peningkatan pemahaman wacana...
TRANSCRIPT
1
PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI
MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R
(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Oleh
AHMAD FAUZIE
NIM: 106013000286
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
2
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui
Penerapan Strategi PQ4R”, disusun oleh Ahmad Fauzie, NIM 106013000286,
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada
tanggal 18 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.
Jakarta, 18 Maret 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Tanggal Tanda Tangan
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd ………. ……………...
NIP: 19640212 199703 2 001
Penguji I
Dr. Alek, S.S.,M.Pd ………. ………………
NIP: 19690912200901 1 008
Penguji II
Drs. E. Kusnadi ………. ………………
NIP: 19460201 196510 1 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP: 19571005 198703 1 003
3
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI
PENERAPAN STRATEGI PQ4R
(Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Islam Al-Mukhlisin
Ciseeng, Bogor)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
AHMAD FAUZIE
NIM: 106013000286
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd
NIP 19640212 199703 2 001
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1431 H
4
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ahmad Fauzie
NIM : 106013000286
Jurusan/program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia/Pendidikan Bahasa
Angkatan Tahun : 2006/2007
Alamat : Kp. Baru Rt 01/01 Desa Jampang Kec.
Gunungsindur Kab. Bogor 16340
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan
Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R” adalah hasil
karya sendiri di bawah bimbingan:
Nama : Dra. Mamudah Fitriyah, ZA. M. Pd
NIP : 19460201 196510 1 001
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia
menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 11 Maret 2011
Yang menyatakan,
(Ahmad Fauzie)
5
MOTTO
Persembahan Untuk:
“Bapak dan Umi, kakak-kakak, adik dan dua keponakanku,
dalam ketulusan hati dan keluhuran budi. Para guru, sahabat-
sahabat serta orang-orang yang pernah ada dalam risalah
perjalanan hidupku”
Motto:
“Setiap manusia adalah malaikat bersayap
satu, dan hanya bisa terbang jika saling
merangkul”
Aku takkan berhenti sampai disini, tentunya
aku akan selalu meminjam sayap kalian untuk
tetap bisa terbang, dan tentunya sayapku akan
selalu ada jika kalian membutuhkannya.
6
ABSTRAK
AHMAD FAUZIE, 106013000286: Peningkatan Pemahaman Wacana
Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
Bidang studi bahasa Indonesia merupakan satu dari tiga mata pelajaran
yang ditetapkan pemerintah sebagai tolak ukur kelulusan siswa mulai tingkat
menengah ke bawah. Dalam pengamatan awal peneliti di sekolah SMA Islam Al-
Mukhlisin Ciseeng, menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi guru
diantaranya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap bacaan. Indikator
pencapaian hasil yang ditetapkan sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM) yang cukup (65) dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan
permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk membantu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap bacaan dengan metode belajar melalui penerapan
strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review). Teori yang
digunakan peneliti adalah teori membaca, teori wacana argumentasi, dan teori
PQ4R.
Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK),
bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa
dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam
Al-Mukhlisin Ciseeng pada kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa laki-laki 16,
sedangkan jumlah siswa perempuan 20, jumlah keseluruhan 36 siswa.
Kesimpulan dari perolehan hasil dalam siklus dengan penerapan strategi
PQ4R menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada siklus I, nilai yang diperoleh
64,3. Pada siklus II meningkat menjadi 72,2, melebihi nilai KKM yang ditetapkan
(65). Perolehan nilai pada pengisian lembar kuesioner menunjukkan bahwa siswa
lebih semangat dan antusias dalam kegiatan belajar dengan menerapkan strategi
PQ4R di kelas.
7
ABSTRACT
AHMAD Fauzie, 106013000286: Improved Understanding Through
Argumentation Discourse PQ4R Implementation Strategy. Indonesian Language
and Literature Education, Faculty of Knowledge and Teacher Training Tarbiyah,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011.
Areas of study Indonesian is one of three subjects by the government as a
measure students' graduation from middle to lower level. In the initial
observations of researchers in high school of Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, found
that the problems faced by teachers include lack of understanding of the readings.
Indicators of achievement standards established under the Minimum Criteria for
completeness (KKM) is sufficient (65) with various considerations. Based on these
problems, researchers are interested to help improve students' understanding of
reading with the method of learning through the implementation of the strategy
PQ4R (preview, question, read, Reflect, recite, and review). Researchers used
theory is the theory of reading, argumentation discourse theory, and theory
PQ4R.
The method used in research is a classroom action research (PTK), aims
to provide solutions to the problems faced by teachers and students in classroom
teaching and learning activities. This research was conducted at SMA Islam Al-
Mukhlisin Ciseeng in class XI IPS 1 with the number of boys of 16, while the
number of female students of 20, the total number of 36 students.
Conclusion of the acquisition results in a cycle with the implementation of
the strategy PQ4R showed an average increase in value. In the first cycle, the
value obtained 64.3. In the second cycle increased to 72.2, exceeding the value
specified KKM (65). Acquisition value at the charge sheet of the questionnaire
showed that students are more spirit and enthusiasm in learning activities by
applying PQ4R strategies in the classroom.
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam
semoga selalu tercurah pada baginda alam, rasululloh dan junjungan nabi besar
Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.
Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun
materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua dan keluarga. Terbaik dari yang terbaik. Perjuangan,
pengorbanan, kesabaran, dan pengertian yang kalian berikan sampai saat ini
takkan sanggup penulis balas dengan apapun. Semoga Allah meridhoi dan
membalas dengan kebaikan dan pahala yang berlipat.
2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus dosen
pembimbing bagi penulis. Bersamamu selalu ada jalan dan kemudahan dalam
setiap problema. Sungguh beruntung PBSI memiliki kajur seperti ibu. Semoga
Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan bagi ibu Mahmudah.
4. Bpk. Drs. E. Kusnadi sebagai dosen penasehat akademik. Mantan kajur dan
bapaknya anak-anak PBSI angkatan 2006. Bapak yang terlihat tegas dan
garang secara penampilan, namun memiliki hati yang lembut dan bijak dalam
mengambil setiap keputusan. Terima kasih atas ilmu, kesabaran, dan
pengertian selama ini hingga kami (PBSI 2006) selesai kuliah.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga
Allah membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan.
6. Bpk. Alek Abdullah, the best in lecture PBSI. Dosen yang memberikan
inspirasi bagi penulis untuk meraih mimpi dan cita-cita.
9
7. Bpk. Sapri. Luar biasa untuk bapak yang satu ini, meski secara fisik sudah tua,
namun semangat dan dedikasinya pada pekerjaan sangat tinggi. Terima kasih
untuk bantuan dan pelayanan Pak Sapri selama kami kuliah.
8. Bpk Yaya Suhaya S.Ag. M.Pd selaku kepala SMA Islam Al-Mukhlisin.
Terima kasih atas pengetahuan, bantuan, dan kerjasamanya.
9. Bpk. Dadang Suhendar, S.Pd. Selaku guru SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng.
Terima kasih untuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
10. Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006, Fahru, Rusfi, Mu‟min, Yudi, dan
Firman (untuk keceriaan dan kebersamaan, bersama kalian tersenyum dan
tertawa seperti sebuah keharusan, bumbu dalam setiap perkumpulan), Andi
(untuk pengalaman dan pengetahuannya), Ifa, Ratu, Hastri, dan Ani (untuk
masukkan dan support nya), kumpulan anak-anak kantin dan kampoeng seni
(teruslah berkreasi dan berekspresi), serta semua teman-teman yang tak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa
penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi
ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga
Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat
memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan lurus ridho Allah
Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.
Jakarta, Maret 2011
Ahmad Fauzie
10
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Peneltian ................................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
PENELITIAN .................................................................................. 7
A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian ...................................................... 7
1. Proses Pembelajaran ........................................................................ 7
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................................... 7
B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih ............ 10
1. Peningkatan Pemahaman Bacaan .................................................... 10
a. Proses Memahami Bacaan ........................................................... 10
b. Tujuan Membaca ......................................................................... 11
2. Wacana Argumentasi ...................................................................... 12
a. Pengertian wacana ....................................................................... 12
b. Konteks wacana .......................................................................... 13
c. Jenis wacana ................................................................................ 13
d. Unsur-unsur wacana .................................................................... 15
11
e. Ciri-ciri wacana ........................................................................... 15
f. Pengertian argumentasi ................................................................ 15
g. Tujuan wacana argumentasi ........................................................ 16
i. Ciri-ciri argumentasi ................................................................... 17
3. Penerapan Strategi PQ4R ................................................................ 17
a. Pengertian strategi ....................................................................... 17
b. Hakikat strategi PQ4R ................................................................ 19
c. Langkah-langkah strategi PQ4R ................................................. 20
C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 25
D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 26
E. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28
A. Tujuan Khusus Penelitian .................................................................... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 28
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................................... 28
D. Subjek yang Terlibat ........................................................................... 30
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................... 30
F. Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 30
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................................... 31
H. Data dan Sumber Data ......................................................................... 32
I. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 32
J. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................. 34
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...................................... 35
1. Tes Hasil Belajar ............................................................................. 35
2. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran
Strategi PQ4R ................................................................................. 35
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................... 36
12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 38
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ....................................................... 38
1. Gambaran Sekolah .......................................................................... 38
a. Profil sekolah ............................................................................... 38
b. Identitas kepala sekolah .............................................................. 39
c. Penyelenggaraan ujian nasional .................................................. 39
d. Tujuan ......................................................................................... 39
e. Visi, misi, dan strategi sekolah .................................................... 41
f. Data fisik sekolah ........................................................................ 42
2. Penelitian Pendahuluan ................................................................... 45
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I ...................................................... 46
4. Tindakan Pembelajaran Siklus II .................................................... 51
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 59
C. Analisis Data ....................................................................................... 60
1. Data hasil tes siklus ......................................................................... 60
2. Lembar observasi ............................................................................ 61
3. Kuesioner ........................................................................................ 63
D. Interpretasi Hasil Analisis ................................................................... 65
E. Pembahasan Temuan Penelitian .......................................................... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 67
A. Simpulan .............................................................................................. 67
B. Saran .................................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN ................................................................................................... 72
13
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 9
2.2 Wacana Sebagai Wahana Komunikasi ..................................................... 13
2.3 Jenis- jenis Wacana .................................................................................. 14
2.4 Varian Strategi-strategi Belajar ................................................................ 19
2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................... 27
3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 29
4.1 Suasana Kelas IPS 1dalam KBM ............................................................. 47
4.2 Siswa Mengerjakan dengan Metode PQ4R ............................................. 53
14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R ............................................................. 24
3.1 Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................. 30
3.2 Perencanaan Tindakan ............................................................................ 36
4.1 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ................. 47
4.2 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I............................... 49
4.3 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I .............................. 50
4.4 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II ............................. 53
4.5 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus II ............................. 55
4.6 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ................. 56
4.7 Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R .............................. 58
4.8 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus ............................................................ 60
4.9 Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa ....................... 62
4.10 Apersepsi Siswa terhadap PQ4R ............................................................. 63
15
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Surat Bimbingan Skripsi
LAMPIRAN 2 Surat Izin Observasi
LAMPIRAN 3 Surat Izin Penelitian
LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian
LAMPIRAN 5 Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1
LAMPIRAN 6 Observasi Siswa Terhadap Guru
LAMPIRAN 7 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus I
LAMPIRAN 8 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus II
LAMPIRAN 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
LAMPIRAN 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
LAMPIRAN 11 Lembar Kuesioner
LAMPIRAN 12 Catatan Lapangan
LAMPIRAN 13 Wawancara Guru
LAMPIRAN 14 Wawancara Siswa
LAMPIRAN 15 Bahan Bacaan Siklus I
LAMPIRAN 16 Bahan Bacaan Siklus II
LAMPIRAN 17 Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
LAMPIRAN 18 Format Penilaian Siklus I
LAMPIRAN 19 Format Penilaian Siklus II
LAMPIRAN 20 Hasil Kerja Siswa Siklus I
LAMPIRAN 21 Hasil Kerja Siswa Siklus II
LAMPIRAN 22 Pengisian Lembar Kuesioner Siswa
LAMPIRAN 23 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus I
LAMPIRAN 24 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus II
LAMPIRAN 25 Pengisian Lembar Observasi Siswa
LAMPIRAN 26 Catatan Lapangan Siklus I
LAMPIRAN 27 Catatan Lapangan Siklus II
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, berfungsi
sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk
kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya
pada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku teks serta
penyajian pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan dilakukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu
mata pelajaran wajib dan tolak ukur dalam ujian kelulusan siswa di lembaga
pendidikan (sekolah).
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah, memiliki empat aspek penting yang harus dimiliki siswa
sehingga siswa yang memiliki ke empat aspek tersebut dapat dikatakan terampil
dalam berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu; keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan
menulis. Dari ke empat keterampilan itu, kiranya keterampilan membaca
memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Perhatian
khusus tersebut di dasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya siswa di
Indonesia malas membaca buku. Siswa lebih suka bermain play station atau
mengunjungi warnet untuk sekedar mengakses dunia maya. Hal tersebut tentunya
akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang
rendah di masa depan.
