peningkatan kemampuan menjalankan aplikasi penggolah angka
TRANSCRIPT
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
290
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJALANKAN APLIKASI PENGGOLAH ANGKA MELALUI PENGGUNAAN VIDEO INTERAKTIF BERBASIS WEB-BLOG
Siti Rosyidah SMP Negeri 2 Probolinggo, Jalan Dr. Moch. Saleh No.7 Probolinggo
E_mail: [email protected]
Abstrak: Penerapkan media pembelajaran inovatif melalui penggunaan video interaktif berbasis web-blog ini mampu menambah minat belajar peserta didik dan memudahkan mereka dalam menjalankan aplikasi pengolah angka. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus dengan 2 kali pertemuan setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan hasil belajar peserta didik meningkat dari ketuntasan klasikal 61,11% pada siklus I menjadi 80,56% pada siklus II. Sedangkan nilai rata-rata kelas dari 70,44 pada siklus I meningkat menjadi 82,11 pada siklus II. Hasil belajar tersebut telah melampaui batas KKM yakni 76 dengan prosentase ketuntasan minimal 75%. Kata Kunci: Menjalankan aplikasi pengolah angka, video interaktif berbasis
web-blog
PENDAHULUAN
Dunia pendidikan nasional terus
berbenah dan berinovasi seiring
pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi di era globalisasi. Penguasaan
teknologi dalam hal penggunaan sebuah
software komputer khususnya aplikasi
pengolah angka telah menjadi tuntutan
dunia kerja. Hal ini menuntut kualitas
pembelajaran di sekolah harus mampu
menghasilkan keahlian yang relevan
dengan tuntutan tersebut dunia kerja
tersebut.
Untuk menguasai sebuah program
pengolah angka, maka peserta didik
harus mampu menjalankan seluruh
perintah program dan membuat syntax
rumus dengan tepat agar running
formula perhitungan menjadi benar dan
akurat. Kegiatan pembelajaran pun harus
menekankan pada metode demonstrasi
dan repetisi praktek yang benar dan
terarah serta dikemas secara menarik,
bermakna, dan berpusat pada aktifitas
peserta didik (student center). Namun
pada kenyataannya, masih banyak
peserta didik yang pasif, kegiatan belajar
mengajar kurang interaktif, dan
pembelajaran terkesan ‘selesai’ di dalam
ruang kelas saja. Selain itu, hasil belajar
peserta didik pun belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan yakni 76 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 75 %,
Di sisi lain, kini tantangan guru
adalah dihadapkan pada pengajaran
peserta didik generasi era milenial.
Mereka adalah anak-anak yang hidup di
jaman yang serba canggih dan tak lepas
dari pengaruh internet. Ketertarikan
mereka dalam melihat tampilan audio–
visual dengan gambar bergerak,
berwarna, dan menarik untuk dilihat
lebih besar dibandingkan sekedar
menelaah tulisan statis pada buku
konvensional.
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
291
Berdasarkan pengamatan awal
pada pra siklus yang dilakukan selama
bulan Agustus 2017 yang dilakukan pada
peserta didik kelas VIII-E dengan jumlah
peserta didik sebanyak 36 orang, guru
menemukan gambaran, antara lain:
1)metode pembelajaran guru belum
sepenuhnya mampu menciptakan
lingkungan belajar yang bermakna bagi
peserta didik; 2)penggunaan media
pembelajaran belum mampu
merangsang minat belajar peserta didik;
3)Peserta didik kurang antusias
mengikuti pembelajaran; dan 4)hasil
belajar berupa ulangan harian masih
memperoleh ketuntasan klasikal sebesar
44,44 %. Gambaran pengamatan
terhadap hasil belajar peserta didik pada
tahap pra-siklus terlihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1 Frekuensi dan Persentase Jenjang Kemampuan Menjalankan Perintah Program Pengolah Angka (Pra-Siklus)
Rentang
Nilai Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata
Ketuntasan
Klasikal
86—100 Tinggi 5 13,89 %
57,44 44,44 %
76—85 Sedang 11 30,56 %
60—75 Kurang 1 2,78 %
< 60 Tidak
Mampu 19 52,78 %
Berdasarkan Tabel 1 di atas, dapat
diketahui bahwa peserta didik yang
termasuk kemampuan menjalankan
perintah program kategori tinggi
sebanyak 5 orang (13,89%) dan yang
tergolong kemampuan menjalankan
perintah program kategori sedang
sebanyak 11 orang (30,56%). Sementara,
1 orang (2,78%) peserta didik tergolong
berkemampuan kurang dan 19 orang
(52,78%) peserta didik tergolong tidak
mampu. Rata-rata nilai yang dicapai
peserta didik masih di bawah KKM, yakni
KKM yang ditetapkan sebesar 76,
sedangkan rata-rata nilai kelas sebesar
57,44. Ketuntasan klasikal juga masih
dibawah 75%, yakni hanya mencapai
44,44 % saja.
