bab ii kajian teori a. kemampuan mengenal angka 1 ...repository.ump.ac.id/7029/3/daryati bab...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kemampuan Mengenal Angka
1. Pengertian Kemampuan Mengenal Angka
Kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena
adanya kemampuan yang dimilikinya. Dalam pandangan Munandar,
kemampuan ini ialah potensi seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir
serta dipermatang dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu
melakukan sesuatu (Susanto, 2011: 98).
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kemampuan adalah daya yang dihasilkan dari pembawaan dan juga
latihan yang mendukung individu dalam menyelesaikan tugasnya.
Berkaitan dengan kemampuan mengenal angka, menurut Hurlock (1978:
51-52), seiring dengan perkembangan pemahaman bilangan permulaan ini,
menyatakan bahwa konsep yang dimulai dipahami anak sejalan dengan
bertambahnya pengalaman yang dialami anak, di antaranya konsep bilangan.
Konsep bilangan berhubungan dengan kata-kata, ketika anak mulai bicara.
Pengalaman yang dialami anak, di antaranya konsep bilangan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Kemampuan mengenal angka termasuk dalam perkembangan kognitif
yang merupakan dasar bagi perkembangan intelegensi pada anak. Intelegensi
merupakan suatu proses berkesinambungan yang menghasilkan struktur dan
diperlukan dalam interaksi dan lingkungan. Dari interaksi dengan lingkungan
individu akan memperoleh pengetahuan dengan menggunakan asimilasi,
akomodasi dan dikendalikan oleh prinsip keseimbangan (Saputra dan
Rudyanto, 2005: 165).
Pengalaman yang dialami seorang anak mempengaruhi konsep bilangan
anak, karena itulah secara umum anak yang memulai pendidikan di Taman
Kanak-kanak umumnya belajar arti bilangan lebih cepat dibandingkan dengan
yang tidak mengalami pendidikan di taman kanak-kanak (Ahmad Susanto,
2011: 107).
Materi tersebut terdapat dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi
Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Alhfat. Materi yang diberikan diantaranya:
membilang, menyebut urutan bilangan dari 1 sampai 20, membilang (mengenal
konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10; membuat urutan bilangan 1
– 10 dengan benda-benda; menghubungkan/memasangkan lambang bilangan
dengan benda-benda hingga 10 (anak tidak disuruh menulis), dan sebagainya.
2. Metode Pengembangan Kemampuan Mengenal Angka
Metode pembelajaran yang dikembangkan pada anak TK harus
disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Salah satu metode yang dapat
digunakan adalah metode bermain. Dalam Moeslichatoen (2004: 32),
dijelaskan bahwa apapun batasan yang diberikan tentang permainan bermain,
bermain membawa harapan dan antisipasi tentang dunia yang memberikan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
kegembiraan, dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau
seseorang, suatu dunia yang dipersiapkan untuk berpetualang dan mengadakan
telaah, suatu dunia anak-anak. Melalui bermain anak belajar mengendalikan
diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermain
merupakan cermin perkembangan anak.
Menurut Sudjana (2005: 76), metode mengajar adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai
alat untuk menciptakan proses belajar mengajar.dengan metode ini diharpkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan belajar
mengajar guru.
Pemilihan metode yang akan digunakan dalam harus relevan dengan
tujuan penguasaan konsep, transisi dan lambang dengan berbagai variasi dan
materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Metode pengembagan
kemampuan mengenal angka sebagai bagian dari kegiatan berhitung antara lain
meliputi (Depdiknas, 2007: 13):
a. Metode bercerita
Adalah cara bertutur kata dan menyampaikan cerita atau memberikan
penerangan kepada anak secara lisan. Jenisnya antara lain bercerita dengan
alat peraga, tanpa alat peraga, dengan gambar, dan lain-lain.
b. Metode bercakap-cakap
Adalah salah satu penyampaian bahan pengembangan yang dilaksanakan
melalui bercakap-cakap dalam bentuk tanya jawab antara anak dengan guru,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
atau anak dengan anak. Jenisnya antara lain: bercakap-cakap bebas,
berdasarkan gambar seri, atau berdasarkan tema.
c. Metode tanya jawab
Dilaksanakan degan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memberikan rangsangan agar anak aktif untuk berpikir. Melalui pertanyaan
guru, anak akan berusaha untuk memahaminya dan menemukan
jawabannya.
d. Metode pemberian tugas
Adalah pemberian kegiatan belajar mengajar dengan memberikan
kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas yang telah disiapkan
oleh guru.
e. Metode demonstrasi
Adalah suatu cara untuk mempertunjukkan atau memperagakan suatu objek
atau proses dari suatu kegiatan atau peristiwa.
f. Metode eksperimen
Adalah metode kegiatan dengan melakukan suatu percobaan dengan cara
mengamati proses dan hasil percobaan tersebut. Berbagai metode yang lain
pada dasarnya dapat digunakan di dalam permainan berhitung. Hal ini
disesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan serta tergantung pada
kreativitas guru.