Kenyataan di atas semakin menambah dan menggenapkan permasalahan
pendidikan. Masalah pokok dalam pembelajaran pendidikan formal (sekolah) saat
ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Teori belajar (tabularasa)
yang menganggap peserta didik (siswa) seperti halnya kertas putih yang dapat
ditulisi apa saja sudah sepatutnya dihilangkan, karena anggapan tersebut akan
menjurus pada kualitas, proses, dan hasil pembelajaran yang rendah.
17
Menurut Trianto, “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.”1 Hal ini
berarti tenaga pendidik (guru) di kelas dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam
menentukan model dan metode dalam penyampaian pelajaran. “Penyampaian
materi pelajaran merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar
sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan
siswa.”2
Metode dan cara penyampaian materi pelajaran yang umumnya masih
berpusat pada guru (teacher centered) berdampak pada rerata hasil belajar peserta
didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini tentu
menyedihkan mengingat kurikulum pendidikan di Indonesia telah berulang kali
mengalami perubahan, namun pergantian itu belum mencapai tujuan
pembelajaran, tentu saja hal ini tidak sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan
bangsa. Seperti tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.3
Pendidikan merupakan program pemerintah yang diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi dan anggota masyarakat yang
mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu
1 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1. 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
Cet. V, hlm. 97. 3 Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.
18
berpikir, menemukan, dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan
serta mampu menemukan cara pemecahan yang bernalar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai ini terlebih dahulu peserta didik sudah
sepatutnya harus melalui proses pembelajaran yang baik.
“Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang
dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan.”4
Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dan antara
siswa dengan siswa. Interaksi yang baik akan mencapai tujuan belajar apabila
suasana belajar yang terjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru.
Oleh karena itu, apabila kondisi tersebut tidak tercipta dapat dipastikan kegiatan
pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal.
Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas
adalah pembelajaran konvensional yang diaplikasikan dalam bentuk metode
ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di depan kelas menyampaikan materi
pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak, dan mencatat hal-hal yang
dianggap penting. Terkadang kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi,
dan sesekali diselingi dengan kegiatan latihan. “Pada pembelajaran seperti ini
suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif.”5
Pemilihan metode mengajar yang tepat saat proses kegiatan belajar
mengajar dapat menarik minat belajar siswa. Oleh sebab itu, guru jangan hanya
merasa cukup dengan memberikan dan menggunakan metode ceramah di depan
kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, akan tetapi pada
suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam, dan
mendengarkan.
Penggunaan metode ceramah yang tidak banyak menuntut partisipasi dari
siswa menjurus pada suasana pembelajaran yang monoton dan membosankan.
Kondisi ini memicu siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
pembelajaran dan membuat situasi menjadi tidak kondusif. Meskipun demikian
guru lebih suka menerapkan metode tersebut, sebab tidak menuntut alat dan bahan
4Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV, hlm. 72. 5 Trianto, Model-model…, hlm. 1.
19
praktek, cukup menjelaskan bahan dan konsep yang ada dalam buku ajar atau
referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat
memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri.
Oleh sebab itu, merupakan hal yang aneh apabila guru mengharapkan
siswa belajar namun tidak mengajarkan mereka tentang belajar. Guru
mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak mengajarkan
mereka tentang pemecahan masalah. Seperti halnya guru kadang-kadang meminta
siswa mengingat sejumlah besar materi atau bahan ajar namun tidak mengajarkan
mereka tentang seni menghafal.
Guru sebagai tenaga pendidik sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya
dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantarkan siswa ke
tujuan. Tentu saja tugas guru adalah berusaha menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. “Suasana belajar yang tidak
menggairahkan dan tidak menyenangkan bagi siswa akan menjurus pada kegiatan
belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa merasa bosan berada di kelas dan
gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing.”6
Siswa cenderung memiliki kegemaran untuk belajar hal-hal yang baru dan
menantang, mereka bosan dengan metode belajar guru yang biasa mereka jumpai
di kelas. Yaitu metode guru dengan menyampaikan sejumlah bahan ajar atau
materi di depan kelas. “Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau
hubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui.”7
Dengan demikian, tugas guru disini adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan
mengarahkan siswa untuk mengolah dan memproses pengetahuan yang telah
dimiliki siswa.
Salah satu pembelajaran yang menitikberatkan kepada siswa, dan siswa
dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah strategi belajar
PQ4R. “Strategi PQ4R adalah strategi belajar yang merupakan bagian dari strategi
elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa memahami apa yang
6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. III, hlm. 37. 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam..., hlm. 117.
20
mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang
dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku.”8
Asumsi dasar strategi PQ4R adalah proses perincian informasi sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas dengan
judul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan
Strategi PQ4R”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
di atas, untuk menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang baik, efektif,
dan efisien serta menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pemahaman siswa, masalah yang teridentifikasi sebagai berikut.
1. Pembelajaran di kelas seringkali berpusat pada guru (teacher
centered).
2. Siswa malas membaca.
3. Hasil belajar siswa rendah.
4. Model dan metode belajar yang monoton.
5. Siswa pasif dalam menerima materi pelajaran.
6. Tingkat pemahaman siswa rendah.
7. Siswa tidak dapat melihat dan memecahkan masalah dalam belajar.
C. Pembatasan Masalah
Mengacu pada masalah-masalah yang muncul di atas, maka demi
terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti
yakni:
1. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI (sebelas) semester II (dua)
tahun ajaran 2009/2010.
8 Trianto, Model-model…, hlm. 146.
21
2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah strategi PQ4R (preview,
question, read, reflect, recite, review) untuk meningkatkan pemahaman
siswa.
3. Pembelajaran difokuskan pada aspek kognitif siswa dengan
mengerjakan latihan soal.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah
yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan
pemahaman siswa pada wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R?”
E. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas
pemahaman siswa pada wacana argumentasi dengan menggunakan strategi PQ4R.
F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Peneliti
Selain sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dan
memperoleh gelar sarjana (S1), penelitian ini menjadi wahana ilmiah
dalam mengaplikasikan kemampuan yang telah diperoleh selama
kuliah dan memberikan gambaran yang jelas tentang strategi PQ4R
dalam meningkatkan pemahamam belajar.
2. Guru
Memberikan informasi bagi guru tentang metode pengajaran yang
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sebagai alternatif dari
metode yang telah diterapkan sebelumnya.
3. Siswa
Penelitian ini dapat dijadikan oleh siswa sebagai metode dan sarana
latihan dalam kegiatan belajar secara mandiri tanpa didampingi guru.
22
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN
KONSEPTUAL PENELITIAN
A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara siswa dan guru.
Interaksi yang baik akan menciptakan situasi belajar yang bermakna dan
menyenangkan sehingga akan bermuara pada hasil belajar yang diinginkan.
Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa satu dari sekian banyak
solusi yang diharapkan dapat mendukung terciptanya situasi dan kondisi belajar
yang baik adalah modifikasi model pembelajaran yang digunakan.
Modifikasi model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran yang
mengacu pada pendekatan siswa aktif dalam proses kegiatan pembelajaran.
Langkah yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan
model pembelajaran dengan menggunakan strategi PQ4R (preview, question,
read, reflect, recite, dan review), yang diaplikasikan dalam kegiatan penelitian
tindakan kelas.
Strategi PQ4R sebagai salah satu teori belajar konstruktivistik berperan
membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.
Guru tidak lagi menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan
membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk
lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar.
2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas (PTK) berasal dari bahasa Latin, Class Action
Research (CAR) yang berarti penelitian yang dilakukan di suatu kelas untuk
mengetahui bagaimana akibat tindakan yang diterapkan disuatu kelas. Menurut
Arikunto dalam bukunya, “penelitian tindakan kelas merupakan suatu
23
pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”9
Sedangkan menurut Madya, “penelitian tindakan kelas merupakan
intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis
tertentu. Maka yang disebut dengan penelitian tindakan kelas merupakan tindakan
yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk meningkatkan situasi
pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.”10
Sementara itu, pernyataan
yang lebih umum diungkapkan oleh Sukardi menurutnya, “penelitian tindakan
adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi
sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat
pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.”11
Mengacu pada penjelasan beberapa tokoh di atas, dapat dikatakan bahwa
secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah memecahkan masalah,
memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kualitas
pembelajaran sehingga hasil pembelajaran yang baik bisa tercapai. Dari
keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa ciri khusus kegiatan PTK
antara lain bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, dan terlokalisasi.
Beberapa ahli menyatakan terdapat beberapa langkah dan metode PTK,
tetapi secara garis besar metode PTK terbagi menjadi empat bagian umum yaitu;
(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Model dan
langkah-langkah tersebut yang akan dilaksanakan secara sistematis pada kegiatan
PTK, yang selanjutnya di ilustrasikan dengan siklus sebagai berikut:
9 Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
Cet. VIII, hlm. 3. 10
Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI-ONLINE.com,
diakses 17 Desember 2010. 11
Sukardi, Metodologi Penelitian Tindakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VII,
hlm. 210.
24
Gambar 2.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN
PENGAMATAN
Dari empat ciri khusus PTK yang telah disebutkan di atas, terdapat
beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan PTK, yaitu:
1) situasi biasa,
2) kegiatan nyata/empirik,
3) peningkatan mutu atau pemecahan masalah,
4) sukarela,
5) sistematik,
6) tindakan berbeda, dan
7) terpusat pada proses.
Kegiatan PTK yang dilaksanakan secara berkesinambungan dapat
menjelaskan pada kemajuan, peningkatan, dan sebagainya. Dari pelaksanaan
kegiatan tindakan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tindakan pada siklus
berikutnya. Secara otomatis dengan melaksanakan kegiatan PTK guru akan lebih
kreatif, sebab dituntut untuk terus berinovasi sebagai implementasi dan adaptasi
berbagai teori dan teknik pembelajaran yang digunakan.
25
B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih
1. Peningkatan Pemahaman Bacaan
Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Sebagai
suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi
seseorang/manusia untuk membuka diri pada gerbang cakrawala pemikiran
positif, berpikiran, dan berwawasan luas demi kemajuan kualitas hidup.
“Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/bahasa tulis.”12
Pernyataan tersebut selaras dengan yang
dijelaskan oleh Alek dalam bukunya, “membaca adalah proses memahami pesan
tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada
pembacanya.”13
a. Proses Memahami Bacaan
Membaca dapat pula dianggap suatu proses untuk memahami yang tersirat
dalam yang tersurat, dengan melihat pemikiran yang terkandung di dalam
kata-kata yang tertulis. Proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap
informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Proses pengolahan bacaan yang
dilakukan secara kritis dan kreatif akan memperoleh pemahaman yang
bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, mampu menilai terhadap keadaan,
dan dampak bacaan itu sendiri.
“Pemahaman bacaan merupakan salah satu strategi membaca yang
bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap karya tulis dengan jalan
melibatkan diri dengan sebaik-baiknya pada bacaan.”14
Dengan kata lain,
sikap memahami bacaan itu meliputi kemampuan pembaca untuk
menginterpretasi, menganalisis, dan menilai, serta menerapkan konsep secara
kritis untuk memperoleh pemahaman bacaan yang sebenarnya. “Untuk
membuat analisis yang tepat diperlukan kemampuan aplikasi dan evaluasi.”15
12
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), hlm. 7. 13
Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta:
Kencana, 2010), hlm. 75. 14
Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 80. 15
Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 81.
26
b. Tujuan Membaca
Tujuan membaca seseorang ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan
bahasa, minat, serta kebutuhan. “Tujuan utama dalam membaca adalah untuk
mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna
bacaan.”16
Meskipun kegiatan membaca adalah memfokuskan diri pada
bacaan yang bertujuan, namun seorang siswa dengan ibu rumah tangga tentu
berbeda tujuan kegiatan membaca yang dimaksud.
Dalam dunia pendidikan (sekolah), secara khusus tujuan tersebut
dipengaruhi oleh guru dan materi bacaan serta penyajiannya, yaitu topik,
gambar, permasalahan, dan aspek kebahasaan. Tujuan membaca setiap
individu dalam setiap kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan,
pemerolehan kosakata (pengetahuan bahasa), minat, dan kebutuhan siswa.
Pada umumnya tujuan seseorang membaca adalah sebagai berikut;
1) menambah wawasan,
2) memperoleh informasi yang hangat,
3) mengisi waktu luang, dan
4) sebagai prestise dalam kelas sosial.
Berbeda kelas dan status sosial, berbeda pula tujuan seorang siswa melaku
kan kegiatan membaca, secara khusus yaitu:
1) membaca untuk memperoleh perincian atau fakta,
2) membaca untuk memperoleh gagasan atau ide utama,
3) membaca untuk mengetahui urutan, susunan, atau organisasi dalam
bacaan,
4) membaca untuk menyimpulkan atau inferensi,
5) membaca untuk mengelompokkan (klasifikasi),
6) membaca untu kegiatan menilai atau evaluasi, dan
7) membaca untuk membandingkan pada sesuatu yang bertentangan.
