peningkatan kemampuan komunikasi antar pribadi dengan...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN
Lampiran 1
Nama : Jenis Kelamin : L / P
Kelas : Umur :
PETUNJUK MENGERJAKAN
Berikut ini ada sejumlah pernyataan, bacalah semua pernyataan ini dengan
teliti kemudian pilihlah 1 dari 4 jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan
keadaan dari diri anda dan berilah tanda silang ( √ ) pada skor pilihan yang
tersedia.
SKALA SIKAP KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
Pernah
1. Saya senang hati bisa berbagi dengan
teman.
2. Saya mau bertukar informasi
mengenai diri saya.
3. Saya tidak senang apabila ada teman
yang membicarakan diri saya.
4. Ketika bergaul dengan teman, harus
saling memahami sikap masing-
masing
5. Saya terbuka dengan teman ketika
berkomunikasi.
6. Saya tidak bisa menerima pendapat
orang lain.
7. Saya selalu bicara apa adanya, tidak
menutup-nutupi.
8. Saya takut menyatakan pendapat saya
apabila pendapat saya tidak sama
dengan orang lain.
9. Saya aktif dalam berdiskusi dikelas
saat jam pelajaran.
10. Saya mudah mengungkapkan
perasaan yang sedang saya alami.
11. Saya sulit mengungkapkan pemikiran
saya saat berdiskusi atau saat ada
pelajaran yang kurang saya mengerti
saat guru menerangkan.
12. Bila ada teman yang tidak saya sukai
karena sikapnya yang jelek, saya lebih
suka memendam perasaan tidak suka
tersebut.
13. Ketika orang bercerita tentang
kegembiraan yang baru dialaminya,
saya ikut merasa senang dengan apa
yang baru ia alami.
14. Ketika teman saya ada yang
kecelakaan saat bermain sepakbola,
saya tidak sedih melihatnya.
15. Saya ikut bersedih saat melihat teman
saya ada yang terkena musibah.
16. Saya ikut-ikutan benci terhadap teman
yang sedang dibenci teman akrab
saya.
17. Saya bersikap terbuka dengan
siapapun ketika berbicara.
18. Apabila teman saya memberikan
informasi
tentang pengalaman belajarnya, maka
saya akan
memperhatikan dengan baik.
19. Jika ada teman menanyakan tentang
pelajaran
yang telah diajarkan oleh guru, saya
tidak bersedia menyampaikan kepada
teman.
20. Saya tidak akan berbicara kepada
teman saya apabila ia tidak mau
meminta maaf terlebih dahulu.
21. Saya merasa marah bila melihat
teman saya ada yang bertengkar saat
di dalam kelas.
22. Ketika ada teman yang bertengkar,
saya akan bicara baik-baik untuk
melerai mereka.
23. Saya tidak mudah terpancing emosi
ketika berkomunikasi.
24. Saya menjaga tata krama dalam
berkomunikasi dengan orang lain.
25. Meski saya merasa jengkel, kesal,
kecewa dengan teman, saya tetap
menjaga cara bicara saya.
26. Dalam keadaan yang tidak
menyenangkan karena teman-teman
membicarakan saya, saya bisa
menahan emosi agar tidak marah
dengan mereka.
27. Ketika pendapat saya tidak diterima
dalam diskusi, saya akan pergi dalam
diskusi tersebut.
28. Ketika lawan saya dalam perlombaan
juara, saya tidak akan memberi
ucapan selamat padanya.
29. Ketika berbicara dengan teman saya
merasa dipojokkan, saya akan
mengucapkan kata-kata yang
seharusnya tidak harus diucapkan
(misal kata-kata hewan).
30. Saya sering mengejekan teman yang
tidak mau berpartisipasi dalam
kelompok diskusi.
31. Saya merasa nyaman berkomunikasi
dengan siapa saja.
32. Saya menghargai pendapat teman saat
berdiskusi kelompok.
33. Saya hanya akan bergaul dengan
teman yang mempunyai kemampuan
yang sama dengan saya.
34. Saya kurang suka bila saya dikritikan
orang lain.
35. Saya dapat memahami perbedaan
status sosial setiap orang.
36. Saya akan datang ke ulang tahun
teman meskipun berbeda keyakinan
dengan saya.
37. Saya tidak akan mendekati teman
yang setatus sosialnya berbeda dengan
saya.
38. Saya tidak akan memberi ucapan
selamat ulang tahun kepada teman
saya yang berbeda keyakinan.
39. Saya akan membantu teman yang
kurang jelas dalam pelajaran.
40 Saya akan berusaha untuk membantu
orang, meskipun saya sedang sibuk.
41. Jika ada teman yang bertanya kepada
saya tentang pelajaran yang kurang
jelas, maka saya menyarankan supaya
diam.
Lampiran 2
Uji Validitas dan Reliabilitas I
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 65 100.0
Excludeda 0 .0
Total 65 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.655 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 106.7077 91.241 .098 .655
VAR00002 107.1692 91.612 .082 .656
VAR00003 107.4615 90.940 .141 .652
VAR00004 107.4615 92.877 .022 .659
VAR00005 107.0615 94.934 -.110 .670
VAR00006 107.2769 91.672 .083 .656
VAR00007 106.9692 90.749 .175 .650
VAR00008 106.7846 87.547 .282 .641
VAR00009 107.1385 86.340 .397 .633
VAR00010 106.6308 85.893 .405 .632
VAR00011 106.7385 89.071 .200 .647
VAR00012 107.2769 87.766 .287 .641
VAR00013 106.8769 89.735 .201 .648
VAR00014 106.3538 91.701 .085 .655
VAR00015 106.8769 93.328 -.037 .668
VAR00016 107.0308 91.374 .100 .654
VAR00017 106.2923 87.523 .318 .639
VAR00018 106.4923 88.566 .274 .643
VAR00019 106.4769 90.878 .143 .651
VAR00020 106.8615 90.996 .124 .653
VAR00021 106.7692 86.087 .343 .635
VAR00022 107.0308 91.812 .044 .660
VAR00023 106.9077 88.710 .203 .647
VAR00024 106.3538 90.013 .160 .650
VAR00025 106.2154 86.672 .363 .635
VAR00026 106.5385 91.690 .071 .657
VAR00027 106.7385 90.509 .134 .652
VAR00028 106.7385 90.915 .132 .652
VAR00029 107.1077 93.660 -.039 .664
VAR00030 107.2154 88.265 .262 .643
VAR00031 106.3385 89.634 .226 .646
VAR00032 106.0000 88.969 .329 .641
VAR00033 106.5231 93.566 -.036 .665
VAR00034 106.5846 91.809 .062 .658
VAR00035 106.6462 91.982 .067 .656
VAR00036 107.2154 89.828 .182 .649
VAR00037 106.1231 89.078 .313 .642
VAR00038 106.2154 91.297 .176 .650
VAR00039 106.3231 89.503 .205 .647
VAR00040 106.6154 85.459 .416 .631
VAR00041 106.9385 88.809 .313 .641
VAR00042 107.6923 92.904 .023 .658
Uji Validitas dan Reliabilitas II
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 41 100.0
Excludeda 0 .0
Total 41 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.858 42
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
VAR00001 127.4390 223.602 .385 .854
VAR00002 127.9268 223.620 .348 .855
VAR00003 127.8780 230.860 .078 .860
VAR00004 127.4878 218.656 .477 .852
VAR00005 127.5610 223.552 .353 .855
VAR00006 127.7805 235.276 -.083 .864
VAR00007 127.3902 218.294 .596 .850
VAR00008 127.4878 219.656 .521 .851
VAR00009 127.6098 225.494 .288 .856
VAR00010 127.4634 217.855 .567 .850
VAR00011 127.7805 220.976 .372 .854
VAR00012 127.7317 227.901 .231 .857
VAR00013 127.7561 224.589 .237 .857
VAR00014 127.2927 223.912 .340 .855
VAR00015 127.2195 230.126 .103 .859
VAR00016 127.1951 223.711 .371 .854
VAR00017 127.3659 218.488 .492 .851
VAR00018 127.7073 226.862 .195 .858
VAR00019 127.3659 220.488 .481 .852
VAR00020 127.3171 224.622 .314 .855
VAR00021 127.4878 228.906 .143 .859
VAR00022 127.5366 229.505 .120 .859
VAR00023 127.7073 224.062 .281 .856
VAR00024 128.1463 227.328 .157 .859
VAR00025 127.4878 219.906 .400 .853
VAR00026 127.7073 225.562 .275 .856
VAR00027 127.9024 220.140 .440 .853
VAR00028 127.2195 230.626 .076 .860
VAR00029 127.2683 220.051 .417 .853
VAR00030 127.6341 226.038 .200 .858
VAR00031 127.6341 219.838 .396 .853
VAR00032 127.7073 217.912 .533 .851
VAR00033 127.2439 220.239 .478 .852
VAR00034 127.2195 225.076 .304 .856
VAR00035 127.7805 227.426 .169 .859
VAR00036 128.0488 216.398 .449 .852
VAR00037 127.6341 216.688 .486 .851
VAR00038 127.0488 218.948 .595 .850
VAR00039 127.1463 222.328 .396 .854
VAR00040 127.3415 221.080 .491 .852
VAR00041 127.8537 228.728 .154 .859
VAR00042 127.4878 221.856 .366 .854
Lampiran 3
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Kepercayaan Diri
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu
menumbuhkan kepercayaan dirinya
agar mudah bergaul dengan teman-
teman dengan baik
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik dapat menerapkan
kepercayaan dirinya dalam bergaul
dengan baik di lingkungan sekolah
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan sosiodrama
2. Membahas topik
- Kepercayaan diri?
- Pentingnya kepercayan diri?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya saat
mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 25 Februari 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber : -
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk meningkatkan
kepercayaan diri dalam
pergaulan dengan teman
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Kurang Percaya Diri”
Sebuah nuansa pagi hari yang cukup cerah. Irham dan Voni, dua orang
siswa kelas VII sedang asyik membaca buku Biologi di kelas. Pasalnya nanti
siang akan ada ulangan harian mata pelajaran tersebut. Kemudian datanglah
Jenitama, salah satu sahabat mereka.
Jenitama : Ham, Von rajin sekali kalian berdua!
Voni : Iya lah, tugas kita sebagai pelajar kan memang harus belajar.
Hehehe.....
Jenitama : Iya juga sih....eh kalian tahu tidak...ada siswa baru yang akan
masuk ke kelas kita hari ini
Irham : Oh ya, siapa namanya? Lelaki atau perempuan?
Jenitama : Laki-laki, tapi aku juga belum tahu siapa namanya dan seperti apa
rupanya.
Bel sekolah berbunyi......
(Ketiganya memasuki ruang kelas. Bu Guru masuk bersama seorang siswa baru).
Bu Guru : Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan teman baru dari
Sulawesi, ia akan menjadi teman sekelas kalian. Silakan perkenalkan dirimu, nak!
Nita : Selamat Pagi teman-teman semuanya, perkenalkan nama saya
Sandro, saya pindahan dari Sulawesi.
Jenitama (berbisik pada Voni): Jauh sekali ya, dari Sulawesi pindah ke Bandung!
(Anggira hanya mengangguk petanda setuju)
Bu Guru : Sandro, kamu duduk di belakang Irham ya (menunjuk sebuah
meja kosong).
(Sandro segera duduk di kursi yang disediakan dengan langkah malu-malu)
Bu Guru : Ya baiklah, sekarang kita mulai pelajaran hari ini. Buka buku
kalian di halaman 48….
(Pelajaran pun dimulai)
Tiba saatnya jam pulang sekolah. Sandro, yang belum memiliki teman, diam saja
sambil menunduk melewati koridor saat pulang sekolah. Rupanya belum ada yang
mau mendekati Sandro. Semua siswa di kelas itu masih sungkan dan hanya mau
tersenyum saja padanya tanpa berani mengajak ngobrol lebih lanjut.
Satu bulan berlalu sejak Sandro pindah di Bandung.
Saat jam pulang sekolah tiba, Jenitama dan Voni berjalan dikoridor mereka
dipanggil oleh ibu guru.
Bu Guru : Jen, Von kesini sebentar...
Jenitama dan Voni : Iya, Bu.
Bu Guru : Ibu mau nanya sama kalian. Bagaimana Sandro saat di kelas?
