan tersebut akan

menjurus pada kualitas, proses, dan hasil pembelajaran yang rendah.

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

17

Menurut Trianto, “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih

memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk

berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.”1 Hal ini

berarti tenaga pendidik (guru) di kelas dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam

menentukan model dan metode dalam penyampaian pelajaran. “Penyampaian

materi pelajaran merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar

sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan

siswa.”2

Metode dan cara penyampaian materi pelajaran yang umumnya masih

berpusat pada guru (teacher centered) berdampak pada rerata hasil belajar peserta

didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini tentu

menyedihkan mengingat kurikulum pendidikan di Indonesia telah berulang kali

mengalami perubahan, namun pergantian itu belum mencapai tujuan

pembelajaran, tentu saja hal ini tidak sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan

bangsa. Seperti tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggungjawab.3

Pendidikan merupakan program pemerintah yang diselenggarakan untuk

menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi dan anggota masyarakat yang

mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu

1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1. 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

Cet. V, hlm. 97. 3 Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

18

berpikir, menemukan, dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan

serta mampu menemukan cara pemecahan yang bernalar dan dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai ini terlebih dahulu peserta didik sudah

sepatutnya harus melalui proses pembelajaran yang baik.

“Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang

dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan.”4

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dan antara

siswa dengan siswa. Interaksi yang baik akan mencapai tujuan belajar apabila

suasana belajar yang terjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru.

Oleh karena itu, apabila kondisi tersebut tidak tercipta dapat dipastikan kegiatan

pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal.

Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas

adalah pembelajaran konvensional yang diaplikasikan dalam bentuk metode

ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di depan kelas menyampaikan materi

pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak, dan mencatat hal-hal yang

dianggap penting. Terkadang kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi,

dan sesekali diselingi dengan kegiatan latihan. “Pada pembelajaran seperti ini

suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif.”5

Pemilihan metode mengajar yang tepat saat proses kegiatan belajar

mengajar dapat menarik minat belajar siswa. Oleh sebab itu, guru jangan hanya

merasa cukup dengan memberikan dan menggunakan metode ceramah di depan

kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, akan tetapi pada

suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam, dan

mendengarkan.

Penggunaan metode ceramah yang tidak banyak menuntut partisipasi dari

siswa menjurus pada suasana pembelajaran yang monoton dan membosankan.

Kondisi ini memicu siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam kegiatan

pembelajaran dan membuat situasi menjadi tidak kondusif. Meskipun demikian

guru lebih suka menerapkan metode tersebut, sebab tidak menuntut alat dan bahan

4Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV, hlm. 72. 5 Trianto, Model-model…, hlm. 1.

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

19

praktek, cukup menjelaskan bahan dan konsep yang ada dalam buku ajar atau

referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat

memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri.

Oleh sebab itu, merupakan hal yang aneh apabila guru mengharapkan

siswa belajar namun tidak mengajarkan mereka tentang belajar. Guru

mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak mengajarkan

mereka tentang pemecahan masalah. Seperti halnya guru kadang-kadang meminta

siswa mengingat sejumlah besar materi atau bahan ajar namun tidak mengajarkan

mereka tentang seni menghafal.

Guru sebagai tenaga pendidik sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya

dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantarkan siswa ke

tujuan. Tentu saja tugas guru adalah berusaha menciptakan suasana belajar yang

menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. “Suasana belajar yang tidak

menggairahkan dan tidak menyenangkan bagi siswa akan menjurus pada kegiatan

belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa merasa bosan berada di kelas dan

gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing.”6

Siswa cenderung memiliki kegemaran untuk belajar hal-hal yang baru dan

menantang, mereka bosan dengan metode belajar guru yang biasa mereka jumpai

di kelas. Yaitu metode guru dengan menyampaikan sejumlah bahan ajar atau

materi di depan kelas. “Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau

hubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui.”7

Dengan demikian, tugas guru disini adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan

mengarahkan siswa untuk mengolah dan memproses pengetahuan yang telah

dimiliki siswa.

Salah satu pembelajaran yang menitikberatkan kepada siswa, dan siswa

dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah strategi belajar

PQ4R. “Strategi PQ4R adalah strategi belajar yang merupakan bagian dari strategi

elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa memahami apa yang

6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. III, hlm. 37. 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam..., hlm. 117.

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

20

mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang

dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku.”8

Asumsi dasar strategi PQ4R adalah proses perincian informasi sehingga

informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas dengan

judul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan

Strategi PQ4R”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah

di atas, untuk menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang baik, efektif,

dan efisien serta menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pemahaman siswa, masalah yang teridentifikasi sebagai berikut.

1. Pembelajaran di kelas seringkali berpusat pada guru (teacher

centered).

2. Siswa malas membaca.

3. Hasil belajar siswa rendah.

4. Model dan metode belajar yang monoton.

5. Siswa pasif dalam menerima materi pelajaran.

6. Tingkat pemahaman siswa rendah.

7. Siswa tidak dapat melihat dan memecahkan masalah dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah

Mengacu pada masalah-masalah yang muncul di atas, maka demi

terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti

yakni:

1. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI (sebelas) semester II (dua)

tahun ajaran 2009/2010.

8 Trianto, Model-model…, hlm. 146.

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

21

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah strategi PQ4R (preview,

question, read, reflect, recite, review) untuk meningkatkan pemahaman

siswa.

3. Pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif siswa dengan

mengerjakan latihan soal.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah

yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan

pemahaman siswa pada wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R?”

E. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas

pemahaman siswa pada wacana argumentasi dengan menggunakan strategi PQ4R.

F. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1. Peneliti

Selain sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dan

memperoleh gelar sarjana (S1), penelitian ini menjadi wahana ilmiah

dalam mengaplikasikan kemampuan yang telah diperoleh selama

kuliah dan memberikan gambaran yang jelas tentang strategi PQ4R

dalam meningkatkan pemahamam belajar.

2. Guru

Memberikan informasi bagi guru tentang metode pengajaran yang

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sebagai alternatif dari

metode yang telah diterapkan sebelumnya.

3. Siswa

Penelitian ini dapat dijadikan oleh siswa sebagai metode dan sarana

latihan dalam kegiatan belajar secara mandiri tanpa didampingi guru.

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

22

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN

KONSEPTUAL PENELITIAN

A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian

1. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara siswa dan guru.

Interaksi yang baik akan menciptakan situasi belajar yang bermakna dan

menyenangkan sehingga akan bermuara pada hasil belajar yang diinginkan.

Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa satu dari sekian banyak

solusi yang diharapkan dapat mendukung terciptanya situasi dan kondisi belajar

yang baik adalah modifikasi model pembelajaran yang digunakan.

Modifikasi model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran yang

mengacu pada pendekatan siswa aktif dalam proses kegiatan pembelajaran.

Langkah yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan

model pembelajaran dengan menggunakan strategi PQ4R (preview, question,

read, reflect, recite, dan review), yang diaplikasikan dalam kegiatan penelitian

tindakan kelas.

Strategi PQ4R sebagai salah satu teori belajar konstruktivistik berperan

membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.

Guru tidak lagi menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan

membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk

lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian tindakan kelas (PTK) berasal dari bahasa Latin, Class Action

Research (CAR) yang berarti penelitian yang dilakukan di suatu kelas untuk

mengetahui bagaimana akibat tindakan yang diterapkan disuatu kelas. Menurut

Arikunto dalam bukunya, “penelitian tindakan kelas merupakan suatu

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

23

pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”9

Sedangkan menurut Madya, “penelitian tindakan kelas merupakan

intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis

tertentu. Maka yang disebut dengan penelitian tindakan kelas merupakan tindakan

yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk meningkatkan situasi

pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.”10

Sementara itu, pernyataan

yang lebih umum diungkapkan oleh Sukardi menurutnya, “penelitian tindakan

adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi

sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat

pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.”11

Mengacu pada penjelasan beberapa tokoh di atas, dapat dikatakan bahwa

secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah memecahkan masalah,

memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kualitas

pembelajaran sehingga hasil pembelajaran yang baik bisa tercapai. Dari

keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa ciri khusus kegiatan PTK

antara lain bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, dan terlokalisasi.

Beberapa ahli menyatakan terdapat beberapa langkah dan metode PTK,

tetapi secara garis besar metode PTK terbagi menjadi empat bagian umum yaitu;

(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Model dan

langkah-langkah tersebut yang akan dilaksanakan secara sistematis pada kegiatan

PTK, yang selanjutnya di ilustrasikan dengan siklus sebagai berikut:

9 Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),

Cet. VIII, hlm. 3. 10

Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI-ONLINE.com,

diakses 17 Desember 2010. 11

Sukardi, Metodologi Penelitian Tindakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VII,

hlm. 210.

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

24

Gambar 2.1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PERENCANAAN

REFLEKSI PELAKSANAAN

PENGAMATAN

Dari empat ciri khusus PTK yang telah disebutkan di atas, terdapat

beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan PTK, yaitu:

1) situasi biasa,

2) kegiatan nyata/empirik,

3) peningkatan mutu atau pemecahan masalah,

4) sukarela,

5) sistematik,

6) tindakan berbeda, dan

7) terpusat pada proses.

Kegiatan PTK yang dilaksanakan secara berkesinambungan dapat

menjelaskan pada kemajuan, peningkatan, dan sebagainya. Dari pelaksanaan

kegiatan tindakan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tindakan pada siklus

berikutnya. Secara otomatis dengan melaksanakan kegiatan PTK guru akan lebih

kreatif, sebab dituntut untuk terus berinovasi sebagai implementasi dan adaptasi

berbagai teori dan teknik pembelajaran yang digunakan.

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

25

B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih

1. Peningkatan Pemahaman Bacaan

Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Sebagai

suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi

seseorang/manusia untuk membuka diri pada gerbang cakrawala pemikiran

positif, berpikiran, dan berwawasan luas demi kemajuan kualitas hidup.

“Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/bahasa tulis.”12

Pernyataan tersebut selaras dengan yang

dijelaskan oleh Alek dalam bukunya, “membaca adalah proses memahami pesan

tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada

pembacanya.”13

a. Proses Memahami Bacaan

Membaca dapat pula dianggap suatu proses untuk memahami yang tersirat

dalam yang tersurat, dengan melihat pemikiran yang terkandung di dalam

kata-kata yang tertulis. Proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap

informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Proses pengolahan bacaan yang

dilakukan secara kritis dan kreatif akan memperoleh pemahaman yang

bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, mampu menilai terhadap keadaan,

dan dampak bacaan itu sendiri.

“Pemahaman bacaan merupakan salah satu strategi membaca yang

bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap karya tulis dengan jalan

melibatkan diri dengan sebaik-baiknya pada bacaan.”14

Dengan kata lain,

sikap memahami bacaan itu meliputi kemampuan pembaca untuk

menginterpretasi, menganalisis, dan menilai, serta menerapkan konsep secara

kritis untuk memperoleh pemahaman bacaan yang sebenarnya. “Untuk

membuat analisis yang tepat diperlukan kemampuan aplikasi dan evaluasi.”15

12

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 2008), hlm. 7. 13

Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:

Kencana, 2010), hlm. 75. 14

Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 80. 15

Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 81.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

26

b. Tujuan Membaca

Tujuan membaca seseorang ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan

bahasa, minat, serta kebutuhan. “Tujuan utama dalam membaca adalah untuk

mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna

bacaan.”16

Meskipun kegiatan membaca adalah memfokuskan diri pada

bacaan yang bertujuan, namun seorang siswa dengan ibu rumah tangga tentu

berbeda tujuan kegiatan membaca yang dimaksud.

