peningkatan kemampuan menulis karangan … · siswa kelas x sman 2 woha”. penulisan skripsi ini...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASIDENGAN MENGGUNAKAN METODE PAIKEM TIPE
DEBAT AKTIF KELAS X SMAN 2 WOHA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh:Ida Rahayu
10533791015
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020
vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasihsayang
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amatbaik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukaisesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahuisedang kamu tidak mengetahui”(Al-Baqarah:216)
Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orangtua,
Oehnya itu:
Kupersembahkan karyasederhana ini sebagai tanda buktidan bukti kecintaanku padaAyahanda H.Ibrahim dan IbundaRubiah yang telah mencurahkansegala kasih sayang dan harapandalam untaian doa penuh cintauntuk ananda serta saudaraku
vii
(Gunawan) dan sahabat-sahabtku tercinta Kusmawatidan Niky Angelia QolifaKusumawardani yang telahmemberikan semangat danmotivasi sehingga penulis dapatmenyelesaikan skripsi ini.
vii
ABSTRAK
IDA RAHAYU 2020.” Peningkatkan Kemampuan Menulis KaranganArgumentasi dengan Menggunakan Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif SiswaKelas X SMAN 2 Woha”. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar,(Dibimbing oleh Tarman A. Arif dan Akram Budiman Yusuf,)
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalammenulis Karangan Argumentasi dengan Menggunakan Metode PAIKEM TipeDebat Aktif. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Negeri 2 Woha.Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, yang dilaksanakan dalamdua siklus, dan prosedur penelitian ini adalah, (1) perencanaan,(2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Populasi dalam penelitian ini adalahkeseluruhan siswa kelas X SMA Negeri 2 Woha yang terdiri atas satu kelas yangberjumlah 26 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMANegeri 2 Woha sebanyak 26 orang.Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dandokumentasi. Sedangkan keseluruhan data yang diperoleh dianalis secaradeskripsi kuantitatif dari seluruh aspek. Hasil penelitian menunjukan bahwa adapeningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa. Siklus I hasil belajar siswamenunjukan nilai rata-rata 67,30% dan siklus II meningkat menjadi 88,46%.Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan bahwa hasil belajar siswamengalami peningkatan yang baik, maka disarankan kepada: (1) Guru bidangstudi bahasa Indonesia hendaknya menggunakan Metode PAIKEM Tipe DebatAktif dalam pembelajaran menulis Karangan Argumentasi; (2) Siswa hendaknyalebih sering berlatih menulis karangan argumentasi di mana saja dan kapan saja.
Kata kunci :Menulis, Argumentasi , PAIKEM Tipe Debat, Siswa.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’Ala,
syukur atas kasih sayang, berkat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatkan Kemampuan Menulis
Karangan Argumentasi dengan menggunakan Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif
Siswa Kelas X SMAN 2 Woha”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
persyaratan akademik guna memeroleh gelar sarjana pada program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Banyak kendala yang penulis hadapi selama menyusun skripsi ini. Namun
berkat bantuan dan bimbingan yang tulus dari berbagai pihak, semua masalah
dapat teratasi dengan baik. Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak,
penulis sulit untuk menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
Kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda H.Ibrahim dan Ibunda Rubiah.
Terima kasih telah memberikan kasih sayang yang tulus, doa, dan restu. Ini adalah
anugerah terindah dalam hidup yang selalu terucap setiap hitungan detik, serta
tiap tetesan keringatmu adalah semangat bagiku.
Penulis berterimakasih kepada pembimbing I Dr. Tarman A. Arif, S.Pd.,
M.Pd. dan pembimbing II Akram Budiman Yusuf, S.Pd., M.Pd. Telah
memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi ini, serta
seluruh dosen dan staf pegawai dalam lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis berterimakasih kepada Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM.,
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M. Pd., Ph. D.
ix
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar,
Penulis ucapkan terima kasih kepada saudaraku Gunawan, rekan-rekan
seperjuangan mahasiswa angkatan 2015 jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, khususnya kelas A yang telah bersama-sama menjalani masa
perkuliahan, serta sahabat-sahabatku yang selalu setia mendampingi penulis
dalam menyusun skripsi serta memberi bantuan dan masukan pada saat penulis
mendapat kendala pada saat penyusunan, serta semua pihak yang senantiasa
memberi dukungan, semangat, dan nasihat dalam menuntut ilmu.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi masukan yang
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala
jerih payah kita bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Amin.
Makassar, Januari 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
DAFTAR ISI.................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Penelitian yang Relevan........................................................................ 7
B. Kerangka Pikir .................................................................................... 38
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 41
A. Jenis Penelitian.................................................................................... 41
xi
B. Lokasi dan Subjek Penelitian .............................................................. 41
C. Faktor Penelitian ................................................................................. 42
D. Prosedur Penelitian.............................................................................. 42
E. Instrumen Penelitian............................................................................ 46
F. Teknik Pengempulan Data .................................................................. 47
G. Teknik Analisis Data........................................................................... 48
H. Indikator Keberhasilan ........................................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 50
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 50
B. Pembahasan......................................................................................... 80
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 86
A. Kesimpulan ......................................................................................... 86
B. Saran.................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 89
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-jenis,Sifat-sifat,dan Isi Karangan........................................18
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Menulis Karangan Argumentasi .....................46
Tabel 3.4 Tingkat Kemampuan Siswa Dikatakan Berhasil, Apabila
Mendapat Nilai Minimum 65 %...................................................49
Tabel 4.1 Skor Mentah Pratindakan .............................................................51
Tabel 4.2 Evaluasi Hasil Pratindakan..........................................................53
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Pratindakan...........................................................54
Tabel 4.4 Aktivitas siswa pada pertemuan pertama .....................................56
Tabel 4.5 Aktivitas siswa pada pertemuan kedua ........................................58
Tabel 4.6 Rata-rata Aktivitas Guru Pada Siklus I ........................................60
Tabel 4.7 Hasil Tes Kemampuan Menulis karangan Argumentasi
dengan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif pada Siswa
Kelas X SMAN 2 Woha Siklus I ...............................................63
Tabel 4.8 Evaluasi Hasil siklus I ..................................................................65
Tabel 4.9 Hasil Evalusi Siklus I ..................................................................66
Tabel 4.10 Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga...............................................69
Tabel 4.11 Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat ...........................................71
Tabel 4.12 Aktivitas guru selama siklus II.....................................................73
Tabel 4.13 Hasil Tes Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi
dengan Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif Siswa Kelas
X SMAN 2 Woha Pada Siklus II. ...............................................76
Tabel 4.14 Evaluasi Hasil Siklus II ................................................................78
Tabel 4.15 Hasil Evaluasi Siklus II ................................................................79
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir .............................................................. 40
Gambar 3.1 Prosedur kegiatan PTK ............................................................ 45
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Rpp
LAMPIRAN 2 Lembar Observasi
LAMPIRAN 3 Hasil Analisis Data
LAMPIRAN 4 Daftar Hadir Siklus I Dan Siklus II
LAMPIRAN 5 Lembar Kerja Siswa
LAMPIRAN 6 Format Wawancara
LAMPIRAN 7 Hasil Karangan Siswa Siklus I Dan Siklus Ii
LAMPIRAN 8 Dokumentasi Siswa Sma Negeri 2 Woha
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengingat pentingnya pembelajaran menulis, maka tidak heran kalau
menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dipelajari siswa dari
tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Bahkan ,
pada saat menempuh pendidikan tingkat SMP dan SMA, siswa diwajibkan
menyusun karya tulis, makalah maupun tugas akhir sebagai syarat kelulusan atau
syarat mengikuti ujian akhir Nasional. Tidak jarang pula dijumpai adanya ajang
penggalian potensi kreativitas siswa melalui karya tulis siswa tingkat SMP dan
SMA. Kondisi ini menampakkan adanya posisi penting dalam kegiatan menulis.
Menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung untuk mencapainya diperlukan
kesungguhan, kemauan keras, dan belajar serta berlatih secara terus-menerus
dalam waktu yang relatif lama. Dengan demikian, wajar jika dikatakan bahwa
menciptakan iklim budaya tulis akan mendorong seseorang menjadi lebih kreatif,
aktif, dan cerdas. Hal ini dapat terjadi karena untuk mempersiapkan sebuah
tulisan, sejumlah komponen harus dikuasai, mulai dari hal-hal yang sederhana
seperti memilih kata, membuat kalimat, sampai hal-hal yang agak rumit, yaitu
membuat paragraf Wiyanto ( 2004:7)
Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta agar
2
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Allah swt, berakhlak mulia,
cakap, kreatif, serta bertanggungjawab. (Depdiknas, 2003:3).
Permasalahan mendasar yang dapat memengaruhi kualitas pendidikan salah
satunya dapat dilihat melalui bagaimana pelaksanaan proses belajar-mengajarnya.
Belajar yang berkualitas ditentukan dengan bagaimana materi yang disampaikan
dapat diserap dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari serta bermanfaat bagi
kehidupan diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Fakta yang
sering kita temukan adalah:
Banyak siswa yang mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap
materi pelajaran yang diterimanya, tetapi pada kenyataannya tidak sedikit diantara
mereka yang tidak memahaminya, apalagi sampai mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pertama sebagian besar siswa tidak dapat menghubungkan antara apa yang
telah mereka pelajari di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dipergunakan atau dimanfaatkan dalam kehidupan, yang kedua Siswa memiliki
dengan menggunakan sesuatu yang abstrak dan menggunakan metode ceramah.
Padahal mereka sangat butuh untuk dapat memahami konsep-konsep yang
berhubungan dengan tempat kerja dan masyarakat pada umumnya dimana mereka
akan hidup dan bekerja. kesulitan untuk memahami konsep akademik
sebagaimana mereka biasa diajarkan, yang ketiga paradigma yang banyak
berkembang saat ini adalah pembelajaran banyak didominasi oleh guru, atau
dengan kata lain pembelajaran berpusat pada guru (teacher-centered learning).
Padahal seharusnya pembelajaran itu berpusat pada siswa (student-centered
3
learning), dan guru berperan sebagai fasilitator yang dapat membantu siswanya
dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan materi saja tanpa mengetahui apakah
materi yang disampaikan itu sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum.
Untuk mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat,
diperlukan suatu strategi pembelajaran yang tepat sebagai alternatif solusi bagi
pembelajaran konvensional yang selama ini banyak digunakan dan mendapat
banyak kritikan dan saran. Salah satunya adalah PAIKEM atau yang dikenal
dengan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Dengan
demikian kesadaran akan pentingnya pendidikan terutama bagi anak usia sekolah
terus ditingkatkan, baik pada jenjang sekolah dasar, menengah maupun perguruan
tinggi, melalui inovasi pembelajaran yang diyakini sesuai dengan karakteristik
siswa maupun lingkungan sekolahnya.
Sehubungan dengan hal di atas, menurut pendapat penulis dapat disimpulkan
bahwa penerapan PAIKEM dalam pembelajaran musik ensambel di sekolah dasar
sangat relevan digunakan, karena seperti yang dijelaskan oleh Akhmad (2008:22)
“PAIKEM merupakan suatu pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa
secara optimal, untuk mencapai tujuan pembelajaran dalam suasana yang tidak
membosankan siswa”. Ini dilakukan agar apa yang diharapkan oleh kurikulum
tercapai semaksimal mungkin.
Adapun alasan peneliti tertarik untuk mengangkat judul ini “peningkatan
kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
PAIKEM tipe debat aktif kelas X SMAN 2 woha” Peneliti mencoba menerapkan
metode PAIKEM ini sangat memungkinkan siswa untuk mendapatkan
4
pengalaman belajar dengan cara yang menyenangkan dan tidak ada unsur
keterpaksaan didalamnya.
Berdasakan rendahnya aktivitas dan keterampilan menulis siswa di kelas X
SMAN 2 Woha ini, untuk itu peneliti menerapkan metode PAIKEM untuk solusi
yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dikelas X SMAN 2 Woha,
ini salah satu upaya yang tepat untuk memwujudkannya adalah dengan
menerapkan metode PAIKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan metode PAIKEM tipe debat aktif pada siswa kelas X
SMAN 2 Woha Kab. Bima?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk
mendeskripsikan hasil peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan metode PAIKEM tipe debat aktif pada siswa Kelas X
SMAN 2 Woha Kab. Bima.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolak ukur kajian pada
penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat dipertimbangkan
dalam usaha memerbaiki mutu pendidikan dan memertinggi interaksi
5
belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis paragraf
argumentasi.
b. Menambah khasanah pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran
menulis paragraf argumentasi. Selain itu, juga mengembangkan teori
pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan Metode PAIKEM Tipe
Debat Aktf.
2.Manfaat Praktis
a. Bagi siswa:
1) Untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar menulis siswa.
2) Untuk memudahkan dalam pengembangan kreativitas menulis petunjuk.
3) Agar mempunyai variasi pengalaman belajar melalui Metode PAIKEM
Tipe Debat Aktif.
4) Untuk meningkatkan kemampuan intelektual siswa.
b. Bagi guru:
1) Sebagai Sebagai upaya memerbaharui cara pembelajaran menulis.
2) Sebagai upaya memotivasi siswa dalam keterampilan menulis.
3) Sebagai upaya meningkatkan kualitas prestasi, khususnya pembelajaran
bahasa Indonesia.
4) Sebagai upaya membimbing siswa untuk berpikir sistematis dan logis.
c. Bagi sekolah:
1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahanacuan
dalam memerkaya referensi pembelajaran menulis petunjuk sebagai alternatif
pembelajaran menulis petunjuk.
6
2) Bahan pertimbangan bagi sekolah untuk lebih meningkatkan dan
melengkapi sarana dan prasarana penunjang peningkatan keterampilan
menulis siswa.
3) Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan pengembangan teori
pembelajaran, khususnya keterampilan menulis.
d.Bagi peneliti
1) Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai ketrampilan
Menulis, serta untuk memperoleh pengalaman.
2) Menambah wawasan, menjadi acuan untuk penelitian berikutnya.
3) Peneiliti mengaplikasi teori dan ilmu pengetahuan .
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa judul penelitian yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
Penelitian dengan judul “Efektivitas Pembelajaran Menulis Paragraf
Argumentasi Berdasarkan Pendekatan Open-Ended Siswa Kelas X SMA Negeri
11 Makassar.” oleh Abdul Haliq pada tahun 2011. Penelitian tentang upaya
meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi belum banyak
dilakukan. Penelitian terdahulu membahas tentang topik efektivitas pembelajaran
menulis karangan argumentasi yang relevan dengan penelitian ini, dan dapat
dijadikan sebagai tinjauan pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Haliq pada tahun 2011 dengan judul ” Efektivitas Pembelajaran Menulis Paragraf
Argumentasi Berdasarkan Pendekatan Open-Ended Siswa Kelas X SMA Negeri
11 Makassar.” Hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan. Berdasarkan hasil
penelitian terhadap hasil belajar siswa diketahui bahwa efektivitas pembelajaran
menulis paragraf argumentasi berdasarkan pendekatan open-ended skor tertinggi
yaitu 85 dan skor terendah berada pada angka 61dengan nilai rata-rata siswa 74,36
dan nilai tengah 75 dapat digambarkan bahwa 86,11% siswa pada kelas
eksperimen memenuhi standar kelulusan minimum dan 13,89% siswa tidak
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini berarti, pada kelas
eksperimen tingkat ketuntasan belajar pada kompetensi dasar menulis paragraf
argumentasi cenderung tinggi dan memenuhi ketuntasan klasikal.
8
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Joko Widiarto (2011) Perbandingan
Metode Think – Talk - Write Dengan Metode Inquiring Minds Want To Know
Dalam Pengajaran Kalimat Majemuk Setara Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Sragen. Berdasarkan hasil penelitian terhadap hasil belajar diperoleh hasil
berdasarkan nilai rata-rata prestasi belajar menunjukkan bahwa siswa yang
dikenakan metode pembelajaran Think-Talk-Write memiliki rata-rata prestasi
belajar 76,30 dan siswa yang dikenakan motode pembelajaran Inquiring Minds
Want to Know memiliki rata-rata prestasi belajar 72,48 dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata siswa yang dikenai metode TTW lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang dikenai metode Inquiring Minds Want to Know. Hal ini juga didukung
pada pelaksanaan proses pembelajaran pada kelas yang diajar dengan metode
TTW siswa cenderung lebih aktif dan kreatif dibandingkan dengan kelas yang
diajar dengan metode Inquiring Minds Want toKnow.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka calon
peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, khususnya keterampilan menulis karangan argumentasi. Untuk itu,
disusunlah judul penelitian “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan
Argumentasi dengan Menggunakan Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif Kelas X
SMAN 2 Woha ”
1. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa, yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis . Setiap keterampilan mempunyai
9
hubungan erat dengan keterampilan yang lainnya. Oleh karena itu, keterampilan
menulis sudah tentu berhubungan dengan menyimak, berbicara, dan membaca.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak lansung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis ini, penulis haruslah terampil memanfaatkan struktur bahasa, dan kosa
kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus
melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca
tertentu dan bagi waktu terentu. Menulis adalah belajar berpikir dalam cara
tertentu. D’Angelo, (1980: 5).
Menulis merupakan menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan lambang grafik itu. Menulis merupakan suatu representasi
bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Lado, ( 1979 : 143), Enre (1994:
2) menulis merupakan kemamapuan mengungkapkan pikiran dan juga perasaan
dalam tulisan yang efektif.
Dalam kehidupan modern ini, jelas bahwa keterampilan menulis sangat
dibutuhkan. Kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila kita katakan bahwa
keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang
terpelajar.
10
b. Tujuan Menulis
Hugo Hartig ( dalam Tarigan 2008 : 25-26) merangkum tujuan menulis
sebagai berikut :
1) Tujuan penugasan (assignment purpose) bertujuan menulis sesuatu karena
ditugaskan (misalnya, para siswa yang diberi tugas merangkum buku)
2) Tujuan alruistik (alristik purpose) bertujun untuk menyenangkan pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca
memahami, menghargai perasaan dan penalannya.
3) Tujuan persuasif (persuasive purpose) menyakinkan pembaca akan
kebenaran gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)
bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para pembaca.
5) Tujuan pernyataan diri (self-ekspresive purpose) bertujuan
memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada para pembaca.
6) Tujuan kreatif (creative purpose) bertujuan mencapai nilai-nilai artistik,
nilai-nilai kesenian.
c. Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang
tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para
pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara kritis. Juga dapat
memudakan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam
daya tanggapan atau persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita
hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.
