peningkatan kemampuan menyimak cerita …eprints.uny.ac.id/31193/1/widi susanti.pdf · skripsi ini...

231
i PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DELEGAN 2, PRAMBANAN, SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Widi Susanti NIM 12108244013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA APRIL 2016

Upload: vuongbao

Post on 12-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI DELEGAN 2,

PRAMBANAN, SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Widi Susanti

NIM 12108244013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

APRIL 2016

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

ii

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

iii

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

iv

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

v

MOTTO

Selama telinga ada dua

Seperti semula alasan tiada

Tidak menyimak pesan sang khalik

(H.G. Tarigan)

Menggenggam dunia dengan memperbanyak menyimak pengetahuan

(Penulis)

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh

kasih untuk:

1. Allah SWT atas limpahan karuniaNya serta menjadi sumber kekuatan saya

2. Kedua orang tua tercinta, Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan

mendoakan. Terimkasih atas doa yang tiada hentinya kalian panjatkan.

Jasa kalian takkan tergantikan oleh apapun, izinkan ananda

mempersembahkan sebagian dari amanah ini kepada Bapak dan Ibu

3. Almamater tercinta, Universitas Negeri Yogyakarta

4. Nusa dan bangsa

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

vii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI DELEGAN 2, PRAMBANAN, SLEMAN

Oleh Widi Susanti

NIM 12108244013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Delegan 2 melalui penggunaan media film animasi.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan model Kemmis dan Taggart. Pada model ini terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Delegan 2 yang berjumlah dari 31 siswa. Objek penelitian ini adalah kemampuan menyimak cerita anak. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu tes dan lembar observasi. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik analisis data kualitatif dan teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data kualitatif yaitu perhitungan analisis persentase aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Teknik analisis data kuantitatif yaitu dengan mencari hasil rerata kemampuan menyimak cerita anak setiap siklus.

Berdasarkan hasil analisis data dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa pembelajaran dengan penggunaan media film animasi dengan prosedur menayangkan cerita anak melalui media film animasi, kemudian menjawab pertanyaan berdasarkan cerita anak tersebut, selanjutnya diskusi dan presentasi, dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak. Secara proses, peningkatan dapat dilihat berdasarkan hasil obervasi. Berdasarkan hasil observasi, siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tertarik dengan media yang digunakan, sehingga kegiatan belajar lebih kondusif dan menyenangkan. Siswa yang mengangkat tangan ketika guru memberi pertanyaan nampak lebih banyak dan bersemangat saat menjawab pertanyaan dari guru, sehingga suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Secara produk atau hasil dapat dilihat dari peningkatan hasil rata-rata kemampuan menyimak cerita anak. Peningkatan hasil rata-rata kemampuan menyimak tersebut yaitu pada kondisi awal sebesar 57,41 meningkat menjadi 66,61 (meningkat 9,2) pada siklus I, kemudian meningkat lagi menjadi 83,78 (meningkat 17,17) pada siklus II. Kata Kunci: kemampuan menyimak cerita anak, film animasi

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang

berjudul “Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan

Media Film Animasi pada Siswa kelas V SD Negeri Delegan 2, Prambanan,

Sleman”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam

menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan banyak dukungan, bimbingan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih.

Pernyataan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. selaku Rektor Universitas

Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh

pendidikan di UNY.

2. Bapak Dr. Haryanto, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta atas izin yang diberikan untuk

melaksanakan penelitian ini.

3. Bapak Suparlan. M.Pd.I. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar

FIP UNY yang telah memberikan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

ix

4. Bapak HB. Sumardi, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan nasihat kepada penulis selama penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak Ikhlasul Ardi Nugroho, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan nasihat dan motivasi selama menempuh studi.

6. Kedua orang tuaku yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian,

pengertian, dan doa yang tiada hentinya.

7. Kakak-kakakku tersayang yang telah memberikan semangat, dukungan,

serta doa kepada penulis.

8. Bapak Tugiran, S.Pd.I. selaku kepala sekolah SD Negeri Delegan 2 atas

izin yang telah diberikan untuk melakukan penelitian ini.

9. Ibu Siti Istiqomah, S.Pd.Sd. selaku guru kelas V SD Negeri Delegan 2 atas

partisipasi dan kerjasamanya.

10. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Delegan 2 yang telah berpartisipasi dalam

pengambilan data.

11. Sahabat-sahabat spesial Agitia Ayu Prastiwi, Luftia Firdausia, dan

Muflikh Muhajir atas bantuan, semangat, dan dorongan kalian dalam

penyelesaian skripsi ini.

12. Sahabat-sahabat terbaikku Tri Rahmawati, Noorina Silmi, Restu

Wijayanti, Rekyan Pandhiga, Astri Prastiwi, dan Husnul Chotimah atas

semangat, motivasi dan selalu bersedia menjadi tempat berkeluh kesah.

13. Keluargaku kelas H PGSD 2012 yang telah memberikan pengalaman

belajar selama kurang lebih 4 tahun ini.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

x

14. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam pelaksanaan

penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan. Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, April 2016

Penulis

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

xi

DAFTAR ISI

hal HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN .............................................. Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN ............................................... Error! Bookmark not defined.

MOTTO......................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7

C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 8

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 8

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 8

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 9

G. Devinisi Operasional ................................................................................ 9

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

xii

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Menyimak Cerita Anak ......................................................11

1. Pengertian Kemampuan Menyimak .........................................................11

2. Tujuan Menyimak ...................................................................................12

3. Manfaat Menyimak .................................................................................14

4. Jenis-jenis Menyimak..............................................................................15

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak ........................................18

6. Pengertian Cerita Anak ...........................................................................23

7. Unsur-unsur Cerita Anak.........................................................................24

8. Manfaat Cerita Anak ...............................................................................29

9. Kriteria Pemilihan Cerita Anak ...............................................................31

10.Pengertian Kemampuan Menyimak Cerita Anak ...............................................................................................................34

11.Tahap-tahap Menyimak Cerita Anak ...............................................................................................................35

B. Media Film Animasi ...............................................................................37

1. Pengertian Media ....................................................................................37

2. Fungsi dan Manfaat Media ......................................................................39

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran ..............................................................41

4. Pengertian Film .......................................................................................43

5. Film Animasi ..........................................................................................44

6. Keuntungan dan Keterbatasan Media Film ..............................................45

7. Media Film Animasi ...............................................................................47

8. Peran Media Fim Animasi dalam Pembelajaran Menyimak .....................47

9. Langkah-langkah Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Menggunakan Media Film Animasi ...............................................................................50

C. Karekteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar ............................................50

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

xiii

D. Kerangka Pikir ........................................................................................53

E. Hipotesis .................................................................................................54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................55

B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................56

C. Setting Penelitian ....................................................................................56

D. Model Penelitian .....................................................................................57

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................61

1. Tes ..........................................................................................................61 2. Observasi ................................................................................................62 3. Dokumentasi ...........................................................................................62

F. Instrumen Penelitian ...............................................................................63

G. Teknik Analisis Data ...............................................................................67

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan ...............................................................70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................71

1. Deskripsi Pratindakan .............................................................................71 2. Pelaksanaan Penelitian Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan

Media Film Aanimasi ..............................................................................73 B. Pembahasan Hasil Penleitian ...................................................................98

C. Keterbatasan Penelitan .......................................................................... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ........................................................................................... 105

B. Saran ..................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 107

LAMPIRAN ................................................................................................ 109

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

xiv

DAFTAR TABEL

hal Tabel 1. Kisi-kisi Tes Kemampuan Menyimak .................................................. 65

Tabel 2. Kisi-kisi Observasi Aktivitas Siswa ..................................................... 66

Tabel 3. Instrumen observasi aktivitas siswa ..................................................... 68

Tabel 4. Instrumen tes kemampuan menyimak .................................................. 69

Tabel 5. Hasil tes kemampuan menyimak pratindakan ...................................... 72

Tabel 6. Hasil observasi aktivitas siswa Siklus I............................................. .. 82

Tabel 7. Hasil tes kemampuan menyimak Siklus I............................................. 83

Tabel 8. Hasil observasi aktivitas siswa Siklus II .............................................. 94

Tabel 9. Hasil tes kemampuan menyimak Siklus II ........................................... 95

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

xv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Kerangka Pikir ................................................................................. 54

Gambar 2. Proses penelitian tindakan ................................................................ 57

Gambar 3. Diagram hasil tes kemampuan menyimak pratindakan ..................... 73

Gambar 4. Diagram hasil tes kemampuan menyimak Siklus I ........................... 84

Gambar 5. Diagram peningkatan aktivitas siswa ............................................... 94

Gambar 6. Diagram hasil tes kemampuan menyimak Siklus II .......................... 96

Gambar 7. Diagram peningkatan nilai rata-rata tes kemampuan menyimak ....... 97

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

hal Lampiran 1. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ......................................... 110

Lampiran 2. Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Menyimak ...................... 114

Lampiran 3. Silabus ..................................................................................... 117

Lampiran 4. RPP .......................................................................................... 120

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ........................... 185

Lampiran 6. Rekapitulasi Hasil Tes Kemampuan Menyimak........................ 194

Lampiran 7. Surat Keterangan Permohonan Izin Observasi .......................... 200

Lampiran 8. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian ....................... 202

Lampiran 9. Surat Keterangan Validasi Media ............................................. 204

Lampiran 10. Surat Keterangan Izin Penelitian................................................ 206

Lampiran 11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitia ................................ 209

Lampiran 12. Dokumentasi ............................................................................ 211

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar hakekatnya bertujuan

agar siswa terampil menggunakan Bahasa Indonesia untuk berbagai keperluan,

terutama untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Dalam

standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006), dijelaskan

bahwa tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah

antara lain meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Kemampuan berbahasa

(language art, language skill) dalam kurikulum sekolah mencakup empat segi,

yaitu kemampuan menyimak (listening skill), kemampuan berbicara (speaking

skill), kemampuan membaca (reading skill), dan kemampuan menulis (writing

skill).

Kemampuan satu dengan yang lain memiliki hubungan yang sangat erat

satu sama lain. Dalam memperoleh kemampuan berbahasa, mula-mula seorang

individu harus memiliki kemampuan menyimak terlebih dahulu, kemudian

kemampuan berbicara, selanjutnya kemampuan membaca dan menulis.

Memiliki kemampuan menyimak yang baik sangat penting dimiliki oleh setiap

siswa, karena dengan kemampuan menyimak akan mempermudah siswa dalam

menguasai tiga kemampuan berbahasa yang lain dan mempermudah

memahami setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Kundaru Saddhono

(2012:4) mengatakan hal yang sejalan dengan hal tersebut bahwa “kemampuan

menyimak adalah kemampuan berbahasa pertama yang dimilki oleh manusia

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

2

dalam pemerolehan bahasa”. Oleh karena itu kemampuan menyimak

merupakan modal awal seseorang dalam hal untuk berkomunikasi.

Kemampuan menyimak adalah salah satu kemampuan berbahasa yang

diajarkan di Sekolah Dasar sesuai dengan standar isi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Ada beberapa macam pengertian menyimak

yang dikemukakan para ahli bahasa. Berikut ini beberapa di antara pengertian

tersebut yaitu Menurut Kundharu Saddhono (2012:11) menyimak adalah

“suatu proses yang menyangkut kegiatan mendengarkan, mengidentifikasi,

menginterpretasi, bunyi bahasa, kemudian menilai hasil interpretasi makna dan

menanggapi pesan yang tersirat dalam bahan simakkan”.

Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat disimpulkan bahwa

menyimak adalah kegiatan mendengarkan yang bertujuan untuk memahami

pesan atau isi yang terkandung dalam simakkan. Menyimak sebagai salah satu

kegiatan berbahasa merupakan keterampilan yang cukup mendasar dalam

kemampuan berkomunikasi. Dalam kehidupannya, manusia dituntut untuk

menyimak baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Pentingnya kemampuan menyimak, dapat dilihat pada lingkungan sekolah.

Sebagian besar waktu siswa dipergunakan untuk menyimak materi pelajaran.

Keberhasilan siswa dalam memahami dan menguasai meteri pelajaran diawali

dengan kemampuan menyimak yang baik.

Penelitian mengenai menyimak baik dalam kehidupan maupun dalam

kurikulum sekolah dapat dikatakan masih langka. Pada penelitian tahun 1929,

Paul T. Rankin dari Detroit Public Schools menyelesaikan sebuah survei

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

3

kepada 68 orang mengenai penggunaan waktu dalam keempat keterampilan

berbahasa, bahwa mereka mempergunakan waktu berkomunikasi: 9% untuk

menulis, 16% untuk membaca, 30% untuk berbicara, dan 45% untuk

menyimak. Dalam kenyataan praktik, survei menyatakan bahwa pada

umumnya kita menggunakan waktu untuk menyimak hampir tiga kali sebanyak

waktu untuk membaca, namun anehnya sangat sedikit perhatian yang diberikan

untuk melatih orang menyimak. Pada sekolah-sekolah di Detroit, Runkin

menemukan bahwa dalam penekanan pembelajaran dikelas: membaca

memperoleh 52% dan menyimak hanya memperoleh 8% (H.G Tarigan,

2008:140).

Pentingnya kemampuan menyimak juga belum disadari sepenuhnya

oleh siswa. Hal ini dapat diketahui dengan masih dianggap remeh

pembelajaran menyimak di sekolah oleh siswa. Siswa menganggap bahwa

kemampuan menyimak pasti dapat dikuasai setiap orang normal tanpa harus

melalui proses pembelajaran. Selain itu, siswa banyak yang menganggap

kemampuan menyimak akan didapatkan apabila pembelajaran bahasa yang

lainnya berlangsung dengan baik. Sebaiknya hal seperti itu dihilangkan dari

pikiran kita, karena pada kenyataannnya banyak siswa yang mengeluhkan pada

pokok pembelajaran menyimak. Banyak siswa yang masih mengalami

kesulitan untuk menyimak pembelajaran.

Cerita anak merupakan cerita fiksi baru yang memiliki ciri-ciri tidak

jauh berbeda dengan karya sastra lainnya. Cerita anak dibentuk oleh unsur

instrinsik seperti tema, latar, tokoh, alur dan amanat. Perbedaan cerita anak

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

4

dengan cerita fiksi lainnya yaitu letak fokus perhatiannya. Cerita anak

mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak berbelit,

menggunakan setting yang ada disekitar atau di dunia anak, tokoh dan

penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya bahasanya mudah

dipahami namun tetap mampu mengembangkan bahasa anak, sudut pandang

orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak-anak. Cerita anak

diciptakan atau dibuat oleh orang dewasa yang seolah-olah mengekspresikan

dunia anak yang dituangkan dalam suatu bahasa. Motif dalam cerita anak

merupakan unsur yang menonjol. Unsur tersebut berupa benda, binatang yang

memiliki kekuatan ajaib, konsep perbuatan, tokoh atau sifat tertentu. Ahmad

dan Darmiyati (1999: 98) mengemukakan bahwa “isi cerita anak juga

merefleksikan sastra yang telah mereka dengar”.

Media film animasi adalah suatu perantara audio visual untuk

menyampaikan pesan, informasi, materi ajar kepada peserta didik sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minatnya dalam suatu

proses pembelajaran yang dilakukan yang tersusun dari rangkaian gambar tak

hidup yang berurutan pada frame yang diproyeksikan secara mekanis

elektronis sehingga tampak hidup pada layar. Siswa dapat memahami materi

pemahaman menggunakan indera pendengar dan indera pengelihatan sekaligus.

Media film animasi dalam pembelajaran menyimak cerita anak dapat

meningkatkan rasa ingin tahu, motivasi, serta prestasi belajar siswa. Siswa

yang termotivasi akan mengikuti pembelajaran dengan lebih maksimal.

Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

5

pada siswa yang dapat diidentifikasi dari hasil belajar siswa dan perupahan

sikap siswa kearah yang lebih positif. Kompetensi menyimak cerita anak ini

diharapkan mampu mengubah pandangan siswa mengenai pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya keterampilan menyimak yang seringkali

diremehkan, dianggap kurang penting, sekaligus dirasa masih menyulitkan

siswa. Kompetensi tersebut sesungguhnya sangat dekat dengan dunia siswa

yang masih anak-anak, sehingga mampu meningkatkan kemampuan menyimak

siswa, khususnya pada menyimak cerita anak.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas V Sekolah Dasar

Negeri Delegan 2, masih terdapat berbagai permasalahan khususnya dalam

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Nilai menyimak siswa masih tergolong

rendah, nilai rata-rata kelas sebesar 57,41 dengan jumlah siswa yang belum

tuntas sebanyak 24 siswa dengan persentase 77,41 %. Masih terdapat banyak

siswa yang mengalami kesulitan menyimak cerita. Hal ini terlihat dari siswa

yang belum tepat dan merasa kesulitan dalam mencari unsur intrinsik cerita

anak seperti tema, latar, tokoh, dan amanat. Selain permasalah tersebut juga

terdapat siswa yang kurang tertarik dan bersemangat dalam menyimak cerita.

Kebanyakan dari siswa justru asyik bermain dan mengobrol dengan temannya.

Hal ini dikarenakan siswa belum mengerti bagaimana cara menyimak yang

efektif, siswa juga belum memahami betapa pentingnya keterampilan

menyimak dalam hal menguasai materi pelajaran. Dilihat dari segi

pendidiknya, guru di kelas juga belum menggunakan media yang menarik

dalam pembelajarn menyimak cerita anak. Media yang digunakan masih media

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

6

yang konvensional yaitu berupa buku teks. Pembelajaran menyimak cerita anak

di kelas masih bersifat monoton, guru hanya membacakan cerita tanpa

mnggunakan media yang lebih menarik, sehingga kegiatan pembelajaran

belum berjalan dengan maksimal. Guru juga belum menggunakan film animasi

untuk membantu pembelajaran menyimak supaya lebih menarik perhatian

siswa. Selain itu, di SD Negeri Delegan 2 juga sudah terdapat fasilitas seperti

laptop, LCD (Liquid Cristal Display), proyektor, dan speaker. Padahal film

animasi ini merupakan media pembelajaran yang murah dan terjangkau (Azhar

Arsyad, 2009:148).

Usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka penggunaan film

animasi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Film

animasi diharpakan mampu meningkatkan ketertarikan dan motivasi anak

untuk meningkatkan perhatian menyimaknya. Siswa akan lebih tertarik

menyimak cerita anak yang ditampilkan secara menarik dalam film animasi

yang sebelumnya belum pernah disampaikan oleh guru. Dengan adanya

ketertarikan dengan media pembelajaran tersebut, siswa diharapkan akan lebih

senang mengikuti pembelajaran menyimak isi cerita, dapat memaksimalkan

perhatiannya kepada pembelajarn menyimak cerita anak, dapat mengerjakan

soal evaluasi, serta meningkatkan nilai siswa.

Terkait dengan permasalahan tersebut, perlu dilakukannya perubahan

cara mengajar guru dalam pembelajaran menyimak cerita anak. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan media film animasi, karena media ini

belum digunakan dalam pembelajaran menyimak cerita anak.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

7

Dengan film animasi ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam

menangkap materi dan informasi yang disampaikan. Selain itu, penggunaan

film animasi untuk meningkatkan kemampuan menyimak juga diharapkan

dapat memberikan peningkatan proses dan hasil belajar, sehingga kompetensi

ini dapat dikuasai siswa dengan maksimal. Siswa yang sebelumnya

meremehkan pembelajaran menyimak, bersikap malas-malasan, menganggap

menyimak adalah pembelajarn yang kurang penting dapat termotivasi dan

tertarik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan memperoleh hasil yang

maksimal. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul

Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media

Film Animasi pada Siswa Kelas V SD Negeri Delegan 2, Prambanan, Sleman.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Pengajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi keterampilan

menyimak di SD Negeri Delegan 2 penyajiannya masih monoton,

sehingga siswa kurang tertarik dan termotivasi mengikuti pembelajaran.

2. Kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri

Delegan 2 tergolong rendah.

3. Kurangnya perhatian siswa dalam menyimak suatu cerita.

4. Belum digunakannya media film animasi dalam pembelajaran menyimak,

padahal di SD Negeri Delegan 2 telah tersedia fasilitas yang memadai.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

8

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang kompleks di atas, maka

penelitian ini akan dibatasi pada kemampuan menyimak cerita anak pada

siswa kelas V SD Nederi Delegan 2, Prambanan, Sleman tergolong rendah.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah penggunaan media film animasi dapat

meningkatkan proses pembelajaran menyimak cerita anak pada siswa kelas V

SD Negeri Delegan 2, Prambanan, Sleman?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk meningkatkan proses pembelajaran menyimak cerita anak

melalui penggunaan media film animasi pada siswa kelas V SD Negeri

Delegan 2, Prambanan, Sleman.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan pengetahuan di dunia pendidikan.

b. Dapat memberikan pengetahuan kepada guru tentang media

pembelajaran inovatif serta penerapannya, yaitu media film animasi.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

9

2. Manfaat Praktis

a. Untuk Siswa

Dengan adanya penelitian tindakan kelas, siswa yang mengalami

kesulitan belajar dapat diminimalkan, yang selanjutnya hasil belajar akan

mengalami peningkatan. Kemampuan siswa dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia khususnya kemampuan menyimak dapat meningkat sehingga

ketuntasan dapat meningkat pula.

b. Untuk Guru

Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas, guru dapat

meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan strategi pembelajaran

yang bervarisai, termasuk dalam memilih media pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan dan materi yang akan diberikan sehingga apa yang

diharapkan guru dapat tercapai.

c. Untuk Sekolah

Dapat memberikan masukan dalam usaha perbaikan proses

pembelajaran pada guru, sehingga kualitas pendidikan dapat meningkat.

G. Devinisi Operasional

1. Kemampuan menyimak cerita anak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian,

pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,

menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak

disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan, yaitu

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

10

berupa cerita anak yang cerita berisi tentang kehidupan anak-anak di

lingkungannya.

2. Media film animasi adalah suatu perantara audio visual untuk

menyampaikan pesan, informasi, materi ajar kepada peserta didik sehingga

dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minatnya dalam suatu

proses pembelajaran yang dilakukan yang tersusun dari rangkaian gambar

tak hidup yang berurutan pada frame yang diproyeksikan secara mekanis

elektronis sehingga tampak hidup pada layar.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Menyimak Cerita Anak

1. Pengertian Kemampuan Menyimak

Menurut Haryadi dan Zamzani (1997: 19) mendengar merupakan salah

satu kegiatan menangkap suara atau bunyi tanpa direncanakan oleh yang

melakukan kegiatan tersebut. Mendengarkan memiliki unsur makna

mendengar, karena orang mendengarkan menggunakan alat yang sama dengan

mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh (Moeliono dalam Haryadi

dan Zamzani, 1997: 20). Perbedaannya terdapat pada tingkat kesadaran

seseorang melakukan kegiatan atau perbuatan itu. Bila kegiatan mendengar

dilakukan dengan tidak sengaja, maka kegiatan mendengarkan dilakukan

dengan disengaja.

Kemampuan berasal dari kata mampu. Menurut Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia mampu berarti kuasa melakukan sesuatu, sanggup, dapat.

Kemampuan memiliki arti kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu;

kekayaan yang dimiliki (Budiono, 2005: 332).

Kata menyimak dalam Bahasa Indonesia memiliki kemiripan makna

dengan mendengar dan mendengarkan. Oleh karena itu, ketiga istilah ini

sering menimbulkan kekacauan pemahaman, bahakan sering dianggap sama

sehingga dipergunakan secara bergantian.

Menyimak dapat dilakukan oleh seseorang dengan bunyi bahasa

sebagai sasarannya, sedangkan mendengar dan mendengarkan sasarannya

dapat berupa bunyi apa saja. Itulah salah satu ciri khas yang ada dalam

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

12

kegiatan menyimak. Selain itu, kegiatan menyimak dilakukan dengan sengaja

atau terencana dan ada usaha untuk memahami atau menikmati apa yang

disimaknya (Haryadi dan Zamzani, 1997: 21).

Pada pemebelajaran Bahasa Indonesia sering dijumpai istilah

menyimak. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia istilah menyimak

memliki arti mendengarkan apa yang diucapkan atau dibaca orang lain secara

seksama; memeriksa dan mempelajari dengan teliti (Budiono, 2005: 477).

Russel dan Russell (dalam H.G Tarigan, 2008: 30) menyatakan bahwa

menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian

serta apresiasi.

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (H.G Tarigan, 2008: 31).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah

mendengarkan atau memperhatikan secara seksama terhadap sesuatu yang

diucapkan atau dibicarakan orang lain. Kemampuan menyimak merupakan

suatu kesanggupan atau kekuasaan yang dimiliki untuk mendengarkan apa

yang diucapkan orang lain secara seksama dan disengaja.

2. Tujuan Menyimak

Ada empat fungsi utama menyimak menurut Hunt (dalam H.G

Tarigan, 2008: 59-60), yaitu:

1) Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi. 2) Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif. 3) Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal.

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

13

4) Agar dapat memberikan responsi yang tepat. Sedangkan tujuan menyimak menurut Logan dan Shorpe (dalam H.G

Tarigan, 2008: 60-61), antara lain:

1) Ada orang yang menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran pembicaraan; dengan perkataan lain, dia menyimak untuk belajar.

2) Ada orang yang menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari meteri yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama sekali dalam bidang seni); pendeknya, dia menyimak untuk menikmati keindahan audial.

3) Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat menilai sesuatu yang dia simak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain); singkatnya, dia menyimak untuk mengevaluasi.

4) Ada orang yang menyimak agar dia dapat menikmati serta menghargai sesuatu yang disimaknya itu (misalnya, pembicaraan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan); pendek kata, orang itu menyimak untuk mengapresiasi simakan.

5) Ada orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, ataupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. banyak contoh dan ide yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting dan sangat menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.

6) Ada pula orang yang menyimak dengan maksud dan tujuan agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat; mana bunyi yang membedakan arti (distingtif), mana bunyi yang tidak membedakan arti; biasanya, ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).

7) Ada lagi orang yang menyimak dengan maksud agar dia dapat memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari pembicara, dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.

8) Selanjutnya, ada lagi orang yang tekun menyimak pembicara untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini dia ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.

Sesuai dengan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

menyimak dalam pembelajaran menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD

Negeri Delegan 2 adalah menyimak untuk belajar. Hal ini dikarenakan siswa

dapat memperoleh pengetahuan dari cerita anak yang disimaknya melalui

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

14

media film animasi, sehingga setelah menyimak cerita anak siswa dapat

menjawab soal-soal yang diberikan terkait cerita tersebut.

3. Manfaat Menyimak

Menurut Setiawan (dalam Suratno 2006: 16-18) manfaat menyimak

sebagai berikut.

1) Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi keterampilan siswa, sebab menyimak memiliki nilai informatif, yaitu memberikan masukan-masukan tertentu yang menjadikan kita menjadi berpengalaman.

2) Meningkatkan intelektualitas serta memperdalam penghayatan keilmuan dan khasanah ilmu kita.

3) Memperkaya kosakata kita, menambah perbendaharaan ungkapan yang tepat, bermutu, dan puitis. Orang yang banyak menyimak, komunikasinya menjadi lebih lancar dan kata-kata yang digunakan lebih variatif.

4) Memperluas wawasan, meningkatkan penghayatan hidup, serta membina sifat terbuka dan objektif.

5) Meningkatkan kepekaaan dan kepedulian sosial. Lewat menyimak kita dapat mengenal seluk beluk kehidupan dengan segala dimensinya. Dengan bahan-bahan semakin baik, dapat membuat kita dalam perenungan-perenungan nilai kehidupan sehingga tergugah semangat kita untuk memecahkan problem yang ada, sesuai dengan keterampilan kita.

