peningkatan keterampilan menulis puisi …lib.unnes.ac.id/19632/1/2101409022.pdf · menggunakan...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL
DENGAN METODE VIDEO CRITIC
PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP N 2 WELAHAN
KABUPATEN JEPARA
SKRIPSI
diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata I untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Rokhis Rukhiyanto
NIM : 2101409022
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
SARI
Rukhiyanto, Rokhis. 2013. “Peningkatan Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara.” Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Pembimbing II: Dr. Mimi Mulyani, M.Hum.
Kata kunci: keterampilan menulis puisi, media audio visual, dan metode video critic. Pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang bersifat produktif. Berdasarkan wawancara yang pernah dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara, lemahnya keterampilan menulis puisi peserta didik ada pada proses menentukan tema, mengembangkan tema, serta dalam menentukan diksi.Selain itu, peserta didik juga kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut juga disebabkan oleh kurangnya minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, terutama pembelajaran menulis puisi.Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini dimaksudkan untuk perbaikan pembelajaran keterampilan menulis puisi. Solusi yang diberikan dalam penelitian ini berkenaan dengan menulis puisi adalah dengan menggunakan media audio visual dengan metode video critic yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilanmenulis puisi pada peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara, (2)bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan, dan (3) bagaimanakah perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II dengan target rata-rata nilai kelas atau ketuntasan minimal, yaitu 72,00, serta pembobotan skor yang lebih tinggi pada aspek diksi dari aspek lainya pada pembelajaran menulis puisi. Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi peserta didik kelas kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara. Variabel bebas pada penelitian ini adalah media audio visual dan metode video critic, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Pengumpulan data pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes berupa keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
iii
critic. Teknik nontes berupa pedoman observasi,pedoman jurnal, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
Berdasarkan hasil analisis data prasiklus, siklus I, dan siklus II diketahui rata-rata nilai kelasyang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi meningkat.Pada prasiklus, rata-rata nilai kelas yang dicapai sebesar 53,94. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata nilai dari prasiklussebesar 32,44 % dengan nilai rata-rata kelas mencapai71,44. Peningkatan rata-rata nilai kelas juga terjadi pada siklus II, yaitu rata-rata nilai kelas yang dicapai sebesar 78,56atau terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 9,96 %, sedangkan peningkatan dari prasiklus sampai tahap siklus II sebesar 45,64 %. Perilaku peserta didik juga mengalami perubahan ke arah positif selama mengikuti proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Peserta didik menjadi lebih aktif dan tertarik terhadap pelajaran menulis puisi serta mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif..
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia agar dapat menggunakan media audio visual dan metode video dalam pembelajaran menulis puisi. Bagi para peneliti di bidang pendidikan atau bidang lain hendaknya dapat melakukan penelitian yang serupa dengan media, teknik atau metode pembelajaran yang lain, sehingga didapatkan alternatif lain untuk pembelajaran menulis puisi
iv
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Disetujui untuk diajukan dalam sidang panitia ujian skripsi Fakultas Bahasa
dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada
hari :
tanggal :
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,
Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Dr. Mimi Mulyani, M.Hum.
NIP196008031989011001 NIP 196203181989032003
v
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
hari :
tanggal :
Panitia Ujian Skripsi
Ketua, Sekretaris,
Dr. Abduurachman Faridi, M.Pd. Sumartini, S.S., M.A.
NIP 195301121990021001 NIP 197307111998022001
Penguji I,
Drs. Mukh Doyin, M.Si
NIP 196506121994121001
Penguji II, Penguji III,
Dr. Mimi Mulyani, M.Hum. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. NIP 196203181989032003
vi
NIP 196008031989011001
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Rokhis Rukhiyanto
NIM 2101409022
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
1) Jangan katakan ”wahai Allah, masalahku sungguh besar, tapi katakanlah wahai
masalah, Allah itu Maha Besar.”
2) Sukses itu harus bersyukur, tapi bersyukur itu jauh lebih sukses.
Persembahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1) Orangtua dan keluargaku;
2) Bapak, Ibu Guru, dan Dosenku; dan
3) Almamaterku, Universitas Negeri Semarang.
viii
ix
PRAKATA
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya, karena penelitian ini yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode
Video Critic pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara, dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari dukungan dosen
pembimbing dan teman-teman, baik itu material maupun spiritual. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Agus Nuryatin sebagai dosen pembimbing I dan Ibu Mimi Mulyani sebagai dosen
pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
skripsi ini.
Penghargaan serta ucapan terima kasih juga peneliti sampaikan kepada:
1) Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin penelitian.
2) Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan fasilitas
administratif dan motivasi serta pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
3) Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti.
x
4) Kepala sekolah, guru mapel bahasa Indonesia, dan peserta didik kelas VII D SMP
Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara yang telah memberikan izin penelitian dan
telah bersedia membantu sepenuh hati.
5) Bapak dan Ibu yang tidak pernah berhenti menyayangi dan mengasihi lahir dan
batin; adiku tersayang yang selalu memberikan dukungan; serta sahabat, dan
teman-temanku yang selalu memberikan inspirasi, motivasi, dan semangat.
6) Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah Swt. memberikan pahala kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan pada penelitian ini. Saran dan kritik yang membangun
diharapkan untuk kesempurnaan penelitian ini.
Semoga penelitian ini bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan dalam
dunia pendidikan.
Semarang,
Rokhis Rukhiyanto
xi
DAFTAR ISI
SARI ......................................................................................................... ii
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING .............................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................... v
PERNYATAAN ....................................................................................... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
PRAKATA ................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xvi
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xxi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 5
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 6
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS ........... 10
2.1 Kajian Pustaka ..................................................................................... 10
2.2 Landasan Teoretis ................................................................................ 14
2.2.1 Hakikat Puisi ..................................................................................... 15
2.2.1.1 Pengertian Puisi ............................................................................. 15
2.2.1.2 Jenis-Jenis Puisi ............................................................................. 17
2.2.1.3 Unsur-Unsur Puisi .......................................................................... 18
2.2.2. Menulis Kreatif Puisi ....................................................................... 28
2.2.2.1 Langkah-Langkah Menulis Puisi ................................................... 29
2.2.3 Hakikat Media ................................................................................... 30
2.2.3.1 Media Audio Visual ....................................................................... 31
2.2.4 Hakikat Metode Video Critic ............................................................ 34
2.2.4.1 Pengertian dan Langkah Metode Video Critic ............................... 34
2.2.4.2 Kelebihan Metode Video Critic ..................................................... 35
2.2.4.3 Kekurangan Metode Video Critic .................................................. 36
2.2.5 Penerapan Media Audio Visual dengan Metode Video
Critic dalam Pembelajaran Menulis Puisi ......................................... 36
2.2.6 Kerangka Berpikir ............................................................................. 37
2.2.7 Hipotesis Tindakan ........................................................................... 38
xiii
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 39
3.1 Desain Penelitian ................................................................................. 39
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I ............................................................... 40
3.1.1.1 Perencanaan ................................................................................... 40
3.1.1.2 Tindakan ........................................................................................ 41
3.1.1.3 Observasi ........................................................................................ 43
3.1.1.4 Refleksi .......................................................................................... 43
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II ............................................................. 44
3.1.2.1 Perencanaan .................................................................................. 44
3.1.2.1 Tindakan ....................................................................................... 45
3.1.2.3 Observasi ........................................................................................ 47
3.1.2.4 Refleksi ......................................................................................... 47
3.2 Subjek Penelitian ................................................................................ 47
3.3 Variabel Penelitian .............................................................................. 48
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis Puisi .............................................. 48
3.3.2 Variabel Media Audio Visual dengan Metode Video Critic ............. 49
3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 49
3.4.1 Instrumen Tes .................................................................................... 50
3.4.2 Instrumen Nontes ............................................................................. 54
3.4.2.1 Lembar Observasi .......................................................................... 54
3.4.2.2 Pedoman Jurnal ............................................................................. 54
xiv
3.4.2.3 Pedoman Wawancara .................................................................... 53
3.4.2.4 Dokumentasi (Foto) ...................................................................... 54
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 56
3.5.1 Teknik Tes ........................................................................................ 57
3.5.2 Teknik Nontes ................................................................................... 57
3.5.2.1 Observasi ........................................................................................ 57
3.5.2.2 Jurnal ............................................................................................. 57
3.5.2.3 Wawancara .................................................................................... 58
3.5.2.4 Dokumentasi ................................................................................. 58
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 59
3.6.1 Teknik Kuantitatif ............................................................................ 59
3.6.2 Teknik Kualitatif .............................................................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 61
4.1.1 Hasil Prasiklus .................................................................................. 61
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ................................................................... 63
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Siklus I ........................................................ 63
4.1.2.2 Hasil Tes Siklus I ........................................................................... 68
4.1.2.2.1 Hasil Tes Penelitian Siklus I ....................................................... 70
4.1.2.2.1 Hasil Tes Aspek Judul ............................................................... 72
xv
4.1.2.2.2 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema ........................... 73
4.1.2.2.3 Hasil Tes Aspek Diksi ............................................................... 74
4.1.2.2.4 Hasil Tes Aspek Rima ................................................................ 75
4.1.2.2.5 Hasil Tes Aspek Tipografi .......................................................... 76
4.1.2.3 Hasil Nontes Siklus I .................................................................... 79
4.1.2.3.1 Hasil Observasi Siklus I .............................................................. 79
4.1.2.3.2 Hasil Jurnal Siklus I .................................................................... 82
4.1.2.3.3 Hasil Wawancara Siklus I ........................................................... 85
4.1.2.4 Refleksi Siklus I ............................................................................ 87
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................. 89
4.1.3.1 Proses Pembelajaran Siklus II ........................................................ 89
4.1.3.2 Hasil Tes Siklus II ......................................................................... 96
4.1.3.2.1 Hasil Tes Aspek Judul ............................................................... 98
4.1.3.2.2 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema ........................... 99
4.1.3.2.3 Hasil Tes Aspek Diksi ............................................................... 100
4.1.3.2.4 Hasil Tes Aspek Rima ............................................................... 101
4.1.3.2.5 Hasil Tes Aspek Tipografi .......................................................... 102
4.1.3.3 Hasil Nontes Siklus II ................................................................... 104
4.1.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II ............................................................ 104
4.1.3.3.2 Hasil Jurnal Siklus II ................................................................... 108
4.1.3.3.3 Hasil Wawancara Siklus II .......................................................... 111
xvi
4.1.3.4 Refleksi Siklus II ............................................................................ 113
4.2 Pembahasan ......................................................................................... 114
4.2.1 Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan
Media Audio Visual dengan Metode Video Critic ........................... 115
4.2.2 Peningkatan Keteramilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio
Visual dengan Metode Video Critic .................................................. 120
4.2.3 Perubahan Perilaku Peserta Didik Setelah Mengikuti Pembelajaran
Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode
Video Critic ....................................................................................... 126
BAB V PENUTUP .................................................................................... 135
5.1 Simpulan .............................................................................................. 135
5.2 Saran .................................................................................................... 137
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 139
LAMPIRAN .............................................................................................. 136
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ........................ 50
Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ................... 50
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Menulis Puisi .................... 52
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi ..................... 53
Tabel 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Prasiklus .................... 62
Tabel 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ..................... 70
Tabel 4.3 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Judul Siklus I ...................... 72
Tabel 4.4 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kesesuaian Isi
dengan Tema Siklus I ............................................................. 73
Tabel 4.5 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Siklus I ....................... 74
Tabel 4.6 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus I ...................... 75
Tabel 4.7 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus I ................ 76
Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis Puisi
Siklus I .................................................................................. 77
Tabel 4.9 Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I ................................. 80
Tabel 4.10 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II .................. 96
Tabel 4.11 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Judul Siklus II ..................... 98
Tabel 4.12 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Kesesuaian Isi
dengan Tema Siklus II .......................................................... 99
xviii
Tabel 4.13 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Diksi Siklus II ..................... 100
Tabel 4.14 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Rima Siklus II ..................... 101
Tabel 4.15 Hasil Tes Menulis Puisi Aspek Tipografi Siklus II .............. 102
Tabel 4.16 Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis Puisi
Siklus II ................................................................................. 103
Tabel 4.17 Hasil Observasi Pembelajaran Menulis Puisi
Siklus II ................................................................................. 105
Tabel 4.18 Peningkatan Rata-Rata Skor dan Rata-Rata Nilai Kelas
dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ................................... 121
Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II ........... 127
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I ..................... 71
Grafik 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II ................... 97
Grafik 4.3 Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis
Puisi dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ........................... 123
Grafik 4.4 Peningkatan Rata-Rata Nilai Kelas Pembelajaran Menulis
Puisi dari Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II .......................... 125
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Suasana Kelas saat Guru Baru Memasuki Kelas Siklus I ... 63
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran Siklus I .......................................................... 64
Gambar 4.3 Aktivitas Peserta Didik saat Guru Menjelaskan Materi
Pembelajaran Siklus I .......................................................... 65
Gambar 4.4 Aktivitas Peserta Didik Menyaksikan Video Pertama ........ 66
Gambar 4.5 Aktivitas Peserta Didi saat Diskusi Kelompok ................... 66
Gambar 4.6 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap
Kelompok ........................................................................... 67
Gambar 4.7 Aktivitas Peserta Didik Mempresentasikan Hasil Kerja
Kelompoknya ...................................................................... 68
Gambar 4.8 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu . 69
Gambar 4.9 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas Siklus II ............ 89
Gambar 4.10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal
Pembelajaran Siklus II ........................................................ 90
Gambar 4.11 Suasana Kelas saat Guru Menjelaskan Materi
Pembelajaran ....................................................................... 91
Gambar 4.12 Aktivitas Peserta Didik saat Diskusi Kelompok .............. 92
Gambar 4.13 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap
Kelompok ......................................................................... 93
xxi
Gambar 4.14 Aktivitas Peserta Didik saat Mempresentasikan
Hasil Kerja Kelompoknya ................................................ 94
Gambar 4.15 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu 95
Gambar 4.16 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Baru Memasuki
Kelas Siklus I dan Siklus II .............................................. 115
Gambar 4.17 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Menjelaskan
Materi Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ...................... 117
Gambar 4.18 Aktivitas Peserta Didik saat Berdiskusi Kelompok
Siklus I dan Siklus II ......................................................... 118
Gambar 4.19 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap
Kelompok ......................................................................... 118
Gambar 4.20 Perbandingan Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan
Tugas Individu Siklus I dan Siklus II ............................... 119
Gambar 4.21 Perbandingan Persiapan Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .................................. 129
Gambar 4.22 Perbandingan Keseriusan Peserta Didik dalam Mengikuti
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .................................. 130
Gambar 4.23 Perbandingan Keaktifan Peserta Didik Selama Proses
Pembelajaran Siklus I dan Siklus II .................................. 131
Gambar 4.24 Perbandingan Respon Peserta Didik terhadap Media dan
Metode Pembelajaran Siklus I dan Siklus II ................... 132
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................... 143
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................. 153
Lampiran 3 Rincian Nilai Menulis Puisi Prasiklus .......................................... 162
Lampiran 4 Rincian Nilai Menulis Puisi Siklus I ............................................ 164
Lampiran 5 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 166
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siklus I (Nilai Tinggi) ..................................... 169
Lampiran 7 Hasil Wawancara Siklus I (Nilai Sedang) ..................................... 171
Lampiran 8 Hasil Wawancara Siklus I (Nilai Rendah) .................................. . 173
Lampiran 9 Rincian Nilai Menulis Puisi Siklus II ........................................... 175
Lampiran 10 Hasil Observasi Siklus II ............................................................. 177
Lampiran 10 Hasil Wawancara Siklus II (Nilai Tinggi) ................................... 178
Lampiran 11 Hasil Wawancara Siklus II (Nilai Sedang) ................................... 179
Lampiran 12 Hasil Wawancara Siklus II (Nilai Rendah) .................................. 180
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan alat komunikasi penulis dengan pembaca karya
sastra. Menurut Suharianto (2005:1) karya sastra adalah pengejawantahan kehidupan
hasil pengamatan sastrawan atas kehidupan sekitar yang telah diwarnai dengan sikap
penulisnya, latar belakang pendidikannya, keyakinannya, dan sebagainya.
Horace (dalam Suharianto 2005:9) menjelaskan bahwa sebuah karya seni
pada umumnya adalah dulce et util, (menyenangkan dan berguna). Karya seni
dikatakan menyenangkan karena melalui karya seni seseorang dapat memperoleh
kenikmatan hidup. Berguna karena dapat memberikan manfaat bagi sesorang untuk
mendorong lahirnya perilaku-perilaku yang mendatangkan manfaat bagi kehidupan.
Penciptaan sebuah karya sastra semata-mata dapat dilakukan oleh setiap orang
tanpa adanya latihan, tetapi agar dapat menciptakan sebuah karya sastra yang bagus
harus dimulai dengan banyak belajar, banyak berlatih, dan seringnya berkecimpung
dalam hal-hal yang berkaitan dengan sastra. Kegiatan belajar digunakan untuk
mendapatkan pemahaman tentang kesastraan. Misalnya tentang bentuk-bentuk karya
sastra, unsur-unsur pembangun puisi, prosa, dan drama.
Berkaitan dengan pembelajaran sastra, maka pembelajaran sastra di SMP
bertujuan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan dalam menikmati dan
2
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta bertujuan agar peserta
didik dapat menghargai dan mengembangkan karya sastra Indonesia sebagai
khasanah budaya dan bahasa. Dari berbagai tujuan pembelajaran sastra tersebut,
terdapat satu tujuan pembelajaran yang hanya ada dalam pembelajaran sastra, yaitu
memperhalus budi pekerti. Adanya tujuan memperhalus budi pekerti ini karena di
dalam karya sastra mengandung nilai-nilai moral yang dapat mengantarkan seseorang
menjadi lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan menjadikan seseorang lebih
bijaksana dalam menghadapai permasalahan.
Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan selama ini masih bersifat teori,
karena guru cenderung menerangkan hal-hal yang bersifat teori. Guru umumnya
menjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan teori menulis, kemudian guru memberi
tugas kepada peserta didik untuk membuat puisi, dan di akhir proses tersebut adalah
memberikan penilaian. Proses belajar yang demikian kurang mendapatkan hasil
maksimal karena guru tidak memberikan bimbingan menulis puisi dengan cara
menunjukkan proses pembuatan puisi kepada peserta didik, sehingga ketika diberi
tugas menulis puisi mereka mengalami kesulitan.
Pembelajaran menulis puisi merupakan kegiatan belajar yang bersifat
produktif. Produk yang dihasilkan berupa puisi. Puisi yang dihasilkan itu merupakan
penyaluran ide atau gagasan peserta didik dengan mengikuti aturan puisi yang benar.
Di dalam mengekspresikan pikiran menjadi sebuah puisi tentu banyak hambatan yang
3
dihadapi. Maka dari itu, pembelajaran menulis puisi harus dilakukan dengan cara
kreatif dan aktif untuk mengurangi hambatan atau kesulitan yang sering dihadapi.
Berdasarkan wawancara yang pernah dilakukan dengan guru mata pelajaran
bahasa Indonesia SMP N 2 Welahan Kabuapten Jepara, lemahnya keterampilan
menulis puisi peserta didik pada proses menentukan tema, mengembangkan tema,
menentukan diksi. Selain itu, sebagian peserta didik juga kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi. Kelemahan tersebut merupakan
kendala pada proses pembuatan puisi yang sering dihadapi sesorang ketika menulis
puisi. Kelemahan peserta didik dalam menulis puisi tersebut mengakibatkan
rendahnya nilai mereka. Nilai yang didapat peserta didik hampir sebagian besar
belum memenuhi KKM sebesar 72,00.
Berbagai kesulitan tersebut dapat menggugah para guru untuk memilih model,
metode, teknik, dan media yang sesuai sehingga para peserta didik dapat menguasai
kompetensi dasar yang dimaksud yaitu keterampilan menulis puisi. Hal tersebut
menuntut kesungguhan guru dalam merencanakan dan melaksanakan program
pengajarannya serta memilih media yang cocok dan menarik sehingga dapat
memperoleh hasil belajar yang optimal.
Usaha untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menulis puisi
memerlukan suatu metode pengajaran yang tepat. Metode pembelajaran merupakan
prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran yang baik merupakan hal yang harus
4
diperhatikan oleh guru agar hasil belajar peserta didik dalam menulis puisi dapat
ditingkatkan. Metode yang diberikan seharusnya dapat memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk aktif dan kreatif sehingga pembelajaran tidak terpusat pada guru.
Oleh karena itu, guru juga dituntut dapat menentukan sumber belajar yang tepat
sesuai dengan tujuan, bahan, pembelajaran, dan metode pembelajaran.
Metode video critic dengan media audio visual merupakan sebuah metode dan
media pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif untuk membelajarkan menulis
puisi dengan cara menunjukkan proses pemerolehan diksi untuk penciptaan puisi
secara langsung. Selain itu, metode video critic dapat juga digunakan untuk
mengatasi kesulitan dalam menentukan diksi. Diksi merupakan unsur yang cukup
penting dalam menentukan baik buruknya sebuah puisi.
Penggunaan media audio visual dengan metode video critic dapat dijadikan
strategi oleh guru untuk menarik perhatian peserta didik terhadap pembelajaran
keterarmpilan menulis puisi. Penggunaan media audio visual akan membantu
mengatasi kesulitan peserta didik dalam menentukan tema, karena guru telah
memilihkan tema yang mudah sesuai tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu,
penggunaan media ini dapat dijadikan sebagai acuan peserta didik dalam menentukan
diksi yang tepat karena peserta didik dapat terbimbing berdasarkan video yang
ditayangkan. Dengan demikian, minat dan kemampuan peserta didik terhadap
menulis puisi akan dapat berkembang.
5
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, keterampilan
menulis puisi sangat penting bagi peserta didik. Keterampilan menulis puisi dapat
memperhalus budi pekerti, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa,
serta bertujuan agar peserta didik dapat menghargai dan mengembangkan karya sastra
Indonesia sebagai khasanah budaya dan bahasa.
Keterampilan menulis puisi peserta didik SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara khususnya pada peserta didik kelas VII D masih kurang dan menunjukan hasil
yang kurang memuaskan. Kebanyakan peserta didik yang diajar merasa bosan dan
enggan belajar di bidang sastra, khususnya menulis puisi. Ketidakberhasilan
pembelajaran menulis puisi ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal peserta peserta didik itu sendiri. Sebagian
peserta didik menganggap bahwa pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang
membosankan dan tidak penting sehingga mereka menyepelekannya dan kurang
berminat mengikuti pembelajaran tersebut. Faktor lain penyebab rendahnya
keterampilan menulis puisi ialah (1) peserta didik kesulitan dalam menentukan tema,
mengembangkan tema, serta dalam menentukan diksi, dan (2) peserta didik merasa
kurang berminat pada pembelajaran karena jenuh dengan penjelasan teori dari guru.
Faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan
sekitar peserta didik yaitu guru.Guru umumnya menjelaskan hal-hal yang berkenaan
dengan teori menulis, kemudian guru memberi tugas kepada peserta didik untuk
6
membuat puisi, dan di akhir proses tersebut adalah memberikan penilaian. Proses
belajar yang demikian kurang mendapatkan hasil maksimal, karena guru tidak
memberikan bimbingan menulis puisi dengan cara menunjukkan proses pembuatan
puisi kepada peserta didik, sehingga ketika peserta didik diberi tugas menulis puisi
peserta didik mengalami kesulitan.
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk perbaikan
pembelajaran keterampilan menulis puisi. Untuk itu, dalam penelitian ini berusaha
memberikan solusi yang tepat dalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut.
Salah satu solusi yang diberikan dalam penelitian ini terutama berkenaan dengan
menulis puisi adalah dengan menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas
VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan diteliti dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
7
1. Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D
SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara?
2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2
Welahan?
3. Bagaimanakah perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N 2
Welahan setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran keterampilan menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik
kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D
SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara.
8
3. Untuk mendeskripsikan perubahan tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N
2 Welahan Kabupaten Jepara setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pada tataran teoretis
dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan teori
pembelajaran sastra pada umumnya dan penggunaan media audio visual dengan
metode video critic, pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, khususnya
bagi peserta didik, guru, dan peneliti yang lain. Bagi peserta didik, pembelajaran
menulis puisi menjadi lebih menyenangkan dan bermakna, mengembangkan daya
pikir dan kreatifitas peserta didik dalam menulis puisi, membiasakan diri peserta
didik dalam menulis puisi, dan meningkatkan keterampilan dan minat peserta didik
dalam menulis puisi.