Voni : Sandro kalau dikelas suka diem saja, Bu. Dia juga gak mau
bergaul sama teman-teman.
Jenitama : Iya, Bu. Dia suka menyendiri di kelas.
Bu Guru : Ow....begitu ya...saya boleh minta bantuan sama kalian?
Jenitama dan Voni : Boleh Bu...
Bu Guru : Kemarin waktu Sandro pindah sekolah...Ibu dikasih tahu oleh
ibunya Sandro kalau Sandro dulunya pernah di Bulliying oleh teman-temannya
waktu SD makanya Sandro jadi anak yang suka menyindiri, pendiem dan kurang
percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya. Untuk itu ibu minta tolong
pada kalian sering mengajak ngobrol dan berteman dengan Sandro, agar Sandro
tidak trauma untuk berteman.
Jenitama dan Voni : Iya, Bu.
Bu Guru : Dan pesen ibu pada kalian untuk jangan memberitahu mengenai
masalah yang pernah dialami Sandro kepada orang lain. Oke!!!
Voni : Oke, Bu...kita tidak akan membocorkan masalah yang pernah
dialami Sandro sama orang lain.
Jenitama : Iya, Bu...beres Bu....hehehe
Keesokan harinya Jenitama, Voni dan Irham mulai mengajak Sandro untuk
mengobrol.
Irham : Sandro...ke kantik yuk...kita makan bareng teman-teman.
Sandro : Tidak ah....aku dikelas saja.
Voni : Iya, Dro. Kita makan sama-sama. Daripada kamu di kelas
sendirian.
Jenitama (sambil menggandengan Sandro) : Udah...yuk...yuk ke kantin.
Akhirnya Sandro mengikuti ajakan Irham, Voni, Jenitama.
Berawal dari ajakan Irham, Voni, Jenitama akhirnya Sandro mulai untuk banyak
bicara dan terbuka kepada mereka. Saat jam istirahat dan pulang sekolah mereka
selalu bersama-sama dan hingga sekarang mereka menjadi teman. Sandro juga
sedikit demi sedikit mulai bisa melupakan traumanya tentang waktu SD yang
selalu di Bulliying oleh teman-temannya.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Kepercayaan Diri
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Selasa, 25 Februari 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 25 Februari 2014
bertempat di ruang BK. Pertemuan ini diawali dengan rapport serta
attending kepada siswa untuk mengkondisikan suasana kelompok
sehingga siswa siap mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Kemudian peneliti menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas serta
mekanisme pelaksanaan bimbingan kelompok. Memasuki kegiatan
inti, peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain
drama dengan topik kepercayaan diri. Setelah permainan drama
selesai, peneliti bertanya jawab mengenai makna-makna apa saja yang
terkandung dalam cerita tersebut dan sedikit memberikan materi.
Selama proses tanya jawab berlangsung masih sedikit pasif dan kurang
antusias. Mungkin mereka masing asing dengan kegiatan bimbingan
kelompok sehingga mereka masih kurang bisa terbuka saat kegiatan
berlangsung.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan belum berhasil meskipun baru 40% siswa
antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini
Alasdowo, 25 Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P.
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Kepekaan Diri
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu
menumbuhkan rasa kepekaan diri
terhadap keadaan di sekitarnya baik
dalam bergaul dengan teman
maupun lingkungan sekitar
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik dapat memahami
keadaan lingkungan sekitarnya
sehingga apa yang dirasakan orang
lain juga dapat dirasakan oleh
peserta didik
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Kepekaan diri?
- Pentingnya kepekaan diri dengan keadaan di sekitar?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya saat
mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 26 Februari 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber :
http://www.teksdrama.com/2013/11/contoh-teks-drama-
singkat.html#ixzz2uFn4ZPLJ
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk meningkatkan
kepekaan diri dalam
pergaulan dengan teman dan
lingkungan sekitar
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Kepekaan Teman saat Temannya Membutuhkan Bantuan”
Leli adalah sosok remaja yang hidup dengan kadar ekonomi yang kurang baik.
Leli dibesarkan dari keluarga yang cukup sulit, dan seringkali keluarga Leli
dipersulit oleh masalah keuangan.
Ninda adalah sahabat Leli yang paling dekat dengannya. Ninda sering kali
menjadi solutor bagi Leli setiap kali Leli sedang menghadapi masalah, termasuk
masalah keuangan.
Alvin merupakan sosok remaja yang dilahirkan dari keluarga serba kecukupan.
Meskipun Leli dan Ninda berasal dari keluarga yang kurang mampu, namun hal
tersebut tidak mengurangi semangat kebersamaan mereka bertiga.
Pada suatu kesempatan mereka bertiga berkumpul disebuah tempat tidak jauh dari
tumah Ninda. Mereka terlihat sedang berbincang-bincang dengan nuansa yang
sangat serius.
Ninda : Apa kabar Lel?
Leli : Baik Nin, kamu sendiri gimana, sehat-sehat saja kan?
Ninda : Alhamdulillah, aku juga baik-baik aja.
Alvin : Eeemmm.. aku kok nggak ditanya ya?
Leli : Iya, sory dehh.. apa kabar temen kami yang tampan?
Alvin : I am very well.. makasih ladies. Keluarga apa kabar Lel?
Ninda : Kok diem Lel?
Leli : Sebenarnya nggak enak aku mau cerita soal keluargaku.
Alvin : Kenapa lel?
Ninda : Iya lel, kenapa? Cerita aja lagi ama kita, siapa tahu kita bisa ngebantu.
Leli : Kalian kan tahu, kemarin Bapak Kespek nyuruh aku meluniasi hutang
SPP yang sudah 3 bulan belum kebayar. Nah, waktu aku bilang ama orangtuaku,
mereka malah menangis karena mereka memang tidak punya simpanan uang.
Alvin : Oh gitu ya... kamu yang tegar aja deh ya... untuk biaya SPP kamu itu kan
masih ada tenggang waktu 1 bualn lagi. Semoga saja nanti orangtua kamu sudah
punya uang untuk melunasi SPP kamu.
Leli : Makasih vin.
Ninda : Kamu yang sabar aja Nin. Terus berdo’a supaya orangtua kamu bisa
mendapatkan sejumlah uang yang kamu butuhkan.
Leli : Iya, makasih atas semangat yang kalian berikan. Aku takut banget!
Alvin : Nggak usah terlalu kebawa pikiran. Pokoknya kamu sabar dan berdo’a
aja semoga dalam 1 bulan kedepan orangtua kamu bisa ngumpulin uang.
Ninda : Iya Lel.
Leli : Ya, semoga saja nanti bisa terbayar.
Setelah lebih dari 1 jam, Alvin akhirnya berpamitan dengan kedua temannya
tersebut untuk pulang meningat waktu sudah semakin sore.
Alvin : Lil, Nin, Aku pulang duluan ya... udah mau gelap nih.
Ninda : Iya deh Vin, hati-hati dijalan.
Alvin : OK, sampai ketemu besok.
Setelah Alvin tidak ada, Ninda kembali menanyakan perihal masalah yang
membuat Leli tertekan tersebut.
Ninda : Kamu takut banget ya Lel soal biaya SSP kamu itu?
Leli : Ya iya dong Nin. Kamu juga udah tahu kondisi orangtuaku kayak apa,
gimana aku nggak takut.
Ninda : Iya sih... Ok, gini aja yang Lel, aku punya simpanan uang. Nggak
banyak sih, tapi sepertinya cukup untuk meluniasi biaya SPP kamu.
Leli : Nggak Nin, kamu simpan aja uang kamu itu.
Ninda : Lo kenapa? Kamu kan sangat membutuhkan uang, lagian aku nggak
mau lihat kamu terus sedih kayak sekarang ini.
Leli : Ya ini kan bukan tanggung jawab kamu. Lagian kamu sudah sangat
sering bantu aku. Aku nggak mau terus merepotkan kamu.
Ninda : Leli sahabatku sayang,, aku nggak mere direpotkan sama kamu.
Malahan aku senang bisa membantu kamu, dan mengeluarkan kamu dari
permsalahan yang kamu hadapi. Kamu harus terima uang emberian aku ya.
Leli : Terus kalau nanti aku nggak bisa menggantinya gimana? Malah jadi
beban baru lagu Nin.
Ninda : Kamu bisa kembalikan kapan saja jika kamu sudah punya uang. Kalau
nggak punya yang nggak usah mikir ngembaliin. Nanti malam aku datang
kerumah kamu, dan bawa uangnya. Udah, nggak usah nanya lagi. Pokoknya kamu
nurut saja sama aku. Ini juga demi masa depan kamu, dan aku ingin bisa
membantu kamu keluar dari masalah kamu sekarang.
Leli : Ya udah deh, makasih banyak. Kamu memang satu-satunya sahabat aku
yang sangat peduli dengan kondisi aku.
Ninda : Yup, kamu yang sabar dan terus berpikir positif aja.
Leli : Ya
Tidak lama kemudian Leli akhirnya pamitan untuk pulang.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Kepekaan Diri
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Rabu, 26 Februari 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Peneliti memberikan penjelasan mengenai topik yang akan dibahas
dalam pertemuan yang kedua dengan topik mengenai kepekaan diri.
Kemudian siswa diminta memperagakan drama dengan topik kepekaan
diri. Saat siswa memperagakan drama siswa masih malu-malu dan
diam, sedangkan 2 siswa perempuan sudah sedikit mau bicara
meskipun masih sedikit malu-malu. Selanjutnya siswa diminta untuk
bercerita tentang makna dalam cerita drama tersebut dan peneliti
memberikan penjelasan sedikit mengenai kepekaan diri dan pentingya
memiliki kepekaan diri terutama dalam menjalin pertemanan. Saat
menjawab siswa belum dapat menangkap makna yang terdapat dalam
cerita tersebut.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan belum berhasil meskipun ada sedikit
peningkatan 45% siswa antusias dalam mengikuti kegiatan ini.
Alasdowo, 26 Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Tips Komunikasi
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu
berkomunikasi dengan baik dalam
mengungkapkan perasaan dan
pemikiran terhadap orang lain
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik mampu
menumbuhkan kemampuan
berkomunikasi agar lebih baik saat
berinteraksi dengan orang lain
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Komunikasi?
- Manfaat komunikasi?
- Tips komunikasi?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya
saat mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 27 Februari 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber :
http://punkysetyono.blogspot.com/2012/12/contoh-naskah-drama.html
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi
dalam berinteraksi dengan
teman
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Lidah tak Bertulang”
Di sebuah warung yang mangkal di pinggir jalan di depan sekolah. Namun
warung tersebut masih tutup. Pagi itu cukup cerah ketika Lena, Esti, Janet, dan
seorang siswi baru sedang duduk-duduk sambil berbincang-bincang. Irma datang
tergopoh-gopoh karena kesiangan.
Adegan I
IRMA : (heran melihat teman-temannya malah berkumpul di warung Pak
Edi) Hei, kok, masih pada mejeng di sini? (memandang ke arah kiri panggung)
lho, sekolah kita sepi? (Esti tidak jadi menjawab karena Irma langsung
memotong) Sebentar-sebentar … (meletakkan telunjuk menyilang di bibirnya
seraya berpikir) Ini pasti ulah guru-guru kita. (menatap satu persatu teman-
temannya dengan hati-hati) Mereka sedang rapat, kan?
ESTI : Memangnya kemarin kamu tidak membaca pengumuman di
mading? Ketua kelas kita saja mengumumkan di depan kelas.
IRMA : Gimana mau baca? Aku kan nggak masuk sekolah.
DODOK : Makanya kalau sekolah yang rajin, sehingga tidak ketinggalan
informasi.
IRMA : (Menyadari ada anak baru, Irma meliriknya) Ini siapa, ya?
ESTI : Oya, aku sampai lupa. Kenalkan, ini Reni. (pada siswi baru) Ren,
kenalkan ini teman kita Irmawati. (Irma dan Budi bersalaman)
BUDI : Budi Wartono.
IRMA : Irmawati. Kamu siswa baru di sini? (Budi mengangguk dengan
ramah) pindahan dari mana?
BUDI : Aku pindah dari Bandung. Dari SMP Negeri 2.
ESTI : Kalian berbincang-bincang dulu, ya! Aku kangen sama toilet
dulu.
DODOK : Huh, dasar beser! (mengiringi kepergian Esti)
Adegan II
DODOK : Nah, sekarang mumpung lagi libur. Kita adakan acara perkenalan
dengan Budi, bagaimana?