6) Meningkatkan citra artistik, jika yang kita simak itu merupakan bahan simakan yang isinya halus dan bahasanya indah. Banyak menyimak dapat menumbuhsuburkan sikap apresiatif, sikap menghargai karya atau pendapat orang lain dan kehidupan ini serta meningkatkan selera estetis kita.

7) Menggugah kualitas dan semangat mencipta kita untuk menghasilkan ujaran-ujaran dan tulisan-tulisan yang berjati diri. Jika banyak menyimak kita akan mendapatkan ide-ide cemerlang dan pengalaman hidup yang berharga.

Berdasarkan manfaat menyimak di atas dan dilihat dari tujuannya,

manfaat menyimak cerita anak dalam penelitian ini adalah untuk menambah

ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup yang berharga bagi siswa,

memperluas wawasan, dan meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial.

Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah menyimak cerita anak,

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

15

maka cerita anak yang termasuk karya sastra perlu diapresiasi dan diambil

nilainya.

4. Jenis-jenis Menyimak

Terdapat beberapa tujuan menyimak, antara lain untuk memperoleh

informasi, untuk menangkap isi, dan untuk memahami makna komunikasi

yang hendak disampaikan sang pembicara melalui ujaran. Hal-hal tersebut

merupakan tujuan umum. Disamping tujuan umum terdapat pula berbagai

tujuan khusus yang menyebabkan adanya jenis-jenis menyimak. Jenis atau

ragam menyimak yang diujarkan oleh H.G Tarigan (2008: 37-53) adalah

sebagai berikut.

1) Menyimak Ekstensif

Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan

menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu

ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Pada

umumnya menyimak ekstensif dapat digunakan untuk dua tujuan yang

berbeda. Beberapa jenis menyimak ekstensif antara lain menyimak sosial

(social listening), menyimak sekunder (secondary listening), menyimak

estetik (aesthetic listening), dan menyimak pasif (passive listening).

Penjelasan berbagai jenis menyimak ekstensif adalah sebagai beikut:

a) Menyimak Sosial (social listening) adalah kegiatan menyimak yang

dilakukan masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti pada situasi

sosial orang-orang mengobrol dan bercengkrama mengenai hal-hal

yang menarik perhatian mereka.

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

16

b) Menyimak Sekunder (secondary listening) yaitu kegiatan menyimak

yang dilakukan secara kebetulan dan ekstensif. Contohnya adalah

ketika sedang belajar kita mendengar suara kendaraan yang sedang

lewat, suara radio, suara televisi, atau suara lain yang terdengar di

sekitar penyimak.

c) Menyimak Estetik (aesthetic listening) merupakan kegiatan menyimak

untuk menikmati atau menghayati sesuatu. Misalnya adalah menyimak

suatu cerita.

d) Menyimak Pasif (passive listening) adalah menyimak suatu bahasan

yang dilakukan tanpa sadar.

2) Menyimak Intensif

Menyimak intensif merupakan menyimak yang dilakukan untuk

memahami sesuatu yang dikehendaki. Menyimak intensif sering lebih

diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap

suatu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak intensif, antara lain menyimak kritis

(critical listening), menyimak konsentrarif (concentrative listening),

menyimak kreatif (creative listening), menyimak eksploratif (exploratory

listening), menyimak interogatif (interrogative listening), dan menyimak

selektif.

Berikut ini penjelasan jenis-jenis menyimak intensif sebagaimana telah

dipaparkan sebelumnya.

a) Menyimak Kritis (critical listening) adalah kegiatan menyimak berupa

pencarian kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

17

dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang

kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.

b) Menyimak Konsentrarif (concentrative listening) atau sering disebut

dengan a study-type listening mencakup bebrepa kegiatan yaitu (1)

mengikuti petunjuk-petunjuk dalam pembicaraan; (2) mencari dan

merasakan hubungan-hubungan, seperti kelas, tempat, kualitas, waktu,

urutan, serta sebab akibat; (3) mendapatkan butir-butir informasi

tertentu; (4) memperoleh pemahaman dan pengertian yang mendalam;

(5) merasakan serta menghayati ide-ide sang pembicara, sasaran,

ataupun pengorganisasiannya; (6) memahami urutan ide-ide sang

pembicara; (7) mencari dan mencatat fakta-fakta penting (Dawson

dalam H.G Tarigan, 2008: 49).

c) Menyimak Kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam

menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi

imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta

perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirang sang oleh

sesuatu yang disimaknya (Dawson dalam H.G Tarigan, 2008: 50).

d) Menyimak Eksploratif (exploratory listening) merupakan kegiatan

menyimak yang bersifat menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih

sempit. Dalam kegiatan menyiak seperti ini sang penyimak

menyiagakan perhatiannya untuk menjelajahi serta menemukan: (1)

hal-hal baru yang menarik perhatian; (2) informasi tambahan

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

18

mengenai suatu topik; dan (3) isu, pergunjingan, atau buah mulut yang

menarik.

e) Menyimak Interogatif (interrogative listening) adalah jenis menyimak

intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,

pemusatan perhatian, dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang

pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.

f) Menyimak Selektif adalah menyimak secara cerdas dan cermat aneka

ragam ciri-ciri bahasa yang berurutan (nada suara, bunyi, bunyi asing,

bunyi-bunyi yang bersamaan, kata dan frase, serta bentuk-bentuk

ketatabahasaan).

Jadi, berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis

menyimak dibagi menjadi dua yaitu, menyimak intensif dan menyimak

ekstensif. Menyimak ekstensif terdiri dari menyimak sosial, sekunder,

estetik dan pasif. Sedangkan menyimak intensif terdiri dari menyimak

kritis, konsentratif, kreatif, eksplorasif, interogatif dan selektif.

Dalam pembelajaran menyimak cerita anak, jenis menyimak yang

digunakan adalah jenis menyimak konsentratif karena sudah ditentukan

unsur-unsur yang perlu diidentifikasi siswa dalam cerita yang disimak

seperti penokohan, tema, latar, dan amanat cerita.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Menyimak

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi menyimak. Menurut

Hunt (dalam H.G Tarigan, 2008: 104) faktor yang mempengaruhi menyimak

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

19

ialah: (1) sikap; (2) motivasi; (3) pribadi; (4) situasi kehidupan; dan (5)

peranan dalam masyarakat.

Pakar lain mengemukakan hal-hal berikut ini sebagai faktor yang

mempengaruhi menyimak, yaitu: (1) pengalaman; (2) pembawaan; (3) sikap

atau pendirian; (4) motivasi, daya penggerak, prayojana; dan (5) perbedaan

jenis kelamin atau seks (Webb dalam H.G Tarigan, 2008: 104). Ada pula ahli

yang menyatakan bahwa faktor pemengaruh menyimak, yaitu: (1) faktor

lingkungan, yang terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial; (2) faktor

fisik; (3) faktos psikologi; dan (4) faktor pengalaman (Logan dalam H.G

Tarigan, 2008: 105).

Berdasarkan penuturan tiga ahli tersebut, didapat beberapa persamaan

dan perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak. Setelah

dibandingkan, maka faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak adalah:

1) Faktor Fisik

Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut

menentukan keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak.

Misalnya, seseorang yang memiliki kekurangan dalam mendengar, juga

secara fisik dia berada jauh di bawah ukuran gizi yang normal, sangat

lelah, serta tingkah polahnya tidak karuan. Lingkungan fisik juga

mempengaruhi dalam menyimak, seperti ruangan terlalu panas, lembab

atau terlalu dingin, dan suara bising dapat mengganggu orang yang sedang

melakukan kegiatan menyimak.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

20

2) Faktor Psikologis

Menurut H.G Tarigan (2008: 107-108) terdapat faktor-faktor psikologis

dalam menyimak. Faktor-faktor tersebut antara lain: (a) prasangka dan

kurangnya simpati; (b) keegosentrisan; (c) kepisikan; (d) kebosanan dan

kejenuhan; dan (e) sikap yang tidak layak. Misalnya penyimak sedang

mengalami masalah berat sehingga kemampuan menyimaknya terganggu.

3) Faktor Pengalaman

Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam

menyimak. Kurangnya minat dalam menyimak merupakan akibat dari

kurangnya pengalaman dalam bidang yang akan disimak tersebut. Sikap-

sikap yang menentang dan bermusuhan timbul dari pengalaman yang tidak

menyenangkan. Misalnya, siswa tidak akan “mendengar” ide-ide yang

berada di luar jangkauan pengertian serta pemahaman penyimak.

4) Faktor Sikap

Setiap orang akan cenderung menyimak secara seksama pada topik-topik

atau pokok-pokok pembicaraan yang dapat disetujui dibanding dengan

yang kurang atau tidak disetujuinya.

5) Faktor Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan seseorang.

Apabila seseorang memiliki motivasi kuat untuk mengerjakan sesuatu,

orang tersebut akan berhasil dalam mencapai tujuan. Begitu pula dalam

menyimak.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

21

6) Faktor Jenis Kelamin

Perbedaan dalam menyimak juga disebabkan oleh faktor jenis kelamin.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa beberapa pakar menarik

kesimpulan bahwa pria dan wanita pada umumnya mempunyai perhatian

yang berbeda dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun

juga berbeda. Silverman dan Webb, misalnya, menemui fakta-fakta bahwa

gaya menyimak pria pada umumnya bersifat objektif, aktif, keras hati,

analitik, rasional, keras kepala atau tidak mau mundur, menetralkan,

intrusif (bersifat mengganggu), dapat menguasai/mengendalikan emosi;

sedangkan gaya menyimak wanita cenderung lebih subjektif, pasif,

ramah/simpatik, difusif, sensitif, mudah dipengaruhi/gampang

terpengaruh, mudah mengalah, reseptif, bergantung (tidak berdikari), dan

emosional (H.G Tarigan, 2008: 112).

7) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan terdiri atas dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan

sosial. Dalam lingkungan fisik, ruangan kelas merupakan faktor penting

dalam memotivasi kegiatan menyimak, seperti menaruh perhatian pada

masalah-masalah dan sarana-sarana akustik, agar siswa dapat mendengar

dan menyimak dengan baik tanpa ketegangan dan gangguan. Guru harus

dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi sedemikian rupa sehingga

memungkinkan setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk

menyimak. Lingkungan sosial juga sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan siswa dalam menyimak. Anak-anak cepat sekali merasakan

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

22

suatu suasana dimana mereka didorong untuk mengekspresikan ide-ide

mereka, juga cepat mengetahui bahwa sumbangan-sumbangan mereka

akan dihargai.

8) Faktor Peranan dalam Masyarakat

Kemauan menyimak dapat juga dipengaruhi oleh peranan kita dalam

masyarakat. Sebagai guru dan pendidik, penyimak yang ingin menyimak

ceramah, kuliah, atau siaran-siaran radio dan televisi yang berhubungan

dengan masalah pendidikan dan pengajaran baik di tanah air kita maupun

di luar negeri. Mahasiswa diharapkan dapat menyimak lebih saksama dan

perhatian daripada kalau seandainya kita merupakan karyawan harian pada

sebuah perusahaan setempat. Begitu juga para spesialis, dan pakar dari

berbagai profesi, seperti hakim, psikolog, antropolog, sosiolog, linguis,

apoteker, pendidik, seniman/seniwati, dan actor/aktris, pasti akan haus

menyimak pada hal-hal yang ada kaitannya dengan masyarakat, dengan

profesi dan keahlian masyarakat, yang dapat memperluas pengetahuan

mereka. Tanpa memperoleh informasi-informasi mutakhir mengenai

bidang mereka itu, jelas masyarakat merasa ketinggalan zaman.

Perkembangan pesat yang terdapat dalam bidang keahlian masyarakat

menuntut mereka untuk mengembangkan suatu teknik menyimak yang

baik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa beberapa faktor yang

mempengaruhi menyimak adalah faktor fisik, faktor psikologis, faktor

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

23

pengalaman, faktor sikap, faktor motivasi, faktor jenis kelamin, faktor

lingkungan dan faktor peranan dalam masyarakat.

6. Pengertian Cerita Anak

Cerita memiliki makna yang sangat luas bila ditinjau dari segi bentuk

dan isi cerita. Muh. Nur Mustakim (2005: 12) menyatakan bahwa dari segi

bentuk, dimaknai bahwa cerita merupakan cerita fantasi atau hayalan yang

terjadi dalam kehidupan manusia, cerita benar-benar terjadi dalam kehidupan

sejarah, cerita merupakan ungkapan imajinasi penulis. Dari segi isi cerita

terdapat cerita tentang kepahlawanan, cerita ilmu pengetahuan, cerita

keagamaan, dan cerita suka dan duka pengarang.

Cerita anak adalah karangan imajinatif menganai kehidupan anak yang

dapat ditulis oleh anak-anak ataupun orang dewasa (Muh. Nur Mustakim,

2005: 13). Menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 218) dalam cerita anak, anak

haerus menjadi subjek fokus perhatiannya dan hal tersebut harus tercermin

dalam isi cerita secara konkret.

Aminuddin (dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 14) mengungkapkan

bahwa cerita anak ditulis oleh pengarang memiliki nilai fungsional bagi

kehidupan anak secara konkret. Anak yang sedang menyimak dan memahami

cerita maka terjadi proses transaksional. Dalam proses transaksional tersebut

anak dapat menggambarkan berbagai kemungkinan makna yang tersurat dan

tersirat dalam cerita, seperti masalah cerita, karakter tokoh-tokoh, alur, setting,

dan bahasa. Proses transaksional dapat terjadi bila peran orang dewasa (orang

tua atau guru) membantu mengambangkan imajinasi anak dalam berbagai

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

24

kegiatan, seperti kegiatan menceritakan kembali isi cerita dan memahami isi

cerita.

“Fungsi utama hasil transaksional yaitu memberikan nilai personal dan

pendidikan” (Huck dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 14). Nilai personal dapat

memberikan kenikmatan, memperkuat cara berpikir, mengembangkan

kemampuan perilaku, dan menyajikan pengalaman yang menyeluruh. Nilai

pendidikan dapat mengembangkan bahasa, membantu belajar bahasa, dan

membantu belajar menulis.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa cerita anak adalah

karangan yang berisi kehidupan anak-anak dalam masyarakat dimana anak

sebagai subjek fokus perhatiannya. Cerita anak dapat memberikan nilai

personal dan pendidikan bagi anak. Nilai personal dan pendidikan tersebut

dapat berkembang dengan maksimal apabila ada pihak lain yang membantu

mengembangkan imajinasi anak, yaitu orang tua atau guru.

7. Unsur-unsur Cerita Anak

Pada umumnya cerita yang terdapat pada buku atau melalui layar kaca

atau layar lebar memiliki karakteristik yang sama dalam penyajian ceritanya.

Unsur pembentuk cerita pada umumnya memiliki tema yang bervariasi seperti

tema tentang pengalaman manusia termasuk kesenangan, kesengsaraan,

kebaikan, dan keburukan dalam kehidupan. Unsur alur, karakter tokoh, setting,

dan bahasa disesuaikan dengan tema cerita. Antara unsur-unsur cerita tersebut

saling mengisi dan memberi kontribusi yang padu dalam pembentukan cerita

serta kualitas cerita.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

25

Burhan Nurgiyantoro (2005: 221) menyatakan bahwa “unsur intrinsik

adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi

bagian, dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan”. Unsur fiksi

yang termasuk dalam kategori ini misalnya adalah tokoh dan penokohan, alur,

latar, sudut pandang, dan lain-lain. dalam rangka telaah teks-teks fiksi cerita

anak, juga fiksi dewasa, unsur intrinsik inilah yang lebih menjadi fokus

perhatain.

Selain unsur intrinsik, juga terdapat unsur ekstrinsik. Unsur ekstrinsik

adalah unsur yang berada di luar cerita yang bersangkutan, akan tetapi

mempunyai pengaruh terhadap cerita yang dikisahkan secara langsung atau

tidak langsung. Hal-hal yang dapat dikategorikan ke dalam bagian ini misalnya

yaitu jati diri pengarang yang memiliki ideologi, pandangan hidup serta way of

life bangsanya, kondisi kehidupan sosial budaya masyarakat yang dijadikan

latar cerita, dan lain-lain. Pembicaraan unsur cerita anak lebih difokuskan

terhadap unsur-unsur intrinsik.

Cerita anak terdiri dari unsur-unsur pengembang cerita, antara lain:

tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, tema, dan amanat. Berikut ini akan

diuraikan maing-masing unsur tersebut.

1) Tokoh dan Penokohan

“Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun penderita

berbagai peristiwa yang diceritakan” (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 222).

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

26

Muh. Nur Mustakim (2005: 25) menyatakan bahwa tokoh cerita dengan

karakteristik cerita anak-anak memberikan gambaran tokoh anak-anak yang

sedang tumbuh dan berkembang dalam lingkungan hidup anak. Biasanya tokoh

itu menjadi panutan anak-anak sebagai pejuang kecil atau tokoh yang berbuat

baik untuk kepentingan orang lain. Dalam cerita anak, tokoh cerita tidak harus

berwujud manusia, seperti anka-anak atau orang dewasa lengkap dengan nama

dan karakternya, melainkan dapat berupa binatang atau suatu objek lain.

Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik

keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan hidupnya,

sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya (Suharianto 2005:

20).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tokoh adalah

pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita rekaan sehingga peristiwa itu

mampu menjalin suatu cerita. Penokohan yaitu penyajian watak tokoh dan

penciptaan citra tokoh yang membedakan dengan tokoh yang lain.

2) Alur Cerita

Burhan Nurgiyantoro (2005: 237) menyatakan bahwa “alur atau plot

dapat dipahami sebagi rangkaian peristiwa yang terjadi berdasarkan hubungan

sebab akibat”. Hal tersebut senada dengan pendapat Lukens (dalam Burhan

Nurgiyantoro, 2005: 238) yang menyatakan bahwa “alur merupakan urutan

peristiwa sebagaimana ditunjukkan oleh tokoh melalui suatu aksi”.

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

27

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur adalah

peristiwa-peristiwa dalam yang tersusun dengan urutan yang baik dan

menghasilkan sebuah cerita.

3) Latar

“Latar atau setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita secara

nyata yang dapat dipercaya kebenarannya” (Muh. Nur Mustakim, 2005: 21).

Sedangkan menurut Burhan Nurgiyantoro (2005: 249) latar (setting) dapat

dipahami sebagai landas tumpu berlangsungnya berbagai kisah dan peristiwa

yang diceritakan dalam cerita fiksi.

Burhan Nurgiantoro (2005: 249-250) menyatakan bahwa latar terbagi

menjadi dua yaitu latar fisik dan latar spiritual. Latar yang dapat diindera, dapat

dilihat kehadirannya, seperti tempat yang berupa sekolah, rumah, jalan, atau

tanah lapang disebut sebagai latar fisik. Dipihak lain, latar yang dirasakan

kehadirannya tetapi tidak dapat diindera, misalnya nilai-nilai dan aturan yang

mesti diikuti baik di rumah, di masyarakat, di sekolah, maupun di tempat lain

disebut latar spiritual.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa latar atau

setting adalah tempat, waktu, dan suasana yang digambarkan dalam sebuah

cerita. Dalam cerita anak, latar fisik dinilai lebih penting dari pada latar

spiritual. Sehingga, latar fisik dalam cerita anak sebaknya disampaikan secara

jelas dan rinci.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

28

4) Tema

Secara sederhana tema dapat dipahami sebagai gagasan yang mengikat

cerita (Lukens dalam Burhan Nurgiyantoro, 2005: 260). Tema merupakan

dasar pengembangan sebuah cerita. Sebagai sebuah gagasan yang ingin

disampaikan, tema dijabarkan dan dikonkretkan melalui unsur-unsur intrinsik

yang lain terutama tokoh, alur, dan latar.

Pemahaman terhadap tema suatu cerita adalah pemahaman terhadap

makna cerita itu sendiri (Burhan Nurgiyantoro, 2005: 260). Tema-tema cerita

anak memberikan nilai kejujuran, keadilan, ketakwaan kepada Tuhan, kasih

sayang, dan cinta kepada orang tua.

Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa tema

merupakan pokok permasalahan yang akan diangkat dalam suatu cerita. Dalam

cerita anak, tema yang diangkat mengandung nilai-nilai kebaikan yang

bertujuan untuk dapat dicontoh oleh anak-anak.

5) Amanat

Burhan Nurgiyantoro (2005: 265) mengatakan bahwa amanat adalah

sesuatu yang selaluberkaitan dengan berbagai hal yang berkonotasi positif,

bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik. Amanat merupakan ungkapan

pengarang kepada pembaca. Amanat cerita anak, disampaikan dengan lebih

konkret sehingga mudah dipahami. Hal itu disebabkan karena cerita anak hadir

dan ditulis sebagai salah satu alternatif memberikan pendidikan kepada anak

melalui cerita.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

29

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan pesan yang

ingin disampaikan pengarang oleh pendengar atau pembaca secara tersirat

maupun tersurat. Dalam cerita anak, amanat yang disampaikan lebih konkret

karena bertujuan untuk mendidik.

8. Manfaat Cerita Anak

Muh. Nur Mustakim (2005: 72) menyatakan bahwa terdapat empat

manfaat cerita anak, yaitu:

1) Manfaat pendidikan 2) Manfaat hiburan 3) Manfaat pengembangan imajinasi 4) Manfaat gemar bercerita

Untuk mendalami pemahaman manfaat cerita anak, akan dijabarkan

pada penjelasan berikut ini.

1) Manfaat pendidikan

Tema cerita pada anak-anak beraneka ragam sesuai dengan peri

kehidupan anak di kota, di desa, dan di rumah. Pengungkapan tema-tema cerita

anak itu memberikan pendidikan secara langsung atau tidak langsung kepada

pembaca. Kadang pengarang cerita secara eksplisit memberikan pendidikan

melalui dialog tokoh-tokoh cerita dan secara implisit lewat pernyataan tokoh,

perilaku tokoh, dan ide-ide tokoh cerita. Sisi pendidikan penyimak cerita dapat

memetik banyak hal, seperti pengembangan keterampilan bahasa dan

interpretasi isi cerita.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

30

2) Manfaat hiburan

Manfaat hiburan dari cerita ada penyebabnya. Penyebab tersebut lahir

dari ucapan-ucapan atau dialog para tokoh, dari gambar-gambar dan ilustrasi

yang menonjol, atau dari pencerita yang bertingkah berlebihan hingga anak

tahu kapan dan di mana tumbuh rasa gembira dan hiburan anak. Manfaat lain

dari memberikan perkembangan emosi hiburan juga mengembangkan imajinasi

anak, sekaligus mengajarkan berperilaku terpuji, memotivasi anak untuk aktif

berkreasi, dan merangsang perkembangan kognitif anak. Menurut Muh. Nur

Mustakim (2005: 83) anak akan mersa bahagia apabila tohok-tokoh dalam

cerita selalu mendapat keberhasilan.

3) Manfaat pengembangan imajinasi

Cerita anak-anak memberi imajinasi yang kompleks terhadap

pembentukan cerita (Muh. Nur Mustakim, 2005: 84). Perkembangan imajinasi

anak didukung dengan topik dan kreativitas orang yang melakukan kegiatan.

Penggunaan bahasa pengarang melalui dialog-dialog tokoh cerita atau monolog

pengarang dalam cerita dapat membangkitkan imajinasi anak untuk berkreatif

menggunakan bahasa ungkapan yang tepat atau pribahasa yang cocok dengan

situasi dan kondisi cerita.

Tema cerita anak yang bervariasi dapat membangkitkan daya imajinasi

anak untuk berkreativitas mengembangkan tema-tema yang lain atau tema

yang pernah dialami oleh anak. Tema cerita yang disuguhkan penulis serita

seperti tema pembentukan budi pekerti, persahabatan, petualangan, atau tema-

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

31

tema keagamaan ini menjadi bahan pilihan untuk membina imajinasi anak

dalm kegiatan bercerita.

4) Manfaat gemar bercerita

Anak sering mendengarkan cerita dari orang tua, kakaknya, atau dari

gurunya. Apabila diamati petilaku anak ketika mendengarkan cerita tersebut,

anak sanagt antusias mengikuti jalan ceritanya (Muh. Nur Mustakim, 2005:

86).

Upaya pencerita membangkitkan perhatian anka ketika bercerita ialah

mengajukan pertanyaan apa yang pernah diceritakan. Dari sisi lain, apakah

cerita itu diikuti dan dipahami oleh anak. Upaya lain untuk membangkitkan

daya visual anak tentang cerita anak adalah menyiapkan alat bantu berupa

gambar-gambar yang sesuai dengan jalan cerita. Untuk memudahkan

pemahaman alur cerita, pencerita menggunakan bahasa sederhana sesuai

dengan perkembangan bahasa anak.

Cerita anak memiliki banyak manfaat yang sangat berpengaruh bagi

pertumbuhan bahasa dan pikiran anak. Berdasarkan uraian di atas, menfaat

cerita anak yaitu sebagai pendidikan, sebagai hiburan, sebagai pengambangan

imajinasi, dan sebagai manfaat gemar bercerita.

9. Kriteria Pemilihan Cerita Anak

Perkembangan cerita anak yang diterbitkan oleh berbagai penerbit

memberi manfaat bagi orang tua dan guru untuk menambah wawasan tentang

masalah terbentuknya cerita dan kandungan isi cerita (Muh. Nur Mustakim,

2005: 91). Perkembangan buku cerita anak sekarang sudah sangat pesat. Buku

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

32

dicetak dengan ilustrasi yang berwarna dan sangat menarik. Demikian juga

dengan penggunaan bahasa cerita bukan saja Bahasa Indonesia, akan tetapi

juga terdapat bahasa asing seperti Bahasa Inggris.

Zuchdi (dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 92) menyatakan bahwa

memiliki buku-buku cerita hendaknya mempertimbangkan kurikulum maupun

kebutuhan anak-anak. Menurut Akhdiat (dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 93)

kriteria pemilihan cerita anak-anak, kesederhanaan bahasa dan kesederhanaan

alur.

Kriteria pemilihan cerita yang diungkapkan Tompkins (dalam Muh.

Nur Mustakim, 2005: 93) yaitu (1) mempunyai plot yang sederhana dan

tersusun baik; (2) mempunyai karakter yang cukup jelas: dan (3) menggunakan

bahasa yang hidup.

Berikut ini akan dijelaskan karakteristik pemilihan cerita anak menurut

Muh. Nur Mustakim (2005: 93-114).

1) Kesederhanaan Bahasa

Bahasa cerita dapat memberikan wawasan anak tentang isi cerita.

Pengarang memilih bahasa didasarkan pada latar bagaimana perkembangan

bahasa anak dan jalan pikiran anak. Kesederhanaan bahasa anak dalam

mengutarakan sesuatu pikiran, perasaan, dan keinginan anak dalam berbicara

ada;ah hal yang wajar.

Perkembangan bahasa anak dan cerita anak sangat diperlukan untuk

memilih cerita anak-anak. Cullinan (dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 95)

mengemukakan tiga prinsip yang dapat digunakan untuk membahas bahasa dan

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

33

sastra (cerita). Pertama, anak mengembangkan bahasa secara alami ketika

berinteraksi dengan isi cerita. Kdua, dalam perkembangan bahasa secara umum

anak sudah dapat memahami kalimat dan menarik makna dari konteks tersebut.

Ketiga, anak belajar berbahasa melalui kegiatan bercerita dapat meningkatkan

keterampilan bahasanya.