Dalam dunia pendidikan (sekolah), secara khusus tujuan tersebut

dipengaruhi oleh guru dan materi bacaan serta penyajiannya, yaitu topik,

gambar, permasalahan, dan aspek kebahasaan. Tujuan membaca setiap

individu dalam setiap kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan,

pemerolehan kosakata (pengetahuan bahasa), minat, dan kebutuhan siswa.

Pada umumnya tujuan seseorang membaca adalah sebagai berikut;

1) menambah wawasan,

2) memperoleh informasi yang hangat,

3) mengisi waktu luang, dan

4) sebagai prestise dalam kelas sosial.

Berbeda kelas dan status sosial, berbeda pula tujuan seorang siswa melaku

kan kegiatan membaca, secara khusus yaitu:

1) membaca untuk memperoleh perincian atau fakta,

2) membaca untuk memperoleh gagasan atau ide utama,

3) membaca untuk mengetahui urutan, susunan, atau organisasi dalam

bacaan,

4) membaca untuk menyimpulkan atau inferensi,

5) membaca untuk mengelompokkan (klasifikasi),

6) membaca untu kegiatan menilai atau evaluasi, dan

7) membaca untuk membandingkan pada sesuatu yang bertentangan.

16

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hlm. 9.

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

27

2. Wacana Argumentasi

a. Pengertian Wacana

Istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna “ucapan atau

tuturan”. Dalam bahasa Inggris, istilah wacana disebut dengan istilah

discourse. Kata itu berasal dari bahasa Yunani discursus yang bermakna

„berlari ke sana ke mari‟.

“Wacana adalah ucapan; perkataan; tutur; keseluruhan tutur yang

merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap realisasinya dalam

bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.”17

Sementara itu,

menurut Abdul Chaer “wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga

dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terlengkap.”18

“Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dibentuk dari rentetan

kalimat yang kontinuitas, kohesif, dan koheren sesuai dengan konteks

situasi.”19

Sebagai satuan bahasa yang lengkap, dalam wacana terdapat

konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh sehingga terjalin komunikasi.

Komunikasi bahasa realisasinya berbentuk lisan atau tulisan. Hakikatnya

wacana adalah media komunikasi yang bersifat transaksional jika yang

dipentingkan adalah isi komunikasi, dan bersifat interaksional jika komunikasi

terjalin secara timbal balik.

“Apapun bentuknya, wacana mengasumsikan adanya penyapa (addressor)

dan pesapa (addressee). Dalam wacana lisan, penyapa ialah pembicara

sedangkan pesapa ialah pendengar. Sedangkan dalam wacana tulisan penyapa

ialah penulis sedangkan pesapa ialah pembaca.”20

Bagannya dapat di

ilustrasikan sebagai berikut.

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989), hlm. 1005. 18

Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 267. 19

Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hlm. 111. 20

Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana..., hlm. 111.

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

28

Medium

Gambar 2.2

Wacana Sebagai Wahana Komunikasi

b. Konteks Wacana

Konteks wacana terbagi atas berbagai unsur, yaitu:

a) situasi,

b) pembicara,

c) pendengar,

d) waktu,

e) tempat,

f) adegan,

g) topik,

h) peristiwa,

i) bentuk amanat,

j) kode, dan

k) sarana.21

c. Jenis Wacana

Dalam sebuah kepustakaan disebutkan berbagai jenis wacana sesuai

dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Berkenaan dengan

sarananya, wacana terbagi atas wacana lisan dan wacana tulisan. Berkenaan

21

Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),

Cet. V. hlm. 421.

WACANA

Penyapa

Pesapa

Komunikasi

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

29

dari cara penyampaiannya, wacana terbagi atas wacana langsung dan wacana

tidak langsung. Dari penggunaan bahasa dan kajiannya, wacana terbagi atas

wacana fiksi dan wacana non fiksi. Sedangkan dari cara penyampaian isinya,

wacana terbagi menjadi; wacana narasi, wacana eksposisi, wacana deskripsi,

wacana persuasi, dan wacana argumentasi.

Gambar 2.3

Jenis-jenis Wacana

Sarana

Wacana Argumentasi

WACANA

Wacana Eksposisi

Wacana Narasi

Wacana Persuasi

Wacana Deskripsi

Wacana Lisan

Wacana Tulisan

Wacana Langsung

Wacana tak langsung

Wacana Fiksi

Wacana Nonfiksi

Cara

Kajian

Isi

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

30

d. Unsur-unsur Wacana

Sebagai suatu kesatuan yang utuh, wacana merupakan satuan bahasa

terlengkap yang tersusun dari untaian kalimat-kalimat yang

berkesinambungan, erat, dan kompak sesuai dengan konteks situasi. Dalam

hal ini pembahasan wacana difokuskan pada ragam wacana tulisan. Hal ini

perlu untuk membatasi penulis dalam penelitian.

Untuk menganalisis sebuah wacana ada dua unsur pokok yang diperlukan,

yakni: unsur internal dan eksternal bahasa, dari unsur internal bahasa

(intralinguistik) yang berkaitan dengan kaidah bahasa, seperti sintaksis,

morfologi, dan fonologi; sedangkan dari unsur eksternal bahasa

(ekstralinguistik) yang berkaitan dengan konteks situasi.

e. Ciri-ciri Wacana

Seperti yang telah dijelaskan di atas wacana merupakan medium

komunikasi yang bersifat verbal yang bisa diasumsikan dengan adanya

penyapa (pembicara/penulis) dan pesapa (penyimak/pembaca). Berdasarkan

batasan tersebut dapat diperoleh ciri atau karakteristik sebuah wacana. Ciri-

ciri wacana itu adalah:

1) satuan gramatikal,

2) satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap,

3) untaian kalimat-kalimat,

4) memiliki hubungan proposisi,

5) memiliki hubungan kontinuitas,

6) memiliki hubungan koherensi,

7) memiliki hubungan kohesi,

8) rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi,

9) bisa transaksaksional maupun interaksional,

10) mediumnya bisa lisan maupun tulisan, dan

11) sesuai dengan konteks atau kontekstual.

f. Pengertian Argumentasi

“Argumentasi adalah wacana yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat

dengan membahas suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

31

pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang

disajikan secara logis dan objektif.”22

Melalui argumentasi penulis berusaha

merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan

apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Terdapat tiga inti wacana argumentasi. Pertama adalah bagian

pendahuluan, bagian ini membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini,

kemudian latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan

persoalan yang akan di argumentasikan sehingga pembaca dapat memperoleh

pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah penetapan secara

tepat titik ketidaksepakatan yang akan di argumentasikan.

Bagian tubuh argumen berisi pembahasan masalah dengan menyajikan

fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi, deduksi,

analogi, dan lain-lain. Sedangkan bagian ketiga argumentasi adalah simpulan

yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan. Penyampaian

simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan dan

segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai.

Untuk bisa mempengaruhi pembaca dengan argumen-argumen yang

disajikan, sejumlah data yang disajikan penulis merupakan suatu keharusan

sebagai pendukung dalam tulisannya, seperti yang dikatakan Mahmudah

dalam bukunya, “Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan

(argumen) berdasarkan fakta dan data.”23

g. Tujuan Wacana Argumentasi

Setiap ujaran, apapun bentuknya (baik lisan maupun tulisan) mempunyai

maksud dan tujuan ujaran itu disampaikan pada pendengar (jika ujaran itu

berbentuk lisan), pada pembaca (jika ujaran itu berbentuk tulisan). “Tujuan

utama argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau

mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”24

22

Siti Annijat Maimunah, Buku Pintar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2007), hlm. 45. 23

Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 139. 24

Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008),

Cet. XIII, hlm. 227.

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

32

Dengan menggunakan prinsip logika sebagai alat bantu utama, wacana

(karangan) argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang akan

dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan dari

persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis

dan teratur.

h. Ciri-ciri Argumentasi

“Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu

pengetahuan. Argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan

bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan

sikap atau pendapat suatu hal.”25

Wacana argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan

mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya,

2) mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan

3) mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu

penyelesaian.

3. Penerapan Strategi PQ4R

a. Pengertian Strategi

“Secara umum strategi berarti suatu garis-garis besar haluan untuk

bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.”26

Strategi

memiliki makna yang sama dengan teknik, kiat, atau taktik. “Strategi

merupakan pola umum rentetan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan

tertentu.”27

Strategi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar, diartikan

sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan

kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Menurut Puspitasari dalam penelitian tindakan kelas, “Strategi-strategi

belajar merupakan pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar,

25

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),

hlm. 3. 26

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.

III, hlm. 5. 27

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV. hlm. 99.

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

33

mengingat, berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri.”28

Hal ini

didasarkan pada anggapan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sebagian

besar tergantung pada kepandaian siswa belajar secara mandiri sekaligus

memonitor hasil belajarnya.

Lebih jauh Puspitasari menjelaskan bahwa, “Strategi- strategi belajar juga

dikenal sebagai strategi yang menekankan pada aspek kognitif, karena strategi

tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada pada tujuan belajar

perilaku.”29

“Tujuan kognitif tradisional yang diharapkan adalah siswa dapat

memahami sebuah wacana dalam buku.”30

Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dikatakan, bahwa strategi belajar

adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat belajar

mengolah pikiran dan pengetahuan sendiri. Sedangkan posisi guru lebih

diharapkan untuk mengembangkan atau mencari alternatif yang digunakan

untuk membimbing siswa.

Berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan informasi, terdapat beberapa

strategi belajar yang dapat digunakan seperti terlihat pada gambar berikut ini.

28

Uyad, Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad.blogspot.com /2008/ 04/

penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010. 29

Muhamad Ali, Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali

tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010. 30

Trianto, Model-model…, hlm. 152.

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

34

Gambar 2.4

Varian Strategi-strategi Belajar

Trianto (2007, hlm. 90)

Jenis-jenisnya

Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari

e

b. Hakikat Strategi PQ4R

Strategi PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robinson yang merupakan

pengembangan dari strategi SQ3R (survey, question, read, recite, review)

yang berguna untuk meningkatkan pemahaman dalam kegiatan membaca.

“The PQ4R strategy is an individualized method for improving reading

comprehension.”31

Strategi PQ4R adalah metode belajar yang membantu

individu meningkatkan bacaan secara menyeluruh.

Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi.

“Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka

baca dan dapat membantu siswa mengingat apa yang telah mereka baca dan

31

Muskingum Collage, General-Purpose Learning Strategies Reading Comprehension,

tersedia dalam http://www.buddies.org/articles/reading.pdf, hlm. 68, diakses 20 Desember 2010.

Strategi- strategi Belajar

Mengulang Elaborasi Organisasi Metakognisi

Menggarisbawahi

Membuat catatan

pinggir

Membuat catatan

Analogi

PQ4R

Akronim

Outlining

Pemotongan

mnemonics

Pemetaan konsep

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

35

membantu kegiatan belajar mengajar di kelas dengan kegiatan membaca

buku.”32

Sejalan dengan pernyataan Asri dalam bukunya, “Teori deskriptif

menyatakan bila isi/materi pelajaran (kondisi) diorganisasikan dengan

menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan belajar atau

resistansi (hasil) akan meningkat.”33

Strategi PQ4R membantu siswa untuk mengorganisasi informasi dan

membuat pembelajaran lebih bermakna. Oleh karena itu strategi ini cocok

digunakan pada konsep yang bersifat deklaratif dan pengetahuan prosedural.