IRMA : Tepat! Tapi sayang, ya, Budi jadi belum bisa berkenalan dengan
teman-teman sekelas kita, dan juga guru-guru kita. (berwajah menyesal).
DODOK : Itu, kan, masih banyak waktu. Besok juga bisa. (wajahnya
mendadak ceria) Nah, bagaimana kalau kita ajak Budi ke Monas? Kita makan-
makan di sana?
IRMA : Tapi siapa yang bayar?
DODOK : Tenang saja! Kan, ada aku. (bergaya bos).
IRMA : Kalau hari ini nggak libur, kamu pasti bisa disambut meriah oleh
teman-teman dan guru di sini, Budi. Nanti kamu akan berkenalan dengan guru
paling angker di sini. Namanya Pak Nurdin.
Budi : (tersenyum penasaran) Memang ada?
IRMA : Di Bandung pasti nggak ada. Guru ini galaknya nggak
ketulungan. Kalau ngajar, nggak ada siswa yang berani berulah. Kalau salah
sedikit saja, langsung segala caci maki berhamburan dari mulutnya yang item,
tebel, tertutup kumis. Kaca mata tebalnya yang melorot akan terguncang-guncang.
Pokoknya seru. Lucunya lagi, kalau dia marah, suka terbatuk-batuk kecapean.
(Dodok tidak kuat menahan tawa, sementara Budi hanya tersenyum).
Adegan III
Esti datang lagi dan duduk menjejeri Budi.
IRMA : (Tidak peduli atas kedatangan Esti dan melanjutkan ceritanya).
Kamu juga bisa melihat kepalanya yang botak dan licin, bahkan tuh, kepala bisa
dipakai main pingpong, kali. (Dodok semakin terbahak-bahak sementara Budi
tetap tersenyum).
ESTI : (ingin tahu) Siapa, Ir?
IRMA : Pak Nurdin, guru Matematika kita.
ESTI : Apa? (kaget) Ir!
IRMA : Nih, aku sebutkan teman-teman yang sudah jadi korbannya…
(menengadahkan telapak tangannya untuk menghitung, lalu merenung) Pokoknya
90 persen murid di sini pasti sudah pernah kena marahnya.
ESTI : Irma!
IRMA : Nah, Esti juga pernah disuruh berdiri dengan tangan direntangkan
dan kaki diangkat sebelah. Sadis, kan?
ESTI : Ir, sudah, dong! Tidak baik menjelek-jelekkan guru. Nanti kualat
kamu!
IRMA : Alah, nggak dijelek-jelekkan juga, memang sudah jelek, kok.
DODOK : Lagian, bisa aja si Irma bikin orang ketawa. (Masih dengan sisa
tawanya) Sudah, ah, tar keburu siang. Gimana acaranya? Jadi tidak?
ESTI : Acara apa?
DODOK : Kita mau ngajak Budi jalan-jalan ke Monas. Di sana kan, ada
bakso yang enak. Kamu harus ikut! Ini, kan, acara penyambutan teman baru kita.
ESTI : Bagus. Boleh. Aku setuju.
BUDI : Tapi, maaf, saya tidak bisa ikut. Lain kali saja, ya? Soalnya saya
di sini numpang di rumah Ua. Tidak enak, kan, baru dua hari sudah berani
kelayapan.
IRMA : Memang kamu tinggal di daerah mana?
BUDI : Saya tinggal di Benhil. Nanti sewaktu-waktu main bersama Esti.
(bersiap-siap) Saya pamit dulu, ya. Di rumah banyak pekerjaan.
ESTI : Berani sendiri?
BUDI : Berani. Naik 213, kan? (Esti tersenyum) Assalamu alaikum!
ESTI, DODOK, IRMA: Waalaikum salam.
IRMA : Salam buat Uanya, ya!
BUDI : Insya Allah, nanti saya sampaikan. (keluar panggung sebelah
kanan)
Adegan IV
ESTI : Kenapa harus repot-repot menitip salam buat uanya pada Budi?
DODOK : Memangnya kamu mau menyampaikannya? Pasti uanya punya
anak yang ganteng, kan?
IRMA : Diam-diam rupanya teman kita ini punya simpanan. (senyum
menggoda)
ESTI : Uanya tidak punya anak, kok.
IRMA : Terus kenapa nggak perlu titip salam sama Budi?
ESTI : Setiap hari juga kita ketemu sama uanya Budi.
IRMA : (Semakin heran) Di mana?
ESTI : Ya, di sekolah kita. (Memasang tampang tanpa beban). Uanya
Budi itu … Pak N u r d i n !!! (Melongok, kaget, terpana sehingga tidak bisa
berbicara apa-apa).
DODOK : (Menarik bahu Esti yang tetap bertampang tanpa beban) Gila,
kamu, Es! Kenapa tidak dari tadi, kamu ngasih tau?
ESTI : (Melirik ujung jari-jari tangan Dodok yang menempel di bahunya,
lalu menatap Dodok sejenak) Kamu tadi tidak ingat ketika aku berkali-kali
memotong ucapan dia (menunjuk ke arah Irma yang dengan lemas duduk di
bangku panjang).
DODOK : Terus bagaimana, dong, jalan keluarnya? (menghiba pada Esti).
ESTI : (Melangkah ke depan dengan tangan mengepal dan tegak)
Begitulah mulut. Jika kita tidak dapat menjaganya, maka akan lebih tajam dari
mata pedang. Bahkan ada pepatah: Mulutmu harimaumu.
IRMA : (Wajah putus asa, suaranya lemah). Esti, sahabatku, tolonglah
aku! Aku harus bagaimana?
DODOK : Jika cerita itu sampai ke telinga Pak Nurdin, oh, aku tidak bisa
membayangkan Irma akan dicoreti wajahnya dengan spidol. Lalu disuruh teriak-
teriak keliling kelas dengan kalimat,”Pak Nurdin, saya memang bermulut ember!”
Dan itu disuruhnya dilakukan berulang-ulang sampai jam pelajaran matematika
selesai, oh! (lirih).
IRMA : Dodok! (Membentak, hampir menangis) Jangan kamu takut-takuti
aku seperti itu! Tanpa kamu takuti juga, aku sudah ketakutan.
ESTI : Berdoa saja, semoga Budi tidak menyampaikannya. Jadikan ini
sebagai pelajaran buat kita agar bisa memelihara lidah.
IRMA : Baiklah, aku mau bertobat (berlari ke arah kanan)
DODOK, ESTI : Ir, tunggu! (berlari mengejar Irma).
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Tips Komunikasi
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Kamis, 27 Februari 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pada pertemunan ketiga peneliti menjelaskan mengenai topik
berkomunikasi yang baik. Kemudian siswa diminta memainkan drama
dengan cerita yang sudah disiapkan peneliti. Saat pembagian peran
siswa mulai berebut nama-nama peran yang akan dimainkannya,
dengan suasana yang seperti itu berarti siswa mulai antusias mengikuti
bimbingan kelompok. Setelah permainan drama selesai peneliti
meminta siswa untuk mengungkapkan makna-makna apa saja yag
terdapat dalam cerita tersebut. Masih sama seperti pertemuan
berikutnya 2 siswa masih malu-malu dan suka menunduk sedangkan 2
siswa lainnya sudah mulai banyak bicara. Siswa masih belum begitu
bisa menangkap makna-makna dalam cerita, hal ini mungkin
dikarenakan siswa masih kurang fokus dalam memainkan drama
tersebut.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil meskipun baru 55% siswa
antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini.
Salatiga, 27 Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Saling Menolong
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu
menumbuhkan rasa saling tolong
menolong dengan orang lain tanpa
mengharapkan imbalan
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik mampu
menumbuhkan rasa saling tolong
menolong dengan teman yang
sedang membutuhkan
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Saling menolong?
- Pentingnya saling menolong?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya
saat mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 1 Maret 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber :
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk menumbuhkan rasa
saling tolong menolong
dengan teman yang
membutuhkan bantuan
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “ Kebaikan Seorang Teman”
Pagi hari yang cerah di sekolah SMP Suka Maju ada sekelompok siswa kelas VII
yang terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Mereka adalah teman
sejak taman kanak-kanak.
Saat jam istirahat mereka selalu makan di kantin bersama-sama, namun Susan
tidak begitu ceria seperti hari-hari biasanya.
Hendra : San...kamu kenapa kok dari tadi aku perhatikan kamu sudah 3
hari ini tidak bersemangat.
Susan : Em’mm tidak kenapa-kenapa kok Dra.
Martha : Iya San....dari tadi setelah kamu dipanggil wali kelas kamu jadi
murung.....Kenapa? kalau kamu ada masalah crita ja sama kita-kita.
Susan : Gak ada masalah kok....aku baik-baik saja..
Sando : Udah-udah kalau Susan gak mau crita ya sudah...gak perlu kita
memaksa. Kita lanjutin makan aja yuk sebelum bel masuk berbunyi.
Hendra : Iya...yuk yuk sebelum dingin baksonya.
Pagi harinya Sando dan Marta datang ke rumah Susan untuk berangkat sekolah
bersama-sama karena rumah Susan, Marta, dan Sando searah.
Saat tiba di rumah Susan tidak sengaja Marta dan Sando mendengar pembicaraan
Susan dengan orang tuanya bahwa Susan meminta uang untuk membayar SPP
sekolah karena sudah 3 bulan belum dibayar dan orang tua Susan baru mengalami
kesulitan ekomoni karena usaha ayahnya bangkrut.
Martha (berbisik pada Sando) : Do, ternyata ini masalah yang membuat Susan
kemarin jadi murung.
Sando : Iya...kita harus kasih tahu Hendra nih...
Marta : Iya.....
Sando : Ya udah nanti kita bicarakan sama hendra. Sekarang kamu
panggil Susan sebelum kita terlambat masuk sekolah.
Marta : Oke...oke.... Susan yuk berangkat, dah sing nih!!!!
Susan (dengan kagetnya menjawab teriakan Marta, takut kalau Marta mendengar
pembicaraan dengan orang tuanya): Iya Mar...tunggu bentar.
Saat sampai di sekolah Sando dan Marta langsung menemui Hendra yang baru
selesai piket kelas.
Marta : Dra, kesini bentar kita mau ngobrol sama kamu penting banget.
Hendra : Iya bentar, aku tak naruh sapu dulu.
Marta : Dra, tadi pagi aku sama Sando tidak sengaja mendengar
pembicaraan Susan sama orang tuanya.
Sando : Iya, ternyata yang membuat Susan 3 hari ini jadi murung karena
dia belum membayar SPP sekolah selama 3 bulan dan orang tuanya baru
bangkrut.
Hendra : Ow....begitu ternyata...masalah yang dialami Susan. Kenapa dia
tidak terbuka saja sama kita, kan kita teman-temannya.
Marta : Mungkin dia malu...atau tidak ingin merepotkan kita.
Sando : Trus..trus gimana nih....sebaiknya kita bantu Susan gimana???
Marta : Kalian punya tabungan tidak?
Hendra : Aku ada tapi ya tidak banyak sih....
Sando : Aku juga.
Marta : Oke kalau gitu....gimana kalau kita bantu Susan buat nglunasin
SPP?
Hendra dan Sando : Aku setuju....
Marta : Oke....besok kita kumpulin dan kita kasih ke Susan.
Hendra : Sip....sipppp
Pagi harinya saat jam istirahat berbunyi Marta, Hendra, Sando menemui Susan
yang baru menyendiri di dalam kelas.
Marta : San....ini ada sesuatu dari kami bertiga buat kamu...
Susan : Apa ???
Hendra : Ya....ini mungkin bukan sesuatu yang besar tetapi mungkin bisa
membantu meringankan beban masalah kamu.
Sando : Iya San....
Susan : Ap sih Ini (Susan membuka amplop yang diberikan oleh Marta).
Ini apa???
Marta : Itu ada sedikit uang dari tabungan kami bertiga...uang itu bisa
kamu pakai buat bayar SPP yang sudah 3 bulan kamu belum membayarnya.
Susan : Aku tidak bisa menerima uang ini...
Sando : Kamu harus menerimanya...kan kita semua teman, jadi jika ada
salah satu dari kita yang kesusahan sebisa mungkin kita harus membantunya.
Itulah teman..
Hendra : Iya San...
