peningkatan hasil belajar ipa materi gerak · pdf fileanalisis masalah yang terjadi dalam...
TRANSCRIPT
26
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GERAK BENDA
MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS I
SDN NGAMPAL 1
Tri Handayani
Guru SDN Pekuwon 3Sumberrejo Bojonegoro
Email :[email protected]
Abstrak: Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas I SDN Ngampal I Kecamatan
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2012/2013, dikarenakan adanya
permasalahan yaitu hasil belajar mata pelajaran IPA materi Gerak benda masih rendah. Melalui
metode demonstrasi permasalahan ini dicoba untuk diperbaiki dan ditingkatkan.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi Gerak benda melalui
metode demonstrasi pada siswa kelas I SDN Ngampal I tahun pelajaran 2012/2013.
Prosedur penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus langkah-langkah dalam setiap siklus
terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Pada tahap observasi observer dan peneliti
melakukan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru
dalam proses pembelajaran melalui penggunaan metode demonstrasi pada pelajaran IPA materi
Gerak benda.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa saat proses penbelajaran berlangsung tercipta
profesionalisme guru sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
materi Gerak benda meningkat, hal tersebut dapat dilihat dari prosentasi hasil belajar siswa
prasiklus yaitu diperoleh 22% siswa yang tuntas naik pada Siklus I yaitu 55% siswa yang tuntas
dan pada Siklus II diperoleh 88% siswa yang tuntas hal tersebut membuktikan metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak
benda.
Kata Kunci: Metode Demonstrasi, Hasil Belajar Siswa
Secara garis besar, materi pelajaran
Matematika di kelas V sekolah dasar dapat
digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu bilangan,
geomitri dan pengukuran.Materi bilangan,
peserta didik dituntut mampu melakukan
operasi hitung bilangan bulat dan bilangan
pecahan serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.Sedangkan materi
pembelajaran geometri dan pengukuran,
peserta didik dituntut mampu menghitung
jarak, waktu, berat, luas volum, dan sifat-sifat
bangun datar.
Tinggi rendahnya hasil belajar yang
diperoleh siswa salah satu factor
penyebabnya adalah profesionalisme dari
guru. Untuk terwujudnya proses belajar
mengajar yang maksimal tentu dituntut
kemampuan guru dalam mengaktualisasikan
kompetensinya secara profesional, continio
dan berkesinambungan. Oleh sebab itu
kemampuan profesional guru perlu
dikembangkan dan di tingkatkan dari berbagai
cara seperti Seminar, Workshof, Diklat
pendidikan dan lain-lain yang merupakan
kegiatan profesional keguruan.
Penelitian Tindakan Kelas ini didasari
karena guru sebagai peneliti merasa bahwa
prestasi hasil belajar siswa sangat rendah, hal
itu peneliti dapatkan dari hasil observasi pada
saat pelajaran IPA di Kelas I yang hasilnya
masih jauh dibawah nilai KKM.
Rendahnya hasil belajar siswa tidak
boleh dipandang dari faktor siswa semata,
tetapi lebih melihat dari faktor kemampuan
guru dalam proses pembelajaran di kelas.
Untuk mencari penyebab rendahnya hasil
belajar siswa maka peneliti bekerjasama
Tri Handayani,Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gerak Benda Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas ISDN Ngampal 1| 27
dengan supervisor berdiskusi untuk
memperbaiki proses pembelajaran.
Perbaikan ini peneliti khususkan dalam
mata pelajaran IPA di kelas I dengan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).Hasil observasi dari pembelajaran
prasiklus teridentifikasi bahwa Siswa yang
mampu menyerap materi tentang Gerak benda
dalam mata pelajaran IPA di Kelas I hanya 2
siswa (22%) dari 9 siswa yang mendapat nilai
baik. Penyebab rendahnya pemahaman dan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA
di kelas I tentang Gerak benda, adalah:
1. Siswa kurang fokus terhadap pembelajaran yang berlangsung
2. Guru kurang mempersiapkan materi pembelajaran.
3. Kurangnya contoh-contoh dan latihan-latihan pada saat pembelajaran.
4. Kurang maksimalnya penggunaan alat peraga dan metode.
5. Guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran.
Bertolak pada rumusan masalah di atas
maka tujuan penelitian yang diharapkan
adalah Untuk mengetahui sejauh mana
penerapan metode demontrasi dan alat peraga
dalam meningkatkan hasil belajar IPA materi
Gerak benda pada siswa kelas I SDN
Ngampal I tahun pelajaran 2014/2015.
