peningkatan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen …

181
1 PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta, Semester Ganjil, Tahun Ajaran 2011/2012) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh Durrah Nafisah NIM 107013000945 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

1

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN

MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta,

Semester Ganjil, Tahun Ajaran 2011/2012)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Durrah Nafisah

NIM 107013000945

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

2

ABSTRAK

DURRAH NAFISAH, 107013000945; Peningkatan Pemahaman Unsur Intrinsik

pada Cerpen melalui Metode Kooperatif Tipe Student Teams Achievement

Division (STAD). Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MA As-

Syafi‟iyah 01 Jakarta. Skripsi. Jakarta: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

cerpen dan unsur intrinsik cerpen pada siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01

Jakarta melalui metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD). Metode penelitian yang digunakan adalah metode tindakan kelas atau

action research.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode pengamatan atau observasi,

catatan lapangan, jurnal siswa, foto, dan pelaksanaan tes unsur intrinsik pada

cerpen di setiap akhir pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan satu siklus, yang

terdiri dari dua pertemuan. Satu siklus itu terdiri dari empat tahapan, yaitu:

perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan

(observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian dilakukan di MA As-Syafi‟iyah

01 Jakarta Selatan, pada siswa kelas X yang berjumlah 25 siswa, Tahun Ajaran

2011/2012.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata

pemahaman siswa terhadap unsur intrinsik pada cerpen melalui metode kooperatif

tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pada saat pretest nilai rata-rata

siswa sebesar 61,80, sedangkan pada saat posttest nilai rata-rata siswa sebesar

77,40 (> nilai SKBM 65). Peningkatan juga terjadi terhadap antusiasme dan

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, tanggung jawab, dan kerja sama

pada kelompok maupun pribadi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru.

Kata kunci: Unsur Intrinsik pada Cerpen, Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD,

dan Hasil Belajar.

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

3

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbil „alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT, atas segala taufik dan hidayahNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa Allah SWT

berikan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan

pengikutnya yang setia.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak menerima saran, petunjuk,

bimbingan, dan masukkan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa‟i, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Ibu Rosida Erowati, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing, yang telah

memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh kesabaran dan

keikhlasan hingga terselesaikan skripsi ini.

4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, khususnya dosen-dosen

di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama mengikuti

perkuliahan.

5. Chairil Gibran Ramadhan. Makasih Bang atas kepercayaan dan cerpen-

cerpennya yang menarik!

6. Bapak Anwar Rusli, S.Ag., M.M selaku Kepala Sekolah MA As-Syafi‟iyah

01 Jakarta, yang telah memberikan izin dan kesempatan penulis untuk

melaksanakan penelitian.

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

4

7. Bapak Muhammad Idrus, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia MA As-

Syafi‟iyah 01 Jakarta, yang telah membantu penulis dalam mengambil data.

8. Guru dan karyawan MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta. Terima kasih atas doanya.

9. Seluruh siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah, yang telah setia menerima

pembelajaran pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.

10. Teman-teman seperjuanganku, PBSI Angkatan 2007, khususnya untuk kelas

B. Terima kasih atas saran dan informasinya.

11. Teman-teman kosanku: Selly, Nurul, Sheila, Fitri, Mbak Ruroh, Mbak Isna,

dan Nur. Terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

12. Teman-teman Initiative of Change (IofC) Indonesia. Thank‟s for your

attention and your support, Guys!

13. Untuk keluargaku tercinta: Umi, Ayah, Kak Rara, Mas Rio, dan Rafa.

Dengan doa dan cinta kasih dari kalian penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

14. Teristimewa untuk Q Naf‟an Alfatih. Terima kasih untuk doa, motivasi, dan

sarannya.

Terima kasih juga dihaturkan kepada pihak yang tidak tersebutkan namun telah

memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga Allah SWT

membalas kebaikan kalian. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak yang membantu, meskipun skripsi ini masih banyak kekurangannya.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk

perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

Penulis,

Durrah Nafisah

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

5

DAFTAR ISI

ABSTRAK 2

KATA PENGANTAR 3

DAFTAR ISI 5

DAFTAR TABEL 10

DAFTAR GAMBAR 11

DAFTAR LAMPIRAN 12

BAB I PENDAHULUAN 14

A. Latar Belakang Masalah 14

B. Identifikasi Masalah 16

C. Batasan dan Rumusan Masalah 16

D. Tujuan Penelitian 17

E. Manfaat Penelitian 17

BAB II KAJIAN TEORI 19

A. Membaca 19

1. Pengertian Membaca 19

2. Tujuan Membaca 20

3. Jenis-Jenis Membaca 21

4. Membaca Pemahaman 21

B. Cerita Pendek 23

1. Hakikat Cerita Pendek 23

2. Ciri-ciri Cerita Pendek 23

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

6

3. Unsur Intrinsik Cerpen 24

a. Tema 25

b. Plot/ Alur 25

c. Penokohan dan Perwatakan 26

d. Latar (Setting) 27

e. Sudut Pandang 28

f. Gaya Bahasa 29

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 35

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif 35

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif 36

3. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif 38

4. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif 39

5. Student Teams Achievement Division (STAD) 39

6. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 40

D. Kerangka Berpikir 40

E. Bahasan dan Hasil Penelitian yang Relevan 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 43

A. Tempat dan Waktu Penelitian 43

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan 43

C. Subjek/ Partisipan dalam Penelitian 44

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 44

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

7

E. Tahapan Intervensi Tindakan 44

1. Perencanaan Tindakan 45

2. Pelaksanaan Tindakan 45

3. Pengamatan 46

4. Refleksi 46

F. Hasil Intervensi Tindakan 46

G. Data dan Sumber Data 47

H. Instrumen dan Pengumpulan Data 47

1. Tes Kemampuan 47

2. Lembar Observasi 48

3. Jurnal Siswa 48

4. Catatan Lapangan 48

5. Dokumentasi 49

I. Teknik Pngumpulan Data 49

1. Tingkat Kesukaran Soal 49

2. Uji Validitas 50

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi 51

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 52

1. Uji Hipotesis 52

2. Analisis Data 53

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan 54

M. Pengajuan Hipotesis 54

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

8

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI

HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN 56

A. Deskripsi Data Sekolah 56

1. Sejarah dan Profil Sekolah 56

2. Visi 57

3. Misi 57

4. Tujuan 57

5. Keadaan Guru 59

6. Jumlah Siswa 60

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/ Hasil Intervensi Tindakan 61

1. Deskripsi Perencanaan Tindakan 61

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 63

a. Pertemuan Pertama 63

b. Pertemuan Kedua 69

3. Pemeriksaan Keabsahan Data 74

a. Uji Hipotesis 74

4. Deskripsi dan Hasil Analisis Data 78

a. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Pretest Pemahaman

Unsur Intrinsik pada Cerpen 78

b. Deskripsi Hasil dan Analisis Data Posttest Pemahaman

Unsur Intrinsik pada Cerpen 80

c. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Tingkat Kesukaran Soal

Pretest 84

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

9

d. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Tingkat Kesukaran Soal

Posttest 84

5. Interpretasi Hasil Analisis 86

6. Pembahasan Temuan Penelitian 87

a. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran 87

b. Deskripsi dan Hasil Analisis Tingkah Laku Guru dalam

Pembelajaran 89

c. Deskripsi dan Hasil Analisis Catatan Lapangan dalam

Pembelajaran 91

d. Deskripsi Jurnal Siswa 92

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 93

A. SIMPULAN 93

B. SARAN 94

DAFTAR PUSTAKA 95

LAMPIRAN

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

10

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar

Konvensional 36

Tabel 2 : Klasifikasi Indeks Kesukaran 50

Tabel 3 : Daftar Nama Guru dan Karyawan MA AS-Syafi‟iyah 01 Jakarta Tahun

Ajaran 2011/ 2012 59

Tabel 4 : Jumlah Siswa/i MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta Tahun Ajaran 2011/2012

60

Tabel 5 : Hasil Pretest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen 69

Tabel 6 : Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru pada Pertemuan Kedua

71

Tabel 7 : Hasil Posttest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen 73

Tabel 8 : Skor Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen saat Pretest dan Posttest

75

Tabel 9 : Data Hasil Pretest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen 78

Tabel 10 : Data Hasil Posttest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen 81

Tabel 11 : Nilai minimal, Maksimal, Rata-Rata, Variansi, dan Simpangan Baku

Pretest dan Posttest 84

Tabel 12 : Indeks Kesukaran Soal Pretest 84

Tabel 13 : Indeks Kesukaran Soal Posttest 85

Tabel 14 : Hasil Rata-Rata Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 87

Tabel 15 : Hasil Rata-Rata Aktivitas Guru dalam Pembelajaran 90

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Jenis-Jenis Membaca 21

Gambar 2 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas 45

Gambar 3 : Struktur Organisasi MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta 58

Gambar 4 : Gedung Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi‟iyah 63

Gambar 5 : Keadaan Siswa setelah Dibagi per Kelompok 66

Gambar 6 : Kegiatan Belajar dan Mengajar 67

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

12

DAFTAR LAMPIRAN

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Materi Pembelajaran

3. Soal Pretest

4. Soal Posttest

5. Lembar Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

6. Penilaian Siswa terhadap Guru

7. Catatan Lapangan

8. Jurnal Siswa

9. Cerpen Pretest

10. Cerpen Posttest

11. Daftar Nama Siswa MA As-Syafi‟iyah Kelas X MA As-Syafi‟iyah 01

Jakarta

12. Soal Pretest Nilai Tertinggi

13. Soal Pretest Nilai Terendah

14. Soal Posttest Nilai Tertinggi

15. Soal Posttest Nilai Terendah

16. Tugas Kelompok Siswa

17. Penilaian Siswa terhadap Guru pada Pertemuan Pertama

18. Penilaian Siswa terhadap Guru pada Pertemuan Kedua

19. Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Pertemuan

Pertama

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

13

20. Penilaian Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran pada Pertemuan Kedua

21. Jurnal Siswa pada Pertemuan Pertama

22. Jurnal Siswa pada Pertemuan Kedua

23. Catatan Lapangan

24. Sejarah dan Profil Sekolah

25. Distribusi Uji Validitas Soal Pretest

26. Distribusi Uji Validitas Soal Posttest

27. Surat Bimbingan Skripsi

28. Foto Kegiatan

29. Rencana Penetapan SKBM

30. Surat Keterangan Penelitian

31. Surat Pengajuan Proposal Skripsi

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.

Komunikasi adalah proses pengiriman atau penerimaan informasi atau

pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan

yang dimaksud dapat dimengerti. Salah satu cara agar pesan yang

dimaksud dapat dimengerti adalah dengan menggunakan bahasa yang

sama.

Seperti kita ketahui bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa

komunikasi bangsa Indonesia. Hal ini juga tertuang dalam Sumpah

Pemuda butir ketiga yang berbunyi:

“Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, Bahasa

Indonesia”.

Begitu pula dengan Undang-Undang Kebahasaan Pasal 2 yang

menyebutkan bahwa Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa

nasional dan bahasa negara. Tak heran apabila mata pelajaran Bahasa

Indonesia kemudian diberikan sejak masih di bangku Sekolah Dasar (SD)

hingga Perguruan Tinggi. Siswa diharapkan mampu menguasai,

memahami, dan dapat mengimplementasikan keterampilan berbahasa,

seperti mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Sastra Indonesia juga merupakan bagian dari pembelajaran Bahasa

Indonesia. Meski porsi pembelajaran sastra lebih sedikit, masih ditemukan

materi puisi, prosa, dan drama. Salah satu bentuk prosa yang diajarkan

adalah cerpen, karena cerpen merupakan salah satu genre prosa yang

populer. Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap beberapa siswa

tentang cerpen, mereka masih bingung tentang perbedaan antara amanat

dan tema dari suatu cerpen bahkan ada pula yang tidak mengerti tentang

unsur intrinsik cerpen padahal mereka sudah diajarkan oleh guru. Hal

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

15

tersebut mungkin disebabkan karena guru yang menyampaikan

pembelajarannya secara monoton sehingga pembelajaran Bahasa

Indonesia cenderung membosankan dan kurang menarik minat siswa. Pada

akhirnya, hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa untuk pembelajaran

cerpen kurang memuaskan.

Sebenarnya masalah seperti di atas bisa diatasi dengan menjadi

guru kreatif, yaitu guru yang selalu memandang bahwa keragaman siswa

adalah sebuah potensi besar yang harus dikembangkan di sekolah. Guru

kreatif selalu resah dan gelisah dengan strategi pembelajarannya dan selalu

memperbaiki dirinya sendiri dengan berbagai penelitian tindakan kelas,

mencoba mencari metode-metode baru dalam pembelajaran sehingga

hasilnya sangat bermanfaat untuk dirinya sendiri maupun guru-guru yang

lain.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa

secara aktif adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran ini diawali

dengan guru menyajikan materi pelajaran, dilanjutkan dengan siswa

bekerja dalam kelompok yang terdiri dari empat sampai lima anggota yang

dibentuk secara heterogen (berbeda intelegensi, sosial, dan suku). Setelah

kegiatan kelompok dilakukan maka setiap siswa akan mengerjakan

kuis/tes individual. Tetapi dalam mengerjakan kuis, setiap siswa harus

bekerja secara individu. Setelah kuis, dilakukan skor, yaitu skor

perkembangan individu, dan diakhiri dengan tahap pemberian

penghargaan bagi setiap kelompok yang berprestasi didasarkan pada rata-

rata skor perkembangan siswa dalam kelompok. Ide utama dari metode

kooperatif tipe STAD adalah memotivasi siswa untuk mendorong dan

untuk saling membantu di antara siswa dalam menguasai keterampilan

atau pengetahuan yang disajikan guru.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti memilih judul

“Peningkatan Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen melalui Metode

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)”.

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

16

Penerapan metode ini sebagai upaya peningkatan pemahaman unsur

intrinsik pada cerpen untuk siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta.

B. Identifikasi Masalah

1. Pemahaman awal siswa terhadap cerpen dan unsur intrinsiknya.

2. Proses pembelajaran unsur intrinsik pada cerpen dengan

menggunakan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division).

3. Apakah penggunaan metode kooperatif tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang

unsur intrinsik cerpen?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, masalah dalam penelitian perlu

dibatasi. Adapun masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement

Division) untuk materi unsur intrinsik pada cerpen untuk kelas X

tingkat Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division) agar meningkatkan

hasil belajar pemahaman unsur intrinsik pada cerpen untuk

siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta?

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

17

b. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas X MA As-

Syafi‟iyah 01 Jakarta dengan metode kooperatif tipe STAD

(Student Teams Achievement Division)?

D. Tujuan Penelitian

Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe STAD dalam

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.

2. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan metode

kooperatif tipe STAD dalam pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis

maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut akan

dijelaskan berikut ini:

1. Manfaat Teoretis

a. Sebagai bahan perbandingan bagi guru untuk pengajaran

unsur intrinsik pada cerpen dengan menggunakan metode

kooperatif tipe STAD.

b. Sebagai bahan referensi belajar bagi siswa atau pihak-pihak

sekolah yang berkepentingan.

c. Untuk menambah khasanah tentang konsep metode

kooperatif tipe STAD dan aspek-aspek lain yang berkaitan

dengan peningkatan pemahaman siswa tentang unsur

intrinsik pada cerpen.

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

18

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Sekolah

Sebagai khazanah atau pengayaan berbagai metode dalam

pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Bagi Guru

Sebagai masukan adanya variasi strategi pembelajaran dan

lebih terarah dalam membimbing kegiatan siswa secara

bertahap.

c. Bagi Siswa

Adanya variasi pembelajaran yang mengarahkan siswa

menjadi lebih proaktif, kreatif, dan menarik minat serta

termotivasi belajar dalam memahami unsur intrinsik pada

cerpen.

d. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman dalam meneliti dan memahami

berbagai konsep tentang variasi metode dan pendekatan

dalam pembelajaran memahami unsur intrinsik pada

cerpen.

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

19

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Membaca

Menurut Christine Nuttel “Reading is (a) understand, interpret,

meaning, sense, etc., (b) decode, decipher, identify, etc., (c) articulate,

speak, pronounce, etc”.1 Membaca adalah salah satu bagian dari empat

keterampilan berbahasa. Meskipun tidak menghasilkan bahasa, seperti

halnya berbicara dan mengarang, membaca termasuk salah satu dari empat

bagian pengajaran bahasa yang amat penting.2 Dalam hal ini akan

dijelaskan pengertian membaca, tujuan yang terkandung dalam kegiatan

membaca, serta jenis-jenisnya.

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau

bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang

merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan

sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat

dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses

membaca itu tidak terlaksana dengan baik.

Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses merekam

dan penguraian (a recording and decoding process), berlainan

dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian

(encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding) adalah

1 Nida Husna, Step by Step to Reading Skills (Step 1, First Edition), (Jakarta: English

Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training), h. 4

2 Eman A. Rahman dan Sudarno, Kemampuan Berbahasa Indonesia, Cet. Ke-1, (Jakarta:

PT Hikmat Syahid Indah, 1986), h. 95

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

20

menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna

bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan

tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.3

Dari beberapa definisi membaca yang telah dipaparkan di

atas, maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu

aktivitas yang melibatkan indra penglihatan, ingatan, kecerdasan,

dan pemahaman untuk memperoleh informasi yang disampaikan

penulis melalui lambang-lambang.

2. Tujuan Membaca

Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi dan memahami makna

bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan

maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Tujuan

membaca menurut Anderson adalah sebagai berikut.

a. Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau

fakta-fakta (reading for details or facts).

b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for

main ideas).

c. Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan,organisasi

cerita (reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi

(reading for inference).

e. Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk

mengklasifikasikan (reading to classify).

f. Membaca untuk menilai dan mengevaluasi (reading to

evaluate).

3 Henry Guntur Tarigan, Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 1979), Cet. Ke-1, h. 7

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

21

g. Membaca untuk memperbandingkan atau

mempertentangkan (reading to compare or contrast).4

3. Jenis Membaca

Berikut ini adalah gambar tentang jenis membaca. Namun peneliti

hanya menjelaskan tentang membaca pemahaman.

Membaca Nyaring Membaca Survei

Membaca Membaca Ekstensif Membaca Sekilas

Membaca dalam Hati Membaca Dangkal Membaca Teliti

Membaca Telaah Isi Membaca Pemahaman

Membaca Kritis

Membaca Intensif Membaca Ide-Ide

Membaca Telaah Membaca Bahasa

Bahasa Membaca Sastra

Gambar 1

Jenis-Jenis Membaca

4. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah

salah satu bentuk dari kegiatan membaca dengan tujuan utamanya

untuk memahami isi pesan yang terdapat dalam bacaan. Membaca

pemahaman lebih menekankan pada penguasaan isi bacaan, bukan

pada indah, cepat atau lambatnya membaca.

4Ibid., h. 9-10

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

22

Membaca merupakan proses berpikir untuk dapat

memahami bacaan. Seorang pembaca terlebih dahulu harus

memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapi melalui proses

asosiasi dan eksperimental, kemudian membuat kesimpulan

dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi

bacaan.

Pengajaran membaca pemahaman merupakan pengajaran

yang sangat penting. Jika diselenggarakan dengan baik, pengajaran

ini akan memberikan dampak yang positif terhadap keberhasilan

siswa pada masa mendatang. Melalui pengajaran membaca

pemahaman yang dirancang dan dilaksanakan dengan baik, siswa

tidak saja memperoleh peningkatan dalam kemampuan bahasanya,

melainkan juga mampu bernalar, berkreativitas, dan

penghayatannya tentang nilai-nilai moral. Namun semua itu

bergantung pada guru yang menyelenggarakan proses belajar

mengajar di kelas.