Dapat dikatakan bahwa PQ4R adalah prosedur analisis membaca untuk

membimbig siswa dalam mempelajari teks secara sistematis melalui prosedur

preview, question, read, reflect, recite, review.

Dengan menerapkan pendekatan ini di kelas siswa mendapatkan

pengalaman strategi yang dapat mereka terapkan saat belajar sendiri.

Penggunaan strategi PQ4R secara sistematis dapat membantu siswa

mengetahui, memahami, menerapkan, dan mengevaluasi apa yang mereka

baca.

c. Langkah-langkah strategi PQ4R

Langkah-langkah strategi PQ4R adalah sebagai berikut:

a) Preview : Membaca selintas

b) Questioni : Membuat dan menjawab pertanyaan

c) Read : Membaca secara aktif

d) Reflect : Memahami bacaan

e) Recite : Membuat intisari bacaan

f) Review : Mengulang kembali

Berikut ini penjelasan langkah-langkah yang harus dilakukan pada

strategi PQ4R, yaitu:

a) Preview

Pada langkah pertama ini siswa diberikan tugas membaca cepat

dengan memperhatikan judul-judul dan topik utama, tujuan umum dan

32

Trianto, Model-model…, hlm. 146. 33

Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 13.

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

36

rangkuman, serta rumusan isi bacaan. Tahap ini bertujuan agar siswa

memperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari.

Siswa diminta untuk memperhatikan ide pokok yang akan menjadi inti

pembahasan dalam bacaan. Dengan ide pokok ini akan memudahkan

siswa memberikan keseluruhan ide yang ada.

Pada aktivitas preview ini, peran guru adalah membantu dan

mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat

seluruh struktur teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian

(heading sub), istilah dan kata kunci, serta rangkuman. Dalam

melakukan preview, siswa dianjurkan untuk menyiapkan alat tulis

(pensil, kertas, atau stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu.

Bagian-bagian tertentu ini mempermudah menyusun bahan pertanyaan

pada langkah selanjutnya.

b) Question

Pada langkah ini siswa mendalami topik dan judul utama dengan

mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan dalam

bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri. Pada

langkah ini, guru memberi petunjuk atau contoh kepada siswa untuk

menyusun pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-

bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.

“Pengalaman menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca

untuk sejumlah pertanyaan, maka akan membuat siswa membaca lebih

hati-hati secara seksama serta akan dapat membantu mengingat apa

yang mereka baca.”34

c) Read

Langkah ketiga ini siswa ditugaskan membaca bahan bacaan secara

cermat dengan mengajukan pengecekan pada langkah kedua. Pada

langkah ini siswa membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Siswa berkonsentrasi

34

Trianto, Model-model…, hlm. 148.

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

37

mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuatnya sendiri dengan

pensil, stabilo, pulpen, atau alat penanda lainnya.

Peran guru disini meminta siswa membaca secara aktif untuk

mencari jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Dalam hal ini,

membaca aktif berarti juga membaca yang difokuskan pada paragraf-

paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang

relevan dengan pertanyaan tadi. Selain itu juga menggarisbawahi kata-

kata kunci dari teks yang dibaca.

d) Reflect

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru saja dipelajari

atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan

sebelumnya. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai

struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari

pengetahuan sebelumnya.

Pada tahap ini siswa mencoba memecahkan masalah-masalah yang

disimulasikan dan menciptakan gambaran visual dari bacaan. Mereka

mencoba untuk menghubungkan informasi baru di dalam bacaan

dengan apa yang telah diketahui. Pengetahuan yang bermakna

diperoleh dari proses.

Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks

pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Peran

guru disini adalah membantu siswa membuat hubungan-hubungan

antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan-

pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa memperoleh sesuatu

yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajrinya.

e) Recite

Langkah kelima siswa diminta untuk mengingat kembali informasi

yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting secara

nyaring dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan

menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan.

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

38

Dari catatan-catatan yang terdahulu dan berlandaskan ide –ide

yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat intisari materi

pelajaran. Dengan mengusahakan intisari ini merupakan inti dari

pembahasan konsep, peran, dan interaksinya.

f) Review

Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk mengulang kembali

seluruh catatan singkat yang telah dibuatnya, mengulang kembali

seluruh bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan.

Pada langkah ini siswa meninjau ulang seluruh jawaban atas

pertanyaan pada langkah kedua dan ketiga. Review yang efektif

memasukkan lebih banyak informasi yang baru dalam memori jangka

panjang. Membaca ulang merupakan salah satu bentuk review, tetapi

mencoba menjawab pertanyaan kunci tanpa mengacu atau melihat

pada buku adalah cara yang terbaik.

Review juga dapat dilakukan dengan menyimpulkan informasi

yang dipelajari dengan menggambar grafik, menulis kesimpulan,

berpartisipasi dalam tim diskusi atau dengan belajar kelompok untuk

ujian. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat membandingkan

pengetahuan, juga mengingatkan kembali tentang apa saja yang

mereka pelajari selama kegiatan pembelajaran.

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

39

Tabel 2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R

Langkah-

langkah Tingkah Laku Guru Aktivitas Siswa

Langkah 1

Preview

a. Memberikan bahan bacaan

kepada siswa untuk dibaca

b. Menginformasikan kepada

siswa bagaimana menemukan

ide pokok/tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai

Membaca selintas dengan

cepat untuk menemukan ide

pokok/tujuan pembelajaran

yang hendak dicapai

Langkah 2

Question

a. Menginformasikan kepada

siswa agar memperhatikan

makna dari bacaan

b. Memberikan tugas kepada siswa

untuk membuat pertanyaan dari

ide pokok

a. Memperhatikan

penjelasan guru

b. Menjawab pertanyaan

yang telah dibuat

Langkah 3

Read

Memberikan tugas kepada siswa

untuk membaca dan

menanggapi/menjawab pertanyaan

yang telah disusun sebelumnya

Membaca secara aktif sambil

memberikan tanggapan

terhadap apa yang telah

dibaca dan menjawab

pertanyaan yang dibuat

Langkah 4

Reflect

Mensimulasikan/menginformasikan

materi yang ada pada bahan bacaan

Bukan sekedar menghafal

dan mengingat materi

pelajaran tapi mencoba

memecahkan masalah dari

informasi yang diberikan oleh

guru dengan pengetahuan

yang telah diketahui melalui

bahan bacaan

Langkah 5

Recite

Meminta siswa membuat intisari

dari seluruh pembahasan pelajaran

a. Menanyakan dan

menjawab pertanyaan-

pertanyaan

b. Melihat catatan/intisari

yang telah dibuat

sebelumnya

c. Membuat intisari dari

pembahasan keseluruhan

Langkah 6

Review

a. Menugaskan siswa membaca

intisari yang dibuatnya dari

rincian ide pokok yang ada

dalam benaknya

b. Meminta siswa membaca

kembali bahan bacaan, jika

masih belum yakin dengan

jawabannya

a. Membaca intisari yang

telah dibuatnya

b. Membaca kembali bahan

bacaan siswa jika masih

belum yakin dengan

jawaban yang dibuatnya

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

40

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis telah

dilakukan juga oleh para peneliti terdahulu, seperti Uum Sumiyati pada jenjang

SMP dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa

siswa yang diajarkan dengan metode PQ4R mempunyai hasil belajar yang lebih

tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran

konvensional.35

Afrinawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Strategi PQ4R

Terhadap Hasil Belajar Siswa (Kuasi Eksperimen Pada Pokok Pembahasan

Belajar Biologi).” Memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar

kelompok eksperimen yang menggunakan strategi PQ4R lebih besar dari

kelompok kontrol dengan perbedaan yang signifikan.36

Kemudian Muhamad Ali dalam skripsinya yang berjudul “Model

Pembelajaran Strategi Belajar Elaborasi Metode PQ4R” pada jenjang SMP. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran strategi belajar

elaborasi metode PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP pada

konsep kelangsungan hidup organisme.37

Sementara itu Roslani Supinah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh

Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa”.

Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan koneksi

matematika kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan strategi

pembelajaran PQ4R lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata

kemampuan koneksi matematika kelompok kontrol yang diajarkan dengan

menggunakan strategi pembelajaran konvensional.38

35

Uum Sumiyati, Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Biologi Siswa, (Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2008), hlm. 61. 36

Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Skripsi Prodi

Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2010), hlm. 65. 37

Muhamad Ali, Model Pembelajaran…, hlm. 68. 38

Roslani Supinah, Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan

Koneksi Matematika Siswa, (Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010), hlm. 60.

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

41

D. Kerangka Pikir

Pada pembahasan kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar. Faktor

pendekatan belajar ini meliputi strategi dan model pembelajaran. Model

pembelajaran digunakan oleh pengajar (guru) dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan yang dialami siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, proses

pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar.

Model pembelajaran yang diterapkan di kelas sejauh ini hanya menuntut

peran serta yang minimal dari siswa. Kondisi ini menciptakan pola interaksi yang

kurang baik dan kondisi belajar kurang kondusif karena pola pembelajaran

berpusat pada guru di depan kelas, sehingga menjurus pada hasil dan tingkat

pemahaman siswa yang rendah. Menyikapi hal ini peneliti memilih alternatif

berupa modifikasi model pembelajaran yang digunakan di kelas melalui Penelitian

Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian tindakan yang dilakukan menggunakan penerapan model

pembelajaran strategi PQ4R. Ruang lingkup bahasa Indonesia yang memiliki sub

konsep bacaan yang luas, dalam penelitian ini dibatasi pada wacana berbentuk

argumentasi. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk beberapa kali pertemuan.

Pada setiap pertemuan peneliti menerapkan model pembelajaran yang telah

ditentukan dengan menerapkan strategi PQ4R dalam proses pembelajaran.

Penelitian tindakan dengan penerapan model pembelajaran tersebut dimaksudkan

agar dapat meningkatkan pemahaman siswa.

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

42

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

E.

F.

G.

E. Hipotesis Tindakan

Dalam sebuah penelitian, hipotesis seringkali perlu dirumuskan. Hipotesis

merupakan dugaan sementara yang dibuat berdasarkan data dan fakta. Hipotesis

dalam penelitian ini adalah semakin aktif kinerja otak dalam kegiatan membaca

akan semakin baik tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan penerapan

strategi PQ4R. Strategi ini menuntut siswa melibatkan beberapa aspek kognitif

(berpikir dan memecahkan masalah sendiri).

Metode Ceramah

(Teacher Centered)

Peran Serta Minimal

Siswa

Situasi Belajar

Kurang Kondusif

Tingkat Pemahaman

Siswa Rendah

Penerapan Strategi

PQ4R

Situasi Belajar

Kondusif

Pemahaman Siswa

Meningkat

Siswa Aktif dalam

Pembelajaran

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan

strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami wacana

argumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor,

pada siswa kelas XI IPS I. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada awal

semester genap bulan Januari sampai Februari tahun pelajaran 2010/2011.

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (class action research), yaitu penelitian yang dikembangkan

berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang

bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.

Penelitian ini dilakukan secara partisipan, yaitu peneliti berperan sebagai

pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan

pelaksana tindakan. Kondisi ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti saat

pengumpulan data sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana dan

sesuai dengan hasil yang diharapkan.

Selanjutnya, prosedur penelitian ini dilakukan dalam dua siklus melalui

tahapan-tahapan kegiatan secara berurutan. Prosedur penelitian tersebut terdiri

dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) perencanaan (planning), dalam tahap ini

peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan; (2) tindakan (acting),

yaitu pelaksanaan yang terencana; (3) pengamatan (observing), yaitu kegiatan

pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan tindakan; (4) refleksi (reflection),

yaitu kegiatan implementasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

44

dilakukan. Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai

berikut.