2) Kesederhanaan Alur

“Alur cerita adalah jalan cerita atau rentetan berbagai peristiwa yang

tersusun apik menjadi cerita” (Muh. Nur Mustakim, 2005: 100).

Kesederhanaan alur ecrita adalah perihal jalan cerita atau renteten peristiwa

dalam cerita yang sederhana, bersahaja, atau mudah dipahami dengan cepat

oleh anak. Dengan sekali membaca atau menyimak cerita, anak-anak dapat dan

mudah memehami jalan ceritanya.

Kesederhanaan alur cerita memberi peluang kepada anak untuk

mengembangkan daya nalarnya. Kesederhanaan alur cerita juga mampu

membantu perkembangan kognitif anak, memproduksi cerita, dan menyiapkan

pengembangan diri anak.

3) Perwatakan Tokoh

Ciri khas unsur cerita anak yang sangat menarik dan disukai anak-anak

adalah tokoh cerita. Tokoh anak harus jelas dan dapat dipercaya. Artinya tokoh

itu memiliki keperibadian yang jelas digambarkan melalui pikiran, kata-kata,

tindakan, dan ekspresi. Tokoh yang tampak dalam pikiran anak ada dua, yaitu

tokoh yang baik dan tokoh yang buruk atau jahat. Pelukisan tokoh cerita anak

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

34

yang demikian itu, adalah anak yang mempercayai tokoh yang baik dan yang

jahat.

Tokoh yang disukai anak-anka adalah tokoh yang berani, cerdik, dan

perkasa (Nuraeni dalam Muh. Nur Mustakim, 2005: 109). Untuk memantapkan

pemahaman anak terhadap tokoh-tokoh atau perwatakan pelaku dalam cerita,

pihak orang tua dan guru memberikan kegiatan apresiasi kepada cerita anak.

4) Mengandung Pendidikan Moral

Ditinjau dari tema cerita anak banyak manfaat yang diperoleh untukn

pendidikan anak-anak. Cerita-cerita yang ditulis pengarang menitipkan pesan

kepada pembaca secara eksplisit dan implisit tentang moral. Tentang

perkembangan moral anak-anak, dalam cerita dilukiskan pengarang menurut

perkembnagan moral yang realistis terhadap kehidupan anak.

Cerita-cerita yang menyampaikan pesan pendidikan moral dengan label

teladan sikap berbudi atau budi pekerti menyajikan cerita yang memuat sikap

anak yang berbudi. Cerita tersebut dimaksudkan untuk memberi teladan kepada

anak-anak guna membina ptibadinya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa cerita anak

memiliki kriteria. Kriteria cerita anak yaitu mengenai kesederhanaan bahasa,

kesederhanaan alur, perwatakan tokoh, dan mengandung pendidikan moral.

Kriteria ini sesuai dengan tingkat perkembangan anak-anak.

10. Pengertian Kemampuan Menyimak Cerita Anak

Kemampuan berasal dari kata mampu. Menurut Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia mampu berarti kuasa melakukan sesuatu, sanggup, dapat.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

35

Kemampuan memiliki arti kesanggupan, kekuatan untuk melakukan sesuatu;

kekayaan yang dimiliki (Budiono, 2005: 332).

Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia istilah menyimak memliki

arti mendengarkan apa yang diucapkan atau dibaca orang lain secara seksama;

memeriksa dan mempelajari dengan teliti (Budiono, 2005: 477).

Cerita anak adalah karangan imajinatif menganai kehidupa anak yang

dapat ditilis oleh anak-anak ataupun orang dewasa (Muh. Nur Mustakim, 2005:

13).

Berdasarkan pengertian kemampuan, menyimak, dan cerita anak di atas

dapat disimpulkan pengertian kemampuan menyimak cerita anak adalah suatu

kesanggupan atau kekuasaan yang dimiliki untuk mendengarkan apa yang

diucapkan orang lain secara seksama dan disengaja pada sebuah cerita yang

menggambarkan kehidupan anak-anak.

11. Tahap-tahap Menyimak Cerita Anak

Menurut pendapat dari Strickland dan Dawson (dalam H.G Tarigan,

2008: 31-32) menyatakan bahwa terdapat sembilan tahap menyimak, mulai

dari yang berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh.

Kesembilan tahap tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat sang anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya;

2) Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal di luar pembicaraan;

3) Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menunggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak;

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

36

4) Menyimak sarapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorbsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya;

5) Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; perhatian secara saksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja;

6) Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;

7) Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar atau mengajukan pertanyaan;

8) Menyimak secara saksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti jalan pikiran sang pembicara;

9) Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.

Hunt (dalam H.G Tarigan, 2008: 35-36) mengemukakan adanya tujuh

tahapan menyimak, yaitu sebagi berikut.

1) Isolasi

Pada tahap ini sang penyimak mencatat aspek-asppek individual kata

lisan dan memisah-misahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-

fakta, organisasi-organisasi khusus, begitupula stimulus-stimulus lainnya.

2) Identifikasi

Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna atau

identitas pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu.

3) Integrasi

Menginterpretasikan atau menyatupadukan sesuatu yang didengar

dengan informasi lain yang telah disimpan dan rekam dalam otak.

4) Inspeksi

Informasi baru yang telah diterima akan dikontraskan dan dibandingkan

dengan segala informasi yang telah dimiliki mengenai hal tertentu.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

37

5) Interpretasi

Secara aktif mengevaluasi sesuatu yang didengar dan menelusuri dari

mana datangnya semua itu. Penyimak pun menolak dan menyetujui serta

mengakui dan mempertimbangkan informasi tersebut dnegan sumber-

sumbernya.

6) Interpolasi

Menyediakan serta memberikan data-data dan ide-ide penunjang dari

latar belakang pengetahuan dan pengalaman diri sendri untuk mengisi serta

memenuhi butir-butir pesan yang terdengar.

7) Introspeksi

Merefleksikan dan menguji informasi baru, penyimak berupaya untuk

mempersonalisasikan informasi tersebut dan menerapkannya pada situasi itu

sendiri.

Jadi, berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-

tahap menyimak dari beberapa pendapat tersebut yang tepat digunakan dalam

penelitian ini adalah tahap mendengar, memahami, menginterpretasi, dan

menanggapi. Jadi tahap-tahap menyimak cerita anak yaitu tahap mendengar

cerita anak, memahami isi cerita anak, menginterpretasi cerita anak, dan

menanggapinya.

B. Media Film Animasi

1. Pengertian Media

Istilah media pembelajaran menurut Main Sufanti (2010: 61)

berdekatan dengan istilah-istilah yang lain, yaitu: sarana, alat peraga, alat

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

38

bantu, dan sumber belajar. Istilah-istilah tersebut memang secara konseptual

bisa dibedakan, namun di dalam proses pembelajaran istila-istilah ini sering

memiliki peran yang tumpang tindih bahkan sulit dibedakan.

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah

perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Azhar

Arsyad, 2009: 3). Sehingga, media dapat diartikan sebagai perantara atau

pengantar dari pengirim kepada penerima pesan. Media dapat diartikan dengan

manusia, benda, ataupun peristiwa yang membuat kondisi siswa

memungkinkan memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2009: 3) mengatakan bahwa

media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau

kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh

pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks,

dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian

media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Pendapat lain yaitu menurut Bretz (dalam Main Sufanti, 2010: 61-62)

mengemukakan bahwa media adalah sesuatu yang terletak di tengah-tengah,

jadi suatu perantara. Berdasarkan pengertian ini, maka media dapat dikatakan

sebagai perantara pesan.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

39

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses penyampaian

informasi atau perantara untuk menyampaikan pesan, informasi, materi ajar

kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,

dan minatnya dalam suatu proses pembelajaran yang dilakukan.

2. Fungsi dan Manfaat Media

Suatu proses pembelajaran terdapat dua unsur yang amat penting yaitu

metode pembelajaran dan media pembelajaran. Kedua unsur tersebut saling

berkaitan. Dalam memilih suatu metide pembelajaran tertentu akan

mempengaruhi media pembelajaran yang sesuai, walaupun masih ada unsur

lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan

pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah

pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik

siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama

media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut

mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh

guru.

Menurut Munadi (dalam Main Sufanti, 2010: 64) terdapat lima fungsi

media pembelajaran yaitu: (1) Media pembelajaran sebagai sumber belajar, (2)

fungsi semantik, (3) fungsi manipulatif, (4) fungsi psikologis, dan (5) fungsi

sosio-kltural.

Sedangkan Kemp dan Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2009: 19)

menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki tiga fungsi utama , yaitu (1)

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

40

memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3) memberi

instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat

direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Untuk tujuan informasi,

media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi

dihadapan sekelompok siswa. Media berfungsi untuk tujuan instruksi dimana

informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam

benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga

pembelajaran dapat terjadi.

Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2009: 24-25) mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: (1)

pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata

oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi

kalau guru mengajar di setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak

melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,

tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain.

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa media berfungsi

untuk tujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus

melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

41

yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Di samping menyenangkan,

media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan

dan memenuhi kebutuhan perorangan siswa.

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Sri Anitah (dalam Main Sufanti, 2010: 68) mengklarifikasikan media

pembelajaran menjadi tiga yaitu: (1) media visual yang terdiri dari media

visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang diproyeksikan, (2)

media audio, dan (3) media audiovisual. Selain itu, Munadi (dalam Main

Sufanti, 2010: 68) menambahkan jenis media tersebut dengan multimedia.

Sedangkan menurut Kemp & Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2009: 37)

mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, seperti berikut.

1) Media cetakan

Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk

pengajaran dan informasi. Disamping buku teks atau buku ajar, termasuk

pula lembaran penuntun berupa daftar cek tentang langkah-langkah yang

harus diikuti ketika mengoperasikan sesuatu peralatan atau memelihara

peralatan. Lembaran ini berisi gambar atau foto di samping teks

penjelasan. Bentuk lain dari media cetakan adalah brosur dan newsletter.

2) Media pajang

Media pajang pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi didepan kelompok kecil. Media ini meliputi papan tulis, gambar,

flip chart, papan magnet, papan kain, papan bulletin dan pameran. Media

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

42

pajang yang paling sederhana dan hampir selalu tersedia adalah papan

tulis.

3) Proyektor Transparasi(OHP)

Transparasi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang,

gambar, grafik atau gabungannya pada lembar bahan tembus pandang atau

plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau

dinding melalui sebuah proyektor.

4) Rekaman Audio-Tape

Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil

rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan.

5) Slide

Slide (film bingkai) adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm

dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik.

Film bingkai diproyeksikan melalui slide projector.

6) Film dan Video

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambaritu hidup.

7) Televisi

Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkangambar diam dan

gambar hidup bersama suara melalui kabel atau ruang.

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

43

8) Komputer

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi

informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan

pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Satu unit komputer terdiri

atas empat komponen dasar, yaitu input (misalnya keyboard dan writing

pad), prosesor (CPU: Unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data

(memori yang menyimpan data yang akan diproses oleh CPU baik secara

permanen (ROM) maupun untuk sementara (RAM), dan output (misalnya

layar) monitor, printer atau plotter).

Berdasarkan beberapa jenis media yang telah dipaparkan di atas,

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan media berupa audio

visual yang disesuaikan dengan tema atau materi dan karakteristik siswa.

4. Pengertian Film

Menurut Azhar Arsyad (2009, 49) film atau gambar hidup merupakan

gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan secara

mekanis sehingga gambar tampak hidup di layar. Film merupakan gambar

hidup yang terlihat pada gambar. Gambar yang terlihat tersebut merupakan

hasil proyeksi melalui lensa proyektor secara mekanis. Film itu bergerak dari

frame ke frame di depan lensa pada layar, gambar-gambar itu juga secara cepat

bergantian dan memberikan proses visual yang kontinyu di antara gambar demi

gambar tak ada celah-celah, bergerak dengan cepat dan pada layar terlihat

gambar-gambar yang berurutan dan melukiskan suatu peristiwa, cerita-cerita,

benda-benda, dan murni seperti pada aslinya (Oemar Hamalik, 1994: 84).

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

44

Umumnya, film digunakan sebagai sarana hiburan, dokumentasi, dan

pendidikan. Film dapat memberikan informasi, memeparkan proses,

menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan konsep-konsep,

memperpanjang atau menyingkat waktu, dan mempengaruhi sikap.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa film merupakan

gambar dengan ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam frame yang

diproyeksikan melaui proyektor dan diproduksi secara mekanis sehingga dapat

dilihat dan didengar.

5. Film Animasi

Animasi adalah gambar bergerak berbentuk dari sekumpulan objek

(gambar) yang disusun secrara beraturan mengikuti alur pergerakan yang telah

ditentukan pada setiap pertambahan hitungan waktu yang terjadi (Muhammad

Iqbal, 2012). Animasi berasal dari semua penciptaan kehidupan baik dalam

objek mati maupun ke dalam objek yang tidak bernyawa.

Menurut Ariesto Hadi Sutopo (2002: 2) animasi menggambarkan objek

yang bergerak agar kelihatan hidup. Membuat aniamsi berarti menggerakkan

gambar seperti kartun, lukisan, tulisan, dan lain-lain. Animais sangat baik

untuk presentasi, pemodelan, dokumentasi, dan lain-lain.

Berdasarkan definisi di atas, tampak bahwa animasi sebenarnya

merupakan teknik dan proses memberikan gerakan yang tampak pada objek

mati. Animasi sering dihasilkan dari seni bentuk yang berurutan. Gerak gambar

animasi dihasilkan dari suatu rangkaian gambar tak hidup yang tersusun

dengan urut dalam perbedaan gerak. Dengan demikian, dapat disimpulkan

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

45

bahwa media film animasi adalah media audio visual berupa rangkaian gambar

tak hidup yang berurutan yang diproyeksikan secara mekanis elektronis

sehingga tampak hidup pada layar.

6. Keuntungan dan Keterbatasan Media Film

Menurut Azhar Arsyad (2009: 49-50) media film dan video memiliki

keuntungan dan keterbatasan sebagai berikut:

a. Keuntungan film atau video

1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari

siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.

Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat

menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara

kerja jantung ketika berdenyut.

2) Film dan video dapat menggambarkan suaru proses secara tepat yang

dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.

Misalnya, langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu.

3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video

menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film

kesehatan yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau

eltor dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan

makanan dan lingkungan.

4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

46

video, seperti slogan yang sering di dengar, dapat membawa dunia ke

dalam kelas.

5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat

secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang

buas.

6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau

kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.

7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi

frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu

minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya,

bagaimana kejadian mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup

bunga hingga kuncup itu mekar.

b. Keterbatasan film atau video

1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan

waktu yang banyak.

2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga

tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin

disampaikan melalui film tersebut.

3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan belajar yang diinginkan kecuali film dan video itu dirancang

dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

47

7. Media Film Animasi

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses

penyampaian informasi atau perantara untuk menyampaikan pesan, informasi,

materi ajar kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minatnya dalam suatu proses pembelajaran yang dilakukan.

Film sebagai media audio visual merupakan sederetan gambar dengan

ilusi gerak, sehingga terlihat hidup dalam frame yang diproyeksikan melaui

proyektor dan diproduksi secara mekanis sehingga dapat dilihat dan didengar.

Animasi dihasilkan dari suatu rangkaian gambar tak hidup yang tersusun

dengan urut dalam perbedaan gerak yang minim pada setiap frame. Frame

adalah struktur gambar dasar pada suatu gerakan animasi atau gambar-gambar

berkesinambungan sehingga menghasilkan gerak yang baik di dalam film

maupun video.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa media film

animasi adalah suatu perantara audio visual untuk menyampaikan pesan,

informasi, materi ajar kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan minatnya dalam suatu proses pembelajaran yang

dilakukan yang tersusun dari rangkaian gambar tak hidup yang berurutan pada

frame yang diproyeksikan secara mekanis elektronis sehingga tampak hidup

pada layar.

8. Peran Media Fim Animasi dalam Pembelajaran Menyimak

Peranan media pembelajaran dalam dunia pendidikan khususnya

kegiatan pembelajaran bahasa untuk mendorong tercapainya tujuan

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

48

pembelajaran yang efektif dan efisien. Jadi dapat dikatakan bahwa media

pendidikan merupakan suatu bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari

pendidikan di sekolah, oleh karena itu setiap guru harus memiliki pengetahuan

dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan. Sudjana & Rivai

(dalam Azhar Arsyad, 2009: 24-25) mengemukakan manfaat media

pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: (1) pembelajaran akan lebih

menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; (2)

bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami

oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan

pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata

komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak

bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar di setiap

jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti

mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Media pembelajaran dikatakan baik dan dapat digunakan sebagai

pembelajaran apabila media tersebut bersifat efektif, efisisen, serta

komunikatif. Efisien artinya memiliki daya guna, ditinjau dari segi cara

penggunaan waktu dan tempat serta kecepatannya mencapai hasil secara

optimal. Efektif apabila penggunaannya mudah dalam waktu singkat dan dapat

mencakup isi dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Pemanfaatan

media secara efektif bukan hal yang mudah. Guru masih berperan untuk

membantu pemahaman konsep peserta didik.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

49

Beberapa macam media pembelajaran, media film animasi dalam

bentuk CD adalah media yang paling lazim dipakai. Hal ini dikarenakan

peserta didik lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar

dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang baik, sudah tentu akan

menambah semangat peserta didik dalam memngikuti proses pembelajaran.

CD termasuk ke dalam film animasi yakni media utuh yang

mengkolaborasikan bentuk-bentuk visual dengan audio. Film animasi dapat

digunakan untuk menyampaikan informasi yang dapat didengar (audio) dan

dapat dilihat (visual), sehingga dapat mendeskripsikan suatu masalah, suatu

konsep, suatu proses yang bersifat abstrak dan tidak lengkap menjadi lebih

jelas dan lengkap. Film animasi mampu menstimulasi beberapa pengertian,

menyediakan alat baru yang mampu mengatasi keterbatasan buku teks dan

guru.

Dalam pembelajaran menyimak cerita anak yang dirasa cukup menarik

adalah karena pembelajaran menggunakan media film animasi. Pembelajaran

dengan menggunakan media film animasi dapat digunakan untuk menjelaskan

suatu pengertian abstrak atau konsep yang sering sulit dijelaskan dengan kata-

kata. Dengan media ini, peserta didik dapat merumuskan pemahaman tentang

suatu konsep, kaidah-kaidah asas (prinsip), unsur-unsur pokok, proses, hasil,

dampak, dan seterusnya. Dengan demikian, tingkat pemahaman dan

penguasaan menyimak cerita anak akan menjadi lebih baik.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

50

9. Langkah-langkah Pembelajaran Menyimak Cerita Anak

Menggunakan Media Film Animasi

Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita

anak menggunakan film animasi adalah sebagai berikut.

a. Guru membaca buku pedoman penggunaan media film animasi.

b. Guru dan peneliti menyiapkan laptop, LCD, layar proyektor, speaker dan

CD cerita anak.

c. Siswa ditayangkan film animasi cerita anak.

d. Siswa diminta mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak seperti tema,

tokoh dan penokohan, latar, dan amanat.

e. Siswa mengarjakan LKS.

f. Siswa diminta membacakan hasil kerjanya.

g. Beberapa siswa diminta untuk menceritakan kembali isi cerita anak yang

telah disimaknya.

h. Siswa mengerjakan soal evaluasi.

i. Guru melakukan tindak lanjut.

C. Karekteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Sekolah Dasar merupakan lembaga pendidikan yang menyelenggarakan

program pendidikan enam tahun bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Menurut

Suharjo (2006:1), pendidikan di sekolah dasar dimaksudkan untuk memberikan

bekal kemampuan dasar kepada anak didik berupa pengetahuan, keterampilan,

dan sikap sesuai dengan tingkat perkembangannya, untuk mempersiapkan

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

51

siswa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pendidikan di sekolah dasar

bertujuan untuk menghasilkan masyarakat Indonesia yang berkualitas.

Menurut Piaget (Suharjo, 2006: 37) mengatakan bahwa tahap-tahap

perkembangan anak secara hierarkis terdiri dari empat tahap yaitu tahap sensori

motoris (0-2 tahun), tahap pra operasional (2-6/7 tahun), tahap operasional

konkrit (6/7-11/12 tahun), dan tahap operasional formal. Dengan demikian,

maka usia anak SD terjadi pada tahap operasional konkrit.

Endang Poerwanti dan Widodo (2002: 44) anak pada usia 6-12 tahun

merupakan masa kanak-kanak akhir, masa ini juga disebut masa bermain.

Cirri-ciri pada masa ini, anak-anak mempunyai dorongan mental untuk

memasuki dunia konsep, logika, symbol, dan sebagainya.

Menurut Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 116-117) ciri-ciri khas anak masa

kelas-kelas tinggi sekolah dasar adalah:

1. Perhatiannya tertuju pada kehidupan praltis sehari-hari. 2. Ingin tahu, inin belajar, dan realistis. 3. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus. 4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi

belajarnya di sekolah. 5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk

bermain bersama, mereka mambuat peraturan sendiri dalam kelompoknya.

Yudrik Jahja (2013: 205-211) menyatakan bahwa ciri khas siswa kelas

tinggi Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan menolong diri sendiri hampir secepat dan semahir orang

dewasa.

2. Memiliki inisiatif sendiri dalam melakukan sesuatu.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

52

3. Anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan untuk

menulis, menggambar, menari, mewarnai, dan membuat pekerjaan tangan

di sekolah.

4. Kesalahan dalam pengucapan kata-kata lebih sedikit dibandingkan pada

kelas rendah.

5. Pembentukan kalimat lebih singkat dan padat.

Karateristik anak sekolah dasar menurut Angela Aning (dalam Suharjo

2006:36), sebagai berikut:

1. Kemampuan berfikir anak itu berkembang secara sekuensial dari kongkrit menuju abstrak.

2. Anak harus menuju ke tahap perkembangan berikutnya dan tidak boleh dipaksakan untuk bergerak menuju tahap perkembangan kognitif yang lebih tinggi, misalnya: dalam hal membaca permulaan, mengingat angka, dan belajar konservasi.

3. Anak belajar melalui pengalaman-pengalaman langsung, khususnya melalui aktivitas bermain.

4. Anak memerlukan pengembangan kemampuan penggunaan bahasa yang dapat digunakan secara efektif di sekolah.

5. Perkembangan sosial anak dari egosentris menuju kepada kemampuan untuk berempati dengan yang lain.

6. Setiap anak sebagai seorang individu, masing-masing memiliki cara belajar yang unik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimulkan bahwa karakteristik siswa

SD kelas tinggi, terutama kelas V adalah berfikir konkret ke abstarak dan

senang mencoba hal-hal baru yang menarik. Siswa kelas V membutuhkan

belajar secara konkret terlebih dahulu kemudian baru memahami konsep secara

abstrak. Dalam pembelajaran menyimak, siswa kelas V masih kesulitan apabila

cerita yang disimaknya hanya dibacakan oleh guru karena hal ini masih terlalu

abstrak untuk usia anak tersebut. Dengan penggunaan media film animasi,

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

53

cerita yang disimaknya akan lebih konkret dan menarik, sehingga anak akan

termotivasi dan lebih mudah menagkap isi cerita tersebut.

D. Kerangka Pikir

Kemampuan menyimak merupakan suatu kesanggupan atau kekuasaan

yang dimiliki untuk mendengarkan apa yang diucapkan orang lain secara

seksama dan disengaja. Kemampuan menyimak merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang bertujuan untuk membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilan berkomunikasi, baik secara lisan maupun

tertulis. Kemampuan menyimak mempunyai pengaruh terhadap kemampuan

berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis.

Kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri

Delegan 2 dinilai belum maksimal. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Salah satu faktor yang berpengaruh adalah penggunaan media pembelajaran.

Media pembelajaran menyimak belum digunakan secara maksimal. Dalam

proses pembelajaran siswa hanya menyimak pembacaan teks yang dilakukan

oleh guru. Hal ini menyebabkan siswa bosan dan kurang semangat dalam

mengikuti belajar menyimak cerita dan akhirnya berpengaruh pada penguasaan

kemampuan menyimak menjadi rendah dan hasil belajar yang kurang

memuaskan. Dengan demikian akan dilakukan perbaikan pembelajaran pada

saat siswa kelas V, yaitu dengan penggunaan media film animasi.

Dengan penggunaan media film animasi ini diharapkan mampu

membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan tidak membosankan

sehingga siswa dapat berkonsentrasi dalam belajar. Dengan demikian siswa

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

54

mudah memahami isi yang terkandung dalam cerita anak dan hasil belajar

siswa pun dapat meningkat. Manfaat lain selain memberikan perbaikan pada

prestasi siswa, penggunaan media film animasi dalam kemampuan menyimak

cerita anak juga dapat meningkatkan keterampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Berikut merupakan gambar kerangka pikir pada penelitian ini.

Gambar 1. Kerangka Pikir

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, disusun hipotesis tindakan yaitu,

“Media film animasi dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak

pada siswa kelas V SD Negeri Delegan 2, Prambanan, Sleman”.

Kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Delegan 2, Prambanan, Sleman meningkat.

Penggunaan media film animasi ketika pembelajaran menyimak cerita anak berlangsung.

Kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Delegan 2, Prambanan, Sleman masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan dengan nilai

ketuntasan yang cukup rendah.

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

55

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas atau

dalam Bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

“Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama” (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 3). Hal senada

juga dikemukakan oleh Suyadi (2013: 22) mengungkapkan bahwa Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang

yang terlibat di dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan

menggunakan metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan

diberbagai aspek pembelajaran.

Zainal Aqib (2006: 13) mengungkapkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja

dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. Menurut Kemmis dan

McTaggart (dalam H.M Sukardi, 2012: 3) penelitian tindakan adalah cara suatu

kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi sebuah kondisi dimana

kelompok tersebut dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat

pengalaman mereka dapat diakses orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang penelitian tindakan kelas,

dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian

tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dan

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

56

memiliki tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktik

pembelajaran. Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian

tindakan kelas yang berbentuk kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas

tersebut. Dalam penelitian ini, diberikan suatu tindakan dalam situasi

sebenarnya. Berdasarkan tindakan tersebut kemudian dilihat kekurangan dan

kelebihan kemudian melakukan perubahan yang berfungsi untuk peningkatan.

Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari

jawaban atas permasalahan yang ada di kelas.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V SD Negeri Delegan 2,

Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang berjumlah 31

siswa terdiri dari 19 siswa putra dan 12 siswa putri.

Objek dalam penelitian ini yaitu meningkatkan kemampuan menyimak

cerita melalui penggunaan media film animasi pada siswa kelas V SD Negeri

Delegan 2.

C. Setting Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah di SD Negeri

Delegan 2, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Sekolah

tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian karena berdasarkan prasurvei yang

telah dilakukukan peneliti di SD Negari Delegan 2, Prambanan, Sleman serta

melalui wawancara dengan guru kelas V, ditemukan permasalahan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu terkait pembelajaran menyimak cerita

anak. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 atau semester genap tahun

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

57

pelajaran 2015/2016 terhadap siswa kelas V SD Negeri Delegan 2,

Prambanan, Sleman.

D. Model Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan model

penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart. Pada penelitian

tindakan kelas ada tahap-tahap yang harus dilakukan yang disebut siklus.

Siklus dalam penelitian ini terdiri dari perencanaan (planning), tindakan

(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) dan perencanaan

kembali (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 16). Berikut model visualisasi bagan

yang disusun oleh Kemmis dan Taggart

.