Menurut pandangan kontruktivis dalam
pembelajaran IPA seyogyanya disediakan
serangkaian pengalaman berupa kegiatan
nyata yang rasional atau dapat dimengerti
siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi
sosial (Nono Sutarno, 2008:8.18) jadi saat
proses belajar berlangsung siswa harus
terlibat dalam kegiatan nyata.
Model pembelajaran IPA yang
dikembangkan berdasarkan pandangan
kontruktivis ini memperhatikan dan
mempertimbangkan pengetahuan awal siswa
yang mungkin diperoleh di luar
sekolah.Disarankan Bell (dalam Iskandar,
Srini, M, 1995:32) agar pengetahuan siswa
yang diperoleh dari luar sekolah
dipertimbangkan sebagai pengetahuan awal
dalam sarana pembelajaran, karena sangat
mungkin terjadi miskonsepsi. Sebaliknya
guru tidak memperdulikan konsepsi atau
pengetahuan awal siswa, besar kemungkinan
miskonsepsi yang terjadi akan semakin
kompleks.
Dari pendapat diatas IPA merupakan
pembelajaran yang menyenangkan, jika guru
selalu siap memodifikasi model-model
pembelajaran tentang alam ini sejalan dengan
penemuan-penemuan yang kita dapatkan.
Guru setidaknya harus mempunyai keinginan
dan kemampuan untuk mengajar IPA lebih
baik dari sebelumnya, bahan-bahan yang
dipakai latihan anak tidak hanya dari bahan
yang mahal, sebab IPA dapat dipelajari
dengan memakai bahan-bahan yang
sederhana. Model pembelajaran IPA dipilih
sesuai dengan sifat IPA sebagai pengetahuan
deklaratif maupun pengetahuan procedural.
Dan yang paling penting siswa harus ikut
terlibat di dalam pembelajaran IPA secara
aktif , sehingga tujuan utama pengembangan
keterampilan proses IPA dapat tercapai.
Nana Sudjana (2010:28) dalam http://
Sunartombs.wordopress. com berpendapat
bahwa belajar bukan menghafal dan bukan
pula mengingat belajar adalah suatu proses
yang ditandai dengan adanya perubahan pada
diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses
belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya.
Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada diri setiap orang
sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi
karena adanya interaksi antara seorang
dengan lingkunganya. Oleh karena itu belajar
dapat terjadi kapan saja dan di mana saja.
Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
pada diri orang itu yang mungkin disebabkan
olehterjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.
Hasil belajar berasal dari dua kata dasar
yaitu hasil dan belajar, istilah hasil belajar
dapat diartikan sebagai sebuah prestasi dari
apa yang telah dilakukan. Bukti dari
seseorang belajar adalah adanya suatu
perubahan tingkah laku pada orang
tersebut.Tingkah laku memiliki unsure
28 | Jurnal KaryaPendidikan Volume 2, Nomor 2, Maret 2016 hlm 26-31
subyektif dan unsur motoris.Unsur subyektif
adalah unsur rokhaniah sedangkan unsur
motoris adalah unsur jasmaniah.
Metode berasal dari bahasa Yunani
Methodos yang mempunyai cara
atau jalan yang ditempuh. Menurut
Slameto (2010: 82), metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Belajar bertujuan untuk mendapatkan
pengetahuan, sikap, kecakapan dan
keterampilan, cara-cara yang dipakai akan
menjadi kebiasaan. Metode pembelajaran
adalah seperangkat komponen yang telah
dikombinasikan secara optimal untuk kualitas
pembelajaran (Trianto, 2007: 32).
Menurut Hamzah B. Uno (2008: 2)
metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru, yang dalam menjalankan
fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan
(2010: 90), metode demonstrasi adalah cara
penyajian pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, atau benda tertentu yang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan,
yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
Metode demonstrasi adalah suatu cara
menyajikan bahan pelajaran dimana guru atau
nara sumber/orang lain dengan sengaja
mempertunjukkan atau memperagakan
tindakan/langkah-langkah proses disertai
penjelasan, ilustrasi seperlunya, dan siswa
mengamati dengan seksama.
Kelebihan metode demonstrasi menurut
Syaiful dan Aswan (2010: 91) adalah sebagai