Oleh karena itu, guru berupaya
menggunakan media pembelajaran
inovatif untuk mengatasi permasalahan
tersebut, yaitu dengan menggunakan
media pembelajaran berbentuk video
interaktif berbasis web-blog. Video yang
berukuran 1,86 Giga Byte, durasi 1 jam
26 menit 14 detik, dengan frame width
1280 dan frame height 720 tersebut
digunakan secara berkelompok dengan
mengakses web-blog http://www.
sinaubareng17.blogspot.co.id. Media
pembelajaran tersebut dipilih karena
desain video tersebut bersifat audio-
visual sehingga dipandang mampu
memudahkan peserta didik mempelajari
penggunaan sebuah aplikasi secara
sistematis dan terarah.
Penggunaan media pembelajaran
dapat memudahkan peserta didik dalam
memahami materi yang disampaikan
oleh guru. Di dalam Anitah, dkk (2008 :
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
292
modul 5), Association for Educational
Communications and Technology (AECT,
1977) mendefinisikan media sebagai
segala bentuk benda yang digunakan
untuk menyalurkan informasi. Selain itu,
berbeda pendapat dengan Briggs (1977),
yang mengatakan bahwa media pada
hakikatnya adalah peralatan fisik utnuk
membawakan atau menyempurnakan isi
pembelajaran contoh buku, video tape,
slide, suara guru, atau perilaku yang tak
terucap (non-verbal). Kemudian dalam
modul 5 tersebut juga mencantumkan
pendapat dari Gerlach & Ely (1980)
yakni “media adalah grafik, fotografi,
elektronik, atau alat–alat mekanik untuk
menyajikan, memproses, dan menjelas-
kan informasi lisan atau visual.”
Selanjutnya pernyataan lebih
khusus dikemukakan oleh Arsyad (2011 :
3) yang mengungkapkan bahwa media
dalam proses belajar mengajar
diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk
memproses dan menyusun kembali
informasi baik yang bersifat visual
maupun verbal. Sedangkan menurut
Indriana (2011:16) juga memberikan
penjelasan bahwa ”media pembelajaran
adalah semua bahan dan alat fisik yang
mungkin digunakan untuk
mengimplementasikan pengajaran dan
memfasilitasi prestasi siswa terhadap
sasaran atau tujuan pengajaran.”
Pemilihan media pembelajaran
yang tepat sangat penting guna
memberikan pengalaman belajar yang
bermakna dan menyenangkan bagi
peserta didik. Menurut Susilana dan
Riyana (2011:70-72) mengemukakan
pendapat bahwa kriteria umum
pemilihan media pembelajaran adalah
harus bersesuaian dengan tujuan
pembelajaran (instructional goals),
materi pembelajaran (instructional
contents), karakteristik pembelajaran
atau karakteristik peserta didik, teori
yang diangkat dari sebuah penelitian
yang teruji validitasnya, dan gaya belajar
atau kondisi psikologis peserta didik
Adapun tujuan yang ingin dicapai
pada penelitian ini antara lain: 1)untuk
mendeskripsikan peningkatan hasil
belajar peserta didik dalam menjalankan
aplikasi pengolah angka melalui
penggunaan media pembelajaran video
interaktif berbasis web-blog pada
peserta didik kelas VIII SMPN 2
Probolinggo Tahun Pelajaran 2017 –
2018; 2)untuk mendeskripsikan
peningkatan aktivitas belajar peserta
didik dalam menjalankan aplikasi
pengolah angka melalui penggunaan
media pembelajaran video interaktif
berbasis web-blog pada peserta didik
kelas VIII SMPN 2 Probolinggo Tahun
Pelajaran 2017 – 2018.
Penelitian tindakan kelas ini
diharapkan dapat mendatangkan
manfaat bagi guru sebagai salah satu
referensi dalam memberikan solusi guna
menerapkan penggunaan media
pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan
menarik perhatian peserta didik
sehingga dapat menghadirkan situasi
belajar yang bermakna bagi peserta
didik. Selain itu, penelitian ini juga dapat
bermanfaat bagi peserta didik agar dapat
mendatangkan gaya belajar yang aktif
dan menarik motivasi peserta didik
untuk memahami materi yang diajarkan
guru.
