peningkatan keterampilan membaca melalui...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH
MAMPANG PRAPATAN JAKARTA SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
oleh
Rohaithoh
NIM 18090183000038
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rohaithoh
NIM : 18090183000038
Jurusan / Parodi : PGMI / Dual Mode
Alamat : Jalan Rasamala VII
Kelurahan Menteng Dalam
Kecamatan Tebet Jakarta Selatan
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui
Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun
Pelajaran 2013-2014 adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
Nama Pembimbing : Dindin Ridwanudin, M. Pd.
NIP : 197711212011011001
Jurusan/Program Studi : KI/Bahasa Indonesia
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerim segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Desember 2014
Yang Menyatakan
Rohaithoh
Materai
6000
i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI
PENERAPAN METODE SQ3R
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SISWA KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG PRAPATAN
JAKARTA SELATAN TAHUN PELAJARAN 2013-2014
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh,
Rohaithoh
NIM 18090183000038
Dosen Pembimbing,
Dindin Ridwanudin, M. Pd.
NIP 197711212011011001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan
Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-
Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 disusun oleh Rohaithoh, NIM. 18090183000038, Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Univeritas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, Desember 2014
Yang mengesahkan,
Pembimbing
Dindin Ridwanudin, M. Pd.
NIP 197711212011011001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan
Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-
Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014 disusun oleh Rohaithoh, Nomor Induk Mahasiswa 18090183000038, diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Univeritas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada
tanggal 28 Januari 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang pendidikan Bahasa Indonesia.
Jakarta, 28 Januari 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan
Tanda Tangan
Dr. Fauzan, MA. ----------------------- ----------------------------
NIP.19761107 200701 1 013
Sekretaris
Asep Ediana Latif, M.Pd ----------------------- ----------------------------
NIP.198106230091 1 003
Penguji I
Dra. Hindun, M. Pd ----------------------- ----------------------------
NIP.19701215 200912 2 001
Penguji II
Nuryati Djihadah, M.Pd. ----------------------- ----------------------------
NIP.19520520 198103 1 001
Mengetahui:
Dekan,
Dra. Nurlena, MA. Ph.D.
NIP.19591020 198603 2 001
iv
ABSTRAK
ROHAITHOH (18090183000038)
Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan Metode SQ3R
Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah
Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana
penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) untuk
meningkatkan keterampilan membaca mata pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran
2013-2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK). Metode ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi. Ketiga tahap tersebut merupakan siklus yang
berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama
dan difokuskan pada penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read,
Ricete,Review) untuk meningkatkan keterampilan membaca.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
penggunaan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat
meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa
kelas V MI Al Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengunaan metode SQ3R
(Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa. Namun, untuk menghindari anggapan bahwa hasil penelitian
pada siklus I hanya kebetulan, peneliti melanjutkan penelitian ke dalam siklus
berikutnya (siklus II) dengan hasilnya meningkat menjadi 82,74 yang berarti
bahwa angka tersebut telah melampaui target minimal kelengkapan, dengan rata-
rata naik sebesar 11,12, dimana seluruh siswa mendapatkan nilai melebihi nilai
KKM yang telah ditentukan (KKM sebesar 70).
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran
dengan menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review)
dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa pada mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas V di MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Kata kunci: Keterampilan Membaca, Metode SQ3R
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dan segala puji bagi Allah Swt Tuhan Semesta Alam,
berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat terwujud. Shalawat
serta salam semoga tetap terlimpah kepada Nabiyyina, Wasyafi‟ina, Wamaulana
Muhammad beserta keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam yang
shalih dan Shalihah.
Karya tulis yang sederhana ini merupakan skripsi yang diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Waktu, tenaga, dan pikiran telah
dicurahkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi
terselesainya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca
umumnya.
Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis menimba ilmu di
fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi, serta bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan yang tidak terhingga kepada:
1. Dra. Nurlena, M.A. Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2. Fauzan M.A, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
3. Dindin Ridwanudin, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing, terima kasih atas
segala waktu, tenaga dan ilmu serta kesabaran dalam membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi,
4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan tuntunan kepada
penulis selama perkuliahan,
vi
5. Ust. Ma‟mun Syarbani, S. Pd. I., selaku kepala sekolah beserta staf guru
yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada saya untuk
mengadakan penelitian di sekolah MI Al-Khairiyah Jakarta dan dapat
meluangkan waktunya untuk wawancara,
6. Suamiku tercinta, dengan kesabaran dan do‟a yang selalu mengiringi
setiap langkahku menjadi kekuatan yang tak terhingga,
7. Kawan-kawan PGMI Dual Mode System khususnya kelas A , yang selalu
menghiasi hari-hariku selama masih kuliah,
8. Semua pihak yang tiada dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada semuanya penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang mereka berikan. Dan
apabila penulis ada kesalahan, kekurangan, kekhilafan mohon dimaafkan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
sistematika, bahasa maupun dari segi materi. Atas dasar ini, komentar, saran, dan
kritik, dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat membuka
cakrawala yang lebih luas bagi pembaca sekalian dan semoga bermanfaat untuk
kita semua. Amin
Jakarta, Desember 2014
Penulis,
Rohaithoh
vii
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ……………………………...... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ………………………...... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..…………………………………………………...... iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...... iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….... vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………… x
DAFTAR GRAFIK……………………………………………………………… x
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang ……………………………….…………………….. 1
B. Identifikasi Masalah…………………...………………………….... 3
C. Pembatasan Masalah………...……………………………………... 3
D. Rumusan Masalah……………...…………………………………… 3
E. Tujuan Penelitian……………………...………………..…………... 4
F. Manfaat Penelitian………………………………………………….. 4
BAB II KAJIAN TEORETIK, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DAN
KERANGKA BERPIKIR….……………….……...…………..…………………. 5
A. Keterampilan……………………………………………………… 5
B. Membaca…….…………….……………………………………… 6
C. Metode SQ3R……………………………………………………….. 25
D. Hasil Penelitian yang Relevan……………………………………... 30
E. Kerangka Berpikir………………………………………………….. 30
F. Hipotesis Tindakan…………………………………………………. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 32
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 32
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian………………. 32
C. Subjek Penelitian…………………………………….……………... 35
viii
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian……..…………………... 36
E. Tahapan Intervensi Tindakan…………………...…………………... 36
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan…………...………….... 38
G. Data dan Sumber Data…………………………………………….... 38
H. Instrumen Penelitian………..………………….……………………. 38
I. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….. 39
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness)……………... 40
K. Analisis Data dan Interprestasi Data………………………………... 40
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan…………………………….. 41
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN…………...... 42
A. Deskripsi Data………………………………………………………. 42
B. Pemeriksaan Keabsahan Data……………….. ………………...…... 49
C. Analisis Data………………………………………………...……… 62
D. Pembahasan Hasil Temuan Penelitian….………………………...… 64
BAB V PENUTUP………………………………………………………………... 66
Kesimpulan……………………………………………………………. 66
Saran ………………………………………………………………....... 66
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………... 68
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 69
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian..…………………………………………………….... 32
Tabel 3.2. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas…………………………………... 37
Tabel 4.1. Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di MI. Al Khairiyah…………... 43
Tabel 4.2. Keadaan Guru MI. Al Khairiyah……………..………………………… 46
Tabel 4.3. Keadaan Siswa MI. Al Khairiyah Tahun Pelajaran 2012-2013……...… 47
Tabel 4.4. Data Tanah dan Bangunan MI. Al KHairiyah……………………..…... 48
Tabel 4.5. Data Ruang Gedung MI. Al Khairiyah…………………………..…….. 49
Tabel 4.6. Hasil observasi guru……………..……………………………………. 51
Tabel 4.7. Hasil observasi siswa………………………………….………………. 52
Tabel 4.8. Hasil belajar siklus I……………….…………………….……………... 53
Tabel 4.9. Refleksi kegiatan tindakan siklus I……..….……..…………………... 55
Tabel 4.10. Hasil observasi guru siklus II….…………………...…………………... 59
Tabel 4.11. Hasil observasi siswa siklus II……………….…………...………….... 60
Tabel 4.12. Hasil belajar siswa siklus II….……………………………..……….... 61
Tabel 4.13. Rekapitulasi tingkat keterampilan membaca ……….……………….…. 63
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas……………………….... 34
Gambar 4.1. Peta Lokasi MI Al Khairiyah………………………..……... 42
Gambar 4.2. Struktur Organisasi MI. Al Khairiyah……….……………… 48
Grafik 4.1. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus I………………. 54
Grafik 4.2. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus II………..…… 63
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus I………………. 54
Grafik 4.2. Tingkat keterampilan membaca siswa siklus II………..…… 63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Uji Referensi…………………………………………….. 97
Lampiran 2 Observasi Awal Wawancara Responden Guru Pra-Penelitian….. 101
Lampiran 3 Kisi-kisi Hasil Belajar IPS Kelas IV Siklus I……………………. 103
Lampiran 4 Pretest dan Posttest Siklus I……………………………………… 108
Lampiran 5 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Siklus I…………………….. 110
Lampiran 6 Kisi-kisi Hasil Belajar IPS Kelas IV Siklus II…………………… 111
Lampiran 7 Pretest dan Posttest Siklus II…………………………………….. 114
Lampiran 8 Kunci Jawaban Pretest dan Posttest Siklus II……………………. 116
Lampiran 9 Skoor Data Dibobot……………………………………………… 117
Lampiran 10 RPP Siklus I……………………………………………………… 127
Lampiran 11 RPP Siklus II…………………………………………………….. 133
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa………………………………. 142
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Guru……………………………….. 143
Lampiran 14 Lembar Observasi Kegiatan Pembelajaran………………………. 145
Lampiran 15 Angket Pemahaman Siswa Terkait Nilai Praktis………………… 146
Lampiran 16 Surat Izin Penelitian……………………………………………… 147
Lampiran 17 Surat Keterangan Selesai Penelitian……………………………... 148
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah sarana dan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan
manusia. Melalui bahasa kita dapat mengetahui kecermatan, kelogisan, dan
keteraturan jalan pikir seseorang serta mengungkapkan segala ide atau gagasan.
Bahasa Indonesia dalam kurikulum sekolah mendapatkan posisi yang
cukup penting dan strategis. Penting, karena bahasa Indonesia merupakan bahasa
komunikasi di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Strategis,
karena bahasa Indonesia merupakan sarana komunikasi yang dapat terintegrasi
dalam proses pemyampaian pembelajaran, baik formal maupun non formal. “Pada
dasarnya ruang lingkup pembelajaran bahasa mencakup empat aspek, yakni (1)
menyimak, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis.”1
Setiap keterampilan berbahasa erat hubungannya dengan proses-proses
berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya,
semakin terampil seseorang berbahasa maka semakin jelas dan terang pikirannya.
Untuk mengasah keterampilan diperlukan latihan secara terus menerus agar
dikuasai dan terlatih, melatih berbahasa berarti melatih proses berpikir juga.
“Hakikat pengajaran keterampilan berbahasa itu adalah (1) berorientasi
pada pelatihan penggunaan bahasa dan (2) berorientasi pada siswa sebagai
subjeck belajar.”2
Orientasi pada pelatihan penggunaan bahasa ditandai oleh adanya kegiatan
yang secara langsung melatih siswa berbahasa dan kegiatan itu harus
mendominasi sebagian besar waktu belajar. Sedikitnya dua pertiga dari waktu
belajar digunakan berlatih bahasa.
1 Abd.Rozak,dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta, FITK
Press.,2010) h.361
2 Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Jakarta, Universitas Terbuka.,2008)
h. 1.4
1
Membaca merupakan salah satu keterampilan penting dan paling efektif
untuk melihat cakrawala dunia secara objektif, mandiri, dan kreatif. Dengan
membaca, kita akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Bahkan dengan membaca kita akan menjadi seorang yang kreatif, kritis, dan bijak
atau sekurang-kurangnya kita bisa hijrah dari orang yang tidak tahu menjadi orang
yang tahu.
Keterampilan membaca bertujuan agar siswa dapat membaca dan
memahami isi bacaan/pesan yang disampaikan oleh penulis. Tujuan
mengisyaratkan adanya satu kemampuan yang harus dimiliki siswa yaitu
keterampilan membaca.
Pembelajaran keterampilan membaca siswa di kelas V MI. Al Khairiyah
Mampang Prapatan Jakarta Selatan dilaksanakan dengan menggunakan metode
ceramah, bahkan kerapkali siswa hanya ditugaskan untuk membaca buku lalu
mengerjakan soal yang telah disediakan. Penggunaan metode ceramah yang
digunakan guru dalam pembelajaran keterampilan membaca sampai sekarang
masih monoton. Kondisi tersebut mengakibatkan siswa menjadi jenuh, serta
proses belajar mengajar mejadi kurang efektif. Hal tersebut mengakibatkan siswa
kurang menggemari kegiatan membaca hingga kemampuan siswa dalam
keterampilan membaca sangat rendah. Selain itu pengetahuan guru terhadap
metode pembelajaran keterampilan membaca yang minim mengakibatkan faktor
ketidaktertarikan dan ketidakseriusan dalam pembelajaran keterampilan membaca.
Guna meningkatkan keterampilan membaca siswa perlu diberikan solusi.
Salah satu alternatif solusi tersebut adalah penerapan metode SQ3R dalam
pembelajaran keterampilan membaca.
Metode SQ3R dapat melatih siswa dalam keterampilan membaca dengan
dilakukan Survey untuk meneliti hal-hal yang penting dari setiap bacaan, lalu ada
Question, siswa diminta untuk membuat pertanyaan dari apa yang sudah siswa
lakukan di tahap Survey. Selanjutnya, ada Read, siswa diminta untuk membaca
secara keseluruhan isi teks bacaan tersebut dengan teliti. Lalu di tahap Recite,
siswa mencari jawaban dari pertanyaan yang sudah dibuatnya setelah membaca,
untuk mengingatkan siswa kembali isi bacaannya. Kemudian, tahap terakhir
adalah Review, di tahap ini siswa diminta untuk membacakan kembali isi teks
2
tersebut dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri, dengan ini guru dapat
melihat kemampuan siswa dalam keterampilan membaca.
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis akan melakukan
sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan
Membaca Melalui Penggunaan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta
Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi:
1. Proses pembelajaran bahasa Indonesia di MI. Al-Khairiyah kelas V masih
berjalan dengan metode konvensional, yaitu ceramah..
2. Beberapa siswa merasa malas untuk mengikuti pelajaran bahasa Indonesia
ketika diminta untuk membaca.
3. Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran, karena
kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan metode yang efektif.
4. Hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran bahasa Indonesia rata-rata
masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, peneliti perlu membatasi masalah sebagai
berikut: Peningkatan keterampilan membaca melalui penggunaan metode SQ3R
pada mata pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang
Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah penerapan metode SQ3R dapat
meningkatkan keterampilan membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia
siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun
Pelajaran 2013-2014?
3
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan
membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan metode SQ3R
siswa kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun
Pelajaran 2013-2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat:
1. Bagi guru bahasa Indonesia
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
guru bahasa Indonesia dan dijadikan metode pembelajaran mata pelajaran
bahasa Indonesia khususnya dalam pembelajaran keterampilan membaca.
b. Sebagai arah dan pedoman bagi para guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R untuk
meningkatkan keterampilan membaca.
2. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan membuat siswa lebih kompeten membaca dalam
bidang mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam keterampilan
membaca.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan lebih lanjut dalam
menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan fungsional khusunya
metode SQ3R untuk meningkatkan keterampilan membaca.
4. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah untuk
memperbanyak, memperluas dan memperjelas bahasan materi dalam
pembelajaran yang lebih kreatif dan fungsional khusunya metode SQ3R.
4
BAB II
KAJIAN TEORETIK, HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
DAN KERANGKA BERPIKIR
Teori Membaca
Guna mengkaji lebih dalam lagi tentang judul skripsi ini, maka perlu di
ketengahkan beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.
Untuk itu penulis mengambil beberapa pendapat dan pikiran pokok para ahli,
yang kemudian dijadikan acuan guna menunjang penelitian ini.
A. Keterampilan
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa maka salah faktor
penunjang adalah tingkat keterampilan siswa itu sendiri. Semakin tinggi tingkat
keterampilan seorang siswa, maka akan dapat meningkatkan kinerja.
Defenisi/ pengertian dari keterampilan yaitu kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah
nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
Keterampilan/ kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus
diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau
menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
Sehingga untuk menjadi seorang yang terampil yang memiliki keahian
khusus pada bidang tertentu haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun
supaya dapat menguasai bidang tersebut dan dapat memahami dan
mengaplikasikannya.
Dapat disimpulkan bahwa keterampilan tersebut dapat dilatih sehingga
mampu melakukan sesuatu, tanpa adanya latihan dan proses pengasahan akal,
fikiran tersebut tidak akan bisa menghasilkan sebuah keterampilan yang khusus
atau terampil karena keterampilan bukanlah bakat yang bisa saja didapat tanpa
melalui proses belajar yang intensif dan merupakan kelebihan yang sudah
diberikan semenjak lahir.
5
B. Membaca
a. Pengertian Membaca
Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Dalam
kegiatan membaca, kegiatan lebih banyak dititikberatkan pada keterampilan
membaca daripada teori-teori membaca itu sendiri.
“Henry Guntur Tarigan menyebutkan tiga komponen dalam keterampilan
membaca, yaitu:
1) Pengenalan terhadap aksara-aksara serta tanda-tanda baca.
2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik
yang formal.
3) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna”.1
Setiap guru bahasa haruslah menyadari serta memahami benar-benar
bahwa membaca adalah suatu metode yang dapat dipergunakan untuk
berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan kadang-kadang dengan orang lain
yaitu mengomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-
lambang tertulis.
Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses
yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2.
Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara
individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang
tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Membaca dapat pula dianggap sebagai suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, yakni memahami makna yang terkandung di dalam
kata-kata yang tertulis. Makna bacaan tidak terletak pada halaman tertulis tetapi
berada pada pikiran pembaca. Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap
1 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa
1979) hlm. 10
2 Ibid., hlm. 7
6
pembaca memiliki pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai
alat untuk menginterpretasikan kata-kata tersebut.
Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi (a recording and decoding process), berlainan dengan berbicara
dan menulis yang justru melibatkan penyandian (encoding). Sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) menghubungkan kata-kata tulis (written word)
dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan
tulisan / cetakan menjadi bunyi yang bermakna. Membaca merupakan suatu
penafsiran atau interpretasi terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan
adalah suatu proses pembacaan sandi (decoding process).