9
Bagi guru, penelitian ini dapat memberikan umpan balik bagi guru untuk
mengadakan perbaikan dalam pembelajaran kompetensi dasar menulis puisi. Selain
itu, penelitian ini dapat memberikan masukan pada guru mengenai penggunaan media
audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2
Welahan Kabupaten Jepara.
Bagi sekolah, penelitian ini dapatmeningkatkan kualitas pembelajaran di
sekolah dan meningkatkan prestasi peserta didik dalam hal menulis. Penelitian ini
juga memberikan sebuah bentuk media baru dalam pembelajaran kompetensi menulis
puisi.
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap terutama
dalam hal bagaimana cara meningkatkan menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk
penelitian selanjutnya.
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian tentang pembelajaran sastra terutama menulis puisi telah banyak
dilakukan, di antaranya dilakukan oleh Karningsih (2007), Widowati (2007),
Abdurrahman (2007), Mislichah (2008), dan Ngainah (2008). Semua penelitian yang
dilakukan adalah berjenis penelitian tindakan kelas (PTK)
Karningsih dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan
Menulis Puisi dengan Media Lirik Lagu Iwan Fals Melalui Metode Latihan
Terbimbing pada Peserta didik Kelas X-2 SMA Tunas Patria Ungaran menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan dan keterampilan dalam menulis puisi. Skor rata-
rata kelas pembelajaran menulis puisi pada prasiklus sebesar 57,24 dan pada siklus I
diperoleh skor rata-rata kelas 69,32. Dengan demikian, kemampuan menulis puisi
dari prasiklus sampai siklus I mengalami peningkatan sebesar 21,10%. Adapaun pada
siklus II kemampuan menulis puisi dari siklus I meningkat sebesar 13,44%. Jadi,
peningkatan kemampuan menulis puisi dari prasiklus sampai siklus II sebesar
37,78%.
Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Karningsih
(2007) adalah sama-sama meneliti pada aspek pembelajaran menulis puisi. Yang
beda hanya media dan metode pembelajaran yang digunakan. Metode yang
10
11
digunakan pada penelitian tersebut adalah metode latihan terbimbing melalui media
lirik lagu, sedangkan media dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
media audio visual dengan metode video critic.
Penelitian keterampilan menulis puisi juga dilakukan oleh Widowati (2007)
dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan
Teknik Pengamatan Objek Secara Langsung pada Kelas X MA Al Ashor Patemon
Gunung Pati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil penelitian ini disimpulkan
bahwa ada peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan teknik
pengamatan objek secara langsung. Besarnya peningkatan itu dapat dilihat dari proses
prasiklus sampai siklus II. Pada prasiklus skor rata-rata kelas sebesar 60, dan pada
siklus I skor rata-rata kelas diperoleh 72,1 yang artinya terjadi peningkatan sebesar
31, 8%. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat lebih baik lagi
menjadi 80,4 atau mengalami peningkatan sebesar 21,8% dibandingkan hasil pada
siklus I.
Penelitian yang dilakukan Widowati (2007) juga mempunyai relevansi dengan
penelitian ini, yaitu sama-sama jenis penelitian pada aspek pembelajaran menulis
puisi. Selain terdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan tersebut,
penelitian ini juga mempunyai beberapa perbedaan. Penelitian yang dilakukan
Widowati menggunakan teknik tanpa media pembelajaran, sedangkan penelitian ini
menggunakan media dan metode yaitu media audio visual dengan metode video
critic.
12
Penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2007) yang berjudul
Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Tentang Peristiwa Yang Paling
Berkesan dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Peserta didik Kelas VII A
SMP Negeri DonorejoKabupaten Pacitan juga menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan peserta didik dalam menulis puisi. Hasil analisis data dari siklus I ke
siklus II terus mengalami peningkatan. Hasil tes siklus I menunjukkan skor rata-rata
sebesar 59, kemudian siklus II memperoleh rata-rata kelas sebesar 79 dan termasuk
dalam kategori baik. Peningkatan hasil tes menulis kreatif puisi dari siklus II sebesar
21,1 %.
Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Abdurrahman (2007) dengan
penelitian ini yaitu sama-sama jenis penelitian pada aspek pembelajaran menulis
puisi. Perbedaanya terletak pada metode serta penggunaan media audio visual yang
tidak digunakan oleh penelitian tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Mislichah (2008) yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Berbasis Keindahan Alam dengan Media Lukisan
Panorama serta Teknik Pemberian Kata Kunci Peserta Didik Kelas VII A SMP
Negeri 2 Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008 juga
menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis pada peserta didik. Hasil tes
pratindakan menunjukkan skor rata-rata kelas sebesar 58,90. Selanjutnya pada siklus
I meningkat 12.17 atau 20,66 menjadi 71,07. Pada siklus II meningkat lagi sebanyak
9,47 atau 13,32% menjadi 80,54. Fenomena tersebut menunjukkan adanya
13
peningkatan kemampuan menulis sebesar 21,64 atau 36,74% dari prasiklus ke siklus
II.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Mislichah (2008) juga mempunyai
persamaan dengan penelitian ini, yaitu sama-sama berjenis penelitian pada aspek
pembelajaran menulis puisi. Adapun letak perbedaanya terletak pada subjek
penelitiannya. Penelitian ini menggunakan teknik pemberian kata kunci untuk
meningkatkan ketarampilan menulis puisi tanpa menggunakan media, sedangkan
penelitian ini menggunakan media audio visual dengan metode video crtitic.
Penelitian menulis puisi juga dilakukan oleh Ngainah (2008) yang berjudul
Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Musik dan Gambar pada
Peserta didik Kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran, disimpulkan bahwa nilai rata-rata
kelas pada siklus I adalah 73,36. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II rata-rata
kelas menjadi 81. Peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 71,16%.
Penelitian yang dilakukan oleh Ngainah (2008) mempunyai persamaan
dengan penelitian ini yaitu sama-sama berjenis penelitian pada aspek pembelajaran
menulis puisi. Adapun perbedaanya terletak pada penggunaan media pembelajaran.
Penelitian yang telah dilakukan Ngainah (2008) menggunakan media musik,
sedangkan media yang digunakan pada penelitian ini adalah media audio visual.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya yang telah ada, dapat diketahui
bahwa keterampilan menulis puisi peserta didik dapat ditingkatkan melalui metode
14
latihan terbimbing, teknik pengamatan objek langsung, metode Discovery-Inquiry,
dan teknik pemberian kata kunci. Adapun penggunaan media pembelajaran
pendukungnya dapat berupa lirik lagu dan gambar. Penelitian mengenai peningkatan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, sebagai pengembangan penelitian
peningkatan keterampilan menulis puisi, penelitian ini dilakukan. Penelitian ini
tentang peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video-crtitic, karena media dan metode yang digunakan dapat
menumbuhkan minat serta meningkatkan kemampuan peserta didik dalam hal
memperoleh diksi. Selain itu, media dan metode pada penelitian ini juga dapat
memudahkan peserta didik dalam menulis puisi, karena mempermudah peserta didik
dalam memperoleh diksi dari video yang ditayangkan. Peserta didik juga dajak untuk
aktif dalam pembelajaran menulis puisi ini karena penggunaan metode video critic
dalam pembelajaran ini peserta didik akan diajak untuk aktif mengkritik video yang
ditayangkan untuk dijadikan sebagai inspirasi dalam memperoleh diksi.
2.2 Landasan Teoretis
Dalam landasan teoretis ini diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian
ini. Teori-teori yang digunakan dalam landasan teoretis ini mencakup hakikat puisi,
keterampilan menulis puisi, hakikat media, dan metode video critic.
15
2.2.1 Hakikat Puisi
Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra. Puisi sebagai salah satu karya
sastra mempunyai peran penting dalam memperpeka perasaan pembacanya. Melalui
puisi, pembaca dituntun untuk dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pengarang.
Di dalam puisi terkandung nilai-nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi
pembaca, terutama untuk memperhalus budi pekerti. Pada bagian ini akan dibahas
mengenai pengertian puisi, jenis-jenis puisi, dan unsur-unsur pembangun puisi.
2.2.1.1 Pengertian Puisi
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poenima
“membuat” atau poesis “pembuatan”, dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau
poetry. Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena melalui puisi pada
dasarnya seseorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri yang mungkin berisi
pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah
(Aminuddin 2002 :134).
Senada dengan pendapat tersebut, Suharianto (1981:12) menjelaskan bahwa
puisi adalah hasil pengungkapan kembali segala peristiwa atau kejadian di dalam
kehidupan sehari-hari. Puisi merupakan representasi peristiwa yang terjadi pada
kehidupan nyata. Tentu kehidupan yang terjadi pada sebuah karya sastra khususnya
puisi tidaklah sama persis dengan kehidupan nyata.
16
Sementara itu, Jalil (1985:1) menyatakan bahwa puisi adalah sebuah karya
sastra yang merupakan pancaran kehidupan sosial, kejolak kejiwaan, dan segala
aspek yang ditimbulkan oleh adanya interaksi, baik secara langsung maupun tidak
langsung, secara sadar atau tidak sadar dalam suatu masa atau periode tertentu.
Pancaran itu sendiri berlaku untuk sepanjang masa selama nilai-nilai estetis dari
sebuah karya puisi itu masih berlaku dalam masyarakat.
Pendapat yang sama juga diuangkapkan Badrun (1989:2), yang menyatakan
bahwa puisi pada hakikatnya mengkomunikasikan pengalaman yang penting-penting
karena puisi lebih terpusat dan terorganisir. Pengalaman-pengalaman itu dapat berupa
pengalaman yang baik atau pengalaman yang tidak baik. Melalui puisi, seseorang
dapat mengabadikan peristiwa-peristiwa kehidupan, baik itu kehidupannya sendiri
atau pun kehidupan orang lain. Pengabadian itu tidak hanya digunakan untuk
mengingat-ingat tentang kehidupan yang telah dijalani, tetapi juga digunakan untuk
menyampaikan amanat kepada pembaca tentang kehidupan.
Sejalan dengan pendapat Badrun, puisi menurut McCaulay dan Hudson
(dalam Aminuddin 2002:134) adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan
kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti
halnya lukisan yang menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan
penulisnya. Melalui puisi seseorang diajak oleh suatu ilusi tentang keindahan,
terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan keindahan penataan unsur bunyi,
penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu ketika membaca suatu puisi.
17
Puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan
diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imanjinatif)
(Waluyo 2003:1). Kata-kata yang digunakan benar-benar merupakan kata-kata
pilihan yang mempunyai kekuatan pengucapan. Walaupun kata-kata yang digunakan
singkat atau padat, namun dapat mewakili makna yang lebih luas dan lebih banyak.
Dari berbagai definisi mengenai puisi di atas, dapat disimpulkan bahwa puisi
adalah hasil pengungkapan (pengabadian) kembali pengalaman batin yang dialami
oleh penulis sendiri atau yang dialami oleh orang lain ke dalam bentuk tulisan dengan
bahasa yang esetetis dengan memperhatikan aturan-aturan kepuisian yang baku.
2.2.1.2 Jenis-Jenis Puisi
Menurut Badrun (1989:123) pembagian puisi berdasarkan bahasa yang
digunakan yang dilihat dari mudah atau sukarnya puisi itu dipahami. Dalam hal ini
puisi dibagi menjadi dua macam, yaitu puisi transparan atau puisi diafan dan puisi
prismatik. Puisi transparan adalah puisi yang mudah dipahami, tidak ada kata-kata
atau lambang yang sukar dipahami, sedangkan puisi prismatik lebih sukar dipahami
karena banyak kata-kata yang memiliki makna ganda dan memerlukan penafsiran.
Selaras dengan pendapat Badrun, menurut Suharianto (1981:29)
mendefinisikan puisi transparan atau puisi diafan sebagai pusi yang kata-katanya
sangat terbuka, tidak mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Adapun
puisi prismatik yakni puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai lambang-
18
lambang atau kiasan. Dengan adanya lambang-lambang atau kiasan, membuat orang-
orang awam terhadap masalah puisi dibandingkan dengan puisi berjenis diafan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi diafan atau puisi
transparan adalah puisi yang maknanya mudah dipahami atau lebih bersifat terbuka,
sedangakan puisi prismatik adalah puisi yang maknanya sukar dipahami, sehingga
perlu pemahaman dan penafsiran yang mendalam untuk bisa memahami puisi
prismatik. Jenis puisi yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah puisi diafan.
2.2.1.3 Unsur-Unsur Puisi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai unsur-unsur puisi, yaitu diksi,
pengimajian, irama, tipografi, tema, nada suasana, perasaan, dan amanat.
2.2.1.3.1 Diksi
Diksi merupakan salah satu aspek yang penting dalam keterampilan
berbahasa. Barfield (dalam Pradopo 1987:54) mengemukakan bahwa bila kata-kata
dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa sehingga artinya menimbulkan
imajinasi estetis, maka hasilnya disebut diksi puitis. Diksi sendiri berfungsi untuk
menambah nilai estetis.
Sementara itu, Waluyo (1991:73) mengatakan karena pemilihan kata-kata
mempertimbangkan berbagai aspek estetetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh
penyair untuk puisinya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan katanya
19
sekalipun maknanya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip
dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu
diganti dengan kata lainnnya akan mengganggu komposisi dalam konstruksi
keseluruhan puisi itu.
Masalah pemilihan kata, menurut Chapman (dalam Nurgiyantoro 1998:290)
dapat melalui pertimbangan-pertimbangan formal tertentu. Pertama, pertimbangan
fondagis misalnya kepentingan aliterasi, irama, efek bunyi tertentu. Kedua,
pertimbangan dari segi mode, bentuk dan makna yang dipergunakan sebagai sarana
menkonsentrasikan gagasan. Dalam hal ini, faktor personal pengarang untuk memilih
kata-kata yang paling menarik perhatiannya berperan penting. Pengarang dapat saja
memilih kata dan ungkapan tertentu sebagai siasat untuk mencapai efek yang
diinginkan. Menurut Sayuti (2002:143), diksi sebagai salah satu unsur yang
membangun keberadaan puisi berarti pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair
untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-peraasaa yang bergejolak dan
menggejala dalam dirinya, sehingga Sayuti mengatakan bahwa diksi merupakan
esensi dalam penulisan puisi.
Diksi atau pilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata
tertentu yang sengaja dipilih oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi adalah
dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata tersebut
tentulah melewati pertimbangan- pertimbangan tertentu untuk memperoleh efek
tertentu (Nurgiyantoro 1998:290).
20
Senada dengan pendapat Nurgiyantoro, menurut Sayuti (2002:144-145)
mengungkapkan bahwa dalam puisi penempatan kata-kata sangat penting dalam
rangka menumbuhkan suasana puitis yang akan membawa pembaca pada kenikmatan
dan pemahaman yang menyeluruh dan total.
Berbeda dengan pendapat Nurgiyantoro, menurut Jabrohim (2001:35) untuk
mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami lebih baik masalah kata
dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata yang sesuai
dengan situasi yang dihadapi dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya
bahasa sesuai denga tujuan penulisan.
Penggolongan diksi menurut para ahli bahasa berbeda-beda karena mereka
mempunyai sudut pandang yang berbeda pula, salah satunya adalah Parera. Menurut
Parera (1991:67) diksi digolongkan menjadi lima, yaitu:
1. Diksi sesuai dengan kaidah umum atau perangkat kebiasaan, yang meliputi diksi
yang tepat, saksama dan lazim.
2. Diksi sebagai kaidah sosial pemakainya yang meliputi pilihan kata umum, pilihan
kata professional, pilihan kata dialek dan pilihan kata sosiolog.
3. Diksi sesuai dengan ragam pemakainya meliputi kata baku, pilihan kata formal,
kata kosultatif, pilihan kata santai, pilihan kata akrab, dan pilihan kata rahasia.
4. Diksi dalam retorik yang meliputi bentuk tunggal, bentuk terurai, kata tunggal-
frasa, denotasi-kiasan, metonimia, metafora, kata langsung kata berbunga, bentuk
tersurat bentuk tersirat, kata kuat, kata-kata lemah. Kata kongkret kata abstrak.
21
5. Diksi sesuai dengan kaidah kata yang meliputi denotasi-asosiasi, leksikal
gramatikal, frase ungkapan, sinonim-perangkat bersistem, kata umum-kata khusus,
kata umum istilah, kata bahasa Indonesia-kata serapan, padanan kata terjemahan.
Sementara itu, Keraf (2000:89-107) mengungkapkan penggunaan kata yang
meliputi penggunaan kata umum dan kata khusus, kata konkret dan kata abstrak, kata
ilmiah dan kata populer, kata jargon, kata percakapan dan penggunaan kata slang.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan pilihan kata
yang digunakan penyair untuk menyatakan kata-kata mana yang tepat untuk
mengungkapkan suatu ide atau gagasan sesuai dengan perasaan, isi pikiran, dan
pengalaman jiwa.
1) Fungsi Diksi
Meyer (dalam Badrun 1989:9) mengatakan bahwa dalam fungsinya untuk
memadatkan suasana kata-kata dalam puisi hendaknya dapat menyampaikan makna
secara lembut dan bersifat ekonomis, jadi kata-kata yang berada dalam lirik puisi atau
lagu sebagai bagian sastra populer hendaknya disusun sedemikian rupa sehingga
dapat menyalurkan pikiran, perasaan penulisnya dengan baik, Sementara itu,
menurut Waluyo (1991:73) mengatakan bahwa dalam memilih berdasarkan makna
yang akan disampaikan dan tingkat perasaan serta suasana batinya juga
dilatarbelakangi faktor sosial budaya. Selanjutnya Waluyo (1991:77) mengungkapkan
alasannya karena ketepatan pilihan kata dan ketepatan penempatannya, maka kata-
22
kata itu seolah memancarkan daya gaib yang mampu memberikan sugesti kepada
pembaca untuk ikut sedih, terharu, bersemangat, marah dan sebagainya.
Sejalan dengan pendapat Waluyo, Barfiled (dalam Pradopo 1987:54)
mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara sedemikian
rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya diksi puisi. Jadi
diksi itu untuk mendapatkan kepuitisan, untuk mendapatkan nilai estetik.
Selanjutnya Pradopo (1987:58) mengemukakan bahwa dalam memilih kata-
kata supaya tepat dan menimbulkan gambaran yang jelas dan padat itu penyair mesti
mengerti denotasi dan konotasi sebuah kata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi diksi adalah sebagai
berikut.
a) Menambah keestetisan atau untuk memperindah bahasa.
b) Memberikan gambaran angan yang lebih jelas.
c) Memberikan sugesti atau menimbulkan perasaan (emosi) tertentu kepada pembaca
atau pendengar.
d) Untuk menyampaikan makna yang ingin disampaikan pengarang dengan tema-
tema yang disodorkan.
e) Sebagai penghubung antara dunia pengarang dengan dunia pembaca
23
2.2.1.3.2 Pengimajian
Melalui puisinya sorang pengarang menginginkan apa yang didengarnya,
dilihatnya, dan dirasakannya dapat juga dirasakan oleh pembaca. Atas dasar inilah
pengarang selalu berusaha menggunakan kata-kata yang mempu meimbulkan
pengimajian pembaca untuk dapat merasakan apa saja yang dirasakannya. Suharianto
(1981:66) menjelaskan bahwa pengimajian adalah usaha untuk menjadikan sesuatu
yang semula abstrak menjadi konkret sehingga dapat dengan mudah ditangkap oleh
pancaindera.
Selaras dengan pendapat Suharianto, Ensten (2000:17-18) menjelaskan
pengertian imajinasi adalah daya bayang, daya fantasi, daya khayal, tetapi bukanlah
khayalan atau lamunan. Imajinasi tidaklah sama dan persis dengan realita yang
sesunguhnya (realita objektif), dan imajinasi tentang sesuatu tidaklah sama pada
masing-masing orang. Penggunaan kata konkret menimbulkan daya bayang
tergantung kepada pengetahuan dan pengalaman seseorang. Melalui kata-kata yang
mengandung daya bayang penyair ingin mengonkretkan makna kata-kata yang
abstrak dalam puisi sehingga pembaca lebih mudah memahami secara keseluruhan
makna puisi yang dibaca.
Pendapat yang sama juga diungkapkan Waluyo (2003:10) yang menyatakan
bahwa pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat memperjelas atau
mengonkretkan apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui pengimajian, apa yang
24
digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar (imaji auditif), atau
dirasa (imaji taktif)
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengimajian
merupakan pengonkretan bahasa puisi yang berupa bahasa yang mampu
menghadirkan unsur pendengaran penglihatan, dan perasaan. Pengimajian digunakan
untuk memperjelas apa yang dinyatakan oleh penyair.
2.2.1.3.3 Irama (Ritme)
Dalam kepustakaan Indonesia (dalam Tarigan 1984:34) ritme atau irama
adalah turun-naiknya suara secara teratur, sedangkan rima atau sajak adalah
persamaan bunyi.
Menurut Doreksi (dalam Badrun 1989:78) irama lebih kurang dapat diartikan
sebagai pengulangan bagian bunyi yang ditekan atau tidak ditekan.
Irama berhubungan dengan pendengaran bunyi, kata, frasa, dan kalimat.
Dalam puisi (khususnya puisi lama), irama berupa pengulangan yang teratur suatu
baris puisi menimbulkan gelombang yang menceritakan keindahan. Irama dapat juga
diartikan keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata secara berulang-
ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang memperindah puisi (Waluyo
2003:12).
25
Jadi, dari uraian-uraian mengenai pengertian irama di atas dapat disimpulkan
bahwa irama adalah turun naiknya suara secara teratur yang menimbulkan gelombang
suara yang menumbuhkan keindahan. Pengulangan itu dapat berhubungan dengan
pengulangan bunyi, frasa, dan kalimat.
2.2.1.3.4 Tata Wajah (Tipografi)
Secara harfiah tiporgrafi berarti seni mencetak dengan desain khusus, susunan
atau rupa (penampilan) barang cetak. (Badrun 1989:87).
Selaras dengan pendapat Badrun, Suharianto (1981:35) menyatakan bahwa
tipografi disebut juga ukiran bentuk, ialah susunan baris-baris atau bait-bait suatu
puisi. Termasuk dalam tipografi adalah penggunaan huruf-huruf untuk menuliskan
kata-kata suatu puisi.
Aminuddin (2002:146) menjelaskan bahwa peranan tipografi selain untuk
menampilkan artistik visual, juga untuk menciptakan nuansa makna dan suasana
tertentu. Tipografi juga berperan dalam menunjukkan adanya loncatan gagasan serta
memperjelas adanya satuan-satuan makna tertentu yang ingin dikemukakan
penyairnya.
Dari berbagai penjelasan mengenai tipografi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tipografi merupakan tata wajah yang berupa penyusunan baris-baris bait, atau
26
letak bait-bait dalam puisi, juga penggunaan tanda baca. Tipografi digunakan
pengarang untuk memperindah dan mendukung isi atau makna puisi.
2.2.1.3.5 Tema
Menurut Badrun (1989:106) tema adalah ide dasar dalam penciptaan karya
sastra. Dalam penciptaan karya sastra tersebut pengarang tidak sembarangan
membeberkan seluruh pengalaman atau masalahnya, tetapi terlebih dahulu dipilih.
Pemilihan itu berdasarkan pemikiran dan pertimbangan tertentu, maka karya sastra
yang diciptakan menjadi lebih menarik. Tema mencakup segala aspek kehidupan,
misalnya tentang cerita, kekecewaan, penderitaan, perjuangan, paham keagamaan.
Adapun menurut Waluyo (2003:17) tema merupakan gagasan pokok yang
dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Dengan demikian, tema merupakan
ide yang membangun sebuah puisi.
Dari penjelasan tentang tema di atas dapat disimpulkan bahwa tema adalah isi
atau gagasan yang mendasari pengarang dalam menciptakan sebuah puisi.
2.2.1.3.6 Perasaan, Nada dan Suasana
Suharianto (1981:54) menjelaskan bahwa puisi dapat disampaikan sebagai
duta perasaan dan pikiran penyair. Melalui puisi yang dituliskan itu, penyair selalu
berusaha agar apa yang terkandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili.
Karena kata adalah alat yang dimiliki penyair, maka setiap penyair akan berusaha
27
memanfaatkan kemampuan kata tersebut sebesar-besarnya. Lebih lanjut dijelaskan
bahwa nada dan suasana atau sikap penyair digambarkan pada suasana, benda-benda,
keadaan dan sebagainya yang ditangkap oleh indera penyair. Nada-nada diungkapkan
penyair secara implisit dan eksplisit.