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
293
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
Negeri 2 Probolinggo, Jalan Dr. Moch.
Saleh nomor 7, kota Probolinggo, Jawa
Timur. Penelitian dilakukan pada bulan
September sampai dengan Oktober 2017,
sebanyak 4 kali pertemuan dengan
alokasi waktu 2 x 40 menit setiap
pertemuan. Adapun subyek penelitian
adalah peserta didik kelas VIII-E SMP
Negeri 2 Probolinggo semester ganjil
tahun pelajaran 2017 – 2018 yang
berjumlah 36 peserta didik.
Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas model Kurt
Lewin yang terdiri dari empat komponen
tahapan, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan
(observating), dan refleksi (reflecting).
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2
siklus, dengan rincian siklus I
dilaksanakan dengan 2x pertemuan dan
siklus II dengan 2x pertemuan. Setiap
pertemuan membutuhkan alokasi waktu
2x40 menit. Materi pelajaran dalam
penelitian ini adalah materi KD membuat
dokumen pengolah angka sederhana.
Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan melakukan pengamat-
an terhadap proses belajar mengajar dan
hasil post test. Guru dan observer
melakukan pengamatan dengan
perekaman data yang meliputi proses
dan hasil pelaksanaan kegiatan
penelitian tindakan kelas.
Instrumen dalam penelitian ini
antara lain: (a)lembar observasi aktifitas
peserta didik pada siklus I dan II;
(b)lembar observasi guru pada siklus I
dan II; (c)angket peserta didik
penggunaan video interaktif berbasis
web-blog sebagai media pembelajaran
pada akhir siklus II , dan (d) tes hasil
belajar peserta didik dengan teknik
penilaian unjuk kerja (post test) pada
akhir siklus I dan II.
Data yang diperoleh pada setiap
kegiatan observasi dari setiap siklus
dianalisis secara deskriptif dengan
menggunakan teknik persentase untuk
melihat kecenderungan dalam proses
pembelajaran. Kegiatan analisis tersebut
meliputi pengamatan terhadap tingkat
keaktifan peserta didik dan hasil belajar
peserta didik. Hasil belajar peserta didik
berupa post test dapat diklasifikasikan
dalam 4 kategori, yatu: 1)kategori tinggi
jika rentang nilai peserta didik 86-100;
2)kategori sedang jika rentang nilai
peserta didik 76-85; 3)kategori kurang
jika rentang nilai peserta didik 60-75;
dan 4)kategori tidak mampu jika nilai
peserta didik < 60. Perhitungan hasil
belajar peserta didik tersebut akan
dibandingkan dengan kriteria ketuntasan
minimal setiap peserta didik sebesar 76
dan/atau persentase ketuntasan klasikal
sebesar 75%.
HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan mulai tanggal 26
September 2017 sampai dengan 24
Oktober 2017 yang terdiri dari 2 siklus
dengan 4 kali pertemuan, dengan rincian
siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan
siklus II terdiri dari 2 pertemuan, dengan
alokasi waktu 2 x 40 menit setiap
pertemuan.
Pelaksanaan siklus I pertemuan 1
dilakukan pada tanggal 26 September
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
294
2017 dan pertemuan 2 dilakukan pada
tanggal 3 Oktober 2017. Pada kegiatan
pelaksanaan siklus I guru melakukan
berbagai persiapan, diantaranya:
a)menganalisis indikator dan cakupan
materi pada SK dan KD yang akan
dipelajari; b)membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang akan
dilaksanakan dengan menggunakan
media pembelajaran video interaktif
berbasis web-blog yang dimainkan secara
berkelompok; c)membuat alat evaluasi
(post test) berupa soal kuis dengan
teknik penilaian unjuk kinerja yang akan
dilaksanakan pada akhir siklus I; dan
(d)membuat instrumen lembar observasi
guru dan peserta didik untuk mengetahui
keaktifan peserta didik selama
pembelajaran.
Pada pelaksanaan tindakan siklus
I, guru memberikan apersepsi terlebih
dahulu dan menyampaikan tujuan
pembelajaran. Kemudian guru
mendemonstrasikan cara menggunakan
video interaktif sebagai media belajar
peserta didik.