Melalui pengajaran membaca pemahaman membuka „dunia

baru‟ bagi siswa, yaitu dunia buku dan dunia pengetahuan. Selain

itu melalui pengajaran membaca pemahaman, guru juga

memberikan kepada siswa kemungkinan untuk menjelajahi dunia

pengetahuan yang sangat luas. Peranan ini akan bertambah besar

karena di masa depan sebagian besar informasi disampaikan

melalui tulisan.5

5 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas

Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2008), Cet. Ke-1, h. 80

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

23

B. Cerita Pendek

1. Hakikat Cerita Pendek

Menurut Dictionary of the English Language, “A short

piece of prose fiction, having few characters and aiming at unity of

effect”.6 Cerita pendek, atau yang lebih populer dengan akronim

cerpen, merupakan bagian dari jenis prosa. Sebuah cerpen tidak

dilihat panjang pendeknya halaman atau pun kata-kata yang

dikandungnya. Cerita pendek merupakan suatu cerita tentang

kejadian kecil dalam kehidupan. Dengan demikian cerita pendek

adalah suatu cerita yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian

apa saja yang menyangkut persoalan jiwa atau kehidupan manusia.

Misalnya sebuah karangan pendek tentang keadaan warung

bukanlah sebuah cerpen, tetapi karangan tentang keadaan di

warung akan menjadi cerpen jika di dalamnya dijalinkan suatu

peristiwa, suatu kejadian yang menyangkut persoalan jiwa salah

seorang atau beberapa orang di warung itu.7

2. Ciri-Ciri Cerita Pendek.

Ciri-ciri cerita pendek yaitu:

a. Penyampaian cerita secara singkat dan padat.

b. Jalinan jiwa dan kejadian bulat dan padu, di dalamnya

mengandung unsur pertikaian yang akhirnya mencapai

klimaks dan diakhiri dengan penyelesaian masalah.

c. Tema cerita tentang nilai kemanusiaan, moral dan etika.

6 The American Heritage, Short Story, http://www.thefreedictionary.com/short+story, 20

Oktober 2011, Pukul 09:52 WIB.

7 Widjojoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI

PRESS, 2007), Cet. Ke-1, h. 37

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

24

d. Membicarakan masalah tunggal dan dapat dibaca dalam

waktu singkat.

e. Memusatkan perhatian pada tokoh protagonis.

f. Adanya kebulatan kisah (cerita).

g. Bahasa yang dipergunakan dalam cerita tajam, sugestif, dan

menarik perhatian.

h. Sebuah cerita pendek mengandung interpretasi pengarang

tentang konsepsinya mengenai kehidupan baik secara

langsung maupun tidak langsung.

i. Sebuah cerita pendek harus menimbulkan efek dalam pikiran

pembaca.

j. Dalam cerita pendek terdapat satu kejadian atau persoalan

yang menguasai jalan cerita.

k. Cerita pendek bergantung pada satu situasi.

l. Pelaku utama mengalami perubahan nasib dan cerita

berkembang dengan memusat. Alur cerita berpusat pada

peristiwa yang memberi rangsangan pada pembaca.8

3. Unsur Intrinsik Cerpen

Cerpen memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang

berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung

mempengaruhi bangunan suatu karya. Namun untuk pembahasan

teori, peneliti menyajikan unsur intrinsik, sesuai dengan judul

penelitian.

8 Ibid., h. 37

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

25

Unsur intrinsik cerpen meliputi:

a. Tema

Menurut M. H. Abrams “Theme is sometimes used

intechangeably with „motif‟, but the term is more usefully

applied to a general concept or doctrine, whether implicit

or asserted, which an imaginative works is designed to

incorporate and make persuasive to the reader”.9 Kata

tema seringkali disamakan dengan pengertian topik.

Padahal kedua istilah itu mengandung pengertian yang

berbeda. Topik berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema

merupakan suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak

diperjuangkan dalam fiksi. Tema sering juga disebut ide

atau gagasan yang menduduki tempat utama dalam pikiran

pengarang sekaligus tempat utama dalam cerita.

b. Plot/ Alur

Plot atau alur, kadang-kadang disebut juga jalan

cerita, ialah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang

disusun secara logis. Plot dibangun oleh beberapa peristiwa

yang biasa disebut alur. Unsur-unsur alur yaitu:

1) Perkenalan

2) Pertikaian

3) Perumitan

4) Klimaks/ puncak

5) Peleraian

6) Akhir

9 M. H. Abrams, A Glossary of Literary Terms, (Boston: Thomson Learning), Cet. Ke-7,

h. 170)

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

26

Unsur-unsur alur ini tidak selalu urutannya bersusun

seperti itu, tetapi ada yang dari tengah dulu, lalu kembali ke

peristiwa awal, kemudian berakhir. Ada pula yang dari

akhir menuju ke tengah kemudian sampai ke awal. Karena

kedudukan unsur intrinsik inilah, maka ada yang disebut

alur maju, mundur, dan alur maju mundur.

Berdasarkan kualitas hubungan tiap unsur alur, maka

ada alur longgar dan alur erat. Yang dimaksud alur longgar

adalah jika sebagian peristiwanya kita lepaskan (tidak

dibaca) tidak mengganggu keutuhan ceritanya. Sedangkan

alur erat, bila sebagian ceritanya kita tinggalkan akan

mengganggu keutuhan cerita 10

c. Penokohan dan Perwatakan

Masalah penokohan dan perwatakan merupakan salah

satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amat

penting dan bahkan menentukan. Karena tidak akan

mungkin ada suatu karya fiksi tanpa adanya tokoh yang

diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang

akhirnya membentuk alur cerita.11

Tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang diutamakan

penceritaannya. Ia merupakan tokoh yang paling

banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian

maupun yang dikenai kejadian.

10

Ibid., h. 46

11 M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 1988), Cet. Ke-1, h. 36

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

27

2) Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang beroposisi dengan

tokoh protagonis, secara langsung ataupun tak

langsung.

d. Latar (Setting)

Latar (setting) yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa

yang diceritakan. Menurut Nurgiyantoro unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai

berikut.

1) Latar Tempat

Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa

yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat

yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat

dengan nama tertentu serta inisial tertentu.

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan”

terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam

sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut biasanya

dihubungkan dengan waktu.

3) Latar Sosial

Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

28

lingkungan cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan

hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup,

cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar juga

berhubungan dengan status sosial tokoh yang

bersangkutan.12

e. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan

tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang

membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada

pembaca.

Pembedaan sudut pandang akan dikemukakan berikut

berdasarkan pembedaan yang telah umum dilakukan orang,

yaitu:

1) Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”

Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang

persona ketiga, gaya “dia”, narator adalah seseorang

yang berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-

tokoh cerita dengan menyebut nama atau kata ganti: ia,

dia, dan mereka.

Sudut pandang “dia” dapat dibedakan ke dalam dua

golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan

keterikatan pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu

pihak pengarang dapat bebas menceritakan segala

sesuatu yang berhubungan dengan tokoh “dia” jadi

bersifat mahatahu. Di pihak lain ia mempunyai

12

Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada Press,

1998), Cet. 2, h. 227-237

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

29

keterbatasan “pengertian” terhadap tokoh “dia”, jadi

bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja.

2) Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut

pandang persona pertama narator adalah seseorang yang

ikut terlibat dalam cerita.

Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan ke

dalam dua golongan berdasarkan peran dan kedudukan

si “aku” dalam cerita. Si “aku” mungkin menduduki

peran utama, jadi tokoh protagonis. Mungkin hanya

menduduki peran tambahan menjadi tokoh tambahan

protagonis atau berlaku sebagai saksi.

3) Sudut Pandang Campuran

Penggunaan sudut pandang dalam sebuah cerita

mungkin saja lebih dari satu teknik. Pengarang dapat

berganti-ganti dari teknik yang satu ke teknik yang lain

untuk sebuah cerita yang dituliskannya. Semuanya itu

tergantung dari kemauan dan kreativitas pengarang,

bagaimana mereka memanfaatkan teknik yang ada demi

tercapainya efektivitas

Penceritaan yang lebih, atau paling tidak untuk mencari

variasi penceritaan agar memberikan kesan lain.13

f. Gaya Bahasa

Menurut Gorys Keraf, gaya bahasa adalah cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

13

Ibid., h. 256-266

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

30

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai

bahasa).14

1) Gaya Bahasa Penegasan

a) Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan

peribahasa yang maksudnya sudah dipahami umum.

Contoh: Dalam bergaul hendaklah kau waspada;

jangan terpedaya dengan apa yang kelihatan baik di

luarnya saja. Segala yang berkilau bukanlah berarti

emas.

b) Antitesis adalah gaya bahasa penegasan yang

menggunakan paduan kata-kata yang artinya

bertentangan.

Contoh: Tinggi rendah harga dirimu bukan elok

tubuhmu yang menentukan, tetapi kelakuanmu.

c) Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan yang

menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama

makin rendah tingkatannya.

Contoh: Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, anaknya,

dan sekarang cucunya tak luput dari penyakit

keturunan itu.

d) Klimaks adalah gaya bahasa penegasan yang

menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama

makin tinggi tingkatannya.

Contoh: Di dusun-dusun, di desa-desa, di kota-kota,

sampai ke ibukota, hari proklamasi dirayakan dengan

meriah.

e) Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan

kata-kata tertentu untuk menggantikan nama

14

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008),

Cet. Ke-18, h. 113

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

31

seseorang. Kata-kata itu diambil dari sifat-sifat yang

menonjol yang dimiliki oleh orang yang dimaksud.

Contoh: Si Pelit dan Si Gendut sedang bercanda di

halaman rumah Si Jangkung.

f) Eufemisme adalah gaya bahasa atau ungkapan

pelembut yang digunakan untuk tuntutan tatakrama

atau menghindari kata-kata kasar atau kurang sopan.

Contoh: Putra Bapak tidak dapat naik kelas karena

kurang mampu mengikuti pelajaran.

g) Hiperbolisme adalah gaya bahasa penegasan yang

menyatakan sesuatu hal dengan melebih-lebihkan

keadaan yang sebenarnya.

Contoh: Suaranya mengguntur membelah angkasa.

h) Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan

sebuah kata atau sebuah nama yang berhubungan

dengan suatu benda untuk menyebut benda yang

dimaksud.

Contoh: Nico pergi ke Bandung mengendarai Kijang.

i) Paralelisme adalah gaya bahasa pengulangan seperti

yang khusus terdapat dalam puisi. Pengulangan di

bagian awal dinamakan anafora, sedangkan di bagian

akhir disebut epifora.

Contoh:

Anafora Epifora

Sunyi itu duka Cintaku untukmu

Sunyi itu kudus Sayangku untukmu

Sunyi itu lupa Hidupku untukmu

j) Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang

menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

32

karena artinya sudah terkandung dalam kata

sebelumnya.

Contoh: Benar! Saya melihat dengan mata kepala

saya sendiri, bahwa Lutfi berkelahi di tempat itu.

k) Parafrase adalah gaya bahasa penguraian dengan

menggunakan ungkapan atau frase yang lebih panjang

daripada kata semula. Misalnya pagi-pagi digantikan

ketika sang surya merekah di ufuk timur.

l) Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang

mengulang-ulang sebuah kata berturut-turut dalam

suatu wacana. Gaya bahasa ini sering dipakai dalam

pidato atau karangan berbentuk prosa.

Contoh: Harapan kita memang demikian, dan

demikian pula harapan setiap pejuang. Sekali

merdeka, tetap merdeka!

m) Retoris adalah gaya bahasa penegasan yang

menggunakan kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak

bertanya. Oleh karena itu, kalimat tanya retoris tidak

membutuhkan jawaban.

Contoh: Bukankah kebersihan adalah pangkal

kesehatan?

n) Sinekdoke, gaya bahasa ini terbagi menjadi dua,

yaitu:

(1) Pars pro toto adalah gaya bahasa yang

menyebutkan sebagian untuk menyatakan

keseluruhan.

Contoh: Setiap kepala diwajibkan membayar iuran

Rp 10.000,00

(2) Totem pro parte adalah gaya bahasa yang

menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan

sebagian.

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

33

Contoh: Indonesia mengalahkan Spanyol 5-0 dalam

final Piala Dunia

o) Tautologi adalah gaya bahasa penegasan yang

menggunakan kata-kata yang sama artinya dalam satu

kalimat.

Contoh: Harapan dan cita-citanya terlalu muluk.

2) Gaya Bahasa Perbandingan

a) Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang

membandingkan dua buah keutuhan berdasarkan

persamaannya secara menyeluruh.

Contoh: Kami semua berdoa, semoga dalam

mengarungi samudera kehidupan ini, kamu berdua

akan sanggup menghadapi badai dan gelombang.

b) Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang

menyatakan sesuatu dengan memperendah derajat

keadaan sebenarnya, atau yang menggunakan kata-

kata yang artinya berlawanan dari yang dimaksud

untuk merendahkan diri.

Contoh: Dari mana orang seperti saya ini mendapat

uang untuk membeli barang semahal itu?

c) Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang

membandingkan dua hal yang berbeda berdasarkan

persamaannya.

Contoh: Semangat juangnya berjuang, tak gentar

menghadapi musuh.

d) Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan

benda-benda mati atau benda-benda hidup selain

manusia dengan manusia, dianggap berwatak dan

berperilaku seperti manusia.

Contoh: Burung perkutut bernyanyi-nyanyi di pagi

hari.

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

34

e) Simile adalah gaya bahasa perbandingan yang

menggunakan kata-kata pembanding (seperti,

laksana, bagaikan, penaka, ibarat, dsb) sehingga

pernyataan menjadi lebih jelas.

Contoh: Hidup tanpa cinta bagaikan sayur tanpa

garam.

f) Simbolik adalah gaya bahasa kiasan, menggunakan

lambang-lambang atau simbol-simbol untuk

menyatakan sesuatu.

Contoh: Janganlah kau menjadi bunglon!

3) Gaya Bahasa Pertentangan

a) Anakronisme adalah gaya bahasa yang mengandung

uraian atau pernyataan yang tidak sesuai dengan

sejarah atau zaman tertentu.

Contoh: Mahapatih Gadjah Mada menggempur

pertahanan Sriwijaya dengan peluru kendali jarak

menengah.

b) Kontradiksio in terminis adalah gaya bahasa yang

mengandung pertentangan, yakni apa yang dikatakan

terlebih dahulu diingkari oleh pernyataan yang

kemudian.

Contoh: Suasana sepi, tak ada seorang pun yang

berbicara, hanya jam dinding yang terus terdengar.

c) Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua

pernyataan yang bertentangan, yang membentuk satu

kalimat.

Contoh: Anak ayam mati kelaparan di lumbung padi

yang penuh berisi.

4) Gaya Bahasa Sindiran

a) Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang

menggunakan pernyataan yang mengecilkan

kenyataan sebenarnya.

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

35

Contoh: Ia menjadi kaya raya lantaran mau sedikit

korupsi.

b) Ironi adalah gaya bahasa sindiran paling halus yang

menggunakan kata-kata yang artinya justru sebaliknya

dengan maksud si pembicara.

Contoh: Eh, manis sekali teh ini! (maksudnya pahit).

c) Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang

menggunakan kata-kata yang kasar. Biasanya gaya

bahasa ini dipakai untuk menyatakan amarah.

Contoh: Jangan coba-coba mengganggu adikku lagi,

Monyet!

d) Sinisme adalah semacam ironi, tetapi agak lebih

kasar.

Contoh: Hai, harum benar baumu! Tolong agak

menyisih sedikit!15

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model

pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu.

Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk

kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai

tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai

mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa

kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan

karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa

yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan

15

Tim Penyusun Naskah BTA, Penuntun US/UN dan SPMB 2007: Teori dan Soal

Bahasa Indonesia, (Jakarta: BTA PRESS, 2007), Cet.1, h. 36-38

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

36

pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif

agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya.16

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Di awal telah disebutkan, bahwa ide utama dari belajar

kooperatif adalah siswa bekerja sama untuk belajar dan

bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Sebagai

tambahan, belajar kooperatif menekankan pada tujuan dan

kesuksesan kelompok, yang hanya dapat dicapai jika semua

anggota kelompok mencapai tujuan atau penguasaan materi.

Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya

dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai

latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan

keterampilan-keterampilan proses kelompok dan pemecahan

masalah.

Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan

pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam

kelompok, serta memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi

dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.

Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu

sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara

kolaboratif untuk mencapai sebuah tujuan bersama, maka siswa

akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama

manusia yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar

sekolah.

16

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-2, h. 188

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

37

Tabel 1

Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar

Konvensional.

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

Adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu, dan saling

memberikan motivasi sehingga ada

interaksi promotif.

Guru sering membiarkan adanya

siswa yang mendominasi kelompok

atau menggantungkan diri pada

kelompok.

Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi

pelajaran tiap anggota kelompok, dan

kelompok diberi umpan balik hasil

belajar para anggotanya sehingga

dapat saling mengetahui siapa yang

memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan.

Akuntabilitas individual sering

diabaikan sehingga tugas-tugas

sering diborong oleh salah seorang

anggota kelompok, sedangkan

anggota kelompok lainnya hanya

“mendompleng” keberhasilan

“pemborong”.

Kelompok belajar heterogen, baik

dalam kemampuan akademik, jenis

kelamin, ras, etnik, dan sebagainya

sehingga dapat saling mengetahui

siapa yang memerlukan bantuan dan

siapa memberikan bantuan.

Kelompok belajar biasanya

homogen.

Pimpinan kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir untuk

memberikan pengalaman memimpin

bagi para anggota kelompok.

Pimpinan kelompok sering

ditentukan oleh guru atau

kelompok dibiarkan untuk memilih

pimpinannya dengan cara masing-

masing.

Keterampilan sosial yang diperlukan Keterampilan sosial sering tidak

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

38

dalam kerja gotong-royong seperti

kepemimpinan, kemampuan

berkomunikasi, mempercayai orang

lain, dan mengelola konflik secara

langsung diajarkan.

secara langsung diajarkan.

Pada saat belajar kooperatif sedang

berlangsung guru terus melakukan

pemantauan melalui observasi dan

melakukan intervensi jika terjadi

masalah dalam kerja sama antar

anggota kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan

intervensi sering tidak dilakukan

oleh guru pada saat belajar

kelompok sedang berlangsung.

Guru memperhatikan secara proses

kelompok yang terjadi dalam

kelompok-kelompok belajar.

Guru sering tidak memperhatikan

proses kelompok yang terjadi

dalam kelompok-kelompok belajar.

Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal (hubungan

antar pribadi yang saling menghargai).

Penekanan sering hanya pada

penyelesaian tugas.

17

3. Unsur-Unsur Dasar Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya

terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Ada beberapa elemen

yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran, yaitu:

a. Saling ketergantungan positif.

b. Interaksi tatap muka.

17

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010),

Cet.3, h. 57-59

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

39

c. Akuntabilitas individual.

d. Keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau

keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.18

4. Jenis-Jenis Kaidah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Moh. Arif dan Rosnaini (2000) terdapat berbagai strategi

bagi melaksanakan proses pembelajaran kooperatif antara lain:

a. Student Teams Achievement Division (STAD)

b. Team-Games-Tournament (TGT)

c. Jigsaw

d. Teams Accelerated Instruction (TAI)

e. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)19

5. Student Teams Achievement Division (STAD)

Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model

pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-

kelompok kecil. Dengan jumlah anggota pada setiap kelompoknya

4-5 orang siswa yang dipilih secara heterogen. Pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division ini diawali

dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi,

kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok.

18

Wena, op.cit., h. 190

19 Isjoni, Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), Cet. Ke-1, h. 34

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

40

6. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams Achievement Division (STAD)

Langkah-langkahnya:

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara

heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,

dll).

b. Guru menyajikan pelajaran.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan

oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah

mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai

semua anggota dalam kelompok itu mengerti.20

D. Kerangka Berpikir

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan

sehari-hari. Dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan bahasa,

penggunaan bahasa dikemas dalam empat aspek keterampilan, yakni

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca,

dan keterampilan menulis. Empat aspek tersebut saling berkaitan satu

sama lain.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa

secara aktif adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran ini muncul

dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami

konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman

sekelompoknya. Langkah pertama, guru membagi siswa ke dalam

20

Suprijono, Agus, Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), Cet. 2, h. 133

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

41

beberapa kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang. Kelompok tersebut

dibuat secara heterogen (berbeda suku, status sosial, dan intelegensi).

Kedua, guru menerangkan materi yang akan disampaikan, yakni tentang

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen, kemudian guru memberikan

tugas. Apabila masih ada siswa di dalam suatu kelompok yang kurang

memahami materi yang disampaikan oleh guru, maka siswa yang pandai

harus menerangkan kembali kepada teman sekelompoknya.