Membaca adalah suatu proses yang bersangkut paut dengan bahasa. Oleh
karena itu maka para pelajar haruslah dibantu untuk menanggapi atau memberi
responsi terhadap lambang-lambang visual yang menggambarkan tanda-tanda
oditori dan berbicara haruslah selalu mendahului kegiatan membaca.
Harimurti Kridalaksana mengatakan “Membaca adalah menggali informasi
dari teks, baik yang berupa tulisan maupun dari gambar atau diagram maupun dari
kombinasi itu semua”3
Soedarso berpendapat bahwa “Membaca adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi orang
harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat”4.
DP. Tampubolon berpendapat bahwa “Membaca adalah kegiatan fisik dan
mental yang dapat berkembang menjadi suatu kebiasaan”5.
Bahkan ada pula beberapa penulis yang beranggapan bahwa membaca
adalah suatu kemauan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta mengubah
lambang-lambang tertulis tersebut melalui suatu metode pengajaran membaca
seperti fonik (ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik terhadap ejaan biasa)
menjadi membaca lisan.
3 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta: Gramedia 1984) hlm. 122
4 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 4
5 DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien (Bandung:
Angkasa 1986) hlm. 228
7
Demikianlah makna itu akan berubah, karena setiap pembaca memiliki
pengalaman yang berbeda-beda yang dipergunakan sebagai alat untuk
menginterpretasikan kata-kata tersebut.
b. Tujuan Membaca
Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat
sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
“Henry Guntur Tarigan mengemukakan tujuan membaca adalah sebagai
berikut:
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(reading for details or facts).
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita
(reading for sequence or organization).
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for
inference).
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk
mengklasifikasikan (reading to classify).
6) Membaca menilai, membaca evaluasi (reading to evaluate).
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading
to compare or contrast).“6
Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta misalnya
untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh;
apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang telah terjadi pada tokoh
khusus, atau untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.
Membaca untuk memperoleh ide-ide utama misalnya untuk mengetahui
mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat
dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau dialami sang tokoh, dan merangkum
hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita seperti
menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang
terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya. Setiap tahap dibuat
untuk memecahkan suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian buat dramatisasi.
6 Henry Guntur Tarigan, Loc. Cit
8
Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi seperti menemukan
serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa
yang hendak diperlihatkan oleh sang tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal.
Membaca untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan misalnya
untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar
mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu
benar atau tidak benar.
Membaca menilai, membaca mengevaluasi seperti untuk menemukan
apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita
ingin berbuat seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan dilakukan
untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya
berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita mempunyai
persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca.
“Nurhadi berpendapat bahwa tujuan membaca adalah sebagai
berikut:
1. Memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2. Menangkap ide pokok atau gagasan utama secara tepat.
3. Mendapatkan informasi tentang sesuatu.
4. Mengenali makna kata-kata.
5. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat
sekitar.
6. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya sastra.
7. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh
dunia.
8. Ingin mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.
9. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang.
10. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
11. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang
(ahli) tentang definisi suatu istilah.”7
7 Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru 1989)
hlm. 14
9
c. Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang melibatkan
serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya.
“Secara garis besar aspek-aspek membaca dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat mekanis mencakup:
a) Pengenalan bentuk huruf
b) Pengenalan unsur-unsur liguistik (fonem, kata, frase, pola klausa,
kalimat, dan lain-lain).
c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis).
d) Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup:
a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
b) Memahami signifikasi atau makna (misalnya maksud dan tujuan
pengarang relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.8
d. Jenis-jenis Membaca
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang
kompleks dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks
merupakan tujuan umum dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu
terdapat pula bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya jenis-
jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya orang waktu membaca itu
terbagi atas:
1) Membaca yang Bersuara
Yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru, murid,
ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu mencakup:
a) Membaca nyaring dan keras
Yakni suatu kegiatan membaca yang dilakukan dengan keras, dalam
buku petunjuk guru bahasa Indonesia untuk SMA disebut membacakan.
Membacakan berarti membaca untuk orang lain atau pendengar, guna
8 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit hlm. 11-12
10
menangkap serta memahami informasi pikiran dan perasaan penulis atau
pengarangnya. Membaca nyaring ini biasa dilakukan oleh guru, penyiar TV,
penyiar radio, dan lain-lain.
b) Membaca Teknik
Membaca teknik biasa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik
harus memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
(1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan
gigi.
(2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda
baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
(3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik yaitu membaca
dengan memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik
membaca sajak dalam apresiasi sastra.
2) Membaca yang Tidak Bersuara (dalam hati)
Yaitu aktivitas membaca dengan mengandalkan ingatan visual yang
melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Jenis membaca ini biasa disebut
membaca dalam hati, yang mencakupi:
a) Membaca teliti.
b) Membaca pemahaman.
c) Membaca ide.
d) Membaca kritis.
e) Membaca telaah bahasa.
f) Membaca skimming.
g) Membaca cepat.
11
Membaca teliti yaitu membaca yang menuntut suatu pemutaran atau
pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
Membaca pemahaman yaitu membaca yang penekanannya diarahkan
pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca
inilah yang akan penulis kaji lebih dalam lagi.
Membaca ide yaitu membaca dengan maksud mencari, memperoleh
serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
Membaca kritis yaitu membaca yang dilakukan secara bijaksana,
penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya
mencari kesalahan.
Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yaitu:
a) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya
adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
b) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari
keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.
Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya
untuk mendapatkan ide pokok9.
”Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus
dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa
membuang-buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita
perlukan”10
.
a. Kemampuan Membaca
“Menurut DP. Tampubolon yang dimaksud dengan
kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman
isi secara keseluruhan”13
.
9 Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: PT. Gramedia 1989) hlm. 84
10
Ibid., hlm. XIV-XV
13
DP. Tampubolon, Op. Cit., hlm. 7
12
Menurut Akhmad bahwa “Kemampuan membaca adalah
kemampuan untuk memahami informasi yang terkandung dalam
materi cetak”14
.
Sedangkan menurut Yeti Mulyati, bahwa “Kemampuan
membaca adalah kesanggupan melihat serta memahami isi dari pada
yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati”15
.
Kemampuan membaca dapat ditingkatkan dengan
penguasaan teknik-teknik membaca efektif dan efisien. Membaca
pemahaman dan efektif bukan berarti asal membaca pemahaman
saja, sehingga karena cepatnya begitu selesai baca tak ada yang
diingat dan dipahami.
Kemampuan membaca harus diimbangi oleh pemahaman
terhadap bacaan tersebut. Pembaca yang efektif dan kritis harus
mampu menemukan bagian penting dari bahan bacaan tersebut
secara tepat. Biarkan bagian yang kurang penting bahkan
melewatinya bila memang tidak diperlukan.
b. Teknik Pengajaran Membaca
3) Lihat dan Baca
Teknik ini dapat berupa Fonem, kata, kalimat, ungkapan, kata-
kata mutiara, semboyan dan puisi pendek.
4) Menyusun Kalimat
Melalui kegiatan ini siswa dapat belajar menyusun kalimat.
Teknik pengajaran membaca melalui penyusunan kalimat
melibatkan keterampilan membaca dan menulis.
5) Menyempurnakan Paragraf
Suatu paragraf yang telah disusun oleh guru dihilangkan sebuah
kata pada setiap kalimat. Paragraf ini kemudian diberikan kepada
14 Akhmad, Membaca 2 (Jakarta: Cipta Karya 1996) hlm. 88
15
Yeti Mulyati, Membaca (Jakarta: Cipta Karya 1997) hlm. 65
13
guru untuk dibaca kemudian mengisi kotak kosong dengan kata
yang tepat.
6) Mencari Kalimat Topik
Suatu bacaan yang panjang dalam suatu cerita dapat disingkat
dengan mengambil kalimat topik.
7) Menceritakan Kembali
Melaui kegiatan ini siswa mampu menceritakan kembali suatu
informasi yang telah diterimanya melalui suatu bacaan.
8) Parafrase
Guru mempersiapkan bahan bacaan puisi bila perlu menerangkan
makna kata-kata puisi yang dianggap sukar, setelah itu siswa
membaca kembali puisi itu dengan teliti lalu mengekspresikan
isinya dengan kata-kata sendiri.
9) Melanjutkan Cerita
Guru memilih suatu cerita yang cocok untuk siswa, cerita tiu
dihilangkan sebagian. Bagian yang dihilangkan boleh permulaan
cerita atau akhir cerita, setelah siswa membawa cerita yang
sebagian itu mereka ditugaskan melengkapi cerita yang
kemudian dibandingkan dengan cerita aslinya.
10) Mempraktikkan Petunjuk
Membaca petunjuk sering kali kita praktikkan dalam hidup
sehari-hari. Obat yang kita beli selalui mengikuti petunjuk cara
pemakaiannya. Radio yang kita belipun ada petunjuk
pengoperasiannya.
11) Baca dan Terka
Kecermatan membaca dan menangkap isi dalam baca dan terka
sangat diperlukan. Tidak hanya isi yang tersurat kadang-kadang
pun isi yang tersirat. Beda yang tidak pernah disebutkan
14
namanya secara ekplisit. Karena itu diperlukan kejelian dan
ketajaman pemahaman.
12) Membaca Sekilas
Membaca sekilas dilakukan untuk memperoleh kesan umum dari
sesuatu bacaan. Bila yang dibaca daftar isi maka perhatian
pembaca hanya kepada butir-butir yang dibicarakan. Dalam
membaca sekilas terkandung makna mencari intisari bahan
bacaan.
13) Membaca Sepintas
Dilakukan untuk menemukan suatu informasi secara tepat.
Informasinya sudah ditentukan sebelumnya. Membaca sepintas
walaupun cepat harus teliti dan penuh kesiapan menangkap
informasi.
14) SQ3R
Salah satu teknik pengajaran membaca yang digunakan dalam
kelas 3 tinggi ialah metode telaah tugas atau SQ3R. S adalah
singkatan dari Survey, Q adalah singkatan dari Question, R1
adalah singkatan dari Read, R2 adalah singkatan dari Ricite dan
R3 adalah singkatan dari Review.
15) Individualize Intruction
Salah satu teknik pengajaran membaca yang tergolong maju dan
modern ialah Individualize Intruction. Prinsip dasar yang
mendasari teknik pengajaran ini adalah bahwa anak normal dapat
belajar membaca dan dapat mempunyai sikap cinta membaca.
c. Metode Pengajaran Membaca
Metode pengajaran membaca akan sedikit banyak dipengaruhi oleh
materi, tugas metode-metode yang lazim di pakai antara lain:
a) Metode Ceramah
Penuturan bahan pengajaran secara lisan.
15
b) Metode Diskusi
Yakni bertukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat
pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih cermat tentang
permasalahan atau topik yang sedang dibahas. Metode ini
berusaha mendiskusikan suatu masalah dan mencari jalan
keluarnya serta melatih keterampilan berpikir murid secara
kritis.
c) Metode Pemberian Tugas
Yakni memberikan kesempatan kepada siswa melakukan tugas
yang berhubungan dengan pelajaran seperti mengerjakan soal-
soal.
d) Metode Tanya Jawab
Yakni metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat terarah sebab pada saat
yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
e) Metode Sosio Drama atau Bermain Peran Dan lain-lain
Semua metode pada dasarnya baik. Hal ini berhubungan
dengan jenis materi, tujuan materi, tujuan dan situasi serta
keterampilan guru yang menggunakannya. Pemilihan metode
yang tepat dalam pelaksanaan pengajaran membaca inilah yang
dinamakan teknik. Jadi teknik adalah operasional yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pengajaran membaca.
f) Metode Karyawisata
Mengajar dengan peragaan secara langsung berupa objek
pelajaran yang sesungguhnya, sehingga murid memperoleh
gambaran langsung tentang apa yang dipelajarinya.
16
g) Metode Demontrasi dan Eksperimen
Mencoba mengusahakan agar para murid memperoleh
pengertian lebih jelas tentang suatu hal, misalnya dengan
peragaan atau murid mencoba sendiri.
h) Metode Drill
Metode mengajar dengan latihan-latihan.
d. Faktor yang menyebabkan anak tidak mampu membaca, diantaranya
ialah:
1) Faktor Eksternal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari luar
anak didik, meliputi:
a) Lingkungan Keluarga
(1) Perhatian orang tua terhadap minat baca anak masih
bersikap masa bodoh.
(2) Kemampuan ekonomi orang tua yang rendah.
(3) Perpustakaan rumah belum dibina karena terbentur
perekonomian yang tidak menunjang.
(4) Kondisi orang tua dan keluarga masih bersikap
tradisional, yaitu lihat, dengar, dan ngomong.
b) Lingkungan Sekolah
(1) Kurangnya dorongan guru terhadap anak didik.
(2) Kurangnya bahan bacaan yang bermutu tentang
membaca, baik substansi maupun metedologi membaca
serta penataan perpustakaan sekolah yang masih
amburadul.
c) Lingkungan Masyarakat
(1) Suasana lingkungan sosial masyarakat yang tidak
kondusif (bising).
(2) Teman sebaya yang lebih suka melakukan hal-hal yang
negatif.
17
(3) Media elektronik yang digunakan secara berlebihan dan
tidak pada tempatnya, seperti TV, radio, komputer dan
sejenisnya.
2) Faktor Internal
Yaitu hal-hal yang mempengaruhi anak yang berasal dari dalam
diri anak didik, meliputi:
a) Rasa ingin tahu yang minim terhadap fakta, teori, prinsip,
pengetahuan, informasi dan sebagainya.
b) Tak merasa haus akan informasi, karena merasa tidak
membutuhkannya.
c) Belum tertanam “membaca merupakan kebutuhan rohani”
e. Pengembangan Keterampilan Membaca
Tugas guru ialah membimbing dan membantu siswa untuk
mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan yang
seharusnya dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan
membaca.
Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki
keterampilan membaca ialah:
1) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara:
a) Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata
dasar yang mendasar sama.
b) Memperkenalkan imbuhan (awalah, sisipan dan akhiran).
c) Mengira-ngira makna kata-kata dari konteks atau
hubungan kalimat.
d) Menjelaskan arti suatu kata abstrak.
2) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata,
kalimat dan sebagai dan diberikan seperlunya.
3) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran,
ungkapan, pepatah, pribahasa.
18
4) Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu
paragraf, menunjukan kalimat yang kurang baik, menyuruh
membuat rangkuman.
5) Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang
terbatas, bibir tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat
berhasil dengan baik di informasikan kepada siswa tentang
tujuan membaca itu, misalnya: Dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan pikiran pokok dan sebagainya.
Apabila langkah-langkah itu telah dilakukan oleh guru, besar
kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat. Maka perlu
sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas.
Berbagai cara dapat dilakukan oleh guru dalam meningkatkan
keterampilan membaca. Beberapa contoh langkah-langkah yang perlu dilakukan
dalam melatih siswa untuk meningkatkan kemampuan-kemapuan membaca:
1) Melatih kemampuan membaca ide pokok sebuah wacana, langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Setiap paragraf, kelompok menentukan ide pokok.
b) Setelah itu didiskusikan untuk menetapkan judul yang tepat.
c) Setiap pasangan memusatkan perhatian pada kalimat topik serta paragraf
wacana tersebut.
d) Setiap pasangan memperhatikan/membaca rangkuman bab terakhir.
2) Melatih kemampuan memahami bagian sebuah wacana, langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a) Bahan bacaan ditentukan guru.
b) Setiap kelompok mencatat sebanyak-banyaknya bagian yang terdapat
pada bacaan untuk mempermudah digaris bawahi.
c) Setelah itu pasangan membacakan hasil kerjanya, kemudian dicocokkan
dengan yang asli.
d) Guru dan siswa memeriksa hasil jawaban yang berpedoman pada kunci
jawaban.
19
3) Melatih kemampuan mengenal kalimat yang tak ada hubungannya dalam
wacana. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a) Bahan bacaan ditentukan guru.
b) Setiap pasangan atau kelompok menentukan tempat kalimat yang salah
(tidak berhubungan).
c) Mendiskusikan.
d) Diperiksa bersama hasil dari tiap-tiap kelompok, dibicarakan kesalahan-
kesalahan.
4) Melatih kemampuan untuk kritis terhadap bacaan, langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a) Setiap kelompok membuat pertanyaan-pertanyaan sebanyak-banyaknya
mengenai isi bacaan.
b) Setelah itu antara kelompok tukar pekerjaan dan memberikan penilaian
yang sebelumnya telah diarahkan oleh guru.
DP. Tampubolon mengatakan bahwa “Kemampuan membaca ialah
kecepatan membaca dan pemahaman isi.”16
Kemampuan membaca ditentukan
oleh faktor-faktor pokok yang berikut:
1) Kompetensi Kebahasaan
Penguasaan bahasa (dalam hal ini bahasa Indonesia) secara
keseluruhan, terutama tata bahasa dan kosa kata, termasuk berbagai arti dan
nuansa serta ejaan dan tanda-tanda baca, dan pengelompokan kata.
2) Kemampuan Mata
Keterampilan mata mengadakan gerakan-gerakan membaca yang
efisien.
3) Penentuan Informasi Fokus
Yaitu menentukan lebih dahulu informasi yang diperlukan sebelum
mulai membaca pada umumnya dapat meningkatkan efisiensi membaca.
16 DP. Tampubolon, Loc. Cit., hlm. 242
20
4) Teknik-teknik dan Metode-metode Membaca
Yakni cara-cara membaca yang paling efisien dan efektif untuk
menemukan informasi fokus yang diperlukan. Teknik-teknik yang umum
ialah baca pilih, baca lompat, baca-layap, dan baca-tatap.
5) Fleksibilitas Membaca
Yaitu kemampuan menyesuaikan strategi membaca dengan kondisi
baca. Yang dimaksud dengan strategi membaca ialah teknik dan metode
membaca, kecepatan membaca, dan gaya membaca (santai, serius, dengan
konsentrasi, dan lain-lain). Kondisi baca ialah tujuan membaca informasi
fokus, dan materi bacaan dalam arti keterbacaan.