11
d. Langkah-Langkah Menulis
Menurut Albert (dalam Tarigan 1961 : 112), Untuk mencapai tujuan yang
baik dalam menulis harus melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1) Daftarkan pada sehelai kertas segala detail atau bagian kecil-kecil yang
dapat anda kumpulkan mengenai pokok-pokok pembicaraa anda.
2) Susunlah detail-detail tersebut dengan baik, misalnya mengadakan
klasifikasi.
3) Buatlah suatu bagan (outline) bagi paragraf anda. Mula-mula anda harus
menulis kalimat judul (topik sentence).
4) Tulislah paragraf anda sesuai dengan bagan. Ada kemungkinan bahwa
anda merasa perlu merevisi bagan itu pada waktu anda menulis. Kalau anda yakin
perlu diadakan revisi, jangan ragu-ragu bertindak.
5) Akhirilah paragraf anda dengan suatu kalimat yang sesuai sebagai
penutup, yang dapat merangkumkannya, ataupun dengan cara lain yang pantas
sebagai kalimat penutup.
6) Tutup atau akhirilah paragraf anda dengan suatu judul yang menarik.
e. Manfaat Menulis
Kemampuan menulis permulaan memiliki manfaat terutama pada
kemampuan menulis lanjutan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar,
manfaat tersebut antara lain:
1) Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata.
2) Meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat.
3) Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan bahasa dan kehidupan.
12
4) Kegiatan tulis menulis meningkatkan kemampuan untuk pengaturan
dan pengorganisasian.
5) Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan
pribadi dan tebiasa mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya
sendiri.
Sabarti, dkk. (1988: 2), mengemukakan manfaat menulis ada delapan, yakni:
(1)Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang
topik yang dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir,
menggalipengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dibawah sadar.
(2)Dengan mengembangkan berbagai gagasan kita terpaksa bernalar,
menghubung-hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak
pernah kita lakukan kalau kita tidakmenulis.
(3)Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan
dengan topik yang ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas
wawasan baik secara teoritismaupun mengenai fakta-fakta yangberhubungan.
(4)Menulis berarti mengorganisasi gagasan secara sistematis serta
mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula
masih samar menjadi lebih jelas.
(5)Memulai tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita
secara objektif.
(6)Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.
13
(7)Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu
sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar penyadap informasi.
(8)Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan
berbahasa secara tertib.
Manfaat-manfaat menulis tersebut akan dapat dirasakan jika penulis
mempunyai tujuan yang jelas dalam menulis.
f. Kemampuan Menulis
Keterampilan sesorang menggunakan bahasa tulis sebagai alat, baik wadah
maupun media untuk memaparkan isi jiwanya, penghayatan, dan pengalamannya
secara teratur disebut kemampuan menulis. Hairton (dalam Budiman, 1992: 5),
menyatakan bahwa ada beberapa alasan yang menyebabkan kemampuan menulis
itu menjadi penting, yakni:
1) Kegiatan menulis adalah suatu sarana untuk menemukan sesuatu. Dalam
hal ini, dengan menulis, dapat merangsang pemikiran dan kalauitu dilakukan
dengan intensi, maka akan dapat membuka penumbt otak dalam rangka
mengangkat ide dan informasi yang ada di bawah alam bawah sadar pemikiran.
2) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru. Ini terutama terjadi kalau
membuat hubungan antara ide yang satu dengan ide yang lain dan melihat
keterkaitanya secara keseluruhan.
3) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasi dan
menjernihkan brbagai konsep atau ide yang dimiliki. Dalam menuliskan berbagai
ide itu berarti harus dapat mengaturnya di dalam suatu tulisan yang padu.
14
4) Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri
seseorang. Dengan menuliskan ide-ide itu kedalam suatu tulisan berarti akan
melatih untuk membiasakan membuat jarak tertentu terhadap ide yang dihadapi
dan mengevaluasinya.
5) Kegiatan menulis dapat membantu diri untuk menyerap dan memroses
informasi. Bila akan menulis sebuah topik, maka hal itu harus belajar tentang
topik itu dengan lebih baik. Apabila kegiatan itu dilakukan terus menerus, maka
dapat mempertajam kemampuan dalam menyerap dan memroses informasi.
6) Kegiatan menulis akan memungkinkan untuk berlatih memecahkan
beberapa masalah sekaligus. Dalam menepatkan unsur-unsur masalah dalam
sebuah tulisan berarti akan menguji, dan kalau perlu, memanipulasinya.
7) Kegiatan menulis dlam sebuah bidang umum memungkinkan untuk
menjadi aktif dan tidak hanya menjadi penerima informasi. Halim, dkk. (1996:
21), mengemukakan indikator keterampilan menulis ini yakni
a) Kemampuan memilih ide yang akan dipaparkan.
b) Kemampuan menata atau mengorganisasikan ide pilihannya secara
sistematis.
c) Kemampuan menggunakan bahasa menurut kaidah-kaidah serta kebiasaan
pemakaian bahasa yang telah umum sifatnya,
d) Kemampuan menggunakan gaya bahasa, yaitu pilihan struktur dan kosa
kata untuk memberikan nada atau makna terhadap tulisan.
e) Kemampuan menulis mekanisme tulisan, yaitu tata cara penulisan
lambang-lambang bahasa tertulis (ejaan) yang dipaparkan dalam bahasa tersebut.
15
Karena kemampuan tidak bisa dikuasai secara serentak, maka untuk
mempermudah mempelajarinya perlu dibuat skala perioritas. Penentuan perioritas
ini diharapkan dapat digunakansebagai stategi dasar, perioritas yang dimaksud
tidak hanya berupa rangkaian kemampuan yang mengarah pada terbentuknya
sebuah tulisan. Rangkaian kemampuan yang dimaksud menurut Hairston
Darmadi, ( 1996: 23-24), adalah: (1) kemampuan mengingat dan
mengapresiasikan tulisan yang baik, (2) kemampuan memahami proses penulisan,
(3) kemampuan mempelajari bagaimana sebuah tulisan itu dimulai, (4)
kemampuan mengorganisasi tulisan, dan (5) kemampuan menyatukan tulisan.
Untuk dapat mengapresiasikan tulisan yang baik, pertama-tama harus
diketahui kriteria utama tulisan yang baik. Kriteria itu sangat penting karena akan
menetukan sikap dalam sebuah tulisan, termasuk tulisan yang telah disusun.
Tarigan, ( 1979: 7-8), mengemukakan ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu:
1)Sang penulis mengetahui bentuk masalah yang diuraikan.
2) Sang penulis tahu memberi struktur terhadap gagasan-gagasannya.
3) Sang penulis mengetahui cara mengapresiasikan dirinya dengan baik, yaitu
bahwa dia menguasai suatu gaya dan serasi.
Kriteria lain yang turut menentukan baik tidaknya kualitas sebuah tulisan,
yakni (1) signifikan, (2) jelas, (3) mempunyai kesatuan dan organisasi yang baik,
(4) ekonomis, pada isi dan bukan padat pada kata, (5) mempunyai pengembangan
yang memadai, (6) menggunakan bahasa yang dapat diterima.
3. Karangan
Secara umum pengertian karangan adalah sebuah wacana yang mandiri
dan bulat, tidak memersoalkan panjang pendeknya. Jadi, ada karangan berbentuk
16
buku yang terdiri atas bab-bab, ada karangan yang tidak terdiri atas bab-bab,
tetapi terdiri atas judul-judul yang lebih kecil, dan ada karangan yang berbentuk
halaman kecil.
a. Pengertian Karangan
Menurut Alwi (1998: 419) karangan merupakan rentetan kalimat yang
menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain, sehingga
membentuk satu-kesatuan. Karangan adalah hasil mengarang, cerita, buah pena,
ciptaan, gubahan, cerita mengada-ada, dan hasil rangkaian, Berdasarkan beberapa
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa karangan adalah hasil mengarang
yang terdiri atas rentetan kalimat yang membentuk satu- kesatuan.
b. Jenis-jenis Karangan
Menurut Semi (1993: 5) terdapat empat bentuk pengembangan tulisan, yaitu
narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi. Sementara itu, Keraf (1981:67)
membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan tujuan umum
yang tersirat dibalik wacana tersebut, yaitu eksposisi,argumentasi,persuasi,
deskripsi, dan narasi.
1.) Narasi
Menurut Semi (1993: 32) narasi merupakan bentuk tulisan yang bertujuan
menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan
perkembangan karangan dan tulisan yang bersifat menyejarah sesuatu berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologis
suatu peristiwa, kejadian, dan masalah ,(Parera, 1993: 5). Narasi bisa berisi
fakta, bisa pula fiksi atau rekaman yang direka-reka atau dikhayalkan
17
pengarangnya saja yang berbentuk fakta contohnya biografi, autobiografi, kisah-
kisah sejati. Sedangkan yang berbentuk fiksi, seperti Novel, Cerpen, dan
Cerbung(Murahimin,1999:97).
2) Deskripsi
Deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang hidup dan berpengaruh.
Karangan deskripsi berhubungan dengan pengalaman pancaindera seperti
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan Deskripsi
memberikan suatu gambaran tentang suatu peristiwa atau kejadian dan masalah.
Untuk menulis suatu deskripsi yang baik seseorang pengarang harus dekat
kepada objek dan masalah dengan semua pancaindera (Parera,1993: 5).
3) Eksposisi
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan
informasi tentang sesuatu Semi, (1993: 36). Dalam wacana eksposisi, yang
dipaparkan itu adalah buah pikiran atau ide, perasaan atau pendapat penulisnya
untuk diketahui orang lain. Oleh karena itu, terlebih dahulu haruslah ada suatu
hal, pikiran, isi hati, dan pendapat yang akan kita ungkapkan.
4) Argumentasi
Argumentasi merupakan satu bentuk karangan eksposisi yang
khusus.Pengarang argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk
pembaca atau pendengar untuk percaya dan menerima apa yang dikatakan, dalam
hal ini selalu membutuhkan pembuktian dengan objektif dan menyakinkan.
Pengarang dapat mengajukan argumennya berdasarkan 1) contoh-contoh, 2)
18
analogi, 3) akibat ke-sebab, 4) sebab- akibat, dan 5) pola-pola deduktif (Parera,
1993: 6).
5) Persuasi
Persuasi merupakan bentuk tulisan ynag menyimpang dari argumentasi. Hal
ini disebabkan dalam persuasi terdapat usaha untuk membujuk dan menyakinkan
pembaca berdasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yaitu disajikan pada
tabel dibawah ini
Tabel 2.1 Jenis-jenis,Sifat-sifat,dan Isi Karangan
Jenis Sifat Isi
Narasi Non
ilmiah/fiksi
Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian
sedemikian rupa, sehingga pembaca merasa
seolah olah-olah melihat sendiri peristiwa atau
kejadian tersebut.
Deskripsi Non
ilmiah/fiksi
Menggambarkan sebuah obyek sedemikian
rupa, sehigga pembaca seolah-olah melihat
sendiri obyek itu.
Argumentasi Ilmiah/non-
fiksi
Bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran
sehingga pembaca yakin terhadap kebenaran
tersebut
Eksposisi Ilmiah/non-
fiksi
Betujuan untuk memerluas pengetahuan
pembaca.
Persuasi Ilmiah/non- Merupakan penyimpangan dari argumentasi
19
fiksi karena mengadakan pendekatan psikologi.
Fakta dapat dipakai secukupnya.
Sumber : Buku Bahasa Indonesia Kelas X SMK Negeri I Makassar
4. Karangan Argumentasi
Banyak ahli yang mengemukakan pendapat mengenai karangan
argumentasi, seperti Aceng Hasani, Keraf, dan Alwasilah. Di bawah ini
pemaparan karangan argumentasi menurut para ahli di atas.
Menurut Hasani (2005:43) bahwa karangan argumentasi adalah suatu
jenis karangan yang berusaha memengaruhi orang lain dengan cara menyajikan
bukti-bukti sebagai penguat argumentasi yang dinyatakan secara logis dan
faktual dengan tujuan pembaca atau pendengar tertarik dengan yang dikemukakan
oleh penulis.
Keraf (1997:99) mengemukakan bahwa argumentasi adalah suatu retorika
yang berusaha untuk memengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka
itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis
atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta
sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau
suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
Ahli lain, yaitu Alwasilah (2005:116) mengemukakan bahwa argumentasi
adalah karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah
pernyataan (statement). Menurutnya argumen tidak berarti pertengkaran.Dalam
teks argumen penulis menggunakan berbagai strategi atau piranti retorika untuk
meyakinkan pembaca ikhwal kebenaran atau ketidakbenaran itu.
20
Beranjak dari definisi di atas, menurut Keraf (1997:4), dasar sebuah tulisan
yang bersifat argumentatif adalah berpikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus
bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang ada. Dalam argumentasi
terdapat motivasi yang lebih kuat, di samping memerlukan kejelasan, argumentasi
juga memerlukan keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta itu. Dengan fakta
yang benar, ia dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada
suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang kurang
hati-hati dan tidak cermat menganalisa data-data tersebut, dapat menggagalkan
seluruh usaha pembuktiannya.
Dilihat dari ketiga pandangan di atas mengenai karangan argumentasi,
terdapat persamaan yaitu mengenai pengertian karangan argumentasi yang telah
dipaparkan oleh Aceng Hasani dan Keraf, bahwa karangan argumentasi
merupakan jenis karangan yang berusaha memengaruhi orang lain. Berbeda
dengan Alwasilah yang berpendapat bahwa karangan argumentasi merupakan
karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah
pernyataan dengan menggunakan berbagai strategi untuk meyakinkan pembaca.
Menurut para ahli di atas karangan argumentasi ditulis dengan maksud
untuk memberikan alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian atau gagasan. Berdasarkan pemaparan semua ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa karangan argumentasi merupakan suatu bentuk komunikasi
tidak langsung melalui media tulisan yang bersifat memberikan pandangan dan
memposisikan diri untuk meyakinkan orang lain. Proses meyakinkan pandangan
yang dituangkan dalam argumentasi adalah dengan cara menghadirkan evidensi
21
atau pembuktian yang relevan dan merupakan rujukan pada pembaca agar percaya
dengan apa yang penulis paparkan dengan mengajukan bukti-bukti yang
mendukung kebenaran tulisan tersebut.
Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penulis dalam
mengemukakan tiga prinsip, yaitu pernyataan, alasan yang mendukung dan
pembenaran. Daud (2004: 25) pernyataan mengacu penentuan posisi dalam
masalah yang masih kontroversional, alasan mengacu pada usaha untuk
mempertahankan pernyataan dengan memberikan alasan-alasan atau bukti yang
sesuai pembenaraan mengacu pada usaha dalam menunjukkan hubungan antara
pernyataan dan alasan.
Menurut penulis karangan argumentasi adalah karangan yang
membuktikan kepada pembaca, yang menyakinkan bahwa peristiwa atau kejadian
itu benar-benar terjadi.
a. Karakteristik Karangan Argumentasi
Lamuddin (249: 2009) tulisan argumentatif memiliki beberapa karakteristik
yaitu:
1) Berisi argumen sebagai upaya pembuktian suatu pendapat atau sikap.
2) Bertujuan meyakinkan pembaca agar mengikuti apa yang dikemukakan
peneliti.
3) Menggunakan logika atau penalaran sebagai landasan berpikir.
4) Bertolak dari fakta-fakta atau evidensi-evidensi.
Evidensi adalah unsur yang terpenting dalam karangan argumentasi. Pada
hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi atau semua otoritas dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
22
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan evidensi ini tidak boleh
dicampur adukkan dengan yang kita kenal pernyataan atau penegasan. Dalam
wujud yang paling rendah, evidensi ini berbentuk data atau informasi yang
didapat dari suatu sumber tertentu (Keraf, 1997:9).
b. Syarat-syarat dan Pertimbangan Menulis Karangan Argumentasi
Menulis suatu tulisan argumentatif, terdapat beberapa syarat yang harus
diperhatikan. Syarat-syarat tersebut, di antaranya sebagai berikut:
1) Harus mengetahui benar pokok persoalan yang akan di argumentasikan
berikut argumen-argumennya.
2) Harus berusaha mengemukakan permasalahan dengan sejelas-jelasnya
sehingga mudah dipahami pembaca.
3) Argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mencapai hasil
karangan yang logis dan benar.
Syarat-syarat di atas diperkuat oleh pendapat Alwasilah (2005:116) bahwa
argumen mengandalkan berbagai jenis appeal, yakni banding atau pertimbangan.
Jenis-jenis appeal yang lazim dipakai para penulis menurutnya adalah sebagai
berikut:
a) Appeal to the writer’s own credibility (authority)
Pertimbangan kreadibilitas atau otoritas kepakaran sang penulis dengan
menunjukkan dirinya menguasai (tahu banyak) ikhwal suatu persoalan dengan
tetap menghargai pandangan pembaca.
b) Appeals to empiricaldata
Pertimbangan data empiris (data yang diperoleh melalui pengalaman,
pengamatan atau penelitian) dengan menyajikan data primer atau sekunder untuk
memperkuat argumen.
23
Data sekunder ialah bukti teoritik yang diperoleh melalui studi pustaka.Data
primer adalah bukti penulisan yang diperoleh dilapangan yang dilakukan secara
langsung oleh penulisnya. Untuk pembuktian suatu kasus penulisan ilmiah
(laporan), penulis harus mengumpulkan data atau informasi secara cermat dan
tuntas. Jika data tidak lengkap kesimpulan yang dihasilkan tidak valid (tidak
sah).Selain itu data juga harus diuji kebenaran dan keabsahannya.Oleh karena itu,
sebelum digunakan dalam karangan data harus diuji atau di evaluasi kebenarannya
sehingga diketahui secara pasti data itu merupakan fakta. Data dapat diuji dengan
wawancara, angket, observasi/penelitian lapangan, atau penelitian kepustakaan.
c) Appeals to reason (logical appeals)
Pertimbangan nalar atau logika, yakni bernalar dengan tepat ketika
mengajukan pendapat disertai bukti-bukti yang meyakinkan.Dengan
menghubungkan pengamatan (observasi berdasarkan data empirik) dengan
kejadian-kejadian yang ada di dunia ini. Kemudian, pengamatan dan kejadian
tersebut menjadi suatu konsep dan pengertian baru. Kemudian dilanjutkan
denganproses berpikir logis yang diawali dengan observasi data, pembahasan,
dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan.
d) Appeals to the reader’s emotions, values, or attitudes (pathetic
or affective appeals)
Yaitu pertimbangan nilai-nilai, emosi, dan sikap dengan memilih contoh-
contoh yang memunculkan isu-isu yang diharapkan dapat meluluhkan
perasaan pembaca dengan menggunakan bahasa yang kaya makna
konotatifnya.