3. Tujuan Pengembangan Kemampuan Mengenal Angka
Hurlock (1978: 45) juga mengemukakan bahwa hal-hal penting dalam
perkembangan konsep meliputi : kemampuan untuk melihat adanya hubungan,
kemampuan untuk menguasai arti yang tersirat, dan kemampuan bernalar.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah untuk membantu
meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap pengetahuan, ketrampilan dan
daya cipta, yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya
(Moeslichatoen, 2004: 3).
Berkaitan dengan kemampuan mengenal angka, dikemukakan dalam
Depdiknas (2007: 10) bahwa kemampuan mengenal bilangan (angka) untuk
anak usia 5 sampai 6 tahun, yaitu :
a. Anak dapat menyebutkan angka sampai 20 secara urut.
b. Menunjukkan angka 1 sampai 20 secara anak.
c. Menunjuk jumlah benda secara urut.
d. Mencari angka sesuai dengan jumlah benda.
e. Menunjukkan kumpulan benda yang jumlahnya sama, tidak sama, lebih
banyak dan lebih sedikit.
f. Menyebutkan kembali benda-benda yang baru dilihatnya.
Dalam panduan Seri Model Pembelajaran di TK (Depdiknas, 2007: 1),
bahwa secara umum permainan berhitung permulaan di TK untuk mengetahui
dasar-dasar pembelajaran berhitung sehinggga pada saatnya nanti anak akan
lebih siap mengikuti pembelajaran berhitung pada jenjang selanjutnya yang
lebih kompleks. Adapun tujuan secara khusus adalah : (1) dapat berpikir logis
matematis sejak dini, melalui pengamatan terhadap benda-benda konkrit,
gambar-gambar atau angka-angka yang terdapat di sekitar anak, (2) dapat
menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan masyaralat yang dalam
kesehariannya memerlukan keterampilan berhitung, (3) memiliki ketelitian,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi yang tinggi, (4) memiliki pemahaman
konsep ruang dan waktu serta dapat memperkirakan kemungkinan urutan
sesuatu peristiwa yang terjadi di sekitarnya, dan (5) memiliki kreativitas dan
imajinasi dalam menciptakan sesuau secara spontan.
4. Fungsi Kemampuan Mengenal Angka Pada anak Usia Dini
Kemampuan mengenal angka pada anak usia dini merupakan salah satu
upaya pengenalan konsep matematika sejak dini. Menurut Suyanto (2005: 55),
fungsi matematika sebenarnya bukan sekedar untuk berhitung, tetapi untuk
mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak terutama asek kognitif.
Disamping itu, menurut Gardner (Suyatno, 2005: 55), matematika juga
berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan anak, khususnya kecerdasan yang
disebuk dengan istilah logico matgematic.
Pembelajaran mengenal angka memiliki fungsi yang cukup beragam
diantaranya adalah agar anak mampu mengetahui angka dengan aktivitas
konkrit, selain itu Sriningsih (2008: 63) menyatakan bahwa anak mendapatkan
pemahaman terhadap nilai dan tempat, misalnya dapat membedakan angka 14
dengan angka 41. Selain itu juga terdapat fungsi pembelajaran bilangan bagi
anak usia TK antara lain:
a. Anak menjadi familiar degan angka yang akan ditemui disepanjang
kehidupannya, karena pada dasarnya anak tidak akan terlepas dari angka.
b. Dengan adanya pembelajaran bilangan bagi anak usia TK, akan lebih
mudah memberi pemahaman arti angka, maksud dari angka tersebut baik
secara abstrak maupun konkrit.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
c. Mengenal bilangan bisa menjadi salah satu cara untuk melatih daya ingat
anak.
5. Prinsip Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan Mengenal Angka
Para psikologi perkembangan menyadari bahwa gambaran pola
perkembangan yang tepat merupakan dasar untuk memahami anak-anak.
Mereka juga mengetahui bahwa diperlukan pengetahuan tentang apa yang
menyebabkan adanya variasi dalam perkembangan untuk memahami setiap
anak-anak secara pribadi (Hurlock, 1978: 22).
Untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif, maka pada
pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip perkembangan
yang dikemukakan oleh Bredekamp, S & Copple (dalam Hartati, 2005: 12)
meliputi:
a. Aspek-aspek perkembangan anak seperti fisik, sosial, emosioal, dan
kognitif satu sama lain saling terkait erat. Perkembangan dalam satu ranah
berpengaruh dan dipengaruhi oleh perkembangan dalam ranah-ranah yang
lain. Perkembangan dalam satu ranah dapat membatasi atau mendukung
perkembangan yang lain.
b. Perkembangan terjadi dalam suatu urutan. Kemampuan, keterampilan, dan
pengetahuan dibangun berdasarka pada apa yang telah diperoleh terdahulu.
c. Perkembangan berlangsung dengan rentang yang bervariasi antara anak
dan juga antar bidang perkembangan dari masing-masing fungsi.
d. Pengalaman awal memiliki pengaruh kumulatif dan terunda terhadap
perkembangan anak. Pengalaman-pengalaman awal anak bersifat kumulatif
dalam arti bahwa jika suatu pengalaman terjadi, maka pengalaman itu
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
jarang bisa memiliki sedikit pengaruh. Sebaliknya, jika pengalaman
tersebut sering terjadi, maka pengaruhnya bisa kuat, kekal, dan bahkan
semakin bertambah.
Menurut Partini (2010: 78), pada kecerdasan mengenal angka pada anak
usia dini orientasinya adalah anak mampu menggunakan logika sederhana.
Pada awalnya anak harus dikenalkan satu persatu angka daar yang harus
dihapalnya. Orang tua dapat mengajarkannya dengan nyanyian, mengenalkan
angka 0 sampai 10 dengan menghitung jumlah hari-jarinya juga cukup
membantu. Selanjutnya adalah mengajari anak berpikir logis dalam arti
memahami rumus-rumus sebab akibat yang dilambangkan dengan penambahan
(penjumlahan), pengurangan, pembagian serta pengalian.
Pelaksanaan pendidikan pada anak usia dini sangat ideal dikembangkan
dengan prinsip-prinsip yang tepat. Pendidikan anak usia dini pelaksanaan
menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut (Forum PAUD, dalam Kuntojo,
2010):
a. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada
kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan
upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek
perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual,
bahasa, motorik, dan sosioemosional.
b. Belajar melalui bermain
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak
diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil
kesimpulan mengenai benda disekitarnya.
c. Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan
menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang
dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
d. Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran
terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik
dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini
dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbegai konsep secara mudah
dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
e. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai
proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong
diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
f. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar
atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru.
g. Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap
dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan
yang berulang.
Mengenal angka merupakan bagian dari kemampuan kognitif. Agar
pelaksanaan bidang pengembangan kognitif yaitu membilang di Taman Kanak-
kanak dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan, maka prinsip
langkah-langkah pelaksanaan kemampuan mengenal angka dapat dilakukan
sebagai berikut (Depdiknas, 2007: 16) :
a. Memberikan kesempatan kepada anak untuk menghubungkan pengetahuan
yang sudah diketahui dengan pengetahuan yang baru diperolehnya.
Misalnya : mengenalkan konsep bilangan 1 – 10 dengan menghubungkan
lambang bilangannya.
b. Dalam memberikan kegiatan pengembangan kognitif, terutama untuk
kegiatan persiapan pengenalan konsep bilangan, hendaknya guru-guru
memperhatikan masa peka.
c. Untuk mencapai kemampuan pengembangan kognitif tidak semua
dilaksanakan sekaligus dalam satu kegiatan, akan tetapi dapat dilakukan
secara bertahap dengan keadaan dan tingkat perkembangan anak.
d. Dalam memberikan kegiatan pengembangan mengacu pada kompetensi
yang hendak dicapai dan sedapat mungkin dikaitkan dengan tema yang
sedang dibahas.
e. Pelaksanaan kegiatan pengembangan dapat menggunakan bermacam-
macam metode sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai.
f. Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sarana dan sumber belajar.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
g. Kegiatan-kegiatan yang diberikan hendaknya merupakan pengetahuan
yang objektif sesuai dengan kenyataan.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Mengenal Angka
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, namun
sedikitnya faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Berkaitan
dengan faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, dijelaskan sebagai
berikut: Pengembangan kognitif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
faktor hereditas/keturunan, faktor lingkungan, faktor kematangan, faktor
pembentukan, faktor minat dan bakat serta paktor kebebasan (Susanto, 2011:
59).
Dalam mengenalkan angka pada anak usia dini, perlu diperhatikan proses
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan. Menurut Nurani (2005: 11.8), faktor-
faktor yang perlu diperhatikan dalam mengenalkan angka pada anak usia dini
meliputi:
a. Mendapatkan konsep bilangan adalah proses yang berjalan perlahan-lahan,
anak mengenal benda dengan menggunakan bahasa untuk menjelaskan
pikiran mereka sehingga mulai membangun arti angka.
b. Belajar dengan trial and error dalam mengembangkan kemampuan
menghitung dan menjumlahkan.
c. Menggunakan sajak, permainan tangan, dan beberapa lagu yang sesuai
untuk memperkuat hubungan dengan bilangan.