Kegiatan belajar ini bertujuan untuk memberikan kesempatan

kepada semua siswa untuk dapat secara aktif dalam kegiatan belajar.

Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah

mencapai ketuntasan dan pemahaman dari materi yang telah disajikan

guru dan saling membantu teman sekelompok untuk mencapai ketuntasan

belajar.

E. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD) ini telah banyak dilakukan dan

diujicobakan dalam banyak pelajaran. Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Ruslah (106013000317), mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia (PBSI), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam

skripsinya “Penggunaan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Penggunaan

Gaya Bahasa pada Puisi (Sebuah PTK pada Siswa Kelas X MAN 22

Jakarta Tahun Pelajaran 2010/2011)”. Penelitian yang dilakukan oleh

Ruslah menekankan bagaimana teknik metode kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dalam penggunaan gaya bahasa.

Hasilnya memuaskan.21

21

Ruslah, Abstrak Skripsi: Penggunaan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student Teams

Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Penggunaan Gaya Bahasa pada Puisi

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

42

Begitu pula yang dilakukan oleh Titi Rosdiana (2115031227),

mahasiswi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri

Jakarta (UNJ), dalam skripsinya “Peningkatan Kemampuan Membacakan

Berita Siswa Kelas XI SMA Widya Kusuma Cileungsi melalui Pendekatan

Cooperative Learning dengan metode Student Teams Achievement

Division (STAD)”. Hasilnya pun memuaskan.22

Penelitian dengan metode yang sama juga dilakukan oleh Warto,

mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Universitas

Negeri Jakarta (UNJ), dalam skripsinya “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) melalui Penerapan Model Cooperative Learning

Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas IV pada SD

Don Bosco I Kecamatan Kelapa Gading, Kotamadya Jakarta Utara”.

Hasilnya sangat memuaskan.23

Perbedaan yang mendasar antara ketiga skripsi di atas dengan

skripsi ini adalah metode kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) diterapkan pada pembelajaran unsur intrinsik pada

cerpen dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.

(Sebuah PTK pada Siswa Kelas X MAN 22 Jakarta Tahun Pelajaran 2010/2011), (Jakarta: UIN

Syarif Hidayatullah, 2010)

22 Titi Rosdiana, Abstrak Skripsi: Peningkatan Kemampuan Membacakan Berita Siswa

Kelas XI SMA Widya Kusuma Cileungsi melalui Pendekatan Cooperative Learning dengan

metode Student Teams Achievement Division (STAD), (Jakarta: UNJ, 2008)

23 Warto, Abstrak Skripsi: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

melalui Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) di Kelas IV pada SD Don Bosco I Kecamatan Kelapa Gading, Kotamadya Jakarta Utara,

(Jakarta: UNJ, 2009)

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MA As-Syafi‟iyah 01 yang berlokasi

di Jalan Al-Barkah No. 17, Tebet, Jakarta Selatan, pada pertengahan

semester 1 (Ganjil) Tahun Ajaran 2011/2012 pada tanggal 25-26 Juli

2011.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan

Dalam skripsi ini peneliti menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). PTK memiliki

peranan yang sangat penting dan strategis untuk meningkatkan mutu

pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar.

Diimplementasikan dengan baik, artinya pihak yang terlibat dalam PTK

(guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam

pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan

dalam memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian

secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat

keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar, artinya sesuai dengan

kaidah-kaidah PTK. Upaya PTK diharapkan dapat menciptakan sebuah

budaya belajar (learning culture) di kalangan guru. PTK menawarkan

peluang sebagai strategi pengembangan kinerja sebab pendekatan

penelitian ini menempatkan guru sebagai peneliti, agen perubahan yang

pola kerjanya bersifat kolaboratif.24

24

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), Cet. Ke-1, h. 41

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

44

C. Subjek/Partisipan dalam Penelitian

Dalam PTK ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas

X MA As-Syafi‟iyah Jakarta semester 1 tahun ajaran 2011/2012 yang

terdiri dari 25 siswa dengan komposisi 15 siswa perempuan dan 10 siswa

laki-laki.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran untuk materi

pemahaman unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). PTK

memberikan peranan yang besar dan penting kepada peneliti sebagai

instrumen (human instrument). Hal ini disebabkan peneliti dapat

menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu yang terjadi

dalam proses belajar mengajar di kelas.25

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dengan bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui, yaitu:

25

Ibid., h. 135

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

45

Gambar 2

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Perencanaan Tindakan (Planning)

Dalam tahap perencanaan (planning) ini, peneliti menyiapkan

materi atau bahan ajar, rencana pengajaran yang mencakup RPP dan

metode atau teknik mengajar, serta instrumen atau evaluasi

pembelajaran. Akan tetapi, tahap perencanaan tersebut dimulai setelah

peneliti mengungkapkan masalah dan memberikan suatu alternatif

untuk memecahkannya. Pengungkapan masalah itu berkaitan dengan

perumusan masalah, yaitu pemahaman unsur intrinsik pada cerpen

dengan melakukan pengamatan langsung untuk mengetahui kondisi

awal siswa. Sedangkan alternatif pemecahan masalah itu mengacu

pada metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) untuk meningkatkan hasil pembelajaran memahami

unsur intrinsik cerpen.

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Pada tahap tindakan ini, peneliti melaksanakan semua tahap

perencanaan yang telah dirancang dengan baik agar sejalan dengan

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan Refleksi

?

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

46

tujuan awal. Misalnya, melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai

dengan materi yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan metode yang tepat. Artinya tahap ini merupakan realisasi

dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan

sebelumnya dalam perencanaan.

3. Pengamatan (Observing)

Kegiatan pengamatan atau observasi ini dilakukan terhadap semua

aktivitas siswa yang menjadi indikator keberhasilan selama

pembelajaran berlangsung, bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.

Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data yang berisi tentang

pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat serta dampaknya

terhadap proses dan hasil intruksional. Proses tersebut dibantu dengan

alat atau instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.

4. Refleksi (Reflecting)

Tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data yang

terkumpul pada saat melakukan pengamatan atau observasi. Data yang

didapat itu kemudian ditafsirkan dan dicari kejelasannya, dianalisis,

lalu disintesiskan. Hasil refleksi itu digunakan untuk menetapkan

langkah-langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK.

F. Hasil Intervensi Tindakan

Penelitian yang dilakukan ini mengharapkan suatu perubahan pada

siswa dalam memahami konsep pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.

Materi yang mereka pelajari benar-benar dapat dipahami dengan jelas,

dalam arti siswa bukan sekedar menghafal akan teorinya tetapi juga siswa

diharapkan:

1. Dapat mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen.

2. Dapat memahami metode kooperatif tipe STAD dengan baik.

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

47

3. Dapat menerapkan metode kooperatif tipe STAD untuk pembelajaran

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.

4. Dapat menulis unsur intrinsik pada cerpen dengan tepat.

G. Data dan Sumber Data

1. Data hasil belajar kognitif, adalah penguasaan konsep siswa dalam

bentuk tes objektif. Tes objektif akan dilakukan sebanyak dua kali

selama pembelajaran berlangsung, yaitu tes sebelum materi

disampaikan (pretest) dan tes setelah materi disampaikan (posttest).

Hasil nilai pretest dan posttest siswa akan diolah menjadi nilai akhir

sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian

tujuan.

2. Data hasil belajar psikomotorik, adalah peningkatan kemampuan

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen yang dilakukan oleh siswa

kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta. Untuk mengetahui peningkatan

kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dilakukan

observasi pada masing-masing siswa baik kegiatan observasi langsung

maupun tak langsung yang dinilai oleh peneliti.

3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap

peningkatan kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen

dengan metode kooperatif tipe STAD berupa jurnal siswa.

4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tingkah

laku guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa

pemberian lembar observasi kepada setiap siswa di akhir

pembelajaran dengan menuntut jawaban kurang, cukup, atau baik.

H. Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Tes Kemampuan

Tes adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh dalam

rangka pengukuran atau penilaian di bidang pendidikan, yang

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

48

berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh testee. Adapun jenis tes

yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pretest dan

posttest. Pemberian pretest dilakukan untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan atau

pembelajaran mengenai materi tersebut. Sedangkan posttest yang

dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mereka

mendapatkan perlakuan atau perbuatan.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah alat pengamatan (pengambilan

data) yang digunakan untuk mengukur atau memotret seberapa

jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Lembar observasi

ini dapat dilengkapi dengan format atau blangko yang berisi item-

item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan

terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung, baik dari

aktivitas siswa maupun dari aktivitas guru. Dari pengamatan ini,

peneliti bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan

pertimbangan dan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.

3. Jurnal Siswa

Pemberian jurnal siswa dilakukan setiap akhir

pembelajaran. Jurnal siswa ini bertujuan untuk mengetahui

pengetahuan atau gambaran yang telah diperoleh siswa selama

pembelajaran berlangsung dan memberikan kesempatan kepada

siswa untuk menanggapi dari pembelajaran tersebut yang

diterapkan di kelas. Laporan dari jurnal siswa akan digunakan

sebagai tindakan untuk memperbaiki pada siklus pembelajaran

selanjutnya.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan adalah bentuk temuan selama

pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai

dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

49

dan permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran

berlangsung.

5. Dokumentasi

Pengertian dokumentasi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak atau

terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan.

Dokumentasi yang peneliti pilih berupa foto.

I. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan di dalam penelitian, maka

peneliti menggunakan instrumen yang telah disebutkan di atas, antara lain

berupa pretest dan posttest. Instrumen tes tersebut terdiri dari 20 soal

pretest dengan komposisi 10 soal benar-salah dan 10 soal menjodohkan.

Sedangkan untuk posttest terdiri dari 20 soal pilihan ganda dengan

menggunakan lima opsi jawaban, bertujuan untuk mengungkapkan hasil

belajar Bahasa Indonesia siswa pada pokok pemahaman unsur intrinsik

pada cerpen dengan metode kooperatif tipe STAD.

Instrumen tes dikatakan berhasil apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan menjadi valid dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Dengan demikian, instrumen yang baik harus

memenuhi kriteria penting, yakni valid. Selain itu soal juga harus

memenuhi kriteria tingkat kesulitan.

1. Tingkat Kesukaran Soal

Bermutu atau tidaknya butir-butir soal hasil tes siswa

pertama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau tingkat

kesulitan pada masing-masing soal tersebut. Butir-butir soal hasil

belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik apabila

butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau tidak pula terlalu

mudah. Dengan kata lain, derajat kesukaran soal tersebut sedang

atau cukup. Tingkat kesulitan soal yang diujikan mempunyai

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

50

tujuan agar soal-soal yang diujikan sesuai dengan kemampuan

siswa. Akan tetapi, soal tersebut harus tetap sesuai dengan tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengukur tingkat

kesulitan soal digunakan rumus sebagai berikut:26

P =

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 2

Klasifikasi Indeks Kesukaran

JK = 0,00 Soal terlalu susah

0,00 < JK ≤ 0,30 Soal sukar

0,30 < JK ≤ 0,70 Soal sedang

0,70 < JK ≤ 1,00 Soal mudah

JK = 1,00 Soal sangat mudah

2. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.

Validitas yang digunakan pada instrumen ini menggunakan

validitas item (butir soal).

26

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Bumi

Aksara, 2006), Cet. Ke-7, h. 208

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

51

Secara umum validitas item dari suatu tes adalah ketepatan

mengukur yang dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian

tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur

apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.27

Soal yang

akan diuji validitas pada penelitian ini terdiri dari 20 soal pretest

dengan komposisi 10 soal benar-salah dan 10 soal menjodohkan.

Sedangkan untuk posttest terdiri dari 20 soal pilihan ganda dengan

menggunakan lima opsi jawaban. Seperti yang diketahui, pada tes

benar-salah, menjodohkan, dan Pilihan Ganda (PG) hanya

memberi dua kemungkinan, yaitu benar atau salah. Setiap butir

soal yang dijawab dengan benar umumnya diberi skor 1 (satu),

sedangkan untuk butir soal yang salah diberi skor 0 (nol). Uji

validitas ini peneliti lakukan sebelum penelitian berlangsung pada

siswa kelas XI di sekolah yang berbeda. Jika ternyata ada soal yang

tidak valid maka soal tersebut tidak dipakai.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan

teknik triangulasi, merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya

mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data.

Adapun tindakan yang dilakukan yaitu:

1. Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu peneliti, guru, dan

siswa.

27

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996),

Cet. Ke-1, h. 188

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

52

2. Penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul

lebih akurat. Langkah yang ditempuh adalah dengan mengisi lembar

observasi, jurnal siswa, catatan lapangan, dan hasil tes kemampuan

siswa.

3. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis sehingga data yang

terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan

langsung.

4. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik keaslian

maupun kelengkapannya.

5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah

terkumpul.

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

1. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya

peningkatan kemampuan siswa dalam pemahaman unsur intrinsik

cerpen yang diajarkan dengan menggunakan metode kooperatif

tipe STAD. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t, yaitu:28

= Mean of Difference Nilai Rata-rata Hitung dari Beda/ Selisih

antara Skor Variabel I dan Skor Variabel II, yang dapat

diperoleh dengan rumus:

28

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,

2008), Cet. Ke-1, h. 305

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

53

= Jumlah Beda/Selisih antara Skor Variabel I (Variabel x) dan

Skor Variabel II (Variabel y), dan D dapat diperoleh dengan

rumus:

n = Jumlah subjek yang diteliti.

= Standard Error dari Mean of Difference yang dapat

diperoleh dengan rumus:

= Deviasi Standar dari Perbedaan antara Skor Variabel I dan

Skor Variabel II, yang dapat diperoleh dengan rumus:

Kriteria pengujian: Terima jika < < dan

ditolak.

2. Analisis Data

a. Rata-rata

Rata-rata hitung atau rata-rata dilambangkan dengan (dibaca:

eks-bar) untuk ukuran sampel (statistik) dan rata-rata populasi

dilambangkan dengan dengan (dibaca: mu) untuk ukuran

parameter.

Data ada yang memiliki frekuensi satu dan lebih dari satu. Rumus

rata-ratanya adalah:

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

54

Keterangan:

= skor ujian

= frekuensi masing-masing skor

b. Modus ( )

Modus adalah suatu peristiwa yang paling banyak muncul. Modus

pada data kuantitatif adalah skor yang paling banyak frekuensinya

di antara data lainnya.

c. Median ( )

Perhitungan rata-rata melibatkan seluruh data yang ada, median

merupakan garis pembagi dari sekumpulan data menjadi dua

bagian yang sama besarnya. Oleh karena itu, median adalah nilai

tengah dari suatu data setelah diurutkan dari data terkecil ke data

terbesar atau sebaliknya. Rumusnya:

d. Variansi ( )

Variansi adalah jumlah simpangan baku yang dikuadratkan.

Rumusnya:

e. Simpangan Baku (s)

Simpangan Baku adalah akar dari jumlah simpangan skor dari rata-

rata dibagi dengan banyaknya data.29

s =

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Dalam penelitian ini, peneliti akan menguji metode kooperatif tipe

STAD untuk meningkatkan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa pada pembelajaran

BBudi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: PT. Refika Aditama,

2010), Cet. Ke-1, h.72

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

55

Bahasa dan Sastra Indonesia yang belum diketahui. Untuk itu perlu adanya

penelitian tindak lanjut. Siklus PTK akan berakhir jika perbaikan sudah

berhasil dilakukan. Perlu dicatat bahwa satu siklus PTK dapat terjadi pada

satu atau lebih pertemuan.

M. Pengajuan Hipotesis

“ diterima jika ada peningkatan yang signifikan antara hasil pretest

dengan hasil posttest dalam peningkatan pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen melalui metode kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD)”.

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

56

BAB IV

DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti di MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta pada kelas X. Hasil penelitian diperoleh

dari hasil belajar selama satu siklus, meliputi penguasaan dan pemahaman

(kognitif) siswa terhadap konsep yang disajikan, hasil belajar yang berupa

kemampuan keterampilan-keterampilan proses skill (psikomotor), dan sebagai

pelengkap data, maka peneliti memberikan jurnal siswa setelah penerapan

pembelajaran selesai.

A. Deskripsi Data Sekolah

1. Sejarah dan Profil Sekolah

Pada tahun 1927 didirikan Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi‟iyah

oleh Alm. KH. Abdullah Syafi‟ie, kemudian dilanjutkan oleh anak-

anaknya, yakni DR. Hj. Tutty Alawiyah AS dan KH. Abdul Rasyid AS

(hingga sekarang). Pemberian nama As-Syafi‟iyah dilatarbelakangi untuk

mengabadikan nama ayah dari Alm. KH. Abdullah Syafi‟ie, H Syafi‟ie,

dan mazhab yang dianutnya, mazhab Imam Syafi‟ie. Berawal dari sebuah

pengajian di Masjid Al-Barkah, Balimatraman, Alm. KH. Abdullah

Syafi‟ie memiliki keinginan untuk membuat madrasah, karena pada saat

itu, minim sekolah yang menggunakan sistem pesantren. Seiring

berjalannya waktu, berdatanganlah santri dari segala penjuru, bahkan ada

pula yang datang dari luar negeri.

Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi‟iyah terdiri dari Raudhatul

Athfal (TK), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Madrasah Tsanawiyah

(MTs, Madrasah Aliyah (MA), SMA, SMK, dan Perguruan Tinggi. MA

As-Syafi‟iyah didirikan tahun 1957, berlokasi di Jalan Masjid Al-Barkah

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

57

Balimatraman No. 17 Jakarta Selatan. MA As-Syafi‟iyah berada di lantai 3

gedung Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi‟iyah.

2. Visi

Pengembang diri islami unggul dalam prestasi.

3. Misi

a. Menanamkan keimanan dan akhlak mulia agar siswa memiliki pribadi

yang tangguh, mandiri, disiplin, motivasi belajar, dan kepekaan sosial

yang tinggi.

b. Menumbuhkan prestasi dan bakat siswa melalui kegiatan kurikuler,

serta ekstrakurikuler agar dapat menguasai iptek.

4. Tujuan

Tujuan Perguruan Islam As-Syafi‟iyah adalah menyelenggarakan upaya-

upaya pendidikan jamaah dan maslahatul ummahat dalam rangka:

a. Mendidik muslimin dan muslimat yang taat beragama, warga negara,

dan warga masyarakat yang sadar akan tanggung jawabnya kepada

Allah SWT.

b. Membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam arti kata

seluas-luasnya serta menyiapkan tenaga ahli dan terampil yang

berjiwa Islam yang mampu membangun kehidupannya sendiri dan

kehidupan masyarakat yang adil makmur berdasarkan pancasila dan

diridhoi Allah SWT.

c. Meningkatkan maslahatul ummahat atau kesejahteraan ummat baik

moral maupun materil menuju kehidupan yang sehat jasmani dan

rohani dalam rangka terlaksananya tugas-tugas manusia di muka bumi

sebagai khalifah dan hamba Allah SWT.

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

58

Visi dan misi di atas mencerminkan cita-cita MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

yang berwawasan keislaman. Menyesuaikan pada zaman era globalisasi

yang syarat dengan kemajuan sains dan teknologi dengan berbagai

keterampilannya, agar kelak lulusan MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta ini

menjadi manusia yang beriman dan berakhlak.

Adapun struktur organisasi MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta sebagai berikut:

Gambar 3

Struktur Organisasi MA As-Syafi’iyah 01 Jakarta

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

59

5. Keadaan Guru

Peran guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

dunia pendidikan, mengingat keberadaannya sebagai tokoh sentral dalam

pengajaran dan sangat dibutuhkan. Selain itu, guru juga mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam memajukan pendidikan untuk

meningkatkan taraf kualitas dan kematangan peserta didiknya. Seorang

guru diberi kepercayaan untuk mengajar, mendidik, dan mengambil

keputusan pada lembaga kependidikannya, harus relevan dengan kualitas

atau sesuai dengan kemampuan mengajarnya pada bidang tertentu. Hal ini

juga terdapat pada MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta, yang selalu berupaya

meningkatkan mutu kualitas pendidikannya.