16
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hlm. 9.
27
2. Wacana Argumentasi
a. Pengertian Wacana
Istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna “ucapan atau
tuturan”. Dalam bahasa Inggris, istilah wacana disebut dengan istilah
discourse. Kata itu berasal dari bahasa Yunani discursus yang bermakna
„berlari ke sana ke mari‟.
“Wacana adalah ucapan; perkataan; tutur; keseluruhan tutur yang
merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap realisasinya dalam
bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.”17
Sementara itu,
menurut Abdul Chaer “wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga
dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
terlengkap.”18
“Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dibentuk dari rentetan
kalimat yang kontinuitas, kohesif, dan koheren sesuai dengan konteks
situasi.”19
Sebagai satuan bahasa yang lengkap, dalam wacana terdapat
konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh sehingga terjalin komunikasi.
Komunikasi bahasa realisasinya berbentuk lisan atau tulisan. Hakikatnya
wacana adalah media komunikasi yang bersifat transaksional jika yang
dipentingkan adalah isi komunikasi, dan bersifat interaksional jika komunikasi
terjalin secara timbal balik.
“Apapun bentuknya, wacana mengasumsikan adanya penyapa (addressor)
dan pesapa (addressee). Dalam wacana lisan, penyapa ialah pembicara
sedangkan pesapa ialah pendengar. Sedangkan dalam wacana tulisan penyapa
ialah penulis sedangkan pesapa ialah pembaca.”20
Bagannya dapat di
ilustrasikan sebagai berikut.
17
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989), hlm. 1005. 18
Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 267. 19
Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hlm. 111. 20
Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana..., hlm. 111.
28
Medium
Gambar 2.2
Wacana Sebagai Wahana Komunikasi
b. Konteks Wacana
Konteks wacana terbagi atas berbagai unsur, yaitu:
a) situasi,
b) pembicara,
c) pendengar,
d) waktu,
e) tempat,
f) adegan,
g) topik,
h) peristiwa,
i) bentuk amanat,
j) kode, dan
k) sarana.21
c. Jenis Wacana
Dalam sebuah kepustakaan disebutkan berbagai jenis wacana sesuai
dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Berkenaan dengan
sarananya, wacana terbagi atas wacana lisan dan wacana tulisan. Berkenaan
21
Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003),
Cet. V. hlm. 421.
WACANA
Penyapa
Pesapa
Komunikasi
29
dari cara penyampaiannya, wacana terbagi atas wacana langsung dan wacana
tidak langsung. Dari penggunaan bahasa dan kajiannya, wacana terbagi atas
wacana fiksi dan wacana non fiksi. Sedangkan dari cara penyampaian isinya,
wacana terbagi menjadi; wacana narasi, wacana eksposisi, wacana deskripsi,
wacana persuasi, dan wacana argumentasi.
Gambar 2.3
Jenis-jenis Wacana
Sarana
Wacana Argumentasi
WACANA
Wacana Eksposisi
Wacana Narasi
Wacana Persuasi
Wacana Deskripsi
Wacana Lisan
Wacana Tulisan
Wacana Langsung
Wacana tak langsung
Wacana Fiksi
Wacana Nonfiksi
Cara
Kajian
Isi
30
d. Unsur-unsur Wacana
Sebagai suatu kesatuan yang utuh, wacana merupakan satuan bahasa
terlengkap yang tersusun dari untaian kalimat-kalimat yang
berkesinambungan, erat, dan kompak sesuai dengan konteks situasi. Dalam
hal ini pembahasan wacana difokuskan pada ragam wacana tulisan. Hal ini
perlu untuk membatasi penulis dalam penelitian.
Untuk menganalisis sebuah wacana ada dua unsur pokok yang diperlukan,
yakni: unsur internal dan eksternal bahasa, dari unsur internal bahasa
(intralinguistik) yang berkaitan dengan kaidah bahasa, seperti sintaksis,
morfologi, dan fonologi; sedangkan dari unsur eksternal bahasa
(ekstralinguistik) yang berkaitan dengan konteks situasi.
e. Ciri-ciri Wacana
Seperti yang telah dijelaskan di atas wacana merupakan medium
komunikasi yang bersifat verbal yang bisa diasumsikan dengan adanya
penyapa (pembicara/penulis) dan pesapa (penyimak/pembaca). Berdasarkan
batasan tersebut dapat diperoleh ciri atau karakteristik sebuah wacana. Ciri-
ciri wacana itu adalah:
1) satuan gramatikal,
2) satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap,
3) untaian kalimat-kalimat,
4) memiliki hubungan proposisi,
5) memiliki hubungan kontinuitas,
6) memiliki hubungan koherensi,
7) memiliki hubungan kohesi,
8) rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi,
9) bisa transaksaksional maupun interaksional,
10) mediumnya bisa lisan maupun tulisan, dan
11) sesuai dengan konteks atau kontekstual.
f. Pengertian Argumentasi
“Argumentasi adalah wacana yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat
dengan membahas suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi
31
pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang
disajikan secara logis dan objektif.”22
Melalui argumentasi penulis berusaha
merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan
apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
Terdapat tiga inti wacana argumentasi. Pertama adalah bagian
pendahuluan, bagian ini membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini,
kemudian latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan
persoalan yang akan di argumentasikan sehingga pembaca dapat memperoleh
pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah penetapan secara
tepat titik ketidaksepakatan yang akan di argumentasikan.
Bagian tubuh argumen berisi pembahasan masalah dengan menyajikan
fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi, deduksi,
analogi, dan lain-lain. Sedangkan bagian ketiga argumentasi adalah simpulan
yang berisi kesimpulan-kesimpulan suatu pembahasan. Penyampaian
simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan dan
segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai.
Untuk bisa mempengaruhi pembaca dengan argumen-argumen yang
disajikan, sejumlah data yang disajikan penulis merupakan suatu keharusan
sebagai pendukung dalam tulisannya, seperti yang dikatakan Mahmudah
dalam bukunya, “Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan
(argumen) berdasarkan fakta dan data.”23
g. Tujuan Wacana Argumentasi
Setiap ujaran, apapun bentuknya (baik lisan maupun tulisan) mempunyai
maksud dan tujuan ujaran itu disampaikan pada pendengar (jika ujaran itu
berbentuk lisan), pada pembaca (jika ujaran itu berbentuk tulisan). “Tujuan
utama argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau
mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”24
22
Siti Annijat Maimunah, Buku Pintar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007), hlm. 45. 23
Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 139. 24
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008),
Cet. XIII, hlm. 227.
32
Dengan menggunakan prinsip logika sebagai alat bantu utama, wacana
(karangan) argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang akan
dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan dari
persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis
dan teratur.
h. Ciri-ciri Argumentasi
“Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu
pengetahuan. Argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan
bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan
sikap atau pendapat suatu hal.”25
Wacana argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya,
2) mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan
3) mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu
penyelesaian.
3. Penerapan Strategi PQ4R
a. Pengertian Strategi
“Secara umum strategi berarti suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.”26
Strategi
memiliki makna yang sama dengan teknik, kiat, atau taktik. “Strategi
merupakan pola umum rentetan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu.”27
Strategi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar, diartikan
sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Menurut Puspitasari dalam penelitian tindakan kelas, “Strategi-strategi
belajar merupakan pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar,
25
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),
hlm. 3. 26
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.
III, hlm. 5. 27
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV. hlm. 99.
33
mengingat, berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri.”28
Hal ini
didasarkan pada anggapan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sebagian
besar tergantung pada kepandaian siswa belajar secara mandiri sekaligus
memonitor hasil belajarnya.
Lebih jauh Puspitasari menjelaskan bahwa, “Strategi- strategi belajar juga
dikenal sebagai strategi yang menekankan pada aspek kognitif, karena strategi
tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada pada tujuan belajar
perilaku.”29
“Tujuan kognitif tradisional yang diharapkan adalah siswa dapat
memahami sebuah wacana dalam buku.”30
Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dikatakan, bahwa strategi belajar
adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat belajar
mengolah pikiran dan pengetahuan sendiri. Sedangkan posisi guru lebih
diharapkan untuk mengembangkan atau mencari alternatif yang digunakan
untuk membimbing siswa.
Berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan informasi, terdapat beberapa
strategi belajar yang dapat digunakan seperti terlihat pada gambar berikut ini.
28
Uyad, Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad.blogspot.com /2008/ 04/
penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010. 29
Muhamad Ali, Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali
tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010. 30
Trianto, Model-model…, hlm. 152.
34
Gambar 2.4
Varian Strategi-strategi Belajar
Trianto (2007, hlm. 90)
Jenis-jenisnya
Terdiri dari Terdiri dari Terdiri dari
e
b. Hakikat Strategi PQ4R
Strategi PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robinson yang merupakan
pengembangan dari strategi SQ3R (survey, question, read, recite, review)
yang berguna untuk meningkatkan pemahaman dalam kegiatan membaca.
“The PQ4R strategy is an individualized method for improving reading
comprehension.”31
Strategi PQ4R adalah metode belajar yang membantu
individu meningkatkan bacaan secara menyeluruh.
Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi.
“Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka
baca dan dapat membantu siswa mengingat apa yang telah mereka baca dan
31
Muskingum Collage, General-Purpose Learning Strategies Reading Comprehension,
tersedia dalam http://www.buddies.org/articles/reading.pdf, hlm. 68, diakses 20 Desember 2010.
Strategi- strategi Belajar
Mengulang Elaborasi Organisasi Metakognisi
Menggarisbawahi
Membuat catatan
pinggir
Membuat catatan
Analogi
PQ4R
Akronim
Outlining
Pemotongan
mnemonics
Pemetaan konsep
35
membantu kegiatan belajar mengajar di kelas dengan kegiatan membaca
buku.”32
Sejalan dengan pernyataan Asri dalam bukunya, “Teori deskriptif
menyatakan bila isi/materi pelajaran (kondisi) diorganisasikan dengan
menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan belajar atau
resistansi (hasil) akan meningkat.”33
Strategi PQ4R membantu siswa untuk mengorganisasi informasi dan
membuat pembelajaran lebih bermakna. Oleh karena itu strategi ini cocok
digunakan pada konsep yang bersifat deklaratif dan pengetahuan prosedural.
Dapat dikatakan bahwa PQ4R adalah prosedur analisis membaca untuk
membimbig siswa dalam mempelajari teks secara sistematis melalui prosedur
preview, question, read, reflect, recite, review.
Dengan menerapkan pendekatan ini di kelas siswa mendapatkan
pengalaman strategi yang dapat mereka terapkan saat belajar sendiri.
Penggunaan strategi PQ4R secara sistematis dapat membantu siswa
mengetahui, memahami, menerapkan, dan mengevaluasi apa yang mereka
baca.
c. Langkah-langkah strategi PQ4R
Langkah-langkah strategi PQ4R adalah sebagai berikut:
a) Preview : Membaca selintas
b) Questioni : Membuat dan menjawab pertanyaan
c) Read : Membaca secara aktif
d) Reflect : Memahami bacaan
e) Recite : Membuat intisari bacaan
f) Review : Mengulang kembali
Berikut ini penjelasan langkah-langkah yang harus dilakukan pada
strategi PQ4R, yaitu:
a) Preview
Pada langkah pertama ini siswa diberikan tugas membaca cepat
dengan memperhatikan judul-judul dan topik utama, tujuan umum dan
32
Trianto, Model-model…, hlm. 146. 33
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 13.
36
rangkuman, serta rumusan isi bacaan. Tahap ini bertujuan agar siswa
memperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari.
Siswa diminta untuk memperhatikan ide pokok yang akan menjadi inti
pembahasan dalam bacaan. Dengan ide pokok ini akan memudahkan
siswa memberikan keseluruhan ide yang ada.
Pada aktivitas preview ini, peran guru adalah membantu dan
mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat
seluruh struktur teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian
(heading sub), istilah dan kata kunci, serta rangkuman. Dalam
melakukan preview, siswa dianjurkan untuk menyiapkan alat tulis
(pensil, kertas, atau stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu.
Bagian-bagian tertentu ini mempermudah menyusun bahan pertanyaan
pada langkah selanjutnya.
b) Question
Pada langkah ini siswa mendalami topik dan judul utama dengan
mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan dalam
bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri. Pada
langkah ini, guru memberi petunjuk atau contoh kepada siswa untuk
menyusun pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagian-
bagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama.
“Pengalaman menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca
untuk sejumlah pertanyaan, maka akan membuat siswa membaca lebih
hati-hati secara seksama serta akan dapat membantu mengingat apa
yang mereka baca.”34
c) Read
Langkah ketiga ini siswa ditugaskan membaca bahan bacaan secara
cermat dengan mengajukan pengecekan pada langkah kedua. Pada
langkah ini siswa membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Siswa berkonsentrasi
34
Trianto, Model-model…, hlm. 148.
37
mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuatnya sendiri dengan
pensil, stabilo, pulpen, atau alat penanda lainnya.