Menurut Susanto (2011: 59-61), faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan kognitif meliputi:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
a. Faktor hereditas/keturunan memberikan pengaruh pada perkembangan
kognitif anak. Teori hereditas atau nativisme yang dipelopori oleh seorang
ahli filsafat schopnehauer, berpendapat bahwa manusia lahir sudah
membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi oleh
lingkungan(Ahmad Susanto, 2011: 59).
b. Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang memberikan
kontribusi terhadap perkembangan kognitif anak karena anak akan belajar
dari pola yang berlaku dalam lingkungannya. Teori lingkungan atau
empirisme dipelopori oleh John Locke. Locke berpendapat bahwa,
manusia dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih yang masih
bersih belum ada tulisan atau noda sedikitpun (Susanto, 2011: 59).
c. Berkaitan dengan faktor kematangan, tiap organ (fisik maupun psikis)
dapat dikatakan matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan
fungsinya masing-masing. Kematangan berhubungan erat dengan usia
kronologis (usia kalender) (Susanto, 2011: 60).
d. Berkaitan dengan faktor pembetukan, yang dimaksud dengan
pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi intelegensi. Pembentukkan dapat dibedakan menjadi
pembentukan sengaja (sekolah formal) dan pembentukan tidak sengaja
(pengaruh alam sekitar). Sehingga manusia berbuat inteligen karena untuk
mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri (Susanto,
2011: 61).
e. Faktor kebebasann yaitu keleluasaan manusia untuk berpikir divergen
(menyebar) yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
tertentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih
masalah sesuai kebutuhannya (Susanto, 2011: 61).
B. Permainan Tradisional Gamang
1. Pengertian Permainan Tradisional Gamang
Menurut Santrock (Depdiknas, 2009: 3), bermain (play) ialah suatu
kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri.
Sedangkan Hurlock (1978: 326), memberikan pengertian bermain adalah
setiap kegiatan yang dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan atau
tekanan atau kewajiban. Senada dengan Bettelhem mengungkapkan bahwa
kegiatan bermain adalah kegiata yang tidak mempunyai peraturan lain kecuali
yang ditetapkan permainan itu sendiri.
Permainan merupakan sebuah aktivitas rekreasi dengan tujuan
bersenang-senang, mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan
biasanya dilakukan sendiri atau bersama-sama. (http://id.wikipedia.org
/wiki/Permainan)
Berkaitan dengan pengembangan kemampuan kognitif, diperlukan
untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga
dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk
mengikuti pendidikan dasar.
Karakteristik mengenai bagaimana anak bermain telah mengungkapkan
bahwa anak bermain selama masa kanak-kanak mempunyai karakteristik
tertentu yang membedakannya dari permainan remaja dan orang dewasa
(Hurlock, 1978: 322).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Kegiatan permainan yang dapat diterapkan pada anak TK adalah
permainan tradisional gamang. Permainan tradisional merupakan khasanah
budaya lokal, yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pembelajaran anak usia dini. Salah satu permainan tradisional adalah gamang.
Dalam Garis-Garis Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-
kanak, Rachmawati dan Kurniati (2005: 47) menjelaskan hakikat bermain
sebagai berikut: Bermain merupakan prinsip dalam pengajaran di Taman
Kanak-kanak, dimana berain merupakan cara yang paling baik utuk
mengembangkan kemampuan anak didik. Sebelum bersekolah, bermain
merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang lain, dan
dirinya sendiri. Pada prinsipnya bermain mengandung rasa senang dan lebih
mementingkan proses daripada hasil akhir.
Kegiatan permainan adalah alternatif yang digunakan untuk mendorong
minat anak dalam mengenal konsep matematika di TK dengan menekankan
pada proses pembelajaran aktif, menyenangkan dan bermakna agar anak
dapat mengekspresikan kemampuannya dengan baik. Permainan tidak saja
membuat anak menjadi gembira namun di dalamnya anak diarahkan untuk
belajar sambil bermain.
Permainan tradisional merupakan salah satu alternatif yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran. Permainan tradisional adalah bentuk
kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan
masyarakat tertentu. Perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering
dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta
disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk mencari hiburan dan
mengisi waktu luang setelah lepas dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari
nafkah, sekolah, dan sebagainya (Artikel Permainan Tradisional, 2013).