Hal-hal yang dilakukan dalam
proses pembelajaran tersebut adalah
(1)guru mengelompokkan peserta didik
yang terdiri dari 2 orang setiap
kelompok; (2)Guru mengarahkan setiap
kelompok untuk mulai mengakses web-
blog http://www. sinaubareng17.
blogspot.co.id dan mempelajari
postingan blog yang berkaitan dengan
aplikasi pengolah angka (spreadsheet);
(3)Setiap kelompok mengamati video
pembelajaran yang terdapat dalam web-
blog tersebut dengan seksama, dan
mencatat hal-hal yang dianggap penting
dengan panduan lembar kerja yang
diberikan guru. Pada siklus I pertemuan
1, peserta didik mempelajari video
pembelajaran bagian 1 dan 2, sedangkan
pada pertemuan 2, mereka mempelajari
video pembelajaran bagian 3 dan 4; dan
(4)peserta didik mempraktikkan Lembar
Praktikum melalui arahan dalam video
interaktif tersebut dengan mandiri,
kreativ, dan bertanggung jawab
Setelah pelaksanaan tindakan
pada siklus I, guru memperoleh
gambaran bahwa aktivitas peserta didik
belum maksimal dan hasil belajar-nya
pun masih belum memenuhi kriteria
ketuntasan minimal perseorangan
maupun ketuntasan klasikal. Gambaran
tersebut terlihat pada data tabel di
bawah ini :
Tabel 2 Frekuensi dan Persentase Jenjang Kemampuan Menjalankan
Perintah Program Pengolah Angka (Siklus I)
Rentang
Nilai Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata
Ketuntasan
Klasikal
86 - 100 Tinggi 2 5,56 %
70,44 61,11% 76 – 85 Sedang 20 55,56 %
60—75 Kurang 3 8,33 %
<60 Tidak Mampu 11 30,56 %
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
295
Berdasarkan Tabel 2 di atas, dapat
diketahui bahwa peserta didik yang
termasuk kemampuan menjalankan
perintah program kategori tinggi
sebanyak 2 orang (5,56%) dan yang
tergolong kemampuan menjalankan
perintah program kategori sedang
sebanyak 20 orang (55,56%). Sementara,
3 orang (8,33%) peserta didik tergolong
berkemampuan kurang dan 11 orang
(30,56%) peserta didik tergolong tidak
mampu. Rata-rata nilai yang dicapai
peserta didik masih di bawah KKM, yakni
KKM yang ditetapkan sebesar 76,
sedangkan rata-rata nilai kelas masih
sebesar 70,44.
Dari hasil refleksi dapat
disimpulkan bahwa aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran belum
optimal. Hal ini disebabkan oleh (1)
kurang jelasnya arahan guru pada tahap
awal pembelajaran; (2) belum nampak
kesiapan peserta didik untuk belajar
menggunakan video interaktif berbasis
web-blog; (3) kurangnya alokasi waktu
untuk menggunakan video interaktif
berbasis web-blog sebagai media belajar;
(4) peserta didik belum terbiasa belajar
dengan menggunakan media belajar
video interaktif berbasis web-blog; dan
(5) kurangnya waktu yang disediakan
untuk mengerjakan post test. Belum
maksimalnya aktivitas peserta didik
tersebut berdampak pada perolehan
hasil belajar yang dicapai peserta didik.
Rata-rata kelas untuk skor menjalankan
perintah program masih berada di
bawah KKM yakni 70,44, dan 38,89%
dari jumlah peserta didik dalam kelas
memperoleh skor di bawah KKM.
Berdasarkan kondisi tersebut,
pelaksanaan tindakan pembelajaran
perlu dilanjutkan ke siklus II.