24
Menurut Alwasilah (2005: 117), keempat pertimbangan tersebut harus
digunakan secara proposional. Jika yang di andalkan adalah pertimbangan otoritas
atau kreadibilitas diri, maka kesan yang muncul adalah bahwa penulis tidak
peduli dengan emosi pembaca atau seolah-olah melupakan bahwa pembaca
juga mampu bernalar. Di samping itu, jika terlalu mengandalkan pertimbangan
logika, akan membuat tulisan menjadi berdarah dingin, kaku, kejam, dan tak
bernurani. Sebaliknya, jika terlalu mengandalkan pertimbangan nurani pembaca
membangun kesan bahwa penulis lembek, tak berpendirian dan mudah terbawa
angin.
c. Dasar dan Sasaran Karangan Argumentasi
Mempergunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama, maka
argumentasi atau tulisan argumentatif yang ingin mengubah sikap dan pendapat
orang lain bertolak dari dasar-dasar tertentu, menuju sasaran yang hendak
dicapainya. Dasar yang harus diperhatikan sebagai titik tolak argumentasi adalah:
1)Pengarang harus mengetahui serba sedikit tentang subyek yang akan
dikemukakannya, sekurang-kurangnya mengenai prinsip-prinsip ilmiahnya
2) Pengarang harus bersedia mempertimbangkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat yang bertentangan dengan pendapatnya sendiri.
Disamping kedua prinsip di atas, penulis atau pembicara harus
memperlihatkan pula ketiga prinsip tambahan berikut:
a) Penulis argumentasi harus berusaha untuk mengemukakan pokok
persoalannya dengan jelas, ia harus menjelaskan mengapa ia harus memilih topik
tersebut sementara itu ia harus mengemukakan pula konsep-konsep dan istilah-
istilah yang tepat.
25
b) Penulis harus menyelidiki persyaratan mana yang masih diperlukan bagi
tujuan- tujuan lain yang tercakup dalam persoalan yang dibahas itu, dan sampai di
mana kebenaran dari pernyataan yang telah dirumuskannya itu.
c) Semua maksud dan tujuan yang terkandung dalam persoalan itu, maksud
yang mana yang lebih memuaskan penulis untuk menyampaikan masalahnya.
Di samping prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, penulis selalu berusaha
pula untuk membatasi persoalannya, dan menetapkan di mana terletak titik atau
sasaran ketidaksesuaian pendapat antara pengarang dan pembaca. Dengan
demikian ia dapat mengubah keyakinan atau mempengaruhi sikap dan tindakan
pembaca.
Untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian, maka
sasaran yang harus ditetapkan untuk di amankan oleh setiap pengarang
argumentasi adalah:
1) Argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan
keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan.
2) Pengarang harus berusaha untuk menghindari setiap istilah yang dapat
menimbulkan prasangka tertentu.
3) Sering timbul ketidaksepakatan dalam istilah-istilah.
4) Pengarang harus menetapkan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan
diargumentasikan.
4. Langkah-Langkah Menyusun Karangan Argumentasi
Penyusunan atau penulisan karangan argumentasi dapat dilakukan dengan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
26
a) Memilih dan menentukan pokok permasalahan.
b) Merumuskan pokok permasalahan dengan kalimat yang jelas dan membuat
garis besar.
c) Menetapkan tujuan.
d) Mengumpulkan bahan-bahan yang berupa fakta, keterangan, kesaksian
orang lain, atau para ahli.
e) Mempelajari pustaka dan mencatat kutipan.
f) Menganalisis, menguji, membandingkan, menghubungkan (fakta,
keterangan, kesaksian, catatan, kutipan) menguraikan, menyusun keterangan
dengan menarik dan logis, serta membuat kesimpulan atau ringkasan.
g) Membaca ulang naskah karangan argumentasi demi perbaikan dan
penyempurnaan.
d. Contoh Karangan Argumentasi
1) Pengertian Argumentasi
Argumentasi adalah gagasan awal yang dikembangkan dengan menerangkan
pendapat, bahasa, ulasan, dan ide pibadi penulisnya. Tujuan argmentasi yakni
guna meyakinkan atau mempengaruhi seorang pembaca agar mempunyai
pendapat yang sama dengan pendapat penulis.
Contoh: pendidikan
Saat ini pendidikan di Indonesia masih tertinggal cukup jauh dari pada
pendidikan yang berada di negara-negara lainnya yang ada di dunia. Pendidikan
pada Indonesia sendiri tentunya masih jauh berbeda dan kalah dengan negara
tetangga, yaitu Singapore dan Malaysia.
27
Melihat ketertinggalan ini tentunya dapat kita lihat dari banyaknya penduduk
mereka yang dapat mengenal pendidikan sampai ketingkatan perguruan tinggi.
Sedangkan di Indonesia, jumlah dari penduduk yang merasakan pendidikan saja
masih tertinggal jauh dengan negara lainnya, apalagi di daerah-daerah plosok
yang tertinggal semisal Papua, NTB, NTT, dan masih banyak lagi daerah lainnya.
Keterbatasan pada jumlah guru juga seolah menjadi pengaruh besar bagi setiap
dasar pendidikan yang ada di setiap wilayah itu.
6. Metode PAIKEMTipe Debat Aktif
a. Pengertian PAIKEM
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai suatu
pendekatan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran dan media
pengajaran yang sesuai dan disertai penataan lingkungan sedemikian rupa
sehingga proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Selain itu, PAIKEM juga memungkinkan siswa melakukan
kegiatan beragam untuk mengembangkan karakter dalam bersikap,
mengembangkan pemahaman, dan keterampilannya sendiri secara benar dan
tanggung jawab.
Berikut ini akan disajikan pengertian PAIKEM lebih rinci:
1) Pembelajaran aktif
Secara harfiah active, menurut Hornby (1993), berarti: “in the habit of doing
things, energetic”. Artinya, terbiasa berbuat segala hal dengan menggunakan
segala daya.Pembelajaran yang aktif berarti pembelajaran yang memerlukan
28
keaktifan semua siswa dan guru secara fisik, mental, emosional, bahkan moral dan
spiritual.
Guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa agar siswa aktif bertanya,
membangun gagasan, dan melakukan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman langsung, sehingga belajar merupakan proses aktif siswa dalam
membangun pengetahuannya sendiri.
Bonwell dan Eison, (1991) memberikan beberapa contoh pembelajaran aktif,
misalnya, pembelajaran berpasang-pasangan, berdiskusi, bermain peran, debat,
studi kasus, terlibat aktif dalam kerja kelompok, atau membuat laporan singkat,
dan sebagainya.
Ada dua alasan mengapa belajar aktif perlu diterapkan, diantaranya adalah
sebagai berikut:
(a) Karakteristik anak
Pada dasarnya, anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan
imajinasi. Sifat ingin tahu merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap
kritis, dan imajinasi bagi perilaku kreatif.
(b) Karakteristik lulusan yang dikehendaki Untuk dapat bertahan dan berhasil
dalam hidup, lulusan yang diinginkan adalah generasi yang peka, mandiri, dan
bertanggung jawab. Peka berarti berpikir tajam, kritis, dan tanggap terhadap
pikiran dan perasaan orang lain. Mandiri berarti berani dan mampu bertindak
tanpa selalu tergantung pada orang lain. Bertanggung jawab berarti siap menerima
akibat dari keputusan dan tindakan yang diambil.
Pembelajaran dikatakan aktif apabila mengandung:
29
a. Keterlekatan pada tugas (commitment)
Dalam hal ini, materi, metode, dan strategi pembelajaran hendaknya
bermanfaat bagi siswa, sesuai dengan kebutuhan siswa, dan memiliki keterkaitan
dengan kepentingan pribadi.
b. Tanggung jawab (responsibility)
Dalam hal ini, sebuah proses belajar perlu memberikan wewenang kepada
siswa untuk berpikir kritis secara bertanggung jawab, sedangkan guru lebih
banyak mendengarkan dan menghormati ide-ide siswa, serta memberikan pilihan
dan peluang kepada siswa untuk mengambil keputusan sendiri.
c. Motivasi (motivation)
Proses belajar hendaknya lebih mengembangkan motivasi intrinsik siswa,
yang dalam hal ini adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa itu
sendiri yang dapat mendorongnya untuk melakukan tindakan belajar.
d. Pembelajaran inovatif
Mc Leod (2001) , mengartikan inovasisebagai: “something newly introduced
such as method or device”, berdasarkan definisi ini, segala aspek (metode, bahan,
perangkat, dan sebagainya) dipandang baru atau bersifat inovatif apabila metode
dan sebagainya berbeda atau belum dilaksanakan oleh seorang guru meskipun
semua itu bukan barang baru bagi guru lain. Membangun pembelajaran yang
inovatif dapat dilakukan
Dalam hal ini, seorang guru bertindak inovatif dalam hal:
1) Menggunakan bahan atau materi baru yang bermanfaat dan bermartabat;
2) Menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran dengan gaya baru;
30
3) Memodifikasi pendekatan pembelajaran konvensional menjadi pendekatan
inovatif yang sesuai dengan keadaan siswa, sekolah, dan lingkungan; dan
4) Melibatkan perangkat teknologi pembelajaran.
Di sisi lain, siswapun bertindak inovatif dalam hal:
1) Mengikuti pembelajaran inovatif dengan aturan yang berlaku;
2) Berupaya mencari bahan atau materisendiri dari sumber-sumber yang
relevan; dan
3) Menggunakan perangkat teknologi majudalam proses belajar.
Selain itu, dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif diperlukan adanya
beraneka ragam strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam berbagai
bidang studi.
a. Pembelajaran kreatif
Kreatif berarti menggunakan hasil ciptaan atau kreasi baru atau bahkan
berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk
menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan hal-hal yang artistik
lainnya.
Kreatifitas adalah sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan
baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah.
b. Pembelajaran efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mencapai sasaran atau minimal
mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Disamping itu, yang terpenting
adalah banyaknya pengalaman dan hal baru yang didapat baik oleh siswa maupun
guru.
31
Dan untuk mengetahui keefektifan sebuah proses pembelajaran, maka
padasetiap akhir pembelajaran perlu dilakukan evaluasi, tapi evaluasi disini bukan
sekedar tes untuk siswa, melainkan semacam refleksi, perenungan yang dilakukan
oleh guru dan siswa, dan didukung oleh data catatan guru.
c. Pembelajaran menyenangkan
Pembelajaran yang menyenangkan perlu dipahami secara luas, bukan berarti
hanya ada lelucon, banyak bernyanyi, atau tepuk tangan yang
meriah.Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat
dinikmati siswa.Siswa merasa nyaman, aman, dan asyik.
Adapun ciri-ciri pokok pembelajaran yang menyenangkan, adalah:
1) Adanya lingkungan yang rileks, menyenangkan, tidak membuat tegang,
aman, menarik, dan tidak membuat siswa ragu melakukan sesuatu meskipun
keliru untuk mencapai keberhasilan yang tinggi;
2) Terjaminnya ketersediaan materi pelajaran dan metode yang relevan;
3) Terlibatnya semua indera dan aktivitas otak kiri dan kanan;
4) Adanya situasi belajar yang menantang bagi siswa untuk berpikir jauh ke
depan dan mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari; dan
5) Adanya situasi belajar emosional yang positif ketika para siswa belajar
bersama, dan ketika ada humor, dorongan semangat, waktu istirahat, dan
dukungan yang antusias.
Berikut ini macam-macam metode pembelajatan PAIKEM adalah :
1. Everyone Is A Teacher Here (Setiap Murid Sebagai Guru)
2. Writing In Here And Now (Menulis Pengalaman Secara Langsung)
32
3. Reading Aloud (Metode Membaca Dengan Keras)
4. The Power Of Two & Four (Menggabung 2 dan 4 Kekuatan)
5. Information Search (Mencari Informasi)
6. Point- Counter Point (Beradu pandangan sesuai perspektif tertentu) .
7. Reading Guide (Bacaan terbimbing) .
8. Active Debate (Debat aktif)
9. Index Card Match (Mencari jodoh/pasangan kartu).
10. Jigsaw Learning (Belajar melalui tukar delegasi antar kelompok/ Tim
ahli) .
11. Role Play (Bermain Peran) .
12. Debat Berantai.
13. Listening Team (Tim Pendengar) .
14. Team Quiz (Pertanyaan Kelompok) .
15. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil).
16. Card Sort (menyortir kartu).
17. Gallery Walk (Pameran berjalan).
18. Jeopardy Game
19. Strategi Ceramah Plus (Ceramah Bervariasi/ ceramah interaktif).
20. Billboard Ranking .
21. Critical Incident
22. Snowballing (Bola Salju 1-2-4-8-16- dst) .
Dari berapa metode Paikem yang ada diatas .peneliti mengambil salah satu
yaitu : Metode PAIKEM ACTIVE DEBATE (Debat aktif).
33
7. Metode Pembelajaran Debat Aktif
a. Pengertian Debat
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik
secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan
masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi
legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem
oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan
hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.
Widodo (2009) mengemukakan bahwa Debat adalah metode pembelajaran
dengan menggunakan dua kelompok yang bersebrangan pandangan.Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Active Debate adalah strategi
pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dan dilakukan oleh dua
kelompok yang bersebrangan pandangan mengenai permasalahan tertentu.
Debat merupakan kegiatan bertukar pikiran antara 2 (dua) orang atau lebih
yang masing-masing berusaha mempengaruhi orang lain untuk menerima usul
yang disampaikan.
Debat adalah suatu diskusi antara dua orang atau lebih yang berbeda
pandangan, dimana antara satu pihak dan pihak yang lain saling menyerang.
Debat dapat diartikan pula sebagai silang pendapat tentang tema tertentu antara
pihak pendukung dan pihak penyangkal melalui dialog formal yang terorganisasi.
Debat yang biasanya diikuti oleh pihak pendukung dan pihak penyangkal
dipimpin oleh seorang pemandu (moderator) serta dibatasi oleh waktu dan aturan
34
main. Kedua belah pihak yang berdebat berusaha meyakinkan lawan debat dan
pemirsa/pendengar bahwa usul dan argumennya adalah yang paling baik.
Bagaimana membawa suasana debat tersebut di pada jenjang pendidikan.
Dimana pelaku debat adalah siswa atau mahasiswa yang belum banyak menguasai
konsep atau argumentasi yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya?
Strategi pembelajaran dalam bentuk debat dilakukan dengan memberikan
suatu isu yang sedapat mungkin kontroversial sehingga akan terjadi pendapat-
pendapat yang berbeda dari siswa/mahasiswa. Dalam mengemukakan pendapat
mahasiswa dituntut untuk menggunakan argumentasi yang kuat yang bersumber
pada materi-materi kelas. Pengajar harus dapat mengarahkan debat ini pada inti
materi pelajaran yang ingin dicapai pemahamannya.
Metode debat merupakan salah satu metode pembelajaran yang
sangat penting untuk meningkatkan kemampuan akademik siswa. Metode Debat
merupakan sebuah metode pembelajaran yang dimana siswa terbagi dalam dua
kelompok besar ataupun kecil yang terdiri dari pihak yang pro dan kontra untuk
beradu menyampaikan pendapat/ tanggapan mereka didalam menghadapi suatu
topik masalah yang telah ditentukan. Anggota kelompok juga dapat bertanya
kepada peserta debat/pembicara. Metode ini biasa digunakan ketika:
a) Jika hasil pembicaraan perlu diasah.
b) Untuk membangkitkan analisa.
c) Untuk menyampaikan pendapat yang berbeda-beda.
d) Jika anggota bersedia untuk mendengar kedua segi permasalahan
e) Jika kelompok itu besar.
35
Teknik debat aktif (active debate) adalah cara atau alat untuk mencapai suatu
tujuan dalam pembelajaran berbicara dengan cara menyajikan tema kontroversi
yang menarik untuk diperdebatkan. Siswa dalam hal ini saling mengungkapkan
argumentasi untuk menetapkan baik tidaknya suatu usul tertentu yang didukung
oleh satu pihak yang disebut Pro, (pendukung atau afirmatif) dan ditolak,
disangkal oleh pihak lain yang disebut penyangkal atau Kontra (negatif).
Teknik debat aktif dapat mendukung siswa untuk berani mengomentari,
menyanggah, mengkritik sesuai dengan posisi dan peran yang dimainkan. Dalam
penerapan teknik debat aktif ini terdapat hal yang berbeda dari prosedur debat
konvensional, yaitu siswa akan mengambil posisi yang bertentangan dengan
pendapatnya. Selain itu, formasi duduk siswa dikondisikan seperti setengah
lingkaran yang di tengahnya terdapat dua juru bicara dari kelompok pro dan
kontra yang ditemani oleh dua moderator yang masing-masing memprovokasi
kelompok pro dan kontra.
Dalam pembelajaran, penggunaan teknik debat aktif yang lebih mengarah
pada prosedur debat kompetitif yaitu debat dalam bentuk permainan yang biasa
dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan
sebagai pertandingan dengan aturan atau format yang jelas dan ketat antara dua
pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan.
Pemenang debat adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan
kemampuan debat yang lebih baik. Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen.
Penggunaan teknik debat aktif dalam pembelajaran tidak bertujuan untuk
menghasilkan keputusan. Namun, lebih diarahkan untuk mengembangkan
36
kemampuan-kemampuan siswa dalam berbicara, dalam hal ini kemampuan siswa
yang diarahkan meliputi kemampuan untuk berargumentasi, mendengarkan
pendapat yang berbeda, menyanggah, dan menyampaikan kritik.
Siswa juga dilatih mengutarakan pendapat/pemikirannya dan bagaimana
mempertahankan pendapatnya dengan alasan-alasan yang logis dan dapat
dipertanggung-jawabkan. Bukan berarti siswa diajak saling bermusuhan,
melainkan siswa belajar bagaimana menghargai adanya perbedaan.
Selanjutnya guru dapat mengevaluasi setiap siswa tentang penguasaan materi
yang meliputi kedua posisi tersebut dan mengevaluasi seberapa efektif siswa
terlibat dalam prosedur debat.
b. Langkah –Langkah Debat aktif.
1) Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang
lainnya kontra.
2) Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh
kedua kelompok diatas.
3) Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu anggota
kelompok pro untuk berbicara, saat itu ditanggapi atau dibantah oleh kelompok
kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan
pendapatnya.
4) Sementara siswa menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide
darisetiap pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru
terpenuhi.
37
5) Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap
6) Dari data-data yang ada dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat
kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
c. Tujuan Debat Aktif
Bahwasannya Metode Debat merupakan: Metode pengajaran yang
menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama dari metode ini
adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah
dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan.
d. Manfaat Penerapan Strategi Active Debate
Widodo (2009) menyatakan bahwa penggunaan metode Debat dapat melatih
siswa dalam mengemukakan pendapat serta bertanggung jawab atas pendapatnya.
Sementra itu, Maryati dkk (2012:14-15) mengemukakan bahwa manfaat metode
Active Debate, yaitu:
1. Mendorong perenungan siswa, terutama kalau siswa diharapkan
mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya.
2. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
3. Mendorong siswa untuk berpikir kritis.
e. Kelemahan Strategi Active Debate
Menurut Tarigan (2008:53), kelemahan penerapan metode Debat yaitu:
a. Kegagalan memahami masalah.
b.Kesalah pahaman terhadap makna-makna setiap kata orang lain.
c.Perselisihan antara kelompok yang berdiskusi.
d.Dapat memicu kemarahan siswa.
38
e. Memerlukan waktu yang lama dalam penerapannya.
f. Kelebihan Strategi Active Debate
Nurchabibah (2011:20-23) mengemukakan bahwa strategi Debat Aktif
mempunyai kelebihan-kelebihan yaitu:
1. Menstimulasi diskusi kelas.
2. Melatih siswa dalam memecahkan masalah melalui diskusi.
3. Melatih siswa dalam mengemukakan pendapat.
B. Kerangka Pikir
Sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis khususnya
dalam menulis karangan argumentasi, guru harus menerapkan pengetahuannya
mengenai teknik dalam mengajar. Peneliti dalam hal ini sebagai guru
menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif guna mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi.
Penggunaan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif, akan menuntut siswa
berpikir aktif menuangkan apa yang ia pikirkan dan ia rasakan. PAIKEM Tipe
Debat Aktif dapat membantu siswa untuk mengalirkan secara bebas apapun
yang telah tersimpan didalam pikiran dan perasan siswa.
PAIKEM Tipe Debat Aktif merupakan metode belajar yang kaya untuk bahan
belajar siswa. Penggunaan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif, sebagai metode
pembelajaran akan membuat siswa merasa senang dalam belajar. Mengalami
langsung apa yang sedang dipelajari akan mengaktifkan lebih banyak indera
daripada hanya mendengarkan guru menjelaskan. Membangun pemahaman dari
pengamatan dan pengalaman langsung akan lebih mudah daripada membangun
pemahaman dari uraian lisan guru, terlebih lagi apabila siswa masih diminta untuk
39
berpikir secara abstrak (mengingat seperangkat fakta tentang urutan langkah-
langkah pelaksanaan,pembuatan,dan peggunaan sesuatu). Belajar dengan cara
mengalami langsung akan meningkatkan kebertahanan informasi dalam pikiran
manusia.
Maka dari itu, peneliti menghadirkan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif ke
dalam kelas untuk membantu siswa dalam memermudah proses penulisan teks
petunjuk tanpa harus mengingat seperangkat fakta-fakta. Efek yang ditimbulkan
dari pembelajaran menulis karangan argumentasi adalah dari psikologis
siswa,siswa merasa senang karena pembelajaran seperti itu belum lazim
digunakan dalam kelas konvensional. Jadi seolah-olah menemukan suasana baru
sekaligus menyenangkan, yang benar-benar nyata dihadirkan di dalam kelas.
Dengan proses mengalami langsung apa yang sedang dipelajari (dengan
mempraktikan terlebih dahulu petunjuk yang akan dibuat) akan mengaktifkan
siswa dan menghindari adanya salah langkah.Adanya kegiatan mengalami dan
menemukan sendiri kompetensi pembelajaran yang seharusnya dimiliki siswa
berkaitan dengan petunjuk, membuat siswa menjadi lebih terlatih untuk berpikir
kritis dan kreatif. Pengetahuan yang didapat siswa pun menjadi lebih bermakna
karena siswa mengalami dan menemukan sendiri dan bukan sekadar transfer ilmu
pengetahuan dari guru ke siswa. Guru dalam hal ini hanya bertindak sebagai
fasilitator dan motivator dalam proses belajar mengajar siswanya, sehingga
pembelajaran yang berlangsung lebih efektif dan efisien. Inilah yang dinamakan
bentuk pembelajaran dengan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif. Metode ini
mengandung makna persepsi yang melibatkan secara langsung gerak (psikomotor)
dan kerja otak (kognitif). Secara otomatis perasaan siswa (afektif) akan
mengalami kepuasan karena suasana belajar yang menyenangkan dari proses
40
mengalami dan menemukan sendiri sari pembelajaran yang dihadirkan ke dalam
kelas. Guna memudahkan pengetahuan yang didapatkan siswa mengendap dengan
baik dalam
benak mereka, maka guru perlu mengadakan refleksi pada akhir
pembelajaran.
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
K13Aspek Bahasa
Menyimak Berbicara Membaca MenulisS
Argumentasi
Metode Paikem
(Debat Aktif)Siklus IISiklus I
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
RefleksiAnalisis
Kemampuan
Temuan
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif yang melibatkan
refleksi diri berulang yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan (observasi), dan
refleksi. Menurut Rapoport (dalam Kunandar, 2008:46), Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis
persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
ilmu sosial dengan kinerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.
Sedangkan menurut Arikunto (2012:2), Penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan
yang diterapkan pada suatu objek penelitian di kelas tersebut. Berdasarkan
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru dikelas dengan tujuan untuk melakukan
perbaikan terhadap sistem, cara kerja, dan proses guru sehingga hasil belajar
menjadi lebih efektif.
B. Lokasi dan Subjek penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Woha Kab.
Bima bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis Karangan Argumentasi
dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif.
42
2. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian ini adalah kelas X SMAN
2 Woha yang berjumlah 26 orang siswa. Sasaran utama dalam penelitian ini
adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan metode PAIKEM tipe debat aktif.
C. Faktor Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas yang
memfokuskanya dilaksanakan dalam kegiatan di kelas sehingga penelitiannya
berupa penelitian tindakan kelas. Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini
adalah kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi yang terfokus
pada rumusan masalah dan tujuan penelitian. Berdasarkan penelitian bertujuan
untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dan
peningkatan hasil kemampuan menulis karangan argumentasi.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dan siklus II
merupakan rangkaian kegiatan yang sering berkaitan, dalam artian pelaksanaan
siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I.
Secara terperinci pelaksanaan penelitian untuk dua siklus ini sebagai berikut:
Desain penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini, yaitu:
a) Melakukan observasi awal tentang pembelajaran menulis karangan
argumentasi di kelas X SMA Negeri 2 WohaKab. Bima.
31
43
b) Mengidentifikasi masalah pembelajaran menulis Karanagan Argumentasi
di kelas X SMA Negeri 2 Woha Kab. Bima.
c) Menganalisis masalah secara intensif dengan mengacu pada teori-teori
yang ada.
d) Menyusun rencana pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan dengan memanfaatkan Metode PAIKEM Tipe
Debat Aktif pada setiap siklus.
e) Menyusun jadwal penelitian.
f) Menyusun lembar observasi dan lembar evaluasi kerja siswa yang berupa
rubrik penilaian hasil kerja siswa berupa tulisan argumentasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan proses dan hasil pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi pada
siswa kelas X SMA Negeri 2 Woha Kab. Bima. Setiap tindakan menunjukkan
peningkatan indikator tersebut yang dirancang dalam bentuk siklus. Setiap
siklus terdiri atas empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus,yaitu :
1) Rancangan Siklus I
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini, peneliti dan guru menyusun:
1. Perangkat pembelajaran, berupa penentuan kompetensi dasar yang akan
dicapai.
44
2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut:
(a)Guru membuka pelajaran
(b)Guru mengabsen siswa
(c)Guru memberikan apersepai
(d)Guru memberikan materi tentang tulisan argumentasi
(e)Guru memaparkan tujuan pembelajaran
(b)Tahap Pelaksanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah direncanakan. Pada siklus I, direncanakan dua
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 45 menit, begitu juga dengan siklus
II. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap observasi.
(c)Tahap Observasi
Tahap ini dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas
pemanfaatan metode PAIKEM pada proses pembelajaran (aktivitas guru dan
siswa) maupun pada hasil pembelajaran menulis argumentasi yang telah
dilaksanakan untuk mendapatkan data tentang kelebihan dan kekurangan
pelaksanaan tindakan. Pengamatan difokuskan pada situasi pelaksanaan
pembelajaran,kegiatan yang dilakukan guru, dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif
yang melakukan pengamatan dari bangku paling belakang melalui pedoman
observasi yang telah dibuat. Setelah itu, peneliti berdiskusi dengan guru mengenai
hasil akhir tindakan serta menyusun rancangan tindakan berikutnya.
(d)Tahap Analisis dan Refleksi
45
Pada tahap ini, dilakukan analisis hasil observasi dan interpretasi sehingga
diperoleh kesimpulan hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dan yang
telah memenuhi target. Analisis dilakukan dengan meninjau kembali hasil
observasi dan interpretasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Selanjutnya,
dilakukan refleksi untuk mengetahui beberapa kekurangan yang muncul dalam
pelaksanaan tindakan tersebut. Setelah itu, guru dan peneliti berdiskusi untuk
menentukan tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi kekurangan yang
muncul sekaligus sebagai langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
2) Rancangan Siklus II
Siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti pada siklus satu, yaitu
tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi. Akan tetapi, didahului
dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus satu
(refleksi). Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus sebelumnya apabila belum
memeroleh hasil yang diharapkan
46
Prosedur PTK yang dipaparkan di atas dapat digambarkan dalam bentuk
gambar seperti di bawah ini.
Siklus I
Siklus II
Gambar 3.1 Prosedur kegiatan PTK (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007:74)
E. Instrumen Penilaian
Untuk memperoleh data penelitian, digunakan instrumen. Instrumen yang
digunakan, yaitu observasi, RPP, dan tes Observasi dilakukan guna memperoleh
gambaran awal pembelajaran menulis. Teknik tes yaitu tes menulis karangan
untuk mengetahui kompetensi siswa. Rencana pelaksanaan pembelajaran
digunakan sebagai acuan dan pedoman pembelajaran dengan model PAIKEM.
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Menulis Karangan Argumentasi
No Kriteria Penulisan Skor Maksimal1. Kejelasan kalimat 20
2. Ketepatan tata urutan kalimat 203. Keefektifan kalimat 20
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca 15
Permasalahan Perencanaan Pelaksanaaan
Refleksi Evaluasi I
Permasalahanhasil refleksi
PerencanaanUlang
PelaksanaanTindakan II
Refleksi Evaluasi III
47
5. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengansasaran karangan
15
6. Kemenarikan tampilan karangan 10Jumlah 100
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa tes penilaian
keterampilan menulis karangan argumentasi ada 6 aspek penilaian. Yaitu
kejelasan kalimat, kejelasan tataurutan kalimat, keefektifan kalimat, penggunaan
ejaan dan tanda baca, kesesuaian isi dengan karangan, kemenarikan tampilan
karangan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik
observasi dan wawancara.
1. Teknik Observasi
Obsevasi adalah proses yang kompleks yaitu suatu proses yang tersususun
dari berbagai proses biologis, psikologis, tetapi yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan. Observasi dilaksanakan pada saat proses
pembelajaran berlangsung yang digunakan untuk mengetahui sikap dan perilaku
siswa terhadap pembelajaran menulis petunjuk. Dalam melakukan observasi,
peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
guru tersebut lebih memahami karakter siswa dan lebih hafal dengan nama-nama
siswa.
2. Catatan Lapangan
Cataatan lapangan adalah kondisi pada saat melaksanakan penelitian yang
bertujuan untuk membandingkan hasil penelitian yang dilakukan selama
48
penelitian berlansung berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan setiap
siklus.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif. Teknik kuantitatif ini
diperoleh dari hasil tes yang dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada akhir
siklus I dan akhir siklus II. Adapun langkah penghitungannya adalah dengan
menghitung skor yang diperoleh siswa, menghitung skor komulatif dari seluruh
aspek, menghitung skor rata-rata, menghitung nilai, menghitung nilai rata-rata,
dan menghitung persentase dengan rumus sebagai berikut.
Skor SiswaRumus SP: X 100%
Skor Maksimal(Hardani, 1997:41)
Keterangan:
SP: Skor Persentase
Hasil penghitungan siswa dari masing-masing tes ini kemudian dibandingkan,
yaitu antara siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai
persentase peningkatan kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran
menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe
Debat Aktif.
H. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah kemampuan
siswa dalam menulis karangan argumantasi melalui pembelajaran dengan
menerapkan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif. Siswa dikatakan tuntas belajar,
49
apabila memeroleh skor minimal 65 % dari skor ideal dan tuntas secara klasikal
apabila 80 % dari jumlah siswa yang telah belajar tuntas.
Tabel 3.4 Tingkat Kemampuan Siswa Dikatakan Berhasil, Apabila Mendapat
Nilai Minimum 65 %
INTERVAL PREDIKAT KETERANGAN
>90-100 A Sangat Baik
>75-80 B Baik
70-75 C Cukup
0-69 D Kurang
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Tes Pratindakan
Penelitian diawali dengan tes pratindakan yang dilaksanakan oleh peneliti
sebelum memberikan tindakan untuk mendapatkan gambaran awal tentang
pengetahuan dasar yang telah dimiliki oleh siswa dalam menulis karangan
argumentasi sebelumnya. Tes pratindakan dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis
untuk memperkuat hasil studi pendahuluan peneliti.
Pelaksanaan tes pratindakan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
pengetahuan awal siswa terhadap kemampuan penguasaan keterampilan menulis
karangan argumentasi. Penguasaan keterampilan menulis tersebut, meliputi:
teknik dan pola penulisan sebab akibat dan akibat sebab, pemenuhan unsur
penulisan paragraf yang baik (kelengkapan, keruntutan, kohesi, dan koherensi),
kelengkapan unsur argumen (pernyataan, data, dan pembenaran), dan unsur
kebahasaan (tanda baca, ejaan, dan diksi).
Setelah tes pratindakan dilakukan, selanjutnya peneliti bersama guru
kolaborator melaksanakan simulasi pembelajaran penerapan model PAIKEM Tipe
Debat Aktif dalam menulis karangan argumentasi yang diawali dengan
mengucapkan salam, menyapa siswa dengan ramah, menyampaikan tujuan
pembelajaran, memotivasi siswa, menyampaiakan informasi tentang materi
51
pembelajaran dan tugas-tugas, mengorganisasikan siswa dalam kelompok-
kelompok kecil yang terdiri atas 5 sampai 6 orang siswa tiap kelompok,
membantu siswa yang mengalami hambatan belajar, dan memberikan
penghargaan atau penguatan bagi siswa atau kelompok yang kemampuan
keterampilan menulisnya telah memenuhi standar penulisan karangan
argumentasi.
Adapun skor mentah keterampilan menulis karangan siswa, terdapat pada
tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Skor Mentah Pratindakan
KodeSiswa
Aspek yang DinilaiSPx
100/100NilaiAkhir
1 2 3 4 5 61 3890 20 15 15 10 10 5 75x100/100 752 3895 15 10 15 10 10 5 65x100/100 653 3904 15 15 10 10 5 10 65x100/100 654 3913 10 15 10 10 5 10 60x100/100 605 3921 20 15 10 10 10 5 70x100/100 706 3925 10 10 20 15 10 10 75x100/100 757 3940 10 10 10 10 5 5 50x100/100 508 3949 15 10 10 10 5 10 60x100/100 609 3954 10 10 10 10 5 5 50x100/100 5010 3956 15 15 10 15 10 5 70x100/100 7011 3957 15 15 10 10 5 5 60x100/100 6012 3959 15 10 10 10 5 10 60x100/100 6013 3963 15 10 15 10 10 5 65x100/100 6514 3968 10 10 10 10 5 5 50x100/100 5015 3971 10 10 10 5 10 5 50x100/100 5016 3972 10 10 10 10 5 5 50x100/100 5017 3973 10 10 10 5 10 5 60x100/100 6018 3981 15 15 10 10 10 5 65x100/100 6519 3983 15 10 15 5 10 5 60x100/100 6020 3989 10 20 15 5 10 10 70x100/100 70
52
21 3990 15 15 10 10 10 5 65x100/100 6522 3994 10 10 10 5 10 5 50x100/100 5023 4008 10 10 10 10 5 5 50x100/100 5024 4012 15 15 10 10 10 5 65x100/100 6525 4013 10 15 10 15 10 15 75x100/100 7526 4020 15 10 15 10 5 5 60x100/100 60
Jumlah 340 320 300 250 195 170 1.535Rata-rata
13,07 12,3 11,53 96,15 7,6 65,38 59,03
Keterangan:
1. Kejelasan kalimat
2. Kejelasan tata urutan kalimat
3. Keefektifan kalimat
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca
5. Kesesuain bahasa yang digunakan dengan sasaran karangan
6. Kemenarikan tampilan karangan
Berdasarkan uraian pada tabel 4.1, maka diketahui skor rata-rata dari
seluruh aspek yang akan dijabarkan sbb:
1) Kejelasan Kalimat
Pada aspek kejelasan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 2 siswa,
sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 12 siswa. Skor rata-rata
dalam aspek ini adalah 13,07.
2) Tata urutan kalimat
Pada aspek tata urutan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 1 siswa,
sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 15 siswa. Skor rata-rata
dalam aspek ini adalah 12,3.
53
3) Keefektifan Kalimat
Pada aspek kefektifan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 1
siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 19 siswa. Skor rata-
rata dalam aspek ini adalah 11,53.
4) Penggunaan Ejaaan dan Tanda Baca
Pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 3 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 5 siswa.
Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 96,15
5) Kesesuaian Isi dengan Sasaran Karangan
Pada aspek kesesuaian isi dengan sasaran karangan skor tertinggi adalah 10
yang dicapai oleh 15 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh
11 siswa. Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 7,5.
6) Kemenarikan tampilan karangan
Pada aspek kemenarikan tampilan karangan skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 1 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 19
siswa. Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 65,38.