6) Kebiasaan Membaca
“Yaitu minat (keinginan, kemauan, dan motivasi) dan keterampilan
membaca yang baik dan efisien, yang telah berkembang dan membudaya
secara maksimal dalam diri seseorang.”17
Faktor kebiasaan membaca akan
penulis kemukakan lebih lanjut lagi.
C. Keterampilan Membaca
a. Pengertian Keterampilan Membaca
Apabila suatu kegiatan atau sikap, baik yang bersifat fisik maupun
mental, telah mendarah daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwa
kegiatan atau sikap itu telah menjadi kebiasaan/terampil. Terbentuknya suatu
kebiasaan tidak dapat terjadi dalam waktu singkat, tetapi pembentukan itu
adalah proses perkembangan yang memakan waktu relatif lama.
Menurut DP. Tampubolon, kebiasaan membaca adalah kegiatan
membaca yang telah mendarah daging pada diri seseorang (dari segi
kemasyarakatan, kebiasaan adalah kegiatan membaca yang telah membudaya
dalam suatu masyarakat)18.
17 Henry Guntur Tarigan, Op. Cit., hlm. 244
18 DP. Tampubolon, Op. Cit., hlm. 229
21
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi berpendapat bahwa “apabila membaca
buku itu diwajibkan untuk mengulang berkali-kali maka akan terbentuklah
kebiasaan membaca. Kebiasaan membaca akhirnya akan menimbulkan
kegemaran membaca”19
.
b. Kebiasaan Sejak Kecil
Pada waktu anak belajar membaca, ia belajar mengenal kata demi kata,
mengejanya, dan membedakannya dengan kata-kata lain. Anak harus membaca
dengan bersuara, mengucapkan setiap kata secara penuh agar diketahui apakah
benar atau salah ia membaca. Selagi belajar anak diajari membaca secara
struktural, yaitu dari kiri ke kanan dan mengamati tiap kata dengan seksama
pada susunan yang ada. Oleh karena itu, pada waktu membaca anak melakukan
kebiasaan berikut:
1) Menggerakkan bibir untuk melafalkan kata yang dibaca.
2) Menggerakkan kepala dari kiri ke kanan.
3) Menggunakan jari atau benda lain untuk menunjuk kata demi kata20
.
Secara tidak disadari, cara membaca yang dilakukan waktu kecil itu tetap
diteruskan hingga dewasa.
c. Membentuk Kebiasaan membaca Efisien
Membentuk kebiasaan membaca yang efisien memakan waktu yang
relatif lama. Selain waktu, faktor keinginan dan kemauan serta motivasi perlu
ada. Tetapi keinginan dan kemauan harus diperkuat oleh motivasi. Selain itu
faktor lingkungan juga berperan. Jika lingkungan tidak mendorong, dan bahkan
menghambat, maka kebiasaan sukar, atau bahkan tidak akan terbentuk.
Oleh karena itu, usaha-usaha pembentukan hendaklah dimulai sedini
mungkin dalam kehidupan, yaitu sejak masa anak-anak. Pada masa anak-anak,
usaha pembentukan dalam arti peletakkan pondasi minat yang baik dapat
dimulai sejak kira-kira umur dua tahun, yaitu sesudah anak mulai dapat
mempergunakan bahasa lisan (memahami yang dikatakan dan berbicara).
19 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak (Jakarta: Ghalia Indonesia 1987)
hlm. 105
20
Soedarso, Loc. Cit
22
d. Usaha-usaha Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca pada Anak
Banyak usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengembangkan
minat dan kebiasaan membaca pada anak. Namun usaha-usaha itu memiliki
sasaran yang berbeda. Bagi anak-anak yang belum dapat membaca, bertujuan
utama untuk menumbuhkan minat membaca, yang sendirinya juga untuk
mencapai kesiapan membaca. Akan tetapi, bagi anak-anak yang sudah dapat
membaca, usaha-usaha itu mempunyai tujuan bukan hanya menumbuhkan,
melainkan juga mengembangkan minat dan kebiasaan membaca.
Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengaruh dan Peranan Orang tua
Komisi Plowden (1964) mengadakan survei nasional atas Sekolah-
sekolah Dasar menyimpulkan bahwa faktor utama yang mempengaruhi
kemajuan anak di sekolah adalah tingkat perhatian orang tua pada anak di
rumah.
Begitu pula Komisi Bullock (1975) menyimpulkan penelitiannya
bahwa peranan orang tua sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama
pada tingkat prasekolah dan SD, khususnya dalam membaca dan
perkembangan bahasa. Pengaruh dan peranan orang tua dapat dilakukan
dengan:
a) Mendorong perkembangan bahasa anak.
b) Menjadi teladan dalam membaca.
c) Membaca dan bercerita.
d) Bermain dengan bacaan dan tulisan.
e) Memanfaatkan sarana-sarana lingkungan21
Mendorong perkembangan bahasa anak dapat dilakukan terutama
melalui percakapan-percakapan dengan anak. Cara mendorong perkembangan
bahasa anak yaitu melalui peniruan, penyempurnaan, pengomentaran, dan
responsi dorongan.
21 DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak (Bandung:
Angkasa 1991) hlm. 45-61
23
Orang tua harus menjadi teladan bukan hanya dalam kehidupan
keluarga dan masyarakat umumnya, tetapi juga dalam membaca.
Bercerita kepada anak memainkan peranan penting bukan saja dalam
menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam
mengembangkan bahasa dan pikiran anak.
Bermain-main dengan bacaan dan tulisan menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca dan menulis dalam diri anak-anak.
Selain dari kegiatan-kegiatan di rumah dengan memanfaatkan sarana-
sarana yang ada, orang tua juga perlu memanfaatkan berbagai sarana yang
terdapat dalam lingkungan seperti toko buku, perpustakaan, kantor pos, televisi
(TV), plaza, dan toko swalayan, dan lain-lain.
2) Membaca Dini
Membaca dini ialah membaca yang diajarkan secara terprogram (secara
formal) kepada anak prasekolah.
DP. Tampubolon mengemukakan ada empat keuntungan mengajar anak
membaca dini dilihat dari segi proses belajar mengajar:
a) Belajar membaca dini memenuhi rasa ingin tahu anak.
b) Situasi akrab dan informal di rumah dan di kelompok bermain (KB)
atau taman kanak-kanak (TK) merupakan faktor yang kondusif bagi
anak untuk belajar.
c) Anak-anak yang berusia dini pada umumnya perasa dan mudah
terkesan, serta dapat diatur.
d) Anak-anak yang berusia dini dapat mempelajari sesuatu dengan
mudah dan cepat.22
Bertitik tolak dari pengertian bahwa membaca adalah kegiatan fisik dan
mental untuk menemukan makna dari tulisan, dan membaca dini merupakan
usaha mempersiapkan anak memasuki pendidikan dasar, DP. Tampubolon
menyebutkan lima prinsip pokok membaca dini, yaitu:
22 DP. Tampubolon, Ibid., hlm. 63
24
(a) Materi bacaan harus terdiri dari kata-kata, frase-frase, dan kalimat-kalimat.
Ini berarti bahwa bacaan itu harus mempunyai makna yang dapat dipahami
oleh anak.
(b) Membaca terutama didasarkan pada kemampuan memahami bahasa lisan,
dan bukan pada kemampuan berbicara.
(c) Mengajarkan membaca bukan mengajarkan aspek-aspek kebahasaan
seperti tata bahasa, kosa kata, dan lain-lain, dan bukan mengajarkan logika
atau cara berpikir (walaupun membaca tidak terlepas dari proses berpikir).
Bahan-bahan pelajaran membaca dini haruslah yang berada dalam ruang
lingkup kemampuan bahasa dan berpikir anak.
(d) Membaca tidak harus bergantung pada pengajaran menulis. Ini berarti
bahwa anak dapat diajar membaca, walaupun dia belum dapat menulis.
(e) Pengajaran membaca harus menyenangkan bagi anak.
Dari penjelasan di atas kiranya dapat dilihat bahwa pengajaran membaca
adalah bersifat individual. Program dan metode harus disesuaikan dengan
perkembangan setiap anak. Dengan demikian, pada dasarnya orang tua atau guru
KB atau TK dapat juga menyusun dan mengembangkan program (bahan-bahan
pelajaran) nya sendiri dan juga metode mengajar sesuai dengan perkembangan
anak atau anak-anak yang bersangkutan.
C. Metode SQ3R
1. Pengertian metode SQ3R
Ada banyak metode membaca yang ditawarkan ilmuwan. Pada
kesempatan kali ini, kita akan membahas salah satunya yakni metode SQ3R.
Metoda SQ3R memberikan strategi yang diawali dengan membangun gambaran
umum tentang bahan yang dipelajari, menumbuhkan pertanyaan dari
judul/subjudul suatu bab dan dilanjutkan dengan membaca untuk mencari jawaban
dari pertanyaan.
Metode SQ3R yang di kembangkan oleh Prof.Francis P.Robinson,seorang
guru besar psikologi dari Ohio State Unifersity sejak tahun 1941. SQ3R
merupakan metode yang sangat baik untuk membaca secara intensif dan rasional.
25
Metode ini lebih tepat di perlukan untuk keperluan studi. Karena itu metode ini di
rancang menurut jenjang yang memungkinkan siswa untuk belajar sistematis, dan
efisien.
SQ3R merupakan singkatan dari sejumlah kegiatan yang seharusnya
dipahami dilampaui oleh pembaca. Model ini merupakan sebuah system yang
diterapkan dalam melakukan aktivitas membaca atau belajar berupa Survei
(Survey), Bertanya (Question), membaca (Read), Menyatakan kembali (Recite),
dan Mereviu (Mereviw)-SQ3R. dikatakan „sistem‟, karena model ini merupakan
sebuah mata rantai yang setiap bagiannya saling berkaitan satu dengan lainnya
sehingga harus dilalui oleh pembaca apabila hendak memperoleh pemahaman
yang maksimal.”3
Berikut penjelasan Lima Tahap Metodae SQ3R
1. Survey
Dengan melakukan peninjauan dapat dikumpulkan informasi yang
diperlukan untuk memfokuskan perhatian saat membaca. Peninjauan untuk
satu bab memerlukan waktu 5-10 menit. Apa yang ditinjau?Baca Judul Hal ini
dapat membantu untuk memfokuskan pada topik bab.Baca Pendahuluan
Memberikan orientasi dari pengarang mengenai hal-hal penting dalam bab
Baca kepala judul/subbab Memberikan gambaran mengenai kerangka
pemikiran
Perhatikan grafik, diagram Adanya grafik, diagram dan gambar ditujukan
untuk memberikan informasi penting sebagai tambahan atas teks. Perhatikan
alat Bantu baca Termasuk huruf miring, definisi, pertanyaan di akhir bab yang
ditujukan untuk membantu pemahaman dan mengingat.
2. Question
Setelah kerangka pemikiran suatu bab diperoleh, mulai perhatikan
kepala judul/subbab yang biasanya dicetak tebal. Perhatikan kepala judul ini
satu per satu dan ubah kepala judul ini jadi beberapa pertanyaan.
3 Muriadi, dkk, Pembaca Teknik Jitu Terampil, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm.155
26
Tulislah pertanyaan-pertanyaan itu pada suatu kolom dengan lebar 1/3
halaman kertas dan kolom sisanya untuk jawaban yang diperoleh selama
membaca. Misalkan kita membaca buku tentang “Belajar di SMA” dan kepala
judulnya adalah “Manfaatkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolahmu”.
Pertanyaan yang dapat kita mundulkan adalah “Mengapa kita harus
memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler?” dan “Bagaimana caranya kita bisa
ikut terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler?”.
3. Read
Dengan membaca, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka
pemikiran bab yang kita buat pada proses Survey. Bacalah suatu subbab
dengan tuntas jangan pindah ke subbab lain sebelum kita menyelesaikannya.
Pada saat membaca, kita mulai mencari jawaban pertanyaan yang kita buat
pada Question. Tuliskan jawaban yang kita peroleh dengan dengan kata-kata
sendiri di kertas yang pada 2/3 kolom yang disiapkan.Ingat, Jangan Membaca
di Tempat Tidur !!
4. Recite
Pada umumnya kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca.
Dengan melakukan proses Recite ini kita bisa melatih pikiran untuk
berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca. Proses ini dilakukan setelah
kita menyelesaikan suatu subbab.
Cara melakukan Recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan
yang kita buat sebelum membaca subbab tersebut dan cobalah jawab pada
selembar kertas tanpa melihat buku.
5. Review
Review membantu kita untuk meyempurnakan kerangka pemikiran
dalam suatu bab dan membangun daya ingat kita untuk bahan pada bab
tersebut. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh subbab,
melengkapi catatan atau berdiskusi dengan teman. Cara Review yang terbukti
efektif adalah dengan menjelaskan kepada orang lain.
27
Kegiatan membaca cepat merupakan suatu kebutuhan. Realita menuntut
kita untuk memiliki kemampuan membaca cepat mengingat begitu banyaknya
informasi melalui berbagai medi cetak yang terbit berjuta_juta eksemplar setiap
harinya atau karena kebutuhan penyelesaian tugas atau lainnya.Membaca cepat
pada hakikatnya merupakan kegiatan membaca yang mengutamakan kecepatan
dengan tidak melupakan masalah pemahaman serta mengatur irama sesuai dengan
keadaan bahan yang dibacanya.
Membaca cepat memiliki tujuan antara lain untuk: mengenali topic
bacaan, mengetahui pendapat orang lain (opini); untuk mendapatkan bagian
penting yang kita perlukan tanpa membaca seluruhnya; mengetahui organisasi
penulisan,urutan ide pokok; dan untuk menyegarkan kembali apa yang pernah
dibaca.
Ada beberapa faktor yang menghambat kecepatan membaca, yaitu
vokalisasi atau membaca dengan suara atau bergumam,menggerakkan bibir atau
pada saat membaca,menunjuk dengan jari atau benda lain,kebiasaan selalu
kembali (regresi) ke belakang,dan subvokalisasi atau melafalkan dalam hati atau
pikiran kata-kata yang dibaca.
Ada dua teknik membaca cepat yang digunakan, yaitu Skimming dan
Scaning. Skiming adalah upaya untuk mengambil intisari dari suatu bacaan,yaitu
ide pokok atau detil penting. Scaning adalah teknik membaca cepat untuk
memperoleh suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, tetapi langsung pada
masalah yang dicari.
2. Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membaca metode SQ3R.
Langkah-langkah pembelajaran keterampilan membaca metode SQ3R antara
lain:
1. Langkah Pertama: memberi tugas membaca Buku.
Sebelum pembelajaran dimulai, guru memberikan tugas kepada siswa
untuk menelaah suatu buku. Buku tersebut sebaiknya buku mata
pelajaran. Dalam menelaah buku ini siswa melaksanakan langkah-
28
langkah survey, bertanya, baca, menceritakan kembali dan meninjau
kembali isi bahan bacaan.
2. Langkah kedua: Apersepsi
Saat pembelajaran dimulai, guru melakukan apersepsi. Apersepsi
hendaknya diarahkan pada hal-hal yang berkenaan dengan bagaimana
cara membaca dan mempelajari buku. Apersepsi ini diajukan dengan
memberikan sebuah pertanyaan kepada siswa.
3. Langkah ketiga: melakukan survey buku
Pada kegiatan survey buku, guru meminta siswa untuk mengeluarkan
buku yang seragam dimiliki. Selanjutnya mengajak siswa memperhatikan
sampul luar dari buku itu. Lalu tanyakan kepada siswa informasi apa saja
yang dapat ditemukan dari sampul luar buku tersebut ? dari judul buku,
pengarang dan penerbitnya? Apakah hal tersebut penting diketahui?
Informasi dari sebuah buku perlu diketahui sebagai gambaran umum dari
isi buku tersebut. Selain itu pembaca dapat mempertimbangkan tingkat
kadaluarsa atau tidaknya buku tersebut, serta terkenal atau tidak
pengarang tersebut.
4. Langkah keempat: Latihan Membuat Pertanyaan (Question)
Apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan maka
cara membaca lebih hati-hati serta seksama dan siapapun akan mengingat
lebih baik apa yang dibacanya. Dalam survey buku, seseorang mungkin
telah menemui beberapa butir yang telah membangkitkan rasa ingin tahu:
mengapa gambar ini dipakai di sini? Mengenai apakah diagram itu?
Latihan siswa dalam membuat pertanyaan-pertanyaan itu.
5. Langkah kelima: Membaca
Langkah selanjutnya adalah kegiatan membaca sendiri. Setiap siswa
diminta untuk membaca uraian bab tersebut. Kegiatan membaca mula-
mula dilakukan secara bertahap di bawah bimbingan dan instruksi guru.
6. Langkah keenam: Mencatat Jawaban Pertanyaan
Setelah kegiatan membaca selesai, selanjutnya diikuti oleh kegiatan
penceritaan ulang hasil baca. Sebagai tolok ukur, para siswa dapat
memanfaatkan pertanyaan-pertanyaan yang dibuatnya sebagai pemandu
29
penceritaan hasil baca. Jika siswa sudah merasa yakin bahwa dirinya
dapat memahami buku yang dibacanya, kegiatan dapat dilanjutkan
dengan pembahasan jawaban untuk deretan pertanyaan yang sudah
dibuatnya.
7. Langkah ketujuh: meninjau Ulang Kegiatan dan Hasil Membaca
Sebelum menutup pelajaran, guru dan siswa secara bersama memeriksa
ulang bagian-bagian buku itu, mulai dari halaman judul hingga akhir
halaman buku. Bagian-bagian yang diperiksa itu hanyalah bagian-bagian
penting yang dianggap dapat menyegarkan kembali ingatan dan
pemahaman kita terhadap hasil baca kita.
D. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan berbagai kajiannya akan menjadi
masukan untuk melengkapi penelitian ini. Penelitian relevan tersebut antara lain:
1. Skripsi dengan judul “Peningkatan Minat Baca Buku Teks Siswa Dalam
Membaca Buku Bahasa Indonesia Dengan Metode SQ3R (Penelitian Tindakan
Kelas XI, Jurusan Akademik Perkantoran SMK Bintang Nusantara Cileduk
Tangerang). Penulis Rukiza Nim: 208013000209 Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
2. Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan
Penerapan Metode SQ3R Pada Siswa Kelas IV SD Attoyibah Sawangan Baru
Kota Depok. Penulis Nuryati Nim: 107013000091 Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian pustaka yang mendasari Penelitian Tindakan Kelas ini
disusunlah kerangka pikir penelitian ini, yaitu pembelajaran keterampilan
membaca di sekolah dasar melalui metode SQ3R.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu media atau buku bacaan
yang kurang menarik yang tersedia di perpustakaan, penggunaan model
pembelajaran yang kurang inovatif dalam pembelajaran keterampilan membaca.