Senada dengan pendapat tersebut, menurut Tarigan (1984:18) yang dimaksud
dengan nada dalam dunia perpuisian adalah sikap sang penyair terhadap pembacanya,
atau dengan perkataan lain nada adalah sikap penyair terhadap para penikmat
karyanya. Nada yang dikemukakan berhubungan dengan tema dan rasa yang
terkandung pada puisi tersebut.
Jabrohim, dkk (2001:66) mengemukakan bahwa perasaan merupakan suasana
hati penyair saat menulis puisi. Perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi.
Nada adalah sikap penyair kepada pembaca, sedangkan suasana adalah keadaan jiwa
pembaca setelah membaca puisi. Puisi juga mengungkapkan nada dan suasana
kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Dari sikap itulah
tercipta suasana puisi. Puisi mengungkapkan perasaan penyair (Waluyo 2003:37)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perasaan, nada, dan suasana
berperan sebagai pendukung makna dalam puisi. Perasaan, nasa, dan suasana
merupakan unsur yang saling mempengaruhi. Perasaan merupakan ungkapan
perasaan penyair. Perasaan penyair tersebut akan mempengaruhi nada puisi, yang
kemudian dari nada tersebut akan tercipta suasana puisi
28
2.2.1.3.8 Amanat
Amanat, pesan atau nasihat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah
membaca puisi (Waluyo 2003: 40). Penghayatan terhadap amanat sebuah puisi tidak
secara objektif, namun subjektif, artinya berdasarkan interpretasi pembaca. Amanat
yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema,
rasa, dan nada puisi. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk
menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun dan juga
berada di balik tema yang diungkapkan.
2.2.2. Pengertian Menulis Kreatif Puisi
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,
dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan (Hakim2005:15)Kata
menulis mempunyai dua arti, pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat
didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat. Kedua, kata menulis mempunyai
arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis (Wiyanto 2004:12).Menulis puis
merupakan suatu kegiatan seseorang “intelektual”, yakni kegiatan yang menuntut
seseorang harus benar-benar cerdas, harus benar-benar meguasai bahasa, harus luas
wawasannya, dan peka perasaannya (Jabrohim, dkk 2003:67-68).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menyatakan bahwa kara
kreatif mempunyai arti (1) memiliki daya cipta :pekerjaan yang menghendaki
kecerdasan dan imajinasi.
29
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis
merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa. Menulis dapat digunakan sebagai
upaya untuk mengekspresikan , mengungkapkan, menuangkan gagasan, ide, pesan
secara tidak langsung. Dalam kegiatan menulis puisi seseorang penulis diharuskan
memiliki berbagai kemampuan, juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
menciptakan daya cipta untuk menghasilkan puisi yang baik.
2.2.2.2 Langkah-Langkah Menulis Puisi
Ada beberapa langkah-langkah di dalam menulis puisi seperti yang
diungkapkan oleh Komaidi (2008:210-212) diantaranya sebagai berikut.
1. Sebelum menulis puisi, pahami dulu apa itu puisi. Bisa dengan mulai
membaca puisi yang ada dibuku, majalah, atau media massa. Baca juga buku
tentang puisi. Setelah banyak membaca puisi tentu sedikit atau banyak aka
yahu apa itu puisi dan bagaimana membuatnya.
2. Cari inspirasi. Pengalaman eswtetik sebagai pendorong pembuatan puisi. Puisi
agaknya cocok untuk menggambarkan pengalaman estetik tersebut.
3. Coba bawa catatan atau buku kecil . Ketika muncu idea tau inspirasi, ilham,
langsung saja ditulis, sebab saat ide tersebut terlewat, untuk waktu tertentu ide
tersebut akan hilang.
30
4. Tulislah puisi, jangan ragu, takut, atau malu. Tulis apa saja yang ada
dipikiran, perasaan (sedih, gembira), uneg-uneg, kegelisahan, tulislah
perasaan dengan bebas tanpa beban.
5. Baca dan perbaiki. Setelah selesai menulis puisi coba endapkan sebentar
beberapa jam atau beberapa hari kemudian. Setelah itu, baca lagi puisi
tersebut, rasakan sesuatu yang berbeda dalam puisi tersebut.
6. Setelah selesai menulis puisi, coba uji puisi. Dengan mengirim ke media
massa atau minta kritik saran dari teman, guru, orangtua, atau siapa saja.
7. Kalau puisi tersebut tidak dikirimkan karena suatu alas an, bisa disimpan
sebagai kenang-kenangan. Puisi adalah karya seni yang sangat pribadi, kalau
memang tidak laku dijual ke media atau penerbit, puisi tersebut masih pantas
untuk disimpan sebagai dokumen pribadi misalnya dalam buku harian.
2.2.3 Hakikat Media
Association of Education and Communication Technology (AECT, 1977)
dalam Arsyad (2002:3) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Syaiful (dalam Djamarah 2006:120) mengemukakan, media dapat diartikan
dengan manusia, benda, maupun peristiwa yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
31
Pendapat yang sama juga diungkapkan Anitah (2010:5) yang menyatakan
bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan
kondisi yang memungkinkan pelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan
sikap.
Dari beberapa definisi media di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah
seseorang, alat, bahan, atau peristiwa yang digunakan untuk menyampaikan informasi
yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
Berdasarkan sudut pandang media, media pembelajaran tidak langsung dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu (1) media cetak, (2) media audio
visual, (3) media yang berdasarkan komputer, dan (4) media gabungan teknologi
cetak dan komputer (Arsyad 2002:29).
2.2.3.1 Media Audio Visual
Menurut Arsyad (2002:30), pengajaran melalui audio visual adalah produksi
dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran
serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbol serupa.
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar (Djamarah 2006:124). Sejalan dengan pengertian media audio visual yang
diberikan oleh Anitah (2010:55) adalah media yang menunjukkan unsur auditif
(pendengaran) maupun visual (penglihatan).
32
Dari tiga definisi media audio visual di atas, dapat disimpulkan bahwa media
audio visual adalah media yang dalam penggunaannya melibatkan dua unsur, yaitu
unsur suara (unsur yang didengar) dan unsur gambar (unsur yang dilihat).
Salah satu contoh dari media audio visual adalah film dan video. Film dan
video dapat menggambarkan suatu objek bergerak bersama-sama dengan suara.
Kedua jenis media ini pada umumnya digunakan untuk tujuan-tujuan untuk hiburan,
dokumentasi, dan pendidikan. Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan
proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan,
menyingkat atau memperpanjang waktu, dan memperngaruhi sikap.
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan dari media
audio visual menurut Arsyad (2002:49-50), khususnya film dan video:
2.2.3.1.1 Kelebihan Film dan Video
1) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang
pemikiran dan pembahasan dalam kelompok peserta didik. Bahkan, film dan
video, seperti slogan yang sering didengar, dapat membawa dunia ke dalam
kelas.
2) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat secara
langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.
3) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil,
kelompok heterogen, maupun perorangan.
33
4) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame, film
yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan
dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian mekarnya bunga mulai
dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu mekar.
2.2.3.1.2 Kekurangan Film dan Video.
1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang
banyak. Hal ini dapat diatasi dengan mengunduh video internet, sehingga dapat
lebih memudahkan guru dalam mendapatkan video.
2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak
semua peserta didik mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui
film tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan memutarkan ulang video yang telah
ditayangkan, sehingga semua peserta didik dapat memperhatikan tayangan
dengan penuh.
3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
belajar yang diinginkan. Namun, hal tersebut dapat diatasi dengan pembuatan
atau pencarian film ataupun video yang disesuaikan dengan materi pembelajaran.
34
2.2.4 Hakikat Metode Video Critic
Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian metode video critic, langkah-
langkah pembelajaran menggunakan metode video critic, kelebihan dan kekurangan
metode video critic dalam pembelajaran.
2.2.4.1 Pengertian dan Langkah Metode Video Critic
Pada dasarnya, video critic terdiri atas dua kata yaitu video dan critic. Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hakikat video berarti:1) bagian yg memancarkan
gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup atau program televisi untuk
ditayangkan lewat pesawat televisi, sedangkan kritik berarti kecaman atau
tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya.
Dari kedua pengertian istilah video dan kritik di atas, maka dapat disimpulkan
pengertian video critic adalah tanggapan atau pertimbangan baik buruk terhadap
suatu hasil karya yang ditayangkan melalui gambar hidup atau melalui video.
Metode video critic pertama kali dikemukakan oleh Silbermen (2009:124-
125) dalam bukunya Active Learning, namun Silbermen tidak secara lengkap
menjelaskan pengertian teknik video critic. Silbermen hanya menjelaskan langkah-
langkah dalam melakukan teknik video critic yang meliputi.
(1) Pilihlah video yang akan ditunjukkan kepada peserta didik.
35
(2) Beritahukan kepada mereka sebelum menonton video bahwa Anda ingin mereka
mengulas secara kritis video tersebut.
(3) Minta mereka untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi selama video tersebut
berlangsung.
(4) Setelah penayangan video, bagilah peserta didik dalam beberapa kelompok.
(5) Minta tiap kelompok mencatat dan mendiskusikan apa saja yang telah mereka
peroleh pada saat menonton video.
(6) Mintalah tiap kelompok untuk memaparkan tentang apa telah yang mereka
diskusikan.
(7) Bahas bersama-sama tentang video tersebut. Bisa juga sesekali menayangkan
ulang video agar pembahasan lebih nyata.
2.2.4.2 Kelebihan Metode Video Critic dalam Pembelajaran
Silbermen (2009:124) berpendapat bahwa tujuan metode video critic adalah
agar peserta didik aktif dalam menyaksikan suatu video yang diputarkan guru. Peserta
didik diajak berperan sebagai juri untuk mengomentari video yang telah ditayangkan,
sehingga kepercayaan diri peserta didik akan terbangun lebih dulu. Hidayat (dalam
Silbermen 2009:124) menyatakan bahwa seringkali dalam kegiatan pembelajaran
yang menyajikan video-video membuat peserta didik pasif. Namun, dengan video
critic ini menjadi salah satu cara agar memotivasi peserta didik untuk aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
36
2.2.4.3 Kekurangan Metode Video Critic dalam Pembelajaran
Selain mempunyai kelebihan, metode video critic juga mempunyai
kekurangan. Kekurangan metode video critic yaitu suasana kelas bisa menjadi sangat
ramai ketika peserta melihat tayangan video yang mungkin dianggap lucu oleh
mereka, sehingga guru harus pandai mengendalikan suasana kelas supaya tidak
mengganggu kelas lain. Metode ini juga memiliki ketergantungan terhadap sumber
listrik pada saat metode ini digunakan dalam pembelajaran. Apabila listrik mati pada
saat pembelajaran berlangsung, maka metode pembelajaran ini tidak dapat
diteruskan.
2.2.5 Penerapan Media Audio visual dengan Metode Video Criticdalam Pembelajaran Menulis puisi.
Secara umum, kegiatan inti pembelajaran menulis puisi mengunakan media
audio visual dengan metode video critic adalah sebagai berikut.
(1) Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari;
(2) Guru menayangkan video;
(3) Guru meminta peserta didik untuk fokus memperhatikan video dan
memperhatikan beberapa faktor, yang meliputi (a) apa yang dilihat, (b) apa yang
didengar, (c) hal-hal yang berkesan, (d) perasaan setelah melihat tayangan video;
(4) Guru meminta peserta didik untuk mengkritik dari video yang baru saja diputar
secara individu atau berkelompok.;
37
(5) Perwakilan peserta didik menyampaikan hasil kritikannya terhadap video yang
telah ditayangkan;
(6) Hasil krtitikan dibahahas bersama-sama.
2.2.6 Kerangka Berpikir
Keterampilan menulis puisi merupakan kegiatan mengungkapkan pikiran dan
perasaan secara apresiatif dalam bentuk puisi sebagai sesuatu yang bermakna dengan
memanfaatkan berbagai pengalaman dalam kehidupan nyata. Seseorang dalam
mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tertulis tidak semata-mata
langsung dapat baik, tetapi kemampuan menulis puisi akan tumbuh dan berkembang
dengan adanya latihan yang intensif.
Keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan
Kabupaten Jepara masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh kurang mampu dan
kreatifnya peserta didik dalam menentukan diksi yang tepat, membentuk rima yang
dapat mendukung makna puisi, menentukan tipografi yang sesuai, serta dalam
menentukan kesesuaian isi dengan tema. Kekurangan ini disebabkan oleh guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran menulis puisi kurang begitu baik. Metode
ceramah masih menjadi prioritas utama dalam mengajarkan menulis puisi. Karena
metode ceramah inilah, peserta didik mudah mengalami rasa jenuh pada waktu
pembelajaran menulis puisi.
38
Selama ini menulis puisi dirasakan oleh peserta didik sebagai materi yang
sulit. Untuk mengatasi hal itu, penelitian ini menggunakan media audio visual dengan
metode video critic sebagai media dan metode yang dapat menarik peserta didik.
Penggunakan media dan metode dalam penelitian ini dapat menghindarkan rasa
bosan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi. Selain itu, penggunaan
media dan metode ini dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
menemukan diksi untuk dijadikan puisi karena peserta didik dapat mengetahui proses
pemerolehan diksi puisi secara jelas.
Pembelajaran menulis puisi puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic diharapkan dapat menarik dan memotivasi peserta didik untuk
aktif dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi, sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Selain itu, diharapkan terjadi perubahan sikap ke arah yang positif
pada proses pembelajaran menulis puisi.
2.2.7 Hipotesis Tindakan
Setelah dilakukan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan,
maka keterampilan peserta didik akan meningkat dan perilaku peserta didik dalam
pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
39
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau biasa disebut PTK.
Penelitian tindakan kelas adalah kegiatan mencermati sekelompok peserta didik yang
sedang melakukan proses belajar dengan suatu cara tertentu dengan tujuan
meningkatkan hasil belajar peserta didik menjadi lebih memuaskan.
Proses PTK ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri
atas empat tahap, yaitu; (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi atau pengamatan,
dan (4) refleksi. Jika tindakan siklus I rata-rata nilai peserta didik belum mencapai
target yang telah ditentukan, maka akan dilakukan tindakan siklus II. Proses
penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan 1. Perencanaan
2. Tindakan
Siklus I Siklus II 4. Refleksi4. Refleksi 2. Tindakan
3.Pengamatan 3.Pengamatan
39
40
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I
Prosedur tindakan siklus I terdiri atas tahap perencanaan, tindakan observasi,
dan refleksi. Masing-masing tahapan tersebut akan diuraikan lebih lanjut sebagai
berikut.
3.1.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal yang digunakan pada penelitian ini
untuk menentukan langkah-langkah penelitian untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Pada tahap ini guru berkoordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa
Indonesia untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian, materi pelajaran yang
akan disampaikan, dan perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pada tahap perencanaan siklus I dilakukan persiapan pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic dengan menyusun
rencana pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
Rencana pembelajaran ini dilakukan sebagai program kerja atau pedoman guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal
yang dilakukan selanjutnya adalah menyusun pedoman observasi, pedoman jurnal,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto. Pada tahap ini peneliti juga
menyusun rancangan evaluasi, mempersiapkan media yang digunakan yaitu berupa
video, dan mempersiapkan alat dokumentasi.
41
3.1.1.2 Tindakan
Tindakan ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun
pada tahap perencanaan. Pelaksanaan tindakan dalam siklus I meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
3.1.1.2.1 Kegiatan Awal
Pada tahap ini guru memberikan apersepsi kepada peserta didik mengenai
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic. Kegiatan apersepsi digunakan untuk mengkondisikan peserta didik
agar tiap peserta didik menerima pelajaran dengan baik. Kegiatan ini berupa
pemberian ilustrasi mengenai pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic. Kegiatan apersepsi juga dapat dilakukan
guru dengan cara memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi puisi.
Penyampaian tujuan serta manfaat pembelajaran menulis puisi yang akan dicapai
juga disampaikan dalam tahap pendahuluan.
3.1.1.2.2 Kegiatan Inti
Tahap ini merupakan tahap pembelajaran. Pada tahap ini, guru
menyampaikan materi menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic. Melalui video peserta didik dibantu guru membuat puisi
berdasarkan video yang telah diputarkan. Dalam kegiatan peserta didik diajak
42
mendiskusikan hal-hal yang dilihat peserta didik dari video yang telah diputarkan,
kemudian dari hasil diskusi tersebut akan dipaparkan oleh peserta didik yang
kemudian akan ditanggapi bersama-sama.
Kegiatan selanjutnya adalah memutarkan video yang berbeda kepada
peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi dari video
yang telah diputarkan sebagai penilaian akhir. Setelah peserta didik selesai
membuat puisi, guru menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan puisi
yang telah dibuat. Pada tahap terakhir, peserta didik dan guru membahas puisi
yang telah dibuat oleh peserta didik.
3.1.1.2.3 Kegiatan Akhir
Kegiatan pembelajaran menulis puisi ditutup dengan merefleksi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan dengan cara guru
memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi menulis
puisi. Selain itu, guru juga memberikan beberapa pertanyaan singkat yang
berkaitan dengan materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran yang telah diakukan. Pembelajaran menulis puisi ditutup dengan
peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang baru saja
dilakukan. Guru senantiasa memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta
43
didik untuk selalu belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam menulis
puisi.
3.1.1.3 Observasi
Kegiatan observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Melalui
lembar observasi, guru mengamati tingkah laku peserta didik selama pembelajaran
berlangsung.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan lembar jurnal
kepada peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik
terhadap materi, proses pembelajaran, dan sumber belajar yang digunakan guru dalam
kegiatan pembelajaran. Melalui lembar jurnal ini dapat diketahui kekurangan atau
kelemahan terhadap pembelajaran yang telah dilakukan sehingga dapat diperbaiki
tindakan pada siklus selanjutnya.
Untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, guru melakukan
wawancara dengan peserta didik. Kegiatan wawancara dilakukan untuk mengetahui
sikap positif dan negatif peserta didik dalam kegiatan pembelajaran menulis puisi.
3.1.1.4 Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan untuk mengulas tentang perubahan yang terjadi
pada peserta didik, guru, dan suasana kelas. Pada tahap ini, peneliti melakukan
44
analisis hasil tes, hasil observasi, hasil jurnal, dan hasil wawancara yang telah
dilalukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. Refleksi siklus I digunakan
untuk mengubah strategi dan sebagai perbaikan pembelajaran pada siklus II.
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II
Prosedur tindakan pada siklus II merupakan perbaikan dari tindakan siklus I
setelah diketahui hasil kemampuan menulis puisi dan perubahan perilaku peserta
didik dalam pembelajaran menulis puisi.
3.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan adalah memperbaiki dan menyempurnakan
rencana pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Dalam tahap ini guru
menyusun rencana pembelajaran dengan tindakan yang berbeda dengan tindakan
pada siklus I. Guru juga menyiapkan lemar observasi , lembar jurnal, lembar
wawancara, pedoman evaluasi, dan dokumentasi yang berupa foto. Selanjutnya guru
berkoordinasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai waktu
pelaksanaan pembelajaran menulis puisi siklus II serta rencana pembelajaran yang
telah diperbaiki berdasarkan rencana pembelajaran pada siklus I.
45
3.1.2.2 Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II berbeda dengan tindakan pada siklus
I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan tindakan pada siklus
I.
3.1.2.2.1 Kegiatan Awal
Sebelum peserta didik menulis puisi berdasarkan video yang diputarkan,
guru menanyakan kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam menulis puisi
melalui media audio visual dengan metode video critic. Kemudian peserta didik
diberi arahan dan bimbingan agar dalam pelaksanaan kegiatan menulis puisi
selanjutnya menjadi lebih baik. Selanjutnya, guru meyampaikan kesalahan-
kesalahan hasil tes pada siklus I dan juga memberikan solusinya.
3.1.2.2.2 Kegiatan Inti
Tahap ini merupakan tahap pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,
terlebih dahulu peserta didik membahas tugas yang diberikan pada pembelajaran
sebelumnya. Kegiatan selanjutanya guru menyampaikan materi menulis puisi
dengan menekankan pada kesulitan yang dialami peserta didik. Kemudian guru
memutarkan video kepada peserta didik. Melalui video yang telah diputarkan
peserta didik menemukan diksi-diksi yang kemudian akan dikembangkan menjadi
sebuah puisi dengan bahasa yang dihaluskan.
46
Kegiatan selanjutnya adalah guru memutarkan video yang berbeda kepada
peserta didik kemudian peserta didik secara individu membuat puisi berdasarkan
video yang telah diputarkan. Setelah peserta didik selesai membuat puisi, guru
menunjuk beberapa peserta didik untuk membacakan puisi yang telah dibuat.
Pada tahap terakhir, peserta didik dan guru membahas puisi yang telah ditulis
oleh peserta didik.
3.1.2.2.3 Kegiatan Akhir
Kegiatan pembelajaran menulis puisi ditutup dengan merefleksi hasil
pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan dengan cara guru
memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya tentang materi menulis
puisi. Selain itu, guru juga memberikan pertanyaan singkat berkaitan dengan
materi menulis puisi yang telah disampaikan. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengukur pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
Pembelajaran menulis puisi ditutup peserta didik bersama guru dengan
menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dilaksanakan. Guru senantiasa
memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik untuk selalu belajar dan
mengembangkan kemampuannya dalam menulis puisi.
47
3.1.2.3 Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan pengamatan
terhadap peserta didik dengan menggunakan lembar observasi dan melakukan
pemotretan. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, guru membagikan jurnal kepada
peserta didik untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan pesan peserta didik selama
mengikuti pembelajaran. Pada siklus II ini, dilihat dari hasil tes dan perilaku peserta
didik dalam mengerjakan tugas dan keaktifan peserta didik dalam bertanya dan
menjawab pertanyaan
3.1.2.4 Refleksi
Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui peningkatan
keterampailan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic dan perubahan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan refleksi tersebut juga dapat diketahui keefektifan
penggunaan media audio visual dengan metode video critic.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menulis puisi pada peserta didik
kelas VII D SMP N 2 Welahan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII D sebagai
subjek penelitian dengan berdasarkan pada kurang berhasilnya pembelajaran sastra
terutama pada aspek menulis puisi. Hasil wawancara dengan guru Bahasa Indonesia
48
yang mengajar di kelas VII D, guru tersebut menyatakan bahwa peserta didik
kesulitan terhadap pemerolehan diksi atau kata-kata kias. Selain itu, kurangnya
respon peserta didik terhadap pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada materi
pembelajaran menulis puisi.
3.3 Variabel Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka variabel pada
penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) yaitu variabel yang
mempengaruhi dan variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang
dipengaruhi. Variabel bebas pada penelitian ini adalah media audio visual dan metode
video critic, sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan keterampilan menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
3.3.1 Variabel Keterampilan Menulis puisi
Variabel keterampilan menulis puisi dapat diketahui ketika peserta didik
mengungkapkan ide-ide kreatifnya berupa diksi-diksi puisi dalam bentuk puisi dan
perubahan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Kedua hal tersebut
merupakan indikator keberhasilan dalam pembelajaran menulis puisi dalam penelitian
ini.
49
Target tingkat keberhasilan setiap peserta didik ditetapkan jika peserta didik
mampu menulis puisi, yakni mampu memilih judul, keseuaian isi dengan tema, diksi,
rima, dan tipografi.
3.3.2 Variabel Media Audio Visual dengan Metode Video Critic
Penggunaan media audio visual dengan metode video critic dimaksudkan
untuk memberikan pengarahan yang jelas kepada peserta didik dalam membuat puisi
agar hasil yang diperoleh baik. Melalui media audio visual dengan metode video
critic peserta didik dapat menemukan inspirasi untuk membuat puisi setelah
menyimak video yang diputarkan. Selanjutnya inspirasi itu diwujudkan dalam bentuk
diksi puisi melalui kegiatan berdiskusi. Metode video critic digunakan untuk
merangsang peserta didik menemukan diksi dari video yang telah ditayangkan.
Selain media audio visual, peserta didik juga akan lebih aktif dan kreatif
karena menggunakan metode video critic dalam proses pembelajaram menulis puisi.
Dalam proses pembelajaran melalui media audio visual dengan metode video critic,
peserta didik dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi dan merubah perilaku
peserta didik ke arah yang lebih baik dalam proses pembelajaran menulis puisi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas
instrumen tes dan nontes. Berikut uraian tentang kedua instrumen penelitian tersebut.