Gambar 2. Proses Penelitian Tindakan

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

58

Berikut penjelasan dari proses penelitian tindakan:

1. Perencanaan

Tahap perencanaan dimulai dari mengajukan permohonan ijin kepada

pihak sekolah. Kemudian peneliti bekerja sama dengan guru kelas melakukan

penemuan masalah dan kemudian merancang tindakan yang akan dilakukan.

Secara lebih rinci, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menemukan masalah penelitian yang ada di lapangan. Pada fase ini

dilakukan melalui diskusi dengan guru dan siswa melalui observasi di

dalam kelas.

b. Merencanakan langkah-langkah pembelajaran (menyusun RPP) untuk

materi mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik cerita anak pada siklus I.

Perencanaan yang dibuat bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan

dalam pelaksanaannya.

c. Menyiapkan media, yaitu berupa film animasi.

d. Menyusun instrumen tes dan observasi. Instrumen tes yaitu soal pilihan

ganda beserta penilaiannya. Instrumen lainnya yaitu berupa lembar

observasi.

e. Melakukan kolaborasi dengan guru kelas dan mengumpulkan informasi

dari kelas tersebut.

2. Tindakan dan Observasi

Tahap tindakan dan observsai dilakukan dalam satu waktu, pada saat

guru melakukan tindakan disitupula obsrevan melakukan kegiatan observasi

terhadap kegiatan pembelajaran.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

59

Pada langkah ini merupakan langkah pelaksanaan dari perencanaan

yang telah disiapkan. Tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran

menyimak cerita anak menggunakan media film animasi pada penelitian ini

sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang akna dilakukan

dalam tahap ini adalah sebagai berikut.

a. Pendahuluan atau persiapan

Langkah awal pada tahap ini adalah guru mengkondisikan siswa agar

siap mengikuti pembelajaran dan memberikan apresepsi dengan melakukan

tanya jawab tentang cerita anak yang diketahui siswa. Tujuan dari apresepsi ini

adalah untuk menggali pengetahuan siswa tentang cerita anak. Selanjutnya

guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan belajar mengajar yang akan

dilakukan yaitu menyimak cerita anak menggunakan media film animasi.

Selain itu, guru juga menyampaikan manfaat pembelajaran. Hal ini dilakukan

sebagai upaya menumbuhkan minat belajar siswa supaya mulai dari awal siswa

telah termotivasi mengikuti pembelajaran.

b. Inti atau pelaksanaan

Pada tahap ini, guru memberikan penjelasan tentang unsur intrinsik

cerita anak dengan tujuan agar lebih mudah dipahami siswa. Siswa menyimak

cerita anak melalui proyektor yang disambungkan ke layar. Selama kegiatan

menyimak berlangsung, guru meminta siswa untuk melakukan pengamatan dan

diperbolehkan menulis nama-nama tokoh yang dianggap penting. Setelah

selesai menyimak, kegiatan selanjutnya adalah siswa berdiskusi kemudian

mengerjakan soal yang diberikan oleh guru terkait cerita anak yang telah

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

60

disimaknya. Siswa diberi pertanyaan mengenai tema, tokoh dan penokohan,

setting atau latar dan amana dari cerita yang telah disimak. Guru meminta

siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk diberi penilaian. Beberapa

siswa diminta menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara

bergiliran dan siswa lain dapat memberikan masukannya.

c. Penutup atau akhir

Guru bersama siswa melkukan refleksi terkait pembelajaran yang telah

berlangsung. Pada akhir pembelajaran, siswa dengan bantuan guru

menyimpulkan cerita anak yang telah dilihatnya.

Disamping tindakan yang dilakukan guru, observan juga melakukan

observasi. Pengamatan atau observasi merupakan upaya mengamati

pelaksanaan tindakan. Hal yang diamati dalam pembelajaran menyimak cerita

anak ini kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi dari

kegiatan awal pembelajaran, kegiatan menyimak, kegiatan mengerjakan soal

sampai kegiatan akhir pembelajaran. Selain itu aktivitas pengajaran yang

dilakukan oleh guru kelas juga diamati.

3. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang

diperoleh dari pengamatan sesuai dengan hasil tes dan hasil observasi. Data

atau hasil perubahan setelah adanya tendakan dianalisis kemudian dijadikan

acuan perubahan atau perbaikan tindakan yang dianggap perlu pada tindakan

selanjutnya.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

61

Apabila pada tindakan pertama belum mencapai hasil yang sesuai

dengan tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana

tindakan pada siklus selanjutnya dengan mengacu pada hasil evaluasi

sebelumnya. Dalam upaya memperbiki tindakan pada siklus selanjutnya perlu

menganalisis hasil tes dan hasil observasi. Analisis hasil tes siswa dilakukan

dengan menentukan nilai rata-rata kelas. Hasil analisis digunakan sebagai

kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus selanjutnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu hal penting dalam penelitian adalah teknik pengumpulan

data, yaitu untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna tercapainya

penelitian yang akurat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah

metode tes, observasi, dan dokumentasi. Tes digunakan untuk mengetahui

tingkat kemampuan siswa dalam menyimak cerita anak, sedangkan observasi

digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menyimak

cerita anak melalui penggunaan media film animasi. Dokumentasi dalam

penelitian ini memberikan bukti-bukti terkait penelitian yang telah dilakukan.

Dokumen yang digunakan yaitu dokumen tulis dan dokumen gambar.

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi

Arikunto, 2006: 53). Senada dengan Hamzah B. Uno, dkk (2011: 104) yang

menyatakan bahwa tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

62

kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang

dijadikan penetapan skor angka.

Tes dilakukan pada tiap skiklus setelah siswa selesai menyimak cerita

anak melalui media film animasi. Pengumpulan data tes untuk mengungkapkan

pemahaman siswa terhadap materi simakan serta mengetahui ketercapaian

indikator menyimak cerita anak. Soal digunakan untuk mengetahui

ketercapaian indikator. Dari hasil analisis tes tersebut, akan diketahui

peningkatan kemampuan menyimak cerita anak pada siswa.

2. Observasi

Observasi atau pengamatan diperlukan untuk menjawab pertanyaan

yang diajukan dalam penelitian ini. Observasi dilkukan pada saat kegiatan

pembelajaran berlangsung.

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara

mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata, 2013: 220). Observasi

dilakukan terhadap siswa dan guru untuk mengetahui interaksi proses belajar

mengajar, sikap positif dan negatif siswa terhadap kemampuan menyimak.

Observasi dilakukan berdasarkan aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai dalam lembar observasi adalah

hal-hal yang terdapat pada kegiatan awal, inti, dan akhir.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya menumental dari seseorang

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

63

(Sugiyono, 2013: 329). Dokumen yang berbentuk tulisan antara lain catatan

harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, dan kebijakan.

Dokumen yang berbeentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan

lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni. Studi dokumen

atau dokumentasi merupakan pelangkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam suatu penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap

fenomena sosial maupun fenomena alam. Meneliti adalah melakukan

pengukuran, sehingga harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam

penelitian biasanya disebut dengan instrumen penelitian (Sugiyono, 2013:

148).

Instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian harus sesuai dengan

teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini

menggunakan teknik tes, observasi, dan dokumentasi, sedangkan instrumen

yang digunakan adalah soal tes, lembar observai, dan dokumen (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran, catatan-catatan yang berhubungan dengan

penilaian, data hasil observasi siswa, data nilai siswa, dan foto-foto saat proses

pembelajaran berlangsung).

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alatblain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

64

Arikunto, 2006: 53). Soal tes digunakan untuk mengukur pengetahuan dan

kemampuan menyimak cerita anak. Peneliti membuat lambar penilaian untuk

mengukur kemampuan menyimak cerita anak. Dalam meneliti kemampuan

menyimak cerita anak, peneliti menggunakan aspek-aspek kemampuan

menyimak yang diuraikan dalam kisi-kisi. Dalam pemberian nilai, peneliti

membuat pedoman pemberian nilai untuk mengukur kemampuan menyimak.

Soal tes yang diberikan berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 20 soal. Soal

tersebut dibuat peneliti dan telah divalidasi oleh dosen ahli materi melalui

expert judgment. Untuk mengukur kemampuan menyimak pada siswa, maka

dilakukan tes kemampuan menyimak yang sudah disiapkan oleh guru. Menurut

Burhan Nurgiyantoro (2001: 239) penyusunan tes kemampuan menyimak yang

menyangkut aspek kognitf hendaknya dibuat secara berjenajang, jika

dimungkinkan mulai dari tingkat ingatan samapi dengan tahap evaluasi. Kisi-

kisi pedoman pemberian nilai kemampuan menyimak permulaan dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

65

Tabel 1. Kisi-kisi tes kemampuan menyimak

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Nomor Soal Jumlah Soal C1 C2 C3

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang disampaikan secara lisan.

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat)

Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan.

3 6 2

Menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak

4,14 9,10, 15,19 6

Menentukan tema cerita anak 1 2 11 3

Menentukan latar cerita anak. 16,17 5,12 7 5

Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.

18 13 8,20 4

Total item 5 7 8 20

2. Observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam

mengamati kegiatan siswa. Dalam lembar observasi peneliti akan memperoleh

data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak

menggunakan media film animasi. Kisi-kisi observasi terhadap akivitas siswa

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

66

Tabel 2. Kisi-kisi observasi aktivitas siswa

No. Aspek Indikator Skor

1.

Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

Siswa sangat aktif bertanya saat pembelajaran. 4

Siswa aktif bertanya saat pembelajaran. 3 Siswa kurang aktif bertanya saat pembelajaran. 2

Siswa tidak aktif bertanya saat pembelajaran. 1

2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi sangat tertarik dalam pembelajaran. 4

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran. 3 Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. 2 Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 1

3.

Perhatian siswa saat pembelajaran menggunakan media film animasi.

Siswa sangat memperhatikan guru saat mengajar. 4

Siswa memperhatikan guru saat mengajar. 3 Siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar. 2

Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. 1

4.

Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Siswa merasa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan. 4

Siswa merasa kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3

Siswa merasa kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2

Siswa tidak senang mengikuti pembelajaran. 1

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa sangat merespon materi yang diajarkan. 4

Siswa merespon materi yang diajarkan. 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan. 2

Siswa tidak merespon materi yang diajarkan. 1

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

67

No. Aspek Indikator Skor

6. Tanggung jawab siswa

Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 1

7. Percaya diri siswa

Siswa sangat percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 1

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan-catatan yang berhubungan

dengan penilaian, data hasil observasi siswa, data nilai siswa, dan foto-

foto saat proses pembelajaran berlangsung.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

data secara kualitatif dan kuantitatif. Observasi menggunakan analisis data

secara kualitatif. Data hasil observasi yang didapat melalui lembar observasi

aktivitas siswa digunakan untuk melihat proses pembelajaran menyimak cerita

anak. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan membuat tabel dan

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

68

persentase. Rumus perhitungan analisis persentase aktivitas siswa dalam proses

pembelajaran yang digunakan adalah rumus persentase yang dikemukakan oleh

M. Ngalim Purwanto (2002:102) sebagai berikut.

Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil observasi aktivitas

siswa, maka dilakukan pengelompokkan atas 5 kriteria penilaian yaitu sangat

baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Adapun kriteria persentase

tersebut menurut Ngalim Purwanto (2002: 103) adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Kriteria Penilaian Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Presentase (%) Keterangan 86-100 Sangat Baik 76-85 Baik 60-75 Cukup 55-59 Kurang ≤ 54 Sangat Kurang

Sedangkan analisis data secara kuantitatif pada penelitian ini digunakan

untuk mengukur kemampuan siswa dalam menyimak cerita anak yaitu dengan

membandingkan perolehan hasil menyimak cerita anak sebelum tindakan

dengan hasil perolehan nilai menyimak cerita anak setelah tindakan. Data

dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai menyimak pratindakan, siklus I dan siklus II.

Nilai rata-rata (NR) =

푥 100%

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

69

2. Menghitung nilai rata-rata (mean) kelas menyimak cerita anak pada

pratindakan, siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

Keterangan:

MX = Mean yang kita cari

ƩX = Jumlah dari skor atau nilai yang dicari

N = Number of Cases (banyaknya skor)

(Anas Sudijono, 2010: 81)

Dalam menentukan kriteria penilaian hasil kemampuan menyimak

cerita anak pada siswa setiap siklus, maka dilakukan pengelompokkan atas 5

kriteria penilaian yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang.

Kriteria penilaian menurut Suharsimi Arikunto (2006: 245) adalah sebagai

berikut.

Tabel 4. Kriteria Penilaian Kemampuan Menyimak Cerita Anak

Nilai Keterangan 80-100 Sangat Baik 66-79 Baik 56-65 Cukup 40-55 Kurang 30-39 Sangat Kurang

Mx=ƩX 푁

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

70

H. Kriteria Keberhasilan Tindakan

Sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan, keberhasilan penelitian

tindakan ini ditandai dengan adanya perubahan kearah perbaikan, baik terkait

dengan suasana belajar dan pembelajaran. Sebagai indikator keberhasilan

tindakan ini, dikatakan berhasil jika 75% atau lebih jumlah siswa mengikuti

pembelajaran telah mencapai taraf keberhasilan minimal. Sesuai dengan

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan untuk siswa kelas V SD

Negeri Delegan 2, maka siswa dikatakan berhasil apabila memiliki nilai rata-

rata kelas menyimak cerita anak minimal 73.

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pratindakan

Hal pertama yang dilakukan sebelum penelitian, peneliti melakukan

studi awal dalam permasalahan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan dan

data-data yang diperoleh, ditemukan suatu permasalahan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya dalam hal menyimak. Permasalahan pembelajaran

tersebut terjadi di kelas V SD Negeri Delegan 2. Dalam proses pembelajaran

menyimak, guru biasanya membacakan suatu bacaan dan meminta siswa untuk

menyimaknya dengan seksama, kemudian siswa diminta untuk menjawab

pertanyaan terkait bacaan yang telah disimaknya. Kemampuan menyimak

siswa kurang berkembang sehingga belum mampu memahami bacaan

sepenuhnya. Selain permasalahan tersebut, siswa juga kurang berpartisipasi

aktif dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan media

pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa agar dapat lebih

mengembangkan kemampuan menyimaknya dan dapat lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran menyimak.

Berdasarkan data awal yang diperoleh, diketahui bahwa kemampuan

menyimak siswa masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari tes kemampuan

menyimak yang dilakukan di kelas V SD Negeri Delegan 2. Tes pratindakan

diikuti oleh seluruh siswa kelas V yang berjumlah 31 siswa. Hasil tes

kemampuan menyimak dapat dilihat dalam tabel berikut:

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

72

Tabel 5. Tabel Hasil Tes Kemampuan Menyimak Pratindakan

Ketuntasan

Nilai Tertinggi

Nilai terendah

Nilai Rata-rata

Kelas Tuntas Persentase Belum Tuntas Persentase

7 22,59% 24 77,41% 90 20 57,41

Berdasarkan hasil nilai pratindakan di atas diperoleh rata-rata kelas

57,41 (pada klsifikasi “cukup”). Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa skor

tertinggi sebesar 90, skor tereendah sebesar 20. Jumlah siswa yang berhasil

mencapai nilai sesuai KKM yang ditentukan adalah 7 siswa, sedangkan jumlah

siswa yang belum berhasil mencapai KKM adalah 24 siswa.

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tabel tersebut bahwa siswa yang

mendapatkan nilai diatas KKM atau tuntas sebanyak 7 siswa dengan presentase

sebesar 22,59% dan siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM atau belum

tuntas sebanyak 24 dengan presentase sebesar 77,41%.

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

73

Kemampuan menyimak cerita anak pratindakan dapat dilihat pada

diagram di bawah ini.

Gambar 3. Diagram Kemampuan Menyimak Cerita Anak pada Hasil Pratindakan

Dengan berbekal data awal hasil tes kemampuan menyimak siswa dari

tes pratindakan dan observasi terhadap proses pembelajaran menyimak,

disusunlah rencana perbaikan pembelajaran, sehingga nantinya dapat

meningkatkan kemampuan menyimak siswa. Melalui rencana perbaikan yang

dilakukan, diharapkan siswa yang mengalami kesulitan dalam menyimak dapat

dapat mengikuti pembelajaran menyimak dengan lebih optimal. Selain itu,

dengan rencana perbaikan pembelajaran ini diharapkan siswa yang belum

berhasil mencapai KKM yang ditetapkan di sekolah dapat mencapainya.

2. Pelaksanaan Penelitian Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan

Media Film Animasi

0,00%10,00%20,00%30,00%40,00%50,00%60,00%70,00%80,00%

Tuntas Belum Tuntas

22,59%

77,41%

Nilai Rata-rata Kelas Pratindakan

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

74

Pelaksanaan tindakan kelas dengan penggunaan media film animasi

dilakukan dalam dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan,

setiap pelaksanaan memiliki alokasi waktu 2 jam pelajaran atau 70 menit.

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Februari 2016,

sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15 Februari 2016.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester dua sesuai dengan materi yang

terdapat pada kurikulum pembelajaran yang digunakan, yaitu KTSP.

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian

berdaur yang terdiri atas empat tahapan dalam tiap siklus. Tahapan-tahapan

tersebut yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Semua tahapan

tersebut dilaksanakan dalam setiap siklus, baik siklus I maupun siklus II. Dari

tahapan perencanaan sampai dengan refleksi dilakukan dengan sebaik-baiknya

agar mencapai hasil yang maksimal.

Prosedur penelitian dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut:

a. Siklus I

1) Perencanaan Siklus I

Tahap pertama dalam penelitian ini yaitu perencanaan. Tahap

perencanaan dimulai dari penemuan masalah dan kemudian merancang

tindakan yang akan dilakukan. Setelah peneliti menegetahui kondisi

pembelajaran menyimak cerita anak di kelas V SD Negeri Delegan 2, peneliti

bekerjasama dengan guru kelas V untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Permasalahan yang ada di kelas telah teridentifikasi dengan baik oleh peneliti

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

75

dan guru, yaitu siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi unsur-unsur

intrinsik dalam cerita anak yang disimaknya dan kurangnya motivasi siswa

dalam pembelajaran menyimak.

Setelah memiliki persamaan presepsi terhadap permasalahan siswa

dalam pembelajaran menyimak cerita anak, peneliti dan guru meracang

pelaksanaan pemecahan masalah. Berdasarkan kondisi siswa dan permasalahan

yang ada di kelas V SD Negeri Delegan 2, peneliti dan guru kelas V

memutuskan untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak dan

meningkatkan motivasi dalam pembelajaran menyimak cerita anak melalui

penggunaan media film animasi. Dari diskusi yang telah dilakukan dengan

guru kelas V SD Negeri Delegan 2 memperoleh hasil perencanaan siklus I

sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menetapkan waktu pelaksanaan penelitian tindakan

kelas yaitu pada hari Selasa dan Rabu sesuai dengan jadwal pelajaran

siswa kelas V SD Negeri Delegan 2.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan

digunakan dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak pada

siswa kelas V melalui penggunaan media film animasi dengan

pertimbangan dosen pembimbing dan guru. RPP ini berguna sebagai

pedoman pengajar dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. RPP

divalidasikan kepada dosen ahli materi yaitu Ibu Murtiningsih,M.Pd.

c) Setelah menyusun RPP, peneliti menyiapkan sarana dan peralatan untuk

pelaksanaan tindakan.

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

76

d) Mempersiapkan lembar observasi aktifitas siswa saat proses

pembelajaran di kelas. Lembar observasi divalidasi oleh Ibu

Murtiningsih, M.Pd. selaku dosen ahli materi.

e) Menyusun soal post test untuk mengetahui kemampuan menyimak cerita

anak. Soal post test dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan dosen ahli

materi dan guru kelas. Tes dilakukan setiap akhir pertemuan.

2) Pelaksanaan Siklus I

Tahap kedua dalam siklus ini adalah pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan

dilakukan dengan menggunakan perencanaan yang telah dibuat dan dalam

pelaksanaannya bersifat fleksibeldan terbuka terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Pelaksanaan

tindakan ini dilakukan oleh guru kelas dalam dua kali pertemuan dalam satu

siklus. Berikut uraian tahap pelaksanaan dalam siklus I.

a) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 9 Februaru

2016. Pelaksanaan dimulai dari pukul 08.30 WIB hingga pukul 09.20 WIB

pada materi cerita anak yang berjudul “Si Luncai”.

(1) Deskripsi kegiatan awal:

Sebelum pelajaran dimulai, peneliti melakukan persiapan berupa

menyiapkan laptop, LCD, speaker, dan CD cerita anak yang akan

digunakan untuk menampilkan film animasi. Setelah pergantian jam

pelajaran, guru meminta siswa menyiapkan buku pelajaran Bahasa

Indonesia dan menyiapkan kembali kondisi siswa hingga kondusif. Pada

kegiatan awal ini, guru melakukan apresepsi dengan mengajukan

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

77

pertanyaan kepada siswa, “Anak-anak apakah suka membaca cerita atau

menonton film?”. Semua siswa menjawab dengan lantang. Selain itu, guru

melakukan tanya jawab terkait dengan materi.

(2) Deskripsi kegiatan inti:

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa dan menjelaskan macam-

macam cerita anak beserta unsur intrinsiknya, seperti tema, tokoh dan

perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat. Setelah

diberi penjelasan tentang unsur-unsur intrinsik cerita, guru menayangkan

film animasi dengan cerita berjudul “Si Luncai” yang berdurasi 21:12

menit dan meminta siswa untuk menyimak cerita tersebut dengan penuh

perhatian. Setelah film animasi ditayangkan, guru membagi siswa menjadi

kelompok 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. Guru

meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya kemudian diminta

mendiskusikan unsur intrinsik dari cerita yang telah disimaknya, seperti

tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan

amanat secara berkelompok. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta

menuliskan di LKS yang telah dibagikan. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan, guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru meminta semua

siswa duduk ditempatnya masing-masing seperti semula. Salah satu siswa

diminta menceritakan kembali isi cerita yang berjudul “Si Luncai” dengan

bahasanya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

78

belum dipahami. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran

hari ini.

(3) Deskripsi kegiatan akhir:

Guru membagikan soal evaluasi. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi

terkait dengan cerita yang telah disimaknya secara individu. Siswa

mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa diberi motivasi supaya belajar lebih

giat. Siswa diperbolehkan untuk istirahat.

b) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Februaru 2016.

Pelaksanaan dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 08.10 WIB pada

materi cerita anak yang berjudul “Badang dan Jembalang”.

(1) Deskripsi kegiatan awal:

Sebelum bel masuk, peneliti melakukan persiapan berupa menyiapkan

laptop, LCD, speaker, dan CD cerita anak yang akan digunakan untuk

menampilkan film animasi. Pada tahap ini terjadi kendala karena speaker

yang biasa digunakan, sedang dipakai oleh guru lain sehingga peneliti

harus mencari speaker pengganti. Setelah bel masuk, peneliti dan guru

memasuki ruang kelas. Guru membuka pelajaran dengan salam. Seorang

siswa memimpin do’a di depan kelas. Setelah itu, guru mempresensi

siswanya. Kemudian pada kegiatan awal ini, guru melakukan apresepsi

dengan bertanya tentang isi cerita “Si Luncai” yang telah disimak

sebelumnya. Semua siswa menjawab dengan berebutan.

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

79

(2) Deskripsi kegiatan inti:

Guru melakukan tanya jawab kepada siswa tentang unsur intrinsik cerita,

hal ini untuk mengecek apakah siswa masih mengingat materi yang telah

dijelaskan sebelumnya. Masih ada beberapa siswa yang belum bisa

menyebutkan unsur-unsur intrinsik cerita, kemudian guru menjelaskan

kembali unsur intrinsik cerita, seperti tema, tokoh dan perwatakan, latar

tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat. Guru menayangkan film

animasi dengan cerita berjudul “Badang dan Jembalang” yang berdurasi

21:56 menit dan meminta siswa untuk menyimak cerita tersebut dengan

penuh perhatian. Setelah film animasi ditayangkan, guru membagi siswa

menjadi kelompok 8 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa.

Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompoknya kemudian diminta

mendiskusikan unsur intrinsik dari cerita yang telah disimaknya, seperti

tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan

amanat secara berkelompok. Setelah selesai berdiskusi, siswa diminta

menuliskan di LKS yang telah dibagikan. Setelah semua kelompok selesai

mengerjakan, guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk

mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru meminta semua

siswa duduk ditempatnya masing-masing seperti semula. Salah satu siswa

diminta menceritakan kembali isi cerita yang berjudul “Badang dan

Jembalang” dengan bahasanya sendiri. Siswa diberi kesempatan untuk

bertanya hal-hal yang belum dipahami. Guru bersama siswa

menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

80

(3) Deskripsi kegiatan akhir:

Guru membagikan soal evaluasi. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi

terkait dengan cerita yang telah disimaknya secara individu. Siswa

mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa diberi motivasi supaya belajar lebih

giat. Siswa mengikuti pelajaran berikutnya yaitu mata pelajaran IPA.

3) Observasi

Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas adalah pengamatan atau

observasi. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan

yang diberikan kepada siswa. Tahap observasi ini mengungkapkan berbagai

aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerita anak melalui penggunaan

media film animasi. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui

kegiatan dan keadaan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi

ini menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada observasi ini

terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu tentang proses perubahan

kinerja pembelajaran akibat implementasi tindakan (keberhasilan proses) dan

hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan tindakan (keberhasilan

produk).

a) Keberhasila Proses

Pada keberhasilan proses ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat

proses pembelajaran menyimak cerita anak melalui penggunaan media film

animasi. Pada pertemuan pertama siklus I, siswa memberikan respon yang baik

dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini ditunjukkan

dengan keterlibatan siswa dalam berbagai tahapan kegiatan menyimak cerita

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

81

anak. Aktifitas siswa yang lain juga dapat dilihat dari bagaimana siswa

menemukan tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar

suasana, dan amanat pada cerita yang disimaknya. Meskipun, siswa kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran. Masih sedikit siswa yang bersedia

menceritakan kembali isi cerita yang telah disimaknya di depan kelas.

Kekurangaktifan siswa ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri siswa

untuk mengungkapkan ide atau gagasannya, sehingga siswa yang berani

mengangkat tangan untuk menyampaikan gagasannya masih sedikit.

Kemampuan menyimak siswa mengalami peningkatan meskipun

peningkatannya masih sedikit. Perhatian siswa dalam menyimak sudah baik,

hanya saja masih terdapat gangguan dari luar seperti, siswa dari kelas lain yang

sedang berolahraga mengganggu siswa di dalam kelas, sehingga perhatian

siswa terpecah.

Pertemuan kedua siklus I, aktifitas siswa masih sama seperti pada

pertemuan pertama. Aktifitas siswa mengalami perubahan kearah yang lebih

baik. Hal ini ditunjukkan siswa merespon baik materi yang disampaikan guru

dengan terlibat dalam setiap pembelajaran. Siswa terlihat lebih menikmati

pembelajaran menyimak menggunakan media film animasi. Siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyimak juga memperhatikan dengan cukup

antusias. Sedikit demi sedikit mulai menjawab pertanyaan dari guru terkait

dengan pembelajaran menyimak cerita anak, meskipun masih tampak sedikit

ragu-ragu dalam menjawab. Dalam pertemuan ini hampir separuh siswa

mengangkat tangan ketika guru memberi pertanyaan yang berhubungan dengan

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

82

cerita anak yang telah disimak siswa. Meskipun masih sedikit siswa yang

bersedia menceritakan kembali isi cerita di depan kelas.