Susan : Teman-teman....
Akhirnya Susan menerima uang pemberian Sando, Marta, dan Hendra untuk
melunasi uang SPP yang sudah 3 bulan belum dibayar.
Itulah sebuah sahabat yang baik, disaat teman ada masalah teman yang lain
membantu bukan malah meninggalkannya.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Saling Menolong
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Sabtu, 1 Maret 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pertemuan keempat peneliti menjelaskan mengenai topik saling
menolong. Kemudian siswa diminta memainkan drama yang sudah
peneliti siapkan sebelumnya. Dalam pemilihan peran siswa mulai
memilih peran-peran yang mau dimainkannya. Setelah permainan
drama selesai peneliti meminta siswa mengungkapkan makna-makna
apa saja yang dapat siswa ambil dalam cerita tersebut dan siswa sudah
mau berbicara tanpa harus ditunjuk siapa yang mau bicara terlebih
dulu. Peneliti juga memberikan penjelasan mengenai manfaat-manfaat
saling menolong dalam sebuah hubungan pertemanan dan peneliti
meminta siswa untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka alami
dalam menjalin persahabatan yang berbentuk drama.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil dan terdapat peningkatan 60%
tingkat antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok ini.
Salatiga, 1 Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Bersikap Jujur
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu bersikap jujur
terhadap diri sendiri dan orang lain
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik mampu mengkonsep
dirinya untuk selalu bersikap jujur
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Sikap jujur?
- Pentingnya bersikap jujur?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya
saat mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 3 Maret 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber :
http://akuratih.wordpress.com/2011/11/21/naskah-drama-makna-sahabat/
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk selalu bersikap jujur
dengan teman atau orang
lain dan diri sendiri
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Bersikap Jujur”
Suasana pagi cerah di salah satu SMA negeri di Jakarta mengiringi sebuah kisah
keempat sekawan dengan karakter yang berbeda-beda. Namun perbedaan tersebut
tidak menjadikan mereka berempat berselisih, tetapi menjadikan mereka mascot
dalam persahabatan yang sejati. Chaca, Amanda, Ratih, dan Jihan, itulah nama
mereka. Mereka selalu kompak dan tampak ceria setiap hari. Jadi tidak heran jika
mereka memiliki ribuan teman.
Ke empat sekawan tersebut berbincang-bincang sambil berjalan di koridor
sekolah.
Ratih : “Hey, sebentar lagi kita UAN nih, pastinya waktu untuk kumpul-
kumpul kita tersita buat belajar. Gimana nih??”
Amanda : “Iya bener juga, jadwal kita bakalan jungkir balik gara-gara
persiapan UAN. Jadwal shopping, kesalon, dan pastinya jadwal kencan bareng
bakalan ancur. Aduh, bisa-bisa rambut aku rontok nih.”
Chaca : “Gak segitunya kali, tergantung kita juga. Jika kita rajin belajar
setiap hari, maka kita tidak akan terlalu sibuk belajar sebelum UAN nanti.”
Amanda : “Ah kamu ini Cha, mentang-mentang anak pintar jadinya sok
ceramah. Huuh nyebelin!!!”
Ratih : “Sudah-sudah jangan berdebat, apa yang di omongin Chaca itu
ada benarnya juga. Coba deh kalian bayangin, jika kita rajin belajar kita tidak
perlu sibuk-sibuk mikirin UAN, itung-itung siap senjata dulu sebelum perang.
Enjoy aja lagi, bener ga?”
Amanda : “Iya-iya Bu guru. Belum masuk kelas aja sudah dapat ceramah
dari Ibu Chaca dan Ibu Ratih, capek deh.”
Jihan : “Ha…ha…ha… amanda…amanda dari dulu penyakit marah
kamu gak sembuh – sembuh yah.”(Dengan nada ngeledek)
Chaca : “haha.. Maklumlah dia itukan The Queen of Angry in the World.”
Ratih : “Chaca ini sukanya kok ngledekin aku terus. Kalau ngefans sama
aku bilang aja deh.”
Chaca : “Ih, ga banget deh.”
Bel masuk kelas berbunyi, merekapun masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.
Waktu cepat berlalu, tak terasa sudah saatnya pulang sekolah.
Amanda : “hay, mau ke mana nih? Kalian mau langsung pulang atau mau
refreshing dulu?”
Jihan : “Maybe, I go home now because I’m tired. Seharian ulangan
terus.”
Chaca : “Iya sama. Aku juga mau langsung pulang banyak tugas yang
harus di kerjakan ditambah lagi jadwal les aku yang numpuk banget. Maklumlah,
aku itukan orang sibuk.” (Seraya tertawa)
Ratih : “Aduh, jadi anak kelas tiga capek banget ya. Dikit-dikit tugas,
dikit-dikit ulangan pusing.”
Chaca : “Ya begitulah jadi anak sekolah. Anggap saja ini perjuangan
untuk meraih sukses.” (Seraya tersenyum)
Hari demi hari berganti, namun ada keganjilan dari sikap Chaca, sehingga terjadi
perselisihan di antara mereka.
Amanda : “Cha, akhir-akhir ini kamu kok sibuk banget yah? Sampai-sampai
sahabat sendiri di lupain.”
Chaca : “Sorry deh. Akhir-akhir ini aku sibuk ngerjain tugas, les, and
belajar buat persiapan UAN nanti.”
Ratih : “Yakin kamu nggak bohong sama kita?”
Chaca : “Emm, beneran kok. Masak sih kalian nggak percaya sama
sahabat sendiri.”
Amanda : “Bukan gitu, akhir-akhir ini kita liat kamu pulang lebih awal,
kalau kita ajak kumpul-kumpul, kamu ada aja alasan inilah, itulah, HP kamu juga
tidak pernah aktif.”
Jihan : “Iya, betul kata Amanda, kamu jujur aja lagi Cha.”
Chaca : “Nggak ada apa-apa kok. Sudah jangan di bahas. Nggak ada topik
lain yah?” (Mulai menitikan air mata)
Ratih : “Kamu kenapa sih Cha? Cerita dong sama kita.”
Amanda : “Ayo dong Cha cerita sama kita.”
Chaca : “Aku nggak kenapa-kenapa kok. Kenapa sich kalian nggak
percaya?”
Jihan : “Kamu kok gitu sih cha? Kamu sudah nggak nganggep kita
sahabat lagi?”
Chaca : “Iya dech aku cerita.”
Jihan : “Nah gitu dong Cha. Dari tadi kenapa ceritanya.”
Ternyata Chaca ada masalah dengan orang tuanya, dan masalah itu membuat
Chaca tidak semangat untuk belajar. Saat pulang sekolah Ratih, Amanda, dan
Jihan berkumpul di rumah Jihan.
Amanda : “Aku kasian nih sama Chaca, dia les terus.”
Jihan : “Emang kamu punya rasa kasian?” (Dengan nada meledek)
Ratih : “Sudahlah nggak usah berantem terus. Tau nggak, kalian itu
seperti kucing dan tikus, ribut teruuus.”
Jihan : “Iya aku tau, sorry dech.”
Ratih : “Gimana kalau kita tanya ke orang tuanya Chaca aja? Jadi kita tau
apa yang sebenarnya terjadi antara Chaca dengan orang tuanya.”
Akhirnya mereka bertiga datang ke rumah Chaca, dan kebetulan pada saat mereka
ke rumah Chaca, dia sedang les. Setelah mereka dipersilahkan masuk, mereka
berbincang-bincang dengan mama Chaca. Mereka bertiga menanyakan apa yang
terjadi antara Chaca dengan orang tuanya. Setelah bercerita panjang lebar, dan
mereka telah mengetahui apa penyebabnya, mereka mohon pamit kepada mama
Chaca.
Keesokan harinya Amanda, Ratih, dan Jihan menghampiri Chaca yang sedang
duduk termenung di dalam kelas.
Jihan : “Woi.” (seraya mengagetkan Chaca)
Chaca : “Apa-apaan kalian ini, bikin aku kaget aja!!”
Ratih : “Kok kamu jadi nyalahin kita Cha? Kamu sih pagi-pagi sudah
ngelamun, kena setan sekolah baru tau rasa kamu.” (Chaca, Amanda, Jihan, dan
Ratih tertawa bersama)
Jihan : “Cha, kita sudah tau kenapa akhir-akhir ini sikap kamu jadi
aneh.”
Chaca : “Kalian bicara apa sih, aku nggak ngerti?”
Amanda : “Ampun deh Chacaku sayangku cintaku sahabatku jangan tulalit
donk. Sudah jelas kita ini lagi bahas sikap kamu yang berubah 180 derajat.”
Ratih : “Bener Cha, kita udah tau semuanya.”
Chaca : “Kalian ini ada-ada aja, aku biasa aja kalian malah bilang aku
berubah segala. Emang apa yang berubah? Aku tetap Chaca yang dulu. Lagipula
aku bukan power rangers yang bisa berubah.” (Seraya tersenyum dan berharap
sahabat-ahabatnya tidak membahsnya lagi)
Jihan : “Nggak Cha, kamu berubah semenjak kamu punya masalah
dengan orang tua kamu.”
Chaca : “Emang kalian tau apa tentang masalah aku ini? Kalian itu nggak
tau apa- apa!”(Dengan nada membentak)
Ratih : “Kamu salah Cha, kita tau semuanya.”
Chaca : “Maksudnya kalian tau masalahku dengan orang tuaku?”(Dengan
nada terbata-bata)
Amanda : “Yups betul betul betul.”
Chaca : “Tapi gimana kalian bisa tau?”
Jihan : “Iya kita tau dong. Kemarin kita bertiga sengaja ke rumah kamu
buat tanya masalah ini ke mama kamu, dan mama kamu cerita semuanya ke kita.”
Chaca : “Kenapa sih kalian ngelakuin itu? Lagian kalian bisa langsung
tanya sama Aku!!”
Jihan : “Kita ngelakuin hal ini karena kita kasian liat kamu kayak gini
Cha?”
Ratih : “Kita sudah tanya sama kamu tentang hal ini, tapi kamu cuma
bilang ada masalah sama orang tua kamu. Kamu nggak jelasin apa masalah yang
sebenarnya. Ya udah kita cari tau aja sendiri.”
Amanda : “Terus kita tanya ke mama kamu dan kita tau kamu kayak gini
karena HP sama fasilitas yang kamu punya di tarik sama mama kamu kan?”
Chaca : “Iya, HP sama fasilitas yang ada buat aku ditarik sama orang tua
aku. Karena itu aku nggak semangat belajar, lagian tanpa itu semua rasanya
hampa. Untung I-pod aku nggak ikut di sandra.”(Sambil mengeluarkan I-pod
miliknya)
Amanda : “What, I-pod baru Cha! Pinjem dong?”
Chaca : “Dasar kamu nggak bisa liat barang bagus sedikit.”
Amanda : “Aduh, please deh Cha, tinggal pinjemin aja apa susahnya sih?”
Chaca : “Iya ini aku pinjemin, tapi jangan sampai rusak ya?”
Amanda : “Gitu dong, dari dong, nggak usah pakai ceramah dulu.”(Seraya
Tersenyum dan langsung mengambil I-pod milik Chaca)
Chaca : “Anak ini udah di pinjemin masih aja nyebelin, dasar Miss
Lebay.”
Ratih : “Kalian ini kok malah rebut soal I-pod sih? Kalian nggak inget
kita sekarang lagi bahas tentang apa?”
Jihan : “Lebih baik sekarang kita kembali ke permaslahan awal. Oke?”
Chaca, Amanda, Ratih : “Oke dech.”
Jihan : “Menurut aku sikap orang tua kamu ada benarnya juga Cha. Jadi,
kamu nggak perlu jadi pendiam kayak gini. Bawa Enjoy aja Cha, toh itu ada
untungnya juga buat kamu.”
Chaca : “Emang bener. Tapi, tanpa semua itu aku jadi tambah malas
belajar karena bosen nggak ada hiburan. Aku sudah cukup tertekan harus belajar
terus menerus. Orang tua aku nggak peduli sama aku lagi, mereka selalu nuntut
ini, itu tapi mereka nggak mikir gimana perasaanku. Merek hanya tau keinginan
mereka harus penuhi, tanpa berfikir kemampuan aku. Mereka egois!”(Sambil
menangis)
Ratih : “Sudah hapus air mata kamu. Lebih baik sekarang kita cari jalan
keluarnya.”