Adapun gambaran yang lebih jelas dan tersusun rapi dari nilai terendah
sampai dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Evaluasi Hasil Pratindakan
No Nilai perolehan Frekuensi Persentase
1 50,00 7 26,92
2 60,00 7 26,92
3 65,00 6 32,07
54
Berdasarkan hasil evaluasi pratindakan dengan 26 orang siswa diperoleh
gambaran, yaitu tidak ada siswa yang mampu memeroleh nilai 100 sebagai nilai
maksimal. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 75 yang dicapai oleh 3
siswa (11,53%) dan nilai terendah yang diperoleh oleh siswa adalah 50 yang
dicapai oleh 7 siswa (26,92%). Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai 60
berjumlah 7 siswa (26,92%). Sampel yang memperoleh nilai 65 berjumlah 6 siswa
(23,07%). sampel yang memperoleh nilai 70 berjumlah 3 siswa (11,53%).
Adapun hasil kemampuan menulis karangan argumentasi siswa tampak
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Pratindakan
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Mampu (nilai 70ke atas) 6 23,07%
2 Tidak mampu (nilai di bawah 70) 20 76,93%
Jumlah 26 100
Hasil evaluasi pratindakan pada tabel 4.3 yang terdapat pada lampiran 1.3
menunjukkan bahwa kemampuan menulis karangan argumentasi siswa SMAN 2
Woha Kab. Bima masih rendah. Hal ini dinyatakan karena yang mampu
memperoleh nilai di atas standar ketuntasan minimal (SKM) 70 hanya 6 siswa
(23,07%) dan yang belum mencapai standar sebanyak 20 siswa (76,93%). Hal ini
4 70,00 3 11,53
5 75,00 3 11,53
Jumlah 26 100
55
mengindikasikan bahwa kemampuan menulis karangan siswa SMAN 2 Woha
kab. Bima belum memadai disebabkan oleh kurangnya motivasi, semangat
belajar, serta metode yang digunakan oleh guru kurang kreatif serta inovatif
2. Pemaparan Data Siklus I
a. Perencanaan
Pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi berdasarkan
penerapan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif dilakukan guru secara kolaboratif.
Peneliti dan guru bertukar pikiran untuk menyamakan persepsi. Guru memberikan
masukan tentang materi yang dianggap perlu pada saat pembelajaran berlangsung.
Masukan yang dimaksud adalah bahan yang akan diajarkan, waktu pelaksanaan,
sumber belajar, media pembelajaran, dan evaluasi akhir dalam membelajarkan
siswa, sehingga tujuan dapat tercapai yaitu siswa dapat menulis karangan
argumentasi berdasarkan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif secara maksimal.
b. Pelaksanaan
Guru dan peneliti berkolaborasi dalam membuat rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) menulis karangan argumentasi berdasarkan metode PAIKEM
Tipe Debat Aktif. Peneliti dan guru berdiskusi dan menyamakan persepsi tentang
materi yang akan diajarkan dan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
1. Pertemuan pertama
Pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah kemampuan awal siswa
mengenai pengertian, ciri-ciri, sifat-sifat, jenis-jenis, dan langkah-langkah
menyusun karangan argumentasi serta sebuah contoh penyusunan karangan
56
argumentasi. Materi pembelajaran menulis karangan argumentasi diajarkan sesuai
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode PAIKEM
Tipe Debat Aktif. Hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama
ditunjukan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.4 Aktivitas siswa pada pertemuan pertama
No Aktivitas yang diamati Aspek yang diamati
Aktif Persentase Tidak aktif Persentase
1. Siswa yangmengikuti
pembelajaran
20 76,92% 6 23,07%
2. Siswa yang
memerhatikan
pembelajaran
18 69,23% 8 30,76%
3. Siswa yang antusias
terhadap pembelajaran
16 61,53% 10 38,46%
4. Siswa yang mengerjakan
tugas
20 76,92% 6 23,07%
5. Siswa yang
memberanikan diri
memberi contoh dari
materi yang sedang
dibahas
10 38,46% 16 61,53%
6. Siswa yang melakukan
kegiatan di luar proses
belajar,seperti bermain,
mengganggu teman dan
sebagainya
5 19,23% 21 80,76%
7. Siswa masih
membutuhkan bimbingan
7 26,92% 19 73,07%
57
terkait materi yang belum
dipahami
8. Siswa yang merefleksi
kegiatan pembelajaran
8 30,76% 18 69,23%
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama
menunjukkan bahwa pada kegiatan awal pembelajaran, siswa hanya aktif pada
saat mengikuti pembelajaran,sementara yang mengajukan pertanyaan, siswa yang
mengerjakan tugas, siswa yang berani mengajukan pertanyaan, siswa yang
menganggu teman, siwa yang perlu bimbingan masih kurang aktif, dan pada saat
siswa disuruh untuk merefleksi pembelajaran masuk kategori tidak aktif. Hal ini
mengisyaratkan bahwa penerapan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif belum
dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran siswa untuk memotivasi diri
dalam menulis.Pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai laporan proses
penelitian dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan metode
PAIKEM Tipe Debat Aktif. Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan tersebut perlu
diterapkan kembali pada pertemuan selanjutnya.
2. Pertemuan kedua.
Berdasarkan perencanaan penelitian yang telah ditetapkan, maka pada
pertemuan kedua, materi pembelajaran yang disajikan adalah menindaklanjuti
materi yang diajarkan pada pertemuan pertama.Pertemuan ini dilaksanakan 2 x 45
menit(1 x pertemuan). Pada pertemuan ini, siswa membacakan hasil menulis
karangan argumentasi di depan kelas.Setelah karangan tersebut dibacakan, siswa
yang lain menanggapi hasil tulisan teman yang sudah presentase. Dalam diskusi,
ini peneliti dan guru mata pelajaran berkolaborasi untuk mengarahkan jalannya
58
diskusi. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa mengumpulkan hasil tes mereka kepada
guru untuk dinilai. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
menulis karangan argumentasi dengan penerapan metode PAIKEM Tipe Debat
Aktif.
Hasil observasi terhadap aktivitas siswa pada pertemuan kedua bisa kita
lihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Aktivitas siswa pada pertemuan kedua
No Aktifitas yang diamatiAspek yang dinilai
Aktif PersentaseTidakaktif
Persentase
1.Siswa yang memerhatikanpelajaran
17 65,38% 9 34,61%
2.Siswa yang bertanyaterhadap materi yang belumdimengerti
12 46,15% 14 53,84%
3.
Siswa melakukanpengamatan terhadapobyek yang akandideskripsikan
13 50 % 13 50%
4.
Siswa yang menulis karanganargumentasi denganmemerhatikan kejelasankalimat, tata urutan kalimat,Ketepatan tata urutan kaliamat,keefektifankalimat,penggunaanEYD, kesesuaianisi dengan sasaran karangan
13 50% 13 50%
5.Keseriusan dalam berdiskusidan memeresentasekankarangan argumentasi
18 69,23% 8 30,76%
6.Siswa yang menanggapi hasilPresentase tulisan teman
16 61,53% 10 38,46%
7.Siswa yang mampumenyimpulkan hasil diskusi
12 46,15% 14 53,84%
59
8.Siswa yang merefleksikegiatan pembelajaran
10 38,46% 16 61,53%
Berdasarkan tabel 4.5, siswa terlihat aktif saat memehatikan pembelajaran,
siswa yang melakukan pengamatan terhadap obyek yang akan dideskripsikan,
siswa yang menanggapi hasil presentase karangan teman,siswa yang merasa
antusias terhadap pembelajaran, sedangkan siswa yang bertanya terhadap materi
yang yang belum dimengerti, siswa yang menulis karangandengan memerhatikan
kriteria penulisan seperti kejelasan kalimat tata urutan kalimat keefektifan
kalimat penggunaan ejaan dan tanda baca, dan kesesuaian isi dengan sasaran
karangan serta siswa yang mampu menyimpulkan pembelajaran masuk kategori
kurang aktif. Hal ini menunjukan kemampuan siswa dalam menulis karangan
argumentasi dengan penerapan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif pada siklus
pertama masih kurang.
3. Aktivitas Guru
Kegiatan guru dalam pembelajaran diobservasi oleh peneliti selama proses
pembelajaran. Aspek yang diamati adalah keterlaksanaan komponen dan indikator
pembelajaran menulis karangan sesuai dengan apa yang dibuat dalam lembar
observasi aktivitas guru (terlampir).
Gambaran aktivitas guru dalam pembelajaran keterampilan menulis
karangan tergambar pada tabel 4.6.
60
Tabel 4.6 Rata-rata Aktivitas Guru Pada Siklus I
No Kegiatan
Pelaksanaan Ket.
Ya Tidak
1 Mengucapkan salam √
2 Memeriksa kehadiran siswa. √
3 Melakukan apersepsi dan memotivasi
siswa.
√
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5 Menyampaikan langkah kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh
siswa.
√
6 Mengorganisasikan siswa ke dalam
beberapa kelompok.
√
7 Menjelaskan cara membuat karangan
argumentasi. √
8 Menjelaskan model PAIKEM. √
9 Menugasi siswa menulis karangan. √
10 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
menulis karangan argumentasi dengan
model PAIKEM.
√
11 Mengumpulkan hasil karangan siswa. √
12 Membimbing siswa membuat simpulan
materi pembelajaran.
√
13 Meminta siswa merefleksi materi
pembelajaran.
√
14 Menutup pembelajaran. √
61
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut tampak aktivitas guru dalam pembelajaran
keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menerapkan model PAIKEM
Tipe Debat Aktifsiswa SMAN 2 Woha kab. bima Dapat dinyatakan bahwa rata-
rata komponen penilaian aktivitas guru telah terlaksana. Namun, tingkat kualitas
dan intensitas penerapan komponen itu bervariasi. Gambaran umum aktivitas
guru selama siklus I berdasarkan indikator penilaian tampak berikut ini.
Pada aspek pemberian apersepsi dan memotivasi siswa dinyatakan
terlaksana dengan baik selama tiga kali pertemuan. Pemberian apersepsi dan
motivasi ini dinilai baik. Selanjutnya, aspek penyampaian tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran terlaksana dengan baik. Selanjutnya pada aspek
pengelompokan siswa secara heterogen, dan membimbing siswa pada saat
mengerjakan tugas dinilai kurang maksimal. Pada aspek keterampilan
membimbing siswa membuat simpulan materi pembelajaran kurang maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas
guru dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi melalui
penerapan model PAIKEM Tipe Debat Aktif siswa kelas X SMAN 2 Woha rata-
rata kurang maksimal. Kurang maksimalnya penerapan pembelajaran
keterampilan menulis karangan dengan menerapkan model PAIKEM Tipe Debat
Aktifsebab guru baru pertama kali menerapkan model PAIKEM Tipe Debat
Aktifsehingga menimbulkan keraguan dan kekakuan.
4. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode
PAIKEM Tipe Debat Aktif dalam pembelajaran menulis karangan siswa. Guru
62
dan peneliti secara kolaborasi memberikan penilaian terhadap hasil tulisan siswa.
Selanjutnya guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap
pembelajaran karangan argumentasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kekurangan yang ditemukan pada proses pembelajaran yang dilakukan pada siklus
pertama.
5. Analisis dan Refleksi
Kegiatan refleksi ini dibahas dan disimpulkan tentang temuan dan hasil
penelitian siklus I. Pada akhir pembelajaran, guru dan siswa merefleksi hasil
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran tersebut dapat diakui bahwa
pembelajaran memang belum mencapai sasaran. Langkah yang dilakukan adalah
mencermati kendala atau masalah yang menjadi alasan sehingga tingkat
kemamapuan siswa belum memenuhi target,seperti kejelasan kalimat,ketepatan
tata urutan kalimat, keefektifan kalimat, penggunaan tanda baca,kesesuaian
bahasa yang digunakan dengan sasaran karangan.Dengan temuan ini diharapkan
padasiklus berikutnya akan dimaksimalkan lagi hal-hal yang dianggap masih
kurang dan memertahankan hal aspek-aspek yang dianggap efektif pada siklus
pertama. Penyajian data hasil tes kemampuan menulis karangan argumentasi
hasil analisis data siklus pertama.
a. Penyajian Data Hasil Tes Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi 1.
1) Hasil Analisis Data Siklus Pertama.
63
Tabel 4.7 Hasil Tes Kemampuan Menulis karangan Argumentasi dengan
metode PAIKEM Tipe Debat Aktif pada Siswa Kelas X SMAN
2 Woha Siklus I
NoKodeSiswa
Aspek yang DinilaiSPx100/100
NilaiAkhir
1 2 3 4 5 61 3890 20 10 10 10 10 10 70x100/100 70
2 3895 15 15 10 10 10 5 65x100/100 653 3904 15 10 15 10 10 5 65x100/100 654 3913 15 15 10 10 10 5 65x100/100 655 3921 15 15 10 10 10 10 70x100/100 706 3925 10 15 15 10 10 5 65x100/100 657 3940 15 10 15 10 10 5 65x100/100 658 3949 10 15 15 10 5 10 65x100/100 659 3954 15 10 15 10 10 5 65x100/100 6510 3956 10 15 15 10 5 10 65x100/100 6511 3957 15 20 10 10 10 10 75x100/100 7512 3959 10 15 15 10 10 5 65x100/100 6513 3963 20 15 10 10 10 5 70x100/100 7014 3968 15 10 15 10 5 10 65x100/100 6515 3971 15 10 15 5 10 10 65x100/100 6516 3972 20 10 10 10 15 5 70x100/100 7017 3973 20 10 15 5 10 10 65X100/100 6518 3981 15 20 10 15 5 10 75X100/100 7519 3983 10 15 15 10 10 5 65X100/100 6520 3989 15 15 10 10 5 10 65X100/100 6521 3990 15 10 10 15 10 10 70X100/100 7022 3994 10 15 10 15 10 5 65X100/100 6523 4008 20 10 10 10 15 5 70X100/100 7024 4012 10 15 10 15 10 5 65X100/100 6525 4013 20 15 15 10 5 10 75X100/100 7526 4020 15 15 10 10 10 5 65X100/100 65
Jumlah 85 350 320 270 240 190 1.750
Rata-rata
14,8
13,46
12,3 10,38
92,3 37,07
67,30
64
Keterangan :
1.Kejelasan kalimat
2.Kejelasan tata urutan kalimat
3.Keefektifan kalimat
4.Penggunaan ejaan dan tanda baca
5. Kesesuain bahasa yang digunakan dengan sasaran karangan
6. Kemenarikan tampilan karangan
Berdasarkan uraian pada tabel 4.7 di atas, maka diketahui skor rata-rata dari
seluruh aspek yang akan dijabarkan sbb:
1. Kejelasan Kalimat
Pada aspek tata kejelasan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 6
siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 7 siswa. Skor rata-
rata dalam aspek ini adalah 14,8.
2. Tata urutan kalimat
aspek tata urutan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 2 siswa,
sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 9 siswa. Skor rata-rata
dalam aspek ini adalah 13,46.
3. Keefektifan Kalimat
Pada aspek keefektifan kalimat skor tertinggi adalah 15 yang dicapai oleh
12 siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 14 siswa. Skor
rata-rata dalam aspek ini adalah 12,3.
4. Penggunaan Ejaaan dan Tanda Baca
Pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 4 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 2 siswa.
Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 10,38.
65
5. Kesesuaian Isi dengan Sasaran Karangan
Pada aspek kesesuaian isi dan sasaran karangan skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 2 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 6 siswa.
Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 92,3.
6. Kemenarikan tampilan karangan
Pada aspek kemenarikan tampilan karangan skor tertinggi adalah 10 yang
dicapai oleh 12 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 14
siswa. Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 37,07.
Adapun gambaran yang lebih jelas dan tersusun rapi dari nilai terendah
sampai dengan nilai tertinggi yang diperoleh siswa beserta frekuensinya dapat
dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Evaluasi Hasil siklus I
No Nilai perolehan Frekuensi Persentase
1 65,00 17 65,38
2 70,00 6 23,09
3 75,00 3 11,53
Jumlah 26 100
Berdasarkan hasil evaluasi pratindakan dengan 26 orang siswa diperoleh
gambaran, yaitu tidak ada siswa yang mampu memeroleh nilai 100 sebagai nilai
maksimal. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 75 yang dicapai oleh 3
siswa (11,53%) dan nilai terendah yang diperoleh oleh siswa adalah 65 yang
dicapai oleh 17 siswa (65,38%). Selanjutnya, sampel yang memperoleh nilai 70
berjumlah 6 siswa (23,9%).
66
Adapun nilai yang diperoleh siswa tampak pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.9 Hasil Evalusi Siklus I
No Kategori Frekuensi Persentase
1 Mampu(nilai 70 ke atas) 9 34,62%
2 Tidak mampu(nilai di bawah 70) 17 65,38%
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut dapat diketahui hasil evaluasi pembelajaran
menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe
Debat Akifsiswa kelas X SMAN 2 Woha siklus I. Hasil tersebut menggambarkan
bahwa pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan metode PAIKEM
Tipe Debat Aktifsiswa kelas X SMAN 2 Woha dikategorikan belum memadai.
Hal ini dinyatakan karena tidak mampu memeroleh nilai di atas standar
ketuntasan minimal (SKM) 70 belum mencapai (85%), yaitu hanya 9 siswa
(35,62%) dan yang belum mencapai standar sebanyak 17 siswa (65,38%). Hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif sebagai
upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas X SMAN 2
Woha belum berhasil.
1) Data Hasil Non Tes
Data non tes ini digunakan untuk mendukung hasil tes secara tertulis dalam
melakukan penelitian ini. Alat pengambil data yang dimaksud, yakni observasi,
wawancara,dan catatan lapangan.
a. Observasi
Observasi yang dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui sikap dan prilaku
siswa terhadap pembelajaran. Hal ini dilakukan selama proses pembelajaran
67
menulis karangan argumentasi dengan menerapkan metode PAIKEM Tipe Debat
Aktif.
Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa pada pertemuan pertama
menunjukan bahwa pada kegiatan awal siswa yang mengikuti pembelajaran
dikategorikan yang aktif ada 20 siswa atau 76,92% sedangkan yang tidak aktif
sisanya 6 orang siswa atau 23,07%, siswa yang memperhatikan pembelajaran
hanya 18 orang siswa yang dikategorikan aktif atau 69,23%, sisanya 8 siswa yang
tidak aktif atau 30,76%, siswa yang antusias terhadap pembelajaran
dikategorikan aktif ada 16 orang atau 61,53%, sisanya masuk kategori tidak aktif
ada 10 siswa atau 38,46%, siswa yang mengerjakan tugas ada 20 siswa yang aktif
atau 76,92% dan sisanya 6 siswa masuk kategori tidak aktif atau 23,07%, siswa
yang memberanikan diri memberikan contoh dari materi yang sedang dibahas ada
10 siswa yang aktif atau 38,46% sisanya 16 siswa yang tidak aktif atau 61,53%.