Peran guru disini meminta siswa membaca secara aktif untuk
mencari jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Dalam hal ini,
membaca aktif berarti juga membaca yang difokuskan pada paragraf-
paragraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang
relevan dengan pertanyaan tadi. Selain itu juga menggarisbawahi kata-
kata kunci dari teks yang dibaca.
d) Reflect
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru saja dipelajari
atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan
sebelumnya. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai
struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari
pengetahuan sebelumnya.
Pada tahap ini siswa mencoba memecahkan masalah-masalah yang
disimulasikan dan menciptakan gambaran visual dari bacaan. Mereka
mencoba untuk menghubungkan informasi baru di dalam bacaan
dengan apa yang telah diketahui. Pengetahuan yang bermakna
diperoleh dari proses.
Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks
pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Peran
guru disini adalah membantu siswa membuat hubungan-hubungan
antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuan-
pengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa memperoleh sesuatu
yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajrinya.
e) Recite
Langkah kelima siswa diminta untuk mengingat kembali informasi
yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting secara
nyaring dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan
menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan.
38
Dari catatan-catatan yang terdahulu dan berlandaskan ide –ide
yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat intisari materi
pelajaran. Dengan mengusahakan intisari ini merupakan inti dari
pembahasan konsep, peran, dan interaksinya.
f) Review
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk mengulang kembali
seluruh catatan singkat yang telah dibuatnya, mengulang kembali
seluruh bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan.
Pada langkah ini siswa meninjau ulang seluruh jawaban atas
pertanyaan pada langkah kedua dan ketiga. Review yang efektif
memasukkan lebih banyak informasi yang baru dalam memori jangka
panjang. Membaca ulang merupakan salah satu bentuk review, tetapi
mencoba menjawab pertanyaan kunci tanpa mengacu atau melihat
pada buku adalah cara yang terbaik.
Review juga dapat dilakukan dengan menyimpulkan informasi
yang dipelajari dengan menggambar grafik, menulis kesimpulan,
berpartisipasi dalam tim diskusi atau dengan belajar kelompok untuk
ujian. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat membandingkan
pengetahuan, juga mengingatkan kembali tentang apa saja yang
mereka pelajari selama kegiatan pembelajaran.
39
Tabel 2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R
Langkah-
langkah Tingkah Laku Guru Aktivitas Siswa
Langkah 1
Preview
a. Memberikan bahan bacaan
kepada siswa untuk dibaca
b. Menginformasikan kepada
siswa bagaimana menemukan
ide pokok/tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai
Membaca selintas dengan
cepat untuk menemukan ide
pokok/tujuan pembelajaran
yang hendak dicapai
Langkah 2
Question
a. Menginformasikan kepada
siswa agar memperhatikan
makna dari bacaan
b. Memberikan tugas kepada siswa
untuk membuat pertanyaan dari
ide pokok
a. Memperhatikan
penjelasan guru
b. Menjawab pertanyaan
yang telah dibuat
Langkah 3
Read
Memberikan tugas kepada siswa
untuk membaca dan
menanggapi/menjawab pertanyaan
yang telah disusun sebelumnya
Membaca secara aktif sambil
memberikan tanggapan
terhadap apa yang telah
dibaca dan menjawab
pertanyaan yang dibuat
Langkah 4
Reflect
Mensimulasikan/menginformasikan
materi yang ada pada bahan bacaan
Bukan sekedar menghafal
dan mengingat materi
pelajaran tapi mencoba
memecahkan masalah dari
informasi yang diberikan oleh
guru dengan pengetahuan
yang telah diketahui melalui
bahan bacaan
Langkah 5
Recite
Meminta siswa membuat intisari
dari seluruh pembahasan pelajaran
a. Menanyakan dan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan
b. Melihat catatan/intisari
yang telah dibuat
sebelumnya
c. Membuat intisari dari
pembahasan keseluruhan
Langkah 6
Review
a. Menugaskan siswa membaca
intisari yang dibuatnya dari
rincian ide pokok yang ada
dalam benaknya
b. Meminta siswa membaca
kembali bahan bacaan, jika
masih belum yakin dengan
jawabannya
a. Membaca intisari yang
telah dibuatnya
b. Membaca kembali bahan
bacaan siswa jika masih
belum yakin dengan
jawaban yang dibuatnya
40
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis telah
dilakukan juga oleh para peneliti terdahulu, seperti Uum Sumiyati pada jenjang
SMP dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa
siswa yang diajarkan dengan metode PQ4R mempunyai hasil belajar yang lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional.35
Afrinawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Strategi PQ4R
Terhadap Hasil Belajar Siswa (Kuasi Eksperimen Pada Pokok Pembahasan
Belajar Biologi).” Memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar
kelompok eksperimen yang menggunakan strategi PQ4R lebih besar dari
kelompok kontrol dengan perbedaan yang signifikan.36
Kemudian Muhamad Ali dalam skripsinya yang berjudul “Model
Pembelajaran Strategi Belajar Elaborasi Metode PQ4R” pada jenjang SMP. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran strategi belajar
elaborasi metode PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP pada
konsep kelangsungan hidup organisme.37
Sementara itu Roslani Supinah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa”.
Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan koneksi
matematika kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran PQ4R lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata
kemampuan koneksi matematika kelompok kontrol yang diajarkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran konvensional.38
35
Uum Sumiyati, Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Biologi Siswa, (Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2008), hlm. 61. 36
Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Skripsi Prodi
Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2010), hlm. 65. 37
Muhamad Ali, Model Pembelajaran…, hlm. 68. 38
Roslani Supinah, Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan
Koneksi Matematika Siswa, (Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010), hlm. 60.
41
D. Kerangka Pikir
Pada pembahasan kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar. Faktor
pendekatan belajar ini meliputi strategi dan model pembelajaran. Model
pembelajaran digunakan oleh pengajar (guru) dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan yang dialami siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, proses
pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar.
Model pembelajaran yang diterapkan di kelas sejauh ini hanya menuntut
peran serta yang minimal dari siswa. Kondisi ini menciptakan pola interaksi yang
kurang baik dan kondisi belajar kurang kondusif karena pola pembelajaran
berpusat pada guru di depan kelas, sehingga menjurus pada hasil dan tingkat
pemahaman siswa yang rendah. Menyikapi hal ini peneliti memilih alternatif
berupa modifikasi model pembelajaran yang digunakan di kelas melalui Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan yang dilakukan menggunakan penerapan model
pembelajaran strategi PQ4R. Ruang lingkup bahasa Indonesia yang memiliki sub
konsep bacaan yang luas, dalam penelitian ini dibatasi pada wacana berbentuk
argumentasi. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk beberapa kali pertemuan.
Pada setiap pertemuan peneliti menerapkan model pembelajaran yang telah
ditentukan dengan menerapkan strategi PQ4R dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan dengan penerapan model pembelajaran tersebut dimaksudkan
agar dapat meningkatkan pemahaman siswa.
42
Gambar 2.5 Kerangka Berpikir
E.
F.
G.
E. Hipotesis Tindakan
Dalam sebuah penelitian, hipotesis seringkali perlu dirumuskan. Hipotesis
merupakan dugaan sementara yang dibuat berdasarkan data dan fakta. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah semakin aktif kinerja otak dalam kegiatan membaca
akan semakin baik tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan penerapan
strategi PQ4R. Strategi ini menuntut siswa melibatkan beberapa aspek kognitif
(berpikir dan memecahkan masalah sendiri).
Metode Ceramah
(Teacher Centered)
Peran Serta Minimal
Siswa
Situasi Belajar
Kurang Kondusif
Tingkat Pemahaman
Siswa Rendah
Penerapan Strategi
PQ4R
Situasi Belajar
Kondusif
Pemahaman Siswa
Meningkat
Siswa Aktif dalam
Pembelajaran
43
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan
strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami wacana
argumentasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor,
pada siswa kelas XI IPS I. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada awal
semester genap bulan Januari sampai Februari tahun pelajaran 2010/2011.
C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (class action research), yaitu penelitian yang dikembangkan
berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang
bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan secara partisipan, yaitu peneliti berperan sebagai
pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan
pelaksana tindakan. Kondisi ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti saat
pengumpulan data sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
sesuai dengan hasil yang diharapkan.
Selanjutnya, prosedur penelitian ini dilakukan dalam dua siklus melalui
tahapan-tahapan kegiatan secara berurutan. Prosedur penelitian tersebut terdiri
dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) perencanaan (planning), dalam tahap ini
peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan; (2) tindakan (acting),
yaitu pelaksanaan yang terencana; (3) pengamatan (observing), yaitu kegiatan
pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan tindakan; (4) refleksi (reflection),
yaitu kegiatan implementasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
44
dilakukan. Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai
berikut.
Gambar 3.1
Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74)
Siklus I
Siklus II
Permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pengamatan/peng
umpulan data I
Perencanaan
tindakan II
Pengamatan/peng
umpulan data II
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Pelaksanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan II
Refleksi II
Apabila
masalah
belum
terselesaikan
Refleksi I
Dilanjutkan ke
siklus
berikutnya
45
D. Subjek yang Terlibat
Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng,
Bogor. Dalam penelitian ini subjek yang terlibat adalah siswa kelas XI IPS I SMA
Islam Al-Mukhlisin yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 16 siswa laki-laki
dan 20 siswa perempuan 20. Pemilihan kelas XI IPS I didasarkan atas
pertimbangan dari seorang guru bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas
tersebut cenderung pasif dan tingkat pemahaman siswa yang beragam.
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Pada penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan,
pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan.
F. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus pada pokok
bahasan wacana argumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat
peningkatan hasil pemahaman siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan.
Bila pada siklus I tidak terdapat peningkatan, maka pada siklus II diarahkan pada
kegiatan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang
pada siklus I. Tahapan kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Tahapan Intervensi Tindakan
(Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 93)39
1 Perencanaan
ide awal
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pemahaman
pembelajaran Bahasa Indonesia.
Temuan
awal
Saat ini: Pembelajaran tersebut berisi konsep dan ciri
khusus yang harus dipahami siswa, guru menjelaskan
pokok bahasan tersebut secara garis besar, metode
mengajar ceramah, pembelajaran berpusat pada guru,
siswa pasif, situasi kurang kondusif, dan tingkat
39
Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian…, hlm. 93.
46
pemahaman siswa rendah.
Diagnosa
(hipotesis)
Penggunaan metode mengajar yang berupa tugas
ditambah dengan pendekatan konstruktivistik melalui
penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan pemahaman siswa.
Perencanaan
Dirancang melalui penerapan strategi PQ4R dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia untuk pokok bahasan
wacana argumentasi.
Format tugas: pembagian bahan bacaan pada seluruh
siswa di kelas sesuai pokok bahasan, kemudian
menerapkan strategi PQ4R dengan melaksanakan
enam tahapan yaitu, membaca selintas (preview),
membuat pertanyaan (question), membaca secara aktif
(read), memahami (reflect), mengingat (recite), dan
membuat intisari bacaan (review).
Setelah selesai siswa melakukan tahapan refleksi dan
menjawab sejumlah pertanyaan (angket) berkaitan
dengan materi pembelajaran yang telah disediakan
guru (peneliti).
Jenis data yang dikumpulkan: hasil dan tugas siswa
(individu), lembar kuesioner.
2 Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai skenario
3 Pengamatan Mengumpulkan data
4 Refleksi Menggunakan data untuk melakukan evaluasi dan
refleksi untuk membuat revisi dan perbaikan pada
tindakan di siklus-siklus berikutnya.
Siklus II, III, dan seterusnya
Penulisan laporan penelitian
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Pembelajaran dengan model pembelajaran strategi PQ4R pada pokok
bahasan wacana argumentasi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajar
siswa. Siswa memperoleh pengetahuan baru tentang strategi PQ4R, serta
menguasai langkah-langkah yang ada di dalamnya, sehingga mampu secara
mandiri menerapkan strategi tersebut meskipun tanpa di dampingi guru.
47
H. Data dan Sumber Data
Dalam pandangan holistis, data memiliki dua aspek, yakni aspek lahiriah
dan aspek batiniah. “Aspek lahiriah data diartikan data yang berwujud dan dapat
diamati dalam korpus data. Sedangkan data batiniah adalah data yang tidak
berwujud, meliputi isi tuturan, tuturan, dan hubungan antar penutur.”40
Pada
penelitian ini data yang tidak berwujud mencakup pada aspek-aspek yang dialami
yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, meliputi interaksi siswa,
reaksi, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa
yang mencakup tingkat pemahaman serta respon siswa terhadap model
pembelajaran yang diberikan.
I. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, yaitu:
a. Wawancara
“Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan. Tujuan
dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang
tentang orang, kejadian, aktivitas, dan lain sebagainya.”41
Beberapa siswa
diajukan sejumlah pertanyaan yang sama mengenai materi pembelajaran
Bahasa Indonesia, interaksi guru dan murid, serta kegiatan proses
pembelajaran di kelas.
b. Observasi dan catatan lapangan
“Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan
kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan
atau tanpa alat bantu.”42
Observasi ini berupa catatan lapangan untuk
mengetahui aktivitas belajar siswa tanpa dan dengan menerapkan strategi
PQ4R.