Amanda : “Aha, aku punya ide, aku punya ide, ide ini bagus, ide ini untuk
kita.”
Chaca, Amanda, Jihan : “Apa? Dasar Miss Lebay.”
Amanda : “Emm, bagaimana kalau kita batasi pemakaian fasilitas yang ada.
Selama ini kan setiap hari, setiap jam, setiap menit and setiap detik kita selalu
tergantung sama fasilitas yang ada.”
Chaca : “Bener juga kamu manda. Aku jadi sadar, kalau kita selalu
tergantung sama fasilitas yang kita punya, kita bakalan jadi anak manja dan selalu
tergantung sama apa yang ada. Emang susah buat kita merubah kebiasaan yang
sudah mengakar di dalam diri kita. Tapi, apa kalian bisa ninggalin itu semua? Biar
aku aja yang menjalankan ini semua. Aku punya sahabat seperti kalian juga sudah
cukup buat aku. tapi aku masih butuh paling tidak HP sih.”
Amanda : “Emm, gimana ya?”
Jihan : “Aku bisa kok. manda, ini kan ide kamu, kok malah kamu yang
jadi ragu sih?”
Amanda : “Hehee iya ya kenapa aku jadi ragu. Hmm aku bisa kok. Demi
sahabat aku tersayang. Tapi sesekali nggak apakan?”
Jihan : “Ya nggak apalah. Namanya juga masih proses. Tapi jangan
terlalu sering yah?”
Ratih : “Intinya kita setuju sama usul Amanda tadi. Lagian selayaknya
sahabat sejati itu selalu ada buat sahabatnya yang lagi butuh bantuan. Kamu sedih,
kita juga ikut sedih Cha. Karena kita merasa ada yang hilang. Kita juga ngerasa
nggak enak kalau kita having fun, tapi kamunya malah sedih, susah, campur aduk
deh. Lagian kita juga harus konsentrasi sama UAN. Bener nggak?”
Chaca : “Bener, kalau gitu terima kasih ya sahabat-sahabatku
tersayang.”(Seraya memeluk ke tiga sahabatnya)
Amanda, Jihan, Ratih : “Sama-sama. Kita sayang kamu Cha.” (Sambil
berpelukan)
Akhirnya mereka berempat menyepakati perjanjian yang tadi diusulkan Amanda.
Mereka berharap hal ini dapat memberikan hasil yang baik pada UAN nanti. Hari
demi hari mereka lalui penuh suka cita, dan tidak terasa waktu UAN telah tiba.
Pada waktu pengumuman hasil UAN, mereka lulus dengan nilai yang
memuaskan. Dan mereka di terima di salah satu Universitas Negeri yang mereka
inginkan selama ini. Sampai kuliah pun mereka tetap bersama.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Bersikap Jujur
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Senin, 3 Maret 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pertemuan kelima ini peneliti memberikan permainan drama pada
siswa dengan topik kejujuran. Seperti pertemuan sebelumnya siswa
berebut memilih nama yang akan diperankannya. Setelah permainan
selesai peneliti bertanya pada siswa mengenai hal-hal apa saja yang
dapat diambil dalam cerita drama. Tanpa harus ditunjuk terlebih
dahulu siswa sudah berbicara mengenai makna-makna dalam drama
tersebut. Peneliti juga memberi penjelasan mengenai kejujuran dan
pentingnya memiliki sikap jujur terutama pada diri sendiri.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dikatakan berhasil dengan tingkat antusiasme siswa
sebesar 70% dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini.
Salatiga, 3 Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Positif Thinking
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu berpikir
positif dalam keadaan apapun dan
menahan rasa emosi
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik mampu berpikir dan
berperasaan positif saat berinteraksi
dalam bergaul dengan teman dan
orang lain
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Positif thinking?
- Pentingnya positif thinking dalam bergaul?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya
saat mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 4 Maret 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber :
https://www.facebook.com/notes/pulpen-kumpulan-cerpen/harapan-itu-
kini-tiada-oleh-dessy-echy-listiani/10151325294106864
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk selalu positif thinking
dengan teman atau orang
lain
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Februari 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Positif Thinking”
Sang surya kini telah menampakkan sinar keemasannya. Menyapa bumi dengan
teriknya yang hangat. Rima telah rapi dengan seragam putih abu yang ia kenakan.
Ya, hari ini seperti rutinitas biasa ia siap menjalankan aktivitasnya sebagai
seorang titisan Ki Hajar Dewantara.
Rima : “Bunda, Ayah, Rima berangkat sekolah dulu, ya,” (selesai meneguk
segelas susu hangat)
Ayah : “Kamu, enggak berangkat bareng sama Ayah?”
Rima : “Enggak, Yah. Rima naik sepeda aja ke sekolahnya. Itu lebih seru
Bunda : “Ya, udah, kamu hati-hati, ya, di jalannya,”
Rima : “Oke, deh. Rima berangkat dulu, ya. Bunda hati-hati, ya, di rumah jangan
terlalu kecapean. Ayah juga hati-hati, ya, nanti berangkat kerjanya.
Asalamualaikum,” (seraya mencium punggung tangan kedua orang tuanya yang
mulai keriput)
Ayah, Bunda : “Waalaikumsalam.”
Selang beberapa saat Rima telah sampai di sebuah bangunan yang berdiri megah.
Di sana terdapat plang yang bertuliskan “SMA Negeri 47 Jakarta”. Benar,
bangunan tersebut adalah tempat Rima menuntut ilmu. Dengan perlahan ia
berjalan menuju kelas.
Rima : “Hai, semua. Selamat pagi,” (dengan cerianya ketika ia telah sampai di
kelas)
Teman-temannya menanggapi sapaan Rima dengan sebuah senyuman. Tetapi,
ketika Rima hendak melangkah menuju bangkunya, tiba-tiba saja ia terjatuh.
Alena : “Kamu kenapa, Rim?” (teman sebangku sekaligus sahabat Rima seraya
berlari menghampiri Rima)
Rima : “Kaki aku tiba-tiba aja kram, Len,”
Alena : “Ya, udah, yuk, aku bantu berdiri.”
Rima mengangguk. Namun, ketika Rima hendak berdiri, ia kembali terjatuh.
Kakinya sama sekali tak dapat digerakkan.
Alena : “Kamu yakin enggak apa-apa, Rim?” (Alena memastikan. Dari raut
wajahnya, Alena terlihat sangat khawatir)
Rima : “Iya, aku enggak apa-apa, kok, Len. Kakiku hanya kram.”
Hari telah berganti hari dan setiap hari itu pula kaki Rima sering kehilangan
fungsinya. Bukan hanya pada kaki, melainkan juga tangan. Bahkan kini
penglihatannya sering kabur secara tiba-tiba. Namun demikian, Rima tak pernah
memberitahukan hal tersebut pada kedua orang tuanya. Ia tak ingin hal tersebut
membuat mereka khawatir. Lagipula, mungkin kaki dan tangannya hanya kram
biasa dan mungkin matanya terkena minus sehingga pandangannya sering
menjadi kabur. Rima selalu berpikir positif bahwa memang tak ada hal serius
yang terjadi pada dirinya.
PRANG...
Tiba-tiba saja piring yang ada di tangan Rima terjatuh. Ayah dan bunda yang
berada di meja makan menoleh bersamaan ke arah Rima. Rima menatap pecahan
piring yang berada tak jauh dari kakinya.
Rima : Lagi? Tanganku lagi-lagi tak dapat aku gerakkan. Tuhan...
Bunda : “Rima kamu tidak apa-apa, sayang?” (berada di samping Rima)
Rima : “Maaf, Bunda. Tangan Rima tadi licin, jadi piringnya jatuh,” (menatap
bundanya. Ia lalu berjongkok berniat membereskan pecahan piring tersebut. Tapi,
syaraf tangannya seolah tak menuruti kehendaknya. Tangannya tetap tak bisa
digerakkan. Bunda ikut berjongkok)
Bunda : “Sudah, biar Bunda yang ngeberesin,” (seraya tersenyum)
Ayah ; “Ada apa, Bund?” (ada di samping bunda dan Rima)
Bunda : “Ini, Yah, piringnya pecah,” (Bunda seraya membereskan pecahan
piring)
Sementara Rima, ia tak melepaskan tatapannya dari pecahan-pecahan piring yang
dibenahi oleh bundanya.
Ayah : “Lain kali kamu hati-hati, ya, Rim. Untung piringnya gak jatuh ke kaki
kamu,” (mengacak-acak rambut Rima)
Rima hanya mengangguk. Sebagian pikirannya masih tertuju pada pecahan piring
tersebut.
Lagi, lagi dan lagi hal yang sama terus terjadi. Kali ini bukan hanya sekedar tak
dapat digerakkan bahkan Rima mengalami kesusahan saat meraih dan memegang
sesuatu. Selain itu, di kakinya kini terdapat sebuah benjolan besar berwarna
kemerahan yang terasa begitu menyakitkan.
Ayah dan bunda yang mengetahui hal ini memutuskan untuk mengecek keadaan
Rima ke rumah sakit agar mengetahui penyakit yang menyerang Rima. Mereka
kini tengah berada rumah sakit untuk menunggu hasil rontgen keluar.
Rima : “Sudahlah, Ayah, Bunda jangan khawatir seperti itu. Rima itu baik-baik
aja. Nanti pasti hasil rontgen-nya juga bakal nunjukin kalau Rima itu emang baik-
baik aja,” (yang melihat rasa khawatir di wajah kedua orang tuanya)
Bunda : “Ya, semoga aja, ya, sayang.”
Tak lama kemudian seorang pria yang mengenakan jas berwarna putih telah
keluar dari laboratorium.
Dokter : “Orang tua dari Andini Rimayani!”.
Ayah : “Iya, kami, Dok.”
Dokter : “Bisa ikut ke ruangan saya.”
Setibanya di ruang Dr. Martinus, ayah, bunda serta Rima seolah tak percaya
dengan apa yang telah dijelaskan oleh Dr. Martinus. Bunda tak henti menangis.
Air matanya meluncur bebas dari ujung matanya. Sementara Rima, ia hanya
terdiam. Ternyata, tak diduga, telah lama ini ia menderita penyakit yang sangat
mematikan. Osteosarkoma atau lebih dikenal dengan kanker tulang, sebuah
penyakit yang telah banyak memakan banyak korban.
Ayah : “Lantas, apa penyakit anak saya ini masih bisa dijinakkan, Dok?”(Ia
berharap Dr. Martinus mengiakan pertanyaannya)
Dokter : “Untuk sekarang ini kita dapat melakukan proses kemoterapi. Proses
kemoterapi ini dapat berperan besar dalam membunuh sel kanker yang sedang
berkembang di organ tubuh putri Bapak.”
Ayah : “Kalau begitu lakukan yang terbaik untuk putri saya,” ujar Ayah.
Menjalani kemoterapi adalah penderitaan terbesar dalam hidup Rima. Bagaimana
tidak? Kemoterapi pertama memang masih terasa normal, tapi kemoterapi
berikutnya mulai terasa mematikan. Tubuhnya seakan menolak semua obat-
obatan keras yang dimasukkan ke dalam tubuh. Ia meronta kesakitan, sulit
bernapas, menggigil, mimisan, mual dan muntah, kulit menjadi kering bahkan ia
harus merelakan mahkota terindah di kepalanya rontok.
Rima kini sedang terbaring di tempat tidurnya. Tiba-tiba ia merasa sangat haus.
Rima melirik almari berukuran kecil yang ada di dekat tempat tidurnya. Di sana
terdapat segelas air putih. Rima mencoba mengambil gelas tersebut, tetapi syaraf
tangannya seolah tak menuruti perintah otaknya.
PRANGG…
Gelas tersebut akhirnya terjatuh dan pecah.
Bunda : “Ada apa, Rima?” (datang tergesa-gesa ke kamar Rima. Perempuan itu
lalu duduk di samping Rima yang tengah terbaring)
Rima : “Maaf, Bunda, tadi Rima haus, terus waktu Rima mau ngambil minum,
gelas itu malah jatuh,”
Bunda tersenyum ke arah Rima seraya mengelus puncak kepalanya. Puncak
kepala yang kini tak ditumbuhi rambut sehelai pun.
Bunda : “Rima, lain kali kalau kamu mau apa-apa kamu panggil Bunda aja, ya.”