Pembelajaran siklus II
dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober
2017 dan 24 Oktober 2017. Pada
pertemuan 1 peserta didik menggunakan
media belajar video interaktif bagian 5
dan 6, sedangkan pada pertemuan 2
mereka menggunakan media belajar
video interaktif bagian 7. Hal yang
dilakukan dalam pembelajaran siklus II
adalah (1)guru mengajak peserta didik
untuk merefleksikan lagi pengalaman
belajar yang telah dilakukan pada siklus
I, (2)guru menjelaskan tujuan dan
aktivitas yang harus dilakukan peserta
didik pada kegiatan pembelajaran siklus
II, (3)guru menjelaskan target yang akan
dicapai dalam pembelajaran, (4)Guru
mengarahkan setiap kelompok untuk
mulai mengakses web-blog
http://www.sinaubareng17.blogspot.co.i
d dan mempelajari postingan blog yang
berkaitan dengan aplikasi pengolah
angka (spreadsheet); (5)Guru
mengarahkan setiap kelompok untuk
mengunduh video pembelajaran melalui
web-blog tersebut; (6)Guru
mendemonstrasikan dan juga
menjelaskan cara penggunaan video
interaktif berbasis web-blog secara
detail; (7)guru membagikan handout
berisi materi tambahan tentang
pembuatan rumus perhitungan data;
(8)peserta didik mempraktikkan lembar
praktikum dengan mengikuti setiap
perubahan frame pada video secara
sistematis. Pada tindakan perbaikan
pembelajaran siklus II, perhatian peserta
didik sudah tampak lebih baik. Hal ini
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
296
terlihat dari antusisme peserta didik
untuk segera memulai pembelajaran.
Setelah pelaksanaan tindakan
pada siklus II, guru memperoleh
gambaran bahwa aktivitas peserta didik
sudah mulai tampak. Di awal
pembelajaran guru sudah dapat
mengamati bahwa peserta didik
bersemangat belajar dan ingin segera
menggunakan video interaktif berbasis
web-blog sebagai media belajar. Dengan
tingginya motivasi belajar peserta didik
tersebut berakibat meningkatnya hasil
belajar peserta didik. Gambaran tersebut
terlihat pada data tabel di bawah ini :
Tabel 3 Frekuensi dan Persentase Jenjang Kemampuan Menjalankan Perintah Program Pengolah Angka (Siklus II)
Rentang
Nilai Kategori Frekuensi Persentase Rata-rata
Ketuntasan
Klasikal
86 -100 Tinggi 18 50 %
82,11 80,56 % 76 - 85 Sedang 11 30,56 %
60 - 75 Kurang 2 5,56 %
< 60 Tidak Mampu 5 13,89 %
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat
diketahui bahwa peserta didik yang
termasuk kemampuan menjalankan
perintah program kategori tinggi
sebanyak 18 orang (50 %) dan yang
tergolong kemampuan menjalankan
perintah program kategori sedang
sebanyak 11 orang (30,56 %).
Sementara, 2 orang (5,56 %) peserta
didik tergolong berkemampuan kurang
dan 5 orang (13,89 %) peserta didik
tergolong tidak mampu. Rata-rata nilai
yang dicapai peserta didik sudah
melampaui KKM, yakni KKM yang
ditetapkan sebesar 76, sedangkan rata-
rata nilai kelas sebesar 82,11 serta
ketuntasan klasikal sudah mencapai
80,56%.
Dari hasil refleksi siklus II dapat
disimpulkan bahwa aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran dapat
dikatakan sudah optimal. Dalam aktivitas
pembelajaran, peserta didik sudah
menunjukkan keaktifan, antusiasme, dan
perhatian yang tinggi. Semua peserta
didik telah mampu mengumpulkan file
hasil post test unjuk kinerja dengan
jawaban yang relatif lengkap dan benar.
Hasil belajar yang dicapai peserta didik
telah menunjukkan ketuntasan belajar,
yakni telah mencapai KKM yang telah
ditentukan untuk KD tersebut. Oleh
karena itu, tindakan siklus II tersebut
dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Peningkatan Keaktifan Belajar Peserta didik
Peningkatan aktivitas belajar
menjalankan perintah aplikasi pengolah
angka peserta didik kelas VIII-E SMPN 2
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
297
Kota Probolinggo terjadi pada siklus I
dan dan siklus II. Pada siklus I
peningkatan aktivitas belajar belum
begitu optimal. Peningkatan secara
optimal terjadi pada siklus II. Hal ini
terjadi karena adanya pengondisian dan
penyesuaian pembelajaran dengan
kebutuhan peserta didik. Penyesuaian
kebutuhan tesebut berkaitan dengan
penggunaan media pembelajaran inovatif
yang mampu menarik minat belajar
peserta didik.
Pada kegiatan pembelajaran pra
siklus diperoleh gambaran tentang
aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran KD menjalankan perintah
program. Informasi tersebut
menggambarkan bahwa dalam
menjalankan perintah program, peserta
didik kurang menunjukkan sikap yang
serius yang tampak bahwa lebih dari
50% peserta didik pasif dalam praktik
pembelajaran. Dalam mempraktikkan
aplikasi MS Excel, sebagian besar peserta
didik belum mampu menggunakannya
sesuai prosedur yang benar.