40
Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.
26-27. 41
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 94. 42
Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,
(Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), Cet. II, hlm. 38.
48
c. Tes hasil belajar siswa
Dilakukan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan
perlakuan (treatment). Tes yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan
pada aspek kognitif siswa, realisasinya berupa soal esay pada siklus I dan
siklus II.
d. Kuesioner
Kuesioner pada penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model
pembelajaran strategi PQ4R yang telah dimodifikasi menjadi 5 (lima)
alternatif jawaban, yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner dilakukan
secara tertutup di dalam kelas.
e. Dokumentasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan megambil gambar kegiatan siswa
ketika pelaksanaan kegiatan berlangsung. Data yang dihasilkan berupa
gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
J. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes
berupa latihan siswa (setiap siklus) dengan menggunakan soal uraian pengisian
melalui penerapan model pembelajaran PQ4R yang bertujuan untuk mengetahui
penguasaan konsep dan pemahaman siswa. Sedangkan nontes direalisasikan
dalam bentuk wawancara dan observasi, digunakan untuk mencari informasi dan
mengetahui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran PQ4R pada
bahasan wacana argumentasi. Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap
model pembelajaran PQ4R pada bahasan wacana argumentasi dengan
membagikan lembar kuesioner pada siswa pada setiap akhir siklus.
49
K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk menguji validitas/kebenaran penelitian dan untuk mendapatkan
suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian, sehingga data tersebut dapat
dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik
kesimpulan, teknik yang digunakan peneliti untuk memeriksa data adalah tennik
triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan
memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembandingan data.”43
“Menurut Elliott, triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang,
yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang observer. Tiga
sudut pandang ini mempunyai alasan pembenaran, atau justifikasi
epistemologis.”44
Dalam hal ini teknik triangulasi yang digunakan antara lain
berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data, yakni
memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk tes, dan analisis dengan
membandingkan sebelum dan setelah penelitian.
Realisasi triangulasi tersebut untuk mengetahui kesulitan siswa dalam
memahami wacana argumentasi dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti
melakukan hal-hal berikut; (1) melakukan wawancara dengan guru untuk
mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa
dalam memahami bacaan, (2) memberikan tes pemahaman bacaan dan selanjutnya
menganalisis hasil pemahaman bacaan tersebut untuk diidentifikasi, dan (3)
review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan
kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan
informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui
kegiatan diskusi antartim (peneliti dan guru) peneliti setelah kegiatan pengamatan
maupun kajian dokumen.
43
Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan…, hlm. 60. 44
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode…, hlm. 242.
50
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
1. Tes Hasil Belajar
Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah
berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik
deskriptif komparatif) dan teknik analisi kritis. Teknik statistik deskriptif
komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil
antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada
akhir setiap siklus, yaitu membandingkan rerata kemampuan pemahaman bacaan
siswa pada kondisi sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan seterusnya.
Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis
kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja
siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang
diturunkan dari kajian teoritis maupun ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut
dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya
sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah
pengumpulan data.
2. Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Strategi PQ4R
Respon siswa terhadap model pembelajaran strategi PQ4R dapat diperoleh
dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total jawaban setiap pernyataan
pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima kombinasi pilihan jawaban.
Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun pernyataan
negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S),
Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
Kategori respon yang digunakan telah mengalami adaptasi dan
penyesuaian. Tabel terlampir.
Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang
telah diperoleh digunakan rumus45
berikut:
45
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 50.
51
F
P = X 100 %
N
Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Number of Cases
M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, kemudian penelitian
ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangan dengan melakukan tahapan pada
siklus selanjutnya. Adapun tahapan pada siklus lanjutan tersebut adalah sebagai
berikut.
Tabel 3.2
Perencanaan Tindakan
1 Perencanaan Awal Memperbaiki dan meningkatkan
pemahaman belajar siswa
Temuan Awal Siswa belum memahami dan menguasai
model strategi PQ4R
Hasil belajar dan pemahaman belum
maksimal
Diagnosis Penggunaan model pembelajaran strategi
PQ4R secara bertahap
Perencanaan Guru membuat acuan pembelajaran Rencana
Program Pembelajaran (RPP) menggunakan
penerapan strategi PQ4R
2 Tindakan Guru dan siswa menjalankan
pembelajaran dengan penerapan strategi
PQ4R yang telah disempurnakan sesuai
52
dengan prosedur
Guru menjelaskan tahapan/langkah yang
belum dimengerti siswa yang diketahui
dari hasil refleksi siklus I
Pada akhir pelajaran guru dan siswa
bersama-sama menyimpulkan materi
pelajaran.
Pada akhir pembelajarn siklus II guru
memberikan kuesioner dan tes bacaan
3 Pengamatan Mengumpulkan data penelitian. Data yang
dikumpulkan berupa catatan aktivitas siswa
dan guru dalam kegiatan pembelajaran,
kuesioner dan tes pada ahkir siklus II
4 Refleksi Mengolah dan menganalisis data yang
diperoleh pada siklus II
Menarik kesimpulan pada siklus II
Merefleksi kekurangan pada siklus II
merujuk pada IPH (Indikator Pencapaian
Hasil) > 75% dengan nilai ketuntasan
belajar > 65
Siklus III dan seterusnya
Penulisan Laporan Penelitian
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan
1. Gambaran Sekolah
a. Profil Sekolah
1. Nama Sekolah : SMA Islam Al-Mukhlishin
2. Kode Sekolah : 13 – 065
3. Status Sekolah : Negeri Swasta (pilih salah satu)
4. Status Akreditasi : A B C Belum terakreditasi
(pilih salah satu)
5. Tanggal berlaku piagam
akreditasi : 2008/2009 s.d. 2012/2013
6. Alamat Sekolah : Jl. H. Usa PO. BOX 23/PRU Ciseeng,
Bogor Telp. (0251) 8541886, Fax (0251)
8541405 Kode Pos: 16330
7. e-mail : [email protected]/
8. Kurikulum : 1994 2004 KTSP (pilih salah satu)
9. SK Pendirian/Pengukuhan
Sekolah dari Dinas Pendidikan
Prop. Jawa Barat : Nomor : 302/102/Kep/E/88
Tanggal : 13 Juni 1988
10. Piagam Akreditasi : Terakreditasi A
Nomor : 2.00/440/BAP-SM/XI/2008
Tanggal : 25 Nopember 2008
11. Nomor Data Sekolah
(NDS)/NPSN/NSS : 3002050024/20231301/302020232129
12. Nama Ketua Yayasan : Ikhwanuddin Abidin, SH
54
b. Identitas Kepala Sekolah
a. Nama Kepala Sekolah : Yaya Suhaya, S.Ag.M.Pd
b. NIP : 150.281.430
c. Izin Memimpin
(khusus sekolah swasta) : Nomor 821/316/Disdik Kepala SMA
Islam Al-Mukhlishin Berlaku tanggal
22 Oktober 2009 s.d. 22 Oktober 2010
d. Alamat Rumah : Jl. H. Usa PO. BOX 23/PRU Ciseeng,
Bogor
e. Pendidikan Terakhir : S2/UHAMKA/Magister Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan
f. No. Telp : 081311147880 / 087872013377
c. Penyelenggaraan Ujian Nasional
Penyelenggaraan Ujian Nasional (pilih salah satu: a, b atau c ):
a. Belum menyelenggarakan Ujian Nasional Ya Tidak
b. Mandiri /Penyelenggara Ya Tidak
c. Menggabung ke SMA/MA *) …….……… Kode Sekolah = .………
d. Tujuan
Secara umum tujuan SMA Islam Al-Mukhlishin merupakan bagian dari
tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
Secara khusus, tujuan SMA Islam Al-Mukhlishin sejalan dengan delapan
komponen Sekolah Standar Nasional (SSN) yang meliputi :
1. Standar Isi:
a. Menjadi sekolah yang berorientasi mutu
b. Tercapainya kurikulum SMA Islam Al-Mukhlishin Kabupaten
Bogor, mencakup:
(1) Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
55
(2) Pembuatan Silabus dan RPP
c. Tersedianya kurikulum tingkat satuan pendidikan, mencakup:
(1) Pemetaan KTSP
(2) Silabus, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator
(3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan:
a. Terpenuhinya profesionalisme dan kompetensi guru dan TU sesuai
SNP
b. Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja guru dan
TU
3. Standar Proses Pembelajaran: Terselenggaranya proses pembelajaran
sesuai SNP, yakni agar dapat memberi kesempatan peserta didik
belajar untuk:
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Memahami dan menghayati
c. Mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
d. Hidup bersama dan berguna untuk orang lain
e. Membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif,
kreatif , efektif, dan menyenangkan.
4. Standar Sarana Prasarana: Terpenuhinya sarana dan prasarana
pendidikan yang sesuai dengan SNP.
5. Standar Kompetensi Lulusan:
a. Terselenggaranya proses pembelajaran sesuai SNP
b. Terpenuhinya kelulusan sesuai SNP
c. Terpenuhinya target kejuaraan pada lomba-lomba akademik dan
non akademik.
6. Standar Pengelolaan: Tercapainya kualitas kelembagaan dan
terciptanya manajemen pendidikan sesuai dengan MBS dan SNP.
7. Standar Pembiayaan Pendidikan: Terwujudnya standar pembiayaan
sesuai SNP.
8. Standar Penilaian: Terwujudnya sistem penilaian sesuai SNP.
56
e. Visi, Misi, dan Strategi Sekolah
Visi Sekolah:
“Terwujudnya pelayanan pendidikan yang berkualitas dalam rangka
menuju civitas sekolah yang maju, mandiri, dan berprestasi berdasarkan IMTAQ
dan IPTEK”
Indikator Ketercapaian Visi:
1) Siswa berprestasi dalam aktivitas keagamaan dan berakhlak mulia.
2) Siswa berprestasi dalam mencapai nilai di atas standar KKM mata
pelajaran.
3) Siswa berdisiplin dalam bertindak.
4) Siswa berprestasi dalam berbagai lomba mata pelajaran.
5) Siswa berprestasi dalam bidang seni, budaya, dan olahraga.
6) Siswa berprestasi dalam pencapaian nilai ujian nasional dan ujian
sekolah.
7) Siswa memiliki kemandirian.
8) Siswa dapat meningkatkan potensi bakat dan minat.
Misi Sekolah:
1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya.
2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara
optimal.
3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi.
4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi
tepat guna dalam pembelajaran.
5) Membangun budaya ilmiah.
6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan.
7) Membiasakan budaya disiplin.
8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis.
9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa.
10) Melengkapi sarana prasarana dan media pembelajaran.
57
Strategi Sekolah:
Beberapa strategi yang penting diterapkan adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan suasana Islami di lingkungan sekolah.
2) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi
pada mutu.
3) Membentuk struktur organisasi sekolah guna mengefektifkan
pencapaian tujuan.
4) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional.
5) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan
pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat.
6) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media
pembelajaran yang memadai.
7) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun
pegawai.
8) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai.
9) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik
(children centre).
10) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
11) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.
f. Data Fisik Sekolah
1. Data Siswa sampai tanggal : 25 Oktober 2010
Jenis Kelamin Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
IPA IPS IPA IPS
Laki-laki 24 7 41 4 29 105
Perempuan 57 21 34 22 34 168
Jumlah 81 28 75 26 63 273
2. Jumlah Rombongan Belajar : Kelas X = 3, Kelas XI = 3, Kelas
XII = 3
3. Jumlah Ruang Belajar : 10 RKB, 2 LAB IPA (Fis/Kim/Bio)
1 Lab Komputer, 1 Lab Bahasa
58
4. Jumlah Guru dan Tata Usaha : DPK 1 orang, GTY 3 orang, GTT
28 orang, TU 2 orang
5. Data guru seluruhnya : Terlampir
6. Luas Bangunan : 9 x 7 m, 10 lokal RKB
7. Status Tanah : Milik Yayasan, luas 2,685,11 m2
8. Status Bangunan : Milik Yayasan
9. Pelaksanaan KBM : Pagi Hari, mulai pukul 07.10 –
12.50 WIB
10. Jumlah Siswa lulusan
Tahun 2009/2010 : Lulus = 93 siswa Tidak lulus = -
11. Jumlah Siswa naik kelas : Kelas XI = 103 siswa,
Kelas XII = 89 siswa
12. Jumlah siswa tidak naik kelas : Kelas X = 0, Kelas XI = 0,
Kelas XII = 0
13. Jumlah Siswa Masuk : Kelas X = 81, Kelas XI = 0,
Kelas XII = 0
14. Jumlah Siswa Keluar : Kelas X = 3, Kelas XI = 1,
Kelas XII = 0
15. Jumlah Nilai STL 2009/2010 : Tertinggi = 48,80 Terendah = 35,30
16. Besar SPP yang dipungut : Kelas X = Rp 74,500, Kelas XI =
Rp 74,500, Kelas XII = Rp 74,500
59
STRUKTUR ORGANISASI SMA ISLAM AL-MUKHLISIN TAHUN
PELAJARAN 2010/2011
Ciseeng, 25 Oktober 2010
Mengetahui, Kepala Sekolah,
Ketua Yayasan,
Ikhwanuddin Abidin, SH Yaya Suhaya, S.Ag.M.Pd.