Siswa yang melakukan kegiatan diluar proses belajar seperti bermain,
mengganggu teman, ribut ada 5 siswa yang aktif atau 19,23% dan sisanya 21
siswa yang tidak aktif atau 80,76%, siswa yang membutuhkan bimbingan 7 siswa
yang aktif atau 26,92%, sisanya 19 siswa masuk kategori tidak aktif atau 73,07%,
sedangkan siswa yang merefleksi kegiatan pembelajaran ada 8 siswa yang masuk
kategori aktif atau 30,76% sisanya ada 18siswa yang tidak aktif atau 69,23%.
Presentase ini belum menunjukan tingkat keberhasilan, sebab masih banyak siswa
yang membutuhkan bimbingan yang lebih dari guru. Dengan realita ini, maka
perlu diadakan refleksi yang intensif, sehingga tujuan yang telah ditargetkan dapat
tercapai.
68
b. Catatan lapangan
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi, diketahui bahwa sikap guru dalam
memberikan motivasi belajar belum maksimal dan efektif. Walaupun pada awal
pembelajaran guru selalu mengingatkan siswa untuk belajar dengan baik, tetapi
masih ada beberapa siswa yang tidak serius dan tidak memerhatikan materi yang
diajarkan.
1. Pemaparan Proses Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada siklus pertama masih ada proses pembelajaran dan tujuan pembelajaran
yang masih dianggap kurang, maka aktivitas tindakan dilanjutkan pada siklus
kedua. Perencanaan pembelajaran pada siklus kedua dirancang untuk memerbaiki
proses dan hasil pembelajaran pada siklus pertama. Pada siklus kedua, penerapan
metode PAIKEM Tipe Debat Aktif dalam pembelajaran menulis karangan
dirancang ulang, khususnya terhadap materi pembelajaran menulis karangan
argumentasi yang masih kurang. Kriteria penilaian menulis karangan argumentasi
berdasarkan pada enam aspek, yaitu : (1) kejelasan kalimat, (2) ketepatan tata
urutan kalimat, (3) keefektifan kalimat, (4) penggunaan ejaan dan tanda baca, (5)
kesesuaian bahasa yang digunakan dengan sasaran karangan , (6) kemenarikan
tampilan karangan.
Perencanaan dalam siklus kedua ini adalah membuat persiapan proses belajar
mengajar dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran dan rencana kegiatan
yang akan dilakukan guru dan siswa. Pengamatan dilakukan terhadap kegiatan
guru dan siswa dalam proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif.
b. Pelaksanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti dan guru pada pertemuan iniyakni:
69
1. Pertemuan ketiga
Kegiatan pada pertemuan ketiga, guru menyampaikan materi pembelajaran
seperti pada pertemuan sebelumnya, akan tetapi masalah yang ditemukan pada
siklus pertama dapat dicermati dan yang sudah menyentuh kategori baik sesuai
kriteria yang ada tetap dipertahankan.Pada pertemuan ini difokuskan untuk
penyajian materi terkait karangan argumentasi siswa. Hal ini dilakukan untuk
menambah motivasi kepada siswa sebagai hasil refleksi terhadap pencapaian yang
belum maksimal pada siklus pertama. Dengan menggunakan metode PAIKEM
Tipe Debat Aktif, tujuan dari strategi pembelajaranyang memfokuskan pada
terbangunnya pemikiran dan gagasan baru siswa yang dituangkan secara tertulis
melalui tulisan dalam bentuk karangan argumentasi. Materi pembelajaran menulis
karangan argumentasi diajarkan sesuai RPP yang sudah dirancang ulang.
Aktivitas siswa yang dilakukan pada pertemuan ketiga disajikan pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.10 Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga
No Aktivtas siswaAspek yang diamati
Aktif PersentaseTidakaktif
Persentase
1.Siswa yang mengikuti
pembelajaran20 76,92% 6 23,07%
2.Siswa yang memerhatikan
pelajaran20 76,92% 6 23,07%
Siswa yang melaksanakandiskusi dan tidak
menganggu teman20 76,92% 6 23,07%
4.Siswa yang memberanikan
diri bertanya terhadapmateri yang belum dipahami
20 76,92% 6 23,07%
5.Siswa yang merasa senang
dan kreatif20 76,92% 6 23,07%
6.Siswa yang membutuhkan
bimbingan mengenai materiyang belum dipahami
20 76,92% 6 23,07%
70
7.
Siswa yang menuliskarangan
denganmemerhatikankejelasan kalimat, ketepatan
tata urutan kalimat,keefektifan kalimat,
penggunaan tanda baca,dankesesuaian bahasa yang
digunakan dengan sasarankarangan
20 76,92% 6 23,07%
8Siswa yang mampu
menyimpulkanpembelajaran
19 73,07% 7 26,92%
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh kesimpulan bahwa hampir semua aktivitas
kegiatan masuk pada kategori aktif, tetapi satu aktivitas saja yang belum masuk
pada kategori kurang aktif, yakni ada beberapa siswa belum aktif menyimpulkan
pembelajaran. Kenyataan ini dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
PAIKEM Tipe Debat Aktif dalam pembelajaran menulis karangan pada siswa
kelas X SMAN 2 Woha hampir berhasil.
2. Pertemuan keempat
Pertemuan ini merupakan pengulangan materi dan pelaksanaan diskusi
kelompok sesuai dengan pertemuan sebelumnya, peneliti berusaha untuk
mengamati aktivitas yang dilakukan siswa sambil mengingatkan siswa untuk
melaksanakan diskusi dengan baik sesuai aturan dan berpatokan pada kriteria
yang ada. Aktivitas siswa yang dilakukan pada pertemuan ini, yaitu seperti pada
tabel di bawah ini.
71
Tabel 4.11 Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat
No Aktivtas siswa
Aspek yang diamati
Aktif PersentaseTidakaktif
Persentase
1.Siswa yang mengikuti
pembelajaran26 100%
2.Siswa yang memerhatikan
pelajaran26 100%
3.Siswa yang melaksanakan
diskusi dan tidakmenganggu teman
26 100%
4.Siswa yang memberanikan
diri bertanya terhadapmateri yang belum dipahami
26 100%
5.Siswa yang merasa senang
dan kreatif26 100%
6.Siswa yang membutuhkan
bimbingan mengenai materiyang belum dipahmi
26 100%
7.
Siswa yang menuliskarangan
denganmemerhatikankejelasan kalimat, ketepatan
tata urutan kalimat,keefektifan kalimat,
penggunaan tanda baca,dankesesuaian bahasa yang
digunakan dengan sasarankarangan
26 100%
8Siswa yang mampu
menyimpulkanpembelajaran
26 100%
Berdasarkan tabel 4.11 di atas hasil pengamatan pada pertemuan keempat
mengindikasikan bahwa siswa aktif dalam semua aktivitas pembelajaran. Mulai
pada kegiatan awal sampai akhir pembelajaran menulis karangan argumentasi
tanpa adanya tekanan dan mengembangkan obyek dengan penuh kreativitas.
72
Proses dalam memberikan motivasi, guru secara langsung memantau dan
mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan. Hal yang terpenting adalah
siswa termotivasi untuk membiasakan dirinya menciptakan keinginan dalam
menulis melalui pemikiran mereka sendiri, sehingga dapat memunculkan ide yang
berlian terhadap obyek yang sedang diamati.
Proses pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan selama dua kali
pertemuan dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktifdalam
pembelajaran menulis karangan argumentasi guna meningkatkan kemampuan
siswa menuangkan gagasan dalam bentuk karangan argumentasi. Media
pembelaran yang digunakan dalam kegiatan ini adalah tulisan argumentasi.
3. Aktivitas guru Pada Siklus II
Kegiatan guru dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan
argumentasi siswa kelas X SMAN 2 Woha, diobservasi oleh peneliti selama
pertemuan berlangsung. Aspek yang diamati adalah keterlaksanaan komponen
dan indikator pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi sesuai
dengan yang dibuat dalam lembar observasi aktivitas guru (terlampir). Gambaran
aktivitas guru dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi
dipaparkan pada tabel 4.12 berikut ini.
73
Tabel 4.12 Aktivitas guru selama siklus II
No Kegiatan
Pelaksanaan
Ya Tidak Ket.
1 Mengucapkan salam √
2 Memeriksa kehadiran siswa. √
3 Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa. √
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran. √
5 Menyampaikan langkah kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan oleh
siswa.
√
6 Mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa
kelompok.
√
7 Menjelaskan cara membuat karangan
argumentasi.
√
8 Menjelaskan model PAIKEM Tipe Debat
Aktif.
√
9 Menugasi siswa menulis karangan. √
10 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
menulis karangan argumentasi dengan model
PAIKEM Tipe Debat Aktif
√
11 Mengumpulkan hasil karangan siswa. √
12 Membimbing siswa membuat simpulan
materi pembelajaran.
√
13 Meminta siswa merefleksi materi
pembelajaran.
√
14 Menutup pembelajaran. √
74
Berdasarkan tabel 4.12 tersebut tampak aktivitas guru dalam
pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menerapkan
model PAIKEM Tipe Debat Aktifsiswa kelas X SMAN 2 Woha. Dapat
dinyatakan bahwa rata-rata komponen penilaian aktivitas guru telah terlaksana.
Namun, tingkat kualitas dan intensitas penerapan komponen itu bervariasi.
Gambaran umum aktivitas guru selama siklus I berdasarkan indikator penilaian
tampak berikut ini.
Pada aspek pemberian apersepsi dan memotivasi siswa dinyatakan
terlaksana dengan baik selama dua kali pertemuan. Pemberian apersepsi dan
motivasi ini dinilai baik. Selanjutnya, aspek penyampaian tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada pelajaran terlaksana dengan baik. Selanjutnya pada aspek
pengelompokan siswa secara heterogen, dan membimbing siswa pada saat
mengerjakan tugas dinilai telah baik. Pada aspek keterampilan membimbing
siswa membuat simpulan materi pembelajaran berjalan maksimal.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata aktivitas guru
dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi melalui
penerapan model PAIKEM Tipe Debat Aktif siswa kelas X SMAN 2 Woha
berjalan maksimal dan terlaksana dengan baik. Dengan demikian, terjadi
peningkatan yang sangat signifikan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II.
75
c. Evaluasi
Evaluasi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah siswa menulis karangan
argumentasi dengan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif. Metode ini dapat
memudahkan siswa dalam mengemukakan pendapat sesuai dengan obyek yang
telah disepakati sebelumnya sehingga hasil yang diperoleh siswa dapat mencapai
hasil yang maksimal tanpa ada rasa tekanan atau merasa senang dengan
pelaksanaan pembelajaran.
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada siklus kedua menunjukan bahwa penerapan
metode PAIKEM Tipe Debat Aktif dalam pembelajaran menulis karangan
argumentasi tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini dilakukan
karena pada tahap perencanaan, guru dan peneliti telah menyempurnakan RPP
yang menjadi kekurangan pada siklus I. Dan selama pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, siswa aktif pada semua aktivitas pembelajaran. Kendala-kendala
yang ditemukan pada siklus I telah dimaksimalkan pada siklus II, baik dalam
proses pembelajaran maupun hasil menulis karangan argumentasi siswa.
76
1. Data Hasil Tes Siklus Kedua
Tabel 4.13 Hasil Tes Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan
Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif Siswa Kelas X SMAN 2
Woha Pada Siklus II.
NoKodeSiswa
Aspek yang DinilaiSP x100/100
NilaiAkhir1 2 3 4 5 6
1 3890 20 20 15 15 15 10 95x100/100 952 3895 20 20 15 15 10 10 90x100/100 903 3804 15 20 20 10 15 5 85x100x100 854 3913 15 15 20 10 15 5 80x100/100 805 3921 20 20 20 10 10 10 80x100/100 806 3925 20 20 15 15 10 10 90x100/100 907 3940 20 20 15 15 15 10 95x100/100 958 3949 15 20 20 15 15 5 90x100/100 909 3954 20 20 15 15 5 5 80x100/100 9010 3956 10 20 20 15 15 10 90x100/100 9011 3957 20 20 15 15 15 10 95x100/100 9512 3959 15 20 20 15 15 5 90x100/100 9013 3963 20 20 15 15 15 5 90x100/100 9014 3968 20 20 20 15 15 5 95x100/100 9515 3971 15 15 15 15 15 10 85x100/100 8516 3972 20 20 15 15 10 10 90x100/100 9017 3973 15 20 20 10 15 5 85x100/100 8518 3981 20 20 15 10 15 10 90x100/100 9019 3983 20 15 20 15 10 10 90x100/100 9020 3989 20 20 10 15 5 15 85x100/100 8521 3990 20 10 20 15 10 5 80x100/100 8022 3994 20 15 20 10 15 10 90x100/100 9023 4008 20 20 15 10 5 15 85x100/100 8524 4012 20 20 10 15 15 10 90x100/100 9025 4013 15 20 20 15 5 10 85x100/100 8526 4020 15 20 20 15 10 10 90x100/100 90
Jumlah 470 490 445 335 315 235 2.300Nilai rata-rata
18,07
18,84
17,11
12,88
12,11 9,03 88,46
Berdasarkan tabel 4.13 yang terdapat pada lampiran 2.14 maka diuraikan
satu persatu aspek yang telah ditentukan dalam upaya peningkatan kemampuan
menulis karangan argumentasi dengan menerapkan metode PAIKEM Tipe Debat
77
Aktif pada siswa kelas X SMAN 2 Woha. Aspek-aspek tersebut akan diuraikan
sesuai dengan urutanya. Di bawah ini akan dipaparkan secara beruntut:
1) Kejelasan Kalimat
Pada aspek kejelasan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 17
siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 1 siswa. Skor rata-
rata dalam aspek ini adalah 18,07. Hasil ini menunjukan perubahan yang baik
dalam menulis karangan argumentasi dengan memerhatikan kejelasan kalimat
yang telah diajarkan guru.
2) Tata Urutan Kalimat
Pada aspek tata urutan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 20
siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 1 siswa. Skor rata-
rata dalam aspek ini adalah 18,84. Hal ini menunjukan tingkat kemampuan siswa
dalam aspek ini sudah meningkat.
3) Keefektifan Kalimat
Pada aspek keefektifan kalimat skor tertinggi adalah 20 yang dicapai oleh 13
siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 2 siswa. Skor rata-
rata dalam aspek ini adalah 17,11. Hal ini menggambarkan penerapan metode
PAIKEM Tipe Debat Aktif dalam aspek ini sudah meningkat.
4) Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca
Pada aspek penggunaan ejaan dan tanda baca skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 19 siswa, sedangkan skor terendah adalah 10 yang dicapai oleh 7
siswa. Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 12,88.
78
5) Kesesuaian Isi dan Sasaran Karangan
Pada aspek kesesuaian isi dan sasaran karangan skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 15 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 3
siswa. Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 12,11.
6) Kemenarikan Tampilan Karangan
Pada aspek kemenarikan tampilan karangan skor tertinggi adalah 15 yang
dicapai oleh 2 siswa, sedangkan skor terendah adalah 5 yang dicapai oleh 9 siswa.
Skor rata-rata dalam aspek ini adalah 9,03.
Tabel 4.14 Evaluasi Hasil Siklus II
No Nilai Perolehan Frekuensi Persentase
1 80,00 6 23,07
2 85,00 9 34,62
3 90,00 8 30,77
4 95,00 3 11,53
Jumlah 26 100
Berdasarkan hasil evaluasi siklus II dengan 26 orang siswa diperoleh
gambaran, yaitu tidak ada siswa yang mampu memperoleh nilai 100 sebagai nilai
maksimal. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 95 yang dicapai oleh 3
siswa (11,53%)nilai terendah yang diperoleh oleh siswa pada siklus ke II ini
adalah 80 yang dicapai oleh 6 siswa (23,07%),Selanjutnya, sampel yang
memperoleh nilai 85 berjumlah 9 siswa (34,62%). Sampel yang memeroleh nilai
90 berjumlah 8 siswa (30,77%).
79
Adapun nilai yang diperoleh siswa tampak pada tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15 Hasil Evaluasi Siklus II
No Kategori frekuensi Persetase
1 Mampu(nilai 70 ke atas) 26 100%
2 Tidak mampu(nilai di bawah 70)
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.15 tersebut dapat diketahui hasil evaluasi
pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe
Debat Aktifpada siklus II. Hasil tesebut menggambarkan bahwa pembelajaran
menulis karangan dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif
dikategorikan memadai. Hal ini dinyatakan karena mampu memperoleh nilai di
atas standar ketuntasan minimal (KKM) 70 mencapai (100%). Hal ini
mengindikasikan bahwa metode PAIKEM Tipe Debat Aktif sebagai upaya
meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa kelas X SMAN 2 Woha sudah
berhasil.
2. Hasil Data Non tes Siklus Kedua
Hasil data tes di atas didukung data non tes yang meliputi observasi dan
wawancara dan cacatan lapangan.
a) Observasi
Observasi yang diadakan pada siklus II berjalan efektif. Hal ini terbukti
dengan sikap siswa yang mula-mula ragu menjadi berani dalam mengajukan
pertanyaan,siswa yang kurang aktif menjadi aktif, siswa yang yang sering
melakukan perbuatan yang tidak perlu menjadi berubah ke arah yang positif,siswa
80
yang kurang mampu merefleksi materi pembelajaran menjadi bisa untuk
menyimpulkan pembelajaran, siswa yang belum mampu menulis karangan
argumentasi dengan kriteria yang telah ditentukan menjadi bisa menulis dengan
memerhatikan kriteri tersebut.Intinya kekurangan yang ditemukan pada siklus
satu dapat dimaksimalkan semua sesuai dengan target yang diinginkan dalam
menulis karangan argumentasi dengan menerapkan metode PAIKEM Tipe Debat
Aktif pada siklus kedua.
b) Catatan Lapangan
Berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi pada pada siklus pertama,maka
kekurangan yang ditemukan mampu dimaksimalkan pada siklus kedua, baik dari
segi hasil pengamatan,wawancara,maupun hasil tes yang diperoleh siswa. Hal
initerbukti banyak siswa yang memeroleh nilai tinggi dan hasil wawancara pun
menunjukan peningkatan nilai yang didapat siswa.Perbandingan nilai tes siklus
satu dan siklus dua. Hasil tes siklus satu dengan nilai rata-rata 70,31% dan siklus
kedua siswa memeroleh nilai rata-rata,yaitu 89,37 %.Hasil ini menunjukan selisih
nilai rata-rata antara siklus satu dan siklus dua meningkat 19.06%. Hasil ini
mengindikasikan bahwa penerapan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif pada
siswa kelas X SMAN 2 Woha telah berhasil dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi.