Salah satu kegiatan permainan tardisional adalah gamang. Gamang
berasal dari Pagar Alam Sumatera Selatan. Permainan ini berasal dari sebuah
kebiasaan yang merupakan warisan leluhurnya, yakni berburu dengan cara
menyeret binatang buruannya, di mana hal tersebu dianggap kegiatan untuk
mengidi waktu luang di tengah hutan belantara. Lama-kelamaan kegiatan
tersebut berkembang menjadi suatu kebiasaan yang diwujudkan dalam suatu
permainan (Agus Mahendra, 2013).
Permainan ini biasanya dilakukan oleh anak-anak dewasa baik laki-laki
maupun perempuan atau secara campuran, tetapi kemudian hanya digemari
oleh anak-anak saja. jumlah pelaku biasanya 10 orang. Permainan dapat
dilakukan di lapangan yang datar dan punya ruang gerak yang leluasa. Pada
tempat tersebut dibuat batas atau garis tertentu secara vertikal. Gambar denah
tempat bermain sebagai berikut:
Jadi permainan tradisional gamang adalah jenis permainan yang
dikembangkan dari tradisi yang berlaku di Sumatera Selatan. Berkaitan
dengan pengembangan kemampuan mengenal angka, kegiatan permainan
gamang dilakukan dengan cara anak didik yang ditunjuk diberikan kegiatan
untuk menarik buruan yaitu berupa bilangan yang disebutkan oleh guru.
2. Tahap Perkembangan Bermain
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Kegiatan bermain memiliki tahapan-tahapan. Menurut Hurlock (1978:
324), tahapan perkembangan bermain dibagi sebagai berikut:
a. Tahap Eksplorasi
Hingga bayi berusia sekitar 3 bulan, permainan mereka terutama terdiri
atas melihat orang dan benda serta melakukan usaha acak untuk
menggapai benda yang diacungkan dihadapannya. Selanjutnya, mereka
dapat mengendalikan tangan sehingga cukup memungkinkan bagi mereka
untuk mengambil, memegang, dan mempelajari benda kecil.
b. Tahap Permainan
Bermain barang mainan dimulai pada tahun pertama dan mencapai
puncaknya pada usia antara 5 dan 6 tahun. Pada mulanya anak hanya
mengeksplorasi mainannya. Antara 2 dan 3 tahun, mereka
membayangkan bahwa mainannya mempunyai sifat hidup dapat
bergerak, berbicara dan merasakan. Dengan semakin berkembangnya
kecerdasan anak, mereka tidak lagi menganggap benda mati sebagai
sesuatu yang hidup dalam hal ini mengurangi minatnya pada barang
mainan. Faktor lain yang mendorong penyusutan minat dengan barang
mainan ini adalah bahwa permainan itu sifatnya menyendiri sedangkan
mereka menginginkan teman. Setelah masuk sekolah, kebanyakan anak
menganggap bermain barang mainan sebagai “permainan bayi”.
c. Tahap Bermain
Setelah masuk sekolah, jenis permainan mereka sangat beragam. Semula,
mereka meneruskan bermain dengan barang mainan, terutama bila
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
sendirian, selai itu mereka merasa tertarik dengan permainan, olah raga,
hobi dan bentuk permainan matang lainnya.
d. Tahap Melamun
Semakin mendekati masa puber, mereka mulai kehilagan minat dalam
permainan yang sebelumnya disenangi dan banyak menghabiskan
waktunya dengan melamun. Melamun, yang merupakan ciri khas anak
remaja adalah saat berkorban, saat mereka menganggap dirinya tidak
diperlakukan dengan baik dan tidak dimengerti oleh siapapun.
Menurut Jean Piaget ada 4 tahapan bermain pada anak yaitu (Ardini,
2010):
a. Sensory Motor Play (3,4 bulan – 1,5 tahun)
Pada tahap ini, kegiatan anak mulai lebih terkoordiasi dan ia mulai belajar
dari pengalaman bermainnya.
b. Simbolik atau Make Believe Play (2 - 7 tahun)
Merupakan ciri periode operasional yang ditandai dengan bermain khayal
(pura-pura). Tahapan ini, anak sudah mulai dapat menggunakan berbagai
benda sebagai simbol atau representasi benda lain.
c. Social Play Games with Rules (8 - 11 tahun)
Pada tahap ini anak menggunakan simbol yang banyak diwarnai nalar dan
logika yang bersifat objektif dalam bermain. Kegiatan anak lebih banyak
dikendalikan oleh aturan permainan.
d. Games with rules and sports (11 tahun ke atas)
Aturan pada olahraga jauh lebih ketat dan kaku, namun pada tahap ini
anak senang melakukan kegiatan ini berulang-ulang dan terpacu untuk
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
mencapai prestasi sebaik-baiknya. Pada tahap ini, bukan hanya rasa
senang saja yang menjadi tujuan tetapi ada suatu hasil akhir tertentu
seperti ingin menang, memperoleh hasil kerja yang baik.
