peningkatan kemampuan menganalisis unsur · pdf filecerpen mengandung unsur-unsur yang...

75
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN METODE DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 02 PANGKAH KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI DERAJAT MUJIONO NPM 06410098 FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI IKIP PGRI SEMARANG 2011

Upload: truongnhi

Post on 30-Jan-2018

240 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK

CERPEN DENGAN METODE DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 02 PANGKAH KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN

TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

DERAJAT MUJIONO

NPM 06410098

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK

CERPEN DENGAN METODE DISKUSI SISWA KELAS VIII SMP

NEGERI 02 PANGKAH KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN

TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Pendidikan Bahasa Dan Seni IKIP PGRI

Semarang Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Guna Memperoleh

Derajat Sarjana Pendidikan

DERAJAT MUJIONO

NPM 06410098

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR

INTRINSIKCERPEN DENGAN METODE DISKUSI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 02 PANGKAH KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN

TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Yang disusun dan diajukan oleh

Drajat Mujiono

NPM 06410098

Telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan

di hadapan Dewan Penguji

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Ngatmini, M.Pd. Dra. Asrofah, M.Pd.

NIP 196407121991122001 NPP 936601104

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

2011

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR

INTRINSICERPEN DENGAN METODE DISKUSI SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 02 PANGKAH KECAMATAN PANGKAH KABUPATEN

TEGAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Yang disusun dan diajukan oleh

Derajat Mujiono

NPM 06410098

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal Pebruari 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Ketua, Sekretaris,

Dra. Sri Suciati, M.Hum. Drs. Harjito. M.Hum.NIP 196503161990032002 NPP 936501103

Dewan Penguji

1. Dra. Ngatmini, M.Pd. ( ...………………………. )NIP 196407121991122001

2. Dra. Asrofah, M.Pd. (………………………… )NPP 936601104

3. Drs. Suyoto, M.Pd. (………………………… )NIP. 196403021991121001

Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

IKIP PGRI SEMARANG

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Raihlah impian ketika kita masih melihat cahaya dan waktu akan

menuntun meraih keberhasilan.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta yang senantiasa

tiada henti memanjatkan doa serta kasih

sayang kepada penulis;

2. Kakak dan adik tercinta, maaf jika aku

belum menjadi yang terbaik;

3. Almamaterku IKIP PGRI Semarang

yang telah mengantarkan langkahku

hingga saat ini.

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Sang Maha Pencipta yang telah melimpahkan nikmat dan

hidayah-Nya kepada penulis sehingga terselesaikannya skripsi yang berjudul

“Kesantunan Tuturan Pengamen di Bus Jurusan Tegal-Purwokerto”. Dukungan

keluarga dan handai taulan sangat berarti dalam menumbuhkan semangat yang

terkadang redup. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu serta memberikan dukungan kepada

penulis, mereka adalah sebagai berikut.

1. Muhdi, S.H., M.Hum., rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi;

2. Dra. Sri Suciati M.Hum., dekan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP

PGRI Semarang yang telah memberikan izin penelitian;

3. Drs. Harjito, M.Hum., ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

IKIP PGRI Semarang yang telah menyetujui judul skripsi ini;

4. Dra. Ngatmini, M.Pd. pembimbing I yang telah membimbing hingga

terselesainya skripsi ini serta yang telah membuka cakrawala mimpi kepada

penulis;

5. Dra. Asrofah, M.Pd., pembimbing II yang telah memberikan arahan kepada

penulis;

6. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah memberikan ilmu dan pengalaman selama perkuliahan;

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

7. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

angkatan 2006 kelas C;

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Yang

Maha Kuasa memberikan yang terbaik kepada kita semua dikehidupan

sekarang dan yang akan datang.

Penulis sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna,

tetapi usaha maksimal telah penulis lakukan dalam penyelesaian skripsi ini. Kritik

dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan

skripsi ini. Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 8 Maret 2011

Derajat Mujiono

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

ABSTRAK

Derajat Mujiono “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur IntrinsikCerpen dengan Metode Diskusi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 PangkahKecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011”. Skripsi.Semarang: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Semarang, Februari2011.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pembelajarandengan metode diskusi meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsikcerpen pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 02 Pangkah Kabupaten Tegal TahunPelajaran 2010 / 2011? dan bagaimanakah perubahan perilaku siswa setelahmenggunakan metode diskusi pada siswa ?

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan siswamenganalisis unsur intrinsik cerpen dengan metode diskusi siswa kelas VIII SMPNegeri 02 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2010 /2011dan untuk mengetahui format pembelajaran menganalisis unsur intrinsikcerpen dengan metode diskusi siswa kelas VIII SMP Negeri 02 PangkahKecamatan Pangkah Kabupaten Tegal.

Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII A SMPNegeri 02 Pangkah Kabupaten Tegal yang berjumlah 42 siswa. Rancangan dalampenelitian ini adalah dengan memberikan perilaku dan tindakan kepada subyekpenelitian tentang metode diskusi dalam meningkatkan kemampuan menganalisisunsur intrinsik cerpen melalui kegiatan pembelajaran. Teknik pengumpulan datayang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan tes kemampuanmenganalisis unsur intrisik cerpen. Teknik analisis data dalam penelitian iniadalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian dan pembahasan diperoleh bahwa pembelajaran denganmetode diskusi dapat meningkatkan kemampuan menanalisis unsur intrinsikcerpen pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 02 Pangkah Kabupaten TegalTahun Pelajaran 2010 / 2011. hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan hasiltes menganalisis unsur intrinsik cerpen, yaitu hasil tes prasiklus sebesar 33,3%atau 14 siswa yang mampu menganalisis unsur - unsur intrinsik cerpen , hal ini(kategori kurang dari target ), sedangkan hasil tes siklus I mengalami perubahansebesar 54,76% atau 23 siswa yang mampu menganalisis unsur intrinsik cerpen(kategori cukup) atau mengalami peningkatan sebesar 21,4% atau 9 siswa yangmampu mengnalisis unsur intrinsik. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatansebesar 92.85% atau 32 siswa yang mampu menganalisis unsur intrinsik cerpen(kategori baik) atau mengalami peningkatan sebesar 59% atau 25 siswa yangmampu menganalisis unsur intrinsik.

Bentuk peningkatan tersebut terlihat dari siswa mampu mmenentukantema , siswa mampu menentukan alur , latar , tokoh yang ada dalam cerita denganperwatakannya serta siswa bisa menentukan sudutpandang .

Bentuk perubahan perilaku dilakukan dengan cara memberikan materi,latihan-latihan menganalisis cerpen, mengerjakan soal-soal pemahaman danpelaksanaan pembelajaran yang menekankan pendekatan individual kepada siswauntuk memotivasi minat belajar, melatih siswa untuk menemukan informasi

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

khusus pada unsur yang terkandung didalam cerpen, dengan demikian dalamberdiskusi siswa lebih aktif, siswa lebih berni dalam menjajakan pendapatnyaserta pengelolaan kelas yang baik membuat suasana menjadi tenang bagi siswauntuk belajar.

Pencapaian hasil di atas menunjukkan bahwa penerapan metode diskusidalam menganalisis unsur intrinsik cerpen dapat digunakan sebagai salah satuupaya untuk memberikan efek positif dalam meningkatkan kemampuanmenganalisis.

Sarankan kepada guru dalam pembelajaran menganalisis unsur intrinsikcerpen dengan metode diskusi ini perlu dilakukan secara berkesinambungan,saling berhubungan dan berulang-ulang agar dicapai hasil yang di inginkan.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

DAFTAR ISI

SAMPUL LUAR.......................................................................................... i

SAMPUL DALAM...................................................................................... ii

PERSETUJUAN .......................................................................................... iii

PENGESAHAN ........................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5

E. Penegasan Istilah ....................................................................... 6

F. Sistematika Penulisan................................................................ 8

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 9

A. Hakekat Sastra........................................................................... 9

B. Apresiasi Sastra ......................................................................... 11

C. Cerpen ....................................................................................... 11

1. Unsur Intrinsik Cerpen…………………………………….. 13

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

D. Metode Diskusi ......................................................................... 29

1. Pengertian Metode Diskusi………………………………… 29

2. Peranan Guru dalam Metode Diskusi ....................... …….. 31

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi……………….. 33

E. AdaptasI .................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 35

A. Tempat Penelitian...................................................................... 35

B. Subjek Penelitian………………………………………………. 36

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data…………………….. 36

D. Desain Penelitian………………………………………………. 39

E. Teknik Analisa Data…………………………………………… 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 46

A. Hasil Tes .................................................................................. 46

B. Format Pembelajaran ……………………………. ................. 54

C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….. 56

BAB V PENUTUP...................................................................................... 55

A. Simpulan………………………………………………………. 62

B. Saran…………………………………………………………. 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti sekarang ini, kedudukan sastra semakin penting.

Sastra diapresiasi masyarakat untuk memperhalus budi pekerti, memperkaya

spritual, dan hiburan. Karena begitu bermanfaatnya, sastra perlu diajarkan di

sekolah-sekolah.

Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup materi bahasa dan

materi sastra. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan melatih keterampilan

berbahasa pada siswa. Siswa dilatih berkomunikasi dengan menggunakan bahasa

Indonesia untuk berbagai keperluan. Keterampilan-keterampilan berbahasa itu di

antaranya menyimak (mendengarkan), berbicara, membaca, dan menulis.

Pengajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan apresiasi sastra siswa.

Apresiasi berhubungan dengan menyenangi dan menghargai karya sastra.

Pengajaran karya sastra harus terintegrasi dengan pengajaran bahasa. Pengajaran

sastra juga untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa. Melalui karya

sastra kemampuan berbahasa siswa dalam aspek membaca, berbicara, menulis,

atau bahkan menyimak (mendengarkan) dikembangkan.

Salah satu bentuk karya sastra yang mudah ditemukan adalah cerpen, selain

cerpen. Cerpen dapat ditemukan hampir di setiap Minggu di surat kabar, majalah,

dan tabloid. Hal ini mengindikasikan bahwa cerpen sudah menjadi konsumsi

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

2

masyarakat meskipun cerpen di media-media itu masih sebatas selingan atau

selipan.

Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra prosa. Cerpen adalah cerita

disajikan dalam bentuk lebih pendek dibandingkan dengan karya sastra prosa

yang lain, seperti novel atau novelet. Yang membedakan lagi dengan cerita prosa

yang lain, cerpen disajikan dalam bentuk yang pendek. Permasalahan yang

diangkat tidak kompleks. Pelaku-pelakunya lebih sedikit (Baribin, 1985:16).

Karena bentuknya yang pendek itu, cerpen lebih potensial diajarkan kepada

siswa untuk melatih daya apresiasi siswa dibandingkan dengan mengajarkan

novel. Selain cerpen mudah untuk mendapatkannya, cerpen dapat dibaca siswa

dalam waktu yang relatif pendek. Dengan demikian, dengan sekali membaca

cerpen itu dapat dipahami untuk diapresiasi.

Cerpen memuat permasalahan tunggal. Meskipun permasalahannya tunggal,

cerpen tidak kalah menariknya dengan novel yang permasalahannya lebih luas.

Cerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas

dapat dikatakan untuk pengajaran karya sastra prosa, cerpen lebih praktis dan

efektif untuk dihadirkan di dalam kelas.

Dengan pembelajaran apresiasi cerpen, siswa dapat menemukan sisi

kehidupan manusia. Siswa dapat mengambil nilai-nilai positif yang disampaikan

melalui cerita itu. Siswa dapat menemukan arti kehidupan, permasalahan-

permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain itu, dalam kegiatan

mengapresiasi cerpen itu siswa mendapatkan hiburan dan pengalaman hidup.

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

3

Pembelajaran sastra yang baik harus sesuai dengan hakikat sastra dan sesuai

dengan tuntutan sistem sekolah. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memiliki

pengalaman sastra, yaitu pengalaman mengapresiasi karya sastra dan

pengalaman berekspresi melalui karya sastra.