30
Pembelajaran membaca siswa cenderung hanya disuruh menganalisis isi bacaan
dan menjawab pertanyaan dengan murid membaca kembali bagian yang berisi
jawaban pertanyaan isi bacaan, dengan demikian proses membaca dilakukan
berulang-ulang sebanyak jumlah pertanyaan isi bacaan.
Kondisi semacam ini tentu sangat mengganggu mentalitas siswa untuk
menggali pengetahuan dengan membaca. Oleh karena itu, agar tidak berlanjut
kondisi tersebut perlu dicarikan solusi yang dapat menyadarkan siswa membaca
tanpa membebani siswa dengan kegiatan rutinitas yang membosankan. Salah satu
solusi yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui penggunaan model SQ3R
(Survey, Question, Read, Ricete, Review) dalam pelaksanaan model pembelajaran
yang inovatif. Model SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete, Review) ini diyakini
dapat mengembangkan berbagai aspek pada diri siswa.
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis tindakan dalam
penelitian ini adalah “Metode SQ3R Dapat Meningkatkan Keterampilan
Membaca Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah
Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
.
MI Al Khairiyah
Mampang Prapatan
Jakarta Selatan
Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia dalam
proses peningkatan
keterampilan
membaca siswa kelas
V semester ganjil
Dengan menggunakan Metode
SQ3R (Survey, Question, Read,
Ricete, Review
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Sekolah yang menjadi tempat penelitian tindakan kelas ini adalah MI Al
Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia kelas V, tepatnya yang beralamat di Jalan Mampang Prapatan IV No.71
Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta Selatan.
Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas
ini pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014 mulai bulan September sampai
dengan bulan Desember 2013.
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Kegiatan Bulan
Agustus Sept Okt Nop Des Jan‟14
Persiapan dan Perencanaan
Observasi (Studi Lapangan)
Kegiatan Penelitian
Analisis dan Deskripsi data
Laporan penelitian
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk
pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan:
1. Penelitian: menunjuk pada suatu kegiatan yang mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti.
2. Tindakan: menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam peelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas: dalam hal ini terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam
bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah
32
kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama,
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan kegiatan
mengumpulkan data untuk meningkatkan kualitas dengan melakukan kegiatan
atau tindakan yang sengaja dilakukan baik dalam ruang kelas maupun luar kelas
yang penting terdapat sekelompok siswa dan guru serta pelajaran yang sama.
Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode
Penelitian Pendidikan mengungkapkan pengertian penelitian tindakan sebagai
berikut:
Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang
dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri
(dalam pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor),
dalam mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan
dan hambatan yang dihadapi untuk kemudian menyusun rencana dan
melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.5
Sehingga dalam hal ini penelitian tindakan merupakan penyempurnaan
terhadap suatu kegiatan agar lebih baik lagi dengan melakukan tindakan-tindakan
yang disengaja, jika dalam lingkungan pendidikan penelitian tindakan ini
dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, dan konselor.
Sedangkan menurut Kunandar dalam bukunya yang berjudul Penelitian
Tindakan Kelas mengunkapkan “Penelitian tindakan kelas dapat juga diartikan
suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan
merancang, melaksanakan, mengamati, dan merefleksikan tindakan melalui
beberapa siklus secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelasnya.”6
Sehingga dalam hal ini masing-masing siklus meliputi beberapa tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Siklus akan berhenti apabila
kriteria keberhasilan telah tercapai yaitu telah tercapainya KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) dan perbandingan nilai pretest dan post-test meningkat.
4 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, h.
2-3. 5 Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. VI, h. 140. 6 Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010), Cet. V,h. 46.
33
Menurut David Hopkins dalam buku Penelitian Tindakan Kelas karangan
Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi “PTK adalah suatu tindakan
yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru yang menguji anggapan-anggapan
dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi dan
melaksanakan seluruh prioritas program sekolah”.7 Sehingga dalam hal ini, PTK
dilakukan untuk menguji anggapan dan melaksanakan program agar lebih baik.
Suharsimi Arikunto, dkk. Dalam bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan
Kelas juga mengungkapkan bahwa secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Sehingga tahapan tersebut dapat divisualisasikan dalam gambar di bawah
ini:
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas
7 Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Tinta
Emas, 2008), Cet. I, h. 4.
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN SIKLUS II
PENGAMATAN
34
Tahap 1: Perencanaan (planning), sebelum penelitian dilakukan maka
peneliti melakukan perencanaan yang matang mengenai apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Setelah itu
mempersiapkan semua instrument yang dibutuhkan seperti lembar tes hasil
belajar, lembar observasi, lembar catatan lapangan, lembar angket, dan lembar
wawancara yang telah divalidasi baik secara konstruk maupun empirik.
Tahap 2: Pelaksanaan (acting), pelaksanaan penelitian dengan
menerapkan metode SQ3R sesuai dengan rancangan peneliti, dalam pelaksanaan
ini terdiri dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati
proses pembelajaran dan siswa.
Tahap 3: Pengamatan (observasi), Suharsimi Arikunto, dkk dalam
bukunya yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas mengungkapkan bahwa
“Pengamatan sebetulnya sedikit kurang tepat kalau dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan.”8
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa dalam pelaksanaan ini terdiri
dari dua kegiatan yaitu selain melaksanakan tindakan juga mengamati proses
pembelajaran dan siswa sehingga kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan
melainkan satu kesatuan.
Tahap 4: Refleksi (reflecting), Suharsimi Arikunto, dkk. Dalam bukunya
yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas juga mengungkapkan bahwa “Refleksi
merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan,
refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflekction yang diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia pemantulan.9 Dalam hal ini, peneliti mendiskusikan tindakan
dan proses pembelajaran dengan menerapkan Metode SQ3R .
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V MI Al-Khairiyah
Mampang Prapatan Jakarta Selatan yang berjumlah 34 orang pada tahun ajaran
2013-2014. 8 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2007) h.19.
9 Ibid.
35
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana
kegiatan. Peneliti membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam
penelitian kolaboratif pihak yang melakukan tindakan adalah guru peneliti dengan
bantuan rekan sejawat sebagai kolaboratif untuk melakukan pengamatan terhadap
proses berlangsungnya tindakan.10
Dalam penelitian ini peneliti dibantu seorang pengamat (observer) yaitu
dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di MI Al-Khairiyah. Observer
membantu penelitian dalam mengamati proses pembelajaran, baik yang dilakukan
guru maupun siswa.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian dan akan
dilanjutkan dengan tindakan yang berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah
melakukan analisis dan refleksi pada tindakan 1, peneliti akan dilanjutkan dengan
tindakan II jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan
kembali pada tindakan III, dan seterusnya. Adapun uraian rencana kegiatan
penelitian adalah:
1. Pra penelitian
a. Observasi keadaan kelas.
Pada kegiatan ini, peneliti melihat pembelajaran dalam keterampilan
membaca siswa masih terlihat kurang baik, siswa masih terlihat belum bisa
memahami bacaan, dengan penerapan metode ceramah. Kegiatan ini
bertujuan mengetahui proses pembelajaran keterampilan membaca dengan
penerapan metode ceramah.
b. Analisis dan refleksi
Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini
dilakukan menganalisis data yang diperoleh pada pra penelitian dan
10
Suharsimi, Arikunto,dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2009) Cet. 9, h. 17.
36
kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk
mengatasi permasalahan yang muncul sehingga dapat diberikan tindakan
yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.
Tabel 3.2. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I
Perencanaan:
Identifikasi masalah dan
penetapan alternative
pemecahan masalah
- Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dalam proses pembelajaran
(RPP)
- Menentukan pokok bahasan
- Mengembangkan skenario pembelajaran
- Membuat instrument-instrumen
penelitian
- Menyiapkan sumber belajar
- Mengembangkan format evaluasi
pembelajaran
Tindakan - Menerapkan tindakan mengacu pada
skenario rencana pembelajaran (RPP)
Pengamatan - Melakukan pengamatan tentang
pelaksanaan pembelajaran metode
SQ3R dalam proses pembelajaran
keterampilan membaca siswa dan
aktivitas pembelajaran guru dan siswa
selama proses pembelajaran
berlangsung.
Reffleksi - Melakukan evaluasi tindakan yang telah
dilakukan yang meliputi evaluasi mutu,
jumlah dan waktu dari setiap macam
tindakan
- Melakukan pertemuan untuk membahas
hasil evaluasi tentang scenario RPP
- Memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan
pada siklus berikutnya
- Evaluasi tindakan I
Siklus
II
Perencanaan: - Identifikasi masalah dan penetapan
alternative pemecahan masalah
- Pengembangan program tindakan II
Tindakan - Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan - Pengumpulan data tindakan II
Reffleksi - Evaluasi tindakan II
37
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
1. Nilai ketuntasan membaca mencapai KKM 70.
2. Aktivitas pembelajaran berjalan sesuai dengan bentuk-bentuk pembelajaran
SQ3R.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
kuantitatif:
1. Data kualitatif seperti: lembar observasi, catatan lapangan dan hasil
dokumentasi.
2. Data kuantitatif: hasil tes keterampilan membaca siswa. Sumber data peneliti
adalah siswa atau peneliti.
H. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian terdiri dari dua jenis yaitu:
1. Instrument Tes
“Teknik tes adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian
pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi”.11
Pelaksanaan tes yang dilakukan peneliti adalah tes tertulis dengan bentuk soal
pilihan ganda. Tes tertulis adalah penilaian dilakukan dengan memberikan tes
secara tertulis dan jawaban dari testi juga secara tertulis. Tes yang dilakukan
peneliti merupakan bentuk tes obyektif.
Soal bentuk pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan kemungkinan jawaban.
Pokok soal dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan tidak lengkap atau
dalam bentuk pertanyaan. Tipe soal ini mampu mengungkap jenjang
kemampuan siswa yang kompleks, peluang untuk menebak jawaban lebih
kecil karena pokok soal dibuat lebih banyak. Kaidah-kaidah penyusunan soal
bentuk pilihan ganda adalah persoalan yang digambarkan dalam pokok soal
harus jelas dan tegas, kemungkinan jawaban disusun secara homogen,
alternatif jawaban yang disediakan hendaknya konsisten dengan pokok
11
Uyu Wahyudin, Evaluasi Pembelajaran SD,(Bandung:UPI Press,2006), h. 41.
38
persoalan, jumlah jawaban yang benar pada setiap soal hendaknya disediakan
sesuai dengan petunjuk, hati-hati penggunaan kata-kata negatif.
Tes digunakan unuk mengetahui keterampilan membaca siswa dalam
menyelesaikan soal keterampilan membaca dengan metode SQ3R. tes
diberikan pada setiap akhir siklus.
2. Instrumen Non Tes
Hasil belajar dan proses belajar tidak hanya dinilai dengan tes, tetapi juga
dapat dinilai oleh teknik dan alat penilaian bukan tes atau non-tes. “Teknik
non-tes digunakan untuk menilai aspek-aspek pada diri siswa yang sulit atau
tidak dapat diukur dengan angka”.12
a. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan lembar observasi sebagai
instrument non tes.
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
guru dan siswa yang berhubungan dengan keterampilan membaca
pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R. peneliti berperan
sebagai pelaksana selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan
dalam penelitian tindakan kelas.
b. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto proses pembelajaran keterampilan membaca
dengan penerapan metode SQ3R. dokumentasi dibuat untuk melengkapi
kejadian-kejadian penting yang terjadi di dalam kelas dan sebagai data
pendukung penelitian.
I. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian
yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan berdasarkan lembar
observasi terhadap kegiatan siswa selama pembelajaran, dan hasil tes kemampuan
membaca siswa setiap akhir siklus.
12
Ibid, h. 54.
39
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness)
Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa
kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis penelitian, membandingkan hasil
orang lain. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data valid.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah:
1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang
berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
siswa dengan mengamati siswa, wawancara siswa, memeriksa hasil kerja
dalam mengerjakan soal dan selain siswa pengambilan data bias dilakukan oleh
peneliti atau guru.
2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang
sama. Untuk memperoleh informasi tentang kemampuan membaca pemahaman
siswa dilakukan dengan memeriksa pekerjaan siswa dan mengadakan
wawancara dengan guru.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
Proses analisis data terdiri dari hasil data saat pelaksanaan kegiatan. Data
yang dilaksanakan adalah analisis catatan lapangan yang diperoleh dari observasi
oleh kolaborator, peneliti, dan balikan dari siswa diperoleh selama observasi
untuk mengetahui informasi tersebut dan hasil belajara yang berupa nilai tes setiap
akhir siklus.
Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimulai dari
analisis terhadap aktivitas pembelajaran SQ3R dalam proses pembelajaran dengan
metode SQ3R. adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari
setiap siklus adalah:
1. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus
dengan analisis deskriptif yaitu analisis yang hanya menggunakan paparan
sederhana.
2. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
40
Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh ditetapkan
dalam nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut;
Skor siswa
Nilai = X 100
Skor total
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Apabila setelah tindakan pertama atau siklus I selesai dilakukan dan hasil
yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan peningkatan keterampilan
membaca maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan tindakan selanjutnya yaitu
siklus II sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah
mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian
tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
41
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskrifsi Data
1. Gambaran Umum MIS. Al Khairiyah Mampang Prapatan
a. Letak Geografis MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan
MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan terletak di Jalan Mampang Prapatan IV
No.71 Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan Jakarta
Selatan.
Disebelah Utara : rumah penduduk
Disebelah Selatan : MTs dan MA. Al Khairiyah
Disebelah Barat : rumah penduduk
Disebelah Timur : rumah penduduk
Secara geografis letak MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan ini sangat strategis
karena jauh dari keramaian / kebisingan dan terletak di jalan yang dilalui
transportasi umum walaupun agak kedalam sedikit namun jalan mudah di capai.
Gambar 4.1.
Peta Lokasi MI. Al-Khairiyah
MI. Al-Khairiyah
42
b. Sejarah singkat berdirinya MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan
Perguruan Al-Khairiyah adalah salah satu Perguruan Islam yang tertua di
Jakarta Selatan, khususnya di kecamatan Mampang Prapatan.
Perguruan Al-Khairiyah didirikan sejak tahun 1928 oleh Bapak H. Musa
dan Ibu Hj.Aminah. Pertama-tama dibentuk adalah merupakan pengajian kitab
kuning di mushollah yang dipimpin oleh Bapak KH.Ishak Musa, kemudian
berbentuk sekolah formal yang dipimpin oleh Bapak KH. A.Hadi Musa, sehingga
beberapa puluh tahun terkenal dengan sebutan “Sekolahan Adi”. Setelah beliau
uzur diteruskan oleh adiknya Bapak KH.Abdulloh Musa dan Bapak KH.
Bunyamin Musa dengan dibantu oleh Ust.H.Rahmatulloh Ri‟i, Bapak Muhammad
Ali Kate, Bapak Ust. Ahmad Siraj H. Mansyur, Ust H. A.Rahim Nawi dan lain-
lain.
Berdirinya Perguruan Al-Khairiyah atas saran dan restu Al Habib Ali bin
Abd. Rahman Al Habsyi Kwitang Jakarta Pusat.
Para Guru dan pimpinan saat itu tidak ada yang berpendidikan keguruan,
mereka hanya belajar dari buku tentang Belajar Mengajar ( karena , ( التعليم المتعلم
mereka mengajar dengan ikhlas dan bertujuan mengembangkan pengetahuan
agama Islam. Al Hamdulillah murid-muridnya banyak yang menjadi Guru dan
mendirikan Madrasah baru.
Tabel 4.1.
Kepala Sekolah yang pernah menjabat di MI. Al Khairiyah
NAMA PERIODE TUGAS
1. KH. Abdul Hadi Musa 1928 s.d. 1970
2. KH. Bunyamin Musa 1971 s.d. 1979
3. H. Abdul Aziz Ahmad 1980 s.d. 1994
4. H. A. Fahmi Bunyamin Musa 1995 s.d. 2009
5. Ma‟mun Syarbani, S. Pd. I. 2009 s.d. 2014 Sumber Data: MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan
c. Profil MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan
Profil sekolah merupakan satu gambaran tentang peta lokasi, kedudukan
sekolah, sarana dan prasarana sekolah, program guru, pegawai dan staf tata
laksana sekolah serta berbagai keadaan yang merupakan kekuatan sekolah.
43
Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MI. Al Khairiyah Mampang Prapatan
Alamat : Jalan Mampang Prapatan IV No.71
Kelurahan Mampang Prapatan Kecamatan Mampang Prapatan
Jakarta Selatan.
Website: www.alkhairiyah.sch.id
Email : [email protected]
No. Telp: (021) 7996110
No. Fax: (021) 7996110
d. Visi, Misi dan Tujuan MI. Al Khairiyah
a. Visi :
Mewujudkan tamatan yang berkualitas, berwawasan, terdepan dalam
pengembangan IPTEK dan IMTAQ.
Indikator visi:
1. Sekolah dalam kesehariannya menerapkan di siplin waktu dan sikap sopan
santun taat akan tata tertib sekolah, dan taat terhadap norma dan hukum yang
berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia.
2. Sekolah membina peserta didik untuk taat beribadat kepada Tuhan Yang Maha
Esa
3. Sekolah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing pada perlombaan-
perlombaan akademik maupun non akademik
4. Sekolah dalam kegiatan sehari-hari berbasis teknologi informasi dan
komunikasi
5. Sekolah mencoba untuk memenuhi standar nasional pendidikan agar bisa
menjadi lebih maju dalam mengembangkan belajar.
b. Misi:
1. Mendidik siswa agar memiliki sikap, berilmu amaliah, beramal ilmiah,
berakhlaqul karimah berwawasan luas dan mandiri.
2. Mengembangkan manajemen pendidikan yang berorientasi pada mutu dan
professional.
44
c. Tujuan
1. Peserta didik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT dan berakhlaqul
karimah.
2. Peserta didik sehat jasmani dan rohani.
3. Peserta didik memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
4. Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat, dan kebudayaannya.
5. Peserta didik kreatif, terampil dan bekerja untuk dapat mengembangkan diri
secara terus menerus.