Kepala Sekolah
Drs. Yaya Suhaya S.Ag.M.Pd.
Ketua Komite
Drs. Nanang Isom
YAYASAN
YAYASAN
Wakil Kepala Sekolah
Kepala TU
Mamat Surahmat, A.Ma
Koordinator BP
Entin Kartini Y, S.Pd.
Wali Kelas
Kelas X1
Hj. Irah, S.Pd.
Kelas X2
M. Syahrul. S.Pd.
Kelas X3
M. Yusuf, S.Ag.
Kelas XI IPS 2
M. Ilyas, S.Ag.
Kelas XI IPS 2
Irbabul Lubab, S.Ag.
Kelas XI IPS 1
Entin Kartini Y, S.Pd.
Kelas XII IPA
Deden Mulyadi, S.Pd.
Kelas XI IPA
Heri Juhaeri, S.Pd.
Kelas XI IPS 1
M. Yunus, SE
Guru
Siswa
Bidang Kesiswaan
Dadang Suhendar, S.Pd.
Bid. Sarana dan Prasana
Entin Kartini Y, S.Pd.
Bidang Kurikulum
Drs. Komarudin, M.Pd.
60
2. Penelitian Pendahuluan
Sebelum peneliti melakukan kegiatan dan rencana pelaksanaan
pembelajaran, terlebih dahulu melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian
dimulai dengan kegiatan observasi ke sekolah selama lima hari. Yayasan Al-
Mukhlisin yang sejatinya bernuansa Islami membuka jenjang pendidikan setara
dengan SMA, yaitu Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Islam Al-Mukhlisin. Namun atas dasar rekomendasi salah satu guru yang sudah di
kenal, peneliti memilih dan melakukan penelitian di SMA Islam Al-Mukhlisin.
Akhirnya selama kegiatan observasi tersebut, peneliti tertarik melakukan
penelitian di kelas XI IPS 1. Hal ini di dasarkan atas pertimbangan dari guru
bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas tersebut cenderung pasif saat kegiatan
belajar mengajar (KBM) berlangsung, dan di kelas tersebut siswa memiliki
kemampuan beragam. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan kemampuan dan
karekteristik siswa kelas XI IPS 1 sebagai berikut:
a. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas cukup teratur.
Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, meskipun masih
terlihat beberapa siswa mengantuk, bermain-main dengan alat tulis, atau
sekedar mengobrol dengan teman sebangku.
b. Metode belajar yang digunakan guru di kelas saat menyampaikan materi
pelajaran bahasa Indonesia cukup bervariasi, guru terkait sangat antusias
ketika menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Sesekali
menerapkan metode diskusi kelompok dan praktik lapangan.
c. Siswa sering terlambat masuk kelas, dan yang lebih parah ada beberapa
siswa yang tidak kembali masuk kelas setelah istirahat Saat guru
memberikan tugas di kelas, masih terlihat beberapa siswa tidak mengerti
dan menyalin tugas dari teman. Umumnya siswa yang menyalin tugas
adalah siswa laki-laki.
Berdasarkan pengamatan di kelas XI IPS 1 yang telah dipaparkan di atas,
peneliti dapat menyimpulkan karakteristik kelas tersebut dan semakin tertantang
untuk melakukan penelitian.
61
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada tahapan
perencanaan ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
catatan lapangan, dan soal. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini
adalah mengenai ruang lingkup wacana bahasa Indonesia. Sebagai bahan
penunjang pembelajaran, peneliti telah menyiapkan lembar observasi untuk
dibagikan pada seluruh siswa di kelas.
Pada pertemuan kedua peneliti mengaitkan materi pelajaran sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari, Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan
mengerjakan soal siklus I kepada siswa. Bahan yang disediakan peneliti adalah
wacana argumentasi yang telah dilengkapi dengan soal uraian yang harus
dikerjakan siswa. Selanjutnya peneliti memperkenalkan metode PQ4R sebagai
strategi membaca kepada siwa dengan harapan dapat memberikan solusi dan
kemudahan bagi siswa dalam memahami makna dan isi bacaan.
Pada pembelajaran dengan metode PQ4R, peneliti menjelaskan tahapan-
tahapan yang terdapat di dalamnya. Peneliti menjelaskan teknik-teknik
menggunakan strategi PQ4R dalam memahami bacaan dan memberikan ilustrasi
kepada siswa dalam menjawab dan menyusun pertanyaan.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini peneliti merealisasikan apa yang telah
digariskan pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak
dua kali pertemuan/tatap muka di kelas. Pada pertemuan pertama kegiatan
pembelajaran dilaksanakan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Materi yang yang dipersiapkan pada pertemuan ini mengenai wacana
argumentasi, dilanjutkan dengan kegiatan siswa mengerjakan soal pada siklus I.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan sebuah cerita yang humoris. Hal ini
dimaksudkan agar suasana kelas tidak tampak tegang dan siswa bisa lebih rileks.
Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan mengeksplorasi pengetahuan dan
apersepsi siswa yang selanjutnya dikorelasikan dengan materi pelajaran. Pada
kelas XI IPS 1 ini siswi perempuan lebih mendominasi dan tampak lebih antusias
62
dan semangat, baik itu saat penjelasan materi yang disampaikan guru, maupun
saat pelaksanaan mengerjakan tugas dan soal pada siklus I.
Gambar 4.1
Suasana Kelas XI IPS 1 dalam KBM
c. Tahap Observasi
Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti
melakukan pengamatan (observasi) untuk mengamati dan mencatat hal-hal
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan dan
interaksi siswa selama proses pembelajaran juga menjadi salah satu yang
diamati peneliti. Berikut tabel hasil pengamatan yang diperoleh peneliti
melalui lembar observasi.
Tabel 4.1
Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran
No Aspek yang diamati Tindakan I
1 Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan
guru. 70
2 Siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran. 65
3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran 65
63
4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan. 60
5 Siswa memberikan komentar dan mengajukan
pendapat. 60
6 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 65
7 Siswa terlibat langsung dalam proses KBM. 60
8 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan tahapan yang telah dijelaskan. 70
9 Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. 65
10 Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir
dan membuat kesimpulan. 65
Jumlah 645
Total skor : Jumlah Skor yang diperoleh
Jumlah aspek
: 645
10
: 64,5
Keterangan:
Skala penilaian aspek yang dinilai:
10 – 59 : Kurang
60 – 79 : Cukup
80 – 100 : Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata:
10 – 59 : Tingkat kemampuan rendah
60 – 79 : Tingkat kemampuan sedang
80 – 100 : Tingkat kemampuan Baik
Pada tabel 4.1 di atas terlihat bahwa dari sepuluh aspek atau aktivitas
siswa yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran diperoleh rata-rata 64,5
dengan kategori siswa berprestasi pada tingkat sedang. Data pendukung lain yang
diperoleh pada pertemuan awal ini adalah peneliti memberikan soal kepada siswa,
64
hal ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam
memahami makna dari sebuah bacaan. Berikut tabel hasil tes siklus I.
Tabel 4.2
Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I
No Siswa/Responden
Aspek Penilaian
Skor
Kategori
Perolehan
skor 1 2 3 4 5
1 Adi 60 60 60 63 65 62 Cukup
2 Ahmad F 60 60 65 63 60 62 Cukup
3 Ahmad N 60 60 60 60 60 60 Cukup
4 Ahmad R 70 57 60 60 65 63 Cukup
5 Aif 50 63 60 61 65 60 Cukup
6 Akmal 60 65 67 57 60 62 Cukup
7 Ari 65 60 60 65 70 64 Cukup
8 Bagus 60 60 60 60 60 60 Cukup
9 Debita 60 60 65 60 60 61 Cukup
10 Elisa 70 70 70 75 75 72 Baik
11 Ella 60 65 60 65 60 62 Cukup
12 Faishal 60 60 60 63 60 61 Cukup
13 Fauziah 70 70 70 70 70 70 Baik
14 Fida 65 67 60 70 65 65 Baik
15 Firda 60 60 60 65 65 62 Cukup
16 Fitria 65 60 65 63 60 63 Cukup
17 Ifat 73 65 63 60 65 65 Baik
18 Ila 60 60 60 60 60 60 Cukup
19 Kiki 65 65 60 65 61 63 Cukup
20 Mario 65 60 60 65 65 63 Cukup
21 Mario S 60 60 65 60 60 61 Cukup
22 Marsha 75 75 75 75 75 75 Baik
23 Meiliya 65 65 65 67 70 66 Baik
65
24 Melinda 70 70 75 70 70 71 Baik
25 Milda 60 60 60 60 60 60 Cukup
26 Mufid 55 60 60 60 65 60 Cukup
27 Nabilla 65 70 70 75 70 70 Baik
28 Ria 65 65 63 65 65 65 Baik
29 Siti 65 65 70 65 65 66 Baik
30 Syifa 61 65 60 65 60 62 Cukup
31 Urip 57 50 55 55 60 55 Cukup
32 Wahyu 56 60 60 60 57 59 Cukup
33 Welli 60 50 60 60 60 58 Cukup
34 Wiandri 70 70 70 75 75 72 Baik
35 Willy 65 60 62 60 60 65 Baik
36 Yaumul 65 63 65 65 60 64 Cukup
Jumlah Skor 2315
Total Skor : Jumlah skor yang diperoleh siswa
Jumlah siswa
: 2315
36
: 64,3
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai siklus I siswa di atas, diperoleh tingkat
penguasaan dan pemahaman siswa tertinggi, terendah, dan rata-rata dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.3
Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I
Tingkat pemahaman Persentase (%) Siklus I
Nilai Terendah Siswa 50%
Nilai Tertinggi Siswa 75%
Rata-rata Nilai Siswa 64,3%
66
Mengacu pada tabel di atas, data yang diperoleh pada nilai siklus I siswa
masih < dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan (65),
yaitu nilai rata-rata 64,3. Selanjutnya peneliti melakukan tindak lanjut pada
pertemuan dan siklus berikutnya.
d. Tahap Refleksi
Setelah melalui rangkaian penelitian mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, dan observasi diperoleh hasil penilaian siklus I. Dapat dilihat pada
tabel di atas masih banyak kekurangan dan kesalahan yang dilakukan
siswa/responden. Rata-rata nilai yang diperoleh menjadi tolak ukur karena tidak
mencapai nilai KKM yang ditetapkan. Dari jumlah keseluruhan siswa yang
mencapai 36 orang, masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah
yaitu 50. Hal ini tentu menjadi perhatian peneliti untuk melakukan evaluasi
tindakan pada siklus II.
Kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I disebabkan oleh
beberapa hal, di antaranya penggunaan waktu yang tidak efektif, hal tersebut
disebabkan karena beberapa siswa terlambat masuk kelas. Kemudian jadwal dan
pelaksanaan pembelajaran dirasakan menjadi faktor utama penyebab kekurangan
yang terjadi, siswa cenderung jenuh dan tidak bersemangat karena jadwal
pelaksanaan pembelajaran masuk di jam terakhir sekolah. Namun ketika
memerhatikan penjelasan dari guru siswa terlihat lebih serius dan sedikit demi
sedikit mencerna apa yang disampaikan dan dijelaskan guru.
4. Tindakan Pembelajaran Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
bacaan diawali peneliti dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP). Selain itu seperti dengan pertemuan sebelumnya, peneliti menyiapkan
sejumlah soal pada siklus II sebagai acuan dasar untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dalam upaya memperbaiki pada siklus I. Pada tahap ini dijelaskan
kembali metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R secara detail. Hal ini
dimaksudakan agar siswa menguasai tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam
metode tersebut. Sebagai tolak ukur tingkat pencapaian, peneliti menyiapkan
67
lembar kuesioner yang dibagikan kepada seluruh siswa untuk melakukan
pengisian berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman masing-masing.
b. Tahap Pelaksanaan
Sebagai perbaikan dari pelaksanaan sebelumnya, maka materi yang
disajikan penulis hampir serupa dengan tindakan dan pelaksanaan awal. Namun
tidak sama, hanya saja penjelasan tahap-tahap yang terdapat dalam metode PQ4R
menjadi perhatian serius. Hal ini ditujukan agar siswa benar-benar menguasai dan
mampu secara individu untuk diterapkan dalam upaya memahami segala macam
dan bentuk dari suatu wacana. Tentu saja dalam hal ini adalah wacana
argumentasi.
Pada pertemuan dan siklus II ini, siswa terlihat lebih siap. Beberapa siswa
laki-laki malah terlihat lebih semangat dan siap mengerjakan soal yang akan
dikerjakan dengan menerapkan metode PQ4R. Sesekali mereka bertanya kembali
langkah yang terdapat dalam metode PQ4R yang belum dikuasai. Seperti tidak
mau kalah, siswi perempuan terlihat lebih aktif memberikan tanggapan ketika ada
siswa yang bertanya mengenai langkah yang belum ditanyakan tersebut. Dengan
demikian suasana kelas lebih hidup dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya.