Menurut Susatya (1989:12), apresiasi sastra merupakan kegiatan mengakrabi

karya sastra dengan sungguh-sungguh, sehingga dalam diri kita timbul dan

tumbuh pengertian, minat, penghargaan serta timbul kepekaan yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Dalam hubungannya dengan sastra dan peristiwa

sastra, kata apresiasi mengandung pengertian memahami, menikmati dan

menghargai atau menilai. Dalam hubungannya dengan kegiatan membaca karya

sastra, jelas bahwa pembaca tidak akan dapat menikmati karya itu sebelum

memahami dan merasakan apa yang terkandung dalam karya sastra itu. Demikian

pula halnya dengan penghargaan dan penilaian. Seorang pembaca tidak akan

dapat menghargai atau memberi penilaian terhadap mutu suatu karya sastra tanpa

memahami atau menikmatinya lebih dahulu.

Di dalam cerpen terdapat unsur-unsur yang membangunnya di antaranya

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik meliputi tema, tokoh,

penokohan, alur, setting, sudut pandang pengarang, dan amanat. Unsur ekstrinsik

pembangun cerpen adalah budaya, pengarang, adat istiadat, dan sebagainya.

Untuk memahami sebuah cerpen, perlu dibacanya dan ditemukan unsur-unsur

yang membangunnya. Unsur-unsur itu terdapat di dalam sebuah cerpen. Dengan

kata lain, untuk memahami sebuah cerpen, perlu mengetahui unsur-unsur intrinsik

yang ada di dalam cerpen.

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

4

Siswa kelas VIII SMP N 2 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal

tahun pelajaran 2009/2010 mengalami kesulitan didalam memahami unsur-unsur

intrinsik sebuah cerpen. Hal itu teridentifikasi dalam menjawab soal-soal tentang

isi sebuah cerpen, misalnya: dalam menentukan latar, alur, karakter tokoh, sudut

pandang pengarang, amanat, dan gaya bahasa. Dalam menentukan tokoh cerpen,

siswa telah mampu dengan baik.

Selama ini pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen dilakukan

dengan cara membaca cerpen lalu siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan cerpen itu. Siswa menganalisis cerpen setelah diterangkan

secara teoretis unsur-unsur intrinsik oleh guru. Setelah dihadapkan pada sebuah

cerpen, siswa mengalami kesulitan untuk menganalisis unsur intrinsik yang ada

dalam cerpen yang dibacanya. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

menganalisis unsur intrinsik perlu diberdayakan kemampuan siswa itu dengan

metode diskusi. Siswa secara berkelompok untuk berdiskusi guna menganalisis

unsur intrinsik. Bersama siswa lain, siswa membentuk kelompok untuk berdiskusi

guna menemukan unsur intrinsik sebuah cerpen.

Oleh karena itu, skripsi ini diberi judul “Peningkatan kemampuan

menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan metode diskusi siswa kelas VIII SMP

N 2 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2009/2010.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah dalam penelitian ini

dirumuskan sebagai berikut.

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

5

1. Bagai manakah dengan metode diskusi dapat meningkatkan

kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen siswa kelas VIII SMP

N 2 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun pelajaran

2009/2010?

2. Bagaimanakah perubahan perilaku siswa setelah menggunakan metode

diskusi?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan, tujuan yang hendak dicapai

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

1. Peningkatan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan metode

diskusi siswa kelas VIII SMP N 2 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten

Tegal tahun pelajaran 2009/2010.

2. Format pembelajaran menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan metode

diskusi siswa kelas VIII SMP N 2 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten

Tegal tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan pengembangan salah satu teori untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

6

dengan metode diskusi sehingga dapat dipakai sebagai referensi dalam

penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut.

a. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi

guru untuk.

1. Mengembangkan model pembelajaran yang inovatif guna

mengatasi kekurangmampuan siswa dalam menganalisis unsur

intrinsik cerpen,

2. Jika dengan metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen diharapkan dapat

dijadikan alternatif dalam mengatasi permasalahan yang sama.

b. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa untuk

meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen.

c. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sekolah dalam

mengembangkan budaya melakukan penelitian tindakan kelas setiap

kali guru menghadapi permasalahan pembelajaran.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

7

E. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi salah pemahaman dalam membaca skripsi ini perlu dijelas-

kan beberapa istilah yang terdapat dalam judul. Istilah yang perlu dijelaskan

adalah:

1. Cerpen adalah salah satu bentuk karya sastra prosa. Cerpen adalah cerita

yang disajikan secara relatif pendek sehingga dengan sekali membaca

cerita itu dapat diselesaikan. Cerpen memuat permasalahan tunggal,

tokoh cerita yang relatif sedikit, dan setting yang terbatas (Surana,

1983:27).

2. Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun sebuah cerpen yang

terdapat di dalam cerpen itu. Jadi, dengan membaca dan menganalisis

cerpen, unsur-unsur intrinsik itu dapat ditemukan, di antaranya tema,

tokoh, penokohan, alur, setting, sudut pandang, dan amanat cerpen

(Baribin, 1985:52).

3. Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat,

membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan

masalah (Sofa, 2008:1).

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

8

F. Sistematika Penulisan

Secara garis besar skripsi ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut.

Bab I pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan judul, dan sistematika

penulisan.

Bab II landasan teori yang membahas tentang hakikat sastra, apresiasi sastra,

cerpen, metode diskusi, dan adaptasi teori.

Bab III metode penelitian yang membahas tentang rancangan penelitian,

setting penelitian, subjek penelitian, teknik dan instrumen penelitian, desain

penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian dan pembahasan berisi hasil analisis data penelitian

dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V penutup yang berisi simpulan dan saran.

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hakikat Sastra

Karya sastra diciptakan pengarang unruk menyampaikan gagasan dan ditulis

dalam bentuk yang indah. Karya sastra itu dipublikasikan agar dapat dinikmati

pembacanya. Sastra adalah seni bahasa. Sastra adalah ungkapan spontan dari

perasaan yang mendalam (Sumardjo, 1986:2). Lebih lanjut dijelaskannya, sastra

adalah eskpresi pikiran dalam bahasa. Yang dimaksud pikiran di sini adalah

pandangan, ide-ide, perasaan, pemikiran, dan semua kegiatan mental manusia

(Sumardjo, 1986:2). Unsur bahasa yang menimbulkan keindahan, sedangkan unsur

pikiran mengandung pendidikan. Unsur-unsur itu saling berkaitan. Unsur pikiran

disampaikan dengan bahasa yang indah. Keindahan bahasa itu dimanfaatkan untuk

menghibur. Pikiran-pikiran disampaikan oleh pengarang untuk menyampaikan ide-

ide, pikiran-pikirannya, pandangan, dan perasaannya kepada pembaca. Hal ini sesuai

dengan pendapat Wellek (dalam Sumardi, 1999:22). Sastra berfungsi sebagai hiburan

dan pendidikan (dulce et utile). Keindahan-keindahan bahasa dan cerita berfungsi

sebagai hiburan (dulce). Dimensi pendidikan (utile) berupa gagasan, ide, pikiran, dan

perasaan pengarang.

Pendapat lain mengatakan bahwa sastra adalah semua buku yang memuat

perasaan kemanusiaan yang mendalam dan kebenaran moral dengan sentuhan

kesucian, keluasan pandangan, dan bentuk yang mempesona (Sumardjo, 1988:2-3).

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

9

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sastra

mengandung dua unsur yaitu isi, ekspresi, bentuk, dan bahasa. Unsur isi sastra yang

berupa kepercayaan, perasaan, pengalaman, ide-ide, semangat, keyakinan dan

kepercayaan, dan lain-lain. Unsur kedua adalah unsur ekspresi atau ungkapan.

Ekspresi adalah upaya mengeluarkan sesuatu dalam diri manusia. Perasaan, pikiran,

pendapat, keyakinan, dan pengalaman yang hebat dari pengarang dapat diekspresikan

keluar sehingga diketahui orang lain. Untuk mengeluarkan ekspresi diperlukan

bentuk-bentuk ekspresi. Ada ungkapan dalam bentuk gerak, warna, wujud, suara dan

bunyi, dan lain-lain. Unsur yang terakhir adalah bahasa. ciri khas pengungkapan

bentuk dalam sastra adalah bahasa. bahasa adalah alat utama untuk mewujudkan

ungkapan pribadi dalam suatu bentuk yang indah.

Pendapat di atas hampir sama dengan pendapat Aminuddin (2000:66) bahwa

karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi (1) pengarang atau narator, (2) isi

penciptaan, (3) media penyampai isi berupa bahasa, dan (4) unsur-unsur intrinsik

yang membangun karya fiksi itu sendiri. Aminuddin memasukkan unsur pengarang

dan unsur intrinsik dalam prosa fiksi sementara Sumardjo tidak memasukkan unsur

pengarang. Unsur intrinsik masuk di dalam bentuk. Sementara ekspresi dan bahasa

dipisahkan. Aminuddin menyatukan ekspresi dan bahasa dalam satu unsur yaitu

bahasa.

B. Apresiasi Sastra

Menurut Aminuddin (2000:34), apresiasi berasal dari bahasa Latin apreciatio

yang berarti ‘mengindahkan’ atau menghargai’. Menurut Gove (dalam Aminuddin,

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

10

2000:34) apresiasi mengandung makna (1) pengenalan melalui perasaan atau

kepekaan batin dan (2) pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan

yang diungkapkan pengarang. Squire dan Taba (dalam Aminuddin, 2000:34)

menyimpulkan bahwa proses apresiasi melibatkan tiga unsur inti, yaitu (1) aspek

kognitif, (2) aspek emotif, dan (3) aspek evaluatif.

Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelek pembaca dalam memahami

unsur-unsur kesusastraan yang bersifat objektif, baik unsur intrinsik maupun unsur

ekstrinsik. Aspek emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca dalam

upaya menghayati unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibaca. Aspek

evaluatif berhubungan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap baik-buruk,

indah-tidak indah, sesuai-tidak sesuai serta sejumlah ragam penilaian lain yang

secara personal dimiliki oleh pembaca.

C. Cerpen

Cerpen merupakan bagian dari prosa. Prosa berasal dari bahasa Inggris disebut

prose : language is not verse form (poetry). Artinya, prosa bukan dalam bentuk baris-

baris seperti puisi (Hornby dalam Zulfahnur, 1997:22). Prosa mempunyai ciri ditulis

dalam bentuk cerita atau narasi yang bebas bentuknya.

Menurut Slamet Muljana (dalam Zulfahnur, 1997:22), prosa berasal dari bahasa

Latin oratio provorsa yang artinya ucapan langsung, bahasa percakapan, sehingga

berarti bahasa bebas, bercerita, ucapan langsung. Berdasarkan pengertian itu, prosa

merupakan bahasa percakapan atau lisan, lalu meninggalkan asasnya sebagai bahasa

tulisan.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

11

Menurut Zulfahnur (1997:23), prosa adalah karangan bebas yang mengekspre-

sikan pengalaman batin pengarang mengenai masalah kehidupan dalam bentuk dan

isi yang harmonis yang menimbulkan kesan estetik. Yang dimaksud bentuk adalah

alat yang dipakai pengarang untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya seperti

bahasa dan gaya bahasa yang menimbulkan kesan estetik. Bentuk disebut juga teknik

sastra. Isi adalah segala yang hendak diungkapkan pengarang berupa pemikiran, ide-

ide, cita-cita, tafsiran peristiwa-peristiwa kehidupan.

Menurut Zulfahnur (1997:23 – 24), prosa dibagi atas prosa nonsastra dan prosa

sastra. Prosa nonsastra di dalamnya terdapat karangan ilmiah, ilmiah populer, dan

feature (cerita-cerita). Prosa sastra dibedakan menjadi dua yaitu prosa fiksi dan

prosda nonfiksi. Prosa fiksi di antaranya mencakup dongeng, hikayat, roman, novel

dan novelet, kisah dan luisan, cerita pendek (cerpen), dan prosa lirik. Prosa nonfiksi

termasuk studi, biografi dan autobiografi, sejarah, dan babat.