Dalam pertemuan pertama dan kedua pada siklus I dapat disimpulkan

bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dalam menyimak cerita anak melalui

penggunaan media film animasi. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dan

kurang antusias dalam pembelajaran menyimak cerita anak, dengan

penggunaan media film animasi tampak lebih aktif dan antusias mengikuti

pelajaran. Walaupun belum semua siswa aktif dalam pembelajaran, namun

lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa pada pertemuan pertama.

Suasana pembelajaran pun tampak lebih menyenangkan bagi siswa, sehingga

mereka lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak.

Berikut ini merupakan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus I

dapat dilihat dalam tabel brikut.

Tabel 6. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media Film animasi pada

Siklus I

Aspek yang dinilai

Presentase (%)

Aktivitas siswa Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata

61% 68% 64,5%

Berdasarkan tabel 6, hasil observasi aktivitas siswa masih tergolong

rendah. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil observasi aktivitas siswa

sebesar 64,5%. (pada klasifikasi “cukup”).

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

83

b) Keberhasilan Produk

Keberhasilan produk dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil tes

kemampuan menyimak cerita anak. Setelah siswa selesai menyimak cerita anak

yang telah ditayangkan melalui media film animasi, kemudia siswa diminta

mengerjakan soal evaluasi secara individu yang dibagikan oleh guru. Secara

singkat hasil kemampuan menyimak cerita anak pada siklus I dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Hasil Perolehan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media Film animasi pada Siklus I

Pertemuan Ketuntasan

Nilai Rata-rata Kelas Tuntas Persentase Belum

Tuntas Persentase

I 9 29,03% 22 70,97% 61,45 II 13 41,93% 18 58,07% 71,77

Jumlah 22 70,96% 40 129,04% 133,22 Rata-rata 11 35,48% 20 64,52% 66,61

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama

nilai rata-rata kelas menyimak cerita anak yang diperoleh yaitu 61,45 atau

meningkat 4,04 dari hasil pratindakan yang rata-rata nilai menyimak cerita

anak sebesar 57,41. Hasil nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua sebesar

71,77 meningkat 14,36 dari hasil rata-rata pratindakan. Untuk persentase

ketuntasan KKM pun setiap pertemuannya meningkat, namun belum seluruh

siswa yang memenuhi ketuntasan KKM yaitu 73 untuk pelajaran Bahasa

Indonesia. Pada pertemuan pertama masih 70,97% atau sabanyak 22 siswa

yang belum mencapai KKM, jumlah ini menurun dari hasil pratindakan yang

berjumlah 24 Untuk pertemuan kedua sebanyak 58,07% atau sebanyak 18

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

84

siswa belum mencapai KKM dari keseluruhan siswa yang berjumlah 31. Tiap

pertemuan terlihat peningkatan yang sangat baik, terlihat dari nilai rata-rata

kelas selama satu siklus mencapai 66,61 (pada klasifikasi “baik”).

Peningkatan kemampuan menyimak cerita anak pada siklus I dapat

digambarkan dalam diagram berikut ini.

Gambar 4. Diagram Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak pada Siklus I

4) Refleksi

Tahap keempat dari penelitian tindakan kelas yaitu refleksi. Refleksi

merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah dilakukan,

menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam kekurangan dan kelebihan

tindakan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan keterampilan menyimak cerita anak melalui penggunaan media

film animasi.

Berdasarkan hasil siklus I, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menyimak cerita anak melalui penggunaan media film animasi menunjukan

peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang meningkat 9,2

dari 57,41 menjadi 66,61 dan persentase siswa yang memperoleh nilai di atas

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

Pratindakan Siklus I

22,59%35,48%

77,41%64,52%

Tuntas

Belum Tuntas

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

85

KKM juga mengalami peningkatan sebesar 12,89% dari sebelum tindakan

mendapatkan persentase 22,59% menjadi 35,48%. Hasil tersebut tentu saja

belum mencapai target yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan pencapaian

75% dari seluruh siswa yang mendapatkan nilai minimal 73. Meskipun sudah

terjadi kenaikan, tetapi hasil tersebut belum optimal. Salah satu indikator yang

menunjukan bahwa proses pembelajaran belum optimal yaitu hasil observasi

menunjukan bahwa proses pembelajaran belum berjalan maksimal. Masih ada

beberapa siswa yang masih asyik berbicara dengan siswa yang lain, bermain

sendiri saat pembelajaran berlangsung, dan kurang memperhatikan guru saat

menjelaskan materi. Kepercayaan diri siswa juga tergolong masih rendah, hal

ini terlihat dari sedikitnya siswa yang bersedia menceritakan kembali isi cerita

di depan kelas. Sebagian besar siswa sudah dapat menentukan tokoh beserta

perwatakannya dan juga tema dari cerita, tapi beberapa siswa masih mengalami

kesulitan dalam menentukan latar dan amanat cerita. Dari segi peralatan yang

digunakan dalam pembelajaran juga terdapat beberapa kekurangan, pada silus I

pertemuan kedua speaker yang akan digunakan untuk menyimak cerita anak

sedang digunakan oleh guru lain, sehingga peneliti harus mencari speaker

pengganti. Hal ini mengganggu proses pembelajaran dan waktu pembelajaran

yang telah ditentukan. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan

pembelajaran pada siklus II.

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

86

Ada beberapa hal yang direfleksikan untuk diperbaiki pada tindakan

Siklus II, yaitu:

a) Sebagian siswa masih kurang memperhatikan saat guru menjelaskan

materi.

b) Masih terdapat gangguan dari luar, sehingga konsentrasi siswa untuk

mneyimak menjadi terpecah.

c) Sebagian siswa masih belum aktif saat proses pembelajaran.

d) Sebagian besar siswa sudah dapat menentukan tokoh beserta

perwatakannya dan juga tema cerita, tapi beberapa siswa masih mengalami

kesulitan dalam menentukan, latar dan amanat cerita.

e) Beberapa siswa masih ragu-ragu atau kurang percaya diri saat diminta

untuk menjawab pertanyaan dari guru.

f) Terjadi kendala pada peralatan saat pembelajaran akan dimulai.

Dalam mengatasi masalah tersebut, peneliti juga harus cermat karena

jika permasalahan tersebut sulit diatasi maka akan menghambat pada

pelaksanaan tindakan selanjutnya. Meskipun demikian, secara keseluruhan

pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar menyimak cerita anak melalui

penggunaan media film animasi berjalan dengan lancar.

Disisi lain, beberapa hal yang positif juga telah diraih oleh siswa dalam

proses tindakan siklus I ini. Beberapa hal positif itu antara lain:

a) Siswa mulai tampak senang dan antusias dalam mengikuti proses

pembelajaran menyimak cerita.

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

87

b) Siswa mulai aktif dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran

terutama pada saat guru melakukan tanya jawab.

b. Siklus II

1) Perencanaan Siklus II

Tahap pertama dalam siklus ini adalah perencanaan. Perencanaan yang

disusun merupakan rencana perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan dengan guru kelas V SD Negeri

Delegan 2 memperoleh hasil berikut:

a) Guru memberikan motivasi pada siswa dengan memberikan reward berupa

tepuk tangan pada siswa yang berani menjawab pertanyaan dengan tepat.

b) Pembelajaran menyimak cerita anak dilakukan lebih santai tetapi harus

dapat menyelesaikan tugas yang diberikan.

c) Guru menjelaskan kembali unsur-unsur intrinsik cerita anak.

d) Peneliti dan guru mengupayakan cara untuk mengurangi gangguan-

gangguan dari luar yang dapat mengganggu aktivitas siswa dalam

menyimak cerita anak.

e) Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran, perangkat

pembelajaran dan instrumen penelitian.

f) Peneliti dan guru lebih mempersiapkan peralatan pendukung media

naimasi audio visual.

g) Menyusun soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan menyimak cerita

anak. Soal evaluasi disusun peneliti dengan pertimbangan dosen ahli

materi dan guru kelas. Tes dilaksanakan setiap akhir pertemuan.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

88

2) Pelaksanaan Siklus II

Tahap kedua dalam siklus ini adalah pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan

dilakukan dengan menggunakan perencanaan yang telah dibuat dan dalam

pelaksanaannya bersifat fleksibeldan terbuka terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan. Pelaksanaan

tindakan ini dilakukan oleh guru kelas dalam dua kali pertemuan dalam satu

siklus. Berikut uraian tahap pelaksanaan dalam siklus II.

a) Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 Februaru

2016. Pelaksanaan dimulai setelah pelaksanaan upacara bendera dari pukul

07.30 WIB hingga pukul 08.40 WIB pada materi cerita anak yang berjudul

“Si Pembuat Tembikar”.

(1) Deskripsi kegiatan awal:

Setelah upacara bendera, siswa masuk kelas. Sebelum pelajaran dimulai,

peneliti melakukan persiapan berupa menyiapkan laptop, LCD, speaker,

dan CD cerita anak yang akan digunakan untuk menampilkan film

animasi. Guru mengucapkan salam, kemudian salah satu siwa memimpin

berdo’a. Guu melakukan presensi kehadiran siswa. Guru bertanya kepada

siswa tentang cerita yang disimaknya pada pertemuan sebelumnya. Para

siswa menjawab dengan lantang judul dari cerita tersebut. Guru

menanyakan kembali apa saja unsur-unsur intrinsik cerita anak. Sebagian

siswa tidak menjawab pertanyaan guru.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

89

(2) Deskripsi kegiatan inti:

Guru menjelaskan kembali unsur-unsur intrinsik cerita anak supaya siswa

mengingatnya kembali. Setelah diingatkan kembali tentang unsur-unsur

intrinsik cerita, guru menayangkan film animasi dengan cerita berjudul “Si

Pembuat Tembikar” yang berdurasi 21:08 menit dan meminta siswa untuk

menyimak cerita tersebut dengan penuh perhatian. Setelah film animasi

ditayangkan, guru membuat sebuah kuis. Kuis ini dilakukan dengan cara

mula-mula guru membacakan sebuah pertanyaan terkait cerita yang telah

disimak siswa. Siswa yang dapat menjawab dengan benar diminta maju

dan mengambil kertas undian yang berisi pertanyaan. Siswa tersebut

membacakan pertanyaan dan memilih salah satu temannya untuk

menjawab. Siswa yang dapat menjawab dengan benar diminta maju dan

mengambil undian yang berisi pertanyaan, dan seterusnya sampai undian

habis terjawab. Siswa yang berhasil menjawab dengan benar mendapat

reward. Guru meminta semua siswa duduk ditempatnya masing-masing

seperti semula. Salah satu siswa diminta menceritakan kembali isi cerita

yang berjudul “Si Pembuat Tembikar” dengan bahasanya sendiri. Siswa

diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami. Guru

bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

(3) Deskripsi kegiatan akhir:

Guru membagikan soal evaluasi. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi

terkait dengan cerita yang telah disimaknya secara individu. Siswa

mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa diberikan tugas rumah untuk

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

90

menyimak dan mengidentifikasi unsur-unsur cerita anak seperti, tema,

tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar suasana, dan amanat

dari cerita anak yang tayang di televisi. Siswa diberi motivasi supaya

belajar lebih giat. Siswa diperbolehkan untuk istirahat.

b) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 16 Februaru

2016. Pelaksanaan dimulai dari pukul 08.10 WIB hingga pukul 09.20 WIB

pada materi cerita anak yang berjudul “Awang Kenit”.

(1) Deskripsi kegiatan awal:

Sebelum pelajaran dimulai, peneliti melakukan persiapan berupa

menyiapkan laptop, LCD, speaker, dan CD cerita anak yang akan

digunakan untuk menampilkan film animasi. Setelah pergantian jam

pelajaran, guru meminta siswa menyiapkan buku pelajaran Bahasa

Indonesia dan menyiapkan kembali kondisi siswa hingga kondusif. Pada

kegiatan awal ini, guru menanyakan kembali tentang isi cerita yang

disimak pada pertemuan sebelumnya.

(2) Deskripsi kegiatan inti:

Guru menanyakan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Beberapa siswa diminta menceritakan cerita anak yang telah disimaknya

ditelevisi serta menyebutkan unsur-unsur intrinsiknya. Semua siswa sudah

paham apa saja unsur-unsur intrinsik dari cerita anak. Setelah diberi

penjelasan tentang unsur-unsur intrinsik cerita, guru menayangkan film

animasi dengan cerita berjudul “Awang Kenit” yang berdurasi 21:17 menit

dan meminta siswa untuk menyimak cerita tersebut dengan penuh

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

91

perhatian. Setelah film animasi ditayangkan, guru membuat suatu

permainan. Permainan tersebut bernama stop lagu. Pada permainan ini,

guru memutarkan lagu anak-anak. Pada saat lagu diputar, siswa memutar

suatu benda berupa penghapus. Ketika lagu di stop maka siswa yang

sedang memegang penghapus harus menjawab pertanyaan dari guru terkait

dengan cerita yang telah disimaknya. Dalam permainan ini siswa terlihat

antusias dan senang. Guru meminta semua siswa duduk ditempatnya

masing-masing seperti semula. Salah satu siswa diminta menceritakan

kembali isi cerita yang berjudul “Awang Kenit” dengan bahasanya sendiri.

Siswa diberi kesempatan untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.

Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran hari ini.

(3) Deskripsi kegiatan akhir:

Guru membagikan soal evaluasi. Siswa diminta mengerjakan soal evaluasi

terkait dengan cerita yang telah disimaknya secara individu. Siswa

mengumpulkan hasil kerjanya. Siswa diberi motivasi supaya belajar lebih

giat. Siswa diperbolehkan untuk istirahat.

3) Observasi

Tahap ketiga dari penelitian tindakan kelas adalah pengamatan atau

observasi. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya tindakan

yang diberikan kepada siswa. Tahap observasi ini mengungkapkan berbagai

aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimak cerita anak melalui penggunaan

media film animasi. Kegiatan observasi ini bertujuan untuk mengetahui

kegiatan dan keadaan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

92

ini menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Pada observasi ini

terdapat dua jenis data yang dikumpulkan, yaitu tentang proses perubahan

kinerja pembelajaran akibat implementasi indakan (keberhasilan proses) dan

hasil kegiatan pembelajaran setelah pelaksanaan tindakan (keberhasilan

produk).

1) Keberhasilan Proses

Pada keberhasilan proses ini dapat dilihat dari aktivitas siswa saat

proses pembelajaran menyimak cerita anak melalui penggunaan media film

animasi. Pada pertemuan pertama siklus II, siswa memberikan respon yang

baik dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini ditunjukkan

dengan keterlibatan siswa dalam berbagai tahapan kegiatan menyimak cerita

anak. Aktifitas siswa yang lain juga dapat dilihat dari bagaimana siswa

menemukan tema, tokoh dan perwatakan, latar tempat, latar waktu, latar

suasana, dan amanat pada cerita yang disimaknya. Meskipun, siswa kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran. Kekurangaktifan siswa ini disebabkan oleh

kurangnya kepercayaan diri siswa untuk mengungkapkan ide atau gagasannya,

sehingga siswa yang berani mengangkat tangan untuk menceritakan kembali isi

cerita masih sedikit. Kemampuan menyimak siswa mengalami peningkatan

yang cukup baik. Perhatian siswa dalam menyimak sudah baik, gangguan dari

luar juga sudah berkurang, sehingga perhatian siswa sudah terfokus untuk

menyimak cerita anak.

Pertemuan kedua siklus II, aktifitas siswa masih sama seperti pada

pertemuan pertama. Aktifitas siswa mengalami perubahan kearah yang lebih

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

93

baik. Hal ini ditunjukkan siswa merespon baik materi yang disampaikan guru

dengan terlibat dalam setiap pembelajaran. Siswa terlihat lebih menikmati

pembelajaran menyimak menggunakan media film animasi. Siswa yang

mengalami kesulitan dalam menyimak juga memperhatikan dengan cukup

antusias. Sedikit demi sedikit mulai menjawab pertanyaan dari guru terkait

dengan pembelajaran menyimak cerita anak, meskipun beberapa siswa masih

tampak sedikit ragu-ragu dalam menjawab. Dalam pertemuan ini hampir semua

siswa mengangkat tangan ketika guru memberi pertanyaan yang berhubungan

dengan cerita anak yang telah disimak siswa.

Dalam pertemuan pertama dan kedua pada siklus II dapat disimpulkan

bahwa ada peningkatan aktivitas siswa dalam menyimak cerita anak melalui

penggunaan media film animasi. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dan

kurang antusias dalam pembelajaran menyimak cerita anak, dengan

penggunaan media film animasi tampak lebih aktif dan anyusias mengikuti

pelajaran. Walaupun masih ada siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran,

namun lebih baik dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus I. Suasana

pembelajaran pun tampak lebih menyenangkan bagi siswa, sehingga mereka

lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran menyimak cerita anak. Berikut

ini merupakan hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada siklus II dapat

dilihat dalam tabel brikut.

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

94

Tabel 8. Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media Film animasi pada Siklus II

Berdasarkan tabel 8, hasil observasi aktIvitas siswa tergolong tinggi.

Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan hasil observasi aktivitas siswa sebesar

85,5%. (pada klasifikasi “baik”).

Aktivitas siswa selama siklus II mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Secara lebih jelas, peningkatan aktivitas siswa pada siklus II dapat

dilihat pada diagram berikut.

Gambar 5. Diagram peningkatan aktivitas siswa

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Siklus I Siklus II

64,50%

85,50%

Aktivitas siswa selama pembelajaran

Aktivitas siswa selama pembelajaran

Aspek yang dinilai

Presentase (%)

Aktivitas siswa Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata

82% 89% 85,5%

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

95

2) Keberhasila Produk

Keberhasilan produk dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil

tes kemampuan menyimak cerita anak. Setelah siswa selesai menyimak cerita

anak yang telah ditayangkan melalui media film animasi, kemudia siswa

diminta mengerjakan soal evaluasi secara individu yang dibagikan oleh guru.

Secara singkat hasil kemampuan menyimak cerita anak pada siklus II dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9. Hasil Perolehan Kemampuan Menyimak Cerita Anak Melalui Penggunaan Media Film animasi pada Siklus II

Pertemuan Ketuntasan

Rata-rata Kelas Tuntas % Belum

Tuntas %

I 25 80,64% 6 19,36% 82,41 II 27 87,09% 4 12,91% 85,16

Jumlah 52 167,73% 10 32,27% 167,57 Rata-rata 26 83,86% 5 16,14% 83,78

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama

nilai rata-rata kelas menyimak cerita anak yang diperoleh yaitu 82,41 atau

meningkat 15,8 dari hasil pada siklus I yang rata-rata nilai menyimak cerita

anak sebesar 66,61. Hasil nilai rata-rata kelas pada pertemuan kedua sebesar

85,16 meningkat 18,55 dari hasil rata-rata pada siklus I. Untuk persentase

ketuntasan KKM pun setiap pertemuannya meningkat, namun belum seluruh

siswa yang memenuhi ketuntasan KKM yaitu 73 untuk pelajaran Bahasa

Indonesia. Pada pertemuan pertama masih 19,36% atau sebanyak 6 siswa yang

belum mencapai KKM, jumlah ini menurun dari hasil tindakan pada siklus I

yang berjumlah 20 siswa. Untuk pertemuan kedua sebanyak 12,91% atau 4

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

96

siswa belum mencapai KKM dari keseluruhan siswa yang berjumlah 31. Dari

tiap pertemuan terlihat peningkatan yang sangat baik, terlihat dari rata-rata

ketuntasan KKM selama satu siklus mencapai 83,78 (pada klasifikasi “sangat

baik”).

Peningkatan ketercapaian KKM kemampuan menyimak cerita anka

pada siklus II lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 6. Diagram peningkatan kemampuan menyimak cerita anak pada siklus II

4) Refleksi

Tahap keempat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah refleksi.

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kembali apa yang sudah

dilakukan, menguraikan informasi, mengkaji secara mendalam kekurangan dan

kelebihan tindakan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar peningkatan kemampuan menyimak cerita anak melalui penggunaan

media film animasi.

Berdasarkan hasil siklus II, dapat disimpulkan bahwa keterampilan

menyimak cerita anak melalui penggunaan media film animasi menunjukan

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

Pratindakan Siklus I Siklus II

22,59%35,48%

83,86%77,41%

64,52%

16,14%

Tuntas

Belum Tuntas

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

97

peningkatan. Nilai rata-rata tes menyimak cerita anak pada siklus II adalah

83,78 yakni meningkat 17,17 dari siklus I. Seiringnya dengan peningkatan nilai

rata-rata, peningkatan juga terjadi pada persentase siswa yang mencapai KKM.

Pada siklus II ini, siswa yang telah mencapai KKM juga mengalami

peningkatan sebesar 48,38% dari siklus I sehingga menjadi 83,86%. Hasil

dirasa sudah cukup memuaskan, karena indikator keberhasilan dalam

penelitian ini sudah tercapai yakni siswa mengalami peningkatan kemampuan

menyimak cerita anak dengan memperoleh nilai rata-rata kelas mencapai 83,78

(pada klasifikasi “sangat baik”).

Peningkatan nilai rata-rata kelas kemampuan menyimak cerita anak

pada pratindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 7. Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata Kelas selama Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II

0,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,0090,00

57,4166,61

83,86

Nilai rata-rata kelas

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

98

B. Pembahasan Hasil Penleitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, dimana

setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Sebelum melaksanakan penelitian

tindakan kelas, peneliti melakukan observasi dan pengamatan terhadap

kemampuan menyimak cerita anak.

Pada siklus I, aktivitas siswa saat mengikuti proses pembelajaran

menyimak cerita anak masih rendah. Siswa masih belum sepenuhnya

memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa masih kurang bersemangat ketika

proses pembelajaran. Beberapa siswa masih terlihat ramai dengan teman

sebangkunya, ada yang sibuk dengan aktivitasnya sendiri, bahkan ada yang

melamun. Siswa yang diminta menyampaikan pendapatnya terkait cerita anak

yang telah disimaknya juga masih merasa ragu-ragu. Hanya sedikit siswa yang

berani mengangkat tangan ketika diminta guru menjawab pertanyaan dan

menceritakan kembali isi cerita di depan kelas.

Sebagian besar siswa merasa kesulitan saat menyimak cerita anak yang

ditayangkan. Hal ini disebabkan karena terdapat berbagai faktor yang

mempengaruhi menyimak. Menurut Hunt (dalam H.G Tarigan, 2008: 104)

faktor yang mempengaruhi menyimak ialah: (1) sikap; (2) motivasi; (3)

pribadi; (4) situasi kehidupan; dan (5) peranan dalam masyarakat. Selain

kurangnya motivasi dan siswa belum paham bagaimana sikap menyimak yang

baik juga terdapat gangguan dari luar. Saat siswa sedang menyimak, terdapat

gangguan dari luar yaitu siswa kelas lain yang sedang berolah raga

mengganggu siswa di dalam kelas yang sedang menyimak. Hal ini

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

99

menyebabkan konsentrasi siswa untuk menyimak menjadi terpecah. Setelah

selesai ditayangkan cerita anak, siswa diminta mengerjakan soal evaluasi,

beberapa siswa tidak dapat menyelesaikan soal sampai waktu habis. Hal ini

juga dikarenakan speaker yang akan digunakan ketika akan dilakukan proses

pembelajaran sedang digunakan oleh guru lain, sehingga peneliti harus mencari

speaker lain yang menyebabkan waktu pembelajaran menjadi terganggu.

Pada siklus II, aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

menyimak cerita anak sudah baik. Siswa sangat aktif dan bersemangat ketika

proses pembelajaran berlangsung. Siswa bersemangat untuk menjawab

pertanyaan dari guru, mengerjakan LKS, sampai mengerjakan soal evaluasi.

Siswa sudah berani bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum

dipahami tentang cerita anka yang disimaknya. Siswa yang berani

menceritakan kembali isi cerita di depan kelas juga sudah bertambah,

meskipun masih terlihat ragu-ragu.

Siswa sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menyimak cerita

anak dengan baik. Sebagian besar siswa menuliskan hal-hal penting terkait

cerita anak yang disimaknya. Keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan

dari guru sudah meningkat dengan baik. Siswa dapat menyelesaikan soal

evaluasi sesuai dnegan waktu yang ditentukan guru. Kendala yang terdapat

pada siklus I, seperti kendala penggunaan speaker sudah diantisipasi dengan

menyiakan jauh sebelum pembelajaran dimulai, sehingga waktu pembelajaran

tidak terganggu.

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

100

Dalam penelitian ini, siswa dinyatakan berhasil apabila siswa telah

mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 73. Indikator keberhasilan pembelajaran

pada penelitian ini jika 75% dari jumlah siswa telah mencapai KKM yang

ditetapkan. Pada pratindakan, hanya 7 siswa atau sekitar 22,59% yang sudah

mencapai KKM. Sedangkan, siswa yang belum mencapai nilai 73 sebanyak 24

siswa atau sebanyak 77,41%. Pada siklus I, siswa yang sudah mencapai KKM

sebanyak 11 siswa atau sebanyak 35,48%. Sedangkan, siswa yang belum

mencapai nilai 73 sebanyak 20 siswa, yaitu sebnyak 64,52%. Pada siklus II,

siswa yang sudah mencapai nilai minimal 73 sebanyak 26 siswa atau sebnyak

83,86%. Sedangkan, siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa atau

sebanyak 16,14%. Hasil dari penelitian ini sudah mencapai indikator yang

ditetapkan yaitu 83,86% (lebih dari 75%) siswa telah mencapai KKM.

Seiring dengan peningkatan KKM, nilai rata-rata kelas juga mengalami

peningkatan yang signifikan. Pada pratindakan nilai rata-rata kelas yaitu 57,41.

Pada siklus I nilai rata-rata sebesar 66,61, angka meningkat sebanyak 9,2 dari

pratindakan. Pada siklus II, nilai rata-ratanya yaitu 83,78 (pada klasifikasi

“sangat baik”). Nilai rata-rata siklus II meningkat 17,17 dari nilai rata-rata

siklus I. Pada siklus I masih terdapat siswa yang belum mencapai KKM

sebanyak 20 siswa, hal ini disebabkan belum maksimalnya proses

pembelajaran seperti, terdapat gangguan dari luar, beberapa siswa masih asyik

berbicara dengan temannya, bermain sendiri saat pembelajaran berlangsung,

dan kurang memperhatikan guru saat menyampaikan materi. Pada siklus II

masih terdapat 5 siswa yang belum mencapai KKM. Kekurangan dari siklus I

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

101

sudah diperbaiki, seperti meminimalkan gangguan dari luar, membuat

pembelajaran yang lebih menyenangkan dengan membuat kuis saat

mengerjakan LKS supaya siswa lebih aktif dan antusias mengikuti

pembelajaran, dan lebih mempersiapkan peralatan pendukung media film

animasi supaya kegiatan pembelajaran tidak terganggu. Namun, masih terdapat

siswa yang belum fokus saat menyimak cerita, hal ini menyebabkan masih ada

siswa yang belum mencapai KKM.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa klasifikasi nilai

kemampuan menyimak cerita anak mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Siswa yang mendapat nilai kurang pada kondisi awal meningkat

menjadi baik pada kondisi akhir. Hal tersebut dikarenakan penggunaan media

film animasi dalam pembelajaran menyimak cerita anak dapat membuat siswa

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga mempermudah siswa dalam

menyimak. Seperti yang dikemukakan Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad,

2009: 24-25) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,

yaitu: (1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar; (2) bahan pembelajaran akan lebih jelas

maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya

menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; (3) metode mengajar akan lebih

bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata

oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi

kalau guru mengajar di setiap jam pelajaran; (4) siswa dapat lebih banyak

melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru,

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

102

tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,

memerankan, dan lain-lain. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, terbukti bahwa

penggunaan media, khususnya media film animasi dapat meningkatkan

aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pada awalnya yang siswa merasa kesulitan

untuk menyimak dan merasa kurang percaya diri untuk mengemukakan

jawabannya ketika guru memberi pertanyaan. Namun, ketika guru

menggunakan media film animasi, siswa memperhatikan dengan sungguh-

sungguh sehingga siswa dapat menyimak cerita anak dengan baik.