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas

(Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74)

Siklus I

Siklus II

Permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pengamatan/peng

umpulan data I

Perencanaan

tindakan II

Pengamatan/peng

umpulan data II

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Pelaksanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan II

Refleksi II

Apabila

masalah

belum

terselesaikan

Refleksi I

Dilanjutkan ke

siklus

berikutnya

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

45

D. Subjek yang Terlibat

Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng,

Bogor. Dalam penelitian ini subjek yang terlibat adalah siswa kelas XI IPS I SMA

Islam Al-Mukhlisin yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 16 siswa laki-laki

dan 20 siswa perempuan 20. Pemilihan kelas XI IPS I didasarkan atas

pertimbangan dari seorang guru bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas

tersebut cenderung pasif dan tingkat pemahaman siswa yang beragam.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Pada penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan,

pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus pada pokok

bahasan wacana argumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat

peningkatan hasil pemahaman siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan.

Bila pada siklus I tidak terdapat peningkatan, maka pada siklus II diarahkan pada

kegiatan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang

pada siklus I. Tahapan kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1

Tahapan Intervensi Tindakan

(Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 93)39

1 Perencanaan

ide awal

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pemahaman

pembelajaran Bahasa Indonesia.

Temuan

awal

Saat ini: Pembelajaran tersebut berisi konsep dan ciri

khusus yang harus dipahami siswa, guru menjelaskan

pokok bahasan tersebut secara garis besar, metode

mengajar ceramah, pembelajaran berpusat pada guru,

siswa pasif, situasi kurang kondusif, dan tingkat

39

Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian…, hlm. 93.

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

46

pemahaman siswa rendah.

Diagnosa

(hipotesis)

Penggunaan metode mengajar yang berupa tugas

ditambah dengan pendekatan konstruktivistik melalui

penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran dan pemahaman siswa.

Perencanaan

Dirancang melalui penerapan strategi PQ4R dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia untuk pokok bahasan

wacana argumentasi.

Format tugas: pembagian bahan bacaan pada seluruh

siswa di kelas sesuai pokok bahasan, kemudian

menerapkan strategi PQ4R dengan melaksanakan

enam tahapan yaitu, membaca selintas (preview),

membuat pertanyaan (question), membaca secara aktif

(read), memahami (reflect), mengingat (recite), dan

membuat intisari bacaan (review).

Setelah selesai siswa melakukan tahapan refleksi dan

menjawab sejumlah pertanyaan (angket) berkaitan

dengan materi pembelajaran yang telah disediakan

guru (peneliti).

Jenis data yang dikumpulkan: hasil dan tugas siswa

(individu), lembar kuesioner.

2 Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai skenario

3 Pengamatan Mengumpulkan data

4 Refleksi Menggunakan data untuk melakukan evaluasi dan

refleksi untuk membuat revisi dan perbaikan pada

tindakan di siklus-siklus berikutnya.

Siklus II, III, dan seterusnya

Penulisan laporan penelitian

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Pembelajaran dengan model pembelajaran strategi PQ4R pada pokok

bahasan wacana argumentasi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajar

siswa. Siswa memperoleh pengetahuan baru tentang strategi PQ4R, serta

menguasai langkah-langkah yang ada di dalamnya, sehingga mampu secara

mandiri menerapkan strategi tersebut meskipun tanpa di dampingi guru.

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

47

H. Data dan Sumber Data

Dalam pandangan holistis, data memiliki dua aspek, yakni aspek lahiriah

dan aspek batiniah. “Aspek lahiriah data diartikan data yang berwujud dan dapat

diamati dalam korpus data. Sedangkan data batiniah adalah data yang tidak

berwujud, meliputi isi tuturan, tuturan, dan hubungan antar penutur.”40

Pada

penelitian ini data yang tidak berwujud mencakup pada aspek-aspek yang dialami

yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, meliputi interaksi siswa,

reaksi, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa

yang mencakup tingkat pemahaman serta respon siswa terhadap model

pembelajaran yang diberikan.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, yaitu:

a. Wawancara

“Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan. Tujuan

dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang

tentang orang, kejadian, aktivitas, dan lain sebagainya.”41

Beberapa siswa

diajukan sejumlah pertanyaan yang sama mengenai materi pembelajaran

Bahasa Indonesia, interaksi guru dan murid, serta kegiatan proses

pembelajaran di kelas.

b. Observasi dan catatan lapangan

“Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan

kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan

atau tanpa alat bantu.”42

Observasi ini berupa catatan lapangan untuk

mengetahui aktivitas belajar siswa tanpa dan dengan menerapkan strategi

PQ4R.

40

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.

26-27. 41

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 94. 42

Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,

(Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), Cet. II, hlm. 38.

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

48

c. Tes hasil belajar siswa

Dilakukan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan

perlakuan (treatment). Tes yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan

pada aspek kognitif siswa, realisasinya berupa soal esay pada siklus I dan

siklus II.

d. Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini

digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model

pembelajaran strategi PQ4R yang telah dimodifikasi menjadi 5 (lima)

alternatif jawaban, yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R),

tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner dilakukan

secara tertutup di dalam kelas.

e. Dokumentasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan megambil gambar kegiatan siswa

ketika pelaksanaan kegiatan berlangsung. Data yang dihasilkan berupa

gambar atau foto kegiatan pembelajaran.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes

berupa latihan siswa (setiap siklus) dengan menggunakan soal uraian pengisian

melalui penerapan model pembelajaran PQ4R yang bertujuan untuk mengetahui

penguasaan konsep dan pemahaman siswa. Sedangkan nontes direalisasikan

dalam bentuk wawancara dan observasi, digunakan untuk mencari informasi dan

mengetahui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran PQ4R pada

bahasan wacana argumentasi. Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap

model pembelajaran PQ4R pada bahasan wacana argumentasi dengan

membagikan lembar kuesioner pada siswa pada setiap akhir siklus.

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

49

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan

Untuk menguji validitas/kebenaran penelitian dan untuk mendapatkan

suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian, sehingga data tersebut dapat

dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik

kesimpulan, teknik yang digunakan peneliti untuk memeriksa data adalah tennik

triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan

memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data.”43

“Menurut Elliott, triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang,

yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang observer. Tiga

sudut pandang ini mempunyai alasan pembenaran, atau justifikasi

epistemologis.”44

Dalam hal ini teknik triangulasi yang digunakan antara lain

berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data, yakni

memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk tes, dan analisis dengan

membandingkan sebelum dan setelah penelitian.

Realisasi triangulasi tersebut untuk mengetahui kesulitan siswa dalam

memahami wacana argumentasi dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti

melakukan hal-hal berikut; (1) melakukan wawancara dengan guru untuk

mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa

dalam memahami bacaan, (2) memberikan tes pemahaman bacaan dan selanjutnya

menganalisis hasil pemahaman bacaan tersebut untuk diidentifikasi, dan (3)

review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan

kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan

informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui

kegiatan diskusi antartim (peneliti dan guru) peneliti setelah kegiatan pengamatan

maupun kajian dokumen.

43

Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan…, hlm. 60. 44

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode…, hlm. 242.

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

50

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

1. Tes Hasil Belajar

Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah

berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik

deskriptif komparatif) dan teknik analisi kritis. Teknik statistik deskriptif

komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil

antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada

akhir setiap siklus, yaitu membandingkan rerata kemampuan pemahaman bacaan

siswa pada kondisi sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan seterusnya.

Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis

kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang

diturunkan dari kajian teoritis maupun ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut

dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya

sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah

pengumpulan data.

2. Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Strategi PQ4R

Respon siswa terhadap model pembelajaran strategi PQ4R dapat diperoleh

dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total jawaban setiap pernyataan

pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima kombinasi pilihan jawaban.

Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun pernyataan

negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Kategori respon yang digunakan telah mengalami adaptasi dan

penyesuaian. Tabel terlampir.

Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang

telah diperoleh digunakan rumus45

berikut:

45

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 50.

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

51

F

P = X 100 %

N

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Number of Cases

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, kemudian penelitian

ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangan dengan melakukan tahapan pada

siklus selanjutnya. Adapun tahapan pada siklus lanjutan tersebut adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.2

Perencanaan Tindakan

1 Perencanaan Awal Memperbaiki dan meningkatkan

pemahaman belajar siswa

Temuan Awal Siswa belum memahami dan menguasai

model strategi PQ4R

Hasil belajar dan pemahaman belum

maksimal

Diagnosis Penggunaan model pembelajaran strategi

PQ4R secara bertahap

Perencanaan Guru membuat acuan pembelajaran Rencana

Program Pembelajaran (RPP) menggunakan

penerapan strategi PQ4R

2 Tindakan Guru dan siswa menjalankan

pembelajaran dengan penerapan strategi

PQ4R yang telah disempurnakan sesuai

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

52

dengan prosedur

Guru menjelaskan tahapan/langkah yang

belum dimengerti siswa yang diketahui

dari hasil refleksi siklus I

Pada akhir pelajaran guru dan siswa

bersama-sama menyimpulkan materi

pelajaran.

Pada akhir pembelajarn siklus II guru

memberikan kuesioner dan tes bacaan

3 Pengamatan Mengumpulkan data penelitian. Data yang

dikumpulkan berupa catatan aktivitas siswa

dan guru dalam kegiatan pembelajaran,

kuesioner dan tes pada ahkir siklus II

4 Refleksi Mengolah dan menganalisis data yang

diperoleh pada siklus II

Menarik kesimpulan pada siklus II

Merefleksi kekurangan pada siklus II

merujuk pada IPH (Indikator Pencapaian

Hasil) > 75% dengan nilai ketuntasan

belajar > 65

Siklus III dan seterusnya

Penulisan Laporan Penelitian

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Gambaran Sekolah

a. Profil Sekolah

1. Nama Sekolah : SMA Islam Al-Mukhlishin

2. Kode Sekolah : 13 – 065

3. Status Sekolah : Negeri Swasta (pilih salah satu)

4. Status Akreditasi : A B C Belum terakreditasi

(pilih salah satu)

5. Tanggal berlaku piagam

akreditasi : 2008/2009 s.d. 2012/2013

6. Alamat Sekolah : Jl. H. Usa PO. BOX 23/PRU Ciseeng,

Bogor Telp. (0251) 8541886, Fax (0251)

8541405 Kode Pos: 16330

7. e-mail : [email protected]/

[email protected]

8. Kurikulum : 1994 2004 KTSP (pilih salah satu)

9. SK Pendirian/Pengukuhan

Sekolah dari Dinas Pendidikan

Prop. Jawa Barat : Nomor : 302/102/Kep/E/88

Tanggal : 13 Juni 1988

10. Piagam Akreditasi : Terakreditasi A

Nomor : 2.00/440/BAP-SM/XI/2008

Tanggal : 25 Nopember 2008

11. Nomor Data Sekolah

(NDS)/NPSN/NSS : 3002050024/20231301/302020232129

12. Nama Ketua Yayasan : Ikhwanuddin Abidin, SH

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

54

b. Identitas Kepala Sekolah

a. Nama Kepala Sekolah : Yaya Suhaya, S.Ag.M.Pd

b. NIP : 150.281.430

c. Izin Memimpin

(khusus sekolah swasta) : Nomor 821/316/Disdik Kepala SMA

Islam Al-Mukhlishin Berlaku tanggal

22 Oktober 2009 s.d. 22 Oktober 2010

d. Alamat Rumah : Jl. H. Usa PO. BOX 23/PRU Ciseeng,

Bogor

e. Pendidikan Terakhir : S2/UHAMKA/Magister Penelitian

dan Evaluasi Pendidikan

f. No. Telp : 081311147880 / 087872013377

c. Penyelenggaraan Ujian Nasional

Penyelenggaraan Ujian Nasional (pilih salah satu: a, b atau c ):

a. Belum menyelenggarakan Ujian Nasional Ya Tidak

b. Mandiri /Penyelenggara Ya Tidak

c. Menggabung ke SMA/MA *) …….……… Kode Sekolah = .………

d. Tujuan

Secara umum tujuan SMA Islam Al-Mukhlishin merupakan bagian dari

tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti

pendidikan lebih lanjut.