Tabel 3

Daftar Nama Guru dan Karyawan MA As-Syafi’iyah 01 Jakarta

Tahun Ajaran 2011/2012

No. Nama Jabatan & Bidang

Studi

Pendidikan

1. Anwar Rusli, S.Ag., M.M. Kepala Madrasah S2

2. Hj. Linah Sulasiah, S.Pd. Wakil Kepala Madrasah S1

3. KH. M. Naseh

Abdurrahim Al-Qur‟an Hadits Sarjana

Muda

4. Drs. H. Endang Sodikin Sejarah & Geografi S1

5. Drs. Abdul Rofiq MZ Al-Qur‟an Hadits &

Aqidah Akhlak

S1

6. KH. Abdurrahman

Abdullah

Nahwu Shorof Pesantren

7. KH. M. Thuhur Thohir SKI & Ushul Fiqh S1

8. KH. Achmad Luthfi, BA Fiqh S1

9. Ramdan Nurdin, S.Kom. TIK S1

10. KH. M. Nazir Ahmad, LC Bahasa Arab S1

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

60

11. Andriyani, S.Kom. TIK S1

12. Afiyfah Lu'ai, S.Sos. Sosiologi & Ekonomi S1

13. Zuhriyah, S.Pd. Biologi & Seni Budaya S1

14. Sahrowardi, S.Pd. Fisika S1

15. Nurmawati, S.Pd. Kimia S1

16. Hafidz Kurnia, S.Sos,I. Penjaskes S1

17. Muhammad Idrus, S.Pd. Bahasa Indonesia S1

18. Ina Sakinah, S.Pd. Matematika S1

19. M. Komaruddin, S.Pd. Bahasa Inggris S1

20. Dra. Rosnani PKn & Geografi S1

21. Hj. Siti Komariah Staf PUS SMEA

22. Asep Nur Kholis Staf Administrasi Aliyah

23. Mar‟ah Mas‟ud Pramubakti SD

6. Jumlah Siswa

Tabel 4

Jumlah Siswa/i MA As-Syafi’iyah 01 Jakarta

Tahun Ajaran 2011/2012

No. Kelas Laki-

Laki Perempuan Jumlah

1. X 10 15 25

2. XI 11 15 26

3. XII 14 12 26

Jumlah 35 42 76

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

61

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan/Hasil Intervensi Tindakan

1. Deskripsi Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan ini diawali dengan pembuatan soal pretest dan

soal posttest. Peneliti membuat soal-soal tersebut dengan melihat pedoman

buku Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, Mahir

Berbahasa Indonesia untuk Kelas X, dan 99% Lulus UN SMA IPA 2011.

Kemudian peneliti melakukan uji validasi pada siswa kelas XI di salah

satu SMA di daerah Manggarai, Jakarta Selatan. Jika soal tersebut ada

yang tidak valid maka soal tersebut diganti atau tidak digunakan. Setelah

uji validasi diperoleh, peneliti melakukan pertemuan secara langsung

dengan pihak sekolah MA As-Syafi‟iyah 01 pada tanggal 19 Juli 2011,

yakni dengan Bapak Anwar Rusli,S.Ag., M.M. selaku kepala sekolah dan

Bapak Muhammad Idrus, S.Pd. selaku guru Bahasa Indonesia. Adapun

hal-hal yang didiskusikan meliputi:

a. Peneliti meminta izin untuk penelitian di MA As-Syafi‟iyah kepada

Bapak Anwar Rusli, S.Ag., M.M selaku Kepala Sekolah.

b. Peneliti memberikan susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang disertai dengan materi pembelajaran kepada guru Bahasa

Indonesia.

c. Peneliti mengajukan metode atau teknik mengajar yang akan

diterapkan dalam penelitian tersebut, yakni dengan menggunakan

metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

d. Peneliti mengajukan alokasi waktu yang dibutuhkan sebanyak dua kali

pertemuan untuk satu siklus. Akan tetapi, jika dalam pembelajaran itu

belum ada perbaikan sesuai dengan tujuan utama PTK atau dikatakan

penelitian itu belum berhasil, maka penelitian akan dilanjutkan pada

siklus berikutnya.

e. Peneliti memberikan model evaluasi pembelajaran atau penilaian

dengan berbagai bentuk instrumen, baik instrumen tes kemampuan

maupun instrumen nontes selama pembelajaran berlangsung.

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

62

f. Peneliti bersama dengan kepala sekolah dan guru Bahasa Indonesia

menyepakati waktu yang tepat untuk pelaksanaan tindakan yang akan

dilaksanakan pada minggu berikutnya sesuai dengan jadwal yang ada

di sekolah tersebut.

g. Pihak sekolah memberi informasi tentang Standar Kelulusan Belajar

Minimal (SKBM) Bahasa Indonesia di MA As-Syafi‟iyah sebesar 65.

Hasil data yang diperoleh peneliti dari penelitian berupa hasil pretest

dan posttest siswa dari kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen melalui metode kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD). Hasil tersebut kemudian dianalisis melalui tiga tahap,

yaitu pengidentifikasian data, pengelolaan data, dan penafsiran hasil data.

Semua hasil data akan diolah baik dalam angka maupun dalam bentuk

deskripsi yang merupakan skor atau penilaian akhir setelah dirata-ratakan

secara umum.

Dengan demikian, berdasarkan pada Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP), maka peneliti bersama dengan guru Bahasa Indonesia

menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai objek penelitian itu.

Adapun kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas X.

Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh peneliti pada tanggal 25-

26 Juli 2011. Siswa/i kelas X berjumlah 25 orang, yang terdiri dari 10 laki-

laki dan 15 perempuan.

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

63

Gambar 4

Gedung Yayasan Pendidikan Islam As-Syafi’iyah 01 Jakarta

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Kegiatan penelitian pertemuan pertama dilaksanakan pada hari

Senin, 25 Juli 2011, pada jam pelajaran ke-3 dan ke-4 dengan

alokasi waktu 2 x 45 menit.

1) Pelaksanaan Tindakan (Planning)

Pelaksanaan penelitian diawali dengan memaparkan kepada

siswa maksud adanya penelitian. Penelitian tersebut berkaitan

dengan kemampuan pemahaman siswa terhadap unsur intrinsik

pada cerpen melalui metode kooperatif tipe Student Teams

Achievement Division (STAD). Tujuannya agar para siswa lebih

siap dan terkondisi dalam mengikuti pembelajaran atau prosedur

dari penelitian tersebut yang juga sesuai dengan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Adapun perencanaan tindakan pembelajaran untuk pertemuan

pertama sebagai berikut:

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

64

a) Guru membuka pelajaran dengan berdoa.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Guru bertanya kepada siswa tentang hal-hal yang berkaitan

dengan cerpen untuk menggali pengetahuan awal siswa.

d) Guru memberikan pretest.

e) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok secara

heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4 - 5 orang.

f) Guru membahas cerpen pretest dan soal pretest.

g) Siswa diminta mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen

pretest.

h) Guru dan siswa menyimpulkan dan memberikan penilaian

terhadap pembelajaran tersebut.

i) Pertemuan pertama ditutup dengan pemberian kuis tentang

materi yang telah dipelajari.

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Guru memulai kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan

membaca doa sebagai pembuka pelajaran, mengkondisikan siswa

agar siap mengikuti pelajaran agar tujuan tercapai dengan baik,

dan memeriksa daftar hadir siswa. Langkah awal sebelum masuk

ke materi pembelajaran, guru terlebih dahulu menyampaikan

tujuan pembelajaran dan metode yang digunakan serta

memberikan pretest tentang pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen.

Pembelajaran dimulai dengan guru bertanya kepada siswa

tentang hal-hal yang berkaitan dengan cerpen, tujuannya untuk

menggali pengetahuan awal siswa. Sebagian besar siswa

menjawab cerpen adalah bagian dari prosa. Ada juga yang

menjawab cerpen terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.

Semua apersepsi mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan

cerpen sudah baik dan guru mulai membagi siswa dalam beberapa

kelompok. Tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 orang.

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

65

Langkah selanjutnya, guru membahas cerpen yang digunakan

saat pretest dengan judul “Laron” karya Chairil Gibran

Ramadhan. Sedikit kendala yang dialami guru saat siswa

membaca cerpen tersebut. Masih ada beberapa siswa yang

berbicara dan bercanda sehingga menghambat pemahaman siswa

yang lain. Kendala tersebut guru siasati dengan himbauan kepada

siswa untuk lebih serius membaca cerpennya, karena setelah itu

guru akan memberikan beberapa pertanyaan secara acak. Bagi

siswa yang bisa menjawab dengan benar maka akan mendapat

nilai tambahan untuk kelompoknya maupun dirinya sendiri.

Pembelajaran selanjutnya siswa diajak untuk

mengidentifikasi unsur intrinsik pada cerpen “Laron”. Setiap

kelompok berusaha menjawab apa saja unsur intrinsiknya yang

meliputi tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya

bahasa. Akan tetapi masih ada siswa yang bertanya dan belum

memahami unsur intrinsik cerpen. Pertanyaan siswa dijawab

dengan guru kembali menjelaskan unsur intrinsik pada cerpen

beserta contohnya.

Pembelajaran ditutup dengan guru dan siswa menyimpulkan

kembali materi tersebut. Guru memberikan tugas per kelompok

kepada siswa untuk mencari biodata tentang Chairil Gibran

Ramadhan. Tugas tersebut nantinya akan dibacakan oleh salah

seorang perwakilan dari tiap kelompok.

Berakhirnya pembelajaran tersebut juga ditandai dengan

pemberian lembar penilaian siswa terhadap guru dan jurnal siswa

yang harus diisi oleh semua siswa. Lembar jurnal siswa itu berisi

pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari dan bagaimana

kesan setelah memperoleh materi tersebut. Siswa juga merespon

pembelajaran tersebut dengan baik dan positif, dengan

memberikan pernyataan bahwa dengan belajar unsur intrinsik

pada cerpen memberikan mereka pengetahuan baru.

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

66

Gambar 5

Keadaan siswa setelah dibagi per kelompok

3) Pengamatan (Observing)

Kegiatan observasi dilaksanakan dengan mengamati semua

aktivitas selama pembelajaran berlangsung dengan objek siswa

dan guru. Pengamatan yang dilaksanakan secara langsung ini

disebabkan peneliti menggunakan metode PTK Partisipan, yakni

kegiatan yang melibatkan peneliti secara langsung dari awal

penelitian hingga berakhir pelaksanaan penelitian.

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

67

Berdasarkan pengamatan guru terhadap tingkah laku siswa dalam

pembelajaran, diperoleh data sebagai berikut:

a) Siswa memberikan respon positif yang baik selama

pembelajaran berlangsung.

b) Siswa cukup baik dalam memperhatikan dan menyimak

penjelasan guru.

c) Siswa cukup aktif dalam mengajukan pertanyaan.

d) Siswa kurang aktif dalam menyampaikan pendapat atau

tanggapannya.

e) Siswa saling memotivasi dan membantu kelompoknya

dalam menjawab pertanyaan dengan cukup baik.

f) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan

cukup baik.

g) Siswa memiliki kerjasama dan tanggung jawab pada

kelompoknya dengan baik.

h) Siswa cukup baik dalam mengikuti pembelajaran dari awal

sampai akhir.

i) Rata-rata keaktifan siswa pada pertemuan pertama siswa

berprestasi sedang. (Angket terlampir)

Gambar 6

Kegiatan Belajar dan Mengajar

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

68

4) Refleksi (Reflecting)

Pada kegiatan pembelajaran di pertemuan pertama ini,

peneliti telah mengidentifikasi data-data yang didapat dari hasil

observasi secara langsung berupa hasil pretest siswa yang

menunjukkan tingkat kemampuan awal mereka dalam

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen, tingkah laku siswa

selama proses pembelajaran, catatan lapangan, dan jurnal siswa.

Dalam catatan lapangan pada pertemuan pertama menunjukkan

bahwa harus adanya persiapan yang lebih matang dalam menarik

perhatian siswa agar siswa mudah memahami materi

pembelajaran. Penambahan waktu untuk siswa bertanya menjadi

10 menit (sesi tanya jawab) agar materi yang disampaikan

dipahami dengan baik.

Hasil pretest atau kemampuan siswa dalam pemahaman

unsur intrinsik pada cerpen menunjukkan bahwa masih ada siswa

yang belum memahami dengan baik sehingga skor yang didapat

belum maksimal dan kurang dari SKBM Bahasa Indonesia (65).

Hal ini terlihat dari hasil pekerjaan mereka berdasarkan kriteria

penilaian yang telah ditetapkan, yaitu diperoleh nilai tertinggi

sebesar 75 dan nilai terendah sebesar 50.

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

69

Tabel 5

Hasil Pretest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen

b. Pertemuan Kedua

Pembelajaran pada pertemuan kedua ini dilaksanakan hari Selasa,

26 Juli 2011, pada jam pelajaran ke-5 dan ke-6. Pertemuan kedua

ini merupakan kelanjutan dari refleksi dari pertemuan pertama.

1) Perencanaan Tindakan (Planning)

Kegiatan perencanaan tindakan pembelajaran untuk pertemuan

kedua sebagai berikut:

a) Guru membuka pelajaran dengan berdoa.

b) Guru mengulang kembali materi pertemuan pertama.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Siswa berkelompok sesuai dengan kegiatan sebelumnya.

e) Perwakilan dari setiap kelompok siswa membacakan tugas

kelompoknya di depan kelas.

f) Guru memberikan cerpen untuk materi posttest.

g) Siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik pada cerpen

“Rumah Nyak Haji” karya Chairil Gibran Ramadhan.

h) Siswa mengerjakan soal posttest.

i) Guru dan siswa menyimpulkan dan memberikan penilaian

terhadap pembelajaran tersebut.

65 60 60 60 55

65 60 60 55 65

70 65 60 75 65

65 55 50 60 50

60 65 70 65 60

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

70

2) Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Kegiatan belajar mengajar (KBM) diawali guru dengan

membaca doa sebagai pembuka pelajaran, mengondisikan siswa

agar siap mengikuti pelajaran sehingga tercapainya tujuan dengan

baik, dan memeriksa daftar hadir siswa. Langkah awal sebelum

masuk ke materi pembelajaran, guru terlebih dahulu mengulang

kembali materi pertemuan pertama yang disertai beberapa

pertanyaan kepada siswa. Sebagian besar siswa sangat antusias

menjawab pertanyaan guru. Mereka mengatakan bahwa pada

pertemuan pertama mempelajari tentang unsur intrinsik pada

cerpen itu menarik. Pembelajaran pada pertemuan kedua diawali

dengan langkah yang baik, sebab mereka masih ingat dengan

materi yang disampaikan guru pada pertemuan pertama.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran untuk hari ini

(pertemuan kedua) dan mengarahkan siswa untuk berkelompok

sesuai dengan kegiatan sebelumnya. Kemudian guru meminta

perwakilan dari setiap kelompok untuk membacakan tugas

kelompok tentang biografi Chairil Gibran Ramadhan, sementara

siswa yang lain menyimak dan memberi tanggapan. Guru

membagikan cerpen “Rumah Nyak Haji” karya Chairil Gibran

Ramadhan, sebagai materi untuk posttest. Guru memberikan

waktu 15 menit kepada siswa untuk membaca cerpen posttest.

Setelah itu, guru memberikan kuis kepada siswa. Siswa terlihat

sangat antusias menjawab kuis. Sebelum menutup pembelajaran,

guru memberikan tugas sebagai bentuk posttest untuk melihat

hasil belajar siswa selama mempelajari materi unsur intrinsik

pada cerpen. Kemudian guru dan siswa memberikan penilaian

tentang pembelajaran pada pertemuan kedua.

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

71

3) Pengamatan (Observing)

Pada kegiatan observasi ini, guru melihat keaktifan siswa

menjawab pertanyaan yang diberikan guru dan menyampaikan

pendapat tentang unsur intrinsik pada cerpen. Proses pengamatan

juga dilakukan dalam bentuk pengisian jurnal siswa dan lembar

observasi, yakni penilaian terhadap tingkah laku guru oleh siswa

selama pembelajaran pada pertemuan kedua.

Tabel 6

Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru pada

Pertemuan Kedua

No. Aspek yang diamati

Rata-Rata

Pertemuan

Kedua

1. Guru memberikan penjelasan materi

unsur intrinsik pada cerita pendek. 74

2. Guru menguasai materi pembelajaran

unsur intrinsik pada cerita pendek

dengan baik.

75

3. Guru menggunakan media yang

mendukung untuk pembelajaran unsur

intrinsik pada cerita pendek.

67

4. Guru menggunakan metode yang tepat

dalam unsur intrinsik pada cerita

pendek.

69

5. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya terkait dengan

materi yang disampaikan.

69

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

72

6. Guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk mengajukan pendapat atau

menanggapi mengenai materi yang

disampaikan.

71

7. Guru memberikan tugas sesuai dengan

materi pembelajaran yang disampaikan. 75

8. Guru memperhatikan kegiatan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung

dan membantu mengarahkan siswa jika

menemui kesulitan dalam mengerjakan

tugas atau latihan.

74

Jumlah Rata-rata Keseluruhan 22,96

Jumlah Rata-rata Keseluruhan =

=

= 22,96

Keterangan:

Skala Penilaian Rata-rata Tiap Aspek:

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

Skala Penilaian Jumlah Rata-rata:

5-9 = Prestasi Rendah

10-20 = Prestasi Sedang

21-30 = Prestasi Tinggi

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

73

Berdasarkan tabel di atas, dengan jumlah rata-rata

keseluruhan 22,96 berarti guru memiliki prestasi yang tinggi

selama kegiatan belajar dan mengajar (KBM) berlangsung.

4) Refleksi (Reflecting)

Pada pertemuan ini, guru dan siswa melakukan refleksi

selama proses pembelajaran yang berlangsung dengan

memecahkan kesulitan siswa dalam memahami materi serta

memberikan tips-tips untuk mengingatnya. Guru juga

memberikan pujian dan hadiah kepada kelompok yang

mendapatkan skor tertinggi dalam kuis selama pembelajaran.

Hasil posttest atau kemampuan siswa dalam pemahaman

unsur intrinsik pada cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD

menunjukkan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu atau

baik dalam memahaminya sehingga nilai yang didapat mengalami

peningkatan. Hal ini terlihat dari hasil pekerjaan mereka

berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, yaitu

diperoleh nilai tertinggi sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 65.

Tabel 7

Hasil Posttest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen

melalui Metode Kooperatif Tipe STAD

75 90 75 80 65

70 75 80 65 80

80 85 85 95 75

90 65 65 80 65

70 90 85 80 70

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

74

3. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data pada hasil pretest dan posttest pemahaman

unsur intrinsik pada cerpen dengan menggunakan uji hipotesis.

a. Uji Hipotesis

Untuk menguji yang menyatakan bahwa ada peningkatan yang

signifikan antara rata-rata hasil nilai sebelum dan sesudah siswa

menggunakan metode kooperatif tipe STAD pada pembelajaran

menggunakan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen digunakan uji t.

Langkah-langkah:

1) Hipotesis

:

:

Keterangan:

: rata-rata hasil pretest siswa pada pembelajaran

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.

: rata-rata hasil posttest siswa pada pembelajaran

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen melalui metode

kooperatif tipe STAD.

2) Menentukan kriteria pengujian

Tolak jika <

Terima jika >

3) Menentukan harga

Menggunakan rumus:

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

75

Langkah-langkahnya:

Tabel 8

Skor Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen saat

Pretest dan Posttest

No.

Skor

D = (x-y) = (x-y Pretest

(x)

Posttest

(y)

1 65 75 -10 100

2 60 90 -30 900

3 60 75 -15 225

4 60 80 -20 400

5 55 65 -10 100

6 65 70 -5 25

7 60 75 -15 225

8 60 80 -20 400

9 55 65 -10 100

10 65 80 -15 225

11 70 80 -10 100

12 65 85 -20 400

13 60 85 -25 625

14 75 95 -20 400

15 65 75 -10 100

16 65 90 -25 625

17 55 65 -10 100

18 50 65 -15 225

19 60 80 -20 400

20 60 65 -5 25

21 60 70 -10 100

22 65 90 -25 625

23 70 85 -15 225

24 65 80 -15 225

25 60 70 -10 100

Jumlah

-385 6975

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

76

a) Mencari Mean of Difference

= = = - 15, 4 = 15,4

b) Mencari Standar Deviasi

=

=

=

=

= 6,47

c) Mencari Standard Error dari Mean of Difference

=

=

=

= 1,32

Maka:

= = = 11,67

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

77

4) Menentukan tingkat signifikan

Menentukan tingkat signifikan dengan derajat keyakinan 95% dan

= 0,05.