Dunia anak tentu tidak lepas dari bermain. Bermain mengandung aspek
kegembiraan, kelegaan, penikmatan yang intensif, bebas dari kekangan atau
kedudukan, berproses emansipatorik dan itu hanya tercapai dalam alam dan
susana kemerdekaan. Demikian juga pada saat pembelajaran matematika,
mengenal angka. Menurut Anggani Sadono (2006: 24), tahap perkembangan
bermain dibedakan sebagai berikut:
a. Tahap Konsep/Pemahaman/Pengertian
Pada tahap ini setiap anak diperbolehkan memilih alat dan biji untuk
hitungannya. Guru menyarankan anak untuk menghitung dan
memasangannya dan melakukan bimbingan.
b. Pelatihan Tahap Masa Peralihan/Transisi
Setelah konsep bilangan hitung-menghitung dikuasai benar dengan
mengamati dan mencermati bahwa ketika anak menghitung ada
keserasian antara ucapan dan jumlah bilangan yang diucapkan, selalu
sesuai. Ucapan juga tidak lebih cepat atau lebih lambat dari benda yang
dihitung. Ketika anak sudah mencapai proses ini, barulah guru boleh
melangkah ke tahap berikutnya.
c. Pelatihan untuk Tahap Akhir Lambang Bilangan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Pada tahap ini anak sudah benar-benar memahami, mengetahui, mampu
menyebutkan bilangan dan sejumlah benda atau gambar atau tanpa
gambar dan benda.
3. Langkah-langkah Permainan Gamang
a. Persiapan
Setelah dipersiapkan tempat untuk bermain, para peserta dibagi dalam
dua kelompok. Dari setiap kelompok ada wakil untuk melakukan undian,
siapa yang akan bermain terlebih dahulu. Kepada mereka yang menang
dalam undian akan main terlebih dahulu dan yang kalah giliran untuk
menjaganya. Sebelum permaina dimulai mereka mengadakan persetujuan
untuk disepakati berapa games permainan tersebut akan berlangsung.
Pada permainan ini terdiri dari dua grup yaitu grup I dari A, B, C, dan D
dan grup II terdiri dari E, F, G, dan H.
b. Pelaksanaan
Pada permulaan permainan pihak II akan bermain terlebih dahulu,
sedangkan grup 1 bertujuan sebagai penjaga. Tugas A adalah menyergap
siapa saja yang melewati garis horizontal dan A tidak boleh melewati garis
tersebut, apabila keluar dari batas maka sergapannya tidak sah. Sedangkan
tugas B, D, dan D menyergap siapa saja yang melewati garis vertical, begitu
pula mereka tidak boleh keluar dari garis yang telah ditentukan dalam setiap
sergapannya. Dalam hal tersebut pihak dari grup II harus berusaha melewati
garis-garis tersebut bila ingin mencapai rumah atau angka yang dituju.
Apabila berhasil melewati keempat pemain grup II, maka nilai menjadi 1
(satu) lawan 0 (kosong) untuk kemenangan grup II. Apabila dalam usaha
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
melewati penjagaan tersebut salah seorang anggota grup II ada yang kena
sergap, maka pemain game pertama selesai dan dilanjutkan dengan game
kekedua dengan posisi berubah yaitu grup II bertugas menjaga dan grup I
berusaha melewati gari-garis tersebut. Demikian seterusnya permainan
tersebut berlangsung sampai dengan batas yang telah disepakati sebelumnya
(Artikel Permainan Tradisional, 2013).
Dalam pelaksanaan kegiatan permainan tradisional gamang sebagai
upaya untuk mengembangkan kemampuan mengenal angka, guru
mengembankannya dengan cara masing-masing anggota dibagi menjadi 10,
dan jika ada salah satu anggota yang berhasil melewati garis maka masing-
masing anggota berhak mengambil angka yang diminta guru dan
mengurutkannya. Masing-masing kelompok diberi durasi waktu 5 menit
untuk mencapai garis akhir.
4. Manfaat Bermain
Kegiatan bermain memberikan banyak manfaat bagi perkembangan
anak usia dini. Menurut Mayke (dalam Anggani Sadono, 2006: 3), belajar
dengan bermain memberikan kesempatan anak untuk memanipulasi,
mengulang-ulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mempraktekan, dan
mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung
banyaknya.
Ketika anak sedang bermain, sesungguhnya mereka sedang belajar.
Menurut Montessori, ketika anak sedang bermain anak menyerap segala
sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Anak yang bermain sebenarnya
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
telah menyerap berbagai hal baru yang ada di sekitarnya. Proses penyerapan
inilah yang disebut sebagai aktivitas belajar (Suyadi, 2009: 20).