Cerita pendek atau cerpen adalah hasil karya sastra yang menceritakan suatu

(sejemput) kejadian kehidupan pelakunya. Cerita pendek dapat dibaca dalam waktu

yang lebih singkat daripada novel. Akhir cerita suatu cerpen tidak usah mengubah

nasib pelakunya. Dalam cerpen, pengarang tidak melukiskan seluruh masa kehidupan

pelakunya. Yang dipilih hanya sebagian saja, yang benar-benar mempunyai arti

untuk ditampilkan (Surana, 1983:27). Pengertian lain tentang cerpen dikemukakan

Susatya (1989:36) yang menyatakan bahwa cerita pendek merupakan cerita rekaan

atau cerita imajinatif yang pendek, yang sering kita dapati dalam majalah-majalah

atau surat kabar. Jumlah kata dalam cerpen kurang dari sepuluh ribu kata. Biasanya

cerpen itu dapat diselesaikan membacanya di dalam waktu yang lebih singkat

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

12

daripada novel. Kalau dalam novel krisis (pergolakan) jiwa pelaku mengakibatkan

perubahan nasib pelakunya, maka dalam cerpen krisis tersebut tak perlu mesti

menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Sumardjo (1986:36-37) melengkapi kedua

pengertian di atas dengan menyatakan bahwa cerita pendek adalah cerita yang

pendek bersifat rekaan, bersifat naratif, atau penceritaan. Cerpen merupakan cerita

atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar telah terjadi),

tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja serta relatif pendek.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah hasil karya

sastra yang menceritakan sebagian hidup pelakunya yang bersifat imajinatif dan

naratif serta relatif pendek.

Cerpen yang baik memberi dua manfaat. Pertama, cerita memberi hiburan

(dulce). Kedua, cerita dapat memberi pengetahuan atau pendidikan (utile).

1. Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur cerita terdiri atas unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Unsur

ekstrinsik adalah unsur diluar karya sastra tetapi ikut mempengaruhi

munculnya karya sastra itu. Unsur ekstrinsik meliputi kehidupan, falsafah,

cita-cita, ide-ide, budaya, dan adat istiadat yang menopang kisahan cerita.

Unsur instrinsik adalah unsur yang ada di dalam karya sastra yang langsung

membangun sebuah karya sastra itu. unsur intrinsik dapat ditemukan di dalam

naskah cerita.

Yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah unsur instrinsik karya sastra

utamanya cerpen.

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

13

a. Pengertian Unsur Intrinsik

Sebuah karya sastra dapat terwujud karena disusun oleh dua unsure

yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur tersebut membentuk

kebulatan yang utuh. Yang dibahas dalam hal ini adalah unsur intrinsik.

Yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur yang membangun fiksi

dari dalam, artinya yang benar-benar ada di dalam karya tersebut (Baribin,

1985:52). Pendapat lain yang sama dengan pengertian tersebut adalah

pendapat Zulfahnur (1998:25) menyatakan bahwa pengertian unsur intrinsik

ialah unsur dalam dari sebuah fiksi. Unsur intrinsik ini terdiri atas tema, alur,

perwatakan, sudut pandang, latar, dan gaya bahasa.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa unsur intrinsik adalah

unsur yang terdapat dalam karya sastra yang terdiri atas tema, tokoh cerita,

penokohan, alur, setting, sudut pandang, dan amanat. Keutuhan atau

kelengkapan sebuah cerpen dapat dilihat dalam unsur-unsur yang

membangunnya.

Salah satu unsur pembangun cerpen adalah unsur intrinsik. Unsur

intrisik cerpen adalah unsur-unsur pembangun cerpen yang berasal dari

dalam cerpen itu sendiri. Unsur pembangun itu terdiri atas tema, tokoh

cerita, penokohan, alur, setting, sudut pandang, dan amanat (Baribin,

1985:52). Senada dengan pengertian tersebut, Sukada (1987:43) berpendapat

bahwa yang dimaksud dengan unsur intrinsik cerpen ialah unsur-unsur

mengenai cerpen itu sendiri, tanpa kaitannya dengan data di luar cipta sastra

tersebut.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

14

Pada dasarnya unsur intrinsik cerpen adalah unsur-unsur yang

membangun cerpen dari dalam.

Ada lima macam unsur intrinsik cerpen, yaitu: (1) perwatakan atau

penokohan, (2) tema, (3) alur atau plot, (4) latar dan gaya bahasa, dan (5)

pusat pengisahan (Baribin, 1985:52). Menurut Zulfahnur (1998:25) bahwa

unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, alur atau plot, perwatakan atau

penokohan, sudut pandang, latar atau setting, dan gaya bahasa. Kedua

pendapat itu sama dalam menentukan unsur intrinsik cerpen. Menurut

Zulfahnur (1998:26) bahwa selain tema cerita mempunyai amanat

pengarangnya. Amanat diartikan sebagai pesan, gagasan, ajaran moral, dan

nilai-nilai kemanusiaan lain.

Pendapat di atas sebenarnya sama. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

macam-macam unsur intrisik cerpen adalah tema, tokoh, penokohan, alur,

setting, sudut pandang, dan amanat.

1) Tema

Menurut Scharbach (dalam Aminuddin, 2000:91), tema berasal

dari bahasa Latin yang berarti ‘tempat meletakkan suatu perangkat’.

Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita

sehingga berperanan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam

memaparkan karya fiksi yang diciptakannya.

Scharbach (dalam Aminuddin, 2000:91) mendefinisikan tema is

not synonimous with moral or message … theme does relate to

meaning and purpose, in the sense. Tema tidak sama dengan moral

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

15

atau pesan. Tema menghubungkan antara makna dengan tujuan

penciptaan pengarangnya.

Kata tema seringkali disamakan dengan pengertian topik, padahal

kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda. Tema

merupakan suatu gagasan sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan

dalam suatu tulisan atau karya fiksi. Topik adalah pokok pembicaraan.

Yang menjadi unsur gagasan sentral, yang kita sebut tema tadi adalah

topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai oleh

pengarang dengan topiknya tadi. Dalam pengertian tema itu tercakup

persoalan dan tujuan atau amanat pengarang kepada pembaca

(Baribin, 1985: 59-60). Gagasan sentral dalam karya fiksi sebenarnya

merupakan gagasan yang mendasari karya fiksi, termasuk cerpen.

Susatya (1989:37) memperkuat pendapat tersebut dengan menyatakan

bahwa tema adalah ide atau gagasan yang menjadi dasar penciptaan

suatu cerita. Tema merupakan pokok pembicaraan dalam suatu cerita.

Sebuah cerita sebenarnya membeberkan suatu ide, cita-cita, gagasan,

atau pendirian. Tema merupakan jiwa dari suatu cerita. Dengan kata

lain, tema ialah latar belakang sebuah cerita yang biasanya dinyatakan

secara tersirat. Pengarang sendiri tidak menyebut-nyebut apa yang

menjadi latar belakang atau tema ceritanya, tetapi hal itu dapat kita

diketahui setelah membaca cerpen secara keseluruhan, secara utuh.

Sejalan dengan pendapat tersebut Sumardjo (1986:56)

mengemukakan bahwa tema adalah ide sebuah cerita. Pengarang

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

16

dalam menulis ceritanya bukan sekedar mau bercerita, tetapi mau

mengatakan sesuatu pada pembacanya. Sesuatu yang mau

dikatakannya itu bisa suatu masalah kehidupan ini. Kejadian dan

perbuatan tokoh cerita, semuanya didasari oleh ide pengarang

tersebut. Tema tidak perlu selalu berwujud moral atau ajaran moral.

Tema bisa hanya berwujud pengamatan pengarang terhadap

kehidupan. Kesimpulannya, hanya bahan mentah pengamatannya saja.

Pengarang bisa saja hanya mengemukakan suatu masalah kehidupan

dan problem tersebut tak perlu dia pecahkan. Pemecahannya terserah

pada masing-masing pembaca. Menurut beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa tema adalah gagasan atau ide sentral

(pokok) yang menjadi dasar penciptaan cerita. Jadi tema cerpen

adalah gagasan atau ide sentral yang mendasari karya sastra yang

berupa cerpen.

2) Tokoh

Tokoh adalah pelaku cerita. Menurut Panuti Sudjiman (dalam

Zulfahnur, 1998:29), tokoh adalah individu rekaan berujud manusia

atau binatang yang mengalami peristiwa atau lakuan dalam cerita.

Tokoh cerita dibedakan menjadi tokoh utama dan tokoh

sampingan atau disebut tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh

utama adalah tokoh yang menjadi titik sentral perhatian dalam cerita.

Tokoh ini berperan menonjol dalam cerita. Tokoh utama mengalami

masalah dari awal cerita sampai akhir cerita. Tokoh sampingan adalah

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

17

tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi

kehadirannya sangat diperlukan untuk mendukung tokoh utama.

Tokoh utama dibedakan menjadi tokoh protagonis dan tokoh

antagonis. Tokoh protagonis adalah tokoh yang memegang peranan

utama dan menjadi pusat sorotan di dalam intsnsitas keterlibatannya

di dalam cerita. Tokoh protagonis mempunyai watak baik dan terpuji.

Sebaliknya, tokoh antagonis adalah tokoh yang mempunyai watak

jahat dan salah. Tokoh protagonis dan tokoh antagonis saling

bertentangan dalam sebuah cerita. Pertentangan itu yang membuat

cerita itu menarik.

Selain tokoh protagonis dan tokoh antagonis, dalam sebuah cerita

kadang ditemukan tokoh tritagonis. Tokoh tritagonis adalah tokoh

yang menengahi perselisihan antara tokoh protagonis dan antagonis.

Tokoh tritagonis tidak wajib hadir dalam sebuah cerita.

3) Penokohan atau Perwatakan

Dalam cerita pendek perwatakan atau penokohan ini merupakan

hal yang kehadirannya amat penting, bahkan menentukan. Penokohan

adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh. Tokoh-

tokoh itu rekaan pengarang, maka tokoh-tokoh perlu digambarkan dan

hanya pengaranglah yang ‘mengenal’ mereka. Tokoh-tokoh dalam

cerita perlu digambarkan ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batinnya

agar wataknya juga dikenal oleh pembaca (Sudjiman, 1990: 23).

Menurut Zulfahnur (1997: 28-29) menambahkan bahwa dalam cerita

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

18

fiksi perwatakan erat kaitannya dengan alur, sebab sebuah alur yang

meyakinkan terletak pada gambaran watak-watak yang mengambil

bagian di dalamnya, disamping perwatakan dicipta sesuai dengan alur

tersebut. Peristiwa-peristiwa cerita yang didukung pelukisan watak-

watak tokoh dalam suatu rangkaian alur itu menceritakan manusia

dengan berbagai persoalan, tantangan, dan lain-lain dalam kehidup-

annya. Cerita ini dapat ditelusuri dan diikuti pekembangannya lewat

perwatakan tokoh-tokoh cerita atau penokohan.

Dalam cerita fiksi, termasuk cerpen, dikenal beberapa cara

penokohan. Baribin (1985:55-57) menyatakan pendapatnya bahwa

dalam perwatakan ada dua macam cara memperkenalkan tokoh dan

perwatakan tokoh dalam fiksi, yakni:

a) Cara analitik (disebut cara singkap)

Cara analitik adalah cara pengarang memaparkan tentang

watak atau karakter tokoh dengan langsung. Pengarang

menyebutkan bahwa tokoh tersebut keras hati, keras kepala,

penyayang, dan sebagainya.

b) Cara dramatik (disebut pula cara lukis)

Cara dramatik adalah cara pengarang menggambarkan watak

tokoh secara tidak langsung, tetapi disampaikan melalui

(1) pilihan nama tokoh (misalnya nama semacam Sarinem

untuk babu; Mince untuk gadis yang agak genit, Bonar

untuk nama tokoh yang garang dan gesit, dan seterusnya);

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

19

(2) melalui penggambaran fisik atau postur tubuh, cara

berpakaian, tingkah laku terhadap tokoh-tokoh lain,

lingkungannya, dan sebagainya; dan

(3) melalui dialog, misalnya baik dialog tokoh yang

bersangkutan dalam interaksinya dengan tokoh-tokoh lain.

Dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah penyajian watak

tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam cerita yang berupa penyajian

sifat, sikap dan tingkah laku tokoh baik secara analitik maupun

dramatik.

4) Alur atau Plot

Menurut Aminuddin (2000:83) alur adalah rangkaian cerita yang

dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu

cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.