Secara khusus, tujuan SMA Islam Al-Mukhlishin sejalan dengan delapan

komponen Sekolah Standar Nasional (SSN) yang meliputi :

1. Standar Isi:

a. Menjadi sekolah yang berorientasi mutu

b. Tercapainya kurikulum SMA Islam Al-Mukhlishin Kabupaten

Bogor, mencakup:

(1) Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

55

(2) Pembuatan Silabus dan RPP

c. Tersedianya kurikulum tingkat satuan pendidikan, mencakup:

(1) Pemetaan KTSP

(2) Silabus, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

(3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:

a. Terpenuhinya profesionalisme dan kompetensi guru dan TU sesuai

SNP

b. Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja guru dan

TU

3. Standar Proses Pembelajaran: Terselenggaranya proses pembelajaran

sesuai SNP, yakni agar dapat memberi kesempatan peserta didik

belajar untuk:

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Memahami dan menghayati

c. Mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

d. Hidup bersama dan berguna untuk orang lain

e. Membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif,

kreatif , efektif, dan menyenangkan.

4. Standar Sarana Prasarana: Terpenuhinya sarana dan prasarana

pendidikan yang sesuai dengan SNP.

5. Standar Kompetensi Lulusan:

a. Terselenggaranya proses pembelajaran sesuai SNP

b. Terpenuhinya kelulusan sesuai SNP

c. Terpenuhinya target kejuaraan pada lomba-lomba akademik dan

non akademik.

6. Standar Pengelolaan: Tercapainya kualitas kelembagaan dan

terciptanya manajemen pendidikan sesuai dengan MBS dan SNP.

7. Standar Pembiayaan Pendidikan: Terwujudnya standar pembiayaan

sesuai SNP.

8. Standar Penilaian: Terwujudnya sistem penilaian sesuai SNP.

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

56

e. Visi, Misi, dan Strategi Sekolah

Visi Sekolah:

“Terwujudnya pelayanan pendidikan yang berkualitas dalam rangka

menuju civitas sekolah yang maju, mandiri, dan berprestasi berdasarkan IMTAQ

dan IPTEK”

Indikator Ketercapaian Visi:

1) Siswa berprestasi dalam aktivitas keagamaan dan berakhlak mulia.

2) Siswa berprestasi dalam mencapai nilai di atas standar KKM mata

pelajaran.

3) Siswa berdisiplin dalam bertindak.

4) Siswa berprestasi dalam berbagai lomba mata pelajaran.

5) Siswa berprestasi dalam bidang seni, budaya, dan olahraga.

6) Siswa berprestasi dalam pencapaian nilai ujian nasional dan ujian

sekolah.

7) Siswa memiliki kemandirian.

8) Siswa dapat meningkatkan potensi bakat dan minat.

Misi Sekolah:

1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya.

2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara

optimal.

3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi.

4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi

tepat guna dalam pembelajaran.

5) Membangun budaya ilmiah.

6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan.

7) Membiasakan budaya disiplin.

8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis.

9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa.

10) Melengkapi sarana prasarana dan media pembelajaran.

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

57

Strategi Sekolah:

Beberapa strategi yang penting diterapkan adalah sebagai berikut :

1) Menciptakan suasana Islami di lingkungan sekolah.

2) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi

pada mutu.

3) Membentuk struktur organisasi sekolah guna mengefektifkan

pencapaian tujuan.

4) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional.

5) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan

pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat.

6) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media

pembelajaran yang memadai.

7) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun

pegawai.

8) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai.

9) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik

(children centre).

10) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar.

11) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.

f. Data Fisik Sekolah

1. Data Siswa sampai tanggal : 25 Oktober 2010

Jenis Kelamin Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah

IPA IPS IPA IPS

Laki-laki 24 7 41 4 29 105

Perempuan 57 21 34 22 34 168

Jumlah 81 28 75 26 63 273

2. Jumlah Rombongan Belajar : Kelas X = 3, Kelas XI = 3, Kelas

XII = 3

3. Jumlah Ruang Belajar : 10 RKB, 2 LAB IPA (Fis/Kim/Bio)

1 Lab Komputer, 1 Lab Bahasa

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

58

4. Jumlah Guru dan Tata Usaha : DPK 1 orang, GTY 3 orang, GTT

28 orang, TU 2 orang

5. Data guru seluruhnya : Terlampir

6. Luas Bangunan : 9 x 7 m, 10 lokal RKB

7. Status Tanah : Milik Yayasan, luas 2,685,11 m2

8. Status Bangunan : Milik Yayasan

9. Pelaksanaan KBM : Pagi Hari, mulai pukul 07.10 –

12.50 WIB

10. Jumlah Siswa lulusan

Tahun 2009/2010 : Lulus = 93 siswa Tidak lulus = -

11. Jumlah Siswa naik kelas : Kelas XI = 103 siswa,

Kelas XII = 89 siswa

12. Jumlah siswa tidak naik kelas : Kelas X = 0, Kelas XI = 0,

Kelas XII = 0

13. Jumlah Siswa Masuk : Kelas X = 81, Kelas XI = 0,

Kelas XII = 0

14. Jumlah Siswa Keluar : Kelas X = 3, Kelas XI = 1,

Kelas XII = 0

15. Jumlah Nilai STL 2009/2010 : Tertinggi = 48,80 Terendah = 35,30

16. Besar SPP yang dipungut : Kelas X = Rp 74,500, Kelas XI =

Rp 74,500, Kelas XII = Rp 74,500

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

59

STRUKTUR ORGANISASI SMA ISLAM AL-MUKHLISIN TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

Ciseeng, 25 Oktober 2010

Mengetahui, Kepala Sekolah,

Ketua Yayasan,

Ikhwanuddin Abidin, SH Yaya Suhaya, S.Ag.M.Pd.

Kepala Sekolah

Drs. Yaya Suhaya S.Ag.M.Pd.

Ketua Komite

Drs. Nanang Isom

YAYASAN

YAYASAN

Wakil Kepala Sekolah

Kepala TU

Mamat Surahmat, A.Ma

Koordinator BP

Entin Kartini Y, S.Pd.

Wali Kelas

Kelas X1

Hj. Irah, S.Pd.

Kelas X2

M. Syahrul. S.Pd.

Kelas X3

M. Yusuf, S.Ag.

Kelas XI IPS 2

M. Ilyas, S.Ag.

Kelas XI IPS 2

Irbabul Lubab, S.Ag.

Kelas XI IPS 1

Entin Kartini Y, S.Pd.

Kelas XII IPA

Deden Mulyadi, S.Pd.

Kelas XI IPA

Heri Juhaeri, S.Pd.

Kelas XI IPS 1

M. Yunus, SE

Guru

Siswa

Bidang Kesiswaan

Dadang Suhendar, S.Pd.

Bid. Sarana dan Prasana

Entin Kartini Y, S.Pd.

Bidang Kurikulum

Drs. Komarudin, M.Pd.

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

60

2. Penelitian Pendahuluan

Sebelum peneliti melakukan kegiatan dan rencana pelaksanaan

pembelajaran, terlebih dahulu melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian

dimulai dengan kegiatan observasi ke sekolah selama lima hari. Yayasan Al-

Mukhlisin yang sejatinya bernuansa Islami membuka jenjang pendidikan setara

dengan SMA, yaitu Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)

Islam Al-Mukhlisin. Namun atas dasar rekomendasi salah satu guru yang sudah di

kenal, peneliti memilih dan melakukan penelitian di SMA Islam Al-Mukhlisin.

Akhirnya selama kegiatan observasi tersebut, peneliti tertarik melakukan

penelitian di kelas XI IPS 1. Hal ini di dasarkan atas pertimbangan dari guru

bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas tersebut cenderung pasif saat kegiatan

belajar mengajar (KBM) berlangsung, dan di kelas tersebut siswa memiliki

kemampuan beragam. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan kemampuan dan

karekteristik siswa kelas XI IPS 1 sebagai berikut:

a. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas cukup teratur.

Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, meskipun masih

terlihat beberapa siswa mengantuk, bermain-main dengan alat tulis, atau

sekedar mengobrol dengan teman sebangku.

b. Metode belajar yang digunakan guru di kelas saat menyampaikan materi

pelajaran bahasa Indonesia cukup bervariasi, guru terkait sangat antusias

ketika menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Sesekali

menerapkan metode diskusi kelompok dan praktik lapangan.

c. Siswa sering terlambat masuk kelas, dan yang lebih parah ada beberapa

siswa yang tidak kembali masuk kelas setelah istirahat Saat guru

memberikan tugas di kelas, masih terlihat beberapa siswa tidak mengerti

dan menyalin tugas dari teman. Umumnya siswa yang menyalin tugas

adalah siswa laki-laki.

Berdasarkan pengamatan di kelas XI IPS 1 yang telah dipaparkan di atas,

peneliti dapat menyimpulkan karakteristik kelas tersebut dan semakin tertantang

untuk melakukan penelitian.

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

61

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran siklus I ini terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada tahapan

perencanaan ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

catatan lapangan, dan soal. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini

adalah mengenai ruang lingkup wacana bahasa Indonesia. Sebagai bahan

penunjang pembelajaran, peneliti telah menyiapkan lembar observasi untuk

dibagikan pada seluruh siswa di kelas.

Pada pertemuan kedua peneliti mengaitkan materi pelajaran sebelumnya

dengan materi yang akan dipelajari, Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan

mengerjakan soal siklus I kepada siswa. Bahan yang disediakan peneliti adalah

wacana argumentasi yang telah dilengkapi dengan soal uraian yang harus

dikerjakan siswa. Selanjutnya peneliti memperkenalkan metode PQ4R sebagai

strategi membaca kepada siwa dengan harapan dapat memberikan solusi dan

kemudahan bagi siswa dalam memahami makna dan isi bacaan.

Pada pembelajaran dengan metode PQ4R, peneliti menjelaskan tahapan-

tahapan yang terdapat di dalamnya. Peneliti menjelaskan teknik-teknik

menggunakan strategi PQ4R dalam memahami bacaan dan memberikan ilustrasi

kepada siswa dalam menjawab dan menyusun pertanyaan.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti merealisasikan apa yang telah

digariskan pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak

dua kali pertemuan/tatap muka di kelas. Pada pertemuan pertama kegiatan

pembelajaran dilaksanakan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Materi yang yang dipersiapkan pada pertemuan ini mengenai wacana

argumentasi, dilanjutkan dengan kegiatan siswa mengerjakan soal pada siklus I.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan sebuah cerita yang humoris. Hal ini

dimaksudkan agar suasana kelas tidak tampak tegang dan siswa bisa lebih rileks.