6. Peserta didik berlatih hidup mandiri melalui berbagai kecakapan hidup dan
keterampilan hidup.
7. Peserta didik dapat mengembangkan bakat, minat, dan kemampuan yang
dimiliki melalui berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
8. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan budi pekerti luhur sebagai
cerminan akhlaq mulia.
9. Mampu menghafal surah-surah pendek dan hadits pilihan.
10. Mampu melanjutkan ke SMP atau MTs pilihan.
11. Mampu menunjukkan pola hidup bersih, bugar dan sehat.
12. Mampu berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif untuk memecahkan masalah.
13. Mampu mengoperasikan komputer untuk program Microsoft.
14. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik, non
akademik baik tingkat kecamatan, kabupaten dan provinsi.
15. Memiliki kecakapan hidup (lifeskill) dan keterampilan hidup.
e. Kepegawaian serta jumlah siswa MI. Al Khairiyah Mampang
Prapatan
1) Keadaan Guru
Latar belakang pendidikan guru merupakan salah satu faktor dalam
menentukan apakah guru tersebut berkompeten atau tidak dalam mengajar.
45
Guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan
bidang ajarnya serta menguasai disiplin ilmu kependidikan, mampu memberikan
kualitas pengajaran yang akan terlihat pada output yang dihasilkan dari lembaga
pendidikan tersebut.
Pada tahun ajaran 2012-2013, jumlah guru yang bertugas di MI. Al
Khairiyah sebanyak 28 orang yang terdiri dari 15 orang perempuan dan 13 laki-
laki. Untuk lebih jelas mengenai data guru atau tenaga pengajar dan latar belakang
pendidikannya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 2.
Keadaan Guru MI. Al Khairiyah
No. Nama Guru Jabatan Pendidikan Bidang Studi
1 Ma‟mun Syarbani, S.Pd. I. Kepala Sekolah S-1 Qur‟an
2 Agus Herlan, S. Pd. I. Wakil Kepala S-1 IPA
3 H. A. Ma‟mun Mansyur Guru PGA Fiqih
4 Zikri, S. Pd. Guru S-1 Guru Kelas
5 Ahmad Fauzi Guru Aliyah Qir‟at
6 Ahmad Syukroni, S.Pd. Guru S-1 IPS
7 Hj. Siti Faizah Guru Aliyah Aqidah Akhlak
8 Hj. Nurfah, S. Pd. Guru S-1 Guru Kelas
9 Agustinawati, S.Pd.I. Guru S-1 Guru Kelas
10 Atiyah, S. Pd. I. Guru S-1 Guru Kelas
11 Ahmad Faiz, S. Ag. Guru S-1 B. Inggris
12 Rohaithoh, A. Md. Guru D-3 Guru Kelas
13 Aisyah, S. Pd. Guru S-1 Guru Kelas
14 Faridah, S. Pd. I. Guru S-1 SBK
15 Humaeroh, S. Pd. Guru S-1 IPS
16 Muzainah, S. Ag. Guru S-1 B. Indonesia
17 Syamsuddin, S. Ag. Guru S-1 Bahasa Arab
18 Neneng Fauziah, S. Ag. Guru S-1 Guru Kelas
19 Ahmad Yusuf, S. Ag. Guru S-1 Matematika
20 Ahmad Syukri, S.Pd.I. Guru S-1 PJOK
21 Musanif, S.Ag. Guru S-1 Qur‟an Hadits
22 Nurul Hilaliyah, S.Pd.I. Guru S-1 Aqidah Akhlak
23 Soliha Guru S-1 Guru Kelas
24 Saidah, S. Ag. Guru S-1 SKI
25 Riyani Hidayah Guru SLTA Fiqih
26 Nurhayati, S. Pd.I. Guru S-1 IPA
27 H. Hulaimi AS. Guru SLTA Kepramukaan
28 Mansur Guru S-1 IPS,TIK
29 Dini Yanuarni Guru Aliyah Staff TU
30 M. Yusuf Guru SMP OB
Sumber Data: MI. Al Khairiyah
46
2) Keadaan Peserta Didik.
Data terakhir siswa MI. Al Khairiyah tahun ajaran 2012-2013 terdiri dari
427 orang yang keseluruhannya berjenis kelamin laki-laki. Sebagaimana yang
terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3.
Keadaan Siswa MI. Al Khairiyah
Tahun Pelajaran 2012-2013
No. Kelas L P Jumlah
1 I-A 30 0 30
2 I-B 26 0 26
3 I-C 29 0 29
4 II-A 29 0 29
5 II-B 33 0 33
6 II-C 28 0 28
7 III-A 30 0 30
8 III-B 30 0 30
9 IV-A 37 0 37
10 IV-B 34 0 34
11 V-A 34 0 34
12 V-B 30 0 30
13 VI-A 26 0 26
14 VI-B 29 0 29
Jumlah 427 0 427
Sumber Data: MI. Al Khairiyah
f. Struktur Organisasi
Sekolah sebagai satu lembaga pendidikan memerlukan adanya organisasi yang
baik agar kegiatan sekolah berjalan lancar sesuai dengan tujuannya. Dari struktur
organisasi tersebut akan terlihat tugas dan wewenang serta jabatan dari masing-
masing personil. Struktur organisasi MI. Al Khairiyah di lihat sebagai berikut :
47
Gambar 4. 2. Struktur Organisasi MI. Al Khairiyah
g. Sarana dan Prasarana Terdiri dari Tanah dan Gedung
1) Tanah
Tanah sekolah sepenuhnya milik wakaf. Luas areal seluruhnya sesuai
dengan yang tertera dalam sertifikat tanah MI. Al Khairiyah adalah 1885 m2.
Tabel 4.4. Data Tanah dan Bangunan MI. Al Khairiyah
Status Wakaf
Luas Tanah 1335
Luas Bangunan 550
Sumber Data: MI. Al Khairiyah
2) Gedung Sekolah
MI. Al Khairiyah saat ini memiliki 14 kelas, dengan bentuk bangunan
terdiri dari 3 lantai. Pembelajaran berlangsung mulai pukul 06.45 s.d. 11.50 WIB.
Selain itu, keberadaan sarana penunjang lain masih terus dibenahi dan dilengkapi.
Berikut ini adalah gambaran tentang gedung dan sarana prasarana yang dimiliki
MI. Al Khairiyah.
48
Tabel 4.5. Data Ruang Gedung MI. Al Khairiyah
No Nama Ruang Jumlah Keterangan Keadaan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Rung Tata Usaha 1 Baik
5 Ruang Kelas 14 Baik
6 Ruang Laboratorium IPA 1 Baik
7 Ruang Praktik Komputer 1 Baik
8 Ruang Perpustakaan 1 Baik
9 Ruang Bimbingan Konseling 1 Baik
10 Ruang UKS/PMR 1 Baik
11 Masjid/Mushola 1 Baik
12 Kantin 14 Baik
13 WC/Kamar Mandi Siswa 7 Baik
14 WC/Kamar Mandi Guru 1 Baik
15 Gudang 1 Baik
Sumber Data: MI. Al Khairiyah
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I tindakan awal yang yang sangat penting, hal
ini dikarenakan analisis dari hasil tindakan pembelajaran ini akan dijadikan
sebagai refleksi bagi peneliti pada tindakan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan
penelitian pada siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan, setiap pertemuannya
2x35 menit (2 jam pembelajaran). Adapun tahap pada siklus I adalah:
a. Tahapan Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas V, dengan
Kompetensi Dasar (KD) menemukan kalimat utama, informasi tersurat dan rinci
tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata pada tiap paragraph
melalui membaca intensif. Instrument pembelajaran dibuat sendiri oleh peneliti
yang terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru, lembar penilaian
dan lembar soal tes. Perangkat lainnya yang disiapkan adalah bahan teks bacaan.
Lembar soal tes akhir siklus I dibuat untuk mengetahui perkembangan
keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas V di MI Al-Khairiyah Pagi
49
dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Lembar observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa dan guru saat proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review).
Pada siklus I ini peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review) dapat
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa dalam pelajaran Bahasa
Indonesia. Sedangkan target yang ingin dicapai pada siklus I ini yaitu siswa
mampu meneliti teks bacaan,mampu membuat pertanyaan, mampu membaca,
menjawab pertanyaan dan mampu mengulang bacaan dengan menggunakan kata-
kata sendiri.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan dalam dua pertemuan dengan
alokasi waktu (2x35 menit) tiap pertemuannya. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran.
1) Pertemuan pertama
Pertemuan pertama berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang
dimulai dari pukul 10.05 sampai dengan 11.50 WIB, pokok bahasan yang
disampaikan adalah membaca tek bacaan dengan menemukan gagasan utama dari
teks. Kegiatan ini diawali dengan membua kegiatan dengan pembelajaran dan
apersepsi. Pada pertemuan pertama ini seluruh siswa hadir. Memberikan penilaian
terhadap aktivitas siswa dan guru selama proses pembalajaran berlangsung dalam
kelas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran
pada pertemuan selanjutnya.
Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran, memberikan penjelasan kembali mengenai penerapan metode
SQ3R (Survey, Question, Read, Ricete,Review), yaitu guru memberikan teks
bacaan secara sekilas, setelah tahap pertama dikerjakan selanjutnya siswa
memberikan pertanyaan dari teks bacaan secara individual,lalu siswa membaca
teks bacaan dengan keseluruhan dengan didampingi oleh guru dengan cara
bersama-sama, kemudian siswa mulai melakukan tahap keempat dengan
50
menjawab pertanyaan yang sudah mereka kerjakan pada tahap kedua dan
selanjutnya siswa membacakan kembali teks bacaan tanpa teks dengan
menggunakan kata-kata sendiri di depan kelas di hadapan teman-temannya.
Sebagian besar siswa terlihat sudah cukup baik. Siswa yang maju ke depan
sudah menunjukkan kalau dia bisa memahami teks bacaan dengan
membacakannya kembali yang diambil dari pertanyaan dan jawaban yang sudah
dibuat, tapi masih ada juga yang belum bisa memahami bacaan dan masih segan
untuk membaca.
Berdasarkan hasil observasi dari seluruh aktivitas saat pembelajaran siklus I
didapatkan bahwa rata-rata aktivitas siswa masih kurang dalam membaca teks dan
memahaminya. Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai bahan perbaikan pada
siklus II.
Tabel 4.6
Hasil Obsevasi Guru
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdo‟a
2 Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang
akan disampaikan dengan menggunakan metode
pembelajran SQ3R
3 Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran SQ3R
4 Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran membaca
intensif
5 Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran
SQ3R.
6 Guru menyuruh siswa mensurvey judul, sumberdan
ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan
rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan
makna kata dari setiap paragraph
7 Guru menyuruh siswa membuat pertanyaan dari
hasil survey
8 Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan
secara mandiri
9 Guru mengamati aktifitas siswa saat membaca dan
memberi bantuan atau bimbingan seperlunya
10 Guru meminta siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan yang sudah mereka buat
51
11 Guru meminta siswa untuk membacakan isi teks
bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri
12 Guru meminta siswa secara bersama memeriksa
ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting,
mulai dari pertama sampai akhir
13 Penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari bersama
14 Guru mengingatkan siswa untuk mempelari
kembali materi yang telah diajarkan dan materi
selanjutnya
15 Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam
Hasil observasi guru sudah berjalan sesuai dengan langkah-langkah yang sudah
dibuat dengan baik, walaupun hasil penilaian di siklus I ini masih terlihat
beberapa siswa yang nilainya belum mencapai nilai KKM.
Table 4.7
Hasil Observasi Siswa
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal
Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
2 Siswa menjawab pertanaan dari guru
3 Siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
4 Kegiatan Inti
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan materi pembelajaran
5 Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan dari
guru
6 Siswa mengerti tentang metode pembelajaran SQ3R
7 Siswa mensurvey judul, sumber dan ide pokok,
gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat,
informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari
setiap paragraph
8 siswa membuat pertanyaan dari hasil survey
9 Siswa membaca teks bacaan
10 Siswa mencatat jawaban pertanyaannya
11 Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan
menggunakan kalimat sendiri
52
12 Siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-
bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari
pertama sampai akhir
13 Penutup
Siswa memperhatikan dan mencatat kesimpulan
dari guru
14 Siswa mengemukakan pendapat kepada temannya
15 Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa
16 Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
Berdasarkan hasil observasi siswa ini semuanya sudah sesuai dengan tahapan-
tahapan metode SQ3R, namun pada siklus I ada beberapa siswa yang nilai hasil
belajarnya masih belum mencapai KKM 70.
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siklus I
Nomor Nama Siswa KKM NILAI
Urut Induk
1 3579 A. Hafizh, Surmana 70 60
2 3580 A. Muslih, Effendy Ismail 70 60
3 3582 A. Syaefulloh, Surifto 70 70
4 3583 A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini 70 95
5 3538 A. Zakaria, Djarkasi 70 70
6 3584 Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto 70 87
7 3868 Bagas Yudha Pratama, Ade
Firdijansyah 70 77
8 3588 Fadil Fazari, Iwan Shalahudin 70 95
9 3505 Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo 70 58
10 3542 Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid 70 60
11 3591 Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji 70 77
12 3779 Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono 70 60
13 3592 Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan 70 65
14 3594 Lutfhi Ahmad Maulana, Agus
Rohmani 70 75
15 3599 M. Arifin Said, H. M. Amin 70 95
16 3556 M. Azka Tanzila, Rusydi 70 85
17 3547 M. Dhia Ramadhan, Hilaludin 70 70
18 3557 M. Fadhlan Ilyasa, Munawir 70 66
19 3559 M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan 70 77
20 3679 M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo 70 60
53
21 3550 M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani 70 65
22 3598 M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus 70 60
23 3561 M. Zaydan Ardabili, Rohmani 70 60
24 3552 M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf 70 90
25 3553 Marwan Hadid, Ali Nurdin 70 58
26 3563 Naufal Firza Zahran,M.Sibli 70 60
27 3603 Nizar Yafi, Oon Zamroni 70 70
28 3564 Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar 70 80
29 3566 Raihan Al Farisi, Era Buhairah 70 94
30 3567 Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto 70 60
31 3568 Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur 70 80
32 3571 Taufiqurrahman Bakri, Haryadi 70 70
33 3572 Tegar Amirul Ichsan Dwiputra 70 66
34 3610 Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli 70 60
JUMLAH 2435
RATA-RATA 71,62
Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan tes keterampilan membaca pemahaman
siswa siklus I. Hasil tes akhir ini dijadikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Grafik 4.1
Tingkat Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus I
c. Tahap Refleksi
54
Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa,
serta hasil tes keterampilan membaca pemahaman siswa, maka diperoleh hasil
analisis kegiatan refleksi sebagai berikut.
Tabel 4.9
Refleksi Kegiatan Tindakan Siklus I
No. Aspek Temuan
Rencana Perbaikan Guru Siswa
1 Penerapan
metode
pembelajaran
SQ3R
Pengaturan waktu
belum konsisten
dengan rencana
pembelajaran
Alokasi waktu
mengerjakan LKS
dan menjelaskan
kembali kurang
Siswa masih
sedikit kesulitan
dalam
menjalankan
metode
pembelajaran
SQ3R
Siswa masih
kesulitan dalam
menyimpulkan
isi teks bacaan
Mengoptimalkan
waktu untuk
mengerjakan LKS
dan menjelaskan
kembali
Guru memberikan
penjelasan kembali
bagaimana
pelaksanaan
pembelajaran
metode SQ3R dan
lebih
mengoptimalkan
pengelolaan kelas
2 Aktivitas
pembelajaran Kesulitan
membimbing siswa
dalam membaca
dan memahami
suatu bacaan
Pengamatan yang
kurang merata
terhadap siswa
Belum dapat
mengkondisikan
dengan baik
Siswa belum
serius dalam
membaca dan
memahami
suatu bacaan
yang telah
dibacanya
Siswa antusias
saat membuat
pertanyaan dari
teks yang
dibacanya
Suasana kelas
cukup berisik
saat membaca
teks bacaan
Keaktifan siswa
saat membaca
masih kurang
disiplin dan
terlihat tidak
semuanya
membaca
Aktifitas siswa
Aktifitas siswa
ditingkatkan
dengan cara
membeikan
motivasi dan
dorongan terhadap
siswa dalam
membaca
Memberikan
suasana yng
menyenangkan dan
santai dalam kelas
agar siswa senang
dalam membaca
Guru bertindak
lebih tegas lagi
untuk menghadapi
siswa yang tidak
disiplin
Guru memberikan
motivasi supaya
setiap siswa yang
maju ke depan
kelas dapat
55
untuk
membacakan
teks kembali
teks bacaan
dengan
menggukanakan
kata-kata sendiri
masih dirasa
kurang
dikerjakan dengan
baik
3 Kemampuan
membaca Teks bacaan yang
diberikan kurang
menarik
Beberapa siswa
terlihat masih
ada yang belum
bisa
menyimpulkan
teks bacaan
Guru akan
memberikan teks
bacaan yang
menarik siswa
untuk senang
membaca
Guru memberikan
arahan yang lebih
detail cara
menyimpulkan isi
teks bacaan
2. Tindakan pembelajaran siklus II
a. Tahapan perencanaan
Tahap perencanaan siklus II ini dimulai dengan menyiapkan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pelajaran Bahasa Indonesia, menyiapkan materi
ajar, LKS (Lembar Kerja Siswa), menyiapkan soal tes keterampilan membaca
pemahaman bahasa Indonesia siklus II, menyimpulkan lembar observasi peneliti
dan siswa, dan keperluan pembelajaran lainnya.
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran harus lebih diarahkan. Guru akan memberikan teks bacaan yang
lebih menarik siswa untuk membaca dari siklus I dan memberikan arahan yang
lebih detail cara menyimpulkan isi teks bacaan. Pengaturan waktu harus lebih
optimal seperti alokasi waktu untuk mengerjakan LKS ditambah menjadi 35 menit
dari sebelumnya 30 menit agar siswa dapat menyelesaikan secara maksimal. Guru
pun lebih tegas dalam mengkondisikan kelas, memberikan pengarahan secara
detail dan memberikan suasana kelas yang menyenangkan dan santai tapi serius
serta memberikan reward kepada siswa yang sudah berani membaca tanpa teks di
depan teman-temannya agar siswa yang lainnya termotivasi baik keaktifannya
56
maupun dalam membacanya. Selain itu posisi duduk siswa diubah, agar siswa
tidak mudah bosan dan dapat berbaur dengan teman lainnya.
Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah mencari informasi
tersirat, rujukan kata dan makna kata dalam teks bacaan melalui metode SQ3R,
dengan indicator keberhasilan siswa dapat menemukan informasi tersirat,
menemukan rujukan kata dan menentukan makna kata dari teks bacaan. Target
pada siklus II ini siswa semakin baik dalam menggunakan metode pembelajaran
SQ3R dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman siswa semakin meningkat
dibandingkan dengan siklus I yaitu sesuai dengan target pencapaian penilaian ini
minimal nilai rata-rata kelas siswa mencapai >70.
b. Tahap Pelaksanaan
Tindakan pembelajaran siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan
dengan alokasi waktu 2x35 menit tiap pertemuannya.
1) Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dalam siklus II berlangsung selama 2x35 menit (2 jam
pelajaran) yang dimulai dari jam 10.50-12.50 WIB. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan membuka kegiatan pembelajaran dan apersepsi kepada siswa dan
selanjutnya guru mengabsen siswa yang berjumlah 34 orang.
Kemudian guru mengkondisikan kelas dengan lebih tegas agar semua
siswa lebih disiplin, kegiatan selanjutnya adalah guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi siklus II dan memberikan penjelasan dan pengarahan
supaya proses pembelajaran lebih baik lagi dan siswa semakin baik dalam
menerapkan metode pembelajaran SQ3R yaitu dalam memahami suatu teks
dengan menggunakan metod SQ3R. Siswa disurh mencari informasi tersirat dan
rujukan kata dalam teks tersebut yang sudah dibagikan oleh guru kepada siswa,
sebelumnya guru memberikan contoh kepad siswa cara mencari informasi tersirat
dan rujukan kata dalam teks yang nantinya kan dibaca terlebih dahulu, setelah
siswa mengerti apa itu informasi tersirat dan rujukan kata, saatnya guru
memberikan penjelasan mengenai materi tersebut kepada siswa agar lebih
mengerti lagi materi yang akan dipelajarinya. Tahap selanjutnya yang dilakukan
57
guru seperti siklus I di pertemuan 1-2 pembelajaran melakukan pembelajarannya
menggunakan metode SQ3R.
Pada pertemuan ketiga ini, siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran
metode SQ3R dengan ini siswa sudah mulai bisa memahami teks bacaan yang
sudah mereka baca. Pada pertemuan ketiga ini, sebagian besar siswa sudah dapat
menceritakan kembali teks bacaan dengan menggunakan bahasa mereka sendiri.
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer memberikan
penilaian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung dan menyimplkan apa
yang telah dilaksanakan dan memberikan saran agar pada pertemuan selanjutnya
lebih baik lagi dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode SQ3R.
2) Pertemuan keempat
Pertemuan keempat sama halnya dengan pertemuan sebelumnya
berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai pukul 10.50-12.50
WIB. Pembelajaran diawali dengan pembukaan dan mengecek daftar hadir siswa
lalu memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, selanjutnya memberikan
materi kepada siswa. Kali ini materinya menentukan makna dari teks bacaan,
petama-tama guru memberikan contoh nyata kepada siswa makna kata dari teks
bacaan yang lainnya. Pada pembahasan kali ini siswa sudah sangat mengerti dan
pada pertemuan keempat ini siswa jauh lebih baik dari pertemuan 1, 2 dan 3. Pada
pertemuan keempat ini guru memberikan tes akhir siklus II diakhir pembelajaran
yang berisi pertanyaan dari isi wacana yang dibaca siswa, selama proses
berlangsung suasana pun menjadi sepi dan hening setelah waktu habis siswa
segera mengumpulkan lembar jawaban tes akhirnya kepada guru.
c. Tahap observasi
Tindakan pembelajaran silus II ini dapat dikatakan sudah baik, karena dari
pertemuan ketiga pembelajaran sudah berjalan tetib dan lancer. Sudah tampak
terlihat keaktifan siswa dalam meneliti, membuat pertanyaan dan menjawabnya,
membaca teks dan menyimpulkannya dengan bahasa sendiri. Sudah mulai tercipta
suasana aktif dalam kelas. Semangat siswa untuk menjadi yang terbaik diantara
siswa lainnya terlihat lebih meningkat disbanding pada siklus I. Pada siklus II
58
keberanian siswa dalam menceritakan kembali teks bacaan dengan bai dihadapan
teman-temannya. Jika pada silus II ini siswa mulai terbiasa dengan metode
pembelajaran SQ3R dan menjalankannya dengan baik. Walaupun tentunya masih
ada kekurangan-kekurangan yang terjadi. Hasil pengamatan aktivitas siswa
melalui lembar observasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Obsevasi Guru
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdo‟a
2 Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang
akan disampaikan dengan menggunakan metode
pembelajran SQ3R
3 Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran SQ3R
4 Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran membaca
intensif
5 Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran
SQ3R.
6 Guru menyuruh siswa mensurvey judul, sumberdan
ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan
rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan
makna kata dari setiap paragraph
7 Guru menyuruh siswa membuat pertanyaan dari
hasil survey
8 Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan
secara mandiri
9 Guru mengamati aktifitas siswa saat membaca dan
memberi bantuan atau bimbingan seperlunya
10 Guru meminta siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan yang sudah mereka buat
11 Guru meminta siswa untuk membacakan isi teks
bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri
12 Guru meminta siswa secara bersama memeriksa
ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting,
mulai dari pertama sampai akhir
13 Penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari bersama
14 Guru mengingatkan siswa untuk mempelari
kembali materi yang telah diajarkan dan materi
selanjutnya
59
15 Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam
Tabel 4.11
Hasil Observasi Siswa
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal
Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
2 Siswa menjawab pertanaan dari guru
3 Siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
4 Kegiatan Inti
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan materi pembelajaran
5 Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan dari
guru
6 Siswa mengerti tentang metode pembelajaran SQ3R
7 Siswa mensurvey judul, sumber dan ide pokok,
gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat,
informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari
setiap paragraph
8 siswa membuat pertanyaan dari hasil survey
9 Siswa membaca teks bacaan
10 Siswa mencatat jawaban pertanyaannya
11 Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan
menggunakan kalimat sendiri
12 Siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-
bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari
pertama sampai akhir
13 Penutup
Siswa memperhatikan dan mencatat kesimpulan
dari guru
14 Siswa mengemukakan pendapat kepada temannya
15 Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa
16 Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
60
Berdasarkan hasil observasi siswa dan guru di siklus II ini, sudah
dilakukan dengan baik dan semua langkah-langkah observasi telah tercapai dan
hasil nilai pembelajaran siswa telah mencapai nilai KKM 70.
Tabel 4.12
Hasil Belajar Siklus II
Nomor Nama Siswa KKM NILAI
Urut Induk
1 3579 A. Hafizh, Surmana 70 77
2 3580 A. Muslih, Effendy Ismail 70 77
3 3582 A. Syaefulloh, Surifto 70 77
4 3583 A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini 70 90
5 3538 A. Zakaria, Djarkasi 70 77
6 3584 Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto 70 80
7 3868 Bagas Yudha Pratama, Ade
Firdijansyah 70 77
8 3588 Fadil Fazari, Iwan Shalahudin 70 94
9 3505 Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo 70 87
10 3542 Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid 70 77
11 3591 Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji 70 80
12 3779 Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono 70 80
13 3592 Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan 70 80
14 3594 Lutfhi Ahmad Maulana, Agus
Rohmani 70 87
15 3599 M. Arifin Said, H. M. Amin 70 97
16 3556 M. Azka Tanzila, Rusydi 70 77
17 3547 M. Dhia Ramadhan, Hilaludin 70 80
18 3557 M. Fadhlan Ilyasa, Munawir 70 80
19 3559 M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan 70 80
20 3679 M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo 70 80
21 3550 M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani 70 80
22 3598 M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus 70 87
23 3561 M. Zaydan Ardabili, Rohmani 70 80
24 3552 M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf 70 97
25 3553 Marwan Hadid, Ali Nurdin 70 87
26 3563 Naufal Firza Zahran,M.Sibli 70 77
27 3603 Nizar Yafi, Oon Zamroni 70 80
28 3564 Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar 70 90
29 3566 Raihan Al Farisi, Era Buhairah 70 87
61
30 3567 Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto 70 90
31 3568 Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur 70 90
32 3571 Taufiqurrahman Bakri, Haryadi 70 77
33 3572 Tegar Amirul Ichsan Dwiputra 70 80
34 3610 Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli 70 77
JUMLAH 2813
RATA-RATA 82,74
Berdasarkan hasil belajar siswa di silus II ini siswa sudah mencapai nilai
di atas KKM 70, di antaranya yang mendapat nilai 77 sebanyak 10 orang, nilai 80
sebanyak 12 orang, nilai 87 sebanyak 5 orang, nilai 90 sebanyak 4 orang, nilai 94
sebanyak 1 orang, nilai 97 sebanyak 2 orang. Di siklus II ini sudah terlihat siswa
mengerti dan sudah jauh lebih baik dari siklus I atau dari pertemuan pertama dan
pertemuan kedua. Nilai tertinggi di siklus II ini 97 dan nilai terendahnya 77 dan
nilai rata-rata di siklus II ini 82.74, selisih nilai rata-rata dari siklus I 71.62 dan
siklus II 82.74 adalah 11,12, sudah terlihat peningkatan siswa di siklus II ini
meningkat dari siklus I.
d. Tahap Refleksi
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan guru
pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu metode pembelajaran SQ3R.
Dalam pembelajaran ini semua tahapan dan langkah-langkahnya sudah sesuai
dengan baik. Pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan metode
SQ3R membantu siswa dalam pembelajaran, hasilnya siswa jauh lebih baik dalam
membaca.
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran dilaksanakan
melalui lembar observasi sudah baik dalam menerapkan metode pembelajaran
SQ3R. hasil tes keterampilan membaca pemahaman siswa siklus II sudah
menunjukkan hasil yang lebih baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai hasil siswa
yang sudah mencapai nilai KKM 70.
62
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun non tes. Diantaranya sebagai berikut:
1. Data hasil tes keterampilan membaca pemahaman siswa pada setiap akhir
siklus.
Dari hasil analisis diperoleh tingkat keterampilan membaca pemahaman
siswa tinggi. Tingkat keterampilan membaca pemahaman terendah dan rata-rata
keterampilan membaca pemahaman siswa yang dirangkum dalam tabel berikut:
Table 4.13
Rekapitulasi Tingkat Keterampilan Membaca Pemahaman Membaca
Tingkat keterampilan membaca
siswa
Hasil tes keterampilan
membaca siswa
Siklus I Siklus II
Tingkat Tinggi 95 97
Tingkat rendah 58 77
Rata-rata tingkat 71 82
Indikator ketercapaian keterampilan membaca pemahaman siswa dalam
penelitian ini adalah jika siswa mendapat nilai rata-rata keseluruhan ≥ 70, maka
penelitian dihentikan. Dilihat dari presentase tingkat keterampilan membaca
pemahaman siswa melalui peningkatan mulai dari tes awal ke siklus I kemudian
ke siklus II. Dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,12.
Persentase tingkat keterampilan membaca pemahaman siswa dapat dikonversikan
dalam grafik berikut:
Grafik 4.2
Tingkat Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Siklus II
2. Lembar observasi
63
Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti didampingi oleh
observer. Observer tersebut adalah guru mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas
V yang diberikan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk
mengetahui dan mengukur keterampilan peneliti sebagai guru yang menerapkan
inovasi pembelajaran. Kemudian observasi dilakukan untuk mengetahui dan
mengukur keterampilan membaca siswa dalam memahami teks bacaan atau yang
mereka baca yang dilakukan oleh peneliti dan observer.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
1. Keterampilan membaca
Pada dasarnya keterampilan membaca baru pertama kali diterapkan di
sekolah ini. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan kebiasaan guru yang mengajar
tanpa menggunakan metode, teknik, ataupun strategi lainnya, termasuk pada
pembelajaran membaca pemahaman. Guru hanya menyuruh siswa untuk
membaca secara lisan dengan mimic dan ekspresi seadanya. Oleh sebab itu
keterampilan membaca pemahaman siswa masih kurang menonjol.
Berdasarkan penelitian telah terbukti bahwa keterampilan membaca
sebagai pembelajaran mampu meningkatkan keterampilan membaca siswa kelas
V sehingga mereka mampu memahami bacaan yang mereka baca. Hal ini sesuai
dengan teori keterampilan membaca merupakan keterampilan berbahasa yang
harus dilatihkan kepada siswa. Sebagai keterampilan yang paling sering
digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia, semestinya keterampilan
membaca ini dapat dimiliki oleh setiap siswa dengan baik. Teori yang
dikemukakan oleh Tarigan membaca adalah sejenis kegiatan membaca yang
berupaya menafsirkan pengalaman, menghubungkan informasi baru dengan yang
telah diketahui, menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bahasa
(bacaan) tertulis.
2. Metode SQ3R
Metode merupakan suatu cara yang digunakan guru kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Metode disesuaikan dengan materi pelajaran yang
akan diberikan. Seperti pembahasan pada bab terdahulu bahwa pada pembelajaran
64
membaca metode yang cocok digunakan adalah SQ3R, agar siswa mudah
mengingat dan memahami bacaan yang mereka baca. Sedangkan metode/teknik
yang digunakan adalah membaca dengan tahapan-tahapan metode SQ3R siswa
mampu memahami bacaan yang mereka baca, mereka tidak hanya membaca tetapi
mereka paham dengan yang mereka baca. Sesuai dengan yang terjadi di lapangan,
bahwa dengan penetapan metode SQ3R yang dapat memahami bacaan dengan
mudah. Dengan metode/teknik yang tepat ini pula dpat tercipta suasana belajar
yang kondusif, maka pelajaran aka terasa lebih menyenangkan.
3. Perbandingan dengan penelitian relevan
Pada pembahasan sebelumnya telah terlihat bahwa ada perbedaan ke arah
yang lebih baik tentang bercerita kembali siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil
keterampilan membaca pemahaman kembali siswa meningkat dari rata-rata 71.62
pada siklus I menjadi 82.74 pada siklus II. Artinya terjadi peningkatan sebesar
11.12. Sama halnya dengan Yuni Ambarsari yang berjudul “Penerapan metode
SQ3R dalam Peningkatan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas IV SD
Negeri Trirejo”. Memberikan kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan
bahwa pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan menerapkan metode
SQ3R siswa kelas IV SD Negeri Trirejo. Hasil kemampuan membaca pemahaman
siswa meningkat dari rata-rata 83.05 pada siklus I meningkat menjadi 85.02 pada
siklus II. Perbedaan hanya pada perolehan angka yang didapat oleh peneliti.
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam
dua silus dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan membaca
pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R pada siswa kelas V di MI Al-
Khairiyah Pagi mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014.
Hal tersebut dapat dilihat dari aktivitas siswa dlam proses pembelajaran yang
semaakin meningkat dalam siklusnya, yaitu nilai rata-rata siklus I 71.62 menjadi
82.74 di siklus II, peningkatan nilai rata-rata dari siklus I dan siklus II mencapai
11.12. Dari siklus I perolehan nilai hasil tes msih di bawah nilai KKM 70,
sedangkan di siklus II siswa meningkat hampir semuanya mencapai nilai KKM
≥70.
Sesuai dengan hasil penelitia tindakan kelas di atas, hipotesis yang telah
dirumuskan ternyata terbukti kebenarannya bahwa hasil belajar meningkat.
Keterampilan membaca pemahaman melalui metode SQ3R pada siswa kelas V
MI Al-Khairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-
2014.
b. Saran
Berdasarkan simpulan di atas beberapa saran yang dapat dipergunakan
sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan uraian penutupan skripsi
ini adalah:
1. Bagi guru dapat memperoleh keterampilan baru dengan menggunakan metode
SQ3R ini untuk menambah variasi belajar untuk siswa dalam meningkatkan
keterampilan membaca pem,ahaman siswa.
2. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat meningkatkan keterampilan membaca
pemahaman pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
3. Bagi peneliti dapat menggunakan dan menerapkan metode SQ3R dalam
kemampuan membaca pemahaman di sekolah dan menambah wawasan dan
kreativitas.
66
4. Bagi sekolah hasil penelitian ini dapat digunakan oleh sekolah sebagai bahan
membuat kebijakan untuk meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran
khususnya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
67
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Membaca 2, Jakarta: Cipta Karya 1996
Arikunto Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara,
2008
Fatra, Maifalinda. A. Rozak. Bahan Ajar PLPGPenelitian Tindakan Kelas. 2010.
Jakarta: FITK UIN
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2010
Kridalaksana, Harimurti, Kamus Linguistik, Jakarta: Gramedia 1984
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. 2011. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Mulyati Yeti, Membaca, Jakarta: Cipta Karya 1997
Muriadi, dkk, Pembaca Teknik Jitu Terampil, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008
Natalia, Margaretha Mega dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas,
Bandung: Tinta Emas, 2008
Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca, Bandung: CV. Sinar
Baru 1989
Rozak, Abd.,dkk, Kompilasi Undang-undang & Peraturan Bidang Pendidikan,
Jakarta, FITK Press.,2010
______________, Standar Sarana Prasarana dan Tenaga Kependidikan ,
Jakarta, FITK Press.,2010
Sukmadinata, Nana Syaodih, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010
Sukardi, Dewa Ketut, Bimbingan Perkembangan Jiwa Anak, Jakarta: Ghalia
Indonesia 1987
Suwendi. Metodologi Penelitian. 2011. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah
Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif , Jakarta: PT. Gramedia 1989
Tampubolon, DP., Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien
Bandung: Angkasa 1986
68
Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Bandung: Angkasa 1979
Wahyudin, Uyu, Evaluasi Pembelajaran SD, Bandung:UPI Press,2006
Y, Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Jakarta,
Universitas Terbuka.,2008
69
LEMBAR REFERENSI
Nama : Rohaithoh
NIM : 18090183000038
Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui Penerapan
Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Siswa Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan
Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013-2014
BAB No. Referensi Paraf
Pembimbing
I 1. Abd.Rozak,dkk, Kompilasi Undang-undang &
Peraturan Bidang Pendidikan (Jakarta, FITK
Press.,2010) h.361
2. Budinuryanta, dkk., Pengajaran Keterampilan
Berbahasa, (Jakarta, Universitas Terbuka.,2008) h. 1.4
II 1. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979)
hlm. 10
2. Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik (Jakarta:
Gramedia 1984) hlm. 122
3. Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta:
PT. Gramedia 1989) hlm. 4
4. DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik
Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986)
hlm. 228
5. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979)
hlm. 10
6. Nurhadi, Bagaimana Meningkatkan Kemampuan
Membaca (Bandung: CV. Sinar Baru 1989) hlm. 14
7. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979)
hlm. 10
8. Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta:
PT. Gramedia 1989) hlm. 84
9. DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik
Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986)
hlm. 228
10. Akhmad, Membaca 2 (Jakarta: Cipta Karya 1996) hlm.
88
11. Yeti Mulyati, Membaca (Jakarta: Cipta Karya 1997)
hlm. 65
70
12. DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik
Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986)
hlm. 228
13. Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa (Bandung: Angkasa 1979)
hlm. 10
14. DP. Tampubolon, Kemampuan Membaca Teknik
Membaca Efektif dan Efisien (Bandung: Angkasa 1986)
hlm. 228
15. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan Perkembangan Jiwa
Anak (Jakarta: Ghalia Indonesia 1987) hlm. 105
16. Soedarso, Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta:
PT. Gramedia 1989) hlm. 84
17. DP. Tampubolon, Mengembangkan Minat dan
Kebiasaan Membaca Pada Anak (Bandung: Angkasa
1991) hlm. 45-61
18. Muriadi, dkk, Pembaca Teknik Jitu Terampil,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm.155
III 1. Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VII, h. 2-3.