Alur atau plot adalah struktur atau rangkaian kejadian dalam cerita

yang disusun secara logis. Dalam pengertian ini alur merupakan suatu

jalur tempat lewatnya rentetan peristiwa yang tidak putus-putus. Oleh

sebab itu, suatu kejadian dalam suatu cerita menjadi sebab atau akibat

kejadian yang lain. Kejadian atau peristiwa-peristiwa itu tidak hanya

berupa perilaku yang tampak, seperti pembicaraan atau gerak-gerik,

tetapi juga menyangkut perubahan cara berpikir, sikap, kepribadian,

dan sebagainya.

Alur merupakan tulang punggung suatu cerita yang menuntun kita

memahami keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

20

didalamnya. Bila ada bagian yang terlepas dari pengamatan tentu kita

tidak dapat memahami kecuali kemunculan peristiwa atau kejadian

yang lain (Baribin, 1985: 61-62).

Pengertian senada diberikan Zulfahnur (1997:26) dengan

menyatakan bahwa alur merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita

yang disusun secara logis dan kausalitas. Lebih jauh tentang

pengertian dan tahapan-tahapan alur, (Susatya, 1989:73) menyata-kan

bahwa alur atau plot ialah susunan peristiwa yang telah membentuk

sebuah cerita. Alur ini amat penting dan seakan-akan merupakan

kerangka. Pada umumnya alur terjadi dari beberapa tahap. Secara

sederhana, tahap-tahap itu disusun sebagai berikut.

Alur cerita rekaan terdiri atas beberapa bagian berikut.

a) Alur buka yaitu situasi mulai terbentang sebagai suatu kondisi

permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya.

b) Alur tengah, kondisi mencapai titik puncak sebagai klimaks

peristiwa.

c) Alur tutup, yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai

menampakkan pemecahan atau penyelesaian.

Karena alur merupakan rangkaian peristiwa dalam cerita, Foster

(dalam Zulfahnur, 1997:27) menyatakan bahwa peristiwa itu

mempunyai hubungan kausal (sebab akibat), a plot is a narative of

events the emhasis falling on causality. Rangkaian peristiwa-peristiwa

cerita yang disusun secara logis kausalitas dinamakan alur atau plot.

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

21

Berdasarkan aspek tokohnya alur dibedakan menjadi

a) alur erat

Alur erat terdapat pada cerita yang memiliki pelaku lebih

sedikit sehingga hubungan antarpelaku erat. Tiap-tiap rincian,

tiap-tiap tokoh, lakuan, dan peristiwanya merupakan bagian

yang vital dan integral dari satu pola alur yang telah dirancang

baik-baik, selaras, dan seimbang.

b) alur longgar

Hubungan tokoh-tokoh longgar karena banyak pelaku. Selain

itu hubungan peristiwa-peristiwa longgar, seolah-olah

peristiwa itu berdiri sendiri-sendiri sebagai tidak nampak itu

struktur alur.

Berdasarkan fungsinya, alur dibedakan menjadi alur utama dan

alur bawahan.

a) alur utama

Alur yang berisi cerita pokok, dibentuk oleh peristiwa

pokok/utama.

b) alur bawahan (subplot)

Kejadian-kejadian kecil menunjang peristiwa-peristiwa

pokok, sehingga cerita tambahan berfungsi sebagai ilustrasi

alur utama. Rangkaian peristiwa-peristiwa cerita yang logis

disusun dalam suatu struktur alur oleh pengarangnya.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

22

Penggunaan alur dalam sebuah cerita dapat dibedakan menjadi

alur lurus, alur sorot balik (flashback), dan alur campuran.

a) Alur lurus

Alur lurus disebut juga alur linier atau alur maju. Alur lurus

adalah alu yang berjalan secara urutan dari awal cerita sampai

akhir cerita. Cerita mulai dari paparan, rangsangan, gawatan,

tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian. Peristiwa

dalam cerita berjalan sesuai dengankronologis cerita.

b) Alur sorot balik atau flashback

Alur sorot balik adalah alur yang dipakai dalam cerita dengan

diawali cerita, kemudian cerita berbalik ke masa lampau.

Seluruh isi cerita sebenarnya kilas balik peristiwa masa lalu.

Contoh cerita Keluarga Permana.

c) Alur campuran

Alur campuran adalah campuran antara alur lurus dan alur

sorot balik. Cerita diawali dengan alur lurus. cerita berjalan

secara kronologis. Di tengah cerita terjadi penceritaan masa

lampau, kemudian cerita dilanjutkan lurus.

Pola alur umumnya hampir sama dalam struktur alurnya sebagai

berikut: paparan (eksposisi), rangsangan (penampilan masalah),

gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian.

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

23

Bagian-bagian alur dapat diringkas menjadi lima bagian, yaitu:

a) Tahap Perkenalan atau eksposisi

Tahap ini juga disebut pemaparan atau pendahuluan, yakni

bagian cerita berupa lukisan waktu atau tempat, agar pembaca

mengetahui di mana dan kapan cerita itu terjadi.

b) Penampilan Masalah

Bagian ini menceritakan persoalan yang dihadapi oleh pelaku

cerita. Dalam bagian ini mulai terasa adanya konflik.

c) Puncak Ketegangan

Tahap ini menggambarkan masalah dalam cerita sangat

gawat atau telah mencapai puncaknya (klimaks).

d) Ketegangan Menurun

Tahap ini menceritakan masalah telah berangsur-angsur dapat

diatasi dan kekhawatiran mulai hilang.

e) Penyelesaian

Bagian ini sering disebut peleraian, yakni masalah telah dapat

diatasi oleh para pelaku. Pengarang memberikan pemecahan

dari semua peristiwa yang telah terjadi dalam cerita atau

bagian-bagian sebelumnya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

alur merupakan rangkaian kejadian atau peristiwa dalam cerita secara

logis dan kasualitas. Sebuah kejadian menjadi sebab suatu kejadian

yang lain. Alur memiliki lima tahapan, yaitu perkenalan atau

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

24

pengantar, penampilan masalah, puncak ketegangan, ketegangan

menurun, dan penyelesaian. Cara penyusunan alur di dalam cerita

dinamakan pengaluran. Apabila cerita disusun berurutan, mulai dari

kejadian awal lalu diteruskan dengan kejadian-kejadian berikutnya

hingga akhir, maka cerita yang demikian disebut alur sorot balik

(flashback). Apabila cerita itu menggunakan alur secara bergantian,

artinya sebagian mengguna-kan alur lurus dan sebagian lagi

menggunakan alur sorot balik. Cerita yang mengungkapkan kembali

peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sebelumnya, cerita itu beralur

campuran (Ahmad dalam Sudjiman, 1992:3; Suharianto, 1982: 29).

Berkaitan dengan hal itu, alur dalam karya sastra pada umumnya

terbentuk bagian-bagian yang lengkap, maksudnya cerita disusun

berawal dari permulaan terus diikuti peristiwa-peristiwa berikutnya

lalu ditutup dengan akhir cerita. Dengan demikian alur itu dapat

diartikan, jalinan peristiwa secara berurutan dalam sebuah cerita

dengan memper-hatikan sebab akibat sehingga cerita itu merupakan

kesatuan yang padu, bulat, dan utuh. Alur berbeda dengan jalan cerita,

alur memperhatikan hubungan sebab akibat dalam rangkaian

peristiwa, sedangkan jalan cerita hanya sekedar mempersoalkan

lanjutan peristiwa demi peristiwa.

5) Latar

Unsur intrinsik lain yang paling penting dalam karya sastra adalah

latar atau setting karena setiap gerak tokoh-tokoh cerita menimbulkan

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

25

peristiwa-peristiwa di dalam cerita, berlangsung dalam suatu tempat,

ruang dan waktu tertentu. Yang dimaksud dengan latar atau landas

tumpu (setting) cerita adalah tempat peristiwa dalam cerita terjadi.

Menurut Aminuddin (2000:67) setting bukan hanya berfungsi

sebagai latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi

logis. Ia juga memiliki fungsi psikologis sehingga setting pun mampu

menuansakan makna tertentu serta mampu menciptakan suasana

tertentu yang menggerakkan emosi, aspek kejiwaaan pembacanya.

Menurut Aminuddin (2000:68), setting dibagi menjadi dua

macam, yaitu setting fisikal dan setting pesikologis. Tempat atau

ruang yang dapat diamati, seperti di kampus, di kafetaria. Termasuk di

dalam unsur latar atau landas tumpu ini adalah waktu, hari, tahun,

musim, atau periode sejarah, misalnya di zaman perang kemerdekaan,

di saat upacara sekaten (Baribin, 1985:63-64). Setting-setting yang

disebutkan itu termasuk setting fisikal. Setting psikologis dapat

berupa suasana maupun sikap serta jalan pikiran suatu lingkungan

masyarakat.

Perbedaan setting fisikal dan setting psikologis adalah (1) setting

yang bersifat fisikal berhubungan dengan tempat, misalnya kota

Jakarta, daerah pedesaan, pasar, sawah, dan sebagainya, serta benda-

benda dalam lingkungan tertentu yang tidak menuansakan makna apa-

apa, sedangkan setting psikologis adalah setting berupa lingkungan

atau benda dalam lingkungan tertentu yang mampu menuansakan

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

26

suatu makna serta mampu mengajak emosi pembaca, (2) setting

fisikal hanya terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik, sedangkan

setting psikologis dapat berupa suasana, sikap, serta jalan pikiran

suatu lingkungan masyarakat tertentu, (3) untuk memahami setting

fisikal, pembaca cukup melihat dari apa yang tersurat, sedangkan

pemahaman terhadap setting yang bersifat psikologis membutuhkan

adanya penghayatan dan penafsiran, dan (4) terdapat saling pengaruh

dan ketumpangtindikan antara setting fisikal dengan setting

psikologis.

Sebuah cerpen memang harus terjadi di suatu tempat dan dalam

suatu waktu, harus ada tempat dan ruang kejadian. Setting bisa berarti

banyak yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, waktu t ertentu, tetapi

hal-hal yang hakiki dari suatu wilayah, situasi lingkungan atau

zamannya dan sebagainya (Sumardjo, 1986:76).

Secara sederhana dapat dikatakan setting cerita terdiri atas setting

waktu dan seting tempat. Setting waktu adalah waktu terjadinya

peristiwa dalam cerita. Setting tempat adalah tempat terjadinya suatu

peristiwa dalam cerita.

6) Sudut pandang (point of view)

Di dalam karya fiksi para pembaca dapat menikmati berbagai

cerita yang berbeda dengan tokoh-tokoh cerita yang berbeda pula.

Ada novel atau cerita pendek yang menggunakan tokoh “aku” atau

“saya” dan novel atau cerpen yang lain menampilkan tokoh dengan

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

27

memakai nama orang atau orang ketiga. Hal ini terjadi karena dalam

menuturkan kisahnya itu pengarang menduduki posisi atau tempat

tersendiri di dalam cerita. Kadang-kadang melibatkan diri di dalam

cerita dan pada cerita yang lain ia berada di luar cerita sebagai

pengamat. Jadi, pengarang sebagai pencerita membawakan kisahnya

itu dari sudut pandangan sendiri. Sudut pandang dapat diartikan

sebagai tempat pengarang di dalam mengisahkan ceritanya.

(Zulfahnur, 1997:35-36).

Menurut Zulfahnur (1997:36), sudut pandang atau pusat

pengisahan diartikan sebagai tempat pengarang di dalam ceritanya

atau dari mana peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam ceritanya itu

dilihat.

Aminuddin (2000:90) menyebut sudut pandang dengan istilah titik

pandang. Sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para

pelaku dalam cerita yang dipaparkannya. Menurutnya, sudut pandang

dibedakan menjadi (1) narator omniscient, (2) narator observer, (4)

narator observer omniscient, dan (4) narator the third person

omniscient.

Narator omniscient adalah narator atau pengisah yang juga

berfungsi sebagai pelaku cerita. Karena pelaku adalah pengarang,

maka akhirnya pengisah juga merupakan penutur yang serba tahu

tentang apa yang ada dalam benak pelaku utama.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

28

Narator observer adalah pengisah yang hanya berfungsi sebagai

pengamat terhadap pemunculan para pelaku serta hanya tahu sebatas

perilaku lahiriah para pelaku.