50
3.4.1 Instrumen Tes
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini tidak hanya
memfokuskan penilaian pada diksi saja, tetapi penilaian didasarkan pada keseluruhan
unsur pembangun puisi. Aspek yang dinilai antara lain pemilihan judul, kesesuaian isi
dengan tema, diksi, rima , dan tipografi. Untuk mengetahui kemampuan peserta didik
dalam menulis puisi terutama pada menulis puisi dilakukan dengan pembobotan nilai
yang lebih tinggi pada diksi dari unsur-unsur puisi lainnya. Berikut rubrik penilaian
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Tabel 3.1Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Aspek Penilaian Skala Penilaan Bobot Skor 1 2 3 4 5 1. 2. 3. 4. 5.
Judul Kesesuaian isi dengan tema Diksi Rima Tipografi
4 4 6 4 2
20 20
30 20 10
Jumlah 20 100 Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Aspek Penilaian
Kategori Patokan
(1) (2) (3) (4)
51
1.
Judul
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Judul puisi sangat menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi cukup menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi kurang menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi tidak menimbulkan daya tarik bagi pembaca
2.
Kesesuaian isi dengan tema
Sangat baik Baik Cukup KurangSangat kurang
Isi sangat menerangkan sebagian besar tema. Isi menerangkan sebagian besar tema. Isi cukup menerangkan sebagian besar tema. Isi kurang menerangkan sebagian besar tema. Isi tidak menerangkan sebagian besar tema.
3.
Diksi
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Diksi yang dipilih sangat mendukung makna yang ingin diungkapkan Diksi yang dipilih mendukung makna yang ingin diungkapkan Diksi yang pililih cukup mendukung makna yang ingin diungkapkan Diksi yang pililih kurang mendukung makna yang ingin diungkapkan Diksi yang pililih tidak mendukung makna yang ingin diungkapkan
4.
Rima
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Persajakan yang dilpilih sangat mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih mendukung suasana puisi Persajakan yang dilpilih cukup mendukung suasana puisi Persajakan yang dilpilih kurang mendukung suasana puisi Persajakan yang dilpilih tidak mendukung suasana puisi
52
5.
Tipografi
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Tipografi yang dipilih sangat mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih cukup mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih kurang mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih tidak mendukung makna puisi.
Berdasarkan pedoman penilaian menulis puisi tersebut, dapat diketahui
kemampuan peserta didik untuk mengungkapkan ide kreatifnya berhasil dengan
sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Penggolongan pedoman
penilaian keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Aspek Kategori Rentang Skor Skor Maksimal
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
Judul Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
17-20 13-16 9-12 5-8 <4
20
2. Kesesuaian Isi dengan Tema
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
17-20 13-16 9-12 5-8
20
53
Sangat kurang <4
3.
Diksi
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
25-30 19-24 13-18 7-12 <6
30
4. Rima Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
17-20 13-16 9-12 5-8 <4
20
5. Tipografi Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
9-10 7-8 5-6 3-4 <2
10
Jumlah 100
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Kategori Rentang Nilai 1. 2. 3. 4. 5.
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
85-100 70-84 60-69 50-59 <50
54
3.4.2 Instrumen Nontes
Bentuk instrumen yang berupa nontes adalah lembar observasi, pedoman,
jurnal, wawancara dan dokumentasi berupa foto.
3.4.2.1 Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati keadaan, respon, sikap, dan
keaktifan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati
yaitu perilaku positif dan perilaku negatif peserta didik dalam proses pembelajaran.
3.4.2.2. Pedoman Jurnal
Pedoman jurnal dalam penelitian ini ada dua, yaitu jurnal peserta didik dan
jurnal guru. Untuk jurnal peserta didik, peserta didik diminta untuk memberikan
tanggapan, kesan, dan kritikan terhadap pembelajaran menulis puisi mengunakan
media audio visual dengan metode video critic. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal
peserta didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
kesulitan yang dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan
peserta didik setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode
yang digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan
55
media audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
Jurnal guru berisi catatan-catatan mengenai perilaku, respon, dan keaktifan
peserta didik pada saat pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic yang telah berlangsung. Hal-hal yang dicatat dan diisi
dalam jurnal guru meliputi: (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang
diberikan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic, dan (4) situasi dan suasana kelas dalam pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hal-hal
yang diuraikan berdasarkan pedoman jurnal yang telah disusun dan untuk pengisisan
jurnal dilakukan pada saat pembelajaran berakhir.
3.4.2.3 Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang berkaitan dengan pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek
yang digunakan dalam pedoman wawancara antara lain mengenai kesulitan-kesulitan
56
yang dihadapi peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi puisi, tanggapan
terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan, dan tanggapan peserta
didik terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.
3.4.2.4 Dokumentasi Foto
Data dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa gambar.
Dokumentasi merupakan data yang penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa.
Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu menggunakan dokumentasi foto
sebagai salah satu data instrumen nontes. Penggunaan instrumen pengambilan
gambar (foto) ini dimaksudkan untuk memperoleh gambar aktivitas atau perilaku
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran dalam bentuk dokumentasi
gambar. Selain itu, data yang diambil melalui dokumentasi foto ini juga memperjelas
data yang lain yang hanya terdeskripsikan melalui tulisan atau angka. Sebagai data
penelitian, hasil dokumentasi foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai keadaan yang
ada dan dipadukan dengan data-data yang lain.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data melalui tes dan nontes yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
57
3.5.1 Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui kegiatan menulis puisi. Kegiatan
menulis puisi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan II. Pada akhir
pembelajaran guru memberikan tugas menulis puisi secara individu berdasarkan
video yang telah diputarkan.
3.5.2 Teknik Nontes
Pengumpulan data nontes dilakukan melalui observasi, jurnal, wawancara,
dan dokumentasi. Adapun penjelasan mengenai teknik pengumpulan data nontes
sebagai berikut.
3.5.2.1 Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sikap, perilaku,
dan respon peserta didik terhadap pembelajaran. Guru mengacu pada pedoman
observasi yang telah dibuat sebelumnya. Dalam praktik observasi guru hanya
memberikan chek list ( ) pada pedoman observasi yang telah dibuat.
3.5.2.2 Jurnal
Jurnal merupakan catatan yang berisi kesan setelah mengikuti pembelajaran.
Jurnal tersebut merupakan refleksi diri atas segala yang dirasakan siswa selama
58
proses pembelajaran berlangsung. Jurnal yang disisi oleh siswa dikumpulkan saat itu
juga, kemudian dijadikan data oleh guru untuk diolah dan dideskripsikan. Jurnal guru
ditulis setelah kegiatan pembelajaran berlangsung. Jurnal tersebut berisi semua hal
yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Kedua jurnal yang
telah dibuat tersebut digunakan sebagai bahan evaluasi.
3.5.2.3 Wawancara
Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran selesai dengan
menggunakan pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan guru berisi
tanggapan atau pendapat peserta didik berkaitan dengan materi pembelajaran,
kesulitan-kesulitan peserta didik dalam pembelajaran, dan penggunaan media dan
metode pada penelitian ini.
3.5.2.4 Dokumentasi
Pengambilan foto dilakukan selama penelitian berlangsung. Pengambilan
dokumentasi foto dalam penelitian ini meliputi aktivitas-aktivitas peserta didik pada
saat mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media audio visual
dengan metode video critic. Dokumentasi berupa foto digunakan sebagai bukti visual
kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung.
59
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif.
3.6.1 Teknik Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic pada siklus I dan II. Teknik kuantitatif
digunakan untuk menganalisis data kuantitatif. Analisis data secara kuantitatif
dilakukan dengan merekap skor yang diperoleh peserta didik, menghitung skor
kumulatif dari sebuah aspek, menghitung skor rata-rata kelas, dan menghitung
persentase. Persentase skor dihitung menggunakan rumusan berikut.
Keterangan:
SP= Skor Persentase
SS= Skor yang dicapai peserta didik
R= Responden
Hasil penghitungan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic dari prasiklus, siklus I dan II dibandingkan. Hasil
ini akan memberikan gambaran mengenai persentase peningkatan keterampilan
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
60
3.6.2 Teknik Kualitatif
Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif. Data kualitatif
diperoleh dari data nontes, yaitu data observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi
foto. Analisis data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang diperoleh,
menyusunnya dalam satuan-satuan, dan dikategorisasikan.
Hasil data secara kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku
peserta didik pada pembelajaran siklus I dan siklus II, serta mengetahui peningkatan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian yang berupa hasil tes dan
nontes yang diperoleh peserta didik selama mengiktui pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hasil tes terbagi atas
tiga bagian yaitu, prasiklus, siklus I, dan siklus IIyang dijelaskan dalam bentuk data
kuantitatif. Hasil nontes yang berupa tingkah laku peserta didik selama mengikuti
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
criticdiperoleh dari hasil observasi, jurnal guru, jurnal peserta didik, wawancara,dan
dokumentasi fotodiuraikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif.
4.1.1 Hasil Prasiklus
Prasiklus merupakan kondisi pembelajaran menulis puisi sebelum peserta
didik diberi perlakuan berupa penerapan penggunaan media audio visual dengan
metode video critic. Untuk mengetahui hasil prasiklus, peserta didik diberi lembar
kerja yang berisi perintah untuk menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam.
Nilai peserta didik pada tes prasiklus dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
61
62
Tabel 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Prasiklus
No Aspek Penilaian
Rata-Rata Skor Kategori Skor
Maksimal 1. Judul 8,67 Kurang 202. Kesesuaian isi dengan
tema 10,78 Cukup 20
3. Diksi 16,50 Cukup 304. Rima 11,89 Cukup 205. Tipografi 6,11 Cukup 10
Rata-Rata Nilai 53,94 Kurang 100
Data pada tabel 4.1 menunjukkan hasil rata-rata skor dan rata-rata nilai kelas
tes prasiklus keterampilan peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten
Jepara dalam menulis puisi. Kelima aspek yang dinilai yaitu judul, kesesuaian isi
dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Aspek yang mendapatkan rata-rata skor
tertinggi dicapai pada aspek tipografi, karena dari skor maksimal aspek tipografi
sebesar 10, rata-rata skor aspek tipografi pada tes prasiklus mencapai 6,11, sedangkan
aspek yang mendapatkan rata-rata skor terendah terjadi pada aspek judul, karena dari
skor maksimal aspek judul sebesar 20, pada tes prasiklus aspek judul hanya mencapai
rata-rata 8,67skor. Rata-rata nilai kelas tes prasiklus pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada peserta didik kelas
VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara mencapai 53,94 atau berkategori
cukup. Rata-rata nilai kelas diperoleh dari jumlah keseluruhan rata-rata skor kelas
tiap aspek yang dinilai pada pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic
63
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I ini merupakan tindakan awal penelitian menggunakan media audio
visual dengan metode video critic. Siklus I dilaksanakan sebagai upaya perbaikan tes
prasiklus yang rata-rata skor tiap aspek maupun rata-rata nilai kelas peserta didik
kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara masih rendah. Pelaksanaan
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode metode
video critic siklus I terdiri atas tes dan nontes. Hasil kedua data tersebut diuraikan
secara rinci sebagai berikut.
4.1.2.1 Proses Pembelajaran Menulis puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic Siklus I
Proses kegiatan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video criticdapat diuraikan sebagai berikut. Pada saat guru memasuki
kelas, sebagian besar peserta didik belum duduk pada tempatya masing-masing.
Sebagian peserta didik terutama peserta didik laki-laki masih berkeliaran di dalam
ruangan kelas dan bercanda dengan teman mereka. Suasaan saat guru baru memasuki
ruangan kelas dapat dilihat pada gambar 4.1 berkut ini.
Gambar 4.1 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas
64
Kegiatan awal pembelajaran pembelajaran dimulai guru dengan
pengkondisian kelas supaya lebih kondusif dengan cara mengucapkan salam kepada
peserta didik. Setelah guru mengucapkan salam dan dijawab oleh keseluruhan peserta
didik, suasana kelas yang tadinya rame mulai kondusif. Suasana kelas saat kegiatan
awal pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal Pembelajaran
Gambar 4.2 tersebut menunjukkan sebagian peserta didik sudah mulai duduk
di tempatnya masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan perkenalan guru kepada
peserta didik, kemudian, guru menjelaskan pokok mengenai materi yang akan
diajarkan, tujuan, dan manfaat pembelajaran.
Kegiatan inti, diawali guru guru dengan bertanya jawab tentang pembelajaran
menulis puisi. Saat proses tanya jawab peserta didik masih pasif dan canggung
dengan guru, karena mereka belum terbiasa dengan guru yang berbeda dari guru yang
biasanya mengajar mereka.Selanjutnya guru menjelaskan materi pembelajaran
65
menulis puisi. Sebagian besar peserta didik menyimak penjelasan dengan seksama,
meskipun masih tampak beberapa peserta didik yang kurang serius menyimak
penjelasan dari guru. Aktivitas peserta didik saat guru menjelaskan materi
pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3 Aktivitas Peserta Didik Saat Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran
Gambar 4.3 menunjukkan peserta didik yang duduk di kursi yang paling
depan tidak fokus memperhatikan penjelasan dari guru ketika guru sedang
manjelaskan materi pembelajaran.
Langkah selanjutnya guru mengelompokkan peserta didik, yang satu
kelompok terdiri dari 4 orang, kemudian guru menayangkan video keindahan alam
untuk ditanggapi secara berkelompok oleh peserta didik. Keseluruhan peserta didik
tampak tertarik dan menyimak tayangan media audio visual dengan serius. Aktivitas
peserta didik saat meyaksikan video keindahan alam dapat dilihat pada gambar 4.4
berikut ini
66
Gambar 4.4 Aktivitas Peserta Didik saat Menyaksikan Video Pertama
Gambar 4.4 menunjukkan aktivitas peserta didik yang sedang menyaksikan
tayangan media audio visual yang ditayangkan oleh guru. Sebagian besar peserta
didik antusias dan memperhatikan tayangan media audio visual yang ditayangkan.
Kegiatan selanjutnya, peserta didik diminta untuk untuk berdiskusi
mengomentari apa saja yang ada padatayangan media audio visual yang telah
ditayangkandan mengubah komentar atau hasil kritikan menjadi sebuah puisi.
Beberapa kelompok langsung mengerjakan tugas yang diberikan, namun ada juga
kelompok yang bergurau dengan teman kelompoknya. Aktivitas peserta didik saat
diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut ini.
Gambar 4.5 Aktivitas Peserta Didik saat Diskusi Kelompok
67
Gambar 4.5 tersebut menunjukkan aktivitas peserta didik saat berdiskui
kelompok. Kelompok 6 tampak mengaaerjakan tugas dengan serius, sedangkan
kelompok 1 terlihat masih bercanda dan kurang serius mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
Kegiatan selanjutnya guru membimbing peserta didik untuk mengubah hasil
kritikan dari video yang telah ditayangkan menjadi sebuah puisi. Ketika guru
berkeliling mengecek pekerjaan kelompok, sebagianpeserta didik yang masih
bingung pada cara menentukan judul yang menarik serta dalam merangkai kata-kata
menjadi puisi. Aktivitas saat guru membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat
dilihat pada gambar 4.6 berikut ini
Gambar 4.6 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok Gambar 4.6 menunjukkan guru saat membimbing kelompok untuk
mengembangkan diksi-diksi menjadi sebuah puisi. Peserta didik diminta untuk
68
menentukan judul terlebih dahulu, kemudian mengembangkan diksi-diksi yang sudah
ditemukan dari tayangan media audio visual yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Sebagian besar peserta didik masih malu untuk bertanya dengan guru.Setelah peserta
didik selesai mengerjakan tugas bersama kelompoknya, perwakilan kelompokpeserta
didik membacakan hasil pekerjaan di depan kelas dan ditanggapi oleh kelompok lain.
Beberapa peserta didik dari kelompok lain sebagian besar masih malu untuk
menanggapi dan hanya menanggapi secara singkat saja. Aktivitas peserta didik saat
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut ini.
Gambar 4.7 Aktivitas Peserta Didik saat Mempresntasikan Hasil Kerja Kelompoknya
Dari diskusi kelas tersebut, guru menyimpulkan dan memberikan penguatan
sambil sesekali memutarkan video yang telah ditayangkan. Setelah selesai latihan
menulis puisi secara berkelompok, guru menayangkan tayangan media audio visual
yang berbeda dari sebelumnya untuk dikembangkan menjadi sebuah puisi dengan
langkah-langkah seperti yang dilakukan pada tiap kelompok peserta didik
69
sebelumnya sebagai tugas penilaian siklus I. Beberapa peserta didik masih ada yang
kurang serius dan bercanda dengan temannya saat mengerjakan tugas tersebut.
Aktivitas peserta didik saat mengerjakan tugas invidu dapat dilihat pada gambar 4.8
berikut ini.
Gambar 4.8 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu
Gambar 4.8 tersebut menunjukkan aktivitas peserta didik saat mengerjakan
tugas individu. Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta
didik menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada media audio visual yang berbeda
sebelumnya. Sebagian besar peserta didik mengerjakan tugas yang diberkan dengan
serius, tetapi ada beberapa peserta didik yang kurang serius mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
70
Kegiatan akhirnya adalah guru dan peserta didik menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dilakukan. Peserta didik sangat antusias menyampaikan
materi yang telah mereka dapat meskipun masih menjawab secara serempak
kemudian guru membagikan lembar jurnal dan lembar wawancara kepada tiap peserta
didik untuk diisi sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan selama proses
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic berlangsung. Guru juga memberikan motivasi kepada peserta didik untuk lebih
giat berlatih dan belajar menulis puisi.
4.1.2.2 Hasil Tes Siklus I
Hasil tes siklus 1 pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode metode video critic dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Siklus I
No Kategori Rentang Nilai Frekuensi % Jumlah
Nilai Rata-Rata
Nilai 1. Sangat Baik 85-100 3 8,33 262 x100
= 71,44 (Baik)
2. Baik 70 -84 17 47,22 1310 3. Cukup 60-69 13 36,11 842 4. Kurang 50-59 2 5,56 110 5. Sangat Kurang <50 1 2,78 48
Jumlah 36 100 2572
Pada tabel 4.2 tampak hasil tes pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode metode video critic pada tes siklus I. Kategori
sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33 %
71
dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 262. Kategori baik dengan rentang nilai 70-
84 dicapai 17 peserta didik atau sebesar 47,22 % dari 36 peserta didik dengan jumlah
nilai 1310. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 13 peserta didik atau
sebesar 36,11% dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 842. Kategori kurang
dengan rentang nilai 50-59 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56% dari 36 peserta
didik dengan jumlah nilai 110. Kategori sangat kurang dengan rentang nilai <50
dicapai 1 peserta didik atau sebesar 2,78% dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai
48. Rata-rata nilai kelas yang diperoleh peserta didik mencapai 71,44dan termasuk
dalam kategori baik. Nilai rata-rata kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara diperoleh dari jumlah keseluruhan nilai peserta didik satu kelas yang
berjumlah 2572 dibagi dengan jumlah nilai maksimal keseluruhan peserta didik satu
kelas yang berjumlah 3600.
Hasil tes keterampilan menulis puisi tersebut dijelaskan pula melalui grafik
4.1 berikut ini.
Grafik 4.1 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Siklus I
72
Grafik 4.1 menunjukkan bahwa terdapat 3 peserta didik atau sebesar 8,33 %
dari 36 yang berhasil meraih nilai kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100,
kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai 17 peserta didik atau sebesar 47,22
% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 13 peserta
didik atau sebesar 36,11 % dari 36 peserta didik, kemudian kategori kurang dengan
rentang nilai 50-59 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik,
sedangkan untuk nilai kategori sangat kurang dengan nilai <50 dicapai 1 peserta didik
atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik.
4.1.2.2.1Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus 1
Pada aspek judul penilaiannya dipusatkan pada judul yang dapat
menimbulkan daya tarik bagi pembaca. Hasil penilaian aspek judul pada tes siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1. Sangat Kurang <4 0 0 0
= 13,89
(Baik)
2. Kurang 5-8 4 11,11 32 3. Cukup 9-12 19 52,78 228 4. Baik 13-16 5 13,89 80 5. Sangat Baik 17-20 8 22,22 160
Jumlah 36 100 500
Data pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi pada aspek judul untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
73
dicapai 8 peserta didik atau sebesar 22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 5 peserta didik atau sebesar 13,89 % dari 36
peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 19 peserta didik atau
sebesar 52,78 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8
dicapai oleh 4peserta didik atau sebesar 11,11 % dari 36 peserta didik, sedangkan
kategori sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0%
dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rataskor peserta didik pada aspek judul dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic sebesar 13,89 atau berkategori baik.
4.1.2.2.2Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus 1. Pada aspek kesesuaian isi dengan tema penilaiannya dipusatkan pada isi puisi
yang menerangkan sebagian besar tema. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian isi
dengan tema pada tes siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus 1
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata Skor
1. Sangat Kurang <4 0 0 0 = 14,56
(Baik)
2. Kurang 5-8 1 2,78 8 3. Cukup 9-12 13 36,11 156 4. Baik 13-16 20 55,56 320 5. Sangat Baik 17-20 2 5,56 40
Jumlah 36 100 524
74
Data pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek kesesuaian isi dengan tema untuk kategori sangat baik dengan
rentang skor 17-20 dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56% dari 36 peserta didik.
Kategori baik dengan rentang skor 13-16 dicapai 20 peserta didik atau sebesar 55,56
% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 13 peserta
didik atau sebesar 36,11% dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor
5-8 dicapai oleh 1 peserta didik atau sebesar 2,78% dari 36 peserta didik. Kategori
sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36
peserta didik. Jadi rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek kesesuaian isi
dengan tema dalam pembelajaran pengayaan dikis puisi menggunakan media ausio
visual dengan metode video critic sebesar 14,56 atau berkategori baik.
4.1.2.2.3Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus 1. Pada aspek diksi penilaian dipusatkan pada pemilihan diksi yang tepat untuk
mendukung makna puisi. Hasil penilaian aspek diksi pada tes siklus I dapat dilihat
pada tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah Skor Rata-Rata
Skor 1. Sangat Kurang <6 0 0 0
= 20,83
(Baik)
2. Kurang 7-12 2 5,56 24 3. Cukup 13-18 17 47,22 306 4. Baik 19-24 15 41,67 360 5. Sangat Baik 25-30 2 5,56 60
Jumlah 36 100 750
75
Data pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 25-30
dicapai 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 19-24 dicapai 15 peserta didik atau sebesar 41,67 % dari 36
pesera didik, kategori cukup dengan rentang skor 13-18 dicapai 17 peserta didik atau
sebesar 47,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 7-12
dicapai oleh 2 peserta didik atau sebesar 5,56 % dari 36 peserta didik, sedangkan
untuk kategori sangat kurang dengan skor <6 tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
diksi dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic sebesar 20,83 atau berkategori baik.
4.1.2.2.4Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Rima Siklus 1 Hasil penilaian aspek rima pada tes siklus I pembelajaran pengaaan diksi puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Aspek Rima Siklus I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1. Sangat Kurang <4 0 0 0
= 14,67
(Baik)
2. Kurang 5-8 1 2,78 8 3. Cukup 9-12 11 30,56 132 4. Baik 13-16 23 63,89 368 5. Sangat Baik 17-20 1 2,78 20
Jumlah 36 100 528
76
Data pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi pada aspek rima untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
dicapai 1 peserta didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 23 peserta didik atau sebesar 63,89 % dari 36
peserta didik . Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 11 peserta didik atau
sebesar 30,56 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8
dicapai oleh 1 peserta didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik, sedangkan
untuk kategori sangat kurang dengan skor <4 tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
rima dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video criticsebesar14,67 atau berkategori baik.
4.1.2.2.5Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Tipografi Siklus 1
Pada aspek tipografi penilaiannya dipusatkan pada pemilihan tipografi yang
mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek tipografi pada tes siklus I
pembelajaran menulis puisi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Tipografi Siklus 1
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1 Sangat Kurang <2 0 0 0
= 7,50
(Baik)
2 Kurang 3-4 1 2.78 4 3 Cukup 5-6 16 44,44 96 4 Baik 7-8 10 27,78 80 5 Sangat Baik 9-10 9 25 90
Jumlah 36 100 270
77
Data pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 9-10
dicapai 9 peserta didik atau sebesar 25 % dari 36 peserta didik. Kategori baik dengan
rentang skor 7-8 dicapai 10 peserta didik atau sebesar 27,78 % dari 36 peserta didik.