2. Nana Syaodih Sukmadinata, Penelitian Tindakan Kelas,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. VI, h.
140.
3. Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada, 2010), Cet. V,h. 46.
4. Margaretha Mega Natalia dan Kania Islami Dewi,
Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Tinta Emas,
2008), Cet. I, h. 4.
5. Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas,
(Jakarta: Remaja Rosda Karya, 2007) h.19.
6. Uyu Wahyudin, Evaluasi Pembelajaran SD,
(Bandung:UPI Press,2006), h. 41.
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI Al-Khairiyah Pagi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke : 1 / 2
Alokasi waktu : 4 x 35 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca sekilas,
membaca memindai dan membaca cerita anak
Kompetensi Dasar : 7.1. Membandingkan isi dua teks yang dibaca dengan
membaca sekilas
Indikator : 1. Menentukan gagasan utama dari teks bacaan
2. menentukan informasi tersurat dan rinci tersurat dari
teks bacaan
Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan gagasan
utama dari teks bacaan dengan benar.
2. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan
informasi tersurat dan rinci tersurat dengan tepat
Materi Pokok : Teks bacaan
Uraian Materi : 1. Gagasan utama
2. Informasi tersurat dan rinci tersurat
Metode Pembelajaran : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
I. PENDAHULUAN (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Mengucapkan salam dan berdo‟a Menjawab salam dan berdo‟a Religious
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan Rasa ingin tahu
72
Melakukan apersepsi Menjawab pertanyaan Mandiri
Memberikan penjelasan
mengenai materi yang akan
dibahas dengan metode SQ3R
Memperhatikan Rasa ingin tahu
II. KEGIATAN INTI (Waktu : 50 menit)
A. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Menjelaskan pengertian metode
SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review)
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Perhatian, Rasa
ingin tahu
Memberikan siswa kesempatan
untuk bertanya tentang metode
SQ3R
Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya tentang
metode SQ3R
Rasa ingin tahu
Membaca teks bacaan Membaca teks bacaan Tanggung
jawab, teliti
Menyuruh siswa untuk mencari
gagasan utama dan informasi
tersurat dan rinci tersurat dari
teks bacaan yang sudah dibaca
Melakukan perintah yang
diberikan oleh guru
Rasa ingin tahu,
teliti
Memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya
Bertanya kepada guru jika
tidak mengerti
Rasa ingin tahu,
berani
Memberikan contoh dari satu
paragraph mengenai gagasan
utama, informasi tersurat dan
rinci tersurat dari teks bacaan
Memperhatikan saat guru
sedang memberikan contoh
mengenai materi dari teks
bacaan
Perhatian, rasa
ingin tahu,
konsentrasi
Meminta siswa untuk mensurvey
atau meneliti judul, topic dan
gagasan utama, informasi tersurat
dan rinci tersurat dari teks bacaan
Siswa menerima tugas yang
diberikan oleh guru
Kerjasama,
tanggung jawab,
saling
menghargai
Meminta siswa untuk membuat
beberapa pertanyaan dari hasil
survey siswa
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
Tanggung
jawab, teliti, rasa
ingin tahu
Meminta kepada siswa untuk
membaca teks bacaan secara
bersamaan dengan mengikuti
instruksi dari guru
Siswa membaca teks bacaan
secara bersama-sama dan
mengikuti instruksi guru
Tanggung
jawab, disiplin
Mengamati proses saat siswa
membaca teks bacaan
Siswa membaca teks bacaan Teliti, tanggung
jawab
Meminta siswa untuk mencari
jawaban dari pertanyaan yang
sudah mereka buat di tahap ke
dua
Siswa melakukan perintah
yang diberikan oleh guru
untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang sudah
mereka buat
Tanggung
jawab, teliti, rasa
ingin tahu
73
B. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Mengamati prose pembelajaran
melalui metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review)
Siswa melakukan kegiatan
dengan metode SQ3R
Kerjasama,
disiplin
Meminta beberapa siswa untuk
membacakan kembali isi teks
bacaan dengan menggunakan
kalimat atau kata-kata sendiri
Siswa secara bergantian
membacakan isi teks bacaan
dengan kalimat atau kata-
kata sendiri
Rasa ingin tahu,
tanggung jawab
Memberikan reward kepada
setiap siswa yang sudah
membacakan isi teks bacaan
dengan baik dan benar dari teks
bacaan
Siswa menerima reward
kepada setiap siswa yang
sudah membacakan isi teks
bacaan dengan baik dan
benar dari teks bacaan
Motivasi,
kompetensi
III. KEGIATAN PENUTUP (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Bersama siswa menyimpulkan
hasil kegiatan inti
Secara klasikal siswa dapat
menyimpulkan isi teks
bacaan dengan baik
Perhatian
Mengajukan post test kompetensi
hasil pembelajaran
Mengerjakan post test
kompetensi secara individu
Percaya diri
Berdo‟a dan menjawab salam Berdo‟a dan mengucapkan
salam
Religious
Sumber Belajar : Paket buku pelajaran Bahasa Indonesia BSE
Media : Hand Out, Tulis
PENILAIAN :
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen Kunci
Jawaban Skor
1 Menentukan
gagasan
utama
Tes Tertulis
-Uraian
singkat
1. Apa yang
dimaksud
gagasan utama ?
Gagasan utama
adalah ide
pokok bahasan
pada suatu
wacana.
Gagasan utama
terletak pada
kalimat di awal
paragraph, di
akhir paragraph,
atau di awal dan
akhir paragraf
Perhatian
74
2 Menentukan
informasi
tersurat dan
rinci tersurat
dari teks
bacaan
Tes Tertulis
-uraian
singkat
2. apa yang
dimaksud
informasi
tersurat dan
rinci tersurat
dari teks bacaan
?
2. informasi
tersurat adalah
bacaan nyata
yang ada dalam
teks bacaan dan
kalau rinci
tersurat adalah
kata kunci yang
terdapat dari
teks bacaan tapi
tidak ada
jawabannya
dalam teks
bacaan.
50
Jakarta, 28 Januari 2014
Mengetahui : Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I. Rohaithoh, A. Md.
NIP. 196003122006041018
75
Hand Out:
Semut dan Jangkrik
Sebelum musim dingin tiba sekumpulan semut bekerja keras
mengumpulkan makanan ke dalam sarangnya. Mereka bekerja dengan giat dan
saling bekerja sama. Jangkrik melihat semut yang bekerja keras menyindir, “untuk
apa kalian bekerja keras seperti itu sedangkan musim dingin masih lama?” kata
jangkrik. “ ini adalah bekal kami ketika nanti musim digin tiba, jadi kami tidak
akan susah-susah untuk mencari makan di hari yang dingin.” kata semut dengan
nada merendah. Namun jangkrik malah tertawa sambil meninggalkan kawanan
semut dia bermain sulingnya dengan nyaring.
Ketika musim dingin tiba, tampak kawanan semut sedang asyik menikmati
makanan yang mereka kumpulkan. Sedang asyiknya mereka makan, terdengar
suara minta tolong.”Tolong,…tolong,…tolong,….”. suara itu sangat dekat
terdengar.” Itu seperti suara jangkrik? Tetangga kita!” kata semut. “ayo kita lihat,
mungkin ada yang dapat kita lakukan untuknya!” kata semut lagi.
Maka kawanan semut melihat ke sarang jangkrik. Benar saja terlihat
jangkrik sedang merintih kesakitan. Rupanya dia kelaparan. Tidak ada persediaan
makanan sedikitpun dalam sarangnya. Lalu kawanan semut memberikan sebagian
makanannya kepada jangkrik. Jangkrik merasa sangat malu dan menyesal dengan
apa yang dia lakukan tempo hari kepada kawanan semut. Jangkrik mengucapkan
banyak terima kasih kepada kawanan semut. Akhirnya mereka bersama-sama
hidup rukun dan saling tolong menolong. Mereka makan dan bernyanyi bersama-
sama. Indahnya kebersamaan dengan saling peduli dan saling tolong.
Setelah membaca wacana di atas jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang dilakukan semut sebelum masuk musim dingin?
2. Apa yang dilakukan jangkrik?
3. Siapa yang meminta tolong?
4. Apakah semut menolong jangkrik? Jelaskan!
5. Mengapa semut menolong jangkrik?
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : MI Al-Khairiyah Pagi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : V/II
Pertemuan ke : 1 / 2
Alokasi waktu : 4 x 35 menit
Standar Kompetensi : 7. Memahami teks dengan membaca intensif,
membaca nyaring dan membaca pantun
Kompetensi Dasar : 7.1. menemukan kalimat utama, informasi tersirat, rujukan
kata dan makna kata pada tiap paragraph melalui
membaca intensif
Indikator : 1. Menentukan informasi tersirat dari teks bacaan
2. Menemukan rujukan kata dari teks bacaan
3. Menentukan makna kata dari teks bacaan
Tujuan Pembelajaran : 1. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan
informasi tersirat dari teks bacaan dengan benar.
2. Melalui metode SQ3R siswa dapat menemukan
Rujukan kata dari teks bacaan dengan benar
3. Melalui metode SQ3R siswa dapat menentukan makna
kata dari teks bacaan dengan tepat
Materi Pokok : Teks bacaan
Uraian Materi : 1. Menemukan informasi tersirat
2. Menemukan rujukan kata
3. Menentukan makna kata
Metode Pembelajaran : SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
77
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
I. PENDAHULUAN (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Mengucapkan salam dan berdo‟a Menjawab salam dan berdo‟a Religious
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memperhatikan Rasa ingin tahu
Melakukan apersepsi Menjawab pertanyaan Mandiri
Memberikan penjelasan
mengenai materi yang akan
dibahas dengan metode SQ3R
Memperhatikan Rasa ingin tahu
II. KEGIATAN INTI (Waktu : 50 menit)
A. Eksplorasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Menjelaskan pengertian metode
SQ3R (Survey, Question, Read,
Recite, Review)
Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Perhatian, Rasa
ingin tahu
Memberikan siswa kesempatan
untuk bertanya tentang metode
SQ3R
Siswa diberi kesempatan
untuk bertanya tentang
metode SQ3R
Rasa ingin tahu
Membaca teks bacaan Membaca teks bacaan Tanggung
jawab, teliti
Menyuruh siswa untuk mencari
gagasan utama dan informasi
tersurat dan rinci tersurat dari
teks bacaan yang sudah dibaca
Melakukan perintah yang
diberikan oleh guru
Rasa ingin tahu,
teliti
Memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya
Bertanya kepada guru jika
tidak mengerti
Rasa ingin tahu,
berani
Memberikan contoh dari satu
paragraph mengenai gagasan
utama, informasi tersurat dan
rinci tersurat dari teks bacaan
Memperhatikan saat guru
sedang memberikan contoh
mengenai materi dari teks
bacaan
Perhatian, rasa
ingin tahu,
konsentrasi
Meminta siswa untuk mensurvey
atau meneliti judul, topic dan
gagasan utama, informasi tersurat
dan rinci tersurat dari teks bacaan
Siswa menerima tugas yang
diberikan oleh guru
Kerjasama,
tanggung jawab,
saling
menghargai
Meminta siswa untuk membuat
beberapa pertanyaan dari hasil
survey siswa
Siswa mengerjakan tugas
yang diberikan guru
Tanggung
jawab, teliti, rasa
ingin tahu
Meminta kepada siswa untuk
membaca teks bacaan secara
bersamaan dengan mengikuti
instruksi dari guru
Siswa membaca teks bacaan
secara bersama-sama dan
mengikuti instruksi guru
Tanggung
jawab, disiplin
Mengamati proses saat siswa
membaca teks bacaan
Siswa membaca teks bacaan Teliti, tanggung
jawab
78
Meminta siswa untuk mencari
jawaban dari pertanyaan yang
sudah mereka buat di tahap ke
dua
Siswa melakukan perintah
yang diberikan oleh guru
untuk mencari jawaban dari
pertanyaan yang sudah
mereka buat
Tanggung
jawab, teliti, rasa
ingin tahu
B. Elaborasi
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Mengamati prose pembelajaran
melalui metode SQ3R (Survey,
Question, Read, Recite, Review)
Siswa melakukan kegiatan
dengan metode SQ3R
Kerjasama,
disiplin
Meminta beberapa siswa untuk
membacakan kembali isi teks
bacaan dengan menggunakan
kalimat atau kata-kata sendiri
Siswa secara bergantian
membacakan isi teks bacaan
dengan kalimat atau kata-
kata sendiri
Rasa ingin tahu,
tanggung jawab
Memberikan reward kepada
setiap siswa yang sudah
membacakan isi teks bacaan
dengan baik dan benar dari teks
bacaan
Siswa menerima reward
kepada setiap siswa yang
sudah membacakan isi teks
bacaan dengan baik dan
benar dari teks bacaan
Motivasi,
kompetensi
III. KEGIATAN PENUTUP (Waktu : 10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter Bersama siswa menyimpulkan
hasil kegiatan inti
Secara klasikal siswa dapat
menyimpulkan isi teks
bacaan dengan baik
Perhatian
Mengajukan post test kompetensi
hasil pembelajaran
Mengerjakan post test
kompetensi secara individu
Percaya diri
Berdo‟a dan menjawab salam Berdo‟a dan mengucapkan
salam
Religious
Sumber Belajar : Paket buku pelajaran Bahasa Indonesia BSE
Media : Hand Out, Tulis
PENILAIAN :
No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen Kunci
Jawaban Skor
1 Menentukan
informasi
tersirat dari
teks bacaan
Tes Tertulis
-Uraian
singkat
1. Kesimpulan
bacaan di atas
adalah ?
Gagasan utama
adalah ide
pokok bahasan
pada suatu
wacana.
Gagasan utama
30
79
terletak pada
kalimat di awal
paragraph, di
akhir paragraph,
atau di awal dan
akhir paragraf
2 Menemukan
rujukan kata
dari teks
bacaan
Tes Tertulis
-uraian
singkat
2. Temukan
rujukan kata
dari teks bacaan
?
2. Menentukan
kata ganti aku,
di, mereka,
kamu dari teks
bacaan.
Contoh: aku
kembali kepada
nama tokoh dari
teks bacaan
30
3 Menentukan
makna kata
dari teks
bacaan
Tes Tertulis
-uraian
singkat
3. menentukan
sinonim dan
antonim dari
teks bacaan
Sinonim adalah
dua kata atau
lebih yang
artinya sama
atau mirip.
Contohnya:
sederhana dan
simple
Antonim adalah
kata-kata yang
berlawanan arti.
Arti kata-kata
berantonim itu
saling
bertentangan.
Contonya: kaya
dan miskin
40
Jakarta, Februari 2014
Mengetahui : Guru Mata Pelajaran,
Kepala Sekolah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I. Rohaithoh, A. Md.
NIP. 196003122006041018
80
Hand Out:
Berkunjung Ke Masjid Baiturrahman
Pernahkah kamu mengunjungi Masjid Raya Baiturrahman? Masjid Raya
Baiturrahman yang terletak di jantung Kota Banda Aceh, Nanggroe Aceh
Darussalam ini merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia yang memiliki
bentuk khas. Masjid ini terasa enak dipandang, mempunyai sentuhan arsitektur
agung dengan elemen-elemen seni ukir yang menarik, halaman yang luas, dan
terasa sejuk apabila berada di dalamnya. Keberadaan Masjid Raya Baiturrahman
tidak hanya dikenal di Kota Serambi Makkah tersebut, namun juga dikenal
masyarakat mancanegara. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai salah satu
Masjid termegah di Asia Tenggara.
Sejumlah referensi menyebutkan, Masjid Raya Baiturrahman dulunya
merupakan masjid kerajaan Aceh. Masjid ini dibangun pada masa kejayaan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636) yang sangat giat mengembangkan ajaran agama islam
di wilayah kerajaan Aceh. Ketika Belanda menyerang Kota Banda Aceh tahun
1873, masjid ini dibakar. Rakyat Aceh menuntut masjid itu dibangun kembali.
Kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah masjid sebagai
penggantinya. Waktu itu masjid yang dibangun berkubah tunggal dan selesai
dibangun 27 Desember 1883. Selanjutnya masjid tersebut diperluas menjadi tiga
kubah pada tahun 1935, dan terakhir diperluas lagi menjadi lima kubah (1959-
1968).
Dalam sejarahnya Masjid Raya baiturrahman juga pernah digunakan
sebagai markas dan tempat pertahanan ketika pasukan perang Aceh melawan
pemerintah kolonial. Bahkan pasukan Aceh yang bermarkas di masjid Raya
Baiturrahman ini berhasil menewaskan seorang Jenderal Belanda bernama J. H. R.
Kohler dalam suatu pertempuran pada tanggal14 April 1873. Tewasnya sang
jenderal menyebabkan serdadu Belanda ditarik kembali ke Batavia.
81
Setelah membaca wacana di atas jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Dimana letak masjid Raya Baiturrahman?