Rima : “Bunda, kenapa tangan Rima sekarang gak bisa digerakkin? Apa
penyakit Rima ini udah makin bandel, Bunda?”
Bunda menatap Rima dengan begitu sendu. Tanpa terasa air matanya mengalir
bebas dari ujung matanya.
Bunda : “Sayang, kamu yang sabar, ya. Suatu hari nanti kamu pasti sembuh,
sayang.” (Rima melihat ke arah bundanya seraya tersenyum)
Rima : “Iya, Bunda. Rima juga percaya pasti selalu ada harapan terkabulkan
dalam setiap doa yang kita panjatkan dan harapan Rima untuk sembuh pun pasti
itu gak akan jadi harapan semu. Benarkan, Bunda?”
Bunda mengangguk seraya menhapus air mata yang menerobos kantung matanya.
Hari ini adalah jadwal Rima melakukan kemoterapi. Seperti biasanya, Rima selalu
merasakan sakit yang menyiksa setiap kali menjalani proses ini. Tetapi, ia harus
berjuang, ia tak boleh mengecewakan harapan kedua orang tuanya agar ia segera
sembuh. Walaupun proses kemoterapi itu sangat menyakitkan, tapi ia harus bisa
melaluinya.
Namun, proses kemoterapi itu ternyata tak banyak membantu. Penyakit ganas
dalam tubuh Rima kini semakin kebal terhadap cairan kimia yang di masukkan ke
tubuhnya saat proses kemoterapi berlangsung. Suatu ketika Dr. Martinus
menyarankan agar kaki kanan Rima segera diamputasi. Hal ini bertujuan agar sel
kanker tidak menyerang organ tubuh lainnya.
Dokter : “Maaf, Pak Bima, ada hal serius yang harus saya sampaikan,” (Pak Bima
yang tak lain adalah ayah Rima menatap Dr. Martinus).Sel kanker yang
menyerang anak Bapak telah berkembang begitu pesat terutama pada tulang kaki
sebelah kanan, (sesekali melihat hasil rontgen Rima)
Ayah : “Apakah ada cara agar sel kanker itu dapat dijinakkan?”
Dokter : “Satu-satunya cara adalah dengan mengamputasi kaki sebelah kanan
putri Bapak.”
Ayah : “Apa, Dok? Amputasi? Apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkan
penyakit anak saya? Rima, Rima hanya seorang gadis yang baru memasuki masa
remajanya. Saya tak bisa membayangkan jika ia harus kehilangan sebelah
kakinya,” (Ayah seraya menunduk. Dr. Martinus hanya menggeleng)
Ayah keluar dari ruangan Dr. Martinus dengan perasaan tak menentu. Ia tak tahu
apa yang harus ia katakan pada Rima. Menyuruh Rima mengikuti saran Dr.
Martinus ia rasa itu adalah hal yang sangat menyakitkan. Tetapi, ia benar-benar
tak punya pilihan.
Rima : “Ayah kenapa murung? Apa yang dikatakan Dr. Martinus, Yah?”
Ayah : “Dr. Martinus menyarankan agar kamu melakukan proses amputasi pada
kaki sebelah kananmu agar sel kanker tidak menyebar ke organ tubuhmu yang
lain
Bunda yang semula tengah menyuapi Rima kini menghentikan pergerakannya.
Bunda : “Apa, Yah? Amputasi? Apa tidak ada cara lain lagi?” (tak percaya
dengan apa yang didengarnya. Ayah hanya menggeleng lemah)
Rima : “Kalau itu yang terbaik buat Rima, Rima siap, Yah,” (seraya tersenyum)
Ayah : “Tapi, sayang, itu artinya kamu harus kehilangan kaki kamu.”
Rima : “Kehilangan satu kaki bagi Rima itu gak masalah, Yah. Toh, Rima masih
punya sebelah kaki lagi, kan, Yah. Lagipula, semua yang kita miliki itu adalah
titipan Allah termasuk anggota tubuh Rima. Ayah, Bunda, Rima rela jika Allah
menghendaki Rima hanya mempunyai sebelah kaki,” (Ayah dan bunda menghela
napasnya yang terasa begitu berat)
Akhirnya, proses amputasi itu berlangsung. Ayah tak hentinya melihat ke arah
ruangan yang di mana Rima ada di dalamnya. Sementara bunda, ia tak henti
menitikkan air mata.
Enam puluh menit yang terasa begitu panjang kini telah berlalu. Seorang pria
yang mengenakan jas berwarna putih telah keluar dari ruang operasi. Ayah dan
bunda segera berhambur ke arah Dr. Martinus.
Ayah : “Dok, bagaimana keadaan anak saya?” (Ayah begitu khawatir)
Dr. Martinus menundukkan wajahnya lalu menggeleng lemah.
Dokter : “Maaf, kami telah berusaha seoptimal mungkin, tapi ternyata Tuhan
berkehendak lain. Ia lebih memilih Rima untuk segera kembali kepangkuan-Nya.”
(Seketika tangis bunda pecah)
Bunda : “TIDAK! Ini tidak mungkin...”
Dokter : “Oh, iya, sebelum proses amputasi tadi berlangsung, putri Bapak dan Ibu
menitipkan ini,” (seraya menyerahkan sebuah amplop berwarna biru muda)
Ayah menerima amplop tersebut dengan tangan yang gemetar. Mereka lalu
membaca surat yang berada dalam amplop tersebut.
Teruntuk kedua malaikat yang aku cintai,
Seperti yang dulu Ayah dan Bunda sering katakan, kehidupan ini hanyalah ruang
tunggu untuk menantikan giliran menghadap Sang Pencipta. Semua orang, baik
Ayah, Bunda ataupun Rima pasti akan mendapat giliran. Giliran di mana kita
akan berhenti menunggu. Di mana waktu yang telah Allah amanahkan pada kita
akan segera behenti berputar.
Ayah, Bunda, jika Rima kini tak bisa lagi berada di samping kalian, itu bukan
karena Rima bosan bersama kalian. Kalian tahu? Hal terindah dalam hidup Rima
adalah saat-saat bersama kalian. Tak mungkin Rima merasa bosan bersama
kalian. Sungguh, Rima merasa beruntung terlahir dari rahim seorang malaikat
seperti Bunda. Beruntung mempunyai seorang ayah setangguh Ayah.
Terimakasih karena enam belas tahun ini kalian selalu menyangga Rima saat
rayap-rayap keputusasaan menggerogoti pondasi semangat Rima. Terimakasih
untuk semua hal yang telah kalian beri pada Rima. Hari-hari indah bersama
kalian tak akan Rima lupakan. Rima akan selalu menyimpan nama kalian di sini,
dalam hati Rima.
Maaf jika selama ini Rima hanya membuat kalian susah. Maaf karena Rima tak
sempat mengukirkan kebahagian di hidup kalian. Namun, satu yang pasti, Rima
sayang kalian melebihi diri Rima sendiri.
Yang mencintai kalian,
Andini Rimayani
Setelah membaca surat tersebut, bunda berteriak seraya berlari keruangan Rima.
Di sana terlihat tubuh Rima telah ditutupi dengan sebuah kain.
Bunda : “Sayang, ayolah bangun, sayang,” (menggoyangkan tubuh kaku Rima)
“Ayo, Rima, kita pulang. Nanti setibanya di rumah Bunda bakal masakin semua
makanan kesukaan kamu. Ayo, Rima, bangun,”
Seseorang di belakang bunda yang biasanya terlihat selalu tegar kini mulai
menitikkan air matanya. Ayah menangis, tetapi ia berusaha menghapus air
matanya kembali. Bunda menyeka air matanya yang seolah tak ingin berhenti
membasahi pipinya lalu ia menghampiri ayah.
Bunda : “Ayah, Rima gak mau bangun. Coba Ayah yang bujuk dia supaya dia
mau membuka matanya,” (Ayah segera memeluk bunda)
Ayah : “Bunda harus sabar. Kita, kita harus mengikhlaskan Rima kembali
kepangkuan-Nya,”
Bunda : “Ayah ini bicara apa? Rima itu cuma tidur. Dia, dia pasti akan bangun
lagi, Yah,”
Ayah : “Sadar Bunda, sadar. Rima telah kembali ke kehidupan abadinya.”
(Mendengar penuturan ayah, bunda menjadi semakin terisak)
Bunda : “Kenapa, kenapa Rima pergi begiu cepat, Yah?”
Ayah : “Mungkin, mungkin karena Allah begitu menyayanginya dan tak ingin
melihat Rima lebih menderita lagi oleh penyakitnya. Bunda yang sabar, ya. Bukan
hanya Bunda yang kehilangan Rima, tapi Ayah juga.”
Doa hanyalah sebatas harapan yang semu. Sesering apa pun kita meminta, sekeras
apa pun kita berusaha, tapi akhirnya yang menentukan semuanya adalah Sang
Pencipta. Seperti halnya yang terjadi pada Rima. Ia mengalami pendarahan yang
sangat hebat saat proses amputasi itu berlangsung. Pendarahan itu menyebabkan
harapan untuk sembuh itu lenyap seketika. Rima kini telah mengakhiri rasa sakit
yang menjalar di seluruh tubuhnya dengan hembusan napas terakhir.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Positif Thinking
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Selasa, 4 Maret 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pertemuan keenam ini peneliti memberikan topik pada siswa tentang
positif thinking karena dari hasil tugas yang kemari dikerjakan siswa
apa salah satu siswa yang bercerita mengenai rasa dendamnya karena
pernah dikucilkan dan dipukul oleh temannya dan siswa tersebut ingin
menbalasnya suatu saat nanti. Setelah peneliti menjelaskan topik yang
akan diberikan, peneliti meminta siswa untuk memainkan drama yang
sudah peneliti siapkan sebelumnya dan membagi siswa dengan peran
yang akan dimainkan. Peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan
makna yang terdapat dalam cerita tersebut setelah permainan selesai
dan juga peneliti memberikan penjelasan sedikit mengenai makna-
makna dalam cerita agar siswa lebih paham.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil dengan peningkatan tingkat
antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
sebesar 80%.
Salatiga, 4 Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Menjaga Perasaan Orang Lain
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu menghargai
perasaan orang lain saat berbicara
agar tidak menyinggung perasaan
orang tersebut
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik mampu
berkomunikasi dengan baik agar
apa yang dibicarakan tindakan
menyinggung perasaan orang lain
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Pentingnya menjaga perasaan orang lain?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya
saat mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 5 Maret 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber : -
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk selalu berbicara
dengan baik dengan teman
dan orang lain agar tidak
menyinggung perasaan
orang tersebut
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Menjaga Perasaan”
Suasana pagi yang cerah di salah satu SMA Negeri di Surabaya ada 4
sekawan yaitu Irma, Ratna, Yudha dan Arga. Saat jam kosong mereka asik
ngobrol.
Irma : Na, ginama kemarin liburan sama keluarga?
Ratna : Menyenangkan...besok tak bawain foto-fotonya saat liburan kemarin.
Lha kamu gimana?
Irma : Ah...biasa aja. Aku liburan gak pergi kemana-mana. Ya...disibukin ma
pekerjaan rumah bantu mama.
Tiba-tiba Yudha dan Arga ikut gabung sama Irma dan Ratna.
Yudha : Eh...eh...lagi ngobrolin apa nih? Boleh ikut gabung gak?
Irma : Boleh. Lagi ngobrolin gimana kemarin waktu liburan.
Yudha : Ow....wah aku kemarin liburan maen di rumah nenek di Jogja. Seru
banget deh disana....meskipun rumah nenek di desa tapi aku seneng ma suasana
alamnya.
Arga : Wah.....kalau aku sih...liburan ke luar negeri. Disana lagi musim
salju......dingin banget.
Yudha : Jalan-jalan ke luar negri? Mana oleh-olehnya?
Irma, Ratna : Iya nih....mana oleh-olehnya?
Arga : Udah abis oleh-olehnya...kalian sih gak maen-maen ke rumahku, kalau
kemarin-kemarin maenkan pasti dapet oleh-olehnya.
Irma, Yudha, Ratna : Ah....pelit, lupa ma temen sendiri...
Terlalu asiknya mengobrol mereka tidak mendengar kalau bel istirahat
berbunyi.
Ratna : Eh....ke kantin yuk...dah laper aku
Irma, Arga : Yuk...