Antusiasme kelas XI IPS 1 berlanjut ketika guru membagikan lembaran
berisi soal yang harus dikerjakan siswa. Suasana kelas terlihat kondusif dan fokus
pada satu hal, yaitu memahami makna yang terdapat pada wacana argumentasi
dengan penerapan metode PQ4R. langkah per langkah dapat dijalankan dengan
baik dan semua siswa terlihat fokus pada bacaan masing-masing.
68
Gambar 4.2
Siswa Mengerjakan Soal Latihan dengan Metode PQ4R
Hasil pemahaman siswa pada siklus I mengalami peningkatan yang
signifikan pada siklus II. Berikut tabel hasil penilaian siswa pada siklus II.
Tabel 4.4
Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II
No Siswa/Responden
Aspek Penilaian
Skor
Kategori
Perolehan
skor 1 2 3 4 5
1 Adi 75 70 73 70 75 73 Baik
2 Ahmad F 65 65 65 67 65 65 Baik
3 Ahmad N 70 67 65 68 70 68 Baik
4 Ahmad R 75 67 67 70 70 70 Baik
5 Aif 70 65 63 70 70 68 Baik
6 Akmal 70 67 73 70 75 70 Baik
7 Ari 75 70 67 76 77 73 Baik
8 Bagus 70 65 68 65 70 68 Baik
69
9 Debita 75 70 73 70 75 73 Baik
10 Elisa 80 83 75 84 80 80 Sangat Baik
11 Ella 75 70 65 65 77 70 Baik
12 Faishal 75 70 65 67 70 69 Baik
13 Fauziah 85 82 77 81 84 82 Sangat Baik
14 Fida 77 70 65 70 70 70 Baik
15 Firda 75 75 70 75 77 74 Baik
16 Fitria 75 70 73 75 75 74 Baik
17 Ifat 80 70 78 75 80 77 Baik
18 Ila 65 70 65 63 70 67 Baik
19 Kiki 70 70 66 70 75 70 Baik
20 Mario 65 64 60 70 65 65 Baik
21 Mario S 70 67 70 65 70 68 Baik
22 Marsha 85 83 80 83 80 82 Sangat Baik
23 Meiliya 75 73 70 70 75 73 Baik
24 Melinda 80 80 82 78 80 80 Sangat Baik
25 Milda 75 75 70 73 75 74 Baik
26 Mufid 70 65 65 67 70 67 Baik
27 Nabilla 80 75 85 83 80 81 Sangat Baik
28 Ria 75 70 75 78 70 74 Baik
29 Siti 80 75 79 75 80 78 Baik
30 Syifa 80 83 77 80 80 80 Sangat Baik
31 Urip 65 65 68 68 65 66 Baik
32 Wahyu 70 65 67 67 70 68 Baik
33 Welli 65 64 67 65 63 65 Baik
34 Wiandri 85 85 85 85 87 85 Sangat Baik
35 Willy 75 70 73 65 67 70 Baik
36 Yaumul 65 68 65 65 60 65 Baik
Jumlah 2602
70
Hasil dan penilaian siklus II dengan menggunakan penghitungan seperti
berikut:
Total Skor : Jumlah skor yang di peroleh siswa
Jumlah siswa
: 2602
36
: 72,2
Berdasarkan Tabel 4.4 nilai siklus II siswa di atas, diperoleh tingkat
penguasaan dan pemahaman siswa tertinggi, terendah, dan rata-rata dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siklus II
Tingkat pemahaman Persentase (%) Siklus II
Nilai Terendah Siswa 63%
Nilai Tertinggi Siswa 87%
Rata-rata Nilai Siswa 72,2%
Berdasarkan data nilai pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai pada siklus II
siswa mengalami peningkatan signifikan, dengan rata-rata nilai yang diperoleh
siswa 72,2. Dengan demikian kriteria ketuntasan minimum (KKM) telah tercapai
(65). Namun bukan berarti tak ada kekurangan, masih ada nilai KKM yang belum
tercapai secara merata pada seluruh siswa. Masih ada beberapa siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM (65). Hal tersebut di dasarkan atas beberapa
faktor, diantaranya siswa tidak memperhatikan penjelasan guru secara seksama,
selain itu waktu yang disediakan dirasa tidak cukup.
c. Tahap Observasi
Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan, peneliti melakukan pengamatan
selama proses kegiatan belajar berlangsung. Aspek yang diamati meliputi segala
hal yang terjadi di kelas. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut.
71
Tabel 4.6
Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran
No Aspek yang diamati Tindakan II
1 Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan
guru. 75
2 Siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran. 75
3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran. 77
4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan. 74
5 Siswa memberikan komentar dan mengajukan
pendapat. 74
6 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 75
7 Siswa terlibat langsung dalam proses KBM. 70
8 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan tahapan yang telah dijelaskan. 80
9 Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. 75
10 Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir
dan membuat kesimpulan. 70
Jumlah 745
Total skor : Jumlah Skor yang diperoleh
Jumlah aspek
: 745
10
: 74,5
Keterangan:
Skala penilaian aspek yang dinilai:
10 – 54 : Kurang
55 – 64 : Cukup
65 – 79 : Baik
80 – 100 : Sangat Baik
72
Skala penilaian jumlah rata-rata:
10 – 59 : Tingkat kemampuan rendah
60 – 79 : Tingkat kemampuan sedang
80 – 100 : Tingkat kemampuan Baik
Dari keseluruhan nilai yang terdapat pada tabel di atas terlihat bahwa
pemahaman belajar dan aktivitas siswa mengalami peningkatan. Kategori tersebut
dilihat dari poin 4 dan poin 5, yaitu aspek siswa saat kegiatan tanya jawab dan
memberikan tanggapan, diperoleh rata-rata 74, sedangkan pada poin 8, yaitu tahap
pelaksanaan mengerjakan soal dan tugas peningkatan lebih menonjol dibanding
dengan aspek (poin) lain. Sementara kategori nilai terendah terdapat pada poin 9,
yaitu tahap evaluasi dengan rata-rata 75.
d. Tahap Refleksi
Langkah akhir dari rangkaian siklus II ini adalah merefleksi semua
kegiatan aspek pembelajaran yang telah dilaksanakan. Meninjau ulang hasil pada
tahap pelaksanaan dan mengevaluasi hasil kerja siswa. Secara umum siswa
sepakat dan menyukai metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R. Hal
tersebut dapat dilihat dari peningkatan pemahaman mereka pada wacana
argumentasi yang telah disediakan guru. Siswa merasakan dan mendapatkan
sesuatu yang baru (inovasi) dalam belajar dengan penerapan metode tersebut.
Suasana kelas tampak lebih hidup dan situasi terlihat kondusif, karena siswa
dituntut untuk fokus dan memperhatikan langkah-langkah yang terdapat dalam
metode itu.
Sebagai data pendukung dari rangkaian yang telah dilaksanakan. Pada
langkah paling akhir dari rangkaian pelaksanaan penelitian, peneliti menyebarkan
lembar kuesioner kepada seluruh siswa. Pengisian lembar tersebut didasarkan
pada pengamatan dan pengalaman siswa selama proses dan kegiatan pembelaaran.
Berikut adalah tabel hasil pengisian kuesioner siswa.
73
Tabel 4.7
Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R
No Pertanyaan Ya Kurang Tidak
Jml (%) Jml (%) Jml (%)
1
Apakah Anda menyukai
model pembelajaran PQ4R
ini?
27 75,00% 7 19,44% 2 5,55%
2
Apakah model
pembelajaran PQ4R cocok
diterapkan pada materi
wacana argumentasi?
32 88,88% 4 11,11%
3
Apakah Anda merasa
kesulitan belajar dengan
penerapan model belajar
PQ4R?
6 16,66% 10 27,77% 20 55,55%
4
Apakah model
pembelajaran ini membuat
Anda semangat
mempelajari Bahasa
Indonesia, khususnya
materi tentang wacana?
25 69,44% 11 30,55%
5
Apakah Anda merasa jenuh
dengan penerapan model
belajar PQ4R ini?
5 13,88% 9 25,00% 22 61,11%
6
Apakah dengan strategi
PQ4R dapat membuat Anda
bisa menjelaskan kembali
materi pelajaran?
22 61,11% 10 27,77% 4 11,11%
7
Apakah Anda aktif dalam
mengikuti tahapan
pembelajaran PQ4R?
22 61,11% 11 30,55% 3 8,33%
8
Apakah Anda memahami
materi dengan baik setelah
menggunakan model
pembelajaran PQ4R?
24 66,66% 12 33,33%
9
Apakah model
pembelajaran PQ4R tidak
mempengaruhi tingkat
pemahaman belajar Anda?
8 22,22% 7 19,44% 21 58,33%
10
Apakah model
pembelajaran PQ4R
dirasakan dapat
meningkatkan hasil belajar
Anda pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia?
27 75,00% 6 16,66% 3 8,33%
74
Dari persentase tabel pertanyaan seputar metode dan strategi PQ4R di atas
bisa dikatakan bahwa siswa menyukai strategi PQ4R, dan siswa merasakan
manfaat dan kegunaan strategi tersebut dalam meningkatkan pemahaman belajar
mereka pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian
dihentikan di siklus II karena tujuan penelitian telah tercapai.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di dalamnya
menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data. Instrumen itu meliputi
wawancara, observasi, tes hasil belajar, kuesioner, dan dokumentasi. Semua
instrumen tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman belajar siswa
dengan penerapan metode seperti yang telah diuraikan di atas. Adapun
pelaksanaan dari berbagai instrumen pengumpul data tersebut dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran.
Penggunaan instrumen pengumpul data yang lebih dari satu itu tiada lain
untuk memperoleh data yang valid dan benar, sehingga memiliki tingkat
keterpercayaan yang tinggi. Data yang valid adalah data yang tetap, yakni sifatnya
tidak berubah meski terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, sekian
banyak instrumen pengumpul data di atas diupayakan untuk memperoleh data
yang valid dan dapat dipercaya. Setiap instrumen yang digunakan selalu
melibatkan responden untuk memperoleh hasil (data). Wawancara dengan guru
dan siswa misalnya, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pelajaran
bahasa Indonesia dan memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian.
Pada tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data melalui
pengamatan sebelum atau ketika pelaksanaan penelitian tindakan di kelas
berlangsung. Sedangkan tes hasil belajar adalah inti dari suatu penelitian dengan
penerapan metode dan strategi yang telah ditentukan. Untuk memperoleh validitas
data yang terakhir digunakan lembar kuesioner, dimana dalam pengisian lembar
tersebut adalah benar-benar pengamatan dan pengalaman setiap siswa. Sebagai
instrumen pendukung untuk memperoleh data yang lebih valid, peneliti
75
melakukan dokumentasi dengan pengambilan gambar siswa selama penelitian
tindakan.
C. Analisis Data
Pelaksanaan analisis data dimulai dengan membaca dan bmengecek
keseluruhan data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan instrumen
pengumpulan data, baik itu berupa tes dan non tes. Data dapat dilihat sebagai
berikut.
1. Data Hasil Tes Siklus
Tabel 4.8
Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus
No Siswa/Responden Skor
Siklus I
Skor
Siklus II
1 Adi 62 73
2 Ahmad F 62 65
3 Ahmad N 60 68
4 Ahmad R 63 70
5 Aif 60 68
6 Akmal 62 70
7 Ari 64 73
8 Bagus 60 68
9 Debita 61 73
10 Elisa 72 80
11 Ella 62 70
12 Faishal 61 69
13 Fauziah 70 82
14 Fida 65 70
15 Firda 62 74
16 Fitria 63 74
76
17 Ifat 65 77
18 Ila 60 67
19 Kiki 63 70
20 Mario 63 65
21 Mario S 61 68
22 Marsha 75 82
23 Meiliya 66 73
24 Melinda 71 80
25 Milda 60 74
26 Mufid 60 67
27 Nabilla 70 81
28 Ria 65 74
29 Siti 66 78
30 Syifa 62 80
31 Urip 55 66
32 Wahyu 59 68
33 Welli 58 65
34 Wiandri 72 85
35 Willy 65 70
36 Yaumul 64 65
Jumlah Skor 2315 2602
Jumlah rata-rata keseluruhan 64,3 72,2
Indikator ketuntasan belajar yang telah dilaksanakan siswa mendapatkan
nilai > 65 pada pertemuan ketiga. Hal ini berarti siswa telah tuntas dalam
mempelajari materi wacana ini. Apabila dilihat dari persentase, tingkat
pemahaman belajar untuk setiap akhir siklus mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat dari hasil rata-rata siklus I dengan skor 64,3, dan mengalami
peningkatan dari hasil rata-rata siklus II dengan skor 72,2.