Dengan rumus: =

=

= (0,05;24)

= 2,06

5) Simpulan

(11,67) lebih besar dari (2,06) atau dengan kata lain

nilai tersebut tidak berada di antara -2,00 dan 2,00. Ini berarti

diterima pada taraf signifikan = 0,05. Dengan demikian, dari

hasil penelitian ini, peneliti menyatakan bahwa ada peningkatan

yang signifikan dari hasil belajar pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD antara

nilai pretest dan nilai posttest. Adapun letak daerah penerimaan

dan penolakan dapat dilihat pada gambar berikut:

db = 24

= 0,05

Tolak Daerah penerimaan

-2 2

Berdasarkan hasil pengujian skor rata-rata nilai pretest dan

posttest siswa menggunakan uji-t diperoleh nilai = 11,67.

Dengan tabel berdistribusi t, untuk taraf signifikan = 0,05 dan

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

78

db = 24, diperoleh nilai = 2,06, sehingga >

(11,67 > 2,06) dengan demikan diterima. Dari penelitian ini

didapat bahwa ada peningkatan yang signifikan antara hasil

pretest dengan hasil posttest dalam meningkatkan pemahaman

unsur intrinsik pada cerpen dengan menggunakan metode

kooperatif tipe STAD.

4. Deskripsi dan Hasil Analisis Data

a. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Pretest Pemahaman Unsur

Intrinsik pada Cerpen

Adapun hasil pretest pada materi pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen sebagai berikut:

Tabel 9

Data Hasil Pretest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen

No. Nama Siswa Benar Nilai

1. Abdul Mujib 13 65

2. Abu Dzar Alqifari 12 60

3. Ade Syifa Indriani 12 60

4. Ahmad Irfan 12 60

5. Amalia 11 55

6. Anisa Ayu 13 65

7. Anisa Dwi Septiani 12 60

8. Bian Abdillah 12 60

9. Deni Hardiansah 11 55

10. Dicky Pradita Akbar 13 65

11. Ernawati 14 70

12. Iis Rahmawati 13 65

13. Indi Indriyani 12 60

14. Labyb Awfa 15 75

15. Maulidia Fitriani 13 65

16. Miftahul Khair 13 65

17. Muhammad Nur 11 55

18. Muhammad Sidiq 10 50

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

79

19. Rahma Nispiyanti 12 60

20. Ranti 12 60

21. Rere Erni Tiarno Putri 12 60

22. Sabda Risni 13 65

23. Salbiyah 14 70

24. Silsila Fauziah 13 65

25. Siti Zahro 12 60

Berdasarkan data hasil pretest Bahasa Indonesia pada materi

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen, diperoleh nilai tertinggi

sebesar 75 dan nilai terendah sebesar 50. Dua siswa memperoleh

nilai 50, tiga siswa memperoleh nilai 55, delapan siswa

memperoleh nilai 60, sembilan siswa memperoleh nilai 65, dua

siswa memperoleh nilai 70, dan satu siswa memperoleh nilai 75.

Analisis Data Nilai Pretest

1) Rata-rata ( )

=

= = 61,80

2) Modus (

Nilai yang sering muncul adalah skor 65.

3) Median (

50, 50, 55, 55, 55, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 65, 65, 65, 65,

65, 65, 65, 65, 65, 70,70, 75.

=

= )

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

80

= 13

berada pada skor ke-13 ( = 60.

4) Variansi (

– (

= 17,62 - (

= 17,62 – 0,03

= 17,59

5) Simpangan Baku (s)

s =

s =

= 4,19

Berdasarkan hasil di atas, diperoleh nilai rata-rata ( sebesar

61,80, modus ( sebesar 65, median ( sebesar 60, dan

simpangan baku (s) sebesar 4,19 dengan jumlah sampel (n)

sebanyak 25 siswa. Dari hasil pretest pemahaman unsur intrinsik

pada cerpen di atas, siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

termasuk ke dalam kategori cukup.

Page 81: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

81

b. Deskripsi Hasil dan Analisis Data Posttest Pemahaman Unsur

Intrinsik pada Cerpen

Adapun hasil posttest pada materi pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen sebagai berikut:

Tabel 10

Data Hasil Posttest Pemahaman Unsur Intrinsik pada Cerpen

melalui Metode Kooperatif Tipe STAD

No. Nama Siswa Benar Nilai

1. Abdul Mujib 15 75

2. Abu Dzar Alqifari 18 90

3. Ade Syifa Indriani 15 75

4. Ahmad Irfan 16 80

5. Amalia 13 65

6. Anisa Ayu 14 70

7. Anisa Dwi Septiani 15 75

8. Bian Abdillah 16 80

9. Deni Hardiansah 13 65

10. Dicky Pradita Akbar 16 80

11. Ernawati 16 80

12. Iis Rahmawati 17 85

13. Indi Indriyani 17 85

14. Labyb Awfa 19 95

15. Maulidia Fitriani 15 75

16. Miftahul Khair 18 90

17. Muhammad Nur 13 65

18. Muhammad Sidiq 13 65

19. Rahma Nispiyanti 16 80

20. Ranti 13 65

21. Rere Erni Tiarno Putri 14 70

22. Sabda Risni 18 90

23. Salbiyah 17 85

24. Silsila Fauziah 16 80

25. Siti Zahro 14 70

Page 82: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

82

Berdasarkan data nilai posttest Bahasa Indonesia pada materi

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen, diperoleh nilai tertinggi

sebesar 95 dan nilai terendah sebesar 65. Lima siswa memperoleh

nilai 65, tiga siswa memperoleh nilai 70, empat siswa memperoleh

nilai 75, enam siswa memperoleh nilai 80, tiga siswa memperoleh

nilai 85, tiga siswa memperoleh nilai 90, dan satu siswa memperoleh

nilai 95.

Analisis Data Posttest

1) Rata-rata ( )

=

=

= 77,40

2) Modus (

Nilai yang sering muncul adalah skor 80.

3) Median (

65, 65, 65, 65, 65, 70, 70, 70, 75, 75, 75, 75, 80, 80, 80, 80, 80,

80, 85, 85, 85, 90, 90, 90, 95.

(n + 1)

(25 + 1)

(26)

= 13

berada pada skor ke-13 ( = 80

4) Variansi ( )

Page 83: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

83

=

= –

= 29,89 – (0,73

= 29,89 – 0,53

= 29,36

5) Simpangan Baku (s)

s =

=

= 5,42

Berdasarkan analisis data nilai posttest pemahaman unsur intrinsik

pada cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD diperoleh nilai

rata-rata ( ) sebesar 77,40, modus ( ) sebesar 80, median ( )

sebesar 80, dan simpangan baku (s) sebesar 5,42 dengan jumlah

sampel (n) sebanyak 25 siswa. Dari hasil posttest pemahaman

unsur intrinsik pada cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD

di atas, siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta termasuk ke

dalam kategori baik.

Untuk lebih jelas dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Page 84: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

84

Tabel 11

Nilai Minimal, Maksimal, Rata-rata, Variansi, dan Simpangan

Baku Pretest dan Posttest

Deskripsi Nilai Pretest Nilai Posttest

Nilai minimal 50 65

Nilai maksimal 75 90

Rata-rata 61,80 77,40

Variansi 17,59 29,36

Simpangan Baku 4,11 5,42

Dari data tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata posttest (77,40)

lebih besar daripada nilai pretest (61,80), begitu juga dengan nilai

minimal dan maksimalnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa

rata-rata pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dengan melalui

metode kooperatif tipe STAD mengalami peningkatan yang baik.

c. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Tingkat Kesukaran Soal Pretest

Tingkat kesulitan soal pretest yang diujikan sebanyak 20 soal. Berikut

ini hasil data dari tingkat kesulitan soal.

Tabel 12

Indeks Kesukaran Soal Pretest

No.

Soal B JS P Keterangan

1. 17 25 0,68 SEDANG

2. 20 25 0,8 MUDAH

3. 15 25 0,6 SEDANG

Page 85: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

85

4. 14 25 0,56 SEDANG

5. 18 25 0,72 MUDAH

6. 18 25 0,72 MUDAH

7. 11 25 0,44 SEDANG

8. 10 25 0,4 SEDANG

9. 10 25 0,4 SEDANG

10. 11 25 0,44 SEDANG

11. 23 25 0,92 MUDAH

12. 16 25 0,64 SEDANG

13. 19 25 0,76 MUDAH

14. 21 25 0,84 MUDAH

15. 14 25 0,56 SEDANG

16. 14 25 0,56 SEDANG

17. 12 25 0,48 SEDANG

18. 10 25 0,4 SEDANG

19. 23 25 0,92 MUDAH

20. 14 25 0,56 SEDANG

d. Deskripsi dan Hasil Analisis Data Tingkat Kesukaran Soal Posttest

Tingkat kesulitan soal posttest yang diujikan sebanyak 20 soal. Berikut

ini hasil data dari tingkat kesulitan soal.

Tabel 13

Indeks Kesukaran Soal Posttest

No.

Soal B JS P Keterangan

1. 18 25 0,72 MUDAH

2. 17 25 0,68 SEDANG

3. 20 25 0,80 MUDAH

4. 16 25 0,64 SEDANG

5. 21 25 0,84 MUDAH

6. 19 25 0,76 MUDAH

7. 21 25 0,84 MUDAH

8. 13 25 0,52 SEDANG

9. 21 25 0,84 MUDAH

10. 18 25 0,72 MUDAH

11. 19 25 0,76 MUDAH

12. 18 25 0,72 MUDAH

13. 19 25 0,76 MUDAH

Page 86: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

86

14. 20 25 0,80 MUDAH

15. 18 25 0,72 MUDAH

16. 22 25 0,88 MUDAH

17. 22 25 0,88 MUDAH

18. 21 25 0,84 MUDAH

19. 22 25 0,88 MUDAH

20. 22 25 0,88 MUDAH

5. Interpretasi Hasil Analisis

Setelah mengetahui rata-rata pretest sebesar 61,80 dan rata-rata nilai

posttest sebesar 77,40, maka dapat dikatakan bahwa terdapat peningkatan

dalam pemahaman unsur intrinsik pada cerpen. Berdasarkan teori yang

ada, kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen yang diajar

dengan menggunakan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) lebih tinggi karena metode ini dapat melibatkan siswa

secara aktif, adanya saling ketergantungan positif, saling membantu, dan

saling memberikan motivasi sehingga ada interaksi sosial, dan pemberian

penghargaan serta meningkatkan rasa tanggung jawab dalam belajar

kelompok. Peningkatan kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD sebesar

28,7%.

Terdapat peningkatan pada respon siswa selama pembelajaran

berlangsung, yaitu peningkatan pemahaman siswa dalam memperhatikan

dan menyimak penjelasan guru, pada pertemuan pertama rata-rata skor

penilaian 73, sedangkan pada pertemuan terakhir sebesar 74. Peningkatan

juga terlihat pada keseriusan siswa pada tiap-tiap kelompok dalam

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan rata-rata sebesar 75.

Pembelajaran pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dengan

menggunakan metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) juga memberikan hasil yang positif dalam interaksi sosial,

pemprosesan kelompok, dan tanggung jawab perseorangan pada setiap

kemampuan dalam kelompoknya masing-masing. Dengan demikian ada

perbedaan atau peningkatan yang signifikan dari hasil pembelajaran

Page 87: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

87

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen. Peningkatan hasil tersebut terjadi

karena adanya perlakuan atau pembelajaran dengan menggunakan metode

kooperatif tipe STAD.

6. Pembahasan Temuan Penelitian

a. Deskripsi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran

Hasil observasi terhadap tingkah laku siswa dalam pembelajaran

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dari pertemuan pertama

sampai pertemuan kedua mengalami peningkatan.

Tabel 14

Hasil Rata-rata Skor Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

No Aspek yang diamati

Skor Penilaian

Pertemuan

ke-1

Pertemuan

ke-2

1. Siswa memberikan respon positif

selama pembelajaran berlangsung. 3 3

2. Siswa memperhatikan dan

menyimak penjelasan guru dengan

baik.

2 3

3. Siswa aktif dalam mengajukan

pertanyaan. 2 3

4. Siswa menyampaikan pendapat atau

tanggapannya. 1 3

5. Siswa saling memotivasi dan

membantu kelompoknya dalam

menjawab pertanyaan.

2 3

6. Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan guru dengan serius. 2 3

Page 88: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

88

Rata-rata Skor =

Pertemuan Pertama

Rata-rata Skor = = 8,5

Pertemuan Kedua

Rata-rata Skor = = 12

Keterangan:

Skala Penilaian Rata-rata Tiap Aspek:

1 = Kurang

2 = Cukup

3 = Baik

Skala Penilaian Rata-rata Keseluruhan:

1 – 5 : Berprestasi Rendah

6 – 10 : Berprestasi Sedang

11 – 20 :Berprestasi Tinggi

Tabel di atas menunjukkan sikap siswa dalam merespon

pembelajaran pemahaman unsur intrinsik pada cerpen melalui

metode kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)

7. Siswa memiliki kerjasama dan

tanggung jawab pada kelompoknya. 3 3

8. Siswa mengikuti pembelajaran dari

awal sampai akhir 2 3

Jumlah Skor 17 24

Rata-rata Skor 8,5 12

Page 89: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

89

mengalami peningkatan. Pada pertemuan pertama rata-rata skor 8,5

(siswa berprestasi sedang). Sedangkan pada pertemuan kedua rata-

rata skor 12 (siswa berprestasi tinggi).

b. Deskripsi dan Hasil Analisis Tingkah Laku Guru dalam

Pembelajaran

Hasil observasi yang dilakukan siswa terhadap tingkah laku guru

dalam mengajar menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan

tugasnya dengan baik serta berhasil menerapkan metode kooperatif

tipe STAD pada pembelajaran pemahaman unsur intrinsik pada

cerpen. Berikut hasil rata-rata aktivitas guru pada pertemuan pertama

dan kedua:

Tabel 15

Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

No. Aspek yang diamati Pertemuan

Ke-1

Pertemuan

Ke-2

1. Guru memberikan penjelasan materi

unsur intrinsik pada cerita pendek. 73 74

2. Guru menguasai materi

pembelajaran unsur intrinsik pada

cerita pendek dengan baik.

70 75

3. Guru menggunakan media yang

mendukung untuk pembelajaran

unsur intrinsik pada cerita pendek.

66 67

4. Guru menggunakan metode yang

tepat dalam unsur intrinsik pada

cerita pendek.

68 69

5. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bertanya terkait 68 69

Page 90: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

90

dengan materi yang disampaikan.

6. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk mengajukan

pendapat atau menanggapi mengenai

materi yang disampaikan.

63 71

7. Guru memberikan tugas sesuai

dengan materi pembelajaran yang

disampaikan.

73 75

8. Guru memperhatikan kegiatan siswa

selama proses pembelajaran

berlangsung dan membantu

mengarahkan siswa jika menemui

kesulitan dalam mengerjakan tugas

atau latihan.

71 74

Jumlah Skor 552 574

Rata-rata Skor 22,08 22,96

Rata-rata Skor =

Pertemuan Pertama

Rata-rata Skor = = 22,08

Pertemuan Kedua

Rata-rata Skor = = 22,96

Keterangan:

Skala Penilaian Rata-rata Tiap Aspek:

1 : Kurang

2 : Cukup

Page 91: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

91

3 : Baik

Skala Penilaian Jumlah Rata-rata:

5 – 9 : Berprestasi Rendah

10 – 20 : Berprestasi Sedang

21 – 30 : Berprestasi Tinggi

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkah laku guru

selama pembelajaran pemahaman unsur intrinsik pada cerpen

melalui metode kooperatif tipe STAD telah berhasil dengan baik

dilakukan pada siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta.

c. Deskripsi dan Hasil Analisis Catatan Lapangan dalam

Pembelajaran

Hasil catatan lapangan selama pembelajaran berlangsung pada

pertemuan pertama dan kedua:

Pada pertemuan pertama, peneliti masih menemukan siswa yang

berbicara dan bercanda dengan teman satu mejanya pada saat peneliti

sedang menerangkan (saat KBM berlangsung). Hal tersebut

mengakibatkan KBM terganggu. Kemudian peneliti memberikan

solusi dengan berusaha menarik perhatian siswa agar KBM bisa

berjalan dengan lancar. Selain itu, masalah yang peneliti temui adalah

minimnya waktu untuk sesi tanya-jawab. Hal tersebut mengakibatkan

siswa kurang paham terhadap materi yang dijelaskan. Guru

memberikan solusi untuk memberikan penambahan untuk sesi tanya-

jawab menjadi 10 menit.

Pertemuan kedua, ada satu siswa yang meminta dijelaskan kembali

materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama. Kendalanya

waktu yang dibutuhkan sedikit untuk mengulang materi. Sarana

perbaikannya adalah peneliti langsung memberikan penjelasan yang

Page 92: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

92

disertai dengan contoh agar siswa tersebut mudah untuk

memahaminya. Kemudian ada pula beberapa siswa yang masih kurang

memahami perbedaan majas ironi, sinisme, dan sarkasme. Solusinya

peneliti memberikan perbedaan yang jelas disertai contoh yang nyata

dalam kehidupan sehari-hari.

d. Deskripsi Jurnal Siswa

Hasil dari jurnal siswa menggambarkan sebagian besar siswa

memiliki tingkat keseriusan yang tinggi, serta memberikan respon

yang positif dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu dibuktikan dengan

jawaban siswa yang menuliskan materi yang diperoleh dari awal

hingga akhir pembelajaran dengan kesan atau tanggapan yang positif

terhadap pembelajaran tersebut.

Page 93: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

93

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pemahaman awal siswa terhadap cerpen dan unsur intrinsiknya

cukup baik dengan rata-rata hasil pretest sebesar 61,80. Namun

masih ada tiga belas orang siswa yang mendapatkan nilai kurang

dari Standar Kelulusan Belajar Minimal (SKBM) Bahasa Indonesia

(65). Setelah guru menjelaskan materi unsur intrinsik cerpen

melalui metode kooperatif Student Teams Achievement Division

(STAD) terdapat peningkatan rata-rata menjadi 77,4.

2. Selain penilaian pretest dan posttest, peneliti juga melakukan

penilaian terhadap skor aktivitas siswa dalam pembelajaran,

mengisi catatan lapangan, serta mendokumentasikan kegiatan

penelitian dalam bentuk foto. Sedangkan siswa melakukan

penilaian terhadap tingkah laku peneliti dan mengisi jurnal siswa.

3. Penggunaan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman siswa terhadap unsur intrinsik pada

cerpen. Berdasarkan analisis data nilai posttest pemahaman unsur

intrinsik pada cerpen melalui metode kooperatif tipe STAD

diperoleh nilai rata-rata ( ) sebesar 77,40, modus ( ) sebesar 80,

median ( ) sebesar 80, dan simpangan baku (s) sebesar 5,42

dengan jumlah sampel (n) sebanyak 25 siswa. Dari hasil posttest

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen melalui metode kooperatif

tipe STAD di atas, siswa kelas X MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

termasuk ke dalam kategori baik. Berdasarkan hasil pengujian skor

rata-rata pretest dan posttest siswa dengan menggunakan uji

statistik uji-t diperoleh harga (11,67). Dengan tabel

berdistribusi t, untuk taraf signifikan dan db = 24,

Page 94: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

94

diperoleh (2,06), sehingga > (11,67 > 2,06)

dengan demikian diterima.

B. SARAN

Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan dan simpulan di atas,

maka peneliti menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dapat dijadikan sebuah alternatif bagi guru dalam

pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk lebih

meningkatkan hasil belajar siswa, yang dapat menciptakan suasana

kelas lebih menyenangkan, melibatkan siswa secara keseluruhan,

dan membangkitkan motivasi belajar.

2. Penggunaan metode kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

pemahaman unsur intrinsik pada cerpen, yang disertai dengan

cerpen karya Chairil Gibran Ramadhan, diharapkan dapat

menjadikan siswa lebih memahami materi yang disampaikan

dengan baik, aktif, dan mampu menyebutkan apa saja unsur

intrinsik cerpen itu disertai contoh. Selain itu, penggunaan media

atau alat bantu belajar yang menarik atau bervariasi dapat

membangkitkan semangat atau motivasi siswa dalam belajar.