Yudha : Aku gak ikut ya....mau ke perpus dulu mau ngerjain tugas.
Arga : Oke....entar aku contekin tugasnya ya...
Yudha : Gak ah....kerjain sendiri, nanti kalau kamu ada kesulitan baru tak bantu.
Arga : Ya.....oke oke
Saat di kantin sekolah, sambil makan-makanan yang mereka pesan.
Arga : Eh....Yudha tuh....sok pinter aja...gak mau nyontekin tugasnya
Ratna : Ya....gak gitu ah...emang sebaiknya kita ngerain sendiri dulu baru kalau
gak bisa minta bantuan teman yang lebih ngerti.
Irma : Iya tuh bener...Ga..
Arga : Ah.....kalian ikut-ikutan juga kayak Yudha yok menggurui. Jadi orang
jangan sok pinter....(dengan ekspresi marah)
Irma : Bukan gitu maksudku....aku bukanya sok guruin kamu....tapi kamu itu
lho sekali-sekali ngerain tugas sendiri gak nyontek terus....
Arga : Ah kalian itu.....(pergi meninggalkan Irma dan Ratna)
Ratna : Ih....Arga kok sensitif banget sih....gitu aja langsung marah kan kita cuma
bilangan dia aja.
Irma : Iya nih....dasar Arga sukanya nasehatin orang aja...padahal kalau dia
sendiri dinasehatin atau dikritik langsung marah-marah
Ratna : Iya tuh...eh...udah-udah gak usah bahas Arga lagi mending kita habisin
makanan ini aja.
Irma : Oke...kita makan aja
Tiba-tiba Yudha ada di belakang Irma dan bergabung dengan mereka.
Yudha : Eh....Arga kenapa sih kok tadi waktu aku ketemu dia, kayaknya dia lagi
marah. Tak sapa malah aku dikata-katain inilah itulah. Pengen marah tapi
untungnya aku bisa nahan emosiku, kalau gak bisa berantem aku ma si Arga.
Ratna : Masak....dikata-katain apa tadi?
Yudha : Sok Alim, sok pinter, sok bener, pokoknya banyak deh....
Irma : Wah Arga....sampai semarahnya dia
Yudha : Eh...kenapa dia tadi bisa semarah gitu ya...?(wajah penasaran)
Ratna : Mmmmm, tadi itu kita nasehatin dia agar dia mau ngerjain tugasnya
sendiri gak nyontek terus ma kita...nanti kalau dia emang gak bisa kita bantu.
Eh....malah dia marah-marah.
Yudha : Ow....gitu to...
Saat jam pulang sekolah tiba. Tidak disengaja saat keluar kelas Irma
nabrak Arga karena Irma buru-buru mau pulang.
Arga : Kalau jalan pakai mata dong....jangan pakai dengkul....
Irma : Maaf aku lagi buru-buru
Arga : Buru-buru, ngapain buru-buru paling-paling tukang jemput antarmu dah
di depan....
Irma : Apaan sih....kamu itu
Arga : Alah....jangan sok polos...dasar main lanangan terus....
Irma : Maksudmu apa sih....?(sambil pergi meninggalkan Arga)
Keesokan harinya saat disekolah Irma bercerita mengenai kejadian kemarin singa
dengan Ratna dan Yudha.
Irma : Sakit hati aku dengan kata-kata Arga kemarin, gara-gara hal sepele kayak
gitu sampai dia semarah itu ma aku....kan bisa diomongin baik-baik gak kayak
kemarin sampai ototnya keluar semua.
Ratna : Ya udah...yang sabar aja...kan kamu juga dah tau sikapnya Arga kayak
apa
Yudha : Iya....bener tuh....yang sabar aja kamu...kalau kamu hadapi pakai emosi
malah bisa menjadi-jadi si Arga
Irma : Iya bener....tapi dah sakit hati aku ma Arga...dah tak coba sabar dari dulu
meskipun saat dia bicara sering nyakitin hati kata-katanya....emangya dia gak bisa
apa kalau bicara gak harus nyinggung hati orang.
Ratna : Udah-udah Ma, jangan kayak gitu...dia kan teman kita juga.
Yudha : Ya sudah....kita coba obrolin baik-baik ma dia nanti
Irma : Ya...tapi kamu yang bicara ma dia, aku dah males bicara ma dia.
Yudha : Oke...nanti ku yang bicara ma dia
Jam pulang sekolah pun tiba. Yudha mengajak Arga jangan pulang dulu
karena ada hal penting yang mau dibicarakan.
Yudha : Ga...jangan pulang dulu ada yang mau aku tanyakan.
Arga : Apa?
Yudha : Ya...sini duduk-duduk dulu....
Irma dan Ratna pun ikut bergabung dengan mereka.
Yudha : Ga...kamu apa masalah apa sih...kok kemarin-kemarin kamu marah-
marah kayak gitu
Arga : Aku gak ada masalah apa-apa.
Yudha : Ow gitu....Ga....kemarin katanya Irma kamu marah-marah ma dia ya...
Irma : Iya...kenapa kamu marah-marah ke aku kayak gitu padahal kan aku gak
sengaja
Ratna : Ma...jangan gitu....sabar
Yudha : Udah-udah biar Arga cerita dulu
Arga : Aku gak marah-marah kok sama Irama....perasaan dia aja kalau aku
marah ma dia.
Yudha : Ya sudah....kalau kamu emang gak merasa kalau marah-marah ma Irma.
Tapi kamu tahu gak, kalau kata-kata yang kamu omongin ke Irma itu nyinggung
perasaannya?
Arga : Ucapanku kemarin biasa-biasa aja....ya maaf kalau nyinggung
perasaanmu Ma.
Irma : Iya aku maafin tapi gaya bicaramu itu lho harus dirubah jangan kayak
gitu...bisa nyakitin hati orang.
Arga : Iya.iya.....
Irma : Oke....sebenernya aku juga dah lama jengkel ma kamu karena kadang-
kadang kata-katamu nyinggung perasaan banget tapi lama-lama aku dah gak tahan
dengan sikapmu yang kayak itu.
Ratna : Ya....udah kita mulai lagi aja dari awal dan kita bantu Arga agar bisa
berubah gak kayak gitu lagi gaya bicaranya.
Dan akhirnya mereka berbaikan serta mereka membantu Arga untuk dapat
mengubah gaya bicaranya meskipun prosesnya lama tapi mereka tetap sabar.
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Menjaga Perasaan Orang Lain
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Rabu, 5 Maret 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pertemuan ketujuh ini dilaksanakan hari rabu di ruang BK, peneliti
memberikan penjelasan mengenai topik menjaga perasaan kepada
siswa sebelum permainan drama dimainkan. Sebelum permainan
drama berlangsung peneliti membagi siswa dengan peran-peran yang
akan dimainkan. Setelah permainan drama selesai peneliti meminta
siswa untuk mengungkapkan makna apa saja yang dapat siswa ambil
dari cerita drama dan peneliti sedikit memberikan penjelasan mengenai
menjaga perasaan.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil dengan peningkatan sebesar 85
% antusiasme siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok
ini.
Salatiga, 5 Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
SATUAN LAYANAN
BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik : Persahabatan
B. Bidang Bimbingan : Bimbingan Pribadi dan Sosial
C. Kompetensi Dasar : Peserta didik mampu menjalin
hubungan pertemanan dengan baik
dan dapat saling menghargai satu
sama yang lain
D. Jenis Layanan : Bimbingan Kelompok
E. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan
F. Tujuan : Peserta didik mampu menerima
kekurangan dan kelebihan dari
masing-masing temannya agar
tercipta pertemanan dengan baik
G. Sasaran Layanan : Peserta didik VII C
H. Uraikan Kegiatan :
a. Tahap pembentukan
1. Berdo’a sebelum memulai kegiatan
2. Perkenalan
3. Penyampaian pengertian dan tujuan diadakan bimbingan
kelompok
4. Penyampaian asas-asas bimbingan kelompok dan aturan
main dalam bimbingan kelompok
5. Mengadakan kontrak tentang kesepakatan waktu
pelaksanaan
b. Tahap peralihan
1. Pemimpin kelompok menanyakan kembali kesiapan
anggota kelompok untuk memasuki tahap kegiatan
2. Menentukan topik
c. Tahap kegiatan
1. Permainan
2. Membahas topik
- Persahabatan?
- Pentingnya menjalin persahabatan?
d. Tahap pengakhiran
1. Pemimpin kelompok dan anggota menyampaikan
kesimpulan dari topik yang dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan kesempatan kepada
anggota kelompok untuk menyampaikan pesan-pesanya
saat mengikuti layanan bimbingan kelompok
3. Menutup kegiatan bimbingan kelompok
I. Tempat Penyelenggaraan : Ruang BK
J. Waktu/Tanggal/Semester : (1 x 45 menit)/ 6 Maret 2014/ II
K. Penyelenggara Layanan : Peneliti
L. Pihak yang diikut sertakan : -
M. Alat : Naskah Drama
N. Sumber :
http://tyasonelfishy.blogspot.com/2013/02/naskah-drama-5-orang-tema-
persahabatan.html
O. Evaluasi dan Tindak Lanjut :
Rencana penilaian :
Penilaian Proses : Mengamati keaktifan
peserta didik dan
kesungguhannya dalam
mengikuti bimbingan
kelompok
Penilaian Hasil : Kemanpuan Peserta didik
untuk menjalin persahabatan
dengan baik
Tindak Lanjut : Pengamatan perkembangan peserta
didik
Salatiga, Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Materi “Persahabatan”
Yubi dan Sonny merupakan sahabat baik. Mereka telah bersahabat sejak kecil,
tapi suatu hari ketika keluarganya Sony jatuh miskin, Yubi pun tak ingin lagi
bersahabat dengan Sony. Saat Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas sedang bersih-
bersih kelas sebelum pulang, Sony meminta bantuan Yubi, tapi Yubi malah
menghina Sony.
Sony :Yub, bisakah kau menolongku untuk menggeser meja ini?
Yubi : Apa? Menolongmu? Kau pikir kau itu siapa?
Sony : Ada apa denganmu, Yub? Bukankah kita sahabat? Apa kau sudah
lupa ?
Yubi : Sahabat? Maaf ya, aku tidak punya sahabat seperti mu yang
miskin. Aku hanya mau bersahabat dengan orang yang kaya.
Tyas : Kenapa dengan kalian berdua? Sepertinya sedang bermasalah.
Sony : Tidak ada apa-apa. Kita berdua baik-baik saja. Ya kan Yubi?
Yubi : Baik-baik saja? tadi anak miskin ini meminta bantuan ke aku.
Tapi sayang, aku tak ingin membantu orang seperti dia, mana dia mengaku jadi
sahabat aku lagi? Eww.
Sony pun pergi karena mendengar perkataan Yubi seperti itu
Tyas : Jangan begitu Yub. Bukannya kau dan Sony memang bersahabat
dari kecil? Masa’ karena sekarang Sony dan keluarganya jatuh miskin, kau tidak
mau lagi bersahabat dengannya? Bukannya saat-saat seperti ini kau bisa tunjukkan
ke dia, kalau kau memang sahabatnya. Bukan malah meninggalkannya.
Chika : Betul kata Tyas. Seharusnya kau sekarang mendukung dia, bukan
menghina dia seperti itu. Kasihan Sony.
Silvi : Betul itu. Sahabat seperti apa kau ini?
Yubi : Kalian pikir siapa kalian yang berani menasehatiku?Terserah aku
mau berbuat apa. Urus saja diri kalian.
Silvi :Kita bukannya bermaksud menasehati kamu. Tapi kita tidak mau
persahabatan kamu dan Sony berakhir seperti ini.
Yubi : Aargh, itu bukan urusan kalian.
Yubi pun langsung pulang
Chika : Bisa-bisanya dia berbuat begitu kepada Sony. Bukankah selama
ini dia yang selalu saja membela Sony ketika ada masalah?
Tyas : itu hanya dia yang tahu. Tapi satu hal yang akhirnya kita tahu,
Yubi hanya mau berteman dengan orang yang Kaya.
Chika : Pantas saja.
Silvi : Pantas apanya?
Tyas : Sudahlah jangan dibahas lagi, lebih baik kita pulang saja.
Chika : Betul itu.
Silvi : Let’s Go !!!