Kategori cukup dengan rentang skor 5-6 dicapai 16 peserta didik atau sebesar 44,44
% dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 3-4 dicapai 1 peserta
didik atau sebesar 2,78 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk kategori sangat
kurang dengan skor <2 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36 peserta
didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek tipografi dalam
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic sebesar 7,50 atau berkategori baik.
Adapun rata-rata skor setiap aspek tersebut secara umum digambarkan dalam
tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8Rata-RataSkor Peserta didik pada Tiap Aspek dalam Tes Menulis puisi Siklus I
No. Aspek Rata-Rata Skor Kategori Skor Maksimal
Aspek 1. Judul 13,89 Baik 20 2. Kesesuaian Isi dengan Tema 14,56 Baik 20 3. Diksi 20,83 Baik 30 4. Rima 14,67 Baik 20 5. Tipografi 7,50 Baik 10
Jumlah 71,44 Baik 100
78
Tabel 4.8 tersebut menunjukkan rata-rataskordari kelima aspek pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek
yang pertama yaitu aspek judul. Aspek judul pada pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic mendapat rata-rata skor
13,89 dari skor maksimal aspek judul sebesar 20. Aspek yang kedua yaitu aspek
kesesuaian isi dengan tema. Aspek kesesuaian isi dengan tema mendapatkan rata-
rataskor 14,56 dari skor maksimal aspek kesesuaian isi dengan tema sebesar 20.
Aspek yang ketiga yaitu aspek diksi. Pencapaian rata-rataskor aspek diksi pada
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara yaitu 20,83 dari skor
maksimal aspek sebesar 30. Aspek yang keeempat yaitu aspek rima. Aspek rima
mencapai rata-rataskor 14,67 dari skor maksimal aspek rima sebesar 20, sedangkan
aspek yang kelima yaitu aspek tipografi mencapai rata-rataskor 7,50 dari skor
maksimal aspek tipografi sebesar 10.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek yang mendapatkan rata-
rataskor tertinggi yaitu aspek tipografi karena dari skor maksimal aspek tipografi
sebesar 10, pada tes siklus I aspek tipografi mencapai rata-rata skor sebesar 7,50,
sedangkan untuk rata-rataskor terendah yaitu aspek diksi, karena dari skor maksimal
aspek diksi sebesar 30, pada tes siklus I skor rata-rata aspek diksi hanya mencapai
20,83.
79
4.1.2.3 Hasil Nontes Siklus I
Hasil data nontes pada siklus I adalah hasil dari observasi, jurnal peserta
didik, jurnal guru,wawancara, dan dokumentasi foto pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hasil data nontes dari
masing-masing instrumen akan dijelaskan sebagai berikut.
4.1.2.3.1 Hasil Observasi Siklus 1
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic di kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan
Kabupaten Jepara. Observasi dilakukan pada penelitian iniuntuk mengetahui perilaku
peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan observasi difokuskan
pada empat jenis perilaku yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti kegiatan
pembelajaran, keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,
responpeserta didik terhadap media yang digunakan, dan keaktifan peserta
didikselama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic. Hasil observasi siklus I dapat dapat dilihat pada tabel 14
berikut ini.
80
Tabel 4.9Hasil Observasi Peserta Didik Siklus I
No. Aspek Observasi Frekuensi Presentase Hasil
(1) (2) (3) (4) 1.
Persiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran a. Kondisi kelas sudah tenang
b. Peserta didik telah berada di tempat
duduknya masing-masing
c. Peserta didik telah menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.
0
34 8
0%
94,44 %
22,22 %
2.
Keseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran a. Peserta didikmendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
b. Peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan tenang.
c.Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
27
21
28
75%
58,33 %
77,77 %
3.
Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran a. Peserta didik aktif bertanya mengenai
materi yang sedang diajarkan
b. Peserta didik antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
c. Peserta didik menunjukkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapatnya
7 4 4
19,44 %
11,11 %
11,11 %
4.
Respon peserta didik terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan a. Peserta didik dapat fokus terhadap media
26
72,22 %
81
yang sedang digunakan. b. Peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan baik.
21
58,33 %
Dari observasi dapat diketahui bahwa secara umum peserta didik hanya
mencapai 45,45 % perilaku positif selama proses pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video criticberlangsung. Kepasifan
peserta didik selama proses pembelajaran menjadi faktor cukup berpengaruh.
Aspek yang pertama yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran. Rata-rata peserta didik yang telah siap untuk menerima materi
pembelajaran hanya sebesar38,8%. Bahkan saat pertama kali guru memasuki kelas,
kondisi masih gaduh meskipun peserta didik sudah berada di tempat duduk masing-
masing. Beberapa peserta didik belum menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan
mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran dapat
dikatakan cukup baik, rata-rata 70,37 % peserta didik menyimak penjelasan dan
tayangan media audio visual dengan baik. Media dan metode yang sedikit berbeda
juga menarik perhatian peserta didik, meskipun masih tetap ada peserta didik yang
tidak memperhatikan penjelasan dari guru.
Persentase terendah terdapat pada keaktifan peserta didik selama kegiatan
pembelajaran, rata-rata yang dicapai hanya 13,88 %. Dari data tersebut diketahui
bahwapeserta didik masih merasa canggung dan malu untuk bertanya kepada guru
yang berbeda dengan biasanya.
82
Responpeserta didik terhadap media dan metode yang digunakan sudah cukup
baik dengan rata-rata 65,27 %, namun ketika peserta didik ditugaskan untuk
mengerjakan soal berkaitan dengan menulis puisi, ada sebagian dari mereka yang
kurang dapat mengerjakan dengan serius.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa perilaku positif peserta didik
masih kurang, sehingga perlu adanya perbaikan pada kegiatan pembelajaran
berikutnya untuk meningkatkan perilaku positif peserta didik selama proses
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic. Hal ini menjadi tugas guru pada siklus II untuk melakukan perbaikan pada cara
ataupun proses pembelajaran. Rencana pembelajaran pada siklus 2 berikutnya
tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi supaya perilaku positif peserta didik
bisa meningkat.
4.1.2.3.2 Hasil Jurnal Siklus I
Jurnal dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal yang diisi oleh guru atau
peneliti (jurnal guru) dan jurnal yang diisi oleh peserta didik (jurnal peserta didik).
Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan dan tanggapan peserta didik dan guru
peneliti selama pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic. Hasil jurnal tersebut dapat disajikan sebagai berikut.
83
1) Jurnal Peserta Didik Siklus I
Jurnal peserta didik digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan peserta
didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic. Jurnal peserta didik diisi peserta didik
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta
didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2) kesulitan yang
dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Hasil dari data jurnal peserta didik menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik menjadi lebih tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Menurut peserta didik
dengan adanya media audiovisual dengan metode video critic mereka lebih mudah
memahami pembelajaran, peserta didik juga dapat belajar membuat puisi yang baik.
Selain itu, menurut peserta didik penggunaan media audiovisual juga lebih
menyenangkan dan tidak membosankan karena modern berbeda dengan kegiatan
84
pembelajaran yang biasanya. Suasananya pembelajaran menurut mereka cukup
kondusif meskipun pada awal pembelajaran sedikit gaduh. Meskipun demikian, ada
beberapa peserta didik yang masih mengalami kesulitan dalam menentukan judul
yang menarik, serta merangkai kata-kata hasil kritikan dari media audio visual yang
ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Dari data jurnal peserta didik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta
didik tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan meode video critic, namun masih ada kesulitan dialami oleh
peserta didik selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, masih diperlukan
perbaikan untuk mengatasi kendala dan kesulitan yang dihadapi peserta didik.
2)Jurnal Guru Siklus I
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan keseluruhan kejadian yang dapat
ditangkap guru pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi
oleh guru dalam hal ini peneliti setelah proses pembelajaran selesai yang
mencangkup 4hal yaitu (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang
diberikan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic,dan (4) situasi dan suasana kelas saat berlangsungnya
85
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan guru selama proses
pembelajaran berlangsung dapat dijelaskan bahwa rata-rata peserta didikcukup siap
dalam pembelajaran menulis puisi, akan tetapiada beberapa peserta didik yang masih
kaget dan kebingungan ketika proses tanya-jawab tentang materi unsur puisi.
Sebagian besarpeserta didik kurang aktif dalam mengikuti rangkaian pembelajaran
awal, namun ketika pembelajaran menulis puisi menggunakan media audiovisual
dengan metode video criticberlangsung,peserta didik sudah dapat sedikit
memperhatikan penjelasan materi akan diberikan. Ada beberapa peserta didik yang
berani bertanya dan menjawab, namun ada juga peserta didik yang tampak masih
malu dan ragu untuk bertanya.
Sebagian peserta didik juga sudah bisa memahami tugas yang diberikan dan
mengerjakan tugas dengan baik. Tetapi ada pula beberapa peserta didik yang
mengerjakan tugas dengan malas-malasan dan kurang serius. Situasi dan suasana
kelas saat pembelajaran berlangsung cukup tenang walaupun saat awal pembelajaran
cukup gaduh.
4.1.2.3.3 Hasil Wawancara Peserta Didik Siklus 1
Hasil wawancara pada penelitian ini diperoleh dari enam peserta didik yang
terdiri dari dua peserta didik yang memperoleh nilai tinggi, dua peserta didik
86
memperoleh nilai sedang, dan dua peserta didik yang memperoleh nilai rendah dalam
tes menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Wawancara pada siklus I dilakukan untuk mengetahui tanggapan peserta didik
terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic.
Dari hasil lembar wawancara yang telah diisi peserta didik dapat diketahui
bahwa dua peserta didik yang mendapat nilai tinggi merasa tertarik dengan
pembelajaran pengayaan diksi karena modern, mudah dipahami, dan
menyenamgkan, tetapi mereka masih kesulitan dalam menyusun puisi.
Peserta didik yang mendapat nilai sedang mengungkapkan bahwa peserta
didik tersebut juga merasa tertarik dengan dengan pembelajaran menulis puisi
menggunakanmedia audio visual dengan metode video critic. Peserta didik merasa
terbantu karena dapat mengetahui cara membuat puisi dengan mudah dan benar
karena medianya sangat bagus, selain itu menurut peserta didik penyampaian materi
dari guru cukup jelas dan mudah dipahami, namun mereka kurang bisa menentukan
isi puisi. Selain itu, kelas lain yang gaduh juga mengganggu mereka saat
pembelajaran berlangsung.
Sementara itu, peserta didik yang mendapat nilai rendah mengungkapkan
bahwa mereka juga tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic karena menggunakan peralatan modern, serta
87
menambah wawasan mereka, akan tetapi mereka kurang sedikit paham mengenai
materi, dan cara menyusun puisi.
4.1.2.4Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic pada siklus I dapat diketahui bahwa media dan
metode yang digunakan pada penelitian ini cukup disukai oleh peserta didik. Hal ini
terlihat pada minat dan antusiasme peserta didik saat mengikuti pembelajaran.
Adanya minat pada diri peserta didik saat mengikuti pembelajaran mengakibatkan
keterampilan peserta didik dalam menulis puisi meningkat.
Berdasarkan hasil tes siklus I keterampilan peserta didik dalam menulis puisi,
nilai rata-rata kelas yang dicapai sudah masuk dalam kategori baik yaitu sebesar
71,44, tetapi belum mencapai KKM sebesar 72. Rata-rata skor kelima aspek sudah
berkategori baik, akan tetapi ada dua aspek yang rata-rata skornya masih jauh dari
skor maksimal tiap aspek yang dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic, yaitu aspek judul dan diksi yang nilai
rata-ratanya masih jauh dari skor maksimal aspek dibandingan dengan tiga aspek
yang lain yaitu, aspek kesesuaian isi dengan tema, aspek rima, dan aspek tipografi.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dapat
diketahui perilaku peserta didik tergolong cukup baik, walaupun ada beberapa peserta
didik yang masih tidak memperhatikan pembelajaran. Pada siklus I peserta
88
didikmerasa lebih mudah untuk memahami materi menulis puisi. Menurut mereka
penggunaan media audio visual dengan metode video criticmenyenangkan karena
mereka bisa bekerja secaraberkelompok serta dapat memudahkan mereka menulis
puisi.
Meskipun demikian, beberapa peserta didik masih terlihat kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic. Pada saat pembelajaran berlangsung, masih ada peserta
didik yang terlihat pasif serta dalam mengerjakan tugas kelompok dan tidak
memerhatikan pembelajaran ketika guru menjelaskan materi.
Dari uraian di atas, masih terdapat kekurangan pada siklus I pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Upaya
perbaikan yang akan dilakukan peneliti pada siklus II antara lain: (1) guru kembali
menjelaskan langkah-langkah menulis puisi yang ditekankan pada cara menentukan
judul yang menarik, dan cara mengubah kritikan dari video yang ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Selain itu,penjelasan materimenulis puisijuga ditekankan pada
aspek judul dan diksi puisi yang mendapat rata-rata nilai yang masih jauh dari nilai
maksimal aspek,(2) meminta peserta didik untuk lebih serius dalam mengikuti
rangkaian pembelajaran serta dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru
dalampembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic. Dengan demikian, tindakan siklus II perlu segera dilakukan dengan
harapan supaya hal-hal postif dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sedangkan hal-
89
hal negatif dapt diubah ke arah yang lebih positif, serta untuk mengatasi kekurangan-
kekurangan dan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus I
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II
Siklus II ini merupakan perbaikan dan pemecahan masalah pembelajaran yang
dihadapi pada siklus I. Pada siklus II ini diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic yang
berupa data tes dan nontes. Ada pun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
4.1.3.1 Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video CriticSiklus II
Proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic akan dijelaskan sebagai berikut. Pada saat guru baru memasuki
kelas, peserta didik terlihat lebih siap dan suasana kelas terlihat lebih kondusif.
Suasana kelas saat guru baru memasuki kelas dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut
ini.
Gambar 4.9 Suasana saat Guru Baru Memasuki Kelas
90
Kegiatan awal pada siklus II diawali dengan guru bertanya kepada peserta
didik mengenai kesulitan yang dihadapi peserta didik pada kegiatan pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic siklus I.
Beberapa peserta didik ada yang mengatakan bahwa mereka kesulitan dalam
menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil kritikan dari
media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi. Setelah diketahui
kesulitan-kesulitan yang dihadapi peserta didik.Guru mengingatkan kepada peserta
didik tentang tujuan yang harus dicapai peserta didik yaitu menulis puisi dengan
memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi rima, dan
tipografi. Aktivitas guru dan peserta pidik pada pegiatan awal pembelajaran dapat
dilihat pada gambar 4.10 berikut ini.
Gambar 4.10 Aktivitas Guru dan Peserta Didik pada Kegiatan Awal Pembelajaran
91
Gambar 4.10 menunjukkan aktivitas guru dan peserta didik pada kegiatan
awal pembelajaran, yaitu ketika guru mengondisikan kelas, bertanya jawab mengenai
keselulitan yang dialam peserta didik pada pembelajaran sebelumnya, dan
menyampaikan tujuan serta manfaat dari kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Keseuruhan peserta didik tampak lebih serius memperhatikan
penjelasan dari guru.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai guru dengan menjelaskan materi
pembelajaran dengan menekankan pada materi yang masih belum dipahami peserta
didik yaitu pada cara menentukan judul puisi yang menarik dan merangkai kata-kata
hasil kritikan menjadi sebuah puisi. Peserta didik tampak serius memperhatikan
penjelasan dari guru. Suasana kelas saat guru menjelaskan materi pembelajaran dapat
dilihat pada gambar 4.11 berikut ini.
Gambar 4.11 Suasaan Kelas saat Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran
Gambar 4.11 tersebut menunjukkan suasana saat guru menjelaskan materi
pembelajaran. Peserta didik tampak lebih serius memperhatikan penjelasan materi
92
pembelajaran dari guru dengan menekankan pada materi yang masih kesulitan
dipahami oleh peserta didik yaitu pada cara menentukan judul yang menarik dan
mengubah hasil kritikan dari video yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Kemudian, peserta didik kembali diberi penjelasan mengenai langkah menulis puisi
terutama dalam menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil
kritikan dari media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi
Kegiatan selanjutnya peserta didik diminta untuk berkelompok, sesuai dengan
kelompok yang telah terbentuk pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, peserta
didik diminta untuk menyimak tayangan media audio visual untuk mereka tanggapi
secara berkelompok, kemudian hasil tanggapan dari media audio visual yang
ditayangkan tadi dikembangkan menjadi sebuah puisi di lembar kerja. Aktvitas
peserta didik saat diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ini.
Gambar 4.12 Aktivitas Peserta Didik saat Diskusi Kelompok
93
Gambar 4.12 tersebut menunjukkan bahwa peserta didik terlihat serius
mengerjakan tugas dari guru. Guru juga membimbing peserta didik di tiap kelompok
yang sedang berdiskusi mengembangkan hasil kritikan dari video yang telah
ditayangkan untuk dikembangka menjadi sebuah puisi. Aktivitas guru saat
membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut
ini.
Gambar 4.13 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok
Pada saat guru membimbing tiap kelompok, peserta didik sudah tidak
canggung lagi untuk bertanya jawab dengan guru. Tiap-tiap kelompok tampak terjadi
diskusi yang antusias. Setelah diskusi kelompok selesai, perwakilan kelompok
peserta didikmempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya yang berupa puisi.
Dalam diskusi kelas ini, keaktifan peserta didik sudah terlihat karena sudah berani
menaggapi. Aktivitas saat peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut ini.
94
Gambar 4.14 Aktivitas Peserta Didik saat Mempresntasikan Hasil Kerja
Kelompoknya
Setelah selesai berdiskusi, salah satu perwakilan kelompok peserta didik
diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompokknya. Gambar 4.14
menunjukkan salah satu perwakilan dari salah satu kelompok peserta didik yang
sedang mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berupa puisi untuk dibacakan di
depan kelas.
Kegiatan selanjutnya, guru kembali memberikan tugas individu kepada
peserta didik, yaitu menulis puisi berdasarkan pada media audio visual yang berdeda
dari sebelumnya dengan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada latihan di tiap
kelompok peserta didik sebelumnya sebagai penilaian akhir. Sebagian peserta didik
sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan guru. Aktivitas peserta didik saat
mengerjakan tugas individu dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut ini.
95
Gambar 4.15 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu
Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta didik
diminta untuk menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada tayangan media audio
visual yang berbeda dengan sebelumnya. Gambar 4.15 tersebut menunjukkan
sebagian besar peserta didik serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian, guru membagikan lembar
jurnal dan wawancara kepada tiap peserta didik untuk diisi sesuai dengan apa yang
dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic berlangsung. Guru juga memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat berlatih dan belajar menulis puisi
96
4.1.3.2 Hasil Tes Siklus II
Hasil tes siklus II pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Siklus II
No Kategori RentangNilai Frekuensi % Jumlah
Nilai Rata-Rata
Nilai 1. Sangat Baik 85-100 8 22,22 714
x 100
=78,56
(Baik)
2. Baik 70 -84 22 61,11 1714 3. Cukup 60-69 6 16,67 400 4. Kurang 50-59 0 0 0 5. Sangat Kurang <50 0 0 0
Jumlah 36 100 % 2828
Pada tabel 4.10 tampak hasil tes pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic pada siklus II. Kategori sangat baik
dengan rentang nilai 85-100 dicapai 8 peserta didik atau sebesar 22,22 % dari 36
peserta didik dengan jumlah nilai 714. Kategori kurang dengan rentang nilai 70-84
dicapai 22 peserta didik atau sebesar 61,11 % dari 36 peserta didik dengan jumlah
nilai 1714. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai 16 peserta didik atau
sebesar 16,67 % dari 36 peserta didik dengan jumlah nilai 400. Kategori kurang
dengan rentang nilai 50-59 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0 % dari 36
peserta didik. Kategori sangat kurag dengan nilai <50 juga tidak dicapai peserta didik
atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik. Sementara itu, nilai rata-rata kelas yang
diperoleh peserta didik mencapai 78,56dan termasuk dalam kategori baik.
97
Hasil tes keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic tersebut dijelaskan pula melalui grafik 4.2 berikut ini.
Grafik 4.2 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Siklus II
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa terdapat 8 peserta didik atau sebesar 22,22%
dari 36 peserta didik yang berhasil meraih kategori sangat baik dengan rentang nilai
85-100, kategori baik dengan rentang nilai 70-84 dicapai 22 peserta didik atau
sebesar 61,11 % 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang nilai 60-69 dicapai
6 peserta didik atau sebesar 16,67% 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang
nilai 50-59 tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% 36 peserta didik, kemudian
kategori sangat kurang dengan nilai <50 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0 % 36 peserta didik.
98
4.1.3.2.1Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus 1I Pada aspek judul penilaiannya penilaian dipusatkan pada judul yang dapat
menimbulkan daya tarik bagi pembaca. Hasil penilaian pada aspek judul pada tes
siklus II dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Judul Siklus II
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1. Sangat Kurang <4 0 0 0 =15,22
(Baik)
2. Kurang 5-8 0 0 0 3. Cukup 9-12 10 27,78 120 4. Baik 13-16 23 63,89 368 5. Sangat Baik 17-20 3 8,33 60
Jumlah 36 100 548
Data pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek judul untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 23 peserta didik atau sebesar 63,89 % dari 36
peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 10 peserta didik atau
sebesar 27,78 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak
dicapai olehpeserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan kategori
sangat kurang dengan rentang skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
99
judul dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic15,22 atay berkategori baik.
4.1.3.2.2Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus II Pada aspek kesesuaian isi dengan tema penilaian dipusatkan pada kesesuaian
isi yang menerangkan sebagian besar tema. Hasil penilaian pada aspek kesesuaian isi
dengan tema pada tes siklus II dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Kesesuaian Isi dengan Tema Siklus 1I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1 Sangat Kurang <4 0 0 0
= 15,56
(Baik)
2 Kurang 5-8 0 0 0 3 Cukup 9-12 7 19,44 84 4 Baik 13-16 26 72,22 416 5 Sangat Baik 17-20 3 8,33 60
Jumlah 36 100 560
Data pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek kesesuaian isi dengan tema untuk kategori sangat baik dengan
rentang skor 17-20 dicapai 3 peserta didik atau sebesar 8,33% dari 36 peserta didik.
Kategori baik dengan rentang skor 13-16 dicapai 26 peserta didik atau sebesar 72,22
% dari 36 peserta didik. Kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 7 peserta
didik atau sebesar 19,44%. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak dicapai
peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik. Kategori sangat kurang dengan
100
skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36 peserta didik. Jadi,
rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek kesesuaian isi dengan tema
dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media ausio visual dengan metode
video critic adalah 15,56 atau berkategori baik.
4.1.3.2.3Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus 1I Pada aspek diksi penilaian dipusatkan pada pemilihan diksi yang tepat untuk
mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek diksi pada tes siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13 Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Diksi Siklus 1I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1 Sangat Kurang <6 0 0 0
= 24,17
(Baik)
2 Kurang 7-12 0 0 0 3 Cukup 13-18 8 22,22 144 4 Baik 19-24 19 52,78 456 5 Sangat Baik 25-30 9 25 270
Jumlah 36 100 870
Data pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek diksi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 25-30
dicapai 9 peserta didik atau sebesar 25 % dari 36 peserta didik. Kategori baik dengan
rentang skor 19-24 dicapai 19 peserta didik atau sebesar 52,78 % dari 36 peserta
didik, kategori cukup dengan rentang skor 13-18 dicapai 8 peserta didik atau sebesar
22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 7-12 tidak
101
dicapai oleh peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk
kategori sangat kurang dengan skor <6 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
diksi dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic yaitu 24,17 atau berkategori baik.
4.1.3.2.4Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Rima Siklus I1 Hasil penilaian pada aspek rima pada tes siklus II pembelajaran menulis puisi
dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut ini.