Penggunaan media film animasi dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Delegan 2 karena media

film animasi memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut.

1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari

siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain. Film

merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek

yang secara normal tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung ketika

berdenyut.

2) Film dan video dapat menggambarkan suaru proses secara tepat yang

dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya,

langkah-langkah dan cara yang benar dalam berwudhu.

3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video

menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Misalnya, film kesehatan

yang menyajikan proses berjangkitnya penyakit diare atau eltor dapat

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

103

membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan

lingkungan.

4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat mengundang

pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa. Bahkan, film dan

video, seperti slogan yang sering di dengar, dapat membawa dunia ke

dalam kelas.

5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya bila dilihat

secara langsung seperti lahar gunung berapi atau perilaku binatang buas.

6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok

kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.

7) Dengan kemampuan dan teknik pengambilan gambar frame demi frame,

film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat

ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian

mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup bunga hingga kuncup itu

mekar (Azhar Arsyad, 2009: 49-50).

Meskipun kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD

Negeri Delegan 2 telah mengalami peningkatan, namun masih terdapat 5

siswa yang belum tuntas atau nilainya masih di bawah KKM. Hal ini

menunjukkan bahwa media film animasi belum dapat meningkatkan

kemampuan menyimak cerita anak dengan maksimal dikarenakan media

tersebut masih memiliki beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut.

1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu

yang banyak.

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

104

2) Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga

tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan

melalui film tersebut.

3) Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan

tujuan belajar yang diinginkan kecuali film dan video itu dirancang dan

diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri (Azhar Arsyad, 2009: 49-50).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, kemampuan

menyimak cerita anak dapat ditingkatkan dengan media film animasi. Sudah

lebih dari 75% siswa kelas V SD Negeri Delegan 2 mencapai KKM, sehingga

penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus III dan dihentikan disiklus II.

C. Keterbatasan Penelitan

Penelitian yang dilakukan di kelas V SD Negeri Delegan 2 ini memiliki

beberapa kekurangan dan keterbatasan. Kekurangan dan keterbatasan tersebut

diantaranya adalah:

1. Masih ada siswa yang memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) 73.

2. Peralatan pendukung media film animasi yang terdapat di sekolah masih

minim.

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi dapat meningkatkan

kemampuan menyimak cerita anak pada siswa kelas V SD Negeri Delegan 2.

Secara proses, peningkatan dapat dilihat berdasarkan hasil obervasi.

Berdasarkan hasil observasi, siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti

pembelajaran. Siswa terlihat tertarik dengan media yang digunakan, sehingga

kegiatan belajar lebih kondusif dan menyenangkan. Siswa yang mengangkat

tangan ketika guru memberi pertanyaan nampak lebih banyak dan bersemangat

saat menjawab pertanyaan dari guru, sehingga suasana pembelajaran di kelas

menjadi lebih hidup dan menyenangkan.

Secara produk, meningkatnya kemampuan menyimak cerita anak dapat

dilihat berdasarkan analisis data peningkatan nilai kemampuan menyimak

cerita anak. Hasil nilai rata-rata kemampuan menyimak cerita anak pada

pratindakan sebesar 57,41. Pada tindakan siklus I nilai rata-rata meningkat 9,2

menjadi 66,61 dan pada siklus II juga mengalami peningkatan sebesar 17,17

menjadi 83,78.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka dapat disampaikan

beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Siswa

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

106

a. Agar kemampuan belajar khususnya kemampuan menyimak cerita

dapat meningkat siswa dapat melatihnya dengan sering atau

membiasakan untuk menyimak.

b. Pada saat menyimak sebaiknya memperhatikan dengan sebaik-baiknya

agar mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan dapat

meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak.

2. Bagi Guru

a. Setelah mengetahui peningkatan kemampuan menyimak cerita anak

menggunakan media film animasi ini, maka bagi guru yang yang

belum menggunakan media dalam pembelajaran menyimak dapat

menggunakan media khususnya media film animasi.

b. Apabila guru menggunakan media film animasi, hendaknya guru

mempersiapkan media tersebut dengan baik, mempertimbangkan kelas

yang akan digunakan dan jam pelajaran yang tersedia. Hal ini perlu

diperhatikan supaya pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan

tidak mengganggu pembelajaran yang lain.

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

107

DAFTAR PUSTAKA

Agus N. Cahyo. (2011). Berbagai Cara Latihan Otak dan Daya Ingat dengan Menggunakan Ragam Media Audio Visual. Yogyakarta: Diva Press.

Ahmad Rofi’uddun dan Darmiyati Zuhdi. (1998/1999). Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia. Yogyakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi.

Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Ariesto Hadi Sutopo. (2002). Animasi dengan Macromedia Flash. Jakarta:

Penerbit Salemba Infotek. Azhar, Arsyad. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Budiono. (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Agung. Burhan Nurgiyantoro. (2005). Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

Yogyakarta: UGM Press. _________________. (2001). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Endang Poerwanti & Nur Widodo. (2002). Perkembangan Peserta Didik.

Malang: UMM Press. H.M Sukardi. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas Implementasi dan

Pengambangannya. Yogyakarta: Bumi Aksara. Hamzah B. Uno, dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesianal. Jakarta:

Bumi Aksara.` Haryadi dan Zamzani. (1996/1997). Peningkatan Keterampilan Berbahasa

Indonesia. Yogyakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi.

Henry Guntur Tarigan. (2008). Menyimak sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa. Kundharu, Saddhono. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indoneria.

Bandung: Karya Putra Darwati. Main Sufanti. (2010). Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Surakarta: Yuma Pustaka.

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

108

Muhammad Iqbal. (2012). Pengertian Animasi. Diakses dari

https://muhammadiqbalm.wordpress.com/2012/08/08/pengertian-animasi/ pada tanggal 28 Februari 2016 pukul 8:55.

Muh. Nur Mustakim. (2005). Pemahaman Cerita dalam Pembentukan

Perkembangan Anak TK. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. Ngalim Purwanto. (2010). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. (1994). Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Rita E. Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY

Press. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharianto. (2005). Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia. Suharjo. (2006). Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta:

Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan. Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara. Suharsimi Arikunto, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara. Suratno. (2006). Peningkatan Menyimak Berita melalui Media Audio Visual

dengan Pendekatan Kontekstual Komponen Inquiri pada Siswa Kelas VIIA SMP N I Tarub Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2005/2006. Skripsi: UNNES.

Suyadi. (2013). Penelitian Tindakan Kelas Buku Panduan Wajib bagi Para

Pendidik. Yogyakarta: Diva Press. Yudrik Jahja. (2013). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenamedia

Grup. Zainal Aqib. (2006). Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama

Widya.

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

109

LAMPIRAN

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

110

Lampiran 1. Pedoman Observasi Aktivitas Siswa

LAMPIRAN PEDOMAN OBSERVASI

AKTIVITAS SISWA

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

111

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus : Pertemuan ke : Hari, tanggal : Subjek : PETUNJUK : Berilah tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan pengamatan anda!

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

3. Perhatian siswa saat pembelajaran menggunakan media film animasi.

4. Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

6. Tanggung jawab siswa.

7. Percaya diri siswa.

Jumlah skor

Sleman, Februari 2016 Observer ........................

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

112

No. Aspek Indikator Skor

1.

Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

Siswa sangat aktif bertanya saat pembelajaran. 4

Siswa aktif bertanya saat pembelajaran. 3 Siswa kurang aktif bertanya saat pembelajaran. 2

Siswa tidak aktif bertanya saat pembelajaran. 1

2.

Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi sangat tertarik dalam pembelajaran. 4

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran. 3

Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. 2

Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 1

3.

Perhatian siswa saat pembelajaran menggunakan media film animasi.

Siswa sangat memperhatikan guru saat mengajar. 4

Siswa memperhatikan guru saat mengajar. 3

Siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar. 2

Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. 1

4.

Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Siswa merasa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan. 4

Siswa merasa kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3

Siswa merasa kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2

Siswa tidak senang mengikuti pembelajaran. 1

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa sangat merespon materi yang diajarkan. 4

Siswa merespon materi yang diajarkan. 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan. 2

Siswa tidak merespon materi yang diajarkan. 1

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

113

6. Tanggung jawab siswa

Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 1

7. Percaya diri siswa

Siswa sangat percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 1

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

114

Lampiran 2. Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Menyimak

LAMPIRAN PEDOMAN PENILAIAN

TES KEMAMPUAN MENYIMAK

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

115

Pedoman Penilaian Tes Kemampuan Menyimak

No. Indikator Nomor Soal Deskripsi Penilaian Skor

Maksimal

1. 5.2.1 Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan.

3 Siswa Dapat Mengyebutkan tokoh utama dalam cerita.

1

6 Siswa dapat menyebutkan beberapa tokoh dalam cerita.

1

2. 5.2.2 Menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak.

4 Siswa dapat menyebutkan salah satu sifat tokoh dalam cerita.

1

9

Siswa dapat mengidentifikasi sifat tokoh berdasarkan kalimat atau perilaku tokoh dalam cerita.

1

10 Siswa dapat menyebutkan sifat tokoh berdasarkan kalimat soal.

1

14 Siswa dapat melengkapi kalimat berdasarkan sifat tokoh yang sesuai.

1

15

Siswa dapat menentukan kesamaan sifat tokoh pada suatu kalimat dengan sifat tokoh pada cerita.

1

19

Siswa dapat melengkapi kalimat dengan jawaban yang sesuai dengan sifat tokoh pada cerita.

1

3. 5.2.3 Menentukan tema cerita anak

1 Siswa dapat menyebutkan penegrtian tema cerita. 1

2 Siswa dapat menentukan tema cerita dari cerita anak yang disimaknya.

1

11

Siswa dapat mengidentifikasi tema cerita yang memiliki kesamaan dengan tema cerita yang telah

1

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

116

disimaknya.

4. 5.2.4 Menentukan latar cerita anak.

5 Siswa dapat melengkapi kalimat berdasarkan latar dalam cerita.

1

7 Siswa dapat menetukan kalimat yang menentukan latar dalam cerita.

1

12

Siswa dapat menentukan latar (tempat, waktu, suasana) sesuai dalam cerita.

1

16 Siswa dapat menentukan latar berdasarkan kalimat soal.

1

17

Siswa dapat menentukan latar (tempat, waktu, suasana) sesuai dalam cerita.

1

5. 5.2.5 Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.

8 Siswa dapat menetukan amanat sesuai dengan kalimat soal.

1

13 Siswa dapat menyebutkan manfaat dari amanat cerita. 1

18 Siswa dapat menyebutkan pengertian dari amanat cerita.

1

20 Siswa dapat menyebutkan hikmah/amanat dari cerita yang disimaknya.

1

Jumlah keselurahan skor 20

Nilai = 푠푘표푟 푦푎푛푔 푑푖푝푒푟표푙푒ℎ 푠푖푠푤푎푠푘표푟 푚푎푘푠푖푚푎푙 푥 100

Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

117

Lampiran 3. Silabus

LAMPIRAN SILABUS

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

118

SILABUS

MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA JENJANG : SD KELAS/SEMESTER : V (LIMA)/2

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator Materi Pokok

Kegiatan

Pembelajaran

Alokasi

Waktu

Teknik

Penilaian

Sarana

dan

Sumber

Belajar

Mendengarkan

5 Memahami

cerita tentang

suatu peristiwa

dan cerita

pendek anak

yang

disempaikan

secara lisan

5.2

Mengidentifikasi

unsur cerita

(tokoh, tema,

latar, amanat)

5.2.1 Menyebutkan

nama-nama

tokoh cerita

anak yang

diperdengarkan.

5.2.2 Menyebutkan

sifat-sifat tokoh

dalam cerita

anak.

5.2.3 Menentukan

Cerita pendek

anak-anak.

Unsur-unsur

intrinsik cerita

(tokoh,tema,latar

,alur, dan

amanat).

Contoh

pembahasan

Mendengarkan

penjelasan

mengenai unsur-

unsur intrinsik

cerita

(rekaan/fiksi).

Membaca cerita

pendek.

Mencatat hal-

hal pokok dari

4 jam

pelajaran

Objektif

dan

subjektif

Buku

panduan,

buku

kumpulan

cerita

pendek

anak-anak.

Page 135: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

119

tema cerita

anak.

5.2.4 Menentukan

latar cerita anak.

5.2.5 Menentukan

amanat yang

terkandung

dalam cerita

anak.

cerita pendek.

cerita pendek.

Menentukan

unsur intrinsik

cerita pendek.

Menulis amanat

yang terkandung

dalam cerita.

Page 136: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

120

Lampiran 4. RPP

LAMPIRAN RENCANA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 137: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

121

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Delegan II Kelas/ Semester : 5/ II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari/Tanggal : 9 Februari 2016 A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat).

C. Indikator

5.2.1 Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan.

5.2.2 Menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak.

5.2.3 Menentukan tema cerita anak.

5.2.4 Menentukan latar cerita anak.

5.2.5 Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak dengan tepat.

2. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak dengan benar.

Page 138: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

122

3. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan tema cerita anak dengan tepat.

4. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan latar cerita anak dengan benar.

5. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan amanat cerita anak dengan benar.

E. Materi Pembelajaran

Unsur intrinsik cerita anak

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (5 menit)

a. Siswa menjawab salam dari guru sebagai pembuka dalam kegiatan

belajar mengajar dan menjawab sapaan guru.

b. Siswa terkondisi untuk memulai pelajaran serta guru bersama siswa

mengulang inti pembelajaran yang telah lalu dengan cara tanya jawab.

c. Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan seputar

materi yang diketahui siswa mengenai cerita anak.

d. Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

menyimak cerita anak melalui media film animasi untuk menentukan

tokoh, tema, latar dan amanat cerita anak.

Page 139: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

123

2. Kegiatan Inti (45 menit)

Eksplorasi

a. Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang

unsur-unsur cerita.

b. Siswa dikondisikan secara fisik dan mental untuk menyimak cerita

anak.

c. Guru menyiapkan media film animasi dengan membaca buku petunjuk

penggunaan.

d. Siswa diminta menyimak cerita anak melalui media film animasi yang

berjudul Si Luncai.

Elaborasi

e. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil.

f. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS.

Konfirmasi

g. Salah satu siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

secara bergiliran, sedangkan siswa lain dapat memberikan masukan

ataupun sanggahan kepada siswa yang sudah mengemukakan hasil

kerjanya tadi.

h. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum

dipahami.

3. Penutup (20 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

Page 140: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

124

c. Siswa diberi tugas untuk mempelajari kembali materi yang telah

mereka terima.

d. Guru menutup pelajaran dengan salam.

H. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Compact Disc (CD) berisi cerita anak berjudul Si Luncai.

2. Proyektor.

3. Laptop.

4. Speaker

5. Alat tulis di kelas.

6. Buku Bahasa Indonesia kelas V

7. https://www.youtube.com/watch?v=WR64WLBPKv8

I. Penilaian

1. Penilaian Sikap (terlampir)

2. Penilaian Pengetahuan (terlampir)

3. Penilaian Keteramoilan (terlampir)

Page 141: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

125

Page 142: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

126

LAMPIRAN

A. Ringkasan Materi

Cerita anak terdiri dari unsur-unsur pengembang cerita, antara lain:

tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, tema, dan amanat.

1. Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun

penderita berbagai peristiwa yang diceritakan.

2. Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita,

baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan

hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya.

3. Latar atau setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita secara

nyata yang dapat dipercaya kebenarannya. Latar dibagi menjadi latar

waktu, latar tempat, dan latar suasana.

4. Tema merupakan dasar pengembangan sebuah cerita. Sebagai sebuah

gagasan yang ingin disampaikan, tema dijabarkan dan dikonkretkan

melalui unsur-unsur intrinsik yang lain terutama tokoh, alur, dan latar.

5. Amanat adalah sesuatu yang selaluberkaitan dengan berbagai hal yang

berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.

B. Lembar Kerja Siswa

Kerjakan soal di bawah ini secara berkelompok!

Prosedur kerja:

1. Duduklah bersama teman sekelompokmu

2. Ingatlah kembali jalan cerita “Si Luncai” yang telah kalian simak!

Page 143: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

127

3. Diskusikan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita

4. Isilah tabel di bawah ini

No Unsur Intrinsik Keterangan 1. Tokoh 2. Latar Tempat 3. Latar Waktu 4, Latar Suasana 5. Amanat

C. Kunci Jawaban LKS

No Unsur Intrinsik Keterangan 1. Tokoh Luncai, baginda raja, pengawal, saudagar tamak 2. Latar Tempat Kerajaan, hutan, laut 3. Latar Waktu Pagi hari, siang hari, malam hari 4, Latar Suasana Mengecewakan, menyedihkan, menegangkan 5. Amanat Jangan melakukan hal tidak baik kepada orang

lain karena akan mendapat balasan atau ganjaran.

D. Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!

1. Yang dimaksud dengan tema cerita adalah...

a. Tempat terjadinya cerita

b. Pemain cerita

c. Pokok permasalahan cerita

d. Waktu terjadinya cerita

2. Tema pada cerita yang berjudul “Si Luncai” adalah...

Page 144: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

128

a. Ketuhanan

b. Budi Pekerti

c. Binatang

d. Bencana alam

3. Tokoh utama dalam cerita “Si Luncai” yaitu...

a. Baginda Raja

b. Luncai

c. Perdana Menteri

d. Labu

4. Luncai memiliki satu sifat buruk, sifat buruk luncai yang tepat yaitu...

a. Malas

b. Licik

c. Pemarah

d. Pendendam

5. Luncai merasa... ketika keinginannya bertemu Baginda Raja ditolak dan

diusir oleh pengawal kerajaan.

a. Sedih, cemas

b. Senang, lega

c. Sedih, kecewa

d. Marah, kecewa

6. Tokoh-tokoh yang memerankan dalam cerita “Si Luncai” adalah...

a. Luncai, Baginda Raja, saudagar dan para pengawal

b. Luncai, pedagang, pengawal dan rakyat

Page 145: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

129

c. Luncai, saudagar, ayah, dan ibu

d. Luncai, Baginda raja, ayah dan ibu

7. Kalimat yang menunjukkan latar tempat pada cerita “Si Luncai”yaitu...

a. Baginda Raja merasa sangat marah ketika Luncai mengutarakan niat

untuk menemuinya

b. Pada malam hari Luncai mencoba berfikir bagaimana cara membalas

dendam perlakuan Baginda Raja kepadanya.

c. Luncai mengajak para pengawal menyanyi supaya ia bisa melarikan

diri

d. Luncai meninggalkan Baginda Raja yang berada di dalam kotak kaca

ketika sampai di tengah laut

8. Perbuatan yang tidak baik akan mendapatkan balasannya dikemudian

hari. Seperti cerita Baginda Raja yang sombong dan suka merendahkan.

Balasan yang diperoleh Baginda Raja yaitu...

a. Menderita sakit

b. Kehilangan kekayaan

c. Kerajaannya hancur

d. Tenggelam di laut

9. “Aku tidak suka jika ada pengemis datang kesini. Hanya bangsawan,

saudagar, dan orang-orang kaya saja yang layak menemuiku.” Kalimat

Baginda Raja tersebut menunjukkan bahwa ia memiliki sifat...

a. Sombong

b. Dermawan

Page 146: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

130

c. Iri hati

d. Dendam

10. Saudagar tamak mendapat balasan atas sifat buruknya, ia berada didalam

karung dan akan dibuang ke laut. Sifat buruk sudagar yaitu...

a. Mencuri

b. Durhaka

c. Berbohong

d. Sombong

11. Cerita di bawah ini memiliki tema yang sama dengan cerita “Si Luncai”

yaitu...

a. Kancil yang mencuri timun pak tani

b. Bawang Merah yang jahat pada akhirnya mendapat balasan yang

setimpal seperti apa yang telah diperbuatnya

c. Malin Kundang anak yang durhaka, ia dikutuk menjadi batu oleh

ibunya.

d. Candi Prambanan merupakan bangunan sejarah yang dibangun oleh

Bandungbandawasa.

12. Luncai akan dibuang ke laut pada... hari.

A. Pagi

B. Malam

C. Siang

D. Sore

13. Kita perlu mengambil amanat suatu cerita supaya...

Page 147: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

131

a. Dapat diceritakan lagi

b. Dapat dibuang

c. Dipuji orang lain

d. Dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

14. Sifat Luncai yang... mampu mengalihkan perhatian para pengawal

sehingga ia dapat melarikan diri dari kapal.

a. Sombong

b. Jujur

c. Cerdik

d. Iri hati

15. Dibawah ini yang memiliki kesamaan dengan sifat Luncai adalah...

a. Ani setiap hari bangun pagi kemudian membantu ibunya memasak

sarapan.

b. Rudi ingin membalas dendam kepada Andi yang kemarin lusa

merusakkan mainan kesayangannya.

c. Setiap mendapatkan tugas dari guru, Sinta selalu menundanya

sehingga ia sering mendapat hukuman karena lupa mengerjakan tugas.

d. Setiap ada teman yang memerlukan bantuan, Nanda selalu siap untuk

membantunya dengan ikhlas.

16. Perasaan Baginda Raja ketika Luncai mengatakan bahwa wajahnya mirip

seperti wajah ayah Luncai yang telah meninggal adalah...

a. Marah

b. Senang

Page 148: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

132

c. Sedih

d. Malu

17. Para pengawal meninggalkan Luncai yang terikat di dalam karung untuk

mengejar rusa yang berada di ...

a. Sawah

b. Kebun binatang

c. Hutan

d. Kandang

18. Hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari suatu cerita adalah...

a. Latar

b. Tema

c. Tokoh

d. Amanat

19. Sebagai seorang Raja yang baik, seharusnya Baginda Raja bersikap...

kepada Luncai.

a. Ramah

b. Jujur

c. Berani

d. Sopan

20. Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita “Si Luncai” adalah...

a. Setiap perbuatan pastia akan mendapat balasannya dikemudian hari.

b. Jangan suka berbohong kepada siapapun.

c. Hendaknya selalu berkata jujur meskipun kejujuran itu menyakitkan.

Page 149: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

133

d. Sikap sombong tidak disukai oleh orang-orang disekeliling kita.

E. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. C 6. A 11. B 16. A

2. B 7. D 12. C 17. C

3. B 8. D 13. D 18. D

4. D 9. A 14. C 19. A

5. C 10. C 15. B 20. A

F. Lembar Penilaian

1. Penilaian Sikap

No. Aspek Indikator Skor

1.

Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

Siswa sangat aktif bertanya saat pembelajaran. 4 Siswa aktif bertanya saat pembelajaran. 3 Siswa kurang aktif bertanya saat pembelajaran. 2 Siswa tidak aktif bertanya saat pembelajaran. 1

2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi sangat tertarik dalam pembelajaran. 4

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran. 3 Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. 2 Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 1

3.

Perhatian siswa saat pembelajaran menggunakan media film animasi.

Siswa sangat memperhatikan guru saat mengajar. 4

Siswa memperhatikan guru saat mengajar. 3 Siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar. 2

Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. 1

4.

Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Siswa merasa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan. 4

Siswa merasa kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3

Siswa merasa kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2

Page 150: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

134

Siswa tidak senang mengikuti pembelajaran. 1

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa sangat merespon materi yang diajarkan. 4 Siswa merespon materi yang diajarkan. 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan. 2 Siswa tidak merespon materi yang diajarkan. 1

6. Tanggung jawab siswa

Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 1

7. Percaya diri siswa

Siswa sangat percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 3 Siswa kurang percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 1

2. Penilaian Pengetahuan

a. Prosedur Penilaian : Proses, Produk, Post test

b. Jenis Penilaian : Tes Tertulis

c. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda

d. Jumlah Soal : 20

Skor maksimal tiap nomor : 1

Total skor : 20 x 1 = 20

Nilai : 푠푘표푟 푦푎푛푔 푑푖푝푒푟표푙푒ℎ 푠푖푠푤푎푠푘표푟 푚푎푘푠푖푚푎푙 푥 100

Page 151: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

135

e. Kriteria Ketuntasan Minimal

Siswa dikatakan berhasil mengikuti pelajaran jika siswa

memperoleh nilai > 73.

3. Penilaian Keterampilan

No Kriteria Baik Sekali 4

Baik 3

Cukup

2

Perlu Bimbingan

1

1. Kemampuan memberikan tanggapan terhadap jawaban teman

Tanggapan siswa sesuai dengan simakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang lantang dan intonasi yang jelas.

Tanggapan siswa sebgaian besar sesuaisimakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Tanggapan siswa tidak simakan dari video, serta menggunakan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Belum mampu memberikan tanggapan.

2. Kepercayaan diri dalam memberikan tanggapan terhadap gamber keluarga besar

Tidak terlihat ragu-ragu.

Terlihat ragu-ragu.

Memerlukan bantuan guru.

Belum menunjukkan kepercayaan diri.

Page 152: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

136

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Delegan 2 Kelas/ Semester : 5/ II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pertemuan Ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari/Tanggal : 10 Februari 2016 A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat).

C. Indikator

5.2.1 Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan.

5.2.2 Menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak.

5.2.3 Menentukan tema cerita anak.

5.2.4 Menentukan latar cerita anak.

5.2.5 Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak. . D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak dengan tepat.

2. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak dengan benar.

Page 153: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

137

3. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan tema cerita anak dengan tepat.

4. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan latar cerita anak dengan benar.

5. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan amanat cerita anak dengan benar.

E. Materi Pembelajaran

Unsur intrinsik cerita anak

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (5 menit)

a. Siswa menjawab salam dari guru sebagai pembuka dalam kegiatan

belajar mengajar dan menjawab sapaan guru.

b. Siswa terkondisi untuk memulai pelajaran serta guru bersama siswa

mengulang inti pembelajaran yang telah lalu dengan cara tanya jawab.

c. Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan seputar

materi yang diketahui siswa mengenai cerita anak.

d. Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

menyimak cerita anak melalui media film animasi untuk menentukan

tokoh, tema, latar dan amanat cerita anak.

Page 154: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

138

2. Kegiatan Inti (45 menit)

Eksplorasi

a. Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang

unsur-unsur cerita.

b. Siswa dikondisikan secara fisik dan mental untuk menyimak cerita

anak.

c. Guru menyiapkan media film animasi dengan membaca buku petunjuk

penggunaan.

d. Siswa diminta menyimak cerita anak melalui media film animasi yang

berjudul Badang dan Jembalang.

Elaborasi

e. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil.

f. Siswa dalam kelompok mengerjakan LKS.

Konfirmasi

g. Salah satu siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

secara bergiliran, sedangkan siswa lain dapat memberikan masukan

ataupun sanggahan kepada siswa yang sudah mengemukakan hasil

kerjanya tadi.

h. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum

dipahami.

3. Penutup (20 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

Page 155: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

139

c. Siswa diberi tugas untuk mempelajari kembali materi yang telah

mereka terima.

d. Guru menutup pelajaran dengan salam.

H. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Compact Disc (CD) berisi cerita anak berjudul Badang dan Jembalang.