Pembelajaran berlangsung monoton,
peserta didik pasif dan kurang
menunjukkan motivasi belajar yang baik.
Akibatnya, file hasil pekerjaan dan
jawaban terhadap tes ulangan harian
kurang sesuai dengan yang diharapkan.
Bahkan ada sebagian peserta didik yang
tidak mampu menyelesaikan soal praktik
dengan benar dan ada sebagian peserta
didik yang terlambat mengumpulkan file
hasil pekerjaanya.
Pada siklus I, ketika dalam
pembelajaran menjalankan perintah
program, guru menggunakan media
pembelajaran video interaktif berbasis
web-blog secara berkelompok dan
terlihat aktivitas peserta didik mulai
meningkat. Pada saat menerima arahan
dari guru pada awal pembelajaran,
sebagian besar peserta didik
menunjukkan perhatian yang baik.
Beberapa orang peserta didik
memberikan respon positif atas
penjelasan yang disampaikan guru
walaupun ada sebagian peserta didik
yang tampak kurang memperhatikannya.
Kenyataan ini juga menunjukkan adanya
peningkatan dalam hal aktivitas belajar
karena dalam pembelajaran sebelumnya,
peserta didik hanya memperoleh
penjelasan dari guru dengan metode
demonstrasi saja. Pada saat
pembelajaran dengan video interaktif
berbasis web-blog, sebagian besar
peserta didik tampak serius dan antusias.
Namun, mereka belum terbiasa belajar
melalui video interkatif secara mandiri.
Sehingga masih banyak peserta didik
yang belum maksimal menggunakannya
sebagai media belajar. Ketika ditugasi
oleh guru agar mengumpulkan file hasil
post test unjuk kinerja, seluruh peserta
didik menyerahkan file tersebut
walaupun ada sebagian peserta didik
yang belum selesai mengerjakan seluruh
soal praktik yang ditugaskan dan
terlambat mengumpulkannya.
Pada kegiatan pembelajaran
siklus II, aktivitas peserta didik
mengalami peningkatan yang signifikan.
Ketika guru bersama observer memasuki
kelas, hampir seluruh peserta didik
menyambutnya dengan baik dan
menampakkan kesiapan mereka untuk
menerima pembelajaran. Perhatian
peserta didik juga mennjukkan adanya
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
298
peningkatan ketika guru memulai
pembelajaran. Peserta didik
memperhatikan secara cermat
penjelasan dan pengarahan yang
diberikan oleh guru. Dalam hal ini,
peserta didik tampak lebih responsif
dalam menanggapi arahan yang
dilakukan guru. Peserta didik
menunjukkan sikap rasa ingin tahu dan
merasa tertantang untuk bisa
menyelesaikan soal praktik melalui
media video interaktif berbasis web-blog
tersebut.
Peningkatan aktivitas peserta
didik juga tampak ketika menemui
kesulitan dalam menyelesaikan lembar
praktikum. Mereka sudah berani
bertanya, memberikan tanggapan yang
positif, dan bahkan mampu membuat
rumus perhitungan MS Excel dengan
mandiri. Peserta didik tampak lebih aktif
dan serius, serta secara antusias
mendiskusikan pemasalahan tersebut
dalam kelompoknya. Kegiatan
pembelajaran tampak menyenangkan
bagi peserta didik. Hal ini terlihat dari
raut wajah mereka yang gembira saat
belajar dengan menggunakan video
interaktif berbasis web-blog. Pada akhir
kegiatan pembelajaran, seluruh peserta
didik mengumpulkan file jawaban post
test unjuk kinerja dan hampir seluruh
peserta didik mampu menyelesaikan
semua butir soal praktikum serta tepat
waktu dalam mengumpulkannya.
Berdasarkan paparan di atas,
dapat disimpulkan bahwa pada tindakan
pembelajaran siklus II, telah terjadi
peningkatan yang signifikan aktivitas
belajar peserta didik untuk KD
menjalankan perintah program pengolah
angka untuk membuat dokumen
pengolah angka sederhana dengan MS
Excel. Peningkatan aktivitas tersebut
tampak pada beberapa hal, yakni (1)
perhatian peserta didik pada proses
pembelajaran menjadi lebih baik, (2)
keaktifan peserta didik dalam kerja
mandiri ataupun kelompok menjadi lebih
tinggi, (3) respon peserta didik pada
aktivitas pembelajaran menjadi lebih
positif, (4) minat belajar peserta didik
terbangun melalui interaksi antarteman,
(5) motivasi belajar dapat dipertahankan
karena adanya kegiatan belajar dengan
media video interaktif berbasis web-blog,
(6) antusiasme dan kegembiraan belajar
muncul dalam pembelajaran, (7)
keingintahuan peserta didik dalam
materi yang diajarkan meningkat, (8)
rasa tanggung jawab untuk
menyelesaikan post test mulai tampak,
dan (9) interaksi dan komunikasi kelas
dalam proses pembelajaran lebih
kondusif.