2. Bagaimana ciri masjid Raya Baiturrahman/
3. Siapa yang membangun masjid Raya Baiturrahman?
4. Apa yang terjadi ketika Belanda menyerang Aceh?
5. Siapa nama gubernur jenderal Belanda yang tewas pada masa perang
Aceh?
82
Nama : ……………………………….
Kelas/Semester : V /II
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Hari/Tanggal : …………../…………………..
Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf A, B, C, atau D untuk jawaban
yang paling benar dan tepat!
Di bangunan Taman Kupu kita dapat menikmati panorama kupu-kupu.
Bangunan ini terletak di samping Museum Ikan Air Tawar. Di sini pengunjung
dapat melihat secara langsung berbagai jenis kupu-kupu. Bahkan, di sini juga ada
penangkaran tempat berlangsungnya metamorphosis kupu-kupu.
1. Gagasan utama paragraf tersebut adalah….
A. Panorama Kupu-kupu
B. Bangunan Taman Kupu
C. Berbagi jenis kupu-kupu
D. Tempat metamorphosis kupu-kupu
Pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) memperkirakan sebanyak
1000 pengunjung hadir menjelang Tahun Baru 2014. Perkiraan ini dirasa tidak
berlebihan mengingat membludaknya pengunjng pada tahun lalu. Sebagai daya
tarik pengunjung, pengelola menyiapkan berbagai acara hiburan dengan tema
“Pesta Rakyat”, di antaranya pesta kembang api.
2. Gagasan utama paragraf tersebut adalah….
A. Pesta kembang api di TMII
B. Membludaknya pengunjung TMII
C. Perkiraan jumlah pengunjung TMII
D. Daya tarik pengelola TMII
3. Topik bacaan tersebut adalah….
A. Jalan-jalan
B. Menjelang Tahun Baru 2014
C. Taman Mini Indonesia Indah (TMII)
D. Pengunjung yang ramai
Bus Trans Jakarta yang lebih dikenal dengan sebutan Busway koridor VI
antara Ragunan dan Halimun mogok. Mogok kendaraan ini diduga disebabkan
karena kondisi mesin yang sudah lama dan tidak terawat. Tidak ada korban jiwa
dalam peristiwa ini. Penumpang dapat melanjutkan perjalanannya dengan
menggunakan busway yang lain.
4. Ide pokok paragraph di atas adalah….
A. Masyarakat harus hati-hati jika menggunakan busway
B. Faktor kesalahan manusia juga harus diselidiki
C. Mogoknya busway di jalan HR. Rasuna Said
D. Sebaiknya busway dirawat dengan baik agar tidak mogok
Nilai Paraf
83
Setiap orang, baik muda maupun tua, tertarik pada kegiatan-kegiatan yang
menarik. Umumnya, kegiatan menarik merupakan kegiatan yang
menggembirakan, menyenangkan, dan mengasyikkan. Kegiatan menarik dapat
berupa permainan, setenga pekerjaan, atau sepenuhnya pekerjaan, misalnya
bermain sepak bola, bermain sandiwara, memelihara ikan, dan berternak kelinci.
5. Gagasan utama paragraf di atas adalah….
A. Setiap orang tertarik pada kegiatan-kegiatan yang menarik
B. Kegiatan menarik merupakan kegiatan yang mengembirakan
C. Kegiatan menarik merupakan kegiatan yang mengasyikkan
D. Kegiatan menarik dapat berupa permaian, setenaga pekerjaan, atau
sepenuhnya pekerjaan
Pada hari Minggu di rumahku ramai sekali. Hari itu adalah hari ulang
tahunku yang ke-11. Teman-teman dating ke rumahku. Ibu membuatkan kue
ulang tahun untukku. Pesta ulang tahunku sangat meriah. Lilin ulang tahun
dinyalahkan. Menyanyikan lagu “Selamat Ulang Tahun”. Saat itu aku merasa
bahagia.
6. Suasana pestanya seperti apa….
A. Kacau
B. Sepi
C. Meriah
D. Senang
7. Tiga hari sebelum hari Minggu….
A. Senin
B. Rabu
C. Selasa
D. Kamis
Sebulan yang lalu aku membersihkan bak mandi itu. Airnya sekarang
terlihat keruh lagi. Ada jentik-jentik nyamuk di dasarnya. Endapan tanah juga
sudah mulai muncul. Melihatnya saja aku sudah merinding, apalagi
menggunakannya untuk mandi.
8. Gagasan pokok paragraph tersebut adalah….
A. Hati yang takut melihat air kotor
B. Air bak mandi yang sudah kotor
C. Kebiasaan yang tidak baik
D. Bak mandi yang tidak pernah dibersihkan
Buah apel sangat bermanfaat bagi tubuh. Banyak serat yang terkandung
dalam buah ini. Selain sangat baik bagi pencernaan, buah ini juga dapat mencegah
kanker. Bagi kaum perempuan, buah buah berkulit merah atau hijau sangat baik
untuk menjaga kehalusan kulit.
84
9. Judul yang tepat untuk bacaan di atas adalah….
A. Apel buah berserat
B. Zat dalam apel
C. Apel kaya manfaat
D. Apel pencegah penyakit
10. Buah apel selain banyak manfaatnya, apel juga dapat mencegah….
A. Paru-paru
B. Ginjal
C. Kanker
D. Lambung
Gondogan adalah penyakit infeksi akut (mendadak) yang disebabkan oleh
virus Mixovirus. Bagian tubuh yang diserang adalah kelenjar ludah (paratis) yang
terdapat dibagian bawah rahang, baik di sebelah kiri maupun kanan. Oleh karena
itu, penyakit ini disebut dengan parotis.
11. Oleh karena menyerang kelenjar tubuh, penyakit gondogan ini disebut dengan
istilah….
A. Paratis
B. Mixovirus
C. Kelenjar
D. Kanker
12. Penyakit gondogan disebut juga….
A. Kanker
B. Usus buntu
C. Paru-paru
D. Infeksi akut
Kegemukan bias terjadi pada usia anak-anak. Pada usia anak-anak,
kegemukan bisa berdampak secara psikologis, yaitu rasa percaya diri mereka
menjadi rendah. Rasa itu timbul karena sering diejek oleh teman-temannya. Oleh
karena itu, mereka menjadi sulit bergaul. Kondisi itupun menyebabkan mereka
sulit mendapatkan teman.
13. Dampak psikologis dari kegemukan pada usia anak-anak adalah….mejadi
rendah.
A. Percaya diri
B. Rendah hati
C. Tanggung jawab
D. Konsentrasi
14. Merasa sulit bergaul membuat anak-anak yang gemuk menjadi sulit….
A. Bermain
B. Mencari teman
C. Mendapatkan teman
D. Bersenang-senang
85
15. Anak-anak yang kegemukan membuat rasa percaya diri mereka hilang
karena….
A. Sering diejek teman
B. Sering dipuji teman
C. Sering diajak teman
D. Sering didustai teman
86
Kunci jawaban soal:
1. A
2. B
3. B
4. D
5. A
6. C
7. D
8. D
9. C
10. C
11. A
12. D
13. A
14. B
15. A
87
Hasil Belajar Siklus I
Nomor Nama Siswa KKM NILAI
Urut Induk
1 3579 A. Hafizh, Surmana 70 60
2 3580 A. Muslih, Effendy Ismail 70 60
3 3582 A. Syaefulloh, Surifto 70 70
4 3583 A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini 70 95
5 3538 A. Zakaria, Djarkasi 70 70
6 3584 Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto 70 87
7 3868 Bagas Yudha Pratama, Ade
Firdijansyah 70 77
8 3588 Fadil Fazari, Iwan Shalahudin 70 95
9 3505 Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo 70 58
10 3542 Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid 70 60
11 3591 Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji 70 77
12 3779 Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono 70 60
13 3592 Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan 70 65
14 3594 Lutfhi Ahmad Maulana, Agus
Rohmani 70 75
15 3599 M. Arifin Said, H. M. Amin 70 95
16 3556 M. Azka Tanzila, Rusydi 70 85
17 3547 M. Dhia Ramadhan, Hilaludin 70 70
18 3557 M. Fadhlan Ilyasa, Munawir 70 66
19 3559 M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan 70 77
20 3679 M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo 70 60
21 3550 M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani 70 65
22 3598 M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus 70 60
23 3561 M. Zaydan Ardabili, Rohmani 70 60
24 3552 M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf 70 90
25 3553 Marwan Hadid, Ali Nurdin 70 58
26 3563 Naufal Firza Zahran,M.Sibli 70 60
27 3603 Nizar Yafi, Oon Zamroni 70 70
28 3564 Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar 70 80
29 3566 Raihan Al Farisi, Era Buhairah 70 94
30 3567 Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto 70 60
31 3568 Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur 70 80
32 3571 Taufiqurrahman Bakri, Haryadi 70 70
33 3572 Tegar Amirul Ichsan Dwiputra 70 66
34 3610 Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli 70 60
JUMLAH 2435
RATA-RATA 71,62
88
Hasil Obsevasi Guru
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal
Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan berdo‟a
2 Guru melakukan apersepsi mengenai pelajaran yang
akan disampaikan dengan menggunakan metode
pembelajran SQ3R
3 Guru menyapaikan tujuan pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran SQ3R
4 Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi pembelajaran membaca
intensif
5 Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran
SQ3R.
6 Guru menyuruh siswa mensurvey judul, sumberdan
ide pokok, gagasan utama, informasi tersurat dan
rinci tersurat, informasi tersirat, rujukan kata dan
makna kata dari setiap paragraph
7 Guru menyuruh siswa membuat pertanyaan dari
hasil survey
8 Guru menyuruh siswa untuk membaca teks bacaan
secara mandiri
9 Guru mengamati aktifitas siswa saat membaca dan
memberi bantuan atau bimbingan seperlunya
10 Guru meminta siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan yang sudah mereka buat
11 Guru meminta siswa untuk membacakan isi teks
bacaan dengan menggunakan kalimat sendiri
12 Guru meminta siswa secara bersama memeriksa
ulang bagian-bagian bacaan yang dianggap penting,
mulai dari pertama sampai akhir
13 Penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari bersama
14 Guru mengingatkan siswa untuk mempelari
kembali materi yang telah diajarkan dan materi
selanjutnya
15 Guru menutup pembelajaran dengan berdo‟a dan
mengucapkan salam
89
Hasil Observasi Siswa
No. Aspek yang diamati Skala Penilaian
Ya Tidak
1 Kegiatan Awal
Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
2 Siswa menjawab pertanaan dari guru
3 Siswa memperhatikan dan mendengarkan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru
4 Kegiatan Inti
Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan materi pembelajaran
5 Siswa mencatat penjelasan yang disampaikan dari
guru
6 Siswa mengerti tentang metode pembelajaran SQ3R
7 Siswa mensurvey judul, sumber dan ide pokok,
gagasan utama, informasi tersurat dan rinci tersurat,
informasi tersirat, rujukan kata dan makna kata dari
setiap paragraph
8 siswa membuat pertanyaan dari hasil survey
9 Siswa membaca teks bacaan
10 Siswa mencatat jawaban pertanyaannya
11 Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan
menggunakan kalimat sendiri
12 Siswa secara bersama memeriksa ulang bagian-
bagian bacaan yang dianggap penting, mulai dari
pertama sampai akhir
13 Penutup
Siswa memperhatikan dan mencatat kesimpulan
dari guru
14 Siswa mengemukakan pendapat kepada temannya
15 Siswa mengajukan pertanyaan kepada siswa
16 Siswa menjawab salam dan membaca do‟a
90
Hasil Belajar Siklus II
Nomor Nama Siswa KKM NILAI
Urut Induk
1 3579 A. Hafizh, Surmana 70 77
2 3580 A. Muslih, Effendy Ismail 70 77
3 3582 A. Syaefulloh, Surifto 70 77
4 3583 A. Umar Al Faruk, A. Faruk Zaini 70 90
5 3538 A. Zakaria, Djarkasi 70 77
6 3584 Andre Roy Prasetya, Roy Haryanto 70 80
7 3868 Bagas Yudha Pratama, Ade
Firdijansyah 70 77
8 3588 Fadil Fazari, Iwan Shalahudin 70 94
9 3505 Fahri Aulia Akbar, Edy Sandoyo 70 87
10 3542 Fathi Ahmad Azzam, Abdul Madjid 70 77
11 3591 Hafidz Dhiyaul Auliya, Puji 70 80
12 3779 Harsya Aulia Ikhsan, Budi Priyono 70 80
13 3592 Julian Hamzah Ibrahim, A. Farhan 70 80
14 3594 Lutfhi Ahmad Maulana, Agus
Rohmani 70 87
15 3599 M. Arifin Said, H. M. Amin 70 97
16 3556 M. Azka Tanzila, Rusydi 70 77
17 3547 M. Dhia Ramadhan, Hilaludin 70 80
18 3557 M. Fadhlan Ilyasa, Munawir 70 80
19 3559 M. Naufal Afghani, Edi Sofiyan 70 80
20 3679 M. Naufal Azmi Alim, Sunaryo 70 80
21 3550 M. Rivan Sauqi Azzam, Sobani 70 80
22 3598 M. Rosi Da'I, M. Isro' Agus 70 87
23 3561 M. Zaydan Ardabili, Rohmani 70 80
24 3552 M. Zulfi Rafani, Abdul Rauf 70 97
25 3553 Marwan Hadid, Ali Nurdin 70 87
26 3563 Naufal Firza Zahran,M.Sibli 70 77
27 3603 Nizar Yafi, Oon Zamroni 70 80
28 3564 Pasha Gibran Ali, Wahyu Laila Qodar 70 90
29 3566 Raihan Al Farisi, Era Buhairah 70 87
30 3567 Rayhan Salman Al-Farisi, Triyanto 70 90
31 3568 Risyad Haris Azhari, H. Hamdy Nur 70 90
32 3571 Taufiqurrahman Bakri, Haryadi 70 77
33 3572 Tegar Amirul Ichsan Dwiputra 70 80
34 3610 Tubagus Ruslan Adi Putra, Romli 70 77
JUMLAH 2813
RATA-RATA 82,74
91
Nomor : Un.01/F.1/KM.01.3/……../2013 Jakarta, 20 Juni 2013
Lamp. : Outline/Proposal
Hal : Permohonan Izin Penelitian
Kepada Yth:
Kepala MI. Al-Khairiyah Pagi
di-
Tempat
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Nama : ROHAITHOH
NIM : 18090183000038
Jurusan : PGMI Dual Mode
Semester : VIII
Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA
MELALUI PENERAPAN METODE SQ3R PADA
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA
KELAS V MI AL-KHAIRIYAH MAMPANG
PRAPATAN JAKARTA SELATAN
Adalah benar mahasiswa/I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta
yang sedang menyusun Skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di
instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan Mahasiswa tersebut
melaksanakan penelitian yang dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. a.n. Dekan
Kasubbag. Akd.&Kemahasiswaan
Imam Thobroni, SE.
NIP. 19730605 199803 1 001
92
YAYASAN WAQFIYAH PERGURUAN AL-KHAIRIYAH
MI. AL-KHAIRIYAH PAGI Status Terakreditasi “B”
Alamat: Jl. Mampang Prapatan IV No.71 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790
Telp.021-7996110
SURAT KETERANGAN Nomor : 84.101/MI-AK/A/VII/2013
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-
Khairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan menerangkan bahwa:
Nama : Rohaithoh
NIM : 18090183000038
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PGMI
Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Bahwa nama tersebut di atas telah diterima untuk melaksanakan
Penelitian/riset di MI Al-Khairiyah Pagi. Sehubungan dengan penyelesaian
Skripsi dengan judul “ Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui
Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa
Kelas V MI Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta Selatan.”
Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 20 Juli 2013
Kepala Madrasah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I.
NIP. 196003122006041018
93
YAYASAN WAQFIYAH PERGURUAN AL-KHAIRIYAH
MI. AL-KHAIRIYAH PAGI Status Terakreditasi “B”
Alamat: Jl. Mampang Prapatan IV No.71 Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790
Telp.021-7996110
SURAT KETERANGAN Nomor : 85.107/MI-AK/A/I/2014
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Madrasah Ibtidaiyah Al-
Khairiyah Pagi Mampang Prapatan Jakarta Selatan menerangkan bahwa:
Nama : Rohaithoh
NIM : 18090183000038
Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan/PGMI
Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi : Peningkatan Keterampilan Membaca Melalui
Penerapan Metode SQ3R Pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Siswa Kelas V MI
Al-Khairiyah Mampang Prapatan Jakarta
Selatan.
Bahwa nama tersebut di atas telah selesai melaksanakan Penelitian/riset di
MI Al-Khairiyah Pagi dengan hasil Baik.
Demikian surat keterangan ini kami buat agar dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Jakarta, 20 Januari 2014
Kepala Madrasah,
Ma’mun Syarbani, S. Pd. I.
NIP. 196003122006041018
94
DOKUMENTASI KEGIATAN
Persiapan proses pembelajaran dengan memberikan pengarahan mengenai metode
SQ3R
Siswa aktif bertanya dan meneliti bacaan pada hand out yang diberikan guru
95
Guru memberikan penjelasan bagi siswa yang belum mengerti tentang metode
SQ3R
Kegiatan guru di dalam kelas menerapkan metode SQ3R
96
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ROHAITHOH, lahir di Jakarta pada tanggal 15 Februari
1961 Putri dari pasangan H. Tamudji dengan Ibu Hj.
Ruqoyah. Bertempat tingal di jalan Rasamala VII
Kelurahan Menteng Dalam Kecamatan Tebet Kota
Madya Jakarta Selatan. Menikah dengan Hasanuddin,
M. Mn. Pada tahun 1983 dan telah dikaruniai 2 orang
putri bernama Rifka Jamalia dan Rizki Amelia, dan 1
orang putra bernama Koko Baiquni.
Riwayat Pendidikan:
Lulus MI. RPI pada tahun 1975 lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Al
Khairiyah dan lulus pada tahun 1978 selanjutnya melanjutkan ke Madrasah
Aliyah Al Khairiyah dan lulus pada tahun 1981 selanjutnya melanjutkan
pendidikan D3 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus pada tahun 2001,
selanjutnya melanjutkan S-1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Bekerja:
Sebagai guru di MI Al Awwabin dari tahun 1980 sampai 1981.
Sebagai guru di MI Al Khairiyah sejak tahun 1994 sampai sekarang.
97