2. Proyektor.

3. Laptop.

4. Speaker

5. Alat tulis di kelas.

6. Buku Bahasa Indonesia kelas V

7. https://www.youtube.com/watch?v=YvG9eoH_Qs8

J. Penilaian

1. Penilaian Sikap (terlampir)

2. Penilaian Pengetahuan (terlampir)

3. Penilaian Keterampilan (terlampir)

Page 156: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

140

Page 157: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

141

LAMPIRAN

A. Ringkasan Materi

Cerita anak terdiri dari unsur-unsur pengembang cerita, antara lain:

tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, tema, dan amanat.

1. Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun

penderita berbagai peristiwa yang diceritakan.

2. Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita,

baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan

hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya.

3. Latar atau setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita secara

nyata yang dapat dipercaya kebenarannya. Latar dibagi menjadi latar

waktu, latar tempat, dan latar suasana.

4. Tema merupakan dasar pengembangan sebuah cerita. Sebagai sebuah

gagasan yang ingin disampaikan, tema dijabarkan dan dikonkretkan

melalui unsur-unsur intrinsik yang lain terutama tokoh, alur, dan latar.

5. Amanat adalah sesuatu yang selaluberkaitan dengan berbagai hal yang

berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.

B. Lembar Kerja Siswa

Kerjakan soal di bawah ini secara berkelompok!

Prosedur kerja:

1. Duduklah bersama teman sekelompokmu

2. Ingatlah kembali jalan cerita “Si Luncai” yang telah kalian simak!

Page 158: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

142

3. Diskusikan unsur intrinsik yang terdapat dalam cerita

4. Isilah tabel di bawah ini

No Unsur Intrinsik Keterangan 1. Tokoh 2. Latar Tempat 3. Latar Waktu 4, Latar Suasana 5. Amanat

C. Kunci Jawaban LKS

No Unsur Intrinsik Keterangan 1. Tokoh Badang, Jemabalang, Baginda Raja 2. Latar Tempat Kerajaan, peternakan, sungai, hutan 3. Latar Waktu Pagi hari, siang hari, malam hari 4, Latar Suasana Menengangkan, menjijikkan, membanggakan 5. Amanat Keberanian dan kepercayaan diri akan

membawa kita ke jalan yang berhasil.

D. Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!

1. Cerita berjudul “Badang dan Jembalang” bercerita tentang keberanian dan

kekuatan Badang untuk membantu sesama, sehingga... cerita adalah

tentang budi pekerti.

a. tema

b. latar

c. tokoh

d. alur

Page 159: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

143

2. Tema cerita “Badang dan Jembalang” adalah tentang budi pekerti,

karena...

a. Tokohnya adalah binatang

b. Tokohnya baik

c. Menceritakan tentang sifat yang berani dan memiliki kekuatan untuk

membantu sesama

d. Menceritakan tentang sejarah

3. Tokoh utama dalma cerita “Badang dan Jembalang” adalah...

a. Raja

b. Badang

c. Jembalang

d. Raksasa

4. Watak atau karakter dari tokoh utama dalam cerita “Badang dan

Jembalang” adalah...

a. Sombong dan tamak

b. Jujur dan rendah hati

c. Iri dan dengki

d. Pemberani dan suka menolong

5. Badang merasa... ketika mengetahui pencuri ikan-ikannya selama ini

adalah Jembalang.

a. senang

b. marah

c. terkejut

Page 160: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

144

d. takut

6. Di bawah ini yang bukan tokoh pada cerita “Badang dan Jembalang”

adalah...

a. Raja

b. Badang

c. Jembalang

d. Ratu

7. Kalimat berikut yang menunjukkan latar waktu dalam cerita “Badang dan

Jembalang” yaitu...

a. Badang mengangkat pohon besar yang menimpa rumah seorang nenek.

b. Raja merasa kagum dengan kekuatan yang dimiliki Badang.

c. Di siang hari yang terik, Badang melawan para perampok yang berniat

merampok wanita muda.

d. Jembalang adalah seorang raksasa pencuri ikan.

8. Apabila kita menemui seseorang yang membutuhkan bantuan kita,

sebaiknya kita...

a. Menolongnya

b. Melihatnya

c. Mengacuhkannya

d. Merasa kasihan

9. Badang mampu menunjukkan sifatnya yang... dengan mengangkat batu

besar di halaman istana.

a. suka menolong

Page 161: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

145

b. kuat

c. berani

d. jujur

10. Meskipun suka mencuri, namun Jembalang tidak... untuk memenuhi

permintaan Badang sebagai ganti rugi setelah mencuri ikan.

a. mengingkari janji

b. berani

c. melarikan diri

d. bosan

11. Cerita di bawah ini yang memiliki tema yang sama dengan cerita “Badang

dan Jembalang” ialah...

a. Kancil yang mencuri timun pak tani

b. Bawang Merah yang jahat pada akhirnya mendapat balasan yang

setimpal seperti apa yang telah diperbuatnya

c. Malin Kundang anak yang durhaka, ia dikutuk menjadi batu oleh

ibunya.

d. Seorang petani yang dengan keberaniannya mengusir seekor harimau

yang mengganggu warga di desanya.

12. Badang bersembunyi di... untuk mengintai pencuri ikan.

a. semak-semak

b. balik pohon

c. balik batu

d. rumah kosong

Page 162: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

146

13. Kita perlu mengambil amanat suatu cerita supaya...

a. Dapat diceritakan lagi

b. Dapat dibuang

c. Dipuji orang lain

d. Dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

14. Sifat Jembalang yang...merupakan sifat yang merugikan orang lain.

a. memiliki kekuatan

b. tidak mengingkari janjinya

c. sombong

d. suka mencuri

15. Tokoh dibawah ini yang memiliki kesamaan sifat dengan Badang yaitu...

a. Setiap ada teman yang memerlukan bantuannya, Dito selalu berusaha

menolongnya dengan percaya diri.

b. Maman anak yang berbakti kepda orang tuanya. Ia selalu menaati

perintah ayah dan ibunya.

c. Pak tani bekerja pagi hingga petang, ia tidak pernah mengeluh

meskipun hidupnya susah.

d. Raja memimpin kerajaan dengan bijaksana. Semua rakyatnya rukun,

damai, dan makmur.

16. Badang mencari ikan di...

a. Kolam

b. Laut

c. Sungai

Page 163: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

147

d. Danau

17. Pohon yang menimpa rumah nenek ternyata adalah pohon yang dibuang

Badang pada...ketika sinar bulan menerangi hutan itu.

a. pagi hari

b. siang hari

c. sore hari

d. malam hari

18. Pesan yang dapat kita ambil dari suatu cerita supaya dapat kita terapkan

dalam kehidupan sehari-hari disebut...

a. Tema

b. Amanat

c. Ajakan

d. Himbauan

19. Sifat yang dapat kita teladani dari Badang pada cerita “Badang dan

Jembalang” adalah...

a. Berani, kuat, dan suka menolong

b. Sombong, pendendam, dan pemarah

c. Jujur, rendah hati, dan tidak sombong

d. Kuat, sombong, dan percaya diri.

20. Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita “Badang dan Jembalang”

adalah...

a. Setiap perbuatan pastia akan mendapat balasannya dikemudian hari.

b. Jangan suka berbohong kepada siapapun.

Page 164: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

148

c. Keberanian, kekuatan, dan kepercayaan diri akan membawa kita

menuju keberhasilan.

d. Sikap sombong tidak disukai oleh orang-orang disekeliling kita.

E. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. A 6. D 11. C 16. C

2. B 7. C 12. C 17. D

3. B 8. A 13. D 18. B

4. D 9. B 14. D 19. A

5. C 10. A 15. A 20. C

F. Lembar Penilaian

1. Penilaian Sikap

No. Aspek Indikator Skor

1.

Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

Siswa sangat aktif bertanya saat pembelajaran. 4 Siswa aktif bertanya saat pembelajaran. 3 Siswa kurang aktif bertanya saat pembelajaran. 2 Siswa tidak aktif bertanya saat pembelajaran. 1

2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi sangat tertarik dalam pembelajaran. 4

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran. 3 Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. 2 Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 1

3.

Perhatian siswa saat pembelajaran menggunakan media film animasi.

Siswa sangat memperhatikan guru saat mengajar. 4

Siswa memperhatikan guru saat mengajar. 3 Siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar. 2

Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. 1

4. Kegiatan pembelajaran

Siswa merasa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan. 4

Page 165: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

149

yang menyenangkan.

Siswa merasa kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3

Siswa merasa kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2

Siswa tidak senang mengikuti pembelajaran. 1

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa sangat merespon materi yang diajarkan. 4 Siswa merespon materi yang diajarkan. 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan. 2 Siswa tidak merespon materi yang diajarkan. 1

6. Tanggung jawab siswa

Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 1

7. Percaya diri siswa

Siswa sangat percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 3 Siswa kurang percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 1

2. Penilaian Pengetahuan

a. Prosedur Penilaian : Proses, Produk, Post test

b. Jenis Penilaian : Tes Tertulis

c. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda

d. Jumlah Soal : 20

Skor maksimal tiap nomor : 1

Total skor : 20 x 1 = 20

Page 166: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

150

Nilai : 푠푘표푟 푦푎푛푔 푑푖푝푒푟표푙푒ℎ 푠푖푠푤푎푠푘표푟 푚푎푘푠푖푚푎푙 푥 100

f. Kriteria Ketuntasan Minimal

Siswa dikatakan berhasil mengikuti pelajaran jika siswa

memperoleh nilai > 73.

3. Penilaian Keterampilan

No Kriteria Baik Sekali 4

Baik 3

Cukup

2

Perlu Bimbingan

1

1. Kemampuan memberikan tanggapan terhadap jawaban teman

Tanggapan siswa sesuai dengan simakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang lantang dan intonasi yang jelas.

Tanggapan siswa sebgaian besar sesuaisimakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Tanggapan siswa tidak simakan dari video, serta menggunakan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Belum mampu memberikan tanggapan.

2. Kepercayaan diri dalam memberikan tanggapan terhadap gamber keluarga besar

Tidak terlihat ragu-ragu.

Terlihat ragu-ragu.

Memerlukan bantuan guru.

Belum menunjukkan kepercayaan diri.

Page 167: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

151

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Delegan II Kelas/ Semester : 5/ II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pertemuan Ke- : 3 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari/Tanggal : 15 Februari 2016 A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat).

C. Indikator

5.2.1 Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan.

5.2.2 Menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak.

5.2.3 Menentukan tema cerita anak.

5.2.4 Menentukan latar cerita anak.

5.2.5 Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak. D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak dengan tepat.

2. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak dengan benar.

Page 168: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

152

3. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan tema cerita anak dengan tepat.

4. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan latar cerita anak dengan benar.

5. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan amanat cerita anak dengan benar.

E. Materi Pembelajaran

Unsur intrinsik cerita anak

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (5 menit)

a. Siswa menjawab salam dari guru sebagai pembuka dalam kegiatan

belajar mengajar dan menjawab sapaan guru.

b. Siswa terkondisi untuk memulai pelajaran serta guru bersama siswa

mengulang inti pembelajaran yang telah lalu dengan cara tanya jawab.

c. Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan seputar

materi yang diketahui siswa mengenai cerita anak.

d. Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

menyimak cerita anak melalui media film animasi untuk menentukan

tokoh, tema, latar dan amanat cerita anak.

Page 169: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

153

2. Kegiatan Inti (45 menit)

Eksplorasi

a. Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang

unsur-unsur cerita.

b. Siswa dikondisikan secara fisik dan mental untuk menyimak cerita

anak.

c. Guru menyiapkan media film animasi dengan membaca buku petunjuk

penggunaan.

d. Siswa diminta menyimak cerita anak melalui media film animasi yang

berjudul Si Pembuat Tembikar.

Elaborasi

e. Siswa menjawab pertanyaan terkait cerita dengan kuis.

f. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan tepat dan

cepet diminta meju ke depan untuk mengambil undian kemudian

membacakan pertanyaannya.

g. Siswa memilih salah satu temannya untuk menjawab pertanyaan, yang

dapat menjawab pertanyaan diminta maju untuk mengambil undian.

Begitu seterusnya samapi undian habis.

Konfirmasi

h. Salah satu siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

secara bergiliran, sedangkan siswa lain dapat memberikan masukan

ataupun sanggahan kepada siswa yang sudah mengemukakan hasil

kerjanya tadi.

Page 170: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

154

i. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum

dipahami.

3. Penutup (20 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

c. Siswa diberi tugas rumah untuk menyimak cerita anak yang

ditayangkan ditelevisi.

d. Guru menutup pelajaran dengan salam.

H. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Compact Disc (CD) berisi cerita anak berjudul Si Pembuat Tembikar.

2. Proyektor.

3. Laptop.

4. Speaker

5. Alat tulis di kelas.

6. Buku Bahasa Indonesia kelas V

Page 171: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

155

Page 172: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

156

LAMPIRAN

A. Ringkasan Materi

Cerita anak terdiri dari unsur-unsur pengembang cerita, antara lain:

tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, tema, dan amanat.

1. Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun

penderita berbagai peristiwa yang diceritakan.

2. Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita,

baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan

hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya.

3. Latar atau setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita secara

nyata yang dapat dipercaya kebenarannya. Latar dibagi menjadi latar

waktu, latar tempat, dan latar suasana.

4. Tema merupakan dasar pengembangan sebuah cerita. Sebagai sebuah

gagasan yang ingin disampaikan, tema dijabarkan dan dikonkretkan

melalui unsur-unsur intrinsik yang lain terutama tokoh, alur, dan latar.

5. Amanat adalah sesuatu yang selaluberkaitan dengan berbagai hal yang

berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.

B. Lembar Kerja Siswa

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cepat dan tepat!

Prosedur kerja:

1. Duduklah dengan rapi dibangkumu!

2. Dengarkan dengan baik pertanyaan yang dibacakan gurumu!

Page 173: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

157

3. Jawab dengan cepat dan tepat pertanyaan tersebut!

PERTANYAAN: Sebutkan tokoh-tokoh yang ada pada cerita “Si Pembuat Tembikar”!

PERTANYAAN: apa saja sifat yang dimiliki Bhonalat?

PERTANYAAN: Sebutkan latar tempat yang ada pada cerita “Si Pembuat Tembikar”!

PERTANYAAN: apa amanat yang terdapat pada cerita “Si Pembuat Tembikar”?

Page 174: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

158

PERTANYAAN: jika dilihat dari latar tempat dan pakaian yang digunakan para tokoh, cerita “Si Pembuat Tembikar” memiliki latar tempat di negara mana?

PERTANYAAN: Bhonalat memiliki sifat yang suka berbohong. Apa kebohongan Bhonalat yang terdapat dalam cerita “Si Pembuat Tembikar”?

PERTANYAAN: Apa yang dimaksud dengan tema cerita? Apa tema yang terdapat dalam cerita “Si Pembuat Tembikar”?

PERTANYAAN: Sebutkan tiga macam latar dalam cerita! Berilah contoh masing-masing satu pada cerita “Si Pembuat Tembikar”!

Page 175: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

159

C. Kunci Jawaban LKS

1. Bhonalat, Istri Bhonalat, Raja, Harimau, Vellu, prajurit, penduduk.

2. suka berbohong, sombong, penakut

3. pasar, rumah Naini, Hutan, Rumah Bhonalat, Kerajaan, Medan perang

4. kebohongan yang kita buat akan membawa kita dalam kesengsaraan

5. India

6. Bhonalat mengaku telah menyelamatkan Naini dari serangan harimau,

sehingga para tetangganya kagum pada Bhonalat

7. tema cerita adalah pokok permasalahan cerita. Tema dari cerita “Si

Pembuat Tembikar” adalah budi pekerti.

8. latar tempat. Contoh:di pasar, latar waktu. Contoh: siang hari, latar

suasana: terkejut.

D. Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!

1. Yang dimaksud dengan tema cerita adalah...

a. Tempat terjadinya cerita

b. Pemain cerita

c. Pokok permasalahan cerita

d. Waktu terjadinya cerita

2. Cerita “Si Pembuat Tembikar” mengisahkan tentang kejujuran. Sehingga

tema ceritanya adalah...

a. Budi pekerti

b. Ketuhanan

Page 176: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

160

c. Binatang

d. Bencana alam

3. Tokoh utama dalam cerita “Si Pembuat Tembikar” adalah...

a. Bhonalat

b. Keledai

c. Raja

d. Harimau

4. Salah satu sifat Bhonalat pada cerita “Si Pembuat Tembikar” yang tidak

patut kita contoh yaitu...

a. Rajin

b. Suka berbohong

c. Ramah

d. Penakut

5. Istri Bhonalat merasa... ketika melihat ada harimau di halaman rumahnya.

a. marah

b. sedih

c. jijik

d. takut

6. Bhonalat menitipkan tembikarnya pada seseorang ketika hendak mencari

keledainya. Orang itu bernama...

a. Peru

b. Vellu

c. Naini

Page 177: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

161

d. Whisnu

7. Kalimat berikut yang menunjukkan latar tempat pada cerita “Si Pembuat

Tembikar” adalah...

a. Harimau merasa ketakutan mendengar suara dari dalam rumah ketika

berteduh.

b. Bhonalat tiba di rumahnya pada malam hari dengan membawa seekor

harimau yang tertutup kain lebar.

c. Bhonalat mencari keledainya sampai di rumah Naini.

d. Bhonalat merasa sangat takut ketika diperintahkan raja untuk

berperang.

8. Bhonalat mengarang cerita yang tidak benar. Karena telah berbohong ia

menjadi tidak tenang karena...

a. Diperintahkan raja untuk menjadi pang lima perang

b. Dikejar-kejar harimau

c. Keledainya hilang

d. Dikucilkan

9. Sifat sombong Bhonalat adalah...

a. Membawa harimau pulang

b. Diangkat menjadi panglima perang

c. Menunggang kuda yang larinya sangat kencang

d. Mengaku telah menolong Naini dari serangan harimau

10. Berikut ini yang bukan sifat Bhonalat adalah...

a. Sombong

Page 178: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

162

b. Suka berbohong

c. Ingkar janji

d. Penakut

11. Cerita di bawah ini yang memiliki tema yang sama dengan cerita “Si

Pembuat Tembikar” ialah...

a. Seorang petani yang dengan keberaniannya mengusir seekor harimau

yang mengganggu warga di desanya.

b. Awang Kenit seorang anak yang berbakti kepada orang tuanya,

meskipun diminta hidup di istana ia tidak mau meninggalkan orang

tuanya yang telah merwatnya sejak kecil.

c. Seorang pemuda yang gagah dan berani melawan pasukan perampok

yang datang ke perkampungan.

d. Raja yang mengumumkan berita palsu supaya kedudukannya sebagai

raja tidak digantikan oleh adiknya.

12. “Oh dingin sekali. Aku harus mencari tempat untuk berteduh.” Kalimat

yang diucapkan harimau tersebut menunjukan suasana pada saat...

a. Hujan

b. Panas

c. Banjir

d. Kebakaran

13. Salah satu manfaat dari memahami amanat cerita yaitu...

a. Dapat diceritakan kembali

b. Dapat mengambil hikmah cerita

Page 179: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

163

c. Dipuji orang

d. Menjadi pintar

14. “Kalau orang sombong beginilah akibatnya. Makanya kalau bicara jangan

sembarangan. Sakitmu itu bukan karena kau menjadi seorang pahlawan,

tetapi karena kau pandai menipu.” Kalimat yang diucapkan istri Bhonalat

tersebut menunjukkan bahwa ia tidak menyukai sifat Bhonalat yang...

a. Sombong dan suka berbohong

b. Sombong dan penakut

c. Penakut dan suka berbohong

d. Suka berbohong dan pandai berperang

15. Tokoh dibawah ini yang memiliki kesamaan sifat dengan Bhonalat yaitu...

a. Andi berani melapor kepada guru ketika ada temannya yang sedanga

berkelahi.

b. Ida anak yang paling pandai di kelasnya, meskipun begitu ia tidak

sombong. Ida siap membantu temannya yang belum memahami

pelajaran.

c. Rino bercerita bahwa minggu lalu ia bertamasya ke luar negeri, hal itu

dilakukan Rino supaya mendapat pujian dari teman-temannya

meskipun sebenarnya Rino hanya pergi ke rumah neneknya di Jakarta.

d. Anggi tidak suka membaca. Setiap disuruh belajar ia selalu beralasan

ini dan itu. Sehingga, ia mendapat nilai paling rendah dalam ulangan

bahasa indonesia.

16. Bhonalat adalah seorang pembuat tembikar. Ia menjual tembikarnya di...

Page 180: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

164

a. Warung

b. Pasar

c. Mall

d. Toko

17. Dilihat dari latar tempat dan pakaina yang digunakan para tokoh dalam

cerita “Si Pembuat Tembikar”, latar tempat cerita tersebut berada di

negara...

a. Indonesia

b. Malaysia

c. Amerika

d. India

18. Pesan yang dapat kita ambil dari suatu cerita supaya dapat kita terapkan

dalam kehidupan sehari-hari disebut...

a. Tema

b. Amanat

c. Ajakan

d. Himbauan

19. Sifat yang tidak dimiliki oleh Bhonalat adalah...

a. Sombong

b. Penakut

c. Suka berbohong

d. Pendendam

20. Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita “Si Pembuat Tembikar” adalah...

Page 181: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

165

a. Setiap perbuatan pastia akan mendapat balasannya dikemudian hari.

b. Keberanian, kekuatan, dan kepercayaan diri akan membawa kita

menuju keberhasilan.

c. Kebohongan yang kita buat akan membawa kita dalam kesengsaraan.

d. Sikap sombong tidak disukai oleh orang-orang disekeliling kita

E. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. C 6. B 11. D 16. B

2. A 7. C 12. A 17. D

3. A 8. A 13. B 18. B

4. B 9. D 14. A 19. D

5. D 10. C 15. C 20. C

F. Lembar Penilaian

1. Penilaian Sikap

No. Aspek Indikator Skor

1.

Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

Siswa sangat aktif bertanya saat pembelajaran. 4 Siswa aktif bertanya saat pembelajaran. 3 Siswa kurang aktif bertanya saat pembelajaran. 2 Siswa tidak aktif bertanya saat pembelajaran. 1

2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi sangat tertarik dalam pembelajaran. 4

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran. 3 Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. 2 Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 1

3.

Perhatian siswa saat pembelajaran menggunakan media film animasi.

Siswa sangat memperhatikan guru saat mengajar. 4

Siswa memperhatikan guru saat mengajar. 3 Siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar. 2

Page 182: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

166

Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. 1

4.

Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Siswa merasa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan. 4

Siswa merasa kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3

Siswa merasa kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2

Siswa tidak senang mengikuti pembelajaran. 1

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa sangat merespon materi yang diajarkan. 4 Siswa merespon materi yang diajarkan. 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan. 2 Siswa tidak merespon materi yang diajarkan. 1

6. Tanggung jawab siswa

Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 1

7. Percaya diri siswa

Siswa sangat percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 3 Siswa kurang percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 1

2. Penilaian Pengetahuan

a. Prosedur Penilaian : Proses, Produk, Post test

b. Jenis Penilaian : Tes Tertulis

c. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda

d. Jumlah Soal : 20

Page 183: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

167

Skor maksimal tiap nomor : 1

Total skor : 20 x 1 = 20

Nilai : 푠푘표푟 푦푎푛푔 푑푖푝푒푟표푙푒ℎ 푠푖푠푤푎푠푘표푟 푚푎푘푠푖푚푎푙 푥 100

e. Kriteria Ketuntasan Minimal

Siswa dikatakan berhasil mengikuti pelajaran jika siswa

memperoleh nilai > 73.

3. Penilaian Keterampilan

No Kriteria Baik Sekali 4

Baik 3

Cukup 2

Perlu Bimbingan

1 1. Kemampuan

memberikan tanggapan terhadap jawaban teman

Tanggapan siswa sesuai dengan simakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang lantang dan intonasi yang jelas.

Tanggapan siswa sebgaian besar sesuaisimakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Tanggapan siswa tidak simakan dari video, serta menggunakan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Belum mampu memberikan tanggapan.

Page 184: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

168

2. Kepercayaan diri dalam memberikan tanggapan terhadap gamber keluarga besar

Tidak terlihat ragu-ragu.

Terlihat ragu-ragu.

Memerlukan bantuan guru.

Belum menunjukkan kepercayaan diri.

Page 185: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

169

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SDN Delegan II Kelas/ Semester : 5/ II Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Pertemuan Ke- : 4 Alokasi Waktu : 2 x 35 menit Hari/Tanggal : 16 Februari 2016 A. Standar Kompetensi

5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang

disampaikan secara lisan.

B. Kompetensi Dasar

5.2 Mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat).

C. Indikator

5.2.1 Menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak yang diperdengarkan.

5.2.2 Menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak.

5.2.3 Menentukan tema cerita anak.

5.2.4 Menentukan latar cerita anak.

5.2.5 Menentukan amanat yang terkandung dalam cerita anak. D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan nama-nama tokoh cerita anak dengan tepat.

2. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menyebutkan sifat-sifat tokoh dalam cerita anak dengan benar.

Page 186: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

170

3. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan tema cerita anak dengan tepat.

4. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan latar cerita anak dengan benar.

5. Setelah menyimak cerita anak melalui media anaimasi audio visual, siswa

dapat menentukan amanat cerita anak dengan benar.

E. Materi Pembelajaran

Unsur intrinsik cerita anak

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

G. Kegiatan Pembelajaran

1. Pendahuluan (5 menit)

a. Siswa menjawab salam dari guru sebagai pembuka dalam kegiatan

belajar mengajar dan menjawab sapaan guru.

b. Siswa terkondisi untuk memulai pelajaran serta guru bersama siswa

mengulang inti pembelajaran yang telah lalu dengan cara tanya jawab.

c. Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan seputar

materi yang diketahui siswa mengenai cerita anak.

d. Siswa memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu

menyimak cerita anak melalui media film animasi untuk menentukan

tokoh, tema, latar dan amanat cerita anak.

Page 187: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

171

2. Kegiatan Inti (45 menit)

Eksplorasi

a. Beberapa siswa membacakan hasil tugas rumahnya di depan kelas.

b. Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang

unsur-unsur cerita.

c. Siswa dikondisikan secara fisik dan mental untuk menyimak cerita

anak.

d. Guru menyiapkan media film animasi dengan membaca buku petunjuk

penggunaan.

e. Siswa diminta menyimak cerita anak melalui media film animasi yang

berjudul Awang Kenit.

Elaborasi

f. Siswa melakukan permainan stop lagu.

g. Siswa bernyanyi Lagu Lihat Kebunku sembari menerima kemudian

menyerahkan ppenghapus kepada temannya.

h. Siswa yang menerima penghapus ketika lagu berhenti maka harus menjawab pertanyaan dari guru terkait cerita yang telah disimaknya.

Konfirmasi

i. Salah satu siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas

secara bergiliran, sedangkan siswa lain dapat memberikan masukan

ataupun sanggahan kepada siswa yang sudah mengemukakan hasil

kerjanya tadi.

Page 188: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

172

j. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum

dipahami.

3. Penutup (20 menit)

a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.

b. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.

c. Siswa diberi tugas untuk mempelajari kembali materi yang telah

mereka terima.

d. Guru menutup pelajaran dengan salam.