Tabel 4.14 Hasil Tes PembelajaranMenulis puisi Aspek Rima Siklus 1I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Bobot
Nilai Rata-Rata
Skor 1 Sangat Kurang <4 0 0 0
= 15,78
(Baik)
2 Kurang 5-8 0 0 0 3 Cukup 9-12 8 22,22 96 4 Baik 13-16 22 61,11 352 5 Sangat Baik 17-20 6 16,67 120
Jumlah 36 100 568
Data pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek rima untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 17-20
dicapai 6 peserta didik atau sebesar 16,67 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 13-16 dicapai 22 peserta didik atau sebesar 61,11 % dari 36
peserta didik , kategori cukup dengan rentang skor 9-12 dicapai 8 peserta didik atau
sebesar 22,22 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 5-8 tidak
102
dicapai oleh peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk
kategori sangat kurang dengan skor <4 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar
0% dari 36 peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek
rima dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video criticadalah 15,78 atau termasuk berkategori baik.
4.1.3.2.5Hasil Tes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Tipografi Siklus I1
Pada aspek tipografi penilaiannya dipusatkan pada pemilihan tipografi yang
mendukung makna puisi. Hasil penilaian pada aspek tipografi pada tes siklus II dapat
dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 HasilTes Pembelajaran Menulis puisi Aspek Tipografi Siklus 1I
No. Kategori Rentang Skor Frekuensi % Jumlah
Skor Rata-Rata
Skor 1 Sangat Kurang <2 0 0 0
= 7,83
(Baik)
2 Kurang 3-4 0 0 0 3 Cukup 5-6 7 19,44 42 4 Baik 7-8 25 69,44 200 5 Sangat Baik 9-10 4 11,11 40
Jumlah 36 100 282
Data pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa keterampilan peserta didik dalam
menulis puisi aspek tipografi untuk kategori sangat baik dengan rentang skor 9-10
dicapai 4 peserta didik atau sebesar 11,11 % dari 36 peserta didik. Kategori baik
dengan rentang skor 7-8 dicapai 25 peserta didik atau sebesar 69,44 % dari 36 peserta
didik. Kategori cukup dengan rentang skor 5- 6 dicapai 7 peserta didik atau sebesar
103
19,44 % dari 36 peserta didik. Kategori kurang dengan rentang skor 3-4 tidak dicapai
peserta didik atau sebesar 0 % dari 36 peserta didik, sedangkan untuk kategori sangat
kurang dengan skor <2 juga tidak dicapai peserta didik atau sebesar 0% dari 36
peserta didik. Jadi, rata-rata skor keterampilan peserta didik pada aspek tipografi
dalam pembelajaran pengayaan dikis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic adalah 7,83 dari skor maksimal aspek tipografi sebesar 10.
Adapun rata-rata skor setiap aspek tersebut secara umum dapat digambarkan
dalam tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16Rata-Rata Skor Tiap Aspek pada PembelajaranMenulis puisiSiklus II No. Aspek Rata-Rata Skor Kategtori Nilai Maksimal
1. Judul 15,22 Baik 20
2. Kesesuaian Isi dengan Tema 15,56 Baik 20
3. Diksi 24,17 Baik 30
4. Rima 15,78 Baik 20
5. Tipografi 7,83 Baik 10
Jumlah 78,56 Baik 100
Tabel 4.16 tersebut menunjukkan rata-rata skor kelima aspek yang dinilai
dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic. Kelima aspek yang dinilai dalam pembelajaran menulis puisi sudah
mendekati nilai maksimal tiap aspek. Lima aspek tersebut adalah judul,kesesuaian isi
dengan tema, diksi, rima, dan tipografi. Aspek judul mencapai rata-rata skor15,22
dari skor maksimal aspek judul sebesar 20. Aspek kesesuaian isi dengan
104
temamencapai rata-rataskor15,56 dari skor maksimal aspek kesesuaian isi dengan
tema sebesar 20. Aspek diksi mencapai rata-rata skor 24,17 dari skor maksimal aspek
diksi sebesar 30. Aspek rima mencapai rata-rata skor 15,78 dari skor maksimal aspek
rima sebesar 20, sedangkan aspek tipografi mencapai rata-rata skor sebesar 7,83 dari
skor maksimal aspek tipografi sebesar 10.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rataskor tertinggi dicapai
aspek judul, karena rata-rataskor aspek judul pada tes siklus II 15,22 dari skor
maksimal aspek judul sebesar 10, sedangkan untuk rata-rata skor terendah dicapai
aspek diksi, karena dari skor maksimal aspek diksi sebesar 30, pada tes siklus II
aspek diksi hanya mencapai skor rata-rata 24,17.
4.1.3.3 Hasil Nontes Siklus II
Hasil data nontes pada siklus II adalah hasil dari observasi, jurnal peserta
didik, jurnal guru,wawancara dan dokumentasi foto. Hasil data nontes dari masing-
masing instrumen akan dijelaskan sebagai berikut.
4.1.3.3.1 Hasil Observasi Siklus II
Observasi dilakukan dengan bantuan seorang teman guru peneliti selama
proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic di kelas VII D SMP Negeri 2Welahan Kabupaten Jepara. Observasi
dilakukan pada penelitian iniuntuk mengetahui perilaku peserta didik selama
105
mengikuti proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic. Kegiatan observasi difokuskan pada empat jenis perilaku
yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran, keseriusan
peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran,keaktifan peserta didik, dan
responpeserta didik terhadap media yang digunakan selama mengikuti proses
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual denga metode video
critic. Hasil observasi siklus II dapat dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17 Hasil Observasi Siklus II Pembelajaran Menulis puisi
No. Aspek Observasi Frekuensi Persentase Hasil
(1) (2) (3) (4) 1.
Persiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran a. Kondisi kelas sudah tenang.
b. Peserta didik telah berada di tempat
duduknya masing-masing.
c. Peserta didik telah menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan mata pelajaran yang akan diajarkan.
36
36
33
100 %
100 %
91,67 %
2.
Keseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran a. Peserta didikmendengarkan penjelasan
guru dengan seksama
b. Peserta didik menyimak media audio visual dengan tenang
c. Peserta didik mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
35
36
33
97,22 %
100 %
91,66 %
106
3.
Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran a. Peserta didik aktif bertanya mengenai
materi yang sedang diajarkan
b. Peserta didik antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
c. Peserta didik menunjukkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapatny
24
29
28
66,67 %
80,56 %
77,78 %
4.
Respon peserta didik terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan a. Peserta didik dapat fokus terhadap media
yang sedang digunakan b. Peserta didik mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan baik
36
35
100 %
97,22 %
Tabel 4.17 di atas merupakan tabel hasil observasi siklus II pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Aspek
yang diamati merupakan perilaku peserta didik yang bersifat positif. Terdapat empat
aspek utama yang diamati, yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran, keseriusan peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung,
keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran, dan responpeserta didik terhadap
media yang digunakan.
Aspek yang pertama yaitu persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses
pembelajaran. Secara umum peserta didik telah siap mengikuti proses pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Hal itu
terbukti dengan persentase yang diperoleh yaitu sebesar 97,22 %. Semua peserta
didik telah tenang dan berada pada tempat duduknya masing-masing, meskipun
107
8,33% peserta didik belum menyiapkan buku yang berkaitan dengan materi yang
akan diajarkan.
Keseriusan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara dalam mengikuti proses pembelajaran sangat baik yaitu sebesar 96,29 %.
Bahkan 100 % peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan seksama
dan tenang. Penjelasan guru yang kembali menekankan pada unsur menulis puisi
yang kurangpeserta didik pahami juga disimak dengan baik oleh peserta didik.
Persentase keaktifan peserta didik selama kegiatan pembelajaran sangat
meningkat pesat, rata-ratanya mencapai 75%. Peserta didik sudah tidak merasa
canggung dan malu dengan guru yang berbeda dari biasanya.
Responpeserta didik terhadap media dan metode yang digunakan pun menjadi
sangat baik, persentasenya mencapai 98,61 %. Peserta lebih fokus terhadap mediadan
mengerjakan tugas dengan serius.
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa perilaku positif peserta didik
kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara selama mengikuti prosess
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic makin meningkat. Hal itu terbukti dari berkurangnya perilaku negatif peserta
didik dan berubah ke arah perilaku positif.
108
4.1.3.3.2Hasil Jurnal Siklus 1I
Jurnal dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu jurnal yang diisi oleh guru atau
peneliti (jurnal guru) dan jurnal yang diisi oleh peserta didik (jurnal peserta didik).
Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan perasaan dan tanggapan peserta didik dan guru
peneliti selama pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic. Hasil jurnal tersebut dapat disajikan sebagai berikut.
1) Jurnal Peserta didik Siklus II
Jurnal peserta didik digunakan untuk mengetahui kesan dan pesan peserta
didik selama mengikuti kegiatan pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic. Jurnal peserta didik diisi peserta didik
setelah kegiatan pembelajaran selesai. Hal-hal yang diungkap dalam jurnal peserta
didik meliputi: (1) perasaan peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2) kesulitan yang
dialami peserta didik selama mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic, (3) pesan dan kesan peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic, (4) tanggapan mengenai media dan metode yang
digunakan dalam pembelajaran pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic, dan (5) suasana kelas saat pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
109
Hasil dari data jurnal peserta siklus II menunjukkan bahwa sebagian besar
peserta didik tertarik dan senang dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic. Menurut peserta didik dengan adanya
media audiovisual dengan metode video critic mereka lebih mudah dalam memahami
pembelajaran menulis puisi, serta lebih tahu bagaimana cara membuat puisi yang
baik, dan menambah wawasan dan pengetahuan untuk membuat puisi yang
bagus.Mereka juga senang karena bisa belajar kelompok bersama dalam pembuatan
puisi. Selain itu, menurut peserta didik penggunaan media audiovisual juga lebih
menyenangkan dan tidak membosankan karena modern. Suasana pembelajaran dari
awal sampai akhir pembelajaran kondusif, namun sedikit ramai hanya pada saat
mereka menyaksikan bagian tayangan media audio visual yang dianggap mereka
lucu.
Kesulitan yang dialami pada saat menulis puisi pada pembelajaran
sebelumnya juga sudah dapat mereka pahami. Mereka sudah jelas terhadap materi
yang diajarkan oleh guru. Pesan dan kesan yang bisa ditangkap dari hasil jurnal
peserta didik yaitu mereka sangat berharap supaya pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic bisa bermanfaat bagi
mereka, sedangkan kesannya sebagian besar dari mereka sangat tertarik, karena
menyenangkan, serta bisa lebih paham dan mudah dimengerti.
Dari data jurnal peserta didik dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta
didik tertarik dan senang mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media
110
audio visual dengan meode video critic. Kesulitan-kesulitan yang mereka alami pada
pembelajaran sebelumnya juga sudah mereka pahami dengan baik.
2)Jurnal Guru Siklus II
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan keseluruhan kejadian yang dapat
ditangkap guru pengajar selama proses pembelajaran berlangsung. Jurnal guru diisi
oleh guru dalam hal ini peneliti, setelah proses pembelajaran selesai yang
mencangkup 4hal yaitu (1) kesiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic, (2)
keaktifan peserta didik dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode video critic, (3) respon peserta didik terhadap tugas yang
diberikan dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic,dan (4) situasi dan suasana kelas dalam pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Persiapan peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic pada siklus II lebih baik
dari siklus I. Sebagian besar peserta didik telah duduk di tempat duduknya masing-
masing dan menyiapkan buku pelajaran yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan. Peserta didik juga lebih aktif selama proses pembelajaran.Beberapa peserta
didik bertanya mengenai tugas dari guru yang kurang mereka pahami. Sifat malu-
malu dan canggung peserta didik pada siklus I sudah berkurang.
111
Setelah peserta didik mendapat penjelasan, selanjutnya peserta didik
menyimak tayangan media audio visual dengan seksama dan tenang walaupun ada
bagian dari media audio visual yang membuat ramai karena lucu menurut mereka.
Begitu pula ketika peserta didik mengerjakan tugas yang diberikan guru, peserta didik
mengerjakan dengan sangat serius. Meskipun masih tampak sesekali beberapa peserta
didik bercanda dengan teman sebangkunya. Situasikelas selama proses pembelajaran
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic siklus II sudah lebih baik dari siklus I. Peserta didik juga lebih aktif bertanya
jawab dengan guru tentang kesulitan yang dialami pada pembelajaran sebelumnya.
Sifat canggung sudah tidak terlihat pada peserta didik, sehingga peserta didik dapat
lebih aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
4.1.3.3.3Hasil Wawancara Peserta Didik Siklus I1
Wawancara pada penelitian ini diambil dari lembar wawancara peserta didik
dengan difokuskan pada enam peserta didik, yang masing-masing terdiri dari dua
peserta didik yang memperoleh nilai kategori sangat baik, dua peserta didik
memperoleh nilai kategori baik, dan dua peserta didik yang memperoleh nilai
kategori cukup dalam tes menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic. Wawancara pada siklus II dilakukan untuk mengetahui
tanggapan peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic.
112
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa dua peserta
didik yang mendapat nilai berkategori sangat baik merasa tertarik dengan
pembelajaran pengayaan diksi karena penggunaan media audio visual dengan
metode video critic, karena bisa menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
mereka dalam menulis puisi yang baik.
Hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapat nilai berkategori baik
menunjukkan bahwa peserta didik tersebut juga merasa tertarik dengan dengan
pembelajaran menulis puisi menggunakanmedia audio visual dengan metode video
critic. Peserta didik juga lebih tertarik dan mudah memahami bagaimana cara
membuat puisi yang baik, selain itu menurut peserta didik penyampaian materi dari
guru sudah jelas dan mudah dipahami, tetapi satu dari mereka, Irvan Ardiansyah
masih sedikit kesulitan dalam menentukan judul puisi yang menarik.
Hasil wawancara dengan peserta didik yang mendapat nilai berkategori cukup
menunjukkan peserta didik tersebut juga tertarik dengan pembelajaran pengayaan
diksi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.Meskipun mereka
mendapatkan nilai dengan kategori cukup, dari hasil wawancara, mereka
menungkapkan materi pembelajaran sudah bisa mereka pahami dengan baik, karena
penyampaian materi mudah mereka pahami .Merekajuga sudah tidak mengalami
kesulitan lagi selama kegiatan pembelajarn. Bahkan, mereka senang dengan
pembelajaran menulis puisi mengguankan media audio visual dengan metode video
critic..
113
4.1.3.4 Refleksi Siklus II
Pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic pada siklus II ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh
peserta didik. Pada saat pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat lebih siap
untuk menerima penjelasan materi guru serta peserta didik lebih antusias dan lebih
semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Hal tersebut disebabkan
peserta didik sudah terbiasa dengan kehadiran guru yang berbeda dengan guru yang
biasa mengajar mereka. Keaktifan peserta didik juga meningkat yang ditunjukkan
dengan keaktifan mereka dalam bertanya jawab dengan gurupada saat guru
membimbing peserta didik di tiap kelompok,sehingga peserta didik dapat memahami
materi yang sebelumnya kurang mereka kuasai.
Berdasarkan hasil observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto dapat
diketahui perilaku peserta didik tergolong sudah mengalami peningkatan ke arah
yang lebih baik, peserta didik yang sebelumnya kurang serius memperhatikan dan
mengerjakan tugas dari guru juga sudah serius dan memperhatikan penjelasan serta
tugas yang diberikan oleh guru. Pada siklus II peserta didik merasa lebih mudah
untuk memahami materi menulis puisi terutama pada kesulitan yang mereka alami
pada materi pembelajaran menulis puisi sebelumnya.
Upaya perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini membuahkan
hasil dengan perolehan rata-rata nilai peserta didik yang mencapai 78,56 dari rata-rata
nilai peserta didik siklus I yang hanya mencapai 71,44. Dengan demikian rata-rata
114
nilai pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan 7,12 atau sebesar 9,96 %
dari siklus I, dan termasuk dalam kategori baik. Demikian dapat disimpulkan
bahwa keterampilan peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten
Jepara dalam menulis puisi pada pembelajaran menulis puisi mengguanakan media
audio visual dengan metode video criticmengalami peningkatan.Hasil tes dan nontes
menunjukkan peningkatan kearah yang lebih baik. Dengan demikian, siklus II
merupakan tindakan akhir dari pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic, atau dengan kata lain tidak perlu melakukan
tindakan siklus III pada penelitian ini.
4.2 Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk menjawab rumusan masalah
yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun masalah tersebut yaitu (1) Bagaimanakah
proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audiovisual
dengan metode video critic pada peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan
Kabupaten Jepara?,(2)Bagaimanakah peningkatan keterampilan menulis puisi
menggunakan media audiovisual dengan metode video critic pada peserta didik kelas
VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara?, dan (3) Bagaimanakah perubahan
tingkah laku peserta didik kelas VII D SMP N 2 Welahan Kabupaten Jepara setelah
mengikuti pembelajaran menulis puisi menggunakan media audiovisual dengan
metode video critic?
115
4.2.1Proses Pembelajaran Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic
Proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic siklus I dan II berbeda. Perbedaan proses pembelajaran
siklus I dan II akan dijelaskan sebagai berikut. Ketika guru baru memasuki kelas di
pembelajaran siklus I suasana kelas belum kondusif. Banyak peserta didik yang
masih belum duduk di tempat duduknya, Sebagian peserta didik terutama peserta
didik laki-laki masih berkeliaran di dalam ruangan kelas dan bercanda dengan teman
mereka. Berbeda dengan siklus I, di siklus II ketika guru baru masuk kelas,
suasananya sudah kondusif dan peserta didik terlihat siap mengikuti rangkaian
kegiatan pembelajaran menulis puisi. Perbandingan suasana saat guru baru masuk
kelas pada pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut ini.
Siklus I Siklus II Gambar 4.16 Perbandingan Suasana Kelas saat Guru Masuk Kelas
Gambar 4.16 menunjukkan bahwa peserta suasana kelas pada pembelajaran
siklus I sebagian peserta didik belum siap menerima materi pembelajaran, karena
sebagian besar dari mereka belum duduk di tempat duduknya masing-masing,
sedangkan pada pmebelajaran siklus II saat guru baru memasuki kelas, suasananya
116
sudah kondusif. Peserta didik terlihat sudah berada di tempat duduknya masing-
masing dan siap mengikuti rangkaian pembelajaran pengayaa diksi puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic. Setelah mengondisikan
kelas, pada pembelajaran siklus II guru melakukan tanya jawab kepada peserta didik
mengenai kesulitan yang dialami pada pembelajaran siklus I. Kesulitan peserta didik
siklus di siklus I yaitu mereka masih kesulitan dalam menentukan judul yang menarik
dan cara mengembangkan kata-kata hasil kritikan dari video yang ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Suasana kelas ketika guru menjelaskan materi materi
pembelajarn juga berbeda.
Kegiatan inti pembelajaran siklus II dimulai guru dengan menjelaskan materi
pembelajaran dengan menekankan pada kesulitan-kesulitan yang dialami peserta
didik pada pembelajaran siklus I, yaitu pada cara menentukan judul yang menarik,
serta mengembangkan kata-kata hasil kritikan dari video yang telah ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Ketika guru menjelaskan materi pembelajaran siklus II dengan
menekankan pada kesulitan yang masih dialami, peserta didik sangat serius
memperhatikan penjelasan guru. Perbandingan suasana kelas saat guru menjelasakan
materi pembelajaran siklus I dan II dapat dilihat pada gambar 4.17 berikut ini.
117
Siklus I Siklus II Gambar 4.17Perbandingan SuasanaKelas saat Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran
Gambar 4.17 tersebut menunjukkan suasana saat guru menjelaskan materi
pembelajaran. Peserta didik tampak lebih serius memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran dari guru dengan menekankan pada materi yang masih kesulitan
dipahami oleh peserta didik yaitu pada cara menentukan judul yang menarik dan
mengubah hasil kritikan dari video yang ditayangkan menjadi sebuah puisi.
Kemudian, peserta didik kembali diberi penjelasan mengenai langkah menulis puisi
terutama dalam menentukan judul yang menarik serta cara merangkai kata-kata hasil
kritikan dari media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi
Kegiatan selanjutnya peserta didik diminta untuk berkelompok, sesuai dengan
kelompok yang telah terbentuk pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian, peserta
didik diminta untuk menyimak tayangan media audio visual untuk mereka tanggapi
secara berkelompok, kemudian hasil tanggapan dari media audio visual yang
ditayangkan tadi dikembangkan menjadi sebuah puisi di lembar kerja. Aktvitas
peserta didik saat diskusi kelompok dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut ini.
118
Siklus ISiklus II
Gambar 4.18 Aktivitas Peserta Didik saat Berdiskusi Kelompok
Gambar 4.18 tersebut menunjukkan sebagian bahwa peserta didik terlihat
serius mengerjakan tugas dari guru. Kelompok 1 peserta didik yang pada
pembelajaran siklus I kurang serius ketika proses diskusi pembelajaran berlangsung,
terlihat lebih serius pada pembelajaran siklus II. Guru juga membimbing peserta didik
di tiap kelompok yang sedang berdiskusi mengembangkan hasil kritikan dari video
yang telah ditayangkan untuk dikembangka menjadi sebuah puisi. Aktivitas guru saat
membimbing peserta didik di tiap kelompok dapat dilihat pada gambar 4.19 berikut
ini.
Gambar 4.19 Aktivitas Guru saat Membimbing Peserta Didik di Tiap Kelompok
119
Gambar 4.19 tersebut menunjukkan aktivitas guru saat membimbing tiap
kelompok peserta didik mengembangkan hasil kritikan dari video yang ditayangkan
menjadi sebuah puisi. Sebagian besar peserta didik pada pembelajaran siklus I masih
canggung dan malu dengan guru, sedangkan pada pembelajaran siklus II peserta didik
sudah tidak canggung lagi untuk bertanya jawab dengan guru karena sudah mulai
terbiasa dengan guru. Tiap-tiap kelompok tampak terjadi diskusi yang antusias.
Setelah diskusi kelompok selesai, perwakilan kelompok peserta
didikmempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya yang berupa puisi.
Kegiatan selanjutnya, guru kembali memberikan tugas individu kepada
peserta didik, yaitu menulis puisi berdasarkan pada media audio visual yang berdeda
dari sebelumnya dengan langkah-langkah seperti yang dilakukan pada latihan di tiap
kelompok peserta didik sebelumnya sebagai penilaian akhir. Sebagian peserta didik
sangat serius mengerjakan tugas yang diberikan guru. Aktivitas peserta didik saat
mengerjakan tugas individu dapat dilihat pada gambar 4.20 berikut ini.
Siklus I Siklus II Gambar 4.20 Aktivitas Peserta Didik saat Mengerjakan Tugas Individu
120
Setelah selesai berlatih menulis puisi secara berkelompok, peserta didik
diminta untuk menulis puisi secara indvidu berdasarkan pada tayangan media audio
visual yang berbeda dengan sebelumnya. Gambar 4.20 tersebut menunjukkan
sebagian besar peserta didik pada pembelajaran siklus II terlihat lebih serius
mengerjakan tugas yang diberikan guru. Peserta didik pada pembelajaran siklus I
masih ada yang menghadap ke belakang dan asyik mengobrol dengan temanya, tetapi
pada pembelajaran siklus II peserat didikyang awalnya asyik mengobrol dengan
temannya terlihat lebih serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru dan peserta didik menyimpulkan
materi pembelajaran yang telah dilakukan. Kemudian, guru membagikan lembar
jurnal dan wawancara kepada tiap peserta didik untuk diisi sesuai dengan apa yang
dialami dan dirasakan selama proses pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic berlangsung. Guru juga memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat berlatih dan belajar menulis puisi
4.2.2 Peningkatan Keterampilan Menulis puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic pada Peserta Didik Kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara.
Peningkatan rata-rata skor tiap aspek dan rata-rata nilai kelas keterampilan
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video criticpada tes
prasiklus, siklus I, dan siklus II peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan
Kabupaten Jepara dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini.