B. Pembahasan
Bagian ini membahas sejumlah hasil penelitian seperti yang telah dipaparkan
pada bagian sebelumnya. Pembahasan difokuskan pada upaya mengoptimalkan
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
81
PAIKEM Tipe Debat Aktif, sebagaimana yang kemukakan di bab sebelumnya,
menurut Maryati dkk (2012:14-15) bahwa manfaat metode Active Debate, yaitu:
1. Mendorong perenungan siswa, terutama kalau siswa diharapkan
mempertahankan pendapat yang bertentangan dengan keyakinannya.
2. Mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.
3. Mendorong siswa untuk berpikir kritis.
Adapun pembahasan ini meliputi (1) pembahasan hasil pratindakan
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
PAIKEM Tipe Debat Aktif, (2) pembahasan hasil evaluasi pembelajaran menulis
karangan argumentasi dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat
Aktifpada siklus I (3) hasil evaluasi pembelajaran menulis karangan argumentasi
dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif pada siklus II.
Hasil evaluasi pratindakan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa kemampuan
menulis karangan argumentasi siswa SMAN 2 Woha kab. Bima masih rendah.
Hal ini dinyatakan karena yang mampu memperoleh nilai di atas standar
ketuntasan minimal (SKM) 70 hanya 7 siswa (26,92%) dan yang belum mencapai
standar sebanyak 19 siswa (73,08%). Hal ini mengindikasikan bahwa
kemampuan menulis karangan argumentasi siswa SMAN 2 Woha belum
memadai disebabkan oleh kurangnya motivasi, semangat belajar, serta metode
yang digunakan oleh guru kurang inovatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini dalam melaksanakan
keterampilan menulis karangan argumentasi, guru bahasa Indonesia tidak
menyiapkan atau menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik. Hal tersebut
82
terbukti ketika berkolaborasi dengan guru pada saat akan menyusun RPP. Guru
tampaknya mengalami kebingungan pada saat akan menjabarkan sejumlah
sejumlah indikator ke dalam perumusan tujuan pembelajaran. Demikian pula,
pada saat guru diminta menjabarkan langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan
metode pembelajaran yang akan digunakan, mereka tidak kreatif dalam
mengembangkan dan memilih metode pembelajaran yang bervariasi. Umumnya
RPP yang mereka buat adalah konvensional, karena semata-mata berpedoman
pada RPP yang mereka pahami. Hal yang sama juga tampak ketika guru diminta
menyusun rencana evaluasi pembelajaran menulis. Rencana evaluasi yang dibuat
semata-mata evaluasi hasil belajar, yakni dengan memberikan tes tertulis kepada
siswa. Jenis tes unjuk kerja jarang sekali digunakan oleh guru, karena
menganggap sulit memeriksa tes unjuk kerja itu.
Bilamana guru terlatih atau terbiasa menyusun RPP yang baik, maka
keterampilan guru menyusun RPP meningkat secara signifikan, bukan hanya
terampil dalam membuat perangkat pembelajaran (RPP), melainkan juga terampil
dalam menjabarkan indikator-indikator dalam rumusan-rumusan tujuan
pembelajaran. Di samping itu, terampil pula dalam memilih dan menentukan
metode pembelajaran sesuai dengan sifat dan karakter kompetensi dasar yang
akan dicapai.
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut dapat diketahui hasil evaluasi pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif siswa
kelas X SMAN 2 Woha siklus I. Hasil tersebut menggambarkan bahwa
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
83
PAIKEM Tipe Debat Aktifsiswa kelas X SMAN 2 Woha dikategorikan belum
memadai. Hal ini dinyatakan karena yang mampu memeroleh nilai di atas standar
ketuntasan minimal (SKM) 70 belum mencapai (85%), yaitu hanya 9 siswa
(34,62%) dan yang belum mencapai standar sebanyak 17 siswa (65,38%). Hal ini
mengindikasikan bahwa penggunaan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif sebagai
upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas X
SMAN 2 Woha belum berhasil.
Hasil obervasi dan wawancara dengan sejumlah siswa tentang
pembelajaran menulis, ditemukan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa
kami (siswa) langsung berpraktik menulis tanpa belajar bagaimana caranya
menulis yang baik dan benar. Guru biasanya lebih memusatkan perhatian kepada
siswa yang aktif di dalam kelas. Dalam proses tanya jawab lebih didominasi
siswa-siswa tertentu, sedangkan siswa yang lainnya cenderung diam dan tidak
memberikan komentar apa-apa, bahkan ada siswa yang asyik bermain.
Kegiatan ini terus menerus terjadi sehingga menimbulkan kebosanan
dalam diri siswa. Sebagai akibatnya keterampilan menulis karangan argumentasi
para siswa sangat rendah. Setelah menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat
Aktif dalam menulis karangan argumentasi, keterampilan siswa dalam menulis
karangan argumentasi mulai meningkat. Hal ini dikarenakan metode PAIKEM
Tipe Debat Aktif mampu membantu siswa untuk mengungkapkan ide atau
gagasan yang ada dalam diri siswa tanpa berpikir panjang.
Berdasarkan tabel 4.15 tersebut dapat diketahui hasil evaluasi
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
84
PAIKEM Tipe Debat Aktif pada siklus II. Hasil tesebut menggambarkan bahwa
pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode
PAIKEM Tipe Debat Aktif dikategorikan memadai. Hal ini dinyatakan karena
yang mampu memperoleh nilai di atas standar ketuntasan minimal (SKM) 70
mencapai (100 %). Hal ini mengindikasikan bahwa metode PAIKEM Tipe Debat
Aktifsebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis karangan argumentasi
siswa kelas X SMAN 2 Woha sudah berhasil.
Hasil evaluasi pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif menunjukkan bahwa
pemahaman dan keterampilan guru dalam mengajar semakin baik. Guru tidak
hanya terampil menjelaskan materi pembelajaran melainkan juga dapat
memotivasi dan membimbing siswa dalam (1) memilih tema, (2)
mempertimbangkan tujuan, (3) memperoleh dan menyusun ide-ide.
Siswa dipersilakan untuk menetukan tema karangan sendiri. Jika ada
siswa merasa kesulitan, guru dapat membantunya mengatasi kesulitan tersebut.
Selain itu, penjelasan tentang metode PAIKEM Tipe Debat Aktifsangat
membangkitkan minat dan kreativitas siswa. Mereka saling bersaing untuk
menghasilkan karya- karya yang terbaik.
Mencermati hasil pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan metode PAIKEM Tipe Debat Aktif siswa kelas X SMAN 2 Woha ,
baik pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, maupun tahap evaluasi, ada
beberapa kecenderungan pemikiran tentang penggunaan metode PAIKEM Tipe
85
Debat Aktif dalam meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas X SMAN
2 Woha. Pemikiran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Belajar tidak hanya sekadar menghafal, tetapi siswa harus
mengkonstruksikan pengetahuan dan kemampuan di benak meraka.
2. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu
yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
3. Penting bagi siswa tahu ‘untuk apa’ ia belajar, dan ‘bagaimana’ ia
mengguanakan pengetahuan dan keterampilan itu.
4. Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi
kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide
mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi
mereka sendiri.
5. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur itu
berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan
dan keterampilan seseorang.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penyajian analisis data dan pembahasan, dapat disimpulkan
hasil penelitian ini sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya proses
pembelajaran keterampilan menulis argumentasi dapat dimaksimalkan
dengan memanfaatkan model PAIKEM Tipe Debat Aktif, Model
PAIKEM Tipe Debat Aktif mendorong siswa berpikir secara kritis dan
berpikir secara inquiry.
2. Pelaksanaan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan model
PAIKEM Tipe Debat Aktif tidak saja berhasil meningkatkan minat dan
kreativitas siswa, melainkan juga pengetahuan dan keterampilan guru.
Peningkatan tersebut dapat dilihat antara lain: (1) cara siswa menentukan
tema, topik, dan judul karangan, (2)membuat kerangka karangan dan
membuat karangan,(3) melaporkan hasil karangan siswa
3. Kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan
metode PAIKEM Tipe Debat Aktif siswa adalah evaluasi proses dan hasil
belajar. Evaluasi tidak saja difokuskan pada hasil pembelajaran,
melainkan juga proses pembelajaran. Evaluasi proses dilaksanakan pada
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan inti yang meliputi keaktifan
siswa, kekreatifan dan kerja sama. Evaluasi hasil pembelajaran menulis
karangan argumentasi yaitu dari keenam aspek yakni, kejelasan kalimat,
87
ketepatan tata urutan kalimat, keefektifan kalimat, penggunaa ejaan dan
tanda baca, kesesuaian bahasa yang digunakan dengan saaran karangan,
kemenarikan tampilan kerangan. Hasil yang diperoleh pada tes
pratindakan yaitu siswa yang mencapai KKM sebanyak 6 siswa (23,07%),
dan siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 20 siswa (76,93%). Pada
siklus I siswa yang mencapai KKM sebanyak 9 siswa (34,62%), dan
siswa yang tidak mencapai KKM sebanyak 17 siswa (65,38%). Pada
siklus II semua siswa mencapai KKM sebanyak 16 siswa (100%)
penilaian proses dan hasil belajar siswa meningkat menjadi 100%
mencapai KKM ≥ 70. Dengan demikian metode PAIKEM Tipe debat
aktif dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa kelas X SMAN 2
Woha yaitu terlihat pada hasil evluasi proses dan hasil belajar siswa dari
siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 68,8% menjadi
100%.
B. Saran
Berdasarkan pada simpulan penelitan ini, maka beberapa saran yang
diajukan kepada para guru bahasa dan sastra Indonesia dan praktisi pembinaan
dan pengembangan menulis argumentasi `sebagai berikut:
1. Pada tahap perencanaan, guru diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan untuk bekerja sama dengan peneliti dalam membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih baik.
88
2. Pada tahap pelaksanaan, guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa
supaya mengalami perubahan sikap dalam pembelajaran, agar dalam
proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
3. Pada tahap evaluasi, diharapkan siswa lebih meningkatkan kemampuan
menulis karangan argumentasi dengan metode PAIKEM Tipe Debat
Aktif.
4. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan menggunakan metode PAIKEM
Tipe Debat Aktif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan argumentasi.
89
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Brother H. [et.al], 1961. English Arts and Skills (Grade 10). New York :The macmillan Company.
Alwasilah, Chaedar, 2005. pokoknya menulis cara guru menulis dengan metodeKolaborasi. Jakarta: Kiblat Buku Utama.
A.S Hornby. 1993. Oxford Advamced Learner’s Dictionary of current Engglis,Oxford Universitiy Press, London. Diakses 10 Juni 2015.
Asri.1998.Tahap-tahap Menulis. Jogjakarta : Pustaka Pelajar
Alwi, 1998. Tata bahasa baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai pustaka(Persero)
Bonwell, C.dan Eison, J. 1991. Active Learning: Creating Excitement in TheClassroom AEHE-ERIC Higher Education Report: Washington. Diakses10 Juni 2015
D’Angelo,FrankJ.1980.Process and Thought in Composition. Massachusetts:Winthrop Publishers,Inc.
Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan kemampuan menulis panduan untukmaha siswa dan calon guru .Yogyakarta : Andi .
Daud. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Enre Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujung Pandang: IKIPUjung Pandang
Hairton.1992. Pembinaan Kemampuan Menulis BahasaIndonesia.Jakarta:Erlangga.
Halim, dkk. 1996. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta
Hasani, Aceng. 2005. Diktat Menulis Kreatif. Serang : Untirta Press.Erlangga.
Keraf, Gorys. 1997 .Komposisi. flores : Nusa Indah.
Lado, Robert.1979. Language Teaching A Scientific Approach. Bambo NewDelhi : tata McGraw-Hill.
Lamuddin. 2009. Meningkatkan kemampuan menulis. Yogyakarta : AndiYogyakarta.
90
Murahimin, 1999. Menulis Secara Populer. Jakarta :Pustaka Jaya.Parera. 1993. Menulis Efektif padang : Angkasa menulis tertib dan sistematik.
Jakarta: Erlangga Raya.
R.Mc Leod. 2001. Sistem informasi Edisi 7 Jilid 2.Jakarta: Prenhallindo.
Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.
Semi, Aftar 1993. Anatomi sastra. Yogyakarta : Gadjah mada press
Tarigan, Hery Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan menulis.Bandung: Angkasa
Tarigan. 1979. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Pusat PenerbitanUniveritas Terbuka.
Widodo, Rahmat. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Word Square.http//www.wordpres.com/2009/14/model-pembelajaran-word- square/Diakses 10 Juni 2015
Wiyanto, Asul. 2004. Trampil Menulis Paragraf. Jakatta: Grasindo
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS I
Sekolah : SMAN 2 Woha
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Menulis Karangan Argumentasi
Alokasi waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 dan KI-2;Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif
dalam mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai
mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan
agama yang dianutnya.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
4.2. Menulis Karangan
Argumentasi
1. Menggali ide sendiri untuk menulis
karangan
2. Menulis karangan yang berdasarkan
masalah
3.Menulis karangan dengan isi gagasan
yang tepat, tata bahasa, gaya bahasa
dan ejaan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode PAIKEM tipe debat aktif,
peserta didik dapat menulis karangan argumentasi dengan kosa kata dan ejaan
yang tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Definisi karangan argumentasi
2. Ciri/karakteristik karangan argumentasi
3. Langkah-langkah menulis karangan argumentasi
E. Metode Pembelajaran
Strategis : Debat Aktif
Model : PAIKEM
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media/Alat : LKS
Sumber Belajar : Buku paket bahasa Indonesia kelas X
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi
waktu
1. Pendahulu
an
1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memberikan motivasi belajar
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari
ini
10 menit
2. Inti 1. Guru menjelaskan pengertian Karangan
Argumentasi dengan menggunakan Metode
60 Menit
PAIKEM
2. Guru meminta siswa untuk menulis
karangan Argumentasi
3. Guru bertanya jawab tentang jenis-jenis
karangan yang ditelah dibacakan .
4. Guru dan siswa bertanya jawab tentang
cara menulis karangan argumentasi dengan
metode PAIKEM tipe debat aktif.
5. Guru membentuk kelompok masing-
masing terdiri 5-6 siswa.
6. Guru membagikan LKS yang memuat soal
yang harus dikerjakan oleh siswa serta
petunjuk pelaksanaannya.
7. Berdasarkan komentar atau hasil diskusi
siswa, guru menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
8. Guru mengajukan pertanyaan tentang
materi yang belum dikuasai.
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran
2. Guru memberikan motivasi terhadap siswa
10 Menit
H. Teknik Penilaian
Bentuk instrumen: Tes tertulis
LEMBAR KERJA SISWA
Topik:
a. Kesehatanb. Sampahc. Rokokd. Pendididkan
Pilihlah salah satu topik tersebut kemudian lakukan hal-hal berikut.
1. Pikirkan kemudian catat apa yang kamu ketahui dan tidak diketahui
berdasarkan topik di atas.
2. Bergabunglah dengan teman kelompokmu untuk mendiskusikan apa
saja yang telah kamu catat atau yang telah kamu pikirkan berdasrkan
topik tersebut.
3. Buatlah karangan argumentasi berdasarkan hasil yang telah kamu catat
dan didiskusikan sebelumnya dengan memperhatikan kejelasan
kalimat, tata urutan klimat, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan
tanda baca, kesesuaian isi dan sasaran karangan dan kemenarikan
tampilan karangan.
Format Penilaian
Kriteria Penilaian Menulis Karangan Argumentasi
No Kriteria Penulisan Skor Maksimal1. Kejelasan kalimat 20
2. Ketepatan tata urutan kalimat 203. Keefektifan kalimat 20
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca 155. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan
sasaran karangan15
6. Kemenarikan tampilan karangan 10Jumlah 100
Bima, 10 November 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Fitriati, S.Pd. Ida Rahayu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS II
Sekolah : SMAN 2 Woha
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Materi Pokok : Menulis Karangan Argumentasi
Alokasi waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI-1 dan KI-2;Memiliki sikap jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif
dalam mencari solusi permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai
mahluk ciptaan yang Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan
agama yang dianutnya.
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
4.2. Menulis Karangan
Argumentasi
4. Menggali ide sendiri untuk menulis
karangan
5. Menulis karangan yang berdasarkan
masalah
6.Menulis karangan dengan isi gagasan
yang tepat, tata bahasa, gaya bahasa
dan ejaan.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan metode PAIKEM tipe debat aktif,
peserta didik dapat menulis karangan argumentasi dengan kosa kata dan ejaan
yang tepat.
D. Materi Pembelajaran
4. Definisi karangan argumentasi
5. Ciri/karakteristik karangan argumentasi
6. Langkah-langkah menulis karangan argumentasi
E. Metode Pembelajaran
Strategis : Debat Aktif
Model : PAIKEM
F. Media Pembelajaran dan Sumber Belajar
Media/Alat : LKS
Sumber Belajar : Buku paket bahasa Indonesia kelas X
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama (2 x 45 menit)
Tahap Langkah-langkah pembelajaran Alokasi
waktu
1. Pendahuluan 1. Guru memberi salam
2. Guru mengecek kehadiran siswa
3. Guru memberikan motivasi belajar
4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari
ini
10 menit
2. Inti 9. Guru menjelaskan pengertian Karangan
Argumentasi dengan menggunakan Metode
60 Menit
PAIKEM tipe debat aktif.
10.Guru meminta siswa untuk menulis
karangan Argumentasi
11. Guru bertanya jawab tentang jenis-jenis
karangan yang ditelah dibacakan .
12. Guru dan siswa bertanya jawab tentang
cara menulis karangan argumentasi dengan
metode PAIKEM tipe debat aktif.
13. Guru membentuk kelompok masing-
masing terdiri 5-6 siswa.
14. Guru membagikan LKS yang memuat soal
yang harus dikerjakan oleh siswa serta
petunjuk pelaksanaannya.
15. Berdasarkan komentar atau hasil diskusi
siswa, guru menjelaskan materi sesuai
tujuan yang ingin dicapai.