Menurut Moeslichatoen, manfaat bermain bagi anak Taman Kanak-
kanak adalah (Moeslichatoen, 2004: 36):
a. Meniru apa yang dilakukan oleh orang dewasa.
b. Untuk melakukan berbagai peran yang ada di dalam kehidupan nyata
seperti guru mengajar di kelas.
c. Untuk mencerminkan hubungan dalam keluarga dan pengalaman hidup
yang nyata.
d. Untuk menyalurkan perasaan yang kuat seperti memukul-mukul kaleng,
menepuk-nepuk air, dan sebagainya.
e. Untuk melepaskan dorongan-dorongan yang tidak dapat diterima seperti
berperan seperti pencuri, menjadi anak nakal, pelanggar lalu lintas, dan
lain-lain.
f. Untuk kilas balik peran-peran yang biasa dilakukan seperti gosok gigi,
sarapan pagi, naik angkutan kota, dan sebagainya.
g. Mencerminkan pertumbuhan seperti pertumbuhan misalnya semakin
bertambah tinggi tubuhya, semakin gemuk badannya, dan semakin dapat
berlari cepat.
h. Untuk memecahkan masalah dan mencoba berbagai penyelesaian
masalah seperti menghias ruangan, menyiapkan jamuan makan pesta
ulang tahun, dan sebagainya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Adapun manfaat dan kegiatan bermain zig-zag adalah agar anak dapat
menggunakan kegiatan bermain sebagai sarana untuk memecahkan persoalan
intelektualnya. Dengan bermain anak dapat menyalurkan rasa ingin tahunya.
C. Pedoman Penilaian dan Kriteria/Indikator Hasil Belajar
Menurut Depdiknas (2006: 6.7), prosedur penilaian di TK yaitu: Guru
melaksanakan penilaian dengan mengacu pad kemampuan (indikator) yang
hendak dicapai dalam satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahapan waktu
tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan. Penilaian
dilakukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Guru tidak secara khusus
melaksanakan penilaian, tetapi ketika pembelajaran dan kegiatan bermain
berlangsung, guru dapat sekaligus melaksanakan penilaian. Dalam pelaksanaan
penilaian sehari-hari, guru menilai kemampuan (indikator) semua anak yang
hendak dicapai seperti yang telah diprogramkan dalam Satuan Kegiatan Harian
(SKH).
Penilaian dilaksanakan dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang
hendak dicapai dalam satu satuan kegiatan yang direncanakan, dalam tahapan
waktu tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan.
Penilaian ditentukan seiring dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian tidak
dilaksanakan secara khusus, tetapi ketika pembelajaran berlangsung. Dalam buku
pedoman penilaian dari Depdiknas (2006: 607), pencatatan hasil penilaian harian
dilaksanakan sebagai berikut:
1. Anak yang belum mencapai indikator seperti yang diharapkan dalam RKH
atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bulatan kosong/tidak berhasil
(o).
2. Anak yang sudah melebihi indikator yang tertuang dalam RKH atau mampu
melaksanakan tugas tanpa bantuan secara tepat/cepat/lengkap/benar, maka
pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan tanda bulatan penuh/berhasil
(●).
3. Jika semua anak menunjukkan kemampuan yang diharapkan sesuai indikator
yang tertuang dalam RKH, maka pada kolom penilaian dituliskan kata
“semua anak” dengan tanda checklist/keberhasilan sedang (√).
Menurut Kemendiknas (2010: 6.7), prosedur peilaian di TK yaitu : guru
melaksanakan penilaian dengan mengacu pada kemampuan (indikator) yang
hendak dicapai dalam satuan kegiatan yang direncanakan dalam tahap waktu
tertentu dengan memperhatikan prinsip penilaian yang telah ditentukan.
Pengukuran terhadap subjek penelitian menggunakan pedoman dari Ditjen
Mandas Diknas 2010 dengan kategori sebagai berikut (dalam Johni Dimyati,
2013: 103) :
1. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti : dalam
melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis
nama anak dan diberi tanda satu bintang ( ).
2. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan idikator seperti
yang diharapkan RKH mendapatkan tanda dua bintang ( ).
3. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam
RKH medapat tanda tiga bintang ( ).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
4. Anak yang berkembang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang
diharapkan dalam RKH mendapatkan tanda empat bintang ( ).
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan
pembelajaran pada PTK ini mengacu pada kriteria keberhasilan yang
dikemukakan oleh Borg dan Ball (dalam Rochiyati, 2003: 168). Kriteria
keberhasilan dalam PTK ini adalah sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran secara individu dinyatakan berhasil jika 75% dari
materi yang diajarkan guru dapat dikuasai anak. Kriteria nilai anak
yang berhasil yaitu mampu menguasai kemampuan sebanyak 75%
diberikan tanda ●. Anak yang sudah mencapai 60% kemampuan namun
tidak sampai 75% diberi tanda V; sedangkan yang belum mampu sama
sekali di beri tanda O.