121
Tabel 4.18 Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek dan Rata-Rata Nilai Kelas Pembelajaran Menulis puisi dari Prasiklus, Siklus I , dan Siklus II
Hasil Tes Peningkatan
No. Aspek Penilaian
Rata-Rata Ps- SI
SI- SII
Ps- SII
Ps SI SII
1. Judul 8,67 13,89 15,22 5,22 60,20 % 1,33 9,57 % 6,55 75,54 %
2. Kesesuaian isi dengan tema
10,78 14,56 15,56 3,78 35,06 % 1 6,86 % 4,78 44,34 %
3. Diksi 16,50 20,83 24,17 4,33 26,24 % 3,34 16,03 % 7,67 46,48 %4. Rima 11,89 14,67 15,78 2,78 23,38 % 1,11 7,56 % 3,89 32,71 %5. Tipografi 6,11 7,50 7,83 1,39 22,74 % 0,33 4,4 % 1,72 28,15 %Rata-Rata Nilai
Kelas 53,94 71,44 78,56 17,5 32,44 % 7,12 9,96 % 24,62 45,64 %
Peningkatan rata-rata skor tiap aspek dan rata-rata nilai kelas dari prasiklus ke
siklus II dijelaskan pada tabel 4.18tersebut. Aspek judul yang semula pada prasiklus
hanya mencapai rata-rata skor 8,67 meningkat 5,22 atau sebesar 60,20 % pada siklus
I menjadi 13,89. Rata-rata skor aspek judul dari siklus I ke siklus II juga meningkat
1,33 atau sebesar 9,57 % menjadi 15,22. Peningkatan rata-rata skor aspek judul
pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
critic dari prasiklus ke siklus 11 yaitu 6,55 atau sebesar 75,54 %, dari prasiklus yang
hanya mencapai rata-rata skor 8,67 meningkat menjadi 15,22 pada siklus II. Aspek
Kesesuaian isi dengan tema mengalami peningkatan 3,78 atau sebesar 35,06 % dari
prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 10,78, pada siklus I meningkat sebesar
3,78 menjadi 14,56. Aspek kesesuaian isi dengan tema juga mengalami peningkatan
di siklus II, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata skor 14,56 pada siklus II rata-
122
rata nilai aspek judul meningkat 1 angka menjadi 15,56, atau mengalami peningkatan
sebesar 6,86 % dari siklus I. Persentase peningkatan rata-rata skor aspek kesesuaian
isi dengan tema dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 44,34 %, dari prasiklus yang
hanya mencapai rata-rata nilai 10,78, pada siklus II naik sebesar 4,78 menjadi 15,56.
Aspek diksi pada prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 16,50, pada siklus I
meningkat 4,33 menjadi 20,83 atau mengalami peningkatan sebesar 26,24 %. Rata-
rata skor aspek diksi juga meningkat pada siklus II, persentase kenaikan aspek diksi
dari siklus I ke siklus II sebesar 16,03 %, dari siklus I yang mencapai rata-rata nilai
20,83, pada siklus II meningkat 3,34 menjadi 24,17. Peningkatan rata-rata skor aspek
diksi dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 46,48 %, dari prasiklus yang hanya
mencapai rata-rata skor 16,50, pada siklus II meningkat 7,67 menjadi 24,17. Aspek
rima pada prasiklus hanya mencapai rata-rata skor 11,89 meningkat 2,78 menjadi
14,67 pada siklus I atau meningkat sebesar 23,38 %. Rata-rata skor aspek rima pada
siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 7,56 %, dari siklus I yang hanya
mencapai rata-rata skor 14,57 pada siklus II meningkat 1,11 menjadi 15,78.
Persentase peningkatan rata-rata skor aspek rima dari prasiklus ke siklus II yaitu
sebesar 32,71 %, dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata skor 11,89, pada siklus
II meningkat 3,89 menjadi 15,78. Sementara itu, aspek tipografi mencapai rata-rata
skor 7,50, pada siklus I mengalami peningkatan 1,39 atau sebesar 22,74 % dari
prasiklus yang hanya mencapai nilai rata-rata 6,11. Aspek tipografi juga meningkat
sebesar 4,4 % pada siklus II, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai 7,50,
123
pada siklus II meningkat 0,33 menjadi 7,83. Peningkatan rata-rata skor aspek
tipografi dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 28,15 %, dari prasiklus yang hanya
mencapai rata-rata skor 6,11, pada siklus II meningkat 1,72 menjadi 7,83.
Untuk lebih jelasnya, peningkatan rata-rata skor tiap aspek pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic dari
prasiklus ke siklus II dapat dilihat pada grafik 4.3 berikut ini.
Grafik 4.3Peningkatan Rata-Rata Skor Tiap Aspek Pembelajaran Menulis Puisi dari Prasiklus, Siklus I , dan Siklus II Grafik 4.3 tersebut menunjukkanpeningkatan rata-rata skor tiap aspek pada
pembelajaran menulis puisi dari tahap prasiklus, siklus I, dan siklus II. Kelima aspek
tersebut adalah aspek judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, dan tipografi.
Peningkatan rata-rata skor aspek judul dari prasiklus yang semula hanya 8,67
meningkat sebesar 60,20 % pada siklus I menjadi 13,89. Rata-rata skor judul juga
124
juga mengalami peningkatan sebesar sebesar 9,57 % dari siklus I yang mencapai rata-
rata skor sebesar 13,89 menjadi 15,22 pada siklus II, sedangkan untuk peningkatan
rata-rata skor aspek judul secara keseluruhan dari prasiklus ke siklus II sebesar 75,54
%. Rata-rata skor aspek kesesuaian isi dengan tema pada prasiklus yang hanya
mencapai 10,78 meningkat menjadi 14,56 pada siklus I. Peningkatan rata-rata skor
aspek kesesuaian isi dengan tema dari prasiklus ke siklus I sebesar 35,06 %. Rata-rata
skor aspek kesesuaian isi dengan tema juga meningkat sebesar 6,86 % pada siklus II,
dari siklus I yang hanya mencapai 14,56, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi
15,56. Peningkatan rata-rata skor aspek kesesuaian isi dengan tema dari prasiklus ke
siklus II sebesar 44,34 %. Aspek diksi pada tes prasiklus hanya mencapai rata-rata
skor sebesar 16,50, pada siklus I meningkat menjadi20,83 atau meningkat sebesar
26,24 %. Rata-rata skorjuga meningkat lagi. Dari sikus I hanya mencapai rata-rata
skor20,83, pada siklus II rata-rata skor aspek diksi meningkat menjadi 24,17 atau
meningkat sebesar 16,03 %. Peningkatan rata-rata skor aspek diksi pembelajaran
menulis puisi menggnakan media audio visual dengan metode video critic dari
prasiklus ke siklus II sebesar 46,48 %. Peningkatan rata-rata skor aspek rima dari
prasiklus ke siklus I sebesar 23,38 %.. Aspek rima dari siklus I yang hanya mencapai
rata-rata skor 14,67meningkat menjadi 15,78 pada siklus II atau meningkat sebesar
7,56 %. Secara keseluruhan aspek rima mengalami peningkatan rata-rataskor dari
prasiklus ke siklus II sebesar 32,71 %. Sementara itu, aspek tipografi mengalamai
peningkatan rata-rata skor sebesar 22,74 %,dari prasiklus yang rata-rata skornya
125
sebesar 6,11, meningkat menjadi 7,50 pada siklus I. Aspek tipografi juga mengalami
peningkatan sebesar 4,4 % dari siklus I yang rata-rata skornya hanyar 7,50 meningkat
menjadi 7,83 pada siklus II. Persentase peningkatan rata-rata skor aspek tipogrfi dari
prasiklus ke siklus II sebesar 28,15 %.
Peningkatan rata-rata skor pada tiap aspek pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic juga juga diikuti
dengan peningkatan rata-ratanilai klasikal dari prasiklus ke siklus II yang
digambarkan melalui grafik 4.4 berikut ini.
Grafik 4.4 Peningkatan Rata-Rata Nilai Kelas Pembelajaran Pengayaan Diksi Puisi dari Prasiklus, Siklus 1, dan Siklus II
Grafik 4.4 tersebut menunjukkan peningkatan rata-rata nilai kelas dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II. Rata-rata nilai kelas prasiklus yang hanya mencapai
53,94 meningkat sebesar 32,44 % pada siklus 1 menjadi 71,44. Peningkatan rata-rata
126
nilai kelasjuga terjadi dari siklus I ke siklus II. Rata-rata nilai kelas siklus I yang
hanya mencapai 71,44, pada siklus II rata-rata nilai kelasnya meningkat menjadi
78,56 atau meingkat sebesar 9,96 %. Sementara itu, peningkatan rata-rata nilai kelas
dari prasiklus ke siklus II yaitu sebesar 45,64 %.
4.2.3 Perubahan Perilaku Peserta Didik Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis puisiMenggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic.
Pembelajaran Menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic selain meningkatkan nilai rata-rata peserta didik dalam menulis puisi,
juga dapat mengubah perilaku peserta didik ke arah yang positif. Perubahan perilaku
peserta didik terjadi pada semua aspek yang ditargetkan.
Misalnya pada persiapan peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran
pengaayaan diksi puisi. Pada siklus II tampak bahwa peserta didik lebih siap
dibanding persiapan peserta didik pada siklus I. Selain itu, peserta didik juga lebih
tertib dan tenang, serta menyiapkan buku dan alat tulis yang berkaitan dengan
pembelajaran.Peserta didik juga menyimak penjelasan materi dan tayangan media
audio visual dengan lebih baik pada siklus II.
Berikut ini adalah perbandingan perubahan perilaku peserta didik pada siklus
I dan siklus II berdasarkan hasil observasi. Perbandingan tersebut disajikan dalam
tabel 4.19.
127
Tabel 4.19 Perbandingan Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
No Aspek yang diobservasi Siklus I Siklus II Peningkatan F % F % F %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Persiapan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran a. Kondisi kelas sudah
tenang
b. Peserta didik telah duduk di tempat duduk masing-masing
c. Peserta didik telah menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
0
34 8
0%
94,44 %
22,22 %
36
36
33
100 %
100 %
91,67 %
36 2
25
100 %
5,56 %
69,44 %
2 Keseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran a. Peserta didik
menyimak penjelasan guru dengan seksama
b. Peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan tenang
c.Pesertadidik mengikuti proses pembelajaran dengan baik
27 21 28
75%
58,33 %
77,77 %
35
36
33
97,22 %
100 %
91,66 %
9
15 5
22,22 %
41,67 %
13,89%
3.
Keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran a. Peserta didik aktif
bertanya yang berkaitan dengan
7
19,44 %
24
66,67 %
17
47,22 %
128
materi yang sedang diajarkan
b. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan guru
c. Peserta didik menunjukkan rasa percaya diri untuk mengemukakan pendapat
4 4
11,11 %
11,11 %
29
28
80,56 %
77,78 %
25
24
69,44 %
66,67 %
4. Respon peserta didik terhadap media dan metode pembelajaran yang digunakan a. Peserta didik fokus
terhadap media yang sedang digunakan
b. Peserta didik mengerjakan tugas dengan baik
26
21
72,22 %
58,33 %
36
35
100 %
97,22 %
10
14
27,78 %
38,89 %
Aspek yang pertama adalah persiapan peserta didik sebelum mengikuti
kegiatan pembelajaran. Secara umum aspek pertama ini meningkat sangat pesat
mencapai 175 %. Pada siklus I semua peserta didik masih kaget dan bingung dengan
kehadiran guru yang berbeda dengan biasanya sehingga keadaan kelas belum
sepenuhnya kondusif. Namun, pada siklus II kedaan tersebut dapat diatasi dengan
pemberian informasi mengenai materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya sehingga peserta didik jauh lebih siap pada siklus II. Perubahan perilaku
129
peserta didik pada aspek observasi persiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran dapat dilihat pada gambar 4.21 berikut ini.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.21Perbandingan Persiapan Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II
Aspek yang kedua yaitu keseriusan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran. Pada siklus I persentase keseriusan peserta didik secara keseluruhan
sebesar 211,11 % dan meningkat sebesar 77,78 % menjadi 288,88 % pada siklus II.
130
Hal tersebut dikarenakan materi yang belum dipahami peserta didik pada siklus I
kembali ditekankan pada siklus II, sehingga penjelasan guru lebih diperhatikan
dengan baik oleh peserta didik. Ketika penayangan media audio visual, peserta didik
juga menyimak dengan seksama. Perubahan perilaku peserta didik pada aspek
observasi keseriusan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat
dilihat pada gambar 4.22 berikut ini.
Siklus I Siklus II Gambar 4.22Perbandingan Keseriusan Peserta Didik dalam Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Aspek yang ketiga adalah keaktifan peserta didik selama proses
pembelajaran. Dari siklus I menuju siklus II keaktifan peserta didik meningkat
sebesar 183,35 %. Materi-materi yang belum dipahami peserta didik mendorong
peserta didik untuk bertanya kepada guru, sehingga kondisi kelas lebih hidup. Peserta
131
didik juga berani menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Perubahan perilaku
peserta didik pada aspek observasi keaktifan peserta didik selama proses
pembelajaran dapai dilihat pada gambar 21 berikut ini.
Siklus I Siklus II
Gambar 4.23PerbandinganKeaktifan Peserta Didik Selama Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Aspek keempat adalah responpeserta didik terhadap media dan metode yang
digunakan. Aspek keempat ini secara keseluruhan juga meningkat sebesar 66,67 %.
Peserta didik semakin fokus terhadap media dan mengerjakan tugas yang diberikan
guru dengan serius karenasebagian besar peserta didik sudah memahami metode pada
132
pembelajaran pembelajaran pengayaan diksi ini. Perubahan perilaku peserta didik
pada aspek observasi respon peserta didik terhadap media dan metode pembelajaran
yang digunakan dapat dilihat pada gambar 4.24 berikut ini.
Siklus I Siklus II Gambar 4.24Perbandingan Respon Peserta Didik Terhadap Media dan Metode Pembelajaran yang Digunakan Siklus I dan Siklus II Berdasarkan jurnal guru pada siklus I, pembelajaran menulis puisi pada siklus
I kondisi kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara masih belum siap
dan kondisi kelas belum terlalu kondusif dan tenang. Peserta didik juga cenderung
pasif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Namun, respons peserta didik
133
terhadap media yang digunakan sudah baik. Peserta didik dapat menyimak tayangan
media audio visual dengan tenang.
Hasil jurnal guru siklus II juga menunjukkan ketertarikan peserta didik
terhadap media yang digunakan karena tidak membosankan dan lebih menarik.
Persiapan peserta didik juga lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Perubahan
perilaku peserta didik tampak pada keaktifan peserta didik selama mengikuti kegiatan
pembelajaran menulis puisi. Peserta didik juga lebih serius ketika mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru.
Hasil jurnal peserta didik pada siklus I diketahui bahwa peserta didik tertarik
dengan pembelajaran menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode
video critic. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung berbeda dengan kegiatan
pembelajaran yang biasanya. Materi yang diajarkan juga menambah pengetahuan
peserta didik untuk dapat belajar menulis puisi yang baik.
Berdasarkan hasil jurnal peserta didik siklus II menunjukkan bahwa peserta
didik senang dan tertarik dengan pembelajaran menulis puisi menggunalan media
audio visual dengan metode video critic karena mereka bisa belajar bersama secara
berkelompokdan tidak membosankan.
Berdasarkan hasil wawancara siklus I peserta didik senang dengan
pembelajaran yang telah berlangsung karena menarik dan tidak membosankan.
Meskipun ada peserta didik yang menyatakan bahwa mereka masih mengalami
kesulitan dalam hal penentuan judul yang menarik serta berangkai hasil kritikan dari
134
media audio visual menjadi sebuah puisi, namun peserta didik mengaku menjadi
tertarik untuk belajar mengenai menulis puisi.
Hasil wawancara siklus II diketahui bahwa materi yang disampaikan oleh
guru sudah dapat dipahami oleh peserta didik. Namun, salah seorang peserta didik
yang mendapat nilai terendah pada siklus II masih merasa kesulitan dalam
menentukan judul yang menarik dan mengembangkan kata-kata hasil kritikan
terhadap media audio visual yang ditayangkan guru menjadi sebuah puisi.
Jadi, berdasarkan hasil observasi, hasil jurnal guru , jurnal peserta didik, hasil
wawancara, dan dokumentasi foto dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic berjalan dengan
baik, dan dapat mengubah perilaku peserta didik ke arah yang lebih positif .
135
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pembelajaran peningkatan
keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video
criticpadapeserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara,
dipaparkan simpulan sebagai berikut:
1) Proses pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan media audio
visual dengan metode videocritic berjalan dengan lancar. Pada awal pembelajaran
siklus I peserta didik masih banyak yang canggung yang disebabkan guru yang
mengajar mereka berbesa dari guru biasanya, sebagian peserta didik juga masih
ada kurang memperhatikan penjelasan dari guru serta ada sebagian peserta didik
yang malas-malasan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Berbeda pada
pembelajaran siklus I, pada proses pembelajaran menulis puisi menggunakan
media audio visual dengan metode video critic siklus II, peserta didik
menunjukkan perkembangan kearah yang lebih positif. Peserta didik yang pada
pembelajaran siklus I masih malu dan canggung dengan guru, pada pembelajaran
siklus II sudah mulai aktif bertanya jawab dengan guru. Sebagian besar peserta
didik juga sudah memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru, serta lebih
serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
135
136
2) Peningkatan keterampilan menulis puisi menggunakan media audio visual dengan
metode video critic tampak pada hasil tes dan nontes. Rata-rata nilai kelas pada
prasiklus sebelum dilakukan penelitian sebesar 53,94 atau berkategori kurang.
Sementara itu, rata-rata nilai kelas pada siklus 1 sebesar 71,44 atau berkategori
baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai kelas sebesar 32,44
% dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas 53,94, pada siklus 1
naik menjadi 71,44. Pada siklus II rata-rata nilai kelas meningkat sebesar 5,1 %
menjadi 78,83, dari siklus I yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas sebesar
71,44. Peningkatan rata-rata nilai kelas dari prasiklus ke sikllus II yaitu sebesar
45,64 %, dari prasiklus yang hanya mencapai rata-rata nilai kelas 53,94, pada
siklus II meningkat menjadi 78,83.
3) Perilaku peserta didik kelas VII D SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara juga
mengalami perubahan ke arah yang lebih positif setelah mengikuti pembelajaran
menulis puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
Selain mengalami peningkatan pada rata-rata nilai kelas dan nilai rata-rata skor
aspek diksi dalam menulis puisi, peserta didik juga mengalami perubahan
perilaku belajar. Hal tersebut dapat diketahui berdasarkan hasil observasi, jurnal
guru, jurnal peserta didik, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto. Pada
pembelajaran siklus I sebagian besar peserta didik masih malu dan canggung.
Mereka juga ada yang masih bercanda sendiri, kurang bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya, kurang aktif bertanya, dan sebagainya. Perilaku-perilaku
137
tersebut dapat dikurangi pada pembelajaran siklus II. Peserta didik banyak yang
menunjukkan perubahan ke arah yang positif terhadap pembelajaran menulis
puisi menggunakan media audio visual dengan metode video critic.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini berdasarkan pada simpulan
hasil penelitian ini adalah sebagai berikut
Berdasarkan hasil simpulan penelitian menulis puisi menggunakan media
audio visual dengan metode video critic tersebut, disarankan sebagai berikut.
1) Guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan media audio visual dan metode
video critic dalam pembelajaran menulis puisi, karena media dan metode ini
mampu membuat peserta didik menjadi aktif, kreatif, dan menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan.
2) Bagi sekolah dengan fasilitas multimedia, media audio visual hendaknya
digunakan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia pada umumnya dan
keterampilan menulis puisi pada khususnya.
3) Para peneliti di bidang pendidikan atau peneliti lain hendaknya dapat melakukan
penelitian yang serupa dengan media, teknik atau metode pembelajaran yang lain
sehingga didapatkan alternatif lain untuk pembelajaran menulis puisi.
138
4) Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, hendaknya guru sudah mengenal
terlebih dahulu peserta didik yang akan dijadikan sebagai responden, sehingga
peserta didik tidak merasa asing dan suda terbiasa
139
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2007. “Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Tentang Peristiwa Yang Paling Berkesan dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Siswa Kelas VII A SMP Negeri Donorejo Kabupaten Pacitan”.Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Aminuddin 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ensten, Mursal, 2000. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung: Angkasa.
Hakim, M. Arif.2005. Kiat Menulis Artikel di Media dari Pemula Sampai Akhir. Bandung: Nuansa Cendikia.
Jabrohim, Chairul Anwar, dan Suminto A. Sayuti. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jalil, Diane Abdul. 1985. Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung; Angkasa. Karningsih, Cucuk. 2007. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi dengan Media
Lirik Lagu Iwan Fals Melalui Metode Latihan Terbimbing pada Siswa Kelas X-2 SMA Tunas Patria Ungaran”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Komaidi, Didik. 2008. Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda
Mislichah. 2008. “Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Berbasis Keindahan Alam dengan Media Lukisan Panorama serta Teknik Pemberian Kata Kunci Siswa Kelas VII A SMP N 2 Ambarawa Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2007/2008”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
139
140
Ngainah. 2008. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Musik dan
Gamnbar Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Ungaran”. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pariera, J. D. 1991. Belajar Mengemukakan Pendapat. Jakarta: Erlangga. Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Sayuti, A Suminto. 2002. Berkenalan dengan Puisi. Yogyakarta: Gama Media. Silbermen, Mel. 2009. Active Learning. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Surakarta: Widya Duta. Suharianto, S .2005 Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia. Sujanto. 1997. Keterampilan Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar
Umum Bahasa Indonesia. Jayapura: FKIP-UNCEN Jayapura. Suriamiharja, Agus, Husen, Akhlan, dan Nunuy Nurjanah. 1996. Petunjuk Praktis
Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1996/1997.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wagiran dan Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.
Semarang: Rumah Indonesia. Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. . Waluyo, Herman J. 2003. Apresiasi Puisi. Jakarta: Gramedia.
141
Widowati. 2007. “Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi dengan Teknik Pengamatan Objek Langsung pada Kelas X MA Al Asror Patemon Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta; Grasindo.
.
142
LAMPIRAN-LAMPIRAN
143
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus 1
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi
16. Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi
B. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam C. Indikator
1. Menjelaskan hakikat puisi
2. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi
3. Mempraktikkan langkah-langkah menulis puisi
4. Menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan memperhatikan
pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima dan tipografi.
D. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, dan tipografi.
E. Materi Pembelajaran
1. Hakikat Menulis Puisi
2. UnsurPembangun Puisi
3. Langkah-Langkah Menulis Puisi
F. Skenario Pembelajaran
144
No. Kegiatan Waktu Metode 1. Kegiatan Awal
a. Guru mengondisikan peserta didik
agar siap menerima materi
pembelajaran.
b. Guru menyampaikan pokok materi,
tujuan, serta manfaat dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
Tanya jawab Ceramah
2. Kegiatan Inti a. Peserta didik bertanya jawab dengan
guru tentang tentang pembelajaran
menulis puisi.
b. Peserta didik menerima penjelasan
dari guru tentang puisi, unsur-unsur
pembangun puisi, dan langkah-
langkah dalam menulis puisi.
c. Peserta didik berkelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3-4
orang
d. Peserta didik diminta untuk fokus
menyimak dan mencatat segala
sesuatu yang ada pada video yang
akan ditayangkan oleh guru
e. Peserta didik menerima lembar kerja 1
serta penjelaskan cara mengisi lembar
kerja1.
f. Peserta didik menyaksikan video.
g. Peserta didik berlatih menemukan
diksi-diksi dari video yang
55 menit
Ceramah Tanya jawab Diskusi Ceramah Video Critic Inkuiri
145
ditayangkan denganmengkritik
kemudian mendiskusikan apa saja
yang mereka lihat, dengar dan rasakan
dari video yang telah ditayangkan.
h. Peserta didik mengubah hasil diskusi
dari kritikan terhadap video yang
ditayangkan menjadi diksi-diksi yang
siap dikembangkan menjadi sebuah
puisi.
i. Peserta didik dibimbing guru di tiap
kelompok untuk mengembangkan
diksi-diksi menjadi sebuah puisi di
lembar kerja 1, dengan langkah-
langkah :
a) Peserta didik diminta untuk
menentukan judul puisi.
b) Peserta didik diminta untuk
menentukan diksi yang sesuai
dengan judul yang ditentukan.
c) Peserta didik diminta menyusun
diksi yang sudah ditentukan
menjadi bait-bait.
d) Peserta didik dimintauntuk
memperhalus diksi yang sudah
dibaitkan menjadi sebuah puisi
dengan memperhatikan judul,
kesesuaian isi dengan tema, diksi,
rima dan tipografi..
Video Critic Video Critic
146
j. Perwakilan kelompok peserta didik
menyampaikan hasil pekerjaannya
yang kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain dan guru.
k. Hasil pekerjaan peserta didik dibahas
bersama-sama sambil sesekali
diputarkan video yang telah
ditayangkan tadi.
l. Peserta didik menerima lembar kerja
2.
m. Peserta didik menyaksikan video yang
berbeda dari video sebelumnya.
n. Peserta didik secara individu menulis
sebuah puisi dari video yang
ditayangkan dengan langkah-langkah
seperti yang dilakukan dalam tiap
kelompok sebelumnya di lembar kerja
2.