Kenyataan terjadinya peningkatan
pada proses tindakan pembelajaran di
atas menunjukkan bahwa melalui media
pembelajaran video interaktif berbasis
web-blog dengan berkelompok dapat
menciptakan kondisi belajar peserta
didik lebih aktif dan menyenangkan.
Terbukti dengan menggunakan media
belajar audio-visual dengan tampilan
yang menarik serta bersifat interaktif
dapat menumbuhkan minat belajar
peserta didik dan menumbuhkan
kreatifitas peserta didik dalam
menyelesaikan soal praktikum yang
diberikan oleh guru. Melalui penggunaan
video interaktif berbasis web-blog,
peserta didik terlibat secara aktif dalam
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
299
menjalankan perintah program sehingga
peserta didik dapat mempelajari
pengetahuan yang berhubungan dengan
materi tersebut dan sekaligus
berpengaruh pada keahlian mereka
dalam mengoperasikan program
komputer selanjutnya.
Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan temuan data
penelitian, hasil belajar yang dicapai
peserta didik dalam siklus I telah
mengalami peningkatan jika dibanding-
kan dengan hasil belajar pada tahap pra-
siklus dan hasil belajar yang dicapai
peserta didik dalam siklus II juga
mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan hasil belajar pada
siklus I. Peningkatan hasil belajar
tersebut dapat dilihat pada
perbandingan skor hasil menjalankan
perintah program yang dicapai peserta
didik pada pra siklus, siklus I dam siklus
II. Gambaran tersebut dapat dilihat
melalui tabel di bawah ini:
Tabel 4 Peningkatan Kemampuan Menjalankan Perintah Program Pengolah Angka
Peserta didik Kelas VIII-E SMPN 2 Kota Probolinggo
No Aspek Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Nilai Terendah 16 46 50
2 Nilai Tertinggi 92 94 100
3 Rerata Nilai 57,44 70,44 82,11
4 Ketuntasan Belajar 44,44 % 61,11 % 80,56 %
5 Kemampuan Tinggi 13,89 % 5,56 % 50 %
6 Kemampuan Sedang 30,56 % 55,56 % 30,56 %
7 Kemampuan Rendah 2,78 % 8,33 % 5,56 %
8 Kemampuan Zero 52,78 % 30,56 % 13,89 %
Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat
dikemukakan bahwa nilai kemampuan
peserta didik dalam menjalankan
perintah program mengalami
peningkatan setelah peserta didik diajar
dengan menggunakan media
pembelajaran video interaktif berbasis
web-blog secara berkelompok. Nilai
terendah peserta didik yang sebelumnya
16 karena meningkat menjadi 46 pada
siklus I dan meningkat lagi menjadi 50
pada siklus II. Nilai tertinggi dari pra
siklus 92, pada siklus I 94 dan meningkat
pada siklus II 100. Sedangkan rata-rata
skor peserta didik dari seluruh kelas
mengalami peningkatan, yakni dari 57,44
pada pra siklus menjadi 70,44 pada
siklus I dan meningkat signifikan
menjadi 82,11 pada siklus II.
Dilihat dari ketuntasan belajar
peserta didik dalam mencapai KKM (76),
dapat dikatakan pembelajaran KD
menjalankan perintah program telah
tuntas bagi peserta didik kelas VIII-E
SMPN 2 Kota Probolinggo setelah
mendapatkan tindakan pada siklus II. Hal
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
300
ini dapat dilihat dari persentase jumlah
peserta didik yang telah mencapai KKM.
Pada pra siklus jumlah peserta didik
yang mencapai KKM hanya 44,44%, pada
siklus I jumlah peserta didik yang
mencapai KKM 61,11%, sedangkan pada
siklus II jumlah peserta didik yang
mencapai KKM sebanyak 80,56%.
Tingginya tingkat keberhasilan
peserta didik dan tercapainya ketuntasan
belajar menjalankan perintah program
kemungkinan disebabkan oleh
kesesuaian antara media pembelajaran
dengan gaya belajar peserta didik.