Narator observer omniscient adalah pengisah yang berfungsi

sebagai pengamat dan pelaku dalam cerita. Cerita dengan sudut

pandang ini, pengarang isebagai pelau sampingan.

Narator the third person omniscient adalah pengisah yang

berfungsi sebagai orang ketiga. Pengarang tidak terlibat sebagai

pelaku dalam cerita, tetapi ia serba tahu.

7) Amanat

Menurut Zulfahnur (1997:26), amanat adalah pesan berupa ide,

gagasan, ajaran moral, dan nilai-nilai kemanusiaan yang ingin

disampaikan/dikemukakan pengarang lewat cerita. Amanat cerita

dapat disampaikan secara implisit dan eksplisit. Amanat disampaikan

secara implisit misalnya disiratkan dalam tingkah laku tokoh-tokoh

cerita. Eksplisit artinya bila dalam tengah atau akhir cerita pengarang

menyampaikan pesan-pesan, saran-saran, nasihat, pemikiran, dan

sebagainya.

Dengan penjelasan itu, amanat sebuah cerita dapat ditemukan oleh

pembaca dengan membaca cerita secara intens. Amanat merupakan

penilaian sang pembaca. Amanat yang ditemukan pembaca

kemungkinan bervariasi. Meski demikian, amanat cerita itu

mempunyai dasar yang kuat yaitu disarikan dari cerita itu sendiri.

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

29

Amanat cerita yang ditemukan oleh seorang pembaca kemungkinan

berbeda dengan temuan pembaca yang lain. Ini bergantung pada

pengalaman pembacanya. Oleh karena itu, di dalam sebuah cerita

kadang ditemukan banyak amanat.

D. Metode Diskusi (Buzz Group)

1. Pengertian Metode Diskusi (Buzz Group)

Penerapan metode diskusi (buzz group) kelas yang besar dibagi ke dalam

beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa

sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat.

Diskusi ini dapat diadakan di tengah-tengah atau akhir (Sofa, 2008: 1).

Metode diskusi adalah cara penyampaian bahan pelajaran yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan

atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah (Sofa, 2008: 1). Dalam

kehidupan modern ini banyak sekali masalah yang dihadapi oleh manusia;

sedemikian kompleksnya masalah tersebut, sehingga tidak mungkin hanya

dipecahkan dengan satu jawaban saja, tetapi harus menggunakan segala

pengetahuan yang kita miliki untuk mencari pemecahan yang terbaik. Ada

kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban yang benar sehingga kita harus

menemukan jawaban yang paling tepat diantara sekian banyak jawaban tersebut.

Kecakapan untuk rnemecahkan masalah tersebut dapat dipelajari. Untuk

itu siswa harus dilatih sejak kecil. Persoalan yang kompleks sering kita jumpai

dalam kehidupan bermasyarakat karenanya dibutuhkan pemecahan atas dasar

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

30

kerjasama. Dalarn hal ini diskusi merupakan jalan yang banyak membeni

kemungkinan pemecahan terbaik. Selain memberi kesempatan untuk

mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga dalam kehidupan

yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan

keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan

kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat.

Metode diskusi tidak sekadar perdebatan antar murid atau perdebatan

antara guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh

kelas untuk mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi

sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan yang akan

diambil.

Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang

sejati atau hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan

pendapat mereka sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar

diskusi bisa produktif harus ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi

yang bermanfaat didasarkan atas rasa saling menghormati pendapat setiap orang

yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas mengajak yang lain untuk ikut serta

dalam suatu usaha bersama.

Metode tanya-jawab dengan diskusi saling mencakup tetapi berbeda. Ada

pertanyaan yang mengandung unsur diskusi, tetapi ada yang tidak. Dengan

diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk memecahkan masalah. Untuk

pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

31

pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan terdapat banyak jawaban

yang benar.

Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi: (a) menguji

kemungkinan jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah, (b) tidak

menanyakan “manakah jawaban yang benar” tetapi lebih menekankan kepada

“mempertimbangkan dan membandingkan”, dan (c) menarik minat siswa dan

sesuai dengan taraf kemampuannya.

2. Peranan Guru dalam Metode Diskusi

Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila

dipakai cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama dan

bimbingan yang cakap. Guru harus mempunyai latar belakang pengalaman dan

simpanan pengetahuan agar dia bisa memimpin sebuah diskusi secara kreatif.

Meskipun pertanyaan atau masalah yang akan dibicarakan mungkin

diajukan oleh seorang murid atau diketengahkan oleh guru, diskusi itu akan

lebih menarik apabila membicarakan suatu masalah nyata yang berkaitan dengan

kebutuhan kelas. Pentinglah bahwa masalah itu dikemukakan sedemikian rupa

sehingga semua orang bisa mengerti sifat dan maknanya.

Selama diskusi pemimpin akan memakai pertanyaan dan komentar untuk

memusatkan perhatian pada pokok persoalannya dan dengan demikian

meneruskan diskusi tersebut. Kadang-kadang, guru perlu mengulangi dan

meringkaskan apa yang telah dibicarakan atau yang disimpulkan. Gurulah yang

akan menentukan suasana sepanjang diskusi itu. Ia harus bisa merasa kapan ia

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

32

harus membatasi mereka yang terlalu banyak bicara atau mendorong mereka

yang ragu-ragu untuk ambil bagian.

Guru juga harus memberitahukan di mana murid menemukan bahan dan

keterangan yang perlu. Dalam hal diskusi teologia atau alkitabiah, disarankan

bagian-bagian Alkitab yang berkaitan atau sumber-sumber keterangan lain. Ini

tidak berarti bahwa guru yang harus menjawab semua pertanyaan. Sebaliknya,

guru akan membantu para peserta menemukan jawaban-jawabannya.

Banyak diskusi yang berakhir dengan keputusan mengenai tindakan yang

harus diambil. Seorang penulis menyarankan langkah-langkah berikut untuk

memakai metode diskusi dengan baik:

a. Pengertian yang seksama akan masalahnya.

b. Cara-cara yang mungkin dilaksanakan untuk memecahkan masalah

tersebut.

c. Keputusan mengenai suatu tindakan tertentu.

d. Menetapkan sarana guna melaksanakan keputusan.

e. Melaksanakan keputusan.

f. Mengevaluasi hasil-hasil.

Metode diskusi akan berhasil apabila dipakai untuk orang dewasa dan juga

kaum muda. Namun demikian, mengadakan diskusi dengan anak-anak

merupakan pengalaman yang menyenangkan juga. Seringkali para guru menjadi

terheran-heran mendengar pertanyaan-pertanyaan atau pendapat-pendapat yang

dikemukakan anak-anak itu.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

33

Pimpinan diskusi dapat dipegang oleh guru sendiri, tetapi dapat juga

diserahkan kepada siswa bila guru ingin memberi kesempatan kepada siswa

untuk belajar memimpin. Kecakapan memirnpin diskusi memang harus dilatih,

bila kita menginginkan keberhasilan suatu diskusi. Seseorang yang belum

berpengalaman dalam suatu diskusi dapat kebingungan, apabila terjadi

pembicaraan yang jauh menyimpang dari pokok persoalan. (Roestiyah,

1998:145-147). Dapat pula terjadi, seseorang yang senang berbicara akan

menguasai seluruh pembicaraan sehingga tidak memberi kesempatan kepada

yang lain untuk mengemukakan pendapat. Demikian pula bila diantara para

peserta diskusi saling bertentangan pendapat, bagi pemimpin yang belum

terampil, tidak dapat mencarikan jalan tengah sehingga diskusi berakhir tanpa

adanya kesimpulan yang jelas. Bila siswa belum pernah mengenal tata cara

diskusi, mereka akan berbicara secara serempak atau spontan menanggapi bila

ada suatu pendapat yang menarik, juga sering beberapa siswa belum memahami

persoalan, sehingga memberikan komentar yang menyimpang dan

berkepanjangan. Akibatnya suasana jadi menjemukan dan tidak dapat dilihat

kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi

Kelebihan penggunaan metode diskusi sebagai berikut.

a. Siswa belajar bermusyawarah

b. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetabuan

masing-masing.

c. Belajar menghargai pendapat orang lain.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

34

d. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah.

Kekurangan/kelemahan penggunaan metode diskusi adalah

a. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok

persoalan.

b. Kesulitan dalam menyimpulkan sering menyebabkan tidak ada

penyelesaian.

c. Membutuhkan waktu cukup banyak.

d. guru tidak bisa membedakan sejauh mana siswa yang telah memahami

atau belum memahami materi yang diberikan (Roestiyah, 1998:145-

147).

4. Adaptasi Teori

Guru bukanlah salah satu penentu keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Maksudnya, dalam proses pembelajaran, aktivitas mengajar guru

yang lebih besar bukan menjadi penentu utama keberhasilan pembelajaran.

Keberhasilan pembelajar-an juga ditentukan oleh siswa. Semakin besar siswa

beraktivitas dalam belajar akan semakin besar pula hasil yang diperoleh. Dengan

semakin banyak beraktivitas dalam belajar, siswa akan mempunyai pengalaman

belajar. Pengalaman belajar ini akan menghasilkan kesan yang mendalam

sehingga diperoleh hasil belajar yang baik.

Agar siswa mempunyai pengalaman belajar, dalam pendekatan kontekstual

terdapat komponen masyarakat belajar yang dapat diterapkan dalam bentuk

metode diskusi. Dengan berdiskusi, siswa akan memperoleh kesempatan untuk

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

35

belajar bersama siswa lain. Dalam kelompok diskusi, siswa berdiskusi dan

beraktivitas belajar. Dengan berdiskusi, siswa berkesempatan bertukar pikiran

dengan siswa lain sesuai dengan pengalaman yang dimilikinya.

Dalam menganalisis unsur intrinsik, siswa akan mampu menganalisisnya

dengan cermat jika dilakukan bersama dengan berdiskusi secara intensif.

Dengan berdiskusi, siswa berkesempatan belajar bersama siswa lain. Siswa

memperoleh informasi dari siswa lain dan memecahkan masalah bersama siswa

lain.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) (Arikunto, 2006: 2). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu

pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan

kontekstual dengan menentukan tindakan yang tepat untuk mengetahui

permasalahan yang ada. Penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu,

serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut

dilakukan.

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 02 Pangkah Kecamatan Pangkah

Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian tindakan kelas ini

dilakukan adalah pada siswa kelas VIII A. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Januari 2011. Kegiatan penelitian ini direncanakan dilakukan dalam tiga siklus.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 02 Pangkah

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2010/2011. Subjek

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

36

penelitian ini adalah siswa kelas VIII A karena siswa kurang mampu menganalisis

unsur intrinsik cerpen. Permasalahan tersebut dialami oleh siswa kelas VIII A

SMP Negeri 02 Pangkah Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal tahun pelajaran

2010/2011.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan

kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen. Data ini diperoleh dengan

menggunakan teknik wawancara, observasi, dan ditunjang dengan hasil belajar

yang diperoleh siswa setelah dilakukan post tes.

1. Bentuk Instrumen

Instrumen penelitian ini berbentuk tes dan nontes.

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 1998: 139). Instrumen tes berupa

tes tertulis objektif berbentuk isian singkat. Tes ini digunakan untuk mengukur

kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan motivasi belajar anak dengan melihat hasil belajar yang diperoleh

siswa. Kriteria unsur-unsur intrinsik cerpen yang dinilai adalah tema, alur atau

plot, perwatakan atau penokohan, sudut pandang, latar atau setting, dan gaya

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

37

bahasa. Penilaian dilakukan dengan menggunakan rentang skor 5 - 10. Adapun

ketentuannya sebagai berikut.

1) Penguasaan tema cerpen, yaitu penguasaan hal-hal yang berhubungan dengan

tema, misalnya menentukan macam-macam tema tersirat dan tersurat, tema

tradisional, dan tema modern.

2) Penguasaan alur atau plot cerpen, yaitu penguasaan hal-hal yang

berhubungan dengan alur atau plot, misalnya menentukan jenis-jenis alur,

dan tahapan-tahapan alur.