Keesokan harinya, mereka kembali masuk kesekolah seperti biasa, tetapi tidak
dengan Sony. Hal ini pun terjadi selama 2 minggu berturut-turut. Pada akhirnya
ketika mereka berempat sedang dalam perjalanan ke sekolah, dengan tidak
sengaja mereka bertemu dengan Sony di pinggir jalan yang sedang mencari
kardus-kardus.
Tyas : Hey bukannya itu Sony?
Chika : Iya benar itu Sony. Sedang apa dia? Bukannya masuk sekolah
tapi jalan-jalan.
Tyas : iya benar.
Tyas pun langsung menarik Yubi yang jalan di belakangnya dan sedang asyik
dengan IPhone-nya
Tyas : Lihat itu? Apa yang sahabatmu lakukan?
Yubi : Haha… Pasti sedang mencari-cari sampah. Dia kan orang miskin.
Silvi : Apa’an sih. Ayo kita kesana.
Tyas : Sony, apa yang sedang kau lakukan? Kenapa kau tidak masuk
sekolah selama 2 minggu ini?
Sony : (dengan Kaget) aku? Ya, seperti yang kalian lihat.
Yubi : Aku bilang juga apa?. Pasti dia sedang mencari-cari sampah.
Seperti kalian tidak tahu saja pekerjaan orang miskin.
Chika : Sudahlah Yubi, meski begitu Sony itu sahabatmu.
Tyas : Apa-apaan sih. Kenapa kau tidak masuk sekolah Sony?
Sony : Begini, orang tuaku tidak punya uang untuk membiayai aku dan
adikku untuk sekolah. Sedangkan adikku masih mau sekolah, jadi aku mengalah
saja untuk adikku. Biar adikku yang sekolah dan aku membantu orang tua ku
untuk menyambung hidup.
Silvi : Mulia sekali hati mu, Son.
Yubi : Mulia apanya? Dia cuma mau cari simpati tahu? kalian ini mudah
sekali dibodohi sama dia.
Sony : Tega sekali kau berkata begitu pada ku. Aku memang
sekarang sudah miskin, tapi aku masih punya perasaan. Kalau kamu tidak mau
bersahabat lagi dengan ku, ya sudah, itu tidak jadi masalah buat ku, tapi jangan
kau hina aku dengan kata-katamu itu. Satu lagi, aku tidak pernah menyesal
berkenalan dengan mu. Tapi itu merupakan pembelajaran bagi ku. Terima kasih
Yubi.
Sony pun lari secepat mungkin meninggalkan mereka berempat dengan perasaan
yang bercampur aduk
Tyas : Sudah puas kau menyakiti dia? ingat Yub, suatu hari nanti
kau juga akan merasa apa yang Sony rasakan sekarang.
Silvi dan Chika : Betul itu.
Yubi : Apa? Itu tidak mungkin. Keluarga ku tidak mungkin jatuh miskin
seperti dia. Keluargaku memiliki banyak usaha yang menghasilkan banyak uang.
Dan tidak akan habis untuk 5 generasi. Haha
Sambil tertawa Yubi pun jalan meninggalkan mereka bertiga
Silvi : Sombong sekali anak itu. Semoga hidupnya baik-baik saja.
Tyas : Ya semoga saja. Memang terkadang kita harus menyadari bahwa
ada orang tertentu yang bisa tinggal dihati kita, namun tidak dalam kehidupan
kita
Chika : Ya betul itu. Dan semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi
dengan Sony.
Mereka bertiga akhrinya melanjutkan perjalan ke sekolah
Setelah 3 tahun berlalu, Yubi, Chika, Silvi, dan Tyas tidak bertemu Sony.
Ternyata Sony sekarang di angkat oleh keluarga kaya dan Sony disekolahkan di
sekolah yang sama dengan Chika, Silvi, dan Tyas. Suatu hari ketika Sony masuk
untuk pertama kali di sekolah yang baru itu, Chika, Silvi, dan Tyas sangat
terkejut.
Silvi : Hey ! Lihat anak baru itu, sepertinya mukanya sudah tak asing
lagi buatku.
Tyas : Ehmmm, iya Sil. Sepertinya aku sudah pernah kenal dengan dia.
Chika : Siapa sih yang kalian bicarakan?
Silvi &Tyas : Itu !
Chika : HAAH???? ITU BUKANNYA SONY??
Tyas : Ohh, iya, iya itu Sony !!
Silvi : Hey !! Sony, kemarilah !!
Sony : Haah, kalian bertiga?? Kalian sekolah disini?
Chika : Iya
Sony : Wah, aku tidak menyangka akan bertemu kalian lagi. Mana Yubi?
Silvi : Kami sudah tidak bertemu dia sejak 2 tahun lalu.
Tyas : Iya, sepertinya dia pindah rumah.
Chika : Sudahlah, ayo kita ke kelas. Kelasmu sama dengan kelasku kan?
Sony : Emm, Iya
Silvi : Let’s Go !!!
Saat pulang sekolah, Yubi mengamen di depan rumah Sony. Dan ternyata Chika,
Silvi, dan Tyas sedang berada di rumah Sony. Lalu mereka berempat
menghampiri Yubi.
Chika : Yub, sedang apa kau?
Yubi : Lohh, kalian? Aku..., aku... aku sedang bekerja untuk menghidupi
diriku sendiri.
Silvi : Kemana orang tuamu?? Kenapa bisa kamu bekerja?
Yubi : Orangtuaku meninggal 2 tahun lalu karena kecelakaan, dan usaha
mereka tidak ada yang meneruskannya. Jadi semua harta orangtuaku sudah habis,
dan aku hanya hidup sendirian sekarang.
Tyas : Oh begitu, Yub. Aku jadi teringat kata-kata yang aku ucapkan
dulu. Maafkan aku, yub.
Yubi : Seharusnya aku yang meminta maaf. Dulu aku terlalu sombong
kepadamu, Son. Sekarang aku merasakan apa yang kamu rasakan, aku tahu Tuhan
memang adil. Aku menyesal, Son. Maafkan aku.
Sony : Sudahlah, yub. Lupakan saja, aku sudah melupakan semuanya
yang kau katakan dulu. Sekarang kita ber-empat bersahabatkan?
Chika : Iya. Apapun yang terjadi kita akan tetap bersama, iya kan?
Sony,Silvi,Tyas : Setuju !
Yubi : emm, apa kalian benar-benar memaafkan aku?
Sony : Tentu saja, Yub. Aku yakin sekarang kau sudah berubah.
Yubi : Baiklah, terima kasih teman-teman. Ternyata persahabatan itu
segala-galanya.
Chika : Bagaimana kalau kita membantumu mengamen, yub?
Silvi : Ide bagus itu!
Tyas : Aku setuju, pasti sangat menyenangkan.
Sony : Ayo! Mengamen dimana yub?
Yubi : Di pertigaan Purwosari saja, disana kan ramai?
Silvi : Let’s Go!!!!!!
Semenjak hari itu, Yubi, Sony, Chika, Silvi, dan Tyas bersahabat. Yubi diangkat
menjadi anak orang tua angkat Sony. Mereka berempat selalu bersama dan selalu
tertawa bersama
LAPORAN PELAKSANAAN EVALUASI ANALISIS DAN TINDAK
LANJUT SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
A. Topik Permasalahan : Persahabatan
B. Spesifikasi Kegiatan
1) Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial
2) Jenis Layanan : Penguasaan konten dan Bimbingan
Kelompok
3) Fungsi Layanan : Informasi dan Pemahaman
4) Sasaran Layanan : Siswa Kelas VII C
C. Pelaksanaan Layanan
1) Hari / Tanggal : Kamis, 6 Maret 2014
2) Waktu : 1 x 45 menit
3) Tempat : Ruang BK
4) Deskripsi dan komentar tentang pelaksanaan layanan
Pertemuan kedelapan ini peneliti memjelaskan mengenai topik yang
akan dibahas yaitu persahabatan. Peneliti membagi peran yang akan
dimainkan oleh siswa. Setelah permainan drama selesai peneliti
meminta siswa untuk mengungkapkan hal-hal positif ada yang dapat
diambil dalam cerita drama persahabatan. Peneliti juga memberikan
menjelasan mengenai persahatan dan makna-makna apa yang dapat
diambil sebagai contoh dalam menjalin sebuah hubungan
persabahatan.
D. Evaluasi
1) Cara Penilaian
Keantusiasme siswa dalam mengikuti permainan sosiodrama dan
mendengarkan penjelasan dan menanggapi pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti.
2) Deskripsi dan Evaluasi tentang hasil kegiatan
Kegiatan ini dapat dikatakan berhasil karena 95% tingkat antusiasme
siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini.
Salatiga, 6 Maret 2014
Guru BK Peneliti
Setyawan Wibisono Kurnia Dwi P
NIP. 19870106 201101 1 007 NIM : 132010015
Lampiran 4
Hasil Skala Sikap Pretest
3 1 1 3 1 2 3 3 1 1 2 3 3 1 1 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 2 2 1 2 1 3 2 2 2 1 1 1 3 2 3 2 86 2
4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 150 5
2 1 1 1 2 1 2 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2 2 1 3 1 1 2 1 1 1 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 1 2 3 64 1
4 2 2 2 1 3 3 1 2 1 4 3 4 4 4 4 1 3 3 1 3 3 1 4 3 2 4 4 1 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 2 4 117 3
4 2 1 3 4 4 3 2 4 2 2 1 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 135 4
2 2 1 2 3 3 4 3 4 1 3 1 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 1 1 3 3 2 1 4 1 3 3 2 2 1 113 3
2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 1 1 3 3 2 1 4 1 3 1 3 3 1 116 3
4 3 3 2 3 3 4 3 4 1 3 4 2 3 2 4 2 2 4 3 4 4 1 4 2 4 4 3 3 3 2 4 4 3 1 2 4 3 4 4 2 124 4
3 1 2 1 2 3 2 1 1 3 2 1 2 3 4 4 1 3 3 4 3 4 1 4 3 2 4 4 4 2 2 2 4 2 3 3 4 4 4 3 2 110 3
2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 2 1 3 2 2 1 1 3 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 3 2 1 63 1
1 2 3 2 3 1 2 2 2 3 1 2 3 2 1 3 2 2 2 3 3 1 2 2 1 1 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 3 90 2
3 1 1 2 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 64 1
2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 144 5
4 2 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 3 3 4 1 4 4 4 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 133 4
4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 155 5
4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 146 5
2 2 3 1 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 2 1 1 1 3 3 3 2 1 1 2 3 1 1 3 2 1 2 3 89 2
2 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 3 4 3 2 4 4 1 2 2 3 114 3
1 1 2 3 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1 1 62 1
2 2 3 1 3 2 3 1 3 2 2 3 1 1 1 2 3 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 75 2
4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 4 3 144 5
Hasil Skala Sikap Post-test
4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 1 3 3 4 4 3 4 4 1 3 1 4 3 3 4 1 4 1 3 4 2 2 2 1 3 1 4 3 1 2 120 2
2 1 3 3 2 3 2 2 2 3 4 1 1 3 3 1 3 2 4 4 3 3 1 1 1 2 4 3 4 3 1 1 3 4 1 4 2 4 2 1 3 100 3
3 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 110 3
2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 1 2 3 4 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 1 3 105 3
2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 1 2 2 1 4 4 3 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2 1 3 105 3
4 4 1 4 2 4 2 3 4 2 2 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 4 3 2 4 2 109 2
4 4 1 4 4 4 2 2 2 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 1 2 2 1 3 1 1 4 4 2 3 4 3 3 124 3
4 4 4 4 3 4 4 1 1 1 2 1 4 2 3 1 1 4 1 4 1 1 4 4 1 1 4 1 1 4 1 4 4 4 3 4 1 1 4 4 3 108 3
Lampiran 5
Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Mann-Whitney Test
Ranks
VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00001 eksperimen 4 3.25 13.00
kontrol 4 5.75 23.00
Total 8
Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U 3.000
Wilcoxon W 13.000
Z -1.452
Asymp. Sig. (2-tailed) .146
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .200a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002
Hasil Analisis Uji Mann Whitney Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Mann-Whitney Test
Ranks
VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks
VAR00001 eksperimen 4 5.00 20.00
kontrol 4 4.00 16.00
Total 8
Test Statisticsb
VAR00001
Mann-Whitney U 6.000
Wilcoxon W 16.000
Z -.581
Asymp. Sig. (2-tailed) .561
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .686a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002