Hal ini sampai dengan kriteria penilaian dalam Kurikulum 2004.
● : Berhasil / B
O : Tidak Berhasil / TB
V : Keberhasilan Sedang
2. Proses pembelajaran secara klasikal dinyatakan berhasil jika 75% dari
keseluruhan jumlah anak dalam kelas sudah memperoleh ilai kriteria
keberhasilan seperti tersebut di atas yaitu menguasai 75% materi yang
diajarkan.
3. Untuk menunjukkan ketercapaian indikator, selain menggunakan
symbol bulatan dan checklist, guru dapat menggunakan symbol lain
seperti bintang.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Dalam Permendiknas 58 tahun 2009: 9 tentang Standar Pendidikan
Anak Usia Dini, yaitu standar tingkat pencapaian perkembangan untuk anak
usia 4 < 6 tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kurikulum untuk Kelompok B
No Kurikulum Kelompok B
1 Menyebutkan lambang bilangan 1 – 10
2 Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan.
Dari sebagian pengertian di atas peneliti menyusun indikator penelitian
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Indikator yang Diharapkan
No Aspek yang dinilai Keterangan
1 Anak dapat mengenal angka dan menyebut urutan bilangan 1 – 10
2 Anak dapat mengenal angka dengan mengurutkan benda.
3 Anak dapat menunjuk urutan benda untuk bilangan 1 – 10
4 Anak dapat menghubungkan atau memasangkan lambang bilangan benda-benda sampai 10
D. Kerangka Bepikir
Seiring dengan perkembangan pemahaman bilangan permulaan, Hurlock
(dalam Ahmad Susanto, 2011: 107), menyatakan bahwa konsep yang dimulai
dipahami anak sejalan dengan bertambahnya pengalaman yang dialami anak
diantaranya konsep bilangan. Kegiatan permainan selain membuat suasana
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
gembira, sebagaimana dikemukakan di atas permainan merupakan proses belajar
karena permainan memiliki suatu kelebihan seperti : merupakan kegiatan yang
menyenangkan, menarik sekaligus menghibur. Dengan bermain anak juga
diajarkan untuk menyelesaikan permasalahan dan permainan juga memberikan
pengalaman-pengalaman nyata.
Jadi permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak. Dan
permainan gamang merupakan salah satu alternatif yang dapat membantu anak
dalam mengenal angka 1 – 10.
Sebagaimana diuraikan pada kajian teori, permainan tradisional gamang
merupakan salah satu alternatif yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan
kemampuan mengenal angka pada anak usia dini. Melalui kegiatan permainan
tradisional gamang diharapkan kemampuan anak dalam mengenal angka akan
meningkat karena anak diberikan kesempatan untuk menikmati suasana
pembelajaran yang menyenangkan. Untuk lebih jelasnya, secara keseluruhan
dapat dilihat melalui gambar di bawah ini:
Kondisi Awal :
Kemampuan mengenal angka sangat rendah
1. Anak merasa bahwa belajar berhitung dan mengenal angka sulit dilakukan.
2. Motivasi anak untuk belajar masih rendah.
3. Anak kurang aktif dalam mengikuti kegiatan mengenal angka yang diselenggarakan guru.
Dilakukan upaya perbaikan pembelajaran melalui pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
Siklus I Menerapkan pembelajaran dengan permainan tradisional gamang
1. Anak mulai menunjukkan minat belajar mengenal angka
2. Aktivitas anak meningkat, namun belum maksimal.
3. Anak mulai memahami materi.
Kondisi Akhir siklus I kemampuan mengenal angka sudah meningkat namun belum mencapai target.
Siklus II Menerapkan pembelajaran dengan permainan tradisional gamang memaksimalkan anak didik pada tugas.
1. Minat anak untuk mengikuti kegiatan meningkat.
2. Aktivitas anak meningkat, melampaui target.
3. Anak dapat memahami materi.
Terjadi perbaikan yang optimal pada kemampuan
mengenal angka Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Apabila kegiatan mengenal angka dilakukan dengan menerapkan
pembelajaran yang sesuai dan disesuaikan dengan karakteristik anak maka
kegiatan pembelajaran akan lebih optimal dan mampu mencapai kriteria
keberhasilan yang ditargetkan.
E. Hipotesis Tindakan
Diduga, kegiatan pembelajaran dengan permainan tradisional gamang dapat
meningkatkan kemampuan mengenal angka pada anak TK Pertiwi Karang Lewas
Kecamatan Jatilawang kabupaten Banyumas Semester Genap Tahun Pelajaran
2012-2013.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Daryati, PG PAUD UMP, 2013