3) Penguasaan perwatakan atau penokohan, yaitu penguasaan hal-hal yang

berhubungan dengan perwatakan atau penokohan, misalnya menentukan

perwatakan langsung dan tidak langsung.

4) Penguasaan sudut pandang, yaitu penguasaan hal-hal yang berhubungan

dengan sudut pandang, misalnya menentukan sudut pandang orang pertama

atau ketiga.

5) Penguasaan latar atau setting, yaitu penguasaan hal-hal yang berhubungan

dengan latar atau setting, misalnya menentukan tempat atau waktu terjadinya

peristiwa dalam cerita.

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

38

KISI-KISI SOAL TES UJI COBA

no Indikator Deskriptor Skor

1. Tema -Siswa dapat menentukan tema tetapi masih

melenceng dari tema yang sudah ditentukan.

-Siswa dapat menentukan tema tetapi masih sedikit

melenceng dari tema yang sudah ditentukan..

-Siswa dapat menentkan tema dengan benar .

10

15

20

2. Alur atau

Plot

-Siswa dapat menentukan alur tetapi masih

melenceng dari alur yang sudah ditentukan.

-Siswa dapat menentukan alur tetapi masih sedikit

melenceng dari alur yang sudah ditentukan.

-Siswa dapat menentukan alur dengan benar.

10

15

20

3. Tokoh

Penokohjan

--Siswa dapat menentukan tokoh-penokohan tetapi

masih melenceng dari tokoh-penokohan yang sudah

ditentukan.

-Siswa dapat menentukan tokoh-penokohan tetapi

masih sedikit melenceng dari tokoh-penokohan

yang sudah ditentukan.

-Siswa dapat menentukan tokoh-penokohan dengan

benar.

10

15

20

4. Sudut

pandang

--Siswa dapat menentukan sudut pandang tetapi

masih melenceng dari sudut pandang yang sudah

ditentukan.

-Siswa dapat menentukan sudut pandang tetapi

masih sedikit melenceng dari sudut pandang yang

sudah ditentukan.

-Siswa dapat menentukan sudat pandang dengan

benar

10

15

20

5. Latar atau

Setting

--Siswa dapat menentukan latar atau setting tetapi

masih melenceng dari latar atau setting yang sudah

10

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

39

ditentukan.

-Siswa dapat menentukan latar atau setting tetapi

masih sedikit melenceng dari Latar atau Setting

yang sudah ditentukan.

-Siswa dapat menentukan latar atau setting dengan

benar

15

20

Pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia dianggap berhasil bila anak

menguasi 60% materi yang diajarkan. Pembelajaran dianggap tuntas bila 85%

siswa menguasai materi.

b. Nontes

Instrumen nontes berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara, dan

jurnal.

1) Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan pedoman yang memuat aspek-aspek yang

akan diobservasi (Arikunto, 1998: 146). Penelitian ini menggunakan instrumen

pedoman observasi. Dalam pengambilan data aspek-aspek yang diobservasi

adalah

(a) sikap positif siswa ketika proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa

Indonesia, dan

(b) sikap negatif siswa ketika proses belajar mengajar mata pelajaran Bahasa

Indonesia.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

40

D. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan tiga proses tindakan, yaitu (1) proses

tindakan prasiklus, (2) proses tindakan siklus I, dan (3) proses tindakan siklus II.

Adapun rincian proses tindakan tersebut seperti di bawah ini.

1. Prasiklus

Pada prasiklus belum diberlakukan metode diskusi. Prasiklus digunakan

untuk mengidentifikasi kemampuan dasar siswa. Pembelajaran pada prasiklus

dilakukan dengan memberi tugas pada siswa membaca cerpen lalu menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan cerpen yang dibaca.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Dalam siklus I peneliti mempersiapkan proses pembelajaran dengan

langkah-langkah berikut.

1) Menyusun satuan pelajaran yang sesuai dengan paradigma penelitian

tindakan kelas.

2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

3) Menyusun pedoman pengamatan dan jurnal.

4) Menyusun rancangan evaluasi program.

b. Tindakan

Tindakan ini dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pada

saat berlangsung proses belajar mengajar, secara berkelompok siswa membaca

teks cerpen yang telah dibagikan oleh guru. Setiap kelompok terdiri atas 4-5

siswa. Setelah siswa membaca dan memahami isi cerpen secara keseluruhan,

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

41

langkah pertama, siswa ditugasi menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Guru

menginformasikan aspek-aspek yang dinilai. Langkah kedua dengan

menggunakan metode diskusi. Secara berkelompok siswa mendiskusikan unsur-

unsur intrinsik cerpen yang dibacanya. Dengan metode diskusi, siswa dapat

bekerja sama, menyampaikan pendapat, dan memecahkan masalah bersama.

Setelah berdiskusi diharapkan pengalaman belajar siswa dalam satu kelompok

sama sehingga siswa satu dengan yang lain mampu memahami dan menganalisis

unsur-unsur intrinsik cerpen.

c. Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan secara rinci atas semua tindakan. Pengamatan

ini dilakukan dengan pencatatan yang memungkinkan peneliti mempunyai temuan

tindakan. Aspek-aspek yang diamati, siswa memiliki kemampuan yang rendah

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa merasa kebingungan dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen disebabkan siswa mengalami kesulitan

dalam menentukan tema, alur atau plot, perwatakan atau penokohan, sudut

pandang, latar atau setting dan gaya bahasa. Dengan diterapkannya metode

diskusi, guru ingin mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan siswa

dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen.

d. Evaluasi atau Refleksi

Tahap evaluasi atau refleksi tindakan ini dilakukan untuk mengetahui

perubahan-perubahan yang terjadi dan bagaimana cara memperbaikinya.

Berdasarkan hasil evaluasi itu dilakukan refleksi yang mencakup

1) pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti;

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

42

2) pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh siswa selama

proses belajar mengajar; dan

3) pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh guru selama

mengajar.

3. Siklus II

Setelah siklus I dilakukan oleh siswa, kemudian langkah berikutnya yaitu

memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan siswa. Langkah-langkah

kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I. Perbedaannya terletak

pada sasaran kegiatan untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus

sebelumnya. Adapun langkah-langkah siklus II sebagai berikut.

a. Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi hal-hal sebagai berikut.

1) Menyusun perbaikan satuan pelajaran yang sesuai dengan paradigma

penelitian kelas.

2) Menyusun perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran.

3) Menyusun perbaikan pedoman pengamatan, dan jurnal.

4) Menyusun perbaikan rancangan evaluasi program.

b. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini ialah perbaikan kegiatan yang

dilakukan pada siklus I. Siswa memiliki kemampuan yang rendah dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dan siswa merasa kebingungan dalam

menentukan tema, alur atau plot, perwatakan atau penokohan, sudut pandang,

latar atau setting, dan gaya bahasa. Untuk itu siswa diberi kesempatan membaca

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

43

ulang cerpen dan meningkatkan peran sertanya dalam berdiskusi. Dengan

memahami isi keseluruhan cerpen dan memperhatikan baik-baik tokoh ceritanya,

di mana peristiwa itu terjadi dan sebagainya, siswa dengan mudah dapat

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa perlu dipacu untuk bersaing

dengan temannya agar memiliki kemampuan yang tinggi dalam menganalisis

unsur intrinsik cerpen.

c. Pengamatan

Pengamatan ini diikuti dengan pencatatan kemungkinan peneliti mempunyai

penemuan suatu tindakan. Adapun hal-hal yang diamati pada siklus II, siswa yang

semula merasa kebingungan dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen,

karena dengan metode diskusi, siswa dapat memahami isi cerpen secara

keseluruhan berdasarkan pemahamannya dan informasi dari teman lain.

d. Evaluasi Refleksi

Pada tahap evaluasi atau refleksi yang merupakan tindakan akhir ini,

dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dan bagaimana

cara memperbaikinya. Berdasarkan hasil evaluasi itu dilakukan refleksi yang

mencakup

1) pengungkapan hasil pengamatan oleh peneliti;

2) pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan siswa selama proses

belajar mengajar; dan

3) pengungkapan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh guru selama

mengajar.

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

44

E. Teknik Analisis Data

Analisis data penelitian dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis data yang digambarkan dengan kata-kata

atau kalimat dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan

(Arikunto, 1998: 245). Analisis kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan

menafsirkan data yang diperoleh melalui intrumen nontes.

2. Analisis Kuantitatif

Dalam prasiklus, siklus I, dan siklus II dilaksanakan tindakan kelas. Dari

pelaksanaan tindakan tersebut dapat diperoleh data. Data diolah melalui langkah-

langkah

a. membuat rekapitulasi nilai kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen;

b. menghitung rata-rata nilai; dan

c. menghitung persentase nilai.

Penghitungan persentase nilai digunakan untuk mengetahui kualitas hasil

belajar siswa sebagai cerminan peningkatan kemampuan menganalisis unsur

intrinsik cerpen.

Rumus yang dipakai untuk menghitung persentase nilai adalah

R

NP = x 100%

SM

Keterangan:NP : Nilai dalam persenR : Skor yang diperoleh siswaSM : Skor maksimal (Depdiknas, 2003: 14)

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Untuk mendeskripsikan hasil kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen

siswa kelas VIII A SMP Negri 02 Pangkah , Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal ,

terlebih dahulu disajikan rekapitulasi hasil analisis unsur intrinsik cerpen siswa kelas

VIII A SMP Negri 02 Pangkah Kabupeten Tegal pada prasiklus, siklus I, dan siklus

II sebagai berikut.

1. Hasil Tes

a. Prasiklus

Skor keseluruhan penguasaan analisis unsur intrinsik cerpen pada prasiklus

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Skor Penguasaan Analisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen (Prasiklus)

No Skor Frekuensi Persentase1. 50 10 23,82. 55 3 7,143. 60 8 19,044. 65 7 16,665. 70 3 7,146. 75 5 11,97. 80 3 7,148. 85 1 2,389. 90 0 010. 95 0 011. 100 2 4,76

Siswa yang mendapat skor 50 dari 42 siswa sebanyak 10 siswa, Siswa yang

memperoleh skor 55 dari 42 siswa sebanyak 3 siswa, Siswa yang memperoleh skor

60 dari 42 siswa sebanyak 8 siswa, Siswa yang memperoleh skor 65 dari 42 siswa

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

47

sebanyak 7 siswa, Siswa yang memperoleh skor 70 dari 42 siswa sebsnysk 3 siswa,

Siswa yang memperolah skor 75 dari 42 siswa sebanyak 5 siswa, Siswa yang

memperoleh skor 80 dari 42 siswa sebanyak 3 siswa, Siswa yang memperoleh skor

85 dari 42 sisa sebanyak 1 siswa, sedangkan siswa yang mendapat skor 90 dan 95

tidak ada, Siswa yang memperoleh skor 100 dari 42 siswa sebanyak 2 siswa.

Dalam penelitian ini ada 5 aspek yang di analisis siswa setiap aspek yang

sudah benar memenui ketentuan diberi skor 20 , sedangkan apabila siswa

menganalisis 1 aspek sudah benar tetapi masih sedikit melenceng dari ketentuan di

beri skor 15, dan apabila siswa menganalisis 1 aspek tetapi masih melenceng dari

ketentuan di beri skor 10.