3. Penggunaan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat

digunakan guru dalam membantu meningkatkan kemampuan

belajar siswa. Pemilihan metode tersebut dalam suatu pembelajaran

harus diikuti dengan kreativitas guru dan penguasaan materi dalam

suatu pembelajaran.

Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan

adanya penelitian tindakan lanjut untuk mengetahui apakah metode

kooperatif tipe STAD dapat diterapkan dan memberikan hasil yang

lebih baik pada semua materi pelajaran dan pada setiap jenjang

pendidikan.

Page 95: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

95

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, M.H. A Glossary of Literary Terms. Boston: Thomson Learning.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta:

PT. Bumi Aksara. 2010.

Buku MOS MA As-Syafi‟iyah 01 Tahun Pelajaran 2011/2012.

Husna, Nida. Step by Step to Reading Skill (Step 1: First Edition). English

Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Isjoni. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia & Malaysia. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar 2007.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

2008.

Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan

Profesi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2010.

Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press. 1998.

Ramadhan, Chairil Gibran. Sebelas Colen di Malam Lebaran: Setangkle Cerita

Betawi. Jakarta: Masup Jakarta. 2008.

Resmini, Novi dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS. 2007.

Rosdiana, Titi. Abstrak Skripsi: Peningkatan Kemampuan Membacakan Berita

Siswa Kelas XI SMA Widya Kusuma Cileungsi melalui Pendekatan Cooperative

Learning dengan metode Student Teams Achievement Division (STAD). Jakarta:

Universitas Negeri Jakarta. 2008.

Ruslah. Abstrak Skripsi: Penggunaan Metode Kooperatif Tipe STAD (Student

Teams Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Penggunaan

Page 96: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

96

Gaya Bahasa pada Puisi (Sebuah PTK pada Siswa Kelas X MAN 22 Jakarta

Tahun Pelajaran 2010/2011). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2010.

Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. 1988.

Sudarno, Rahman A Eman. Kemampuan Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT.

Hikmat Syahid Indah. 1986.

Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. 1995.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. 2008.

Suprijono, Agus. Cooperative Learning: Teori dan Apikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2009.

Susetyo, Budi. Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika

Aditama. 2010.

Tarigan, Henry Guntur. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa. 1979.

The American Heritage, short story,

http://www.thefreedictionary.com/short+story, 20 Oktober 2011, Pukul 09:52

WIB

Tim Penyusun Naskah BTA. Teori dan Soal Bahasa Indonesia. Jakarta: BTA

Press. 2006.

Tim Edukatif. Kompeten Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta:

Erlangga. 2007.

Tim Guru Indonesia. 99% Lulus UN SMA IPA 2011. Jakarta: Cmedia. 2010.

Tukan. Mahir Berbahasa Indonesia: SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira. 2006.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2010.

Page 97: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

97

Warto. Abstrak Skripsi: Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam

melalui Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement

Division ( STAD) di Kelas IV pada SD Don Bosco I Kecamatan Kelapa Gading

Kotamadya Jakarta Utara. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. 2009.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 2009.

Widjojoko dan Endang Hidayat. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia.

Bandung:UPI PRESS. 2007.

Page 98: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

98

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia

Kelas/ Semester : X/ I

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Standar Kompetensi

1. Memahami wacana sastra melalui kegiatan membaca puisi dan

cerpen.

B. Kompetensi Dasar

Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan

sehari-hari.

C. Indikator

1. Mengidentifikasi unsur intrinsik suatu cerpen.

2. Menanggapi unsur intrinsik yang ditemukan.

3. Menanggapi beberapa cerpen dengan pengararang yang sama.

D. Tujuan Pembelajaran

Menganalisis keterkaitan unsur intrinsik suatu cerpen dengan kehidupan

sehari-hari.

E. Materi Pokok

1. Naskah cerpen.

Page 99: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

99

2. Unsur intrinsik (tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, dan

gaya bahasa).

F. Sumber dan Media Belajar

1. Ramadhan, Chairil Gibran. Sebelas Colen di Malam Lebaran:

Setangkle Cerita Betawi. Jakarta: Masup Jakarta. 2008.

2. Lembar Kerja Siswa (terlampir)

G. Langkah-langkah Pembelajaran:

Pertemuan Pertama (2 x 45 menit)

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengondisikan kelas.

b. Guru menginformasikan KD, indikator, dan metode belajar

yang akan diterapkan.

c. Guru dan siswa bertanya jawab dengan hal-hal yang

berkaitan dengan cerpen untuk menggali pengetahuan awal

siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan cerpen dan soal pretest

b. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa.

c. Guru menjelaskan tentang materi pelajaran, membahas

cerpen dan soal pretest yang sudah dibagikan

d. Guru dan siswa mengidentifikasi unsur intrinsik (tema, alur,

tokoh dan penokohan, latar, sudut pandang, dan gaya

bahasa,) cerpen yang telah dibaca.

Page 100: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

100

e. Siswa berdiskusi per kelompok untuk mengaitkan unsur

intrinsik (tema, alur, tokoh dan penokohan, latar, sudut

pandang, dan gaya bahasa) dengan kehidupan sehari-hari.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa melakukan refleksi.

b. Guru dan siswa memberikan penilaian terhadap

pembelajaran pada pertemuan pertama.

c. Penugasan (per kelompok)

Pertemuan Kedua (2 x 45 menit)

1. Kegiatan Awal

a. Guru mengondisikan kelas.

b. Guru mengulang kembali materi pertemuan pertama.

c. Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru tentang

materi sebelumnya.

2. Kegiatan Inti

a. Siswa berkelompok sesuai dengan kegiatan sebelumnya.

b. Siswa menyimak temannya yang sedang membacakan tugas

per kelompok.

c. Siswa mengemukakan tanggapan tentang tugas per

kelompoknya.

d. Guru membagikan cerpen untuk posttest.

e. Guru dan siswa mengidentifikasi unsur intrinsik cerpen untuk

posttest dan menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Page 101: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

101

3. Kegiatan Akhir

a. Guru dan siswa melakukan refleksi

b. Siswa mengerjakan soal posttest.

c. Guru dan siswa memberikan penilaian terhadap

pembelajaran pada pertemuan kedua.

H. Penilaian:

1. Teknik dan bentuk:

a. Tes tulis

b. Observasi

c. Catatan Lapangan

d. Jurnal Siswa

2. Bentuk instrumen:

a. Benar-Salah

b. Menjodohkan

c. Pilihan Ganda

3. Kunci Jawaban

a. Soal Pretest

I. Benar – Salah

1) S 6) B

2) S 7) B

3) B 8) S

4) B 9) B

Page 102: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

102

5) S 10) S

II. Menjodohkan

1) F 6) H

2) G 7) E

3) D 8) J

4) C 9) A

5) I 10) B

b. Soal Posttest

1) C 11) A

2) C 12) A

3) A 13) B

4) C 14) A

5) C 15) B

6) B 16) C

7) A 17) B

8) D 18) D

9) B 19) A

10) A 20) A

Jakarta, 23 Juli 2011

Peneliti

Page 103: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

103

Lampiran 2

“CERPEN & UNSUR INTRINSIK CERPEN”

Hakikat Cerita Pendek

Cerita pendek, atau yang lebih populer dengan akronim cerpen,

merupakan bagian dari jenis prosa. Sebuah cerpen tidak dilihat panjang

pendeknya halaman atau pun kata-kata yang dikandungnya. Cerita pendek

merupakan suatu cerita tentang kejadian kecil dalam kehidupan. Dengan

demikian cerita pendek adalah suatu cerita yang melukiskan suatu

peristiwa atau kejadian apa saja yang menyangkut persoalan jiwa atau

kehidupan manusia. Misalnya sebuah karangan pendek tentang keadaan

warung bukanlah sebuah cerpen, tetapi karangan tentang keadaan di

warung akan menjadi cerpen jika di dalamnya dijalinkan suatu peristiwa,

suatu kejadian yang menyangkut persoalan jiwa salah seorang atau

beberapa orang di warung itu.

Ciri-Ciri Cerita Pendek.

Ciri-ciri cerita pendek yaitu:

1) Penyampaian cerita secara singkat dan padat.

2) Jalinan jiwa dan kejadian bulat dan padu, di dalamnya

mengandung unsur pertikaian yang akhirnya mencapai klimaks dan

diakhiri dengan penyelesaian masalah.

3) Tema cerita tentang nilai kemanusiaan, moral dan etika.

4) Membicarakan masalah tunggal dan dapat dibaca dalam waktu

singkat.

5) Memusatkan perhatian pada tokoh protagonis.

6) Adanya kebulatan kisah (cerita).

7) Bahasa yang dipergunakan dalam cerita tajam, sugestif, dan

menarik perhatian.

Page 104: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

104

8) Sebuah cerita pendek mengandung interpretasi pengarang tentang

konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun

tidak langsung.

9) Sebuah cerita pendek harus menimbulkan efek dalam pikiran

pembaca.

10) Dalam cerita pendek terdapat satu kejadian atau persoalan yang

menguasai jalan cerita.

11) Cerita pendek bergantung pada satu situasi.

12) Pelaku utama mengalami perubahan nasib dan cerita berkembang

dengan memusat. Alur cerita berpusat pada peristiwa yang

memberi rangsangan pada pembaca.30

Unsur Intrinsik Cerpen

Cerpen memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur

intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya

sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan. Namun

untuk pembahasan teori, peneliti menyajikan unsur intrinsik, sesuai

dengan judul penelitian.

Unsur intrinsik cerpen meliputi:

1. Tema

Kata tema seringkali disamakan dengan pengertian topik.

Padahal kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda.

Topik berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema merupakan

suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam

fiksi. Tema sering juga disebut ide atau gagasan yang menduduki

tempat utama dalam pikiran pengarang sekaligus tempat utama

dalam cerita.

Page 105: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

105

2. Plot/ Alur

Plot atau alur, kadang-kadang disebut juga jalan cerita, ialah

struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis.

Plot dibangun oleh beberapa peristiwa yang biasa disebut alur. Unsur-

unsur alur yaitu:

a. Perkenalan

b. Pertikaian

c. Perumitan

d. Klimaks/ puncak

e. Peleraian

f. Akhir

Unsur-unsur alur ini tidak selalu urutannya bersusun seperti itu,

tetapi ada yang dari tengah dulu, lalu kembali ke peristiwa awal,

kemudian berakhir. Ada pula yang dari akhir terus menuju ke tengah

kemudian sampai ke awal. Karena kedudukan unsur intrinsik inilah,

maka ada yang disebut alur maju, mundur, dan alur maju mundur.

Berdasarkan kualitas hubungan tiap unsur alur, maka ada alur

longgar dan alur erat. Yang dimaksud alur longgar adalah jika

sebagian peristiwanya kita lepaskan (tidak dibaca) tidak mengganggu

keutuhan ceritanya. Sedangkan alur erat, bila sebagian ceritanya kita

tinggalkan akan mengganggu keutuhan cerita

3. Penokohan dan Perwatakan

Masalah penokohan dan perwatakan merupakan salah satu hal

yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amat penting dan bahkan

menentukan. Karena tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi tanpa

adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak

yang akhirnya membentuk alur cerita.

Page 106: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

106

Tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tokoh Protagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya.

Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai

pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.

b. Tokoh Antagonis

Tokoh antagonis adalah tokoh yang beroposisi dengan tokoh

protagonis, secara langsung ataupun tak langsung.

4. Latar (Setting)

Latar (setting) yang disebut juga sebagai landas tumpu,

menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan

lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang

diceritakan. Menurut Nurgiyantoro unsur latar dapat dibedakan ke

dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.

a. Latar Tempat

Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang

dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama

tertentu serta inisial tertentu.

b. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya

peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu.

Page 107: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

107

c. Latar Sosial

Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan

dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang

diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial

masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkungan

cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat

istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan

bersikap. Selain itu latar juga berhubungan dengan status sosial

tokoh yang bersangkutan.

5. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang

dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,

tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita

dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Pembedaan sudut

pandang akan dikemukakan berikut berdasarkan pembedaan yang

telah umum dilakukan orang, yaitu:

a. Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”

Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang

persona ketiga, gaya “dia”, narator adalah seseorang yang

berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita

dengan menyebut nama atau kata ganti: ia, dia, dan mereka.

Sudut pandang “dia” dapat dibedakan ke dalam dua

golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan

pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak pengarang

dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan

dengan tokoh “dia” jadi bersifat mahatahu. Di pihak lain ia

mempunyai keterbatasan “pengertian” terhadap tokoh “dia”,

jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja.

Page 108: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

108

b. Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”

Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut

pandang persona pertama narator adalah seseorang yang ikut

terlibat dalam cerita. Sudut pandang persona pertama dapat

dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan

kedudukan si “aku” dalam cerita. Si “aku” mungkin menduduki

peran utama, jadi tokoh protagonis. Mungkin hanya menduduki

peran tambahan menjadi tokoh tambahan protagonis atau

berlaku sebagai saksi.

c. Sudut Pandang Campuran

Penggunaan sudut pandang dalam sebuah cerita mungkin

saja lebih dari satu teknik. Pengarang dapat berganti-ganti dari

teknik yang satu ke teknik yang lain untuk sebuah cerita yang

dituliskannya. Semuanya itu tergantung dari kemauan dan

kreativitas pengarang, bagaimana mereka memanfaatkan teknik

yang ada demi tercapainya efektivitas

Penceritaan yang lebih, atau paling tidak untuk mencari variasi

penceritaan agar memberikan kesan lain.

6. Gaya Bahasa

Menurut Gorys keraf, gaya bahasa adalah cara mengungkapkan

pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan

kepribadian penulis (pemakai bahasa).

Gaya Bahasa Penegasan

a. Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan peribahasa yang

maksudnya sudah dipahami umum.

Page 109: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

109

Contoh:

Dalam bergaul hendaklah kau waspada; jangan terpedaya

dengan apa yang kelihatan baik di luarnya saja. Segala yang

berkilau bukanlah berarti emas.

b. Antitesis adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan

paduan kata-kata yang artinya bertentangan.

Contoh:

Tinggi rendah harga dirimu bukan elok tubuhmu yang

menentukan, tetapi kelakuanmu.

c. Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan

beberapa hal berturut-turut, makin lama makin rendah

tingkatannya.

Contoh:

Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, anaknya, dan sekarang

cucunya tak luput dari penyakit keturunan itu.

d. Klimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan

beberapa hal berturut-turut, makin lama makin tinggi

tingkatannya.

Contoh:

Di dusun-dusun, di desa-desa, di kota-kota, sampai ke ibukota,

hari proklamasi dirayakan dengan meriah.

e. Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata

tertentu untuk menggantikan nama seseorang. Kata-kata itu

diambil dari sifat-sifat yang menonjol yang dimiliki oleh orang

yang dimaksud.

Contoh:

Si Pelit dan Si Gendut sedang bercanda di halaman rumah Si

Jangkung.

f. Eufemisme adalah gaya bahasa atau ungkapan pelembut yang

digunakan untuk tuntutan tatakrama atau menghindari kata-kata

kasar atau kurang sopan.

Page 110: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

110

Contoh:

Putra Bapak tidak dapat naik kelas karena kurang mampu

mengikuti pelajaran.

g. Hiperbolisme adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan

sesuatu hal dengan melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya.

Contoh:

Suaranya mengguntur membelah angkasa.

h. Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata

atau sebuah nama yang berhubungan dengan suatu benda untuk

menyebut benda yang dimaksud.

Contoh:

Nico pergi ke Bandung mengendarai Kijang.

i. Paralelisme adalah gaya bahasa pengulangan seperti yang

khusus terdapat dalam puisi. Pengulangan di bagian awal

dinamakan anafora, sedangkan di bagian akhir disebut epifora.

Contoh:

Anafora Epifora

Sunyi itu duka Cintaku untukmu

Sunyi itu kudus Sayangku untukmu

Sunyi itu lupa Hidupku untukmu

j. Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan

kata-kata yang sebenarnya tidak perlu karena artinya sudah

terkandung dalam kara sebelumnya.

Contoh:

Benar! Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa

Lutfi berkelahi di tempat itu.

k. Parafrase adalah gaya bahasa penguraian dengan

menggunakan ungkapan atau frase yang lebih panjang daripada

kata semula. Misalnya pagi-pagi digantikan ketika sang surya

merekah di ufuk timur.

Page 111: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

111

l. Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang

sebuah kata berturut-turut dalam suatu wacana. Gaya bahasa ini

sering dipakai dalam pidato atau karangan berbentuk prosa.

Contoh:

Harapan kita memang demikian, dan demikian pula harapan

setiap pejuang. Sekali merdeka, tetap merdeka!

m. Retoris adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan

kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak bertanya. Oleh karena

itu, kalimat tanya retoris tidak membutuhkan jawaban.

Contoh: Bukankah kebersihan adalah pangkal kesehatan?

n. Sinekdoke, gaya bahasa ini terbagi menjadi dua, yaitu:

(1) Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan

sebagian untuk menyatakan keseluruhan.

Contoh:

Setiap kepala diwajibkan membayar iuran Rp 10.000,00

(2) Totem pro parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan

keseluruhan untuk menyatakan sebagian.

Contoh:

Indonesia mengalahkan Spanyol 5-0 dalam final Piala Dunia

o. Tautologi adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan

kata-kata yang sama artinya dalam satu kalimat.

Contoh: Harapan dan cita-citanya terlalu muluk.

Gaya Bahasa Perbandingan

a. Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang

membandingkan dua buah keutuhan berdasarkan persamaannya

secara menyeluruh.

Contoh:

Page 112: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

112

Kami semua berdoa, semoga dalam mengarungi samudera

kehidupan kehidupan ini, kamu berdua akan sanggup

menghadapi badai dan gelombang.

b. Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang menyatakan

sesuatu dengan memperendah derajat keadaan sebenarnya, atau

yang menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari

yang dimaksud untuk merendahkan diri.

Contoh:

Dari mana orang seperti saya ini mendapat uang untuk membeli

barang semahal itu?

c. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang

membandingkan dua hal yang berbeda berdasarkan

persamaannya.

Contoh:

Semangat juangnya berjuang, tak gentar menghadapi musuh.

d. Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan benda-benda

mati atau benda-benda hidup selain manusia dengan manusia,

dianggap berwatak dan berperilaku seperti manusia.

Contoh:

Burung perkutut bernyanyi-nyanyi di pagi hari.

e. Simile adalah gaya bahasa perbandingan yang menggunakan

kata-kata pembanding (seperti, laksana, bagaikan, penaka,

ibarat, dsb) sehingga pernyataan menjadi lebih jelas.

Contoh: Hidup tanpa cinta bagaikan sayur tanpa garam.

f. Simbolik adalah gaya bahasa kiasan, menggunakan lambang-

lambang atau simbol-simbol untuk menyatakan sesuatu.

Contoh: Janganlah kau menjadi bunglon!

Gaya Bahasa Pertentangan

a. Anakronisme adalah gaya bahasa yang mengandung uraian

atau pernyataan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman

tertentu.

Page 113: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

113

Contoh:

Mahapatih Gadjah Mada menggempur pertahanan Sriwijaya

dengan peluru kendali jarak menengah.

b. Kontradiksio in terminis adalah gaya bahasa yang

mengandung pertentangan, yakni apa yang dikatakan terlebih

dahulu diingkari oleh pernyataan yang kemudian.

Contoh:

Suasana sepi, tak ada seorang pun yang berbicara, hanya jam

dinding yang terus terdengar.

c. Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua

pernyataan yang bertentangan, yang membentuk satu kalimat.

Contoh:

Anak ayam mati kelaparan di lumbung padi yang penuh berisi.

Gaya Bahasa Sindiran

a. Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan

pernyataan yang mengecilkan kenyataan sebenarnya.

Contoh:

Ia menjadi kaya raya lantaran mau sedikit korupsi.

b. Ironi adalah gaya bahasa sindiran paling halus yang

menggunakan kata-kata yang artinya justru sebaliknya dengan

maksud si pembicara.

Contoh: Eh, manis sekali teh ini! (maksudnya pahit).

c. Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan

kata-kata yang kasar. Biasanya gaya bahasa ini dipakai untuk

menyatakan amarah.