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan mengeksplorasi pengetahuan dan

apersepsi siswa yang selanjutnya dikorelasikan dengan materi pelajaran. Pada

kelas XI IPS 1 ini siswi perempuan lebih mendominasi dan tampak lebih antusias

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

62

dan semangat, baik itu saat penjelasan materi yang disampaikan guru, maupun

saat pelaksanaan mengerjakan tugas dan soal pada siklus I.

Gambar 4.1

Suasana Kelas XI IPS 1 dalam KBM

c. Tahap Observasi

Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti

melakukan pengamatan (observasi) untuk mengamati dan mencatat hal-hal

yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan dan

interaksi siswa selama proses pembelajaran juga menjadi salah satu yang

diamati peneliti. Berikut tabel hasil pengamatan yang diperoleh peneliti

melalui lembar observasi.

Tabel 4.1

Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran

No Aspek yang diamati Tindakan I

1 Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan

guru. 70

2 Siswa memberikan respon positif terhadap

pembelajaran. 65

3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran 65

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

63

4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan. 60

5 Siswa memberikan komentar dan mengajukan

pendapat. 60

6 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 65

7 Siswa terlibat langsung dalam proses KBM. 60

8 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

dengan tahapan yang telah dijelaskan. 70

9 Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. 65

10 Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir

dan membuat kesimpulan. 65

Jumlah 645

Total skor : Jumlah Skor yang diperoleh

Jumlah aspek

: 645

10

: 64,5

Keterangan:

Skala penilaian aspek yang dinilai:

10 – 59 : Kurang

60 – 79 : Cukup

80 – 100 : Baik

Skala penilaian jumlah rata-rata:

10 – 59 : Tingkat kemampuan rendah

60 – 79 : Tingkat kemampuan sedang

80 – 100 : Tingkat kemampuan Baik

Pada tabel 4.1 di atas terlihat bahwa dari sepuluh aspek atau aktivitas

siswa yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran diperoleh rata-rata 64,5

dengan kategori siswa berprestasi pada tingkat sedang. Data pendukung lain yang

diperoleh pada pertemuan awal ini adalah peneliti memberikan soal kepada siswa,

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

64

hal ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam

memahami makna dari sebuah bacaan. Berikut tabel hasil tes siklus I.

Tabel 4.2

Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I

No Siswa/Responden

Aspek Penilaian

Skor

Kategori

Perolehan

skor 1 2 3 4 5

1 Adi 60 60 60 63 65 62 Cukup

2 Ahmad F 60 60 65 63 60 62 Cukup

3 Ahmad N 60 60 60 60 60 60 Cukup

4 Ahmad R 70 57 60 60 65 63 Cukup

5 Aif 50 63 60 61 65 60 Cukup

6 Akmal 60 65 67 57 60 62 Cukup

7 Ari 65 60 60 65 70 64 Cukup

8 Bagus 60 60 60 60 60 60 Cukup

9 Debita 60 60 65 60 60 61 Cukup

10 Elisa 70 70 70 75 75 72 Baik

11 Ella 60 65 60 65 60 62 Cukup

12 Faishal 60 60 60 63 60 61 Cukup

13 Fauziah 70 70 70 70 70 70 Baik

14 Fida 65 67 60 70 65 65 Baik

15 Firda 60 60 60 65 65 62 Cukup

16 Fitria 65 60 65 63 60 63 Cukup

17 Ifat 73 65 63 60 65 65 Baik

18 Ila 60 60 60 60 60 60 Cukup

19 Kiki 65 65 60 65 61 63 Cukup

20 Mario 65 60 60 65 65 63 Cukup

21 Mario S 60 60 65 60 60 61 Cukup

22 Marsha 75 75 75 75 75 75 Baik

23 Meiliya 65 65 65 67 70 66 Baik

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

65

24 Melinda 70 70 75 70 70 71 Baik

25 Milda 60 60 60 60 60 60 Cukup

26 Mufid 55 60 60 60 65 60 Cukup

27 Nabilla 65 70 70 75 70 70 Baik

28 Ria 65 65 63 65 65 65 Baik

29 Siti 65 65 70 65 65 66 Baik

30 Syifa 61 65 60 65 60 62 Cukup

31 Urip 57 50 55 55 60 55 Cukup

32 Wahyu 56 60 60 60 57 59 Cukup

33 Welli 60 50 60 60 60 58 Cukup

34 Wiandri 70 70 70 75 75 72 Baik

35 Willy 65 60 62 60 60 65 Baik

36 Yaumul 65 63 65 65 60 64 Cukup

Jumlah Skor 2315

Total Skor : Jumlah skor yang diperoleh siswa

Jumlah siswa

: 2315

36

: 64,3

Berdasarkan Tabel 4.2 nilai siklus I siswa di atas, diperoleh tingkat

penguasaan dan pemahaman siswa tertinggi, terendah, dan rata-rata dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.3

Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I

Tingkat pemahaman Persentase (%) Siklus I

Nilai Terendah Siswa 50%

Nilai Tertinggi Siswa 75%

Rata-rata Nilai Siswa 64,3%

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

66

Mengacu pada tabel di atas, data yang diperoleh pada nilai siklus I siswa

masih < dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan (65),

yaitu nilai rata-rata 64,3. Selanjutnya peneliti melakukan tindak lanjut pada

pertemuan dan siklus berikutnya.

d. Tahap Refleksi

Setelah melalui rangkaian penelitian mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, dan observasi diperoleh hasil penilaian siklus I. Dapat dilihat pada

tabel di atas masih banyak kekurangan dan kesalahan yang dilakukan

siswa/responden. Rata-rata nilai yang diperoleh menjadi tolak ukur karena tidak

mencapai nilai KKM yang ditetapkan. Dari jumlah keseluruhan siswa yang

mencapai 36 orang, masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah

yaitu 50. Hal ini tentu menjadi perhatian peneliti untuk melakukan evaluasi

tindakan pada siklus II.

Kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I disebabkan oleh

beberapa hal, di antaranya penggunaan waktu yang tidak efektif, hal tersebut

disebabkan karena beberapa siswa terlambat masuk kelas. Kemudian jadwal dan

pelaksanaan pembelajaran dirasakan menjadi faktor utama penyebab kekurangan

yang terjadi, siswa cenderung jenuh dan tidak bersemangat karena jadwal

pelaksanaan pembelajaran masuk di jam terakhir sekolah. Namun ketika

memerhatikan penjelasan dari guru siswa terlihat lebih serius dan sedikit demi

sedikit mencerna apa yang disampaikan dan dijelaskan guru.

4. Tindakan Pembelajaran Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami

bacaan diawali peneliti dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Selain itu seperti dengan pertemuan sebelumnya, peneliti menyiapkan

sejumlah soal pada siklus II sebagai acuan dasar untuk mengetahui tingkat

keberhasilan dalam upaya memperbaiki pada siklus I. Pada tahap ini dijelaskan

kembali metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R secara detail. Hal ini

dimaksudakan agar siswa menguasai tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam

metode tersebut. Sebagai tolak ukur tingkat pencapaian, peneliti menyiapkan

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

67

lembar kuesioner yang dibagikan kepada seluruh siswa untuk melakukan

pengisian berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman masing-masing.

b. Tahap Pelaksanaan

Sebagai perbaikan dari pelaksanaan sebelumnya, maka materi yang

disajikan penulis hampir serupa dengan tindakan dan pelaksanaan awal. Namun

tidak sama, hanya saja penjelasan tahap-tahap yang terdapat dalam metode PQ4R

menjadi perhatian serius. Hal ini ditujukan agar siswa benar-benar menguasai dan

mampu secara individu untuk diterapkan dalam upaya memahami segala macam

dan bentuk dari suatu wacana. Tentu saja dalam hal ini adalah wacana

argumentasi.

Pada pertemuan dan siklus II ini, siswa terlihat lebih siap. Beberapa siswa

laki-laki malah terlihat lebih semangat dan siap mengerjakan soal yang akan

dikerjakan dengan menerapkan metode PQ4R. Sesekali mereka bertanya kembali

langkah yang terdapat dalam metode PQ4R yang belum dikuasai. Seperti tidak

mau kalah, siswi perempuan terlihat lebih aktif memberikan tanggapan ketika ada

siswa yang bertanya mengenai langkah yang belum ditanyakan tersebut. Dengan

demikian suasana kelas lebih hidup dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan

sebelumnya.

Antusiasme kelas XI IPS 1 berlanjut ketika guru membagikan lembaran

berisi soal yang harus dikerjakan siswa. Suasana kelas terlihat kondusif dan fokus

pada satu hal, yaitu memahami makna yang terdapat pada wacana argumentasi

dengan penerapan metode PQ4R. langkah per langkah dapat dijalankan dengan

baik dan semua siswa terlihat fokus pada bacaan masing-masing.

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

68

Gambar 4.2

Siswa Mengerjakan Soal Latihan dengan Metode PQ4R

Hasil pemahaman siswa pada siklus I mengalami peningkatan yang

signifikan pada siklus II. Berikut tabel hasil penilaian siswa pada siklus II.

Tabel 4.4

Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II

No Siswa/Responden

Aspek Penilaian

Skor

Kategori

Perolehan

skor 1 2 3 4 5

1 Adi 75 70 73 70 75 73 Baik

2 Ahmad F 65 65 65 67 65 65 Baik

3 Ahmad N 70 67 65 68 70 68 Baik

4 Ahmad R 75 67 67 70 70 70 Baik

5 Aif 70 65 63 70 70 68 Baik

6 Akmal 70 67 73 70 75 70 Baik

7 Ari 75 70 67 76 77 73 Baik

8 Bagus 70 65 68 65 70 68 Baik

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

69

9 Debita 75 70 73 70 75 73 Baik

10 Elisa 80 83 75 84 80 80 Sangat Baik

11 Ella 75 70 65 65 77 70 Baik

12 Faishal 75 70 65 67 70 69 Baik

13 Fauziah 85 82 77 81 84 82 Sangat Baik

14 Fida 77 70 65 70 70 70 Baik

15 Firda 75 75 70 75 77 74 Baik

16 Fitria 75 70 73 75 75 74 Baik

17 Ifat 80 70 78 75 80 77 Baik

18 Ila 65 70 65 63 70 67 Baik

19 Kiki 70 70 66 70 75 70 Baik

20 Mario 65 64 60 70 65 65 Baik

21 Mario S 70 67 70 65 70 68 Baik

22 Marsha 85 83 80 83 80 82 Sangat Baik

23 Meiliya 75 73 70 70 75 73 Baik

24 Melinda 80 80 82 78 80 80 Sangat Baik

25 Milda 75 75 70 73 75 74 Baik

26 Mufid 70 65 65 67 70 67 Baik

27 Nabilla 80 75 85 83 80 81 Sangat Baik

28 Ria 75 70 75 78 70 74 Baik

29 Siti 80 75 79 75 80 78 Baik

30 Syifa 80 83 77 80 80 80 Sangat Baik

31 Urip 65 65 68 68 65 66 Baik

32 Wahyu 70 65 67 67 70 68 Baik

33 Welli 65 64 67 65 63 65 Baik

34 Wiandri 85 85 85 85 87 85 Sangat Baik

35 Willy 75 70 73 65 67 70 Baik

36 Yaumul 65 68 65 65 60 65 Baik

Jumlah 2602

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

70

Hasil dan penilaian siklus II dengan menggunakan penghitungan seperti

berikut:

Total Skor : Jumlah skor yang di peroleh siswa

Jumlah siswa

: 2602

36

: 72,2

Berdasarkan Tabel 4.4 nilai siklus II siswa di atas, diperoleh tingkat

penguasaan dan pemahaman siswa tertinggi, terendah, dan rata-rata dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siklus II