16. Guru mengajukan pertanyaan tentang
materi yang belum dikuasai.
Penutup 3. Guru dan siswa menyimpulkan pelajaran
4. Guru memberikan motivasi terhadap siswa
10 Menit
H. Teknik Penilaian
Bentuk instrumen: Tes tertulis
SOALLEMBAR KERJA SISWA
Topik:
a. Kesehatanb. Sampahc. Rokokd. Pendididkan
Pilihlah salah satu topik tersebut kemudian lakukan hal-hal berikut.
1. Pikirkan kemudian catat apa yang kamu ketahui dan tidak diketahui
berdasarkan topik di atas.
2. Bergabunglah dengan teman kelompokmu untuk mendiskusikan apa saja yang
telah kamu catat atau yang telah kamu pikirkan berdasrkan topik tersebut.
3. Buatlah karangan argumentasi berdasarkan hasil yang telah kamu catat dan
didiskusikan sebelumnya dengan memperhatikan kejelasan kalimat, tata
urutan klimat, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dan tanda baca,
kesesuaian isi dan sasaran karangan dan kemenarikan tampilan karangan.
Format Penilaian
Kriteria Penilaian Menulis Karangan Argumentasi
No Kriteria Penulisan Skor Maksimal1. Kejelasan kalimat 20
2. Ketepatan tata urutan kalimat 203. Keefektifan kalimat 20
4. Penggunaan ejaan dan tanda baca 15
5. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengansasaran karangan
15
6. Kemenarikan tampilan karangan 10Jumlah 100
Bima, 10 November 2019
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Fitriati, S.Pd. Ida Rahayu
LAMPIRAN 2 Lembar observasi
LAMPIRAN
Aktivitas siswa pada pertemuan pertama
No Aktivitas yangdiamati
Aspek yang diamatiAktif Persentase Tidak aktif Persentase
1. Siswa yangmengikutipembelajaran
20 76,92% 6 23,07%
2. Siswa yangmemerhatikanpembelajaran
18 69,23% 8 30,76%
3. Siswa yang antusiasterhadappembelajaran
16 61,53% 10 38,46%
4. Siswa yangmengerjakan tugas
20 76,92% 6 23,07%
5. Siswa yangmemberanikan dirimemberi contoh darimateri yang sedangdibahas
10 38,46% 16 61,53%
6. Siswa yangmelakukan kegiatandi luar prosesbelajar,sepertibermain,mengganggu temandan sebagainya
5 19,23% 21 80,76%
7. Siswa masihmembutuhkanbimbingan terkaitmateri yang belumdipahami
7 26,92% 19 73,07%
8. Siswa yangmerefleksi kegiatanpembelajaran
8 30,76% 18 69,23%
LAMPIRAN
Aktivitas siswa pada pertemuan kedua
No Aktifitas yang diamatiAspek yang dinilai
Aktif Persentase Tidak aktif Persentase
1.Siswa yang memerhatikanpelajaran
17 65,38% 9 34,61%
2.Siswa yang bertanyaterhadap materi yangbelum dimengerti
12 46,15% 14 53,84%
3.
Siswa melakukanpengamatan terhadapobyek yang akandideskripsikan
13 50 % 13 50%
4.
Siswa yang menuliskarangan argumentasidengan memerhatikankejelasan kalimat, tataurutan kalimat, Ketepatantata urutan kaliamat,keefektifankalimat,penggunaanEYD,kesesuaian isi dengansasaran karangan
13 50% 13 50%
5.
Keseriusan dalamberdiskusi danmemeresentasekankarangan argumentasi
18 69,23% 8 30,76%
6.Siswa yang menanggapihasil Presentase tulisanteman
16 61,53% 10 38,46%
7.Siswa yang mampumenyimpulkan hasildiskusi
12 46,15% 14 53,84%
8.Siswa yang merefleksikegiatan pembelajaran
10 38,46% 16 61,53%
LAMPIRAN
Lembar Pengamatan Guru Pada Siklus I
No KegiatanPelaksanaan Ket.Ya Tidak
1 Mengucapkan salam √2 Memeriksa kehadiran siswa. √3 Melakukan apersepsi dan memotivasi
siswa.√
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran. √5 Menyampaikan langkah kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan olehsiswa.
√
6 Mengorganisasikan siswa ke dalambeberapa kelompok.
√
7 Menjelaskan cara membuat karanganargumentasi. √
8 Menjelaskan model PAIKEM. √9 Menugasi siswa menulis karangan. √10 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
menulis karangan argumentasi denganmodel PAIKEM.
√
11 Mengumpulkan hasil karangan siswa. √12 Membimbing siswa membuat simpulan
materi pembelajaran.√
13 Meminta siswa merefleksi materipembelajaran.
√
14 Menutup pembelajaran. √
LAMPIRAN
Aktivitas Siswa Pertemuan Ketiga
No Aktivtas siswaAspek yang diamati
Aktif PersentaseTidakaktif
Persentase
1.Siswa yang mengikuti
pembelajaran20 76,92% 6 23,07%
2.Siswa yang memerhatikan
pelajaran20 76,92% 6 23,07%
Siswa yang melaksanakandiskusi dan tidak
menganggu teman20 76,92% 6 23,07%
4.Siswa yang memberanikan
diri bertanya terhadapmateri yang belum dipahami
20 76,92% 6 23,07%
5.Siswa yang merasa senang
dan kreatif20 76,92% 6 23,07%
6.Siswa yang membutuhkan
bimbingan mengenai materiyang belum dipahami
20 76,92% 6 23,07%
7.
Siswa yang menuliskarangan
denganmemerhatikankejelasan kalimat, ketepatan
tata urutan kalimat,keefektifan kalimat,
penggunaan tanda baca,dankesesuaian bahasa yang
digunakan dengan sasarankarangan
20 76,92% 6 23,07%
8Siswa yang mampu
menyimpulkanpembelajaran
19 73,07% 7 26,92%
LAMPIRAN
Aktivitas Siswa Pertemuan Keempat
No Aktivtas siswa
Aspek yang diamati
Aktif PersentaseTidakaktif
Persentase
1.Siswa yang mengikuti
pembelajaran26 100%
2.Siswa yang memerhatikan
pelajaran26 100%
3.Siswa yang melaksanakan
diskusi dan tidakmenganggu teman
26 100%
4.Siswa yang memberanikan
diri bertanya terhadapmateri yang belum dipahami
26 100%
5.Siswa yang merasa senang
dan kreatif26 100%
6.Siswa yang membutuhkan
bimbingan mengenai materiyang belum dipahmi
26 100%
7.
Siswa yang menuliskarangan
denganmemerhatikankejelasan kalimat, ketepatan
tata urutan kalimat,keefektifan kalimat,
penggunaan tanda baca,dankesesuaian bahasa yang
digunakan dengan sasarankarangan
26 100%
8Siswa yang mampu
menyimpulkanpembelajaran
26 100%
LAMPIRAN
Aktivitas guru selama siklus II
No KegiatanPelaksanaan
Ya Tidak Ket.1 Mengucapkan salam √2 Memeriksa kehadiran siswa. √3 Melakukan apersepsi dan memotivasi siswa. √4 Menyampaikan tujuan pembelajaran. √5 Menyampaikan langkah kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan olehsiswa.
√
6 Mengorganisasikan siswa ke dalam beberapakelompok.
√
7 Menjelaskan cara membuat karanganargumentasi.
√
8 Menjelaskan model PAIKEM Tipe DebatAktif.
√
9 Menugasi siswa menulis karangan. √10 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi
menulis karangan argumentasi dengan modelPAIKEM Tipe Debat Aktif
√
11 Mengumpulkan hasil karangan siswa. √12 Membimbing siswa membuat simpulan
materi pembelajaran.√
13 Meminta siswa merefleksi materipembelajaran.
√
14 Menutup pembelajaran. √
LAMPIRAN 3 Hasil Analisis Data
LAMPIRAN
Skor Mentah Pratindakan
Kode
Siswa
Aspek yang DinilaiSPx
100/100
Nilai
Akhir
1 2 3 4 5 6
1 3890 20 15 15 10 10 5 75x100/100 75
2 3895 15 10 15 10 10 5 65x100/100 65
3 3904 15 15 10 10 5 10 65x100/100 65
4 3913 10 15 10 10 5 10 60x100/100 60
5 3921 20 15 10 10 10 5 70x100/100 70
6 3925 10 10 20 15 10 10 75x100/100 75
7 3940 10 10 10 10 5 5 50x100/100 50
8 3949 15 10 10 10 5 10 60x100/100 60
9 3954 10 10 10 10 5 5 50x100/100 50
10 3956 15 15 10 15 10 5 70x100/100 70
11 3957 15 15 10 10 5 5 60x100/100 60
12 3959 15 10 10 10 5 10 60x100/100 60
13 3963 15 10 15 10 10 5 65x100/100 65
14 3968 10 10 10 10 5 5 50x100/100 50
15 3971 10 10 10 5 10 5 50x100/100 50
16 3972 10 10 10 10 5 5 50x100/100 50
17 3973 10 10 10 5 10 5 60x100/100 60
18 3981 15 15 10 10 10 5 65x100/100 65
19 3983 15 10 15 5 10 5 60x100/100 60
20 3989 10 20 15 5 10 10 70x100/100 70
21 3990 15 15 10 10 10 5 65x100/100 65
22 3994 10 10 10 5 10 5 50x100/100 50
23 4008 10 10 10 10 5 5 50x100/100 50
24 4012 15 15 10 10 10 5 65x100/100 65
25 4013 10 15 10 15 10 15 75x100/100 75
26 4020 15 10 15 10 5 5 60x100/100 60
Jumlah 340 320 300 250 195 170 1.535
Rata-
rata
13,07 12,3 11,53 96,15 7,6 65,38 59,03
LAMPIRAN
Hasil Tes Siklus Pertama
NoKode
Siswa
Aspek yang DinilaiSPx
100/100
Nilai
Akhir
1 2 3 4 5 6
1 3890 20 10 10 10 10 10 70x100/100 70
2 3895 15 15 10 10 10 5 65x100/100 65
3 3904 15 10 15 10 10 5 65x100/100 65
4 3913 15 15 10 10 10 5 65x100/100 65
5 3921 15 15 10 10 10 10 70x100/100 70
6 3925 10 15 15 10 10 5 65x100/100 65
7 3940 15 10 15 10 10 5 65x100/100 65
8 3949 10 15 15 10 5 10 65x100/100 65
9 3954 15 10 15 10 10 5 65x100/100 65
10 3956 10 15 15 10 5 10 65x100/100 65
11 3957 15 20 10 10 10 10 75x100/100 75
12 3959 10 15 15 10 10 5 65x100/100 65
13 3963 20 15 10 10 10 5 70x100/100 70
14 3968 15 10 15 10 5 10 65x100/100 65
15 3971 15 10 15 5 10 10 65x100/100 65
16 3972 20 10 10 10 15 5 70x100/100 70
17 3973 20 10 15 5 10 10 65X100/100 65
18 3981 15 20 10 15 5 10 75X100/100 75
19 3983 10 15 15 10 10 5 65X100/100 65
20 3989 15 15 10 10 5 10 65X100/100 65
21 3990 15 10 10 15 10 10 70X100/100 70
22 3994 10 15 10 15 10 5 65X100/100 65
23 4008 20 10 10 10 15 5 70X100/100 70
24 4012 10 15 10 15 10 5 65X100/100 65
25 4013 20 15 15 10 5 10 75X100/100 75
26 4020 15 15 10 10 10 5 65X100/100 65
Jumlah
385
350 320 270 240 190 1.750
Rata-
rata
14,
8
13,4
6
12,3 10,3
8
92,3 37,0
7
67,30
LAMPIRAN
Hasil Tes Siklus kedua
NoKode
Siswa
Aspek yang DinilaiSP x100/100
Nilai
Akhir1 2 3 4 5 6
1 3890 20 20 15 15 15 10 95x100/100 95
2 3895 20 20 15 15 10 10 90x100/100 90
3 3804 15 20 20 10 15 5 85x100x100 85
4 3913 15 15 20 10 15 5 80x100/100 80
5 3921 20 20 20 10 10 10 80x100/100 80
6 3925 20 20 15 15 10 10 90x100/100 90
7 3940 20 20 15 15 15 10 95x100/100 95
8 3949 15 20 20 15 15 5 90x100/100 90
9 3954 20 20 15 15 5 5 80x100/100 90
10 3956 10 20 20 15 15 10 90x100/100 90
11 3957 20 20 15 15 15 10 95x100/100 95
12 3959 15 20 20 15 15 5 90x100/100 90
13 3963 20 20 15 15 15 5 90x100/100 90
14 3968 20 20 20 15 15 5 95x100/100 95
15 3971 15 15 15 15 15 10 85x100/100 85
16 3972 20 20 15 15 10 10 90x100/100 90
17 3973 15 20 20 10 15 5 85x100/100 85
18 3981 20 20 15 10 15 10 90x100/100 90
19 3983 20 15 20 15 10 10 90x100/100 90
20 3989 20 20 10 15 5 15 85x100/100 85
21 3990 20 10 20 15 10 5 80x100/100 80
22 3994 20 15 20 10 15 10 90x100/100 90
23 4008 20 20 15 10 5 15 85x100/100 85
24 4012 20 20 10 15 15 10 90x100/100 90
25 4013 15 20 20 15 5 10 85x100/100 85
26 4020 15 20 20 15 10 10 90x100/100 90
Jumlah 470 490 445 335 315 235 2.300
Nilai rata-
rata
18,0
7
18,8
4
17,1
1
12,8
8
12,11 9,03 88,46
LAMPIRAN 4
Daftar Hadir Siklus I dan Siklus II
Siswa Kelas X MIA SMA Negeri 2 Woha
No Nis NamaSiklus I Siklus II1 2 3 4
1 3890 Anita √ √ √ √2 3895 Arif rahman √ a √ √3 3904 Dewi kartini √ √ a √4 3913 Fatihatul faikah a √ √ √5 3921 Ifan √ a √ √6 3925 Juhardin √ √ a √7 3940 Mardiansyah √ √ √ √8 3949 Muhammad nova √ √ √ √9 3954 Najamuddin √ a √ √10 3956 Nilam febriyani √ √ √ √11 3957 Niswati √ √ a √12 3959 Nuraini a √ √ √13 3963 Nurhalifah a a √ √14 3968 Nurul imam √ √ √ √15 3971 Putri widya ningsih √ √ √ √16 3972 Qirani auliya putri √ √ √ √17 3973 Kisman aulya √ a √ √18 3981 Roy noersam a √ √ √19 3983 Saddam husen √ √ a √20 3989 Septia dian nurcahya √ √ a √21 3990 Siti rahmawati a √ √ √22 3994 Sulastri √ √ √ √23 4008 Windi a √ √ √24 4012 Yeni mulhair √ a √ √25 4013 Fifi andriyani √ a √ √26 4020 Tomy firmansyah √ √ a √
LAMPIRAN 5
LEMBAR KERJA SISWA
Topik:
a. Kesehatanb. Sampahc. Rokokd. Pendididkan
Pilihlah salah satu topik tersebut kemudian lakukan hal-hal berikut.
1. Pikirkan kemudian catat apa yang kamu ketahui dan tidak diketahuiberdasarkan topik di atas.
2. Bergabunglah dengan teman kelompokmu untuk mendiskusikan apasaja yang telah kamu catat atau yang telah kamu pikirkan berdasrkantopik tersebut.
3. Buatlah karangan argumentasi berdasarkan hasil yang telah kamu catatdan didiskusikan sebelumnya dengan memperhatikan kejelasankalimat, tata urutan klimat, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan dantanda baca, kesesuaian isi dan sasaran karangan dan kemenarikantampilan karangan.
LAMPIRAN 6
Format Wawancara
Peneliti : “Apakah anda gemar menulis?”
Siswa : ……………………………….
Peneliti : “Tulisan apa yang pernah anda tulis?”
Siswa : ……………………………………
Peneliti : “Menurut anda menulis itu susah?”
Siswa : …………………………………
Peneliti : “Apakah anda senang cara ibu guru mengajarkan menulis?”
Siwa :………………………………………………..
Peneliti : “Apakah anda senang dengan pembelajaran menulis melaluimetode PAIKEM Tipe Debat Aktif ?”
Siswa : ……………………………………………..
Peneliti : “Apakah menulis melalui mode PAIKEM Tipe Debat Aktifterasa sulit?”
Siswa :………………………………………………
Pewawancara
Ida Rahayu
LAMPIRAN 7
HASIL KARANGAN SISWA SIKLUS I DAN SIKLUS II
LAMPIRAN 8
Dokumentasi Siswa SMA Negeri 2 Woha
Pemaparan Metode PAIKEM kepada Siswa
Siswa yang sedang Mengerjakan Tugas Karangan Argumentasi
Siswa sedang membaca Karangan Argumentasi serta menjelaskan denganmenggunakan Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif .
Peneliti mewawancarai siswa.
Siswa sedang mendengarkan guru yang menjelaskan materi tentang argumentasi.
Foto bersama siswa.
RIWAYAT HIDUP
Ida Rahayu, lahir pada tanggal 08 September 1997 di
Bima, Nusa Tenggara Barat. Penulis merupakan anak
ketiga dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan.
Ayahanda H. Ibrahim dan Ibunda Rubiah. Sebagai
manusia biasa penulis menyadari bahwa sejak awal
penyusunan skripsi ini sampai pada penyelesaian,
banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi penulis. Namun keinginan yang
keras dan tanggung jawab kepada kedua orang tua, diri sendiri serta doa dan
kemudahan dari Allah SWT, maka segala rintangan dan hambatan dapat diatasi.
Penulis memasuki jenjang pendidikan dasar di bangku SDN Ntonggu baru
tahun 2003 dan tamat tahun 2009. Penulis melanjutkan pendidikan di SMP
Negeri 4 Palibelo pada tahun 2009 dan tamat pada tahun 2012. Penulis
melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 3 Kota Bima pada tahun 2012 dan
berhasil lulus pada tahun 2015. di tahun itu juga penulis mendaftar di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan lulus pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan
Bahasa Indonesia S-1.
Berkat perjuangan dan kerja keras disertai iringan doa dari orang tua
tercinta dan saudara seperjuangan panjang penulis dalam mengikuti pendidikan
di perguruan tinggi dapat berhasil dengan tersusunnya skripsi yang berjudul:
Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi Dengan Menggunakan
Metode PAIKEM Tipe Debat Aktif Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Woha