Dari hasil pra siklus ada 6 dari 42 siswa sudah menguasai sudut pandang,

Siswa sudah menguasai latar atau setting ada 8 siswa, Siswa yang sudah menguasai

tokoh-penokohan ada 12 siswa, Siswa yang menguasai alur ada 9 dan siswa yang

sudah menguasai tema ada 18 siswa.

b. Siklus I

Skor keseluruhan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen yang diperoleh dari hasil penelitian pada siklus I sebagai berikut/

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

48

Tabel 3. Skor Keseluruhan Penguasaan Analisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen( siklus I )

No Skor Frekuensi Persentase1. 50 2 4,82. 55 1 2,43. 60 11 26,24. 65 5 11,95. 70 7 16,76. 75 4 9,57. 80 6 14,38. 85 1 2,49. 90 3 7,110. 95 0 011. 100 2 4,76

Siswa yang mendapat skor terendah 50 dari 42 siswa sebanyak 2 siswa,

Siswa yang memperoleh skor 55 dari 42 siswa sebanyak 1 siswa, Siswa yang

memperoleh skor 60 dari 42 siswa sebanyak 11 siswa, Siswa yang memperoleh skor

65 dari 42 siswa sebanyak 5 siswa, Siswa yang memperoleh skor 70 dari 42 siswa

sebsnysk 7 siswa, Siswa yang memperolah skor 75 dari 42 siswa sebanyak 4 siswa,

Siswa yang memperoleh skor 80 dari 42 siswa sebanyak 6 siswa, Siswa yang

memperoleh skor 85 dari 42 sisa sebanyak 1 siswa, sedangkan siswa yang mendapat

skor 90 ada 3 siswa dari 42 siswa, Siswa mendapat skor 95 tidak ada, Siswa yang

memperoleh skor 100 dari 42 siswa sebanyak 2 siswa.

Dalam penelitian ini ada 5 aspek yang di analisis siswa setiap aspek yang

sudah benar memenui ketentuan diberi skor 20 , sedangkan apabila siswa

menganalisis 1 aspek sudah benar tetapi masih sedikit melenceng dari ketentuan di

beri skor 15, dan apabila siswa menganalisis 1 aspek tetapi masih melenceng dari

ketentuan di beri skor 10.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

49

Dari hasil siklus I ada 8 dari 42 siswa sudah menguasai sudut pandang,

Siswa sudah menguasai latar atau setting ada 8 siswa, Siswa yang sudah menguasai

tokoh-penokohan ada 14 siswa, Siswa yang menguasai alur ada 16 siswa dan siswa

yang sudah menguasai tema ada 32 siswa.

c. Siklus II

Skor keseluruhan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik

cerpen yang diperoleh pada siklus II sebagai berikut.

Tabel 4. Skor Keseluruhan Penguasaan Analisis Unsur-unsur IntrinsikCerpen (siklus II)

No Skor Frekuensi Persentase1. 50 0 02. 55 0 03. 60 2 4,74. 65 0 05. 70 8 19,046. 75 9 21,427. 80 7 16,68. 85 6 14,289. 90 8 19,0410. 95 0 011. 100 2 4,7

. Siswa yang mendapat skor terendah 50 dari 42 siswa sebanyak 0 siswa,

Siswa yang memperoleh skor 55 dari 42 siswa sebanyak 0 siswa, Siswa yang

memperoleh skor 60 dari 42 siswa sebanyak 2 siswa, Siswa yang memperoleh skor

65 dari 42 siswa sebanyak 0 siswa, Siswa yang memperoleh skor 70 dari 42 siswa

sebsnysk 8 siswa, Siswa yang memperolah skor 75 dari 42 siswa sebanyak 9 siswa,

Siswa yang memperoleh skor 80 dari 42 siswa sebanyak 7 siswa, Siswa yang

memperoleh skor 85 dari 42 sisa sebanyak 6 siswa, sedangkan siswa yang mendapat

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

50

skor 90 ada 8 siswa dari 42 siswa, Siswa mendapat skor 95 tidak ada, Siswa yang

memperoleh skor 100 dari 42 siswa sebanyak 2 siswa.

Dalam penelitian ini ada 5 aspek yang di analisis siswa setiap aspek yang

sudah benar memenui ketentuan diberi skor 20 , sedangkan apabila siswa

menganalisis 1 aspek sudah benar tetapi masih sedikit melenceng dari ketentuan di

beri skor 15, dan apabila siswa menganalisis 1 aspek tetapi masih melenceng dari

ketentuan di beri skor 10.

Dari hasil siklus II ada 10 dari 42 siswa sudah menguasai sudut pandang,

Siswa sudah menguasai latar atau setting ada 14 siswa, Siswa yang sudah menguasai

tokoh-penokohan ada 22 siswa, Siswa yang menguasai alur ada 29 siswa dan siswa

yang sudah menguasai tema ada 38 siswa

2. Hasil non Tes

Yang diuraikan dalam hasil non tes adalah hasil penelitian pada prasiklus,

siklus I dan siklus II. .

a. Prasiklus

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa 6 atau 14,3% dari 42

siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen. Siswa mampu membaca cerpen dengan baik, sehingga mampu

memahami isinya. Dengan pemahaman isi cerpen yang baik, siswa dapat

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen yang meliputi tema, sudut pandang,

alur, perwatakan, dan setting tanpa mengalami kesulitan. Sebanyak 23 siswa

atau 54,7% memiliki kemampuan sedang dalam menganalisis unsur-unsur

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

51

intrinsik cerpen. Siswa setelah membaca cerpen mampu memahami isinya tetapi

kurang cermat dalam mengana-lisis unsur-unsur intrinsiknya, sehingga hasilnya

kurang memuaskan.

Siswa yang kurang mampu dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

sebanyak 13 Siswa atau 30,95% dari 42 siswa, setelah membaca cerpen tidak

memahami isi cerpen. Siswa kurang mempersiapkan diri dan tampak

kebingungan, sehingga siswa tidak mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen dan hasilnya tidak memuaskan.

1) Jurnal

Peneliti membuat jurnal yang isinya tentang kemampuan pema-

haman siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Peneliti

mengadakan penilaian terhadap kemampuan siswa sampai di mana kemampuan

dan pemahaman siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa

yang mempunyai kemampuan baik dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen sebanyak 6 siswa. Siswa mampu membaca dan memahami isi cerpen.

Siswa yang penguasaan membaca dan pemahamannya sedang berjumlah 23

siswa, sedangkan siswa yang kurang kemampuannya dalam membaca dan

memahami isi cerpen sebanyak 13 orang.

Dari jurnal siswa dapat diketahui bahwa siswa yang berminat tinggi dalam

pembelajaran cerpen memperoleh nilai yang baik. Siswa yang memiliki minat

tinggi sebanyak 6 siswa. Siswa yang berminat sedang dalam pembelajaran

cerpen mencapai 23 siswa, sedangkan 13 siswa berminat rendah dalam

pembelajaran cerpen.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

52

Kebiasaan membaca cerpen siswa juga mempengaruhi kemampu-an siswa

dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa yang biasa membaca

cerpen mencapai 23 siswa dan 13 siswa tidak biasa membaca cerpen. Siswa

yang memiliki kebiasaan membaca cerpen memiliki nilai baik, sedang yang

tidak biasa memperoleh nilai rendah.

a. Siklus I

Pada silklus I siswa kelas VIII A SMP Negeri 02 Pangkah , Kecamatan

Pangkah Kabupaten Tegal menunjukan bahwa dari hasil non tes terbukti 12

siswa atau 28,6% dari 42 siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa mampu membaca cerpen

dengan baik, sehingga mampu memahami isinya. Dengan pemahaman yang baik

siswa dapat menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen yang meliputi tema, sudut

pandang, alur, tokoh-penokohan, dan setting tanpa mengalami kesulitan.

Siswa yang memiliki kemampuan sedang dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen sebanyak 27 siswa atau 64,3% dari 42 siswa setelah membaca

cerpen mampu memahami isinya tetapi kurang cermat dalam menganalisis

unsur-unsur intrinsik cerpen, sehingga hasilnya kurang memuaskan.

Hasil observasi menunjukkan 3 siswa atau 7,14% mempunyai kemampuan

yang kurang dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Hal tersebut

tampak pada kurangnya pemahaman siswa terhadap isi cerpen. Selain itu, siswa

kelihatan kurang mempersiapkan diri dengan baik, sehingga siswa kebingungan.

Akhirnya, siswa tidak mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen dan

hasilnya jelek.

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

53

1) Jurnal

Setelah proses belajar mengajar peneliti membuat jurnal yang isinya

tentang kemampuan pemahaman siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen. Peneliti mengadakan penilaian terhadap kemampuan siswa, sampai di

mana kemampuan dan pemahaman siswa dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen.

Siswa yang mempunyai kemampuan baik dalam menganalisis unsur-unsur

cerpen sebanyak 12 siswa. Siswa mampu membaca dan memahami isi cerpen.

Siswa yang penguasaan membaca dan pemahamannya sedang berjumlah 27

siswa, sedangkan siswa yang kurang kemampuannya dalam membaca dan

memahami isi cerpen sebanyak 3 siswa. Unsur intrinsik yang dianalisis adalah

tema, alur atau plot, perwatakan atau penokohan, sudut pandang, latar atau

setting, dan gaya bahasa. Dengan mengetahui hasil yang diperoleh siswa

ternyata rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen perlu ditingkatkan.

Dengan metode diskusi, siswa berkesempatan belajar bersama dengan

siswa lain, bertukar pikiran, bertukar pemahaman, dan akhirnya diperoleh satu

simpulan. Melalui diskusi pemahaman siswa lebih meningkat. Hanya saja pada

tindakan siklus I, pelaksanaan diskusi masih dikuasai oleh siswa yang pandai.

Siswa yang pandai cenderung berani menyampaikan pendapatnya. Siswa yang

berkemampuan rendah kurang berani menyampaikan pendapat. Mereka hanya

mendengarkan masukan, pendapat, dan temuan siswa yang pandai. Mereka

kurang berani berinisiatif menyampaikan pendapatnya. Meskipun demikian,

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

54

penerapan metode diskusi pada siklus I telah menunjukkan peningkatan.

Peningkatan itu belum memenuhi target yang diharapkan.

b. Siklus II

Pada siklus II hasil non tes menunjukkan bahwa 23 siswa atau 54,7% dari

42 siswa mempunyai kemampuan yang baik dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen. Siswa mampu membaca cerpen dengan baik, sehingga mampu

memahami isinya. Dengan pemahaman isi cerpen yang baik, siswa dapat

menganalisis dan menentukan unsur intrinsik cerpen yang meliputi tema, sudut

pandang, gaya bahasa, alur, perwatakan, dan setting tanpa mengalami kesulitan

yang berarti.

Dari hasil observasi terbukti bahwa 19 siswa atau 45,23% mempunyai

kemampuan sedang dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Siswa

kurang memahami isinya tetapi kurang cermat dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen.

Siswa yang kurang mampu dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

tidak ada.

1) Jurnal

Jurnal dibuat peneliti yang isinya tentang kemampuan pemahaman siswa

dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen. Peneliti mengadakan penilaian

terhadap kemampuan siswa. Siswa yang aktif mengemukakan pendapat atau

menyanggah pendapat teman dalam berdiskusi mampu menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen sebanyak 10 siswa. Siswa yang aktif mendengarkan proses

diskusi dan sekali-kali menyampaikan pendapatnya berjumlah 19 siswa.

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

55

b. Format Pembelajaran Menganalisis Unsur-unsur Intrinsik Cerpen dengan

Metode Diskusi

Pembelajaran menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen merupakan masalahi

masalah utama dalam penelitian ini. Siswa VIII A SMP Negeri 02 Pangkah

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal mengalami kesulitan dalam menganalisis

unsur intrinsik cerpen: tema, alur, perwatakan, sudut pandang, latar atau setting, dan

gaya bahasa.

Pembelajaran sebelum dilakukan tindakan, siswa diterangkan unsur-unsur

intrinsik cerpen. Siswa diberi sebuah cerpen untuk dibaca. Selanjutnya, siswa

bersama guru menganalisis unsur-unsur intrinsiknya. Pada hasil tes prasiklus,

kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen sebanyak 31%

siswa menguasai keenam unsur intrinsik.

Untuk meningkatkan kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

dilakukan tindakan dengan metode diskusi. Pembelajaran pada siklus I diawali

dengan apersepsi tentang cerpen dan unsur-unsur intrinsiknya. Siswa dibagi ke dalam

7 kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 6 siswa. Siswa diberi teks cerpen.

Pada kegiatan inti, siswa secara bersama-sama menganalisis unsur intrinsik

cerpen yang dibacanya dalam kelompoknya dengan berdiskusi. Guru mengamati

aktivitas siswa selama berdiskusi. Setelah ditemukan unsur-unsur intrinsiknya,

perwakilan kelompok melaporkan hasil analisisnya di depan kelas. Kelompok lain

menanggapi. Selanjutnya, siswa diberi cerpen lain untuk dianalisis secara individu.