Tingkat pemahaman Persentase (%) Siklus II

Nilai Terendah Siswa 63%

Nilai Tertinggi Siswa 87%

Rata-rata Nilai Siswa 72,2%

Berdasarkan data nilai pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai pada siklus II

siswa mengalami peningkatan signifikan, dengan rata-rata nilai yang diperoleh

siswa 72,2. Dengan demikian kriteria ketuntasan minimum (KKM) telah tercapai

(65). Namun bukan berarti tak ada kekurangan, masih ada nilai KKM yang belum

tercapai secara merata pada seluruh siswa. Masih ada beberapa siswa yang

memperoleh nilai di bawah KKM (65). Hal tersebut di dasarkan atas beberapa

faktor, diantaranya siswa tidak memperhatikan penjelasan guru secara seksama,

selain itu waktu yang disediakan dirasa tidak cukup.

c. Tahap Observasi

Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan, peneliti melakukan pengamatan

selama proses kegiatan belajar berlangsung. Aspek yang diamati meliputi segala

hal yang terjadi di kelas. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

71

Tabel 4.6

Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran

No Aspek yang diamati Tindakan II

1 Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan

guru. 75

2 Siswa memberikan respon positif terhadap

pembelajaran. 75

3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran. 77

4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan. 74

5 Siswa memberikan komentar dan mengajukan

pendapat. 74

6 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 75

7 Siswa terlibat langsung dalam proses KBM. 70

8 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru

dengan tahapan yang telah dijelaskan. 80

9 Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. 75

10 Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir

dan membuat kesimpulan. 70

Jumlah 745

Total skor : Jumlah Skor yang diperoleh

Jumlah aspek

: 745

10

: 74,5

Keterangan:

Skala penilaian aspek yang dinilai:

10 – 54 : Kurang

55 – 64 : Cukup

65 – 79 : Baik

80 – 100 : Sangat Baik

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

72

Skala penilaian jumlah rata-rata:

10 – 59 : Tingkat kemampuan rendah

60 – 79 : Tingkat kemampuan sedang

80 – 100 : Tingkat kemampuan Baik

Dari keseluruhan nilai yang terdapat pada tabel di atas terlihat bahwa

pemahaman belajar dan aktivitas siswa mengalami peningkatan. Kategori tersebut

dilihat dari poin 4 dan poin 5, yaitu aspek siswa saat kegiatan tanya jawab dan

memberikan tanggapan, diperoleh rata-rata 74, sedangkan pada poin 8, yaitu tahap

pelaksanaan mengerjakan soal dan tugas peningkatan lebih menonjol dibanding

dengan aspek (poin) lain. Sementara kategori nilai terendah terdapat pada poin 9,

yaitu tahap evaluasi dengan rata-rata 75.

d. Tahap Refleksi

Langkah akhir dari rangkaian siklus II ini adalah merefleksi semua

kegiatan aspek pembelajaran yang telah dilaksanakan. Meninjau ulang hasil pada

tahap pelaksanaan dan mengevaluasi hasil kerja siswa. Secara umum siswa

sepakat dan menyukai metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R. Hal

tersebut dapat dilihat dari peningkatan pemahaman mereka pada wacana

argumentasi yang telah disediakan guru. Siswa merasakan dan mendapatkan

sesuatu yang baru (inovasi) dalam belajar dengan penerapan metode tersebut.

Suasana kelas tampak lebih hidup dan situasi terlihat kondusif, karena siswa

dituntut untuk fokus dan memperhatikan langkah-langkah yang terdapat dalam

metode itu.

Sebagai data pendukung dari rangkaian yang telah dilaksanakan. Pada

langkah paling akhir dari rangkaian pelaksanaan penelitian, peneliti menyebarkan

lembar kuesioner kepada seluruh siswa. Pengisian lembar tersebut didasarkan

pada pengamatan dan pengalaman siswa selama proses dan kegiatan pembelaaran.

Berikut adalah tabel hasil pengisian kuesioner siswa.

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

73

Tabel 4.7

Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R

No Pertanyaan Ya Kurang Tidak

Jml (%) Jml (%) Jml (%)

1

Apakah Anda menyukai

model pembelajaran PQ4R

ini?

27 75,00% 7 19,44% 2 5,55%

2

Apakah model

pembelajaran PQ4R cocok

diterapkan pada materi

wacana argumentasi?

32 88,88% 4 11,11%

3

Apakah Anda merasa

kesulitan belajar dengan

penerapan model belajar

PQ4R?

6 16,66% 10 27,77% 20 55,55%

4

Apakah model

pembelajaran ini membuat

Anda semangat

mempelajari Bahasa

Indonesia, khususnya

materi tentang wacana?

25 69,44% 11 30,55%

5

Apakah Anda merasa jenuh

dengan penerapan model

belajar PQ4R ini?

5 13,88% 9 25,00% 22 61,11%

6

Apakah dengan strategi

PQ4R dapat membuat Anda

bisa menjelaskan kembali

materi pelajaran?

22 61,11% 10 27,77% 4 11,11%

7

Apakah Anda aktif dalam

mengikuti tahapan

pembelajaran PQ4R?

22 61,11% 11 30,55% 3 8,33%

8

Apakah Anda memahami

materi dengan baik setelah

menggunakan model

pembelajaran PQ4R?

24 66,66% 12 33,33%

9

Apakah model

pembelajaran PQ4R tidak

mempengaruhi tingkat

pemahaman belajar Anda?

8 22,22% 7 19,44% 21 58,33%

10

Apakah model

pembelajaran PQ4R

dirasakan dapat

meningkatkan hasil belajar

Anda pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia?

27 75,00% 6 16,66% 3 8,33%

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

74

Dari persentase tabel pertanyaan seputar metode dan strategi PQ4R di atas

bisa dikatakan bahwa siswa menyukai strategi PQ4R, dan siswa merasakan

manfaat dan kegunaan strategi tersebut dalam meningkatkan pemahaman belajar

mereka pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian

dihentikan di siklus II karena tujuan penelitian telah tercapai.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di dalamnya

menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data. Instrumen itu meliputi

wawancara, observasi, tes hasil belajar, kuesioner, dan dokumentasi. Semua

instrumen tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman belajar siswa

dengan penerapan metode seperti yang telah diuraikan di atas. Adapun

pelaksanaan dari berbagai instrumen pengumpul data tersebut dilakukan secara

bertahap sesuai dengan kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran.

Penggunaan instrumen pengumpul data yang lebih dari satu itu tiada lain

untuk memperoleh data yang valid dan benar, sehingga memiliki tingkat

keterpercayaan yang tinggi. Data yang valid adalah data yang tetap, yakni sifatnya

tidak berubah meski terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, sekian

banyak instrumen pengumpul data di atas diupayakan untuk memperoleh data

yang valid dan dapat dipercaya. Setiap instrumen yang digunakan selalu

melibatkan responden untuk memperoleh hasil (data). Wawancara dengan guru

dan siswa misalnya, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pelajaran

bahasa Indonesia dan memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian.

Pada tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data melalui

pengamatan sebelum atau ketika pelaksanaan penelitian tindakan di kelas

berlangsung. Sedangkan tes hasil belajar adalah inti dari suatu penelitian dengan

penerapan metode dan strategi yang telah ditentukan. Untuk memperoleh validitas

data yang terakhir digunakan lembar kuesioner, dimana dalam pengisian lembar

tersebut adalah benar-benar pengamatan dan pengalaman setiap siswa. Sebagai

instrumen pendukung untuk memperoleh data yang lebih valid, peneliti

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

75

melakukan dokumentasi dengan pengambilan gambar siswa selama penelitian

tindakan.

C. Analisis Data

Pelaksanaan analisis data dimulai dengan membaca dan bmengecek

keseluruhan data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan instrumen

pengumpulan data, baik itu berupa tes dan non tes. Data dapat dilihat sebagai

berikut.

1. Data Hasil Tes Siklus

Tabel 4.8

Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus

No Siswa/Responden Skor

Siklus I

Skor

Siklus II

1 Adi 62 73

2 Ahmad F 62 65

3 Ahmad N 60 68

4 Ahmad R 63 70

5 Aif 60 68

6 Akmal 62 70

7 Ari 64 73

8 Bagus 60 68

9 Debita 61 73

10 Elisa 72 80

11 Ella 62 70

12 Faishal 61 69

13 Fauziah 70 82

14 Fida 65 70

15 Firda 62 74

16 Fitria 63 74

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

76

17 Ifat 65 77

18 Ila 60 67

19 Kiki 63 70

20 Mario 63 65

21 Mario S 61 68

22 Marsha 75 82

23 Meiliya 66 73

24 Melinda 71 80

25 Milda 60 74

26 Mufid 60 67

27 Nabilla 70 81

28 Ria 65 74

29 Siti 66 78

30 Syifa 62 80

31 Urip 55 66

32 Wahyu 59 68

33 Welli 58 65

34 Wiandri 72 85

35 Willy 65 70

36 Yaumul 64 65

Jumlah Skor 2315 2602

Jumlah rata-rata keseluruhan 64,3 72,2

Indikator ketuntasan belajar yang telah dilaksanakan siswa mendapatkan

nilai > 65 pada pertemuan ketiga. Hal ini berarti siswa telah tuntas dalam

mempelajari materi wacana ini. Apabila dilihat dari persentase, tingkat

pemahaman belajar untuk setiap akhir siklus mengalami peningkatan. Hal ini

dapat dilihat dari hasil rata-rata siklus I dengan skor 64,3, dan mengalami

peningkatan dari hasil rata-rata siklus II dengan skor 72,2.

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

77

2. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan pada setiap pelaksanaan tindakan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Digunakan untuk memperoleh gambaran

dan aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Berikut hasil observasi dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9

Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa

No Aspek yang diamati Tindakan I Tindakan II

1 Siswa memberikan perhatian terhadap

penjelasan guru. 70 75

2 Siswa memberikan respon positif

terhadap pembelajaran. 65 75

3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran. 65 77

4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan. 60 74

5 Siswa memberikan komentar dan

mengajukan pendapat. 60 74

6 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 65 75

7 Siswa terlibat langsung dalam proses

KBM. 60 70

8

Siswa mengerjakan tugas yang diberikan

guru dengan tahapan yang telah

dijelaskan.

70 80

9 Siswa mengevaluasi materi

pembelajaran. 65 75

10 Siswa mengikuti proses pembelajaran

sampai akhir dan membuat kesimpulan. 65 70

Jumlah 645 745

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, pada kolom tindakan I pembelajaran rata-

rata memiliki skor secara keseluruhan yang cukup dan siswa dapat dikategorikan

memiliki kemampuan pamahaman yang sedang. Hal ini dapat dipahami karena

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

78

masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga menjurus pada pemahaman

yang tidak maksimal. Pada kolom tindakan II pembelajaran rata-rata mengalami

peningkatan dan pemahaman siswa dapat dikategorikan memiliki kemampuan

pemahaman yang tinggi. Hal tersebut dilandasi pada penguasaan konsep dan

metode yang ada pada strategi PQ4R. Secara umum siswa antusias menerapkan

metode PQ4R dalam pembelajaran di kelas.

3. Kuesioner

Data mengenai apersepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran

strategi PQ4R diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada siswa dengan

jumlah sepuluh butir item pernyataan. Lembar kuesioner memuat apersepsi siswa

terhadap metode PQ4R dalam pelaksanaan belajar memahami makna bacaan.

Seperti yang telah jelaskan di atas, lembar kuesioner diberikan setelah akhir

siklus. Kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan

jawaban, yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak

Setuju. Hasil pengisian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut (dalam bentuk

persentase).