3. Kegiatan Akhir a. Peserta didik bersama guru
menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilaksanakan
b. Peserta didik mengisi jurnal untuk
memberikan kesan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c. Peserta didik diberi motivasi untuk
terus belajar menulis kreatif puisi
berkaitan dengan keindahan alam.
15 menit
Tanya jawab Refleksi
147
G. Media dan Sumber Belajar 1) Video keindahan alam
2) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs
H. Penilaian
1. Teknik : Tes dan nontes
2. Bentuk instrumen : Uraian.
3. Soal :
a)Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang apa saja yang kalian
lihat, dengar, dan rasakan dari video yang telah kamu kritik kemudian ubahlah
hasil dari kritikan terhadap video menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi
sebuah puisi!
Soal (Kelompok)
1. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
1) Judul puisi menarik bagi pembaca.
2) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
3) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
4) Persajakan yang mendukung makna puisi.
5) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
b) Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Kembangkan apa saja yang kalian lihat, dengar, dan rasakan dari
video yang telah kamu kritik menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi sebuah
puisi!
148
Soal (Individu)
2. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
1) Judul puisi menarik bagi pembaca.
2) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
3) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
4) Persajakan yang mendukung makna puisi.
5) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Aspek Penilaian Skala Nilai Patokan Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
149
1.
Judul
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Judul puisi sangat menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi cukup menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi kurang menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi tidak menimbulkan daya tarik bagi pembaca
5 4 3 2 1
2.
Kesesuaian isi dengan tema
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
Isi sangat menerangkan sebagian besar tema. Isimenerangkan sebagian besar tema. Isicukupmenerangkan sebagian besar tema. Isikurangmenerangkan sebagian besar tema. Isitidakmenerangkan sebagian besar tema.
5 4 3 2 1
150
3.
Diksi
Sangat baik
Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Diksi yang dipilih sangat tepat untuk mendukung makna puisi
Diksi yang dipilih tepat untuk mendukung makna puisi. Diksi yang dipilih cukup tepat untuk mendukung makna puisi Diksi yang dipilih kurang tepat untuk mendukung makna puisi Diksi yang dipilih tidak tepat untuk mendukung makna puisi
5
4 3 2 1
4.
Rima
Sangat baik Baik Cukup Kurang
Sangat kurang
Persajakan yang dipilih sangat mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih cukup mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih kurang mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih tidak mendukung suasana puisi
5 4 3 2 1
5.
Tipografi
Sangat baik Baik Cukup
Tipografi yang dipilih sangat mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih cukup mendukung makna puisi
5 4 3
151
Kurang Sangat kurang
Tipografi yang dipilih kurang mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih tidak mendukung makna puisi.
2 1
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Criticpada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Aspek Penilaian Skala Penilaan
Bobot Skor 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
Judul
Kesesuaian isi dengan
tema
Diksi
Rima
Tipografi
4
4
6
4
2
20
20
30
20
10
Skor maksimal 100
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audiovisual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Kategori Rentang Skor
1. Sangat baik 85-100
152
2.
3.
4.
5.
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
70-84
60-69
50-59
<50
b. Instrumen nontes: Lembar observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi foto.
Welahan, Guru Mata Pelajaran, Peneliti, Zaenuddin, S. Pd. Rokhis Rukhiyanto NIP 19631106 198703 1 006 NIM 2101409022
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 2 Welahan
H. Suroso, S. Pd. NIP 19620812 198501 1 006
153
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Siklus II
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Welahan Kabupaten Jepara
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 2 x 40 menit G. Standar Kompetensi
16.Mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi
H. Kompetensi Dasar
16.1 Menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam I. Indikator
5. Menjelaskan hakikat puisi
6. Menjelaskan unsur-unsur pembangun puisi
7. Mempraktikkan langkah-langkah menulis puisi
154
8. Menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan memperhatikan
pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima dan tipografi.
J. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan memperhatikan pemilihan judul, kesesuaian isi dengan tema, diksi, rima, dan tipografi.
K. Materi Pembelajaran
4. Hakikat Menulis Puisi
5. UnsurPembangun Puisi
6. Langkah-Langkah Menulis Puisi
L. Skenario Pebelajaran
No. Kegiatan Waktu Metode 1. Kegiatan Awal
c. Guru mengondisikan peserta didik
agar siap menerima materi
pembelajaran.
b. Guru bertanya jawab dengan peserta didik mengenai pengalaman dan kesulitan peserta didik dalam menulis puisi pada siklus I.
c. Guru menyampaikan pokok materi, tujuan, serta manfaat dari kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
Tanya jawab Ceramah
2. Kegiatan Inti o. Peserta didik diberi penjelasan
materi menulis puisi dengan
menekankan pada penentuan judul
yang menarik dan cara merangkai
diksi dari tayangan video menjadi
sebuah puisi.
p. Peserta didik diminta untuk fokus
55 menit
Tanya jawab
Diskusi Ceramah
155
menyimak dan mencatat segala
sesuatu yang ada pada video yang
akan ditayangkan oleh guru.
q. Peserta didik berkelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 3-4
orang.
r. Peserta didik menerima lembar kerja 1
serta penjelaskan cara mengisi lembar
kerja1.
s. Peserta didik menyaksikan video.
t. Peserta didik berlatih menemukan
diksi-diksi dari video yang
ditayangkan denganmengkritik
kemudian mendiskusikan apa saja
yang mereka lihat, dengar dan rasakan
dari video yang telah ditayangkan.
u. Peserta didik mengubah hasil diskusi
dari kritikan terhadap video yang
ditayangkan menjadi diksi-diksi yang
siap dikembangkan menjadi sebuah
puisi.
v. Peserta didik dibimbing guru di tiap
kelompok untuk mengembangkan
diksi-diksi menjadi sebuah puisi di
lembar kerja 1, dengan langkah-
langkah :
e) Peserta didik diminta untuk
menentukan judul puisi.
Video Critic Inkuiri
Video Critic
Video Critic
156
f) Peserta didik diminta untuk
menentukan diksi yang sesuai
dengan judul yang ditentukan.
g) Peserta didik diminta menyusun
diksi yang sudah ditentukan
menjadi bait-bait.
h) Peserta didik dimintauntuk
memperhalus diksi yang sudah
dibaitkan menjadi sebuah puisi
dengan memperhatikan judul,
kesesuaian isi dengan tema, diksi,
rima dan tipografi..
w. Perwakilan kelompok peserta didik
menyampaikan hasil pekerjaannya
yang kemudian ditanggapi oleh
kelompok lain dan guru.
x. Hasil pekerjaan peserta didik dibahas
bersama-sama sambil sesekali
diputarkan video yang telah
ditayangkan tadi.
y. Peserta didik menerima lembar kerja
2.
z. Peserta didik menyaksikan video yang
berbeda dari video sebelumnya.
å. Peserta didik secara individu menulis
sebuah puisi dari video yang
ditayangkan dengan langkah-langkah
seperti yang dilakukan dalam tiap
157
kelompok sebelumnya di lembar kerja
2.
3. Kegiatan Akhir d. Peserta didik bersama guru
menyimpulkan pembelajaran yang
telah dilaksanakan
e. Peserta didik mengisi jurnal untuk
memberikan kesan terhadap proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
f. Peserta didik diberi motivasi untuk
terus belajar menulis kreatif puisi
berkaitan dengan keindahan alam.
15 menit
Tanya jawab
Refleksi
G. Media dan Sumber Belajar 3) Video keindahan alam
4) Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas VII SMP/MTs
H. Penilaian
4. Teknik : Tes dan nontes
5. Bentuk instrumen : Uraian.
6. Soal :
a)Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Diskusikanlah dengan kelompokmu tentang apa saja yang kalian
lihat, dengar, dan rasakan dari video yang telah kamu kritik kemudian ubahlah
hasil dari kritikan terhadap video menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi
sebuah puisi!
Soal (Kelompok)
158
3. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
6) Judul puisi menarik bagi pembaca.
7) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
8) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
9) Persajakan yang mendukung makna puisi.
10) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
b) Perhatikan langkah untuk mengerjakan soal berikut ini!
Simaklah video yang ditayangkan oleh guru, kemudian berikan kritik pada video
yang ditayangkan.Kembangkan apa saja yang kalian lihat, dengar, dan rasakan dari
video yang telah kamu kritik menjadi diksi-diksi yang siap disusun menjadi sebuah
puisi!
Soal (Individu)
4. Tulislah sebuah puisi berdasarkan pada hal-hal yang kamu lihat, dengar, dan
rasakan dari video yang telah ditayangkandengan memperhatikan unsur-unsur
puisi berikut.
6) Judul puisi menarik bagi pembaca.
7) Isi puisi yang menerangkan sebagian besar tema.
8) Diksi yang tepat untuk mendukung makna puisi.
9) Persajakan yang mendukung makna puisi.
10) Tipografi yang mendukung suasana puisi.
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
159
No. Aspek Penilaian Skala Nilai Patokan Skor
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
Judul
Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Judul puisi sangat menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi cukup menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi kurang menimbulkan daya tarik bagi pembaca Judul puisi tidak menimbulkan daya tarik bagi pembaca
5 4 3 2 1
2.
Kesesuaian isi dengan tema
Sangat baik Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Isi sangat menerangkan sebagian besar tema. Isimenerangkan sebagian besar tema.
Isicukupmenerangkan sebagian besar tema.
Isikurangmenerangkan sebagian besar tema. Isitidakmenerangkan sebagian besar tema.
5 4 3 2 1
3. Diksi Sangat baik
Baik Cukup
Diksi yang dipilih sangat tepat untuk mendukung makna puisi Diksi yang dipilih tepat untuk mendukung makna puisi. Diksi yang dipilih cukup tepat untuk mendukung makna puisi
5
4 3
160
Kurang
Sangat kurang
Diksi yang dipilih kurang tepat untuk mendukung makna puisi Diksi yang dipilih tidak tepat untuk mendukung makna puisi
2 1
4.
Rima Sangat baik Baik Cukup Kurang
Sangat kurang
Persajakan yang dipilih sangat mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih cukup mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih kurang mendukung suasana puisi Persajakan yang dipilih tidak mendukung suasana puisi
5 4 3 2 1
5.
Tipografi
Sangat baik
Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Tipografi yang dipilih sangat mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih cukup mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih kurang mendukung makna puisi Tipografi yang dipilih tidak mendukung makna puisi.
5 4 3 2 1
Rubrik Penilaian Keterampilan Menulisi Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Critic pada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
161
No. Aspek Penilaian Skala Penilaan
Bobot Skor 1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
Judul
Kesesuaian isi dengan
tema
Diksi
Rima
Tipografi
4
4
6
4
2
20
20
30
20
10
Skor maksimal 100
Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Media Audio Visual dengan Metode Video Criticpada KDMenulis Kreatif Puisi Berkenaan dengan Keindahan Alam.
No. Kategori Rentang Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
85-100
70-84
60-69
50-59
<50
162
b. Instrumen nontes: Lembar observasi, jurnal peserta didik, jurnal guru, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi foto.
Welahan, Guru Mata Pelajaran, Peneliti, Zaenuddin, S. Pd. Rokhis Rukhiyanto NIP 19631106 198703 1 006 NIM 2101409022
Mengetahui, Kepala SMP Negeri 2 Welahan
H. Suroso, S. Pd. NIP 19620812 198501 1 006
163
Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Prasiklus
No. Kode Responden
Skor Aspek Nilai K
1 2 3 4 5 1 R-01 8 12 18 12 6 56 K 2 R-02 8 8 12 12 6 46 SK 3 R-03 8 8 12 8 4 40 SK 4 R-04 8 8 12 12 6 46 SK 5 R-05 12 8 12 12 6 50 K 6 R-06 8 12 18 12 6 56 K 7 R-07 8 8 12 12 6 46 SK 8 R-08 8 8 18 12 6 52 K 9 R-09 12 8 12 12 6 50 K 10 R-10 12 16 24 12 8 72 B 11 R-11 12 12 18 12 6 60 C 12 R-12 8 12 18 12 6 56 K 13 R-13 12 12 24 16 8 72 B 14 R-14 8 16 18 12 8 62 C 15 R-15 8 12 18 12 6 56 K 16 R-16 8 8 12 8 4 40 SK 17 R-17 8 12 18 12 6 56 K 18 R-18 8 12 24 12 6 62 C 19 R-19 8 16 18 16 8 66 C 20 R-20 8 12 18 12 6 56 K 21 R-21 8 8 12 12 6 46 SK 22 R-22 4 8 12 8 4 36 SK 23 R-23 8 12 18 12 6 56 K 24 R-24 8 8 12 12 6 46 SK 25 R-25 8 12 24 16 8 68 C 26 R-26 8 8 18 12 6 52 K 27 R-27 8 12 18 12 6 56 K
164
28 R-28 8 8 12 8 6 42 SK 29 R-29 8 12 12 8 6 46 SK 30 R-30 8 12 18 12 6 56 K 31 R-31 8 8 12 12 6 46 SK 32 R-32 12 16 24 16 8 76 B 33 R-33 8 12 18 12 6 56 K 34 R-34 12 12 18 12 6 60 C 35 R-35 8 8 12 12 4 44 SK 36 R-36 8 12 18 12 6 56 K
Jumlah 312 388 594 428 220 1942
Rata-rata 8,67 10,78 16,50 11,89 6,11 53,94
165
Tabel Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus 1
No. Kode Responden
Skor Aspek Nilai K
1 2 3 4 5 1 R-01 20 12 24 12 8 76 B 2 R-02 12 16 18 16 6 68 C 3 R-03 12 16 24 16 8 76 B 4 R-04 20 20 24 12 6 82 B 5 R-05 16 16 24 16 8 80 B 6 R-06 8 16 24 16 6 70 B 7 R-07 20 16 24 16 8 84 B 8 R-08 12 16 24 16 10 78 B 9 R-09 12 16 18 16 10 72 B 10 R-10 20 16 24 16 8 84 B 11 R-11 12 12 18 12 6 60 C 12 R-12 20 12 24 16 8 80 B 13 R-13 12 12 18 16 8 66 C 14 R-14 12 16 18 12 10 68 C 15 R-15 12 16 24 16 10 78 B 16 R-16 12 20 30 16 10 88 SB 17 R-17 20 16 24 16 10 86 SB 18 R-18 20 12 24 12 6 74 B 19 R-19 20 16 24 16 6 82 B 20 R-20 12 12 18 16 6 64 C 21 R-21 16 12 18 12 6 64 C 22 R-22 12 12 12 8 4 48 SK 23 R-23 12 16 18 12 6 64 C 24 R-24 12 16 18 12 6 64 C 25 R-25 8 12 18 16 8 62 C 26 R-26 8 16 24 16 6 70 B 27 R-27 8 12 18 12 6 56 K 28 R-28 16 16 18 12 10 72 B 29 R-29 12 16 18 16 6 68 C
166
30 R-30 12 16 30 20 10 88 SB 31 R-31 12 16 18 16 10 72 B 32 R-32 16 16 24 16 8 80 B 33 R-33 12 12 18 16 8 66 C 34 R-34 12 12 18 16 6 64 C 35 R-35 16 8 12 12 6 54 K 36 R-36 12 12 18 16 6 64 C
Jumlah 500 524 750 528 270 2572
Rata-rata 13,89 14,56 20,83 14,67 7,50 71,44
167
Tabel Hasil Observasi Peserta Didik Pembelajaran Menulis Puisi Siklus I
No. Kode Responden
Aspek Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. R-1 - v - v - v - - - v - 1. Kondisi kelas sudah
tenang.
2. Peserta didik telah
duduk di tempat
duduk masing-
masing.
3. Peserta didik telah
menyiapkan buku-
buku yang
berkaitan dengan
materi yang akan
diajarkan,
4. Peserta didik
menyimak
penjelasan guru
dengan saksama.
5. Peserta didik
menyimak
tayangan media
audio visual dengan
tenang.
6. Siwa mengikuti
proses
pembelajaran
dengan baik.
7. Peserta didik aktif
bertanya yang
berkaitan dengan
2. R-2 - v - v - - - - - - - 3. R-3 - v - v - v - - - - - 4. R-4 - v v v - v v v - v v 5. R-5 - v - v v v - - - v v 6. R-6 - v - - - v - - - - - 7. R-7 - v - v v v v - - v v 8. R-8 - v - - v v v v v v v 9. R-9 - v - v v - - - - v v 10. R-10 - v - v v - - - - v v 11. R-11 - v - v v - - - - v - 12. R-12 - v - v v v ‐ - - v v 13. R-13 - v - - - v - - - - v 14. R-14 - v - v - v - - - - 15. R-15 - v v - v v - - - v v 16. R-16 - v v v v v v - v v v 17. R-17 - v v v v v v - - - - 18. R-18 - v - v v v - - - v v 19. R-19 - v - v - - - - - v - 20. R-20 - v v v - v - - - v - 21. R-21 - v - v - v - - - v v 22. R-22 - v - v - - - - - - - 23. R-23 - v - v v v - - - v - 24. R-24 - v - - v - - - - - v 25. R-25 - v - v - v - - - v v 26. R-26 - v - v v v - - - v v 27. R-27 - v - - - v - - - - v 28. R-28 - v - v v v - - - v v 29. R-29 - - - - v v - - - v - 30. R-30 - v v v v v v v v v v 31. R-31 - v - v v v - - - v v 32. R-32 - v - v v v v - - v v 33. R-33 - v v - v v - - - v v 34. R-34 - v v v - v - v - v v
35. R-35 - - - - v - - - - v -
36. R-36 - v - v - v - - - - -
168
materi yang sedang
diajarkan.
8. Peserta didik aktif
menjawab
pertanyaan yang
disampaikan oleh
guru.
9. Peserta didik
menunjukkan rasa
percaya diri untuk
mengemukakan
pendapatnya.
10. Peserta didik fokus
terhadap media
yang sedang
digunakan.
11. Peserta didik
mengerjakan tugas
dengan baik.
Keterangan
No. Aspek yang Diamati Frekuensi
Pencapaian(%)
1. Kondisi kelas sudah tenang 0 02. Peserta didik telah duduk di tempat duduk masing-masing 34 9,443. Peserta didik telah menyiapkan buku-buku yang berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan, 8 22,22
4. Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan saksama 27 755. Peserta didik menyimak tayangan media audio visual dengan
tenang 21 58,33
6. Siwa mengikuti proses pembelajaran dengan baik 28 77.777. Peserta didik aktif bertanya yang berkaitan dengan materi yang
sedang diajarkan 7 19,44
8. Peserta didik aktif menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh 4 11,11
169
guru 9. Peserta didik menunjukkan rasa percaya diri untuk
mengemukakan pendapatnya4 11,11
10. Peserta didik fokus terhadap media yang sedang digunakan 26 72,2211. Peserta didik mengerjakan tugas dengan baik 21 58,33
170
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : M. Bachtiar Husein
No. Presensi : 16
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Tertarik, karena mudah dipahami.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Menyenangkan.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Sedikit pahan.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Menyusun puisi
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Modern
171
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Rosih Ilmi
No. Presensi : 30
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Ya, karena mudah dipahami
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Kurang tenang sedikit
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Bagus
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Membuat puisi
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Bagus
172
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Sri Indah Lestari
No. Presensi : 33
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Tertarik, karena bisa mengetahui cara membuat puisi dengan
mudah dan benar.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Suasananya gembira dan bisa belajar
kelompok, dan bisa menemukan diksi puisi menggunakan media audio visual
dengan metode video critic.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Penyampaiannya singkat dan mudah dimengerti.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Membuat kata-kata puisi
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Medianya
sangat bagus.
173
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Roif Yusfian
No. Presensi : 39
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Saya tertarik, karena mudah dipahami.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Suasananya tenag, sedikit ada
gangguan dari kelas lain
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Materinya mudah dipahami dan dimengerti
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Saya merasa kesulitas untuk menentukan isi puisi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Menurut saya
174
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama :Sayiful Hadi
No. Presensi : 35
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Tertarik, karena menggunakan peralatan modern.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Ramai
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Penyampaiannya lumayan jelas.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Memikir imajinasi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Mneyukai,
karena menggunakan media dan metode.
175
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus I
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Moh. Shofiyullah
No. Presensi : 22
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Teratik, karena menambah wawasan.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Media audio visual tidak
menyenangkan, sedangkan metode video critic sangat menyenangkan
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Ya, tapi agak tidak paham
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Menyusun puisi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Hebat, karena
dengan ini bisa membuat puisi.
176
Tabel Hasil Tes Pembelajaran Menulis Puisi Siklus II
No. Kode Responden
Skor Aspek Nilai K
1 2 3 4 5 1 R-01 16 16 24 16 8 80 B 2 R-02 16 16 24 16 6 78 B 3 R-03 16 16 24 16 8 80 B 4 R-04 16 16 24 16 10 82 B 5 R-05 16 20 24 12 8 80 B 6 R-06 16 16 24 16 8 80 B 7 R-07 20 16 30 16 10 92 SB 8 R-08 16 16 30 20 8 90 SB 9 R-09 16 16 30 20 8 90 SB 10 R-10 20 16 30 16 8 90 SB 11 R-11 16 16 24 20 10 86 SB 12 R-12 12 16 24 16 8 76 B 13 R-13 16 16 30 20 8 90 SB 14 R-14 16 16 24 16 8 80 B 15 R-15 12 16 30 20 8 86 SB 16 R-16 16 12 18 16 10 72 B 17 R-17 16 12 18 16 8 70 B 18 R-18 16 12 18 12 6 64 C 19 R-19 12 16 18 16 8 70 B 20 R-20 16 20 24 16 8 84 B 21 R-21 20 12 24 12 8 76 B 22 R-22 12 16 18 12 6 64 C 23 R-23 16 16 24 12 8 76 B 24 R-24 16 20 24 16 8 84 B 25 R-25 16 16 24 16 6 78 B 26 R-26 16 16 18 16 8 74 B 27 R-27 12 16 30 16 8 82 B 28 R-28 16 16 18 12 6 68 C
177
29 R-29 12 16 24 16 8 76 B 30 R-30 16 16 30 20 8 90 SB 31 R-31 16 16 24 16 8 80 B 32 R-32 16 12 18 16 6 68 C 33 R-33 12 16 24 16 6 74 B 34 R-34 12 12 24 12 8 68 C 35 R-35 12 12 24 12 8 68 C 36 R-36 12 16 30 16 8 82 B
Jumlah 548 560 870 568 282 2828
Rata-rata 15,22 15,56 24,17 15,78 7,83 78,56
178
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Farichi Munir Abdurrahman
No. Presensi : 7
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Tertarik, karena menambah wawasan pengetahuan atau
pengalaman.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Ramai, tapi ketika ada lelucon.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Jelas, karena tidak membingungkan.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Tidak ada.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Media audio
visual sedikit menarik, sedangkan metode video critic menyenagkan.
179
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Jami’atul Firdaus
No. Presensi : 13
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Tertarik, karena jelas dan mudah diingat
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic? Rame, karena bisa tertawa-tawa.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Jelas, karena mudah dipahami
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Saya tidak kesulitan apa-apa.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Cocok, karena
mempermudah untuk membuat puisi.
180
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Irvan Ardiansyah
No. Presensi : 12
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Saya tertarik, karena senang.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Rame
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Materinya mudah dipahami dan dimengerti
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi?Kesulitan dalam memberi judul puisi.
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic? Senang.
181
Pedoman Wawancara Peserta Didik Siklus II
Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia
Nama : Muhammads Adi Nugroho
No. Presensi : 23
Kelas : VII D
1. Apakah kamu tertarik dengan pembelajaran menulis puisi? Berilah
penjelasan!Saya tertarik, karena menyenagkan dan mudah dipahami.
2. Jelaskan bagaimana suasana pembelajaran menulis puisi menggunakan media
audiovisual dengan metode video critic?Gaduh, ramai normal.
3. Jelaskan tanggapanmu mengenai penyampaian materi oleh guru dalam
pembelajaran menulis puisi? Jelas, karena mudah dipahami.
4. Jelaskan kesulitan yang kamu alami selama kegiatan pembelajaran menulis
puisi tadi? Sudah jelas
5. Jelaskan pendapatmu terhadap media dan metode pembelajaran menulis puisi
menggunakan media audio visual dengan metode video critic?
Menyenangkan.