Melalui penggunaan video interaktif
berbasis web-blog peserta didik merasa
gembira dan tertantang untuk
mempraktekkan semua arahan praktek
yang terdapat dalam video. Di sisi lain,
dengan penggunaan media belajar yang
bersifat interaktif dan dikemas secara
multimedia, terbukti mampu
memudahkan peserta didik dalam
menguasai sebuah program aplikasi.
Sehingga hal ini dapat berpengaruh pada
peningkatan capaian perolehan hasil
belajar peserta didik.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis pembahasan
hasil penelitian tindakan kelas ini, dapat
disimpulkan bahwa aktivitas belajar
menjalankan perintah program pengolah
angka peserta didik kelas VIII-E SMPN 2
Kota Probolinggo setelah diajar melalui
penggunaan media pembelajaran inovatif
berupa video interaktif berbasis web-blog
mengalami peningkatan. Hal ini terbukti
dengan menggunakan media belajar
audio-visual dengan tampilan yang
menarik serta bersifat interaktif dapat
menumbuhkan minat belajar peserta
didik dan menumbuhkan kreatifitas
peserta didik dalam menyelesaikan soal
praktikum yang diberikan oleh guru.
Pengunaan media pembelajaran video
interaktif berbasis web-blog merupakan
sesuatu hal yang baru, menantang, dan
menyenangkan bagi peserta didik
sehingga mampu meningkatkan motivasi
dan minat belajar yang mendorong
aktivitas belajar peserta didik meningkat.
Kemampuan menjalankan
perintah program peserta didik kelas
VIII-E SMPN 2 Kota Probolinggo
meningkat setelah mendapatkan
pengalaman belajar melalui penggunaan
media pembelajaran inovatif video
interaktif berbasis web-blog. Melalui
penggunaan video interaktif berbasis
web-blog, peserta didik terlibat belajar
secara aktif dalam menjalankan perintah
program sehingga peserta didik dapat
mempelajari prosedur mengoperasikan
aplikasi pengolah angka MS Excel dengan
benar. Selain itu, faktor tingginya minat
dan motivasi peserta didik mendorong
tingginya aktivitas belajar sehingga
menunjang tercapainya hasil belajar
yang lebih baik.
SARAN
Berdasarkan proses dan temuan
penelitian yang dikemukakan di depan,
ada sejumlah saran yang perlu
disampaikan kepada beberapa pihak
terkait. Pihak-pihak yang terkait dengan
penelitian ini di antaranya : 1) kepada
guru TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi, disampaikan bahwa
pembelajaran menggunakan media
pembelajaran inovatif video interaktif
Jurnal Ilmiah Pro Guru, Volume 4 Nomor 3, Juli 2018
ISSN: 2442–2525
301
berbasis web-blog memberikan
pengalaman belajar yang signifikan
kepada peserta didik terutama dalam
pembelajaran mengoperasikan sebuah
aplikasi komputer. Selain itu, media
video interaktif merupakan sarana
belajar audio visual yang mampu
menarik minat belajar siswa dan dapat
digunakan oleh peserta didik kapan saja
dan dimana saja; 2) kepada peserta didik
SMPN 2 Kota Probolinggo, disampaikan
bahwa melalui penggunaan media
pembelajaran inovatif video interaktif
berbasis web-blog dapat mendorong
aktivitas belajar dan memudahkan
pemahaman mereka dalam menguasai
sebuah aplikasi komputer; 3) kepada
pihak sekolah, disarankan agar
memberikan fasilitas dan media yang
memadai untuk pembelajaran TIK.
Fasilitas dan media tersebut terutama
terkait dengan media pembelajaran
inovatif video interaktif berbasis web-
blog, aplikasi belajar education games
dan digital application learning lainnya;
dan 3)kepada peneliti lanjutan,
disampaikan bahwa penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas
yang menerapkan penggunaan media
pembelajaran inovatif video interaktif
berbasis web-blog untuk mengatasi
masalah kelas dalam pembelajaran
mengoperasikan sebuah aplikasi
komputer, serta peneliti lanjutan juga
dimungkinkan menggunakan informasi
dari temuan penelitian ini sebagai bahan
rujukan untuk penelitiannya yang
sejenis.
DAFTAR RUJUKAN: Anitah, Sri., dkk. 2008. Materi Pokok
Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: Diva Press. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Susilana, R. dan Riyana, C. 2011. Media Pembelajaran : Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: Wacana Prima.