Tabel 4.10

Apersepsi Siswa terhadap Strategi PQ4R

No Pernyataan

Pilihan Jawaban

SS S R TS STS

Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %

1

Bahasa

Indonesia

adalah salah

satu pelajaran

favorit saya

10 27,77% 18 50,00% 6 16,66% 2 5,55%

2

Saya menyukai

pelajaran

Bahasa

Indonesia pada

materi tentang

wacana

argumentasi

1 2,77% 20 55,55% 10 27,77% 4 11,11% 1 2,77%

3

Metode

pembelajaran

ceramah

membuat saya

cenderung tidak

semangat

belajar

6 16,66% 10 27,77% 3 8,33% 15 41,66% 2 5,55%

4

Penggunaan

metode ceramah

di kelas

1 2,77% 14 38,88% 5 13,88% 15 41,66% 1 2,77%

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

79

membuat

pemahaman

belajar saya

rendah

5

Saya menyukai

penerapan

strategi PQ4R

dalam

pembelajaran di

kelas

5 13,88% 26 72,22% 3 8,33% 2 5,55%

6

Strategi PQ4R

dapat

meningkatkan

kemampuan

saya dalam

mengkritisi dan

membuat

pertanyaan pada

sebuah wacana

14 38,88% 19 52,77% 3 8,33%

7

Penerapan

strategi PQ4R

membantu saya

mempermudah

memahami

wacana

argumentasi

9 25,00% 21 58,33% 6 16,66%

8

Dengan strategi

PQ4R saya

tertantang dan

yakin bisa

membuat

wacana

argumentasi

yang baik

4 11,11% 22 61,11% 9 25,00% 1 2,77%

9

Penerapan

strategi PQ4R

membuat situasi

belajar di kelas

lebih kondusif

4 11,11% 23 63,88% 7 19,44% 1 2,77% 1 2,77%

10

Suasana belajar

di kelas menjadi

lebih

menyenangkan

dengan

penerapan

model dan

strategi PQ4R

6 16,66% 22 61,11% 7 19,44% 1 2,77%

Kuesioner apersepsi siswa terhadap metode PQ4R dalam pembelajaran

bahasa Indonesia mengenai aspek pemahaman membaca digunakan untuk

mengukur skor hasil pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R di kelas.

Kuesioner diberikan setelah akhir siklus. Seperti yang telah disebutkan di atas

kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan jawaban,

yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

80

Berdasarkan tabel 4.10 di atas tampak bahwa rata-rata siswa 27,77%

menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian penggunaan strategi PQ4R

diterapkan di kelas dalam kegiatan pembelajaran, sebanyak 26 siswa cenderung

lebih menyukai dibandingkan metode ceramah dengan persentase sebesar 72,22%.

Hal tersebut di dasarkan atas pengamatan dan pengalaman masing-masing siswa

dalam kegiatan pembelajaran. Sebanyak 61,11 % persentase siswa beranggapan

bahwa penerapan strategi tersebut akan membawa perubahan yang baik dan

situasi pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Sehingga memberi dampak

pada kondisi kelas yang kondusif.

D. Interpretasi Hasil Analisis

Hasil yang diperoleh dalam pengamatan pada penelitian ini menunjukkan

bahwa secara umum siswa menyukai metode belajar dengan penerapan strategi

PQ4R. Berawal dari rasa ingin tahu siswa mengenai metode tersebut kemudian

berubah menjadi sesuatu yang baru dan menyenangkan untuk diterapkan dalam

belajar. Respon positif yang tampak pada sikap dan perhatian siswa terhadap guru

saat kegiatan pembelajaran dan penjelasan metode tersebut sangat dirasakan.

Semangat yang ditunjukkan siswa berdampak pada hal positif, siswa tidak

lagi mengantuk dan mengobrol dengan teman sebangku saat kegiatan

pembelajaran. Mereka lebih antusias dengan apa yang disampaikan guru di kelas.

Bukti perubahan sikap tersebut diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang

dilakukan, yaitu sebagian besar siswa beranggapan bahwa mereka butuh inovasi

dan suasana baru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Inovasi yang dimaksud

siswa adalah perubahan metode belajar konvensional (teacher centered) menjadi

metode konstruktivistik (student centered), siswa ingin terlibat dalam setiap aspek

pembelajaran, mampu menemukan dan cara pemecahan suatu masalah, tahu

bagaimana cara dan metode belajar yang tepat ketika tidak di dampingi guru.

Dengan kata lain siswa merasakan manfaat dan hasil penerapan strategi

PQ4R dalam pemahaman belajar mereka. Mereka mampu menemukan makna dari

suatu bacaan, ide pokok dan pemecahan suatu masalah. Strategi PQ4R dengan

enam langkah yang sistematis dan mudah dipelajari memang di proyeksikan untuk

Page 81: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

81

kegiatan membaca siswa, memperoleh pemahaman dari apa yang dibaca, serta

menemukan makna dari bacaan tersebut.

E. Pembahasan Temuan Penelitian

Mengacu pada permumusan masalah pada bab awal, pembahasan temuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penerapan strategi belajar PQ4R dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat

meningkatkan pemahaman belajar siswa, khususnya materi wacana

argumentasi.

Jika mengacu pada pengisian lembar kuesioner dan observasi siswa selama

kegiatan pembelajaran, siswa tampak lebih fokus dan perhatian mereka tertuju

dengan apa yang ada di hadapan mereka. Dengan seksama mereka

mendengarkan penjelasan guru langkah-langkah yang ada dalam strategi

PQ4R. Karena hanya dengan sikap seperti itulah akan memudahkan mereka

dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga dampak yang mereka

rasakan adalah kemudahan dalam belajar.

2. Penerapan strategi belajar PQ4R dalam kegiatan membaca dapat membantu

siswa menemukan makna dan isi dari suatu bacaan.

Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan strategi PQ4R pada kegiatan

membaca, siswa yang awalnya tidak mengetahui maksud dan makna dari

yang mereka baca, kini dengan penerapan strategi PQ4R mereka mampu

menemukan keduanya (maksud dan makna bacaan). Mereka tidak lagi

mengandalkan teman yang lebih pintar atau bekerja sama dalam mengerjakan

soal, tapi mempunyai keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi bahwa

setiap siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang sama dengan siswa

lain yang lebih pintar. Perubahan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Page 82: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

82

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian mengenai peningkatan

siswa memahami wacana argumentasi dengan penerapan strategi PQ4R, maka

penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan dan saran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Islam Al-

Mukhlisin, maka penulis mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Hasil pemahaman belajar siswa pada siklus I rata-rata 64,5%, sebanyak 24

siswa masih memperoleh nilai < 65. Indikator pencapaian hasil (IPH) belajar

siswa pada siklus I tidak tercapai karena belum mencapai batas kriteria

ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan (65). Aspek penilaian siswa

pada siklus I dikatakan cukup dan tingkat kemampuan siswa pada siklus I

berskala sedang.

2. Hasil pemahaman belajar siswa pada siklus II rata-rata sebesar 72,2% dari

jumlah 36 siswa keseluruhan memperoleh nilai > 65. Berdasarkan hasil

tersebut indikator pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II telah tercapai,

melebihi batas KKM (65) yang ditetapkan. Sedangkan hasil yang diperoleh

pada lembar kuesioner mengenai respon siswa terhadap penerapan model

pembelajaran strategi PQ4R di kelas sebesar 72,22%. Persentase tersebut

dikategorikan baik.

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, yang menyatakan bahwa tingkat

pemahaman belajar siswa pada siklus I 64,5% mengalami peningkatan setelah

siswa melakukan kegiatan belajar dengan penerapan strategi PQ4R pada siklus II

72,2%, maka penulis menyampaikan saran.

1. Apabila guru menggunakan strategi PQ4R di kelas, selama proses kegiatan

belajar mengajar (KBM) jangan membuat kesan yang monoton.

Page 83: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

83

2. Sebaiknya gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami siswa.

3. Hendaknya menetapkan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan.

4. Membimbing dan memperhatikan siswa satu per satu pada saat melakukan

pelatihan.

5. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah guru harus bisa memotivasi

siswa untuk belajar.

Page 84: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

84

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,

Jakarta: Kencana, 2010.

Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi Prodi

Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2010.

Ali, Muhamad. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali

tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17

Desember 2010.

Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

Cet. V, 2003.

Arifin, Zainal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:

Akademika Pressindo, Cet. XI. 2009.

Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.

VIII, 2008.

A. M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2010.

Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2008.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

Collage, Muskingum. General-Purpose Learning Strategies Reading Compre

hension, tersedia dalam http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf,

hlm. 68, diakses pada 20 Desember 2010.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.

III. 2006.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. III, 2006.

Page 85: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

85

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet.

XIII, 2008.

Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia,

Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.

Madya, Suwarsih. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI-

ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010.

Maimunah, Siti Annijat. Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka

Publisher, 2007.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,

Cet. V, 2010.

Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana, Bandung: Yrama Widya, 2008.

Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII,

2009.

Sumiyati, Uum. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta:

UIN Jakarta, 2008.

Supinah, Roslani. Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan

Koneksi Matematika Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta,

2010.

Suwandi, Sarwiji. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,

Surakarta: Yuma Pustaka, Cet. II, 2010.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

Bandung: Angkasa, 2008.

Page 86: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

86

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2007.

Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad. blogspot. Com/

2008/04/penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.

Page 87: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

87

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

Nama : AHMAD FAUZIE

NIM : 106013000286

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi : Bahasa Indonesia

Judul : Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui

Penerapan Strategi PQ4R

Pembimbing : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd

No Judul buku/Referensi Paraf

Pembimbing

1

Abdul Chaer. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta,

2003.

2 Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil

Belajar Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA,

Jakarta: UIN Jakarta, 2010.

3 Alek Abdullah dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia

untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010.

4 Asri Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:

Rineka Cipta, Cet. I, 2008.

5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi

Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.

III, hlm. 37.

7 Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari

www.balitbang.depdiknas.go.id.

8 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran,

Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III. 2006.

Page 88: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

88

9

Gorys Keraf. Argumentasi dan Narasi, Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 2007.

10 Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003.

11 Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008.

12 Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia,

Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIII, 2008.

13 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani,

Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2007.

14 Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2005.

15 Muhamad Ali. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia

dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/

2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17

Desember 2010.

16 Muskingum Collage. General-Purpose Learning

Strategies Reading Comprehension, tersedia dalam

http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf, hlm. 68,

diakses pada 20 Desember 2010.

17 Roslani Supinah. Pengaruh Strategi Pembelajaran

PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika

Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010.

18 Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

19 Sarwiji Suwandi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan

Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, Cet.

II, 2010.

20 Siti Annijat Maimunah. Buku Pintar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

21 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010.

22 Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III,

2005.

Page 89: PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21749/1/AHMAD... · JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA . ... Mukhlisin Ciseeng in class

89

23 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas,

Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008.

24 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara, Cet. VII, 2009.

25 Suwarsih Madya. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-

Line, www.KTI- ONLINE.com, diakses 17 Desember

2010.

26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi

Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006.

27 Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode

Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

28 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif

Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,

Cet. I, 2007.

29 Uum Sumiyati. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R

dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa,

Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN

Jakarta, 2008.

30 Yayat Sudaryat. Makna dalam Wacana, Bandung:

Yrama Widya, 2008.

31 Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam

http://uyad. blogspot. Com/ 2008/04/penelitian-

tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.

32 Wina Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi

Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet.

IV, 2008.

33 Zainal Arifin dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa

Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI.

2009.

Jakarta, Maret 2011

Menyetujui

Pembimbing

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.