H. Media dan Sumber Pembelajaran

1. Compact Disc (CD) berisi cerita anak berjudul Awang Kenit.

2. Proyektor.

3. Laptop.

4. Speaker

5. Alat tulis di kelas.

6. Buku Bahasa Indonesia kelas V

Page 189: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

173

Page 190: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

174

LAMPIRAN

A. Ringkasan Materi

Cerita anak terdiri dari unsur-unsur pengembang cerita, antara lain:

tokoh dan penokohan, alur cerita, latar, tema, dan amanat.

1. Tokoh cerita dimaksudkan sebagai pelaku yang dikisahkan perjalanan

hidupnya dalam cerita fiksi lewat alur baik sebagai pelaku maupun

penderita berbagai peristiwa yang diceritakan.

2. Penokohan atau perwatakan ialah pelukisan mengenai tokoh cerita,

baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berupa pandangan

hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya.

3. Latar atau setting adalah waktu dan tempat terjadinya cerita secara

nyata yang dapat dipercaya kebenarannya. Latar dibagi menjadi latar

waktu, latar tempat, dan latar suasana.

4. Tema merupakan dasar pengembangan sebuah cerita. Sebagai sebuah

gagasan yang ingin disampaikan, tema dijabarkan dan dikonkretkan

melalui unsur-unsur intrinsik yang lain terutama tokoh, alur, dan latar.

5. Amanat adalah sesuatu yang selaluberkaitan dengan berbagai hal yang

berkonotasi positif, bermanfaat bagi kehidupan, dan mendidik.

B. Lembar Kerja Siswa

Kerjakan soal di bawah ini secara berkelompok!

Prosedur kerja:

1. Duduklah dibangkumu!

2. Dengarkan lagu yang diputar guru dengan baik!

Page 191: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

175

3. Terima penghapus dari temanmu lalu serahkan kepada temanmu yang

lain!

4. Apabila lagu berhenti saat penghapus kamu pegang, kamu harus

menjawab pertanyaan dari guru!

1. Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita “Awang Kenit” !

2. Dimana Pak Tumin menemukan Awang Kenit?

3. Apa amanat yang dapat diteladani dalam cerita “Awang Kenit”?

4. Apa sifat yang dimiliki Awang Kenit?

5. Apa tema dari cerita “Awang Kenit”?

C. Kunci Jawaban LKS

1. Awang Kenit, Pak Tumin, Bu Kintan, Raja, Tuan Putri, penduduk

2. Di sungai

3. Berbagi kebahagiaan kepada orang lain akan memebrikan

keberuntungan yang berlipat ganda pada diri kita sendiri

4. Ceria, pandai bergaul, pandai bernyanyi, patuh, dan suka menghibur

5. Budi pekerti

D. Soal Evaluasi

Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang benar!

1. Cerita berjudul “Awang Kenit” bercerita tentang kepatuhan dan kasih

sayang Awang terhadah orang tuanya, sehingga... cerita adalah tentang

budi pekerti.

a. tema

b. latar

Page 192: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

176

c. tokoh

d. alur

2. Tema cerita “Awang Kenit” adalah tentang budi pekerti, karena...

a. Tokohnya adalah binatang

b. Tokohnya baik

c. Menceritakan tentang anak yang patuh kepada orang tuanya

d. Menceritakan tentang sejarah

3. Tokoh utama dalam cerita “Awang Kenit” adalah...

a. Bu Kintan

b. Pak Tumin

c. Merbu

d. Awang

4. Pak Tumin dan Bu Kintan merupakan orang tua yang... anaknya.

a. menyayangi

b. membenci

c. mengasihani

d. membuang

5. Pak Tumin dan Bu Kintan merasa... karena diusianya yang sudah tua,

mereka belum juga mempunyai anak.

a. bangga

b. kesepian

c. bosan

d. marah

Page 193: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

177

6. Di bawah ini yang bukan merupakan tokoh dalam cerita “Awang Kenit”

yaitu...

a. Awang

b. Bu Kintan

c. Tuan Putri

d. Pak tani

7. “Hai Merbu, terimakasih telah menemaniku. Hanya kau lah yang

memahami kesunyianku.” Kalimat yang diucapkan Bu Kintan tersebut

menunjukkan suasan...

a. haru

b. sepi

c. ramai

d. sedih

8. Meskipun telah hidup bahagia, kita seharusnya... kedua orang tua.

a. Mengingat jasa

b. Melupakan

c. Menjenguk

d. Tinggal bersama

9. Sifat Awang yang senang berbagi kebahagiaan ditunjukkan pada...

a. Awang mengajak kedua orang tuanya tinggal di istana

b. Awang menyesal telah meninggalkan ayah dan ibunya yang berada di

kampung

Page 194: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

178

c. Awang menghibur hati tuan putri yang sedang bersedih, hingga tuan

putri dapat bahagia kembali

d. Awang kenit bermain bersama tuan putri di taman istana

10. Berikut merupakan sifat yang dimiliki oleh Pak Tumin yaitu...

a. Jujur dan dermawan

b. Sabar dan penyayang

c. Pemarah dan pembangkang

d. Penyayang dan pandai bernyanyi

11. Cerita di bawah ini yang memiliki tema yang sama dengan cerita “Awang

Kenit” ialah...

a. Seorang petani yang dengan keberaniannya mengusir seekor harimau

yang mengganggu warga di desanya.

b. Seorang pemuda yang gagah dan berani melawan pasukan perampok

yang datang ke perkampungan.

c. Raja yang mengumumkan berita palsu supaya kedudukannya sebagai

raja tidak digantikan oleh adiknya.

d. Meskipun sudah sukses dan menjadi orang kaya, Whisnu tidak pernah

sedikitpun merasa sombong dan melupakan jasa kedua orangtuanya.

12. Awang Kenit adalah anak yang ditemukan Pak Tumin di dalam buah

kelapa raksasa. Pak Tumin menemukan Buah kelapa tersebut di...

a. Hutan

b. Sawah

c. Sungai

Page 195: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

179

d. Pasar

13. Kita perlu mengambil amanat suatu cerita supaya...

a. Dapat diceritakan lagi

b. Dapat dibuang

c. Dipuji orang lain

d. Dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

14. Tuan Putri yang semula sedih dan sering menangis kini sudah kembali

ceria. Hal ini karena ia telah dihibur Awang. Awang memiliki sifat...

a. Lucu

b. Sabar

c. Penyayang

d. Dermawan

15. Tokoh di bawah ini yang memiliki kesamaan sifat dengan Awang yaitu...

a. Ketika diminta ibu membantu membersihkan rumah, Budi selalu

menolak dengan berbagai alasan seperti sedang sibuk mengerjakan

tugas atau sedang sakit kepala.

b. Winda anak yang lucu dan ceria. Setiap ada teman yang bersedih ia

segera menghibur dengan tingkahnya yang lucu.

c. Andi berani melapor kepada guru ketika ada temannya yang sedanga

berkelahi.

d. Ida anak yang paling pandai di kelasnya, meskipun begitu ia tidak

sombong. Ida siap membantu temannya yang belum memahami

pelajaran.

Page 196: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

180

16. Pada... hari Pak Tumin bermimpi bertemu dengan lelaki tua yang

mengatakan bahwa tidak lama lagi ia akan memiliki seorang anak.

a. pagi

b. siang

c. sore

d. malam

17. Tuan putri merasa... ketika Awang diambil dan dibawa pergi oleh elang.

a. bingung

b. marah

c. sedih

d. takut

18. Pesan yang dapat kita ambil dari suatu cerita supaya dapat kita terapkan

dalam kehidupan sehari-hari disebut...

a. Tema

b. Amanat

c. Ajakan

d. Himbauan

19. Sifat yang dapat kita teladani dari tokoh Awang dalam cerita “Awang

Kenit” adalah...

a. Jujur, pandai, dan lugu

b. Rendah hati, dermawan, dan tidak sombong

c. Penyayang, pandai bergaul, dan jujur

d. Pandai menghibur, penyayang, dan patuh

Page 197: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

181

20. Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita “Awang Kenit” adalah...

a. Setiap perbuatan pasti akan mendapat balasannya dikemudian hari.

b. Keberanian, kekuatan, dan kepercayaan diri akan membawa kita

menuju keberhasilan.

c. Kebohongan yang kita buat akan membawa kita dalam kesengsaraan.

d. Berbagi kebahagiaan kepada orang lain akan memebrikan

keberuntungan yang berlipat ganda pada diri kita sendiri.

E. Kunci Jawaban Soal Evaluasi

1. A 6. D 11. D 16. D

2. C 7. B 12. C 17. C

3. D 8. A 13. D 18. B

4. A 9. C 14. A 19. D

5. B 10. B 15. B 20. D

F. Lembar Penilaian

1. Penilaian Sikap

No. Aspek Indikator Skor

1.

Keaktifan siswa dalam bertanya saat pembelajaran.

Siswa sangat aktif bertanya saat pembelajaran. 4 Siswa aktif bertanya saat pembelajaran. 3 Siswa kurang aktif bertanya saat pembelajaran. 2 Siswa tidak aktif bertanya saat pembelajaran. 1

2. Motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Siswa menjadi sangat tertarik dalam pembelajaran. 4

Siswa menjadi tertarik dalam pembelajaran. 3 Siswa kurang tertarik dalam pembelajaran. 2 Siswa tidak tertarik dalam pembelajaran. 1

3. Perhatian siswa saat pembelajaran

Siswa sangat memperhatikan guru saat mengajar. 4

Page 198: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

182

menggunakan media film animasi.

Siswa memperhatikan guru saat mengajar. 3 Siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar. 2

Siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. 1

4.

Kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Siswa merasa kegiatan pembelajaran sangat menyenangkan. 4

Siswa merasa kegiatan pembelajaran menyenangkan. 3

Siswa merasa kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2

Siswa tidak senang mengikuti pembelajaran. 1

5. Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Siswa sangat merespon materi yang diajarkan. 4 Siswa merespon materi yang diajarkan. 3 Siswa kurang merespon materi yang diajarkan. 2 Siswa tidak merespon materi yang diajarkan. 1

6. Tanggung jawab siswa

Siswa sangat bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 3

Siswa kurang bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya. 1

7. Percaya diri siswa

Siswa sangat percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 4

Siswa percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 3 Siswa kurang percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 2

Siswa tidak percaya diri saat menyelesaikan tugasnya. 1

2. Penilaian Pengetahuan

a. Prosedur Penilaian : Proses, Produk, Post test

b. Jenis Penilaian : Tes Tertuli

c. Bentuk Penilaian : Pilihan Ganda

Page 199: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

183

d. Jumlah Soal : 20

Skor maksimal tiap nomor : 1

Total skor : 20 x 1 = 20

Nilai : 푠푘표푟 푦푎푛푔 푑푖푝푒푟표푙푒ℎ 푠푖푠푤푎푠푘표푟 푚푎푘푠푖푚푎푙 푥 100

e. Kriteria Ketuntasan Minimal

Siswa dikatakan berhasil mengikuti pelajaran jika siswa

memperoleh nilai > 73.

3. Penilaian Keterampilan

No Kriteria Baik Sekali 4

Baik 3

Cukup

2

Perlu Bimbingan

1

1. Kemampuan memberikan tanggapan terhadap jawaban teman

Tanggapan siswa sesuai dengan simakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang lantang dan intonasi yang jelas.

Tanggapan siswa sebgaian besar sesuaisimakan dari video, disampaikan dengan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Tanggapan siswa tidak simakan dari video, serta menggunakan bahasa yang santun, suara yang kurang lantang dan intonasi kurang jelas.

Belum mampu memberikan tanggapan.

Page 200: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

184

2. Kepercayaan diri dalam memberikan tanggapan terhadap gamber keluarga besar

Tidak terlihat ragu-ragu.

Terlihat ragu-ragu.

Memerlukan bantuan guru.

Belum menunjukkan kepercayaan diri.

Page 201: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

185

Lampiran 5. Rekapitulasi hasil observasi aktivitas siswa

LAMPIRAN REKAPITULASI HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Page 202: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

186

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN 1

No Subjek

Skor Tiap Aspek yang Diobservasi

Jumlah Keaktifan

siswa dalam bertanya saat pembelajaran

Motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran

Perhatian siswa saat

pembelajaran menggunakan

media film animasi

Kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan

Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran

Tanggung jawab siswa

Percaya diri siswa

1 S1 3 3 2 2 3 3 2 18 2 S2 2 3 2 2 3 3 2 17 3 S3 3 3 2 2 3 3 2 18 4 S4 2 3 2 2 3 3 2 17 5 S5 2 3 2 2 3 3 2 17 6 S6 2 3 2 2 3 3 2 17 7 S7 2 3 2 2 3 3 2 17 8 S8 2 3 2 2 3 3 2 17 9 S9 2 3 2 2 3 3 2 17

10 S10 2 2 2 3 2 2 2 15 11 S11 2 3 2 2 3 3 2 17 12 S12 2 3 2 2 3 3 2 17 13 S13 2 3 2 2 3 3 2 17 14 S14 3 3 2 2 3 3 2 18 15 S15 2 3 2 2 3 3 2 17 16 S16 2 3 2 2 3 3 2 17 17 S17 2 3 2 2 3 3 2 17 18 S18 2 3 2 2 3 3 2 17 19 S19 2 3 2 2 3 3 2 17 20 S20 2 3 2 2 3 3 2 17 21 S21 2 3 2 2 3 3 2 17 22 S22 2 3 2 2 3 3 2 17

Page 203: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

187

23 S23 3 3 2 2 3 3 2 18 24 S24 2 3 2 2 3 3 2 17 25 S25 2 2 2 3 2 2 2 15 26 S26 2 2 2 3 2 2 2 15 27 S27 3 3 2 2 3 3 2 18 28 S28 2 3 2 2 3 3 2 17 29 S29 2 3 2 2 3 3 2 17 30 S30 2 3 2 2 3 3 2 17 31 S31 2 3 2 2 3 3 2 17

Jumlah 67 90 62 65 90 90 62 526 Rata-rata 2 3 2 2 3 3 2 17

Persentase = 17x 100%28 = 61% (cukup)

Mengetahui, Observer 1 Observer 2 Luftia Firdausia Widi Susanti

Page 204: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

188

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN PADA SIKLUS I PERTEMUAN 2

No Subjek

Skor Tiap Aspek yang Diobservasi

Jumlah Keaktifan siswa dalam bertanya

saat pembelajaran

Motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran

Perhatian siswa saat

pembelajaran menggunakan

media film animasi

Kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan

Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran

Tanggung jawab siswa

Percaya diri siswa

1 S1 3 3 2 3 3 3 3 20 2 S2 3 3 3 2 3 3 2 19 3 S3 3 3 3 2 3 3 2 19 4 S4 3 3 3 2 3 3 2 19 5 S5 3 3 3 2 3 3 2 19 6 S6 3 3 3 2 3 3 3 20 7 S7 3 3 3 2 3 3 3 20 8 S8 3 3 2 3 3 3 2 19 9 S9 3 3 3 2 3 3 3 20 10 S10 2 2 3 3 3 2 2 17 11 S11 3 3 2 3 3 3 2 19 12 S12 3 3 3 2 3 3 3 20 13 S13 3 3 2 3 3 3 2 19 14 S14 3 3 3 3 3 3 3 21 15 S15 3 3 2 2 3 3 2 18 16 S16 3 3 3 2 3 3 2 19 17 S17 3 3 3 2 3 3 2 19 18 S18 2 3 3 3 3 3 2 19 19 S19 3 3 3 2 3 3 2 19

Page 205: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

189

20 S20 3 3 2 2 3 3 2 18 21 S21 2 3 3 2 3 3 2 18 22 S22 3 3 3 2 3 3 2 19 23 S23 3 3 3 2 3 3 3 20 24 S24 3 3 3 2 3 3 2 19 25 S25 3 2 3 3 2 2 2 17 26 S26 3 3 3 2 2 2 2 17 27 S27 3 3 3 3 3 3 3 21 28 S28 2 3 3 2 3 3 2 18 29 S29 3 3 2 3 3 3 3 20 30 S30 2 3 2 2 3 3 2 17 31 S31 2 3 3 2 3 3 2 18

Jumlah 87 91 85 72 91 90 71 587 Rata-rata 3 3 3 2 3 3 2 19

Persentase = 19x 100%28 = 68% (cukup)

Mengetahui,

Observer 1 Observer 2 Luftia Firdausia Widi Susanti

Page 206: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

190

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN PADA SIKLUS II PERTEMUAN 1

No Subjek

Skor Tiap Aspek yang Diobservasi

Jumlah Keaktifan

siswa dalam bertanya saat pembelajaran

Motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran

Perhatian siswa saat

pembelajaran menggunakan

media film animasi

Kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan

Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran

Tanggung jawab siswa

Percaya diri

siswa

1 S1 4 4 3 3 4 3 4 25 2 S2 4 4 3 3 3 3 3 23 3 S3 4 3 3 4 4 3 4 25 4 S4 4 4 4 3 3 3 3 24 5 S5 4 3 3 3 4 3 3 23 6 S6 4 4 3 3 4 3 3 24 7 S7 3 4 3 3 3 4 3 23 8 S8 4 4 3 3 3 4 3 24 9 S9 4 4 3 3 4 3 3 24

10 S10 3 3 3 3 3 3 3 21 11 S11 4 4 3 3 3 4 3 24 12 S12 4 4 3 3 3 4 3 24 13 S13 4 4 4 3 3 3 3 24 14 S14 4 4 4 3 4 4 4 27 15 S15 3 4 3 3 3 3 3 22 16 S16 4 4 3 3 4 4 3 25 17 S17 4 4 4 3 4 3 3 25

Page 207: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

191

18 S18 4 4 3 4 3 3 3 24 19 S19 4 4 3 3 3 3 3 23 20 S20 4 4 3 4 3 3 3 24 21 S21 3 4 3 3 3 3 3 22 22 S22 4 4 3 4 3 3 3 24 23 S23 3 3 3 3 3 3 3 21 24 S24 3 4 3 3 3 3 3 22 25 S25 4 3 3 4 3 3 3 23 26 S26 3 3 3 3 3 3 3 21 27 S27 4 3 3 4 4 4 4 26 28 S28 3 3 3 3 3 3 3 21 29 S29 4 4 4 3 3 3 3 24 30 S30 3 3 3 3 3 3 3 21 31 S31 3 4 4 3 3 3 3 23

Jumlah 114 115 99 99 102 100 97 726 Rata-rata 4 4 3 3 3 3 3 23

Persentase = 23x 100%28 = 82% (baik)

Mengetahui, Observer 1 Observer 2 Luftia Firdausia Widi Susanti

Page 208: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

192

REKAPITULASI HASIL OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN PADA SIKLUS II PERTEMUAN 2

No Subjek

Skor Tiap Aspek yang Diobservasi

Jumlah Keaktifan siswa dalam bertanya

saat pembelajaran

Motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran

Perhatian siswa saat

pembelajaran menggunakan

media film animasi

Kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan

Respon siswa dalam kegiatan pembelajaran

Tanggung jawab siswa

Percaya diri siswa

1 S1 4 4 4 4 4 4 4 28 2 S2 4 4 4 3 4 4 3 26 3 S3 4 4 4 4 4 3 4 27 4 S4 4 4 4 4 4 4 3 27 5 S5 4 4 3 4 4 3 3 25 6 S6 4 4 4 3 4 3 3 25 7 S7 3 4 4 4 3 4 3 25 8 S8 4 4 3 3 3 4 3 24 9 S9 4 4 4 3 4 4 3 26

10 S10 3 3 4 4 4 3 3 24 11 S11 4 4 4 4 4 4 3 27 12 S12 4 4 3 4 3 4 3 25 13 S13 4 4 4 3 4 3 3 25 14 S14 4 4 4 3 4 4 4 27 15 S15 3 4 4 4 3 3 3 24 16 S16 4 4 4 4 4 4 3 27 17 S17 4 4 4 3 4 3 3 25 18 S18 3 4 3 4 4 4 3 25

Page 209: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

193

19 S19 4 3 4 3 4 4 3 25 20 S20 4 4 3 4 3 4 3 25 21 S21 3 4 3 4 4 4 3 25 22 S22 4 4 3 4 4 3 3 25 23 S23 4 4 3 3 4 4 4 26 24 S24 4 4 3 3 4 4 3 25 25 S25 4 3 3 4 4 3 3 24 26 S26 4 4 3 4 4 3 3 25 27 S27 4 3 3 4 4 4 4 26 28 S28 4 4 3 4 4 3 3 25 29 S29 4 4 4 4 4 3 3 26 30 S30 3 3 3 3 4 4 3 23 31 S31 4 4 4 3 3 4 3 25

Jumlah 118 119 110 112 118 112 98 787 Rata-rata 4 4 4 4 4 4 3 25

Persentase = 25x 100%28 = 89% (baik)

Mengetahui, Observer 1 Observer 2 Luftia Firdausia Widi Susant

Page 210: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

194

Lampiran 6. Rekapitulasi nilai tes kemampuan menyimak

LAMPIRAN REKAPITULASI NILAI TES KEMAMPUAN MENYIMAK

Page 211: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

195

REKAPITULASI NILAI MENYIMAK CERITA ANAK PRATINDAKAN

No Subjek Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum tuntas

1 S1 55 √ 2 S2 40 √ 3 S3 20 √ 4 S4 70 √ 5 S5 80 √ 6 S6 60 √ 7 S7 65 √ 8 S8 60 √ 9 S9 85 √

10 S10 30 √ 11 S11 85 √ 12 S12 75 √ 13 S13 70 √ 14 S14 50 √ 15 S15 30 √ 16 S16 60 √ 17 S17 70 √ 18 S18 65 √ 19 S19 50 √ 20 S20 45 √ 21 S21 60 √ 22 S22 50 √ 23 S23 55 √ 24 S24 30 √ 25 S25 60 √ 26 S26 50 √ 27 S27 75 √ 28 S28 30 √ 29 S29 75 √ 30 S30 80 √ 31 S31 50 √

Jumlah 1780 7 24 Rata-rata 57, 41

Page 212: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

196

REKAPITULASI NILAI MENYIMAK CERITA ANAK SIKLUS I PERTEMUAN 1

No Subjek Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum tuntas

1 S1 50 √ 2 S2 45 √ 3 S3 35 √ 4 S4 70 √ 5 S5 90 √ 6 S6 70 √ 7 S7 55 √ 8 S8 60 √ 9 S9 90 √

10 S10 35 √ 11 S11 85 √ 12 S12 90 √ 13 S13 65 √ 14 S14 50 √ 15 S15 30 √ 16 S16 55 √ 17 S17 80 √ 18 S18 50 √ 19 S19 55 √ 20 S20 50 √ 21 S21 85 √ 22 S22 65 √ 23 S23 50 √ 24 S24 45 √ 25 S25 65 √ 26 S26 50 √ 27 S27 80 √ 28 S28 45 √ 29 S29 75 √ 30 S30 85 √ 31 S31 50 √

Jumlah 1905 9 22 Rata-rata 61,45

Page 213: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

197

REKAPITULASI NILAI MENYIMAK CERITA ANAK SIKLUS I PERTEMUAN 2

No Subjek Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum tuntas

1 S1 75 √ 2 S2 60 √ 3 S3 55 √ 4 S4 80 √ 5 S5 90 √ 6 S6 70 √ 7 S7 70 √ 8 S8 65 √ 9 S9 90 √

10 S10 70 √ 11 S11 85 √ 12 S12 95 √ 13 S13 70 √ 14 S14 70 √ 15 S15 50 √ 16 S16 65 √ 17 S17 85 √ 18 S18 70 √ 19 S19 65 √ 20 S20 70 √ 21 S21 85 √ 22 S22 85 √ 23 S23 50 √ 24 S24 55 √ 25 S25 75 √ 26 S26 55 √ 27 S27 100 √ 28 S28 50 √ 29 S29 80 √ 30 S30 85 √ 31 S31 55 √

Jumlah 2225 13 18 Rata-rata 71,77

Page 214: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

198

REKAPITULASI NILAI MENYIMAK CERITA ANAK SIKLUS II PERTEMUAN 1

No Subjek Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum tuntas

1 S1 80 √ 2 S2 90 √ 3 S3 60 √ 4 S4 95 √ 5 S5 85 √ 6 S6 85 √ 7 S7 85 √ 8 S8 75 √ 9 S9 95 √

10 S10 80 √ 11 S11 85 √ 12 S12 90 √ 13 S13 70 √ 14 S14 85 √ 15 S15 65 √ 16 S16 85 √ 17 S17 95 √ 18 S18 95 √ 19 S19 80 √ 20 S20 70 √ 21 S21 90 √ 22 S22 75 √ 23 S23 80 √ 24 S24 90 √ 25 S25 80 √ 26 S26 80 √ 27 S27 100 √ 28 S28 65 √ 29 S29 95 √ 30 S30 65 √ 31 S31 85 √

Jumlah 2555 25 6 Rata-rata 82,41

Page 215: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

199

REKAPITULASI NILAI MENYIMAK CERITA ANAK SIKLUS II PERTEMUAN 2

No Subjek Nilai Ketuntasan

Tuntas Belum tuntas

1 S1 75 √ 2 S2 95 √ 3 S3 75 √ 4 S4 100 √ 5 S5 95 √ 6 S6 90 √ 7 S7 90 √ 8 S8 80 √ 9 S9 80 √

10 S10 50 √ 11 S11 90 √ 12 S12 85 √ 13 S13 90 √ 14 S14 95 √ 15 S15 80 √ 16 S16 90 √ 17 S17 95 √ 18 S18 95 √ 19 S19 95 √ 20 S20 75 √ 21 S21 95 √ 22 S22 85 √ 23 S23 90 √ 24 S24 90 √ 25 S25 70 √ 26 S26 60 √ 27 S27 100 √ 28 S28 85 √ 29 S29 95 √ 30 S30 70 √ 31 S31 80 √

Jumlah 2640 27 4 Rata-rata 85,16

Page 216: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

200

Lampiran 7. Surat Keterangan Permohonan Izin Observasi

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN

PERMOHONAN IZIN OBSERVASI

Page 217: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

201

Page 218: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

202

Lampiran 8. Surat Keterangan Validasi Instrumen Penelitian

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN

VALIDASI INSTRUMEN PENELITIAN

Page 219: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

203

Page 220: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

204

Lampiran 9. Surat Keterangan Validasi Media

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN

VALIDASI MEDIA

Page 221: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

205

Page 222: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

206

Lampiran 10. Surat Permohonan Izin Penelitian

LAMPIRAN SURAT PERMOHONAN

IZIN PENELITIAN

Page 223: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

207

Page 224: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

208

Page 225: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

209

Lampiran 11. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN

MELAKSANAKAN PENELITIAN

Page 226: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

210

Page 227: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

211

Lampiran 12. Dokumentasi

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Page 228: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

212

Gambar 1. Proses pembelajaran Siklus I pertemuan 1

Gambar. Proses pembelajaran Siklus I pertemuan 2

Gambar 2. Proses pembelajaran Siklus II pertemuan 1

Page 229: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

213

Gambar 3. Proses pembelajaran Siklus II pertemuan 2

Gambar 4. Guru menjelaskan unsur-unsur intrinsik pada cerita

Gambar 5. Siswa berdiskusi dalam kelompok

Page 230: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

214

Gambar 6. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya

Gambar 7. Siswa membacakan kuis

Gambar 8. Guru menjelaskan materi pada siswa yang masih belum paham

Page 231: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA …eprints.uny.ac.id/31193/1/Widi Susanti.pdf · Skripsi ini merupakan sebuah karya sebagai ungkapan cinta yang tulus dan penuh kasih untuk:

215

Gambar 9. Siswa mengerjakan soal evaluasi

Gambar 10. Observer mengisi lembar observasi

Gambar 11. Media Film animasi