Berdasarkan hasil tes ini, kemampuan siswa meningkat tetapi belum mencapai target

yang ditentukan. Pada kegiatan akhir dilakukan refleksi tentang pembelajaran.

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

56

Berdasarkan hasil kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia lainnya,

kekurangberhasilan penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran menganalisis

unsur-unsur intrinsik cerpen adalah dikuasainya proses diskusi oleh siswa-siswa yang

pandai. Siswa yang kurang pandai tidak berani mengemukakan pendapatnya. Oleh

karena itu, pada siklus II peran guru sebagai fasilitator pembelajaran perlu

ditingkatkan untuk memotivasi anak-anak yang kurang pandai agar aktif dalam

berdiskusi.

Pembelajaran pada siklus II diawali dengan apersepsi tentang pengalaman

belajar menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen yang lalu. Guru memotivasi siswa

yang kurang pandai agar aktif berdiskusi. Siswa dikelompokkan menjadi 8

kelompok. Guru membagikan teks cerpen yang baru.

Pada pembelajaran inti, siswa mendiskusikan unsur intrinsik yang terdapat

dalam cerpen yang dibacanya. Guru mengamati aktivitas siswa dalam berdiskusi.

Guru memotivasi siswa agar aktif berdiskusi. Guru memberi saran kepada siswa

yang pandai agar memberi kesempatan berbicara pada siswa yang kurang pandai.

Dengan keaktifan siswa berdiskusi, siswa yang kurang pandai dapat menerima

masukan dari siswa yang pandai sehingga pengalaman belajar dalam menganalisis

unsur intrinsik cerpen diperoleh siswa secara merata. Selanjutnya, siswa diberi tes.

Hasil tes pada siklus II ternyata kemampuan siswa dalam menganalisis unsur

intrinsik cerpen meningkat. Pada akhir pembelajaran dilakukan refleksi.

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

57

c. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tes

Hasil prasiklus yang diperoleh siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik

cerpen masih kurang. Pada prasiklus belum dilaksanakan pemakaian metode diskusi.

Target yang ingin dicapai 75% atau sebanyak 31 siswa memperoleh skor cukup.

Akan tetapi, pada kenyataannya hanya 14 siswa yang dapat mencapai target.

Kegagalan tersebut tampak pada jumlah siswa yang memperoleh nilai K sebanyak

28 orang.

Pada siklus I kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen

mengalami peningkatan apabila dibanding dengan hasil prasiklus. Kegagalan pada

siklus I tersebut tampak pada siswa yang memperoleh skor K ada 19 siswa. Pada

siklus I sudah dilaksanakan pemakaian metode diskusi, namun hasilnya belum

optimal. Pelaksanaan diskusi dikuasai oleh anak yang pandai. Mereka merasa yakin

bahwa pendapatnya benar. Anak yang kurang pandai kurang aktif berdiskusi. Untuk

mengoptimalkan penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran menganalisis

unsur-unsur intrinsic cerpen, guru perlu memotivasi siswa yang kurang aktif untuk

aktif mengemukakan pendapat. Sementara anak yang pandai diberi pengertian untuk

memberi kesempatan berbicara pada teman satu kelompok.

Pada siklus II penerapan metode diskusi dengan penambahan frekuensi latihan

untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam menganalisis unsur intrinsik cerpen.

Ternyata kemampuan siswa mengalami peningkatan. Hal itu dibuktikan dengan

perolehan skor cukup sebanyak 29siswa. Siswa yang mencapai skor kurang sebanyak

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

58

3 siswa dan 10 siswa mencapai skor baik. Pada siklus II diperoleh skor K sebanyak

3 siswa.

Siswa yang mendapat skor kurang pada umumnya dipengaruhi kurangnya

pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap cerpen. Faktor lain adalah kurang-

nya persiapan mental yang matang dalam pembelajaran analisis unsur intrinsik

cerpen, akibatnya siswa merasa kebingungan. Siswa tidak mampu menganalisis

unsur intrinsik cerpen dengan baik, tidak mengerti, atau merasa jenuh.

Untuk mengetahui hal-hal tersebut sebaiknya guru tidak boleh masa bodoh

dengan kenyataan yang ada. Siswa perlu dipacu untuk bersaing dengan temannya

dan siswa diberi motivasi, sehingga siswa memiliki kemampuan yang meningkat

dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen.

Siswa yang mempunyai kemampuan kurang dalam menganalisis unsur intrinsik

cerpen menganggap bahwa sudut pandang atau setting paling mudah dikuasai.

Unsur-unsur lainnya, yaitu perwatakan, alur, gaya, tema, sangat sulit karena

membutuhkan penafsiran, pengetahuan, dan pemahaman yang tinggi.

Untuk mengetahui kesulitan tersebut guru harus memberikan penjelasan yang

komprehensif terhadap cerpen yang dianalisis. Dengan penjelasan tersebut

diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kegiatan analisis cerpen

berikutnya. Melalui metode diskusi dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen,

sehingga kemampuan siswa merata. Siswa yang pandai dengan keberaniannya

menyampaikan pendapatnya tentang unsur-unsur intrinsik cerpen yang

didiskusikannya. Siswa yang kurang pandai mendapatkan penjelasan dari temannya

yang lain. Bahkan pendapat siswa yang kurang pandai dapat melengkapi pendapat

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

59

kelompok itu. Dengan demikian, setelah proses berdiskusi, seluruh siswa dalam satu

kelompok itu mempunyai pengalaman belajar yang sama dalam menganalisis unsur

intrinsik sebuah cerpen.

Dari uraian di atas terbukti bahwa metode diskusi dapat meningkatkan

kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen.

2. Hasil Non Tes

Pada prasiklus siswa yang mempunyai kemampuan baik dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen sebanyak 6 siswa. Siswa mampu

membaca dan memahami isi cerpen. Siswa yang penguasaan membaca dan

pemahamannya sedang berjumlah 23 siswa, sedangkan siswa yang kurang

kemampuannya dalam membaca dan memahami isi cerpen sebanyak 13 orang.

Pada siklus I, terjadi peningkatan bahwa dengan metode diskusi terbukti terjadi

peningkatan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen, yaitu 12 siswa siswa

mampu menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen, 27 siswa setelah membaca cerpen

mampu memahami isinya tetapi kurang cermat dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen, dan 3 siswa mempunyai kemampuan yang kurang dalam

menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen.

Dengan metode diskusi, pada siklus II terjadi aktivitas belajar siswa sehingga

terjadi peningkatan kemampuan menganalisis unsur-unsur intrinsik cerpen, sebanyak

23 mempunyai kemampuan yang baik, sebanyak 19 siswa mempunyai kemampuan

sedang, dan disini siswa yang kurang bisa menganalisis unsur intrinsik sudah tidak

ada

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

60

a.Jurnal

Dengan metode diskusi, pada siklus I siswa berkesempatan belajar bersama

dengan siswa lain, bertukar pikiran, bertukar pemahaman, dan akhirnya diperoleh

satu simpulan. Melalui diskusi pemahaman siswa lebih meningkat. Hanya saja pada

tindakan siklus I, pelaksanaan diskusi masih dikuasai oleh siswa yang pandai. Siswa

yang pandai cenderung berani menyampaikan pendapatnya. Siswa yang

berkemampuan rendah kurang berani menyampaikan pendapat.

Pada siklus II, dari jurnal siswa dapat diketahui bahwa siswa yang berminat

tinggi dalam pembelajaran cerpen memperoleh nilai yang baik. Kebiasaan membaca

cerpen siswa juga mempengaruhi kemampuan siswa dalam menganalisis unsur-unsur

intrinsik cerpen.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

62

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian ini

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pada siswa SMP NEGRI 02 PANGKAH . Kecamatan Pangkah Kabupaten

Tegal .pada kelas 8A terjadi peningkatan belajar dalam menganalisis unsur –

unsur intriksik cerpen . Bentuk peningkatan tersebut terlihat dari siswa

mampu menentukan tema pada bacaan cerpan, siswa mampu menentukan

alur, serta siswa mampu menentukan latar, serta siswa mampu menentukan

tokoh yang ada dalam cerita dengan perwatakannya serta siswa mampu

menentukan sudut pandang. Peningkatan tersebut terbukti dari hasil pada

prasiklus sebesar 14,28% atau 6 siswa yang mampu menganalisis unsur

intrinsik. Terjadi peningkatan Pada siklus I sebesar 28,57% atau 12 siswa

yang sudah mampu menganalisis unsur intrinsik cerpen. Sedangkan pada

siklus II terjadi peningkatan sebesar 54,76% atau 23 siswa yang sudah

mampu menganalisis unsur intrinsik cerpen. Semakin meningkatnya jumlah

siswa yang mampu menganalisis unsur intrinsik cerpen berarti semakin

bearkurangnya jumlah siswa yang kurang mampu menganalisis unsur

intrinsik cerpen. Dari hasil tersebut terlihat peningkatan yang memuaskan.

2. Bentuk peningkatan perilaku siswa setelah menggunakan metode diskusi

dapat terlihat dengan cara melakukan pembelajaran yang yang baik yaitu

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

63

dengan memberikan materi, melakukan latihan-latihan menganalisis cerpen,

mengerjakan soal-soal pemahaman serta pembelajaran yang menekankan

pendekatan individual kepada siswa untuk memovasi minat belajar, melatih

siswauntuk menentukan informasi kusus yang terkandung didalam cerpen,

dengan demikian siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dan pengelolaan

kelas yang baik membuat suasana menjadi tenang bagi siswa untuk belajar.

Pencapaian hasil diatas menunjukan bahwa penerapan metode diskusi dalam

menganalisis unsur intrinsik cerpen dapat digunakan sebagai salah satu

upaya untuk memberikan efek positif dalam meningkatkan kemampuan

menganalisis unsur intrinsik cerpen.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan demi keberhasilan pembelajaran

analisis unsur intrinsik cerpen dengan metode diskusi adalah sebagai berikut.

1. Guru pandai-pandai memilih cerpen yang akan diajarkan karena tidak semua

cerpen, misalnya cerpen absurd, dapat diberikan pada siswa kelas VIII.

2. Dalam menerapkan metode diskusi guru memperhatikan prinsip-prinsip yang

ada, karena metode diskusi dapat menimbulkan kejenuhan atau kebosanan

siswa.

3. Guru senantiasa memberikan motivasi, baik berupa motivasi verbal maupun

nonverbal agar siswa aktif berdiskusi. Tanpa hal tersebut penerapan metode

diskusi akan membuahkan hasil yang kurang optimal.

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR · PDF fileCerpen mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam novel. Dengan ringkas ... permasalahan di sekitarnya dengan bijaksana. Selain

64

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

-------. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Baribin, Raminah. 1985. Kritik dan Penelitian Sastra. Semarang: IKIP SemarangPress.

BSNP. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran BahasaIndonesia. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning[CTL]. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.

------- 2006. Pengembangan Model Pembelajaran yang Efektif. Jakarta: DirektoratJenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Gani, Rizanur. 1998. Pengajaran Sastra Indonesia: Respon dan Analisis. Jakarta:Depdikbud.

Haryati, Nas. “Pengembangan Kemampuan Bersastra”, Makalah Disampaikandalam Bimbingan Teknis Guru SMP/MTs Mata Pelajaran Bahasa Se-JawaTengah Tahun 2005, Tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah MadaUniversity Press.

Sofa. 2002. “Bagaimana Menggunakan Metode Diskusi?” http://pepak.sabda.org.(diakses tanggal 7 Agustus 2008).

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta :Pustaka Jaya.

Suharianto, S. 1982. Dasar-Dasar Teori Sastra. Surakarta: Widya Duta.

Sumardi. 1999. “Bagaimana Mengembangkan Fiksi yang Baik?” dalam BuletinPusat Perbukuan, Edisi November Nomor 05/1999. Departemen PendidikanNasional.

Sumardjo, Jakob. 1986. Apresiasi Sastra. Jakarta: Gramedia.

Zulfahnur, Z.F., Sayuti Kurnia, dan Zuniar Z. Adji. 1996. Teori Sastra. Jakarta:Depdikbud.