Contoh: Jangan coba-coba mengganggu adikku lagi, Monyet!

d. Sinisme adalah semacam ironi, tetapi agak lebih kasar.

Contoh: Hai, harum benar baumu! Tolong agak menyisih

sedikit!

Page 114: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

114

Lampiran 3

SOAL PRETEST

1. Jawablah soal berikut ini dengan benar!

2. Jawaban ditulis pada kolom yang telah disediakan.

II. Menjodohkan!

I. Isilah titik-titik di bawah ini dan tuliskan huruf “B” untuk jawaban

yang Benar dan “S” untuk jawaban yang salah.

1. Karya sastra terbagi menjadi dua, yaitu puisi dan prosa. (...)

2. Suatu karya sastra hanya terdiri dari unsur intrinsik. (...)

3. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra

itu sendiri. (...)

4. Tema adalah suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak

diperjuangkan dalam fiksi. (...)

5. Gaya bahasa hanya terdapat pada cerpen. (...)

6. Kehidupan si pengarang juga mempengaruhi karya sastra yang

dibuatnya. (...)

7. Latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (...)

8. Dalam sudut pandang “dia” persona terbatas, cerita dikisahkan

dari sudut “dia” , namun pengarang dapat menceritakan apa saja

hal-hal yang menyangkut soal “dia” tersebut. (...)

9. Majas litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang menyatakan

sesuatu dengan memperendah keadaan yang sebenarnya. (...)

10. Setiap kepala diwajibkan membayar Rp 10.000,00.

Contoh kalimat majas di atas adalah majas totem pro parte. (...)

Page 115: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

115

Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Laron”

karya Chairil Gibran Ramadhan.

Soal Pilihan Jawaban

1. Tokoh utama dalam cerpen “Laron”

adalah ...

2. Sudut pandang pengarang dalam cerpen

“Laron” adalah ...

3. Latar ... dalam cerpen “Laron” adalah

pada bulan Ramadhan.

4. Latar ... dalam cerpen “Laron” adalah

masyarakat Betawi.

5. “Para bapak dan pemuda sibuk membersihkan rumah, mengecat dinding dan pagarnya, membabat ranting-ranting pohon yang melebat di halaman, mengangkat sampah yang menyumbat solokan, membuang rongsokan yang menyesakkan” (h. 9).

Majas yang digunakan pada kalimat di

atas adalah ...

6. “Mobil dan bak terbuka merangkak dengan beduk dan tambur yang ditabuh bertalu-talu; ...” (h. 13).

Majas yang digunakan pada kalimat di

atas adalah ...

7. Tema yang terkandung dalam cerpen

“Laron” adalah ...

8. Amanat yang terkandung di dalam

cerpen “Laron” adalah ...

9. Pengarang cerpen “Laron” adalah ...

10. Unsur-unsur yang membangun karya

a. Chairil Gibran

Ramadhan

b. Unsur intrinsik

c. Sosial

d. Waktu

e. Bersyukur

f. Mahmud

g. Sudut pandang

“dia” serbatahu

h. Personifikasi

i. Antiklimaks

j. Bersyukur

terhadap apa

yang telah Allah

berikan dan

jangan

berlebihan

dalam

merayakan

suatu kegiatan

Page 116: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

116

sastra itu sendiri adalah pengertian dari ...

Page 117: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

117

Lampiran 4

SOAL POSTTEST

Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Rumah Nyak Haji”

karya Chairil Gibran Ramadhan.

1. Isi cerita dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan gedung MPR dengan cara memaksa.

b. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan perumahan mewah dengan cara memaksa.

c. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan plaza dengan cara memaksa.

d. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan gedung perkantoran dengan cara memaksa.

e. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan panti asuhan dengan cara memaksa.

2. Cara yang dilakukan oleh keempat lelaki itu agar Nyak Haji menjual tanah

dan rumahnya adalah ...

a. Meminta bantuan kepada sembilan anak Nyak Haji supaya mereka

merayu ibunya.

b. Membayar tanah Nyak Haji dengan harga yang mahal.

c. Menyuruh maling untuk mengambil barang-barang milik Nyak Haji,

membakar rumah Nyak Haji bagian belakang, dan menakut-nakuti

Nyak Haji beserta keluarganya.

d. Mengusir paksa Nyak Haji beserta keluarganya.

Page 118: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

118

e. Membakar rumah Nyak Haji.

3. Nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Seorang wanita tua renta dengan setia menjaga tanah warisan

leluhurnya meskipun tanah tersebut ditawar dengan harga tinggi.

b. Empat lelaki muda yang menghormati dan menghargai prinsip

wanita tua renta.

c. Seorang anak yang rela berkorban untuk membahagiakan orang

tuanya.

d. Seorang wanita yang sabar merawat sembilan anaknya.

e. Seorang istri yang ditinggal pergi anaknya untuk merantau.

4. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Orang pertama pelaku utama

b. Orang pertama sebagai pengamat

c. Orang ketiga serbatahu

d. Orang ketiga pelaku utama

e. Orang ketiga pelaku sampingan

5. Watak tokoh “Nyak Haji” dideskripsikan dengan cara ...

a. Pelukisan bentuk fisik tokoh

b. Penggambaran lingkungan sekitar tokoh

c. Dialog antartokoh

Page 119: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

119

d. Tanggapan tokoh lain

e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh

6. Konflik dalam diri Nyak Haji adalah ...

a. Nyak Haji sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

b. Nyak Haji harus meninggalkan dan menjual rumahnya yang sudah

menjadi warisan turun-temurun keluarganya dengan berat hati.

c. Nyak Haji tidak menerima rumahnya dibayar dengan harga murah.

d. Rasa kehilangan yang mendalam terhadap suaminya yang telah

meninggal dunia.

e. Nyak Haji kecewa atas sikap anak-anaknya.

7. Akibat konflik pada diri Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Nyak Haji tetap tidak bisa menerima kenyataan harus menjual

rumahnya.

b. Nyak Haji merasa kecewa.

c. Nyak Haji merasa sedih.

d. Empat pemuda yang kecewa atas sikap Nyak Haji.

e. Nyak Haji bahagia.

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal no. 8 s.d 9.

“Aku tidak tahan terus-menerus didatangi tentara dan kaki-tangan lurah setelah kejadian-kejadian itu. Mereka terus mengancam, mengatakan akan menghabisi

Page 120: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

120

kami kalau tidak mau pindah karena dianggap melawan pemerintah. Mereka sungguh berkuasa, meskipun mereka bukan Allah”. (h. 109)

8. Watak pemerintah dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...

a. Simpati

b. Empati

c. Dermawan

d. Diktator

e. Rendah hati

9. ... merasa terancam bila tidak mau pindah karena dianggap melawan

pemerintah.

a. Tentara

b. Nyak Haji beserta anak-anaknya

c. Pak Haji beserta anak-anaknya

d. Empat pemuda

e. Pak RT

10. Alur cerita cerpen “Rumah Nyak Haji” diawali dengan ...

a. Pendeskripsian tokoh

b. Pendeskripsian masalah

c. Munculnya konflik

d. Pemuncakan masalah

e. Pendeskripsian suasana

Page 121: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

121

11. Karakter tokoh Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Keras kepala dan tegar

b. Penakut dan pemalu

c. Pendiam dan penyabar

d. Pemberani dan cerdas

e. Keras kepala dan penakut

12. Berdasarkan cerpen tersebut, pesan yang ingin disampaikan adalah ...

a. Rakyat kecil seharusnya dilindungi, bukan diinjak-injak dan

diremehkan oleh pejabat tinggi.

b. Dalam menghadapi kesulitan hendaknya cukup berdoa kepada

Tuhan niscaya terlindungi.

c. Dalam menghadapi kesulitan harus berusaha dan berdoa.

d. Rakyat kecil di Indonesia dihormati oleh aparatur negara.

e. Rakyat kecil harus menghormati aparatur negara.

13. “Kaki-tangan pemerintah ada di mana-mana, Nyak Haji. ...” (h.105)

Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...

a. Simile

b. Pars pro toto

c. Totem pro parte

d. Personifikasi

e. Metonimia

Page 122: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

122

14. “Kalau rumah ini bernasib seperti pasar tradisional atau perumahan kumuh, bagaimana, Nyak Haji?”. (h. 108)

Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...

a. Simile

b. Pars pro toto

c. Totem pro parte

d. Personifikasi

e. Metonimia

15. Chairil Gibran Ramadhan pernah lama tinggal di ...

a. Pondok Indah

b. Pondok Pinang

c. Pondok Gede

d. Pondok Cabe

e. Pondok Kelapa

16. Antologi tunggal pertama Chairil Gibran Ramadhan adalah ...

a. Sebelas Colen di Malam Ramadhan

b. Sebelas Colen di Malam Jumat

c. Sebelas Colen di Malam Lebaran

d. Sebelas Colen di Malam Takbiran

e. Sebelas Colen di Malam Akhir Tahun

Page 123: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

123

17. Unsur ekstrinsik adalah ...

a. Unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

b. Unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bangunan karya sastranya.

c. Unsur-unsur yang berada di dalam dan di luar karya.

d. Unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan karya

sastra.

e. Unsur-unsur yang berada di tengah karya sastra.

18. Latar bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu ...

a. Latar tempat, latar bulan, dan latar sosial.

b. Latar tempat, latar waktu, dan latar bulan.

c. Latar bulan, latar waktu, dan latar sosial.

d. Latar tempat, latar sosial, dan latar waktu.

e. Latar tanggal, latar bulan, dan latar tahun.

19. Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) disebut ...

a. Gaya bahasa

b. Latar

c. Tema

d. Tokoh

e. Alur

Page 124: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

124

20. Struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis disebut

...

a. Plot

b. Latar

c. Tema

d. Gaya bahasa

e. Tokoh

Page 125: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

125

Lampiran 5

LEMBAR PENILAIAN

Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran

Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan.

No Aspek yang diamati Kriteria

Kurang Cukup Baik

1. Siswa memberikan respon positif

selama pembelajaran berlangsung.

2. Siswa memperhatikan dan

menyimak penjelasan guru dengan

baik.

3. Siswa aktif dalam mengajukan

pertanyaan.

4. Siswa menyampaikan pendapat

atau tanggapannya.

5. Siswa saling memotivasi dan

membantu kelompoknya dalam

menjawab pertanyaan.

6. Siswa mengerjakan tugas yang

diberikan guru dengan serius.

7. Siswa memiliki kerjasama dan

tanggung jawab pada

kelompoknya.

8. Siswa mengikuti pembelajaran dari

awal sampai akhir.

Jakarta,

Observer

Page 126: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

126

Lampiran 6

Penilaian Siswa Terhadap Guru

Berilah tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan.

No. Aspek yang diamati Kriteria

Kurang Cukup Baik

1. Guru memberikan penjelasan materi unsur

intrinsik pada cerita pendek.

2. Guru menguasai materi pembelajaran unsur

intrinsik pada cerita pendek dengan baik.

3. Guru menggunakan media yang mendukung

untuk pembelajaran unsur intrinsik pada

cerita pendek.

4. Guru menggunakan metode yang tepat dalam

unsur intrinsik pada cerita pendek.

5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya terkait dengan materi yang

disampaikan.

6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengajukan pendapat atau

menanggapi mengenai materi yang

disampaikan.

7. Guru memberikan tugas sesuai dengan

materi pembelajaran yang disampaikan.

8. Guru memperhatikan kegiatan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung dan

membantu mengarahkan siswa jika menemui

kesulitan dalam mengerjakan tugas atau

latihan.

Page 127: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

127

Lampiran 7

Catatan Lapangan

Pertemuan Pertama (25 Juli 2011)

No. Catatan Lapangan Kendala/Kesuliatan

Guru

Solusi/Sarana

Perbaikan

Pertemuan Kedua (26 Juli 2011)

No. Catatan Lapangan Kendala/Kesulitan

Guru

Solusi/Sarana

Perbaikan

Page 128: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

128

Lampiran 8

JURNAL SISWA

Identitas Siswa

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Sekolah :

Hari, Tanggal :

Pertanyaan

1. Materi apa saja yang telah kamu pelajari hari ini?

2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi

tersebut?

Page 129: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

129

Page 130: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

130

Page 131: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

131

Page 132: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

132

Lampiran 10

Page 133: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

133

Page 134: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

134

Page 135: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

135

Page 136: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

136

Page 137: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

137

Lampiran 11

DAFTAR NAMA SISWA KELAS X MA AS-SYAFI’IYAH TAHUN

AJARAN 2011/2012

No. Nama Siswa

1. Abdul Mujib

2. Abu Dzar Alqifari

3. Ade Syifa Indriani

4. Ahmad Irfan

5. Amalia

6. Anisa Ayu

7. Anisa Dwi Septiani

8. Bian Abdillah

9. Deni Hardiansah

10. Dicky Pradita Akbar

11. Ernawati

12. Iis Rahmawati

13. Indi Indriyani

14. Labyb Awfa

15. Maulidia Fitriani

16. Miftahul Khair

17. Muhammad Nur

18. Muhammad Sidiq

19. Rahma Nispiyanti

20. Ranti

21. Rere Erni Tiarno Putri

22. Sabda Risni

23. Salbiyah

24. Silsila Fauziah

25. Siti Zahro

Page 138: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

138

Lampiran 12

SOAL PRETEST

Nama: Labiyb Awfa

Kelas: X

1. Jawablah soal berikut ini dengan benar!

2. Jawaban ditulis pada kolom yang telah disediakan.

I. Isilah titik-titik di bawah ini dan tuliskan huruf “B” untuk jawaban

yang Benar dan “S” untuk jawaban yang salah.

1. Karya sastra terbagi menjadi dua, yaitu puisi dan prosa. (S)

2. Suatu karya sastra hanya terdiri dari unsur intrinsik. (S)

3. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. (B)

4. Tema adalah suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan

dalam fiksi. (B)

5. Gaya bahasa hanya terdapat pada cerpen. (B)

6. Kehidupan si pengarang juga mempengaruhi karya sastra yang

dibuatnya. (S)

7. Latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (S)

8. Dalam sudut pandang “dia” persona terbatas, cerita dikisahkan dari

sudut “dia” , namun pengarang dapat menceritakan apa saja hal-hal

yang menyangkut soal “dia” tersebut. (B)

9. Majas litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang menyatakan

sesuatu dengan memperendah keadaan yang sebenarnya. (B)

10. Setiap kepala diwajibkan membayar Rp 10.000,00.

Contoh kalimat majas di atas adalah majas totem pro parte. (S)

Page 139: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

139

II. Menjodohkan!

Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Laron”

karya Chairil Gibran Ramadhan.

Soal Pilihan Jawaban

1. Tokoh utama dalam cerpen “Laron”

adalah (F)

2. Sudut pandang pengarang dalam

cerpen “Laron” adalah (G)

3. Latar (D) dalam cerpen “Laron”

adalah pada bulan Ramadhan.

4. Latar (C) dalam cerpen “Laron”

adalah masyarakat Betawi.

5. “Para bapak dan pemuda sibuk

membersihkan rumah, mengecat

dinding dan pagarnya, membabat

ranting-ranting pohon yang melebat

di halaman, mengangkat sampah

yang menyumbat solokan,

membuang rongsokan yang

menyesakkan” (h. 9).

Majas yang digunakan pada kalimat

di atas adalah (I)

6. “Mobil dan bak terbuka merangkak

dengan beduk dan tambur yang

ditabuh bertalu-talu; ...” (h. 13).

k. Chairil Gibran

Ramadhan

l. Unsur intrinsik

m. Sosial

n. Waktu

o. Bersyukur

p. Mahmud

q. Sudut pandang

“dia” serbatahu

r. Personifikasi

s. Antiklimaks

t. Bersyukur

terhadap apa

yang telah Allah

berikan dan

jangan

berlebihan

dalam

merayakan

suatu kegiatan

Page 140: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

140

Majas yang digunakan pada kalimat

di atas adalah (I)

7. Tema yang terkandung dalam

cerpen “Laron” adalah (E)

8. Amanat yang terkandung di dalam

cerpen “Laron” adalah (J)

9. Pengarang cerpen “Laron” adalah

(A)

10. Unsur-unsur yang membangun

karya sastra itu sendiri adalah

pengertian dari (B)

Page 141: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

141

Lampiran 13

SOAL PRETEST

Nama: Muhammad Siddiq

Kelas: X

1. Jawablah soal berikut ini dengan benar!

2. Jawaban ditulis pada kolom yang telah disediakan.

I. Isilah titik-titik di bawah ini dan tuliskan huruf “B” untuk jawaban

yang Benar dan “S” untuk jawaban yang Salah.

1. Karya sastra terbagi menjadi dua, yaitu puisi dan prosa. (B)

2. Suatu karya sastra hanya terdiri dari unsur intrinsik. (S.)

3. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra

itu sendiri. (B)

4. Tema adalah suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak

diperjuangkan dalam fiksi. (S)

5. Gaya bahasa hanya terdapat pada cerpen. (S)

6. Kehidupan si pengarang juga mempengaruhi karya sastra yang

dibuatnya. (B)

7. Latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. (B)

8. Dalam sudut pandang “dia” persona terbatas, cerita dikisahkan

dari sudut “dia” , namun pengarang dapat menceritakan apa saja

hal-hal yang menyangkut soal “dia” tersebut. (S)

9. Majas litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang menyatakan

sesuatu dengan memperendah keadaan yang sebenarnya. (B)

10. Setiap kepala diwajibkan membayar Rp 10.000,00.

Contoh kalimat majas di atas adalah majas totem pro parte. (B)

Page 142: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

142

II. Menjodohkan!

Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Laron”

karya Chairil Gibran Ramadhan.

Soal Pilihan Jawaban

1. Tokoh utama dalam cerpen “Laron”

adalah (D)

2. Sudut pandang pengarang dalam cerpen

“Laron” adalah (G)

3. Latar (D) dalam cerpen “Laron” adalah

pada bulan Ramadhan.

4. Latar (I) dalam cerpen “Laron” adalah

masyarakat Betawi.

5. “Para bapak dan pemuda sibuk membersihkan rumah, mengecat dinding dan pagarnya, membabat ranting-ranting pohon yang melebat di halaman, mengangkat sampah yang menyumbat solokan, membuang rongsokan yang menyesakkan” (h. 9).

Majas yang digunakan pada kalimat di

atas adalah (F)

6. “Mobil dan bak terbuka merangkak dengan beduk dan tambur yang ditabuh bertalu-talu; ...” (h. 13).

Majas yang digunakan pada kalimat di

atas adalah (C)

7. Tema yang terkandung dalam cerpen

“Laron” adalah (A)

8. Amanat yang terkandung di dalam

cerpen “Laron” adalah (J)

a. Chairil Gibran

Ramadhan

b. Unsur intrinsik

c. Sosial

d. Waktu

e. Bersyukur

f. Mahmud

g. Sudut pandang

“dia” serbatahu

h. Personifikasi

i. Antiklimaks

j. Bersyukur

terhadap apa

yang telah Allah

berikan dan

jangan

berlebihan

dalam

merayakan

suatu kegiatan

Page 143: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

143

9. Pengarang cerpen “Laron” adalah (E)

10. Unsur-unsur yang membangun karya

sastra itu sendiri adalah pengertian dari

(B)

Page 144: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

144

Lampiran 14

Nama: Labiyb Awfa

Kelas : X

SOAL POSTTEST

Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Rumah Nyak Haji”

karya Chairil Gibran Ramadhan.

1. Isi cerita dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan gedung MPR dengan cara memaksa.

b. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan perumahan mewah dengan cara memaksa.

c. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan plaza dengan cara memaksa.

d. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan gedung perkantoran dengan cara memaksa.

e. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan panti asuhan dengan cara memaksa.

2. Cara yang dilakukan oleh keempat lelaki itu agar Nyak Haji menjual tanah

dan rumahnya adalah ...

a. Meminta bantuan kepada sembilan anak Nyak Haji supaya mereka

merayu ibunya.

b. Membayar tanah Nyak Haji dengan harga yang mahal.

c. Menyuruh maling untuk mengambil barang-barang milik Nyak Haji,

membakar rumah Nyak Haji bagian belakang, dan menakut-nakuti

Nyak Haji beserta keluarganya.

Page 145: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

145

d. Mengusir paksa Nyak Haji beserta keluarganya.

e. Membakar rumah Nyak Haji.

3. Nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Seorang wanita tua renta dengan setia menjaga tanah warisan

leluhurnya meskipun tanah tersebut ditawar dengan harga tinggi.

b. Empat lelaki muda yang menghormati dan menghargai prinsip

wanita tua renta.

c. Seorang anak yang rela berkorban untuk membahagiakan orang

tuanya.

d. Seorang wanita yang sabar merawat sembilan anaknya.

e. Seorang istri yang ditinggal pergi anaknya untuk merantau.

4. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Orang pertama pelaku utama

b. Orang pertama sebagai pengamat

c. Orang ketiga serbatahu

d. Orang ketiga pelaku utama

e. Orang ketiga pelaku sampingan

5. Watak tokoh “Nyak Haji” dideskripsikan dengan cara ...

a. Pelukisan bentuk fisik tokoh

b. Penggambaran lingkungan sekitar tokoh

Page 146: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

146

c. Dialog antartokoh

d. Tanggapan tokoh lain

e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh

6. Konflik dalam diri Nyak Haji adalah ...

a. Nyak Haji sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

b. Nyak Haji harus meninggalkan dan menjual rumahnya yang sudah

menjadi warisan turun-temurun keluarganya dengan berat hati.

c. Nyak Haji tidak menerima rumahnya dibayar dengan harga murah.

d. Rasa kehilangan yang mendalam terhadap suaminya yang telah

meninggal dunia.

e. Nyak Haji kecewa atas sikap anak-anaknya.

7. Akibat konflik pada diri Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Nyak Haji tetap tidak bisa menerima kenyataan harus menjual

rumahnya.

b. Nyak Haji merasa kecewa.

c. Nyak Haji merasa sedih.

d. Empat pemuda yang kecewa atas sikap Nyak Haji.

e. Nyak Haji bahagia.

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal no. 8 s.d 9.

Page 147: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

147

“Aku tidak tahan terus-menerus didatangi tentara dan kaki-tangan lurah setelah kejadian-kejadian itu. Mereka terus mengancam, mengatakan akan menghabisi kami kalau tidak mau pindah karena dianggap melawan pemerintah. Mereka sungguh berkuasa, meskipun mereka bukan Allah”. (h. 109)

8. Watak pemerintah dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...

a. Simpati

b. Empati

c. Dermawan

d. Diktator

e. Rendah hati

9. ... merasa terancam bila tidak mau pindah karena dianggap melawan

pemerintah.

a. Tentara

b. Nyak Haji beserta anak-anaknya

c. Pak Haji beserta anak-anaknya

d. Empat pemuda

e. Pak RT

10. Alur cerita cerpen “Rumah Nyak Haji” diawali dengan ...

a. Pendeskripsian tokoh

b. Pendeskripsian masalah

c. Munculnya konflik

d. Pemuncakan masalah

Page 148: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

148

e. Pendeskripsian suasana

11. Karakter tokoh Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Keras kepala dan tegar

b. Penakut dan pemalu

c. Pendiam dan penyabar

d. Pemberani dan cerdas

e. Keras kepala dan penakut

12. Berdasarkan cerpen tersebut, pesan yang ingin disampaikan adalah ...

a. Rakyat kecil seharusnya dilindungi, bukan diinjak-injak dan

diremehkan oleh pejabat tinggi.

b. Dalam menghadapi kesulitan hendaknya cukup berdoa kepada

Tuhan niscaya terlindungi.

c. Dalam menghadapi kesulitan harus berusaha dan berdoa.

d. Rakyat kecil di Indonesia dihormati oleh aparatur negara.

e. Rakyat kecil harus menghormati aparatur negara.

13. “Kaki-tangan pemerintah ada di mana-mana, Nyak Haji. ...” (h.105)

Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...

a. Simile

b. Pars pro toto

c. Totem pro parte

d. Personifikasi

Page 149: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

149

e. Metonimia

14. “Kalau rumah ini bernasib seperti pasar tradisional atau perumahan kumuh, bagaimana, Nyak Haji?”. (h. 108)

Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...

a. Simile

b. Pars pro toto

c. Totem pro parte

d. Personifikasi

e. Metonimia

15. Chairil Gibran Ramadhan pernah lama tinggal di ...

a. Pondok Indah

b. Pondok Pinang

c. Pondok Gede

d. Pondok Cabe

e. Pondok Kelapa

16. Antologi tunggal pertama Chairil Gibran Ramadhan adalah ...

a. Sebelas Colen di Malam Ramadhan

b. Sebelas Colen di Malam Jumat

c. Sebelas Colen di Malam Lebaran

d. Sebelas Colen di Malam Takbiran

e. Sebelas Colen di Malam Akhir Tahun

Page 150: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

150

17. Unsur ekstrinsik adalah ...

a. Unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

b. Unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bangunan karya sastranya.

c. Unsur-unsur yang berada di dalam dan di luar karya.

d. Unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan karya

sastra.

e. Unsur-unsur yang berada di tengah karya sastra.

18. Latar bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu ...

a. Latar tempat, latar bulan, dan latar sosial.

b. Latar tempat, latar waktu, dan latar bulan.

c. Latar bulan, latar waktu, dan latar sosial.

d. Latar tempat, latar sosial, dan latar waktu.

e. Latar tanggal, latar bulan, dan latar tahun.

19. Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) disebut ...

a. Gaya bahasa

b. Latar

c. Tema

d. Tokoh

Page 151: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

151

e. Alur

20. Struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis disebut

...

a. Plot

b. Latar

c. Tema

d. Gaya bahasa

e. Tokoh

Page 152: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

152

Lampiran 15

Nama: Ranti

Kelas: X

SOAL POSTTEST

Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Rumah Nyak Haji”

karya Chairil Gibran Ramadhan.

1. Isi cerita dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan gedung MPR dengan cara memaksa.

b. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan perumahan mewah dengan cara memaksa.

c. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan plaza dengan cara memaksa.

d. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan gedung perkantoran dengan cara memaksa.

e. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk

pembangunan panti asuhan dengan cara memaksa.

2. Cara yang dilakukan oleh keempat lelaki itu agar Nyak Haji menjual tanah

dan rumahnya adalah ...

a. Meminta bantuan kepada sembilan anak Nyak Haji supaya mereka

merayu ibunya.

b. Membayar tanah Nyak Haji dengan harga yang mahal.

Page 153: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

153

c. Menyuruh maling untuk mengambil barang-barang milik Nyak Haji,

membakar rumah Nyak Haji bagian belakang, dan menakut-nakuti

Nyak Haji beserta keluarganya.

d. Mengusir paksa Nyak Haji beserta keluarganya.

e. Membakar rumah Nyak Haji.

3. Nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Seorang wanita tua renta dengan setia menjaga tanah warisan

leluhurnya meskipun tanah tersebut ditawar dengan harga tinggi.

b. Empat lelaki muda yang menghormati dan menghargai prinsip

wanita tua renta.

c. Seorang anak yang rela berkorban untuk membahagiakan orang

tuanya.

d. Seorang wanita yang sabar merawat sembilan anaknya.

e. Seorang istri yang ditinggal pergi anaknya untuk merantau.

4. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Orang pertama pelaku utama

b. Orang pertama sebagai pengamat

c. Orang ketiga serbatahu

d. Orang ketiga pelaku utama

e. Orang ketiga pelaku sampingan

5. Watak tokoh “Nyak Haji” dideskripsikan dengan cara ...

Page 154: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

154

a. Pelukisan bentuk fisik tokoh

b. Penggambaran lingkungan sekitar tokoh

c. Dialog antartokoh

d. Tanggapan tokoh lain

e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh

6. Konflik dalam diri Nyak Haji adalah ...

a. Nyak Haji sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

b. Nyak Haji harus meninggalkan dan menjual rumahnya yang sudah

menjadi warisan turun-temurun keluarganya dengan berat hati.

c. Nyak Haji tidak menerima rumahnya dibayar dengan harga murah.

d. Rasa kehilangan yang mendalam terhadap suaminya yang telah

meninggal dunia.

e. Nyak Haji kecewa atas sikap anak-anaknya.

7. Akibat konflik pada diri Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Nyak Haji tetap tidak bisa menerima kenyataan harus menjual

rumahnya.

b. Nyak Haji merasa kecewa.

c. Nyak Haji merasa sedih.

d. Empat pemuda yang kecewa atas sikap Nyak Haji.

e. Nyak Haji bahagia.

Page 155: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

155

Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal no. 8 s.d 9.

“Aku tidak tahan terus-menerus didatangi tentara dan kaki-tangan lurah setelah kejadian-kejadian itu. Mereka terus mengancam, mengatakan akan menghabisi kami kalau tidak mau pindah karena dianggap melawan pemerintah. Mereka sungguh berkuasa, meskipun mereka bukan Allah”. (h. 109)

8. Watak pemerintah dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...

a. Simpati

b. Empati

c. Dermawan

d. Diktator

e. Rendah hati

9. ... merasa terancam bila tidak mau pindah karena dianggap melawan

pemerintah.

a. Tentara

b. Nyak Haji beserta anak-anaknya

c. Pak Haji beserta anak-anaknya

d. Empat pemuda

e. Pak RT

10. Alur cerita cerpen “Rumah Nyak Haji” diawali dengan ...

a. Pendeskripsian tokoh

b. Pendeskripsian masalah

c. Munculnya konflik

Page 156: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

156

d. Pemuncakan masalah

e. Pendeskripsian suasana

11. Karakter tokoh Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...

a. Keras kepala dan tegar

b. Penakut dan pemalu

c. Pendiam dan penyabar

d. Pemberani dan cerdas

e. Keras kepala dan penakut

12. Berdasarkan cerpen tersebut, pesan yang ingin disampaikan adalah ...

a. Rakyat kecil seharusnya dilindungi, bukan diinjak-injak dan

diremehkan oleh pejabat tinggi.

b. Dalam menghadapi kesulitan hendaknya cukup berdoa kepada

Tuhan niscaya terlindungi.

c. Dalam menghadapi kesulitan harus berusaha dan berdoa.

d. Rakyat kecil di Indonesia dihormati oleh aparatur negara.

e. Rakyat kecil harus menghormati aparatur negara.

13. “Kaki-tangan pemerintah ada di mana-mana, Nyak Haji. ...” (h.105)

Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...

a. Simile

b. Pars pro toto

c. Totem pro parte

Page 157: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

157

d. Personifikasi

e. Metonimia

14. “Kalau rumah ini bernasib seperti pasar tradisional atau perumahan kumuh, bagaimana, Nyak Haji?”. (h. 108)

Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...

a. Simile

b. Pars pro toto

c. Totem pro parte

d. Personifikasi

e. Metonimia

15. Chairil Gibran Ramadhan pernah lama tinggal di ...

a. Pondok Indah

b. Pondok Pinang

c. Pondok Gede

d. Pondok Cabe

e. Pondok Kelapa

16. Antologi tunggal pertama Chairil Gibran Ramadhan adalah ...

a. Sebelas Colen di Malam Ramadhan

b. Sebelas Colen di Malam Jumat

c. Sebelas Colen di Malam Lebaran

d. Sebelas Colen di Malam Takbiran

Page 158: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

158

e. Sebelas Colen di Malam Akhir Tahun

17. Unsur ekstrinsik adalah ...

a. Unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.

b. Unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak

langsung mempengaruhi bangunan karya sastranya.

c. Unsur-unsur yang berada di dalam dan di luar karya.

d. Unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan karya

sastra.

e. Unsur-unsur yang berada di tengah karya sastra.

18. Latar bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu ...

a. Latar tempat, latar bulan, dan latar sosial.

b. Latar tempat, latar waktu, dan latar bulan.

c. Latar bulan, latar waktu, dan latar sosial.

d. Latar tempat, latar sosial, dan latar waktu.

e. Latar tanggal, latar bulan, dan latar tahun.

19. Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa) disebut ...

a. Gaya bahasa

b. Latar

c. Tema

Page 159: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

159

d. Tokoh

e. Alur

20. Struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis disebut

...

a. Plot

b. Latar

c. Tema

d. Gaya bahasa

e. Tokoh

Page 160: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

160

Page 161: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

161

Page 162: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

162

Page 163: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

163

Page 164: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

164

Page 165: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

165

Page 166: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

166

Page 167: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

167

Page 168: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

168

Lampiran 21

Jurnal Siswa

Identitas Siswa

Nama : Annisa Dwi Septiani

No. Absen : 7

Kelas : X (Sepuluh)

Sekolah : MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

Hari, Tanggal : Senin, 25 Juli 2011

Pertanyaan

1. Materi apa saja yang telah kamu pelajari hari ini?

Materi tentang unsur intrinsik cerpen dan unsur intrinsik cerpen.

2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi

tersebut?

Senang dan ingin lebih mempelajari materi ini.

Page 169: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

169

Jurnal Siswa

Identitas Siswa

Nama : Sabda Risni

No. Absen : 23

Kelas : X (Sepuluh)

Sekolah : MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

Hari, Tanggal : Senin, 25 Juli 2011

Pertanyaan

1. Materi apa saja yang telah kamu pelajari hari ini?

Materi tentang cerpen dan unsur intrinsik cerpen.

2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi

tersebut?

Lebih mengenal cerpen dan unsur-unsurnya.

Page 170: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

170

Lampiran 22

Jurnal Siswa

Identitas Siswa

Nama : Anisa Ayu

No. Absen : 6

Kelas : X (Sepuluh)

Sekolah : MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

Hari, Tanggal : Selasa, 26 Juli 2011

Pertanyaan

1. Materi apa saja yang telah kamu pelajari hari ini?

Materi unsur intrinsik dalam cerpen dan membahasnya satu persatu.

2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi

tersebut?

Menjadi lebih mengerti.

Page 171: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

171

Jurnal Siswa

Identifikasi Siswa

Nama : Anisa Dwi Septiani

No. Absen : 7

Kelas : X (Sepuluh)

Sekolah : MA As-Syafi‟iyah 01 Jakarta

Hari, Tanggal : Selasa, 26 Juli 2011

Pertanyaan

1. Materi apa saja yang telah kamu pelajari hari ini?

Cerpen dan unsur intrinsik.

2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi

tersebut?

Lebih memahami unsur intrinsik dan cerpen.

Page 172: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

172

Lampiran 23

SEJARAH DAN PROFIL SEKOLAH

Pada tahun 1927, H. Abdullah Syafi‟ie dalam usia 17 tahun

sudah mulai mengajar di madrasah yang ia bangun di tanah milik

orang tuanya H. Syafi‟ie bin H. Siran, di kampung Balimatraman,

Jakarta Selatan. Selain mengajar, H. Abdullah Syafi‟ie juga

memimpin pengajian di masjid Al-Barkah As-Syafi‟iyah. Pengajian

kaum ibu dipimpin oleh istrinya, Hj. Rogayah binti KH. Ahmad

Muhtar (salah seorang gurunya). H. Abdullah Syafi‟ie yang

dikaruniai oleh Allah SWT bakat dan kemampuan sebagai mubaligh

sering diundang bertabligh atau mengajar di pengajian masjid-masjid

wilayah Jakarta dan sekitarnya. Berangsur-angsur H. Abdullah

Syafi‟ie menjadi ulama yang akrab di tengah masyarakat.

Beberapa tahun kemudian dilakukan penyempurnaan madrasah

yang diberi nama Madrasah Islamiyah, baik fasilitas maupun

pendidikannya. Disediakan asrama pelajar, perumahan guru dan

karyawan. Sistem pendidikan pesantren dikembangkan.

Berdatanganlah para santri dari dalam negeri, bahkan ada yang

datang dari luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.

Tahun 1957, didirikan Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah

Aliyah. Kemudian pada tahun 1969 didirikan Raudatul Athfal (TK)

As-Syafi‟iyah. Pemberian nama As-Syafi‟iyah dilatarbelakangi

untuk mengabadikan nama ayahnya, H. Syafi‟ie, dan mazhab yang

dianutnya yaitu mazhab Imam Syafi‟ie. Kegiatan yayasan yang baru

didirikan itu ditata dari kegiatan yang telah berjalan, dipilah-pilah

menjadi 3 bidang yaitu bidang pendidikan, bidang sosial, dan bidang

dakwah.

Kegiatan demi kegiatan berlangsung secara berkesinambungan,

dilakukan dengan selalu melibatkan masyarakat. Hal ini membuat

Perguruan Islam As-Syafi‟iyah menjadi perguruan yang melekat di

hati rakyat. Sebutan ulama rakyat semakin mapan terkait dengan

sosok KH. Abdullah Syafi‟ie. Ia populer di kalangan pemerintah,

Page 173: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

173

golongan atas, golongan menengah, dan golongan dhuafa. Suaranya

suara rakyat yang disampaikan dengan gayanya yang khas

(dakwahnya yang lantang) melalui radio As-Syafi‟iyah. Ia

menyelusup ke setiap relung kehidupan masyarakat yang ia cintai.

Begitulah ketika KH. Abdullah Syafi‟ie berpulang ke rahmatullah

tanggal 18 Dzulhijjah 1404 H/3 September 1985, media massa

mengulasnya “Ulama Rakyat itu Telah Tiada”.

Dalam rangka pemantapan sehubungan dengan terjadinya alih

generasi setelah berpulangnya KH. Abdullah Syafi‟ie ke

rahmatullah, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya KH. Abdul

Rasyid Abdullah Syafi‟ie ditetapkan lima program yaitu pemantapan

khittah, pemantapan program, pemantapan kepemimpinan,

pemantapan manajemen, dan pemantapan organisasi.

Page 174: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

174

Page 175: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

175

Page 176: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

176

Page 177: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

177

Page 178: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

178

Lampiran 28

FOTO KEGIATAN

Page 179: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

179

Lampiran 29

RENCANA PENETAPAN STANDAR KELULUSAN BELAJAR MINIMAL (SKBM)

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

No Mata Pelajaran Standar Kelulusan Keterangan

1 Pendidikan Agama Islam

1. Setiap siswa yang telah memenuhi SKBM dianggap tuntas/lulus

a. Al-Qur’an Hadits

70

b. Aqidah Akhlak

70

c. Fiqih

70

2. Setiap siswa yang belum memenuhi SKBM harus mengikuti remedial (maksimal 2 x) dan nilai hasil remedial tidak boleh melebihi nilai SKBM

d. SKI

70

2 Pkn 70

3 Bahasa Arab 70

4 Bahasa Indonesia 65

5 Bahasa Inggris 65

6 Matematika 65

7 Seni Budaya 70

8 Penjaskesor 70

9 Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Sejarah

65

b. Geografi

65

c. Ekonomi

65

d. Sosiologi 65

10 Ilmu Pengetahuan Alam

a. Fisika

65

Page 180: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

180

b. Kimia

65

c. Biologi

65

11 TI dan K 70

12 Muatan Lokal

a. Nahwu Shorof

70

b. Ushul Fiqh

70

Jakarta, 13 Juli 2011

Kepala Madrasah, Anwar, S.Ag,MM

Page 181: PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK PADA CERPEN …

181

BIOGRAFI PENULIS

DURRAH NAFISAH, lahir di Jakarta, 16 Juni 1989.

Menuntaskan pendidikan dasar di SDN 03 Pagi, Bukit Duri.

Kemudian ia menuntut ilmu di SMP Negeri 33, Manggarai,

Jakarta Selatan. Setelah itu, ia melanjutkan ke jenjang

Sekolah Menengah di SMA Negeri 37 Jakarta. Ia

meneruskan pendidikannya di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, masuk pada tahun 2007. Ia

mengambil Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

Perempuan yang berasal dari suku Betawi ini tinggal di daerah Bukit Duri,

Tebet, Jakarta Selatan. Ia memiliki hobi membaca, menyanyi, dan berbisnis.

Dengan hobi berbisnisnya ini, ia menjadi salah satu distributor Boneka Horta

untuk wilayah DKI Jakarta. Selain sebagai mahasiswa, penulis juga merupakan

anggota Initiatives of Change (IofC) Indonesia dan telah mengikuti Youth Camp

pada tahun 2010.

Motto hidupnya adalah berusaha untuk selalu bersyukur dan yakin bahwa Allah

SWT selalu memberikan jalan yang terbaik bagi hambaNya yang mau berusaha.

Karena dengan bersyukur maka nikmat yang Allah SWT berikan akan bertambah.

InsyaAllah.