77
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan pada setiap pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang sedang berlangsung. Digunakan untuk memperoleh gambaran
dan aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Berikut hasil observasi dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa
No Aspek yang diamati Tindakan I Tindakan II
1 Siswa memberikan perhatian terhadap
penjelasan guru. 70 75
2 Siswa memberikan respon positif
terhadap pembelajaran. 65 75
3 Siswa antusias terhadap materi pelajaran. 65 77
4 Siswa aktif mengajukan pertanyaan. 60 74
5 Siswa memberikan komentar dan
mengajukan pendapat. 60 74
6 Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. 65 75
7 Siswa terlibat langsung dalam proses
KBM. 60 70
8
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
guru dengan tahapan yang telah
dijelaskan.
70 80
9 Siswa mengevaluasi materi
pembelajaran. 65 75
10 Siswa mengikuti proses pembelajaran
sampai akhir dan membuat kesimpulan. 65 70
Jumlah 645 745
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, pada kolom tindakan I pembelajaran rata-
rata memiliki skor secara keseluruhan yang cukup dan siswa dapat dikategorikan
memiliki kemampuan pamahaman yang sedang. Hal ini dapat dipahami karena
78
masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga menjurus pada pemahaman
yang tidak maksimal. Pada kolom tindakan II pembelajaran rata-rata mengalami
peningkatan dan pemahaman siswa dapat dikategorikan memiliki kemampuan
pemahaman yang tinggi. Hal tersebut dilandasi pada penguasaan konsep dan
metode yang ada pada strategi PQ4R. Secara umum siswa antusias menerapkan
metode PQ4R dalam pembelajaran di kelas.
3. Kuesioner
Data mengenai apersepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran
strategi PQ4R diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada siswa dengan
jumlah sepuluh butir item pernyataan. Lembar kuesioner memuat apersepsi siswa
terhadap metode PQ4R dalam pelaksanaan belajar memahami makna bacaan.
Seperti yang telah jelaskan di atas, lembar kuesioner diberikan setelah akhir
siklus. Kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan
jawaban, yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak
Setuju. Hasil pengisian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut (dalam bentuk
persentase).
Tabel 4.10
Apersepsi Siswa terhadap Strategi PQ4R
No Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS S R TS STS
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1
Bahasa
Indonesia
adalah salah
satu pelajaran
favorit saya
10 27,77% 18 50,00% 6 16,66% 2 5,55%
2
Saya menyukai
pelajaran
Bahasa
Indonesia pada
materi tentang
wacana
argumentasi
1 2,77% 20 55,55% 10 27,77% 4 11,11% 1 2,77%
3
Metode
pembelajaran
ceramah
membuat saya
cenderung tidak
semangat
belajar
6 16,66% 10 27,77% 3 8,33% 15 41,66% 2 5,55%
4
Penggunaan
metode ceramah
di kelas
1 2,77% 14 38,88% 5 13,88% 15 41,66% 1 2,77%
79
membuat
pemahaman
belajar saya
rendah
5
Saya menyukai
penerapan
strategi PQ4R
dalam
pembelajaran di
kelas
5 13,88% 26 72,22% 3 8,33% 2 5,55%
6
Strategi PQ4R
dapat
meningkatkan
kemampuan
saya dalam
mengkritisi dan
membuat
pertanyaan pada
sebuah wacana
14 38,88% 19 52,77% 3 8,33%
7
Penerapan
strategi PQ4R
membantu saya
mempermudah
memahami
wacana
argumentasi
9 25,00% 21 58,33% 6 16,66%
8
Dengan strategi
PQ4R saya
tertantang dan
yakin bisa
membuat
wacana
argumentasi
yang baik
4 11,11% 22 61,11% 9 25,00% 1 2,77%
9
Penerapan
strategi PQ4R
membuat situasi
belajar di kelas
lebih kondusif
4 11,11% 23 63,88% 7 19,44% 1 2,77% 1 2,77%
10
Suasana belajar
di kelas menjadi
lebih
menyenangkan
dengan
penerapan
model dan
strategi PQ4R
6 16,66% 22 61,11% 7 19,44% 1 2,77%
Kuesioner apersepsi siswa terhadap metode PQ4R dalam pembelajaran
bahasa Indonesia mengenai aspek pemahaman membaca digunakan untuk
mengukur skor hasil pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R di kelas.
Kuesioner diberikan setelah akhir siklus. Seperti yang telah disebutkan di atas
kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan jawaban,
yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.
80
Berdasarkan tabel 4.10 di atas tampak bahwa rata-rata siswa 27,77%
menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian penggunaan strategi PQ4R
diterapkan di kelas dalam kegiatan pembelajaran, sebanyak 26 siswa cenderung
lebih menyukai dibandingkan metode ceramah dengan persentase sebesar 72,22%.
Hal tersebut di dasarkan atas pengamatan dan pengalaman masing-masing siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Sebanyak 61,11 % persentase siswa beranggapan
bahwa penerapan strategi tersebut akan membawa perubahan yang baik dan
situasi pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Sehingga memberi dampak
pada kondisi kelas yang kondusif.
D. Interpretasi Hasil Analisis
Hasil yang diperoleh dalam pengamatan pada penelitian ini menunjukkan
bahwa secara umum siswa menyukai metode belajar dengan penerapan strategi
PQ4R. Berawal dari rasa ingin tahu siswa mengenai metode tersebut kemudian
berubah menjadi sesuatu yang baru dan menyenangkan untuk diterapkan dalam
belajar. Respon positif yang tampak pada sikap dan perhatian siswa terhadap guru
saat kegiatan pembelajaran dan penjelasan metode tersebut sangat dirasakan.
Semangat yang ditunjukkan siswa berdampak pada hal positif, siswa tidak
lagi mengantuk dan mengobrol dengan teman sebangku saat kegiatan
pembelajaran. Mereka lebih antusias dengan apa yang disampaikan guru di kelas.
Bukti perubahan sikap tersebut diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan, yaitu sebagian besar siswa beranggapan bahwa mereka butuh inovasi
dan suasana baru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Inovasi yang dimaksud
siswa adalah perubahan metode belajar konvensional (teacher centered) menjadi
metode konstruktivistik (student centered), siswa ingin terlibat dalam setiap aspek
pembelajaran, mampu menemukan dan cara pemecahan suatu masalah, tahu
bagaimana cara dan metode belajar yang tepat ketika tidak di dampingi guru.
Dengan kata lain siswa merasakan manfaat dan hasil penerapan strategi
PQ4R dalam pemahaman belajar mereka. Mereka mampu menemukan makna dari
suatu bacaan, ide pokok dan pemecahan suatu masalah. Strategi PQ4R dengan
enam langkah yang sistematis dan mudah dipelajari memang di proyeksikan untuk
81
kegiatan membaca siswa, memperoleh pemahaman dari apa yang dibaca, serta
menemukan makna dari bacaan tersebut.
E. Pembahasan Temuan Penelitian
Mengacu pada permumusan masalah pada bab awal, pembahasan temuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penerapan strategi belajar PQ4R dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat
meningkatkan pemahaman belajar siswa, khususnya materi wacana
argumentasi.
Jika mengacu pada pengisian lembar kuesioner dan observasi siswa selama
kegiatan pembelajaran, siswa tampak lebih fokus dan perhatian mereka tertuju
dengan apa yang ada di hadapan mereka. Dengan seksama mereka
mendengarkan penjelasan guru langkah-langkah yang ada dalam strategi
PQ4R. Karena hanya dengan sikap seperti itulah akan memudahkan mereka
dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga dampak yang mereka
rasakan adalah kemudahan dalam belajar.
2. Penerapan strategi belajar PQ4R dalam kegiatan membaca dapat membantu
siswa menemukan makna dan isi dari suatu bacaan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan strategi PQ4R pada kegiatan
membaca, siswa yang awalnya tidak mengetahui maksud dan makna dari
yang mereka baca, kini dengan penerapan strategi PQ4R mereka mampu
menemukan keduanya (maksud dan makna bacaan). Mereka tidak lagi
mengandalkan teman yang lebih pintar atau bekerja sama dalam mengerjakan
soal, tapi mempunyai keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi bahwa
setiap siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang sama dengan siswa
lain yang lebih pintar. Perubahan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.8.
82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian mengenai peningkatan
siswa memahami wacana argumentasi dengan penerapan strategi PQ4R, maka
penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan dan saran.
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Islam Al-
Mukhlisin, maka penulis mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Hasil pemahaman belajar siswa pada siklus I rata-rata 64,5%, sebanyak 24
siswa masih memperoleh nilai < 65. Indikator pencapaian hasil (IPH) belajar
siswa pada siklus I tidak tercapai karena belum mencapai batas kriteria
ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan (65). Aspek penilaian siswa
pada siklus I dikatakan cukup dan tingkat kemampuan siswa pada siklus I
berskala sedang.
2. Hasil pemahaman belajar siswa pada siklus II rata-rata sebesar 72,2% dari
jumlah 36 siswa keseluruhan memperoleh nilai > 65. Berdasarkan hasil
tersebut indikator pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II telah tercapai,
melebihi batas KKM (65) yang ditetapkan. Sedangkan hasil yang diperoleh
pada lembar kuesioner mengenai respon siswa terhadap penerapan model
pembelajaran strategi PQ4R di kelas sebesar 72,22%. Persentase tersebut
dikategorikan baik.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, yang menyatakan bahwa tingkat
pemahaman belajar siswa pada siklus I 64,5% mengalami peningkatan setelah
siswa melakukan kegiatan belajar dengan penerapan strategi PQ4R pada siklus II
72,2%, maka penulis menyampaikan saran.
1. Apabila guru menggunakan strategi PQ4R di kelas, selama proses kegiatan
belajar mengajar (KBM) jangan membuat kesan yang monoton.
83
2. Sebaiknya gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami siswa.
3. Hendaknya menetapkan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan.
4. Membimbing dan memperhatikan siswa satu per satu pada saat melakukan
pelatihan.
5. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah guru harus bisa memotivasi
siswa untuk belajar.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
Jakarta: Kencana, 2010.
Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi Prodi
Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2010.
Ali, Muhamad. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali
tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17
Desember 2010.
Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
Cet. V, 2003.
Arifin, Zainal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:
Akademika Pressindo, Cet. XI. 2009.
Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet.
VIII, 2008.
A. M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010.
Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2008.
Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Collage, Muskingum. General-Purpose Learning Strategies Reading Compre
hension, tersedia dalam http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf,
hlm. 68, diakses pada 20 Desember 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet.
III. 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. III, 2006.
85
Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet.
XIII, 2008.
Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia,
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007.
Madya, Suwarsih. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI-
ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010.
Maimunah, Siti Annijat. Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher, 2007.
Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta,
Cet. V, 2010.
Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana, Bandung: Yrama Widya, 2008.
Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII,
2009.
Sumiyati, Uum. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta:
UIN Jakarta, 2008.
Supinah, Roslani. Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan
Koneksi Matematika Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta,
2010.
Suwandi, Sarwiji. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah,
Surakarta: Yuma Pustaka, Cet. II, 2010.
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,
Bandung: Angkasa, 2008.
86
Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2007.
Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad. blogspot. Com/
2008/04/penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.
87
LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI
Nama : AHMAD FAUZIE
NIM : 106013000286
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Program Studi : Bahasa Indonesia
Judul : Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui
Penerapan Strategi PQ4R
Pembimbing : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd
No Judul buku/Referensi Paraf
Pembimbing
1
Abdul Chaer. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta,
2003.
2 Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil
Belajar Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA,
Jakarta: UIN Jakarta, 2010.
3 Alek Abdullah dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010.
4 Asri Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:
Rineka Cipta, Cet. I, 2008.
5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.
6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.
III, hlm. 37.
7 Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari
www.balitbang.depdiknas.go.id.
8 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran,
Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III. 2006.
88
9
Gorys Keraf. Argumentasi dan Narasi, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2007.
10 Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003.
11 Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008.
12 Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia,
Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIII, 2008.
13 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani,
Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2007.
14 Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005.
15 Muhamad Ali. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia
dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/
2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17
Desember 2010.
16 Muskingum Collage. General-Purpose Learning
Strategies Reading Comprehension, tersedia dalam
http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf, hlm. 68,
diakses pada 20 Desember 2010.
17 Roslani Supinah. Pengaruh Strategi Pembelajaran
PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika
Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010.
18 Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.
19 Sarwiji Suwandi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan
Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, Cet.
II, 2010.
20 Siti Annijat Maimunah. Buku Pintar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.
21 Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010.
22 Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III,
2005.
89
23 Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008.
24 Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. VII, 2009.
25 Suwarsih Madya. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-
Line, www.KTI- ONLINE.com, diakses 17 Desember
2010.
26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi
Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006.
27 Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode
Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006.
28 Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka,
Cet. I, 2007.
29 Uum Sumiyati. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R
dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa,
Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN
Jakarta, 2008.
30 Yayat Sudaryat. Makna dalam Wacana, Bandung:
Yrama Widya, 2008.
31 Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam
http://uyad. blogspot. Com/ 2008/04/penelitian-
tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.
32 Wina Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet.
IV, 2008.
33 Zainal Arifin dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa
Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI.
2009.
Jakarta, Maret 2011
Menyetujui
Pembimbing
Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.